SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))
JUDUL
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Disusun oleh :
Edu Arif Rahman Hakim NIM : 1110093000018 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))
HALAMAN JUDUL Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Disusun oleh : Edu Arif Rahman Hakim NIM : 1110093000018
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi (S.SI) LEMBAR PERSETUJUAN Oleh : Edu Arif Rahman Hakim NIM : 1110093000018
iii
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)”, telah diuji dan dinyatakan lulus pada sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 21 Mei 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Jakarta, Mei 2015
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
LEMBAR PERNYATAAN
v
ABSTRAK EDU ARIF RAHMAN HAKIM - 111009300018, Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dibawah bimbingan SYOPIANSYAH JAYA PUTRA dan ERI RUSTAMAJI DKPP merupakan lembaga pemerintah yang melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. Persuratan PKEPP merupakan proses yang penting dalam menindaklanjuti pengaduan dan/atau laporan. Proses ini terdiri dari beberapa alur proses tindaklanjut yang cukup panjang. Namun dalam melakukan proses persuratan PKEPP masih dilakukan secara manual dengan prosedur yang tidak teratur dalam pengelolaan data persuratan. Lamanya proses tindaklanjut permintaan persuratan oleh bagian Tata Usaha dan sulitnya Bagian Tata Usaha dalam menyajikan laporan persuratan PKEPP secara real-time sering terjadi, sehingga dibutuhkan suatu sistem agar seluruh proses persuratan PKEPP berjalan dengan baik. Oleh karena itu penelitian ini berupaya untuk menawarkan solusi alternatif berupa penerapan sistem informasi yang dapat mengelola informasi persuratan PKEPP yang dapat mengelola informasi persuratan secara cepat dan efektif. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi pengembangan SDLC (System Life Cycle Development) dengan RAD (Rapid Aplication Development) sebagai model pengembangan sistem dan tools yang digunakan adalah Unified Modeling Language (UML) serta PHP sebagai bahasa pemrogramannya. Hasil penelitian ini berupa sebuah aplikasi persuratan yang dapat melakukan otomatisasi kegiatan persuratan PKEPP sehingga dapat membantu DKPP dalam melakukan pengelolaan persuratan PKEPP.
Kata Kunci: Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu , Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Rapid Application Development, Unified Modeling Language, PHP .
Bab I-V + 318 halaman + xxvi halaman + 98 gambar + 93 tabel + 5 istilah + 45 daftar pustaka + 8 lampiran Pustaka Acuan (2002 - 2014)
vi
KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya, Sang Maha Kehendak sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia menuju kehidupan dan peradaban yang berkeadilan, serta para keluarga dan para sahabat yang dicintainya. Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, Penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu (Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP))”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan Penulis. Selama penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun, berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi Penulis adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga, dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyukseskan harapan Penulis.
vii
Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, izinkan Penulis menuangkan bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis sebagai Dosen Pembimbing I sekaligus Pembimbing Lapangan yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini. 4. Bapak Eri Rustamaji, MBA sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini. 5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya selama Penulis duduk di bangku perkuliahan. 6. Bapak Ahmad Khumaidi, SH.,MH, Bapak Yusuf, S.Si, MA, Ibu Ir. Dini Yamashinta, M.Si, Bapak Dr. Osbin Samosir, M.Si, dan Esih Nurkesih, A.Md yang telah bersedia membimbing penulis selama melakukan riset di DKPP agar dapat memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan. 7. Orang tua tercinta, Ayahanda Khaerul Ilham dan Ibunda Mulyani yang telah memberikan doa restu, semangat, dan motivasi untuk Penulis dalam melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
viii
8. Dwi Handayani tersayang yang setia menemani Penulis dalam suka duka dan tidak henti-hentinya memberikan bantuan dan semangat agar Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman kelas seperjuangan, SI A 2010. Terima kasih atas kerja samanya selama ini. 10. Seluruh pihak yang telah berjasa terhadap proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dari Penulis. Akhirnya, atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis berterima kasih dan berdoa kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan, dijadikan sebagai amal kebajikan dan bermanfaat serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Jakarta,
Mei 2015
Edu Arif Rahman Hakim
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN ......................... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... v ABSTRAK .................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ....................................................................................... xix DAFTAR SIMBOL ...................................................................................xxiii DAFTAR ISTILAH .................................................................................. xxvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xxvii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 5 1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 6 1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 1.6 Metode Penelitian .............................................................................. 8 1.6.1 Metode Pengumpulan Data .................................................... 8 1.6.2 Metode Pengembangan Sistem .............................................. 9 1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................... 10 BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 12 2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun ....................................................... 12 2.2 Konsep Dasar Sistem ....................................................................... 12 2.2.1 Pengetian Sistem .................................................................. 12 2.3 Konsep Dasar Informasi .................................................................. 14 2.3.1 Pengertian Informasi ............................................................ 14 2.4 Konsep Sistem Informasi ................................................................. 14 2.4.1 Pengertian Sistem Informasi ................................................ 14 2.5 Dokumen .......................................................................................... 16 2.5.1 Pengertian Dokumen ............................................................ 16 2.5.2 Dokumen Digital .................................................................. 17 2.5.3 Pengolahan Dokumen Digital .............................................. 18 2.6 Konsep Dasar Surat .......................................................................... 18 2.6.1 Pengertian Surat ................................................................... 18 2.6.2 Fungsi Surat.......................................................................... 19 2.6.3 Jenis Surat ............................................................................ 20 x
2.7 2.8
2.9 2.10 2.11
2.12 2.13 2.14 2.15 2.16
2.17
2.18
2.6.4 Surat Masuk.......................................................................... 24 2.6.5 Surat Penting ........................................................................ 24 2.6.6 Surat Berdisposisi ................................................................. 25 2.6.7 Surat Keluar.......................................................................... 25 2.6.8 Surat Undangan .................................................................... 25 2.6.9 Surat Perintah/Disposisi ....................................................... 26 2.6.10 Pengurusan Surat Masuk .................................................... 26 2.6.11 Pengurusan Surat Berdisposisi ........................................... 26 2.6.12 Pengurusan Surat Keluar .................................................... 26 2.6.13 Kurir Atau Caraka .............................................................. 27 2.6.14 Nota Dinas .......................................................................... 27 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ..................................... 27 Konsep Dasar Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ........ 29 2.8.1 Kode Etik Penyelenggara Pemilu ......................................... 29 2.8.2 Pelanggaran Kode Etik ......................................................... 30 2.8.3 Penyelenggara Pemilu .......................................................... 31 Pengertian Pengaduan ...................................................................... 31 Persidangan ...................................................................................... 32 Pihak-pihak yang terkait dalam pengaduan/laporan ........................ 32 2.11.1 Pengadu dan/atau Pelapor .................................................. 32 2.11.2 Teradu dan/atau Terlapor ................................................... 32 Verifikasi .......................................................................................... 33 Rapat Pleno Putusan ........................................................................ 33 Putusan ............................................................................................. 33 Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu .............. 34 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 34 2.16.1 Studi Pustaka ...................................................................... 34 2.16.2 Wawancara ......................................................................... 35 2.16.3 Observasi ............................................................................ 35 2.16.4 Studi Literatur .................................................................... 36 Metode Pengembangan Sistem ........................................................ 36 2.17.1 Model Pengembangan Sistem RAD ................................... 39 2.17.2 Tahapan Rapid Aplication Development ............................ 44 Konsep Analisis dan Desain Sistem Informasi ................................ 78 2.18.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem Informasi ............. 78 2.18.2 Pendekatan Analisis Sistem ............................................... 79 2.18.3 Analisis dan Desain Berorientasi Obyek (Object Oriented Analisis and Design) ........................................................................ 80 2.18.4 Object Oriented Analisis (OOA) ........................................ 80 2.18.5 Object Oriented Design (OOD) ......................................... 81 2.18.6 Konsep Sistem untuk Pemodelan Object ........................... 81 2.18.7 Hubungan Antara Object dan Class ................................... 82 xi
2.19
Tools Pengembangan Sistem ........................................................... 83 2.19.1 Flowchart ........................................................................... 83 2.19.2 Rich Picture ........................................................................ 88 2.19.3 Unified Modelling Language (UML) ................................. 90 2.20 Media Penyajian Data ...................................................................... 93 2.1.1 Tabel ..................................................................................... 93 2.1.2 Grafik ................................................................................... 94 2.21 Konsep Basis Data ........................................................................... 94 2.21.1 Pengertian Basis Data (Database)...................................... 94 2.21.2 Database Management System (DBMS) ............................ 98 2.22 MySQL ............................................................................................ 99 2.22.1 Sql....................................................................................... 99 2.22.2 DML ................................................................................... 99 2.22.3 DDL .................................................................................. 100 2.23 Personal Home Page (PHP) ........................................................... 100 2.23.1 Sejarah PHP...................................................................... 100 2.23.2 Pengertian PHP ................................................................ 101 2.23.3 Kelebihan PHP ................................................................. 102 2.24 XAMPP dan Phpmyadmin ............................................................. 103 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 104 3.1 Metode Pengumpulan data ............................................................. 104 3.1.1 Observasi ............................................................................ 104 3.1.2 Wawancara ......................................................................... 105 3.1.3 Studi Kepustakaan .............................................................. 105 3.1.4 Studi Literatur .................................................................... 106 3.2 Metode Pengembangan Sistem ...................................................... 109 3.2.1 Fase Requerement Planning ............................................... 109 3.2.2 Fase Workshop Design ....................................................... 112 3.2.3 Fase Implementation .......................................................... 115 3.3 Kerangka Penelitian ....................................................................... 116 BAB IV SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU ........................................... 118 4.1 Requirement Planning ................................................................... 118 4.1.1 Gambaran Umum DKPP .................................................... 118 4.1.2 Analisis Sistem ................................................................... 130 4.2 Workshop Design ........................................................................... 163 4.2.1 Perancangan Proses ............................................................ 163 4.2.2 Perancangan Input/Output .................................................. 266 4.2.3 Perancangan Database ....................................................... 268 4.2.4 Perancangan Struktur Menu ............................................... 302 4.2.5 Perancangan User Interface ............................................... 310 4.3 Implementation .............................................................................. 311 xii
4.3.1 Coding ................................................................................ 311 4.3.2 Testing ................................................................................ 311 BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 313 5.1 Simpulan ........................................................................................ 313 5.2 Saran .............................................................................................. 313 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 315
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Jumlah Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang diterima Sekretariat Biro DKPP Tahun 2012 s.d. 2014 ................................... 2 Gambar 2.1 Tahapan Rapid Application Development (RAD)................................ 45 Gambar 2.2 Contoh Model Use Case Diagram ...................................................... 55 Gambar 2.3 Contoh Model Activity Diagram ......................................................... 59 Gambar 2.4 Contoh Model Sequence Diagram login ............................................. 61 Gambar 2.5 Contoh Model Class Diagram ............................................................ 67 Gambar 2.6 Contoh Hubungan Asosiasi dalam class diagram ............................... 69 Gambar 2.7 Contoh mapping class diagram ........................................................... 72 Gambar 2.8 Contoh Schema Database .................................................................... 74 Gambar 2.9 Contoh Flowchart (Diagram Alir) ....................................................... 87 Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ........................................................................... 117 Gambar 4.1 Struktur Organisasi............................................................................. 120 Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan ............................................................. 131 Gambar 4.3 Analisis PIECES ................................................................................ 139 Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan ............................................................... 145 Gambar 4.5 Use case diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP Bagian I ..... 171 Gambar 4.6 Use case diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP Bagian II ... 172 Gambar 4.7 Activity Diagram Login ...................................................................... 204 Gambar 4.8 Activity Diagram Ubah Profil ............................................................ 205 Gambar 4.9 Activity Diagram Ubah Password...................................................... 206 Gambar 4.10 Activity Diagram Buat Surat ............................................................ 207 Gambar 4.11 Activity Diagram Mulai Aliran Persetujuan..................................... 208
xiv
Gambar 4.12 Activity Diagram Input Surat Keluar ............................................... 209 Gambar 4.13 Activity Diagram Input Surat Masuk ............................................... 210 Gambar 4.14 Activity Diagram Input Data Pengiriman......................................... 211 Gambar 4.15 Activity Diagram Cetak Surat .......................................................... 212 Gambar 4.16 Activity Diagram Upload Surat........................................................ 213 Gambar 4.17 Activity Diagram Buat Disposisi Pengaduan ................................... 215 Gambar 4.18 Activity Diagram Lihat Surat ........................................................... 216 Gambar 4.19 Activity Diagram Lihat Disposisi Pengaduan .................................. 217 Gambar 4.20 Activity Diagram Ubah Surat ........................................................... 218 Gambar 4.21 Activity Diagram Hapus Surat ......................................................... 219 Gambar 4.22 Activity Diagram Approve Surat ...................................................... 220 Gambar 4.23 Activity Diagram Buat Nota Dinas .................................................. 221 Gambar 4.24 Activity Diagram Approve Nota Dinas ............................................ 222 Gambar 4.25 Activity Diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP ....................... 223 Gambar 4.26 Activity Diagram Lihat Laporan Surat Masuk/Keluar ..................... 224 Gambar 4.27 Activity Diagram Mengelola User ................................................... 225 Gambar 4.28 Activity Diagram Manajemen Master Persuratan ............................ 227 Gambar 4.29 Activity Diagram Pengaturan Persetujuan ....................................... 228 Gambar 4.30 Activity Diagram Lihat Persetujuan surat ....................................... 229 Gambar 4.31 Activity Diagram Kirim Email ........................................................ 230 Gambar 4.32 Activity Diagram Lihat Data Pengaduan......................................... 231 Gambar 4.33 Activity Diagram Lihat Data Putusan ............................................. 232 Gambar 4.34 Activity Diagram Lihat Data Agenda.............................................. 233 Gambar 4.35 Activity Diagram Logout .................................................................. 234
xv
Gambar 4.36 Sequence diagram Login .................................................................. 235 Gambar 4.37 Sequence diagram Ubah Profil ........................................................ 236 Gambar 4.38 Sequence diagram Ubah Password .................................................. 237 Gambar 4.39 Sequence diagram Buat Surat .......................................................... 238 Gambar 4.40 Sequence diagram Mulai Persetujuan .............................................. 239 Gambar 4.41 Sequence diagram Input Surat Keluar ............................................. 240 Gambar 4.42 Sequence diagram Input Surat Masuk ............................................. 241 Gambar 4.43 Sequence diagram Input Data Pengiriman....................................... 242 Gambar 4.44 Sequence diagram Cetak Surat ........................................................ 243 Gambar 4.45 Sequence diagram Upload Surat...................................................... 244 Gambar 4.46 Sequence diagram Lihat Permintaan Pembuatan Surat .................. 245 Gambar 4.47 Sequence diagram Buat Disposisi Pengaduan ................................. 246 Gambar 4.48 Sequence diagram Lihat Surat PKEPP ............................................ 247 Gambar 4.49 Sequence diagram Lihat Disposisi Pengaduan ................................ 248 Gambar 4.50 Sequence diagram Ubah Surat ......................................................... 249 Gambar 4.51 Sequence diagram Hapus Surat ....................................................... 250 Gambar 4.52 Sequence diagram Approve Surat .................................................... 251 Gambar 4.53 Sequence diagram Buat Nota Dinas ................................................ 252 Gambar 4.54 Sequence diagram Approve Nota Dinas .......................................... 253 Gambar 4.55 Sequence diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP ..................... 254 Gambar 4.56 Sequence diagram Lihat Laporan Keluar/Masuk ............................ 255 Gambar 4.57 Sequence diagram Mengelola User ................................................. 256 Gambar 4.58 Sequence diagram Mengelola Pegawai ........................................... 258 Gambar 4.59 Sequence diagram Mengelola Master Persuratan ............................ 260
xvi
Gambar 4.60 Sequence diagram Mengatur Persetujuan Surat .............................. 261 Gambar 4.61 Sequence diagram Lihat Persetujuan Surat .................................... 262 Gambar 4.62 Sequence diagram Kirim Email ....................................................... 262 Gambar 4.63 Sequence diagram Lihat Data Pengaduan........................................ 263 Gambar 4.64 Sequence diagram Lihat Data Putusan ............................................ 264 Gambar 4.65 Sequence diagram Lihat Data Agenda............................................. 264 Gambar 4.66 Sequence diagram Logout ................................................................ 265 Gambar 4.67 Contoh form input surat pemberitahuan .......................................... 266 Gambar 4.68 Contoh daftar surat pemberitahuan .................................................. 267 Gambar 4.69 Class diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP ....................... 272 Gambar 4.70 Mapping Class Diagram .................................................................. 273 Gambar 4.71 Mapping Class User......................................................................... 275 Gambar 4.72 Mapping Class Persetujuan dengan Class Jenis .............................. 276 Gambar 4.73 Mapping Class Surat dengan Class Persetujuan .............................. 276 Gambar 4.74 Mapping Class Surat dengan Class Pengaduan ............................... 277 Gambar 4.75 Mapping Class Disposisi dengan Class Pengaduan ........................ 278 Gambar 4.76 Schema Diagram Sistem Informasi PKEPP .................................... 279 Gambar 4.77 Struktur menu sistem informasi persuratan PKEPP ....................... 302 Gambar 4.78 Struktur menu Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi dan Kepala Bagian Administrasi Umum .................................................................................. 306 Gambar 4.79 Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Pengaduan .................. 306 Gambar 4.80 Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Persidangan ................ 307 Gambar 4.81 Struktur menu Kepala Subbag TU ................................................... 307 Gambar 4.82 Struktur menu Kepala Subbag Analisis dan Verifikasi.................... 308 Gambar 4.83 Struktur menu Staf TU ..................................................................... 308 xvii
Gambar 4.84 Struktur menu Admin....................................................................... 309 Gambar 4.85 Struktur menu Admin TU ................................................................ 309 Gambar 4.86 Contoh desain interface input surat pemberitahuan ......................... 310 Gambar 4.87 Contoh desain interface input disposisi pengaduan ......................... 311
xviii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Analisis PIECES Persyaratan Sistem Usulan .......................................... 48 Tabel 2.2 Simbol-simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013) ................................ 53 Tabel 2.3 Simbol-simbol Activity Diagram ............................................................. 57 Tabel 2.4 Simbol-simbol Sequence Diagram .......................................................... 60 Tabel 2.5 Simbol-simbol Class Diagram (Sugiarti, 2013) ...................................... 66 Tabel 2.6 Notasi Dasar pada Objek Class ............................................................... 68 Tabel 2.7 Sifat Visibilitas pada Objek Class ........................................................... 68 Tabel 2.8 Contoh Tabel Spesifikasi Database ......................................................... 74 Tabel 2.9 Contoh Matrix CRUD .............................................................................. 75 Tabel 2.10 Daftar Simbol pada Flowchart............................................................... 85 Tabel 4.1 Persuratan Pemberitahuan ...................................................................... 146 Tabel 4.2 Rapat Verifikasi ..................................................................................... 148 Tabel 4.3 Persuratan Pemanggilan ......................................................................... 150 Tabel 4.4 Persuratan Rapat Pleno .......................................................................... 152 Tabel 4.5 Persuratan Penyampaian Putusan .......................................................... 154 Tabel 4.6 Disposisi Pengaduan .............................................................................. 156 Tabel 4.7 Persuratan Nota Dinas (Hasil Verifikasi) .............................................. 158 Tabel 4.8 Persuratan Nota Dinas (Pelimpahan Berkas) ......................................... 159 Tabel 4.9 Identifikasi Actor ................................................................................... 163 Tabel 4.10 Identifikasi Use Case ........................................................................... 165 Tabel 4.11 Narasi Use Case Login ........................................................................ 173 Tabel 4.12 Narasi Use Case Ubah Profil ............................................................... 174 Tabel 4.13 Narasi Use Case Ubah Password ........................................................ 175 xix
Tabel 4.14 Narasi Use Case Buat Surat ................................................................. 176 Tabel 4.15 Narasi Use Case Mulai Persetujuan ..................................................... 177 Tabel 4.16 Narasi Use Case Input Surat Keluar .................................................... 178 Tabel 4.17 Narasi Use Case Input Surat Masuk .................................................... 179 Tabel 4.18 Narasi Use Case Input Data Pengiriman ............................................. 180 Tabel 4.19 Narasi Use Case Cetak Surat .............................................................. 181 Tabel 4.20 Narasi Use Case Upload Surat ............................................................ 182 Tabel 4.21 Narasi Use Case Lihat Permintaan Pembuatan Surat .......................... 183 Tabel 4.22 Narasi Use Case Buat Disposisi Pengaduan ........................................ 184 Tabel 4.23 Narasi Use Case Lihat Surat ................................................................ 185 Tabel 4.24 Narasi Use Case Lihat Disposisi ......................................................... 186 Tabel 4.25 Narasi Use Case Ubah Surat ............................................................... 187 Tabel 4.26 Narasi Use Case Hapus Surat .............................................................. 188 Tabel 4.27 Narasi Use Case Approve Surat .......................................................... 189 Tabel 4.28 Narasi Use Case Buat Nota Dinas ....................................................... 190 Tabel 4.29 Narasi Use Case Approve Nota Dinas ................................................ 191 Tabel 4.30 Narasi Use Case Lihat Laporan Persuratan PKEPP ............................ 192 `Tabel 4.31 Narasi Use Case Lihat Laporan Persuratan
Masuk/Keluar ........... 193
Tabel 4.32 Narasi Use Case mengelola User ........................................................ 194 Tabel 4.33 Narasi Use Case mengelola Pegawai ................................................... 195 Tabel 4.34 Narasi Use Case Mengelola Master Persuratan ................................... 196 Tabel 4.35 Narasi Use Case mengatur Persetujuan Persuratan ............................. 198 Tabel 4.36 Narasi Use Case lihat Persetujuan surat .............................................. 199 Tabel 4.37 Narasi Use Case Kirim Email .............................................................. 199
xx
Tabel 4.38 Narasi Use Case Lihat Data Pengaduan .............................................. 200 Tabel 4.39 Narasi Use Case Lihat Data Putusan ................................................... 201 Tabel 4.40 Narasi Use Case Lihat Data Agenda ................................................... 202 Tabel 4.41 Narasi Use Case Logout ...................................................................... 203 Tabel 4.42 Spesifikasi Tabel User ......................................................................... 280 Tabel 4.43 Spesifikasi Tabel Level ........................................................................ 280 Tabel 4.44 Spesifikasi Tabel Pegawai ................................................................... 281 Tabel 4.45 Spesifikasi Tabel Jabatan ..................................................................... 281 Tabel 4.46 Spesifikasi Tabel Unit Kerja ................................................................ 282 Tabel 4.47 Spesifikasi Tabel Surat ........................................................................ 282 Tabel 4.48 Spesifikasi Tabel Surat Pengaduan ...................................................... 283 Tabel 4.49 Spesifikasi Tabel Surat Rapat .............................................................. 284 Tabel 4.50 Spesifikasi Tabel Surat Pemberitahuan ............................................... 284 Tabel 4.51 Spesifikasi Tabel Surat Pemanggilan................................................... 285 Tabel 4.52 Spesifikasi Tabel Surat Penyampaian Putusan .................................... 285 Tabel 4.53 Spesifikasi Tabel Pengiriman .............................................................. 286 Tabel 4.54 Spesifikasi Tabel Dispisisi ................................................................... 286 Tabel 4.55 Spesifikasi Tabel Tujuan Disposisi...................................................... 287 Tabel 4.56 Spesifikasi Tabel Disposisi Pengaduan ............................................... 287 Tabel 4.57 Spesifikasi Tabel Nota Dinas ............................................................... 288 Tabel 4.58 Spesifikasi Tabel Kategori Nota .......................................................... 288 Tabel 4.59 Spesifikasi Tabel Pengaduan ............................................................... 289 Tabel 4.60 Spesifikasi Tabel Pengadu ................................................................... 289 Tabel 4.61 Spesifikasi Tabel Teradu...................................................................... 290
xxi
Tabel 4.62 Spesifikasi Tabel Verifikasi ................................................................. 290 Tabel 4.63 Spesifikasi Tabel Perkara..................................................................... 291 Tabel 4.64 Spesifikasi Tabel Putusan .................................................................... 291 Tabel 4.65 Spesifikasi Tabel Persidangan ............................................................. 292 Tabel 4.66 Spesifikasi Tabel Jadwal ...................................................................... 292 Tabel 4.67 Spesifikasi Tabel Jenis Jadwal ............................................................. 293 Tabel 4.68 Spesifikasi Tabel Jadwal Tamu ........................................................... 293 Tabel 4.69 Spesifikasi Tabel Persetujuan .............................................................. 294 Tabel 4.70 Spesifikasi Tabel Persetujuan Detail ................................................... 294 Tabel 4.71 Spesifikasi Tabel Persetujuan Surat ..................................................... 295 Tabel 4.72 Spesifikasi Tabel File Surat ................................................................. 295 Tabel 4.73 Spesifikasi Tabel Pelimpahan Berkas .................................................. 296 Tabel 4.74 Spesifikasi Tabel Permintaan Persuratan ............................................. 296 Tabel 4.75 Spesifikasi Tabel Pengiriman Email .................................................... 296 Tabel 4.76 Spesifikasi Tabel Jenis Permintaan Persuratan .................................... 297 Tabel 4.77 Spesifikasi Tabel Menu........................................................................ 297 Tabel 4.78 Spesifikasi Tabel Menu Level .............................................................. 298 Tabel 4.79 Spesifikasi Tabel Submenu .................................................................. 298 Tabel 4.80 Spesifikasi Tabel Submenu Level ........................................................ 299 Tabel 4.81 Spesifikasi Tabel Sifat ......................................................................... 299 Tabel 4.82 Spesifikasi Tabel Jenis ......................................................................... 300 Tabel 4.83 Spesifikasi Tabel Paraf ........................................................................ 300
xxii
DAFTAR SIMBOL Simbol Flowchart (Yatini, 2010 : 32-33) Simbol
Nama
Keterangan
Terminator
Digunakan untuk menandai awal dan akhir dari suatu flowchart.
Input-Output
Digunakan untuk mempresentasikan fungsi input-output.
Pencabangan / Keputusan
Digunakan untuk melakukan pencabangan, yaitu pemeriksaan terhadap suatu kondisi.
Proses / Penugasan
Digunakan untuk kegiatan pemrosesan input, pada simbol ini kita dapat menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input.
Arah aliran
Digunakan untuk menghubungkan setiap langkah dalam flowchart dan menunjukkan ke mana arah aliran diagram.
DIAGRAM UML (Unified Modelling Language) xxiii
No.
Diagram
1
Use Case Diagram
Simbol
Nama Actor
Usecase
Generalization
<<extends>>
Extends
<
>
Include Association
2
Initial State
Activity Diagram
ActivityState
Decision Synchronization Final State Transition
3
Class
Class Diagram
Generalization
xxiv
1..*
4
0..*
Association
Partisipan
Sequence Diagram
Stimulus Self Stimulus
Lifeline
Alternative
xxv
DAFTAR ISTILAH No
Istilah
Keterangan
1
PKEPP
Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
2
DKPP
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
3
Staf TU
Staf Subbagian Tata Usaha dan Protokol
4
Ka Bag
Kepala Bagian
5
Ka Subbag
Kepala Subbagian
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Desain input/output dan Desain user Interface Lampiran 2 Matrix CRUD Lampiran 3 Hasil Wawancara Lampiran 4 Contoh Dokumen Surat PKEPP Lampiran 5 Pengujian Program Lampiran 6 Layout Program Lampiran 7 Source Code Program Lampiran 8 Surat-surat Pendukung Penelitian
xxvii
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada era informasi saat ini, semua orang dapat mengakses informasi dengan
cepat tanpa batasan waktu dan wilayah. Teknologi informasi salah satu teknologi yang berkembang cepat pada saat ini. Setiap organisasi membutuhkan teknologi informasi agar organisasi tersebut dapat berkompetisi dengan baik, paling tidak dapat bertahan dari derasnya arus persaingan bisnis saat ini. Bukan hanya organisasi swasta, perkembangan teknologi informasi ini juga telah memaksa organisasi pemerintah untuk melakukan transformasi agar selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Penggunaaan alat bantu teknologi informasi merupakan
salah
satu
sarana
penunjang
peningkatan
kinerja
lembaga
permerintahan. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia atau disingkat DKPP RI merupakan lembaga yang dibentuk dalam praktek demokrasi modern di Indonesia. DKPP merupakan salah satu lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas demokrasi khususnya penyelenggaraan Pemilu. Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 menyatakan bahwa DKPP merupakan lembaga yang mengimbangi dan mengawasi kinerja KPU dan Bawaslu. Dalam Pasal 111 ayat 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, dinyatakan bahwa tugas DKPP adalah menerima pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu, melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu, menetapkan 1
2
putusan, dan menyampaikan putusan kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti (Pemerintah Republik Indonesia, 2011). Jika dilihat dari tabel dibawah ini, jumlah pengaduan dari seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2012 sampai tahun 2014 relatif naik pada setiap tahunnya, yaitu 99 pengaduan pada tahun 2012, 577 pengaduan pada tahun 2013, dan 885 pada tahun 2014. Gambar 1.1 Jumlah Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang diterima Sekretariat Biro DKPP Tahun 2012 s.d. 2014
Sumber: Data Diolah Sekretariat DKPP Tahun 2014 per 4 Desember 2014. Data tersebut menunjukan kenaikan jumlah pengaduan setiap tahunnya. Semakin banyak pengaduan dan persidangan maka semakin banyak proses persuratan yang dilakukan. Persuratan yang dimaksud adalah persuratan PKEPP yang merupakan seluruh proses persuratan dimulai dari pengaduan hingga putusan persidangan baik itu surat pemberitahuan hasil verifikasi, surat undangan rapat, surat pemanggilan, surat penyampaian putusan , nota dinas, hingga disposisi pengaduan. Dalam menindaklanjuti pengaduan/laporan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu terdapat 3 (tiga) proses utama yaitu
3
pengaduan, persuratan dan
persidangan. Ketiga proses tersebut memiliki
keterkaitan satu sama lain sehingga jika proses persuratan terhambat maka proses pengaduan dan persidangan akan terhambat. Dalam proses pengaduan dan proses persidangan terdapat rangkaian proses persuratan sebagai legalitas komunikasi antar bagian yang terkait dalam menindaklanjuti pengaduan/laporan. Saat ini, DKPP belum memiliki sistem yang cukup baik dalam pengelolaan persuratan. Proses persuratan PKEPP terdiri dari beberapa rangkaian proses tindak lanjut yang cukup panjang, meskipun DKPP menggunakan software komputer yaitu Microsoft Word dalam membuat surat tetapi hal tersebut sama saja dengan melakukannya secara manual karena surat tersebut harus di-print kemudian diserahkan secara langsung kepada yang berwenang untuk ditidaklanjuti sehingga memungkinkan terjadinya keterlambatan dalam mengirimkan surat jika pejabat yang berwenang tersebut tidak berada ditempat. Seluruh kegiatan persuratan merupakan wewenang dan tanggung jawab bagian Tata Usaha dan Protokol, namun terkadang bagian pengaduan atau persidangan lebih memilih membuat surat sendiri dikarenakan lamanya proses tindaklanjut pembuatan surat yang dilakukan oleh bagian Tata Usaha. Pembuatan surat dimasing masing bagian, mengakibatkan Bagian Tata Usaha kesulitan dalam melakukan pengolahan data persuratan kerena data surat disimpan di berbagai media sehingga sering terjadi kesulitan dalam menyajikan kembali rekapan surat yang telah dibuat. Lamanya proses tindaklanjut dari bagian Tata Usaha dikarenakan banyaknya tumpukan dokumen dari bagian pengaduan dan/atau persidangan sebagai informasi penunjang yang tercecer sehingga menyulitkan bagian TU dalam membuat surat PKEPP. Tidak hanya itu, sering terjadi kehilangan dokumen pengaduan/persidangan sebagai informasi
4
penunjang dalam menindaklanjuti permintaan persuratan sehingga dokumen tersebut harus dicetak ulang yang mengakibatkan penggunaan anggaran yang cukup tinggi bila dilakukan secara terus menerus. Dengan pengelolaan data persuratan seperti itu, Bagian Tata Usaha mengalami kesulitan dalam menyajikan laporan persuratan PKEPP yang akurat dan real time. Dengan sistem yang berjalan sekarang, bagian pengaduan dan/atau persidangan tidak dapat memantau sejauh mana surat yang dibutuhkan telah melalui proses tindaklanjut. Jika hal tersebut dibiarkan dan volume pengaduan semakin meningkat, maka akan mengakibatkan menurunnya kualitas DKPP dalam melayani masyarakat. Kegiatan persuratan PKEPP ini merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh DKPP dalam menindak lanjuti pengaduan masyarakat. Untuk meningkatkan
kinerja
DKPP
dalam
melakukan
tugasnya,
khususnya
dalammempermudah dan mempercepat proses persuratan PKEPP, salah satunya adalah dengan manfaatkan teknologi informasi. Teknologi Informasi dapat dimanfaatkan sebagai media yang dapat mengelola data atau informasi yang diperlukan. Dari paparan fakta tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu membutuhkan sebuah sistem informasi persuratan yang dapat mengotomatisasi kegiatan persuratan dalam menindaklanjuti pengaduan/laporan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Uraian di atas, menjadi faktor pendorong bagi saya untuk melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu RI “.
5
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu : 1. Staf
TU
membutuhkan
waktu
yang
relatif
lama
dalam
menyampaikan surat kepada pihak terkait dalam menundaklanjuti surat dikarnakan pihak yang terkait sedang tidak berada ditempat. 2. Staf TU kesulitan mendapatkan kembali rekapan surat pada saat diperlukan kerena data persuratan diolah di berbagai media yang menimbulkan ketidakakuratan dalam penyimpanan data surat. 3. Mencetak kembali dokumen penunjang dalam pembuatan surat oleh Bagian Tata Usaha dikarenakan hilangnya dokumen penunjang tersebut, membutuhkan biaya yang relative tinggi jika dilakukan secara terus menerus. 4. Bagian pengaduan dan persidangan tidak dapat memantau perkembangan status persuratan PKEPP yang dibutuhkan. 5. Staf TU lambat dalam menindaklanjuti permintaan persuratan dari Bagian Pengaduan dan/atau Persidangan karena tercecernya informasi penunjang yang diterima oleh Bagian Tata Usaha. 6. Staf TU kesulitan dalam menyajikan laporan persuratan PKEPP yang akurat dan real time. Melalui identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan diuraikan dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana merancang bangun Sistem Informasi Persuratan PKEPP pada DKPP?
6
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah : a) Penelitian ini dilakukan di Dewan Kehormatan Penyelengaraan Pemilu RI. b) Sistem Informasi Persuratan PKEPP hanya meliputi persuratan yang digunakan dalam menangani pengaduan/laporan pelanggaran kode etik seperti disposisi pengaduan, persuratan pemberitahuan, rapat verifikasi materil, nota dinas, surat pemanggilan dan surat penyampaian putusan. c) Sistem persuratan PKEPP mencakup pencatatan surat masuk dan surat keluar. d) Tidak membahas proses input dari Bagian Persidangan dan Pengaduan karena fokus utamanya adalah pada sistem persuratan. e) Metode pengembangan sistem menggunakan SDLC (System Life Cycle Development) dengan metode
RAD (Rapid Aplication
Development). f) Tools yang digunakan adalah Unified Modelling Language (UML ) dalam merancang sistem akan yang dibangun. g) Database yang digunakan adalah MySQL sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan HTML. h) Tidak membahas keamanan jaringan dan database. 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
7
a) Merancang bangun Sistem Informasi Persuratan PKEPP yang dapat mengotomatisasi kegiatan persuratan di DKPP. b) Melakukan perancangan basis data untuk Sistem informasi Persuratan PKEPPP untuk pengelolaan data persuratan. c) Merancang sistem pelaporan aktivitas persuratan PKEPP pada DKPP. 1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a) Memberikan kemudahan dan meningkatkan efisiensi waktu bagi Bagian Tata Usaha dalam menyampaikan informasi persuratan kepada pihak terkait dan menindaklanjuti permintaan persuratan dari Bagian Pengaduan dan/atau Persidangan. b) Memberikan kemudahan bagi Bagian Pengaduan dan Persidangan dalam memantau perkembangan status persuratan yang dibutuhkan. c) Memberikan mendapatkan
kemudahan kembali
bagi
informasi
Bagian
Tata
persuratan
Usaha
saat
untuk
dibutuhkan
menyajikan laporan persuratan secara real time. d) Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan Sistem Informasi Persuratan PKEPP. e) Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi khususnya di bidang perancangan sistem informasi persuratan.
8
1.6
Metode Penelitian Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan melakukan proses
perancangan sistem, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai cara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan metode pengembangan sistem yang digunakan sebagai standar acuan dalam melakukan penenelitian : 1.6.1
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan penelitian, seperti: observasi, wawancara dengan pihak terkait, studi kepustakaan dan studi literatur. 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan, dengan melakukan peninjauan serta pengamatan terhadap setiap kegiatan yang ada di DKPP sesuai dengan objek penelitian. 2. Wawancara Wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pembuatan laporan dan rancang bangun sistem persuratan PKEPP pada DKPP seperti sejarah DKPP dan sistem persuratan PKEPP di DKPP. 3. Studi Kepustakaan Pada studi kepustakaan, penulis mempelajari berbagai ilmu yang terkait dalam penelitian ini dari berbagai sumber bacaan mengenai persuratan, aplikasi, sistem informasi, analisa dan perancangan sistem, WEB, Metode Pengembangan Sistem Rapid Application Development (RAD) terutama yang bersumber dari buku, artikel,
9
jurnal, dan juga penelitian sejenis. Penulis juga mengunjungi website untuk mendapatkan informasi ataupun referensi. 4. Studi Literatur Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature dari hasil penelitian yang khususnya berkaitan dengan pengelolaan persuratan sebagai sebagai penunjang pengembangan sistem persuratan yang diteliti. 1.6.2
Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
berorientasi objek dengan menggunakan model Rapid Application Development
(RAD)
berdasarkan
teori
Kendall
(2008).
