Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH MODIFIKASI LATIHAN BALLNASTIC TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMK 1 GROGOL KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
OLEH : ARGA RIZKY YUARTA NPM: 11.1.01.09.0513
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH MODIFIKASI LATIHAN BALLNASTIC TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMK 1 GROGOL KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARGA RIZKY YUARTA NPM: 11.1.01.09.0513 FKIP – Penjaskesrek Drs. Slamet Junaidi,M.Pd dan Ruruh Andayani Bekti, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Kekuatan otot tungkai merupakan komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet untuk menunjang performa atlet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah latihan ballnastic terhadap Kekuatan otot tungkai. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pre test , post test dan treatment. Sampel penelitian sebanyak 20 sampel. Hasil penelitian diperoleh rata-rata kekuatan otot tungkai pada pre test sebesar 39,15 dan pada post test sebesar 44,20. Berdasarkan uji normalitas data pre test diperoleh tabel lebih besar dari hitung (9,488 > 2,383) dan post test (9,488 > 3,919), sehingga data berdistribusi normal. Perhitungan uji perbedaan rata-rata kekuatan otot tungkai sebelum dan sesudah diberi latihan menggunakan ballnastic diperoleh thitung16,290 nilai ttabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan df = 19 adalah 2,093. Karena t hitung lebih besar dari t tabel (16,290 > 2,093), maka Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan kekuatan otot tungkai sebelum dan sesudah diberi perlakuan atau latihan ballnastic. Kata kunci: Latihan, ballnastic, kekuatan otot tungkai
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menggunakan
I. LATAR BELAKANG Olahraga
kecuali
penjaga
suatu
gawang boleh menggunakan tangan di
kegiatan jasmani yang dilakukan dengan
daerah gawang. “Tujuan dari permainan
tujuan untuk memelihara kesehatan dan
sepakbola
memperkuat otot – otot tubuh. Kegiatan
sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan
ini
dapat
mencegah lawan memasukkan bola ke
yang
gawang sendiri” (Sucipto, dkk. 2000 : 7).
dalam
merupakan
kaki
perkembangannya
dilakukan
sebagai
kegiatan
menghibur,
menyenangkan
dilakukan
dengan
atau
juga
tujuan
untuk
meningkatkan prestasi.
adalah
Untuk
dapat
memasukkan
menjadi
bola
pemain
sepakbola yang baik, maka diperlukan komponen kondisi fisik yang baik pula.
Untuk meningkatkan prestasi yang
Komponen-komponen kondisi fisik dalam
lebih tinggi dibutuhkan kondisi fisik yang
sepakbola
baik pula. Secara umum hampir semua
penting yang menjadi dasar atau fondasi
cabang olahraga membutuhkan unsur
dalam bermain sepakbola. Karena olahraga
fisik,
olahraga
sepakbola menuntut kondisi fisik yang
sepakbola,
stabil untuk menghadapi pertandingan
bolabasket, bolavoli, hoki dan sebagainya.
selama 2 x 45 menit, dimana para pemain
terutama
permainan
pesat
cabang
misalnya
tersebut
merupakan
unsur
“Sepakbola berkembang dengan
sepakbola melakukan sprint dan lari dalam
dikalangan
merebut dan menggiring bola.
masyarakat
karena
permainan ini dapat dimainkan oleh laki-
Kondisi fisik sendiri terdiri dari
laki dan perempuan” (Sucipto, dkk. 2000 :
bermacam-macam. Kondisi fisik menurut
7).
merupakan
Sajoto (1988: 10) “Kondisi fisik dibagi
olahraga yang sangat digemari oleh semua
menjadi 10 komponen yaitu kekuatan,
lapisan masyarakat. Hal ini dibuktikan
daya tahan, power, kecepatan, kelentukan,
dengan adanya liga, turnamen, kompetisi,
kelincahan,
dan pertandingan sepakbola pada jenjang
ketepatan, dan reaksi. Jika atlet memiliki
umur, baik itu jenjang anak-anak maupun
kondisi
dewasa.
mendukung kemampuan lainnya seperti
Permainan
sepakbola
Sepakbola merupakan permainan
fisik
koordinasi,
yang
baik
keseimbangan,
maka akan
kemampuan teknik, taktik dan mental.
beregu, dengan masing-masing regu terdiri
Namun, tidak semua komponen
dari sebelas pemain, satu diantara sebelas
kondisi fisik tersebut menjadi kebutuhan
pemain tersebut adalah penjaga gawang.
