SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI, METODE PEMBELAJARAN, DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS II SMK AMANAH KAMPAR KIRI TENGAH LUBUK SAKAI KABUPATEN KAMPAR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat UntukMengikuti Ujian Oral Komprehensif Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Oleh SITI ARBAIYAH NIM : 10673004994
PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H / 2013 M
ABSTRAK PENGARUH MOTIVASI, METODE PEMBELAJARAN, DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS II SMK AMANAH KAMPAR KIRI TENGAH LUBUK SAKAI KABUPATEN
KAMPAR
Oleh : Siti Arbaiyah NIM : 10673004994
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Amanah Kampar Kiri Tengah Lubuk Sakai Kabupaten Kampar yang berlangsung tanggal 01 November 2012 sampai 15 November 2012. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 yaitu dengan hasil Y= 3.985 + 0.446 X1+ 0.108 X2 + 0.500 X3 + (-0.243) X4. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu motivasi metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa secara bersama-sama (simultan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama instrument yang digunakan dalam penelitian ini handal dan valid melalui pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan Pearson Correlation Out SPSS Viewer dan Cronbach Alpha. Kedua, secara parsial variabel motivasi, metode pembelajaran dan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi siswa, sedangkan variabel lingkungan keluarga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Ketiga, nilai Koefesien Determinasi (R) sebesar 79% artinya variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, sedangkan 21% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti sarana prasarana, tingkat pendidika pengajar, dan lain-lain. Kata kunci : Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi, Motivasi, Metode Pembelajaran, Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Keluarga.
i
DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii GAMBARAN DAN BAGAN......................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah ........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
E. Sistematika Penulisan ..........................................................................
8
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Motivasi ............................................................................. 10 B. Kajian Tentang Metode Pembelajaran ................................................. 15 C. Kajian Tentang Lingkungan Sekolah................................................... 22 D. Kajian Tentang Lingkungan Keluarga ................................................. 26 E. Kajian Tentang Prestasi Belajar ........................................................... 33 F. Kajian Tentang Akuntansi ................................................................... 36 G. Kerangka Konseptual ........................................................................... 36 H. Hipotesa................................................................................................ 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian.................................................................................. 39
v
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 39 C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 40 D. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 40 E. Perumusan Model Penelitian................................................................ 41 F. Metode Analisis Data........................................................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 52 B. Penyajian Hasil Penelitian.................................................................... 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 80 B. Saran..................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel IV. 1
Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Tahun 2012/2013 ........................................................ 53
Tabel IV. 2
Keadaan Guru di SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Tahun 2012/2013 ................................................................................ 55
Tabel IV. 3
Keadaan Siswa di SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Tahun 2012/2013................................................................................. 56
Tabel IV. 4
Hasil Regresi Linier Ganda...................................................... 60
Tabel IV. 5
Statistik Deskriptif ................................................................... 62
Tabel IV. 6
Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Motivasi (X1).................. 64
Tabel.IV 7
Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Metode Pembelajaran (X2) ......................................................................................... 65
Tabel IV. 8
Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Lingkungan Sekolah (X3) .......................................................................................... 66
Tabel.IV 9
Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Lingkungan Keluarga (X4) ......................................................................................... 67
Tabel IV. 10 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Prestasi Belajar Akuntansi (X3) .......................................................................................... 68 Tabel IV. 11 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 69 Tabel IV. 12 statistic Durbin Watson ............................................................ 71 Tabel IV. 13 Hasil Uji Multikolineritas ........................................................ 71 Tabel IV. 14 Hasil Uji t ................................................................................. 74 Tabel IV. 15 Uji F ......................................................................................... 78 Tabel.IV 16 Tabel Summary ........................................................................ 78
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut dalam pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas : 2003). Dengan demikian dapat diketahui bahwa pendidikan adalah suatu usaha untuk menggali potensi yang ada pada setiap diri pribadi peserta didik untuk menuju taraf kehidupan yang lebih tinggi atau dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus-menerus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu, pengaruh perubahan yang 1
2
serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berangkat dari fenomena di atas maka seorang guru haruslah mampu menyesuaikan strategi, pendekatan serta metode yang digunakan dalam mengajar agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan menghadapi pelajaran yang diajarkan oleh guru, karena keberhasilan dari proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran, dan keberhasilan tujuan pembelajaran tergantung pada strategi yang digunakan ketika melakukan kegiatan pembelajaran. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan yaitu menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, serta mempunyai keahlian untuk mampu bekerja di dunia usaha. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetaui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar adalah sejauh mana tingkat pengetahuan anak terhadap materi yang diterima (Slameto, 2003 : 17). Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah (Tu’u, 2004 : 75). Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal)
3
maupun diluar diri siswa (eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006 : 75). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam belajar. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai tenaga pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003 : 96).
4
Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akutansi. Mata pelajaran akuntansi adalah mata pelajaran yang membutuhkan kesabaran, kecermatan, serta ketelitian. Untuk itu guru dituntut untuk tidak hanya menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat melatih siswa belajar, misalnya dengan diskusi, praktek komputer akuntansi, memperbanyak latihan mengerjakan soal. Menurut peneliti sebelumnya Dwi Istanti (2008) menyatakan bahwa metode pembelajaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 0,418 (41,8%). Selain faktor metode pembelajaran, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan suatu komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sangat besar pengruhnya bagi prilaku dan prestasi seseorang (Tu’u, 2004 : 16) Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa jurusan Akuntansi. Penguasaan siswa terhadap
5
mata pelajaran akuntansi dapat dilihat dari kemampuan dalam membuat laporan keuangan. Sekolah Menengah Kejuruan Amanah mempunyai harapan siswa jurusan akuntansi (AK) mampu menguasai mata pelajaran akuntansi tetapi yang menjadi kendala adalah mata pelajaran akuntansi dianggap sulit oleh siswa. Mata pelajaran Akuntansi yang diajarkan di SMK masih bersifat dasar yaitu siklus Akuntansi. Siklus Akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran, serta penyusunan laporan keuangan baik di dalam perusahaan jasa, dagang maupun koperasi. Dari penelitian awal yang dilakukan di SMK Amanah Kampar Kiri menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran akuntansi belum mencapai hasil yang maksimal. Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang ditetapkan di SMK Amanah Kampar Kiri untuk mata pelajaran akuntansi yaitu 65. Sedangkan rata-rata siswa nilainya masih berada dibawah standar KKM. Pada data yang didapat dari SMK Amanah Kampar Kiri Tengah didapat ada sekitar 10 siswa yang nilainya masih dibawah rata-rata dengan nilai 61. Dari hasil data tersebut dapat diindikasikan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi masih belum optimal. Hal ini dapat disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat berasal dari dalam diri siswa antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan. Yang termasuk lingkungan dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah dan lingkungan
6
keluarga. Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran, dan lingkungan Terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi pada Siswa Kelas 2 Akuntansi SMK Amanah Kampar Kiri Tengah Lubuk Sakai Kabupaten Kampar”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri? 2. Apakah
metode
pembelajaran
yang
digunakan
guru
akuntansi
berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri? 3. Apakah kondisi lingkungan sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri? 4. Apakah kondisi lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri? 5. Apakah motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri?
7
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah motivasi
berpengaruh terhadap prestasi
belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri. 2. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi
berpengaruh terhadap prestasi belajar
pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri. 3. Untuk mengetahui apakah kondisi lingkungan sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri . 4. Untuk mengetahui apakah kondisi lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri. 5. Untuk mengetahui apakah motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai beriku: 1. Manfaat Teoretis a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang diteliti.
8
b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraaktekkan teori yang diterima dibangku kuliah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar yang positif terhadap mata pelajaran akuntansi. b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik. c. Bagi guru sebagai masukan untuk dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar akuntansi siswanya. d. Bagi orang tua dapat menambah kesadaran untuk lebih memberikan dukungan dan motivasi terhadap pendidikan. E. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran pokok dari rencana pembahasan ini, penulis membagi dalam lima bab yang dirinci kedalam beberapa sub bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
:
TELAAH PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang membahas teori yang disajikan sebagai acuan penelitian untuk menggadakan penelitian dan hipotesis.
9
BAB III
:
METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan desain penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, serta analisis data.
BAB IV :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan dengan melakukan berbagai pengujian.
BAB V
:
KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan mengemukakan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran yang diperlukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
10
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang unutk melakukan sesuatu. Sardiman menyebutkan motif merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. (Sardiman, 2006 : 73) Oemar Hamalik menyebutkan, “Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan tertentu (Oemar Hamalik, 2004 : 173). Motivasi juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mendorong manusia untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku aktifitas belajar, adanya keinginan, kebutuhan dan harapan. Untuk itu pemberian motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap siswa. Jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat maka lepaslah tenaga yang luar biasa sehingga mendapatkan hasil yang semula tidak terduga. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan dalam segala hal, sehingga timbul reaksi hingga mencapai sebuah tujuan. Kutipan diatas menunjukkan betapa pentingnya motivasi itu dalam aktifitas belajar. Karena adanya motivasi yang tinggi maka otomatis minat 10
11
dan semangat siswa dalam mengikuti proses belajar baik pelajaran apapun bentuknya akan muncul secara sendirinya. Sehingga keberhasilan belajar siswa akan dapat tercapai secara optimal bila dalam dirinya ada motivasi yang tepat dan kuat. Hal ini sesuai dangan fungsi motivasi itu sendiri, yaitu sebagai berikut : 1. Motivasi berfungsi sebagai pendorong siswa melakukan perbuatan belajar. 2. Motivasi untuk menentukan arah perbuatan 3. Motivasi berfungsi untuk menyeleksi perbuatan apa yang hendak dikerjakan sesuai dengan tujuan. Berikut ini penulis mencoba memberikan sajian beberapa prinsip dan prosedur yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan perhatian agar tercapai perbaikan- perbaikan dalam segi motivasi belajar siswa : 1. Peserta didik ingin bekerja dan akan bekerja keras jika ia berminat terhadap sesuatu. Ini berarti bahwa hasil belajar akan lebih baik jika peserta
didik
dibangkitkan
minatnya
untuk
belajar.
