1 2 SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL KONDISI SASANA KRIDA KARANG TARUNA BERBASIS WEB DI JAKARTA SELATAN Disusun Oleh : LUTFIE ANSORI PR...
SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL KONDISI SASANA KRIDA KARANG TARUNA BERBASIS WEB DI JAKARTA SELATAN
Disusun Oleh :
LUTFIE ANSORI 107093003139
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M /1436 H
SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL KONDISI SASANA KRIDA KARANG TARUNA BERBASIS WEB DI JAKARTA SELATAN
Skripsi Sebagai Salah SatuSyaratUntukMemperolehGelar SarjanaSistem Informasi Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
LUTFIE ANSORI 107093003139
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M /1436 H
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2014
Lutfie Ansori 107093003139
iv
ABSTRAK Lutfie Ansori (107093003139),Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Sasana Krida Karang Taruna berbasis web (Studi Kasus: Jakarta Selatan). Dibawah imbingan BAKRI LA KATJONGdan ERI RUSTAMAJI. Karang Taruna adalah Organisasi kepemudaan yang diakui keberadaanya oleh Negara Republik Indonesia.Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, advokasi, keagamaan dan kesenian. Untuk memaksimalkan kegiatan Karang Taruna maka perlu adanya wadah sebagai tempat pengembangan kegiatan. Di Jakarta Selatan terdapat 31 Sasana Krida Karang Taruna dari 30 kecamatan yang diantara kondisinya rusak parah dan butuh renovasi.Saat ini Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan telah mendata beberapa SKKT yang rusak dengan berbagai macam kondisi yang ada.Oleh karena itu, perlu adanya sistem yang dapat membantu Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan untuk memudahkan Pengurus Karang Taruna dalam melaporkankondisi SKKT yang perlu di renovasi.Sehingga dalam pelayanannya Suku Dinas Sosial dapat memberikan bantuan yang diharapakan.Sistem ini dirancang dengan metode pengembangan sistem RAD (Rapid Aplication Development) dengan notasi UML.Menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database menggunakan MySQL serta framework pmapper, WebGis.Sistem Informasi Spasial yang dihasilkan mampu memberikan informasi Kondisi Sasana Krida Karang Taruna dalam permohonan renovasi atau bantuan serta informasi Sasana Krida yang ada Di Jakarta Selatan. Kata Kunci: SKKT (Sasana Krida Karang Taruna), Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan,WebGis, RAD (Rapid Aplication Dvelopment), UML, Framework Pmapper, MySQL. V Bab + 130 Halaman + xxvi Halaman Romawi + 65 Gambar + 51 Tabel + 5 Daftar Simbol + Pustaka + Lampiran
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa’at di akhirat kelak. Amin . Adapun judul penulisan skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna Berbasis WebDi Jakarta Selatan“.Pada penulisan skripsi ini saya menyadari masih belum sempurna, mengingat, keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Selama penulisan ini saya menyadari bahwa banyak pihak yang memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan, masukan dan bantuan kepada saya. Oleh karena itu, izinkanlah saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.SI selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 2. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi. 3. Kepada Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar serta perhatian memberikan masukan kepada saya.
vi
4. Kepada Eri Rustamaji, MBA selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar serta perhatian memberikan masukan kepada saya. 5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu mendoakan dan memberi semangat kapada saya selaku anak terbaik dan terajin dirumah. 6. Kepada GubesAhmad Syopian S.Si, PAMS dan Abdul Salim Calon Sarjana yang telah banyak membantu, memberi masukan dan saran serta kelakuan yang pertinyi-inyi. Tim Bala (uk4y, Jalenk S.Si, Benzols, Bewoks), Tim Ngablu, Tim KecoOd, Tim First Blood, LIM FC, Kossan Oo, Kossan Atas, Kossan Aqsho Al-Bantani (Juragan MFP, Rikzha, Athay, Moedrix,Aqsho, Yazid, Ilham, Nanang, Nawi, Eka, Nafi’un, Adink, Hudiara, Hendra, Iday, Adit, Fanny, dll) Merry, Tyas, Utami, Nyonya Nuruldan teman-teman angkatan 2007 yang telah banyak memberi support yang tak terhingga dalam bentuk apapun. 7. SIB 2007 Danang, Ringga, Adnan, Wandi, Ilham, Acmal, dll. 8. Grup KelessMIN 10 Iqbal, rifkih, itoh, rini, sani, iam, qiqron yang selalu menyemangati dan menyusahkan saya. 9. Karang Taruna Pondok Pinang yang memfasilitasi dan menemani selalu yang tak saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi kengocolan saya dan tak lupa sob Zen Kahilah. 10. The Blizz Band and friends(lung sud, lung joe, lung erik, lung amank), Futsal MAN 4, Marawis El-Muhibbin, HadrohPERMATA Al-Barkah, Bengkel Al-Bantani Speed, Ex Arab Jilid I dan II, Tim Batu Cincin belakang Masjid.
vii
11. Kepada Biji Karet yang dimana saat kau ada disisi. 12. Kepada Channel BBM yang selalu memberi semangat. 13. Juga untuk orang baru yang sedang nyaru beberapa saat dalam penulisan skripsi ini tak lupa saya ucapkan terima kasih. 14. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu.
Jakarta, Juli2014
Lutfie Ansori NIM 107093003139
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv ABSTRAK ........................................................................................................ v KATAPENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI
................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SIMBOL
.................................................................................... xv ........................................................................................ xviii ...................................................................................... xx
DAFTAR lAMPIRAN .....................................................................................xxv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang .............................................................................. .1
Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
1.5
Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 1.5.1 Bagi Penulis ........................................................................ 6 1.5.2Bagi Universitas .................................................................... 7 1.5.3Bagi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan ................................ 7
ix
1.5.4 Bagi Karang Taruna ............................................................ 7 1.5.4 Bagi Masyarakat...................................................................7 1.6
Metodologi Penelitian ................................................................... 7 1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data .......................................... 7 1.6.2 Metode Pengenbangan Sistem..............................................8
Konsep Dasar Sistem .................................................................... 10 2.2.1 Pengertian Sisitem.............................................................. 10 2.2.2 Karakteristik Sistem ........................................................... 11 2.2.3KlasifikasiSistem .................................................................. 12
2.3
Konsep Dasar Informasi ................................................................ 14 2.3.1Pengertian Informasi ............................................................ 14 2.3.2Atribut Informasi................................................................... 14
2.4
Konsep Dasar Informasi................................................................ 16 2.4.1 Pengertian Sistem Informasi .............................................. 16 2.4.2 Kriteria Sistem Informasi ................................................... 17
2.5
Sistem Informasi Spasial .............................................................18
2.6
Sitem Informasi Geografis (SIG)...................................................18 2.6.1 Pengertian SIG......................................................................18 2.6.2 Subsistem SIG......................................................................20
x
2.6.3 Komponen SIG.....................................................................22 2.6.4 Jenis Data SIG......................................................................23 2.6.5 Model Data SIG ...................................................................26 2.6.5.1 Titik...………….......................................................26 2.6.5.2 Garis.........................................................................26 2.6.5.3 Polygon. ..................................................................27 2.6.6 Kemampuan SIG..................................................................27 2.6.7 SIG Berbasis Web.................................................................29 2.7
Peta.................................................................................................30 2.7.1 Konsep Dasar Peta................................................................30
2.8
Perangkat Lunak………..................................................................31 2.8.1 ArcGIS..................................................................................31 2.8.2 Macromedia Dreamweaver 8................................................33
2.9Bahasa Pemrograman........................................................................34 2.9.1 Pengertian Personal Home Page (PHP)................................34 2.9.2 Fungsi Dalam PHP................................................................35 2.9.3 Database MySQL..................................................................35 2.9.4 XAMPP…………….............................................................36 2.9.5 Pmapper Framework……......................................................37 2.10 Metode Pengembangan Sistem........................................................39 2.10.1 Pengertian RAD...................................................................39 2.10.2 Tahapan RAD………………………………………….......39 2.11 Alat Bantu Perancangan...................................................................40
xi
2.11.1 Pengertian UML……...........................................................40 2.11.2 Hubungan-hubungan UML..................................................41 2.11.3 Diagram-diagram UML…....................................................43 2.12 Metode Pengujian….........................................................................47 2.12.1 PengujianBlack Box.............................................................47 2.13 Sekilas Tentang Organisasi Karang Taruna......................................47 2.12.1Landasan Hukum Karang Taruna.........................................48 2.14 Kriteria Bangunan............................................................................49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian….....................................................50
Bahan dan Perangkat Pendukung…................................................51 3.3.1 Bahan............................................... ................................... ..51 3.3.2 Perangkat Pendukung .......................................................... ..52
3.4
Metode Pengumpulan Data ........................................................... ..53 3.4.1 Metode Observasi.................. .............................................. ..53 3.4.2 Wawancara.................. ........................................................ ..53 3.4.3 Studi Kepustakaan.................. ............................................. ..54
3.5
Metode Pengembangan Sistem........................................................54 3.5.1 Fase Requirement Planing.....................................................54 3.5.2 Fase Work Design ............................................................... ..55 3.5.3Fase Implementation ............................................................. ..56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Requirement Planning .................................................................... 59 4.1.1 Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Selatan…….59 4.1.2Sekilas Tentang Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan .............. 60 A. Visi Misi .............................................................. 60 B. Struktur Organisasi .............................................. 61 4.1.3Tahap Identifikasi Masalah ................................................... 62 4.1.3.1 Identifikasi Kebutuhan.………………….....62 4.1.3.2 Identifikasi Masalah……………………….62 4.1.3.3 Sistem Berjalan ........................................... 63 4.1.4 Tujuan Pengembangan Sistem ........................................... 64 4.1.5 Sistem Yang Diusulkan ...................................................... 65 4.2Workshop Design (Proses Desain) .................................................... 66 4.2.1 Tahap Perangcangan Sistem… ………………...................66 4.2.1.1 Usecase Diagram ........................................ 66 4.2.1.2Activity Diagram ........................................... 86 4.2.1.3Class Diagram .............................................. 97 4.2.1.4Sequence Diagram ........................................ 98 4.2.2 Tahap Perancangan Database ............................................ 102 4.2.2.1DatabaseSpasial ............................................ .103 4.2.2.2Databasenon Spasial ..................................... .105 4.2.3 TahapPerancangan User Interface ...................................... .106
xiii
4.3Implementation (Implementasi) ........................................................ .116 4.3.1Persiapan Data....................................................................... .116 4.3.2 Tahap Pembangunan Sistem ............................................... .118 4.3.3Tahap Pengujian Sistem ........................................................ .124
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem........................................................................11 Gambar 2.2Atribut Informasi..….......................................................................15 Gambar 2.3Subsistem.........................................................................................21 Gambar 2.4Uraian Subsistem SIG.....................................................................21 Gambar 2.5Struktur Model Raster ....................................................................24 Gambar 2.6Contoh EntityTitik ..........................................................................24 Gambar 2.7Contoh EntityGaris..........................................................................25 Gambar 2.8Contoh EntityPoligon... ..................................................................25 Gambar 2.9Bentuk umum dari Arsitektur Peta.. ...............................................30 Gambar 2.10 Tampilan awal ArcGIS...…………................................................33 Gambar 2.11Macromedia Dreamweaver 8……..................................................33 Gambar 2.12Empat Jenis Hubungan Struktural UML.........................................41 Gambar 2.13Kenekaragaman Gambaran UML...................................................42 Gambar 2.14 Empat Jenis Hubungan Perilaku UML...…….................................42 Gambar 2.15 Contoh Diagram Model Use Case..................................................44 Gambar 2.16Contoh Model Class Diagram …..................................................45 Gambar 2.17Contoh Model Activity Diagram.....................................................46 Gambar 2.18Contoh Model Sequence Diagram..................................................46 Gambar 3.1Peta Jakrta Selatan .........................................................................51 Gambar 3.2Keranga Penelitian…........................................................................58 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan………........61
Gambar 4.3 Sistem Usulan .................................................................................65 Gambar 4.4Use Case Diagram............................................................................67 Gambar 4.5Activity Diagram Login.....................................................................86 Gambar 4.6Activity DiagramManajemen PermohonanRenovasi......................86 Gambar 4.7Activity DiagramLihat Data SKKT…..............................................88 Gambar 4.8Activity DiagramManajemen SKKT ...................................................88 Gambar 4.9Activity DiagramManajemen Peta ......................................................89 Gambar 4.10Activity DiagramManajemen Berita .................................................90 Gambar 4.11Activity DiagramManajemen Kritik dan Saran .................................91 Gambar 4.12Activity DiagramLihat Berita ...........................................................92 Gambar 4.13Activity DiagramInput Permohonan Renovasi..................................93 Gambar 4.14Activity DiagramLihat Penerima Renovasi .......................................94 Gambar 4.15Activity DiagramLihat SKKT ...........................................................94 Gambar 4.16 Activity DiagramLihat Peta .............................................................95 Gambar 4.17Activity DiagramInput Kritik dan Saran ...........................................96 Gambar 4.18Class Diagram...................................................................................97 Gambar 4.19Sequence DiagramLogin ...................................................................98 Gambar 4.20Sequence DiagramAdmin dengan Manajemen Berita ......................99 Gambar 4.21Sequence DiagramManajemen Peta................................................100 Gambar 4.22Sequence DiagramMasyarakat dengan Berita ................................101 Gambar 4.23Sequence DiagramMasyarakat dengan Kritik dan Saran ................101 Gambar 4.24Sequence DiagramLogout ...............................................................102
xvi
Gambar 4.25 Menu Beranda ................................................................................107 Gambar 4.26 Menu Peta.......................................................................................109 Gambar 4.27 Struktur Menu SKKT .....................................................................109 Gambar 4.28 Struktur Menu Kritik dan Saran .....................................................111 Gambar 4.29 Halaman Login ...............................................................................111 Gambar 4.30 Halaman Admin .............................................................................112 Gambar 4.31 Halaman Manajemen SKKT ..........................................................113 Gambar 4.32 Halaman Manajemen Berita ...........................................................113 Gambar 4.33 Halaman Manajemen Peta Data .....................................................114 Gambar 4.34 Halaman Manajemen Permohonan ................................................115 Gambar 4.35 Halaman Logout .............................................................................115 Gambar 4.36 Halaman Menu Login .....................................................................118 Gambar 4.37 Halaman Branda Admin .................................................................118 Gambar 4.38 Halaman Manajemen SKKT ..........................................................119 Gambar 4.39 Halaman Manajemen Berita ...........................................................119 Gambar 4.40 Halaman Manajemen Peta ..............................................................120 Gambar 4.41 Halaman Permohonan ....................................................................120 Gambar 4.42 Halaman Logout .............................................................................121 Gambar 4.43 Halaman Menu Home.....................................................................121 Gambar 4.44 Halaman Menu Profile ...................................................................122 Gambar 4.45 Halaman Menu Peta .......................................................................122 Gambar 4.46 Halaman Menu SKKT ....................................................................123 Gambar 4.47 Halaman Menu Kritik dan Saran ....................................................123
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kondisi SKKT Jakarta Selatan…...........................................................3 Tabel 4.1. Aktor pada Sistem .................................................................................68 Tabel 4.2. Narasi Use CaseLogin...........................................................................69 Tabel 4.3. Narasi Use CaseManajemen Berita......................................................70 Tabel 4.4. Narasi Use CasePermohonan Renovasi................................................72 Tabel 4.5. Narasi Use CaseManajemen Penerima Renovasi.................................73 Tabel 4.6. Narasi Use Case Manajemen SKKT....................................................75 Tabel 4.7. Narasi Use CaseManajemen Peta........................................................76 Tabel 4.8. Narasi Use CaseManajemen Kritik dan Saran.....................................77 Tabel 4.9. Narasi Use CaseLihat Berita................................................................78 Tabel 4.10. Narasi Use CaseManajemen Input Permohonan................................79 Tabel 4.11. Narasi Use CaseLihat Penerima Renovasi ........................................81 Tabel 4.12. Narasi Use CaseLihat Data SKKT ....................................................82 Tabel 4.13. Narasi Use CaseLihat Peta ................................................................83 Tabel 4.14. Narasi Use CaseInput Kritik dan Saran..............................................85 Tabel 4.15. Tabel Batas Kecamatan.....................................................................104 Tabel 4.16. Tabel Batas Jalan..............................................................................105 Tabel 4.17. Tabel SKKT......................................................................................105 Tabel 4.18. Tabel Permohonan............................................................................106 Tabel 4.19. Tabel Admin.....................................................................................106 Tabel 4.20. Tabel Berita......................................................................................107
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAMS (Whitten et al, 2004)
Simbol
Keterangan Actor
Actor1
Use case
-End1
Association
-End2
*
* <<dependson>>
Depends on
<<uses>>
Uses (includes)
Inheritance «inherits»
xx
SIMBOL CLASS DIAGRAM (Whitten et al, 2004)
Simbol
Keterangan Class 1. class name 1 2 3
Class
2. attributes 3. behaviors
-End1
*
Association
-End2
*
Generalization
xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Organisasi terbentuk dari kesadaran masing-masing individu yang ingin
membentuk sebuah kelompok agar mempermudah dalam pencapaian tujuan bersama. Hal ini membuktikan bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran dari manusia lain. Golongan muda sering disebut sebagai golongan masyarakat yang mempunyai tenaga dan semangat yang besar dalam berbagai hal. Namun, jika tenaga dan semangat yang besar itu tidak di aplikasikan ke dalam bentuk kegiatan yang baik maka hanya akan terbuang percuma. (Damayanty, 2012) Di era globalisasi saat ini peranan pemuda dalam sosialisasi bermasyarakat sungguh menurun drastis, sehingga diperlukanya kesadaran dan peran aktif generasi muda sebagai kekuatan moral dan sumber potensi dalam mengatasi degradasi budaya di era global. Di Ibu Kota DKI Jakarta dengan penduduk beraneka suku bangsa dan budaya muncul berbagai macam bentuk organisasi yang berkembang antara lain organisasi keagamaan, organisasi kebudayaan dan organisasi kepemudaan salah satunya karang taruna. Karang taruna merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang menampung aspirasi dan melibatkan generasi muda. Selain menampung aspirasi, karang taruna juga berperan sebagai wadah penanaman rasa kebangsaan secara nasional, pengembangan potensi diri dan merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang kesejahteraan sosial. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
1
2
Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Serta mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, juga untuk memenuhi hak atas kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya kesejahteraan sosial secara terencana, terarah, dan berkelanjutan. (Suku Dinas Sosial, 2012) Sesuai dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor139 tahun 1997 tentang Tata Cara Pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) Provinsi DKI Jakarta. Sasana Krida merupakan wadah organisasi karang taruna yang ada di tiap kelurahan perlu di benahi baik dari segi sarana maupun prasarana sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam pembinaan remaja Karang Taruna dan usaha kesejahteraan sosial di masarakat. Karena Kondisi SKKT banyak yang rusak, akibatnya pembinaan, kegiatan, dan kreativitas anggota karang taruna tidak berjalan secara optimal. Salah satu syarat berhasilnya program pemberdayaan Karang Taruna adalah adanya sarana penunjang untuk mengeksplorasi potensi dan kreativitas anggota Karang Taruna melalui Sasana Krida. Awal pembentukan sasana krida Karang Taruna adalah sebagai tempat karang taruna berlatih di bidang pertanian dan peternakan. Dalam rangka menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial yang makin berkembang dan bervariasi khususnya permasalahan sosial di Jakarta, maka perlu difungsikanya kembali gedung sasana krida karang taruna sebagai sarana kegiatan remaja di bidang kesejahteraan sosial.
