MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEYAMPAIKAN PENDAPAT MELALUI METODE DEBAT DI KELAS VIII 2 SMP NEGERI 1 BATAGHARI JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Oleh HERLINA GJA 12 B111003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014
1
2
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 yang disusun oleh Herlina GJA 12 B 111003 diperiksa dan disetujui untuk diujikan dalam Sidang Dewan Penguji.
Jambi, Juni 2014 Pembimbing I
Drs. Larlen, M.Pd NIP 195903101987031003
Jambi,
Juni 2014
Pembimbing II
Drs. Eddy Pahar Harahap, M.Pd NIP 196104081987101001
3
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 yang disusun oleh Herlina GJA 12 B 111003 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 23 Juni 2014.
Dewan Penguji: 1. Drs. Larlen, M.Pd
Ketua
1. ..............................
Sekretaris
2. ..............................
Penguji Utama
3. ..............................
Anggota
4. ..............................
Anggota
5. ..............................
NIP 195903101987031003
2. Drs. Eddi Pahar Harahap, M.Pd NIP 196104081987031003
3. Drs.Aripudin, M.Hum NIP 196804211993031002
4. Albertus Sinaga, M.Pd NIP 195806061986031005
5. Drs.Andiopenta,M.Hum NIP 196609161991031003
Mengesahkan,
Jambi,
Dekan FKIP
Ketua Jurusan PBS
Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc. NIP 195904231986031004
Dra. Hj. Yusra D., M.Pd. NIP 1963102411988032001
4
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
: Herlina
NIM
: GJA 12 B 111003
Program Studi
: S1 PGSM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Seni
Menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Jambi,
Juni 2014
Materai 6000
Herlina NIM. GJA 12 B 111003
5
ABSTRAK
Herlina. 2014. “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi”. Skripsi Program Studi S1 PGSM Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. FKIP Universitas Jambi. Pembimbing (I) Drs. Larlen, M.Pd Pembimbing (II) Drs. Eddy Fahar Harahap, M.Pd Kata Kunci : Menyampaikan pendapat, metode debat. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat melalui metode debat. Berdasarkan pengamatan selama proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Batanghari Jambi khususnya di kelas VIII 2 sebagian besar siswa belum mampu menyampaikan pendapat. Dengan demikian siswa hanya memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65. Ketidakmampuan siswa dalam menyampaikan pendapat akibat masih rendahnya pemahaman siswa tentang pentingnya mengemukakan pendapat terutama untuk meningkatkan keterampilan berbicara bagi setiap siswa. Pembelajaran menyampaikan pendapat terdapat dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas VIII. Hal ini menuntut siswa agar terampil berbicara, mengingat keterampilan berbicara sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui metode debat diharapkan kemampuan siswa menyampaikan pendapat dapat meningkat. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi data-data. Data terkumpul diolah secara kuantitatif. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa melalui metode debat dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa menyampaikan pendapat dalam sebuah diskusi. Hasil tindakan masing-masing siklus diharapkan dapat meningkat secara bertahap. Hal ini diperoleh gambaran dari hasil tindakan siklus I dengan nilai ratarata klasikal 68 atau 70 %. Sedangkan hasil tindakan siklus II diperoleh nilai ratarata klasikal 71.3 dengan prosentase ketuntasan 86 %. Berdasarkan pelaksanaan siklus I dan siklus II tersebut, dapat dipertimbangkan sebagai alternatif pembelajaran menyampaikan pendapat melalui metode debat sebagai salah satu metode dalam materi pembelajaran berbicara.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunianya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 PGSM Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan serta dorongan yang tak ternilai dari berbagai pihak: 1.
Drs. Larlen, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi I.
2.
Drs. Eddy Pahar Harahap, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi II.
3.
Dra. Yusra D., M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan Universitas Jambi
4.
Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc. sebagai Dekan FKIP Universitas Jambi
5.
Drs. Baharuddin HS, M.Pd.I sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1 Batanghari
6.
Rekan-rekan serta pihak lain yang membantu penulisan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7.
Suami tercinta Pulno Adambas dan anak-anak Yogi Pulendra dan Yosa Riyandari yang telah memberi dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Jambi,
Juni 2014
Penulis
7
DAFTAR ISI Hala man
Halaman Judul ......................................................................................................i Halaman Persetujuan Pembimbing ........................................................................ii Halaman Pengesahan .............................................................................................iii Pernyataan ............................................................................................................iv Abstrak .................................................................................................................v Kata Pengantar ......................................................................................................vi Daftar Isi ...............................................................................................................vii Daftar Tabel ..........................................................................................................ix Daftar Lampiran ....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................4 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas .......................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................5 2.1 Pengertian Berbicara dan Kemampuan Berbicara ...........................................5 2.2 Pengertian Debat ............................................................................................8 2.3 Jenis-jenis Debat ............................................................................................9 2.4 Kerangka Berfikir ...........................................................................................10 2.5 Hipotesis Tindakan .........................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................14 3.1 Subjek Penelitian ............................................................................................14
8
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................................14 3.3 Prosedur Penelitian .........................................................................................14 3.3.1 Perencanaan ..........................................................................................14 3.3.2 Tindakan ...............................................................................................16 3.3.3 Observasi dan Evaluasi ..........................................................................18 3.3.4 Analisis dan Refleksi ............................................................................19 3.4 Teknik Analisa Data .......................................................................................20 3.5 Kriteria Keberhasilan PTK .............................................................................22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................23 4.1 Hasil Penelitian ..............................................................................................23 4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ........................................................................23 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II .......................................................................29 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................................32 4.2.1 Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus I dan II ......................................33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................35 5.1 Simpulan .......................................................................................................35 5.2 Saran ..............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................36 Lampiran ..............................................................................................................
9
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Skor Penilaian ..................................................................................................22 2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I ...............................................................25 3. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................26 4. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II ..............................................................31 5. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II .................................................32 6. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ...........................................33 7. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa antara Siklus I dan Siklus II .......................33 8. Hasil Belajar Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi ......................................47 9. Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus I ......................49 10. Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus I .....................51
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................................................37 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...............................................................................40 3. Format Penilaian Unjuk Kerja ...........................................................................41 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ....................................................42 5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...............................................................................45 6. Format Penilaian Unjuk Kerja ...........................................................................46
11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terdiri atas komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek keterampilan. Keempat aspek keterampilan itu adalah mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek itu saling terkait dan saling melengkapi, sehingga setiap satuan pendidikan keempat aspek ini dikembangkan oleh guru ketika melaksanakan proses pembelajaran secara terpadu. Berbicara merupakan salah satu bentuk wujud lisan dalam berkomunikasi. Proses komunikasi yang baik dan efektif tidak hanya berkaitan dengan apa yang dikatakan seseorang, tetapi juga bagaimana seseorang itu mengatakannya. Tentunya, sebelum pesan itu diucapkan terlebih dahulu secara otomatis pesan diolah dan diorganisasikan dalam otak setelah itu baru pesan dilontarkan melalui alat artikulasi dalam bentuk ujaran-ujaran saat itu pesan siap untuk disampaikan. Persoalannya adalah apakah setiap individu mampu mengujarkan pesan yang terorganisasi dalam pikiran menjadi bentuk ujaran yang mudah dimengerti si penerima pesan? Proses berbicara
merupakan
suatu
seni penyampaian
pesan
yang
membutuhkan
pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang harus dimiliki seseorang dalam etika berbicara. Selama ini guru hanya menugaskan siswa berdiskusi berdasarkan materi pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum tanpa memberi penilaian sikap, keterampilan berbicara dan penilaian etika berbicara dari siswa.