Untuk
membangkitkan minat siswa tersebut antara lain : a. Membangkitkan kebutuhan pada diri peserta didik seperti kebutuhan spisikis, jasmani, sosial dan sebagianya. Kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan labil, ketidak puasan yang memerlukan pemuasan.
12
b. Pengalaman-pengalaman yang igin ditanamkan pada peserta didik hendaknya didasari pada pengalaman–pengalaman yang sudah dimiliki. c. Berilah kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang baik atau yang diinginkan. Tugas-tugas harus sesuai dangan tingkatan kesanggupan peserta didik. d. Menggunakan alat-alat peraga atau metode mengajar. 2. Tetapkan tujuan -tujuan yang terbatas dan pantas serta tugas-tugas yang terbatas jelas dan wajar. 3. Usahakan agar peserta didik selalu medapatkan informasi kemajuan dan hasil yang dicapainya, janganlah menganggap kenaikan kelas sebagai motivasi yang utama. Pengtahuan akan kemajuan dan hasil belajar itu akan memperbesar kegaitan belajar dan memperbesar minat. 4. Hadiah biasanya menghasilkan sebuah atau sesuatu yang lebih baik dari pada hukuman yang dapat digunakan. 5. Manfaatkan cita-cita, sikap-sikap dan rasa ingin tahu peserta didik. Pada umumnya pada masa para adolesen dan permulaan adolesen memiliki cita-cita yang tinggi dan sering memberikan respon dalam bentuk kerja sama, permainan, kerajinan, dan sebagainya. Rasa ingin tahu peserta didik merupakan motivatior
yang berharga jika guru mampu
mambangkitkan rasa ingin tahu perserta didik, karena dorongan itu akan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan.
13
6. Setiap individu ingin sukses dalam setiap usahanya. Jika sukses tercapai, akan menambah kepercayaan kepada diri sendiri, jika ia tidak sukses akan berupaya bagaimana sukses itu dicapai. 7. Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan mendorong
partisipasi
peserta didik, sehingga proses pengajaran
berlangsung dengan baik. Peserta didik akan menyenangi sekolah, dan jika sedang seorang disekolah maka hasil belajar juga akan meningkat. Sekolah menyenangkan adalah yang padanya banyak terjadi pengajaran yang baik pula. 8. Motivasi adalah pengajaran, bukan tujuan. Untuk kesempurnaan memerlukan perhatian dari setiap individu. 9. Peserta didik disarankan supaya dapat memotivasi dirinya belajarnya (Sardiman, 2007 : 95). sendiri sehingga timbul usaha yang tinggi dalam Dari uraian di atas jelaslah, bahwa dalam proses pengajaran terhadap peserta didik, motivasi merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori motivasi itu, perlu dikemukakan adanya ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Adapun ciri-ciri motivasi itu sendiri antara laian sebagai berikut: 1. Tekun terhadap tugas yang diberikan 2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa. 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam masalah. 4. Lebih senang bekerja sendiri
14
5. Cepat bosan ada tugas-tugas yang rutin 6. Dapat mempertahankan pendapat 7. Tidak mudah melepasakan hal yang telah diyakininya 8. Senang mencari dan menyelesaikan masalah, Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat
penting dalam kegiatan belajar menganjar. Seperti yang
dikemukakan oleh Sardiman dalam bukunya, mengatakan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang akan memiliki ciri sebagai berikut (Sardiman, 2007 : 95) : 1. Melaksanakan tugas secara terus menerus hingga selesai. 2. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi masalah yang sulit. 3. Menunjukan minat dalam berbagai macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (tugas yang berulang-ulang) 6. Dapat mempertahankan pendapatnya 7. Tidak mudah melepaskan hal yang di yakini B. Kajian Tentang Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar yang dilahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode
15
pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan guru. Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan
dengan
siswa
pada
saat
berlangsung
pembelajaran (Sudjana, 2005 : 76). Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Menempati peeranan yang tak kalah penting dalam proses belajar mengajar. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan. Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam
menghadapi
perbedaan tersebut, strategi
pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar ( Hasibuan, 2004 : 3). Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
16
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusu dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dan Djamarah (2002 : 89) pemilihan dan penemuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut : 1) Anak didik Anak menghajatkan
didik
adalah
pendidikan.
manusia Di
sekolah,
berpotensi
yang
gurulah
yang
berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 2) Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan instutisional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang
17
dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3) Situasi Situasi kegiatan pembelajaran yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. 4) Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan
metode
pembelajaran.
Fasilitas
adalah
kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung penggunaan metode eksperimen. 5) Guru Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. 2. Syarat-syarat Metode Pembelajaran Menurut Ahmadi ( Asih, 2007 : 20) syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah : 1) Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa 2) Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
18
3) Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. 4) Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan). 5) Metode mengajar harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. 6) Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan 7) Metode
mengajar
harus
dapat
menanamkan
dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari 3. Macam-macam Metode Pembelajaran Proses pembelajaran yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelemahan dan kelebihannya. Tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses pembelajaran. Menurut Djamarah ( 2002, 93-110) macam-macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
19
1) Metode Proyek Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak pada suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertitik tolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dengan pemecahan masalah tersebut. 2) Metode eksperimen Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran,
dimana
siswa
melakukan
percobaan
dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hokum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu. 3) Metode Tugas dan Resitasi Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Meode ini diberikan karena materi pelajaran banyak sementara waktu sedikit. Agar materi pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasa digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya
bisa
dilaksanakan
di
rumah,
di
sekolah
di
20
perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu maupun kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya tergantung dari tujuan yang hendak dicapai. 4) Metode diskusi Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan secara bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Dalam diskusi terjadi interaksi, tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dan siswa menjadi aktif. 5) Metode sodiodrama Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama dalam pemakaiannya seering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social. 6) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Dengan metode
demonstrasi,
proses
penerimaan
siswa
terhadap
21
pelajaran akan terkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna 7) Metode karya wisata Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dalam arti umum. Karyawisata disini berarti kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar. Teknik karya wisata adalah teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. 8) Metode Tanya jawab Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari uru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode Tanya jawab memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. 9) Metode latihan Metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebisaan tertentu. Metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. 10) Metode ceramah Metode ceramah adalah metode tradisonal, karena sejak dulu dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
22
dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam metode ceramah dibutuhkan keaktifan guru dalam kegiatan pengajaran. Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Penggunaan metode yang variatif dan sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran dapat membuat siswa senang dan termotivasi untuk belajar. Metode tersebut harus dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan guru. Dari uraian di atas, indikator-indikator dari metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah : 1) Membangkitkan motif dan minat belajar siswa 2) Mendidik siswa belajar mandiri 3) Meniadakan verbalitas dalam penyampain materi. C. Kajian Tentang Lingkungan Sekolah 1. Pengertian Lingkungan Sekolah Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Munib, 2005 : 76). Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan (Tu’u, 2004 : 18).
23
Sedangkan lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan. Jadi lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa. 2. Faktor-faktor Dalam Lingkungan Sekolah Menurut Slameto (2003 : 64) faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup : a. Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efesien dan efektif. b. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar.
24
c. Relasi Guru dan Siswa Proses pembelajaran terjadi antara guru dengan siswa. Proses ini dipengaruhi oleh relasi didalam proses tersebut. Relasi guru dengan siswa baik, membuat siswa akan menyukai gurunya, juga kan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajari
sebaik-baiknya.
Guru
yang
kurang
berinteraksi dengan siswa dengan baik menyebabkan proses pembelajaran itu kurang lancar. d. Relasi Siswa dan Siswa Siswa yang mempunyai sifat kurang menyenangka, rendah diri atau mengalami tekanan batin akan diasingkan dengan kelompoknya. Jika hal ini semakin parah, akan berakibat terganggunya belajar. Siswa tersebut akan malas untuk sekolah dengan berbagai macam alasan yang tidak-tidak. Jika terjadi demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan dan penyuluhan. Menciptakan relasi yang baik antar siswa akan memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa. e. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, pegawai sekolah dalam bekerja, kepala sekolah dalam mengelola sekolah, dan BP dalam memberikan layanan.