3
Berikut ini adalah kondisi sasana krida karang taruna (SKKT) yang ada di Jakarta Selatan : Tabel 1.1 : Kondisi SKKT Jakarta Selatan (Sumber: Suku Dinas Sosial 2011) NO
KECAMATAN
1
Pesangrahan
2
Kebayoran Baru
3
Kebayoran Lama
4
Setia Budi
5
6
Tebet
Jakakarsa
Ulujami Petukangan Utara Petukangan Selatan Pesangrahan Bintaro
SKKT Ulujami SKKT Petukangan Utara SKKT Petukangan Selatan SKKT Pesangrahan SKKT Bintaro
Jl.Martin RT.07/03
KONDISI BANGUNAN Kurang Baik
Jl.H.Ilyas RT.11/11
Kurang Baik
Jl.Kemajuan RT09/04 Jl.Cendrawasih V RT.12/06 Jl.Kesehatan VI RT.08/11
Kurang Baik Kurang Baik Baik
Cipete Utara Kramat Pela
Jl. Sawi II/10 RT.09/07 Jl. Gandaria tengah V/2 RT013/01
Kurang Baik Rusak
Gandaria Utara
SKKT Cipete Utara SKKT Kramat Pela SKKT Gandaria Utara
Pondok Pinang Grogol Utara
KELURAHAN
NAMA SKKT
ALAMAT
Jl. Darussalam RT.05/06
Baik
SKKT Pondok Pinang SKKT Grogol Utara
Jl.Pondok Pinang VII RT.01/02 Jl. Kemandoran 1 No.99
Baik Baik
Menteng Atas Guntur
SKKT Menteng Atas SKKT Guntur
Jl. Menteng Atas SelatanIII RT.015/06 Jl.Muria RT.05/06
Kurang Baik Kurang Baik
Tebat Barat Tebet Timur Kebon Baru Manggarai Manggarai Selatan
SKKT Tebet Barat SKKT Tebet Timur SKKT Kebon Baru SKKT Manggarai SKKT Manggarai Selatan
Jl.Tebet Barat IV No.3 RT.015/06 Jl.Tebet Timur dalam RW.04 Jl. Kampung Melyu Besar RT.04/01 Jl.Manggarai Utara V RT.05/01
Kurang Baik Kurang Baik Baik Kurang Baik
Jagakarsa Tanjung Barat Jagakarsa II
SKKT Jagakarta SKKT Tanjung Barat SKKT Jagakarsa II SKKT Lenteng Agung SKKT Cipedak
Jl.Kengausan Raya Jl.Nangka 2 RT.05/05 Jl.Jagakarsa II RT.03/07
Baik Kurang Baik Baik
Jl. Agung Raya II RT.02/04 Jl.Timbul IV Blok D RT.08/06
Kurang Baik Kurang Baik
Lenteg Agung Cipedak
Jl. Suharjo RT.11/07
Baik
4
Ciganjut
SKKT Ciganjur
Jl.R.M Kahfi RT.07/05
Baik Baik Baik
7
Cilandak
Pondok Labu Lebak Bulus
SKKT Pondok Labu SKKT Lebak Bulus
Jl.Bangau III RT.07/08 Jl.Manunggal Jaya RT.08/04
8
Pasar Minggu
Pejaten Barat
SKKT Pejaten Barat
Jl.Siaga Raya RT.012/04
9
Mampang Prapatan
Tegal Parang Mampang Prapatan
SKKT Tegal Parang SKKT Mampang Prapatan
Jl.Mp.Prapatan XIII No.69 H.Dahlan
10
Pancoran
Pancoran Duren Tiga
SKKT Pancoran SKKT Duren Tiga
Rawajati
SKKT Rawajati
Jl.Mp.Prapatan IV Rt.07/05 Jl.Pembangunan Pancoran Barat RT.09/03 Jl.Minyak I RT.04/06 Jl.Rawajati Timur Komplek Zain RW.03
Kurang Baik Rusak Kurang Baik
Rusak Kurang Baik Kurang Baik
Dari tabel tersebut di jelaskan bahwa pada tahun 2011 jumlah SKKT di Jakarta Selatan hanya sebanyak 31 SKKT dari 10 kecamatan dan tidak semua Karang Taruna memiliki SKKT. Bahkan dari total 124 gedung yang ada di seluruh Provinsi DKI Jakarta 33 gedung diantaranya rusak parah dan memprihatinkan. Saat ini tidak semua Karang Taruna kelurahan memiliki SKKT namun dari seluruh SKKT tersebut banyak terdapat permasalahan terkait kondisi Sasana Krida Karang Taruna yang rusak. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkannya aplikasi pendukung Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan yang dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal, dan membantu masyarakat dalam mengetahui informasi kondisi karang taruna dimasing-masing kelurahan seperti informasi alamat, kondisi bangunan, dan kegiatan.
5
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik menyusun penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna Berbasis Web Di Jakarta Selatan”.
1.2
Rumusan Masalah Atas dasar permasalahan yang ada, dapat rumusan masalah penelitian ini
adalah: 1.
Bagaimana merancang sistem informasi spasial kondisi bangunan Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan?
2.
Bagaimana sistem ini menjadi alat bantu Suku Dinas Sosial dalam membuat kebijakan berkaitan dengan kondisi gedung Sasana Krida Karang Taruna di Jakarta Selatan ?
1.3 1.
Batasan Masalah Cakupan wilayah penelitian pada Jakarta Selatan dan data yang digunakan adalah data skunder (Data yang diperoleh dari Suku Dinas Sosila Jakarta Selatan).
2.
Hanya membahas permohonan renovasi bangunan Sasana Krida Karang Taruna.
3.
Membangun sistem informasi spasial menggunakan metodologi Object Oriented Analisys and Design dan model pengembangan sistem RAD.
4.
Tools yang digunakan dalam rancang bangun Sistem Informasi Spasial pesebaran sasana krida karang taruna berbasis web adalah ArcView versi
6
3.3, bahasa pemrogramman PHP-win32 1.4.11, program aplikasi Pmapper Framework sebagai program aplikasi webgis untuk menampilkan data spasial, Mysql versi 5.0.45 sebagai database, PHPmyadmin v5.3.0 sebagai interface berbasis web yang dapat mengadministrasi mysql dan menggunakan
Xampp
V1.7.2, sebagai
Web Server,
notepad++,
Macromedia Dreamweaver 8, Photoshop CS, sebagai text editor, Mozilla firefox dan Google Chrome sebagai Web Browser.
1.4
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: Menghasilkan sistem informasi spasial kondisi bangunan Sasana Krida Karang Taruna berbasis web untuk Suku Dinas Sosial dalam pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna di Jakarta Selatan sesuai buku pedoman.
1.5
Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi Penulis a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Mengetahui bagaimana merancang suatu sistem informasi spasial yang ditampilkan dalam suatu media yang berbasis web.
2.
Bagi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
7
Membantu Suku Dinas Sosial untuk melakukan pengembangan dan pembinaan dalam pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna. 3.
Bagi Karang Taruna Mempermudah dalam permohonan renovasi ke Suku Dinas Sosial.
4.
Bagi Masyarakat Memberikan Informasi lokasi Sasana Krida Karang Taruna beserta kondisinya.
1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Menurut
Gulo,
(2002)
pengumpulan
data
dilakukan
untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipilih tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a.
Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto, 2008).
b.
Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari narasumber. (Jogiyanto : 2008).
c.
Kajian Pustaka, mengumpulkan data dan informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku literatur, referensi serta situs-
8
situs penyedia layanan yang berkenaan dengan judul di atas. (Nazir : 2003).
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem Sedangkan metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode berorientasi objek dengan model pengembangan Rapid Application Development (RAD) yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Kendall dan Kendall, 2010): 1. Perencanaan Syarat 2. Workshop Design 3. Fase Implementasi Dalam metode pengembangan sistem ini menggunakan notasi UML (Unified Modelling language). Diagram yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram dan Sequence Diagram.
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam laporan ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika penelitian. BAB II LANDASAN TEORI
9
Bab ini berisi tentang segala macam teori serta konsep yang berkaitan dengan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang bagaimana dan seperti apa metode yang digunakan dalam melakukan penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta sesuai dengan metode yang digunakan. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan simpulan dan saran berdasarkan penelitian yang dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Rancang Bangun Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).
2.2
Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang lebih luas, tergantung organisasi yang menjalankannya (Jogiyanto, 2005). Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
10
11
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2000).
2.2.2 Karakteristik Sistem Menurut Putra dan Subiyakto (2006), suatu sistem mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Pengetahuan tentang karakteristik-karakteristik ini membantu pemahaman sistem itu sendiri. Seperti benda lainnya di sekitar manusia, sistem juga dapat diwujudkan ke dalam konsep abstraknya. Justru dengan perspektif ini kita dapat menggambarkan sesuatu, termasuk sistem, dengan lebih baik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini: 1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem. 2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary). 3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment). 4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface). 5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal).
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Putra dan Subiyakto, 2006)
12
2.2.3 Klasifikasi Sistem Untuk memahami konsep dasar sistem lebih jauh lagi, bahwa sistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut parameter pengklasifikasiannya (Putra dan Subiyakto, 2006). Parameter tersebut antara lain bentuk, penciptaan oleh manusia, kepastian dan hubungan sistem dengan lingkungan luar sebagai top-sistem. a. Bentuk Menurut bentuknya, sistem diklasifikasikan menjadi: 1) Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang secara fisik tidak dapat diwujudkan tetapi secara konseptual dapat dijelaskan. Contohnya adalah sistem Ketuhanan. 2) Sistem phisik (physical system) adalah sistem yang secara phisik dapat diwujudkan bentuknya. Contohnya adalah sistem-sistem di sekitar kita yang dapat kita tunjukkan bentuknya secara nyata. b. Penciptaan Sistem oleh Manusia Menurut parameter ini, sistem diklasifikasikan menjadi: 1) Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang secara alamiah sudah ada di sekitar kehidupan manusia. Contohnya adalah sistem tata surya, sistem sosial masyarakat dan lain sebagainya. 2) Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang secara langsung terwujud ada keterlibatan manusia sebagai pencipta sistem tersebut walaupun secara tidak absolut manusia adalah pencipta
13
sistem tersebut. Contohnya adalah sistem komputer dan lain sebagainya. c. Tingkat Kepastian Menurut tingkat kepastiannya, sistem diklasifikasikan menjadi: 1) Sistem pasti (deterministic system) adalah sistem yang dapat secara pasti dapat dinyatakan dalam penentuan komponen-komponennya, khususnya pada ketentuan prosesnya secara pasti dapat ditentukan hasilnya. Contohnya adalah sistem perhitungan terhadap bilangan riil. 2) Sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tidak secara
pasti
dapat
dinyatakan
dalam
penentuan
komponen-
komponennya, khususnya pada ketentuan prosesnya yang secara tidak pasti dapat ditentukan hasilnya. Contohnya adalah sistem perhitungan statistik, sistem penunjang keputusan dan lain sebagainya. d. Hubungan dengan Lingkungan Luar Lingkungan luar dalam pembahasan ini diartikan sebagai top-sistem. Berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan lingkungan luar, sistem diklasifikasikan menjadi: 1) Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak mempunyai hubungan dengan lingkungan luar sebagai top-sistem dan dalam siklus hidupnya sistem ini tidak melakukan pertukaran masukan atau keluaran dari lingkungannya. Secara konseptual, sistem ini dapat ditentukan keberadaannya tetapi secara real sistem ini tidak dapat terwujud. Hal ini dikarenakan hukum kekekalan siklus dari sistem
14
yang akan berlangsung dengan cepat. Penjelasan hal ini berhubungan dengan pernyataan bahwa alam adalah sebuah sistem yang terdiri atas sub-sistem yang saling terkait. 2) Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang bekerja dengan melakukan pertukaran masukan dan keluaran dari lingkungan luar sistem, digambarkan sebagai jalur atau garis umpan balik (feedback) pada model umum sistem.
2.3
Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi Edward
menyatakan
bahwa
informasi
adalah
data
yang
telah
diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staf atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan (Prahasta, 2005). Sedangkan menurut Robert N. Anthony dan John Dearden mengatakan bahwa keadaan sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya dengan istilah entropy (Jogiyanto, 2000). Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entropy yang disebut dengan negative entropy atau negentropy. Pengertian informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima dan membutuhkannya.
2.3.2 Atribut Informasi Menurut Prahasta (2005), banyak atribut atau kualitas-kualitas yang berkaitan dengan konsep informasi mambantu kita di dalam mengidentifikasi dan
15
mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang spesifik. Gambar 2.2 mengilustrasikan beberapa atribut informasi.
