1
SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGA NNARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN INSPIRATOR LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1SUSUT BANGLI TAHUN AJARAN 2013/2014
OLEH : I NYOMAN SUDARMAN NPM : 10. 8. 03. 51. 31. 1. 5. 2986
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TAHUN 2014
2
3
4
5
6
KATA PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya tulis ini kepada : 1. Orang tuaku tercinta 2. Saudara-saudaraku tersayang 3. Dosen-dosen pengasuh terbaik 4. Teman-teman seperjuangan
7
MOTTO
“Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukases”
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Hyang Maha Esa, karena berkat petunjuk dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyusun sebuah sekripsi penelitian dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Inspirator Lingkungan Sekolah siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Susut Bangli Tahun Ajaran 2013/2014. Tersusunnya skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNMAS Denpasar. Dalam rangka penyelesaian skripsi ini sudah barang tentu ada hambatanhambatan yang penulis alami, namun penulis berusaha menyusun dengan sebaikbaiknya sesuai dengan kemampuan penulis. Di samping itu pula, berkat adanya bimbingan, petunjuk-petunjuk pembimbing, serta rekan-rekan yang telah banyak membantu demi tersusunnya skipsi ini. Berkenaan dengan hal itu perkenankanlah penulis dengan segaala kerendahan hati menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kepada yth. 1. Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd. selaku Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar. 2. Bapak Prof. Dr. Wayan Maba, selaku Dekan FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar. 3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum. selaku KPS Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar.
9
4. Bapak Dr. Drs. I Nyoman Suparsa, M.S. selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Ni Ketut Pola Rusmini, M. Hum. selaku pembimbing II yang telah banyak membantu serta memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Segenap keluarga besar SMP Negeri 1 Susut, Bangli yang telah banyak memberikan informasi dan pelayanan dalam penelitian skripsi ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini. Atas segala budi baik dari Bapak Ibu sekalian, semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Asung Kerta Nugraha-Nya, sehingga senantiasa dalam keadaan sehat dan sejahtera lahir dan bathin. Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan semoga skripsi yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan penulis selanjutnya.
Bangli,
Juli 2014
Peneliti
10
ABTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUALDENGAN INSPIRATOR LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 SUSUT BANGLITAHUN AJARAN 2013/2014 Nama NPM Tebal Halaman Tahun
: I Nyoman Sudarman : 10.8.03.51.31.1.5.2986 : 93 halaman : 2014
Berdasarkan hasil pencermatan penulis bersama guru mata pelajaran bahasa Indonesia, ternyata kemampuan menulis siswa SMP Negeri 1 Susut masih tergolong rendah. Padahal, kemampuan dibidang ini sangat bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa siswa, dan terlebih lagi dalam menghadapi ujian nasional dengan tipe soal yang sudah mengarah pada aspek penggunaan bahasa. Oleh karena itu, kemampuan menulis sangat penting dan mendesak dikuasai siswa. Menurut hasil diagnosis penulis bersama guru mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susut, ternyata akar penyebab masalah ini dapat diidenfikasi sebagai berikut (1) siswa sangat jarang diberikan kesempatan mengembangkan kemampuan menulis karangan narasi, (2) siswa lebih sering disuruh menghafal jenis-jenis paragraf, tanpa diminta mencoba menulis paragraf, (3) pelajaran menulis masih ditakuti siswa, (4) pelajaran menulis membosankan bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkap bahwa penerapan pendekatan kontekstual dengan inspirator lingkungan sekolah dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut tahun pelajaran 2013/2014, dan mengetahui serta menemukan langkah-langkah pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dan dilakukan dalam tiga siklus, yang pada ketiga siklus tersebut membahas satu aspek kebahasaan yakni “Menulis karangan narasi”. Sesuai dengan rancangan penelitian tindakan, pada setiap siklus dilakukan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, refleksi tindakan dan hasil-hasilnya. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan
11
teknik lembar observasi dan teknik tes. Data diolah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data, ternyata pendekatan kontekstual dapat meningkatkan mutu pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut, tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dicermati dari perolehan nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan yang signifikan. Pada hasil tes awal nilai rata-rata siswa hanya mencapai 6,0. Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan pada tes siklus I menjadi 6,8, meningkat menjadi 7,58 pada siklus II, dan meningkat pula peda siklus III menjadi 8,03. Pendekatan kontekstual dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk berkompetisi di dalam menyusun karangan narasi sesuai dengan ciri-ciri karangan narasi. Perubahan tingkah laku atau sikap tampak dalam pembelajaran menyusun karangan narasi.
Kata kunci : Menulis karangan narasi, pendekatan kontekstual, inspirator lingkungan sekolah
12
DAFTAR ISI
HALAM PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................
i
HALAM PENGESAHAN PANITIA UJIAN....................................................
ii
PERNYATAAN.................................................................................................. iii KATA PERSEMBAHAN...................................................................................
iv
MOTTO............................................................................................................... vi KATA PENGANTAR......................................................................................... vii ABSTRAK..........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................
x
DAFTAR ISI.......................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1
1.1
LATAR BELAKANG ...............................................................................
1
1.2
RUMUSAN MASALAH ..........................................................................
2
1.3
TUJUAN PENELITIAN ...........................................................................
3
1.4
RUANG LINGKUP PENELITIAN ..........................................................
3
1.5
MANFAAT PENELITIAN .......................................................................
3
1.6
ASUMSI ....................................................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................
5
2.1
5
Pengertian Narasi dan Sruktur Narasi........................................................
2.1.1 struktur Narasi ........................................................................................... 10 2.2
Pendekatan Kontekstual............................................................................. 13
2.2.1 Keunggulan Pendekatan Kontekstual ........................................................ 15
13
2.2.2 Karakteristik Pendekatan Kontekstual ....................................................... 16 2.2.3 langkah-langkah Pembelajaran di Kelas .................................................... 18 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 24 3.1
Jenis Penelitian .......................................................................................... 24
3.2
Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian ...................................................... 24
3.3
Rancangan Penelitian................................................................................. 25
3.4
Prosedur Penelitian .................................................................................... 26
3.4.1 Refleksi Awal ............................................................................................. 28 3.4.2 Siklus I ....................................................................................................... 28 3.4.2.1 Perencanaan ................................................................................... 28 3.4.2.2 Pelaksanaan.................................................................................... 29 3.4.2.3 Observasi dan Evaluasi .................................................................. 36 3.4.2.4 Refleksi .......................................................................................... 37 3.5
Pengumpulan Data/Instrumen Penelitian .................................................. 37 3.5.1 Observasi ........................................................................................ 38 3.5.2 Tes................................................................................................... 39
3.6
Analisis data............................................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 41 4.1
Hasil Penelitian .......................................................................................... 41
4.1.1 Refleksi Awal ............................................................................................ 41 4.1.1.1 Hasil Observasi Awal .................................................................. 41 4.1.1.2 Hasil Tes Awal ............................................................................ 46 4.1.1.3 Analisis Data ................................................................................ 48
14
4.1.2 Siklus I ....................................................................................................... 51 4.1.2.1 Perencanaan ................................................................................. 51 4.1.2.2 Pelaksanaan.................................................................................. 52 4.1.2.3 Hasil Observasi ............................................................................ 55 4.1.2.4 Hasil Tes Siklus I......................................................................... 57 4.1.2.4 Analisis Data ................................................................................ 60 4.1.2.5 Refleksi Siklus I........................................................................... 64 4.1.3 Siklus II...................................................................................................... 64 4.1.3.1 Perencanaan ................................................................................. 64 4.1.3.2 Pelaksanaan.................................................................................. 66 4.1.3.3 Observasi ..................................................................................... 70 4.1.3.4 Hasil Tes Siklus II ....................................................................... 71 4.1.3.5 Analisis Data ............................................................................... 73 4.1.3.6 Refleksi ........................................................................................ 75 4.1.4 Siklus III ................................................................................................... 75 4.1.4.1 Perencanaan ................................................................................. 75 4.1.4.2 Pelaksanaan.................................................................................. 77 4.1.4.3 Observasi ..................................................................................... 78 4.1.4.4 Hasil Tes Siklus III ...................................................................... 79 4.1.4.5 Analisis Data ............................................................................... 80 4.1.4.6 Refleksi ........................................................................................ 84 4.2
Rekapitulasi ............................................................................................... 84
4.3
Pembahasan ............................................................................................... 87
15
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 91 5.1
Simpulan .................................................................................................... 91
5.2
Saran .......................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
16
DAFTAR TABEL Tabel. Hasil Tindakan Awal.......................................................................................
46
Analisis Tes Awal..............................................................................................
48
Hasil Siklus I.....................................................................................................
58
Analisis Hasil Siklus I ................................................ .......................................
60
Hasil Siklus II....................................................................................................
71
Analisis Hasil Siklus II .......................................... ............................................
73
Hasil Siklus III ................ ..................................................................................
79
Analisis Hasil Siklus III .......................................... ...........................................
82
Rekapitulasi Hasil Tindakan Awal, Hasil Siklus I, Hasil Siklus II dan Hasil Siklus III.............................................................................................................
85
17
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa disajikan secara terpadu namun dimungkinkan untuk memberikan penekanan pada salah satu keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis merupkan keterampilan yang menghasilkan tulisan. Menulis secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan atau komonikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikannya dalam formulasi ragam bahasa tulis. Dibalik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan sosial siswa (Suparno dan Mohammad Yunus, 2007:3). Melalui kegiatan menulis paragraf siswa dapat mengkomonikasikan ide/gagasan dan pengalamannya. Siswa juga dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisn-tulisannya. Di samping itu ada beberapa manfaat yang dapat dipetik/diperoleh dari menulis, antara lain (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) menumbuhkan keberanian,
18
dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Suparno dan Mohammad Yunus, 2007:4). Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut yakni (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi dan integrasi dan (4) fungsi kontrol sosial (Santosa dkk, 2006:156). Alat bahasa yang terpenting adalah bunyi walaupun kemudian ditemukan ada juga media tulisan. Bahasa bersifat manusiawi karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena fungsi bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam segala kegiatannya. Setiap bahasa memiliki fungsi khusus. Demikian juga bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Bahasa merupakan sarana komonikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kadar komonikasi seseorang akan terlihat pada kualitas keterampilan berbahasa yang dimilikinya. Dalam bahasa tulis, kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kemampuan menulis. Semakin baik kemampuan menyusun kalimat yang dimilikinya, semakin besar pula kemungkinan seseorang terampil menulis. Memahami hal tersebut, dapat
dimengerti betapa pentingnya
pembelajaran kalimat yang bersistem dan berveriasi di sekolah-sekolah sedini mungkin, untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Kemampuan menulis siswa SMP Negeri 1 Susut masih tergolong rendah. Padahal, kemampuan dibidang ini sangat bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa siswa, dan terlebih lagi dalam menghadapi ujian nasional
19
dengan tipe soal yang sudah mengarah pada aspek penggunaan bahasa. Oleh karena itu, kemampuan menulis sangat penting dan mendesak dikuasai siswa. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan salah seorang guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Susut, diperileh informasi bahwa kemampuan tentang menulis karangan narasi siswa masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa SMP Negeri 1 Susut adalah sebagai berikut: (1) siswa sangat jarang diberikan kesempatan mengembagkan kemampuan menulis; (2) siswa lebih sering disuruh menghafal jenis-jenis karangan, tanpa diminta mencoba menulis atau menyusu karangan; (3) pelajaran menulis masih ditakuti siswa; (4) pelajaran menulis membosankan bagi siswa. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis terutama dalam menulis karangan narasi terbukti dari nilai rata-rata kelas yang diperoleh dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa hanya 6,0. Nilai rata-rata tersebut belum memenuhi standar Ktriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah ditetapkan di SMP Negeri 1 Susut yaitu 7,5. Oleh karena itu, kemampuan menulis karangan narasi siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut perlu ditingkatkan. Dari masalah yang dihadapi guru dan siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut, maka perlu dicarikan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan yang dianggap dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengubah desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dianggap mampu mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Secara teoritis, dengan pendekatan kontekstual, pembelajaran akan berjalan lebih produktif dan bermakna, karena
20
proses pembelajaran berlangsung alamiah dan bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa (Depdiknas, 2003:1). Peneliti kemudian berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut, dan memutuskan untuk menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa VIII B SMP Negeri 1 Susut tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK), melalui pendekatan kontekstual. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul : Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi melelui Pendekatan Kontekstual dengan Inspirator Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Susut, Bangli Tahun Ajaran 2013/2014.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1.
Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut tahun pelajaran 2013/2014 ?
2.
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi ?
21
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.3.1
Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa SMP Negeri 1 Susut. 1.3.2
Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini, dapat dirumuskan tujuan khusus penelitian. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berkut. 1. Untuk mendapatkan data yang objektif, bahwa pendekatan kontekstual dengan inspirator lngkungan sekolah meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut. 2. Menemukan langkah-langkah penerapan metode pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dari judul yang telah dirumuskan maka ruang lingkup yang menjadi penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dengan inspirator lingkungan sekolah. 2. Penerapan metode pembelajaran kontekstual.
1.5 Manfaat Penelitian
22
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapt dipaparkan manfaat penelitian ini sebagai berikut. 1.5.1
Manfaat Teoritis
1). Penelitian ini bisa menjadi acuan untuk pemerintah dbidang pendidikan dalam penerapan kurikulum yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. 2). Dalam pembelajaran juga dapat bermanfaat yaitu sebagai acuan dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran yang lebih inovatif. 1.5.2
Manfaat Praktis
1). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pembelajaran menulis lebih bermakna bagi dirinya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasinya, sehingga siswa merasa bergairah dan senang dengan pelajaran menulis, khususnya dalam menulis karangan narasi. 2). Hasil penelitian ini dari segi proses sangat bermanfaat dalam meningkatkan
kinerja
proposionalnya,
khususnya
dalam
mengembangkan iklim dalam pembelajaran menulis yang bermakna bagi siswa. Dari segi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan rujukan konseptual bagi perbaikan kinerja diri dan siswanya, iklim sosial pembelajaran menulis khususnya menulis karangan narasi. 3). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motifasi untuk mengkaji ulang dan membandingkan pembelajaran menulis dengan menggunakan strategi lain yang dapat diterapkan di SMP Negeri 1 Susut.
23
4). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan konseptual dalam mengambil dan merumuskan kebijakan pendidikan kearah perbaikan mutu pendidikan.
1.6 Asumsi Pada hakekatnya asumsi adalah suatu pernyataan yang kebenarannya tdak diragukan lagi. Pendapat sementara yang sudah danggap benar yang tidak perlu pembuktian lagi. Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sarana prasarana di kelas sudah memadai. 2. Situasi dan kondisi belajar siswa semuanya sama. 3. Guru pelajaran bahasa Indonesia sudah memiliki kewenangan mengajar bahasa Indonesia. 4. Guru yang mengajar di kels VIII B SMP Negeri 1 Susut sudah berpedoman dengan kurikulum yang berlaku.
