SKRIPSI
IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS INDONESIA
Oleh: RIZA ARIS APRIADY F24050276
2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS INDONESIA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh: RIZA ARIS APRIADY F24050276
2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesia Nama
: Riza Aris Apriady
NIM
: F24050276
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si. NIP: 19630701.198811.2.001
Mengetahui, Ketua Departemen,
Dr. Ir. Dahrul Syah NIP: 19650814.199002.1.001
Tanggal Lulus: 22 Januari 2010
Riza Aris Apriady. F24050276. Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesia. Di Bawah Bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si.
ABSTRAK Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di Indonesia. Spesies sayuran asli Indonesia yang berasal dari daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah Indonesia dinamakan sayuran indigenous. Beberapa balai penelitian seperti Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama dengan Asian Vegetables Research Development Center (AVRDC) telah melakukan pendataan terhadap sayuran ini terutama yang mempunyai kandungan gizi dan non gizi yang bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada di sayuran, buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk kanker melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa protein. Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran yaitu flavonoid dan asam fenolat. Senyawa asam fenolat (phenolic acids) mendapatkan perhatian yang lebih dalam beberapa tahun terakhir ini karena pengaruhnya untuk kesehatan manusia. Sebagai polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory. Selain itu asam fenolat juga mempunyai peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung. Penelitian ini meneliti kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi, katuk, pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete, pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan, antanan beurit, krokot, turi, kelor, dan mengkudu. Bagian tanaman yang digunakan untuk penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian tanaman. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel, pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC dilakukan secara dua ulangan duplo. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji Tukey pada taraf α 5%, uji T pada taraf α 1%, dan principal component analysis (PCA). Hasil penelitian ini mendapatkan data kisaran asam klorogenat 0.08–47.02 mg per 100 gram sampel segar, asam kafeat 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan asam ferulat 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 7 April 1987, penulis adalah anak pertama dari Bapak Drs. Nazarudin, SH dan Sundari. Penulis memiliki dua orang adik perempuan yaitu Riska Pahyuni dan Ririn Wirdayani. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Bukit, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan pada tahun 1993-1999, pendidikan lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 19992002, dan pendidikan lanjutan tingkat atas di SMU Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2002-2005. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB pada tahun 2005. Penulis diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB pada tahun 2006 setelah melalui satu tahun TPB (Tahap Persiapan Bersama). Selama menjadi mahasiswa di IPB (Institut Pertanian Bogor). Penulis aktif di berbagai kegiatan baik kegiatan akademik maupun kegiatan ektrakurikuler. Pada bidang akademik, penulis aktif dalam mengikuti berbagai lomba baik nasional maupun internasional di antaranya juara 3 dunia dalam lomba DSDC (Developing Solutions for Developing Countries Competition) di Anaheim, California pada bulan Juni 2009 dan mendapatkan penghargaan dari Menteri Pertanian RI terkait dengan prestasi internasional (DSDC), juara 1 debat bahasa Inggris IPB pada tahun 2007 dan 2008, finalis IEC (Innovative Entrepreneur Challenge) pada tahun 2008, mendapatkan pendanaan dari DIKTI dalam lomba program kreativitas mahasiswa, mendapatkan pendanaan dari IPB dalam program pengembangan kewirausahaan mahasiswa. Selain lomba penulis juga menjadi presenter dalam 37th International Forestry Student Symposium 2009, presenter di National
Students
Conference
UNIKA
Soegijapranata
Semarang
2008,
mendapatkan beasiswa PPA pada tahun 2006, menjadi asisten praktikum kimia dan biokimia pangan, menjadi asisten praktikum teknologi pengolahan pangan. Penulis pernah mengikuti training ISO 9001:2000, ISO 22000:2005, dan Sitem Manajemen Halal, terlibat dalam The International Technical Forum for Cooperation and Exchange between Korea and Indonesia pada tahun 2009, penulis juga aktif dalam mengikuti seminar-seminar yang terkait dengan teknologi
pangan maupun kewirausahaan, di antaranya yaitu International Nano Food Science Technology Conference di Anaheim, California pada tahun 2009, seminar Wirausaha Muda Mandiri 2009, dan seminar Nasional Ketahanan Pangan Bangsa. Pada bidang ekstrakurikuler penulis merupakan anggota dari IFT (Institute of Food Technologist), HMPPI (Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia), HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Teknologi
Pangan), penulis
pernah
mengkoordinatori bidang akademik dan kerohanian di KEMALA (Kesatuan Mahasiswa Lampung) pada periode tahun 2005-2006. Penulis juga pernah menjadi ketua FCC (Food Chat Club) pada periode tahun 2008-2009. Penulis aktif dalam kepanitiaan kegiatan nasional seperti menjadi wakil pada kegiatan the 7th National Students Paper Competition pada tahun 2008, menjadi PJK pada kegiatan BAUR 2007, dan menjadi penyuluh dalam kegiatan Penyuluhan Keamanan Pangan yang diselenggarakan oleh SEAFAST Center IPB. Dalam selasela kesibukan akademik dan penelitian, penulis menyibukkan dirinya dengan membuka café bersama teman-temannya, café tersebut diberi nama FRIENDS 24 CAFÉ yang menjual produk-produk seafood olahan yang siap santap dan siap saji. Penulis SENYAWA
melakukan ASAM
penelitian
FENOLAT
dengan
PADA
judul
SAYURAN
“IDENTIFIKASI INDIGENOUS
INDONESIA” sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana. Penelitian ini dikerjakan dibawah bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si pada tahun 2010.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh Azza wa jalla yang telah memberikan kekuatan pada penulis sehingga skripsi dengan judul Identifikasi Senyawa Asam Fenolat Pada Sayuran Indigenous Indonesia dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasululloh Muhammad SAW karena beliau telah membawa jalan yang terang benderang kepada manusia. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dalam bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ayah, Ibu, Riska, dan Ririn yang selalu mendo’akan, memberikan nasihat, motivasi, kasih sayang, dan bantuan materil. 2. Ibu Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasihat, motivasi, dan masukan dalam pembuatan skripsi ini. 3. Dewi Kurniasih, Riska Rudiyanti Dewi selaku teman satu bimbingan yang selalu memberikan motivasi, masukan, dan do’a. Terima kasih atas kebersamaannya dalam menggapai cita-cita. 4. Teman-teman Friends 24 Cafe (Fahmi, Tiwi, Dilla, Widi, dan Widya). 5. Teman-teman kosan (Dimas, Erwin, Muji, Sobur, Deni, Tri Erza, dan Sigit). 6. Seluruh teman-teman ITP 42 yang telah bersama baik dalam keadaan senang maupun duka selama lebih kurang tiga tahun. 7. Abah, mba Irin, mba Ria, dan kak Marto yang telah membantu penulis di Laboratorium SEAFAST Center IPB.
Penulis menyadari skripsi ini tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu penulis minta maaf dan dengan senang hati menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Bogor,
Januari 2010
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ........................................................................................ i DAFTAR ISI. ...................................................................................................... ii DAFTAR TABEL. .............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN. ..................................................................................... ix I.
PENDAHULUAN. ....................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG. .............................................................................. 1 B. TUJUAN. .................................................................................................. 3 C. MANFAAT. .............................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA. .............................................................................. 4 A. SAYURAN INDIGENOUS....................................................................... 4 B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID). .................................................. 6 C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT. ................................... 13 III. BAHAN DAN METODE. ............................................................................ 16 A. BAHAN DAN ALAT. .............................................................................. 16 1. Bahan. ................................................................................................... 16 2. Alat. ...................................................................................................... 18 B. METODE. ................................................................................................. 18 1. Persiapan Sampel. ................................................................................. 18 2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD). .................. 20 3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran. .................................................. 21 4. Analisis Statistik. .................................................................................. 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. .................................................................... 30 A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI.......... 30 1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal. ............................................... 30 2. Limit Deteksi. ....................................................................................... 32 3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran. ........................................... 34 B. TOTAL FENOL. ....................................................................................... 36 C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS. ...... 38 D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG BELUM TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS. ....... 96 ii
E. ANALISIS STATISTIK ..........................................................................105 V. KESIMPULAN DAN SARAN. ....................................................................114 A. KESIMPULAN. ...................................................................................... 114 B. SARAN. .................................................................................................. 115 DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................116 LAMPIRAN. .......................................................................................................120
iii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Sebelas Sayuran Indigenous Jawa
Barat (mg/100 gam sampel segar). ......................................... 5
Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Tiga Belas Sayuran Indigenous
Jawa Barat (mg/100 gam sampel segar). ....................... 6
Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia. ...................... 17 Tabel 4. Perhitungan LOD Asam Klorogenat. ................................................... 32 Tabel 5. Perhitungan LOD Asam Kafeat. .......................................................... 33 Tabel 6. Perhitungan LOD Asam Ferulat. .......................................................... 33 Tabel 7. Hasil Penginjeksian Standar Asam Fenolat dalam Bentuk Campuran. 35 Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous. ......................................................... 37 Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Kurva Standar Campuran. .................................................................... 39 Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Eksternal Standar Campuran. ............................................................... 40 Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ... 41 Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu. ........... 43 Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan. ......... 45 Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam. . 47 Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung. 49 Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk. ......... 52 Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi. .... 54 Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis. .......... 56 Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan. ... 59 Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya. ..... 61 Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih. 63 Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir. ................ 65 Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor........... 67 Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai. ......... 70 Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Jambu Mete. ............................................................................... 72 iv
Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak. ...... 74 Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan. ................ 77 Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot. .................. 79 Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit. ..... 81 Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng. ...... 83 Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Kecombrang. .............................................................................. 85 Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas. ...... 88 Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi. ........... 90 Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk. ................ 92 Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina. .. 95 Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat Pada Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Segar. .................................................................. 97 Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti. ........................ 98 Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous. ............................................................................101 Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi Pada Sampel Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC. ........................................ 103 Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu. .............. 104 Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ............. 105 Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman dari Sembilan Variabel. .......................................................................107 Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel. .................................................. 108 Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing Variabel dengan Komponen Utama. .................................................. 108 Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel...............................110 Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total Asam Fenolat.......................................................................................111 Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing Variabel dengan Komponen Utama. ................................................... 111 v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam. ........ 7 Gambar 2. Jalur Shikimate . ............................................................................... 9 Gambar 3. Biosintesis Hidroksibenzoat, Hidroksinamat, dan Flavonoid. .......... 11 Gambar 4. Biosintesis Asam Klorogenat. ........................................................... 12 Gambar 5. Persiapan Sampel. ............................................................................. 24 Gambar 6. Prosedur Analisis Total Fenol. .......................................................... 25 Gambar 7. Metode Ekstraksi Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous. .............. 26 Gambar 8. Metode Hidrolisis Basa. ................................................................... 27 Gambar 9. Metode Hidrolisis Asam. .................................................................. 28 Gambar 10. Metode Pembuatan Standar Asam Fenolat. ...................................... 29 Gambar 11. Kromatogram Standar Asam Klorogenat dengan Analisis HPLC. ... 30 Gambar 12. Kromatogram Standar Asam Kafeat dengan Analisis HPLC. ......... 31 Gambar 13. Kromatogram Standar Asam Ferulat dengan Analisis HPLC. .......... 31 Gambar 14. Kromatogram Standar Campuran dengan Analisis HPLC. ............... 35 Gambar 15. Kurva Standar Campuran Asam Klorogenat. .................................... 35 Gambar 16. Kurva Standar Campuran Asam Kafeat. ........................................... 36 Gambar 17. Kurva Standar Campuran Asam Ferulat ........................................... 36 Gambar 18. Kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Analisis HPLC. .............. 43 Gambar 19. Ko-kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Standar Campuran. ... 43 Gambar 20. Kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Analisis HPLC. ............ 45 Gambar 21. Ko-kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Standar Campuran. . 45 Gambar 22. Kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan Analisis HPLC. .... 47 Gambar 23. Ko-kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan Standar Campuran. ............................................................................ 47 Gambar 24. Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan Analisis HPLC... 49 Gambar 25. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan Standar Campuran. ........................................................................... 49 Gambar 26. Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan Analisis HPLC. ........... 52 Gambar 27. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan Standar Campuran. ........................................................................... 52 vi
Gambar 28. Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan Analisis HPLC. ...... 54 Gambar 29. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan Standar Campuran. ........................................................................... 54 Gambar 30. Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Analisis HPLC. ............ 56 Gambar 31. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Standar Campuran. 56 Gambar 32. Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan Analisis HPLC...... 59 Gambar 33. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan Standar Campuran. ........................................................................... 59 Gambar 34. Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan Analisis HPLC. ....... 61 Gambar 35. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan Standar Campuran. ........................................................................... 61 Gambar 36. Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan Analisis HPLC. .. 63 Gambar 37. Ko-Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan Standar Campuran. ............................................................................ 63 Gambar 38. Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Analisis HPLC. .................. 65 Gambar 39. Ko-Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Standar Campuran. ...... 65 Gambar 40. Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan Analisis HPLC............. 67 Gambar 41. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan Standar Campuran. ........................................................................... 67 Gambar 42. Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Analisis HPLC. ........... 70 Gambar 43. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Standar Campuran. 70 Gambar 44. Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan Analisis HPLC. . 72 Gambar 45. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan Standar Campuran. ........................................................................... 72 Gambar 46. Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan Analisis HPLC. ....... 74 Gambar 47. Ko-Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan Standar Campuran. ........................................................................... 74 Gambar 48. Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Analisis HPLC. ................. 77 Gambar 49. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Standar Campuran. ..... 77 Gambar 50. Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Analisis HPLC. ................... 79 Gambar 51. Ko-Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Standar Campuran. ....... 79 Gambar 52. Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan Analisis HPLC . ..... 81 vii
Gambar 53. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan Standar Campuran. ........................................................................... 81 Gambar 54. Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan Analisis HPLC. ....... 83 Gambar 55. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan Standar Campuran. ........................................................................... 83 Gambar 56. Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan Analisis HPLC. ................................................................................ 85 Gambar 57. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan Standar Campuran. ........................................................................... 85 Gambar 58. Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan Analisis HPLC. ....... 88 Gambar 59. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan Standar Campuran. ........................................................................... 88 Gambar 60. Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Analisis HPLC. ............ 90 Gambar 61. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Standar Campuran. 90 Gambar 62. Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Analisis HPLC. ................. 92 Gambar 63. Ko-Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Standar Campuran. ..... 92 Gambar 64. Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan Analisis HPLC. ... 95 Gambar 65. Ko-Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan Standar Campuran. ........................................................................... 95 Gambar 66. Biplot Hubungan Total Fenol, Asam Klorogenat, Asam Kafeat, Asam Ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin, Apigenin, dan Kaempferol............................................................................. 109 Gambar 67. Biplot Hubungan Antara Total Fenol, Total Asam Fenolat, dan Total Flavonoid. .......................................................................112
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Gambar Dua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia. ........120
Lampiran 2.
