PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH LUAS LAHAN, PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK, PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK, JAM KERJA DAN PENGALAMAN BUDIDAYA TERHADAP PRODUKSI TEH DI DESA PAGERHARJO KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh : ERLINA NIM : 121324024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Ku persembahkan karya tulis ini untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendengarkan doa ku dan yang telah menyelamatkan hidup ku. Bapak dan mama ku yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya serta doa yang selalu diberikan untuk ku.
Saudara ku abang, kakak dan adek ku yang selalu memberikan semangat serta motivasi.
Kekasih ku tercinta yang tak henti-hentinya memberikan cinta dan kasih sayangnya. sahabat-sahabat ku yang telah banyak membantu, trimakasih karena sudah menjadi sahabat terbaik ku.
Dan kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Di dalam hidup semua ada waktunya, ada waktunya kita menabur, ada juga waktunya kita menuai mungkin dalam hidup badai datang menyerbu mungkin doamu bagai tak terjawab namun bersabarlah menanti karena semua akan indah pada waktunya.
Hidup akan indah jika dijalani dengan iklas.
Kegagalan bukanlah akhir dari kesuksesan melainkan kegagalan adalah awal dari keberhasilan seseorang.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH LUAS LAHAN, PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK, PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK, JAM KERJA DAN PENGALAMAN BUDIDAYA TERHADAP PRODUKSI TEH DI DESA PAGERHARJO KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO ERLINA Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh luas lahan, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik, jam kerja, dan pengalaman budidaya terhadap produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2016. Populasi penelitian ini sebanyak 50 petani teh dan sampel sebanyak 44 petani. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data dikumpulkan dengan mengunakan wawancara. Data terdiri dari hasil produksi teh, luas lahan, jumlah penggunaan pupuk organik, jumlah penggunaan pupuk anorganik, jam kerja dan periode pengalaman budidaya. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif luas lahan terhadap hasil produksi teh, (2) ada pengaruh positif jumlah penggunaan pupuk organik terhadap hasil produksi teh, (3) ada pengaruh positif jumlah penggunaan pupuk anorganik terhadap hasil produksi teh, (4) ada pengaruh positif jam kerja terhadap hasil produksi the dan, (5) tidak ada pengaruh periode pengalaman budidaya terhadap hasil produksi teh.
Kata kunci: luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja, pengalaman budidaya, hasil produksi.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECT OF LAND VASTNESS, USE OF ORGANIC FERTILIZERS, USE OF INORGANIC FERTILIZERS, WORKING HOURS AND EXPERIENCE ON CULTIVATION IN PRODUCTING TEA IN PAGERHARJO SUBDISTRICT, SAMIGALUH, KULON PROGO ERLINA Sanata Dharma University 2017 This study aims to examine and analyze the effect of land vastness, use of organic fertilizers, use of inorganic fertilizers, working hours, and experience on cultivation in producing tea in Pagerharjo Subdistrict, Samigaluh, Kulon Progo. This research is a correlational study. The study was conducted on AugustSeptember 2016. The research population was 50 tea farmers. The research sample covered 44 tea farmers taken by using random sampling technique. Data were collected by interviews. The data consists of tea production number, land vastness, the number of organic fertilizers, the number of inorganic fertilizers, working hours, and cultivation experience period. The data were analyzed by using multiple regression analysis. The results showed that: (1) there is positive effect of land vastness to the number of tea production, (2) there is positive effect of quantity of organic fertilizer usage to the number of tea production, (3) there is positive effect of quantity of inorganic fertilizers usage to the number of tea production, (4 ) there is positive effect of working hours to the number of tea production, and (5) cultivation experience period has no significant effect on number of tea production.
Keywords: land vastness, organic fertilizers, inorganic fertilizers, working hours, cultivation experience period, tea production
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan rahmat-Nya praktikan dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Luas Lahan, Penggunaan Pupuk Organik, Penggunaan Pupuk Anorganik, Jam Kerja, dan Pengalaman Budidaya Terhadap Produksi
Teh di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh
Kabupaten Kulon Progo”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi bidang keahlian khusus Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa sekripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Ed., Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing, yang telah memberikan pengarahan dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. 5. Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Sc dan Pak Dr. C. Teguh Daloyono Dosen Penguji saat saya ujian pendadaran, yang telah memberikan masukan agar skripsi ini jadi lebih baik. 6. Mbak Titin yang memberikan informasi dan membantu dalam kelancaran penulisan skripsi. 7. Kedua orang tua saya, bapak P. Jaid dan ibu Noberta Kartina tercinta atas segala doa, dukungan, kasih sayang serta cintanya, motivasi, perhatian, kesempatan dan semanggat yang diberikan dengan tulus selama ini. 8. Kekasih hati saya Boni Fasius Mandalahi yang telah memberikan semangat, waktu, cinta dan kasih sayang yang diberikan dengan tulus selama ini. 9. Abang saya Pita Lianus, kaka saya Tiawati dan adek saya Melati yang selalu memberi saya semangat cinta dan doa untuk saya. 10. Pak Teguh selaku kepala dukuh di Nglinggo Barat dan sekaligus memegang Nglinggo timur yang telah mendampingi dan membantu penulis selama pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung. 11. Masyarakat dusun Nglinggo Barat yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Masyarakat dususn Nglinggo Timur yang telah membantu penulis dalam pelaksananan penelitian. 13. Seluruh masyarakat yang berada di Desa Pagerharjo yang telah membantu penulis dalam pelaksananan penelitian 14. Sahabat-sahabat terdekat saya Cipluk Wido Rini, Fransisca Crsti. A dan Krisna yang telah memberikan semangat, motivasi, dan banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 15. Teman-teman seperjuangan saya anak brodol yaitu Anggi, Vidia, Cipluk, Cristy, Nina, Adit, Daniel, Agus, Gardika, dan Hendry yang telah memberiakan semangat dan motivasi kepada penulis. 16. Seluruh angkatan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2012 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya skripsiini masih sangat jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis,
Erlina xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang .............................................................................................1 B. Batasan Masalah...........................................................................................7 C. Rumusan Masalah ........................................................................................8 D. Tujuan Penelitian .........................................................................................8 E. Manfaat Penelitian .......................................................................................9 F. Definisi Operasional...................................................................................10
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12 A. Hasil Produksi ............................................................................................12 1. Pengertian Hasil Produksi .....................................................................12 2. faktor-faktor Produksi ...........................................................................13 3. fungsi produksi ......................................................................................17 B. Luas Lahan .................................................................................................18 C. Pupuk .........................................................................................................21 1. Pupuk Organik .......................................................................................25 2. Pupuk Anorganik ...................................................................................27 D. Jam Kerja ...................................................................................................29 E. Pengalaman Budidaya ................................................................................30 F. Penelitian Terdahulu ..................................................................................33 G. Kerangka Berpikir ......................................................................................35 H. Hipotesis.....................................................................................................37 BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................38 A. Jenis Penelitian ...........................................................................................38 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................38 C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................39 D. Populasi dan Sampel ..................................................................................39 E. Variabel Penelitian dan Operasional ..........................................................41 F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................47 G. Sumber Data ...............................................................................................47 H. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................47 I. Uji Prasyarat ...............................................................................................49 1. Uji Normalitas .......................................................................................49 2. Uji Linieritas ..........................................................................................49 J. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................50 1. Uji Multikolinieritas ..............................................................................50 2. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................................52 K. Teknik Analisis Data ..................................................................................53
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM ...........................................................................55 A. Desa Pagerharjo .........................................................................................55 B. Sarana dan Prasarana Ekonomi ..................................................................56 C. Kesenian dan Kebudayaan .........................................................................58 D. Kesejahteraan Sosial ..................................................................................59 E. Kesehatan ...................................................................................................60 F. Ketenagakerjaan ........................................................................................60 G. Pendidikan .................................................................................................61 H. Pertanian ....................................................................................................62 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................67 A. Hasil Penelitian ..........................................................................................67 1. Karakteristik Responden........................................................................68 B. Deskripsi Data ............................................................................................71 1. Luas Lahan ............................................................................................72 2. Pupuk Organik .......................................................................................73 3. Pupuk Anorganik ...................................................................................74 4. Jam Kerja ...............................................................................................75 5. Pengalaman Budidaya ...........................................................................76 6. Hasil Produksi .......................................................................................77 C. Analisis Uji Prasyarat .................................................................................78 D. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................81 E. Pengujian Hipotesis ....................................................................................84 F. Pembahasan ...............................................................................................87 BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ........................100 A. Kesimpulan ..............................................................................................100 B. Saran ........................................................................................................101 C. Keterbatasan ............................................................................................104 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................105
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Teh di Indonesia .......................2 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................33 Tabel 3.1 Tabel Krejci............................................................................................41 Tabel 3.2 Hasil Produksi ........................................................................................42 Tabel 3.3 Luas Lahan .............................................................................................44 Tabel 3.4 Pupuk Organik .......................................................................................44 Tabel 3.5 Pupuk Anorganik ...................................................................................45 Tabel 3.6 Jam Kerja ...............................................................................................46 Tabel 3.7 Pengalaman Budidaya ............................................................................46 Tabel 3.8 Kisi-kisi Uji Coba Instrument Penelitian ...............................................48 Tabel 4.1 Jumlah Kesenian di Desa Pagerharjo .....................................................58 Tabel 4.2 Jumlah Sarana Pendidikan .....................................................................61 Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................68 Tabel 5.2 Responden Berdasarkan Usia.................................................................69 Tabel 5.3 Jumlah Data Pendidikan.........................................................................70 Tabel 5.4 Deskriptif Statistik .................................................................................71 Tabel 5.5 Deskriptif Data Luas Lahan ...................................................................72 Tabel 5.6 Deskriptif Data Pupuk Organik..............................................................73 Tabel 5.7 Deskriptif Data Pupuk Anorganik..........................................................74 Tabel 5.8 Deskriptif Data Jam Kerja......................................................................75 Tabel 5.9 Deskriptif Data Pengalaman Budidaya ..................................................76 Tabel 5.10 Deskriptif Data Hasil Produksi ............................................................77 Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas ............................................................................78 Tabel 5.12 Hasil Uji Linieritas ...............................................................................79 Tabel 5.13 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................82 Tabel 5.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...............................................................83 Tabel 5.15 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .........................................84 Tabel 5.16 Uji Anova .............................................................................................87
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Tabel 2.2 Konsep Kerangka Berpikir ....................................................................36
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara ...........................................................................................107 LAMPIRAN 2 Rekapitulasi Data Responden ..............................................................................109 LAMPIRAN 3 Uji Normalitas ......................................................................................................111 LAMPIRAN 4 Uji Linieritas ........................................................................................................112 LAMPIRAN 5 Uji Asumsi Klasik ................................................................................................113 LAMPIRAN 6 Uji Regresi Linier Berganda ................................................................................114 LAMPIRAN 7 Surat Ijin Penelitian ..............................................................................................116 Surat Ijin Penelitian Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta ...........................117 Surat Ijin Penelitian Pemerintah Kabupaten Kulon Progo ...................................118
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dan sektor perkebunan. Sektor ini merupakan dasar kehidupan ekonomi manusia. Perkebunan yang ada di negara-negara berkembang merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki potensial yang begitu besar, karena sektor perkebunan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pertumbuhan dan pembangunan perekonomian nasional. Peranan sektor perkebunan di dalam bidang perekonomian adalah menyediakan kesempatan kerja dan mampu berkontribusi dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) agar dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Sektor pertanian juga berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan baik lewat ekspor komoditas maupun produksi barang substitusi impor (balittri.litbang.pertanian.go.id). Salah satu sektor perkebunan yang memiliki potensial yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi adalah perkebunan teh. Teh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi sektor usaha unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar (Ditjenbun.deptan.go.id). Tingkat produksi teh di Indonesia pada tahun
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
2009 mencapai 120 ribu ton, yang dapat memenuhi sekitar 5,8% kebutuhan dunia dengan luas kebun 148 ribu hektar. Teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Teh di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-18 dan komoditas teh pernah tercatat sebagai penghasil devisa negara yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Indoesia saat ini merupakan produsen teh terbesar ketujuh di dunia dan Indonesia juga tercatat menjadi urutan ke-6 sebagai eksportir teh dunia setelah Kenya, India, Sri Langka dan Vietnam (balittri.litbang.pertanian.go.id). Tabel 1.1 Data Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan teh di Indonesia Tahun 2011 - 2015 no 1 2 3
Uraian Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produktivi ts (kg/ha)
2011 123.938
2012 122.206
Tahun 2013 122.035
150.776
145.575
145.460
154.369
154.389
1.477
1.467
1.465
1.683
1.689
2014 118.899
2015* 118.441
Sumber dari : Direktorat Jendral Pertanian
Berdasarkan data dari direktorat jendral pertanian dapat dilihat pada Tabel 1.1 dari segi areal perkebunan, Indonesia memiliki luas lahan perkebunan teh pada tahun 2011 sebesar 123.938 ha, tahun 2012 luas lahan sebesar 122.206 ha, tahun 2013 sebesar 122.035, tahun 2014 sebesar 118.899 ha dan di tahun 2015 jumlah luas lahan sebesar 118,441, dan rasio antara volume produksi teh dengan luas areal perkebunan yang ada menujukan produktivitas teh di Indonesia pada tahun2011–2013 terakhir mengalami penurunan, sedangkan pada tahun 2014–2015 jumlah produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
dan produktivitas teh mengalami kenaikan sebesar 6.12% akan tetapi luas lahan yang dimiliki dalam lima tahun terakhir mengalami penurunan. produksi teh ini menurun di sebabkan karena perkebunan teh di Indonesia sebagian besar dimiliki oleh perkebunan rakyat dengan persentase luas lahan sebesar (46%) (balittri.litbang.pertanian.go.id). Hasil produksi teh di Indonesia mengalami penurunan karena kebanyakan petani kecil tidak dapat memanfaatkan lahan dengan baik sehingga hal tersebut dapat menyebabkan produksi teh menurun, petani juga kekurangan kemampuan berupa pengetahuan dalam mengembangkan tanaman teh dan petani juga kekurangan keahlian untuk mengoptimalkan produksi teh, Luas lahan perkebunan teh yang ada di Indonesia terbagi menjadi tiga bagian yaitu Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Nasional, dan Perkebunan Swasta. Dari ketiga perkebunan tersebut, Perkebunan Inti Rakyat sangat mendominasi dengan luas lahan 56.092 hektar (ditjenbun.pertanian.go.id). Perkebunan teh yang ada di Indonesia sebagian besar merupakan perkebunan rakyat. Salah satu perkebunan teh rakyat yang ada di Indonesia yaitu, berada di daerah Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Desa Pagerharjo yang merupakan salah satu desa di Indonesia yang berpotensi dalam meningkatkan hasil produksi teh Indonesia, dengan luas lahan perkebunan di tahun 2013 mencapai 136 hektar dan penduduknya kebanyakan berprofesi sebagai petani teh. Petani teh yang ada di Desa Pagerharjo dapat memproduksi teh sebesar 66 ton per tahun. Pada tahun 2014 produksi teh yang ada di Kecamatan Samigaluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
mengalami penurunan dengan luas lahan 130 hektar dan produksi teh sebesar 63 ton per tahun dan pada tahun 2015 produksi teh kembali mengalami penurunan dengan luas lahan yang masih tersisa sebesar 122 hektar, masyarakat mampu memproduksi teh sebanyak 64 ton per tahun (Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Teh 2013–2015). Mulai dari tahun 2013–2015 perkebunan teh di desa Pagerharjo sudah mengalami penurunan luas lahan sebesar 14 hektar dengan penurunan produksi di tahun 2013–2014 sebesar 3 ton dan ditahun 2014–2015 mengalami kenaikan sebesar 1 ton (Ditjenbun Pertanian 2013-2015). Hal ini disebabkan oleh luas lahan yang ada di Desa Pagerharjo dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan, dan jumlah pupuk organik yang digunakan oleh petani sedikit sehingga produksi teh di Desa Pagerharjo tidak maksimal, sedangkan untuk pupuk anorganik masih ada petani memupuk tanaman teh tidak sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan, jam kerja yang digunakan petani teh masih sedikit sehingga hasil produksi yang diperoleh juga sedikit karena untuk memetik teh diperlukan waktu yang lama agar dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan pengalaman budidaya yang diperoleh petani itu kebanyakan dari petani itu belajar sendiri cara menanam dan mengembangkan serta merawat teh sehingga ada beberapa tanaman itu tidak menghasilkan. Apabila luas lahan teh yang ada di Desa Pagerharjo ini memiliki area perkebunan yang luas maka produksi teh yang dihasilkan akan meningkat, sebaliknya jika luas area panen perkebunan teh sempit maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
berpengaruh terhadap hasil produksi sehingga produksi teh yang dihasilkan akan menurun. Selain luas lahan, penggunaan pupuk juga berpengaruh pada peningkatan hasil produksi teh. Pada saat ini petani teh menginginkan produksi teh meningkat, petani teh telah mengunakan pupuk agar dapat meningkatkan produksi yang lebih besar. Bagi tanaman, pupuk sama seperti makanan pada manusia. Pupuk digunakan untuk tumbuh, hidup dan berkembangnya tanaman teh. Pupuk mengandung zat atau unsur hara. Kandungan hara dalam tanaman berbeda-beda, tergantung pada jenis pupuk yang digunakan, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenis tanah, dan pengelolaan tanaman (Rosmarkam & Yuwono, 2002). Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik (buatan), bila ditambahkan kedalam tanah maupun tanaman maka akan menambah unsur hara. Pemupukan adalah cara atau metode pemberian pupuk atau bahanbahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat kedalam tanah. Jadi pupuk berupa bahannya, sedangkan pemupukan adalah upaya pemberian unsur hara kedalam tanah dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Pengunaan pupuk harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah dan luas lahan. Cara pemupukan yang baik adalah pemupukan harus dilakukan dengan dosis yang tepat, cara yang tepat, dan tepat waktu. Jika pemupukan tidak disesuaikan dengan luas lahan dan tingkat kesuburan tanah maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
produktivitas teh akan menurun dan hasil produksi teh tidak maksimal (Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, 1997 : 81). Faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi teh adalah jam kerja. Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan atau malam hari. Jam kerja petani merupakan salah
satu
kunci
keberhasilan
dan
keberlanjutan
pengembangan
perkebunan teh di suatu wilayah dengan hasil produksi yang maksimal sesuai dengan target yang akan dicapai. Jam kerja petani yang dimaksud di sini adalah waktu yang digunakan petani melakukan pemetikan daun pucuk teh. Jika petani melakukan pemetikan daun pucuk teh kurang dari 7 jam maka produksi yang dihasilkan tidak maksimal. Petani juga perlu mengatur waktu dalam merawat tanaman, pemupukan dan perawatan lahan teh agar dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Faktor selain jam kerja adalah pengalaman budidaya, pengalaman adalah pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang diperoleh selama periode tertentu. Pengalaman merupakan kemampuan seseorang yang di pengaruhi oleh keterampilan seseorang dalam membudidayakan tanaman dan keterampilan yang didapat dari lamanya pengalaman yang diperoleh petani selama ia bekerja sebagai petani. Pengalaman budiaya menujukan penglaman yang diperoleh dalam menghadapi masalah yang terjadi selama petani bekerja, sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang efektif dan produktif. Pengalaman tidak hanya menghasilkan pekerjaan yang efektif dan produktif saja tetapi juga mampu menghasilkan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
teh yang berkualitas dan dapat meningkatkan hasil produksi yang lebih baik. Salah satu pengalaman yang diperlukan dalam membudidayakan tanaman teh adalah dengan menanam pohon pelindung diantara dua barisan tanaman teh. Fungsi pohon pelindung dapat mengatur intensitas penyinaran matahari, suhu, kelembaban udara, angin, menambah unsur hara dan bahan organik, menekan tumbuhan gulma dan memperbaiki struktur tanah yang berguna untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh. Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Luas Lahan, Penggunaan Pupuk Organik, Penggunaan Pupuk Anorganik, Jam Kerja, dan Pengalaman Budidaya Terhadap Produksi Teh Di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo”.
