SKRIPSI
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN MAHASISWA TINGKAT II DALAM MEMASANG INFUS DI AKADEMI KEPERAWATAN SEHAT BINJAI TAHUN 2015
Oleh SUNARDI 13 02 06 167
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
SKRIPSI
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN MAHASISWA TINGKAT II DALAM MEMASANG INFUS DI AKADEMI KEPERAWATAN SEHAT BINJAI TAHUN 2015 Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
Oleh SUNARDI 13 02 06 167
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015 i
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Mahasiswa Nama Nim Tempat/Tgl Lahir Jenis Kelamin Agama Suku Anak Ke Alamat
: : : : : : : :
Sunardi 130206167 Kulem Balik , 17 Juni 1992 Laki-laki Islam Jawa 2 dari 3 bersaudara Desa Kulem Balik Kec.Kute Panang Kab. Aceh Tengah
2. Data Orang Tua Nama Ayah Pekerjaan Nama Ibu Pekerjaan Agama Alamat
: : : : : :
Suradi Petani Paniyem Petani Islam Desa Kulem Balik Kec.Kute Panang Kab. Aceh Tengah
3. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1998 - 2004 2. Tahun 2004 - 2007 3. Tahun 2007 - 2010 4. Tahun 2010 - 2013 5. Tahun 2013 - 2015
: : : : :
SD Negeri Kulem Balik MTSN Wih Pesam MAN 2 Takengon DIII Keperawatan Sehat Binjai SI Keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Email 5. No telepon
: Nardi_ariga @yahoo.co.id : 081375800395
iii
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Skripsi, Maret 2015 Sunardi Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Dengan Kombinasi Media Audio Visual Dan Demonstrasi Terhadapa Keterampilan Mahasiswa Tingkat II Dalam Memasang Infus Di Akademi Keperawtan Sehat Binjai Tahun 2015 Xii + 50 hal + 6 tabel + 2 skema + 12 lampiran ABSTRAK Pembelajaran merupakan peningkatan pengetahuan secara kuantitatif dengan cara mencari dan menemukan informasi. Pencapaian tujuan pembelajaran dapat di lihat dari proses kegiatan belajar mengajar. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru dalam memperbaiki keberhasilan siswa dalam belajar adalah dengan menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tinggkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai 2015. Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain post tes only non equivalent control. Penelitian ini dilakukan di Akademi Keperawatan Sehat Binjai pada bulan Maret 2015. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan tehnik random sampling yang berjumlah 34 responden selanjutnya responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:17 responden pada kelompok menggunakan metode kombinasi dan 17 responden menggunakan metode demonstrasi. Hasil penelitian ini di peroleh mayoritas Keterampilan Mahasiswa Dalam Memasang Infus Dengan Metode Demonstrasi tidak terampil yaitu 9 orang (52,9%). keterampilan mahasiswa dengan metode kombinasi media audio visual dengan demonstrasi adalah terampil sebanyak 14 orang (82,4%). Hasil uji independent t-test diperoleh nilai (p value = 0.000 p< 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tingkt II dalam memasang infus di akademi keperawatan sehat binjai tahun 2015. Disarankan kepada seluruh dosen dan bagian kurikulum di Akedemi Keperawatan Sehat Binjai agar menggunakan metode kombinasi audio visual & demonstrasi sehingga akan menghasilkan kompetensi mahasiswa yang baik dalam mata kuliah ilmu keperawata dasar khususnya dalam keterampilan memasang infus. Kata kunci Daftar pustaka
: Metode pembelajaran, demonstrasi, audio visual : 31 (2001-2013)
iv
PROGRAM STUDY NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Mini-thesis, March 2015 Sunardi The Effectivity of Demonstration Learning Method with Combination of Audio Visual Media and Demo on Students’ Skill in Grade II in Putting IntravenouInfuses at Akademi Keperawatan Sehat Binjai for 2015. xii + 50 pg + 6 table + 2 scheme + 12 enclosure ABSTRACT Learning in academic is acknowledged to improve alternatively and quantitatively with aimed at seeking and find the information. Achieving the target of learning can be seen on the normal process in learning itself. One of methods that a teacher can adopt in improving the quality of student is the application in field. The objective of this study is to determine the effectiveness of learning with demonstration with combination of audio visual media and with a demo on their skill as student of grade II, in field while one is to put the intravenous-infuses held at Akademi Keperawatan Sehat Binjai 2015. This study adopted quasi experimental method with post test only non equivalent control design. This research was conducted at Akademi Keperawatan Sehat Binjai during March 2015. The sample in this research are with random sampling technique , involved 34 respondents. The respondent was divided into two groups, they are; 17 respondents as a combination method group, and the other 17 respondents with demonstration method. In this research noted that mostly student in their skill with audio visual media combination with demonstration then got skillful at least 14 students (82,4%). Still, majority their skill in putting intravenous infuses is noted not skill at least 9 students (52,9%). With independent t-test obtained such as rate of (p-value = 0.000 (p< 0.05). This indicated that there is a significantly differences of demonstration learning method combination with a audio visual media and demo on their skill as student mainly in their duty to put the intravenous-infuses while at institute. It is suggested to all lecturers and curriculum division in the institute should apply urgently a combination of audio visual method and demonstration method, in order to got their competency as student either in basic subject of nursing studies particularly while putting the intravenous-infuses skill. Keywords Bibliography
: learning method, demonstration, audio visual : 31 (2001-2013)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Nikmat Karunianya terutama nikmat kesehatan, keimanan serta kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Dan Kombinasi Media Audio Visual Dan Demonstrasi Terhadap Keterampilan Mahasiswa Tingkat II Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015”
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibuk : 1. Parlindungan Purba, SH,MM, selaku ketua yayasan Sari Mutiara Medan Indonesia. 2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Ns. Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dekan Falkultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 5. Ns. Amila, M.Kep, Sp.KMB, selaku Ketua Penguji, yang telah banyak membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan saran maupun masukan untuk kelengkapan dan kesempurnaan penyusunan skripsi ini. 6. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp.KJ, selaku penguji I yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 7. Ns. Edriyani Yonlafado Simanjuntak, S.Kep, selaku penguji II yanga telah banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 8. Ns. Marthalena Simamora, M.Kep, selaku penguji III yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
vi
9. Ilham Syaputra Siregar M.Kes, selaku Direktur Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015. 10. Yang teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan doa dan dukungan moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa/I PSIK-B yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti telah berusaha untuk dapat menyelesaiakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Namun demikian, peneliti menyadari masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan dan kebaikan skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkanya.
Medan,
April 2015
Peneliti
vii
DAFTAR ISI Hal COVER DALAM...................................................................................................... i PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................. iii ABSTRAK................................................................................................................. iv ABSTRACT................................................................................................................ v KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi DAFTAR SKEMA.................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................... A. Latar Belakang .................................................................................... B. Rumusan Masalah............................................................................... C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 1. Tujuan Umum .............................................................................. 2. Tujuan Khusus ............................................................................. D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
1 1 5 5 5 5 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... A. Metode Pembelajaran.......................................................................... 1. Pengertian .................................................................................... 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode pembelajaran ................................................................................. 3. Macam-macam Metode Pembelajaran......................................... B. Pemasangan Infus ............................................................................... 1. Pengertian .................................................................................... 2. Tujuan Pemasangan Infus............................................................ 3. Keuntungan Dan Kerugian Pemsangan Infus .............................. 4. Alat Pemasangan Infus ................................................................ 5. Prosedur Pemasangan Infus ......................................................... C. Kerangka Konsep................................................................................ D. Hipotesis Penelitian ............................................................................
7 7 7 10 12 23 23 23 24 25 26 28 28
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... A. Jenis Penelitian.................................................................................... B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................
29 29 30
viii
1. Lokasi Penelitian.......................................................................... 2. Waktu Penelitian.......................................................................... Populasi Dan Sampel Penelitian ......................................................... 1. Populasi Penelitian....................................................................... 2. Sampel Penelitian ........................................................................ Metode Pengumpulan Data ................................................................ Proses Penelitian ................................................................................. Defenisi Operasional........................................................................... Aspek Pengukuran .............................................................................. Etika Penelitian ................................................................................... Pengolahan Dan Analiasa Data........................................................... Analiasa Data ..................................................................................... 1. AnalisaUnivariat .......................................................................... 2. Analisa Bivariat ...........................................................................
30 30 30 30 30 31 32 34 34 35 37 38 38 38
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... A. Hasil Penelitian ................................................................................... B. Analisis Univariat ............................................................................... C. Analisa Bivariat .................................................................................. 1. Uji Normalitas.............................................................................. 2. Uji Independent Sample Test ....................................................... D. Pembahasan......................................................................................... 1. Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015 ....................................... 2. Efektivitas Metode Pembelajaran Kombinasi Media Audio Visual Dengan Demonstrasi Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015 ....................................................................... 3. Perbedaan Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Dengan Kombinasi Media Audio Visual Dan Demonstrasi Terhadap Keterampilan Mahasiswa Tingkat II Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai............................................................ E. Keterbatasan Penelitian.......................................................................
39 39 39 41 41 43 43
BAB V
50 50 50
C.
