PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTs MARDHOTILLAH KEC. PESISIR SELATAN KAB. PESISIR BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh :
PERA LESDIA NPM : 1311010366 Jurusan: Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M
i
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTs MARDHOTILLAH KEC. PESISIR SELATAN KAB. PESISIR BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh :
PERA LESDIA NPM : 1311010366
Jurusan: Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I Pembimbing II
: Dr. H. Achmad Asrori, MA. : Dr. Yetri Hasan, M. Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 i
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKIDAH AKHLAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTs MARDHOTILLAH KEC. PESISIR SELATAN KAB. PESISIR BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh PERA LESDIA Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan pengetahuan seorang guru, meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru sangat diperlukan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, guru yang berkompetensi tinggi diharapkan akan dapat memberi motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik. Untuk dapat mempunyai kompetensi yang tinggi seorang guru harus mempunyai pendidikan yang tinggi, betapapun tinggi kompetensi guru jika siswa tidak termotivasi untuk belajar maka akan tiada artinya. Adapun rumusan masalah adalah “adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah” tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik Guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah”. Jenis penelitian yang digunakan adalah (field research). Penelitian ini dilakukan di MTs Mardhotillah yaitu mengenai kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta didik. Dilihat dari sifatnya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif riset yang mengklarifikasikan data yang bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, observasi, interview, dan dokumentasi. Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs Mardhotillah yang berjumlah 170. Sedangkan yang menjadi sampel adalah 55 peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui bahwa rxy = 0,737, bila dikonsultasikan kedalam “r” tabel berada pada taraf korelasi 0,70-0,90 yang menunjukkan taraf korelasi yang baik atau tinggi. Dengan istilah lain terdapat pengaruh yang tinggi diantara kedua variabel tesebut. Sedangkan untuk mengetahui taraf nyatanya diuji dengan uji “t” maka diperoleh t = 7,936 dengan taraf signifikan 5% dan 1 % menunjukkan angka sebesar 2,01 < 7,936 > 2,68. Yang berarti bahwa adanya pengaruh yang nyata antara kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar peserta didik. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat nilai sebesar 54,3%. Hal ini menunjukkan pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi peserta didik sebesar 54,3% dan 45,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya. ii
iii
iv
MOTTO Artinya:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat pula kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. (Q.S. Al-AN‟am : 135).1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Surakarta : Fitrah Rabbani, 2009),
h. 145.
v
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Superi dan ibunda Darwati tempatku berteduh melabuhkan segala suka dan duka disetiap malam di dalam sujudku yang dalam dan panjang, yang telah memberiku segalanya untukku kasih sayang serta do‟a yang selalu menyertaiku. Dari bapak aku belajar untuk dapat bekerja keras dan dari ibu aku belajar bersabar. 2. Kakak tercinta (Sundari yanti dan Denta safitri ) yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi kepadaku untuk mencapai keberhasilan pendidikanku. 3. Seseorang yang telah menjadi pandang pendamai hati (my heart) yang telah banyak memberikan motivasi yang sangat berharga.
4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI, dan kelas D khususnya, semoga kita semua menjadi generasi yang dapat mengamalkan ilmunya dengan penuh pengabdian untuk masyarakat. 5. Terimakasih sahabatku Wiwin Sumiati, Sulastri, Yuli, Putri, Selvi, Yusup, Mira yang selalu ada disaat senang dan dikala susah. 6. Terkhusus almamaterku (IAIN Raden
Intan
Lampung)
yang telah
memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk membuka pintu dunia kehidupan.
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di bumi Allah SWT, tepatnya di desa Biha, Kecamatan. Pesisir Selatan, Kabupaten pesisir Barat pada tanggal 01 Juni 1995, anak ketiga dari tiga bersaudari ini diberi nama Pera lesdia, ayah bernama Superi dan Ibu bernama Darwati. Dan dua kakak saya bernama Sundari yanti dan Denta safitri. Pendidikan penulis pada Sekolah Dasar di SDN 04 Biha pesisir selatan lulus pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan sekolah ke Sekolah menengah pertama (SMP), lulus pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah menengah atas (SMA) di SMAN 1 Pesisir selatan lulus tahun 2013. Setelah selesai dari pendidikan SMA Selanjutnya tahun 2013 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung Program Strata I (satu) Jurusan Pendidikan Agama Islam dan telah menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir selatan. Kabupaten Pesisir barat.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur selalu terucap atas segala nikmat yang di berikan Allah SWT kepada kita, yaitu berupa nikmat iman, islam dan ihsan, sehingga kami (pemakalah) dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik walau di dalamnya masih terdapat banyak kesalahan, dan kekurangan. Semoga sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pimpinan ummat, dan juga sebagai Nabi terakhir yang di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia di dunia dan menunjukkan jalan yang terang benderang yakni Ad-din Al-islam. Skripsi ini penulis susun sebagai tulisan ilmiah dan diajukan untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Penulis menyadari pula bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
viii
1. Bapak Prof. Dr. Chairul Anwar, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung beserta stafnya yang telah banyak membantu dalam proses menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah. 2. Bapak Dr, Imam Syafei, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung. 3. Bapak Dr. Achmad Asrori selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Yetri Hasan, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu serta mencurahkan fikirannya dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah beserta para karyawan yang telah membantu dan membina penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung 5. Pimpinan perpustakaan baik pusat maupun Fakultas yang telah memberikan fasilitas buku-buku yang penulis gunakan selama penyusunan skripsi. Semoga usaha dan jasa baik dari Bapak, Ibu, dan saudara/i sekalian menjadi amal ibadah dan diridhoi Allah SWT, dan mudah-mudahan Allah SWT akan membalasnya, Amin Ya Robbal „Alamiin... Bandar Lampung, februari 2017 Penulis,
PERA LESDIA NPM : 1311010366
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................................... ii HALAMAM PERSETUJUAN ........................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv MOTTO ............................................................................................................... v PERSEMBAHAN................................................................................................ vi RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ........................................................................................ 1 B. Alasan Memilih Judul ............................................................................... 4 C. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 5 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 22 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 23 F. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 24 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori .............................................................................................. 27 1.
Motivasi Belajar ................................................................................. 27 a. Pengertian motivasi belajar ........................................................... 27 b. Macam-macam motivasi belajar.................................................... 29 c. Fungsi motivasi dalam belajar ....................................................... 33 d. Teori motivasi ................................................................................ 36
x
e. Cara membangkitkan motivasi belajar .......................................... 38 f. Unsur-unsur yang mempengaruhi motuivasi belajar ..................... 40 g. Indikator dalam motivasi belajar ................................................... 44 2.
Kompetensi pedagogik Guru .............................................................. 47 a. Pengertian kompetensi pedagogik ................................................. 47 b. Indikator kompetensi pedagogik ................................................... 50 c. Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru ........................................... 57
3.
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak .......................................................... 60 a. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak .................................. 60 b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ......................................... 62 c. Pentingnya Mata Pelajaran Aqidah Akhlak .................................. 63
B. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ..................... 63 C. Kerangka berfikir ...................................................................................... 66 D. Hipotesis.................................................................................................... 68 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan sifat penelitian ........................................................................... 70 B. Variabel dan Indikator Penelitian .............................................................. 71 C. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 72 D. Populasi dan sampel .................................................................................. 73 E. Metode pengumpulan data ........................................................................ 76 F. Metode analisis data .................................................................................. 80 BAB IV ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 83 B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ..................................................... 85 1. Menentukan bentuk instrumen ............................................................. 86 2. Uji coba instrumen ............................................................................... 67
xi
3. Uji validitas dan reliabilitas instrumen kuisioner ................................. 87 4. Pengujian hipotesis ............................................................................... 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 103 B. Saran .......................................................................................................... 104 C. Penutup...................................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1
Keadaan Peserta Didik Di MTs Mardhotillah .................................... 75
Tabel 2
Data Sampel Peserta Didik di madrasah Tsanawiyah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat ............................................ 77
Tabel 3
Data Sarana Dan Prasarana MTs Mardhotillah ................................. 84
Tabel 4
Data Keadaan Guru di MTs Mardhotillah.......................................... 85
Tabel 5
Kedaan Peserta Didik MTs Mardhotillah .......................................... 85
Tabel 6
Analisis Uji Coba Angket Validitas Soal (Variabel X)...................... 89
Tabel 7
Analisis Uji Coba Angket Validitas Soal (Variabel Y)...................... 91
Tabel 8
Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Kompetensi Pedagogik) Untuk Kuisioner Variabel X .............................................................. 92
Tabel 9
Skor Total Untuk Item Genap Instrumen (Kompetensi Pedagogik) Untuk Kuisioner Variabel Y .............................................................. 93
Tabel 10
Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ........................... 93
Tabel 11
Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Motivasi Belajar Peserta Didik) Untuk Kuisioner Variabel X ......... 95
Tabel 12
Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Motivasi Belajar Peserta Didik) Untuk Kuisioner Variabel Y ......... 96
Tabel 13
Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Peserta Didik ........................ 96
Tabel 16
Tabel interpretasi Nilai R ................................................................... 105
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Data Nama Populasi Peserta Didik Kelas VIII
Lampiran 2
Data Nama Sampel Peserta Didik Kelas VIII
Lampiran 3
Data Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran 4
Kisi-Kisi Angket
Lampiran 5
Angket Kompetensi Pedagogik Guru
Lampiran 6
Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 7
Jawaban Responden Variabel X (Kompetensi Pedagogik Guru) Untuk Menguji Validitas Butir Soal
Lampiran 8
Jawaban Responden Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik) Untuk Menguji Validitas Butir Soal
Lampiran 9
Uji Validitas Soal Uji Coba (Kompetensi Pedagogik Guru)
Lampiran 10 Uji Validitas Soal Uji Coba (Motivasi Belajar Peserta Didik) Lampiran 11 Perhitungan Manual Validitas Item Lampiran 12 Jawaban Angket Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Lampiran 13 Jawaban Angket Tentang Motivasi Belajar Peserta Didik Lampiran 14 Kinerja Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Di MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat. Lampiran 15 Perhitungan Analisis Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai “ r ” Product Moment” Lampiran 17 Pedoman Observasi Lampiran 18 Pedoman Wawancara Lampiran 19 Lampiran Dokumentasi Lampiran 20 Lembar Pengesahan Proposal Lampiran 21 Kartu Konsultasi
xiv
Lampiran 22 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian Dari Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian Dari MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat.
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Judul skripsi ini yaitu “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat”. Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap skripsi ini maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah: 1. Pengaruh Pengaruh merupakan daya timbul dari orang, benda dan sebagainya yang berkuasa terhadap yang lain.2 Sedangkan menurut sulchan yasin pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.3 Berdasarkan paparan istilah tersebut, maka dalam skripsi ini istilah pengaruh diartikan sebagai dampak yang timbul dari kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII MTs mardhotillah kabupaten pesisir barat.
2
W.J.S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka 1994), h.
965.
3
Sulchan Yasin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya : Amanah, 1997), h. 375.
1
2. Kompetensi pedagogik Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.4 Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran aqidah akhlak dikelas khususnya di MTs Mardhotillah. 3. Guru Aqidah akhlak Guru aqidah akhlak adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.5 Dalam penelitian ini yang dimaksud guru adalah yang mengajar aqidah akhlak di MTs Mardhotillah. 4. Motivasi belajar Motivasi berasal dari kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu, motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan.6
4
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Guru dan Dosen (RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), h. 4. 5 Ibid, h. 4. 6 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 73.
2
Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. 5. Peserta didik Peserta didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.7 Peserta didik dalam arti luas adalah siapa saja yang belajar dari TK, SD, SMP, sampai SMA, Mahasiswa, peserta pelatihan dilembaga pemerintahan maupun swasta, dengan kata lain peserta didik adalah pelajar (learner).8 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan formal maupun non formal, pada jenjang dan pendidikan tertentu. 6. Mata pelajaran aqidah akhlak Mata pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu pelajaran yang diberikan
kepada
sekolah
madrasah
tsanawiyah
dengan
tujuan
utama
meningkatkan pengetahuan agama dan prilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ini merupakan gabungan dua sub mata pelajaran aqidah dan akhlak.
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 78. 8 Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2008), h. 12.
3
7. MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat MTs Mardhotillah ialah salah satu Madrasah Tsanawiyah yang terletak diwilayah kabupaten pesisir barat, kecamatan pesisir selatan dimana penulis mengadakan penelitian. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, telah tergambar maksud dari penulis mengemukakan judul skripsi ini, adapun yang menjadi maksud penulisan skripsi ini Ialah “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat”. B. Alasan memilih judul Adapun yang menjadi dasar pijakan penulis memilih judul Skripsi “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat” ialah sebagai berikut: 1. Mengingat pentingnya kompestensi guru sebagai motivasi terhadap peserta didik untuk mencapai proses pembelajaran yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan terutama untuk guru aqidah akhlak. 2. Mengingat kompetensi guru mempunyai peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, melalui penelitian ini diaharapkan agar guru yang mengajar dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan sebaikbaiknya.
4
3. Kompetensi guru di MTs Mardhotillah, perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga menjadi manusia cerdas, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis.
C. Latar Belakang Masalah Setiap pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, guru merupakan sentral pelaksanaan kurikulum, guru yang harus lebih mengenal, memahami, dan, melaksanakan hal-hal yang tertuang dalam kurikulum, tanpa guru kurikulum hanyalah benda mati yang tiada arti, guru merupakan profesi mulia dan terpuji, berkat pengabdian guru dalam mendidik peserta didik mencuatlah sederet tokoh yang piawai dalam menggelindingkan roda pemerintahan, atau pakar ilmu pengetahuan, berkat sentuhan tangan seorang guru, lahir pula sederet tenaga profesional yang benar-benar dibutuhkan,9 dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam ketertinggalannya dari segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan zaman atau global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana. Maka Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) yang menjelaskan bahwa :
9
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan (Yogyakarta : Teras, 2009), Cet. 2. h. 51.
5
“Sistem pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan pembaharuan kehidupan, lokasi, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.10 Sementara yang dimaksud dengan pendidikan sendiri adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan masyarakat.11 Melalui proses pendidikan seseorang dapat mengetahui apa yang tidak diketahuinya, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Al-Alaq ayat 5:
Artinya: “ Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.12 Sebagaimana yang tertera dalam UU SISDIKNAS BAB I (ketentuan umum) pasal 1 ayat 1, yang menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara”13
10
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008), h. 10. 11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajarannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 3. 12 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya (Bandung : Diponegoro, 2006), h. 479. 13 UU SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2010), h. 2.
6
Sedangkan Pendidikan Agama Islam yaitu Upaya mendidikkan agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya, agar menjadi Way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian yang kedua dapat berwujud : 1) setiap kegiatan yang dilaksanakan seseorang untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan menumbuh kembangkan ajaran islam dan nilainilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidup, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari, atau tumbuh kembangnya; 2) segenap fenomena atau peristiwa penjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan tumbuh kembangnya ajaran islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.14 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan khususnya pendidikan Islam merupakan suatu wadah atau lembaga untuk mencetak manusia yang menguasai ilmu dan dapat mengembangkan potensi dirinya sebagai manusia yang memiliki akhlak yang luhur dan mulia serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam undang-undang SISDIKNAS BAB II (Dasar, Fungsi dan Tujuan) pasal 3 bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Adapun tujuan pendidikan menurut Arifin Sebagaimana dikutip Abdullah Idi ialah: “merealisasikan manusia yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan
14
Muhaimin, Pengembangan Pendidikan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Raja Grafindo, 2012), h. 7.
7
yang mampu mengabdikan dirinya kepada sang khalik dengan sikap dan kepribadian bulat menyerahkan diri kepadaNya daam segala aspek kehidupan dalam rangka mencari keridoanNya”.15 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan khususnya pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan kepribadian manusia baik jasmaniah, spiritual, intelektual, ilmiah, agar menjadi anak yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, dan berilmu, oleh karena pentingnya pendidikan khususnya pendidikan Islam maka perlu ditingkatkan pula kemampuan akademik dan professional serta meningkatkan jaminan kesehatan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal. Dalam proses pendidikan, belajar merupakan pendidikan yang paling sentral. Hal ini mengandung arti bahwa, keberhasilan dalam proses pendidikan ditentukan oleh berhasil tidaknya suatu proses belajar itu sendiri, arah pendidikan pada dasarnya berusaha untuk mengembangkan potensi individu, dimana individu tersebut dapat dibekali berbagai kemampuan dan pengembangan berbagai hal seperti: prinsip konsep, kreativitas, tanggung jawab, serta keterampilan, dengan kata lain arah pendidikan ini adalah peserta didik yang mengalami perkembangan dan perubahan dalam tiga aspek pendidikan yaitu: afektif, kognitif, dan psikomotorik. Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satusama lain, belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
15
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), h. 61.
8
subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan padaapa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, dan menguasai bahan pelajaran itu, dimana kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena saling mendukung. Dengan demikian salah satu faktor yang menentukan berhasilnya proses belajar mengajar dikelas adalah pendidik, oleh karena itu guru merupakan ujung tombak demi tercapainya usaha pendidikan. Sebagaimana fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing murid dan pada realisasinya apabila sebuah lembaga pendidikan tidak menghasilkan out put sepertiapa yang diharapkan orang tua dan masyarakat maka mereka lebih menyoroti guru sebagai penyebab kegagalan itu dari pada faktor lain. Guru adalah sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, menjadikan peserta didik tumbuh berkembang, terdidik, pintar dan berkepribadian baik. Dalam Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa : “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.16 Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. 16
DPR RI”Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen”, h. 3.