Gambar 2.2 Atribut Informasi (Prahasta, 2005)
Berikut ini penjelasan dari Gambar 2.2: 1. Akurat Derajat kebebasan informasi dari kesalahan. 2. Presisi Ukuran detil yang digunakan di dalam penyediaan informasi. 3. Tepat Waktu Penerimaan informasi masih dalam jangkauan waktu yang dibutuhkan oleh si penerima. 4. Jelas Derajat kebebasan informasi dari keraguan. 5. Dibutuhkan Tingkat relevansi informasi yang bersangkutan dengan kebutuhan pengguna.
16
6. Quantifiable Tingkat atau kemampuan dalam menyatakan informasi dalam bentuk numerik. 7. Verifiable Tingkat kesepakatan atau kesamaan nilai sebagai hasil pengujian informasi yang sama oleh berbagai pengguna. 8. Accessible Tingkat kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi yang bersangkutan. 9. Non-bias Derajat perubahan yang sengaja dibuat untuk merubah atau memodifikasi
informasi
dengan
tujuan
mempengaruhi
para
penerimanya. 10. Comprehensive Tingkat kelengkapan informasi.
2.4
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri atas komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi (Aziz dan Pujiono, 2006).
17
Prahasta (2005) menyatakan bahwa tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi-operasi organisasi. Sedangkan
kegiatannya
adalah
mengambil,
mengolah,
menyimpan
dan
menyampaikan informasi yang diperlukan untuk terjadinya komunikasi yang diperlukan untuk mengoperasikan seluruh aktifitas di dalam organisasi.
2.4.2 Kriteria Sistem Informasi Kriteria sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang dianggap sebagai ukuran unjuk kerja. Kriteria-kriteria tersebut mencakup (Prahasta, 2005): 1. Debit Jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu. 2. Response Time Waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses terhadap event selesai dilakukan. 3. Cost Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data. 4. Pemenuhan Fungsi Fungsi yang didefinisikan harus dapat dijalankan sebagaimana direncanakan.
18
2.5
Sistem Informasi Spasial Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua
istilah ini sering digunakan secara bergantian atau bahkan tertukar satu sama lainnya. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu persoalan atau hal mengenai wilayah di permukaan bumi baik permukaan dua dimensi atau tiga dimensi (Prahasta, 2009). Sistem informasi spasial adalah sebuah sistem yang didalamnya menyajikan data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial merupakan media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah kontinental, nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa data vektor (polygon, line, point) maupun raster (Prahasta, 2002).
2.6
Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.6.1 Pengertian SIG Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu, SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat.
19
Berikut merupakan sebagian kecil dari definisi-definisi SIG yang telah beredar di berbagai pustaka (Prahasta, 2005): 1. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisiposisi di permukaan bumi (Rice, 2000). 2. SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasiinformasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997). 3. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk
memperoleh,
menyimpan,
meng-update,
memanipulasi,
menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (Esri, 1990). 4. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Basic, 2000). 5. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk: (a) Akuisisi dan verifikasi data, (b) Kompilasi data, (c) Penyimpanan data, (d) Perubahan
20
dan updating data, (e) Manajemen dan pertukaran data, (f) Manipulasi data, (g) Pemanggilan dan presentasi data dan (h) Analisa data (Bern, 1992).
2.6.2 Subsistem SIG SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut (Prahasta, 2005): 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan formatformat data-data aslinya ke dalam format-format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain. 3. Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate dan di-edit.
21
4. Data Manipulation & Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Gambar 2.3 Subsistem-subsistem SIG (Prahasta, 2005) Jika subsistem Gambar 2.3 diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses dan jenis keluaran yang ada di dalamnya, maka subsistem SIG juga dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Uraian Subsistem-subsistem SIG (Prahasta, 2005)
22
2.6.3 Komponen SIG SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG terdiri atas beberapa komponen berikut (Prahasta, 2005): 1. Perangkat keras Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC dekstop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC-pun dapat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter dan scanner. 2. Perangkat lunak SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri atas ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri. 3. Data dan informasi geografi SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari
23
perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. 4. Manajemen Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
2.6.4 Jenis Data SIG Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yakni: data spasial (keruangan) dan data non spasial (atribut). 1. Data Spasial Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang). Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang atau spasial (Prahasta, 2009). Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secara raster atau vektor. a. Model Data Raster Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2005).
24
Gambar 2.5 Struktur Model Data Raster (Prahasta, 2005) Entitas-entitas spasial model raster juga dapat disimpan di dalam sejumlah layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsurunsur petanya. Beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra dijital satelit (misalnya NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan lain sejenisnya), citra dijital radar dan model ketinggian dijital (DTM atau DEM dalam model data raster) (Prahasta, 2009). b.
Model Data Vektor Model data vektor menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atributnya (Prahasta, 2005). 1) Entity titik: meliputi semua objek grafis ataupun geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y).
Gambar 2.6 Contoh Entity Titik dengan Asosiasi Informasinya (Prahasta, 2005)
25
2) Entity garis: didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titk koordinat atau lebih.
Gambar 2.7 Contoh Entity Garis (Sederhana) dengan Asosiasi Informasinya (Prahasta, 2005)
3) Entity poligon (area): bertujuan untuk mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dari suatu area (bentuk, hubungan ketetanggaan dan hirarki) sedemikian rupa hingga properties yang dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai data peta tematik.
Gambar 2.8 Contoh Entity Poligon (Prahasta, 2005)
2. Data Non-Spasial Merupakan jenis data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya (Prahasta, 2009). Aspek deskriptif ini mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga
26
dimensi waktunya. Jenis data atribut (non-spasial) banyak digunakan oleh sistem-sistem manajemen basis data (DBMS-database management system).
2.6.5 Model Data SIG Di dalam sistem informasi geografis, terdapat tiga model data representasi grafis suatu objek dalam peta. Yaitu : (Prahasta, 2009) 1. Titik Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek, representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol.Sudut property suatu batas (polygon) juga merupakan suatu titik. Selain itu harus dipahami juga bahwa skala suatu peta dapat mempengaruhi tampilan suatu objek, apakah akan ditampilkan sebagai titik atau sebagai polygon. Pada skala besar, suatu objek akan ditampilkan sebagai polygon, sementara pada skala kecil akan ditampilkan sebagai titik. 2. Garis Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, komunikasi, pipa air minum, saluran buangan,
27
dan utility lainnya, namun semuanya tergantung pada skala yang digunakan. 3. Polygon Polygon adalah representasi dari objek-objek dua dimensi, suatu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di antara ketiga titik tersebut. Didalam basis data, semua bentuk area (luasan) dua dimensi akan dipresentasikan oleh bentuk polygon contohnya suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entity yang pada umunya dipresentasikan sebagi polygon. Tetapi, seperti yang dijelaskan di atas, hal ini masih tergantung pada skala yang digunakan.
2.6.6 Kemampuan SIG Ada berbagai macam kemampuan SIG, salah satunya dapat dilihat dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis atribut (basis data atribut) dan fungsi. analisis spasial (Prahasta, 2005). 1. Fungsi analisis atribut, terdiri atas 2 macam, yaitu: a. Operasi dasar basis data: 1) Membuat basis data baru (create database). 2) Menghapus basis data (drop database). 3) Membuat tabel basis data (create table). 4) Menghapus tabel basis data (drop table).
28
5) Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert). 6) Membaca dan mencari data (field atau record) dari tabel basis data (seek, find, search, retrieve). 7) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis data (update, edit). 8) Menghapus data dari tabel basis data (delete, zap, pack). 9) Membuat indeks untuk setiap tabel basis data. b. Perluasan operasi basis data: 1) Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain (export dan import). 2) Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain (misalkan dengan menggunakan driver ODBC). 3) Dapat menggunakan bahasa basis data standard SQL (structured query language). 4) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data. 2. Fungsi analisis spasial, berikut ini hanya beberapa fungsi dari analisis spasial: a. Klasifikasi
(reclassify):
fungsi
ini
mengklasifikasikan
atau
mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. b. Jaringan (network): fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.
29
c. Overlay: fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya. d. Buffering: fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya.
2.6.7 SIG Berbasis Web WebGIS merupakan sebuah web mapping, web mapping yang dimaksud dalam WebGIS bukan pemetaan internet, dan berarti tidak hanya menampilkan peta (yang berupa gambar statis) kedalam situs internet namun dapat berinteraksi dengan user. WebGIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang kompleks yang
dapat
diakses
di
internet,
untuk
mengakuisisi,
menyimpan,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data tanpa memerlukan perangkat lunak SIG. Webmapping bukanlah memindahkan aplikasi GIS desktop ke dalam bentuk web-based walaupun memungkinkan untuk itu. Pengguna internet berasal dari berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan atas GIS, dari yang tidak tahu sampai ahli. Webmapping memanfaatkan fungsi interaktifitas yang ada pada aplikasi GIS dalam bentuk web. Bentuk umum dari arsitektur berbasis peta pada web dapat dilihat pada gambar dibawah ini
30
Gambar 2.9 Bentuk umum dari Arsitektur Peta Berbasis Web pada WebGis (Prahasta, 2009) Pada gambar di atas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server web. Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk file HTML atau applet. 2.7
Peta
2.7.1 Konsep Dasar Peta Menurut Prahasta (2005), peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur (features) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu (Rockville, 1986). Sedangkan menurut Mutiara (2004), peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil pada bidang datar. Suatu peta idealnya harus dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai berikut:
31
a. Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak
sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta). b. Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas
sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta). c. Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta harus
sesuai dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi. d. Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang
sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta). Pada daerah yang relatif kecil (30 km x 30 km) permukaan bumi diasumsikan sebagai bidang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat dilakukan tanpa proyeksi peta dan tetap memenuhi semua persyaratan geometrik. Namun karena permukaan bumi secara keseluruhan merupakan permukaan yang melengkung, maka pemetaan pada bidang datar tidak dapat dilakukan dengan sempurna tanpa terjadi perubahan (distorsi) dari bentuk yang sebenarnya sehingga tidak semua persyaratan geometrik peta yang ideal dapat dipenuhi.
2.8
Perangkat Lunak
2.8.1 ArcGIS ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri. ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut: a. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat menggunakan produk ArcGIS lainnya.
32
b. ArcGIS Desktop, memiliki tiga tingkat lisensi: 1. ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar. 2. ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dan geodatabase. 3. ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan dan analisis. Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk ArcGIS untuk PDA. Ekstensi dapat dibeli secara terpisah untuk meningkatkan fungsionalitas ArcGIS. Perangkat lunak ArcGIS merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI, yang memungkinkan kita memanfaatkan data dari berbagai format data. Dengan ArcGIS kita memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan. Dengan ArcGIS pula kita bisa memakai fungsi pada level ArcView, Arc Editor, Arc/Info dengan fasilitas ArcMap, Arc Catalog dan Toolbox (Utami, 2011).
33
Gambar 2.10 Tampilan awal ArcGIS 10
2.8.2 Macromedia Dreamweaver 8 Macromedia dreamweaver 8 merupakan program penyuting halaman web. Program ini banyak digunakan oleh pengembang fitur-fiturnya yang menarik dan kemudahan penggunaannya.
Gambar 2.11 Macromedia Dreamweaver 8
34
2.9
Bahasa Pemrograman
2.9.1 Pengertian Personal Home Page (PHP) Personal Home Page atau PHP merupakan kependekan dari kata Hypertext Preprocessor. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam aturan General Purpose Licences (GPL). PHP dilekatkan pada script HTML atau sebaliknya dan PHP dikhususkan untuk pengembangan web dinamis (Suprianto, 2008). PHP tergolong juga sebagai bahasa pemrograman yang berbasis server (server side scripting). Ini berarti bahwa semua script PHP diletakan di server dan diterjemahkan oleh web server terlebih dahulu dan kemudian hasil terjemahan dikirimkan ke browser client. Secara teknologi, bahasa pemrograman PHP memiliki kesamaan dengan bahasa ASP (Active Server Page), Cold Fusion, JSP (Java Server Page) dan Perl. Karakteristik yang paling unggul dan paling kuat dalam PHP adalah lapisan integrasi database (database integration layer). Database yang didukung PHP, yaitu Oracle, Adabas-D, Sybase, FilePro, mSQL, Velocis, MySQL, Informix, Solid, dBase, ODBC, Unix dbm dan PostgreSQL (Suwarno, 2008). Contoh script PHP sederhana: Belajar PHP echo “Halo dari PHP!”; ?>
35
2.9.2 Fungsi dalam PHP Suprianto (2008) menggambarkan bahwa fungsi adalah sekumpulan baris program yang terdiri atas serangkaian perintah program disusun sedemikian rupa sehingga menjadi satu modul saja. Ada pun manfaat dari penggunaan fungsi adalah sebagai berikut: a. Mengurangi penulisan program yang sama. b. Kemudahan untuk melacak dan memperbaiki program. c. Bisa dipanggil dimana saja, termasuk fungsi yang lain. Dalam segi pembuatan, fungsi dalam PHP dibagi menjadi 2 (dua) antara lain: a. Fungsi built-in yang disediakan PHP, fungsi ini tinggal dilakukan pemanggilan saja. b. Fungsi buatan sendiri, fungsi yang dibuat oleh pembuat program sendiri jika fungsi yang dibutuhkan tidak disediakan dalam PHP.
2.9.3 Database MySQL MySQL (My Structured Query Language) merupakan software database yang termasuk paling popular di lingkungan linux, kepopuleran ini karena ditunjang performansi query dari databasenya yang saat itu bisa dikatakan paling cepat dan jarang bermasalah (Sidik, 2006).
36
Pada awalnya, database MySQL adalah suatu sistem shareware, yaitu suatu perangkat lunak yang dapat didistribusikan bebas untuk keperluan pengguna secara pribadi. Kemudian, bila perangkat lunak akan digunakan secara komersial, maka pemakai harus mempunyai lisensi pembuatnya.
2.9.4 XAMPP XAMPP merupakan suatusoftwareyang didalamnya terdapat Apacheyang berfungsi sebagai web server, PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa web server side yang bersifat open source dan MySQL adalah basis data yang menghubungkan script PHP menggunakan perintah query dan escape character yang sama dengan PHP. PHP memang mendukung banyak jenis basis data, tetapi untuk membuat sebuah basis data yang dinamis dan selalu up to date, MySQL merupakan pilihan basis data tercepat saat ini. Selain itu terdapat juga PhpMyAdmin sebagai tempat melakukan konfigurasi keseluruhan. Sebelum membuat basis data candidate diperlukansoftwarependukung yang perlu di install terlebih dahulu, yaitu XAMPP. Adapun versi yang digunakan dalam pembuatan basis data candidate ini menggunakan versi Xampp-win321.5.3, versi yang sudah dapat berjalan di Windows XP dan Windows vista. XAMPP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam memasang modul PHP, Apache Web Server dan MySQL Database. Selain itu XAMPP dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain yang akan memberikan kemudahan dalam mengembangkan situs web berbasis PHP. XAMPP merupakan aplikasi gratis dan tersedia untuk platform Linux, Windows, MacOS dan Solaris. Aplikasi
37
ini dikembangkan oleh Kay Vogelgeang, Carsten wiedmann dan Kai ”Oswand” Saidler dibawah lisensi GNU (General Public Lisence) (XAMPP, 2006).
2.9.5
Pmapper Framework Framework adalah sekumpulan library yang diorganisasikan pada sebuah
rancangan arsitektur untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kemudahan dan konsistensi di dalam pengembangan aplikasi atau pemecahan suatu masalah. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan framework adalah: 1.
Penggunaan komponen-komponen reusable, waktu pengembangan lebih singkat, penerapan design patterns memudahkan dalam rancangan, pengembangan dan pemeliharaan sistem.
2.
Stability dan reliability, aplikasi yang dibangun lebih stabil dan handal karena berbasis pada framework yang sudah teruji stabilitas dan kehandalannya.
3.
Coding style konsisten, memudahkan dalam membaca kode dan dalam menemukan bugs.
4.
Security concern, framework mengantisipasi dan memasang perisai terhadap adanya berbagai masalah keamanan yang mungkin timbul.
