5/1/2015
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VII Jl. Dr. Ir. H. Soekarno 177, Surabaya 60117
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI, UNGGAH KARYA TULIS ILMIAH dan PLAGIASI
Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Koordinator Kopertis Wilayah VII Jawa Timur
PENDIDIKAN
5/1/2015 5:53 AM
PENELITIAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
2
1
5/1/2015
RUANG LINGKUP STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI TUJUAN : 1. MENJAMIN TERCAPAINYA TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI 2. MENJAMIN MUTU PEMBELAJARAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 3. MENDORONG PT MELAMPAUI SN DIKTI
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
STANDAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
STANDAR NASIONAL
PENELITIAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
PERAN: 1. SEBAGAI DASAR PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PT DAN IZIN PEMBUKAAN PRODI 2. SEBAGAI DASAR PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 3. SEBAGAI DASAR PENYELENGGARAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
5/1/2015 5:53 AM
3
1. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 9 8 7 6 5 4 3 2 1
ACUAN
ACUA N
STANDAR DITENDI K STANDAR ISI
MENCAPAI
dirumuskan oleh forum prodi sejenis atau pengelola prodi (dlm hal tdk memiliki forum Prodi) dan ditetapkan dalam SK Dirjen
5/1/2015 5:53 AM
MENCAP AI
STANDAR SARPRAS
STANDAR PROSES
STANDAR PENGELO -LAAN
STANDAR PENILAIA N
STANDAR PEMBIAY AAN
dirumuskan sesuai jenis dan jenjang program studi, dicantumkan pada Lampiran SN DIKTI, dan dapat ditambahkan oleh Perguruan Tinggi
4
2
5/1/2015
2. STANDAR ISI PEMBELAJARAN PROGRA M
TINGKAT KEDALAMAN DAN KELUASAN MATERI PEMBELAJARAN
D-1
D-3 D-4 / S-1
S-2 / Sp-1 PROFESI
Mengacu pada CP Lulusan
D-2
S-3/Sp-2
Memanfaatkan hasil penelitian & hasil pengabdian kepada masyarakat
Menguasai konsep umum, pengetahuan, & keterampilan operasional lengkap. Menguasai prinsip dasar pengetahuan & keterampilan pada bidang keahlian tertentu Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu Menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu
5/1/2015 5:53 AM
Dituangkan dalam BAHAN KAJIAN yang distrukturkan dalam bentuk MATAKULIAH
5
3. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
KULIAH
SEMINAR
PENGABDIA N KEPADA
RESPONSI DAN TUTORIAL
PRAKTIKU M/PRAKTIK
METODE DISKUSI KELOMPOK, SIMULASI, STUDI KASUS, KOLABORATIF, KOOPERATIF, PROYEK BASED, PROBLEM BASED, DAN LAINNYA
PENELITIAN
MASYARAKAT
KARAKTERISTIK: INTERAKTIF, HOLISTIK, INTEGRATIF, SAINTIFIK, KONTEKSTUAL, TEMATIK, EFEKTIF, KOLABORATIF, DAN BERPUSAT PADA MAHASISWA 5/1/2015 5:53 AM
BEBAN BELAJAR MAHASISWA
BENTUK PEMBELAJARAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN : RPS
INTERAKSI DOSEN-MAHASISWA-SUMBER & LINGKUNGAN BELAJAR
6
3
5/1/2015
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (BEBAN BELAJAR MAHASISWA) No
Program
Beban Belajar Minimum (sks)
Masa Studi (tahun)
Untuk memenuhi CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN program, mahasiswa wajib menempuh Beban Belajar Minimum dalam Masa Studi sbb.: 1
D1
36
1-2
2
D2
72
2-3
3
D3
108
3-4
4
D4/Sarjana
144
4-5
5
Profesi
36
1-2 (setelah menyelesaikan program
6
Magister, Magister terapan, dan Sp-1
72
1,5-4 (setelah menyelesaikan program
7
S-3, S-3 Terapan, & Sp-2
72
3 (Mininimum)
D4/Sarjana) D4/Sarjana)
Beban belajar mahasiswa berprestasi akademik tinggi setelah dua semester tahun pertama dapat ditambah hingga 64 (enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat) sks per semester.Mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi dan berpotensi menghasilkan penelitian yang sangat inovatif sebagaimana ditetapkan senat perguruan tinggi dapat mengikuti program doktor bersamaan dengan penyelesaian program 5/1/2015 paling 5:53 AM 7 magister sedikit setelah menempuh program magister 1 (satu) tahun.
4. STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN Prinsip : Edukatif, Otentik, Obyektif, Akuntabel, transparan, dan terintegrasi
menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran melaksanakan proses penilaian memberikan umpan balik dan konfirmasi hasil penilaian mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa 3. Observasi kinerja dan pengembalian hasil observasi
5/1/2015 5:53 AM
2. Pemberian tugas atau soal
4. Pemberian nilai akhir
1. Perencanaan Penilaian
Pelaksana Penilaian: Dosen atau Tim Dosen Pengampu tanpa atau dengan menyertakan pihak lain. Teknik Penilaian: Observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket
Kategori Nilai: A-E atau 4-0 Kelulusan: 1. Diploma & Sarjana: ≥ 2.00 2. Selain itu: ≥ 3.00
8
4
5/1/2015
5. STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PROGRAM
KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN
Sarjana
Profesi
Mampu menyelenggarakan pendidikan
Kompetensi Pendidik
D-3 / D-4
Sehat Jasmani dan Rohani
D-1 / D-2
paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan prodi, dan dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi akademik paling rendah lulusan D-3 berpengalaman relevan dengan prodi dan paling rendah setara dengan jenjang 6 (enam) KKNI) paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI) paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI) paling rendah lulusan magister atau magister yang relevan dengan prodi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, serta dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan prodi, yang berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
5/1/2015 5:53 AM
9
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (delapan) KKNI)
Spesialis
S-3
5/1/2015 5:53 AM
Mampu menyelenggarakan pendidikan
Magister
Sehat Jasmani dan Rohani
KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN
Kompetensi Pendidik
PROGRA M
lulusan spesialis dua, lulusan doktor atau lulusan doktor terapan yang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun 1. harus berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI; 2. yang menjadi pembimbing utama, harus sudah pernah memublikasikan paling sedikit 2 karya ilmiah pada jurnal internasional terindeks yang diakui oleh Direktorat Jenderal
10
5
5/1/2015
6. STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
SARANA
PRASARANA
Sumber daya fisik yang digunakan langsung untuk mengeksekusi suatu kegiatan Sumber daya fisik yang digunakan untuk menunjang penyelenggaraan suatu kegiatan
Alat peraga, pustaka, alat laboratorium, dll.
Lahan, Bangunan, jalan, jaringan, dll
HARUS SESUAI DENGAN DENGAN KEBUTUHAN ISI DAN PROSES PEMBELAJARAN DALAM RANGKA PEMENUHAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN
KETENTUAN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN DIRJEN DIKTI
5/1/2015 5:53 AM
11
5/1/2015 5:53 AM
12
6
5/1/2015
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 • MEA: bentuk integrasi ekonomi ASEAN, adanya sistem perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). • Pembentukan pasar tunggal dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA): memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negaranegara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
7
5/1/2015
TUJUAN MEA Agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
8
5/1/2015
Perguruan Tinggi dan MEA 2014 - Perguruan Tinggi dituntut dapat lebih meningkatkan kualitas lulusannya - Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menuntut kemampuan di dunia kerja yang terus berkembang.
Tenaga Kerja Terampil di Indonesia Data
dari ASEAN Productivity Organization (APO) menunjukkan dari 1000 tenaga kerja Indonesia hanya ada sekitar 4,3% yang terampil.
9
5/1/2015
Tantangan Terbesar di Indonesia Sumber Daya Manusia (SDM) • Berdasarkan struktur pasar, tenaga kerja didominasi oleh pekerja lulusan SD (80%) sementara lulusan Perguruan Tinggi hanya 7%, dimana saat ini sebagian dunia kerja mensyaratkan lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan Malaysia, Singapura dan Filipina yang sebagian besar penduduknya lulusan S1 (80%). Sumber : Website Setneg http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7911
• Kesempatan memperoleh pendidikan secara merata di
seluruh Indonesia sulit dilakukan sehingga kesadaran untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat rendah. Kondisi ini mengakibatkan tenaga kerja Indonesia hanya dilirik sebagai buruh atau tenaga kerja kasar di pasar tenaga kerja internasional.
