2008 Standar dan Pedoman Institusi Pengembang Program Pendidikan Jarak Jauh
SEAMEO SEAMOLEC
1
Bab I SEAMOLEC dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) 1.1
Latar Belakang
Visi Departemen Pendidikan Nasional menekankan pada pendidikan yang bersifat transformatif., yang menempatkan kegiatan dan agen kependidikan sebagai katalis perubahan masyarakat Indonesia dari tradisional menjadi lebih maju dan siap menghadapi perubahan dalam semua aspek kehidupan yang berlangsung dengan cepat. Perubahan yang cepat tersebut mengharuskan masyarakat untuk menjadi masyarakat berbasis pengetahuan di mana peran pengetahuan dan teknologi menjadi penting. Saat ini masyarakat Indonesia dianggap belum sepenuhnya mampu memanfaatkan perubahan pengetahuan dan teknologi yang berlangsung terus menerus, sebagai potensi utama untuk menggerakkan kemajuan masyarakat di berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu secara terus menerus memfasilitasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu mengembangkan diri mereka menjadi masayarakat yang berbudaya, dengan cara menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung dan proses-proses pembelajaran lain yang kreatif yang 2
melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang mencerahkan. Strategi Depdiknas untuk mencapai visi yang telah diuraikan di atas adalah dengan meluaskan akses ke semua jenjang, jenis dan bentuk pendidikan bagi masyarakat yang memerlukannya. Perluasan tersebut dicapai bukan hanya dengan membangun institusi pendidikan baru tetapi dengan meluaskan kapasitas institusi yang telah ada. Salah satu cara perluasan tersebut adalah dengan mengizinkan institusi pendidikan dan pelatihan untuk menerapkan sistem dual mode, yaitu pendidikan tatap muka dan jarak jauh yang keduanya menerapkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran di samping mengembangkan kemampuan TIK sebagai bidang studi. Institusi pendidikan dan pelatihan diharapkan mampu mengembangkan berbagai program pendidikan formal maupun non formal, termasuk politeknik, vokasional, profesional, serta program yang menunjang kegiatan belajar seumur hidup bagi masyarakat yang menginginkannya. Dengan dibukanya kesempatan bagi institusi pendidikan formal, non-formal dan informal untuk menawarkan program pendidikan secara jarak jauh yang memanfaatkan TIK, maka dirasakan perlu untuk mengembangkan standar untuk menjamin mutu dari kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh insititusi-insitusi tersebut. Standar tersebut diharapkan dapat menjadi panduan pelaksanaan program pembelajaran jarak jauh yang ingin diselenggarakan oleh suatu institusi 3
1.2
SEAMOLEC
SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) merupakan salah satu pusat yang didirikan oleh SEAMEO pada tanggal 27 Februari 1997. Tugas utama SEAMOLEC adalah membantu berbagai institusi dan negara, terutama di Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan dan menemukan solusi alternatif melalui pemanfaatan PJJ terutama yang berbasis TIK. Kegiatan SEAMOLEC meliputi pemberdayaan institusi pendidikan dalam pengembangan PJJ yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi melalui penelitian dan pengembangan, pelatihan, konsultasi, dan penyediaan jaringan tenaga ahli di bidang PJJ yang berbasis TIK. Visi Menjadi pusat keahlian dalam bidang PJJ Misi 1.
2.
Membantu berbagai institusi dan negara, terutama di Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan dan menemukan solusi alternatif melalui pemanfaatan PJJ. Melayani dan bersinergi dengan institusi pendidikan dan pelatihan dalam pencapaian satu juta klien pada 2010
4
Tujuan SEAMOLEC bertujuan untuk menjalankan beragam program responsif dan relevan terhadap berbagai tantangan nasional maupun regional dalam bidang PJJ. Untuk mencapai tujuan tersebut, program yang dijalankan SEAMOLEC berfungsi untuk: 1. Mendiseminasi informasi tentang PJJ serta pemanfaatan teknologi dalam PJJ 2. Mengembangkan kerjasama dengan institusi nasional dan regional dan dengan pusat-pusat lain di bawah SEAMEO 3. Menyediakan beragam pelatihan dalam bidang PJJ yang berbasis TIK 4. Melakukan analisis kebutuhan, penelitian dan pengembangan, serta evaluasi dalam bidang PJJ yang berbasis TIK 5. Memfasilitasi pengembangan dan adopsi sistem pembelajaran dalam PJJ di Indonesia dan di Asia Tenggara 6. Memfasilitasi kerjasama antar ahli bidang PJJ berbasis TIK.
5
Keanggotaan SEAMEO Anggota SEAMEO dibagi menjadi tiga, yaitu; 1. SEAMEO member Countries: Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam 2. SEAMEO Associate Members: Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Belanda, Selandia Baru, Norwegia dan Spanyol 3. SEAMEO Affiliate Members: International Council for Distance Education (ICDE) 1.3
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
Salah satu bentuk pendidikan atau pelatihan yang paling tua adalah proses magang (apprenticeship), yaitu seorang pemula belajar dengan bekerja pada pakar/ahli untuk dapat menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Pada era komputer dan jejaring, maka batasan atau kendala tempat dan waktu untuk mendapatkan akses pada program dan proses pembelajaran dapat dihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin. Komputer memungkinkan presentasi yang bersifat digital dari pengetahuan untuk pembelajaran, dan meningkatkan kecepatan untuk mendapatkan dan memproses informasi. Teknologi Komunikasi memungkinkan penyimpanan, transfer, dan berbagi informasi antar institusi yang tersebar di wilayah yang sangat luas dan berbeda zona waktu. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini membuka peluang untuk berbagai alternatif dalam penyampaian 6
pendidikan dan pelatihan. Secara khusus, perkembangan di teknologi telekomunikasi membawa kepada perkembangan peralatan pembelajaran yang berbasis TIK, yang memungkinkan penyampaian materi dan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian pada awal abad 21 ini kita menyaksikan pertumbuhan yang pesat dari jumlah institusi, baik milik pemerintah maupun swasta yang menawarkan program pendidikan dan pelatihan secara jarak jauh. Untuk negara-negara dengan jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia, maka sistem PJJ ini menjadi menarik untuk menawarkan program pembelajaran kepada sejumlah besar peserta yang berada pada wilayah yang tersebar di seluruh wilayah negara yang luas, tanpa harus membangun fasilitas baru. Beberapa alasan yang menyebabkan sistem PJJ menjadi menarik sebagai alternatif memecahkan masalah keterbatasan ruang, waktu, dan sumber daya adalah sebagai berikut. o Daya tampung sistem pendidikan tatap muka selalu terbatas sesuai dengan kemampuan ruang kelas, jumlah peralatan yang digunakan, dan ketersediaan serta kemampuan tenaga akademik dan administratif. o Sistem PJJ ini menarik bagi orang dewasa yang karena satu dan lain hal harus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan, tetapi karena satu dan lain hal tidak dapat berpartisipasi pada sistem tatap muka. Mereka ini tersebar di seluruh wilayah negara.