Uji Tukey’s Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia. ..............122
Lampiran 3.
Uji Tukey’s Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ............124
Lampiran 4.
Uji Tukey’s Asam Fenolat Pada Sayuran Indigenous Indonesia......................................................................................126
Lampiran 5.
Uji Tukey’s Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia. ..128
Lampiran 6.
Uji Tukey’s Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia. .........130
Lampiran 7.
Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia. ............132
Lampiran 8.
Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia....................................134
Lampiran 9.
Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia. .............137
Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol . ........................................................140 Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ................................141 Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................147 Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................153 Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................159 Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................165 Lampiran 16. Kafeat Acid Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................171 Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................177
ix
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam baik hasil perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Tanaman sayuran di Indonesia sangat banyak dan bervariasi. Akan tetapi masih banyak dari sayuran tersebut yang belum dimanfaatkan dan diidentifikasi secara ilmiah kandungan senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatannya masih terbatas hanya sebagai lalapan maupun campuran gulai. Sayuran sangat diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi asupan vitamin, mineral, dan serat seseorang setiap harinya. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di Indonesia.
Spesies
sayuran
asli
Indonesia
yang
berasal
dari
daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah Indonesia dinamakan sayuran indigenous (Anonim, 2007). Beberapa balai penelitian seperti Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama dengan Asian Vegetables Research Development Center (AVRDC) telah melakukan pendataan terhadap sayuran ini terutama yang mempunyai kandungan gizi dan non gizi yang bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada pada sayuran, buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk kanker melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa protein. Contohnya konsumsi senyawa polifenol dapat mereduksi kematian akibat penyakit jantung koroner (Hertog, 1995) dengan cara menekan oksidasi lipoprotein berat jenis rendah (Meyer, 1998). Polifenol menunjukkan sifat antagonis dengan reseptor karsinogenesis seperti faktor pertumbuhan
1
asepidermal (Agullo, 1997), dan reseptor arylhidrokarbon (Ashida et al., 2000). Polifenol mengatur sekresi senyawa sitokin, meregulasi siklus sel (Frey et al., 2001) dan ekspresi protein kinase dalam proliferasi sel tumor (Kobuchi et al., 1999). Senyawa polifenol juga menginduksi ekspresi enzim antikarsinogenik (Williamson et al., 1996). Dalam percobaan pada hewan, konsumsi senyawa polifenol dapat menekan karsinogenesis dari beberapa karsinogen (Yang et al., 2001). Kemampuan yang dimiliki oleh polifenol untuk menangkap radikal bebas serta memiliki aktivitas antioksidan mempunyai peranan yang penting untuk melindungi sel dan jaringan dari stres oksidatif dan efek biologis lain yang berhubungan dengan penyakit kronis (Rimbach et al., 2005). Senyawa polifenol dapat menekan efek di dalam usus. seperti efek dalam mengikat besi, menangkap nitrogen reaktif, klorin, dan spesies oksigen, serta menghambat cyclooxygenases dan lipoxygenases (Halliwell et al., 2005). Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat di sayuran yaitu flavonoid dan asam fenolat. Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap sebelas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang, kedondong cina, dan krokot mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol dan Flavone) pada sayuran tersebut. Selain itu Rahmat (2009) juga telah melakukan penelitian mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol dan Flavone) pada tiga belas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu, mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi senyawa asam fenolat yang terdapat pada sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Asam fenolat memiliki dua jenis golongan yaitu golongan asam hidroksinamat dan golongan asam hidroksibenzoat. Asam fenolat yang dominan terdapat pada sayuran adalah golongan asam
hidroksinamat (Shahidi dan Naczk, 1995).
Bentuk senyawa asam hidroksinamat yang terdapat pada sayuran yaitu asam pkoumarat, asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat. Sedangkan menurut hasil penelitian Sakakibara et al. (2003) senyawa asam fenolat yang banyak terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat.
2
Dengan demikian pada penelitian ini diidentifikasi keberadaan senyawa asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat pada sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Jenis sayuran yang digunakan pada penelitian ini adalah sayuran lokal yang banyak dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Sayuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sayuran yang digunakan juga oleh Batari (2007) yaitu kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang, kedondong cina, dan krokot maupun yang digunakan oleh Rahmat (2009) yaitu mengkudu, mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit.
B. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan komponen asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia.
C. MANFAAT Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai kandungan komponen asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. SAYURAN INDIGENOUS Sayuran indigenous Indonesia adalah spesies sayuran asli Indonesia yang berasal dari daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah Indonesia (Anonim, 2007). Sayuran ini biasa digunakan oleh masyarakat sebagai lalapan, campuran gulai, maupun obat. Perkembangan budaya dan teknologi menyebabkan perkembangan sayuran indigenous menjadi terdesak, maka potensi sayuran ini harus digali dan dikaji kembali untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik dalam meningkatkan gizi keluarga. Pada penelitian ini diidentifikasi kandungan asam fenolat dari sayuran indigenous tersebut. Sayur yang digunakan adalah sayursayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan banyak tumbuh di Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Bagian dari sayur-sayuran indigenous yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang biasa dikonsumsi (dapat berupa batang, daun, bunga atau seluruh bagian tanaman). Sayuran tersebut diantaranya adalah Kenikir (Cosmos caudatus H.B.K), beluntas (Pluchea indica (L.) Less.), mangkokan putih (Nothopanax scutellarium (Burm.f.) Fosb.), mangkokan (Nothopanax scutellarius (Burm.f.) Merr.), kendondong cina (Polyscias pinnata), kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.), kemangi (Ocimum americanum L.), katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.), antanan (Centelia asiatica (L.) Urb.), antanan beurit (Hydrocotyle sibthorpioides Lmk.), pohpohan (Pilea melastomoides (Poir.) Bl.), ginseng (Talinum triangulare (Jacq.) Willd.), krokot (Portulaca oleracea L.), turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.), kucai (Allium schoenoprasum L.), takokak (Solanum torvum Swartz), kelor (Moringa pterygosperma Gaertn.), mengkudu (Morinda citrifolia L.), lembayung (Vigna unguiculata (L.) Walp.), terubuk (Saccharum edule Hassk.), labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz.), pepaya (Carica papaya L.), jambu mete (Anacardium occidentale L.), dan pakis (Arcypteris irregularis (C.Presl) Ching.).
4
Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap sebelas sayuran indigenous Indonesia yaitu kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang, kedondong cina, dan krokot. Penelitian Batari (2007) menunjukkan bahwa kesebelas sayuran indigenous Jawa Barat tersebut mengandung senyawa flavonoid (flavonol dan flavones), lihat Tabel 1. Rahmat (2009) telah melakukan penelitian yang serupa pada tiga belas sayuran indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu, mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit. Penelitian Rahmat (2009) menunjukkan bahwa ketiga belas sayuran indigenous Jawa Barat tersebut mengandung senyawa flavonoid (flavonol dan flavone), lihat Tabel 2. Senyawa flavonoid adalah salah satu antioksidan yang penting bagi tubuh manusia untuk menjaga kesehatan. Sayuran indigenous di atas mengandung senyawa flavonoid (antioksidan) sehingga baik untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Sebelas Sayuran Indigenous Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar) Flavonoid (mg/100 gram sampel segar) Sampel
Flavonol Myricetin Quercetin
Flavon Kaempferol
Luteolin
Apigenin
Total Fenol (mg/100 gram sampel segar)
Kenikir
-
51.28
0.90
-
-
150.01
Beluntas
0.90
5.21
0.28
-
-
83.12
Mangkokan
-
3.69
1.74
-
-
94.30
Kecombrang
-
1.18
-
-
-
80.61
Kemangi
-
1.89
2.47
2.12
0.74
81.18
Katuk
-
4.50
138.14
-
-
149.32
Kedondong Cina
-
28.48
23.71
-
-
79.06
0.13
12.31
8.57
-
-
46.32
Pohpohan
-
1.76
0.25
0.33
-
70.11
Daun ginseng
-
0.41
3.52
-
-
48.91
Krokot
-
0.30
-
-
-
33.46
Antanan
Ket : : Tidak terdeteksi Sumber : Batari (2007)
5
Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Tiga Belas Sayuran Indigenous Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar) Konsentrasi Flavonoid (mg/100 gram sampel segar) Flavonol Flavon Myricetin
Quercetin
Kaempferol
Luteolin
Apigenin
Total Fenol (mg/100 gram sampel segar)
2.69 2.30 -
2.76 4.46 0.66 95.84
18.47 7.65 20.79
1.32
-
31.62 35.04 92.91 133.59
-
23.67
9.75
-
-
39.23
-
27.35 0.44 12.67
3.33 12.95
-
12.97 6.87
49.53 23.73 74.19
12.49
13.81
9.72
-
-
74.27
8.28 1.57
18.85 125.39 7.42 37.51
5.47 9.91 2.10 10.85
-
11.95 -
44.47 614.72 34.57 121.06
Sampel
Bunga turi Kucai Takokak Daun kelor Pucuk mengkudu Lembayung Terubuk Mangkokan Daun labu siam Bunga papaya Pucuk mete Pakis Antanan beurit Ket :
: Tidak terdeteksi Sumber : Rahmat (2009)
B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID) Senyawa asam fenolat mendapatkan perhatian yang lebih dalam beberapa tahun terakhir ini karena pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Sebagai polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory (Duthie et al., 2000). Selain itu asam fenolat juga mempunyai peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung (Manach, 2004). Asam fenolat merupakan metabolit sekunder yang sering ditemukan pada tanaman. Senyawa asam fenolat mempunyai peranan yang penting pada tumbuhan yaitu sebagai bahan pendukung dinding sel (Wallace dan Fry, 1994). Asam fenolat membentuk bagian integral pada struktur dinding sel, umumnya dalam bentuk bahan polymeric seperti lignin, membantu proses mekanik, dan halangan bagi invasi mikroba. Lignin merupakan senyawa organik yang paling banyak di bumi setelah selulosa (Wallace dan Fry, 1994). Turunan asam fenolat terdiri dari dua jenis yaitu asam hidroksibenzoat dan asam 6
hidroksinamat. Perbedaan kedua turunan dari senyawa asam fenolat ini terletak pada pola hidroksilasi dan metoksilasi cincin aromatiknya. Struktur kimia kedua senyawa tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Aktivitas biologis yang penting pada senyawa benzoat, klorogenat, kafeat, ferulat, dan asam galat adalah kemampuan aktivitas sitoprotektifnya dan kemampuan dalam menghambat karsinogenesis, mutagenesis, dan generasi tumor
(Birosova,
2005). (a)
(b)
Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam sinamat (Mattila et al., 2002) Senyawa asam fenolat pada tumbuhan disintesis oleh tumbuhan melalui jalur Shikimate (Häkkinen, 2000). Jalur shikimate merupakan hasil dari biosintesis senyawa chorismate yang dapat
berfungsi sebagai prekursor
terbentuknya biosintesis senyawa aromatik asam amino triptofan, fenilalanin, dan tirosin. Jalur shikimate biasa terdapat pada tumbuhan dan mikroorganisme. Shikimate disintesis dari substrat fosfoenolpiruvat dan eritrosa 4-fosfat. Kedua prekursor ini merupakan hasil dari jalur glikolisis dan jalur fosfat pentosa dan mengalami kondensasi menjadi 3-deoxy-D-arabino-heptulosonate 7-phosphate (DAHP) oleh enzim DAHP synthase. Tahapan selanjutnya yaitu pembentukan 3-dehydroquinate oleh enzim 3-dehydroquinate synthase, 3-dehydroshikimate oleh enzim 3-dehydroquinate dehydratase, dan terakhir shikimate oleh enzim shikimate dehydrogenase. Shikimate kemudian dirubah menjadi shikimate 3phosphate oleh enzim shikimate kinase, dan setelah itu menjadi 5-
7
enolpyruvylshikimate 3-phosphate (EPSP) oleh enzim 5-enolpyruvylshikimate 3-phosphate synthase. EPSP kemudian dirubah menjadi chorismate oleh enzim chorismate synthase. Chorismate adalah cabang untuk membentuk asam amino aromatik, yaitu triptofan pada bagian yang satu, dan fenilalanin serta tirosin pada bagian yang lainnya. Jika diperhatikan secara seksama pada bagian akhir jalur shikimate, biosintesis fenilalanin dan tirosin terdapat pada Gambar 2 karena mereka merupakan prekursor kelas penting yaitu senyawa asam fenolat, fenilpropanoid, dan beberapa kelas senyawa asam fenolat lainnya. Pada proses ini membutuhkan perubahan chorismate menjadi prephenate yang dikatalisis oleh chorismate mutase dan arogenate yang dikatalisis oleh prephenat aminotransferase. Enzim arogenate dehydratase merubah arogenate menjadi fenilalanin, sedangkan enzim arogenate dehydrogenase menghasilkan tirosin. Jalur biosintesis shikimate (Shikimate Pathway) pada tumbuhan dapat dilihat pada Gambar 2. Pembentukan asam hidroksinamat (kafeat, ferulat, 5-hydroxyferrulic, dan asam sinapat) dari asam p-koumarat membutuhkan dua jenis reaksi yaitu hidroksilasi dan metilasi. Adanya pelekatan Gugus Hidroksil pada asam pkoumarat akan membentuk asam kafeat (Gambar 3), pembentukan ini dikatalisis oleh monophenol mono-oxygenases, grup enzim tanaman yang sudah sangat terkenal (Macheix et al., 1990). Metilasi pada asam kafeat akan membentuk asam ferulat, yang bersamaan dengan asam p-koumarat, merupakan prekursor lignin (Gambar 3). Metilasi ini dikatalisis oleh omethyltransferase (Macheix et al., 1990). Asam kafeat merupakan substrat untuk 5-hydroxyferrulic acid, yang akan menghasilkan asam sinapat sebagai hasil dari o-metilasi. Pembentukan turunan asam hidroksinamat membutuhkan pembentukan hydroxycinnamte-CoAs,
contoh
p-coumaroyl-CoA
hydroxycinnamoyl-CoA
ligase
atau
hydroxycinnamate-CoAs
masuk
kedalam
oleh
dikatalisis
oglycosyl berbagai
oleh
transferase.
