Optimalisasi Lahan Suboptimal bagi Penguatan Ketahanan Pangan
sobir Pusat Kajian Hortikultura Tropika Kampus IPB Baranangsiang, Jl Pajajaran Bogor 16144 Tlp/Fax.0251‐8326881, www.pkht.or.id, email:
[email protected]
The Challenges Populasi dunia mencapai 7 Milyard pada 31 Oktober 2011 (hanya 12 tahun sejak populasi 6 milyard); Pertumbuhan ekonomi akan mendorong urbanisasi, penduduk dunia akan menjadi urban 70 % (saat ini sekitar 49%). Populasi yang makin urban dan kaya, perlu pangan lebih tinggi jumlah dan mutunya, sehingga perlu peningkatan produksi 70%
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 1
The Challenges
Negara maju akan menjadi negara exportir pangan, tetapi negara berkembang jadi importir pangan
The Challenges
Proyeksi kebutuhan beras dengan asumsi laju penduduk tetap 1.49, konsumsi 125.3 kg/kapita/th, produktivitas 1.04% (Poerwanto et al. 2012)
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 2
The Challenges
? Pertambahan penduduk dan dukungn produksi pangan
The Challenges
Faktor Lahan untuk produksi pangan 1. Ketersediaan lahan untuk produksi pangan makin lama makin berkurang 2. Kualitas lahan makin menurun, akan muncul lahan sub optimal di kawasan lahan optimal
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 3
The Challenges Ketersediaan air untuk produksi pangan 1. Sumber air makin berkurang karena tataguna tidak terkontrol (kapasitas dan kualitas) 2. Bersaing dengan keperluan lain
The Challenges Anomali iklim/Climate change 1. Meningkatkan suhu, sehingga produksi terganggu 2. Distrubusi hujan dalam tahun dan antar tahun terganggu 3. Serangan OPT meningkat, dan berubah polanya
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 4
Future Opportunity Jaminan penyediaan pangan dilakukan 1. Peningkatan produktifitas (yield rate stagnant) 2. Mengurangi kehilangan hasil dengan IPM dan post harvest handling 3. Perluasan ke lahan sub optimal (91.9 juta ha)
Future Opportunity Potensi lahan sub optimal total 91.9 juta ha: 1. lahan kering masam 62.7 jt ha (68.2%); 2. lahan kering iklim kering 7.7 jt ha(8.4); 3. lahan rawa pasang surut 9.3 jt ha (10.1%); 4. lahan rawa lebak 7.5 jt ha (8.2), 5. gambut 4.7 jt ha (5.1%).
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 5
Future Opportunity Tantangan utama lahan suboptimal adalah produktivitas rendah (faktor internal seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah, dan/atau faktor eksternal seperti iklim dan lingkungan), dapat upayakan secara terpadu melalui 1. Kapasitas genetic tanaman, a. Konvensional b. Bioteknologi, 2. Pengembangan system produksi, 3. Pengembangan infrastruktur 4. Peningkatan kapasitas teknik 5. Kelembagaan petani
Pemanfaatan SDG dan Pemuliaan Pendekatan paling efisien dalam pemanfaatan lahan suboptimal adalah penggunaan varietas memiliki toleransi terhadap. 1. Cekaman abiotic seperti cekaman air, baik kelebihan maupun kekurangan dan keracunan mineral seperti Al pada lahan masam, NaCl pada lahan dekat dengan pantai, dan suhu tinggi. 2. Cekaman biotik seperti serangan hama, penyakit dan gulma. 3. Perubahan selera konsumen dan pasar meminta standar produk tertentu
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 6
Pemanfaatan SDG dan Pemuliaan
Kepulauan Indonesia memiliki keragaman lingkungan yang tinggi (43 ekosistem) dengan iklim yang lembab memiliki potensi genetik sangat tinggi. Luas areal hanya 1.3 % dari luas dunia dengan proporsi sumber daya genetik 17% secara total dan 11% untuk flora.
Pemanfaatan SDG dan Pemuliaan Pengembangan varietas tahan kekurangan air (karena kekeringan atau salinitas) maupun kelebihan air (genangan)
Tanaman padi toleran genangan Swarna dg gen Sub1 (IRRI)
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 7
Pemanfaatan SDG dan Pemuliaan Pengembangan varietas tahan keracunan mineral, terutama Al, dengan memanfaatkan produksi asam organik.
Pemanfaatan SDG dan Pemuliaan Gen tolerasi terhadap cekaman abiotic tidak tersedia pada gene pool tanaman beberapa tanaman, seperti gen toleran suhu tinggi pada kentang, dan gen adaptasi kedelai terhadap lingkungan tropis. Perlu dilakukan mutasi untuk penyediaan gen tersebut
Mutasi G-0 untuk mendapatkan gen adaptasi thdp suhu tinggi
Kubis KK-Cross menghasilkan crop di dataran rendah
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 8
Pemanfaatan SDG dan Pemuliaan Pengembangan komoditas lokal yang beradaptasi di lingkungan lahan sub‐optimal, sebagai pengganti komoditas yang menjadi kebutuhan pangan nasional.
. Koro Pedang (Canavalia ensiformis DC) mampu menghasilkan biji hingga 8 ton/ha pada lahan kering
Pemanfaatan Bioteknologi Pemuliaan untuk lahan sub optimal seringkali terhambat lokasi seleksi, karena a. Seleksi pada lahan sub‐optimal dapat menyebabkan erosi gen‐gen terkait produktifitas, sehingga diperoleh varietas tahan tetapi produktifitas rendah b. Beberapa karakter ketahanan atau toleransi dikendalikan oleh banyak gen c. Tanaman tahunan perlu waktu lama Sehingga bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan akurasi perakitan varietas
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 9
Pemanfaatan Bioteknologi Piramidanisasi gen Pi, karena ketahanan thd blast dikndalikan 30 gen Pi yang terkait ras‐tertentu
Hasil amplifikasi menggunakan pasangan primer Pi-b (bawah) dan Pi-ta1 (atas). Santoso 2004)
Pemanfaatan Bioteknologi Identifikasi marka DNA penanda getah kuning
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 10
Pemanfaatan Bioteknologi Modifikasi Gen OsDREB1A
Pemanfaatan Bioteknologi
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 11
Pengembangan Teknologi Penanaman Sayur di Lahan Gambut
Pengembangan Teknologi Penerapan IPM di lahan kering
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 12
Penyediaan Infrastruktur Lahan sub optimal masih belum didukung dengan infra struktur yang memadai, sehingga biaya produksi tinggi dan mutu rendah, sehingga sulit berkembang tanpa dukungan infrastruktur yang kuat dari pemerintah
Penguatan Kelembagaan Pertanian berkelanjutan harus memenuhi 4 persyaratan utama yaitu 1. economically viable, 2. socially acceptable, 3. technologically feasible, 4. environmentally sustainable.
Seminar Nasional UIN Suska 2013 | 13