24
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Struktur Narasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditemukan bahwa narasi adalah penceritaan suatu cerita atau kejadian (Tim Penyusun Kamus, 1995:685). Sedangkan menurut Keraf, (1985:135), bahwa narasi adalh suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh karena itu, unsur yang penting pada sebuah narasi adalh unsur perbuatan atau tindakan. Pendapat Keraf didukung oleh Akhadiah yang menyatakan bahwa narasi adalah suatu karangan atau wacana yang mengisahkan atau menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dalam suatu rangkaian waktu. Dengan pengisahan peristiwa ini penulis berharap dapat membawa pembaca kepada suatu suasana yang memungkinkannya seperti menyaksikan atau mengalami sendiri peristiwa itu. Menurut Akhaidah, unsur penting yang membedakan karangan narasi dengan deskripsi adalh karangan narasi mengandung unsur utama berupa unsur perbuatan dan waktu. Kedua unsur tersebut terjalin dalam keutuhan tempat dan waktu (Akhaidah, dkk, 1997:7). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu bentuk karangan atau wacana yang mengisahkan atau menceritakan sejelas-jelasnya kepada pembaca atau peristiwa atau kejadian dalam suatu jalinan waktu yang dinamis. Dengan pengisahan peristiwa ini penulis berharap dapt
25
membawa pembaca suatu suasana yang memungkinkannya seperti menyaksikan atau mengalami sendiri peristiwa itu. Karangan narasi itu tidak selalu bersifat fiktif imajinatif yang menggunakan daya khayal sebagai bahannya. Hal ini tentu bergantung pada bahan serta tujuannya. Ada karangan narasi yang berasal dari kenyataan yang disajikan untuk memperluas pengetahuan atau wawasan pembacanya. Narsai seperti ini disebut narasi ekspositoris. Ada pula karangan narasi yang disusun dari kenyataan atau fiksi dengan ramuan kesastraan, dan dimaksudkan untuk memancing daya imajinasi atau daya khayal pembacanya. Karangan seperti ini disebut narasi sugestif. Perbedaan narasi ekspositoris dan narasi sugestif terlihat dalam tabel berikut. Narasi Ekspositoris
Narasi Sugestif
(1)
(2)
1. Memperluas pengetahuan
1. Memancing daya khayal dan daya
2. Menyampaikan informasi faktual mengenai suatu hal atau peristiwa 3. Menyajikan kehidupan tokoh dari sisi yang dapat diamati 4. Menggunakan
penalaran
estetik 2. Menyampaikan suatu makna atau amanat tertentu yang diramu dalam format kesastraan
untuk
mencapai kesepakatan nasional 5. Memiliki tingkat subjektivitas yang relatif rendah 6. Menggunakan bahasa yang lebih
3. Menyajikan
secara
lengkap
kehidupan lahiriah dan bathiniah tokoh-tokoh secara mendalam 4. Menggunakan penalaran sebagai alat untuk menyampaikan makna
26
bersifat
informatif
dengan
penekanan pada pemakaian katakata denotatif
sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar 5. Memiliki subjektivitas yang tinggi 6. Menggunakan bahasa yang lebih bersifat figuratif dengan penekanan pada
pemakaian
kata-kata
konotatif Tabel 1 : Perbedaan narasi ekspositoris dengan sugestif (Keraf, 1985:138-139) 2.1.1
Struktur Narasi
Karangan narasi memiliki struktur karena terdiri atas bagian-bagian yang secara fungsional berkaitan satu sama lain. Komponen yang membentuk struktur tergantung pada macam narasinya, narasi ekspositoris atau narasi sugestif. Khusus narasi sugestif, komponen-komponen pembentuk strukturnya adalah alur (plot), perbuatan, perwatakan, penokohan, latar (setting) dan sudut pandang. 1. Alur (plot) Menurut Keraf (1985:147) alur adalah sebuah interelasi fungsional antar unsur narasi yang timbul dari peristiwa atau perbuatan, karakter, suasana hati dan pikiran, serta sudut pandang, yang ditandai oleh klimaks-klimaks dalam suatu rangkaian prilaku atau peristiwa yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan narasi. Hubungan antar komponen itu bersifat logis dan kausalitas. Logis artinya hubungan itu wajar. Kausalitas maksudnya terjadinya atau munculnya unsur-unsur itu tidak tiba-tiba, tetapi merupakan suatu rangkaian
27
yang berhubungan sebab akibat. Dengan demikian, pengertian di atas mencakup unsur-unsur mana yang membentuk alur (tindak tanduk, karakter dan sebgainya) dan mencakup pula kerangka utama dari sebuah kisah atau cerita. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam sebuah cerita. Alur mengatur bagaimana tindakan demi tindakan saling bertalian, bagaimana suatu peristiwa dengan peristiwa lain saling berhubungan, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan itu secara wajar, dan bagaimana pula situasi dan kondisi bathin tokoh yang terlibat dalam tindakan itu terikat dalam suatu kesatuan waktu. 2. Perbuatan Sudah dijelaskan bahwa pembeda utama antara deskripsi dengan narasi terletak pada adanya sebuah rangkaian perbuatan atau tindak tanduk. Tanpa rangkaian perbuatan, maka narasi akan berubah menjadi deskripsi karena semuanyaterlihat dalam keadaan statis. 3. Perwatakan dan penokohan Perwatakan (karaktersasi) dalam pengisahan dapat diperoleh dengan memberikan gambaran mengenai tindak-tanduk dan ucapan-ucapan para tokohnya (pendukung karakter), sejalan tidaknya kata dan perbuatan Motivasi para tokoh dapat dipercaya atau tidak, dapat diukur melalui tindak-tanduk, ucapan kebiasaan, dan sebagainya. Penggambaran watak dari tokoh-tokoh dapat dicapai melalui tokoh atau karakter lain yang berinterasi dalam pengisahan. Sebuah karakter dapat diungkapkan secara baik, kalu pengarang mempunyai pengetahuan yang dalam tentang karakter. Penokohan yang baik adalah penokohan yang berhasil
28
menggambarkan tokoh-tokoh serta mengembangkan watak dari tokoh-tokoh tersebut yang mewakili sifat atau tipe manusia yang dikehendaki oleh tema dan amanat dari narasi tersebut. Cara mengungkapkan watak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini dipaparkan ada tiga cara untuk melukiskan perwatakan para tokoh yaitu: 1) Secara analik, artinya pengarang secara langsung menceritakan karakter tokoh-tokohnya, 2) Secara dramatik, dalam hal ini pengarang secara tidak langsung menceritakan karakter tokoh-tokohnya, dan 3) Gabungan cara analik dan dramatik 4. Latar atau setting Latar atau seting adalah waktu, tempat, dan suasana yang melingkupi terjadinya suatu prilaku atau peristiwa dalam cerita. 5. Sudut pandang atau pusat pengisahan Menurut Keraf (1985:148) sudut pandang atau pusat pengisahan adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita. Untuk keperluan penceritaan seorang pengarang dapat menggunakan sudut pandang orang pertama atau disebut pencerita Akuan karena menggunakan kata Aku atau Saya, atau sudut pandang orang ketiga yang disebut pencerita Diaan, karena menggunakan nama, gelar atau kata ganti Dia. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa ada dua jenis narasi yakni narasi ekspositoris, dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini difokoskan pada jenis narasi
29
sugestif. Hal ini dilakukan mengingat subjek penelitian masih tergolong remaja. Secara empiris, masa remaja biasanya penuh dengan imajinasi.
2.2 Pendekatan Kontekstual Pendekatan Kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya 2005:6). Konsep ini senada dengan yang diungkapkan Depdiknas (2003:5) bahwa pendekatan kontekstual yang dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan Contextual teaching and Learning (CTL), merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan konsep ini diharapkan pelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan, siswa bekerja dan mengalami secara langsung, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, dalam konteks ini strategi pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil (Depdiknas, 2003:1). Pendekatan
kontekstual
merupakan
salah
satu
pendekatan
yang
memperdayakan siswa. Dalam pendekatan ini tersirat makna bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa. Anak belajar dan mengalami sendidri,
30
mengonstruksi sendiri pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Anak harus tahu makna belajar yang dilakukan dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sementara tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dan baru, memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam belajar. Jadi melalui pendekatan ini guru diharapkan mampu mengubah paradigma lama, dimana dalam proses pembelajaran guru sebagai aktor utama di depan kelas, sedangkan siswa sebagai penonton, ke paradigma baru yaitu siswalah yang menjadi aktor utama di depan kelas, siswa aktif bekerja dan belajar di kelas, sementara guru berperan sebagai fasilitator yaitu melayani dan mengarahkan siswa dari dekat (Depdiknas, 2003:1-5). Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa. Dalam proses pembelajaran konvensional hal ini sering dilipakan, sehingga proses pembelajaran tidak ubahnya pemaksaan kehendak, yang menurut Paulo Freire sebagai sistem penindasan. Menurut Bobi Deporter (dalam Sanjaya, 2005:116) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan CTL antara lain. 1.
Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluluasaan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan oraganisme yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka.
31
Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksakan kehendak, melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2.
Setiap anak memiliki kecendrungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap aneh dan baru. Oleh karena itu, belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian, guru berperan dalam memilih bahan belajar yang dianggap penting dipelajari oleh siswa.
3.
Belajar bagi siswa adalh proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dengan demikian peran guru adalah membantu agar setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya.
4.
Belajar bagi anak adalh proses menyempurnakan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi). Dengan demikian tugas guru adalh memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan kegiatan belajar dengan baik.
2.2.1
Keunggulan Pembelajaran Kontekstual
Menurut Paulo Freire (1987:36) ada beberapa keunggulan dari pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut. 1.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
32
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. 2.
Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada
siswa
konstruktivisme,
karena
metode
diman
pembelajaran
seorang
siswa
CTL menganut
dituntun
untuk
aliran
menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis kontruktitivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. 3.
Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.
4.
Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan.
5.
Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru.
6.
Penerapan
pembelajaran
kontekstual
dapat
menciptakan
suasana
pembelajaran yang bermakna.
2.2.2
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Paulo Freire (1987:37) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut.
33
1). Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah. 2). Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna. 3). Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. 4). Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman. 5). Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam. 6). Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama. 7). Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan.
Secara lebih sederhana karakteristik pembelajaran kontekstual dapat dinyatakan menggunakan sepuluh kata kunci yaitu: kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, belajar dengan gairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif. Penerapan
pendekatan
kontekstual
dalam
pembelajaran
menulis
dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam kegiatan menulis karangan narasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis narasi. Dengan
34
demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kualitas proses dan haasil pembelajaran menulis narasi.
Perbedaan alur kerangka berpikir pendekatan kontekstual dengan model pembelajaran lain antara lain terlihat pada bagan di bawah ini . Model Pembelajaran
Pembelajaran Berpusat pada Guru
Keterampilan menulis Siswa rendah
Pembelajaran dengan Pen dekatam Kontekstual
Siswa tertarik dengan pembl. menulis
Pembelajaran berpusat pada siswa
Pembelajaran bermakna bagi siswa
Keterampilan menulis meningkat
Gambar 1 : Alur berpikir Pendekatan kontekstual Sanjaya (2005:9) 2.2.3
Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual di Kelas Menurut Paulo Freire (1987:38) pendekatan CTL memiliki tujuh
komponen utama. Kelas dikatakan menerapkan CTL jika menerapkan ke tujuh
35
komponen tersebut dalam pembelajarannya. Secara garis besar langkah-langkah penerapatan CTL dalam kelas sebagai berikut. 1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 4) Ciptakan masyaraka belajar (belajar dalam kelompok) 5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara Untuk lebih jelasnya uraian setiap komponen utama CTL dan penerapannya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut sebagai berikut. 1.
Kontruktivisme (Constructivism) Komponen ini merupakan landasan berpikir pendekatan CTL. Pembelajaran
konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep dan kaidah yang siap dipraktekkan, melainkan harus dkonstruksi terlebih dahulu dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. Karena itu siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya.
36
Menurut Piaget (dalam Sanjaya, 2005:118) prinsip konstruktivisme yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut. 1) Proses pembelajaran lebih utama dari pada hasil pembelajaran. 2) Informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata siswa lebih penting daripada informasi verbalistis. 3) Siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri. 4) Siswa diberikan kebebasan untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar. 5) Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui pengalaman sendiri. 6) Pengalaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru. 7) Pengalaman siswa bisa dibangun secara asimilasi (pengetahuan baru dibangun dari pengetahuan yang sudah ada) maupun akomodasi (struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menyesuaikan hadirnya pengalaman baru). 2.
Bertanya (Questioning) Komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Bertanya dalam
pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berfikir siswa. Pada sisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa pemerolehan pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya.
37
Prinsip yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran berkaitan dengan komponen bertanya sebagai berikut. 1) Penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya. 2) Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui siswa lebih efektif melalui tanya jawab. 3) Dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi baik kelompok maupun kelas. 4) Bagi guru, bertanya kepada siswa bisa mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. 5) Dalam pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya berguna untuk: menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, mengetahui kadar keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa sesuai yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak pertanyaan bagi diri siswa, dan menyegarkan pengetahuan siswa. (Depdiknas, 2003:10-19) 3.
Menemukan (Inquiry) Komponen menemukan merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan ini diawali
dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
38
Prinsip yang bisa dipegang guru ketika menerapkan komponen inquiry dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Pengetahuan dan keterampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri. 2) Informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila diikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa. 3) Siklus inquiry adalah observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan. 4) Langkah-langkah kegiatan inquiry: merumuskan masalah; mengamati atau melakukan observasi; menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain; mengkomunikasikan atau menyajikan hasilnya pada pihak lain (pembaca, teman sekelas, guru, audiens yang lain). (Depdiknas, 2003:10-19). 4.
Masyarakat belajar (learning community) Komponen ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari
kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antar teman, antarkelompok, dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik di dalam maupun di luar kelas. Karena itu pembelajaran yang dikemas dalam diskusi kelompok dengan anggota heterogen dan jumlah yang bervariasi sangat mendukung komponen learning community. Menurut Sanjaya, 2005:198) prinsip-prinsip yang bisa diperhatikan guru ketika menerapkan pembelajaran yang berkonsentrasi pada komponen learning community adalah sebagai berikut.
39
1) Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dari kerja sama atau sharing dengan pihak lain. 2) Sharing terjadi apabila ada pihak yang saling memberi dan saling menerima informasi. 3) Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua atau multi arah.
40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas mengikutsertakan perencanan yang bersifat reflektif mandiri secara terus menerus. Dengan demikian, proses pelaksanaan penelitian ini merupakan tahapantahapan yang siklusif. Sesuai prinsip dasar penelitian tindakan yang umum, setiap tahapan dan siklusnya selalu dilakukan secara partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dengan rekan guru yang serumpun di SMP Negeri 1 Susut. Proses pelaksanaan tindakan dilakukan dalam empat tahapan secara berdaur ulang yang berawal dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Kurt Lewin, (dalam Tantra, 1997:21).
3.2 Subjek, Objek dan Tempat Penelitian 3.2.1
Subjek Penelitian
Sehubungan dengan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK), maka penelitian ini difokuskan pada satu kelas saja. Kelas yang dipilih adalah siswa kelas VIII B. Kelas ini dipilih karena latar belakang siswanya kurang dalam hal keterampilan menulis. Kelas ini juga kurang semangat dalam belajar. Ini berarti, bahwa subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII B SMP negeri 1 Susut tahun ajaran 2013/2014.
41
3.2.2
Objek Penelitian
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi melalui pendekatan kontekstual dengan inspirator lingkungan sekolah, pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut tahun pelajaran 2013/2014. 3.2.3
Tempat Penelitian
Tempat peneltian tindakan kelas ini yaitu di SMP Negeri 1 Susut
3.3 Rancangan Penelitian 3.3.1
Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan atau langkah-langkah yang digunakan untuk mendapatkan suatu data. Perencanaan merupakan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prlaku dan sikap sebagai solusi. (Tantra, 1997:21). 3.3.2
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan pada proses pembelajaran secara terstruktur, berencana, dan terarah guna mencapai tujuan yang diharapkan. 3.3.3
Observasi/Evaluasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. (Hadari Namawi, 2000:100) Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menemukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. (Sutrisno Hadi, 2000:136) Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas, interaksi dan kemajuan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
42
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mengamati apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan yang dilakukan mencapai tujuan yang diinginkan. 3.3.4
Refleksi
Kegiatan refleksi yang mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dan dampak dari tindakan, kelemahan, dan kekurangan dari proses pembelajaran yang dilakukan diperbaiki dengan rencana selanjutnya.
3.4 Prosedur Penelitian Dibagian ini diuraikan bahwa semua langkah penelitian dirangkai menjadi suatu prosedur penelitian yang utuh, dimulai dari perencanaan atau persiapan tindakan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan penelitian. Beberapa hal perlu direncanakan secara baik, antara lain adalah (1) membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, (2) mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendudkung terlaksananya tindakan. Sarana pembelajaran ini dapat berupa perangkat lembar kerja siswa (LKS), (3) mempersiapkan instrumen penelitian, misalnya untuk mengobservasi proses kegiatan dan hasil pembelajaran, (4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan dan mengaji keterlaksanaannya di lapangan. Selanjutnya diuraikan pula bagaimana rencana pelaksanaan tindakan, rencana observasi, analisis data, evaluasi dan refleksi. Kurn Lewin, (dalam Tantra, 1997:21)
43
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Untuk lebih jelasnya rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut.
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 2 : Alur Penelitian Tindakan kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:16)
44
3.4.1
Refleksi Awal
Refleksi awal dilakukan pada studi pendahuluan dan atau pada masa pra tindakan. Refleksi awal ini dilakukan untuk menemukan, mengkaji dan merenungkan kembali informasi-informasi awal berkenaan dengan adanya loose set of aktivities (aktivitas yang kurang) dari dari pembelajaran menulis karangan narasi yang diselenggarakannya. Tujuannya adalah untuk merumuskan proposisiproposisi awal yang kemudian dituangkan ke dalam rencana tindakan ini.
3.4.2
Siklus I
3.4.2.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), menyusun tes hasil belajar, ulangan harian (UH), pekerjaan rumah (PR), dan membuat lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas dibuat persiapanpersiapan. Adapun langkah-langkah kegiatan perencanaan ini meliputi : 1.
Menyusun rancangan pembelajaran yang berbasis kontekstual, yang sesuai dengan topik kajian yang akan disajikan;
2.
Mempersipkan bahan-bahan dan tugas-tugas belajar yaang mendukung upaya pengembangan
pembelajaran
menulis
karangan
narasi
berdasarkan
pendekatan kontekstual; dan 3.
Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi beserta kriteria keberhasilannya.
45
3.4.2.2 Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dalam hal ini adalah praktik pembelajaran nyata berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Walapun dapat berubah sesuai dengan kondisi di lapangan, walaupun tindakan ini tetap ditujukan untuk memperbaiki keadaan atau proses dan hasil pembelajaran. Prosedur pengembangan pembelajaran menulis karangan narasi melalui pendekatan kontekstual (CTL). Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran bahas Indonesia di kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut Sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan disepakati bersama antara peneliti dan guru yang bersangkutan, mengenai pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut.
Tahapan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
(1)
(2)
(3)
Tahap 1 : Orientasi
1. Guru menjelaskan tujuan siswa
terhadap masalah
pembelajaran,
1. Siswa
mendengarkan
dengan antusias.
melaksanakan absersepsi,
2. Siswa mengingat kembali
dan menekankan manfaat
materi
yang
berkaitan
pembelajaran
dengan materi yang akan dipelajari
Tahap 2 :
1. Guru memotivasi siswa 1. Siswa
Mengelola
dalam
membangun
pengetahuan awal
pengetahuan siswa dari
menggali
secara
aktif informasi
pengetahuan melalui
46
(1) siswa
(2)
(3)
terhadap 2. pengalaman
masalah
baru 2. pengalaman sendiri
berdasarkan
pada 3. Siswa
penetahuan
awal.