D. E. F. G. H. I. J.
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ A. Kesimpulan ......................................................................................... B. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
43
44
45 49
DAFTAR TABEL Hal Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6
Defenisi Operasional ......................................................................................... Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ........................................ Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keterampilan Mahasiswa Dalam Memasang Infus Dengan Metode Demonstrasi ................................... Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keterampilan Mahasiswa Dengan Metode Kombinasi Media Audio Visual Dengan Demonstrasi ....... Tes Normalitas Data .......................................................................................... Uji Independet t-test .........................................................................................
x
33 40 40 40 41 41 43
DAFTAR SKEMA Skema 2.1 Kerangka Konsep..................................................................................... Skema 3.1 Rancangan Penelitian...............................................................................
xi
Hal 28 29
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiar 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14
: Lembar Persetuajan Menjadi Responden : Lembar Peryataan Menjadi Responden : Lembar Observasi Penilaian Siswa : Lembar Pelaksanaan Penelitian : Lembar Protokol Penelitian : Master Data Penelitian : Distribusi Program Output SPSS : Surat Izin Memperoleh Data Dasar Dari Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia : Surat Balasan Izin Memperoleh Data Dasar Dari Akper Sehat Binjai : Surat Izin Melakukan Penelitian Dari Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia : Surat Balasan Izin Melakuakan Penelitian Dari Akper Sehat Binjai : Surat Selesai melakukan Penelitian : Lembar Konsultasi pembimbing : Lembar Dokumentasi
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan peningkatan pengetahuan secara kuantitatif dengan cara mencari dan menemukan informasi atau mengetahui lebih banyak. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi aktivitas mengingat, menyimpan, dan memproduksi informasi. Terdapat
beberapa
mengimplementasikan
metode strategi
pembelajaran pembelajaran
yang
dapat
diantaranya
digunakan adalah
untuk
ceramah,
demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, brainstorming, debat, symposium, dan sebagainya (Senjaya, 2008). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran diantaranya. Anak didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru (Djamarah, 2013).
Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari proses kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan dalam proses belajar akan memberikan dampak pada hasil belajar yang maksimal. Guru sebagai komponen utama dalam mencapai tujuan pembelajaran harus berusaha agar materi yang diajarkan dapat dipahami siswa. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru dalam memperbaiki keberhasilan siswa dalam belajar adalah dengan menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran sesuai dengan materi berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran salah satunya terdapat pada metode yang digunakan. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan. Beberapa metode yang digunakan dalam metode pembelajaran diantaranya metode demonstrasi dan media audio visual ( Djamarah,2013).
Metode demonstrasi merupakan cara penyajian pembelajaran dengan meragakan atau mempertujukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya atau tiruan yang sering di sertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
1
2
dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama proses pelajaran berlangsung (Djamarah, 2013).
Metode demonstrasi memiliki kelebihan diantaranya adalah membantu mahasiswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan dan adanya kesalahan-kesalahan dari hasil ceramah dapat di perbaiki melalui pengamatan dan contoh kongkret dengan menghadirkan objek sebenarnya (Trianto, 2011).
Model belajar demonstrasi dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan (Pongtuluran, 2011). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aisah, (2010) yang meneliti tentang “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil belajar Ilmu Pendidikan Alam (IPA) Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negri
2 Balanggala
Kecamatan Ampanan Tete” diperolah hasil bahwa hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA meningkat dari 73 % pada siklus I menjadi 95,10 % pada siklus II.
Selain memiliki kelebihan metode demonstrasi ini juga memiliki kekurangan diantaranya adalah mahasiswa sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan disebabkan karena jumlah mahasiswa yang terlalu banyak dan tidak semua benda dapat di demonstrasikan selain itu faktor guru yang kurang menguasai apa yang akan didemonstrasikan menjadi salah satu kelemahan karena mahasiswa sukar memahami materi yang didemontrasikan (Trianto, 2011).
Selain itu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah media audio visual seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan perkembangan media dalam pembelajaran mulai beraneka ragam jenis dan karakteristiknya, salah satu
3
adalah media audio visual. Audio visual itu merupakan media yang dapat dilihat dan di dengarkan. Alasan penggunaan media audio visual adalah karena kemampuan dalam melukiskan gambaran hidup dan suara yang memberikan daya tarik tersendiri (Eliyawati, 2005).
Media audio visual
merupakan media
yang mengabungkan penggunaan
suara. Media audio visual memadukan unsur penglihatan dan unsur pendengaran, sehingga indra bekerja dengan baik. Media audio visual yang di gunakan adalah kombinasi slide dan suara. Sistem multimedia ini serbaguna, mudah digunakan dan cukup efektif untuk pembelajaran kelompok atau perorangan. Apabila di desain dengan baik, maka media dapat membawa dampak yang dramatis dan tentunya bisa meningkatkan hasil belajar. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui kata-kata atau kalimat tertentu sehingga mahasiswa lebih mudah mencerna bahan pembelajaran dari pada tanpa bantuan media (Djamara, 2013).
Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5%
diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera
lainnya. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada materi pelajaran yang disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangatlah menonjol perbedaannya ( Arsyad, 2013).
Perkembangan teknologi media pembelajaran memberikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Media juga memberikan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan media pembelajaran mereka dapat menyerap informasi dengan cepat dan efisien. Menurut Hamalik (2000, dalam Arsyad, 2013) menjelaskan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
4
terhadap siswa. Namun penggunaan metode belajar audio visual tanpa disertai demonstrasi juga tidak efektif dalam metode pembelajaran.
Pendapat diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sovocom company dari Amerika (1998, dalam Siswosumarto, 2004). Ditemukan adanya hubungan antara jenis media dengan daya ingat manusia untuk menyerap dan menyimpan pesan, dan jenis media dengan kemampuan otak dalam mengingat pesan. Sovocom company juga menjelaskan bahwa kemampuan daya ingat melalui media audio adalah 10%, visual 40%, dan audiovisual 50%, sedangkan tingkat kemampuan menyimpan pesan berdasarkan media audio kurang dari 3 hari 70% dan setelah lebih dari 3 hari menjadi 10%, media visual kurang dari 3 hari 72% dan setelah lebih dari 3 hari menjadi 20%, media audiovisual kurang dari 3 hari 85% dan menjadi 65% setelah lebih dari 3 hari (Warsita, 2008).
Salah satu keterampilan yang diajarkan pada mahasiswa semester IV adalah memasang infus. Sehingga dalam pembelajaran membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan banyak tenaga dosen. Dengan kemajuan media pembelajaran, maka dikembangkan media audiovisual dalam pembelajaran sehingga dalam pembelajaran praktek suatu tindakan dapat disimulasikan dengan media ini. Hasil surve pendahuluan yang di lakukan peneliti pada mahasiswa semester IV Akper Sehat Binjai masih banyak mahasiswa yang belum terampil dalam memasang infus. Metode pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan metode demonstrasi. Biasanya mahasiswa belajar tehnik memasang infus hanya menggunakan metode ini saja.
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan peneliti dengan 5 orang mahasiswa mengatakan bahwa mahasiswa kurang memahami atau kurang menyukai, mahasiswa sulit untuk melihat karena mahasiswa yang terlalu banyak dan mahasiswa juga bosan dalam penggunaan metode demonstrasi. Metode belajar yang hanya menggunakan metode demonstrasi terutama pada mata kuliah keterampilan dasar contohnya memasang infus. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka
5
menginginkan agar sebelum mereka melakukan demonstrasi mahasiswa terlebih dahulu diberi kesempatan melihat video/audio visual. Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang dosen juga menyatakan bahwa salah satu keterampilan yang harus dicapai mahasiswa tingkat II Akper Sehat Binjai adalah terampil dalam mamasang infus. Namun karena keterbatasan waktu dalam melakukan praktek di laboratorium mahasiswa sering tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan praktek/demonstrasi langsung, sehingga penting bagi seorang dosen agar mempersiapkan video atau audio visual sehingga mahasiswa dapat latihan sendiri.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang: “efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tingkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang peneliti diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan
kombinasi
media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tingkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tingkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015.
2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tingkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015.
6
b. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran kombinasi media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tingkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015. c. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi
media
audio
visual
dan
demonstrasi
terhadap
keterampilan mahasiswa tingkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diarahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut dan kepentingan bagi lembaga terkait, antara lain: 1. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memfasilitasi strategi proses pembelajaran yang lebih tepat tentang pembelajaran pemasangan infus. 2. Bagi Mahasiswa Mahasiswa mendapatkan metode pembelajaran yang paling efektif pada pembelajaran pemasangan infus untuk meningkatkan pemahaman dan kualitas pendidikan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk memberi konstribusi dalam menambah wawasan dan sumber referensi serta dapat dijadikan bahan atau dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan mengajar (Djamarah, 2013).
Metode merupakan
motif-motif yang aktif dan fungsinya, karena adanya
perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang (Sardiman, 2002).
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merelaksasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian, sesuatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagi metode (Trianto, 2011).
Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan pada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Trianto, 2011).
7
8
Dari analisis yang di lakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasanya. a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi pengunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskanya dengan jelas dan dapat di ukur. Dengan demikian mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang di pilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam mengajar, guru jarang sekali mengunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahanya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegitan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaran pun nampak kaku. Anak didik nampak kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Guru mendapatkan ke gagalan dalam menyampaikan pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar disekolah (Djamarah, 2013).
b. Metode sebagai strategi pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bemacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempegaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat
9
lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh tercapai.
Terdadap perbedaan daya serap anak didik sebagai mana tersebut diatas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabanya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru mengunakan metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstran atau metode audio visual (Djamarah, 2013).
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut kehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegitan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tampa tujuan, sehingga sukar menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang di citacitakan.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai komponenkomponen lainya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan pengajaran. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, harus menunjang pencapaian
10
tujuan pengajaran. Bila tidak, maka sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apalah
artinya
kegiatan
belajar
mengajar
yang
dilakukan
tanpa
mengindahkan tujuan (Djamarah, 2013).