macam
reaksi
phenylpropanoid. (Gambar 3), seperti kondensasi dengan malonyl-CoA membentuk flavonoid atau reduksi NADPH-dependent membentuk lignin. Selain itu hydroxycinnamate-CoAs dapat berkonjugasi dengan asam organik
8
(Strack, 1997). Di biosintesis turunan gula asam hidroksinamat, transfer glukosa dari uridine diphosphoglucose menjadi asam hidroksinamat dikatalisis oleh glucosyl transferase (Strack, 1997).
Ket: Enzim yang terlibat dalam jalur shikimate yaitu: (a) DAHP synthase (E.C. 2.5.1.54), (b) 3-dehydroquinate synthase (E.C. 4.2.3.4), (c) 3-dehydroquinate dehydratase (E.C. 4.2.1.10), (d) shikimate dehydrogenase (E.C. 1.1.1.25), (e) shikimate kinase (E.C 2.7.1.71), (f) 5-enolpyruvylshikimate 3-phosphate synthase (E.C. 2.5.1.19), (g) chorismate synthase (E.C. 4.2.3.5), (h) chorismate mutase (E.C. 5.4.99.5), (i) prephenate aminotransferase (E.C. 2.6.1.78 and E.C. 2.6.1.79), (j) arogenate dehydratase (E.C. 4.2.1.91), dan (k) arogenate dehydrogenase (E.C. 1.3.1.43, E.C. 1.3.1.78, E.C. 1.3.1.79).
Gambar 2. Jalur shikimate (Vermerris dan Nicholson, 2006)
9
Banyak jalur untuk biosintesis asam hidroksibenzoat pada tanaman, jalur pembentukan ini tergantung dari jenis tanamannya. Asam hidroksibenzoat dapat dibentuk dari jalur shikimate (Gambar 3), terutama dari dehydroshikimic acid. Reaksi ini merupakan reaksi utama untuk pembentukan gallic acid (Haddock et al., 1982). Selain itu asam hidroksibenzoat juga dapat dibentuk melalui degradasi asam hidroksinamat, sama seperti proses β oksidasi pada asam lemak, senyawa antaranya yaitu cinnamoyl-CoA esters (Macheix et al., 1990) (Gambar 3). Asam hidroksibenzoat dapat juga dibentuk melalui degradasi senyawa flavonoid (Strack, 1997). Penjelasan lebih detail mengenai proses pembentukan hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid melalui jalur shikimate dapat dilihat pada
Gambar 3. Senyawa asam klorogenat
merupakan senyawa ester dari gabungan senyawa asam kafeat dan senyawa quinic acids. Secara ringkas pembentukan asam klorogenat dapat dilihat pada Gambar 4. Asam hidroksibenzoat pada tumbuhan biasanya terdapat dalam bentuk terikat. Asam hidroksibenzoat merupakan komponen struktur kompleks seperti lignin dan tannin yang dapat dihidrolisis (Shahidi et al., 1995). Asam hidroksibenzoat juga ditemukan dalam bentuk asam organik dan turunan gula (Schuster
dan
Herrmann,
1985).
Secara
umum
kandungan
asam
hidroksibenzoat di dalam tumbuhan rendah kecuali blackberry, raspberry (Morsel dan Herrmann, 1974), black currant, red currant (Stohr dan Herrmann, 1975a), dan strawberry (Stohr dan Herrmann, 1975b). Senyawa hidroksibenzoat banyak terdapat pada sayuran seperti bawang (Schmidtlein dan Herrmann, 1975a) dan dengan komponen asam
horseradish (Schmidtlein dan Herrmann, 1975b), hidroksibenzoat yang dominan yaitu senyawa
protocatechuic, p-hydroxybenzoic, dan gallic acid. Asam hidroksinamat banyak terdapat di dalam bahan pangan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Asam hidroksinamat biasanya terdapat dalam bentuk terikat dan jarang ditemukan dalam bentuk bebasnya. Proses pengolahan buah dan sayuran dengan (Azar et al., 1987), sterilisasi (Rivas dan Luh, 1968) dan fermentasi dalam pembuatan anggur (Singleton, 1980) berkontribusi dalam pembentukan asam hidroksinamat bebas di dalam produk.
10
Keterangan: : Reaksi yang dikatalisis oleh satu jenis enzim
CA4H CHS 4CL PAL
: Reaksi yang dikatalisis oleh lebih dari satu jenis enzim : cinnamic acid 4-hydroxylase : chalcone synthase : 4-coumarate: coenzyme a ligase : phenylalanine ammonialyase
Gambar 3. Biosintesis hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid (Häkkinen, 2000)
11
Gambar 4. Biosintesis asam klorogenat (Cadenas dan Packer, 2002)
Senyawa asam kafeat merupakan asam hidroksinamat yang banyak ditemukan pada buah-buahan. Asam kafeat banyak ditemukan pada plums, apel, apricots, blueberries, dan tomat dengan kandungan asam kafeat lebih dari 75 %. Senyawa asam p-koumarat merupakan senyawa asam hidroksinamat yang banyak terdapat pada buah sitrus dan nanas (Macheix et al., 1989). Mattila dan
HellstrÖm
(2007) menambahkan bahwa senyawa
asam
hidroksinamat yang banyak ditemukan yaitu kafeat, p-koumarat, dan asam ferulat, biasanya terdapat di bahan pangan dalam bentuk ester sederhana dengan quinic acid atau glukosa. Bentuk terikat dari senyawa asam hidroksinamat ditemukan dalam bentuk ester asam hidroksinamat yaitu quinic,
12
shikimic, tartaric acids, dan senyawa turunan gulanya. Mattila dan HellstrÖm (2007) menambahkan bahwa asam hidroksinamat yang terkenal dalam bentuk terikat yaitu asam klorogenat yang merupakan gabungan dari asam kafeat dan quinic acids. Sedangkan menurut hasil penelitian (Sakakibara et al., 2003) senyawa asam fenolat yang banyak terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat.
C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT Analisis kimia dengan metode kromatografi didasarkan pada pemisahan komponen yang terpartisi diantara dua fase dalam suatu kesetimbangan dinamis dan mengalir. Proses ini dilakukan dengan menggerakkan suatu fase secara mekanis (fase gerak), relatif terhadap fase lainnya. Secara teori pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika fase diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya, sehingga memastikan kesetimbangan yang baik antar fase. Persyaratan kedua agar pemisahan baik adalah fase gerak harus bergerak dengan cepat sehingga difusi sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, pada sebagian besar sistem kromatografi digunakan penjerap atau penyangga berupa serbuk halus. Untuk memaksa fase gerak bergerak lebih cepat melalui fase diam yang terbagi pada serbuk halus harus digunakan tekanan tinggi. Dengan dipenuhinya kedua persayaratan tersebut, diperoleh teknik kromatografi cair yang paling kuat yakni HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Jadi pada HPLC fase gerak dialirkan dengan cepat dan hasilnya dideteksi dengan instrumen. Komponen utama dari sistem HPLC adalah pompa (tekanan tetap dan volume tetap), penginjeksi, kolom (ekternal dan internal), detektor, dan rekorder atau sistem data yang terintegrasi (Rounds dan Gregor, 2003). Parameter-parameter yang akan mempengaruhi sistem kerja pada HPLC antara lain diameter dari kolom HPLC, ukuran partikel, ukuran lubang pada fase diam, dan tekanan pompa. Terdapat lima tipe HPLC yaitu normal phase chromatography, reversed phase
chromatography,
ion-exchange
chromatography,
size-exclusion
13
chromatography, dan affinity chromatography (Rounds dan Gregor, 2003). Pada penelitian ini, tipe HPLC yang digunakan adalah reversed phase chromatography (RP-HPLC). Fase diam dari HPLC jenis ini adalah senyawa nonpolar, sedangkan fase geraknya polar. Karena hal tersebutlah maka komponen yang akan keluar dahulu adalah komponen yang polar dibandingkan yang nonpolar. Lebih dari 70% teknik pemisahan dengan metode HPLC menggunakan tipe reversed phase. Beberapa contoh teknik pemisahan yang menggunakan metode RP-HPLC adalah analisis protein dari tanaman, protein dari biji-bijian, analisis vitamin larut air dan larut lemak, pemisahan karbohidrat, dan penentuan unsur-unsur pokok dari minuman ringan. reversed phase HPLC dengan metode deteksi yang sangat bervariasi, digunakan untuk menganalisis lemak (Rounds dan Gregor, 2003). Antioksidan, seperti butylated hydroxylanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT), dapat diekstrak dari bahan pangan kering dan dianalisis dengan menggunakan detektor UV dan fluoresens secara bersamaan. Bahan pangan basah, pigmen (seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin), dan komponen Asam Fenolat (seperti vanili) dapat pula dianalisis dengan menggunakan metode RP-HPLC (Rounds dan Gregor, 2003). Kolom reversed phase chromatography lebih sulit untuk rusak dibandingkan dengan kolom silika normal. Hal ini dikarenakan kolom RPHPLC terdiri atas alkil turunan silika dan tidak pernah digunakan dengan larutan basa (karena larutan basa akan menghancurkan ikatan silika). Kolom RP-HPLC dapat digunakan dengan larutan asam tetapi tidak boleh kontak terlalu lama karena asam dapat menimbulkan korosi pada logam yang ada dalam peralatan HPLC. Kandungan logam pada kolom HPLC harus dijaga agar tetap rendah supaya dapat memberikan hasil terbaik pada pemisahan komponen. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan logam di dalam kolom HPLC adalah dengan menginjeksikan campuran dari 2,2’- dan 4,4’bipiridin. Bila terdapat ion logam di permukaan silika, maka senyawa 2,2’bipiridin akan mengkelat logam tersebut dan peak dari senyawa yang akan
14
diidentifikasi menjadi tidak teratur sehingga dapat memberikan hasil yang tidak sesuai. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendeteksi komponen fenolik dalam bahan pangan dengan metode HPLC. Komponen fenolik merupakan senyawa aromatik, oleh karena itu, senyawa tersebut akan memberikan penyerapan yang baik pada panjang gelombang sinar UV. Asam fenolat merupakan bagian dari senyawa fenolik. Panjang gelombang yang digunakan untuk menentukan komponen asam fenolat yaitu 290 nm untuk asam kafeat, asam ferulat, dan asam klorogenat. (Singh et al., 2008). Fase gerak yang digunakan dalam identifikasi senyawa asam fenolat dengan HPLC adalah metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v) (Singh et al., 2008). Pemisahan senyawa asam fenolat dilakukan menggunakan kolom RP C18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan kolom guard C-18. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik (Singh et al., 2008). Keuntungan utama dari HPLC adalah kemampuannya untuk menangkap komponen dengan stabilitas panas yang terbatas ataupun yang bersifat volatil. HPLC merupakan metode yang sangat sensitif, tepat, selektif, dan memiliki tingkat
otomatisasi
yang
tinggi,
sehingga
lebih
sederhana
dalam
pengoperasiannya. Di samping itu, HPLC banyak digunakan untuk analisis karena kemudahan injeksi, deteksi, dan pengolahan data serta dapat digunakan untuk berbagai macam sampel seperti sampel cairan, padatan yang dilarutkan, maupun sampel yang labil terhadap pemanasan. Modern HPLC telah banyak diaplikasikan seperti pemisahan, identifikasi, pemurnian, dan penghitungan komponen yang bervariasi.
