SKRIPSI “ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG MEWAH ELEKTRONIK (PPnBM) DAN FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING” (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci Dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10kg)
Oleh : MAYANG LIANDHIKA WURI NIM :104082002730
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) ELEKTRONIK DAN FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus:Penjualan TV 21-29 Inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Nama
: Mayang Liandhika Wuri
NIM
: 104082002730
Di bawah Bimbingan, Pembimbing I
Pembimbing II
( Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ) NIP. 19570617198503 1 002
( Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si )
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
Hari ini Jum’at Tanggal Sebelas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Mayang Liandhika Wuri NIM 104082002730 dengan judul skripsi : “ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG MEWAH ELEKTRONIK (PPnBM) DAN FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 Inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Desember 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE, Msi, Ak. Ketua
Yessi Fitri, SE, Msi, Ak. Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Penguji Ahli
Hari ini Rabu Tanggal Tiga Belas Bulan Januari Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Mayang Liandhika Wuri NIM 104082002730 dengan judul skripsi : “ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG MEWAH ELEKTRONIK (PPnBM) DAN FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 Inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Januari 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.
Afif Sulfa, SE, Msi, Ak.
Penguji Ahli
Prof. Dr. Azzam Jasin, Ak, MBA.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Mayang Liandhika Wuri 2. Tempat dan Tanggal lahir : Subang, 06 Agustus 1986 3. Alamat : Jl. Cemerlang No.7a Rt 07 / Rw 02 Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia 17412 4. Telp : +6738637343 / +628562077069 5. Email :
[email protected] 6. Kantor : AB Company ( Executive Marketing), BSB Elmaya Butik (owner), Brunei Darussalam
II.
PENDIDIKAN 1. SD (1992-1998 2. SLTP (1998-2001) 3. SLTA (2001-2004) 4. S1
III.
(2004-2009)
PENGALAMAN KERJA 1. Des’07 – Feb’08 2. Feb’08 – Sekarang
1V.
: SDN Percontohan 03 Pagi Kodam, Jakarta Timur : SLTPN Percontohan 109 Kodam, Jakarta Timur : SLTA International DU2 BPPT Jombang, Jawa Timur : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta : KJPP Aditya Iskandar & Rekan (Marketing) : Executive Marketing AB Company Supervisor bagian Keuangan Elmaya Butik
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah a. Nama : H. Sudiro Warsito, SH b. Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 25 Desember 1955 c. Telp : +6281310666660 d. Pekerjaan : Pimpinan HRD PT. Bangun Tjipta Kontraktor e. Email :
[email protected]
2. Ibu a. b. c. d. e.
Nama Tempat dan Tanggal Lahir Telp Pekerjaan Email
: Hj. Lina Laelina Sd : Subang, 13 Oktober 1960 : +6221-91929777 : Wiraswasta :
[email protected]
3. Kakak a. Nama b. Tempat dan Tanggal Lahir c. Telp d. Pekerjaan e. Email 4. Adik a. Nama b. Tempat dan Tanggal Lahir c. Telp d. Pekerjaan
e. Email
: Anugrah Ajie Suandyka, S.Ikom : Palembang, 05 Desember 1982 : +6285691700005 : PT. BNI Securities :
[email protected] : Mekka Tripimandyka : Subang, 09 Juni 1990 : +628561376670 :Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Perbankan Syariah, semester III :
[email protected]
ANALYSIS OF INFLUENCE BETWEEN ELIMINATION OF PPnBM AND RUPIAH’S EXCHANGE FLUCTUATIONS WITH SALES ON RETAIL SALES MERCHANT LEVEL IN KRAMAT JATI REGION USING PRICE AS AN INTERVENING VARIABLE (Case Studies : 21”-29” TV sales, and Washing Machine with until 10Kg Linen Capacity)
ABSTRACT Mayang Liandhika Wuri, Analysis of Influence Between Elimination of PPnBM and Rupiah’s Exchange Fluctuations With Sales, on Retail Sales Merchant Level, in Kramat Jati Region Using Price as an Intervening Variable (Case Studies : 21”-29” TV Sales, and Washing Machine with until 10Kg Linen Capacity). This research aims to test whether there is a direct influence (influece of X on Y) elimination of PPnBM and rupiah’s exchange fluctuation with sales, also to test whether there is a undirect influence (influence of X on Y with intervening variable as a connector) with price as an intervening variable with sales, on retail sales merchant, in Kramat Jati region. The population of this research is an electronic retailer in the area of district Kramat Jati and using simple random sampling to determine the research sample. Tested sample is an electronic retailers in the area of Kramat Jati through questionaries. The result of path analysis showed that there is influence between the abolition electronic PPnBM abolition of sales level with value 0,565. Meanwhile, the rupiah’s exchange fluctuations also have an impact on sales with value 0,426. The price is not an intervening variable between the elimination of electronics PPnBM and rupiah’s exchange fluctuations, because it has smaller value of independent variable that have a direct impact on the dependent variable (sales). Keywords : Electronics PPnBM, Exchange Rate Fluctuations, Price, Sales, Retail Merchants.
ANALISIS PENGARUH PENGHAPUSAN PPnBM ELEKTRONIK DAN FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP PENJUALAN PADA TINGKAT PEDAGANG ECERAN WILAYAH KRAMAT JATI DENGAN HARGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi kasus: Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)
ABSTRAK Mayang Liandhika Wuri, Analisis Pengaruh Penghapusan PPnBM Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci dengan Kapasitas Linen di bawah 10Kg). Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengaruh langsung (pengaruh X terhadap Y) penghapusan PPnBM dan Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Penjualan, juga untuk menguji pengaruh tidak langsung (pengaruh X terhadap Y dengan penghubung variabel intervening) dari harga sebagai variabel intervening terhadap penjualan pedagang eceran wilayah Kramat Jati. Populasi penelitian ini adalah pedagang eceran elektronik di wilayah Kelurahan Kramat
Jati dan menggunakan simple random sampling untuk menentukan sampel penelitian. Sample yang diuji adalah pedagang eceran elektronik yang berada di wilayah Kramat Jati melalui penyebaran kuesioner. Hasil analisi jalur menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara penghapusan PPnBM Elektronik terhadap tingkat penjualan yaitu sebesar 0,565. Sedangkan fluktuasi kurs rupiah juga memiliki pengaruh terhadap penjualan yaitu sebesar 0,426. Harga bukan merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah dan penghapusan PPnBM terhadap Penjualan karena memiliki nilai lebih kecil dari variabel independent yang memiliki pengaruh langsung terhadap variabel dependent (penjualan). Kata Kunci : PPnBM Elektronik, Fluktuasi Kurs, Harga, Penjualan, Pedagang Eceran
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan petunjuk, rakhmat, kekuatan dan hidayah-Nya kepada penulis, demikian juga kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu memberikan bahan serta petunjuk, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat utama kelulusan program studi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Jurusan Akuntansi dengan konsentransi Pajak, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Ekonomi. Penulis mengangkat judul “Analisis Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Mewah (PPnBM) Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (studi kasus : penjualan tv 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10kg)”, dengan munculnya peraturan baru yang menyatakan PPnBM elektronik untuk TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10kg serta terjadinya fluktuasi kurs rupiah yang mempengaruhi harga sehingga akan berpengaruh terhadap penjualan, dan penulis mencoba membahas adanya pengaruh penghapusan PPnBM dan fluktuasi kurs terhadap penjualan elektronik pedagang eceran wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur. Mengingat berbagai keterbatasan waktu, biaya dan fisik, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh untuk dikatakan sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini
Jakarta, Desember 2009
Penulis Mayang Liandhika Wuri
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas segala kemudahan, kelancaran, kesabaran, dan segala kekuatan yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang di harapkan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tuaku, H. Sudiro Warsito SH, dan Hj. Lina Laelina Sundawa, adikku tercinta (Mekka Triprimandyka) serta saudara-saudaraku semuanya, atas perhatian, kerja keras, materi dan non materi, keikhlasan yang tak ternilai, diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. I loph u all, muach. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku pembimbing I sekaligus selaku Dekan Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas segala arahan dan bimbingannya selama ini dan selalu meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah, SWT memberikan jutaan kebaikan dunia dan akhirat, amien. 3. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M.si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas FEIS UIN Syarif Hidaatullah Jakarta sekaligus selaku pembimbing II, terima kasih atas segala arahan dan bimbingannya selama ini dan selalu meluangkan waktu ditengah kesibukannya, untuk membimbing penulis. Semoga Allah, SWT memberikan jutaan kebaikan dunia dan akhirat, amien. 4. Seluruh dosen-dosen dan staf Karyawan-ti FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pengetahuannya kepada penulis serta bantuan dalam pemenuhan kebutuhan akademis. 5. Staff Perpustakaan FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas kemurahan hatinya dalam membantu penulis mencari sumber informasi buku-buku literatur dan skripsinya yang sarat akan manfaat serta mendukung penulisan skripsi ini. Khususnya Pak Ali, terimakasih untuk buku-bukunya yang banyak. 6. Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama kepada saudara Priyo,atas kemurah hatinya dalam membantu penulis mencarikan sumber informasi bukubuku literatur dan skripsinya yang sarat akan manfaat serta mendukung penulisan skripsi ini. Thanx ya sudah meloloskan buku itu….hihihihi
7. Seluruh staf Karyawan-ti Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pengetahuannya kepada penulis serta bantuan dalam pemenuhan kebutuhan akademis 8. Bapak Bustami, S.IP selaku Lurah diwilayah Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian diwilayah tempat bapak pemimpin. 9. Bapak Asmari Yogi, SH selaku Sekretaris Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur, terima kasih atas saran dan bantuannya dalam hal pemberian surat ijin melakukan Penelitian Skripsi serta informasi yang diberikannya mengenai kelurahan setempat. 10. Seluruh jajaran staff Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur, terima kasih penulis ucapkan. 11. Mas Anugrah Ajie Suandyka, Si.Kom, sebagai kakak kandung penulis, terima kasih atas segala bimbingan dan “melek malemnya” untuk menemani dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Thanx ya mas…semoga cepet nikah ma calon kk iparquw hehehehehe. 12. My Lovely in somewhere, yang selalu memberikan dukungan moril dan spiritual kepada penulis. Thanx ya udah mau jadi tempat berbagi. I Luv u so much, muach… 13. Kakak ibeh dan kakak ani, kakak angkat aku yang super baik nan cerewet, thanx ya kalian selalu ingetin mayang dan kasih semangat untuk nyelesein kuliah. Thanx juga untuk tumpangan kostannya yang PW hehehhehe… 14. All my friend di FEIS UIN syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2004 khususnya kelas perpajakan. 15. Seluruh teman tersisa quw.. Eli, Haris, Izah, Sanusi, Hidayat, Viki, Ibad, thanx ya dah setia menemaniqu hingga semester XI hehehe. Semoga semester ini menjadi semester terakhir untuk kita di jenjang S1… ciaooo kawan-kawan dan jangan lupa doakan mayang ya supaya “proyek” bisa jalan, aamiin.. 16. Seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang namanya (maaf) tidak tertulis, yang telah membantu dan memberikan support baik secara langsung maupun tidak langsung berupa materil maupun spiritual. Terimakasih yaaaaaaa Besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada mahasiswa dan pentatar pendidikan dalam mempelajari ilmu Ekonomi pada umumnya.
Jakarta, Desember 2009 Hormat saya, Penulis
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERSEMBAHAN..................................................................................................... i Daftar Riwayat Hidup.............................................................................................. ii Abstract ..................................................................................................................... iv Abstrak ..................................................................................................................... v Kata Pengantar ........................................................................................................ vi Ucapan Terima Kasih .............................................................................................. vii Daftar Isi................................................................................................................... x Daftar Tabel ............................................................................................................. xiv Daftar Gambar......................................................................................................... xv Daftar Lampiran...................................................................................................... xvi
BAB I ......................................................................... PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian..................................................... 1 B. Perumusan Masalah Penelitian .......................................................... 6 C. Pembatasan Masalah Penelitian ......................................................... 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... ……………... 7 1. Tujuan Penelitian……………………………………………….. .... 7 2. Manfaat Penelitian………………………………………………. ... 8
BAB II ...............................................................TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Perpajakan di Indonesia ............................................... 10 1
Definisi Pajak............................................................................. 10
2
Fungsi Pajak............................................................................... 11
3
Jenis Pajak ................................................................................. 12
4
Tata Cara Pemungutan Pajak...................................................... 14
5
Sistem Pemungutan Pajak .......................................................... 15
6
Definisi, Objek, Subyek, Mekanisme Pengenaan, Tarif dan Penghitungan PPnBM ................................................................ 16
7
Penyetoran, Pelaporan dan Sarana Pembayaran PPnBM ............. 21
B. Fluktuasi Kurs.................................................................................... 24
1
Pengertian Fluktuasi Kurs .......................................................... 24
2
Jenis-jenis Kurs.......................................................................... 30
3
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar .......................................... 31
C. Penjualan ........................................................................................... 34 1
Pengertian Penjualan .................................................................. 34
2
Klasifikasi Penjualan Berdasarkan Pengakuannya ...................... 36
3
Tujuan Umum Penjualan............................................................ 38
4
Penjualan Sebagai Fungsi Pemasaran ......................................... 39
5
Politik dan Hukum Penjualan ..................................................... 40
D. Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pedagang Eceran ................................. 41 1
Pengertian PKP .......................................................................... 41
2
Pengertian PKP Pedagang Eceran............................................... 42
3
Kewajiban PKP dibidang Pajak .................................................. 43
4
Pengukuhan Pedagang Eceran Menjadi PKP .............................. 43
5
Dasar Pengenaan Pajak............................................................... 44
E. Harga.................................................................................................. 46 1.
Pengertian Harga........................................................................ 46
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga.................. 46
F. Kerangka Pemikiran............................................................................ 48 G. Tinjauan Penelitian Sebelumnya......................................................... 49 1.
Aida Noerma Nurliesma, 2008 ................................................... 49
2.