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran Ada
beberapa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemilihan
metode
pembelajaran yaitu sebagai berikut : a. Anak didik Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berkelainan. Status sosial mereka juga bebeda-beda. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada yang berjenis kelamin laki-laki dan ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada anak didik.
Jika pada aspek biologis di atas ada persamaan dan perbedaan, maka pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat bahwa secara intelektual, anak didik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang di berikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan guru. Tinggi atau rendahnya kreativitas anak didik dalam mengolah kesan dari bahan pelajaran yang baru diterima bisa dijadikan tolak ukur dari kecerdasan anak. Dari aspek psikologis sudah diakui juga ada perbedaan.
Di sekolah, perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang menutup (introver), ada yang terbuka (esktrover), ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya.
11
b. Tujuan Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan pada diri anak didik. Proses pengajaran pun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus guru gunakan dikelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk pada kehendak tujuan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
c. Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memiliki metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi dalam beberapa
kelompok
belajar di
bawah pengawasan dan bimbingan guru. Demikianlah, situasi yang di ciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
d. Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi metode mengajar. Ketidak adaan laboratorium untuk praktek ilmu pendidikan alam Ilmu Pendidikan Alam (IPA), misalnya, kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstran
e. Guru Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kopetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode-metode menjadi kendala dalam
12
memilih dan menentukan metode. Itulah biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar belakang pendidikan guru. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguh pun begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru
maupun dia yang berlatar belakang bukan
pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaan menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan metode dan penentuan metode mengajar.
3.
Macam-macam metode pembelajaran Metode pembelajaran beraneka ragam macamnya seorang pendidik harus memiliki metode mengajar yang bervariasi, agar dalam proses belajar mengajar tidak membosankan dan menyenangkan sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat tercapai. Contoh metode pembelajaran yang dapat divariasikan oleh pendidik antara lain :
a. Metode demonstrasi 1) Pengertian Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering di sertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung (Djamarah, 2013).
13
Metode demonstrasi adalah salah satu metode yang senantiasa akan melibatkan keaktifan siswa dalam belajar, penggunaan metode demonstrasi merupakan upaya pengkongkritan materi yang sedang disampaikan. Strategi yang baik ditunjang pula dengan alat bantu pembelajaran kongkrit yang dapat membantu siswa untuk memahami dan menggali diri sendiri pengetahuannya (Windayana, 2007).
Metode demontrasi sangat baik di gunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya
sesuatu,
proses
mengerjakan
atau
mengunakannya,
komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan satu cara dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu (Djamarah, 2013).
Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli topik bahasan yang harus didemonstrasikan (Sanjaya, 2006).
2) Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekuranganya, sebagai berikut : a). Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : (1) Dapat membuat pengajaran menjadi jelas dan lebih kongkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman kata-kata atau kalimat). (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang di pelajari. (3) Proses pengajaran lebih menarik.
14
(4) Siswa di rangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukanya sendiri.
b) Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : (1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif. (2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik. (3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain (Djamarah, 2013).
3) Langkah-langkah metode demonstrasi Bila metode demonstrasi dilaksanakan dan agar bisa berjalan secara efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik demonstrasi ini mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. b) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan intruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. c) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi d) berhasil, bila tidak maka harus mengambil kebijakan lain. e) Meneliti alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi dan juga perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahuluagar metode demonstrasi itu berhasil. f) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. g) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga dapat memberi keterangan bila perlu,dan siswa bisa bertanya. Selama demonstrasi
15
berlangsung guru juga harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya (Roestiyah, 2008).
b. Media audiovisual 1) Pengertian Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah” perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kajadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2013).
Dua unsur yang amat penting adalah metode metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan
dalam
memilih
media,
antara
lain
tujuan
pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termaksud krakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagia alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang di ciptakan dan di tata oleh guru (Arsyad, 2013).
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
16
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orentasi pembelajaran akan sangat membantu keefektivan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan
data
dengan
menarik
dan
terpecaya,
memudahkan penafsiran data dan mendapatkan informasi (Sudjana & Rivai, 2010).
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang di sampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan di sampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkretkan dengan kehadiran media dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media (Djamarah, 2013).
Penggunaan
media audio visual
yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa, dan materi yang diajarkan lebih mudah dipahami oleh siswa,serta siswa tidak cepat bosan (Sudjana & Rivai, 2010)
Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media juga dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu (Djamarah 2013).
17
Pemanfaatan
media
dalam
pembelajaran
dapat
membangkitkan
keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan berpengaruh secara psikologis kepada peserta didik. Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran akan membantu keefektipan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu (Arsyad, 2013)
2) Fungsi dan manfaat media pembelajaran Ada empat fungsi media
pembelajaran, khusnya media audio visual
yaitu : a) Fungsi atensi Fungsi atensi media audio visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pembelajaran yang berkaitan makna visual yang di tampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran. b) Fungsi afektif media audio visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. c) Fungsi kognitif Media audio visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. d) Fungsi kompesatoris Media audio visual pembelajaran terlihat hasil penelitian bahwa media audio visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah, lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks maupun disajikan dengan verbal (Arsyad, 2013).
18
Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendegar yang besar jumlahnya, yaitu 1.
Motivasi minat atau tindakan
2.
Menyajikan informasi
3.
Memberi instruksi.
Untuk
memenuhi
fungsi
motivasi,
media
pembelajaran
dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan (Arsyad, 2013).
Menurut Kemp & Dayton (1985, dalam Arsyad, 2013) banyak keuntugan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menujukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut : 1.
Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2.
Pembelajaran lebih menarik
3.
Pembelajaran lebih aktif dengan di terapkanya teori belajar dengan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4.
Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat disingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pembelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa.
5.
Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
19
6.
Pembelajaran dapat di berikan kapan dan dimana di inginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7.
Sikap positif siswa
terhadap apa yang
mereka pelajari dan
terhadap proses belajar dapatditingkatkan. 8.
Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat di kurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa.
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu : 1.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah di pahami oleh siswa dan kemungkinan siswa dapat menguasai meteri pelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Metode
belajar
akan
lebih
bervariasi,
tidak
semata-mata
komunikasi ferbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4.
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan dan lainlain (Sudjana & Rivai, 2010)
Sedangkan menurut Encyclopediaof Educational Research dalam Hamalik (1994, dalam Arsyad, 2013) merincikan
manfaat
media
pendidikan sebagai berikut : Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
20
1.
Memperbesar perhatian siswa
2.
Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih baik.
3.
Memberikan pengalaman nyata menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa
4.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur
5.
Membantu
tumbuhnya
pengertian
yang
dapat
membantu
perkembangan kemampuan berbahasa 6.
Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisien dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
3) Macam-macam Media Media yang telah di kenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan-bahan serta cara pembuatanya (Djamarah, 2013). a) Dilihat dari jenisnya media dibagi ke dalam 3 bagian (1) Media auditif Media
auditif
adalah
media
yang
hanya
mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran. (2) Media visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
21
(3) Media audio visual Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis-jenis media yang pertama dan kedua. Media audio visual ini di bagi lagi ke dalam : (a) Audio visual diam Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide , film rangkai suara, dan cetak suara). (b) Audio visual gerak Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette
Media
audio
visual
adalah
media
yang
mengabungkan
penggunaan suara. Media audio visual memadukan unsur penglihatan dan pendengaran, sehingga kedua indra ini bekerja dengan baik. Media audio visual yang digunakan adalah slide beraudio yaitu kombinasi antara slide dan suara (Arsyad, 2013).
Dale (1969, dalam Arsyad, 2013) mengemukakan bahwa bahanbahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan siswa dan guru merupakan elemen yang paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut dapat terealisasi : 1.
Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas
2.
Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa
3.
Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan minat siswa dengan meningkatkan motivasi belajar siswa
22
4.
Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa
5.
Membuat hasil belajar lebih bermakna
6.
Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnyahasil belajar.
7.
Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
8.
Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep- konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
9.
Memperluas
wawasan
dan
pengalaman
siswa
yang
mencerminkan pembelajaran nonverbalitis dan membuat generalisasi yang tepat. 10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
4) Tujuan media audio visual Metode ini bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata digunakan untuk menyerap informasi (Arsyad, 2013).
5) Kelebihan media audio visual Metode ini memiliki kelebihan antara lain informasi visual yang disajikan merupakan pengetahuan baru yang cukup menarik, bahan yang disajikan dengan gerakan cepat dapat diatasi dengan teknik slow motion, lebih mendekati realistis sehingga menarik mahasiswa untuk belajar, hampir semua mata ajar dapat disajikan dalam bentuk CD serta mampu menyampaikan pesan yang lebih lengkap, dan realistis (Djamarah, 2013).
23
B. Pemasangan Infus 1. Pengertian Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set, bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan (Hidayat, 2012). Terapi intravena merupakan terapi medis yang di lakukan secara invansif dengan menggunakan metode yang efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi dan obat melalui pembuluh darah (Perry & Potter, 2005).
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set, bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan (Perry & Potter 2005).
Tindakan terapi intravena adalah terapi yang bertujuan untuk mensuplai cairan melalui vena ketika pasien tidak mampu mendapatkan makanan, cairan elektrolit lewat mulut, untuk menyediakan kebutuhan garam untuk menjaga keseimbangan cairan, untuk menyediakan kebutuhan gula (glukosa/dekstrosa) sebagai bahan bakar untuk metabolisme, dan untuk menyediakan beberapa jenis vitamin yang mudah larut melalui intravena serta menyediakan medium untuk pemberian obat secara intravena (Smeltzer, 2002).