12
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP),
khususnya
pada
pembelajaran berbicara, menitikberatkan pada proses pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berbicara agar para siswa memiliki kemampuan pemahaman dan penerapan tentang berbicara, sehingga mampu dan terampil
berbicara. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga dinyatakan bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pernyataan tersebut berimplikasi bahwa siapa pun yang mempelajari suatu bahasa pada hakikatnya sedang belajar berkomunikasi. Thompson (2003:1) menyatakan bahwa komunikasi merupakan fitur mendasar dari kehidupan sosial dan bahasa merupakan komponen utamanya. Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa kegiatan berkomunikasi tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbahasa. Pembelajaran berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan berbicara di SMP merupakan kelanjutan pembelajaran bahasa di SD. Bila pembelajaran di SD baru merupakan dasar dan masih mengenai hal-hal yang sederhana, pembelajaran berbicara di SMP sudah merupakan pengembangan dari pembelajaran yang diberikan di tingkat sekolah dasar. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa dan memfokuskan pada siswa aktif, yaitu mengikuti kaidah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Salah satu kompetensi dasar (KD) berbicara yang tertuang dalam standar isi yang harus dikuasai oleh siswa adalah menyampaikan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran KD ini adalah siswa mampu menyampaikan pendapat dalam diskusi. Hal ini merupakan
13
salah satu wadah dan sarana siswa belajar berbicara dan sangat penting bagi siswa sehingga mampu dan terampil berbahasa Indonesia. Kemampuan menyampaikan pendapat dalam diskusi siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi masih di bawah kriteria ketentuan minimal. Hal ini terbukti dari tes kemampuan awal siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi. Siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapat, tidak semua siswa mampu berbicara (menanggapi), beberapa siswa menyampaikan pendapat terbatas pada satu kalimat saja tanpa menyertakan alasan dan bukti. Hasil pembelajaran tidak seperti yang diharapkan. Perolehan nilai siswa untuk materi menyampaikan pendapat dalam diskusi tidak memuaskan. Berdasarkan hasil refleksi diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran para siswa banyak yang mengeluh, rata-rata siswa kesulitan mengungkapkan pendapat (berbicara), sebagian beralasan malu, takut ditertawakan teman dan alasan lainnya. Menyampaikan pendapat itu sulit dan merupakan gambaran kegagalan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa permasalahan ini merupakan hal yang urgen untuk dicari solusinya agar siswa mampu menyampaikan pendapat. Untuk itu, peneliti mencari solusi dengan menggunakan metode pembelajaran yaitu Debat. Metode debat merupakan model pembelajaran
yang
menumbuhkan
kreatifitas
dan
keaktifan
siswa
untuk
menyampaikan gagasan atau pendapat secara terbuka yang melibatkan semua siswa di dalam kelas. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul ”Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan
14
Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014”. 1.2 Rumusan Masalah “Apakah penggunaan metode debat dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat di kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014? 1.3 Tujuan PTK Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi penggunaan metode debat dalam meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan pendapat pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.4
Manfaat Hasil PTK Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi siswa, untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam menyampaikan pendapat pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.4.2 Bagi guru, dapat menemukan media yang cocok untuk dapat meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.4.3 Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Berbicara dan Kemampuan Berbicara Berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata yang mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan. Tarigan (2007: 15) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sejalan dengan Tarigan, Moeliono, dkk (1988: 114) mengatakan bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan. Hal ini sependapat dengan Tarigan (1998: 34) mengatakan berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kemampuan berbicara siswa juga dipengaruhi oleh kemampuan komunikatif. Menurut Utari dan Nababan (1993) kemampuan komunikatif adalah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk bahasa dan makna-makna bahasa tersebut, dan kemampuan untuk menggunakannya pada saaat kapan dan kepada siapa. Pengertian ini dilengkapi oleh Ibrahim (2001) bahwa kemampuan komunikatif adalah kemampuan bertutur dan menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi, situasi, serta norma-norma berbahasa dalam masyarakat yang sebenarnya. Berbicara adalah kegiatan berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah kegiatan mendengarkan. Berdasarkan bunyibunyi bahasa yang didengar itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu berbicara. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik, 5
16
pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosa kata yang bersangkutan. Disamping itu diperlukan juga penguasaan masalah dan gagasan yang akan disampaikan, serta mampu memahami bahasa lawan bicara. Kegiatan berbicara diperlukan penguasaan lambang bunyi yang baik untuk keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Lambang yang berupa tandatanda visual seperti yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca dan menulis tidak diperlukan. Itulah sebabnya orang yang buta huruf pun dapat melakukan aktivitas berbicara secara baik. Kenyataan ini membuktikan bahwa penguasaan bahasa lisan (bicara) lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan. Berbicara tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menyimak atau mendengarkan. Melalui berbicara seseorang menyampaikan informasi kepada orang lain. Pelaksanaan pembelajaran bahasa, khususnya pengembangan keterampilan berbicara, guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia dan kebutuhan siswa. Keberhasilan pembelajaran berbicara tentu terkait dengan berbagai faktor, diantaranya bagaimana guru merumuskan indikator dan tujuan, mengorganisasikan bahan, mengkonstruk alat evaluasi, mengemas kegiatan, memilih metode dan teknik yang sesuai, serta menggunakan sumber dan media pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas bahwa untuk melakukan kegiatan berbicara ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: (1) pokok pembicaraan, (2) bahasa, (3) tujuan, (4) sarana, (5) interaksi. Salah satu bentuk berbicara dalam kelompok yang banyak digunakan dalam masyarakat adalah diskusi atau bertukar pikiran. Diskusi dapat dimaknai suatu cara
17
untuk memecahkan masalah dengan proses berpikir. Tarigan menyatakan diskusi berarti pembicaraan antar dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah. Hal ini sependapat dengan Moeliono, dkk,(1988: 209) diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk membahas suatu masalah. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa esensi diskusi adalah (1) partisipan lebih dari dua orang, (2) dilaksanakan dengan bersemuka, (3) menggunakan bahasa lisan, (4) tujuannya untuk mendapatkan kesepakatan bersama, (5) dilakukan melalui tukar menukar informasi dan tanya jawab. Menurut Kisyani (2003: 23) suatu diskusi akan berhasil dengan baik apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu, (1) peserta dapat menerima tujuan diskusi, (2) peserta memahami permasalahan yang akan didiskusikan, (3) peserta memiliki rasa tanggung jawab untuk kelancaran diskusi dan memiliki rasa tenggang rasa serta saling menghormati, (4) pemimpin diskusi dan pembicara (kalau ada) merupakan orang yang tegas, berwibawa, dan dihormati peserta diskusi, (5) pemimpin diskusi menjamin kebebasan para peserta diskusi untuk mengeluarkan pendapat. Selama berdiskusi setiap peserta berhak untuk berbicara atau berpendapat. Pendapat dalam diskusi dapat berupa persetujuan, sanggahan, atau penolakan. Dalam berdiskusi, sering terjadi silang pendapat antarpeserta diskusi. Namun, ada juga antara peserta yang satu memiliki pendapat yang sama dengan peserta yang lain. Persetujuan terhadap pendapat peserta lain ini tentu harus diikuti dengan argumen sehingga menyakinkan peserta diskusi. Menyampaikan sanggahan terhadap pendapat orang lain yang berbeda haruslah disampaikan dengan cara yang baik dan bahasa yang santun. Agar
18
sanggahan dapat diterima orang lain, sanggahan harus diikuti dengan bukti-bukti atau alasan yang logis. Penolakan terhadap pendapat orang lain harus mempertimbangkan perasaan orang yang mengajukan pendapat. Penolakan pendapat harus disertai dengan alasan yang masuk akal. 2.2 Pengertian Debat Debat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 209) adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Asidi (1982: 59) debat adalah proses komunikasi lisan yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat akan menyatakan argumen, memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan berdebat atau pihak lain yang mendengarkan perdebatan itu menjadi yakin dan berpihak padanya. Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi yang secara aktif melibatkan semua siswa. Siswa berani mengungkapkan dan mempertahankan pendapat serta gagasan yang dimilikinya dengan benar dan logis melalui debat. Dua kelompok dihadapkan pada sebuah masalah yang sama tetapi berbeda pendapat, kelompok satu berada pada kelompok yang menyetujui pendapat sedangkan kelompok lawannya menolak pendapat.
19
2.3 Jenis-jenis Debat Menurut Tarigan dalam bukunya berbicara sebagai keterampilan berbahasa (1984: 90-92), juga membagi macam debat berdasarkan bentuk, maksud dan metodenya, maka dapat diklasifikasikan atas tipe-tipe atau kategori, sebagai berikut: a.
Debat Parlementer/Majelis (assembly or parlementary debating) Adapun maksud dan tujuan majelis ialah untuk memberi dan menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya pun berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.
b.
Debat Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu (cross-examination debating) Adapun maksud dan tujuan perdebatan ini ialah mengajukan serangkaian pertanyaan yang satu sama lain erat hubungan, yang akan menyebabkan para individu yang ditanya menunjang posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh sang penanya.
c.