Ika Zuliana, 2006 ....................................................................... 49
3.
Jan Horas V. Purba dan San San Sri, 2006.................................. 49
H. Diferensiasi Penelitian........................................................................ 50 I. Hipotesa.............................................................................................. 50
BAB III
METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………..52 B. Metode Penentuan Sample…………………………………………….53 C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 54 1.
Data Primer................................................................................ 54
2.
Data Sekunder............................................................................ 55
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 55
1.
Uji Kualitas data......................................................................... 56 a. Uji Validitas ........................................................................... 56 b. Uji Realibilitas ....................................................................... 57
2.
Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 58 a. Uji Normalitas ........................................................................ 58 b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 58 c. Uji Heterokedastisitas............................................................. 59
3.
Uji Hipotesis Analisis Jalur ........................................................ 59
E. Operasional Variabel dan Pengukurannya .......................................... 60
BAB IV
1.
Variabel Independen .................................................................. 60
2.
Variabel Dependen..................................................................... 60
3.
Variabel Intervening .................................................................. 61
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ................................................................................ 62 1.
Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 62
2.
Waktu Penelitian dan Karakteristik Responden .......................... 65
B. Analisis dan Pembahasan..................................................................... 68 1.
Uji Kualitas data......................................................................... 68 a. Uji Validitas ........................................................................... 68 b. Uji Realibilitas ....................................................................... 70
2.
Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 72 a. Uji Normalitas ........................................................................ 72 b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 72 c. Uji Heterokedastisitas............................................................. 73
3.
Uji Hipotesis .............................................................................. 75 a. Hipotesis 1.............................................................................. 75 b. Hipotesis 2 ............................................................................. 77 c. Hipotesis 3.............................................................................. 78 d. Hipotesis 4 ............................................................................. 80 e. Hipotesis 5.............................................................................. 82
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 85 B. Implikasi ............................................................................................. 86 C. Keterbatasan ........................................................................................ 87 D. Rekomendasi....................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 93
DAFTAR TABEL Nomor
Keterangan
Hal
4.1
Kependudukan Kelurahan Kramat Jati ...................................................64
4.2
Sarana Perekonomian.............................................................................65
4.3
Karakteristik Responden ........................................................................66
4.4
Deskriptif Statistik ................................................................................ 67
4.5
Hasil Uji Validitas
69
4.6
Hasil Uji Reabilitas................................................................................71
4.7
Hasil Uji Multikolinieritas .....................................................................73
4.8
Pengaruh PPnBM Terhadap Tingkat Penjulan........................................75
4.9
Pengaruh Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Tingkat Penjualan ...............77
4.10
Pengaruh Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan.............................78
4.11
Pengaruh PPnBM Terhadap Harga Barang.............................................80
4.12
Pengaruh Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Harga Barang ......................82
DAFTAR GAMBAR Nomor
Keterangan
Hal
4.1
Hasil Uji Normalitas ..............................................................................72
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas..................................................................74
4.3
Diagram Jalur Analisis...........................................................................84
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Keterangan
Hal
1
Kuesioner................................................................................ 93
2
Code Sheet Hasil Kuesioner .................................................... 96
3
Hasil Ratio Persentase ............................................................. 97
4
Hasil Uji Deskriptive............................................................... 98
5
Hasil Uji Validitas................................................................... 99
6
Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 103
7
Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 113
8
Hasil Analisis Jalur (Path analisys) ......................................... 114
9
Pengaruh Penetapan Harga Terhadap Tingkat Volume Penjualan ................................................................................ 122
10
Jurnal Ilmiah, Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar IDR pada USD Terhadap Tingkat Penjualan............................ 125
11
Peraturan Menteri Keuangan No.137/PMK.011/2008.............. 131
12
Surat Keterangan Rekomendasi Riset(Kelurahan Kramat Jati). 136
13
Struktur Organisasi Kelurahan Kramat jati .............................. 137
14
Peta Wilayah Kelurahan Kramat Jati ....................................... 138
15
Surat Keterangan Izin Riset (Fakultas Ekonomi UIN Jakarta).. 139
16
Surat Keterangan Aktif Kuliah ................................................ 140
17
PPnBM Tiga Produk Elektronik Dihapuskan........................... 141
18
Keputusan Menteri Keuangan No.252/KMK.03/2002 ............. 142
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pajak merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan yang diterapkan pada hampir seluruh negara di dunia. Penerimaan pajak menjadi sumber penerimaan dalam negeri yang semakin diandalkan dalam membiayai pembangunan negara. Oleh karena itu, pemerintah dan Direktorat Jendral Pajak dalam rangka menjaga ke sesuai dengan visi dan misi serta mengamankan penerimaan negara, terbilang sering dalam melakukan reformasi khususnya undang-undang dan ketetapan-ketetapan serta sistem administrasi perpajakan ataupun memodernisasi sistem pengendaliannya. Mengingat kepentingan pajak dalam menopang keuangan negara, maka pajak telah ditempatkan sebagai penerimaan negara yang disahkan dalam pasal 23 ayat(2) UUD 1945 bahwa, “…segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undangundang”. Sehingga, dasar hukum pengenaan pajak di Indonesia telah kuat. Dengan prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berimbang dan dinamis yang dianut pemerintah, maka penerimaan pajak di Indonesia harus selalu ditingkatkan. Hal ini dikaitkan dengan kebutuhan investasi dalam negeri yang terus meningkat akibat proyek-proyek pengembangan yang terus bertambah. Penerimaan pajak diharapkan dapat menggantikan pinjaman luar negeri agar tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Menurut Soemitro (dalam Zuliana, 2006), pengertian pajak adalah “Iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintahan) berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.”
Pajak ini akan diarahkan pada tujuan untuk kepentingan negara dan dialokasikan kepada sektor pemerintahan maupun ke daerah dengan pembagian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga masyarakat di daerah yang bersangkutan atau sebagian besar akan merasakan secara langsung pajak tersebut melalui pembangunan daerahnya masing-masing. Penggunaan pajak ini diharapkan akan merangsang masyarakat untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak sekaligus sebagai cermin dan sifat kegotong-royongan dalam pembiayaan pembangunan. Pajak juga disesuaikan dengan iklim dan perkembangan yang dialami negara kita pada tahun 1983 pemerintah melakukan reformasi perpajakan (tax reform) yang kemudian direvisi pada tahun 1994. Hal ini mengakibatkan kerumitan sistem perpajakan yang lama hilang sehingga menghasilkan sistem perpajakan yang sederhana, mudah, adil dan memberikan kepastian hukum. Reformasi perpajakan ini guna mendorong keberhasilan perpajakan dan pada kenyataannnya berhasil. Salah satu reformasi perpajakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyempurnakan peraturanperaturan yang terkait dengan perpajakan. Seperti peraturan yang baru saja disahkan pada tanggal 7 Oktober 2008 yaitu Keputusan Mentri Keuangan nomor 137 / PMK.011 / 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Mentri Keuangan No.620 / PMK.03 / 2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Elektronik. Di dalam peraturan ini tidak disebutkan TV yang mempunyai ukuran 21-29 inch, mesin cuci dengan kapasitas linen kering di bawah 10 kg dan kamera digital yang harga jualnya dibawah 2 juta rupiah. Itu artinya ketiga barang tersebut yang memenuhi kriterianya tidak dikenakan atau di hapuskan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Elektonik.
Menurut Mentri Keuangan, Sri Mulyani, peraturan ini dikeluarkan karena ketiga barang elektronik tersebut dianggap bukan lagi menjadi barang mewah dan sudah banyak digunakan masyarakat di berbagai kalangan. Hal serupa juga disampaikan oleh Dirjen Deperindag, Budi Darmadi, "Produk yang dihapuskan PPnBM kali ini merupakan produk elektronik yang permintaannya tinggi di masyarakat". Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan penjualan masing-masing produk tersebut dengan ratarata sebesar 10%. Meningkatnya penjualan akan memberikan dampak positif bagi produsen maupun pemerintah. Pendapatan yang meningkat akan mengakibatkan kenaikan laba bagi produsen, sedangkan pemerintah diharapkan mendapatkan kompensasi atas potential lose dari penghapusan PPnBM Elektrronik tersebut dengan kenaikan pendapatan pajak baik berupa PPN dari barang tersebut maupun PPh atas keuntungan yang diperoleh dari peningkatan penjualan. Dirjen Deperindag, Budi Darmadi, mengungkapkan bahwa “Kami telah menghitung bila Depkeu mengabulkan penghapusan PPnBM 17 sub kelompok barang elektronik maka pendapatan pajak dari produk elektronik akan naik menjadi Rp 5,8 triliun dibandingkan tanpa penghapusan PPnBM Elektronik sebesar Rp 5 triliun”. Kegiatan ekonomi di sektor perdagangan baik skala besar maupun kecil juga diharapkan dapat memberikan kontribusinya bagi negara dengan pajak yang dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) melalui Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM), ataupu pajak lainnya. Perdagangan skala mikro seperti pedagang eceran, melakukan kegiatan penyebaran BKP atau JKP melalui suatu tempat penjual eceran seperti toko, kios atau dengan cara penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir atau dari rumah ke rumah. Berdasarkan batasan pengusaha kecil, dalam pasal 1 KMK RI No.252 /
KMK.03 / 2002 tanggal 31 mei 2002, pedagang eceran baru akan dikategorikan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) pedagang eceran apabila peredaran bruto untuk penyerahan BKP atau JKP dalam satu tahun telah melebihi batasan pengusaha kecil yaitu sebesar Rp. 600.000.000,00. Berdasarkan definisi tentang pedagang eceran di atas, dapat dilihat bahwa usaha eceran ditujukan pada konsumen akhir yaitu individu atau rumah tangga yang membeli barang dan atau jasa untuk konsumsi pribadi. Usaha eceran merupakan bagian akhir dalam proses pemasaran yang bertujuan memberikan kepuasan pada pelanggan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Maka konsumen pun sebagai pengguna barang atau jasa sangat jeli dalam memilih barang dan jasa yang akan dikonsumsinya dan lebih teliti dalam mengolah keuangan antara pengeluaran dan pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap daya beli atas BKP atau JKP tersebut. Pada akhirnya usaha eceran terdiri dari organisasi yang bertindak sebagai perantara dalam suatu saluran distribusi barang dan jasa. Inti dari penelitian ini adalah : 1.
Penelitian membahas pengaruh penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap penjualan pada tingkat pedagang eceran wilayah kramat jati dengan harga sebagai variabel intervening
2.
Tahun penelitian pada tahun 2009.
3.
Metode Statistik yang digunakan metode statistik deskriptif dan metode analisis regresi berganda (Multiple Regressions Analysis) serta uji asumsi klasik.
4.
Penelitian dilakukan terhadap pedagang eceran elektronik yang berada di wilayah Kelurahan Kramat Jati. Khususnya pedagang yang menjual TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10Kg.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas peneliti melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening ( Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10Kg)”.
B. Perumusan Masalah Penelitian Perumusan masalah penelitian ini mengenai, pengaruh penghapusan PPnBM Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika dapat berpengaruh terhadap penjualan dengan harga sebagai variabel intervening. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1.
Apakah penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
2.
Apakah fluktuasi kurs rupiah terhadap Dollar Amerika berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
3.
Apakah harga sebagai variabel intervening berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
4.
Apakah harga merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
5.
Apakah harga merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati?
C. Pembatasan Masalah Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penulis memberikan batasan masalah dalam penelitian ini agar pembahasan penelitian ini menjadi tidak melebar dan lebih fokus. Dalam penelitian ini hanya dibahas mengenai pengaruh penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap penjualan elektronik pada tingkat pedagang eceran dengan harga sebagai variabel intervening. Barang-barang elektronik yang dimaksud meliputi mesin cuci dengan kemampuan mencuci dan mengeringkan yang memiliki kapasitas linen kurang dari 10kg dan Televisi (TV) dengan ukuran 21 inch-29 inch dengan segala jenis. Sedangkan untuk fluktuasi kurs, dalam skripsi ini hanya di bahas mengenai dampak dari fluktuasi itu sendiri yaitu perubahan harga jual barang elektronik tersebut, terhadap tingkat penjualan yang terjadi pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati pada tahun 2008 hingga 2009.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan dari penelitian : a.
Untuk mengetahui apakah penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati.
b.
Untuk mengetahui apakah apakah fluktuasi kurs rupiah terhadap Dollar Amerika berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati.
c.
Untuk mengetahui apakah harga sebagai variabel intervening berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati.
d.
Untuk mengetahui apakah harga merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati.
e.
Untuk mengetahui apakah harga merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan barang elektronik pada pedagang eceran wilayah Kramat Jati
2.
Manfaat dari Penelitian ini a.
Bagi ilmu akuntansi dapat menambah referensi ilmiah mengenai masalah perpajakan khususnya mengenai pengaruh peraturan pajak bagi barang elektronik terhadap penjualan elektronik perusahaan elektronik itu sendiri.
b.
Bagi masyarakat dapat memberikan wawasan yang luas dan membuka pikiran bahwa perpajakan itu penting bagi pertumbuhan negara dan beberapa pengaruhnya terhadap penjualan
c.
Bagi para akademisi, diharapkan berguna dalam memperluas wacana dan tambahan informasi untuk menemukan dimensi-dimensi baru dalam bidang perpajakan dan bidang ekonomi lainnya yang mempengaruhi tingkat penjualan suatu perusahaan seperti pengaruh fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika serta dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
d.
Bagi para pedagang tingkat eceran wilayah Kramat Jati dapat menambah bahan survey pada tingkat penjualan sesudah dan sebelum diberlakukan PPnBM Elektronik yang baru serta pengaruh fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika terhadap penjualan itu sendiri.
e.
