LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2013
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
kata pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan karuniaNya, akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Puslitbang Hortikultura tahun 2013 dapat diselesaikan. LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. Berdasarkan INPRES 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Puslitbang Hortikultura telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang berisi kinerja internal yang berfungsi sebagai koordinasi UPT di bawahnya (Balitsa di Lembang, Balitbu Tropika di Solok, Balithi di Segunung dan Balitjestro di Tlekung) selama tahun 2013 dan disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2010 – 2014 dengan melaksanakan 8 (delapan) sasaran strategis yang dijabarkan dari 1 (satu) kegiatan utama Puslitbang Hortikultura dengan 8 (delapan) indikator kinerja sasaran. Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat diharapkan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian LAKIP ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan. Jakarta, Januari 2014 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MS NIP. 19591010 198603 1 002
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................................ i DAFTAR ISI ......................................................................................
ii
DAFTAR TABEL .................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
v
IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................
1
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................
6
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ...............................
10
2.1. Visi........................................................................................ 2.2. Misi ...................................................................................... 2.3. Tujuan ................................................................................ 2.4. Sasaran ................................................................................ 2.5. Sasaran Strategis ................................................................... 2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura ....................................... 2.7. Arah Kebijakan ...................................................................... 2.8. Strategi ................................................................................ 2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan ............................................ 2.10. Keterkaitan dengan Program Badan Litbang Pertanian ............... 2.11. Komoditas Hortikultura ........................................................... 2.12. Sub Kegiatan ......................................................................... 2.13. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama ....................................... BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................
10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 16 17 20
3.1. Indikator Keberhasilan ............................................................ 3.2. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja ............................................ 3.3. Penjelasan Memadai atas Pencapaian Kinerja ............................ 3.4. Akuntabilitas Keuangan .......................................................... BAB IV. PENUTUP .............................................................................
20 20 23 69 85
LAMPIRAN ........................................................................................
95
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
DAFTAR TABEL HALAMAN Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2010-2014 ......................................
17
Sasaran , Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA. 20102014 ................................................................................
18
Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 ....................................................
21
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2012 dan 2013 ................................................................................
67
Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang Hortikultura .......................................................................
72
Capaian Kegiatan Utama dan Realisasi Keuangan dalam Pencapaian Sasaran 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura .....
74
Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2012 dan 2013 Menurut Jenis Belanja ............................................................................
79
Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura TahunAnggaran 2012 dan 2013 ..........................................................................
79
Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ...............................................
81
Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun 2012– 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ..........................
84
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
DAFTAR GAMBAR HALAMAN Gambar 1.
Keragaan Buah Mangga Agri Gardina ................................
24
Gambar 2.
Aksesi Durian dengan Porsi Edible > 30% ..........................
25
Gambar 3.
Penampilan CVUB Buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless ...
27
Gambar 4.
TSS 1-S4/Brebes 1 ..........................................................
28
Gambar 5.
TSS-KL 80 S3/Brebes 2 ....................................................
28
Gambar 6.
25 VUB Tanaman Hias .....................................................
34
Gambar 7.
Produksi Benih Sumber Buah Tropika ................................
37
Gambar 8.
Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013 ................
38
Gambar 9.
Proses Pengepakan PF dan BPMT untuk Didistribusikan .......
38
Gambar 10. Lima Teknologi Inovativ Tanaman Sayuran ........................
41
Gambar 11. Gejala Penyakit, A)Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang C) Bercak Batang, dan D) Busuk Batang Tanaman Buah Naga ..
41
Gambar 12. Keragaan Buah Pisang pada berbagai Dosis Pupuk Kalium ...
41
Gambar 13. Dua Materi Uji Perakitan Paket Teknologi Budidaya Pisang di Lokasi KP.Aripan .............................................................
42
Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika untuk menghasilkan Benih Bebas Penyakit a. Hasil pengendalian burik kusam; b. Tanaman stroberi pada perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4 .....................
42
Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi di Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house ...
42
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran .....................................
44
Gambar 17. Aneka Plasma Nutfah Buah Tropika ...................................
46
Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi Jeruk 2013 .................................
47
Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012 .......................
47
Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013 masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi c). Revisi Hibah dan Pagu Minus .......................................
71
Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013 Per Belanja ..........................................................................
72
Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 Per UK/UPT .......................................................
76
Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per jenis Belanja ..........................................................................
78
Gambar 24. Grafik Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 Per UK/UPT ..................
78
Gambar 25. Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA. 2013 ..............................................................
82
Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA. 2012 dan 2013 ......
83
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN Lampiran 1.
Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura ......................
96
Lampiran 2.
Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura TA. 2013 .............................
97
Lampiran 3.
Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014 ..........................
98
Lampiran 4.
Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 ...........................................................................
102
Lampiran 5.
Rencana Kinerja Tahunan 2013 ......................................
110
Lampiran 6.
Penetapan Kinerja Tahun 2013 .......................................
111
Lampiran 7.
Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon II Badan Litbang Pertanian ......................................................................
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
113
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam
rangka
menjamin
pelaksanaan
program
penelitian
dan
pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Puslitbang Hortikultura telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, dan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014. Renstra Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (2010-2014). LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja
Puslitbang
Hortikultura
yang
melaksanakan kinerjanya sesuai
mengelola
keuangan
mandiri
untuk
tugas dan fungsinya sebagai Instansi
Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. LAKIP disusun secara konsisten, komprehensif, realistis dan mempunyai hubungan yang logis dengan bahan dasarnya adalah Renstra, DIPA, RKA-KL, RKT, dan PK. Puslitbang Hortikultura memiliki visi : Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan
mengembangkan
inovasi
hortikultura
untuk
mewujudkan
industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal. Untuk mencapai visi tersebut Puslitbang Hortikultura memiliki misi sebagai berikut : •
Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan,
•
Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura;
•
Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia,
•
Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Program utama Badan Litbang Pertanian ini dijabarkan dalam 12 kegiatan, salah satunya adalah kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura. Untuk mendukung kegiatan
tersebut, pada tahun anggaran 2013 Puslitbang
Hortikultura menetapkan 7 (tujuh) tujuan, 9 (sembilan) sasaran dan 8 (delapan) sasaran strategis yang selanjutnya diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Komoditas utama hortikultura terdiri dari mangga, durian jeruk, kentang, bawang merah, anggrek, dan krisan. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan. Puslitbang Hortikultura berupaya agar hasil teknologi penelitian memiliki daya saing yang tinggi. Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria keberhasilan (realisasi
terhadap
target),
sasaran kegiatan
yang
dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 – < 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen. Realisasi capaian kinerja Puslitbang Hortikultura sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rerata sebesar 123,06% (sangat berhasil). Sasaran stratetgis 1: Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, yaitu dihasilkannya VUB hortikultura, dengan indikator jumlah VUB hortikultura. Pada tahun 2013 target VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah 31, tetapi capaian realisasi belum mencapai target, yaitu 27 VUB (87,10%) dengan kategori berhasil. Hal ini dikarenakan VUB tanaman sayuran, tanaman buah tropika serta tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasi tidak mencapai target, tetapi VUB tanaman hias capaian realisasinya melebihi target, yaitu 108,69% (sangat berhasil). Masing-masing VUB yang tidak mencapai target adalah sebagai berikut: capaian realisasi VUB tanaman Balitbu Tropika serta
tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
masing-masing 80% (berhasil),
sedangkan capaian realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang berhasil).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Sasaran strategis 2 : Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih sumber sayuran, benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE, dengan indikator jumlah benih sumber pada tahun 2013 telah mencapai realisasi rerata melebihi target, yaitu 145,71% (sangat berhasil). Namun untuk kegiatan penyediaan benih sumber bawang merah dan sayuran potensial serta jeruk batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE capaian realisasi masih di bawah target, yaitu berturut-turut 76% (cukup berhasil) dan 10% (kurang berhasil). Sasaran
strategis
3
:
Tersedianya
teknologi
budidaya
produksi
hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, dengan indikator kinerja jumlah teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi melebihi dari target 108,69% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan
jumlah teknologi yang dihasilkan tanaman
sayuran dan tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasinya melebihi target, yaitu berturut-turut 125% dan 150% (sangat berhasil), sedangkan teknologi dari tanaman hias mencapai sesuai target 100% (sangat berhasil). Namun teknologi yang dihasilkan tanaman buah tropika belum mencapai target, yaitu 85% (cukup berhasil). Sasaran strategis 4 : Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi Sumberdaya Genetik Hortikultura dengan indikator jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi pada tahun 2013 secara umum telah melebihi target dengan capaian realisasi 102,24% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika ≥ dari target yang telah ditetapkan yaitu masing-masing mencapai 100%, 100,70%, 105,50% dan 118% (sangat berhasil). Sasaran strategis 5 : Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura dengan indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura melalui penyelenggaraan seminar, open house/field day, pameran, gelar teknologi, transfer paket teknologi, materi web, tercetaknya: jurnal hortikultura, Majalah Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah Nusantara, dan leaflet/booklet. Pada tahun
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2013 rerata realisasi capaian kinerja telah melebihi target, yaitu 126,71% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian penyelenggaraan diseminasi pada umumnya ≥ target (100-500%). Sasaran
strategis
6
:
Tersedianya
dihasilkannya rekomendasi kebijakan litbang
rumusan
kebijakan,
yaitu
hortikultura, dengan indikator
kinerja jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura realisasi yang dicapai pada tahun 2013 telah melebihi target, yaitu 200% (sangat berhasil). Sasaran strategis 7 : Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu meningkatnya jumlah jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, dengan indikator kinerja Jumlah Kerjasama Penelitian pada tahun 2013 telah mencapai realisasi melebihi target 113,04% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan jumlah kerjasama Balitsa melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 500% (sangat berhasil), sedangkan realisasi capaian Balitbu Tropika, Balithi dan Balitjestro sesuai target 100% (sangat berhasil), namun realisasi capaian kerjasama Puslitbang Hortikultura belum mencapai target yaitu 85,71% (berhasil). Sasaran strategis 8 : Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura, dengan indikator kinerja Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura. Pada tahun 2013 capaian realisasi dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura
tidak
memenuhi
target,
yaitu
96,30%
(berhasil).
Hal
ini
dikarenakan program dukungan dan pengembangan kawasan lokasi tanaman buah subtropika tidak mencapai target, yaitu 87,5% (berhasil). Namun capaian realisasi dukungan pemanfaatan teknologi yang diselenggarakan Puslitbang Hortikultura, Balitsa, Balithi dan Balitjestro telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu masing-masing 100% (sangat berhasil). Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember 2013, anggaran Puslitbang Hortikultura telah direalisasikan sebesar Rp. 95.522.187.348 (93,41%). Rata-rata realisasi anggaran masing-masing UK/UPT lingkup
Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil di atas 93%, kecuali
Puslitbang Hortikultura karena terputusnya kontrak pembangunan gedung Puslitbang Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014.
Persentase
realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura 83,90%, Balitsa 94,04%, Balitbu Tropika 98,68%, Balithi 98,76%, dan Balitjestro 96,22%. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2013 sebesar Rp. 500.845.000,-, dengan rincian untuk masingmasing UK/UPT tahun 2013 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp 0,-, Balitsa Rp.151.000.000,-, Balitbu Tropika Rp 153.485.000,-, Balithi Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Rp 103.895.000,-. Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 1.393.396.440,- (278,21%), dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp. 13.133.000,-, Balitsa Rp. 528.584.305,-, Balitbu Tropika Rp. 420.849.798,-, Balithi Rp. 281.346.837,- dan Balitjestro Rp. 149.482.500,-. Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi Rp.1.163.160.893,-
(232,24%
dari
target
Rp.500.845.000,-)
terdiri
dari
penerimaan umum sebesar Rp 350.817.980,- (423,46%) dari target Rp. 82.845.000,-) dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460,- (249,42% dari target Rp.418.000.000,-).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk hortikutura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 2013, yaitu : (1) Perakitan varietas unggul yang diminati konsumen, (2) konservasi dan karakterisasi sumberdaya genetik, (3) penyediaan benih sumber hortikultura, serta (4) perakitan teknologi produksi hortikultura ramah lingkungan. Untuk dapat mencapai target tersebut di atas, maka peran kebun, UPBS, Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting yang diperlukan. Dengan adanya perubahan lingkungan strategis, maka diperlukan peningkatan peran serta masyarakat yang lebih luas untuk membangun sub sektor hortikultura. Pemerintah sebagai fasilitator, dinamisator, dan regulator tentu dituntut untuk melakukan restrukturisasi kelembagaannya dengan prinsip good govermance dengan tiga karakter utama, yaitu kredibilitas, akuntabilitas dan transparansi. Transparansi hanya dapat dicapai dengan melibatkan publik sebagai pengawas atas keberhasilan pelaksanaan program dan target yang telah ditetapkan. Dalam rangka tersebut, maka Puslitbang Hortkultura telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013 sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai dengan tugas dan fungsinya. LAKIP Puslitbang Hortikultura disusun untuk dapat menggambarkan tingkat keberhasilannya selama tahun 2013, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Beberapa hasil kegiatan utama Puslitbang Hortkultura pada tahun 2013 yang telah dicapai, yaitu 1) dihasilkannya 27 VUB hortikultura; 2) tersedianya 1.963 plasma nutfah hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura yang terdiri dari:121.235 G0 kentang, 26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial, 12.300 batang buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan tanaman hias lainnya, 492.253 stek krisan, 7.233 BF dan BPMT jeruk serta benih sumber buah subtropika, 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil SE; 4) Tersedianya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan. Selain itu, telah diselenggarakan kegiatan diseminasi, dihasilkannya 6 (enam) rekomendasi kebijakan, koordinasi dan pengawalan program dukungan pengembangan kawasan hortikultura pada 29 lokasi, serta telah melaksanakan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
26 kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri, baik institusi pemerintah maupun swasta. Sesuai peran strategisnya di dalam pembangunan subsektor hortikultura yang
modern,
tangguh
dan
berkelanjutan,
diharapkan
agar
mampu
menghasilkan teknologi yang bermanfaat dan berdaya saing bagi para
stakeholder. Kerjasama antar pengguna, penghasil teknologi dan stakeholder lainnya sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura pada masa mendatang. Di dalam pelaksanaan tupoksinya akan tetap berpegang pada prinsip akuntabilitas dan kredibilitas lembaga untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi program, output, serta peningkatan kualitas SDM. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permen/OT.140/10/2110, tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan hortikultura serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. Susunan organisasi lingkup Puslitbang Hortikultura seperti yang disajikan pada Lampiran 1. Sumberdaya (Manusia, Sarana-prasarana, dan Anggaran) Dengan semakin besarnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui APBN, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri. Saat ini, Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya didukung oleh 613 orang pegawai dengan komposisi yang dapat di lihat pada Lampiran 2, Sesuai program Kementerian
Pertanian,
maka
sebagai
institusi
penelitian
dan
pengembangan, dengan tugas pokok dan fungsi utama untuk melakukan penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura, maka peran pejabat fungsional, khususnya peneliti, sangat diperlukan untuk melaksanakan program tersebut. Para peneliti tergabung dalam tiga kelompok bidang disiplin ilmu, yaitu Kelompok Peneliti (Kelti) Pemuliaan dan Sumberdaya Genetik, Fisiologi dan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Agroekonomi, serta Hama dan Penyakit. Keragaman jabatan fungsional menurut strata pendidikan yang tersedia saat ini disajikan pada Lampiran 2. Sesuai
dengan
Rencana
peningkatan
kegiatan
penelitian
dan
pengembangan hortikultura pada masa yang akan datang, tentu dibutuhkan adanya dukungan tenaga peneliti dalam jumlah yang ideal, komposisi keberadaan tenaga peneliti yang tersedia, secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2 Berdasarkan sebaran jenjang fungsional peneliti di masing-masing Balai Penelitian, jenjang fungsional peneliti menunjukkan komposisi yang beragam. Pada saat ini komposisi ideal ditemukan di Balitsa, Balithi, dan Balitjestro, sedangkan di Balitbu belum mencapai ideal mengingat belum tersedianya pejabat peneliti yang mempunyai jenjang Peneliti Utama. Secara keseluruhan komposisi peneliti menurut jabatan yang mendekati kondisi ideal sebagaimana ditunjukkan oleh rasio yang ada saat ini, dapat dilihat pada Lampiran 2. Peneliti sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan tidak dapat berlangsung optimal jika tidak didukung oleh keberadaan tenaga fungsional non-peneliti dan staf penunjang lainnya. Secara keseluruhan jumlah tenaga teknisi litkayasa yang ada di lingkup Puslitbang Hortikultura sudah memadai hal ini disebabkan karena adanya tunjangan kinerja yang menyebabkan teknisi yang semula memilih fungsional umum mengajukan fungsional litkayasa untuk meningkatkan grade. Berdasarkan kajian critical mass, perbandingan ideal antara peneliti dengan teknisi litkayasa adalah 1:3. Saat ini komposisi perbandingan peneliti dan teknisis litkayasa pada
masing-masing
Balai Penelitian adalah sebagai berikut: Balitsa (1 : 2), Balitbu (1 : 4), Balithi (1 : 2), dan Balitjestro (1: 2). Keragaman fungsional lingkup
teknisi
Puslitbang Hortikultura
litkayasa
menurut jenjang
Tahun 2013 ditampilkan pada
Lampiran 2. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa empat
Balai Penelitian
lingkup Puslitbang Hortikultura sudah dalam kondisi ideal. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga fungsional agar lebih profesional, beberapa peneliti dan staf lainnya telah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan jangka panjang (tugas belajar) dan pelatihan jangka pendek (pelatihan fungsional/teknis dan non teknis), secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2 Dukungan sarana dan prasarana dalam kegiatan penelitian dan pengembangan sangat diperlukan. Sarana dan prasarana dalam lingkungan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Litbang dititikberatkan pada pembenahan kebun percobaan dan penyempurnaan laboratorium penelitian. Saat ini Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan luas total 361,81 ha, sedangkan laboratorium berjumlah 21 unit, yang sebagian di antaranya telah mendapatkan akreditasi dari Penguji SNI 17025-2005. Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan di kebun percobaan dengan beragam tipe agroekosistem dan jenis tanah. Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 ditampilkan pada Lampiran 3. Tidak seluruh luasan kebun percobaan digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan. Dari total luas lahan kebun percobaan, seluas 14,14% digunakan untuk kegiatan penelitian, 27% untuk penanaman koleksi plasma nutfah, 11,95% sebagai lahan produksi (termasuk untuk kerjasama), dan 10,56% untuk bangunan emplasemen kantor. Pemetaan lahan kebun sesuai peruntukannya tahun 2013 ditampilkan pada Lampiran 3. Penggunaan laboratorium sebagai sarana penelitian sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Sebagai lembaga penelitian berkelas dunia sudah sewajarnya jika semua laboratorium dapat terakreditasi dari lembaga akreditasi yang bertaraf internasional Lampiran 3,. Saat ini sebagian laboratorium di lingkungan Puslitbang Hortikultura telah mendapatkan status akreditasi, sedangkan yang belum diakreditasi masih dalam proses ke arah akreditasi. Proses akreditasi untuk laboratorium memerlukan waktu yang cukup lama. Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Renstra Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (20102014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Dokumen Renstra ini merupakan acuan dan arahan bagi UPT lingkup Puslitbang Hortikultura
dalam
merencanakan
dan
melaksanakan
penelitian
dan
pengembangan hortikultura periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait. Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 menyebabkan Puslitbang Hortikultura merestrukturisasi kegiatan berupa RPTP/RDHP/RKTM dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting). Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014. 2.1. Visi Visi Puslitbang Hortikultura adalah menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan
mengembangkan
inovasi
hortikultura
untuk
mewujudkan
industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal. 2.2. Misi Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai berikut : •
Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif
hortikultura
berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, •
Menghasilkan
opsi
rumusan
kebijakan
pembangunan
agribisnis
hortikultura;
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
•
Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia,
•
Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura.