25
f. Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran tersebut dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran dan dipakai guru waktu mengajar. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan guna memperlancar kegiatan pembelajaran. g. Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses pembelajaran di sekolah. Waktu seklah akan mempengaruhi belajar siswa. Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar. Sekolah dipagi hari adalah wakt yang paling tepat dimana pada saat itu fikiran masih segar dan kondisi jasmani masih baik. Dari uraian di atas, indikator-indikator dalam lingkungan sekolah pada penelitian ini adalah : 1. Disiplin sekolah 2. Relasi guru dengan siswa 3. Fasilitas sekolah
26
D. Kajian Tentang Lingkungan Keluarga 1. Pengertian Tentang Lingkungan Keluarga Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. Lingkungan-lingkungan tersebut akan memberikan pengalaman yang dapat berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku dan pretasi seseorang. Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan relative tetapdan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi (Ahmadi, 2007 : 167). Di dalam lingkungan keluarga orang tua mempunyai peranan pentingdalam mendidik seorang anak hingga anak akan menjadi tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika tidak, maka fitrah yang ada dalam diri seseorang akan terkontaminasi oleh “kuman-kuman” kehidupan itu sendiri. Selaku orang tua haruslah dapat membentengi diri dan keluarganya. Dalam membicarakan tentang pemimpin rumah tangga tentunya tidak terlepas dari masalah perkawinan. Sebab perkawinan merupakan fitrah manusia yang dianugerahinoleh Allah SWT kepada hamba-Nya sebagai amal terjadinya ikatan bathin, cinta dan kasih sayang (mawaddah warahmah). Cinta dan kasih sayang telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Dalam membina rumah tangganya yang mendapat bimbingan
27
langsung dari Allah SWT sebagaimana firmannya dalam Q.S Ar-Ruum (30) : 21 yang berbunyi : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Lingkungan menurut Purwanto (Asih, 2007 : 32) digolongkan menjadi tiga, yaitu : a. Lingkungan keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama. b. Lingkungan sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua. c. Lingkungan masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga. Pengaruh utama dan pertama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi seseorang. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal. Keluarga bersifat informal bisa diartikan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang tidak mempunyai program resmi seperti yang dimiliki lembaga pendidikan formal.
28
Apabila hubungan orang tua dengan anak dan hubungan anak dengan anak berjalan dengan harmonis maka kondisi tersebut member stimulus dan respons yang baik dari anak sehingga prilaku dan prestasinya menjadi baik. Jadi yang dimaksud dengan lingkungan keluarga adalah suatu daerah yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak untuk mencapai tujuan bersama. 2. Faktor-faktor dalam Lingkungan Keluarga Menurut Slameto (2003 : 60) lingkungan keluarga akan member pengaruh pada siswa berupa : a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Orang tua yang tidak atau kurang perhatian misalnya keacuhan orang tua tidak menyediakan peralatan sekolah, akan menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar. Dalam mendidik anak hendaknya orang tua harus memberikan kebebasan pada anak untuk belajar sesuai keinginan dan kemampuannya, tetapi juga harus memberikan arahan dan bimbingan. Orang tua dapat menolong anak yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan bimbingan tersebut. b. Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga terutama relasi anak dengan orang tua dan relasi dengan anggota keluarga lain sangat penting bagi keberhasilan belajar anak. Demi kelancaran keberhasilan belajar
29
siswa, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga tersebut. Hubungan yang baik didalam keluarga akan mensukseskan belajar anak tersebut. c. Suasana rumah Suasana yang dimaksudkan adalah kejadian atau situasi yang sering terjadi dikeluarga. Agar anak belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram sehingga anak betah dirumah dan dapat belajar dengan baik. d. Keadaan ekonomi orang tua Keadaan ekonomi orang tua erat kaitannya dengan belajar anak. Pada kondisi ekonomi yang relatif kurang menyebabkan orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan anak, tetapi faktor kesulitan ekonomi dapat menjadi pendorong keberhasilan anak. e. Perhatian orang tua Anak perlu drongan dan pengertian dari orang tua dalam belajar. Kadang anak yang mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan dorongan untuk menghadapi masalah di sekolah. Bila anak belajar jangan diganggu dengan tugastugas rumah agar konsentrasi anat tidak terpecah. f. Latar belakang kebudayaan Tingkat
pendidikan
dan
kebiasaan
orang
tua
juga
berpengaruh terhadap sikap anak. Maka perlu ditanamkan kebiasaan yang baik agar dapat mendorong anak semangat belajar.
30
3. Fungsi Keluarga Menurut Soleaeman (2003 : 85) fungsi keluarga adalah sebagai berikut : a. Fungsi Edukasi Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan pendidikan serta pembinaan anggota keluarga pada umumnya. Fungsi edukasi ini tidak sekedar menyangkut pula penentuan dan pengakuan landasan yang mendasari upaya pendidikan itu, pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengolahannya, penyediaan sarana dan prasarana dan pengayaan wawasannya. b. Fungsi Sosialisasi Tugas keluarga tidak hanya mengembangkan individu menjadi pribadi yang mantap tetapijuga upaya membantunya dan mempersiapkannya menjadi anggoa masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi sosial, keluarga menduduki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan nrma-norma sosial. Fungsi sosial secara mantap yang dapat diterima rekan-rekannya bahkan masyarakat. c. Fungsi Lindungan atau Fungsi Proteksi Mendidik hakekatnya bersifat melindungi yaitu melindungi anak dari tindakan yang tidak baik dan dari hidup yang menyimpang norma. Fungsi ini juga melindungi anak dari ketidak mampuannya
31
bergaul dengan lingkungan bergaulnya, melindungi dari pengaruh yang tidak baik d. Fungsi Afeksi atau Fungsi Perasaan Anak berkomunikasi dengan lingkungannya juga dengan keluarganya dengan keseluruhan pribadinya. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan, ucapan, mimik serta perbuatan rang tua merupakan bumbu pokok dalam pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga. Makna kasih saying orang tua pada anaknya tidak tergantung dari banyaknya hadiah yang diberikan tetapi sejauh mana kasih saying tersebut diapersepsikan atau dihayati. Yang ingin dicapai dalam fungsi ini adalah menciptakan suasana perasaan sehat dalam keluarga. e. Fungsi relegius Keluarga wajib memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluaga lainnya kepada kehidupan beragama. Tujuannya untuk mengetahui kaidah-kaidah agama juga untuk menjadi insane yang
beragama
sehingga
menggugah
untuk
mengisi
dan
mengarahkan hidupnya untuk mengabdi kepada tuhan. f. Fungsi ekonomis Fungsi ekonomis keluarga meliputi pencarian nafkah, perencanaan pembelajaan serta pemanfaatannya. Keadaan ekonomi keluarga berpengaruh pada harapan orang tua akan masa depan dan
32
harapan anak itu sendiri. Keluarga dengan ekonomi rendah menggangap anak sebagai beban. Sedangkan keluarga dengan ekonomi tinggi kemungkinan dapat memenuhi semua kebutuhan akan tetapi dalam pelaksanaannya tersebut belum menjamin pelaksanaan sebagaimana mestinya karena ekonomi keluarga tidak tergantung dari materi yang diberikan. g. Fungsi rekreasi Rekreasi dirasakan orang jika ia menghayati suasana yang senang dan damai, jauh dari ketegangan dan kesibukan sehari-hari. Makna
fungsi
rekreasi
dalam
keluarga
diarahkan
kepada
tergugahnya kemampuan untuk dapat mempersiapkan kehidupan dalam keluarga secara wajar dan sungguh-sungguh sebagaimana digariskan dalam kaidah hidup berkeluarga. h. Fungsi biologis Fungsi biologis keluarga berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga. Kebutuhan akan keterlindungan fisik guna melangsungkan kehidupan seperti perlindungan kesehatan, rasa lapar, haus dan lain-lain. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi itu hendaknya tidak berat sebelah, tidak memisahkan fungsi-fungsi tersebut, tidak dilakukan oleh satu pihak saja. Dari uraian di atas, maka indikator-indikator lingkungan keluarga dalam penelitian ini adalah :
33
1. Cara orang tua mendidik 2. Keadaan ekonomi keluarga 3. Hubungan antar anggota keluarga E. Kajian Tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Dalam
proses belajaar mengajar, siswa mengalami satu
perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Adanya perubahan ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan dari kegiatan mengerjakan soal ulangan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kata prestasi belajar mengandung dua kata yaitu prestasi dan belajar yang mempunyai arti berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan, ada baiknya kedua kata dijelaskan satu persatu. Menurut Syaiful Bahri Djamarah Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Sedangkan belajar merupakan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan dari tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang (Kurniati, 2007 : 12)
34
Selanjutnya menurut Abdurrahman Saleh Memberikan prestasi belajar adalah yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat ilmu penguasaan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka huruf atau angka symbol prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak didik dalam memahami mata pelajaran di sekolah (Kurniati, 2007 : 12) Prestasi belajar bukan hanya semata-mata kerana faktor kecerdasan (intelegensi) siswa saja, tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud tersebut dibagi menjadi dua, yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor yang dimaksud adalah yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (Nana Sudjana, 2008 : 39) a. Faktor intern, yaitu yang terdapat di dalam diri individu itu sendiri, antara lain adalah kemampuan yang dimiliki, minat dan motivasi serta faktor-faktor lainnya. b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada diluar individu diantaranya lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, agar siswa dapat memperoleh presstasi belajar yang seoptimal mungkin maka siswa perlu meningkatkan kemampuan minat dan motivasi yang ada di dalam dirinya. Demikian halnya dengan faktor yang ada diluar diri siswa. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat memberikan
35
dukungan kepada siswa didalam belajar. Diantara ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua yang sangat mendukung dalam mendidik anak atau siswa setelah lingkungan utama yaitu lingkungan keluarga. Minat siswa terdapat suatu pelajaran bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan prestasi belajar siswa. Minat siswa menurut Winkel termasuk faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar yang termasuk faktor eksternal. 2. Prestasi Belajar Akuntansi Prestasi belajar akuntansi merupakan prestasi belajar yang dicapai siswa dengan kegiatan belajar secara efektif di sekolah, khususnya setelah siswa atau individu mempelajari mata pelajaran akuntansi yang diberikan guru akuntansi untuk mencapai tujuan pengajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut baik faktor internal maupun faktor eksternal dilakukan melalui pengalaman belajar mata pelajaran akuntansi. Pencapaian prestasi belajar dalam mata pelajaran
akuntansi
biasanya
ditunjukkan
dengan
angka
yang
mencerminkan seberapa besar siswa mampu menguasai materi yang telah diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. F. Kajian Tentang Akuntansi Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen (2004 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
36
dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif. Kemudian Suparwoto L (2006 : 2) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu system atau tehnik untuk mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan menyajikan hasil pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak intern dan ekstern perusahaan. Pihak ekstern disini terdiri dari investor,
kreditur
pemerintah,
serikat
buruh
dan
lain-lain.