Persiapan MEA 2015 (1) • Hard Skill
kurikulum agar mahasiswa mampu bersaing dengan lulusan LN, meninjau ulang kurikulum dengan waktu berjangka dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. • Soft Skill
Pembekalan spiritual dan mental. misal; dengan pelatihan Spiritual Quotient (SQ), pelatihan kepemimpinan, komunikasi dan bahasa (syarat minimum).
10
5/1/2015
Persiapan MEA 2015 (2) • Kerjasama dengan institusi asing •
•
• • •
(beasiswa, transfer
kredit perkuliahan). PTS menyiapkan SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) yang berisi prestasi belajar mahasiswa diluar pembelajaran Selain faktor bahasa, SDM yang akan kerja di luar negeri pun perlu memahami peraturan dinegara yang akan didatangi, baik adat istiadat hingga budaya negara setempat. Percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi profesi dari tenaga kerja. lihai berbahasa inggris Alat dan fasilitas yang memadai.
(KKNI)
11
5/1/2015
9 8 7 6 5 4 3 2 1
9 8 7 6 5 4 3
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia
KKNI terdiri dari 9 (sembilan) jenjang
kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan Kualifikasi – 9 sebagai kualifikasi tertinggi
Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian
pembelajaran yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja
2 1
12
5/1/2015
S3
S3T
SPESIALIS
S2
S2T
SPESIALIS 1
2
9
PROFESI
S1
AHLI
TEKNISI/ ANALIS
TEKNISI/ ANALIS
OPERATOR
OPERATOR
7
DIV/ S1T
6 DIII
5 DII
4
DI SMU
AHLI
8
3
SMK
2 PROGRAM PROFESI
1
SISTEM PENJAMINAN MUTU BERBASIS KKNI PERGURUAN TINGGI Menyusun capaian pembelajaran Program Studi berbasis KKNI
Implementasi kurikulum
• Tercapainya Kualifikasi lulusan sesuai deskriptor
Sistem Penjaminan Mutu Internal
BSNP menyusun Standar Nasional Pendidikan untuk tercapainya kualifikasi pada KKNI
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
Sistem penjaminan mutu internal dan eksternal untuk mecapai kualifikasi capaian pembelajaran
13
5/1/2015
PERGURUAN TINGGI BERMUTU APABILA Mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif) Mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif) berupa: Kebutuhan kemasyarakatan (societal needs) Kebutuhan dunia kerja (industrial needs) Kebutuhan profesional (professional needs)
UNGGAH KARYA ILMIAH dan PLAGIASI
14
5/1/2015
5/1/2015 5:53 AM
29
5/1/2015 5:53 AM
30
15
5/1/2015
Pelanggaran etika akademik • Fabrikasi: menghasilkan karya ilmiah tanpa ada
(1/2)
proses, tetapi dilaporkan seolah-olah melakukan proses tersebut • Falsifikasi: memalsukan atau memanipulasi proses dan hasil penelitian • Authorship: memasukkan seseorang sebagai penulis padahal ybs tidak berkontribusi, atau sebaliknya, menghilangkan seseorang dari kepenulisan • Konflik kepentingan: -menyampaikan hasil penelitian sesuai kemauan sponsor tanpa proses yang benar -menulis artikel pada jurnal yang dikelola sendiri, tanpa review
Pelanggaran etika akademik • Multiple submission: mengirimkan karya (2/2) ilmiah kepada lebih dari satu tujuan, tanpa perbedaan yang signifikan • Autoplagiasi: menggunakan sebagian atau keseluruhan tulisan sendiri atau mempublikasikan ulang karya sendiri seolaholah sebagai hasil karya yang baru • Plagiasi: perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh kredit untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruhnya karya phak lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai
16
5/1/2015
Permendiknas 17/2010: Plagiat
Tingkat Pelanggaran
Sanksi (Pasal 12)
Dilakukan tidak sengaja, hasil Teguran, peringatan tertulis, telaah proporsi plagiat penundaan pemberian hak dosen, dan/penurunan pangkat/jabatan Dilakukan sengaja/berulang, hasil telaah proporsi plagiat
Penurunan pangkat/jabatan, pencabutan hak usul prof, pemberhentian dg hormat, pemberhentian dg tidak hormat, dan/pembatalan ijazah
17