PENGARUH SIZE PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS, LIKUIDITAS, PROFITABILITASTERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 SRI NATALIA 110462201060 Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang,2016 ABSTRAK SRI NATALIA : PengaruhSize Perusahaan, RisikoBisnis, Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010 – 2014.
Setiap perusahaan yang berorientasi pada laba selalu mempunyai tujuan akhir yaitu pencapaian laba yang sebesar-besarnya dan menekan pengeluaran seminimal mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel size perusahaan, risiko bisnis, likuiditas dan profitabilirtas terhadap kebijakan hutang. Populasi dalam penelitian ini seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari periode 2010-2014 sebanyak 122 perusahaan. Pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling sehingga diperoleh 50 perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah data yang sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id . Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan variabel size prusahaan, risikobisnis, likuiditas dan profitabilirtas berpengaruh terhadap kebijakan hutang, sedangkan penelitian secara parsial menunjukkan bahwa likuiditas bepengaruh terhadap kebijakanhutang sedangkan variabel size prusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Kata kunci : Size Perusahaan, Risiko Bisnis, Likuiditas, Profitabilitas dan Kebijakan Hutang
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Latar Belakang Masalah Perusahaan Manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan Manufaktur mengalami pertumbuhan selama beberapa tahun terakahir. Ini di akibatkan karena tingginya permintaan domestik dan cepatnya pertumbuhan investasi asing. Untuk memenuhi permintaan domestik yang tinggi, perusahaan harus melakukan eksapansi. Kegiatan ekspansi ini didanai oleh sumber dana internal dan eksternal. Salah satu sumber dana eksternal perusahaan adalah hutang. Hutang berpengaruh penting pada perusahaan karena selain sebagai sumber pendanaan ekspansi, dengan penggunaan hutang hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Para pemegang saham hanya perduli pada risiko sistematik. Dalam menentukan kebijakan hutang ada beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan pada umumnya, antara lain ukuran perusahaan, risiko bisnis, likuiditas dan profitabilitas. Ukuran perusahaan pada dasarnya dapat di klasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara. Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktifitas operasi suatu perusahaan. Dengan demikian ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayan yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan hutang lewat fleksibilitasnya dan kepercayaan dari kreditur. Terdapat dua risiko di perusahaan, yaitu risiko keuangan dan risiko bisnis. Risiko bisnis merupakan tingkat risiko dari operasi perusahaan apabila tidak menggunakan hutang. Perusahaan dikaitkan dengan risiko bisnis yang tinggi apabila perusahaan tersebut mimiliki volatilitas pendaatan yang tinggi sehingga mempunyai probilitas kebangkrutan yang tinggi. Perusahaan yang menghadapi risiko bisnis tinggi sebagai akibat dari kegiatan operasinya, akan menghindari untuk menggunakan hutang yang tinggi dalam mendanai aktivanya. Hal ini karena perusahaan tidak akan meningkatkan risiko yang berkaitan dengan kesulitan dalam pengembalian hutangnya (Mamduh, 2004). Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek nya secara tepat waktu (Irham Fahmi, 2012).Currentratio adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
kebutuhan utang ketika jatuh tempo (Irham Fahmi,2012). Penggunaan rasio dalam menganalisis laporan keuangan hanya mampu memberianalisa secara kasar. Karena perlu dukungan analisa secara lebih komprehensif.Likuiditasmempengaruhi kebijakan hutang karena aktiva lancarnya memberikan kemudahan dalam pengembalian hutang. Sedangkan pertumbuhan penjualan mendorong peningkatan biaya operasionalnya lewat hutang. Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungan dengan penjualan investasi. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang sangat tinggi biasa menggunakan hutang yang relatif sedikit. Karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan tersebut melakukan sebagian besar pendanaannya melalu dana yang dihasilkan secara internal. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul,PengaruhSize Perusahaan, Risiko Bisnis, Likuiditas, Profitabilitas Terhadap KebijakanHutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014. Landasan Teori Kebijakan Hutang Kebijakan dapat diartikan sebagai suatu keputusan, ketentuan, program atau rencana kerja untuk menyelesaikan permasalahan. Bagaimana perusahaan dapat mengambil langkah atau keputusan dalam masalah pendanaan.Pada umumnya semua perusahaan mempunyai hutang.Menurut Munawir (2007 : 18), hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor, Kasmir (2008). Hutang mengakibatkan adanya ikatan yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengklaim aktiva perusahaan. Hutang dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang lancar adalah yang penyelesaiannya harus dilakukan dengan penggunaan aktiva lancar atau pembentukan aktiva lainnya atau
