SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) PADA PT. XL AXIATA TBK-MEDAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
MIKA INDIKA 051401076
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) PADA PT.EXCELCOMINDO PRATAMA-MEDAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer
MIKA INDIKA 051401076
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
PERSETUJUAN
Judul
Kategori Nama Nomor Induk Mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas
: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BST) PADA PT. XL AXIATA TBK-MEDAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) : SKRIPSI : MIKA INDIKA : 051401076 : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER : ILMU KOMPUTER : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di Medan, Juli 2010
Komisi Pembimbing
:
Pembimbing 2
Pembimbing 1
Drs. Sawaluddin, MIT NIP 195912311998021001
Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP 195707011986011003
Diketahui/Disetujui oleh Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,
Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP 195707011986011003
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) PADA PT. XL AXIATA TBKMEDAN DENGAN METODE ANALYIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2010
MIKA INDIKA 051401076
Universitas Sumatera Utara
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditetapkan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Drs. Sawaluddin, MIT selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi ini, yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas, padat dan profesional telah diberikan kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Suyanto, M.Kom dan Bapak Drs. Partano siagian, M.Sc selaku pembanding dan kepada Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc. selaku pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer, Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Syahriol Sitorus, S.Si., MIT, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen di Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU dan para pegawai di FMIPA USU. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Azzemi selaku Manager Network Optimization PT. XL Axiata Tbk- Medan, Bapak Paulus Cahyo Sumarno selaku pembimbing penulis dalam melakukan penelitian, dan seluruh engineer bagian optimasi serta Bapak Edward Tambunan staf ahli Construction and Instalation, yang sudah banyak membantu penulis. Tidak terlupakan kepada kedua orangtua, Ayahanda Suardi, SH dan Ibunda Israkiah, Abang ,Kakak dan Adik ( Mas Miko, Kak Ida dan Adik Thaya ) yang selalu sabar dalam mendidik serta memotivasi penulis. Kepada teman- teman terbaik, Nita, Vera, Cahaya, Novi, Fikri, Rafika, serta kekasih hati, Darwin Siregar, penulis menyampaikan rasa terima kasih atas motivasi, semangat, waktu dan kelapangan hati menjadi tempat bertanya. Terima kasih juga kepada rekan-rekan kuliah, Adik- adik serta Kakak- kakak senior yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. Semoga Allah SWT akan membalasnya.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Persaingan ketat yang terjadi sekarang ini dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi membuat pihak operator penyedia jaringan komunikasi berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan. Masalah yang sering dihadapi adalah penentuan lokasi untuk membangun sebuah tower base transceiver station (bts) baru yang potensial agar sinyal dari tower tersebut dapat menjangkau wilayah pelanggan. Untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan yang mempunyai kemampuan analisa pemilihan calon lokasi yang tepat dengan menggunkana metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana masing-masing kriteria dalam hal ini merupakan faktor-faktor penilaian dalam membandingkan satu calon lokasi dengan calon lokasi yang lainnya. Sistem pendukung keputusan untuk proses AHP ini dibuat berdasarkan data dan norma-norma faktor pemilihan lokasi pembangunan tower bts yang ada pada Divisi Network Optimization PT. XL Axiata Tbk-Medan. Hasil dari proses ini berupa nilai prioritas yang akan menjadi pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk memilih lokasi yang tepat sebagai lokasi pembangunan tower bts yang baru.
Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM DEVELOPMENT LOCATION DETERMINATION TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) IN XL AXIATA TBK-MEDAN WITH ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD ABSTRACT
Fierce competition that's happening right now in telecomunication needs to make the service providers attempt to meet the needs of the communication network customers. The problem often faced is the determination of the location to build a base transceiver station towers new potential signals from the tower so that it can reach the customer. To help solve the problem required a decision support system that has the ability to analyze the appropriate selection of candidate sites by using method of Analytic Hierarchy Process (AHP), wherein each of the criteria in this regard is the assessment factors in comparing one candidate with the candidate location others. Decision support system for the AHP process is based on the data and the norms of factors of choosing the locations of BTS tower development that existed at the Division Network Optimization PT. XL Axiata, Medan. The result of this process is the value that would be considered a priority for decision makers to choose an appropriate location as the location for the new BTS development.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah 1.4. Tujuan Penelitian 1.5. Manfaat Penelitian 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7. Metode Penelitian 1.8. Sistematika Penulisan
ii iii iv v vi vii ix x 1 1 2 2 3 3 3 3 4
Bab 2
Landasan Teori 6 2.1. Sistem 6 2.1.1. Definisi Sistem 6 2.1.2. Karakteristik Sistem 8 2.2. Sistem Pendukung Keputusan 9 2.2.1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan 9 2.2.2. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 10 2.2.3. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan 10 2.2.4. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan11 2.2.5. Komponen Sistem Pendukung Keputusan 12 2.2.5.1 Subsistem Manajemen Basis Data 12 2.2.5.2 Subsistem Manajemen Model 13 2.2.5.3 Subsistem Dialog 13 2.3. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) 15 2.3.1. Dasar-Dasar Analytic Hierarchy Process 19 2.3.2. Prosedur Analytic Hierarchy Process 19 2.4. Pengertian Tower Base Transceiver Station (BTS) 25
Bab 3
Analisis Dan Perancangan Sistem
27
Universitas Sumatera Utara
Bab 4
3.1. Analisis Permasalahan dengan Metode Analytic Hierarchy Process 3.2. Hasil dan Pembahasan 3.3 Model Analisis Perangkat Lunak 3.3.1. Pemodelan Fungsional 3.3.2 Kamus Data 3.3.3 Flowchart 3.4 Perancangan Antarmuka Pemakai
27 30 43 44 55 57 61
Implementasi Dan Pengujian 4.1 Implementasi 4.2 Pengujian Sistem 4.2.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak yang Digunakan 4.2.2 Pengujian
69 69 74
Penutup 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran Daftar Pustaka Lampiran A : Listing Program Lampiran B : Surat Izin Riset dari PT. XL Axiata Tbk Medan
74 75
Bab 5
87 88 89 91 121
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Skala Nilai Perbandingan berpasangan Tabel 2.2 Nilai Indeks Random Tabel 3.1 Indeks Random Tabel 3.2 Data Tiap Tower Berdasarkan Kriteria yang Ada Tabel 3.3 Bentuk Matriks Berpasangan untuk Kriteria Penentuan Lokasi Pembangunan Tower BTS Tabel 3.4 Bentuk Matriks Berpasangan 3 Calon Lokasi Tower Tabel 3.5 Masukan Hasil Perhitungan Kriteria Lokasi Tabel 3.6 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Penentuan Lokasi Tabel 3.7 Nilai Prioritas Kriteria Tabel 3.8.1 Kepadatan Penduduk Tabel 3.8.2 Nilai Prioritas Kriteria Kepadatan Penduduk Tabel 3.8.3 Nilai Prioritas Kriteria Kepadatan Penduduk Tabel 3.8.4 Nilai Lamda (λ) dan λ max Tabel 3.8.5 Biaya Tabel 3.8.6 Nilai Prioritas Kriteria Biaya Tabel 3.8.7 Nilai Prioritas Kriteria Biaya Tabel 3.8.8 Nilai Lamda (λ) dan λ max Tabel 3.8.9 Jarak Tabel 3.8.10 Nilai Prioritas Kriteria Jarak Tabel 3.8.11 Nilai Prioritas Kriteria Jarak Tabel 3.8.12 Nilai Lamda (λ) dan λ max Tabel 3.8.13 Akses Tabel 3.8.14 Nilai Prioritas Kriteria Akses Tabel 3.8.15 Nilai Prioritas Kriteria Akses Tabel 3.8.16 Nilai Lamda (λ) dan λ max Tabel 3.9 Prioritas Tujuan Masing-Masing Calon Lokasi Tower Tabel 3.10 Matriks Hasil Perkalian Tabel 3.11 Nilai Lamda untuk Masing-Masing Kriteria Tabel 3.12 Prioritas Global Masing-Masing Calon Lokasi Tower Tabel 3.13 Spesifikasi Proses Diagram Konteks Level 0 Tabel 3.14 Spesifikasi Proses DFD Level 1 P.0 Tabel 3.15 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 1 Tabel 3.16 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 2 Tabel 3.17 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 3 Tabel 3.18 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 4 Tabel 3.19 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 5 Tabel 3.20 Kamus Data
22 25 29 31 31 32 33 33 34 34 35 35 35 36 36 37 37 38 38 38 39 39 39 40 40 41 41 42 43 45 47 49 50 51 52 54 56
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Struktur Model AHP Gambar 2.2 Struktur Hirarki AHP Gambar 2.3 Matriks Perbandingan Berpasangan Gambar 3.1 Denah Calon Lokasi Tower Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode Analytical Hierarchy Process Gambar 3.3 DFD Level 1 Proses 0 Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses 1 Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 2 Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 3 Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 4 Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses 5 Gambar 3.9 Flowchart Prioritas Kriteria dan Prioritas Lokasi Gambar 3.10 Flowchart Prioritas Global Gambar 3.11 Form Tampilan Menu Login Gambar 3.12 Form Tampilan Menu Utama Gambar 3.13 Form Tampilan Prioritas Kriteria Gambar 3.14 Form Tampilan hasil Perhitungan Prioritas Kriteria Gambar 3.15 Form Tampilan Data Lokasi Gambar 3.16 Form Tampilan Data Tower Gambar 3.17 Form Tampilan Data Lokasi dengan Kriteria yang Ada Gambar 3.18 Form Tampilan Lokasi dengan Kriteria yang Ada Gambar 4.1 Form Login Gambar 4.2 Form Menu Utama Gambar 4.3 Form Prioritas Kriteria Gambar 4.4 Form Data Lokasi Gambar 4.5 Form Data Tower Gambar 4.6 Form Data Lokasi dengan Kriteria yang Ada Gambar 4.7 Menu Login Sistem Gambar 4.8 Tampilan Kesalahan pada saat Login Gambar 4.9 Menu Utama Sistem Gambar 4.10 Tampilan Data Lokasi apabila Nama Lokasi Kosong Gambar 4.11 Tampilan Penambahan Data Gambar 4.12 Tampilan Tabel Data Lokasi Gambar 4.13 Tampilan Edit Tabel Data Lokasi Gambar 4.14 Tampilan Update Data Gambar 4.15 Tampilan Tabel Data Lokasi setelah Update Gambar 4.16 Tampilan Matriks Kriteria Gambar 4.17 Tampilan Matriks Prioritas Kriteria
21 21 23 30 44 46 48 49 50 51 53 59 60 62 62 63 63 65 66 67 67 69 70 71 72 73 74 75 76 76 77 78 78 79 80 80 81 82
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.18 Tampilan Form Data Tower Gambar 4.19 Tampilan Matriks Lokasi dengan Kriteria yang Ada Gambar 4.20 Tampilan input Matriks untuk Kriteria Kepadatan Penduduk Gambar 4.21 Tampilan input Matriks untuk Kriteria Biaya Gambar 4.22 Tampilan input Matriks untuk Kriteria Jarak Gambar 4.23 Tampilan input Matriks untuk Kriteria Akses Gambar 4.24 Tampilan Matriks Global dan Grafik Keputusan
83 84 84 85 85 85 86
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Persaingan ketat yang terjadi sekarang ini dalam pemenuhan kebutuhan telekomunikasi membuat pihak operator penyedia jaringan komunikasi berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan. Masalah yang sering dihadapi adalah penentuan lokasi untuk membangun sebuah tower base transceiver station (bts) baru yang potensial agar sinyal dari tower tersebut dapat menjangkau wilayah pelanggan. Untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan yang mempunyai kemampuan analisa pemilihan calon lokasi yang tepat dengan menggunkana metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana masing-masing kriteria dalam hal ini merupakan faktor-faktor penilaian dalam membandingkan satu calon lokasi dengan calon lokasi yang lainnya. Sistem pendukung keputusan untuk proses AHP ini dibuat berdasarkan data dan norma-norma faktor pemilihan lokasi pembangunan tower bts yang ada pada Divisi Network Optimization PT. XL Axiata Tbk-Medan. Hasil dari proses ini berupa nilai prioritas yang akan menjadi pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk memilih lokasi yang tepat sebagai lokasi pembangunan tower bts yang baru.
Universitas Sumatera Utara
DECISION SUPPORT SYSTEM DEVELOPMENT LOCATION DETERMINATION TOWER BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) IN XL AXIATA TBK-MEDAN WITH ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD ABSTRACT
Fierce competition that's happening right now in telecomunication needs to make the service providers attempt to meet the needs of the communication network customers. The problem often faced is the determination of the location to build a base transceiver station towers new potential signals from the tower so that it can reach the customer. To help solve the problem required a decision support system that has the ability to analyze the appropriate selection of candidate sites by using method of Analytic Hierarchy Process (AHP), wherein each of the criteria in this regard is the assessment factors in comparing one candidate with the candidate location others. Decision support system for the AHP process is based on the data and the norms of factors of choosing the locations of BTS tower development that existed at the Division Network Optimization PT. XL Axiata, Medan. The result of this process is the value that would be considered a priority for decision makers to choose an appropriate location as the location for the new BTS development.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan kebutuhan telekomunikasi yang semakin cepat dewasa ini, telah mendorong manusia untuk selalu berkreasi dengan menciptakan teknologi baru. Sebagai contoh
adalah teknologi telekomunikasi GSM atau Global System for Mobile
Comunication, yaitu sistem multiservice yang memungkinkan komunikasi antar pengguna tanpa melihat tempat dan waktu untuk melakukan berbagai layanan, diantaranya adalah komunikasi langsung dan layanan SMS (Short Message Service). Penentuan lokasi tower BTS (Base Transceiver Station) untuk jaringan telepon selular menjadi masalah yang sering dihadapi oleh pihak operator penyedia jaringan komunikasi selular. Operator dituntut untuk dapat menentukan lokasi tower BTS yang potensial agar semua wilayah dapat terjangkau sinyalnya. (Madalina, 2007: 1).
Salah satu solusi untuk penentuan lokasi pembangunan tower dilakukan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan salah satu metode dalam pengambilan keputusan. (Wikipedia, 2009: 1).
Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor logika, intuisi, pengalaman, pengetahuan, emosi dan rasa untuk dioptimasi dalam suatu proses yang sistematis, serta mampu membandingkan secara berpasangan hal-hal yang tidak dapat diraba maupun yang dapat diraba, data kuantitatif maupun yang kualitatif. Metode AHP ini mulai dikembangkan oleh Thomas L.
Universitas Sumatera Utara
Saaty, seorang ahli matematika yang bekerja pada University of Pittsburgh di Amerika Serikat, pada awal tahun 1970-an. (Iryanto, 2008: 12).
Pada kasus ini akan dilakukan penelitian di PT. XL Axiata Tbk - Medan. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan empat kriteria untuk perhitungan dalam metode AHP yaitu kepadatan penduduk, biaya, jarak dan akses.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat yaitu bagaimana membangun suatu sistem yang berbasiskan teknologi untuk membantu pemilihan lokasi pembangunan tower dengan menggunakan metode AHP.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang telah dirumuskan, maka diperlukan batasan-batasan. Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Membahas kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam mementukan lokasi pembangunan tower base transceiver station. 2. Tower yang dibangun merupakan tower baru berdasarkan permintaan dengan faktor expansi. 3. Metode AHP yang digunakan hanya dalam menentukan lokasi pembangunan tower dengan memerhatikan empat batasan kriteria, yaitu kepadatan penduduk, biaya, jarak, dan akses, sebagai parameter untuk pengambil keputusan. 4. Sistem yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7. 5. Sistem yang akan dibangun hanya dapat dijalankan pada sistem operasi Microsoft Windows XP.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Memberikan solusi berbasiskan teknologi informasi berupa sistem pendukung keputusan yang akan memberikan output berupa nilai prioritas yang akan menjadi pertimbangan bagian penentuan lokasi pembangunan tower Base Transceiver Station (BTS) untuk membuat suatu keputusan menentukan lokasi pembangunan tower Base Transceiver Station (BTS).
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Mempermudah pemilihan lokasi pembangunan tower BTS. 2. Membantu bagian Teknologi Informasi (IT) dalam menentukan lokasi pembangunan tower. 3. Menghemat waktu dan biaya dalam penentuan lokasi pembangunan tower.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dimulai pada tanggal 18 Februari 2010 sampai dengan 09 Maret 2010 yang bertempat di kantor PT. XL Axiata Tbk Medan, Network Optimizion, Jalan Diponegoro no.5 Medan 20121 Sumatera Utara.
