STATUS HIDRASI REMAJA DAN KAITANNYA DENGAN DAYA INGAT SESAAT
DIAN ANGGRAINI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Status Hidrasi Remaja Dan Kaitannya Dengan Daya Ingat Sesaat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Dian Anggraini NIM I14096005
ABSTRAK DIAN ANGGRAINI.Status Hidrasi Remaja dan Kaitannya dengan Daya Ingat Sesaat. Dibimbing oleh RIMBAWAN dan MIRA DEWI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status hidrasi remaja dengan daya ingat sesaat.Penelitian ini menggunakan desain eksperimental.Subyek dalam penelitian ini adalah 90 siswayang terdiri atas 45 siswa kelompok kontrol dan 45 siswa kelompok intervensi.Penelitian dilakukan di SMP Pengerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.Pada hari pelaksanaan penelitian, seluruh subyek melakukan sarapan bersama pada pukul 7.00 WIB di sekolah. Sarapan berupa roti tawar isi keju, cokelat dan susu dengan kandungan gizi 330 Kalori, 12g protein dan minuman secukupnya. Sebelumnya, subyek diminta tidak mengkonsumsi apapun dari rumah. Selanjutnya, subyek diminta tidak mengkonsumsi makanan dan minuman apapun dan beraktivitas ringan hingga pukul 12.00 WIB. Pada pukul 12.00 kepada kelompok intervensi diberikan air minum hingga subyek merasa puas, lalu dilakukan pengukuran daya ingat sesaat 5 menit kemudian. Pada waktu yang sama kepada kelompok kontrol langsung dilakukan pengukuran daya ingat sesaat tanpa didahului pemberian minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek berada dalam status hidrasikurang (78%). Nilai daya ingat sesaat terhadap 6 kata pada kelompok intervensi adalah 3.26±0.85, sedangkan pada kelompok kontrol 2.04±0.29. Pengukuran daya ingat sesaat untuk gambar pada kelompok intervensi 3.51±1.05 dan untuk kelompok kontrol 3.11±1.05. Hasil uji korelasiSpearman yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan nyata antara status hidrasi remaja dengan daya ingat sesaat (p<0.05). Kata kunci: cairan, daya ingat, hidrasi, remaja
ABSTRACT DIAN ANGGRAINI. The Hydration Status of Teenagers and Relation to Short Term Memory Capacity. Supervised by RIMBAWAN and MIRA DEWI This research was aimed to study the relationship between hydration statusof teenagersand short term memory capacity. This study used experimental design. The subjects in this study were 90 students, consisted of 45 students as control and 45 students as intervention groups. Research was conducted in one Junior High School named SMP Pangerasan, Cijeruk Subdistrict, District of Bogor. On the day of research implementation, the whole subjects had breakfast together at 7.00 a.m. at the school. Breakfast menu consisted of sandwich with cheese, chocolate and milk. The nutrient contents of food were 330 Kcal energy, 12 g protein and sufficient amount of water. Previously, the subject was also asked not to consume anything from home. Furthermore, the subject was asked not to consume any kind of food and drinks until 12 p.m. At 12.00p.m.the intervention groupwasgiven drinking water until the subject satisfied, and followed by measurements of the short memory capacity starting 5 minutes later.At the same time, memory capacity of the control group were measured without giving any kind of drink. The results of the study showed
that hydration status most of the subjects (78%) were on the level 2. Out of six words tested, the number of words memorized by intervention group were 3.26 ±0.85, while for control group were 2.04±0.29. Memory capacity for pictures in intervention group was 3.51±1.05 while in control group was 3.11±1.15. Spearman test showed significant correlation(p<0.05) between hidration status and short term memory capacity. Keywords: dehydration, fluids, memory, teenagers
STATUS HIDRASI REMAJA DAN KAITANNYA DENGAN DAYA INGAT SESAAT
DIAN ANGGRAINI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Status Hidrasi Remaja dan Kaitannya dengan Daya Ingat Sesaat Nama : Dian Anggraini NIM : 114096005
Disetujui oleh
Dr. Rimbawan Pembimbing I
dr. Mira Dewi, S.Ked, M.Si Pembimbing II
Diketahui oleh
.laggal Lulus :
2 1 AUG 2013
JudulSkripsi :Status Hidrasi Remaja dan Kaitannya dengan Daya Ingat Sesaat Nama : Dian Anggraini NIM : I14096005
Disetujui oleh
Dr. Rimbawan Pembimbing I
dr.Mira Dewi, S.Ked, M.Si Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr.Ir. Budi Setiawan, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menjadi syarat untuk kelulusan. Skripsi ini berjudul “Status Hidrasi Remaja dan Kaitannya dengan Daya Ingat Sesaat” yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kekurangan cairan terhadap daya ingat sesaat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Rimbawan dan dr.Mira Dewi, S.Ked, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan arahannya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah, guru dan subyek penelitian di SMP Pangerasan Bogor yang membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, Saleh Hidayat (suami), Syifa Ladysya (anak)dan rekan-rekan yang selalu memberikan do’a dan dukungan semangat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Bogor, Juli 2013 Dian Anggraini NIM I14096005
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
Kegunaan Penelitian
2
Hipotesis
2
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE PENELITIAN
5
Desain, Tempat dan Waktu
5
Jumlah dan Cara Penarikan Subyek
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Keadaan Umum Sekolah
10
Karakteristik Siswa
10
Kebutuhan dan Konsumsi Cairan
12
Aktivitas Fisik
16
Kekurangan Cairan
16
Daya Ingat Sesaat
17
Hubungan Status Hidrasi dan Daya Ingat Sesaat
18
SIMPULAN
19
Simpulan
19
Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
DAFTAR TABEL 1 Variabel, jenis data dan cara pengambilan data
6
2 Pembagian waktu untuk setiap perlakuan
7
3 Jenis variabel, kategori pengukuran dan sumber acuan
9
4 Karakteristik siswa kontrol dan intervensi berdasarkan kelas
10
5 Sebaran siswa berdasarkan karakteristik siswa kelompok kontrol dan intervensi
11
6 Karakteristik subyek berdasarkan uang saku dan Nilai UTSgasal kelompok kontrol dan kelompok intervensi
11
