SKRIPSI PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA PALOPO
ANDI AMIRULLAH ARIF TIRO
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
SKRIPSI PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA PALOPO sebagai salah satu persyaratan untuk memeroleh gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
ANDI AMIRULLAH ARIF TIRO A31110114
kepada
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
ii
SKRIPSI PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA PALOPO disusun dan diajukan oleh ANDI AMIRULLAH ARIF TIRO A31110114
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ahmad Yamang Paddere, M.Soc, Sc,Ak. NIP. 19550913 198702 1 001
Drs. Muh. Nur Aziz, MM NIP. 19601231 198811 1 004
Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak.,CA NIP. 19650925 199002 2 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, nama NIM jurusan/Program Studi
: Andi Amirullah Arif Tiro : A31110114 : Akuntansi
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul: Pengaruh Pengendalian Internal dan Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Palopo adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuaat tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makasssar,
Agustus 2014
Yang membuat pernyataan,
Andi Amirullah Arif Tiro
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salam dan shalawat kita kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai penerang kalbu bagi setiap umatnya. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Skripsi ini dapat tersusun atas bantuan dan perhatian dari berbagai pihak, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Ibunda tercinta Andi Bugiana Mangkona dan ayahanda tercinta Muhammad Arif Tiro yang tiada hentinya memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Keluarga tercinta yang selama ini memberikan dukungan moril dan materil, kakakku Arbianingsih, Nurhidayah, Nurariana, Umairah,Taufiq, Samsu Alam, dan Rajman. 3. Bapak Prof. Dr. H. Gagaring Pagalung, SE., MS, Ak, CA selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 4. Ibu Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 5. Bapak Drs. Ahmad Yamang Paddere, M.Soc, Sc,Ak dan Drs. Muh. Nur Aziz, MM selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam rangka membimbing dan mengarahkan penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
v
6. Ibu Dr. Ratna Ayu Damayanti SE, M.Si, Ak, CA selaku penasehat akademik peneliti. Terima kasih untuk motivasi dan dukungan setiap kali bertemu untuk mengajukan mata kuliah. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, khususnya Program Studi Akuntansi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sebagai dasar penulisan skripsi ini. 8. Bapak dan Ibu staf pegawai akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, yang telah membantu administrasi selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. 9. Pemerintah Kota Palopo serta seluruh pimpinan dan pegawai SKPD Kota Palopo yang telah memberi andil yang besar dalam pelaksanaan penelitian ini. 10. Sahabat-sahabatku Sandy, Vicky, Umrah, Azwin, Bony, Opie, Noe’, Malsi, Titie, Haidir, Man, Ichsan, Awal, Ekowowits, Abit, Yudi, Chumboy, dan teman-teman Akuntansi 2010 yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu
yang
selalu memberi
semangat,
motivasi
dalam
setiap
kebersamaan. 11. Semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga segala bantuan yang diberikan dapat memberikan manfaat di masa depan. Penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis sadari masa jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dapat disampaikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait.
Makassar, Agustus 2014
Peneliti
vi
ABSTRAK Pengaruh Pengendalian Internal dan Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Palopo The Effect of Internal Control and Compensation to The Trends of Fraud In The Government City of Palopo Andi Amirullah Arif Tiro Ahmad Yamang Paddere Muh Nur Aziz Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengendalian internal dan kompensasi terhadap tingkat kecenderungan kecurangan (Fraud) di Pemerintah Kota Palopo. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode survei terhadap pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja pada bagian keuangan di 32 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Palopo. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengendalian internal dan kompensasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan di Pemerintah Kota Palopo. Dari penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0.279, angka ini menunjukkan bahwa kecenderungan kecurangan di Pemerintah Kota Palopo yang dipengaruhi oleh pengendalian internal dan kompensasi adalah sebesar 27.9% sedangkan 72,1%dipengaruhi oleh faktor lain di luar kedua variabel independent dalam penelitian ini. Kata Kunci : Pengendalian Internal, Kompensasi dan Kecenderungan Kecurangan (Fraud) This research aims to identify and analyze the effect of internal control and compensation to the level trends of fraud in the City of Palopo. Primary data were collected using a survey of civil servants (PNS) that work on the financial section in 32 Units (SKPD) Palopo Government. The sampling technique used is purposive sampling. Data analysis in this study using multiple linear regression analysis. The results of this research indicate that the internal control and compensation partially positive and significant impact on the trend of fraud in the City of Palopo. Values obtained from this research Adjusted R Square of 0279, this figure shows that the trend of fraud in Palopo Government influenced by internal control and compensation amounted to 27.9%, while 72.1% is influenced by other factors outside the two independent variables in this research. Keywords: Internal Control, Compensation and Trend of Fraud
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL .......................................................................... HALAMAN JUDUL .............................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... HALAMAN PENGESAHAN................................................................. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................. PRAKATA .......................................................................................... ABSTRAK .......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................. DAFTAR GAMBAR ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
i ii iii iv iv v vii viii x xi xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................. 1.4.1 Kegunaan Teoretis ................................................... 1.4.2 Kegunaan Praktis .................................................... 1.5. Sistematika Penulisan ...........................................................
1 1 6 7 7 7 7 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 2.1. Tinjauan Teoritis ................................................................... 2.1.1 Kecurangan (Fraud................................................. 2.1.2 Fraud Triangle Theory ............................................ 2.1.2.1 Kesempatan (Opportunity).......................... 2.1.2.2 Tekanan (Pressure) .................................... 2.1.2.3 Rasionalisasi (Rasionalization) ................... 2.1.3 Klasifikasi Kecurangan ........................................... 2.2. Pengendalian Internal ........................................................... 2.3. Kompensasi .......................................................................... 2.4. Tinjauan atas Penelitian Terdahulu ...................................... 2.5. Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 2.6. Hipotesis Penelitian...............................................................
9 9 9 11 12 13 14 14 19 24 27 31 32
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 3.1. Rancangan Penelitian ........................................................... 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 3.3. Populasi dan Sampel ............................................................ 3.4. Jenis dan Sumber Data......................................................... 3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 3.6.1 Variabel Dependen ................................................. 3.6.1 1 Kecenderungan Kecurangan (Fraud) ......... 3.6.2 Variabel Independen .............................................. 3.6.2.1 Pengendalian Internal ................................ 3.6.2.2 Kompensasi ..............................................
36 36 37 37 38 38 39 39 39 39 39 39
viii
3.7. Instrumen Penelitian ............................................................. 3.7.1 Kecenderungan Kecurangan (Fraud) ..................... 3.7.2 Pengendalian Internal............................................. 3.7.3 Kompensasi ........................................................... 3.8. Analisis Data ......................................................................... 3.8.1 Uji Kualitas Data ..................................................... 3.8.1.1 Uji Validitas ................................................ 3.8.1.2 Uji Reliabilitas ............................................ 3.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................... 3.8.3 Uji Hipotesis .......................................................... 3.8.3.1 Pengujian Parsial ( Uji T ) ........................... 3.8.3.2 Pengujian Simultan (Uji F) ..........................
40 40 40 40 40 41 41 42 42 44 45 46
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ...........................
48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 5.1. Pengumpulan Data ............................................................... 5.2. Analisis Deskriptif .................................................................. 5.2.1 Data Demografi Responden ................................... 5.2.2 Statistik Deskriptif ................................................... 5.3. Uji Kualitas Data ................................................................... 5.3.1 Uji Validitas ............................................................ 5.3.2 Uji Reliabilitas ......................................................... 5.4. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 5.4.1 Uji Normalitas ......................................................... 5.4.2 Uji Multikolinearitas................................................. 5.4.3 Heteroskedastisitas ................................................ 5.5. Pengujian Hipotesis .............................................................. 5.5.1 Pengujian Parsial ( Uji T ) ....................................... 5.5.2 Pengujian Simultan (Uji F) ...................................... 5.6. Pembahasan ..........................................................................
52 52 53 53 55 56 56 58 59 59 61 61 62 62 64 66
BAB VI PENUTUP ............................................................................. 6.1. Kesimpulan .......................................................................... 6.2. Saran .................................................................................... 6.2. Keterbatasan Penelitian ........................................................
69 69 70 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... LAMPIRAN .........................................................................................
72 75
ix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Ringkasan Komponen Pengendalian Internal........................
23
2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu ...........................................
27
4.1
Struktur Organisasi Pemerintah Kota Palopo ........................
52
5.1
Penyebaran Kuesioner..........................................................
53
5.2
Data Demografi Responden ..................................................
54
5.3
Statistik Deskriptif .................................................................
55
5.4
Uji Validitas Pengendalian Internal ........................................
56
5.5
Uji Validitas Kompensasi .......................................................
57
5.6
Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................
57
5.7
Uji Multikolinearitas ...............................................................
61
5.8
Uji Heteroskedastisitas..........................................................
61
5.9
Uji T (Uji secara Parsial) .......................................................
63
5.10
Uji F (Uji secara Simultan).....................................................
65
5.11
Uji Determinan(2)...................................................................
68
x
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
The Fraud Triangle .................................................................
11
2.2
Fraud Tree ..............................................................................
15
2.3
Kerangka Konseptual ..............................................................
31
5.1
Histogram ...............................................................................
59
5.2
Grafik Linear Regression Plot .................................................
60
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Biodata ....................................................................................
75
2
Kuesioner.................................................................................
76
3
Tabulasi Kuesioner dan Master Tabel ......................................
80
4
Nama SKPD Untuk Sampel Penelitian .....................................
85
5
Hasil Uji Statistik ......................................................................
87
6
Hasil Analisis Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ..........................
88
7
Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik ...............................................
92
8
Hasil Analisis Uji Hipotesis .......................................................
94
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Kecurangan (Fraud) merupakan konsep hukum yang memiliki cakupan
luas. Istilah kecurangan akuntansi diartikan sebagai penipuan atau kecurangan di bidang keuangan. Menurut Tunggal (2012:189) kecurangan diartikan sebagai “penipuan di bidang keuangan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil aset atau hak orang maupun pihak lain”. Kecurangan dapat terjadi di berbagai sektor, baik di sektor swasta maupun di sektor pemerintahan. Kecurangan yang paling sering terjadi di sektor pemerintahan adalah korupsi. Menurut studi Transparency International tahun 2013, Indonesia berada di peringkat ke 114 dari 177 negara (Fischer, 2013). Dengan kata lain, Indonesia merupakan peringkat ke 64 negara terkorup di dunia dan peringkat pertama di tingkat Asia Pasifik (Kompasiana, 28 Mei 2013). Menurut Anti Coruption Commitee (ACC), Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang rawan korupsi. Hal ini didasarkan pada meningkatnya kucuran APBN dari tahun 2013 sebesar 32,2 triliun menjadi 34, 3 triliun dalam tahun 2014 (Kabar Toraja, 2014). Hasil pemantauan ACC menemukan bahwa korupsi paling banyak terjadi pada proyek pengadaan barang dan jasa (Fatir, 2013). Berdasarkan data dari infokorupsi.com terdapat beberapa kasus korupsi yang terjadi di Kota Palopo. Kasus tersebut antara lain korupsi pengadaan alat kesehatan di RS Sawerigading pada tahun 2009 senilai 1,2 miliar. Kasus lain tahun 2010 korupsi yakni dana sisa hasil penjualan beras murah untuk rakyat miskin di Bulog Subdivisi Regional Palopo senilai 2,5 miliar. Dan yang terbaru
1
2
adalah kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) senilai Rp 34 miliar oleh mantan Wali Kota Palopo pada periode 2008 sampai 2013. Dalam melakukan kecurangan, setiap orang atau pelaku memiliki motivasi yang beraneka ragam. Salah satu teori yang menjelaskan tentang motivasi seseorang dalam melakukan kecurangan adalah Teori Fraud Triangle yang dikembangkan oleh Cressey (1953) dalam Zulkarnain (2013). Teori ini mengatakan bahwa “kecurangan akuntansi disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: 1. Kesempatan (Opportunity), 2. Tekanan (Pressure), dan 3. Rasionalisasi (Rationalization)”. Kecenderungan kecurangan
dipengaruhi
oleh
ada
atau tidaknya
kesempatan (Opportunity) atau peluang. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan lebih sering terjadi. Untuk menangani masalah tersebut, diperlukan monitoring dalam sebuah instansi dan untuk mendapatkan hasil monitoring yang baik, maka diperlukan pengendalian internal yang efektif (Wilopo, 2006). Pengendalian internal adalah representatif dari keseluruhan kegiatan di dalam organisasi yang harus dilaksanakan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, serta kepatuhan terhadap hukum (Tunggal 2011:3). Pengendalian internal yang baik memungkinkan manajemen siap menghadapi perubahan dan persaingan global secara tepat untuk kemajuan yang akan datang. Jika pengendalian internal suatu perusahaan lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan semakin besar. Sebaliknya, jika pengendalian internalnya kuat, maka kemungkinan terjadinya kecurangan dapat diperkecil.
3
Penerapan pengendalian internal efektif yang didukung dengan regulasi yang memadai akan mencegah berbagai bentuk persoalan dan ketidakwajaran yang merugikan berbagai pihak yang berkepentingan. Keefektifan pengendalian internal
mempunyai
pengaruh
yang
besar
dalam
upaya
pencegahan
kecenderungan kecurangan akuntansi. Adanya pengendalian internal yang efektif, memungkinkan terjadinya pengecekan silang (cross check) terhadap pekerjaan seseorang oleh orang lain. Hal ini menurunkan peluang terjadinya kecenderungan kecurangan dan mengalokasikan kesalahan. Selain dari sisi peluang, kecenderungan kecurangan juga dipengaruhi oleh besar tidaknya tekanan. Tekanan (Pressure) adalah motivasi dari individu untuk bertindak curang yang disebabkan oleh adanya tekanan keuangan maupun non keuangan, serta dapat disebabkan pula oleh tekanan pribadi maupun tekanan dari organisasi.
Dalam
lingkup entitas, baik sektor swasta
maupun sektor
pemerintahan, faktor utama yang menyebabkan tekanan adalah ketidak-sesuaian kompensasi. Wexley dan Yuki (2003:133) mengatakan bahwa adanya ketidakpuasan karena kompensasi yang tidak memadai atau pekerjaan yang menjemukan juga dapat mendukung insiden-insiden pencurian oleh para pekerja. Pencurian tersebut dapat berupa pencurian uang, peralatan, serta persediaan barang yang dilakukan oleh pekerja. Hal tersebut merupakan masalah yang penting bagi organisasi. Untuk menangani masalah tersebut, diperlukan pemberian kompensasi yang diharapkan dapat membuat individu merasa tercukupi sehingga individu tidak melakukan tindakan yang merugikan organisasi termasuk melakukan kecurangan akuntansi. Kesesuaian kompensasi inilah yang diharapkan mampu mengurangi adanya keinginan seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan.