1.7 Metode Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini penulis melakukan beberapa penerapan metode penelitian untuk menyelesaikan permasalahan. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara: 1. Penelitian kepustakaan (library research)
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan, mempelajari serta menyeleksi bahanbahan yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini. 2. Analisa data dengan penelitian kelapangan (field research) Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data secara langsung dari instansi melalui riset lapangan dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: a. Pengumpulan sampel dokumentasi, laporan ataupun berkas-berkas yang berhubungan dengan data lokasi tower yang telah ada. b. Mewawancarai kembali pihak-pihak yang berkompeten untuk lebih menguatkan output. 3. Analisis dan Perancangan Sistem Merancang Sistem Pendukung Penentuan Lokasi Pembangunan Tower Base Transceiver Station (BTS) pada PT. XL Axiata Tbk-Medan mulai dari tahap perencanaan yang akan digunakan sebagai sarana untuk membantu penentuan lokasi pembangunan tower Base Transceiver Station di PT. XL Axiata Tbk-Medan. 4. Pembuatan Program Pendukung (Coding) Menyusun kode program untuk sistem yang akan digunakan untuk memproses data dan informasi mengenai lokasi-lokasi tower yang sudah ada untuk pertimbangan membangun tower yang baru.
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai berikut:
BAB 1
PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Universitas Sumatera Utara
Dalam bab ini diuraikan landasan teori yang digunakan dalam memecahkan masalah dan membahas masalah yang ada. Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem, Sistem Pendukung Keputusan, dan metode Analtytic Hierarchy Process.
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini diuraikan tentang analisis kebutuhan perangkat lunak yang akan dikembangkan, beserta perancangan pengembangannya.
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam bab ini diuraikan tentang implementasi dan pengujian dari perangkat lunak yang dibangun berdasarkan hasil analisis dan perancangan pada bab sebelumnya.
BAB 5
PENUTUP Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan yang didapat setelah pelaksanaan skripsi ini, beserta saran-saran untuk perbaikan dan pengembangan di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.1.1 Definisi Sistem
Ada beberapa definisi sistem, antara lain sebagai berikut: 1. Menurut Irwanto (2006), sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen yang digunakan, didefinisikan sebagai berikut: “ Sistem adalah sekumpulan komponen yang mengimplementasikan model dan fungsionalitas yang dibutuhkan. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi di dalam sistem untuk mentransformasikan input yang diberikan pada sistem tersebut menjadi output yang berguna bagi aktornya.” 2. Murdick dan Ross (1993) mendefinisikan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya sebagai berikut: “Sistem merupakan seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan bersama.” 3. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
Universitas Sumatera Utara
berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan dan mencapai suatu sasaran tertentu. 4. Schronderberg (dalam Suridinata, 1996) secara ringkas menjelaskan bahwa sistem adalah : a. Komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain. b. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentuknya. c. Bersama-sama dalam mencapai tujuan. d. Memiliki input dan output yang dibutuhkan oleh sistem lainnya. e. Terdapat proses yang mengubah input menjadi output. f. Menunjukkan adanya entropi. g. Memiliki aturan. h. Memiliki subsistem yang lebih kecil. i.
Memiliki diferensiasi antar subsistem.
j.
Memiliki tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.
Berdasarkan definisi sistem di atas, maka dapat disimpulkan konsep dasar sistem mempunyai 2 pendekatan, yaitu penekanan pada prosedurnya dan penekanan pada komponennya. 1. Sistem yang lebih menekankan pada prosedur. Definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Suatu prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Definisi lain dari prosedur adalah urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. 2. Sistem yang lebih menekankan pada komponen/elemen.
Universitas Sumatera Utara
Definisi sistem yang lebih menekankan pada komponen/elemen adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsurunsur dari sistem yang membentuknya. Berikut adalah karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya: 1. Batasan (boundary): merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
2. Lingkungan luar sistem (environment): Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
3. Penghubung (interface) sistem: Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Universitas Sumatera Utara
4. Masukan (input) sistem: Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
5. Keluaran (output) sistem: Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
6. Pengolah (process) sistem: Suatu sistem dapat mempunyai satu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akutansi akan mengolah data transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
7. Penyimpanan (storage): Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem
Universitas Sumatera Utara
komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
2.2.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa, sehingga sistem pendukung keputusan dapat didefinisikan sebagai suatu program komputer yang menyediakan informasi dalam domain aplikasi yang diberikan oleh suatu model analisis keputusan dan akses database. Hal ini ditujukan untuk mendukung pembuatan keputusan (decision maker) dalam mengambil keputusan secara efektif baik dalam kondisi kompleks dan tidak teratur. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Micheal M. Scott Morton pada awal tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982).
2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Pada awalnya Turban dan Aronson (1998), mendefinisikan sistem pendukung keputusan (DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pembuatan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.
Konsep DSS ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu mengambil keputusan memanfaatkan data dan model keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah,memilih data yg relevan, menentukan pendekatan yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.
2.2.3 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Perintis SPK di MIT yaitu Peter G.W.Keen bekerjasama dengan Scott Morton untuk mendefinisika tiga tujuan yang harus dicapai SPK sebagai berikut: 1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur. 2. Mendukung penilaian manajer, tetapi bukan untuk menggantikannya. 3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiennya.
2.2.4 Karakterisitik dan Kemampuan Sisitem Pendukung Keputusan
Turban (1999) menjelaskan terdapat sejumlah karakteristik dari sistem pendukung keputusan yaitu: 1. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan 2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan 3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi 4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan 5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem 6. Memiliki dua komponen utama, yaitu data dan model
Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan (Kosasi, 2002) sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.
Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2.
Sistem pendukung keputusan dapat membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
3.
Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan.
4.
Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun perorangan.
5.
Sistem pendukung keputusan menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
6.
Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
7.
Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
8.
Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.
9.
Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.
2.2.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan, antara lain : 1. Subsistem Manajemen Basis data 2. Subsistem Manajemen Basis Model
Universitas Sumatera Utara
3. Subsistem Dialog
2.2.5.1 Susbsistem Manajemen Basis Data
Subsistem manajemen basis data merupakan bagian yang menyelediakan data – data yang dibutuhkan oleh Base management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri merupakan susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data – data yang merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan.
Adapun kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database adalah sebagai berikut: 1.
Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai data melalui pengambilan ekstraksi data.
2.
Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.
3.
Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
4.
Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
5.
Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
2.2.5.2 Subsistem Manejemen Model
Subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan alternative solusi. Intergrasi model-model dalam Sistem Informasi Manajemen yang
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan integrasi data-data dari lapangan menjadi suatu Sistem Pendukung Keputusan.
Kemampuan subsistem manajemen model dalam Sistem Pendukung Keputusan anatara lain: 1.
Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
2.
Kemampuan mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai.
3.
Kemampuan menghubungkan model-model dengan basis data melalui hubungan yang sesuai.
4.
Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
5.
Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).
2.2.5.3 Subsistem Dialog
Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponen-komponen yang terlibat
dalam susbsistem dialog
yang
mewujudkan komunikasi anatara user dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain: 1. Bahasa Aksi ( The Action Language) merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk membangun komunikasi dengan sistem.Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung
Universitas Sumatera Utara
rancangan sistem yang ada. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh, joystick perintah suara dan sebagainya. 2. Bahasa Tampilan ( The Display of Presentation Language) merupakan keluaran yang dihasilakn oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukanmasukan yang telah dilakukan. Bahasa tampilan meliputi pilihan seperti printer, layar tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara dan sebagainya. 3. Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base Language) meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilaukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan. Basis pengetahuan dapat berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual dan sebagainya.
Kemampuan yang dimiliki sistem pendukung keputusan untuk mendukung dialog pemakai sistem meliputi: 1.
Kemampuan untuk menangani berbagai dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
2.
Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.
3.
Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai format dan peralatan keluaran.
4.
Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.
2.3
Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
Metode analitic hierarchy process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika pada tahun 1970-an. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang sangat kompleks dengan
Universitas Sumatera Utara
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keptusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya setiap variabel dan mensitensis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa pada dasarnya metode AHP merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif. Metode AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi pengukuran dan unsur kebergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. Kemudian Pernadi (1996), menjelaskan peralatan utama metode AHP merupakan sebuah hirarki yang bersifat fungsional dengan masukan (input) utamanya menggunakan persepsi masnusia.
Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan dalam beberapa sub tujuan yang lebih terperinci dan dapat menjelaskan maksud tujuan umum. Penjabaran ini dapat dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh tujuan yang bersifat operasional. Pada hirarki terendah inilah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif yang merupakan ukuran dari pencapaian tujuan utama dan hirarki terendah ini dapat ditetapkan dalam satuan apa suatu kriteria diukur.
Universitas Sumatera Utara
Dalam melakukan penjabaran atau dekomposisi hirarki sebuah tujuan tidak ada suatu pedoman yang pasti mengenai seberapa jauh pembuat keputusan menjabarkan atau mendekomposisikan tujuan menjadi sub-tujuan yang lebih rendah atau yang lebih rinci. Dalam hal ini seorang pembuat keputusan harus menetukan saat penjabaran tujuan ini berhenti yang dapat dilakukan dengan cara mempehatikan keuntungan atau kekurangan yang diperoleh bila tujuan tersebut diperinci lebih lanjut dan lebih rinci. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan yaitu (Suryadi & Ramdhani, 1998): 1. Penjabaran tujuan ke dalam subtujuan yang lebih rinci harus selalu memperhatikan apakah setiap tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam subtujuan tersebut. 2. Meskipun hal tersebut dapat dipenuhi, juga perlu menghindari terjadinnya pembagian yang terlampau banyak baik dalam arah horisontal maupun vertikal. 3. Sebelum menetapkan tujuan harus dapat menjabarkan hirarki tersebut sampai dengan tujuan yang paling lebih rendah dengan cara melakukan tes kepentingan.
Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan secepatnya dan sering disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut tidak mungkin dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat diukur yaitu berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi. Adapun yang menjadi kelebihan dengan menggunakan metode AHP adalah (Suryadi dan Ramdhani, 1998) yaitu: 1.
Struktur yang berbentuk hierarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2.
Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas pembuat keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki. Jadi metode AHP merupakan suatu bentuk pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif. Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan menggunakan metode AHP, antara lain (Suryadi & Ramdhani, 1998): 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan dengan subtujuansubtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgement seluruhnya yaitu sebanyak n x [ (n-1)/2 ] buah dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung niali eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. 6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgement dalam pemuatan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Pengujian bertujuan untuk menguji kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki. Total CI dari suatu hirarki diperoleh dengan jalan melakukan pembobotan tiap CI dengan prioritas elemen yang berkaitan dengan faktor-faktor yang diperbandingkan, dan kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya. Dasar dalam membagi konsistensi dari suatu level
Universitas Sumatera Utara
matriks hirarki adalah mengetahui konsistensi indeks (CI) dan vektor eigen dari suatu matriks perbandingan berpasangan.
dimana, CR Hij = Rasio konsistensi hirarki dari matriks perbandingan berpasangan matriks i hirarki pada tingkat j yang dikatakan konsistensi jika nilainya <10%. CI Hij = Indeks konsistensi hirarki dari matriks perbandingan i pada tingkat j. RI Hij = Indeks random hirarki dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j. CIi,j = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j. EVi,j = Vektor eigen dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j yang berupa vektor garis. CIi,j + 1 = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan yang dibawahi matriks i pada hirarki tingkat j+1 berupa vektor kolom. RIi,j = Indeks random dari matriks perbandingan berpasangan i hirarki pada tingkat j. RIi,j + 1 = Indeks rasio dari orde matriks perbandingan berpasangan yang dibawahi matriks i pada hirarki tingkat j+1 berupa vektor kolom. Jika nilainya lebih dari 10% (persen) atau 0,1 maka penilaian data harus diperbaiki. 2.3.1 Dasar-Dasar Analytic Hierarchy Process
Skala ukuran panjang seperti meter, temperatur seperti derajat, waktu sperti detik dan uang seperti rupiah telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur bermacam-macam kejadian yang sifatnya fisik. Variabel-variabel sosial, ekonomi, dan politik tidak jarang yang sulit diukur seperti mengukur produk berupa rasa aman karena tidak adanya serangan dari negara lain,
bagaimana caranya mengukur dan
Universitas Sumatera Utara
mengkuantifikasikan suatu kesenangan karena dapat menikmati waktu senggang dan sebagainya. Jelas bukan merupakan suatu jawaban yang mudah dengan menggunakan ukuran panjang, temperatur, waktu dan uang. Hal ini dikarenakan ruang lingkup permasalahan sangat kompleks dan dengan unsur ketidakpastian yang sangat tinggi.
Di samping itu sering ditemui tindakan yang dilakukan perusahaan, seringkali memberikan bermacam-macam pegaruh pada banyak segi kehidupan. Kemudian pertanyaannya adalah bagaimana mengatakan suatu tindakan adalah lebih baik dibanding tindakan lain? Kesulitan dalam menjawab pertanyaan ini disebabkan dua alasan utama. Pertama, pengaruh yang terjadi kadang tidak dapat dibandingkan karena satuan ukuran atau bidang yang berbeda. Kedua, pengaruh tersebut terkadang saling bentrok artinya perbaikan pengaruh yang satu hanya dapat dicapai dengan pemburukan pengaruh yang lainnya. Alasan-alasan ini akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh. Untuk itu diperlukan suatu skala yang luwes yang disebut prioritas yaitu suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas inilah yang merupakan unsur penting dan merupakan bagian penting dari penggunaan metode AHP(Mulyono, 1996).
2.3.2 Prosedur Analytic Hierarchy Process
AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan berbagai kriteria. Karena sifatnya yang multikriteria, AHP cukup banyak digunakan dalam penyusunan prioritas. Sebagai contoh untuk menyusun prioritas penelitian, pihak manajemen lembaga penelitian sering menggunakan beberapa kriteria seperti dampak penelitian, biaya, kemampuan SDM, dan waktu pelaksanaan (Susila, 2007).
Disamping bersifat multikriteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang terstruktur dan logis. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu prosedur yang logis dan terstuktur. Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli yang representatif berkaitan dengan alternatif-alternatif yang disusun prioritasnya.
Universitas Sumatera Utara
Metode AHP dipilih karena konsepnya yang mudah dipahami dan mampu memodelkan fungsi suatu subjektif yang tidak jelas dan tidak konsisten (Kuazril, 2005).
Struktur sebuah model AHP adalah model dari sebuah pohon terbalik. Ada suatu tujuan tunggal di puncak pohon yang mewakili tujuan dari masalah pengambilan keputusan. Seratus persen bobot keputusan ada di titik ini. Tepat dibawah tujuan adalah titik daun yang menunjukkan kriteria, baik kualitatif maupun kuantitatif. Bobot tujuan harus dibagi di antara titik-titik kriteria berdasarkan rating. Dalam proses mennetukan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria berikut: 1.
Lengkap Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian keputusan.
2. Operasional Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada, disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi. 3. Tidak berlebihan Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.
4. Minimum Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis.
Tujuan(Bobot 100%)
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria n Universitas Sumatera Utara
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif n
Gambar 2.1 Struktur Model AHP
Bobot dari tiap-tiap kriteria adalah 100% dibagi dengan bobot titik-titik kriteria berdasarkan rating. Setiap alternatif dibandingkan dengan masing-masing kriteria. Prinsip-prinsip AHP adalah (Mulyono, 1996): 1. Decompostion Decomposition dilakukan setelah persoalan didefenisikan. Decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya, seperti Gambar 2.2
Penentuan Lokasi Pembanguna Tower BTS
Kepadatan Penduduk
Calon Lokasi Tower 1
Biaya
Jarak
Calon Lokasi Tower 2
Akses
Calon Lokasi Tower 3
Gambar 2.2 Struktur Hirarki AHP Jika ingin mendapakan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsurunsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang ada. Terdapat dua jenis hirarki yaitu lengkap dan tidak lengkap. Pada hirarki lengkap, semua elemen yang ada pada statu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya dan jika yang terjadi adalah sebaliknya maka merupakan hirarki tidak lengkap.
Universitas Sumatera Utara
2. Comparative judgement Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen, pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari penggunaan metode AHP, karena AHP akan berpengaruh terhadap penentuan elemen-elemen yang dibandingkan. Hasil dari penilaian ini akan disajikan dalam bentuk matriks yang selanjutnya dinamakan matriks pairwise comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan dalam menyusun skala kepentingan adalah: a. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya) b. Berapa kali lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya) Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang kaan memberikan jawaban perlu memiliki pengertian menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadapa kriteria atau tujuan yang dipelajari. Menurut Saaty (2001), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala yang terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari tingkat hierarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan. Susunan dari elemen-elemen yang dibandingkan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3
A1 A2
A1 A2 ... A3 A11 A12 ... A1n A21 A12 ... A2n
Nilai
Keterangan
1
Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B
3
A sedikit lebih penting dari B
5
A jelas lebih penting dari B
7
A sangat jelas lebih penting dari B
9
A mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8
Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan Universitas Sumatera Utara
: : : : : : : : : : An An1 An2 ... Ann Gambar 2.3 Matriks Perbandingan Berpasangan Sumber: Saaty, 2001
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antarelemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 8.1. Penilaian ini dilak ukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya. Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal,artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan 1. 3. Synthesis of priority Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigenvectornya untuk mendapatkan local priority. Hal ini karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa diantara local priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemennya menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting.
