LEMBAR TERSETUJUA}I
ARTII(EI
S{SHI!S€IL{TI{,{,N EASIL BELAJAR SISWA MELALUI TffiI}EL PSMBEfuIJARAN TARI BAMBU I}I KELAS Xl SMA NEGERT KABUPATEN GiORONTALO
OIeh
LISFIAWATI
TAI*
Mengetahui
, 195911201ffi60a
I
001
I TEI.AGA BIXII
MENINGKATI{AIIT IIASIL BEI,AJAR SISWA MIIJLL{II MOI}EI,
PE*lBgtAJAtrAN TABI BAM*U DI KELAs x, sMA NEGEBI I TELAGA BIRU KABUPATEN G,DRONTALO
Lisuewati Taib', U*man Moontil, Rust*m Tohcpis
ABSTRAK
LISI'{AWATI TAIB. Nim 911 411 119. "I\deningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Mdel Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing) Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Ketas Xr SMA Hegeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo" Skripsi. Program $tudi Perka#san Jrrtrgr Peadidikaa Ekonor$i, Fakultas Ekonsmi da Bisnis, Uaiversitas Hegeri Gorontalo. Pdia*biag 1 Bapak Dr, H, U*mar Moouti.rM.Si, Dan Pembimbing 2 Bapak B=saE fdespi, S$fr"n{.Si. Pslaksanaan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah apakah dengan menggunakan pmbelajaran Tari Bambu dalam proses belajar mengajar hasil belajar siswa pa& r*aa S*jwanekoaami di kelas Xr SMANegeri 1 Telaga Biru akaa meningkat.
m#
Paelitian ini dilaksanakan dalam bentuk Peaelitian Tindakan Kelas
€fK), Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas Xl yang berjumlah 26 orang. Variabel rylieiaa ssrdiri dari vadabel input, variabel proses dan variabel output. Tatpp pcrelitian terdiri dri perencanaag pelaksaaaan tindakan, pengamatan, analisis daa refleksi. Tetdk pHl€F#.*FEll*r: data yakni lembar poagamalan untuk menilai keeiata$ guru den sic*va, **rh lembar tes untuk rnengnkur peningkata hasil belajar siswa. Teknik analisis data dilaksaaken seeera kuantitatif pada setiap akhir siklus pembelajaran dengan menggunakan data hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa serta dab hasil belajar sisua. Kesiryda* dari pnelitian tindakan kelfls iai
adalah menerima hipotesis tindakan y"ag jika dikes*trkqk*rl dalam bab ?, berbunyi: guru menggunakan model prnbelajaran kcopmatif tip tari bambu pada kelas Xt di SMA Negeri 1 Tslaga Biru" m*ka h*sil beiajar siswi akaa dengan bukti dari hasil analisis data: 1) siswa yang memperoleh trasil klajar r{i*las 75 meningkat dafi 38,46s/o hasil observasi awal menjadi 51,53yo pda hasil belajar sifine. {tatt* siklus I, dan meningkat lagi menjadi 8836% pada hasil klajar siswa uat*k *ikllp A 2) hftsil k*giatan $$u yang t*rmasuk Fda kriteria sangat baik dan baik meai*gkat darj 25i/a siklus I menjadi 75% pada siklus II, Dan 3) trasil pengpmatan kegiat*n siswa yang temasuk pada kategori cukup 72,73a/o pada siklus I meningkat menjadi sangat baik 18,tr8% p& *ikt*s II.
k
1
? 3
I(*E*i
Lis*tvgi
r F{*sil Belajar Siswa daa Model Pembelajaraa Tari bambu
Tsib Mah*siswa Jirusari Pendidikan Ekaromi Falriltas Ekalrpmi dffi Bisxis"UHG
Dawn Psrdidiksn Ekoaomi den Bisnis,UNG
feas?#idikar:
Ekonomi daa Bier:ie.Lit{G
PENDAHULUAN
Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru. Huda (2013:108) dalam bukunya model-model pembelajaran mengemukakan bahwa tugas utama guru adalah mengklarifikasi makna-makna materi pengajaran yang baru, membedakan makna dari dan mendamaikannya dengan pengetahuan yang ada, membuatnya yang relevan dengan siswa secara personal dan
kognitif serta membantu siswa untuk kritis pada pengetahuan. Dengan demikian siswa pada idealnya dapat berpikir dengan mengajukan pertanyaan dalam merespon materi yang disajikan.