(Kontruktivisme)
mempunyai
kesempatan mengembangkan
idenya
sendiri. Tahap 3 :
1. Guru membimbing siswa 1. Siswa
Mengorganisasikan
untuk
Serta membimbing
informasi
penyelidikan
melalui
individual kelompok
dan
mengumpulkan yang
sesuai
observasi
eksperimen mengkaitkan
berusaha
menemukan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
dan 2. Siswa menampilkan hasil
dengan
kerjanya
antara 3. Siswa
menyimak
masalah dengan konteks
kerja
keseharian siswa sehingga
temannya
dari
mengamati
siswa
dapat memahami masalah tersebut. (Inkuiri 2. Memberikan kesempatan kepada
siswa
memaparkan
hasil
pemecahan masalahnya. 3. Guru
membantu
siswa
menyiapkan karya yang
yang
hasil
dibawakan
47
(1)
(2) 4. sesuai
seperti,
(3) laporan,
dan model baik secara individual
maupun
kelompok terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan. (pemodelan Tahap 4 : Menganalisis
1. Menanyakan
menyampaikan
atau materi yang belum
kesulitan yang dihadapi
mengevaluasi
dimengerti
oleh
dalam pembelajaran, dan
proses pemecahan
siswa dalam pembelajaran
menanyakan materi yang
masalah
dan
kesulitan 1. Siswa
2. Guru
siswa
menyimpulkan
materi pelajaran 3. Memberikan tes evaluasi
belum dimengerti 2. Siswa materi
menyimpulkan yang
telah
dipelajari 3. Mengerjakan tes evaluasi yang diberikan oleh guru Tabel 2 : Tahapan pelaksanaan tindakan siklus I (Nurhadi, 2003:59)
48
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama sekolah
: SMP Negeri 1 Susut
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/I
Alikasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan
: I (pertama)
A. Standar Kompetensi Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. B. Kompetensi Dasar Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaaan. C. Materi Pokok Menulis narasi berdasarkan inspirator lingkungan sekolah D. Skenario Pembelajaran
No
Jenis Kegiatan
Waktu
Metode
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pendahuluan 1. Guru
mengkondisikan
10 menit kelas
dan
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran
Tanya jawab, ceramah
49
(1)
(2)
(3)
(4)
2. Guru menjelaskan manfaat dan tujuan kegiatan pembelajaran menulis 3. Bertanya jawab tentang pengalaman siswa dalam menulis (mengarang), misalnya, apakah anak-anak pernah menulis narasi?; Hal-hal apa yang perlu diperhatikan ketika menulis narasi? 2
Inti
55 menit
1. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok, beranggotakan memberikan
setiap
kelompok
6-7
siswa,
kesempatan
Masyarakat belajar
dan untuk
menamai tim/kelompoknya 2. Guru
menjelaskan
materi
yang
berkaitan dengan menulis dan sekaligus
Ceramah, pemodelan
memberikan contoh kerangka karangan beserta pengembangannya 3. Guru meminta siswa untuk menyusun kerangka
karangan
dan
pengembangannya berdasarkan tema yang telah disediakan 4. Setiap anggota tim mengembangkan
Tugas pribadi
50
(1)
(2)
(3)
(4)
kerangka karangan yang telah disusun
Kontruktivis
ke dalam beberapa alinea
me
5. Siswa
mendiskusikan
hasil
pekerjaannya dengan satu tim dengan cara
memeriksa,
mengoreksi,
dan
memperbaiki kesalahan dalam tulisan Guru memberi penguatan mengenai hasil
Assesment
tulisan siswa 3
Penutup
15 menit
a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dikerjakan Tabel 4 : Skenario pembelajaran siklus I E. Sumber Pembelajaran a. Buku paket bahasa Indonesia kelas VIII b. Model/contoh karangan narasi c. Buku referensi lain tentang karangan narasi F. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencapaian
Penilaian Tehnik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Penilaian
(1)
(2)
(3)
(4)
Mampu menemukan
Tes tulis
Tes uraian
Tentukan unsur-
51
(1) unsur-unsur
karangan
(2)
(3)
Tes tulis
Uraian
narasi
(4) unsur intrinsik karangan narasi?
Mampu
menulis
Buatlah satu
karangan berdasarkan
buah karangan
pengalaman
narasi dengan
dengan
memperhatikan pilihan
inspirator
kata dan penggunaan
lingkungan
ejaaan.
sekolah?
Tabel 5 : Instrumen penilaian
1. Peserta didik menentukan unsur intrinsik karangan narasi ! No
Kegiatan
Skor
(1)
(2)
(3)
1
Siswa
mampu
menentukan
unsur-unsur
intrinsik
30
Siswa hanya mampu menyebutkan 2 unsur intrinsik
20
karangan narasi secara benar 2
karangan narasi 3
Siswa tidak mampu menyebutkan unsur intrinsik karangan narasi
Tabel 6 : Penilaian unsur intrinsik karangan narasi
0
52
2. Peserta didik membuat karangan narasi No
Kegiatan
Skor
(1)
(2)
(3)
1
Siswa mampu membuat karangan narasi sesuai aspek
30
yang terkait dalam menulis karangan narasi, aspek bentuk, aspek isi dan aspek bahasa 2
Siswa hanya mampu benar dari segi aspek isi dan aspek
20
bahasa. 3
Siswa hanya mampu benar dari segi aspek bentuk
10
Tabel 7 : Penilaian aspek karangan narasi Keterangan : Skor 3 = baik Skor 2 = sedang Skor 1= cukup
3.4.2.3 Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajaran yang diterapkan, atau masih memerlukan suatu perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya, khususnya dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dengan inspirator lingkungan sekolah melalui metode pembelajaran kontekstual. Observasi ini perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat mengenai pelaksanaan tindakan dalam setap siklus. Hasil observasi ini akan dijadikan pedoman untuk memperbaiki
53
tindakan selanjutnya. Atas dasar observasi yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan yang dilakukan ini. Evaluasi akan dilakukan pada akhir pembelajaran.
3.4.2.4 Refleksi Refleksi dilakukan dengan melihat hasil observasi aktivitas belajar dan keterampilan menulis karangan narasi, siswa apakah sudah sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Kemudian dilanjutkan dengan merefleksi tindakan yang telah dilakukan,
merangkum
kendala-kendala
yang ditemui
selama
tindakan,
memikirkan peluang dan rencana yang dilakukan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan dengan ujuan melihat hasil observasi pada siklus I yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rencana tindakan siklus selanjutnya.
3.5 Penumpulan Data/Instrumen Penelitian Dalam penelitian terutama dalam rangka pengumpulan data dilakukan secara efektif dan efesien, maka penelitian sebaiknya menggunakan instrumen yang memadai. Dengan tujuan untuk memudahkan dalam pengumpulan data. Oleh karena itu harus benar-benar mampu memilih instrumen penelitian sesuai kondisi data (Kaelan, 2005:154). Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Ridwan, 2004:98). Selanjutnya instrumen sebagai alat bantu
54
yang merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam bentuk, teknik tes, pedoman wawancara dan lembar observasi atau pengamatan. Dalam penelitian ini diperlukan data langsung dari subjek penelitian. Untuk memperoleh data yang memadai, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi/pengamatan, dan teknik tes.
3.5.1
Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menggali data tentang aspek efektif yang terjadi pada diri siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran, sikap khusus siswa, maupun respon siswa dalam pembelajaran menulis. Lembar observasi dapat juga digunakan untuk mencatat problema dan tingkat perkembangan siswa dalam menguasai isi pembelajaran, sikap kemampuan siswa dalam bekerjasama, partisipasi siswa, kemampuan bertanya atau minat siswa terhadap pembelajaran. Lembar observasi juga digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan prilaku guru selama mengajar di kelas. Ini berarti bahwa dengan teknik observasi akan digali prilaku guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan suatu teknik untuk mengadakan pencatatan secara sistematis tentang tingkah laku seseorang dengan cara mengamati objek baik secara langsung maupun tidak langsung.
55
3.5.2
Teknik Tes
Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalh instrumen tes. Langkahlangkah yang ditempuh dalam penyusunan tes ini adalah 1) inventarisasi masalah materi tes, dan 2) pemilihan tipe tes. (Redana, 2008:18)
3.5.2.1 Pemeilihan Tipe Tes Tipe tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes unjuk kerja. Tes ini digunakan untuk mengumpilkan data kemampuan siswa menulis karangan narasi. Jumlah tes ini sebanyak satu butir dengan teknik penyetoran.
3.5.2.2 Inventarisme Masalah Materi Tes Masalah-masalah kemampuan menulis karangan narasi yang dituangkan ke dalam tes berasal dari studi kepustakaan terutama buku teks siswa, dan buku-buku lai yang berkaitan dengan menulis karangan narasi.
3.6 Analisis Data Analisis data merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk mengolah data. Data-data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan diolah dengan menggunakan metode analisis dan deskriptif. Skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa akan dianalisis dengan rumus adalah sebagai berikut : M =
∑ fx N
56
Keterangan : M
=
Mean (nilai rata-rata)
∑ fx =
Jumlah skor
N
Jumlah individu
=
Penentuan nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut : ∑ SP X 10
N = SM Keterangan : N
=
Nilai
∑ SP =
Skor perolehan (skor yang diperoleh)
SM =
Skor maksimal (Nurkancana & Sumardana, 1986 : 129)
Data hasil tes dimasukan ke dalam rumus sesuai dengan teknik penilaian (pemberian skor) yang dipakai dalam penelitian ini. Data hasil tes ini kemudian diubah menjadi skor mentah dan skor standar dengan metode deskriftif. Prosedur yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut : (1) data hasil tes disajikan apa adanya (dalam bentuk tabel), (2) data ditulis berdasarkan urutan nilai terbesar sampai terkecil, (3) menentukan masing-masing nilai menjadi tingkat kemampuan siswa sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
57
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Refleksi Awal
Berkenan dengan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang diperoleh pada pratindakan, maka dilakukan refleksi. Berdasarkan hasil refleksi ini, diputuskan untuk mempertahankan hal-hal yang positif yang dapat mendukung pembelajaran dan merevisi hal-hal yang negatif yang menghambat proses pembelajaran. Hal-hal yang menghambat berhasilnya proses belajar-mengajar di kelas dengan metode sebelumnya dapat penulis amati yaitu antara lain : 1. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, siswa hanya sebagai pendengar yang pasif, 2. Siswa hanya disuruh mencatat dan guru sibuk menjelaskan di depan kelas, dan 3. Suasana kelas yang kurang kondusif. Dengan adanya beberapa kelemahan yang penulis amati, perlu adanya refleksi untuk dijadikan acuan dalam melakukan tindakan pada siklus I. . 4.1.1.1 Hasil Observasi Awal Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014, di SMP Negeri 1 Susut. Kegiatan ini
58
melakukan observasi kemampuan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Susut, khususnya kelas VIII B. Pada kegiatan pratindakan ini, guru melaksanakan proses belajarmengajar seperti biasa dan peneliti mengamati pembelajaran yang terjadi di kelas sebagai partisipan pasif. Setelah selesai menyampaikan materi mengenai langkahlangkah menyusun karangan seperti menentukan tema, judul, membuat kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka karangan, kemudian guru melaksanakan tes untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis narasi berdasarkan pengalaman siswa. Secara terinci, pembelajaran menulis narasi yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung yaitu (1) guru menjelaskan langkah-langkah menyusun kerangka karangan, siswa diharuskan mencatat sambil memperhatikan, (2) guru mendekati siswa dengan memberikan penjelasan berupa contoh kerangka karangan beserta pengembangannya yang ditulis di papan tulis, (3) guru menugaskan siswa untuk menulis berdasarkan pengalaman dengan judul yang telah ditentukan, (4) guru mengharuskan siswa untuk mengembangkan kerangka karangan menjadi empat alinea, (5) guru mengumpulkan hasil karangan yang telah ditulis siswa seadanya, dan (6) guru menilai hasil karangan siswa. Langkah-langkah pembelajaran menulis cenderung konvensional, yakni guru memberikan banyak penjelasan tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab. Selain itu, pembelajaran dengan model tersebut dapat mengakibatkan siswa menjadi pasif, sehingga siswa malas untuk berpikir kreatif
59
dalam mengungkapkan pengalamannya. Pembelajaran dengan metode tersebut lebih berorientasi pada hasil berupa tulisan siswa daripada proses mengarang. Berdasarkan hasil karangan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut dikategorikan rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain (1) siswa belum mampu mengorganisasikan gagasan secara lancar dan runtut, (2) perbendaharaan kata (kosa kata) yang dimiliki siswa terbatas, sehingga banyak siswa yang mengulang kata-kata yang sama dalam satu alinea, (3) belum mampu memilih kata (diksi) secara tepat, dan (4) kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan paragraf. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan yang diberikan guru pada saat survei awal sebagian besar siswa memperoleh nilai yang tidak memuaskan. Dari kegiatan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Susut yang menjadi partner dalam penelitian ini, serta dari observasi peneliti terhadap kegiatan belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, ada beberapa faktor yang menjadikan keterampilam siswa dalam pembelajaran mengarang rendah, yaitu sebagai berikut. 1.
Siswa terlihat tidak tertarik pada pembelajaran menulis Berdasarkan kegiatan observasi kelas, serta wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa atau guru, terungkap bahwa siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis. Hal ini terbukti pada saat peneliti melakukan pengamatan. Menurut siswa pelajaran menulis itu sulit dan membosankan, sedangkan keterangan dari guru yang membuat siswa tidak tertarik dengan pelajaran menulis karena pelajaran itu dianggap sulit bagi
60
siswa dan selama ini pembelajaran menulis bersifat individual, menjelaskan materi kemudian dilanjutkan dengan menulis yang dikumpulkan seadanya. 2.
Siswa kesulitan dalam mengorganisasikan gagasan Pada saat kegiatan mengarang berlangsung, kebanyakan siswa masih mengalami kesulitan untuk mengawali kegiatannya dalam menulis yakni memulai merangkai kata-kata, terlebih menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan secara runtut dan sistematis. Pada umumnya siswa masih kacau untuk menuliskan suatu tulisan yang baik.
3.
Kesulitan dalam memilih kata dan menggunakan ejaan serta tanda baca. Sebagian besar siswa belum mampu memilih kata dan menggunakan ejaan serta tanda baca secara tepat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa, sebagian besar siswa belum menggunakan kosakata yang bervariasi. Dalam hal ini, penguasaan kosakata yang dimiliki siswa terbatas seperti mengulangulang kata yang sama dalam satu kalimat. Siswa masih banyak mengulang kata seperti kalau, kemudian, dan, sehingga dan sebagainya. Hal ini, tidak berbeda jauh dengan aspek mekanik, sebagian besar siswa juga sering melakukan kesalahan dalam menggunakan ejaan dan tanda baca sepaerti penulisan huruf kapital, kurang tanda koma, titik, dan penulisan kata yang salah.
4.
Guru kesulitan dalam mengkondisikan kelas Pada saat pembelajaran menulis berlangsung di kelas terlihat tidak kondusif. Berdasarkan pengamatan, pada saat guru menyampaikan pelajaran yang berkaitan dengan materi menulis sebagian besar siswa tampak berbicara
61
sendiri dengan teman sebangkunya, terutama bagi mereka yang duduk di belakang. Hal ini sering mengakibatkan suasana kelas menjadi tidak kondusif dalam arti ramai dan gaduh, sehingga guru seringkali tampak kesal atau marah. 5.
Guru belum menemukan metode yang tepat untuk mengajarkan materi menulis Selama ini dalam mengajarkan materi mengarang pada siswa, guru cenderung menggunakan metode konvensional separti metode ceramah dan tugas. Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru menjelaskan tentang langkah-langkah menyusun karangan hingga mengembangkannya ke dalam beberapa alenia dengan cara mendekati siswa secara berlahan-lahan yang selanjutnya ditulis di papan tulis, dan hal ini tentu saja membuat siswa menjadi lebih pasif serta malas berpikir. Berdasarkan observasi awal tersebut, peneliti kemudian mencari solusi
tentang masalah di atas yang dapat membuat pelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan agar materi yang disampaikan mudah diterima dengan baik oleh siswa, selain itu siswa lebih bersemangat dalam tugas-tugas yang diberikan khususnya dalam belajar karangan narasi.
4.1.1.2 Hasil Tes Awal Sebelum melakukan penelitian lebih jauh terkait dengan karangan narasi, peneliti memberikan tes awal atau percobaan terkait kemampuan siswa menulis karangan narasi. Hasil dari tes awal terkait kemampuan siswa menulis karangan
62
narasi, nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal adalah 6,0 dari 31 orang siswa yang diberi tes, hanya dua orang siswa memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), 29 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM. KKM mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Susut, Bangli adalah 7,5. Untuk lebih jelasnya, terkait dengan hasil tes awal menulis karangan narasi siswa SMP Negeri 1 Susut dapat dicermati pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Awal Menulis Karangan Narasi No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar (9)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
20
20
20
60
6
Cukup
2
I W. Krisna Widya P
20
20
20
60
6
Cukup
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
30
20
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
20
20
20
60
6
Cukup
5
Ni Kdk Ariastuti
30
30
20
80
8
Baik
6
I Gst. A. Ari Pradani
20
20
20
60
6
Cukup
7
Dw. Ari Wikananda
20
20
20
60
6
Cukup
8
Ni Wayan Arini
20
20
20
60
6
Cukup
9
I Gede Artawan
20
20
20
60
6
Cukup
10
Ni Putu A. Tejawati
20
20
20
60
6
Cukup
11
I Ketut Budiarta
20
20
10
50
5
Cukup
63
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
12
I Wyn. Budiartana
20
20
20
60
6
Cukup
13
Ni Ketut Cermen
20
10
20
50
5
Cukup
14
I Gd. D. Lascarya
20
20
20
60
6
Cukup
15
I Wyn. Darmawan
20
20
20
60
6
Cukup
16
Ni Komang Deviani
20
20
20
60
6
Cukup
17
I Wyn Eka Indrayasa
20
20
20
60
6
Cukup
18
Ni Wayan Ekayanti
20
10
20
50
5
Cukup
19
I Nyoman Endrawan
20
20
20
60
6
Cukup
20
I Ngh. E. Purwanto
20
20
20
60
6
Cukup
21
I Dw. Md. Putra N.
20
20
20
60
6
Cukup
22
Ni Putu Mayoni
20
20
20
60
6
Cukup
23
Ni Kdk A. Miliyanti
20
30
20
60
6
Cukup
24
Dw Gd. Oka Ari P.