4. Logical consistency Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Kardinal
: aij . ajk = aik.
Hubungan Ordinal: Ai > Aj > Al > Ak, maka Ai > Ak. Hubungan tersebut dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut: a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak 4 kali dari mangga, dan mangga lebih enak 2 kali dari pisang, maka anggur lebih enak 8 kali dari pisang. b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan mangga lebih enak dari pisang, maka anggur lebih enak dari pisang. Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, pada objek-objek serupa yang dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Pengertian kedua, terletak pada tingkat hubungan objek-objek yang didasarkan menurut kriteria tertentu. Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsistensi sempurna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian. b. Menjumlahkan hasil kali per baris. c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. d. Hasil poin 3 dibagi jumlah elemen, akan didapatkan λmaks. e. Indeks Konsistensi CI =
λmaks − n n −1
.
Dimana: λmaks = eigenvalue maksimum, n = ukuran matriks. Eigenvalue merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemenpada tingkat hierarki terendah sampai pencapaian tujuan (Sandy, 2002).
Universitas Sumatera Utara
f. Rasio Konsistensi CR =
CI , dimana RI adalah indeks random konsistensi. Jika RI
rasio konsistensi≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Nilai indeks random konsitensi dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Nilai Indeks Random
Ukuran Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nilai RI 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
Sumber: Saaty, 2001
2.4 Pengertian Tower Base Transceiver Station (BTS)
Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi, baik itu besi siku, plat, pipa, Hbeam, dan lainnya, berbentuk segi tiga, segi empat atau hanya berupa pipa panjang (tongkat) menjulang ke langit, yang bertujuan untuk menempatkan antena dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.
Tower BTS (Base Transceiver Station) adalah menara yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dan informatika yang menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain.. Tower BTS komunikasi dan informatika memiliki
Universitas Sumatera Utara
derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya. Tower BTS memiliki 3 (tiga) jenis pada umumnya, yaitu: 1. Tower 4 (empat) kaki Tower tipe ini mampu menampung banyak antena dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis komunikasi dan informatika yang bonafid karena tower tipe ini sangat jarang dijumpai roboh, karena memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. 2. Tower 3 (tiga) kaki Tipe tower ini dibagi menjadi 2 (dua) macam. a. Tower tiga kaki diameter besi pipa 9 cm keatas, atau yang lebih dikenal dengan nama Triangle. Tower ini juga mampu menampung banyak antena dan radio. b. Tower tiga kaki diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas. 3.
Tower 1 (satu) kaki Tower 1 (satu) kaki dibagi menjadi 2 (dua) macam,yaitu a. Tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 cm s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan nama monopole. b. Tower yang lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung).
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1.
Analisis Permasalahan dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Pemilihan lokasi pembangunan tower sangat menentukan terjangkaunya semua pelanggan. Pemilihan lokasi pembangunan tower muncul karena adanya permintaan untuk mendirikan sebuah tower baru. Ada 3 (tiga) faktor yang menyertai munculnya permintaan tersebut, yaitu Kapasitas, Coverage dan Revenue. Pada penelitian ini, permasalahan pemilihan lokasi pembangunan tower akan dibatasi. Maka faktor yang akan dijadikan kriteria dalam menentukan lokasi pembangunan tower yaitu faktor coverage. Arti coverage yaitu jangkauan/cakupan. Pengertian coverage pada kasus ini yakni cakupan sinyal di suatu daerah. Faktor expansi merupakan salah satu faktor yang memunculkan adanya permintaan tower baru dimana faktor ini menitikberatkan terhadap perluasan jangkauan dengan membangun tower-tower yang baru di daerah yang potensial. Hal ini dilakukan pada daerah yang belum memiliki tower atau memiliki tower dalam jumlah yang sedikit. Pada faktor expansi memiliki beberapa kriteria yang diurutkan berdasarkan prioritas kepentingannya yakni kepadatan penduduk, biaya, jarak dan akses. Kepadatan penduduk menempati urutan pertama pada prioritas kriteria. Hal ini disebabkan karena pembangunan sebuah tower baru untuk memperluas jaringan sekaligus ingin menambah jumlah pelanggan. Kepadatan penduduk di suatu daerah ditentukan oleh jarak antara daerah tersebut dengan jalan utama/besar. Kriteria biaya pada kasus ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan sebuah tower baru. Kriteria jarak yang dimaksud pada kasus ini merupakan jarak antara calon lokasi tower baru dengan lokasi tower terdekat yang sudah ada. Kriteria akses yang dimaksud pada kasus ini merupakan kemudahan mengakses calon lokasi pembangunan tower baru. Nilai kriteria akses berbanding lurus dengan nilai kepadatan penduduk. Karena dipengaruhi oleh letak calon lokasi tower dengan jalan utama/besar. Oleh karena itu setiap calon lokasi pembangunan tower yang ada harus memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Maka dalam maslah ini daerah yang akan dijadikan study kasus yaitu daerah di luar kota medan, yaitu daerah BinjaiStabat. Penilaian setiap calon lokasi pembangunan tower terhadap kriteria-kriteria yang ada dilakukan dengan model penilaian yang bersifat kuantitatif. Salah satu metode perhitungan kuantitatif tersebut adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an Dasar berfikir AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada
Universitas Sumatera Utara
bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan (Sudaryo, 2007).
1.
Adapun langkah-langkah metode AHP adalah: Menentukan jenis-jenis kriteria untuk mengidentifikasi lokasi pembangunan.
2.
Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.
3.
Menjumlah matriks kolom.
4.
Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom.
5.
Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris hasil langkah 4 dan hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah kriteria.
6.
Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan.
7.
Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n buah matriks berpasangan antaralternatif.
8.
Masing-masing matriks berpasangan antaralternatif sebanyak n buah matriks, masing-masing matriksnya dijumlah perkolomnya.
9.
Menghitung
nilai
prioritas
alternatif
masing-masing
matriks
berpasangan
antaralternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5. 10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antaralternatif dengan rumus masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak λ1, λ2, λ3, ......, λn. 11. Menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus: λmaks = 12. Menghitung nilai Indeks Konsisten, dengan rumus CI = 13. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus CR =
∑λ n
λmaks − n n −1
CI RI
Dimana: RI adalah nilai indeks random yang berasal dari tabel random seperti Tabel 31. Tabel 3.1 Indeks Random
Universitas Sumatera Utara
n RI
1 0,00
2 0,00
3 0,58
4 5 0,90 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
Jika CR<0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang. 14. Menyusun matriks baris antaralternatif versus kriteria yang isinya hasil perhitungan proses langkah 7 , langkah 8, dan langkah 9. 15. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan nilai yang tertinggi.
3.2
Penyelesaian Masalah dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jenis-jenis kriteria untuk mengidentifikasi masalah pemilihan tower. Dalam penelitian ini, kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi pemilihan tower adalah kepadatan penduduk, biaya, jarak dan akses. Tabel 3.2 Data Tiap Tower Berdasarkan Kriteria yang Ada Kriteria Calon Lokasi Tower Kepadatan Penduduk (Urutan) Biaya Jarak Akses 2.
Tower A
Tower B
Tower C
II
III
I
1,1 M 1,84 mil II
1,3 M 2,73 mil III
1,5 M 4,41 mil I
Menyusun kriteria-kriteria penentuan lokasi pembangunan tower BTS dalam matriks berpasangan seperti Tabel 3.3. Tabel 3.3 Bentuk Matriks Berpasangan untuk Kriteria Penentuan Lokasi Pembangunan Tower BTS
Universitas Sumatera Utara
Kriteria
Kepadatan Penduduk
Biaya
Jarak
Akses
Kepadatan Penduduk Biaya Jarak Akses
Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.2, adalah sebagai berikut: a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,.....n. Untuk penelitian ini, n = 4. b.
Elemen matriks segitiga atas sebagai input.
c.
Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus a[ j , i ] =
1 Untuk i ≠ j. a[[i, j ]
3.
Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.2.
4.
Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.2 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3.
5.
Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 3.2 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria.
6.
Memasukkan data-data lokasi dalam bentuk matriks berpasangan, seperti Tabel 3.4. Tabel 3.4 Bentuk Matriks Berpasangan 3 Calon Lokasi Tower Lokasi A B C
A
B
C
7.
Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.4.
8.
Menentukan nilai elemen kolom lokasi dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.4 dibagi dengan jumlah kolom pada langkah 7.
9.
Menentukan prioritas lokasi pada masing-masing baris pada Tabel 3.4 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon lokasi (dalam penelitian ini ada 3).
10. Menguji konsistensi matriks berpasangan. 11. Menghitung lamda maksimum, CI dan CR. 12. Menghitung nilai prioritas global.
Universitas Sumatera Utara
3.2.1 Hasil dan Pembahasan Sesuai dengan langkah-langkah Analytical Hierarchy Process, pada subbab ini akan dibahas tentang masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang diharapkan untuk studi kasus mengidentifikasi penentuan lokasi pembangunan tower. Masukan awal adalah menentukan nilai kriteria, dimisalkan seperti Tabel 3.5. Tabel 3.5 Masukan Hasil Perhitungan Kriteria Lokasi Kriteria
Kepadatan Penduduk Kepadatan 1 Penduduk Biaya 0,5 Jarak 0,333 Akses 0,25
Biaya
Jarak
Akses
2
3
4
1 0,2 0,5
5 1 2
2 0,5 1
Setelah masukan data Tabel 3.5 di atas, dihasilkan nilai pembagian jumlah kolom dengan rumus masing-masing sel pada Tabel 3.5 dibagi dengan jumlah kolom masingmasing. Hasilnya ditampilkan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Penetuan Lokasi Kriteria
Kepadatan Biaya Penduduk Kepadatan 0,480 0,540 Penduduk Biaya 0,240 0,270 Jarak 0,159 0,054 Akses 0,120 0,135
Jarak
Akses
0,272
0,533
Prioritas Kriteria 0,456
0,454 0,090 0,181
0,267 0,067 0,133
0,307 0,092 0,142
Sedangkan untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris pada Tabel 3.6 dibagi dengan banyak kriteria (4). Hasilnya ditampilkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Nilai Prioritas Kriteria Kriteria Prioritas Kriteria Kepadatan 0,456 Penduduk Biaya 0,307 Jarak 0,092 Akses 0,142
Universitas Sumatera Utara
Setelah dihasilkan prioritas kriteria, langkah berikutnya menghitung prioritas masing-masing calon lokasi tower dengan memasukkan nilai pada masing-masing calon lokasi tower untuk tiap kriteria. Masukan tersebut merupakan pemisalan yang ditampilkan pada Tabel 3.8.1, 3.8.2, ..., & 3.8.15. Tabel 3.8.1 Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk A B C Jumlah
A
B
C
1 2 4 7
0,5 1 2 3,5
0,25 0,5 1 1,75
Tabel 3.8.2 Nilai Prioritas Kriteria Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk A B C Jumlah
A
B
C
0,143 0,286 0,571 1
0,143 0,286 0,571 1
0,143 0,286 0,571 1
Prioritas Kriteria 0,143 0,286 0,571 1
Matriks pada kolom dimasukkan kemudian dikalikan dengan Nilai Prioritas Tabel 3.8.3 Nilai Prioritas Kriteria Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk A B C
A
B
C
Total
0,143 0,286 0,572
0,143 0,286 0,572
0,143 0,286 0,571
0,429 0,858 1,715
Hasil yang diperoleh dibagi dengan Nilai Prioritas Tabel 3.8.4 Nilai Lamda (λ) dan λ max A
3
Universitas Sumatera Utara
B C Total Kolom (λ) λ max
3 3,004 9,004 3,001
CI = (λ max – n)/(n – 1) = (3,001 – 3) / (3 – 1) = 0,0005 CR = CI / RI ( RI = 0,90) = 0,0005 / 0,90 = 0,000555 Karena CR < 0,1, maka matriks konsisten Tabel 3.8.5 Biaya Biaya A B C Jumlah
A 1 2 4 7
B 0,5 1 2 3,5
C 0,25 0,5 1 1,75
Tabel 3.8.6 Nilai Prioritas Kriteria Biaya Biaya
A
B
C
A B C Jumlah
0,143 0,286 0,571
0,143 0,286 0,571
0,143 0,286 0,571
Prioritas Kriteria 0,143 0,286 0,571 1
Matriks pada kolom dimasukkan kemudian dikalikan dengan Nilai Prioritas Tabel 3.8.7 Nilai Prioritas Kriteria Biaya Biaya A B C
A 0,143 0,286 0,572
B 0,143 0,286 0,572
C 0,143 0,286 0,571
Total 0,429 0,858 1,715
Hasil yang diperoleh dibagi dengan Nilai Prioritas Tabel 3.8.8 Nilai Lamda (λ) dan λ max
Universitas Sumatera Utara
A B C Total Kolom (λ) λ max
3 3 3,004 9,004 3,001
CI = (λ max – n)/(n – 1) = (3,001 – 3) / (3 – 1) = 0,0005 CR = CI / RI ( RI = 0,90) = 0,0005 / 0,90 = 0,000555 Karena CR < 0,1, maka matriks konsisten Tabel 3.8.9 Jarak Jarak A B C Jumlah
A 1 0,5 1,5 3
B 2 1 3 6
C 0,667 0,333 1 2
Tabel 3.8.10 Nilai Prioritas Kriteria Jarak Jarak A B C Jumlah
A 0,333 0,167 0,5
B 0.333 0,167 0,5
C 0,333 0,167 0,5
Total 0,333 0,167 0,5 1
Matriks pada kolom dimasukkan kemudian dikalikan dengan Nilai Prioritas Tabel 3.8.11 Nilai Prioritas Kriteria Jarak Jarak A B
A 0,333 0,167
B 0.334 0,167
C 0,333 0,167
Total 1 0,501
Universitas Sumatera Utara
C
0,5
0,5
0,5
1,5
Hasil yang diperoleh dibagi dengan Nilai Prioritas Tabel 3.8.12 Nilai Lamda (λ) dan λ max A B C Total Kolom (λ) λ max
3,003 3 3 9,003 3,001
CI = (λ max – n)/(n – 1) = (3,001 – 3) / (3 – 1) = 0,0005 CR = CI / RI ( RI = 0,90) = 0,0005 / 0,90 = 0,000555 Karena CR < 0,1, maka matriks konsisten Tabel 3.8.13 Akses Akses A B C Jumlah
A 1 2 4 7
B 0,5 1 2 3,5
C 0,25 0,5 1 1,75
Tabel 3.8.14 Nilai Prioritas Kriteria Akses Akses
A
B
C
A B C Jumlah
0,143 0,286 0,571
0,143 0,286 0,571
0,143 0,286 0,571
Prioritas Kriteria 0,143 0,286 0,571 1
Matriks pada kolom dimasukkan kemudian dikalikan dengan Nilai Prioritas Tabel 3.8.15 Nilai Prioritas Kriteria Akses Akses A B
A 0,143 0,286
B 0,143 0,286
C 0,143 0,286
Total 0,429 0,858
Universitas Sumatera Utara
C
0,572
0,572
0,571
1,715
Hasil yang diperoleh dibagi dengan Nilai Prioritas
Tabel 3.8.16 Nilai Lamda (λ) dan λ max A B C Total Kolom (λ) λ max
3 3 3,004 9,004 3,001
CI = (λ max – n)/(n – 1) = (3,001 – 3) / (3 – 1) = 0,0005 CR = CI / RI ( RI = 0,90) = 0,0005 / 0,90 = 0,000555 Karena CR < 0,1, maka matriks konsisten
Dari hasil yang diperoleh, nilai CR< 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan matriks kriteria yang diberikan konsisten. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai kriteria tiap calon lokasi tower untuk masing-masing kriteria. Hasilnya ditampilkan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Prioritas Tujuan Masing-Masing Calon Lokasi Tower Tower A B C
Kepadatan Penduduk 0,143 0,286 0,571
Biaya
Jarak
Akses
0,143 0,286 0,571
0,333 0,167 0,5
0,143 0,286 0,571
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai lamda dengan cara menjumlah baris pada Tabel 3.10, yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 3.11. Tabel 3.10 Perhitungan Jumlah Baris Tiap-Tiap Kriteria
Universitas Sumatera Utara
Kriteria
Kepadatan Penduduk Kepadatan 0,456 Penduduk Biaya 0,228 Jarak 0,152 Akses 0,114
Biaya
Jarak
Akses
Jumlah
0,614
0,275
0,568
1,914
0,307 0,0614 0,1535
0,46 0,092 0,184
0,284 0,071 0,142
1,279 0,326 0,593
Tabel 3.11 Nilai Lamda untuk Masing-Masing Kriteria
Dari Tabel 3.11 dapat dihitung nilai lamda maksimum, Cl dan CR, yang hasilnya adalah: 1. Hasil perhitungan lamda maksimum pada matriks kriteria Kriteria Kepadatan Penduduk Biaya Jarak Akses Jumlah
λmaks =
λmaks =
Jumlah Baris 0.4785
Prioritas Kriteria 0,456
Lamda
0.3197 0.0941 0.1483 1.040725
0,307 0,092 0,142 0,456
1.0415 1.0228 1.0449 4.1582
1.049
∑λ n
4.1582 4
λmaks = 1.0395 2.