Guru dalam proses belajar mengajar harus menggunakan strategi pengajaran yang tepat karena
hal tersebut merupakan dukungan terhadap siswa belajar disamping guru mengajar. Sasaran utama penggunaan strategi pembelajaran adalah untuk membantu siswa dalam belajar bekerja sama, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah baik sifatnya akademik maupun social.
Bentuk dukungan pembelajaran yang dilaksanakan melalui proses pengajaran yang bersifat kooperatif, harus didukung oleh ekstensif dan responsive terhadap kebutuhan siswa. Sekolah perlu ditunjang oleh perpustakaan yang menyediakan informasi dari berbagai media, berbagai informasi referensi yang luas dan banyak. Jadi penggunaan model kooperatif sangatlah
menarik, bermanfaat dan konprehensif. Dan model tersebut dapat digunakan untuk semua subjek pelajaran pada siswa, semua tingkat umur. Apabila guru dalam pengajaran berkeinginan untuk menekankan proses formulasi yang belum terstruktur dan belum ditetapkan, maka sebagaiknya
guru menggunakan model dalam proses pengajaran.
Peran guru dalam mengelola belajar mengajar, dapat mengembangkan berbagai kreativitas siswa. Langkah awal guru adalah merumuskan tujuan yang dicapai dalam proses pembelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa, disebabkan oleh beberapa hal, antara lain, baik yang berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasaranayang ada di sekolah. Salah satunya yaitu yang berasal dari guru. Biasanya guru belum sepenuhnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang belum tepat, dan belum memperhatikan karakter siswa yang ada. Kenyataan dilapangan dapat ditemui masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam
belajar, sehingga kurang menguasai materi pelajaran dengan baik, pada gilirannya partisipasi siswa menjadi rendah dalam proses belajar mengajar. Selain
itu siswa tidak dilatih
untuk
berkomunikasi aktif dalam pembelajaran. Kenyataan tersebut dibuktikan oleh hasil belajar siswa yang rendah, yakni dari jumlah siswa sebanyak 26 orang, hanya 10 orang atau 38, 46 Yo yang mendapat ketuntasan belajar sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yakni 75. Sedangkan 16 orang atau 6l,53Yo belum sebagaimana diharapkan.
Hasil pra survey yang dilakukan oleh calon peneliti, pada semester genap 2014, menunjukkan bahwa, ketidaktuntasan belajar tersebut disebabkan oleh beberapahal antara lain, disebabkan guru sangat mendominasi dalam proses pembelajaran, siswa kurang percaya diri
dalam mengungkapkan pertanyaan, siswa belum dapat berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Itulah sebabnya peneliti merasa termotivasi untuk mengkaji secara
ilmiah, yang peneliti rumuskan dalam judul: 'Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui model Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing) Pada Mata Pelajaran Ekonomi
di SMA Negeri 1
Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.
Tari bambu merupakan strategi kooperatif yang dikembangkan oleh Anita Lie 2002 (dalam Huda 2AB:249) dari strategi inside outside circle. Model pembelajaran tari bamboo ini
merupakan pengembangan dan modifikasi dari teknik lingkaran kecil lingkaran besar. Di beberapa kelas, teknik lingkaran kecil lingkaran besar sering kali tidak bisa dilaksanakan karena
kondisi penataan ruang kelas yang tidak menunjang. Tidak ada cukup ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di alam bebas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memang ditata dengan model klasikaVtradisional. Bahkan, banyak penataan tradisional ini bersifat permanen; kursi dan
meja sulit dipindahkan. Dinamakan Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina
yangjuga populer di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu keunggulan dari teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan
singkat dan teratur. Teknik ini juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka. Di sini, tari bambu bisa menjadi alternatif untuk masalah tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai
berikut: Proses pembelajaran yang ada masih terpokus kepada guru, rendahnya kepercayaan diri
yang dimiliki sisw4 penggunaan model pembelajaran belum
di
sesuaikan dengan tujuan
pengajaran yang ingin dicapai, pemilahan model pembelajaran yang belum tepat, rendahnya apersepsi guru dalam mengawali pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian
ini
adalah "Apakah guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model Pembelajaran kooperatif Tari Bambu, dapat meningkatkan hasil Belajar Siswa Kelas X1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi
di SMA 1 Negeri Telaga Biru.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka cara untuk mengatasi permasalaharrnya
yaitu guru dalam proses pengajaran menggunakan strategi pembelajaran, model kooperatif tari bambu yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan pada mata pelajaran Ekonomi. Adapun Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1) Separuh Kelas (atau seperempat jika jumlah siswa
terlalu banyak) berdiri berjajar didepan kelas ; 2) Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Carayang kedua
ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena
diperlukan waktu yang relatif singkat ; 3) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran
yang pertama;
4) Dua siswa yang
berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi; 5)
Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah keujung lainnya
di
jajarunnya. Jajaran
ini
kemudian bergeser. Dengan cara
ini,
masing-masing siswa
mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi informasi.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk dapat mengetahui apakah dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tari bambu dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas Xl pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri
1
Telaga Biru
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN Sudjana (2A09: 3) mengemukakan bahwa Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Darsono (2000:15) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan. Setelah
belajar siswa memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya nilai tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa.