utama pemain sepakbola. “Dan dalam
Permainan
sepakbola, salah satu komponen kondisi
dilakukan
dengan
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
fisik yang dibutuhkan adalah kekuatan otot
tendangan yang dihasilkan tidak sesuai
tungkai” (Noer, 1994 : 63). Kekuatan
seperti yang diinginkan.
merupakan salah satu unsur penting yang harus
dimiliki
oleh
setiap
pemain
Latihan pengembangan tubuh yang baik secara mental maupun secara fisik
sepakbola. Menurut pendapat (Pearl &
merupakan
Moran dalam Suharjana, 2009 : 55)
prestasi. Maka semakin teratur pemain
“Dalam permainan sepakbola kekuatan
melakukan latihan, maka akan semakin
otot
menjaga
baik pula keterampilan bermain sepakbola
keseimbangan keseluruhan tubuh atau
nya. Di dalam meningkatkan kekuatan otot
untuk melakukan kontak badan dengan
tungkai perlu adanya latihan, yaitu latihan
lawan” dan setara dengan pendapat dari
dengan bola atau tanpa bola. Latihan
(Saputra, Novit. 2013 : 3).
dengan bola misalnya ballnastic (senam
antara
lain
berguna
subjek
yang
menentukan
Otot tungkai juga memberikan
bola). Sehingga perlu adanya latihan
keseimbangan pada tubuh saat
ballnastic untuk meningkatkan kekuatan
melakukan
otot tungkai seorang pemain sepakbola.
permainan
tembakan
sehingga
Ballnastic adalah rangkaian latihan
keseimbangan
pengembangan kemampuan tubuh
tersebut dapat membantu seorang
dan bola (jenis latihan fisik dengan
pemain
pelaksanaan
menggunakan bola). Yang perlu
sehingga
digaris bawahi di sini adalah untuk
kemungkinan bola masuk ke dalam
menciptakan gerak yang meliputi
gawang cukup besar.
pengembangan
dengan
sepakbola,
dalam
adanya
tembakan
dalam gol,
kekuatan,
koordinasi dan social, serta latihan Sepak bola juga menuntut kekuatan
yang kompetitif dan kooperatif.
otot yang berbeda dari jenis – jenis
Pemanasan ini bisa dilakukan oleh
olahraga lainnya, sehingga anda perlu
perorangan maupun kelompok saat
memusatkan pengembangan kekuatan otot
latihan.
yang
dilakukan oleh semua kelompok
diperlukan
dalam
permainan
Kegiatan
masih
dapat
sepakbola. (Koger, 2007 : 2). Maka,
umur
kekuatan otot tungkai merupakan salah
rentang
kemampuan
satu komponen yang harus dilatih oleh
Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
seorang pemain sepakbola. Karena jika
meningkatkan
kekuatan
otot,
kekuatan otot tungkai kurang baik maka
kecepatan,
kelincahan
dan
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
sepanjang
ini
dalam pemain.
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
koordinasi mata dan kaki. (Fleck
data penafsiran terhadap data tersebut,
dan Quinn, 2007 : 35).
serta penampilan dari hasilnya. 2.
Dari
penjelasan
diatas,
Teknik Penelitian
latihan
Jenis penelitian yang dilakukan
ballnastic mempunyai pengaruh terhadap
adalah
kondisi
penelitian
fisik
dalam
sepakbola
salah
eksperimen, ini
karena
dalam
peneliti
sengaja
satunya yaitu kekuatan otot tungkai, karena
mambangkitkan timbulnya suatu kejadian,
ballnastic mampu meningkatkan kekuatan
kemudian diteliti bagaimana akibatnya.
otot tungkai. Singkatnya waktu persiapan
Eksperimen
untuk mengikuti turnamen / kompetisi
maksud
perlu disiasati, agar dalam waktu yang
perlakuan (Nazir, 1998:75).
singkat
pemain
untuk
dilakukan
melihat
dengan
akibat
suatu
dapat
Menurut Moh. Nasir ( 2009 : 233 )
memperoleh hasil yang hampir sama
Jenis eksperimen terdapat 2 macam, yaitu
dengan latihan jangka panjang. Oleh
eksperimen semu dan eksperimen murni.
karena itu, perlu adanya penelitian dengan
Eksperimen
menggunakan modifikasi latihan ballnastic
percobaan
terhadap kekuatan otot tungkai pemain
mempunyai sifat – sifat suatu percobaan
sepakbola
sebenarnya,
dengan
sepakbola
selalu
menambah
jumlah
semu yang
adalah belum
namun
secukupnya
eksperimen
memiliki
minggu sekali jumlah waktu tiap interval
Murni adalah rancangan dimana aturan
akan terus meningkat sampai minggu ke 8.