B. Batasan Masalah Batasan masalah yang penulis lakukan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh luas lahan terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo. Kontribusi ini tidak hanya mencakup pada luas lahan saja, tetapi dilihat juga dari pupuk yang digunakan oleh para petani, jam kerja yang digunakan petani dan pengalaman budidaya para petani. Penelitian ini hanya dilaksanakan di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
C. Rumusan Masalah 1.
Apakah luas lahan berpengaruh terhadap peningkatan produksi teh di Desa Pagerharjo?
2.
Apakah penggunaan pupuk organik berpengaruh terhadap peningkatan produksi teh di Desa Pagerharjo?
3.
Apakah
penggunaan
pupuk
anorganik
berpengaruh
terhadap
peningkatan produksi teh di Desa Pagerharjo? 4.
Apakah jam kerja berpengaruh terhadap peningkatan produksi teh di Desa Pagerharjo?
5.
Apakah pengalaman budidaya berpengaruh terhadap peningkatan produksi teh di Desa Pagerharjo?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui apakah luas lahan berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo.
2.
Untuk mengetahui apakah penggunaan pupuk organik berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo.
3.
Untuk mengetahui apakah penggunaan pupuk anorganik berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo.
4.
Untuk mengetahui apakah jam kerja berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
5.
Untuk mengetahui apakah pengalaman budidaya berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo.
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Petani Teh Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi kepada para petani dan pengambil kebijakan untuk dapat mengetahui mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi teh dan dengan adanya penelitian ini peneliti berharap petani dapat lebih giat lagi mengembangkan tanaman teh agar produksi teh di Desa Pagerharjo dapat meningkat.
2.
Bagi Penulis Penyusunan skripsi ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Luas Lahan, Pupuk Organik, Pupuk Anorganik, Jam Kerja dan Pengalaman Budidaya Terhadap Produksi Teh di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo” yang dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya, tetapi penelitian selanjutnya dapat mengunakan variabel yang berbeda dan tempat yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
F. Definisi Operasional Definisi operasional ini bertujuan untuk mengetahui variabel apa saja yang akan diteliti dan sebagai ukuran atau batasan dalam penelitian. Adapun batasan penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Luas lahan Luas lahan adalah area pertanian yang digunakan oleh para petani untuk membudidayakan teh yang dihitung dalam satuan m2 dan data diperoleh dari hasil wawancara.
2.
Pupuk Pupuk di sini dibagi menjadi ke dalam dua bagian yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk yang digunakan petani dalam jangka waktu satu tahun agar dapat meningkatkan kesuburan tanah tanaman teh dengan satuan kg dan data diperoleh dari hasil wawancara.
3.
Jam kerja Jam kerja yaitu waktu yang digunakan petani pada saat melakukan perawatan teh, pemupukan teh, pemetikan pucuk daun teh dalam satu tahun dengan satuan jam dan data diperoleh dari hasil wawancara.
4.
Pengalaman budidaya Pengalaman budidaya yaitu menunjukkan berapa lama petani bekerja sebagai petani teh dan data diperoleh dari hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
5.
Hasil produksi Hasil produksi yaitu total hasil perkebunana teh yang dihasilkan oleh petani dalam jangka waktu satu tahun pada suatu area perkebunan dengan satuan kg dan data diperoleh dari hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Produksi 1.
Pengertian Hasil Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan kata lain produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan yang juga disebut faktor-faktor produksi menjadi keluaran (output) sehingga nilai dari suatu barang tersebut dapat bertambah. Sedangkan hasil produksi didefinisikan sebagai tambahan jumlah produksi yang akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dipakai sebagai input (Gilarso, 2003: 233). Produksi teh adalah usaha yang khas yang menuntut manajemen dengan keterampilan tinggi dan teknik produksi yang cangih dengan mengunakan peralatan-peralatan yang modern agar dapat meningkatkan produksinya (James, 1992: 116). Hasil produksi teh merupakan hasil teh yang diperoleh petani dalam satu kali panen (Siagian, 2014: 74). Produksi adalah hubungan antara faktor-faktor produksi yang disebut input dengan hasil produksi yang disebut output (Sudarsono, 2004: 21). Dari input yang tersedia suatu sektor perkebunan ingin mendapatkan penghasilan yang
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
maksimum sesuai dengan tingkat teknologi yang tersedia. Dalam usaha tani pada setiap akhir panen akan menghitung keuntungan yang diperoleh secara umum petani menginginkan hasil panen yang lebih besar dari yang sebelumnya.
2.
Faktor-faktor Produksi Teh Dalam proses produksi perkebunan yang dilakukan petani teh, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kautsky dalam Hasyim, 1998, lahan menjadi modal produksi penting karena di atas lahan itulah kegiatan komoditas penghasil dimulai dan kemudian lahan menjadi sumber penghasilan rumah tangga petani. Begitu juga struktur penghasilan petani dikaitkan dengan status sosial petani (berdasarkan penguasaan lahan), tampak bahwa peranan lahan dalam bentuk pengelolaan usaha tani sangat menonjol pada status petani pemilik yaitu sebesar 72% (Fajar, dkk. 2008: 131). Faktor-faktor yang mepengaruhi produksi teh yaitu luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya. Luas lahan berpengaruh dalam meningkatkan hasil produksi teh. Petani perlu merawat lahan agar lahan yang ditanami teh akan tetap subur dan menghasilkan daun teh yang maksimal. Perawatan lahan yang perlu dilakukan oleh petani seperti melakukan penyiangan lahan, karena jika lahan tidak dirawat maka hasil produksi teh yang diperoleh petani sangat sedikit dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh petani (Herman, dkk. 2009: 134).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Faktor produksi berikutnya yaitu pupuk organik dan anorganik. Petani dapat mengunakan pupuk yang dapat menyuburkan tanah dan memberikan nitrogen pada tanaman teh. Petani perlu mengunakan pupuk KCL dan UREA karena pupuk tersebut mengandung 46% nitrogen dan protein yang dapat mempercepat produksi teh serta dapat meningkatkan hasil produksi teh (APPI, 1997: 81). Selain luas lahan dan pupuk, ada dua faktor lain yang berperan penting dalam meningkatkan hasil produksi yaitu jam kerja dan pengalaman budidaya. Jam kerja adalah waktu yang digunakan oleh petani teh untuk melakukan perawatan lahan, perawatan tanaman teh seperti (pemberian pupuk dan penanaman pohon pelindung di sekitar area tanaman teh) dan pemetikan daun teh. Petani dapat mengunakan jam kerja secara maksimal agar hasil produksi teh yang didapat oleh petani menjadi lebih maksimal. Pengalaman budidaya adalah pengalaman yang diperoleh para petani selama ia bekerja sebagai petani teh, sehingga semakin lama pengalaman yang didapatkan oleh petani maka akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang didapat. Oleh karena itu Petani yang memiliki pengalaman lebih lama maka pengalaman yang diperoleh sudah lebih banyak dibandingkan dengan petani yang pengalamanya hanya sedikit sehingga para petani yang sudah lebih berpengalaman akan mengerti bagaimana cara merawat teh dengan baik dan keterampilan dalam memetik daun teh juga pasti sudah lebih baik serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
mengetahui tehnik memetik daun teh dengan cepat. Karena untuk memanen daun teh ini sangat diperlukan tehnik yang baik agar dapat menghasilkan produksi yang lebih besar. Selain ke empat faktor di atas yang mempengaruhi hasil produksi teh adalah jenis bibit teh. Tanaman teh yang memiliki nama latin Camellia sinensis (L) O. Kuntze ini mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, yaitu sebagai salah satu komoditas penghasil devisa negara serta dapat menyediakan lapangan kerja bagi penduduk yang berada di wilayah di mana tanaman teh dibudidayakan. Sampai saat ini permintaan teh di dalam negri masih cukup signifikan karena didorong oleh minat konsumen dalam mengkonsumsi teh masih cukup besar serta memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia terhadap komoditas teh di masa yang akan datang (Rahmat dan Herdi, 2015: 1). Sebagian besar petani teh menanam teh dengan cara pembibitan tidak dengan cara stek, sehingga tingkat produktivitasnya menurun. Produktivitas tanaman teh dalam satuan kg teh per hektar, per tahun sangat ditentukan oleh mutu benih atau bahan tanaman yang digunakan. Untuk memperoleh tanaman teh yang berproduksi tinggi, maka harus menggunakan
benih
atau
klon
unggul
bersertifikat
yang
di
rekomendasikan oleh pusat penelitian atau balai penelitian teh. Terdapat jenis benih teh yang banyak diproduksi di Indonesia yaitu benih teh dengan biji atau stek daun. Adapun kriteria atau standar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
harus diperhatikan oleh konsumen untuk memperoleh benih-benih tersebut antara lain (Ita dan Nasikun, 1990: 38): a. Benih teh dengan biji Benih diambil dari kebun biji, berupa biji jatuhan, tidak terserang kepik biji dan biji teh yang digunakan juga harus besar karena besar kemungkinan teh tersebut dapat tumbuh dengan baik. Biji disimpan di dalam kaleng yang ditutup rapat dengan kelembaban 35-38% dan biji yang telah jatuh di bawah pohon sebaiknya segera disemaikan agar bibit tersebut tidak terserang hama. b. Benih teh dengan stek daun Ranting stek diambil berumur 4-5 bulan setelah pangkas, mulai berkayu dan berwarna coklat. Posisi ranting stek (stekres) tegak lurus (vertikal). Stek berasal dari induk yang ditanam di kebun induk ( (MP) Multiplication Plant). Panjang tangkai stek 3-4 cm dipotong miring 45o kearah luar dan memiliki 1 helai daun, jumlah stek dari stekers antara 2-5 stek/stekers diambil dari batas pangkal ranting yang berwarna coklat sampai daun ke tiga dari peko (pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif). Untuk memperoleh bahan tanaman teh yang bermutu baik, maka harus diperhatikan baik proses pengadaan maupun standar mutu benih yang digunakan. Jika semua standar mutu pada setiap tahapan kegiatan telah diterapkan, diharapkan masa tanaman belum menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
menjadi lebih singkat dan produksi yang dihasilkan dapat meningkat. Dari segi produksi sebaiknya tanaman teh diperbanyak dengan stek daun karena lebih cepat perkembangannya. 3.
Fungsi Produksi Teh Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menujukan hubungan antara tingkat output dan tingkat (dan kombinasi) penggunaan input-input (Boediono, 2010: 64). Fungsi produksi menujukan hubungan teknis antara besarnya hasil/keluaran yang dapat diperoleh dari bermacam-macam jumlah dan kombinasi input faktor produksi tertentu, dengan tingkat perkembangan teknologi tertentu (Gilarso,
2003:
233).
Fungsi
produksi
menujukan
bagaimana
permintaan konsumen akan output atau hasil produksi menjadi permintaan produsen akan input faktor-faktor produski. Menurut Putong, (2015: 7), fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output). Hubungan teknis yang dimaksud adalah bahwa produksi hanya bisa dilakukan dengan mengunakan faktor produksi seperti teknologi dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang sehingga dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Dalam bidang perkebunan produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi lain yaitu tanah, pupuk, jam kerja, pengalaman budidaya. da nada juga faktor produksi lain yang berpengaruh terhadap
produksi
teh
yang
dapat
meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
produktivitas teh teh yaitu obat hama dan tenaga kerja. Tujuan petani memproduksi teh adalah mengubah pemasukan petani menjadi pengeluran untuk menghasilkan teh (Damanik, 2012: 134). Produksi teh meningkat karena pengaruh dari luas lahan, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya.
B. Luas Lahan Tanah merupakan salah satu faktor produksi terpenting dalam perkebunan, karena tanah merupakan tempat untuk menetukan besar kecilnya hasil-hasil produksi yang diperoleh. Tanah merupakan tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi itu keluar. Dalam perkebunan, faktor produksi tanah mempunyai kedudukan yang paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima tanah dibandingkan faktor-faktor yang lainnya. Sebagai faktor yang cukup menentukan bagi tanaman teh, tanah yang dibutuhkan adalah tanah subur tidak bercadas dan masih menyimpa zat-zat organik. Umumnya tanah-tanah yang baik untuk pertumbuhan teh terletak di lereng-lereng gunung berapi di mana tanahnya sering dinamakan tanah vulkanis muda. Sifat-sifat tanah yang subur ini harus tetap dipertahankan demi kelangsungan pertumbuhan tanaman. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi letak kebun maka makin baik pula kualitas teh yang dihasilkan, bukan berarti bahwa tanaman teh tidak bisa hidup di dataran rendah hanya saja bahwa jika ditanam di dataran rendah maka mudah terkena penyakit dan daunnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
mudah rusak oleh rayap dan akan banyak diperlukan tanaman pelindung (Setiawati dan Nasikun, 1991: 31 - 33). Menurut Dudun
A. Sudarma dan Zhudi Sri Wibowo dalam
Setiawati dan Nasikun, (1991: 31), tanah yang serasi untuk tanaman teh adalah tanah yang memiliki keserasian sifat-sifat seperti struktur kedalaman efektif tanah untuk tingkat tinggi dan sifat kimia yang terkandung didalam tanah. Luas lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani dalam usaha penanaman teh, dengan tidak mempertimbangkan status kepemilikannya dalam status hektar (Mudakir, 2007: 6). Menurut Soekartawi (1990: 4), lahan dapat dibedakan dengan tanah. Lahan banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan untuk usaha pertanian maupun perkebunan. Sedangkan tanah belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian. Ukuran lahan pertanian sering dinyatakan dengan hektar. Tetapi bagi petani-petani di pedesaan seringkali masih menggunakan ukuran tradisional. Mubyarto (1989), lahan sebagai salah satu faktor prduksi yang merupakan pabriknya hasil perkebunan yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhdap usaha tani. Besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. Soekartawi (1993) menyatakan bahwa bukan berarti semakin luas lahan perkebunan maka semakin efisien lahan tersebut bahkan lahan yang sangat luas dapat terjadi inefesien yang disebabkan oleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
1.
Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja.
2.
Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu yang pada akhirnya akan mempenagruhi efisien usaha tani tersebut.
3.