20
20
20
60
6
Cukup
25
Ni Ngh. Riastini
20
30
10
60
6
Cukup
26
Ni Wyn Risa Febian
20
20
20
60
6
Cukup
27
Ni Wyn Srinadi
20
20
10
50
5
Cukup
28
Ni Luh Putu Suartini
20
20
20
60
6
Cukup
29
I Wayan Widiasa
20
20
20
60
6
Cukup
30
S.A. Md. Antari
20
20
20
60
6
Cukup
31
I Kdk Yoga M. Nadi
20
20
20
60
6
Cukup
640
630
590
1860
186
Jumlah
64
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Rata-rata kelas
(8)
6,0
Daya serap
6,0%
Ketuntasan kelas
6,45 %
Keterangan : Aspek yang dinilai yakni (1) aspek bentuk. (2) aspek isi, dan (3) aspek bahasa. 1.
Aspek bentuk meliputi : tata penulisan paragraf yang benar dan kerapian tulisan. Untuk aspek bentuk semakin lengkap subaspek yang ditulis maka semakin tinggi skor yang diperoleh. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 40.
2.
Kesesuaian isi, yaitu kesesuaian isi karangan dengan tema. Semakin sesuai isi karangan narasi dengan tema yang diberikan maka semakin tinggi skor yang diperoleh siswa. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 30.
3.
Aspek bahasa, yakni ejaan, kalimat, dan penggunaan gaya bahasa. Aspek ini diberikan skor maksimal 30.
4.1.1.3 Analisis Data Tes Awal Gambar 2. Analisis data tes awal No
Kategori
(1)
(2)
1
Istimewa
Rentanga n Skor (3)
Skor Standar (x) (4)
Frekuensi (f)
Persen
(5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
9,5 - 10
10
0
0
0%
(7)
Rata Rata Nilai (8)
65
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2
Baik sekali
8,5 - 9
9
0
0
0%
3
Baik
7,5 - 8
8
2
16
6,45%
4
L.d. cukup
6,5 - 7
7
0
0
0
(8)
186 31 = 6,0
5
Cukup
5,5 - 6
6
25
150
80,65% (cukup)
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
4
20
12,90%
7
Kurang
3,5 - 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 - 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. sekali
0,5 - 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
186
100%
Jumlah
Keterangan : L.d cukup
= Lebih dari cukup
H. cukup
= Hampir cukup
Brk. Sekali
= buruk sekali
S.b. sekali
= Sangat buruk sekali
Hasil dari tes awal terkait kemampuan siswa menulis karangan narasi, nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal adalah 6,0 dari 31 orang siswa yang diberi tes, hanya dua orang siswa memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), 29 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM.
66
KKM mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Susut, Bangli adalah 7,5. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, maka beberapa temuan yang menonjol dan berpengaruh langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran karangan narasi. Dalam observasi awal didapatkan temuan yang dapat menghambat peningkatan mutu pembelajaran karangan narasi antara lain. 1.
Kurangnya pengetahuan siswa tentang menulis karangan narasi.
2.
Sulitnya cara merangkai dan menemukan kata yang cocok untuk menulis karangan narasi.
3.
Banyak dari mereka tidak mengiraukan penulisan huruf kapital pada awal kalimat dan penggunaan tanda titik pada akhir kalimat.
4.
Siswa sangat jarang diberikan kesempatan mengembagkan kemampuan menulis.
5.
Siswa lebih sering disuruh menghafal jenis-jenis karangan, tanpa diminta mencoba menulis atau menyusun karangan.
6.
Pelajaran menulis membosankan bagi siswa. Berdasarkan temuan tersebut peneliti perlu mencarikan upaya untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan yang dianggap dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengubah desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dianggap mampu mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan pembelajaran kontekstual. Secara teoritis, dengan pendekatan kontekstual pembelajaran akan berjalan lebih produktif dan bermakna, karena
67
proses pembelajaran berlangsung alamiah dan bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
4.1.2
Siklus I
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) analisis dan refleksi.
4.1.2.1 Perencanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri atas dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretes Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini mengenai menulis karangan narasi. Pada pertemuan pertama ini, setelah guru memberikan
soal
pretest
kepada
siswa,
guru
memperkenalkan
model
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai teknik menulis karangan narasi, kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII B yang berjumlah 31 siswa yang terdiri atas 15 perempuan dan 16 laki-laki. Pada pembelajaran kontekstual guru menyampaikan teknik-teknik atau langkah-langkah pendekatan kontekstual tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum
68
dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam observasi awal
didapatkan temuan yang dapat menghambat peningkatan mutu pembelajaran karangan narasi, sehingga peneliti merencanakan mengatasi kekurangan atau kelemahan yang dialami siswa tersebut dalam pelaksanaan tindakan siklus I.
4.1.2.2 Pelaksaanaan Pertemuan I Tahap pelaksanaan adalah tahap guru merealisasikan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 sesuai dengan jam mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut yaitu jam ke III sampai jam ke V. Pelaksanaan tindakan siklus I ini, dirancang menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun langkah-langkah guru dalam mengatasi kekurangan atau kelemahan pada pelaksanaan tindakan awal dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Guru memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan mengingatkan siswa tentang kegiatan yang lalu. 2. Guru memberikan pelajaran singkat untuk mengingatkan siswa tentang pentingnya penggunaan kalimat yang benar dalam berbahasa, untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. 3. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5.
69
4. Guru memberikan tema yaitu „lingkungan sekolah‟ untuk menulis karangan narasi kepada masing-masing kelompok. 5. Sebelum menyusun karangan narasi, terlebih dahulu guru mengajak siswa bertanya jawab prihal pengertian karangan narasi, ciri-ciri karangan narasi, dan cara menyusun karangan narasi. 6. Guru meminta siswa menyusun karangan narasi. 7. Guru menyuruh siswa mengungkapkan karangan narasi yang dibuatnya secara lisan. Pada saat ini guru terus melakukan bimbingan kepada siswa baik secara klasikal maupun individual untuk mengarahkan siswa membuat karangan narasi yang benar. 8. Guru memberikan peluang kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. 9. Guru mengakhiri kegiatan ini dengan memberikan tes untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pertemuan II Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan kedua ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretes. Materi yang diajarkan pada pertemuan kedua ini mengenai menulis karangan narasi. Pada pertemuan kedua ini, setelah guru memberikan soal pretes kepada siswa, guru memperkenalkan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai teknik menulis karangan narasi, kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan
70
kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII B yang berjumlah 31 siswa yang terdiri atas 15 perempuan dan 16 laki-laki. Pada pembelajaran kontekstual guru menyampaikan teknik-teknik atau langkahlangkah pendekatan kontekstual tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dalam observasi awal didapatkan temuan yang dapat menghambat peningkatan mutu pembelajaran karangan narasi, sehingga peneliti merencanakan mengatasi kekurangan atau kelemahan yang dialami siswa tersebut dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 sesuai jam mata pelajaran bahasa Indonesia di kels VIII B SMP Negeri 1 Susut yaitu jam keenam samapai jam ketujuh. Pelaksanaan tindakan siklus I ini, dirancang menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun langkah-langkah guru dalam mengatasi kekurangan atau kelemahan pada pelaksanaan tindakan awal daapat diuraikan sebagai berikut. 1. Guru memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan mengingatkan siswa tentang kegiatan yang lalu. 2. Guru memberikan pelajaran singkat untuk mengingatkan siswa tentang pentingnya penggunaan kalimat yang benar dalam berbahasa, untuk meningkatkan kemampuan berkomonikasi.
71
3. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5. 4. Guru memberikan tema yaitu „lingkungan sekolah‟ untuk menulis karangan narasi kepada masing-masing kelompok. 5. Sebelum menyusun karangan narasi, terlebih dahulu guru mengajak siswa bertanya jawab prihal pengertian karangan narasi, ciri-ciri karanga narasi, dan cara menyusun karangan narasi. 6. Guru meminta siswa menyusun karangan narasi. 7. Guru menyuruh siswa mengungkapkan karangan narasi yang dibuatnya secara lisan. Pada saat ini guru terus melakukan bimbingan kepada siswa, baik secara klasikal maupun individual untuk mengarahkan siswa membuat karangan narasi yang benar. 8. Guru memberikan peluang kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. 9. Guru mengakhiri kegiatan ini dengan memberikan tes untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4.1.2.3 Hasil Observasi Pelaksanaan proses belajar-mengajar yang dilakukan pada siklus I, masih ditemukan adanya kelemahan, namun di samping itu, sudah adanya kemajuan siswa dalam menulis karangan narasi jika dibandingkan dengan pelaksanaan tes awal.
72
1. Berdasarkan hasil observasi didapatkan beberapa hal yang berdampak positif yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal. Berdasarkan data observasi diperoleh hasil sebagai berikut. 1).
Apersepsi yang dilakukan oleh guru, dapat memberikan gambaran terhadap siswa tentang materi yang akan dipelajari.
2).
Penyampaian kompetensi dasar dan manfaat pembelajaran, dapat berpengaruh positif terhadap siswa, karena mereka dapat mengetahui manfaat dari materi yang dipelajari terutama dalam menunjang kehidupannya kelak.
3). Memberikan peluang tanya jawab amat mendukung terhadap pemecahan masalah yang belum dipahami. 4). Dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual terlihat siswa cukup antusias dan bergairah. Kegairan ini terlihat ketika siswa disuruh oleh guru (peneliti) untuk menulis karangan narasi, kemudian secara bergilir membacakan karangan narasi tersebut di depan kelas. 5). Pemberian penguatan terhadap siswa dengan kata “bagus, tepat sekali”, dan acungan jempol sangan efektif untuk lebih memotivasi kreativitas siswa. 6) Siswa senang dan sangat tertarik pembelajaran menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual, karena sambil belajar mereka dapat bermain dan berkelompok sebagai masyarakat belajar.
73
2. Dari hasil observasi dampak negetif yang dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut. 1).
Kurangnya pengetahuan siswa tentang menulis karangan narasi.
2).
Beberapa orang siswa mengalami kesulitan, ketika mereka disuruh menulis karangan narasi. Kesulitan tersebut terkait dengan cara merangkai dan menemukan kata yang cocok untuk menulis karangan narasi. Ketika beberapa dari mereka didekati, banyak dari mereka tidak mengiraukan penulisan huruf kapital pada awal kalimat dan penggunaan tanda titik pada akhir kalimat. Sehingga pada kegiatan ini pun waktu yang disediakan tidak cukup.
3).
Guru tampaknya belum melakukan bimbingan individual secara maksimal.
4.1.2.4 Hasil Tes Siklus I Hasil dari tes siklus I terkait kemampuan siswa menulis karangan narasi, nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I adalah 6,6 dari 31 orang siswa yang diberi tes, hanya 8 orang siswa memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), 23 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Sudah ada peningkatan 0,90% dari hasil tes awal. KKM mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Susut, Bangli adalah 7,5. Untuk lebih jelasnya, terkait dengan hasil tes siklus I menulis karangan narasi siswa SMP Negeri 1 Susut dapat dicermati pada tabel berikut.
74
Tabel 3. Hasil tes Siklus I Menulis Karangan Narasi No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
20
30
30
80
8
Baik
2
I W. Krisna Widya P
20
20
20
60
6
Cukup
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
30
20
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
20
20
20
60
6
Cukup
5
Ni Kdk Ariastuti
30
20
30
80
8
Baik
6
I Gst. A. Ari Pradani
20
20
20
60
6
Cukup
7
Dw. Ari Wikananda
30
30
20
80
8
Baik
8
Ni Wayan Arini
20
20
20
60
6
Cukup
9
I Gede Artawan
20
20
20
60
6
Cukup
10
Ni Putu A. Tejawati
30
30
20
80
8
Baik
11
I Ketut Budiarta
20
20
20
60
6
Cukup
12
I Wyn. Budiartana
20
20
20
60
6
Cukup
13
Ni Ketut Cermen
20
20
20
60
6
Cukup
14
I Gd. D. Lascarya
20
20
20
60
6
Cukup
15
I Wyn. Darmawan
20
20
20
60
6
Cukup
16
Ni Komang Deviani
30
30
20
80
8
Baik
17
I Wyn Eka Indrayasa
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
18
Ni Wayan Ekayanti
30
20
20
70
7
Ld. Cukup
(1)
75
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
19
I Nyoman Endrawan
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
20
I Ngh. E. Purwanto
20
20
20
60
6
Cukup
21
I Dw. Md. Putra N.
30
20
20
70
7
Ld. Cukup
22
Ni Putu Mayoni
30
30
20
80
8
Baik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
24
Dw Gd. Oka Ari P.
20
20
20
60
6
Cukup
25
Ni Ngh. Riastini
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
26
Ni Wyn Risa Febian
30
30
20
80
8
Baik
27
Ni Wyn Srinadi
20
20
20
60
6
Cukup
28
Ni Luh Putu Suartini
20
20
20
60
6
Cukup
29
I Wayan Widiasa
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
30
S.A. Md. Antari
20
20
30
70
7
Ld. Cukup
31
I Kdk Yoga M. Nadi
30
20
20
70
7
Ld. Cukup
Jumlah
680
730
640
2110
211
Rata-rata kelas Daya serap Ketuntasan kelas
6,8 6,8% 25,80 %
Keterangan : Aspek yang dinilai yakni (1) aspek bentuk. (2) aspek isi, dan (3) aspek bahasa.
76
1.
Aspek bentuk meliputi tata penulisan paragraf yang benar dan kerapian tulisan. Untuk aspek bentuk semakin lengkap subaspek yang ditulis maka semakin tinggi skor yang diperoleh. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 40.
2.
Kesesuaian isi, yaitu kesesuaian isi karangan dengan tema. Semakin sesuai isi karangan narasi dengan tema yang diberikan maka semakin tinggi skor yang diperoleh siswa. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 30.
3.
Aspek bahasa, yakni ejaan, kalimat, dan penggunaan gaya bahasa. Aspek ini diberikan skor maksimal 30. Dari tes siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 6,8. Terjadi peningkatan
sebesar 0,80%, jika dibandingkan dengan hasil tes awal (hasil tes awal diperoleh rata-rata sebesar 6,0).
4.1.2.5 Analisis Data Gambar 4. Analisis data siklus I No
Kategori
Rentangan Skor
Fre kuensi (f) (5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
Persen
(3)
Skor Standar (x) (4)
(1)
(2)
(7)
1
Istimewa
9,5 – 10
10
0
0
0%
2
Baik sekali
8,5 – 9
9
0
0
0%
3
Baik
7,5 – 8
8
8
64
25,80%
RataRata Nilai (8)
211 31 = 6,8 (cukup)
4
L.d. cukup
6,5 – 7
7
9
63
29,04%
5
Cukup
5,5 – 6
6
14
84
45,16%
77
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
0
0
0%
7
Kurang
3,5 – 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 – 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. sekali
0,5 – 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
211
100%
Jumlah
(8)
Keterangan : L.d cukup
= Lebih dari cukup
H. cukup
= Hampir cukup
Brk. Sekali
= buruk sekali
S.b. sekali
= Sangat buruk sekali
Hasil dari tes siklus I terkait kemampuan siswa menulis karangan narasi, nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I adalah 6,8 dari 31 orang siswa yang diberi tes, hanya 8 orang siswa memperoleh nilai di atas standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), 23 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Sudah ada peningkatan 0,8% dari hasil tes awal. KKM mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Susut, Bangli adalah 7,5. Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan dalam sub bab di atas, maka beberapa temuan yang menonjol dan berpengaruh langsung terhadap peningkatan
78
mutu pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, dibahas secara singkat di bagian ini. 1. Pembelajaran
dengan
pendekatan
kontekstual
karena
sangat
menyenangkan karena di samping menarik, siswa dapat bermain sambil menyusun karangan narasi. 2. Bimbingan yang dilakukan guru, baik secara klasial maupun individual dapat memotivasi dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang dialaminya. Memberikan penguatan pada saat proses pembelajaran, baik secara verbal maupun nonverbal sangat efektif dilakukan kepada siswa yang berusia belasan tahun. Diterapkannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan narasi dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Susut yang usianya antara 14 sampai dengan 15 tahun yang masih memiliki sifat suka berkelompok dan bermain. Sementara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, selain memberikan pengetahuan juga dapat memenuhi hasrat bermasyarakat (masyarakat belajar melalui diskusi), misalnya ketika dalam mencocokan tema dengan isi karangan narasi. Hal tersebut dapat memotivasi diri siswa untuk senang belajar. Dengan sifat siswa yang suka bermasyarakat dan bermain, maka aneka permainan dan latihan yang mengandung unsur emosional sangat cocok untuk pembelajaran menulis karangan narasi bagi siswa yang berumur belasan tahun.
79
Agar penerapan metode kontekstual terlaksana dengan efektif diperlukan kesungguhan guru untuk berinovasi dan kreatif. Selain itu siswa SMP Negeri 1 Susut masih membutuhkan bimbingan guru baik secara klasikal maupun individual. Hal ini diperlukan mengingat kondisi mental dan intelktual siswa SMP Negeri 1 Susut tergolong rendah. Untuk bimbingan bagi siswa SMP Negeri 1 Susut sangat diperlukan. Bimbingan klasikal kepada siswa secara psikologis mengingatkan rasa kebersamaan dalam diri mereka. Di samping itu, bimbingan klasikal juga sangat membantu guru dalam penyampaian berbagai permasalahan secara umum. Sedangkan, bimbingan individu memberikan kesempatan kepada guru untuk memberikan kesempatan kepada guru untuk memberikan bimbingan dalam dalam konsep orang per orang. Hal ini penting sebab dalam sebuah kelas, setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda, baik dari segi intelektualitas, sikap, dan prilaku, maupun cara mereka dalam memandang materi yang diajarkan guru. Dengan kata lain, proses penyerapan isi materi yang diajarkan juga beragam. Untuk mampu menciptakan keseragaman itulah maka bimbingan sangat diperlukan. Hal yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual yaitu pemberian penguatan secara intensif kepada siswa setelah selesai melakukan kegiatan, kerena pemberian penguatan baik secara verbal maupun non verbal yakni berupa kata „bagus‟, „tepat sekali‟, atau acungan jempol maupun anggukan kepala akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan menambah keyakinan terhadap dirinya sendiri akan kemampuan yang dimilikinya.