Hasil perhitungan Indeks Konsistensi pada matriks kriteria CI =
λmaks − n n −1
Universitas Sumatera Utara
1.0395 − 4 4 −1 CI = −1.480225
CI =
3.
Hasil perhitungan Rasio Konsistensi, dengan nilai RI = 0,90 untuk matriks berukuran 4 x 4. CI RI − 1.480225 CR = 0.90 CR = −1.6447 CR =
Dari hasil yang diperoleh, nilai CR< 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan matriks kriteria yang diberikan konsisten. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai kriteria tiap calon lokasi tower untuk masing-masing kriteria dengan rumus matriks pada Tabel 3.9 dikalikan dengan matriks pada Tabel 3.7. Hasilnya ditampilkan pada Tabel 3.11. Tabel 3.12 Prioritas Global Masing-Masing Calon Lokasi Tower Tower A B C
Kepadatan Penduduk 0,065 0,130 0,260
Biaya
Jarak
Akses
Pilihan
0,044 0,088 0,176
0,031 0,015 0,046
0,020 0,041 0,081
0.160 0.274 0,563
Tabel 3.11, menghasilkan nilai untuk masing-masing calon lokasi tower dan nilai tertinggi merupakan nilai keputusan. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa dari ketiga calon lokasi tower, maka calon lokasi Tower C adalah yang layak . Hal ini dikarenakan memiliki nilai yang paling tinggi dari ketiga calon lokasi tower yang diberikan, yaitu 0,563.
3.3. Model Analisis Perangkat Lunak Pemodelan dalam suatu rekayasa perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahap awal. Pemodelan ini akan mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak. Pada tugas akhir ini menggunakan salah satu model perangkat lunak yaitu Pemodelan Fungsional dan Kamus Data.
3.3.1 Pemodelan Fungsional
Universitas Sumatera Utara
Hasil yang diharapkan dari tahapan membangun suatu sistem adalah bagaimana caranya agar sistem yang dibangun memiliki fungsi yang berdaya guna maksimal. Oleh karena itu, maka fungsi-fungsi yang ada pada sistem tersebut perlu dianalisis. Pemodelan fungsional menggambarkan aspek dari sistem yang berhubungan dengan transformasi dari nilai, seperti fungsi, pemetaan, batasan, dan ketergantungan fungsional. Pemodelan fungsional menangkap sesuatu yang dikerjakan oleh sistem tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan hal itu dikerjakan.
3.3.1.1 Data Flow Diagram ( DFD ) dan Spesifikasi Proses DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antaradata yang tesimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. DFD menunjukan hubungan antar data pada sistem dan proses pada sistem. Untuk diagram konteks sistem pendukung keputusan untuk mengidentifikasi pemilihan lokasi pembangunan tower dengan metode Analytical Hierarchy Process dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Nilai_Keputusan
USER
Gambar 3.1
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN TOWER BTS DENGAN METODE AHP
Username, Password, Data_Lokasi, Nilai_Matriks_Kriteria, Nilai_Matriks_Kepadatan_Penduduk, Nilai_Matriks_Biaya, Nilai_Matriks_Jarak, Diagram Konteks Sistem Pendukung Nilai_Matriks_Akses,
Keputusan dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Diagram Konteks di atas menggambarkan sistem secara garis besar yang memperlihatkan masukan, proses, dan keluaran dari sistem yang akan dirancang. Proses yang terjadi pada diagram konteks di atas dapat dijelaskan dengan menggunakan spesifikasi proses pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Spesifikasi Proses Diagram Konteks Level 0 No/Nama Proses
Input
Keterangan Proses
Output
Universitas Sumatera Utara
0/Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode Analytical Hierarchy Process
identitas_lokasi, Gambaran nilai_matriks_kr iteria, proses secara nilai_matriks_kepadatan_penduduk, keseluruhan nilai_matriks_tower_biaya, nilai_matriks_tower_jarak, nilai_matriks_tower_akses,
nilai_keputusan
Dari Diagram Konteks diatas, Proses 0 dapat dijabarkan menjadi proses yang lebih kecil. Proses 0 dibagi lagi ke dalam 3 proses. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2 DFD Level 1. 1 User
Hak akses sistem Username, Password
Proses Login
Username, Password
Tabel_Login
2 Nilai_Matriks_Kriteria
Proses Perhitungan Matriks Kriteria
Nilai_Prioritas_Kriteria
Tabel_Prioritas
3 Nilai_Matriks_Akses
Data_Lokasi
Nilai_Matriks_Jarak
Proses Merekam Data Lokasi
Data_Lokasi
Tabel_Data_Lokasi
Nilai_Matriks_Biaya
4 Data_Tower
Proses Merekam Data Tower
Data_Tower
Tabel_Data_Tower
Nilai_Prioritas_Kriteria
5 Nilai_Matriks_Kepadatan_Penduduk
Nilai_Keputusan
Proses Perhitungan Matriks Lokasi Dengan Kriteria
Jumlah_Lokasi
Gambar 3.2 DFD Level 1 Proses 0 Dari DFD Level 1 Proses 0 terdapat 5 proses utama. Kelima proses ini merupakan proses yang sangat penting karena merupakan inti dari proses penentuan lokasi tower dengan metode AHP. Proses tersebut dapat diuraikan pada Tabel 3.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.13 Spesifikasi Proses DFD Level 1 P.0 No/Nama Proses
Input
Keterangan Proses
Output
1/Proses Login
Username, password
Pada proses ini dilakukan akses masuk ke dalam sistem dengan memasukkan username dan password
Hak akses sistem
2/Proses Perhitungan Matriks Kriteria
Nilai_Matriks_Kriteria
Pada proses ini dilakukan perhitungan terhadap matriks kriteria untuk menghasilkan prioritas kriteria
Nilai_prioritas_ Kriteria
3/Merekam Data Lokasi
Data_lokasi
Proses ini dilakukan untuk merekam seluruh data lokasi yang dibutuhkan
Data_Lokasi
4/Merekam Data Tower
Data_Tower
Proses ini dilakukan untuk merekam seluruh data tower yang dibutuhkan
Data_Tower
Universitas Sumatera Utara
5/Proses Perhitungan Matriks Tower dengan Kriteria
nilai_matriks_kepadatan_penduduk, nilai_matriks_biaya, nilai_matrik_jarak, nilai_matriks_akses
Pada proses ini dilakukan perhitungan mulai dari matriks natower lokasi sampai matriks tower jangkauan dan perhitungan matriks global
nilai_keputusan
Selanjutnya proses 1 dapat dilihat pada Gambar 3.3. 1.1
Username, Password
Otentikasi Pengguna
Username, Password,
Tabel Login
Status Login
Username, Password
1.2 USER
Proses User Log
1.3 Logout
Gambar 3.3 DFD Level 2 Proses 1 DFD level 2 proses 1 di atas merepresentasikan proses yang terjadi pada proses login. Spesifikasi proses pada DFD level 2 proses 1 dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 1 No/Nama Proses
Input
Keterangan Proses
Output
Universitas Sumatera Utara
1.1/Otentikasi Pengguna
1.2/ Proses User Log
Username,password Proses ini dilakukan untuk Hak akses dapat akses awal ke dalam sistem sistem dengan input username dan password. Username dan Proses ini merupakan password peristiwa dimana user sudah dapat mengkases sitem dan dapat menggunakan sistem.
1.3/ Logout
Proses ini merupakan peristiwa user keluar dari sistem
Kemudian DFD level 2 proses 2 menunjukkan proses perhitungan nilai matriks kriteria untuk menghasilkan nilai prioritas kriteria. DFD level 2 proses 2 dapat dilihat pada Gambar 3.4.
USER
2.1 Nilai_Matriks_Kriiteria
Proses Perhitungan Matriks Kriteria
Nilai_Prioritas Kriteria
Tabel_Prioritas
Gambar 3.4 DFD level 2 Proses 2 Spesifikasi proses pada DFD level 2 proses 2 di atas dapat dilihat pada Tabel 3.15. Tabel 3.15 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 2 No/Nama Proses 2.1/Proses Perhitungan Matriks Kriteria
Input
Keterangan Proses
Nilai_matriks_Kriteria Proses ini dilakukan untuk menghitung nilai prioritas masing-
Output Nilai_Prioritas_Kriteria
Universitas Sumatera Utara
masing kriteria Selanjutnya DFD level 2 proses 3 yang menunjukkan proses merekam data lokasi. DFD level 2 proses 3 dapat dilihat pada Gambar 3.5. 3.1 Data_Lokasi
Input Data Lokasi
Nama_Lokasi Nama_tower Kepadatan_pendudukl biaya jarak akses Tabel_Lokasi
3.2 Data_Lokasi yang Valid
User
Data_Lokasi
Ubah Data Lokasi
Data_Lokasi yang diakses
3.3 Data_Lokasi
Hapus Data Lokasi
Data_Lokasi_yang_diakses
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 3
Spesifikasi proses pada DFD level 2 proses 3 di atas dapat dilihat pada Tabel 3.16. Tabel 3.16 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 3 No/Nama Proses
Input
Keterangan Proses
Output
3.1/Menambah Data Lokasi
Data_lokasi
Proses ini dilakukan penam-bahan data lokasi
Nama_Lokasi, Nama_Tower, Kepadatan_Penduduk, Biaya, Jarak, Akses
3.2/Memperbaharui Data Lokasi
Data_lokasi
Proses ini dilakukan perubahan terhadap data lokasi tertentu jika data perlu untuk diperbarui
Data_Lokasi_yang_valid
3.3/Menghapus Data Lokasi
Data_Lokasi
Proses ini dilakukan peng-hapusan data
Universitas Sumatera Utara
lokasi DFD level 2 proses 4 menunjukkan proses merekam data tower. DFD level 2 proses 4 dapat dilihat pada Gambar 3.6 4.1 Data_Tower
Input Data Tower
Nama_tower Tinggi_Tower Tipe_tower Tipe_BTS Status Tabel_Tower
4.2 Data_Tower yang Valid
User
Data_Tower
Ubah Data Tower
Data_Tower yang diakses
4.3 Data_Tower
Hapus Data Tower
Data_Tower_yang_diakses
Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 4 Spesifikasi proses pada DFD level 2 proses 4 di atas dapat dilihat pada Tabel 3.17. Tabel 3.17 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 4 No/Nama Proses
Input
Keterangan Proses
Output
4.1/Menambah Data Tower
Data_Tower
Proses ini dilakukan penambahan data tower
Nama_Tower, Tinggi_Tower, Tipe_Tower, Tipe_BTS, Status
4.2/Memperbaharui Data Tower
Data_Tower
Proses ini dilakukan perubahan terhadap data tower tertentu jika data perlu untuk diperbarui
Data_Tower_yang_valid
4.3/Menghapus Data Tower
Data_Tower
Proses ini dilakukan penghapusan data tower
Selanjutnya DFD level 2 proses 5 yang menunjukkan proses perhitungan matriks tower dengan kriteria. Proses ini merupakan proses utama di dalam perhitungan Analytic Hierarchy Process. DFD level 2 proses 5 dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Universitas Sumatera Utara
USER Tabel_Data_Lokasi
Tabel_Prioritas
5.1 Nilai_Matriks_Kepadatan_Penduduk
Nilai_Prioritas_Kriteria
Proses Perhitungan Matriks Lokasi Dengan Kriteria
Nilai_Matriks_Biaya Nilai_Matriks_Jarak Nilai_Matriks_Akses
Jumlah_Calon_Lokasi
Matriks_Global Nilai_Keputusan
5.2 Proses Penentuan Maksimum Matriks Global
Gambar 3.7 DFD level 2 Proses 5 Spesifikasi proses pada DFD level 2 proses 5 di atas dapat dilihat pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses 5 No/Nama Proses 5.1/Proses
Input Nilai_Prioritas_Kriteria,
Keterangan Proses Proses ini
Output Matriks_Global
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan Matriks Lokasi Dengan Kriteria
Jumlah_Calon_Lokasi, Nilai_Matriks_Kepadatan_Penduduk, Nilai_matriks_Biaya, Nilai_Matriks_Jarak, Nilai_Matriks_Akses
5.2/ Proses Penentuan Maksimum Matriks Global
Matriks_Global
dilakukan perhitungan prioritas setiap calon lokasi tower yang ada dan prioritas kriteria sehingga dihasilkan matriks global Proses ini dilakukan untuk mencari nilai maksimum dari matriks global yang merupakan nilai keputusan
Nilai_Keputusan
3.3.2 Kamus Data Kamus data merupakan suatu data yang disusun untuk memudahkan selama proses analisis dan desain. Selain suatu dokumen, kamus data mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-istilah data yang terdapat pada diagram alir. Penganalisis sistem harus hati-hati dalam mengkatalogkan istilah-istilah yang berbeda-beda yang menunjuk pada item yang sama. Kehati-hatian ini membantu dalam menghindari duplikasi, memungkinkan adanya komunikasi yang baik antara bagian-bagian yang saling berbagi basis data, dan membuat upaya pemeliharaan lebih bermanfaat. Kamus data juga bertindak sebagai standar tetap untuk elemen-elemen data. Berikut ini merupakan kamus data yang berisikan data yang digunakan pada diagram alir data mulai dari diagram konteks, DFD level 1dari masing-masing proses, dapat dilihat pada Tabel 3.19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.19 Kamus Data Nama
Kepadatan penduduk
Tipe Data Nama_Lokasi + Nama_Tower + Kepadatan_Penduduk + Biaya + Jarak + Akses Nama_Tower + Tinggi_Tower, + Tipe_Tower + Tipe_BTS + Status string
Biaya
string
Jarak
string
Akses
string
nilai_matriks_kr iteria
real
Data_Lokasi
Data_Tower
nilai_matriks_lokasi_kepadatan_penduduk Integer [1...9]
Keterangan Data yang akan direkam ke dalam tabel lokasi
Data yang akan direkam ke dalam tabel tower Jumlah penduduk yang ada pada suatu calon lokasi Biaya yang diperlukan untuk membangun suatu tower pada suatu calon lokasi Jarak antara tower terdekat dengan lokasi tower yang akan dibangun Kemudahan untuk mengakses/menjangkau suatu daerah yang akan menjadi calon lokasi Nilai prioritas kriteria dari masing-masing kriteria Nilai masukan ke
Universitas Sumatera Utara
nilai_matriks_lokasi_biaya
Integer [1...9]
nilai_matriks_lokasi_jarak
Integer [1...9]
nilai_matriks_lokasi_akses
Integer [1...9]
nilai_keputusan
real
dalam matriks kriteria Nilai masukan ke dalam matriks kriteria Nilai masukan ke dalam matriks kriteria Nilai masukan ke dalam matriks kriteria Nilai akhir yang diperoleh dari semua proses
3.3.3 Flowchart Flowchart adalah gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma dalam suatu program yang menyatakan arah alur program dalam menyelesaikan suatu masalah. Beberapa simbol yang digunakan dalam menggambar suatu flowchart, dapat dilihat pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20 Bagian-bagian dari Flowchart SIMBOL
NAMA
FUNGSI
TERMINATOR
Permulaan/ akhir program.
GARIS ALIR (FLOW LINE) PREPARATION
Arah alir program. Proses inisialisasi/pemberian harga awal
Universitas Sumatera Utara
PROSES
Proses penghitungan/proses pengolahan data.
INPUT/OUTPUT DATA
Proses input/output data, parameter. Informasi.
DECISION
Perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya.
ON PAGE CONNECTOR
Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada satu halaman.
OFF PAGE CONNECTOR
Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada halaman berbeda.