Debat Formal, Konvesional atau Debat Pendidikan (formal, conventional, or educational debating) Tujuan debar formal adalah memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argument yang menunjang atau yang membantah suatu usul. Setiap pihak diberi jangka waktu yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan. Ketiga tipe ini dipergunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, tetapi
debar parlementer merupakan ciri-ciri badan-badan legislatif. Debat pemeriksaan
20
ulangan adalah suatu teknik yang dikembangkan dikantor-kantor pengadilan, dan debat formal didasarkan pada konversi-konversi debat bersama secara politis. 2.4 Kerangka Berpikir Penerapan debat
harus memperhatikan tata tertib dan santun diskusi,
terutama yang berkaitan dengan cara mengemukakan pendapat, menanggapi, atau menanyakan sesuatu, menyampaikan jawaban dan tanggapan balik. Dalam menyampaikan persetujuan maupun penolakan terhadap suatu pendapat seharusnya dilandasi alasan yang masuk akal. Persetujuan akan lebih berharga apabila diikuti dengan argumen dari sisi yang lain, sebaliknya sanggahan yang disertai sindiran atau cemoohan dapat menyinggung perasaan harus dihindarkan. Metode debat yang peneliti laksanakan yaitu membagi siswa menjadi enam kelompok, terdiri dari yaitu satu kelompok pro, satu kelompok kontra, empat kelompok yang lainnya sebagai pengamat. Setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa yang heterogen. Hal ini dimaksudkan supaya dalam satu kelompok terjadi sharing antar siswa. Peneliti membentuk pola leter ”U”atau setengah lingkaran dengan posisi kiri-kanan tim pro dan kontra yang duduk berhadapan, sedangkan kelompok pengamat duduk menghadap ke depan. Selanjutnya, peneliti menunjuk satu siswa untuk menjadi moderator dan satu siswa menjadi notulis. Moderator akan mengatur pelaksanaan diskusi supaya teratur dan berjalan seperti yang diharapkan. Sedangkan notulis mencatat semua pendapat dan tanggapan dari anggota diskusi. Masing-masing kelompok mendapat materi sebuah pernyataan kontraversial yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian mendiskusikannya dalam kelompok. Peneliti melakukan penilaian proses dengan cara mengunjungi setiap
21
kelompok untuk memberikan motivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, dan mengecek hasil kerja setiap kelompok. Penilaian kemampuan berbicara yang dilakukan peneliti yakni dengan unjuk kerja/performance yang utama perlu diukur adalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa seperti penguasaan lafal, struktur, dan kekayaan kosa kata. Selain itu, penguasaan masalah yang menjadi bahan pembicaraan, kemampuan siswa memahami topik yang dibicarakan dan kemampuan siswa mengungkapkan gagasan di dalamnya, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 276). Penilaian berbicara yang dilakukan guru yakni setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang ditentukan, peneliti mempersilahkan moderator untuk memimpin diskusi dan mempersilahkan kedua kelompok
mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen
terbuka. Debat dimulai, masing-masing peserta dari kedua kelompok bergantian memberikan pendapat dan pandangan disertai bukti dan alasan yang logis terhadap materi debat, sampai semua siswa berbicara. Peserta debat boleh memberikan tepuk tangan setelah anggotanya memberikan pendapat. Kelompok pengamat yang mengamati jalannya debat memberikan penilaian. Debat diakhiri tanpa menentukan kelompok mana yang menang. Diskusi dilanjutkan dengan pergantian anggota peserta debat dari kelompok lain. Kelompok semula sebagai pengamat berganti posisi sebagai peserta debat, kelompok yang telah melakukan debat menjadi pengamat. Debat diakhiri dan tidak ada kelompok yang dianggap menang. Tetapi ditanamkan kepada siswa bagaimana menghargai adanya perbedaan. Selama proses debat berlangsung aspek yang dinilai oleh peneliti digunakan peneliti lembar penialaian sikap (afektif) yang terdiri dari aspek: (1) kedisiplinan; (2)
22
minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; dan (5) tanggung jawab. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa dalam berbicara. Aspek lain yang dinilai meliputi (1) kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan; (2) kejelasan vokal; (3) ketepatan intonasi; (4) ketepatan pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan); (6) kontak mata dengan pendengar; (7) ketepatan mengungkapkan gagasan data tekstual. Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah: Siswa Kelas VIII. 1 SMP Negeri 1 Batanghari
Kompetensi Dasar: Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan dan penolakan Pendapat dalam diskusi Disertai dengan bukti dan alasan
Menggunakan Metode Debat
Siklus I Debat Formal, Konvensional atau debat pendidikan
Siklus II Debat Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui keberhasilan pemeriksaan terdahulu
Siklus I sampai Siklus II: -
Perencanaan Pelaksanaan Observasi Evaluasi Refleksi
Siklus berhenti bila telah mencapai kriteria ketuntasan
23
2.5 Hipotesis Tindakan Apabila
penggunaan
metode
debat
digunakan
dengan
baik
akan
meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat di kelas VIII 2 semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, dengan subjek penelitian berjumlah 37 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. SMP Negeri 1 Batanghari berlokasi di pasar Muara Tembesi. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Mei 2014. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan jadwal pelajaran tahun pelajaran 2013/2014 yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Kelas yang menjadi obyek penelitian yakni kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi. 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran ini direncanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat fase yaitu: (1) perencanaan (plan), (2) pelaksanaan (action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection). Penelitian ini dilakukan sampai terjadinya peningkatan hasil belajar dan peningkatan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide dan gagasan yang diharapkan. Pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat digambarkan sebagai berikut: 3.3.1 Perencanaan Perencanaan PTK yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a.
Menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
menyampaikan pendapat (debat). 14 39
(RPP)
dengan
materi
40
b.
Menyiapkan media pembelajaran berupa kartu yang terbuat dari karton yang berisikan masalah kontravensial. Kartu berisikan tema-tema yang akan didebatkan.
c.
Membuat pedoman observasi sebagai instrumen untuk mengumpulkan data proses pembelajaran tentang debat.
d.
Guru mempersiapkan topik debat dengan tema: (1) Kenakalan remaja. Topik ini merupakan permasalahan yang pernah ada pada diri siswa. Topik tersebut dibahas supaya siswa lebih mengenal akibat kenakalan remaja bagi diri sendiri, lingkungan masyarakat, termasuk lingkungan sekolah. Akhirnya mereka dapat mengubah dan tindakan yang lebih positif. Topik ini dibahas oleh kelompok satu dan dua. (2) Pentingnya kebersihan sekolah bagi kesehatan siswa. Topik ini dipilih agar siswa selalu menjaga kebersihan sekolah guna menghindari bahaya penyakit yang akan menyerang mereka. Disisi lain mendidik siswa menjaga lingkungan sekolah yang bersih, indah, nyaman dan asri. Topik ini dibahas oleh kelompok tiga dan empat. (3) pengaruh HP saat belajar di kelas. Topik ini diberikan ke siswa supaya mereka dapat memanfaatkan alat teknologi secara positif. Pemakaian alat teknologi secara HP diharapkan tidak mengganggu proses belajar mengajar di kelas, serta tidak terpengaruh hal-hal negatif selama penggunaan alat teknologi. Topik ini dibahas oleh kelompok lima dan enam.
3.3.2 Tindakan
41
Pelaksanaan tindakan penelitian setiap siklus berpedoman pada rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan penelitian setiap siklus adalah: a.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Debat formal, konvensional atau debat pendidikan. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I sebagai berikut: 1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa 2. Guru mengadakan refleksi dan mengaitkan dengan pembelajaran yang akan disampaikan. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. 5. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok yang terdiri dari satu kelompok pro, satu kelompok kontra dan empat kelompok pengamat. 6. Guru memilih moderator dan notulis rapat untuk memimpin diskusi. 7. Guru memberikan permasalah kepada setiap kelompok. 8. Guru mempersilahkan moderator untuk memulai kegiatan diskusi. 9. Moderator memulai dengan menyampaikan masalah kontraversi. 10. Moderator
mempersilahkan
kelompok
pro
dan
kelompok
kontra
menyampaikan pandangannya terhadap permasalahan yang didiskusikan. Tahap ini disebutlah debat terbuka. 11. Masing-masing siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan kelompoknya, sampai semua siswa menyampaikan pendapatnya. 12. Guru mengakhiri debat tanpa menyatakan kelompok pemenang. b.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II Debat pemeriksaan ulangan untuk mengetahui pemeriksaan terdahulu.
42
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II adalah: 1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. 2. Guru mengadakan refleksi dan mengaitkan dengan pembelajaran yang akan disajikan. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. 5. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok pro, 1 kelompok kontra, dan 2 kelompok pengamat. 6. Guru memilih moderator dan notulis rapat untuk memimpin kegiatan. 7. Guru membagikan topik kepada setiap kelompok sebagai bahan debat. 8. Guru memberikan topik berupa pertanyaan tentang “Masalah remaja”. Setiap kelompok memperoleh dua pertanyaan sebagai bahan diskusi. 9. Setiap kelompok mendiskusikan pemecahan topik untuk yang diterima sebagai bahan debat dengan kelompok lain yang kontraversial. 10. Guru mempersilahkan moderator untuk memulai kegiatan debat. 11. Moderator
mempersilahkan
kelompok
pro
dan
kelompok
kontra
menyampaikan pendapat sesuai dengan topik kelompok masing-masing. 12. Setiap
siswa ditugaskan
menyampaikan ide, gagasan dan pendapat
berdasarkan hasil diskusi kelompoknya yang didukung alasan yang logis. 13. Guru melaksanakan pengamatan terhadap kelompok yang tampil lebih aktif juga yang pasif. Guru menilai dan mengobservasi cara penyampaian ide, gagasan dan pendapat didukung dengan alasan yang logis dari masing-masing kelompok. 14. Guru mengakhiri debat tanpa menyatakan kelompok menang. 3.3.3 Observasi dan Evalusi
43
Observasi pelaksanaan penelitian, hal-hal yang diamati meliputi pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, dan dampak dari pelaksanaan tindakan terhadap hasil belajar. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: a. Waktu
: Pada Jam Pelajaran Bahasa Indonesia
b. Tempat
: Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari
c. Pelaksana
: Guru Sebagai Peneliti
d. Instrumen
: Catatan Hasil Temuan di Lapangan
Selama obeservasi berlangsung, peneliti dibantu oleh satu orang guru Bahasa Indonesia yakni Asana, S.Pd. Guru ini sebagai pengamat. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data selama kegiatan penelitian. Hasil observasi yang dilakukan pengamat dimasukan dalam tabel yang berisi tetang keberhasilan proses pembelajaran dan tabel peningkatan hasil belajar siswa. Hal-hal yang perlu diobservasi selama pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan tindakan adalah: 1.
Antusias siswa terhadap pembelajaran menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan sanggahan dalam kegiatan diskusi.
2.
Keaktifan siswa bertanya.
3.
Kekompakan untuk saling mengisi dan tidak saling menyalahkan.
4.
Kedisiplinan siswa selama kerja dalam kelompok dan penyampaikan hasil selama debat berlangsung.
5.
Kesesuaian metode yang digunakan Sedangkan alat evaluasi terhadap penilaian hasil belajar siswa digunakan
lembar penilaian yang berisi: 1.
Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan.
2.
Keefektifan kalimat.
3.
Kelancaran menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan sanggahan.
44
4.
Ketepatan intonasi.
5.
Sikap dan kedisiplinan. Kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa
adalah sebagai berikut: 80 - 100 = Sangat baik
3.3.4
70 - 79
= Baik
60 - 69
= Cukup
50 - 59
= Kurang
0 - 49
= Sangat kurang
Analisis dan Refleksi Analisis dan refleksi dilakukan bersama seorang observer setelah proses
pembelajaran siklus I berakhir. Hasil refleksi yang ditemukan menjadi bahan revisi untuk pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan, atau apa yang menjadi permasalahan pada siklus yang sudah dilaksanakan. Melalui refleksi (perenungan) diperoleh tindakan yang direkomendasikan dan yang harus disempurnakan pada siklus berikutnya. Aleks (2003: 127) menyatakan bahwa perenungan difokuskan pada kenyataan sejauh mana tindakan yang telah diambil dapat memecahkan permasalahan dan apakah tindakan yang diambil tersebut memunculkan permasalahan baru yang perlu segera diatasi. Jika tindakan yang telah diambil belum banyak memecahkan permasalahan atau ternyata malah menimbulkan permasalahan baru, maka sangat diperlukan siklus berikutnya. 3.4 . Teknik Analisis Data
45
Data yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan me-nyampaikan persetujuan, sanggahan, serta penolakan pendapat dalam diskusi
melalui metode
debat adalah data hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II. Teknik pengolahan data menggunakan teknik kuantitatif. Teknik kuantitatif peneliti gunakan sebagaimana yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu, (1) peneliti membandingkan persentase keterlaksanaan setiap
indikator pada siklus I dan siklus II, (2) peneliti
membandingkan persentase ketercapaian seluruh indikator pada siklus I dan siklus II, (3) hasil perbandingan keduanya diubah ke dalam bentuk tabel. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiono (2008: 341) penyajian data dalam penelitian kuantitatif dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya. Selisih hasil tes siklus II dengan siklus I merupakan hasil belajar (Arikunto, 1998: 84). Hasil belajar tersebut merupakan peningkatan kemampuan menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi melalui metode debat. Apabila terjadi peningkatan kemampuan siswa, berarti hipotesis terbukti. Atau sebaliknya jika tidak terjadi peningkatan kemampuan siswa berarti hipotesis tidak terbukti. Sugiono (2008: 335) menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan secara berulang-ulang ternyata ada peningkatan maka hipotesis diterima, hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Disamping teknis analisis kuantitatif peneliti juga menggunakan teknik analisis kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen: a.
Lembar Observasi Pengumpulan
data
terhadap
pelaksanaan
pelaksanaan tindakan digunakan lembar observasi.
proses
pembelajaran
dan
46
Sukidin, dkk. (2008: 125) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan observasi, ada tindakan yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran tersebut. Observer harus mengamati berbagai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya data yang dikumpulkan tidak hanya mengenai data tingkah laku dan tanggapan siswa tetapi cara guru melakukan tindakan serta penguasaan situasi kelas. Dengan data itu diharapkan perbaikan pembelajaran tidak hanya dari metode saja, tetapi juga cara penyampaian materi dan pelaksanaan debat dari siswa. b.
Lembaran Penilaian Lembaran penilaian diberikan ke siswa selama proses pembelajaran
berlangsung digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyampaikan ide, pendapat, gagasan dan sanggahan ada lima aspek yaitu: (1) Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan; (2) Antusias siswa dalam diskusi; (3) Ketepatan intonasi; (4) Kelancaran menyampaikan pendapat; (5) Sikap. Aspek-aspek penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Skor Penilaian No
Aspek yang dinilai
Bobot
1.
Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan
20
2.
Antusias siswa dalam diskusi
20
3.
Ketepatan intonasi
20
4.
Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan
20
Jumlah Skor
47
5.
Sikap
20 Jumlah
100
3.5. Kriteria Keberhasilan PTK Selain pedoman penilaian di atas, untuk melihat keberhasilan siswa peneliti juga berpedoman pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada kurukulum yang berlaku di SMP Negeri 1 Batanghari. Siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila telah mencapai nilai KKM 65, sedangkan ketuntasan klasikal apabila 75% siswa telah memperoleh nilai di atas nilai 65.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I A. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil tes pra tindakan siklus I direncanakan hal-hal berikut:
48
1.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII dengan Kompetensi Dasar menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. Materi ajar berisi permasalahan kontraversi yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa untuk dijadikan bahan debat dalam diskusi. Bahan atau permasalahan ini peneliti kumpulkan dari berbagai sumber.
2.
Merencanaan langkah-langkah tindakan untuk mengevaluasi penggunakan metode debat dalam upaya meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat dalam diskusi.
3.
Mempersiapkan rancangan format penilaian hasil belajar siswa yang meliputi kesesuaian pendapat dengan topik, intonasi, keefektipan kalimat, kelancaran, dan sikap.
4.
Mempersiapkan lembaran oservasi meliputi dua hal: pertama untuk melihat aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dan kedua untuk melihat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
B. Pelaksanaan Tindakan 23 Tindakan siklus I dilaksanakan hari Senin, tanggal 08 Mei 2014 jam kelima, keenam, dan ketujuh, kegiatan tersebut berlangsung selama 120 menit. Jumlah siswa sebanyak 36 orang. Observer pada pelaksanaan siklus I ini selain peneliti, dibantu oleh satu orang guru Bahasa Indonesia yang lain. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada RPP siklus I (terlampir) yang telah disusun untuk satu kali pertemuan. Pelaksanaan kegiatan tindakan siklus I meliputi ;
49
1.
Guru menyapa siswa dan mengecek kehadiran.
2.
Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
3.
Guru motivasi siswa untuk melakukan kegiatan berbicara dan menyampaikan pendapat.
4.
Guru memberi contoh kesuksesan yang didapatkan dari hasil berbicara.
5.
Guru membagi siswa menjadi 6 (enam) kelompok.
6.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi moderator dan notulis.
7.
Guru menjelaskan langkah-langkah dan tugas masing-masing kelompok.
8.
Guru mempersilakan moderator memulai kegiatan diskusi.
9.
Moderator membuka diskusi dengan membacakan materi kontraversi yang akan didebatkan.
10. Moderator mempersilakan satu anggota kelompok pro, satu anggota kelompok kontra untuk menyampaikan pendapat. 11. Anggota kelompok menyampaikan pendapat dan kelompok lain menyanggah, sampai semua anggota kelompok berbicara. 12. Kelompok pengamat menilai kegiatan debat berdasarkan pedoman penilaian yang disediakan. 13. Moderator mengakhiri debat tanpa memberi penilaian kelompok yang menang dan kalah. 14. Diskusi dilanjutkan dengan menampilkan kelompok berikutnya. 15. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran. 16. Guru mengakhiri Pembelajaran dengan memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di rumah. C. Observasi
50
Observasi terhadap
proses
pembelajaran dan pelaksanaan
tindakan
digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran meliputi: Dari data tabel di atas terbukti proses pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah di atas 80%, berarti proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Observasi terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran meliputi: 1) Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan; 2) Antusias siswa dalam diskusi; 3) Ketepatan intonasi; 4) Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan 5) Sikap. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I No
Aktivitas yang diamati
1
Siswa yang antusias terhadap ber-bagai aktivitas pembelajaran
25
67.5
Kriteria keaktifan Banyak
2
Siswa yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
20
54
Banyak
3
Siswa yang pertanyaan
22
59
Banyak
4
Siswa yang senang dalam PBM
26
70
Banyak
aktif
dalam
menjawab
Jumlah siswa
%
Penilaian hasil belajar menurut Dimyati dan Mujiono (1994:125), Kriteria keaktifan siswa dapat dikelompokkan ke dalam empat range, yaitu: (1) 1% - 25% = sedikit sekali, (2) 26% - 50% = sedikit, (3) 51% - 75% = banyak, dan (4) 76% - 99% = banyak sekali. Aktivitas siswa dinyatakan tuntas jika rata-rata minimal aktivitas positif siswa masuk dalam kriteria keaktifan yang banyak dilakukan ( 51% - 75% ). Rekapitulasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2. Siswa yang antusias terhadap berbagai aktivitas pembelajaran berjumlah 25 orang (67.5%), siswa yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sebanyak 20 orang (54%), artinya aktivitas ini sedikit
51
dilakukan. Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan berjumlah 22 orang (59%), artinya sedikit dilakukan. Sedangkan siswa yang senang dalam pembelajaran berjumlah 26 orang (70%) dengan kategori aktivitas yang banyak dilakukan. Penilaian hasil belajar setelah satu siklus diolah secara statistik untuk menemukan nilai rata-rata. Siswa dikatakan tuntas apabila sudah mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan, yaitu 65. Kemampuan siswa menyampaikan pendapat dalam diskusi dianalisis dan dinilai berdasarkan 5 aspek yakni: 1) Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan; 2) Antusias siswa dalam diskusi; 3) Ketepatan intonasi; 4) Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan 5) Sikap. Rata-rata nilai hasil belajar dan persentase siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 3. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus
I
Siswa yang telah mencapai > 65 Jumlah % 26
70
Siswa yang belum mencapai 65 Jumlah % 11
30
Rata-rata Hasil Belajar
Ketuntasan Klasikal
68
70%
Dari tabel di atas terlihat hasil belajar siswa pada siklus I, setelah pembelajaran dengan menggunakan metode debat terdapat 26 orang siswa sudah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 11 orang siswa masih belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum tuntas belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 68, sedangkan ketuntasan klasikal baru mencapai 70%. A. Refleksi
52
Hasil refleksi terhadap proses pembelajaran dan tindakan siklus I diperoleh tiga komponen pembelajaran yang perlu dilakukan perbaikan antara lain: 1.