2. Tujuan Alasan umum pasien mendapat terapi infus adalah : a. Mempertahankan keseimbangan cairan b. Mempertahankan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa c. Memberikan obat atau nutrisi (Wahyuni, 2002).
24
3. Keuntungan dan kerugian keuntungan dan kerugian terapi intravena adalah : a. Keuntugan Keuntungan terapi intravena antara lain : efek terapeutik akan segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat, absorbsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi obat lebih dapat diandalkan. Kecepatan pemberian obat dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun dapat dimodifikasi. rasa sakit dan iritasi obat-obatan tertentu jika diberikan intramuskuler atau subkutan dapat dihindari.
b. Kerugian Kerugian terapi intravena antara lain yaitu tidak bisa dilakukan “ drug recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensivitas tinggi, control obat yang tidak baik bisa menyebabkan “ sped shock” dan komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu kontaminasi microba melalui titik akses ke sirkulasi dalam priode tertentu, iritasi vasculer, misalnya flebitis (Perry & Potter, 2005).
c. Jenis cairan intravena Menurut osmoalitasnya
caiaran infus intravena di bagi ke dalam 3 bagian
1) Cairan bersifat isotonis (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah) sehingga terus berada di bagian pembulu darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemik (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki resiko overload (kelebihan cairan), khusunya pada pasien gagal jantung kongestif dan pasien hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9 % ) 2) Cairan bersifat hipotonis: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ionnya Na lebih rendah dibandingkan serum) sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka
25
cairan ditarik dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi) sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada saat sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi deuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoadosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan peningkatan intrakanial dalam otak dalam beberapa orang, contohnya adalah NaCl 45 % dan dekstrosa 25 %. 3) Cairan bersifat hipertonis osmoalitasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah, meningkatkan peningkatan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaanya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya dextrose 5%, NaCl 45%, dextrose 5% + ringer laktat Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set, bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan (Perry & Potter 2005).
4. Alat dan bahan Alat dan bahan a.
Standar infus
b.
Infus set
c.
Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien
d.
Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
e.
Pengalas
f.
Tournikquet/pembendung
g.
Kapas alkohol 70 %
h.
Plaster
26
i.
Gunting
j.
Kasa steril
k.
Betadine
l.
Sarung tangan (Hidayat 2012).
5. Prosedur dalam pemasangan infus. Prosedur dalam pemasangan infus. Persiapan Alat a.
Standar Infus
b.
Infus set
c.
Cairan infus sesuai program medik
d.
Jarum infus sesuai ukuran (Abocath)
e.
Pengalas
f.
Torniket
g.
Kapas alkohol
h.
Plaster gunting
i.
Kasa steril
j.
Betadin
k.
Sarung tangan
Tahap interaksi a.
Mencuci tangan
b.
Siapkan alat
c.
Memasang sampiran
Tahap orientasi a.
Memberi salam, panggil klien dengan pangilan yang disenangi
b.
Memperkenalkan nama perawat
c.
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga
d.
Menjelaskan tentang keberhasilan
e.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya sebelum tindakan
27
f.
Memulai kegiatan sesuai dengan prosedur
Tahap kerja a.
Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke bagian atau akses selang ke botol infus
b.
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
c.
Menggulung lengan baju klien
d.
Letakkan pengalas di bawah lengan yang akan dilakukan penginfusan
e.
Lakukan pembendungan dengan tournikquet (karet pembendung) 10-12 cm diatas penusukan dan menganjurkan klien untuk mengepal dan membuka beberapa kali, palpasi dan pastikan vena yang akan ditusuk
f.
Gunakan sarung tangan steril
g.
Desinfektan daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
h.
Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena di posisi jarum (abbocath) mengarah ke atas
i.
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abbocath). Apabila penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena
j.
Setelah jarum infus bagian dalam dilepas/dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan selang infus
k.
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
l.
Menfiksasi posisi jarum dengan plaster
m. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infus serta ukuran jarum (abbocath). n.
Lepaskan sarung tangan dan bereskan alat-alat
o.
Merapikan kembali baju dan posisi pasien
28
Tahap terminasi a.
Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan kegiatan
b.
Mengakhiri kegiatan dengan salam
c.
Mencuci tangan (Murwani, 2009).
C. Kerangka Konsep
Skema 2.1 : Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Variabel Dependen
Metode Pembelajaran Demonstrasi Kombinasi Media Audio Visual dan Demonstrasi
Keterampilan Mahasiswa Dalam Memasang Infus
D. Hipotesis Penelitian Ha : Ada perbedaan efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa di Akper Sehat Binjai Tahun 2015.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperimental dengan pendekatan rancangan Post test. Desain jenis penelitian bertujuan untuk menilai efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dan demonstrasi terhadap keterampilan memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan post Tes-Only Non Equivalent Control Group. Berikut skema desain Post Test-Only Equivalent control : R1
X1
02
R2
X2
03
R
Skema 3.1 : Bentuk rancangan penelitian Post Tes-Only Non Equivalent Control Keterangan : R
: Responden
R1
: Kelompok responden demonstrasi
X1
: Perlakuan intervensi demonstrasi
02
: Posttest demonstrasi
R2
: Kelompok responden kombinasi media audio visual dan demonstrasi
X2
: Perlakuan intervensi kombinasi media audio visual dan demonstrasi
03
: Post test kombinasi media audio visual dan demonstrasi
29
30
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Akademi Keperawatan Sehat Binjai 2015
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Maret 2015
C. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan di teliti. Bukan hanya objek atau subjek yang di pelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut. (Hidayat, 2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat II semester IV yang berjumlah 80 mahasiswa di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015.
2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah
Mahasiswa Akademi keperawatan Sehat
Binjai tingkat II semester IV. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan tehnik Random Sampling, penelitian ini menggunakan Standart Deviasi yang telah diteliti oleh Astuti, “Perbedaan Keterampilan Mahasiswa
Dalam
Memasang
Infus
Dengan
Menggunakan
Metode
Pembelajaran Demonstrasi” dengan simpangan baku (9,92) perbedaan selisih yang diinginkan x1 (78,4) x2 (68), dengan rumus : 2
Keterangan : N
= Jumlah Sampel
Zα
= Di tetapkan 1,96
31
Zβ
= Ditetapkan 0,842
S
= Simpangan baku kedua kelompok dari pustaka peneliti sebelumnya
X 1- X2 = Perbedaan yang diinginkan (clinical judgment) 2
2 2
= = =
2
= 15
Jadi jumlah sampel yang ingin di capai peneliti dalam penelitian ini adalah 15 responden untuk mengantisipasi kemungkinan berkurangnya sampel dilakukan penambahan responden sebesar 10 % dari jumlah sampel yang ingin dicapai jadi sampel penlitian ini adalah 15 + (15 x 10%) = 16,5 atau 17. Di butuhkan 17 responden untuk setiap kelompok total keseluruhan sampel adalah 34 responden. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik random sampling, dengan cara memasukkan nama-nama kedalam botol. Nama yang pertama keluar dikelompokkan di intervensi metode demonstrasi dan nama kedua dikelompokkan di intervensi kombinasi media audio visual dan demonstrasi begitu seterusnya sampai sampel kedua kelompok terpenuhi.
D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara primer yang di peroleh secara langsung dari responden dengan mengunakan observasi yang telah di siapkan. Peneliti akan melakukan observasi setelah di lakukan pemberian perlakuan kepada responden demonstrasi dan kepada responden media audio visual yang berkombinasi dengan metode demonstrasi di Akademi Keperawatan Sehat Binjai.
32
E. Proses Penelitian Proses penelitian ini akan dilakuakan dalam 3 hari, dengan 3 kali pertemuan, waktu pertemuan, pertemuan pertama 60 menit, pertemuan kedua 60 menit pertemuan ketiga 170 menit. Total jumlah waktu pertemuan 290 menit. Untuk kelompok pembelajaran demonstrasi dan kelompok pembelajaran kombinasi media audio visual dan demonstrasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sehat Binjai. 1. Pertemuan kelompok pembelajaran demonstrasi a. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama pada kelompok pembelajaran demonstrasi peneliti akan melakukan perkenalan kepada mahasiswa. Selanjutnya peneliti menjelaskan alat-alat pemasangan infus, dan prosedur pemasangan infus. Setelah itu peneliti memberikan kesempatan untuk bertanya kepada mahasiswa. Waktu pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu 60 menit. b. Pertemuan ke dua Pada pertemuan kedua peneliti akan melakukan praktek kepada mahasiswa dengan cara mendemonstrasikan pemasangan infus. Setelah peneliti selesai melakukan pemasangan infus maka peneliti akan menujuk 1 sampai 4 orang untuk mempraktekkan pemasangan infus. Waktu dalam penelitian ini 60 menit. c. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga peneliti akan melakukan ujian praktek kepada mahasiswa satu persatu dengan waktu masing-masing siswa 10 menit. Peneliti akan mengambil data dengan cara mengobservasi mahasiswa yang sedang melakukan pemasangan infus. Waktu pada pertemuan ini 170 menit.
2. Pertemuan kelompok pembelajaran kombinasi media audio visual dan demonstrasi a. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama pada kelompok pembelajaran demonstrasi peneliti akan melakukan perkenalan kepada mahasiswa. Selanjutnya peneliti menjelaskan alat-alat pemasangan infus, dan prosedur pemasangan infus.