Untuk membangun sistem pendukung keputusan mengidentifikasi lokasi tower yang akan dibangun dengan metode Analytical Hierarchy Process terdapat dua flowchart yaitu flowchart untuk mencari nilai prioritas kriteria dan nilai prioritas lokasi dengan setiap kriteria, dapat dilihat pada Gambar 3.8
Universitas Sumatera Utara
Mulai Membuat matriks berpasangan nXn
Baca input Jumlahkan setiap elemen kolom dari matriks berpasangan nxn Bagikan nilai setiap elemen kolom matriks berpasangan nxn dengan hasil penjumlahan kolom
Matriks normalisasi nxn
Jumlahkan setiap elemen baris dari matriks normalisasi nxn
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Universitas Sumatera Utara
Matriks Prioritas nx1
Berhenti
Kalikan setiap elemen pada matriks berpasangan nxn dengan elemen pada matriks kriteria nx1
Jumlahkan elemen setiap baris
Bagikan elemen dari matriks prioritas nx1 dengan hasil penjumlahan baris Matriks λ, nx1 Menghitung λmaks Menghitung CI
Menghitung CR Tidak
Ya CR < 0,1
Gambar 3.8 Flowchart Prioritas Kriteria dan Prioritas Lokasi Adapun flowchart untuk mencari nilai prioritas global dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Universitas Sumatera Utara
Mulai Prioritas Tower untuk tiap Kriteria Prioritas Kriteria Kalikan setiap elemen prioritas tower untuk tiap kriteria dengan elemen prioritas kriteria
Matriks global
Jumlahkan setiap baris pada matriks global
Ambil nilai terbesar Berhenti
Gambar 3.9 Flowchart Prioritas Global
3.4 Perancangan Antarmuka Pemakai Antarmuka pemakai (user interface) adalah aspek sistem komputer atau program yang dapat dilihat, didengar, atau dipersepsikan oleh pengguna manusia, dan perintah-perintah atau mekanisme yang digunakan pemakai untuk mengendalikan operasi dan memasukkan data.. Antarmuka pemakai juga berfungsi sebagai aspek penguhubung, yakni
Universitas Sumatera Utara
menjembatani user dengan sistem/program. Sebuah antarmuka (interface) yang baik adalah sangat penting bagi sebuah sistem penunjang keputusan bagi manajemen untuk membuat keputusan. Karena pada dasarnya para pemakai sistem informasi berbasis komputer, dalam hal ini sistem penunjang keputusan, memiliki keterbatasan pengalaman mengenai seluk beluk komputer, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Definisi mengenai sebuah antarmuka pemakai (user interface) dikemukakan oleh Turban & Aronson (1998), yang menjelaskan sebuah antarmuka mencakup perpaduan antara pernagkat lunak dan perangkat keras yang digunakan sebagai fasilitas untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara para pemakai dengan komputer. Sebuah antarmuka memegang peranan yang sangat penting dalam menyampaikan dan mendistribusikan sebuah informasi secara jelas dan mudah untuk dipahami. Antarmuka sistem pendukung kepurtusan untuk mengidentifikasi pemilihan lokasi pembangunan tower dengan metode Analytical Hierarchy Process digambarkan ke dalam bentuk tampilan menu utama. Sebelum masuk ke dalam bentuk tampilan utama, user harus memasuki bentuk tampilan menu login. Tampilan login merupakan tampilan awal dari sitem pendukung keputusan penentuan lokasi pembanguna tower base transceiver station (bts) pada PT. XL Axiata Tbk-Medan dengan metode analytical hierarchy process. Pada tampilan login terdapat judul, kemudian tombol untuk login serta tombol untuk exit (keluar) dari tampilan menu login. Tampilan dapat dilihat dalam Gambar 3.10
X Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Pembangunan Tower Base Transceiver Station (BTS) Pada PT. XL Axiata Tbk-Medan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Username
:
Password
:
Gambar 3.10 Form Tampilan Menu Login Masuk
Keluar Apabila user menekan tombol Masuk, maka akan muncul tampilan utama dari sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembanguna tower base transceiver station (bts) pada PT. XL Axiata Tbk-Medan dengan metode analytical hierarchy process (ahp). Bentuk tampilan utama sistem dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Universitas Sumatera Utara
X x Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Pembangunan Tower Base Transceiver Station (BTS) Pada PT. XL Axiata Tbk-Medan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Data Kriteria
Data Lokasi
Data Tower
Gambar 3.11 Form Tampilan Menu Utama X
Prioritas Kriteria
Data Lokasi dengan Kriteria yang Ada
Tabel Matriks Kriteria
Proses
Ulang
Keluar
Gambar 3.12 Form Tampilan Prioritas Kriteria Pada form Prioritas Kriteria terdapat tiga tombol yaitu tombol Proses, tombol Ulang dan tombol Keluar. Tombol proses berfungsi untuk memproses data matriks kriteria yang telah dimasukkan dengan metode Analytical Hierarcy Process. Hasil proses Analytical Hierarchy Process dapat dilihat pada form hasil prioritas kriteria, yaitu Gambar 3.12. Tombol ulang berfungsi untuk mengulang proses, jika terdapat kesalahan masukan data matriks kriteria atau ketidakkonsistenan matriks kriteria. tombol Keluar dipilih maka tampilan kembali ke form tampilan utama sistem.
Universitas Sumatera Utara
X
Prioritas Kriteria
X
Tabel Prioritas Kriteria
Ulang
Keluar
Gambar 3.13 Form Tampilan Hasil Perhitungan Prioritas Kriteria Pada menu utama terdapat menu Data Lokasi. Bentuk tampilan dapat dilihat pada Gambar 3.14. Pada form ini terdapat beberapa data yang harus diisi, yaitu nama lokasi, nama tower, kepadatan penduduk, biaya, jarak, dan akses. Pada form ini terdapat enam tombol yaitu tombol Tambah, tombol Edit, tombol Batal, tombol Hapus, tombol Update, tombol Keluar yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Tombol Tambah berfungsi untuk menambahkan data lokasi jika terdapat lokasi baru sekaligus menyimpan data lokasi ke dalam tabel lokasi. Tombol Edit berfungsi untuk mengedit data lokasi jika terjadi kesalahan pada data lokasi. Tombol Batal berfungsi untuk membatalkan pengeditan data lokasi. Tombol Hapus berfungsi untuk menghapus data lokasi yang telah tersimpan. Tombol Update berfungsi untuk mengupdate data lokasi jika terjadi perubahan data lokasi yang telah tersimpan. Tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari form data lokasi dan kembali ke form tampilan utama. Pada form data Lokasi juga terdapat tabel Data Lokasi yang Sudah Ada, berfungsi untuk menampilkan data lokasi yang sudah tersimpan pada tabel lokasi Bagian paling bawah pada form nasabah terdapat tombol Hapus Semua Data Lokasi berfungsi untuk menghapus semua data yang telah tersimpan.
Universitas Sumatera Utara
Data Lokasi
XX
Nama Lokasi
Tambah
Edit
Hapus
Update
Batal
Keluar
Nama Lokasi
Hapus Semua Data Lokasi
Gambar 3.14 Form Tampilan Data Lokasi Pada menu utama terdapat menu Data Tower. Bentuk tampilan dapat dilihat pada Gambar 3.15. Pada form ini terdapat beberapa data yang harus diisi, yaitu nama tower, tinggi tower, tipe tower, tipe bts, dan status. Pada form ini terdapat enam tombol yaitu tombol Tambah, tombol Edit, tombol Batal, tombol Hapus, tombol Update, tombol Keluar yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Tombol Tambah berfungsi untuk menambahkan data tower jika terdapat tower baru sekaligus menyimpan data tower ke dalam tabel tower. Tombol Edit berfungsi untuk mengedit data lokasi jika terjadi kesalahan pada data tower. Tombol Batal berfungsi untuk membatalkan pengeditan data tower. Tombol Hapus berfungsi untuk menghapus data tower yang telah tersimpan. Tombol Update berfungsi untuk mengupdate data tower jika terjadi perubahan data lokasi yang telah tersimpan. Tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari form data tower dan kembali ke form tampilan utama. Pada form data Lokasi juga terdapat tabel Data Tower yang Sudah Ada, berfungsi untuk menampilkan data tower yang sudah tersimpan pada tabel tower. Bagian paling bawah pada form nasabah terdapat tombol Hapus Semua Data Tower berfungsi untuk menghapus semua data yang telah tersimpan. X
Data Tower
X
Nama Tower Tinggi Tower
Universitas Sumatera Utara
Meter
Gambar 3.15 Form Tampilan Data Tower Pada form data lokasi dengan kriteria yang ada juga memiliki tiga tombol, yaitu tombol Proses, tombol Ulang, dan tombol Keluar. Tombol Proses berfungsi untuk memproses data lokasi dengan kriteria yang ada dengan metode Analytical Hierarcy Process. Tombol Ulang berfungsi untuk mengulang pengisian matriks lokasi dengan kriteria yang ada. Tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari form data lokasi dengan kriteria yang ada. Data Lokasi dengan Kriteria yang Ada
Kepadatan Penduduk
Biaya
xX
Jarak
Akses
Tabel Matriks Kriteria
Gambar 3.16 Form Tampilan Data Lokasi dengan Kriteria yang Ada Proses Ulang Keluar Jika kita telah mengisi Tabel Input Lokasi dengan Kriteria yang Ada dan mengklik tombol Proses, maka akan ditampilkan form hasil keputusan lokasi mana yang layak seperti pada Gambar 3.17.
Universitas Sumatera Utara
X
Lokasi dengan Kriteria yang Ada
Tabel Prioritas Global Calon Lokasi Tower
Tampilan Grafik Hasil Nilai Keputusan Gambar 3.17 Form Tampilan Lokasi dengan Kriteria yang Ada Ulang
Keluar
Pada Gambar 3.17 terdapat Tabel Prioritas Global Calon Lokasi Tower yang menampilkan hasil matriks prioritas global untuk calon lokasi tower dan Tampilan Grafik Hasil Nilai Keputusan untuk menampilkan grafik hasil keputusan prioritas calon lokasi tower. Tombol ulang berfungsi untuk mengulang proses, jika terdapat kesalahan masukan data matriks kriteria atau ketidakkonsistenan matriks kriteria. Tombol Keluar dipilih maka tampilan kembali ke form tampilan utama sistem (Gambar 3.11).
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1
Implementasi Sistem
Pada bab ini dijelaskan implementasi dari sistem pendukung keputusan untuk mengidentifikasi calon lokasi tower dengan metode Analytical Hierarchy Process ke dalam bentuk program dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan algoritma Analytical Hierarchy Process.
Apabila Utama.exe dieksekusi, maka akan muncul halaman login, sebagai berikut:
Gambar 4.1 Form Login
Aplikasi login merupakan halaman awal dari sistem. Semua user harus melewati halaman ini apabila hendak masuk ke dalam sistem.
Universitas Sumatera Utara
Setelah memberi masukan yang benar pada kolom username dan password maka akan muncul from utama, yang dapat dilhat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Form Menu Utama
Aplikasi dari menu utama ini terdiri dari beberapa pilihan menu, yaitu data kriteria, data lokasi, data tower dan data lokasi dengan kriteria yang ada. Apabila tombol menu Data Kriteria dipilih maka akan muncul form prioritas kriteria. From prioritas kriteria memiliki tiga buah tombol yaitu tombol proses, tombol ulang dan tombol keluar. Tombol proses berfungsi untuk memproses data matriks kriteria yang telah dimasukkan dengan metode Analytical Hierarcy Process. Hasil proses Analytical Hierarchy Process dapat dilihat pada form hasil prioritas kriteria, yaitu pada Gambar 4.3. Tombol ulang berfungsi untuk mengulang proses, jika terdapat kesalahan masukan data matriks kriteria atau ketidakkonsistenan matriks kriteria. Apabila tombol Keluar dipilih maka tampilan kembali ke form menu utama sistem.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Form Prioritas Kriteria
Apabila menu Data Lokasi yang terdapat pada Menu Utama dipilih maka akan muncul form Data Lokasi. Form ini berfungsi untuk menampilkan data dari calon lokasi yang akan dibangun tower berupa nama lokasi. Nama dari calon lokasi tersebut akan muncul pada tabel matriks perhitungan AHP pada form Data Lokasi dengan Kriteria Yang Ada. Oleh karena itu sebelum user masuk ke dalam form Data Lokasi dengan Kriteria yang Ada, terlebih dahulu user harus mengisi data calon lokasi pada form Data Lokasi.
Pada form ini terdapat enam tombol dengan fungsi yang berbeda. Tombol Tambah untuk menambah data lokasi. Tombol Edit berfungsi untuk mengedit data lokasi jika terjadi kesalahan pada data lokasi. Tombol Hapus untk menghapus data lokasi. Tombol Update berfungsi untuk mengupdate data lokasi jika terjadi perubahan data lokasi yang telah tersimpan. Tombol Batal berfungsi untuk membatalkan pengeditan pada data lokasi. Tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari form data tower dan kembali ke form menu utama. Tampilan form Data Lokasi dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Form Data Lokasi
Pada menu Utama terdapat tombol menu Data Tower. Form tampilan Data Tower dapat dilihat pada Gambar 4.5. Pada form ini terdapat beberapa data yang harus diisi, yaitu nama tower, tinggi tower, tipe tower, tipe bts, dan status. Pada form ini terdapat lima tombol yaitu tombol Tambah, tombol Edit, tombol Batal, tombol Hapus dan tombol Keluar yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Tombol Tambah berfungsi untuk menambahkan data tower jika terdapat tower baru sekaligus menyimpan data tower ke dalam tabel tower. Tombol Edit berfungsi untuk mengedit data tower jika terjadi kesalahan pada data tower. Tombol Batal berfungsi untuk membatalkan pengeditan data tower. Tombol Hapus berfungsi untuk menghapus data tower yang telah tersimpan. Tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari form data tower dan kembali ke form menu utama.
Universitas Sumatera Utara
Pada form data tower juga terdapat tabel Data Tower yang Sudah Ada, berfungsi untuk menampilkan data tower yang sudah tersimpan pada tabel tower. Bagian paling bawah pada form data tower terdapat tombol Hapus Semua Data Tower berfungsi untuk menghapus semua data yang telah tersimpan.
Gambar 4.5 Form Data Tower
Pada form menu utama terdapat menu data lokasi dengan kriteria yang ada dimana pada form menu ini memiliki tiga tombol, yaitu tombol Proses, tombol Ulang, dan tombol Keluar. Tombol Proses berfungsi untuk memproses data lokasi dengan kriteria yang ada dengan metode Analytical Hierarcy Process. Tombol Ulang berfungsi untuk mengulang pengisian matriks lokasi dengan kriteria yang ada. Tombol Keluar berfungsi untuk keluar
Universitas Sumatera Utara
dari form data lokasi dengan kriteria yang ada. Bentuk tampilan dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Form Data Lokasi dengan Kriteria yang ada
4.2
Pengujian Sistem
Pengujian adalah proses ekseskusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan.
4.2.1 Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
Pengujian kinerja algoritma, dilakukan dengan menggunakan spesifikasi perangkat keras sebagai berikut : 1. Prosesor : Intel Pentium Core 2 Duo CPU T5550 1,83 GHz 2. Memori
: 2 GB
3. Sistem operasi
: Microsoft Windows XP Professional SP2
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pengujian
Gambar 4.7 di bawah ini merupakan tampilan menu login dari sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan tower base transceiver station pada PT. XL Axiata Tbk-Medan dengan Metode Analytic Hiererchy Process (AHP).
Gambar 4.7 Menu Login Sistem
Gambar 4.8 merupakan tampilan menu login apabila user melakukan kesalahan dalam entry data username atau password.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Tampilan Kesalahan pada saat Login
Gambar 4.9 merupakan tampilan menu utama setelah user berhasil melakukan login pada menu login sebelumnya.