Bagi peneliti untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, selain itu tentunya dapat memberikan wawasan dan keyakinan mengenai
bidang perpajakan dan bidang ekonomi lain khususnya yang menyangkut dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Perpajakan di Indonesia 1. Definisi Pajak Para ahli mengartikan pajak dari berbagai sudut pandang, yaitu: Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani yang dikutip kembali oleh R. Santoso Brotodihardjo,S.H., (dalam Waluyo, 2006:4) pajak didefinisikan sebagai berikut: “Pajak adalah iuran negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, SH (Mardiasmo, 2008 : 1), menyatakan bahwa, “Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Menurut Prof. S. I. Djajadiningrat (Siti Resmi, 2005:1), memberikan definisi tentang pajak sebagai berikut: “Pajak sebagai suatu kewajiban mennyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum”. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a.
Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya bersifat dapat dipaksa.
b.
Tidak mendapatkan secara langsung jasa timbal balik dari pembayaran pajak.
c.
Pemungutan pajak dilakukan oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
d.
Pajak merupakan iuran dari masyarakat atau badan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang nantinya untuk kesejahteraan rakyat.
e.
Pemungutan pajak dipungut untuk tujuan tertentu.
2. Fungsi Pajak a.
Fungsi Penerimaan (Budgeteir) Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah. Contohnya yaitu masuknya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
b.
Fungsi Mengatur (Reguler) Pajak berfungsi sebagai alat ukur untuk mengatur pembiayaan negara atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Contohnya yaitu pajak untuk barang mewah lebih tinggi dibandingkan dengan pajak untuk barang lainnya.
3. Jenis Pajak a.
Menurut Golongannya 1)
Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh).
2)
Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b.
Menurut Sifatnya
1)
Pajak Subyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya yang selanjutnya dicari syarat obyektifnya, maksudnya lebih memperhatikan keadaan wajib pajak. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh).
2)
Pajak Obyektif
adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajaknya. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM). c.
Menurut Azas Pemungutannya 1)
Equality, dimana pemungutan pajak yang bersifat adil dan merata, yaitu pajak yang dikenakan kepada orang pribaadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak sesuai dengan manfaat yang diterima
2)
Certainty, penentuan pajak tidak sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
3)
Convenience, kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya disesuaikan dengan kondisi yang tidak menyulitkan wajib pajak.
4)
Economy, bahwa biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak yang diharapkan seminimum mungkin.
d.
Menurut Lembaga Pemungut dan Pengelolaannya 1)
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjulan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Materai.
2)
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas : (a). Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi), contohnya adalah Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. (b). Pajak Daerah Tingkat II (Kotamadya/Kabupaten), yaitu pajak yang dipungut pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contohnya adalah pajak hiburan, pajak reklame, pajak hotel & restaurant.
4. Tata Cara Pemungutan Pajak a.
Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel) Merupakan tata cara pemungutan pajak berdasarkan pada suatu anggapan yang diatur dalam undang-undang. Misalnya penghasilan satu tahun dianggap sama dengan satu tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak terutang untuk tahun pajak berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir tahun, sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayarkan tidak berdasarkan keadaan sebenarnya.
b.
Stelsel Nyata (Riil Stelsel) Merupakan tata cara pemungutan pajak yang didasarkan pada objek penghasilan yang nyata sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak yakni setelah penghasilan pajak yang sesungguhnya diketahui.
Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode setelah penghasilan riil diketahui.
c.
Stelsel Campuran (Mixed Stelsel) Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel anggapan dengan stelsel nyata. Pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut stelsel nyata lebih besar daripada pajak menurut stelsel anggapan maka wajib pajak harus menambah kekurangannya, sebaliknya jika menurut stelsel nyata pajaknya lebih kecil daripada pajak menurut stelsel anggapan maka wajib pajak dapat meminta kelebihannya.
5. Sistem Pemungutan Pajak a.
Official Assesment Sistem Merupakan suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Cirri-cirinya adalah : 1). Wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada fiskus 2). Wajib Pajak bersifat pasif 3). Hutang Pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus
b. Self Assessment Sistem Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang, kepercayaan dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan diri dan besarnya pajak yang terutang kepada pihak fiskus. c.
With Holding Sistem Merupakan suatu sistem yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Penunjukan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan Undang-undang perpajakan, keputusan presiden dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, meyetorkan dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.
6. Definisi, Objek, Subyek, Mekanisme pengenaan, Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) a.
Definisi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dipungut atas penyerahan Barang Kena Pajak yang digolongkan sebagai barang mewah dan impor serta ekspor Barang Kena Pajak yang digolongkan sebagai barang mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan, mengimpor atau mengekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut di dalam daerah pabean dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya, dengan pertimbangan bahwa : 1). Perlu adanya keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi. 2). Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah (BKPTM).
3). Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil tradisonal. 4). Perlu untuk mengamankan penerimaan Negara. Penyerahan BKPTM oleh produsen atau importir BKPTM, disamping dikenakan PPnBM
juga
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Berdasarkan pasal 5 dan pasal 10 Undang-undang PPN 1994, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) memiliki karakteristik yang agak berbeda dari PPN, yaitu : 1). PPnBM merupakan pungutan tambahan disamping PPN 2). PPnBM hanya dipungut satu kali yaitu pada saat impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak Pabrikan. 3). PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN 4). Pengusaha Kena Pajak yang mengekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, PPnBM yang dibayarkan sewaktu memperoleh Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang diekspor tersebut dapat diminta kembali. b. Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Menurut Prof. Badudu dan Prof. Sutan Muhammad Zain dalam Kamus Bahas Indonesia menyatakan bahwa : “ Objek adalah sesuatu yang menjadi sasaran”. Sedangkan Barang Kena Pajak menurut UU No.18 tahun 2000 diartikan sebagai berikut : “Barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak maupun barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN”. Objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), yaitu :
1) Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah (BKPTM) yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan BKPTM tersebut di dalam daerah pabean dalam lingkungan perusahaan dan pekerjaannya. 2) Impor Barang Kena Pajak Termasuk Mewah (BKPTM). c.
Subyek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Definisi atau pengertian subjek menurut Prof. Dr. J.S. Badudu dan Prof. Sutan Muhammad Zain dalam Kamus Bahasa Indonesia (1994 : 1361) menyatakan bahwa : “Subjek berarti pelaku yang melakukan tindakan”. Maka yang dimaksud subjek adalah pengusaha, menurut Undang-undang perpajakan, pengusaha diartikan sebagai berikut : “Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannnya menghasilkan barang, mengimpor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah Pabean”. Pengusaha Kena Pajak yaitu pengusaha yang menurut undang-undang perpajakan, diartikan sebagai berikut : “Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha sebagaimana dimaksud angka 1 diatas yang melakukan penyebaran Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang, tidak termasuk pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan menjadi PKP”. Sejak berlakunya Undang-undang No.28 tahun 2007 yang termasuk subjek PPnBM adalah sebagai berikut : 1). Pabrikan atau produsen 2). Importir dan Indentor 3). Pengusaha yang memiliki hubungan istimewa dengan pabrikan atau importir. 4). Agen utama dan penyalur utama pabrikan atau importir.
5). Pemegang hak paten atau merk dagang Barang Kena Pajak (BKP). 6). Pedagang Besar. 7). Pengusaha Jasa yang melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).
d.
Mekanisme Pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah(PPnBM) Pengaturan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) di dalam Undang-undang, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Atas impor atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah tersebut, dikenakan PPnBM disamping PPN. 2) Tarif PPnBM adalah berkisar antara 10% sampai setinggi-tingginya 75%
e.
Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Tarif yang dikenakan pada Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) atas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) menurut peraturan pemerintah dapat ditetapkan dalam beberapa pengelompokan tarif yaitu tarif terendah sebesar 10% dan tarif tertinggi 75%. Tarif PPnBM yang berlaku sekarang adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 75%. Untuk Ekspor Barang Kena Pajak Tergolong Mewah (BKPTM) dikenakan tarif 0%. PPnBM yang telah di bayarkan atas perolehan BKPTM yang diekspor dapat diminta kembali.
7. Penyetoran, Pelaporan dan Sarana Pembayaran Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) a.
Penyetoran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
1). Pajak Wajib Disetor (a). Oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) PPnBM yang dipungut oleh PKP Pabrikan BKP tergolong mewah dan PPnBM yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB),Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambah (SKPKBT) dan Surat Tagihan Pajak (STP). (b). Oleh Pemungut Pajak adalah : Kantor perbendaharaan dan kas negara, bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Pertamina, Badan Umum Milik Negara (BUMN) / Badan Umum Milik Daerah (BUMD), kontraktor bagi hasil dan kontrak karya bidang migas dan pertambangan umum lainnya,
bank pemerintah,
Bank Pembangunan Daerah,
perusahaan operator telepon seluler. 2). Tempat Pembayaran / Penyetoran PPnBM Kantor Pos dan Giro, bank pemerintah kecuali Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Devisa, bankbank lain penerima setoran pajak, kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai khusus untuk impor tanpa LKP. 3). Saat Pembayaran / Penyetoran PPnBM PPnBM dan PPN yang dihitung sendiri oleh PKP harus disetorkan paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah bulan Masa Pajak. Contohnya Masa Pajak Januari 2008. PPnBM dan PPN yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT dan STP harus di bayar / disetor sesuai batas waktu yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP tersebut. Sedangkan atas impor harus dilunasi
bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk ditunda / dibebaskan, harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen impor. PPnBM dan PPN pemunguannya dilakukan oleh : a). Bendaharawan pemerintah, harus disetor paling lambat 7 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. b). Selain bendaharawan pemerintah, harus disetor paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. c). Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memungut PPnBM dan PPN atas impor harus menyetor dalam jangka waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan. d). PPN dari penyerahan tepung terigu oleh Badan Urusan Logistik (BULOG) harus dilunasi sendiri oleh PKP sebelum surat perintah pengeluaran barang (DO) ditebus. Catatan : apabila tanggal jatuh tempo pembayaran harus dilaksanakan pada hari kerja berikutnya. b. Pelaporan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 1). Pajaknya dihitung sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), harus dilaporkan dalam SPT massa dan disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir. 2). Pajak yang tercantum SKPKB, SKPKBT dan STP yang telah dilunasi segera dilaporkan ke KPP yang menerbitkan. 3). Pajak yang pemungutannya dilakukan oleh : (a). Bendaharawan pemerintah harus dilaporkan paling lambat 14 hari setelah masa pajak berlaku.
(b). Pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) selain bendaharawan pemerintah harus dilaporkan paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir. (c). Direktorat Jendral Bea dan Cukai atas impor, harus dilaporkan secara mingguan selambat-lambatnya 7 hari setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir. (d). Untuk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, maka PPN dan PPnBM dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Massa dan disampaikan pada KPP setempat paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir. Catatan: apabila tanggal jatuh tempo pelaporan jatuh pada hari libur, maka pelaporan harus dilaksanakan pada hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo. c.
Sarana Pembayaran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Membayar atau menyetor PPN dan PPnBM digunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) yang tersedia di Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) di seluruh Indonesia. Surat Setoran Pajak (SSP) menjadi lengkap dan sah apabila jumlah PPN atau PPnBM yang disetorkan telah sesuai dengan yang tercantum didalam Daftar Nominatif Wajib Pajak (DNWP) yang dibuat oleh bank penerima pembayaran, kantor Pos dan Giro, atau kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai penerima setoran.
B. Fluktuasi Kurs 1.
Pengertian Fluktuasi Kurs
Untuk menjelaskan pengertian fluktuasi kurs (nulai tukar) maka terlebih dahulu akan diuraikan mengenai definisi dari fungsi uang tersebut dan standar moneter. Peranan dan fungsi uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun hutang. Oleh karena itu dapat di definisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Sebagai Satuan Pengukur Nilai Fungsi sebagai satuan pengukur nilai, maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Misalnya di Indonesia, rupiah sebagai pengukur nilai dari barang dan jasa yang diperdagangkan.
b.
Sebagai Alat Tukar Menukar Fungsi sebagai alat tukar menukar, maka keputusan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu keputusan membeli dan menjual. Adapun uang sebagai alat, dimana tukar menukar menghilangkan kesamaan atau keinginan sebelum terjadinya pertukaran.
c.
Sebagai Penimbunan atau Penyimpanan Kekayaan Kekayaan seseorang dapat berupa barang, misalnya : uang, kas dan suratsurat berharga lainnya. Dalam pengertian inilah uang berfungsi sebagai penimbunan atau penyimpanan kekayaan. PSAK No.10 menyatakan bahwa, mata uang asing adalah mata uang pelaporan
satu perusahaan. Sedangkan maksud dari mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. Setelah kita mengetahui peranan dan fungsi uang tersebut diatas maka barulah kita dapat memahami maksud dari fluktuasi kurs. Adapun fuktuasi kurs adalah perubahan naik-turunnya nilai tukar mata uang asing karena permintaan dan
penawaran pasar. Besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Apabila harga barang itu naik maka nilai uang akan turun begitu pula sebaliknya, jika harga barang turun maka nilai uang akan naik dengan sendirinya. Akibat dari adanya fluktuasi kurs tersebut akan menimbulkan selisih kurs. Adapun selisih kurs menurut PSAK No.10 adalah, selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. Perubahan mata uang asing ini dapat disebabkan oleh berbagai macam peristiwa, seperti : a.
Depresiasi Depresiasi adalah penurunan nilai tukar secara gradual. Depresiasi dapat disebabkan karena mekanisme pasar, terjadinya perang, adanya embargo ekonomi (pengucilan), serangan yang dahsyat dan menyebabkan gejolak moneter di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan depresiasi adalah suatu metode yang sistematis dalam pengalokasian harga asal aktiva untuk dikeluarkan sepanjang usia yang berguna dari aktiva tersebut.
b.
Apresiasi Apresiasi adalah kebalikan dari depresiasi kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Secara gradual yang bisa disebabkan karena mekanisme pasar, penguatan fundamental ekonomi negara yang bersangkutan, neraca perdagangan internasional negara yang bersangkutan dan selalu mengalami surplus. Dampaknya akan dirasakan oleh perusahaan yang banyak melakukan transaksi valuta asing adalah kebalikan dari depresiasi, dimana perusahaan mengalami kemudahan untuk mendapat valuta asing (semakin murah), dan jika memiliki valuta asing nilainya terdepresiasi.
c.
Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan pemerintah yang menyebabkan turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing. Tindakan devaluasi ini menyebabkan suatu perusahaan menyediakan rupiah lebih banyak untuk mendapatkan mata uang asing d.
Revaluasi Revaluasi merupakan kebalikan dari devaluasi yaitu kebijakan pemerintah yang menyebabkan naiknya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang lainnya. Hal ini jarang dilakukan oleh suatu negara karena apabila mata uang suatu negara dinilai terlalu rendah maka akibatnya akan ditimbulkan oleh keadaan tersebut tidak seburuk seperti yang ditimbulkan oleh keadaan dimana mata uang negara tersebut dinilai terlalu tinggi. Kurs (nilai tukar) sering mengalami perubahan. Perubahan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagaimana dijelaskan menurut hadi dalam bukunya, “Valas Untuk Manager”, yang diuraikan sebagai berikut :
a.
Supply and Demand Foreign Currency Valas sebagai benda ekonomi yang mempunyai permintaan dan penawaran pada bursa valas atau Forex Market. Adapun sumber-sumber penawaran atau supply valas, misalnya berasal dari : 1). Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas atau forex market. 2). Impor modal atau Capital Import dan transfer valas lainnya dari luar negeri ke dalam negeri. Sedangkan sumber-sumber permintaan atau demand valas, misalnya berasal dari : 1). Impor barang dan jasa yang menggunakan valas atau forex market.
2). Ekspor modal atau capital export dan transfer valas dari dalam negeri ke luar negeri. Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan penawaran dan permintaan valas yang terjadi di bursa valas tersebut. b.
Position Balance of Payment (BOP) Salah satu ukuran neraca pembayaran adalah perdagangan yaitu surplus netto suatu negara dari ekspor barang terhadap impor barang. Ukuran lainnya adalah transaksi berjalan yaitu surplus negara dari ekspor terhadap impor barang dan jasa secara netto antar negara.
c.
Inflation Level Tingkat inflasi dapat mempengaruhi kurs valas apabila terdapat tingkat perbedaan inflasi antara beberapa tempat atau neraca. Pengaruh ini dapat dijelaskan berdasarkan teori purchasing power priority atau teori parietas daya beli yang diperkenalkan oleh Gustav Cassed setelah Perang Dunia II.
d.
Tingkat Bunga Pasar valas tempatnya memang peka terhadap perubahan suku bunga, misalnya suku bunga rupiah membuat lebih menarik untuk dibeli dan dikuasai untuk mendapatkan lebih banyak bunga (baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman). Dengan demikian peningkatan suku bunga rupiah pada akhirnya akan meningkatkan nilai rupiah.
e.
Tingkat Pendapatan Jika tingkat pendapatan di suatu negara tinggi, sedangkan jumlah barang yang tersedia relatif kecil, impor barang akan meningkat. Peningkatan barang
impor ini akan membawa efek kepada peningkatan penerimaan valas yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valas dan juga sebaliknya. f.
Pengawasan Pemerintah Pengawasan pemerintahan yang dijalankan dalam berbagai bentuk kebijaksanaan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas, misalnya pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade barier, pengetatan uang beredar dan menaikan tingkat bunga.
g.
Ekspektasi dan spekulasi Adanya spekulasi atau isu devaluasi rupiah karena defisit current account yang besar juga berpengaruh terhadap kurs valas atau forex market, dimana valas secara umum mengalami apresiasi.
2.
Jenis-jenis Kurs Pasar khusus yaitu dipasar valuta asing, kurs asing dapat ditentukan oleh faktor penerimaan dan penawaran. Adapun kurs valuta asing terdiri terbagi menjadi 3 macam, yaitu : a.
Fixed Exchange Rate Dimaksudkan bahwa kurs atau harga valas itu ditentukan sendiri oleh badan yang berwenang dibidang moneter dan untuk jangka yang tertentu kurs atau harga valas tersebut tidak berubah-ubah
b.
Stabled Exchange Rate
Kurs ini agak stabil karena hanya mengalami variasi sedikit, dimana variasi itu kemudian akan lenyap dengan sendirinya atau dengan bantuan badan yang bertanggung jawab, pada umumnya adalah Bank Sentral. c.
Fluctuating Exchange Rate Pada jenis ini terlihat adanya perubahan naik turunnya kurs atau harga valas dengan cara yang amat bebas
3. Nilai Tukar Rupiah Tukar Rupiah Terhadap Dollar Pengertian nilai mata uang menurut FASB adalah rasio antara unit mata uang dengan sejumlah mata uang lain yang bisa diukur pada waktu tertentu. Perbedaan nilai tukar riil dengan nilai tukar nominal penting untuk dipahami karena keduanya mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap resiko nilai. Perubahan nilai tukar nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang sama yang menjadikan perubahan tersebut tidak berpengaruh terhadap posisi persaingan relatif antara perusahaan domestik dengan pesaing luar negerinya dan tidak berpengaruh terhadap aliran kas. Sedangkan nilai tukar riil akan menyebabkan perubahan harga relatif (yaitu perubahan perbandingan antara harga barang domestik dengan harga barang luar negeri). Dengan demikian perubahan tersebut mempengaruhi daya saing barang domestik. Masalah nilai tukar sebagai prinsip akuntansi yang berlaku secara umum menjadi efektif pada tahun 1976 dengan ditetapkannya SFAS No.8 tentang standar keseragaman untuk pertukaran Dollar dengan mata uang asing. Penyatuan statement dan transaksi keuangan Amerika Serikat berdasarkan perusahaan multinasional. Kemudian diganti dengan SPAS No.52 tahun 1981 yang menetapkan bahwa perusahaan harus menggunakan metode current rate untuk pertukaran mata uang asing dalam penyatuan assets and liquidity dalam Dollar. Adi laba atau rugi atas
pertukaran mata uang asing melalui pelaporan Laba / Rugi dan diakumulasi dalam suatu akun yang wajar dalam neraca yang biasanya disebut penyesuaian pertukaran komulatif. SFAS No.52 juga dijelaskan bahwa tujuan dasar pertukaran mata uang asing adalah untuk memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh ekonomi yang diharapkan dari suatu perubahan nilai dalam arus kas dan ekuitas perusahaan. Menentukan nilai tukar mata uang asing dikenal dua sistem yang sama-sama eksis dan diterapkan semua negara di dunia yaitu kurs tetap (fixed exchange rate) dan kurs mengambang (flexible exchange rate). Indonesia pada mulanya menggunakan sistem kurs tetap yang kemudian direvisi sedikit demi sedikit dengan menerapkan sistem kurs mengambang terkendali (managed floating exchange rate) berdasarkan persepsi yang sedang berkembang dipasar. Serangan dari para spekulan atau mereka yang ingin memburu Dollar untuk menyelamatkan assetnya pada saat krisis mata uang melanda perekonomian telah membuat Indonesia membebaskan sistem kursnya. Sistem kurs bebas, nilai tukar suatu mata uang tidak dapat dipengaruhi oleh pemerintah melalui suatu tingkat tertentu maupun melalui intervensi langsung di pasar valas. oleh karena itu, pada sistem kurs bebas ini fluktuasi yang terjadi menjadi cukup besar jika dibandingkan dengan sistem mengambang terkendali. Kurs Rupiah adalah nilai tukar sejumlah Rupiah yang diperlukan untuk membeli suatu Dollar Amerika. Jika nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menguat ini berarti nilai tukar sejumlah Rupiah yang diperlukan untuk membeli 1 Dollar Amerika rendah maka harga saham semakin tinggi. Sebaliknya, jika nilai tukar sejumlah Rupiah yang diperlukan untuk membeli 1 Dollar Amerika tinggi maka harga saham semakin rendah. Turunnya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika membuat
investor pesimis akan kerja emiten bisa tumbuh dengan baik. Selain itu, sulitnya mengantisipasi gerakan fluktuasi Rupiah membuat para investor bimbang. Hal tersebut menyebabkan harga saham gabungan di BEJ (Bursa Efek Jakarta) yang terus berfluktuasi tersebut cenderung turun dengan tajam. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar, atau dengan perkataan lain kurs Rupiah ditentukan oleh mekanisme pasar. Jika harga kurs Rupiah terhadap Dollar melemah maka permintaan terhadap mata uang Dollar akan meningkat, hal ini disebabkan karena investor cenderung melepas Rupiah dan akan membeli Dollar. Akibat dari beralihnya minat investor kepada mata uang Dollar atau pemegang portfolio melepas semua saham untuk membeli Dollar, maka harga saham akan cenderung turun yang mengakibatkan menurunnya indeks harga saham sehingga menurunnya kinerja pasar modal. Demikian pula sebaliknya, jika harga Rupiah menguat maka orang akan cenderung melepas Dollar dan akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk portfolio sehingga dapat menaikkan indeks harga saham.
C. Penjualan 1.
Pengertian penjualan Istilah penjualan terkadang dianggap sama dengan istilah pemasaran. Padahal kedua istilah tersebut mempunyai ruang lingkup yang berbeda. Pemasaran meliputi kegiatan yang luas, sedangkan penjualan hanya merupakan suatu kegiatan saja di dalam pemasaran. Untuk memperoleh gambaran yang jelas harus diketahui terlebih dahulu definisi dari pemasaran. Menurut Basu Swastha dalam bukunya “Manajemen Penjualan” (dalam nandliyah, 2004:36) mendefinisikannya sebagai:
“Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa serta memberikan ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi”. Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa proses pemasaran dimulai sejak sebelum barang-barang diproduksi, tidak dimulai pada saat produksi selesai, juga tidak berakhir dengan penjualan. Semua keputusan yang diambil dibidang pemasaran harus ditunjukkan untuk menentukan produk dan pasarannya, harganya serta promosinya. Yang penting, pengusaha harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaannya. Jaminan yang lebih baik atas barang dan jasanya dapat dilakukan setelah penjualan. Jadi jelas bahwa penjualan hanya merupakan suatu kegiatan saja di dalam pemasaran. Definisi penjualan sangat luas, beberapa ahli menyebutnya sebagai ilmu dan lainnya menyebutkan sebagai seni. Hopkins. T, dalam bukunya “selling for dummies” (dalam Nandliyah, 2004:40) memberikan definisi penjualan sebagai berikut : “Penjualan adalah proses permintaan atas barang dan jasa dari produsen kepada mereka yang membutuhkan atau mereka yang memanfaatkan sebesar-besarnya dari barang atau jasa tersebut melalui transaksi jual beli (pembelian)”. Jadi dengan adanya penjulan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang dan atau jasa antara penjualan dan pembelian antara kedua pihak baik pembeli maupun penjualan. Penjualan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan cara pembayarannya, yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Apabila penjualan dilakukan secara tunai maka hasil penjualan harus diterima secara benar dan dicatat sebagai pendapatan dalam pembukuan, agar pendapatan yang diperoleh perusahaan sama dengan penjualannya.
Namun apabila penjualan itu dilakukan secara kredit maka semua piutang kepada pelanggan harus dapat diterima melalui penagihan. Barang atau jasa hanya boleh diberikan apabila hasil penjualan dapat dipertanggung jawabkan secara seksama sehingga pembayaran akhirnya dapat diterima.
2.
Klasifikasi Penjualan Berdasarkan Pengakuannya Penjualan dapat diklasifikasikan atas penjualan bersih dan penjualan kotor. Jumlah yang ditanggung pembeli adalah sesuai dengan harga penjualan yang disebut dengan penjualan kotor. Sedangkan yang dimaksud dengan penjualan bersih adalah pendapatan penjualan yang dikurangi dengan potongan penjualan dan juga retur penjualan serta potongan harga penjualan. Sedangkan definisi penjualan menurut Haryono jusup (2001:332) dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi” mendefinisikan penjualan bersih sebagai berikut : “Penjualan Bersih merupakan rekening retur dan potongan penjualan maupun rekening potongan penjualan dalam laporan Laba/Rugi dimana keduanya harus dikurangi dengan penjualan kotor”. Sementara itu Carl S. Woren dkk, dalam bukunya “prinsip-prinsip akuntansi” yang telah diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Helda G, (1999:240) memberikan pengertian penjualan bersih sebagai berikut : “Penjualan (pada nilai faktur) dikurangi dengan retur dan potongan penjualan, biaya transportasi yang dibayar untuk langganan dan pajak penjualan yang diambil”. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penjualan bersih adalah seluruh hasil penjualan, baik tunai maupun kredit yang dikurangi dengan potongan penjualan dan retur penjualan. Selain itu, perusahaan harus membayar cukai dan pajak, dan setelah terjadi pengurangan maka akan diperoleh penjualan bersih, dimana nilai dari penjualan bersih ini adalah total Rupiah.
Menurut Financial Accounting Standards Boards (FASB) dalam buku karangan Donald. E. Kieso, “Intermediate Accounting” (2002:07), menyimpulkan bahwa jika suatu perusahan menjual produknya
tetapi memberikan hak untuk
mengembalikan produk tersebut, maka pendapatan dari transaksi penjualan ini akan diakui pada saat penjualan dan hanya jika semua dari enam transaksi berikut terpenuhi, yaitu : a.
Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya adalah tetap (Fixed) atau dapat ditentukan pada saat penjualan.
b.
Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar penjual dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut.
c.
Kewajiban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadinya pencurian atau rusaknya fisik produk.
d.
Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang terpisah dan yang diberikan kepada penjual.
e.
Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli.
f.
Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi dengan layak. Pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan yang tidak diakui pada saat
penjualan karena keenam kondisi diatas tidak terpenuhi harus diakui ketika hak retur secara substansial telah habis masa berlakunya atau apabila keenam kondisi tersebut kemudian dapat terpenuhi.
3.
Tujuan Umum Penjualan
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan itu dapat tercapai apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan, dengan demikian tidak berarti bahwa barang atau jasa yang terjual selalu akan menghasilkan laba. Perusahaan umumnya memiliki tiga tujuan umum dalam penjualannya, yaitu : a.