15
III. BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bahan untuk membuat larutan standar asam fenolat, bahan untuk membuat ekstrak sayuran indigenous, dan bahan untuk analisis kimia. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan larutan standar adalah standar asam kafeat (Sigma-Aldrich), standar asam ferulat (Sigma-Aldrich), dan standar asam klorogenat (Sigma-Aldrich), water for chromatography (MERCK), dan methanol HPLC grade (MERCK). Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak sayuran adalah dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi, katuk, pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete, pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan, antanan beurit, krokot, turi, kelor dan mengkudu. Bagian yang digunakan dalam penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian tanaman, methanol (MERCK), BHA (Sigma-Aldrich), asam asetat (MERCK), dan aquadest. Kedua puluh empat jenis sayuran tersebut telah berhasil diidentifikasi oleh pihak “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor dengan Kepala Bidang Botani LIPI adalah Dr. Eko Baroto Walujo, APU. Tabel 3 menunjukkan secara lengkap kedua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Barat, bagian yang digunakan dalam penelitian, serta daerah tempat asal sayuran indigenous tersebut diperoleh. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kimia adalah methanol (MERCK), asam asetat (MERCK), alufo, water for chromatography (MERCK), folin ciocalteu (MERCK), Na2CO3 (MERCK), aquadest, standar asam galat (Sigma-Aldrich), dan etanol (MERCK).
16
Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia
Spesies
Nama Indonesia
Bagian yang digunakan
Sumber Kebun Petani Dramaga Kebun Petani Dramaga
Morinda citrifolia L.
Mengkudu
Daun Muda
Nothopanax scutellarius (Burm.f.) Merr.
Mangkokan
Daun Muda
Sechium edule (Jacq.) Swartz.
Labu Siam
Daun Muda
Pasar Bogor
Vigna unguiculata (L.) Walp.
Lembayung
Daun Muda
Pasar Bogor
Sauropus androgynus (L.) Merr.
Katuk
Daun Muda
Pasar Bogor
Ocimum americanum L.
Kemangi
Daun Muda
Pasar Bogor
Arcypteris irregularis (C.Presl) Ching
Pakis
Daun Muda
Pasar Bogor
Pilea melastomoides
Pohpohan
Daun Muda
Pasar Bogor
Carica papaya L.
Pepaya
Bunga
Pasar Bogor
Nothopanax scutellarium (Burm.f.) Fosb.
Mangkokan Putih
Daun Muda
Kebun Petani Dramaga
Cosmos caudatus H.B.K.
Kenikir
Daun Muda
Pasar Bogor
Moringa pterygosperma Gaertn.
Kelor
Daun Muda
Kebun Petani Dramaga
Allium schoenoprasum L.
Kucai
Seluruh Bagian
Pasar Bogor
Anacardium occidentale L.
Jambu Mete
Daun Muda
Pasar Bogor
Solanum torvum Swartz.
Takokak
Buah
Pasar Bogor
Centelia asiatica (L.) Urb.
Antanan
Seluruh Bagian
Portulaca oleracea L.
Krokot
Daun dan Batang
Hydrocotyle sibthorpioides Lmk.
Antanan Beurit
Seluruh Bagian
Talinum triangulare (Jacq.) Willd.
Ginseng
Daun Muda
Pasar Bogor
Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.
kecombrang
Bunga
Pasar Bogor
Pluchea indica (L.) Less.
Beluntas
Daun Muda
Sesbania grandiflora (L.) Pers.
Turi
Bunga
Saccharum edule Hassk
Terubuk
Bunga
Pasar Bogor
Polyscias pinnata
Kedondong cina
Daun Muda
Kebun Petani Dramaga
Kebun Petani Dramaga Kebun Petani Dramaga Kebun Petani Dramaga
Kebun Petani Dramaga Kebun Petani Dramaga
17
2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk membuat larutan standar, ekstrak sayuran, dan analisis. Pada pembuatan larutan standar alat-alat yang digunakan adalah labu takar, gelas ukur, pipet mohr, pipet tetes, neraca analitik, dan spatula. Alat-alat yang digunakan untuk membuat ekstrak sayuran adalah freezer, blender, freeze dryer, Buchi Rotavapor, neraca analitik, blender kering, labu takar, gelas piala, gelas ukur, pipet mohr, pipet tetes, spatula, baskom, botol gelap, ultrasonic Branson 3510,VELP Scientific vortex, IEC Centra-8 centrifuge, dan pisau. Pada proses analisis, alat-alat yang digunakan adalah High Performance Liquid Chromatography (HPLC) UV Vis Hewlet Packard Agilent 1100 series. Kolom HPLC RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm), alat injektor sampel HPLC, filter syringe 0.45µm (PTFE), vial, oven, neraca analitik, desikator, VELP Scientific vortex, labu takar, gelas piala, tabung reaksi, spatula, gegep,
ultrasonic
Branson
3510,
Shimadzu
UV-2450
UV
Vis
spectrophotometer, IEC Centra-8 centrifuge, dan cawan alumunium.
B. METODE Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel, pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC dilakukan secara dua ulangan duplo. 1. Persiapan Sampel Mula-mula sampel dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan. Selanjutnya sayuran dibekukan dalam freezer selama satu malam untuk memudahkan proses pengeringan vakum. Waktu pengeringan dengan freeze dryer dapat berlangsung selama satu sampai dua hari tergantung dari banyaknya sampel. Setelah sampel kering, dilakukan penghancuran menggunakan blender kering sampai dihasilkan sampel kering bubuk yang lolos ayakan 32 mesh. Sampel tersebut kemudian dikemas dalam plastik ber-seal dan disimpan dalam freezer. Sampel siap untuk digunakan dalam
18
ekstraksi. Tahap persiapan sampel dapat dilihat pada Gambar 5. Selanjutnya dilakukan analisis kadar air dan total fenol pada sampel. Analisis kadar air dilakukan secara satu ulangan duplo sedangkan analisis total fenol dilakukan secara dua ulangan duplo. Analisis Kadar Air menggunakan metode yang dikembangkan oleh AOAC (1984). Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur banyaknya air yang terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air dilakukan pada sampel sayuran segar (awal) dan
pada sampel sayuran
setelah freeze drying. Penentuan kadar air ini dilakukan dengan metode pengeringan dengan oven biasa. Prinsip dari metode ini adalah air dikeluarkan dari sampel dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam bahan pangan. Persiapan yang perlu dilakukan adalah cawan alumunium yang akan digunakan terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator Selama 10 menit. Selanjutnya cawan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Sampel ditimbang sebanyak kurang lebih 5 gram kemudian dikeringkan dalam oven selama kurang lebih 6 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel kembali dikeringkan dalam oven selama 30 menit lalu ditimbang kembali. Perlakuan terakhir ini diulangi terus hingga diperoleh berat kering yang relatif konstan (berat dianggap konstan jika selisih berat sampel kering yang ditimbang ≤ 0,0003 gram). Kadar air (%) = W - (W1-W2) x 100% W W
= bobot contoh sebelum dikeringkan (g)
W1 = bobot (contoh + cawan) sesudah dikeringkan (g) W2 = bobot cawan kosong (g) Analisis Total Fenol menggunkan metode yang dikembangkan oleh Shetty et al. (1995) yang dikutip oleh Ishartani (2004). Penentuan total fenol bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa fenol pada sampel. Sampel kering beku bubuk mula-mula diambil sebanyak 50.0 mg dan dilarutkan
19
dalam 2.5 mL etanol 95%, kemudian divorteks. Setelah itu dilakukan sentrifuse terhadap campuran tersebut selama 5 menit dengan kecepatan putaran 358 g. Supernatan diambil sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 0.50 mL etanol 95%, 2.5 mL aquadest, dan 2.5 mL reagen folin ciocalteu 50%. Campuran
tersebut
didiamkan dahulu selama 5 menit, lalu ditambahkan 0.5 mL Na2CO3 5% dan divorteks. Setelah itu, sampel disimpan dalam ruang gelap selama satu jam, lalu dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Prosedur penentuan total fenol dapat dilihat secara ringkas pada Gambar 6. Standar yang digunakan dalam penentuan total fenol adalah asam galat yang dibeli dari Sigma-Aldrich. Standar asam galat dibuat dengan variasi konsentrasi antara 50 – 250 mg/L.
2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD) a. Pembuatan larutan Standar (Mattila dan kumpulainen, 2002) Sebanyak 24 mg standar yang tersedia dilarutkan dalam 12 mL methanol 62.5%, sehingga diperoleh standar stock dengan konsentrasi 2000 µg/mL. selanjutnya diambil 3.125 mL dari standar stock dimasukan ke dalam labu takar 10 mL, kemudian ditambahkan methanol 62.5% hingga volume mencapai 10 mL, sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 625 µg/mL. Setelah itu dibuat larutan standar campuran dengan cara mencampur ketiga standar yang ada. Volume untuk larutan standar yang dicampur sama besar yaitu 1:1 (v/v). Larutan standar campuran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima konsentrasi, yaitu 125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL. Pembuatan larutan standar campuran dengan konsentrasi 125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL dilakukan dengan melakukan pengenceran dari larutan standar campuran yang memiliki konsentrasi 625 µg/mL. Proses pembuatan larutan standar yang dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat secara ringkas pada Gambar 10.
20
b. Injeksi larutan standar ke kolom HPLC (Singh et al., 2008). Larutan standar campuran dengan berbagai konsentrasi tersebut diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan kolom guard C-18.
Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4%
asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan 20 µl, panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik. c. Pembuatan kurva standar Hasil dari kromatogram standar campuran pada berbagai konsentrasi (125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL ) kemudian dimasukkan ke dalam satu grafik. Dari data masing-masing, dibuat persamaan garis untuk masing-masing standar yang akan digunakan pada perhitungan Limit of Detection (LOD) masing-masing standar. Persamaan garis tersebut juga digunakan pada perhitungan komponen asam fenolat yang terdapat di sampel. d. Perhitungan limit deteksi (Rounds dan Nielsen, 2000) Limit of Detection (LOD) atau limit deteksi diperoleh dengan cara menginjeksikan standar campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi yang digunakan untuk menentukan LOD adalah konsentrasi yang terendah yaitu 125 µg/mL. Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut, dimasukkan kedalam persamaan kurva standar masing-masing, sehingga diperoleh konsentrasi dan standar deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga kali dari nilai standar deviasi.
3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran
a. Ekstraksi Senyawa Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous (Mattila dan Kumpulainen, 2002) dengan modifikasi Ekstraksi senyawa asam fenolat dari sayuran indigenous Indonesia melalui tiga tahap yaitu tahap pertama pengekstrakan dengan methanol 62.5%, tahap kedua hidrolisis basa, dan tahap ketiga hidrolisis asam. Tahap pertama yaitu pelarutan sebanyak 0.5 gram sampel kering beku ke dalam 7 mL methanol 62,5%
yang mengandung 10% asam asetat
(85:15;v/v) dan 2 g/L BHA sebagai antioksidan. Kemudian divortex agar campuran homogen. Selanjutnya sampel tersebut di ultrasonik selama 30
21
menit. Kemudian volume sampel dibuat menjadi 10 mL dengan cara menambahkan air destilata (aquadest) ke dalamnya. Setelah itu diambil 1 mL sampel, kemudian disaring dengan penyaring berdiameter 0.45µm filter syringe (PTFE) maka didapatkan asam fenolat yang larut (soluble phenolic acid) dan sampel tersebut siap untuk diinjeksikan ke dalam kolom HPLC. Tahap kedua adalah hidrolisis basa, 9 mL sampel sisa pengekstrakan tahap pertama dilanjutkan dengan proses hidrolisis basa. Hasil ekstrak sampel dari hidrolisis basa merupakan insoluble phenolic acid. Selanjutnya hasil ekstrak tersebut diinjeksikan ke kolom HPLC. Tahap ketiga ialah hidrolisis asam, tahapan ini melanjutkan tahap kedua yaitu melakukan proses hidrolisis asam pada lapisan aqueous hasil pengekstrakan dengan tahap kedua. Hasil pengekstrakan tahap ketiga ini merupakan insoluble phenolic acid yang tahan proses hidrolisis basa. Setelah itu hasil pengekstrakan diinjeksikan ke kolom HPLC. Hidrolisis basa dan asam dilakukan karena asam fenolat berada dalam bentuk terikat, dengan demikian fungsi dari hidrolisis basa dan asam di sini untuk membebaskan asam fenolat tersebut dari berbagai senyawa lainnya yang ada di tanaman. Setelah dapat maka sampel siap untuk diinjeksikan ke kolom HPLC. Pada proses awal pengujian ekstrak sampel sayuran melalui ketiga tahapan ekstraksi menunjukkan bahwa senyawa asam fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) terdapat pada ekstrak sampel yang menggunakan tahapan ekstraksi tahap pertama tanpa dilanjutkan ke tahap kedua dan ketiga. Oleh karena itu proses penelitian selanjutnya hanya menggunakan tahapan ekstraksi tahap pertama saja.