5.
Dokumentasi, framework dapat mendisiplinkan pengembang aplikasi untuk menulis dokumentasi untuk apa yang dituliskan.
38
Pmapper framework menyediakan fungsi yang besar serta multiple konfigurasi untuk mengatur fasilitas pada aplikasi MapServer yang didasarkan pada PHP/MapScript. Pmapper dibangun dengan bahasa PHP dan JavaScript. Fungsi yang termasuk di dalamnya antara lain: 1.
Pan/zoom dengan mouse, keyboard, slider, dan reference map. Fungsi query (identity, select, search).
3.
Hasil query ditampilkan dengan menggabungkan basis data dan hyperlink.
4.
Fungsi print dalam format HTML dan PDF.
5.
Konfigurasi pada beberapa fungsi, tingkah laku dan tampilan menggunakan file ini.
6.
HTML legends.
7.
Berbagai macam model untuk tampilan legenda dan tabel.
8.
Penggunaan banyak bahasa interface (yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Italy, Bahasa Perancis, dan Bahasa Swedia).
Aplikasi Pmapper ini telah diuji pada pada MapServer versi 4.0 sampai 4.8 dengan sistem operasi Windows, Linux, dan MAC OS X. Aplikasi ini mendukung format data raster dan vektor. Format data vektor adalah shapefile dan data raster adalah JPEG, TIFF, dan ECW.
39
2.10
Metode Pengembangan Sistem
2.10.1 Pengertian RAD RAD (Rapid Application Development) atau pengembangan aplikasi cepat adalah suatu pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2003). a. RAD merupakan alat digunakan untuk menghasilkan layar dan menunjukkan aliran keseluruhan aplikasi. b. Pengguna menyetujui rancangan dan menandatangani model visual. c. Implementasi kurang karena pengguna membantu untuk merancang aspek bisnis dari sistem. 2.10.2 Tahapan RAD Ada tiga fase RAD, yaitu: a. Requirements planning (Perencanaan Persyaratan), yaitu: 1.
Pengguna dan analis bertemu untuk mengidentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem.
2.
Berorientasi pada pemecahan masalah bisnis.
b. Workshop design, yaitu: 1.
Fase desain dan menyempurnakan.
2.
Gunakan kelompok pendukung keputusan sistem untuk membantu pengguna setuju pada desain.
3.
Programmer dan analis dapat membangun dan menunjukkan representasi visual dari desain dan alur kerja pengguna.
40
4.
Pengguna menanggapi prototipe kerja aktual.
5.
Analis menyempurnakan modul dirancang berdasarkan tanggapan pengguna.
c. Implementation (Penerapan), yaitu: 1.
Sebagai sistem yang dibangun, sistem baru atau sistem parsial diuji dan diperkenalkan kepada organisasi.
2.
Ketika membuat sistem baru, tidak perlu untuk menjalankan sistem yang lama secara paralel.
2.11
Alat Bantu Perancangan
2.11.1 Pengertian Unified Modeling Language (UML) UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
41
2.11.2 Hubungan-hubungan UML Dalam UML, terdapat 2 jenis hubungan (Kendall dan Kendall, 2003), yaitu: 1. Hubungan Struktural UML menggambarkan empat jenis utama dari hubungan struktural yaitu ketergantungan, pengumpulan, asosiasi-asosiasi dan pengeneralisasian.
Gambar 2.12 Empat Jenis Hubungan Struktural UML, Panah-Panah dan Garis-Garis yang Digunakan untuk Mewakilkan Hubungan (Kendall dan Kendall, 2003) a. Ketergantungan: penghubung antara perilaku dengan benda-benda. b. Pengumpulan: sering digambarkan sebagai hubungan “memiliki”. Pengumpulan menyediakan cara yang menunjukkan bahwa seluruh objek dibuat dari jumlah bagiannya (objek lainnya). c. Asosiasi-asosiasi: penghubung struktural antara benda-benda.
42
Gambar 2.13 Kenekaragaman Gambaran Jumlah Benda-Benda yang mungkin juga pada Akhir Hubungan (Kendall dan Kendall, 2003)
d. Penggeneralisasian: hubungan antara jenis umum dari benda dan jenis yang lebih spesifik dari benda. 2. Hubungan Perilaku Ada empat jenis dasar hubungan perilaku yaitu berkomunikasi, inklusi, meluas dan generalisasi (Kendall dan Kendall, 2003)
Gambar 2.14 Empat Jenis Hubungan Perilaku UML, Panah-Panah dan Garis-Garis yang Digunakan untuk Mewakilkan Hubungan (Kendall dan Kendall, 2003)
a. Berkomunikasi: digunakan untuk menghubungkan aktor kepada pengguna kasus.
43
b. Inklusi: menggambarkan situasi dimana penggunaan kasus berisi perilaku yang umum untuk lebih dari satu penggunaan kasus. c. Meluas: menggambarkan situasi dimana satu proses-proses tingkah laku penggunaan kasus yang memperbolehkan penggunaan kasus baru untuk menangani variasi-variasi atau pengecualian kasus dasar.
2.11.3 Diagram-diagram UML Unified Modelling Language (UML) memiliki beberapa diagram di antaranya (Munawar, 2005): 1.
Use Case Diagram Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem di pakai (Munawar, 2005). Dalam sebuah pembicaraan tentang use case, pengguna biasanya disebut dengan actor. Actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna dalam interaksinya dengan sistem. Use case adalah alat bantu terbaik guna menstimulasi pengguna potensial untuk mengatakan tentang suatu sistem dari sudut pandangnya. Diagram use case mempunyai 3 notasi yang menunjukkan aspek dari sistem (Munawar, 2005): a.
Actor (Pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case.
44
b.
Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case dibuat berdasarkan keperluan actor. Use Case harus merupakan “apa” yang di kerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi mengerjakannya. Setiap use case harus diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan actor.
c.
Relationship (hubungan) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan use case di mana terjadi interaksi di antara mereka. Ada 3 tipe relasi/stereotype yang mungkin terjadi pada use case diagram, yaitu 1) <<extend>> = kelakuan yang hanya berjalan dibawah kondisi tertentu seperti menggerakkan alarm. 2) <> = kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah event dapat terjadi, dimana pada kondisi ini sebuah use case adalah bagian dari use case lainnya. 3) <>= mungkin ditambahkan untuk asosiasi yang menunjukkan asosianya adalah adalah communicate association. Ini merupakan pilihan selama asosiasi hanya tipe relationship yang dibolehkan antara actor dan use case.
Gambar 2.15 Contoh Diagram Model Use Case
45
2.
Class Diagram Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan di atas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari 2 (dua) suku kata atau lebih, maka semua suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada obyek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute (Munawar, 2005). Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan di capai oleh attribute dan operation (Munawar, 2005).
Gambar 2.16 Contoh Model Class Diagram 3.
Activity Diagram Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya
46
dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa (Munawar, 2005). activity
Gambar 2.17 Contoh Model Activity Diagram 4.
Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang diletakkan di antara obyek-obyek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang di tuliskan dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical (Munawar, 2005).
Gambar 2.18 Contoh Model Sequence Diagram
47
2.12
Metode Pengujian
2.12.1 Pengujian Black Box Pengujian adalah sebuah proses eksekusi terhadap aplikasi/ program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan atau segala sesuatu yang tidak sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan ke pelanggan atau pemesan sistem. Ada beberapa jenis dan strategi dalam pengujian perangkat lunak, yang semuanya memiliki satu tujuan yang sama, yakni meningkatkan kepercayaan diri pengembang perangkat lunak terhadap fungsi fungsi perangkat lunaknya (Simarmata , 2010).
2.13
Sekilas Tentang Organisasi Karang Taruna Organisasi merupakan kumpulan individu dalam suatu wadah untuk
menyalurkan aspirasi dan mengasah kreativitas dalam bersosialisasi. Organisasi sebagai kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat di identifikasi yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama (Pedoman Dasar Karang Taruna, 2011). Karang Taruna adalah Organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha dan kesejahteraan sosial. Anggota karang taruna ada setiap generasi muda dari usia 15 tahun sampai 45 tahun. (Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, 2012).
48
Dinas Sosial berdasarkan Permensos RI Nomor 77/HUK/2010 Bahwa Karang Taruna merupakan salah satu Organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaanya oleh negara dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana tercantum dalam pasal 38 ayat (2) Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial. 2.13.1 Landasan Hukum Karang Taruna 1.
Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 13/HUK/KEP/1/1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna
2.
Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 11/HUK/1988 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna
3.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna
4.
Keputusan Gubernur Kepala daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 95 tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksana Pembinaan & Pengembangan Karang Taruna di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
5.
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 139 tahun 1997 tentang Tata Cara Pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna di DKI Jakarta.
6.
Intruksi Gubernur Nomor 131 tahun 2005 tentang Penggunaan Sasana Krida Karang Taruna DKI Jakarta.
49
2.14. Kriteria Bangunan Kriteria dinilai berdasarkan petunuk teknis rehabilitasi dan kontruksi bangunan. (Suku Dinas Sosial Jakarta, 2012) 1. Rusak
Bangunan masih berdiri
Sebagian struktur utama rusak
Komponen penunjang lainya rusak
Relatif masih masih berfungsi
Secara fisik kerusakan 30 – 50%
2. Kurang Baik
Bangunan masih berdiri
Sebagian struktur bangunan rusak ringan
Retak pada dinding atau lantai
Sebagian kecil komponen penunjang lainya rusak ringan
Masih bisa berfungsi dengan baik
Secara fisik kerusakan kurang dari 30%
3. Baik
Kondisi banguna tidak rusak
Kurang dari 5% apabila ada kerusakan
58
Metode Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
Objek Penelitian Requirement Planning
Pengumpulan Data Identifikasi Masalah Sistem Berjalan Sistem yang Diusulkan Bahan dan Perangkat
Workshop Design
Perancangan Sistem
Usecase Diagram
Perancangan
Activity Diagram
Database Sequence Diagram Perancangan User Interface
Implementasi
Class Diagram
Pengkodingan Pengujian
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian
Black Box
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan,
yang beralamat di Jl. Prapanca Raya no. 09 Blok C Lt.5 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12150. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 28 hari yang dimulai pada tanggal 1 Februari 2014 sampai tanggal 1 Maret 2014.
3.2
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah di Jakarta Selatan dengan luas wilayah 154, 32
km2 yang terdiri dari 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan (Permendagri No.66 Tahun 2012). Berikut ini adalah batas-batas wilayah Administrasi Jakarta Selatan: a. Utara: Berbatasan dengan Kora Administrasi Jakarta Utara. b. Timur: Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Timur. c. Selatan: Berbatasan dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat. d. Barat: Berbatasan dengan Kota Administrasi Tangerang.
50
51
Gambar 3.1 Peta Jakarta Selatan
3.3
Bahan dan Perangkat Pendukung
3.3.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan rancang bangun sistem informasi ini adalah data spasial dan data tabular. a. Data spasial terdiri atas: Peta administrasi Jakarta Selatan dengan skala 1: 1:240153 yang diperoleh dari PT. Jakarta Konsultindo dalam format shapefile dengan extention *shp dengan sistem proyeksi UTM dan datum global WGS84. Data-data tersebut meliputi:
52
1) Layer batas Kota Administrasi Jakarta Selatan berformat *shp. 2) Layer jalan berformat *shp. 3) Layer kelurahan berformat *shp. 4) Layer Kecamatan berformat *shp. b. Data non spasial berupa data atribut yang telah tersedia yang telah diproses ditambah dengan masukkan data lain yang mendukung analisis data. Diantaranya adalah: batas administrasi Jakarta Selatan.dbf, batas kelurahan.dbf, dan jalan.dbf, kantor.dbf.
3.3.2 Perangkat Pendukung Alat-alat yang digunakan dalam aplikasi ini adalah satu buah komputer sebagai alat untuk membangun aplikasi. Berikut merupakan spesifikasi dari komputer tersebut: 1. Hardware a. Processor AMD Brazos Dual Core E450 1.83 GHz b. Hardisk 320 GB c. Memory 2 GB d. Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain-lain) 2. Software a. Windows XP Professional Service Pack 2 b. Microsoft Office 2007 c. Program aplikasi Pmapper Framework serta aplikasi SIG pendukung lainnya seperti ArcView versi 3.3
53
d. PHP-win32 1.4.11 dan MySQL 5.0.45 e. Text editor: Macromedia Dreamweaver 8, Photoshop CS, notepad f. Map Server sebagai Local Host g. Rational Rose sebagai desain diagram h. Browser internet: Mozilla Fire Fox dan Google Chrome
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4 1 Observasi Pengamatan langsung dengan bidang yang berkaitan diantaranya melakukan riset untuk mendapatkan data-data yang diperlukan di Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mulai tanggal 1 Februari 2014 sampai dengan 1 Maret 2014 dan juga melakukan pengamatan langsung dengan mendatangi lokasi penelitian. 3.4.2 Wawancara Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara mengenai masalahmasalah terkait yang dilakukan selama periode penelitian. Wawancara dilakukan kepada Staf Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan yaitu Ibu Dra. Eni Fariani, ME pada tanggal 1 Fbruaril 2014. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan sebagai objek utama penelitian.
54
3.4.3 Studi Kepustakaan Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan. Buku-buku yang digunakan diperoleh dari Suku dinas Sosial sebanyak 4 buah. Selain itu, dipelajari pula buku-buku yang berkaitan dengan sistem informasi spasial maupun metode yang digunakan berjumlah 4 buah buku. Disamping itu juga dipelajari dari 5 buah jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini, juga dipelajari dari 5 link website yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5
Metode Pengembangan Sistem Metode
pengembangan
sistem
yang
digunakan
adalah
model
pengembangan sistem RAD (Rapid Application Development) menggunakan teori Kendall dan Kendall (2003) dengan notasi UML (Unified Modelling language) Rational Rose. Alat bantu diagram yang digunakan yaitu use case diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram. 1) Fase Requirements Planning (Perencanaan Syarat) Dalam fase ini terdiri atas dua tahap yaitu: 1.
Pengumpulan
data
dan
syarat-syarat
informasi,
yaitu
tahap
mengumpulkan data-data hasil observasi dan wawancara untuk dapat mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya mengenai profil Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan data mengenai sistem yang berjalan.
55
2.
Identifikasi sistem untuk menyelesaikan masalah di Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, yaitu: a. Identifikasi masalah pada sistem yang lama Tahap dimana analyst melakukan analisa dan identifikasi masalah apa saja yang dihadapi dengan menggunakan sistem yang lama. b. Identifikasi tujuan sistem yang baru Tahap mengidentifikasi apa saja tujuan yang ingin dicapai dengan sistem yang baru untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah yang ada pada penggunaan sistem yang baru. c. Identifikasi kebutuhan sistem yang baru Tahap mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk membangun sistem yang baru. Kebutuhan inputnya, kebutuhan proses dan kebutuhan output yang digunakan berupa sistem informasi spasial.
2) Fase Workshop Design Fase ini ditujukan untuk mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. Selanjutnya membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi. Tujuan dari tahap ini adalah membangun dasar arsitektur, menentukan rencana proyek, mendapatkan gambaran umum kebutuhan, persyaratan dan fungsi-fungsi utama perangkat lunak. Tahapan yang dilakukan dalam fase ini meliputi:
56
2.1 Tahap perancangan Sistem Tahap ini terdiri atas perancangan diagram-diagram dari sistem yang dibuat yaitu use case diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram. 2.2 Tahap perancangan database Tahap ini merupakan tahap physical database sistem informasi spasial sasana krida karang taruna berbasis web. Database menggambarkan tabel-tabel beserta hubungan setiap tabel yang digunakan untuk tempat penyimpanan data. 2.3 Tahap perancangan user interface Tahap ini merupakan tahap merancang tampilan antar muka yang digunakan user untuk berinteraksi dengan sistem informasi spasial berbasis web.
3) Fase Implemetation (Implementasi) Sistem workshop design dilakukan, selanjutnya sistem diimplementasikan ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit program. Fase ini terdiri atas tiga tahap yaitu: 3.1 Tahap persiapan data, pada penelitian ini data yang telah terkumpul disesuaikan terlebih dahulu format serta tipe datanya. Hal ini dilakukan agar data dapat diolah lebih lanjut dengan perangkat lunak yang telah ditentukan.