7 Kebutuhan cairan remaja menurut luas permukaan tubuh kelompok pada kontrol dan kelompok intervensi
13
8 Sebaran sampel berdasarkan konsumsi cairan dari 3 (tiga) sumberpada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
14
9 Tingkatkecukupan cairan pada remaja kelompok kontrol dan intervensi
15
10 Sebaran remaja kontrol dan intervensi berdasarkan aktivitas fisik
16
11 Status hidrasi kelompok kontrol dan kelompok intervensi
17
12 Sebaran skor daya ingat sesaat kelompok kontrol dan kelompok intervensi
18
13 Sebaran total skor daya ingat sesaat berdasarkan status hidrasi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi 19
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran status hidrasi dengan daya ingat sesaat di SMP Pangerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor 2 NilaiUTS gasal subyekkelompok kontrol dan intervensi
4 12
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kartu Pemeriksaan Urin Sendiri (PURI)
22
2 Kuesioner penelitian
23
3 Jenis Aktivitas
31
4 Uji korelasi Spearman
31
PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama beberapa minggu tanpa makanan tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air.Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh.Air merupakan komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan proses metabolisme dan reaksi kimia dalam tubuh (Muchtadi et al.1993). Agar proses metabolisme dalam tubuh dapat berjalan dengan baik dibutuhkan asupan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang (Suharjo & Kusharto 1988). Air mempunyai beberapa fungsi antara lain untuk pelarut dan media pembawa, sebagai pelumas, fasilisator pertumbuhan, pengatur suhu dan peredam benturan (Yuniastuti 2008). Muchtadi et al. (1993) menjelaskan bahwa tubuh manusia dewasa rata-rata tersusun atas 63% air, 17% protein, 13% lemak, 6% mineral, 1% karbohidrat dan vitamin. Seseorang yang mengalami kehilangan 40% lemak dan protein sampai terjadi penurunan berat badan, masih mampu bertahan hidup.Akan tetapi, kehilangan 20% air dapat menyebabkan kematian. Kebiasaan kurang minum sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan, mulai dari gangguan ringan seperti mudah mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal.Idealnya, tubuh manusia dewasa mengandung cairan sebanyak 55-75% dari berat tubuh.Artinya, seseorang yang memiliki berat 50 kilogram, setidaknya mengandung 27-33 kg air di dalam tubuhnya (Muchtadi et al. 1993). Berdasarkan penelitian Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia Tahun 2010, kekurangan cairan tubuh sekitar 2% sudah memicu gangguan kesehatan ringan seperti sulit konsentrasi dan mudah mengantuk. Jika keluhan meningkat seperti sakit kepala menandakan cairan tubuh yang hilang semakin tinggi mencapai 4-5%.Kekurangan cairan tubuh sebanyak 12% memicu gangguan kesehatan yang lebih serius seperti mulut sulit mengunyah.Dalam kondisi ini, diperlukan penanganan medis.Kematian menjadi ancaman saat kekurangan cairan tubuh mencapai 15-25%. Manusia diperkirakan hanya mampu bertahan hidup tanpa air selama sepekan (Hardinsyah et al.2011).Survei yang dilakukan Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia terhadap responden di Jakarta Utara dan Bandung Barat mendapatkan hasil bahwa kesadaran akan faedah dan pentingnya air minum bagi tubuh manusia masih sangat rendah, khususnya di kalangan remaja Indonesia. Menurut Hardinsyahet al. (2011), sekitar 51.1% remaja Indonesia memiliki pengetahuan tentang kegunaan dan pentingnya air minum yang masih minim. Konsumsi cairan dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan kognitif seseorang. Kecerdasan kognitif berhubungan dengan perkembangan kemampuan daya tangkap, daya pikir dan daya ingat sesaat (Shapiro 1997). Pada kenyataannya, semua sel dan fungsi organ di seluruh anatomi dan fisiologi tubuh manusia bergantung pada kandungan cairan tubuh untuk menjalankan fungsinya. Menurut Lieberman(2007), kekurangan cairan tubuh bisa mempengaruhi tingkat
2
kecerdasan seseorang dan dapat dilihat dari daya tangkap serta daya ingat pada kelompok usia remaja. Hardinsyah et al. (2011) dalam The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) menyebutkan bahwa di berbagai daerah di Indonesia sebanyak 46.1% subyek remaja dan dewasa mengalami hidrasi ringan.Hal ini berarti bahwa sebanyak 4 hingga 5 dari 10 remaja dan dewasa dapat mengalami gangguan kognitif.Hidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak seperti konsentrasi dan kemampuan berpikir di samping secara fisik dapat menurunkan stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, lemas, kejang hingga pingsan.Dalam jangka panjang hidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (UTI-Urinary Tract Infection) dan terjadinya batu ginjal.Namun demikian, belum banyak studi di Indonesia yang menjelaskan adanya kaitan antara status hidrasi dan kapasitas kognitif khususnya pada remaja.Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh kekurangan cairan terhadap daya ingat sesaat. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui status hidrasi remaja usia 13-18 tahun dan kaitannya dengan daya ingat sesaat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pangerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui karakteristik individu remaja SMP. 2. Mengetahui tingkat kecukupan cairan remaja. 3. Mengetahui daya ingat sesaat remaja. 4. Menganalisis perbedaan daya ingat sesaat pada subyek yang mengalami hidrasi dan tidak hidrasi. Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang tua dan guru mengenai pengaruh kekurangan cairan terhadap daya ingat sesaat siswa/siswi SMP Pangerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.Dengan demikian, informasi tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua dan guru untuk meningkatkan daya ingat sesaat pada remaja.Selain itu, orang tua juga dapat mengetahui pentingnya cairan pada remaja. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengadakan usaha-usaha perbaikan perkembangan kecerdasan remaja. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang. Hipotesis Terdapat hubungan antara status hidrasi remaja dengan daya ingat sesaat.