Prosedur ekstraksi asam fenolat dari sayuran
indigenous dapat dilihat pada Gambar 7. Adapun prosedur hidrolisis basa dan hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. . b. Injeksi ekstrak sampel ke kolom HPLC (Singh et al., 2008). Ekstrak sampel yang telah disaring dengan syringe filter 0.45 µm, diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan kolom guard C-18. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4% asam
22
asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan 20 µl, panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik. c. Pembuatan Ko-kromatogram Pembuatan ko-kromatogram dilakukan dengan cara menginjeksikan ektrak sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Volume pencampuran yang digunakan yaitu 1:1 (v/v). Konsentrasi standar campuran yang digunakan adalah konsentrasi tertinggi yaitu 625 µg/mL. Pembuatan ko-kromatogram ini bertujuan memvalidasi keberadaan senyawa asam fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel. Standar campuran yang digunakan untuk membuat ko-kromatogram berfungsi sebagai eksternal standar. d. Identifikasi asam fenolat pada sampel Hasil dari kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan kromatogram standar campuran. Penentuan komponen yang terdapat pada sampel dilihat berdasarkan waktu retensi masing-masing standar. Dari area yang diperoleh, dihitung konsentrasinya dengan menggunakan persamaan garis dari kurva standar campuran yang sudah diperoleh. Selain itu dilakukan pula perhitungan dengan menggunakan eksternal standar, yaitu dengan membandingkan luas area komponen pada sampel dengan luas area pada standar campuran. Standar campuran yang digunakan sebagai eksternal standar adalah standar campuran dengan konsentrasi yang tertinggi (625 µg/mL).
4. Analisis Statistik Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji Tukey, uji T, dan Principal Component Analysis (PCA). Uji Tukey digunakan pada taraf 5% untuk melihat apakah perlakuan yang diberikan pada sampel berpengaruh nyata atau tidak. Uji T digunakan untuk membandingkan perhitungan kandungan asam fenolat antara kurva standar campuran dan eksternal standar campuran pada sampel pada taraf 1%. PCA (Principal Component Analysis) merupakan metode statistik yang dapat mengidentifikasi suatu keragaman dinamakan principal component analysis
23
yang dapat menjelaskan jumlah keragaman dari yang terbesar hingga yang jumlah keragaman terkecil
yang tersembunyi. Analisis ini dapat
menjelaskan 75 % - 90 % dari total keragaman dalam data yang mempunyai 25 sampai 30 variabel hanya dengan dua sampai tiga principal component (Meilgaard et al., 1999).
Sampel
Pencucian
Penirisan
Pembekuan selama 24 jam
Freeze drying selama 48 jam
Sampel kering beku
Penghancuran dengan blender kering
Sampel kering beku (bubuk)
Penyimpanan dalam freezer
Gambar 5. Persiapan sampel
24
50.0 miligram sampel kering beku (bubuk) 2.5 ml etanol 95% Pelarutan
Pemusingan selama 5 menit dengan kecepatan 358 g
supernatan
endapan
0.5 ml supernatan
0.5 ml etanol 95% 2.5 ml aquadest Pencampuran
2.5 ml Folin Ciocalteau 50%
Pendiaman selama 5 menit 0.5 ml Na2CO3 5% Pencampuran
Penyimpanan dalam ruang gelap selama 1 jam
Pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm
Gambar 6. Prosedur analisis total fenol
25
0.5 g sampel kering beku
7 ml Campuran Metanol 62.5% (2 g/L BHA 10% Asam Asetat (85:15;v/v))
Gelas piala 100 ml
Vortex
Ultrasonik 30 menit
Gelas piala 100 ml
Aquadest
(Pencampuran sampai volume 10 ml)
Ambil 1 ml sampel (Tahap 1)
Saring dengan saringan berdiameter 0.45µm syringe filter (PTFE)
9 ml sampel sisanya dilakukan Hidrolisis basa (Tahap 2) kemudian hidrolisis asam (Tahap 3)
Insoluble Phenolic Acid
Soluble Phenolic Acid Gambar 7. Metode ekstraksi asam fenolat dari sayuran indigenous 26
9 ml sampel 12 ml Air destilata (1% Asam Askorbat dan 0.415% EDTA) dan 5 ml NaOH 10 M
Gelas piala 50 ml
Disemprotkan nitrogen Ditutup, Stirer (magnetic stirer) selama 16 jam pada suhu ruangan (20 oC)
Pengaturan pH menjadi pH 2 dengan HCl 6N
Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))
Vortex 45 detik Sentrifuse 201 g selama 10 menit
Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous
Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)
Lakukan hidrolisis asam pada lapisan aqueous
Evaporasi dengan rotary vacuum Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat sampai volume 5 ml (labu takar)
penyaringan dengan diameter 0.45µm Syringe Filter (PTFE)
Insoluble Phenolic Acid Gambar 8. Metode hidrolisis basa 27
Lapisan aqueous
Gelas piala 50 ml
2.5 ml HCl pekat 12 N
Inkubasi dalam water bath suhu 85oC selama 30 menit
Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))
Vortex 45 detik
Sentrifuse 201 g selama 10 menit
Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous
Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)
residu (lapisan aqueous)
Evaporasi dengan rotary vacuum
Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat sampai volume 5 ml (Labu takar)
penyaringan dengan diameter 0.45µm Syringe Filter (PTFE)
Insoluble Phenolic Acid
Gambar 9. Metode hidrolisis asam
28
24 mg standar asam fenolat
12 ml MeOH(aq) 62.5% Pelarutan
Standar stock
3.125 ml standar stock
Labu takar 10 ml MeOH(aq) 62,5% Pencampuran (sampai volume 10 ml)
Larutan standar asam fenolat
Gambar 10. Metode pembuatan standar asam fenolat
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI 1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk tunggal ditujukan untuk mengetahui waktu retensi dari masing-masing standar asam fenolat sehingga dapat diketahui benar kapan munculnya senyawa yang diidentifikasi. Konsentrasi yang digunakan dalam pembuatan standar tunggal ini yaitu 625 µg/mL untuk masing-masing standar asam fenolat. Hasil penginjeksian masing-masing standar asam fenolat yang digunakan dijelaskan sebagai berikut:
a. Asam klorogenat Puncak senyawa asam klorogenat muncul pada kisaran menit ke-2.0 sampai menit ke-2.2. Gambar 11 menunjukkan kromatogram standar asam klorogenat pada konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.
Gambar 11. Kromatogram standar asam klorogenat dengan analisis HPLC
30
b. Asam kafeat Puncak senyawa asam kafeat muncul pada kisaran menit ke-2.8 sampai ke-3.2. Gambar 12 menunjukkan kromatogram asam kafeat pada konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.
Gambar 12. Kromatogram standar asam kafeat dengan analisis
HPLC
c. Asam ferulat Puncak senyawa asam ferulat muncul pada kisaran menit ke-6.7 sampai ke-7.3. Gambar 13 menunjukkan kromatogram asam ferulat pada konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.
]
Gambar 13. Kromatogram standar asam ferulat dengan analisis HPLC
31
2. Limit Deteksi Perhitungan limit deteksi dilakukan dengan cara menginjeksikan standar campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi yang digunakan untuk menentukan LOD adalah konsentrasi yang terendah yaitu 125 µg/mL. Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut, dimasukkan kedalam persamaan kurva standar masing-masing, sehingga diperoleh konsentrasi dan standar deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga kali dari nilai standar deviasi (Rounds dan Nielsen, 2000). Berikut ini hasil perhitungan LOD untuk masing-masing standar asam fenolat.
a. Asam klorogenat Nilai limit deteksi senyawa asam klorogenat yaitu 0.97 (µg/mL) . untuk lebih jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan LOD Asam klorogenat replication 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean (X) Stdev % RSD LOD= 3x stdev LOD=
Area (µg/mL) 5486.82 126.67 5474.69 126.38 5455.19 125.92 5477.87 126.46 5461.85 126.08 5444.66 125.67 5470.33 126.28 5477.17 126.44 5453.63 125.89 5454.06 125.90 5465.63 126.17 13.65 0.32 0.25 0.26 0.97 0.97
b. Asam kafeat Nilai limit deteksi senyawa asam kafeat yaitu 0.83 (µg/mL) . untuk lebih jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel. 5
32
Tabel 5. Perhitungan LOD Asam kafeat replication 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean (X) Stdev % RSD LOD= 3x stdev LOD=
Area (µg/mL) 10909.70 127.36 10898.30 127.23 10851.10 126.71 10854.25 126.75 10874.70 126.97 10869.25 126.91 10919.40 127.47 10855.40 126.76 10905.70 127.32 10883.10 127.07 10882.09 127.05 25.04 0.28 0.23 0.22 0.83 0.83
c. Asam ferulat Nilai limit deteksi senyawa asam ferulat yaitu 0.80 (µg/mL) . untuk lebih jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 6. Tabel 6. Perhitungan LOD Asam ferulat replication 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean (X) Stdev % RSD LOD= 3x stdev LOD=
Area (µg/mL) 11255.40 127.95 11290.50 128.35 11289.10 128.33 11288.90 128.33 11244.80 127.83 11282.10 128.26 11260.90 128.02 11229.80 127.67 11230.30 127.67 11268.80 128.11 11264.06 128.05 23.71 0.27 0.21 0.21 0.80 0.80
33
3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran Pada sayuran terdapat berbagai macam jenis senyawa fenolik baik senyawa asam fenolat, flavonoid, maupun senyawa-senyawa fenolik dalam bentuk lainnya. Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk campuran dimaksudkan agar dapat mengetahui urutan keluar dan waktu retensi
masing-masing
standar
asam
fenolat
ketika
dicampur
sebagaimana yang terjadi pada sampel sayuran yang dianalisis. Pembuatan standar campuran dilakukan dengan cara mencampur ketiga standar asam fenolat dengan perbandingan 1:1 pada tingkat konsentrasi yang sama yaitu pada konsentrasi 625 µg/mL. Adapun konsentrasi yang dibuat untuk standar campuran yaitu 125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL. Pembuatan variasi konsentrasi tersebut dengan cara mengencerkan standar asam fenolat dalam bentuk campuran pada konsentrasi 625 µg/mL. Data dari hasil penginjeksian standar campuran dibuat kurva standar campuran dan persamaan garis untuk masingmasing standar asam fenolat dalam bentuk campuran. Persamaan garis yang didapat dari kurva standar campuran akan digunakan untuk melakukan perhitungan senyawa asam fenolat yang terdapat pada sampel sayuran indigenous. Contoh kromatogram standar campuran yang menggunakan konsentrasi tertinggi 625 µg/mL dapat dilihat pada Gambar 14. Persamaan garis untuk asam klorogenat yaitu y = 42.34x + 123.6, dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam klorogenat = 0.97 (µg/mL) Kurva standar campuran asam klorogenat dapat dilihat pada Gambar 15. Persamaan garis asam kafeat yaitu y = 90.07x -561.7, dengan nilai r2 = 0.998. LOD asam kafeat = 0.83 (µg/mL). Kurva standar campuran asam kafeat dapat dilihat pada Gambar 16. Persamaan garis asam ferulat yaitu y = 88.66x -88.99, dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam ferulat = 0.80 (µg/mL). Kurva standar campuran asam ferulat dapat dilihat pada Gambar
17. Data hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk campuran dapat dilihat pada Tabel 7.
34
Tabel 7. Hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk campuran No
Standar Asam Fenolat
Rt/waktu retensi (menit ke-)
Persamaan kurva standar campuran
Limit deteksi (LOD) µg/mL
1
Asam klorogenat
2.0-2.2
y = 42.34x + 123.6
0.97
2
Asam kafeat
2.8-3.2
y = 90.07x -561.7
0.83
3
Asam ferulat
6.7-7.3
y = 88.66x -88.99
0.80
Gambar 14. Kromatogram standar campuran dengan analisis HPLC
Konsentrasi (µg/mL) 0 125 250 375 500 625
Area 0 5391 10959 15773 21734 26285
Gambar 15. Kurva standar asam klorogenat dalam bentuk campuran
35
Konsentrasi (µg/mL) 0 125 250 375 500 625
Area 0 10788 20602 33613 44570 55941
Gambar 16. Kurva standar asam kafeat dalam bentuk campuran Konsentrasi (µg/mL) 0 125 250 375 500 625
Area 0 11232 21681 32807 44738 55252
Gambar 17. Kurva standar asam ferulat dalam bentuk campuran
B. TOTAL FENOL Total fenol merupakan perkiraan kasar jumlah senyawa fenolik yang terdapat dalam suatu bahan. Pengukuran total fenol yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode yang mereaksikan ekstrak bahan dengan senyawa folin. Senyawa folin dapat bereaksi dengan gugus kromofor pada fenolik dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Pengukuran total fenol dilakukan dengan membandingkan fenol yang ada dalam bahan dengan kurva standar fenol yang dibuat dari asam galat. Selain asam galat kurva standar juga dapat mengunakan asam tanat. Pemilihan bahan yang akan dijadikan standar tergantung bentuk mayoritas fenol yang terdapat dalam bahan yang diuji. Pada sampel kali ini total fenol mayoritas berupa polimer asam galat.