9
Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, guru juga menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.17 Dengan demikian tugas seorang guru tidaklah mudah, dituntut keseriusan, keikhlasan, dilakukan secara sadar benar dan tepat dalam menjalankannya serta dibutuhkan adanya kompetensi dalam dirinya, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya: “Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.18 (QS. AlAn‟am : 135) Berdasarkan firman Allah diatas dapat dipahami bahwa pendidik adalah tugas yang membutuhkan suatu keseriusan karena profesi guru bukanlah hal yang mudah, disini dibutuhkan kemampuan khusus atau kompetensi dalam menjalankan tugasnya, 17
E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 5. 18 Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 115.
10
jika seorang guru tidak memiliki kompetensi yang harus dimiliki maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai dengan optimal. Guru yang baik adalah guru yang bertanggung jawab, guru akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang diperlukan Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kompetensi. Dalam Undang- Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10 disebutkan ”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.19 Menurut Syaiful Sagala, kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan ketrampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, dengan kata lain kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, dapat juga dikatakan bahwa kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi, dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjelaskan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata.
19
DPR RI ”Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen”, h. 72.
11
Jadi kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas-tugas profesionalannya.20 Selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh kepala Madrasah Tsanawiyah Mardhotilah. Kabupaten Pesisir Barat juga menerangkan bahwasanya: “Komponen pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlak yang terdiri dari guru, peserta didik dan bahan pelajaran sudah mulai membaik walaupun masih ada kekurangan. Hal ini dapat dilihat sebagaimana, Guru/pendidik, yaitu guru aqidah akhlak sebelum melakukan proses pembelajaran mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan menerapkannya dengan memberikan bahan pelajaran semaksimal mungkin. Bahan pelajaran/materi, yang akan disampaikan oleh pendidik bersumber pada buku paket dan bukubuku penunjang lainnya, hanya saja sebagian peserta didik, dalam pelaksanaan proses pembelajaran, walaupun demikian dalam menerima materi yang disampaikan oleh pendidik memang belum sepenuhnya aktif dan bersemangat semua.21 Berdasarkan hasil Pra Survey tersebut, terlihat bahwa guru mata pelajaran aqidah akhlak sudah memiliki salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu dapat membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran, akan tetapi guru tersebut masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran, hal ini selaras dengan pernyataan yang diutarakannya yakni: “Dalam proses pembelajaran, untuk mentransfer ilmu saya sudah berusaha dengan sebaik mungkin agar apa yang saya sampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, hanya saja karena media yang sangat terbatas yang tersedia, saya mengalami kesulitan untuk menyampaikannya secara maksimal. Dan motivasi peserta didikpun cukup baik akan tetapi pedagogik, kompetensi
20
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 39. 21 Syairullah Syam, S. Pd. Kepala Madrasah tsanawiyah Mardhotillah, Kab. Pesisir Barat, wawancara, 20 maret 2016.
12
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh dari pendidikan profesi”.22 Dalam penelitian ini, penulis hanya menjelaskan satu dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik sebagaimana tertera dalam Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, yaitu kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran peserta
didik
yang
meliputi
pemahaman
terhadap
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi pedagogik dapat dilihat dari indikator sebagai berikut yaitu:23 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; Pemahaman terhadap peserta didik; Pengembangan kurikulum/silabus Perencanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Evaluasi hasil belajar; Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dari beberapa indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru
diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik yang profesional apabila ia melaksanakan tugasnya dengan penuh kesiapan dan penguasaan materi, pengelolaan pembelajaran, dan pemahaman terhadap karakter peserta didik dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dalam proses belajar pendidik dapat
22
Redaksi Sinar Grafika, Op. Cit., h. 9. Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), h. 279.
23
13
mentransfer ilmu pengetahuan secara baik dan seorang peserta didik dapat memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-harinya. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan terletak pada komponen dalam proses pendidikan yaitu guru, salah satunya adalah komponen kurikulum pendidikan guru harus disusun atas dasar kompetensi yang diperlukan oleh setiap guru, yaitu tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi dan hendaknya direncanakan sedemikianrupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum, dengan demikian seorang guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi, mengelola program belajar mengajar, kepribadian baik dan bersosialisasi dengan masyarakat, guru pada umumnya dan khusus guru mata pelajaran aqidah akhlak juga dituntut dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar adalah “keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.24 Motivasi belajar sangat penting dalam proses belajar siswa, “karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, mengarahkan kegiatan belajar.25 Pendapat lain dikemukakan oleh Thomas M. Risk yang dikutif oleh Daradjat, motivasi adalah we may now define motivation, in a pegagogical sense, as the conscious effort on the part of the teacher to establish in studens motives leading to 24
Djali, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 101. Oemar Hamalik, Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 156. 25
14
sustained actifity toward the leaning goals. “Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.”26 Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan motivasi adalah daya penggerak yang menjadikan manusia melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. demikian pula halnya peserta didik yang sedang menjalani aktivitas belajar disekolah, karena didorong oleh motivasi dalam diri masing-masing, dan seorang guru harus dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relativ permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
26
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),
h. 140.
15
Motivasi belajar merupakan landasan mental untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, peserta didik yang memiliki motivasi tinggi pasti akan rajin dan giat dan lebih cepat menguasai materi pelajaran dibanding dengan peserta didik yang tidak memiliki motivasi yang tinggi, karena tidak ada yang merubah kecuali peserta didik itu sendiri. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT yakni:
Artinya: “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.27 (Q.S. Ar-Rad : 11) Oleh karena itu motivasi belajar peserta didik harus ditumbuhkan dengan baik, agar peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan dapat ditingkatkan keberhasilannya. Menurut Hamzah B. Uno dalam buku teori motivasi dan pengukuran menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklarifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil; Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil 27
Departemen Agama RI, Op. Cit.,h.199.
16
dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperoleh kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan prilaku manusia, sesuatu yang berasal dari „‟dalam‟‟ diri manusia yang bersangkutan. Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu. Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari gurunnya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum
oleh
orang
tua.
Dari
keterangan
diatas
tampak
bahwa
„‟keberhasilan‟‟anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan; Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran hasil tindakan mereka contohnya orang yang 17
menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat. 4. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan sebagainya. 5. Adanya penghargaan dalam belajar; Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti „‟bagus‟‟, „‟hebat‟‟ dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.
18
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik.28 Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh lingkungan, oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar. Adapun menurut Sardiman, peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang baik dapat dilihat dari indikasi sebagai berikut yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah bagi orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, dan lain sebagainya) Lebih sering bekerja mandiri Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (yang bersifat mekanis, berulang-ulang, sehingga kurang kreatif) Dapat mempertahankan pendapatnya Tidak mudah melepas hal yang diyakini Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah sosial.29
Dari pendapat diatas dapat disimpukan bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat dilihat juga pada perbuatan atau perilakunya pada saat
28
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. Ke VIII, h. 23. 29 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 83.
19
melaksanakan proses pembelajaran. Jika motivasi belajar peserta didik tinggi maka dalam berlansungnya proses belajar peserta didik akan mengikuti proses pembelajaran dengan tertib dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya proses belajar. Sebaliknya jika motivasi belajar peserta didik tersebut rendah maka ia akan menunjukkan perilaku atau perbuatan yang buruk pula. Tujuan pendidikan bukan hanya ditentukan oleh sekolah, struktur, isi, kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing peserta didik, jika guru dianalogikan dengan sebuah tombak, maka dialah tombak bermata dua. Satu mata harus memiliki ketajaman dalam penguasaan materi dan hakikat ilmu yang akan diajarkannya, sedangkan satu mata tajam lainnya adalah karena memiliki kemampuan atau keterampilan dalam meramu dan menyajikan materi sehingga peserta didik dapat belajar dengan bermakna, serta memberikan kegunaan yang dapat dirasakan dari proses pembelajaran yang diikutinya.30
30
Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 2. h.
13.
20
Diagram 1.1 Data awal Motivasi Belajar Peserta Didik Di MTs Mardotillah tahun ajaran 2015/2016 25 20 15
Motivasi Tinggi
10
Motivasi Sedang
5
Motivasi Rendah
0
Sumber data: hasil Observasi di MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan Dari hasil diatas peneliti berencana untuk melakukan penelitian kuantitatif yaitu mengetahui adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik. Dengan menggunakan observasi hal ini terbukti bahwa hasil observasi dari 36 peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi 5 orang atau 14%, yang memiliki motivasi sedang sebanyak 8 orang atau 22%, sedangkan yang memiliki motivasi rendah 23 orang atau 64%. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik di MTs Mardhotillah sangat rendah. Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik akan mampu menciptakan lingkungan belajar efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelas. Kemampuan guru mengelola kelas meliputi: 1. Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan 2. Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik 21
3. Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar, 4. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, 5. Mampu melaksanakan pembelajaran-pembelajaran yang mendidik dengan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, 6. Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan 7. Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan ekstra kurikuler dan intrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.31 Dari beberapa indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik yang profesional apabila ia melaksanakan tugasnya dengan penuh kesiapan dan penguasaan materi, pengelolaan pembelajaran, dan pemahaman terhadap karakter peserta didik dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dalam proses belajar pendidik dapat mentransfer ilmu pengetahuan secara baik dan seorang peserta didik dapat memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-harinya. Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik akan dapat meningkatkan motivasi peserta didik, realita sekarang banyak guru yang pintar tetapi belum dapat mentransfer ilmunya kepada peserta didik, belum mampu mengkondisikannya di saat pembelajaran serta cara penyampaian kurang tepat, hal inilah yang mengakibatkan motivasi belajar peseta didik kurang maksimal, guru di MTs Mardhotillah kec. pesisir selatan, kab. pesisir barat, memiliki kompetensi pedagogik yang berbeda beda.
31
Sagala Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 32.
22
Sebagian besar dari mereka dalam melaksanakan pengajaran nampak lebih mekanis dan kurang akan aspek pedagogis sehingga peserta didik cenderung kerdil tidak mempunyai dunianya sendiri. Hal ini berdampak pada motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran kurang maksimal, apabila peserta didik tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran maka tujuan dari pendidikan tidak akan tercapai, terlebih lagi peserta didik tidak akan mengaktualisasikan nilai dari pelajaran yang disampaikan guru, khususnya nilai moral yang terkandung di dalam suatu pelajaran yaitu akidah akhlak. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pra survey sebagaimana penulis paparkan diatas, tentu saja membutuhkan penjelasan lanjut adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru mata pelajaran aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik di MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kab. Pesisir Barat. Maka penulis mencoba meneliti permasalahan tersebut sehingga diperoleh gambaran yang jelas. D. Rumusan Masalah Telah disebutkan dalam latar belakang masalah diatas, bahwa untuk menjadi seorang guru yang berkompetensi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tidaklah mudah. Seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam mengelola pembelajaran untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik, adanya lingkungan belajar yang kondusif, dan dapat menciptakan pemahaman
23
pengetahuan kepada peserta didik yang bermakna utuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Berdasarkan pernyataan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu: “adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru akidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII Di MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kab. Pesisir Barat tahun ajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik guru akidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII Di MTs Mardhotillah kecamatan. Pesisir selatan, kabupaten. Pesisir Barat tahun ajaran 2015/2016? 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat praktis a. Guru Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi guru akan arti penting kompetensi pedagogik dalam meningkatkan motivasi peserta didik MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kab. Pesisir Barat. b. MTs Mardotillah Sebagai kontribusi pemikiran bagi lembaga pendidikan, khususnya di MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kab. Pesisir Barat khususnya dalam pembelajaran yang efektif dan efisien.
24
c. Penulis (Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wawasan dalam rangka meningkatkan kualitas sebagai tenaga professional dibidang pendidikan). 2. Manfaat teoritis a. Menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pendidikan tentang kompetensi pedagogik. b. Pengembangan ilmu pendidikan dan wawasan sekaligus kontribusi pemikiran arti penting kompetensi pedagogik dalam meningkatkan mutu pembelajaran. 3. Bagi Kelembagaan Bagi IAIN Bandar Lampung khususnya Fakultas Tarbiyah, penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan kajian bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara luas. G. Penelitian Yang Relevan Kajian pustaka pada dasarnya digunakan untuk memperoleh suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian dan digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah. Dalam kajian pustaka ini peneliti menelaah beberapa karya ilmiah antara lain: 1. Skripsi Siti Amiroh, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan lampung tahun 2010 judul “Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan KTSP di MI Guppi Kabupaten way kanan di dalam Menerapkan KTSP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru PAI di MI Guppi di dalam menerapkan
25
KTSP yang digunakan di Madrasah tersebut didasarkan pada kompetensi yang dimilikinya. Adapun kompetensi yang dimilikinya itu mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial kemasyarakatan, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagogik dalam penelitian tersebut berindikator antara lain; mampu membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi proses pembelajaran. Selaku tenaga pendidik itu sangat diharapkan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran yang yang dikelolanya.32 2. Skripsi Ida Farida Septiana, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan lampung tahun 2009 judul “Studi Tentang Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan KTSP di SMP Negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru PAI di SMP Negeri 2 bisa dinyatakan cukup baik. Kriteria cukup tersebut diperoleh dari pengolahan skor nilai pada masing-masing indikator yang menghasilkan nilai akhir 3, 72%. Adapun indikatornya antara lain: pengembangan peserta didik untuk mengevaluasikan berbagai potensi yang dimilikinya, keahlian mengelola kegiatan pembelajaran yang mendidik, mampu bervariasi dalam metode pembelajaran dan mampu merancang program pembelajaran.33
32
Siti Amiroh,“Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan KTSP di MI GUPPI di dalam Menerapkan KTSP, Skripsi Fakultas Tarbiyah, (Bandar lampung: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN, 2010), h. 7. 33 Ida Farida Septiana, “Studi Tentang Kompetensi Guru PAI dalam Menerapkan KTSP di SMP Negeri 2”, skripsi, (Bandar lampung: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN, 2011), h. 9.
26
3. Skripsi, Zaim Fida, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan lampung tahun 2011 judul “Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus Sertifikasi Guru (guru bersertifikat) Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kompetensi pedagogik guru pasca lulus sertifikasi (guru bersertifikat) studi pada guru rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah dibuktikan dalam tujuh komponen kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru professional. Komponen tersebut dipraktekkan oleh guru baik saat pembelajaran di dalam kelas maupun saat peserta didik di luar kelas dengan memahami karakter masing-masing. Selain itu juga ada pemantauan dari stakeholder (kepala sekolah, pengawas, guru sejawat) yang bersinggungan langsung dengan objek penelitian yang dapat memberikan informasi terkait dengan kompetensi pedagogik guru pasca lulus sertifikat.34 Dari beberapa penelitian di atas peneliti menemukan beberapa indikator dari kompetensi pedagogik guru. Dari indikator-indikator tersebut peneliti akan mencari apakah kompetensi pedagogik guru akidah akhlak ada pengaruhnya dengan motivasi peserta didik di MTs Mardhotillah.
34
Zaim Fida,”Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus Sertifikasi Guru (guru bersertifikat) Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah”, skripsi, (Bandar lampung: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN, 2011), h. 8.
27
BAB II
28
LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Pada diri setiap peserta didik terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar, kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber, Peserta didik belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita, kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah dan tinggi, motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.35 Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, motif dapat dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.36 Menurut WoodWorth Marques motif adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi disekitarnya.37 Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal Organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu, dalam arti ini 35
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 80. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 9. h. 71. 37 Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 72. 36
29
motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Glietman, 1986, Reber, 1988).38 Teori motivasi menurut Sumardi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan, sementara itu Gates dan kawan-kawannya mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tetentu. Adapun Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.39 Sementara Menurut Mc. Donald sebagaimana yang dikutif Syaiful Bahri Djmarah, bahwa motivation is energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi sesorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.40 Perumusan Mc. Donald sebagaiman dikutif oleh Oemar Hamalik bahwa motivasi mengandung tiga unsur yang berkaitan, 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri pribadi, perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu didalam sistem neurofisiologis dalam organisme manusia. 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana
38
Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : Grafindo Persada, 2010), h. 153. Djali, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet. 3. h. 101. 40 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar dan Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 39
148.
30
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. 3) motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan, pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju kearah tujuan.41 Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa motivasi adalah dorongan, alasan, kehendak, atau kemauan, suatu daya penggerak dalam diri pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan tindakan tertentu dan memberikan arah dalam pencapaian suatu tujuan.
b. Macam-macam Motivasi Belajar Berbicara tentang macam atau jenis motivasi dapat dapat dilihat dari sudut pandang, dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif sangat berfariasi. 1. Motivasi dilihat dari dasar pembawaan Menurut Arden N. Fransen yang dikutif oleh Sardiman, motivasi dilihat dari bawaan adalah sebagai berikut: a) Motif-motif bawaan Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motif ini tanpa dipelajari. Contohnya yaitu seperti dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk istirahat, dorongan seksual dan lain-lain.
b) Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif yang timbul karena dipelajari, sebagai contohnya yaitu dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat.42 41
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2000), h.
174.
31
2. Motivasi dilihat dari sifatnya Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yakni “motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.43 a) Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam, seperti minat atau keinginan sehingga seorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk-bentuk intensif hukuman.44 Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri yang dapat mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam pelajaran itu. Peserta didik belajar semata-mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah, dan sebagainya. Yang termasuk kedalam motivasi intrinsik siswa adalah “perasaan menyenangi materi, dan kebutuhan terhadap materi tersebut”.45 Hal inipun dapat dilihat dari tingkah laku peserta didik seperti “peserta didik yang gemar membaca tidak ada yang perlu mendorongnya, dia telah mencari sendiri buku-buku
42
Sardiman, Interaksi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 86. Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit.,h. 149. 44 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 8443
87.