4
Terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecurangan, beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Wilopo (2006) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, studi pada perusahaan publik dan badan usaha milik negara di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah kecenderungan kecurangan akuntansi, perilaku tidak etis, keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, ketaatan aturan akuntansi, asimetri informasi, dan moralitas manajemen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Namun penelitian ini menemukan hal yang bertentangan dengan hipotesis serta teori dan hasil penelitian sebelumnya, bahwa kompensasi yang sesuai diberikan perusahaan ternyata tidak menurunkan perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian lainnya juga dilakukan Pristiyanti (2012) yang melihat persepsi pegawai instansi pemerintah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi fraud di sektor
pemerintahan.
Hasil
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
sistem
pengendalian internal, kepatuhan pengendalian internal, keadilan distributif, keadilan prosedural, budaya etis, dan komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan di sektor pemerintahan. Zulkarnain (2013) melakukan penelitian mengenai analisis faktor yang memengaruhi terjadinya fraud pada dinas Kota Surakarta. Berbeda dengan penelitian Wilopo (2006) dan Aranta (2013), Zulkarnain menggunakan variabel kecurangan akuntansi di sektor publik, keefektifan pengendalian internal, kepuasan kompensasi, kultur organisasi, perilaku tidak etis, gaya kepemimpinan,
5
sistem pengendalian internal, dan penegakan hukum. Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif keefektifan sistem pengendalian internal, kepuasan kompensasi, gaya kepemimpinan, dan sistem pengendalian internal terhadap kecurangan akuntansi, terdapat pengaruh positif perilaku tidak etis terhadap fraud, dan tidak terdapat pengaruh kultur organisasi dan penegakan hukum terhadap kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan. Mengacu pada penelitian Wilopo (2006), Pristiyanti (2012) dan Zulkarnain (2013), penelitian ini akan membahas tentang pengaruh pengendalian internal, dan kompensasi terhadap penurunan kecenderungan kecurangan akuntansi pada pemerintah Kota Palopo. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel penelitian dan objek penelitian. Penelitian ini memilih keefektifan pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi sebagai variabel bebas. Variabel-variabel ini dipilih karena dianggap oleh peneliti merupakan dasar kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi yang memiliki kontrol dan dapat dicegah. Untuk objek penelitian, peneliti memilih pemerintah Kota Palopo, dengan alasan bahwa berbagai fenomena kasus korupsi di Kota Palopo dan opini audit yang diterima oleh Pemerintah Kota Palopo dalam beberapa tahun sebelumnya yakni 2009-2011 adalah disclaimer opinion (Palopo Pos, 27 November 2013). Hal ini mengindikasikan terdapat suatu nilai yang secara material tidak dapat diyakini auditor karena ada pembatasan lingkup pemeriksaan oleh manajemen sehingga auditor tidak cukup bukti atau sistem pengendalian intern yang lemah. Dengan pertimbangan tersebut dan banyaknya kasus kecurangan akuntansi yang terjadi di sektor pemerintahan, maka penting dilakukan penelitian kecurangan akuntasi untuk mengetahui faktor apa yang memengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi. Meski kecurangan akuntansi ini diduga sudah menahun,
6
namun belum terdapat kajian teoritis dan empiris secara komprehensif. Oleh karena itu fenomena ini dianggap perlu dikaji. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengendalian Internal dan Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada Pemerintah Kota Palopo”.
1.2
Rumusan Masalah Berbagai fenomena kasus korupsi di kota palopo dan fakta bahwa opini
audit yang diterima oleh Pemerintah Kota Palopo dalam beberapa tahun sebelumnya yakni 2009-2011 merupakan masalah penting yang harus diperhatikan. Selain itu, baru saja terjadi pergantian Wali Kota pada tahun 2013, sehingga Wali Kota terpilih dan Pemerintah Kota Palopo yang baru ditantang mencari solusi untuk pemerintahan yang bersih dan memperbaiki opini audit menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP). Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Pertanyaan Penelitian 1) Apakah terdapat pengaruh pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) pada Pemerintah Kota Palopo? 2) Apakah
terdapat
pengaruh
kompensasi
terhadap
kecenderungan
kecurangan (Fraud) pada Pemerintah Kota Palopo? 3) Apakah terdapat pengaruh pengendalian internal, dan kompensasi secara bersama terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) pada Pemerintah Kota Palopo?
7
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh keefektifan pengendalian
internal
dan kesesuaian
kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) pada Pemerintah Kota Palopo.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pemahaman mengenai kecurangan (Fraud) dan faktor yang memengaruhi kecurangan tersebut.
1.4.2
Kegunaan Praktis 1) Bagi peneliti, penelitian ini menjadi ajang latihan meneliti untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan meneliti. 2) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian yang terkait kecurangan. 3) Bagi Pemerintah Kota Palopo, hasil penelitian ini menjadi masukan untuk memperbaiki kinerja akuntansi pada bagian keuangan sehingga dapat meningkatkan opini audit menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP).
8
1. 5
Sistematika Penulisan Berikut ini penulis menyajikan uraian singkat materi pokok yang akan
dibahas pada masing-masing bab sehingga dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang penulisan ini. Bab I pendahuluan. Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujan dan manfaat penelitian, serta sistematika usulan penelitian. Bab II tinjauan pustaka. Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini, serta hasil penelitian yang relevan. Bab III metode penelitian. Bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, dan metode analisis data. Bab IV gambaran umum pemerintah Kota Palopo. Bab ini berisi tentang hal-hal menyangkut Kota Palopo seperti sejarah singkat, visi dan misi, serta struktur organisasi dan deskripsi jabatan pada pemerintah Kota Palopo. Bab V hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan data yang telah diperoleh sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipersiapkan pada bab III. Dan Bab VI penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian untuk digunakan peneliti selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kecurangan (Fraud) Secara harfiah fraud didefinisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Istilah kecurangan yang ditulis Tunggal (2012:189) diartikan sebagai “penipuan di bidang keuangan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil aset atau hak orang maupun pihak lain”. Menurut Albrecht et.al (2012:6) dalam bukunya Fraud Examination “Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representations”. Dari pengertian kecurangan (Fraud) diatas, kecurangan adalah istilah umum, dan mencakup bermacam-macam arti dimana kecerdikan manusia dapat menjadi alat yang dipilih seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan representasi yang salah. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001)menjelaskan definisi kecurangan ialah: Setiap tindakan akuntansi sebagai: (1) Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan, (2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
9
10
Hall (2011:113) dalam bukunya “Principles of Accounting Information Systems” menyatakan bahwa “Fraud denotes a false representation of material fact made by one party to another party with the intent to deceive and induce the other party to justifiably rely on the fact to his or her detriment”. Sedangkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan beberapa pasal yang mencakup pengertian kecurangan (Tuanakotta, 2007:95) seperti: 1. Pasal 362: Pencurian (definisi KUHP: “mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”); 2. Pasal 368: Pemerasan dan Pengancaman (definisi KUHP: “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang maupun menghapuskan piutang”); 3. Pasal 372: Penggelapan (definisi KUHP: “ dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”); 4. Pasal 378: Perbuatan Curang (definisi KUHP: “ dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang”); 5. Pasal 396: Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit; 6. Pasal 406: Menghancurkan atau merusakkan barang; 7. Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 yang secara khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecurangan adalah serangkaian tindakan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu, yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dari dalam ataupun luar instansi, untuk mendapatkan keuntungan yang baik secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.
11
2.1.2 Fraud Triangle Theory Penelitian ini menggunakan Fraud Triangle Theory sebagai dasar teori utama. Berdasarkan teori ini ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan. Ketiga faktor tersebut digambarkan dalam segitiga kecurangan (Fraud Triangle). yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 The Fraud Triangle Fraud Triangle (Tuanakotta, 2007:105) adalah model yang menjelaskan alasan orang melakukan fraud termasuk korupsi. Konsep segitiga kecurangan ini pertama kali diperkenalkan oleh Donald R. Cressey (1953) dalam disertasinya. Melalui serangkaian wawancara dengan 113 orang melakukan penggelapan uang perusahaan yang disebutnya “trust violators” atau “pelanggar kepercayaan”, Cressey menyimpulkan bahwa : Orang yang dipercaya menjadi pelanggar kepercayaan ketika ia melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mempunyai masalah keuangan yang tidak dapat diceritakannya kepada orang lain, sadar bahwa masalah ini secara diam-diam dapat diatasinya dengan menyalahgunakan kewenangannya sebagai pemegang kepercayaan di bidang keuangan, dan tindak-tanduk sehari-hari memungkinkan menyesuaikan pandangan mengenai dirinya sebagai seseorang yang bisa dipercaya dalam menggunakan dana atau kekayaan yang dipercayakan.
Cressey (1953) dalam Tuannakotta (2007:105) menyimpulkan bahwa kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat dalam teori ini yaitu “kesempatan (Opportunity), tekanan (Pressure), dan rasionalisasi (Rationalization)”.
12
2.1.2.1 Kesempatan (Opportunity) “Kesempatan atau peluang adalah situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai yang memungkinkan terjadinya kecurangan” (Tunggal, 2011:2). Para pelaku kecurangan percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal yang lemah, pengawasan manajemen yang kurang baik atau melalui penggunaan posisi. Tuanakotta (2007:106) mengungkapkan dari penelitian Cressey,
pelaku
kecurangan selalu memiliki pengetahuan dan kesempatan untuk melakukan tindakan agar tidak terdeteksi. Cressey berpendapat bahwa ada dua komponen peluang, yaitu: 1. General
information, yaitu
mengandung
kepercayaan
pengetahuan bahwa dapat
dilanggar
kedudukan
tanpa
yang
konsekuensi.
Pengetahuan ini diperoleh dari pelaku yang ia dengar atau lihat, misalnya dari pengalaman orang lain yang melakukan fraud dan tidak ketahuan atau terkena sanksi. Untuk melakukan fraud seseorang tidak cukup hanya dengan dorongan tekanan kebutuhan. Informasi yang dimiliki membentuk keyakinan bahwa karena kedudukan dan kepercayaan institusi yang melekat pada dirinya maka fraud yang dilakukannya tidak akan diketahui. 2. Technical skill, yaitu keahlian yang dimiliki seseorang dan yang menyebabkan
seseorang
tersebut
mendapat
kedudukan.
Tanpa
kemampuan yang memadai menyembunyikan fraud atau korupsi tentu tidak mungkin untuk dilakukan apalagi untuk kasus-kasus korupsi yang bersifat sistemik.
13
Diantara ketiga elemen fraud triangle, kesempatan (Opportunity) inilah yang memiliki kontrol paling atas. Oleh karena itu, dalam mendeteksi adanya aktivitas kecurangan maka perusahaan atau instansi perlu membangun sebuah proses, prosedur dan kontrol yang efektif. 2.1.2.2 Tekanan (Pressure) “Tekanan adalah dorongan orang untuk melakukan kecurangan” (Tunggal, 2011:2). Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain, termasuk hal keuangan dan non keuangan. Tuanakotta (2007:107) mengungkapkan dari penelitian Cressey bahwa status sosial pun dapat menjadi suatu tekanan bagi seseorang untuk melakukan fraud. Cressey mengelompokkannya atas enam kelompok yaitu : 1) Violation of ascribed obligation, yaitu suatu keadaan melakukan fraud akibat seseorang harus menjaga martabatnya saat memiliki kedudukan atau jabatan. 2) Problems resulting from personal failure, yaitu suatu keadaan melakukan fraud karena kegagalan yang terjadi pada diri sendiri akibat perbuatan sendiri. 3) Business reversals, yaitu suatu keadaan melakukan fraud yang di akibatkan oleh faktor eksternal. Contohnya tingkat bunga yang tinggi. 4) Physical isolation, yaitu suatu keadaan melakukan fraud yang di akibatkan oleh keterpurukan dalam kesendirian. 5) Status gaining, yaitu suatu keadaan melakukan fraud yang di akibatkan oleh tidak mau kalah dengan orang lain. 6) Employer-employee relations, yaitu uatu keadaan melakukan fraud yang di
akibatkan oleh kekesalan atau kebencian kepada perusahaannya.
14
2.1.2.3 Rasionalisasi (Rasionalization) Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya kecurangan, dimana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi merupakan bagian fraud triangle yang paling sulit untuk diukur. “Rasionalisasi merupakan sikap karakter atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai melakukan tindakan tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasikan tindakan yang tidak jujur” (Tunggal, 2011:2). Dalam hal iniIntegritas manajemen merupakan penentu utama dari kualitas laporan keuangan. Ketika integritas manajemen dipertanyakan, keandalan laporan keuangan diragukan,bagi mereka yang umumnya tidak jujur maka akan lebih mudah merasionalisasi kecurangan. Bagi mereka dengan standar moral yang lebih tinggi, mungkin tidak begitu mudah. Pelaku kecurangan selalu mencari pembenaran rasional untuk membenarkan perbuatannya.
2.1.3 Klasifikasi Kecurangan (Fraud) Secara skematis, Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menggambarkan occupational
fraud dalam
bentuk fraud
tree (Tuanakotta,
2007:96). Occupational tree ini mempunyai tiga cabang utama, yakni Fraudulent Statements, Asset Misappropriation dan Corruption. Berikut ini penjelasan singkat ketiga cabang utama fraud tree tersebut dalam Tuanakotta (2007):
15
Gambar 2.2 Fraud Tree Sumber :The Association of Certified Fraud Examiners dalam Tuanakotta (2007) 1) Kecurangan Pelaporan (Fraudulent Statements) Jenis fraud ini sangat dikenal para auditor yang melakukan general audit. Fraud ini berupa salah saji baik itu overstatement maupun understatement. Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering)
16
dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing (Tuanakotta, 2007:105). Cabang dan ranting yang menggambarkan fraud yang diberi label “Fraudulent Statements” dapat dilihat dari sisi kanan fraud tree. Jenis fraud ini sangat dikenal para auditor yang melakukan general audit. Ranting pertama menggambarkan fraud dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji (misstatements baik overstatements maupun understatements). Cabang dari ranting ini ada dua. Pertama, menyajikan asset atau pendapatan lebih tinggi dari sebenarnya (Asset/Revenue overstatements). Kedua, menyajikan asset atau pendapatan
lebih
rendah
dari
yang
sebenarnya
(
Asset/
Revenue
Understatements). Ranting kedua menggambarkan fraud dalam menyusun laporan nonkeuangan. Fraud ini berupa penyampaian laporan non-keuangan secara menyesatkan, lebih bagus dari keadaan yang sebenarnya, dan seringkali merupakan pemalsuan atau pemutar balikan keadaan. 2) Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation) Asset Missappropriations atau “pengambilan aset” secara illegal dalam bahasa sehari-hari disebut mencuri (Tuanakotta, 2007:100). Namun, dalam istilah hukum, “mengambil” asset secara illegal (tidak sah atau melawan hukum) yang dilakukan oleh seseorang yang diberi wewenang untuk mengelola atau mengawasi asset tersebut, disebut menggelapkan. Istilah pencurian, dalam fraud tree disebut larceny. “Larceny atau pencurian adalah bentuk penjarahan yang paling kuno dan dikenal sejak awal peradaban manusia” (Tuanakotta, 2007:100). Peluang untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan lemahnya sistem
17
pengendalian
intern,
khususnya
yang
berkenaan
dengan
perlindungan
keselamatan asset (safeguarding of assets). Pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah (fraudulent disbursements) sebenarnya satu langkah lebih jauh dari pencurian. Sebelum tahap pencurian, ada tahap perantara. “Billing
Schemes
adalah
skema
permainan
(schemes)
dengan
menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sesuai sarananya” (Tuanakotta, 2007:101). Pelaku fraud dapat mendirikan perusahaan “bayangan” (shell company) yang seolah-oleh merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan. “Payroll schemes adalah skema permainan melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif (ghost employee) atau dalam pemalsuan jumlah gaji” (Tuanakotta, 2007:101). Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan. “Expense Reimbursement schemes adalah skema permainan melalui pembayaran kembali biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan” (Tuanakotta, 2007:101).