Metode
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini didukung dengan Unified Modelling Language (UML) sebagai tools-nya. Adapun tahapan-tahapan pengembangan sistemnya sebagai berikut: 1. Requierements Planning Merupakan sebuah tahap, dimana peneliti memahami gambaran umum dari DKPP dan mengidentifikasi masalah kebutuhan informasi, serta menentukan batasan-batasan sistem yang akan dibuat, kendala serta alternatif masalah. 2. Workshop Design Pada tahap ini penulis merancang proses sistem, database serta user interface yang akan digunakan dalam pembuatan sistem ini. 3. Implementation
10
Pada tahap ini penulis mengimplementasikan solusi yang telah dipilih dengan melakukan pemrograman serta mengevaluasi hasilnya dengan melakukan pengujian sistem. 1.7
Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasanpembahasan yang dilakukan
oleh peneliti terdiri dari lima bab, yang secara singkat diuraikan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas gambaran secara umum tentang apa yang diteliti dalam skripsi ini. Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab yaitu: Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penulisan,
Metodologi
Penelitian
dan
Sistematika
Penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan rancang bangun sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu pada DKPP. Penulis menjabarkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, seperti konsep sistem informasi, konsep surat,
dan penjelasan tentang metodologi dan
tools yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan baik metodologi
pengumpulan
data
yang
terdiri
dari
observasi,
wawancara dan studi pustaka, dan juga membahas metode pengembangan sistem yang digunakan dalam rancang bangun Sistem
11
informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, termasuk kerangka berpikir dalam penyusunan skripsi ini. BAB IV
SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU Pada bab ini akan membahas secara lengkap mengenai proses rancang bangun Sistem informasi PKEPP berdasarkan metodologi pengembangan sistem yang digunakan dengan mengikuti tahapan yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, antara lain meliputi pembahasan profil DKPP, visi misi DKPP, tupoksi, identifikasi masalah dan juga menjabarkan proses bisnis yang berjalan, dan analisis terhadap permasalah. Selain itu dibahas mengenai pembuatan desain proses sistem, desain database, desain interface, pembahasan mengenai coding, testing dan implementasi. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk deskriptif berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan berpedoman pada metode penelitan.
BAB V
PENUTUP Pada bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan menjabarkan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan saran sebagai
bahan
perbaikan
bagi
para
peneliti
yang
ingin
mengembangkan sistem serupa agar menghasilkan sistem yang lebih sempurna.
2
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1
Konsep Dasar Rancang Bangun Perancangan atau rancang bangun merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan
dengan
detail
bagaimana
komponen-komponen
sistem
diimplementasikan. Pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002). 2.2
Konsep Dasar Sistem 2.2.1
Pengetian Sistem Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2008). Sedangkan menurut Ralph Stair & George Reynolds (2010), sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem memiliki tiga fungsi dasar (O’Brien & Marakas, 2010): a. Masukan (Input) Meliputi kegiatan menangkap dan merakit elemen-elemen yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses. Misalnya, bahan baku, energi, data, dan upaya manusia yang harus aman dan teratur untuk pemrosesan.
12
13
b. Proses (Processing) Meliputi kegiatan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Contohnya adalah proses manufaktur, proses pernafasan manusia atau perhitungan matematis. c. Keluaran (Output) Meliputi kegiatan memindahkan elemen yang telah diproduksi oleh proses tranformasi ke tujuan akhir mereka. Sebagai contoh, produk jadi, jasa manusia, dan manajemen informasi harus dikirimkan kepada pengguna. Konsep sistem menjadi lebih berguna dengan memasukkan dua elemen tambahan: umpan balik (feedback) dan kontrol. Sebuah sistem dengan umpan balik dan fungsi kontrol kadang-kadang disebut sistem cybernetic, yaitu, self-monitoring, sistem mengatur diri sendiri. a.
Timbal balik (Feedback) Data mengenai kinerja sistem. Sebagai contoh, data tentang kinerja penjualan umpan balik kepada manajer penjualan. Data tentang kecepatan, ketinggian, sikap, dan arah pesawat adalah umpan balik kepada pilot pesawat atau autopilot.
b.
Kontrol Meliputi kegiatan pemantauan dan evaluasi umpan balik untuk menentukan apakah sistem bergerak menuju pencapaian tujuannya. Fungsi kontrol kemudian membuat penyesuaian yang diperlukan untuk input dan pengolahan komponen sistem untuk memastikan bahwa itu menghasilkan output yang tepat.
14
Menurut Rochaety, Ridwan, & Setyowati (2013), sebuah sistem dapat berjalan dengan baik jika semua unsur subsistemnya lengkap, demikian pula sistem manajemen perusahaan jika suatu unsur subsistemnya lengkap, maka sistem manajemen perusahaan akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2.3
Konsep Dasar Informasi 2.3.1
Pengertian Informasi Menurut Whitten et al. (2007) Informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Menurut Prahasta (2009) Informasi adalah data yag telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staf, atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan.Pengertian
Informasi
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
informasi adalah kumpulan – kumpulan data yang diproses/diolah sesuai kebutuhan penggunanya untuk mengambil keputusan saat ini atau mendatang. 2.4
Konsep Sistem Informasi 2.4.1
Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten & Bentley (2007), sistem informasi merupakan
gabungan yang terdiri dari manusia, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.
15
Whitten & Bentley (2007) menjelaskan bahwa sistem informasi dapat diklasifikasikan menurut fungsinya, sebagai berikut: 1. Transaction Processing System (TPS), suatu sistem informasi yang menangkap dan memproses data mengenai transaksi bisnis. 2. Management Information System (MIS), suatu sistem informasi yang disediakan untuk menghasilkan laporan yang berorientasi pada manajemen yang berdasarkan pada proses transaksi dan operasi dari organisasi. 3. Decision Support System (DSS), suatu sistem informasi yang membantu mengidentifikasi pengambilan keputusan yang mungkin atau menyediakan informasi untuk membantu membuat keputusan. 4. Executive Information System (EIS), suatu sistem informasi yang mendukung perencanaan dan kebutuhan penilaian dari manajer eksekutif. 5. Expert System, suatu sistem informasi yang menangkap keahlian dari para pekerja dan kemudian menirukan keahlian tersebut untuk dimanfaatkan oleh orang yang bukan ahlinya. 6. Communication and Collaboration System, suatu sistem informasi yang memberikan peluang komunikasi yang lebih efektif antara para pekerja, mitra, pelangggan, dan para pemasok untuk meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama. 7. Office Automation System, suatu sistem informasi yang mendukung serangkaian kegiatan kantor yang disediakan untuk meningkatkan alur kerja (work flow) antara para pekerja dan membantu karyawan
16
dan membagi dokumen yang dapat mendukung aktifitas kantor sehari-hari. 2.5
Dokumen 2.5.1
Pengertian Dokumen Dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti
mengajar. Pengertian dokumen menurut Louis Gottschalk (1986; 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasanpetilasan arkeologis. Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis. G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London, (1997; 104) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undangundang, konsesi, hibah dan sebagainya.
17
2.5.2
Dokumen Digital Dokumen digital merupakan setiap informasi elektronik yang
dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan dan didengar melalui komputer atau sistem elektronik tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara atau gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Dokumen digital dapat dihasilkan dengan menggunakan aplikasi pengolah kata (word processor) seperti Microsoft Word, Notepad atau OpenOffice untuk menghasilkan sebuah berkas komputer dengan ekstension yang berbeda-beda sesuai dengan aplikasi pengolah kata yang digunakan. Dokumen digital adalah dokumen yang disimpan dalam bentuk file dan dapat di-download atau dikirim langsung ke dalam e-mail (electronic mail). Contoh dokumen elektronik adalah surat lamaran via Internet, proposal, kamus spelling, contoh-contoh program dan lain-lain. Dokumen tersebut bukan buku dan juga bukan software (perangkat lunak). Dengan dokumen elektronik, maka jarak tidak lagi jadi masalah, dan dokumen akan langsung sampai kepada penerima dan bebas ongkos kirim. Jika dokumen tersebut berbayar, umumnya pembayaran dilakukan terlebih dahulu barulah bisa di-download atau dikirim ke dalam e-mail. Untuk memperkecil file dan memudahkan download (jika jumlah file banyak), umumnya semua file di-zip ke dalam sebuah file dengan akhiran .zip.
18
Untuk menguraikan file (unzip), cukup mengklik ganda file .zip tersebut, Windows XP SP2/ SP3, Windows Vista dan Windows 7 akan membukanya secara otomatis.Dokumen digital sama artinya dengan electronic
document
(dokumen
elektronik).
Electronic
document
umumnya disingkat dengan e-document, edocument, e-doc atau edoc (Martin Dennain Simajuntak, 2011). 2.5.3
Pengolahan Dokumen Digital Untuk mengolah suatu dokumen digital, dibutuhkan perangkat
lunak (software) khusus yang sering disebut dengan perangkat lunak pengolah kata (Word Processor). Perangkat lunak pengolah kata adalah suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk menyusun, menyunting, memformat dan mencetak segala jenis bahan yang dapat dicetak. Adapun contoh dari perangkat lunak pengolah kata yang sering digunakan adalah Microsoft Word, OpenOffice Writer, Adobe Acrobat dan Foxit PDF Creato (Martin Dennain Simajuntak, 2011). 2.6
Konsep Dasar Surat 2.6.1
Pengertian Surat Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi, saran,
pertimbangan, permohonan, pernyataan, instruksi atau keputusan secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, baik bersifat kedinasan maupun sifat pribadi, antara lain dapat berupa : Kawat, Keputusan, Surat Perintah, Surat Edaran, Pengumuman, dan lain-lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). Menurut Daeng (dalam
19
Petty Mei Sari, 2011) Surat adalah suatu komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Menurut Sudjito (dalam Petty Mei Sari, 2011), dibandingkan dengan alat komunikasi lisan, surat mempunyai kelebihan–kelebihan. Apa yang dikomunikasikan kepada pihak lain secara tertulis, misalnya berupa pengumuman, pemberitahuan, keterangan, dan sebagainya, akan sampai pada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Tidak dengan demikian halnya jika disampaikan secara lisan. Dengan cara tersebut sering dialami perubahan-perubahan, terutama tentang isinya,mungkin ditambah atau dikurangi, meskipun tidak disadari. 2.6.2
Fungsi Surat Menurut Sudjito (dalam Petty Mei Sari, 2013: 11), peranan surat
lebih jelas lagi, terutama dalam surat resmi, misalnya surat perjanjian, surat sewa-menyewa rumah, surat jual-beli, surat wasiat, dan surat surat resmi lainnya. Surat-surat tersebut, selain resmi sifatnya, juga mempunyai kekuatan hukum yang dapat digunakan sebagai alat bukti tertulis, suatu bukti yang sah, “hitam diatas putih”. Surat-surat dalam arsip lama dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa yang lalu. Dalam hal ini, surat berfungsi sebagai alat bukti historis. Surat-surat yang telah disiapkan itu dipakai sebagai alat pengingat. Surat itu dapat juga mencerminkan corak, keadaan mentalitas, jiwa, dan nilai pejabat/jawatan/kantor yang bersangkutan. Dalam hal ini surat berfungsi sebagai duta organisasi. Surat resmi yang berisi ketentuan-
20
ketentuan tentang cara-cara melaksanakan peraturan-peraturan, misalnya surat keputusan atau intruksi, dapat dipakai sebagai pedoman kerja oleh lembaga atau pejabat yang bersangkutan. Dari uraian diatas, bahwa surat memiliki fungus sebagai berikut: 1. Alat komunikasi 2. Alat bukti tertulis 3. Alat bukti historis 4. Alat pengingat 5. Duta organisasi, dan 6. Pedoman kerja 2.6.3
Jenis Surat Menurut jenis-jenis surat yang diklasifikasikan berdasarkan isinya,
keamanan isinya, derajat penyelesaiannya, jangkauan penggunanya, dan jumlah penerima yang dituju (Ayu Dwi Lestari, 2014). 1. Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu: a. Surat pribadi Adalah surat-surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat pribadi dapat berupa korespondensi antar sesame teman atau keluarga. Ciri ciri surat probadi yaitu: 1. Tidak memiliki kop surat 2. Tidak ada nomor surat 3. Salam pembuka dan penutup bervariasi 4. Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis 5. Format surat bebas
21
b. Surat dinas/resmi Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi. Adapun yang termasuk contoh surat resmi misalnya adalah surat undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan
kop
surat
apabila
dikeluarkan
organisasi 2. Ada nomor surat, lampiran, dan perihal 3. Penggunaan ragam baha resmi 4. Ada aturan format baku c. Surat niaga/dagang Surat niaga digunakan bagi yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti industry dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam hal membangun hubungan dengan pihak luar sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga tersiri atas surat jual beli, kwitansi, dan perdagangan, yang mana terbagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal. Salah satu
contoh surat niaga adalah surat
penawaran dan surat penagihan. 2. Berdasarkan keamanan isinya, surat dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: a. Surat sangat rahasia
22
Surat Sangat Rahasia adalah surat-surat yang biasanya digunakan untuk surat-surat yang berhubungandengan keamanan negara atau surat-surat yang berupa dokumen negara, sehingga bilasurat ini jatuh ketangan yang tidak berhak maka akan membahayakan masyarakatatau bangsa dan negara. b. Surat rahasia Surat Rahasia adalah surat-surat yang isinya harus dirahasiakan atau tidak boleh dibaca oleh orang lain, karena kalau jatuh ketangan orang yang tidak berhak akan merugikan perusahaan atau instansi tersebut. c. Surat biasa Surat biasa adalah surat yang tidak perlu tergesa-gesa untuk penyelesaian karena tidak perlu mendapat tanggapan yang secepatnya dari penerima. 3. Berdasarkan derajat penyelesaiannya surat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: a. Surat sangat segera Surat yang harus dikirimkan dengan sangat segera atau kilat adalah surat yang harus ditangani secepat mungkin pada kesempatan yang pertama, karena surat ini harus segera dikirimkan secepatnya
sebab penerima harus cepat
menanggapi dan menyelesaikannya. b. Surat segera
23
Surat Segera adalah surat yang secepatnya diselesaikan tetapi tidak perlu pada kesempatan yang pertama dan segera dikirimkan
supaya
mendapat
tanggapan
dan
penyelesaiannya dari pihak penerima. c. Surat biasa Surat Biasa adalah surat yang tidak perlu tergesa-gesa untuk penyelesaian karena tidak perlu mendapat tanggapan yang secepatnya dari penerima. 4. Berdasarkan jangkauan penggunannya surat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: a. Surat interm Surat interm yaitu surat yang berasal dari dan ke sesame bagian dalam lingkup dalam b. Surat eksterm Surat eksterm yaitu surat yang berasal dari dan untuk instansi luar 5. Berdasarkan jumlah penerima yang dituju surat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: a. Surat edaran Surat edaran merupakan surat yang di edarkan agar isinya di ketahui banyak orang. Namun, tidak semua surat yang di edarkan adalah surat edaran. Surat edaran biasanya di terbitkan oleh instansi atau subjek saat surat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dan di tujukan kepada kepala atau instansi di bawahnya atau yang menjadi
24
tanggung jawabnya. Isi surat edaran berupa anjuran, larangan, pemberitahuan, petunjuk dan pengumuman. Surat ini dapat di pergunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijaksanaan lebih lanjut. b. Pengumuman Tidak memiliki background permasalahan. Surat ini dapat ditujukan kepada siapapun, baik yang berkepentingan maupun tidak. Contoh: Pengumuman Lomba Foto BPK. Tidak ada permasalahan yang mendasari pengumuman ini. Siapapun, baik yang merasa berkepentingan ataupun tidak, dapat membaca pengumuman ini. c. Surat biasa Surat yang dikirim kepada seseorang seperti pejabat atau suatu organisasi 2.6.4
Surat Masuk Surat Masuk adalah surat yang diterima oleh suatu lembaga atau
perorangan baik melalui kantor pos maupun secara langsung lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.5
Surat Penting Surat Penting adalah surat yang memiliki bobot informasi
“penting” yang isinya mengikat memerlukan tindak lanjut, menyangkut masalah kebijakan dan bila terlambat atau hilang dapat menghambat atau merugikan pelaksanaan kebijakan, kelembagaan, kepegawaian, keuangan
25
dan kebendaan lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.6
Surat Berdisposisi Surat Berdisposisi adalah surat yang mendapat petunjunk atau
pegarahan tertulis dari pejabat yang berwenang lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.7
Surat Keluar Surat Keluar adalah semua surat yang dibuat dan dikirim oleh
Bagian yang diberi wewenang dalam pengurusan surat dalam hal ini ialah Staff Subbag Tata Usaha dan Protokol baik secara langsung maupun melalui media pengiriman lainnya lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat). 2.6.8
Surat Undangan Surat Undangan adalah surat pemberitahuan tentang pelaksanaan
suatu acara/peristiwa/upacara/pertemuan dengan waktu, tempat, dan acara tercantum dalam surat tersebut dan dengan permintaan agar penerima surat dapat hadir lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). Surat Undangan yang termasuk dalam skripsi ini adalah Surat Pemanggilan, Surat Undangan Rapat Pleno, dan Surat Undangan Rapat Verifikasi Materiil.
26
2.6.9
Surat Perintah/Disposisi Surat Perintah adalah pernyataan kehendak pimpinan/pejabat
kepada bawahan secara tegas untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dan bersifat terbatas pada waktu dan hal hal yang tercantum dalam surat tersebut lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.10 Pengurusan Surat Masuk Pengurusan Surat Masuk Adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan padasaat pertama surat diterima sampai penyampaian surat kepada pejabat yang dituju lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.11 Pengurusan Surat Berdisposisi Pengurusan Surat Berdisposisi adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh unit pengolah dalam satu kesatuan kerja atau lebih dilingkungan DKPP yang diberi tugas dan tanggungjawab atau yang ditujuk menangani surat berdisposisi, berikut tindak lanjutnya lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.12 Pengurusan Surat Keluar Pengurusan Surat Keluar adalah proses kegiatan yang dilakukan sejak pembuatan konsep surat sampai pengiriman ke alamat yang dituju
27
lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.13 Kurir Atau Caraka Kurir atau Caraka adalah petugas yang mengantarkan surat dinas lain (Keputusan Sekretaris Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Naskah Dinas dan Pengurusan Surat ). 2.6.14 Nota Dinas Nota dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lingkungan lembaga (Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 2 Tahun 2014 Pedoman Tata Naskah). Nota Dinas digunakan sebagai alat komunikasi intern antar pejabat satuan organisasi yg memuat atau berisi pemberitahuan, permintaan, penjelasan, dan laporan. Dalam hal ini, Kepala Biro Administrasi
DKPP
membuat
nota
dinas
yang
berisi
pemberitahuan/laporan kepada Ketua DKPP atas penanganan yang dilakukan terhadap PKEPP yang diadukan. 2.7
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman
Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum atau yang disingkat DKPP adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggara pemilu.
28
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia atau disingkat DKPP RI merupakan lembaga yang dibentuk dalam praktek demokrasi modern di Indonesia. DKPP merupakan produk wacana perbaikan kualitas demokrasi khususnya penyelenggaraan Pemilu. Pemilu seakan-akan menjadi beban sejarah politik tersendiri bagi perubahan, bahkan begitu berharganya Pemilu dibutuhkan lembaga khusus yang permanen melakukan penegakan kode etik guna menghasilkan Pemilu yang tidak saja luber jurdil tapi mewujudkan proses dan hasil pemimpin yang betul-betul bermartabat. DKPP secara resmi lahir pada tanggal 12 Juni 2012 dengan komposisi keanggotaan yang cukup membanggakan. Lima anggota DKPP periode 20122017 ini terdiri dari tiga perwakilan unsur DPR yakni Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., Nur Hidayat Sardini, S.Sos., M.Si., dan Saut Hamonangan Sirait, M.Th., sedangkan unsur pemerintah Prof. Abdul Bari Azed dan Dr. Valina Singka Subekti, serta dari unsur penyelenggara KPU dan Bawaslu, Ida Budhiati, SH., MH., dan Ir. Nelson Simanjuntak. Sejak dibentuk, DKPP langsung aktif bergerak cepat, kreatif, profesional, dan produktif, namun tetap dalam bingkai amanat UU. Kelimanya menyadari betul betapa jalan terjal yang harus dilalui mereka dalam rangka menegakkan harkat dan martabat politik bangsa khususnya melalui penyelenggaraan Pemilu. Mereka juga berkomitmen terus meningkatkan kapasitas penyelenggara Pemilu dari dimensi SDM dan infrastruktur guna terwujudnya kualitas bangsa dalam berdemokrasi dengan tujuan menghasilkan pemimpin bangsa yang amanah. Tugas dan kewenangan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum) berkaitan dengan orang per orang pejabat penyelenggara
29
pemilihan umum, baik KPU maupun Bawaslu. Dalam arti sempit, KPU hanya terdiri atas para komisioner di tingkat pusat, provinsi, dan di tingkat kabupaten/kota. Demikian pula dalam arti sempit, Bawaslu hanya terdiri atas pimpinan atau anggota Bawaslu tingkat pusat dan Bawaslu tingkat provinsi. Namun, dalam arti luas, penyelenggara pemilihan umum itu, baik dalam lingkungan KPU maupun Bawaslu, menyangkut pula para petugas yang bekerja secara tetap atau pun yang bekerja secara tidak tetap atau adhoc. Yang bekerja secara tidak tetap, misalnya, adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di KPU atau yang bekerja di Bawaslu. Sedangkan yang bekerja secara tidak tetap atau adhoc, misalnya, adalah Ketua dan Anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di tingkat kabupaten/kota atau pun petugas pengawas di tingkat operasional di lapangan dan panitia pemungutan suara dan para petugas pelaksana operasional KPU di lapangan sampai ke tingkat Panitia Pemungutan Suara (TPS). Menurut UU, semua itu termasuk ke dalam pengertian penyelenggara pemilihan umum. Hanya saja, khusus bagi pegawai negeri sipil -sebagai bagian dari penyelenggara pemilu – selain tunduk kepada ketentuan UU Pemilu, dalam kaitan dengan penegakan kode etika diatur dan harus tunduk pula kepada ketentuan UU kepegawaian. 2.8
Konsep Dasar Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu 2.8.1
Kode Etik Penyelenggara Pemilu Menurut Frans Magnis Suseno (Jimly Asshiddiqie, 2013) etika
adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai
30
ajaran moral.Magnis membagi etika dalam dua bentuk, pertama, etika bersifat umum dan kedua etika bersifat khusus. Etika bersifat umum adalah prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia sedangkan etika khusus dibagi lagi menjadi etika individu yang menerangkan tentang bagaimana kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri. Meminjam istilah Giddens etika di bidang politik pada era globalisasi ini tengah mengalami ketidak pastian, berlarian tungganglanggang
(run
away)
menuju
pada
arah
transaksional
dengan
menggunakan uang benda-benda lain yang bisa dihargai. Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang disebut dengan Kode Etik adalah satu kesatuan landasa norma moral, etis dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara pemilu yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan. 2.8.2
Pelanggaran Kode Etik Pelanggaran kode etik adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip
moral dan etika penyelenggara pemilu yang berpedoman kepada sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu dan asas penyelenggara pemilu yang diberlakukan dan ditetapkan oleh KPU. Maksud kode etik adalah untuk menjaga kemandirian, integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas penyelenggara pemilu. Sedangkan tujuan kode etik adalah memastikan terselenggaranya pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Ramlan Subakti, 2011).
31
2.8.3
Penyelenggara Pemilu Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, dalam penyelenggaraan pemilihan umum terdapat 3 fungsi yang saling berkaitan yang diinstitusionalisasikan dalam 3 kelembagaan, yaitu KPU, Bawaslu, dan DKPP. DKPP atau Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum bukan lembaga penyelenggara pemilu, tetapi tugas dan kewenangannya terkait dengan para pejabat penyelenggara pemilu. Lembaga penyelenggara pemilu menurut Pasal 23E UUD 1945 adalah “komisi pemilihan umum” (dengan huruf kecil), tetapi oleh undangundang dijabarkan menjadi terbagi ke dalam 2 kelembagaan yang terpisah dan masing-masing bersifat independen, yaitu “Komisi Pemilihan Umum” (dengan huruf Besar) atau KPU, dan “Badan Pengawas Pemilihan Umum” atau BAWASLU (Bawaslu). 2.9
Pengertian Pengaduan Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik
Penyelenggara Pemilu, yang dimaksud pengaduan dan/atau laporan adalah pengaduan dan/atau laporan tentang dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang diajukan secara tertulis oleh penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, tim kampanye, masyarakat, pemilih, dan rekomendasi DPR. Dapat disimpulkan pengaduan adalah laporan yang mengandung informasi atau indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penyimpangan atau pelanggaran perilaku yang dilakukan oleh aparat pengadilan, yang berasal dari
32
masyarakat, anggota instansi peradilan, instansi di luar pengadilan, maupun dari media massa dan sumber-sumber informasi lain yang relevan. 2.10 Persidangan Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu Persidangan adalah sidang-sidang yang dilakukan oleh DKPP untuk memeriksa, mengadili, dan memutus dugaan pelanggaran Kode Etik yang diadukan atau dilaporkan kepada DKPP. 2.11 Pihak-pihak yang terkait dalam pengaduan/laporan 2.11.1
Pengadu dan/atau Pelapor
Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu, pengadu dan/atau pelapor adalah penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, tim kampanye, masyarakat, pemilih, dan/atau rekomendasi DPR yang menyampaikan pengaduan tentang dugaan adanya pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu. 2.11.2
Teradu dan/atau Terlapor
Dalam Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu dijelaskan bahwa teradu dan/atau terlapor adalah anggota KPU, anggota KPU Provinsi, KIP Aceh, anggota KPU Kabupaten/Kota, KIP Kabupaten/Kota, anggota PPK, anggota PPS, anggota PPLN, anggota KPPS, anggota KPPSLN, anggota Bawaslu, anggota Bawaslu Provinsi, anggota Panswaslu, Kabupaten/Kota, anggota Panwaslu Kecamatan, anggota Pengawas Pemilu Lapangan, dan /atau anggota
33
Pengawas Pemilu Luar Negeri yang diduga melakukan kode etik Penyelenggara Pemilu. 2.12 Verifikasi Menurut
Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman
Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu verifikasi terbagi menjadi dua, yaitu (1) verifikasi administrasi adalah pemeriksaan formil dalam rangka pemeriksaan kelengkapan persyaratan pengaduan dan/ atau laporan; (2) verifikasi materiil adalah pemeriksaan terhadap indikasi pelanggaran Kode Etik dari pengaduan dan/atau Laporan (DKPP RI, 2013). 2.13 Rapat Pleno Putusan Menurut Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, putusan PKEPP dilakukan setelah dilakukan rapat pleno. Dalam rapat pnelo yang dilakukan secara tertutup yang dihadiri minimal 5 (lima) orang anggota DKPP. Rapat pleno dilakukan untuk mendengarkan
penyampaian
berita
acara
persidangan
sebagai
bahan
pertimbangan dalam menetapkan putusan PKEPP. 2.14 Putusan Menurut ketentuan Pasal 112 ayat (9) UU No. 15 Tahun 2011, “DKPP menetapkan putusan setelah melakukan penelitian dan/atau verifikasi terhadap pengaduan, mendengarkan pembelaan dan
keterangan saksi-saksi, serta
memperhatikan bukti-bukti.” Isi putusan DKPP dapat menjatuhkan sanksi pelanggaran kode etik, atau rehabilitasi karena laporan atau pengaduan tidak terbukti. Dalam hal terbukti, sanksi yang diberikan dapat berupa teguran tertulis,
34
pemberhentian sementara, atau pemberhentian tetap sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 112 ayat (11) UU No. 15 Tahun 2011. Putusan DKPP dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh KPU dan/atau Bawaslu sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing, terkait dengan kasus pelanggaran kode etik yang bersangkutan (Jimly Asshiddiqie, 2013). Jadi, putusan merupakan pernyataan dalam bentuk tertulis sebagai hasil dari pemeriksaan. 2.15
Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu Persuratan PKEPP termasuk kedalam jenis surat resmi. Persuratan PKEPP
merupakan suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis yang digunakan oleh DKPP dalam menindaklanjuti laporan/pengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Persuratan PKEPP yang digunakan dalam menindaklanjuti laporan/aduan adalah disposisi pengaduan, surat pemberitahuan hasil verifikasi, surat undangan verifikasi materiil, nota dinas hasil verifikasi, nota dinas pelimpahan berkas, surat pemanggilan siding, surat undangan rapat pleno putusan, surat penyampaian putusan. 2.16
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk
keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2009). 2.16.1 Studi Pustaka Menurut Nazir (2009) metode studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah ada dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-
35
metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang telah pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Pengumpulan data dan informasi yang telah ada dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkaitan dengan penulisan penelitian ini. Dalam hal ini penulis mendapatkan sumber-sumber teori dari referensi perpustakaan. 2.16.2 Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 2009). 2.16.3 Observasi Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala/peristiwa yang diselidiki pada objek penelitian. Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2009). Jadi Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap objek yang ada pada instansi terkait untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.
36
2.16.4 Studi Literatur Menurut Nazir (2009), studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun. Dengan mencari sumber data sekunder yang mendukung penelitian, serta mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang telah berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh. Berikut merupakan contoh studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Petty Mei Sari, 2013, Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Kepegawaian pada Tata Biro Kepegawaian Kementrian Agama RI, Universitas Islam Negeri Jakarta. Sistem ini dibuat untuk menyimpan data surat masuk dan surat keluar dalam satu sistem agar memudahkan tata usaha dalam membedakan surat mana yang belum dan sudah dibalas dan mengurangi resiko kehilangan data surat. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Aplication Development (RAD). 2. Nurhayati, 2011.
Pengembangan Sistem Informasi Layanan
Persuratan Pada Kantor Kelurahan Bambu Apus, Universitas Islam Negeri Jakarta. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan sistem persuratan yang telah berjalan pada Kantor Kelurahan Bambu Apus. Sistem
37
ini dibuat dapat terintegrasi dengan data warga sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi misalnya saja sulitnya mendapatkan kembali surat yang telah dikeluarkan dan lambatnya proses pembuatan surat yang dilakukan oleh pihak keluarahan. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem FAST (Framework for the Application of system thinking) dengan UML sebagai tools dalam merancang sistem. 3. Rahmi Ramadhona Putri, 2011. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Persuratan Dengan Dukungan Teknologi Sms Gateway di Fakultas Teknologi Informasi (FTI) ITS Surabaya. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi berbasis web yang dapat mengelola surat masuk dan surat keluar. Sistem ini juga terdapat fitur sms gateway sebagai notifikasi ketika draf surat didisposisikan kepada Dekan. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall dengan UML sebagai tools dalam merancang sistem. 2.17
Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem adalah sebuah proses pengembangan
terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, barang siap kirim, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan secara
38
berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten et al., 2004). Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi adalah siklus hidup pengembangan sistem Sistem Development Life Cycle (SDLC). Menurut Whitten et al. (2007) SDLC adalah pemfaktoran umur hidup sebuah sistem informasi ke dalam dua tahap, (1) pengembangan sistem dan (2) operasi dan perawatan sistem pertama yang akan dibangun dari ulang untuk digunakan dan dilakukan perawatan berkala. Menurut Dennis Barbara (2010) semua rancangan pengembangan sistem pada dasarnya mengikuti proses dasar yang sama, disebut Sistem Development Life Cycle (SDLC). SDLC dimulai dengan planning (perencanaan), analysis (analisis), design (perancangan), dan implementation (implementasi) . 1.
Planning (Perencanaan) Tim proyek mengidentifikasi nilai bisnis yang ada dalam sistem, melakukan kelayakan analisis, dan perencanaan proyek.
2.
Analysis (Analisis) Tim mengembangkan strategi analisis, pengumpulan informasi, dan membangun satu set model analisis.
3.
Design (Perancangan) Tim mengembangkan physical design, architecture design, interface design, database and file specifications, dan program design.
4.
Implementation (Implementasi) Pada tahap ini sistem dibangun, diinstal, dan dilakukan perawatan
39
2.17.1 Model Pengembangan Sistem RAD 2.17.1.1 Pengertian RAD Menurut Agustinus (2002) Rapid Application Development (RAD) adalah salah satu metode pengembangan suatu sistem informasi dengan waktu yang relatif singkat. Untuk pengembangan suatu sistem informasi yang normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, akan tetapi dengan menggunakan metode RAD suatu sistem dapat diselesaikan hanya dalam waktu 30-90 hari. RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan
kecepatan
pengembangan
melalui
keterlibatan
pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final. Menurut Whitten et al. (2007) RAD (Rapid Application Development) adalah sebuah strategi yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final. Menurut
Kendall & Kendall (2010) RAD (Rapid
Application Development) adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencangkup suatu metode pengembangan serta perangkat – perangkat lunak.
40
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa (Rapid Application Development) adalah sebuah model proses pengembangan yang menekankan pada kecepatan dalam proses pengerjaaan yang pendek. Tujuan utama dari semua metode sistem development adalah memberikan suatu sistem yang dapat memenuhi harapan dari para pemakai, akan tetapi sering kali di dalam melakukan pengembangan suatu sistem tidak melibatkan para pemakai sistem secara langsung, sehingga hal ini menyebabkan sistem informasi yang dibuat jauh dari harapan pemakai yang dapat berakibat sistem tersebut walaupun dapat diterima tetapi para pemakai enggan untuk menggunakannya atau bahkan para pemakai menolak untuk menggunakannya. Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi bagian dari keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa menghasilkan suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi keinginan dari para
pemakai
sehingga
dapat
mengurangi
waktu
untuk
pengembangan ulang setelah tahap implementasi. 2.17.1.2 Tujuan RAD Dengan menggunakan RAD, terdapat beberapa tujuan berikut ini yang tidak akan dapat dicapai secara bersama-sama yaitu (Agustinus, 2002):
41
a.
Kemungkinan terjadi kesalahan yang kecil, karena pihak pengembang tidak
mempunyai
komponen-komponen
hak
yang
untuk
mengubah
digunakan
dalam
mengembangkan suatu sistem. b.
Tingkat
kepuasan
konsumen
yang
tertinggi,
karena
sekunder
dari
konsumen
harus
kebutuhan-kebutuhan
dikorbankan supaya suatu sistem dapat diselesaikan sesuai jadwal. c.
Biaya
pengembangan
yang termurah,
karena
dengan
menggunakan komponen yang sudah ada dapat menyebabkan biaya yang lebih besar apabila dibandingkan dengan mengembangkan komponen sendiri. 2.17.1.3 Keutungan RAD Menurut Agustinus (2002) ada beberapa keuntungan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut ; a.
Membeli sistem yang baru memungkinkan untuk lebih menghemat biaya ketimbang mengembangkan sendiri.
b.
Proses
pengiriman
menjadi
lebih
mudah,
hal
ini
dikarenakan proses pembuatan lebih banyak menggunakan potongan-potongan script. c.
Mudah
untuk
diamati
karena
menggunakan
model
prototype, sehingga user lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan.
42
d.
Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang pada saat yang bersamaan.
e.
Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard.
f.
Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan.
g.
Mampu
meminimalkan
kesalahan-kesalahan
dengan
menggunakan alat-alat bantuan (CASE Tools). Menurut Whitten et al. (2007) RAD (Rapid Application Development) mempunyai beberapa kelebihan sebagai suatu metodologi dalam pengembangan sistem. Kelebihan yang bisa didapatkan
dengan
penggunaan
RAD
(Rapid
Application
Development) sebagai metodologi dalam pengembangan sistem, yaitu: 1.
Pengguna lebih aktif dengan manajemen perusahaan bekerja berpartisipasi yang saling merespon dengan menggunakan model-model prototype sistem yang dibuat.
2.
Proyek-proyek memiliki visibilitas dan dukungan lebih tinggi karena keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.
3.
Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang baik dalam membangun berbasis perangkat lunak karena bekerja sesuai dengan kebutuhan.
43
4.
Error cenderung terdeteksi lebih awal karena menggunakan prototype dalam proses pengembangan perangkat lunak.
5.
Pendekatan dasar prototype terdapat pengujian dan pelatihan.
6.
Pendekatan yang berulang-ulang adalah proses yang lebih alami karena perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.
2.17.1.4 Kelemahan RAD Menurut Rosa dan Shalahuddin (2011) Model RAD memiliki kelemahan sebagai berikut: 1.
Untuk pembuatan sistem perangkat lunak dengan sekala besar maka model RAD akan memerlukan sumber daya manusia yang cukup besar untuk membentuk tim-tim yang mengembangkan komponen-komponen.
2.
Jika
tidak
ada
persetujuan
untuk
mengembangkan
perangkat lunak secara cepat (rapid) maka proyek dalam model ini akan gagal karena hanya akan bingung mendefinisikan kebutuhan pelanggan atau user. 3.
Jika sistem perangkat lunak yang akan dibuat tidak bisa dimodulkan (dibagi-bagi menjadi beberapa komponen) maka model RAD tidak dapat digunakan untuk membuat sistem perangkat lunak ini karena terlalu banyak campur tangan antar tim.
44
4.
Model RAD tidak cocok digunakan untuk sistem perangkat lunak yang memiliki resiko teknis sangat tinggi, misalnya menggunakan teknologi baru yang belum banyak dikenal dan dikuasai pengembang.
2.17.1.5 Kondisi Penunjang Keberhasilan RAD Beberapa kondisi yang dapat menunjang keberhasilan dari RAD adalah sebagai berikut (Agustinus, 2002): a.