2.3. Tujuan •
Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan,
•
Mengelola
dan
mengembangkan
potensi
sumberdaya
genetik
hortikultura, •
Menyebarluaskan
hasil-hasil
penelitian
unggulan
melalui
jaringan
penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, •
Menghasilkan
rekomendasi
kebijakan
pembangunan
agribisnis
sumberdaya
penelitian
hortikultura, •
Meningkatkan
kapasitas
dan
kompetensi
hortikultura, •
Meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK hortikultura berkelas dunia.
•
Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional.
2.4. Sasaran Sasaran dari kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut: 1.
Tersedianya Sumberdaya Genetik, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi sumberdaya genetik hortikultura,
2.
Tersedianya inovasi hortikultura, yaitu dihasilkannya
Varietas Unggul
Baru komoditas hortikultura, 3.
Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih sumber sayuran, benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil SE,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
4.
Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan,
5.
Terselenggaranya diseminasi, yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui publikasi tingkat nasional dan internasional,
6.
Tersedianya
rumusan
kebijakan,
yaitu dihasilkannya
rekomendasi
kebijakan litbang hortikultura, 7.
Meningkatnya
kapasitas
dan
kompetensi
sumberdaya
peneliitian
hortikultura 8.
Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
9.
Meningkatnya
pemanfaatan
teknologi
hortikultura,
yaitu
terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura. 2.5. Sasaran Strategis Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura serta mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal, maka sasaran strategis
Puslitbang Hortikultura
adalah
sebagai berikut: 1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura, 2. Tersedianya benih sumber hortikultura, 3. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, 4. Tersedianya sumberdaya genetik hortikultura, 5. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, 6. Tersedianya
rumusan
kebijakan
penelitian
dan
pengembangan
hortikultura, 7. Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, 8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura. 2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura Dalam 5 tahun ke depan (2010-2014), Puslitbang Hortikultura mempunyai beberapa target utama di berbagai bidang yaitu :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
1. Kentang toleran suhu tinggi dan bawang merah produksi tinggi 2. Buah tropika berbiji kecil (small seeds) buah sub tropika berbiji sedikit (seedless) manggis, durian dan jeruk 3. Tanaman Hias varietas novelty dan toleran hama penyakit utama (krisan, anggrek),
4. Benih sumber berkualitas, harga murah, tahan penyakit, dan beradaptasi dengan perubahan iklim (bawang merah, kentang, durian, manggis, jeruk, krisan dan anggrek). 2.7. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam mengimplementasikan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut : 1.
Mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
2.
Mendorong peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor
3.
Mendukung perlindungan Petani dan Usaha Pertanian
4.
Meningkatkan kapasitas institusi
2.8. Strategi Litbang Hortikultura Strategi yang ditentukan dalam rangka pencapaian keluaran (output) dari kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura dalam kurun waktu 2010-2014, ialah : 1. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya genetik hortikultura, 2. Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing berbasis sumber daya lokal, 3. Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna, 4. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan, 5. Pengembangan
inovasi
hortikultura
melalui
pemanfaatan
media
komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung pengembangan kawasan agribinis hortikultura,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
6. Analisis
dan
sintesis
pembangunan
industri
kebijakan
berorientasi
hortikultura berdaya
pada
saing
percepatan
yang
berbasis
sumberdaya lokal, 7. Optimalisasi
peningkatan
kapasitas
dan
pembinaan
kompetensi
sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura, 8. Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura, 9. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan komunikasi IPTEK, 10. Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional. 2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan Berdasarkan orientasi output dan outcome yang ingin dicapai 2010-2014, kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura di masing-masing UPT diarahkan pada dua kategori, sebagai berikut : a.
Kategori
I:
Scientific Recognition,
yaitu
kegiatan
penelitian
upstream untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan pendukung yang mempunyai muatan ilmiah, fenomenal, dan futuristik untuk mendukung peningkatan produksi komoditas prioritas. b.
Kategori II: Impact Recognition, yaitu kegiatan litbang yang lebih bersifat penelitian adaptif untuk mendukung pencapaian program utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN akan dilakukan melalui
peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dalam maupun luar negeri. Khusus kerjasama dalam negeri akan ditingkatkan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta dengan mengacu pada PP 35/2008 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010). 2.10. Keterkaitan Kegiatan dengan Program Badan Litbang Pertanian Restrukturisasi program dan kegiatan merupakan upaya pemerintah untuk optimasi penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu yang diamanatkan oleh Undang-Undang
No.
25
tahun
2004
mengenai
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional. Hasil dari restrukturisasi program dan kegiatan tersebut
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
diimplementasikan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN)
2010-2014
dan
Rencana
Strategis
(Renstra)
Kementerian/Lembaga (K/L) 2010-2014 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010). Berdasarkan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan (Bappenas, 2009), setiap eselon 1 dari Kementerian/ Lembaga Negara hanya melaksanakan satu program yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian/Lembaga untuk periode 2010-2014. Selanjutnya, program yang dilaksanakan oleh eselon 1 pada Kementerian/Lembaga dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan oleh eselon-eselon 2 di bawahnya. Dengan demikian, program yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian diuraikan lebih lanjut dalam kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh setiap eselon 2 di bawahnya. Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, maka Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hortikultura, mempunyai tugas sebagai pelaksana Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian. 2.11. Komoditas Hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menetapkan dua kategori komoditas dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura berdasarkan Renstra Badan Litbang Pertanian dalam 2010-2014, yaitu : (1) Komoditas Utama, dan (2) Komoditas Potensial. Komoditas Utama merupakan komoditas prioritas penelitian dan pengembangan yang mencakup manggis, durian, jeruk, kentang, bawang merah, anggrek, dan krisan. Komoditas potensial adalah komoditas selain komoditas utama yang memiliki potensi dan peluang tinggi untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang mencakup: (a) sayuran (cabai, tomat, mentimun, dan sayuran daun), (b) buah tropika (pisang, mangga, alpokat, melon, dan nenas), (c) buah subtropika (lengkeng, anggur, dan strowberi), dan (d) tanaman hias (lili, mawar, anyelir, gladiol, Araceae, dan Zingiberaceae). Beberapa komoditas potensial diharapkan akan menjadi komoditas trendsetter untuk masa mendatang.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2.12. Subkegiatan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menghasilkan indikator kinerja atau output yang terukur dengan satuan yang spesifik untuk kurun waktu 2010-2014.
Output yang dihasilkan akan merupakan bagian
integratif pada outcome dari program di tingkat Badan Litbang Pertanian. Penganggaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura untuk kurun waktu 2010-2014 diusulkan berdasarkan output yang direncanakan (performance based budgeting). Kegiatan
penelitian
dan
pengembangan
hortikultura
lebih
lanjut
diuraikan ke dalam subkegiatan-subkegiatan pada lingkup Puslitbang Hortikultura, yang dilaksanakan di satker Puslitbang Hortikultura, dan yang dilaksanakan di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian Tanaman Hias, dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2.13. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tabel 1. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2010-2014 No.
Sasaran Strategis
1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura 2. Tersedianya benih sumber hortikultura
3. Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi hortikultura Ramah lingkungan 4. Tersedianya Sumber daya genetik hortikultura 5. Terselenggaranya diseminasi inovasi Hortikultura 6. Tersedianya Rumusan Kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura 7. Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura 8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura
Indikator Kinerja Jumlah VUB Hortikultura Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial - Jumlah Benih Sumber Buah Tropika - Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias - Jumlah Benih Sumber Jeruk dan Buah Subtropika Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
-
Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah benih sumber : Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
yang
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura
Jumlah Kerjasama Penelitian Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan dicapai dengan target per tahun selama TA 2010 – 2014 seperti disajikan pada Tabel 1.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 2. Sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA 2010 – 2014 Sasaran Strategis 1
2
Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura Tersedianya Benih Sumber Hortikultura
Indikator Kinerja
Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
4
Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura
5
Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura
6
7
8
2011 19
TARGET 2012 25
2013 16
2014 13
Jumlah VUB Hortikultura
VUB
2010 18
Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial
Go Kentang
20.000
22.000
24.000
26.000
28.000
Kg Bawang merah & sayuran potensial batang
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
- Jumlah Benih
3
Satuan
Sumber Buah Tropika - Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias - Jumlah Benih Sumber Jeruk dan Buah Sub Tropika - Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
planlet stek batang
planlet
teknologi
1.800 2.400 3.100 3.700 4.000 150.000 200.000 250.000 250.000 250.000 2.335
3.035
4.000
5.200
6.700
100.000 500.000 500.000 500.000 500.000
12
13
12
14
12
1.435
1.560
1.560
1.560
1.560
pameran jurnal rekomendasi
7 1 20 4 1
8 1 24 4 1
8 1 24 4 1
8 1 24 4 1
aksesi
seminar
open house
Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura Jumlah Kerjasama Penelitian
kerjasama
10
15
15
15
Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Hortikultura
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
lokasi
19
20
20
20
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator kinerja beserta targetnya
tersebut akan dijadikan sebagai
indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura. Keterkaitan antara tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Renstra Puslitbang Hortikultura tahun 2010-2014 disusun dalam Form Rencana Stratejik (RS) disajikan pada Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013 telah disusun dan ditandatangani pada tahun 2012 (Lampiran 3). Selanjutnya pada Januari 2013 ditetapkan Penetapan Kinerja (PK) tanpa ada perubahan dari RKT yang telah disusun (Lampiran 4). PK merupakan kontrak kinerja antara Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan di Puslitbang Hortikultura beserta BalaiBalai Penelitiannya dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan. Sebagai evaluasi terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan, dilaksanakan pengukuran capaian kinerja dengan membandingkan antara capaian yang diperoleh dengan target yang ditetapkan mengikuti format yang telah ditetapkan (Lampiran 5).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria
keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan.
Untuk mengukur
keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 – < 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen. Realisasi kinerja
yang dicapai Puslitbang
Hortikultura
sampai akhir tahun
2013
menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 123,06% (sangat berhasil). Keberhasilan
pencapaian
sasaran
tersebut disebabkan
oleh faktor
pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.
3.2
HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Berdasarkan RPJM 2010–2014, Puslitbang Hortikultura mempunyai 9
(sembilan) sasaran dan 8 (delapan) sasaran strategis dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Target dan capaian untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Hortikultura Tahun 2013 Program/ Sasaran Kegiatan Strategis Prioritas Program 1. Tersedianya (Badan Litbang Varietas Unggul Pertanian): Baru Penciptaan Hortikultura Teknologi dan 2. Tersedianya Varietas Unggul Benih Sumber Berdaya Saing Hortikultura Kegiatan (Puslitbang Hortikultura): Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura
Indikator Jumlah VUB Hortikultura
Sasaran
Satuan VUB
G0 kentang Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial kg - Bawang merah dan sayuran potensial batang - Jumlah benih sumber buah tropika Planlet - Jumlah benih sumber tanaman anggrek dan hias tanaman hias lain Stek krisan BF & BPMT - Jumlah Benih Sumber Jeruk jeruk, benih dan Buah Subtropika sumber buah subtropika planlet - Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE 3. Tersedianya Jumlah Teknologi Budidaya teknologi Teknologi Produksi Hortikultura Ramah Budidaya Lingkungan Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan 4. Tersedianya Jumlah Sumberdaya Genetik aksesi Sumberdaya Hortikultura Yang Genetik Terkonservasi dan Hortikultura Terkarakterisasi 5. Terselenggaran Jumlah Diseminasi Inovasi Seminar ya Diseminasi Hortikultura Open Inovasi house/field Hortikultura
Renstra
Target
Puslitbang
Capaian
Persen
31
27
87,10
101.000
121,235
98,01
35.000 26.596,93 12.000
12.300
102,5
3.700
14.085
360,68
300.000 5.200
492,253 7.233
164,08 139
300.000
30.000
10
24
26
108,69
1.920
1.963
102,24
5
13
260
4
4
100
Pameran
31
42
135,48
Jurnal
6*
4
100
12.000
12.000
100
Materi web
12
12
100
Gelar teknologi Majalah Iptek
1
2
200
400
400
100
day
Leaflet/bookl et (eks)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
6. Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7. Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura 8. Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Hortikultura
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura
Jumlah Kerjasama Penelitian
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Hortikultura (eks) Buku Profil Buah Nusantara (eks) Promosi TV (kali) Diseminasi teknologi ke BPTP (paket) rekomendasi
300
300
100
4
6
150
1
1
100
3
6
200
kerjasama
23
26
113,04
lokasi
27
26
96,30
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
3.3
PENJELASAN MEMADAI ATAS PENCAPAIAN KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2013
dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 Puslitbang Hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran Strategis 1 :
Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura yaitu dihasilkannya Varietas Unggul Baru (VUB) komoditas hortikultura
Untuk mencapai sasaran strategis pertama tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah VUB Hortikultura. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
31
27
87,10
- VUB sayuran
4
2
50
- VUB buah tropika
2
2 CVUB
80
- VUB tanaman hias
23
25
108,69
- VUB jeruk dan buah
2
2 VUB
80
Jumlah VUB Hortikultura Terdiri dari:
subtropika Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis pertama dengan indikator jumlah VUB hortikultura pada tahun 2013 telah dihasilkan 27 VUB hortikultura dari target 31 VUB dengan capaian realisasi tidak memenuhi target, yaitu 87,10% (berhasil). Tidak tercapainya target VUB Hortikultura disebabkan oleh : A) Realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang berhasil). Hanya diperoleh 2 VUB sayuran dari 4 VUB sayuran yang ditargetkan, hal ini disebabkan karena tiga genotipe/klon yaitu CIP-394614.117, CIP 391846.5 & CIP-397073.7 statusnya telah diuji keunggulannya di dataran medium pada musim hujan, namun pengujian musim kemarau mengalami kegagalan karena kekeringan dan pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri yang tidak dapat diatasi; B) Capaian VUB realisasi buah tropika mencapai 80%
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
(berhasil) hal ini disebabkan karena dari 2 (dua) VUB buah tropika yang ditargetkan diperoleh 2 calon varietas unggul baru (CVUB) yang saat ini dalam proses pendaftaran menjadi VUB yaitu durian Kalumpang Sijunjung dan mangga Agri Gardina 45. Naskah pendaftaran durian telah dievaluasi namun ada perbaikan yaitu varietas pembanding harus memakai varietas yang telah dilepas yang berasal dari Sumatera Barat dengan alasan karena durian bersifat spesifik lokasi. Durian ini dieksplorasi mulai tahun 2011, kemudian terus dievaluasi sampai tahun 2013 dalam proses pendaftaran VUB. Pada tahun 2013 juga telah diperoleh 1 CVUB mangga yang diusulkan dengan nama Agri Gardina 45. Saat ini CVUB tersebut masih dalam proses pendaftaran dan pelepasan varietas. Keunggulan dari varietas ini adalah rasa manis, warna kulit buah merah kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi tinggi (25-30 kg/pohon/tahun) (Gambar 1). Pada aksesi durian diketahui mempunyai keunggulan porsi buah yang dapat dimakan > 30%, rasa manis, pulen, serat rendah dan berwarna kuning (Gambar 2).
Gambar 1. Keragaan buah mangga Agri Gardina 45
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Bjnra-001
Dairi.SU.002A.2013
Bjnra-012
BK.Sgu.005-2013
BK.Sgu.004-2013
Lb-Trk 02
BK.Sgu.006-2013
Lb-Trk 04
Lb-Trk 06
Gambar 2. Aksesi durian dengan porsi edible >30%
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
C) Capaian realisasi VUB tanaman jeruk dan buah subtropika berdasarkan indikator jumlah VUB yang ditargetkan pada tahun 2013 menghasilkan 2 (dua) VUB, belum tercapai sepenuhnya dengan realisasi capaian sebesar 80% (berhasil). VUB tersebut yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk Pamelo dengan sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik.
Hasil
evaluasi sampai akhir tahun 2013 menyimpulkan bahwa meskipun kedua VUB telah memiliki karakter unggul sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik (Gambar 3), tetapi karakter yang dimiliki oleh kedua VUB tersebut belum stabil, sehingga masih diperlukan evaluasi lanjutan. Sebagai tindak lanjut dari permasalahan ini, pada tanggal 16-17 Desember 2013 di Bogor. Puslitbang Hortikultura telah menyelenggarakan
Refocusing
Kegiatan
Penelitian
Perakitan
Varietas
diskusi mengenai
Jeruk,
hasil
diskusi
menyarankan tindak lanjut dan langkah efektif agar capaian target dapat segera terealisasi, yaitu: dalam program pemuliaan seedless perlu difokuskan pada upaya memastikan mekanisme seedlesness pada kasus pemuliaan jeruk, dengan tujuan agar segera mendapatkan solid mutant yang stabil. Seedlesness disebabkan oleh beberapa faktor reproductive cycle yang kegagalannya mengakibatkan seedlessness : 1) parthenocarpi alami; male/female sterility; 2)
self-incompatibility; 3) anther dari bunga yang sarna tidak dapat menyerbuki kepala putik, sedangkan dari pohon yang lain dapat menyerbuki putik; 4) aborsi
embryosach; 5) induced mutation yang mengakibatkan pollen tidak viable; 6) aplikasi zpt; auksin GA3; 7) poliploidi; triploid; endosperm, embryo rescue tanaman seedless, fusi/persilangan diploid dan tetraploid. Sebagai contoh diilustrasikan kasus di Mesir, dimana mutasi diinduksi dengan oryzalin 30-50 uM 2-3 hari repeat 5 kali pada tunas muda (embryogenic). Dengan asumsi meristem terdiri dari sekitar 200 sel, (100 urn), maka diharapkan mampu menghasilkan 200 tanaman, one cell one plant.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Gambar 3. Penampilan CVUB buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless
Adapun 27 VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
VUB Sayuran 1) TSS 1-S4/Brebes 1. Keunggulan: hasil umbi 20-21 t/ha, toleran terhadap penyakit alternaria porii, susut bobot umbi 18-19%, daya simpan umbi 4-6 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 2 kg dengan daya berkecambah benih 80%.
Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes
(pada ketinggian 4-600 m dpl. Dapat ditanam di luar musim (MeiAgustus) (Gambar 4). 2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2. Keunggulan: hasil umbi 14-23 t/ha, toleran terhadap curah hujan tinggi, beradaptasi luas (18 m – 1200 m dpl.) daya simpan umbi 4 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 1-2 kg. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes (pada ketinggian 4-600 m dpl. Dapat ditanam di luar musim (Mei-Agustus) (Gambar 5).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Gambar 4. TSS 1-S4/Brebes 1
Gambar 5. TSS-KL 80 S3/Brebes 2
VUB Tanaman Hias Tanaman hias menghasilkan sebanyak 25 (dua puluh lima) VUB (Gambar 6) terdiri dari : 3 (tiga) VUB anggrek Phalaenopsis tipe standar, 2 (dua) VUB anggrek
Phalaenopsis tipe multiflora, 1 (satu) VUB anggrek Dendrobium, 2 (dua) varietas krisan pot, 5 (lima) varietas krisan tipe spray, 7 (tujuh) varietas krisan mutan, dan 5 (lima) varietas Anyelir Keunggulan dari 25 (dua puluh lima) tanaman hias tersebut adalah sebagai berikut : 1. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Larasati. Bentuk bunga bulat; arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik; warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas
violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlah bunga mekar 14 – 18kuntum; lama kesegaranbunga3 – 4 bulan. Tipe multiflora bunga besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah 2. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Pratiwi. Bentuk bunga bulat; arah menghadap bunga dua arah; corak bunga bergaris dan berbintik; warna tugu Purple violet (Violet groups 81B Royal Hort. Colour Chart) warna garis dan bintik pada sepal lateral dan petal tajam, tipe standard dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah. 3. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati. Bentuk bunga bulat; arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik;
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlahbungamekar 14 – 18kuntum; lama kesegaran bunga3 – 4 bulan. Tipe multiflora bunga besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah 4. Anggrek Phal. Multiflora varietas Atminda, lama kesegaran bunga 3 - 4 bulan; hasil bunga 2 - 3 spike / tanaman / tahun; Jumlah kuntum bunga 7 – 12 / tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian 1.000 m dpl 5. Anggrek Phal. Multiflora varietas Abbrittyas, lama kesegaran bunga 3 - 4 bulan; hasil bunga 2 - 3 spike / tanaman / tahun; Jumlah kuntum bunga 18 - 20/tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian 600 – 1.400 m dpl. 6. Anggrek Dendrobium varietas Syifa. Bentuk bunga bintang; arah menghadap bunga dua arah; warna tugu Hijau kekuningan
(Yellow
green group 145D); jumlah bunga mekar 6-9 kuntum; lama kesegaran bunga 1,5-2 bulan. Ukuran bunga dan warna bunga; Adaptif di dataran rendah sampai dataran tinggi. 7. Krisan pot varietas Aiko. Tinggi tanaman 24,5–27,5 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga ganda; Jumlah bunga 7-23 kuntum per tangkai; Warna bunga pita Greyed orange group 175 B; warna bunga tabung Yellow green group 153 C. Respon time 50-60 hari setelah periode hari panjang; dapat dibudidayakan tanpa menggunakan alat, bentuk bunga ganda dengan warna kuntum bunga merah, jumlah kuntum bunga yang banyak; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1200 m dpl. 8. Krisan pot varietas Avanthe. Tinggi tanaman 17,8 - 26 cm; Tipe bunga pot; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 4 - 5 kuntum; Warna bunga ungu respon time 56 - 65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.200 m dpl. 9. Krisan tipe spray varietas Solinda Pelangi. Tinggi tanaman 130,0 134,5 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 12 kuntum; Warna bunga putih. lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon
time 55 - 65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.200 m dpl
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
10. Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi. Tinggi tanaman 121,5 - 128,5 cm; Tipe bunga spray; Jumlah bunga 14 - 17 kuntum; Warna bunga kuning lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon time 56 - 61 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.200 m dpl 11. Krisan tipe spray varietas Sabiya. Tinggi tanaman 130,0 - 134,5 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 12 kuntum; Warna bunga kuning lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon time 55 - 65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.200 m dpl 12. Krisan tipe spray varietas Awanis. Tinggi tanaman 100,0 – 107,0 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 10 kuntum; Warna bunga putih; warna bunga tabung Yellow Green Group RHS
Colour Chart 154 A. Lama kesegaran bunga 18 - 21 hari; respon time 57 - 64 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1200 m dpl.
13. Krisan tipe spray varietas Erika, Tinggi tanaman 113,5 – 126,5 cm; Tipe bunga standar; Bentuk dekoratif; Jumlah buLama kesegaran bunga 16 - 20 hari; respon time 49 - 55 hari setelah periode hari panjang; bentuk bunga dekoratif standar dengan warna kuntum bunga ungu muda, ukuran bunga yang relative besar dan agak tahan terhadap penyakit karat; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1200 m dpl nga 1 kuntum; Warna bunga Red Purple Group RHS Color Chrat 75 D. 14. Krisan Mutan varietas Jayani. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga putih. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang; Batang besar dan kekar untuk menunjang ukuran bunga yang besar. Ketahanan segar dalam vas yang relatif lama. 15. Krisan Mutan varietas Pinka Pinky. Tinggi tanaman 100-110 cm; tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga pink.
Respon time 8-9 minggu setelah periode hari
panjang; Bunga berukuran besar yang ditopang oleh batang yang tebal; Ketahanan segar bunga potong relatif lama
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
16. Krisan Mutan varietas Dwimahyani. Tinggi tanaman 100-110 cm; tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 9-15 kuntum per tangkai; Warna bunga pita pink dan oranye; warna bunga tabung hijau. Respon time 8-8,5 minggu setelah periode hari panjang; Tangkai bunga terminal yang pendek sehingga kuntum bunga menandan membentuk kubah yang kompak. 17. Krisan Mutan varietas Hartuti. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 16-22 kuntum per tangkai; Warna bunga pita pink; warna bunga tabung hijau. Respon
time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Pertumbuhan sangat cepat, batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk menunjang diameter bunga yang besar. 18. Krisan Mutan varietas Suciyono. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga pita putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Batang kuat untuk mendukung ukuran bunga dan cakram bunga yang besar. Kuntum bunga padat dan masif sehingga bunga pita tidak mudah gugur. Ketahanan segar dalam vas yang lebih lama. 19. Krisan Mutan varietas Pinkana. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah bunga 15-22 kuntum per tangkai; Warna bunga pita violet kemerahan; warna bunga tabung hijau. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang; Batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk menunjang jumlah kuntum bunga yang banyak. 20. Krisan Mutan
varietas Marina. Tinggi tanaman 90-110 cm; tipe
bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Kuntum bunga padat dan masif yang ditopang oleh batang yang kuat dan memiliki ketahanan segar yang lebih lama. 21. Anyelir varietas Laras. Tinggi tanaman 37 - 40 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10 - 11 helai; Warna bunga merah lama kesegaran bunga 10 - 12 hari; umur tanaman 30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1500 m dpl
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
22. Anyelir varietas Aruna. Tinggi tanaman 36 - 51 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 15 - 23 helai; Warna bunga merah tua lama kesegaran bunga 9 - 12 hari; umur tanaman 30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl 23. Anyelir varietas Belani. Tinggi tanaman 35 - 47 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10 - 14 helai; Warna bunga ungu merah lama kesegaran bunga 10 - 11 hari; umur tanaman 30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl 24. Anyelir varietas Bintari. Tinggi tanaman 41 - 44 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13 - 19 helai; Warna bunga merah lama kesegaran bunga 10 - 11 hari; umur tanaman 30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl 25. Anyelir varietas Laksmi, Tinggi tanaman 31 - 35 cm; Tipe bunga
spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13 - 15 helai; Warna bunga merah ungu lama kesegaran bunga 10 - 12 hari; umur tanaman 30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl.
Standar Var. Ayu Larasati
Anggrek Phal. Multiflora Var. Atmindra
Standar Var. Ayu Pratiwi
Anggrek Phal. Multiflora Var. Abrittyas
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Standar Var. Ayu Respati
Anggrek
Dendrobium Var. Syifa
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Krisan Pot Var. Aiko
Krisan tipe Spray Var. Solinda Pelangi
Krisan Pot Var. Avanthe
Krisan tipe Spray Var.Arosuka Pelangi
Krisan tipe Spray Var.Awanis
Krisan Mutan Var. Jayani
Krisan tipe
Spray Var.Sabiya
Krisan tipe Spray Var.Erika
Krisan Mutan Var. Dwimahyani
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Krisan Mutan Var. Pinka Pinky
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Krisan Mutan Var. Pinkana
Krisan Mutan Var. Marina
Belani
Aruna
Bintari
Laksmi
Laras
Gambar 6. 25 VUB Tanaman Hias Tersedianya
benih
sumber
hortikultura,
yaitu
dihasilkannya benih sumber (G0) kentang, bawang Sasaran Strategis
merah dan sayuran potensial, benih sumber buah
2:
tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias, dan benih jeruk batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu jumlah benih sumber. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% 98,01
Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang
101.000 G0 kentang
121.235
Jumlah Benih Sumber Bawang Merah dan Sayuran Potensial (kg)
35.000 kg
26.596,93
Jumlah Benih Sumber Buah Tropika,
12.000 batang
12.300
102,5
Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias,
3.700 planlet 300.000 stek
14.085 492.253
380,68 164,08
Jumlah benih sumber jeruk dan buah subtropika
5.200 BF & BPMT jeruk
7.233
139
Jumlah benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE
300.000 planlet
30.000
10
Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 2 dengan indikator jumlah benih sumber hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 mencapai realisasi rata-rata 145,71% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian target realisasi benih sumber ini dikarenakan telah dikuasainya teknik produksi benih sumber yang mengacu pada DOKSISTU SMM UPBS yang dikelompokkan menjadi 4 jenis dokumen (panduan mutu, prosedur kerja, instruksi kerja dan formulir/catatan). Dokumen tersebuat telah mendapat sertifikasi dari Lembaga Sertifikat Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSMBTPH) yang dikeluarkan oleh PT. Mutu Agung Lestari (Mall) serta meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kondisi lingkungan yang mendukung produksi benih. Secara bertahap UPBS-Puslitbang Hortikultura juga telah mampu melayani permintaan
konsumen
dengan
mendistribusikan benih
sumber
hortikultura secara tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat tempat serta berupaya melakukan transparansi keuangan sehingga memenuhi prinsip accountable. Keberhasilan pencapaian target
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
didukung juga oleh koordinasi dengan pihak-pihak terkait misalnya BPSB yang telah memberi kemudahan dalam proses pelabelan benih dan untuk memenuhi kebutuhan industri florikultura yang sangat tinggi. Benih sumber yang dihasilkan hampir semua melebihi dari target 100%, bahkan ada yang melebihi jauh dari target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan sampai 380,68%, yaitu pada penyediaan benih sumber tanaman hias menghasilkan 14.085 dari target 3.700 planlet. Realisasi capaian benih sumber tanaman hias stek krisan 492.253 stek, 164,08% (sangat berhasil), melebihi target yang ditetapkan 300.000 stek. Untuk realisasi capaian benih sumber jeruk dan buah subtropika 7.233 BF & BPMT jeruk mencapai 139% (sangat berhasil) melebihi target yaitu 5.200 BF & BPMT. Realisasi capaian benih sumber buah tropika juga melebihi target 12.300 batang, 102,5% (sangat berhasil), dari target 12.000 batang. Namun realisasi capaian benih sumber tanaman
sayuran
berdasarkan
indikator
keberhasilan
mencapai
98,01%
(berhasil), terdiri dari 121.235 kg benih sumber G0 kentang dari target 101.000 kg G0 kentang dan realisasi capaian benih sumber bawang merah dan sayuran potensial 26.596,93 kg dari target 35.000 kg. Target produksi benih sumber tidak tercapai dikarenakan jumlah benih inti/ benih sumber sebagai bahan perbanyakan benih terbatas. Jumlah benih sumber/benih inti yang tersedia hanya cukup untuk memproduksi benih di
lingkup Puslitbang
Hortikultura sehingga terjadi kekurangan benih sumber/benih inti untuk mendukung produksi benih melalui kemitraan. Oleh karena diharapkan teknologi produksi/perbanyakan benih inti bermutu yang dapat memproduksi dalam jumlah
banyak
dan
cepat,
salah
satunya
dengan
teknologi
somatik
embriogenesis. Keterbatasan dalam memprediksi musim yang berkepanjangan juga menjadi kendala sehingga ada beberapa varietas yang tidak tumbuh optimal. Hal ini juga disebabkan mekanisme kemitraan yang kurang efektif sehingga perlu tinjauan ulang, perbaikan dan penyempurnaan mekanisme kemitraan. Selanjutnya, untuk kegiatan penyediaan benih batang bawah dan batang atas jeruk hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang berhasil).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Penyebab kurang berhasilnya produksi benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE karena mengalami hyperhydricity sehingga terjadi kematian embrio masal pada proses maturasi yang dilakukan di media cair. Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2013 tersebut adalah: 1) 121.235 G0 kentang; 2) 26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial; 3) 12.300 batang benih sumber dari 2 varietas manggis Ratu Tembilahan dan Ratu Kamang (1.500 batang), 2 varietas mangga (5.000 batang), 14 varietas durian (3.200 batang), 3 varietas alpukat (600 batang), dan 1 varietas sirsak ratu (2.000 batang); 4) 14.085 planlet anggrek dan tanaman hias lain; 5) 492.253 stek krisan; 6) 7.233 benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian kelas benih Blok Fondasi sebanyak 501 pohon dan kelas benih Blok Penggandaan Mata Tempel sebanyak 6.732 pohon dan telah didistribusikan kepada pemesan instansi pemerintah maupun swasta; dan 7) 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas jeruk hasil perbanyakan SE.
Gambar 7. Produksi benih sumber buah tropika
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Gambar 8. Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013
Gambar 9 . Proses pengepakan BF dan BPMT untuk didistribusikan
Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura
Sasaran Strategis 3 :
ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja
yaitu
Jumlah
Teknologi
Budidaya
Produksi
Hortikultura
Ramah
Lingkungan. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
24
26
108,69
- Teknologi sayuran
4
5
125
- Teknologi buah tropika
5
4
85
- Teknologi tanaman hias
11
11
100
- Teknologi jeruk dan buah
4
6
150
Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Terdiri dari :
subtropika Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 3 dengan indikator kinerja Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan yang telah ditargetkan pada tahun 2013 capaian realisasi telah melebihi target sebesar 108,69%
(sangat berhasil). Namun untuk teknolgi buah tropika
capaian realisasi teknologi belum mencapai target, yaitu 85% (berhasil) hal ini disebabkan
karena:
“Teknologi
Pemupukan
Kalsium
dan
Boron
Untuk
Meningkatkan Produksi dan Kualitas Buah Manggis” belum memperoleh hasil secara maksimal melalui kegiatan peningkatan produktivitas dan kualitas buah manggis di lokasi pengembangan kawasan manggis. Target peningkatan produksi sebesar 25% belum tercapai karena panen raya di lokasi penelitian belum terjadi. Perkiraan panen raya terjadi pada akhir Pebruari 2014. Adapun teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut. 1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah pada Komoditas Kentang 2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning pada Cabai Merah. 3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan TSS (True Shallot Seed) di Dataran Tinggi 4) Teknik Produksi Benih TSS Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas di Dataran Tinggi 5) Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS di Dataran Rendah 6) Teknologi untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga Sebesar ≥ 15%
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk Batang Buah Naga dengan Fungisida 8) Teknologi Perbanyakan Durian dan Manggis Secara Massal melalui Teknik Embriogenesis Somatik 9) Teknologi Budidaya Pisang dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman 10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem untuk Perbanyakan Masalah pada Anggrek Phalaenopsis 11) Teknologi perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro 12) Teknologi budidaya Krisan Hemat Sumber Daya 13) Teknologi budidaya Leather Leaf 14) Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P 15) Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera 16) Teknologi pengendalian bakteri busuk lunak pada Anggrek Phalaenopsis 17) Teknologi pengendalian CyMV pada anggrek Dendrobium 18) Teknologi Pengendalian
Penyakit Karat Putih
dengan
Cendawan
Antagonis pada Tanaman Krisan 19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun dengan insektisida nabati pada tanaman krisan 20) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Inducer untuk Ketahanan Tanaman Krisan 21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk Keprok 22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok 23) Teknologi Memuluskan Kulit Buah Jeruk Keprok dari Serangan Penyebab Burik Kusam 24) Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng 25) Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem 26) Teknologi Protein Rekombinan untuk Memproduksi Protein Bakteri Penyebab
Penyakit
Huanglongbing
(HLB=CVPD),
Sebagai
Materi
Imunogen Dalam Pembuatan Antiserum Poliklonal.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
47
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Biopestisida
Umbi asal TSS
Pengendalian virus kuning
Perendaman BAP 37,5 ppm
Medium tanam TSS
Gambar 10. Lima teknologi inovativ tanaman sayuran
A
C
B
D
Gambar 11. Gejala penyakit, A) Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang, C) Bercak Batang, dan D) Busuk Batang tanaman buah naga
600 0
400
200
Gambar 12. Keragaan buah pisang pada berbagai dosis pupuk Kalium g K2O/tan/tahun
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
48
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
A
B Gambar 13. Dua materi uji perakitan paket teknologi budidaya pisang di lokasi KP. Aripan
a
c b b Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika untuk menghasilkanbBenih Bebas Penyakit a. Hasil pengendalian burik kusam; b. Tanaman b stroberi pada perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4 b
Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi d. Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
49
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Sasaran strategis 4 :
Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura, yaitu terkelolanya
sejumlah aksesi
sumberdaya genetik
hortikultura
Untuk mencapai sasaran strategis ke empat, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah Sumberdaya Genetik
1.920
1.963
102,24
Hortikultura yang Terkonservasi
aksesi
aksesi
200
200
100
- SDG buah tropika
1.400
1.410
100,70
- SDG tanaman hias
200
211
105,50
- SDG jeruk dan buah
120
142
118
dan Terkarakterisasi Terdiri dari : - SDG sayuran
subtropika Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 4 dengan indikator Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi capaian realisasi telah melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 102,24% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan capaian realisasi sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika melebihi dari target yang telah ditetapkan berturut-turut 100,70; 105,50 dan 118%, sedangkan capaian realisasi sumberdaya genetik hortikultura tanaman sayuran sesuai dengan target 100%. Sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 sejumlah 1.963 aksesi yang dihasilkan:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
1. Melalui kegiatan eksplorasi plasma nutfah tanaman sayuran (Gambar 16) telah didapat 19 komoditas dengan total 50 nomor aksesi sayuran meliputi bawang merah 2 aksesi, bayam cabut 2 aksesi, cabai rawit 8 aksesi, kacang panjang 5 aksesi, caisim 2 aksesi, kecipir 1 aksesi, koro 1 aksesi, terung 7 aksesi, mentimun 1 aksesi, tomat 6 aksesi, paria 1 aksesi, wortel 1 aksesi, bawang daun 4 aksesi, gambas 2 aksesi, labu siam 1 aksesi, kacang tunggak 1 aksesi, kacang merah 1 aksesi, cabai gendot 1 aksesi, katuk 1 aksesi dan okra 3 aksesi.
Disamping hasil eksplorasi tersebut telah dilakukan
karakterisasi koleksi plasma nutfah sayuran meliputi 3 komoditas dengan total 94 nomor aksesi sayuran yaitu rawit 42 aksesi, kecipir 12 aksesi dan terung 40 aksesi. Pada tahun 2013 juga telah dilakukan rejuvinasi 8 komoditas dengan total 56 nomor aksesi sayuran meliputi bawang merah 12 aksesi, cabai rawit 10 aksesi, kacang panjang 5 aksesi, koro 2 aksesi, terung 10 aksesi, tomat 5 aksesi, kentang 10 aksesi dan gambas 2 aksesi.