Mencapai volume penjualan tertentu
b. Mendapatkan laba tertentu c.
Menunjang pertumbuhan perusahaan Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan itu, tidak sepenuhnya hanya
dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para penjual, untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik antara fungsionaris dalam perusahaan (seperti bagian produksi yang membuat produknya, bagian keuangan yang menyediakan dananya, bagian personalia yang menyediakan tenaganya, dsb) maupun para penyalur. Namun demikian semua ini tetap menjadi tanggung jawab pimpinan atau top manager untuk mengukur berapa besarnya kesuksesan atau kegagalan yang dihadapi. Untuk tujuan perencanaan dan operasi, pimpinan dapat berpegang pada rumus berikut :
P – HP = LK Dimana :
P = Penjualan HP = Harga Pokok LK = Laba Kotor
4.
Penjualan sebagai Fungsi Pemasaran
Fungsi penjualan merupakan fungsi yang paling penting dari suatu kegiatan perusahaan. Perusahaan harus menentukan selisih antara output dan input. Keuangan perusahaan tergantung dari usaha penjualan yang dapat terealisasi melalui penjualan yang terus-menerus disertai kenaikan volume penjualan dan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Fungsi penjualan mencakup sejumlah fungsi-fungsi tambahan sebagai berikut : a.
Fungsi Perencanaan dan Pengembangan Produk Dalam fungsi ini, penjual harus menawarkan produk yang akan memenuhi kebutuhan serta keinginan para pembeli. Penjual harus memutuskan produk yang akan diproduksinya dan bilamana ia harus memproduksinya. Penjual juga harus menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan pembeli. Perencanaan produk dapat dianggap sebagai fungsi produk tetapi hal itu penting pula bagi pemasaran.
b. Fungsi Mencari Kontak Fungsi ini mencakup tindakan mencari dan melokasikan pembeli potensial yang dilakukan oleh para penjual. c.
Fungsi Penciptaan Permintaan Fungsi ini mencakup semua usaha khusus yang dilakukan oleh para penjual untuk merangsang para pembeli agar membeli produk mereka. Karena pengusaha ini memperbesar volume penjualannya maka usaha menciptakan permintaan sangat luas sekali dan didalamnya tercakup tindakan menjual secara personil (personal selling), mengadakan reklame, dll.
d. Fungsi Mengadakan Perundingan Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para pembeli dan penjual yang mencakup kuantitas, kualitas, produk, harga, dan waktu.
e.
Fungsi Kontraktual Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melaksanakan penjualan inklusif transfer hak milik.
5.
Politik dan Hukum Penjualan a.
Politik Penjualan Politik Penjualan merupakan suatu cara untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan penjualan. Dalam melakukan politik penjualan harus menggunakan ilmu dan seni. Diusahakan agar siasat penjualan dapat menguntungkan serta memuaskan pelanggan.
b.
Hukum Penjualan Dunia perdagangan tidak hanya membicarakan penjual dan pembeli saja. Tetapi dua objek itu tidak dapat dipisahkan dalam proses jual beli. Dalam hal ini, dipakai hubungan sebab akibat atau saling mempengaruhi, dan hubungan itulah yang disebut hubungan hukum. Dalam terjadinya jual beli, kita kenal ada hukum. Dalam hukum penjualan ditentukan bahwa setiap orang yang hendak menukarkan barangnya dengan uang, karena ia menganggap bahwa uang itu sangat diharapkannya dan akan menguntungkan serta memuaskan hatinya. Urutan hukum penjualan adalah sebagai berikut: 1) Tiap manusia adalah penjual. 2) Jual beli merupakan pertukaran antara dua jenis barang atau jasa. 3) Orang mau menjual sesuatu karena didorong oleh keuntungan dan kepuasaan yang akan diperoleh dari hasil penjualan itu.
D. Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pedagang Eceran 1. Pengertian PKP Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagaimana tercantum dalam pasal 1 angka 15 Undang-unang No.18 tahun 2000 adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan perundang-undangan, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan menjadi PKP. Subyek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pengusaha kena pajak, tetapi karena PPN merupakan pajak tidak langsung maka prinsipnya beban pajak yang harus dibayar oleh PKP dapat dilimpahkan atau digeser kepada orang lain.
2. Pengertian PKP Pedagang Eceran Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran terdiri dari : a. Pedagang eceran yang menggunakan norma perhitungan penghasilan netto adalah pengusaha orang pribadi dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto selama 1 tahun buku tidak lebih dari Rp.600.000.00. b. Pedagang eceran selain menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto adalah pengusaha orang pribadi dan atau badan yang menyelenggarakan pembukuan. Yang dalam kegiatan usaha / pekerjaan utamanya melakukan usaha perdagangan dengan cara: 1) Meyerahkan BKP melalui suatu tempat penjualan eceran seperti kios, atau dengan cara penjualan yang langsung kepada konsumen akhir yaitu dari rumah ke rumah 2) Menyediakan BKP yang diserahkan di tempat penjualan secara eceran tersebut
3) Melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak atau lelang dan pada umumnya datang ke tempat penjualan tersebut langsung membawa sendiri BKP yang dibelinya.
3. Kewajiban PKP dibidang Pajak a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP b. Membuat faktur pajak atas setiap penyerahan yang dikenakan pajak c. Membuat nota retur dalam hal terdapat pengembalian BKP d. Melakukan pencatatan dalam pembukuan mengenai kegiatan usahanya e. Menyetor pajak yang terutang f. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN
4. Pengukuhan Pedagang Eceran menjadi PKP Setiap pengusaha berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai tahun 2000 dikenakan pajak, wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jendral Pajak untuk dikukuhkan menjadi PKP. Terhadap pengusaha yang memenuhi syarat sebagai PKP tetapi tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP akan dikenakan sanksi perpajakan. Bagi pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang wilayahnya meliputi tempat kerja pengusaha dan tempat tinggalnya. Sehingga bagi pengusaha badan pada kantor DJP yang walayah kerjanya meliputi tempat kedudukan pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan. Jika pengusaha badan atau perseorangan mempunyai tempat kegiatan usaha di beberapa wilayah kantor DJP, maka wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP baik dikantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan usaha pengusaha maupun di kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan. Apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh DJP pengusaha telah memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak melaporkan usahanya, dapat diterbitkan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) secara jabatan. Kewajiban melaporkan untuk dikukuhkan menjadi PKP dibatasi jangka waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenakan pajak terutang. Jangka waktu melaporkan adalah selambat-lambatnya satu bulan setelah saat usaha dimulai.
5. Dasar Pengenaan Pajak Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah harga jual atau penggantian, nilai impor atau nilai ekspor atau nilai lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Berikut ini adalah Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai: a. Harga Jual Pengertian harga jual diatur dalam pasal 1 angka 18 Undang-undang No.13 tahun 2000, yaitu nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak. Yang termasuk dalam pengertian biaya yang merupakan unsur harga jual, antara lain : pengangkutan, asuransi, bantuan teknik, pemeliharaan, garansi, dan biaya pemasangan. b. Penggantian
Pengertian penggantian diatur dalam pasal 1 angka 19 Undang-undang No.18 tahun 2000. Yaitu berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan jasa kena pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak. c. Nilai Impor Pengertian nilai impor diatur dalam pasal 1 angka 20 Undang-undang No.18 tahun 2000 yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk ditambah pungutan yang dikenakan sesuai Undang-undang Pabean tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. d. Nilai Ekspor Pengertian nilai ekspor dimuat dalam pasal 1 angka 26 Undang-undang No.18 tahun 2000 yaitu : nilai berupa uang yang termasuk biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. Nilai ekspor dapat diketahui dari dokumen ekspor. Oleh karena itu tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor adalah 0%.
E. Harga 1.
Pengertian Harga Seiring dengan dunia perekonomian, sistem perdagangan pun turut berkembang pada masyarakat modern sekarang ini, dimana masyarakat sudah mengenal uang, orang tidak dapat melepaskan diri dari masalah harga. Harga merupakan suatu persoalan yang mendasar, baik bagi pembeli maupun bagi penjual di dalam pasar. Apabila seseorang akan membeli suatu barang / jasa maka orang tersebut akan mengeluarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang / jasa yang diperolehnya. Pada umumnya permintaan terhadap suatu barang dibatasi oleh tingkat harga, dimana pada suatu tingkat harga tertentu konsumen akan mengambil keputusan
apakah membeli barang tersebut atau tidak. Salah satu faktor dalam penetapan harga yaitu adanya peraturan pemerintah, diantaranya mengenakan pajak untuk setiap barang, sehingga berpengaruh terhadap harga yang ditetapkan oleh penjual.
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga menurut Fajar Laksana dalam bukunya ‘’Manajemen Pemasaran”,(2008:17), yaitu: a. Demand for product. Perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk. b. Target share of market. Perusahaan sudah membuat target market share c. Competitive Reactiones. Reaksi yang terjadi antara pesaing perusahaan. d. Use
of
Creams-skimming
pricing
of
penetration
pricing.
Perusahaan
mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah. e. Other parts of the marketng mix. Perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing yang beraneka ragam (seperti kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi). f. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk g. Product line pricing. Perusahaan melakukan penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan. h. Cross elastisity positive, negative and Zero. Kedua macam produk yang dihasilkan perusahaan merupakan barang substitusi (positive) atau merupakan barang komplementer yang saling berhubungan (negative) dan atau kedua barang tersebut tidak saling berhubungan (zero).
i. Berhubungan dengan biaya. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan dimana kedua macam produk mempunyai hubungan biaya. j. Mengadakan penyesuaian harga. Perusahaan melakukan penyesuaian harga dengan dua cara yaitu dengan cara penurunan harga (alasannya karena kelebihan kapasitas, kemerosotan pangsa pasar dan mengejar harga biaya yang lebih rendah) dan dengan cara menaikan harga (alasannya karna permintaan berlebihan dan inflasi biaya yang panjang)
F. Kerangka Pemikiran Perpajakan merupakan sebagai salah satu sektor yang penting dalam pembiayaan negara untuk membangun bangsa dan negara. Akan tetapi dalam penerapannya pajak juga sering tidak maksimal dan efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantara peraturan yang mengikat dan tarif pajak yang memberatkan sehingga menambah beban penjualan, akibatnya penjualan menurun dan pendapatan juga berkurang. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti apakah penjualan khususnya barang-barang elektronik dapat meningkat jika tarif pajak itu sendiri dikurangi dan dihapuskan, ataukah tingkat penjualan elektronik tersebut dipengaruhi oleh faktor lain selain pajak, misalnya fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. Kerangka berpikir ini dapat dituangkan ke dalam sebuah model penelitian variabel independen dan dependen sebagai berikut :
P3
P4
P1
P2
Penghapusan Fluktuasi Kurs (X2) PPnBM Elektronik Harga Barang (Intervening) (X1) P5
G. Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tingkat Penjualan (Y) 1. Aida Noerma Nurliesma, 2008
Penelitian Aida Noerma Nursaliem tahun 2008, dengan judul “Analisis Pengaruh Pengenaan PPN Atas PKP Pada Tingkat Pedagang Eceran Terhadap Daya Beli Konsumen Dengan Harga dan Pendapatan Sebagai Intervening”, penelitian ini diambil dari berdasarkan hasil keusioner terhadap konsumen apotik-apotik yang berada di wilayah Jakarta Selatan, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pengenaan PPN berpengaruh signifikan terhadap daya beli konsumen obat di apotik-apotik wilayah Jak-Sel, sedangkan harga dan pendapatan bukan merupakan variabel intervening diantara Pengenaan PPN terhadap daya beli konsumen.
2. Ika Zuliana, 2006 Penelitian Ika Zuliana tahun 2006 dengan judul “Analisis Kontribusi Penerimaan PPN dan PPnBM Terhadap Total Penerimaan Pajak Pada KPP Jat-Kramat”. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dari KPP Jati-Kramat mengenai penerimaan PPN dan PPnBM terhadap total penerimaan pajak di KPP Jati-Kramat. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa PPN dan PPnBM berpengaruh terhadap total penerimaan pajak KPP Jati-Kramat.
3. Jan Horas V. Purba dan San San Sri, 2006 Penelitian Jan Horas V. Purba dan San San Sri pada tahun 2006 mempunyai judul “Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar IDR Pada USD Terhadap Tingkat Penjualan Dalam Kaitannya Dengan Economic Exposure (studi kasus pada PT. Uni Makmur Elektrika)”, menggunakan metode penelitian deskriptif komparatif karena penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai pengaruh fluktuasi nilai tukar IDR terhadap USD pada tingkat penjualan.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
fluktuasi nilai tukar IDR pada USD memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat penjualan yang diihasilkan PT. Uni Makmur Elektrika.
H. Diferensiasi Penelitian Penulis akan meneliti dengan judul “Analisis Pengaruh Penghapusan PPnBM Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus : Penjualan TV dan Mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10kg)”. Dengan penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan pada tahun 2009 dan dengan studi empiris di suatu wilayah dengan menggunakan pengisian kuesioner pada pedagang eceran barang elektonik di wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur. Selain itu dalam penelitian ini hanya dibahas dampak terhadap harga yang terjadi akibat dari fluktuasi kurs Rupiah.
I. Hipotesa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis statistik adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara sehingga harus diuji untuk dapat diterima atau ditolaknya. Hipotesa akan diterima apabila hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak apabila terjadi penyangkalan dari pertanyaan. Menurut Indiantoro & supomo, hipotesa merupakan jawaban atas masalah penelitian yang secara rasional di deduksi dari teori sehingga perlu dilakukan suatu pengujian untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesa didukung oleh fakta-fakta yang dikumpulkan dan dianalisa dalam proses pengujian keputusan yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesa.