3
KERANGKA PEMIKIRAN
Karakteristik individu seperti jenis kelamin, umur, tinggi badan dan berat badansangat mempengaruhi jumlah cairan yang perlu dikonsumsi setiap hari.Jumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh juga tergantung dari tingkat aktivitas fisik, kondisi lingkungan, metabolisme dan status kesehatan (Water UK 2006). Konsumsi pangan adalah suatu informasi mengenai jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu, sehingga penilaian konsumsi pangan dapat berdasarkan jumlah maupun jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kebutuhan cairan seseorang dapat dipenuhi dari konsumsi makanan dan minuman termasuk air minum. Total konsumsi cairan berasal dari air putih, minuman selain air putih, air dari makanan, dan air metabolik. Tingkat konsumsi cairan yang rendah dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan cairan atau hidrasi, sedangkan kelebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan intoksikasi air (Hardinsyah et.al 2011). Karakteristik individu dan tingkat konsumsi cairan dapat mempengaruhi tingkat hidrasi. Jika seseorang mengalami hidrasi maka akan dapat mempengaruhi daya ingat sesaat seseorang. Status hidrasi remaja dan kaitannya dengan daya ingat sesaat dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
4
Karakteristik Individu
Aktivitas Fisik
Konsumsi Cairan
Kebutuhan Cairan
Tingkat Kecukupan Cairan
Tingkat Hidrasi
Daya Ingat Sesaat
Keterangan: Variabel yang diteliti
Hubungan yang dianalisis Gambar 1 Kerangka pemikiran status hidrasi remaja dan kaitannya dengan daya ingat sesaat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pangerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
5
METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Desain penelitian ini adalah eksperimental.Kelompok perlakuan dibagi atas 2 perlakuan yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi.Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pangerasan, Kampung Pengerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Jumlah dan Cara Penarikan Subyek Pemilihan SMP dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan sekolah menengah pertama yang dipilih bersedia memenuhi persyaratan teknisyang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian dan akses menuju lokasi penelitian yang relatif mudah. Jumlah populasi siswadi SMP Pangerasan, Kampung Pengerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor adalah kelas 8 sebanyak 67 siswa dan kelas 9sebanyak 40 siswa. Pengambilan subyek ditentukan berdasarkan kriteria inklusi sebagai berikut: siswa dan siswi SMP Pangerasan, Kampung Pengerasan, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, usia 13-18 tahun, bersedia mengisi informed consent,danberpartisipasi penuh dalam penelitian serta bersedia mengisi kuesioner dan mengembalikannya. Adapun untuk kriteria eksklusi yaitu: menderita suatu penyakit, seperti diare, ginjal, demam berdarah, serta radang tenggorokan pada saat dilakukan penelitian. Penetapan jumlah subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Lemeshow 1990, sebagai berikut: Rumus: n = Za2 x p (1-p) / d2 Keterangan : n = Jumlah subyek Za2 = Nilai Z pada taraf kepercayaan 95% (1.96) p = Prevalensi dari kekurangan cairan 0.3 atau 30% (Manz & Wentz 2003) d = Estimasi derajat ketelitian (0.1) Berdasarkan rumus tersebut didapatkan jumlah minimal subyek yaitu sebanyak 41 siswa.Untuk meningkatkan ketepatan dan memperkirakan adanya droup out maka jumlah sampel ditingkatkan menjadi 50 orang untuk kelompok kontrol dan 50 untuk kelompok intervensi.Pada penelitian ini subyek yang berpartisipasi penuh dalam penelitian berjumlah 90 siswa.
Jenis dan Cara Pengambilan Data Berikut disampaikan daftar jenis dan cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian.
6
Tabel 1 Variabel, Jenis Data dan Cara Pengambilan Data No. Data Indikator Cara Pengambilan Data 1 Karakteristik • Usia, Jenis kelamin • Kuesioner subyek • Antropometri a. Penimbangan a. Berat badan dengan alat timbang (ketelitian 0.1 kg) b. Pengukuran dengan b. Tinggi badan microtoise (0.1 cm) • Data sekunder • Nilai UTS • Kuesioner • Uang saku 2 Kebutuhan Cairan Luas permukaan tubuh Dilakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan langsung 3 Konsumsi Cairan Konsumsi pangan Food recall 1x24 jam sehari subyek 4 Tingkat kecukupan • Konsumsi cairan • Food recall 1x24 jam cairan • Diperhitungkan dari • Kebutuhan cairan luas permukaan tubuh 5 Aktivitas fisik Aktivitas fisik selama Recall aktivitas 1x24 jam 1x24 jam 6 Kekurangan Cairan Status hidrasi Dilakukan pengambilan urin dibandingkan dengan indikator warna yang sesuai 7 Daya Ingat Sesaat Skor daya ingat Uji daya ingat kata dan gambar 8 Gambaran umum Data lokasi penelitian Dokumentasi dan data sekolah (sekolah), keadaan sekunder (website lingkungan sekolah, sekolah) data demografi sekolah Prosedur Pengambilan Data Pada hari pelaksanaan penelitian, seluruh subyek melakukan sarapan bersama pada pukul 7.00 pagi di sekolah. Sarapan berupa roti tawar isi keju, cokelat dan susuyang disediakan oleh peneliti dengan kandungan gizi 330 Kalori, 12g protein dan minuman secukupnya. Sebelumnya, subyek diminta tidak mengkonsumsi apapun dari rumah. Selanjutnya, subyek diminta tidak mengkonsumsi makanan dan minuman apapun dan beraktivitas ringan hingga pukul 12.00. Pada kelompok intervensi, pada pukul 12.00 diberikan minuman air mineral hingga subyek merasa puas, lalu dilakukan pengukuran daya ingat sesaat 5 menit kemudian. Pada kelompok kontrol, pengukuran daya ingat sesaat dilakukan terlebih dahulu, setelah itu baru subyek diperbolehkan minum sesukanya.
7
Tabel 2 Pembagian waktu untuk setiap perlakuan Waktu Intervensi Kontrol 07.00-07.30 Sarapan Sarapan 07.30-12.30 Puasa, aktivitas ringan Puasa, aktivitas ringan 12.30-13.00 Pengambilan urin Pengambilan urin 13.00-13.10 Minum Puasa 13.10-13.20 Pengukuran daya ingat Pengukuran daya ingat Pengolahan dan Analisis Data Tahap pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisisdata. Data yang diolah secara deskriptif dengan menggunakan program Microsoft excel 2007 dan SPSS 16 for windows. Kebutuhan Cairan. Perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan luas permukaan tubuh (1500 mL/m2).Luas permukaan tubuh subyek dihitung berdasarkan modifikasi dari rumus Mosteller (1987).Body Surface Area (BSA) atau luas permukaan tubuh dirumuskan sebagai berikut: BSA (m2) =√ Tinggi Badan m
Berat badan kg
36