Cabai rawit
Terung
Kecipir
Cabai gendot Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
51
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
2. Pengelolaan plasma nutfah tanaman buah tropika (Gambar 17)
telah
terkonservasi dan terkaraterisasi sebanyak 1.410 aksesi termasuk dalam kategori sangat berhasil (100,7%) dari target 1.400 aksesi. Sumberdaya genetik tanaman buah tropika
yang terkonservasi dan terkarakterisasi
berjumlah 1.410 aksesi tersebut terdiri dari 39 komoditas (salak 426 aksesi, nenas 291 aksesi, mangga 259 aksesi, pisang 131 aksesi, durian 71 aksesi, rambutan dan manggis masing-masing 47 aksesi, belimbing 22 aksesi, jambu biji 20 aksesi, alpukat 18 aksesi, sawo 13 aksesi, semangka 9 aksesi, jambu air 8 aksesi, melon 6 aksesi, genitu 5 aksesi, kesemek dan pepaya masing-masing 4 aksesi, biwa 3 aksesi, jambu bol 3 aksesi, mundu, duwet dan namnam masing-masing 2 aksesi, alkesa, abiu, bencoi, bisbul, blighia sapadi, dewandaru, harendong leuweung, karamunting, karendang, markisa, marang, matoa, malaka, sawo kecik masing-masing 1 aksesi) yang dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan plasma nutfah tanaman buah tropika. Aksesi lain yang telah dilengkapi datanya adalah mangga, nenas, salak dan durian. Meskipun demikian masih terdapat kendala dalam pengelolaannya karena beberapa aksesi belum berbuah/belum masuk fase generatif, ada yang tidak berbuah, buah hilang atau dicuri, dan beberapa aksesi hanya melengkapi karakter yang sudah ada sehingga data yang diperoleh belum maksimal. Kendala lainnya adalah perubahan iklim, menyebabkan beberapa komoditas sampai bulan Desember 2013 buahnya belum panen/panen dengan buah yang sangat sedikit. Fenomena ini terjadi KP. Subang, dimana beberapa komoditas belum panen (durian, rambutan dan buah lainnya). Demikian juga di KP. Cukurgondang, tidak semua aksesi mangga berbuah dan beberapa aksesi buahnya sangat sedikit.
Jambu air
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jambu bol
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Nenas
Nena s
Alpukat
Karamunting
Jam bu Air Alkesa
Duwet hitam
Nagasari
Bisbol
Gambar 17. Aneka plasma nutfah buah tropika
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
3. Pengelolaan plasma nutfah tanaman hias berjumlah 211 aksesi dengan capaian realisasi 105,50% (sangat berhasil), hal ini melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 200 aksesi. Tanaman hias juga mempunyai tambahan 220 aksesi plasma nutfah, yaitu aksesi koleksi, data karakterisasi dan aksesi terkonservasi Plasma Nutfah (PN) 119 Anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium,
Vanda, Paphiopedilum, Cymbidium, and Oncidium); 42 varietas Balithi (Spathoglottis, mawar, krisan, anyelir,lili); 14 tanaman hias subtropis (mawar, krisan dan gerbera); 39 tanaman hias tropis (heliconia, aglaonema, anthurium, melati); 6 tanaman hias lain (puring dan amarilis);dan tersedianya 1 paket dokumen data base plasma nutfah anggrek dan tanaman hias lain dalam bentuk katalog, leaflet, CD dan lain-lain. 4. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi pada tanaman jeruk dan buah subtropika telah mencapai 142 aksesi (118%), terdiri dari 112 aksesi plasma nutfah jeruk (Pamelo, Manis, Keprok, Siam, Batang bawah dan batang atas Biofarmaka) dan terkarakterisasi sebanyak 20 aksesi jeruk (Keprok, Manis, Siam dan Biofarmaka) dan 10 asesi buah subtropika. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi ini melebihi target yang ditetapkan, yaitu 120 aksesi.
Gambar 18. Keragaan hasil explorasi jeruk 2013 Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi jeruk 2013
Gambar 19. Keragaan hasil evaluasi PN Jeruk JRM2012 Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, yaitu meningkatnya Sasaran 5 :
unggulan
penyebaran
hortikultura
hasil-hasil
melalui
penelitian
seminar,
open
house/wisata petik jeruk, pameran, publikasi cetak dan elektronik ditingkat nasional maupun internasional.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura yang terdiri dari seminar, open house, pameran, gelar teknologi, publikasi cetak dan elektronik. Berdasarkan indikator kinerja sasaran 5 indikator kinerja yaitu Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2013 secara umum telah mencapai realisasi lebih dari target, yaitu 126,71% (sangat berhasil). Hal ini didukung dari pelaksanaan kegiatan diseminasi dimana realisasi capaiannya melebihi target yaitu penyelenggaraan seminar 260%, pameran 135,48%, gelar teknologi 200% dan promosi inovasi melalui meteri web 150%. Sedangkan kegiatan diseminasi dimana capaian realisasinya sesuai dengan taget adalah tercetaknya: Jurnal Hortikultura, leaflet/booklet, Majalah Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah Nusantara, dan terlaksananya transfer 1 paket teknologi ke BPTP masing-masing 100%. Namun capain realisasi penyelenggaraan open house/field day tidak mencapai target 75%. Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
5 kali Seminar
13
260
4 kali Open house/field day
4
100
31 kali Pameran
42
135,48
6 Jurnal*
4
100
12.000 eks leaflet/booklet
12.000
100
12 buah materi web
12
100
1 kali Gelar teknologi
2
200
400 eks Majalah Iptek
400
100
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
55
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
300
100
4 kali Promosi TV (kali)
6
150
1 paket diseminasi teknologi
1
100
19
126,67
2 seminar
2
100
4 Jurnal
4
100
400
100
6
150
1
100
1 kali Seminar
5
500
5 kali Pameran
10
200
2 Jurnal
0
Hortikultura 300 eks Buku Profil Buah Nusantara
ke BPTP Terdiri dari : - Puslitbanghorti
15 pameran
400 eks Majalah Iptek 4 kali Promosi TV 1 kali Open
- Balitsa
house/launching
- Balitbu Tropika
10.000 expl. leaflet/booklet
11.000
110
1 ekspose
1
100
1 kali Gelar teknologi
2
200
Transfer 10 paket teknologi
1
100
ke BPTP - Balithi
- Balitjestro
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
1 Seminar
1
100
1 open house
1
100
6 pameran
8
114,28
7 kerjasama
7
100
2 Seminar
5
250
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
3 pameran
5
167
1 kali Open house (wisata
1
100
petik jeruk) 1)
Puslitbang Hortikultura Kegiatan diseminasi yang diselenggarakan oleh Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 telah mencapai
realisasi rata-rata melebihi target, yaitu
115,33% (sangat berhasil). Hal ini didukung oleh karena pelaksanaan masing-masing kegiatan diseminasi Puslitbang Hortikukltura mencapai realisasi ≥ 100. 2)
Tanaman Sayuran Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman sayuran bertujuan untuk memperkenalkan teknologi yang telah dihasilkan oleh Balitsa. Pada tahun 2013 ini kegiatan diseminasi
Balitsa telah mencapai realisasi melebihi
target, yaitu sebesar 190% (sangat berhasil). Diseminasi inovasi teknologi tanaman sayuran yang telah dilakukan adalah terselenggaranya launching VUB 1 kali, seminar 5 kali dan berpartisipasi dalam ekspose/pameran 10 kali, sedangkan sasaran jurnal tidak tercapai karena terdapat ketentuan UPT tidak boleh menerbitkan jurnal.
Namun demikian, peneliti Balitsa telah
berkontribusi menerbitkan KTI sebanyak 18 KTI yang terbit pada Jurnal Hortikultura Puslitbang Hortikultura dan 2 KTI pada Jurnal Internasional. 3)
Tanaman Buah Tropika Terselenggaranya diseminasi inovasi buah tropika termasuk dalam kategori sangat berhasil (127,5%). Sasaran tersebut telah dicapai dengan tercetaknya 11.000 eks leaflet/booklet yang terdiri dari 17 judul, terselenggaranya Ekspose Buah Nusantara II, dengan tema “Diversitas Plasmanutfah dan
Hasil Pemuliaan
Tanaman
Buah
Tropika”,
telah
diselenggarakan 2 gelar teknologi dengan 2 kegiatan yaitu Teknologi Tepat Guna yang dilaksanakan pada tanggal 26-30 September 2013 dan Hari Pangan Sedunia XXXIII, dengan tema “Optimalisasi Sumberdaya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat” dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober – 5 November 2013, di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
57
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Padang. Telah dilaksanakan transfer 17 paket teknologi ke ke seluruh BPTP di Indonesia. Teknologi tersebut adalah: 1) Budidaya pepaya, 2) Budidaya Salak, 3) Budidaya Rambutan, 4). Budidaya Sirsak, 5). Budidaya Manggis, 6). Budidaya Semangka, 7). Durian, 8). Budidaya Melon, 9). Budidaya Sawo, 10). Budidaya Pisang, 11). Budidaya Duku, 12). Budidaya Nenas, 13). Budidaya Naga, 14). Budidaya Markisa, 15). Budidaya Jambu Biji dan 16). Budidaya Mangga. 4)
Tanaman Hias Kegiatan diseminasi Balithi telah mencapai realisasi 103,57% masuk dalam kategori sangat berhasil. Sasaran tersebut telah dicapai dengan menyelenggarakan seminar nasional tanaman hias serta open house Varietas & Teknologi Tanaman Hias; partisipasi dalam acara festival hortikultura Jawa Tengah Soropadan Agro Expo, Peringatan 1 Abad Kabupaten Solok (Sumatera Barat), pameran Expo Bunga dan Buah Nusantara di IPB Bogor, PF2N 2013 di DIY, ekspose PTT leather leaf di Getasan Kabupaten Semarang, ekspose PTT Anggrek di Karang Anyar Jawa Tengah, pameran hasil teknologi Balithi, pada acara open house, dan bursa florikultura Badan Litbang Pertanian di Senayan dan TMII.
5)
Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Diseminasi Inovasi tanaman jeruk dan buah subtropika Hortikultura pada tahun anggran 2013 mencapai realisasi rata-rata 172,33% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian target ini disebabkan karena berperan aktif dalam mengikuti 5 kegiatan seminar dan 5 kali pameran yang diselenggarakan oleh Pemda maupun Kementan serta penyelenggaraan
open house yang dikemas dalam kegiatan wisata petik jeruk untuk umum yang dilaksanakan di visitor plot Balitjestro.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
58
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Sasaran Strategis 6 :
Tersedianya rumusan pengembangan
kebijakan penelitian dan
hortikultura,
yaitu
dihasilkannya
rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Jumlah Rekomendasi Kebijakan
3 rekomendasi
Realisasi 6
% 200
litbang Hortikultura Berdasarkan indikator kinerja sasaran 6 dengan indikator kinerja Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi 200% (sangat berhasil). Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura yang telah dihasilkan berupa Kebijakan: 1. Kebijakan pengaturan impor produk hortikultura agar disesuaikan dengan aturan yang telah disepakati World Trade Organization (WTO) seperti tidak lagi menggunakan pengaturan quota tetapi tarif 2. Dukungan kebijakan penetapan pintu masuk impor produk hortikultura, tetapi perlu dilakukan penguatan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) 3. Penghapusan bawang merah dan bawang bombay sebagai komoditas yang perlu mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk melakukan impor 4. Penetapan harga referensi bawang merah dan cabai sebagai dasar impor produk tersebut sebaiknya adalah Break Event Point (BEP) berdasar analisis usahatani setiap musim ditambah 40 persen 5. Perlu dilakukan peninjauan kembali atas sistem penilaian Karya Tulis Ilmiah agar mendorong terciptanya hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
6. Balai komoditas bekerjasama dengan industri perbenihan dalam negeri untuk menghasilkan varietas unggul dan sesuai dengan permintaan konsumen
Sasaran Strategis 7 :
Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Kerjasama Penelitian. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
23 kerjasama
26
113,04
- Puslitbang Hortikultura
7
6
85,71
- Balitsa
1
5
500
- Balitbu Tropika
7
7
100
- Balithi
7
7
100
- Balitjestro
1
1
100
Jumlah Kerjasama Penelitian Terdiri dari :
Berdasarkan indikator kinerja sasaran 7 dengan indikator kinerja Jumlah Kerjasama Penelitian yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi 113. 04% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian kerjasama yang dilakukan oleh unit kerja Puslitbang Hortikultura dan keempat Balitnya mencapai
≥ 100%. Unit kerja yang melakukan kerja sama dimana
realisasinya melebihi target 100% adalah Balitsa (500%). Sementara itu, Puslitbang Hortikultura realisasinya masih di bawah target (85,71%). Pada tahun 2013 Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan 6 kerja sama dari 7 kerja sama yang ditargetkan dengan realisasi mencapai 85,71% (berhasil), yaitu, 1) Integrated Crop Production of Banana in Indonesia and
Australia, mitra ACIAR-Bioversity Internasional; 2) Conservation and Sustainable
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Use of Cultivated and Wild Tropical Fruit Diversity: Promoting Sustainable Livelihoods, Food Security and Ecosystem Services, mitra UNEP- GEF-Bioversity International, jangka waktu
Desember
2008 – Desember
2013;
3)
Development of locally appropriate GAP programs and agricultural produce safety information system in Indonesia, mitra AFACI (Asian Food and Agriculure Coopertation Initiative), jangka waktu 3 tahun (September 2012 - September 2015); 4) Kerja sama Penelitian, Pengembangan Varietas dan Promosi Hortikultura dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5) Kerja sama Penelitian dan Pengembangan Sentra Unggulan Hortikultura dengan PT. Polowijo Gosari; dan 6) Kerja Sama Penelitian, Pengembangan dan Promosi Teknologi Tanaman Hortikultura dengan PT. Merek Indah Lestari. Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melaksanakan 5 kerja sama dari 1 target kerjasama dengan realisasi capaian sebesar 500% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut, yaitu: 1) Asian Vegetable Reasearch Development Center (AVRDC) Taiwan dengan judul Mobilizing Vegetable Genetic Resources and
Technologies To Enhance Householde Nutrition, Income and Livelihoods In Indonesia; 2) The Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dengan judul Suistainable Productivity in Allium and Solanaceous Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia; 3) Applied Plant Research (APR)-the Netherlands dengan judul Permanent Vegetable Production System yang dilaksanakan di Cirebon; 4) Applied Plant Research (APR)-the Netherlands dengan judul Increase In Potato Production In West Java yang dilaksanakan di Pangalengan dan Garut; dan 5) JIRCAS dengan judul Data Collection of Farmers Practices Recording of Major Field Work dan Events Correspondence with JIRCAS Researchers and Others. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah mengadakan kerja sama penelitian sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu 7 kerja sama, dengan realisasi capaian 100% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut adalah (4 kerja sama dalam negeri dan 3
kerja sama luar negeri): 1) kerjasama penelitian,
pengembangan varietas dan promosi tanaman buah tropika. Kerjasama ini dilaksanakan dengan PT. Rama Baja Batam; 2) kerjasama pengembangan varietas hortikultura, dengan Direktorat pemukiman, lingkungan, dan agribisnis bedah pengusahaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam; 3) pengadaan benih dan pengawalan teknologi budidaya tanaman buah untuk penanganan lahan kritis sumber daya air berbasis masyarakat, dengan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
61
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pemerintah Daerah Kabupaten Solok; 4) kegiatan penelitian, pengembangan varietas dan promosi tanaman buah tropika, dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5) kerjasama dengan ACIAR dengan judul “Integrated crop production of banana in
Indonesia and Australia”; 6) kerjasama dengan ACIAR dengan judul “Management of fruit quality and pest infestation on mango and mangosteen to meet technical market access requirement”; dan 7) kerjasama dengan ACIAR dengan judul “Musa Collection Mission Riagle Exploration”. Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan 7 kerja sama dari 7 target sehingga realisasi pencapaian target sebesar 100% (sangat berhasil). Kerjasama tersebut antara lain adalah: 1) kerjasama pemuliaan partisipatif dan pengembangan lili dengan PT Agronas Farm; 2) produksi dan pengembangan benih sumber krisan dengan BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm; 3) pengembangan green city dan Hutan Kota dengan Pemkab Wonosobo; 4) pengembangan inovasi varietas ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di Sukabumi; 5) perbanyakan anggrek komersil dengan CV. Centra Anggrek; 6) pengembangan inovasi budidaya leather leaf di Getasan Kabupaten Semarang; dan 7) pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih Karang Anyar. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013 telah melaksanakan 1 kerja sama dari 1 kerja sama yang ditargetkan, hal ini telah melebihi target dengan realisasi capaian sebesar 100% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut adalah Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk RGL di wilayah Kabupaten Lebong Propinsi Bengkulu melalui dukungan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan dari Balitjestro.
Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, Sasaran 8 :
yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura.
Berdasarkan indikator kinerja sasaran 8 dengan indikator kinerja Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi 96,30% (berhasil). Hal ini disebabkan realisasi yang dicapai Balit lingkup
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
62
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Puslitbang Hortikultura telah mencapai target 100%, yaitu Balitsa, Balithi dan Balitjestro. Sementara itu, Balitbu realisasinya sebesar 87,50% (berhasil). Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan
27 lokasi
26
96,3
Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Terdiri dari :
•
-
Puslitbanghorti
4
4
100
-
Balitsa
3
3
100
-
Balitbu Tropika
8
7
87,5
-
Balithi
7
7
100
-
Balitjestro
5
5
100
Puslitbang Hortikultura Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura, antara lain koordinasi dukungan pengembangan kawasan di beberapa lokasi, yaitu di Cirebon untuk komoditas mangga, Ciamis untuk komoditas cabai, perbenihan jeruk di NTT, dan pengembangan krisan di Tabanan, Bali. Kegiatan dalam rangka koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hortikultura dapat dilihat sebagai berikut. 1.
Pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman sayuran telah dilakukan pada 3 lokasi kawalan agribisnis tanaman sayuran dan Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan realisasi sebesar 100% (sangat berhasil)
dari target yang ditetapkan sebanyak 3
lokasi, yaitu: 1) Terlaksananya kegiatan pemberian dukungan inovasi pengembangan cabai merah di kawasan hortikultura Ciamis; 2) Terlaksananya
kegiatan
konfirmasi
tentang
keberadaan
program
pengembangan kawasan agribisnis sayuran di Kabupaten Garut dan Brebes; 3) Dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
terbangunnya percontohan rumah pangan lestari di tiga lokasi yaitu Lembang, Bandung dan Cibubur. 2.
Program dukungan dan pengembangan subtropika
telah
dilakukan
kawasan tanaman buah
pengawalan
pada
7
lokasi (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT) dengan realisasi sebesar 87,5% (berhasil), dari target sebanyak 8 lokasi,
1 lokasi yaitu Papua ditiadakan. Hal ini dikarenakan adanya
kebijakan pemerintah untuk subsidi bahan bakar, sehingga terjadi pemotongan biaya anggaran di pertengahan tahun 2013. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sbb : 1) Diseminasi teknologi perbenihan dan budidaya pepaya, pisang dan sirsak; 2) Kunjungan Ibu Negara di KRPL Cibubur, Jakarta; 3) Penampilan model kawasan rumah pangan lestari mencakup penananam tanaman pangan, sayuran, buahbuahan, rempah dan obat serta ternak ikan; 4) Diseminasi budidaya tanaman buah untuk KRPL; 5) Sosialisasi pengembangan tanaman hortikultura (buah-buahan) untuk KRPL kepada Kelompok Tani Ambun Pagi, Aripan, Solok- Sumatera Barat; 6) Dukungan logistik benih (sirsak, pepaya, pisang) untuk pengembangan KRPL di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan NTT.). 3.
Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hias dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura di 7 lokasi dengan realisasi sebesar 100% (sangat berhasil) dari target sebanyak 7 lokasi, yaitu di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa Tengah), Solok (Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua (Bali), Banjir Kanal Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali).
4.
Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman jeruk dan buah subtropika di 5 lokasi dengan realisasi sebesar 100% (sangat berhasil) dari terget sebanyak 5 lokasi. Kawalan dan dukungan tersebut antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan penyediaan nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk yaitu Jatim, Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang cukup signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik petani dan sekaligus meningkatkan
minat petani untuk
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
menerapkan inovasi
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
teknologi jeruk sesuai rekomendasi.