untuk menempatkan perlakuan pada unit
Di tambahnya waktu tiap interval setiap 2
percobaan
dibuat
minggu sekali dimaksudkan agar pemain
sehingga
memungkinkan
mencapai
perbandingan antar
maksimal
yang
Dan
yang
waktu tiap interval gerakan. Setiap 2
permainan
perlakuan.
rancangan
Eksperimen
sedemikian
rupa,
membuat
kelompok
dengan
diharapkan seorang pelatih dengan waktu
validitas tinggi dan dapat mengontrol
latihan yang singkat.
sumber – sumber variasi pada percobaan tersebut. Dalam
II. METODE 1.
ini,
peneliti
menggunakan jenis eksperimen semu,
Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif.
penelitian
Menurut
karena
eksperimen
perlakuan,
dan
yang bertujuan
memiliki untuk
Arikunto (2006:12) penelitian kuantitatif,
menjelaskan
sesuai dengan namanya, banyak dituntut
mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu
menggunakan, mulai dari pengumpulan
peristiwa.
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
hubungan-hubungan,
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
3. Tergantung besar kecilnya rangka
III. HASIL DAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di atas maka
modifikasi
memiliki
latihan
pengaruh
tubuh, makin besar skelet makin
ballnastic
yang
besar kekuatan.
terhadap
4. Innervasi otot baik pusat maupun
peningkatan kekuatan otot tungkai, yaitu
perifer.
dengan perlakuan (treatment) selama 8
5. Keadaan zat kimia dalam otot.
minggu dengan frekuensi latihan 3 kali
6. Keadaan tonus otot saat istirahat,
dalam
seminggu.
pelatihan
tonus makin rendah berarti kekuatan
Ballnastic ini dapat digunakan sebagai
tersebut pada saat bekerja makin
salah
untuk
besar.
meningkatkan kekuatan otot tungkai pada
7. Umur
satu
Metode
bentuk
pelatihan
cabang olahraga sepakbola.
dan
menetukan
Pada saat dilakukan treatment,
jenis
kelamin
baik
dan
juga
tidaknya
kekuatan otot.
kondisi fisiologis otot pemain sepakbola SMK 1 Grogol Kediri dalam
menentukan
sangat berperan
kualitas
kekuatan.
Sebelum diberikan perlakuan yaitu modifikasi
latihan
Ballnastic
sampel
Meskipun dilakukan dengan durasi interval
memiliki rata – rata kekuatan otot tungkai
waktu dan beban yang sama, tetapi hasil
sebesar
dari setiap gerakan yang dilakukan oleh
perlakuan sampel memiliki rata – rata
pemain sepakbola SMK 1 Grogol Kediri
kekuatan otot tungkai sebesar 44,20.
39,15
dan
setelah
diberikan
tidak sama. Tetapi atlet tersebut sudah
Pada analisis data, adapun beberapa
melakukan setiap gerakan tersebut dengan
sampel dalam melaksanakan tes kekuatan
maksimal, jadi yang membuat sama adalah
otot
setiap
maksimal
gerakan
ekpolsive
yang
telah
dilakukan oleh setiap pemain tersebut. Menurut Suharno ( 1993 : 39 - 40 ),
1.
otot
dikarenakan
hasil
faktor-faktor
Latihan yang kurang serius sehingga
Gerakan Ballnastic yang dilakukan kurang tepat. Berdasarkan hasil pengolahan data
2. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam
mencapai
belum mencapai hasil yang maksimal. 2.
1. Besar kecilnya potongan melintang
kurang
sebagai berikut :
faktor – faktor penentu kekuatan seseorang terdiri atas :
tungkai
melawan
beban,
diatas, ternyata diperoleh t hitung sebesar
makin
16,290 sedangkan nilai t tabel dengan taraf
banyak fibril otot yang bekerja
signifikansi 0,05 dengan df = 19 adalah
berarti kekuatan bertambah besar.
2,093 yang berarti terdapat peningkatan
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kekuatan
otot
tungkai
setelah
diberi
perlakuan.