57
3.2 Tahap pembangunan sistem, diawali dengan meng-input seluruh data atribut ke dalam database MySQL, kemudian dilanjutkan dengan meng-import data spasial ke dalam Opengeo, mengatur susunan layer pada peta, meng-eksport peta sehingga menjadi web GIS. 3.3 Tahap pengujian sistem, untuk menjamin sistem dapat berjalan dengan optimal. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode black box. Dalam tahap ini digunakan Map Server yang meliputi Apache sebagai web server untuk menjalankan web yang menjadi pengantar dari sistem yang dibuat.
3.6
Kerangka Berpikir Penelitian Berikut adalah kerangka berpikir penelitian dalam rancang bangun sistem
informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan.
58
Metode Pengumpulan Data Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
Objek Penelitian Requirement Planning
Pengumpulan Data Identifikasi Masalah Sistem Berjalan Sistem yang Diusulkan Bahan dan Perangkat
Workshop Design
Perancangan Sistem
Usecase Diagram
Perancangan
Activity Diagram
Database Sequence Diagram Perancangan User Interface
Implementasi
Class Diagram
Pengkodingan Pengujian
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian
Black Box
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Requirements Planning
4.1.1
Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Selatan Jakarta Selatan terletak pada 106’22’42 Bujur Timur (BT) s.d. 106’58’18
BT, dan 5’19’12 Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan Keputusan Gubernur KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas DKI Jakarta. Terbagi menjadi 10 kecamatan dan 65 kelurahan, berada di belahan selatan banjir kanal dengan batas-batas wilayah sebagai barikut: a.
Utara: Berbatasan dengan Kora Administrasi Jakarta Utara.
b.
Timur: Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Timur.
c.
Selatan: Berbatasan dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat.
d.
Barat: Berbatasan dengan Kota Administrasi Tangerang.
Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27°C dengan tingkat kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin Muson Barat terutama pada bulan Mei-Oktober. Jakarta Selatan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Jakarta yang juga menjadi Ibu kota negara Indonesia dituntut untuk terus menerus mengembangkan dirinya sesuai dengan dinamika pembangunan yang berkembang dan semakin maju. Jakarta Selatan dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi, sosial kependudukan, dan sarana prasarana kota yang memadai.
59
60
Jakarta Selatan merupakan daerah pemukiman padat yang banyak ditemukan perkampungan alami yang teridiri dari mayoritas komunitas budaya asli betawi. Dengan kondisi lingkungan yang hijau, teduh dan tenang, menjadikan wilayah ini sebagai pilihan golongan ekonomi atas dan warga asing untuk bermukim. Hal ini terlihat dari munculnya pemukiman golongan ini di berbagai bagian wilayah Jakarta Selatan, seperti Setiabudi, Pondok Indah, Permata Hijau, Kebayoran Baru, dan Kemang.
4.1.2
Sekilas Tentang Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
A. Visi dan Misi 1. Visi Mewujudkan jakarta selatan sebagai daerah resapan air dan niaga terpadu guna mewujudkan masyarakat yang nyaman dan sejahtera. 2. Misi 1.
Menyelenggarakan tata kelola pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip.
2.
Meningkatkan kualitas pelayanan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang nyaman.
3.
Membangumn wilayan kota Administrasi Jakatrta Selatan yang hijau.
4.
Memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan pertumbuhan dan kesejahteraan.
61
B. Struktur Organisasi Berikut ini adalah struktur organisasi dari Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi (Dinas Sosial, 2008)
62
4.1.3
Tahap Identifikasi Sistem Untuk Menelesaikan Masalah
4.1.3.1 Identifikasi Kebutuhan Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada tahap perencanaan sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan yang diharapkan, yaitu: 1. Kebutuhan akan sistem yang dapat mengintegrasikan data spasial (peta), atribut (tabel sistem basis data) dan properties penting dalam bentuk lainnya. 2. Sistem informasi yang dirancang diharapkan dapat teruji secara interaktif, mudah, efektif dan efisien dalam penggunaannya. 3. Sistem yang dirancang digunakan untuk Suku Dinas Sosial, pengurus Karang Taruna dan masyarakat.
4.1.3.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang terjadi yaitu data mengenai kondisi bangunan Sasana Krida Karang Taruna di Suku Dinas Sosial di Jakarta Selatan saat ini masih menggunakan data tabular, dimana staff dari Suku Dinas Sosial harus mensurvey satu persatu gedung Sasana Krida mana yang harus diberikan bantuan untuk renovasi gedung atau pendistribusian bantuan. Hal ini dikarenakan Suku Dinas Sosial mendapat informasi kondisi bangunan per-1 tahun, kemudian hasil tersebut di data ulang secara manual menggunakan Microsoft Exel.
63
4.1.3.3 Sistem Berjalan Dalam memperoleh data kondisi bangunan saat ini Suku Dinas Sosial harus mensurvey gedung Sasana Krida Karang Taruna dan hal ini sangat memakan waktu yang lama dalam prosesnya. 1. Pengurus Karang Taruna harus mandatangi Kantor Suku Dinas Sosial untuk mengajukan permohonan renovasi gedung atau bantuan. 2. Suku Dinas Sosial menerima dan menyimpan data informasi mengenai kondisi gedung. 3. Suku Dinas Sosial melakukan survey ke lokasi gedung SKKT atas dasar permohonan pengurus Karang Taruna. 4. Suku Dinas Sosial membuat laporan hasil survey. 5. Suku Dinas Sosial memberikan laporan hasil survey ke Dinas Sosial. 6. Suku Dinas Sosial dengan Dinas Sosial mengadakan rapat kelayakan penerima renovasi gedung atau bantuan. 7. Membuat dokumen penerimaan renovasi atau bantuan gedung.
7. M em buat 1 . P e n g u ru s S K K T m e n d a ta n g i u n tu k m e n g a ju k a n p e rm o h o n a n R e n o v a s i G e d u n g a ta u B a n tu a n
D o k u m e n P e n e rim a a n
P e n g u ru s S K K T R a p a t K e la y a k a n P e n e rim a a n B a n tu a n 8 . M e n g h u b u n g i S K K T d a n M e m b e rik a n B a n tu a n
6 . M e la k u k a n R a p a t 2 . M e n y im p a n D a ta
S u k u D in a s S o s ia l
D a ta In fo rm a s i G e d u n g
D in a s S o s ia l 3 . S u rv e y L a p a n g a n
5 . D o k u m e n D ib e rik a n
4 . M e m b u a t L a p o ra n
D o k u m e n H a s il S u rv e y
G edung SKKT
Gambar 4.2 Sistem yang Berjalan
64
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka kelemahan dari sistem yang berjalan adalah sebagai berikut: 1. Data tidak terintegrasi dalam satu database (terkomputerisasi). 2. Membutuhkan waktu yang lama dalam penentuan lokasi. 3. Sulitnya mengetahui kondisi SKKT di Jakarta Selatan secara akurat dengan menggunakan data atribut biasa, maka akan lebih baiknya ditambahkan fungsi peta untuk melihat kondisi SKKT beserta dokumentasinya.
4.1.4
Tujuan Pengembangan Sistem Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan dari pengembangan sistem, yaitu: 1. Kemampuan sistem memberikan informasi kondisi Sasana Krida Karang Taruna secara spasial. 2. Kemampuan sistem dalam memvisualisasikan informasi Sasana Krida Karang Taruna tersebut ke dalam bentuk tampilan web spasial yang mudah dalam penggunaannya. 3. Memberikan
kemudahan
bagi
pengurus
Karang
Taruna
dalam
mengajukan permohonan bantuan dan renovasi gedung. 4. Mempercepat Suku Dinas Sosial dalam memberikan bantuan atau renovasi gedung.
65
4.1.5
Sistem yang Diusulkan Solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut
adalah dengan menerapkan sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan. Berikut adalah fungsi-fungsi yang diusulkan: 1. Memberikan informasi kondisi gedung Sasana Krida Karang Taruna yang ada di Jakarta Selatan baik secara tabular maupun spasial. 2. Dapat memvisualisasikan hasil pengolahan data kondisi Gedung Sasana Krida Karang Taruna yang ada di Jakarta Selatan dalam bentuk tampilan peta.
Database Menyimpan Data Permohonan
2. Manajemen Data Permohonan 1. Input Form Permohonan Renovasi atau Bantuan 4. Melihat Data Bantuan 9. Melihat data tabular SKKT 10. Input kritik saran
3. Manajemen Data Penerima Bantuan 5. Manajemen Peta SISKAT 6. Manajemen Berita
Pengurus SKKT
Suku Dinas Sosial
SISKAT 7. Melihat Peta SISKAT 8. Melihat Berita 11. Melihat data tabular SKKT 12. Input kritik saran
Masyarakat
Gambar 4.3 Sistem yang Diusulkan Gambar 4.3 menjelaskan Suku Dinas sosial dengan mudah dapat melakukan pencarian data informasi kondisi SKKT yang harus di renovasi atau diberi bantuan, tanpa harus mensurvey lokasi SKKT di Jakarta Selatan. Bagi
66
pengurus Karang Taruna dengan mudah dapat memberikan informasi kondisi SKKT dan bagi masyarakat dapat melihat peta pesebaran lokasi Karang Taruna.
4.2
Workshop Design Tahap workshop design (perancangan sistem) bertujuan untuk mencari
hasil optimal sistem yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang telah disampaikan dalam tahap perencanaan dan analisis. Dalam tahap ini digunakan beberapa tools (alat) untuk mendeskripsikan rancangan sistem yang diusulkan, yaitu: 4.2.1
Tahap Perancangan Sistem
4.2.1.1 Use Case Diagram Pada use case diagram ini dijelaskan apa yang dilakukan oleh sistem yang dibangun dan siapa saja yang akan berinteraksi dengan sistem tersebut (Kendall dan Kendall, 2003). Berikut ini adalah use case diagram dari rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan:
67
verifikasi username dan password
<<extend>> home
lihat home
profil
lihat profil
Pengurus SKKT
<<extend>>
permohonan
input permohonan
admin
<<extend>>
lihat data penerima renovasi atau bantuan
input data penerima renovasi atau bantuan <<extend>>
masyarakat
manajemen SKKT
lihat data SKKT <<extend>>
lihat peta
manajemen peta
<<extend>>
kritik dan saran
input kritik dan saran
Gambar 4.4 Use Case Diagram
Berikut adalah penjelasan aktor-aktor tersebut: Tabel 4.1 Aktor pada Sistem Nama 1. Pengurus Karang Taruna
Deskripsi Merupakan menginput
aktor
yang
dapat
login,
informasi kondisi yang ada di
SKKT yang terdapat di dalam system, melihat
data
penerima
renovasi
atau
bantuan dan dapat memberikan kritik dan saran. 2. Admin Sistem
Aktor ini diperuntukkan suku Dinas Sosial
68
Jakarta Selatan, karena nantinya aktor inilah yang akan memanajemen semua kegiatan sistem, aktor ini mempunyai halaman Admin sendiri. Aktor yang dapat melihat peta, data SKKT,
3. Masyarakat
berita dan juga dapat mengisi form kritik dan saran.
a.
Narasi Use Case Diagram Sistem ini memiliki spesifikasi aktor, yaitu use case name, actor, brief
description, basic flow, alternate flow, pre condition dan post condition.
1. Narasi Use Case Login Tabel 4.2 Narasi Use Case Login Use Case Name
Login
Use Case ID
1
Actor
Admin
Brief Description
Admin melakukan login melalui form login dengan memasukkan username dan password pada form yang telah disediakan. Setelah itu klik ok, maka sistem akan melakukan validasi username dan password ke dalam database.
69
Basic Flow
Masuk terlebih dahulu ke dalam menu utama dengan menuliskan alamat link khusus Administrator. Sistem menampilkan
form
login.
Admin
memasukkan
username dan password pada form login. Admin mengirimkan
username
dan
password
dengan
memilih button login. Sistem memvalidasi kesesuaian username dan password yang dimasukkan dengan database
yang
terdapat
pada
sistem.
Sistem
menampilkan halaman utama Admin. Alternate Flow
Jika Admin salah menuliskan link maka halaman menu utama tidak akan tampil dalam web browser. Jika pengguna salah memilih menu login maka form login
tidak
tampil
dan
jika
pengguna
salah
menginputkan username dan password, maka akan tampil pesan yang memberikan informasi penginputan username dan password salah. Pre Condition
Admin harus mengetahui dan menuliskan link dengan benar serta memilih form login yang telah disediakan dengan benar.
70
Post Condition
Admin berhasil login.
Event Points
Sistem menampilkan form login Admin login ke sistem dengan memasukkan username dan password. Masuk halaman utama admin
2. Narasi Use Case Manajemen Berita Tabel 4.3 Narasi Use Case Manajemen beirta Use Case Name
Manajemen Berita
Use Case ID
2
Actor
Admin
Brief Description
Use case yang mengelola data berita digunakan ketika Admin ingin mengelola data berita.
Basic Flow
1.
Admin memilih berita.
2.
Sistem
akan
menampilkan
berita
secara
keseluruhan. 3.
Admin dapat memilih tambah, edit atau hapus untuk menghapus lalu menyimpan perubahannya ke dalam database dengan mengklik button “Simpan”.
4.
Sistem akan menyimpan perubahan kedalam
71
database.
Alternate Flow
-
Pre Condition
Admin berhasil masuk ke halaman Admin
Post Condition
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan dalam database sistem.
Events Points
1. Admin memilih data berita 2. Sistem menampilkan berita. 3. Admin mengklik button “Tambah Berita”, “Edit” atau “Hapus” 4. Admin mengklik button “Simpan”
3. Narasi Use Case Manajemen permohonan renovasi atau bantuan. Tabel 4.4 Narasi Use Case Manajemen permohonan renovasi dan bantuan Use Case Name
Manajemen permohonan renovasi atau bantuan
Use Case ID
3
Actor
Admin
Brief Description
Use case ini digunakan untuk Admin mengelola data permohonan renovasi atau bantuan SKKT.
Flow of Events
Use case ini Admin dimulai ketika mengelola datadata yang terdapat di dalam sistem.
72
Basic Flow
1.
Admin memilih data permohonan renovasi atau bantuan.
2.
Sistem akan menampilkan tabel yang berisi data permohonan renovasi atau bantuan.
3.
Admin dapat memilih “terima” atau “tolak” lalu menyimpan perubahannya ke dalam database dengan mengklik button “Simpan”.
4.
Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut ke dalam database.
Alternate Flow
-
Special Requirement
-
Pre Condition
Admin berhasil masuk halaman Admin.
Post Condition
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan dalam database sistem.
Event Points
1.
Sistem menampilkan tabel data permohonan renovasi atau bantuan.
2.
Admin dapat memilih “terima” atau “tolak”.
3.
Admin mengklik button “Simpan”.
73
4. Narasi Use Case manajemen data penerima renovasi atau bantuan Tabel 4.5 Narasi Use Case manajemen data penerima renovasi atau bantuan Use Case Name
Manajemen data penerima renovasi atau bantuan
Use Case ID
4 Admin
Actor Brief Description
Use case ini digunakan untuk Admin mengelola data penerima renovasi atau bantuan SKKT.
Flow of Events
Use case ini Admin dimulai setelah Admin melihat form yang berisi data permohonan renovasi atau bantuan.
Basic Flow
1 Admin memilih data penerima renovasi atau bantuan SKKT. 2 Sistem akan menampilkan tabel form dimana Admin akan mengisi data penerima renovasi atau bantuan SKKT. 3.
Admin
dapat
memilih
tambah,
edit
atau
menghapus lalu menyimpan perubahannya ke dalam
database
dengan
mengklik
button
“Simpan”. 4.
Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut ke dalam database.
74
Alternate Flow
-
Pre Condition
Admin berhasil masuk halaman Admin.
Post Condition
Perubahan data yang telah dilakukan akan tersimpan dalam database sistem.
Event Points
1
Admin memilih data penerima renovasi atau bantuan.