7
Definisi Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Jarak Jauh adalah kegiatan pembelajaran/pelatihan yang disampaikan kepada individu peserta didik yang terpisah secara ruang dan waktu dengan dosen/instruktur/widyaiswara/tutor dengan memanfaatkan TIK. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Keterpisahan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Keterpisahan dapat pula karena jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut.. Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem PJJ didasarkan pada keterpisahan antara peserta didik dan pengajarnya dalam ruang dan waktu, pemanfaatan (paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, ada fasilitasi untuk interaksi tenaga dosen dan peserta didik yang tidak terus menerus (noncontiguous), antara peserta didik dengan peserta didik, tutor, dan organisasi pendidikan melalui beragam media, serta adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan. Implisit dalam pengertian tersebut adalah kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya melalui pemanfaatan beragam pelayanan, baik yang disediakan oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitar, serta adanya proses perencanaan, pelaksanaan, dan 8
evaluasi yang dilakukan secara sistematis oleh suatu organisasi pendidikan.
9
Menurut kesepakatan komponen sistem pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut
INPUT
PROCESS
Students
Delivery System
Management System
Media
Study Program
OUTPUT
Learning Process
Learning Assessment
Students Support System
Program Evaluation
Untuk Kegiatan penjaminan mutu, maka proses yang dilakukan adalah sebagai berikut
10
Objectives
effectiveness
Minimal requirement
Input
efficiency
Process
productivity
Output/ outcome
Untuk pelaksanaan pendidikan terbuka dan jarak jauh ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu
Access: provision of quality education everywhere needed 11
Equity: provision of quality of education to everyone (education for all) Quality: standardized of quality education everywhere, everytime, for everybody
Sedangkan untuk indikator yang perlu diperhatikan yang sangat khas untuk sistem PTJJ adalah: Quality of ODL = quality of face to face learning (knowledge, skills, attitude). Economics of scale versus price for quality Networking vs. self-sufficient Sustainability issue (massive versus focused)
12
Dengan memperhatikan uraian diatas maka standar yang akan dikembangkan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut untuk dapat dijadikan rujukan bagi institusi yang ingin menyelenggarakan PTJJ. Lebih jauh lagi Standar SEAMOLEC ini dikembangkan dalam rangka pengembangan SEA-EDUnet yang merupakan kerangka bagi network, konten pembelajaran dan mekanisme pelaksanaan dari program-program pembelajaran jarak jauh berbasis ICT dan berwawasan nasional dan regional (Asia Tenggara). SEA EDUNet terdiri dari tiga komponen sebagai berikut. A. Network of Institutions Jejaring institusi yang terlibat dalam dunia pendidikan dan pelatihan (formal, informal, nonformal, pada berbagai jenis dan jenjang) dapat menjadi anggota SEA EduNet ini. Dalam konteks SEAMOLEC maka insititusi tersebut terbagi menjadi: 1. Mitra 100, yang merpakan institusi pendidikan tinggi di Indonesia (personal, konsultan ekspert di daerah mengenai seamolec 2. Mitra 150, yang merupakan institusi pendidikan tinggi di Asia Tenggara 9termasuk seamolec centre, p4tk, 3. Mitra 500, yang merupakan institusi pendidikan dan pelatiahn yang dapat menjadi pusat belajar bagi Mitra 150 atau sebagai pusat pelatihan pembelajaran berbasis TIK di kabupaten, sekoloah, tempat kursus yang sesuai std seamolec (internet connection, program dll) B. Konten Pembelajaran Konten pembelajaran dapat merupakan program-program pembelajaran yang menunjang berbagai konsorsium program 13
pendidikan terbuka dan jarak jauh, seperti: -
-
Konsorsium Institusi yang menawarkan Program D3TKJ model PJJ Konsorsium Institusi yang menawarkan Program Pariwisata model PJJ Konsorsium Institusi yang menawarkan Program Gametechnology model PJJ Konsorsium perguruan tinggi di Asia Tenggara yang berminat menawarkan program pembelajaran model PJJ ke Asteng Program2 pelat dari berbagai lembaga
Konten pembelajaran dapat juga merupakan program-program pembelajaran yang dapat menunjang pengembangan profesionalisme guru, dosen atau masyarakat umum yang berminat. Konten tersebut dapat berupa RPP untuk sekolah dasar dan menengah, berbagai model pembelajaran untuk perguruan tinggi dan berbagai model pelatihan yang diminati oleh masyarakat umum C. Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme Perencanaan dan Pengembangan materi program pembelajarana/pelatihan. Mekanisme Proses pelaksanaan program pembelajaran/pelatihan secara hybrid, dengan kombinasi, tatap muka dan jarak jauh secara online dengan menerapkan sistem multicast, IPv6, SEA Radio Mekanisme Evaluasi hasil dan proses Monitoring dan Evaluasi Program Revisi dan pemeliharaan keberlangsungan program (tracer study) 14
SEAMOLEC Mitra SEAMOLEC Mitra adalah yang menjalin kerja sama dengan SEAMOLEC untuk menyelenggarakan program pembelajaran jarak jauh berbasis TIK baik program perkuliahan maupun pelatihan. Sesuai dengan standar SEAMOLEC Seamolec Mitra terdiri dari: Institusi penyelenggara program pendidikan yang berhak memberi ijazah (degree granting institution) D3, S1, S2, S3. Jumlah institusi tersebut ditrgetkan sebanyak 100 institusi di Indonesia dan 50 institusi di Asia Tenggara. Muncul istilah Mitra 150 Institusi penyelenggara program pelatihan berbasis TIK seperti ICT Centre, KKG, MGMP, Diklat SEAMEO centre lain di Asia Tenggara Untuk menjadi SEAMOLEC Mitra selain harus memenuhi standar SEAMOLEC yang telah ditetapkan, juga akan dikenakan iuran tahunan, untuk Mitra 100 sebesar….., untuk Mitra 150 dan SEAMEO Centre sebesar….., dan Mitra 500 sebesar Rp …... Manfaat menjadi Mitra SEAMOLEC
Menjadi anggota mailing list SEAMOLEC Akses pada 3 terbitan SEAMOLEC pertahun, yaitu 2 laporan riset dan 3 publikasi SEAMOLEC info Mendapat pelatihan gratis 2 kali satu tahun Dapat melakukan pelatihan modul2 SEAMOLEC di institusi masing-masing sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dapat melakukan kolaborasi dengan SEAMOLEC melalui teknologi multicast. 15
PJJ pada dasarnya adalah proses pembelajaran secara jarak jauh, oleh karena itu proses pembelajaran menjadi penting untuk diuraikan karena akan menentukan kualitas hasil pembelajaran. Beberapa langkah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran antara lain: 1. Pemilihan program berdasarkan kebutuhan. 2. Pengemasan program pembelajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang baik dan benar. 3. Pengaturan waktu belajar, waktu tes, dan lain lain. 4. Pemanfaatan secara efisien dan efektif berbagai bantuan belajar yang tersedia seperti, tutorial dan pembimbingan akademik dan konseling. 5. Ketersediaan sistem yang mudah diakses oleh peserta didik untuk mendapatkan hal-hal yang tersebut pada butir 1 sampai dengan 4
16
Bab 2 Standar Program Pendidikan Jarak Jauh SEAMOLEC Untuk setiap program PJJ yang ditawarkan diharapkan telah melalui tahap pengembangan program sesuai dengan model pengembangan program pembelajaran/pelatihan yang baku untuk setiap institusi, yaitu melalui tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi evaluasi and revisi. Program PJJ yang ditawarkan dapat secara tatap muka, model hybrid, yaitu gabungan antara tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK, atau 100 % jarak jauh berbasis TIK. Dalam mode hybrid, pemanfaatan bahan ajar berbasis TIK akan mencapai 30 – 79%. Dengan demikian proses pembelajarn peserta didik akan lebih banyak belajar mandiri. Pembelajaran hybrid ini terdiri dari: 1. pembelajaran tatap muka (residensial + tutor kunjung/tutor jaga) 2. pembelajaran menggunakan media cetak (bila diperlukan) 3. pembelajaran menggunakan audio-video 4. pembelajaran berbasis web Bagian pembelajaran secara tatap muka dapat sebagai bagian dari program residensial atau dengan memanfaatkan teknologi multicast. Pada bagian ini akan dibahas mengenai standar program PJJ yang dikembangkan berdasarkan standard SEAMOLEC. 1. Perancangan 2. Pengembangan 17
3. Implementasi 4. Evaluasi 2.1
Perancangan
Beberapa langkah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran pada suatu program pendidikan atau pelatihan antara lain: 1. 2. 3. 4.