33
Setelah itu peneliti memberikan kesempatan untuk bertanya kepada mahasiswa. Waktu pembelajaran pada pertemuan petama yaitu 60 menit. b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua ini peneliti akan menampilkan vidio tentang pemasangan infus, setelah itu peneliti akan menunjuk 1-4 orang untuk melakukan praktek pemasangan infus. Waktu pada penelitian ini 60 menit. c. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga peneliti akan melakukan ujian praktek kepada mahasiswa satu persatu dengan waktu masing-masing siswa 10 menit. Peneliti akan mengambil data dengan cara mengobservasi mahasiswa yang sedang melakukan pemasangan infus. Waktu pada pertemuan ini 170 menit.
34
F. Definisi Operasional No 1
2
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Variabel Independen Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan menyajikan Pembelajaran dengan memperagakan danmempertujukkan kepada peserta didik .
Lembar Observasi
Metode demosntrasi
Kombinasi Audio Visual Dan Demonstrasi
Metode audio visual dan demonstrasi merupakan menggabun gkan antara peragaan dan pertunjukan dengan informasi yang menyenangkan menarik mudah di mengerti dan jelas indra yang banyak digunakan dalam metode yaitu mata dan telinga
Lembar Observasi
Kombinasi media audio visual dan demonstrasi
Variabel Dependen Keterampilan mahasiswa dalam memasang infus
Tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan tindakan pengobatan
Lembar Observasi
0-100 Kemudian a kan di klasifikasi kan menjadi: Tidak terampil : 067 Terampil : 68-100
Skala Ukur Nominal
Nominal
Interval
G. Aspek Pengukuran Aspek pengukuran pada penelitian ini dengan menggunakan lembar penilaian praktek keterampilan mahasiswa yang di gunakan di Akademi Keperawatan Sehat Binjai dengan nilai 0-100 dapat di klasifikasikan menjadi : Tidak terampil
: 0-67
Terampil
: 68-100
35
H. Etika Penelitian Sebelumnya peneliti mendapatkan ijin dari Direktur Akademi Keperawatan Sehat Binjai. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada responden, serta kerahasian data yang di berikan. Responden berhak untuk menerima dan menolak untuk menjadi responden dalam penelitian. Bila calon menyetujui menjadi responden, maka peneliti meminta responden untuk menandatagani persetujuan yang telah di sediakan. Setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan penelitian dengan etika peneliti meliputi : 1. Lembar persetujuan ( informed consent) Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada responden yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari responden baru peneliti mulai melakukan penelitian.
2. Tanpa nama ( Anonymity) Tidak mencamtumkan nama responden dalam lembar observasi dalam penelitian, tetapi menukarnya dengan kode inisial nama responden, termasuk dalam penyajian hasil penelitian.
3. Kerahasiaan (confidentiality) Kerahasiaan kerahasiaan data tersebut dimasukkan ke komputer
dengan
menggunakan paswod yang di ketahui hanya peneliti dan pembimbing, selanjutnya hasil penelitian ini akan di hilangkan setelah 2 tahun.
4. Hak Self Determination Hak ini berdasarkan prinsip etik yang di penuhi terhadap setiap individu. Responden sebagai individu yang bebas, memiliki otonomi dan hak untuk memilih dan membuat keputusan secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari paksaan atau kontrol dari luar. Pada penelitian ini, responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela tanpa ada unsur paksaan atau pengaruh dari orang lain, atau untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa sanksi
36
apapun. Kesediaan pasien diminta setelah pasien diberikan penjelasan dan pasien telah memahami semua penjelasan mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian. Kesediaan pasien dibuktikan dengan penandatanganan informed consent oleh pasien.
5. Hak terhadap privacy dan dignity Setiap responden memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta merahasiakan informasi yang didapatkan dari mereka hanya untuk kepentingan penelitian ini. Selama penelitian, peneliti telah merahasiakan informasi yang diberikan oleh responden dan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian saja. Peneliti juga menjaga privacy responden terutama saat melakukan tindakan kepada responden.
6. Hak terhadap fair treatment Berdasarkan prinsip etik keadilan bahwa individu harus diperlakukan dengan adil. Setiap individu mempunyai hak yang sama untuk dipilih atau terlibat dalam penelitian tanpa diskriminasi jenis kelamin, suku atau status sosio ekonomi dan untuk diberikan penanganan yang sama serta untuk diberikan penanganan terhadap masalah yang muncul selama responden dalam penelitian.
7. Hak terhadap protection from discomfort and harm Berdasarkan prinsip etik beneficence bahwa individu berhak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidak nyamanan dan kerugian yang bersifat fisik, psikologis, sosial, maupun ekonomi. Peneliti melindungi responden dari eksploitasi dan menjamin bahwa semua usaha telah dilakukan untuk meminimalkan bahaya atau kerugian serta memaksimalkan manfaat dari penelitian. Untuk memenuhi prinsip etik tersebut, maka dalam penelitian ini ditetapkan kriteria inklusi dan eksklusi bagi pasien yang menjadi responden penelitian sehingga tidak terjadi efek yang membahayakan bagi pasien yang beresiko. Selain itu peneliti telah menyampaikan kepada responden apabila responden merasa tidak nyaman dan tidak aman selama penelitian ini, maka responden diberikan kesempatan untuk
37
memilih apakah akan menghentikan partisipasinya dalam penelitian ini. The five right of human subjects in research Ana (1985, dalam Haryati, 2009). I. Pengolahan dan Analisis Data 1. Editing Setelah selesai melakukan penelitian, maka kuisioner dikumpulkan dan peneliti melakukan pemeriksaan ulang dari kuisioner tersebut dengan benar dan tidak ada tertinggal satu kuisioner pun. 2. Coding Menggubah data responden dan hasil kuisioner tersebut yakni jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau bilangan), seperti halnya jenis kelamin “laki-laki” diberi angka 1, “perempuan” diberi angka 2, “kelompok kombinasi” diberi angka 1, “metode demonstrasi” diberi angka 2, “katagori” terampil diberi angka 1, “tidak terampil” diberi angka 2” 3. Entry data Setelah peneliti mengubah data responden dan hasil kuisioner kedalam bentuk angka, selanjutnya peneliti memasukkan data tersebut kedalam softwere computer (Microsoft exel) yaitu dalam bentuk master tabel, kemudian peneliti memasukkan data kedalam bentuk SPSS 17 untuk menguji data tersebut ke uji statistik Independen t-test melalui uji normalitas data yaitu Shapiro wilk. 4. Tabulating Setelah data dimasukkan dan dilakukan pengolahan melalui program SPSS 17, maka dapat hasil data hasil pengolahan tersebut, selanjutnya peneliti memasukkan hasil data kedalam bentuk distribusi frekuensi tabel-tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan peneliti yang tujuannya untuk mempermudah pengolahan data berikutnya.
38
J.
Analisa Data Analisa data dilakukan denga cara sebagai berikut : 1.
Analisa Univariat Analisa univariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi yang meliputi, umur frekuency dan percent, jenis kelamin frekuency dan percent, keterampilan mahasiswa dalam memasang infus dengan metode demonstrasi frekuency dan percent, keterampilan mahasiswa dalam memasang infus denganmetode
kombinasi frekuency dan percent, keterampilan mahasiswa
dalam memasang infus dengan metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dan demonstrasi frekuency dan percent.
2.
Analisa Bivariat Analisa bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pebedaan keterampilan antara kedua kelompok yang dilakukan metode pembelajaran metode demonstrasi dan kombinasi audio visual dan demonstrasi Sebelum dilakukan analisa bivariat data dilakukan uji normalitas yaitu dengan uji Shapiro
wilk dengan nilai
p= 139 ( p> 0.05). Hasil uji normalitas
data
menunjukkan data berdistribusi normal didukung oleh diagram P-P Plot yang sebarannya merata. Selanjutnya dilakukan uji Independen t test dan diperolehnilai p- value = 0,000 (p<0.05), sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok dengan metode demonstrasi dan kombinasi media audio visual dengan demonstrasi.
BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian efektivitas metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual dengan demonstrasi terhadap keterampilan mahasiswa tingkat II dalam memasang infus di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015. Data hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini meliputi analisis univariat statistik deskriptif, uji beda independent t-test pada kemampuan mahasiswa dalam memasang infus.
A. Hasil Penelitian Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan di Keperawatan Sehat Binjai pada bulan Maret 2015. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 34 responden yang diambil dengan tehnik random sampling. Dari 34 responden dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu 17 responden pada kelompok demonstrasi dan 17 responden pada kelompok kombinasi metode demonstrasi dan audio visual. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis bivariat dimana metode statistik ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
B. Analisis Univariat Salah satu karakteristik demografi responden dalam penelitian ini adalah usia, karena peneliti ingin melihat distribusi frekuensi jumlah mahasiswa berdasarkan usia. Adapun distribusi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut.
39
40
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur n=34 Karakteristik Responden 19 tahun 20 tahun Umur 21 tahun 22 tahun Total (sumber: data primer, 2015)
Frekuensi 13 18 2 1 34
Persentase 38,2 52,9 5.9 2,9 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah 20 tahun yaitu sebanyak 18 responden (52.9 %). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin n=34 Karakteristik Responden Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Total (sumber: data primer, 2015)
Frekuensi 26 8 34
Persentase 76,5 23,5 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki terdapat 26 responden (76,5%) . Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keterampilan Mahasiswa Dalam Memasang Infus Dengan Metode Demonstrasi n=17 Metode Demonstrasi Terampil Tidak terampil Jumlah (sumber: data primer, 2015)
Frekuensi
Persentase
8 9 17
47.1 52.9 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui keterampilan mahasiswa dalam memasang infus setelah diberikan intervensi menggunakan metode demonstrasi adalah mayoritas tidak terampil yaitu 9 responden (52,9%)
41
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keterampilan Mahasiswa Dengan Metode Kombinasi Media Audio Visual Dengan Demonstrasi n=17 Metode kombinasi Audio Visual dan Demonstrasi
Frekuensi
Persentase
14 3 17
82.4 17.6 100
Terampil Tidak terampil Jumlah (sumber: data primer, 2015)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa keterampilan mahasiswa dalam memasang infus setelah diberikan intervensi menggunakan metode kombinasi audio visual dengan metode demonstrasi adalah mayoritas terampil sebanyak 14 responden (82,4%).