Pembelajaran kooperatif dikembangkankan dari teori belajar kontrutivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vitogotsky, menurut Ratna tahun 1988 (dalam Abdul Majid; 2013: 173), selanjutnya beliau mengatakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.
Pembelajaran kooperatif,, guru berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri.
Tari bambu merupakan strategi kooperatif yang dikembangkan oleh Anita Lie 2002 (dalam
Huda 2013:249) dari strategi inside outside circle. Model pembelajaran tari bamboo ini merupakan pengembangan dan modifikasi dari teknik lingkaran kecil lingkaran besar. Di beberapa kelas, teknik lingkaran kecil lingkaran besar sering kali tidak bisa dilaksanakan karena
kondisi penataan ruang kelas yang tidak menunjang. Tidak ada cukup ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di alam bebas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memang ditata dengan model klasikal/tradisional. Bahkan, banyak penataan tradisional ini bersifat perrnanen; kursi dan
meja sulit dipindahkan. Dinamakan Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina
yangjuga populer di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu keunggulan dari teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan
singkat dan teratur. Teknik
ini juga memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengolah
informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka. Di sini, tari bambu bisa menjadi alternatif untuk masalah tersebut. Sebagai inside outside circle, strategi ini mencakup tahap-tahap berikut berdasarkan .iumlah siswa yang terlibat secara individual/atau kelompok.
a.
Tari bambu (bamboo dancing) individu
1)
:
Separuh kelas (atau seperempat
jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri
berjajar di depan kelas.
2) Kemungkinan kedua
lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Carayang
ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu
yang relatif singkat.
3) Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama. 4) Dua siswa berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi. 5)
Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah keujung lainnya pada jajaran yang lain sehingga jajaran akan bergeser. Dengan
cara ini, masing-masing siswa mendapatkan pasangan baru untuk berbagi informasi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.
b. Tari bambu(bamboo dancing) kelompok:
l)
Satu kelompok berdiri disatu jajaran berhadapan dengan kelompok lain.
2)
Kelompok bergeser seperti prosedur tari bambu individu
di atas, kemudian
mereka pun saling berbagi informasi
Hipotesis dalam peneletian tindakan kelas ini adalah 'Jika guru menggunakan model
pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) dalam proses pembelajaran, maka hasil belajar siswa kelas
Xl padamatapelajaran
Ekonomi akan meningkat".
METODE PBNELITIAN Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan
di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo pada
semester genap tahun ajaran 2015.
jumlah siswa 26 orang,jumlah siswa
Siswa yang dikenai tindakan yaitu siswa kelas
Xr
laki-laki
jumlah 16 orang. Alasan memilih lokasi di SMA
10 orang dan siswa perempuan dengan
dengan
Negeri 1 Telaga Biru karena sekolah tersebut merupakan lokasi PPL-il dari peneliti, sehingga peneliti dapat dengan mudah bekerja sama dengan guru Ekonomi. Adapun teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan berkesinambungan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Data yang dianalisis berupa data hasil observasi kegiatan
guru dan keaktifan siswa serta
data hasil belajar siswa.