Gambar 4.9 Menu Utama Sistem Gambar 4.10 merupakan tampilan dari menu data lokasi. Tampilan ini untuk mengisi data yang berkaitan dengan calon lokasi. Untuk pertama kali maka tabel data lokasi masih kosong. Oleh karena itu untuk mengisi tabel data lokasi, maka user harus
Universitas Sumatera Utara
mengisi nama calon lokasi dan menekan tombol Tambah. Apabila nama lokasi kosong maka akan muncul pesan kesalahan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 4.10 Tampilan Data Lokasi apabila Nama Lokasi Kosong
Untuk menambah lokasi pada tabel data lokasi, user harus mengisi Nama Lokasi dan klik Tombol Tambah. Tampilan penambahan data dan tabel data lokasi dapat dilihat pada Gambar 4.11dan 4.12
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11Tampilan Penambahan Data
Gambar 4.12Tampilan Tabel Data Lokasi
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya untuk mengedit data lokasi pada tabel data lokasi user harus mengklik tombol Edit. Maka akan tombol Batal, tombol Hapus, tombol Update, dan tombol Hapus Semua Data akan aktif. Tampilan dapat dilihat pada gambar 4.13
Gambar 4.13 Tampilan Edit Tabel Data Lokasi
Pilih data yang akan diedit dan isi data baru dengan mengisi nama lokasi. Kemudian klik tombol Update. Maka data yang telah dipilih untuk di edit telah terupdate dengan data yang baru. Tampilan edit data dan tabel data lokasi setelah diupdate dapat dilihat pada gambar 4.14 dan 4.15. Prosedur yang sama dilakukan untuk menghapus salah satu data yang diinginkan user dengan memilih data dan menekan tombol Hapus. Apabila uses ingin menghapus semua data yang ada pada tabel data lokasi tekan tombol Hapus Semua yang Ada yang berada di bawah tabel data lokasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14 Tampilan Update Data
Gambar 4.15 Tampilan Tabel Data Lokasi setelah Update
Universitas Sumatera Utara
Untuk kembali ke Menu Utama klik tombol Data Kriteria. Menu Data Kriteria dapat dilihat pada Gambar 4.16. Gambar ini merupakan tampilan untuk mengisis matriks kriteria penentuan lokasi pembangunan tower dengan nilai matriks yang didapat dari proses pengolahan data yang didapat dari hasil penelitian pada PT. XL Axiata TbkMedan.
Gambar 4.16 Tampilan Matriks Kriteria
Kemudian klik tombol proses untuk mendapatkan hasil yakni berupa mariks prioritas kriteria. Tampilan matriks prioritas kriteria dapat dilihat pada Gambar 4.17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17 Tampilan matriks prioritas kriteria
Klik tombol Keluar untuk kembali ke Menu utama. Kemudian klik tombol menu Data Tower. Pada Data Tower terdapat beberapa data yang harus diisi yang kemudian akan ditampilkan pada Tabel Data Tower. Tombol-tombol yang terdapat pada form ini yaitu tombol Tambah, tombol Edit, tombol Hapus, tombol Batal, tombol Keluar dan tombol Hapus Semua Data Tower. Jika ingin mengedit salah satu data pada tabel maka pilih data yang ingin di edit kemudian klik Edit dan kemudian perbaharui data dan klik tombol Update. Maka tabel data tower akan berubah sesuai data yang diisi oleh user. Tampilan form data tower dapat dilihat pada Gambar 4.18.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.18 Tampilan Form Data Tower
Untuk kembali ke Menu Utama klik tombol Keluar. Kemudian klik menu Data Lokasi dengan Kriteria yang Ada pada Menu Utama. Kemudian akan muncul tampilan input matriks data lokasi dengan kriteria yang ada seperti pada Gambar 4.19.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.19 Tampilan matriks lokasi dengan kriteria yang ada
Isi matriks dengan input data yang berupa nilai hasil proses olahan data pada penelitian untuk masing-masing kriteria. Tampilan matriks dapat dilihat pada Gambar 4.20, 4.21, 4.22 dan 4.23 di bawah ini.
Gambar 4.20 Tampilan input matriks untuk kriteria kepadatan penduduk
Universitas Sumatera Utara
4.21 Tampilan input matriks untuk kriteria biaya
4.22 Tampilan input matriks untuk kriteria jarak
4.23 Tampilan input matriks untuk kriteria akses
Universitas Sumatera Utara
Setelah selesai melakukan input nilai ke dalam matriks, maka klik tombol Proses untuk mendapatkan matriks global yang disertai dengan grafik yang akan dijadikan acuan dalam penentuan calon lokasi yang akan dipilih untuk dilakukan pembangunan tower. Tampilan dapat dilihat pada Gambar 4.24.
Gambar 4.24 Tampilan matriks global dan grafik keputusan
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab – bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan salah satu metode sistem pendukung keputusan dalam pemecahan berbagai masalah pengambilan keputusan multikriteria dapat juga digunakan dalam sistem penentuan lokasi pembangunan tower bts. Adapun kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan lokasi pembangun tower bts dengan faktor expansi adalah kepadatan penduduk, biaya, jarak dan akses.
2.
Dari hasil perhitungan metode Analytic Hierarchy Process, calon lokasi tower C merupakan calon yang layak untuk dijadikan lokasi pembangunan tower bts karena memiliki nilai prioritas tertinggi yakni 0.563, calon lokasi tower B dengan nilai prioritas 0.274 dan calon lokasi A dengan nilai prioritas 0.160.
3.
Aplikasi sistem penentuan lokasi pembangunan tower bts dapat digunakan sebagai alat bantu bagi pengambil keputusan dengan tetap berbasis pada sistem pendukung keputusan tetapi tidak untuk menggantikan penilaian dan tidak ditekaknkan untuk membuat/mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5.2
Saran
Berikut adalah beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian skripsi ini: 1.
Sistem pendukung keputusan untuk menentukan lokasi pembangunan tower bts pada PT. XL Axiata tbk-Medan dengan metode Analytical Hierarchy Process dapat dikembangkan lagi dengan menambah kriteria dan dengan faktor yang berbeda. Misalnya dengan menambahkan kriteria sinyal untuk mendeteksi apakah tower tersebut dapat menjangkau daerah calon lokasi yang akan dibangun.
2.
Dalam memecahkan masalah multikriteria Analytical Hierarchy Process bukan satusatunya metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan.
3.
Metode Anlytical Hierarchy Process diharapkan dapat diimplementasikan ke dalam perangkat lunak yang lebih baik sehingga user dapat lebih mudah menggunakannya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Alam, M. A. 2003. Membuat Program Aplikasi Menggunakan Delphi 6 dan Delphi 7. Jilid 1. Edisi 2. Jakarta: Elex Media Komputindo. Edi Purwono. 2002. Apa yang Harus Diketahui Oleh Sistem Analis. Yogyakarta: Andi. Hutabarat, B. 2004. Pengelolaan Basis Data. Jilid 1. Edisi 1. Yogyakarta: Andi. Iryanto. 2008. Eksposisi Analtytical Hierarchy Process Dalam Riset Operasi: Cara Efektif Untuk Pengambilan Keputusan. http://www.usu.ac.id/id/files /pidato/ppgb/ 2008/ppgb 2008_iryanto.pdf Jogiyanto, HM. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: ANDI. Kosasi, Sandy. 2002. Konsep dan Kerangka Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Teknologi Informasi. Pontianak: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. Madalina, Falia. 2005. Evaluasi Alternatif Lokasi Tower BTS (Base Transceiver Station) Menggunakan GIS (Geographic Information System) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). http://digilib.its.ac.id/detil.php?id=1036&q= penentuan lokasi tower Pranata, Antony. 2003. Pemrograman Borland Delphi. Edisi4. Yogyakarta: ANDI. Setiawan, Yudha C..2004. Tip dan Trik Delphi.Yogyakarta: Penerbit Andi. Suryadi, Kadarsah. 2000. Sistem Pendukung Keputusan. Jakarta: PT. Rosdakarya. Susila, Wayan & Munadi Ernawati. 2007. Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian. http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustr i&id=252%3Aahp&option=com_content&Itemid=15 Saaty , Thomas L, (1994), Fundamentals of Decision Making And Priority Theory With The Analytic Hierarchy Process, Vol. VI, RWS Publications. Turban, Efraim, et al. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed. New Jersey : Pearson Education.
Universitas Sumatera Utara
Whitten, J. L., Bentley, L. D., dan Dittman, K. C. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem. Jilid 1. Edisi 6. Terjemahan Tim Penerjemah Andi. Bandung, Indonesia: Andi. Wikipedia. 2009. Sistem Pendukung /Sistem_pendukung_keputusan.
Keputusan.
http://id.wikipedia.org/wiki
Wikipedia. 2009. Base Transceiver /Base_Transceiver_Station.
Station.
http://id.wikipedia.org/wiki
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN A : LISTING PROGRAM
1. Program Utama program utama; uses Forms, UnitUtama in 'UnitUtama.pas' {FUtama}, UnitKriteria in 'UnitKriteria.pas' {FDataKriteria}, UnitLokasiKriteria in 'UnitLokasiKriteria.pas' {FLokasiDanKriteria}, UnitLokasi in 'UnitLokasi.pas' {FDataLokasi}, Unitlogin in 'Unitlogin.pas' {frmlogin}, UnitTower in 'UnitTower.pas' {FormTower}; {$R *.res} begin Application.Initialize; Application.CreateForm(Tfrmlogin, frmlogin); Application.CreateForm(TFUtama, FUtama); Application.CreateForm(TFDataKriteria, FDataKriteria); Application.CreateForm(TFLokasiDanKriteria, FLokasiDanKriteria); Application.CreateForm(TFDataLokasi, FDataLokasi); Application.CreateForm(TFormTower, FormTower); Application.Run; end.
2. Aplikasi Login unit Unitlogin; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, StdCtrls, DB, ADODB, XPMan, Buttons, ExtCtrls, jpeg; type Tfrmlogin Label1: Label2: Label3: Label4:
= class(TForm) TLabel; TLabel; TLabel; TLabel;
Universitas Sumatera Utara
ADOClogin: TADOConnection; ADOQlogin: TADOQuery; XPManifest1: TXPManifest; eduser: TEdit; edpas: TEdit; XPManifest2: TXPManifest; BitBtn1: TBitBtn; BitBtn2: TBitBtn; Image1: TImage; Label5: TLabel; procedure Button2Click(Sender: TObject); procedure Button1Click(Sender: TObject); procedure FormCreate(Sender: TObject); procedure eduserKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState); procedure edpasKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState); procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end; const petik : char = ''''; var frmlogin: Tfrmlogin; query : string;
implementation uses UnitUtama; {$R *.dfm} procedure Tfrmlogin.Button2Click(Sender: TObject); begin if (Application.MessageBox('Yakin ingin keluar dari aplikasi??' ,'pertanyaan',mb_iconquestion or mb_yesno) = idyes) then Application.Terminate; end; procedure Tfrmlogin.Button1Click(Sender: TObject); begin with adoqlogin do begin close; sql.Clear; sql.Add('select * from login where username = '+ quotedstr (eduser.Text)); open; end; if ADOQlogin.RecordCount = 0 then
Universitas Sumatera Utara
Application.MessageBox('Maaf, username tersebut tidak ada', 'Informasi', MB_OK or MB_ICONINFORMATION) else begin if ADOQlogin.FieldByName('password').AsString <> edpas.Text then Application.MessageBox('Pastikan username atau password benar', 'Error', MB_OK or MB_ICONERROR) else begin FUtama.Show; Self.Hide; end end; end;
procedure Tfrmlogin.FormCreate(Sender: TObject); var s : Char; alamatdb : WideString; begin // Manipulasi cursors crSQLWait agar tidak tampil Screen.Cursors[crSQLWait] := Screen.Cursors[crDefault]; // atur tampilan form s := '*'; eduser.Text := ''; edpas.PasswordChar := s; edpas.Text := ''; alamatdb := ExtractFilePath(Application.ExeName) + 'ahp.mdb'; with ADOClogin do begin Connected := False; LoginPrompt := False; Mode := cmShareDenyNone; end; ADOClogin.Connected := True; end; procedure Tfrmlogin.eduserKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState); begin if chr(Key) = #13 then begin edpas.SetFocus; end; end; procedure Tfrmlogin.edpasKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState); begin if chr(Key) = #13 then begin with adoqlogin do begin close; sql.Clear; sql.Add('select * from login where username = '+
Universitas Sumatera Utara
quotedstr (eduser.Text)); open; end; if ADOQlogin.RecordCount = 0 then Application.MessageBox('Maaf, username tersebut tidak ada', 'Informasi', MB_OK or MB_ICONINFORMATION) else begin if ADOQlogin.FieldByName('password').AsString <> edpas.Text then begin Application.MessageBox('Pastikan username atau password benar', 'Error', MB_OK or MB_ICONERROR) end else begin FUtama.Show; Self.Hide; end end; end; end; procedure Tfrmlogin.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin if (Application.MessageBox('Yakin ingin keluar dari aplikasi??' ,'pertanyaan',mb_iconquestion or mb_yesno) = idyes) then Application.Terminate; end; procedure Tfrmlogin.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin with adoqlogin do begin close; sql.Clear; sql.Add('select * from login where username = '+ quotedstr (eduser.Text)); open; end; if ADOQlogin.RecordCount = 0 then Application.MessageBox('Maaf, username tersebut tidak ada', 'Informasi', MB_OK or MB_ICONINFORMATION) else begin if ADOQlogin.FieldByName('password').AsString <> edpas.Text then Application.MessageBox('Pastikan username atau password benar', 'Error', MB_OK or MB_ICONERROR) else begin FUtama.Show; Self.Hide; end end; end; end.
Universitas Sumatera Utara
3. Aplikasi Menu Utama unit UnitUtama; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, StdCtrls, Buttons, ExtCtrls, DB, ADODB; type TFUtama = class(TForm) BitBtn1: TBitBtn; BitBtn2: TBitBtn; BitBtn3: TBitBtn; Label1: TLabel; Image1: TImage; ADOConnection1: TADOConnection; ADOQuery1: TADOQuery; ADOQuery2: TADOQuery; BitBtn4: TBitBtn; procedure FormShow(Sender: TObject); procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); procedure BitBtn3Click(Sender: TObject); procedure BitBtn4Click(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end; var FUtama: TFUtama; pesan : string;
implementation uses unitlokasi,unittower,unitkriteria,unitlokasikriteria; {$R *.dfm} procedure TFUtama.FormShow(Sender: TObject); begin fdatakriteria.Hide; fdatalokasi.Hide; flokasidankriteria.Hide; end; procedure TFUtama.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin fdatakriteria.Show;
Universitas Sumatera Utara
futama.Hide; end; procedure TFUtama.FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); begin pesan := 'Anda yakin ingin menutup aplikasi ini ?'; if application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Konfirmasi',MB_YesNo+MB_IconInf ormation) = IdYes then Application.Terminate else action := caNone; end; procedure TFUtama.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin FDataLokasi.Show; end; procedure TFUtama.BitBtn3Click(Sender: TObject); var query1,query2 : string; begin query1 := 'select * from data_lokasi'; adoconnection1.Execute(query1); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; query2 := 'select * from prioritas_kriteria'; adoconnection1.Execute(query2); adoquery2.Active := false; adoquery2.Active := true; if adoquery1.RecordCount = 0 then begin pesan := 'Data lokasi masih kosong !, isi data lokasi dengan mengklik tombol "data lokasi".'; application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Konfirmasi',MB_Ok+MB_IconInform ation); end else if adoquery2.RecordCount = 0 then begin pesan := 'Data kriteria masih kosong !, isi data kriteria dengan mengklik tombol "data kriteria".'; application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Konfirmasi',MB_Ok+MB_IconInform ation); end else begin flokasidankriteria.Show; futama.Hide; end;
Universitas Sumatera Utara
end; procedure TFUtama.BitBtn4Click(Sender: TObject); begin FormTower.Show; end; end.