C. Analisa Bivariat 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat normalitas data dari hasil penelitian. Uji normalitas data yang digunakan adalah menggunakan uji Shapiro-wilk. ( Susilo, 2012). Tabel 4.5 Tes Normalitas Data
Skor total kelompok (sumber: data primer)
Statistic .956
Shapiro-Wilk Df 34
Sig. .180
Berdasarkan tabel 4.5 uji normalitas data diatas, dapat diketahui bahwa data penelitian ini adalah berdistribusi normal dengan nilai signifikan 0.180 (p>0.05)
42
2. Uji Independent Sample Test Tabel 4.6 Uji Independet t-test
Keterampilan Equal variances mahasiswa assumed memasang Equal variance infuse not assumed (sumber: data primer)
Levene test for equality of variance F Sig 6.378 .017
t-test for Equality of Mean
T 8.403
Df 32
Sig (2-tailed) .000
9.874
31.961
.000
Berdasarkan hasil uji independent t-test pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi audio visual lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memasang infus, dengan nilai p -value = 0.000 (p<0.05).
D. Pembahasan 1. Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015 Berdasarkan hasil distribusi frekuensi keterampilan mahasiswa memasang infus menggunakan metode demonstrasi diperoleh hasil
mayoritas keterampilan
mahasiswa berada dalam kategori tidak terampil sebanyak 9 responden (52,9%) Metode demonstrasi kurang dapat meningkatkan belajar efektif. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan metode demonstrasi kurang melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran kerena siswa hanya melihat peragaan yang di lakukan oleh guru atau temanya saja sehingga siswa yang kurang memperhatikan peragaan dari awal sampai akhir percobaan yang dilakukan oleh guru dan temannya akan mendapatkan prestasi belajar kognitif yang renda.
Hal ini di kuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihadini (2013) yang meneliti tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode Demonstrasi dan metode leaflet terhadap motivasi ibu
dalam pemberian
makanan bergizi bagi balita di Posyandu Kunthisari Jetak Kabupaten Semarang
43
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan motivasi terhadap pemberian makanan bergizi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan gizi balita dengan metode demonstrasi pada kelompok intervensi (p-value = 0,000 (p< 0,05).
Agar
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berlangsung efektif,
langkah-langkah yang dianjurkan adalah melakukan perencanaan yang matang sebelum pembelajaran di mulai, memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik, mengupayakan agar semua siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti saat penelitian bahwa mahasiswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi. Selain itu, tidak adanya kesempatan mahasiswa melakukan
praktek
secara
mandiri
menjadi
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi keterampilan mahasiswa (Mulyasa, 2011).
Metode pembelajaran demonstrasi juga memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang keterampilan guru, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik, juga mempengaruhi proses pembelajaran demonstrasi. Disamping hal tersebut, pembelajaran dengan metode demonstrasi membutuhkan banyak tenaga dan waktu karena secara ideal pembelajaran demonstrasi akan lebih efektif menggunakan kelompok tutorial yang terdiri dari 6-8 mahasiswa. Selain itu, dengan metode belajar dengan demonstrasi, guru harus menyampaikan materi yang sama pada kelompok yang berbeda (Hesson & Shad, 2007)
2. Efektivitas Metode Pembelajaran Kombinasi Media Audio Visual Dengan Demonstrasi Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015 Berdasarkan hasil distribusi frekuensi keterampilan mahasiswa memasang infus menggunakan metode kombinasi audio visual dengan demonstrasi di Akedemi Keperawatan Sehat Binjai diperoleh hasil mayoritas keterampilan mahasiswa
44
berada dalam kategori terampil sebanyak 14 responden (82,4%). Hal ini menunjukkan bahwa metode kombinasi media audio visual dan demonstrasi efektif dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran laboratorium dapat di ulang-ulang oleh mahasiswa.
Hasil penelitian ini di dukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Winarti (2010) untuk melihat perbedaan prestasi belajar antar siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestik. Diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna prestasi belajar antar siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestik (p-value = 0,003 p< 0,05).
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap oreintasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan mendapatkan informasi (Arsyad, 2013).
Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada materi pelajaran yang disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangatlah menonjol perbedaannya (Arsyad, 2013).
Pendapat diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sovocom company di Amerika (1980 dalam Siswosumarto, 1994) yang meneliti tentang
45
hubungan jenis media dengan daya ingat manusia diperoleh hasil terdapat hubungan antara jenis media dengan daya ingat manusia untuk menyerap dan menyimpan pesan, dan jenis media dengan kemampuan otak dalam mengingat pesan p=0.000. Sovocom company juga menjelaskan bahwa kemampuan daya ingat melalui media audio adalah 10%, visual 40%, dan audio visual 50%, sedangkan tingkat kemampuan menyimpan pesan berdasarkan media audio kurang dari 3 hari 70% dan setelah lebih dari 3 hari menjadi 10%, media visual kurang dari 3 hari 72% dan setelah lebih dari 3 hari menjadi 20%, media audio visual kurang dari 3 hari 85% dan menjadi 65% setelah lebih dari 3 hari (Warsita, 2008).
Dalam proses belajar mengajar media mempunyai arti yang sangat penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang di sampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan di sampaikan kepada anak didik dapat di sederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tampa bantuan media (Djamarah, 2013).
3. Perbedaan
Efektivitas
Metode
Pembelajaran
Demonstrasi
Dengan
Kombinasi Media Audio Visual Dan Demonstrasi Terhadap Keterampilan Mahasiswa Tingkat II Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Hasil uji independent t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan mahasiswa setelah diberikan pembelajaran menggunakan kombinasi media audio visual dan metode demontrasi dengan nilai p-value 0.000 (p<0.05). Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan karena dengan metode pembelajaran kombinasi media audio visual dengan demonstrasi mahasiswa mampu menyerap dan mengingat lebih banyak materi yang disampaikan hal dikarenakan media audio visual memberikan motivasi baru
46
bagi mahasiswa untuk belajar karena mahasiswa dapat mengulang-ulang dirumah.
Hasil tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifiadi (2013) Hasil uji Mc Nemar ditemukan bahwa terjadi perubahan konseptual siswa yang signifikan setelah remediasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan media audio visual pada materi getaran di SMP Swasta Nurul Islam (x2 hitung (75,28) > x2 tabel (3,84) untuk db = 1 dan α = 5%). Hasil tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Aktamis & Ergin (2008) yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pencapaian skor kelompok kontrol setelah diberikan intervensi evaluasi keterampilan menggunakan worksheet dan demonstrasi
rata-rata nilai dari
kedua kelompok diperiksaa untuk menentukan perbedaan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam mendukung kelompok eksperimen dengan rata-rata nilai yang lebih baik dengan nilai p-value = 0.003 (p< 0.05). Pada penelitian tersebut, pendekatan keterampilan proses yang digunakan adalah keterampilan proses dasar dan terintegrasi, sedangakan pada penelitian ini, yang digunakan adalah keterampilan proses dasar. Hasil penelitian
ini
menyatakan
bahwa
dengan
pembelajaran
menggunakan
pendekatan keterampilan proses dasar menggunakan worksheet dan demonstrasi menghasilkan rata-rata nilai yang lebih baik.
Dengan kata lain penggunaan metode yang berbeda ternyata sama-sama menyebabkan perubahan atau peningkatan sikap dan praktek, tetapi untuk tingkat pengetahuan dan keterampilan metode demonstrasi audio visual
dengan media
lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan. Hal ini
dikarenakan metode demonstrasi mempunyai kelebihan yaitu membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda. Sedangkan media audio visual merupakan media penyampaian pesan atau informasi-informasi dalam bentuk vidio yang memadukan unsur penglihatan
47
dan unsur pendengaran sehingga indera bekerja dengan baik. Dengan kata lain perpaduan antara metode demonstrasi dengan media audio visual sangat efektif untuk meningkatakan keterampilan (Djamarah 2013).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Krisma (2013) yang meneliti tentang efektivitas pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dasar
menggunakan media audio visual dengan bantuan metode
demonstrasi diperoleh hasil
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan
proses dasar menggunakan media audio visual dengan
bantuan metode
demonstrasi sangat efektif pada hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Bae Kudus materi larutan asam basa. Metode demonstrasi dan media audio visual memiliki kelebihan yang berbedabeda. Apabila di desain dengan baik maka media dan demonstrasi akan membawa dampak yang dramatis dan tentunya bisa meningkatkan hasil belajar. Pemakaian media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui kata-kata atau kalimat
ketika
menggunakan metode demonstrasi
sehingga dengan berkombinasi antara media audio visual dan demonstrasi dapat mempermudah mahasiswa dalam mencerna bahan pembelajaran (Arsyad, 2013).