80
4.1.2.6 Refleksi Siklus I Berkenan dengan hasil yang diperoleh pada tindakan I, maka dilakukan refleksi. Berdasarkan hasil refleksi ini, diputuskan untuk mempertahankan hal-hal yang positif yang dapat mendukung pembelajaran dan merevisi hal-hal yang negatif yang menghambat proses pembelajaran. Adapun hal-hal yang direvisi pada tidakan I dan dilaksanakan pada tindakan II adalah sebagai berikut. 1. Guru memberikan penjelasan untuk menambah pemahaman siswa tentang tata cara menulis karangan narasi. 2. Guru memberikan penjelasan tentang penyusunan kalimat yang baik, yaitu penggunaan hurup kapital, penggunaan tanda titik atau tanda baca, dan merangkai kata atau menata kalimat dengan baik. 3. Untuk penulisan karangan narasi diberikan tambahan waktu dari lima belas menit menjadi 20 menit. 4. Di samping memberikan bimbingan secara
klasikal,
guru juga
memberikan bimbingan secara individual yang dilakukan secara intensif, khususnya terhadap siswa yang mendapat nilai kurang.
4.1.3
Siklus II
4.1.3.1 Perencanaan Pembelajaran siklus II terdiri atas dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretes. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama
81
ini mengenai menulis karangan narasi. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga sudah menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa. Pada pertemuan pertama ini, setelah guru memberikan soal pretes kepada siswa, guru memperkenalkan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai teknik menulis karangan narasi, kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII B yang berjumlah 31 siswa yang terdir atasi 15 perempuan dan 16 laki-laki. Pada pembelajaran kontekstual guru menyampaikan teknik-teknik atau langkahlangkah pendekatan kontekstual tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan yang dialami siswa, sehingga peneliti merencanakan mengatasi kekurangan tersebut dalam pelaksanaan tindakan siklus II yaitu dengan tindakan antara lain. 1. Peneliti (guru) memberikan penjelasan untuk menambah pemahaman siswa tentang tata cara menulis karangan narasi. 2. Peneliti (guru) memberikan penjelasan tentang penyusunan kalimat yang baik, yaitu penggunaan hurup kapital, penggunaan tanda titik atau tanda baca, dan merangkai kata atau menata kalimat dengan baik.
82
3. Untuk penulisan karangan narasi diberikan tambahan waktu dari dua puluh menit menjadi 25 menit. 4. Di samping memberikan bimbingan secara
klasikal,
guru juga
memberikan bimbingan secara individual yang dilakukan secara intensif, khususnya terhadap siswa yang mendapat nilai kurang.
4.1.3.2 Pelaksanaan Pertemuan I Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana guru akan merealisasikan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis 17 April 2014, pada jam ketiga sampai jam kelima. Pada siklus II ini masih tetap menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun langkah-langkah guru dalam tindakan ini secara umum daapat diuraikan sebagai berikut. 1. Guru memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan mengingatkan siswa tentang kegiatan yang lalu. 2. Guru memberikan pelajaran singkat untuk mengingatkan siswa tentang pentingnya penggunaan kalimat yang benar dalam berbahasa, untuk meningkatkan kemampuan berkomonikasi. 3. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5. 4. Guru memberikan tema yaitu „lingkungan sekolah‟ untuk menulis karangan narasi kepada masing-masing kelompok.
83
5. Sebelum menyusun karangan narasi, terlebih dahulu guru mengajak siswa bertanya jawab prihal pengertian karangan narasi, ciri-ciri karanga narasi, dan cara menyusun karangan narasi. 6. Guru meeminta siswa menyusun karangan narasi. 7. Guru menyuruh siswa mengungkapkan karangan narasi yang dibuatnya secara lisan. Pada saat ini guru terus melakukan bimbingan kepada siswa baik secara klasikal maupun individual untuk mengarahkan siswa membuat karangan narasi yang benar. 8. Guru memberikan peluang kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. 9. Guru mengakhiri kegiatan ini dengan memberikan tes untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pertemuan II Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan kedua ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretes. Materi yang diajarkan pada pertemuan kedua ini mengenai menulis karangan narasi. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga sudah menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa. Pada pertemuan kedua ini, setelah guru memberikan soal pretes kepada siswa, guru memperkenalkan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai teknik menulis karangan narasi, kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan
84
kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII B yang berjumlah 31 siswa yang terdiri atas 15 perempuan dan 16 laki-laki. Pada pembelajaran kontekstual guru menyampaikan teknik-teknik atau langkahlangkah pendekatan kontekstual tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan yang dialami siswa, sehingga peneliti merencanakan mengatasi kekurangan tersebut dalam pelaksanaan tindakan siklus II yaitu dengan tindakan antara lain. 1. Peneliti (guru) memberikan penjelasan untuk menambah pemahaman siswa tentang tata cara menulis karangan narasi. 2. Peneliti (guru) memberikan penjelasan tentang penyusunan kalimat yang baik, yaitu penggunaan hurup kapital, penggunaan tanda titik atau tanda baca, dan merangkai kata atau menata kalimat dengan baik. 3. Untuk penulisan karangan narasi diberikan tambahan waktu dari dua puluh lima menit menjadi 30 menit. 4. Di samping memberikan bimbingan secara klasikal, guru juga memberikan bimbingan secara individual yang dilakukan secara intensif, khususnya terhadap siswa yang mendapat nilai kurang. . Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Senin 21 April 2014, pada jam ketiga sampai jam kelima. Pada siklus II ini masih tetap menggunakan pendekatan
85
kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun langkahlangkah guru dalam tindakan ini secara umum daapat diuraikan sebagai berikut. 1. Guru memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan mengingatkan siswa tentang kegiatan yang lalu. 2. Guru memberikan pelajaran singkat untuk mengingatkan siswa tentang pentingnya penggunaan kalimat yang benar dalam berbahasa, untuk meningkatkan kemampuan berkomonikasi. 3. Guru mengelompokan siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5. 4. Guru memberikan tema yaitu „lingkungan sekolah‟ untuk menulis karangan narasi kepada masing-masing kelompok. 5. Sebelum menyusun karangan narasi, terlebih dahulu guru mengajak siswa bertanya jawab prihal pengertian karangan narasi, ciri-ciri karangan narasi, dan cara menyusun karangan narasi. 6. Guru meminta siswa menyusun karangan narasi. 7. Guru menyuruh siswa mengungkapkan karangan narasi yang dibuatnya secara lisan. Pada saat ini guru terus melakukan bimbingan kepada siswa baik secara klasikal maupun individual untuk mengarahkan siswa membuat karangan narasi yang benar. 8. Guru memberikan peluang kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. 9. Guru mengakhiri kegiatan ini dengan memberikan tes untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
86
4.1.3.3 Observasi/evaluasi Dari hasil observasi, dampak positif yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan dampak positif yang diperoleh pada tindakan I. Dampak positif tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penyampaian apersepsi dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan dipelajarinya. 2. Penyampaian tujuan pembelajaran memberi arah kepada siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya. 3. Memberikan peluang tanya jawab, dapat mendukung pencapaian masalah yang belum dipahaminya. 4. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran dengan model ini dapat mengubah siswa pada mulanya apatis menjadi kreatif dan oftimis. 5. Motivasi terhadap siswa berupa kata „bagus‟, „tepat sekali‟, dan ancungan jempol sangat efektif untuk siswa seusia ini. 6. Siswa tidak merasa kekurangan waktu untuk menyusun karangan narasi. 7. Secara umum, siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut sudah dapat menyusun karangan narasi, walaupun masih ditemukan adanya kesalahan dalam merangkai kalimat dari beberapa siswa. 8. Siswa tetap merasa senang dan tetap mengharapkan penggunaan pendekatan kontekstual ini untuk pembelajaran selanjutnya.
87
4.1.3.4 Hasil tes Siklus II Nilai rata-rata yang diperoleh dari tes tindakan II adalah 7,58. Dari 31 orang siswa yang diberikan tes diperoleh hasil sebagai berikut : 18 orang siswa memperoleh nilai 8,0; 13 orang mendapat nilai 7,0 Nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Susut ditetapkan sebesar 7,5. Untuk lebih jelasnya terkait hasil tes siklus II dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Hasil tes Siklus II Menulis Karangan Narasi No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar (9)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
20
30
30
80
8
Baik
2
I W. Krisna Widya P
30
30
20
80
8
Baik
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
30
20
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
30
30
20
80
8
Baik
5
Ni Kdk Ariastuti
30
20
30
80
8
Baik
6
I Gst. A. Ari Pradani
20
30
20
70
7
L.d Cukup
7
Dw. Ari Wikananda
30
30
20
80
8
Baik
8
Ni Wayan Arini
30
20
30
80
8
Baik
9
I Gede Artawan
30
30
20
70
7
L.b Cukup
10
Ni Putu A. Tejawati
30
30
20
80
8
Baik
11
I Ketut Budiarta
30
20
20
70
7
L.d Cukup
12
I Wyn. Budiartana
20
30
20
70
7
L.d Cukup
88
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
13
Ni Ketut Cermen
20
30
20
70
7
L.d Cukup
14
I Gd. D. Lascarya
30
30
20
80
8
Baik
15
I Wyn. Darmawan
20
20
30
70
7
L.d Cukup
16
Ni Komang Deviani
30
30
20
80
8
Baik
17
I Wyn Eka Indrayasa
30
30
20
80
8
Baik
18
Ni Wayan Ekayanti
30
20
30
80
8
Baik
19
I Nyoman Endrawan
30
20
20
70
7
L.d Cukup
20
I Ngh. E. Purwanto
30
20
20
70
7
L.d Cukup
21
I Dw. Md. Putra N.
30
30
20
80
8
Baik
22
Ni Putu Mayoni
30
30
20
80
8
Baik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
30
30
20
80
8
Baik
24
Dw Gd. Oka Ari P.
30
20
30
80
8
Baik
25
Ni Ngh. Riastini
30
20
20
70
7
L.d Cukup
26
Ni Wyn Risa Febian
30
300
20
80
8
Baik
27
Ni Wyn Srinadi
30
20
20
70
7
L.d Cukup
28
Ni Luh Putu Suartini
30
20
20
70
7
L.d Cukup
29
I Wayan Widiasa
30
30
20
80
8
Baik
30
S.A. Md. Antari
30
20
20
70
7
L.d Cukup
31
I Kdk Yoga M. Nadi
20
30
20
70
7
L.d Cukup
Jumlah
870
810
680
2350
235
Rata-rata kelas
7,58
89
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Daya serap
(8)
(7) 7,58%
Ketuntasan kelas
58,06 %
Keterangan : Aspek yang dinilai yakni (1) aspek bentuk. (2) aspek isi, dan (3) aspek bahasa. 1.
Aspek bentuk meliputi tata penulisan paragraf yang benar dan kerapian tulisan. Untuk aspek bentuk semakin lengkap subaspek yang ditulis maka semakin tinggi skor yang diperoleh. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 40.
2.
Kesesuaian isi, yaitu kesesuaian isi karangan dengan tema. Semakin sesuai isi karangan narasi dengan tema yang diberikan maka semakin tinggi skor yang diperoleh siswa. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 30.
3.
Aspek bahasa, yakni ejaan, kalimat, dan penggunaan gaya bahasa. Aspek ini diberikan skor maksimal 30.
4.1.3.5 Analisis Data Gambar 6. Analisis data siklus II No
Kategori
Rentangan Skor
(1)
(2)
1
Istimewa
Frekuensi (f)
(3)
Skor Standar (x) (4)
Persen
(5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
9,5 – 10
10
0
0
0%
(7)
Rata Rata Nilai (8)
90
(1) (2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2
Baik sekali
8,5 – 9
9
0
0
0%
3
Baik
7,5 – 8
8
18
144
58,06%
4
L.d. cukup
6,5 – 7
7
13
91
41,94%
5
Cukup
5,5 – 6
6
0
0
0%
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
0
0
0%
7
Kurang
3,5 – 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 – 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. sekali
0,5 – 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
235
100%
Jumlah
235 31 = 7,58 (baik)
Keterangan : L.d cukup
= Lebih dari cukup
H. cukup
= Hampir cukup
Brk. Sekali
= buruk sekali
S.b. sekali
= Sangat buruk sekali
Pada tindakan siklus II sudah ada peningkatan kemampuan siswa, ini terbukti dengan hasil nilai 18 orang siswa mendapatkan nilai di atas KKM, yakni nilai 8. Namun, masih ada 13 orang siswa hasil tes siklus II paling rendah (masih di bawah KKM 7,5), yakni memperoleh nilai 7,0.
91
Walapun demikian, maka penelitian ini diputuskan untuk melanjutkan tindakan berikutnya, dengan alasan bahwa masih ada beberapa siswa belum mampu menunjukan kreatifitasnya menulis karangan narasi dengan benar.
4.1.3.6 Refleksi Siklus II Berdasarkan refleksi siklus II yang dilakukan, maka dari kedua siklus yang telah dilaksanakan ditemukan bahwa siswa senang dengan pembelajaran model ini. Pertama, selain sederhana dan memudahkan juga menantang dan dapat memacu siswa untuk aktif dan kreatif. Kedua, model pembelajaran seperti ini cocok untuk siswa yang berusia belasan tahun, karena pada usia tersebut mereka masih memerlukan permainan. Dalam membuat karangan narasi siswa memerlukan tuntunan dan penjelasan guru yang menyangkut pengertian karangan narasi, penggunaan huruf kapital, tanda baca, penggunaan bahasa dan aspek isi. Ketika siswa membuat karangan narasi dengan tema tertentu, siswa memerlukan bimbingan baik secara klasikal maupun individual.
4.1.4
Siklus III
4.1.4.1 Perencanaan Pembelajaran siklus III terdiri atas satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini mengenai menulis karangan narasi. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga sudah menyiapkan
92
lembar observasi dan jurnal siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa. Pada pertemuan ini, setelah guru memberikan soal pretest kepada siswa, guru memperkenalkan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai teknik menulis karangan narasi, kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII B yang berjumlah 31 siswa yang terdiri atas 15 perempuan dan 16 laki-laki. Pada pembelajaran kontekstual guru menyampaikan teknik-teknik atau langkahlangkah pendekatan kontekstual tersebut dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Guru menindaklanjuti dampak negatif atau kelemahan pada tindakan siklus I dan siklus II. Dalam pelaksanaan tindakan siklus II terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan yang dialami siswa, sehingga peneliti merencanakan mengatasi kekurangan tersebut dalam pelaksanaan tindakan siklus III yaitu dengan tindakan antara lain. 1.
Peneliti (guru) memberikan penjelasan untuk menambah pemahaman siswa tentang tata cara menulis karangan narasi.
2.
Peneliti (guru) memberikan penjelasan tentang penyusunan kalimat yang baik, yaitu penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda titik atau tanda baca, dan merangkai kata atau menata kalimat dengan baik.
93
4.1.4.2 Pelaksanaan Siklus III ini dilaksanakan pada hari 24 Kamis April 2014, pada jam pertama sampai jam ketiga. Pada siklus III ini masih tetap menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun langkahlangkah guru dalam tindakan ini secara umum daapat diuraikan sebagai berikut. 1. Guru memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan mengingatkan siswa tentang kegiatan yang lalu. 2. Guru memberikan pelajaran singkat untuk mengingatkan siswa tentang pentingnya penggunaan kalimat yang benar dalam berbahasa, untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. 3. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5. 4. Guru memberikan tema yaitu „lingkungan sekolah‟ untuk menulis karangan narasi kepada masing-masing kelompok. 5. Sebelum menyusun karangan narasi, terlebih dahulu guru mengajak siswa bertanya jawab prihal pengertian karangan narasi, ciri-ciri karanga narasi, dan cara menyusun karangan narasi. 6. Guru meeminta siswa menyusun karangan narasi. 7. Guru menyuruh siswa mengungkapkan karangan narasi yang dibuatnya secara lisan. Pada saat ini guru terus melakukan bimbingan kepada siswa baik secara klasikal maupun individual untuk mengarahkan siswa membuat karangan narasi yang benar.
94
8. Guru memberikan peluang kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. Guru mengakhiri kegiatan ini dengan memberikan tes untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4.1.4.3 Observasi/evaluasi Dari hasil observasi, dampak positif yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan dampak positif yang diperoleh pada tindakan I. Dampak positif tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penyampaian apersepsi dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan dipelajarinya. 2. Penyampaian tujuan pembelajaran memberi arah kepada siswa teradap tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya. 3. Memberikan peluang tanya jawab, dapat mendukung pencapaian masalah yang belum dipahaminya. 4. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran dengan model ini dapat mengubah siswa pada mulanya apatis menjadi kreatif dan oftimis. 5. Motivasi terhadap siswa berupa kata „bagus‟, „tepat sekali‟, dan ancungan jempol sangat efektif untuk siswa seusia ini. 6. Siswa tidak merasa kekurangan waktu untuk menyusun karangan narasi.