4. Aplikasi Data Kriteria unit UnitKriteria; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, Grids, DBGrids, StdCtrls, Buttons, Menus, DB, ADODB; type TFDataKriteria = class(TForm) StringGrid1: TStringGrid; BitBtn1: TBitBtn; StringGrid2: TStringGrid; BitBtn2: TBitBtn; ADOConnection1: TADOConnection; ADOQuery1: TADOQuery; DataSource1: TDataSource; BitBtn3: TBitBtn; procedure bersihkan; procedure FormShow(Sender: TObject); procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); procedure StringGrid1SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); procedure StringGrid1KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); procedure BitBtn3Click(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end; const petik : char = ''''; var FDataKriteria: TFDataKriteria; kriteria : array[1..4] of string = ('Kepadatan Penduduk','Biaya','Jarak','Akses'); query : string;
Universitas Sumatera Utara
implementation uses UnitUtama; {$R *.dfm} procedure TFDataKriteria.bersihkan; var i,j : integer; begin for i := 1 to 4 do for j:= 1 to 4 do stringgrid1.Cells[i,j] := ''; stringgrid1.Col := 1; stringgrid1.Row := 1; end; procedure TFDataKriteria.FormShow(Sender: TObject); var i,j : integer; begin stringgrid1.Visible := true; stringgrid2.Visible := false; bitbtn1.Enabled := true; bitbtn2.Enabled := false; stringgrid1.ColCount := 5; stringgrid1.RowCount := 5; for i:= 1 to 4 do begin stringgrid1.Cells[i,0] := kriteria[i]; stringgrid1.Cells[0,i] := kriteria[i]; end; for i := 1 to 4 do for j:= 1 to 4 do stringgrid1.Cells[i,j] := ''; stringgrid1.Col := 1; stringgrid1.Row := 1; end; procedure TFDataKriteria.BitBtn1Click(Sender: TObject); var jumlah1,jumlah2 : real; i,j : integer; lmax,ci,cr : real; hasilpenjumlahan : array[1..4] of real; normalisasi : array[1..4,1..4] of real; prioritas : array[1..4] of real; lamda : array[1..4] of real; begin // menjumlahkan setiap kolom hasilnya dalam matrik hasilpenjumlahan jumlah1 := 0; for i:=1 to 4 do
Universitas Sumatera Utara
begin for j:=1 to 4 do jumlah1 := jumlah1 + strtofloat(stringgrid1.Cells[i,j]); hasilpenjumlahan[i]:=jumlah1; jumlah1:=0; end; // menentukan elemen kolom hasilnya dalam matrik normalisasi for i:=1 to 4 do for j:=1 to 4 do normalisasi[i,j]:=strtofloat(stringgrid1.Cells[i,j]) / hasilpenjumlahan[i]; //menentukan prioritas kriteria hasilnya dalam matrik prioritas jumlah2:=0; for i:=1 to 4 do begin for j:=1 to 4 do jumlah2:=jumlah2 + normalisasi[j,i]; jumlah2:=jumlah2 / 4; prioritas[i]:=jumlah2; jumlah2:=0; end; //cek apakah matriks input sudah konsisten //matriks input dikalikan dengan matriks prioritas[] for i:=1 to 4 do for j:=1 to 4 do stringgrid1.Cells[i,j] := floattostr(strtofloat(stringgrid1.Cells[i,j]) * prioritas[i]); //jumlahkan setiap baris lalu hasilnya dibagi //dengan setiap elemen pada matrik prioritas //dan simpan hasilnya pada matrik lamda[] jumlah1:=0; for i:=1 to 4 do begin for j:=1 to 4 do jumlah1 := jumlah1 + strtofloat(stringgrid1.Cells[j,i]); jumlah1:=jumlah1 / prioritas[i]; lamda[i]:=jumlah1; jumlah1:=0; end; //jumlahkan setiap elemen matrik lamda dan cari nilai lmax //lmax = hasil penjumlahan setiap elemen matrik lamda / n for i:=1 to 4 do jumlah2 := jumlah2 + lamda[i]; lmax := jumlah2 / 4; //cari ci = (lmax - n) / (n - 1); ci := (lmax - 4) / 3;
Universitas Sumatera Utara
//cari cr = ci / ri dimana ri = 0,90; cr := ci / 0.90; //cek apakah cr < 0,1 if cr < 0.1 then begin //tampilkan hasil akhir stringgrid2.Visible := true; stringgrid2.RowCount := 5; stringgrid2.Cells[1,0]:= 'Prioritas Kriteria'; for i:= 1 to 4 do begin stringgrid2.Cells[0,i] := kriteria[i]; stringgrid2.Cells[1,i]:= floattostr(prioritas[i]); end; //sembunyikan input data stringgrid1.Visible := false; stringgrid2.Visible := true; bitbtn1.Enabled := false; bitbtn2.Enabled := true;
//simpan ke data base query := 'select * from prioritas_kriteria'; adoconnection1.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; if adoquery1.RecordCount = 0 then query := 'insert into prioritas_kriteria (KepadatanPenduduk, Biaya, Jarak, Akses) values ('+petik+stringgrid2.Cells[1,1]+petik+','+petik+stringgrid2.Cells[1,2]+p etik+','+petik+stringgrid2.Cells[1,3]+petik+','+petik+stringgrid2.Cells[ 1,4]+petik+')' else query := 'update prioritas_kriteria set KepadatanPenduduk = '+petik+stringgrid2.Cells[1,1]+petik+', Biaya = '+petik+stringgrid2.Cells[1,2]+petik+', Jarak = '+petik+stringgrid2.Cells[1,3]+petik+', Akses = '+petik+stringgrid2.Cells[1,4]+petik; adoconnection1.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; end else begin application.MessageBox('Matriks Kriteria Tidak Konsisten !','Informasi',MB_OK+MB_ICONINFORMATION); bersihkan; end; end; procedure TFDataKriteria.BitBtn2Click(Sender: TObject);
Universitas Sumatera Utara
var i,j : integer; begin //sembunyikan hasil stringgrid2.Visible := false; stringgrid1.Visible := true; bitbtn1.Enabled := true; bitbtn2.Enabled := false; for i := 1 to 4 do for j:= 1 to 4 do stringgrid1.Cells[i,j] := ''; stringgrid1.Col := 1; stringgrid1.Row := 1; end; procedure TFDataKriteria.StringGrid1SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); begin if acol = arow then stringgrid1.Cells[acol,arow] := '1'; if stringgrid1.Cells[acol,arow] <> '' then stringgrid1.Cells[arow,acol] := floattostr(1/strtofloat(stringgrid1.Cells[acol,arow])); end; procedure TFDataKriteria.StringGrid1KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); begin if not(key in ['1'..'9','.',#8]) then key := #0; end; procedure TFDataKriteria.FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); begin action := caHide; futama.Show; end; procedure TFDataKriteria.BitBtn3Click(Sender: TObject); begin fdatakriteria.Close; end; end.
Universitas Sumatera Utara
5. Aplikasi Data Lokasi unit UnitLokasi; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, Grids, DBGrids, DB, ADODB, StdCtrls, Buttons; type TFDataLokasi = class(TForm) Label1: TLabel; ENama: TEdit; BTambah: TBitBtn; BHapus: TBitBtn; ADOConnection1: TADOConnection; ADOQuery1: TADOQuery; DBGrid1: TDBGrid; DataSource1: TDataSource; BUpdate: TBitBtn; BBatal: TBitBtn; BKeluar: TBitBtn; BKosong: TBitBtn; procedure bersihkan; procedure BTambahClick(Sender: TObject); procedure BEditClick(Sender: TObject); procedure BUpdateClick(Sender: TObject); procedure BBatalClick(Sender: TObject); procedure BHapusClick(Sender: TObject); procedure BKeluarClick(Sender: TObject); procedure BKosongClick(Sender: TObject); procedure DBGrid1CellClick(Column: TColumn); procedure FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); procedure FormShow(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end; const petik : char = ''''; var FDataLokasi: TFDataLokasi; query : string; pesan :string; implementation uses UnitUtama; {$R *.dfm}
Universitas Sumatera Utara
procedure TFDataLokasi.bersihkan; begin enama.Text := ''; enama.SetFocus; end; procedure TFDataLokasi.BTambahClick(Sender: TObject); procedure cekinput; begin application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Cek Input',MB_IconStop); end; begin if length(trim(enama.Text)) = 0 then begin pesan := 'Nama Lokasi Tidak Boleh Kosong !'; cekinput; enama.SetFocus; end else begin query := 'insert into data_lokasi (Nama_Lokasi) values ('+petik+enama.Text+petik+')'; adoconnection1.Execute(query); bersihkan; adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; end; end; procedure TFDataLokasi.BEditClick(Sender: TObject); begin BTambah.Enabled := false; bupdate.Enabled := true; bhapus.Enabled := true; bkosong.Enabled := true; dbgrid1.Enabled := true; enama.SetFocus; end; procedure TFDataLokasi.BUpdateClick(Sender: TObject); procedure cekinput; begin application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Cek Input',MB_IconStop); end; begin if length(trim(enama.Text)) = 0 then begin pesan := 'Nama Lokasi Tidak Boleh Kosong !'; cekinput; enama.SetFocus; end else begin query := 'update data_lokasi set Nama_Lokasi = '+petik+enama.Text+petik+' where Nama_Lokasi = '+petik+dbgrid1.SelectedField.DataSet.FieldValues['Nama_Lokasi']+petik;
Universitas Sumatera Utara
adoconnection1.Execute(query); bersihkan; adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; end; end; procedure TFDataLokasi.BBatalClick(Sender: TObject); begin formshow(sender); end; procedure TFDataLokasi.BHapusClick(Sender: TObject); begin if not (dbgrid1.Fields[0].Value = NULL) then begin pesan := 'Anda yakin ingin menghapus '+dbgrid1.Fields[0].Value+'?'; if application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Konfirmasi',MB_YesNo+MB_IconInf ormation) = IdYes then begin query := 'delete from data_lokasi where nama_lokasi = '+petik+dbgrid1.Fields[0].Value+petik; adoconnection1.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; enama.SetFocus; end; end; query := 'select * from data_lokasi'; adoconnection1.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; if adoquery1.RecordCount = 0 then formshow(sender); end; procedure TFDataLokasi.BKeluarClick(Sender: TObject); begin fdatalokasi.Close; end; procedure TFDataLokasi.BKosongClick(Sender: TObject); begin if not (dbgrid1.Fields[0].Value = NULL) then begin pesan := 'Anda yakin ingin menghapus semua data lokasi ?'; if application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Konfirmasi',MB_YesNo+MB_IconInf ormation) = IdYes then begin query := 'delete from data_lokasi'; adoconnection1.Execute(query); adoquery1.Active := false;
Universitas Sumatera Utara
adoquery1.Active := true; bersihkan; bkosong.Enabled := false; dbgrid1.Enabled := false; btambah.Enabled := true; bupdate.Enabled := false; bhapus.Enabled := false; end; end; end; procedure TFDataLokasi.DBGrid1CellClick(Column: TColumn); begin enama.Text := dbgrid1.SelectedField.DataSet.FieldValues['Nama_Lokasi']; end; procedure TFDataLokasi.FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); begin action := caHide; futama.Show; end; procedure TFDataLokasi.FormShow(Sender: TObject); begin bersihkan; query := 'select * from data_lokasi'; adoconnection1.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; bupdate.Enabled := true; bhapus.Enabled := true; btambah.Enabled := true; if adoquery1.RecordCount <= 0 then bkosong.Enabled := true; dbgrid1.Enabled := true; end; end.
6. Aplikasi Data Tower unit UnitTower; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, Grids, DBGrids, DB, ADODB, StdCtrls, Buttons, jpeg, ExtCtrls;
Universitas Sumatera Utara
type TFormTower = class(TForm) Label1: TLabel; Label2: TLabel; Label3: TLabel; Label4: TLabel; Label5: TLabel; Label6: TLabel; Edit1: TEdit; Edit2: TEdit; Edit5: TEdit; BitBtn1: TBitBtn; BitBtn2: TBitBtn; BitBtn3: TBitBtn; BitBtn4: TBitBtn; BitBtn5: TBitBtn; BitBtn6: TBitBtn; ADOCtower: TADOConnection; ADOQuery1: TADOQuery; DataSource1: TDataSource; DBGrid1: TDBGrid; cmb1: TComboBox; cmb2: TComboBox; Image1: TImage; BitBtn7: TBitBtn; procedure BitBtn5Click(Sender: TObject); procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn4Click(Sender: TObject); procedure BitBtn6Click(Sender: TObject); procedure BitBtn3Click(Sender: TObject); procedure formshow(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); procedure BitBtn7Click(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end;
const petik : char = ''''; var FormTower: TFormTower; query : string; pesan : string; implementation {$R *.dfm} procedure TFormTower.BitBtn5Click(Sender: TObject); begin edit1.Text := ''; edit2.Text := '';
Universitas Sumatera Utara
cmb1.Text := ''; cmb2.Text := ''; edit5.Text := ''; edit1.SetFocus; FormTower.Close; end; procedure TFormTower.BitBtn4Click(Sender: TObject); begin edit1.Text := ''; edit2.Text := ''; cmb1.Text := ''; cmb2.Text := ''; edit5.Text := ''; edit1.SetFocus; end; procedure TFormTower.BitBtn1Click(Sender: TObject); begin edit1.SetFocus; query := 'insert into tower (nama,tinggi,tipe_tower,tipe_bts,status) values ('+petik+edit1.Text+petik+','+petik+edit2.Text+petik+','+petik+cmb1.Text +petik+','+petik+cmb2.Text+petik+','+petik+edit5.Text+petik+')'; adoctower.Execute(query); edit1.Text := ''; edit2.Text := ''; cmb1.Text := ''; cmb2.Text := ''; edit5.Text := ''; edit1.SetFocus; adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; end;
procedure TFormTower.BitBtn6Click(Sender: TObject); begin if not (dbgrid1.Fields[0].Value = NULL) then begin pesan := 'Anda yakin ingin menghapus semua data tower?'; if application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Konfirmasi',MB_YesNo+MB_IconInf ormation) = IdYes then begin query := 'delete from tower'; adoctower.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; edit1.Text := ''; edit2.Text := ''; cmb1.Text := ''; cmb2.Text := ''; edit5.Text := ''; edit1.SetFocus; bitbtn2.Enabled := false;
Universitas Sumatera Utara
dbgrid1.Enabled bitbtn1.Enabled bitbtn3.Enabled bitbtn4.Enabled bitbtn5.Enabled end;
:= := := := :=
false; true; false; false; true;
end; end; procedure TFormTower.formshow(Sender: TObject); begin edit1.Text := ''; edit2.Text := ''; cmb1.Text := ''; cmb2.Text := ''; edit5.Text := ''; edit1.SetFocus; query := 'select * from tower'; adoctower.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; bitbtn4.Enabled := false; bitbtn3.Enabled := false; bitbtn2.Enabled := false; bitbtn1.Enabled := true; if adoquery1.RecordCount = 0 then bitbtn2.Enabled := false else bitbtn2.Enabled := true; bitbtn3.Enabled := false; bitbtn6.Enabled := false; dbgrid1.Enabled := false; end;
procedure TFormTower.BitBtn3Click(Sender: TObject); begin if not (dbgrid1.Fields[0].Value = NULL) then begin pesan := 'Anda yakin ingin menghapus '+dbgrid1.Fields[0].Value+'?'; if application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Konfirmasi',MB_YesNo+MB_IconInf ormation) = IdYes then begin query := 'delete from tower where nama = '+petik+dbgrid1.Fields[0].Value+petik; adoctower.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; edit1.SetFocus; end; end; query := 'select * from tower';
Universitas Sumatera Utara
adoctower.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; if adoquery1.RecordCount = 0 then formshow(sender); end; procedure cekinput; begin application.MessageBox(PAnsiChar(pesan),'Cek Input',MB_IconStop); end; procedure TFormTower.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin if length(trim(edit1.Text)) = 0 then begin pesan := 'Nama Tower Tidak Boleh Kosong !'; cekinput; edit1.SetFocus; end else begin edit1.Text := adoquery1.FieldByName('nama').Value; edit2.Text := adoquery1.FieldByName('tinggi').Value; cmb1.Text := adoquery1.FieldByName('tipe_tower').Value; cmb2.Text := adoquery1.FieldByName('tipe_bts').Value; edit5.Text := adoquery1.FieldByName('status').Value; end; end; procedure TFormTower.BitBtn7Click(Sender: TObject); begin query := 'update tower set nama = '+petik+edit1.Text+petik+','+ ' tinggi = '+petik+edit2.Text+petik+','+ ' tipe_tower = '+petik+cmb1.Text+petik+','+ ' tipe_bts = '+petik+cmb2.Text+petik+','+ ' status = '+petik+edit5.Text+petik+ 'where nama = '+petik+dbgrid1.SelectedField.DataSet.FieldValues['nama']+petik; adoctower.Execute(query); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; end; end.