Dari kedua definisi tersebut siatas, maka dapat dibandingkan antara definisi akuntansi yang dikemukakan oleh Suparwoto di satu pihak dengan definisi menurut APB di pihak lain di mana Suparwoto akuntansi lebih merupakan suatu system atau teknik pengukuran dan pengelolaan transaksi, sedangkan APB lebih menekankan pada tujuan hasil akuntansi guna pengambilan keputusan ekonomi. Menurut AICPA dalam Sofian S. Harahap (2002 : 12), mengatakan akuntansi adalah seni pencatatan, pengelolaan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi yang umumnya bersifat keuangan termasuk penafsiran hasil-hasil. American Acounting Association (AAA) dalam Soemarso SR. (2003 : 5) mendefinisikan akuntansi sebagai proses pengidentifikasian, pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas
bagi
mereka
yang
menggunakan
informasi
tersebut.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu sistem atau teknik dari suatu pencatatan, penggolongan dan peringkasan,
37
pelaporan dan menganalisa data keuangan yang dilakukan dengan cara tertentu dan ukuran moneter yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi atau perusahaan. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan masalah-masalah yang dihadapi manajemen semakin komplek sehingga pada bidang-bidang tertentu perlu penangannan khusus. Sehubungan dengan kepentingan tersebut kekhususan pada bidang kegiatan akuntansi, antara lain keuangan, biaya, manajemen dan lain-lain. G. Kerangka Konseptual Kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, perhatian. Sedangkan dari luar diri siswa seperti metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan teori dan logika paparan di atas maka dapat disimpulkan modelnya sebagai berikut :
38
Gambar 1 Model Penelitian Variabel Independen
Variabel Dependen
Motivasi
Metode Pembelajaran Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi Lingkungan Sekolah
Lingkungan Keluarga
Secara simultan
H. Hipotesa Dari perumusan masalah yang telah ditemukan dan dikaitkan dengan kerangka teoretis maka penulis menduga ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa yaitu : 1:
Diduga Motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi
2 : Diduga Metode pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi
39
3 : Diduga Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi 4 : Diduga Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi 5 : Diduga Motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi.
40
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada dasarnya jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, metode, tingkat eksplansi, analisis dan jenis data. Menurut metodelnya, jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan hipotesa. Dalam survey, informasi yang dikumpulkan dari sampel atau populasi ( Sugiyono, 2005) Penelitian ini dilakukan dengan cara survey yaitu mengumpulkan data pokok dari suatu sampel dengan menggunakan instrument kuisioner, yang akan dilakukan di SMK Amanah Kampar Kiri Tengah Lubuk Sakai Kabupaten Kampar. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK Amanah Kampar Kiri Tengah Lubuk Sakai Kabupaten Kampar tahun ajaran 2011/ 2012 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 66 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih sebagai subjek penelitian. Di dalam pengambilan sampel pada penelitian ini. Peneliti menggunakan metode sensus. Dimana populasi yang ada juga merupakan
40
41
sampel. Hal ini dilakukan mengingat populasi yang ada jumlahnya sedikit Jadi jumlah sampel yang akan diambil adalah 66 orang siswa yang terdiri dari kelas II a dan kelas II b, dan kuesioner akan dibagikan langsung oleh peneliti. C. Jenis dan Sumber Data Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, yaitu data mentah yang diperoleh langsung dari tempat penelitian, yaitu SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dari tempat penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan berbagai keterangan yang diperlukan sehubugan dengan penelitian ini, digunakan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara, yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau autoritas (seoarang ahli atau yang berwewenang dalam suatu masalah) (Nursalim, 2005:113). 2. Kuesioner, yaitu suatu penggumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2007:49)
42
E. Perumusan Model Penelitian Pengolahan data penelitian ini dengan menggunakan regresi linier berganda (multiple regression) guna mengetahui pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel dependent. Model tersebut diformulasikan sebagai berikut: Y
= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Keterangan: Y
= Prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi
A
= Konstanta
bi
= Koefisien Regresi (i= 1,2,3,4)
X1
= Motivasi
X2
= Metode pembelajaran
X3
= Lingkungan sekolah
X4
= Lingkungan keluarga
E
= Error Untuk mengetahui pengaruh tiap-tiap variabel independent terhadap
variabel dependent dapat dibuat rumus regresi linier sederhana, yaitu: H1……………Y=a+b1x1+e H2…………….Y=a+b2X2+e H3…………….Y=a+b3X3+e H4…………….Y=a+b4X4+e
43
Pengakuan variabel dependent dan independent menggunakan skala Likert dengan skala 1 ( Tidak pernah) samapai dengan skala 5 (selalu). Untuk masing-masing pertanyaan menggunakan skala Likert yaitu: Tidak Pernah
(TP)
1
Jarang
(J)
2
Kadang-kadang
(KK) 3
Sering
(S)
4
Selalu
(S)
5
F. Metode Analisis Data Data yang sudah diperoleh baik melalui lembar pengamatan maupun hasil angket Kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adala analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis deskriptif untuk menganalisis prestasi belajar siswa sedangkan teknik analisis inferensial untuk menganalisis sesuatu tindakan yang signifikan. 1. Pengujian Kualitas Data Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari instrument yang digunakan dalam pengumpulan data. Instrument yang baik adalah harus memenuhi persyaratan, valid dan reliabel.
44
Penelitian
yang
mengukur
variable
dengan
menggunakan
instrument dalam kuisioner harus diuji kualitas data tersebut dengan uji validitas dan realibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut valid atau realibel untuk mengukur variabel yang akan diukur sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis yang diajukan. Dalam pengukuran variabel digunakan instrument penelitian yang merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. a. Uji Validitas Validitas data ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro, 2003 : 266). Penentuan validitas data menggunakan Korelasi Pearson (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 179-180). Hasil dari korelasi antar variabel dibandingkan dengan range angka korelasi -1, 0 dan +1 pada tingkat signifikan 0,05 apabila r hitung mendekati angka 0 (semakin menjauhi angka 1) maka instrumen penelitian tersebut tidak valid. Tanda positif (+) pada korelasi tersebut menunjukkan korelasi yang positif antara setiap pertanyaan dengan skor totalnya. Dan tanda negatif (-) menunjukkan korelasi negatif antara setiap pertanyaan dengan skor total dengan signifikan pada level 0.05.
45
b. Uji Reliabilitas Jika validitas telah diproleh, maka harus mempertimbangkan pula reliabilitas pengukuran. Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk memenuhi konsistensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat dihasilkan data yang dipercaya pula. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cronbach alpha yaitu untuk menguji kelayakan terhadap konsistensi seluruh skala yang digunakan. Suatu instrument dikatakan reliabel apabila memiliki croncbach alpha apabila
lebih dari 0,5 (Nunnaly, 1967 dalam
Darlis, 2005). 2. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Jika variasi yang dihasilkan dari distribusi data yang tidak normal, maka tes statistik yang dihasilkan tidak valid. selanjutnya normalitas dibutuhkan dalam melakukan uji stastistik F dan T. dan kedua pengujian ini dilakukan pada penelitian ini. Pada pendekatan ini, distribusi normal akan ditunjukkan dalam garis diagonal. Plot ini membandingkan nilai observasi dengan nilai yang diharapkan dari suatu distribusi normal. Jika plotting data akrual terletak pada garis diagonal tersebut atau mendekatinya, berarti data tersebut
46
normal. Sebaliknya jika plotting data akrual berada jauh dari garis diagonal, berarti data penelitian tersebut tidak distribusi normal. 3. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul-betul terbebas dari bias sehinga hasil regresi yang diproleh tidak valid, dan akhirnya hasil regresi tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis dan penarikan kesimpulan, Maka perlu dilakukan pengujian yang disebut dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang perlu diperhatikan adalah : a. Uji Autokorelasi Autokorelasi terjadi apabila terjadi korelasi antara anggota sampel yang diurutkan bedasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang mengunakan data time series. Kosenkuensi adanya autokorelasi ini adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya, dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Umumnya untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson dengan rumus sebagai berikut: t n
d =
1 2
(e 1 e t 1 ) 2 t n
1 2
e1
2
47
Keterangan :
et
Kesalahan gangguan dari sampel
et 1 Kesalahan gangguan dari sampel satu periode sebelumnya Ketentuan : 1) Jika DW dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif 2) Jika DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi 3) Jika DW diatas +2, berarti autokorelasi positif b. Uji Multikolinearitas Suatu model regresi mengandung multikolinearitas jika hubungan ada hubungan yang sempurna antara variabel independent atau terdapat korelasi linear. Konsekuensinya adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cendrung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansinya yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga semakin besar. Sehingga model regresi yag diproleh tidak valid untuk menaksir nilai variabel independent. Penelitian ini menggunakan tolerance dan varian inflantor factor (VIF) untuk melihat adanya multikolinearitas dengan formula sebagai berikut : VIF =
1 1 2 (1 R ) toleransi
48
Dimana R² merupakan koefisien determinasi. Menurut Santoso; 2003, apabila toleransi kecil artinya menunjukkan nilai VIF yang besar, untuk variabel lainnya, sebaliknya jika nilai VIF < 5 maka dianggap tidak terdapat multikolinearitas c. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas diartikan sebagai tidak samanya varian bagi variabel independent yang diuji dalam setting yang berbeda. Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dengan residual, dari satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residualnya
tetap,
maka
tidak
ada
heterokedastisitas
atau
homokedastisitas (Gujarati, 1995 dan Rani, 2007) Untuk melihat ada atau tidaknya heterokedastisitas, maka digunakan scatterplot. Pengujian dilakukan denga melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika membentuk pola tetentu, maka terdapat hatarokedstisitas. Sedangkan jika titik-titknya menyebar, maka tidak terdapat heterokedastisitas. Jika terdapat heterokedastisitas, untuk memperbaikinya dapat mengkonversi regresi kebentuk logaritma (Prastito, 2004 : 150). 4. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis ini digunakan regresi berganda interaksi. Pengolahan data penelitian ini menggunakan multiple regression dengan bantuan program SPSS (Statistical Produk Service Solution) versi 16.0
49
dalam melakukan analisis regresi ini dilakukan dengan metode enter yaitu metode analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis data secara bias, yaitu semua variabel independent dianalisis baik prediktor yang berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap kriterium. Setelah mendapat model penelitian yang baik, maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. a. Uji Parsial ( Uji T ) Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah variabel independent yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependent. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji T atau dengan menggunakan rumus P
value.