5.
Pemilihan program berdasarkan kebutuhan. Pengemasan program pembelajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang baik dan benar. Pengaturan waktu belajar, waktu tes, dan lain lain. Pemanfaatan secara efisien dan efektif berbagai bantuan belajar yang tersedia seperti, tutorial dan pembimbingan akademik dan konseling. Ketersediaan sistem yang mudah diakses oleh peserta didik untuk mendapatkan hal-hal yang tersebut pada butir 1 sampai dengan 4
Untuk mendapatkan program pembelajaran yang efisien dan efektif, maka harus dimulai dengan membuat perancangan/desain program. Hal ini berlaku pula untuk program PJJ. Hasil perancangan ini adalah kurikulum program studi, standar kelulusan dan silabus silabus untuk setiap mata kuliah. Perancangan dimulai dengan melakukan analisis Analisis terhadap peserta didik, konteks dan konten pembelajaran/perkuliahan/pelathan. Hasil analisis kebutuhan instruksional ini adalah kompetensi utama dari lulusan program studi atau lulusan satu mata kuliah. Kompetensi utama ini di analisis menjadi berbagai kompetensi yang akan dikuasai peserta didik setelah melalui partisipasi 18
sejumlah mata kuliah/diklat wajib dan pilihan dari suatu program studi atau pelatihan. Setelah didapat kompetensi utama suatu mata kuliah maka dilakukan analisis instruksional untuk memetakan susunan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah menempuh satu program studi atau pelatihan. Setiap kompetensi dijabarkan menjadi 1 atau lebih mata kuliah/diklat. Hasil dari kegiatan penjabaran kompetensi program studi dan mata kuliah adalah gambaran program studi dan silabus untuk setiap mata kuliah. Setelah mendapatkan silabus matakuliah dapat mulai dikembangkan SAP untuk pertemuan tatap muka pada residensial atau video teleconference atau tutor kunjung, dan bahan ajar untuk untuk setiap matakuliah. Pada lampiran 2 dapat dilihat contoh format silabus dan SAP . Setelah didapat silabus per matakuliah maka dilakukan tahap pengembangan bahan ajar (cetak, audiovisual, dan berbasis web) dan bahan ujian Standar perancangan/desain program SEAMOLEC adalah: 1. Berdasarkan analisis kebutuhan 2. Dilaksanakan berdasarkan tahap pengembangan sistem pembelajaran/pelatihan (mis. model ADDIE) 3. Untuk perancangan pembelajaran berbasis web, melibatkan tiga komponen dasar yaitu pemetaan program (program mapping), objek belajar atau learning object materials, dan rancangan proses belajar atau proses interaksi (learning design). Pemetaan program adalah proses pemetaan komponen-komponen dalam bahan ajar berbasis web dan strategi/prosedur yang akan digunakan bersama bahan tersebut untuk mencapai kompetensi belajar yang diharapkan. Hasilnya adalah peta program yang menjelaskan serangkaian objek belajar yang sudah tertata dan terorganisasi secara berurutan sesuai dengan urutan belajar yang dirancang serta strategi belajar/interaksi antar objek belajar tersebut, antar 19
objek belajar dengan peserta didik yang belajar, dan antara objek belajar, mahasiswa, dan sumber belajar lainnya. Dalam program tatap muka, peta program ini disebut sebagai garis besar program pembelajaran (GBPP) atau silabus. Langkah pengembangan program pembelajaran berbasis Web sesuai dengan buku Pedoman pengembangan Bahan ajar berbasis web. Khusus untuk pemenuhan standar SEAMOLEC maka, bahan tersebut harus terdiri dari video dari dosen yang disertai dengan presentasi berbasis powerpoint dan simulasi konsep-konsep yang penting. 4. Untuk pemeblajaran berbasis audio visual..... 5. Untuk pembelajaran berbasis bahan ajar cetak....... 6. Semua mata kuliah/diklat tersedia lengkap saat peserta didik memerlukan 7. Ada pelatihan/pengarahan bagi tim pengembang sesuai dengan tahapan pengembangan tersebut 8. penjadwalan yang jelas, menggunakan platform yang sama (utk mk/md online), konsistensi dalam format mk/md, penjadwalan mk/md dalam beberapa semester ke depan untuk membantu peserta didik dalam merancang pemelajaran mereka 9. Kualifikasi anggota tim pengembang (sesuai perannya + keterampilan PJJ dan cara mendapatkan mereka) 10. Kerja sama lokal, nasional, regional dan International (kesepakatan transfer kredit yang telah ditempuh, antar institusi yang terlibat) 2.2
Pengembangan Program
Setelah dibuat perancangan program selanjutnya harus melakukan pengembangan bahan penunjang program, seperti: a. Pengembangan Naskah Akademik (kurikulum dan mata kuliah) b. Pengembangan Panduan Operasional 20
c. Pengembangan bahan ajar d. Pengembangan bahan ujian
2.2.1 Pengembangan Naskah Akademik Naskah Akademik adalah rencana akademik program yang di dalamnya termasuk penyusunan kurikulum dan mata kuliah. Naskah akademik tersebut akan menggambarkan hal-hal berikut, yang merupakan Indikator pemenuhan persyaratan per SK Mendiknas 107/2001 – SK Dirjen Dikti 108/2001: Indikator 1. Pendahuluan a. Peta kondisi peserta didik di wilayah/propinsi tempat institusi berada b. Bagaimana PTJJ dipersepsikan dapat membantu penanganan masalah peserta didik di wilayah/propinsi tersebut? c. Bagaimana posisi PTJJ di dalam institusi (dukungan internal)? d. Bagaimana keberadaan PTJJ dapat meningkatkan layanan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan oleh institusi? e. Bagaimana institusi dapat menghindari terjadinya persaingan tidak sehat antar institusi di wilayah/ propinsi atau antar program studi/pelatihan yang sama di beberapa institusi di wilayah/propinsi tersebut? f. Bagaimana gambaran keberlanjutan program (proyeksi pangsa pasar, sumber masukan/pendapatan?) 2. Kurikulum program studi/pelatihan 21