45
Muhibin Syah, Loc. Cit. h. 153.
32
untuk dibacanya., orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah mencari komando, ia sudah belajar sebaik-baiknya.46 b) Motivasi Ekstrinsik Adapun motivasi ekstinsik adalah dorongan terhadap prilaku seorang yang ada diluar perbutatan yang diakukannya.47 Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar.48 Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan belajar yang terletak diluar hal yang dipelajari. Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar peserta didik mau maju. Berbagai macam cara pendidik bisa dilakukan agar peserta didik termotivasi untuk belajar.
Guru
yang
berhasil
mengajar
adalah
guru
yang
pandai
membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar, dan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuk. Tanpa membedakan antara usaha mengembangkan motivasi ekstrinsik dan mengembangkan motivasi intrinsik disarankan kepada guru untuk berusaha:49
46
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Grafindo Persada, 2011), h. 73. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h. 91. 48 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 151. 49 Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), cet. Ke-6. h. 100. 47
33
a) Menjelaskan kepada peserta didik, mengapa suatu bidang studi dimasukkan kedalam kurikulum sekolah dan apa gunanya untuk kehidupan kelak. b) Mendorong peserta didik untuk memandang belajar disekolah suatu tugas yang tidak harus menekan, sehingga siwa mempunyai intensitas untuk belajar dan menyelesaikan tugasnya dengan sebaik mungkin. c) Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antara peserta didik dengan peserta didik lainnya atau kelompok-kelompok peserta didik, dengan menjaga jangan sampai kompetisi menjadi alasan utuk saling bermusuhan. d) Menggunakan insentif, seperti pujian dan hadiah berupa materi, secara wajar dan tidak berlebih-lebihan. Perhatian dan motivasi merupakan persyaratan utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar yang dicapai siswa tidak akan optimal. Stimulus yang diberikan guru tidak akan berarti tanpa adanya motivasi dan perhatian siswa, antara lain dengan cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajranya, menggunakan alat bantu yang menarik perhatian siswa, seperti gambar, foto, diagram dan lain-lain.
34
Secara umum siswa akan terangsang utuk belajar apabila ia melihat situasi belajar yang memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.50
c. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Dalam kegiatan belajar perlu adanya motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari peserta didik. Dan dalam kegiatan belajar mengajar juga pasti terdapat peserta didik yang tidak memperhatikan keterangan dari guru. Bahkan sedikit pun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak mengikuti pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Hal tersebut merupakan tanda bahwa peserta didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan intrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak bisa ditunda-tunda, guru harus memberikan suntikan dalam motivasi ekstrinsik. Sehingga dengan bantuan guru motivasi peserta didik akan muncul. Peranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan langkah yang akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi peserta didik.
50
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 203.
35
Baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbauatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar. Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi tersebut, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut.51 1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya peserta didik tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar, sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang yang ingin dipelajari, sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong peserta didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu, peserta didik mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu obyek. Peserta mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang harus dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu, sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini memengaruhi sikap apa yang seharusnya peserta didik diambil dalam rangka belajar.
51
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 157-158.
36
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap peserta didik merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik, disini peserta didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga, akal pikiran berproses dengan segenap jiwa dan raga, akal pikiran berproses dengan sikap dan raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar, sikap berada dalam kepastian dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya. 3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan Peserta didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi perbuatan mana yang harus dilakukan dan perbuatan mana yang diabaikan, peserta didik yang ingin mendapatkan suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari pelajaran yang lain, pasti peserta didik akan mempelajari pelajaran di mana tersimpan sesuatu yang dicari itu, sesuatu yang dicari itu. Sesuatu yang akan dicari peserta didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya, tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik dalam belajar, dengan tekun anak didik belajar dengan penuh konsentrasi peserta didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui atau dimengerti itu cepat tercapai, segala sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan 37
disingkirkan jauh-jauh, itulah fungsi motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan peserta didik dalam belajar. Selain ketiga fungsi motivasi diatas menurut Dimyati dan mudjiono, motivasi belajar mempunyai lima fungsi, diantaranya. 1) 2) 3) 4) 5)
Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar Mengarahkan kegiatan belajar Meningkatkan semangat belajar Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.52 Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi yang harus
dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan belajar. Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain denhan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat membuahkan hasil yang baik, intensitas motivasi seseorang peserta didik sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
d. Teori Motivasi Ada beberapa macam tentang teori motivasi, salah satu teori yang terkenal penggunaannya untuk menerangkan motivasi peserta didik adalah yang dikembangkan oleh Maslow (1943, 1970), sebagai berikut: 52
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 85.
38
1.
Fisiologis; Ini merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang penting untuk mempertahankan hidup.
2.
Rasa aman; Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan,ketidakpastian,ketidakadilan,keterancaman akanmenimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.
3.
Rasa cinta; Ini merupakan kebutuhan afeksi dan penelitian dengan orang lain.
4.
Penghargaan; Ini merupakan kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang-orang lain. Secara tidak lansung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat dan lain sebagainya.
5.
Akulturasi diri; Ini
merupakan
kebutuhan
manusia
untuk
mengembangkan
diri
sepenuhnya, merealisasikan potensi potensi yang dimilikinya. 6.
Mengetahui dan mengerti; Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dan
untuk
mendapatkan
pengetahuan,
mendapatkan
keterangan-
kebutuhan,
keteraturan,
keterangan, dan untuk mengerti sesuatu. 7.
Estetik; Kebutuhan
ini
dimanifestasikan
sebagai
keseimbangan, dan kelengkapan dari suatu tindakan.53 Dari penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan jika seorang peserta didik memiliki kebutuhan seperti dijelaskan diatas, berarti peserta didik 53
Maslow Motivation and personality (New York: Haper & Row, 1954), h. 57-67.
39
memiliki motivasi yang cukup kuat. Kebutuhan tersebut akan sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dan jika seorang siswa memiliki motivasi dengan ciri-ciri tekun mengahadapi tugas, ulet menghadapi masalah kesulitan, menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, dan lebih senang bekerja mandiri maka tujuan pembelajaran akan dicapai. Lebih lanjut Sardiman pun menjelaskan teori motivasi sebagai berikut: 1.
2.
3.
Teori insting; Tindakan setiap manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkitan dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Teori fisiologis; Teori ini disebutnya “Behaviour theories”, semua tindakan manusia itu berakar pada usaha manusia memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik (kebutuhan primer). Teori psikoanalitik; Teori ini lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiawan yang ada pada diri manusia. Karena pada setiap diri manusia mempunyai ego. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri yaitu: tekun mengerjakan tugas, ulet menghadapi kesulitan, cepat bosan dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, senang mencari dan memecahkan masalah.54
e. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Menurut De. Decce dan Grawford (1974) yang dikutip oleh syaiful bahri djamarah, bahwa ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu :
1.
Menggairahkan anak didik;
54
Sardiman, Op.Cit., h. 5
40
2.
3.
4.
Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru berusaha menghindari halhal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu dilakukan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek pelajaran dalam situasi belajar. Memberikan harapan realistis; Guru memberikan harapan-harapan realistis dan memodifikasi harapanharapan yang realistis untuk anak didiknya. Memberikan insentif Bila anak didik mengalami keberhasilan guru diharapkan memberikan reward atau hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain-lainnya). Mengarahkan perilaku anak didik Disini guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang tak terlibat lansung dalam kegiatan belajar dikelas.55 Seperti dikutip oleh Gege dan Berliner (1979) Frenc dan Raven (1959),
menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan organisasi kelas secara besar-besaran. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Menggunakan pujian verbal Menggunakan nilai tes dan secara bijaksana Membangkitkan rasa ingin tahu Melakukan hal yang luar biasa Meransang hasrat anak didik Memanfaatkan apresiasi anak didik Terapkan konsep-konsep unik agar dapat membuat siswa terlibat dalam belajar. 8. Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya. 9. Pergunakan simulasi dan permainan 10. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan 11. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap peserta didik dari keterlibatan dalam belajar.56
55
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 151. Ibid, h. 170.
56
41
Menurut Oemar Hamalik, guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, adalah sebagai berikut: 1. Memberi angka Umumnya setiap siswi ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. 2. Pujian Memberikan pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. 3. Reward Cara ini juga dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya pemberian hadiah pada ahir tahun kepada siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik. 4. Kerja kelompok Kadang-kadang untuk perasaan mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar. 5. Persaingan Baik kerja kekompok maupun persaingan memberikan motif-motif sosial kepada murid. 6. Tujuan dan level of aspiration Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa 7. Sarkasme Adalah dengan cara mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar yang kurang. 8. Penilaian Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar. 9. Karya wisata dan ekskursi Cara ini dapat membagikan motivasi belajar oleh karena dalam kegiatan ini akan mendapat pengalaman lansung dan bermakna baginya. 10. Film pendidikan Setiap siswa merasa senang menonton film 11. Belajar melalui radio Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah.57 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali cara yang dapat digunakan dan dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan atau 57
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta : bumi aksara, 2011), h. 166.
42
membangkitkan motivasi peserta didik yaitu dengan berbagai macam cara seperti memberikan pujian, hadiah, mengguanakan permainan, memanfaatkan media dan lain sebagainya.
f. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi yang intrinsik artinya dapat dibentuk dalam diri individu, adanya suatu kebutuhn ini dapat berkembang menjadi suatu perhatian atau suatu dorongan. Guru dapat meransang perhatian dan perhatian itu dengan banyak cara, yaitu: 1) kemasakan anak untuk dapat mempegaruhi motivasi anak harus diperhatikan kemasakan anak, tidak bijaksana untuk merancang aktifitas-aktifitas sebelum individu yang matang secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak memperhatikan kematangan ini dapat mengakibatkan frustasi dan dapat mengurangi kapasitas belajar. 2) Usaha yang bertujuan, goal dan ideal. Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan kebijaksanaan pada kapasitas anak dan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, usaha yang bertujuan dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak. Semakin jelas tujuannya maka makin kuat perbuatan itu didorong.
43
3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut harus segera diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan membawa pengaruh yang besar bagi orang yang mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang. Pekerjaan yang tidak diketahui hasilnya merupakan pekerjaan yang siasia dan akibatnya kan melemahkan usaha selanjutnya. 4)
Penghargaan dan hukuman Untuk meningkatkan motivasi belajar, Guru dapat memberikan penghargaan dan hukuman, penghargaan adalah motif yang bersifat positif, penghargaan ini dapat berupa material dan spiritual, sedangkan hukuman ialah motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Orang yang patuh karena takut akan lekas tidak patuh apabila takutnya hilang dan telah berani menghadapi konsekuensinya.
5) Partisipasi Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar karena salah satu dinamika anak adalah keinginan berstatus, keinginan untuk ikut andil dalam aktifitas-aktifitas untuk berfartisipasi, Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi pada setiap kegiatan.58
58
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 75-77.
44
Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono, yakni:59 1. Cita-cita atau aspirasi siswa Maksudnya. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar, dari segi pembelajaran, penguatan dan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan dan kemauan menjadi cita-cita, cita-cita dapat berlansung dalam waktu sangat lama bahkan sepanjang hayat, cita-cita seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. 2. Kemampuan siswa Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya, kemampuan akan memperkuat motivasi peserta didik untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. 3. Kondisi siswa Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani, seorang peserta didik yang sedang sakit, lapar, lelah, atau marah akan menganggu perhtiannya
59
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2011 ), h. 97-
102.
45
dalam belajar, kondisi jasmani dan rohani peserta didik berpengaruh pada motivasi belajar. 4. Kondisi lingkungan peserta didik Lingkungan merupakan bagaian dari kehidupan anak didik, dalam lingkungannyalah anak didik hidup berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan seolah yang didalamnya dihiasi dengan tanaman yang dipelihara dengan baik, pengalaman telah banyak membuktikan bagaimana panasnya lingkungan kelas yang miskin akan tanaman, anak didik akan malas belajar karena tidak nyaman dengan kondisi kelas yang seperti itu. 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan karena pengalaman hidup, lingkungan dimana siswa itu tinggal dan apa yang menjadi pengalaman hidupnya akan mendinamiskan motivasi belajarnya, misalnya, seorang anak melihat tayangan televisi tentang pembangunan bidang perkebunan diindonesia yang semakin maju, maka siswa tersebut akan berminat untuk belajar dan bekerja dibidang perkebunan, seorang siswa yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. 6. Upaya guru dalam membalajarkan siswa
46
Motivasi belajar peserta didik dapat dikatakan sebagai fungsi dari faktor yang ada dalam dirinya sendiri (intrinsik) dan faktor yang ada dalam lingkungan belajar atau diluar dirinya (ekstrinsik), faktor yang ada dalam dirinya adalah minatnya terhadap bidang ilmu yang dipelajari serta orientasinya dalam mengikuti pelajaran, sedangkan faktor yang ada dalam luar belajarnya adalah kualitas guru, metode guru dalam menyampaikan pelajaran, kondisi dan suasana kelas, guru berkompetensi pedagogik akan dapat memunculkan motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Guru merupakan pendidik yang berkembang, tugasnya sebagai guru mengharuskannya belajar sepanjang hayat, karena hal tersebut sejalan dengan tuntutan kemajuan zaman, sebagai seorang pendidik upaya guru dalam membelajarkan siswa meliputi beberapa hal sebagai berikut: a) b) c) d)
Menyelenggarakan tertib belajar disekolah Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu Membina belajar tertib pergaulan Membina belajar tertib lingkungan sekolah.
g. Indikator Motivasi dalam Belajar Menurut Hamzah B. Uno dalam buku teori motivasi dan pengukurannya menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklarifikasikan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil; Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; Adanya harapan dan cita-cita masa depan; Adanya penghargaan dalam belajar; Adanya kegiatan dalam belajar
47
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan sesesorang peserta didik dapat belajar dengan baik.60 Adapun menurut Sardiman, peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang baik dapat dilihat dari indikasi sebagai berikut : 1. Tekun dan ulet 2. Ulet menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah bagi orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama politik, ekonomi, dan lainlain) 4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, yang berulang-ulang sehingga sehingga kurang kreatif) 6. Dapat mempertahankan pendapatnya 7. Tidak mudah melepas hal yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.61 Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri seperti yang telah disebutkan diatas maka sudah dapat diketahui bahwa seorang siswa itu telah memiliki motivasi yang cukup kuat, ciri-ciri tersebut sangat penting dalam proses belajar mengajar dikelas. Tentu dalam kegiatan belajar mengajar akan mengalami keberhasilan yang baik, jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar dengan baik tidak akan mengalami suatu rutinitas yang mekanis, seseorang siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalau dia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional, bahkan lebih lanjut siswa juga harus peka dan respon terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana pemecahan 60
Hamzah B. Uno, Op,. cit, h. 23. Sardiman , Op,.Cit, h. 83.
61
48
masalahnya, hal-hal yang seperti itu harus bisa dipahami oleh seorang guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat meberikan motivasi yang tepat dan optimal. Dari indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dan Sardiman diatas, maka penyusun dapat menentukan indikator motivasi belajar yang akan digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2. Adanya dorongan dan keinginan dalam belajar; 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4. Tekun menghadapi tugas; 5. Ulet menghadapi kesulitan; 6. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah bagi orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, dan lainnya); 7. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 8. Senang mencari dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan soalsoal.
2. Kompetensi Pedagogik Guru a. Pengertian kompetensi guru Sebelum menguraikan tentang pengertian kompetensi pedagogik guru secara utuh, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian dari kompetensi. 49
Kompetensi berasal dari bahasa inggris (Competence) yang artinya kemampuan kecakapan,62
atau
sedangkan
secara
terminologi
berarti
pengetahuan,
keterampilan, dan dilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang konsisten dan terus-menerus memungkinkan sesorang menjadi kompeten dalam arti memliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Definisi yang lain diemukakan Carles yang dikutif oleh muhibin syah kompetensi adalah “competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition (prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.63 Sedangkan menurut Undang-undang tentang Guru Dan Dosen N0 14 tahun 2005 guru diartikan sebagai “Pendidik profesioanal dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.64 Adapun pendapat lain menyatakan bahwa guru “adalah salah satu komponen manusiawi yang dalam proses belajar-mengajar ikut berperan dalam
62
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan Guru, (Bandung : Remaja Rosda karya, 2008), h. 229. 63 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : Remaja Rosda karya, 2008), h. 25. 64 Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : Sinar Grafika, 2006), h. 2.
50
usaha
membentuk
sumberdaya
manusia
(SDM)
yang
potensial
dalam
pembangunan.”65 Undang-undang no 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10, Guru dan Dosen yaitu tentang kompetensi Guru, dimana kompetensi guru adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dikuasai, dihayati, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melakukan tugas profesionalnya.66 Adapun kompetensi guru menurut Barlow (1985) adalah kompetensi guru itu merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibankewajiban secara bertanggung jawab dan layak.67 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya sebagai guru, kompetensi yang dimilki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Seperti halnya dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial,
dan
kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.68 Roestiyah N. K, Secara umum merumuskan kompetensi guru terdapat sebelas indikator sebagai berikut:
65
Sardiman AM,. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), h. 1. 66 Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Op. Cit., hal. 4. 67 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008), h. 229. 68 Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Op, Cit., hal. 6.