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Ha1. Penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Ha2. Fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Ha3. Harga barang berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Ha4. Harga merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Ha5. Harga merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan karakteristik yang diteliti, penelitian ini diklasifikasikan ke dalam tipe penelitian kausalitas-komparatif (Causal-Comparatif Research). Penelitian kausalitaskomparatif yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebabakibat antara dua variabel atau lebih. Peneliti melakukan pengamatan terhadap konsekuensi-konsekuensi yang timbul dan menelusuri kembali fakta yang secara masuk akal sebagai faktor penyebabnya setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dua variabel independen (penghapusan PPnBM dan fluktuasi kurs) terhadap variabel dependen (penjualan), variabel intervening (harga) terhadap variabel dependen (penjualan) serta pengaruh variabel independen terhadap variabel intervening. Dalam penelitian ini penulis memilih pedagang eceran barang elektronik wilayah Kramat Jati sebagai objek penelitian dengan menyebar kuesioner dan jika dibutuhkan akan diadakan interview langsung ataupun dengan pengamatan melalui data-data yang dibutuhkan. Sampel penelitian ini adalah pedagang eceran barang elektronik di wilayah Kramat Jati Jakarta Timur, dan yang menjadi tolak-ukur adalah tingkat penjualan. Jenis data yang diambil adalah data subyek yaitu data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman ataupun faktor-faktor pendukung yang menjadi subyek penelitian.
Sumber data yang diambil merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara, berupa kuesioner yang akan dibagikan kepada pedagang eceran wilayah Kramat Jati sebagai sampel penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diambil tidak langsung dari narasumbernya, berupa data yang dapat diambil melalui penelitian kepustakaan dan jika dibutuhkan akan dilakukan pengambilan beberapa data penjualan.
B. Metode Penentuan Sampel Metode sample yang digunakan termasuk ke dalam dua metode pemilihan sampel probability yaitu menggunakan teknik simple random sampling methode dengan tujuan agar memungkinkan terpilihnya sample yang memiliki bias paling sedikit dan tingkat generalisasi yang tinggi. Horison waktu penelitian adalah studi Studi Satu Tahap (one shot study), yaitu tipe studi yang pengumpulan datanya berasal dari satu atau beberapa subtek penelitian mencakupnbeberapa periode waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan(dalam Indiantoro&supomo, 2002 : 95). Pengambilan sample menggunakan rumus Slovin, agar sample yang sengaja dipilih dapat mewakili populasinya (dalam Khadijah, 2005) rumusan tersebut adalah sebagai berikut : n=
N 1+N(e)2
dimana
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi E = Tingkat Kesalahan Acak (5%)
C. Metode Pengumpulan Data
Penyusunan skripsi ini digunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data dan informasi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah : 1. Data Primer, dapat dilakukan dengan penelitian lapangan (Field Research): a. Metode Pengamatan (Observasi), yaitu melakukan pengamatan atas objek data dan kronologis suatu kejadian, merekam, menghitung serta mencatat data yang dibutuhkan. b. Metode Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab kepada pihak yang berkepentingan dan terkait dengan penelitian yang dilakukan. c. Metode Survei dengan menggunakan kuesioner yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan tertulis kepada wajib pajak sebagai responden dalam penelitian.
Teknik
yang
digunakan
adalah
Personally
Administered
Questionnaires yaitu teknik penyampaian kuesioner yang disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti(dalam Indiantoro&supomo, 2002 : 154). Kuesioner yang diambil mengacu pada kuesioner dari penelitian sebelumnya dan telah dimodifikasi oleh penulis berdasarkan kebutuhan dari penelitian ini. Kuesioner ini didistribusikan secara langsung oleh peneliti kepada pedagang eceran elektronik wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur, yang dipilih sebagai sample penelitian ini. Bobot penilaian atas kuesioner ini berdasarkan skala pengukuran Likert, biasanya menggunakan lima angka penelitian secara berturut-turut dari yang paling rendah hingga tertinggi, yaitu: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) RaguRagu, (4) Tidak Setuju, (5) Sangat Tidak Setuju. 2. Data Sekunder, dapat dilakukan dengan penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian ini dapat digunakan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat
agar permasalahan dapat dipecahkan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca buku dari berbagai sumberyang sesuai dengan topik skripsi ini.
D. Metode Analisis Data Penyusunan skripsi ini digunakan metode analisis deskriptif yaitu membandingkan antara data maupun informasi yang didapat langsung dari pedagang eceran sebagai responden dengan landasan teori yang ada, kemudian diuraikan dengan kalimat. Metode deskriptif ini dilakukan secara kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan pengukuran dan perhitungan angka-angka dalam mengolah datanya. Analisis data dilakukan setelah data diperoleh, dari hasil pengumpulan data baik data primer maupun sekunder dengan tujuan untuk menjawab semua permasalahan pada masalah penelitian. Selain itu, analisis regresi berganda juga digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dalam bentuk uji hubungan dengan kategori hubungan sebabakibat yaitu menguji pengaruh beberapa variabel independen. Analisis data dikategorikan analisis multivariate sehingga menggunakan metode statistik parametrik dengan metode analisis regresi berganda.
1. Uji Kualitas Data Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini harus terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana penelitian ini dapat diteruskan dan layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. a. Uji Validitas
Uji validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat (Indiantoro dan Supomo, 2002 : 181). Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan memiliki validitas yakni mampu mengukur konstruk yang diharapkan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan validitas konstrak (Construct Validity) yaitu konsep pengukuran validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen mengukur konstrak sesuai dengan yang diharapkan. Jika corrected items – total coleration > R tabel maka variabel ini dapat dilakukan valid. Variabel independen dalam penelitian ini akan menguji validitas dari variabel independen yaitu Penghapusan PPnBm elektronik dan fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. Menurut Ghozali (dalam aida,2008:34), suatu variabel dikatakan valid jika nilai korelasi pearson lebih besar dari 0,5 dan nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai alpha (α) yang ditentukan. Penelitian ini menggunakan nilai alpha sebesar 0, 05 karena nilai alpha 0,05 cukup signifikan. b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan (Indiantoro dan Supomo, 2002:180). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal (Internal Consistency Reliability) yaitu konsistensi diantara butir-butir pertanyaan atau pernyataan dalam suatu instrumen, tingkat keterkaitannya menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal dari instrumen yang bersangkutan. Apabila nilai cronbach’s alpha >dari 0.6 maka semua butir pertanyaan dianggap reliabel (Indiantoro dan Supomo, 2002 : 182). Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS 15.0.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal dan mengetahui apakah hasil penyebaran data penelitian dengan menggunakan model penelitian yang ditetapkan memenuhi asumsi normal atau tidak. Uji normalitas dapat diamati dari nilai kolmogrov-Smirnov untuk melakukan uji normalitas. Menurut Husaini dan Purnomo (2006:109), cara pengujian normalitas dengan uji analisis grafik adalah cara termudah untuk melihat normalitas residual dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal b. Uji Multikolinieritas
Menurut ghozali (dalam aida, 2008:36)untuk mendeteksi adanya multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada multikolinieritas (tidak terjadi kolerasi antar variabel independen), jika variabel independen saling berkolerasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Jika nilai tolerance kurang dari 0,1 dan atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10 maka terjadi multikolinieritas, begitu pula sebaliknya. c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah Heterokedastisitas. Cara melihatnya dengan grafik plot, dimana jika grafik membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
dinyatakan
ada
Heterokedastisitas dan sebaliknya bila grafik chart tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Cara mengukur heteroskedastisitas menurut Ghozali (dalam Aida, 2008:36) adalah dengan cara melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
3. Uji Hipotesis Analisis Jalur Analisis jalur adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara suatu variabel atau beberapa variabel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur merupakan peluasan dari analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Path model adalah model dasar yang digunkan untuk menganalisis jalur (path analysis) untuk mengestimasi kekuatan dari hubungan-hubungan kausalitas yang digambarkan dalam path model(aida, 2008:37).
E. Operasional Variabel dan Pengukurannya
Operasional Variabel penelitian ini merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Sedangkan variabel itu sendiri adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai, dapat berupa angka atau atribut lainnya yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai. 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam hal ini variabel independen yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Penghapusan PPnBm elektronik. b. Fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. 2. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat penjualan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Untuk menguji hipotesis pertama (Ha1), hipotesi kedua (Ha2), hipotesis ketiga (Ha3), digunakan metode statistik analisis regresi berganda dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Y= (α+β1X1) + (α+β2X2) + (α+β3X3) + e Dimana : Y = Tingkat Penjualan Elektronik X1 = Penghapusan PPnBm Elektronik dan Fluktuasi Rupiah terhadap Kurs Dollar Amerika X2 = Penghapusan PPnBm Elektronik. X3 = Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika. e 3.
=
Error
Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening terletak diantara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel interveningnya adalah harga barang elektronik.
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM 1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN a. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di toko-toko yang menjual elektronik yang menjual TV 21-29 inchi dan mesin cuci dengan kapasitas linen sampai dengan 10kg, dengan menyebarkan kuesioner, di wilayah Kelurahan Kramat jati yang merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang berada dalam koordinasi Kecamatan Kramat Jati Wilayah Kotamadya Jakarta Timur. i. Sebelah Utara
: berbatasan dengan Jalan Cililitan Besar / Kelurahan cililitan Kecamatan Kramat Jati
ii. Sebelah Timur : berbatasan dengan Jalan Tol Jagorawi / Kelurahan Makasar Kecamatan Makasar iii. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Jalan Raya Pondok Gede / Kelurahan Rambutan Kecamatan Ciracas iv. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kali Baru / Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Wilayah kelurahan luasnya 151, 58 Ha (berdasarkan keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 125/1986 tanggal 12 Juli 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas-batas, Perubahan Nama Kelurahan yang Kembar dan Penetapan Luas wilayah Kelurahan) dengan perincian sebagai berikut : i.
Status Tanah
ii.
1)
Milik Adat
: 74,67
2)
Garapan
: 20,56
3)
Tanah Negara
: 19,47
Keadaan Tanah
iii.
1)
Tanah Darat
: 151,58
2)
Tanah Sawah
:-
Peruntukan Tanah 1)
Pemukiman / Perumahan
: 114,23
2)
Jalur Hijau / Taman
:
2,50
3)
Jalan
:
3,40
4)
Bangunan Umum
: 28,72
Wilayah Kelurahan Kramat Jati terdiri dari 108 RT dan 10 RW.
b. Kependudukan Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3192 Tahun 1982 maka keadaan kependudukan untuk Kelurahan Kramat Jati dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Kependudukan Kelurahan Kramat Jati
Kelompok
Warga
Negara
Umur
Pria
Wanita
Jumlah
Pria
a.
B
C
D
E
F
G
H
I
1.
0-4
978
937
1915
-
-
-
1915
No
Indonesia Warga Negara
Asing
Tot-al
Wanita Jumlah
Sumber :
2.
5-9
1562
1648
3210
-
-
-
3210
3.
10-14
1517
1649
3166
-
-
-
3166
4.
15-19
1671
1760
3431
-
-
-
3431
5.
20-24
1467
1624
3091
-
-
-
3091
6.
25-29
1331
1260
2591
-
-
-
2591
c. S 7.
30-34
1118
1024
2142
-
-
-
2141
a 8.
35-39
1098
1008
2106
-
1
1
2107
r 9.
40-44
910
880
1790
-
-
-
1790
a 10.
45-49
670
686
1356
-
-
-
1356
n 11.
50-54
630
555
1185
-
-
-
1185
a 12.
55-59
620
402
1022
-
-
-
1022
13.
60-64
673
220
893
-
-
-
893
14.
65-69
152
137
289
-
-
-
289
15.
70-74
61
79
140
-
-
-
140
16.
75
12
13
25
-
-
-
25
Jumlah
14470
13882
28352
-
1
1
28.353
Data
primer yang diolah
P e r e k
onomian Tabel 4.2 Sarana Perekonomian No.
Jenis Sarana
Jumlah
1.
Pasar Kota
1
2.
Pusat Perbelanjaan
3
3.
Pabrik
1
4.
Toko
269
5.
Warung
343
6.
Pasar Embrio
2
7.
Bahan Bangunan
13
8.
Wartel
44
9.
Warnet
5
10.
Bengkel Motor
20
11.
Bengkel Mobil
7
12.
Bengkel Bubut
1
13.
Bank
18
14.
SPBU
1
Sumber : Data primer yang diolah
2.
WAKTU PENELITIAN DAN KARAKTERISRIK RESPONDEN Penyebaran kuesioner dilaksanakan selama 1 minggu penuh. Dalam penyebaran kuesioner ini dilakukan secara rutin atau setiap hari. Peneliti langsung menyerahkan kuesioner kepada salah satu perwakilan (seperti pemilik, bagian penjualan, sales maupun kurir barang) dan kuesioner diambil saat itu juga. Kebanyakan responden memilih untuk dibacakan pertanyaan dari kuesioner yang ada. Dari 50 kuesioner yang disebarkan hanya 35 kuesioner yang memenuhi syarat untuk dapat diolah dan dianalisis. Hal ini disebabkan karena 15 orang tidak menjawab
seluruh pertanyaan yang diajukan dan adanya responden yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Tabel 4.3 Tabel Karakteristik Responden No.
Karakteristik Responden
1.
Jumlah Sample :
2.
Jenis Kelamin :
3.
4.