Sistem berjalan sendiri (standalone).
b.
Kinerja dari sistem bukan faktor terpenting.
c.
Distribusi produk yang bersifat sempit.
d.
Ruang lingkup yang terbatas.
e.
Kehandalan dari sistem bukan faktor terpenting.
f.
Membutuhkan teknologi yang tidak terlalu baru (lebih dari 1 tahun).
g.
Sistem dapat dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
2.17.2 Tahapan Rapid Aplication Development Menurut Kendall & Kendall (2008) RAD (Rapid Application Development) adalah pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang meliputi metode pengembangan sebagai serta perangkat lunak. Beberapa pengembang melihat RAD sebagai pendekatan yang dapat membantu dalam membuat e-commerce, environtments berbasis web yang disebut sebagai penggerak bisnis pertama dimana statusnya mungkin
45
penting. Terdapat tiga fase dalam model pengembangan sistem RAD yang melibatkan
pengguna
dan
analis
dalam
penilaian,
perancangan,
implementasi, diantaranya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Tahapan Rapid Application Development (RAD) 2.17.2.1 Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) Merupakan sebuah tahap awal untuk suatu proyek, dimana pengguna dan analis mengidentifikasi kebutuhan untuk memenuhi tujuan system, mengidentifikasi kebutuhan informasi yang timbul dari tujuan tersebut, serta menentukan batasan-batasan sistem yang akan
dibuat,
kendala
serta
alternatif
masalah.
Fase
ini
membutuhkan keterlibatan intens dari kedua kelompok, bukan terletak pada penandatanganan pada proposal atau dokumen. Pada tahap ini, user dan analyst melakukan semacam pertemuan untuk melakukan identifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan melakukan identifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini hal terpenting adalah adanya keterlibatan dari kedua belah pihak, bukan hanya sekedar persetujuan akan proposal yang sudah dibuat. Untuk lebih jauh lagi, keterlibatan user bukan hanya dari satu tingkatan pada suatu organisasi, melainkan beberapa tingkatan organisasi sehingga
46
informasi yang dibutuhkan untuk masing-masing user dapat terpenuhi dengan baik. Di samping itu, dapat juga melakukan koordinasi dengan Kepala Biro Administrsasi DKPP dan Kepala Subbag Tata Usaha dan Protokol terutama untuk mengembangkan suatu sistem persuratan PKEPP berbasis Web untuk mendapatkan informasi yang lebih detail akan tujuan dari suatu organisasi. Pertemuan semacam ini seringkali disebut Joint Aplication Development. 1. Analisis Sistem Terdapat
tiga
tahapan
analisis
sistem
pada
alur
pengembangan sistem RAD menurut Whitten (2004: 107), yaitu: 1) Problem Analysis, Analisa masalah merupakan tahap mempelajari sistem yang sudah ada dan menganalisa temuan-temuan agar dapat menemukan pemahaman yang lebih mendalam atas masalah yang memicu adanya penelitian ini. Tujuan tahapan problem analysis adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan dan batasannya 2) Requirement Analysis, Analisa kebutuhan merupakan tahap yang mendefinisikan dan memprioritaskan kebutuhan bisnis. Dengan kata lain memahami pengguna untuk mengetahui apa yang dibutuhkan atau inginkan dari sistem
47
baru, dengan menghindari pembahasan tentang teknologi atau teknis pelaksanaan. Ini mungkin merupakan tahap terpenting pengembangan sistem karena kesalahan dan kelalaian
dari
ketidakpuasan
hasil pengguna
analisis
ini
dengan
mengakibatkan
sistem
final
dan
modifikasi yang mahal. Adapun tahapan yang terdapat pada analisis persyaratan ini antara lain sebagai berikut: a) Analisis PIECES Menurut Suyanto ( dalam Muhhamad Abdul Arif Hakim)
dalam menganalisis kebutuhan sistem untuk
memperbaiki sistem yang berjalan harus memperhatikan beberapa aspek yang terdapat pada kerangka kerja PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency,
dan
Service).
mendefinisikan
PIECES
sebagai berikut: 1. Analisis Kinerja (Performance) Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. 2. Analisis Informasi (Information) Analisis informasi memeriksa output sistem, analisis data, meneliti data yang disimpan dalam sebuah sistem. 3. Analisis Ekonomi (Economy)
48
Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. 4. Analisis Pengendalian (Control) Kontrol
dipasang untuk
meningkatkan
kinerja
sistem, mencegah atau mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem, dan menjamin keamanan data, informasi, dan persyaratan. 5. Analisis Efisiensi (Efficiency) Masalah
efisiensi
dan
peluang
membutuhkan
peningkatan output, pengurangan input, ataupun keduanya. 6. Analisis Pelayanan (Service) Peningkatan pelayanan dari segi akurasi, reliabilitas, ease of use, keluwesan, dan koordinasi. Berdasarkan definisi beberapa komponen PIECES di atas, maka untuk menghasilkan persyaratan pada sistem usulan diperlukan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 2.1 Analisis PIECES Persyaratan Sistem Usulan Indikator
Persyaratan pada Sistem Usulan
Performance Dalam proses kegiatan persuratan ini kinerja apa yang perlu ditingkatkan dalam sistem usulan? Information
Informasi yang seperti apa yang dapat dihasilkan oleh sistem usulan sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan persuratan
49
PKEPP? Economy
Pada bagian mana dari sistem usulan yang mampu mengurangi biaya pada kegiatan persuratan?
Control
Apa yang perlu ditingkatkan pada sistem usulan mengenai kontrol dalam kegiatan persuratan?
Efficiency
Apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada sistem berjalan sehingga memberikan kemudahan bagi pemakai sistem usulan?
Service
Manakah dari beberapa aspek pelayanan sistem berjalan yang perlu ditingkatkan?
b) Functional Requirement Yaitu deskripsi mengenai aktivitas dan layanan yang harus diberikan/disediakan oleh sebuah sistem (Whitten & Bentley, 2007). Persyaratan fungsional sering diidentifikasi dalam istilah input, output, proses dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan sistem. c) Nonfunctional Requirement Yaitu deskripsi mengenai fitur, karakteristik dan batasan lainnya yang menentukan apakah sistem memuaskan atau tidak (Whitten & Bentley, 2007). Persyaratan nonfungsional mengacu pada kualitas yang harus dimiliki oleh sistem berdasarkan temuan pada analisis PIECES. 3) Decision Analysis (Analisis Keputusan)
50
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi pilihan solusi teknis, menganalisis solusi atas kelayakan dari pilihan tersebut, dan merekomendasikan pilihan sistem yang akan dirancang (Whitten & Bentley, 2007). Berikut adalah tahapan yang terdapat pada analisis keputusan: a) Menentukan Sistem Usulan Yaitu menentukan sistem usulan yang sesuai dengan temuan pada analisis persyaratan pada tahap sebelumnya. b) Menentukan Teknologi Yaitu menentukan teknologi yang akan diterapkan pada Sistem Informasi Persuratan PKEPP yang diusulkan. c) Gambaran Sistem Usulan Yaitu menggambarkan sistem usulan dengan Rich Picture dan SOP (Standard Operating Procedures) dalam bentuk flow chart dan dijelaskan secara rinci. d) Menentukan Pengguna Yaitu menentukan pengguna (user) pada sistem usulan. e) Menentukan Komponen Sistem Yaitu menentukan komponen sistem usulan yang meliputi management user, data master, proses dan sistem pelaporan. 2.17.2.2 Proses Desain (Workshop Desain) Merupakan kebutuhan
tahap
(Requirements
lanjutan
dari
Planning),
tahap dimana
perencanaan dilakukan
51
pengidentifikasian dari solusi alternatif yang ada dengan pemilihan solusi terbaik. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan pemodelan proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah diperoleh yang nantinya akan dimodelkan dalam arsitektur informasi. Untuk tahap ini maka keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Biasanya, user dan analyst berkumpul menjadi satu dan duduk di meja melingkar dimana masing-masing orang bisa melihat satu dengan yang lain tanpa ada halangan. Pada tahap desain ini membutuhkan waktu beberapa hari, akan tetapi bisa semakin lebih lama, tergantung dari besar kecilnya sistem yang dibuat. Pada selang waktu tersebut, user bisa memberikan tanggapan
akan
sistem
yang sudah
dikembangkan
untuk
selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Dengan demikian proses pengembangan suatu sistem membutuhkan waktu yang cepat. Menurut Mc Leod (dalam Tri Raharjo, 2014) terdapat empat tahapan desain pada alur pengembangan sistem RAD : a) Perancangan Proses Yaitu merancang proses apa saja yang terjadi di dalam sistem dengan menggunakan diagram-diagram pada UML seperti use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.
52
Berikut adalah penjelasan dari diagram UML yang dipakai pada penelitian ini: 1.
Use Case Diagram Use Case Diagram menyajikan interaksi antara use case
dan actor. Dimana use case meliputi semua yang ada dalam sistem dan menggambarkan
deskripsi fungsi dari sebuah
sistem atau persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari pandangan user. Dengan kata lain, use case menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan sistem. Sedangkan actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna. Tujuan use case diagram adalah mendokumentasikan beberapa actor, use case, dan hubungannya masing-masing. Use case diagram mempunyai 3 notasi yang menunjukkan aspek dari sistem (Sholiq, 2006): a) Actor (Pengguna) Actor (Pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat yang berinteraksi dengan use case. b) Use Case Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case dibuat berdasarkan keperluan actor. Use Case harus merupakan “apa” yang dikerjakan software aplikasi,
bukan
“bagaimana”
software
aplikasi
53
mengerjakannya. Setiap use case harus diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan actor. c) Relationship (Hubungan) Relationship (Hubungan/ Relasi) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan use case di mana terjadi interaksi di antara mereka. Secara umum Relationship dalam use case diagram terbagi menjadi 3, yaitu: 1.
Relationship (Hubungan/ Relasi) antara actor dengan use case disebut relasi asosiasi.
2.
Relationship (Hubungan/ Relasi) antar usecase, yaitu relasi include, extend dan generalisasi.
3.
Relationship (Hubungan/ Relasi) antar actor hanya digunakan satu relasi yaitu generalisasi. Berikut ini adalah daftar simbol-simbol yang digunakan
dalam membuat use case diagram: Tabel 2.2 Simbol-simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013) Notasi
actor
Keterangan Actor, orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
54
Use Case, fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case.
use case
Association, merupakan penghubung antara actor dengan use case.
<<extend>>
Extends,digunakan untuk membuat use case baru dengan menambahkan langkah-langkah pada use case yang sudah ada.
<>
Uses (atau Includes), menunjukkan bahwa sebuah use case merupakan bagian dari use case lainnya.
System
Boundary, merupakan suatu batasan sistem yang akan dijalankan oleh user.
Berikut adalah contoh dari use case diagram.
55
Gambar 2.2 Contoh Model Use Case Diagram Contoh di atas merupakan use case dari Sistem Informasi Persuratan Bagian 1 dimana terdapat 10 aktor yang akan berinteraksi dengan sistem dan 3 use case yang menghubungkan aktor dengan sistem. Masing-masing aktor dihubungkan dengan use case yang berbeda, hal ini karena setiap aktor memiki level yang berbeda untuk dapat mengakses setiap fitur yang terdapat di dalam Sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Dalam pembuatan use case diagram terbagi kepada 4 (empat) fase yaitu: a) Identifikasi Aktor
56
Yaitu menentukan siapa saja yang menjadi aktor yang berinteraksi dengan sistem tersebut. b) Identifikasi Use Case Yaitu menentukan use case yang berada pada sistem. c) Use Case Model Diagram Yaitu membuat rancangan use case sistem dengan model gambar. d) Narasi Use Case Yaitu menjelaskan use case secara tekstual mengenai interaksi dan langkah apa saja yang dapat dilakukan antara sistem dengan penggunanya. 2.
Activity Diagram Activity Diagram adalah cara lain untuk memodelkan aliran
kejadian dari use case. Diagram ini menunjukkan langkahlangkah di dalam aliran kerja, titik-titik keputusan di dalam aliran kerja, siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masing-masing aktivitas dan objek-objek yang digunakan dalam aliran kerja (Sholiq, 2006). Elemen-elemen utama yang digunakan dalam activity diagram untuk memodelkan aliran kerja melalui use case adalah sebagai berikut (Sholiq, 2006): a. Swimlanes, menunjukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan aktivitas dalam suatu diagram. b. Activities (Aktivitas), adalah kegiatan dalam aliran kerja.
57
c. Action (Aksi), adalah langkah-langkah dalam sebuah aktivitas. Aksi bisa terjadi saat memasuki aktivitas, meninggalkan aktivitas, saat di dalam aktivitas atau pada kejadian (event) yang spesifik. d. Bussiness Object (Objek bisnis), adalah entitas-entitas yang digunakan dalam aliran kerja. e. Transition (Transisi), menunjukkan bagaimana aliran kerja itu berjalan dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. f. Decision Point (Titik keputusan), menunjukkan dimana sebuah keputusan perlu dibuat dalam aliran kerja. g. Scynchronization (Sinkronisasi), menunjukkan dua atau lebih langkah dalam aliran kerja berjalan secara serentak. h. Start state (Keadaan awal), menunjukkan dimana aliran kerja itu dimulai. i. End state (Keadaan akhir), menunjukkan dimana aliran kerja itu berakhir. Adapun simbol-simbol dari activity diagram adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Simbol-simbol Activity Diagram Sumber: Munawar (dalam Arini Wulandari) No.
Simbol
1
Swimlane1
Fungsi Menujukkan
siapa
yang
bertanggung
jawab melakukan aktivitas dalam suatu Swimlane
58
diagram. Menujukkan dimana aliran kerja itu di
2
mulai. Start State Menujukkan dimana
3 End State 4
Activity1
aliran kerja itu
berakhir. Action state adalah langkah-langkah dalam sebuah activity. Action bisa terjadi saat
Action State
memasuki activity, meninggalkan activity, atau pada event yang spesifik. Menunjukkan dimana sebuah keputusan
5
perlu di buat dalam aliran kerja. Decission
Synchronization menunjukkan dua atau
6
lebih langkah dalam aliran kerja berjalan Synchronization
secara serentak.
59
Gambar 2.3 Contoh Model Activity Diagram Contoh gambar tersebut adalah activity diagram login pada Sistem Infor Masi Persuratan PKEPP. Pada contoh tersebut terdapat 2 swimlane yaitu user dan sistem dimana user harus mengisikan username dan password terlebih dahulu untuk dapat mengakses sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu ini. Setelah berhasil memasukkan username dan password lalu sistem memverfikasi username dan password user dan menampilkan halaman utama sesuai dengan level user. 3.
Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran
fungsionalitas dalam use case. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang diletakkan di
60
antara obyek-obyek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical (Sholiq, 2006). Berikut adalah simbol - simbol yang ada pada diagram sekuen: Tabel 2.4 Simbol-simbol Sequence Diagram Sumber: Wahono (dalam Tri Raharjo) Simbol
Keterangan
sd Data Mo...
Boundary biasanya berupa tepi dari sistem, Boundary
seperti user interface atau suatu alat yang berinteraksi dengan sistem lain
sd Data Mo...
Control merupakan elemen yang mengatur Control
aliran dari informasi untuk sebuah scenario. Perilaku bisnis umumnya diatur oleh objek ini
sd Data Mo...
Entity biasanya elemen yang bertanggung Entity
jawab menyimpan data atau informasi. Ini dapat berupa beans / model objek
61
Merepresentasikan entitas yang berada di luar sistem,mereka bisa berupa manusia, atau Actor1
Message1
perangkat sistem lain. Relasi ini digunakan untuk memanggil operasi atau metode yang dimiliki oleh suatu objek.
Message
menyelesaikan
mengharuskan
proses
baru
kita
kemudian
memanggil proses berikutnya. Relasi ini menunjukkan bahwa suatu objek Message2
hendak memanggil dirinya sendiri.
Gambar 2.4 Contoh Model Sequence Diagram login Pada contoh activity diagram tersebut actor yang terlibat adalah Ketua DKPP. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam melihat nota dinas. Proses ini dimulai dengan membuka menu nota dinas kemudian memilih submenu lihat
62
nota dinas, lalu sistem menampilkan list nota dinas. Setelah selesai maka pengguna dapat menklik detail untuk melihat nota dinas. b) Perancangan Input/Output Yaitu merancang tampilan input dan output pada sistem usulan.Tampilan input berupa form, sedangkan tampilan output berupa report atau laporan. Menurut Jogiyanto (2008), HIPO (Hierarchy plus Input-ProcessOutput) adalah alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. HIPO mempunyai sasaran utama sebagai berikut: 1.
Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi dari sistem.
2.
Untuk
lebih
menekankan
fungsi-fungsi
yang
harus
diselesaikan oleh program. 3.
Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkatan.
4.
Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakai.
63
c) Perancangan Database Yaitu merancang database atau data yang dapat diolah atau dimanipulasi oleh sistem yang akan dibangun. Adapun tahapan pada perancangan database ini adalah sebagai berikut: 1. Potential Object Potential object merupakan salah satu teknik untuk menemukan objek-objek potensial yang digunakan untuk membuat class diagram. Daftar objek-objek yang potensial dicari dalam narasi use case yang berupa kata benda. Di dalam daftar tersebut, setelah memasukkan kata-kata benda kemudian dimasukkan juga atribut-atribut dari setiap kata benda tersebut. Untuk menyaring daftar objek potensial agar dapat ditentukan sebagai kelas, maka setiap objek harus diajukan pertanyaan sebagai berikut (Whitten, 2007).
Apakah kandidat objek adalah sinonim dari objek lain?
Apakah kandidat objek berada di luar lingkup sistem?
Apakah kandidat objek adalah peran eksternal?
Apakah kandidat objek tidak jelas atau membutuhkan fokus?
Apakah kandidat objek sebuah action atau atribut dari objek lain? Jika di setiap pertanyaan jawabannya “ya”, maka objek
tersebut dicoret dari daftar potensial objek. Setelah semua objek telah disaring melalui pertanyaan-pertanyaan di atas, barulah ditemukan final object potential list yang akan dijadikan sebagai
64
kelas di class diagram. Untuk atribut yang telah dicoret dari object potential list, maka akan dimasukkan kembali ke dalam class diagram untuk menjadi atribut dari setiap kelas. Berikut ini adalah contoh dari potential object : Tabel 2.6 Analisis Daftar Objek Potensial Potensial Objek
Reason
User
√
Data pengguna sistem
Ketua DKPP
√
Data user sebagai Ketua DKPP
Kepala Biro Administrasi
√
Data user sebagai Kepala Biro
Ka Bag Administrasi Pengaduan
√
Data user sebagai Ka Bag Pengaduan
Ka Bag Persidangan
√
Data user Persidangan
sebagai
Ka
Bag
2. Class Diagram Yaitu gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten & Bentley, 2007). Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem (A.S & Shalahuddin, 2011 : 122). Class diagram memiliki atribut dan operasi (metode). Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi (metode) adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Class diagram memiliki beberapa jenis kelas, yaitu :
65
Kelas utama : memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.
Kelas tampilan sistem : mendefinisikan dan mengatur tampilan ke user.
Kelas dari pendefinisian use case : menangani fungsifungsi yang harus ada, diambil dari pendefinisian use case.
Kelas dari pendefinisian data : digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Class adalah sebuah kategori yang membungkus
informasi dan perilaku. Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Class Diagram digunakan untuk menampilkan interaksi antar kelas-kelas atau paket-paket di dalam sistem dengan
relasinya
masing-masing.
Satu
class
diagram
menampilkan subset dari kelas-kelas dan relasinya. Yang lainnya mungkin menampilkan kelas-kelas termasuk attribute dan operation dalam kelas-kelas. Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada obyek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute. Sedangkan operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah
66
keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan dicapai oleh attribute dan operation. Class diagram adalah alat perancangan terbaik untuk tim pengembang perangkat lunak. Diagram tersebut membantu pengembang mendapatkan struktur sistem sebelum menuliskan kode program, membantu untuk memastikan bahwa sistem adalah rancangan terbaik (Sholiq, 2006). Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada class diagram: Tabel 2.5 Simbol-simbol Class Diagram (Sugiarti, 2013)
Simbol
Keterangan
class
Attribute adalah properti dari sebuah class. Attribute ini
+Attribute1 +Attribute2 +Operation1() +Operation2()
melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute.ours Dapat diartikan sebagai relasi. Digambarkan sebagai garis lurus antara dua kelas. Namun tidak berarti bahwa kelas
Association
satu memiliki kelas yang lain, tetapi kelas yang lain dapat berelasi juga dengan kelas yang sama. Menggambarkan
hubungan
khusus
dalam
anak/child yang menggantikan objek parent/induk.
objek
67
Generalization
Hubungan yang menyatakan “bagian dari”, “bagian 1
*
keseluruhan” atau “terdiri atas”. Suatu class atau objek Agregation
mungkin atau bisa dibagi menjadi class atau objek tertentu, dimana class atau objek yang disebut kemudian merupakan bagian dari class atau objek yang terdahulu
Gambar 2.5 Contoh Model Class Diagram Pada contoh class diagram tersebut terdapat 4 class dimana class user merupakan class induk dari Kepala Bagian Administrasi Umum dan Kepala Biro Administrasi. Class user memiliki hubungan one to many dengan class surat begitu juga classs surat memiliki hubungan one to many dengan clas sifat. Pada beberapa class terdapat operation, operation tersebut merupakan sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah
68
class. Tabel 2.6 Notasi Dasar pada Objek Class Notasi
Keterangan 1. Class name, nama dari sebuah objek class 2. Attribute, atribut atau properti dari sebuah class yang melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. 3. Operation, operasi atau sesuatu yang dapat dilakukan oleh sebuah class
Pada objek class, setiap atribut dan operasi dapat memiliki salah satu dari sifat visibilitas berikut ini: Tabel 2.7 Sifat Visibilitas pada Objek Class Notasi #
Nama
Keterangan
Protected
Hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya
Private
Tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan, hanya dapat dipakai dalam class yang bersangkutan
Public
Dapat dipanggil oleh siapa saja
-
+
Hubungan antar objek dalam class terdapat multiplisitas, yang menunjukkan jumlah suatu objek yang bisa berhubungan dengan objek lain antara lain (Sugiarti, 2013): -
1 (pasti 1),
69
-
0...1 (nol atau satu), 0...* (nol atau lebih) atau 1...* (satu atau lebih),
-
Tidak ada batasan ( bisa 0, 1, ..., n),
-
Biasanya didefinisikan batas bawah dan atas, kecuali untuk yang pasti bernilai 1.
Dari contoh class diagram di atas dapat diambil contoh hubungan antar class yang dihubungkan garis asosiasi dengan nilai multiplisitas one to many (1 : 1...*), sebagai berikut :
Gambar 2.6 Contoh Hubungan Asosiasi dalam class diagram 3. Mapping Class Diagram Tahap selanjutnya yaitu melakukan mapping class diagram dengan menggunakan Mapping Problem Domain Object
to
an
RDBMS
Format,
dengan
tujuan
untuk
mengoptimalkan database yang terbentuk sehingga tidak ada tabel yang mengalami redudansi pada saat pemanggilan data.
70
Menurut Dennis Barbara (2010) cara memetakan problem domain object dalam class diagram ke format RDBMS ada 8 (delapan) tahapan, yaitu: 1.
Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS.
2.
Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel.
3.
Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program.
4.
Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu, menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan.
5.
Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-tomany dari tabel yang asli ke tabel yang baru.
6.
Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel.
7.
Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy primary key dari sisi single-valued (1..1 atau
71
0..1) ke kolom baru pada tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel multi-valued. 8.
Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. Jika superclass konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri, maka multiplicity dari superclass ke subclass adalah 0..*, jika tidak konkret hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR) harus ditambahkan ke dalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap superclass. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut superclass ke semua subclass dan hapus superclass dari desain.
Berikut ini adalah contoh mapping dari class diagram ke RDBMS tabel:
72
PROBLEM DOMAIN CLASES
RDBMS TABLE
Gambar 2.7 Contoh mapping class diagram Penjelasan: Pada contoh mapping class di atas dapat dijelaskan bahwa problem domain classes yang ada di sebelah kiri berasal dari class diagram yang kemudian dipetakan ke dalam RDBMS tables yang ada di sebelah kanan.Pada problem domain classes terdapat hubungan asosiasi antar tabel dengan multiplisitas 1...* : 1...* (one to many), maka pada RDBMS tables kedua tabel tersebut harus dihubungkan dengan tabel baru, agar tidak terjadi redudansi pada saat pemanggilan data. Hubungan antara class surat dan class persetujuan adalah many to many maka menghasilkan tabel persetujuan_surat. Class jenis dan class persetujuan memiliki hubungan one to many. Karena setiap jenis memiliki banyak aliran maka diperlukan tabel pembantu
73
yang dapat menampung aliran tersebut yaitu menghasilkan tabel persetujuan_detail agar tidak terjadi redudansi data. 4. Schema Database Skema database yang dihasilkan merupakan RDBMS (Relational Database Management System) yang diperoleh dari proses mapping class yang telah optimal, disertai dengan pemetaan primary key yang menjadi forign key pada tabel lain yang memiliki relasi. Fathansyah (2012) mengatakan bahwa, RDBMS secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana data dilihat oleh penggunanya hanya sebagai tabel dan operator yang digunakan oleh pengguna. Berikut adalah contoh dari skema database:
74
Gambar 2.8 Contoh Schema Database Penjelasan: Skema database dihasilkan dari proses mapping class yang telah optimal jumlah tabel yang diperoleh. Setiap tabel memiliki primary key (PK) sebagai field kunci atau indeks utama dari sebuah tabel. Setiap PK harus mempunyai nilai yang unik dengan PK lainnya. Selain itu terdapat juga foreign key (FK), yaitu jenis primary key yang terdapat pada tabel relasi. 5. Spesifikasi Database Menurut
Fathansyah
(2012),
spesifikasi
basis
data
menggambarkan struktur data fisik pada suatu sistem atau aplikasi.
Spesifikasi basis
data
menyajikan bagaimana
penyimpanan data dilakukan di software basis data. Bentuk dari spesifikasi basis data sendiri secara umum berupa tabel yang menyajikan informasi field untuk seluruh tabel yang digunakan. Informasi field yang ditampilkan antara lain nama field, tipe field, panjang field dan field yang menjadi field kunci (primary key). Tabel 2.8 Contoh Tabel Spesifikasi Database Nama field Id_disposisi Nomor_disposisi Id_surat
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Int
4
Id disposisi
Varchar
20
Nomor disposisi
Int
4
Id_surat
75
Id_user
Int
3
Id pengguna
Kode_sifat
Int
3
Nama sifat
Isi_disposisi
Text
Isi disposisi
Tanggal_dis
Date
Tanggal disposisi dibuat
Penjelasan: Berdasarkan contoh tabel spesifikasi database di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap variabel dari masing-masing field memiliki tipe data yang berbeda. Sebagai contoh, field dengan nama id_user, memiliki tipe data integer, dan panjang field = 3, artinya variabel tersebut hanya dapat menerima input bilangan bulat dan tidak bisa menerima input huruf (teks) dan memiliki panjang 4 digit yaitu dari angka 0 sampai dengan angka 999. Sedangkan variabel dengan yang mempunyai tipe data varchar dapat menerima input berupa teks dan bilangan. 6. Matrix CRUD Menurut
Bernard
(2005)
activity/entity
matrix
dikembangkan dengan pemetaan data entitas yang dipengaruhi oleh garis kegiatan bisnis (Line of Business) terkait. Sedangkan menurut Whitten & Bentley (2007) Data to location CRUD (Create, Read, Update, Delete) matrix adalah matriks yang digunakan untuk memetakan kebutuhan data pada lokasi dalam sistem. Tabel 2.9 Contoh Matrix CRUD
76
location Admin
Admin TU
Staf TU
Ka Subbagian TU
Id_pegawai
CRUD
R
R
R
NIP
CRUD
R
R
R
Nama_pegawai
CRUD
R
R
R
Ttl_pegawai
CRUD
R
R
R
Alamat_pegawai
CRUD
R
R
R
Tlpn_pegawai
CRUD
R
R
R
Email
CRUD
R
R
R
Kode_jabatan
CRUD
R
R
R
attribut
Pegawai
Penjelasan: Pada gambar tersebut, terdapat baris location dan kolom atribut. Baris location terdapat pengguna sistem sedangkan attribut terdapat data. Baris dan kolom menggambarkan matriks hubungan CRUD (Create, Read, Update, Delete). 7. Perancangan User Interface Yaitu merancang gambaran tampilan dari sistem yang akan dikembangkan. Pada perancangan interface ini terdiri dari dua, yaitu perancangan struktur menu dan perancangan layout.
77
2.17.2.3 Implementasi (Implementation) Tahap
ini
terdiri
atas
dua
tahapan,
yaitu
tahap
pengimplementasian sistem ke dalam bahasa pemrograman (coding) dan tahap pengujian sistem oleh beberapa owner, analyst, dan developer dengan tujuan apakah sistem yang dibangun sudah berjalan dengan baik pada saat pengoperasiannya atau masih terdapat kesalahan (error). a. Pemrograman (Coding) Menurut Whitten.et.al (2007) Tujuan fase konstruksi adalah untuk membangun dan menguji sebuah sistem fungsional yang memenuhi
persyaratan
bisnis
dan
desain
dan
untuk
mengimplementasi antarmuka sistem yang baru. Aspek utama dari fase ini ialah pemrograman sistem.
b. Pengujian Yaitu tahap ujicoba terhadap aplikasi atau software yang telah dibangun. Adapun metode yang digunakan dalam testing ini yaitu dengan black box testing. Menurut Pressman (2010), pengujian black box disebut juga pengujian
behavioral,
yang
berfokus
pada
kebutuhan
fungsional software. Black box mencoba untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut : (1) fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, (2) kesalahan interface, (3) kesalahan dan struktur data atau akses database eksternal (4) kesalahan
78
kinerja atau tingkah laku dan (5) inisialisasi dan kesalahan terminasi. Pada penelitian ini metode black box testing yang digunakan adalah equivalence partitioning. Equivalence partitioning adalah metode pengujian black box yang membagi domain input dari program ke dalam kelas data dari kasus uji yang dapat diturunkan (Pressman, 2010).Pengujian black box dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi melalui tabel data uji dan memeriksa fungsional dari aplikasi yang telah dibangun, tanpa mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses detailnya. 2.18 Konsep Analisis dan Desain Sistem Informasi 2.18.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem Informasi Analisis Sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Sedangkan Sistem desain adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan Analisis Sistem) yang merangkai kembali bagian-baagian relatif pada sistem yang diperbaiki. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan dan perubahan bagian-bagian relatif pada sistem aslinya (awalnya) (Whitten et al, 2004).
79
2.18.2 Pendekatan Analisis Sistem Menurut Whitten et al. (2004) Analisis Sistem merupakan pemecahan dari suatu masalah, banyak pendekatan dalam menghadapi masalah, oleh karena itu analisis Sistem mempunyai beberapa pendekatan masalah. Berikut ini adalah pendekatan masalah dari Analisis Sistem: 1.
Analisis Terstruktur (Structured Analysis) Analisis Terstruktur merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru, atau keduanya.
2.
Teknik Informasi (Information Engineering) Merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data, tetapi
sensitif
pada
proses.
Teknik
ini
digunakan
untuk
merencanakan, menganalisa, dan mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem. 3.
Discovery Prototyping Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan
persyaratan-persyaratan
bisnis
pengguna
dengan membuat para pengguna dengan membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt (bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan-persyaratan tersebut. 4.
Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)
80
Analisis
Berorientasi
Objek
adalah
sebuah
teknik
yang
mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOA (Object Oriented Analysis) adalah gambar-gambar
yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari
berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi objek-objek. 2.18.3 Analisis dan Desain Berorientasi Obyek (Object Oriented Analisis and Design) Object Oriented Analysis and Design merupakan kumpulan peralatan
dan
teknik
untuk
pengembangan
sistem
yang
akan
memanfaatkan teknologi objek untuk mengkostruksikan sebuah sistem dan perangkat lunaknya. Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat di gunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek-objek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses (Whitten et al, 2004). 2.18.4 Object Oriented Analisis (OOA) Object Oriented Analysis adalah pendekatan pemodelan objek selama analisis dan desain sistem (Whitten et al, 2004). Sebuah teknik yang model-driven yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut objek. Model-model OOA adalah gambar-
81
gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek (Whitten et al, 2004). Pendekatan yang digunakan OOA (Whitten et al, 2004) adalah: a.
Mempelajari objek yang sudah ada untuk mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru.
b.
Menentukan suatu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga.
2.18.5 Object Oriented Design (OOD) Object Oriented Design adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menetukan solusi perangkat lunak khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut dan metode mereka (Whitten et al, 2004). 2.18.6 Konsep Sistem untuk Pemodelan Object Analisis sistem berorientasi objek di dasarkan beberapa konsep. Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses pengembangannya (Whitten et al, 2004). a.
Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu.
b.
Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah objek.
c.
Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek.
82
d.
Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat di lakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi (istila ini di gunakan berganti-ganti di sepanjang buku ini).
e.
Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit. Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep
pengkategorian objek menjadi class/kelas yaitu sebagai berikut (Whitten et al, 2004): 1. Class adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang sama. Kadang-kadang di sebut object class. 2. Generalization/ Specialization adalah sebuah teknik di mana atribut dan behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, di kelompokkan (atau di abstraksi) ke dalam kelasnya sendiri di sebut supertype. Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian di wariskan oleh kelas objek tersebut (subtype). 2.18.7 Hubungan Antara Object dan Class Object/ Class Relationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dan maksimum dari satu objek/kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/kelas yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas “part” yang lebih kecil adalah bagian
83
dari kelas “whole” yang lebih besar. Composition adalah hubungan agregasi di mana “whole” bertanggungjawab atas pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan rusak (Whitten et al, 2004). 2.19 Tools Pengembangan Sistem 2.19.1 Flowchart Flowchart merupakan representasi grafis dalam simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan operasi, data, aliran, logika, peralatan, dan lain-lain (O’Brien & Marakas, 2010 : 563). Menurut Yatini (dalam Novia Widyaningsih, 2014) Flowchart adalah representasi grafis dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri dari sekumpulan simbol, dimana masing-masing simbol merepresentasikan kegiatan tertentu. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif dalam pengoperasian. Flowchart diawali dengan penerimaan input dan diakhiri dengan penampilan output. Flowchart adalah suatu gambaran yang menjelaskan urutan pembacaan data, pemrosesan data, pengambilan keputusan terhadap data, dan penyajian hasil pemrosesan data. Flowchart terbagi dalam lima jenis, yaitu: 1. Flowchart Sistem
84
Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem. 2. Flowchart Dokumen Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain, baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat, dan disimpan. 3. Flowchart Skematik Mirip dengan flowchart sistem, tapi flowchart skematik tidak hanya menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, formform atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Kegunaan flowchart ini sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart konvensional. 4. Flowchart Program Flowchart
program
dihasilkan dari
flowchart
sistem dan
merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah
program
dilaksanakan.Flowchart menggambarkan
urutan
atau ini
prosedur digunakan
instruksi
dari
sesungguhnya
programmer program
untuk
komputer.
Sedangkan seorang analis menggunakan flowchart ini untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur.
85
5. Flowchart Proses Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecahkan dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menyusun flowchart: Flowchart yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penyusunan
Standard
Operating
Procedures
(SOP)
Administrasi
Pemerintahan yang ditetapkan KEMENPAN (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara). Standard Operating Procedures (SOP) merupakan serangkaian instruksi
tertulis
yang
dibakukan
mengenai
berbagai
proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan (Kemenpan, 2012). Adapun notasi flowchart yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.10 Daftar Simbol pada Flowchart Simbol
Keterangan
Terminator,Digunakan untuk menandai awal dan akhir dari suatu flowchart. Simbol ini biasanya diberi label “Mulai” dan “Selesai”. Input-Output , Digunakan untuk mempresentasikan
86
fungsi I/O yang membuat sebuah data dapat diproses (input) atau ditampilkan (output). Pencabangan / Keputusan, Digunakan untuk melakukan pencabangan, yaitu pemeriksaan terhadap suatu kondisi. Dalam simbol ini, kita menuliskan keadaan yang harus dipenuhi. Hasil pemeriksaannya adalah “Ya” atau “Tidak”. Jika pemeriksaan menghasilkan keadaan “Benar” maka jalur yang harus dipilih berlabel “Ya” dan jika pemeriksaan menghasilkan keadaan “Salah” maka jalur yang harus dipilih berlabel “Tidak”. Proses / Penugasan , Digunakan untuk kegiatan pemrosesan input, pada simbol ini kita dapat menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input, maupun operasi lainnya, penulisan dapat dilakukan satu persatu maupun keseluruhan. Arah aliran,Digunakan untuk menghubungkan setiap langkah dalam flowchart dan menunjukkan ke mana arah aliran diagram. Anak panah ini mempunyai arah kiri, kanan, atas, bawah. Konektor On Page ,Digunakan untuk menghubungkan satu langkah dengan langkah lain dalam satu halaman. Konektor Off Page , Digunakan untuk menghubungkan suatu langkah dengan langkah lain dalam halaman yang berbeda. Preparasi / Persiapan , Digunakan untuk proses inisialisasi / pemberian harga awal (misalnya dalam melakukan iterasi).