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
dapat diartikan sebagai kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Kewajiban yang mempunyai jatuh tempo lebih dari satu tahun disebut dengan hutang jangka panjang. Menurut Mulianti (2010), kebijakan hutang merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menggunakan hutang sebagai salah satu sumber pendaaan dalam perusahaan untuk mendanai operasional perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan, pemegang saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dengan menggunakan dana eksternal yaitu hutang. Dengan penggunaan hutang hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Para pemegang saham hanya perduli pada risiko sistematik dari saham. Manajer tidak menyukai pendanaan yang berasal dari hutang dengan alasan mengandung risiko yang tinggi. Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset atau memberikan jasa kepihak lain dimasa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu, mahmud (2004).Dalam(PSAK 54 no.4) suatu piutang atau hutang (secarakolektif disebut hutang-piutang) merupakan suatu hak kontraktual untukmenerima uang atau suatu kewajiban kontraktual untuk membayar kasberdasarkan permintaan atau pada tanggal yang ditentukan, yang tercantumsebagai aset atau kewajiban di dalam neraca debitur atau krediturpada saat restrukturisasi dilaksanakan. Menurut Andina (2013) Kebijakan hutang sering diukur menggunakan Debt Equty Ratio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan semua kewajibannya yang ditunjukkan oleh sebagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang perusahaan. Debt to Equity Ratio tidak ada batasan bagi suatu perusahaan (Fahmi:2012) Adapun Rumus Debt to Equity Ratio menurut Kasmir (2008 : 158):
DER
=
Size Perusahaan Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan Andina
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
(2013). Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki olehperusahaan, dalam Mulianti (2010). Perusahaan yang memiliki total aktiva besar biasanya perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan labaPithaloka (2009). Sebaliknya perusahaan yang memeliki total aktiva kecil biasanya perusahaan tersebut belum mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan belum positif dan dianggap belum memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, hal ini juga mencerminkan bahwa perusahaan kurang stabil dan dianggap kurang mampu untuk menghasilkan laba. Adapun Rumus Size Perusahaan sebagai berikut : Size=
Total Aktiva
Risiko Bisnis Risiko bisnis merupakan suatu ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Menurut Brigham dan Houston (2001) risiko bisnis merupakan ketidakpastian mengenai proyeksi pengembalian atas aktiva di masa mendatang. Risiko bisnis antar perusahaan dalam industri yang sama adalah berbeda-beda serta dapat berubah sewaktu-waktu. Suatu perusahaan dikatakan memiliki risiko bisnis yang tinggi apabila perusahaan tersebut memiliki volatilitas pendapatan yang tinggi sehingga mempunyai probabilitas kebangkrutan yang tinggiMulianti (2010). Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Yaniatie (2010)terdapat dua dimensi risiko, yaiturisiko keuangan serta risiko bisnis. Risiko keuangan merupakan risiko tambahanbagi pemegang saham biasa karena perusahaan menggunakan hutang. Sedangkan risiko bisnis merupakan tingkat risiko dari operasi perusahaan apabila tidak menggunakan
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
hutang. Dengan demikian, risiko bisnis sering dihubungkan dengan pengambilan kebijakan hutang suatu perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing industri, namun pada tingkat tertentu perusahaan dapat mengendalikannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bisnis antara lain (Brigham dan Houston, 2010) : 1. Variabilitas permintaan Risiko bisnis akan semakin kecil apabila permintaan atas produk perusahaan semakin konstan dimana hal-hal lainnya tetap. 2. Variabilitas harga jual Perusahaan akan menghadapi risiko bisnis yang lebih tinggi dari perusahaan sejenis apabila harga jual atas produk perusahaan lebih fluktuatif. 3. Variabilitas harga input Perusahaan yang memperoleh input dengan harga yang sangat tidak pasti juga menghadapi risiko bisnis yang tinggi. 4. Kemampuan
untuk
menyesuaikan
harga
output
terhadap
perubahan
harga