Lokasi yang mendapat kawalan
menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih sehat dan kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen inovasi teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan batang.
Outcome Berdasarkan capaian kinerja kegiatan yang telah dihasilkan, ada beberapa capaian yang dapat diperkirakankan sebagai outcome, antara lain adalah VUB, distribusi benih sumber, teknologi, dan diseminasi. a. VUB Varietas Unggul Baru (VUB) hortikultura yang dapat diperkirakan sebagai outcome antara lain: adalah adopsi (Lisensi) Cabai merah var. Kencana dan kangkung var. Sutera telah mendapat perjanjian Lisensi dari
swasta
dengan
PT.
Agrindo
Hartha
Mekar
berdasarkan
penandatangan MoU pada tanggal 25 Mei 2012. Balitsa juga telah melaksanakan kerjasama lisensi berupa kerjasama perbanyakan benih hibrida komoditas mentimun Litsa Hijau pada bulan Nopember 2013 antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang Indonesia. Cabai keriting varietas Kencana juga telah diadopsi oleh kelompok tani di Ciamis Jawa Barat. Cabai merah varietas Tanjung-2 yang disebarkan Balitsa telah diadopsi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Ciamis, Garut, Kuningan, Cirebon, Tasikmalaya) dan Jawa Timur (Blitar). Tahun 2012, varietas cabai merah Tanjung-2 dari Balitsa telah diadopsi petani di 10 Kecamatan di Kabupaten Ciamis. Diperkirakan total luas tanam Tanjung-2 adalah 140 ha. Dampak langsung dari adopsi varietas
cabai Tanjung-2
di Ciamis saja, pada tahun 2012,
adalah terjadi peningkatan profit petani adopter sebesar 7,4 Milyar rupiah dan terjadi peningkatan Rate of Invesment (ROI) sebesar 131%.
Dampak
tak
langsung
dari
adopsi
Tanjung-2
adalah
berkurangnya hari kerja bagi tenaga kerja petani senilai 1,5 Milyar, diperolehnya profit bagi produsen benih sebesar 205 juta rupiah, dan tersedianya 1.272 ton cabai merah berkualitas untuk bahan baku sambal tradisional bagi konsumen rumah tangga/warung. pengembalian biaya penelitian dan diseminasi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Tingkat
varietas Tanjung-2
65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
adalah ROI sebesar 2.558%. Artinya setiap 100 rupiah yang dialokasikan untuk biaya penelitian dan biaya diseminasi varietas Tanjung-2 akan memberikan peningkatan profit sebesar 2.558 rupiah bagi petani adopternya. b. Distribusi Benih Sumber Ketersediaan benih sumber yang dihasilkan diupayakan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) sehingga dapat mendistribusikan benih sumber hortikultura secara tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat tempat. Pada tahun 2013 UPBS lingkup Puslitbang Hortikulltura telah menyebarkan
dan
mendistribusikan
benihnya
kepada
pengguna
diantaranya Direktorat Perbenihan dan Sarana Prasarana Hortikultura, Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura, Dinas Pertanian, perusahaan swasta, petani, masyarakat umum, pengunjung pameran, beberapa wilayah
Indonesia, dll. Benih sumber hortikultura yang
didistribusikan oleh UPBS masing-masing komoditas adalah sebagai berikut: A. Benih sumber tanaman sayuran Beberapa
output
benih
sumber
tanaman
sayuran
apabila
dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain distribusi benih dan kerjasama lisensi. Benih sumber sayuran generatif telah terdistribusi ke 27 BPTP dan 21 Dinas Pertanian di seluruh Indonesia, bawang merah telah terdistribusi ke 8 BPTP dan 7 Dinas Pertanian, sedangkan kentang telah terdistribusi ke 4 BPTP dan 4 Dinas Pertanian dengan perician sebagai berikut : Stok benih bawang merah yang tersedia telah terdistribusi 5958,5 kg benih sumber bawang merah meliputi Sembrani (931,2kg), Katumi (923,2 kg), Maja (585,2 kg), Bima (1752,7 kg), Kuning (246,6 kg), Pikatan (329,9 kg), Trisula (503,2 kg), Pancasona (209,8 kg), Mentes (355,7 kg), Kramat-1 (103,4 kg) dan Kramat-2 (17,6 kg).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
66
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Sayuran lainnya terdistribusi 304.024 g meliputi cabai var. Lembang-1 (511 g), cabai var. Tanjung-2 (760 g), cabai var. Kencana (20.511 g), tomat var. Mutiara (37 g), tomat var. Opal (1392 g), tomat var. Ratna (12 g), tomat var Mirah (34 g) tomat var. Zamrut (48 g), tomat var. Intan (3 g), tomat var. Berlian (740 g), tomat var. CLN 6046 (20 g), bayam var. Kakap Hijau (5 g), bayam var. Giti Merah (1070 g), bayam var. Giti Hijau (1775 g), mentimun var. Saturnus (50 g), mentimun var. Mars (19240 g), mentimun var. Pluto (125 g), mentimun var Hibrida-1 (250 g), mentimun var. Hibrida 7 (100 g), kacang panjang var. KP-1 (109650 g), kacang panjang Pras-1 (1900 g), kacang panjang Pras-2 (4245 g), kacang panjang Pras-3 (6900 g), caisim LV-145 (16050 g), buncis rambat var. Horti-1 (29300 g), buncis rambat Horti-2 (1350 g), buncis rambat Horti-3 (250 g), kangkung var. Sutera (81275 g), dan buncis tegak var. Balitsa-1 (6000 g). Dari stok benih kentang yang tersedia telah terdisribusi 28.232 ubi Go meliputi Granola (9016), Atlantik Malang (1795), Manohara (1805), Merbabu-17 (4250), Margahayu (1645), Pink 06 (1225), GM-05 (1185),Cipanas (2763), Kikondo (100), GM-08 (2390), Tenggo (2051), Andina (1175), Kastanum (1077), Vernei (700) dan Repita (2055) Serta 26400 planlet meliputi Granola (14348), Atlantik M (7680), Margahayu (820), Merbabu-17 (2550), Cipanas (820), Tenggo (1890), Kikondo (770), Cingkariang (360) dan Repita (4130). Balitsa juga telah melakukan kerjasama lisensi telah dilaksanakan pada bulan Nopember 2013 antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang Indonesia berupa kerjasama perbanyakan benih hibrida komoditas mentimun Litsa Hijau B. Benih Sumber Tanaman Buah Tropika Beberapa output benih sumber tanaman buah tropika apabila dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain adalah : Terdistribusinya benih sumber buah tropika sejumlah 8.206 batang ke berbagai wilayah pengembangan dan terealisasinya distribusi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
benih buah tropika dalam rangka mendukung kegiatan KRPL di berbagai lokasi. Menyebarkan leaflet sebanyak 9.850 eksemplar (exp), dengan rincian 1.200 exp pada Tour de Singkarak, 1.050 exp pada kegiatan pertiga bumi di Lubuk Minturun, 1.150 exp pada pameran gelar teknologi tepat guna (TTG) di Padang, 1.000 exp pada pameran flora dan flori nasional di Yokyakarta, 950 exp pada kegiatan HPS di Padang, 4.500 exp pada kegiatan ekspose buah nusantara II di Kp.Sumani. 5 keping DVD teknologi yang berisi 7 judul teknologi ke BPSP Propinsi Kalimantan Barat. C. Benih Sumber Tanaman Hias Komoditas krisan in-vivo dan in-vitro yang didistribusikan tahun 2013 sebanyak 387.200 stek berakar dan 877 botol planlet.
Bibit krisan
dalam bentuk stek berakar terdiri atas 25 varietas yaitu Cut Nyak Dien, Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita Asri, Puspita Pelangi, Padma Buana, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Mustika Kaniya, Dewi Ratih, Pasopati, Dwina Pelangi, Dwina Kencana, Pramuditha, Wastu Kaniya, Asmarandana, Paras Ratu, Permana, Raspati, Sasikirana, Kusuma Patria, Kusuma Sakti, Kusuma Swasti, Cintamani dan Ratna Hapsari. Bibit krisan yana terdistribusi dalam bentuk planlet terdiri atas 19 varietas yaitu Cut Nyak dien, Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita Pelangi, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Pasopati, Pramuditha, Wastu Kaniya, Asmarandana, Raspati, Tiara Salila, Sasikirana, Kusuma patria, Kusuma sakti, Kusuma swasti, Cintamani, Ratna hapsari dan Salzieta. Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa varietas krisan yang dipesan terbanyak oleh konsumen dalam bentuk stek berakar adalah Puspita Nusantara disusul oleh Sakuntala dan Puspita Pelangi. Ketiga varietas tersebut memiliki warna berturut-turut kuning, kuning dan putih. Varietas krisan yang dipesan terbanyak oleh konsumen dalam bentuk planlet adalah Ratnahapsari, disusul oleh Sasikirana dan Kusuma Swasti. Ketiga varietas tersebut memiliki warna berturut-turut merah, putih dan ungu. Dengan demikian, secara umum konsumen lebih menyukai varietas yang berwarna kuning dan putih, baik bibit dalam bentuk stek berakar maupun dalam bentuk planlet. Benih krisan in vivo didistribusikan kepada petani melalui Direktorat Perbenihan Florikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
68
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
(39,68%), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (13,68%), Instansi Pemerintah 39,81% (Balai Pengembangan Benih Hortilutura dan Aneka Tanaman/BPBHAT, Dinas-dinas Pertanian di daerah) melalui kegiatankegiatan penelitian dan diseminasi dalam mendukung agribisnis krisan nasional. Disamping itu benih krisan yang diproduksi terdistribusi juga langsung kepada petani dan swasta melalui pemesanan langsung ke UPBS tanaman hias sebanyak 6,83%. UPBS tanaman hias disamping memproduksi benih krisan juga memproduksi benih tanaman anggrek dan tanaman hias lainnya. Anggrek dendrobium terdistribusi 620 tanaman sebagai tanaman dewasa dan 285 dalam bentuk planlet di botol. Sisa dari benih anggrek berupa tanaman (remaja dan dewasa) dan planlet dalam botolan, yang depelihara sebagai stok benih dan sumber eksplan untuk produksi benih anggrek. Sementara Spathoglottis terdistribusi 1.381 tanaman, Mawar Potong 833 tanaman, Mawar Mini 307 tanaman, Gladiol 2.535 subang, Anthurium 185 tanaman, Sedap malam 18,5 kg umbi, Anyelir 3 dalam bentuk planlet di botol, sementara untuk Lili terdistribusi 705 tanaman dan 44 dalam bentuk planlet di botol. D. Benih Sumber Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Sampai dengan tahun 2013, varietas jeruk yang dilepas tahun-tahun sebelumnya telah disebarluaskan dan didistribusikan kepada pemesan diantaranya, Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan, swasta serta gapoktan
di
sentra-sentra
jeruk
Indonesia
yang
sebelumnya
kelembagaan perbenihan baik pemerintah maupun swasta diberbagai propinsi sentra pengembangan jeruk, dari 19 propinsi di tahun 2012 menjadi 23 propinsi di tahun 2013. Produksi benih sumber kelas benih BF dan BPMT pada tahun 2013 sebanyak 7.233 pohon dan telah terdistribusi sebanyak 8.645 pohon. Distribusi lebih banyak dari produksi dikarenakan memenuhi pemesanan pada akhir tahun 2012. Berdasarkan analisis secara ekonomi antara usahatani mengadopsi benih jeruk bebas penyakit dan non adopsi benih jeruk bebas penyakit pada tiga lokasi yaitu Kabupaten Banyuwangi-Jawa Timur, Kota BatuJawa Timur dan Kabupaten Sambas-Kalimantan Barat semuanya memenuhi kriteria layak untuk diusahakan, karena semua nilai NPV > 0
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
69
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
(bernilai positif), B/C rasio bernilai > 1 dan nilai IRR > dari tingkat suku bunga Bank Indonesia yang berlaku saat ini (7,5%). Namun demikian, dapat dicermati bahwa usahatani jeruk yang menggunakan benih
berlabel
bebas
penyakit
memberikan
nilai
keuntungan
berdasarkan NPV, B/C rasio dan IRR tersebut lebih tinggi dari pada usahatani yang tidak menggunakan benih berlabel bebas penyakit. Dengan demikian, meskipun biaya investasi yang dikeluarkan oleh petani untuk benih bebas penyakit nilainya lebih besar, namun dapat terbayar oleh tingkat keuntungannya yang lebih tinggi pula. Selain itu, umur tanaman yang menggunakan benih berlabel bebas penyakit dengan pemeliharaan optimal bisa berlanjut sampai 10 tahun dan bahkan lebih. Sedangkan yang tidak menggunakan benih berlabel bebas penyakit umumnya setelah 4 atau 5 kali panen saja, tanaman akan rusak. Jadi pada tahun ke-5 akan mengalami puncak produksinya, kemudian setelahnya akan mengalami penurunan produksi dan akhirnya tanaman menjadi rusak atau mati. Sedangkan tanaman yang menggunakan benih jeruk berlabel diharapkan akan terus linier dan berkelanjutan. Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi, saat ini sudah merupakan penanaman generasi ketiga setelah tanaman pada periode sebelumnya hancur. Demikian juga dengan yang terjadi di Kabupaten Sambas, saat ini sudah merupakan penanaman generasi kelima setelah tanaman pada periode-periode sebelumnya hancur. Untuk nilai NPV dan IRR usahatani jeruk adopter di Batu menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada usahatani adopter di kedua lokasi lainnya karena varietas jeruk yang ditanam di Batu adalah jenis keprok, yang mana harga jualnya di tingkat petani memang lebih tinggi dari pada harga jeruk siam yang ditanam di Kabupaten Banyuwangi dan Sambas. Harga jual jeruk keprok di tingkat petani berkisar antara Rp 8.000 – 10.000/Kg, sedangkan harga jual jeruk Siam di tingkat petani berkisar antara Rp 4.000 – 7.000/Kg. Sehingga penerimaan petani nilainya lebih tinggi. Namun jika dilihat berdasarkan nilai B/C rasionya, maka tingkat B/C rasio pada usahatani jeruk adopter di Kabupaten Sambas nilainya lebih tinggi dari pada usahatani jeruk adopter di kedua lokasi lainnya. Hal ini dikarenakan biaya pemeliharaan tanaman di Kabupaten Sambas yang lebih rendah dari pada biaya di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
kedua lokasi lainnya. Dengan demikian menyebabkan nilai pembagi penerimaan petani menjadi lebih kecil dan menghasilkan nilai rasio yang lebih besar. Berdasarkan informasi ini, potensi ekonomi jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas masih cukup tinggi. Bila kenyataannya di lapang terjadi penurunan luasan lahan jeruk di wilayah tersebut akibat semakin banyak tanaman yang rusak maka perlu digali sumber akar permasalahannya dan dicari solusinya. c. Teknologi Dengan teknologi yang dihasilkan, Puslitbang Hortikultura telah melakukan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di beberapa wilayah Indonesia yang dilaksanakan oleh Balit lingkup Puslitbang Hortikultura. Balitsa
telah
mengadakan
dukungan
dan
pengembangan
kawasan hortikultura di tiga lokasi, yaitu Ciamis, Garut dan Brebes, serta dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Lembang, Bandung dan Cibubur. Teknologi yang dihasilkan Balitsa dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi diantaranya menggunakan
adalah
Teknologi
netting
produksi
house,
cabai
spesifikasi
apabila
outcome ,
merah
dengan
Balitsa
dapat
direkomendasikan untuk penelitian pengkajian di BPTP karena dapat meningkatkan hasil cabai merah sampai 238%. Rakitan teknologi pengendalian OPT pada budidaya kentang toleran suhu panas akan menggiring petani untuk menurunkan ketinggian bertanam kentang menjadi di dataran medium sehingga dapat mengurangi risiko banjir dan longsor. Balitbu melaksanakan koordinasi dan pendampingan teknologi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT.
Output teknologi dari Balitbu Tropika jika dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain: 1) Teknologi meningkatkan ukuran /berat mangga gedong gincu melalui pengairan dan pemupukan; 2) Teknologi memperpanjang masa simpan mangga Gedong gincu dan Arumanis menggunakan suhu rendah dalam simpanan; 3) Teknologi pengendalian stem end root yang menyerang mangga di simpanan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Balithi melakukan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa Tengah), Solok (Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua (Bali), Banjir Kanal Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali). Balitjestro telah mengadakan dukungan teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat di kawasan agribisnis jeruk Kawalan dan dukungan tersebut antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan penyediaan nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk yaitu Jatim, Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang cukup signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik petani dan sekaligus meningkatkan minat petani untuk menerapkan inovasi teknologi jeruk sesuai rekomendasi.
Lokasi yang mendapat
kawalan menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih sehat dan kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen inovasi teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan batang. d. Diseminasi Dalam rangka mengkomunikasikan teknologi hasil penelitian agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat pengguna, pada tahun 2013 Puslitbang Hortikultura mengadakan kegiatan Diseminasi Inovasi
Teknologi
Unggulan
Hortikultura.