2
Sistem
menampilkan
tabel
data
penerima
renovasi atau bentuan. 3
Admin mengklik button “Tambah”, “Edit” atau “Hapus”.
4
Admin mengklik button “Simpan”.
5. Narasi Use Case Manajemen SKKT Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen SKKT Use Case Name
Manajemen SKKT
Use Case ID
5
Actor
Admin
Brief Description
Use case mengelola data SKKT.
Basic Flow
1. Admin memilih menu Manajemen SKKT. 2. Sistem akan menampilkan tabel yang berisi data detail SKKT.
75
3. Admin dapat mengedit data detail SKKT. 4. Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut. Alternate Flow
-
Pre Condition
Admin berhasil masuk ke halaman Admin.
Post Condition
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan dalam database sistem.
Even Points
1. Admin memilih menu Manajemen SKKT. 2. Sistem menampilkan data Manajemen SKKT 3. Admin mengklik button “Edit” 4. Admin mengklik button “Simpan”
6. Narasi Use Case Manajemen Peta Tabel 4.7 Narasi Use Case manajemen peta Use Case Name
Manajemen Peta
Use Case ID
6
Actor
Admin
Brief Description
Use case mengelola data peta digunakan ketika Admin memilih ingin mengelola data-data atribut peta. Data ini terdiri atas beberapa layer.
76
Basic Flow
1.
Admin memilih data peta.
2.
Sistem akan menampilkan tabel yang berisi data atribut peta.
3.
Admin dapat memilih “Edit” untuk mengedit data atribut peta atau “Cetak” untuk mencetak data atribut peta.
4.
Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut.
Alternate Flow
-
Pre Condition
Admin berhasil masuk ke halaman Admin.
Post Condition
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan dalam database sistem.
Even Points
1. Admin memilih data peta. 2. Sistem menampilkan data atribut peta 3. Admin mengklik button “Edit” 4. Admin mengklik button “Simpan”
77
7. Narasi Use Case Manajemen Kritik dan saran. Tabel 4.8 Narasi Use Case manajemen kritik dan saran Use Case Name
Manajemen Kritik dan saran
Use Case ID
7
Actor
Admin
Brief Description Use case mengelola data kritik dan saran digunakan ketika Admin ingin mengelola data kritik dan saran. Basic Flow
1. Admin memilih kritik dan saran. 2. Sistem akan menampilkan kritik dan saran secara keseluruhan. 3. Sistem akan menyimpan perubahan data tersebut.
Alternate Flow
-
Pre Condition
Admin berhasil masuk ke halaman Admin
Post Condition
Perubahan data yang telah dilakukan telah tersimpan dalam database sistem.
Events Points
1.Admin memilih data kritik dan saran. 2. Sistem menampilkan kritik dan saran.
78
8. Narasi Use Case Lihat berita Tabel 4.9 Narasi Use Case lihat berita Usecase Name
Lihat berita
Use Case ID
8
Actor
Tamu
Brief Description
Use case menampilkan data berita digunakan ketika Tamu ingin menampilkan berita.
Flow of Events
Use case ini dimulai ketika Tamu ingin menampilkan berita yang terdapat di dalam sistem. Kemudian Tamu mengakses sistem ini.
Basic Flow
1. Tamu memilih tampil berita. 2. Sistem akan menampilkan berita yang terdapat di dalam database. 3. Tamu memilih salah satu berita dan Tamu mengklik “Selengkapnya”. 4. Sistem akan menampilkan berita yang lebih lengkap.
Alternate Flow
-
Special Requirement
-
Pre Condition
Tamu berhasil masuk ke sistem.
Post Condition
Sistem menampilkan berita.
Event Points
1. Tamu memilih tampil berita. 2. Sistem akan menampilkan berita.
79
3. Tamu mengklik “Selengkapnya”. 4. Sistem akan menampilkan berita yang dipilih.
9. Narasi Use Case Manajemen Input Permohonan renovasi atau bantuan. Tabel 4.10 Narasi Use Case input permohonan renovasi dan bantuan Use Case Name
Input permohonan renovasi atau bantuan
Use Case ID
9
Actor
Pengurus SKKT
Brief Description
Use case ini digunakan untuk pengurus SKKT untuk mengisi data permohonan renovasi atau bantuan.
Flow of Events
Use
case
ini
dimulai
ketika
pengurus
ingin
mengajukan permohonan renovasi atau bantuan yang disediakan dalam system. Basic Flow
1.
Pengurus SKKT memilih input permohonan renovasi atau bantuan.
2.
Sistem akan menampilkan form login.
3.
Pengurus mengisi username dan password.
4.
System akan menampilkan tabel yang berisi form permohonan renovasi atau bantuan.
Alternate Flow
-
Special Requirement
-
Pre Condition
Pengurus SKKT login
80
Post Condition
Pengurus dapat mengakses permohonan renovasi atau bantuan.
Event Points
1. Pengurus SKKT memilih input permohonan renovasi atau bantuan. 5. Sistem menampilkan tabel input permohonan renovasi atau bentuan. 6. Pengurus SKKT memasukan permohonan. 7. Pengurus SKKT menekan button “kirim”
10. Narasi Use Case lihat data penerima renovasi atau bantuan. Tabel 4.11 Narasi Use Case lihat data penerima renovasi atau bantuan Use Case Name
Lihat data penerima renovasi atau bantuan
Use Case ID
10
Actor
Pengurus SKKT
Brief Description
Use case ini digunakan pengurus SKKT untuk melihat data penerima renovasi atau bantuan SKKT.
Flow of Events
Use case ini dimulai setelah ketika pengurus SKKT ingin melihat data penerima renovasi atau bantuan.
Basic Flow
1. Pengurus SKKT memilih permohonan renovasi atau bantuan. 2. Sistem akan menampilkan data permohonan renovasi atau bantuan SKKT.
81
3. Pengurus memilih hasil permohonan. Alternate Flow
-
Pre Condition
Pengurus
SKKT
berhasil
masuk
ke
halaman
permohonan renovasi atau bantuan. Post Condition
Sistem manampilkan data penerima bantuan.
Event Points
1. Pengurus SKKT memilih data penerima renovasi atau bantuan. 2. Sistem menampilkan tabel hasil permohonan renovasi atau bantuan.
11. Narasi Use Case lihat data SKKT. Tabel 4.12 Narasi Use Case lihat data SKKT. Usecase Name
Lihat Data SKKT
Use Case ID
11
Actor
Pengurus SKKT dan Masyarakat
Brief Description
Use case menampilkan data SKKT ketika pengurus SKKT dan masyarakat memilih menu “SKKT” di dalam sistem. Menu ini berfungsi untuk melihat informasi mengenai SKKT.
Flow of Events
Use case ini dimulai ketika pengurus SKKT dan masyarakan ingin menampilkan data SKKT yang terdapat di dalam sistem..
82
Basic Flow
1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil data SKKT. 2. Sistem akan menampilkan data SKKT secara keseluruhan. 3. Pengurus SKKT dan masyarakat dapat memilih detail. 4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT.
Alternate Flow
-
Special Requirement
-
Pre Condition
Pengurus SKKT dan masyarakat berhasil masuk ke sistem.
Post Condition
Sistem menampilkan menu SKKT.
Event Points
1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil data SKKT. 2. Sistem akan menampilkan data SKKT. 3. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih salah satu data SKKT. 4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT secara detail.
83
12. Narasi Use Case lihat peta Tabel 4.13 Narasi Use Case lihat peta Usecase Name
Melihat Peta
Use Case ID
12
Actor
Pengurus SKKT dan masyarakat.
Brief Description
Use case digunakan ketika Pengurus SKKT dan masyarakat ingin melihat peta SKKT di dalam sistem.
Flow of Events
Use case ini dimulai ketika Pengurus SKKT dan masyarakat. ingin menampilkan data peta yang terdapat di dalam system dan dapat mengakses sistem ini.
Basic Flow
1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil data peta. 2. Sistem akan menampilkan data peta secara keseluruhan. 3. Pengurus SKKT dan masyarakat dapat memilih salah satu point yang dapat menampilkan informasi. 4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT yang dipilih.
Alternate Flow
-
Special Requirement
-
84
Pre Condition
Pengurus SKKT dan masyarakat berhasil masuk ke sistem.
Post Condition
Sistem menampilkan menu peta.
Event Points
1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil data peta. 2. Sistem akan menampilkan peta. 3. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih salah satu Point SKKT. 4. Sistem akan menampilkan informasi SKKT.
13. Narasi Use Case Input Kritik dan Saran. Tabel 4.14 Narasi Use Case input kritik dan saran Usecase Name
Input kritik dan saran
Use Case ID
13
Actor
Pengurus SKKT dan masyarakat
Brief Description
Use case menampilkan form pengisian kritik dan saran yang berkaitan dengan SKKT.
Flow of Events
Use case ini dimulai ketika pengurus SKKT dan masyarakat ingin menampilkan form kritik dan saran yang terdapat di dalam system dan datpat mengakses sistem ini.
85
Basic Flow
1. Pengurus SKKT dan masyarakat memilih tampil kritik dan saran. 2. Sistem akan menampilkan form kritik dan saran yang terdapat di dalam database. 3. pengurus SKKT dan masyarakat menulis nama pengirim, email, dan kritik dan saranya. 4. Sistem akan menyimpan form kritik dan saran tersebut ke sistem.
Alternate Flow
-
Special Requirement
-
Pre Condition
pengurus SKKT dan masyarakat berhasil masuk ke sistem.
Post Condition
Sistem menampilkan Kritik dan saran.
Event Points
1. Tamu memilih Kritik dan saran. 2. Sistem akan menampilkan form kritik dan saran. 3. Pengurus SKKT dan masyarakat menulis nama pengirim, email, dan kritik dan saran. 4. Pengurus SKKT dan masyarakat menekan tombol “Kirim” untuk mengirim Kritik dan saran. 5. Sistem akan menyimpan kritik dan saran.
86
4.2.1.2 Activity Diagram Activity diagram memperlihatkan aliran aktivitas dalam sebuah proses. Berikut ini adalah activity diagram dari rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web di Jakarta Selatan: a. Activity Diagram Login Admin
Sistem
Mulai
Membuka halaman login
Menampilkan form login
Input username dan password Klik Ok
Verifikasi username dan password Salah Benar Menampilkan halaman utama admin
Selesai
Gambar 4.5 Activity Diagram Login
Gambar 4.5 menjelaskan tentang aktivitas saat user ingin masuk ke dalam sistem. User yang terlibat dalam aktivitas login ini adalah Admin. Langkah pertama yang harus dilakukan user adalah membuka web dan membuka halaman admin kemudian melakukan login dengan cara mengisi username dan password, lalu klik Ok kemudian sistem akan melakukan verifikasi username dan password, jika salah maka sistem akan menampilkan kembali halaman login, tetapi jika data sesuai maka sistem akan menampilkan halaman utama admin.
87
b. Activity Diagram Manajemen permohonan renovasi atau bantuan.
pengurus SKKT
memilih halaman permohonan renovasi atau bantuan
Input permohonan
pilih kirim
Pilih Simpan
Sistem
menampilkan form permohonan renovasi atau bantuan
pilih kriteria bangunan
pilih batal
menampilkan pesan berhasil
Gambar 4.6 Activity Diagram manajemen permohonan renovasi atau bantuan
Gambar 4.6 merupakan aktivitas dari use case Manajemen Permohonan renovasi atau bantuan. Aktivitas ini menjelaskan pada saat admin ingin mengelola permohonan renovasi atau bantuan. Langkah pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem akan menampilkan halaman utama Admin. Admin memilih halaman manajemen permohonan renovasi atau bantuan, kemudian sistem akan menampilkan halaman manajemen permohonan renovasi atau bantuan yang sebelumnya di input oleh pengurus SKKT kemudian admin memilih “terima” atau “tolak” lalu sistem akan menyimpan perubahan ke dalam database.
88
c. Activity Diagram manajemen SKKT. Admin Dinas
Sistem
sistem menampilkan data detail SKKT
memilih halaman manajemen SKKT
input form edit data SKKT
Pilih Tambah
Pilih Edit
Pilih Simpan
Pilih Hapus
Perubahan berhasil tersimpah ke database
Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen SKKT. Gambar 4.8
merupakan aktivitas dari Use Case manajemen SKKT.
Aktivitas ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola data SKKT. Langkah pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem akan menampilkan halaman utama admin lalu memilih halaman manajemen SKKT kemudian sistem akan menampilkan halaman form SKKT. Setelah itu admin dapat mengedit pada form SKKT. Admin dapat memilih tambah, edit dan hapus. Kemudian sistem akan menyimpan perubahan ke dalam database.
89
d. Activity Diagram Manajemen Peta. Admin Dinas
Sistem
memilih halaman manajemen peta
Pilih Tambah
Pilih Edit
Pilih Hapus
menampilkan halaman manajemen peta
mencetak data yang dipilih
Pilih Cetak
menampilkan tabel attribut data peta Pilih Simpan
Perubahan berhasil tersimpah ke database
Gambar 4.9 Activity Diagram Manajemen Peta
Gambar 4.9 merupakan aktivitas dari Use Case Manajemen Peta. Aktivitas ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola peta.. Langkah pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem akan menampilkan halaman utama Admin lalu memilih halaman manajemen peta. Admin dapat memilih tambah, edit, dan hapus setelah itu pilih simpan maka perubahan akan tersimpan ke dalam database. Admin juga dapat mencetak data yang dipilih.
90
e. Activity Diagram Manajemen berita
Admin Dinas
Sistem
Menampilkan halaman manajemen berita
Memilih halaman manajemen berita
Pilih Tambah
Pilih Edit
Pilih Hapus
Input berita
Pilih Simpan
Pilih Batal
Perubahan berhasil tersimpan ke database
Gambar 4.10 Activity Diagram Manajemen berita
Gambar 4.10 merupakan aktivitas dari Use Case Manajemen Berita. Aktivitas ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola data berita. Langkah pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem akan menampilkan halaman utama admin. Admin memilih halaman manajemen berita, kemudian sistem akan menampilkan halaman manajemen berita. Admin dapat memilih tambah dan meng-edit berita dengan meng-input berita, admin juga dapat menghapus berita lalu pilih simpan, maka perubahan akan tersimpan ke dalam database.
91
f. Activity Diagram Manajemen kritik dan saran. Admin Dinas
memilih halaman manajemen kritik dan saran
Sistem
menampilkan halaman manajemen kritik dan saran
pilih hapus
Perubahan berhasil tersimpan ke database
Gambar 4.11 Activity Diagram Manajemen kritik dan saran
Gambar 4.10 merupakan aktivitas dari Use Case Manajemen kritik dan saran. Aktivitas ini menjelaskan ketika admin ingin mengelola kritik dan saran. Langkah pertama yang harus dilakukan admin adalah melakukan login, kemudian sistem akan menampilkan halaman utama admin. Admin memilih halaman manajemen berita, kemudian sistem akan menampilkan halaman manajemen berita. Admin dapat memilih tambah dan meng-edit berita dengan meng-input berita, admin juga dapat menghapus berita lalu pilih simpan, maka perubahan akan tersimpan kedalam database.
92
g. Activity Diagram lihat berita. Pengurus SKKTdan Masyarakat
Sistem
memilih halaman berita
menampilkan halaman berita
memilih selengkapnya
menampilkan berita secara lengkap
Gambar 4.12 Activity Diagram lihat berita.
Gambar 4.12 merupakan aktivitas dari Use Case lihat berita. Aktor yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Pengurus SKKT dan Masyarakat, aktivitas ini menjelaskan ketika aktor ingin melihat berita. Sistem akan menampilkan berita yang dipilih dan juga dapat melihat berita lebih detail dengan mengklik button “selengkapnya”.
93
h. Activity Diagram input permohonan renovasi atau bantuan.
