Special Report LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL
Research Department Kamis 09 Januari 2014 DISCLAIMER: All contents of This Report have been prepared by Research Dept. of Valbury Asia Futures and are provided solely for informational purpose. We have taken reasonable measures to ensure the accuracy of the report, however, do not guarantee its accuracy and will not accept liability for any consequential loss or damage which may arise directly or indirectly from any use of the report
Published by RESEARCH DEPARTMENT – PT VALBURY ASIA FUTURES Menara Karya 9th Floor, Jl. HR Rasuna Said Blok X‐5 Kav. 1‐2 Jakarta 12950 Indonesia, Phone : +6221‐25533777 Email:
[email protected] | Twitter: @researchvaf | Web‐Link: www.valburyfutures.co.id/futures_research.php
Research Dept.
Special Report Kamis 09 Januari 2014
Hal-hal Menarik di Tahun 2013 (Bagian 2) Yang mungkin jelas terlihat (oleh kita) pada 2013 lalu adalah pergerakan harga yang bervariasi pada sejumlah aset-aset finansial global. Di bagian pertama dari laporan ini telah dibahas pelemahan yen Jepang yang tajam (hingga level terlemahnya sekitar 5 tahun) terhadap mata uang utama dunia (euro mendekati level 146, pound sterling mendekati areal 175 hingga dolar AS yang menembus areal 105) serta lonjakan drastis indeks Nikkei 225 ke level tertinggi sekitar 6 tahun di areal 16300 (serta mengalami akumulasi kenaikan tahunan hampir 57%, terbesarnya selama 41 tahun, sejak 1972). Program stimulus agresif dari PM Shinzo Abe sejak masa pemilu (akhir tahun 2012) hingga realisasinya oleh BoJ April 2013, senilai 7 trilyun yen ($74 milyar), merupakan pemicu pergerakan drastis mata uang yen Jepang dan Nikkei tersebut. Kuartal pertama (Jan-Mar 2014) adalah kuartal terakhir tahun fiskal Jepang 2013, dan mungkin perlu mewaspadai bahwa pelemahan tajam yen Jepang (yang menguntungkan eksportir lokal) akan tertahan oleh aksi repatriasi (penarikan pendapatan di pasar internasional dari korporasi lokal untuk laporan pembukuan). Serta juga penguatan tajam Nikkei, yang dapat memicu aksi profit taking menjelang tutup tahun fiskal Jepang. Dengan kata lain perlu mewaspadai terbatasnya (tertahannya) pelemahan yen dan penguatan Nikkei Jepang pasca gerak tajam mereka tahun 2013. Kemudian di awal tahun fiskal Jepang (per April 2014), program sales tax hike akan dimulai, yang banyak memicu kekhawatiran terhadap perekonomian (yang baru saja bangkit didorong oleh stimulus agresif). Hal ini juga dapat membatasi/menahan langkah pelemahan yen dan penguatan Nikkei Jepang. Sementara untuk 2013 dari AS adalah di penghujung tahun tersebut, setelah gencar diasumsikan sejak Mei 2013), yakni bank sentral AS memutuskan mulai mengurangi program stimulusnya sebesar $10 milyar menjadi $75 milyar efektif per Januari 2014. Diskusi di pertemuan moneter bank sentral AS (17-18/Desember/2013) tersebut sekaligus juga memberikan indikasi/arah pada normalisasi kebijakan moneter (berupa pengurangan stimulus secara gradual hingga kenaikan suku bunga dari rekor terendahnya saat ini). Kemudian di awal pekan ini, senat AS secara resmi menobatkan Janet Yellen – yang juga sebelumnya menjabat sebagai salah satu wakil pimpinan bank sentral AS dan disebut-sebut sebagai penggagas utama program QE – untuk menggantikan Ben Bernanke yang akan mengakhiri jabatan 4 tahunan ketua umum bank sentral AS per 31 Januari 2014 ini. Dari sejumlah sumber menyebutkan bahwa sikap Janet Yellen bisa menjadi lebih dovish daripada Bernanke, artinya wanita pertama yang akan duduk sebagai ketua umum the Fed tersebut lebih concern terhadap perekonomian daripada hal-hal lain, termasuk inflasi. Sehingga ada ekspektasi bahwa the Fed AS di bawah Yellen dapat menurunkan threshold unemployment rate dari 6,5%. Dan ini akan menjadi tantangan the Fed AS untuk normalisasi kebijakan moneter (pengurangan stimulus gradual dan kenaikan suku bunga) sehingga menarik untuk diperhatikan di tahun 2014. Diferensiasi kebijakan moneter kedua negara (AS dan Jepang) adalah faktor terbesar yang memberikan tekanan pada yen Jepang dan juga men-support kenaikan Nikkei. Tren 2013 harga kedua aset Jepang tersebut bisa saja berlanjut jika diferensiasi ini terus bertahan atau semakin melebar.
LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL Page | 2
Research Dept.