95
7. Secara umum, siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut sudah dapat menyusun karangan narasi, walaupun masih ditemukan adanya kesalahan dalam merangkai kalimat dari beberapa siswa. 8. Siswa tetap merasa senang dan tetap mengharapkan penggunaan pendekatan kontekstual ini untuk pembelajaran selanjutnya
4.1.4.4 Hasil Tes Siklus III Nilai rata-rata yang diperoleh dari tes tindakan III adalah 8,30. Dari 31 orang siswa yang diberikan tes diperoleh hasil sebagai berikut : 1 orang siswa memperoleh nilai tertinggi yakni 9, 30 orang mendapat nilai 8. Dari 31 siswa semua siswa kelas VIII B mendapat nilai di atas KKM. Nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Susut ditetapkan sebesar 7,5. Untuk lebih jelasnya terkait hasil tes siklus II dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Hasil tes Siklus III Menulis Karangan Narasi No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
30
30
20
80
8
Baik
2
I W. Krisna Widya P
30
20
30
80
8
Baik
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
20
30
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
30
30
20
80
8
Baik
5
Ni Kdk Ariastuti
30
30
30
90
9
Sgt. Baik
(1)
96
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
6
I Gst. A. Ari Pradani
30
30
20
80
8
Baik
7
Dw. Ari Wikananda
30
30
20
80
8
Baik
8
Ni Wayan Arini
30
20
30
80
8
Baik
9
I Gede Artawan
30
30
20
80
8
Baik
10
Ni Putu A. Tejawati
30
30
20
80
8
Baik
11
I Ketut Budiarta
20
30
30
80
8
Baik
12
I Wyn. Budiartana
30
30
20
80
8
Baik
13
Ni Ketut Cermen
20
30
30
80
8
Baik
14
I Gd. D. Lascarya
20
30
30
80
8
Baik
15
I Wyn. Darmawan
30
30
20
80
8
Baik
16
Ni Komang Deviani
30
20
30
80
8
Baik
17
I Wyn Eka Indrayasa
20
30
30
80
8
Baik
18
Ni Wayan Ekayanti
30
30
20
80
8
Baik
19
I Nyoman Endrawan
30
30
20
80
8
Baik
20
I Ngh. E. Purwanto
20
30
30
80
8
Baik
21
I Dw. Md. Putra N.
30
30
20
80
8
Baik
22
Ni Putu Mayoni
30
30
20
80
8
Baik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
30
30
20
80
8
Baik
24
Dw Gd. Oka Ari P.
30
30
20
80
8
Baik
25
Ni Ngh. Riastini
30
30
20
80
8
Baik
26
Ni Wyn Risa Febian
30
30
20
80
8
Baik
97
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
27
Ni Wyn Srinadi
20
30
30
80
8
Baik
28
Ni Luh Putu Suartini
30
20
30
80
8
Baik
29
I Wayan Widiasa
30
30
20
80
8
Baik
30
S.A. Md. Antari
30
30
20
80
8
Baik
31
I Kdk Yoga M. Nadi
20
30
30
80
8
Baik
860
880
750
2490
249
Jumlah Rata-rata kelas Daya serap
8,03 8,03%
Ketuntasan kelas
100 %
Keterangan : Aspek yang dinilai yakni (1) aspek bentuk. (2) aspek isi, dan (3) aspek bahasa. 1.
Aspek bentuk meliputi tata penulisan paragraf yang benar dan kerapian tulisan. Untuk aspek bentuk semakin lengkap subaspek yang ditulis maka semakin tinggi skor yang diperoleh. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 40.
2.
Kesesuaian isi, yaitu kesesuaian isi karangan dengan tema. Semakin sesuai isi karangan narasi dengan tema yang diberikan maka semakin tinggi skor yang diperoleh siswa. Skor maksimal untuk aspek ini adalah 30.
3.
Aspek bahasa, yakni ejaan, kalimat, dan penggunaan gaya bahasa. Aspek ini diberikan skor maksimal 30.
98
4.1.4.5 Analisis Data Gambar 8. Analisis data siklus III No
Kategori
Rentangan Skor
Frekuensi (f)
(3)
Skor Standar (x) (4)
(1)
(2)
Persen
(5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
(7)
1
Istimewa
9,5 - 10
10
0
0
0%
2
Baik sekali
8,5 - 9
9
1
9
3,22%
Rata Rata Nilai (8)
3
Baik
7,5 - 8
8
30
240
96,78%
249 31
4
L.d. cukup
6,5 - 7
7
0
0
0%
= 8,03
5
Cukup
5,5 - 6
6
0
0
0%
(Baik)
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
0
0
0%
7
Kurang
3,5 - 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 - 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. Sekali
0,5 - 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
249
100%
Jumlah
Keterangan : L.d cukup
= Lebih dari cukup
H. cukup
= Hampir cukup
Brk. Sekali
= buruk sekali
S.b. sekali
= Sangat buruk sekali
99
Dalam tindakan siklus III, terjadi peningkatan kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut, dalam kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Nilai rata-rata yang diperoleh dari tes tindakan III adalah 8,30. Dari 31 orang siswa yang diberikan tes diperoleh hasil sebagai berikut : 1 orang siswa memperoleh nilai tertinggi yakni 9, 30 orang mendapat nilai 8. Dari 31 siswa semua siswa kelas VIII B mendapat nilai di atas KKM. Nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Susut ditetapkan sebesar 7,5. Hasil pengamatan dan hasil tindakan pada penelitian ini bahwa siswa menyenangi proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, dengan sikap antusias dan semangat siswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap tulisan. Sikap interaksi tatap muka dapat dilihat pada lembar observasi guru terhadap siswa. Pada awal pertemuan prestasi siswa berkategori kurang, yaitu nilai rata-rata 6,0 jauh di bawah KKM. Pada tindakan siklus I sudah terjadi peningkatan dari tes awal, dengan jumlah rata-rata siswa menjadi 6,8. Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan keaktifan siswa dengan jumlah rata-rata siswa menjadi 7,58. Pada tindakan siklus III terjadi peningkatan dan keaktifan siswa dikategorikan tingkat tinggi dengan jumlah ratarata 8,03. Hal ini membuktikan terjadinya peningkatan dalam keaktifan siswa dari pertemuan awal sampai tindakan siklus III. Hal ini bahwa pada siklus III sudah mencapai kriteria ketuntasan materi tersebut sehingga penelitian dapat dihentikan. Peningkatan jumlah rata-rata ini terjadi karena selama pembelajaran siswa terlibat aktif. Berdasarkan hasil pengamatan, tindakan, dan hasil tes terlihat bahwa
100
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi.
4.1.4.6 Refleksi Berdasarkan refleksi akhir yang dilakukan, maka dari ketiga siklus yang telah dilaksanakan ditemukan bahwa siswa senang dengan pembelajaran model ini. Pertama, selain sederhana dan memudahkan juga menantang dan dapat memacu siswa untuk aktif dan kreatif. Kedua, model pembelajaran seperti ini cocok untuk siswa yang berusia belasan tahun, karena pada usia tersebut mereka masih memerlukan permainan. Dalam membuat karangan narasi siswa memerlukan tuntunan dan penjelasan guru yang menyangkut pengertian karangan narasi, penggunaan huruf kapital, tanda baca, penggunaan bahasa dan aspek isi. Ketika siswa membuat karangan narasi dengan tema tertentu, siswa memerlukan bimbingan, baik secara klasikal maupun individual.
4.2 Rekapitulasi Kemampuan siswa meningkat pada proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Apabila dibandingkan dari hasil tes tindakan siklus I sampai dengan hasil tes tindakan siklus III terjadi peningkatan kemampuan nilai rata-rata. Hasil tes tindakan I yang nilai rataratanya 6,6 menjadi 7,58 pada tes tindakan siklus II dan terjadi peningkatan pula pada hasil tes tindakan siklus III menjadi 8,30. Demikian pula jika dibandingkan
101
dengan hasil tes siklus awal, sebelum tindakan diberikan mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I. Perbandingan mengenai hasil tes awal, siklus I, siklus II dan siklus III disajikan pada tabel berikut. Tabel 9. Hasil rekapitulasi tes awal sampai dengan siklus III Menulis Karangan Narasi No
(1)
Nama Siswa
(2)
Nilai Rata-rata
Ket.
Tes
Tes
Tes
Tes
Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
6
8
8
8
Naik
2
I W. Krisna Widya P
6
6
8
8
Naik
3
I Kmg. Adi D. Guna
8
8
8
8
Naik
4
I Wayan Ardana
6
6
8
8
Naik
5
Ni Kdk Ariastuti
8
8
8
9
Naik
6
I Gst. A. Ari Pradani
6
6
7
8
Naik
7
Dw. Ari Wikananda
6
8
8
8
Naik
8
Ni Wayan Arini
6
6
8
8
Naik
9
I Gede Artawan
6
6
7
8
Naik
10
Ni Putu A. Tejawati
6
8
8
8
Naik
11
I Ketut Budiarta
5
6
7
8
Naik
12
I Wyn. Budiartana
6
6
7
8
Naik
102
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
13
Ni Ketut Cermen
5
6
7
8
Naik
14
I Gd. D. Lascarya
6
6
8
8
Naik
15
I Wyn. Darmawan
6
6
7
8
Naik
16
Ni Komang Deviani
6
8
8
8
Naik
17
I Wyn Eka Indrayasa
6
7
8
8
Naik
18
Ni Wayan Ekayanti
5
7
8
8
Naik
19
I Nyoman Endrawan
6
7
7
8
Naik
20
I Ngh. E. Purwanto
6
6
7
8
Naik
21
I Dw. Md. Putra N.
6
7
8
8
Naik
22
Ni Putu Mayoni
6
8
8
8
Naik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
6
7
8
8
Naik
24
Dw Gd. Oka Ari P.
6
6
8
8
Naik
25
Ni Ngh. Riastini
6
7
7
8
Naik
26
Ni Wyn Risa Febian
6
8
8
8
Naik
27
Ni Wyn Srinadi
5
6
7
8
Naik
28
Ni Luh Putu Suartini
6
6
7
8
Naik
29
I Wayan Widiasa
6
7
8
8
Naik
30
S.A. Md. Antari
6
7
7
8
Naik
31
I Kdk Yoga M. Nadi
6
7
7
8
Naik
JUMLAH
186
211
235
246
RATA-RATA NILAI
6,0
6,8
7,58
8,03
103
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pendekatan Kontekstual dapat Meningkatkan Kemampuan Menulis Berdasarkan perumusan masalah dan hasil tindakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, serta paparan hasil penelitian yang meliputi peningkatan proses keterampilan menulis narasi dengan pendekatan kontekstual siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Siklus pertama ini mendeskripsikan pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan pendekatan kontekstual.
Ternyata masih
terdapat
beberapa
kekurangan atau kelemahan dalam pelaksanaannya. Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang ada selama proses pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Selama pelaksanaan siklus II ini juga terdapat sedikit kelemahan. Kemudian, kelemahan pada siklus II ini dapat diatasi dengan melaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada siklus III. Selain itu siklus III merupakan siklus yang menguatkan hasil siklus I dan siklus II bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut. Kemampuan siswa meningkat pada proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mempermudah siswa dalam merangkai kata menjadi sebuah karangan, pada
104
awalnya siswa merasa kesulitan dalam menulis sebuah karangan. Namun, ketika guru menjelaskan materi dengan pendekatan kontekstual, siswa dengan antusias dan memperhatikannya, sehingga siswa dapat menulis karangan narasi dengan baik. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada hasil postes, angket, dan jurnal siswa. Keterampilan menulis siswa meningkat pada siklus I diiringi dengan peningkatan rata-rata keseluruhan indikator yang terdapat dalam belajar. Penelitian diakhiri pada siklus III karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi karena terdapatnya sikap antusias, memperhatikan penjelasan guru, serta mengerjakan postes dengan sungguh-sungguh, membuat siswa lebih memahami materi yang telah dipelajari. Menurut hasil observasi serta hasil dari tindakan siswa lebih memahami materi menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual. Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya karangan narasi.
4.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual di Kelas Dalam proses belajar-mengajar dengan pendekatan kontekstual di kelas guru mempunyai peran yaitu kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. Kembangkan sifat ingin tahu siswa
105
dengan bertanya. Ciptakan masyaraka belajar (belajar dalam kelompok). Dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui pendekatan kontekstual siswa dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang siswa, melaksanakan refleksi di akhir pertemuan, dan melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Langkah-langkah guru dalam penerapan pendekatan kontekstual di kelas antara lain sebgai berikut. 1. Menyusun rancangan pembelajaran yang berbasis pendekatan kontekstual, sesuai dengan topik kajian yang akan diberikan. 2. Mempersiapkan bahan-bahan dan tugas-tugas belajar yang mendukung upaya pengembangan pembelajaran menulis karangan narasi melalui pendekatan kontekstual. 3. Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran, beserta kriteria keberhasilannya. 4. Guru memberikan pelajaran singkat untuk mengingatkan siswa tentang pentingnya penggunaan kalimat yang benar dalam berbahasa, untuk meningkatkan kemampuan berkomonikasi. 5. Guru memberikan tema yaitu „lingkungan sekolah‟ untuk menulis karangan narasi kepada masing-masing kelompok. 6. Sebelum menyusun karangan narasi, terlebih dahulu guru mengajak siswa bertanya jawab prihal pengertian karangan narasi, ciri-ciri karanga narasi, dan cara menyusun karangan narasi. 7. Guru meminta siswa menyusun karangan narasi.
106
8. Guru menyuruh siswa mengungkapkan karangan narasi yang dibuatnya secara lisan. Pada saat ini guru terus melakukan bimbingan kepada siswa, baik secara klasikal maupun individual untuk mengarahkan siswa membuat karangan narasi yang benar. 9. Guru memberikan peluang kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. 10. Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksakan kehendak, melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka gapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 11. Guru mengakhiri kegiatan ini dengan memberikan tes untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
107
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I, siklus II dan siklus III, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Penedekatan Kontekstual dapat meningkatkan mutu pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut, tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dicermati dari perolehan nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan yang signifikan. Pada hasil tes awal nilai rata-rata siswa siswa hanya mencapai 6,0. Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan pada tes siklus I menjadi 6,8, meningkat menjadi 7,58 pada hasil tes siklus II, dan meningkat lagi pada hasil tes siklus III, yaitu menjadi 8,03, Demikian pula ketuntasan kelas, mengalami peningkatan dari tes awal yang mencapai 6.45%, meningkat menjadi 25,80% pada hasil tes siklus I, meningkat menjadi 58,06% pada hasil tes siklus II, dan meningkat lagi menjadi 100% pada hasil tes siklus III. Pendekatan kontekstual dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berkompotisi di dalam menyusun karangan narasi sesuai dengan ciri-ciri karangan narasi. Perubahan tingkah laku atau sikap menjadi siswa yang kreatif tampak dalam pembelajaran menyusun karangan narasi. 2. Langkah-langkah pendekatan kontekstual di dalam kelas sangat mudah diterapkan dan sederhana, khususnya dalam meningkatkan kemampuan
108
menulis karangan narasi siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut. Mengingat langkah-langkah pendekatan kontekstual mengembangkan pemikiran bahwa anak belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri,
dan
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan
keterampilan barunya. Pendekatan kontekstual mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya, dan menciptakan masyarakat belajar (belajar berkelompok), karena sambil belajar mereka dapat bermain dan berkelompok sebagai masyarakat belajar.
5.2 Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan, sehubungan dengan hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut. 1. Guru hendaknya lebih memanfaatkan teknik pembelajaran yang sederhana dan inovatif seperti pendekatan kontekstual yang memiliki karakteristik seperti dijelaskan di atas. Dengan demikian, mutu pembelajaran menulis karangan narasi dapat meningkat. 2. Guru hendaknya mengusahakan media pembelajaran yang menarik dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa mudah menerapkan dalam belajar. 3. Guru hendaknya melakukan bimbingan secara klasikal maupun individual secara intensif pada saat melaksanakan kegiatan, karena hal ini sangat penting dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya.
109
4. Guru hendaknya memberikan penguatan kepada siswa baik verbal maupun nonverbal, agar dapat menumbuhkan kegairahan dan rasa percaya diri siswa dalam mengikuti pembelajaran.
110
DAFTAR PUSTAKA
Akhaidah, dkk. 1997. Buku Materi Pokok EPNA2203/2 SKS/Modul 1-6 Menulis I. Jakarta : Universitas Terbuka Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Yogyakarta : Rhineka Cipta Depdiknas, 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta : Depdiknas Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan sastra Indonesia : Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta ; Depdiknas Dewi, Ketut Sri. Dimensi Menulis Menurut KBK. Bahan Penelitian Guru Se-Bali, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Tidak diterbitkan Fudyartanto, Ki RBS. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta : Global Pustaka Utama. Hidayat, Kosadi, dkk, 1990. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung : Bina Cipta. Kerap, Gorys, 1985. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia Margono. S. 2000. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarata : PT. Rineka Cipta Miles, Matthew B, dan A Miichael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi. Jakarta : UI press Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nasir, Moh. 1988. Metode Penelitian Jakarta : Ghalia Indonesia Nasution. 1996. Metode Research penelitian Ilmiah. Bandung : Jemarrs. Nurkancana, Wayan dan Sumartana. 1986. Evaluasi pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
111
Paulo Freire, 1987 Cara Menjadikan Anak Bergairah Menulis. Bandung : Kaifa Popham, James W. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Penerjemah Amirul Hadi, dkk. Jakarta : Renika Cipta Cendekia Poewadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Mayasari Redana, I Made. 2008. Pedoman Penulisan Sekripsi, Tesis, dan Penelitian Ilmiah Denpasar Romli, Asep Syamsul M. 2005. Lincah Menulis Pandai Bicara : Panduan Ringkas Menulis artikel & teknik Berpidato di Depan Umum. Bandung : Nuans Ridwan, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Yogjakarta : Global Pustaka Utama Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Prenada Media Santoso, Puji. Dkk. 2006. Materi Pokok : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia 1-9 PGSD4405/3 SKS. Jakarta : Universitas Terbuka Setiadi, Hari. Tanpa Tahun. Penelitian Kinerja “Performane Assessment”. Materi Worksshop Pemantapan CTL Guru SMP di Semarang tanggal 21-26 juni 2006 Sudjana, Erien Komaruddin dan Atih Supriatih. 2006. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Bogor : Yudistira Sugiono. 2009. Metodelogi Penelitian. Bandung : Alfabeta Suparno, dan Muhammad Yunus. 2007. Panduan Kretif Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Bogor : Yudistira Tim Penyusun Kamus. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : balai Pustaka Tim Penulis. 2004. Modul Bahasa Indonesia Kurikulum SMP 2004. Jakarta : Depdiknas
112
Yulianto, Bambang. 2000. Kalimat Efektif. Materi Workshop Pemntapan CTL Guru SMP di Semarang tanggal 21-26 Juni 2006, dalam bentuk makalah Yulius, S. 1980. Kamus Baru Bahasa Indonesia. Surabaya : Usaha Nasional
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 2. Panduan Observasi 3. Tes Menulis Karangan Narasi 3.1
Tes awal
3.2
Tes Tindakan Siklus I
3.3
Tes Tindakan Siklus II
3.4
Tes Tindakan Siklus III
4. Data Hasil Pembelajaran 4.1
Data Hasil Tes Awal
4.2
Data Hasil Tes Siklus I
4.3
Data Hasil Tes Siklus II
4.4
Data hasil Tes Siklus III
5. Fhoto-fhoto Kegiatan
114
115
116
RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I
Sekolah
: SMP Negeri 1 Susut
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Standar Kompetensi : 1.2
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat madia
Kompetensi Dasar
: 2.12 Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif
Indikator
: 1.