87
Penyajian SOP pada penelitian yaitu berdasarkan proses yang terjadi pada sistem yang akan diusulkan. Berikut adalah contoh flowchart SOP yang digunakan pada penelitian ini:
Sistem Usulan untuk Persuratan Nota Dinas (Hasil Verifikasi)
No
Deskripsi
Ketua DKPP
Kepala Biro Administrasi
Keterangan
Start
1
Melihat Nota Dinas yang harus dibuat
2
Input Nota Dinas
3
Menyetujui atau menolak nota dinas
4
Kepala Biro Administrasi Data Verifikasi Data Nota Dinas Tabel Nota Dinas Tabel Verifikasi
Ketua DKPP Data Nota Dinas Data Verifikasi Tabel Nota Dinas Tabel Verifikasi
Kepala Biro Administrasi Data Verifikasi Data Nota Dinas Tabel Nota Dinas Tabel Verifikasi
Melihat status Nota Dinas
Kepala Biro Administrasi Data Nota Dinas Data Verifikasi Tabel Verifikasi Tabel Nota Dinas
Selesai
Gambar 2.9 Contoh Flowchart (Diagram Alir) Penjelasan: Contoh SOP di atas menjelaskan proses persuratan nota dinas dengan 4 (empat) deskripsi kegiatan yang berbeda. Masing-masing kegiatan tersebut ditempatkan pada kolom aktor tertentu sesuai dengan tugasnya dan diberi keterangan mengenai database dan dokumen apa yang terlibat pada kegiatan tersebut.
88
2.19.2 Rich Picture Menurut Valente dan Marchetti (dalam Novia Widyaningsih, 2014), rich picture merupakan pengetahuan tentang domain dan harus membimbing para pengembang sistem selama fase awal definisi dan konstruksi prototipe sistem. Penciptaan rich picture adalah kegiatan awal desain, tahap dimana pengembang sistem harus membingkai masalah untuk menemukan solusi yang memadai, berfokus pada teknologi berorientasi objek. Menurut Mathiassen (dalam Khairunisa, 2013) rich picture adalah sistem atau situasi dengan menggunakan gambar-gambar. Gambaran keseluruhan dari orang, objek, proses, struktur dan masalah pada keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan. Rich picture juga merupakan gambaran informal yang mempresentasikan pemahaman ilustrator terhadap situasi yang ada. Rich picture memberikan deskripsi yang luas mengenai suatu situasi yang memungkinkan adanya interpretasi yang berbeda-beda. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh pandangan menyeluruh
terhadap
situasi
dan
berbagai
cara
orang
menginterpretasikannya. Menurut Pratiwi (dalam dalam Novia Widyaningsih, 2014) Rich picture adalah gambaran dari aspek-aspek penting yang dapat membantu pengguna sistem untuk memahami sistem yang sedang dikembangkan. Rich picture difokuskan pada aspek penting dari sistem yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan beroperasi, berbicara dengan banyak orang
89
untuk mengetahui apa yang harus terjadi, dan mungkin melakukan wawancara formal. Notasi yang dipakai dalam rich picture terdiri dari:
Tabel 2.1 Notasi Dasar Rich Picture Notasi
Nama
Objek
Garis proses
Keterangan Objek, menyatakan orang atau benda yang digambarkan terkait dengan proses yang terjadi. Simbol objek disesuaikan dengan gambaran objek yang ingin ditampilkan. Misalnya objek manusia maka yang ditampilkan adalah simbol yang menyerupai manusia, sedangkan objek benda maka simbol yang digunakan adalah benda yang menyerupainya. Menyatakan proses yang terjadi yang menghubungkan antar objek disertai dengan alir keterangan singkat berupa nomor dan teks.
Berikut adalah contoh penggunaan rich picture dalam penelitian ini:
90
Pihak Terkait 4. Mengirim surat melalui ekspedisi 5. Mengirim Surat kepada Pihak Terkait 6. Mencatat data pengiriman surat dan mengirim surat ke email pihak terkait
5
1. Melihat data permintaan surat 2. Membuat surat 3. Approve surat
4
Via Ekpedisi Staf TU Ka Subbag TU Kepala Biro Administrasi
2 1
6
3 3 7. Membuat disposisi pengaduan 11. Membuat Nota Dinas
3 11 8
3 14 Sistem Informasi Persuratan PKEPP
Kepala Biro Administrasi
7. Membuat disposisi pengaduan 12. Approve nota dinas
Kepala Bagian Administrasi Persidangan
10
3 9 13
7 12
Ka Subbag Analisis dan Verifikasi Kepala Bagian Administrasi Pengaduan 9. Membuat disposisi pengaduan 11. Membuat Nota Dinas
Ketua DKPP
10. Melihat Dipsosisi Pengaduan
Gambar 2.1 Contoh Rich Picture Penjelasan: Contoh di atas menjelaskan sistem usulan melalui ilustrasi gambar. Penggunaan simbol-simbol yang tepat untuk mewakili objek tertentu memudahkan seseorang mengetahui dengan mudah alur seperti yang terjadi pada sistem usulan. 2.19.3 Unified Modelling Language (UML) 2.19.3.1 Sejarah UML Menurut Whitten dan Bentley (2007), pada tahun 1994 Grady Boch dan James Rumbaugh bergabung untuk menggunakan metode
pengembangan
berorientasi
objek
dengan
tujuan
mencipatakan sebuah standar proses untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivan Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat suatu bahasa pemodelan objek
91
standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode objek standar. Berdasarkan kerja mereka dan hasil kerja lainnya pada industri, Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 dirilis pada tahun 1997. Hingga saat ini UML versi terbaru adalah versi 2.0. UML tidak menentukan metode untuk sistem-sistem pengembangan, tetapi sudah diterima luas sebagai standar untuk pemodelan objek. Penggabungan beberapa metode menjadi UML dimulai tahun 1993. Setiap orang dari tiga sekawan di Rational Software Corporation mulai menggabungkan idenya dengan metode-metode lainnya. Pada akhir tahun 1995 Unified Method versi 0.8 diperkenalkan. Unified Method diperbaiki dan diubah menjadi UML pada tahun 1996, UML 1.0 disahkan dan diberikan pada Object Technology Group (OTG) UML pada tahun 1997, dan pada tahun itu juga beberapa perusahaan pengembang utama perangkat lunak mulai mengadopsinya. Pada tahun yang sama OMG merilis UML 1.1 sebagai standar industri (Sholiq, 2006). 2.19.3.2 Pengertian UML Unified Modeling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang di gunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten et al, 2004). Menurut Munawar (dalam Arini Wulandari) UML diartikan sebagai salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan
92
karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. Sedangkan menurut Sholiq (2006) Notasi UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh Grady Booch, Object Modeling Technique (OMT) dan Object Oriented Software Engineering (OOSE). Metode Booch dari Grady Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object Oriented. Semuanya bekerja di Rational Software Corporation dan berfokus pada standarisasi dan perbaikan ulang UML. 2.19.3.3 Tujuan UML Menurut Didik (dalam Arini Wulandari, 2014) bahwa tujuan utama UML adalah: 1.
Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
2.
Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
3.
Menyediakan permodelan.
produk-produk
yang
terdapat
dalam
93
2.20 Media Penyajian Data Menurut Hariyanti (dalam Muhhamad Arif Abdul Hakim, 2014), media penyajian data bergantung pada jenis informasi dan pesan yang ingin disampaikan, serta kebutuhan dan selera pengguna. Perancang dapat memilih bentuk teks, grafik, atau mengkombinasikan keduanya. Pemilihan media penyajian yang kurang tepat akan mengurangi efektifitas penyampaian informasi, dan menimbulkan persepsi yang salah menganai informasi yang disajikan. Terdapat dua prinsip dalam memilih media penyajian informasi. a.
Media dapat memberikan persepsi yang benar tentang informasi yang disajikan.
b.
Media dapat menyajikan informasi sesuai dengan tujuan, tanpa memakan banyak tempat.
Setiap jenis media memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri dalam menyajikan suatu jenis informasi. Media yang paling banyak digunakan dalam menyajikan informasi yaitu dengan menggunakan tabel dan grafik . 2.1.1 Tabel Tabel adalah tampilan grafis yang mengatur informasi dalam format kolom dan baris. Menurut Hariyanti (dalam Muhhamad Arif Abdul Hakim, 2014) tabel dapat menyajikan data dengan lebih detail, menyajikan angkaangka dengan format yang lebih presisi. Tabel dapat menampilkan data kuantitatif maupun kualitatif. Namun demikian, informasi yang disajikan dalam tabel tidak dapat dipahami secara cepat dan sekilas.
94
2.1.2 Grafik Menurut Hariyanti (dalam Muhhamad Arif Abdul Hakim, 2014) grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya. Grafik yang digunakan pada penelitian ini yaitu bar chart atau progress bar. Grafik tersebut digunakan untuk menunjukkan nilai dari proses yang sedang berlangsung yang meliputi waktu proyek (laytime), hasil muatan yang telah yang dicapai dalam perkembangan proyek, dan grafik laporan proyek secara keseluruhan. 2.21 Konsep Basis Data Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS (Database Management System) yang merupakan paket perangkat lunak yang kompleks dan digunakan untuk mengakses dan memanipulasi database (Jogiyanto, 2008). 2.21.1 Pengertian Basis Data (Database) Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas (Kadir, 2003). Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut: a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
95
Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah. b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space) Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah redudansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. c. Keakuratan (Accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan keakuratan pemasukan atau penyimpanan data. d. Ketersediaan (Availability) Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan. e. Kelengkapan (Completeness) Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik
96
terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya menambah recordrecord data, tetapi juga melakukan penambahan struktur dalam basis data. f. Keamanan (Security) Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan. g. Kebersamaan pemakai Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat
memenuhi
kebutuhan
ini,
tetapi
dengan
menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan). Database merupakan kumpulan file yang saling berhubungan. Tetapi, database tidak hanya kumpulan file. Record di dalam tiap file harus dapat dihubungkan dengan record di dalam file lain (Whitten, 2007). Dalam manajemen database relational terdapat komponen utama dalam konsep database (Whitten, 2007).
97
1.
Field adalah unit terkecil data yang disimpan dalam database. Unit terkecil data yang disimpan dalam database : a. Primary key, yaitu field yang unik dan mengidentifikasi satu record. Contoh : kode surat dan kode arsip. b. Secondary key, yaitu field yang mengidentifikasi sebuah record atau bagian dari beberapa record yang terkait. c. Foreign key, yaitu field yang menunjuk beberapa record pada file lain. Contoh : arsip inaktif Record berisi foreign id_lokasi. d. Descriptive field, yaitu non-key field.
2.
Record adalah kumpulan field yang diatur dalam format yang predetermined (telah ditentukan). a. Fixed-length record structures Sebagian besar teknologi database memaksakan struktur record fixed length, dalam artian setiap instance record mempunyai field yang sama, jumlah field yang sama, dan ukuran logika yang sama. Akan tetapi, beberapa sistem database akan mengkompresi field-field dan niilai-nilai yang tidak digunakan untuk menghemat ruang penyimpanan disk. b. Variable-length record structures Memperbolehkan record-record pada file yang sama memiliki length yang berbeda.
3.
File dan Tabel File adalah kumpulan semua kejadian dari struktur record yang
ditentukan. Tipe-tipe dari file, yaitu :
98
a. File induk/master adalah file penting dalam sistem dan akan tetap ada selama siklus hidup sistem informasi berputar. b. File transaksi adalah file yang digunakan untuk merekam data dari suatu transaksi yang terjadi. c. File laporan adalah file yang berisi sistem informasi yang akan ditampilkan. d. File sejarah adalah file yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi. e. File pelindung adalah salinan dari file-file yang masih aktif di database pada saat tertentu yang digunakan bila file database rusak. f. File kerja adalah suatu proses program secara sementara karena memori komputer tidak mencukupi. Sedangkan tabel adalah suatu kesatuan unit dari row / record dengan atribut-atributnya (column). 2.21.2 Database Management System (DBMS) Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS (Database Management System) yang merupakan paket perangkat lunak
yang
kompleks dan digunakan untuk mengakses dan memanipulasi database (Jogiyanto, 2008). Menurut Connolly dan Begg (2010), DBMS adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menjelaskan, membuat, memelihara, dan mengatur akses ke database.
99
Untuk mengelola database diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user (pengguna) untuk membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan efisien DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbedabeda (Kadir, 2003). 2.22 MySQL MySQL merupakan sofware sistem manajemen database (Database Management System-DBMS) yang open source (gratis) yang sangat populer dikalangan pemrogram web, sehingga dapat digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelola datanya. Hal ini dikarenakan MySQL dapat digunakan cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan skala menengah kecil (Sidik, 2005). 2.22.1 Sql Menurut Connolly dan Begg (2010), SQL adalah salah satu contoh dari
bahasa
berbasis
transformasi
atau
bahasa
yang
dirancang
menggunakan relasi guna mentransformasikan data masukan (input) menjadi data keluaran (output) yang dibutuhkan. 2.22.2 DML Menurut Connolly dan Begg (2010), Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang menyediakan satu set operasi yang mendukung
100
manipulasi dasar operasi data dalam database. Operasi manipulasi data meliputi : 1.
Penambahan data baru ke dalam database
2.
Merubah data yang disimpan dalam database
3.
Perolehan kembali data yang ada dalam database
4.
Penghapusan data dari database DML dibagi menjadi 2 jenis yaitu Procedural dan Non-procedural.
Procedural DML adalah suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk mendeskripsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan Nonprocedural DML adalah sebuah bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa memperhatikan bagaimana data diperoleh. 2.22.3 DDL Menurut Connolly dan Begg (2010) Data Definition Language (DDL)
adalah
sebuah
bahasa
yang
memungkinkan
Database
Administrator (DBA) atau pengguna untuk mendeskripsikan dan menamai entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan integritas terkait dan batasan keamanan. 2.23 Personal Home Page (PHP) 2.23.1 Sejarah PHP PHP pertama kali dibuat pada musim gugur tahun 1994 oleh Rasmus Lerdoff ([email protected]), awalnya digunakan pada websitenya untuk mencatat siapa saja yang berkunjung dan melihat biodatanya. Versi
101
pertama yang direlease tersedia apad awal tahun 1995, dikenal sebagai tool personal Home Page, yang terdiri atas engine parser yang sangat sederhana yang hanya dugunakan pada halaman-halaman web. Parser deprogram ulang pada pertengahan 1995, dan diberi nama PHP/FI versi 2.0 FI berasal dari paket Rasmus lainnya yang ditulis untuk menginpretasi data dari form, yang kemudian dikombinasikan denga tool Personal Home Page dan ditambahkan dukungan untuk database msQl (mini SQL) (Sidik, 2006). 2.23.2 Pengertian PHP PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML (Sidik, 2006). PHP/FI merupakan nama awal dari PHP.PHP-Personal Home Page, FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. PHP, awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. Contoh yang umum digunakan untuk menjelaskan tentang PHP sebagai Script yang disisipkan (embedded script) dalam dokumen HTML : contoh
102
2.23.3 Kelebihan PHP Beberapa keunggulan yang dimiliki PHP adalah : 1. PHP memiliki tingkat akses yang lebih cepat 2. PHP memiliki tingkat lifecycle yang cepat sehingga selalu mengikuti perkembangan teknologi internet 3. PHP memiliki tingkat keamanan yang tinggi 4. PHP mampu berjalan di beberapa server yang ada, miaslnya Apache, Microsoft IIS, PWS, AOLServer, phttpd, fhttpd dan Xitami. 5. PHP mampu berjalan di Linux sebagai platform sistem operasi utama bagi PHP, namun jug dapat berjalan di FreeBSD, Unix, Solaris, Windows dan yang lain. 6. PHP juga mendukung akses ke beberapa database yang sudah ada, baik yang bersifat free/gratis maupun komersial. Database itu antar alain MySQL, PosgreSQL, mSQL, Informix dan MicrosoftSQL server. 7. PHP bersifat free atau gratis.
103
2.24 XAMPP dan Phpmyadmin XAMPP merupakan perangkat lunak yang dapat didownload secara gratis dan di dalam perangkat lunak ini, berisi kumpulan-kumpulan beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan antara lain PHP, Apache, MySQL dan PHPMyAdmin (Suprianto, 2008). XAMPP dikembangkan oleh Apache Friends yang merupakan sebuah website non-komersial yang bertujuan untuk mempromosikan web server Apache. XAMPP ditemukan pada musim semi pada tahun 2002 oleh Kai ‘Oswald’ Seidler dan Kay Vogelgesang (Sukarno, 2006). PhpMyAdmin adalah merupakan salah satu pengolah data MySQL yang berbasis web yang berada dalam menu XAMPP. PHPMyAdmin memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya dan hampir semua web hosting menyediakan PHPMyAdmin untuk para penyewa virtual house (Suprianto, 2008).
3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metodologi peneletian yang digunakan di dalam
merancang
bangun
sistem
persuratan
PKEPP,
diawali
metode
pengumpulan data, hingga sampai pada metode pengembangan sistem. 3.1
Metode Pengumpulan data Pada penelitian dalam skripsi ini, peneliti menggunakan metode
pengumpulan data seperti observasi, wawancara dan studi kepustakaan untuk mendapatkan data yang dapat mendukung skripsi ini. 3.1.1
Observasi Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung mengamati proses
yang terjadi di Dewan Kehormatan Penyelengggara Pemilu Republik Indonesia yang beralamat di Jl MH.Thamrin No.14, Jakarta Pusat 10350. Penelitian dilakukan pada seluruh bagian Tata Usaha beserta bagian pengaduan dan persidangan dimaksudkan agar dapat mengetahui secara langsung proses mengenai persuratan PKEPP. Dalam melakukan observasi peneliti membutuhkan waktu 2 bulan dari bulan April sampai bulan September 2014. Data yang diperoleh dalam observasi ini meliputi: 1.
Profil dan struktur organisasi DKPP.
2.
Data dan dokumen yang mendukung terkait dengan kegiatan persuratan
104
105
3.
Sistem yang sedang berjalan pada tindaklanjut pengaduan/laporan PKEPP.
3.1.2
Wawancara Setelah melakukan observasi, tahap kedua dalam melakukan
pengumpulan data adalah melakukan wawancara terhadap Kepala Subbagian Tata Usaha dan Protokol yaitu ibu Esih Nurkesih, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan yaitu Dini Yamashita, dan Kepala Bagian Administrasi Persidangan yaitu Osbin Samosir. Metode wawancara yang digunakan adalah metode terstruktur. Tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui prosedur dan kegiatan pengolahan data yang selama ini dilakukan. Wawancara tersebut dilakukan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang berhubungan dengan persuratan di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Daftar pertanyaan beserta jawabannya terlampir dalam Lampiran 2 pada skripsi ini. 3.1.3
Studi Kepustakaan Di dalam studi kepustakaan ini ada beberapa buku referensi yang
peneliti dapatkan. Peneliti membaca dan mempelajari beberapa buku yang berkaitan dengan sistem persuratan serta buku mengenai pengembangan sistem berorientasi objek dengan metode rapid application development (RAD) serta UML yang digunakan untuk mendesain sistem dan bukubuku yang berkaitan dan berhubungan dengan pemrograman PHP dan MySQL. Selain melalui buku, penulis juga mengunjungi website-website yang terkait dengan topik dalam skripsi ini.
106
3.1.4
Studi Literatur Peneliti membandingkan apakah
literatur sebelumnya dapat
membantu dalam pengembangan sistem yang diusulkan. Selain itu peneliti juga membandingkan apakah sistem yang dikembangkan memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
No
Penulis dan Judul
Metode
Hasil Penelitian
Kekurangan
1.
Petty Mei Sari, 2013, Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan Kepegawaian pada Tata Biro Kepegawaian Kementrian Agama RI, Universitas Islam Negeri Jakarta
Metode pengumplan data terdiri dari wawancara dan dokumenter. Kemudian metode pengembangan sistem menggunakan RAD (Rapid Application Development)
Menghasilkan sistem yang dapat mengelola data surat masuk dan surat keluar.
Tidak terdapat penyajian laporan aktifitas persuratan dan sistem hanya sebatas pencatatan surat masuk dan keluar.
2.
Miftah Haris, 2014, Sistem Informasi Metode pengumplan data terdiri dari Manajemen Persuratan Mahasiswa, observasi, wawan cara, dan literature Universitas Islam Negeri Jakarta. sejenis. Kemudian metode pengembangan sistem menggunakan RAD (Rapid Application Development)
Menghasilkan sistem yang dapat mengelola data pembuatan surat keterangan mahasiswa.
Tidak terdapat penyajian laporan aktifitas persuratan dan sistem hanya sebatas pencatatan surat masuk dan keluar.
3.
Redha Hidayatullah, 2013. Sistem Pengelolaan Data Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (bpkp) Perwakilan Provinsi Aceh berbasis Web STMIK U’Budiyah Indonesia.
Menghasilkan sistem Metode pengumplan data terdiri dari yang dapat mengelola observasi, wawancara. Metode analisa data surat masuk dan data menggunakan metode deskriptif surat keluar. dan dedukatif.
Tidak terdapat penyajian laporan aktifitas persuratan dan sistem hanya sebatas pencatatan surat masuk dan keluar.
4.
Novika Diar Alifiyana, 2014. Sistem Informasi Pengelolaan Surat pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang. Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Metode pengumplan data terdiri dari observasi, wawan cara. Kemudian metode pengembangan sistem menggunakan Waterfall.
Tidak terdapat penyajian laporan aktifitas persuratan dan sistem hanya sebatas pencatatan surat masuk dan keluar.
107
Menghasilkan sistem yang dapat mengelola surat masuk dan surat keluar serta memudahkan dalam
108
5.
6.
7.
mencari letak surat yang telah disimpan. Metode pengumplan data terdiri dari Menghasilkan aplikasi Haidir Ali, 2011, Aplikasi Manajemen observasi, wawan cara. Kemudian yang dapat membuat Kearsipan Persuratan Badan Wakaf metode pengembangan sistem surat undangan dan Indonesia, Universitas Islam Negeri menggunakan waterfall. menyimpan data lokasi Jakarta. penyimpanan surat yang telah digunakan.
Tidak terdapat penyajian laporan aktifitas persuratan. Sistem hanya dapat membuat surat undangan saja.
Nurhayati, 2011. Pengembangan Sistem Metode pengumplan data terdiri dari Informasi Layanan Persuratan Pada observasi, wawancara, koesioner, dan Kantor Kelurahan Bambu Apus, literature sejenis. Kemudian metode Universitas Islam Negeri Jakarta. pengembangan sistem menggunakan FAST (Framework for the Application of system thinking)
Menghasilkan sistem Tidak terdapat yang terintegrasi dengan otomatisasi persetujuan database warga surat oleh pihak terkait. sehingga memudahkan membuat surat yang dibutuhkan oleh warga. Terdapat fitur laporan persuratan.
Rahmi Ramadhona Putri, 2011. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Persuratan Dengan Dukungan Teknologi Sms Gateway di Fakultas Teknologi Informasi (FTI) ITS Surabaya
Menghasilkan aplikasi yang dapat mengelola surat masuk dan surat keluar sesuai dengan alur yang ditetapkan secara otomatis.
Metode pengumplan data terdiri dari observasi, wawancara. Kemudian metode pengembangan sistem menggunakan Waterfall.
Tidak terdapat penyajian laporan aktifitas persuratan dan tidak terdapat pengaturan alur persuratan.
Peneliti membuat perbandingan dengan rancangan sebuah sistem usulan yang mempunyai kelebihan berupa fitur-fitur yang dimiliki oleh Sistem Informasi Persuratan PKEPP pada DKPP diantaranya : 1. Sistem dirancang agar dapat terintegrasi dengan proses pengaduan dan persidangan. 2. Sistem Persuratan PKEPP dilengkapi dengan otomatisasi proses persetujuan surat dalam satu sistem. 3. Sistem Persuratan PKEPP dilengkapi dengan pengaturan persetujuan persuratan. 4. Sistem Persuratan PKEPP dilengkapi dengan pencatatan data surat keluar yang berupa data jasa ekspedisi surat yang digunakan dalam mengirim surat. 5. Sistem Persuratan PKEPP dapat
mendistribusikan surat melalui
email. 3.2
Metode Pengembangan Sistem Dalam melakukan penelitian terhadap rancang bangun sistem informasi
persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu dilakukan beberapa tahap pada pengembangan RAD (Rapid Application Development), yaitu: 3.2.1
Fase Requerement Planning Merupakan
tahap pertama dalam melakukan pengembangan
sistem pada metode Rapid Aplication development (RAD). Pada fase ini, peneliti mengidentifikasi kebutuhan sistem yang terkait dengan rancang bangun sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara
109
110
pemilu. Tidak hanya itu, fase ini juga dapat menentukan batasan-batasan untuk sistem yang dibuat, kendala, serta alternatif masalah. Pada fase ini, peneliti melakukan interaksi secara langsung pada pihak yang terkait dalam proses dari sistem yang berjalan terutama dalam hal proses persuratan. Fase ini terdiri dari 2 tahap yaitu: 1. Gambaran Umum DKPP, yaitu mengumpulkan data-data informasi dasar mengenai untuk dapat mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya mengenai : a) Profil DKPP b) Struktur Organisasi c) Tupoksi 2. Analisis, yaitu menjabarkan tentang permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan untuk memperbaiki sistem yang lama. Penulis menggunakan rich picture
dan flowchart dalam
menvisualisasi prosedur sistem yang sedang berjalan dan prosedur sistem usulan. Dalam tahap analisis sistem ini terdapat tiga tahapan, yaitu: a) Problem Analysis, mempelajari bagaimana sistem persuratan yang telah berjalan dan mendefinisikan masalah-masalah yang terdapat di dalamnya. b) Requirement Analysis, menganalisis kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam permasalahan sistem persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Tahapan dari requirement analisis sebagai berikut:
111
1. Membuat tabel analisis PIECES Peneliti menganalisis persyaratan dengan mengacu pada kerangka kerja PIECES yang disajikan pada tabel perbandingan sistem berjalan dengan sistem usulan. 2. Menentukan functional requirements Peneliti menjelaskan apa saja persyaratan mengenai aktivitas dan layanan yang harus disediakan oleh sistem. 3. Menentukan nonfunctional requirement Peneliti menjelaskan persyaratan mengenai kualitas yang harus dimiliki oleh sistem dengan mengacu pada hasil dari analisis PIECES. 3. Decision Analysis, menentukan solusi yang akan digunakan dalam mengatasi masalah sistem persuratan PKEPP. a) Menentukan sistem seperti apa yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. b) Menentukan teknologi yang dipakai pada sistem usulan. c) Menggambarkan sistem usulan dengan menggunakan rich picture disertai dengan SOP (Standard Operating Procedures) dalam bentuk flow chart berikut penjelasannya. d) Menentukan ada berapa dan siapa saja pengguna (user) pada sistem usulan. e) Menentukan komponen-komponen sistem usulan yang meliputi management user, data master, proses terstruktur dan sistem pelaporan.
112
f) Melakukan analisis perbandingan sistem antara sistem yang berjalan dengan sistem usulan. 3.2.2
Fase Workshop Design Fase ini merupakan, fase kedua setelah fase perencanaan
kebutuhan (requiremet planning) . Fase ini dilakukan untuk merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada proses persuratan. Tahapan yang dilakukan dalam fase ini meliputi : 3.2.2.1 Tahap Perancangan Proses Tahap ini terdiri dari perancangan diagram-diagram UML dari sistem yang dibuat yaitu: 1. Use Case Diagram, pada tahap ini penulis menggambarkan diagram yang menjelaskan aktifitas yang dilakukan sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang akan dibangun dan siapa saja actor yang berinteraksi dengan sistem persuratan PKEPP . a. Identifikasi
Actor,
pada
tahap
ini
penulis
mengidentifikasi actor-actor yang terlibat dalam sistem ini dan apa saja tugas-tugasnya di dalam sistem informasi
persuratan
pelanggaran
kode
etik
penyelenggara pemilu. b. Perancangan Use Case, pada tahap perancangan use case ini penulis menggambarkan use case beserta
113
hubungannya dengan actor-actor yang terlibat di dalam sistem. c. Use Case Narrative, menjelaskan secara narasi diagram
use
case
sistem
informasi
persuratan
pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu ini. 2. Activity Diagram, pada tahap perancangan diagram ini menggambarkan berbagai alir aktifitas apa yang dilakukan user dan sistem dalam sistem informasi penjualan ini, serta bagaimana masing-masing alir berawal sampai bagaimana mereka berakhir. 3. Sequence Diagram, pada tahap ini penulis menggambarkan diagram yang menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh sistem informasi penjualan untuk mencapai tujuan dari use case, interaksi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi. 3.2.2.2 Tahap Perancangan Input/Output Tahap ini merupakan perancangan input dan output yaitu menentukan parameter apa saja yang menjadi input-an agar dapat di proses sehingga menjadi output yang dibutuhkan oleh user. Dan sebaliknya menentukan output apa saja yang dibutuhkan oleh user, sehingga input dapat mendukung terciptanya output.
114
3.2.2.3 Tahap Perancangan Database Tahap ini merupakan tahap perancangan physical database sistem informasi kearsipan. Database menggambarkan tabel-tabel beserta hubungan setiap tabel yang digunakan untuk tempat penyimpanan data. Berikut adalah tahapannya: 1.
Peneliti menentukan beberapa objek potensial yang untuk membuat class diagram, dengan cara mengumpulkan objek kata benda pada tabel potential object list dan diseleksi sehingga menghasilkan daftar objek usulan.
2.
Peneliti memvisualisasikan struktur kelas sistem usulan dan memperlihatkan hubungan antar kelas pada class diagram.
3.
Peneliti membuat matriks CRUD untuk membedakan aktor berdasarkan hak aksesnya pada sistem.
4.
Peneliti
membuat
mapping
class
diagram
untuk
mengoptimalisasi kelas menjadi database dengan teknik mapping problem domain object to an RDBMS format. 5.
Peneliti membuat skema database yang menggambarkan hubungan primary key dan foreign key dari setiap tabel.
6.
Peneliti membuat spesifikasi database dari setiap tabel.
3.2.2.4 Tahap Perancangan Struktur Menu Pada desain struktur menu, penulis merancang tampilan struktur menu yang sesuai dengan kebutuhan user sehingga memudahkan dalam mengakses Sistem Informasi Persuratan PKEPP, desain struktur menu ini ditampilkan sesuai dengan hak
115
akses user. 3.2.2.5 Tahap Perancangan User Interface Tahap ini merupakan tahap merancang tampilan antar muka yang digunakan user untuk berinteraksi dengan sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu berbasis web. 3.2.3
Fase Implementation Setelah workshop desain dilakukan, maka tahap yang terahir
adalah tahap implementasi yaitu rancangan Sistem Informasi Persuratan PKEPP yang akan diubah menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin dalam bentuk program atau unit program. Berikut adalah aktifitas yang diperlukan dalam fase implementation: 1.
Coding Pada tahap ini hasil rancangan dari sistem usulan dibuat menjadi sebuah aplikasi dengan melakukan pengkodean menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL dengan menggunakan Notepad++ sebagai software editor.
2.
Testing Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian terhadap sistem baru dengan metode black box testing secara terfokus apakah unit program tersebut sesuai dengan persyaratan (requirement) sekaligus untuk mengetahui kendala yang ada. Pada black box testing ini, cara pengujiannya hanya dilakukan dengan
116
menjalankan atau mengeksekusi unit program, kemudian diamati hasil temuan dari unit tersebut sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan ke dalam sebuah tabel pengujian. 3.3
Kerangka Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan
kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka penelitian meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Berikut ini adalah gambaran rencana penelitian secara utuh yang akan dilakukan peneliti.
117
Profil DKPP
Mulai
Gambaran Umum DKPP
Struktur Organisasi Tupoksi Sistem Yang berjalan
Requirement Planning
Problem Analysis
Identifikasi Masalah Analisis PIECES Functional requirement
Observasi
Wawancara
Analisis (Whitten and Bentley, 2007)
Metode Pengumpulan Data (Nazir, 2009)
Requirement Analysis
Nonfunctional requirement Menentukan Sistem Usulan
Decision Analysis
Studi Pustaka
Menentukan Teknologi Gambaran Sistem Usulan
Studi Literatur
Menentukan Pengguna
Menentukan Komponen Sistem Perancangan Proses
Metode Pengembangan Sistem (RAD (Kendall dan Kendall, 2008))
Workshop Design
Perancangan Input/Output
Use Case Diagram
Identifikasi Aktor
Actifity Diagram
Perancangan Use Case
Sequence Diagram Potensial Obyek
Perancangan Database
Class Diagram Mapping Class Diagram
Perancangan Struktur Menu
Perancangan User Interface
Schema Database Spesifikasi Database Matriks CRUD
Coding
Selesai
Implementation
Testing (Black Box Testing)
Gambar 3.1 Kerangka Penelitia
Use Case Narative
4
BAB IV
SISTEM INFORMASI PERSURATAN PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU 4.1
Requirement Planning Sebagaimana telah diuraikan di bab sebelumnya bahwa fase ini adalah fase
dimana peneliti bertemu dengan end-user untuk sama-sama mengidentifikasi tujuan, syarat-syarat dari kebutuhan sistem yang ditimbulkan atas tujuan sistem yang dirumuskan, serta mengidentifikasi masalah yang menjadi latar belakang dalam perancangan sistem. 4.1.1
Gambaran Umum DKPP 1. Profil DKPP Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum atau yang disingkat DKPP adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggara pemilu. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia atau disingkat DKPP RI merupakan lembaga yang dibentuk dalam praktek demokrasi modern di Indonesia. DKPP merupakan produk wacana perbaikan kualitas demokrasi khususnya penyelenggaraan Pemilu. Pemilu seakan-akan menjadi beban sejarah politik tersendiri bagi perubahan, bahkan begitu berharganya Pemilu dibutuhkan lembaga khusus yang permanen melakukan penegakan kode etik guna menghasilkan Pemilu yang 118
119
tidak saja luber jurdil tapi mewujudkan proses dan hasil pemimpin yang betul-betul bermartabat. Tugas dan kewenangan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum) berkaitan dengan orang per orang pejabat penyelenggara pemilihan umum, baik KPU maupun Bawaslu. Dalam arti sempit, KPU hanya terdiri atas para komisioner
di
tingkat
pusat,
provinsi,
dan
di
tingkat
kabupaten/kota. Demikian pula dalam arti sempit, Bawaslu hanya terdiri atas pimpinan atau anggota Bawaslu tingkat pusat dan Bawaslu tingkat provinsi. Namun, dalam arti luas, penyelenggara pemilihan umum itu, baik dalam lingkungan KPU maupun Bawaslu, menyangkut pula para petugas yang bekerja secara tetap atau pun yang bekerja secara tidak tetap. Sejak pertama kali berdiri pada tahun 2012 hingga saat ini, DKPP telah menyeleseaikan ribuan kasus pelanggaran pemilu.. informasi tentang DKPP dapat dilihat di situs resmi DKPP (http://www.dkpp.go.id).
120
2. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 3. Tupoksi Berdasarkan
struktur
organisasi
Dewan
Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP), berikut ini merupakan uraian tugas dan fungsi pada setiap bagian dan subbagian yang ada di DKPP : 1. Sekretariat Jenderal Bawaslu RI Sekretariat Jenderal Bawaslu RI bertugas memberikan dukungan administratif dan teknis operasional kepada Bawaslu.
Sekretariat
menyelenggarakan fungsi :
Jenderal
Bawaslu
RI
121
Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panwaslu Kecamatan.
Pemberian dukungan administratif kepada Bawaslu.
Pembinaan
dan
pelaksanaan
perencanaan
dan
pengawasan internal, administrasi persuratan PKEPP, ketatausahaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan, serta pengelolaan keuangan di lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu. 2. Biro Administrasi DKPP Biro Administrasi DKPP bertugas melaksanakan urusan administrasi PKEPP pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu. Biro Administrasi DKPP menyelenggarakan fungsi:
Pelaksanaan urusan administrasi umum, koordinasi penyusunan
perencanaan
program
dan
anggaran,
ketatausahaan, keprotokolan, publikasi dan sosialisasi, serta monitoring dan evaluasi di lingkungan DKPP.
Pelaksanaan
urusan
pelanggaran kode etik.
administrasi
pengaduan
122
Pelaksanaan
urusan
administrasi
persidangan
pelanggaran kode etik. 3. Bagian Administrasi Umum Bagian Administrasi Umum bertugas melaksanakan urusan administrasi umum, koordinasi penyusunan perencanaan program dan anggaran, ketatausahaan, keprotokolan, publikasi dan sosialisasi, serta monitoring dan evaluasi di lingkungan
DKPP.
Bagian
Administrasi
Umum
menyelenggarakan fungsi :
Pelaksanaan urusan tata usaha Biro dan rumah tangga pimpinan DKPP.
Pelaksanaan keprotokolan pimpinan DKPP.
Penyusunan dokumentasi, publikasi dan penerbitan kegiatan penegakkan kode etik Penyelenggara Pemilu.
Pelaksanaan
sosialisasi
penegakkan
kode
etik
Penyelenggara Pemilu.
Penyiapan administrasi dan publikasi putusan DKPP.
Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan
pelaksanaan
penegakkan
kode
etik
Penyeleggara Pemilu. Bagian Administrasi Umum memiliki tiga subbagian dengan tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Subbagian Tata Usaha dan Protokol
123
Subbagian Tata Usaha dan Protokol bertugas melakukan urusan tata usaha Biro dan rumah tangga pimpinan dan keprotokolan pimpinan DKPP. Subbagian Tata Usaha dan Protokol menyelenggarakan fungsi :
Melakukan koordinasi dalam mengagendakan surat masuk dari unit-unit di lingkungan Bawaslu dan dari lembaga lainnya dalam rangka tertib administrasi.
Melakukan koordinasi dalam pendistribusian surat sesuai disposisi Kepala Biro Administrasi DKPP dan segera melakukan penyampaian kembali surat yang telah selesai diproses ke unit/instansi yang dituju dalam rangka pemantauan posisi surat agar dapat dengan cepat diterima oleh unit terkait.