Special Report Kamis 09 Januari 2014
Namun sebaliknya jika diferensiasi tersebut kian menyempit (jika QE AS tetap $75 milyar/bulan dan Jepang tetap $74 milyar, dengan diikuti resiko ekonomi dari program sales tax hike) maka tren harga yen dan Nikkei Jepang 2013 akan terkonsolidasi, setidaknya di kuartal pertama 2014 ini.
Variasi harga sejumlah aset finansial global 2013 Secara singkat, laporan ini akan mengetengahkan bagaimana variasi pergerakan harga sejumlah aset finansial global lainnya di tahun 2013 lalu. Selain yen Jepang, aset-aset lain yang mengalami pelemahan tajam di tahun 2013 adalah Aussie dollar dan juga emas. Aussie dollar juga banyak dipengaruhi oleh diferensiasi arah kebijakan moneter antara the Fed AS dan RBA (bank sentral Australia). Bahkan belakangan, gubernur RBA, Glenn Stevens, menghendaki pelemahan nilai tukar untuk membangkitkan ekspor dan perekonomian. AUDUSD mengalami tekanan sekitar 14% lebih di tahun 2013, dan mencapai level terendahnya selama 3,5 tahun di 0.8820/25 pada 19 Desember lalu. Di awal tahun 2014 ini sempat terjadi rebound mencoba areal 0.9000 namun kemudian kembali tertekan mendekati areal terlemah 2013, dengan intraday low 0.8860an di Asia hari ini. Sementara Aussie dollar lebih melemah lagi terhadap mata uang utama dunia, terutama terhadap euro yang mencapai 21% lebih dan terhadap pound sterling yang mencapai hampir 19% di sepanjang tahun 2013. Emas <XAUUSD> di tahun 2013 ini mempertajam konsolidasinya dari puncak $1920.30 (2011), dengan menembus support di areal $1500an dan mengakumulasi tekanan sepanjang 2013 sebesar 28%. Tekanan emas di tahun 2013 mencapai level terendahnya lebih dari 3 tahun, di 1180.80 (28 Juni 2013). Ini adalah performansi tahunan terburuk emas sejak awal dekade 1980an. Dan jika dilihat dari sisi dolar AS, maka pergerakan aset-aset di atas menunjukkan penguatan besarnya di tahun 2013 (terhadap yen Jepang, Aussie dollar maupun komoditas emas). Sementara yang dimaksud dengan pergerakan variatif di tahun 2013 adalah kontrasnya penguatan signifikan dolar AS terhadap aset-aset yang disebut di atas, dengan lemahnya dolar AS terhadap euro (lebih dari 4%), pound sterling (hampir 2%) serta Swiss franc (lebih dari 2%) di kurun waktu yang sama – hingga mencapai level terlemahnya dalam sekitar 2 tahun terhadap masing-masing mata uang benua Eropa tersebut.
Hal-hal menarik 2013 untuk menghadapi 2014 Prospek QE-taper secara resmi beredar di pasar ketika Ben Bernanke, dalam testimoni semesteran di depan parlemen AS (22 Mei 2013) mengisyaratkan kemungkinan akan dilakukannya pengurangan stimulus (QE-Taper) dalam sejumlah pertemuan FOMC ke depannya, jika perekonomian menunjukkan perbaikan. Dinamika data ekonomi dan sejumlah peristiwa – terutama perdebatan sengit anggaran AS yang menyebabkan shutdown pemerintahan pada Oktober 2013 – telah mengalahkan ekspektasi pasar yang
LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL Page | 3
Research Dept.