36
Perhitungan total fenol pada sampel dilakukan dengan menggunakan persamaan garis dari kurva standar asam galat. Konsentrasi asam galat yang dibuat adalah 50,100, 150, 200, dan 250 mg/L. Persamaan garis total fenol yaitu y = 0.0036x-0.0280 dengan nilai r2 = 0.9963. Kurva standar asam galat dapat dilihat pada Lampiran 10. Perhitungan total fenol, pada sampel dilakukan berdasarkan berat basah dan berat kering sampel. Basis berat basah berarti kandungan fenol dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel segar, sedangkan perhitungan berdasarkan basis kering berarti kandungan fenol dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel kering. Dari hasil analisis total fenol dua puluh empat sampel, diketahui bahwa total fenol terbanyak berdasarkan berat kering terdapat pada daun jambu mete (4418.4 mg) dan terkecil pada mangkokan (227.7 mg). Nilai total fenol dari dua puluh empat sampel yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 8 dan untuk perhitungan total fenol pada sampel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous No
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga kecombrang Daun Beluntas Bunga Turi Terubuk Kedondong cina
Wet Basis [ ] (mg / 100 g sampel segar) 72.72 40.36 66.46 112.55 138.01 86.89 61.56 121.52 66.75 179.88 342.06 107.00 21.01 847.41 158.92 200.52 82.66 144.81 64.64 256.99 742.54 38.43 87.65 189.08
Dry Basis [ ] (mg/ 100 g sampel kering) 499.99 227.74 498.94 719.83 632.66 690.72 573.51 986.69 601.90 1016.83 1736.69 432.75 272.86 4418.38 790.12 1097.23 692.69 922.37 790.76 2511.45 3868.59 393.19 754.68 1297.72
37
C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mengenai kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat), didapatkan bahwa sebagian besar sayuran indigenous Indonesia mengandung asam fenolat terutama asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Hanya sebagian kecil yang tidak mengandung ketiga senyawa asam fenolat tersebut diantaranya yaitu mengkudu, daun jambu mete, daun beluntas, dan kedondong cina yang hanya mengandung klorogenat dan asam ferulat, sedangkan daun pakis dan antanan beurit hanya mengandung klorogenat dan asam kafeat, terakhir bunga turi hanya mengandung asam ferulat. Penentuan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel dengan cara melihat waktu retensi masing-masing senyawa asam fenolat pada kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan waktu retensi masing-masing senyawa asam fenolat pada kromatogram standar campuran. Perhitungan mengenai kandungan asam fenolat yang terdapat didalam sampel dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan kurva standar campuran dan menggunakan eksternal standar campuran. Kedua perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui perhitungan manakah yang lebih efektif dan lebih baik untuk menghitung kandungan senyawa asam fenolat yang terdapat didalam sampel. Hasil perhitungan dengan kedua cara perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Perhitungan asam fenolat pada sampel didasarkan pada wet basis dan dry basis. Dimana wet basis berarti kandungan asam fenolat dihitung sebanyak berapa milligram dalam 100 gram sampel segar dan dry basis berarti kandungan asam fenolat dihitung sebanyak berapa milligram dalam 100 gram sampel kering. Perbandingan perhitungan dengan menggunakan kurva standar campuran dan eksternal standar campuran dapat dilihat pada Tabel 11.
38
Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Kurva Standar Campuran Wet Basis [ ] (mg/ 100 g sampel segar) Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat 1 Mengkudu 2.30 0.76 3.06 + 0.09 2 Mangkokan 0.86 1.15 0.24 2.25 + 0.03 3 Daun Labu Siam 5.80 0.55 0.12 6.47 + 0.12 4 Daun Lembayung 4.26 2.03 1.38 7.66 + 0.24 5 Daun Katuk 3.38 1.13 1.10 5.61 + 0.28 6 Daun Kemangi 0.32 2.03 0.16 2.51 + 0.06 7 Daun Pakis 2.58 0.47 3.05 + 0.16 8 Daun Pohpohan 17.47 1.11 0.17 18.74 + 0.39 9 Bunga Pepaya 0.77 1.03 0.75 2.55 + 0.02 Mangkokan Putih 10 14.13 1.69 0.80 16.62 + 0.47 11 Daun Kenikir 4.53 3.64 3.14 11.31 + 0.44 12 Daun Kelor 6.65 2.93 4.41 14.00 + 0.39 13 Daun Kucai 0.08 0.36 0.10 0.53 + 0.01 14 Daun Jambu Mete 13.53 2.88 16.41 + 0.32 15 Buah Takokak 33.14 2.56 0.32 36.02 + 1.70 16 Antanan 9.22 1.19 1.81 12.22 + 0.43 17 Krokot 5.79 0.54 0.22 6.55 + 0.06 18 Antanan Beurit 24.27 1.35 25.62 + 0.53 19 Daun Ginseng 0.38 0.41 0.09 0.87 + 0.01 20 Bunga kecombrang 14.06 0.96 0.13 15.15 + 1.14 21 Daun Beluntas 19.99 8.65 28.65 + 0.66 22 Bunga Turi 0.10 0.10 + 0.00 23 Terubuk 4.17 1.05 0.16 5.37 + 0.15 24 Kedondong cina 47.02 5.02 52.03 + 1.00
No
Sampel
Dry Basis [ ] (mg/ 100 g sampel kering) Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat 15.85 5.22 21.07 + 0.60 4.84 6.51 1.37 12.72 + 0.19 43.53 4.12 0.93 48.58 + 0.90 27.27 12.95 8.80 49.02 + 1.53 15.50 5.18 5.05 25.73 + 1.30 2.58 16.13 1.28 19.98 + 0.50 24.06 4.35 28.41 + 1.51 141.84 8.97 1.37 152.18 + 3.19 6.93 9.31 6.75 22.99 + 0.18 79.90 9.56 4.51 93.96 + 2.64 23.02 18.48 15.94 57.43 + 2.22 26.91 11.85 17.85 56.61 + 1.60 1.00 4.63 1.32 6.94 + 0.18 70.53 15.02 85.55 + 1.66 164.76 12.74 1.60 179.11 + 8.46 50.47 6.50 9.88 66.85 + 2.37 48.48 4.56 1.84 54.89 + 0.51 154.58 8.62 163.20 + 3.94 4.68 4.96 1.05 10.68 + 0.17 137.42 9.37 1.24 148.04 + 11.15 104.17 45.09 149.26 + 3.46 0.99 0.99 + 0.02 35.89 9.03 1.34 46.26 + 1.27 322.68 34.44 357.13 + 6.65
= Tidak Terdeteksi
39
Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Eksternal Standar Campuran
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Sampel Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga kecombrang Daun Beluntas Bunga Turi Terubuk Kedondong cina
Asam klorogenat 2.56 1.17 6.05 4.54 3.76 0.53 2.77 17.79 0.95 14.52 4.88 7.09 0.21 13.91 33.70 9.58 6.01 24.69 0.52 14.32 20.44 4.39 47.58
Wet Basis [ ] (mg/ 100 g sampel segar) Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat 0.68 3.24 + 0.09 0.51 0.14 1.82 + 0.03 0.10 0.05 6.20 + 0.12 1.50 1.29 7.34 + 0.24 0.38 0.98 5.12 + 0.29 1.60 0.09 2.23 + 0.06 0.11 2.88 + 0.16 0.68 0.10 18.57 + 0.40 0.66 0.69 2.30 + 0.02 1.07 0.70 16.30 + 0.47 3.00 3.04 10.92 + 0.44 2.12 4.29 13.50 + 0.40 0.08 0.06 0.35 + 0.01 2.79 16.70 + 0.32 1.85 0.21 35.76 + 1.71 0.57 1.71 11.86 + 0.44 0.15 0.16 6.32 + 0.06 0.82 25.51 + 0.54 0.13 0.04 0.69 + 0.01 0.62 0.07 15.01 + 1.15 8.04 28.48 + 0.67 0.04 0.04 + 0.00 0.65 0.09 5.13 + 0.15 4.95 52.53 + 0.97
Asam klorogenat 17.58 6.58 45.40 29.06 17.23 4.22 25.81 144.45 8.58 82.10 24.76 28.66 2.68 72.55 167.57 52.42 50.37 157.23 6.31 139.92 106.51 37.76 326.53
Dry Basis [ ] (mg/ 100 g sampel kering) Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat 4.68 22.26 + 0.60 2.90 0.79 10.28 + 0.19 0.77 0.40 46.57 + 0.90 9.60 8.28 46.94 + 1.54 1.74 4.51 23.48 + 1.31 12.76 0.72 17.70 + 0.50 0.99 26.80 + 1.53 5.51 0.81 150.76 + 3.21 5.94 6.22 20.74 + 0.18 6.07 3.95 92.12 + 2.65 15.22 15.44 55.42 + 2.24 8.57 17.36 54.59 + 1.61 1.08 0.75 4.50 + 0.18 14.54 87.08 + 1.67 9.21 1.03 177.80 + 8.51 3.11 9.36 64.88 + 2.39 1.26 1.31 52.94 + 0.51 5.25 162.48 + 3.42 1.57 0.50 8.38 + 0.17 6.08 0.71 146.71 + 11.22 41.88 148.39 + 3.48 0.41 0.41 + 0.02 5.61 0.79 44.16 + 1.28 33.97 360.50 + 6.69
= Tidak Terdeteksi
40
Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran Wet Basis No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Sampel
Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga kecombrang Daun Beluntas Bunga Turi Terubuk Kedondong cina
Ket : a) A b) B c) ∆ (A-B) d) І∆(A-B)І e) %
Total Asam Fenolat (mg/100g sampel segar) Aa) 3.06 2.25 6.47 7.66 5.61 2.51 3.05 18.74 2.55 16.62 11.31 14.00 0.53 16.41 36.02 12.22 6.55 25.62 0.87 15.15 28.65 0.10 5.37 52.03
Bb) 3.24 1.82 6.20 7.34 5.12 2.23 2.88 18.57 2.30 16.30 10.92 13.50 0.35 16.70 35.76 11.86 6.32 25.51 0.69 15.01 28.48 0.04 5.13 52.53
Dry Basis ∆ (A-B)c) І∆(A-B)Іd) 0.17 0.43 0.27 0.33 0.49 0.29 0.17 0.17 0.25 0.33 0.40 0.50 0.19 0.29 0.26 0.36 0.23 0.11 0.19 0.14 0.17 0.06 0.24 0.49
%e) 5.66 19.23 4.15 4.25 8.74 11.43 5.67 0.93 9.78 1.96 3.51 3.56 35.11 1.79 0.73 2.95 3.54 0.44 21.54 0.90 0.58 58.49 4.54 0.95
Total Asam Fenolat (mg/100g sampel kering) Aa) 21.07 12.72 48.58 49.02 25.73 19.98 28.41 152.18 22.99 93.96 57.43 56.61 6.94 85.55 179.11 66.85 54.89 163.20 10.68 148.04 149.26 0.99 46.26 357.13
Bb) 22.26 10.28 46.57 46.94 23.48 17.70 26.80 150.76 20.74 92.12 55.42 54.59 4.50 87.08 177.80 64.88 52.94 162.48 8.38 146.71 148.39 0.41 44.16 360.50
∆ (A-B)c) І∆(A-B)Іd) 1.19 2.45 2.01 2.09 2.25 2.28 1.61 1.42 2.25 1.84 2.02 2.01 2.44 1.53 1.30 1.97 1.94 0.72 2.30 1.33 0.87 0.58 2.10 3.38
%e) 5.66 19.23 4.15 4.25 8.74 11.43 5.67 0.93 9.78 1.96 3.51 3.56 35.11 1.79 0.73 2.95 3.54 0.44 21.54 0.90 0.58 58.49 4.54 0.95
= hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan kurva standar campuran = hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan eksternal standar campuran = selisih hasil perhitungan dengan menggunakan kurva standar dan eksternal standar campuran = nilai c) (harga mutlak ; diambil nilai yang positif) = persentase nilai d) dibandingkan dengan nilai a)
41
1. Mengkudu Mengkudu memiliki kadar air sebesar 85.46%, mengandung total fenol sebanyak 72.72 mg/100 gram sampel segar dan 499.99 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel mengkudu, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke-2.28 dan asam ferulat pada menit ke-7.35. Sedangkan senyawa asam kafeat tidak terkandung di dalam sampel mengkudu. Hasil kromatogram ekstrak sampel mengkudu dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 18. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam ekstrak mengkudu dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak mengkudu, standar campuran, dan ekstrak mengkudu dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 12. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 2.30 mg dan asam ferulat yaitu 0.76 mg. Total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.06 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 15.85 mg dan asam ferulat yaitu 5.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 21.07 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 2.56 mg dan asam ferulat yaitu 0.68 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.24 mg.
42
Gambar 18. Kromatogram ekstrak mengkudu dengan analisis HPLC
Gambar 19. Ko-kromatogram ekstrak mengkudu dengan standar campuran
Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak mengkudu (mAU)
Area pada standar campuran (mAU)
1324
26285 55941 55252
717
Area pada ekstrak mengkudu dengan standar campuran (mAU) 18956 31302 33700
43
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 17.58 mg dan asam ferulat yaitu 4.68 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 22.26 mg.
