STANDARD OPERATON PROCEDURES LABORATORIUM (SOP LABORATORIUM)
DISUSUN OLEH: LABORATORIUM TEKNOLOGI KULIT, HASIL IKUTAN, DAN LIMBAH PETERNAKAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Standard Operation Procedures (SOP) ini dibuat sebagai standar petunujuk kerja mengenai pengenalan, peraturan, keselamatan kerja, sumbersumber bahaya, dan petunjuuk penggunaan alat di Laboratorium Teknologi Kulit, Hasil Ikutan, dan Limbah Peternakan, Departemen Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada. Standard Operation Procedures (SOP) ini telah disetujui dan disahkan pada tanggal Mei 2016.
Yogyakarta, Mei 2016 Kepala Lab. TKHIL
Yuny Erwanto, S.Pt., M.P., Ph.D. NIP. 197106071997021001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga Standard Operation Procedures (SOP) laboratorium ini dapat terselesaikan. Standard Operation Procedures (SOP) disusun untuk ditujukan kepada para teknisi, laboran, peneliti, mahasiswa, maupun sarjana yang bekerja di laboratorium sehingga diharapkan dapat memahami berbagai persyaratan dalam penggunaan laboratorium. Standard Operation Procedures (SOP) ini merupakan standard petunujuk kerja mengenai pengenalan, peraturan, keselamatan kerja, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium dan diharapkan nantinya dengan Standard Operation Procedures (SOP) ini cukup memadai sebagai bekal para teknisi, laboran, peneliti, mahasiswa maupun sarjana dalam menumbuhkan kesadaran dan memberikan pengetahuan untuk menciptakan kondisi kerja laboratorium dengan beberapa petunjuk khusus dengan disertai catatan penggunaan. Standard Operation Procedures (SOP) ini disusun semaksimal mungkin, namun karena keterbatasan waktu dan kondisi, maka segala kritik dan saran dari segenap pembaca untuk kesempurnaan Standard Operation Procedures (SOP) ini. Akhir kata semoga Standard Operation Procedures (SOP) ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerklukan dan penyusun mengucapakan terimakasih.
Yogyakarta, Mei 2016
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
Laboratorium meruapakan sarana pentingh untuk pendidikan, penelitian, pembelajaran, uji mutu, kontrol kualitas, dimana laboratorium harus aman dengena fasilitas yang memadai bagi peniliti atau pekerja. Parktek sehari-hari di laboratorium memerlukan aturan/protokol maupun syarat-syarat tertentu bagi pemakai laboratorium sehingga memenuhi persyaratan dalam mengoperasikan laboratorium. Setiap pengguna laboratorium harus mematuhi dan memenuhi semua Standard Operation Procedures (SOP) dan syarat-syarat yang diberlakukan di laboratorium. Semua pengguna laboratorium diharuskan sudah memahami dengan benar bagaimana mengoperasikan peralatan yang akan digunakan dan metode uji yang akan dilaksanakan. Apabila belum memahami peralatan yang akan dioperasikan di laboratorium maupun metode yang akan dilaksanakan, maka harus dalam pengawasan pembimbing atau laboran. Standard
Opeartion
Procedures
(SOP)
ini
mencakup:
peratutran,
keselamatan, keamanan penggunaan bahan kimia, penyimpanan, penggunaan bahan-bahan kimia, pemberian label bahan kimia, pengelolaan bahan kimia, danmetode pelaksaan uji bahan di Laboratorium Teknologi Kulit, Hasil Ikutan, dan Limbah Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.