Frekuensi
Persentase
34
100%
a. Pria
22
64,7%
b. Wanita
12
35,3%
Jumlah
34
100%
16 tahun - 24 tahun
3
8,8%
25 tahun – 34 tahun
12
35,3%
35 tahun – 44 tahun
13
38,2%
45 tahun – 54 tahun
5
14,7%
55 tahun – 64 tahun
1
2,9%
Jumlah
34
100%
Pemilik
18
52,9%
Bagian Penjualan
6
17,6%
Sales
9
26,5%
Kurir Barang
1
2,9%
Jumlah
34
100%
Usia Responden :
Jabatan :
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.3 memperlihatkan jumlah responden sebanyak 34 responden (berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus Slovin), yang terdiri dari responden wanita sebanyak 12 orang dengan tingkat persentase 35,3% sedangkan responden pria sebanyak 22 orang dengan tingkat persentase 64,7%. Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden pria dibanding wanita. Jika dilihat pada tabel 4.3 respoden yang berusia antara 35 tahun – 44 tahun mendominasi penelitian ini dengan persentase 38,2% sebanyak 13 orang.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penghapusan PPnBM, fluktuasi kurs rupiah, harga barang, dan tingkat penjualan, yang diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Descriptive Statistics
Minimum
Maximu m
Mean
34
32
90
71,41
11,719
34
6
20
16,26
2,832
34
9
15
13,26
1,421
34
19
27
23,82
2,249
N Variabel Penghapusan PPnBM Variabel Fluktuasi Kurs Variabel Harga (Intervening) Variabel Tingkat Penjualan Valid N (listwise)
Std. Deviation
34
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah responden (n) adalah 34 orang. Dari 34 responden, variabel penghapusan PPnBM memiliki nilai minimum sebesar 32 dan nilai maksimum sebesar 90, dengan rata-rata nilai 71,41. Pada variabel fluktuasi kurs rupiah, nilai minimum sebesar 6 dan nilai maksimum sebesar 20, dengan nilai ratarata 16,26. Variabel harga barang memiliki nilai minimum 9 dan nilai maksimum 15, dengan rata-rata 13,26. Pada variabel tingkat penjualan memiliki nilai minimum 19 dan nilai maksimum sebesar 27, dengan rata-rata nilai sebesar 23,82.
B. Analisis dan Pembahasan 1.
Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikasi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid.
Masing-masing pertanyaan dimasukan kedalam uji validitas dengan menggunakan spss 12. Berdasarkan tabel corellations kemudian dapat kita dilihat
nilai pearson
correlation
dan
nilai
sig
dari
masing-masing
pertanyaannya, kemudian di rangkum dalam satu tabel seperti tabel yang tertera di bawah ini. Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas berdasarkan hasil dari olahan data spss 12 yang telah dirangkum secara keseluruhan.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Item Pertanyaan
Sig
Person Correlation
Keterangan
P1
0,001
0,538**
Valid
P2
0,001
0,544**
Valid
P3
0,000
0,646**
Valid
P4
0,000
0,771**
Valid
P5
0,000
0,759**
Valid
P6
0,000
0,793**
Valid
P7
0,000
0,825**
Valid
P8
0,000
0,803**
Valid
P9
0,000
0,844**
Valid
P10
0,000
0,768**
Valid
P11
0,000
0,608**
Valid
P12
0,000
0,681**
Valid
FK1
0,000
0,818**
Valid
FK2
0,000
0,715**
Valid
FK3
0,000
0,818**
Valid
FK4
0,000
0,809**
Valid
H1
0,000
0,688**
Valid
H2
0,000
0,845**
Valid
H3
0,000
0,654**
Valid
PJ1
0,001
0,555**
Valid
PJ2
0,054
0,333*
Tidak Valid
PJ3
0,000
0,731**
Valid
PJ4
0,000
0,668**
Valid
PJ5
0,007
0,451**
Valid
PJ6
0,000
0,593**
Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa pertanyaan dari tiap-tiap variabel yang valid maupun yang tidak valid. Seperti terlihat semua pertanyaan dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikan di bawah 0,05. Dari tabel hasil uji validitas terdapat satu pertanyaan yang dinyatakan tidak valid, karena pertanyaan tersebut memiliki nilai signifikan di atas 0,05 yaitu untuk pertanyaan PD2 (0,054) sehingga satu pertanyaan tersebut harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. b. Uji Realibilitas Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan uji statistik Cronbach Alpha (α), pedoman pengukuran adalah jika nilai koefisien alpha diatas 0,6 Nunnally (1967) dalam Ghozali (2005). Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.6 Masing-masing pertanyaan dimasukan kedalam uji reliabilitas dengan menggunakan spss 12. Berdasarkan tabel item total statistic kemudian dapat kita dilihat nilai Cronbach’s Alpha if Items Deleted dari masing-masing pertanyaannya, kemudian di rangkum dalam satu tabel seperti tabel yang tertera di bawah ini. Tabel berikut menunjukan hasil uji reliabilitas berdasarkan hasil dari olahan data spss 12 yang telah dirangkum secara keseluruhan.
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan
Alpha if Item Deleted
Keterangan
P1
0,759
Reliabel
P2
0,759
Reliabel
P3
0,751
Reliabel
P4
0,750
Reliabel
P5
0,745
Reliabel
P6
0,742
Reliabel
P7
0,733
Reliabel
P8
0,733
Reliabel
P9
0,737
Reliabel
P10
0,756
Reliabel
P11
0,758
Reliabel
P12
0,758
Reliabel
FK1
0,775
Reliabel
FK2
0,786
Reliabel
FK3
0,765
Reliabel
FK4
0,764
Reliabel
H1
0,781
Reliabel
H2
0,698
Reliabel
H3
0,795
Reliabel
PJ1
0,707
Reliabel
PJ3
0,648
Reliabel
PJ4
0,685
Reliabel
PJ5
0,726
Reliabel
PJ6
0,697
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
2.
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas sebagai berikut : Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram
Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan 10
Frequency
8
6
4
2 Mean = 1.38E-16 Std. Dev. = 0.969 N = 34
0 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Residual
Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa adanya normalitas dengan melihat histogram standar residual. b.
Uji Multikolinieritas Hasil Uji Multikolinieritas data ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients(a) Collinearity Statistics Toleranc e VIF
Model
1
Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM Total Score Pertanyaan Mengenai Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
,809
1,237
,764
1,309
,859
1,164
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,01. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satupun variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi ini. c.
Uji Heteroskadistisitas Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi heteroskedatisitas pada model regresi. Sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh penghapusan PPnBM dan fluktuasi kurs rupiah terhadap penjualan dengan harga sebagai variabel intervening.
3.
Uji Hipotesis Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Analisi jalur adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara suatu variabel atau beberapa variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori Path Model adalah model dasar yang
digunakan untuk menganalisis jalur (path analysis) untuk mengestimasi kekuatan dari hubungan-hubungan kausalitas yang digambarkan dalam path model. a. Ha1 : Penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Tabel 4.8 PPnBM Terhadap Tingkat penjualan Coefficients(a) Mode l
1
(Constant) Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM
Unstandardized Coefficients Std. B Error 16,719 1,862 ,164
,042
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 8,978
,000
,565 3,874
,000
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b) Model 1
R ,565(a)
R Square ,319
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,298 1,885
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.8, memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,565 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Nilai standarized beta 0,565 merupakan nilai path jalur P1. Artinya bahwa hubungan antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan berpengaruh positif dan signifikan. Ini berarti sesuai dengan Ha1 yaitu, Penghapusan PPnBM elektronik berpengaruh secara langsung (tidak melewati variabel intervening) terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran elektronik wilayah Kramat Jati. Hipotesis pertama juga diperkuat dengan hasil pernyataan Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Depperin, Budi Darmadi, pada jumpa pers, di Jakarta, Jumat (10 Oktober 2008). Ia mengatakan, penghapusan PPnBM
barang elektronik tersebut dilakukan secara bertahap dan tahap awal adalah perluasan penghapusan PPnBM TV, mesin cuci, dan kamera digital yang sebelumnya dikenakan PPnBM sebesar 10%. Budi juga mengatakan bahwa produk yang dihapuskan PPnBM kali ini merupakan produk elektronik yang permintaannya tinggi di masyarakat. Pihaknya menargetkan dengan penghapusan PPnBM tiga produk elektronik tersebut akan terjadi peningkatan permintaan sekitar 11% untuk masing-masing produk.
b. Ha2 : Fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Tabel 4.9 Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Tingkat Penjualan Coefficients(a) Model
1
(Constant) Total Score Pertanyaan Mengenai Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 18,317 2,096
,339
,127
,426
t
Sig.
8,739
,000
2,665
,012
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b) Model 1
R ,426(a)
R Square ,182
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,156 2,066
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan MengenaI Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.9, memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,426 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,012. Nilai standarized beta 0,426
merupakan nilai path jalur P2. Artinya bahwa hubungan antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Ini berarti sesuai dengan Ha2 yaitu, fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh secara langsung (tidak melalui variabel intervening) terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Hasil hipotesis kedua juga seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh Jan Horas V. Purba dan San San Sri pada tahun 2006 yang berjudul “Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar IDR pada USD Terhadap Tingkat Penjualan Dalam Kaitannya Dengan Economic Exposure (studi kasus : PT. Uni Makmur Elektrika)”. Salah satu hasil dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh positif fluktuasi IDR tehadap tingkat penjualan yang dihasilkan PT. Uni Makmur Elektrika. c. Ha3 : Harga barang berpengaruh secara langsung terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Tabel 4.10 Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan Coefficients(a)
Model
1
(Constant) Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
Unstandardized Coefficients Std. Error B 19,923 3,668 ,294
Standardized Coefficients
t
Sig.
5,432
,000
,186 1,069
,293
Beta
,275
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b) Model 1
R ,186(a)
R Square ,035
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,004 2,244
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai
Penjualan
Tabel 4.10, memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,186 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,293. Nilai standarized beta 0,186 merupakan nilai path jalur P5. Artinya bahwa hubungan antara harga barang terhadap tingkat penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Ini berarti sesuai dengan Ha3 yaitu, harga barang berpengaruh secara langsung (tidak melalui variabel lain) terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Begitu pula dengan halnya hipotesis pertama dan kedua, hipotesis ketiga juga diperkuat oleh Tendie Taufiq dalam tesisnya pada tahun 2005 yang berjudul “Pengaruh Penetapan Harga Terhadap Tingkat Volume Penjualan”. Penelitian Tendie dilakukan disebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri. Penetapan harga itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa biaya, contohnya yaitu biaya produksi sehingga penetapan harga sangat penting bagi PT. Cahaya Sakti Multi Intraco. Hasil penelitian Tendie menyatakan bahwa berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang penulis lakukan pada PT. Cahaya Sakti Multi Intraco dapat disimpukan bahwa penetapan harga sangat berpengaruh terhadap tingkat volume penjualan.
d. Ha4 : Harga merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Tabel 4.11 PPnBM Terhadap Harga Barang Coefficients(a)
Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients Std. B Error 23,909 12,381
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 1,931
,062
Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
1,461
,928
,268
1,574
,125
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM
Model Summary(b)
Model 1
R ,268(a)
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,043 7,576
R Square ,072
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai PPnBM
Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan Coefficients(a)
Model
1
(Constant) Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
Unstandardized Coefficients Std. B Error 19,923 3,668 ,294
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta
,275
,186
5,432
,000
1,069
,293
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b) Model 1
R ,186(a)
R Square ,035
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,004 2,244
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.11 memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,268 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,125. Nilai standarized beta 0,268 merupakan nilai path jalur P3. Artinya bahwa hubungan antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap harga barang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Karena nilai P3 (0,268) X P5 (0,186) = 0,049848 lebih kecil dari P1 (0,565), sehingga Ha4 ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa harga barang
bukan merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan. Hasil hipotesis keempat menyatakan hal yang sama dengan hasil penelitian Aida Noerma Nurliesma dalamskripsinya tahun 2008 yang berjudul “Analisis Pengaruh Pengenaan PPN atas PKP Pada Tingkat Pedagang Eceran Terhadap Daya Beli Konsumen Dengan Harga dan Pendapatan Sebagai Variabel Intervening (studi empiris pada konsumen apotik Wilayah Jakarta Selatan)”. kesamaan antara hasil penelitian Aida dan Hipotesis keempat yaitu sama-sama menyatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam menentukan tarif pajak akan mempengaruhi penjualan. e. Ha5 : Harga merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Tabel 4.12 Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Harga Barang Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
(Constant)
6,982
4,400
,700
,330
Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
Standardize d Coefficients
t
Sig.
Beta
,351
1,587
,12 2
2,121
,04 2
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar
Model Summary(b) Model 1
R ,351(a)
R Square ,123
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,096 2,693
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Dollar
Harga Barang Terhadap Tingkat Penjualan
Coefficients(a)
Model
1
(Constant) Total Score Pertanyaan Mengenai Harga
Unstandardized Coefficients Std. Error B 19,923 3,668 ,294
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta
,275
5,432 ,000 ,186 1,069 ,293
a Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Model Summary(b) Model 1
R ,186(a)
R Square ,035
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate ,004 2,244
a Predictors: (Constant), Total Score Pertanyaan Mengenai Harga b Dependent Variable: Total Score Pertanyaan Mengenai Penjualan
Tabel 4.13 memberikan nilai standarized beta variabel sebesar 0,351 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,042. Nilai standarized beta 0,351 merupakan nilai path jalur P4. Artinya bahwa hubungan antara fluktuasi kurs rupiah terhadap harga barang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Karena nilai P4 (0,351) X P5 (0,186) = 0,065286 lebih kecil dari P2 (0,426), sehingga Ha5 ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa harga barang bukan merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan. Beberapa tabel di atas, terdapat beberapa tabel yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang tidak signifikan. Artinya, terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan selain fluktuasi kurs, dan harga barang. Berdasarkan hasil penelitian hipotesis secara keseluruhan, menunjukkan bahwa penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penjualan barang elektronik
pada tingkat pedagang eceran. Besarnya pengaruh langsung (pengaruh yang tidak melalui variabel lain) antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap penjualan (P1) adalah 0.565 dan pengaruh tidak langsung sebesar (P3XP5) = (0,268X0,186) = 0,049848. Sedangkan besarnya pengaruh langsung antara fluktuasi kurs rupiah terhadap penjualan (P2) adalah 0,426 dan pengaruh tidak langsung (pengaruh yang melalui variabel lain sebagai perantara) sebesar (P4XP5) = (0,351X0,186) = 0,065286. Kedua path correlations pengaruh langsung lebih besar dibandingkan pengaruh tidak langsung, jadi dapat dikatakan bahwa harga barang bukan merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan barang elektronik.