Melalui
kegiatan
ini
diharapkan adanya akselerasi transfer inovasi teknologi kepada pelaku agribisnis dan masyarakat untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura;
terciptanya
pertukaran
informasi
antara
peneliti,
pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku agribisnis di bidang hortikultura; menggali umpan balik dan masukan dari pengguna teknologi dan pelaku agribisnis untuk penajaman program litbang hortikultura. Dengan
diselenggarakannya
diseminasi
inovasi
teknologi
unggulan hortikultra selama tahun 2013 maka, varietas unggul baru, teknologi unggulan, dan produk yang dihasilkan oleh Balit lingkup Puslitbang Hortikuktura dapat dikenal lebih dekat oleh peneliti, pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
agribisnis di bidang hortikultura. Hal ini ditandai dengan: 1) semakin responsnya pengunjung mengunjungi
stand Puslitbang Hortikultura
untuk mencari informasi tentang hortikultura; 2) Apresiasi positif pengunjung untuk setiap produk yang ditampilkan pada saat pameran; 3) ketertarikan swasta akan VUB/teknologi/produk yang ditampilkan sehingga terjalin kerjasama; 4) jumlah pengunjung yang mengunjungi
web semakin tahun semakin bertambah; 5) semakin meningkatnya kunjungan wisata ilmiah dan magang ke Balit lingkup Puslitbang Hortikultura; 6) Publikasi ilmiah yang dipakai oleh pengguna sebagai bahan literature. e. Kerjasama Sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan diseminasi inovasi
hortikutura
adalah
ketertarikan
swasta
akan
VUB/teknologi/produk yang ditampilkan sehingga terjalin kerjasama. Adapun mitra yang telah menjalin kerja sama dengan Balitsa adalah kerjasama luar negeri dengan Applied Plant Research (APR) Wageningen
UR The Netherlands, Asian Vegetable Reasearch Development Center (AVRDC) Taiwan, ACIAR dan JIRCAS. Balitbu melaksanakan kerjasama dengan PT. Rama Baja Batam, Direktorat Pemukiman, Lingkungan, Dan Agribisnis Bedah Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Pemerintah Daerah Kabupaten Solok, PT. Mekar Unggul Sari dan ACIAR. Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan kerja sama dengan: PT Agronas Farm, BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm, Pemkab Wonosobo, CV. Centra Anggrek, pengembangan inovasi varietas ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di Sukabumi, pengembangan inovasi budidaya leatherleaf di Getasan Kabupaten Semarang, dan pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih Karang Anyar. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013 telah melaksanakan kerja sama kegiatan Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk RGL di wilayah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu melalui dukungan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan dari Balitjestro
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
73
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 4. Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dan 2013 2012 Indikator Kinerja
2013
Satuan Target
%
Target
Realisasi
%
Realisasi Jumlah VUB Hortikultura
VUB
25
34
Go kentang
45.000
Jumlah Benih Sumber Bawang
kg bawang
Merah dan Sayuran Potensial
merah dan
136
31
27
87,10
53.895
119,77 101.000
121,235
98,01
30.000
32.571
108,57
35.000 26.596,93
batang
33.000
35.800
108,48
12.000
planlet
3.100
37.470
1.208,71
3.700
14.085 360,68
setek
250.000
505.048
202,02 300.000
492.253 164,08
4.000
6.851
500.000
335.000
14
14
100
24
26 108,69
1.625
1750
107,69
1.920
1.963 102,24
Jumlah Benih Sumber Hortikultura -
Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang
-
sayuran potensial -
Jumlah benih sumber buah
12.300
102,5
tropika -
Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias
-
Jumlah benih sumber jeruk dan buah subtropika
BF & BPMT,
171
5.200
7.233
139
67 300.000
30.000
10
benih sumber buah subtropika
-
Jumlah benih jeruk batang
planlet
atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE Jumlah Teknologi Budidaya
teknologi
Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah sumberdaya genetik
aksesi
hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
seminar
13
18
138,46
5
13
260
open house
1
1
100
4
3
75
pameran
22
52
236,36
31
Jurnal
4
4
100
6*
4
100
6000
6000
100
12.000
12.000
100
25
25
100
-
-
10
10
100
-
-
exp
42 135,48
leaflet/booklet artikel publikasi ilmiah artikel publikasi populer
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
74
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
buah materi web
12
12
100
12
12
100
gelar teknologi
1
1
100
1
2
200
paket fasilitas
2
3
150
-
-
3
1
33,3
-
-
1
1
100
-
-
4
6
150
300
300
100
400
100
pengajuan usulan paten fasilitasi pengajuan pelepasan varietas buku panduan teknis promosi TV buku Profil Buah Nusantara majalah iptek
1
1
100
400
rekomendasi
1
1
100
3
6 200,00
kerjasama
21
26
123,81
23
26 113,04
lokasi
24
20
120,83
27
26
hortikultura Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura Jumlah Kerjasama Penelitian Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
75
96,30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN Dalam era akuntabilitas
Anggaran
kinerja
dalam
Berbasis Kinerja, pemanfaatan
maka
prinsip
penggunaan
– prinsip
anggaran
perlu
dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak hanya
mampu
meningkatkan produksi dan
kualitas tetapi akuntabilitas
penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan pendekatan tersebut maka pada tahun 2013 telah dirancang RKA-KL yang kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan dana dari APBNP. 3.4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2013 Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp. 101.946.516.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 26.438.486.000,(26%), Balitsa Lembang Rp. 22.680.981.000,- (22%), Balitbu Tropika Solok Rp. 20.091.655.000,- (20%), Balithi Segunung Rp. 18.570.576.000,- (18%) dan Balitjestro Tlekung Rp. 14.165.018.000,- (14%). Namun demikian dengan adanya kebijakan pemeritah tentang penghematan pada bulan Agustus 2013, DIPA Lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami penghematan sebesar 10% sehingga menjadi sebesar Rp.71.493.786.000,- dengan rincian Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp.11.645.454.000,-, Balitsa Lembang Rp. 19.407.962.000,Balitbu
Tropika
Solok
Rp.
15.520.285.000,-,
Balithi
Segunung
Rp.
14.728.533.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,Sampai dengan tanggal 28 Desember 2013 DIPA Puslitbang Hortikultura kembali mengalami perubahan karena adanya tambahan dana dari Hibah, dan adanya revisi pagu minus belanja pegawai pada UPT Balitbu, Balithi dan Balitjestro, sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013 menjadi Rp. 102.259.605.00, dengan rincian masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta menjadi Rp 26.930.841.000,(26%) karena ada tambahan dana hibah Rp. 1.875.550.000,-, Balitsa Lembang menjadi Rp. 23.280.056.000,- (22%) karena ada tambahan dana hibah Rp.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
76
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
1.577.577.000,- dan Balitbu Tropika Solok Rp. 20.114.437.000,- (20%), karena ada tambahan hibah Rp. 430.200.000,-. Persentase DIPA UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura sebelum revisi dan sesudah revisi pada tahun 2013 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 Balitjestro 14.165.018.000 14%
Puslitbanghorti 26.438.486.000 26%
Balithi 18.570.376.000 18%
Balitbu 20.091.655.000 20%
Balitsa 22.680.981.000 22%
a
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 (Revisi Penghematan) Balitjestro 13.553.911.000 14%
Puslitbanghorti 25.297.878.000 26%
Balithi 17.769.213.000 18%
Balitbu 19.224.861.000 20%
Balitsa 21.702.479.000 22%
b
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
77
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 (Revisi Hibah dan Pagu Minus) Puslitbanghorti 26.930.841.000 26%
Balitjestro 13.779.499.000 13% Balithi 18.154.772.000 18%
Balitbu 20.114.437.000 20%
Balitsa 23.280.056.000 23%
c Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi c). Revisi Hibah dan Pagu Minus
Memperhatikan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan Puslitbang Hortikultura
menempati penyediaan pagu tertinggi, yaitu sebesar
26%, ini disebabkan adanya belanja modal pembangunan gedung kantor Puslitbang Hortikultura,
kemudian diikuti Balitsa sebesar 22%, Balitbu Tropika
20%, 18% dan Balitjestro sebesar 13%. Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja
Lingkup
Puslitbang Hortikultura, yaitu Balitsa dan Balitbu Tropika, Balithi Tanaman Hias dan Balitjestro Tlekung mengalami perubahan akibat dari adanya dan hibah dan revisi pagu minus pada belanja pegawai
Hal ini karena Puslitbang Hortikultura
menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional. Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 5.
Rekapitulasi
Penambahan
dana
hibah
lingkup
Puslitbang
Hortikultura RINCIAN No 1.
UK/UPT
Realisasi (Rp.)
Total Pagu
Sisa (Rp.)
Puslitbang Hortikultura Terdiri dari : Bioversity ACIAR AFACI
2.
Pagu Hibah (Rp.)
Balitsa Balitbu Tropika ACIAR TOTAL
3.863.327.000
1.485.058.000
958.021.400
586.734.642
242.702..000 147.790.000
182.972.650 147.790.000
41.368.600 0
1.577.577.000 430.200.000
981.249.710 347.380.600
596.637.290 82.819.400
2.617.414.360
1.307.559.932
3.863.327.000
3.863.327.000
Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang Hortikuktura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, modal dan barang.
DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 Perjenis Belanja B.Modal 21.160.302.000
B. Pegawai 39.785.027.000
B.Pegawai B.Barang 41.314.276.000
B.Barang B.Modal
Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA.2013 Per Belanja
Memperhatikan komposisi penyediaan Belanja memperlihatkan Belanja pegawai menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
79
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Puslitbang Hortikultura, lebih membutuhkan Belanja pegawai. Belanja Modal dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan bahan laboratorium dan KP serta penelitian dan diseminasi dan atau bangunan yang kurang. Realisasi keuangan sampai dengan 31
Desember 2013 secara
keseluruhan telah mencapai Rp. 95.522.187,348- (93,41%). Persentase realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 84,90%, Balitsa Lembang 94,04%, Balitbu Tropika Solok 98,68%, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro Tlekung 96,22%.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 6. Capaian kegiatan utama dan realisasi keuangan
dalam
pencapaian sasaran 2013 lingkup Puslitbang Hortikultura KINERJA OUTPUT
ANGGARAN NAMA KEGIATAN/OUTPUT
PAGU (Rp)
Penelitian dan
REALISASI (Rp)
102.259.605.000 95.522.187.348
(%)
TARGET
SATUAN
REALIS ASI
%
93,41
Pengembangan Tanaman Hortikultura Jumlah VUB
31
vub
27
87,10
Hortikultura
Jumlah Benih Sumber
101.000
G0 kentang
121,235
Hortikultura
98,01 35.000kg bwng merah dan 26.596,9 sayuran potensial 12.000 3.700 300,000
batang
3 12.300
102,5
planlet
14.085 380,68
stek tan.hias,
492,253 164,08
5.200 batang Bawah dan
7.233
139
30.000
10
Batang Atas Jeruk 300.000
hasil SE planlet
Jumlah Teknologi
24
teknologi
26 108,69
Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah Sumberdaya
1.920
aksesi
1.963 102,24
Genetik Hortikultura yang Terkonsentrasi dan Terkarakterisasi Jumlah Diseminasi
5
Inovasi Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
seminar
13
260
open House/field
4
100
4
day
31
pameran
42 135,45
81
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
1
ekspose
1
100
6*
jurnal
4
100
12.000 leaflet/booklet(eks
12.000
100
12
materi Web
12
100
1
gelar Teknologi
2
200
400 majalah Iptek Hort
400
100
300
100
(expl) 300
expl.Buku Profil Buah Nusantara
4
promosi TV (kali)
6
150
1
paket Diseminasi
1
100
6
200
Teknologi ke BPTP Jumlah Rekomendasi
3
rekomendasi
23
kerjasama
27
lokasi
Kebijakan litbang Hortikultura Jumlah Kerjasama
26 113,04
Penelitian Jumlah Koordinasi dan
26
Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
82
96,30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
PERSENTASE PELAKSANAAN DIPA S/D DESEMBER 2013 120.00
98.68
94.04 100.00
P e r s e n
98.76
96.22
83.90
93.41
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 Puslitbang HortiBalitsa
Balitbu Balithi UPT/UK
BalitjestroLingkup Puslit
Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 Per UK/UPT Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT maupun per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas 90%, kecuali Puslitbang Hortikultura realisasi sampai 31 Desember 2014 sebesar 83,90% hal ini disebabkan putusnya kontrak pembangunan gedung Puslitbang Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014. Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian kegiatan utama dan output yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura pada Tabel 7. Perbandingan
Realisasi Anggaran
tahun 2012
dengan
Realisasi
Anggaran tahun tahun 2013 Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2012 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp.74.505.355.000,-. Alokasi anggaran per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai Rp.35.851.173.000,-, belanja barang Rp. 33.895.185.000,-, dan belanja modal Rp. 4.758.997.000,-. Sedangkan alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 13.220.536.000,-, Balitsa Lembang Rp. 20.007.773.000,-,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
83
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Balitbu
Tropika
Solok
Rp
16.356.961.000,-,
Balithi
Segunung
Rp
14.728.553.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,-. Realisasi
keuangan
sampai
dengan
31
Desember
2012
secara
keseluruhan mencapai 95,71% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi keuangan dari masing-masing jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 96,36%, belanja barang 94,94%, dan belanja modal 96,28%. Sedangkan realisasi keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 93,02%, Balitsa Lembang 95,78%, Balitbu Tropika Solok 96,81%, Balithi Segunung 96,05%, dan Balitjestro Tlekung 94,40%. Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013 Lingkup
Puslitbang
Hortikultura
semula
Kemudian pada tanggal 26 September 2013
sebesar
Rp.101.946.516.000,-.
mengalami revisi penghematan
10% yang mengakibatkan Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami penurunan sehingga menjadi
Rp. 97.548.342.000,-, Pagu Lingkup Puslitbang
Hortikultura pada tanggal 23 Desember 2013 kembali mengalami revisi DIPA karena
adanya tambahan dana dari hibah dan revisi pagu minus pada belanja
pegawai
sehingga mengalami kenaikan sebesar Rp 4.711.263.000,- (4,82%)
dan mengakibatkan
pagu DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura menjadi Rp.
102.259.605.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp.25.297.878.000,-, menjadi Rp 26.930.841.000,- Balitsa Lembang Rp. 21.702.479.000,- menjadi Rp. 23.280.056.000,19.224.861.000,-,menjadi 17.769.213.000,-
Rp.
20.114.437.000,-
Balitbu Tropika Solok Rp. Balithi
Segunung
Rp.
menjadi Rp. 18.154.772.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp.
13.553.911.000,- menjadi Rp.13.779.499.000,Dibandingkan anggaran tahun 2012 DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 37,25%. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2013 secara keseluruhan mencapai 93,41% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 83,90%, Balitsa Lembang 94,04%, Balitbu Tropika Solok 98,86, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro Tlekung 96,22%.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per UK/UPT 100
96.36 97.60
2012 2013
96.28
94.94 92.26
95
87.79
90 85 80 B.Pegawai
B.Barang
B.Modal
Jenis Belanja Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per jenis Belanja
Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per UK/UPT 100 95 90 85 80 75
93.02
95.73
98.23 98.76 94.30 96.22 98.6895.80 94.04
2012 2013
83.90
UK/UPT Gambar 24. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per UK/UPT
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
85
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2012 dan 2013 menurut jenis belanja Tahun 2012 No
Jenis Pengeluaran
Tahun 2013
Realisasi
Pagu Anggaran
Anggaran
(Rp.)
(%)
(Rp.)
Pagu Anggaran (Rp.)
Realisasi Anggaran
(%)
(Rp.)
1
Belanja Pegawai
35.902.852.000
34.597.563.649
96,36
39.785.027.000
38.830.969.291
97,60
2
Belanja Barang
33.895.185.000
32.179.331.663
94,94
41.314.276.000
38.114.594.338
92,26
3
Belanja Modal
4.707.318.000
4.532.365.525
96,28
21.160.302.000
18.576.623.719
87,79
74.505.355.000
71.323.765.637
95,71
102.259.605.000
95.522.187.348
93,41
Jumlah Seluruhnya
Tabel 8. Perbandingan Pagu dan realisasi anggaran masing masing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2012 dan 2013 Tahun 2012 No
Uraian
Pagu Anggaran (Rp.)
1
Puslitbang Hortikultura
13.220.536.000
2
Balai PenelitianTanaman
20.007.773.000
Sayuran 3
Balai PenelitianTanaman
16.356.961.000
Buah Tropika 4
Balai PenelitianTanaman
14.728.533.000
Hias 5
Balai PenelitianTanaman
10.191.552.000
Realisasi Keuangan ( Rp. ) 12.297.851.157
74.505.355.000
% 93.02
Sisa Anggaran Pagu Anggaran ( Rp ) 922.684.843
19.163.510.683
95,78
844.262.317
16.080.849.873
98,31
276.111.127
14.146.560.000
96,05
581.973.000
9.620.489.124
Jeruk dan Buah Subtropika Jumlah Seluruhnya
Tahun 2013
71.309.260.837
94.40 95,71
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
571.062.876
(Rp.) 26.930.841.000 23.280.056.000 20.114.437.000 18.154.772.000 13.779.499.000
3.196.094.1630 102.259.605.000
Realisasi Keuangan ( Rp. )
Sisa Anggaran ( Rp )
%
22.594.019.514 83,90 4.336.821.486 21.892.535.905 94,04 1.387.520.095 19.848.128.102 98,68
266.308.898
17.929.522.402 98,76
225.249.598
13.257.981.425
521.517.575
96,22
95.522.187.348 93,41 6.737.417.652
86
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
3.4.2. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sesuai mandat, Puslitbang Hortikuktura selain mendapatkan dana dari APBN, juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis penerimaan umum dan fungsional. Sumber penerimaan umum tahun 2013 yang menonjol terdiri dari : sewa rumah dinas, penjualan aset yang dihapuskan, penerimaan kembali belanja pusat tahunan yang lalu, pelunasan ganti rugi khususnya dari pengembalian tunjangan fungsional penelitian, penerimaan denda penyelesaian pekerjaan dan penerimaan pendapatan anggaran lain-lain. Sumber penerimaan fungsional
tahun 2013 mengalami peningkatan
disebababkan karena meningkatnya penjualan hasil pertanian dan perkebunan, meningkatnya pendapatan jasa , jasa pelatihan/informasi/laboratorium. Penerimaan umum adalah penerimaan yang bukan berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi, sedangkan penerimaan fungsional merupakan penerimaan yang berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi. Saat ini pagu anggaran sumber dana dari PNBP dapat digunakan apabila satuan kerja telah menerima PNBP dan tealh disetorkan ke kas negara, PNBP ini dapat digunakan kembali dengan besaran sesuai dengan persetujuan penggunaan dari Menteri Keuangan sebesar 94,02%. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2013 sebesar Rp.500.845.000,-, dengan rincian untuk masingmasing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp 153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp 103.895.000,Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 1.393.396.440,- (278,21%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp. 13.133.000,-, Balitsa Lembang Rp. 528.584.305,-, Balitbu Tropika Solok Rp. 420.849.798,-, Balithi Segunung Rp. 281.346.837 dan Balitjestro Tlekung Rp. 149.482.500,-. Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi Rp. 1.393.396.440,- (278,21% dari target Rp. 500.845.000,-) terdiri dari penerimaan umum sebesar Rp 350.817.980 (423,46) dari target Rp. 82.845.000,- dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460 ,- (249,42% dari target Rp. 418.000.000,-).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
87
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lebih jelasnya, realisasi PNBP TA 2013 dari penerimaan umum dan fungsional dapat dilihat pada tabel 9 berikut : Tabel 9.
Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
No 1
2
3
4
5
Jenis Pengeluaran Puslitbang Hortikultura - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 1 Balai PenelitianTanaman Sayuran - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 2 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 3 Balai PenelitianTanaman Hias - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 4 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 5 Jumlah Penerimaan Umum ( 1 s/d 5 ) Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5) Jumlah Seluruhnya
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Tahun 2013 Realisasi Rp
Pagu Target Rp.
%
-
38.701.798 0 38.701.798
-
23.000.000 128.000.000 151.000.000
203.872.245 324.712.060 528.584.305
886,40 253,68 350,05
58.345.000 95.140.000 153.485.000
61.797.798 359.052.000 420.849.798
105,92 377,39 274,20
1.500.000 90.965.000 92.465.000
72.014.937 209.331.900 281.346.837
4801.00 230.12 304,27
103.535.000 103.895.000 82.845.000
149.482.500 149.482.500 376.386.778
143,88 143.88 454,33 249,42
418.000.000 500.485.000
1.042.578.460 1.418.965.238
283,52
88
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Realisasi PNBP s/d 31 Desember 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura Target Realisasi
1,393,396,440
1,500,000,000 1,000,000,000 500,000,000
1,042,578,460 418,000,000 350,817,980 82,845,000
500,845,000
0 Penerimaan Penerimaan Umum Fungsional
Total
Jenis Penerimaan Gambar 25.
Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA 2013
Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2013 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh : 1.
Meningkatnya
pengendalian
internal
atas
intensifikasi
penyetoran
penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura; 2.
Naiknya batasan tertinggi ijin
penggunaan kembali PNBP fungsional
menjadi 94,02%. Perbandingan Penerimaan PNBP 2012 dengan Penerimaan PNBP tahun 2013 Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2012 sebesar Rp. 500.845.000,- dengan rincian untuk masingmasing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp 153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp 103.893.000,-. Realisasi
Penerimaan
Negara
Bukan
Pajak
Lingkup
Puslitbang
Hortikultura TA tahun 2012 sebesar 1.163.160.893,- (232,243%) dari target Rp 500.845.000,-, dan TA 2013 sebesar Rp. 1.418.965.238,- (283,52%) dari target Rp. 500.845.000,-.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
89
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Capaian kinerja realisasi penerimaan umum setiap tahun rata-rata mengalami peningkatan baik dari sisi nominal maupun persentase, tahun 2012 sebesar Rp.191.607.193,- (187,20%) dari target Rp. 102.355.000,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp.376.386.778,- (454,33%) dari target Rp. 82.845.000,Capaian kinerja realisasi penerimaan umum dari setiap tahun dari sisi nominal
maupun
prosentase
semakin
meningkat,
tahun
2012
sebesar
Rp.191.607.193 - (187,20%) dari target sebesar Rp.102.355.000,- dan tahun 2013 sebesar Rp. 376.386.778,- (454.33%) dari target sebesar Rp. 82.845.000,Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2012 lingkup Puslitbang Hortikultura
sebesar
Rp.