BAB II PERATURAN KESELAMATAN KERJA
Peraturan Keselamatan di Laboratorium a. Peraturan dalam Gedung/Laboratorium 1. Harus ada jalan keluar dari gedung atau laboratorium sehingga apabila dalam keadaan darurat, ada akses jalan keluar yang cepat dan aman. 2. Dilarang untuk merokok 3. Dilarang membawa makanan dan minuman
b. Peraturan dalam Laboratorium 1. Dilarang melakukan penelitian di dalam laboratorium tana izin. 2. Mahasiswa yang ingin bekerja di luar jam kerja normal harus mendapatkan
izin
resmi
dari
pembimbing,
laboran,
dan
penanggungjawab laboratorium. Mahasiswa tidak boleh bekerja sendiri (minimal 2 orang), pada saat istirahat (mencari makan, sholat, dll) harus ada yang menjaga barang di laboratorium dengan bergantian. 3. Mahasiswa dilarang menggandakan kunci laboratorium. 4. Mahasiswa harus mengetahui cara meperlakukan dengan aman semua alat, bahan, dan sampel yang akan dipergunakan di laboratorium. 5. Harus mengetahui fasilitas keselamatan di dalam laboratorium seperti tempat shower, pemadam kebakaran, pembasuk mata, pintu keluar, kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang tersedia di dlaboratorium. 6. Menjaga kebersihan tempat bekerja. 7. Membuang sampah sesuai jenisnya pada tempatnya. 8. Semua tumpahan atau percikan bahan kimia berbahaya harus segera dibersihkan. 9. Dilarang berbicara pada saat pipetting.
10. Keretakan atau pecahnya alat gelas harus dilaporkan pada laboran. Pecahnya/rusaknya
alat
karena
keteledoran
mahasiswa,
maka
mahasiswa harus mengganti dengan merek yang sama. 11. Dilarang duduk
pada
meja
atau
mebeler
penyangga
dalam
laboratorium. 12. Buka dan tutup pintu serta jendela dengan hati-hati dan benar. 13. Balut luka dengan baik sebelum bekerja di laboratorium. 14. Setelah selesai bekerja, harap perakatan yang digunakan dibersihkan dan ditempatkan pada tempat yang disediakan dan cuci tangan dengan bersih sebelum meninggalkan laboratorium.
c. Peraturan Umum untuk Perlengkapan 1. Mahasiswa harus memakai sepatu tertutup dan dilarang memakai sandal bila bekerja di laboratorium. 2. Harus memakai jas laboratorium selama bekerja di laboratorium. 3. Harus memakai sarung tangan dan masker mulut pada analisis tertentu. 4. Harus memakai pelindung pada analisis yang direkomendasikannya. 5. Bagi mahasiswa yang berambut panjang harus diikat ke belakang denganbaik untuk menghindari kecelakaan. 6. Dilarang memakai kontak lensa bila dalam analisis banyak menghasilkan uap. Secara umum laat pelindung pribadi (Personel Protective Equipment/PPE) mencakup: Jas laboratorium Pelindung mata antara lain kaca mata dan masker mata Kaos tangan karet Perlengkapan pernafasan seperti masker debu Sepatu tertutup
d. Persyaratan Kesehatan 1. Mahasiswa yang sedang hamil dianjurkanuntuk melapor terlebih dahulu kepada pembimbing sehingga aman untuk janin dan ibunya. 2. Apabila memungkinkan pengunaan bahan kimia yang diketahui mempunyai efek terhadap reproduksi, teratogenik/karsiogenik dapat dihindari, apabila tidak memahami harus berada dibawah pengawan pembimbing. 3. Apabila memungkinkan pada penelitian yang menggunakan bahanbahan berbahaya, peneliti dapat diasuransikan. 4. Memliki obat-obatan
Keamanan Penggunaan Bahan Kimia Staf dan mahasiswa harus mengetahui standar keselamatan penggunaan bahan kimia yang meliputi pengujian bahan kimia yang mempunyai potensi berbahaya. Menetapkan kontrol yang ketat untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan resiko yang timbul dengan penggunaan bahan berbahaya tersebut. Bahan yang mampu merusak didefinisikan sebagi bahan-bahan yang berbahaya, menimbulkan bahaya dan menghasilkan racun. Bahan-bahan yang termasuk berbahaya antara lain: Klas 1 : Bahan-bahan yang mudah meledak Klas 2 : Bahan-bahan yang mudah menjadi gas Klas 3 : Cairan yang mudah terbakar Klas 4 : Bahan-bahan yang mudah terbakar Klas 5 : Bahan-bahan yang mempunyai sifat oksidator dan bahan organik peroksida Klas 6 : Substansi yang bersifat racun dan dapat menyebabkan infeksi Klas 7 : Substansi radioaktif Klas 8 : Bahan-bahan yang bersifat korosif Klas 9 : Bahan-bahan yang berbahaya lainnya Sumber informasi pada umumnya terdapat pada setiap kemasan dari bahan kimia atau terdapat pada label yang memberikan inormasi tentang status bahan
kimia tersebut sehingga laboran atau pengguna dapat segera menentukan bahan kimia yang baru datang untuk disimpan sesuai dengan klasnya. Perlu selalu diingat bahwa pencampuran asam maupun basa kuat harus dilakukan dengan menuangkan asam/basa kuat ke air dan bukan kebalikannya untuk menghindari ledakan ataupub reaksi eksothermal.
a. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Kimia 1. Reagensia Harus disimpan dan ditempatkan pada ruangan penyimpan atau gudang yang terkunci yang dilengkapi dengan sistem ventilasi memadai.
2. Cairan yang Mudah Terbakar Jangan mempergunakan caioran yang mudah terbakar di dekat sumber percikan api misalnya grinder. Selalu menjaga kebersihan dari bahan-bahan yang dapat/mudah terbakar selama bekerja Apabila ingin memindahkan cairan ke dalam kontainer baru sebaiknya dilakukan di dalam fume cupboard atau ruang asam Tutup kembali kontainer dengan baik dan periksa kembali setelah selesai. Segera bersihkan bahan-bahan kimia yang tumpah. Segera kembalikan cairan ke tempat penyimpanan semula, jangan pada meja kerja. Apabila terjadi kebakaran, gunakanpemadam kebakaran dengan bahan kimia kering atau CO2.
3. Silinder Gas Apabila akan memindahkan silinder gas di dalam maupun keluar gedung, klep harus ditup/dikunci, lepas regulator dan tempatkan silinder pada troli dengan baik. Dijaga jangan sampai jatuh dari troli selama pemindahan. Sislinder gas dalam laboratorium harus diklem dengan dindinng danberdiri tegak.
4. Bahan-bahan Korosif Bila mengencerkan bahan kimia, jangan menambahkan air ke asam pekat tetapi taungakan asam ke air. Pemindahan ke kontainer baru harus dilakukan di dalam lemari asam. Bila terjadi tumpahan dan berbentuk seperti air putih segera bersihkan. Apabila terjadi tumpahan dan terkena anggota badan segera cuci dengan air yang mengalir sampai rasa gatal/panas hilang.
Pengelolaan Laboratorium Setiap laboratorium mempunyai tata cara kerja yang spesifik, namun secara umum tahapan seseorang yang akan melakukan analisis di laboratorium adalah sebagi berikut: 1. Mendaftarkan diri: termasuk di dalamnya ingformasi tentang diri, analisis yang akan dilakukan dan informasi perkiraan waktu penelitian (Form 1). 2. Mengisi daftar pemakaian bahan kimia (Form 2). 3. Mengisi daftar peminajman alat/alat gelas yang diperlukan selama penelitian (Form 3). 4. Mampu melakukan analisis yang akan dikerjakan. Apabila belum pernah melakukan, harap minta dilatih pada pembimbing/laboran hingga mampu melakukan analisis. 5. Mengembalikan semua peralatan yang dipinjam dalam keadaan seperti semula. 6. Melaporkan hasil analisis untuk diketahui dan ditandatangani oleh kepala laboratorium. 7. Meminta surat bebas laboratorium. 8. Semua peralatan di laboratorium harus dilengkapi dengan cara menggunakan alat sesuai metode yang dipergunakan serta log book penggunaan alat.
a. Mendapatkan, Memperlakukan, dan Menyimpan Sampel Sampel yang akan diambil tergantung pada informasi apa yang diperlukan. Pada tahap ini sampel yang diperoleh adalah sampel langsung dari sumbernya/donor. Sampel adalah sampel langsung dari hewan, tanaman maupun benda mati (tanah, air, dan udara) dan bentuknya secara garis besar berupa padat, cair, dan gas. Memperlakukan sampel sebelum dianalisis merupakan langkah penting sehingga mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Misalnya untuk mendapatkan kadar C-organik, pospor, dan natrium dalam pupuk cair, penyimpanan pupuk cair harus dalam kondisi tertutup rapat. Penyimpanan menghindari
sampel
kerusakan
yang
juga
memerlukan
terjadi
selama
perhatian
cermat
penyimpanan.