Datayang diperoleh akan diolah dan dipresentasikan dengan cara
Nilai 75 : jumlah siswa )zang tuntas X
:
100yo
Jumlah seluruh siswa
Rata-rata daya serap
:
iumlah skor tercapai X 100% Jumlah siswa
Nilai rata-rata kelas: jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil tindakan kelas pada siklus I menunjukan bahwa pengamatan terhadap kegiatan
guru dari 12 aspek yang diamati, kualifikasinya 3 aspek (25%) memperoleh kriteria baik,
6
aspek (50%) yang mencapai kriteria cukup, 3 aspek (25%) yang memperoleh kriteria kurang dan
0 aspek (lYo) yang memperoleh kriteria tidak baik. Selanjutnya untuk pengamatan terhadap kegiatan siswa dari 11 aspek yang diamati, kualifikasinya adalah sebagai berikut : diperoleh 8
aspek (72.73%) yang memperoleh kriteria cukup dan
3
aspek (27.27%) yang memperoleh
kriteria kurang. Pada tahap selanjutnya untuk hasil'belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut, dari
jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas sebanyak 16 (6L.54%) orang, dan siswa yang memperoleh dibawah 75 berjumlah 10 orang atau (38.46%o), serta daya serap 70.65%.
Berbagai kekurangan yang terdapatpada siklus I selanjutnya disempurnakan pada siklus
2
dengan cara memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah dicapai pada siklus
I,
setelah
dilakukan siklus 2 temyata terjadi peningkatan dari berbagai aspek yaitu terjadi perubahan dan kemajuan pada kegiatan guru, siswa dan hasil belajar siswa tersebut. Pada hasil kegiatan guru
yang terdiri dari 12 aspek yang diamati diperoleh kualifikasi sebagai berikut : 9 aspek (75%) yang mencapai kriteria sangat baik, 3 aspek (25%) yang mencapai kriteria baik, ,0 aspek (0%)
yag memperoleh criteria cukup, kurang dan tidak baik. Selanjutnya dari hasil pengamatan kegiatan siswa juga diamati sebagai berikut : 2 aspek (18.18%) yang memperoleh kriteria sangat
baik, 9 aspek (81.82W yang memperoleh kriteria baik, 0 aspek yang memperoleh cukup,kriteria kurang dan tidak baik, dari 11 kriteria yang di amati. Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus 2 iniyang memperoleh nilai 75 keatas dari ?6 siswa, yaitu23 orang (88.46%), dan siswa yang memperoleh
nilai
dibawah 75 berjumlah 3 orang atau (11-54%). Carayang ditempuh oleh
peneliti untuk menindak lanjuti siswa yang belum tuntas yakni sebanyak 3 orang, mereka akan diadakan remedial dan penambahan tugas sesuai materi yang telah diajarkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat bahwa melalui model pembelajaran tari bambu dimana siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur.
Hal ini sesuai
dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Isjoni (2009:35) mengemukakan bahwa dengan melaksanakan
model pembelajaran tari bambu, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga dapat melatih siswa untuk memiliki ketrampilan, baik ketrampilan berpikir
(thingking skill), maupun ketrampilan sosial (social skill), seperti ketrampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia
kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan dikelas. Walaupun hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan, tetapi masih memerlukan pengembangan lebih lanjut.
Ini disebabkan dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang
hasil belajarnya dibawah 75. Berdasarkan garnbaran diatas ternyata model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu ini
memiliki dampak yang begitu besar teriradap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada dampak perubahan dari siswa yaitu : 1) siswa menjadi lebih berpartisipasi pada proses belajar mengajar , 2) komunikasi 2 arah itu tercipta, 3) siswa menjadi
aktif dalam bertanya dan memberikan jawaban, 4) daya serap siswa dalam menerima materi meningkat, 5) siswa menjadi berani tampil di depan kelas, 6) rasa kerjasama semakin meningkat serta hasil belajar siswa menjadi meningkat. Oleh karena itu berdasarkan hipotesis tindakan yang
telah peneliti rumuskan sebagai berikut
" jika guru menggunakan
model pembelajaran kooperatif
tipe tari bambu pada kelas Xt di SMA Negeri 1 Telaga Biru maka hasil belajar siswa akan meningkat. Hal ini telah teruji benar berdasarkan hasil tindakan dalam penelitian tindakan yang telah lakukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus yang didasarkan pada
hasil analisis data diatas, maka hipotesis penelitian yang berbunyi 'Jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu pada kelas
Xl di SMA Negeri
1 Telaga Biru
Kabupaten Gorontalo, maka hasil belajar siswa akan meningkat, dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudjana,Nana. 2A09. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung Rosdakarya
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakartsa:Rineka Cipta Darsono, Max.2000- Belajar Dan Pembelajaran. Semarang, IKIP semarang press
Majid Abdul.
2A13. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Isjoni.2009. Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta : pustaka belajar
:
PT
Remaja