Admin Dinas
Sistem
mulai Memilih halaman manajemen permohonan renovasi atau bantuan
Menampilkan halaman permohonan renovasi atau bantuan
pilih berdasarkan kriteria bangunan
pilih terima
pilih tolak
Pilih Simpan
Perubahan berhasil tersimpan ke database
Gambar 4.13 Activity Diagram input permohonan renovasi atau bantuan
Gambar 4.13 merupakan aktivitas dari Use Case input permohonan renovasi atau bantuan. Aktor yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Pengurus SKKT, Aktivitas ini menjelaskan ketika aktor ingin mengajukan permohonan renovasi atau bantuan. Sistem akan menampilkan form input permohonan renovasi atau bantuan, aktor mengisi form yang disediakan sistem lalu mengklik button kirim lalu sistem menampilkan pesan terkirim.
94
i. Activity Diagram lihat penerima renovasi atau bantuan. pengurus SKKT
Sistem
memilih halaman penerima renovasi atau bantuan
menampilkan halaman data penerima renovasi atau bantuan
Gambar 4.14 Activity Diagram lihat penerima renovasi atau bantuan.
Gambar 4.13 merupakan aktivitas dari Use Case lihat penerima renovasi atau bantuan. Aktor yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Pengurus SKKT, Aktivitas ini menjelaskan ketika aktor ingin melihat data penerima renovasi atau bantuan dengan memilih halaman lihat penerima renovasi atau bantuan. j. Activity Diagram lihat SKKT Pengurus SKKTdan M asyarakat
memilih halaman lihat SKKT
pilih detail
Sistem
menampilkan halaman SKKT
Pilih Cetak
manempilkan detail SKKT
mencetak data SKKT
Gambar 4.15 Activity Diagram lihat SKKT
95
Gambar 4.15 Aktivitas ini menjelaskan ketika aktor ingin melihat data SKKT. Aktor yang terlibat dalam aktifitas ini adalah Pengurus SKKT dan Masyarakat. Aktor dapat memilih button “detail” dan “cetak” untuk menampilkan informasi secara lengkap.
k. Activity Diagram lihat peta Pengurus SKKTdan Masyarakat
memilih halaman peta
memilih layer peta
Sistem
menampilkan peta
menampilkan layer peta yang dipilih
Gambar 4.16 Activity Diagram lihat peta
Gambar 4.16 merupakan aktivitas dari use case lihat peta. Aktivitas ini menjelaskan pada saat aktor ingin melihat data peta. Aktor yang terlibat dalam aktifitas ini adalah Pengurus SKKT dan Masyarakat. Aktor dapat melihat informasi yang terdapat di dalam peta dengan memilih salah satu layer peta. Aktor dapat memilih button “selengkapnya” untuk melihat data yang diinginkan lebih detail dan aktor dapat mencetak data atribut peta.
96
l. Activity Diagram input kritik dan saran Pengurus SKKTdan Masyarakat
memilih halaman kritik dan saran
Sistem
menampilkan form kritik dan saran
input kritik dan saran
pilih kirim
Pilih Batal
menampilkan pesan berhasil
Gambar 4.17 Activity Diagram input kritik dan saran.
Gambar 4.17 merupakan aktivitas dari Use Case input. Aktivitas ini menjelaskan pada saat aktor mengisi kritik dan saran. Aktor yang terlibat dalam aktifitas ini adalah Pengurus SKKT dan Masyarakat. Aktor memilih halaman kritik dan saran lalu sistem menampilkan form kritik dan saran dimana aktor dapat mengisi form tersebut, kemudian pilih “kirim” maka pesan akan tersimpan ke dalam database.
97
4.2.1.3 Class Diagram Class diagram adalah tools yang digunakan untuk pembuatan database. Diagram ini menggunakan hubungan antar kelas-kelas yang dibutuhkan dalam database. Berikut ini adalah class diagram dari rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web Di Jakarta Selatan:
1..*
kritik dan saran id_kritikdansaran nama email kritikdansaran 1..* create() read() delede()
1..* permohonan id_permohonan nama alamat keterangan 1..*
1 create() read() edit() delete() 1
1
1
peta id koordinat nama alamat foto fasilitas kegiatan
1
create() read() edit() delete()
1..*
create() read()
1..*
1..* data penerima bantuan id_penerima nama jumlah_dana status create() edit() hapus()
Gambar 4.18 Class Diagram
1..*
berita id_berita nama create() 1..* edit() read()
masyarakat 1..*
create() read()
98
Pada Gambar 4.18 class diagram ini menjelaskan keterhubungan antar class yang terdapat pada rancang bangun sistem informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web Di Jakarta Selatan.
4.2.1.4 Sequence Diagram Sequence diagram merupakan diagram interaksi yang menekankan pada urutan waktu dari pertukaran message. Berikut ini adalah sequence diagram dari rancang bangun sistem informasi spasial Krida Karang Taruna berbasis web Di Jakarta Selatan: a. Sequence Diagram Login
: login
: Login
: Admin Dinas 1: membuka halaman login 2: menampilkan form login 3: input username dan password
4: verifikasi 5: data valid 6: menampilkan halaman utama 7: data tidak valid 8: menampilkan form login
Gambar 4.19 Sequence Diagram Login
Pada Gambar 4.19 menampilkan interaksi ketika Admin ingin masuk ke sistem. Admin mengisi username dan password pada form login, username dan password divalidasi terlebih dahulu. Jika username dan password tidak valid,
99
maka akan menampilkan form login, tetapi jika benar maka sistem akan menampilkan halaman utama Admin.
b. Sequence Diagram Admin dengan Manajemen Berita
Berita : Berita
: Admin Dinas 1: memilih halaman manajemen berita 2: menampilkan halaman manajemen berita 3: pilih tambah 4: menampilkan form berita 5: input form berita 6: pilih simpan
7: menyimpan data 8: berhasil disimpan 9: menampilkan halaman berita yang terupdate
Gambar 4.20 Sequence Diagram Admin dengan Manajemen Berita
Gambar 4.20 menampilkan interaksi pada saat Admin ingin mengelola berita. Pada halaman berita, admin dapat menambah data berita dengan memilih “tambah data” atau mengedit data berita dengan memilih “edit”, kemudian sistem akan menyimpannya. Selain itu admin juga dapat menghapus data berita dengan cara memilih “hapus”, kemudian sistem akan menghapus data berita yang dipilih.
6: menyimpan data 7: data tersimpan 8: menampilkan halaman peta terupdate
Gambar 4.21 Sequence Diagram Manajemen Peta
Gambar 4.21 menampilkan interaksi pada saat user ingin melihat menu peta. User yang memiliki hak akses ini adalah Admin. Hal pertama yang dilakukan adalah Admin memilih menu “halaman peta”, sistem menampilkan halaman manajemen peta, Admin dapat memilih meng-edit data atribut peta. Admin juga dapat mencetak data atribut peta.
101
d. Sequence Diagram Masyarakat dengan Berita
: berita : Masyarakat
: Berita 1: memilih halaman berita 2: memanggil data 3: memberikan data
4: menampilkan halaman berita
Gambar 4.22 Sequence Diagram Masyarakat dengan Berita
Gambar 4.22 menampilkan interaksi pada saat masyarakan ingin melihat berita yaitu dengan membuka halaman berita, masyarakat langsung dapat melihat berita yang ingin di tampilkan.
e. Sequence Diagram Kritik dan Saran
: Guest
Halaman utama sistem
Halaman Kritik dan Saran
Kritik dan Saran
1. memilih menu kritik dan saran 1.1 menampilkan halaman kritik dan saran
2. mengisi dan mengirimkan kritik dan saran
2.1 kritik dan saran
Gambar 4.23 Sequence Diagram Kritik dan Saran
Gambar 4.23 menampilkan interaksi pada saat masyarakat ingin mengirimkan kritik dan saran kepada Suku Dinas Sosial. Masyarakat memilih
102
menu “Kritik dan Saran”, sistem menampilkan halaman kritik dan saran, Tamu mengisi dan mengirimkan kritik saran, kritik saran yang dikirimkan tersimpan pada database.
f. Sequence Diagram Logout Halaman Utama Admin : Admin
Halaman Utama
1. memilih keluar sistem 1.1 kembali ke halaman utama sistem
Gambar 4.24 Sequence Diagram Logout
Gambar 4.24 menampilkan interaksi saat Admin ingin keluar dari sistem. Admin memilih keluar sistem, kemudian sistem akan menampilkan halaman awal sistem.
4.2.2
Tahap Perancangan Database Berikut ini adalah penjelasan dari spesifikasi database rancang bangun
sistem informasi spasial objek wisata cagar budaya (studi kasus: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta):
103
4.2.2.1 Database Spasial 1. Tabel Batas Kecamatan Nama File : admin_jakarta selatan.dbf Isi
: Data Atribut Batas Kecamatan
Primary Key: id_kec Tabel 4.15 Database Batas Kecamatan Field
Tipe
Panjang
Shape
Polygon
-
id_kec
Int
11
nama_kec
Varchar
60
2. Tabel Jalan Nama File : nama_jalan.dbf Isi
: Data Atribut Jalan
Primary Key: Nama_Jalan. Tabel 4.16 Database Jalan Field
Tipe
Panjang
Shape
Line
-
Kecamatan
String
50
Nama_Jalan
String
254
3. Tabel skkt Nama File : skkt.dbf Isi
: Data skkt
Primary Key: id_skkt
104
Tabel 4.17 Database skkt Field
Tipe
Panjang
Id_skkt
Varchar
2
Nama
Varchar
23
Kelurahan
Varchar
18
Kecamatan
Varchar
16
Alamat
Varchar
38
Kondisi
Varchar
11
Gambar
Varchar
100
Username
Varchar
16
Password
Varchar
16
4. Tabel permohonan Nama File : permohonan.dbf Isi
: Data permohonan
Primary Key: id_mohon Tabel 4.18 Database permohonan Field
Tipe
Panjang
id_mohon
int
6
id_skkt
int
6
keterangan
text
-
Foto
text
-
Tanggal
date
-
Status
Varchar
20
105
4.2.2.1 Database Non Spasial 1.Tabel Admin Nama File
: Admin.sql
Isi
: Data Atribut Admin
Primary Key : id_Admin Tabel 4.19 Database Admin Field
Tipe
Panjang
Id_Admin
Int
5
Username
Varchar
255
Password
Varchar
255
2. Tabel Berita Nama File
: berita.sql
Isi
: Data Atribut Berita
Primary Key : id_brt Tabel 4.20 Database Berita Field
Tipe
Panjang
Id_brt
Varchar
5
Tgl
DateTime
-
Penulis
Varchar
50
Head
Varchar
255
Isi
Text
-
Gambar
Varchar
255
106
3. Tabel Kritik dan Saran Nama File
: ks.sql
Isi
: Data Atribut Kritik dan Saran
Primary Key : id_kritik_dan_saran Tabel 4.21 Database Kritik dan Saran
4.2.3
Field
Tipe
Panjang
Id_kritik_dan_saran
Varchar
5
Email
Text
-
Tanggal
DateTime
255
Judul
Text
-
Isi
Text
-
Tahap Perancangan User Interface Berikut ini adalah gambar perancangan menu rancang bangun sistem
informasi spasial kondisi Sasana Krida Karang Taruna berbasis web Di Jakarta Selatan):
107
Berikut ini penjelasan mengenai setiap interface yang akan dibuat, yaitu: a. Menu Beranda
Gambar 4.25 Menu Beranda Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu beranda: 1. Sistem Informasi Spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna di Jakarta Selatan adalah nama dari sistem yang dibuat. 2. Header merupakan tema atau nama dari aplikasi yang dibuat, yaitu rancang bangun sistem informasi spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna di Jakarta Selatan. 3. Menu beranda merupakan menu yang menjelaskan mengenai rancang bangun sistem informasi spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna di Jakarta Selatan. 4. Menu peta merupakan menu yang menggambarkan peta provinsi DKI Jakarta yang disertai dengan data Skkt. 5. Menu Skkt merupakan menu yang data Skkt dalam bentuk data atribut (tabel).
108
6. Menu permohonan merupakan menu yang hanya dapat disisi oleh pengurus Karang Taruna. 7. Menu kritik dan saran merupakan menu yang dapat digunakan oleh pengguna untuk menyalurkan kritik dan saran mengenai web ataupun Skkt di Jakarta Selatan.
b. Menu Profil
Berikut penjelasan tentang menu Profile: 1.
Menu Profile yaitu mengenai visi misi dan struktur organisasi
2.
User
dapat
organisasi.
mengklik
untuk
melihat
visi misi dan struktur
109
c. Menu Peta
Gambar 4.26 Menu Peta Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu peta: 1. Tool tip digunakan untuk memilih data query peta. 2. Zoom in digunakan untuk memperbesar peta. 3. Zoom out untuk memperkecil peta. 4. Pan mode digunakan untuk menggeser peta baik secara vertikal maupun horizontal. 5. Zoom full digunakan untuk men-zoom peta secara utuh. 6. Mode layer digunakan untuk memilih mode layer yang ditampilkan di peta. 7. Select layer digunakan untuk menselect layer yang dipilih. 8. Mode search digunakan untuk mencari atribut spasial. 9. Button search digunakan untuk mencari atribut spasial. 10. Legenda digunakan untuk menampilkan legenda peta. 11. Map merupakan tempat menampilkan peta.
110
d. Menu SKKT
Gambar 4.27 Menu SKKT
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu Skkt: 1. Menu cagar budaya menampilkan daftar nama-nama Skkt di Jakarta Selatan. 2. Pengguna dapat mencari ataupun memilih data Skkt yang diinginkan. 3. Pengguna dapat menampilkan data untuk melihat data yang dipilih. 4. Pengguna dapat mencetak data Skkt.
111
e. Menu Kritik dan Saran
Gambar 4.28 Menu Kritik dan Saran Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu kritik dan saran: 1. Menu kritik dan saran menampilkan kritik dan saran yang disampaikan oleh pengguna. 2.
Pengguna dapat menyalurkan kritik dan saran dengan memasukkan nama, email dan komentar yang diinginkan dengan mengklik tombol kirim.
f. Menu Login
username
password
Login
Gambar 4.29 Menu Login
112
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu login: 1. Menu login merupakan menu yang hanya dapat diakses oleh Admin. 2. Admin dapat menuliskan username dan password yang telah dibuat sebelumnya untuk bisa masuk ke halaman Admin. 3. Sistem akan memvalidasi nama dan kata kunci yang dimasukkan oleh Admin.
g. Menu Halaman Admin
Gambar 4.30 Menu Halaman Admin
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu halaman Admin: a.
Sistem akan menampilkan halaman beranda Admin apabila Admin berhasil login.
b. Menu Admin terdiri atas beranda, manajemen Skkt, manajemen berita, manajemen peta, manaemen permohonan, dan logout.
113
h. Manajemen Skkt
Gambar 4.31 Manajemen Skkt
Berikut ini adalah penjelasan mengenai manajemen skkt: 1. Admin dapat merubah data Skkt yang dipilih.
i. Menu Manajemen Berita
Gambar 4.32 Menu Manajemen Berita.
114
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu manajemen berita: a. Menu berita akan tampil apabila Admin berhasil login dan memilih menu berita. b. Menu berita dapat digunakan untuk melihat daftar-daftar berita yang ditampilkan di dalam sistem. c. Di dalam menu berita juga terdapat button untuk menambah berita.
j.
Manajemen Peta
Gambar 4.33 Manajemen Peta Berikut penjelasan tentang menu manajemen peta : 1.
Admin berhasil login maka akan tampil menu manajemen peta.
2.
Menu edit salah satu data peta di sini yaitu layer yang ada pada peta.
3.
Menu cetak dapat melakukan cetak data spasial pada salah satu layer, maka sistem akan mencetaknya.
4.
Admin dapat melakukan edit data ketika ada perubahan data peta.
115
k. Manajemen Promohonan
Gambar 4.34 Manajemen Permohonan
Berikut penjelasan tentang menu manajemen peta : 1.
Admin berhasil login lalu memilih menu permohonan maka sistem akan menampilkan form data yang masuk .
2.
Admin akan memvalidasi data permohonan yang masuk dengan pilihan menerima atau menolak data.
l. Menu Logout
Gambar 4.35 Menu Logout
116
Berikut ini adalah penjelasan mengenai menu logout: 1. Menu logout akan tampil apabila Admin berhasil login dan masuk ke halaman Admin. 2. Admin dapat keluar dari sistem dengan memilih menu logout.
