SOSIALISASI DAN EDUKASI GLOBAL WARMING OLEH KOMUNIKASI PERSPEKTIF BARU
SHINTA PERMATA SARI Maria Anggia Widyakusumastuti, S.Sos., M.M
D4466
Jurusan Marketing Communication Bina Nusantara University Jl. K.H Syahdan No 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480, Indonesia
[email protected]
Abstrak
This research is motivated because that the lack of knowledge about climate change constitutes global phenomenal that encourage a new perspective, provides socialization and global warming education. The purpose in this research is to know a strategies that used in socialization and global warming education that has done through new perspective communications. The conceptual of this research is using public relations, communications, social exchange theory, social marketing, socializations and education. The research methodology used in this research is qualitative descriptive, analysis technique using coding and and literature technique authenticity by source triangulation. Conclusions of this research is socialization and global warming education strategies by a new perspective communications using two-ways communication with focusing on students as a change of agent, then using media communications namely in the form of social media, print and online. (SPS)
Keywords: education, global warming, communications, public relations, social exchange theory, social marketing, socialization.
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi karena masih sangat minimnya pengetahuan tentang perubahan iklim yang merupakan fenomena global sehingga mendorong Perspektif Baru memberikan komunikasi sosialisasi dan edukasi global warming. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam sosialisasi dan edukasi global warming yang dilakukan melalui komunikasi Perspektif Baru. Landasan teori yang digunakan adalah public relations, komunikasi, sosial exchange theory, social marketing, sosialisasi dan edukasi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, teknik analisis data menggunakan coding dan teknik keabsahan menggunakan triaungulasi sumber. Simpulan dari penelitian ini adalah strategi sosialisasi dan edukasi global warming oleh komunikasi Perspektif Baru menggunakan komunikasi dua arah dengan menitik beratkan pada mahasiswa sebagai change of agent, kemudian menggunakan komunikasi media, yaitu berupa media sosial, cetak serta online. (SPS)
Kata Kunci : edukasi, global warming, komunikasi, public relations, sosial exchange theory, sosial marketing, sosialisasi.
PENDAHULUAN Public relations adalah fasilitator yang melakukan sosialisasi dan juga edukasi bagi masyarakat. Dalam setiap sosialisasi memerlukan komunikasi sebagai bentuk penyampaian pesan. Menurut Masykuri (2011) public relations merupakan salah satu departemen di sebuah organisasi yang bertanggung jawab terhadap hal yang berkaitan dengan masyarakat yang memiliki tanggung jawab terhadap company image, karena public relations memiliki tanggung jawab terhadap citra yang akan ditampilkan, melindungi serta meningkatkan kualitas citra perusahaan di tengah masyarakat". PT Intermatrix Indonesia atau yang biasa disebut dengan IMX adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultan public relations dan event organizer yang memilki kegiatan representasi media, mengorganisir acara, dan produksi acara untuk media televisi, radio dan media cetak. PT Intermatrix Indonesia mengkhususkan diri dalam isu-isu kebijakan, komunikasi publik dan menejemen krisis. PT Intermatrix Indonesia didirikan pada tahun 1986 oleh Wimar Witoelar, Gede Raka dan Ahmad Habir. Pada tahun awalnya IMX bergerak di bidang manajemen konsultan. Namun kemudian pada tahun 1994 beralih menjadi konsultan komunikasi atau public relations dengan brand InterMatrix Communications, hingga kini Wimar Witoelar merupakan chairman IMX. Intermatrix Communications memiliki program kegiatan sosialisasi dan edukasi yaitu Perspektif Baru (PB). Perspektif Baru adalah salah satu dari sejumlah program komunikasi publik yang diproduksi oleh Intermatrix Communications lewat sebuah organisasi yang sengaja dibuat, yaitu Yayasan Perspektif Baru (YPB). YPB menjadi coorporate sosial responsibility (csr) sebuah organisasi nirlaba di bidang pendidikan publik dengan misi untuk memberikan informasi yang seimbang. YPB menyediakan dan mendistribusikan informasi tentang isu-isu dalam format yang mudah dicerna dan mudah dipahami oleh masyarakat. Meskipun ada pihak-ihak yang telah melakukan publikasi dan informasi, berdasarkan hasil riset yang dilakukan YPB menemukan bahwa masyarakat masih mengalami ketidakseimbangan informasi, khususnya di daerah pedesaan. Selama beberapa tahun YPB telah mengembangkan sebuah program talkshow radio berdurasi 30 menit pembicaraan yang disiarkan setiap minggu untuk puluhan bahkan ratusan stasiun radio di seluruh Indonesia. Perspektif Baru yang bekerjasama dengan jaringan Radio KBR 68H yang beranggotakan 412 radio di seluruh Indonesia. Selain itu juga memperluas jaringan sendiri, baik radio maupun koran untuk mencapai kota-kota lainnya.