Dalam uji T dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut : Rumus : t hitung =
bi sebi
Keterangan : Thitung
=t
Hasil perhitungan
bi
= Koefisien regresi
Se bi
= Standar error Untuk menetukan nilai T-statistik tabel, ditentukan dengan
tingkat signifikansi 5 % dengan derajat keabsahan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah observasi dan t hitung > t tabel (a, n-k-1), maka Ho ditolak dan jika t hitung < t tabel (a,n-k-1), maka Ho diterima.
50
b. Uji Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel variabel dependen. Analisis uji F dengan membandingkan F hitung dan F tabel. Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus:
R 2 /( k 1) Fhitung = (1 R 2 )(n k ) Untuk menentukan nilai F tabel , tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dimana n adalah jumlah obsevasi, k adalah jumlah variabel termasuk intercept, dengan kriteria uji yang digunakan adalah jika F hitung > F tabel atau P Value < a v dikatakan tidak signifikan karena Ho diterima dan Ha ditolak.. Hal ini berarti variabel independent secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Apabila F hitung > F tabel atau P Value < a dikatakan signifikan karena Ho ditolak dan Ha diterima c. Koefisien Determinan Koefisien determinan (R) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan
seberapa
besar
persentase
variabel-variabel
independent. Semakin besar koefisien determinasinya, maka semakin baik variabel independen dalam menjelaskan variabel dependent. Dengan demikian regresi yang dihasilkan baik untuk mengistemasi nilai variabel dependent.
51
Begitu juga untuk mengetahui variabel independent yang paling berpengaruh terhadap variabel dependent dilihat dari koefisien korelasi parsial. Variabel independent yang memiliki koefisien korelasi parsial yang paling besar adalah independent yang paling berpengaruh terhadap variabel dependent.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK Amanah Kampar Kiri Tengah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan kejuruan berbasis Akuntansi di Kecamatan Kampar kiri tengah Kabupaten Kampar. Mulai beroperasi pada tahun 2006 yang dirintis oleh Yayasan Amanah dan Kecamatan Kampar Kiri Tengah. Dinegerikan berdasarkan SK Bupati Kampar Pada tanggal 27 Maret 2008. Sekolah SMK Amanah Kampar Kiri Tengah saat ini terletak Di Desa Lubuk Sakai Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar yang memiliki Lahan Sebesar 6 Hektar, Berdasarkan lahan yang ada saat ini telah direncanakan untuk pembangunan gedung lanjutan disamping telah dibangun gedung tahap pertama dan sebagian lagi untuk kegiatan praktik. Sebelumnya berada di Desa Sungai Pagar dengan status menumpang pada bangunan serbaguna kecamatan Kampar Kiri Tengah. Jarak lokasi Sekolah SMK Amanah Kampar Kiri Tengah saat ini dengan ibukota kecamatan sekitar 4,5 kilometer. 1. Sarana dan Prasarana Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah untuk melahirkan out put yang berwawasan. Hasil dari out put yang dilahirkan selain tergantung pada tenaga pendidik (guru), namun juga sangat dipicu oleh fasilitas, sarana prasarana pendidikan. Dengan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan memberikan kesempatan yang
52
53
lebih besar bagi sekolah untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pembelajaran. SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Kab. Kampar, merupakan lembaga pendidikan swasta. Melalui bantuan Pemerintah dan inisiatif pimpinan sekolah secara bertahap melengkapi sarana dan prasarana. Demi terlaksananya proses pendidikan yang lebih baik. Adapun sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel IV.1 Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Tahun 2012/2013 No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi 1 Ruang kepala sekolah 1 ruang Baik 2 Ruang majelis guru 1 ruang Baik 3 Ruang TU 1 ruang Baik 4 Ruang kelas 7 ruang Baik 5 Ruang Labor 1 ruang Baik 6 Ruang serba guna 1 ruang Baik 7 Ruang perpustakaan 1 ruang Baik 8 Mushalla 1 ruang Baik 9 Lapangan takraw 1 paket Baik 10 Peralatan rebana I paket Baik 11 Lapangan Voli Ball I paket Baik 12 Lapangan Tenis Meja I paket Baik Sumber data : SMK Amanah 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di sekolah SMK Amanah sudah memadai dengan kondisi yang baik. Ruangruang yang penting seperti ruang kepala sekolah, ruang majelis guru dan ruang kelas siswa juga sudah memadai. Terlengkapinya sarana olahraga serta sarana-sarana pendukung lainnya seperti labor dan ruang pustaka dengan baik juga sudah dimiliki oleh sekolah SMK Amanah. Ini berarti
54
sarana dan prasarana di sekolah SMK Amanah sudah terlengkapi dengan baik. 2. Keadaan Guru SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, sedangkan guru sebagai peran utamanya. Tanpa adanya guru proses belajar mengajar juga tidak akan pernah ada. Guru merupakan petugas lapangan yang membimbing proses pembelajaran di kelas sehingga para siswa belajar. Selain itu juga, guru sebagai tali penghubung pengetahuan kepada peserta didik. Guru merupakan penentu keberhasilan proses belajar mengajar, oleh sebab itu seorang guru dituntut untuk memiliki potensi yang tinggi, serta profesional dalam mengajar peserta didik. Karena potensi guru sangat berpengaruh terhadap out put yang dilahirkan. Dengan kata lain jika potensi guru rendah maka out put yang dilahirkan cenderung akan rendah. Begitu juga sebaliknya jika guru memiliki potensi yang tinggi dan profesional dalam mengajar, maka out put yang dilahirkan akan baik. Adapun jumlah guru yang ada di SMK Amanah
Kecamatan
Kampar Kiri Tengah Kab. Kampar adalah berjumlah sebanyak 20 orang. untuk lebih jelas lihat pada tabel berikut ini :
55
Tabel IV.2 Keadaan Guru di SMK Amanah Kec Kampar Kiri Tengah Kab. Kampar T/A 2012/2013 No Nama Bidang Studi Jabatan 1 Hasmita, S.Pd Kepala sekolah 2 Syamsul Bahri Wa. Kasek 3 Amrin, SE Fisika Guru 4 Harman TU 5 Zakiah, S.Si Biologi Guru 6 Sri Sutarmi Seni Budaya Guru 7 Endi Asbar Bahasa Inggris Guru 8 Natrina, A.Ma PPKN Guru 9 Rafikqoh, S.Pd Bahasa Indonesia Guru 10 Lutful Malikah, A.ma Pendidikan Agama Islam Guru 11 Syafiani A,ma Matematika Guru 12 Drs. Muhammad Rifai Akuntansi Guru 13 Wahyu Pujiono, S.Kom Akuntansi Guru 14 Bastiah, A.Ma Kimia Guru 15 Mukhtarom, S.Pd Ekonomi Guru 16 Analiswati, A. Ma Sosiologi Guru 17 Nurmiati, A.Ma Antropologi Guru 18 Suryani,A.Ma Sejarah Guru 19 Idris, S.Pd Matematika Guru 20 Yekti Nusantorowati, S.Pd Ekonomi Guru Sumber data : SMK Amanah Kampar Kiri Tengah 2012 Dilihat dari data guru di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur guru sudah dilengkapi dengan baik, dimana masing-masing guru hanya memegang satu mata pelajaran yang dikuasai. Serta ada beberapa mata pelajaran utama yang dipegang oleh beberapa guru, hal ini dilakukan untuk lebih memperfokus guru dalam memberikan pembelajaran. 3. Keadaan Siswa SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Setelah fasilitas sarana dan prasarana pendidikan sudah terpenuhi, guru sebagai penunjang pendidikan juga telah disiapkan, maka siswa merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Sebagai faktor
56
penting maka seharusnya pihak sekolah memberikan yang terbaik kepada para siswa. Dari tujuan yang diinginkan sekolah, maka proses pendidikan terhadap siswa selalu diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tersebut. Secara umum siswa SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Kab. Kampar berjumlah 221 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel IV.3 Keadaan Siswa SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Kab. Kampar T/A. 2012/2013 No Kelas Laki-laki Perempuan Rombel Jumlah 1 X 50 45 3 95 2 XI 35 25 2 60 3 XII 36 30 2 66 Jumlah 121 100 7 221 Sumber data : SMK Amanah Kampar Kiri Tengah 2012 Data siswa di atas diambil dari data tahun 2012. Dapat dilihat bahwa kelas yang ada di sekolah SMK Amanah sudah lengkap dengan adanya siswa kelas X, XI, dan XII. Siswa pada setiap tahunnya meningkat, hal ini dapat dilihat dari data siswa tiap kelasnya meningkat. Kelas X yang terdiri dari 3 lokal yakni lokal Xa, Xb dan Xc. Kelas XI terdiri dari tiga lokal yakni lokal XIa dan XIb. Sedangkan kelas XII terdiri dari dua lokal yakni lokal XIIa dan XIIb. Masing-masing jumlah siswa pada masingmasing kelas selalu meningkat tiap tahunnya. Kelas X terdiri dari 95 siswa, kelas XI terdiri dari 60 siswa dan kelas XII terdiri dari 66 siswa.