inputSejumlah perusahaan menghadapi kesulitan dalam meningkatkan hargaproduknya apabila biaya input meningkat. Semakin besar kemampuanperusahaan untuk menyesuaikan harga output (produk), semakin kecil risikobisnisnya. Kemampuan ini sangat diperlukan perusahaan ketika tingkat inflasitinggi. 5. Proporsi biaya tetap Risiko bisnis akan meningkat ketika sebagian besar biaya perusahaan merupakan biaya tetap. Hal ini terjadi ketika permintaan menurun, namun biaya tetap yang ditanggung perusahaan tidak menurun. Dengan demikian, suatu perusahaan memiliki risiko bisnis kecil apabila perusahaan menghadapi permintaan produk yang stabil, harga-harga input dan produknya yang relatif konstan, harga produknya dapat segera disesuaikan dengan kenaikan biaya, dan sebagian besar biayanya bersifat variabel sehingga akan menurun. Risiko bisnis merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk sistem pendanaannya terutama dalam keputusan penggunaan hutang. Dengan demikian apabila hal-hal lainnya tetap sama, semakin rendah risiko bisnis perusahaan, semakin
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
tinggi rasio hutang. Risiko bisnis ini merupakan risiko yang dihadapi perusahaan ketika tidak menggunakan hutang sehingga dapat dilihat pengaruhnya terhadap pengambilan kebijakan hutang perusahaan. Risiko bisnis pada penelitian ini diproksikan dengan standar deviasi dari EBIT (Earning Before Interest and Tax) menurut Mulianti (2010).Standar deviasi adalah nilai statistik yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke mean – atau rata-rata – nilai sampel. Sebuah standar deviasi dari kumpulan data sama dengan nol menunjukkan bahwa semua nilai-nilai dalam himpunan tersebut adalah sama. Sebuah nilai deviasi yang lebih besar akan memberikan makna bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Risiko Bisnis dapat dirumuskan sebagai berikut: RISIKO BISNIS
=
RasioLikuiditas Menurut Weston (2008 : 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang dikemukakan oleh Kasmir (2008 : 134) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuannya yaitu: 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
pada saat ditagih secara keseluruhan. 2. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat (Quick ratio) atau ratio sangat lancar (acid test ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa mempertimbangkan nilai persediaan (inventory). 3. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Beberapa rasio diatas yang digunakan untuk mengukur besarnya likuiditas dalam penelitian ini yaitu dengn menggunakan current ratio. Current ratio dihitung dengan rumus menurut Andina (2013):
Return On Equity Return On Equity (ROE) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan. Pengertian Return On Equity (ROE) menurut Brigham and Houston (2010:149)Return On Equity / Pengembalian atas ekuitas biasa yaitu rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa atau mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return on equity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diukur dari jumlah investasi para pemegang saham. ROE menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh ekuitasnya untuk memperoleh pendapatan. Brigham and Houton (2010) merumuskan formula untuk menghitung pengembalian atas ekuitas biasa / return on equity (ROE) sebagai berikut : Hasil pengembalian dari ekuitas ini menunjukan produktivitasnya dari seluruh dana perusahaan, baik yang didapat dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik manajemen perusahaan dalam menggunakn ekuitasnya untuk mengahsilkan laba. Demikian pula sebaliknya. Semakin
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
besar (tinggi) rasio ini,
semakin baik manajemen perusahaan dalam menggunakan
ekuitasnya dalam menghasilkan laba. Kerangka Konseptual
Size Perusahaan (X1)
Risiko Bisnis (X2)
Likuiditas (X3) (Current Ratio)
H1
H2
Kebijakan Hutang (DER) (Y)
H3
H4
Profitabilitas (X4) (ROE)
H5
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut. H1
: Di duga terdapat pengaruh Size Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2
: Di duga tidak terdapat pengaruhRisiko Bisnis terhadap Kebijakan Hutangpada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3
: Di duga terdapat pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Hutangpada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H4
: Di duga terdapat pengaruh Profitabilitasterhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H5