Saat ini salah satu program kegiatan Perspektif Baru (PB) adalah sosialisasi dan edukasi global warming, ini karena masih sangat minimnya pengetahuan tentang perubahan iklim (climate change). Perubahan iklim atau climate change merupakan fenomena global yang disebabkan oleh stok meningkatnya gas efek rumah kaca di atmosfer akibat kegiatan seluruh manusia di dunia yang terjadi. Indonesia juga pastinya tidak luput dari dampak fenomena perubahan iklim ini. Melihat dari segi tata letak geografisnya sendiri indonesia yang tergolong dalam negara kepulauan tropis, berada yang sangat rentan terhadap perubahan iklim ini. Pada dasarnya perubahan iklim sendiri ini menimbulkan penyebab kenaikan permukaan laut, peningkatan suhu, serta adanya perubahan pola hujan yang terjadi. YPB dalam salah satu programnya melakukan sosialisasi dan edukasi global warming yang targetnya mahasiswa. Oleh karena itu dengan adanya program ini, penelitan ini dilakukan untuk mengetahui strategi Sosialisasi dan Edukasi Global Warming Oleh Komunikasi Perspektif Baru.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi komunikasi Prespektif Baru dalam mensosialisasikan dan mengedukasi mahasiswa tentang global warming? 2. Apa saja hambatan yang ditemui dalam melakukan sosialisasi dan edukasi mahasiswa tentang global warming? 3. Apa saja solusi dalam menangani hambatan tersebut?
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan dalam sosialisasi dan edukasi global warming yang dilakukan oleh Perspektif Baru. 2. Untuk mengetahui hambatan yang ditemui dalam melakukan sosialisasi dan edukasi global warming. 3. Untuk mengetahui solusi dalam menangani hambatan sosialisasi dan edukasi pada saat road show global warming dilakukan.
Komunikasi Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan interaksi dengan orang lain, interaksi yang dilakukan berupa komunikasi. Komunikasi merupakan cara untuk mendapatkan dan memberikan informasi. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu dengan adanya komunikator untuk 16 menyampaikan pesan atau informasi, dan komunikan untuk menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator. Menurut Richard West dan Lynn H. Turner komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan dalam lingkungan mereka. (West, Turner, 2009). Menurut De Vito, Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau kelompok dengan orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (Suharsono, Dwiantara, 2013).
Elemen Komunikasi Bila melihat yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi: 1. Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya, penciptaan pertunjukan (display) dan 2. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukan. Menurut Joseph Dominick dalam buku yang ditulis oleh Morissan (Morissan, 2013) setiap peristiwa komunikasi akan melibatkan delapan elemen komunikasi yang meliputi: sumber, enkoding, pesan, saluran, dekoding, penerima, umpan balik, dan gangguan. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas elemen komunikasi ini satu persatu. (Morissan, 2013) 1. Sumber (komunikator) Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya yaitu
penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan seringkali disebut dengan “komunikator”. Sumber atau komunikator bisa jadi adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi. 2. Enkoding Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra pihak penerima. 3. Pesan Ketika kita berbicara, maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan (messages). Ketika kita menulis surat maka yang dituliskan di atas kertas adalah pesan. Jika tengah menonton televisi maka program yang tengah disaksikan atau dengar adalah pesan. Pesan memiliki wujud yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. 4. Saluran Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. 5. Dekoding Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses dekoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses enkoding. Dekoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima. 6. Penerima (komunikan) Penerima atau receiver atau disebut juga audiensi adalah sasaran atau target dari pesan. Penerima sering pula disebut dengan “komunikan”. Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga atau bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal. 7. Umpan balik Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dari arus komunikasi. Artinya sumber pertama kemudian menjadi penerima, sementara penerima pertama menjadi sumber baru. 8. Gangguan Elemen terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses pengiriman pesan. Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak gangguan dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuannya. Setidaknya terdapat tiga jenis gangguan yaitu: gangguan semantik, gangguan mekanik, dan gangguan lingkungan. Dalam hal menyampaikan pesan baik secara lisan maupun tulisan, segala bentuk komunikasi akan meliputi ke delapan elemen tersebut. Demikian pula dengan penyampaian pesan melalui press release. Pesan yang disampaikan dari perusahaan kepada publik tentunya harus melalui suatu perantara yaitu media, setelah itu barulah dapat dilihat apa tanggapan dari publik mengenai pesan yang telah disampaikan melalui press release.