Seorang
salesman
mengambil
uang
muka
perjalanan
dan
sekembalinya dari perjalanan, ia membuat peritungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan melampaui uang mukanya, ia meminta reimbursement atau penggantian. Ada beberapa skema permainan melalui skema reimbursement ini. Rincian
biaya
menyamarkan
jenis
pengeluaran
yang
sebenarnya
(macharacterized expenses). Contoh perusahaan tidak memberikan penggantian konsumsi alkohol; pengeluaran ini disamarkan sebagai biaya makan dan minum. Atau biayanya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran yang sebenarnya; ini lazimnya dilakukan dalam pengeluaran yang tidak ada atau tidak memerlukan bukti pendukung. Atau biayanya sama sekali fiktif (fictitious expense).
18
“Check Tampering adalah skema permainan melalui pemalsuan cek” (Tuanakotta, 2007:102). Yang dipalsukan bisa tandatangan orang yang mempunyai kuasa mengeluarkan cek, atau endorsemen nya atau nama kepada siapa cek dibayarkan, atau ceknya disembunyikan. Dalam contoh terakhir, pegawai meminta dua buku cek dari bank. Yang diketahui secara resmi hanya satu buku,sedangkan pengeluaran melalui buku cek kedua dirahasiakan. Di Amerika Serikat, cek yang sudah diuangkan, akan dikembalikan oleh bank kepada yang mengeluarkan cek. Register Disbursements adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash register. Skema permainan melalui Register Disbursements pada dasarnya ada dua, yakni false refunds (pengembalian uang yang dibuat-buat) dan false voids (pembatalan palsu). 3) Korupsi (Corruption) Istilah corruption disini serupa tetapi tidak sama dengan istilah korupsi dalam ketentuan perundang-undangan di Indonesia (Tuanakotta, 2007:96). Jenis fraud ini paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi. Bentuk corruption menurut ACFE digambarkan dalam empat ranting, yakni conflicts of interests, bribery, illegal gratitutes, dan economic extortion. Cabang dan ranting yang menggambarkan fraud yang diberi label “corruption” dapat dilihat di sisi kiri dari fraud tree. Conflict of interest atau benturan kepentingan sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, diantaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat (penguasa) dan keluarga serta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembagalembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun. “Kickback (secara harfiah berarti “tendangan balik”), merupakan kondisi dimana
si
penjual
meng-“ikhlaskan”
sebagian
dari
hasil
penjualannya”
19
(Tuanakotta, 2007:97). Prosentase yang diikhlaskannya itu bisa di atur di muka atau diikhlaskan sepenuhnya kepada “keikhlasan” penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback menganggap kickback yang diterimanya terlalu kecil maka ia akan mengalihkan ke rekanan yang lebih “ikhlas” ( memberi kickback yang lebih tinggi). Kickback berbeda dengan bribery. Dalam hal bribery pemberinya tidak “mengorbankan” suatu penerimaan. Misalnya apabila seseorang menyuap atau menyogok seorang penegak hukum, ia mengharapkan keringanan hukuman. Dalam contoh kickback tersebut, pemberinya menerima keuntungan materi. Dalam hal kickback, si pembuat keputusan (atau yang dapat mempengaruhi pembuat keputusan) dapat “mengancam” sang rekanan. Ancaman ini bisa terselubung tetapi tidak jarang pula dilakukan secara terbuka. Ancaman ini bisa merupakan pemerasan (economic extortion). “Illegal gratuities adalah pemberian atau hadiah yng merupakan bentuk terselubung dari penyuapan” (Tuanakotta, 2007:98). Di Indonesia, illegal gratuities dapat dilihat dalam bentuk hadiah perkawinan, hadiah ulanngtahun, hadiah perpisahan, hadiah kenaikan pangkat dan jabatan dan lain-lain yang diberikan kepada pejabat. 2.2 Pengendalian Internal Tunggal (2011:1) dalam bukunya mendefinisikan pengendalian internal merupakan rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sementara itu dalam PP No. 8 Tahun 2006 dijelaskan bahwa: Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian
20
efektivitas, efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan.
Menurut Mulyadi (2002:171), pengendalian internal meliputi “struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Pengendalian internal menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants, 2007) adalah: The plan of organization, and all of the coordinate methods and measures adopted within a business, to safe guard its assets, check the reliability of its accounting data, promote operational efficiency, and encourage adherence to prescribed managerial policies.
Pengendalian internal menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s): Internal control is broadly defined as a process, effected by an entity's board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: 1. Effectiveness and efficiency of operations. 2. Reliability of financial reporting. 3. Compliance with applicable laws and regulations.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Tunggal (2011:3) bahwa: Pengendalian internal adalah representatif dari keseluruhan kegiatan di dalam organisasi yang harus dilaksanakan, dimana proses yang dijalankan oleh dewan komisaris ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses komprehensif yang dipengaruhi oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai sebagai pedoman untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi serta, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum.
21
Tujuan Pengendalian Internal. Menurut Hall (2011: 124) dalam bukunya “Principles of Accounting Information Systems” mengemukakan fungsi dari sistem pengendalian internal yaitu 1) Safeguard assets of the firm 2) Ensure accuracy and reliability of accounting records and information 3) Promote efficiency of the firm’s operations 4) Measure compliance with management’s prescribed policies and procedures Sedangkan Mulyadi (2002 : 178) menjelaskan tujuan pengendalian internal terbagi atas dua yaitu: 1) Menjaga kekayaan perusahaan. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan, dan pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya. 2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan, dan pencatatan transaksi yang terjadi tercatat dengan benar di dalam catatan akuntansi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dijelaskan bahwa tujuan pengendalian internal adalah menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan serta menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan. Pengendalian internal dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian internal meliputi lima kategori yang dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa sasaran hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi. Komponen tersebut menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s) yaitu: 1) Control Environment. The control environment sets the tone of an organization, influencing the control consciousness of its people. It is the foundation for all other components of internal control, providing discipline and structure. Control environment factors include the integrity, ethical values and competence of the entity's people; management's philosophy and operating style; the way management assigns authority and responsibility, and organizes and develops its people; and the attention and direction provided by the board of directors. 2) Risk Assessment. Every entity faces a variety of risks from external and internal sources that must be assessed. A precondition to risk assessment is establishment of objectives, linked at different levels and internally consistent.
22
Risk assessment is the identification and analysis of relevant risks to achievement of the objectives, forming a basis for determining how the risks should be managed. Because economic, industry, regulatory and operating conditions will continue to change, mechanisms are needed to identify and deal with the special risks associated with change. 3) Control Activities. Control activities are the policies and procedures that help ensure management directives are carried out. They help ensure that necessary actions are taken to address risks to achievement of the entity's objectives. Control activities occur throughout the organization, at all levels and in all functions. They include a range of activities as diverse as approvals, authorizations, verifications, reconciliations, reviews of operating performance, security of assets and segregation of duties. 4) Information and Communication. Pertinent information must be identified, captured and communicated in a form and timeframe that enable people to carry out their responsibilities. Information systems produce reports, containing operational, financial and compliance-related information, that make it possible to run and control the business. They deal not only with internally generated data, but also information about external events, activities and conditions necessary to informed business decision-making and external reporting. Effective communication also must occur in a broader sense, flowing down, across and up the organization. All personnel must receive a clear message from top management that control responsibilities must be taken seriously. They must understand their own role in the internal control system, as well as how individual activities relate to the work of others. They must have a means of communicating significant information upstream. There also needs to be effective communication with external parties, such as customers, suppliers. regulators and shareholders. 5) Monitoring. Internal control systems need to be monitored--a process that assesses the quality of the system's performance over time. This is accomplished through ongoing monitoring activities, separate evaluations or a combination of the two. Ongoing monitoring occurs in the course of operations. It includes regular management and supervisory activities, and other actions personnel take in performing their duties. The scope and frequency of separate evaluations will depend primarily on an assessment of risks and the effectiveness of ongoing monitoring procedures. Internal control deficiencies should be reported upstream, with serious matters reported to top management and the board. (www.coso.org)
Komponen pengendalian internal yang disajikan COSO diatas, selanjutnya secara ringkas dideskipsikan oleh penulis pada table 2.1:
23
Tabel 2.1 Ringkasan Komponen Pengendalian Internal Komponen
Deskripsi Lingkungan pengendalian meliputi integritas, nilai etika Lingkungan dan kompetensi dari orang entitas; filosofi dan gaya Pengendalian operasional manajemen; cara manajemen memberikan (Control wewenang dan tanggung jawab, serta mengatur dan Environment) mengembangkan orang-orangnya; dan perhatian serta arah yang diberikan oleh dewan direksi. Penilaian risiko adalah identifikasi dan analisis risiko yang Penilaian Risiko relevan dengan pencapaian tujuan, membentuk dasar (Risk Assessment) untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi dan operasi akan terus berubah, diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menangani risiko khusus yang terkait dengan perubahan. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur Aktivitas yang membantu memastikan arahan manajemen Pengendalian dilaksanakan. Mereka membantu memastikan bahwa (Control Activities) tindakan perlu diambil untuk mengatasi risiko terhadap pencapaian tujuan entitas. Mencakup berbagai kegiatan yang beragam seperti persetujuan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, review dari kinerja operasi, keamanan aset dan pemisahan tugas. Informasi terkait harus diidentifikasi, ditangkap dan Informasi dan dikomunikasikan dalam bentuk dan kerangka waktu yang Komunikasi memungkinkan orang untuk melaksanakan tanggung (Information and jawab mereka. Sistem informasi menghasilkan laporan, Communication) yang berisi operasional, informasi keuangan dan kepatuhan yang terkait, yang memungkinkan untuk menjalankan dan mengendalikan bisnis. Komunikasi yang efektif juga harus terjadi dalam arti luas, mengalir ke bawah, terus hingga ke puncak organisasi. Mereka harus memahami peran mereka sendiri dalam sistem pengendalian internal, serta bagaimana kegiatan individu berhubungan dengan pekerjaan orang lain. Sistem pengendalian internal perlu dipantau, sebuah Pemantauan proses yang menilai kualitas kinerja sistem dari waktu ke (Monitoring) waktu. Hal ini dicapai melalui kegiatan pemantauan, evaluasi terpisah atau kombinasi dari keduanya. Sumber: Olahan Penulis, 2014. Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke
24
dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan atau organisasi. 2.3 Kompensasi “Kompensasi adalah semua pendapatan yang berupa uang maupun barang, baik itu secara langsung atau tidak langsung, bertujuan untuk balas jasa terhadap perusahaan” (Hasibuan& Malayu, 2002:117). Menurut Rivai (2010:741), “kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan”. Sistem kompensasi berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk dan mempengaruhi motivasi kerja. Hal ini dipertegas dengan pernyataan menurut Handoko (2001:155) ”Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan dalam diri manusia yang harus dipenuhi”. Dengan kata lain karyawan bekerja untuk perusahaan dengan harapan mendapatkan kompensasi yang sesuai, sehingga kompensasi adalah suatu imbalan berupa uang maupun barang yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai balas jasa yang telah dilakukan karyawan untuk perusahaan. Kompensasi adalah “Penghargaan atau ganjaran kepada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya melalui kegiatan yang disebut bekerja” (Nawawi, 2001:315). Dari beberapa definisi di atas, tampak para ahli mengemukakan pengertian kompensasi yang beragam meskipun pada dasarnya tak ada perbedaan yang terlalu mencolok, namun tetap memiliki arti dan maksud yang sama. Dan berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kompensasi adalah semua bentuk imbalan yang diberikan kepada karyawan sebagai timbal balik dari pekerjaan mereka.
25
Tujuan manajemen kompensasi secara umum menurut Rivai (2010:743) adalah untuk “membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal”.Tujuan manajemen kompensasi efektif (Rivai, 2010:743) meliputi; 1) Memperoleh SDM yang Berkualitas. Kompensasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada para pelamar sehingga mendapatkan karyawan yang diharapkan. 2) Mempertahankan Karyawan yang Ada. Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan yang semakin tinggi. 3) Menjamin Keadilan. Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkandengan nlai relatif sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan hal yang dapat dibandingkan dengan perusahaan lain dipasar kerja. 4) Penghargaan Terhadap Perilaku yang Diinginkan. Pembayaran hendak memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan
perilaku
dimasa
depan,
rencana
kompensasi
efektif,
menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggung jawan dan perilakuperilaku lainnya. 5) Mengendalikan Biaya. Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan.
26
6) Mengikuti
Aturan
Hukum.
Sistem
gaji
dan
upah
yang
sehat
mempertimbangkan factor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan 7) Memfasilitasi Pengertian. Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah dipahami oleh spesialisasi SDM, manajer dan para karyawan. 8) Meningkatkan Efisiensi Administrasi. Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk dapat dikelola dengan efisien, membuat sistem informasi SDM optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan sekunder di bandingkan dengan tujuan-tujuan lainnya.
Komponen-komponen dan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan kompensasi menurut (Rivai, 2010:744) terdiri dari: 1) Gaji. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan atau sebagai bayaran tetap yang diterima seorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan. 2) Upah. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Upah dapat berubah-ubah tergantung pada keluaran yang dihasilkan. 3) Insentif. Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan tergantung kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
27
4) Kompensasi tidak langsung (Fringe Benefit). Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasitambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya, berupa fasilitasfasilitas, seperti: asuransi, tunjangan, uang pensiun dan lain-lain.