Indikator a. Kompetensi lulusan yang diharapkan b. Kurikulum (sequence, continuity, organization, and integration) c. Rujukan program yang digunakan 3. Pengelolaan Sumber Daya a. Sumberdaya Manusia (lampirkan data pendukung) 1) Perancang program 2) Penyusun/pengembang bahan ajar 3) Produser bahan ajar 4) Penyebar luas (distributor) bahan ajar b. Sumberdaya dan mekanisme pemutakhiran bahan ajar (updating) c. Sumberdaya penyelenggaraan interaksi dengan peserta didik 1) Tutorial tatap muka 2) Telekonferensi 3) Surat menyurat elektronik 4) Interaksi jarak jauh (sinkronus dan asinkronus) d. Sumberdaya bidang keahlian manajemen PTJJ dan pembelajaran jarak jauh e. Tenaga administrasi dan Penunjang Akademik f. Fasilitas, sumberdaya, dan akses peserta didik untuk praktikum (lampirkan data fasilitas) 1) Sarana dan prasarana umum 22
Indikator 2) Sarana dan prasarana praktikum 3) Sarana dan prasarana praktek pengalaman lapangan 4) Sarana dan prasarana sumberdaya, dan sistem untuk evaluasi hasil belajar secara terprogram minimal 2x per semester. 4. Proses Pembelajaran a. Belajar Mandiri (strategi pelaksanaan) b. Belajar Terbimbing (strategi pelaksanaan) c. Interaksi dua arah dengan dosen/instruktur/tutor d. Bahan ajar (ragam, strategi) e. Media pembelajaran (ragam, strategi) f. Evaluasi hasil belajar (ragam, strategi) g. Evaluasi hasil belajar harus mencerminkan tingkat kematangan dan kemampuan peserta didik melalui mekanisme ujian komprehensif secara tatap muka atau secara jarak jauh dengan pengawasan langsung. h. Layanan bantuan belajar (ragam, strategi) 5. Kelulusan dan sertifikasi 6. Organisasi unit sumber belajar untuk layanan teknis dan layanan akademis 7. Pendanaan program studi a. Dana investasi b. Dana operasional dan pemeliharaan c. Penerimaan internal d. Penerimaan eksternal 23
Indikator 8. Manajemen Akademik a. Rencana pengembangan program studi b. Manajemen sumberdaya c. Manajemen mutu akademis 9. Kerjasama dengan institusi lain yang mempunyai ijin penyelenggaraan program studi/pelatihan yang sama untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan program dan bahan ajar, pemberian bantuan belajar, layanan perpustakaan dan pelaksanaan praktikum dan pemantapan pengalaman lapangan, serta penyelenggaraan evaluasi hasil belajar secara jarak jauh.
1. Kurikulum - Mutu Kurikulum yang melibatkan kerja lab dan bagaimana akan dilaksanakannya - Perjanjian dengan tenaga pengawas dari institusi lain - Perjanjian dengan institusi lain yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum dan pemelajaran (Antar Mitra 100, Mitra 150, dan Mitra 500) 2. Struktur Mata kuliah/Diklat - Kontrak Perkuliahan/Pelatihan (menggambarkan populasi sasaran program, tujuan, tenggat waktu, dan jadwal yang disarankan) - Susunan materi matakuliah merupakan hasil analisis instruksional - Tugas-tugas (harus dapat menggambarkan usaha program untuk membantu peserta mengembangkan kemampuannya) 24
-
-
Ada usaha untuk mencegah dropout dan mahasiswa yang tidak aktif berinteraksi untuk pemelajarannya sendiri Strategi pemelajaran (kombinasi residensial dan online learning) Pemutakhiran matakuliah/diklat, untuk pelatihan setiap selesai 1 X pelatihan, untuk D-3 setiap 3 tahun sekali, untuk S1 setiap 4 tahun sekali, untuk S2 setiap 2 tahun sekali) Mekanisme login setiap minggu sekali bagi mahasiswa untuk setiap mk/md untuk melakukan kegiatan diskusi, menjawab latihan, asesmen, dan pembimbingan dan pembuatan jurnal online mingguan (perenungan terhadap apa yang sudah dilakukan) oleh peserta didik.
2.2.2 Pengembangan Panduan Operasional Panduan Operasional merupakan panduan pengelolaan yang wajib dikembangkan oleh setiap penyelenggara program PJJ, dimana di dalamnya mencakup hak dan kewajiban penyelenggara dan mahasiswa. Adapun panduan operasional yang harus dikembangkan adalah: a. Panduan Penyelenggaraan b. Panduan Mahasiswa c. Panduan Tutorial dan Tutorial Online d. Panduan Praktek e. Praktikum f. Ujian 2.2.3 Panduan Pengembangan Bahan ajar 2.2.3.1. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Cetak 25
2.2.3.2. Panduan Pengembangan Bahan Audio-Visual 2.2.3.3. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web 2.3
Implementasi
Model pembelajaran PJJ yang dikembangkan oleh SEAMOLEC ini adalah model Hybrid, dimana dalam proses pembelajarannya dilakukan secara tatap muka dan online (mandiri). Implementasi dari model hybrid ini adalah sebagai berikut. 1. Pendaftaran bisa dilakukan di tempat penyelenggara, dan/atau mitra SEAMOLEC 2. Residensial; 1 bulan pertama setiap semester di kampus PT. Untuk semester 2, 3, dst., digabungkan dengan pelaksanaan ujian semester sebelumnya. Dalam masa residensial ini mahasiswa belajar secara tatap muka atau melakukan praktikum di kampus. 3. Belajar mandiri secara online: 4-5 bulan berikutnya, mahasiswa pulang ke tempat masing-masing, membaca bahan ajar cetak dan belajar melalui web-based course. 4. Interaksi dengan tutor dilakukan secara tatap muka (tutor kunjung) sebanyak 2 kali dalam satu semester, dan melalui interaksi online (synchronous melalui videoconference, discussion forum, atau asynchronous melalui email/discussion forum) 5. Ujian dilaksanakan secara tatap muka di kampus atau online di Mitra 500 dengan pengawasa untuk menghindari joki atau kegiatan menyontek 2.4
Evaluasi
Pelaksananan evaluasi dalam program PJJ ini dibagi ke dalam 2 tahap, yakni: 1. Evaluasi terhadap hasil perkuliahan/pelatihan 26
a. b. c.