Terbatasnya persedian modal untuk membiayai usaha perkebunan tersebut. Sebaliknya dengan lahan yang luasnya relatif sempit, upaya
pengawasan
terhadap
penggunaan
faktor
produksi
semakin
baik,
penggunaan tenaga kerja tercukupi dan modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Tanah memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 1998: 89). Lahan perkebunan merupakan penentu dari pengaruh komoditas perkebunan. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang ditanami maka semakin besar pula jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan perkebunan dapat dinyatakan dengan hektar. Selama tahun 2006 – 2013 kenaikan luas lahan berkontribusi 20% 30% terhadap pertumbuhan produksi (BUMN, 2014). Luas lahan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses produksi usaha perkebunan. Dalam usaha perkebunan, petani yang memiliki lahan yang sempit dapat mengakibatkan tingkat produksi yang dihasilkan akan menjadi kurang makismal karena hasil produksi yang diperoleh lebih sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
dibandingkan dengan lahan yang jauh lebih luas. Semakin sempit lahan perkebunan yang dimiliki oleh para petani, maka semakin sedikit pula hasil produksi usaha perkebunan yang diperoleh. Tetapi apabila usaha perkebunan dijalankan dengan disiplin maka kepemilikan lahan usaha perkebunan yang sempit akan mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Luas lahan akan mengakibatkan hasil produksi menjadi tidak maksimal apabila petani kurang melakukan perawatan pada lahan seperti pemberian pupuk organik maupun pupuk anorganik pada lahan, memberi penyiangan pada lahan dan pemberian pohon pelindung agar teh dapat berkembang dengan baik. Hal ini dapat dilakukan petani agar lahan yang dimiliki selalu tetap terjaga kelestariannya, subur dan layak untuk ditanami.
C. Pupuk Peraturan pemerintahan No 8 Tahun 2001, bahwa pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman. Untuk memenuhi standar dan menjamin efektifitas pupuk, maka pupuk yang diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan efektifitasnya. Dalam PP No 8 Tahun 2001 pasal 1 pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Pemupukan merupakan salah satu usaha untuk mendorong peningkatan produksi, dengan adanya pemupukan maka kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat dipenuhi (Chairani Hanum, 2008: 487). Tanaman teh membutuhkan unsur hara untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Pemupukan dalam perlindungan tanaman teh bukan berperan langsung untuk memberantas pathogen, tetapi berperan dalam meningkatkan kesehatan tanaman teh (Hidayat, dkk 2004: 133). Penggunaan pupuk dalam pengendalian penyakit teh memberikan banyak keuntungan yaitu penghematan biaya, tenaga dan waktu dibandingkan dengan penggunaan fungisida. Selain itu, pemberian pupuk juga akan berpengaruh pada peningkatan produksi tanaman teh (Basuki, 2002: 133). Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lahan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman teh. Oleh karena itu pemupukan harus dilakukan pada waktu, dosisi, jenis, dan pelaksanaan yang tepat. Waktu pemupukan terbaik yaitu pada kondisi di mana jumlah curah hujan antara 60 – 200 mm/minggu. Kurang dari 60 mm/minggu menyebabkan unsur hara dari pupuk belum dapat diserap dengan sempurna karena belum terurai secara keseluruhan. Sedangkan lebih dari 200 mm/inggu sebagian akan larut terbawa aliran air.
(Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, 2010: 35). Pusat penelitian teh dan kina telah merekomendasikan pemupukan teh berdasarkan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan TM (Tanaman Menghasilkan). Untuk mengoptimalkan serapan hara oleh tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
diperlukan
dosis
yang
tepat.
Dalam
rangka
pemupukan
perlu
mempertimbangkan dosis yang tepat agar kehilangan pupuk dapat diperkecil sehingga dapat menunjang produktivitas yang ingin dicapai (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010 : 36 ). Kebun teh yang terdapat pada lahan yang kurang subur atau tanpa pemberian pupuk akan menyebabkan tanaman teh menjadi tidak subur dan pertumbuhan daun pucuk teh lebih lambat atau hasil produksi teh menjadi tidak maksimal. Sebaliknya jika tanaman teh yang diberikan pupuk nitrogen (KCL dan UREA) dalam dosis yang terlalu tinggi juga akan menghambat pembungaan dan pembuahan (Restu, 2008 : 16 ). Dalam skripsi Himawan (2011) Dalam pemupukan dikenal istilah pemupukan langsung ke tanah dan pemupukan melalui daun. Pemupukan melalui tanah umumnya diberikan dalam bentuk butir, tepung, atau larutan. Pemupukan melalui daun biasanya hanya dilakukan dalam sekala kecil misalnya pembibitan. Pemupukan melalui tanah dapat dilakukan melalui empat cara yaitu langsung ditabur di atas permukaan tanah dibawah tajuk pohon, seperti cara pertama tetapi tanahnya dicangkul ringan, pupuk ditanam dalam beberapa lubang di sekitar pohon, dan pupuk disebar dalam alur atau parit dangkal di sekitar pohon atau memanjang sepanjang barisan tanaman. Dari keempat cara diatas cara pertama merupakan cara yang terurai. Cara ketiga dan keempat merupakan cara paling aman ditinjau dari risiko kemungkinan hilangnya hara-hara melalui erosi permukaan tanah karena hanyut oleh hujan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Penggunaan pupuk adalah salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman. Di antara berbagai hara utama, unsur N adalah yang paling banyak digunakan. Unsur nitrogen memberikan pengaruh cepat dan nyata terhadap hasil pucuk daun teh, unsur fosfat berpengaruh sangat kecil dan kalium tidak memberikan reaksi apapun pada perkembangan tanaman teh (Ghani, 2002: 57). Menurut Ghani, 2002: 61 Pemupukan daun ekonomis digunakan sebagai penganti apabila pada saat yang sama tidak mungkin diberikan pupuk melalui tanah misalnya pada saat musim kemarau. Pemupukan pada saat stomata tertutup tidak efektif. Oleh karena itu, waktu paling ideal untuk memupuk adalah pagi hari hingga pukul 09.00 dan sore hari setelah pukul 16.00. Menurut APPI, 1997: 86 dalam kultur teknis pemupukan tanaman teh dipengaruhi oleh iklim, tanah, dan pengelolaan tanah. Dosis pemupukan untuk tanaman menghasilkan dengan target produksi 2.000 kg teh kering/ha/tahun. Efisiensi
penggunaan
pupuk
dapat
ditingkatkan
dengan
memperbesar daya sanggah tanah, memperbesar perlindungan tanaman, dan penggunaan pupuk hayati. Untuk memperbesar daya sanggah tanah dengan cara meningkatkan bahan organik, penutupan tanah dengan mulsa dan pencegahan erosi. Upaya memperbesar perlindungan tanaman dapat ditempuh dengan cara penanaman tanaman pelindung sementara pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) (APPI, 1997: 83).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Menurut Rachmiyati, 2001 perkebunan teh pada umumnya melaksanakan kegiatan pemupukan pada tanaman yang umur pangkasnya masih muda, pada waktu tersebut tanaman teh masih gundul sehingga memudahkan kegiatan pemupukan dan diharapkan tanaman teh cepat bertunas. Berdasarkan berbagai penelitian, produksi dan kualitas pucuk teh yang baik dihasilkan pada tanaman dengan tinggi pangkasan 60 cm yang dipupuk 2 minggu setelah pemangkasan (Restu, 2008 : 18). Dalam peraturan pemerintah No 8 tahun 2001, pupuk merupakan bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Dari dua macam pupuk yang ada, yaitu organik dan pupuk anorganik, pupuk anorganik banyak digunakan dan sangat berperan dalam mendukung keberhasilan pengembangan budidaya tanaman. Ada dua jenis pupuk yang digunakan sebagai faktor produksi teh masyarakat yaitu: 1.
Pupuk Organik Dalam skripsi Himawan (2011) Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun dari materi mahluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik yang dapat meningkatkan kadar hara pada tanah. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang mengunakan bahan dari perkebunan, dan limbah kota (sampah). Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan hasil produksi perkebunan baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas, dapat mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Dalam skripsi Himawan (2011) Pengunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan pada pupuk organik sangat beraneka ragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisik, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan kedalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikro organisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman. Dalam skripsi Himawan (2011) Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman lebih sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asamasam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama peroses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan bercun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini mempengaruhi penyimpanan, penediaan air, erosi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibandingkan dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya yang relatif sedikit. Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. 2.
Pupuk Anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang dihasilkan oleh industri. Pupuk ini dapat diperoleh dari bantuan seperti pupuk P yang diperoleh dengan cara proses kimia. Namun, pupuk anorganik dapat menekan pertumbuhan jasad reknik yang dapat membantu kesuburan tanah, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
mengakibatkan lahan menjadi “lapar” pupuk, yang dapat menimbulkan ketergantungan (Ghani, 2002: 60). Pupuk anorganik adalah pupuk yang dihsilkan oleh pabrik atau hasil industri dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanman. Pupuk anorganik diguankan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Pupuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Dalam skripsi Himawan (2011) Berdasarkan jumlah jenis unsur hara yang terkandung di dalamnya, pupuk anorganik ini dibagi menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan seperti pupuk Nitrogen, pupuk Posfat, dan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogen berfungsi untuk mempercepat proses pertumbuhan tanaman, memperbaiki kualitas terutama kandungan protein yang terdapat pada tanaman dan menyediakan makanan bagi mikroba. Pupuk yang paling banyak mengandung Nitrogen adalah pupuk UREA. Pupuk Posfat berfungsi untuk perkembangan akar dan mempercepat masa panen. Pupuk yang banyak mengandung Posfat adalah pupuk Superfosfat. Pupuk Kalium berfungsi untuk mempercepat metabolisme Nitrogen dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman. Dalam skripsi Himawan (2011) Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
menambah kesuburan tanah. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat, ammonium hydrogen fosfat dan (KCL).
D. Jam Kerja Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan atau malam hari. Jam kerja petani merupakan salah
satu
kunci
keberhasilan
dan
keberlanjutan
pengembangan
perkebunan teh di suatu wilayah dengan hasil produksi yang maksimal sesuai dengan target yang akan dicapai. Jam kerja petani yang dimaksud di sini adalah lama atau tidaknya petani teh melakukan pemetikan daun pucuk teh sangat berpengaruh terhadap hasil produksi teh serta mengatur waktu dalam pemupukan dan perawatan lahan teh agar dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam UndangUndang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem, yaitu: a.
7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau;
b.
8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waku kerja bisa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah lembur. Jam kerja yang ditulis dalam UU No. 13/2003 digunakan sebagai standar para petani dalam meningkatkan hasil produksi teh. Jika petani mengunakan jam kerja kurang dari 7 jam dalam 1 hari maka hasil produksi teh yang diharapkan petani tidak maksimal, karena untuk memetik daun teh membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa menghasilkan produksi yang maksimal. Petani mengunakan jam kerja untuk memetik daun teh dan mengelola lahan perkebunan teh.
E. Pengalaman Budidaya Pengalaman adalah pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang diperoleh selama periode tertentu. Pengalaman budiaya menujukan pengalaman yang diperoleh dalam menghadapi masalah yang terjadi selama petani bekerja, sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang efektif dan produktif. Hal yang perlu diperhatikan ketika petani memiliki banyak pengalaman budidaya, maka mereka sudah mengerti bagaimana cara menanam tanaman teh dengan baik serta merawat tanaman agar dapat meningkatkan hasil produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Pengalaman merupakan kemampuan seseorang yang dipengaruhi oleh keterampilan seseorang dalam membudidayakan tanaman dan keterampilan yang didapat dari lamanya pengalaman yang diperoleh petani selama ia bekerja sebagai petani teh. Dalam pembudidayaan tanaman teh meliputi pemilihan tanah, pesemaian, penanaman, penyiangan, pemupukan serta pemetikan hasil jika daun teh telah siap dipetik. Demi kelangsungan dan stabilitas produksi, tanaman teh juga perlu diremajakan semua upaya tersebut
merupakan
faktor-faktor
yang
sangat
berpengaruh
pada
pengembangan suatu jenis komoditi yang mempunayi sifat-sifat sebagai perennial crop. Dalam membudidayakan tanaman teh petani juga harus memiliki kemampuan. Dengan kemampuan yang dimiliki seorang petani akan berpengaruh terhadap budidaya tanaman teh karena dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki maka petani akan mengerti bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi di lapangan. Menurut Ghani, 2002: 74, dalam sistem budidaya teh, pengelolaan pembibitan merupakan titik keritis yang dapat menentukan proses selanjutnya. Jika sekali salah dalam menentukan jenis atau klon yang ditanam maka perlu waktu puluhan tahun untuk menggantinya karena uumnya tanaman teh diremajakan setelah berumur 50 tahun. Penyediaan bahan tanaman (pembibitan) pada budidaya teh dapat dilaksanakan dari biji dan stek. Pembibitan asal stek telah demikian popular, karena merupakan cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan bahan tanaman (bibit) dalam jumlah banyak. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
setelah berumur 2 tahun yang memiliki ukuran batang yang lebih besar dari pensil (PPTK 1997). Pada saat di pembibitan dilakukan pemeliharaan intensif seperti pemupukan, pembatasan hama penyakit, penyiraman dan penyiangan (Restu, 2008 : 15). Dalam budidaya teh, pemetikan merupakan ujung tombak produksi. Keberhasilan pemetikan merupakan kunci kesuksesan dalam bisnis teh. Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat-syarat pengolahan, untuk kemudian diolah menjadi produk teh kering yang merupakan komoditi perdagangan. Pemetikan berfungsi sebagai usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu meningkatkan produksi teh secara berkesinambungan (APPI 1997: 128). Kecepatan pertumbuhan tunas akan mepengaruhi beberapa aspek pemetikan yaitu (Ghani, 2002: 76) : 1.
Petikan jendangan Petikan jendangan yaitu petikan pada tanaan menghasilkan setelah pangkas. Tujuannya untuk memperluas bidang petik agar datar dan rata.
2.
Petikan produksi, dilakukan setelah petikan jendangan dengan cara semua tunas yang melewati bidang petik dan memenuhi rumus petik harus diambil, tunas yang melewati bidang petik tetapi belum memenuhi rumus petik dibiarkan. Tunas yang terlalu muda harus diambil, semua pucuk burung diambil dan tunas cabang yang menyamping dan tingginya tidak lebih dari bidang pangkas dibiarkan.
3.
Petikan gandesan dilakukan di kebun yang akan dipangkas dengan cara memetik semua pucuk tanpa melihat rumus petik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Kualitas pemetikan dibedakan antara pemetikan halus, medium, kasar dan kasar sekali. Mutu teh ditentukan oleh 60% pada hasil pemetikan dikebun dan 40% pada proses pengolahan. Untuk itu perbaikan mutu teh perlu dimulai dengan pemetikan yang baik (Setiawati dan Nasikun, 1991: 30).
F. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1
Nama Ignatius Himawan (2011)
Judul Penelitian Pengaruh luas lahan, pupuk, jam kerja, dan keterampilan kerja terhadap produksi karet di Desa Sidomukti, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung
Variabel Produksi Luas lahan Jam kerja Pupuk keterampilan kerja
Metode Deskriftif kuantitatif
Hasil Penelitian Variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi karet. Variabel jam kerja berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi karet. Variabel pupuk berpengaruh signifikan terhadaphasi l produksi karet. Variabel keterampilan kerja tidak berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2
Efalina Windia Samder (2008)
Pengaruh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada petani di Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Yogyakarta
Hasil produksi Luas lahan Biaya produksi padi Jumlah pupuk
Deskriftif kuantitatif
3
Sudono Aji (2006)
Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani teh di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo.
Pendapatan rumah tangga petani teh. Pengelolaan usaha tani teh. Tingkat kesejahteraa n rumah tangga
Deskriftif
signifikan terhadap hasil produksi karet. Luas lahan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi. Biaya produksi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi. Jumlah pupuk berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi padi. Pendapatan petani teh rata-rata sedang. Pengelolaan usaha tani dilakukan dengan baik oleh petani. Tingkat kesejahtera-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
petani teh
an rumah tangga petani teh sebagian besar sejahtera.
G. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai riset. Dengan melihat beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap hasil produksi petani teh seperti luas lahan, merupakan faktor paling penting dalam memproduksi usaha tani karena semakin luas lahan yang digunakan dalam proses produksi maka hasil produksi juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya jika luas lahannya kecil maka produksinya juga akan rendah. Penggunaan pupuk juga berpengaruh terhadap hasil produksi petani karena penggunaan pupuk yang sesuai dengan jumlah pemberian pupuk maka dalam proses perkembangan teh tidak mengalami penurunan dalam hasil produksi. Jam kerja berpengaruh pada hasil produksi teh karena jika jam kerja yang digunakan petani teh sesuai dengan jam kerja yang dilaksanakan petani teh maka hasil produksi teh akan meningkat, tetapi jika jam kerja petani teh rendah maka hasil produksi teh juga akan rendah. Pengalaman budidaya berpengaruh pada hasil produkis teh karena dari pengalaman budidaya petani teh dibutuhkan pada saat prosese
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
pengelolaan lahan, perawatan tanaman sehingga hasil produksi teh mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Pengalaman budidaya petani juga dibutuhkan dalam pemetikan daun pucuk teh karena petani yang telah lama bekerja sebagai petani teh lebih mengerti bagaimana cara memetik daun teh dengan baik. Tabel 2.2 Konsep kerangka Berpikir Variabel Independent (X)
Variabel Dependent (Y)
Luas Lahan (M2) (X1) Pupuk Organik (kg) (X2)
Pupuk Anorganik (kg) (X3)
Hasil Produksi (Y)
Jam Kerja (jam) (X4) Pengalaman Budidaya (tahun) (X5)
Kerangka berpikir di atas menujukan bahwa variabel dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua variabel yaitu variabel dependent (hasil produksi) dan variabel independent (luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
H. Hipotesisi Hipotesis merupakan jawaban praduga yang dianggap besar kemungkinan untuk menjadi jawaban benar. Hipotesisi adalah jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan, percobaan dan praktik. Dalam penelitian ini hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Ada pengaruh luas lahan terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
2.
Ada pengaruh penggunaan pupuk organik terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
3.
Ada pengaruh penggunaan pupuk anorganik terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
4.
Ada pengaruh jam kerja terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
5.
Ada pengaruh pengalaman budidaya terhadap peningkatan hasil produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
6.
Ada pengaruh luas lahan, penggunaan pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya terhadap hasil produksi teh di Desa Pagerharjo,
Kecamatan
Samigaluh,
Kabupaten
Kulon
Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
korelasional.
Penelitian
korelasional yaitu suatu penelitian yang melibatkan kegiatan pengumpulan data untuk menentukan, adakah hubungan dan tingkat hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian korelasi dilakukan, saat peneliti ingin mengetahui tentang ada atau tidaknya dan kuat lemahnya suatu hubungan variabel yang berkaitan dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari seluruh personalitas dimana peneliti dapat memperoleh gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat serta karakter yang khas dari kasus ataupun dari individu yang kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum (Hasan, 2004: 10). Jenis analisis data yang digunakan termasuk analisis data kuantitatif. Analisis kuantitatif mengelola data menjadi informasi dalam bentuk angka dan perhitungan dengan metode statistik untuk dapat menguji hipotesisi penelitian.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa di Desa Pagerharjo merupakan salah satu sentral perkebunan teh yang cukup besar dan satu-satunya perkebunan teh yang berada di Yogyakarta dan alasan peneliti memilih di Yogyakrta karena tempatnya mudah dijangkau oleh peneliti. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus - September 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1.
Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah para petani teh yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
2.
Objek Objek dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden, yaitu luas lahan, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya terhadap hasil produksi teh pada petani di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
D. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh petani teh yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo yang berjumlah 50 orang petani teh.
2.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh seluruh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Sampel yang diambil merupakan bagian dari populasi yang harus dapat mewakili populasinya sehingga dapat mengambarkan karakteristik atau sifat-sifat populasi yang bersangkutan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 44 petani teh yang berada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota
sampel
dari
populasi
dilakukan
secara
acak
tanpa
memperhatikan starta yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 82). Dalam hal ini populasinya berjumlah 50 petani teh yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dan sampelnya berjumlah 44 petani teh. 4.
Menentukan Jumlah Sampel Untuk menentukan besarnya sempel yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan mengunakan Tabel Krejci. Dengan adanya Tabel Krejci ini diharapkan dapat membantu peneliti menentukan jumlah sampel yang akan di gunakan dalam penelitian ini.
N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
S 10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76
N 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270
Keterangan : N: Ukuran Populasi S: Ukuran Sampel
S 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136 140 144 148 152 155 159
N 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750
Tabel 3.1 Tabel Krejci S N 162 800 165 850 169 900 175 950 181 1000 186 1100 191 1200 196 1300 201 1400 205 1500 210 1600 214 1700 217 1800 226 1900 234 2000 242 2200 248 2400 254 2600
S 260 265 269 274 278 285 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335
N 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 1000000
S 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 375 377 379 380 381 382 384
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Dari Tabel di atas dapat dilihat jika populasi petani teh yang berada di Desa Pagerharjo berjumlah 50 maka ukuran sampelnya berjumlah 44 sampel.
E. Variabel Penelitian dan Operasional Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan variabel dalam penelitian maka perlu dijelaskan identifikasi antara masing-masing variabel dalam penelitian, yaitu: 1.
Variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 29). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil produksi Teh (Y). Hasil produksi yaitu total hasil perkebunan teh yang dihasilkan oleh petani dalam satu tahun pada suatu area perkebunan dengan satuan kg. Dengan asumsi hari efektif selama 20 hari pemetikan dalam satu bulan. Maka hasil produksi teh yang diperoleh petani dalam satu tahun di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dapat dihitung dengan cara: Hasil produksi = hasil produksi perhari x 20 hari x 12 bulan hasil produksi teh yang diperoleh petani digolongkan menjadi tiga yaitu hasil produksi teh yang dihasilkan oleh petani tergolong kurang banyak, cukup banyak, dan banyak. Interval penggolongan hasil produksi yang digunakan petani diperoleh dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Interval = = = 10.000 kg
No. 1. 2. 3.
Tabel 3.2 Hasil Produksi Hasil Produksi (kg) 20.722 kg – 30.722 kg 10.721 kg – 20.721 kg 720 kg – 10.720 kg Jumlah
Keterangan Banyak Cukup Banyak Sedikit
Rata-rata
2.
Variabel bebas (Independent) meruapakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012: 39). Dalam variabel penelitian ini, yang diteliti adalah: a.
Variabel Luas Lahan (X1) Luas lahan perkebunan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi usaha pertanian dalam memperoleh hasil produksi, apabila luas lahan perkebunan teh semakin luas maka produksi teh akan semakin besar dan apabila luas lahan perkebunan sempit maka produksi teh akan semakin kecil. Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah area pertanian yang digunakan oleh para petani untuk membudidayakan teh yang dihitung dalam satuan m2. Luas lahan petani teh digolongan menjadi tiga yaitu luas lahan petani yang tergolong kurang luas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
cukup luas dan luas. Interval penggolongan luas lahan petani diperoleh dengan cara: Interval = = = 6.500 m2 Tabel 3.3 Luas Lahan Luas Lahan (m2) 13.502 m2 – 20.002 m2 7.001 m2 – 13.501 m2 500 m2 – 7.000 m2 Jumlah
No. 1. 2. 3.
Keterangan Luas Cukup Luas Kurang Luas
Rata-rata b.
Pupuk organik (X2) adalah banyak pupuk organik yang digunakan petani teh dalam jangka waktu satu tahun untuk meningkatkan kesuburan tanah tanaman teh dalam satuan kg. pupuk yang diguankan petani teh digolongkan menjadi tiga yaitu pupuk yang digunakan petani tergolong kurang banyak, cukup banyak dan banyak. Interval penggolongan pupuk organik yang digunakan oleh petani diperoleh dengan cara: Interval = = = 483,33kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Tabel 3.4 Pupuk Organik No. Penggunaan Pupuk Organik (kg) 1. 1016,68 kg- 1500,01 kg 2. 533,34 kg – 1016,67 kg 3. 50 kg – 533,33 kg Jumlah Rata-rata per tahun c.
Keterangan Banyak Cukup Banyak Kurang Banyak
Pupuk anorganik (X3) adalah pupuk anorganik yang digunakan petani teh dalam jangka waktu satu tahun untuk meningkatkan kesuburan tanah tanaman teh dalam satuan kg. pupuk yang digunakan petani teh digolongkan menjadi tiga yaitu pupuk yang digunakan petani tergolong kurang banyak, cukup banyak dan banyak. Interval penggolongan pupuk anorganik yang digunakan oleh petani diperoleh dengan cara: Interval = = = 326.66 kg
Tabel 3.5 Pupuk Anorganik No. Penggunaan Pupuk Anorganik (kg) 1. 673,34 kg- 1000 kg 2. 346,67 kg – 673,33 kg 3. 20 kg – 346,66 kg Jumlah Rata-rata per tahun
Keterangan Banyak Cukup Banyak Kurang Banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
d. Jam kerja (X4) yaitu waktu yang digunakan petani pada saat melakukan perawatan teh, pemupukan teh dan pemetikan daun teh dalam satu tahun dengan satuan jam. Jam kerja yang digunakan petani teh digolongkan menjadi tiga yaitu waktu yang digunakan petani tergolong kurang lama, cukup lama,dan lama. Interval penggolongan jam kerja yang digunakan oleh petani diperoleh dengan cara: Interval = = = 1504 jam
Tabel 3.6 Jam Kerja No. Penggunaan Jam Kerja 1. 3106 jam- 4610 jam 2. 1601 jam – 3105 jam 3. 96 jam – 1600 jam Jumlah Rata-rata per tahun
Keterangan Lama Cukup Lama Sebentar
e. Pengalaman budidaya (X5) yaitu pengalaman petani dalam periode tertentu yang di dapat selama dia bekerja sebagai petani teh. Dalam hal ini pengalaman budidaya dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengalaman yang di dapat petani tergolong sebentar, cukup lama dan lama. Interval penggolongan Pengalaman kerja yang digunakan oleh petani diperoleh dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Interval = = = 7.66 tahun
Tabel 3.7 Pengalaman Budidaya No. Pengalaman Budidaya 1. 17,34 tahun – 25 tahun 2. 9,67 tahun – 17,33 tahun 3. 2 tahun – 9,66 tahun Jumlah Rata-rata per tahun
Keterangan Lama Cukup Lama Sebentar
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan
metode
wawancara.
Metode
wawancara
adalah
pengumpulan data dengan cara Tanya jawab secara langsung dengan masyarakat petani teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Data-data yang diperlukan antara lain yaitu: luas lahan, penggunaan pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja, pengalaman budidaya dan hasil produksi dalam jangka waktu satu tahun.
G. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yaitu petani teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo melalui wawancara dengan pertanyaan meliputi: luas lahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
penggunaan pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja, pengalaman budidaya dan hasil produksi dalam jangka waktu satu tahun.
H. Teknik Pengujian Instrumen Teknik pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan uji coba instrument penelitian. Uji coba instrumen penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.8 Uji Coba Instrumen Penelitian No Variabel 1. Luas lahan
Indikator No Luas lahan perkebunan teh yang B1 dimiliki petani dilihat dari m2.
2.
Penggunaan
Banyaknya pupuk organik yang B6
pupuk organik
digunakan
petani
pada
saat
melakukan perawatan tanaman teh dalam jangka waktu satu tahun, sesuai dengan luas lahan. 3.
Penggunaan
Banyaknya pupuk anorganik yang B6
pupuk
digunakan
anorganik
melakukan perawatan tanaman teh
petani
pada
saat
dalam jangka waktu satu tahun, sesuai dengan luas lahan dan dosis yang tepat. 4.
Jam kerja
Jumlah jam kerja yang digunakan B2, B3, dalam memetik daun teh dan B5 perawatan teh dalam jangka waktu satu tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
5.
6.
Pengalaman
Lamanya
seseorang
melakukan A
budidaya
budidaya tanaman teh.
Hasil produksi
Jumlah hasil produksi teh yang B4 diperoleh dalam jangka waktu satu tahun.
I.
Uji Prasyarat 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002: 147-172). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun
rumus uji Kolmogorov-
Smirnov untuk normalitas data sebagai berikut (Ghozali, 2002: 147172): D = (F0 (x) – Sn (x)) Keterangan: D
= Deviasi maksimum
F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditemukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Jika nilai asymp.sig. (2tailed) > 0,05, maka distribusi data akan dikatakan normal. 2.
Uji Linieritas Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F. Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan yang linier atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk kriteria pengujian masing-masing variabel tersebut yaitu jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Untuk pengujian linieritas penulis menggunakan rumus (Sugiyono, 2007 :274).
F=
a.
𝑆 𝑇𝐶 𝑆𝐺
Dalam menguji linieritas dilakukan dengan cara membandingkan Fhitung < Ftabel. Distribusi Fhitung menggunakan derajat kebebasan pembilang = (K-2) dan derajat kebebasan penyebut = (n-k).
b.
Jika Fhitung < Ftabel, untuk taraf kesalahan 5% maupun 1% maka kesimpulannya regresi linier, atau jika nilai signifikan < 0,05 maka kesimpulannya linier.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
J.
Uji Asumsi Klasik 1.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang satu dengan yang lain saling berkolerasi atau tidak. Dalam uji ini, variabel independen tidak boleh saling berkorelasi, dikarenakan apabila terjadi korelasi antar variabel independen, maka dapat dipastikan variabel penelitian tersebut tidak otogonal atau dengan kata lain nilai korelasi antar variabel independen adalah nol. Menurut (Ghozali, 2005:248 – 160), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut: a.
Nilai R2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika atau variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinsi dua atau lebih variabel independen.
c.
Multikolinieritas dapat dilihat juga dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menujukan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya dalam pengertian sederhana setiap variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
independent menjadi variabel dependent (terikat) dan diregresikan terhadap
variabel
independent
(bebas)
lainnya.
Tolerance
mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih, yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). d.
Cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF), di mana variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10 (Priyanto et al. 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak menjadi antara variabel independent. Melihat nilai tolerance dan nilai VIF: a)
Nilai Tolerance: Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance sama dengan nol.
b)
Nilai VIF: Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00. terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF sama dengan 10,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
2.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tiak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi linnya (Kuncoro, 2007). Untuk mengetahui adanya gejala yangini maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji glejser, dengan persamaan regresi (Gujarti, 2003)
Ut = α + βXt + vt
Dengan hasil persamaan regresi di atas dapat diketahui juga variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5) yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute (absUt). Dapat dilihat dari nilai probabilitas dengan signifikansinya 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan
bahwa
model
regresi
tidak
mengandung
adanya
heteroskedastisitas.
K. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua variabel atau lebih variabel independen (X1, X2,X3, . . . ., Xn) dengan variabel dependen (Y). analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
mengalami kenaikan atau penurunan. Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan apabila variabel independennya minimal 2. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 275): Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Di mana: b1, b2, b3, b4, b5 > 0 Keterangan: Y
= Hasil Produksi
X1
= Luas Lahan
X2
= Pupuk Organik
X3
= Pupuk Unorganik
X4
= Jam Kerja
X5
= Penggalaman Budidaya
b0
= Bilangan Konstant
e
= Error dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Desa Pagerharjo Desa Pagerharjo merupakan salah satu desa di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo yang terletak di bagian paling tinggi dari kawasan Samigaluh, tepatnya di bagian paling Barat. Luas wilayah Desa Pagerharjo adalah 1.140,52 Ha, memiliki jarak 6 km dari Kantor Kecamatan Samigaluh, Desa Pagerharjo juga memiliki 20 pedukuhan. Pedukuhan yang ada di Desa Pagerharjo antara lain Kalinongko, Jetis, Suren, Beteng, Mendolo, Separang, Sarigono, Ngemplak, Plono Barat, Plono Timur, Kemesu, Ngentak, Sinogo, Kalirejo Utara, Kalirejo Selatan, Nglinggo Barat, Nglinggo Timur, Jobolawang, Ngaglik, dan Gegerbajing. Batas wilayah Desa Pagerharjo yaitu Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ngargosari, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan Magelang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Banjarsari dan Kabupaten Purworejo. Jumlah penduduk yang ada di Desa Pagerharjo adalah 4.523 jiwa. Dengan rincian 2.277 penduduk Laki-laki dan 2.246 penduduk wanita. Jumlah Rukun Warga (RW) yaitu 43 dan Rukun Tetangga (RT) berjumlah 87. Rumah tangga berjumlah 1.328 buah dan rata-rata per rumah tangga adalah 3 jiwa. Penduduk tiap pedukuhan rata-rata berjumlah 70 jiwa.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Desa Pagerharjo merupakan daerah utama penghasil teh, penduduk kebanyakan berprofesi sebagai petani dan berkebun. Perkebunan yang dilakukan
masyarakatnya
adalah
membudidayakan
tanaman
teh.
Khususnya di Dusun Nglinggo barat dan Nglinggo timur Desa Pagerharjo merupakan daerah penghasil teh, yang letaknya berada pada ketinggian sekitar 800 m dari permukaan laut. Usaha tani teh di Desa Pagerharjo sudah lama yaitu sejak pembibitan dilakukan pada tahun 1991 dan masih dibudidayakan sampai saat ini. Para petani yang ada di Desa pagerharjo bukan hanya mengembangkan tanaman teh saja tetapi ada juga petani yang menanam padi, ketela pohon, kopi, cengkeh, sayur-sayuran maupun kacang-kacangan.