Kebutuhan cairan = 1500 mL/m2 x luas permukaan tubuh Konsumsi Cairan. Konsumsi cairan dikelompokkan menjadi empat kategori berdasarkan sumbernya, yaitu minuman air putih, minuman lainnya (bewarna dan berasa), air dalam makanan dan air metabolik.Konsumsi cairan yang berasal dari makanan dikonversikan ke dalam kandungan air dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan (DKBM). Konversi ini dihitung dengan rumus (Hardinsyah dan Briawan 1994) sebagai berikut: KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan: Kgij = kandungan air dalam bahan makanan j Bj = berat makanan j yang dikonsumsi (gram) Gij = kandungan air dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = bagian bahan makanan j yang dapat dimakan Total konsumsi cairan merupakan jumlah cairan dari minuman dan cairan yang berasal dari makanan serta air metabolik. Air dari minuman selain air putih dihitung dengan koreksi berat yang dikandungnya, misalnya untuk segelas teh botol dengan kemasan volume 220 mL yang mengandung 22 gr gula (karbohidrat) maka volume airnya adalah 220 mL – 22 gr = 198 mL dengan asumsi berat jenis minuman = 1 gr/mL. Asupan air untuk tubuh dapat pula diperoleh dari hasil metabolisme zat gizi pangan yang dikonsumsi (air metabolik). Menurut Muchtadi et al.(1993) bahwa jumlah air yang dihasilkan dari metabolisme pemecahan lemak, protein, dan karbohidrat per 100 gram adalah berturut-turut 107 mL, 41 mL, dan 55 mL. Dengan demikian maka jumlah airmetabolik (mL) dapat diformulasikan ke dalam rumus perhitungan per gram zat gizi sebagai berikut:
8
Jumlah air metabolik (mL) =(1.07 x berat lemak (gr)) + (0.41 x berat protein (gr)) + 0.55 x berat karbohidrat (gr)). Adapun rumus untuk menghitung total intake cairan adalah sebagai berikut: totalintake cairan (mL) = volume minuman air putih + volumeminuman lainnya (bewarna dan berasa) + volumeair dalam kemasan + volumeair hasil metabolik. Tingkat Kecukupan Cairan.Tingkat kecukupan cairan dihitung dengan membagi jumlah konsumsi cairan dengan kebutuhan cairan. Rumus yang digunakan adalah: Tingkat kecukupan cairan = Konsumsi cairan x 100% Kebutuhan cairan Status Hidrasi.Pengukuran kekurangan cairan atau status hidrasi dilakukan dengan cara pengambilan urin. Status hidrasi ditentukan dengan membandingkan warna urin subyek dengan warna yang tersedia pada Kartu Pemeriksaan Urin Sendiri (PURI). PURI membagi status hidrasi ke dalam 3 jenis kategori yaitu baik (1-3), kurang (4-6) dan sangat kurang (7-8) (Hardinsyah et al. 2011) (Lampiran 1). Daya Ingat. Penilaian daya ingat subyek dilakukan terhadap dua kategori yakni daya ingat terhadap kata dan gambar. Banyaknya kata yang ditampilkan dan harus dituliskan pada kertas jawaban oleh subyek adalah 6 buah tanpa memperhatikan urutan dan ejaannya, sedangkan untuk daya ingat terhadap gambar, jawaban subyek dinilai apakah sesuai dengan yang ditampilkan. Semakin banyak subyek menjawab dan sesuai dengan yang ada pada gambar, nilai yang diberikan semakin tinggi. Skor maksimum tidak ditetapkan karena peluang jawaban subyek sangat beragam. Dengan demikian, diharapkan semakin baik daya ingat subyek, maka jawaban semakin banyak. Skor kuesioner daya ingat dikategorikan menjadi 2 yaitu 6 buah daftar kata dan 4 buah daftar gambar. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1, sedangkan untuk jawaban yang salah diberi skor 0.Kuesioner daya ingat sesaat disajikan pada Lampiran 2. Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik subyek didapat dari recallaktivitas fisik selama 1x24 jam.WHO/FAO (2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam perhitungan pengeluaran energi. Berdasarkan WHO/FAO (2003) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (Kal) perkilogram berat badan dalam 24 jam sesuai dengan jenis aktivitas (PAR). Data PAR selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut: PAL
∑ PAR x W 24 jam
9
Keterangan: PAL : Physical Activity Level (Tingkat Aktivitas Fisik) PAR : Physical Activity Rate dari masing-masing aktivitas jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam) W : Alokasi waktu tiap aktivitas Physical Activity Level (PAL) selanjutnya dikategorikan menjadi tiga kategori menurut FAO/WHO/UNU (2001) yaitu ringan (1.40–1.69), sedang (1.70–1.99) dan berat (2.00–2.40). Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferensia.Analisis deskriptif (persentase dan rata-rata) dilakukan terhadap data karakteristik individu, kebutuhan cairan, konsumsi cairan, tingkat konsumsi, kekurangan cairan, aktivitas fisik serta skor daya ingat. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji beda (uji t) untuk membandingkankarakteristik individu, konsumsi cairan, konsumsi air, aktivitas fisik, tingkat hidrasi dan daya ingat sesaat antara kedua kelompok. Uji korelasi Spearmandilakukanuntuk mengetahui hubungan antara tingkat hidrasi terhadap daya ingat sesaat.Pada Tabel 3disajikan jenis variabel, kategori pengukuran dan sumber acuan yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini. Tabel 3 Jenis Variabel, Kategori Pengukuran dan Sumber Acuan No 1
Variabel Kategori Pengukuran Karakteristik subyek Umur Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Antropometri 1. Tinggi Badan 1. Penimbangan dengan alat timbang (ketelitian 0.1 kg) 2. Berat Badan 2. Pengukuran dengan microtoise (0.1 cm) Besar uang saku Rata-rata besaran uang saku Nilai UTS Rata-rata Nilai UTS
2
Kebutuhan Cairan 1. Tinggi Badan 2. Berat Badan Konsumsi cairan 1. Air putih 2. Air dari metabolisme 3. Air dari makanan Tingkat Persentase rata-rata tingkat kecukupan kecukupan cairan cairan Aktivitas fisik 1. Ringan (1.40 – 1.69) 2. Sedang (1.70 – 1.99) 3. Berat (2.00 – 2.40) Kekurangan 1. Baik (1-3) Cairan 2. Kurang (4-6) 3. Sangat kurang (7-8) Daya Ingat Skor daya ingat Gambaran umum Gambaran umum sekolah
3
4 5
6
7 8
Sumber Acuan
Mosteller 1987 Hardiansyah & Briawan 1994
FAO/WHO/UNU 2007 Hardinsyah et al. 2011 dalam bentuk kartu PURI Kustiyah 2005 Dokumentasi sekolah
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Sekolah SMP Pangerasan terletak di Kampung Pangerasan Desa Cibalung Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Mus Mulyadi S.Pd.sebagai kepala sekolah. Sekolah menengah pertama ini merupakan sekolah swasta yang memiliki status akreditasi B. Jumlah guru dan staf tata usaha yang dimiliki sekolah sebanyak 13 orang, yang terdiri dari 11 orang guru tetap, 1 orang guru tidak tetap dan 1 orang pegawai tata usaha. Setiap tingkatan pendidikan di SMP Pangerasan memiliki 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 167 siswa pada tahun ajaran 2012/2013. Sekolah menengah pertama ini telah dilengkapi dengan ruang kelas dan ruang penunjang kegiatan belajar lainnya seperti laboratorium IPA, laboratorium komputer, dan studio musik. Fasilitas lain yang ada di SMP Pangerasan ini adalah ruang kepala sekolah, ruang guru dan tata usaha, ruang UKS, perpustakaan, lapangan olah raga, kantin dan toilet. Kantin sekolah menjual makanan jajanan seperti gorengan, makanan ringan, permen, mie dan lain-lain. SMP Pangerasan menyediakan program ekstrakurikuler bagi para siswa diantaranya LEO Clubs Junior, Pramuka dan OSIS. SMP Pangerasan juga memiliki program Green School, yang diadakan setiap hari sabtu. Kegiatan Green School¸ini merupakan kegiatan yang dicanangkan sekolah untuk membiasakan para siswa dalam merawat alam sekitar sekolah dengan cara kerjabakti, merawat pohon dan tanaman serta melakukan kegiatan yang memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar sekolah.