971.553.700-
(243,81%)
dari
target
sebesar
Rp.398.490.000,- dan pada tahun 2013 terealisasi sebesar Rp. 1.042.578.460,(249,42%) dari target sebesar Rp. 418.000.000,Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup ( PNBP) Puslitbang Hortikultura pada TA 2012 dan 2013 tercantum dalam gambar 28. dibawah ini.
Perbandingan Realisasi PNBP Tahun 2012 - 2013 (Rp.000) 1,393,396
1,500,000
1,163,161
971,554
1,042,578
1,000,000
2012 2013
350,818
500,000
191,607
0 Penerimaan Umum
Penerimaan Fungsional
Total
Jenis Penerimaan Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA.2012 dan 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
90
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun
2012– 2013 Lingkup Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura No
1
2
3
4
5
Jenis Pengeluaran
Puslitbang Hortikultura - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 1 Balai PenelitianTanaman Sayuran - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 2 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 3 Balai PenelitianTanaman Hias - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 4 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum - Penerimaan Fungsional Jumlah : 5 Jumlah Penerimaan Umum (1 s/d 5) Jumlah Penerimaan fungsional 1 s/d 5) Jumlah Seluruhnya
Tahun 2012 Realisasi
Pagu Target Rp.
Persen
Rp -
27.262.800 27.262.800
12.000.000 139.000.000 151.000.000
41.884.577 363.897.800 405.782.377
58.345.000 95.140.000 153.485.000
Tahun 2013 Realisasi
Pagu Target Rp.
Persen
Rp -
13.133.000 13.133.000
0,00
349.04 261.80 268.80
23.000.000 128.000.000 151.000.000
203.872.245 324.712.060 528.584.305
886,40 253,68 350.06
53.051.662 245.646.500 298.698.162
90,93 258,19 194,61
58.345.000 95.140.000 153.485.000
61.797.798 359.052.000 420.849.798
105,92 377,39 274,20
31.650.000 60.815.000 92.465.000
50.713.154 74.555.000 125.268.154
160,23 122,59 135,48
1.500.000 90.965.000 92.465.000
72.014.937 209.331.900 281.346.837
4801,00 230,12 304,27
360.000 103.535.000 103.895.000
18.695.000 287.454.400 306.149.400
5,193 277,64 294,67
0 103.895.000 103.895.000
0 149.482.500 149.482.500
0 143,88 143,88
102.355.000
191.607.193
187,20
82.845.000
376.386.778
454,33
398.490.000
971.553.700
243,81
418.000.000
1.042.578.460
249,42
500.845.000
1.163.160.893
232,24
500.845.000
1.418.965.238
283,52
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
0,00
91
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
BAB IV PENUTUP Capaian sasaran Puslitbang Hortikultura tahun 2013 diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dengan rata-rata capaian realisasi 121,70%, dengan kriteria capaian dari kurang berhasil (10%) sampai pada capaian sangat berhasil (360,68%). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan tenaga adminstrasi yang memadai.
SUCCESS STORIES Dinamisasi perubahan lingkungan strategis yang relatif cepat di sektor pertanian, terutama produk hotikultura, merupakan hal penting yang harus direspon oleh Puslitbang Hortikultura, terutama dalam menentukan prioritas kegiatan penelitian dan pengembangan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya saing komoditas hortikultura dan untuk membantu pelaku agribisnis sektor hortikultura dalam menghadapi pasar global. Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 telah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing komoditas hortikultura melalui 24 RPTP dan 11 RDHP. Beberapa hasil kegiatan Puslitbang Hortikultura yang merupakan success story antara lain adalah : 1) Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen dari target 31 VUB, terdiri dari: 1) TSS 1-S4/Brebes 1, 2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2, 3) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Larasati, 4) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Pratiwi, 5) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati, 6) Anggrek Phal. Multiflora varietas Atminda, 7) Anggrek Phal. Multiflora varietas Abbrittyas,
8) Anggrek Dendrobium
varietas Aiko, 10) Krisan pot
varietas Syifa, 9) Krisan pot
varietas Avanthe, 11) Krisan tipe spray
varietas Solinda Pelangi, 12) Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi, 13) Krisan tipe spray varietas Sabiya, 14) Krisan tipe spray varietas Awanis, 15) Krisan tipe spray varietas Erika, 16) Krisan Mutan varietas Jayani, 17) Krisan Mutan varietas Pinka Pinky, 18) Krisan Mutan varietas Dwimahyani, 19) Krisan Mutan varietas Hartuti, 20) Krisan Mutan varietas Suciyono, 21) Krisan Mutan varietas Pinkana, 22) Krisan Mutan varietas Marina, 23) Anyelir varietas Laras, 24) Anyelir varietas Aruna,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
92
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
25) Anyelir varietas Belani, 26) Anyelir varietas Bintari, 27) Anyelir varietas Laksmi 2) Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan 1.963 aksesi sumber genetik (SDG) hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi yang berasal dari : 200 aksesi SDG sayuran, 1.410 aksesi SDG tanaman buah tropika, 211 aksesi SDG tanaman hias, dan 142 aksesi SDg tanaman jeruk dan buah subtropika. 3) Dihasilkannya
benih
sumber
hortikultura:
121.235
G0
kentang;
26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial; 12.300 batang benih sumber buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan tanaman hias lain, 492.253 stek krisan 7.233 benih sumber jeruk BF dan BPMT dan 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE. 4) Dihasilkannya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan dimana jumlah teknologi tersebut telah sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu 1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah Pada Komoditas Kentang, 2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning Pada Cabai Merah,3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan TSS (True Shallot Seed) di dataran tinggi, 4) Teknik Produksi Benih TSS Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas Di Dataran Tinggi. 5) Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS Di Dataran Rendah, 6) Teknologi Untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga Sebesar ≥ 15%, 7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk Batang Buah Naga Dengan Fungisida, 8) Teknologi Perbanyakan Durian dan Manggis Secara Massal Melalui Teknik Embriogenesis Somatik, 9) Teknologi Budidaya Pisang Dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman, 10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem Untuk Perbanyakan Masalah Pada Anggrek Phalaenopsis, 11) Teknologi perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro, 12) Teknologi Budidaya Krisan Hemat Sumber Daya, 13) Teknologi Budi Daya Leather Leaf, 14) Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P, 15) Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera, 16) Teknologi pengendalian bakteri busuk lunak pada anggrek Phalaenopsis, 17) Teknologi pengendalian
CyMV
pada
anggrek
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Dendrobium,
18)
Teknologi
93
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Cendawan Antagonis Pada Tanaman Krisan, 19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun dengan
insektisida nabati
pada
tanaman
krisan,
20)
Teknologi
Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Inducer Untuk Ketahanan Tanaman Krisan, 21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk Keprok, 22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok, 23) Teknologi
Memuluskan
Kulit Buah
Jeruk
Keprok Dari Serangan
Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT) Penyebab Burik Kusam, 24) Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng, 25) Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem, 26) Teknologi Protein Rekombinan Untuk Memproduksi Protein Bakteri Penyebab Penyakit Huanglongbing (HLB=CVPD), Sebagai Materi Imunogen Dalam Pembuatan Antiserum Poliklonal. 5) Terselenggaranya diseminasi capaian
rata-rata
inovasi
melebihi
hortikultura dengan
target,
yaitu
126,70%
realisasi melalui
terselenggaranya seminar, pameran, ekspose, gelar teknologi, open house/wisata petik jeruk, tercetaknya jurnal, leaflet/booklet, Majalah Iptek Hortikultura serta Buku Profil Buah Nusantara, up load materi web, dan terlaksananya transfer paket teknologi ke BPTP. 6) Tersedianya 6
rekomendasi kebijakan litbang
hortikultura dari 3
rekomendasi yang telah ditargetkan. 7) Terwujudnya 26 kerja sama bidang hortikultura dari 23 kerja sama yang ditargetkan,
yaitu
6
kerja
Hortikultura; 5 kerja sama
sama
dilaksanakan
oleh
Puslitbang
dilakukan oleh Balitsa; 7 kerja sama
dilaksanakan oleh Balitbu Tropika; 7 kerja sama dilakukan oleh Balithi; dan 1 kerjasama oleh Balitjestro. 8) Meningkatnya
pemanfaatan
teknologi
hortikultura,
yaitu
dengan
terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di 26 lokasi dari target di 27 lokasi. 9) Selain keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Puslitbang Hortikultura juga telah menerima beberapa penghargaan atas prestasi yang diraih sebagai berikut.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
94
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Balitsa : 1)
The Best Service Excellent of The Year dari Kementerian Koperasi dan UKM RI Kerjasama dengan TRE UNO (lamp
2) UPBS-Balitsa memperoleh sertifikat SMM SNI ISO/IEC 9001:2008 dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSM-BPTPH) Nomor 19. 3) Lima Laboratorium Penguji Balitsa terakreditasi berdasarkan standar mutu SNI ISO/IEC 17025 : 2008 dengan terbitnya sertifikat akreditasi dengan nomor LP-798-IDN dari Komite Akreditasi Nasional (Lampiran 19) 4) Balitsa Peringkat ke-19 pemeringkatan pengelolaan informasi inovasi teknologi pertanian melalui situs web lingkup Badan Litbang Pertanian Tahun 2013. 5) Balitsa Pemenang Lomba Tertib Arsip Lingkup Sekretariat Jenderal UPT Daerah dan Unit Kerja Pusat Lingkup Kementerian Pertanian dengan
surat
keputusan
Menteri
Pertanian
5970/kpst/OT.140/11/2012. Balitbu Tropika 1) Dapat mempertahankan sertifikat ISO 9001-2008 2) Penambahan ruang lingkup ISO 9001-2008 pada Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) pada tanggal 26 Agustus 2013 3) SPI dengan predikat sangat handal 4) SDM
berprestasi
sebagai
juara
1
kategori
peneliti/penyuluh/perekayasa lomba inovasi teknologi pertanian 2013 pada kegiatan international conference on bioversity, climate
change and food security 5) Juara 1 pada kegiatan diklat jabatan fungsional lanjutan LIPI (gelombang XI) Balithi 1) VUB tanaman hias yang telah didaftar dapat segera dimanfaatkan pengguna untuk mendukung pengembangan industri florikultura nasional. Koleksi plasma nutfah dapat digunakan oleh peneliti
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
95
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
pemulia
sebagai
tetua
persilangan,
dan
publikasi
hasil-hasil
penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Inovasi teknologi budidaya juga tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan daya saing produk florikultura nasional. Benih sumber VUB dapat dipesan ke UPBS dan dikembangkan menjadi benih sebar seluruh sentra produksi di dalam negeri. Balitjestro 1) Produksi dan pendistribusian benih sumber bebas penyakit kepada
stakeholder dan bertambahnya kelembagaan perbenihan menjadi 23 provinsi yang pada tada tahun 2012 sebanyak 19 provinsi 2) Kerjasama yang terjalin pada tahun 2013, kepercayaan BUMN PTPN XII, VIII dan IX, pemerintah daerah dan swasta, cukup besar dalam mengembangkan jeruk dengan menggunakan benih jeruk bebas penyakit. 3) Pengawalan teknologi di PTPN dipercayakan pada peneliti dan teknisi Balitjestro 4) Menjadi salah satu kandidat dari 3 Instansi dibawah Kementerian Pertanian untuk mendapat penghargaan Citra Layanan Primayang telah diuji lapang oleh tim penilai dari Kementerian PAN 5) Mendapat sertifikat Wilayah Bebas dari Korupsi dari Kementerian Pertanian tahun 2013. 6) Sertifikat Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2013 untuk Balitsa, Balitbu, Balithi dan Balitjestro Bila dibandingkan dengan hasil kinerja penelitian dan pengembangan hortikultura pada tahun 2012, terdapat beberapa kemajuan, hal ini dikarenakan adanya peningkatan dalam jumlah anggaran, perbaikan fasilitas baik untuk laboratorium maupun kebun percobaan. Beberapa hasil kinerja penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura pada tahun 2012, sebagai berikut : 1)
Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen yang terdiri dari 3 (tiga) VUB Kentang (Varietas Amabile, Varietas Maglia, Varietas dan Medians); 2 (dua)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
96
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
VUB sayuran lainnya, yaitu Mentimun Hibrida Litsa Hijau dan Jamur Kuping Nawangsari; 22 VUB tanaman hias terdiri dari : 2 VUB anggrek Phalaenopsis tipe
standar,2
VUB
Phalaenopsis
tipe
multiflora,
2
VUB
anggrek
Phalaenopsis tahan penyakit busuk daun, 1 VUB anggrek Dendrobium mutan, 6 varietas Krisan tipe standar, 2 varietas Krisan pot, 7 varietas Krisan mutan, dan 2 varietas Gladiol. 2) Pada pengelolaan plasma nutfah sampai tahun 2012 SDG Puslitbang Hortikultura
telah terkonservasi dan terkarakterisasi sebanyak 1.750
tanaman hortikultura yang berasal dari: terkarakterisasi 170 aksesi SDG sayuran, plasma nutfah tanaman buah tropika telah terkonservasi dan terkarakterisasi sebanyak 1.276 aksesi, plasma nutfah tanaman hias yang terkarakterisasi dan terkonservasi 187 aksesi, dan tanaman jeruk dan buah subtropika telah mencapai 117 aksesi SDG yang terkonservasi dan terkarakterisasi. 3) Benih sumber yang dihasilkan pada tahun 2012 terdiri dari : 53.895 G0 kentang; 32.571 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial; 35.800 batang benih sumber buah tropika yang terdiri dari 1.400 batang benih sumber dari 9 varietas unggul durian, 1.000 batang benih sumber dari 2 varietas unggul manggis, 400 batang benih sumber dari 3 varietas alpukat, 11.000 batang benih sumber dari 2 varietas mangga, 1.000 batang benih sumber dari 1 varietas sirsak ratu, 21. 000 batang bibit pisang hasil perbanyakan secara kultur jaringan yang bebas penyakit dan berlabel; 37.470 planlet anggrek dan tanaman hias lain; 505.048 stek krisan; 6.851 benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian: kelas benih Blok Fondasi (BF) sebanyak 318 pohon dan kelas benih Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) sebanyak 6.533 pohon; dan 335.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE. 4) Dihasilkannya teknologi Sistem dan Usaha Agribisnis Tanaman Hortikultura Ramah Lingkungan dari target 14 teknologi tercapai 14 Teknologi yaitu: 1) Teknologi Pengendalian OPT Pada Budidaya Kentang Toleran Suhu Panas; 2) Teknik Penyimpanan untuk Mencegah Peningkatan Kadar Gula; 3) Teknologi Produksi Cabai Merah dengan Menggunakan Netting House; 4) Teknologi Meningkatkan Ukuran/Berat Mangga Gedong Gincu Melalui Pengairan dan Pemupukan; 5) Teknologi Memperpanjang Masa Simpan Mangga Gedong Gincu dan Arumanis Menggunakan Suhu Rendah di Tempat Penyimpanan; 6)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
97
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Teknologi Pengendalian Stem End Rot yang Menyerang Mangga di Tempat Penyimpanan; 7) Tersedianya Komponen Teknologi Budidaya Pisang dengan Memanfaatkan
Fungi
Mikoriza
Arbuskula
dan
Pemupukan
untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman; 8) Tersedianya Komponen Teknologi Budidaya Pisang Dengan Pemberian Kapur Untuk Meningkatkan Produktivitas > 20 t/ha di Lokasi Pengembangan Kawasan Pisang; 9) Teknologi Produksi Tanaman Hias; 10) Teknologi Perbenihan Tanaman
Hias; 11) Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) pada Tanaman Hias;
12) Perbaikan Teknologi
Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas Penyakit; 13) Perbaikan Teknologi Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas Penyakit; dan 14) Teknologi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Ekstrim Terhadap Resiko Kegagalan Panen pada Tanaman Jeruk Melalui Manipulasi Sistem Budidaya. 5) Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2012 secara umum telah mencapai realisasi lebih dari target, yaitu 113,56%. Hal ini didukung dari pelaksanaan kegiatan seminar, pameran, open house, gelar teknologi, fasilitasi
pengajuan
usulan
paten,
pengajuan
pelepasan
varietas,
tercetaknya: 4 nomor Jurnal hortikultura, leaflet/booklet, artikel publikasi ilmiah, dan 1 nomor majalah iptek hortikultur. 6) Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya 1 (satu) rekomendasi kebijakan litbang hortikultura 7) Terwujudnya 26 kerjasama bidang hortikultura, yaitu meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional 8) Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura pada 29 lokasi. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH Sampai dengan bulan Desember 2013, secara keseluruhan semua kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Namun ada beberapa masalah yang dihadapi mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak mencapai target.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
98
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Permasalahan :
Proses penyediaan bahan terlambat yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai target
Rendahnya realisasi anggaran belanja barang.
Pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri yang tidak dapat diatasi dan keterbatasan dalam memprediksi musim
Lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian, sehingga baru dimulai pada bulan Mei 2013
Kurangnya peralatan laboratorium seperti alat-alat pendukung dan bahan kegiatan
penelitian serta masih terdapatnya alat-alat laboratorium
pengadaan sebelum tahun 1990 sehingga kurang layak pakai.
Penetapan target Renstra yang cukup tinggi
Rendahnya realisasi anggaran disebabkan oleh
(1) Pagu dana belanja
pegawai yang diberikan terlalu tinggi (2) Kurang tersedianya waktu penyelesaian SP2HL untuk hibah luar negeri karena tidak sinkronnya waktu penganggaran antar negara
Regenerasi pegawai adminitrasi pengelola DIPA tidak sesuai harapan sehingga menghambat proses penyerapan anggaran. Terjadi kesenjangan kemampuan antara PNS senior dengan PNS junior.
Kekuatan internal
SDM, sarana, dan prasarana yang memadai
Kebijakan internal yang mendukung
Pemecahan Masalah
Memperkuat sumber daya anggaran dan sarana prasarana untuk produksi benih bawang merah pada tahun 2014 sehingga target Renstra dapat tercapai dan untuk mempercepat proses penyerapan anggaran perlu dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas PNS pengelola DIPA melalui pelatihan dan membangun budaya kerja tim bukan budaya kerja individu, serta melakukan rotasi antar bagian secara berkala.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM dalam bidang penelitian maupun litkayasa dan tenaga administrasi melalui training jangka pendek maupun jangka panjang, melaksanakan penelitian secara tepat waktu, biaya dan tenaga serta percepatan dalam pencairan dana.Melakukan koordinasi internal antara peneliti dan pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
99
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga masing-masing dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar
Menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Indikator kinerja dimaksud hendaknya (a) spesifik dan jelas, (b) dapat diukur secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (d) tidak bias
Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium
Meningkatkan
pemahaman
terhadap
Akuntabilitas
Kinerja
Institusi
Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan penelitian dan unsur manajemen.