Melakukan koordinasi dalam mengagendakan konsep nota dinas dan atau konsep surat/keputusan beserta verbal dan berkas pendukung yang disampaikan oleh bagian-bagian guna penataan dan kerapihan proses penyelesaian surat.
Meneliti dan memeriksa usul permintaan alat tulis kantor dan keperluan rumah tangga lainnya dalam rangka kelancaran tugas.
124
Melakukan perawatan
koordinasi kendaraan
dalam dinas
penggunaan untuk
dan
kepentingan
kedinasan demi kelancaran tugas. b. Subbagian Publikasi dan Sosialisasi Kode Etik Subbagian Publiksi dan Sosialisasi Kode Etik bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumentasi, publikasi dan penerbitan kegiatan penegakkan kode etik Penyelenggara Pemilu, sosialisasi penegakkan kode etik Penyelenggara Pemilu, administrasi dan publikasi putusan DKPP. Subbagian Publikasi dan Sosialisasi Kode Etik menyelenggarakan fungsi :
Melakukan dokumentasi kegiatan-kegiatan penegkkan kode etik penyelenggara Pemilu.
Membangun kerjasama dengan media massa, media elektronik dan pers terkait penegakkan kode etik penyelenggara Pemilu.
Melakukan
publikasi
dan
penerbitan
kegiatan
penegakkan kode etik Penyelenggara Pemilu.
Melakukan
sosialisasi
penegakkan
kode
etik
Penyelenggara Pemilu.
Melakukan administrasi dan publikasi putusan DKPP.
c. Subbagian Monitoring dan Evaluasi
125
Subbagian Monitoring dan Evaluasi bertugas melakukan pemantauan
dan
penyiapan
bahan
evaluasi,
serta
penyusunan laporan pelaksanaan penegakkan kode etik Penyelenggara Pemilu. Subbagian Monitoring dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :
Melakukan pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi penegkkan kode etik Penyelenggara Pemilu.
Menyusun laporan pelaksanaan penegakkan kode etik Penyelenggara Pemilu.
4. Bagian Administrasi Pengaduan Bagian Administrasi Pengaduan bertugas melaksanakan urusan administrasi pengaduan pelanggaran kode etik. Bagian Administrasi Pengaduan menyelenggarakan fungsi :
Pelaksanaan penerimaan dan registrasi pengaduan/laporan.
Pelaksanan analisis dan verifikasi pengaduan/laporan.
Pelaksanaan pemberkasan PKEPP
Koordinasi penerimaan pengaduan yang disampaikan oleh Bawaslu Provinsi.
Pelaksanaan pemeriksaan pengaduan pelanggaran kode etik di Bawaslu Provinsi.
Penyiapan pembentukan Panel Majelis Kode Etik.
126
Bagian
Administrasi
Pengaduan
memiliki
tiga
subbagian dengan tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Subbagian Penerimaan dan Registrasi Pengaduan Subbagian Penerimaan dan Registrasi Pengaduan bertugas melakukan
penerimaan
dan
pengadministrasian
pengaduan/laporan,
registrasi
pencatatan
pengaduan/laporan,
agenda
pengaduan/laporan, pelaksanaan
pemberkasan PKEPP, dan menyiapkan panel majelis kode etik. Subbagian Penerimaan dan Registrasi Pengduan menyelenggarakan fungsi :
Melakukan penerimaan dan pengadministrasian pengaduan/laporan, registrasi pengaduan/laporan, pencatatan agenda pengaduan/laporan.
Melakukan pemberkasan PKEPP.
Menyiapkan panel majelis.
b. Subbagian Analisis dan Verifikasi Wilayah I Subbagian Analisis dan Verifikasi Wilayah I bertugas melakukan
penyiapan
bahan
analisis
terhadap
pengaduan/laporan, menyusun resume pengaduan/laporan, dan membuat rekomendasi atas kelengkapan persyaratan formil dan materiil pengaduan, serta melaksanakan pemeriksaan pengaduan/laporan pelanggaran kode etik di wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
127
Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, dan Bali. Subbagian Analisis dan Verifikasi Pengaduan Wilayah I menyelenggarakan fungsi :
Menyiapkan
bahan
analisis
terhadap
pengaduan/laporan.
Menyusun resume pengaduan/laporan.
Membuat rekomendasi atas kelengkapan persyaratan formil dan materiil pengaduan.
Melaksanakan pemeriksaan pengaduan/laporan pelanggaran kode etik.
c. Subbagian Analisis dan Verifikasi Wilayah II Subbagian Analisis dan Verifikasi Wilayah II bertugas melakukan
penyiapan
bahan
analisis
terhadap
pengaduan/laporan, menyusun resume pengaduan/laporan, dan membuat rekomendasi atas kelengkapan persyaratan formil dan materiil pengaduan, serta melaksanakan pemeriksaan pengaduan/laporan pelanggaran kode etik di wilayah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Nusa
128
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Subbagian Analisis dan Verifikasi Pengaduan Wilayah II menyelenggarakan fungsi:
Menyiapkan
bahan
analisis
terhadap
pengaduan/laporan.
Menyusun resume pengaduan/laporan.
Membuat rekomendasi atas kelengkapan persyaratan formil dan materiil pengaduan.
Melaksanakan
pemeriksn
pengaduan/laporan
pelanggaran kode etik. 5. Bagian Administrasi Persidangan Bagian Administrasi Persidangan bertugas melaksanakan urusan administrasi persidangan pelanggaran kode etik. Bagian
Administrasi
Persidangan
menyelenggarakan
fungsi:
Penyiapan administrasi dan ketatausahaan pemangilan, serta pelaksanaan pemanggilan pengadu dan teradu.
Penyiapan dan penyedian sarana prasarana persidangan.
Koordinasi pengamanan persidangan.
Penyiapan teknis dan administratif rapat panel Majelis Kode Etik dan Rapat Pleno DKPP.
Penyusunan risalah, dokmen PKEPP, dan berita acara persidangan.
129
Bagian Administrasi Persidangan memiliki tiga subbagian dengan tugas dan fungsi sebagai berikut : a. Subbagian Pemanggilan Subbagian Pemanggilan bertugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan administrasi pemanggilan para pihak dan mengoordinasikan kehadirannya. Subbagian Pemanggilan menyelenggarakan fungsi :
Menyiapkan bahan dan pelaksanaan administrasi pemanggilan para pihak.
Mengoordinasikan kehadiran para pihak.
b. Subbagian Persidangan Subbagian Persidangan bertugas melakukan penyiapan sarana
prasarana
persidangan,
persidangan,
pelaksanaan
penyusunan
persidangan,
jadwal
koordinasi
pengamanan persidangan, dan penyiapan pelaksanaan rapat Panel Majelis Kode Etik dan rapat pleno DKPP. Subbagian Persidangan menyelenggarakan fungsi :
Menyiapkan sarana prasarana persidangan.
Menyusun jadwal persidangan.
Melaksanakan persidangan.
Melaksanakan koordinasi pengamanan persidangan.
Menyiapkan pelaksanaan rapat Panel Majelis Kode Etik dan rapat pleno DKPP.
130
c. Subbagian Risalah dan Dokumen PKEPP Subbagian
Risalah
dan
Dokumen
PKEPP
bertugas
melakukan penyiapan bahan teknis perekaman sidang, mentranskrip hasil perekaman sidang, pengeditan naskah risalah sidang, menyusun ringkasan risalah sidang, minutasi putusan kode etik Pemilu dan pelaksanaan penyusunan dokumen PKEPP etik Pemilu. Subbagian Risalah dan Dokumen PKEPP menyelenggarakan fungsi :
Penyiapan bahan teknis perekaman sidang.
Mentranskrip hasil perekaman sidang.
Pengeditan naskah risalah sidang dan menyusun ringkasan risalah sidang.
4.1.2
Minutasi putusan kode etik Pemilu.
Pelaksanaan penyusunan dokumen PKEPP etik Pemilu.
Analisis Sistem 4.1.2.1 Problem Analysis (Analisis Permasalahan) 4.1.2.1.1
Analisa Sistem berjalan
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu merupakan lembaga pemerintah yang menangani pelanggaran kode etik pemilu
yang
dilakukan
oleh
penyelenggara
pemilu.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap user yang terlibat maka dapat dijelaskan sistem yang sedang berjalan dalam penanganan proses
131
persuratan. Berikut proses persuratan di gambakan dalam bentuk rich picture :
22.40.
Pihak Terkait
Rapat
6.21.33.39.46
Via Email Via Ekpedisi
4.19.31.37.44 3.18.30.36.43 Approve dari Pihak Terkait 17
5.20.32.38.45
Jadwal Rapat Verifikasi Berkas Pengaduan 25
1
10
2
Berkas Pengaduan Staf Sub Bagian Penerimaan dan Registrasi
Staf TU
16
12
11
13
14
15
Berkas Pengaduan Berkas Pengaduan Kepala Biro Administrasi dan Disposisi Berkas Pengaduan Ka Bag Administrasi Pengaduan dan Disposisi dan Disposisi
Ka Subbag Analisis dan Verifikasi
7 23 26 9 Lembar Disposisi
27
8 Nota Dinas 24
Berkas Perkara dan Nota Dinas Ka Bag Administrasi Persidangan
Ketua DKPP 29
28 Berkas Perkara dan Jadwal Sidang
35 34
42 Jadwal Rapat Pleno
41 Putusan
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan Berikut merupakan penjelasan dari rich picture proses persuratan PKEPP yang bejalan saat ini : 1. Staf Subbagian Penerimaan dan Registrasi memberikan berkas pengaduan yang telah dilakukan verifikasi untuk ditidaklanjuti. 2. Staf TU menerima berkas pengaduan dan membuat surat
132
pemberitahuan kepada pengadu. 3. Surat pemberitahuan yang telah dibuat, diserahkan kepada pihak
terkait
Administrasi
untuk
disetujui
Umum,
Kepala
yaitu
kepala
Bagian
Bagian
Administrasi
Pengaduan, Kepala Biro Administrasi. 4. Staf TU menerima surat pemberitahuan. 5. Surat pemberitahuan yang telah melalui proses tindaklanjut dicatat dalam Agenda Surat Keluar dan
dikirim melalui
Ekpedisi dan Email. 6. Pengadu Menerima Surat Pemberitahuan. 7. Jika Pengaduan tersebut memenuhi syarat verifikasi maka Staf TU menyerahkan lembar disposisi kepada Ketua DKPP namun jika tidak maka proses terhenti di nomor 5. 8. Ketua DKPP membuat disposisi yang ditujukan untuk Kepala Biro Administrasi dan 9. Ketua DKPP mengembalikan lembar disposisi ke Staf TU untuk diserahkan kepada Kepala Biro Administrasi. 10. Staf TU menyerahkan lembar disposisi beserta berkas pengaduan kepada Kepala Biro Administrasi. 11. Kepala Biro Administrasi menerima lembar disposisi beserta berkas pengaduan, dan membuat disposisi yang ditujukan untuk Ka Bag Administrasi Pengaduan. 12. Kepala Biro Administrasi menyerahkan disposisi beserta
133
berkas pengaduan kepada Ka Bag Administrasi Pengaduan. 13. Ka Bag Administrasi Pengaduan menerima lembar disposisi berserta berkas pengaduan dan membuat disposisi yang ditujukan untuk Ka Subbag Analisis dan Verifikasi untuk dilakukan pengkajian terhadap berkas pengaduan. 14. Ka Bag Administrasi Pengaduan menyerahkan disposisi beserta berkas pengaduan kepada Ka Subbag Analisis dan Verifikasi. 15. Ka Subbag Analisis dan Verifikasi menerima disposisi dan melakukan pengakajian terhadap berkas. 16. Ka Bag Administrasi Pengaduan membuat jadwal rapat verifikasi materiil dan menyerahkan lembar jadwal rapat verifikasi materiil kepada Staf TU untuk dibuatkan Surat Rapat Verifikasi Materiil. 17. Staf TU menerima lembar jadwal verifikasi materiil dan membuatkan surat rapat verifikasi materiil. 18. Surat yang telah dibuat, diserahkan kepada pihak terkait untuk disetujui yaitu kepala Bagian Administrasi Umum, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, dan Kepala Biro Administrasi. 19. Staf TU menerima surat rapat verifikasi yang telah melalui proses tindaklanjut. 20. Surat apat verifikasi yang telah melalui proses tindaklanjut
134
dicatat dalam Agenda Surat Keluar dan
dikirim melalui
Ekpedisi dan Email. 21. Pihak terkait menerima surat rapat verifikasi. 22. Pihak terkait melakukan rapat verifikasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 23. Setelah rapat verifikasi dilakukan, Kepala Biro Administrasi membuat nota dinas sebagai laporan terhadap rapat verifikasi yang telah dilakukan. 24. Ketua DKPP menerima nota dinas dari Kepala Biro Administrasi. 25. Ka Bag Adminitstrasi Pengaduan menyerahkan berkas pengaduan yang tidak memenuhi syarat untuk dibuatkan surat pemberitahuan. 26. Ka Bag Administrasi Pengaduan membuat nota dinas sebagai pengantar dalam menyerahkan berkas perkara ke Bagian persidangan. 27. Ka Bag Administrasi Persidangan menerima nota dinas beserta berkas perkara. 28. Ka Bag Administrasi Persidangan membuat jadwal sidang terhadap berkas perkara yang telah diterima dan memberikan lembar jadwal sidang kepada Staf TU untuk dibuatkan surat pemanggilan. 29. Staf TU menerima jadwal sidang dan membuat surat
135
pemanggilan. 30. Surat pemanggilan yang telah dibuat, diserahkan kepada pihak
terkait
untuk
disetujui.
Pihak
terkait
dalam
menindaklanjuti surat pemanggilan yaitu Kepala Bagian Administrasi
Umum,
Kepala
Bagian
Administrasi
Persidangan, dan Kepala Biro Administrasi. 31. Staf TU menerima surat pemanggilan yang telah melalui proses tindaklanjut. 32. Surat pemberitahuan yang telah melalui proses tindaklanjut dicatat dalam Agenda Surat Keluar dan
dikirim melalui
Ekpedisi dan Email. 33. Pihak terkait menerima surat pemanggilan. 34. Setelah dilakukan pemanggilan maka dilakukan persidangan terhadap perkara PKEPP sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kemudian Ka Bag membuat jadwal rapat pleno pleno putusan. 35. Staf TU menerima lembar jadwal rapat pleno dan membuat surat undangan rapat pleno putusan. 36. Surat undangan rapat pleno putusan yang telah dibuat, diserahkan kepada pihak terkait untuk disetujui. Pihak terkait dalam menindaklanjuti surat tersebut yaitu Kepala Bagian Administrasi Umum, Kepala Bagian Administrasi Persidangan, dan Kepala Biro Administrasi.
136
37. Staf TU menerima surat undangan rapat pleno yang telah melalui proses tindaklanjut. 38. Surat rapat pleno putusan yang telah melalui proses tindaklanjut dicatat dalam Agenda Surat Keluar dan dikirim melalui Ekpedisi dan Email. 39. Pihak terkait menerima surat rapat pleno. 40. Pihak terkait melakukan rapat pleno putusan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 41. Setelah rapat pleno dilakukan maka menghasilkan putusan terhadap PKEPP. Ka Bag Administrasi Persidangan menyerahkan putusan kepada Staf TU untuk disampaikan putusan tersebut kepada pihak terkait. 42. Staf TU menerima lembar putusan dan membuat surat penyampaian putusan sebagai surat pengantar dalam menyampaikan putusan PKEPP. 43. Surat penyampaian yang telah dibuat, diserahkan kepada pihak
terkait
menindaklanjuti Administrasi
untuk
disetujui.
surat
tersebut
Umum,
Kepala
Pihak yaitu
terkait Kepala
Bagian
dalam Bagian
Administrasi
Persidangan, dan Kepala Biro Administrasi. 44. Staf TU menerima surat penyampaian putusan yang telah melalui proses tindaklanjut. 45. Surat pemberitahuan yang telah melalui proses tindaklanjut
137
dicatat dalam Agenda Surat Keluar dan
dikirim melalui
Ekpedisi dan Email. 46. Pihak terkait menerima surat penyampaian putusan. Berdasarkan batasan masalah dalam penelitian ini dan sesuai dengan uraian proses persuratan secara keseluruhan dalam menangani pengaduan/laporan PKEPP yang dijelaskan sebelumnya, maka proses persuratan yang akan dibahas adalah mengenai kegiatan persuratan meliputi: 1.
Proses Pengelolaan Data Surat PKEPP
2.
Proses Disposisi Pengaduan
3.
Proses Pengelolaan Data Nota Dinas
4.1.2.1.2 Identifikasi Masalah Di
dalam
mengidentifikasi
masalah,
peneliti
menganalisis sistem yang berjalan di perusahaan. Sistem yang digunakan untuk melakukan kegiatan persuratan saat ini pada dasarnya sudah memenuhi prosedur yang dibutuhkan. Namun sistem tersebut masih terdapat beberapa kekurangan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Waktu yang relatif lama dalam penyampaian informasi persuratan
kepada
menindaklanjuti surat.
pihak
yang
berwenang
dalam
138
2. Staf TU kesulitan mendapatkan kembali rekapan surat pada saat diperlukan kerena data persuratan diolah di berbagai media yang menimbulkan ketidakakuratan dalam penyimpanan data surat. 3. Penggunaan biaya yang cukup tinggi dalam mencetak dokumen penunjang yang hilang. 4. Bagian pengaduan dan persidangan tidak dapat memantau perkembangan status persuratan PKEPP yang dibutuhkan. 5. Staf TU lambat dalam menindaklanjuti permintaan persuratan dari Bagian Pengaduan dan/atau Persidangan karena tercecernya informasi penunjang yang diterima oleh Bagian Tata Usaha. 6. Staf TU kesulitan dalam menyajikan laporan persuratan PKEPP yang akurat dan real time. Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, peneliti mengajukan sebuah sistem informasi persuratan PKEPP yang dapat
mengotomatisasi
kegiatan
persuratan
dalam
menindaklanjuti pengaduan/laporan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu serta dapat memberikan informasi persuratan secara cepat dan efisien. 4.1.2.2 Requirement Analysis Tahap ini mendefinisikan dan menganalisis persyaratanpersyaratan sistem yang mendukung aktivitas persuratan PKEPP.
139
Tahap ini bertujuan untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh sistem persuratan PKEPP ini dalam membantu persuratan menjadi lebih efisien dan efektif. Requirement analysis akan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian. Berikut adalah penjelasannya: 4.1.2.2.1 Analisis PIECES Persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk memperbaiki sistem yang berjalan dapat diperoleh berdasarkan analisis dengan menggunakan kerangka kerja PIECES dengan memperhatikan beberapa aspek yang meliputi kinerja (performance), nilai informasi (information), nilai ekonomi (economic), pengendalian (control), efisiensi (efficiency), dan pelayanan (service). Analisis ini dilakukan pada sistem yang berjalan sehingga hasilnya dapat diketahui sistem yang akan diusulkan tersebut layak atau tidak, karena enam aspek tersebut harus mengalami peningkatan ukuran yang lebih baik dari sistem sebelumnya. Gambar 4.3 Analisis PIECES Indikator
Kelemahan Sistem Berjalan
Sistem Usulan
Performance
Waktu yang relatif lama dalam menyampaikan informasi persuratan kepada pihak yang berwenang untuk menindak lanjuti surat
Mempersingkat waktu dan meningkatkan kemudahan dalam pengolahan data karena sistem sudah terotomatisasi dalam satu sistem
140
Information
Kesulitan mendapatkan kembali rekapan surat pada saat diperlukan kerena data persuratan diolah di berbagai media
Menyediakan informasi data persuratan yang dengan mengintegrasikan data dalam sebuah database
seluruh akurat seluruh sistem
Economic
Penggunaan kertas untuk mencetak informasi penunjang yang dibutuhkan dalam menindaklanjuti persuratan membutuhkan anggaran yang relatif tinggi.
Dalam jangka pendek biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem cukup besar namun selanjutnya hanya untuk biaya perawatan sistem
Efficiency
Bagian Tata Usaha lambat dalam menindaklanjuti permintaan persuratan dari Bagian Pengaduan dan/atau Persidangan karena tercecernya informasi penunjang yang diterima oleh Bagian Tata Usaha.
Sistem dapat menyediakan informasi penunjang yang dibutuhkan secara sistematis sehingga memberikan kepada Staf TU dalam menindaklanjuti permintaan persuratan dari bagian pengaduan dan persidangan
Control
Bagian Pengaduan dan Persidangan tidak dapat memantau perkembangan status persuratan yang dibutuhkan.
Sistem dapat memberikan informasi perkembangan tindaklanjut persuratan secara realtime.
Service
Staf TU menyajikan persuratan.
kesilitan dalam Sistem dapat menyajikan laporan laporan kegiatan kegiatan persuratan secara otomatis.
4.1.2.2.2 Functional Requirement Sistem yang dikembangkan harus mempunyai functional requirements sebagai berikut:
141
a)
Sistem
dapat
mengelola,
mengintegrasikan
seluruh
data
menyimpan persuratan
dan PKEPP
dengan baik b) Terdapat fungsi tambah, edit dan hapus dalam pengelolaan data di dalam sistem c)
Sistem dapat mengatur persetujuan persuratan PKEPP
d) Laporan persuratan dapat dibuat dengan mudah karena adanya otomatisasi pada pengolahan data persuratan PKEPP e)
Sistem
menyediakan
fitur
notifikasi
sebagai
pemberitahuan dalam menindaklanjuti surat f)
Sistem menyediakan otentifikasi user pada saat login dan terdapat pembagian hak akses.
4.1.2.2.3 Nonfunctional Requirement Nonfunctional
requirement
dari
sistem
informasi
persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1.
Sistem dapat mengefesiensikan waktu dalam proses pengolahan data persuratan PKEPP
2.
Tampilan sistem bersifat user friendly bagi setiap user, sehingga sistem dengan mudah dipelajari dan digunakan
3.
Sistem dapat mengurangi human error
142
4.
Sistem menyajikan data dan informasi yang aktual dan akurat
5.
Sistem dapat melakukan integritas data dengan baik
4.1.2.3 Decision Analysis (Analisa Keputusan) Dari
tahapan
analisis
sebelumnya
telah
diketahui
permasalahan dari sistem yang sedang berjalan, persyaratan dan kebutuhan yang diinginkan, maka tahapan selanjutnya adalah analisis keputusan yaitu menentukan komponen-komponen dari sistem
usulan
yang
akan
dirancang,
diimplementasikan. Sistem usulan
dibangun,
dan
ini diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan dalam proses kegiatan persuratan PKEPP dan memberikan solusi atas kekurangan sistem yang berjalan: 4.1.2.3.1
Menentukan Sistem Usulan
Berdasarkan persyaratan yang telah didapat maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sistem usulan
yang paling
mendukung proses kegiatan persuratan PKEPP tersebut yaitu sistem informasi persuratan PKEPP berbasis web (web base) yang dapat menyajikan informasi persuratan secara realtime dengan menggunakan fasilitas internet. Selain itu sistem ini juga dapat mengintegrasikan data yang terdapat pada satu database, sehingga memudahkan dalam pengelolaan data.
143
4.1.2.3.2 Menentukan Teknologi Sistem usulan ini dirancang dengan menggunakan tools UML (Unified Modelling Language) dalam menggambarkan proses sistem. Sedangkan teknologi yang akan digunakan untuk pengembangan sistem ini adalah bahasa pemrograman PHP, dikarenakan PHP merupakan bahasa pemrograman yang multi platform, powerfull dan ringan. Selain itu MySQL sebagai media penyimpanan data karena MySQL dapat menyimpan data yang cukup besar sesuai dengan ruang lingkup sistem yang akan dikembangkan. Peneliti menggunakan XAMPP yang merupakan web server apache yang di dalamnya sudah menyediakan database server MySQL dan mendukung pemrograman PHP. Sistem Informasi Persuratan PKEPP yang akan dibangun ini menggunakan teknologi open source dan freeware, dimana pengembang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan lisensi dari tools dan teknologi yang digunakan. Sistem monitoring ini juga dikembangkan dengan teknologi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP yang bersifat multi platform, dapat dijalankan pada sistem operasi berbasis Windows maupun Unix dan dapat diakses dengan berbagai macam web browser, seperti Chrome, Firefox, Opera, dan lain-lain. Dengan server yang sudah terkoneksi dengan
144
internet maka sistem ini dapat diakses dengan mudah dimana dan kapan saja. Selain itu dalam pengembangan tampilannya, sistem dibangun dengan menggunakan teknologi HTML5 dengan front-end framework Bootstrap yang responsif, sehingga tampilan sistem akan menyesuaikan dengan ukuran layar perangkat aksesnya. 4.1.2.3.3 Gambaran Sistem Usulan Pada sistem usulan ini, penulis memberikan gambaran mengenai rancangan sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang penulis ajukan guna mengatasi permasalahan pada sistem lama yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun prosedur dari perancangan sistem informasi persuratan PKEPP yang diusulkan digambarkan dalam bentuk rich picture dan kemudian digambarkan dalam flow diagram . Adapun rich picture untuk menggambarkan sistem usulan dapat ditunjukan melalui gambar sebagai berikut:
145
Pihak Terkait
5
4. Mengirim surat melalui ekspedisi 5. Mengirim Surat kepada Pihak Terkait 6. Mencatat data pengiriman surat dan mengirim surat ke email pihak terkait
1. Melihat data permintaan surat 2. Membuat surat 3. Approve surat
4
Via Ekpedisi Staf TU Ka Subbag TU Kepala Biro Administrasi
2 1
6
3 3 7. Membuat disposisi pengaduan 11. Membuat Nota Dinas
3 11 8
3 14 Sistem Informasi Persuratan PKEPP
Kepala Biro Administrasi
7. Membuat disposisi pengaduan 12. Approve nota dinas
Kepala Bagian Administrasi Persidangan
10
3 9 13
7 12
Ka Subbag Analisis dan Verifikasi Kepala Bagian Administrasi Pengaduan Ketua DKPP
9. Membuat disposisi pengaduan 11. Membuat Nota Dinas
10. Melihat Dipsosisi Pengaduan
Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan Rich picture sistem usulan di atas menggambarkan secara umum prosedur sistem persuratan PKEPP
yang akan
dikembangkan. Adapun sistem usulan di atas dapat dijelaskan secara rinci pada Standard Operating Procedures (SOP) berbentuk tabel diagram alir (flow chart) di bawah ini:
146
1. Proses Pengelolaan Data Surat PKEPP a) Proses Persuratan Pemberitahuan Tabel 4.1 Persuratan Pemberitahuan Sistem Usulan untuk Persuratan Pemberitahuan
No
Deskripsi
Ketua DKPP
Kepala Biro Administrasi
Kepala Bagian Administrasi Pengaduan
Kepla Bagian Adminitrasi Umum
Ka Subbag TU
Staf TU
Keterangan
Mulai
1
2
3
4
Melihat Surat Pemberitahuan yang harus dibuat
Input data Surat
Tolak
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
5
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
6
Melihat surat.Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Staf TU Data Pengaduan Tabel Pengaduan
Staf TU Data Pengaduan Data Surat Tabel Pengaduan Tabel Surat
Ka Subbag TU Data Surat Tabel Surat
Kepala Bagian administrasi Umum Data Surat Tabel Surat
Approve
Approve
Kepala Biro Administrasi Data Surat Tabel Surat
Aprove
Kepala Bagian Administrasi pengaduan Data Surat Tabel Surat
Staf TU Data Surat Tabel Surat
Staf TU
Kepala Biro Administrasi
Tolak
Approve
7
Mencetak Surat
8
Menyerahkan Surat Pemberitahuan untuk Ditandatangani
9
Menandatangani Surat Pemberitahuan
10
Menscan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat via Ekspedisi
Staf TU
Melihat Surat Keluar dan input data pengiriman surat
Staf TU Data Surat Tabel Surat Tabel Pengiriman Tabel Pengiriman email
11
Selesai
147
Penjelasan diagram alir tabel 4.1 adalah sebagai berikut: 1. Staf TU melihat permintaan persuratan yang merupakan permintaan dari bagian pengaduan 2. Staf TU input data surat 3. Ka Subbag TU dapat melihat surat yang telah di input dan
dapat
melakukan
tindakan
approve
untuk
menyetujui surat. 4. Ka Bag Administrasi Umum dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 5. Kepala Biro Administrasi dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 6. Ka Bag Administrasi Pengaduan dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 7. Staf TU mencetak surat yang telah melalui persetujuan. 8. Staf
TU
menyerahkan
surat
tersebut
untuk
ditandatangani. 9. Kepala Biro menandatangani surat tersebut 10. Staf TU scan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat tersebut melalui jasa Ekspedisi 11. Staf TU memasukan data pengiriman surat
148
b) Proses Persuratan Undangan Rapat Verifikasi Tabel 4.2 Rapat Verifikasi Sistem Usulan untuk Persuratan Undangan Rapat Verifikasi
No
Kepala Biro Administrasi
Deskripsi
Kepala Bagian Administrasi Pengaduan
Kepla Bagian Adminitrasi Umum
Ka Subbag TU
Staf TU
Keterangan
Mulai
1
2
3
4
Melihat Surat Undangan Rapat Verifikasi yang harus dibuat
Input data surat
Tolak
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Aprove
Staf Subbag TU Data Jadwal Tabel Jadwal
Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal Tabel Workflow
Ka Subbag TU Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Data Jadwal Tabel Workflow
Kepala Bagian Administrasi Umum Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal Tabel Workflow
5
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Aprove
Aprove
6
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
7
Mencetak Surat
8
Mengirimkan Surat Rapat Verifikasi untuk Ditandatangani
9
Menandatangani Surat Pemberitahuan untuk Ditandatangani
10
Menscan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat via Ekspedisi
11
Melihat Surat Keluar dan input data pengiriman surat
Kepala Biro Administrasi Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal Tabel Workflow
Kepala Bagian Administrasi Pengaduan Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal Tabel Workflow
Tolak
Aprove
Staf TU Data Surat Tabel Surat
Staf TU
Selesai
Kepala Biro Administrasi
Staf TU
Staf TU Data Surat Tabel Surat Tabel Pengiriman Tabel Pengiriman email
149
Penjelasan diagram alir tabel 4.2 adalah sebagai berikut: 1. Staf TU melihat permintaan persuratan yang merupakan permintaan dari bagian pengaduan 2. Staf TU input data surat 3. Ka Subbag TU dapat melihat surat yang telah di input dan
dapat
melakukan
tindakan
approve
untuk
menyetujui surat. 4. Ka Bag Administrasi Umum dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 5. Kepala Biro Administrasi dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 6. Ka Bag Administrasi Pengaduan dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 7. Staf TU mencetak surat yang telah melalui persetujuan. 8. Staf
TU
menyerahkan
surat
tersebut
untuk
ditandatangani. 9. Kepala Biro menandatangani surat tersebut 10. Staf TU scan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat tersebut melalui jasa Ekspedisi 11. Staf TU memasukan data pengiriman surat
150
c) Proses Persuratan Pemanggilan Tabel 4.3 Persuratan Pemanggilan Sistem Usulan untuk Persuratan Pemanggilan
No
Kepala Bagian Administrasi Persidangan
Kepala Biro Administrasi
Deskripsi
Kepla Bagian Adminitrasi Umum
Ka Subbag TU
Staf TU
Keterangan
Mulai
1
Melihat Surat Pemanggilan yang harus dibuat
2
Input data surat
3
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
4
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
5
Melihat Surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Tolak
Staf TU Data Jadwal Data Perkara Tabel Jadwal Tabel Perkara
Staf TU Data Jadwal Data Perkara Tabel Surat Tabel Jadwal Tabel Perkara
Ka Subbag TU Data Surat Data Jadwal Data Perkara Tabel Surat Tabel Perkara Tabel Jadwal
Kepala Bagian Administrasi Umum Data Surat Data Jadwal Data Perkara Tabel Surat Tabel Perkara Tabel jadwal
Approve Tolak
Approve
Approve
6
7
8
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Mencetak surat
Tolak
Approve
Menyerahkan Surat Pemanggilan untuk ditandatangani
Kepala Biro Administrasi Data Surat Data Jadwal Data Perkara Tabel Surat Tabel Jadwal Tabel Perkara
Kepala Bagian Administrasi Persidangan Data Surat Data Jadwal Data Perkara Tabel Surat Tabel Jadwal Tabel Perkara
Data Surat Tabel Surat
Staf TU
Kepala Biro Administrasi
9
Menandatangani Surat Pemanggilan untuk ditandatangani
10
Menscan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat via Ekspedisi
Staf TU
11
Melihat Surat Keluar dan input data pengiriman surat
Staf TU Data Surat Tabel Surat Tabel Pengiriman Tabel Pengiriman email
Selesai
151
Penjelasan diagram alir tabel 4.3 adalah sebagai berikut: 1. Staf TU melihat permintaan persuratan yang merupakan permintaan dari bagian persidangan 2. Staf TU input data surat 3. Ka Subbag TU dapat melihat surat yang telah di input dan
dapat
melakukan
tindakan
approve
untuk
menyetujui surat. 4. Ka Bag Administrasi Umum dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 5. Kepala Biro Administrasi dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 6. Ka Bag Administrasi Persidangan dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 7. Staf TU mencetak surat yang telah melalui persetujuan. 8. Staf
TU
menyerahkan
surat
tersebut
untuk
ditandatangani. 9. Kepala Biro menandatangani surat tersebut 10. Staf TU scan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat tersebut melalui jasa Ekspedisi 11. Staf TU memasukan data pengiriman surat
152
d) Proses Persuratan Undangan Rapat Pleno Tabel 4.4 Persuratan Rapat Pleno Sistem Usulan untuk Persuratan Undangan Rapat Pleno
No
Kepala Bagian Administrasi Persidangan
Kepala Biro Administrasi
Deskripsi
Kepla Bagian Adminitrasi Umum
Ka Subbag TU
Staf TU
Keterangan
Mulai
1
2
3
4
5
Melihat surat Undangan Rapat Pleno yang harus dibuat
Input Surat
Tolak
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Aprove
Staf TU Data Jadwal Tabel Jadwal
Staf TU Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal
Ka Subbag TU Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Data Jadwal
Kepala Bagian Administrasi Umum Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Aprove
Kepala Biro Administrasi Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal
Aprove
6
7
8
9
10
11
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Mencetak surat
Tolak
Approve
Menyerahkan Surat Undangan Rapat Pleno untuk ditandatangani
Menandatangani Surat Undangan Rapat Pleno untuk ditandatangani
Menscan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat via Ekspedisi
Melihat Surat Keluar dan input data pengiriman surat
Selesai
Kepala Bagian Administrasi pengaduan Data Surat Data Jadwal Tabel Surat Tabel Jadwal
Staf TU Data Surat Tabel Surat
Staf TU
Kepala Biro Administrasi
Staf TU
Staf TU Data Surat Tabel Surat Tabel Pengiriman Tabel Pengiriman email
153
Penjelasan diagram alir tabel 4.4 adalah sebagai berikut: 1. Staf TU melihat permintaan persuratan yang merupakan permintaan dari bagian persidangan 2. Staf TU input data surat 3. Ka Subbag TU dapat melihat surat yang telah di input dan
dapat
melakukan
tindakan
approve
untuk
menyetujui surat. 4. Ka Bag Administrasi Umum dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 5. Kepala Biro Administrasi dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 6. Ka Bag Administrasi Persidangan dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 7. Staf TU mencetak surat yang telah melalui persetujuan. 8. Staf
TU
menyerahkan
surat
tersebut
untuk
ditandatangani. 9. Kepala Biro menandatangani surat tersebut 10. Staf TU scan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat tersebut melalui jasa Ekspedisi 11. Staf TU memasukan data pengiriman surat
154
e) Surat Penyampaian Putusan Tabel 4.5 Persuratan Penyampaian Putusan Sistem Usulan untuk Persuratan Penyampaian Putusan
No
Deskripsi
Kepala Bagian Administrasi Persidangan
Kepala Biro Administrasi
Kepla Bagian Adminitrasi Umum
Ka Subbag TU
Staf Subbag TU
Keterangan
Mulai
1
Melihat Surat Penyampaian Putusan yang harus dibuat
2
Input surat
3
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
4
Tolak
Tolak
Melihat surat.Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Tolak
Staf TU Data Putusan Tabel Putusan
Staf TU Data Putusan Data Surat Tabel Purtusan Tabel Surat
Ka Subbag TU Data Surat Data Putusan Tabel Surat Tabel Putusan
Kepala Bagian administrasi Umum Data Surat Data Putusan Tabel Surat Tabel Putusan
Approve
Approve
5
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
6
Melihat surat. Apabila ditolak maka dikembalikan ke proses sebelumnya
Approve
7
Mencetak Surat
8
Menyerahkan Surat Penyampaian Putusan untuk ditandatangani
9
Menandatangani Surat Penyampaian Putusan untuk Ditandatangani
10
11
Tolak
Approve
Menscan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat via Ekspedisi
Melihat Surat Keluar dan input data pengiriman surat
Selesai
Kepala Biro Administrasi Data Surat Data Putusan Tabel Surat Tabel Putusan
Kepala Bagian Administrasi Persidangan Data Surat Data Putusan Tabel Surat Tabel Putusan
Staf Subbag TU Data Surat Tabel Surat
Staf TU
Kepala Biro Administrasi
Staf TU
Staf TU Data Surat Tabel Surat Tabel Pengiriman Tabel Pengiriman email
155
Penjelasan diagram alir tabel 4.5 adalah sebagai berikut: 1. Staf TU melihat permintaan persuratan yang merupakan permintaan dari bagian persidangan 2. Staf TU input data surat 3. Ka Subbag TU dapat melihat surat yang telah di input dan
dapat
melakukan
tindakan
approve
untuk
menyetujui surat. 4. Ka Bag Administrasi Umum dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 5. Kepala Biro Administrasi dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 6. Ka Bag Administrasi Persidangan dapat melihat surat yang telah di input dan dapat melakukan tindakan approve untuk menyetujui surat. 7. Staf TU mencetak surat yang telah melalui persetujuan. 8. Staf
TU
menyerahkan
surat
tersebut
untuk
ditandatangani. 9. Kepala Biro menandatangani surat tersebut 10. Staf TU scan surat yang telah ditandatangani dan mengirim surat tersebut melalui jasa Ekspedisi 11. Staf TU memasukan data pengiriman surat
156
2. Proses Disposisi Pengaduan Tabel 4.6 Disposisi Pengaduan Sistem Usulan untuk Disposisi Pengaduan
No
Deskripsi
Ketua DKPP
Kepala Biro Administrasi
Kepala Bagian Ka Subbag Analisis dan Administrasi Pengaduan Verifikasi
Keterangan
Mulai
1
2
3
Melihat data Pengaduan
Ketua DKPP Data Pengaduan Tabel Pengaduan
Input data Disposisi
Ketua DKPP Data Disposisi Tabel Disposisi
Kepala Biro Administrasi Data Disposisi Data Pengaduan Tabel Disposisi Tabel Pengaduan
Melihat Disposisi dan data Pengaduani
4
Input Disposisi
5
Melihat Disposisi dan data Pengaduani
6
Input Disposisi
7
Melihat Disposisi dan data Pengaduani
Selesai
Kepala Biro Administrasi Data Disposisi Tabel Disposisi
Kepala Bagian Administrasi Pengaduan Data Disposisi Data Pengaduan Tabel Disposisi Tabel Pengaduan
Kepala Administrasi Pengaduan Data Disposisi Data Pengaduan Tabel Disposisi Tabel Pengaduan Ka Subbag Analisis dan Verifikasi Data Disposisi Data Pengaduan Tabel Disposisi Tabel Pengaduan
157
Penjelasan diagram alir tabel 4.6 adalah sebagai berikut: 1. Ketua DKPP melihat data pengaduan 2. Ketua input data disposisi yang ditujukan untuk Kepala Biro Administrasi 3. Kepala Biro Administrasi melihat disposisi dan data pengaduan 4. Kepala
Biro
Administrasi
input
disposisi
yang
ditujukan untuk Ka Bag Pengaduan. 5. Ka Bag Pengaduan melihat disposisi dan data pengaduan 6. Ka Bag Pengaduan input disposisi yang ditujukan untuk Ka Subbag Analisis dan Verifikasi. 7. Ka Subbag Analisis dan Verifikasi melihat disposisi dari Kepala Bagian Administrasi Pengaduan
158
3. Proses Persuratan Nota Dinas a) Persuratan Nota Dinas (Hasil Verifikasi) Tabel 4.7 Persuratan Nota Dinas (Hasil Verifikasi) Sistem Usulan untuk Persuratan Nota Dinas (Hasil Verifikasi)
No
Deskripsi
Ketua DKPP
Kepala Biro Adm inistrasi
Keterangan
Start
1
Melihat Nota Dinas yang harus dibuat
2
Input Nota Dinas
3
Menyetujui atau menolak nota dinas
4
Kepala Biro Adm inistrasi Data Verifikasi Data Nota Dinas Tabel Nota Dinas Tabel Verifikasi
Ketua DKPP Data Nota Dinas Data Verifikasi Tabel Nota Dinas Tabel Verifikasi
Kepala Biro Adm inistrasi Data Verifikasi Data Nota Dinas Tabel Nota Dinas Tabel Verifikasi
Melihat status Nota Dinas
Kepala Biro Adm inistrasi Data Nota Dinas Data Verifikasi Tabel Verifikasi Tabel Nota Dinas
Selesai
Penjelasan diagram alir tabel 4.7 adalah sebagai berikut: 1. Kepala Biro Administrasi melihat nota dinas yang harus dibuat 2. Kepala Biro Administrasi input data nota dinas yang ditujukan untuk Ketua DKPP 3. Ketua DKPP menyetujui nota dinas yang telah dibuat 4. Kepala Biro Administrasi melihat status nota dinas
159
b) Proses Persuratan Nota Dinas (Pelimpahan Berkas) Tabel 4.8 Persuratan Nota Dinas (Pelimpahan Berkas) Sistem Usulan untuk Persuratan Nota Dinas (Pelimpahan Berkas)
No
Kepala Bagian Adm initrasi Persidangan
Deskripsi
Kepala Bagian Adm inistrasi Pengaduan
Keterangan
Start
1
Melihat Nota Dinas yang harus dibuat
2
Input Nota Dinas
3
Melihat Nota Dinas dan menyetujui dan menolak nota dinas
4
Melihat status Nota Dinas
Kepala Bagian Adm initrasi Pengaduan Data Nota Dinas Data Pengaduan Tabel Pengaduan Tabel Nota Dinas
Kepala Bagian administrasi Pengaduan Data Pengaduan Data Nota Dinas Tabel Nota Dinas Tabel Pengaduan Kepala Bagian Adm initrasi Persidangan Data Nota Dinas Data Pengaduan Tabel Nota Dinas Tabel Pengaduan Kepala Bagian Adminitrasi Pengaduan Data Pengaduan Data Nota Dinas Tabel Nota Dinas Tabel Pengaduan
Selesai
Penjelasan diagram alir tabel 4.7 adalah sebagai berikut: 1. Ka Bag Administrasi Pengaduan melihat nota dinas yang harus dibuat 2. Ka Bag AdministrasiPengaduan input data nota dinas yang ditujukan untuk Ka Bag Administrasi Persidangan 3. Ka Bag Administrasi Persidangan menyetujui nota dinas yang telah dibuat oleh Ka Bag Administrasi Pengaduan 4. Ka Bag Administrasi Persidangan melihat status nota
160
4.1.2.3.4 Menentukan Pengguna Berdasarkan gambaran yang telah diuraikan di atas maka dapat diketahui bahwa pengguna (user) dalam sistem persuratan PKEPP ini terdiri dari 6 level yaitu: 1. Ketua DKPP
menggunakan sistem ini untuk dengan
melihat daftar pengaduan dan surat yang harus didisposisikan, melihat nota dinas, melihat surat, dan melihat laporan persuratan. 2. Kepala Biro Administrasi DKPP menggunakan sistem ini untuk menyetujui atau menolak surat PKEPP, membuat nota dinas, melihat dan membuat disposisi, dan melihat perkembangan persetujuan persuratan yang telah disetujui. 3. Staf Subbagian Tata Usaha dan Protokol sebagai pengelola persuratan terutama dalam membuat dan mengirim surat. 4. Kepala Bagian dan Kepala Subbagian menggunakan sistem ini untuk menyetujui surat. 5. Admin bertindak sebagai pengelola master pegawai dan master user. 6. Admin
TU
bertindak
sebagai
pengelola
master
persuratan, seperti data master sifat, master jenis surat, dan pengelolaan pengaturan persetujuan surat.