Karakteristik Siswa Subyek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas 8 dan 9.Subyek berjumlah 90 siswa,45 siswa untuk kelompok kontrol dan 45 siswa untuk kelompok intervensi dengan rentang usia antara 13-18 tahun. Menurut Sarwono (2012) subyek termasuk dalam kelompok usia remaja dimulai pada usia 12 tahun sampai 21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Berikut ini disajikan Tabel karakteristik siswa kelompok kontrol dan intervensi berdasarkan kelas.
Tabel 4 Karakteristik siswa kelompok kontrol dan intervensi berdasarkan kelas Kontrol Intervensi Total Siswa Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan n (%) n (%) n(%) n (%) n (%) n (%) Kelas 8 14 (74) 17 (65) 10 (56) 20 (74) 24 (65) 37 (70) Kelas 9 5 (26) 9 (35) 8 (44) 7 (26) 13 (35) 16 (30) Jumlah 19 (100) 26 (100) 18 (100) 27 (100) 37 (100) 53 (100)
11
Tabel 5 Karakteristiksiswa kelompok kontrol dan intervensi berdasarkan usia dan jenis kelamin Kontrol Intervensi Variabel Total n % n % n % Usia 13-15 tahun 16-18 tahun Total Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Total
30 15 45
67 33 100
33 12 45
73 27 100
63 27 90
70 30 100
26 19 45
58 42 100
27 18 45
60 40 100
53 37 90
59 41 100
Tabel 5 menyajikan karakteristik siswa kelompok kontrol dan intervensi berdasarkan usia dan jenis kelamin sebagian besar subyek (70%) berusia antara 13-15 tahun. Berdasarkan uji T didapatkan tidak ada perbedaan usia secara signifikan (p>0.05) pada kedua kelompok. Sebanyak 59% subyek berjenis kelamin perempuan dan berjenis kelamin laki-laki sebesar 41%. Berdasarkan uji T antar kelompok perlakuan didapatkan hasil nilai p>0.05.Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin yang signifikan pada kedua kelompok. Tabel 6 dibawah ini menampilkan subyek berdasarkan jumlah uang saku yang diterima setiap hari dan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) gasal subyek kelompok kontrol dan intervensi.
Tabel 6 Karakteristik subyek berdasarkan jumlah uang saku dan nilai UTS Subyek kelompok kontrol dan kelompok intervensi Rata-rata uang Rata-rata Siswa saku (Rp) Nilai UTS Kontrol Laki-laki 2900 64.9 Perempuan 3500 66.3 Intervensi Laki-laki 2 800 65.3 Perempuan 4 000 65.8 Total rata-rata Laki-laki 2 850 65 Perempuan 3 750 66
Rata-rata uang saku siswa laki-laki baik sebesar Rp2 850, sedangkan pada siswa perempuan sebesar Rp3 750.Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal uang saku siswa (p>0.05). Nilai rata-rata UTS siswa laki-laki sebesar 65,
12
sedangkan untuk siswa perempuan sebesar 66.Tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) pada nilai UTS antara jenis kelamin siswa di sekolah tersebut. Pada Gambar 2 disajikan sebaran nilai UTS siswa menurut beberapa mata pelajaran kelompok kontrol dan kelompok inervensi. 67 67 66 66 65 65 64 Nilai UTS kelompok Kontrol Pendidikan Lingkungan Hidup
Bahasa Sunda
Tehnik Informasi dan Komputer
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Seni Budaya
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Alam
Matematika
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Agama Islam
64
Nilai UTS kelompok Intervensi
Mata Pelajaran
Gambar 2.Nilai UTS gasal subyekkelompok kontrol dan intervensi
Kebutuhan dan Konsumsi Cairan Almatsier (2003) menyatakan bahwa 55-60% berat badan orang dewasa tersusun atas air.Jumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh tergantung dari faktor makanan, tingkat Aktivitas fisik, kondisi lingkungan, metabolisme dan status kesehatan.Pada penelitian ini, kebutuhan cairan dihitung berdasarkan luas
13
permukaan tubuh.Berikut disampaikan tabel sebaran subyek berdasarkan kebutuhan cairan remaja menurut luas permukaan tubuh (Tabel 7).
Tabel 7 Kebutuhan cairan remaja menurut luas permukaan tubuh kelompok kontrol dan kelompok intervensi Kontrol Intervensi Total Perlakuan LakiLakiLakiPerempuan Perempuan Perempuan laki laki laki Jumlah (n) 19 28 18 27 37 53 Rata-rata 1517± 2105± 2090± kebutuhan 1450±0.12 2086±130 2053±137 0.24 247 140 air (mL) Kebutuhan cairan pada remaja yang dihitung berdasarkan dengan luas permukaan tubuh yang dipengaruhi oleh berat badan dan tinggi badan. Artinya semakin besar berat badan dan tinggi badan seseorang maka semakin luas permukaan tubuhnya.Rata-rata berat badan dan tinggi badan remaja pada kelompok kontrol adalah 44.1±5.5kg dan 152.4±6.1cm, sedangkan rata-rata berat badan dan tinggi badan remaja pada kelompok intervensi adalah 45.8±6.2kg dan 154.5±7.2cm. Luas permukaan tubuh mempengaruhi besar atau kecilnya kebutuhan cairan. Berdasarkan uji T didapatkan hasil nilai p>0.05. Hal tersebut berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Briggs & Calloway (1987) menyatakan bahwa kehilangan air harus diganti dengan air yang diperoleh dari 3 sumber, yaitu dari minuman, air yang terkandung dalam makanan serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Sebaran sampel berdasarkan konsumsi cairan dari 3 sumber tersebut dijelaskan pada Tabel 8.
14
Tabel 8Sebaran sampel berdasarkan konsumsi cairan dari 3 (tiga) sumberpada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Sumber
Kontrol Rata% rata±SD (mL)
Intervensi Rata% rata±SD (mL)
Total Rata% rata±SD (mL)
1045 ± 274 121 ± 51 234 ± 123 1400 ± 448
75
1385 ± 443
81
9
135 ±52
8
1215 ± 717 128 ± 103 214 ± 229 1557 ± 1049
Laki-laki Air Minum Air dari metabolisme Air dari makanan Jumlah (ml)
17 100
193 ± 106 1713 ± 601
11 100
78 8 14 100
Perempuan Air Minum Air dari metabolisme Air dari makanan Jumlah (ml)
1107 ± 511 99 ± 26 241 ± 114 1447 ± 651
77 7 17 100
1085 ± 331 147 ± 40 248 ± 105 1480 ± 476
73 10 17 100
1096 ± 842 123 ± 66 245 ± 219 1464 ± 1127
75 8 17 100
Laki-laki & perempuan Air Minum Air dari metabolisme Air dari makanan Jumlah (ml)
1076 ± 393 110 ± 39 238 ± 119 1424 ± 550
76
1235 ± 387
77
1156 ± 780
77
8
141 ± 46
9
126 ± 85
8
17 100
221 ± 106 1597 ± 539
14 100
229 ± 224 1510 ± 1088
15 100
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa subyek laki-laki kelompok kontrol mengkonsumsi cairan sebanyak 1 400±448mL/hari dan remaja laki-laki kelompok intervensi 1 713±601mL/hari.Konsumsi cairan keseluruhan subyek laki-laki sebesar 1 557±1 049mL/hari.Konsumsi cairan subyek perempuan kelompok kontrol adalah 1 447±651mL/hari, sedangkan subyek perempuan kelompok intervensi 1 480±476mL/hari. Rata-rata konsumsi cairan seluruh subyek perempuan 1 464±1 127mL/hari. Secara keseluruhan, rata-rata konsumsi cairan kelompok kontrol dan kelompok intervensi adalah sebesar 1 424±550mL/hari dan 1 597±539mL/hari. Konsumsi cairan terbesar baik pada kelompok kontrol dan intervensi bersumber dari air minum sebesar 1 076±393mL/hari dan 1 235±387 mL/hari. Air minum memberikan porsi terbesar terhadap total konsumsi cairan dibanding sumber lainnya. Persentase konsumsi air minum terhadap total konsumsi cairan secara keseluruhan subyek adalah 77%.
