Ease of Doing Business in Indonesia 2014 And Selected Countries
Source: World Bank, Doing Business 2014
The Most Problematic Factors For Doing Business in Indonesia
Source: WEF, The Global Competitiveness Index, 2013-2014.
Hambatan Investasi Daerah (1)
Perda yang Distortif & Berbiaya Transaksi Tinggi Masih banyaknya peraturan daerah yang distortif sehingga menyebabkan biaya transaksi tinggi. Permasalahan terbanyak adalah dari aspek yuridis yang tidak up-to-date; tidak adanya kejelasan prosedur, waktu, dan biaya; serta banyaknya perda yang memberikan dampak ekonomi negatif. Proporsi Regulasi Daerah yang Bermasalah
Sumber: KPPOD (2012)
Hambatan Investasi Daerah (2) Pengadaan Tanah & RTRW
Permasalahan pertanahan masih menjadi salah satu hambatan investasi, salah satunya adalah belum semua daerah memiliki RTRW
KABUPATEN • •
Total: 398 Kabupaten Per 5 Juli, RTRW Kab yang Sudah ditetapkan: 239 RTRW Kab
KOTA Total: 93 Kota Per 5 Juli, RTRW Kota yang sudah ditetapkan: 62 RTRW Kota
Kota2 Dengan Tingkat Kemudahan Terbaik Kota2 Untuk Melakukan Usaha: Bandung & 19 Kota • Bandung merupakan kota terbaik di Indonesia dalam hal kemudahan pendaftaran properti. • Namun untuk kemudahan mendirikan usaha dan kemudahan mengurus izin mendirikan bangunan masih perlu diperbaiki terus-menerus agar lebih kompetitif.
Source: WB-IFC: Doing Business di Indonesia 2012
Kesiapan Dearah dalam Menghadapi AEC
Hasil Survei Daerah (2) Komponen
Rata2
Komponen
Rata2
(3) Infrastruktur
4,27
(4) Hambatan Dalam Berusaha
3,94
Ketersediaan sambungan telepon
4,78
Keterbatasan bahan baku
4,36
Ketersediaan sambungan internet
4,64
Kesulitan akses modalpada sektor keuangan
4,18
Ketersediaan pelabuhan udara
4,55
Persaingan usaha ketat
4,10
Kualitas sambungan telepon
4,41
Keterbatasan SDM terampil
3,95
Kualitas sambungan internet
4,36
Upah pekerja mahal
3,82
Ketersediaan pelabuhan laut
4,32
Harga output rendah
3,77
Kualitas pelabuhan udara
4,32
Persaingan usaha tidak sehat
3,77
Kualitas pelabuhan laut
4,23
Biaya modal (mis. Suku bunga) tinggi
3,60
Kualitas pasokan listrik
4,14
Ketersediaan poskan listrik
4,04
Ketersediaan jalan darat
3,86
Kualitas jalan darat
3,64
Sumber: Kajian Bappenas 2012 (sementara)
12 PRIORITY INTEGRATION SECTORS (7 sektor barang, 5 sektor jasa-jasa) Agro-based products Air travel Automotive E-ASEAN Electronics Fisheries Healthcare Rubber-based products Textiles & apparels Tourism Wood-based product Logistics services
a) Peningkatan efisiensi usaha dan kualitas produk (termasuk packaging). b) Riset pasar dan networking dengan mitra lokal. c) promosi produk dan mengikuti pameran. d) Mengikuti misi dagang ke negara tujuan ekspor. e) Membangun komunikasi dan hubungan kerjasama yang erat dengan Kementerian Perdagangan untuk mengakses informasi peluang untuk menyusup ke pasar yang menguntungkan serta mengatasi rintangan masuk pasar. f) Mampu beradaptasi dan sensitif terhadap kebutuhan, gaya hidup, dan tren negara tujuan ekspor. g) Inovasi dalam mengembangkan jaringan kerja, mengembangkan produk serta pemasarannya.
TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain
CAMBODIA
9
Kamboja • Perhotelan : Embassy Palace (Phnom Penh), Holiday International Hotel & Casino (di Poipet dan Kp. Som); • Restaurant: Bali Café dan In Style Spa & Restaurant (di Phnom Penh); • Toko furniture dan kerajinan tangan: Ida gallery dan Balibong (di Phnom Penh), • Garment : San San Garment, Trinunggal Komara Garment, Wearwell Cambodia ltd; • Kantor perwakilan produsen obat; distributor sabun/shampoo; distribusi bahan bakar; airlines, distributor msg, federal food marketing.
TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain
MYANMAR
11
Myanmar • Investasi Indonesia tercatat sebesar US$ 241,5 juta pada 12 proyek dan menduduki posisi ke-6. Investasi tersebut di sektor migas, peternakan, manufaktur dan perdagangan. Diantaranya adalah: PT. Gold Water, PT. Expan, PT. Japfa Maykha, Myanmar Sampoerna Tobacco, Medco, Bakery Wonder, King Kong, Konimex, Indofarma, Dexa Medica, Kalbe Farma, PT. Austindo dan perusahaanperusahaan garmen. • Pemerintah Indonesia melalui tiga BUMN (PT Wijaya Karya Tbk, PT BNI Tbk dan PT Pertamina (Persero)) sudah membangun kantor perwakilan di Myanmar dengan tujuan untuk mencari peluang bisnis di Myanmar.