prosedur pengembangan soal ujian akhir perkuliahan/pelatihan Prosedur administrasi ujian (offline/onsite/on campuss dan online) Instrumen penilaian yang digunakan. - untuk keterampilan kognitif: tes tertulis seperti quizz, esai, pilihan ganda - Untuk keterampilan psikomotor/praktek, test kinerja (performance test) - Untuk keterampilan affektif, daftar observasi dan studi kasus
2. Terhadap proses perkuliahan/pelatihan a. Evaluasi oleh peserta didik terhadap matakuliah/diklat, proses interaksi pembelajaran, teknik penyampaian, kinerja dosen/pelatih/tutor, dukungan pembelajaran dan administrasi yang tersedia b. Evaluasi oleh komite dosen, asisten dosen/tutor, staf TI dan staf pendukung lainnya c. Tracer study, evaluasi oleh para pengguna lulusan
27
Bab 3 MITRA SEAMOLEC Mitra SEAMOLEC adalah individu, dan institusi yang menjadi partner SEAMOLEC dalam melaksanakana program PJJ. Para MITRA SEAMOLEC ini diharapkan dapat menjamin pelaksanaan PJJ sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga didapat hasil lulusan yang setara kompetensinya dengan lulusan sistem pembelajaran tatap muka. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan standar minimum yang jelas untuk pelaksanaan program, termasuk standar untuk para pelaksana program PJJ dalam hal ini para MITRA SEAMOLEC. Pada bagian ini akan dibahas mengenai standar minimal yang harus dipenuhi oleh MITRA SEAMOLEC. Pada bab ini akan dibahas Beberapa standar minimal untuk Mitra SEAMOLEC yang dibatasi untuk hal berikut: a. Standar Institusi b. Standar Sarana dan Prasarana c. Standar SDM Untuk standar program (perancangan, pengembangan, implementasi, dan Evaluasi) telah dibahas di bab 2. 3.1 Standar Institusi Institusi adalah penyelenggara utama di dalam kegiatan PJJ. Karena secara hukum, institusi inilah pelaksana dan penanggung jawab kegiatan pada garda terdepan. Oleh sebab itu, standarisasi terhadap institusi pelaksana program PJJ harus dilakukan. Ini juga sebagai bagian penilaian kesiapan dan keseriusan insitusi tersebut 28
untuk melaksanakan program PJJ. Hal-hal yang harus ada sehingga institusi dapat menjadi mitra SEAMOLEC dalam penyelenggaraan program PJJ secara kelembagaan adalah: 1. memiliki ijin penyelenggaraan kegiatan atau program di dalam wilayah Republik Indonesia; 2. memiliki MoU/MoA dengan SEAMOLEC untuk penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada bidang tertentu; 3. memiliki sertifikat ISO 9001:2000 khususnya pada bagian yang akan menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh; 4. memiliki sertifikat Standar SEAMOLEC untuk penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) 5. memiliki naskah akademik penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh yang menggambarkan secara detail program yang akan dikembangkan; 6. pimpinan institusi telah mengikuti pendidikan dan pelatihan mengenai manajemen Pendidikan Jarak Jauh yang dilaksanakan oleh SEAMOLEC; 7. memiliki tim pengembang dan pengelola Pendidikan Jarak Jauh yang ditetapkan oleh pimpinan institusi; 8. memiliki tim instruktur/dosen/widyaiswara yang telah mengikuti pendidikan atau pelatihan mengenai manajemen Pendidikan Jarak Jauh serta pendidikan atau pelatihan penyusunan bahan ajar cetak, audio-visual, berbantuan komputer (computer assisted instruction = CAI), dan berbasis web; 9. memiliki web site yang aktif diperbarui serta dapat menjadi sumber informasi penyelenggaraan program; 10. memiliki alamat email yang aktif dan dapat menjadi sarana komunikasi penyelenggaraan program. 3.2 Standar Sarana dan Prasarana 29
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat bergantung kepada sarana dan prasarana yang mencukupi, agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3.2.1 Standar Prasarana Prasarana yang dibutuhkan di dalam program ini adalah: 1. ruang laboratorium komputer dan atau multimedia yang dapat digunakan oleh mahasiswa/pengguna program di luar dari intitusi tersebut, dengan waktu yang cukup dan kondisi yang nyaman untuk pelaksanaan program; 2. ruang kelas atau ruang belajar yang sesuai dengan program Pendidikan Jarak Jauh yang dilaksanakan pada institusi; 3. koneksi internet dedicated minimal 128 Kbps (broadband) Prasarana ini mutlak diperlukan agar peserta program dapat mengikuti seluruh kegiatan dengan nyaman. Khusus untuk ruangan, agar disusun jadwal pemakaian yang tetap serta tidak berubah-ubah agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Koneksi internet sebesar 128 Kbps adalah koneksi ke link internasional, bukan link ke lokal server yang berada di ISP. Hal ini amat dibutuhkan karena program PJJ berbasis TIK ini sangat bergantung terhadap koneksi internet yang ada untuk pendistribusian program. 3.2.2 Standar Sarana Sarana yang dibutuhkan di dalam program ini adalah: 1. koneksi ke SEA EduNet dengan perangkat: 1 Set Parabola Mesh/Solid 10/12 feet 1 unit DVB Receiver 30
-
1 Unit PC Router 1 Unit software Multicast
2. perangkat Local Area Network yang menghubungkan seluruh PC yang digunakan pada program dengan seluruh server yang ada; 3. 1 Unit Web Server untuk penyimpanan materi yang dikirimkan secara multicast dengan spesifikasi minimal: Processor setara Intel Pentium 4 Memori 1 Gb Hard Disk 250 Gb SATA 4. komputer pada laboratorium berjumlah minimal 20 unit dengan spesifikasi: Processor setara Intel Celeron Memori 256 Mb Hard Disk 80 Gb 5. LCD Projector dan layar projector 6. Perangkat Wireless LAN yang terhubung dengan koneksi internet 7. Perangkat video converence (minimal Webcam atau Handycam yang terhubung pada PC) 8. Perangkat lunak legal, yang terinstalasi pada seluruh PC yang digunakan Perangkat lunak server dan aplikasinya Perangkat lunak untuk klien Perangkat lunak aplikasi perkantoran Perangkat lunak lainnya, sesuai dengan program yang dilaksanakan 3.3. Standar SDM Sumber Daya Manusia di dalam program Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh adalah sumber daya utama, karena disinilah proses 31
pembelajaran itu bertumpu. Walaupun sistem yang digunakan menggunakan TIK, namun seluruh proses di belakangnya tetap dikendalikan oleh manusia. Apabila pengendali tidak memiliki keahlian yang memadai, maka dapat dipastikan proses juga akan mengalami kekacauan. Secara umum, standar SDM untuk program ini adalah: 1. memiliki kompetensi yang sesuai dengan materi yang diberikan; 2. memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing; 3. memiliki keterampilan dalam bidang Pendidikan Jarak Jauh sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing; 4. mampu mengoperasikan komputer dan perangkat penunjang Pendidikan Jarak Jauh lain untuk mengelola informasi; 5. mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan (Minimal TOEFL 450); 6. telah menyelesaikan diklat dalam bidang Pendidikan Jarak Jauh yang dilaksanakan oleh SEAMOLEC; 7. memiliki kompetensi untuk menulis laporan dan menyebarkan informasi melalui media blog. Khusus untuk SDM tertentu, standar yang digunakan adalah: 1. Dosen Pengampu/Koordinator Widyaiswara memenuhi standar dari Ditjen Dikti/standard lain yang relevan untuk menjabat sebagai dosen pengampu/coordinator widyaiswara; memiliki kemampuan untuk menerapkan Pendidikan Jarak Jauh pada mata kuliah/mata diklat yang diampu 2. Dosen pelaksana/Widyaiswara memenuhi standar dari Ditjen Dikti/standard lain yang relevan untuk menjabat sebagai dosen pelaksana/widyaiswara; memiliki kemampuan untuk menerapkan Pendidikan Jarak Jauh pada mata kuliah/mata diklat yang diajarkan; 32