2.3 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan peneliti, yang terdiri dari beberapa tahun yang berbeda, akan dijabarkan dalam tabel 2.2 dibawah ini: Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu PENULIS DAN JUDUL
VARIABEL PENELITIAN
Wilopo, 2006 Analisis FaktorFaktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik
Negara Indonesia
di
1. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud 2. Perilaku Tidak Etis 3. Keefektifan Pengendalian Internal 4. Kesesuaian Kompensasi 5. Ketaatan Aturan Akuntansi 6. Asimetri Informasi 7. Moralitas Manajemen
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini membuktikan serta mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Namun penelitian ini menemukan hal yang bertentangan dengan hipotesis serta teori dan hasil penelitian sebelumnya, bahwa kompensasi yang sesuai yang diberikan perusahaan ternyata tidak menurunkan perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi.
28
Thoyibatun S., 2009 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi serta Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi
Pristiyanti, 2012
I.R.,
Persepsi Pegawai Instansi Pemerintah Mengenai FaktorFaktor yang Mempengaruhi Fraud di Sektor Pemerintahan
Aranta P.Z., 2013 Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetri Informasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
1. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi(Fraud) 2. Kinerja Organisasi 3. Kesesuaian SPI 4. Sistem Kompensasi 5. Ketaatan Aturan 6. Perilaku Tidak Etis
Analisis menunjukkan bahwa 1) kesesuaian sistem pengendalian intern, sistem kompensasi, dan ketataan aturan akuntansi berpengaruh terhadap perilaku tidak etis, 2) kesesuaian sistem pengendalian intern, sistem kompensasi, ketataan aturan akuntansi, dan perilaku tidak etis berpengaruh terhadap KKA, 3) KKA tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja. Sistem kompensasi dan ketaatan aturan akuntansi merupakan faktor yang efektif untuk mengendalikan perilaku tidak etis dan KKA.
1. Fraud di Sektor Pemerintahan 2. Keadilan Distributif 3. Keadilan Prosedural 4. Sistem Pengendalian Internal 5. Kepatuhan Pengendalian Internal 6. Budaya Etis Organisasi 7. Komitmen organisasi
Analisis menunjukkan bahwa Keadilan distributif berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan.Keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan.Sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan.Kepatuhan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan.Budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan.Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan.
1. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud) 2. Moralitas Aparat 3. Asimetri Informasi
Analisis menunjukkan bahwa: 1) moralitas aparat berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, 2) asimetri informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
29
(Studi Empiris Pemerintah Kota Sawahlunto) Najahningrum A.F., 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan (Fraud) : Persepsi Pegawai Dinas Provinsi DIY
Adelin V., Fauzihardani 2013
dan E.,
Pengaruh Pengendalian Internal, Ketaaatan pada Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan Terhadap Perilaku Tidak Etis
1. Kecenderungan Kecurangan (Fraud) 2. Penegakan Peraturan 3. Keefektifan Pengendalian Internal 4. Asimetri Informasi 5. Keadilan Distributif 6. Keadilan Prosedural 7. Komitmen Organisasi 8. Budaya Etis Organisasi
Analisis menunjukkan bahwa Penegakan peraturan (PP) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). Keefektifan pengendalian internal (KPI) berpengaruh negatif kecenderungan kecurangan (fraud). Asimetri informasi (AI) berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). Keadilan distributif (KD) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). Keadilan prosedural (KP) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). Komitmen organisasi (KO) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). Budaya etis organisasi (BEO) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)
1. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud 2. Perilaku Tidak Etis 3. Efejtivitas Pengendalian Internal 4. Ketaatan Aturan Akuntansi
Analisis menunjukkan bahwa 1. Efektivitas pengendalian internal berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, artinya semakin efektif pengendalian internal perusahaan, semakin rendahnya kecenderungan kecurangan akuntansi perusahaan. 2. Ketaatan pada aturan akuntansi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecuranga akuntansi, artinya semakin perusahaan taat pada aturan akuntansi, semakin rendahnya kecenderungan
30
kecurangan akuntansi pada suatu perusahaan. 3. Perilaku tidak etis berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, artinya semakin perilaku tidak etis pada suatu perusahaan meningkat, maka semakin tinggi pula kecenderungan kecurangan akuntansi pada perusahaan tersebut. Zulkarnain, 2013
R.M., 1. Fraud di Sektor Publik 2. Keefektifan Analisis Faktor Pengendalian yang Internal Mempengaruhi 3. Kepuasan terjadinya Fraud Kompensasi Pada Dinas Kota 4. Kultur Organisasi Surakarta 5. Perilaku Tidak Etis 6. Gaya Kepemimpinan 7. Sistem Pengendalian Internal 8. Penegakan Hukum
Sumber: Olahan Penulis, 2014.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negatif keefektifan sistem pengendalaian internal terhadap fraud, terdapat pegnaruh negatif kepuasan kompensasi terhadap fraud, tidak terdapat pengaruh kultur organisasi terhadap fraud, terdapat pengaruh positif perilaku tidak etis terhadap fraud, terdapat pengaruh negatif gaya kepemimpinan terhadap fraud, terdapat pengaruh negatif sistem pengendalian internal terhadap fraud, dan tidak terdapat pengaruh penegakan hukum terhadap fraud disektor pemerintahan.
31
2.4 Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual merupakan gambaran tentang pola hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, kerangka konseptual penelitian ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3
Pengendalian Internal (X1)
H1
H3
Kecenderungan Kecurangan (Fraud)
(Y) Kompensasi (X2)
H2
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Sumber: Olahan Penulis, 2014. Gambar 2.3 menjelaskan bagaimana keefektifan pengendalian internal, dan kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap penurunan kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wilopo (2006) dan Zulkarnain (2013) menunjukkan bahwa pengendalian internal dan kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Wilopo (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan pengendalian internal. Dimana semakin efektif pengendalian internal maka semakin kecil kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi. Sedangkan Zulkarnain (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kesesuain kompensasi maka semakin kecil kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi.
32
Pada kesempatan kali ini, peneliti, akan mencoba meneliti pengaruh pengendalian internal dan kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) pada Pemerintah Kota Palopo. 2.5 Hipotesis Penelitian “Hipotesis pada dasarnya adalah suatu proporsi atau tanggapan yang sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau solusi atas persoalan” (Sunyoto, 2011:93). Adapun hipotesis dalam penelitian ini disusun sebagai berikut. 1. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi (Tunggal, 2011:3). Sistem pengendalian internal yang rendah dan kepatuhan karyawan terhadap pengendalian internal yang juga rendah dapat menjadi pemicu terjadinya kecurangan (Fraud) di sektor pemerintahan. Pengendalian internal diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang dilakukan oleh manajemen. Manajemen cenderung melakukan tindakan menyimpang untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Salah satu contoh tindakan menyimpang yaitu kecenderungan melakukan kecurangan akuntansi. Kecenderungan kecurangan dapat terjadi apabila ada peluang untuk melakukan hal tersebut. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan akuntansi lebih sering terjadi. Peluang tersebut dapat dikurangi dengan sistem pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal yang baik dapat mengurangi atau bahkan menutup peluang untuk melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi.. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wilopo (2006), Pristiyanti (2012), Najahningrum
33
(2013), Adelin dan Fauzihardani (2013) yang melihat pengaruh pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa semakin efektif pengendalian internal maka semakin kecil kecenderungan terjadinya kecurangan. H1: Pengendalian internal berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). 2. Pengaruh KompensasiTerhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Kompensasi adalah “Penghargaan atau ganjaran kepada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya melalui kegiatan yang disebut bekerja” (Nawawi, 2001:315). Seseorang cenderung akan melakukan suatu hal untuk mendapatkan kompensasi. Jika kompensasi diberikan kepada manajemen, maka manajemen cenderung bertindak sesuai keinginan instansi dan menghindari tindakan menyimpang agar tetap mendapatkan kompensasi. Kompensasi merupakan hal yang berpengaruh terhadap tindakan maupun perilaku seseorang dalam sebuah instansi. Bagi karyawan kesesuaian kompensasi merupakan faktor
yang
menentukan tingkat
kesejahteraan,
sedangkan bagi instansi atau pemerintah kompensasi merupakan komponen biaya yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan kinerja. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan yang baik dalam pemberian kompensasi. Kecurangan yang dilakukan seseorang disebabkan oleh keinginan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Tindakan tersebut tidak lain didorong oleh ketidakpuasan individu atas imbalan yang mereka peroleh dari pekerjaan yang mereka kerjakan. Sistem kompensasi yang sesuai diharapkan dapat membuat individu merasa tercukupi sehingga individu tidak melakukan tindakan yang merugikan instansi atau pemerintah termasuk melakukan kecurangan akuntansi.
34
Kompensasi yang sesuai diharapkan mampu mengurangi adanya keinginan untuk melakukan tindak kecurangan. Kompensasi yang sesuai dapat mengurangi tekanan untuk melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi.. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Thoyibatun (2009), dan Zulkarnain (2013) yang melihat pengaruh kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kesesuain kompensasi maka semakin kecil kecenderungan terjadinya kecurangan. H2: Kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). 3. Pengaruh Pengendalian Internal dan Kompensasi terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Kecurangan telah menjadi suatu penyakit yang harus dapat dilawan oleh setiap elemen di instansi atau pemerintah demi tercapainya tujuan pemerintahan. Para ahli memperkirakan bahwa kecurangan yang terungkap merupakan bagian kecil dari seluruh kecurangan yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, upaya utama seharusnya adalah pada pencegahannya untuk dapat mengurangi kecenderungan kecurangan (Fraud). Oleh karena itu, penting untuk dapat mengetahui faktor apa yang dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan, sehingga dengan demikian maka pimpinan instansi atau pemerintahan dapat mengambil langkah tepat dalam melakukan pencegahan kecurangan. Sehubungan dengan hal tersebut maka terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kecenderungan kecurangan yang oleh peneliti dianggap penting untuk diteliti lebih lanjut yakni pengendalian internal dan kompensasi. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, bahwa baik pengendalian internal dan kompensasi memiliki pengaruh terhadap kecenderungan kecurangan. Hal
35
tersebut didukung dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Olehnya itu maka perlu diteliti juga pengaruh variabel-variabel
tersebut
secara
bersamaan
terhadap
kecenderungan
kecurangan, sehingga dari uraian tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H3: Pengendalian internal dan kompensasi berpengaruh secara simultan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah uji hipotesis (hypotheses testing). Uji “Hipotesis
adalah studi yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan serta menjelaskan tentang hubungan yang dapat diperkirakan secara logis diantara dua variabel atau lebih sehingga solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi” (Sekaran, 2009:135). Penelitian ini menggunakan desain studi korelasional (Correlational Study). Studi korelasional disini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti serta dapat menemukan variabel mana yang paling dominan berkaitan dengan masalah yang diteliti (Sekaran, 2009:165). Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan hubungan antara variabel dengan pengujian hipotesis. Pada penelitian ini terfokus pada pengendalian internal dan kompensasi sebagai variabel independen terhadap kecenderungan kecurangan
(Fraud)
pada
Pemerintah
Kota
Palopo
sebagai
variabel
dependennya.. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan studi cross-sectional. Studi cross-sectional adalah sebuah studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bahkan bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian, tanpa ada usaha
untuk
mempelajari
individu
atau
fenomena
secara
mendalam
(Sekaran2009:177). Penelitian ini menggunakan skala Likert sebagai skala pengukuran.
36
37
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Tempat penelitian dalam
penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengendalian dan Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud)” ini adalah pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Palopo yang berlokasi di Kota Palopo. Waktu dilakukan penelitian pada tahun 2014. 3.3
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil (PNS)
yang bekerja pada bagian keuangan 32 (tiga puluh dua) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Palopo. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terpilih sebagai sumber data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria yaitu pegawai bagian keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Palopo dengan kriteria inklusi sebagai berikut: 1) Memiliki pengetahuan tentang arus keuangan pada SKPD yang ditempati bekerja. 2) Memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 1 tahun pada SKPD yang bersangkutan. 3) Sekurang-kurangnya 1 (satu) kepala bagian keuangan atau 2 (dua) staf bagian keuangan masing-masing SKPD, sehingga besar sampel paling berjumlah 96 orang (332 SKPD).
38
3.4
Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek. Data subjek adalah jenis
data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik sekelompok atau seseorang yang menjadi subjek penelitian (responden). Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Dengan kata lain, penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, dengan menggunakan pertanyaan tertulis, dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden. 3.5
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode kuesioner. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5. Kuesioner dalam penelitian ini diadaptasi dari Wilopo (2006) dan Aranta (2013). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer. Kuesioner adalah daftar pertanyaan terstruktur yang diajukan pada responden. Kuesioner diberikan kepada kepala dan staf sub bagian keuangan yang terpilih sebagai sampel pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Palopo.
39
3.6
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.6.1
Variabel Dependen
3.6.1.1 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dalam penelitian ini kecenderungan kecurangan akuntansi menjadi variabel dependen. IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 3.6.2
Variabel Independen
3.6.2.1 Pengendalian Internal Pengendalian internal (Tunggal, 2011:3) merupakan “representatif dari keseluruhan kegiatan di dalam organisasi yang harus dilaksanakan, dimana proses yang dijalankan oleh dewan komisaris ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku”. 3.6.2.2 Kompensasi “Kompensasi adalah semua pendapatan yang berupa uang maupun barang, baik itu secara langsung atau tidak langsung, bertujuan untuk balas jasa terhadap perusahaan” (Hasibuan, 2002).
40
3.7
Instrumen Penelitian
3.7.1
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecenderungan kecurangan
terdiri dari 14 (empat belas) item pertanyaan yang dikembangkan oleh Aranta (2013). Skala Likert 1 – 5 digunakan untuk mengukur respons dari responden. Semakin tinggi nilai yang ditunjukan menunjukan semakin rendah tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi. 3.7.2
Pengendalian Internal Instrumen yang digunakan untuk mengukur keefektifan pengendalian
internal terdiri dari 9 (Sembilan) item pertanyaan yang dikembangkan oleh Wilopo (2006) dari IAI (2001) perihal pengendalian internal. Jawaban responden diukur dengan skala Likert 1 – 5, semakin tinggi nilai yang ditunjukan maka pengendalian internal semakin efektif. 3.7.3
Kompensasi Kesesuaian kompensasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan
dari komponen-komponen pertimbangan kompensasi Rivai (2010) yang kemudian dimodifikasi terdiri dari 6 (Enam) item pertanyaan. Jawaban responden diukur dengan skala Likert 1 – 5, semakin tinggi nilai yang ditunjukan maka semakin sesuai kompensasi yang didapat. 3.8
Analisis Data Analisis data menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif digunakan untuk menjawab pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, seperti rerata (mean), nilai tengah (median), dan simpangan baku (standard deviation). Interpretasi hasil analisis deskriptif akan dijelaskan dengan rangkuman deskriptif yang diperkenalkan oleh Tiro (2008b).