Kedua metode tersebut mempunyai beberapa kelebihan masing-masing dan kesamaan dalam menstimulasi indera peserta didik yaitu indera penglihatan dan indera pendengaran pada waktu proses penyampaian informasi. Perbedaannya pada nyata dan tidak nyata materi yang disampaikan. Pada metode demonstrasi peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan pendidik sedangkan pada metode audio visual peserta didik dapat
melihat rekaman video sehingga
pembelajaran lebih menarik dan kompleks (Djamarah, 2013).
Dalam proses pendidikan (belajar mengajar) kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan
48
yang akan disampikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media (Djamarah & Zain, 2006).
Dalam pendidikan kesehatan, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam pendidikan kesehatan tidak harus tunggal, bisa jadi terdiri dari beberapa tujuan atau sasaran. Bila beberapa tujuan ingin diperoleh, maka pendidik dituntut memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan. Djamarah dan Zain (2006). Hasil penelitian Chairanna (2002), kombinasi metode diskusi kelompok dan
demonstrasi
lebih
efektif
dibandingkan
metode
ceramah
dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap, praktek sikat gigi dan kebersihan mulut (OHI) dibandingkan dengan metode ceramah dengan nilai p- value = 0.002 (p< 0,05). Hasil penelitian lain Herlambang (2004) promosi kesehatan dengan kombinasi metode ceramah dan metode diskusi mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SMA dalam upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS dengan nilai p- value = 0,000 (p< 0,05). . E. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Alat/Pantom Dalam penelitian ini untuk mengevaluasi keterampilan mahasiswa digunakan pantom manikin yang terdapat di Akademi Keperawatan Sehat Binjai. Pantom Manikin merupakan jenis pantom khusus untuk pemasangan infus. Namun karena jumlah pantom yang sangat terbatas di Akademi keperawatan Sehat Binjai mengakibatkan peneliti sulit melakukan evaluasi keterampilan mahasiswa sehingga membutuhkan waktu yang lama.
49
2. Media Audio Visual Media audio visual yang diguanakan dalam penelitian ini adalah video tentang pemasangan infus yang diberikan kepada kelompok kombinasi. Namun karena faktor mahasiswa yang tinggal dalam satu asrama yang sama mengakibatkan peneliti
tidak
dapat
mengontrol
apakah
kelompok
demonstrasi
juga
mendapatkan video tersebut, sekalipun peneliti telah menyampaikan kepada mahasiswa agar tidak memberikan video sebelum dilakukan evaluasi akhir.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Keterampilan Mahasiswa Dalam Memasang Infus dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Akedemi Keperawatan
Sehat Binjai Tahun 2015
adalah mayoritas tidak terampil sebanyak 9 responden (52,9%). 2.
Keterampilan Mahasiswa Dalam Memasang Infus dengan Menggunakan Metode demonstrasi Dengan Kombinasi Media Audio Visual Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015 adalah mayoritas terampil 14 responden (82,4%)
3.
Terdapat perbedaan keterampilan mahasiswa dengan menggunakan metode demonstrasi
Dengan
Kombinasi
Media
Audio
Visual
Di
Akademi
Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015 di dapat nilai P-value 0,000 (p< 0,05). Hal ini dapat diketahui bahwa ada Perbedaan Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Dengan Kombinasi Media Audio Visual Dan Demonstrasi Terhadapa Keterampilan Mahasiswa Tinggkat II Dalam Memasang Infus Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai Tahun 2015.
B. Saran 1.
Bagi Institusi Institusi dapat memilih media yang tepat untuk materi keperawatan dasar manusia dengan memakai kombinasi video dengan demonstrasi agar dapat meningkatkan minat belajar dan di dapatkan hasil belajar yang lebih maksimal.
2.
Bagi mahasiswa Mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran tidak terbatas hanya pada jam kuliah dengan media audio visual sehingga mahasiswa bisa belajar mandiri.
3.
Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan memodifikasi media dan metode yang berbeda dalam pembelajaran.
50
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Aisah, (2013). Meningkatakan Kemampuan Mencuci Tangan Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B Di TK Unggulan Terpadu Mojokerto. Fakultas Ilmu Pendidikan universitas negeri Surabaya. Astuti, D., Juwono,P.W., & Upoyo, S.A. (2012). Perbedaan Keterampilan Dalam Memasang Infus Menggunakan Pembelajaran Demonstrasi Dan Audio Visual. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 8, (2). Aktamis, H, & O. Ergin. (2008). The Effect Of Scientific Process Skill Education On Studens’ Scientifik Creativity, Science Attitudes And Academik Achievements. Asia pacific Forum on Science Learning and Teaching. Bososo,M. Haeruddin, & Dewi,I.A. (2010). Penerapan Metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi di Kelas IV Sekolah Dasar Negri No 2 Pangalasiang. Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Darma, (2011). Metodologi Penelitian Keperawtan. cv Trans Info Media. Djamarah, S.B. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakrata: Rineka Cipta Dewi & Suharto. (2006). Strategi Pembelajaran Berorienstasi Standar Pendidikan. Bandu g: Pranada Media Eliyawati, (2005). Pemilihan Dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini . Jakarta: Pendidikan Nasional Siswanto. Fatro, S., & Ismail, S. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian klinis. Jakarta: CV Sagung Seto. Hamalik, (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, A.A. (2007). Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Hidayat, A.A . (2012). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika Krisma ,K.R., Kusuma, E., & Nurhayati, S. (2013). Evektivitas Pembelajaran Dengan Pendekatan keterampilan Prosedur Dasar Menggunakan Media Audio Visual. Jurnal FMIPA Universitas Negri Semarang.
Mulyasa, E . (2002) . Kurukulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Murwani, A. (2009). Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Mukminin , A. Y. (2014). Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Service Bawah Bola Voli Studi Pada Kelas v Sekolah Dasar Negri Pademawu Barat 1 Kecamatan Pendemawu Kabupaten Pamekasan. Jurnal Pendidikan Jasmani, Kesehatan, Dan Rekreasi, Universitas Negri Surabaya, 2(3), 595-598. Notoadmodjo,S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Perry & Potter, (2005). Fundemental Keperawatan. Konsep, Proses Dan Prakti: Jakarta. EGC Roestiyah, (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sadiman, (2002). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatan. Jakarta: CV Rajawali Smeltzer, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: ECG Sumarni,W., Soeprodjo., & Rahayu, P.K. (2009). Efektivitas Penerapan Metode Kasus Menggunakan Media Audio Visual Terahadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. 3 (1),345-353. Sudjana & Rivai, (2010). Media Pembelajaran. Bandung: CV Sinar Baru. Susilo ,W.H. & Limakrisma, N (2012). Biostatistika lanjut Apliksi dengan SPSS dan LISREL pada Ilmu Kesehatan. Jakarta: Trasns info Media Susilo W.H. ( 2012). Statistika & aplikasi Untuk Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media. Sanjaya, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pendidikan.
Trianto, (2011). Desai Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana Warsita, (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Windaviv, S. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak Di Kelompok B TK Perwanida Rejoso Nganjuk. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Surabaya, 3 (4), 21-30.
Winarti, (2013). Pembelajaran fisika Dengan Pendekatan CTL Melalui Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Di Tinjau Dari Kreativitas Dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Fkip, 2, (1), 33-42.
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth : Responden Di tempat Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Sunardi
Nim
: 130206167
Saya mahasiswa Jurusan Program Studi Ners Falkultas Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Dengan
Kombinasi
Media Audio Viasul dan Demonstrasi Terhadap Keterampilan Mahasiswa Tingkat II Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai 2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas metode pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut dan dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data maupun informasi yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika bersedia menjadi responden, mohon saudara/i untuk menandatagani pernyataan kesediaan menjadi responden. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terimakasih.
Responden
(
Medan,
Februari 2015 Peneliti
) (Sunardi)
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Nama Peneliti
: Sunardi
Judul Penelitian
: Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Dengan Kombinasi Media
Audio Viasul dan Demonstrasi Terhadap Keterampilan
Mahasiswa Tingkat II Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai 2015”.
Saya mahasiswa Jurusan Program Studi Ners Falkultas Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Dengan
Kombinasi
Media Audio Viasul dan Demonstrasi Terhadap Keterampilan Mahasiswa Tingkat II Di Akademi Keperawatan Sehat Binjai 2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas metode pembelajaran. Hasil penelitian ini akan di jadikan masukan ilmiah kepada pendidik dan mahsiswa. Oleh karena itu, saya mengharapkan kepada suadara/i agar dapat bekerja sama dengan baik. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif karena peneliti berjanji akan menghargai dengan cara menjamin kerahasiaan identitas dan data saudara yang diperoleh baik dalam pengumpulan data, pengolahan, maupun penyajian laporan nantinya. Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi saudara/i dalam penelitian ini, atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti mengucapkan terimakasih.
Medan,
Februari 2015
Responden
(
)
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN MAHASISWA EVETIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN SEHAT BINJAI TAHUN 2015 Nilai Inisial
:
Kelas/Kelompok/Tanggal
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
No
Keterampilan 0
1.
2.
3.
4.
Persiapan Alat a. Standar Infus b. Infus set c. Cairan infus sesuai program medic d. Jarum infus sesuai ukuran (Abbocath) e. Pengalas f. Torniket g. Kapas alakohol h. Plaster gunting i. Kasa steril j. Betadin k. Sarung tangan Tahap interaksi a. Mencuci tangan b. Siapkan alat c. Memasang sampiran Tahap orientasi J a. Memberi salam, panggil klien dengan pangilan yang disenangi b. Memperkenalkan nama perawat c. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan kluarga d. Menjelaskan tentang keberhasilan e. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya sebelum tindakan f. Memulai kegiatan sesuai dengan prosedur Tahap kerja a. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke bagian atau akses slang ke botol infus b. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara slang keluar c. Menggulung lengan baju klien d. Letakkan pengalas di bawah lengan yang akan dilakukan penginfusan
Skor 1
2
Lampiran 3
e.