B. Sarana dan Prasarana Ekonomi Sebagian besar penduduk yang berada di Desa Pagerharjo bekerja disektor pertanian dan berkebun sehingga sarana dan prasarana berupa jalan sanggat lah di perlukan, agar dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan desa dan perekonomian masyarakat. Kondisi jalan saat ini sebagai lalulintas perekonomian khususnya di daerah perkebunan teh sudah beraspal sehingga akses jalan untuk pergi ke perkebunan itu sudah lebih nyaman, akan tetapi masih ada jalanan yang sedikit rusak seperti jalan berlobang dan biasanya jika turun hujan lebat masyarakat harus berhati-hati karena biasanya terjadi longsor dan jalannya juga sempit ketika ada mobil dari arah berlawanan salah satu pengendara harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
berhenti menunggu pengendara yang lain lewat agar tidak terjadi kecelakaan. Dengan prasarana berupa akses jalan untuk menuju keperkebunan teh sudah cukup bagus maka petani tidak mengalami kesulitan dalam membawa hasil produksi teh dari perkebunan menuju ke rumah, namun masih ada beberapa petani yang untuk menuju perkebunan teh tidak dapat dijangkau dengan angkutan umum pedesaan sehingga petani harus mengendon hasil teh menuju kerumah. Sarana transportasi yang digunakan oleh petani teh untuk membawa hasil produksi teh adalah dengan cara dipanggul atau digendong dan menggunakan gerobak dorong atau roda tunggal, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman petani membawa hasil produksi dengan menggunakan motor, tetapi tetap masih ada petani yang membawa hasil panennya dengan mengunakan cara dipanggul atau digendong dan menggunakan gerobak dorong atau roda tunggal, Di bidang perdagangan Desa Pagerharjo mempunyai pasar yang berfungsi untuk menjual hasil panen, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan sebagainya. Pasar merupakan tempat untuk transaksi hasil panen. Hasil perkebunan yang diperoleh petani dijual keluar wilayah untuk menjadi tambahan perekonomian. Pasar yang ada di Desa Pagerharjo adalah pasar plono, pasar plono merupakan pasar yang berada di Desa Pagerharjo. Pasar plono buka setiap hari sehingga petani tidak perlu jauhjauh harus kekota untuk menjual hasil perkebunan atau membeli bahan poko untuk dikonsumsi sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
C. Kesenian dan Kebudayaan Desa
Pagerharjo
memiliki
potensi
akan
seni
dan
kebudayaan,
penduduknya sangat antusias dalam seni. Hal ini ditunjukan dengan adanya kesenian berupa seni tari, seni rupa, dan seni pertunjukan antara lain sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Kesenian di Desa Pagerharjo Kesenian Reog Jathilan Inkling Angguk Campur Sari Kethoprak Pedalangan Lengger Karawitan Sholawatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber : Kecamatan Samigaluh Dalam Angka 2014
Di Desa Pagerharjo terdapat pula berbagai macam jenis kesenian yang masih dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini, antara lain yaitu: jathilan, karawitan, lengger, kethoprak, sholawatan. Kesenian-kesenian ini masih hidup dan berkembang hingga saat ini. Kesenian tradisional sering dipentaskan pada saat acara perkawinan, sunatan, penyambutan tamu, upacara bersih bersih desa dan tasyakuran desa. Adanya kesenian yang selalu dipentaskan di setiap acara masyarakat menandakan bahwa masyarakat
Desa
Pagerharjo
masih
menjaga,
mengembangkan budaya tradisional leluhurnya.
melestarikan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Ada juga penduduk yang bergerak di bidang kesenian Bangilun. Bangilun merupakan tari yang berbentuk sholawatan, kesenian tersebut sering dipentaskan atau dipertunjukan pada saat acara kebudayaan dan acara-acara penting seperti gebyar pentas seni di Tembi Kraton, pada saat hari jadi Kulon Progo, selain itu Bangilun juga ditampilkan sebagai acara hiburan anggota masyarakat yang memiliki hajat pernikahan, khitanan, dan sebagainya. Serta pada acara keagamaan seperti Maulid Nabi, Isra Miraj dan peringatan 1 sura. Dengan demikian menujukan bahwa masyarakat masih menghargai warisan nenek moyang.
D. Kesejahteraan Sosial Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dukuh yaitu Pak Teguh dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk yang berada di Desa Pagerharjo bekerja di bidang usaha pertanian sehingga masyarakat yang berada di Desa Pagerharjo ini memiliki kesejahteraan sosial yang cukup baik karena 50% penduduk di Desa Pagerharjo tergolong berkemampuan ekonomi yang menengah, 9,38% berkemampuan ekonomi tergolong rendah, dan 9,38% berkemampuan ekonomi tinggi. Penduduk yang berkemampuan ekonomi tinggi adalah penduduk yang memiliki pendapatannya mencapai Rp 3.750.000-Rp 4.000.000 per bulan. Penduduk yang
berkeampuan
ekonomi
menengah
adalah
penduduk
yang
pendapatannya mencapai Rp 1.250.000-Rp 2.500.000 per bulan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
penduduk yang berkemampuan ekonomi lemah adalah penduduk yang memmiliki tingkat pendapatannya di bawah Rp 1.000.000 per bulan.
E. Kesehatan Di Desa Pagerharjo terdapat sarana dan prasarana untuk kesehatan masyarakat, yaitu 1 Puskesmas, 1 Pustu (Puskesmas Pembantu), 1 rumah bersalin, 1 dokter praktek dan 20 sub PPKBD (sub Pusat Pembina Keluarga Berencana Desa). Sub Pembina KB Desa dimiliki oleh setiap pedukuhan yang bertujuan untuk mengelola program KB di setiap Pedukuhan. Puskesmas pembantu terdapat di Pedukuhan Plono Timur, sedangkan puskesmas terdapat di Pedukuhan Gegerbajing. Lingkup kerja Puskesmas Pagerharjo adalah seluruh wilayah Kecamatan Samigaluh. Desa Pagerharjo merupakan desa di Samigaluh yang memiliki jumlah sarana kesehatan paling banyak diantara desa yang lainnya. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Pagerharjo digunakan dengan baik oleh penduduk demi menjaga kesehatan. Namun jika ada masyarakat yang sakit cukup parah maka langsung dibawa ke Rumah Sakit yang ada di kota.
F. Ketenagakerjaan Penduduk yang ada di Desa Pagerharjo memiliki berbagai macam aktivitas pekerjaan, ada penduduk yang bekerja dibidang pertanian, ada pula yang bkerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, ada pula penduduk yang bekerja sebagai pedagang dan ada pula penduduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
yang bekerja sebagai mekanik bengkel motor. Tenaga kerja yang paling tinggi di Desa Pagerharjo adalah petani hal ini dikarenakan banyak penduduk yang berada di Desa Pagerharjo memiliki keahlian dalam bertani.
G. Pendidikan Tingkat pendidikan di Desa Pagerharjo bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan sebagai berikut: Tabel 4.2 Sarana Pendidikan di Desa Pagerharjo No Jenjang Pendidikan 1 TK 2 SD Negeri 3 SD Swasta 4 SMP Negeri 5 SMK Negeri Jumlah
Jumlah 4 2 3 1 1 11
Jumlah Murid 89 206 218 174 353 1040
Sumber : Kecamatan Samigaluh Dalam Angka, 2015
Beberapa sekolah yang terdapat di Desa Pagerharjo antara lain TK Pangudi Luhur, TK Abba Siti Mariyah, TK Bakti Masyarakat, TK PGRI, SD Pangudi Luhur, SDN Pagerharjo, SDN Kalirejo, SMPN 4 Samigaluh, dan SMKN 1 Samigaluh. Mayoritas penduduk Muslim dan Katolik membagi pelajar ke Sekolah Negeri, Sekolah Swasta Katolik, dan Sekolah Swasta Islam. Sekolah tersebut tidak hanya untuk warga Desa Pagerharjo, namun diperuntukan untuk secara umum. Beberapa dari desa lainnya bersekolah di Desa Pagerharjo, begitu juga warga Desa Pagerharjo beberapa ada yang bersekolah di wilayah lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
H. Pertanian Usaha perkebunan teh yang berada di Desa Pagerharjo sudah ada sejak tahun 1986 dan perkebunan teh masih dilestarikan hingga saat ini. Akan tetapi pada tahun 1986 masyarakat masih belum banyak yang mengembangkan tanaman teh karena masih banyak petani yang belum mengetahui bagaimana cara menanam teh denagan benar dan perkebunan tersebut masih dimiliki oleh PT Pagelaran. Dengan seiring berjalannya waktu petani sudah mulai paham mengenai cara merawat teh dengan baik dan dengan bantuan dari PT Pagelaran juga sehingga para petani tetap melestarikan tanaman teh. Teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo pertama kali ditanam oleh petani pada tanggal 27 Februari 1990 tepatnya di Dusun Tritis. Kemudian dikembangkan ke Girimulyo dan Samigaluh. Awalnya terdapat 32 kelompok petani teh yang mencapai areal seluas 745 hektar namun sekarang tinggal 18 kelompok dengan luas lahan 18 hektar. Berkembangnya perkebunan teh yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo merupakan peran dari pemerintah melalui dinas pertanian yang bekerjasama dengan PT Pagelaran yang memberikan bibit teh kepada masyarakat dan memberikan penyuluhan tentang tata cara bertani teh serta pemasaran hasil produksi teh. PT Pagelaran merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan teh berda di wilayah Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo sebagai penampung hasil perkebunan teh milik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
rakyat. Kecamatan Samigaluh dikenal sebagai daerah satu-satunya penghasil teh yang berada di daerah Yogyakarta. Pengembangan budidaya tanaman teh sekarang ini dilakukan oleh para petani serta bekerjasama dengan PT Pagelaran dan Dinas Pertanian didukung kesesuaian daerah untuk pertanian teh, Desa Pagerharjo diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi teh sehingga dengan adanya perkebunan teh dapat meningkatan pendapatan masyarakat serta dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan petani. Unit produksi Samigaluh merupakan bagian dari PT Pagilaran yang berada di Desa Pagerharjo, unit produksi ini memiliki luas Perkebunan Inti Rakyat (PIR) tanaman teh sebesar 200 hektar, dan luas Perkebunan Inti Rakyat (PIR) tanaman kakao sebesar 9.850 herktar, sampai saat ini kapasitas produksi sebesar 5.000 kg pucuk teh per hari dengan produk utama adalah teh hijau, kakao bean dan melati. Unit produksi Samigaluh diresmikan pada tahun 1987 oleh mentri pertanian. Peresmian tersebut merupakan bentuk komitmen antara PT Pagilaran dengan Dinas Pertanian dan masyarakat untuk terus bekerja sama dan menjaga komitmen untuk selalu tumbuh dan berkembang. Pada tahun 2013 unit produksi Samigaluh telah memperoleh sertifikasi sedex. Dengan demikian tidak diragukan lagi hasil produksi teh dari unit produksi samigaluh yang selalu mengedepankan kualitas dan keberlanjutan lingkungan. Teh mulai berkembang pesat pada tahun 1991 di mana pada tahun tersebut Pemerintah dan PT Pagelaran memberikan bibit tanaman teh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
untuk dikembangkan di Desa pagerharjo, dan pada saat itu juga petani sudah memiliki banyak pengalaman mengenai budidaya tanaman teh hingga cara perawatan dan pementikan daun teh. Proses pertumbuhan tanaman teh memerlukan waktu yang cukup lama hingga sampai tanaman tersebut dapat menghasilkan produksi, waktu yang dibutuhkan yaitu sekitar lima tahun hingga teh tersebut dapat dipanen. Tanaman teh dapat tumbuh tinggi sampai sekitar 6-9 meter, akan tetapi di perkebunan yang ada di Desa Pagerharjo tinggi tanaman teh di pertahankan hanya sampai sekitar 1 meter dengan pemangkasan secara bertahap. Hal ini dilakukan agar tanaman teh dapat bertunas lebih banyak. Pada tahun 1996 pertama kali petani melakukan pemetikan daun teh meskipun pada tahun 1986 teh telah ada di Desa Pagerharjo akan tetapi tidak banyak petani yang mengembangkan tanaman teh ini. Dan teh kembali ditanam pada tahun 1990 dan pemetikan dilakukan pertama kali pada tahun 1996 dan hasil produksi yang diperoleh petani juga masih belum banyak karena keterampilan yang dimiliki oleh petani masih sedikit sehingga PT Pagelaran memberikan penyuluhan kepada petani bagaimana cara merawat dan memetik daun teh dengan benar. Teh dipasarkan pertama kali di PT Pagelaran karena petani juga telah bekerja sama dengan PT Pagelaran namun beberapa tahun terakhir petani teh ada yang menjual dan mengemas produknya sendiri dan dipasarkan sendir di warung, dengan tujuan petani lebih untung menjual teh sendiri dibandingkan ketika petani menjual hasil produksi teh di PT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Pagelaran karena PT Pagelaran membeli teh dengan harga yang sangat murah. Dengan PT Pagelaran membeli teh dengan harga yang sangat murah, dengan PT Pagelaran membeli teh masyarakat dengan harga murah maka sebagian besar petani teh yang ada di Desa Pagerharjo beralih dari perkebunan teh ke perkebunan yang lainnya seperti kopi dan cengkeh bagi petani tanaman kopi dan teh lebih menjanjikan dibandingkan dengan tanaman teh, karena harga kopi dan cengkeh jauh lebih tinggi dibandingkan harga teh sehingga hal ini yang membuat luas lahan perkebunan teh yang ada di Desa Pagerharjo berkurang setiap tahunnya. Produk yang dikeluarkan oleh PT Pagelaran adalah berupa teh yang telah dikemas dan siap untuk di jual di pasar domestik. Teh yang di produksi yaitu teh hitam, teh hijau dan teh olong. Seiring dengan berjalannya waktu petani yang ada di Desa Pagerharjo membuat sendiri Kelompok Usaha Bersama petani teh yang disebut KUB Menorah Jaya. Pada tahun 2014 KUB Menorah Jaya berhasil meluncurkan produk teh terbaru yaitu Teh Wangi Suroloya. Produk ini diberi nama Teh Suroloyo mengingat puncak Suroloya menjadi ikon di pegunungan Menoreh Kulon Progo. Petani berharap agar Teh Suroloyo mampu menembus pasar bebas Asia dan tetap bisa meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh KUB Menorah Jaya. Baru-baru ini petani teh yang berada di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo memproduksi teh siap konsumsi dengan berbagai rasa untuk mendongkrak pemasaran. Teh yang dipasarkan itu berupa teh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
wangi, teh sangit, dan teh putih. Petani memasarkan produk olahan teh ini di sebuah hotel yang ada di Bali dan teh tersebut juga di pasarkan di warung-warung yang terdapat di dekat perkebunan teh. Mengingat bahwa perkebunan teh yang ada di Desa Pagerharjo saat ini telah menjadi tempat wisata sehingga petani dengan mudah menjual dan mempromosikan produk olahannya pada penggunjung yang datang untuk berwisata ke perkebunan teh. Di Desa Pagerharjo dalam menghasilkan produksi teh dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya. Luas lahan perkebunan teh yang ada di Desa Pagerharjo ini sangat beragam, dan pupuk organik yang digunakan petani untuk memeupuk tanaman teh yaitu pupuk kandang dan pupuk anorganik yang digunakan petani untuk memupuk tanaman teh yaitu dengan pupuk Urea. Jam kerja yang digunakan petani berbeda-beda dan lamanya pengalaman yang diperoleh petani selama bekerja sebagai petani teh sangat beragam. Penggunaan pupuk dan jam kerja yang berbeda-beda tersebut berdasarkan luas lahan yang dimiliki oleh petani teh. Semakin luas lahan yang dimiliki petani teh maka semakin banyak pula jam kerja yang digunakan dan begitu pula dengan pupuk yang digunakan juga semakin banyak. Selain menanam teh, masyarakat yang berada di Desa Pagerharjo ada juga yang menanam kopi dan cengkeh, ada beberapa masyarakat yang memiliki peternakan kambing dan sapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2016. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang memiliki lahan perkebunan teh. Penelitian ini berisi tentang luas lahan perkebunan teh, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik, jam kerja, pengalaman budidaya (lamanya seseorang itu bekerja sebagai petani teh) yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara kepada 44 petani teh yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini responden yang menjawab pertanyaan secara lengkap berjumlah 44 petani, dengan demikian response rate penelitian sebesar 100%. A. Hasil Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan mengunakan teknik wawancara untuk mendapatkan data dari para petani teh yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Data dalam penelitian ini dibedakan menjadi enam yaitu, terdiri dari: data yang berisi tentang luas lahan, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik, jam kerja, lamanya bekerja sebagai petani teh dan hasil produksi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 responden.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
1. Karakteristik Responden Analisis karakteristik responden digunakan untuk memberikan gambaran umum petani, apakah dari luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja, dan pengalaman budidaya memberikan pengaruh terhadap hasil produksi. Karakteristik dalam responden dapat diuraikan meliputi jenis kelamin, umur, dan pendidikan terakhir. a. Jenis kelamin Table 5.1 Data Petani Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 17 38,5% Perempuan 27 61,5% 44 100% Jumlah
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa petani teh yang ada di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 petani dengan tingkat persentase sebesar 61,5% dan petani yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 17 petani dengan tingkat persentase sebesar 38,5%. Dengan demikian petani yang bekerja sebagai petani teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo yang paling dominan adalah petani yang berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 27 petani (61,5%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
b. Umur Table 5.2 Data Petani Teh Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase 25 – 34 4 9,09% 35 – 44 6 13,6% 45 – 54 15 34,09% 55 – 64 16 36,36% 65 – 74 2 4,59% 75 – 84 1 2,27% Jumlah 44 100%
Dari Tabel di atas diketahui bahwa petani teh yang berusia 25-34 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 9,09%, petani teh yang berusia 35-44 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 13,6%, petani teh yang berusia 45-54 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 34,09%, petani teh yang berusia 55-64 tahun sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 36,36%, petani teh yang berusia 65-74 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 4,59%, sedangkan petani yang berusia 75-84 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 2,27%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa petani yang bekerja di perkebunan teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten kulon Progo yang paling dominan adalah petani yang berusia 55-64 tahun sebanyak 16 petani dengan persentase sebesar 36,36%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
c. Pendidikan Terakhir Karakteristik responden dilihat dari tingkat pendidikannya dapat diuraikan sebagai berikut: kelompok Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), dan D2. Seperti yang tercantum pada tabel berikut: Tabel 5.3 Data Petani Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA SMK D2 Tidak Sekolah Jumlah
Jumlah 22 12 6 1 1 2 44
Persentase 50% 27,27% 13,65% 2,27% 2,27% 4,54% 100%
Berdasarkan Tabel di atas petani yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak 22 orang dengan persentase sebesar 50%, petani yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP sebanyak 12 orang dengan tingkat persentase sebesar 27,27%, petani yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 13,65%, petani yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMK sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 2,27%, petani
yang memiliki
pendidikan terakhir D2 sebanyak 1 orang 2,27%, petani yang tidak memiliki pendidikan sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 4,54%. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa petani teh yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo banyak didominasi oleh tingkat pendidikan SD sebanyak 22 petani dengan persentase sebesar 50%.