41
Kemudian, analisis inferensial untuk menguji hipotesis menggunakan regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis ini dimaksudkan untuk mengungkapkan pengaruh antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil analisis regresi berganda ini selanjutnya diinterpretasi sesuai panduan dalam Tiro (2008a) yang akan menjelaskan daya ramal model, variabel yang signifikan dan urutan kontribusi variabel independen terhadap perubahan yang terjadi pada variabel dependen. 3.8.1 Uji Kualitas Data Komitmen pegukuran dan pengujian suatu kuesioner atau hipotesis sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian tidak akan berguna dengan baik jika instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak memiliki tingkat keandalan (Reliability) dan tingkat keabsahan (Validity) yang tinggi. Oleh karena itu, terlebih dahulu kuesioner harus diuji keandalan dan keabsahannya. 3.8.1.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner sebagai suatu instrumen penelitian. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sunyoto, 2011:72). Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode moment pearson
korelasi product
yang kemudian dibandingkan dengan r tabel. Apabila nilai
korelasinya lebih besar dari r tabel, maka pernyataan tersebut dianggap konsisten secara internal. Jika nilai korelasinya lebih kecil dari nilai r tabel, maka pernyataan dianggap tidak valid dan harus dikeluarkan dari pengujian.
42
3.8.1.2 Uji Reliabilitas Relibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel yang diteliti (Sunyoto, 2011:67). Pertanyaan dalam kuesioner dikatakan handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Uji reliabilitas pengukuran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Cronbach`s alpha. Koefisien Cronbach`s alpha yang lebih dari 0,6 disebut reliabel. Hal ini menunjukkan keandalan instrumen. Selain itu, Cronbach`s alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi reliabilitasnya. 3.8.2. Uji Asumsi Klasik Model regresi harus memenuhi beberapa asumsi yang disebut asumsi klasik. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk menghindari perolehan yang bias. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. a. Uji Normalitas Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal (Sunyoto, 2011:84). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada variabel pengganggu atau variabel residual dalam model regresi. Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik. Pengambilan keputusan dengan analisis grafik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui grafik histogram dan normal probability plot. Untuk grafik histogram, jika data rill membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean (U) maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal, begitupun sebaliknya. Sementara untuk cara normal probability plot, dikatakan berdistribusi normal jika garis data rill mengikuti garis diagonal dan cara ini
43
dianggap lebih handal daripada grafik histogram karena cara ini membandingkan data rill dengan data distribusi normal (Sunyoto, 2011:89). b. Uji Multikolinieritas Uji asumsi klasik ini digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari minimal dua variabel bebas, dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antarvariabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dalam menentukan terjadinya multikolinieritas dapat digunakan carasebagai berikut. a. Jika koefisien korelasi antravariabel bebas lebih besar dari 0.6. b. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statisti (a). c. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Dapat disimpulkan bahwa, jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. Nilai Tolerance (a)dapat dihitung dengan persamaan (a= 1/VIF ), sementara nilai Variance Inflation Factor dapat dihitung dengan persamaan ( VIF= 1/a ). Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika a hitung < a dan VIF hitung < VIF (Sunyoto, 2011:79). c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama, disebut terjadi homoskedastisitas, dan jika variansnya tidak sama terjadi heteroskedastisitas. Dan yang diharapkan terjadi adalah homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat sama
44
atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain.
Jika
residualnya
mempunyai
varians
yang
sama,
disebut
terjadi
homoskedastisitas, dan jika variansnya tidak sama terjadi heteroskedastisitas. Dan yang diharapkan terjadi adalah homoskedastisitas. Dengan uji Glejser, heteroskedastisitas terjadi jika nilai signifikansi antara variable independen dengan absolut residual lebih dari besar 0,05. Sementara homoskedastisitas terjadi jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3.8.3 Uji Hipotesis Hipotesis pada dasarnya adalah suatu proporsi atau tanggapan yang sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau solusi atas persoalan. Sebelum diuji, maka suatu data terlebih dahulu harus dikuantitatifkan. Pengujian hipotesis statistik adalah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis dari data yang sedang diuji (Sunyoto, 2011:93). Dalam penelitian analisis yang akan digunakan yaitu analisis dengan regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur hubungan atau tingkat asosiasi antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.
45
3.8.3,1. Pengujian Parsial ( Uji T ) Statisitk uji t digunakan untuk menguji secara sendiri-sendiri hubungan antara variabel bebas (Variabel X) dan variabel terikat (Variabel Y) (Sugiyono, 2013:235). Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t dengan model regresi berganda adalah sebagai berikut: Y = 0 + 1X1 + 2X2 + , Keterangan: Y
= Kecenderungan kecurangan (Fraud) ;
X1
= Pengendalian internal;
X2
= Kompensasi;
0
= Konstanta
1, 2, = Koefsien regresi untuk secara berturut-turut untuk X1, dan X2 ;
= Kesalahan acak (random error)
Pengendalian internal a. Ho1 :β1 = 0, Pengendalian internal tidak berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). b. Ha1 :β1 ≠ 0, Pengendalian internal berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Kompensasi a. Ho2 :β2 = 0, kompensasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). b. Ha2 :β2 ≠ 0, kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5% ( = 0,05) dapat dilihat dengan menggunakan tabel statistik. Nilai t table dapat dilihat dengan
46
menggunakan table T. Dasar pengambilan keputusan adalah : a. Jika T hitung > T tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika T hitung < T tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga dilakukan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan. c. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. d. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima. 3.8.3.2 Pengujian Simultan (uji F) Pengujian ini melibatkan kedua variabel bebas (pengendalian internal dan kompensasi) terhadap variabel terikat (kecenderungan kecurangan) dalam menguji ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama. Pengujian secara simultan menggunakan distribusi F, yaitu membandingkan antara F hitung (F rasio) dan F tabel. Langkah pengujian secara simultan adalah sebagai berikut. a. Menentukan Ho dan Ha. Ho: β 1β 2= 0 Pengendalian internal dan kompensasi tidak signifikan atau tidak berpengaruh secara simultan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Ha: β 1β2 ≠ 0 Pengendalian internal dan kompensasi signifikan atau berpengaruh secara simultan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Menentukan level of significance (a). Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan level of significance ( = 0,05)
47
b. Kriteria pengujian Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah: a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga dilakukan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan. c. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. d. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
BAB IV GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA PALOPO
4.1
Sejarah Singkat Kota Palopo Kota Palopo, dahulu disebut Kota Administratip (Kotip ) Palopo,
merupakan Ibu Kota Kabupaten Luwu yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor Tahun 42 Tahun 1986. Seiring dengan perkembangan zaman, tatkala gaung reformasi bergulir dan melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 dan PP 129 Tahun 2000, telah membuka peluang bagi Kota Administratif di Seluruh Indonesia yang telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk dapat ditingkatkan statusnya menjadi sebuah daerah otonom. Ide peningkatan status Kotip Palopo menjadi daerah otonom , bergulir melalui aspirasi masyarakat yang menginginkan peningkatan status kala itu, yang ditandai dengan lahirnya beberapa dukungan peningkatan status Kotip Palopo menjadi Daerah Otonom Kota Palopo dari beberapa unsur kelembagaan penguat seperti : 1. Surat Bupati Luwu No. 135/09/TAPEM Tanggal 9 Januari 2001, Tentang Usul Peningkatan Status Kotip Palopo menjadi Kota Palopo. 2. Keputusan DPRD Kabupaten Luwu No. 55 Tahun 2000 Tanggal 7 September 2000, tentang Persetujuan Pemekaran/Peningkatan Status Kotip Palopo menjadi Kota Otonomi, 3. Surat Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan No. 135/922/OTODA tanggal 30 Maret 2001 Tentang Usul Pembentukan Kotip Palopo menjadi Kota Palopo; 4. Keputusan DPRD Propinsi Sulawesi Selatan No. 41/III/2001 tanggal 29 Maret 2001 Tentang Persetujuan Pembentukan Kotip Palopo menjadi Kota
48
49
Palopo; Hasil Seminar Kota Administratip Palopo Menjadi Kota Palopo; Surat dan dukungan Organisasi Masyarakat, Oraganisasi Politik, Organisasi Pemuda, Organisasi Wanita dan Organisasi Profesi; Pula di barengi oleh Aksi Bersama LSM Kabupaten Luwu memperjuangkan Kotip Palopo menjadi Kota Palopo, kemudian dilanjutkan oleh Forum Peduli Kota. Akhirnya,
setelah
Pemerintah
Pusat
melalui
Depdagri
meninjau
kelengkapan administrasi serta melihat sisi potensi, kondisi wilayah dan letak geografis Kotip Palopo yang berada pada Jalur Trans Sulawesi dan sebagai pusat pelayanan jasa perdagangan terhadap beberapa kabupaten yang meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Tana Toraja dan Kabupaten Wajo serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, Kotip Palopo kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Otonom Kota Palopo Tanggal 2 Juli 2002, merupakan salah satu tonggak sejarah perjuangan pembangunan Kota Palopo, dengan di tanda tanganinya prasasti pengakuan atas daerah otonom Kota Palopo oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia , berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa Provinsii Sulawesi Selatan , yang akhirnya menjadi sebuah Daerah Otonom, dengan bentuk dan model pemerintahan serta letak wilayah geografis tersendiri, berpisah dari induknya yakni Kabupaten Luwu. Diawal terbentuknya sebagai daerah otonom, Kota Palopo hanya memiliki 4 Wilayah Kecamatan yang meliputi 19 Kelurahan dan 9 Desa. Namun seiring dengan perkembangan dinamika Kota Palopo dalam segala bidang sehingga untuk mendekatkan pelayanan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat ,
50
maka pada tahun 2006 wilayah kecamatan di Kota Palopo kemudian dimekarkan menjadi 9 Kecamatan dan 48 Kelurahan. Kota Palopo dinakhodai pertama kali oleh Bapak Drs. H.P.A. Tenriadjeng, Msi, yang di beri amanah sebagai penjabat Walikota (Caretaker) kala itu, mengawali pembangunan Kota Palopo selama kurun waktu satu tahun , hingga kemudian dipilih sebagai Walikota defenitif oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo untuk memimpin Kota Palopo Periode 2003-2008, yang sekaligus mencatatkan dirinya selaku Walikota pertama di Kota Palopo.
4.2
Visi Dan Misi
Visi :
“ Menjadi Salah Satu Kota Pelayanan Jasa Terkemuka Di Kawasan Timur Indonesia”.
Misi : 1. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. 2. Meningkatkan dan mengembangkan produktivitas ekonomi masyarakat dan dunia usaha 3. Mewujudkan profesionalisme aparatur, kapasitas kelembagaan pemerintah dan masyarakat. 4. Meningkatkan hubungan kerjasama daerah. 5. Mendorong peningkatan kesadaraan hukum dan HAM serta menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat. 6. Meningkatkan pelayanan kepariwisataan dan pelestarian budaya daerah. 7. Meningkatkan pengelolaan pemanfaatan ruang dan lingkungan hidup yang berkelanjutan
51
4.3
Struktur Organisasi Dan Jabatan Pada Pemerintah Kota Palopo WALIKOTA WAKIL WALIKOTA
SEKRETARIS DAERAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
DINAS DAERAH 1. Kehutanan dan Perkebunan 2. Kesehatan 3. Koperasi , UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 4. Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5. Kebersihan,Pertamanan dan Pemakaman 6. Kebudayaan dan Pariwisata 7. Kependudukan dan Pencatatan Sipil 8. Pendidikan 9. Perhubungan,Komunikasi dan Informatika 10. Tata Ruang dan Cipta Karya 11. Pertanian dan Peternakan 12. Kelautan dan Perikanan 13. Pekerjaan Umum Daerah 14. Pertambangan dan Energi 15. Pemuda dan Olah Raga 16. Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Sumber: www. palopokota.go.id
LEMBAGA DAERAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Inspektorat Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Linmas Badan Pemberdayaan Masyarakat,Perempuan dan Keluarga Berencana Badan Lingkungan Hidup Badan Penanaman Modal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Badan Kepegawaian Daerah Badan Penanggulan Bencana Daerah Kantor Pemadam Kebakaran Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kantor Pelayanan Terpadu Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi DPRD Rumah Sakit Umum Sawerigading PDAM
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Pengumpulan Data Pembahasan pada bab ini adalah hasil dari studi lapangan untuk
memperoleh data primer yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang disebarkan secara langsung kepada para responden. Tiga variabel pokok dalam penelitian ini, yaitu pengendalian internal, kompensasi dan kecenderungan kecurangan (Fraud) di Pemerintah Kota Palopo. Sebelum menyebar kuesioner ke responden, peneliti terlebih dahulu menyampaikan surat izin yang ditujukan kepada Walikota Palopo Secara teknis, penyebaran kuesioner dilakukan melalui bantuan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOL) Pemerintah Kota Palopo, untuk selanjutnya peneliti distribusikan kepada setiap responden. Surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di SKPD Kota Palopo, diajukan selama satu bulan dari tanggal 13 Mei 2014. Pengambilan kuesioner dilakukan secara bertahap dan secara keseluruhan berakhir pada tanggal 13 Juni 2014. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 96 eksemplar dan yang dapat kembali adalah 70 eksemplar, dengan tingkat pengembalian kuesioner sebanyak 73% dan sisanya 26 kuesioner atau sebesar 23% tidak kembali. Dari 70 eksemplar yang kembali, ada 5 eksemplar kuesioner yang gugur, hal ini disebabkan karena ada responden tidak mengisi kuesioner secara lengkap. Sehingga kuesioner yang dapat diolah berjumlah 65 eksemplar, kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif mengenai variabel penelitian, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan pembahasan terhadap hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS Versi 20,0. Adapun rincian distribusi dan tingkat
52
53
pengembalian serta jumlah kuesioner yang gugur/tidak dapat diolah tercantum dalam tabel 5.1 berikut ini : Tabel 5.1 Penyebaran Kuesioner Kuesioner yang disebar
Kuesioner yang kembali
Tingkat Pengembalian
96 70 eksemplar eksemplar Sumber : Data Primer Diolah, 2014 5.2
Analisis Deskriptif
5.2.1
Data Demografi Responden
73%
Kuesioner yang gugur
Kuesioner yang dapat diolah
5 eksemplar
65 eksemplar
Kriteria responden yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian adalah pegawai negeri yang bekerja pada bagian keuangan di masing-masing SKPD Kota Palopo, memiliki pengetahuan tentang arus keuangan serta memiliki masa bekerja minimal selama 1 tahun (12 bulan). Tabel 5.2 di bawah ini, menyajikan informasi umum mengenai kondisi responden yang dapat dianalisis secara kualitatif berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama bekerja yang mewakili sebagai responden dalam penelitian ini.