Gambar 4.3 Diagram Jalur Pengaruh Penghapusan PPnBM elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran
P3 = 0,268
Tingkat Penjualan (Y)
P2 = 0,426
Harga Barang (Intervening) P5 = 0,186
P1 = 0,565
Fluktuasi Kurs (X2) P4 = 0,351
Penghapusan PPnBM Elektronik (X1)
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung (pengaruh yang tidak melalui variabel lain sebagai perantara) dan tidak langsung (pengaruh yang harus melalui variabel lain sebagai perantara) dari adanya penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan pada pedagang eceran. Responden penelitian ini berjumlah 34 orang pedagang elektronik yang berada di wilayah pasar kramat jati, Jakarta Timur. Pengujian penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Berdasarkan pengujian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat pengaruh antara penghapusan PPnBM elektronik terhadap tingkat penjualan yang ditunjukkan oleh P1(pengaruh antara penghapusan PPnBM dengan tingkat penjualan) yaitu sebesar 0,565. 2. Terdapat pengaruh antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan yang ditunjukkan oleh P2 (pengaruh fluktuasi kurs dengan tingkat penjualan) yaitu sebesar 0,426. 3. Terdapat pengaruh antara harga barang terhadap tingkat penjualan yang ditunjukkan oleh P5 (pengaruh harga barang dengan tingkat penjualan) yaitu sebesar 0,186. 4. Harga barang bukan merupakan variabel intervening antara penghapusan PPnBM elektronik dengan tingkat penjualan, karena nilai pengaruh tidak langsung (pengaruh yang melalui variabel lain sebagai perantara) yang ditunjukkan oleh P3 x P5 < P1 yaitu sebesar (0,268X0,186) = 0,049848, lebih kecil dari P1 (0,565). 5. Harga barang juga bukan merupakan variabel intervening antara fluktuasi kurs rupiah terhadap tingkat penjualan, karena nilai pengaruh tidak langsung (pengaruh yang
melalui variabel lain sebagai perantara) yang ditunjukkan oleh P4 x P5 < P2 yaitu sebesar (0,351X0,186) = 0,065286, lebih kecil dari P2 (0,426).
B. Implikasi Penelitian ini seluruh variabelnya telah teruji reliabilitas dan validitasnya. Penelitian ini memenuhi uji normalitas serta terbebas dari adanya gejala multikolonieritas dan heteroskedastisitas dapat diimplikasikan bahwa penelitian ini layak dikembangkan. Dari beberapa poin kesimpulan di atas juga memberikan implikasi bahwa penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah mempengaruhi tingkat penjualan secara langsung, artinya pengaruh variabel X terhadap variabel Y tidak melalui variabel intervening sebagai variabel perantara. Sedangkan harga barang mempunyai pengaruh tetapi tidak sebesar pengaruh penghapusan PPnBM elektronik dan fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar. Selain itu ada beberapa pengaruh, yang akan terjadi meskipun tidak signifikan seperti akan bertambahnya pengangguran yang disebabkan oleh berkurangnya permintaan terhadap barang lokal karena kalah bersaing dengan produk impor yang diyakini memiliki kualitas baik dibanding kualitas produk lokal. Selain itu harga barang impor yang menjadi relatif murah karena tidak adanya PPnBM.
C. Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah : 1. Waktu penelitian dilakukan pada jam-jam sibuk melakukan transaksi perdagangan, sehingga mempengaruhi pengisian kuisioner. 2. Data penelitian ini diambil melalui kuesioner dimana kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara
tertulis, sehingga persepsi responden akan berbeda apabila data yang diperoleh melalui wawancara atau terlibat langsung dalam aktivitas di beberapa wilayah dan waktu yang berbeda. 3. Pedagang yang ada, kebanyakan tidak punya waktu luang yang banyak saat berada di toko.
D. Rekomendasi Hasil dari penelitian ini bukan merupakan hasil final dan berlaku selamanya namun sangat diharapkan adanya perbaikan dan dukungan oleh peneliti berikutnya. Oleh karena itu, penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukkan mengenai beberapa hal, diantaranya: 1. Memperluas populasi penelitian. Populasi penelitian tidak hanya diambil dari para pedagang yang ada pada wilayah pasar Kramat Jati saja, mungkin bisa dikembangkan pada pedagang elektronik eceran di seluruh Jakarta. 2. Dalam melakukan penyebaran kuesioner, ada konfirmasi dan pendekatan terlebih dahulu kepada responden agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan proses pengembalian dapat berlangsung lebih cepat. 3. Menggunakan instrumen penelitian lain seperti wawancara, agar persepsi responden terhadap instrumen penelitian menjadi sama rata. 4. Mengeksplorasi kembali berbagai variabel lain yang mungkin berpengaruh pada tingkat penjualan diluar dari apa yang telah dikaji dalam penelitian ini seperti misalnya variabel tingkat pendapatan. 5. Menambah jumlah responden dalam penelitian sehingga dapat menambah keakuratan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Bisnis Indonesia. “Mencermati Usul Penghapusan PPnBM ”, diakses pada tanggal 15 Oktober 2008. www.kompas.com/kompascetak/0303/30/fokus/227688.htm
Boedijoewono, Noegroho, Drs., Pengantar Statistika (Ekonomi dan Bisnis), UPP STIM YKPN, Jakarta, 2007.
Budiman, Rina. Hubungan Perubahan Kurs Terhadap Penjualan PT. Prima Makmur Rotokemindo Sampai Dengan Akhir Tahun 2000, Tesis FEI-Atmajaya, Jakarta, 2001.
Fitriandi, Primandita, dkk. Kompilasi Undang-undang Perpajakan Terlengkap, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program 2. BP Univ.Diponegoro, Semarang, 2005.
Haryono, Jusuf. Dasar-dasar Akuntansi, STIE YKPN, Yogyakarta, 2000.
Heryanto & Lukman. Statistik Ekonomi, penerbit LP UIN, Jakarta, 2008.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Oktober 2004, Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Keputusan Mentri Keuangan RI No.252/KMK.03/2002 tentang Pedagang Eceran Keputusan Mentri Keuangan (KMK) No.137 / PMK.011 / 2008 tentang Jenis Barang Kena Pajak Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang dikienakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Khadijah, Umi. Pengaruh Karakteristik Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), LPFE-Trisakti, Jakarta, 2005.
Kieso, E.D,Et.al. Akuntansi Intermediate, PT. Erlangga, Jakarta, 2002.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif-Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, UMP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Laksana, Fajar. Manajemen Pemasaran, Cet:Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
Mardismo, Prof., Drs., Akt., MBA. Perpajakan, Edisi Revisi 2008, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 2008.
Noerma, Aida Nurliesma., Analisis Pengaruh Pengenaan PPN Atas PKP Pada Tingkat Pedagang EceranTerhadap Daya Beli Konsumen Dengan Harga dan Pendapatan Sebagai Variabel Intervening, skripsi-LP UIN, Jakarta, 2008.
______.”PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) / PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM)” diakses tanggal 22April2008. http://www.indonext.com/report/repot407.html
______.”PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) TIGA PRODUK ELEKTRONIK DIHAPUS” diakses tanggal 11 Oktober 2008. http://www.kapanlagi.com/
_____.’’Pengertian Pedagang Eceran”, diakses pada 06 Agustus 2009. www.ptaskes.com/webaskes/actionberita.htm:jssesionid=5CEB1FCB6F877E1C5D2B EF=detail,
Pramesti, Getut. Aplikasi SPSS 15.0 dalam model Linier Statistika. PT. Elek Media Komputindo, Jakarta, 2007.
Purba, Jan Horas V dan San San Sri, “Analisis Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar IDR Pada USD Terhadap Tingkat Penjualan Dalam Kaitannya Dengan Economic Exposure (Studi Kasus pada PT. Uni Makmur Elektrika)”, Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 06 No. 2, LP-JIR, Bogor, 2006.
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 23 Ayat 2.
Samuel, E.Paul. “Ilmu Mikro Ekonomi”. Media Global Edukasi, Jakarta, 2003.
Stanton, William J. Fundamental of Marketing, Ed:7, Terjemahan Lamarto dan Johanes, Erlangga, Jakarta, 1991.
Suandy, Erly. Hukum Pajak, Edisi ketiga, penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Suharyadi dan Purwanto, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Ed;Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Ed:3, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Swastha, Basu. Manajemen Penjualan, Ed:3, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Tufiq, Tendie. ”Pengaruh Penetapan Harga Terhadap Tingkat Volume Penjualan”. Thesis JBPTSTIEK, Jakarta : 2005.
Undang-undang RI Nomor.18 tahun 2000, tentang Perubahan UU No.18 Tahun 1983 mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Undang-undang RI Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum & Tata Cara Perpajakan Beserta Penjelasan & Peraturan Pelaksanaannya.
Usman, Husaini, Prof., Dr., M.Pd. dan R.Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, edisi kedua, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006.
Waluyo, Perpajakan Indonesia, edisi keenam, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Warren Carl.S, dkk. Prinsip-prinsip Akuntansi, diterjemahkan oleh Alfons S dan Helda G, Erlangga, Jakarta, 1999.
Zulliana, Ika. Analisis Kontribusi Penerimaan PPN dan PPnBM Terhadap Total penerimaan Pajak Pada KPP Jati Kramat-Jakarta, Skripsi LP-UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006.
LAMPIRAN 1 KUESIONER
Kuisioner ini digunakan untuk keperluan saya, Mayang Liandhika Wuri sebagai penulis dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Penjualan pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Kramat Jati Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci Dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)”, dalam usaha memperoleh gelar strata satu (S1) Ilmu Ekonomi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu, saya sangat berharap agar para responden berkenan untuk mengisi kuisioner ini dengan benar dan sejujur-jujurnya. Petunjuk Pengisian : Jawaban Saudara/i cukup dengan memberi tanda checklist ( √ ) pada kolom pilihan yang tersedia di samping “kanan pernyataan”. Masing-masing pernyataan ini mengandung jawaban pilihan : SS S R KS TS
: : : : :
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Kurang Setuju Tidak Setuju
No. Responden Tanggal
: :
(diisi oleh peneliti)
Identitas Responden 1. 2. 3. 4. 5. a.
Nama Usia Anda …… tahun Nama Toko Jabatan Anda Di Toko Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki
: : : b. ( ) Perempuan
Pengaruh Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) Elektronik dan Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Penjualan Pada Tingkat Pedagang Eceran Wilayah Jakarta Timur Dengan Harga Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus : Penjualan TV 21-29 inch dan Mesin Cuci Dengan Kapasitas Linen Sampai Dengan 10Kg)
No. Pernyataan 1. Anda mengetahui pengetahuan perpajakan yang berlaku di Indonesia
SS
S
R
KS TS
No. Pernyataan SS 2. Anda mengetahui bahwa setiap barang atau jasa yang dijual kepada konsumen dikenakan pajak 3. Anda mengetahui dan memahami tentang perpajakan barang elektronik 4. Anda Mengetahui bahwa barang elektronik termasuk kategori barang meawah 5. Anda mengetahui bahwa barang mewah selain dikenakan PPN(Pajak Pertambahan Nilai) Juga dikenakan PPnBM(Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah) 6.10. Anda mengetahui dan paham mengenai PPnBM 7.11. Anda mengetahui prosentase PPnBM yang dikenakan atas barang elektronik 8.12. Anda mengetahui peraturan baru KMK No.137/PMK.011/2008 tentang Jenis Barang Kena Pajak Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang dikenakan PPN dan PPnBM, yang didalamnya menyatakan bahwa barang elektonik meliputi TV 21-29inch, Camera Digital yang harga jualnya di bawah dua juta rupiah dan mesin cuci yang kapasitas linennya kurang dari 10kg, tidak dikenakan PPnBM 9.13. Anda memahami peraturan tersebut 10.14. Anda mengetahui bahwa dengan dihapuskannya PPnBM tersebut maka harga jual elektonik lebih rendah dari sebelum diberlakukannya peraturan baru tersebut 1115. Anda memahami bahwa dengan penghapusan PPnBM tersebut maka harga akan turun dan penjualan akan meningkat 1216. Menurut saya, penghapusan PPnBM tersebut berpengaruh terhadap harga barang dan penjualan barang elektronik tersebut
S
R
KS TS
tentang
A. Penghapusan PPnBM
B. Fluktuasi Kurs No. Pernyataan SS 13.17. Anda mengetahui bahwa fluktuasi kurs rupiah akan mempengaruhi harga barang 14.18. Jika kurs rupiah menguat (dollar melemah) maka harga barang akan turun 15. Jika kurs rupiah melemah (dollar menguat) maka harga barang akan meningkat 16. Menurut saya fluktuasi kurs dapat mempengaruhi harga dan penjualan barang
S
R
KS TS
S
R
KS TS
S
R
KS TS
C. Harga No. Pernyataan SS 17.19. Adanya perubahan harga ketiga barang tersebut sebelum dan sesudah adanya penghapusan PPnBM 18.20. Adanya perubahan harga ketiga barang tersebut sebelum dan sesudah adanya fluktuasi kurs rupiah 19.21. Tingkat harga barang sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan D. Penjualan Pernyataan SS No. 20. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut (TV 21-29 inch, camera digital yang harga jualnya dibawah dua juta dan mesin cuci dengan kapasitas linen dibawah 10kg) sebelum adanya penghapusan PPnBM terhadap ketiga barang tersebut 21.22. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut (TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen dibawah 10kg) setelah adanya penghapusan PPnBM terhadap ketiga barang tersebut 22.23. Peningkatan yang dimaksud pada point 26 adalah sebesar 10% 23.24. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut (TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen dibawah 10kg) sebelum adanya fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar 24.25. Ada peningkatan penjualan ketiga barang tersebut (TV 21-29 inch dan mesin cuci dengan kapasitas linen dibawah 10kg) setelah adanya fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar
25.26. Menurut saya penghapusan PPnBM elektornik ke tiga barang tersebut dan fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar dapat mempengaruhi penjualan