: Di duga terdapat berpengaruh Size Perusahaan, Risiko Bisnis, Likuiditas, Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono : 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014 yang ber jumlah 122 perusahaan. Sampel Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono : 2011)Data-data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik yaitu, normalitas, multikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas selanjutnya dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2014. 2. Laporan keuangan yang disajikan selama periode 2010 – 2014 dalam currency Rupiah (Rp). 3. Selama periode penelitian perusahaan membuat laporan keuangan tahunan per 31 Desember dan telah di audit 4. Perusahaan memiliki labaselama tahun 2010-2014.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpul menggunakan studi dokumentasi yaitu mengumpulkan datadata sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan serta informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan cara pengkajian dan pendalaman literatur-literatur, seperti buku, jurnal dan laporan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Metode analisis data Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan bantuan komputer yang menggunakan software SPSS versi 21. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan standar deviasi yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, gunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji Multikolonieritas Multikolinieritas adalah suatu situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2007:105), uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik ialah yang tidak terkena heteroskedastisitas. Alat analisis untuk menguji heterokedastisitas dalam penelitian ini yakni dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardized. Untuk menguji heteroskedastisitas ini juga bisa dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Untuk mempermudah pengujian cukup dilihat dari angka signifikan yang dihasilkan. Jika berada di atas nilai tingkat kepercayaan (α = 5%) maka dalam model regresi tidak ada heterokedastisitas (Ghozali, 2007:108). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode yang dapat digunakan untuk membuktikan kesamaan varians yaitu melalui gambar/grafik penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi. Keadaan homokedastisitas terpenuhi jika
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
penyebarannya tidak membentuk suatu pola tertentu seperti meningkat atau menurun. Untuk membuktikan adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin) menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. MenurutGhozali, pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan nilai Uji Durbin Watson (D - W) dengan pedoman: 1. Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif, 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negative. Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari perputaran kas,perputaran piutang,perputaran persediaan terhadap current ratio . Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+b4X4+ e Dimana: Y
= Kebijakan Hutang
a
= Konstanta
X1
= Size Perusahaan
X2
= Risiko Bisnis
X3
= Current Ratio
X4
= Return On Equity
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi berganda variabel X1, X2, X3 dan X4 e
= Kesalahan penganggu (standar error)
Pengujian Hipotesis Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji F dan uji t. Uji F (F-test) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-k) dan (k1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut. Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan: a. Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima untuk α = 5%, b. Jika Fhitung> Ftabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α.= 5%. Uji t (t-test) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df= (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut. Ho = tidak dapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ha = ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika thitung< ttabel, atau -thitung> -ttabel maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima untuk α = 5%, b. Jika thitung> ttabel, atau -thitung< -ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α = 5%. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi
dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penelitian Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)selama periode 2010 - 2014. Berikut daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian : VariabelSize Perusahaan, Risiko Bisnis, Current Ratio, Current Ratio, Return On Equity terhadap Kebijakan Hutang yang digunakan dalam penelitian ini.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah suatu metode yang menjelaskan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar devisiasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N LNsize LNrb LNcr LNroe LNder Valid N (listwise)
Minimum Maximum Mean 250 250 250 250 250 250
11.63 -8.74 -2.52 -6.52 -3.57
30.15 1.26 2.46 1.02 1.64
22.8481 -1.8142 .6726 -2.0522 -.6364
Std. Deviation 5.35882 1.34875 .69950 1.06238 1.02636
Berdasarkan data dari Tabel 4.1 dapat dijelasan, sebagai berikut : a.