memiliki kemampuan untuk berkumunikasi dengan memanfaatkan perangkat TIK di luar waktu perkuliahan/pelatihan. Perancang Pemelajaran (Instructional Designer) pernah mengikuti pelatihan PEKERTI/AA atau pelatihan sejenis atau lulusan dari jurusan yang relevan; mampu merancang pemelajaran berbasis Pendidikan Jarak Jauh IT Specialist utk mitra 150 dan 500 berbeda memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1) memiliki sertifikat KKPI untuk kelas Instruktur; memiliki sertifikat CCNA; Tutor memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1) dan sesuai dengan jenjang pendidikan (misal, untuk jenjang S2, maka tutor harus minimal S2); memiliki sertifikat KKPI untuk kelas Instruktur; memiliki sertifikat kompetensi yang sesuai dengan matakuliah/diklat yang diberikan. Asisten memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma 3 (D3); memiliki sertifikat KKPI untuk kelas siswa; memiliki sertifikat CCNA, minimal CCNA 2; memiliki sertifikat JENI, minimal Jeni 2. Teknisi memiliki kualifikasi akademik minimal SLTA dan atau sedang/telah menempuh pendidikan Diploma 3 TKJ (D3 TKJ) memiliki sertifikat KKPI untuk kelas siswa; memiliki sertifikat CCNA, minimal CCNA 2; memiliki sertifikat JENI, minimal Jeni 2. -
3.
4.
5.
6.
7.
33
Lampiran 1: Contoh Perjanjian Kerja Sama (MOU)
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA PROGRAM S1 PENDIDIKAN JARAK JAUH PGSD ANTARA SEAMOLEC MITRA 150 (UNIVERSITAS ..............................) DENGAN SEAMOLEC MITRA 500 (SEKOLAH .....................................) Nomor Nomor
: ........................ : .........................
34
Pada hari ini ................ tanggal ............. bulan ............... tahun dua ribu delapan, yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama
: .......................................................
Jabatan
: ...........................................................................
Alamat
: ........................................................... ……………………………………………….
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: ………………………………….. tanggal ............................. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Jabatan, yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA 2. Nama
: ................................................
Jabatan
: ................................................
Alamat
: ................................................ ................................................
Berdasarkan Surat Keputusan ................................. Nomor ................................., tanggal ................................. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama jabatan selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
35
Berdasarkan : 1. Surat Penetapan Seamolec Depdiknas No. ............................................... tanggal ................................ 2. Proposal Seamolec Mitra 500 Nomor:…………............................................... Tanggal: ................................................. 3. Koordinasi Seamolec, Dikti, PMPTK dan usulan Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kab/Kota tentang Kerjasama pelaksanaan S1 PJJ PGSD tanggal …………………………. Kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan kerjasama yang dituangkan dalam suatu naskah perjanjian kerjasama dengan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 PENGERTIAN UMUM Yang dimaksud dalam perjanjian ini : 1. Perjanjian Kerjasama: adalah suatu ikatan kerjasama antara Seamolec Mitra 150 dalam hal ini adalah Universitas ………………………………………………………………… . Untuk melaksanakan program S1 PJJ PGSD di Kab/Kota …………………………………. Propinsi ………………………………………………………………… ……………………………………. dengan Seamolec Mitra 500 dalam hal ini Sekolah …………………………………… yang merupakan sekolah standar internasional / sekolah standar nasional / 2. Program S1 PJJ PGSD : adalah program pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 36
menggunakan system hybrid yaitu dengan system residensial (tatap muka di kampus) dan belajar mandiri dengan ict (email, chating, web base, video conference serta tutor kunjung dengan system on-line) Pasal 2 DASAR HUKUM Program S1 PJJ PGSD ini dilandasi ketentuan perundangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. 2. Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 3. Keputusan Menteri No 107 tahun 2001: provider of ODL 4. Keputusan Dirjen Dikti No.108/2001 tentang pembukaan program studi/jurusan (selanjutnya sebagai Juknis) Pasal 3 Tujuan Tujuan diselenggarakannya Program S1 PJJ PGSD adalah: 1. Seluruh guru yang belum berkualifikasi akademik S1 agar dapat mencapai kualifikasi tersebut dalam waktu dekat, agar dapat mengikuti ujian sertifikasi guru dan memperoleh sertifikat pendidik 2. Percepatan pendidikan S1 bagi guru SD dengan biaya terjangkau dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 3. Peningkatan SDM S1 guru SD yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 4. Peningkatan SDm S1 guru SD dengan tidak mengganggu proses pemelajaran di sekolahnya masing-masing, dengan melalaksanakan residensial saat sekolah libur dan tugas-tugas 37
bisa dikirim dengan menggunakan sistem informasi dan komunikasi. Pasal 4 Lingkup Pekerjaan 1. PIHAK PERTAMA yang berasal dari perguruan tinggi ditetapkan atas persetujuan Dikti, PMPTK dan Seamolec, sesuai standar yang berlaku. 2. PIHAK KEDUA yang berasal dari Seamolec Mitra 500 yang merupakan sekolah sebagai ICT Center / SBI / SSN atau KKG / MGMP dalam melaksanakan pekerjaan tersebut pada pasal 1, ditetapkan dengan persetujuan Dinas Pendidikan Kab/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi serta Seamolec di sesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan untuk Seamolec Mitra 500. 3. Setelah di tetapkan maka diwajibkan menyusun program pendidikan yang meliputi waktu pemanfaatan ruang Lab. Komputer Multimedia yang terkoneksi internet dedicated serta memberikan bantuan tutor dan teknisi dengan koordinasi dengan provider atau perguruan tinggi disesuaikan dengan tugas materi kuliah, strategi pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan serta disampaikan kepada PIHAK PERTAMA. 4. Program S1 Pendidikan Jarak Jauh PGSD yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi atau PIHAK PERTAMA harus dituntaskan sampai dengan program selesai termasuk pemberian Ijazah dengan selalu berkoordinasi dengan Seamolec Mitra 500, Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kab/Kota. Pasal 5 Jangka Waktu Pelaksanaan 38