51
1. Menguasai bahan bidang studi kurikulum sekolah. 2. Menguasai bahan pendalaman aplikasi bidang studi 3. Mengelola kelas 4. Mengelola program belajar mengajar 5. Menggunakan media 6. Menguasai landasan kependidikan 7. Mengelola interaksi belajar mengajar 8. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 9. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan 10. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 11. Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil penilalian kependidikan guna keperluan pengajaran. Selanjutnya dalam peneltian ini hanya membahas salah satu dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik. Prof Lavengeveld seorang ahli pedagogik dari Belanda mengemukakan bahwa pedagogik atau pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai suatu tujuan, yaitu kedewasaan,69 Sementara menurut Prof. Dr. J. Hoogvel sebagaimana dikutif oleh Uyoh Sadulloh, pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya dia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya,”70 kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan pengetahuan seseorang guru, meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
69
Baharudin Salam, Pengantar Pedagogik Dasar-dasar Ilmu Mendidik (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 4. 70 Uyoh Sadulloh, Pedagogik Ilmu Mendidik (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 4.
52
b. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Dalam UU No. 4 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, istilah kompetensi pedagogik disebut dengan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.71 Menurut Mahmudin bahwa kompetensi pedagogik Guru merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Dalam pasal 2 ayat 1 dan 2, (1) dinyatakan bahwa Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan anak usia dini, pada jalur kependidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundangan. (2) pengakuan kedudukan Guru sebagai tenaga professional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bahwa dengan sertifikat pendidik.72 Sedangkan menurut Baharudin Salam, dalam buku pengantar pedagogik, landasan kependidikan meliputi yaitu: a) Landasan Filosfis Dalam Pendidikan Yang dimaksud dengan filsafat adalah berfikir radikal yaitu berfikir sampai keakar-akarnya, sampai kepada konsekuensinya, sistematis (secara logis, berfikir selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran), universal (secara menyeluruh tidak terbatas), hubungannya dengan pendidikan, pendidikan berhubungan lansung dengan tujuan hidup dan kehidupan
individu
maupun
kehidupan
masyarakat
yang
menyelenggarakan pendidikan.
71 72
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2011), h. 391 Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Op,.Cit., hal. 6.
53
b) Landasan Psikologis Dalam Pendidikan Keadaan seorang anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami sebuah perkembangan, perubahan, karena adanya bimbingan, dan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan interaksi antar pendidik, anak didik, dan lingkungan, karena itu pendidik yaitu proses proses perubahan, yaikni perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar, perubahan tersebut merupakan gejala yang timbul secara psikologis, dalam hal ini seorang pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. c) Landasan Sosial Budaya dalam pendidikan Pendidikan berlansung dalam pergaulan atau interaksi antara pendidik dan dengan peserta didik, peserta didik dapat bergaul dengan pendidik karena baiknya pendidik maupun anak didik, anak didik adalah mahluk sosial, yaitu mahluk yang selalu saling berintegrasi, saling menolong, ingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, dan hidup bersama dalam kebersamaan dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa seorang guru pendidikan Agama Islam khususnya mata pelajaran aqidah akhlak untuk menjamin pahamnya mengenai wawasan atau landasan kependidikan maka seorang guru harus melalui jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai peraturan perundang-undangan, jadi seorang guru harus memiliki ijazah pendidikan guru, sebagai jaminan akan 54
pemahamannya terhadap landasan kependidikan. Selain itu juga seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak harus mengusai teknik dan cara mengajar, memahami perubahan tingkah laku peserta didik, terampil dalam mendesain program pengajaran serta memilki motivasi dan cita-cita memajukan pengajaran mata pelajaran aqidah akhlak. 2. Pemahaman terhadap peserta didik Kemampuan seorang guru berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam peserta didik dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam peserta didik guna mempermudah guru dalam mengatasi masalah tersebut, dalam pembelajaran, karakteristik peserta didik sangatlah berbeda-beda seperti perbedaan budaya, suku, agama, gender, dan latar belakang status sosial, gaya belajar, keserdasan, termasuk lingkungan belajar membawa dampak tersendiri dalam proses pembelajaran.73 Jadi seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak harus mampu memahami psikologi anak tersebut baik dari latar belakang pribadi anak dan karakteristik peserta didik sehingga guru dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
3. Pengembagan Kurikulum/Silabus
73
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
119.
55
Pengembangan kurikulum adalah kemampuan seorang guru dalam pengelolaan kurikulum atau silabus, yaitu kurikulum yang mencakup maksud, isi, proses, sumberdaya dan sarana-sarana evaluasi bagi semua pengalaman belajar yang direncanakan bagi para pembelajar baik didalam maupun diluar sekolah dan masyarakat melaui pengajaran kelas dan program-program terkait.74 Didalam UU SISDIKNAS BAB X (KURIKULUM) pasal 36 ayat 3, menjelaskan bahwa, kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatiakan: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j)
Peningkatan iman dan takwa Peningkatan akhlak mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik Keragaman potensi daerah dan lingkungan Tuntutan dunia kerja Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Agama Dinamika perkembangan global dan Persatuan nasioal dan nilai-nilai kebangsaan.75
4. Perencanaan pembelajaran Perencanaan pembelajaran atau sering disebut dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu program perencanaan yang telah disusun sebagai suatu pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan diatas, jadi seorang guru pendidikan agama islam khusnya guru mata pelajaran aqidah akhlak harus yang professional dapat
74 75
Hari Guntur Tarigan, Dasar-Dasar Kurikulum Bahasa (Bandung: Angkasa, 2009), h. 4. E Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008),
h. 148.
56
membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran, yang mana seorang guru harus memahami materi yang akan disampaikan dan seharusnya dapat menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan harus disesuaikan dengan karakter peserta didik. 5. Pelaksanaan pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Suatu proses pembelajaran pada hakikatnya ialah interaksi antara peserta didik denga lingkungannya, sehingga dapat terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya, baik faktor yang bersal dari dalam diri peserta didik maupun faktor yang berasal dari luar diri individu peserta didik yang datang dari lingkungan, kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang dialogis dan mendidik adalah kemampuan seorang guru dalam mengkondisikan lingkungan agar dapat menunjang terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik, jadi dapat disimpulkan bahwa seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak tentunya harus mampu menciptakan situasi dan suasana belajar yang kreatif, aktif dan menyenangkan, dan memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengekspor
potensi
dan
kemampuannya
sehingga
dapat
dilatih
dan
dikembangkan. 6. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar, yaitu proses untuk mengambil suatu keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil terbaik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. 57
Dari penjelasan diatas seorang guru pendidikan agama islam harus dapat mengukur kemampuan peserta didik mengenai pemahamannya terhadap materi yang disampaikan guna sebagai bahan evaluasi guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan belajar mengajar. 7. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang dimilikinya. Guru harus memiliki kemampuan untuk membimbing peserta didik agar dapat menemukan berbagai potensi yang ada pada diri peserta didik sebagai bekal hidup mereka, membimbing peserta didik agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka sehingga dengan ketercapaiannya itu ia dapat tumbuhdan berkembang sebagai manusia yang ideal yang dapat menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.76 Dalam mengaktualisasikan potensi peserta didik, maka dalam proses pembelajaran peserta didik tidak hanya didorong untuk menerima informasi yang dsajikan melalui proses pembelajaran tetapi harus diarahkan pada bagaimana memberi tanggapan, melalkukan penilaian, mengelola dalam berbagai bentuk fariasi, melainkan diarahkan juga untuk membentuk pribadi yang mandiri sehingga memiliki karakter untuk berbicara dan menyampaikan pendapat, bersikap, dan berperilaku, berdasarkan penjelasan tersebut mka seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak selain tugasnya untuk mentranfer ilmu, tapi seorang pendidik harus dapat mengembangkan berbagai
76
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : kencana, 2013), h. 285.
58
potensi yang ada pada diri siswa agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan orang tua dan masyarakat. Dari beberapa indikator kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik yang professional apabila ia melaksanakan tugasnya dengan penuh kesiapan dan penguasaan materi, pengelolaan pembelajaran, dan pemahaman terhadap karakter peserta didik dan mengemmbang potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dalam proses belajar pendidik dapat mentransfer ilmu pengetahuan secara baik dan seorang peserta didik dapat memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-harinya. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan terletak pada komponen dalam proses pendidikan yaitu guru, salah satunya adalah komponen kurikulum pendidikan guru harus disusun atas dasar kompetensi yang diperlukan oleh setiap guru, yaitu tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi dan hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum, dengan demikian seorang guru dapa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin.
c. Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru Proses belajar mengajar merupakan suatu proses dimana didalamnya mengandung hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didik yang berlansung dalam situasi eduaktif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses 59
pembelajaran, seorang guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam dalam mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu, seorang guru harus mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya, dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadikan guru professional, baik secara akademis maupun non akademis. Kompetensi guru merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam dalam jenjang pendidikan apapun, seorang guru yang terampil dalamm engajar tetunya harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan sosial adjustment dalam masyarakat, kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum, tujuan, program pendidikan sistem penyampaian, evaluasi, dan sebagainya hendaknya disusun sesuai dengan kompetensi yang dimilki guru, dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin. Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan kompetensinya, diantara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki yaitu: 1) Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan intelektual. 2) Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap, menghargai pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal-hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. 3) Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau berprilaku.77 77
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru, 1989), h. 18.
60
Berdasarkan sudut pandang sistematik, guru adalah teladan yang hidup, maknanya adalah guru disamping mengajarkan ilmu, juga perlumemberikan teladan kepada para peserta didiknya, dalam proses pembelajaran disekolah seorang guru memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting, sebagai orang tua yang mampu memahami, mengayomi, dan memberikan perasaan aman kepada peserta didik dalam proses nilai keislaman tidak hanya oleh guru bidang studi khusus, namun semua guru harus mampu memahami dan memasukkan nilai-nilai islami dalam semua mata pelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka setiap guru dalam perspektif islam hendaknya memiliki kualifikasi:78 1)
Amanah, yaitu bertanggung jawab dalam keberhasilan proses pendidikan. Ia betul-betul memiliki komitmen yang tinggi untuk membentuk kepribadian Islam pada diri peserta didik. Bila tidak, pendidikan yang diharapkan unggul hanya menjadi sebuah impian saja.
2)
Kafa‟ah atau memiliki skil (keahlian) dibidangnya. Seorang pengajar yang tidak menguasai bidang yang diajarkan baik dalam aspek iptek dan kekhlian maupun tsaqafah Islam tidak akan mampu memberikan hasil optimal pada peserta didik. Dengan demikian, penguasaan materi yang akan diajarkan penting dan harus dipahami oleh pengajar yang bersangkutan. Dalam keseharian, seorang guru didorong mengembangkan wawasan, baik terkait
78
Muhammad Ismail Yusanto, Dkk, Mengagas Pendidikan Islami (Bogor : Al-Azhar, 2004),
h. 92.
61
dengan dunia pendidikan secara umum maupun bidang ilmu yang menjadispesialisasinya. Selain itu seorang guru dituntut pula memahami dengan seksama aspek paradigma pendidikan sesuai jenjangnya. 3)
Himmah atau memiliki etos kerja yang baik, displin, tanggung jawab, kreatif, inovatif, dan taat pada akad kerja dan tugas merupakan salah satu karakter orang yang etos kerjanya tinggi.
4)
Berkepribadian Islami, guru harus menjadi teladan bagi siswanya agar tidak hanya sekedar menjalankan fungsi mengajar melainkan juga fungsi mendidik. Berdasarkan pembahasan diatas jelas bahwa guru dalam perspektif
pendidikan Islam hendaknya memiliki kompetensi kepribadian sebagai teladan, harus memiliki barbagai kemampuan termasuk iptek, dan terpenting dalam pendidikan Islam adalah adanya nilai ikhlas ibadah kepada Allah, komponen kemampuan diri dan ilmu pengetahuan serta iptek yang terus dinamis dibarengi dengan niat tulus karena Allah maka tujuan pendidikan Islam dalam menciptakan generasi muslim yang kualifikasi dunia akherat dapat terwujud. Didalam kompetensi dasar pada proses pembelajaran ini, terdapat beberapa konsekuensi/resiko, diantara resiko tersebut yaitu: 1) Pemusatan untuk evaluasi dugaan adalah pemusatan pada pencapaian secara individual dari seperangkat tujuan. 2) Penekanan kegiatan belajar berubah dari guru dan proses mengajar kepada pelajar 62
3) Teknologi adalah langkah permulaan proses individualisasi karena hanya melaui teknologi dapat mengadakan kesempatan belajar yang lebih luas. 4) Penguasaan sistem pendekatan yang tepat. 3.
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak a. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Aqidah secara etimologis, akidah bersal dari kata “aqada” yang mengandung ikatan atau keterkaitan, atau dua utas tali dalam satu buhul yang tesambung,79 disebut ikatan karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan sesuatu, dalam pengertian teknis artinya adalah iman atau keyakinan, selain itu aqidah juga diartikan janji, karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengdakan perjanjian. Secara terminologis aqidah dalam islam merupakan keimanan seseorang terhadap Allah yang menciptakan alam semesta beserta isinya dengan segala sifat dan segala perbuatan-Nya, definisi tersebut menggambarkan bahwa seseorang yang menjadikan Islam sebagai aqidahnya berarti ia sudah terikat dengan segala peraturan atau hukum yang terdapat dalam Islam. Sementara itu Muhammad alim juga mendefinisikan bahwa aqidah berarti credo, creed, keyakinan hidup iman dalam arti khas, yakni pengingkaran yang bertolak dari hati, dengan demikian aqidah adalah urusan yang wajib diyakini
79
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam (Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 110-111.
63
kebenarannya oleh hati,menentramkan jiwa dan menjadikan keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.80 Secara bahasa pengertian akhlak diambil dari bahasa arab yang berarti perangai, tabi‟at, tingkah laku, adat kejadian, dan ciptaan. Kata akhlak merupakan jamak dari kata “khilqun” atau khuluqun” yang artinya sama dengan arti akhlak sebagaimana disebutkan diatas. Kata akhlak dan khuluq” keduanya dijimpai pemakaiannya dalam Al-Qur‟an, firman Allah SWT: Artinya: “dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Qs. Al-Qalam: 4) Ayat diatas mengambarkan bahwa tugas Rasulullah saw sebagai yang berakhlak mulia. Beliau diberi tugas menyampaikan tugas agama Allah kepada manusia agar mereka itu mempunyai akhlak mulia pula. Atinya: “(agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu” (QS. As-Syuara : 137). Ayat pertama menggunakan kata khuluq untuk arti budi pekerti, sedangkan ayat kedua mengguanakan kata khuluq untuk arti kebiasaan, dengan demikian kata akhlak dan khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai atau segala sesuatu yang menjadi tabiat.
80
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), h. 124.
64
Pengertian akhlak
secara istilah akhlak
berbeda
dengan
moral
mengandung beberapa pengertian antara lain adat istiadat, kebiasaan, sopan santun, perilaku. Secara etimologis etika dekat dengan moral, etika berasal dari bahasa yunani ethos jamak yang berarti adat kebiasaan, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk meningkatkatkan pengetahuan agama dan prilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, mata pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan formal yang berbasis islami hal ini yang dimaksud pada sekolah Madrasah Tsanawiyah. b. Tujuan dan Fungsi Mempelajari Mata Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Tujuan mempelajari mata pelajaran aqidah akhlak Dasar kehidupan adalah pandangan hidup, pendidikan yang amat penting itu tujuannya harus diambil dari pandangan hidup, jika pandangan hidup adalah Islam maka tujuan pendidikan harus diambil dari kajian-kajian Ilmu Islam.81 Salah satu kajian Ilmu Islam adalah aqidah akhlak, tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kesiapan dari penjalanan proses belajar menagajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pelajaran, tercapainya tujuan pembelajarn sama halnya dengan keberhasilan dalam pengajaran, sebagai bahan yang diberikan pada siswa dalam proses belajar mengajar, pelajaran aqidah akhlak memiliki sasaran yang hendak dicapai sebagai tujuan, tujuan mata pelajaran aqidah akhlak 81
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dan Sistem Pendidikan Nasional diIndonesia (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2012) cet. Ke-10, h. 46.