Universitas Sumatera Utara
7. Aplikasi Matriks Data Lokasi dan Kriteria unit UnitLokasiKriteria; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, DB, ADODB, StdCtrls, ExtCtrls, DBGrids, Grids, Buttons, ComCtrls, TeEngine, Series, TeeProcs, Chart; type TFLokasiDanKriteria = class(TForm) PageControl1: TPageControl; TabSheet1: TTabSheet; TabSheet2: TTabSheet; TabSheet3: TTabSheet; TabSheet4: TTabSheet; BitBtn1: TBitBtn; BitBtn2: TBitBtn; BitBtn3: TBitBtn; StringGrid1: TStringGrid; StringGrid2: TStringGrid; StringGrid3: TStringGrid; StringGrid4: TStringGrid; ADOConnection1: TADOConnection; ADOQuery1: TADOQuery; ADOQuery2: TADOQuery; StringGrid7: TStringGrid; ListBox1: TListBox; ListBox2: TListBox; ADOQuery3: TADOQuery; Chart1: TChart; Series1: TBarSeries; procedure bersihkan; procedure FormShow(Sender: TObject); procedure BitBtn1Click(Sender: TObject); procedure BitBtn2Click(Sender: TObject); procedure BitBtn3Click(Sender: TObject); procedure FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); procedure StringGrid1SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); procedure StringGrid2SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); procedure StringGrid3SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); procedure StringGrid4SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); procedure StringGrid4KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
Universitas Sumatera Utara
procedure StringGrid3KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure StringGrid2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure StringGrid1KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); private { Private declarations } public { Public declarations } end; var FLokasiDanKriteria: TFLokasiDanKriteria; query1,query2 : string; n : integer; kriteria : array[1..4] of string = ('Kepadatan Penduduk','Biaya','Jarak','Akses'); implementation uses UnitUtama; {$R *.dfm} procedure TFLokasiDanKriteria.bersihkan; var i,j : integer; begin for i := 1 to n do for j:= 1 to n do begin stringgrid1.Cells[i,j] := ''; stringgrid2.Cells[i,j] := ''; stringgrid3.Cells[i,j] := ''; stringgrid4.Cells[i,j] := ''; end; stringgrid1.Col stringgrid1.Row stringgrid2.Col stringgrid2.Row stringgrid3.Col stringgrid3.Row stringgrid4.Col stringgrid4.Row end;
:= := := := := := := :=
1; 1; 1; 1; 1; 1; 1; 1;
procedure TFLokasiDanKriteria.FormShow(Sender: TObject); var i,m : integer; begin bitbtn2click(sender); query1 := 'select Nama_Lokasi from data_lokasi'; adoconnection1.Execute(query1); adoquery1.Active := false; adoquery1.Active := true; n := adoquery1.RecordCount; stringgrid1.ColCount := n + 1;
Universitas Sumatera Utara
stringgrid1.RowCount stringgrid2.ColCount stringgrid2.RowCount stringgrid3.ColCount stringgrid3.RowCount stringgrid4.ColCount stringgrid4.RowCount
:= := := := := := :=
n n n n n n n
+ + + + + + +
1; 1; 1; 1; 1; 1; 1;
adoquery1.First; while not adoquery1.Eof do begin listbox1.Items.Add(adoquery1.FieldValues['Nama_Lokasi']); adoquery1.Next; end; //----------------------------------------query2 := 'select * from prioritas_kriteria'; adoconnection1.Execute(query2); adoquery3.Active := false; adoquery3.Active := true; m := adoquery3.FieldCount; for i := 1 to m - 1 do listbox2.Items.Add(adoquery3.Fields.Fields[i].Value); //------------------------------------------for i := 1 to n do begin stringgrid1.Cells[1,0] := 'A'; stringgrid1.Cells[2,0] := 'B'; stringgrid1.Cells[3,0] := 'C'; stringgrid1.Cells[0,1] := 'A'; stringgrid1.Cells[0,2] := 'B'; stringgrid1.Cells[0,3] := 'C'; stringgrid2.Cells[1,0] := 'A'; stringgrid2.Cells[2,0] := 'B'; stringgrid2.Cells[3,0] := 'C'; stringgrid2.Cells[0,1] := 'A'; stringgrid2.Cells[0,2] := 'B'; stringgrid2.Cells[0,3] := 'C'; stringgrid3.Cells[1,0] := 'A'; stringgrid3.Cells[2,0] := 'B'; stringgrid3.Cells[3,0] := 'C'; stringgrid3.Cells[0,1] := 'A'; stringgrid3.Cells[0,2] := 'B '; stringgrid3.Cells[0,3] := 'C'; stringgrid4.Cells[1,0] := 'A'; stringgrid4.Cells[2,0] := 'B'; stringgrid4.Cells[3,0] := 'C'; stringgrid4.Cells[0,1] := 'A'; stringgrid4.Cells[0,2] := 'B'; stringgrid4.Cells[0,3] := 'C'; end; //-------------------------------------------------stringgrid7.RowCount := n + 1; stringgrid7.ColCount := 6;
Universitas Sumatera Utara
for i:= 1 to 4 do stringgrid7.Cells[i,0] := kriteria[i]; stringgrid7.Cells[5,0] := 'Hasil Akhir'; for i:=1 to n do stringgrid7.Cells[0,i] := listbox1.Items.ValueFromIndex[i - 1]; end; procedure TFLokasiDanKriteria.BitBtn1Click(Sender: TObject); var jumlah1,jumlah2,jumlah3,jumlah4 : real; jumlah11,jumlah22,jumlah33,jumlah44 : real; i,j : integer; hasilakhir : real; ri : real; lmax1, lmax2, lmax3, lmax4 : real; ci1, ci2, ci3, ci4 : real; cr1, cr2, cr3, cr4 : real; ///////////////////////// lamda1 : array of real; lamda2 : array of real; lamda3 : array of real; lamda4 : array of real; ///////////////////////// hasilpenjumlahan1 : array of real; hasilpenjumlahan2 : array of real; hasilpenjumlahan3 : array of real; hasilpenjumlahan4 : array of real; ///////////////////////// normalisasi1 : array of array of real; normalisasi2 : array of array of real; normalisasi3 : array of array of real; normalisasi4 : array of array of real; ///////////////////////// prioritas1 : array of real; prioritas2 : array of real; prioritas3 : array of real; prioritas4 : array of real; begin //pertama kali cek ri apakah memenuhi atau tidak case n of 1,2 : ri := 0.00; 3 : ri := 0.58; 4 : ri := 0.90; 5 : ri := 1.12; 6 : ri := 1.24; 7 : ri := 1.32; 8 : ri := 1.41; 9 : ri := 1.45; 10 : ri := 1.49; 11 : ri := 1.51; 12 : ri := 1.48; 13 : ri := 1.56;
Universitas Sumatera Utara
14 : ri := 1.57; 15 : ri := 1.59; else application.MessageBox('Nilai RI tidak dapat ditentukan, jumlah nasabah lebih dari 15 !','Informasi',MB_OK+MB_ICONINFORMATION); end; //inisialisasi lebar dari setiap matriks yang digunakan setlength(hasilpenjumlahan1,n); setlength(hasilpenjumlahan2,n); setlength(hasilpenjumlahan3,n); setlength(hasilpenjumlahan4,n); //-----------------------------setlength(normalisasi1,n,n); setlength(normalisasi2,n,n); setlength(normalisasi3,n,n); setlength(normalisasi4,n,n); //-----------------------------setlength(prioritas1,n); setlength(prioritas2,n); setlength(prioritas3,n); setlength(prioritas4,n); //------------------------------setlength(lamda1,n); setlength(lamda2,n); setlength(lamda3,n); setlength(lamda4,n); // menjumlahkan setiap kolom hasilnya dalam matrik hasilpenjumlahan jumlah1 := 0; jumlah2 := 0; jumlah3 := 0; jumlah4 := 0; for i:=1 to n do begin for j:=1 to n do begin jumlah1 := jumlah1 + strtofloat(stringgrid1.Cells[i,j]); jumlah2 := jumlah2 + strtofloat(stringgrid2.Cells[i,j]); jumlah3 := jumlah3 + strtofloat(stringgrid3.Cells[i,j]); jumlah4 := jumlah4 + strtofloat(stringgrid4.Cells[i,j]); end; hasilpenjumlahan1[i - 1]:=jumlah1; hasilpenjumlahan2[i - 1]:=jumlah2; hasilpenjumlahan3[i - 1]:=jumlah3; hasilpenjumlahan4[i - 1]:=jumlah4; jumlah1 := 0; jumlah2 := 0; jumlah3 := 0; jumlah4 := 0; end; // menentukan elemen kolom hasilnya dalam matrik normalisasi for i:=1 to n do for j:=1 to n do
Universitas Sumatera Utara
begin normalisasi1[i - 1,j - 1]:=strtofloat(stringgrid1.Cells[i,j]) hasilpenjumlahan1[i - 1]; normalisasi2[i - 1,j - 1]:=strtofloat(stringgrid2.Cells[i,j]) hasilpenjumlahan2[i - 1]; normalisasi3[i - 1,j - 1]:=strtofloat(stringgrid3.Cells[i,j]) hasilpenjumlahan3[i - 1]; normalisasi4[i - 1,j - 1]:=strtofloat(stringgrid4.Cells[i,j]) hasilpenjumlahan4[i - 1]; end;
/ / / /
//menentukan prioritas kriteria hasilnya dalam matrik prioritas jumlah11:=0; jumlah22:=0; jumlah33:=0; jumlah44:=0; for i:=1 to n do begin for j:=1 to n do begin jumlah11:=jumlah11 + normalisasi1[j jumlah22:=jumlah22 + normalisasi2[j jumlah33:=jumlah33 + normalisasi3[j jumlah44:=jumlah44 + normalisasi4[j end; jumlah11:=jumlah11 / n; jumlah22:=jumlah22 / n; jumlah33:=jumlah33 / n; jumlah44:=jumlah44 / n; prioritas1[i prioritas2[i prioritas3[i prioritas4[i
-
-
1,i 1,i 1,i 1,i
-
1]; 1]; 1]; 1];
1]:=jumlah11; 1]:=jumlah22; 1]:=jumlah33; 1]:=jumlah44;
jumlah11:=0; jumlah22:=0; jumlah33:=0; jumlah44:=0; end; //cek apakah matriks input sudah konsisten //matriks input dikalikan dengan matriks prioritas[] for i:=1 to n do for j:=1 to n do begin stringgrid1.Cells[i,j] := floattostr(strtofloat(stringgrid1.Cells[i,j]) * prioritas1[i-1]); stringgrid2.Cells[i,j] := floattostr(strtofloat(stringgrid2.Cells[i,j]) * prioritas2[i-1]); stringgrid3.Cells[i,j] := floattostr(strtofloat(stringgrid3.Cells[i,j]) * prioritas3[i-1]); stringgrid4.Cells[i,j] := floattostr(strtofloat(stringgrid4.Cells[i,j]) * prioritas4[i-1]);
Universitas Sumatera Utara
end; //jumlahkan setiap baris lalu hasilnya dibagi //dengan setiap elemen pada matrik prioritas //dan simpan hasilnya pada matrik lamda[] jumlah1:=0; jumlah2:=0; jumlah3:=0; jumlah4:=0; for i:=1 to n do begin for j:=1 to n do begin jumlah1 := jumlah1 + strtofloat(stringgrid1.Cells[j,i]); jumlah2 := jumlah2 + strtofloat(stringgrid2.Cells[j,i]); jumlah3 := jumlah3 + strtofloat(stringgrid3.Cells[j,i]); jumlah4 := jumlah4 + strtofloat(stringgrid4.Cells[j,i]); end; jumlah1:=jumlah1 / prioritas1[i-1]; jumlah2:=jumlah2 / prioritas2[i-1]; jumlah3:=jumlah3 / prioritas3[i-1]; jumlah4:=jumlah4 / prioritas4[i-1]; lamda1[i-1]:=jumlah1; lamda2[i-1]:=jumlah2; lamda3[i-1]:=jumlah3; lamda4[i-1]:=jumlah4; jumlah1:=0; jumlah2:=0; jumlah3:=0; jumlah4:=0; end; //jumlahkan setiap elemen matrik lamda dan cari nilai lmax //lmax = hasil penjumlahan setiap elemen matrik lamda / n for i:=1 to n do begin jumlah11 := jumlah11 + lamda1[i-1]; jumlah22 := jumlah22 + lamda2[i-1]; jumlah33 := jumlah33 + lamda3[i-1]; jumlah44 := jumlah44 + lamda4[i-1]; end; lmax1 := jumlah11 / n; lmax2 := jumlah22 / n; lmax3 := jumlah33 / n; lmax4 := jumlah44 / n; //cari ci1 := ci2 := ci3 := ci4 :=
ci = (lmax - n) / (n - 1); (lmax1 - n) / (n - 1); (lmax2 - n) / (n - 1); (lmax3 - n) / (n - 1); (lmax4 - n) / (n - 1);
//cari cr = ci / ri;
Universitas Sumatera Utara
cr1 cr2 cr3 cr4
:= := := :=
ci1 ci2 ci3 ci4
/ / / /
ri; ri; ri; ri;
//cek apakah cr < 0,1 if cr1 >= 0.1 then begin application.MessageBox('Matriks kepadatan penduduk belum konsisten !','Informasi',MB_OK+MB_ICONINFORMATION); bersihkan; pagecontrol1.ActivePageIndex := 0; end else if cr2 >= 0.1 then begin application.MessageBox('Matriks biaya belum konsisten !','Informasi',MB_OK+MB_ICONINFORMATION); bersihkan; pagecontrol1.ActivePageIndex := 0; end else if cr3 >= 0.1 then begin application.MessageBox('Matriks jarak belum konsisten !','Informasi',MB_OK+MB_ICONINFORMATION); bersihkan; pagecontrol1.ActivePageIndex := 0; end else if cr4 >= 0.1 then begin application.MessageBox('Matriks akses belum konsisten !','Informasi',MB_OK+MB_ICONINFORMATION); bersihkan; pagecontrol1.ActivePageIndex := 0; end else begin //tampilkan hasil akhir bitbtn2.Enabled := true; bitbtn1.Enabled := false; stringgrid7.Visible := true; chart1.Visible := true; pagecontrol1.Visible := false; //perhitungan untuk kolom kepadatan penduduk stringgrid7.Cells[0,1] := 'A'; for i := 1 to n do stringgrid7.Cells[1,i] := floattostr(strtofloat(listbox2.Items.ValueFromIndex[0]) * prioritas1[i 1]); //perhitungan untuk kolom biaya stringgrid7.Cells[0,2] := 'B'; for i := 1 to n do stringgrid7.Cells[2,i] := floattostr(strtofloat(listbox2.Items.ValueFromIndex[1]) * prioritas2[i 1]); //perhitungan untuk kolom jarak stringgrid7.Cells[0,3] := 'C';
Universitas Sumatera Utara
for i := 1 to n do stringgrid7.Cells[3,i] := floattostr(strtofloat(listbox2.Items.ValueFromIndex[2]) * prioritas3[i 1]); //perhitungan untuk kolom akses for i := 1 to n do stringgrid7.Cells[4,i] := floattostr(strtofloat(listbox2.Items.ValueFromIndex[3]) * prioritas4[i 1]); //perhitungan untuk hasil akhir hasilakhir := 0; for i := 1 to n do begin for j := 1 to 4 do begin hasilakhir := hasilakhir + strtofloat(stringgrid7.Cells[j,i]); end; stringgrid7.Cells[5,i] := floattostr(hasilakhir); hasilakhir := 0; end; //gambar hasil kedalam chart Series1.Clear; for i := 1 to n do Series1.Add( strtofloat(stringgrid7.Cells[5,i]) , stringgrid7.Cells[0,i] , clTeeColor ); //-------------------------------flokasidankriteria.Height := 530; bitbtn1.Top := 459; bitbtn2.Top := 459; bitbtn3.Top := 459; end; end; procedure TFLokasiDanKriteria.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin bitbtn2.Enabled := false; bitbtn1.Enabled := true; stringgrid7.Visible := false; chart1.Visible := false; pagecontrol1.Visible := true; pagecontrol1.ActivePageIndex := 0; bersihkan; flokasidankriteria.Height := 322; bitbtn1.Top := 252; bitbtn2.Top := 252; bitbtn3.Top := 252; end; procedure TFLokasiDanKriteria.BitBtn3Click(Sender: TObject); begin flokasidankriteria.Close; end;
Universitas Sumatera Utara
procedure TFLokasiDanKriteria.FormClose(Sender: TObject; var Action: TCloseAction); begin action := caHide; futama.Show; end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid1SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); begin if acol = arow then stringgrid1.Cells[acol,arow] := '1'; if stringgrid1.Cells[acol,arow] <> '' then stringgrid1.Cells[arow,acol] := floattostr(1/strtofloat(stringgrid1.Cells[acol,arow])); end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid2SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); begin if acol = arow then stringgrid2.Cells[acol,arow] := '1'; if stringgrid2.Cells[acol,arow] <> '' then stringgrid2.Cells[arow,acol] := floattostr(1/strtofloat(stringgrid2.Cells[acol,arow])); end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid3SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); begin if acol = arow then stringgrid3.Cells[acol,arow] := '1'; if stringgrid3.Cells[acol,arow] <> '' then stringgrid3.Cells[arow,acol] := floattostr(1/strtofloat(stringgrid3.Cells[acol,arow])); end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid4SetEditText(Sender: TObject; ACol, ARow: Integer; const Value: String); begin if acol = arow then stringgrid4.Cells[acol,arow] := '1'; if stringgrid4.Cells[acol,arow] <> '' then stringgrid4.Cells[arow,acol] := floattostr(1/strtofloat(stringgrid4.Cells[acol,arow]));
Universitas Sumatera Utara
end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid4KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); begin if not(key in ['1'..'9','.',#8]) then key := #0; end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid3KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); begin if not(key in ['1'..'9','.',#8]) then key := #0; end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); begin if not(key in ['1'..'9','.',#8]) then key := #0; end; procedure TFLokasiDanKriteria.StringGrid1KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); begin if not(key in ['1'..'9','.',#8]) then key := #0; end; end.
Universitas Sumatera Utara