Siswa kurang mendengarkan masalah kontraversi yang dibacakan oleh moderator, sehingga siswa tidak mengetahui secara jelas permasalahan yang disampaikan. Permasalahan ini mengakibatkan kesalahan dalam diskusi kelompok.
2.
Siswa kurang memanfaatkan waktu dalam berdiskusi sehingga penyampaian pendapat mengenai permasalahan dalam kelompok masing-masing kurang disertai bukti dan alasan yang kuat.
3.
Siswa yang menyampaikan pendapat, tanggapan, ide, dan sanggahan langsung ditanggapi oleh siswa lain, tanpa pemberian penghargaan terhadap siswa yang mengemukakan pendapat tersebut. Hal ini meng-akibatkan suasana pembelajaran menjadi tegang, kaku, dan sangat serius. Sebagai bahan revisi untuk pelaksanaan siklus II perlu membuat solusi guna
mengatasi kelemahan yang terjadi pada siklus I. Solusi untuk mengatasi masalah pada siklus I antara lain: 1.
Memberikan Lembaran Kerja Siswa (LKS) berisi permasalahan kontraversi untuk didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
2.
Memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan pendapat, gagasan, ide, sanggahan terhadap permasalahan kontraversi di kelompok masingmasing.
3.
Memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang telah menyampaikan pendapat atau komentar guna memotivasi siswa lain yang belum menyampaikan pendapat sehingga suasana belajar pun akan menyenangkan.
53
Berdasarkan catatan lapangan oleh peneliti dan hasil pengamatan oleh teman sejawat (observer) terhadap proses belajar mengajar pada siklus I belum terjadi peningkatan kemampuan dan antusias siswa menyampaikan pendapat dalam diskusi. Aktivitas siswa masih dalam kategori cukup, belum seperti yang diharapkan, yakni aktivitas siswa dalam kategori banyak sekali. Kentuntasan individu belum tercapai, masih ada aspek-aspek penyampaian pendapat dalam diskusi yang perlu diperbaiki. secara umum siswa belum banyak memberikan alasan dan bukti yang memperkuat pendapat, gagasan, ide dan sanggahan dalam menyampaikan pendapat. Penyampaikan pendapat dalam diskusi melalui metode debat pada siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari pada siklus II akan dilakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut: Perbaikan
tindakan
siklus
II
diharapkan
siswa
dapat
termotivasi
menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan sanggahan serta dilandasi dengan bukti dan alasan yang kuat. selama proses diskusi berlangsung, Siswa lain yang belum menyampaikan pendapat diberi bimbingan dan arahan dari guru sehingga termotivasi untuk menyampaikan pendapat
sehingga suasana belajar diharapkan lebih
menyenangkan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat disertai bukti dan alasan perlu perbaikan yang akan direalisasikan dalam RPP dan pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.2. Hasil Penelitian siklus II Pelaksanaan penelitian siklus II merupakan perbaikan proses pembelajaran dan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi terhadap proses pembelajaran dan tindakan yang sudah dirancang dari hasil refleksi siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II meliputi:
54
a.
Perencanaan Berdasarkan refleksi tentang proses pembelajaran dan hasil belajar siklus I,
dilakukan perbaikan tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat dalam diskusi. kemampuan tersebut diharapkan dapat meningkat dari siklus I, aspek-aspek yang perlu perbaikan meliputi: 1.
Menyusun RPP.
2.
Menyusun materi dan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan perbaikan siklus II.
3.
Menyiapkan Lembar Kerja Siswa yang berisi permasalahan yang kontraversi sebagai bahan untuk didebatkan siswa.
4.
Memilih moderator yang benar-benar memiliki kemapunan bicara yang baik
5.
Mempersiapkan format penilaian hasil belajar.
6.
Mempersiapkan lembar observasi proses belajar-mengajar yang meliputi aktivitas guru dan siswa.
7.
Membentuk kelompok yang heterogen.
b.
Pelaksanaan Siklus II Kegiatan siklus II dilaksanakan selama 1 kali pertemuan (3x40 menit). Hasil
belajar siklus I disampaikan ke siswa. Siswa diberi penjelasan mengenai hasil belajar siklus I. Aspek utama yang perlu ditingkatkan adalah cara penyampaian pendapat yang disertai bukti dan alasan. Penjelasan tentang intonasi dan sikap saat menyampaikan pendapat, ide, gagasan, sanggahan selama debat berlangsung. Pelaksanaan proses pembelajaran sama halnya dengan pertemuan siklus I. guru mengecek kehadiran siswa. Memberikan apersepsi, memotivasi siswa dengan menampilkan sebuah poster tentang “Permasalahan Remaja”. hal ini membawa dampak kepada siswa.
55
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan umum tentang menyampaikan pendapat. Peneliti membagi siswa menjadi kelompok yang hetorogen. Kemudian membagikan tugas kepada setiap kelompok. Masing-masing siswa mendapat LKS. Secara berkelompok siswa mendiskusikan materi yang diterima. Peneliti melakukan penilaian proses dengan cara mengunjungi setiap kelompok untuk memberikan motivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, dan mengecek hasil kerja setiap kelompok. Waktu berdiskusi kelompok diberikan selama 15 menit guna menyusun pendapat, tanggapan, ide, gagasan, terhadap permasalahan kontraversial yang diterima. Peneliti menugaskan moderator untuk memimpin diskusi. Moderator mempersilakan kelompok pro dan kelompok kontra menyampaikan pendapat mengenai masalah yang didebatkan. Kegiatan ini disebut argumen terbuka. Anggota kelompok yang tampil saling mendukung dan mempertahankan pendapat yang sudah disepakati kelompoknya serta memberi penolakan terhadap pendapat kelompok lain. Setelah semua anggota atau peserta debat menyampaikan pendapat disambut dengan tepuk tangan dari seluruh peserta sebagai reword atau penghargaan. Moderator mengakhiri debat tanpa menentukan pihak yang benar dan salah. Moderator melalui bimbingan guru merangkum hasil diskusi. Diskusi dilanjutkan pada kelompok berikutnya dengan cara yang sama. Akhir kegiatan debat, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di rumah. c.
Observasi Observasi yang dilakukan peneliti masih sama dengan observasi yang
dilakukan pada proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan seperti siklus I). Lembar observasi terdiri dari: l). Lembar observasi proses pembelajaran, 2). Format
56
pengamatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan 3. Format penilaian hasil belajar. d.
Refleksi Berdasarkan hasil catatan lapangan oleh peneliti dan pengamat terhadap
penilaian hasil belajar siswa pada siklus II, terdapat gambaran bahwa terjadi peningkatan kemampuan menyampaikan pendapat dalam diskusi melalui metode debat siswa kelas VIII 2
SMP N. 1 Batanghari. Peningkatan hasil proses
pembelajaran dan pelaksanaan tindakan serta hasil belajar siswa tergambar dalam tabel hasil observasi. Rekapitulasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II No
Aktivitas yang diamati
1
Siswa yang antusias terhadap berbagai aktivitas PBM Siswa yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan Siswa yang senang dalam PBM
2 3 4
Jumlah siswa 30
% 81
Kriteria keaktifan Banyak sekali
33
89
Banyak sekali
28
75
Banyak sekali
33
89
Banyak sekali
Siswa yang antusias terhadap berbagai aktivitas pembelajaran berjumlah 30 orang (81%) berarti banyak sekali. Siswa yang aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat sebanyak 33 orang (89%) termasuk dalam kategori banyak sekali dilakukan. 28 orang siswa (75%) aktif menjawab pertanyaan dengan kategori aktivitas banyak sekali dilakukan. sedangkan siswa yang senang dalam pembelajaran berjumlah 33 orang (89%) dengan kategori aktivitas banyak sekali dilakukan. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah PBM dengan menggunakan metode debat dilakukan, rata-rata terjadi peningkatan. Rata-rata nilai hasil belajar dan persentase siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
57
dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 5. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II Siswa yang telah mencapai > 65 Jumlah % 33 89
Siswa yang mencapai Jumlah 4
< 65
% 11
Rata-rata Hasil Belajar
Ketuntasan Klasikal
71.3
86%
Berdasarkan data tabel di atas hasil belajar siswa siklus II menunjukkan jumlah siswa yang mencapai Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (nilai >65) adalah 33 orang. Siswa yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum tuntas belajar (nilai < 65) adalah sebanyak 4 orang siswa, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 71.3 dan ketuntasan klasikal 86%. 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Data yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menyampaikan pendapat melalui metode debat adalah data dari hasil diskusi siklus pertama dan siklus kedua. Karena data tersebut berupa angka, maka tehnik pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif. Teknik kuantitatif peneliti gunakan sebagaimana yang dilaksanakan dalam pembelajaran
sehari-hari
dengan
cara
sebagai
berikut:
Pertama,
peneliti
membandingkan aktivitas belajar pada siklus kesatu dan siklus kedua. Kedua, peneliti membandingkan hasil belajar antara siklus kesatu dengan siklus kedua. 4.2.1. Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus Pertama dan Siklus Kedua Tabel 6. Rekapitulasi aktivitas siswa siklus I dan Siklus II No
Aktivitas yang diamati
Jumlah siswa Siklus I
Siklus II
% Siklus I
Kriteria keaktifan Siklus II
Siklus I
Siklus II
58
25
30
67.5
81
1
Siswa yang antusias terhadap berbagai aktivitas PBM
2
20 33 54 80 Siswa yang aktif Banyak Banyak dalam bertanya dan sekali mengemukakan pendapat 22 28 59 75 Siswa yang aktif Banyak Banyak dalam menjawab sekali pertanyaan 26 33 70 89 Siswa yang se-nang Banyak Banyak dalam PBM sekali Perbandingan Prosentase Hasil Belajar antara Siklus I dan Siklus II dapat
3
4
Banyak
Banyak sekali
dilihat dalam tabel berikut: Tabel 7. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa antara Siklus I dan Siklus II Siklus I II
Siswa yang telah mencapai > 65 Jumlah % 26 70 33
86
Siswa yang belum mencapai 65 Jumlah % 11 30 4
14
Rata-rata Hasil Belajar
Ketuntasan Klasikal
68
70
71.3
86
Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode debat mampu meningkatkan kemampuan siswa menyampaikan pendapat. Di samping itu, memberikan motivasi kepada siswa untuk menyampaikan pendapat. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus I, yaitu 33 orang siswa sudah tuntas sesuai standar KKM hanya 4 orang yang belum mencapai standar KKM. Rata-rata hasil belajar 71.3 dengan ketuntasan klasikal 86 %. Disamping itu, peningkatan aktivitas siswapun meningkat, yaitu 33 orang siswa sudah aktif dalam pembelajaran dengan skor 89 % dengan klasifikasi baik sekali. Mengemukakan pendapat dan perasaan senang juga berada pada klasifikasi
59
baik dengan 89 % dari 33 orang siswa. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan berada pada klasifikasi baik dengan rata-rata skor 75 % atau 28 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran menyampaikan pendapat dengan menggunakan metode debat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode debat dapat meningkatkan hasil belajar menyampaikan pendapat.