161
4.1.2.3.5 Menentukan Komponen Sistem Selain pengguna (user), sebuah sistem membutuhkan komponen sistem dapat berfungsi sesuai dengan tujuan sistem itu dibangun. Adapun komponen penyusun sistem informasi persuratan PKEPP yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: a) Data master Proses perekaman data-data yang berhubungan dengan persuratan, yaitu data user, data pegawai, data menu, dan data persuratan. Seluruh data ini terkait pada proses persuratan PKEPP. b) Menentukan hak akses (user) Dalam hal ini sistem harus dibatasi sesuai dengan level user dan jabatan pegawai yang berhak memakai sistem ini. Setiap pengguna hanya dapat mengakses fitur-fitur dalam sistem sesuai bagiannya masing-masing. c) Proses Terstruktur Adapun proses yang bisa dilakukan oleh sistem meliputi: a. Proses login dan logout b. Proses approve dan disapprove surat c. Proses pengaturan persetujuan persuratan PKEPP d. Proses notifikasi terhadap surat yang harus diapprove e. Proses notifikasi terhadap surat yang harus dibuat
162
f. Proses pengelolaan data persuratan PKEPP dengan fungsi tambah, edit dan hapus g. Proses upload file surat PKEPP h. Proses menampilkan preview surat i. Proses pengelolaan laporan persuratan PKEPP dan persuratan masuk/keluar j. Proses menampilkan progress report dalam bentuk tabel dan grafik d) Sistem Pelaporan Pelaporan yang dihasilkan dalam sistem ini terdiri dari: a. Laporan yang hanya ditampilkan oleh sistem yang meliputi grafik progress report berkala, dan laporan grafik persuratan PKEPP dan laporan grafik persuratan masuk atau keluar.
163
4.2
Workshop Design 4.2.1
Perancangan Proses
4.2.1.1 Perancangan Use Case Diagram Use case diagram di bawah ini yaitu menggambarkan mengenai interaksi antara sistem, eksternal sistem dan user. Adapun langkah-langkah dalam membuat use case diagram yaitu sebagai berikut: a) Identifikasi Actor Tabel 4.9 Identifikasi Actor No. 1.
Actor Admin
Description Orang yang telah terdaftar dalam sistem dan dapat mengakses manajemen user.
2.
Admin TU
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke dalam sistem dan melakukan pengaturan terhadap persetujuan persuratan. Actor ini juga dapat mengelola master persuratan.
3
Ketua DKPP
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke dalam sistem. Actor ini dapat melakukan membuat disposisi pengaduan, meng-approve nota dinas, melihat laporan persuratan PKEPP dan melihat laporan surat keluar/masuk.
4
Kepala Biro
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke
164
Administrasi
dalam sistem. Actor ini dapat melakukan membuat Nota Dinas, membuat disposisi pengaduan, dan mengapprove surat. Selain itu, actor ini dapat melihat laporan persuratan
PKEPP
dan
melihat
laporan
surat
keluar/masuk. 5
Kepala Bagian Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke Administrasi dalam sistem. Actor ini dapat meng-approve surat. Umum
6
7
Ka Subbagian
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke
TU
dalam sistem. Actor ini dapat meng-approve surat.
Staf TU
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke dalam sistem. Actor ini dapat melakukan pengelolaan persuratan PKEPP seperti membuat surat, mencetak surat serta mengubah data surat. Actor ini juga dapat meng-input surat masuk dan surat keluar.
8
9
10
Kepala Bagian
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke
Administrasi
dalam sistem. Actor ini dapat meng-approve surat,
Pengaduan
membuat disposisi pengaduan dan membuat nota dinas.
Ka Subbagian
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke
Analisis dan
dalam sistem. Actor ini dapat melakukan lihat disposisi
Verifikasi
pengaduan.
Kepala Bagian
Orang yang memiliki hak akses untuk bisa masuk ke
Administrasi
dalam sistem. Actor ini dapat melakukan approve dan
165
Persidangan
melakukan approve disposisi.
b) Identifikasi Use Case Tabel 4.10 Identifikasi Use Case No 1.
Use Case name
Description
Actor
Login Use Case ini menggambarkan kegiatan Semua Actor masuk
kedalam
sistem
dengan
memasukkan nama pengguna dan kata sandi yang telah didaftarkan oleh admin.
2.
Ubah Profil
Use Case ini menggambarkan kegiatan Semua Actor mengubah data profil.
3.
Ubah Password
Use Case ini menggambarkan kegiatan Semua Actor mengubah password.
4.
Buat Surat
Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU membuat surat.
166
5.
Mulai Persetujuan
Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU memulai persetujuan surat.
6.
Input Surat Keluar
Use Case ini menggambarkan tentang Staf TU kegiatan input surat keluar ke dalam sistem.
7.
Input Surat Masuk
Use Case ini menggambarkan tentang Staf TU kegiatan input surat masuk ke dalam sistem.
8.
9.
Input data
Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU
Pengiriman
mengatur input data pengiriman surat.
Cetak Surat
Use Case ini menggambarkan tentang Staf TU proses mencetak persuratan PKEPP yang telah melalui proses persetujuan (approve) di dalam sistem.
10. Upload Surat
Use Case ini menggambarkan tentang Staf TU proses meng-upload surat yang telah di scan.
11. Lihat Permintaan Pembuatan Surat
Use Case ini menggambarkan tentang Staf TU melihat permintaan untuk membuat surat.
12. Buat Disposisi Pengaduan
Use Case ini menggambarkan tentang Ketua DKPP, kegiatan input disposisi pengaduan.
Kepala Biro Administrasi,
167
Kepala Bagian Administrasi Pengaduan 13. Lihat Surat
Use Case ini menggambarkan proses Ketua DKPP, Ka untuk melihat surat yang ditujukan Subbagian TU, kepada pengguna sistem.
Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, Kepala Bagian Administrasi Persidangan.
14. Lihat Disposisi Pengaduan
Use Case ini menggambarkan tentang Ketua DKPP, proses melihat disposisi pengaduan.
Kepala Biro DKPP, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan dan Ka Subbagian Analisis dan Verifikasi.
15. Ubah Surat
Use Case ini menggambarkan tentang Staf TU
168
proses mengubah data surat. 16. Hapus Surat
Use Case ini menggambarkan tentang Staf TU proses menghapus data surat.
17. Approve Surat
Use Case ini menggambarkan proses Kepala Biro untuk approve surat PKEPP sesuai Administrasi, dengan
keterkaitan
terhadap
PKEPP yang telah dibuat.
surat Kepala Bagian Adminitrasi Pengaduan, Kepala Bagian Administrasi Persidangan. Kepala Bagian Administrasi Umum, Ka Subbag TU.
18. Buat Nota Dinas Hasil Verifikasi
Use Case ini menggambarkan proses Kepala Biro membuat nota dinas.
Adminitrasi, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan.
19. Approve Nota Dinas
Use Case ini menggambarkan kegiatan Ketua DKPP, approve nota dinas.
Kepala Bagian Adminstrasi
169
Persidangan
20. Lihat Laporan Persuratan PKEPP
Use Case ini menggambarkan proses Ketua DKPP, melihat laporan persuratan PKEPP. Kepala Biro Laporan persuratan PKEPP terdiri dari Administrasi. surat PKEPP, disposisi pengaduan, dan nota dinas.
21. Lihat Laporan
Use Case ini menggambarkan proses Ketua
DKPP,
Persuratan Surat
melihat laporan persuratan umum. Kepala
Masuk/Keluar
Laporan persuratan umum terdiri dari Adminitrasi, surat masuk dan surat keluar.
22. Mengelola User
Subbag TU
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin create, update dan delete data user untuk masuk ke dalam sistem.
23. Mengelola Pegawai
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin create, update dan delete data pegawai untuk masuk ke dalam sistem.
24. Mengelola Master Persuratan
Use Case ini menggambarkan proses Admin TU view, update dan delete data master persuratan seperti jenis surat, paraf, sifat.
25. Pengaturan Persetujuan
Use Case ini menggambarkan kegiatan Admin TU mengatur aliran persetujuan surat.
Biro Ka
170
26. Lihat persetujuan
Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU
surat 27. Kirim Email
melihat persetujuan surat. Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU mengirim
email
terhadap
data
pengiriman yang telah diisi. 28. Lihat data
Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU
pengaduan 29. Lihat data putusan
melihat data pengaduan. Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU melihat data putusan.
30. Lihat data Agenda
Use Case ini menggambarkan kegiatan Staf TU melihat data Agenda.
31. Logout
Use Case ini menggambarkan kegiatan Semua actor keluar dari sistem.
171
c) Use Case Diagram
Gambar 4.5 Use case diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP Bagian I
172
Gambar 4.6 Use case diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP Bagian II
173
d) Narasi Use Case Diagram Narasi use case digunakan untuk mendeskripsikan secara tekstual interaksi dan langkah-langkah yang terjadi antara sistem dengan penggunanya. Berikut adalah narasi use case yang akan menjelaskan use case yang telah dibuat sebelumnya. Tabel 4.11 Narasi Use Case Login Use case name
Login
Use case Id
1
Actor
Semua actor
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan masuk kedalam sistem dengan data yang telah diregistrasi oleh Admin.
Pre condition
Pengguna sistem harus telah terdaftar di dalam sistem.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat masuk kedalam sistem dan keluar dari sistem serta menggunakan sistem sesuai dengan level pengguna.
Typical course of Actor Action events Membuka sistem
Sistem response Menampilkan halaman login
Masukkan “username” Masukkan “password” Pilih login
Validasi
username
dan
174
password Menampilkan utama pengguna
halaman
Alternate courses
Alternatif no.4 jika nama dan kata sandi tidak sesuai maka akan menampilkan pesan data salah dan diminta mengisi kembali no. 2 dan 3.
Conclusion
Use case ini dibuat untuk masuk ke dalam sistem.
Post condition
Setelah validasi nama dan kata sandi benar sistem akan membuka halaman utama sesuai dengan level pengguna. Tabel 4.12 Narasi Use Case Ubah Profil
Use case name
Ubah Profil
Use case Id
2
Actor
Semua Actor
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan mengubah data profil.
Pre condition
Pengguna sistem harus login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem mengubah data pribadi.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu akun 2. Pilih submenu profil
3. Menampilkan form ubah profil
175
4. Ubah data profil 5. Pilih update
6. Menyimpan data profil
Alternate courses
-
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user mengubah data pribadi.
Post condition
Setelahdata diubah maka data akan disimpan ke database. Tabel 4.13 Narasi Use Case Ubah Password
Use case name
Ubah Password
Use case Id
3
Actor
Semua Actor
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan mengubah password yang digunakan untuk login.
Pre condition
Pengguna sistem harus login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengubah password.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu akun 2. Pilih menu password
ubah
4. Ubah data password
3. Menampilkan form ubah password
176
5. Pilih simpan
6. Mengubah password
data
Alternate courses
-
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam mengubah password.
Post condition
Setelah surat itu dibuat maka surat tersebut akan tersimpan ke database. Tabel 4.14 Narasi Use Case Buat Surat
Use case name
Buat Surat
Use case Id
4
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan membuat surat PKEPP. Surat yang dibuat merupakan surat PKEPP yaitu Surat Pemberitahuan, Surat Undangan Rapat Verifikasi, Surat Pemanggilan, Surat Undangan Rapat Pleno, dan Surat Penyampaian Putusan .
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat menulis surat dengan cara men-input data yang dibutuhkan surat serta menggunakan sistem sesuai dengan level pengguna.
Typical course of events
Actor Action 7. Pilih notifikasi 9. Pilih salah satu daftar notifikasi
Sistem response 8. Menampilkan notifikasi
daftar
10. Menampilkan daftar surat yang harus dibuat
177
11. Pilih buat surat
12. Menampilkan input Surat
form
13. Masukan data surat 14. Pilih simpan
15. Menyimpan data surat
Alternate courses
Alternatif nomor 9 jika data yang data yang di-input salah maka actor bisa memilih “Batal” maka akan kembali ke nomor 5.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam membuat surat.
Post condition
Setelah surat itu dibuat maka surat tersebut akan tersimpan ke database. Tabel 4.15 Narasi Use Case Mulai Persetujuan
Use case name
Mulai Persetujuan
Use case Id
5
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan memulai proses tindaklanjut terhadap surat yang telah dibuat.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat approve surat.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu Persuratan
Sistem response
178
PKEPP 2. Pilih salah satu submenu jenis surat
3. Menampilkan surat
daftar
4. Pilih mulai persetujuan pada daftar surat
5. Menyimpan persetujuan surat
data
Alternate courses
Alternatif nomor 4 jika actor ingin membatalkan dalam memulai persetujuan maka actor bisa memilih “Batal” maka akan kembali ke nomor 3.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam memulai persetujuan surat.
Post condition
Surat berada pada menindaklanjuti surat.
pihak
yang
berwenang
dalam
Tabel 4.16 Narasi Use Case Input Surat Keluar Use case name
Input Surat Keluar
Use case Id
6
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan menyimpan data surat keluar.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat meyimpan surat keluar.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu keluar
Sistem response surat
2. Manampilkan surat keluar
daftar
179
3. Pilih tambah
4. Menampilkan form Surat keluar
5. Masukan data surat 6. Pilih simpan
7. Menyimpan data surat
Alternate courses
Alternatif no.7 jika tidak ingin menyimpan surat maka actor bisa memilih “Kembali” maka akan kembali ke nomor 3.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam meyimpan surat keluar.
Post condition
Staf TU dapat menyimpan data surat keluar. Tabel 4.17 Narasi Use Case Input Surat Masuk
Use case name
Input Surat Masuk
Use case Id
7
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan menyimpan data surat masuk.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat meyimpan surat masuk sesuai dengan level pengguna.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu surat
Sistem response 2. Menampilkan daftar surat
180
masuk 3. Pilih tambah
masuk 4. Menampilkan form surat masuk
5. Masukan data surat 6. Pilih simpan
7. Menyimpan data surat masuk
Alternate courses
Alternatif no.6 jika tidak ingin menyimpan surat maka actor bisa memilih “Kembali” maka akan kembali ke aktifitas no. 2.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam meyimpan surat masuk.
Post condition
Staf TU dapat menyimpan data surat masuk. Tabel 4.18 Narasi Use Case Input Data Pengiriman
Use case name
Input Surat Masuk
Use case Id
8
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan menyimpan data pengiriman surat keluar.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat meyimpan data pengiriman surat keluar.
Typical course of
Actor Action
Sistem response
181
events 1. Pilih menu surat keluar
2. Menampilkan daftar surat keluar
3. Pilih pengiriman
4. Menampilkan form input pengiriman
5. Masukan pengiriman 6. Pilih simpan
data 7. Menyimpan data pengiriman
Alternate courses
Alternatif no.6 jika tidak ingin menyimpan surat maka actor bisa memilih “Kembali” maka akan kembali ke aktifitas no. 2.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam meyimpan data pengiriman surat
Post condition
Staf TU dapat menyimpan data pengiriman surat. Tabel 4.19 Narasi Use Case Cetak Surat
Use case name
Cetak Surat
Use case Id
9
Actor
Staf TU
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan mencetak surat yang telah dibuat dan telah disetujui.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mencetak Surat sesuai dengan level pengguna.
182
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu surat keluar
2. Menampilkan daftar surat keluar
3. Pilih cetak
4. Menampilkan surat dalam bentuk .pdf
Alternate courses
-
Conclusion
Use case ini dibuat memfasilitasi user dalam mencetak surat.
Post condition
Staf TU dapat mencetak surat. Tabel 4.20 Narasi Use Case Upload Surat
Use case name
Upload Surat
Use case Id
10
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan meng-upload surat PKEPP setelah surat tersebut telah ditandatangani dan discan.
Pre condition
Actor telah login dan telah men-scan surat.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengupload surat PKEPP.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu surat keluar
Sistem response 2. Menampilkan
183
daftar surat keluar 3. Pilih pengiriman 4. Pilih next
5. Menampilkan upload
form
6. Masukan file upload 7. Pilih simpan
8. Menyimpan file surat
Alternate courses
Alternatif no.7 jika batal memilih user maka actor bisa memilih “batal” dan sistem akan kembali ke nomor 2.
Conclusion
Actor telah meng-upload surat.
Post condition
Actor dapat men-download surat. Tabel 4.21 Narasi Use Case Lihat Permintaan Pembuatan Surat
Use case name
Lihat Permintaan pembuatan Surat
Use case Id
11
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini melihat permintaan pembuatan surat.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat permintaan surat sesuai dengan level pengguna.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih
Sistem response menu
184
persuratan PKEPP 2. Pilih salah satu submenu persuratan PKEPP
3. Menampilkan daftar surat yang harus dibuat
Alternate courses
-
Conclusion
User dapat melihat surat yang harus dibuat.
Post condition
Tabel 4.22 Narasi Use Case Buat Disposisi Pengaduan
Use case name
Buat Disposisi Pengaduan
Use case Id
12
Actor
Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi, Kepala Administrasi Pengaduan.
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan membuat disposisi pengaduan.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi, Kepala Administrasi Pengaduan.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat menulis disposisi pengaduan sesuai dengan level pengguna.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu persuratan PKEPP 2. Pilih submenu disposisi pengaduan
3. Menampilkan daftar disposisi yang harus dibuat
4. Pilih buat disposisi
5. Menampilkan form input
185
disposisi pengaduan 6. Masukan data form disposisi pengaduan 7. Pilih kirim
8. Menyimpan data disposisi pengaduan
Alternate courses
Alternatif nomor 7 jika data yang data yang di-input salah maka actor bisa memilih screen dialog “Batal” maka akan kembali ke proses nomor 3.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam membuat disposisi pengaduan.
Post condition
Setelah disposisi itu dibuat maka disposisi tersebut akan terkirim ke bagian yang dituju. Tabel 4.23 Narasi Use Case Lihat Surat
Use case name
Lihat Surat
Use case Id
13
Actor
Staf TU, Ketua DKPP, Ka Subbagian TU, Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, Kepala Bagian Administrasi Persidangan
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat surat yang telah dibuat dan/atau surat yang ditujukan kepada actor tersebut.
Pre condition
Terdapat surat yang telah disimpan dalam sistem.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat surat yang telah dibuat dan/atau surat yang ditujukan kepada actor tersebut..
Typical course of
Actor Action
Sistem response
186
events 1. Memilih menu persuratan PKEPP
2. Menampilkan submenu jenis persuratan PKEPP
3. Memilih salah satu jenis surat
4. Menampilkan daftar surat
5. Pilih detail
6. Menampilkan detail surat
Alternate courses
-
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam melihat surat PKEPP.
Post condition
Tabel 4.24 Narasi Use Case Lihat Disposisi
Use case name
Lihat Disposisi Pengaduan
Use case Id
14
Actor
Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, Ka Subbagian Analisis dan Verifikasi.
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat disposisi pengaduan yang telah dibuat dan/atau disposisi pengaduan yang ditujukan kepada actor tersebut.
Pre condition
Terdapat disposisi yang telah disimpan dalam sistem.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat surat yang telah dibuat dan/atau surat yang ditujukan kepada actor tersebut..
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu persuratan
Sistem response
187
PKEPP 2. Pilih submenu disposisi pengaduan
3. Menampilkan daftar disposisi pengaduan
4. Pilih detail
5. Menampilkan detail disposisi pengaduan
Alternate courses
-
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam melihat disposisi pengaduan.
Post condition
Actor dapat melihat disposisi pengaduan yang ditujukan untuknya.
Tabel 4.25 Narasi Use Case Ubah Surat Use case name
Ubah Surat
Use case Id
15
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan mengubah surat.
Pre condition
Telah menerima surat yang ditujukan untuk actor tersebut.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengubah surat .
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu persuratan PKEPP
2. Menampilkan submenu jenis surat PKEPP
3. Pilih jenis surat
4. Menampilkan daftar surat
188
yang ingin diubah 5. Pilih ubah
6. Menampilkan form input surat
7. Ubah data surat 8. Pilih update
9. Menyimpan data surat
Alternate courses
Alternatif no.8 jika batal mengubah data surat maka actor bisa memilih batal dan sistem akan kembali ke aktifitas 4.
Conclusion
Use case ini dibuat memfasilitasi user dalam mengubah surat.
Post condition
Data surat telah diubah. Tabel 4.26 Narasi Use Case Hapus Surat
Use case name
Hapus Surat
Use case Id
16
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan menghapus surat.
Pre condition
Telah membuat surat.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat menghapus surat .
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu persuratan PKEPP
2. Menampilkan submenu jenis surat PKEPP
3. Pilih jenis surat yang ingin dihapus
4. Menampilkan daftar surat
189
5. Pilih hapus
6. Menampilkan konfirmasi
7. Pilih ya
8. Menghapus data surat
pesan
Alternate courses
Alternatif no.7 jika batal menghapus data surat maka actor bisa memilih batal dan sistem akan kembali ke aktifitas 4.
Conclusion
Use case ini dibuat memfasilitasi user dalam menghapus surat.
Post condition
Data surat telah dihapus. Tabel 4.27 Narasi Use Case Approve Surat
Use case name
Approve Surat
Use case Id
17
Actor
Kepala Biro Administrasi , Kepala Bagian Administrasi Umum, Kepala Bagian Administasi Pengaduan , Kepala Bagian Adminitrasi Persidangan, Ka Subbagian TU.
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan meng-approve surat yang ditujukan kepada actor yang satu kepada actor yang lain.
Pre condition
Telah menerima data surat yang harus di-approve.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat meng-approve surat.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih notifikasi
2. Menampilkan daftar notifikasi
3. Pilih salah satu daftar notifikasi
4. Menampilkan daftar surat yang harus di-approve
190
5. Pilih approve
6. Menyimpan data surat
Alternate courses
Alternatif nomor 6 jika batal meng-approve maka actor bisa memilih disapprove dan akan kembali ke proses nomor 5.
Conclusion
Use case ini dibuat memfasilitasi user dalam meng-approve surat.
Post condition
Setelah surat tersebut diapprove maka user yang dituju akan dapat melihat surat tersebut. Tabel 4.28 Narasi Use Case Buat Nota Dinas
Use case name
Buat Nota Dinas
Use case Id
18
Actor
Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan input data nota dinas.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Kepala Biro Administrasi atau Kepala Bagian Administrasi Pengaduan.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat menulis Nota Dinas dengan cara men-input data yang dibutuhkan a.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih notifikasi
2. Menampilkan notifikasi
daftar
3. Pilih nota dinas
4. Menampilkan daftar nota dinas yang harus dibuat
5. Pilih buat nota
6. Menampilkan form input
191
nota dinas 7. Masukan data nota dinas 8. Pilih kirim
9. Menyimpan data nota dinas
Alternate courses
Alternatif no.8 jika data yang data yang di-input salah maka actor bisa memilih screen dialog “Batal” maka akan kembali ke aktifitas nomor 4.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam membuat nota dinas.
Post condition
Setelah nota dinas itu dibuat maka nota dinas tersebut akan terkirim ke pengguna sistem yang dituju. Tabel 4.29 Narasi Use Case Approve Nota Dinas
Use case name
Approve nota dinas
Use case Id
19
Actor
Ketua DKPP, Kepala Bagian Administrasi Persidangan
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan meng-approve nota dinas yang telah dibuat.
Pre condition
Pengguna sistem harus login dan terdaftar sebagai Ketua DKPP dan Kepala Bagian administrasi Persidangan.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengapprove nota dinas sesuai dengan level pengguna.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu persuratan perkara
Sistem response
192
2. Pilih submenu 3. Menampilkan daftar nota dinas nota dinas 4. Pilih approve
5. Menyimpan data nota dinas
Alternate courses
Alternatif no.4 jika tidak ingin meng-aprove maka actor bisa memilih disapprove maka akan kembali ke nomor 3.
Conclusion
Use Case ini dibuat memfasilitasi user dalam meng-approve nota dinas.
Post condition
Actor melihat status nota ninas. Tabel 4.30 Narasi Use Case Lihat Laporan Persuratan PKEPP
Use case name
Lihat Laporan Persuratan PKEPP
Use case Id
20
Actor
Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi, Sekjen Bawaslu
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat laporan persuratan PKEPP.
Pre condition
Actor telah login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat laporan persuratan yang dilakukan dalam menangani suatu PKEPP.
Typical course of events
Actor Action 1. Masuk sistem
ke
2. Pilih submenu
Sistem response dalam 3.
Menampilkan laporan
193
laporan persuratan PKEPP
persuratan perkara
Alternate courses
-
Conclusion
Actor dapat melihat laporan persuratan PKEPP.
Post condition
Actor berhasil mendapatkan informasi persuratan PKEPP.
`Tabel 4.31 Narasi Use Case Lihat Laporan Persuratan Masuk/Keluar Use case name
Lihat Laporan Persuratan Umum
Use case Id
21
Actor
Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat laporan persuratan PKEPP.
Pre condition
Actor telah login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat kegiatan persuratan yang dilakukan dalam menangani suatu PKEPP.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu laporan 2. Pilih submenu laporan persuratan umum
3.
Menampilkan laporan persuratan masuk/keluar
194
Alternate courses
-
Conclusion
Actor dapat melihat laporan persuratan masuk/keluar.
Post condition
Actor berhasil mendapatkan informasi persuratan masuk/keluar. Tabel 4.32 Narasi Use Case mengelola User
Use case name
Mengelola User
Use case Id
22
Actor
Admin
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk mengelola user.
Pre condition
Actor terdaftar sebagai Admin
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengelola hak akses user terhadap sistem sesuai dengan level user.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu master data 2. Memilih submenu manage user 4. Memilih tombol “tambah” 6. Pilih pegawai yang akan dijadikan user 7. Meng-input data user berupa username,
Sistem response
3. Menampilkan daftar user 5. Menampilkan form user
195
password dan level 8. Klik simpan
Alternate courses
9. Menyimpan data user
5A.Memilih fungsi “edit” untuk mengubah data user 5B.Memilih fungsi “hapus” untuk menghapus data user 4B.Sistem menampilkan konfirmasi hapus data. 7B.Untuk data yang berhasil dihapus sistem menampilkan pesan data berhasil dihapus, untuk data tidak jadi dihapus kembali ke langkah 2.
Conclusion
Actor berhasil melakukan pengolahan terhadap data user.
Post condition
Manajemen user tersimpan dalam database Tabel 4.33 Narasi Use Case mengelola Pegawai
Use case name
Mengelola Pegawai
Use case Id
23
Actor
Admin
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk mengelola pegawai.
Pre condition
Actor terdaftar sebagai Admin
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengelola data pegawai.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu master data
Sistem response
196
Alternate courses
2. Memilih submenu master pegawai 4. Memilih tombol “tambah” 6. Masukan data pegawai
3. Menampilkan daftar pegawai
7. Klik simpan
8. Menyimpan data pegawai
5. Menampilkan form pegawai
5A.Memilih fungsi “edit” untuk mengubah data pegawai 5B.Memilih fungsi “hapus” untuk menghapus data pegawai 4B.Sistem menampilkan konfirmasi hapus data. 7B.Untuk data yang berhasil dihapus sistem menampilkan pesan data berhasil dihapus, untuk data tidak jadi dihapus kembali ke langkah 2.
Conclusion
Actor berhasil melakukan pengolahan terhadap data pegawai user.
Post condition
Manajemen user tersimpan dalam database Tabel 4.34 Narasi Use Case Mengelola Master Persuratan
Use case name
Mengelola Master Persuratan
Use case Id
24
Actor
Admin TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk mengelola master surat.
Pre condition
Actor login sebagai Admin TU
197
Trigger
Typical course of events
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengelola master surat. Actor Action 1. Pilih menu master data 2. Memilih submenu manage persuratan 3. Pilih salah satu master persuratan 5. Memilih “tambah”
Sistem response
4. Menampilkan daftar master persuratan 6. Menampilkan form user
7. Meng-input data master persuratan 8. Klik simpan Alternate courses
9. Menyimpan data user
5A.Memilih fungsi “edit” untuk mengubah data master persuratan user 5B.Memilih fungsi “hapus” untuk menghapus data master persuratan 4B.Sistem menampilkan konfirmasi hapus data. 7B.Untuk data yang berhasil dihapus sistem menampilkan pesan data berhasil dihapus, untuk data tidak jadi dihapus kembali ke langkah 2.
Conclusion
Actor berhasil melakukan pengolahan terhadap manajemen master persuratan.
Post condition
Data master pesuratan berhasil disimpan.
198
Tabel 4.35 Narasi Use Case mengatur Persetujuan Persuratan Use case name
Mengatur Persetujuan Persuratan
Use case Id
25
Actor
Admin TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk mengelola persetujuan data persuratan.
Pre condition
Actor login sebagai Admin TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengelola disposisi bila terjadi kesalahan terhadap surat.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih pengaturan
Sistem response menu
2. Memilih submenu persetujuan surat
3. Menampikan persetujuan surat
4. Memilih jenis surat
5. Menampilkan surat
form persetujuan
3. Mengatur persetujuan surat 6. Pilih simpan
7. Menyimpan hasil pengaturan
Alternate courses
-
Conclusion
Actor berhasil melakukan pengaturan persetujuan surat PKEPP.
Post condition
-
199
Tabel 4.36 Narasi Use Case lihat Persetujuan surat Use case name
Lihat Persetujuan surat
Use case Id
26
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor melihat status persetujuan data surat.
Pre condition
Actor login sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat status persetujuan surat.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih salah satu jenis surat.
Sistem response 2. Menampilkan status pada daftar surat
Alternate courses
-
Conclusion
Actor berhasil melihat status persetujuan surat PKEPP.
Post condition
Tabel 4.37 Narasi Use Case Kirim Email
Use case name
Kirim Email
Use case Id
27
Actor
Staf TU
surat
200
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor mengirim surat melalui email.
Pre condition
Actor login sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengirim surat melalui email.
Typical course of events
Actor Action 1. Melihat form pengiriman.
Sistem response input
2. Menampilkan status pada daftar surat
surat
3. Mengisi data email penerima beserta file surat 4. Pilih kirim
5. Mengirim file surat ke email
Alternate courses
-
Conclusion
File surat berhasil terkirim ke email yang dituju .
Post condition
Tabel 4.38 Narasi Use Case Lihat Data Pengaduan
Use case name
Lihat Data Pengaduan
Use case Id
28
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk melihat data pengaduan.
201
Pre condition
Actor login sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat data pengaduan sebagai bahan dalam membuat surat.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Melihat form input surat pemberitahuan 2. Pilih detail pengaduan 3. Menampikan data pengaduan Alternate courses
-
Conclusion
Actor berhasil melihat data pengaduan.
Post condition
Tabel 4.39 Narasi Use Case Lihat Data Putusan
Use case name
Lihat Data Putusan
Use case Id
29
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk melihat data putusan.
Pre condition
Actor login sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat data putusan sebagai bahan dalam membuat surat.
Typical course of
Actor Action
Sistem response
202
events 1. Melihat form input surat penyampaian putusan 2. Pilih detail putusan
3. Menampikan data putusan
Alternate courses
-
Conclusion
Actor berhasil melihat data putusan.