B. Deskripsi Data Statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan objek yang telah diteliti melalui sampel atau populasi yang sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2006). Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data sampel. deskripsi variabel bertujuan untuk mengambarkan masingmasing variabel yang terdapat dalam sebuah penelitian. Deskripsi data statistik dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 5.4 Deskriptif Statistik N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
jumlah_produksi
44
720
30720
6482.45
5949.348
luas_lahan
44
500
20000
4176.14
3684.340
pupuk_organik
44
0
1500
162.50
349.272
pupuk_anoranik
44
0
1000
253.64
228.362
jam_kerja
44
96
4608
988.55
995.928
lamanya_bekerja
44
2
25
19.14
6.733
Valid N (listwise)
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
1. Luas Lahan Tabel 5.5 Deskriptif Luas Lahan No. Luas Lahan (m2) N % 1. 13.502 m2 – 20.002 m2 1 2,28 2. 7.001 m2 – 13.501 m2 5 11,36 3. 500 m2 – 7.000 m2 38 86,36 Jumlah 44 100% Rata-rata: 4.176,13
Keterangan Luas Cukup Luas Kurang Luas
Dari Tabel di atas menujukkan bahwa dari 44 responden yang ada, 38 responden (86,36%) tergolong memiliki lahan kurang luas, 5 responden (5%) tergolong memiliki lahan cukup luas, dan 1 responden (2,28%) tergolong memiliki lahan yang luas. Luas lahan minimal yang dimiliki adalah 500 m2, luas lahan maksimal yang dimiliki adalah 20.000 m2, dan rata-rata luas lahan yang dimiliki adalah 4.176,13 m2. Rata-rata luas laahn ini berada pada interval 500 m2-7000 m2 yang berarti kurang luas. Hal ini menujukan bahwa responden yang merupakan petani teh di Desa Pagerharjo memiliki lahan kurang luas yang digunakan petani untuk membudidayakan tanaman teh. Tanaman teh dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada jenis tanah latosol, podsolik merah-kuning dan andosol. Jenis tanah yang ada di Desa Pagerharjo adalah tanah latosol sehingga jenis tanah di Desa Pagerharjo baik untuk tanaman teh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
2. Pupuk Organik Tabel 5.6 Deskripsi Data Jumlah Pupuk Organik No.
Penggunaan Pupuk Organik (kg) 1. 1016,68 kg- 1500,01 kg 2. 533,34 kg – 1016,67 kg 3. 50 kg – 533,33 kg Jumlah Rata-rata per tahun: 420,58 kg
N
%
Keterangan
2 2 13 17
11,76 11,76 76,48 100%
Banyak Cukup Banyak Sedikit
Dari Tabel di atas menujukkan bahwa dari 17 responden yang ada, 13 responden dengan tingkat persentase sebesar 76,48% tergolong sedikit dalam menggunakan pupuk organik, 2 responden dengan tingkat persentase sebesara 11,76% tergolong cukup banyak dalam mengunakan pupuk organik, dan 2 responden dengan tingkat persentase sebesar 11,76% tergolong banyak dalam mengunakan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik minimal adalah 50 kg, penggunaan pupuk organik maksimal adalah 1.500 kg per tahun. Nilai rata-rata ini berada pada kelas interval 50 kg-533,33 kg yang berarti sedikit. Hal ini menujukan bahwa responden yang merupakan petani teh yang ada di Desa Pagerharjo memiliki tingkat penggunaan pupuk organik yang sedikit. jenis pupuk organik yang digunakan petani teh di Desa Pagerharjo adalah jenis pupuk kandang. Responden melaksanakan dua kali pemupukan dalam satu tahun yaitu pada awal musim penghujan dan awal musim kemarau, tetapi ada juga petani yang melakukan pemupukan tiga kali dalam satu tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
tanpa
memperhatikan
musim.
Pemupukan
dilakukan
dengan
menggunakan pupuk organik yaitu berupa pupuk kandang untuk memperoleh unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman teh. 3. Pupuk Anorganik Tabel 5.7 Deskripsi Data Jumlah Pupuk Anorganik No. Penggunaan Pupuk N % Keterangan Anorganik (kg) 1. 673,34 kg- 1000 kg 2 4,88 Banyak 2. 346,67 kg – 673,33 kg 11 26,82 Cukup Banyak 3. 20 kg – 346,66 kg 28 68,30 Sedikit Jumlah 41 100 Rata-rata per tahun : 272,19 kg Dari Tabel di atas menujukkan bahwa dari 41 responden yang ada, 28 responden dengan tingkat persentase sebesar 68,30% tergolong sedikit dalam menggunakan pupuk anorganik, 11 responden dengan tingkat persentase sebesar 26,82% tergolong cukup banyak dalam mengunakan pupuk anorganik, dan 2 responden dengan tingkat persentase sebesar 4,88% tergolong banyak dalam mengunakan pupuk anorganik. penggunaan pupuk anorganik minimal adalah 20 kg, penggunaan pupuk anorganik maksimal adalah 1.000 kg per tahun. Dalam pusat penelitian teh dan kina telah merekomendasikan ketentuan dalam pemupukan teh berdasarkan Tanaman Menghasilkan (TM). Pupuk anorganik yang digunakan untuk tanaman menghasilkan yaitu pupuk Urea. Jumlah dosis pemupukan yang digunakan sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
250-350 kg dan dilakukan pemupukan setahun 3-4 kali pemupukan dengan luas lahan dalam 1 hektar atau 10.000 m2. Sedangkan nilai ratarata penggunaan pupuk anorganik per tahun yang ada di Desa Pagerharjo ini yaitu 272,19 yang berarti jika dilihat dalam norma yang ada jumlah pupuk yang digunakan oleh petani teh per tahun sudah masuk rentang minimal. Akan tetapi jika dilihat pada interval kelas di mana jumlah penggunaan pupuk anorganik menujukan bahwa responden yang merupakan petani teh yang ada di Desa Pagerharjo memiliki tingkat penggunaan pupuk anorganik yang sedikit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani yang ada di Desa Pagerharjo mengunakan pupuk anorganik dengan tidak insentif. Jenis pupuk anorganik yang digunakan petani teh di Desa Pagerharjo adalah jenis pupuk Urea dan KCL. Responden melaksanakan dua kali pemupukan dalam satu tahun yaitu pada awal musim penghujan dan awal musim kemarau, tetapi ada juga petani yang melakukan pemupukan tiga kali dalam satu tahun tanpa memperhatikan musim. 4. Jam Kerja Tabel 5.8 Deskripsi Data Jam Kerja No. Penggunaan Jam Kerja N % 1. 3106 jam- 4610 jam 3 6,82 2. 1601 jam – 3105 jam 3 6,82 3. 96 jam – 1600 jam 38 86,36 Jumlah 44 100% Rata-rata per tahun : 988,54 jam per tahun
Keterangan Lama Cukup Lama Sebentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Dari Tabel di atas menujukkan bahwa dari 44 responden yang ada, 38 responden dengan tingkat persentase sebesar 86,36% tergolong sebentar dalam bekerja, 3 responden dengan tingkat persentase sebesar 6,82% tergolong cukup lama dalam bekerja, dan 3 responden dengan tingkat persentase sebesar 6,82% tergolong lama dalam bekerja. Jam kerja minimal adalah 96 jam per tahun, jam kerja maksimal 4608 jam per tahun, dan rata-rata jam kerja adalah 988,54 jam per tahun. Nilai rata-rata ini berada pada kelas interval 96 jam-1600 jam yang berarti sebentar. Hal ini menujukan bahwa responden yang merupakan petani teh yang ada di Desa Pagerharjo memiliki jam kerja yang sebentar dalam bekerja. Petani teh yang ada di Desa Pagerharjo bekerja dari pukul 08.00-11.00 WIB dimulai dengan pemetikan daun teh dan setelah itu perawatan tanaman seperti pemberian pupuk pada tanaman teh. 5. Pengalaman Budidaya
Tabel 5.9 Deskripsi Data Pengalaman Budidaya No. Pengalaman Budidaya N % 1. 17,34 tahun – 25 tahun 29 65,90 2. 9,67 tahun – 17,33 tahun 11 25 3. 2 tahun – 9,66 tahun 4 9,10 Jumlah 44 100% Rata-rata : 19,13 tahun
Keterangan Lama Cukup Lama Sebentar
Dari Tabel di atas menujukkan bahwa dari 44 responden yang ada, 4 responden dengan tingkat persentase sebesar 9,10% pengalaman budidaya yang diperoleh petani tergolong sebentar, 11 responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
dengan tingkat persentase sebesar 25% pengalaman budidaya yang diperoleh petani teh tergolong cukup lama, dan 29 responden dengan tingkat persentase sebesar 65,90% pengalaman budidaya yang diperoleh petani teh tergolong lama. Pengalaman budidaya minimal adalah 2 tahun, pengalaman budidaya maksimal 25 tahun, dan rata-rata pengalaman budidaya yang diperoleh petani adalah 19,13 tahun. Hal ini menujukan bahwa petani teh yang ada di Desa Pagerharjo memiliki pengalaman budidaya yang lama. 6. Hasil Produksi Tabel 5.10 Deskripsi Data Hasil Produksi No. Hasil Produksi (kg) N % 1. 20.722 kg – 30.722 kg 2 4,55 2. 10.721 kg – 20.721 kg 6 13,64 3. 720 kg – 10.720 kg 36 81,81 Jumlah 44 100% Rata-rata per tahun : 6482,45 kg
Keterangan Banyak Cukup Banyak Sedikit
Dari Tabel di atas menujukkan bahwa 44 responden yang ada, 36 responden dengan persentase sebesar 81,81% tergolong sedikit dalam memproduksi teh, 6 responden dengan persentase sebesar 13,64% tergolong cukup banyak dalam memproduksi teh dan 2 responden dengan persentase sebesar 4,55% tergolong banyak dalam memproduksi teh. Hasil produksi minimal adalah 720 kg per tahun dan hasil produksi maksimal adalah 30.720 kg per tahun, rata-rata produksi teh pertahun sebesar 6.482,45 kg per tahun. Nilai ini berada pada kelas interval 720 kg10.720 kg yang berarti sedikit. hal ini menujukkan bahwa responden yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
berarti petani teh di Desa Pagerharjo memiliki tingkat hasil produksi sedikit dalam memproduksi teh per tahun.
C. Analisis Uji Prasyarat 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan mengunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 5% atau 0,05. untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi normal atau tidak dapat dilihat dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai probabilitas (Asymp. sig) > 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal.
Jika nilai probabilitas (Asymp. sig) < 0,05 maka distribusi dapat dikatakan tidak normal.
Output dari hasil olah data mengunakan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
44 0E-7 2245.50162350 .151 .109 -.151 1.001 .269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Berdasarkan Tabel di atas, yang diperoleh dari olah data menggunakan SPSS.20, melalui uji kolmogrov-smirnov diperoleh koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,269 atau nilainya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya berdistribusi normal. b. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel luas lahan, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik, jam kerja, dan pengalaman budidaya memiliki hubungan yang linear atau tidak terhadap variabel hasil produksi teh. Hasil pengujian linieritas dapat dilihat pada output (SPSS 20) dibawah ini :
Tabel 5.12 Hasil Uji Linieritas Model Regression Residual
ANOVAa Sum of Squares Df Mean Square 1305155960.641
5 261031192.128
216817934.269 38
5705735.112
1 Total
1521973894.909 43
a. Dependent Variable: jumlah_produksi b. Predictors: (Constant), lamanya_bekerja, luas_lahan, pupuk_organik, pupuk_anoranik, jam_kerja
F
Sig.
45.749
.000b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Dari hasil uji ANOVA atau F test, didapat Fhitung adalah 45,794 dengan taraf signifikansi (α) = 5% dan Ftabel adalah 2,46. Setelah Fhitung dan Ftabel diketahui, maka langkah selanjutnya membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Apakah Fhitung > Ftabel maka dapat dinyatakan bahwa model regresi dengan variabel bebas luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya dapat digunakan untuk memprediksi variabel hasil produksi teh, sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka dapat dinyatakan bahwa model regresi dengan variabel bebas luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel hasil produksi teh. Dari hasil perhitungan Fhitung 45,794 > Ftabel 2,46, yang berarti bahwa Fhitung > Ftabel. Maka model regresi dengan variabel bebas luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya dapat digunakan untuk memprediksi variabel hasil produksi teh. Jadi dari hasil perhitungan diatas dapat dismpulkan bahwa model regresi dengan variabel bebas luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya dapat digunakan untuk memprediksi variabel hasil produksi
teh
di
Desa
Kabupaten Kulon Progo.
Pagerharjo,
Kecamatan
Samigaluh,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan antara variabel bebas (independen). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel. Dalam uji ini variabel independen tidak boleh saling berkorelasi, karena jika terjadi korelasi antar variabel independen maka dapat dipastikan variabel penelitian tersebut tidak ortogonel atau dengan kata lain nilaikorelasi antar variabel independen adalah nol. Cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Dimana menurut Hair et al dalam Duwi Priyanto (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Melihat tolerance dan nilai VIF: Melihat nilai tolerance: Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Melihat nilai VIF: Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00. Terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih besar tau sama dengan 10,00. Tabel 5.13 Hasil Uji Multikolinieritas Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) luas_lahan pupuk_organik 1 pupuk_anoranik jam_kerja lamanya_bekerja a. Dependent Variable: jumlah_produksi
.348 .859 .456 .385 .955
2.870 1.164 2.194 2.599 1.047
Berdasrakan Tabel 5.13 hasil perhitungan nilai tolerance lebih besar menujukan bahwa variabel independent memiliki tolerance lebih besar dari 0,10 (X1 = 0,384; X2 = 0,859; X3= 0,456; X4= 0,385; X5 = 0,955), yang berarti tidak ada kolerasi antara variabel independent. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Hasil perhitungan VIF juga menujukan hal yang sama yaitu tidak ada satupun variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (X1 = 2.870; X2 = 1.164; X3= 2.194; X4= 2.599; X5 = 1.047). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independent model regersi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
2. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mengetahui adanya gejala ini maka dapat dilakukan dengan mengunakan teknik uji Glejser. Uji Heteroskedastisitas dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel 5.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model
Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1272.42 (Constant) 764.998 1.663 .104 3 luas_lahan -.033 .103 -.078 -.323 .748 .533 .689 .119 .773 .444 1 pupuk_organik pupuk_anoranik 1.414 1.447 .206 .977 .335 jam_kerja .521 .361 .331 1.441 .158 lamanya_bekerja -26.388 33.908 -.113 -.778 .441 a. Dependent Variable: RES2
Dari hasil output di atas tabel 5.14 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel luas lahan (X1) sebesar 0,104, pupuk organik (X2) sebesar 0,748, pupuk anorganik (X3) sebesar 0,444, jam kerja (X4) sebesar 0,158, dan pengalaman budidaya (X5) sebesar 0,441 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
E. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya terhadap hasil produksi teh. Uji analisis regresi linier berganda dijelaskan pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.15 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Model
(Constant) luas_lahan pupuk_organik 1 pupuk_anoranik jam_kerja lamanya_bekerja* a. b.
Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients B Std. Beta Error -57.875 1248.774 -.046 .963 .577 .167 .357 3.446 .001 4.023 1.125 .236 3.575 .001 7.560 2.363 .290 3.200 .003 1.960 .590 .328 3.324 .002 -19.782* 55.351* -.022* -.357* .723*
Dependent Variable: jumlah_produksi * tidak ada pengaruh signifikan pengalaman budidaya terhadap produksi teh.