Afrizal, dkk. Tanpa Tahun. Perbandingan
Berdasarkan hasil penelitian ini,
Pengaruh Latihan Hurdle Jumps
diketahui bahwa latihan menggunakan
Dan Box Jump Terhadap Daya
latihan Ballnastic diterapkan secara teratur,
Ledak Otot Tungkai Pada Atlet
terprogram,
serta
Sekolah Sepak Bola Universitas
dapat
Riau.
disiplin
berkesinambungan,
yang
meningkatkan
tinggi
terbukti
kekuatan
otot
tungkai.
(http://repository.unri.ac.id/xmlui/b
Modifikasi latihan Ballnastic ini dapat
itstream/handle/123456789/2446/Ju
diterapkan
rnal%20AFRIZAL%20NIM%2009
oleh
para
pelatih
untuk
meningkatkan kekuatan otot tungkai. Maka
05132433.pdf?sequence=1,
dari
diunduh 3 Mei 2015).
itu
dengan
modifikasi
latihan
ballnastic ini dapat meningkatkan prestasi altlet dalam cabang olaharaga sepakbola.
Ariawan, Dudut. 2012. Pengaruh Latihan Shuttle Run Dan Zig – Zag Run Terhadap Kelincahan Atlet
SIMPULAN Berdasarkan rumusan
masalah,
latar
belakang,
tujuan
penelitian,
Sepakbola Usia 13-15 SSB ADIRAGA PUTRA MAGELANG.
pengujian hipotesis, serta hasil penelitian
(http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/
yang telah diuraikan. Maka selanjutnya
10/universitas%20negeri%20makas
dalam
sar-digilib-unm-nadwisyam-465-1-
bab
ini
dapat
dikemukakan
kesimpulan secara menyeluruh. Terdapat
nadwisy-m.pdf, diunduh 3 April
pengaruh terhadap kekuatan otot tungkai
2015).
setelah
diberikan
modifikasi
latihan
Ballnastic bagi pemain sepakbola.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Pt Rineka Cipta.
IV. DAFTAR PUSTAKA Afdhal,
Muhammad.
Tanpa
Tahun.
Peraturan Permainan (FIFA Laaw Of
The
Game
2010/2011).
(http://biruhitamindonesia.blogspot.
Fleck
Dan
Quinn,
2007.
Panduan
Sepakbola Andal. Jakarta : Sunda Kelapa Puataka.
com/2012/03/peraturan-permainansepakbola-fifa-law.html?m=1, diunduh 10 April 2015). ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Lutan,
Rusli.
2000.
Kepelatihan.
Dasar-Dasar Departemen
Diterbitkan. Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Pendidikan Nasional. Sucipto, Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan
dkk.
2000.
Sepak
Bola.
Departemen Pendidikan Nasional.
Sepakbola. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
Subarjah,
Herman.
2007.
Dasar–
DasarKepelatihan. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indoensia.
Jakarta
:DepartemenPendidikanNasional. Sulistyo, Wahyu. Tanpa Tahun. Pengaruh Latihan Half Squat dan Latihan
Noer,
A.
1994.
Kepelatihan
Dasar.
Quarter Squat Pada Kecepatan
Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Tendangan dan Daya Ledak Otot
Kebudayaan.
Tungkai. (http://eprints.uns.ac.id/1981/1/158
Rohman, M. 2013. Pengaruh Latihan Ballnastic
Terhadap
Kecepatan
1-3510-1-SM.pdf, diunduh 3Mei 2015).
Pemain Usia 15-18 Tahun.Skripsi Tidak
Diterbitkan.
Surabaya.
Universitas Negeri Surabaya.
Widodo,
Achmad.
Latihan
Interval
Farrtlek Sajoto,
M.
1995.
Peningkatan
1988.
Pengaruh
dan
Terhadap
Latihan
Kecepatan
dan
Menggiring Bola Pada Pemain
Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik
Sepak Bola Putera Siswa Sekolah
Dalam
Menegah
Olahraga. Semarang :
Dahara Priza.
Atas.
Tesis
Tidak
Diterbitkan. Surabaya : Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
Saputra, Novit. 2013. Pengaruh Kekuatan Otot Tungkai, Kecepatan Lari dan
Widodo, Ahmad. 2007. Pengembangan
Ketepatan Tendangan Terhadap
Tes Rangkaian Fisik Untuk Pemain
Hasil Tendangan Kearah Gawang
Sepak
PadaKlub Sepak Bola Persilang
Diterbitkan. Surabaya : Universitas
Divisi II Liga Jepara.Skripsi Tidak
Negeri Surabaya.
ARGA RIZKY YUARTA | 11.1.01.09.0513 FKIP- Penjaskesrek
Bola.
Disertasi
Tidak
simki.unpkediri.ac.id || 10||