Post condition
Tabel 4.40 Narasi Use Case Lihat Data Agenda
Use case name
Lihat Data Agenda
Use case Id
30
Actor
Staf TU
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk melihat data agenda.
Pre condition
Actor login sebagai Staf TU.
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat data agenda sebagai bahan dalam membuat surat.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Melihat form input surat undangan rapat verifikasi/pleno 2. Pilih detail agenda Alternate courses
-
3. Menampikan data agenda
203
Conclusion
Actor berhasil melihat data putusan.
Post condition
Tabel 4.41 Narasi Use Case Logout
Use case name
Logout
Use case Id
31
Actor
Semua actor
Description
Use Case ini menggambarkan kegiatan actor untuk keluar dari sistem.
Pre condition
Actor telah login
Trigger
Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mengelola data transaksi arsip.
Typical course of events
Actor Action 1. Memilih Logout
Sistem response 2. Menampilkan halaman login
Alternate courses
-
Conclusion
Actor keluar dari sistem
Post condition
Actor berhasil keluar dari sistem
4.2.1.2 Perancangan Activity Diagram Activity Diagram menggambarkan aktifitas-aktifitas yang
204
terjadi dalamsistem dan user. Berikut ini adalah activity diagram yang terdapat pada sistem ini. 1. Activity Diagram Login
Gambar 4.7 Activity Diagram Login Pada activity diagram login ini, actor harus mengisikan username dan password terlebih dahulu untuk dapat mengakses sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu ini. Setelah berhasil memasukkan username dan password lalu sistem memverfikasi username dan password user dan menampilkan halaman utama sesuai dengan level user. 2. Activity Diagram Ubah Profil
205
Gambar 4.8 Activity Diagram Ubah Profil Pada activity diagram ini melibatkan semua actor. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam mengubah profil. Proses ini dimulai dengan membuka memilih menu akun dan memilih
submenu
ubah
profil.
Kemudian
sistem
akan
menampilkan form profil, lalu actor memasukan data profil didalam form input profil. Setelah selesai maka pilih update maka data profil berhasil disimpan. 3. Activity Diagram Ubah Password
206
Gambar 4.9 Activity Diagram Ubah Password Pada activity diagram ini melibatkan semua actor. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam mengubah password. Proses ini dimulai dengan membuka memilih menu akun dan memilih submenu ubah password. Kemudian sistem akan menampilkan form ubah password, lalu actor mengubah data pada form input ubah password. Setelah selesai maka pilih simpan maka data password berhasil diubah. 4. Activity Diagram Buat Surat
207
Gambar 4.10 Activity Diagram Buat Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam membuat surat. Proses ini dimulai dengan membuka memilih notifikasi.
Kemudian
actor
memilih
buat
surat
sehingga
menampilkan form input surat, lalu actor memasukan data surat didalam form input surat. Setelah selesai maka pilih simpan maka surat telah berhasil dibuat dan sistem akan secara otomatis menyimpan data surat. 5. Activity Diagram Mulai Aliran Persetujuan
208
Gambar 4.11 Activity Diagram Mulai Aliran Persetujuan Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah memulai persetujuan surat ketika surat sudah dibuat. Proses ini dimulai dengan membuka menu persuratan PKEPP. Kemudian actor dapat memilih salah satu submenu jenis surat sehingga menampilkan daftar surat. Setelah itu actor dapat memilih mulai persetujuan pada daftar surat sehingga sistem dapat menyimpan data persetujuan.
209
6. Activity Diagram Input Surat Keluar
Gambar 4.12 Activity Diagram Input Surat Keluar Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah menyimpan data surat keluar. Proses ini dimulai dengan membuka menu surat keluar. Kemudian sistem menampilkan daftar surat keluar, lalu actor dapat tambah untuk menampah data surat keluar. Setelah selesai sistem secara otomatis menyimpan data surat keluar.
210
7. Activity Diagram Input Surat Masuk
Gambar 4.13 Activity Diagram Input Surat Masuk Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah menyimpan data surat masuk. Proses ini dimulai dengan membuka menu surat masuk. Kemudian sistem menampilkan daftar surat masuk, lalu actor dapat tambah untuk menampah data surat masuk. Setelah selesai sistem secara otomatis menyimpan data surat masuk.
211
8. Activity Diagram Input Data Pengiriman
Gambar 4.14 Activity Diagram Input Data Pengiriman Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah menyimpan data pengiriman surat. Proses ini dimulai dengan membuka menu surat keluar. Kemudian sistem menampilkan daftar surat keluar, lalu actor dapat memilih pengiriman sehingga sistem akan menampilkan form pengiriman. Setelah selesai sistem secara otomatis menyimpan data pengiriman.
212
9. Activity Diagram Cetak Surat
Gambar 4.15 Activity Diagram Cetak Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam mencetak surat. Proses ini dimulai dengan membuka menu surat keluar kemudian sistem akan menampilkan daftar surat keluar. Actor dapat memilih cetak sehingga menampikan surat dalam bentuk .pdf.
213
10. Activity Diagram Upload Surat
Gambar 4.16 Activity Diagram Upload Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam mengupload surat. Proses ini dimulai dengan membuka menu surat keluar. Kemudian sistem menampilkan daftar surat keluar, lalu actor memilih pengiriman sehingga menampilkan form upload. Setelah itu, actor harus memasukan data file upload. Setelah selesai maka pilih upload maka surat telah berhasil upload dan sistem akan secara otomatis menyimpan file surat tersebut.
214
11. Activity Diagram Lihat Permintaan Pembuatan Surat
Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah melihat permintaan surat dari bagian pengaduan atau persidangan. Proses ini dimulai dengan membuka menu persuratan PKEPP kemudian memilih salah satu submenu dari menu persuratan PKEPP. Kemudian sistem menampilkan daftar surat yang harus dibuat.
215
12. Activity Diagram Buat Disposisi Pengaduan
Gambar 4.17 Activity Diagram Buat Disposisi Pengaduan Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam membuat disposisi pengaduan. Proses ini dimulai dengan membuka menu persuratan perkara kemudian memilih submenu disposisi pengaduan. Kemudian actor meilih buat disposisi sehingga menampilkan form input dipsosisi, lalu actor menginput
216
data disposisi pengaduan didalam form input disposisi pengaduan. Setelah selesai maka pilih kirim maka disposisi pengaduan telah berhasil dibuat dan sistem akan secara otomatis mengirimnya kepada pengguna sistem yang dituju. 13. Activity Diagram Lihat Surat
Gambar 4.18 Activity Diagram Lihat Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU, Ketua DKPP, Ka Subbagian TU, Kepala Biro Administrasi, Kepala
Bagian
Administrasi
Pengaduan,
Kepala
Bagian
217
Administrasi
Persidangan.
Tujuan
dari
proses
ini
adalah
memfasilitasi actor dalam melihat surat. Proses ini dimulai dengan membuka menu persuratan perkara kemudian memilih submenu salah satu submenu yang ingin dilihat. Kemudian sistem menampilkan daftar surat. Setelah selesai maka pengguna dapat memilih detail surat sehingga sistem akan menampilkan detail surat. 14. Activity Diagram Lihat Disposisi Pengaduan
Gambar 4.19 Activity Diagram Lihat Disposisi Pengaduan Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Ketua DKPP,
Kepala
Administrasi
Pengaduan,
Kepala
Bagian
Administrasi Pengaduan, Ka Subbagian Analisis dan Verifikasi. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam melihat disposisi pengaduan. Proses ini dimulai dengan membuka menu
218
persuratan
perkara
kemudian
memilih
submenu
dispsosisi
pengaduan. Kemudian sistem menampilkan daftar disposisi. Setelah selesai maka pengguna dapat mengklik detail disposisi untuk melihat disposisi secara detail. 15. Activity Diagram Ubah Surat
Gambar 4.20 Activity Diagram Ubah Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam mengubah surat. Proses ini dimulai dengan memilih menu persuratan PKEPP kemudian memilih salah satu submenu jenis
219
surat. Setelah itu, actor dapat memilih ubah sehingga sistem menampilkan form ubah surat. Actor dapat memilih simpan untuk menyimpan perubahan data surat. 16. Activity Diagram Hapus Surat
Gambar 4.21 Activity Diagram Hapus Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam menghapus surat. Proses ini dimulai dengan memilih menu persuratan PKEPP kemudian memilih salah satu submenu jenis surat. Setelah itu, actor dapat memilih hapus sehingga sistem menampilkan pesan konfirmasi hapus surat. Actor dapat memilih ya untuk menghapus data surat maka sistem akan menghapus surat.
220
17. Activity Diagram Approve Surat
Gambar 4.22 Activity Diagram Approve Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Adminstrasi Pengaduan, Kepala Bagian Administrasi Persidangan, Kepala Subbagian Pemanggilan. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam menyetujui surat. Proses ini dimulai dengan memilih menu approve surat kemudian sistem menampilkan daftar surat yang harus di-approve. Pengguna dapat pilih aprove untuk meng-approve surat.
221
18. Activity Diagram Buat Nota Dinas
Gambar 4.23 Activity Diagram Buat Nota Dinas Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Kepala Biro Administrasi dan Kepala Bagian Administrasi Pengaduan. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam membuat nota dinas. Proses ini dimulai dengan memilih notifikasi kemudian salah
satu
dari
daftar
notifikasi
kemudian
sistem
akan
menampilkan daftar nota dinas yang harus dibuat, lalu actor dapat memilih buat nota dinas sehingga sistem akan menampilkan form
222
input nota dinas lalu actor menginput data nota dinas didalam form input nota dinas. Setelah selesai maka klik kirim maka nota dinas telah berhasil dibuat dan sistem akan secara otomatis mengirim nota dinas kepada pengguna sistem yang dituju. 19. Activity Diagram Approve Nota Dinas
Gambar 4.24 Activity Diagram Approve Nota Dinas Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Ketua DKPP dan Kepala Bagian Administrasi Persidangan. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam meng-approve nota dinas. Proses ini dimulai dengan membuka menu persuratan
223
PKEPP kemudian memilih submenu nota dinas, lalu sistem menampilkan daftar nota dinas. Setelah selesai maka pengguna dapat memilih approve sehingga sistem dapat menyimpan data nota dinas yang telah di-approve. 20. Activity Diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP
Gambar 4.25 Activity Diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi dan Ka Subbagian TU. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam melihat laporan persuratan yang digunakan untuk menangani suatu PKEPP. Proses ini dimulai dengan membuka menu laporan kemudian ssubmenu
224
persuratan perakra. Setelah selesai maka pengguna dapat melihat laporan persuratan PKEPP. 21. Activity Diagram Lihat Laporan Surat Masuk/Keluar
Gambar 4.26 Activity Diagram Lihat Laporan Surat Masuk/Keluar Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi. Tujuan dari proses ini adalah memfasilitasi actor dalam melihat laporan persuratan umum yaitu surat masuk dan surat keluar. Proses ini dimulai dengan membuka menu laporan kemudian memilih submenu laporan persuratan umum. Kemudian sistem akan menampilkan laporan surat masuk dan surat keluar.
225
22. Activity Diagram Mengelola User
Gambar 4.27 Activity Diagram Mengelola User Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Admin, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah mengelola user. Dalam kegiatan ini actor memilih menu master data lalu memilih submenu manage user sistem akan menampilkan daftar user, kemudian Admin pilih edit pada user yang akan di edit datanya, untuk menghapus data user bisa memilih hapus dan untuk menambah user bisa memilih tambah. Activity ini dilakukan jika user ingin mereset password.
226
23. Activity Diagram Mengelola Mengelola Pegawai
Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Admin, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah mengelola pegawai. Dalam kegiatan ini actor memilih menu master data lalu memilih submenu master pegawai sistem akan menampilkan daftar pwgawai, kemudian Admin pilih edit pada pegawai yang akan di edit datanya, untuk menghapus data pegawai bisa memilih hapus dan untuk menambah pegawai bisa memilih tambah.
227
24. Activity Diagram Mengelola Master Persuratan
Gambar 4.28 Activity Diagram Manajemen Master Persuratan Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Admin TU, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah me-manage master data persuratan. Dalam kegiatan ini actor memilih menu master data lalu memilih submenu manajemen master persuratan sistem akan menampilkan daftar master persuratan, kemudian Admin TU klik edit pada master surat yang akan di edit datanya, untuk menghapus data master bisa memilih hapus dan untuk menambah master persuratan bisa memilih tambah.
228
25. Activity Diagram Pengaturan Persetujuan
Gambar 4.29 Activity Diagram Pengaturan Persetujuan Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Admin TU, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah mengatur persetujuan persuratan Dalam kegiatan ini actor memilih menu pengaturan lalu memilih submenu persetujuan persuratan sistem akan menampilkan form master persuratan, kemudian Admin TU mengatur persetujuan persuratan. 26. Activity Diagram Lihat Status Persetujuan
229
Gambar 4.30 Activity Diagram Lihat Persetujuan surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah melihat status persetujuan surat. Memilih salah satu jenis surat PKEPP, kemudian Staf TU dapat melihat status persetujuan surat surat pada kolom status di daftar surat.
230
27. Activity Diagram Kirim Email
Gambar 4.31 Activity Diagram Kirim Email Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah mengirim email. Staf TU dapat melihat form input pengiriman terlebih dahulu kemudian mengisi data email beserta file yang ingin dikirim kemudian pilih kirim yang secara otomatis sistem akan mengirim surat tersebut.
231
28. Activity Diagram Lihat Data Pengaduan
Gambar 4.32 Activity Diagram Lihat Data Pengaduan Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah melihat data pengaduan sebagai bahan dalam membuat surat. Staf TU dapat melihat form input surat pemberitahuan terlebih dahulu kemudian kemudian pilih detail pengaduan yang secara otomatis sistem akan menampilkan data pengaduan .
232
29. Activity Diagram Lihat Data putusan
Gambar 4.33 Activity Diagram Lihat Data Putusan Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah melihat data putusan sebagai bahan dalam membuat surat. Staf TU dapat melihat form input surat penyampaian putusan terlebih dahulu kemudian kemudian pilih detail pengaduan yang secara otomatis sistem akan menampilkan data putusan.
233
30. Activity Diagram Lihat Data Agenda
Gambar 4.34 Activity Diagram Lihat Data Agenda Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU, Aktifitas yang dilakukan dalam activity ini adalah melihat data agenda sebagai bahan dalam membuat surat. Staf TU dapat melihat form input surat rapat verifikasi/pleno terlebih dahulu kemudian kemudian pilih detailagenda yang secara otomatis sistem akan menampilkan data agenda.
234
31. Activity Diagram Logout act Activity Diagram Logo... Marketing, Keuangan, Produksi, Inventory, Manager
Sistem
Mulai
Pilih Menu Logout
Mengeluarkan actor dari sistem dan menampilkan halaman login
Selesai
Gambar 4.35 Activity Diagram Logout Pada activity diagram logoutini menjelaskan tentang acktor yang keluar dari sistem yaitu dengan cara mengklik Logout dan sistem akan membawa keluar dari sistem dan menampilkan beranda.
235
4.2.1.3 Perancangan Sequence diagram Sequence diagram ini menjelaskan secara detail urutan proses berdasarkan urutan even dan waktu dari suatu pesan antar objek dalam use case yang telah dibuat sebelumnya.. 1. Sequence diagram Login
Gambar 4.36 Sequence diagram Login Dalam sequence diagram ini user pengguna sistem ini yang terdiri atas semua actor sebelum masuk ke dalam sistem untuk mengakses fitur-fitur yang terdapat dalam sistem ini harus melakukan login terlebih dahulu. Proses dalam login ini user membuka aplikasi lalu akan muncul halaman login dan user harus memasukkan username dan password. Setelah user memasukkan username dan password lalu sistem akan menvalidasi username dan password yang dimasukkan. Setelah username dan password valid maka sistem akan membuka halaman utama sesuai dengan level hak akses user.
236
2. Sequence diagram Ubah Profil
Gambar 4.37 Sequence diagram Ubah Profil Dalam sequence diagram ubah profil, Actor dapat memilih menu akun dan memilih submenu ubah profil . Setelah itu sistem akan mengambil data pegawai dan menampilkanya dalam form ubah profil. Kemudian actor dapat mengubah data profil dan memilih update sehingga sistem menyimpan ke dalam database pegawai.
237
3. Sequence diagram Ubah Password
Gambar 4.38 Sequence diagram Ubah Password Dalam sequence diagram ubah profil, Actor dapat memilih menu akun dan memilih submenu ubah password . Setelah itu sistem akan menampilkan dalam form ubah password. Kemudian actor dapat mengubah data password dan memilih simpan sehingga sistem menyimpan ke dalam database user.
238
4. Sequence diagram Buat Surat
Gambar 4.39 Sequence diagram Buat Surat Dalam sequence diagram buat surat, Staf TU memilih menu persuratan PKEPP dan memilih submenu jenis surat yang akan dibuatkan suratnya . Setelah itu sistem akan menampilkan daftar surat yang harus dibuat. Staf TU memilih buat surat maka form untuk input surat muncul, lalu masukkan data surat kemudian Staf TU memilih kirim lalu sistem akan mengecek kelengkapan data apakah masih ada data yang seharusnya diisi tapi tidak diisi. Setelah data tersebut di cek dan data tersebut telah terisi semua, maka akan muncul pesan berhasil lalu sistem menyimpan ke dalam database surat.
239
5. Sequence diagram Mulai Persetujuan
Gambar 4.40 Sequence diagram Mulai Persetujuan Dalam sequence diagram mulai persetujuan, Staf TU memilih
menu persuratan umum lalu memilih submenu surat
keluar. Setelah itu sistem akan mengambil data surat keluar dan menampilkannya dalam bentuk list surat keluar, kemudian Staf TU memilih tambah lalu sistem akan menampilkan form surat keluar sehingga actor dapat menginput surat keluar.
240
6. Sequence diagram Input Surat Keluar
Gambar 4.41 Sequence diagram Input Surat Keluar Dalam sequence diagram Input Surat Keluar, Staf TU memilih
menu persuratan umum lalu memilih submenu surat
keluar. Setelah itu sistem akan mengambil data surat keluar dan menampilkannya dalam bentuk list surat keluar, kemudian Staf TU memilih tambah lalu sistem akan menampilkan form surat keluar sehungga actor dapat menginput surat keluar.
241
7. Sequence diagram Input Surat Masuk
Gambar 4.42 Sequence diagram Input Surat Masuk Dalam sequence diagram Input Surat Masuk, Staf TU memilih
menu persuratan umum lalu memilih submenu surat
keluar. Setelah itu sistem akan mengambil data surat keluar dan menampilkannya dalam bentuk list surat masuk, kemudian Staf TU memilih tambah lalu sistem akan menampilkan form surat masuk sehingga actor dapat meng-input data surat masuk.
242
8. Sequence Diagram Input Data Pengiriman
Gambar 4.43 Sequence diagram Input Data Pengiriman Dalam sequence diagram input data pengiriman, Staf TU memilih menu surat keluar sehingga sistem akan mengambil data surat dan menampilkannya dalam bentuk daftar surat. Setelah itu Staf TU mengklik pengiriman lalu sistem akan menampilkan data form input pengiriman surat. Kemudian actor dapat mengisi form tersebut dan memilih simpan sehingga sistem akan menyimpan data pengiriman.
243
9. Sequence diagram Cetak Surat
Gambar 4.44 Sequence diagram Cetak Surat Dalam sequence diagram cetak surat, Staf TU memilih menu surat keluar sehingga sistem akan mengambil data surat dan menampilkannya dalam bentuk daftar surat. Staf TU memilih cetak lalu sistem akan mengambil data surat dalam database surat dan menampilkannya dalam format dokumen .pdf.
244
10. Sequence Diagram Upload Surat
Gambar 4.45 Sequence diagram Upload Surat Dalam sequence diagram upload surat, Staf TU memilih menu persuratan perkara dan memilih submenu surat keluar. Setelah itu sistem akan menampilkan daftar surat sehingga actor dapat memilih upload pada daftar surat keluar. Kemudian actor meng-upload file surat yang telah di scan lalu sistem menyimpan ke dalam database.
245
11. Sequence Diagram Approve Lihat Permintaan Pembuatan Surat
Gambar 4.46 Sequence diagram Lihat Permintaan Pembuatan Surat Pada activity diagram ini actor yang terlibat adalah Staf TU. Tujuan dari proses ini adalah melihat permintaan surat dari bagian pengaduan atau persidangan. Proses ini dimulai dengan membuka menu persuratan PKEPP kemudian memilih salah satu submenu dari menu persuratan PKEPP. Kemudian sistem menampilkan daftar surat yang harus dibuat.
246
12. Sequence diagram Buat Disposisi Pengaduan
Gambar 4.47 Sequence diagram Buat Disposisi Pengaduan Dalam sequence diagram buat disposisi, actor seperti Ketua DKPP, KEpala Biro Administrasi dan Kepala Bagian Adminitrasi Pengaduan memilih
menu persuratan PKEPP dan
submenu disposisi pengaduan. Setelah itu
actor memilih buat
disposisi maka form untuk input disposisi muncul, lalu masukkan data disposisi kemudian actor dapan memilih kirim lalu sistem akan mengecek kelengkapan data apakah masih ada data yang seharusnya diisi tapi tidak diisi. Setelah data tersebut di cek dan data tersebut telah terisi semua, maka sistem menyimpan ke dalam database.
247
13. Sequence diagram Lihat Surat
Gambar 4.48 Sequence diagram Lihat Surat PKEPP Dalam sequence diagram lihat surat, actor seperti Ketua DKPP, Kepala Bagian Adminitrasi Pengaduan, Kepala Bagian Adminitrasi Persidangan, dan Ka Subbag TU dapat memilih menu persuratan PKEPP dan salah satu submenu jenis persuratan. Setelah itu sistem mengambil data surat dan menampilkan data tersebut yang telah diverifikasi oleh sistem. Setelah itu actor dapat memilih detail sehingga sistem dapat menampilkan form surat.
248
14. Sequence diagram Lihat Disposisi Pengaduan
Gambar 4.49 Sequence diagram Lihat Disposisi Pengaduan Dalam sequence diagram lihat disposisi pengaduan, actor seperti Ketua DKPP, Kepala Bagian Adminitrasi Pengaduan, Kepala Bagian Adminitrasi Persidangan dan Ka Subbagian Analisis dan Verifikasi memilih menu persuratan PKEPP dan submenu disposisi pengaduan . Setelah itu sistem mengambil data disposisi dan menampilkan data tersebut yang telah diverifikasi oleh sistem. Setelah itu actor dapat memilih detail sehingga sistem dapat menampilkan form disposisi.
249
15. Sequence diagram Ubah Surat
Gambar 4.50 Sequence diagram Ubah Surat Dalam sequence diagram ubah surat, actor dapat memilih menu persuratan PKEPP dan memilih salah satu submenu jenis surat. Setelah itu sistem mengambil data surat dan menampilkan data surat yang telah diverifikasi oleh sistem. Setelah itu actor dapat memilih ubah sehingga sistem dapat menampilkan form input surat. Dalam form input surat, actor dapat mengubah isi surat yang kemudian memilih update untuk menyimpan perubahan surat tersebut.
250
16. Sequence diagram Hapus Surat
Gambar 4.51 Sequence diagram Hapus Surat Dalam sequence diagram hapus surat, actor dapat memilih menu persuratan PKEPP dan memilih salah satu submenu jenis surat. Setelah itu sistem mengambil data surat dan menampilkan data surat yang telah diverifikasi oleh sistem. Setelah itu actor dapat memilih hapus sehingga sistem dapat menampilkan pesan konfirmasi. Actor dapat memilih ya kemudian sistem akan menghapus data surat tersebut.
251
17. Sequence diagram Approve Surat
Gambar 4.52 Sequence diagram Approve Surat Dalam sequence diagram aprove surat, actor seperti Ka Subbagian TU, Kepala Bagian Administrasi Umum, Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, Kepala Bagian Administrasi Persidangan memilih menu persuratan PKEPP dan memilih salah satu submenu jenis surat. Setelah itu sistem mengambil data surat dan menampilkan data tersebut yang telah diverifikasi oleh sistem sebagai surat yang harus di-approve. Actor dapat memilih approve maka sistem status surat menjadi ‘telah diaprove’ dan menampilkan daftar surat yang harus diapprove.
252
18. Sequence diagram Buat Nota Dinas
Gambar 4.53 Sequence diagram Buat Nota Dinas Dalam sequence diagram buat nota dinas hasil verifikasi, Kepala Biro Administrasi memilih
memilih
menu persuratan
PKEPP dan submenu nota dinas. Setelah itu sistem akan menampilkan daftar nota dinas yang harus dibuat form untuk input surat muncul, lalu masukkan data nota dinas
kemudian actor
mengklik kirim lalu sistem akan mengecek kelengkapan data apakah masih ada data yang seharusnya diisi tapi tidak diisi. Setelah data tersebut di cek dan data tersebut telah terisi semua, maka akan muncul pesan berhasil lalu sistem menyimpan ke dalam database nota dinas.
253
19. Sequence diagram Approve Nota Dinas
Gambar 4.54 Sequence diagram Approve Nota Dinas Dalam sequence diagram aprove nota dinas, Ketua DKPP dan Kepala Bagian administrasi Persidangan dapat memilih menu persuratan PKEPP dan submenu nota dinas. Setelah itu sistem akan menampilkan daftar nota dinas, kemudian actor memilih approve lalu sistem menyimpan ke dalam database nota dinas.
254
20. Sequence diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP
Gambar 4.55 Sequence diagram Lihat Laporan Persuratan PKEPP Dalam sequence diagram laporan persuratan PKEPP, actor seperti Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi, dan Ka Subbagian TU memilih menu laporan
dan memilih submenu persuratan
PKEPP. Setelah itu actor dapat memilih laporan surat PKEPP, disposisi atau nota dinas PKEPP pada form laporan persuratan PKEPP. Kemudian sistem menampilkan laporan persuratan PKEPP dan actor.
255
21. Sequence diagram Lihat Laporan Surat Keluar/Masuk
Gambar 4.56 Sequence diagram Lihat Laporan Keluar/Masuk Dalam sequence diagram laporan persuratan umum, actor seperti Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi, dan Ka Subbagian TU memilih menu laporan
dan memilih submenu persuratan
masuk/keluar. Setelah itu actor memilih surat masuk atau surat keluar. Kemudian sistem akan menampilkan laporan surat masuk dan/atau surat keluar.
256
22. Sequence diagram Mengelola User
Gambar 4.57 Sequence diagram Mengelola User Dalam mengakses sistem ini, diperlukan hak akses yaitu username dan password yang terdaftar dalam sistem persuratan PKEPP ini. Untuk itulah diperlukan pendataan user-user yang berhak mengakses situs ini.
257
Dalam sequence diagram mengelola user ini, actor yang telibat adalah Admin. Admin
mengklik menu data master
kemudian pilih master user. Setelah muncul form untuk memasukkan data user. Admin memasukkan data-data seperti username dan password yang digunakan untuk membuka aplikasi ini di kemudian hari. Setelah data-data tersebut telah di input, lalu Admin mengklik simpan. Lalu sistem memeriksa apakah form input user tersebut telah diisi semua dan sistem menyimpan data User ke dalam database user. Tidak hanya input user namun bisa juga mengubah dan menghapus user yang terdapat dalam sistem ini.
\
258
23. Sequence diagram Mengelola Pegawai
Gambar 4.58 Sequence diagram Mengelola Pegawai Dalam mengakses sistem ini, diperlukan hak akses yaitu username dan password yang terdaftar dalam sistem persuratan PKEPP ini. Untuk itulah diperlukan pendataan user-user yang berhak mengakses situs ini. Dalam sequence diagram manajemen user ini, actor yang terlibat adalah Admin. Admin
mengklik menu data master
kemudian pilih master pegawai. Setelah muncul form untuk
259
memasukkan data pegawai. Admin memasukkan data-data pegawai. Setelah data-data tersebut telah di input, lalu Admin mengklik simpan. Lalu sistem memeriksa apakah form input pegawai tersebut telah diisi semua dan sistem menyimpan data pegawai ke dalam database pegawai. Tidak hanya input pegawai namun bisa juga mengubah dan menghapus pegawai yang terdapat dalam sistem ini.
260
24. Sequence diagram Mengelola Master Persuratan
Gambar 4.59 Sequence diagram Mengelola Master Persuratan Dalam sequence diagram manajemen master persuratan ini, Admin TU
dapat mengklik menu data master kemudian pilih
submenu master persuratan dan memilih salah satu master persuratan. Setelah itu, actor dapat memilih tambah untuk menambah data master. Ketika actor meilih tambah makan sistem
261
akan menampilkan form tambah data master persuratan sehingga memungkinkan untuk actor menambah data master persuratan. Tidak hanya tambah data master persuratan namun bisa juga mengubah dan menghapus master persuratan yang terdapat dalam sistem ini. 25. Sequence diagram Pengaturan Persetujuan
Gambar 4.60 Sequence diagram Mengatur Persetujuan Surat Dalam sequence diagram manajemen master persuratan ini, Admin TU
dapat mengklik menu pengaturan kemudian pilih
submenu persetujuan surat. Setelah itu, actor dapat memilih jenis surat yang ingin diatur persetujuan suratnya. Ketika actor memilih simpan maka sistem akan menyimpan data persetujuan. 26. Sequence diagram Lihat Status Persetujuan
262
Gambar 4.61 Sequence diagram Lihat Persetujuan Surat Dalam sequence diagram lihat persetujuan surat ini, Actor dapat memilih salah satu submen jenis surat PKEPP kemudian sistem
akan
mengambil
data
persetujuan
menampilkannnya ke dalam daftar sura. 27. Sequence diagram Kirim Email
Gambar 4.62 Sequence diagram Kirim Email
surat
dan
263
Dalam sequence diagram kirim email ini, Staf TU dapat memulainya dengan melihat form input pengiriman kemudian dapat mengisi data email dan file upload surat. Actor dapat memilih kirim sehingga sistem menyimpan data email ke dalam database pengiriman email dan memanggil fungsi mailer. Fungsi mailer tersebut memanggil data email yang terdapat di dalam database kemudian mengirim email ke alamat sesuai dengan data email yang telah tersimpan di database. 28. Sequence diagram Lihat Data Pengaduan
Gambar 4.63 Sequence diagram Lihat Data Pengaduan Dalam sequence diagram lihat data pengaduan ini, Staf TU dapat memulainya dengan melihat form input surat pemberitahuan kemudian memilih detail pengaduan pada form tersebut. Kemudian sistem akan mengambil dan menampilkan pengaduan.
data
264
29. Sequence diagram Lihat Data Putusan
Gambar 4.64 Sequence diagram Lihat Data Putusan Dalam sequence diagram lihat data putusan ini, Staf TU dapat memulainya dengan melihat form input surat penyampaian putusan kemudian memilih detail putusan pada form tersebut. Kemudian sistem akan mengambil dan menampilkan putusan. 30. Sequence diagram Lihat Data Agenda
Gambar 4.65 Sequence diagram Lihat Data Agenda
data
265
Dalam sequence diagram lihat data agenda ini, Staf TU dapat memulainya dengan melihat form input surat rapat verifikasi/pleno kemudian memilih detail agenda pada form tersebut. Kemudian sistem akan mengambil dan menampilkan data agenda. 31. Sequence diagram Logout
Gambar 4.66 Sequence diagram Logout Gambar sequnce diagram ini menejelaskan tentang proses keluar dari sistem yang dilakukan oleh semua actor yang terlibat dalam sistem ini . Dengan mengklik logout dan sistem akan menampilkan form login.
266
4.2.2
Perancangan Input/Output Pada tahap desain input/output, penulis menggambar rancangan
form input, dan merancang laporan yang nantinya akan dihasilkan oleh sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang tentunya sesuai dengan laporan asli perusahaan. a)
Input Dalam desain input ada beberapa desain yang akan dirancang
oleh penulis tetapi desain form disini penulis hanya menampilkan salah satu contoh untuk lebih lengkapnya terlampir di lampiran 1. Contoh Form Surat Pemberitahuan
Gambar 4.67 Contoh form input surat pemberitahuan
267
b)
Output Dalam desain output ada 5 desain yang akan dirancang oleh
penulis antara lain desain surat pemberitahuan, disposisi, Nota Dinas, Surat Undangan, dan laporan data karyawan untuk mengajukan cuti, disini penulis hanya menampilkan satu contoh untuk lebih lengkapnya terlampir di lampiran 2. Contoh Daftar Surat Pemberitahuan
Gambar 4.68 Contoh daftar surat pemberitahuan
268
4.2.3
Perancangan Database 4.2.3.1 Potential Object Visualisasi dari struktur objek sistem yang diajukan, digambarkan class diagram. Adapun langkah-langkah untuk menentukan object yang terlibat adalah dengan mengidentifikasi berdasarkan daftar potential object, berikut daftar tersebut. Berikut adalah tabel 4.32 yang menggambarkan tentang hasil analisis dari daftar potential object. Tabel 4.32 Analisis Daftar Potential Object
Potensial Objek
Reason
User
√
Data pengguna sistem
Ketua DKPP
√
Data user sebagai Ketua DKPP
Kepala Biro Administrasi
√
Data user sebagai Kepala Biro
Ka Bag Administrasi Pengaduan
√
Data user sebagai Ka Bag Pengaduan
Ka Bag Persidangan
√
Data user sebagai Ka Bag Persidangan
Ka Bag Umum
√
Data user sebagai Ka Bag Umum
Ka Subbag TU
√
Data user sebagai Ka Subbag TU
Ka Subbag Persidangan
√
Data user sebagai Ka Subbag Persidangan
Staf Subbag TU
√
Data user sebagai Staf Subbag TU
Ka Subbag Pemanggilan
√
Data user sebagai Ka Subbag Pemanggilan
Ka Subbag Analisis dan Vefikasi
√
Data user sebagai Ka Subbag Analisis dan Vefikasi
Admin
√
Data user sebagai Admin
269
Admin TU
√
Data user sebagai Admin TU
Surat
√
Data pokok Surat
Surat PKEPP
√
Tipe dari surat
Surat Masuk
X
Merupakan atribut dari data surat
Surat Keluar
X
Merupakan atribut dari data surat
Penerima surat
X
Merupakan atribut dari data surat
Surat Rapat
√
Bagian dari surat PKEPP
Surat Pemberitahuan
√
Bagian dari surat PKEPP
Surat Penyampaian Putusan
√
Bagian dari surat PKEPP
Surat Pemanggilan
√
Bagian dari surat PKEPP
Sifat
√
Sifat pada surat
Paraf
√
Penandatangan surat
Disposisi
√
Data pokok Disposisi
Disposisi keluar
X
Tidak relevan
Disposisi masuk
X
Tidak Relevan
Nota Dinas
√
Data pokok nota ninas
Perihal
X
Atribut dari persuratan
Tanggal diterima
X
Atribut data surat
Tanggal keluar
X
Atribut data surat
Jenis surat
√
Jenis dari surat
Waktu
X
Atribut dari jadwal
Tanggal
X
Atribut dari jadwal
Tempat
X
Atribut dari jadwal
Jadwal
√
Data jadwal kegiatan tindaklanjut PKEPP
270
Surat
√
Data pokok surat
Pengaduan
√
Data pokok pengaduan
Pengadu
√
Data pokok pengadu
Teradu
√
Data pokok teradu
Alamat Pengadu dan Teradu
X
Merupakan data dari pengadu dan teradu
Perkara
√
Merupakan data pokok perkara
Putusan
√
Merupakan data pokok putusan
Persidangan
√
Merupakan data pokok persidangan
Pengiriman
√
Data pengiriman surat
Persetujuan
√
Data pokok persetujuan surat
Jenis jadwal
√
Jenis jadwal
Tamu_jadwal
√
Data pokok tamu dalam jadwal tertentu
Tembusan Nota
X
Tembusan Nota Dinas
Kategori Nota
X
Merupakan data dari nota dinas
Status Surat
X
Merupakan data dari nota dinas
Tanggal Dikirim
X
Merupakan data dari surat
Pengiriman
√
Data pokok pengiriman surat
Pengiriman Email
√
Data pokok pengiriman melalui email
Permintaan Persuratan
√
Data pokok permintaan persuratan
Jenis Permintaan
√
Data pokok jenis permintaan
Berikut adalah tabel yang menggambarkan tentang daftar objek yang diusulkan.
271
Tabel 4.33 Daftar Objek yang Diusulkan Proposed Object List User Ketua DKPP Kepala Biro Administrasi Ka Bag Administrasi Pengaduan Ka Bag Persidangan Ka Bag Umum Ka Subbag TU Ka Subbag Persidangan Staf TU Ka Subbag Pemanggilan Ka Subbag Analisis dan Verifikasi Admin Admin TU Surat Surat Rapat Surat Pemberitahuan Surat Penyampaian Putusan Surat Pemanggilan File Surat Sifat Paraf Disposisi Nota Dinas Jenis Jadwal Jenis Jadwal Tamu jadwal Surat Pengaduan Pengadu Teradu Perkara Persidangan Putusan Pengiriman Persetujuan Jenis jadwal Pengiriman Pengiriman Email Menu
272
Submenu Permintaan Persuratan Jenis Permintaan
4.2.3.2 Class Diagram Berikut ini adalah class diagram Sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu pada:
Gambar 4.69 Class diagram Sistem Informasi Persuratan PKEPP
273
4.2.3.3 Mapping Class Diagram Mapping class diagram digunakan untuk menjebatani antara class diagram ke format Relational Database Management Sistem (RDBMS) tabel. Berikut ini adalah gambar mapping class diagram ke RDBMS table.