57
4. Struktur Organisasi SMK Amanah Kec Kampar Kiri Tengah Setiap organisasi yang terbentuk tidak akan terlepas dari struktur pembangunnya. Struktur yang dimaksud adalah struktur suatu organisasi yang pada umumnya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Begitu juga dengan sekolah SMK Amanah ini, untuk ketertiban sekolah dan administrasi sekolah maka terbentuklah struktur organisasi sekolah yang tersusun atas musyawarah dan kesepakatan sekolah. Struktur organisasi yang terbentuk dapat dilihat pada bagan dibawah ini : Bagan IV.1 Struktur Organisasi SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Kab. Kampar Kepala Sekolah
Kepala Tata Usaha
Waka. Sis
Waka. Kurik
Waka. Sarana
BP/PK
Wa. Humas
Guru Siswa- siswi
Sumber data : SMK Amanah Kampar Kiri Tengah 2012
58
Dari bagan struktur organisasi sekolah SMK Amanah di atas dapat dilihat struktur telah tersusun dengan baik. Struktur pada sekolah sudah dilengkapi dengan kepala sekolah, wakil kesiswaan, wakil kurikulum, wakil sarana dan prasarana, wakil humas, kepala tata usaha dan dilengkapi lagi dengan guru BK. 5. Kurikulum Kurikulum yang diterapkan di SMK Amanah Kec. Kampar Kiri Tengah Kab. Kampar
adalah kurikulum tingkat satuan pembelajaran
(KTSP). Kurikulum ini mulai dilaksanakan oleh sekolah tersebut yaitu pada tahun ajaran 2006/2007, dengan struktur kurikulumnya memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut : -
Kelompok mata pelajaran agama islam
-
Kelompok mata pelajaran kewarga negaraan dan kepribadian
-
Kelompok mata pelajara ilmu pengetahuan dan teknologi
-
Kelompok mata pelajaran estetika
-
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
-
Kelompok mata pelajaran keahlian.
B. Penyajian Hasil Penelitian Untuk mengawali langkah yang dilakukan dalam proses penelitian ini adalah mendatangi lokasi penelitian dan menyerahkan surat riset serta satu set kuisioner kepada pihak sekolah untuk dipelajari. Angket kemudian dibagikan kepada objek penelitian yakni siswa kelas XII Akuntansi.
59
Sebanyak 66 kuisioner dibagikan kepada responden yang juga berjumlah 66 orang. Kuisioner yang kembali setelah penelitian ini berlangsung sebanyak 66 buah (100%) maka jumlah kuisioner yang dapat dianalisis adalah sejumlah 66 buah juga (100%). Responden terdiri dari siswa kelas XII yang berjumlah 66 orang dan terdiri dari dua lokal. Lokal XII A terdiri dari 30 responden, dan lokal XII B terdiri dari 36 responden. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.4 berikut : Tabel IV.4 Tabel Penyebaran Kuisioner Keterangan
Jumlah
Persentase
Total kuesioner yang disebarkan
66
100%
Total kuesioner yang terkumpul kembali
66
100%
Total kuesioner yang tidak terkumpul kembali
0
0%
Berdasarkan dari tabel IV.4 dapat dijelaskan bahwa peneliti mengirimkan 66 kuesioner, kuesioner yang terkumpul kembali sebanyak 66 buah atau 100%. Kuesioner yang tidak terkumpul kembali sebanyak 0 buah atau 0%. Jadi total kuesioner yang dapat diolah dari jumlah keseluruhan keesioner yang disebarkan adalah 66 buah atau 100%. 1. Pengujian Model Regresi Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis maka digunakan model regresi linier berganda. Setelah melakukan pengolahan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
60
Tabel IV. 4 Hasil Regresi Linier Ganda Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model 1
B
(Constant)
Std. Error
3.985
2.101
Motivasi
.446
.100
metode.pembelajaran
.108
lingkungan.sekolah lingkungan.keluarga
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
1.896
.063
.426
4.480
.000
.382
2.619
.074
.091
1.465
.148
.895
1.117
.500
.088
.536
5.709
.000
.390
2.561
-.243
.081
-.191
-2.994
.004
.848
1.179
Berdasarkan tabel IV. 4 di atas, persamaan regresi linier berganda yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y
= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4
Y
= 3.985 + 0.446 X1+ 0.108 X2 + 0.500 X3 + (-0.243) X4 Dari persamaan regresi linier ganda di atas, dapat dilihat besarnya
konstanta adalah 3.985. berarti deAngan asumsi bahwa semua variable bebas tidak berpengaruh, maka besarnya prestasi belajar akuntansi siswa adalah 3.985. Tanda koefesien regresi variable independen menunjukkan arah dari hubungan variable tersebut dengan prestasi belajar akuntansi. Variable independen yang bertanda positif (+), menunjukkan hubungan yang searah dengan prestasi belajar akuntansi. Sedangkan bertanda negative (-), menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variable independen dengan prestasi belajar akuntansi.
61
Koefesien regresi variable X1 (motivasi) bertanda positif, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap tingginya prestasi belajar akuntansi siswa. Koefesien regresi sebesar 0,446 mengandung arti bahwa apabila faktor yang lain konstan, maka pertambahan sebesar 100% pada variable motivasi akan menyebabkan bertambahnya variable prestasi belajar akuntansi sebesar 44,6%. Koefesien regresi variable X2 (metode pembelajaran) bertanda positif, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap tingginya prestasi belajar akuntansi siswa. Koefesien regresi sebesar 0,108 mengandung arti bahwa apabila faktor yang lain konstan, maka pertambahan sebesar 100% pada variable metode pembelajaran akan menyebabkan bertambahnya variable prestasi belajar akuntansi sebesar 10,8%. Koefesien regresi variable X3 (lingkungan sekolah) bertanda positif, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap tingginya prestasi belajar akuntansi siswa. Koefesien regresi sebesar 0,500 mengandung arti bahwa apabila faktor yang lain konstan, maka pertambahan sebesar 100% pada variable lingkungan sekolah akan menyebabkan bertambahnya variable prestasi belajar akuntansi sebesar 50%. Koefesien regresi variable X4 (lingkungan keluarga) bertanda negatif, yakni bernilai -0.243. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh lingkungan keluarga terhadap tingginya prestasi belajar akuntansi siswa.
62
2. Analisis data dan statistic deskriptif variable Analisis yang dilakukan terhadap 66 jawaban responden yang bebas dari outlier dan memenuhi kriteria untuk dilakukan pengolahanlebih lanjut. Jawaban responden berkisar antara selalu dengan nilai tertinggi 5 dan tidak pernah dengan nilai terendah 1. Data yang diolah merupakan hasil rata-rata jawaban responden dari setiap faktor individu yang terdiri dari Motivasi, Metode Pembelajaran, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan Prestasi Belajar yang menjadi variable dalam penelitian ini. Statistic deskriptif variable penelitian dapat dilihat pada tabel IV.5 berikut: Tabel IV.5 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Motivasi
66
13
25
19.09
2.923
metode.pembelajaran
66
14
25
20.55
2.579
lingkungan. sekolah
66
11
25
18.77
3.290
lingkungan. keluarga
66
13
25
20.15
2.407
prestasi.belajar.akuntansi
66
11
25
19.21
3.066
Valid N (listwise)
66
Sumber : pengolahan data hasil penelitian, 2012. Berdasarkan tabel IV.5 tersebut dapat dilihat bahwa motivasi mempunyai nilai rata-rata jawaban responden adalah 19.09 dengan standar deviasi 2,923. Metode pembelajaran mempunyai nilai rata-rata 20.55 dengan standar deviasi 2,579. Lingkungan sekolah mempunyai nilai ratarata 18,77 dengan standar deviasi 3,290. Lingkungan keluarga mempunyai
63
nilai rata-rata 20,15 dengan standar deviasi 2,407. Prestasi belajar akuntansi mempunyai nilai rata-rata 19,21 dengan standar deviasi 3,066. 3. Metode Analisis Data a. Uji kualitas data Informasi yang objektif dan akurat dalam penelitian social biasanya tidak mudah diperoleh, terutama karena konsep mengenai variable yang diukur tidak selalu mudah untuk dioperasionalkan sebagaimana
dalam
penelitian
aspek
fisik.