54
Tabel 5.2 Data Demografi Responden No. 1
Keterangan
Jumlah
Presentase (%)
30 26 9 65
46,2% 40% 13,8% 100%
41 24 65
63,1% 36,9% 100%
9 43 2 11 65
13,8% 66,2% 3,1% 16,9% 100%
10 30 25 65
15,4% 46,2% 38,5% 100%
Usia a. 20 – 35 b. 36 – 46 c. > 46
Total Jenis Kelamin a. Laki – Laki b. Perempuan Total 3 Pendidikan Terakhir a. S2 b. S1 c. D3 d. SMA Total 4 Lama Bekerja a. 1 tahun – 5 tahun b. 5 tahun – 10 tahun d. > 10 tahun Total Sumber : Data Primer Diolah, 2014 2
Berdasarkan tabel 5.2 di atas, data responden yang terkumpul sebanyak 65 responden. Ditinjau dari usia, responden dapat dibagi menjadi tiga kelompok usia, yaitu responden kelompok pertama: usia 20 – 35 tahun sebesar 46,2%; kelompok kedua: usia 36 – 46 tahun sebesar 40%; dan kelompok ketiga usia lebih dari 46 tahun sebesar 13,8%. Sebagian besar responden penelitian ini didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 41 orang (63,1%), sedangkan perempuan sebanyak 24 orang (36,9%). Untuk tingkat pendidikan para responden ialah jenjang pendidikan S2 13,8%, S1 sebesar 66,2%, D3 sebesar 3,1% dan untuk jenjang pendidikan SMA sebesar 16,9%. Sebagian besar para responden telah bekerja selama 5 – 10 tahun yaitu sebesar 46,2%.
55
5.2.2
Statistik Deskriptif Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik
sampel dalam penelitian serta memberikan deskripsi masing-masing variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pengendalian internal, kompensasi, dan kecenderungan kecurangan (Fraud). Berikut adalah deskripsi statistik dari masing-masing variabel. Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum Maximum Mean Median
Pengendalian 65 21 Internal Kompensasi 65 6 Kecenderungan Kecurangan 65 28 (Fraud) Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Std. Deviation
39
31,6
31
3,88
19
12,06
11
3,29
65
44,54
44
6,94
Tabel 5.3 menunjukkan hasil pengukuran deskripsi statistik masing-masing variabel dari 65 data pengamatan. Pada tabel tersebut terlihat bahwa variabel pengendalian internal memiliki kisaran empiris antara 21 sampai dengan 39 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 31,6 dan standar deviasi sebesar 3,88. Dengan nilai rata-ratasebesar 31,6 yang lebih tinggi dari nilai tengah (median) sebesar 31, hal tersebut menunjukkan bahwa responden merasa pengendalian internal di pemerintah kota palopo telah berjalan cukup baik. Sedangkan dari variabel kompensasi dari tabel menunjukkan kisaran empiris antara 6 sampai dengan 19 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 12,06 dan standar deviasi sebesar 3,29. Dengan nilai rata-rata tersebut yakni 12,06 yang lebih tinggi dari nilai tengah (median) sebesar 11 menunjukkan bahwa responden merasa kompensasi yang diberikan kepada pegawai di pemerintah kota palopo sudah cukup sesuai. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif yang ditampilkan pada tabel 5.3 di atas, nilai standar deviasi dari variabel X1, X2 dan Y adalah 3.88, 3.29, dan
56
6.94 menunjukkan angka yang lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) pada variabel-variabel tersebut sebesar 31.6, 12.06 dan 44.54. Hal ini menunjukkan hasil yang baik karena standar deviasi yang merupakan penyimpangan dari data tersebut lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
5.3
Uji Kualitas Data
5.3.1
Uji Validitas Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menghitung besarnya 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 setiap butir pertanyaan, dimana hasil perhitungan dapat secara langsung dilihat pada kolom output corrected item total correlation.. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diambil langsung dari 25 orang koresponden pertama dari responden penelitian dengan 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,3. Tabel 5.4 Uji Validitas Pengendalian Internal Item-Total Statistics
item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9
Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted 27.12 17.78 27.04 16.12 28.04 12.71 27.20 17.92 27.16 16.14 27.56 13.92 27.40 15.25 28.00 12.25
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted .37 .75 .35 .74 .54 .71 .38 .75 .46 .72 .66 .68 .40 .73 .64 .68
57
Tabel 5.5 Uji Validitas Kompensasi Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item10 item11 item12 item13
11.32 11.00 10.84 11.60
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
4.23 3.67 3.47 3.83
.34 .63 .72 .33
Cronbach's Alpha if Item Deleted .74 .49 .43 .69
Tabel 5.6 Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Item-Total Statistics
item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28
Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted 46.44 36.51 47.32 37.14 46.44 36.26 46.12 38.03 46.40 35.25 46.12 35.69 46.20 35.33 46.48 35.34 45.96 38.54 46.60 36.00 45.88 40.61 46.16 38.97 46.28 37.88
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted .45 .75 .34 .78 .42 .76 .32 .77 .65 .74 .61 .74 .64 .74 .43 .76 .31 .77 .31 .77 .30 .77 .44 .76 .35 .76
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014) Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dari tabel 5.4, 5.5 dan 5.6 dapat dilihat bahwas seluruh butir pertanyaan telah konsisten secara internal, dimana 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Setelah sebelumnya telah dihapus butir pertanyaan yang tidak konsisten, maka kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas
58
5.3.2
Uji Reliabilitas Pengujian ini dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah
memiliki validitas. Kegunaannya adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha lebih besar 0,60. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Hasil analisis SPSS untuk uji reliabilitas terhadap instrumen pada tiga variabel yang terdapat pada kuesioner dapat dilihat di bawah ini: Pengendalian Internal Reliability Statistics Cronbach's Alpha .748
N of Items 8
Kompensasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha .665
N of Items 4
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.773
13
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014) Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk semua
pernyataan
variabel
pengendalian
internal,
kompensasi
dan
kecenderungan kecurangan (fraud) > 0,60 yaitu masing-masing sebesar 0,748, 0,665 dan 0,773. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dalam variabel pengendalian internal, kompensasi dan kecenderungan kecurangan (fraud) pada kuesioner tersebut bersifat reliabel.
59
5.4
Uji Asumsi Klasik
5.4.1
Uji Normalitas
Gambar 5.1 Histogram Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014)
60
Gambar 5.2 Grafik Linear Regression Plot Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014) Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik normal plot, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal dan berbentuk simetris yang tidak melenceng ke kanan atau pun ke kiri. Sedangkan pada grafik normal plot, terlihat titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
61
5.4.2
Uji Multikolinearitas Tabel 5.7 Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
Pengendalian Internal
.999
1.001
Kompensasi
.999
1.001
a. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014) Melihat hasil besaran nilai Tolerance yang di dapat yaitu 0,999 yang berarti lebih besar dari 0,1 dan VIF (Variance Inflation Factor) sebesar 1,001 atau lebih kecil dari 10, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas di dalam model regresi penelitian ini. 5.4.3
Uji Heteroskedastisitas Tabel 5.8 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model (Constant) 1
-4.557
Pengendalian .212 Internal Kompensasi .198 a. Dependent Variable: Y
Standardized Coefficients Beta
t
P.
.262 1.133
4.024 .120
.215
1.763 .083
.142
.171
1.400 .166
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014) Dari hasil pengolahan di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas kedua variable independen lebih dari 0,05. Dimana nilai signifikansi variabel pengendalian internal sebesar 0,083 dan kompensasi sebesar 0,166. Dengan
62
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 5.5
Pengujian Hipotesis
5.5.1
Uji T (Uji Parsial) Pengujian ini dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah setiap
variabel bebas yaitu pengendalian internal dan kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kecenderungan kecurangan (Fraud) secara parsial. Dalam uji ini, nilai 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan ketentuan sebagai berikut : •
𝐻𝑜 diterima atau 𝐻𝑎 ditolak, jika 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
•
𝐻𝑜 ditolak atau 𝐻𝑎 diterima, jika 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Dimana : Y = 0 + 1X1 + 2X2 + , Keterangan: Y
= Kecenderungan kecurangan (Fraud);
X1
= Pengendaalian internal;
X2
= Kompensasi;
0
= Konstanta
1, 2, = Koefsien regresi untuk secara berturut-turut untuk X1, dan X2 ;
= Kesalahan acak (random error)
Pengendalian internal c. Ho1 :β1 = 0, Pengendalian internal tidak berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). d. Ha1 :β1 ≠ 0, Pengendalian internal berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).
63
Kompensasi c. Ho2 :β2 = 0, kompensasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). d. Ha2 :β2 ≠ 0, kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Dengan tingkat signifikansi menggunakan α = 5% dan derajat kebebasan (df) = n - 2 = 65 - 2 = 63. Dengan merujuk pada tabel t, maka diperoleh hasil dari 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu sebesar 1,998. Tabel 5.9 Uji T (Uji secara Parsial) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Collinearity Statistics
P.
Beta
Tolerance
VIF
.999 .999
1.001 1.001
(Constant) 13.771 6.358 2.166 .034 1 X1 .696 .190 .389 3.662 .001 X2 .785 .224 .373 3.510 .001 a. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014) Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Variabel pengendalian internal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) di pemerintah kota palopo, hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya yaitu 0,001, yang lebih kecil dari 0,05. Nilai 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (3.662) > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (1,998) artinya, jika ditingkatkan variabel pengendalian internal sebesar satu satuan, maka kecenderungan kecurangan (Fraud) tidak akan bertambah sebesar 0,696. Pengendalian internal berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud)
64
b. Variabel kompensasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) di pemerintah kota palopo, hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya yaitu 0,001, yang lebih kecil dari 0,05. Nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (3.510) > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (1,998) artinya, jika ditingkatkan variabel kompensasi sebesar satu satuan, maka kecenderungan kecurangan (Fraud) tidak akan meningkat sebesar 0,785. c. Konstanta sebesar 13.771, artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka kecenderungan kecurangan (Fraud) di pemerintah kota palopo tetap sebesar 13.771. d. Berdasarkan hasil uji T maka rumus persamaan regresinya adalah : Y = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + e Y = 13.771 + 0.696 X1 + 0.785 X2
5.5.2
Uji F (Uji Simultan) Uji ini dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dapat
diterima ataupun ditolak. Dalam uji ini, nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan ketentuan sebagai berikut : • 𝐻𝑜 diterima, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 • 𝐻𝑜 ditolak, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Dimana : a.
Ho: β 1β 2= 0 Pengendalian internal dan kompensasi tidak signifikan atau tidak
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
kecenderungan
kecurangan (Fraud). b.
Ha: β 1β2 ≠ 0 Pengendalian internal dan kompensasi signifikan atau berpengaruh secara simultan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).
65
Hasil analisis uji F dalam penelitian ini adalah seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini : Tabel 5.10 Uji F (Uji secara Simultan) ANOVAb Model
1
Regression Residual
Sum of Squares 928.144 2150.010
df 2 62
Mean Square 464.072 34.678
F
P.
13.382
.000a
Total 3078.154 64 a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengendalian Internal b. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2014) Tingkat signifikansi dari yang digunakan dalam pengujian ini ialah α = 5%, derajat kebebasannya ialah df1 (jumlah variabel - 1) = 3 -1 = 2 dan df2 (n – jumlah variabel) = 65 - 3 = 62. Setelah melihat tabel F, maka hasil yang diperoleh untuk 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ialah sebesar 3,145. Dari tabel di atas, mengungkapkan bahwa nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah 13.382 dengan tingkat probabilitasnya <0,001. Dari kedua perhitungan, diketahuilah bahwa 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 13.382 > 3,145 dan nilai probabilitasnya (<0,001) < 0,05, yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel independen yaitu pengendalian internal dan kompensasi secara serempak adalah signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).
66
5.6
Pembahasan
Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Dalam pengujian secara parsial (Uji T) menunjukkan bahwa, variabel pengendalian internal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) di pemerintah kota palopo, hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya yaitu 0,001, yang lebih kecil dari 0,05. Dan nilai 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 3.662 yang lebih besar dari 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1.998 artinya, jika ditingkatkan variabel pengendalian internal sebesar satu satuan, maka kecenderungan kecurangan (Fraud) tidak akan bertambah sebesar 0,696. Dengan
demikian
hipotesis
pertama
(H1)
“Pengendalian
internal
berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud)” dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengendalian internal di suatu instansi maka dapat menurunkan tingkat kecenderungan kecurangan (Fraud) di sektor pemerintahan. Ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan Wilopo (2006), Pristiyanti (2012), Najahningrum dkk (2013), Adelin dan Fauzihardani (2013) yang juga melihat pengaruh pengendalian internal terhadap
kecenderungan
kecurangan
(Fraud).
Hasil
penelitian
mereka
menunjukkan bahwa semakin efektif pengendalian internal maka semakin kecil kecenderungan terjadinya kecurangan. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Sementara itu dari hasil uji yang sama secara parsial (Uji T), variabel kompensasi
juga
berpengaruh
secara
positif
dan
signifikan
terhadap
kecenderungan kecurangan (Fraud) di pemerintah kota palopo, hal ini terlihat dari nilai probabilitasnya yaitu 0,001, yang lebih kecil dari 0,05. Dan nilai 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 3.510 yang lebih besar 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,998 artinya, jika ditingkatkan variabel kompensasi
67
sebesar satu satuan, maka kecenderungan kecurangan (Fraud) tidak akan meningkat sebesar 0,785. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) “Kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud)” dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sesuai kompensasi pegawai di suatu instansi maka dapat menurunkan tingkat kecenderungan kecurangan (Fraud) di sektor pemerintahan. Ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan Thoyibatun (2009), dan Zulkarnain (2013) yang juga melihat pengaruh kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kesesuain kompensasi maka semakin kecil kecenderungan terjadinya kecurangan. Pengaruh Pengendalian Internal dan Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Dalam pengujian Anova (Uji F), diperoleh hasil bahwa 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 13.382 > 3,145 dan nilai probabilitasnya (<0,001) < 0,05. Dimana angka tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel independen yaitu pengendalian internal dan kompensasi secara serempak adalah signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) di Pemerintah Kota Palopo. Dari hasil yang diperoleh ini, sesuailah dengan hipotesis yang ketiga (𝐻3) yaitu “pengendalian internal dan kompensasi berpengaruh secara simultan terhadap pencegahan kecenderungan kecurangan (Fraud) di Pemerintah Kota Palopo”.