Public Relation Kemajuan yang semakin pesat membuat manusia terbagi dalam kelompok-kelompok yang memilki tujuan dan kepentingan masing-masing. Untuk mengatasi masalah ini maka lahir lah public elations yang beguna untuk menjalin hubungan yang baik diantara setiap kelompok, sehingga 17 setiap kelompok dapat mencapai tujuannya msing-masing tanpa bertentangan dengan kelompok lain. Public Relations Society of America (PRSA) dalam buku pengantar Public Relations Teori dan Praktis Public Relations membantu suatu organisasi dan publiknya untuk beradaptasi satu sama lain. Public Relations adalah upaya organisasi untuk meraih kerja sama dengan sekelompok orang. public relations membantu organisasi berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan publik utama mereka (Butterick, 2012). Menurut Dr. Rex F. Harlow mengartikan public relations adalah fungsi manajemen yang membantu pembentukan dan pemeliharaan komunikasi dua arah, saling pengertian dan kerja sama antar perusahaan dengan publiknya (Firsan, 2011). Menurut beberapa teori tersebut dapat disimpulkan public relations adalah aktivitas manajeman komunikasi yang bertugas untuk menjalin kerja sama dengan sekelompok orang serta menjalin komunikasi dan hubungan yang baik antara perusahaan dengan publik dan juga organisasi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Fungsi Public Relations
Delapan fungsi public relations menurut PRSA (Lattimore, Heiman, Toth, 2010), 1. Pemrograman (Programming) Pemograman berarti menganalisis masalah dan peluang; mengindentifikasi tujuan dan publik (atau kelompok orang yang dukungan dan pengertian dibutuhkan) serta merekomendasikan dan 18 merencanakan kegiatan. Kegiatannya termasuk pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab kepada yang cocok, termasuk kepada personel yang tidak bekerja sebagai public relations. 2. Hubungan (Relationship) Seorang public relations yang sukses adalah mereka yang mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan informasi dari manajemen, kolega didalam organisasi mereka dan sumber-sumber eksternal. 3. Penulisan dan Pengeditan (Writing and Editing) Karena pekejaan public relations sering berusaha untuk berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat, bahasa tulis sering menjadi alat yang penting dalam membuat laporan, merilis berita, buklet, pidato, newsletter, dan komunikasi manajemen lainnya yang terarah, baik kepada personel organisasi maupun kepada pihak luar organisasi. Karena itu sebuah gaya penulisan yang jelas adalah sebuah keharusan dalam public relations agar pesan terkomunikasikan secara efektif. 4. Informasi (Information). Tugas penting dari public relations adalah berbagi informasi dengan surat kabar yang sesuai, siaran radio, dan editor penerbitan perdagangan untuk memasukkan kepentingan mereka dalam publikasi sebuah berita atau fitur dari sebuah organisasi. 5. Produksi (Production) Beragam publikasi, laporan khusus, film dan pemograman multimedia merupakan cara-cara yang penting dalam berkomunikasi. Praktisi public relations tidak perlu ahli dalam seni, tata letak, tipografi dan fotografi, tetapi dia harus memiliki latar belakang yang cukup dalam pengetahuan teknis agar mereka dapat merencanakan dengan cerdas dan menyupervisi kegunaan berbagai bentuk media komunikasi tersebut. 6. Event Special (Special Events) Konferensi berita, pameran konvensi dam pertunjukan khusus, perayaan fasilitas baru dan perayaan tahunan, perograman lomba dan pemberian penghargaan, tur dan rapat khusus adalah beberapa event spesial yang dapat digunakan untuk dapat memperoleh perhatian dan penerimaan publik. Kegiatankegiatan ini membutuhkan perencanaan dan 19 kordinasi yang matang, perhatian terhadap detail, serta persiapan buklet khusus, publisitas, dan laporan. 7. Berbicara (Speaking) Semua pekerjaan public relations sering membutuhkan komunikasi tatap muka mencari platform yang cocok, menyampaikan pidato, dan mempersiapkan pidato untuk orang lain. Mereka yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) akan merasakan manfaatnya dalam situasi seperti ini. 8. Riset dan Evaluasi (Research and Evaluation) Pada fungsi public relations semua pekerjaan public relations didukung dan didasari oleh risetriset tentang isu-isu, organisasi, masyarakat, kompetisi, kesempatan dan ancaman. Public Relations melakukan riset melalui wawancara, percakapan informal, serta memeriksa kembali bahan-bahan pepustakaan, database, dan situs Web. Temuan-temuan dalam riset itu berpengaruh pada tujuan dan strategi program public relations yang kemudian menjadi dasar bagi evaluasi perencanaan, implementasi dan efektivitas program.