60
Hal ini dapat dibuktikan bahwa hasil belajar siklus I rata-rata 68 sedangkan siklus II rata-ratanya adalah 71,3. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran, agar dapat meningkatkan ketuntasan pembelajaran menyampaikan pendapat, sebaiknya guru mempergunakan metode debat. 1.
Guru sebaiknya menggunakan metode debat untuk meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan pendapat seperti tertera pada siklus II.
2.
Guru mengawasi dan mengoreksi hasil belajar siswa.
3.
Sebaiknya guru selalu melakukan refleksi dan inovasi dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA 35 Arikunto, S. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asep Yuda W.dkk. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, Jakarta: Depdiknas. Ibrahim, Abdul Syukur, 2001, Pengantar Sosiolinguistik, Sajian Bun Malang: Universitas Negeri Malang
61
Kisyani Laksono, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning. Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Edisi 4 (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Kurniawan, E, dkk. Modul Penilaian. 2009. Jakarta: PPPPTK Bahasa. Mudini. 2009. Modul Pembelajaran Berbicara. Jakarta: PPPPTK Bahasa. Madusari, E.A.dkk.2009. Modul Metodologi Pembelajaran. Jakarta: PPPPTK Bahasa. Nurgiantoro, Burhan. 2001, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi III, Yogyakarta: BPFE Sarwiji,dkk. 2007. Bahasa Indonesia Kebanggaanku untuk SMP dan MTs Kelas VIII. (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukidin, dkk. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia. Tarigan,H.G.2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Thomson,N, 2003, Communikation and Language, New York: Palgave Macmilan. Uteri,Sri dan Subyakto Nababan, 1993, Metodologi Pengajaran Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I
Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 1 Batanghari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/2
Standar Kompetensi
: Berbicara 10.
Kompetensi Dasar
Mengemukakan pikiran,perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler.
: 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan
62
bukti atau alasan. Indikator
: 1. 2. 3.
Alokasi Waktu
Mampu menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. Mampu menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alas an. Mampu menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan
: 3 x 40 Menit (1 x pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran: 1.1. Siswa mampu menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. 1.2. Siswa mampu menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. 1.3. Siswa mampu menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. 2. Materi Pembelajaran: A. Cara menyampaikan persetujuan dalam diskusi dan implementasinya. B. Cara menyampaikan sanggahan dalam diskusi dan implementasinya. C. Cara menyampaikan penolakan dalam diskusi dan implementasinya. D. Permasalahan: 1) Kenakalan Remaja 2) Pentingnya kebersihan sekolah bagi siswa. 3) Pengaruh HP saat jam belajar di kelas. 3. Metode Pembelajaran: Tanya jawab, demonstrasi, diskusi dan debat.
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: No.
Deskripsi Kegiatan
1.
Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi 2. Memotivasi dan appersepsi 3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran 4. Guru menetapkan langkah-langkah pembelajaran 5. Guru dan siswa bertanya jawab tentang menyampaikan pendapat dalam diskusi Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yaitu kelompok pro dan kelompok kontra, 4 kelompok yang lain sebagai pengamat dan penilai, seorang moderator dan notulen. 2. Guru memberi arahan dan bimbingan kepada setiap kelompok. 3. Moderator membacakan permasalahan yang akan didiskusikan.
2.
Alokasi Waktu 2 Menit 3 Menit 3 Menit 2 Menit 5 Menit 95 Menit
63
3.
4. Moderator mempersilakan salah seorang kelompok pro dan kelompok kontra menyampaikan pendapatnya tentang permasalahan. Argument terbuka dimulai. 5. Anggota kelompok pro maupun kelompok kontra yang lain menyampaikan pendapatnya dengan alasan dan bukti yang mendukung, terjadilah debat saling mempertahankan pendapat. 6. Setiap selesai mengemukakan pendapat peserta debat mendapat penghargaan berupa tepukan tangan sebagai motivasi. 7. Debat terus berlangsung sampai semua anggota debat berbicara. 8. Pada waktu yang telah ditentukan akhiri debat dalam diskusi tanpa menentukan kelompok mana yang benar dan menang. 9. Moderator merangkum hasil diskusi. 10. Debat dilanjutkan dengan pergantian kelompok lain sebagai anggota debat. 11. Guru bersama anggota kelompok pengamat melakukan penilaian sesuai dengan format penilaian yang telah disusun Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru mengadakan refleksi dan menyimpulkan pem- 8 Menit belajaran 2. Siswa mendapat tugas untuk pembelajaran selanjutnya. 2 Menit
5. Sumber Belajar: 1) Lingkungan 2) Buku Kreatif Berbahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Karangan Wahono-Rusmiyanto, hal. 158-162. Penerbit Exact Ganeca 2007. 3) Buku Bahasa Indonesia Kebanggaanku untuk SMP dan MTs Kelas VIII. (BSE) karangan Sarwiji dan Sutarmo, hal 152-153. Pusat Perbukuan Depdiknas 2007. 4) Buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII (BSE) Karangan Yulianti Setyorini dan Wahono, hal 87-91. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008. 5) Buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII (BSE) Karangan Asep Yuda W. dan Sudarmawati, hal 108-111. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008 6) Contextual Teaching and Learning. Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Edisi 4 (BSE) Karangan Kisyani Laksono, dkk, hal 117-120. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008. 6. Penilaian: a. Teknik b. Bentuk Instrumen c. Soal/Instrumen Indikator Siswa mampu menyampai-kan persetujuan dengan bukti dan alasan dalam diskusi Siswa mampu menyampai-kan sanggahan dengan bukti dan alasan dalam diskusi
: Tes Unjuk Kerja : Tes Simulasi : Tehnik Bentuk Instrumen Tes Tes Unjuk Simulasi Kerja Tes Unjuk Kerja
Tes Simulasi
Instrumen Kemukakan persetujuanmu tentang permasalahan yang didiskusikan dengan bukti dan alasan. Kemukakanlah sanggahanmu tentang permasalahan yang didiskusikan dengan bukti dan alasan
64
Siswa mampu Tes menyampai-kan Unjuk penolakan pendapat Kerja dengan bukti dan alasan dalam diskusi
Tes Simulasi
Kemukakanlah penolakanmu tentang permasalahan yang di-diskusikan dengan bukti dan alasan
Muara Tembesi, 08 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran,
Mengetahui Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I NIP. 196602221994121001
HERLINA NIP. 196304041984122003
Lampiran 2 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
SK/Aspek
: Berbicara/Keterampilan Berbahasa
Standar Kompetensi
: 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.
Semester/Tahun Pelajaran : Genap/2013/2014 Alokasi Waktu 1.
: 3 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran: 1.1 Siswa dapat menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan.
65
1.2 Siswa dapat menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. 1.3 Siswa dapat menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan. 2.