68
Dalam pengujian koefisien determinasi (R2), yang tercantum dalam tabel di bawah ini : Tabel 5.11 Uji Determinan ( R2) Model Summaryb Model
R
dimension0 1 .549a
R Square .302
Adjusted R Square .279
Std. Error of the Estimate 5.88877
DurbinWatson 1.620
a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengendalian Internal b. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Tabel diatas menunjukkan daya ramal model sebesar 30,2 % yang diperoleh dari nilai R Square 0,302. Sedangkan tingkat pengaruh variabel independent yaitu pengendalian internal dan kompensasi secara bersama terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) di Pemerintah Kota Palopo ialah sebesar sebesar 27.9% dan sisanya 72,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar kedua variabel independent dalam penelitian ini. Angka tersebut dapat dilihat dari tabel 5.11 dimana Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0.279 atau 27.9 %.
BAB VI PENUTUP
6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah
diajukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Hasil temuan Ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan Wilopo (2006), Pristiyanti (2012), Najahningrum (2013), Adelin dan Fauzihardani (2013), sehingga penelitian ini didukung. Hal ini membuktikan bahwa semakin baik pengendalian internal di sebuah instansi, maka semakin rendah kecenderungan kecurangan. 2. Kompensasi berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Hasil temuan ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan Thoyibatun (2009), dan Zulkarnain (2013). Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat kesesuaian kompensasi di sebuah instansi, maka semakin rendah kecenderungan kecurangan. 3. Pengaruh pengendalian internal dan kompensasi secara bersama terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud) di Pemerintah Kota Palopo ialah sebesar sebesar 27.9% dan sisanya 72,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar kedua variabel independent dalam penelitian ini.
69
70
6.2
Saran Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan beberapa hal yakni
memperluas obyek penelitian, tidak terbatas pada satu pemerintahan saja, dan menambahkan variabel lain yang diperkirakan mempengaruhi kecenderungan kecurangan seperti ketaatan hukum, komitmen organisasi, dan moralitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bahwa pengendalian internal, dan kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecenderungan kecurangan (Fraud). Bagi pihak Pemerintah Kota Palopo terutama bagi Walikota dan pimpinan masing-masing SKPD diharapkan untuk dapat lebih mengefektifkan dan mengembangkan pengendalian internal (penerapan wewenang dan tangggung jawab, komunikasi dan informasi serta pengawasan dan evaluasi) dan pemberian kompensasi yang sesuai (khususnya gaji dan tunjangan) terhadap pegawai agar dapat menekan terjadinya praktek kecurangan.
6.3
Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini telah dirancang dan direncanakan semaksimal
mungkin namun masih terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang masih perlu direvisi penelitian selanjutnya antara lain: 1. Dimana dari model penelitian yang digunakan, diketahui bahwa variabel penelitian yang digunakan hanya dapat menjelaskan sebesar sebesar 27.9% sedangkan 72,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Sehingga variabel penelitian yang digunakan terbatas dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).
2. Penelitian ini merupakan metode survei menggunakan kuesioner tanpa dilengkapi dengan wawancara atau pertanyaan lisan. Keterbatasan yakni
71
peneliti tidak bisa mengontrol jawaban responden apabila responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Pada saat pengisian kuesioner responden tidak didampingi, sehingga ada kemungkinan
responden
yang
kurang
memahami
maksud
dari
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner akan memberikan jawaban yang kurang sesuai.
72
DAFTAR PUSTAKA
Adelin, V. dan Fauzihardani, E. 2013. Pengaruh Pengendalian Internal, Ketaaatan pada Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan Terhadap Perilaku Tidak Etis. WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013 Albrecht, W., et.al. 2012. Fraud Examination. Connecticut: Cengage Learning. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), 2007. Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. AU Section 316. PCAOB Standards and Related Rules as of December 2006. New York, NY: AICPA. Aranta, P.Z. 2013. Pengaruh Moralitas Aparat Dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pemerintah Kota Sawahlunto). (Online), (ejournal.unp.ac.id, diakses 18 Feb 2014). Association of Certified Fraud Examiners Manual, 2006 Edition. Hall, J.A. 2011. Principles of Accounting Information systems., Asia Edition. Cengage Learning. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Fatir, D. 2013. Catatan Akhir Tahun - Korupsi Barang Dan Jasa Dominasi 2013. (Online), (http://www.antara-sulawesiselatan.com, diakses 19 Feb 2014). Fauwzi, M.G. 2011. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Fischer, H. 2013. Peringkat Korupsi 2013. (Online), (http://www.dw.de, diakses 19 Feb 2014). Handoko, T.H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Ed. 2. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan dan Malayu, S.P. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia,Jakarta: Bumi Aksara. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua. Salemba Empat, Jakarta. Infokorupsi.com. 2009. Kejari Palopo Ekspose Kasus Korupsi Pengadaan Alkes RS Sawerigading Palopo di BPKP Makassar, (Online), (http://infokorupsi.com/, diakses tanggal 19 Oktober 2014)
73
Infokorupsi.com. 2010. Tersangka Korupsi Bulog Palopo Sulawesi Selatan Segera Ditetapkan, (Online), (http://infokorupsi.com/, diakses tanggal 19 Oktober 2014) Infokorupsi.com. 2013. Korupsi Rp 34 Miliar, Mantan Wali Kota Palopo Divonis 7 Tahun Penjara, (Online), (http://infokorupsi.com/, diakses tanggal 19 Oktober 2014) Kabar Toraja. 2014. Ini Peta Korupsi di Sulsel. (Online), (http://kabar-toraja.com, diakses 19 Feb 2014). Kompasiana. 2013. 10 Tahun KPK! Indonesia Paling Korup di Asia Pasifik!. (Online). (http://politik.kompasiana.com, diakses 19 Feb 2014). Mulyadi. 2002. Auditing. Yogyakarta: Salemba Empat. Najahningrum A.F. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan (Fraud) : Persepsi Pegawai Dinas Provinsi DIY. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado. Nawawi, Hadari. 2001 .MSDM Untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University. Palopo Pos. 2013. Palopo Target WTP. (Online). (http://www.palopopos.co.id, diakses Tanggal 20 Februari 2014) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. 2006. Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia Pristiyanti, I.R. 2012. Persepsi Pegawai Instansi Pemerintah Mengenai FaktorFaktor yang Mempengaruhi Fraud di Sektor Pemerintahan. Accounting Analysys Journal AAJ1(1)(2012) Rivai, V. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sekaran. 2009. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba 4. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sunyoto, D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS. Thoyibatun, S. 2009. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Keuanganvolume 16, 2: 245-260. Tiro, M. A. 2008a. Analisis Korelasi dan Regresi, Edisi ketiga. Makassar: Andira Publisher. Tiro,
M. A. 2008b. Dasar-dasar Statistika, Edisi ketiga. Makassar: Andira Publisher.
74
Tuanakotta, T.M. 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tunggal, A.W. 2011. Teori dan Kasus Internal Auditing. Jakarta: Harvarindo Tunggal, A.W. 2012. Pedoman Pokok Audit Internal. Jakarta: Harvarindo Wexley, Kenneth N dan Yuki A. 2003. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Ed.Shobaruddin. Jakarta : PT Rineka Cipta. Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. www.coso.org. Internal Control - Integrated Framework. (http://www.coso.org, diakses tanggal 15 Juli 2014)
(Online),
Zulkarnain, R.M. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Fraud pada Dinas Kota Surakarta. Accounting Analysys Journal AAJ1(3)(2013)
75
LAMPIRAN Lampiran 1: Biodata BIODATA IDENTITAS DIRI Nama
: Andi Amirullah Arif Tiro
Tempat, Tanggal Lahir
: Ujung Pandang, 25 Februari 1992
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat Rumah
: Jl. Sultan Alauddin 3 Lr 3 No. 9, Makassar
Nomor HP
: 087842064433
Alamat email
:
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN Pendidikan Formal 1998-2004
: SD Negeri Mannuruki Makassar
2004-2007
: SMP Negeri 3 Makassar
2007-2010
: SMA Negeri 2 Makassar
2010-2014
: Universitas Hasanuddin
Pengalaman Organisasi a. Anggota Ikatan Mahasiswa Akuntansi UNHAS 2011-2014 b. Anggota Divisi Minat dan Bakat Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi 20112012 Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya. Makassar, Agustus 2014
Andi Amirullah Arif Tiro
76
Lampiran 2: Kuesioner LEMBAR KUESIONER Responden yang Terhormat, Sebelumnya diucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kesediaan anda mengisi lembaran kuesioner ini. Adapun disampaikan bahwa kuesioner ini dibuat oleh: Nama
: Andi Amirullah Arif Tiro
NIM
: A31110114
Jurusan/Fakultas
: S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas
: Hasanuddin Makassar
Kuesioner ini merupakan bagian dari proses pengumpulan data untuk keperluan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Pengendalian Internal, dan Kompensasi
Terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
(Fraud)
pada
Pemerintah Kota Palopo”. Jawaban yang anda berikan tidak akan dinilai sebagai BENAR atau SALAH karena apa yang menjadi kebenaran adalah sesuai apa yang anda rasakan dan yakini. Data yang diperoleh akan kami rahasiakan dan tidak akan kami sebar luaskan, karena hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/Saudari sekalian kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Dengan hormat,
Andi Amirullah Arif Tiro
77
KUESIONER “Pengaruh Pengendalian Internal dan Kompensasi terhadap Penurunan Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Palopo” Identitas Responden 1. Nomor Responden :…………………………………………(diisi oleh peneliti) 2. Nama :…………………………………………………………… 3. Jenis Kelamin 4. Umur
: Laki-laki Perempuan : ……………………………………………………………
5. Tingkat Pendidikan : SMA D3 S1 S2 S3 6. Jabatan : …………………………………………………………… 7. Masa Kerja
: <5 tahun 5-10 tahun >10 tahun
Petunjuk : mohon Bapak/Ibu memberi tanda check list ( V ) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan keadaan ditempat Bapak/Ibu bekerja Pilihan jawaban : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral (Tidak tahu/ Tidak dapat menentukan pilihan) TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju Pengendalian Internal No
Pernyataan
1
Di instansi tempat saya bekerja pembagian tugas secara fungsional telah terstruktur sesuai dengan kompetensi masing-masing. Penerapan wewenang dan tanggung jawab di instansi tempat saya bekerja tidak terlalu dipentingkan. Di instansi tempat saya bekerja, otorisasi transaksi dan bukti pendukung laporan keuangan dapat diabaikan. Pemeriksaan fisik atas kekayaan pemerintahan (kas, persediaan dan aset lainnya) di instansi tempat saya bekerja hanya dilakukan pada saat diperlukan. Di instansi tempat saya bekerja identifikasi masalah dan kendala dalam kinerja sangat diperhatikan. Informasi dan komunikasi antar unit kerja di tempat saya bekerja telah berjalan dengan baik. Di instansi tempat saya bekerja, sistem akuntansi tidak dapat mencatat seluruh transaksi keuangan.
2 3 4
5 6 7
SS S N TS STS
78
8 9
Di instansi tempat saya bekerja, pemantauan prosedur atas aktivitas operasional selalu dilakukan. Evaluasi atas aktivitas operasional untuk menilai pelaksanaan pengendalian internal (misalnya, derajat keamanan kas, persediaan dan aset lainnya) tidak dilakukan secara terus menerus.
Kompensasi No
Pernyataan
1
Di instansi tempat saya bekerja, gaji yang diberikan telah sesuai dengan tingkat pekerjaan yang saya lakukan sebagai pegawai pemerintahan. Di tempat saya bekerja , instansi selalu memberikan imbalan tunai dalam setiap kegiatan (Kepanitiaan) yang berada di luar jam kerja. Di tempat saya bekerja, bila pegawai bekerja melebihi waktu kerja (lembur) maka ada insentif tersendiri yang diberikan oleh instansi. Di instansi tempat saya bekerja, tunjangan pegawai yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan. Di instansi tempat saya bekerja, fasilitas dalam menunjang kinerja pemerintahan sangat diperhatikan Di tempat saya bekerja, promosi dan naik golongan sebaiknya diberikan atas dasar prestasi kerja yang telah dicapai pegawai
2
3 4 5 6
SS S N TS STS
Kecenderungan Kecurangan (Fraud) No 1 2 3
4 5
Pernyataan Di instansi tempat saya bekerja pencatatan tanggal transaksi terkadang tidak sesuai dengan waktu transaksi yang sebenarnya. Instansi tidak pernah mencatat biaya-biaya fiktif (biaya transportasi atau kebutuhan lain) dalam melaksanakan pekerjaan. Di tempat saya bekerja pengadaan barang dan kelengkapan fasilitas telah sesuai dengan standar harga dan kualitas yang telah dianggarkan Instansi melaporkan pengungkapan atas laporan keuangan yang memadai dan tidak ada yang di tutup-tutupi. Instansi tidak pernah melakukan pemindahan suatu anggaran tertentu ke anggaran lainnya.
SS S N TS STS
79
6 7 8
9 10 11 12 13 14
Di instansi ini tidak pernah terjadi pengeluaran yang ilegal atau yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pemerintah. Kecurangan terhadap pengadaan perlengkapan instansi atau aset lainnya tidak pernah terjadi. Instansi kadang memberikan kemudahan dalam proses pelayanan hanya pada beberapa entitas lain saja yang memberikan imbalan/ balas jasa/ hadiah, walaupun tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Pegawai ataupun pimpinan tidak pernah melakukan praktik penyuapan. Di instansi ini pernah ditemukan pemberian hadiah atau pemberian ilegal lainnya yang tidak dibenarkan oleh peraturan yang berlaku. Pimpinan tidak pernah memanipulasi kinerjanya untuk mendapatkan penghargaan Pimpinan tidak pernah memanipulasi pengelolaan dan pencatatan atas kekayaan/ aktiva instansi Terdapat unsur/unit kerja dalam instansi yang melaksanakan suatu pekerjaan tidak sesuai prosedur. Pegawai dapat mengakses aplikasi tertentu dan database secara bebas.