65
yaitu: 1) Meningkatkan pengetahuan agama dan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, 2) penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akherat, 3) pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin yang sebelumnya telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. c. Pentingnya Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Mempelajari ilmu aqidah akhlak sangat penting bagi umat islam pada umumnya, karena didalam ilmu tersebut berbagai masalah dibahas sehingga orang yang memahami aqidah akhlak dengan benar dan baik akan dapat melaaksanakan ibadahnya dengan baik. Ilmu aqidah akhlak merupakan pelajaran yang membahas perilaku manusia menentukan antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin, mata pelajaran aqidah sangat penting, terlebih hal itu disajikan kepada siswa, karena setelah siswa mempelajari ilmu aqidah akhlak siswa dapat memilki prilaku yang baik dalam kesehariannya. B. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, dalam undang-undang no 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 10, guru dan dosen yaitu tentang kompetensi guru, dimana kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimilki,
dihayati,
dikuasai
dan
diaktualisasikan
66
dalam
melakukan
tugas
profesionalnya,82 selain itu juga Moh Uzer Usman menyatakan bahwa kompetensi adalah
kemampuan
dan
kewenangan
guru
dalam
melaksanakan
profesi
keguruannya.83 Jadi didalam proses pembelajaran, seorang pendidik harus mampu mengembangkan, menciptakan, serta mengatur situasi yang memungkinkan peserta didik yang melakukan proses pembelajaran sehingga merubah tingkah lakunya. Kompetensi pedagogik secara teoritis meningkatkan kemampuan kualitas pembelajaran hal ini sebagaimana disebutkan oleh Dunkin Bidle (dalam saiful sagala) mengatakan “peroses pembelajaran akan berlansung dengan baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama yaitu (1) kompetensi subtansi materi pembelajaran atau penguasaan materi dan (2) kompetensi metodelogi pebelajaran,84 Seorang guru dalam menentukan metodelogi pembelajaran harus memahami karakter peserta didik, karena dalam diri peserta didik terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar, kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, cita-cita, ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu.85 Jika seorang guru penting untuk mengetahui motivasi belajar seorang peserta didik karena: (1) guru dapat membangkitkan, meningkatkan, memelihara semangat
82
Undang-Undang Guru dan Dosen RI No 14 tahun 2005, Loc. Cit. h. 4. Moh Uze Usman Menjadi Guru Prfesional (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004), h. 14. 84 Syaiful Sagala Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2005), h. 63. 85 Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit.. h. 80. 83
67
belajar siswa untuk belajar sampai berhasil. (2) mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam-macam, jadi seorang gurudapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar. (3) mengubah peserta didik yang tidak semangat menjadi semangat. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam suatu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran. Proses pembelajaran berlansung dengan baik apabila didukung oleh guru yang memiliki kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merpakan ujung tombak dan sebagai fasilitator pendidikan anak-anak disekolah sebagai pengembang kurikulum. Guru mempunyai kompetensi yang baik menumbuhkan semangat atau motivasi peserta didik yang lebih baik pada akhirnya akan mapu meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satusama lain. Belajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan seorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, dan menguasai bahan pelajaran itu.86 Dalam proses belajar mengajar perhatian dan motivasi merupakan persyaratan utama dalam proses pembelajaran, tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar 86
Ramayulis, Ilmu Pendiikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2012), h. 337.
68
yang dicapai siswa tidak akan optimal, stimulus yang diberikan guru tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi daam diri siswa, ada beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa, adalah sebagai berikut: antara lain dengan cara mengajar yang bervariasi dan mengadakan pengulngan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan alat bantu yang menarik perhatian siswa, seperti, gambar, video, foto, dan lain-lain. Secara umum siswa teransang untuk belajar apabila ia melihat bahwa situasi belajar sangat memuaskan dirinya dan sesuai kebutuhannya.87 Berdasarkan penjelasan diatas maka jelas bahwa seorang guru sangatlah berperan secara aktif untuk memberikan ransangan dalam menumbuhkan motivasi peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal, hal ini berhubungan dengan kompetensi yang harus dimilki oleh seorang guru khususnya kompetensi pedagogik, yang mana indikator dari kompetensi pedagogik adalah sebagai berikut:88 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pemahaman wawasan/landasan kependidikan. Pemahaman terhadap peserta didik Pengembangan kurikulum/silabus Perancangan pembelajaran Pelaksanaan pembelajarn yang mendidik dan diaogis Evaluasi hasil belajar. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwasanya seorang guru sangat
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik karena dengan kompetensi yang
87
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 203. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2008), h. 279.
88
69
dimiliki yaitu dengan memahami kondisi peserta didik, maka dalam pembuatan perencanaan pembelajaran dapat ditentukan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran yang akan menumbuhkan motivasi siswa, dapat menentukan media yang semenarik mungkin, dan seorang guru dapat mengembangkan potensi yang dimiki oleh peserta didik dengan cara memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya, atau bertanya kepada teman dan gurunya hal ini akan lebih menumbuhkan motivasi belajar peserta didik apabila aktivitas belajar peserta didik diberikan apresiasi seperti nilai atau pujian verbal. Dari penjelasan diatas dapat disimpukan bahwa kompetensi guru sebagai pendidik khususnya kompetensi pedagogik dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.89 Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud deengan hipotesis adalah sebuah jawaban sementara dari permasalahan, dimana kebenarannya harus dibuktikan dari penelitian lapangan. Sebagaimana yang ditelah dikemukakan diatas, bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji dinamakan hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nol (Ho).
89
Abdurahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), cet ke.-1. h. 20.
70
Sementara yang dimaksud dengan hipotesis alternative (Ha) adalah menyatakan saling berhubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang dibedakan, Dan yang dimaksud dengan hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menunjukkan tidak adanya saling hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Adapun rumusan Hipotesisnya adalah: Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru akidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah kec. Pesisir Selatan kab. Pesisir Barat tahun ajaran 2015/2016.
71
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kuantitatif. Penelitian lapangan adalah penelitian yang lansung dilakukan dilapangan atau lansung pada responden.90 Penelitian ini bertempat di MTs Mardhotillah Kec. Pesisir selatan. Kabupaten Pesisir Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mencari data yang berkenaan dengan pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak. 2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif yang berarti penelitian bersifat memberikan gambaran objektif dari objek penelitian.91 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian ini bersifat eksploratif riset yang mengklarifikasikan data yang bersifat kuantitatif. 90
Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Dan Aplikasinya (Bogor : Ghalia Indonesia, 2002), h. 11. 91 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung : Mandar Maju, 1996), cet. Ke VII, h. 29.
72
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pola filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara non random, pengumpulan data digunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik untuk menjadi hipotesis yang telah ditetapkan.92 Penelitian ini, penulis bermaksud menerangkan dan menggambarkan suatu keadaan obyektif pada kondisi yang alamiah, faktual, mengenai kompetensi pedagogik guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam menunumbuhkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak. B. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.93 Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variable independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.94
Adapun
spesifikasinya adalah:
92
Sugiono, Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2009), h.
7.
93
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 118. 94 Sugiono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2007), h. 4.
73
1. Variabel bebas, yang menjadi variabel bebas adalah kompetensi pedagogik guru dengan indikator: a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman terhadap peserta didik c. Pengembangan kurikulum/silabus d. Perancangan pembelajaran e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Evaluasi hasil belajar g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Variabel terikat, motivasi belajar dengan indikator: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik. C. Devinisi Operasional Variabel Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
yang kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan permasalahan
kompetensi guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat. Terdiri dari dua variabel, yakni:
74
1.
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, kompetensi pedagogik guru merupakan variabel bebas.
Sementara motivasi belajar peserta didik merupakan variabel terikat. Jadi korelasi antara dua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Kompetensi pedagogik guru mata pelajaran aqidah akhlak kelas VIII
Motivasi belajar peserta didik kelas VIII MTs Mardhotillah.
x
Y
Gambar . Variabel X dengan Y Keterangan : X = Kompetensi pedagogik guru Y = Motivasi belajar peserta didik D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, kata populasi dalam statistik merujuk pada “sekumpulan individu dengan karakteristik yang khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian.”95 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan. Kabupaten Pesisir Barat. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti di Madrasah Tsanawiyah 95
Anting Somantri dan Sambas Ali Muhiddin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian (Bandung : Pustaka Setia, 2011), h. 61.
75
Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat tentang keadaan peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1 Keadaan Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat. Jumlah NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 VIII A 13 21 34 2 VIII B 17 16 33 3 VIII C 16 19 35 4 VIII D 20 14 34 5 VIII E 17 17 34 Jumlah 83 87 170 Sumber : Data Dokumentasi Peserta Didik Di Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2015/2016, 20 maret 2016. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.96 Segala sesuatu yang oleh peneliti dijadikan kesatuan (unit) yang nantinya akan menjadi pemilihan yang disebut satuan sampling.97 Jadi yang dimaksud sampel adalah sebagian subjek dari populasi yang diambil oleh penulis dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :
96
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 174. 97 Anting Somantri dan Sambas Ali Muhidin, Op. Cit..h. 65.
76
1.
Probaliti
sampling,
adalah
teknik
pengambilan
sampling
yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 2.
Nonprobolity sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas penulis menggunakan
teknik nonprobility sampling, yaitu tidak semua peserta didik kelas VIII MTs Mardhotillah Pesisir Selatan, Kabupaten. Pesisir Barat diberikan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam nonprobolity adalah teknik sampling otomatis, yaitu teknik sampel diambil berdasarkan
urutan
dari populasi yang telah diberi no urut atau
ditentukan sesuai dengan no urut absen. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tententu. Berdasarkan penjelasan diatas dalam pengambilan sampel penulis menggunakan no urut kelipatan 3, sesuai dengan nomor urut absen. Maka dapat dilihat pada tabel berikut.
77
Tabel 2 Data sampel peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Pesisir Selatan. Kabupaten Pesisir Barat NO Kelas Jumlah No Absen Kelipatan Jumlah siswa Sampel 1 VIII A 34 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11 2 VIII B 33 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11 3 VIII C 35 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11 4 VIII D 34 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11 5 VIII E 34 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,33 11 Jumlah 170 55 Bedasarkan tabel diatas, jumlah siswa yang akan diambil dari lima kelas dan berjumlah 170 peserta didik adalah sebanyak 55 peserta didik E. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data yang di butuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut: 1. Metode Kuisioner Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan harus diisi oleh responden.98 Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak. Kuisioner atau Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
98
Sambas Ali Muhidin, dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, dan Jalur dalam Penelitian (Bandung : Pustaka Setia, 2007), h. 25.
78
untuk dijawabnya.99 Pendapat lain menyatakan bahwa kuisioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan responden dalam bentuk tertulis.100 Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan tertulis untuk mendapatkan suatu jawaban dari suatu permasalahan tertentu serta untuk mendapat fakta-fakta dan informasi tentang diri responden serta untuk mendapatkan data tentang keberadaan suatu obyek yan diteliti. Apabila ditinjau dari segi pemakaiannya, kuisioner dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1) Kuisioner langsung adalah “jika daftar pertanyaan dikirim lansung kepada orang yang diminta pendapat, keyakinan atau diminta untuk menceritakan tentang diri sendiri. 2) Kuisioner tak langsung adalah jika daftar pertanyaan dikirim kepada seseorang (responden) yang menceritakan apa adanya tentang keadaan orang. Adapun kuisioner yang digunakan penulis adalah kuisioner langsung dan tak langsung yang ditujukan kepada peserta didik sesuai dengan jumlah sampel. Kuisioner langsung digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak, sedangkan kuisioner tak langsung untuk mendapatkan data tentang kompetensi pedagogik guru 99
Sugiono, Ibid,. h. 142. Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu (Observasi, checklist, interview, kuisioner, sosiometri) (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), h. 189. 100
79
mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Mardhotillah kec. Pesisir selatan, kabupaten Pesisir Barat. Adapun jenis kuisioner yang penulis gunakan adalah kuisioner tipe pilihan dimana setiap item terdapat empat alternativ jawaban yaitu a, b, c, dan d. 2. Metode observasi Menurut Kartini Kartono metode observasi adalah pengamatan pencatatan dengan sistematika atas fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas observasi sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara lansung maupun tidak lansung. Adapun jenis metode observasi yang berdasarkan peranan yang diamati yaitu dikelompokkan menjadi dua bentuk : 1) Observasi partisipan, yaitu peneliti adalah bagian dari keadaan alamiah tempat diadakannya observasi. 2) Observasi non partisipan, yaitu dalam observasi ini peranan tingkah laku peneliti dalam kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan kelompok yang diamati kurang dituntut. Jenis observasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan, dimana peneliti tidak turut ambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi. 3. Metode wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan proses Tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih dengan berhadap-hadapan 80
secara fisik, yang satu melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinganya. Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1. Wawancara terpimpin, adalah wawancara yang menggunakan pokok-pokok masalah yang diteliti. 2. Wawancara tidak terpimpin (bebas) adalah wawancara dimana interviewer tidak sengaja mengarahkan Tanya jawab pada pokopokok dari fokus penelitian interviewer. 3. Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi dari keduanya. Pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlnsung mengikuti situasi. Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin guna memperoleh data yang valid . 4. Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, notulen, rapat, dan sebagainya.101 Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data daftar nama guru, peserta didik, serta karyawan di MTs Mardhotillah.
101
Irawan Sarlito, Metode Penelitian Sosial (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000), cet IV. h. 71.
81
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak lansung ditujukan kepada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lain sebagainya.102 Dengan demikian metode dokumentasi adalah data yang tersimpan dalam sebuah arsip dan lengkap serta mudah untuk memberikan keterangan jika sewaktu-waktu diperlukan, yaitu dokumen terkait dengan kompetensi pedagodik guru aqidah akhlak dan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas VIII Mts Mardhotollah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat. Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data secara obyektif. F. Metode Analisis Data Karena
penelitian
ini
bersifat
deskriptif
eksploratif
riset
yang
mengklarifikasikan data yang bersfat kuantitatif, yang berarti penelitian bersifat memberikan gambaran objektif dan objek penelitian. Jadi setelah semua data terkumpul sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menghimpun dan mengelola data yang sudah terkumpul tersebut dengan cara mengklarifikasikan semua jawaban untuk dianalisa. Sebelum penulis mencari seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar, maka akan dilakukan uji coba angket untuk mengukur validitas maupun reliabilitas item soal yang digunakan, 102
Iqbal Hasan, Op,. Cit, h. 231.
82
a) Uji validitas instrumen Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi disebut valid jika teknik evaluasi tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur.103 Uji validitas digunakan untuk menguji validitas angket, untuk keperluan ini diuji teknik korelasi jawaban pada setiap item dikorelasikan dengan total skor. b) Uji Reliabilitas Instrumen Instrumen yang telah diuji validitasnya kemudian diuji reliabilitasnya. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.104 Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis pengaruh kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik (studi kelas VIII MTs Mardotillah kecamatan pesisir selatan. Kabupaten Pesisir Barat) dengan menggunakan rumus Product Moment Korelation. Setelah dihitung dengan rumus Product Moment Korelation dan kemudian di uji- t untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y) dengan rumus :
103
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung : Remaja rosda karya, 2002), h. 138. 104 Ibid, h. 178.
83
T hitung =
Dimana : t = taraf nyata r = besarnya korelasi n = jumlah sampel 1 = konstanta r2 = kuadrat besarnya korelasi hitung105 Sementara koefisien determinasi dilakukan berdasarkan pendapat Sugiono dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Sedangkan untuk mengetahui presentasenya hasil koefisien yang dikuadratkan dikalikan 100%. Berdasarkan paparan sugiono tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Cd = r2 Keterangan: Cd: koefisien Determinasi r2 = koefisien korelasi.
105
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 230.
84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Mardotillah kematan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat Madrasah Tsanawiyah (MTs) kecamatan Pesisir Selatan Kab. Pesisir Barat terletak di jalan Pelita Sari Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Dilihat dari sudut geografis, MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan terletak sangat strategis. Madrsah Tsanawiyah Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan beralamat di jalan Pelita Sari Kecamatan Pesisir Selatan Kab. Pesisir Barat. MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan Didirikan tahun 1983, status pemilik tanah adalah 1200 m.106 2. Keadaan sarana dan prasarana MTs Mardhotillah Kabupaten Pesisir Barat Table 3 Data Ruang Kelas Lain No 1 2 3
Jenis Ruangan Ruang Kelas Perpustakaan Keterampilan
106
Jumlah Ukuran Ruangan (m) 14 7x9 1 7 x 15 x
No 4 5 6
Jenis Ruangan Lab. Bahasa Asrama guru Asrama UKS
Jumlah (buah) 1 -
Ukuran (m ) 7X9 X X
Dokumentasi, MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat
85
3. Keadaan Peserta didik MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan. Tabel 4 Peserta didik No Kelas Jumlah Laki-laki Perempuan 1. VII A 15 16 31 2. VII B 15 16 31 3. VII C 15 17 32 4. VII D 15 17 32 5. VII E 15 17 32 6. VIII A 16 17 33 7. VIII B 16 17 33 8. VIII C 16 18 34 9. VIII D 16 18 34 10. VIII E 17 18 35 11. IX A 15 15 30 12. IX B 15 15 30 13. IX C 15 15 30 14. IX D 15 15 30 15. IX E 15 15 30 Jumlah 231 246 477 Sumber data dokumentasi peserta didik MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan. 4. Keadaan Guru Mts Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan Tabel 5 Daftar keadaan guru dan tenaga administrasi MTs Mardhotillah kec. pesisir selatan Jumlah Guru Staf Guru tetap/ PNS Guru Honor Sekolah Staf Tata Usaha PNS Honor TU Perpustakaan Penjaga Sekolah
Jumlah 15 Orang 13 Orang 4 Orang 4 Orang 2 Orang 1 Orang
Jumlah Guru/ staf Guru tetap/ PNS Guru Honor Sekolah Staf Tata Usaha PNS Honor TU Perpustakaan Penjaga Sekolah
86
Keterangan PNS Honorer PNS Honorer Honorer Honorer
5. Visi, Misi
dan Tujuan MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan
kabupaten Pesisir Barat a. Visi MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan Visi MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan adalah “Mewujudkan siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berbudi Luhur, Cerdas, terampil dan mandiri. Oleh karena itu perlu adanya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah pada khususnya dan meningkatkan pendidikan umum.” b. Misi MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan Untuk mencapai visi, MTs Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan memiliki misi sebagai berikut: 1) Mengembangkan kemampuan propesional guru 2) Melakukan proses belajar mengajar dengan baik 3) Melaksanakan manajemen sekolah dengan penyusunan program yang terarah. 4) Melaksanakan prosedur dan mekanisme kerja yang terarah dan berkesinambungan. c.