Materi Pembelajaran: a. Diskusikan dalam kelompokmu dengan memilih satu permasalahan berikut! 1. Kenakalan remaja 2. Pentingnya kebersihan sekolah bagi siswa 3. Pengaruh HP saat jam belajar di kelas b. Berilah tanggapanmu dengan memberikan persetujuan pendapat, ide, gagasan, sanggahan dan penolakan yang dilengkapi dengan alasan dan bukti yang masuk akal terhadap masalah tersebut. (tanggapan tersebut berupa “setuju atau tidak setuju”).
3.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Bentuklah kelompok diskusimu masing-masing jumlah peserta satu kelompok terdiri dari 5 orang! 2. Setiap kelompok ditunjuk 1 orang moderator, 1 orang notulis! 3. Waktu yang disediakan untuk diskusi kelompok selama 15 menit! 4. Hasil diskusi kelompokmu tampilkan di depan kelas, kelompok lain memberikan tanggapan, sanggahan dan persetujuan! Selamat bekerja!
Lampiran 3 FORMAT PENILAIAN UNJUK KERJA ( Menggunakan Skala Penilaian ) Mata Pelajaran SK / Aspek Standar Kompetensi
: Bahasa Indonesia : Berbicara / Keterampilan Berbahasa : 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan yang logis KKM : 65 Semester/Tahun Pelajaran : Genap / 2013/2014 1. Diskusikan dengan teman kelompokmu tentang permasalahan: 1) Kenakalan remaja 2) Pentingnya kebersihan sekolah bagi siswa 3) Pengaruh HP saat jam belajar di kelas. 2. Lembar Observasi
66 Aspek yang dinilai No
Antusias siswa dalam diskusi
Kesesuaian pembicaraan dengan topik
Nama Siswa
Ketepatan intonasi
Kelancaran menyampaikan pendapat
Sikap
Jumlah
Rata
Nilai
-rata
1. 2. 3. 4. dst
No 1 1. 2. 3. 4. 5.
Bobot Aspek yang Dinilai 80 – 100 = Sangat Baik 70 – 79 = Baik 60 – 69 = Cukup 50 – 59 = Kurang 0 – 40 = Sangat Kurang
Kriteria Penilaian 2 Kesesuaian pembicaraan dengan topik Antusias siswa dalam diskusi Ketepatan Intonasi Kelancaran menyampaikan pendapat Sikap
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut: Perolehan Skor Nilai Akhir = --------------------- X Skor Ideal ( 100 ) Skor Maksimal Mengetahui Kepala Sekolah,
= ………….
Muara Tembesi, 08 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I NIP. 196602221994121001
HERLINA NIP. 196304041984122003
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II
Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 1 Batanghari
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/2
Standar Kompetensi
: Berbicara 10. Mengemukakan pikiran,perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler.
Kompetensi Dasar
: 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.
67
Indikator
Alokasi Waktu
: 1. Mampu menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alas an. 2. Mampu menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan 3. Mampu menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan : 3 x 40 Menit
1. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan yang logis. 2. Siswa dapat menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan yang logis. 3. Siswa dapat menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan yang logis. 2. Materi Pembelajaran: A. Cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan yang logis dan implementasinya. B. Diskusikan dengan teman kolompokmu tentang permasalahan “Remaja”. 3. Metode Pembelajaran: Tanya jawab, demonstrasi dan diskusi.
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : No Deskripsi Kegiatan . 1. Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi. 2. Memotivasi dan apersepsi. 3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. 4. Guru menetapkan langkah-langkah pembelajaran. 5. Guru dan siswa bertanya jawab tentang menyampaikan 2. pendapat dalam diskusi. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yaitu kelompok pro dan kelompok kontra, 4 kelompok yang lain sebagai pengamat dan penilai, seorang moderator dan notulen. 2. Siswa mendapatkan permasalahan yang akan disampaikan
Alokasi Waktu 3 Menit 3 Menit 3 Menit 3 Menit 3 Menit 100 Menit
68
3.
dan mendiskusikan dalam kelompoknya. 3. Masing-masing kelompok mendiskusikan permasalahan dan menyusun pendapatnya sesuai dengan kelompoknya. 4. Guru memberi arahan dan bimbingan kepada setiap kelompok 5. Setelah 15 menit siswa berdiskusi dalam kelompok, guru mempersilakan moderator membuka diskusi 6. Moderator mempersilakan salah seorang siswa dari kelompok pro dan kelompok kontra menyampaikan pendapatnya tentang permasalahan. Argumen terbuka dimulai. 7. Anggota kelompok pro maupun kelompok kontra yang lain menyampaikan pendapatnya dengan alasan dan bukti yang mendukung, terjadilah debat saling mempertahankan pendapat. 8. Setelah selesai mengemukakan pendapat peserta debat mendapat penghargaan berupa tepukan tangan sebagai motivasi. 9. Debat terus berlangsung sampai semua anggota debat berbicara. 10. Pada waktu yang telah ditentukan akhiri debat dalam diskusi tanpa menentukan kelompok mana yang benar dan menang. 11. Moderator merangkum hasil diskusi. 12. Debat dilanjutkan dengan pergantian kelompok lain sebagai anggota debat. 13. Guru bersama anggota kelompok pengamat melakukan penilaian sesuai dengan format penilaian yang telah disusun. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru mengadakan refleksi dan menyimpulkan 3 Menit pembelajaran 2. Siswa mendapat tugas untuk pembelajaran selanjutnya. 2 Menit
5. Sumber Belajar : 1. Lingkungan 2. Buku Kreatif Berbahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Karangan Wahono-Rusmiyanto, hal. 158-162. Penerbit Exact Ganeca 2007. 3. Buku Bahasa Indonesia Kebanggaanku untuk SMP dan MTs Kelas VIII. (BSE) karangan Sarwiji dan Sutarmo, hal 152-153. Pusat Perbukuan Depdiknas 2007. 4. Buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII (BSE) Karangan Yulianti Setyorini dan Wahono, hal 87-91. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008. 5. Buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII (BSE) Karangan Asep yuda W. dan Sudarmawati, hal 108-111. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008 6. Contextual Teaching and Learning. Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Edisi 4 (BSE) Karangan Kisyani Laksono, dkk, hal 117-120. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008. 6. Penilaian : a. Teknik
: Tes Unjuk Kerja
69
b. Bentuk Instrumen c. Soal/Instrumen Indikator
: Tes Simulasi : Tehnik Bentuk Instrumen Siswa mampu menyampai- Tes Tes kan persetujuan dengan bukti Unjuk Simulasi dan alasan dalam diskusi Kerja Siswa mampu menyampaikan sanggahan dengan bukti dan alasan dalam diskusi
Tes Unjuk Kerja
Tes Simulasi
Siswa mampu menyampaikan penolakan pendapat dengan bukti dan alasan dalam diskusi
Tes Unjuk Kerja
Tes Simulasi
Mengetahui Kepala Sekolah,
Instrumen Kemukakanlah persetujuanmu tentang permasalahan yang didiskusikan dengan bukti dan alasan yang logis. Kemukakan sanggahanmu tentang permasalahan yang didiskusikan dengan bukti dan alasan yang logis Kemukakanlah penolakanmu tentang permasalahan yang didiskusikan dengan bukti dan alasan yang logis.
Muara Tembesi, 15 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I NIP. 196602221994121001
HERLINA NIP. 196304041984122003
Lampiran 5 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
SK/Aspek
: Berbicara/Keterampilan Berbahasa
Standar Kompetensi
: 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan. Semester/Tahun Pelajaran : Genap/2013/2014 Alokasi Waktu 1.
Tujuan Pembelajaran
: 3 x 40 menit
70
1.1 Siswa dapat menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. 1.2 Siswa dapat menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan. 1.3 Siswa dapat menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan. 2.
Materi Pembelajaran a. Diskusikan dalam kelompokmu permasalahan “Remaja” yang merupakan masalah kontraversial saat ini dengan menjawab pertanyaan berikut! 1. Mengapa para remaja saat ini terlalu mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif? 2. Apa faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perbuatan negatif seperti tawuran antar remaja, kebut-kebutan di jalan, dan lain-lain? 3. Apakah lingkungan sangat berpengaruh terhadap kenakalan remaja? 4. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang dirasakan dapat meresahkan masyarakat? 5. Siapa saja yang harus bertanggung jawab untuk mengatasi kenakalan remaja? 6. Apa tanggung jawab orang tua terhadap anak yang usia remaja? b. Berilah tanggapanmu dengan memberikan persetujuan pendapat, ide, gagasan, sanggahan dan penolakan yang dilengkapi dengan alasan dan bukti yang masuk akal terhadap masalah tersebut. (tanggapan tersebut berupa “setuju atau tidak setuju”).
3.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Bentuklah kelompok diskusimu masing-masing jumlah peserta satu kelompok terdiri dari 6 orang! 2. Setiap kelompok ditunjuk 1 orang moderator, 1 orang notulis! 3. Waktu yang disediakan untuk diskusi kelompok selama 15 menit! 4. Hasil diskusi kelompokmu tampilkan di depan kelas! 5. Kelompok lain memberikan tanggapan berupa sanggahan, persetujuan, dan penolakan yang dilengkapi dengan alasan yang logis! Selamat bekerja!