Hasil pengujian regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = -57,875 + 0,577 X1 + 4.023 X2 + 7.560 X3 + 1.960 X4 – 19,782 X5* R square = 0,858 Y
= Hasil Produksi
X1
= Luas Lahan
X2
= Pupuk Organik
X3
= Pupuk Anorganik
X4
= Jam Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
X5
= Pengalaman Budidaya Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel R
square, dapat dilihat pada tabel 5.15 diketahui bahwa nilai R square sebesar 0,858 (85,8%). Hasil produksi dapat dijelaskan oleh luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya sebesar 85,8%, sedangkan sisanya sebesar 14,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasrakan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai konstanta bertanda negatif sebesar -57,875 menujukan bahwa dengan asumsi luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya sama dengan nol, maka hasil produksi teh di Desa Pagerharjo sebesar -57,875. Koefisien regresi luas lahan bertanda positif sebesar 0,577 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa luas lahan secara signifikansi berpengaruh positif terhadap hasil produksi teh. Apabila luas lahan bertambah sebesar satu satuan hitung maka hasil produksi teh bertambah sebesar 0,577 satuan hitung dengan asumsi jumlah pupuk organik, jumlah pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya adalah tetap atau konstan. Koefisien regresi pupuk organik bertanda positif sebesar 4.023 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pupuk organik secara signifikansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
berpengaruh positif terhadap hasil produksi teh. Apabila pupuk organik bertambah sebesar satu satuan hitung maka hasil produksi teh bertambah sebesar 4.023 satuan hitung dengan asumsi luas lahan, jumlah pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya adalah tetap atau konstan. Koefisien regresi pupuk anorganik bertanda positif sebesar 7.560 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,003 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pupuk anorganik secara signifikansi berpengaruh positif terhadap hasil produksi teh. Apabila pupuk anorganik bertambah sebesar satu satuan hitung maka hasil produksi teh bertambah sebesar 7.560 satuan hitung dengan asumsi luas lahan, jumlah pupuk organik, jam kerja dan pengalaman budidaya adalah tetap atau konstan. Koefisien regresi jam kerja bertanda positif sebesar 1.960 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jam kerja secara signifikansi berpengaruh positif terhadap hasil produksi teh. Apabila jam kerja bertambah sebesar satu satuan hitung maka hasil produksi teh bertambah sebesar 1.960 satuan hitung dengan asumsi luas lahan, jumlah pupuk organik, jumlah pupuk anorganik dan pengalaman budidaya adalah tetap atau konstan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Koefisien regresi pengalaman budidaya bertanda negatif sebesar -19.782. Namun karena pengaruh tidak signifikan (0,723 > 0,05) maka pengaruh ini tidak didiskusikan lebih lanjut. Tabel.V.16. Model Regression 1 Residual
Uji ANOVAa Sum of Squares Df Mean Square 1305155960.641 5 261031192.128 216817934.269 38
F 45.749
Sig. .000b
5705735.112
Total 1521973894.909 43 a. Dependent Variable: jumlah_produksi b. Predictors: (Constant), lamanya_bekerja, luas_lahan, pupuk_organik, pupuk_anoranik, jam_kerja
Berdasarkan hasil penghitungan uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 45.749 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,005, maka luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja, dan pengalaman budidaya dapat digunakan untuk memprediksi hasil produksi teh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja, dan pengalaman budidaya secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi teh.
F. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya terhadap hasil produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Hasil Produksi Teh Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi teh menujukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan luas lahan terhadap hasil produksi. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan statistik yang menujukan nilai koefisien regresi sebesar 0,577 dan nilai probabilitas sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05), yang artinya ada pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi sebesar 0,577. Luas lahan perkebunan teh di Desa Pagerharjo dapat dikatakan kurang luas dilihat dari deskripsi data pada Tabel 5.5. yang sudah diolah diketahui bahwa luas lahan minimal 500 m2, luas lahan maksimal 20.000 m2 dan luas lahan rata-rata perkebunan teh yang dimiliki oleh petani adalah 4.176,13 m2. Para petani yang ada di Desa Pagerharjo merawat lahan perkebunan teh dengan cara menanam pohon pelindung di perkebunan teh agar tidak terjadi longsor dan tanaman teh juga tidak terlalu terkena sinar matahari. Dengan adanya pohon pelindung akan berdampak baik bagi tanaman teh. Dan untuk hasil produksi teh yang diperoleh para petani dapat lebih maksimal dan di Desa Pagerharjo merupakan desa yang luas wilayahnya sebagian besar ditanami perkebunan teh karena teh hanya dapat tumbuh di daerah dataran tinggi saja. Hasil uji hipotesis tersebut menujukkan bahwa luas lahan berpengaruh terhadap hasil produksi teh. Hal ini dikarenakan luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
lahan perkebunan teh merupakan salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan produksi teh. Jika luas lahan petani bertambah maka jumlah pohon teh yang ditanam juga akan bertambah sehingga hasil produksi teh yang diperoleh petani di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo juga akan ikut bertambah. Luas lahan dalam penelitian ini adalah luas lahan yang dimiliki oleh petani teh dalam usaha penanaman teh, dengan tidak mempertimbangkan status kepemilikannya dalam status hektar (Mudakir, 2007 : 6). Dan dapat diketahui bahwa lahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lahan milik petani itu sendiri. Tanah merupakan salah satu faktor utama pendorong bagi pertumbuhan tanaman teh, dan tanah juga merupakan salah satu faktor pendorong produksi hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi tersebut keluar. Dalam pertanian, faktor produksi tanah memiliki kedudukan paling penting bagi tanaman. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima tanah dibandingkan dengan faktor-faktor yang lainnya. 2. Pengaruh Pupuk Organik Terhadap Hasil Produksi Teh Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh pupuk organik terhadap hasil produksi teh menujukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pupuk organik terhadap hasil produksi teh. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan statistik yang menujukan nilai koefisien regresi linier dan nilai signifikansi, yaitu nilai koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
regresi sebesar 4.023 dan nilai probabilitas sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05), yang artinya bahwa ada pengaruh pupuk organik terhadap hasil produksi sebesar 4.023. Pupuk organik yang digunakan oleh petani yang ada di Desa Pagerharjo merupakan jenis pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan oleh petani dapat dikatakan sedikit dilihat dari deskripsi data pada Tabel 5.6 yang sudah digunakan dua kali dalam satu tahun diketahui bahwa penggunaan pupuk organik minimal adalah 50 kg, penggunaan pupuk organik maksimal adalah 1.500 kg dalam satu tahun. Para petani teh di Desa Pagerharjo mengunakan pupuk kandang agar hasil produksi teh dapat maksimal. Penggunaan pupuk organik minimal dan maksimal di sesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki olaeh para petani yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Akan tetapi ada juga petani yang menggunakan pupuk tidak sesuai dengan luas lahan yang dimiliki. Ada beberapa petani yang ada di Desa Pagerharjo memupuk tanaman teh dengan mengunakan pupuk kandang. Hasil
uji
hipotesis
menujukkan
bahwa
pupuk
organik
memberikan pengaruh terhadap hasil produkis teh. Hal ini karena untuk meningkatkan produktivitas usaha petani teh tidak hanya luas lahan saja tetapi juga pada dasarnya produktivitas bisa meningkat karena dipengaruhi oleh pemupukan yang dilakukan dengan baik. Kebun teh yang terdapat pada lahan yang kurang subur atau tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
pemberian pupuk akan menyebabkan tanaman teh menjadi lemah, tidak bisa berkembang dengan baik dan bahkan rentan terkena hama penyakit. Dan jika semakin banyak pupuk kandang yang digunakan untuk perkebunan teh maka akan lebih baik karena akan membuat tanaman teh menjadi lebih subur. Meskipun tanaman teh yang di beri pupuk dengan mengunakan pupuk kandang akan lebih lambat perkembangannya akan tetapi jika diberikan dengan rutin maka tanaman teh akan menghasilkan produksi lebih banyak. Untuk kualitas teh yang di pupuk dengan menggunakan pupuk kandang akan lebih baik dan tanaman teh juga dapat memiliki umur yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan pupuk anorganik. Petani teh yang ada di Desa Pager harjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo selalu mengunakan pupuk secara teknis dan berdasarkan tingkat kesuburan tanah sehingga hasil produksi menjadi lebih maksimal. Dalam satu tahun petani menggunakan pupuk sebanyak dua kali. 3. Pengaruh Pupuk Anorganik Terhadap Hasil Produksi Teh Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh pupuk anorganik terhadap hasil produksi teh menujukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pupuk anorganik terhadap hasil produksi teh. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan statistik yang menujukan nilai koefisien regresi linier dan nilai signifikansi, yaitu nilai koefisien regresi sebesar 7.560 dan nilai probabilitas sebesar 0,003 (lebih kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
dari 0,05), yang artinya bahwa ada pengaruh pupuk anorganik terhadap hasil produksi sebesar 7.560. Pupuk anorganik yang digunakan oleh petani yang ada di Desa Pagerharjo merupakan jenis pupuk Urea dan KCL. Pupuk anorganik yang digunakan oleh petani dapat dikatakan sedikit dilihat dari deskripsi data pada Tabel 5.7 yang sudah digunakan dua kali dalam satu tahun diketahui bahwa penggunaan pupuk anorganik minimal adalah 20 kg, penggunaan pupuk anorganik maksimal adalah 1.000 kg dalam satu tahun. Para petani teh di Desa Pagerharjo mengunakan pupuk Urea dan KCL agar hasil produksi teh dapat maksimal. Penggunaan pupuk anorganik minimal dan maksimal di sesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki oleh para petani yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Akan tetapi ada juga petani yang menggunakan pupuk tidak sesuai dengan luas lahan yang dimiliki. Rata-rata petani yang ada di Desa Pagerharjo memupuk tanaman teh dengan mengunakan pupuk anorganik. Hasil uji hipotesis menujukkan bahwa pupuk anorganik memberikan pengaruh terhadap hasil produkis teh. Hal ini karena untuk meningkatkan produktivitas usaha petani teh tidak hanya luas lahan nya saja tetapi juga pada dasarnya produktivitas bisa meningkat karena dipengaruhi oleh pemupukan yang dilakukan dengan baik. Kebun teh yang terdapat pada lahan yang kurang subur atau tanpa pemberian pupuk akan menyebabkan tanaman teh menjadi lemah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
tidak bisa berkembang dengan baik dan bahkan rentan terkena hama penyakit. Sebaliknya jika perkebunan teh diberi pupuk dengan dosis yang tidak sesuai atau terlalu banyak juga tidak baik karena akan membuat tanaman tidak subur dan membuat produksi malah menurun dan bahkan tanaman tersebut bisa mati. Petani teh perlu meningkatkan pedoman tingkat penggunaan pupuk organik per satuan luas lahan secara teknis yang telah dikeluarkan oleh dinas pertanian. Dengan penggunaan pupuk yang tidak sesuai denan dosis maka produktivitas per satuan luas lahan dapat menjadi berkurang, sehingga produksi teh akan mengalami penurunan. Petani teh yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo selalu mengunakan pupuk secara teknis dan berdasarkan tingkat kesuburan tanah sehingga hasil produksi menjadi lebih maksimal. Pupuk organik digunakan untuk menjaga kualitas teh yang dihasilkan oleh petani. Sedangkan pupuk anorganik berfungsi untuk memperbanyak hasil produksi dengan lebih cepat dari teh yang di pupuk dengan pupuk organik. Dalam satu tahun petani menggunakan pupuk sebanyak dua kali. 4. Pengaruh Jam Kerja Terhadap Hasil Produksi Teh Hasil pengujian hipotesisi mengenai pengaruh jam kerja terhadap hasil produksiteh menujukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan jam kerja terhadap hasil produksi. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan statistik yang menujukan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
koefisisen regresi dan nilai signifikansi, yaitu nilai koefisien regresi sebesar 1.960 dan nilai probabilitas sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05), yang artinya bahwa ada pengaruh jam kerja terhadap hasil produksi sebesar 1.960. Jam kerja yang digunakan petani teh di Desa Pagerharjo dapat dikatakan sedikit dilihat dari deskripsi data pada Tabel 5.8 yang sudah digunakan dalam satu tahun diketahui bahwa penggunaan jam kerja minimal 96 jam per tahun, penggunaan jam kerja maksimal 1600 jam per tahun dan dengan penggunaan jam kerja rata-rata yang digunakan petani teh adalah 988,54 jam dalam satu tahun. Para petani teh yang ada di Desa Pagerharjo menggunakan jam kerja sesuai dengan luas lahan yang dimiliki. Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan atau malam hari. Jam kerja petani merupakan
salah
satu
kunci
keberhasilan
dan
keberlanjutan
pengembangan perkebunan teh di suatu wilayah dengan hasil produksi yang maksimal sesuai dengan target yang akan dicapai. Jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa dalam sehari pengusaha (petani karet) bekerja sekurang-kurangnya 7 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Ada beberapa petani teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo memetik daun pucuk teh pada pagi hari atau dini hari dimulai pukul 04.00-05.30 WIB. Hal ini dilakukan karena pucuk teh yang kelas satu tidak boleh dipetik ketika matahari terbit. Jika dipetik ketika matahari terbit maka pucuk teh itu berubah dan tidak membentuk pucuk teh lagi melainkan daun teh dan dari segi kualitas juga sudah tidak baik jika digunakan untuk dibuat menjadi teh putih. Tidak baik di sini bukan dalam arti tidak baik untuk dikonsumsi melainkan kualitas dari teh tersebut lah yang berkurang. Setelah itu pukul 07.00 petani tersebut kembali bekerja memtik daun teh yang kelas 2 dan kelas 3. Setelah memetik daun teh petani melakukan perawatan seperti membersihkan hama yang ada di sekitar pohon teh dan setelah itu petani juga melakukan pekerjaan yang lainnya seperti mencari rumput untuk pakan ternaknya dan bagi petani yang memiliki perkebunan kopi maupun cengkeh maka petani tersebut menyempatkan waktunya untuk memanen ke perkebunan yang lainnya. 5. Pengaruh Pengalaman Budidaya Terhadap Hasil Produksi Teh Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh pengalaman budidaya terhadap hasil produksi teh menujukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengalaman budidaya terhadap hasil produksi. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan hasil statistik yang menujukan nilai koefisien regresi dan nilai signifikansi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
yaitu nilai koefisien regersi sebesar -19,782 dan nilai probabilitas sebesar 0,723 (lebih besar dari 0,005), yang artinya tidak ada pengaruh pengalaman budidaya terhadap hasil produski. Pengalaman budidaya yang dimiliki oleh petani teh yang ada di Desa Pagerharjo dapat dikatakan sangat lama dapat dilihat dari deskripsi data pada Tabel 5.9 diketahui bahwa pengalaman budidaya minimal yang dimiliki petani teh adalah 2 tahun, pengalaman budidaya maksimal yang dimiliki oleh petani adalah 25 tahun. Hasil rata-rata pada Tabel 5.9 menujukkan bahwa lamanya pengalaman budidaya yang diperoleh petani adalah 19,33 tahun. Dari hasil rata-rata di atas menujukkan bahwa pengalaman budidaya yang diperoleh petani sangat lama. Dengan melihat hasil uji hipotesisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengalaman
budidaya
bukan
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi hasil produksi teh. Penelitian ini menujukan bahwa dalam perkebunan teh, variabel luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik dan jam kerja lebih berpengaruh terhadap hasil produksi teh, sedangkan pengalaman budidaya tidak ada pengaruh sama sekali terhadap hasil produksi teh. Hal tersebut dikarenakan luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, dan jam kerja merupakan faktor yang menentukan hasil produksi teh, sedangkan pengalaman budidaya tidak berpengaruh. Meskipun deskripsi pengalaman budidaya mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
nilai yang baik, yaitu 100% tetapi bukan berarti pengalaman budidaya mempengaruhi hasil produksi teh. Dengan melihat hasil uji hipotesis tersebut, pengalaman budidaya tidak berpengaruh secara signifikan karena saat ini petani ketika akan memanen daun teh tidak lagi mengunakan cara memetik melainkan dengan mengunakan teknologi yaitu dengan mengunakan alat berupa gunting sehingga pengalaman budidaya tidak berpengaruh terhadap hasil produksi. Hanya ada beberapa petani yang masih memanen daun teh menggunakan cara di petik. Salah satunya yaitu ketika petani akan memanen daun pucuk teh yang kelas satu. Karena daun pucuk teh yang kelas satu itu tidak bisa dipanen dengan cara digunting karena akan merusak tekstur dari daun pucuk teh itu sendiri. 6. Pengaruh Luas Lahan, Pupuk Organik, Pupuk Anorganik, Jam Kerja, dan Pengalaman Budidaya Terhadap Hasil Produksi Teh Hasil hipotesis menujukan bahwa luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya secara bersamasama memberi penagruh signifikan terhadap hasil produksi teh. Kesimpulan tersebut didukung dengan hasil uji F yang menujukan bahwa nilai dari Fhitung lebih dari nilai Ftabel (45,794 > 2,46) dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Hasil produksi teh yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dipengaruhi oleh luas lahan yang merupakan tempat di mana produksi tersebut berjalan, karena jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
semakin luas lahan pertanian teh yang dimiliki petani maka hasil produksi yang dihasilkan juga akan semakin tinggi, begitu pula juga dengan sebaliknya jika luas lahan yang dimiliki oleh petani sempit maka hasil produksi teh yang diterima petani juga semakin sedikit. Selain luas lahan, yang mempengaruhi hasil produksi teh, pupuk organik juga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi teh. Jika semakin banyak pupuk organik yang digunakan maka akan lebih baik, karena semakin banyak pupuk organik yang digunakan maka akan merangsang pertumbuhan daun teh, akan tetapi untuk perkembangan tanaman hingga panen akan lebih lambat jika mengunakan pupuk kandang, tetapi untuk segi kualitas daun yang baik pupuk kandang dapat memberikan kualitas daun yang baik bagi tanaman teh. Selain luas lahan dan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik yang secara teknis sesuai dengan dosis dan teknik pemupukan yang baik maka akan menghasilkan produksi yang lebih baik pula. Berbeda dengan pupuk organik, pupuk anorganik semakin banyak pupuk anorganik yang digunakan maka produksi yang dihasilkan malah semakin sedikit bahkan tanaman teh bisa mati jika pupuk anorganik yang diberikan tidak sesuai dengan dosisi yang telah ditetapkan. Selain luas lahan, pupuk organik dan pupuk anorganik, jam kerja juga dapat mempengaruhi hasil produksi teh. Jam kerja yang digunakan oleh petani harus sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Tidak hanya luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
lahan, pupuk organik, pupuk anorganik dan jam kerja yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan hasil produksi teh, tetapi petani juga perlu memperhatikan pengalaman budidaya yang dimiliki oleh petani. Meskipun dalam penelitian ini variabel pengalaman budidaya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi teh sesungguhnya pengalaman budidaya yang telah diperoleh petani selama petani tersebut bekerja sebagai petani teh sangat banyak manfaatnya, petni yang sudah bekerja lebih lama sebagai petani teh yang pastinya sudah sangat mengerti bagaimana cara merawat teh dengan baik agar teh tersebut dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan wawancara kepada responden yang merupakan petani teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, maka dari data tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Luas lahan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh. Jika luas lahan bertambah, maka hasil produksi teh yang diperoleh petani teh juga akan ikut meningkat. 2. Pupuk organik berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh. Jika penggunaan pupuk organik bertambah, maka hasil produksi teh yan diperoleh petani juga akan meningkat dan kuallitas teh yang dihasilkan juga akan lebih baik. 3. Pupuk anorganik berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh. Jika penggunaan pupuk anorganik yang digunakan sesuai dengan dosis dan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hasil produksi teh yan diperoleh petani akan meningkat dan kuallitas teh yang dihasilkan juga akan lebih baik. 4. Jam kerja berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh. Jika jam kerja yang digunakan petani bertambah dan digunakan secara
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
maksimal, maka hasil produksi teh yang diperoleh petani teh akan meningkat. 5. Pengalaman budidaya tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh. Semakin lama pengalaman budidaya yang di peroleh petani, maka tidak akan mempengaruhi hasil produksi teh. 6. Luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh.