4.3
Implementation Tahap ini merupakan fase di mana sistem informasi spasial dituangkan
dalam bentuk aplikasi, sehingga dapat digunakan oleh pengguna (Admin dan Tamu) secara real. Aplikasi yang dihasilkan diharapkan dapat dipergunakan dengan baik agar dapat membantu mempermudah dalam peng-input-an data menjadi informasi.
4.3.1 Tahap Persiapan Data Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul disesuaikan terlebih dahulu format serta tipe datanya. Hal ini dilakukan agar data dapat diolah lebih lanjut dengan perangkat lunak yang telah ditentukan. Aplikasi SISSKAT ini dikembangkan dengan menggunakan hardware dan software yang akan dijelaskan berikut : 1.
Hardware Perangkat keras yang digunakan adalah PC (Personal Computer) yang terhubung internet dipenuhi
maupun untuk
dengan
lokal. Spesifikasi
jaringan, perangkat
pengembangan perangkat
baik
jaringan
keras
harus
lunak
yang
117
dirancang
adalah
minimal
dapat
menjalankan perangkat
lunak sesuai kebutuhan. Perangkat yang dibutuhkan sangat bergantung pada kebutuhan aplikasi itu sendiri. 2.
Software a.
Sistem operasi komputer : Windows 7.
b.
Program Ms4w (Mapserver for windows) sebagai local server.
c.
P.mapper-3.1-beta4
sebagai
program
aplikasi
webgis
untuk menampilkan peta pada browser. d.
ArcGIS 9.3 dan ArcView GIS 3.3 dengan extensi Register and
Transform
tools
sebagai
tools
untuk
melakukan
pendigitasian dan pengolahan data. e.
PHP-win32 1.4.11 dan MySQL 5.0.45.
f. Text editor : Macromedia Dreamweaver, notepad++, dan lainnya. g.
Browser internet : Mozilla, Opera, Safari, Google Chrome.
118
4.3.2
Tahap Pembangunan Sistem
a. User Interface Admin 1.
Menu Login
Gambar 4.39 Menu Login 2.
Menu Beranda Admin
Gambar 4.40 Menu Beranda Admin
119
3.
Menu Manajemen SKKT
Gambar 4.41 Menu Manajemen SKKT
4.
Menu Manajemen Berita
Gambar 4.42 Menu Manajemen Berita
5.
Menu Manajemen Peta
Gambar 4.45 Menu Manajemen Peta
6.
Menu Manajemen Permohonan
Gambar 4.46 Menu Manajemen Permohonan
121
7.
Menu Logout
Gambar 4.332 Menu Logout
b. User Interface Pengurus SKKT dan Masyarakat 1.
Menu Home
Gambar 4.47 Menu Home
122
2.
Menu Profile
Gambar 4.48 Menu Profile 3.
Menu Peta
Gambar 4.49 Menu Peta
123
4.
Menu SKKT
Gambar 4.50 Menu SKKT
5.
Menu Kritik dan Saran
Gambar 4.52 Menu Kritik dan Saran
124
4.3.3
Tahap Pengujian Sistem Setiap aplikasi tentunya memerlukan testing atau pengujian. Pengujian
ini ditujukan agar aplikasi yang dibuat apakah sesuai dengan harapan atau tidak. Di samping itu, pengujian aplikasi dapat mengetahui seberapa besar error atau tingkat kesalahan pada aplikasi, Sehingga dapat dikoreksi ulang untuk meminimalkan tingkat kesalahan yang ada. Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan aplikasi pada browser (Mozila Firefox dan Google Chrome), melakukan input data yang diminta, menyimpan data dan mengecek output yang ditampilkan apakah sesuai dengan yang diharapkan
atau
tidak.
Metode
yang digunakan
adalah
metode
BlacPengujian dilakukan oleh pihak bagian seksi peran serta masyarakat.
Berikut ini adalah tabel pengujian dengan menggunakan metode black box: Tabel 4.22 Uji Coba Admin No 1
2 3 4 5 6 7
Unit program Login Admin
Aksi Input username dan password yang benar lalu klik login Login Admin Input username dan password yang salah lalu klik login Menu beranda Klik beranda Admin Menu Skkt Klik tambah skkt Menu edit Klik edit berita berita Hapus berita Klik hapus berita Kirim berita
Klik kirim berita
Hasil yang Diharapkan Hasil Masuk account Admin Berhasil dengan username dan password yang benar Gagal masuk Admin
account Berhasil
Masuk halaman utama Admin Masuk ke halaman form tambah skkt Menampilkan data berita yang akan diedit Ada konfirmasi jika data tersebut berhasil di hapus Ada konfirmasi jika data tersebut berhasil di kirim
Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
125
8 9
Menu permohonan
Klik permohonan
Logout
Klik logout
Menampilkan data Berhasil permohonan yang akan diedit Keluar dari account Berhasil Admin
Tabel 4.23 Uji Coba Masyarakat No 1.a b. c. 2 3 4
Unit program Menu beranda
Aksi Klik beranda
Hasil yang Diharapkan Masuk halaman utama Pengunjung Menu Profile Klik visi dan misi Menampilkan visi dan misi Menu Profile Klik struktur Menampilkan struktur organisasi organisasi Menu skkt Klik skkt Menampilkan daftar data tabular skkt Menu peta Klik peta Masuk halaman peta dan menampilkan peta skkt Menu kritik Klik kritik dan Menampilkan halaman kritik dan saran saran dan saran
Hasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
Tabel 4.24 Uji Coba pengurus skkt No 1 2 3 7
Unit program Menu permohonan permohonan hasil permohonan Menu logout
Aksi Hasil yang Diharapkan Klik menu Masuk halaman login permohonan Klik permohonan Menampilkan form permohonan Klik hasil Menampilkan data hasil permohonan permohonan Klik logout Menampilkan halaman logout
Hasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan Dari pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa: 1.
Sistem Informasi Spasial Kondisi Sasana Krida Karang Taruna Di Jakarta Selatan dirancang menggunakan metode pengembangan sistem RAD (Rapid Aplication Development) dengan notasi UML. Menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database menggunakan MySQL serta framework pmapper,
WebGis, ArcGIS, Adobe
Dreamweaver 8. 2.
Setelah dilakukan uji coba pada prototype sistem SISKAT, fitur yang terdapat pada sistem ini sesuai dengan prosedur permintaan.
126
127
5.2.
Saran Sistem yang dibangun masih memiliki beberapa kekurangan dan
keterbatasan, oleh sebab itu ada beberapa hal yang perlu dikembangan oleh peneliti selanjutnya agar menjadi lebih baik. 1. Dikembangkan menjadi sistem
berbasis mobile. Sehingga dapat
diakses dimanapun dan kapanpun. 2. Foto dapat di tampilkan di peta sehingga dapat lebih mudah dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA Aziz M, Pujiono S. 2006. Sistem Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web. Yogyakarta: Gava Media. Damayanty, Vivy. 2012. Peranan Karang Taruna dalam Mengembangkan Sikap Kepemimpinan Remaja. Universitas Pendidikan Indonesia diakses di http://repository.upi.edu GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Banda Aceh: Staf Pemerintah Kota Banda Aceh. Jogiyanto. 2000. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto, HM. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Kendall KE, Kendall JE. 2002. System Analysis and Design. New Jersey: Pearson Education. Diterjemahkan oleh: Hafidh TA. 2003. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kendall. 2008. Analisis dan perancangan sistem. Jakarta, Indeks. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta. Prahasta, Eddy. 2005. Konsep - Konsep Dasar Sistem Infomasi Geografis . Penerbit Informatika, Bandung. Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis : Tutorial Arcview. Penerbit Informatika, Bandung. 128
129
Prahasta, Eddy. 2007. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika. Prahasta, Eddy. 2009. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika, Bandung. Prahasta, Eddy. 2009. Tutorial Arcview. Penerbit Informatika, Bandung. Pressman, SR. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi. Putra SJ, Subiyakto A. 2006. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press. Sidik, B. 2006. Pemrogaraman web dengan PHP. Informatika Bandung. Simamarta. 2010. Rekayasa perangkat lunak. Yogyakarta, Andi offset. Suku Dinas Sosial. 2012. Pedoman Dasar Karang Taruna Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial. 2010. Pedoman Pengelolaan Sasana Krida Karang Taruna. Suprianto D. 2008. Pemrograman PHP. Bandung: Oase Media. Turban Efraim, R Kelly Rainer jr, Richard E, Potter. 2006. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta, Salemba Infotek. Whitten. 2004. Metode desain dan analisis sistem. Edisi ke 6. Yogyakarta, Andi Offset.
LAMPIRAN A WAWANCARA
Tempat
: Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan
Alamat
: Jl.Prapanca Raya no.09 Blok C Lt.5 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Hari/Tanggal
: 17 April 2013
Staf Responden
: Dra. Eni Fahriani.
Jabatan
: Staf Bidang Informasi
1.
Apa yang dimaksud SKKT dan apa tujuannya di bangun SKKT itu ? Jawaban: SKKT merupakan Sasana Krida Karang Taruna yang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anggota karang taruna dan sebagai wadah kegiatan sosial bagi masyarakat.
2.
Apa saja kegiatan Karang Taruna ? Jawaban: macam-macam yah, biasanya yang paling menonjol dari semua kegiatan yaitu terutama di bidang sosial kemasyarakatan seperti diantaranya kerja bakti, usaha ekonomi prodiktif yang diadakan oleh Suku Dinas Sosial, selain itu karang taruna juga sebagai pilar-pilar kepemudaan yang diakui oleh Negara.
3.
Sejauh ini berapa banyak kondisi SKKT yang kurang baik ? Jawaban: Di Jakarta Selatan ada 34 skkt di Jakarta Selatn, tetapi 3 gedung udah di bongkar karena sudah tidak layak dan itu di bangun ditanah bukan peruntukannya. Jadi sekarang berjumlah 31 skkt.
4.
Bagaimana cara pengurus SKKT untuk mengajukan permohonan renovasi ? Jawaban: Dalam hal ini Suku Dinas Sosial menerima data skkt per 1 tahun sekali itu pun dari hasil survey. Pengurus skkt harus mengajukan permohonan kepada suku dinas kemudian kami akan mensurvey lokasi. Kalau untuk penerimaannya kami harus melihat kelayakan untuk bantuan tersebut apakah memang perlu mendapat bantuan atau tidak .
5.
Bagaiman cara masyarakat mengetahui pesebaran SKKT Di Jakrta Selatan ? Jawaban: jika masyarakat ingin megetahui lokasi yang ada masyarakan harus mendatangani kantor suku dinas dan membawa surat pengatar setelah itu kami baru akan memberi data lokasi skkt atau bisa langsung dating ke kelurahan.
6.
Bagaimana Suku Dinas Sosial dalam mengelola SKKT? Jawaban: ini menjadi acuan untuk memberikan pelayanan untuk skkt dalam menyelenggarakan pembinaan dan mengoptimalkan fungsi skkt tersebut sebagai saran kegiatan pembinaan generasi muda.
LAMPIRAN SOURC CODE <script type="text/javascript" src="jquery.min.js"> <script type="text/javascript" src="ddaccordion.js"> <script type="text/javascript"> ddaccordion.init({ headerclass: "submenuheader", //Shared CSS class name of headers group contentclass: "submenu", //Shared CSS class name of contents group revealtype: "click", //Reveal content when user clicks or onmouseover the header? Valid value: "click", "clickgo", or "mouseover" mouseoverdelay: 200, //if revealtype="mouseover", set delay in milliseconds before header expands onMouseover collapseprev: true, //Collapse previous content (so only one open at any time)? true/false defaultexpanded: [], //index of content(s) open by
Peta
animatespeed: "fast", //speed of animation: integer in milliseconds (ie:
default [index1, index2, etc] [] denotes no content onemustopen: false, //Specify whether at least one header should be open always (so never all headers closed) animatedefault: false, //Should contents open by default be animated into view?
200), or keywords "fast", "normal", or "slow" oninit:function(heade rs, expandedindices){ //custom code to run when headers have initalized //do nothing
persiststate: true, //persist state of opened contents within browser session? toggleclass: ["", ""], //Two CSS classes to be applied to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["class1", "class2"] togglehtml: ["suffix", "", ""], //Additional HTML added to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["position", "html1", "html2"] (see docs)
}, onopenclose:function (header, index, state, isuseractivated){ //custom code to run whenever a header is opened or closed //do nothing } }) <script src="jquery.jclock1.2.0.js.txt" type="text/javascript"> <script type="text/javascript" src="jconfirmaction.jquery.js ">
<script type="text/javascript">
$(document).ready(f unction() {
if (field.defaultValue == field.value) field.value = ''; else if (field.value == '') field.value = field.defaultValue;
onemustopen: false, //Specify whether at least one header should be open always (so never all headers closed)
<script type="text/javascript"> ddaccordion.init({ headerclass: "submenuheader", //Shared CSS class name of headers group contentclass: "submenu", //Shared CSS class name of contents group revealtype: "click", //Reveal content when user clicks or onmouseover the header? Valid value: "click", "clickgo", or "mouseover" mouseoverdelay: 200, //if revealtype="mouseover", set delay in milliseconds before header expands onMouseover collapseprev: true, //Collapse previous content
animatedefault: false, //Should contents open by default be animated into view?
oninit:function(heade rs, expandedindices){ //custom code to run when headers have initalized //do nothing }, onopenclose:function (header, index, state, isuseractivated){ //custom code to run whenever a header is opened or closed
persiststate: true, //persist state of opened contents within browser session?
//do nothing } })
toggleclass: ["", ""], //Two CSS classes to be applied to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["class1", "class2"] togglehtml: ["suffix", "", ""], //Additional HTML added to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["position", "html1", "html2"] (see docs)
defaultexpanded: [], //index of content(s) open by default [index1, index2, etc] [] denotes no content
oninit:function(heade rs, expandedindices){ //custom code to run when headers have initalized
SKKT
<script type="text/javascript" src="jquery.min.js"> <script type="text/javascript" src="ddaccordion.js"> <script type="text/javascript"> ddaccordion.init({ headerclass: "submenuheader", //Shared CSS class name of headers group contentclass: "submenu", //Shared CSS class name of contents group revealtype: "click", //Reveal content when user clicks or onmouseover the header? Valid value: "click", "clickgo", or "mouseover" mouseoverdelay: 200, //if revealtype="mouseover", set delay in milliseconds before header expands onMouseover collapseprev: true, //Collapse previous content (so only one open at any time)? true/false
onemustopen: false, //Specify whether at least one header should be open always (so never all headers closed) animatedefault: false, //Should contents open by default be animated into view? persiststate: true, //persist state of opened contents within browser session?
//do nothing }, onopenclose:function (header, index, state, isuseractivated){ //custom code to run whenever a header is opened or closed //do nothing } })
toggleclass: ["", ""], //Two CSS classes to be applied to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["class1", "class2"]
togglehtml: ["suffix", "", ""], //Additional HTML added to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["position", "html1", "html2"] (see docs)
ddaccordion.init({ headerclass: "submenuheader", //Shared CSS class name of headers group
contentclass: "submenu", //Shared CSS class name of contents group
<span class="bottom">
revealtype: "click", //Reveal content when user clicks or onmouseover the header? Valid value: "click", "clickgo", or "mouseover"
mouseoverdelay: 200, //if revealtype="mouseover", set delay in milliseconds before header expands onMouseover collapseprev: true, //Collapse previous content (so only one open at any time)? true/false
defaultexpanded: [], //index of content(s) open by default [index1, index2, etc] [] denotes no content
onemustopen: false, //Specify whether at least one header should be open always (so never all headers closed) animatedefault: false, //Should contents open by default be animated into view? persiststate: true, //persist state of opened contents within browser session? toggleclass: ["", ""], //Two CSS classes to be applied to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["class1", "class2"] togglehtml: ["suffix", "", ""], //Additional HTML added to the header when it's collapsed and expanded, respectively ["position", "html1", "html2"] (see docs) animatespeed: "fast", //speed of animation: integer in milliseconds (ie: 200), or keywords "fast", "normal", or "slow"
oninit:function(heade rs, expandedindices){ //custom code to run when headers have initalized