15
Persentase konsumsi cairan yang berasal dari air makanan dan air metabolik sebesar 23%. Hasil penelitian ini relatif sesuai dengan hasil penelitian NHANES III (Third National Health and Nutrition Survey) yang menunjukkan bahwapada anak-anak dan orang dewasa sekitar 80% total konsumsi cairan diperoleh dari minuman, sementara 20% sisanya diperoleh dari makanan. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Bellise et al. (2010) padaremaja di Perancis tentang asupan cairan dari berbagai minuman menunjukkan bahwa air minum merupakan sumber asupan cairan terbesar pada semua usia dibandingkan golongan minuman lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik kelompok kontrol maupun kelompok intervensi sama-sama kurang mengkonsumsi cairan. Total konsumsi pada remaja kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0.05) untuk air minum dan juga air dari makanan, tetapi untuk konsumsi air dari metabolik terdapatperbedaan yang signifikan (p<0.05). Tingkat kecukupan cairan adalah perbandingan total konsumsi cairan dengan kebutuhan cairan yang dinyatakan dalam persentase. Sebaran subyek berdasarkan tingkat kecukupan cairan pada remaja kontrol dan intervensi menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9Tingkat kecukupan cairan pada remaja kelompok kontrol dan intervensi Sumber Kontrol Intervensi Total Laki-laki Tingkat Konsumsi cairan (%) Perempuan Tingkat Konsumsi cairan (%) Laki-laki& Perempuan
67±14
83±28
75±21
71±26
71±19
71±23
Tingkat Konsumsi cairan (%)
69±20
77±24
73±22
Pada Tabel 9 terlihat bahwa rata-rata tingkat kecukupan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebesar 73±22%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol maupun kelompok intervensi masih mempunyai tingkat kecukupan cairan yang kurang. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat konsumsi cairan kelompok kontrol dengan kelompok intervensi. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah 1mL air untuk setiap 1Kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa kehilangan 2.5L cairan per harinya. Sekitar 1.5L cairan tubuh keluar melalui urin, 500mL melalui keluarnya keringat, 400mL keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100mL keluar bersama dengan feces (tinja). Berdasarkan perkiraan tersebut maka, konsumsi antara 8-10 gelas (1 gelas=250mL) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan per-harinya (Poppy 2012).
16
Aktivitas Fisik Aktivitas fisik dikategorikan menjadi empat kategori menurut FAO/WHO/UNU (2003), yaitu aktivitas sangat ringan, aktivitas ringan, aktivitas sedang, dan aktivitas berat. Pada Tabel 10 disajikan sebaran siswa berdasarkan tingkat aktivitasnya.
Tabel 10 Sebaran remaja kelompok kontrol dan intervensi berdasarkan aktivitas fisik Kontrol Intervensi Total Jenis Aktivitas n % n % n % Ringan 43 96 42 94 85 95 Sedang 2 4 1 2 3 3 Berat 0 0 2 4 2 2 Jumlah 45 100 45 100 90 100
Dari Tabel 10 terlihatsebanyak 95% kelompok kontrol dan kelompok intervensi mempunyai aktivitas fisik dalam kategori ringan. Berdasarkan uji T-test didapatkan nilai p>0.05, yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara aktivitas fisik pada kedua kelompok perlakuan. Kekurangan Cairan Hidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh berpotensi memicu gangguan kesehatan. Keadaan ini terjadi bila keluaran airnya adalah cairan yang hipotonik, yaitu volume air yang keluar jauh lebih besar dari jumlah natrium yang keluar. Hal ini mengakibatkan peningkatan tonisitas plasma oleh karena adanya peningkatan kadar natrium plasma (hipernatremia). Akibat peningkatan tonisitas plasma, air intrasel bergerak menuju ekstrasel sehingga volume cairan intrasel berkurang yang disebut sebagai hidrasi. Status hidrasi kurang pada kelompok kontrol sebesar 36 (80%), dan tingkat hidrasi sangat kurang sebesar 4 (9%).Tingkat hidrasi kurang pada kelompok intervensi sebesar 34 (76%), dan tingkat hidrasi sangat kurang sebesar 8 (18%).Berdasarkan uji T didapatkan hasil nilai p>0.05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antar tingkat hidrasi pada kedua kelompok. Berdasarkan jenis kelamin terhadap status hidrasi perempuan dengan status hidrasi sangat kurang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sebesar 8 (18%).Hasil penelitian Amstronget al. 2012menunjukkan bahwa baik pada pria maupun wanita, hidrasi ringan memiliki efek buruk pada suasana hati serta kemampuan untuk berkonsentrasi, lebih merasa lelah dan berkurang kinerja kognitif, khususnya kewaspadaan. Pria lebih mudah mengalami penurunan memori jangka pendek saat hidrasi ringan, tapi secara keseluruhan, Perempuan lebih sensitif terhadap hidrasi daripada laki-laki.Perempuan lebih mudah merasakan sakit kepala, kelelahan, kebingungan dan kekurangan energi.Perempuan juga merasa
17
lebih sulit berkosentrasi ketika hidrasi ringan.Berikut disajikan Tabel 11 yang berisikan tentang sebaran tingkat hidrasi berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 11Status hidrasi kelompok kontrol dan kelompok intervensi Kontrol Intervensi Total Status Hidrasi Rata-Rata % Rata-Rata % Rata-Rata Laki-laki Baik ( 1-3) Kurang (4-6) Sangat kurang (7-8) Jumlah Perempuan Baik ( 1-3) Kurang (4-6) Sangat kurang (7-8) Jumlah Laki-laki & perempuan Baik ( 1-3) Kurang (4-6) Sangat kurang (7-8) Jumlah
%
4 15 0 19
21 79 0 100
1 13 4 18
6 72 22 100
5 28 4 37
13 76 11 100
1 21 4 26
4 81 15 100
2 21 4 27
7 78 15 100
3 42 8 53
6 79 15 100
5 36 4 45
11 80 9 100
3 34 8 45
7 75 18 100
8 70 12 90
9 78 13 100
Daya Ingat Sesaat Menurut Miller (1993), kapasitas Short Term Memory (STM) pada anakanak sama dengan orang dewasa. Stimuli visual bertahan dalam SR sekitas 250300 milidetik dan stimuli auditory bertahan sampai sekitar 10 kalinya. Untuk mentransfer materi dari SR ke short-term storage (STS), seseorang harus mengalokasikan beberapa sumberdaya sebelum materi/informasi tersebut lenyap (Best 1992).Ada dua metode dasar yang dapat digunakan untuk mengukur daya ingat, yaitu mengingat kembali (recall) dan mengenali kembali (recognition).Dalam penelitian ini ada dua alat bantu yang digunakan untuk mengukur daya ingat subyek dengan metode recall, yaitu daftar kata. Metode recall yang digunakan adalah free recall, yakni subyek tidak harus merecall daftar kata secara berurutan (serial recall), sedangkan gambar dipakai untuk mengukur daya ingat subyek dengan metode recognition. Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwanilai daya ingat sesaat terhadap 6 kata pada kelompok intervensi adalah 3.26±0.85, sedangkan pada kelompok kontrol 2.04±0.29. Rata-rata daya ingat sesaat kata untuk seluruh subyek kontrol dan intervensi adalah 3.15±1.06. Pengukuran daya ingat sesaat untuk gambar kelompok intervensi 3.51±1.05, dan untuk kelompok kontrol 3.11±1.05.Tidak terdapat perbedaan nyata (p>0.05) pada selisih skor daya ingat sesaat kata antara kelompok kontrol dan intervensi.Pemberian air minum (sepuasnya) pada subyek cenderung meningkatkan daya ingat sesaat terhadap kata dan gambar.