Langkah Strategi Public Relation
Scott M cutlip dan Aleen H. Center (Ruslan, 2010) mengatakan bahwa empat langkah dalam strategi public relations dalam proses perencanaan kegiatan dalam melaksanakan strategi. 1. Penelitian dan Mendengarkan (Research-listening) Dalam tahap ini, penelitian yang dilakaukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan barikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu What’s Our Problem? (Apa yang menjadi problem kita). 2. Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning-Decision) Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan – keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan : Here’s what we can do? (Apa yang dapat kita kerjakan). 3. Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan (Communication-Action) Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesankesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihakpihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya : Here’s what we did and why? (Apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu). 4. Mengevaluasi (Evaluation) Pada tahap ini pihak Public Relations/Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas Humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do? (Bagaimana yang telah kita lakukan).
Sosialisasi Menurut M.J Herskovits sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak menyesuaikan diri dengan norma – norma dalam keluarganya sehingga suatu pembentukan dapat diberikan sejak sedini mungkin agar mendapat penyesuaian yang maksimal sama juga dengan perihal sosialisasi global warming oleh Perspektif Baru. (Soekanto, 2007).
Edukasi Dengan kemampuan membangun kredibilitas, dengan sendirinya public relations sebetulnya tidak hanya mengirimkan pesan dan mengatasi hambatan-hambatan penyampaian pesan, tapi juga melalui proses edukasi yang mampu mengubah persepsi dan bahkan perilaku audiensi target sesuai dengan pandangan organisasi. Sehingga hal ini juga yang mempengaruhi Perspektif Baru untuk mengedukasi target audiens agar dapat mempengaruhi dan membuat perubahan setidaknya mengerti apa yang sudah diberikan mengenai suatu informasi mengenai global warming (Wasesa, 2010).
Pemasaran Sosial (Social Marketing) Titik kunci perbedaan untuk semua cabang lain dari pemasaran, adalah bahwa tujuan pemasaran sosial berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat, sedangkan untuk semua orang, tujuan pemasaran berhubungan dengan kesejahteraan pemasaran (penjualan dan keuntungan, dan lain-lain) jika kesejahteraan masyarakat bukanlah tujuan, maka itu bukan pemasaran sosial (Donovan dan Henley, 2010).
Pertukaran Sosial (Sosial Exchange Theory) Dalam bentuk yang paling sederhana pertukaran sosial terdiri dari satu orang mulai interaksi dengan orang lain memungkinkan terjadi komunikasi dua arah, dan kemudian orang lain merespon. Tindakan awal orang pertama menjadi dalam bentuk pertanyaan atau pendapat, permintaan. perintah, kritik,
atau sejenisnya. Atau pembukaan yang menjadi non verbal-isyarat, ekspresi wajah, persembahan hadiah. Maka orang lain menjawab dengan tindakan awal yang sudah di berikan sebelumnya (Thomas dan Iding, 2012).