Tujuan MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan Berdasarkan visi dan misi yang tersebut diatas, maka tujuan Mts
Mardhotillah kecamatan Pesisir Selatan adalah “agar Menjadikan insan yang berbudi luhur dan dapat meraih prestasi yang maksimal, juga menjadikan sekolah yang diminati oleh masyarakat. 87
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Dalam proses analisis data dan pengujian hipotesis penulis menggunakan data angket, tetapi sebelum itu melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menentukan bentuk instrumen Instrumen merupakan alat bantu pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan karena kemantapan kualitas instrumen merupakan hal yang tidak bisa diabaikan, yang harus diperhatikan adalah kisi-kisi instrumen untuk memperoleh data mengetahui ada tidaknya indikator yang dimaksudkan. Dari indikator kisi-kisi kuisioner, dapat dilihat pada lampiran 4, kemudian disusun angket untuk variabel pertama kompetensi pedagogik guru dan variabel kedua motivasi belajar peserta didik, untuk keperluan analisis data, data yang diperoleh dari angket perlu ditranformasikan didalam skala interval dengan menggunakan likert, yaitu sekala yang berisi 4 tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden atas pertanyaan yang disediakan peneliti, tingkat kesetujuan responden terhadap statemen dalam angket diklasifikasikan sebagai berikut: a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor sebagai berikut: a. Selalu
=4
b. Sering
=3
88
c. Kadang-kadang
=2
d. Tidak pernah
=1
Didalam penelitian ini, sampel yang digunakan ialah peserta didik kelas VIII MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat yang berjumlah 55 orang yang dijadikan sampel. Lalu 10 peserta didik yang dijadikan instrumen uji validitas dan reliabilitas instrumen.
2. Uji coba instrumen Uji coba instrument ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan tersebut itu benar, sementara reliabel dalam arti bahwa suatu alat tersebut mampu membarukan hasil pengetahuan yang konsisten dalam waktu dan tempat yang berbeda. Kemudian langkah selanjutnya adalah menetapkan jumlah item pertanyaan untuk masing-masing variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penyusun menetapkan 30 pertanyaan untuk variabel kompetensi pedagogik guru dan 30 pertanyaan untuk variabel motivasi belajar peserta didik. Setelah angket disebar dan diuji cobakan. Kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada masing-masing item. Hal ini dilakukan untuk menyeleksi atau memilih item-item yang layak untuk dijadikan sebagai alat ukur yang diharapkan dapat memberikan penjelasan terhadap masalah yang ingin diketahui.
89
3. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuisioner a. Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrumen digunakan untuk menguji validitas angket. Dalam keperluan ini, diuji teknik korelasi jawaban pada setiap item dikorelasikan dengan total skor, dengan menggunakan korelasi Product Moment. Setelah diketahui 10 jawaban dari responden, maka hal yang harus dilakukan adalah menganalisis dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS for Window Release 17. Berikut ini hasil analisis uji coba angket yang diberikan kepada 10 responden dengan jumlam item pertanyaan untuk variabel kompetensi pedagogik dan 30 pertanyaan untuk variabel motivasi belajar peserta didik yang dianalisa dengan menggunakan SPSS for Windows Release 17. Tabel 6 Analisis uji coba angket validitas soal variabel Kompetensi Pedagogik Guru No Butir Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Corrected Item-total Correlatin (r hitung) ,446 ,644 ,408 ,586 ,343 ,734 ,611 ,546 ,522 ,610 ,789
90
R tabel Keterangan >0,30 >0,30 >0,30 >0,30 >0,30 >0,30 >0,30 >0,30 >0,30 >0,30 >0,30
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
12 ,654 >0,30 Valid 13 ,562 >0,30 Valid 14 ,713 >0,30 Valid 15 ,311 >0,30 Valid 16 ,444 >0,30 Valid 17 ,323 >0,30 Valid 18 ,770 >0,30 Valid 19 ,495 >0,30 Valid 20 ,687 >0,30 Valid 21 ,803 >0,30 Valid 22 ,525 >0,30 Valid 23 ,606 >0,30 Valid 24 ,629 >0,30 Valid 25 ,523 >0,30 Valid 26 ,571 >0,30 Valid 27 ,341 >0,30 Valid 28 ,384 >0,30 Valid 29 ,404 >0,30 Valid 30 396 >0,30 Valid Sumber Tabel : Uji Validitas 10 Orang Sampel (Perhitungan Terlampir) Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, secara keseluruhan item yang diujicobakan tentang kompetensi pedagogik guru mengandung validitas butir yang tinggi. Menurut Sugiono, jika hasil uji lebih dari 0,30 maka butir tersebut valid.107 Dengan demikian dapat dipergunakan untuk menggali data penelitian. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa semua item pertanyaan dinyatakan sahih/valid.
107
Ibid., h.126.
91
Tabel 7 Analisis uji coba angket validitas soal variabel Motivasi Belajar Peserta Didik Corrected Item-total Correlatin R tabel Keterangan (r hitung) 1 ,697 >0,30 Valid 2 ,703 >0,30 Valid 3 ,401 >0,30 Valid 4 ,833 >0,30 Valid 5 ,692 >0,30 Valid 6 ,483 >0,30 Valid 7 ,570 >0,30 Valid 8 ,473 >0,30 Valid 9 ,706 >0,30 Valid 10 ,604 >0,30 Valid 11 ,540 >0,30 Valid 12 ,643 >0,30 Valid 13 ,424 >0,30 Valid 14 ,553 >0,30 Valid 15 ,417 >0,30 Valid 16 ,808 >0,30 Valid 17 ,385 >0,30 Valid 18 ,765 >0,30 Valid 19 ,448 >0,30 Valid 20 ,629 >0,30 Valid 21 ,549 >0,30 Valid 22 ,679 >0,30 Valid 23 ,797 >0,30 Valid 24 ,889 >0,30 Valid 25 ,455 >0,30 Valid 26 ,567 >0,30 Valid 27 ,636 >0,30 Valid 28 ,449 >0,30 Valid 29 ,322 >0,30 Valid 30 ,469 >0,30 Valid Sumber Tabel : Uji Validitas 10 Orang Sampel (Perhitungan Terlampir) No Butir Item
Berdasarkan analisis pada tabel diatas, secara keseluruhan item yang diujicobakan tentang kompetensi pedagogik guru mengandung validitas butir
92
yang tinggi. Menurut Sugiono, jika hasil uji lebih dari 0,30 maka butir tersebut valid.108 Dengan demikian dapat dipergunakan untuk menggali data penelitian. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa semua item pertanyaan dinyatakan sahih/valid.
b. Uji Reliabilitas instrumen Pengujian
reliabilitas
item
instrumen
dilakukan
dengan
cara
mengkorelasikan instrumen ganjil dengan instrumen genap. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel Uji validitas sebagai berikut :
1) Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru Tabel 8 Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Kompetensi Pedagogik) Untuk Kuisioner Variabel X Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 3 4 1 3 3 2 3 3
N=10
3 2 3 4 2 2 4 2 2 3 3
5 4 4 3 3 2 4 4 2 3 3
7 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3
9 4 3 4 3 2 2 2 1 4 3
No Urut Ke 10 11 13 15 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 3 1 2 3 2 3 4 2 2 4 3 4 3 Jumlah Nilai
108
Ibid., h.126.
93
17 19 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 4
21 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4
23 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4
25 3 4 4 3 4 3 2 4 2 4
29 3 4 4 4 4 3 2 4 2 4
JMLH 50 52 52 51 41 51 37 36 40 52 ∑Y= 462
Tabel 9 Skor Total Untuk Item Genap Instrumen (Kompetensi Pedagogik) Untuk Kuisioner Variabel Y Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 4 4 3 3 4 2 2 4
4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3
6 3 3 4 4 3 4 3 2 2 4
8 4 3 4 3 4 2 2 2 3 4
No Urut Ke 10 12 14 16 18 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
N=10
JMLH 20 2 4 4 3 2 2 2 2 2 3
22 24 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 4 3
26 28 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 4
30 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4
Jumlah Nilai
50 54 53 49 43 44 39 33 39 57 ∑Y= 461
Didalam menghitung reliabilitas dapat dilakukan dengan cara memasukkan total ganjil sebagai variabel kompetensi pedagogik dan nilai total item genap sebagai variabel motivasi belajar dalam tabel kerja sebagai berikut yaitu : Tabel 10 Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 N = 10
X 50 52 52 51 41 51 37 36 40 52 ∑X = 462
Y 50 54 53 49 43 44 39 33 39 57 ∑Y = 461
X2 2500 2704 2704 2601 1681 2601 1369 1296 1600 2704 2 ∑X = 21760
94
Y2 2500 2916 2809 2401 1849 1936 1521 1089 1521 3249 2 ∑Y = 21791
XY 2500 2808 2756 2499 1763 2244 1443 1188 1560 2964 ∑XY = 21752
Diketahui : N
= 10
∑X
= 462
∑Y
= 461
∑X2
= 21760
∑Y2
= 21791
∑XY
= 21725
rxy = rxy = rxy = rxy = rxy = 0,99 diketahui rxy = 0,99 rumus mencari realibilitasnya adalah : R1 = R1 = R1 =
= 0, 99
95
Jadi : reliabilitas instrumen kompetensi pedagogik guru yaitu 0, 99, artinya, angket ini lebih besar dari angka dari harga kritik tabel, nilai r tabel untuk N = 10 dengan Interval (cara membaca r tabel adalah N-2 sehingga angka pembacanya 8) pada taraf kepercayaan 5% sebesar 0,707 berarti 0,99 > 0,707. Artinya, instrumen ini memiliki nilai reliabilitas untuk dijadikan alat pengumpulan data. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrumen ini dapat dipergunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data kompetensi pedagogik guru.
2) Uji Reliabilitas Variabel Motivasi belajar peserta didik Tabel 11 Skor Total Untuk Item Ganjil Instrumen (Motivasi Belajar Peserta didik) Untuk Kuisioner Variabel X Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 N=10
1 3 4 4 3 3 2 3 3 4 2
3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2
5 3 3 2 4 3 2 4 3 4 2
7 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2
9 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2
No Urut Ke 11 13 15 17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 Jumlah Nilai
96
19 21 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2
23 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2
25 3 2 3 3 4 3 3 2 4 2
27 4 4 2 3 3 2 4 2 4 2
29 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2
JMLH 51 49 48 50 48 35 49 44 48 31 ∑Y= 453
Tabel 12 Skor Total Untuk Item Genap Instrumen (Motivasi Belajar Peserta didik) Untuk Kuisioner Variabel Y Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 3 2 4 4 2 4 3 4 2
4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 2
6 4 4 3 2 4 2 3 4 3 2
8 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2
No Urut Ke 10 12 14 16 18 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2
N=10
20 4 2 4 3 4 3 4 3 4 2
22 24 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 2
26 28 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 2 2
30 3 4 2 2 3 3 3 2 4 1
dilakukan
dengan
cara
Jumlah Nilai
Dalam
menghitung
reliabilitas
dapat
memasukkan total ganjil sebagai variabel X dan nilai total item genap sebagai variabel Y dalam tabel kerja dibawah ini yaitu : Tabel 13 Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Peserta Didik Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 51 49 48 50 48 35 49 44 48 31
Y 51 46 49 51 51 37 54 46 54 30
N = 10
∑X = 453
∑Y = 469
X2 2601 2401 2304 2500 2304 1225 2401 1936 2304 961 ∑X2 =20937
97
Y2 2601 2116 2401 2601 2601 1369 2916 2116 2916 900 ∑Y2 = 22537
XY 2601 2254 2352 2550 2448 1295 2646 2024 2592 930 ∑XY = 21692
JMLH 51 46 49 51 51 37 54 46 54 30 ∑Y= 469
Diketahui : N
= 10
∑X
= 453
∑Y
= 469
∑X2
= 20937
∑Y2
= 22537
∑XY = 21692 rxy = rxy = rxy = rxy = rxy = 0,998 diketahui rxy = 0,998 rumus mencari realibilitasnya adalah : R1 = R1 = R1 =
= 0,998
98
Jadi : reliabilitas instrumen motivasi belajar peserta didik yaitu 0, 998, artinya, angket ini lebih besar dari angka dari harga kritik tabel, nilai r tabel untuk N = 10 dengan Interval (cara membaca r tabel adalah N-2 sehingga angka pembacanya 8) pada taraf kepercayaan 5% sebesar 0,707 berarti 0,998 > 0,707. Artinya, instrumen ini memiliki nilai reliabilitas untuk dijadikan alat pengumpulan data. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliable seluruh butirnya, maka instrumen ini dapat dipergunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data motivasi belajar peserta didik.
4. Pengujian Hipotesis Setelah angket dirumuskan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat. Untuk mengetahui seberapa besar kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru, maka dapat dilihat melalui hasil jawaban angket peserta didik. Sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 11. Berdasarkan hasil jawaban angket dari 55 responden, diketahui bahwa jumlah terbesar 101 dan jumlah terendah yaitu 84, maka 101-84 = 17 dibagi 3 adalah 6 Dengan demikian, maka kategori nilainya adalah : Nilai 84-89 komptensi pedagogik rendah Nilai 90-95 komptensi pedagogik sedang Nilai 96-101 komptensi pedagogik tinggi
99
Berdasarkan jumlah skor total yang diperoleh dari responden pada variabel kompetensi pedagogik guru, maka selanjutnya dikumpulkan guna menentukan perolehan masing-masing skor. Untuk lebih mudahnya, maka dapat dirumuskan pada diagram dibawah ini :
30 25 20 Rendah
15
Cukup
10
Tinggi 5 0 Diagram Kompetensi Pedagogik Guru
Berdasarkan diagram diatas, maka dapat diketetahui bahwa 4 peserta didik (7,27%) menilai bahwa kompetensi pedagogik guru rendah, 24 peserta didik (43,63%) menilai kompetensi pedagogik guru cukup, sementara 27 peserta didik (49,09%) menilai bahwa memiliki kompetensi pedagogik yang tinggi. Maka berdasarkan paparan tesebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak di MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat adalah tinggi. Selanjutnya, motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak dapat dilihat pada lampiran 12. Dimana motivasi belajar peserta didik tersebut dibuat dalam predikat nilai. Dengan penentuan kriteria tingkat motivasi belajar peserta didik ini dengan cara nilai tertinggi 87-101 = 14 kemudian dibagi 3 100
= 5. Maka berdasarkan skor total dari responden pada variabel motivasi belajar peserta didik, selanjutnya dimasukkan pada diagram dibawah ini :
35 30 25 20 Rendah
15 10
Cukup
5
Tinggi
0 Diagram Motivasi Belajar
Pada diagram diatas menunjukkan bahwa pada umumnya motivasi belajar yang diperoleh peserta didik pada rentan 87-91 yang mencapai (18,18%) termasuk kategori motivasi belajar rendah. Kemudian nilai 92-96 yang mencapai (27,27%) termasuk kategori motivasi belajar cukup, sedangkan untuk rentan nilai 97-101 mencapai (54,54%) yang merupakan kategori motivasi belajar yang baik. Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar memiliki pengaruh yang positif. Dimana semakin baik kompetensi pedagogik yang dimiliki guru tersebut maka motivasi belajarpun semakin baik. Berdasarkan pemaparan analisis diatas, maka timbullah pertanyaan “adakah pengaruh variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta didik? Untuk mengetahui jawabannnya, maka dilakukan dengan uji
101
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Maka dapat dilihat pada lampiran 13 dan lampiran 14. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product moment, maka diperoleh rxy telah diketahui yaitu 0,737. Maka untuk menghitung tingkat signifikasi pengaruh antara kedua variabel tersebut adalah dengan hasil perhitungan korelasi yang dikonsultasikan dengan R tabel. Maka jika nilai hitung > nilai tabel maka terdapat pengaruh antara kedua variabel tersebut (Ho ditolak). Akan tetapi jika nilai hitung < nilai tabel maka tidak terdapat pengaruh antara dua variabel tersebut (Ho diterima). Maka nilai R Tabel untuk jumlah 55 responden adalah N-2= 55-2= 53 dengan interval kepercayaan 5% 0,279, berarti 0,737 > 0,279, pada taraf kepercayaan 1% sebesar 0,361 berarti 0,737 > 0,361. Maka dengan ini dapat diputuskan bahwa hipotesis kerja (Ha) Diterima dan menolak hipotesis nol (Ho). Dengan demikian kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang sangat signifikan. Derajat pengaruh hasil uji hipotesis memilki pengaruh sebesar 0,737 adalah kedua variabel (kompetensi pedagogik duru dan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak terdapat pengaruh yang sangat kuat atau tinggi. Kemudian langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan nilai “r” tabel dengan interpretasi sebagai berikut :
102
Tabel 14 Tabel interpretasi nilai “r” Besarnya r Product Moment (r xy) 0,00 - 0,20
0,20 - 0,40 0,40 - 0,70 0,70 - 0,90 0,90 – 100
Interpretasi Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta didik memang terdapat korelasi akan tetapi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta didik. Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta didik terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta didik terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta didik terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel kompetensi pedagogik guru dan variabel motivasi belajar peserta didik terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.109
Berdasarkan tabel diatas, maka angka korelasi hitung 0,737 ternyata termasuk kedalam kelompok yang menunjukkan taraf korelasi 0,7-0,90 yang menunjukkan taraf korelasi yang kuat atau tinggi yang memandang bahwa hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta didik memiliki pengaruh yang kuat atau tinggi.
109
Anas sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta : Raja Wali pers, 2011) h. 193
103
a.