Jangka waktu pelaksanaan Program S1 PJJ PGSD menggunakan aturan di Dikti dan Perguruan Tinggi penyelenggara Pasal 6 Kewajiban dan Tanggung Jawab 1. PIHAK PERTAMA harus melaksanakan tugas pemenuhan atas rencana kuliah sesuai sistem Hybrid dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi Informasi dan komunikasi. 2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan tugas dengan memberikan fasilitas layanan Lab Komputer terkoneksi internet dengan tutor dan teknisi sesuai standar yang berlaku. 3. PIHAK PERTAMA harus mengkoordinir Seamolec Mitra 500 yang menjadi partner kerjasama bersama Seamolec, serta membimbing apabila standar minimal pelayanan yang ada di Seamolec MItra 500 belum memenuhi standar yang berlaku. 4. PIHAK KEDUA harus membuat laporan pelaksanaan dan disampaikan kepada PIHAK PERTAMA. 5. PIHAK KEDUA diwajibkan memberikan laporan juga kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota beserta Dinas Pendidikan Propinsi serta Seamolec Depdiknas Pasal 7 Pendanaan Pendanaan Program S1 Pendidikan Jarak Jauh PGSD diatur sebagai berikut: 1. PIHAK PERTAMA dengan koordinasi dengan Seamolec Depdiknas, Dikti dan PMPTK untuk dilanjutkan dengan Dinas Pendidikan Propinsi serta Dinas Pendidikan Kab/Kota. 39
2. Segala akibat dari Program S1 PJJ PGSD termasuk dengan Seamolec Mitra 500, maka PIHAK PERTAMA (Perguruan Tinggi / Provider) harap dikoordinasikan dengan Seamolec Depdiknas, Dikti, PMPTK, Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kab/Kota. Pasal 8 PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA 1. Penyaluran dana bantuan akan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: PIHAK KEDUA membuka rekening bank atas nama institusi. PIHAK KEDUA harus mengangkat Tim dan Bendahara Pengelola Keuangan kegiatan Program Pendidikan Jarak Jauh S1 PGSD.. Penyaluran dana bantuan akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai prosedur yang berlaku. Pembayaran dana bantuan akan dilakukan sekaligus oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai aturan yang berlaku di Seamolek Depdiknas. 2. Dana bantuan digunakan untuk mensubsidi program Pendidikan Jarak Jauh S1 PJJ PGSD sesuai aturan yang disepakati PIHAK I dan PIHAK II.
Pasal 9 KEWAJIBAN DAN SANKSI 1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas terlaksananya kegiatan, kebenaran prosedur sesuai aturan standar Seamolec Mitra 500 yang telah ditentukan oleh Seamolec Depdiknas. 40
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan Diktum yang tertuang dalam surat perjanjian ini beserta lampirannya, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana subsidi yang telah diberikan kepada PIHAK PERTAMA untuk dikembalikan yang berhak. 3. Apabila terjadi kerugian negara akibat penyalahgunaan dana bantuan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Pasal 10 LAIN-LAIN 1. Perubahan atas Surat Perjanjian Kerjasama ini, hanya dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak; 2. Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 6 (enam), tiga rangkap di beri meterai Rp 6.000,- dengan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama; 3. Dokumen proposal, petunjuk pelaksanaan Program S1 Pendidikan Jarak Jauh dan lampiran surat perjanjian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini dan bersifat mengikat.
Pasal 11 PENUTUP Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak, pada hari dan tanggal tersebut di atas.
41
PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA
.......................................
………………………………………
NIP.
NIP.
Mengetahui
Mengetahui
Dinas Pendidikan Prop......................
Dinas Pendidikan kab/kota..............
.......................................
………………………………………
NIP.
NIP. 42
Lampiran 2: Contoh format2 silabus matakuliah dan SAP GBPP Perancangan Sistem Pembelajaran Mata kuliah/Diklat : Semester : Dosen/Instruktur : Deskripsi Singkat : No
Standar Kompetensi/Kompetensi Utama/TIU
Kompetensi Dasar/Kompetensi Khusus/TIK
Indikator/TIK yang lebih rinci
Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan
Pengalaman Belajar
Media Ctk
Lain
Tes O
E
Waktu P
Media: Cetak, Lain: Audio visual, CAI, Web, internet, realia, lingkungan sekitar dll Tes: O = Obyektif; E = Essay, P = Prilaku/Kinerja/Sikap
43
Sumber
Program Mapping Perancangan Sistem Pembelajaran Mata Kuliah Deskripsi
Standar Kompetensi kuliah ini akan dapat:
: Perancangan Sistem Pembelajaran : Mata kuliah ini akan membahas mengenai kegiatan instruksional sebagai sistem, model-model pengembangan instruksional, perumusan tujuan instruksional umum, analisis instruksional, perilaku awal dan karakteristik siswa, tujuan instruksional khusus, penulisan tes acuan patokan, strategi instruksional, produksi bahan-bahan instruksional, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. : Pada akhir semester mahasiswa Program Pasca Sarjana UNILA yang mengambil mata a. menganalisis beragam model perancangan sistem instruksional b. menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur perancangan sistem instruksional c. melakukan evaluasi formatif terhadap prototipe sistem instruksional yang telah
dirancang
No
1
Komptensi Dasar
menjelaskan konsep, prinsip, dan prosesur
Pokok Bahasan Konsep, prinsip, dan
Tatap Muka
Print + Audio Visual
Video Teleconference
Webbased Course
Dosen utama 44
No
Komptensi Dasar
penyusunan desain instruksional
Pokok Bahasan prosedur desain instruksional Konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional Kebutuhan instruksional
2
menganalisis beragam model perancangan instruksional
3
mengidentifikasi kebutuhan instruksional
4
menulis tujuan instruksional umum
tujuan instruksional umum
5
melakukan analisis
analisis
Tatap Muka
Print + Audio Visual
Video Teleconference
Webbased Course
Dosen utama
Tutor dan Mahasiswa menyajikan makalah kelompok Tutor dan Mahasiswa menyajikan makalah kelompok Dosen Utama 45
No
Komptensi Dasar
Pokok Bahasan
instruksional mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa
instruksional perilaku dan karakteristik awal siswa
7
menulis tujuan instruksional khusus
tujuan instruksional khusus
8
mengembangkan tes acuan patokan
9
mengembangkan strategi instruksional
Penilaian hasil belajar (tes acuan patokan) strategi instruksional
6
Tatap Muka
Print + Audio Visual
Video Teleconference
Webbased Course
Tutor dan Mahasiswa menyajikan makalah kelompok Tutor dan Mahasiswa menyajikan makalah kelompok Dosen Utama Tutor dan Mahasiswa menyajikan makalah 46
No
Komptensi Dasar
Pokok Bahasan
10
menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata kuliah yang dibinannya atau mata pelajaran lain yang diminatinya. menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang meliputi lingkup materi untuk diajarkan selama 4 perkuliahan tatap muka (4x60 menit) menyusun bahan perkuliahan untuk dipergunakan dalam 4 jam perkuliahan
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
11
12
Tatap Muka
Print + Audio Visual
Video Teleconference
Webbased Course
kelompok Dosen Utama
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Dosen Utama
bahan ajar
Dosen utama
47
No
Komptensi Dasar
13
melakukan evaluasi formatif bahan perkuliahan tersebut sehingga menjadi bahan yang siap pakai.