2. Mangkokan Mangkokan memiliki kadar air sebesar 82.28%, mengandung total fenol sebanyak 40.36 mg/100 gram sampel segar dan 227.74 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel mangkokan, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke-2.13, asam kafeat pada menit ke-2.85, dan asam ferulat pada menit ke-7.06. Hasil kromatogram ekstrak sampel mangkokan dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 20. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel mangkokan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak mangkokan, standar campuran, dan ekstrak mangkokan dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 13. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.86 mg, asam kafeat yaitu 1.15 mg, dan asam ferulat yaitu 0.24 mg. Total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 2.25 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 4.84 mg, asam kafeat yaitu 6.51 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 12.72 mg.
44
Gambar 20. Kromatogram ekstrak mangkokan dengan analisis HPLC
Gambar 21. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan dengan standar campuran
Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak mangkokan (mAU) 489 457 123
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak mangkokan dengan standar campuran (mAU) 16965 29797 30865
45
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 1.17 mg, asam kafeat yaitu 0.51 mg, dan asam ferulat yaitu 0.14 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 1.82 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 6.58 mg, asam kafeat yaitu 2.90 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 10.28 mg. Mangkokan memiliki kandungan total fenol paling rendah.
3. Daun Labu Siam Daun labu siam memiliki kadar air sebesar 86.68 %, mengandung total fenol sebanyak 66.46 mg/100 gram sampel segar dan 498.94 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun labu siam, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.25, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun labu siam dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 22. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 23. Gambar 23 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun labu siam dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun labu siam, standar campuran, dan ekstrak daun labu siam dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 14. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
46
Gambar 22. Kromatogram ekstrak daun labu siam dengan analisis HPLC
Gambar 23. Ko-kromatogram ekstrak labu siam dengan standar campuran
Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak daun labu siam (mAU) 3599 131 67
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun labu siam dengan standar campuran (mAU) 18488 30152 30919
47
segar), asam klorogenat yaitu 5.80 mg, asam kafeat yaitu 0.55 mg, dan asam ferulat yaitu 0.12 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun labu siam yaitu 6.47 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 43.53 mg, asam kafeat yaitu 4.12 mg, dan asam ferulat yaitu 0.93 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu siam yaitu 48.58 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 6.05 mg, asam kafeat yaitu 0.10 mg, dan asam ferulat yaitu 0.05 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu siam yaitu 6.20 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 45.40 mg, asam kafeat yaitu 0.77 mg, dan asam ferulat yaitu 0.40 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu siam yaitu 46.57mg. Daun labu siam memiliki kandungan senyawa asam kafeat dan asam ferulat terendah dibandingkan dengan sampel lainnya yaitu asam kafeat 4.12 mg/100 gram sampel kering dan asam ferulat 0.93 mg/100 gram sampel kering. Akan tetapi dalam penelitiannya Rahmat (2009) daun labu siam memiliki kandungan senyawa myricetin tertinggi dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu 69.40 mg/100 gram sampel kering. Oleh karena itu daun labu siam sangat baik sebagai sumber myricetin.
4. Daun Lembayung Daun Lembayung memiliki kadar air sebesar 84.36 %, mengandung total fenol sebanyak 112.55 mg/100 gram sampel segar dan 719.83 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun lembayung, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 2.77, dan asam ferulat pada menit ke- 6.80. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun lembayung dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 24. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa
48
Gambar 24. Kromatogram ekstrak daun lembayung dengan analisis HPLC
Gambar
25. Ko-kromatogram ekstrak daun lembayung dengan standar campuran
Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak daun lembayung (mAU) 2292 1618 1402
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun lembayung dengan standar campuran (mAU) 16457 28675 30596
49
asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kacang panjang dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun lembayung, standar campuran, dan ekstrak daun lembayung dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 15. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.26 mg, asam kafeat yaitu 2.02 mg, dan asam ferulat yaitu 1.38 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun lembayung yaitu 7.66 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 27.27 mg, asam kafeat yaitu 12.95 mg, dan asam ferulat yaitu 8.80 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun lembayung yaitu 49.02 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.54 mg, asam kafeat yaitu 1.50 mg, dan asam ferulat yaitu 1.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun lembayung yaitu 7.34 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 29.06 mg, asam kafeat yaitu 9.60 mg, dan asam ferulat yaitu 8.28 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun lembayung yaitu 46.94 mg. Kandungan senyawa asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun lembayung tidak begitu tinggi. Daun lembayung lebih baik sebagai sumber apigenin karena kandungan senyawa
50
apigeninnya yang tinggi yaitu 114.81 mg/100 gram sampel kering berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2009).
5. Daun Katuk Daun katuk memiliki kadar air sebesar 78.19 %, mengandung total fenol sebanyak 138.01 mg/100 gram sampel segar dan 632.66 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun katuk, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.30, asam kafeat pada menit ke- 2.98, dan asam ferulat pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun katuk dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 26. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar 27 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun katuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun katuk, standar campuran, dan ekstrak daun katuk dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 16. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 3.38 mg, asam kafeat yaitu 1.13 mg, dan asam ferulat yaitu 1.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 5.61 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 15.50 mg, asam kafeat yaitu 5.18 mg, dan asam ferulat yaitu 5.05 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 25.73 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan eksternal standar
51
Gambar 26. Kromatogram ekstrak daun katuk dengan analisis HPLC
Gambar 27. Ko-kromatogram ekstrak daun katuk dengan standar campuran
Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk
Komponen Asam Fenolat
Area pada ekstrak daun katuk (mAU)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
1255 302 754
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun katuk dengan standar campuran (mAU) 17470 29116 30158
52
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 3.76 mg, asam kafeat yaitu 0.38 mg, dan asam ferulat yaitu 0.98 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 5.12 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 17.23 mg, asam kafeat yaitu 1.74 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 23.48 mg. Daun katuk memiliki kandungan senyawa asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat yang tidak begitu tinggi dibandingkan sampel yang lainnya. Akan tetapi daun katuk memiliki kandungan senyawa kaempferol yang tinggi dibandingkan sampel sayuran yang lainnya yaitu 805.48 mg/100 gram sampel kering berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007). Dengan demikian daun katuk lebih baik sebagai sumber senyawa kaempferol.
6. Daun Kemangi Daun kemangi memiliki kadar air sebesar 87.42 %, mengandung total fenol sebanyak 86.89 mg/100 gram sampel segar dan 690.72 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun kemangi, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.14, asam kafeat pada menit ke- 2.97, dan asam ferulat pada menit ke- 7.13. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kemangi dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 28. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 29. Gambar 29 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kemangi dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram.
53
Gambar 28. Kromatogram ekstrak daun kemangi dengan analisis HPLC
Gambar 29. Ko-kromatogram ekstrak daun kemangi dengan standar campuran Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi
Komponen Asam Fenolat
Area pada ekstrak daun kemangi (mAU)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
323 2004 107
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun kemangi dengan standar campuran (mAU) 16222 29741 30534
54
Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kemangi, standar campuran, dan ekstrak daun kemangi dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 17. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.32 mg, asam kafeat yaitu 2.03 mg, dan asam ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu 2.51 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 2.58 mg, asam kafeat yaitu 16.13 mg, dan asam ferulat yaitu 1.28 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu 19.98 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.53 mg, asam kafeat yaitu 1.60 mg, dan asam ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu 2.23 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 4.22 mg, asam kafeat yaitu 12.76 mg, dan asam ferulat yaitu 0.72 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu 17.70 mg. Selain mengandung semua asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) daun kemangi juga memiliki kandungan senyawa luteolin yang tinggi yaitu 20.49 mg/100 gram sampel kering berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007). 7. Daun Pakis Daun pakis memiliki kadar air sebesar 89.27 %, mengandung total fenol sebanyak 61.56 mg/100 gram sampel segar dan 573.51 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun pakis, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.07 dan asam kafeat pada menit ke- 2.91. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun pakis dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 30. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu
55
Gambar 30. Kromatogram ekstrak daun pakis dengan analisis HPLC
Gambar 31. Ko-kromatogram ekstrak daun pakis dengan standar campuran Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis
Komponen Asam Fenolat
Area pada ekstrak daun pakis (mAU)
Area pada standar campuran (mAU)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
323 2004 107
26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun pakis dengan standar campuran (mAU) 16222 29741 30534
56
retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 31. Gambar 31 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pakis dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun pakis, standar campuran, dan ekstrak daun pakis dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 18. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 2.58 mg dan asam kafeat yaitu 0.47 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 3.05 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 24.06 mg dan asam kafeat yaitu 4.35 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 28.41 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 2.77 mg dan asam kafeat yaitu 0.11 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 2.88 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 25.81 mg dan asam kafeat yaitu 0.99 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 26.80 mg.
8. Daun Pohpohan Daun pohpohan memiliki kadar air sebesar 87.68 %, mengandung total fenol sebanyak 121.51 mg/100 gram sampel segar dan 986.69 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun pohpohan, peak senyawa asam
57
klorogenat muncul pada menit ke- 2.26, asam kafeat pada menit ke- 2.95, dan asam ferulat pada menit ke- 7.08. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun pohpohan dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 32. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 33. Gambar 33 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pohpohan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun pohpohan, standar campuran, dan ekstrak daun pohpohan dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 19. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 17.47 mg, asam kafeat yaitu 1.10 mg, dan asam ferulat yaitu 0.17 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan yaitu 18.74 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 141.84 mg, asam kafeat yaitu 8.97 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan yaitu 152.18 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 17.79 mg, asam kafeat yaitu 0.68 mg, dan asam ferulat yaitu 0.100 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan yaitu 18.57 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 144.45 mg, asam kafeat yaitu 5.51 mg, dan asam
58
Gambar 32. Kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan analisis HPLC
Gambar 33. Ko-kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan standar campuran Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak daun pohpohan (mAU) 10473 887 122
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun pohpohan dengan standar campuran (mAU) 20508 30101 30421
59
ferulat yaitu 0.81 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan yaitu 150.76 mg.
9. Bunga Pepaya Bunga pepaya memiliki kadar air sebesar 88.91 %, mengandung total fenol sebanyak 66.75 mg/100 gram sampel segar dan 601.90 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel bunga pepaya, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.95, dan asam ferulat pada menit ke- 7.38. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga pepaya dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 34. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 35. Gambar 35 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga pepaya dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga pepaya, standar campuran, dan ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 20. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.77 mg, asam kafeat yaitu 1.03 mg, dan asam ferulat yaitu 0.75 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu 2.55 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 6.93 mg, asam kafeat yaitu 9.31 mg, dan asam ferulat yaitu 6.75 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu 22.99 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan eksternal
60
Gambar 34. Kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan analisis HPLC
Gambar 35. Ko-kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran
Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya
Komponen Asam Fenolat
Area pada ekstrak bunga pepaya (mAU)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
660 969 1049
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran (mAU) 17440 30084 32303
61
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.95 mg, asam kafeat yaitu 0.66 mg, dan asam ferulat yaitu 0.69 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu 2.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 8.58 mg, asam kafeat yaitu 5.94 mg, dan asam ferulat yaitu 6.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu 20.74 mg.
10. Mangkokan Putih Mangkokan putih memiliki kadar air sebesar 82.31%, mengandung total fenol sebanyak 179.88 mg/100 gram sampel segar dan 1016.83 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel mangkokan putih, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel mangkokan putih dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 36. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 37. Gambar 37 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel mangkokan putih dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak mangkokan putih, standar campuran, dan ekstrak mangkokan putih dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 21. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.13 mg, asam kafeat yaitu 1.69 mg, dan asam ferulat yaitu 0.80 mg. Total asam fenolat sampel mangkokan putih
62
Gambar 36. Kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan analisis HPLC
Gambar 37. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan standar campuran Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak mangkokan putih (mAU) 5951 935 566
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak mangkokan putih dengan standar campuran (mAU) 21130 31163 34571
63
yaitu 16.62 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 79.90 mg, asam kafeat yaitu 9.56 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan putih yaitu 93.96 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.52 mg, asam kafeat yaitu 1.07 mg, dan asam ferulat yaitu 0.70 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan putih yaitu 16.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 82.10 mg, asam kafeat yaitu 6.07 mg, dan asam ferulat yaitu 3.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan putih yaitu 92.12 mg. 11. Kenikir Kenikir memiliki kadar air sebesar 80.30 %, mengandung total fenol sebanyak 342.06 mg/100 gram sampel segar dan 1736.70 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel kenikir, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.15, asam kafeat pada menit ke- 2.75, dan asam ferulat pada menit ke- 6.93. Hasil kromatogram ekstrak sampel kenikir dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 38. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 39. Gambar 39 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel kenikir dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak kenikir, standar campuran, dan ekstrak kenikir dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 22.
64
Gambar 38. Kromatogram ekstrak kenikir dengan analisis HPLC
Gambar 39. Ko-kromatogram ekstrak kenikir dengan standar campuran
Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak kenikir (mAU) 1872 2404 2454
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak kenikir dengan standar campuran (mAU) 17258 29598 30211
65
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.53 mg, asam kafeat yaitu 3.64 mg, dan asam ferulat yaitu 3.14 mg. Total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 11.31 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 23.02 mg, asam kafeat yaitu 18.48 mg, dan asam ferulat yaitu 15.93 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 57.43 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.88 mg, asam kafeat yaitu 3.00 mg, dan asam ferulat yaitu 3.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 10.91 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 24.76 mg, asam kafeat yaitu 15.22 mg, dan asam ferulat yaitu 15.44 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 55.426 mg. Daun kenikir memiliki kandungan asam kafeat tertinggi kedua setelah daun beluntas. Kandungan senyawa asam kafeatnya yaitu 18.48 mg/100 gram sampel kering. Oleh karena itu daun kenikir juga bisa menjadi sumber asam kafeat.