Gambar 4.70 Mapping Class Diagram
274
Berdasarkan gambar 4.66 mapping class diagram, ada beberapa class yang mengalami perubahan, yaitu: 1. Class User adalah class induk dari class Ketua DKPP, Kepala Bagian Administrasi Umum, Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, Kepala Bagian Administrasi Persidangan, Ka Subbagian TU, Staf TU, Subbag Analisis dan Verifikasi, Admin dan Admin TU. Maka pada bagian RDBMS Tabel class tersebut akan hilang karena telah diwakili oleh class user. Class-class tersebut akan hilang karena memiliki atribut yang sama sehingga dapat disederhanakan ke dalam satu tabel yaitu tabel pegawai. Adapun tabel pegawai tersebut yang dapat dibedakan dengan id_jabatan (FK) dari tabel jabatan yang merupakan tabel bentukan baru. Pada tabel user, untuk membedakan hak akses dengan dimasukkannya id_level (FK) tabel bentukan baru yang diberi nama tabel level. Berikut ini gambar dari proses mapping pada class user:
275
Gambar 4.71 Mapping Class User 2. Class jenis dan class persetujuan memiliki hubungan one to many. Karena setiap jenis memiliki banyak persetujuan maka diperlukan tabel pembantu yang dapat menampung urutan persetujuan tersebut yaitu menghasilkan persetujuan_detail. Berikut ini gambar dari proses mapping pada class jenis dan class persetujuan.
276
Gambar 4.72 Mapping Class Persetujuan dengan Class Jenis 3. Class surat dan class persetujuan memiliki hubungan many to many sehingga menghasilkan satu tabel yaitu table persetujuan surat. Berikut ini adalah gambar dari proses mapping antara class surat dan class persetujuan.
Gambar 4.73 Mapping Class Surat dengan Class Persetujuan
277
4. Class surat dan class pengaduan memiliki hubungan many to many
sehingga
menghasilkan
satu
tabel
yaitu
table
surat_pengaduan. Berikut ini adalah gambar dari proses mapping antara class surat dan class pengaduan.
Gambar 4.74 Mapping Class Surat dengan Class Pengaduan
5. Class disposisi dan class pengaduan memiliki hubungan many to many sehingga menghasilkan satu tabel yaitu table disposisi_pengaduan. Berikut ini adalah gambar dari proses mapping antara class disposisi dan class pengaduan.
278
Gambar 4.75 Mapping Class Disposisi dengan Class Pengaduan
279
4.2.3.4 Schema Database
Gambar 4.76 Schema Diagram Sistem Informasi PKEPP
280
4.2.3.5 Spesifikasi Database Untuk spesifikasi databasenya adalah: 1. User Nama Tabel
: User
Primary Key
: Id_User
Foreign Key
: Id_level, Id_pegawai
Jenis tabel
: Tabel transaksi
Tabel 4.42 Spesifikasi Tabel User Nama field
Tipe data
Ukuran
Id_user
Int
3
Id pengguna sistem
Id_pegawai
Int
3
Id pegawai
Username
Varchar
20
Username penguna
Password
Varchar
15
Kata sandi pengguna
Int
3
Id level user
Id_level
Keterangan
2. Level Nama Tabel
: Level
Primary Key
: Id_level
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel master
Tabel 4.43 Spesifikasi Tabel Level Nama field Id_level Nama_level
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Int
3
Id level user
Varchar
20
Nama level user
281
3. Pegawai Nama Tabel
: Pegawai
Primary Key
: Id_pegawai
Foreign Key
: Id _jabatan
Jenis tabel
: Tabel master
Tabel 4.44 Spesifikasi Tabel Pegawai Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
3
Id pegawai
Nip
Varchar
15
Nomor Induk Pegawai
Nama_pegawai
Varchar
30
Nama pegawai
Tempat_lahir
Varchar
20
Tempat lahir pegawai
Id_pegawai
Tgl_lahir
Date
Keterangan
Tanggal lahir pegawai
Telp
Varchar
15
Nomor telepon pegawai
Email
Varchar
30
Email pegawai
Int
2
Id jabatan pegawai
Id_Jabatan 4. Jabatan
Nama Tabel
: Jabatan
Primary Key
: Id_jabatan
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel master
Tabel 4.45 Spesifikasi Tabel Jabatan Nama field Id_jabatan Nama_jabatan
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Int
11
Id jabatan pengguna
Varchar
30
Nama jabatan pengguna
282
Int
Id_unit_kerja
2
Id unit kerja
5. Unit Kerja Nama Tabel
: Unit_kerja
Primary Key
: id_unit_kerja
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel master
Tabel 4.46 Spesifikasi Tabel Unit Kerja Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id_unit_kerja
Varchar
2
Id unit kerja
Unit_kerja
Varchar
40
Unit kerja
6. Surat Nama Tabel
: Surat
Primary Key
: Id_surat
Foreign Key
: Id_user, Kode_jenis, Kode_sifat,
Id_paraf Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.47 Spesifikasi Tabel Surat Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
4
Id surat
Nomor_surat
Varchar
30
Nomor surat
Nomor_agenda
Varchar
30
Nomor agenda surat
Id_surat
Keterangan
283
Id_user
Int
3
Id pengguna
Kode_jenis
Int
3
Kode jenis surat
Kode_sifat
Int
3
Kode sifat surat
Id_paraf
Int
2
Id paraf
Tgl_surat
Date
Tanggal surat dibuat
Tgl_surat_diterima
Date
Tanggal surat diterima
Tgl_surat_dikirim
Date
Tanggal surat dikirim
Perihal
Tinytext
Perihal surat
Isi
Tinytext
Isi surat
Lampiran
Varchar
Alamat_surat
Tinytext
Ditujukanuntuk
Varchar
Tembusan
Tinytext
25
Alamat surat 30
Int
Status_surat
Penerima yang dituju Tembusan surat
Enum (‘Masuk’,’Kelu ar’)
Kategori_surat
Lampiran surat
Kategori surat masuk atau keluar
1
Status surat
7. Surat Pengaduan Nama Tabel
: Surat_Pengaduan
Primary Key
: Id_surat_pengaduan
Foreign Key
: Id_surat, Id_pengaduan
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.48 Spesifikasi Tabel Surat Pengaduan Nama field Id_surat_pengadua n Id_surat
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Int
4
Id surat pengaduan
Int
4
Id surat
284
Id_pengaduan
Int
3
Id_pengaduan
8. Surat Rapat Nama Tabel
: Surat_Rapat
Primary Key
: Id_surat
Foreign Key
: Id_jadwal
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.49 Spesifikasi Tabel Surat Rapat Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id_surat
Int
4
Id surat
Id_jadwal
Int
4
Id jadwal
9. Surat Pemberitahuan Nama Tabel
: Surat_Pemberitahuan
Primary Key
: Id_surat
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel transaksi
Tabel 4.50 Spesifikasi Tabel Surat Pemberitahuan Nama field
Tipe data
Ukuran
Id_surat
Int
4
Pokok
Text
Pokok pemberitahuan
Rujukan
Text
Rujukan pemberitahuan
Analisis
Text
Analisis pemberitahuan
Kesimpulan
Tinytext
Keterangan Id surat
Kesimpulan pemberitahuan
285
10. Surat Pemanggilan Nama Tabel
: Surat_Pemberitahuan
Primary Key
: Id_surat
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel transaksi
Tabel 4.51 Spesifikasi Tabel Surat Pemanggilan Nama field Id_surat
Tipe data
Ukuran
Int
4
Keterangan Id surat
Pertimbangan
Tinyext
Pertimbangan pemanggilan
Dasar
Tinytext
Dasar pemanggilan
Memanggil
Tinyext
Nama yang dipanggil
11. Surat Penyampaian Putusan Nama Tabel
: Surat_Rapat
Primary Key
: Id_surat
Foreign Key
: Id_putusan
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.52 Spesifikasi Tabel Surat Penyampaian Putusan Nama field
Tipe data
Ukuran
Id_surat
Int
4
Id surat
Id_putusan
Int
4
Id putusan
12. Pengiriman Nama Tabel
: Pengiriman
Primary Key
: Id_pengiriman
Keterangan
286
Foreign Key
: Id_surat
Jenis tabel
: Tabel Transaksi Tabel 4.53 Spesifikasi Tabel Pengiriman
Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id_pengiriman
Int
4
Id surat
Id_surat
Int
4
Id putusan
Nama_ekspedisi
Varchar
30
Nama ekspedisi
Nomor_resi
Varchar
30
Nomor resi
13. Disposisi Nama Tabel
: Disposisi
Primary Key
: Id_disposisi
Foreign Key Jenis Tabel
: Id_user, Kode_sifat : Tabel Transaksi
Tabel 4.54 Spesifikasi Tabel Dispisisi Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
4
Id disposisi
Varchar
20
Nomor disposisi
Id_surat
Int
4
Id_surat
Id_user
Int
15
Id pengguna
Kode_sifat
Int
3
Nama sifat
Isi_disposisi
Text
Isi disposisi
Tanggal_dis
Date
Tanggal disposisi dibuat
Id_disposisi Nomor_disposisi
Keterangan
287
14. Tujuan disposisi Nama Tabel
: tujuan_disposisi
Primary Key
: Id_tujuan_disposisi
Foreign Key
: Id_nota
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.55 Spesifikasi Tabel Tujuan Disposisi Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id _tujuan_disposisi
Int
4
Id pelimpahan berkas
id_disposisi
Int
4
Jumlah berkas
Id_jabatan baca
Int Int
2 1
15. Disposisi Pengaduan Nama Tabel
: Disposisi Pengaduan
Primary Key
:-
Foreign Key
: Id_disposisi, Id_pengaduan
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.56 Spesifikasi Tabel Disposisi Pengaduan Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id_disposisi_penga duan
int
4
Id disposisi pengaduan
Id_disposisi
Int
4
Id disposisi
Id_pengaduan
Int
11
Nomor pengaduan
16. Nota Dinas Nama Tabel
: Nota_dinas
288
Primary Key
: Id_nota
Foreign Key
: Id_user, Kode_sifat, Id_paraf
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.57 Spesifikasi Tabel Nota Dinas Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
4
Id nota dinas
Varchar
25
Nomor nota dinas
Id_user
Int
3
Id pengguna sistem
Kode_sifat
Int
3
Kode sifat nota dinas
Lampiran_nota
Varchar
15
Lampiran nota
Hal_nota
Tinytext
Isi_nota
Text
Isi nota
Tgl_nota
Date
Tanggal nota
Id_nota Nomor_nota
Keterangan
Perihal nota dinas
Kepada_nota
Varchar
20
Nama penerima
Tembusan_nota
Tinytext
Id_kategori_nota
Int
1
Kategori nota dinas
Status_nota
Int
1
Status nota dinas
Tembusan nota dinas
17. Kategori_nota Nama Tabel
: kategori_nota
Primary Key
: id_kategori_nota
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel Master
Tabel 4.58 Spesifikasi Tabel Kategori Nota Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id_kategori_nota
Int
1
Id kategori nota dinas
Nama_kategori_n
Varchar
30
Nama kategori nota dinas
289
ota 18. Pengaduan Nama Tabel
: Pengaduan
Primary Key
: Id_pengaduan
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.59 Spesifikasi Tabel Pengaduan Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
11
Nomor pengaduan
Varchar
30
Nomor_pengaduan
Id_pengadu
Int
11
Resume_pengaduan
Id_teradu
Int
11
Status_pengaduan
Id_pengaduan Nomor_pengaduan
Pokok_pengaduan
Text
Status_pengaduan
Varchar
Keterangan
Pokok pengaduan 30
Status pengaduan
19. Pengadu Nama Tabel
: Pengadu
Primary Key
: Id_pengadu
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.60 Spesifikasi Tabel Pengadu Nama field Id_pengadu Nama_pengadu Alamat_pengadu
Tipe data
Ukuran
Int
11
Id pengadu
Varchar
30
Nama pengaduan
Text
Keterangan
Alamat pengadu
290
Tlpn_pengadu
Varchar
19
Telepon pengadu
Email_pengadu
Varchar
30
Email pengadu
20. Teradu Nama Tabel
: Teradu
Primary Key
: Id_teradu
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.61 Spesifikasi Tabel Teradu Nama field Id_teradu Nama_teradu Alamat_teradu
Tipe data
Ukuran
Int
11
Id pengadu
Varchar
30
Nama pengaduan
Text
Keterangan
Alamat pengadu
Tlpn_teradu
Varchar
19
Telepon pengadu
Email_teradu
Varchar
30
Email pengadu
21. Verifikasi Nama Tabel
: Verifikasi
Primary Key
: Id_verifikasi
Foreign Key
: Id_nota
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.62 Spesifikasi Tabel Verifikasi Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id_verifikasi
Int
3
Id verifikasi
Id_nota
Int
4
Id nota dinas
Id_jadwal
Int
4
Id jadwal
291
Jumlah_dismis
Int
3
Jumlah_bms
Int
3
Jumlah_sidang
Int
3
Jumlah_pengaduan
Int
3
Jumlah pengaduan dinyatakan ditolak Jumlah pengaduan dinyatakan belum memenuhi syarat Jumlah pengaduan dinyatakan sidang Jumlah pengaduan dinyatakan tunda
22. Perkara Nama Tabel
: PKEPP
Primary Key
: id_PKEPP
Foreign Key
: Id_pengaduan
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.63 Spesifikasi Tabel Perkara Nama field
Tipe data
Ukuran
Id_perkara
Int
4
Id perkara
Nomor_perkara
int
3
Nomor perkara
Id_pengaduan
Int
3
Id pengaduan
Varchar
30
Resume perkara
Resume_perkara
Keterangan
23. Putusan Nama Tabel
: Putusan
Primary Key
: id_putusan
Foreign Key
: Id_PKEPP
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.64 Spesifikasi Tabel Putusan Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
292
Id_putusan
Int
3
Id_putusan
id_perkara
Int
3
Id_PKEPP
Putusan_file
Varchar
30
File putusan
24. Persidangan Nama Tabel
: Persidangan
Primary Key
: Id_persidangan
Foreign Key
: Id_PKEPP
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.65 Spesifikasi Tabel Persidangan Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
no_persidangan
Int
11
Nomor persidangan
Id_jadwal
Int
3
Id jadwal
Id_perkara
Varchar
30
Id perkara
25. Jadwal Nama Tabel
: Jadwal
Primary Key
: Id_jadwal
Foreign Key
: Kode_jenis_jadwal
Jenis tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.66 Spesifikasi Tabel Jadwal Nama field Id_jadwal Nama_agenda Kode_jenis_jadwal
Tipe data
Ukuran
Int
3
Tinytext Int
Keterangan Id jadwal Nama agenda
2
293
Date
Tgl_jadwal
Tanggal agenda
Hari
Varchar
20
Hari agenda
Jam_jadwal
Varchar
15
Jam agenda
26. Jenis jadwal Nama Tabel
: Jenis_jadwal
Primary Key
: Kode_jenis_jadwal
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel Master
Tabel 4.67 Spesifikasi Tabel Jenis Jadwal Nama field
Tipe data
Ukuran
Kode_jenis_jadwal
Int
2
Kode jenis jadwal
Varchar
23
Nama jenis jadwal
Nama _jadwal
Keterangan
27. Jadwal_tamu Nama Tabel
: jadwal_tamu
Primary Key
: id_jadwal_tamu
Foreign Key
:-
Jenis tabel
: Tabel Master
Tabel 4.68 Spesifikasi Tabel Jadwal Tamu Nama field
Tipe data
Ukuran
Id_jadwal_tamu
Int
11
Id_jadwal
Int
11
Id tamu tertentu id jadwal
Varchar
30
Nama tamu
nama_tamu
28. Persetujuan
Keterangan pada
jadwal
294
Nama Tabel
: Persetujuan
Primary Key
: Id_wolflow
Foreign Key
: kode_jenis
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.69 Spesifikasi Tabel Persetujuan Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id_persetujuan
Int
4
Id_persetujuan
Kode_jenis
Int
2
Kode_jenis
29. Persetujuan_detail Nama Tabel
: Persetujuan_detail
Primary Key
: Id_wolflow_detail
Foreign Key
: Id_wolflow, Id_jabatan
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.70 Spesifikasi Tabel Persetujuan Detail Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
3
Id persetujuan detail
Int
2
Id_persetujuan
Urutan
Int
2
Urutan persetujuan
Id_jabatan
Int
2
Id jabatan
Id_persetujuan_det ail Id_persetujuan
Keterangan
30. Persetujuan_surat Nama Tabel
: Persetujuan_surat
Primary Key
: Id_persetujuan_surat
Foreign Key
: Id_wolflow, Id_surat , Id_level
295
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.71 Spesifikasi Tabel Persetujuan Surat Nama field
Tipe data
Ukuran
Id_persetujuan_surat
Int
4
Id persetujuan surat
4
Id surat
2 2 11
Id_persetujuan Id jabatan Urutan aprove
Int
Id _surat Id_persetujuan Id_jabatan Urutan_aprove
Int Int Int
Status_persetujuan
Enum(‘0’,’1’)
Keterangan
Status persetujuan
31. File_surat Nama Tabel
: File_surat
Primary Key
: Id_file_surat
Foreign Key
: Id_surat
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.72 Spesifikasi Tabel File Surat Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
5
Id file surat
Id_surat
Varchar
50
Idsurat
Nama_file
Varchar
100
Nama file
Id _file_surat
Keterangan
32. Pelimpahan_berkas Nama Tabel
: Pelimpahan_berkas
Primary Key
: Id_pelimpahan_berkas
Foreign Key
: Id_nota
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
296
Tabel 4.73 Spesifikasi Tabel Pelimpahan Berkas Nama field Id _pelimpahan_berkas Jumlah_berkas Id_nota
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Int
5
Id pelimpahan berkas
Int
2
Jumlah berkas
Int
4
Id nota dinas
33. Permintaan persuratan Nama Tabel
: Permintaan_persuratan
Primary Key
: Id_permintaan_persuratan
Foreign Key
: Id_nota
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.74 Spesifikasi Tabel Permintaan Persuratan Nama field
Tipe data
Ukuran
Id _permintaan_surat
Int
2
Id pelimpahan berkas
Kode permintaan Kode_jenis_permintaa n_surat
Int
3
Kode permintaan
Int
2
Kode jenis permintaan
Enum (‘0’,’1’)
40
Status permintaan
Status_permintaan
Keterangan
34. Pengiriman email Nama Tabel
: pengiriman_email
Primary Key
: Id_pengiriman_email
Foreign Key
: Id_pengiriman
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.75 Spesifikasi Tabel Pengiriman Email Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
297
Id _pengiriman_email
Int
5
Id pengiriman email
Id_pengiriman
Int
5
Id pengiriman
Email_penerima
Varchar
40
Email penerima
35. Jenis Permintaan Persuratan Nama Tabel
: jenis_permintaan_persuratan
Primary Key
: Id_jenis_permintaan_persuratan
Foreign Key
:-
Jenis Tabel
: Tabel Transaksi
Tabel 4.76 Spesifikasi Tabel Jenis Permintaan Persuratan Nama field Kode_permintaan_per suratan Jenis_permintaan
Tipe data
Ukuran
Int
2
Varchar
30
Keterangan Kode permintaan persuratan Jenis permintaan
36. Menu Nama Tabel
: Menu
Primary Key
: Id_menu
Foreign Key
:-
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.77 Spesifikasi Tabel Menu Nama field
Tipe data
Ukuran
Int
2
Id menu
Nama_menu
Varchar
30
Nama menu
Link_menu
Varchar
30
Link menu
Id _menu
Keterangan
298
37. Menu_level Nama Tabel
: Menu_level
Primary Key
: Id_menu_level
Foreign Key
: Id_menu
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.78 Spesifikasi Tabel Menu Level Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id _menu_level
Int
2
Id menu level
Id_menu
Int
2
Id menu
Id_level
Int
2
Id level
38. Submenu Nama Tabel
: Submenu
Primary Key
: Id_submenu
Foreign Key
: Id_menu
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.79 Spesifikasi Tabel Submenu Nama field
Tipe data
Ukuran
Id _submenu
Int
2
Id submenu
Id_menu
Int
11
Id menu
Varchar Varchar
20 40
Nama submenu Link submenu
Nama_submenu Link_submenu
Keterangan
39. Submenu_level Nama Tabel
: submenu_level
Primary Key
: Id_submenu_level
299
Foreign Key
: Id_nota
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.80 Spesifikasi Tabel Submenu Level Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Id _level_submenu
Int
3
Id level submenu
id_submenu
Int
2
Id submenu
Id_level
Int
2
Id level
40. Sifat Nama Tabel
: Sifat
Primary Key
: Kode_sifat
Foreign Key
:-
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.81 Spesifikasi Tabel Sifat Nama field
Tipe data
Ukuran
Keterangan
Kode_sifat
Int
1
Kode sifat
Nama_sifat
Varchar
15
Nama sifat
41. Jenis Nama Tabel
: Jenis
Primary Key
: Kode_jenis
Foreign Key
:-
Jenis Tabel
: Tabel Master
300
Tabel 4.82 Spesifikasi Tabel Jenis Nama field
Tipe data
Ukuran
Kode_jenis
Int
1
Kode jenis
Nama_jenis
Varchar
25
Nama jenis
Enum
‘1’,’2’
kategori
Keterangan
Kategori jenis
42. Paraf Nama Tabel
: Paraf
Primary Key
: id_paraf
Foreign Key
:-
Jenis Tabel
: Tabel Master
Tabel 4.83 Spesifikasi Tabel Paraf Nama field id_paraf Id_pegawai
Tipe data Int Int
Ukuran
Keterangan
2
Id paraf
3
Id pegawai
301
4.2.3.6 Matrix CRUD Dalam tahapan ini, akan dirancang matrix CRUD berdasarkan actor pada sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu
yang akan dibangun. Matriks
yang digunakan untuk memetakan kebutuhan data pada lokasi dalam sistem, kebutuhan data tersebut dikategorikan berdasarkan actor yang terlibat dalam sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu dan atribut dari tabel yang telah didefinisikan pada schema database. Pada matrix CRUD ini dibagi menjadi 10 (sepuluh actor) yang berhubungan dengan 42 tabel. Untuk lebih lengkapnya, matrix CRUD dapat dilihat pada lampiran 2.
302
4.2.4
Perancangan Struktur Menu Dalam tahapan ini, akan dirancang struktur menu berdasarkan jenis
proses pada sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang akan dibangun. Perancangan struktur menu ini dimulai dari menu utama dan submenu berdasarkan dengan tugas dan wewenang actor dalam sistem ini, berikut ini adalah rancangan struktur menu sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu;
SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PKEPP
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
WORKFLOW PERSURATAN
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
PERSURATAN PKEPP
MASTER USER
NOTA DINAS
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
MASTER PERSURATAN
AKUN
LOGOUT
PROFIL
UBAH PASWORD
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.77
Struktur menu sistem informasi persuratan PKEPP
Berdasarkan struktur menu di atas, dapat dijelaskan masing-masing fungsi dari menu yang dibuat sebagai berikut:
303
a. Beranda Beranda merupakan halaman utama Sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu ini. Setiap user pada masing-masing level akan ditampilkan menu beranda ini. b. Master Data Menu ini dapat diakses oleh Administrator untuk mengelola master data pada sistem ini. Data master pada sistem ini antara lain yaitu data pegawai, data user, dan data persuratan. Administrator dapat melakukan tambah, edit, dan hapus terhadap data master. c. Persuratan PKEPP Menu persuratan PKEPP adalah menu yang digunakan untuk membuat suratsurat yang dibutuhkan dalam menangani suatu PKEPP. Sub menu pada menu persuratan PKEPP merupakan persuratan yang digunakan dalam menangani PKEPP seperti disposisi pengaduan, nota dinas, surat pemberitahuan, surat undangan rapat verifikasi, surat pemanggilan, surat undangan rapat pleno dan surat penyampaian putusan. Pada menu persuratan PKEPP terdapat sub menu seperti disposisi pengaduan, nota dinas, pemberitahuan, rapat verifikasi, pemanggilan, rapat pleno, dan penyampaian putusan yang masing-masing memiliki kegunaan sebagai berikut : -
Disposisi Pengaduan dapat diakses oleh Ketua DKPP, sementara itu user lainnya hanya sebatas melihat data disposisi pengaduan serta meneruskan disposisi tersebut.
304
-
Nota Dinas dapat diakses Kepala Biro Administasi dan Kepala Bagian Administrasi Pengaduan, jika Kepala Biro Administasi menggunakan submenu ini untuk membuat nota dinas dari hasil rapat verifikasi dan jika Kepala Bagian Administrasi Pengaduan ini untuk membuat nota dinas yang digunakan untuk pelimpahan berkas.
-
Pemberitahuan dapat diakses oleh Staf TU untuk membuat surat pemberitahuan ,sementara itu user lainnya hanya sebatas melihat dan/atau meng-approve surat tersebut .
-
Rapat Verifikasi dapat diakses oleh Staf TU untuk membuat surat pemberitahuan ,sementara itu user lainnya hanya sebatas melihat dan/atau meng-approve surat tersebut.
-
Pemanggilan dapat diakses oleh Staf TU untuk membuat surat pemberitahuan ,sementara itu user lainnya hanya sebatas melihat dan/atau meng-approve surat tersebut.
-
Rapat Pleno dapat diakses oleh Staf TU untuk membuat surat pemberitahuan ,sementara itu user lainnya hanya sebatas melihat dan/atau meng-approve surat tersebut.
-
Penyampaian Putusan dapat diakses oleh Staf TU untuk membuat surat pemberitahuan ,sementara itu user lainnya hanya sebatas melihat dan/atau approve surat tersebut.
d. Surat Masuk Menu ini merupakan menu untuk surat yang diterima oleh DKPP.
305
e. Surat Keluar Menu ini merupakan menu untuk surat yang dikeluarkan oleh DKPP. f. Laporan Pada menu report laporan ini user yang dapat mengakses adalah Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi, Kepala Bagian Administrasi Umum. Adapun laporan proyek ini laporan persuratan PKEPP dan persuratan masuk/keluar yang dilengkapi dengan tampilan grafik. g. Pengaturan Menu ini terdapat submenu yang digunakan untuk mengatur persetujuan surat. h. Akun Pada menu akun ini user pada setiap level dapat menggunakan fitur ini, yaitu mengganti username, password dan beberapa data pribadi lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan pembagian struktur pada Sistem Informasi Persuratan PKEPP sesuai dengan level aksesnya:
1. Struktur menu Ketua DKPP , Kepala Biro Administrasi dan Kepala Bagian Administrasi Umum SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PERKARA
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
MASTER USER
NOTA DINAS
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
PERSURATAN PKEPP
WORKFLOW PERSURATAN
AKUN
LOGOUT
PROFIL
UBAH PASWORD
MASTER PERSURATAN
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.78 Struktur menu Ketua DKPP, Kepala Biro Administrasi dan Kepala Bagian Administrasi Umum 2. Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Pengaduan SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PERKARA
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
WORKFLOW PERSURATAN
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
PERSURATAN PKEPP
MASTER USER
NOTA DINAS
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
AKUN
PROFIL
UBAH PASWORD
MASTER PERSURATAN
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.79 Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Pengaduan 306
LOGOUT
307
3. Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Persidangan SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PERKARA
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
MASTER USER
NOTA DINAS
MASTER PERSURATAN
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
PERSURATAN PKEPP
WORKFLOW PERSURATAN
AKUN
LOGOUT
PROFIL
UBAH PASWORD
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.80 Struktur menu Kepala Bagian Administrasi Persidangan 4. Struktur menu Kepala Subbag TU SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PERKARA
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
WORKFLOW PERSURATAN
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
PERSURATAN PKEPP
MASTER USER
NOTA DINAS
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
AKUN
PROFIL
UBAH PASWORD
MASTER PERSURATAN
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.81 Struktur menu Kepala Subbag TU
LOGOUT
308
5. Struktur menu Kepala Subbag Analisis dan Verifikasi SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PERKARA
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
WORKFLOW PERSURATAN
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
PERSURATAN PKEPP
MASTER USER
NOTA DINAS
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
AKUN
LOGOUT
PROFIL
UBAH PASWORD
MASTER PERSURATAN
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.82 Struktur menu Kepala Subbag Analisis dan Verifikasi 6. Struktur menu Staf TU SISTEM INFORMASI PERSURATAN PERKARA
BERANDA
MASTER DATA
MASTER PEGAWAI
PERSURATAN PERKARA
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
DISPOSISI PENGADUAN
PERSURATAN PKEPP
WORKFLOW PERSURATAN
NOTA DINAS
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
AKUN
PROFIL
UBAH PASWORD MASTER USER
MASTER PERSURATAN
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.83 Struktur menu Staf TU
LOGOUT
309
7. Struktur menu Admin SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PKEPP
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
WORKFLOW PERSURATAN
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
PERSURATAN PKEPP
MASTER USER
NOTA DINAS
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
AKUN
LOGOUT
PROFIL
UBAH PASWORD
MASTER PERSURATAN
PEMBERITAHUAN
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.84 Struktur menu Admin 8. Struktur menu Admin TU SISTEM INFORMASI PERSURATAN PKEPP
BERANDA
MASTER DATA
PERSURATAN PERKARA
SURAT MASUK
SURAT KELUAR
DISPOSISI
LAPORAN
PENGATURAN
WORKFLOW PERSURATAN
MASTER PEGAWAI
DISPOSISI PENGADUAN
PERSURATAN PKEPP
MASTER USER
NOTA DINAS
PERSURATAN MASUK/ KELUAR
MASTER PERSURATAN
PEMBERITAHUAN
AKUN
PROFIL
UBAH PASWORD
RAPAT VERIFIKASI
PEMANGGILAN
RAPAT PLENO
PENYAMPAIAN PUTUSAN
Gambar 4.85 Struktur menu Admin TU
LOGOUT
310
4.2.5
Perancangan User Interface Dalam tahapan ini, akan di rancang tampilan tatap muka (interface)
dari sistem informasi persuratan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang akan dibangun. Perancangan interface ini akan dibagi menjadi beberapa halaman sesuai dengan tugas dan wewenang actor dalam sistem ini. Berikut adalah contoh desain interface, untuk lengkapnya bisa dilihat di lampiran 1. 1) Interface Input Surat Pemberitahuan
Gambar 4.86 Contoh desain interface input surat pemberitahuan
2) Interface Input Disposisi
311
Gambar 4.87 Contoh desain interface input disposisi pengaduan 4.3
Implementation 4.3.1
Coding Pada tahap ini yang dikerjakan antara lain melakukan pengkodean
atau pemrograman untuk membangun sistem. Pada tahap pemrograman, peneliti
menggunakan
bahasa
pemrograman
PHP
sebagai
bahasa
pemrograman. Sedangkan untuk web server local software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini yaitu MySQL (My Structured Query Language) yang berfungsi sebagai database sistem, dan browser Google Chrome untuk menampilkan aplikasi dan pengujiannya. Adapun untuk source code dan layout dari sistem ini selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran 7. 4.3.2
Testing Setelah proses coding selesai dibuat, maka tahap berikutnya adalah
pengujian sistem menggunakan black box testing yaitu melakukan uji coba
312
terhadap aplikasi dengan menggunakan tabel pengujian yaitu dengan cara memasukkan data ke dalam sistem dan melihat hasil keluarannya (output) apakah telah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Adapun tabel pengujian black box dari sistem ini selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran 4. Disini penulis akan melakukan pengujian dengan menjalankan atau mengeksekusi unit-unit, kemudian diamati apakah hasil yang diamati sesuai dengan yang diinginkan.
BAB V KESIMPULAN 5.1
Simpulan Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dari penelitian mengenai Rancang Bangun Sistem Informasi Persuratan PKEPP pada DKPP adalah sebagai berikut: 1. Sistem Informasi Persuratan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu mencakup proses persuratan yang terintegrasi dalam satu sistem sehingga dapat mempermudah dalam melakukan kegiatan persuratan. 2. Sistem memberikan kemudahan dalam pengelolaan data dan dokumen persuratan serta pengolahan laporan persuratan karena setiap kegiatan yang dilakukan dapat langsung terdokumentasi oleh sistem dan dapat diupdate sewaktu-waktu. 5.2
Saran Pada Sistem Informasi Persuratan PKEPP ini, masih terdapat keterbatasan
dan kekurangan serta memerlukan perbaikan untuk meningkatkan manfaat dari sistem ini yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. 1. Perlu dikembangkan sistem otentifikasi dokumen dengan menggunakan tanda tangan digital (digital signnature). 2. Sistem ini dapat dikembangkan ke dalam aplikasi mobile, sehingga aplikasi ini tidak hanya beroperasi melalui web browser.
313
314
3. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode dan model analisa yang lainnya serta pengembangan aplikasi dengan menggunakan framework agar dalam pembuatan aplikasi lebih terstruktur dan dapat dengan mudah dikembangkan. 4. Perlu adanya perbaikan sistem dalam segi keamanan (security) .
315
DAFTAR PUSTAKA Agustinus N. 2002. Studi Analisis Rapid Application Development Sebagai Salah Satu
Alternatif
Metode
Pengembangan
Perangkat
Lunak.
Jurnal
Informatika. Vol.3,2002. Hal 74-79. Universitas Kristen Petra. Arif Abdul Hakim, Muhammad. 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Bongkar Muat Pada PT Bintang Sagara. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah. A,S Rosa dan M. Shalahuddin. 2011,Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), Bandung : Penerbit Modula. Bernard, S. (2005). An Introduction to Enterprise Architecture 2nd Edition. . Blooming, IN: Author House. Connolly, Thomas and Begg, Carolyn. (2010). Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation, and Management, Fifth Edition. Pearson Education, Boston. Dennis, A., Wixom, B., & Tegarden, D. (2010). Systems Analysis Design UML Version 2.0 An Object-Oriented Approach Third Edition. John Wiley & Sons, Inc. Fathansyah. (2012). Basis Data Buku Teks Ilmu Komputer (Edisi Revisi). Bandung: Informatika. Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History; A Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press. Jogiyanto. 2008. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kadir, A. 2003. Dasar Pemrograman Web Dengan Menggunakan PHP. Andi : Yogyakarta. Kendall KE, dan Kendall JE. 2008. Analisis dan Perancangan Desain Sistem. Edisi 5, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks. Khairunisa, Anis. 2013. Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada PT. Dian Nikel Mining. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.
316
Martin Dennain Simajuntak, 2011, Perancangan Aplikasi Dokumen Undeniable Digital Signature dengan Algoritma Chaum’s Blind Signature , Universitas Sumatera Utara Medan. Mulyanto A. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Widyaningsih Novia. 2014, Perencanaan arsitektur enterprise menggunakan togaf versi 9 (studi kasus : dewan kehormatan penyelenggara pemilu (dkpp)), Universitas Islam Negeri Jakarta. O’Brien, J., & Marakas, M. 2010. Introduction to Information System. Fifteenth Edition. New York: Mc Graw Hill. Phrasta, Eddy. (2009). Sistem infrmasi geografis Konsep-konsep Dasar. Bandung: Informatika Bandung. Prasetyo, E. 2008. Pemrograman Web dengan PHP & MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pressman, R S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi : Yogyakarta. Pressman, R. S. (2010). Software Engineering: A Practitioner’s Approach, Seventh Edition. McGraw-Hill. Raharjo, Tri, 2014, , Rancang Bangun Sistem Informasi Kepegawaian (studi kasusPT Beverint Surya Sejati), Universitas Islam Negeri Jakarta. Renier, G.J. 1997. History its Purpose and Method (terjemahan Muin Umar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Republik Indonesia. 2013. Peraturan DKPP RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 2 Tahun 2014 Pedoman Tata Naskah. Republik Indonesia. 2008. UU No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 .
317
Republik Indonesia. 2011. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Pedoman Naskah Dinas Instansi Pemerintah . Rochaety, E., Ridwan, F., & Setyowati, T. (2013). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Surbakti, Ramlan et al. 2011. Penanganan Pelanggaran Pemilu. Jakarta: Kemitraan. Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek Dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. Stair, R., & Reynolds, G. (2010). Principles of Information Systems. United States of America. Course Technology, Cengage Learning. Sugiarti, Y. (2013). Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language) Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sukarno M. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan PHP MySQL. Eska Media : Jakarta Suprianto, D. 2008. Buku Pintar Pemrograman PHP. Oase Media : Bandung. Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem, edisi 6. Penerjemah: Tim Penerjemah Andi, editor. Yogyakarta:Penerbit Andi. Terjemahan dari: System Analysis and Design Methods. Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). Systems Analysis and Design Methods 7th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Wulandari, Arini, 2014, Rancang Bangun E-Document Managemen System pada BMT Al Munawwarah Pusat, Universitas Islam Negeri Jakarta.
318
Link Website: Asshiddiqie, Jimly. 2013. Pengenalan Tentang DKPP dalam Rangka Penegakkan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Dipetik Januari 10, 2015 http://www.jimly.com/makalah/namafile/171/Pengenalan_DKPP_para_Hak im_Agung_dan_Hakim_Tinggi.pdf Ayu Dwi Lestari. 2014. Pengertian Fungsi, Jenis dan Bentuk Surat. Dipetik Januari 15, 2015 https://ayudwilestari101.wordpress.com/2014/05/02/pengertianfungsi-jenis-dan-bentuk-surat/ Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Laporan Kajian Manajemen Konstruksi Alur Kerja untuk E-Layanan. Dipetik dipetik Mei 25, 2015, dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/rbi/KonstruksiAlurKerja.pdf Jones, Fredrick L dan Rama, Dsaratha V. 2006. Accounting Information System. Kanada: A business Process Approach South Western Collegwe Publishing. Dipetik Januari 06, 2015, dari http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEUUndergraduate-1949-DAFTAR%20PUSTAKA.pdf Satzinger, John W., Robert B. Jackson, Stephen D Burd. (2009). Systems Analysis and Design in a Changing World, Fifth Edition. Course Technology, Cengage Learning. Dipetik Januari 06, 2015, dari http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-1949DAFTAR%20PUSTAKA.pdf Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2009). Systems Analysis and Design Methods 7th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Dipetik Januari 06, 2015, dari http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-1949DAFTAR%20PUSTAKA.pdf