Pokok Bahasan ujicoba lapangan (evaluasi formatif)
Tatap Muka
Print + Audio Visual
Video Teleconference
Webbased Course
Dosen Utama
Program Mapping Perancangan Sistem Pembelajaran (Videoteleconference) Mata Kuliah Deskripsi
Standar Kompetensi kuliah ini akan dapat:
: Perancangan Sistem Pembelajaran : Mata kuliah ini akan membahas mengenai kegiatan instruksional sebagai sistem, model-model pengembangan instruksional, perumusan tujuan instruksional umum, analisis instruksional, perilaku awal dan karakteristik siswa, tujuan instruksional khusus, penulisan tes acuan patokan, strategi instruksional, produksi bahan-bahan instruksional, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. : Pada akhir semester mahasiswa Program Pasca Sarjana UNILA yang mengambil mata d. menganalisis beragam model perancangan sistem instruksional e. menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur perancangan sistem instruksional
48
f. melakukan evaluasi formatif terhadap prototipe sistem instruksional yang telah dirancang
No
Kompetensi Dasar (TIK)
1
menjelaskan konsep, prinsip, dan prosesur penyusunan desain instruksional
2
menganalisis beragam model perancangan instruksional
3
mengidentifikasi kebutuhan instruksional menulis tujuan instruksional umum
4 5
melakukan analisis instruksional
Pokok Bahasan
Inisiasi
Interaksi
Tugas
Waktu
Referensi
Konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional Konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional Kebutuhan instruksional tujuan instruksional umum analisis instruksional
49
No 6
7
Kompetensi Dasar (TIK) mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa menulis tujuan instruksional khusus
8
mengembangkan tes acuan patokan
9
mengembangkan strategi instruksional menyusun GarisGaris Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata kuliah yang dibinannya atau mata pelajaran lain yang diminatinya. menyusun Satuan
10
11
Pokok Bahasan
Inisiasi
Interaksi
Tugas
Waktu
Referensi
perilaku dan karakteristik awal siswa tujuan instruksional khusus Penilaian hasil belajar (tes acuan patokan) strategi instruksional Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Satuan Acara
50
No
12
13
Kompetensi Dasar (TIK) Acara Perkuliahan (SAP) yang meliputi lingkup materi untuk diajarkan selama 4 perkuliahan tatap muka (4x60 menit) menyusun bahan perkuliahan untuk dipergunakan dalam 4 jam perkuliahan melakukan evaluasi formatif bahan perkuliahan tersebut sehingga menjadi bahan yang siap pakai.
Pokok Bahasan
Inisiasi
Interaksi
Tugas
Waktu
Referensi
Perkuliahan (SAP)
bahan ajar
evaluasi formatif
51
Program Mapping Perancangan Sistem Pembelajaran (Web-based) Mata Kuliah Deskripsi
Standar Kompetensi kuliah ini akan dapat:
: Perancangan Sistem Pembelajaran : Mata kuliah ini akan membahas mengenai kegiatan instruksional sebagai sistem, model-model pengembangan instruksional, perumusan tujuan instruksional umum, analisis instruksional, perilaku awal dan karakteristik siswa, tujuan instruksional khusus, penulisan tes acuan patokan, strategi instruksional, produksi bahan-bahan instruksional, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. : Pada akhir semester mahasiswa Program Pasca Sarjana UNILA yang mengambil mata g. menganalisis beragam model perancangan sistem instruksional h. menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur perancangan sistem instruksional i. melakukan evaluasi formatif terhadap prototipe sistem instruksional yang telah
dirancang No
1
Activity
menjelaskan konsep, prinsip,
Teks/Ppt
Images
Video
Test/Quiz/ Assignment
Syllabus/ calender
Link: URL Addresses
glossary
Instructional Method (interaction & learning path)
1. Prosedur Pembelajaran
52
No
2
3 4
Activity
dan prosedur penyusunan desain instruksional menganalisis beragam model perancangan instruksional
mengidentifikasi kebutuhan instruksional menulis tujuan instruksional umum
Teks/Ppt
Images
Video
Test/Quiz/ Assignment
Syllabus/ calender
Link: URL Addresses
glossary
Instructional Method (interaction & learning path)
PPT 1. Model Desain 2. Tinjauan Model Pengemban gan Instruksiona l PPt bagian dari Model Desain
53
No
Activity
Teks/Ppt
Ragam melakukan pengetahuan analisis instruksional 6 mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa 7 menulis tujuan instruksional khusus 8 mengembangkan tes acuan patokan 9 mengembangkan strategi instruksional 10 menyusun GarisGaris Besar
5
Images
Video
Test/Quiz/ Assignment
Syllabus/ calender
Link: URL Addresses
glossary
Instructional Method (interaction & learning path)
PPt : Analisis Instruksiona
54
No
11
Activity
Teks/Ppt
Images
Video
Test/Quiz/ Assignment
Syllabus/ calender
Link: URL Addresses
glossary
Instructional Method (interaction & learning path)
Program Pengajaran (GBPP) untuk mata kuliah yang dibinannya atau mata pelajaran lain yang diminatinya. menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang meliputi lingkup materi untuk diajarkan selama 4 perkuliahan tatap muka (4x60 menit)
55
No
Activity
Teks/Ppt
Images
Video
Test/Quiz/ Assignment
Syllabus/ calender
Link: URL Addresses
glossary
Instructional Method (interaction & learning path)
12 menyusun bahan perkuliahan untuk dipergunakan dalam 4 jam perkuliahan 13 melakukan evaluasi formatif bahan perkuliahan tersebut sehingga menjadi bahan yang siap pakai.
56
Matriks SAP/RPP/Tutorial Tatap Muka dan Kunjung Mata Pelajaran : Kelas : Semester : Standar Kompetensi: Kompetensi Dasar : Indikator : Tahap Uraian Kegiatan Kegiatan Dosen Media Pembelajaran (Metode)/Kegiatan Mahasiswa (pengalaman belajar) Keg. Kegiatan Dosen Mhsw Deskripsi Pendahuluan/ Singkat Kegiatan Awal Relevansi
Waktu
Dosen
Mhsw
Indikator Uraian 57
Tahap
Penyajian/ Kegiatan Inti
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Dosen (Metode)/Kegiatan Mahasiswa (pengalaman belajar) Keg. Kegiatan Dosen Mhsw
Media
Waktu
Dosen
Mhsw
Materi Contoh Latihan
Penutup
Tes Formatif dan Umpan Balik Tindak Lanjut
58
Evaluasi Referensi
59