Menguji signifikasi koefisien korelasi Sebagai upaya dalam mengetahui apakah hasil r hitung tesebut mempunyai
taraf nyata atau tidak, maka uji t (taraf nyata) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : T hitung = Maka berdasarkan data diatas, maka diketahui : r = 0, 737 n = 55 T hitung = T hitung = T hitung = T hitung = T hitung =
=7,936
Hasil uji taraf nyata yang menunjukkan angka sebesar t = 7,936 tersebut dikonsultasikan dengan tabel nilai dk (derajat kebebasan) = N–2 yaitu 55-2 = 53 dalam tabel nilai pada taraf signifikan 5% dan 1 % menunjukkan angka sebesar 2,01 dan 2,68 yang berarti 2,01< 7,93 > 2,68 yang berarti bahwa ada pengaruh yang nyata antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta didik. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis diterima.
104
b. Menguji koefisien determinan Untuk menguji besarnya pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar peserta didik, maka digunakan rumus koefisien determinasi, ialah: Cd = r2 x 100% Dengan demikian rumus diatas, maka dapat dicari koefisien korelasi determinasi yang mana telah diketahui bahwa r = 0, 7372, maka koefisien determinasinya adalah : Cd = 0, 7372 x 100% Cd = 0, 543 x 100% Cd = 54,3% Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa antara kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII mempunyai pengaruh 54,3% ditentukan oleh kompetensi pedagogik guru dan 45,7% ditentukan oleh faktor lain yang belum diketahui. Dengan demikian, maka dapat dikatakan pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar peserta didik mata pelajaran aqidah akhlak kelas VIII di MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat adalah baik dengan koefisien korelasi (r) = 0,737
105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis sebagaimana yang telah, maka dapat ditarik kesimpulan pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardotillah kecamatan pesisir selatan kabupaten pesisir barat sebagai berikut : 1. Berdasarkan pengelolaan dan analisis data yang penulis lakukan, terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru aqidah akhlak terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Mardhotillah kabupaten pesisir barat, karena rxy= 0,737 bila dimasukkan kedalam interpretasi “r” berada pada 0,70-0,90 yang menunjukkan taraf yang kuat atau tinggi. 2. Dari taraf uji nyata yang penulis lakukan untuk mengetahui adakah pengaruh antara kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta didik atau kebetulan. Maka hasil yang diperoleh dari uji t = 7,936. 3. Dari perhitungan koefisien determinasi penelitian ini yaitu sebesar 54,3 % terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar peserta didik. 4. Dari hasil penelitian ini, hipotesis yang penulis ajukan “terdapat pengaruhyang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik guru
106
terhadap motivasi belajar peserta didik” diterima. Dengan kata lain semakin tinggi kompetensi pedagogik guru semakin baik motivasi belajar peserta didik begitu pula sebaliknya. B. Saran-saran Berdasarkan penelitian ini, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepala sekolah madrasah tsanawiyah mardhotillah kecamatan pesisir selatan kabupaten pesisir barat hendaknya terus berupaya meningkatkan kompetensi pedagogik salah satunya dengan cara mengikut sertakan guru dalam pelatihan kependidikan. 2. Guru hendaknya meningkatkan kompetensi pedagogik, terutama pada kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran. 3. Bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang relevan dengan penelitian ini diharapkan
dapat
dilakukan
pengembangan
terhadap
penelitian
ini.
Mengembangkan terhadap variabel penelitian serta melakukan perbandingan dengan sekolah lain untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik lagi.
107
C. Penutup Alhamdulilahhirrobil„alamin penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang senatiasa memberikan rahmat, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikan skripsi ini. Penulis berharap, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi penulis sendiri. Tidak lupa penulis mohon maaf, apabila dalam penyususnan kalimat maupun penyampaian bahasanya dijumpai banyak kekeliruan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruksif guna dimasa mendatang. Mudah–mudahan apa yang penulis buat ini mendapat ridha dari Allah. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung diakhirat nanti. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan manfaat bagi pembaca pada umumnya. Amiin Yaa Robbal‟alamiin.
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Abdurahman Fatoni. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Ali Anwar Yusuf. Studi Agama Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2003. Ali Rohmad. Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta : Teras, 2009. Anting Somantri dan Sambas Ali Muhiddin. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia, 2011. Anwar Sutoyo. Pemahaman Individu (Observasi, checklist, interview, kuisioner, sosiometri). Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012. Baharudin Salam. Pengantar Pedagogik Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Daradjat. Zakiah. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Dewi Salma Prawidilaga. Prinsif Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana, 2008. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Djali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008. . Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda karya, 2008. Hamzah B. Uno. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Hari Guntur Tarigan. Dasar-Dasar Kurikulum Bahasa. Bandung: Angkasa, 2009). 109
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011. Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002. Irawan Sarlito. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000. Isjoni. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Kartini Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju, 1996. Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan terjemahannya. Bandung: Diponegoro, 2006. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001. Maslow. Motivation and personality. New York: Haper & Row, 1954. Moh Uze Usman. Menjadi Guru Prfesional. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004. Muhaimin. Pengembangan Pendidikan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jakarta: Raja Grafindo, 2012. Muhammad Alim. Pendidikan AgamaIslam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Muhammad Ismail Yusanto, Dkk. Mengagas Pendidikan Islami. Bogor: Al-Azhar, 2004. Muhammad Yaumi, Prinsif-Prinsif Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2013. Muhibin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada, 2010. . Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008. Mustaqim dan Abdul Wahib. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 1989. Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi. Pengajaran. Bandung: Remaja rosda karya, 2002. Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. 110
. Psikologi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Oemar Hamalik. perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta : Bumi Aksara, 2008. . Kurikulum dan Pembelajarannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. . Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. . Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000. Ramayulis. Ilmu Pendiikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2012. Redaksi Sinar Grafika. Undang-undang Guru dan Dosen (RI No. 14 Th. 2005), Jakarta: Sinar Grafika, 2011. Syaiful Sagala. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan Bandung: Alfabeta, 2009. . Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta, 2005. Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman. Analisis Korelasi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia, 2007. Sardiman AM. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012. Sugiono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011. . Metode Penelitian Kuantatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta, 2009. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Sulchan Yasin. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah, 1997. Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada, 2011. Sutrisno Hadi. Metode Research jilid II. Yogyakarta: Andi, 2004. 111
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Undang-Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika, 2006. UU SISDIKNAS. Bandung: Fokus Media, 2010. Uyoh Sadulloh. Pedagogik Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta, 2011. W.J.S. Poerwodarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka 1994. Wina Sanjaya. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008. Winkel. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
112
Lampiran 1 DATA SISWA KELAS VIII MTs MARDHOTILLAH KECAMATAN PESISIR SELATAN, KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Nomor statistik sekolah : 12121188080021 Nama Madrasah : MTs Mardhotillah Kabupaten kota : Pesisir Barat Status : Swasta Akreditasi :C 1. Data Siswa Kelas A NO NAMA SISWA 1 Bintang Nur Anggraini 2 Camelia M. 3 Dian Safitri 4 Dina Novelia 5 Dinanti Damaswari 6 Eka Maryani 7 Epriyadi 8 Febi Gicesa 9 Febriana Maya sari 10 Fikra Nisa 11 Hernando Kesuma 12 Intan Saputri 13 Irpan 14 Istikomah 15 Julfan Saputra 16 M. Abdullah 17 M. Irfansah 18 Mega Linda 19 Mega Oktavia 20 Meichel Aji Pangestu 21 Meilinda Sari 22 Meliza Ega Krisyanti 23 Mita Tri Anggara 24 Muhammad Syaifuddin 25 Nico Cholid Tahlib 26 Octavia Tri Lestari 27 Okta Dwi Nurjanah 28 Retno Setianingsih 29 Ria Nanda Ningsih 30 Rini Rezeki
L/P P P P P P P L P P P L P L P L L L P P L P P P L L P P P P P
113
KELAS VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A
31 32 33 34
Riska Aprilia Safitri Wulandari Sandy Firdaus Sekar Larassaty
2. Data Siswa Kelas B No NAMA 1 Aldi Setiawan 2 Baga Zidan 3 Deni Malik 4 Fitri Handayani 5 Gilang Yuniar Saputra 6 Listianti 7 M. Ichsan 8 M. Sofian Dasril 9 M. Ardy Johan Dani 10 M. Bynthar Prayogo 11 M. Rizky Mulyadi 12 Melania Aprilianti 13 Melisa 14 Meydi Ikhfari 15 Muhammad Andreansyah 16 Muhammad Muslim 17 Nadia Ropila 18 Nadila Syintia 19 Niky Rosita 20 Nirmalasari 21 Pandu Wibakti 22 Rangga Wijaya 23 Rehian Ayu Wardani 24 Riski Setiawan 25 Safri Novriansyah 26 Sri Anum Indah Lestari 27 Sri Lestari Agustina 28 Tantia Oktavianti 29 Taufik Hidayatullah 30 Tri Juliyanto 31 Ugi Ismanto 32 PEBRIYANA 33 RENA THALIA HESTIANA
114
P P L P
VIII A VIII A VIII A VIII A
L/P L L L P L P L L L L L P P L L L P P P P L L P L L P P P L L L P P
KELAS VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B
3. Data Kelas C NO NAMA SISWA 1 A. Ichwan Setiabudi 2 Abid Farhan Gusmedy 3 Aldi Pangestu 4 Alifa Ravianti 5 Alpin Maulana Aji 6 Cendi Herawati 7 Cindy Atika 8 Dhea Amanda Zulia 9 Dhea Sulistiarini Andika 10 Dini Uswatun Hasanah 11 Egga Wulandari 12 Febi Wulan Antika 13 Fenny Rachma Sari 14 Fitri Alfina 15 Giana Inda Sari 16 Hisyam Hibatullah 17 Iis Kurnia Santi 18 Joana Rosie Shabatiny Degely 19 Julia Andre Via 20 Kenia Khairunnisa 21 Maharani Permata Kardianto P. 22 Nadia Ayu Iranda 23 Nehla Nur Dila Yani 24 Novika Lia Syafitri 25 Riska Maryani 26 Rizky Fadjar Pakaya 27 Roy Prayoga 28 Salsabila Hersati 29 Suhesti Maryana 30 Tania Regina Pingkan 31 Tantina 32 Vicka Marina Nadya 33 Vivi Delia Nanda Valentina 34 Wini Aryanti 35 Wiwi Widyas Hasti
115
L/P L L L P L P P P P P P P P P P L P P P P P P P P P L L P P P P P P P P
KELAS VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C
4. Data Siswa Kelas D NO NAMA SISWA 1 Aftaf Brilian Martkuardo 2 Agriza Putra 3 Agung Prendi Setiawan 4 Allyfia Anggraini 5 Amirah Fatin Yasin 6 Ammar Dhiya'Ulhaq Ardika 7 Bisma Aji Pratomo 8 Carolia Tijeania Da Loga 9 Destiana Putri 10 Dino Pratama 11 Eliz Meidina Azaria 12 Fadiar Fatur Rahman 13 Frista Santalia 14 Hammam Aiman Dzaky 15 Ilham Rama Gandi 16 Indri Tri Wulandari 17 Inez Destina 18 Intan Febi Yolanda 19 M.Genta Cesa Novendra 20 Meydita Auliyah 21 M. Husein 22 Muhammad Firnanda 23 Nova Putriyana 24 Okky Pratama Setiadi 25 Pendra Andesta 26 Puspita Primarini 27 Rachell Fajar Pratama Indra 28 Ratika Rahmawati 29 Realita Salsabila 30 Rina Apriliani 31 Riska Tri Lestari 32 Roby Sujatmiko 33 Wahyuni Natalia 34 Annisa Anggraini
116
L/P L L L P P L L P P L P L P L L P P P L P L L P L L P L P P P P L P P
KELAS VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D
5. Data Siswa Kelas E NO NAMA SISWA 1 Aden Saputra 2 Ahmad Ridho Raynaldi 3 Ahmad Yusuf 4 Darsela 5 Desi Wulan Dari 6 Dhimas Adhani Darmawan 7 Fitri Meliana Akbar 8 Hermaria Syaputri 9 Iqbal Wahyudin 10 M.Yusuf Ramdan 11 Maharani 12 Nadia Kinanti 13 Natasya Abelia Andiani 14 Novita Harnita 15 Rahmawati 16 Ranny Angela 17 Rina Jumesti Sari 18 Risca Mulyani 19 Riyan Saffiyansyah 20 Silvia Wulandari 21 Sindy Febriyanti 22 Siti Adawiah 23 Sopiyanto Irawan 24 Suci Dwi Winduwati 25 Suci Rahma Wulan 26 Sulis Tia ayu Ningsi 27 Tara Damayanti 28 Tiara Hairunnisa 29 Tiara Maulid dina 30 Tiara Rahmatika 31 Venny Oktaviyani 32 Zaintan Myhandi
117
L/P L L L P P L P P L L P P P P P P P P L P P P L P P P P P P P P L
KELAS VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E
Lampiran 2 Daftar nama sampel peserta didik kelas VIII NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
NAMA SISWA Bintang Nur Anggraini Camelia M. Dian Safitri Dina Novelia Dinanti Damaswari Eka Maryani Epriyadi Febi Gicesa Febriana Maya sari Fikra Nisa Hernando Kesuma Aldi Setiawan Baga Zidan Deni Malik Fitri Handayani Gilang Yuniar Saputra Listianti M. Ichsan M. Sofian Dasril M. Ardy Johan Dani M. Bynthar Prayogo M. Rizky Mulyadi Cendi Herawati Cindy Atika Dhea Amanda Zulia Dhea Sulistiarini Andika Dini Uswatun Hasanah Egga Wulandari Febi Wulan Antika
L/P P P P P P P L P P P L L L L P L P L L L L L P P P P P P P
118
KELAS VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Fenny Rachma Sari Fitri Alfina Giana Inda Sari Hisyam Hibatullah Bisma Aji Pratomo Carolia Tijeania Da Loga Destiana Putri Dino Pratama Eliz Meidina Azaria Fadiar Fatur Rahman Frista Santalia Hammam Aiman Dzaky Ilham Rama Gandi Indri Tri Wulandari Inez Destina Ahmad Ridho Raynaldi Ahmad Yusuf Darsela Desi Wulan Dari Dhimas Adhani Darmawan Fitri Meliana Akbar Hermaria Syaputri Iqbal Wahyudin M.Yusuf Ramdan Maharani Nadia Kinanti
119
P P P L L P P L P L P L L P P L L P P L P P L L P P
VIII C VIII C VIII C VIII C VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E
Lampiran 3 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA No
NAMA
L/P
1
Aldi Setiawan
L
KELAS VIII B
2
Baga Zidan
L
VIII B
3
Deni Malik
L
VIII B
4
Fitri Handayani
P
VIII B
5
Gilang Yuniar Saputra
L
VIII B
6
Listianti
P
VIII B
7
M. Ichsan
L
VIII B
8
M. Sofian Dasril
L
VIII B
9
M. Ardy Johan Dani
L
VIII B
10
M. Bynthar Prayogo
L
VIII B
120
Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuisioner Variabel X (Kompetensi Pedagogik) Variabel a. b. c. Kompetensi Pedagogik
d. e. f.
Indikator Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Menguasai karakter peserta didik Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran Membuat perancangan pembelajaran Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik Melakukan evaluasi
g. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
Item 1, 2, 3, 4 5, 6 , 7, 8 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24, 25 26, 27, 28. 29, 30
Kisi-Kisi Kuisioner Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik) Variabel a. a. b. c. Motivasi Belajar
d. e. f. g. h.