80
Lampiran 3: Tabulasi Kuesioner dan Master Tabel TABULASI KUESIONER NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5
2 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4
3 4 5 4 5 4 4 5 5 4 1 5 4 4 4 5 4 4 4 5
4 4 2 4 3 4 2 3 5 4 1 5 2 4 2 5 5 2 2 3
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4
6 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4
7 4 4 3 4 4 2 2 4 4 1 5 5 4 4 4 5 4 4 4
8 4 4 2 4 2 2 2 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4
9 10 11 12 13 14 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 5 5 4 4 1 4 4 4 4 2 4 5 5 5 4 2 2 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 5 4 5 5 5 5 3 5 5 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 5 5 5 2 5 4 3 4 4 3 3 5 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 1 4 4 4 4
PERNYATAAN 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 1 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 5 4 4 5 1 5 3 4 5 4 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 5 2 2 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 2 4 4 5 4 1 5 2 5 4 4 5 1 2 4 2 2 3 4 5 4 5 5 4 4 3 3 1 5 1 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 2 2 5 5 5 5 2 2 5 1 5 5 1 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 2 4 5 2 2 2 4 2 2 4 2 4 4 3 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 1 3 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 1 2 4 2 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 5 3 4 3 3 4 4 2 4 5 4 5 4 2 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 1
81
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
4 4 5 2 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5
4 4 4 5 5 5 1 1 5 5 5 1 1 5 1 5 1 2 5 2 2 5 2 5 2 1
4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2
3 4 4 1 5 4 3 3 3 4 1 5 4 4 5 4 5 5 3 5 5 4 5 4 5 3
4 4 4 4 4 4 2 5 3 5 3 2 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 3
4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 2 5 5 5 3 5 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 1 3 1 1 3 1 2 3 1 1 1 2 3 1 3 4 3 2 1 1
4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 3 2 5 3 5 4 5 5 3 5 4 4 5
4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4
4 4 5 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1
2 4 4 2 4 4 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1
2 5 4 2 4 4 5 3 1 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 5 1 3
2 4 5 2 3 4 5 5 3 4 3 5 5 5 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 3 3
2 4 5 5 3 4 5 5 2 4 3 5 5 3 5 3 3 3 3 5 3 5 4 1 5 4
2 2 1 4 1 2 3 1 2 1 1 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
2 2 5 2 2 2 2 3 3 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2
4 5 5 5 4 4 5 2 5 3 3 3 3 5 2 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 3
2 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 3 3 3 5 5 5 5 3 5 3 3
4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 5 3 5 3 5
4 4 5 4 5 4 1 5 3 5 5 1 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5
4 4 5 4 4 4 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1
4 4 5 4 5 4 1 3 4 4 3 3 3 1 4 3 3 4 1 1 4 4 3 3 4 3
4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 2 2 4 5 3 3 3 5 3 3 2 4 4 5 3
2 4 5 1 4 4 4 2 2 1 1 3 4 3 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1
4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 3 5 3 5 4 3 3 2 3 5 5 4 4 5
4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 3 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4 3
4 4 5 4 4 4 3 1 4 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 4 3 1 3 1
2 4 2 4 3 2 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5
82
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5
5 2 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3
5 1 5 5 4 3 5 5 4 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 5
4 3 3 4 3 1 5 5 3 4 4 1 3 2 4 1 1 4 4 5
3 3 2 5 3 3 3 2 3 5 5 5 3 5 5 3 5 5 2 3
3 3 5 5 3 4 5 3 4 3 3 3 5 5 5 3 5 4 3 5
3 3 1 2 3 3 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 3 1
5 3 5 3 3 3 5 5 4 5 3 5 3 3 5 5 5 4 3 3
4 3 4 3 3 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3
2 2 2 1 1 2 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 4
1 2 2 1 3 2 4 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3
3 3 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 3 3 3 5 3 5 3
3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 3 5 5 5 5 5 5 3 5 4
4 3 3 3 4 4 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5 3 4 3 3
1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 1 3 3
4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 5 5 3 3 5 5 3 3 5
1 3 3 4 3 3 2 5 4 4 3 4 5 3 3 5 5 2 5 5
5 3 3 4 1 3 2 4 5 3 3 2 3 3 4 5 5 5 5 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 5 5 5 3 5 5 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 1 1 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3
1 3 5 2 1 3 1 4 5 5 5 5 3 5 5 2 3 2 1 1
5 2 5 3 3 3 1 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 3
1 5 1 1 1 5 2 1 3 1 5 1 3 3 1 1 3 1 1 1
5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
83
MASTER TABEL No. Resp
JK
1
P
51
S1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
L P P L L L L L L L P
28 27 32 35 25 40 39 26 51 30 54
SMA S1 S2 SMA S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
13
L
32
S1
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
L L L L L P L P L L P P L P L P P L L L P L L L
36 37 38 31 35 37 43 35 34 35 28 51 43 42 46 33 38 40 48 35 46 34 44 40
SMA S1 S1 S1 S1 S2 S2 S1 S1 S2 SMA S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Umur Pend
Jabatan Kasubag Keuangan Bendahara KTU Staf Keuangan Bendahara Kasubag Staf Keuangan KTU Staf Keuangan Kepala Bidang KTU KTU Bendahara Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Bendahara Kasubag Kasubag Sekretaris Staf Keuangan Kasubag Staf Keuangan Bendahara Kabid Kabid perkebunan Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Kabid Staf Keuangan Kabid Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan
Masa kerja
Keterangan
>10
Dinas Kesehatan
5-10 <5 5-10 <5 <5 5-10 <5 5-10 >10 <5 >10
Dinas Pendidikan Kantor Perpustakaan Administrasi Pembangunan Dinas Pekerjaan Umum DPPKAD Dinas kehutanan Kantor Pelayanan Terpadu DPRD Dinas Kebersihan Pemadam Kebakaran Dinas Kependudukan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Perhubungan RS Umum Badan Lingkungan Hidup BPMP & KB Dinas Tata Ruang BAPPEDA BPBD Dinas Pertambangan KOSPERINDAG DISPORA KESBANGPOL Dinas Pariwisata Dinas Kehutanan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Dinas Kebersihan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Perhubungan Dinas Tata Ruang Dinas Tata Ruang Dinas Pertambangan
<5 5-10 5-10 5-10 5-10 >10 >10 >10 5-10 5-10 <5 5-10 >10 5-10 5-10 5-10 5-10 >10 >10 >10 5-10 >10 5-10 >10 >10
84
38
L
30
S1
Staf Keuangan
5-10
39
L
42
S1
Staf Keuangan
5-10
40
L
35
S1
Staf Keuangan
5-10
41 42 43 44 45 46 47
L L P P P P L
47 36 35 37 47 30 30
S2 S1 S1 S2 S1 SMA SMA
>10 5-10 5-10 5-10 >10 5-10 5-10
48
L
34
S1
5-10
RS Umum
49 50 51 52
P L P L
28 43 50 40
D3 S2 D3 S1
5-10 >10 >10 >10
RS Umum DPRD DPRD Pemadam kebakaran
53
P
42
S1
>10
BPBD
54 55 56 57 58 59
L L P L L P
40 41 28 27 32 27
S1 S1 SMA SMA S1 S1
>10 >10 5-10 <5 5-10 <5
BAPPEDA Badan Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihan Dinas kependudukan Dinas Kependudukan
60
P
42
S1
>10
DISPORA
61
L
30
SMA
5-10
DISPORA
62
P
41
S1
>10
KESBANGPOL
63 64 65
L P L
32 47 43
SMA S1 S2
Sekretaris Kabid Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Kasubag keuangan Staf Keuangan Kabag Staf Keuangan Kabag Pemadam Kasubag keuangan Staf Keuangan Sekretaris Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Kasubag keuangan Staf Keuangan Kasubag keuangan Staf Keuangan Staf Keuangan Sekretaris
Dinas Pekerjaan Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pertambangan Dinas Kehutanan KOSPERINDAG KOSPERINDAG BPBD Pemadam kebakaran
<5 >10 >10
KESBANGPOL BPMP & KB DPPKAD
85
Lampiran 4: Nama SKPD Untuk Sampel Penelitian
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan
ALAMAT
JL. Lamaranginang Tlp. (0471) 21320 Dinas Kesehatan JL. KHM.Hasyim. Tlp. (0471) 24016 Dinas Koperasi , UMKM, Perindustrian dan JL. Tandipau Perdagangan Tlp. (0471) 23331 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi JL. Andi Mas Jaya.No.21. Tlp. (0471) 325309 Dinas Kebersihan,Pertamanan dan JL. Andi Mas Jaya Pemakaman No.21 Tlp. (0471) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata JL. Samiun Tlp. (0471) 23087 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil JL. Andi Mas Jaya Tlp. (0471 ) 24659 Dinas Pendidikan JL. KH. Muh.Hasyim Tlp. (0471) 326086 Dinas Perhubungan,Komunikasi dan JL. Andi Djemma Informatika Tlp. (0471) 327458 Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya JL. Balaikota. No.1 Tlp. (0471) 23394 Dinas Pertanian dan Peternakan JL. Veteran Tlp. (0471) 21019 Dinas Kelautan dan Perikanan JL. Andi Tadda Tlp. (0471) 23515 Dinas Pekerjaan Umum Daerah JL. Balaikota. No.1 Tlp. (0471) 23394 Dinas Pertambangan dan Energi JL. Mas Jaya Tlp. (0471) 23830 Dinas Pemuda dan Olah Raga JL. A. Hamid Opu Onang.No.3 Tlp. (0471) 23763 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan JL. Andi Djemma dan Aset Daerah Tlp. (0471) 327458 Inspektorat JL. Andi Mas Jaya. Tlp. (0471) 325398 Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Linmas JL. KHM.Hasyim Tlp. (0471) 307432 Badan Pemberdayaan Masyarakat,Perempuan JL. Andi Djemma dan Keluarga Berencana Tlp. (0471) 21007 Badan Lingkungan Hidup JL. Samiun.No.6 Tlp. (0471) 325350 Badan Penanaman Modal JL. Andi Djemma Tlp. (0471) 21007 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah JL. Andi Machmud
86
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Tlp. (0471) 22577 Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana JL. Tandipau Penyuluhan Tlp. (0471) 23098 Badan Kepegawaian Daerah Tlp. (0471) 326667 Badan Penanggulan Bencana Daerah Kantor Pemadam Kebakaran JL. Pongsimpin Tlp. (0471)22501 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja JL. Andi Djemma.No.66 Tlp. (0471) 22671 Kantor Pelayanan Terpadu JL. KHM.Hasyim.No.5 Tlp. (0471) 23692 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi JL. Andi Djemma Tlp. (0471) 22569 DPRD JL. A.Baso Rahim Tlp. (0471) 22626 Rumah Sakit Umum Sawerigading JL. Samiun.No.2 Tlp. (0471) 21015 PDAM JL. Pongsimpin Tlp.(0471) 21247
87
Lampiran 5: Hasil Uji Statistik Statistics X1 N
Valid
X2
Y
65
65
65
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum Percentiles 25
0 31.6000 .48078 31.0000 30.00 3.87621 15.025 -.258 .297 -.101 .586 18.00 21.00 39.00 1989.00 28.0000
0 12.0615 .40837 11.0000 8.00a 3.29240 10.840 .285 .297 -.795 .586 13.00 6.00 19.00 784.00 9.0000
0 44.5385 .86020 44.0000 39.00a 6.93514 48.096 .587 .297 1.254 .586 37.00 28.00 65.00 2895.00 39.0000
50
31.0000
11.0000
44.0000
75
33.0000
14.0000
48.5000
Missing
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
88
Lampiran 6: Hasil Analisis Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel Pengendalian Internal Sebelum Item Deleted Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9
Scale Variance if Item Deleted
31.3600 31.2400 31.1600 32.1600 31.3200 31.2800 31.6800 31.5200 32.1200
Corrected Item-Total Correlation
19.240 18.773 17.057 12.973 18.477 16.793 14.643 15.677 12.943
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.042 .194 .304 .575 .302 .454 .637 .425 .625
.748 .728 .716 .663 .718 .694 .655 .696 .648
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.725
9
Setelah Item Deleted Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9
27.1200 27.0400 28.0400 27.2000 27.1600 27.5600 27.4000 28.0000
Scale Variance if Item Deleted 17.777 16.123 12.707 17.917 16.140 13.923 15.250 12.250
.370 .349 .535 .375 .458 .658 .397 .644
.748 .738 .707 .748 .722 .680 .731 .676
89
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.748
8
Variabel Kompensasi Sebelum Item Deleted Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item10 item11 item12 item13 item14 item15
Scale Variance if Item Deleted
16.8400 16.5200 16.3600 17.1200 16.8800 18.4800
Corrected Item-Total Correlation
4.807 4.343 3.990 3.693 4.943 7.760
.107 .396 .530 .396 .030 -.490
Cronbach's Alpha if Item Deleted .229 .022 -.087 -.059 .301 .584
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.259
6
Setelah Item Deleted Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item10 item11 item12 item13
Scale Variance if Item Deleted
11.3200 11.0000 10.8400 11.6000
4.227 3.667 3.473 3.833
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .665
N of Items 4
Corrected Item-Total Correlation .337 .630 .716 .327
Cronbach's Alpha if Item Deleted .744 .490 .433 .690
90
Variabel Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Sebelum Item Deleted Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29
Scale Variance if Item Deleted
49.5600 50.4400 49.5600 49.2400 49.5200 49.2400 49.3200 49.6000 49.0800 49.7200 49.0000 49.2800 49.4000 50.2000
30.507 31.340 31.423 31.357 30.093 29.857 29.227 28.750 32.243 30.377 34.083 32.960 31.167 42.667
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .648
N of Items 14
Corrected Item-Total Correlation .423 .202 .292 .347 .540 .571 .641 .465 .296 .264 .300 .377 .392 -.464
Cronbach's Alpha if Item Deleted .608 .647 .627 .620 .594 .590 .580 .595 .628 .635 .635 .625 .614 .773
91
Setelah Item Deleted Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28
Scale Variance if Item Deleted
46.4400 47.3200 46.4400 46.1200 46.4000 46.1200 46.2000 46.4800 45.9600 46.6000 45.8800 46.1600 46.2800
36.507 37.143 36.257 38.027 35.250 35.693 35.333 35.343 38.540 36.000 40.610 38.973 37.877
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .773
N of Items 13
Corrected Item-Total Correlation .446 .341 .419 .317 .648 .605 .639 .426 .307 .310 .302 .435 .354
Cronbach's Alpha if Item Deleted .754 .782 .757 .766 .736 .740 .737 .756 .767 .774 .769 .759 .763
92
Lampiran 7: Hasil Analisis Asumsi Klasik Uji Normalitas
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Unstandardized Residual
.099
a. Lilliefors Significance Correction
df
Sig. 65
.183
Shapiro-Wilk Statistic .951
df
Sig. 65
.013
93
Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics Toleranc e
VIF
X1
.999
1.001
X2
.999
1.001
a. Dependent Variable: Y Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant )
Standardized Coefficients
Std. Error
-4.557
4.024
X1
.212
.120
X2
.198
.142
a. Dependent Variable: Y
Beta
t
Sig.
-1.133
.262
.215
1.763
.083
.171
1.400
.166
94
Lampiran 8: Hasil Analisis Uji Hipotesis Uji Parsial (Uji T) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Std. Error
B 1 (Constant) 13.771
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig. Tolerance
6.358
2.166 .034
VIF
X1
.696
.190
.389 3.662 .001
.999 1.001
X2
.785
.224
.373 3.510 .001
.999 1.001
a. Dependent Variable: Y Uji Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
df
F
928.144
2
464.072
Residual
2150.010
62
34.678
Total
3078.154
64
13.382
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb Model R dimension0 1 .549a
R Square .302
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Adjusted R Square .279
Std. Error of the Estimate 5.88877
DurbinWatson 1.620