Anggaplah
jika
operasionalisasi atribut dan variable tersebut telah dilakukan sebagaimana mestinya, tapi itu saja tidaklah cukup untuk dapat menentukan bahwa penelitian menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, karena yang menjadi penentunya adalah pengujian validitas dan reliabilitas yang dipergunakan. b. Uji Validitas Berdasarkan uji validitas butir-butir pertanyaan dalam kuisioner penelitian ini dengan menggunakan korelasi pearson melalui program spss, setiap butir pertanyaan berkorelasi positif terhadap skor total dengan signifikansi 0,05. Hasil dari korelasi antar variabel dibandingkan dengan range angka korelasi -1, 0 dan +1 pada tingkat signifikan 0,05 apabila r hitung mendekati angka 0 (semakin menjauhi angka 1) maka instrumen penelitian tersebut tidak valid. Tanda positif (+) pada korelasi tersebut menunjukkan korelasi yang positif antara setiap pertanyaan dengan skor totalnya. Dan tanda negatif (-)
64
menunjukkan korelasi negatif antara setiap pertanyaan dengan skor total dengan signifikan pada level 0.05. Instrumen motivasi terdiri dari 5 pertanyaan. Dari hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan terhadap totalnya, diperoleh hasil berkisar antara 0,537 – 0,703. Hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan tersebut mendekati angka +1 dan disimpulkan setiap pertanyaan pada instrument motivasi adalah valid dan setiapbutir pertanyaan memiliki korelasi yang positif dengan skor totalnya dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel IV. 6. Tabel IV.6 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Motivasi (X1) Pertanyaan Korelasi Keterangan X1.1 0.537 Valid X1.2 0.601 Valid X1.3 0.522 Valid X1.4 0.677 Valid X1.5 0.703 Valid
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil perhitungan korelasi setiap item pertanyaan menunjukkan nilai berkisar 0,537 – 0,703 dan
>
yaitu
< 0,05 yang bernilai 0,000 . dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada instrumen motivasi belajar adalah valid dan dapat diolah lebih lanjut. Instrumen metode pembelajaran terdiri dari 5 pertanyaan. Dari hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan terhadap totalnya,
65
diperoleh hasil berkisar antara 0,551 – 0,684. Hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan tersebut mendekati angka +1 dan disimpulkan setiap pertanyaan pada instrument metode pembelajaran adalah valid dan setiap butir pertanyaan memiliki korelasi yang positif dengan skor totalnya dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel IV. 7. Tabel IV.7 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Metode Pembelajaran (X2) Pertanyaan Korelasi Keterangan X2.1 0.668 Valid X2.2 0.551 Valid X2.3 0.561 Valid X2.4 0.637 Valid X2.5 0.684 Valid
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil perhitungan korelasi setiap item pertanyaan menunjukkan nilai berkisar 0,551 – 0,684 dan
>
yaitu
< 0,05 yang bernilai 0,000 . dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada instrumen metode pembelajaran adalah valid dan dapat diolah lebih lanjut. Pada Instrumen lingkungan sekolah terdiri dari 5 pertanyaan. Dari hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan terhadap totalnya, diperoleh hasil berkisar antara 0,554 – 0,682. Hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan tersebut mendekati angka +1 dan disimpulkan setiap pertanyaan pada instrument lingkungan
66
sekolah adalah valid dan setiap butir pertanyaan memiliki korelasi yang positif dengan skor totalnya dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel IV. 8. Tabel IV.8 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Lingkungan Sekolah (X3) Pertanyaan Korelasi Keterangan X3.1 0.596 Valid X3.2 0.670 Valid X3.3 0.554 Valid X3.4 0.682 Valid X3.5 0.634 Valid
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil perhitungan korelasi setiap item pertanyaan menunjukkan nilai berkisar 0,554 – 0,682 dan
>
yaitu
< 0,05 yang bernilai 0,000 . dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada instrumen lingkungan sekolah adalah valid dan dapat diolah lebih lanjut. Pada Instrumen lingkungan keluarga terdiri dari 5 pertanyaan. Dari hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan terhadap totalnya, diperoleh hasil berkisar antara 0,413 – 0,783. Hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan tersebut mendekati angka +1 dan disimpulkan setiap pertanyaan pada instrument lingkungan keluarga adalah valid dan setiap butir pertanyaan memiliki korelasi yang positif dengan skor totalnya dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel IV. 9.
67
Tabel IV.9 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Lingkungan Keluarga (X4) Pertanyaan Korelasi Keterangan X4.1 0.473 Valid X4.2 0.641 Valid X4.3 0.413 Valid X4.4 0.701 Valid X4.5 0.783 Valid
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil perhitungan korelasi setiap item pertanyaan menunjukkan nilai berkisar 0,413 – 0,783 dan
>
yaitu
< 0,05 yang bernilai 0,000 . dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada instrumen lingkungan keluarga adalah valid dan dapat diolah lebih lanjut. Pada Instrumen prestasi belajar akuntansi terdiri dari 5 pertanyaan. Dari hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan terhadap totalnya, diperoleh hasil berkisar antara 0,549 – 0,709. Hasil perhitungan korelasi setiap butir pertanyaan tersebut mendekati angka +1
dan disimpulkan setiap pertanyaan pada instrument prestasi
belajar akuntansi adalah valid dan setiap butir pertanyaan memiliki korelasi yang positif dengan skor totalnya dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel IV. 10.
68
Tabel IV.10 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Prestasi Belajar Akuntansi (Y) Pertanyaan Korelasi Keterangan Y.1 0.709 Valid Y.2 0.631 Valid Y.3 0.683 Valid Y.4 0.573 Valid Y.5 0.549 Valid
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil perhitungan korelasi setiap item pertanyaan menunjukkan nilai berkisar 0,549 – 0,709 dan
>
yaitu
< 0,05 yang bernilai 0,000 . dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada instrumen prestasi belajar akuntansi adalah valid dan dapat diolah lebih lanjut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan pada instrumen anggaran produksi adalah valid dan dapat diolah lebih lanjut. c. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas penelitian ini menggunakan koefesien cronbach Alpha dengan taksiran batasan minimal 0,5. Tabel IV.11 berikut ini menerangkan hasil pengujian reliabilitas motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan prestasi belajar akuntansi.
69
Tabel IV.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kriteria Jumlah Koefesien Cronbach pertanyaan Alpha Motivasi >0,5 5 0.737 Metode Pembelajaran >0,5 5 0.744 Lingkungan Sekolah >0,5 5 0.746 Lingkungan Keluarga >0,5 5 0.734 Prestasi belajar >0,5 5 0.748 Akuntansi
Keterangan Reliabel Reliable Reliable Reliable Reliable
Berdasarkan tabel IV.11 dapat dilihat bahwa koefesien reliabilitas instrument motivasi menunjukkan Cronbach Alpha 0.737. Reliabilitas instrument metode pembelajaran menunjukkan Cronbach Alpha 0.744. Reliabilitas instrument lingkungan sekolah menunjukkan Cronbach Alpha 0.746. Reliabilitas instrument lingkungan keluarga menunjukkan
Cronbach
Alpha
0.734.
Sedangkan
Reliabilitas
instrument prestasi belajar akuntansi menunjukkan Cronbach Alpha 0.748. 4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Pada penelitian ini, pengujian normalitas data dapat dilihat dari normal probability plot. Jika data menyebar sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas ( Santoso, 2004 : 214) Normal probability plot pada penelitian ini tampak pada gambar IV. 1 berikut :
70
Gambar IV.1 Normalitas Probability Plot
Dari gambar IV.4 di atas, terlihat bahwa titik-titik plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Oleh karena itu, model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas data. b. Autokorelasi Pada penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian jenjang Durbin Watson melalui aplikasi SPSS : 1) Jika DW dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif 2) Jika DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi
71
3) Jika DW diatas +2, berarti autokorelasi negative Tabel IV.12 Statistic Durbin Watson Deskriptif Nilai Durbin Watson Keterangan N = 66 1.859 Tidak terjadi autokorelasi Sumber : pengolahan data hasil penelitian, 2012. Dari hasil SPSS diperoleh angka D-W sebesar 1.859, angka tersebut menunjukkan bahwa model regresi pada penelitian ini bebas dari autokorelasi, karena D-W tersebut berada diantara angka -2 sampai +2. c. Multikolineritass Dengan menggunakan software SPSS versi 16.0, maka deteksi adanya multikoineritas dapat dilihat dari nilai Varian Inflation Factor (VIF). VIF merupakan kebalikan dari toleransi. Artinya ketika toleransi kecil, maka nilai VIF akan besar. Selain itu, deteksi multikolineritas bisa juga dilihat dengan nilai VIF dan toleransi. Suatu model dikatakan bebas dari adanya multikolineritas apabila nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai toleransi mendekati 1.