5.
Lakuakan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10-12 cm diatas penusukan dan menganjurkan klien untuk mengepal dan membuka beberapa kali, palpasi dan pastikan vena yang akan ditusuk f. Gunakan sarung tangan steril g. Desifektan daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol h. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena di posisi jarum (abbocath) mengarah ke atas i. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abbocath). Apabila penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena j. Setelah jarum infus bagian dalam dilepas /dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan selang infus k. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan l. Menfiksasi posisi jarum dengan plaster m. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infus serta ukuran jarum (abbocath). n. Lepaskan sarung tangan dan bereskan alat-alat o. Merapikan kembali baju dan posisi pasien Tahap terminasi m a. Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan kegiatan m b. Mengakhiri kegiatan dengan salam c. Mencuci tangan Jumlah Nilai
Keterangan 0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan tapi kurang sempurna 2 = Dilakukan dengan sempurna
Medan,
(
Februari 2015
)
Lampiran 4
LEMBAR PELAKSANAAN PENELITI EVETIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN SEHAT BINJAI TAHUN 2015 No 1
Kelompok Demonstrasi
Demonstrasi
Demonstrasi
2
Kombinasi Media audio visual dan demonstrasi
Kombinasi audio visual dan demonstrasi
Kombinasi media audio visual dan demonstrasi
Pertemuan Pertama
Kedua
Ketiga
Pertama
Kedua
Ketiga
KegiatanPeneliti 1. Perkenalan 2. Menjelaskan alat-alat pemasangan infus 3. Menjelaskan prosedur pemasangan infus 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya kepada mahasiswa 5. Menjawab pertanyaan 1. Meragakan kepada mahasiswa tentang pemasangan infus dengan cara demonstrasi 2. Menunjuk mahasiswa untuk meragakan pemasangan infuse 1. Ujian praktek
Kegiatan Mahasiswa
Waktu
1. Mendengarkan 2. Mendengarkan
10 Menit 15 Menit
3. Mendengarkan
15 Menit
4. Bertanya
10 Menit
5. Mendegarkan 1. Mendengarkan
10 Menit 20 Menit
Jumlah Waktu
60 Menit
60 Menit 2. Meragakan 40 Menit 2. Meragakan pemasanagan infus
1. Perkenalan 2. Menjelaskan alat-alat pemasangan infus 3. Menjelaskanprosedur pemasangan infus 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya kepada mahasiswa 5. Menjawab pertanyaan
1. Mendengarkan 2. Mendengarkan
Setiap mahasiswa memiliki waktu 10 Menit 10 Menit 15 Menit
3. Mendengarkan
15 Menit
4. Bertanya
10 Menit
5. Mendegarkan
10 Menit
1. Menampilkan video tentang pemasangan infus 2. Menunjuk 4 orang untuk meragakan pemasangana infuse 1. Ujian praktek
1. Melihat dan mendengarkan
15 Menit
2. Meragakan pemasangan infus 1. Meragakan pemasangan infus
45 Menit
170 Menit
60 Menit
60 Menit
Setiap mahasiswa Meragakan pemasangan infus 10 Menit
170 Menit
Lampiran 5
PROTOKOL PRAKTEK PEMASANGAN INFUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DENGAN KOMBINASI MEDIA AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI . 1.
Persiapan Alat 1.
Standar infus
2.
Infu set
3.
Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien
4.
Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
5.
Perlak/pengalas
6.
Tourniquet/pembendung
7.
Kapas alkohol 70%
8.
Plaster
9.
Gunting
10. Kasa steril 11. Betadin 12. Sarung tangan 2.
Metode pembelajaran 1. Metode pembelajaran demonstrasi dengan kombinasi media audio visual 2. Metode pembelajaran demonstrasi
3.
Waktu Pembelajaran 1.
4.
Waktu pembelajaran ini selama 3 hari
Cara Melakukan Pembelajaran : 1.
Metode kombinasi a.
Metode demonstrasi dengan kombinasi media audio visual hari pertama
1) Mengucapkan salam 2) Perkenalan
3) Menjelaskan alat 4) Menjelaskan prosedur pemasangan infus 5) Memberikan kesempatan bertanya kepada mahsiswa 6) Menjawab pertanyaan b.
Metode demonstrasi dengan kombinasi media audio visual
hari kedua 1) Mengucapkan salam 2) Menampilkan video tentang pemasangan infus 3) Peneliti meragakan pemasangan infus 4) Memberikan kesempatan bertanya kepada mahasiswa 5) Menunjuk 4 orang untuk melakukan pemasangan infus c. Metode demonstrasi dengan kombinasi media audio visual hari ketiga 1) Ujian praktek 2. Metode demonstrasi a. Metode demonstrasi hari pertama 1) Mengucapkan salam 2) Perkenalan 3) Menjelaskan alat 4) Menjelaskan prosedur pemasangan infus 5) Memberikan kesempatan bertanya kepada mahsiswa 6) Menjawab pertanyaan b. Metode Demonstrasi Hari kedua 1) Mengucapkan salam 2) Meragakan kepada mahasiswa tentang pemasangan infus 3) Menunjuk 4 mahasiswa untuk melakukan pemasangan infus c. Metode Demonstrasi Hari ketiga 1) Ujian praktek
5.
PELAKSANAAN
Kelompok Kombinasi
Kombinasi
Pertemuan Pertama
Kedua
Kombinasi
Ketiga
Demonstrasi
Pertama
Demonstrasi
Demonstrasi
Kedua
ketiga
Kegiatan peneliti 1. Mengucapkan salam 2. Perkenalan 3. Menjelaskan alat pemasangan infus 4. Menjelaskan prosedur pemasangan infus 5. Memberikan kesempatan untuk bertanya kepada mahasiswa 6. Menjawab Pertanyaan 1. Mengucapkan salam 2. Menampilkan video tentang pemasangan infus 3. Menunjuk 4 orang untuk meragakan pemasangan infus Ujian praktuk 1. 2. 3.
Mengucapkan salam Perkenalan Menjelaskan alat pemasangan infus 4. Menjelaskan prosedur pemasangan infus 5. Memberikan kesempatan untuk bertanya kepada mahasiswa 6. Menjawab Pertanyaan 1. Meragakan kepada mahasiswa tentang pemasangan infus dengan cara demonstrasi 2. Menunjuk mahasiswa untuk meragakan pemasangan infus Ujian praktek
Kegiatan mahasiswa 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Mendengarkan
Waktu 10 Menit 15 Menit
4.
Mendengarkan
15 Menit
5.
Bertanya
10 Menit
6.
Mendengarkan
10 Menit
1. 2.
Menjawab salam Melihat dan mendegarkan
15 Menit
3.
Meragakan Pemasangan infus Meragakan Pemasangan infus
45 Menit 170 Menit
1. 2. 3.
Menjawab salam Mendengarkan Mendengarkan
10 Menit 15 Menit
4.
Mendengarkan
15 Menit
5.
Bertanya
10 Menit
6.
Mendengarkan
1.
Mendengarkan
10 Meni 20 Menit
2.
Meragakan
40 Menit
Meragakan pemasangan infus
170 Menit
Lampiran 7
Statistics
N
Valid Missing
Umur 34 0
Jenis Kelamin 34 0
Total Skor 34 0
Skor Kelompok Media 17 0
Skor Kelompok Demonstrasi 17 0
Frequency Table JENIS KELAMIN
Valid
Frequency 26 8 34
laki-laki Perempuan Total
Percent 76.5 23.5 100.0
Valid Percent 76.5 23.5 100.0
Cumulative Percent 76.5 100.0
UMUR
Valid 19 20 21 22 Total
Frequency 13 18 2 1 34
Percent 38.2 52.9 5.9 2.9 100.0
Valid Percent 38.2 52.9 5.9 2.9 100.0
Cumulative Percent 38.2 91.2 97.1 100.0
KELOMPOK RESPONDEN
Valid 1 2 Total
Frequency 17 17 34
Percent 50.0 50.0 100.0
Valid Percent 50.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 50.0 100.0
SKOR KATAGORI
Valid terampil tidak terampil Total
Frequency 22
Percent 64.7
Valid Percent 64.7
Cumulative Percent 64.7
12
35.3
35.3
100.0
34
100.0
100.0
KATEGORI SKOR KELOMPOK KOMBINASI MEDIA AUDIAO VISUAL DENGAN DEMONSTRASI
Valid
terampil Tidak terampil
Missing Total
System
Frequency 14 3 0
Percent Valid Percent 82.4 82.4 17.6 17.6
Cumulative Percent 82.4 100.0
0 100.0
KATEGORI SKOR KELOMPOK METODE DEMONSTRASI
Valid
terampil Tidak Terampil
Frequency 8
Missing System Total
Percent Valid Percent Cumulative Percent 47.1 47.1 47.1
9
52.9
0 34
0 100.0
52.9
100.0
Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic skor total kelompok 1 kombinasi
.115
df
Sig. 34
.200(*)
Shapiro-Wilk Statistic .956
Df
Sig. 34
.180
Normal Q-Q Plot of skor total kelompok 1 kombinasi
Expected Normal
2
1
0
-1
-2 40
50
60
70
80
90
100
Observed Value
Uji normalitas Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df Sig. Rank of skorttlklopk1
.101
34
.200(*)
Statistic .952
Shapiro-Wilk Df Sig. 34
.139
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
DOKUMENTASI