Variabel Size Perusahaan memiliki nilai minimum (terkecil) 11.63, nilai maksimum (terbesar) 30.15 dengan mean (nilai rata-rata)22.8481dengan standar deviasi variabel ini adalah5.35882.
b.
Variabel Risiko Bisnismemiliki nilai minimum (terkecil) -8.74 dan nilai maksimum (terbesar) 1.26 dengan mean (nilai rata-rata) adalah -1.8142dengan standar deviasi variabel ini adalah 1.34875.
c.
Variabel Current Ratio memiliki nilai minimum (terkecil) -2.52 dan nilai maksimum (terbesar) 2.46 dengan mean (nilai rata-rata) adalah 0.6726dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.69950.
d.
Variabel Return On Equity memiliki nilai minimum (terkecil) -6.52 dan nilai maksimum (terbesar) 1.02 dengan mean (nilai rata-rata) adalah -2.0522 dengan standar deviasi variabel ini adalah 1.062328.
e.
Variabel Dept To Equity memiliki nilai minimum (terkecil) -3.57 dan nilai maksimum (terbesar) 1.64 dengan mean (nilai rata-rata) adalah -0.6301 dengan standar deviasi variabel ini adalah 1.02636.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali: 2009:110). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot
Ghozali (2009:112) menyatakan data normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau graik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Pada grafik PP Plots (gambar 4.1) terlihat titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.Data sebelumnya tidak normal dikarenakan tidak mengikuti garis, maka penulis menggunakan LN. Gambar 4.2 Grafik Normal Histogram
Grafik histogram pada gambar 4.2 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test b. Analisis Statistik Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut Ghozali (2009:114) Kriteriayang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah: H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SQRTut N
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
147 .6656 .29835 .054 .054 -.041 .657 .781
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan model KolmogorovSmirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig (2tailed) Kolmogorov-Smirnov memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 (0,657> 0,05).
Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas (Independent) Menurut Ghozali (2009:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Deteksi Multikolonieritas dapat di lihat pada hasil Collinearity Statistics. Pada Collinearity Statistics tersebut terdapat niali VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Menurut Ghozali (2009:91) Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi multikolonieritas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) LNsize
.912
1.096
LNrb
.543
1.842
LNcr
.966
1.035
LNroe
.509
1.964
a. Dependent Variable: LNder Dari tabel 4.4terlihat bahwa nilai VIF untuk Size Perusahaan1.096, nilai VIF untuk Risiko Bisnis1.842, nilai VIF untuk Current Ratio1.035, dan nilai VIF untuk Return On Equity1.964. Nilai tolerance untuk Size Perusahaan0.912, nilai tolerance untuk Risiko Bisnis0.543, nilai tolerance untuk Current Ratio0.966, nilai tolerance untuk Return On Equity 0.509 Maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi linear berganda. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2009:105) pengujian heterokedastisitas dalam model regresi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Dasar analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:105) : a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.
Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heteroskedastisitas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Dari garfik scatterplots terlihat bahwa titik-titikmenyebar secara acak sertatersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali, 2009:95).Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi apabila nilai du < dw < 4 – du.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokerlasi (Durbin Watson) Model Summaryb Adjusted R R Square Square
Model R 1
.553a
.306
Std. Error of the Estimate
.295
.85125
DurbinWatson 1.554
a. Predictors: (Constant), LNroe, LNcr, LNsize, LNrb b. Dependent Variable: Lnder
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.554. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel sebanyak 250 (n = 250) dan jumlah variabel independen sebanyak 4 (k = 4), maka dari tabel statistik Durbin-Watson didapatkan nilai batas bawah (DL) sebesar 1.7766 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1.8170 Oleh karena itu, nilai (DW) lebih kecil dari 1.7766 dan lebih besar dari 4 – 1.8094atau dapat dinyatakan bahwa 1.7279>1.554< 2.1906 (dl> dw < 4 – du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.
Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression) Untuk menguji hipotesis yang memperlihatkan pengaruh Size Perusahaan, Current Ratio, Risiko Bisnisdan Return on Equity terhadap Dept to Equity, maka digunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 17 (Statistical Program for Social Science 17). Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variable atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dengan variable independen.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error Beta
(Constant)
-.128
.246
LNsize
-.002
.011
LNrb
-.012
LNcr LNroe
t
Sig. -.522
.602
-.009
-.161
.872
.055
-.015
-.216
.829
-.813
.079
-.554
-10.305
.000
-.027
.072
-.028
-.384
.701
a. Dependent Variable: LNder Berdasarkan tabel 4.7, maka didapatlah
persamaan
regresi
sebagai
berikut:
Y = -0.128-0.002X1-0.012X2 -0.813X3 - 0.027X4 +ε Keterangan : 1.
Nilai konstantan (a) sebesar-0.128menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 atau ditiadakan, maka nilai Dept To Equity adalah sebesar -0.128.
2.
b1 sebesar -0.002menunjukkan bahwa setiap penambahanSize Perusahaansebesar 1 kali maka akan diikuti olehpenurunan nilai Dept To Equity sebesar -0.002 dengan asumsi variabel lain tetap,
3.
b2 sebesar -0.012 menunjukkan bahwa setiap penambahan Risiko Bisnisebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan nilai Dept To Equity sebesar 0.012 dengan asumsi variabel lain tetap,
4.
b3 sebesar -0.813menunjukkan bahwa setiap penambahan Current Ratiosebesar 1 kali maka akan diikuti oleh PenurunanDept To Equity sebesar -0.813dengan asumsi variabel lain tetap,
5.
b4 sebesar -0.027menunjukkan bahwa setiap penambahan Return On Equitysebesar 1 kali maka akan diikuti oleh PenambahanDept To Equity sebesar -0.027dengan asumsi variabel lain tetap,
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji F (Uji Secara Simultan) Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2009: 84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat. Hipotesis :
H0 : b1,b2,b3 = 0 (artinya bahwa tidak ada pengaruh secara bersama sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).
Ha : b1,b2,b3 ≠ 0 (artinya bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2009:84) : Bila nilai F-hitung < daripada nilai F-tabel maka H0 diterima Bila nilai F-hitung > daripada nilai F-table, maka Ho ditolak Selain dengan melihat nilai F hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression
df
Mean Square F
82.809
4
20.702
Residual
179.489
245
.733
Total
262.299
249
Sig. 28.258
.000a
a. Predictors: (Constant), LNroe, LNcr, LNsize, LNrb b. Dependent Variable: LNder Dari uji ANOVA atau F test
pada tabel 4.8, diperoleh F-hitung sebesar
28.258dengan tingkat signifikansi 0.000, sedangkan F-tabel sebesar 2,40 dengan signifikansi 0,05. Hal ini menujukan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwaSize Perusahaan, Risiko Bisnis, Current Ratio,Return On Equity berpengaruh secara simultan
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
terhadap Current Ratiokarena F-hitung > F-tabel (27.300>2.40) dan nilaisignifikansinya > 0.05 (0.000< 0.05). Uji t (Uji Secara Partial) Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2009:128) uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis : H0 : b1 = 0 (artinya variabel dependen tersebut bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen).