18
Tabel 12 Sebaran skor daya ingat sesaat kelompok kontrol dan kelompok intervensi Kontrol Intervensi Skor daya ingat sesaat RataRata% % rata±SD rata±SD Laki-laki Daya ingat Kata Daya Ingat Gambar Jumlah Perempuan Daya ingat Kata Daya Ingat Gambar Jumlah Laki-laki & perempuan Daya ingat Kata Daya Ingat Gambar Jumlah
Total Ratarata±SD
%
2.07±0.16 42 2.94±0.87 46 2.89±1.03 45 2.84±1.16 58 3.39±1.14 54 3.51±0.93 55 4.91±1.3 100 6.33±2.02 100 6.4±1.95 100 2.02±0.13 37 3.59±0.84 50 3.40±0.12 45 3.39±1.14 63 3.63±0.96 50 3.81±0.78 55 5.41±1.27 100 7.22±1.81 100 7.21±0.90 100 2.04±0.29 40 3.11±1.15 60 5.15±2.59 100
3.26±0.85 48 3.14±1.06 46 3.51±1.05 52 3.66±0.85 54 6.77±3.89 100 6.70±2.85 100
Hubungan status hidrasi remaja dengan daya ingat sesaat Hasil uji kolerasiSpearman menunjukkan adanya hubungan nyata antara status hidrasi remaja dengan daya ingat sesaat (nilai p<0.05) (Lampiran 4). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Indonesia yang menunjukkan bahwa kekurangan cairan tubuh sekitar 2% sudah memicu gangguan kesehatan ringan seperti sulit konsentrasi(Hardinsyah et al. 2011) dan juga sejalan dengan hasil penelitian Lieberman (2007) yang menunjukkan bahwakekurangan cairan tubuh bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang dilihat dari daya tangkapdan daya ingat pada kelompok usia remaja.Sebaran skor daya ingat berdasarkan status hidrasi kelompok kontrol dan kelompok intervensidisajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Sebaran skor daya ingat berdasarkan status hidrasi kelompok kontrol dan kelompok intervensi Kontrol Intervensi Status Hidrasi Rata-rata total skor Rata-rata total skor daya ingat sesaat daya ingat sesaat Baik 6 8 Kurang 7 7 Sangat Kurang 6 6 Pada Tabel 13 rata-rata skor total daya ingat sesaat pada kelompok kontrol cenderung lebih rendah daripada kelompok intervensi yang telah diberikan air minum terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian daya ingat sesaat.
19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Dari 90 subyek, terdapat 45 orang untuk kelompok kontrol dan 45 orang kelompok intervensi, 37% berjenis kelamin laki-laki dan 59% berjenis kelamin perempuan. Tidak terdapat perbedaan dalam hal proporsi jenis kelamin, umur, uang saku dan Nilai UTS (p>0.05) antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Rata-rata tingkat kecukupan cairan pada sampel yang diteliti masih kurang. Aktivitas dari kedua kelompok termasuk dalam kategori ringan.Status hidrasi pada kedua kelompok tergolong kurang (Level 2).Skor daya ingat sesaat pada kelompok kontrol lebih rendah daripada kelompok intervensi yang telah diberikan perlakuan berupa air minum. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya status hidrasi berhubungan dengan meningkatnya daya ingat sesaat. Hasil uji kolerasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara status hidrasi remaja dengan daya ingat sesaat.
Saran Tingkat kecukupan cairan pada kelompok kontrol dan intervensi masih rendah (73%). Oleh karena itu diperlukan edukasi kepada subyek atau masyarakat agar mengkonsumsi cairan sesuai dengan kebutuhan untuk mencegah kekurangan atau kelebihan cairan.Disarankan juga perlunya pengayaan materi pendidikan gizi tentang dampak buruk kekurangan dan kelebihan cairan bagi kesehatan masyarakat.Penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan daya ingat sesaat dengan kebutuhan dan tingkat kecukupan cairan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Amstrong LE, Ganio MS, Casa DJ, Lee EC, McDermott BP, Kalu CF, Jimenez L, Bellego LL, Chevillotte E, Lieberman HR. 2012. Mild dehydration affects mood in healthy young women. J Nutr. 142:382-388. Best, JH.1992.Cognitive Psychology, 3rded. New York: West Publishing Co. Bellisle F, ThortonSN, he’bel P, Denizeau M, Tahiri M. 2010. A Study of fluid intake from beverages in a sample of healty French children, adolescents and adult.Eur J Clin. 64:350-355. Briggs G, Calloway D. 1987. Water and electrolyte. Di Dalam: Nutrition and Physical Fitness. New York: Sunders College Publishing. Hardinsyah, Santoso NI, Siregar P, Pardede SO. 2011. Air Bagi Kesehatan. Jakarta: Centra Communications. , Briawan D. 1994.Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Lemeshow S, Hosmer DW, Janelle, Lwanga SK. 1990. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan.Pramono D,penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Liebermann.HR.2007. Hydration and cognition: a critical review and recommendations for future research. Am Coll Nutr. 26:555S-561S. Kustiyah L. 2005. Kajian pengaruh intervensi makanan kudapan terhadap peningkatan kadar glukosa darah dan daya ingat sesaat anak sekolah dasar. [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana IPB. Miller PH. 1993. Theoriesof Development Psychology. 3rdEdition. New York: W.H. Freeman and Company. Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1993.Metabolisme Zat Gizi: Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Manz F, Wentz A. 2003. 24-h-hydration status: parameters, epidemiology and recommendation. Eur J Clin Nutr. 57:S10-S18. Petterson C. 1991. Introduction to Psychology. New York: HarperCollins. Sarwono SW. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Shapiro LE.1997. Mengajarkan Emosional Intelejensi pada Anak.Kantjono: Penerjemah.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suhardjo, Kusharto 1988. Sosio Budaya Gizi.Bogor Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.Institut Pertanian Bogor. Water UK. 2006. Dehydration. http//www.waterforhealth.org.uk//.[19 Desember 2012]. [WHO] World Health organization. 2007. Growth reference 5-19 years. http://www.who.int/growthref/who2007bmiforage/en/index.html [19 Desember 2012] Yuniastuti A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. .