untuk
Contohnya,
penyimpanan pupuk cair dan pupuk padat tidak boleh dicampur dengan bahanbahan kimia yang terdapat di laboratorium, tempat penyimpanan tidak lembab, tidak terkena sinar matahari secara langsung yang nantinya akan mengurangi kevalidan data yang diperoleh. Sampel harus memenuhi beberapa kriteria sebelum dianalisis:
Homogen: artinya setiap bagian dari sampel harus sama/mewakili dari bahan asalnya. Hal ini dapat dilakukan dengan test homogenitas atau dengan teknik random sampling pada pengambilan sampel.
Proporsional terhadap bahan asal: setelah sampel asal homogen maka sampel diambil 5 – 20% dari jumalh yang ada. Penentuan ini harus konstan untuk setiap pengambilan sampel yang cukup besar/banyak perlu dilakukan tanpa harus mengubah spesifikasi dari sampel tersebut.
Diusahakan bebas dari kontaminasi, dekomposisi, kehilangan/susut atau berubah matrixnya. Data harus segera dicacat sesuai dengan tujuan pengukuran yang
diharapkan.
b. Mempersiapkan Sampel untuk Dianalisis
Sampel yang akan dianalisis pada umumnya dalamjumlah tertentu dan memerlukan beberapa perlakuan tertentu misalnya dari padat harus dibuat larutan dahulu. Beberapa prosedur analisis memerlukan perlakuan spesifik terhadap sampel sebelum dianalisis. c. Pengukuran pada Instrument Pengukuran/analisis kuantitatif paling tidak tergantung pada 2 hal, yaitu: 1. Jumlah dari zat yang terkandung 2. Ketelitian yang diperlakukan Dengan mengetahui atau paling tidak perkiraan nilai dari kedua hal tersebut maka akan sangat membantu dalam persiapan sampel yang disesuaikan dengan spesifikasi dan kemampuan dari instrument yang akan dipergunakan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2:
Metode
Kisaran
Perkiraan
Kecepatan
(moles/liter)
ketetapan
analisis
Grafimetry
10-1 – 10-3
0,1%
Lambat
Titrimetry
10-1 – 10-4
0,1 – 1%
Moderat
2,0%
Cepat-moderat
Spectrophotometry 10-3 – 10-6 Atomic Spectr
10-3 – 10-9
2 – 10%
Moderat-cepat
Chromatography
10-3 – 10-9
2 – 5%
Moderat-cepat
Metoda kinetik
10-2 – 10-10
2 – 10%
Moderat
Tabel 2. Klasifikasi metode analisis berdasarkan banyaknya sampel Metode
Berat sampel
Volume sampel
Makro
>100 mg
>100 µl
Semimikro
10 - 100 mg
50 – 100 µl
Mikro
1 - 10 mg
<50 µl
Ultarmikro
1 mg
-
Kandungan kontituen dalam suatu sampel dapat diklasifikasikan sebagi berikut: MAJOR
> 1%
MINOR
0,1 – 1%
TRACE
< 0,1%
Dalam setiap analisis perlu didahului dengan pengukuran standard, sebelum hasil analisis standard sesuai dengan yang diharapkan jangan melakukan pengukuran atau analisis sampel. Hal ini penting untuk mengadakan koreksi baik terhadap prosedur kerja serta kondisi dari instrument yang akan digunakan. Disarankan pada analisis sampel yang cukup banyak selalu diadakan rechecking terhadap standard yang telah digunakan untuk mengetahui penampilan dari instrumen yang dipakai. Gedung/bangunan laboratorium mempunyai aturan standard tersendiri. Perangkat lunak yang perlu dilengkapi adalah prosedur kerja/metode analisis yang digunakan untuk setiap alat yang masih bekerja dengan baik serta log book untuk alat-alat. Demikian Standard Operation Procedures (SOP) singkat ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi laboratorium yang ada.