Indikator Bertanya kepada guru atau peserta didik lain Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau peserta didik Diskusi atau memecahkan masalah Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Membuat kesimpulan sendiri tentang pelajaran yang diterimanya Dapat memecahkan masalah dengan tepat Ada usaha untuk mempelajari bahan pelajaran yang diberikan guru, Bisa bekerjasama dan berhubungan dengan peserta didik lain Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada akhir pelajaran
121
Item 1, 2, 3, 4 5, 6, 7 8, 9, 10 11, 12, 13, 14 15, 16, 17 18, 19, 20 21, 22, 23, 24 25, 26, 27 28, 29, 30
Lampiran 5 ANGKET (KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU) NAMA: PETUNJUK PENGISIAN a. Bacalah terlebih dahulu pertanyan dibawah ini sebelum dijawab b. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan memberikan tanda silang (x) c. Bila ada pertanyaan yang kurang jelas minta penjelasan dari peneliti d. Apapun jawaban yang adik berikan tidak ada hubungannya dengan nilai adik, peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan kejujurannya. 1. Apakah guru dalam menyampaikan materi aqidah akhlak sesuai dengan pembahasan materi yang disampaikan? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
2. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu memberikan gambaran umum pokok masalah atau materi yang akan dibahas? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Apakah guru aqidah akhlak berinteraksi dengan baik ketika proses belajar mengajar? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
4. Apakah guru dalam kegiatan belajar-mengajar memberikan respon atau tanggapan yang baik seperti senyuman, pujian bahkan tepuk tangan ketika siswa dapat menjawab pertanyaan dan berprilaku baik,? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
5. Apakah guru dapat memahami masing-masing karakter peserta didik? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang 122
d. tidak pernah
6. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak membagi peserta didik dalam kelompok berkemampuan tinggi, sedang, rendah, dalam proses belajar mengajar? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
7. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu mengatur posisi duduk para siswa dikelas untuk memberikan kesempatan belajar? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
8. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak tidak pernah membeda-bedakan antara siswa yang satu dengan yang lain? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
9. Apakah guru dalam menyampaikan materi aqidah akhlak menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10. Apakah guru dalam menyampaikan materi disertai dengan dasar-dasar kurikulum pembelajaran? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
11. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam menjelaskan materi pelajaran tidak hanya menggunakan buku paket tapi dengan menggunakan buku tambahan yang lainnya yang berhubungan dengan materi yang dipelajari? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
12. Apakah guru menggunakan RPP ketika hendak mengajar? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
13. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak menjelaskan materi dengan menggunakan media (visual/audio visual)? 123
a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
14. Apakah sebelum menjelaskan materi pelajaran aqidah akhlak guru menyampaikan tujuan pembelajaran? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
15. Apakah guru aqidah akhlak ketika melakukan proses belajar mengajar menggunakan metode mengajar yang berfariasi yang sesuai dengan pembelajaran disekolah? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
16. Apakah guru membentuk kelompok belajar sebelum memulai proses belajar mengajar? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
17. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu menghubungkan materi pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari untuk mengambil hikmah atau nilai kebaikan yang dapat diterapkan oleh siswa? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
18. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak selalu menerapkan kedisiplinan kepada siswa, untuk tidak pernah datang terlambat kesekolah, tidak terlambat mengerjakan tugas dan melaksanakan piket sesuai jadwal? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
19. Apakah guru mengajar dengan cara yang menyenangkan sehingga materi yang dipelajari mudah difahami? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20. Apakah guru mengajar dengan etika yang baik dan berwibawa ketika proses belajar mengajar berlansung? 124
a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
21. Apakah guru aqidah akhlak sebelum melanjutkan pelajaran berikutnya, terlebih dahulu memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yamg sudah disampaikan? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
22. Apakah guru mengadakan remedial untuk memperbaiki nilai siswa? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
23. Apakah guru memberikan latihan setiap selesai menjelaskan materi pelajaran? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
24. Apakah guru melakukan tes (ulangan harian) setiap BAB materi yang dipelajari selesai? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
25. Apakah guru aqidah akhlak menilai kehadiran dengan melihat daftar absensi kelas? a. Selalu 26. Apakah
guru
b. sering selalu
c. kadang-kadang memberikan
d. tidak pernah
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mempresentasikan tugas yang telah diberikan? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
27. Apakah guru memberikan kesempatan untuk menuliskan firman Allah atau hadits di papan tulis yang berkaitan dengan materi yang dipelajari? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
28. Apakah guru memberikan kesempatan belajar kepada siswa sesuai dengan cara belajarnya masing-masing? 125
a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
29. Apakah guru memberikan kesempatan pada siswa yang memiliki bakat seperti tulisan Al-Qur‟an (kaligrafi), membaca Al-Qur‟an (qiro‟ah), nasyid (lagu islami) dan lainnya untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
30. Apakah guru mendukung siswa untuk belajar aktif sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing? a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
126
d. tidak pernah
Lampiran 6 ANGKET (MOTIVASI BELAJAR) NAMA: PETUNJUK PENGISIAN e. Bacalah terlebih dahulu pertanyan dibawah ini sebelum dijawab f. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan memberikan tanda silang (x) g. Bila ada pertanyaan yang kurang jelas minta penjelasan dari peneliti h. Apapun jawaban yang adik berikan tidak ada hubungannya dengan nilai adik, peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan kejujurannya. 1. Apakah siswa selalu bertanya kepada guru atau teman yang lain jika ada materi yang belum difahami? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah siswa bertanya kepada guru jika ada pristiwa atau masalah yang terjadi dilingkungan dan ternyata berhubungan dengan materi yang dipelajari saat itu? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah siswa bertanya kepada guru atau teman ketika belum mengetahui jawaban yang benar? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah siswa bertanya kepada guru setiap diberi waktu untuk bertanya? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah siswa dapat mengomentari pendapat teman ketika menyampaikan pendapatnya saat proses pembelajaran? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
127
d. Tidak pernah
6. Apakah siswa dapat mengajukan pendapat atau komentar kepada guru dan teman jika menurut siswa tersebut kurang sesuai dengan pelajaran? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah siswa dapat mengomentari teman yang bersikap kurang sopan ketika dalam proses belajar mengajar? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah siswa mendiskusikan bersama teman-teman satu kelas, ketika kurang faham terhadap materi yang diajarkan guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah siswa aktif ketika sedang berdiskusi? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah siswa dapat berdiskusi secara baik dengan teman yang lain ketika sedang belajar dikelas? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Apakah siswa mengerjakan tugas (PR) yang diberikan oleh guru mata pelajaran aqidah akhlak? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Apakah siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan memanfaatkan waktu kosong atau waktu istirahat disekolah? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Apakah siswa selalu mengumpul tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Apakah siswa selalu mengerjakan tugas tambahan yang diberikan oleh guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
128
d. Tidak pernah
15. Apakah siswa dapat mengambil hikmah dari materi yang disampaikan oleh guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Apakah siswa dapat merangkum tentang materi yang disampaikan oleh guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Apakah siswa dapat memahami dan menyimpulkan materi yang dipelajari secara jelas serta dapat menjelaskan kembali secara singkat? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Apakah siswa bisa menemukan solusi ketika menghadapi masalah dalam belajar? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Jika ada tugas yang sulit untuk dikerjakan apakah siswa meminta bantuan orang lain untuk mencari solusinnya? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
20. Apakah siswa menemukan permasalahan mengenai materi yang sedang dipelajari dan dapat menemukan solusinya? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
21. Apakah siswa ketika dirumah selalu membaca buku-buku pelajaran yang diberikan oleh guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
22. Apakah sebelum jam pelajaran dimulai siswa membaca buku pelajaran terlebih dahulu? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
23. Apakah siswa selalu berusaha belajar sendiri dirumah? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang 129
d. Tidak pernah
24. Apakah siswa disekolah membaca buku yang ada hubungannya dengan pelajaran aqidah akhlak? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
25. Apakah siswa mengerjakan tugas dengan teman (kerja kelompok)? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
26. Apakah siswa berhubungan secara baik dengan teman lain ketika sedang belajar? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
27. Apakah siswa dapat melakukan diskusi dengan teman membahas materi yang sudah disampaikan guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
28. Apakah siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
29. Apakah siswa dapat menjawab pertanyaan berupa soal yang diberikan oleh guru diahir pelajaran? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
30. Apakah siswa dapat menjawab dengan tepat sesuai pertanyaan yang diajukan oleh guru? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
130
d. Tidak pernah
onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lampiran 7 Jawaban Responden Untuk Menguji Validitas Butir Soal Variabel X 1 4 3 3 4 1 3 3 2 3 3
2 3 4 4 4 3 3 4 2 2 4
3 2 3 4 2 2 4 2 2 3 3
4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3
5 4 4 3 3 2 4 4 2 3 3
6 3 3 4 4 3 4 3 2 2 4
7 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3
8 4 3 4 3 4 2 2 2 3 4
9 4 3 4 3 2 2 2 1 4 3
10 4 3 4 3 2 2 2 1 4 4
11 3 3 4 3 2 4 2 1 3 4
12 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4
13 3 4 4 4 3 4 2 2 4 3
14 4 3 3 4 3 4 2 2 3 4
15 3 4 2 3 3 4 3 3 2 4
No urut ke : 16 17 18 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4
131
19 4 3 3 4 2 4 2 3 2 3
20 2 4 4 3 2 2 2 2 2 3
21 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4
22 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4
23 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4
24 2 4 4 3 3 4 2 2 2 3
25 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4
26 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4
27 3 4 4 3 4 3 2 4 2 4
28 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4
Lampiran 8 Jawaban Responden Untuk Menguji Validitas Butir Soal Variabel Y
No urut ke : onden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 5 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 6 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 7 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 8 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 9 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2
132
19 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2
20 4 2 4 3 4 3 4 3 4 2
21 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2
22 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2
23 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2
24 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2
25 3 2 3 3 4 3 3 2 4 2
26 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2
27 4 4 2 3 3 2 4 2 4 2
28 3 3 4 3 2 3 4 2 4 2
Lampiran 9 Uji Validitas Soal Uji Coba Variabel X (Kompetensi Pedagogik Guru) RELIABILITY /VARIABLES=Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 It em19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL. Reliability Notes Output Created
14-Feb-2017 16:35:59
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
10
Matrix Input Missing Value Handling Definition of Missing Cases Used
User-defined missing values are treated as missing. Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
133
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
0:00:00.015
Elapsed Time
0:00:00.031
[DataSet0] Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary Cases
N
%
Valid
10
100.0
Excludeda
0
.0
Total
10
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .933
134
N of Items 30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
89.40 89.00 89.60 89.40 89.10 89.10 89.00 89.20 89.50 89.40 89.40 88.90 89.00 89.10 89.20 89.30 89.30 89.20 89.30 89.70 89.40 89.00 89.30 89.40 88.90 89.60 89.00 89.30 88.90 88.80
Scale Variance if Item Deleted 189.378 185.778 190.933 188.489 192.767 184.544 189.111 187.067 185.167 181.600 178.933 187.878 187.556 184.989 193.956 190.233 194.456 181.956 189.122 184.456 184.267 190.667 189.344 185.156 188.100 189.822 192.444 193.344 190.767 192.622
135
Corrected Item- Cronbach's Total Alpha if Item Correlation Deleted .446 .644 .408 .586 .343 .734 .611 .546 .522 .610 .789 .654 .562 .713 .311 .444 .323 .770 .495 .687 .803 .525 .606 .629 .523 .571 .341 .384 .404 .396
.932 .930 .933 .930 .933 .929 .930 .931 .931 .930 .927 .930 .931 .929 .933 .932 .933 .928 .931 .929 .928 .931 .930 .930 .931 .931 .933 .933 .933 .932
Lampiran 10 Uji Validitas Soal Uji Coba Variabel Y (Motivasi Belajar) RELIABILITY /VARIABLES=Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 It em19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL. Reliability Notes Output Created
14-Feb-2017 16:42:11
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
10
Matrix Input Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing. Cases Used
136
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
0:00:00.000
Elapsed Time
0:00:00.014
[DataSet0] Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 10
100.0
0
.0
10
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .942
137
N of Items 30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
89.10 89.10 89.30 89.10 89.20 89.10 88.70 89.10 89.00 88.80 89.10 88.90 89.20 89.00 89.10 89.30 89.10 89.10 89.40 88.90 89.30 88.90 89.20 88.70 89.30 89.40 89.20 89.20 89.50 89.50
Scale Variance if Item Deleted 190.767 187.878 196.678 188.100 189.289 192.989 193.789 195.211 189.556 193.289 191.656 192.989 193.511 195.333 192.989 192.456 196.989 189.433 197.156 190.544 196.456 186.989 190.400 187.789 195.567 192.489 188.178 194.622 197.389 192.278
138
Corrected Item- Cronbach's Total Alpha if Item Correlation Deleted .697 .703 .401 .833 .692 .483 .570 .473 .706 .604 .540 .643 .424 .553 .417 .808 .385 .765 .448 .629 .549 .679 .797 .889 .455 .567 .636 .449 .322 .469
.939 .938 .941 .937 .938 .941 .940 .941 .938 .940 .940 .939 .942 .940 .942 .938 .942 .938 .941 .939 .940 .939 .938 .937 .941 .940 .939 .941 .942 .941
Lampiran 11 Perhitungan Manual Validitas Item Variabel Kompetensi Pedagogik Item soal No 1 No X Y X2 Y2 XY 1 4 100 16 10000 400 2 3 106 9 11236 318 3 3 105 9 11025 315 4 4 100 16 10000 400 5 1 84 1 7056 84 6 3 95 9 9025 285 7 3 76 9 5776 228 8 2 69 4 4761 138 9 3 79 9 6241 237 10 3 109 9 11881 327 Jumlah 29 923 91 87001 2732 Rumus validitas item : rxy = Rxy N
= Koefisien validitas = Jumlah Peserta Tes
X Y
= Skor Masing-Masing Butir Soal = Skor Total110
–
rxy = = = =
= 0, 49 (valid)
110
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2013),
h.89.
139
Lampiran 12 Hasil Jawaban Responden Variabel X Kompetensi Pedagogik Guru Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jawaban Angket No Ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 5 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 5 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 5 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 3 2 3 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 140
20 21 22 23 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4
4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3
141
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3
4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4
2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
Lampiran 13 Jawaban Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik) Responden Jawaban Angket No Ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 6 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 7 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 8 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 10 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 11 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 12 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 13 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 14 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 15 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 16 4 2 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 17 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 18 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 19 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 22 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 24 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 26 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 27 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 28 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 29 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 30 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 31 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 32 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 33 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 34 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 35 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 36 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 37 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 142
20 21 22 23 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3
3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2
2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
143
3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2
3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3
3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 4 4 3 3
4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3
3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4
3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2
3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
Lampiran 14 Kinerja Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Aqidah Akhlak Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di MTs Mardhotillah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
X 94 97 98 99 97 94 97 96 96 97 98 89 96 87 90 84 97 94 95 95 97 95 95 95 97 96 101 100 96 94 93 97 91
Y 93 95 98 98 97 93 101 95 97 95 98 93 97 95 93 87 98 97 95 93 97 91 97 93 95 101 98 101 95 93 97 101 91
X² 8836 9409 9604 9801 9409 8836 9409 9216 9216 9409 9604 7921 9216 7569 8100 7056 9409 8836 9025 9025 9409 9025 9025 9025 9409 9216 10201 10000 9216 8836 8649 9409 8281 144
Y² 8649 9025 9604 9604 9409 8649 10201 9025 9409 9025 9604 8649 9409 9025 8649 7569 9604 9409 9025 8649 9409 8281 9409 8649 9025 10201 9604 10201 9025 8649 9409 10201 8281
XY 8742 9215 9604 9702 9409 8742 9797 9120 9312 9215 9604 8277 9312 8265 8370 7308 9506 9118 9025 8835 9409 8645 9215 8835 9215 9696 9898 10100 9120 8742 9021 9797 8281
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 N = 55
95 98 86 99 92 94 95 92 94 91 94 99 92 99 97 96 92 92 93 95 93 93 ∑X = 5315
97 98 87 98 91 97 101 91 97 88 95 101 88 101 97 101 88 91 97 95 97 91 ∑Y= 5425
9025 9604 7396 9801 8464 8836 9025 8464 9216 8281 8836 9801 8464 9801 9409 9216 8464 8649 9025 9025 8649 8649 ∑X²= 494707
145
9409 9604 7569 9604 8281 9409 10201 8281 9409 7744 9025 10201 7744 10201 9409 10201 7744 8281 9409 9025 9409 8281 ∑Y²= 500977
9215 9604 7482 9702 8372 9118 9595 8372 9312 8008 8930 9999 8096 9999 9409 9696 8096 8463 9215 9025 9021 8463 ∑XY= 497644
Lampiran 15 PERHITUNGAN ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AQIDAH AHKLAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
rxy =
–
keterangan : rxy
= Angka indeks korelasi “r” product moment
N
= Number Of Cases
∑XY = Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y ∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y Dengan harga kritik (Product Moment) dapat dikatakan signifikan jika r
hitung lebih besar daripada harga r tabel, maka diketahui : N
= 55
∑X
= 5313
∑Y
= 5245
∑X²
= 494707
∑Y²
= 500977
∑XY = 497644
146
Diketahui :
rxy =
–
rxy = rxy = rxy = rxy = rxy = rxy = 0,737
147
Lampiran 16 Tabel nilai-nilai r Product Moment Inteval NO
Kepercayaan 5%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
0,0997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,388
Interval Kepercayaan
N
1% 0, 999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,874 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
5%
1%
0, 381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279
0, 487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,396 0,393 0,389 0,384 0,380 0,276 0,372 0,368 0,364 0,361
148
Interval N
Kepercayaan 5%
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
0, 266 0,254 0,244 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,074 0,070 0,065 0,062
1% 0, 345 0,330 0,317 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 0,097 0,091 0,086 0,081
Lampiran 17 PEDOMAN OBSERVASI A. Umum 1. Letak geografis Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah kecamatan pesisir selatan 2. Situasi dan kondisi Madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan 3. Sarana dan prasana MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan 4. Situasi dan kondisi siswi Madrasah Tsanawiyah MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan B. Proses belajar mengajar 1. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran? 2. Sikap guru dalam proses pemblajaran? 3. Bagaimana persiapan pelaksanaan proses pembelajaran?
149
Lampiran 18 PEDOMAN WAWANCARA A. Kepala Madrasah Tsanawiyah Mardhotillah kecamatan pesisir selatan 1. Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah kecamatan Pesisir selatan? 2. Apakah tujuan berdirinya Madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan? 3. Bagaimana keadaan guru madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan? 4. Bagaimana keadaan siswa Madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan? 5. Bagaimana kompetensi mengajar guru aqidah akhlak dimadrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan? 6. Apakah kompetensi mengajar yang dimiliki oleh guru aqidah akhlak dimadrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan? B. Guru mata pelajaran aqidah akhlak 1. Bagaimana motivasi peserta didik ketika dalam kegiatan belajar mengajar? 2. Faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pengajaran aqidah akhlak? 3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut?
150
Lampiran 19 PEDOMAN DOKUMENTASI 1. Sejarah Berdirinya MTs Mardhotillah kecamatan pesisir selatan 2. Kedaan guru dan karyawan madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan 3. Keadaan sarana dan prasarana madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan 4. Visi dan misi tujuan dan rencana strategi madrasah tsanawiyah kecamatan pesisir selatan
151