B. Saran Dari hasil penelitian, peneliti ingin memberikan saran yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian kepada pihak petani teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dalam meningkatkan hasil produksi teh. Adapun saran-saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Petani Teh Berdasarkan hasil analisis bahwa luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik dan jam kerja berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh. Hendaknya petani teh menambah kembali tanaman teh, karena banyak tanaman teh yang sudah mati sehingga pemanfaatan lahan yang ada menjadi tidak optimal. Sebaiknya petani juga dapat menanam kembali tanaman teh agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
luas lahan yang ada tidak kosong dan dengan ditanam kembali maka hasil produksi teh dapat meningkat. Petani hendaknya melakukan pemupukan dengan teknik pemupukan yang benar dan dosis yang digunakan juga harus tepat, dalam pusat penelitian teh dan kina telah merekomendasikan ketentuan dalam pemupukan teh. Jumlah dosis yang dianjurkan sebanyak 250-350 kg dilakukan pemupukan setahun 3-4 kali dengan luas lahan 1 hektar. Namun jika petani memupuk tanaman teh mengunakan pupuk organik maka tidak ada ketentuan atau peraturan dalam penggunaan pupuk organik, dengan demikian semakin banyak pupuk organik yang digunakan maka akan semakin baik bagi tanaman teh, namun jika petani memupuk mengunakan pupuk anorganik sebaiknya petani mengikuti prosedur yang ada dengan memberikan pupuk sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan dan teknik pemupukan juga harus benar agar tanaman tetap dapat tumbuh subur. Jam kerja yang digunakan petani juga harus lebih maksimal, dengan menambah jam kerja dan hari kerjanya karena rata-rata jam kerja petani per tahun itu sebanyak 988.55 jam jika dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun maka jumlah jam kerja petani itu rata-rata per tahun sebanyak 2 jam sehingga waktu yang digunakan untuk merawat teh itu masih kurang, sebaiknya petani teh yang ada di Desa Pagerharjo menambah jam kerja untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
membersihkan
hama,
cacar
daun,
mengemburkan
tanah,
memangkas rumput di sekitar area tanaman teh, memberi pupuk dengan baik dan memangkas tanaman teh yang sudah tidak berproduksi. Petani juga diharapkan mampu membagi waktu untuk mengembangkan tanaman teh dan tanaman yang lainnya dengan baik dengan cara menjaga tanaman agar tidak terkena hama dan cacar daun. Dan dengan adanya usaha tani teh diharapkan petani mampu belajar cara bercocok tanam teh dengan baik serta dapat memaksimalkan hasil produksi dan dapat menjaga kualitas teh yang baik. 2. Bagi Penulis Pada penelitian ini, penulis mendapatkan masukan yang baik dan pengalaman berharga tentag cara meningkatkan hasil produksi teh, dan cara berinteraksi dengan masyarakat desa dengan baik. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Pada penelitian ini diketahui bahwa ada empat variabel yang berpengaruh signifikan dan satu variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Peneliti selanjutnya dapat mencari variabel-variabel yang juga mempengaruhi akan tetapi belum dibahas dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
C. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini masih banyak menemui hambatan, kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh beberapa faktor keterbatasan, yaitu: 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara kepada responden, ada beberapa responden menjawab pertanyaan sesuai dengan perkiraan dan menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis. 2. Peneliti tidak dapat berinteraksi dengan beberapa responden dengan baik karena peneliti bukan lah orang asli penduduk yogjakarta. 3. Narasumber yang digunakan dalam teknik pengambilan data hanya berasal dari satu sumber saja yaitu responden. 4. Penelitian ini hanya dibatasi luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, jam kerja dan pengalaman budidaya. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi teh, yang salah satunya adalah harga teh. 5. Penelitian ini bersifat studi kasus, yaitu penelitian yang mendalami suatu kasus pada satu unsur tertentu, sehingga hanya berlaku pada kasus itu sendiri dan tidak dapat di generalisasikan di luar kasus tersebut. Penelitian ini hanya berlaku untuk petani teh yang ada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Daftar Pustaka
A. Ghani, Muhamad. 2002. Buku Pintar Mandor: Dasar-dasar Budi Daya Teh. Penebar Swadaya. Jakarta Asosiasi Penelitian Perkebunan, 1997. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Edisi Kedua. Pusat Penelitian Teh dan Kina. Bandung Basuki. 2002. Penyakit dan Gangguan Pada Tanaman Karet. Pusat Penelitian Tanjung morawa. Boediono, 2010. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta. BPFE – Yogyakrta. Chairani, Hanum. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Damanik, S. 2012. Pengemnagan Karet (Havea Brasiliensis) Berkelanjutan di Indonesia. Bogor. Jurnal Prespektif Vol. 11 No. 1/Juni 2012 Hlm 91 – 102. Ditjenbun 2015. Statistik Perkebunan Indonesia 2013 -2015 Teh. Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta. Djoehana, Setyamidjaja. 2002. Teh Budi Daya dan Pengolahan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisius. Fajar. U. 2008. Bentuk Struktur Sosial Komunikasi dan Implikasinya Terhadap Diferensiasi Kebahasiaan (5 Studi Kasus Petani Kakao): Pelita Perkebunan. Jendral Penelitian Kopi dan Kakao, Mega Offset, Jeber, 24 (3): 219-240. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gilarso, T, 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Edisi Revisi, Yogyakarta Kanisius Herman dan S. Damani. 2009. Laporan Hasil Penelitian Lembaga Riset Perkebunan (LRPI). Himawan, Ignatius. 2011. Pengaruh Luas lahan, Pupuk, Jam Kerja dan Keterampilan Kerja Terhadap Hasil Produksi Karet. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Institut Sanata Dharma Yogyakarta. http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/component/content/article/ 49-infotekno/207-perkembangan-pasar-teh-indonesia-di-pasardomestik-dan-pasar-internasional. Krejcie, Robert V., Morgan, Daryle W. 1970 “Determining Sample Size for Research Activities”, Educational and Psychological Measurement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Mudakir, B. 2007. Analisis Luas Lahan Pertanian Karet. Palembang. Mumpuni, Puji, Restu. 2008. Pengelolaan pemupukan pada tanaman teh (Camellua Sinensis (L.) O. Kuntze). Skripsi Jurusan Agronomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Nasikun, Setiawati, Ita. 1991. Teh Kajian Sosial – Ekonomi. Yogyakarta : Aditya Media. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 8 Tahun 2001, Tentang Pupuk Budidaya Tanaman Prayitno, Dwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Teknik Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Edisis Pertama. Yogyakarta: Gava Media. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015. Outlook Teh. Sekertariat Jendral Kementrian Pertanian Putong, I. 2015. Teori Ekonomi Mikro: Konvensional dan Syariah. Jakarta Mitra Wacana Jakarta. Siagian, N. 2014. Cara Moderen Mendongkrak Produktivitas Karet. Agro Media Jakarta Situmorang, U. Hidayat dan Thoas. 2004. Peranan Pupuk dalam Pengendalian Penyakit Karet. Palembang Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi : Analisis Fungsi Cobb Douglas. Rajawali Pers. Jakarta Spillane James J, 1992. Komoditi Teh Perannya dalam perekonomian indonesia. Yogyakarta: kanisisus. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung. Alfabeta Syakir, M. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh. Pusat Penelitian dan Penegmbangan Perkebunan. Bogor. Undang – Undang Dasar No 13 Tahun 2003, Tentang Ketenaga Kerjaan: Pasal 77 Ayat 1. Yudirachman, Herdi dan Rukmana Rahmat. 2015. Untung Selangit dari Agribisnis Teh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Lampiran 1. A. IDENTITAS DIRI Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan Lamanya bekerja sebagai petani teh
: : : : :
B. Daftar Pertanyaan No 1.
Pertanyaan Berapakah jumlah luas lahan atau jumlah pohon di perkebunan teh yang anda miliki?
2.
Berapa kali pemetikan yang dilakukan dalam seminggu atau sebulan?
3.
Dalam sehari anda bekerja berapa jam?
4.
Berapa jumlah hasil produksi yang anda peroleh dalam satu kali pemetikan?
5.
Berapa jumlah pekerja yang membantu anda memetik daun teh?
6.
Siapa saja yang membantu anda memetik daun teh?
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
7. Tabel perihal penggunaan pupuk organik dan anorganik.
Pertanyaan
Pupuk
Organik
Anorganik
Jenis pupuk apa
Dalam setahun berapa
yang anda
kali anda melakukan
gunakan?
pemupukan?
Dalam setiap kali pemupukan berapa jumlah pupuk yang anda gunakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Lampiran 2. REKAPITULASI DATA No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Luas Lahan (m2) 750 5000 4000 1000 5000 1500 5000 5000 500 1000 3000 2000 5000 5000 5000 5000 10000 4000 10000 2000 1000 1000 1000 2000 2000 20000 4000 1000 3000 1000 2000 3000 3500 3000 5000
Pupuk organik (kg) 1500 1500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 300 0 0 0 0 300 0 400 0 0 0 0 0 800 400 0 50 200 100 400 0 100 0
Pupuk Anorganik (kg) 0 0 100 200 600 60 200 100 50 50 200 120 400 100 400 200 600 360 400 0 300 300 300 450 100 600 200 20 100 50 50 500 100 100 300
Jam kerja 192 384 960 240 768 192 720 432 144 96 108 96 1728 1536 480 240 768 768 1152 960 384 384 384 768 480 4608 768 288 768 480 576 1920 1152 1152 960
Lamanya Bekerja (tahun) 15 24 23 24 24 24 2 24 24 23 24 24 6 24 24 15 25 3 24 24 24 5 24 24 13 24 23 20 21 20 24 24 24 24 15
Jumlah Produksi (kg) 4800 8640 5760 1920 8640 1440 3600 3840 720 1344 3840 1020 13440 4224 6912 5760 7200 11520 6720 4800 2400 2400 2400 7680 1920 30720 11520 1920 4800 2880 4800 3840 3840 4800 5760
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
No
36 37 38 39 40 41 42 43 44
Luas Lahan (m2) 1000 4000 9500 500 10000 6500 5000 5000 10000
Pupuk organik (kg) 0 0 0 50 0 200 50 100 700
Pupuk Anorganik (kg) 100 200 850 100 1000 400 200 200 500
Jam kerja 720 960 2304 768 3840 3840 1536 960 1532
Lamanya Bekerja (tahun) 24 10 22 12 15 11 10 15 14
Jumlah Produksi (kg) 3600 5760 16128 2880 24000 11520 2400 6720 14400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran 3.
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
44 a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Mean Std. Deviation
0E-7 2245.50162350
Absolute
.151
Positive
.109
Negative
-.151 1.001 .269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Lapiran 4. Hasil Uji Linieritas
a
ANOVA Model Regression 1
Residual Total
Sum of Squares 1305155960.641
df
Mean Square 5 261031192.128
216817934.269
38
1521973894.909
43
F 45.749
Sig. .000
5705735.112
a. Dependent Variable: jumlah_produksi b. Predictors: (Constant), lamanya_bekerja, luas_lahan, pupuk_organik, pupuk_anoranik, jam_kerja
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Lampiran 5.
Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-57.875
1248.774
luas_lahan
.577
.167
pupuk_organik
4.023
pupuk_anoranik jam_kerja
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
-.046
.963
.357
3.446
.001
.348 2.870
1.125
.236
3.575
.001
.859 1.164
7.560
2.363
.290
3.200
.003
.456 2.194
1.960
.590
.328
3.324
.002
.385 2.599
-19.782
55.351
-.022
-.357
.723
.955 1.047
1
lamanya_bekerja
a. Dependent Variable: jumlah_produksi
Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
1272.423
764.998
luas_lahan
-.033
.103
pupuk_organik
.533
pupuk_anoranik
Beta 1.663
.104
-.078
-.323
.748
.689
.119
.773
.444
1.414
1.447
.206
.977
.335
.521
.361
.331
1.441
.158
-26.388
33.908
-.113
-.778
.441
1 jam_kerja lamanya_bekerja a. Dependent Variable: RES2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 6.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
a
Variables Removed
Method
lamanya_bekerja, luas_lahan, 1
pupuk_organik, pupuk_anoranik, jam_kerja
. Enter
b
Backward (criterion: 2
. lamanya_bekerja
Probability of F-toremove >= .100).
a. Dependent Variable: jumlah_produksi b. All requested variables entered.
c
Model Summary Model
R
1
c.
R Square .926
a
Adjusted R Square
.858
Std. Error of the Estimate
.839
2388.668
Predictors: (Constant), lamanya_bekerja, luas_lahan, pupuk_organik, pupuk_anoranik, jam_kerja
b. Dependent Variable: jumlah_produksi
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
1305155960.641
df
Mean Square 5 261031192.128
216817934.269
38
1521973894.909
43
F 45.749
Sig. .000
5705735.112
a. Dependent Variable: jumlah_produksi b. Predictors: (Constant), lamanya_bekerja, luas_lahan, pupuk_organik, pupuk_anoranik, jam_kerja c. Predictors: (Constant), luas_lahan, pupuk_organik, pupuk_anoranik, jam_kerja
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-57.875
1248.774
luas_lahan
.577
.167
pupuk_organik
4.023
pupuk_anoranik jam_kerja
t
Sig.
Beta -.046
.963
.357
3.446
.001
1.125
.236
3.575
.001
7.560
2.363
.290
3.200
.003
1.960
.590
.328
3.324
.002
-19.782
55.351
-.022
-.357
.723
1
lamanya_bekerja
a. Dependent Variable: jumlah_produksi
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
jumlah_produksi
44
720
30720
6482.45
5949.348
luas_lahan
44
500
20000
4176.14
3684.340
pupuk_organik
44
0
1500
162.50
349.272
pupuk_anoranik
44
0
1000
253.64
228.362
jam_kerja
44
96
4608
988.55
995.928
lamanya_bekerja
44
2
25
19.14
6.733
Valid N (listwise)
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118