Kerangka Konsep
METODE PENELITIAN Hal ini sangat penting karena minimnya informasi yang di dapat pada saat berada di pedalaman. Penelitian kualitatif (Moleong, 2013), lebih banyak mementingkan aspek proses daripada hasil. Hal ini dikarenakan hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Jenis-jenis penelitian dalam karya tulis ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu situasi, proses, peristiwa, atau gejala sesuatu yang diamati. Tipe penelitian deskriptif ini bertujuan memberikan gambaran pemahaman mengenai strategi komunikasi dalam sosialisasi dan edukasi melalui Yayasan Perspektif Baru disamping itu, Chartered Institude of Public Relations (CIPR) seperti yang dikutip pada buku Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik menawarkan definisi lain yang menjelaskan bahwa public relations adalah hal yang berhubungan dengan reputasi perusahaan, dan merupakan hasil dari apa yang dilakukan, dikatakan, dan apa yang dikatakan masyarakat tentang perusahaan itu sendiri. (Butterick, 2012). Teknik pengumpulan data dengan jenis data yaitu data primer, data sekunder.Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi-terstruktur dan observasi partisipan. Teknik Analisis data pada penelitian ini yaitu pengkodean yang terdiri dari tiga (open coding, axial coding dan selective coding). Teknik Keabsahan data dilakukan dengan Triangulasi Sumber.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Yayasan Perspektif Baru berdiri pada tahun 2001. Yayasan Perspektif Baru kini menjadi CSR untuk PT Intermatrix Indonesia. Sebagian besar dana operasional Yayasan Perspektif Baru berasal dari PT Intermatrix Indonesia. Tujuan diadakan sosialisasi dan edukasi ini dikarenakan global warming atau perubahan iklim saat ini sudah menjadi kenyataan. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak besar dari adanya perubahan iklim atau global warming. Banyak orang yang belum mengerti apa itu global warming, apa itu efek rumah kaca, dan bahanya untuk kelangsungan hidup kedepannya. Semua itu bisa dicegah, walaupun tidak sepenuhnya mencegah tetapi paling tidak bisa menghambat percepatan perusakan lingkungan dan percepatan terjadinya global warming. Caranya dengan menjaga kelestarian lingkungan sekitar, dan mengkampanyekan bahaya-bahaya global warming karena kalau tidak dikampanyekan orang-orang tidak akan peduli kalau sesungguhnya global warming akan berdampak bagi kelangsungan hidup kedepannya. Setelah itu menurut observasi yang di lakukan penulis selama penelitian berlangsung adalah setiap kampanye yang diadakan strategi komunikasi yang digunakan juga dengan mengadakan lomba. Berupa lomba karya tulis mengenai isu lingkungan. Tulisan dengan pemahaman isu lingkungan terkait dengan global warming terbaik akan mendapat hadia biasanya berupa buku dari Wimar Witoelar, T-shirt, tumblr, payung, jaket dari hutanindonesia.com sebagai salah satu yang mendukung penuh keberlangsungan acara ini. Dengan kaya tulis yang di buat nantinya akan dimasukan ke dalam website hutanindonesia.com yang bisa di baca serta di akses kapanpun. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu dari bagian kampanye dikarenakan target audiens yang merupakan mahasiswa sebagai agent of change, maka dengan tulisan karya-karya tersebut bisa diberikan apresiasi dengan melihat tingkat kesadaran dari para mahasiswa terutama yang mengikuti sosialisasi dan edukasi global warming ini. Social marketing sudah lama dikenal di dunia dan diterapkan dalam “menjual” gagasan untuk mengubah pemikiran, sikap, dan perilaku masyarakat. Tak hanya itu, strategi ini juga terbukti dapat memberdayakan organisasi dalam memperoleh dukungan termasuk sumber dana yang potensial dari masyarakat secara luas. Serta dalam sosial marketing bukan hanya sekedar mencari laba atau benefit bisa juga dengan non profit baik dengan cara dilakukanya face to face saat event pada penyampaian pesannya. Tujuan strategi Perspektif Baru roadshow sebagai agen sosialisasi ini dilakukan agar bisa memberikan sosialisasi langsung kepada para mahasiswa mengenai perubahan iklim. Dengan melakukan diskusi langsung ini dapat memberikan pengetahuan, memberikan penjelasan, dan mahasiswa bisa langsung bertanya mengenai materi yang disampaikan. Jadi terjadi komunikasi dua arah dalam kegiatan Perspektif Baru roadshow tersebut. Strategi komunikasi yang dipakai Perspektif Baru road show adalah strategi interpersonal digabungkan dengan media sosial. Ini cukup efektif untuk meningkatkan kesadaran karena strategi yang dipakai memakai dua pendekatan, pertama komunikasi tatap muka langsung, yang kedua menggunakan komunikasi media terutama media sosial yaitu twitter. Strategi komunikasi interpersonal, berupa komunikasi publik terhadap masyarakat sasaran melalui berbagai saluran seperti dengan memanfaatkan relawan demokrasi, struktur penyelenggara maupun sosialisasi di ruang publik. Hal ini juga dikuatkan oleh informan 3. Sebenarnya tergantung tujuannya, dari sebuah kegiatan apabila kegiatan itu dikatakan berhasil adalah dalam contoh kasus, setelah diadakan kegiatan sosialsisasi dan edukasi para mahasiswa sebagai audience melakukan tweet komentar-komentar positif dan kemudian ketika tweetnya dalam satu bulan sudah ada beberapa kali itu sudah bisa dikatakan berhasil. Selain itu juga komunikasi dilakukan dengan media lain yaitu memakai situs atau website. Jadi di setiap acara bisa di publikasi di dalam website perspektifbaru.com dan juga ada di dalam website hutanindonesia.com, selain itu juga komunikasi dengan media juga dilakukan. Strateginya memberikan penjelasan ke Universitas yang bersangkutan dikarenakan gaya hidup mahasiswa yang tinggi pada zaman sekarang ada kesulitan dalam mebuat mahasiswa menghadiri acara roadshow, tim yang bertugas pada acara roadshow ini meminta dukungan agar pihak universitas bisa memfasilitasi, mengerahkan mahasiswanya untuk hadir di seminar ini dan menjelaskan kepada pihak universitas akan pentingnya topik ini, kemudian juga menyediakan narasumber yang memang qualified di bidangnya. Semua langkah-langkah public relations dalam penanganan di perjelas dengan Public Relations Society of America
(PRSA) dalam buku Pengantar Public Relations Teori dan Praktis Public Relations membantu suatu organisasi dan publiknya untuk beradaptasi satu sama lain. Public Relations adalah upaya organisasi untuk meraih kerja sama dengan sekelompok orang. public relations membantu organisasi berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan publik utama mereka (Butterick, 2012). Dari hasil wawancara yang menunjukan bahwa mahasiswa sebagai agent of change pada dasarnya, manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Manusia hidup tidak sebagai mahluk tunggal atau individu melainkan sebagai bagian dari sebuah masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu. kontribusi seseorang dalam suatu hubungan, di mana hubungan tersebut dapat mempengaruhi kontribusi orang lain. Kemudian melihat hubungan antara perilaku dengan lingkungan hubungan yang saling mempengaruhi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam membentuk perubahan sosial dalam event ini, maka akan dilihat bagaimana peran yang mahasiswa lakukan dalam membentuk sebagai agen perubahan sosial dari lembaga. Dari hasil wawancara yang menunjukan bahwa mahasiswa sebagai agent of change pada dasarnya, manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Manusia hidup tidak sebagai mahluk tunggal atau individu melainkan sebagai bagian dari sebuah masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu. kontribusi seseorang dalam suatu hubungan, di mana hubungan tersebut dapat mempengaruhi kontribusi orang lain. Kemudian melihat hubungan antara perilaku dengan lingkungan hubungan yang saling mempengaruhi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam membentuk perubahan sosial dalam event ini, maka akan dilihat bagaimana peran yang mahasiswa lakukan dalam membentuk sebagai agen perubahan sosial dari lembaga. Dilihat dari feedback yang diberikan terhadap materi yang disosialisasikan. Saat tanya jawab maupun setelah acara, dapat dilihat bahwa mereka meningkat, maksudnya tingkat kesadarannya dari semula rata-rata tidak tahu bahanya pemanasan global atau dampak dari perubahan iklim menjadi tahu dan mempunyai minat untuk mempelajari perubahan iklim. Sosialisasi dan edukasi sangat berpengaruh dalam membangun awarnes dengan pendidikan, dengan seminar, workshop, diskusi-diskusi dan perubahan sosial bisa diukur dari seberapa besar jumlah komentar-komentar positif di media sosial tetapi harus dilakukan percobaan beberapa kali dan itu juga tergantung dari perusahaan atau lembaga yang bersangkutan menanggapinya, biasanya sudah ada target atau standard untuk penilaiannya bisa dari semakin banyak komentar di media sosial atau perubahan perilaku sosial. Kalau dari media sosial sendiri bisa dilihat dari komentar di media sosial sendiri misalnya bulan ini ada 50 komentar, bulan depan bisa bertambah lagi, itu dianggap perubahan sosial. Kekurangannya yang pertama banyak mahasiswa yang tidak bisa meninggalkan jam pelajaran, jadi di tengah-tengah seminar banyak mahasiswa yang meninggalkan tempat. Kalau kekurangan secara luas dalam acara ini adalah aula yang biasa di pakai tidak bisa menampung mahasiswa dengan jumlah yang banyak dan acara ini hanya bisa dinikmati perwakilan-perwakilan Universitas. Berikut merupakan kekurangan yang kedua yaitu tidak melibatkan media masa untuk menjadi panitia. Karena memang salah satu undangannya tidak bekerja sama dengan media masa. Jadi sosialisasi disini lebih ke awarness dan ini jelas sekali berbeda dengan marketing. Terakhir merupakan kekurangannya karena ini komunikasi dua arah, jadi yang bisa mengikuti roadshow ini terbatas. Disisi lain tim yang bertugas meminta kepada rekan mahasiswa yang menjadi panitia lokal badan eksekutif dari mitra lembaga itu untuk mengundang leader-leader dari mahasiswa setiap jurusan dan fakultas, agar mereka menyampaikan lagi informasi tersebut ke rekannya. Cara mengatasi hambatannya dengan cara pendekatan yang baik dengan pihak rektorat harus terjalin dengan baik dan harus menjelaskan tujuan dari seminar ini serta menjelaskan pentingnya topik yang akan diangkat. Dengan begitu pihak rektorat bisa memberikan pengertian kepada dosen-dosennya agar mewajibkan mahasiswanya menghadiri seminar. Informan 3 menambahkan sebagai berikut, ada konsep A-B-C-G ini adalah model kolaborasi,sosialisasi dan edukasi pasti memiliki kolaborasi juga. Kolaborasi ini adalah proses bagaimana bisa saling membangun, membangun kolaborasi A-B-C-D-G, A itu akademis dalam hal ini Universitas tentu menjalin kerja sama bahwa isu ini penting dan universitas pun punya responsibility untuk mengingatkan para mahasiswa tentang global
warming, B itu bisnis, bisnis itu bisa mengajak pengusaha, mengajak koorporate jadi tidak hanya sendiri, kemudian C itu community atau komunitas, komunitas bisa masuk melalui komunitas-komunitas yang ada di suatu Universitas atau bahkan komunitas-komunitas yang sesuai isu global warming, G itu goverment, goverment sangat berkepentingan dengan memfasilitasi, contohnya ada perlombaan membuat puisi dan yang menang akan mendapatkan untuk internship ke luar negeri.Artinya ini tidak semata-mata sejarah perusahaan tetapi bagaimana membangun kemitraan, kemitraan lintas sektor yang akan membuat kegiatan mendapatkan manfaat yang besar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1) Strategi yang dipakai pada sosialisasi dan edukasi global warming melalui komunikasi Perspektif Baru pertama-tama adalah menjadikan mahasiswa sebagai target sosialisasi, karena mahasiswa merupakan agent of change. 2) Menjalin kerjasama dengan pihak universitas kepada pihak Universitas agar bisa memfasilitasi, dan mengerahkan mahasiswa untuk menghadiri seminar, kemudian menyediakan narasumber yang qualified di bidangnya dari kalangan kampus. 3) Strategi yang dipakai adalah komunikasi dua arah yang digabungkan dengan media sosial yaitu twitter, selain itu juga komunikasi dilakukan dengan media lain yaitu memakai website. Strategi komunikasi dua arah menjadikan mahasiswa mudah memahami materi sosialisasi. Sedangkan penggunaan media sosial dapat menjangkau publik lebih banyak dan luas. 4) Hambatan yang ditemui dalam sosialisasi dan edukasi adalah banyak mahasiswa yang tidak bisa meninggalkan jam pelajaran, aula yang biasa dipakai tidak bisa menampung mahasiswa dengan jumlah yang banyak dan acara ini hanya bisa dinikmati perwakilan-perwakilan Universitas. 5) Solusi untuk menangani hambatan sosialisasi dan edukasi adalah pendekatan dengan pihak rektorat agar memberikan penjelasan kepada dosen-dosen agar mewajibkan mahasiswa menghadiri sosialisasi dan edukasi global warming. selain itu juga penggunaan media sosial agar mahasiswa dan publik bisa mengikuti sosialisasi dan edukasi global warming.
Saran Praktis 1) Selain itu dapat menggunakan model kolaborasi A-B-C-G, yaitu yang merupakan A adalah akademis, B adalah bisnis, C adalah community dan G adalah goverment, yang mempunyai makna bahwa setiap strategi komunikasi yang dilaksanakan khususnya dalam sosialisasi dan edukasi dapat berjalan dengan baik. 2) Tindakan selanjutnya setelah memberikan sosialisasi dan edukasi follow up mengajak mahasiswa-mahasiswa yang sudah diberi sosialisasi dan edukasi untuk menjadi seperti efek snow ball dimana mereka para mahasiswa-mahasiswa yang sudah diberikan pembekalan kemudian diajak untuk meneruskan informasiinformasi yang didapat terkait global warming kepada masyarakat. Dimulai dengan dimana kegiatan ini tetap diawasi dan diprakarsai oleh Yayasan Perspektif Baru yang menjadi event organizer yang berbicara adalah kali ini mahasiswa sebagai peran utama dengan demikian mereka akan merasa bahwa dilibatkan. 3) Membuat blog, website khusus untuk global warming agar bisa diakses kapan saja oleh orang banyak mengenai global warming. Dengan lewat blog ini dimana melibatkan mahasiswa-mahasiswa menjadi kontributor penulis, oleh sebab itu community involvement didalamnya harus kuat. Dengan memanfaatkan bentuk komunikasi menggunakan video yang interaktif serta menarik ke youtube sehingga akan lebih mudah dipahami mengenai perubahan sosial khususnya global warming.
Saran Umum Diharapkan mahasiswa dapat dengan bijak mengikuti sosialisasi dan edukasi global warming yang di lakukan secara rutin ini dan tidak dengan sifat memaksa.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, E. (2010). Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif . Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bachri, B. (2010). Tugas Akhir: Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Surabaya. Bungin, B. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Butterick, K. (2012). Pengantar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo persada. Donovan, R., and Henley, N. (2010). Principles and Practice of Social Marketing : An International Perspective. Australia : IP Communication Firsan, N. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Istijanto, (2005). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kriyantono, R.(2006) Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana. Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Lattimore, D., Baskin, O., Heiman, S. T., Toth, E. L. 2010. Public Relations Profesi dan Praktik, Jakarta : Salemba Humanika. Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, D. L. (2013). Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi ed.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Ruslan, R. (2010). Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi ed.1, cet. 5. Jakarta : Rajawali pers. Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA. Suharsono., dan Dwiantara, L. (2013). Komunikasi Bisnis : Peran Komunikasi Interpersonal Dalam Aktivitas Bisnis. Yogyakarta : CAPS (Center of Academic Publiching Service). Thomas, R.M., Iding, M.K. (2012). Explaining Conversations : A Developmental Social Exchange Theory. The Rowman and Littlefield Publishing Group,Inc.,Lanham,Maryland. Wasesa, S.A. (2010). Strategi Public Relations. Edisi Ketiga. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. West, R., Turner, L.H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Introducing Communication Theory: Analysis and Application). Jakarta: Salemba Humanika.
JURNAL : Chahayani, W. (2010). Strategi Humas Dikti Dalam Mensosialisasikan Program Beasiswa Pendidikan Misi Untuk Pemerataan Akses Pendidikan. Jakarta : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Hardjana, A.A. (2010). Sosialisasi dan Dampak Budaya Organisasi. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 7, Nomor 1, Juni 2010: 1-128. Hastjarjo, A.L.P.S. (2014). Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi Pemilu 2014 (Studi Kasus KPU Kota Surakarta Dalam Pemilu Legislatif 2014). Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hopkins, D. (2013). Learning about Climate: An Exploration of the Socialization of Climate Change. New Zealand : University of Otago, Dunedin. Hota, M., Mcguiggan, R. (2006). The Relative Influence of Consumer Socialization Agents on Children and Adolescents: Examining the Past and Modeling the Future. Australia : University of Western Sydney. Masykuri, N.C. (2011). Peran Public Relations Tak Sekedar Fungsi Teknis. Jurnal Humaniora. 02(01): 356. Setiffi, F. (2014). Introduction to the Special Section: Consumer Culture, Identity and Processes of Socialization. Department of Political Science, Law and International Studies : University of Padova, Italy.
RIWAYAT PENULIS Shinta Permata Sari lahir di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1992. Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Marketing Communication – Public Relations pada tahun 2015.