Lampiran 6 FORMAT PENILAIAN UNJUK KERJA ( Menggunakan Skala Penilaian ) Mata Pelajaran SK / Aspek Standar Kompetensi
: Bahasa Indonesia : Berbicara / Keterampilan Berbahasa : 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan. KKM : 65 Semester/Tahun Pelajaran : Genap / 2013/2014 1. Diskusikan dengan teman kelompokmu tentang permasalahan “Remaja”: 2. No
Lembar Observasi Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah
Rata
71 Siswa
Antusias siswa dalam diskusi
Kesesuaian pembicaraan dengan topik
Ketepatan intonasi
Kelancaran menyampaikan pendapat
Nilai
-rata
Sikap
1. 2. 3. 4. dst
No 1 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Penilaian 2 Kesesuaian pembicaraan dengan topik Antusias siswa dalam diskusi Ketepatan Intonasi Kelancaran menyampaikan pendapat Sikap
Bobot Aspek yang Dinilai 80 – 100 = Sangat Baik 70 – 79 = Baik 60 – 69 = Cukup 50 – 59 = Kurang 0 – 40 = Sangat Kurang Perhitungan nilai akhir dalam
skala 0 – 100 adalah sebagai berikut :
Nilai Akhir
=
Perolehan Skor --------------------- X Skor Ideal ( 100 ) Skor Maksimal
Mengetahui Kepala Sekolah,
= ………….
Muara Tembesi, 15 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I NIP. 196602221994121001
HERLINA NIP. 196304041984122003
Tabel 8. Hasil Belajar Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siswa Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari dengan Menggunakan Metode Debat No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama 2 Ade Andrian Adinda Famelia Alfajri Alviki Asrita Rahayu Diar Erman Elsa Astya M. Hakin Nazili Harun Jas Fala
Siklus I 3 68 % 68 % 80 % 80% 68% 68% 68% 64% 72%
T / TT 4 T T T T T T T TT T
Skor Siswa Siklus II 5 72% 78% 84% 84% 68% 68% 72% 68% 78%
T / TT 6 T T T T T T T T T
72 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kiki Padli Maimunnah Marlinda Ayu P. Milli Fajar Fitra M. Idris Narita Khoirunnisa Fahri Rama Putra Pira Putra Perdana Putri Amelia K Putri Diana Reynaldo Rina P. Rudi Admoko Sella Septiana Satria Nanda S. Septia Eka Putri Sri Andriani Sri Rahayu Tandri Baharuddin Tri Rrisdayanti Wilda Wahyu Minandar Yeni Aemlia Yoga Arnaldi P Yudi Marliansyah Yulianti Zihan Fahira
64% 68% 72% 68% 68% 64% 72% 64% 68% 72% 64% 64% 72% 68% 72% 64% 72% 72% 72% 64% 64% 68% 64% 68% 64% 68% 60% 68%
Jumlah Siswa yang tuntas Rata-rata Predikat % Ketuntasan
26
TT T T T T TT T TT T T TT TT T T T TT T T T TT TT T TT T TT T TT T -
68% 68% 72% 72% 72% 68% 78% 68% 72% 72% 68% 64% 72% 72% 72% 64% 78% 72% 78% 68% 68% 68% 68% 72% 64% 78% 64% 72%
-
71,3 Cukup 86%
68 Cukup 70%
T T T T T T T T T T T TT T T T TT T T T T T T T T TT T TT T
33
Sumber: Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Data Diolah)
Keterangan: Standar Ketuntasan
= 65 T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
Mengetahui Kepala Sekolah,
Muara Tembesi, 15 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran,
73
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I NIP. 196602221994121001
HERLINA NIP. 196304041984122003
Tabel 9 Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus I Siswa Kelas VIII 2 SMP N. 1 Batanghari Dengan Menggunakan Metode Debat Aspek yang Dinilai No Nama Jumlah Keberhasilan 1
1 2 3 4 5 6 7 8
2
Ade Andrian Adinda Famelia Alfajri Alviki Asrita Rahayu Diar Erman Elsa Astya M. Hakin Nazili
1
2
3
4
5
3
4
5
6
7
8
9
16 12 20 16 16 16 16 12
16 16 16 16 12 12 12 12
16 16 16 16 16 16 16 16
12 12 16 16 12 12 12 12
12 12 12 16 12 12 12 12
68 68 80 80 68 68 68 64
68 68 80 80 68 68 68 64
74 9 Harun Jas Fala 10 Kiki Padli 11 Maimunnah 12 Marlinda Ayu P. 13 Milli Fajar Fitra 14 M. Idris 15 Narita Khoirunnisa 16 Fahri Rama Putra 17 Pira 18 Putra Perdana 19 Putri Amelia K 20 Putri Diana 21 Reynaldo 22 Rina P. 23 Rudi Admoko 24 Sella Septiana 25 Satria Nanda S. 26 Septia Eka Putri 27 Sri Andriani 28 Sri Rahayu 29 Tandri Baharuddin 30 Tri Rrisdayanti 31 Wilda 32 Wahyu Minandar 33 Yeni Aemlia 34 Yoga Arnaldi P 35 Yudi Marliansyah 36 Yulianti 37 Zihan Fahira Jumlah Siswa yang Tuntas Rata-rata Predikat % Ketuntasan
16 16 12 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 12 16 12 20 16 16 12 12 16 16 16 16 20 12 16
16 12 16 12 12 16 12 12 12 16 12 12 12 16 16 12 12 16 16 16 12 12 12 12 16 12 12 12 16
16 12 16 16 12 12 12 12 12 12 16 12 12 16 16 16 16 12 16 16 16 16 12 12 12 12 12 12 16
12 12 12 12 12 12 12 16 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 16 12 12 12 12 12 12
12 12 12 16 16 12 12 16 12 12 16 12 12 12 12 16 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
72 64 68 72 68 68 64 72 64 68 72 64 64 72 68 72 64 72 72 72 64 64 68 64 68 64 68 60 68
72 64 68 72 68 68 64 72 64 68 72 64 64 72 68 72 64 72 72 72 64 64 68 64 68 64 68 60 68 26 68 Cukup 70%
Sumber: Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Data Diolah)
Keterangan ; Aspek yang dinilai : 1. Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan 2. Keefektifan kalimat 3. Kel;ancaran menyampaikan pendapat 4. Ketepatan Intonasi 5. Sikap Keterangan:
Standar Ketuntasan
= 65
T = Tuntas
80 – 100 70 – 79 60 – 69 50 – 59 0 – 40
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang = Sangat Kurang
75 TT = Tidak Tuntas
Mengetahui Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I NIP. 196602221994121001
Muara Tembesi, 15 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran,
HERLINA NIP. 196304041984122003
76
Tabel 10 Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus II Siswa Kelas VIII 2 SMP N. 1 Batanghari dengan Menggunakan Metode Debat Aspek yang Dinilai No Nama Jumlah 1
2
1 Ade Andrian 2 Adinda Famelia 3 Alfajri 4 Alviki 5 Asrita Rahayu 6 Diar Erman 7 Elsa Astya M. 8 Hakin Nazili 9 Harun Jas Fala 10 Kiki Padli 11 Maimunnah 12 Marlinda Ayu P. 13 Milli Fajar Fitra 14 M. Idris 15 Narita Khoirunnisa 16 Fahri Rama Putra 17 Pira 18 Putra Perdana 19 Putri Amelia K 20 Putri Diana 21 Reynaldo 22 Rina P. 23 Rudi Admoko 24 Sella Septiana 25 Satria Nanda S. 26 Septia Eka Putri 27 Sri Andriani 28 Sri Rahayu 29 Tandri Baharuddin 30 Tri Rrisdayanti 31 Wilda 32 Wahyu Minandar 33 Yeni Aemlia 34 Yoga Arnaldi P 35 Yudi Marliansyah 36 Yulianti 37 Zihan Fahira Jumlah Siswa yang Tuntas Rata-rata Predikat % Ketuntasan
1
2
3
4
3
4
5
6
7
8
16 4 20 20 16 16 16 16 20 16 12 16 16 16 16 4 16 16 16 16 16 16 16 16 12 20 16 20 16 12 16 16 16 16 20 16 16
16 16 16 16 12 12 12 12 16 12 16 12 12 16 12 16 12 16 12 12 12 16 16 12 12 16 16 16 12 12 12 12 16 12 16 12 16
12 16 16 16 16 16 16 16 16 12 16 16 16 12 12 12 12 12 16 12 12 16 16 16 16 16 16 16 16 16 12 12 12 12 16 12 16
12 16 16 16 12 12 12 12 16 12 12 12 12 12 12 16 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 16 12 12 16 12 12 12 12 12 12
16 16 16 16 12 12 16 12 12 16 12 16 16 16 16 16 16 16 16 16 12 12 16 16 12 12 12 12 12 16 12 12 16 12 12 12 12
72 76 84 84 68 68 72 68 78 68 68 72 72 72 68 76 68 72 72 68 64 72 72 72 64 76 72 76 68 68 68 68 72 64 76 64 72 33 71,3 Cukup 86%
Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Data Diolah)
Keterangan
5
77
Aspek yang dinilai : Keterangan:
1.Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan 2.Keefektifan kalimat 3.Kel;ancaran menyampaikan pendapat 4.Ketepatan Intonasi 5.Sikap Standar Ketuntasan T TT
= 65 = Tuntas
80 – 100 70 – 79 60 – 69 50 – 59 0 – 40
= Tidak Tuntas
Mengetahui Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I NIP. 196602221994121001
Muara Tembesi, 15 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran,
HERLINA NIP. 196304041984122003
36
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang = Sangat Kurang