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 1 Kartu Pemeriksaan Urin Sendiri (PURI)
23
Lampiran 2 Kuesioneer penelitiann
STATUS HIDRASI REMAJA A DAN KAIITANNYA DENGAN DAYA INGAT SESAA AT
Nomor responnden Nam ma respondden Enuumerator Tannggal wawaancara
DEPART TEMEN GIIZI MASY YARAKAT FAKUL LTAS EKO OLOGI MA ANUSIA INSTITUT PERT TANIAN BOGOR B 20 013
24
A. IDENTITAS SUBYEK 1 2 3 4 5 6
1
2
3
Nama Jenis kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
Umur
…………… tahun
Tanggal lahir
Tgl...../Bln…./Tahun……
Berat badan
……. kg
Tinggi badan
……. cm
B. KONSUMSI CAIRAN Dalam 1 hari berapa gelas air [a] > 8 gelas per hari yang anda minum putih? [b]5-7 gelas per hari [c] 6-3 gelas per hari [d] < 3 gelas per hari Selain air putih, minumam apa saja yang biasa dikonsumsi? Sebutkan…..
Berapa banyak minuman yang dikonsumsi selain air putih?
[a] 1 gelas per hari [b] 2 gelas per hari [c] 3 gelas per hari [d] 4 gelas per hari
25
Hari
Recall Konsumsi Pangan 1 x 24 jam Nama WaktuMakan Bahan URT Makanan Pagi
Air putih &minuman lainnya Selingan
Air putih &minuman lainnya Siang
I
Air putih &minuman lainnya Selingan
Air putih &minuman lainnya Malam
Air putih &minuman lainnya
Berat(gr)
26
Hari
1
Waktu
Aktivitas fisik 1 x 24 jam Jenis Aktivitas
Lama (Jam)
27
Nama : Kelas : Umur : Hari : Kelompok : Intervensi / Kontol Pengukuran Daya Ingat Terhadap “KATA” Jawaban :
Skor
1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama : Kelas : Umur : Hari : Kelompok : Intervensi / Kontol Pengukuran Daya Ingat Terhadap “KATA” Jawaban :
Skor
1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama : Kelas : Umur : Hari : Kelompok : Intervensi / Kontol Pengukuran Daya Ingat Terhadap “KATA” Jawaban : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Skor
28
Pengukuran untuk Kontrol: Pekanbaru Sumatera Batagor Women Filipina Bapak Pengukuran untuk intervensi (air minum): Pontianak Kalimantan Bakso Man Malaysia Ibu
29
Gambar Pemandangan Pegunungan (Kontrol)
Gambar Upacara (Intervensi)
30
Nama : Kelas : Umur : Hari : Kelompok : Intervensi / Kontol Pengukuran Daya Ingat Terhadap “GAMBAR” Jawaban
Skor
1. 2. 3. 4.
Nama : Kelas : Umur : Hari : Kelompok : Intervensi / Kontol Pengukuran Daya Ingat Terhadap “GAMBAR” Jawaban
Skor
1. 2. 3. 4.
Nama : Kelas : Umur : Hari : Kelompok : Intervensi / Kontol Pengukuran Daya Ingat Terhadap “GAMBAR” Jawaban 1. 2. 3. 4.
Skor
31
Lampiran 3Jenis Aktivitas PAR
Jenis Aktivitas
L
Tidur Berbaring Duduk diam Berdiri Berpakaian Kebersihan diri Makan dan minum Ibadah Berjalan Belajar Membaca Menulis Olahraga (jogging) Olahraga (volley) Olahraga (lari) Mendengar musik Nonton TV
P 1 1.2 1.2 1.4 2.4 2.3 1.4 1.5 2.8 1.3 1.22 1.4 6.6 6.06 6.34 1.57 1.64
1 1.2 1.2 1.5 3.3 2.3 1.6 1.5 3 1.3 1.25 1.4 6.3 6.06 6.55 1.43 1.72
FAO/WHO/UNU 2001
Lampiran 4 Uji Korelasi Spearman Korelasi Total daya ingat Spearman's rho Total daya ingat
Koefisien Korelasi Sig. (2-tailed) N
Tingkat hidrasi
Koefisien Korelasi Sig. (2-tailed) N
**. Korelasi singnifikan pada 0.01 level (2-tailed).
Tingkat hidrasi
1.000
-.301**
.
.004
90
90
-.301**
1.000
.004
.
90
90
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 10 Oktober 1984 di Palembang, anak dari pasangan Bapak Narko Iswanto dan Ibu Misnawati. Penulis lulus sekolah dasar di SDNegeri 01 Mariana Palembang, setelah itu penulis melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 01 Mariana Palembang dan menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA YKPP jurusan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 2003. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada bulan Mei 2003 melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) di Program Manajemen Usaha Boga Diploma IPB. Penulis melakukan Praktek kerja lapang di RS. Karya Bhakti Bogor tahun 2005 dan bekerja selama 6 tahun di RS. Karya bhakti sebelum melanjutkan di S1 Ilmu gizi, Pada Tahun 2010 penulis menikah dengan Saleh Hidayat dan telah dikaruniai seorang putri yang diberi nama Syifa Ladysya pada Tahun 2011. Penulis Praktek Kerja Lapang di RSUDCiawi sejak tahun 2013. Setelah menempuh pendidikan diploma, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya di program alih jenis (ekstensi) ilmu gizi IPB pada tahun 2009. Selama kuliah di program alih jenis, penulis pernah menjadi anggota kegiatan Seminar Pangan dan Gizi Nasional ”FIT FESTIVAL” yang dilaksanakan di Hotel Brajamustika. Selain itu, penulis pernah melakukan kuliah kerja profesi di Kabupaten Indramayu selama 2 bulan.