Mampu menulis suatu kejadian dalam bentuk narasi serta membuat unsur-unsur yang melingkupinya secara kronologis
Waktu
: 4 x 40 Menit (2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menulis karangan narasi B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian narasi 2. Ciri-ciri narasi 3. Unsur intrinsik 4. Tahap penulisan 5. Jenis dan sifat narasi C. Metode 1. Kontruktivisne (constructivism) 2. Inkuiri (inquiri) 3. Masyarakat bertanya (learning community) 4. Bertanya (questioning)
117
D. Skenario Pembelajaran No
Kegiatan
Waktu
Metode
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Guru mengondisikan siswa agar siap belajar
10 menit
Konstruktivisme
55 menit
Masyarakat
1
Pendahuluan
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dicapai 3. Guru meminta siswa mengerjakan tes awal 4. Guru menjelaskan manfaat mempelajarai karangan narasi 2
Kegiatan Inti Eksplorasi
belajar
Dalam kegiatan eksplorasi, guru : 1. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
Pemodelan
2. Siswa diberikan contoh teks karangan narasi
Bertanya
dengan tema “Akibat Krisis Moneter” 3. Siswa diminta mengamati dan menemukan
4. Setiap kelompok diminta menulis karangan narasi berdasarkan tema yang disediakan guru kelompok
diminta
berdiskusi tentang kelemahan dan kebaikan karangan narasi yang disusunnya 6. Karangan narasi siswa yang terbaik di kelompoknya, diminta untuk dibacakan di depan kelas Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi : 1. Memfasilitasi
siswa
Penilaian autentik
unsur-unsur penting karangan narasi
5. Masing-masing
Inkuiri
mengidenfikasi
118
pengalaman menulis karangan narasi 2. Memfasilitasi siswa menentukan unsurunsur intrinsik narasi Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi : 1. Siswa lain diminta memberikan tanggapan sehubungan dengan karangan narasi yang dibacakan siswa 2. Bersama siswa, guru menyimpulkan bentuk, isi, dan bahasa karangan narasi 3. Guru memberi penguatan 3
Penutup
15 menit
1. Guru mengadakan refliksi terhadap proses dan hasil belajar
Refleksi Penilaian Autentik
2. Guru memberikan tes akhir untuk menyusun karangan narasi, yang bisa dikerjakan di kelas
E. Media dan Sumber Belajar 1. Cart bagan jenis karangan 2. Contoh karangan narasi dalam bentuk teks 3. Buku bahasa Indonesia 4. Buku “Argumentasi dan Narasi” yang dikarang oleh Dr. Gorys Keraf F. Penilaian 1. Teknik Penilaian
: Tes
2. Bentuk Instrumen
: Unjuk Kerja
3. Instrumen Susunlah sebuah karangan narasi dengan topik “Kesadaran Menjaga Kebersihan di Lingkungan Sekolah” 4. Teknik Penskoran
119
No
Aspek
Deskripsi
Skor
Skor Maksimal
(1)
(2)
(3)
1
Bentuk
Tata penulisan paragraf
1. Tata penulisan
benar dan rapi
paragraf 2. Kerapian tulisan
(4)
Tata penulisan paragraf
(5) 40
40
30
benar tetapi tidak rapi Tata penulisan paragraf
20
tidak benar tetapi rapi Tata penulisan paragraf
10
tidak benar dan tidak rapi 2
Kesesuaian Isi
30
Isi sesuai dengan tema Sebagian karangan
kecil tidak
isi
30
20
sesuai
dengan tema Sebagian besar isi tidak
10
sesuai dengan tema 3
Bahasa
Tidak ada kesalahan ejaan
Penggunaan ejaan
dan tanda baca
dan tanda baca
Terdapat sedikit kesalahan
30
30
20
ejaan dan tanda baca Sebagian besar ejaan dan
10
tanda baca salah Penggunaan
tanda
baca
0
dan ejaan salah semua Jml Skor maksimum
100
120
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut : Perolehan skor Nilai Akhir =
X 100 = ..... Skor maksimum
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Bangli, 10 April 2014 Mahasiswa Penelitian
Desak Putu Rasmini, S.Pd NIP. 19600212 198111 2 006
I Nyoman Sudarman NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2986
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Susut
Drs. I Ketut Ngebek Sukarsana NIP, 19541231 198003 1 268
121
RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II
Sekolah
: SMP Negeri 1 Susut
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Standar Kompetensi : 1.2
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat madia
Kompetensi Dasar
: 2.12 Menulis wacana yang bercorak naratif,
Indikator
: 1.
Mampu menulis suatu kejadian dalam bentuk narasi serta membuat unsur-unsur yang melingkupinya secara kronologis
Waktu
: 4 x 40 Menit (2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menulis karangan narasi B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian narasi 2. Ciri-ciri narasi 3. Unsur intrinsik 4. Tahap penulisan 5. Jenis dan sifat narasi C. Metode 1. Kontruktivisne (constructivism) 2. Inkuiri (inquiri) 3. Masyarakat bertanya (learning community) 4. Bertanya (questioning)
122
5.
Skenario Pembelajaran
No
Kegiatan
Waktu
Metode
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pendahuluan 1. Guru mengondisikan siswa agar siap belajar
10 menit
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang
Konstruktivis me
akan dicapai 3. Guru meminta siswa mengerjakan tes awal 4. Guru menjelaskan manfaat mempelajarai karangan narasi 2
Kegiatan Inti 55 menit
Eksplorasi
belajar
Dalam kegiatan eksplorasi : 1. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok 2. 2. Siswa diberikan contoh teks karangan narasi dengan tema “Budayakan Hidup Sehat” 3. Siswa diminta mengamati dan menemukan unsur-unsur penting karangan narasi 4. Setiap kelompok diminta menulis karangan narasi berdasarkan tema yang disediakan guru 5. Masing-masing kelompok diminta berdiskusi tentang kelemahan dan kebaikan karangan narasi yang disusunnya 6. Karangan narasi siswa yang terbaik di kelompoknya, diminta untuk dibacakan di depan kelas Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi : 1. Memfasilitasi
siswa
Masyarakat
mengidenfikasi
Pemodelan Bertanya Inkuiri Penilaian autentik
123
pengalaman menulis karangan narasi 2. Memfasilitasi
siswa
membandingkan
beberapa karangan narasi satu paragraf dengan judul yang sama 3. Memfasilitasi siswa menentukan unsur-unsur intrinsik narasi Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi : 1. Siswa lain diminta memberikan tanggapan sehubungan dengan karangan narasi yang dibacakan siswa 3. Bersama siswa, guru menyimpulkan bentuk, isi, dan bahasa karangan narasi 4. Guru memberi penguatan 3
Penutup
15 menit
1. Guru mengadakan refliksi terhadap proses dan hasil belajar
Refleksi Penilaian Autentik
2. Guru memberikan tes akhir untuk menyusun karangan narasi, yang bisa dikerjakan di kelas
6.
Media dan Sumber Belajar 1. Cart bagan jenis karangan 2. Contoh karangan narasi dalam bentuk teks 3. Buku bahasa Indonesia 4. Buku “Argumentasi dan Narasi” yang dikarang oleh Dr. Gorys Keraf
5.
Penilaian 1. Teknik Penilaian
: Tes
2. Bentuk Instrumen
: Unjuk Kerja
124
3. Instrumen Susunlah sebuah karangan narasi dengan topik “Pentingnya Penghijauan di Lingkungan Sekolah” No
Aspek
Deskripsi
Skor
Skor Maksimal
(1) 1
(2)
(3)
Bentuk
Tata penulisan paragraf benar dan
1. Tata penulisan
rapi
paragraf 2. Kerapian tulisan
Tata penulisan paragraf benar
(4)
(5)
40
40
30
tetapi tidak rapi Tata penulisan paragraf tidak
20
benar tetapi rapi Tata penulisan paragraf tidak
10
benar dan tidak 2
Kesesuaian Isi
Isi sesuai dengan tema
30
Sebagian kecil isi karangan tidak
20
30
sesuai dengan tema Sebagian besar isi tidak sesuai
10
dengan tema 3
Bahasa
Tidak ada kesalahan ejaan dan
Penggunaan ejaan
tanda baca
dan tanda baca
Terdapat sedikit kesalahan ejaan
30
30
20
dan tanda baca Sebagian besar ejaan dan tanda baca salah
10
Penggunaan tanda baca dan ejaan salah semua Jml Skor maksimum
0 100
125
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut : Perolehan skor Nilai Akhir =
X 100 = ..... Skor maksimum
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Bangli, 17 April 2014 Mahasiswa Penelitian
Desak Putu Rasmini, S.Pd NIP. 19600212 198111 2 006
I Nyoman Sudarman NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2986
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Susut
Drs. I Ketut Ngebek Sukarsana NIP, 19541231 198003 1 268
126
RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS III
Sekolah
: SMP Negeri 1 Susut
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Standar Kompetensi : 1.2
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat madia
Kompetensi Dasar
: 2.12 Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif
Indikator
: 1.
Mampu menulis suatu kejadian dalam bentuk narasi serta membuat unsur-unsur yang melingkupinya secara kronologis
Waktu
: 2 x 40 Menit (2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menulis karangan narasi B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian narasi 2. Ciri-ciri narasi 3. Unsur intrinsik 4. Tahap penulisan 5. Jenis dan sifat narasi C. Metode 1. Kontruktivisne (constructivism) 2. Inkuiri (inquiri) 3. Masyarakat bertanya (learning community) 4. Bertanya (questioning)
127
D. Skenario Pembelajaran No
Kegiatan
Waktu
Metode
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pendahuluan 1. Guru mengondisikan siswa agar siap 10 menit
Konstruktivisme
belajar 2. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dicapai 3. Guru meminta siswa mengerjakan tes awal 4. Guru menjelaskan manfaat mempelajarai karangan narasi 2
Kegiatan Inti 55 menit
Eksplorasi
belajar
Dalam kegiatan eksplorasi :
Pemodelan
1. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok 2. Siswa
diminta
menemukan
mengamati
unsur-unsur
dan penting
kelompok
diminta
menulis
karangan narasi berdasarkan tema yang disediakan guru 4. Masing-masing
kelompok
diminta
berdiskusi
tentang
kelemahan
dan
kebaikan
karangan
narasi
yang
disusunnya 5. Karangan narasi siswa yang terbaik di kelompoknya, diminta untuk dibacakan di depan kelas
Bertanya Inkuiri Penilaian
karangan narasi 3. Setiap
Masyarakat
autentik
128
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi : 1. Memfasilitasi
siswa
mengidenfikasi
pengalaman menulis karangan narasi 2. Memfasilitasi
siswa
membandingkan
beberapa karangan narasi satu paragraf dengan judul yang sama 3. Memfasilitasi siswa menentukan unsurunsur intrinsik narasi Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi : 1. Siswa
lain
diminta
memberikan
tanggapan sehubungan dengan karangan narasi yang dibacakan siswa 2. Bersama siswa, guru menyimpulkan bentuk, isi, dan bahasa karangan narasi 3. Guru memberi penguatan 3
Penutup 1. Guru
15 menit mengadakan
refliksi
terhadap
proses dan hasil belajar 2. Guru
memberikan
tes
Refleksi Penilaian Autentik
akhir
untuk
menyusun karangan narasi, yang bisa dikerjakan di kelas
E. Media dan Sumber Belajar 1. Cart bagan jenis karangan 2. Contoh karangan narasi dalam bentuk teks 3. Buku bahasa Indonesia 4. Buku “Argumentasi dan Narasi” yang dikarang oleh Dr. Gorys Keraf F. Penilaian 1. Teknik Penilaian
: Tes
129
2. Bentuk Instrumen
: Unjuk Kerja
3. Instrumen Susunlah sebuah karangan narasi dengan topik “Menjaga Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Hijau” 4. Teknik Penskoran No
Aspek
Deskripsi
Skor
Skor Maksimal
(1) 1
(2)
(3)
Bentuk
Tata penulisan paragraf benar dan
1. Tata penulisan
rapi
paragraf 2. Kerapian tulisan
Tata penulisan paragraf benar
(4)
(5)
40
40
30
tetapi tidak rapi Tata penulisan paragraf tidak
20
benar tetapi rapi Tata penulisan paragraf tidak
10
benar dan tidak rapi 2
Kesesuaian Isi
Isi sesuai dengan tema
30
Sebagian kecil isi karangan tidak
20
30
sesuai dengan tema Sebagian besar isi tidak sesuai
10
dengan tema 3
Bahasa
Tidak ada kesalahan ejaan dan
Penggunaan ejaan
tanda baca
dan tanda baca
Terdapat sedikit kesalahan ejaan
30
30
20
dan tanda baca Sebagian besar ejaan dan tanda
10
baca salah Penggunaan tanda baca dan ejaan
0
salah semua Jml Skor maksimum
100
130
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut : Perolehan skor Nilai Akhir =
X 100 = ..... Skor maksimum
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Bangli, 24 April 2014 Mahasiswa Penelitian
Desak Putu Rasmini, S.Pd NIP. 19600212 198111 2 006
I Nyoman Sudarman NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2986
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Susut
Drs. I Ketut Ngebek Sukarsana NIP, 19541231 198003 1 268
131
PEDOMAN OBSERVASI KELAS ACUAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Pelaksanaan Tindakan
: Siklus I, Siklus II dan siklus III
Kompetensi Dasar
: Menulis Karangan Narasi
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Tanggal Pelaksanaan
: 7 April 2014
No
Aspek/Komponen CTL
Skor 1
1
Kontruktivisme (construktivism) A. Menghubungkan materi dengan dunia nyata
2
B.
Pemaknaan ide
C.
Mendemonstrasikan ide
Menemukan (inquiry) A. Kegiatan observasi B.
Pengajuan dugaan
C.
Pengumpulan data
D. Penyimpulan 3
4
A. Motivasi guru kepada siswa untuk bertanya B.
Intensitas pertanyaan
C.
Kualitas pertanyaan
Masyarakat belajar (learning commonity) A. Teknik pembentukan kelompok B.
Dinamika kelompok
C.
Kerjasama dalam kelompok
D. Pendekatan guru terhadap kelompok 5
Pemodelan (modeling) A. Contoh dari siswa B. Contoh dari guru
6
Refleksi (reflection)
2
3
Skor 4
Maksimal 10
132
A. Kesan dan saran dari siswa terkait pembelajaran B. 7
Penguatan dari guru
Penilaian otentik (authentic assessment) A. Mengukur keterampilan/performansi B.
Penilaian proses
Jumlah
Skor perolehan
Nilai =
X 100 80
Nilai
Kualifikasi
86 – 100
Sangat baik
70 – 85
Baik
55 – 69
Cukup
40 – 54
Kurang
≤ 40
sangat kurang
Bangli, 7 April 2014 Observasi
I Nyoman Sudarman NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2986
133
PANDUAN OBSERVASI SISWA
1.
Reaksi atau tindakan siswa saat memulai pelajaran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
2.
Reaksi atau tindakan siswa saat proses penyampaian materi ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
3.
Reaksi atau tindakan siswa selama pembelajaran ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
4.
Hal-hal yang terjadi selama proses belajar mengajar ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
5.
Reaksi atau tindakan siswa selama evaluasi ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Bangli, 7 April 2014 Observasi
I Nyoman Sudarman NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2986
134
PANDUAN WAWANCARA GURU DENGAN SISWA
Subjek yang diwawancarai
: ......................................................................
Hari/tanggal
: ......................................................................
1.
Apakah anda senang dengan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual ? Mengapa ?
2.
Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual ? Apakah lebih memudahkan atau menyulitkan ? Apa yang membuat lebih memudahkan ? Apa yang membuat lebih menyulitkan ?
3.
Apakah yang menarik dari pembelajaran menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual ?
4.
Bagaimana perasan anda ketika mengikuti pelajaran ?
5.
Bagaimana pendapat anda tentang cara guru mengajar jika dibandingkan dengan cara mengajar sebelumnya ?
6.
Apa yang anda harapkan dari guru untuk pembelajaran selanjutnya ?
Bangli, 24 April 2014 Observasi
I Nyoman Sudarman NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2986
135
KISI-KISI TES AWAL, SIKLUS I, SIKLUS II DAN SIKLUS III
Kompetensi Dasar
Indikator
Menulis wacana
Siswa mampu
yang bercorak
menulis suatu
naratif, deskriptif,
kejadian, bentuk
ekspositoris, dan
narasi serta
argumentatif
membuat unsurunsur yang melingkupinya secara kronologis
Bentuk Tes Unjuk kerja
Jumlah Soal 1 (satu) butir
136
PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP NEGERI 1 SUSUT Jln. Sahadewa, Sulahan, Susut – Bangli, Telp (0366) 91816, Kode Pos 80661, Email
[email protected]
TES AWAL
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: VIII B
Tanggal
: 7 April 2014
Waktu
: 20 menit
Soal : 1. Susunlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut. a. Tema : Manfaat Menuntut Ilmu b. Karangan yang disusun cukup satu paragraf saja !