Special Report Kamis 09 Januari 2014
mayoritas ketika itu memproyeksikan QE-taper di bulan September. Bahkan sempat membuat pesimis untuk QE-taper dilakukan tahun 2013 – serta sempat memperkuat konsensus baru di pasar bahwa QEtaper akan dilakukan Maret 2014. Namun kemudian redanya pembahasan anggaran AS dan perbaikan ekonomi dari data-data tenaga kerja memicu kembali prospek QE-Taper dan terealisasi di penghujung tahun 2013 (di pertemuan FOMC 17-18 Desember 2013). Mungkin cukup mengejutkan bagi sebagian pelaku pasar, namun tidak terlalu banyak memberikan reaksi karena libur Natal dan akhir tahun nampaknya lebih mendominasi. Bahkan bursa saham Wall Street masih melanjutkan cetak rekornya hingga akhir tahun 2013. Bukankah QE-taper merupakan suatu langkah signifikan dari program stimulus agresif AS yang sudah berusia lebih dari 5 tahun (yang dimulai sejak November 2008) …? Juga di pertemuan FOMC the Fed AS (17-18 Desember) tersebut juga memberikan indikasi QE-taper yang gradual yang dapat mengarah pada normalisasi kebijakan moneter (kenaikan suku bunga), setelah 2 dari anggota FOMC (meski minoritas) memproyeksikan kenaikan suku bunga di tahun 2014 ini! Sementara proyeksi mayoritas memproyeksikanya di tahun 2015 (tahun depan!). Bukan tidak mungkin mulai tahun ini normalisasi kebijakan moneter AS mulai dilakukan (setidaknya berupa QE-taper secara gradual terlebih dahulu). Jadi tahun 2014 akan mengawali perubahan? (setelah taper pertama dilakukan di akhir tahun 2013)
Nico Omer Jonckheere, VP Research Dept. Valbury, dalam tulisan di blog-nya (http://nicoomer.blog.kontan.co.id/) tanggal 8 Januari 2014 mengingatkan para investor bahwa tahun 2014 dapat merupakan tahun Perubahan Tren (trend change). Sementara Greg Guenthner CMT, seorang editor di The Daily Reckoning’s Rude Awakening, memproyeksikan 2014 adalah tahun VOLATILITY. Kedua prospek tersebut berkaitan jika merujuk pada kinerja bursa saham, dolar AS serta emas. Bursa saham AS, seperti Standard & Poor’s 500, telah mencatat akumulasi kenaikan 29% di tahun 2013, sebuah kenaikan terbesar sejak 1997, serta mencetak rekor tertingginya. Menurut Guenthner, bursa saham AS bertahan di atas indikator MA-200 sepanjang 2013 – ini terjadi terakhir juga di 1997. Namun peningkatan besar bursa saham AS ini merupakan suatu yang langka, karena dibarengi dengan volatilitas yang rendah. Kini, di saat kisaran harga saham-saham AS relatif masih di areal puncaknya, indeks volatilitas VIX berada di sekitar level terendahnya dalam 6 tahun. Jika Nico menyebut tahun ini adalah perubahan tren, maka perlu memperhatikan grafik di bawah ini – yang potensial merubah potensi peningkatan volatilitas serta tekanan harga-harga saham.
LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL Page | 4
Research Dept.
Special Report Kamis 09 Januari 2014
Jika ini terjadi maka kita juga perlu melihat korelasi antara bursa saham dan emas – yang memiliki inverse correlation (atau korelasi negatif). Sebagai contoh korelasi mereka adalah di tahun 2013, ketika indeks Standard & Poor’s 500 naik 29%, harga emas justru tertekan 28%. Juga bukan tidak mungkin jika korelasi ini juga terjadi di tahun 2014. Dan yang mungkin menarik untuk diperhatikan adalah tekanan harga emas sedang di areal perbatasan – apakah memang akan terbatas?
Ini adalah grafik Ron Rosen, seorang yang telah berkecimpung di pasar finansial selama 60 tahun, yang menunjukkan kenaikan harga emas mulai dari abad millenium (2000) dan saat ini tekanannya sedang di areal long-term uptrend line di kurun waktu tersebut.
LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL Page | 5
Research Dept.
Special Report Kamis 09 Januari 2014
Dan di samping ini adalah grafik emas yang saya ambil pada awal tahun 2014 (akhir pekan lalu), yang menunjukkan awal breakout emas (menembus resistance awal sekitar 1211-1218) untuk menuju ke areal 1248 yang dicapai awal pekan ini (06/Jan). Yang mau diperlihatkan di grafik ini adalah penurunan emas yang membentuk double bottom di areal 1180an. Dari 2 grafik emas ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa areal penurunannya tersebut adalah krusial untuk diperhatikan saat ini.
Terakhir, yang tak kalah penting, yang menurut saya juga menarik untuk diperhatikan adalah momentum QE-taper the Fed AS yang dilakukan akhir tahun (jelang libur Natal-Tahun Baru). Hal ini memang mengejutkan namun tidak banyak mengundang reaksi di pasar. Oleh karenanya bulan Januari ini dapat memberikan gambaran bagaimana sebenarnya para pelaku pasar bereaksi terhadap langkah the Fed AS tersebut. Sementara untuk melihat performansi bulan Januari ini, pergerakan pasar di pekan ini menurut saya dapat mewakili gambarannya, karena sejumlah peristiwa dan data penting yang akan meramaikan – seperti sidang moneter ECB, sidang moneter BoE (Kamis ini) dan juga data tenaga kerja AS di akhir pekan. Terhadap hal ini, Greg Guenthner CMT dari The Daily Reckoning’s Rude Awakening, juga mengatakan bahwa untuk melihat bagaimana performansi equities global di tahun 2014, lihatlah performansinya sepanjang Januari ini. Guenthner mengumpamakan Januari ini seperti seorang pelari sprinter yang sedang menanti aba-aba (tembakan pistol) untuk memulai pertandingannya. Sehingga menurutnya performansi pasar di Januari ini dapat menjadi ‘penunjuk jalan’ yang akan membantu Anda melalui perjalanan trading (atau investasi) Anda di tahun 2014 ini.
Semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat dan sukses selalu!
Rekhmen Abadi Research & Analysis Dept. Valbury Asia Futures (Twitter: @researchvaf - @rekhmen)
LAPORAN KHUSUS FUNDAMENTAL & TEKNIKAL Page | 6