Variabel
Tabel IV.13 Hasil Uji Multikolineritas Tolerance
VIF
Kesimpulan
Motivasi
0.382
2,619
Bebas
Metode Pembelajaran
0.895
1,117
Bebas
Lingkungan Sekolah
0.390
2,561
Bebas
Lingkungan Keluarga
0.848
1,179
Bebas
72
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variable motivasi mempunyai nilai VIF sebesar 2,619 dengan nilai toleransi 0,382, metode pembelajaran mempunyai nilai VIF sebesar 1,117 dengan nilai toleransi 0,895, lingkungan sekolah mempunyai nilai VIF sebesar 2,561 dengan nilai toleransi 0,390. Lingkungan keluarga mempunyai nilai VIF sebesar 1,179 dengan nilai toleransi 0,848. Dari keempat nilai VIF variable independen tersebut disekitar angka 2. Sedangkan nilai toleransinya mendekati 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi dan bebas dari multikolinearitas. d. Uji Heterokedastisitas Diagnosa
adanya
Heterokedastisitas
dilakukan
dengan
menggunakan scatterplot yang diperoleh dengan bantuan software SPSS versi 16.0. menurut Santoso Heterokedastisitas terjadi apabila titik-titik (point-point) pada grafik Scatterplot membentuk pola tertentu (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit). Sedangkan jika titik-titik tersebut menyebar dan tidak jelas bentuknya maka model tersebut bebas dari Heterokedastisitas. Scatterplot dapat dilihat pada gambar IV. 2.
73
Gambar IV.2 Scatterplot
Dari gambar IV.2 di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Artinya, model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas. 5. Uji Hipotesis dan Pembahasan Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS. Tahap-tahap yang dilakukan dalam uji ini adalah :
74
a. Hasil Uji Parsial (Uji t) Adapun masing-masing hasil pengujian hipotesis secara parsial sebagaimana terlampir dalam tabel IV. 14 berikut : Tabel IV.14 Hasil Uji t Sig.
Pengujian B hipotesis H1 0,446 4.480 0.000 H2 0,108 1.465 0.148 H3 0,500 5.709 0.000 H4 -0,243 -2.994 0.004 Sumber : pengolahan data hasil penelitian, 2012.
Keterangan keputusan 1,999 1,999 1,999 1,999
Signifikan Signifikan -
Diterima Ditolak Diterima Ditolak
1) H1 : Motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi (X1) Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefesien motivasi sebesar 0,446 yang berarti ada hubungan positif antara motivasi dengan prestasi belajar akuntansi. Untuk uji t diperoleh hasil sebagai berikut : sebesar 4,480 sebesar 1,999 >
maka H1 diterima
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motivasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. Artinya bahwa hal yang menyatakan “ Ada pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar akuntansi” dapat diterima.
75
Diterimanya hipotesis pertama menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka akan semakin tinggi prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi. Dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dapat dimulai dari membentuk motivasi belajar siswa. 2) H2 : Metode pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi (X2) Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefesien metode pembelajaran sebesar 0,108 yang berarti tidak ada hubungan positif antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi. Untuk uji t diperoleh hasil sebagai berikut : sebesar 1,465 sebesar 1,999 <
maka H2 ditolak
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. Artinya bahwa hal yang menyatakan “ Ada pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi” ditolak. Ditolaknya hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode
pembelajaran
yang
bervariasi
tidak
76
berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. 3) H3 : Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi (X3) Hasil
pengujian
menunjukkan
bahwa
koefesien
lingkungan sekolah sebesar 0,500 yang berarti ada hubungan positif antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar akuntansi. Untuk uji t diperoleh hasil sebagai berikut : sebesar 5,709 sebesar 1,999 >
maka H3 diterima
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah secara signifikan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. Artinya bahwa hal yang menyatakan “ Ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi” dapat diterima. Diterimanya
hipotesis
ketiga
menunjukkan
bahwa
semakin baik lingkungan yang diciptakan oleh pihak sekolah maka dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dapat dimulai dari pembenahan lingkungan belajar di sekolah.
77
4) H4 : Lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi (X4) Hasil
pengujian
menunjukkan
bahwa
koefesien
lingkungan keluarga sebesar -0,243 yang berarti tidak ada hubungan positif antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar akuntansi. Untuk uji t diperoleh hasil sebagai berikut : sebesar -2,994 sebesar 1,999 <
maka H4 ditolak
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. Artinya bahwa hal yang menyatakan “ Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi” ditolak. Ditolaknya hipotesis keempat dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang terdapat dalam ranah keluarga tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. b. Hasil Uji Simultan (Uji F) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap dependen atau terikat. Untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan uji F.
78
Tabel IV. 15 Uji F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
482.524
5
Residual
128.507
61
Total
611.030
66
F
Sig.
120.631 57.262
.000
a
2.107
a. Predictors: (Constant), lingkungan.keluarga, metode.pembelajaran, lingkungan.sekolah, motivasi b. Dependent Variable: prestasi.belajar.akuntansi
Hasil uji statistic ini akan berpengaruh jika F hitung > F tabel. Dari hasil perhitungan yang dapat dilihat dari tabel Anova diperoleh F hitung sebesar 57,262 sedangkan F tabel sebesar 2, 35 dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,000 berada di bawah 0,05. Maka model regresi menunjukkan bahwa motivasi, model pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga secara bersamaan berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. c. Koefesien Determinasi Tabel IV.16 Model Summary b
Model Summary
Model
R
1
.889
R Square a
.790
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.776
1.451
Durbin-Watson 1.859
Nilai R (Koefesien Korelasi) keempat variable bebas tersebut ( motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap prestasi
79
belajar akuntansi siswa. Pengaruh ini diketahui dari hasil koefesien determinasi (
) yang memiliki 0,790 yang artinya 79% dari prestasi
pembelajaran,
lingkungan
belajar
akuntansi
siswa
dipengaruhi sekolah
oleh
dan
motivasi,
lingkungan
metode
keluarga.
Sedangkan sisanya sebesar 21% dipengaruhi oleh variable bebas lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini seperti sarana dan prasarana, tingkat pendidikan pengajar dan lain-lain.
80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menguji atau membuktikan pengaruh motivasi, metode pembelajaran,lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikat berdasarkan uji t yang dilakukan adalah : a. Motivasi (X1) Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefesien motivasi sebesar 0,446 dengan
sebesar 4,480 lebih besar dari
sebesar 1,999 dimana
>
maka H1 diterima ini
berarti ada hubungan positif antara motivasi dengan prestasi belajar akuntansi. Motivasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri
Tengah.
Dapat
disimpulkan
bahwa
untuk
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dapat dimulai dari membentuk motivasi belajar siswa. b. Metode Pembelajaran (X2) Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefesien metode pembelajaran sebesar 0,108 dengan
80
sebesar 1,465 lebih kecil
81
dari
sebesar 1,999 dimana
<
maka H2 ditolak ini
berarti tidak ada hubungan positif antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi. Metode pembelajaran tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. c. Lingkungan Sekolah (X3) Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefesien lingkungan sekolah sebesar 0,500 dengan sebesar 1,999 dimana
sebesar 5,709 lebih besar dari >
maka H3 diterima ini
berarti ada hubungan positif antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar akuntansi. Lingkungan sekolah secara signifikan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dapat dimulai dari pembenahan lingkungan belajar di sekolah d. Lingkungan Keluarga (X4) Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefesien lingkungan keluarga sebesar -0,243 dengan sebesar 1,999 dimana
sebesar -2,994 lebih kecil dari <
maka H4 ditolak ini
berarti tidak ada hubungan positif antara lingkungan keluarga dengan
82
prestasi belajar akuntansi. Lingkungan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. Lingkungan yang terdapat dalam ranah keluarga tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. 2. Nilai R (Koefesien Korelasi) keempat variable bebas tersebut ( motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Pengaruh ini diketahui dari hasil koefesien determinasi (
) yang
memiliki 0,790 yang artinya 79% dari prestasi belajar akuntansi siswa
dipengaruhi oleh motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Sedangkan sisanya sebesar 21% dipengaruhi oleh variable bebas lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini. 3. Dari keempat variable bebas tersebut, variable motivasi, metode pembelajaran dan lingkungan sekolah memiliki pengaruh positif, sedangkan variable lingkungan keluarga tidak berpengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Amanah Kampar Kiri Tengah. 4. Secara simultan semua variable bebas secara signifikan mempengaruhi variabel terikat. B. Saran Setelah melihat hasil dalam penelitian ini maka, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :
83
1. Guru sangat berperan penting dalam memberikan motivasi kepada siswa, sehingga dengan semakin tingginya motivasi siswa untuk belajar diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi. 2. Guru harus memperhatikan metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran akuntansi sehingga metode yang diterapkan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 3. Lingkungan sekolah sangat berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa, sehingga pihak sekolah harus memadai dalam menyiapkan sarana dan prasarana sekolah agar siswa semakin nyaman dalam belajar. Secara tidak langsung hal ini dapat berpengaruh tinggi terhadap prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran akuntansi di SMK Amanah Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar.
DAFTAR PUSTAKA Al- Qur’anul Karim, Surat Ar-Ruum, Ayat 21. Achmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Agus Wandi, 2009, Skripsi Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Anas Sudijono (2007), Pengantar Setatistik Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Dimiati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud. Dimyati Mudjiono (2002). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. ________. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta. Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS, edisi 3. Badan penerbit Univ, Diponegoro, Semarang. Hamalik, Oemar. 2003. Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta. Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta.Rineka Cipta. Istanti Dewi. 2008. Skripsi Pengaruh Motivasi, Metode Pengajaran, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi.Universitas Negeri Semarang. Margono. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Mulyasa. E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik, 2010, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru. Sardiman AM. 2006. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT.Rosdakarya. Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta. Soeleman, 2003, Psikologi Sosial, Bandung, Alfabetha. Sujana, Nana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2007. Sukardi, (2003), Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Dasar, Jakarta, Bumi Aksara Tu’u Tulus, 2004, Peran Displin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Undang-undang Sistem Pendidikan Bab IV no 20 tahun 2003, 2004, Jakarta, CV Tanita Utama.