Ha : b1 ≠ 0 (artinya variabel dependen tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2009:85) : Bila nilai t-hitung < daripada nilai t-tabel maka H0 diterima Bila nilai t-hitung > daripada nilai t-table, maka Ho ditolak Selain dengan melihat nilai t hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tabel 4.9 Hasil Uji Partial (Uji t) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error Beta
(Constant)
-.128
.246
LNsize
-.002
.011
LNrb
-.012
LNcr LNroe
t
Sig. -.522
.602
-.009
-.161
.872
.055
-.015
-.216
.829
-.813
.079
-.554
-10.305
.000
-.027
.072
-.028
-.384
.701
a. Dependent Variable: LNder
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Hasil pengujiian statistik uji t pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Nilai t-hitung untuk variabel Size Perusahaan sebesar -0.161sedangkan t-tabel adalah 1.969sehingga
t-hitung > t-tabel(0.161<1.969), maka H0diterima dan Ha ditolak
artinya
Perusahaan
Size
secara
individualtidak
mempengaruhi
Dept
to
equity.Signifikansi 0.872 menyimpulkan bahwa signifikansinya< 0,05 (0.872> 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Size Perusahaantidak berpengaruh terhadap Dept to equity. 2) Nilai t-hitung untuk variabel Risiko Bisnis sebesar -0.216 sedangkan t-tabel adalah 1.969sehingga t-hitung < t-tabel(-0.216<1.969), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Risiko Bisnis secara individual tidak mempengaruhi Dept to equity.Signifikansi 0.829 menyimpulkan bahwa signifikansinya> 0,05 (0.829< 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Risiko Bisnistidak berpengaruh terhadap Dept to equity. 3) Nilai t-hitung untuk variabel Current Ratiosebesar -10.305 sedangkan t-tabel adalah 1.969sehingga t-hitung < t-tabel(-10.305>1.969), maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya Current Ratiosecara individual mempengaruhi Dept to equity.Signifikansi 0.000 menyimpulkan bahwa signifikansinya> 0,05 (0.000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya Current Ratioberpengaruh terhadap Current Ratio. 4) Nilai t-hitung untuk variabel Return On Equitysebesar -0.384 sedangkan t-tabel adalah 1.969sehingga t-hitung < t-tabel(-0.384<1.969), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya
Return
On
Equitysecara
individual
tidak
mempengaruhi
Dept
to
equity.Signifikansi 0.675 menyimpulkan bahwa signifikansinya> 0,05 (0.675> 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Return On Equitytidak berpengaruh terhadap Dept to equity. Koofisien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2009:83) Koofisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koofisien determinasi adalah 0 dan 1.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.10 Hasil Koofisien Determinasi (R2) Model Summaryb Adjusted R R Square Square
Model R 1
.562a
.316
.305
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
.85593
1.570
a. Predictors: (Constant), LNroe, LNcr, LNsize, LNrb b. Dependent Variable: LNder Dari hasil tabel 4.10, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan, dimana nilai Adjusted R Square sebesar 0,305 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Dept to equity yang diukur dari (variabel dependen) dengan Size Perusahaan, Risiko Bisnis, Current Ratio dan Return On Equity (variabel independen) mempunyai tingkat hubungan yang kurang kuat yaitu sebesar 30,5%. Nilai R-square dari tabel di atas adalah sebesar 0,316.Ini berarti bahwa variasi dari variabel independen Size Perusahaan, Risiko Bisnis, Current Ratio dan Return On Equityhanya mampu menjelaskan variasi variabel dependenDept to equity sebesar 31.6%. Sisanya, sebesar 68.4% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F tingkat signifikansi α = 5% menunjukkan hasil uji F test pada tabel 4.8 bahwa nilai F-hitung sebesar 27.030dengan tingkat signifikansi 0.000. dicari dengan jumlah sampel (n) = 250; jumlah variabel (k) = 4; tingkat signifikansiα = 5%; degree of freedom df1 = k = 4 dan df2 = n-k-1 = 250-4-1 = 195. Dari data tersebut diperoleh nilai F tabel sebesar 2.40 (taraf signifikansi α =5%). Berdasarkan hasil tersebut F-hitung > F-tabel (27.030>2.40) maka H0 ditolak, artinya secara simultan diketahui bahwa variabel Size Perusahaan, Risiko Bisnis, Current Ratiodan Return On Equity mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equity pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Size Perusahaantidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equity. Hal ini dapat dilihat pada
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t-hitung sebesar -0.163 dan t-tabel untuk df = n-k-1 (250-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 1.969. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t- tabel (0.163<1.969) dan nilai signifikansi sebesar 0.871 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Size Perusahaantidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equitypada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulianti (2010)yang menunjukkan bahwa Size Perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap Dept to equity. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Risiko Bisnistidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equity. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t-hitung sebesar -0.163dan ttabel untuk df = n-k-1 (250-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 1.969. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t- tabel (0.163>1.969) dan nilai signifikansi sebesar 0.835(lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Risiko Bisnistidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equitypada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yaniatie (2010). Yang menunjukan bahwa Risiko Bisnistidak berpengaruh signifikan terhadap Dept to equity. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Current Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equity. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t-hitung sebesar -10.065dan t-tabel untuk df = n-k-1 (250-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 1.969. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t- tabel (-10.065>1.969) dan nilai signifikansi sebesar 0.000(lebih kecil dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Current Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equity pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andina (2013). Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Return On Equitytidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equity. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t-hitung sebesar 0.420dan t-
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
tabel untuk df = n-k-1 (250-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 1.969. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t- tabel (0.420<1.969) dan nilai signifikansi sebesar 0.091(lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Return On Equitytidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dept to equity pada Perusahaan Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2009). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian H1 menunjukan bahwa Size Perusahaan
tidak
berpengaruh terhadap Dept To Equity pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 - 2014 2. Berdasarkan hasil pengujian H2 menunjukan bahwa Risiko Bisnis tidak berpengaruh terhadap Dept To Equity pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 2014 3. Berdasarkan hasil pengujian H3 menunjukan bahwa Current Ratio berpengaruh terhadap Dept To Equity pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 2014 4. Berdasarkan hasil pengujian H3 menunjukan bahwa Return On Equity tidak berpengaruh terhadap Dept To Equity pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2014 5. Berdasarkan hasil pengujian H4 menunjukan bahwa Size Perusahaan, Risiko Bisnis, Current Ratio dan Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap Dept To Equity pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2014.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan Manufaktur dengan jumlah seluruh perusahaan sebanyak 250 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 50 perusahaan. 2. Peride penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2010 s/d 2014. 3. Penulis melakukan pengamatan terhadap Dept To Equity hanya dengan menggunakan Size Perusahaan, Risiko Bisnis, Current Ratio dan Return On Equity dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi Dept To Equity. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini bagi perusahaan, investor dan calon investor dan bagi penelitian selanjutnya. 1. Bagi Perusahaan Perusahaan disarankan untuk menggunakan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap profitabilitas sebagai bahan pertimbangan dalam memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dalam mengukur kinerja perusahaan. 2. Bagi Investor dan Calon Investor Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan profitabilitas karena besarnya profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya pengembalian atas asset yang dilakukan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang periode penelitian. b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
DAFTAR PUSTAKA Andina, Zulfia. 2013. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Brigham, Eugene F. and Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11. Erlangga : Jakarta. Fahmi, Irham. 2012. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Bandung: Alfabeta Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Handayani, Ratih, dkk, 2009. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur Periode 2005 – 2007, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11, NO 3. Desember 2009, Hal 189-207 Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta Kurniati, Wahyuning. 2007. “Pengaruh Struktur kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan”. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan Edisi 1. Bpfe : Yogyakarta. Mulianti, Fitri Mega, 2010. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 20042007. Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi ke Empat, Cetakan ke Empat Belas, Liberty, Yogyakarta. Swastha, Basu D.H. dan Hani Handoko, 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, BPFE –Yogyakarta, Yogyakarta. Supriyono, RA dan Suparwoto L, 1986. Pengantar Akuntansi Rekening-Rekening Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta. Syamsuddin, Lukman, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pithaloka, Nina Diah, 2009. Pengaruh Faktor-faktor Intern Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang dengan Pendekatan Pecking Order Theory. Universitas Lampung, Lampung. Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, Jr.2009. Fundamentals of Financial Management. Buku Satu Edisi Dua Belas. Jakarta: Salemba Empat. Wild, Jhon J, Subramanyam, K R dan Halsey Robert. F, 2010. Financial Statement Analysis, Edisi ke Sepuluh, Buku Satu, Diterjemahkan oleh Dewi Yanti, Salemba Empat, Jakarta. Yeniatie dkk, 2010. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12, NO 1. April 2010, Hal 1-16. www.idx.co.id
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI