S. 401
SEMINAR 20 Agustus 2015
SOLUSI MASALAH IBU KOTA JAKARTA Sebuah Pemikiran Alternativ dari Perspektif Demografi Sosial
Tadjuddin Noer Effendi
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Seminar Bulanan
12
SOLUSI MASALAH IBU KOTA JAKARTA Sebuah Pemikiran Alternativ dari Perspektif Demografi Sosial Tadjuddin Noer Effendi
[email protected]
Bahasan 1. Masalah Demografi Indonesia dan Jakarta 2. Alternatif pemecahan masalah Jakarta yang berkontribusi pada pemecahan masalah Indonesia
Masalah Demografi Indonesia 1. Distribusi penduduk yang timpang • Penduduk Indonesia yang tinggal di Indonesia bagian Barat 78% dengan luas wilayahnya 22 % dari luas Indonesia • Penduduk yang tinggal di Jawa 57 % dengan dengan luas wilayah 6,6% dari luas Indonesia • Penduduk tinggal di Indonesia bagian Timur 20 % dengan luas wilayahnya 72 % dari luas Indonesia
Seminar Bulanan
Perbandingan persentase jumlah penduduk dengan persentase luas Indonesia di Jakarta dan di pulau-pulau utama tahun 2013 4,01 0,03
JAKARTA
57,1
JAWA
6,6 5,9
KALIMANTAN
24,5 1,5
PAPUA
21,8 21,6 21,5
SUMATERA 7,3
SULAWESI
9,8 1,4 1,1
MALUKU
5,5 3,8
BALI/NTT/NTT
0
10
20
% penduduk Indonesia
30
40
50
% luas Indonesia
Sumber: BPS, 2014, Statistik Indonesia 2014, Jakarta, hal.37 dan hal.79
2
60
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada
Jumlah Penduduk dan distribusi menurut pulau/propinsi 2013 Pulau/Propinsi S umatera Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Bitung Kep. Riau Jawa DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT
Jlh pddk (000) Distribusi (%) 53,579.30 21.56 4,881.10 1.93 13,590.30 5.46 5,066.50 2.04 6,003.30 2.42 3,286.10 1.32 7,828.70 3.15 1,814.40 0.73 7,932.10 3.18 1,315.40 0.58 1,861.40 0.75 141,985.60 57.06 9,969.90 45,340.80 33,264.30 3,594.90 38,363.20 11,452.50 4,056.30 4,710.80 4,954.00
4.01 18.22 13.37 1.46 15.42 4.6 1.63 1.89 1.99
Kalimantan Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
14,731.40 5.92 4,641.40 2,364.70 3,854.50 3,870.80
1.87 0.96 1.58 1.56
S ulawesi Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
18,216.90 7.32 2,360.40 2,785.50 8,342.00 2,396.70 1,098.00 1,234.30
0.95 1.12 3.35 0.96 0.44 0.5
Maluku Maluku Maluku Utara
2,743.30 1.1 1,628.40 1,114.90
0.65 0.45
P apua Papua Papua Barat
3,861.40 1.55 3,032.50 828.90
1.22 0.33
Jumlah
248,818.10
100
BPS, 2014, Statistik Indonesia 2014, Jakarta, hal.37 dan hal.79
3
Seminar Bulanan
2. Ketimpangan kepadatan penduduk yang ekstrim • Kepadatan penduduk Jakarta 15015 jiwa/km2 yang luasnya 664 km2 atau hanya 0.03% dari luas Indonesia • Kepadatan penduduk Jawa 1100 jiwa/km2 yang luasnya 129.435 km2 atau hanya 6,6% dari luas Indonesia • Kepadatan penduduk Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Papua masih di bawah 100 jiwa/km2. Bahkan Papua hanya 9 jiwa/km2 yang luasnya sekitar 22 % dari luas Indonesia
Kepadatan penduduk Jakarta dibandingkan dengan kepadatan penduduk di pulau-pulau utama tahun 2013 JAKARTA
15015
JAWA
1100
BALI
702
NTB
254
SUMATERA
111
NTT
102
SULAWESI
96
MALUKU
33
KALIMANTAN
33
PAPUA
9
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Kepadatan penduduk jiwa per km per segi
Sumber: BPS, 2014, Statistik Indonesia 2014, Jakarta, hal.37 dan hal.79
4
16000
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada
Jumlah penduduk, luas wilayah, Luas wilayah terhadap luas Indonesia dan kepadatan penduduk menurut pulau/propinsi 2013 Pulau/Propinsi Sumatera Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Bitung Kep. Riau Jawa DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT
Jumlah penduduk Luas wilayah Persentase thdp Kepadatan pddk (dalam ribuan) (Km2) luas Indonesia (%) (jiwa/Km2) 53,579.30 480789 25.2 111 4,881.10 57954 3.03 83 13,590.30 72983 3.82 186 5,066.50 42012 2.2 121 6,003.30 87023 4.55 69 3,286.10 50058 2.62 66 7,828.70 91592 4.79 85 1,814.40 19919 1.04 91 7,932.10 34623 1.81 229 1,315.40 16424 0.86 80 1,861.40 8201 0.43 227 141,985.60 129435 6.6 9,969.90 664 45,340.80 35377 33,264.30 32800 3,594.90 3133 38,363.20 47799 11,452.50 9662 4,056.30 4,710.80 4,954.00
1100 0.03 1.85 1.72 0.16 2.5 0.51
15015 1282 1014 1147 803 1185
5780 0.3 18572 0.97 48718 2.55
702 254 102
Kalimantan Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
14,731.40 568681 24.53 4,641.40 147307 2,364.70 153564 3,854.50 38744 3,870.80 229066
7.71 8.04 2.03 6.75
Sulawesi Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
18,216.90 189524 9.8 2,360.40 13853 2,785.50 62843 8,342.00 46717 2,396.70 38067 1,098.00 11257 1,234.30 16787
0.72 3.24 2.44 1.99 0.59 0.88
Maluku Maluku Maluku Utara
2,743.30 79896 4.1 1,628.40 46914 1,114.90 32982
2.46 1.67
Papua Papua Papua Barat
3,861.40 416060 21.8 3,032.50 97024 828.90 319036
16.7 5.08
8 9
100
130
Jumlah
248,818.10
1910931
26 32 16 99 19 96 164 43 173 59 93 69 33 33 33 9
BPS, 2014, Statistik Indonesia 2014, Jakarta, hal.37 dan hal.79
5
Seminar Bulanan
Apa implikasi dari situasi demografi itu pada ekonomi dan sosial?
Implikasi Ekonomi 1. Investasi PMA dan PMDN terkonsentrasi di Jawa. Menunjukkan bahwa investor memilih menanamkan modalnya di daerah yang memiliki potensi pasar dan ketersediaan tenaga kerja. Ini menyebabkan ketimpangan dalam pembangunan. 2. Dana dan perputaran uang Indonesia terpusat di Jawa (Jakarta). Itu yang menyebabkan diperkirakan uang yang ada Indonesia 6070% beredar di Jakarta. Tidak mengherankan Jakarta menjadi daya tarik bagi masyarakat luar Jakarta. Apalagi Jakarta terus menerus membangunan fasilitas bagi warga (misalnya, rumah susun murah dll). Hal itu kian menarik orang untuk datang ke Jakarta. Sampai kapan pembangunan di Jakarta akan berlangsung karena daya dukung semakin tidak memadai. Realisasi Investasi PMDN dan PMA Menurut Pulau 2013* 70 60,5
Persenatse
60
51,9 50 40 30
22,4 20
17,9 11,9
9,7
10
3,4 3,2
9,5
2,8
5,2
1,6
0 Sumatera
Jawa
Bali/NTB/NTT
PMDN
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan Papua
PMA
*Tidak termasuk minyak, gas bumi, perbankan, lembaga keuangan, non bank, ansuransi, sewa guna usaha, investasi port folio (pasar modal) dan rumah tangga Sumber: BPS, 2014, Statistik Indonesia 2014, Jakarta, hal. 402 (Tabel 11.2.2) dan 404 (Tabel 11.2.4)
6
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada
Realisasi Investasi PMDN dan PMA di Jawa 2013 60
52,4
50 41,1 40 30 20
14,9
19,6
18,9 13,5
8,6
10
2,7
0 Jakarta
Jawa Barat
PMDN
Jawa Tengah
Jawa Timur
PMA
Sumber: BPS, 2014, Statistik Indonesia 2014, Jakarta, hal. 402 (Tabel 11.2.2) dan 404 (Tabel 11.2.4)
Implikasi Sosial Jakarta sebagai pusat utama kegiatan ekonomi, angka kemiskinan relatif rendah dibandingkan dengan kota dan desa Indonesia dan Indonesia secara keseluruhan. Persentase kemiskinan di Jakarta, kota dan desa Indonesia dan Indonesia tahun 2013 % kemiskinan 16
14,4
14
Persentase
12
10
8,5
8,5
8
6 4
3,7
2
0 Jakarta
Kota Indonesia
Desa Indonesia
Indonesia
BPS, 2014, Statistik Indonesia 2014, Jakarta, hal. 176-181
7
Seminar Bulanan
Apa kesimpulan dari paparan di atas • Masalah Jakarta tidak dapat dilepaskan dari masalah yang dihadapi Indonesia • Memecahkan masalah Jakarta perlu dikaitkan dengan ketimpangan distribusi dan kepadatan penduduk Indonesia • Kesenjangan antar daerah dan beban Jakarta kian parah bila ketimpangan distribusi/kepadatan penduduk dan ketidakmerataan konsentrasi ekonomi tidak diatasi
Apa yang perlu dipikirkan • Mengurangi penduduk Jakarta sekaligus memecahkan masalah kesenjangan antar daerah • Menyebarkan kegiatan pemerintahan yang selama ini ter pusat di Jakarta ke daerah-daerah
Berapa idealnya jumlah penduduk Jakarta? Agar bebannya dapat dikurangi idealnya penduduk Jakarta seperti saat lebaran (penduduk yang mudik keluar Jakarta sekitar 4-5 juta jiwa)
Apakah ibu kota perlu dipindahkan? • Memindahkan ibu kota tidak hanya memindahkan bangunan perkantoran kementerian, kantor badan-badan pemerintahan dll tetapi juga memindah orang (staf dan keluarga) • Bila seluruh staf kementerian dan kantor badan-badan pemerintahan diperkirakan jumlahnya sekitar 1 juta, 1 isteri dan 1 anak (2 juta) maka yang dipindahkan sekitar 3 juta orang. (3 juta sama dengan jumlah penduduk 1 kabupaten)
8
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada
• Menyediakan infrastruktur (rumah, sekolah dll) untuk 3 juta orang tidak mudah. Kalaupun mudah adakah daerah yang mampu menampung pindahan sebanyak 3 juta orang. Berapa lahan yang harus disediakan?
Solusi alternatif 1. Solusi ini mengutamakan pendekatan kesatuan kebangsaan. Artinya, Indonesia dilihat sebagai satu kesatuan (ekonomi, sosial, budaya dan politik). 2. Berdasarkan itu maka ibu kota Jakarta tidak perlu dipindahkan, yang perlu di relokasi adalah kantor-kantor kementerian, kantor lembaga dan badan pemerintahan ke ibu kota di tiap propinsi yang jumlahnya ada 34. Kantor pemerintahan, badan dan lembaga pemerintahan yang mana direlokasi ke ibu kota propinsi yang mana perlu kajian secara seksama dan komprehensiv.
Apa implikasi dari solusi itu Solusi itu tidak hanya memecahkan masalah Ibu kota Jakarta tetapi sekaligus diharapkan dapat mengurangi masalah Indonesia karena • Relokasi para staf kementerian, badan dan lembaga pemerintah ke daerah-daerah dapat mengurangi ketimpangan distribusi penduduk • Dapat mengurangi kesenjangan antar daerah karena dana dan kegiatan yang melekat pada tiap kementerian, badan, dan lembaga pemerintahan turut tersebar ke tiap ibu kota propinsi. Cara itu dapat membantu memecahkan kesenjangan distribusi peredaran uang dan pembangunan di daerah • Efek ganda dari relokasi itu antara lain dapat membuka peluang usaha dan kerja di daerah-daerah. Peluang usaha dan kerja yang selama ini ada di ibu kota Jakarta menyebar ke daerah-daerah. Menjadi daya tarik untuk datang ke daerah-daerah
9
Seminar Bulanan
Itulah secara garis besar solusi alternative pemecahan masalah Jakarta. Hal-hal tehnis perlu dibicarakan secara sistematis dalam Berdikari Centre
Terima kasih
10