Mengusulkan fasilitas pendukung produksi SE (bahan, screenhouse dan bioreaktor) guna meningkatkan capaian produk benih SE
Meningkatkan
monitoring
dan
evaluasi
pada
semua
kegiatan
baik
pelaksanaan penelitian maupun kegiatan pendukung lainnya, sehingga diperoleh informasi tentang keberhasilan dan atau kekurangan-kekurangan kegiatan tersebut.
Melakukan pertemuan periodik antara penjab penelitian dengan anggota timnya, untuk membahas kendala yang dihadapi tiap periode waktu.
Melakukan rapat periodik tiap bulan untuk membahas capaian kinerja dan membahas kendala yang terjadi.
IMPLIKASI DAN TINDAK LANJUT Berdasarkan capaian indikator kinerja yang dihasilkan pada tahun 2013, terlihat bahwa capaian keberhasilan benih sumber khusunya benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang berhasil), sehingga pada tahun 2014, Puslitbang Hortikultura akan melakukan review Renstra 2010-2014 dengan meninjau ulang target jumlah benih sumber batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE 2014. Selain itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura perlu menempuh langkah-langkah terobosan melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimasi pemanfaatan, dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki. Laporan akuntabilitas kenerja instansi pemerintah tahun 2013 ini merupakan salah satu bukti partisipasi aktif dari Puslitbang Hortikultura dalam Pembangunan Pertanian Nasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
institusi. Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura direncanakan dan dilaksanakan serta dievaluasi sesuai dengan Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2010 - 2014.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
101
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
LAMPIRAN
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
102
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
103
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 2. Realisasi
Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura TA 2013
Jenis Pengeluaran
Pagu Anggaran
Keuangan Target
(Rp)
Realisasi
(%)
(Rp)
Fisik Targ Reali et sasi Fisik Fisik (%) (%) (%)
Sisa Anggaran (Rp)
(%)
Puslitbanghorti Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah : 1 Balitsa
4.002.597.000 11.791.886.000 11.136.358.000 26.930.841.000
4.002.597.000 11.791.886.000 11.136.358.000 26.930841.000
100,00 100,00 100,00 100,00
3.395.731.285 10.369.730.632 8.828.557.597 22.594.019.514
84,84100,00 100,00 87,94100,00 100,00 79,28100,00 96,66 83,90100,00 95,55
606.865.715 1.422.155.368 2.307.800.403 4.336.821.486
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah : 2 Balitbu
12.139.148.000 10.092.702.000 1.048.206.000 23.280.056.000
12.139.148.000 10.092.702.000 1.048.206.000 23.280.056.000
100,00 100,00 100,00 100,00
11.811.657.475 9.044.342.430 1.036.536.000 21.892.535.905
97,30100,00 100,00 89,61100,00 100,00 98,89100,00 100,00 94,04100,00 100,00
327.490.525 2,70 1.048.359.570 10,39 11.670.000 1,11 1.387.520.095 5,96
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah : 3 Balithi
9.200.610.000 7.993.087.000 2.920.740.000 20.114.437.000
9.200.610.000 7.993.087.000 2.920.740.000 20.114.437.000
100,00 100,00 100,00 100,00
9.186.259.082 7.804.697.020 2.857.172.000 19.848.128.102
99,84100,00 100,00 97,64100,00 100,00 87,62100,00 100,00 98,68100,00 100,00
14.350.918 188.389.980 63.568.000 266.308.898
0.16 2,36 2,18 1,32
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
8.700.239.000 6.420.533.000 3.034.000.000
8.644.772.000 6.476.000.000 3.034.000.000
100,00 100,00 100,00
8.694.188.133 99,93100,00 100,00 6.307.558.669 98,24100,00 100,00 2.927.775.600 96,50100,00 100,00
6.050.867 112.974.331 106.224.400
0,07 1,76 3,50
Jumlah : 4 Balitjestro
18.154.722.000
18.154.722.000
100,00
17.929.522.402 98,76100,00 100,00
225.249.598
1,24
5.797.900.000 5.797.900.000 4.960.601.000 4.960.601.000 3.020.998.000 3.020.998.000 13.779.499.000 13.779.499.000 39.785.027.000 39.785.027.000 41.314.276.000 41.314.276.000 21.160.302.000 21.160.302.000 102.259.605.000 102.259.605.000
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100.00 100,00
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah : 5 Jumlah A (1 s/d 5) Jumlah B (1 s/d 5) Jumlah C (1 s/d 5) Jumlah Seluruhnya
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
15,16 12,06 20,72 16,10
5.743.133.316 99,06100,00 100,00 54.766.684 0,94 4.588.265.587 92,49100,00 100,00 372.335.413 7,51 2.926.582.522 96,87100,00 100,00 94. 415.478 3,13 13.257.981.425 96,22100,00 100.00 521.517.575 3,78 38.830.969.291 97,60100,00 100,00 954.057.709 2,40 38.114.594.338 92,26100,00 100,00 3.199.681.662 7,74 18.576.623.719 87,79100,00 97,33 2.583.678.281 12,21 95.522.187.348 93,41100,00 99,11 6.737.417.652 6,59
104
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 3. Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
105
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
106
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
107
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
108
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 4. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013
Menurut Jabatan Jabatan Struktural Peneliti Litkayasa Arsiparis Pustakawan Pranata Komputer Analis Kepegawaian Pranata Humas Fungsional Umum (Staf penunjang) Total Pegawai
Menurut Jabatan Fungsional dan Tingkat Pendidikan Jabatan
Peneliti Teknisi Litkayasa Pustakawan Arsiparis Pranata Komputer Analis Kepegawaian Pranata Humas Jumlah
Jumlah 25 160 69 3 1 2 1 1 351 613
S3 21 21
S2 63 63
Pendidikan S1 SM 75 1 10 3 1 2 1 1 89 5
D3 7 1 8
SLTA 49 2 51
Total 160 69 1 3 2 1 1 237
Menurut Usia UK/UPT Puslitbanghorti Balitsa Lembang Balitbu Tropika Balithi Balitjestro Jumlah
<30 2 11 5 4 6 28
Umur (tahun) 31-40 41-50 51-60 10 19 21 40 62 75 28 84 29 37 43 50 26 31 19 141 239 194
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
>60 1 7 1 2 11
Jumlah 53 195 147 136 82 613
109
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Menurut Jenjang Fungsional Peneliti UK/UPT
Jenjang Jabatan Peneliti Peneliti Peneliti Peneliti Peneliti Utama Madya Muda Pertama
Puslitbang Hortikultura Balitsa Balitbu Balithi Balitjestro Jumlah
1
12 5 4 25
14 15 12 3 45
1
1
9 15 8 6 40
12 17 13 8 51
7 47 47 38 21 160
Menurut Jenjang Fungsional Litkayasa Lingkup Balitsa Balitbu Balithi Balitjestro Jumlah
4
Jumlah
Jenjang Jabatan Teknisi Litkayasa Pelaksana Penyelia Pelaksana Pemula Lanjutan 8 5 1 6 3 1 2 6 9 8 8 1 1 3 7 21 14 14 20
Jumlah 20 12 26 11 69
Pelatihan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Tahun 2009-2013
Jangka
2009 15
2010 16
Tahun 2011 13
Jangka
120
39
50
135
55
63
Pelatihan Pelatihan Panjang Pelatihan Pendek Jumlah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
2012 13
2013 26 65
13
81
110
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan
Lingkup Puslitbang
Hortikultura Tahun 2013 Kebun Percobaan
Luas Kebun Ketinggian Jenis Tanah (Ha) (m) dpl
Margahayu Subang Aripan Sumani Berastagi Segunung Cipanas Pasarminggu Tlekung Punten Banaran Kliran Banjarsari Cukurgondang Kraton
40,50 108,91 96,98 25,00 25,97 10,58 7,52 0,38 12,66 2,70 1,22 0,60 4,66 13,03 7,68
Pandean Jumlah
3,42 361,81
Andosol Latosol PMK Alluvial Andosol Andosol Andosol Liat Andosol Andosol Latosol Latosol Alluvial Latosol
1.250 115 - 148 425 340 1.430 1.100 1.050 50 950 950 950 950 2 50 5
Dark grey
Tipe Iklim
Curah Hujan (mm/th)
B C Rendah basah Rendah basah A Tinggi basah Tinggi basah Rendah basah D Tinggi kering Tinggi kering Tinggi kering Rendah kering D Rendah kering
2.060 2.589 1.200 2.500-3.000 1.800 1.485 800-1000 1.332 1.470
Rendah kering
1.158
grumusol -
7
Pemetaan Lahan Kebun Sesuai Peruntukannya Kebun Percobaan KP. Margahayu KP. Subang KP. Aripan KP. Sumani KP. Berastagi KP. Segunung KP. Cipanas KP. Psrminggu KP. Tlekung KP. Punten KP. Banaran KP. Kliran KP. Banjarsari KP. Ck.gondang KP. Kraton KP. Pandean Jumlah
Luas (ha) 40,50 104,40 96,98 25,00 25,97 10,58 7,52 0,38 12,66 2,70 1,22 0,60 4,66 13,03 7,68 3,42 361,81
Lahan Perco baan 11,14 4,50 15,75 2,00 8,00 2,50 2,00 0,07 2,50 0,50 1,81 0,25 1,00 52,02
Tahun 2013
Pemetaan Lahan Kebun (ha) Lahan Area EmplaKoleksi Lain ProSarana semen PN nya duksi Kebun Kantor 0,28 5,46 0,14 21,58 1,90 45,00 1,90 57,51 25,00 6,40 4,00 45,83 2,50 9,50 0,50 1,50 9,00 2,00 9,67 0,50 4,00 1,80 2,00 2,50 1,00 1,33 1,25 0,20 2,00 1,60 1,50 0,22 0,14 0,17 5,00 3,00 0,66 1,00 0,50 0,10 1,60 0,20 0,20 0,60 1,00 0,17 0,02 0,03 0,48 0,02 0,10 1,25 2,40 0,01 0,25 0,25 10,50 0,14 0,31 0,27 6,83 0,40 0,20 2,38 0,04 97,69 43,27 11,15 38,22 119,46
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
111
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025: 2005 dan yang Belum Terakreditasi Tahun 2013 UPT Balai Penelitian Tanaman Sayuran
LABORATORIUM 1 Central/Utama
2
3
HamaPenyakit
Fisiologi Hasil
JENIS UJI LABORATORIUM 1 Sebagai tempat peralatan 2 yang digunakan semua 3 laboratorium. 4 Uji residu pestisida (proses persiapan). Uji/analisis laju respirasi bahan. Pengamatan sitologi 1 Penelitian hama penyakit 2 tanaman sayuran skala 3 laboratorium. 4 Pembuatan koleksi hama penyakit. Pembuatan dan efikasi 5 biopestisida. 6 Uji kesehatan benih kentang khususnya kandungan bakteri Ralstonia 7 solanacearum, Erwinia 8 carotovora pv. Carotovora 9 dan cendawan Fusarium oxysporum. Uji resistensi hama terhadap insektisida. Uji kesehatan benih biji cabai terhadap cendawan Colletotrichum spp. dan bakteri Xanthomonas campetris vesicatoria serta tomat terhadap patogen cendawan Alternaria solani dan bakteri X. campetris vesicatoria. Identifikasi hama, penyakit, nematoda dan musuh alami. Efikasi pestisida. Uji strain, biovar dll A Kimia : 1 Uji kadar air. 2 Uji kandungan abu. 3 Uji kandungan protein. 4 Uji kandungan karbohidrat/pati, serat, gula keasaman, lemak, vitamin C, B vitamin A, antioksidan, beta 5 karoten.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
STATUS Belum Belum Belum Belum
Belum Belum Belum Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Belum Belum Belum
Reakreditasi Reakreditasi Reakreditasi Belum
112
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
UPT
LABORATORIUM
4
Tanah dan Tanaman
5
Ekofisiologi
6
Benih
JENIS UJI LABORATORIUM C Fisiko Kimia : 6 Uji total soluble solid dan kekentalan. Fisik : Uji tekstur, diameter dan berat jenis. A Analisis Tanah : 1 Uji pH 2 Uji unsur makro : C-organik, N, P Bray, P Olsen, K Morgan 3 V, NTK (Ca, Mg, K, Na), 4 KTK, tekstur. Uji unsur mikro : Fe, Mn, Cu, Zn, Al, S, NO3,Cl, B. Uji unsur tambahan : Al.dd, H.dd, PK HCl 25%, EC, B tekstur 4-10 fraksi, N-NH4, 5 N-NO3, kebutuhan kapur, pirit, P Retensi, kadar abu, C silikat, logam berat : Ag, Pb, 6 Hg. AnalisisTanaman : Uji Unsur makro dan mikro : D N, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, 7 Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg. Analisis Pupuk Organik dan Anorganik : Uji unsur makro dan mikro : pH, C, N, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg, N-NH4, N-NO3, kadar abu dan silikat. Analisis Air : Uji unsur makro dan mikro : kadar lumpur, pH, DHL, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg, Nh4, NO3, CO3, HCO3. 1 Pengujian berat kering. 2 Pengujian luas daun *) 3 Pengujian kandungan klorofil. A Benih biji tomat dan 1 cabai 2 Uji kemurnian fisik. 3 Uji kadar air. B Uji daya kecambah 4 Benih umbi kentang : 5 Uji kemurnian fisik
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
STATUS Belum Belum
Akreditasi Akreditasi Belum Belum
Belum Belum Belum
Terakreditasi Terakreditasi Belum Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
113
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
UPT
LABORATORIUM 7
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
Virologi
8
Kultur Jaringan
1
Pemuliaan dan Kultur InVitro
2
Kimia dan Fisiologi
3
Proteksi Tanaman
JENIS UJI LABORATORIUM Uji varietas lain secara visual. 1 Uji kesehatan benih kentang khusus kandungan virus 2 PLRV, PVY, PVX, dan PVS. 3 Uji titer antiserum PVY dan 4 PLRV. Uji resisiensi tanaman terhadap virus CMV. Uji kesehatan benih biji cabai dan tomat terhadap penyakit virus terbawa benih (CMV, TMV, dan To MV). 1 Penelitian kultur jaringan. 2 Produksi benih kentang 3 (planlet dan umbi mini). Produksi dan penyimpanan benih inti sayuran. 1 Kultur jaringan. 2 Somatik Embriogenesis 3 Embryo rescue 4 Cryopreservation. 5 Konservasi plasma nutfah 6 secara in-vitro. 7 Pengamatan sitogenetik. 8 Penggandaan dan 9 pengamatan kromosom. Pengamatan pollen. Analisis berbasis DNA. 1 Analisis nutrisi buah (vit C, total asam, kadar air, Ca, 2 serat, TSS Uji organoleptik 3 buah. 4 Prosesing buah dan biji 5 Karakterisasi dan 6 dokumentasi buah. 7 Pengolahan lepas panen. Analisis tanah. Analisis jaringan tanaman. 1 Koleksi, isolat, identifikasi dan konservasi 2 mikroorganisme. 3 Mass rearing serangga. 4 Koleksi serangga 5 (insectarium) 6 Penelitian pengendali hayati. 7 Penelitian pupuk hayati. 8 Perbanyakan agens hayati. Uji ketahanan tanaman
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
STATUS Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
Belum SMM SMM Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
114
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
UPT
LABORATORIUM
STATUS
1 2 3 1 2 3
Belum Belum Belum Belum Belum Belum
4
Uji Mutu Benih
1
Mikologi
2
Entomologi
3
Biokontrol
4
Ekofisiologi
1 2 3
5
Virologi
1 2 3
6
BUSS
7
Kultur Jaringan (4 unit)
1 2 3 4
1
Terpadu meliputi kegiatan berbasis pemuliaan dan perbenihan, kultur jaringan, fitopatologi serta entomologi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2
Analisis dan
1
Balai Penelitian Tanaman Hias
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
JENIS UJI LABORATORIUM terhadap OPT. Uji efikasi pestisida. 1 Uji kemurnian varietas 2 tanaman buah tropika. 3 Uji BBTV. 4 Uji CTV. Uji CVPD. 1 Identifikasi tanaman sakit, cendawan patogen/musuh alami. Identifikasi hama. Bioekologi hama. Pengendalian hama. Identifikasi tanaman sakit. Identifikasi cendawan patogen tanaman. Uji pengendalian hayati. Uji unsur hara N, P, K, Ca, Mg. Pengujian bahan organik. Uji pH EC. Deteksi virus krisan. Deteksi viroid krisan. Deteksi virus tanaman hias lain. Pengujian varietas krisan terhadap kebaruan, keunikan, kestabilan dan keseragaman. Eliminasi virus Analisis jumlah kromosom Perbanyakan cepat Penyiapan tanaman induk galur murni. Indeksing. Pemurnian varietas. Perbanyakan kultur jaringan. Pengujian keragaman varietas. Perbanyakan in-vitro. Perbanyakan massal agens hayati. Perbanyakan entomopatogen dan antagonis. Pengamatan mikroskopis. Resistensi dan toksikologi serangga. Desain grafis.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Pendaftaran Re-akreditasi Re-akreditasi Pendaftaran Belum
Belum Belum Belum Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
Belum
115
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
UPT
LABORATORIUM Pengolahan Data
JENIS UJI LABORATORIUM 2 Pengembangan aplikasi 3 komputer. 4 Updating website. 5 Pengembangan aplikasi 6 internet. Pengelolaan jaringan komputer. Perawatan dan perbaikan hardware komputer.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
STATUS Belum Belum Belum Belum Belum
116
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
117
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 6. Penetapan Kinerja Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
118
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
119
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon II Badan Litbang Pertanian PENGUKURAN KINERJA TINGKAT ESELON II BADAN LITBANG PERTANIAN Unit Organisasi Eselon II : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Tahun Anggaran
Sasaran Strategis 1.Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura 2. Tersedianya Benih Sumber Hortikultura
: 2013
Indikator Jumlah VUB Hortikultura
Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial Bawang merah dan sayuran potensial
5.Terselenggara nya Diseminasi Inovasi
Target
VUB
31
Capaian Persen 27
87,10
G0 kentang 101.000 121,235
98,01
kg
35.000
26.596, 93
batang
12.000
12.300
102,5
Planlet anggrek 3.700 14.085 dan tanaman hias lain Stek krisan 300.000 492,253 Jumlah Benih Sumber Jeruk BF & BPMT jeruk, 5.200 7.233 dan Buah Subtropika benih sumber buah subtropika Benih Batang Bawah dan planlet 300.000 30.000 Batang Atas Hasil Perbanyakan SE Jumlah Teknologi Budidaya teknologi 24 26 Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan
360,68
Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
Jumlah benih sumber buah tropika Jumlah benih sumber tanaman hias
3.Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan 4.Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura
Satuan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
aksesi
164,08 139
10
108,69
1.920
1.963
102,24
Seminar
5
13
260
Open house/field day
4
4
100
120
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Hortikultura
6.Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7.Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura 8Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Hortikultura
Pameran
31
42
135,48
Jurnal
6*
4
100
Leaflet/booklet
12.000
12.000
100
(eks) Materi web
12
12
100
1
2
200
400
400
100
300
300
100
4
6
150
1
1
100
3
6
200
kerjasama
23
26
113,04
lokasi
27
26
96,30
Gelar teknologi Majalah Iptek Hortikultura (eks) Buku Profil Buah Nusantara (eks) Promosi TV (kali) Diseminasi teknologi ke BPTP (paket) rekomendasi
Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura
Jumlah Kerjasama Penelitian
Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura
Jumlah Anggaran
: Rp. 101.946.516.000,-
Jumlah Anggaran Revisi
: Rp. 97.548.342.000,-
Jumlah Anggaran Revisi Hibah : Rp. 102.259.605.000,-
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
121