137
PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP NEGERI 1 SUSUT Jln. Sahadewa, Sulahan, Susut – Bangli, Telp (0366) 91816, Kode Pos 80661, Email
[email protected]
TES SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: VIII B
Tanggal
: 10 April 2014
Waktu
: 20 menit
Soal : 1. Susunlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut. a. Tema : Kesadaran Menjaga Kebersihan di Lingkungan Sekolah b. Karangan yang disusun cukup satu paragraf saja !
138
PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP NEGERI 1 SUSUT Jln. Sahadewa, Sulahan, Susut – Bangli, Telp (0366) 91816, Kode Pos 80661, Email
[email protected]
TES SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: VIII B
Tanggal
: 17 April 2014
Waktu
: 20 menit
Soal : 1. Susunlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut. a. Tema : Pentingnya Penghijauan di Lingkungan Sekolah b. Karangan yang disusun dengan tiga paragraf !
139
PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP NEGERI 1 SUSUT Jln. Sahadewa, Sulahan, Susut – Bangli, Telp (0366) 91816, Kode Pos 80661, Email
[email protected]
TES SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: VIII B
Tanggal
: 24 April 2014
Waktu
: 30 menit
Soal : 1. Susunlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut. a. Tema : Menjaga Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Hijau b. Karangan yang disusun dengan empat paragraf !
140
ANALISIS HASIL TES AWAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 SUSUT BANGLI
Banyak Soal : 1 butir
Pokok Bahasan
: Menulis Karangan Narasi
Jumlah Soal
Hari/tanggal
: Senin, 7 April 2014
No
: 31 lembar
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar (9)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
20
20
20
60
6
Cukup
2
I W. Krisna Widya P
20
20
20
60
6
Cukup
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
30
20
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
20
20
20
60
6
Cukup
5
Ni Kdk Ariastuti
30
30
20
80
8
Baik
6
I Gst. A. Ari Pradani
20
20
20
60
6
Cukup
7
Dw. Ari Wikananda
20
20
20
60
6
Cukup
8
Ni Wayan Arini
20
20
20
60
6
Cukup
9
I Gede Artawan
20
20
20
60
6
Cukup
10
Ni Putu A. Tejawati
20
20
20
60
6
Cukup
11
I Ketut Budiarta
20
20
10
50
5
Cukup
12
I Wyn. Budiartana
20
20
20
60
6
Cukup
13
Ni Ketut Cermen
20
10
20
50
5
Cukup
14
I Gd. D. Lascarya
20
20
20
60
6
Cukup
15
I Wyn. Darmawan
20
20
20
60
6
Cukup
141
16
Ni Komang Deviani
20
20
20
60
6
Cukup
17
I Wyn Eka Indrayasa
20
20
20
60
6
Cukup
18
Ni Wayan Ekayanti
20
10
20
50
5
Cukup
19
I Nyoman Endrawan
20
20
20
60
6
Cukup
20
I Ngh. E. Purwanto
20
20
20
60
6
Cukup
21
I Dw. Md. Putra N.
20
20
20
60
6
Cukup
22
Ni Putu Mayoni
20
20
20
60
6
Cukup
23
Ni Kdk A. Miliyanti
20
30
20
60
6
Cukup
24
Dw Gd. Oka Ari P.
20
20
20
60
6
Cukup
25
Ni Ngh. Riastini
20
30
10
60
6
Cukup
26
Ni Wyn Risa Febian
20
20
20
60
6
Cukup
27
Ni Wyn Srinadi
20
20
10
50
5
Cukup
28
Ni Luh Putu Suartini
20
20
20
60
6
Cukup
29
I Wayan Widiasa
20
20
20
60
6
Cukup
30
S.A. Md. Antari
20
20
20
60
6
Cukup
31
I Kdk Yoga M. Nadi
20
20
20
60
6
Cukup
640
630
590
1860
186
Jumlah Rata-rata kelas Daya serap Ketuntasan kelas
6,0 6,0% 6,45 %
142
No
Kategori
(1)
(2)
Rentanga n Skor (3)
Skor Standar (x) (4)
Frekuensi (f)
Persen
(5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
(7)
1
Istimewa
9,5 - 10
10
0
0
0%
2
Baik sekali
8,5 - 9
9
0
0
0%
3
Baik
7,5 - 8
8
2
16
6,45%
Rata Rata Nilai (8)
186 31 = 6,0
4
L.d. cukup
6,5 - 7
7
0
0
0 (cukup)
5
Cukup
5,5 - 6
6
25
150
80,65%
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
4
20
12,90%
7
Kurang
3,5 - 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 - 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. sekali
0,5 - 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
186
100%
Jumlah
143
ANALISIS HASIL TES SIKLUS I MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 SUSUT BANGLI
Banyak Soal : 1 butir
Pokok Bahasan
: Menulis Karangan Narasi
Jumlah Soal
Hari/tanggal
: Senin, 10 April 2014
No
: 31 lembar
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
20
30
30
80
8
Baik
2
I W. Krisna Widya P
20
20
20
60
6
Cukup
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
30
20
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
20
20
20
60
6
Cukup
5
Ni Kdk Ariastuti
30
20
30
80
8
Baik
6
I Gst. A. Ari Pradani
20
20
20
60
6
Cukup
7
Dw. Ari Wikananda
30
30
20
80
8
Baik
8
Ni Wayan Arini
20
20
20
60
6
Cukup
9
I Gede Artawan
20
20
20
60
6
Cukup
10
Ni Putu A. Tejawati
30
30
20
80
8
Baik
11
I Ketut Budiarta
20
20
20
60
6
Cukup
12
I Wyn. Budiartana
20
20
20
60
6
Cukup
13
Ni Ketut Cermen
20
20
20
60
6
Cukup
14
I Gd. D. Lascarya
20
20
20
60
6
Cukup
15
I Wyn. Darmawan
20
20
20
60
6
Cukup
(1)
144
16
Ni Komang Deviani
30
30
20
80
8
Baik
17
I Wyn Eka Indrayasa
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
18
Ni Wayan Ekayanti
30
20
20
70
7
Ld. Cukup
19
I Nyoman Endrawan
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
20
I Ngh. E. Purwanto
20
20
20
60
6
Cukup
21
I Dw. Md. Putra N.
30
20
20
70
7
Ld. Cukup
22
Ni Putu Mayoni
30
30
20
80
8
Baik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
24
Dw Gd. Oka Ari P.
20
20
20
60
6
Cukup
25
Ni Ngh. Riastini
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
26
Ni Wyn Risa Febian
30
30
20
80
8
Baik
27
Ni Wyn Srinadi
20
20
20
60
6
Cukup
28
Ni Luh Putu Suartini
20
20
20
60
6
Cukup
29
I Wayan Widiasa
20
30
20
70
7
Ld. Cukup
30
S.A. Md. Antari
20
20
30
70
7
Ld. Cukup
31
I Kdk Yoga M. Nadi
30
20
20
70
7
Ld. Cukup
Jumlah
680
730
640
2110
211
Rata-rata kelas Daya serap Ketuntasan kelas
6,8 6,8% 25,80 %
145
No
Kategori
Rentangan Skor
(1)
(2)
1
Istimewa
Fre kuensi (f) (5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
Persen
(3)
Skor Standar (x) (4)
9,5 – 10
10
0
0
0%
(7)
2
Baik sekali
8,5 – 9
9
0
0
0%
3
Baik
7,5 – 8
8
8
64
25,80%
RataRata Nilai (8)
211 31 = 6,8 (cukup)
4
L.d. cukup
6,5 – 7
7
9
63
29,04%
5
Cukup
5,5 – 6
6
14
84
45,16%
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
0
0
0%
7
Kurang
3,5 – 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 – 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. sekali
0,5 – 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
211
100%
Jumlah
146
ANALISIS HASIL TES SIKLUS II MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 SUSUT BANGLI
Banyak Soal : 1 butir
Pokok Bahasan
: Menulis Karangan Narasi
Jumlah Soal
Hari/tanggal
: Senin, 17 April 2014
No
: 31 lembar
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar (9)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
20
30
30
80
8
Baik
2
I W. Krisna Widya P
30
30
20
80
8
Baik
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
30
20
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
30
30
20
80
8
Baik
5
Ni Kdk Ariastuti
30
20
30
80
8
Baik
6
I Gst. A. Ari Pradani
20
30
20
70
7
L.d Cukup
7
Dw. Ari Wikananda
30
30
20
80
8
Baik
8
Ni Wayan Arini
30
20
30
80
8
Baik
9
I Gede Artawan
30
30
20
70
7
L.b Cukup
10
Ni Putu A. Tejawati
30
30
20
80
8
Baik
11
I Ketut Budiarta
30
20
20
70
7
L.d Cukup
12
I Wyn. Budiartana
20
30
20
70
7
L.d Cukup
13
Ni Ketut Cermen
20
30
20
70
7
L.d Cukup
14
I Gd. D. Lascarya
30
30
20
80
8
Baik
15
I Wyn. Darmawan
20
20
30
70
7
L.d Cukup
147
16
Ni Komang Deviani
30
30
20
80
8
Baik
17
I Wyn Eka Indrayasa
30
30
20
80
8
Baik
18
Ni Wayan Ekayanti
30
20
30
80
8
Baik
19
I Nyoman Endrawan
30
20
20
70
7
L.d Cukup
20
I Ngh. E. Purwanto
30
20
20
70
7
L.d Cukup
21
I Dw. Md. Putra N.
30
30
20
80
8
Baik
22
Ni Putu Mayoni
30
30
20
80
8
Baik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
30
30
20
80
8
Baik
24
Dw Gd. Oka Ari P.
30
20
30
80
8
Baik
25
Ni Ngh. Riastini
30
20
20
70
7
L.d Cukup
26
Ni Wyn Risa Febian
30
300
20
80
8
Baik
27
Ni Wyn Srinadi
30
20
20
70
7
L.d Cukup
28
Ni Luh Putu Suartini
30
20
20
70
7
L.d Cukup
29
I Wayan Widiasa
30
30
20
80
8
Baik
30
S.A. Md. Antari
30
20
20
70
7
L.d Cukup
31
I Kdk Yoga M. Nadi
20
30
20
70
7
L.d Cukup
Jumlah
870
810
680
2350
235
Rata-rata kelas Daya serap Ketuntasan kelas
7,58 7,58% 58,06 %
148
No
Kategori
Rentangan Skor
(1)
(2)
1
Istimewa
Frekuensi (f)
(3)
Skor Standar (x) (4)
Persen
(5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
9,5 – 10
10
0
0
0%
(7)
2
Baik sekali
8,5 – 9
9
0
0
0%
3
Baik
7,5 – 8
8
18
144
58,06%
4
L.d. cukup
6,5 – 7
7
13
91
41,94%
5
Cukup
5,5 – 6
6
0
0
6%
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
0
0
5%
7
Kurang
3,5 – 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 – 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. sekali
0,5 – 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
235
100%
Jumlah
Rata Rata Nilai (8)
235 31 = 7,58 (baik)
149
ANALISIS HASIL TES SIKLUS III MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 SUSUT BANGLI
Banyak Soal : 1 butir
Pokok Bahasan
: Menulis Karangan Narasi
Jumlah Soal
Hari/tanggal
: Senin, 24 April 2014
No
: 31 lembar
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
Skor
Ket.
1
2
3
Mentah
Standar
Belajar
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
30
30
20
80
8
Baik
2
I W. Krisna Widya P
30
20
30
80
8
Baik
3
I Kmg. Adi D. Guna
30
20
30
80
8
Baik
4
I Wayan Ardana
30
30
20
80
8
Baik
5
Ni Kdk Ariastuti
30
30
30
90
9
Sgt. Baik
6
I Gst. A. Ari Pradani
30
30
20
80
8
Baik
7
Dw. Ari Wikananda
30
30
20
80
8
Baik
8
Ni Wayan Arini
30
20
30
80
8
Baik
9
I Gede Artawan
30
30
20
80
8
Baik
10
Ni Putu A. Tejawati
30
30
20
80
8
Baik
11
I Ketut Budiarta
20
30
30
80
8
Baik
12
I Wyn. Budiartana
30
30
20
80
8
Baik
13
Ni Ketut Cermen
20
30
30
80
8
Baik
14
I Gd. D. Lascarya
20
30
30
80
8
Baik
15
I Wyn. Darmawan
30
30
20
80
8
Baik
(1)
150
16
Ni Komang Deviani
30
20
30
80
8
Baik
17
I Wyn Eka Indrayasa
20
30
30
80
8
Baik
18
Ni Wayan Ekayanti
30
30
20
80
8
Baik
19
I Nyoman Endrawan
30
30
20
80
8
Baik
20
I Ngh. E. Purwanto
20
30
30
80
8
Baik
21
I Dw. Md. Putra N.
30
30
20
80
8
Baik
22
Ni Putu Mayoni
30
30
20
80
8
Baik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
30
30
20
80
8
Baik
24
Dw Gd. Oka Ari P.
30
30
20
80
8
Baik
25
Ni Ngh. Riastini
30
30
20
80
8
Baik
26
Ni Wyn Risa Febian
30
30
20
80
8
Baik
27
Ni Wyn Srinadi
20
30
30
80
8
Baik
28
Ni Luh Putu Suartini
30
20
30
80
8
Baik
29
I Wayan Widiasa
30
30
20
80
8
Baik
30
S.A. Md. Antari
30
30
20
80
8
Baik
31
I Kdk Yoga M. Nadi
20
30
30
80
8
Baik
860
880
750
2490
249
Jumlah Rata-rata kelas Daya serap Ketuntasan kelas
8,03 8,03% 100 %
151
No
Kategori
Rentangan Skor
Frekuensi (f)
(3)
Skor Standar (x) (4)
(1)
(2)
Persen
(5)
Jumlah Nilai (fx) (6)
(7)
1
Istimewa
9,5 - 10
10
0
0
0%
2
Baik sekali
8,5 - 9
9
1
9
3,22%
Rata Rata Nilai (8)
3
Baik
7,5 - 8
8
30
240
96,78%
249 31
4
L.d. cukup
6,5 - 7
7
0
0
0%
= 8,03
5
Cukup
5,5 - 6
6
0
0
0%
(Baik)
6
H.Cukup
4,5 – 5
5
0
0
0%
7
Kurang
3,5 - 4
4
0
0
0%
8
K. sekali
2,5 - 3
3
0
0
0%
9
Buruk
1,5 – 2
2
0
0
0%
10
Brk. sekali
0,5 - 1
1
0
0
0%
11
S.b. sekali
0 – 0,4
0
0
0
0%
31
249
100%
Jumlah
152
REKAPITULASI HASIL TES AWAL, SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III, MENULIS KARANGAN NARASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 SUSUT BANGLI
No
(1)
Nama Siswa
(2)
Nilai Rata-rata
Ket.
Tes
Tes
Tes
Tes
Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
I Dw. Md. Wiatmaja
6
8
8
8
Naik
2
I W. Krisna Widya P
6
6
8
8
Naik
3
I Kmg. Adi D. Guna
8
8
8
8
Naik
4
I Wayan Ardana
6
6
8
8
Naik
5
Ni Kdk Ariastuti
8
8
8
9
Naik
6
I Gst. A. Ari Pradani
6
6
7
8
Naik
7
Dw. Ari Wikananda
6
8
8
8
Naik
8
Ni Wayan Arini
6
6
8
8
Naik
9
I Gede Artawan
6
6
7
8
Naik
10
Ni Putu A. Tejawati
6
8
8
8
Naik
11
I Ketut Budiarta
5
6
7
8
Naik
12
I Wyn. Budiartana
6
6
7
8
Naik
13
Ni Ketut Cermen
5
6
7
8
Naik
14
I Gd. D. Lascarya
6
6
8
8
Naik
15
I Wyn. Darmawan
6
6
7
8
Naik
153
16
Ni Komang Deviani
6
8
8
8
Naik
17
I Wyn Eka Indrayasa
6
7
8
8
Naik
18
Ni Wayan Ekayanti
5
7
8
8
Naik
19
I Nyoman Endrawan
6
7
7
8
Naik
20
I Ngh. E. Purwanto
6
6
7
8
Naik
21
I Dw. Md. Putra N.
6
7
8
8
Naik
22
Ni Putu Mayoni
6
8
8
8
Naik
23
Ni Kdk A. Miliyanti
6
7
8
8
Naik
24
Dw Gd. Oka Ari P.
6
6
8
8
Naik
25
Ni Ngh. Riastini
6
7
7
8
Naik
26
Ni Wyn Risa Febian
6
8
8
8
Naik
27
Ni Wyn Srinadi
5
6
7
8
Naik
28
Ni Luh Putu Suartini
6
6
7
8
Naik
29
I Wayan Widiasa
6
7
8
8
Naik
30
S.A. Md. Antari
6
7
7
8
Naik
31
I Kdk Yoga M. Nadi
6
7
7
8
Naik
154
Foto 1. Guru sedang membuka pelajaran
Foto 2. Guru memberikan penjelasan tentang lankah-langkah menulis narasi
155
Foto 3. Guru menegur siswa yang tidak konsentrasi di dalam kelas
Foto 4. Guru memberikan pembinaan kepada siswa tentang menulis karangan narasi
156
Foto 5. Siswa sedang menyimak penjelasan guru
Foto 6. Salah satu kelompok siswa sedang mempersentasikan kasil karangan
157
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: I Nyoman Sudarman
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/ tanggal lahir
: Kayubihi, 12 Mei 1981
Agama
: Hindu
Alamat
: Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kab. Bangli
Pekerjaan
: Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar
Status
: Belum kawin
Riwayat Pendidikan
:
1. SD
: SD Negeri 1 Kayubihi Tahun 1992
2. SMP
: SMP Negeri 1 Bangli Tahun 1995
3. SMU
: SMU Negeri 2 Bangli Tahun 1998
Hobi
: Bersepeda, melukis