12. Daun Kelor Daun kelor memiliki kadar air sebesar 75.27 %, mengandung total fenol sebanyak 107.00 mg/100 gram sampel segar dan 432.75 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun kelor, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 3.20, dan asam ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kelor dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 40. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 41.
66
Gambar 40. Kromatogram ekstrak daun kelor dengan analisis HPLC
Gambar 41. Ko-kromatogram ekstrak daun kelor dengan standar campuran Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor
Komponen Asam Fenolat
Area pada ekstrak daun kelor (mAU)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
2218 1385 2778
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun kelor dengan standar campuran (mAU) 16623 30153 30353
67
Gambar 41 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kelor dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kelor, standar campuran, dan ekstrak daun kelor dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 23. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 6.65 mg, asam kafeat yaitu 2.93 mg, dan asam ferulat yaitu 4.41 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 14.00 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 26.91 mg, asam kafeat yaitu 11.85 mg, dan asam ferulat yaitu 17.85 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 56.61 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 7.09 mg, asam kafeat yaitu 2.12 mg, dan asam ferulat yaitu 4.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 13.50 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 28.66 mg, asam kafeat yaitu 8.57 mg, dan asam ferulat yaitu 17.36 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 54.59 mg. Daun kelor memiliki kandungan asam ferulat tertinggi kedua setelah kedondong cina yaitu 17.85 mg/100 gram sampel kering.
13. Daun Kucai Daun kucai memiliki kadar air sebesar 92.30 %, mengandung total fenol sebanyak 21.01 mg/100 gram sampel segar dan 272.86 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun kucai, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.99, dan asam
68
ferulat pada menit ke- 7.16. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kucai dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 42. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil kokromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 43. Gambar 43 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kucai dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kucai, standar campuran, dan ekstrak daun kucai dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 24. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.077 mg, asam kafeat yaitu 0.36 mg, dan asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 0.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 0.99 mg, asam kafeat yaitu 4.6308 mg, dan asam ferulat yaitu 1.32 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 6.94 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.21 mg, asam kafeat yaitu 0.08 mg, dan asam ferulat yaitu 0.06 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 0.35 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 2.68 mg, asam kafeat yaitu 1.08 mg, dan asam ferulat yaitu 0.75 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 4.50 mg. Daun kucai memiliki kandungan asam klorogenat paling rendah dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 0.077 mg/100 gram
69
Gambar 42. Kromatogram ekstrak daun kucai dengan analisis HPLC
Gambar 43. Ko-kromatogram ekstrak daun kucai dengan standar campuran
Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai Komponen Asam Fenolat
Area pada ekstrak daun kucai (mAU)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
191 173 104
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun kucai dengan standar campuran (mAU) 16437 28579 29984
70
sampel kering. Dengan demikian daun kucai kurang baik jika dikonsumsi sebagai sumber asam klorogenat.
14. Daun Jambu Mete Daun jambu mete memiliki kadar air sebesar 80.82 %, mengandung total fenol sebanyak 847.4081 mg/100 gram sampel segar dan 4418.38 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun jambu mete, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.11 dan asam ferulat pada menit ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun jambu mete dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 44. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 45. Gambar 45 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun jambu mete dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun jambu mete, standar campuran, dan ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 25. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.53 mg dan asam ferulat yaitu 2.88 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.41 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 70.53 mg dan asam ferulat yaitu 15.02 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 85.55 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan eksternal
71
Gambar 44. Kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan analisis HPLC
Gambar 45. Ko-kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran
Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Jambu Mete Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak jambu mete (mAU) 5594 2577
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak jambu mete dengan standar campuran (mAU) 19429 39253 32366
72
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.91 mg asam ferulat yaitu 2.79 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.70 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 72.55 mg dan asam ferulat yaitu 14.54 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 87.08 mg. Daun jambu mete memiliki kandungan total fenol tertinggi diantara sampel yang lainnya yaitu 4418.38 mg/100 gram sampel kering. Sandrasari (2009) dalam penelitiannya mengenai kaitan antioksidan dengan total fenol pada ekstrak sayuran indigenous Indonesia menyatakan bahwa semakin tinggi total fenol pada ekstrak sayuran maka semakin tinggi kapasitas antioksidannya, semakin tinggi pula kemampuan sebagai radikal scavenger, kemampuan mereduksi, dan kemampuannya dalam menghambat oksidasi lipid lanjut. Total fenol yang sangat tinggi ini menunjukkan bahwa pada sampel daun jambu mete masih banyak terdapat senyawa antioksidan yang lain selain asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat). Berdasarkan penelitian Rahmat (2009) menyatakan bahwa jambu mete memiliki kandungan senyawa quercetin paling tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya yaitu 573.07 mg/100 gram sampel kering.
15. Buah Takokak Buah Takokak memiliki kadar air sebesar 79.89 %, mengandung total fenol sebanyak 158.92 mg/100 gram sampel segar dan 790.12 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel buah takokak, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam ferulat pada menit ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel buah takokak dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 46. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 47.
73
Gambar 46. Kromatogram ekstrak buah takokak dengan analisis HPLC
Gambar 47. Ko-kromatogram ekstrak buah takokak dengan standar campuran
Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak buah takokak (mAU) 11765 1358 171
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak buah takokak dengan standar campuran (mAU) 23292 29844 30125
74
Gambar 47 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel buah takokak dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak buah takokak, standar campuran, dan ekstrak buah takokak dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 26. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel buah takokak berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 33.14 mg, asam kafeat yaitu 2.56 mg, dan asam ferulat yaitu 0.32 mg. Total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu 36.02 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 164.76 mg, asam kafeat yaitu 12.74 mg, dan asam ferulat yaitu 1.60 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu 179.11 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel bauh takokak berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 33.70 mg, asam kafeat yaitu 1.852 mg, asam ferulat yaitu 0.21 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu 35.76 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 167.57 mg, asam kafeat yaitu 9.21 mg, dan asam ferulat yaitu 1.03 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu 177.80 mg. Buah takokak memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi kedua setelah kedondong cina. Kandungan total asam fenolatnya sebesar 179.11 mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian buah takokak dapat menjadi salah satu alternatif sebagai sumber asam fenolat untuk kebutuhan tubuh manusia. Adanya asam fenolat yang tinggi dapat berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.
75
16. Antanan Antanan memiliki kadar air sebesar 81.72 %, mengandung total fenol sebanyak 200.52 mg/100 gram sampel segar dan 1097.23 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel antanan, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.11, asam kafeat pada menit ke- 2.96, dan asam ferulat pada menit ke-7.15. Hasil kromatogram ekstrak sampel antanan dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 48. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 49. Gambar 49 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel antanan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak antanan, standar campuran, dan ekstrak antanan dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 27. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 9.22 mg, asam kafeat yaitu 1.19 mg, dan asam ferulat yaitu 1.80 mg. Total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 12.22 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 50.47 mg, asam kafeat yaitu 6.50 mg, dan asam ferulat yaitu 9.88 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 66.85 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 9.58 mg, asam kafeat yaitu 0.57 mg, asam ferulat yaitu 1.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan
76
Gambar 48. Kromatogram ekstrak antanan dengan analisis HPLC
Gambar 49. Ko-kromatogram ekstrak antanan dengan standar campuran
Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak antanan (mAU) 4141 503 1556
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak antanan dengan standar campuran (mAU) 18817 29693 32177
77
yaitu 11.86 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 52.42 mg, asam kafeat yaitu 3.10 mg, dan asam ferulat yaitu 9.36 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 64.88 mg.
17. Krokot Krokot memiliki kadar air sebesar 88.07 %, mengandung total fenol sebanyak 82.66 mg/100 gram sampel segar dan 692.69 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel krokot, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.05, asam kafeat pada menit ke- 3.04, dan asam ferulat pada menit ke- 7.09. Hasil kromatogram ekstrak sampel krokot dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 50. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 51. Gambar 51 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel krokot dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak krokot, standar campuran, dan ekstrak krokot dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 28. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 5.78 mg, asam kafeat yaitu 0.54 mg, dan asam ferulat yaitu 0.22 mg. Total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 6.55 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 48.48 mg, asam kafeat yaitu 4.56 mg, dan asam ferulat yaitu 1.84 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 54.88 mg.
78
Gambar 50. Kromatogram ekstrak krokot dengan analisis HPLC
Gambar 51. Ko-kromatogram ekstrak krokot dengan standar campuran
Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak krokot (mAU) 4032 206 200
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak krokot dengan standar campuran (mAU) 18384 29113 29051
79
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 6.01 mg, asam kafeat yaitu 0.15 mg, asam ferulat yaitu 0.16 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 6.32 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 50.37 mg, asam kafeat yaitu 1.26 mg, dan asam ferulat yaitu 1.31 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 52.94 mg.
18. Antanan Beurit Antanan beurit memiliki kadar air sebesar 84.30 %, mengandung total fenol sebanyak 144.81 mg/100 gram sampel segar dan 922.37 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel antanan beuritt, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.16 dan asam kafeat pada menit ke- 3.06. Hasil kromatogram ekstrak sampel antanan beurit dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 52. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar 53. Gambar 53 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada kokromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel antanan beurit dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak antanan beurit, standar campuran, dan ekstrak antanan beurit dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 29. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 24.27 mg dan asam kafeat yaitu 1.35 mg. Total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.62 mg. Dry basis
80
Gambar 52. Kromatogram ekstrak antanan beurit dengan analisis HPLC
Gambar 53. Ko-kromatogram ekstrak antanan beurit dengan standar campuran
Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak antanan beurit (mAU) 11980 866
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak antanan beurit dengan standar campuran (mAU) 22485 29124 29769
81
(per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 154.58 mg dan asam kafeat yaitu 8.62 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 163.20 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 24.68 mg dan asam kafeat yaitu 0.82 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.51 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 157.23 mg dan asam kafeat yaitu 5.25 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 162.48 mg. Antanan beurit memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi ketiga setelah kedondong cina dan buah takokak. Besarnya kandungan total asam fenolat yang dikandungnya yaitu 163.20 mg/100 gram sampel kering. Antanan beurit dapat menjadi salah satu sumber asam fenolat yang baik untuk kesehatan manusia.
19. Daun Ginseng Daun ginseng memiliki kadar air sebesar 91.83 %, mengandung total fenol sebanyak 64.64 mg/100 gram sampel segar dan 790.76 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun ginseng, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.09, dan asam ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun ginseng dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 54. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 55. Gambar 55 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun ginseng dapat ditentukan
82
Gambar 54. Kromatogram ekstrak daun ginseng dengan analisis HPLC
Gambar 55. Ko-kromatogram ekstrak daun ginseng dengan standar campuran
Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng Area pada Komponen Asam ekstrak daun Fenolat ginseng (mAU) Asam klorogenat 493 Asam kafeat 258 Asam ferulat 83
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun ginseng dengan standar campuran (mAU) 18076 29940 32879
83
dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun ginseng, standar campuran, dan ekstrak daun ginseng dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 30. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.38 mg, asam kafeat yaitu 0.40 mg, dan asam ferulat yaitu 0.09 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 0.87 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 4.67 mg, asam kafeat yaitu 4.96 mg, dan asam ferulat yaitu 1.05 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 10.68 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.52 mg, asam kafeat yaitu 0.13 mg, asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 0.68 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 6.31 mg, asam kafeat yaitu 1.57 mg, dan asam ferulat yaitu 0.50 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 8.38 mg.
20. Bunga Kecombrang Bunga kecombrang memiliki kadar air sebesar 89.77 %, mengandung total fenol sebanyak 256.99 mg/100 gram sampel segar dan 2511.45 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel bunga kecombrang, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 2.81, dan asam ferulat pada menit ke- 6.98. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga kecombrang dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 56. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
84
Gambar 56. Kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan analisis HPLC
Gambar 57. Ko-kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan standar campuran Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Kecombrang
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak bunga kecombrang (mAU) 10387 985 113
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak bunga kecombrang dengan standar campuran (mAU) 20829 29700 30713
85
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 57. Gambar 57 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga kecombrang dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga kecombrang, standar campuran, dan ekstrak bunga kecombrang dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 31. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.06 mg, asam kafeat yaitu 0.96 mg, dan asam ferulat yaitu 0.13 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang yaitu 15.15 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 137.42 mg, asam kafeat yaitu 9.37 mg, dan asam ferulat yaitu 1.24 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang yaitu 148.04 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.32 mg, asam kafeat yaitu 0.62 mg, asam ferulat yaitu 0.07 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang yaitu 15.01 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 139.92 mg, asam kafeat yaitu 6.08 mg, dan asam ferulat yaitu 0.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang yaitu 146.71 mg. Bunga kecombrang memiliki kandungan total fenol tertinggi ketiga setelah daun jambu mete dan daun beluntas. Kandungan total fenolnya yaitu 2511.45 mg/100 gram sampel kering.
86
21. Daun Beluntas Daun beluntas memiliki kadar air sebesar 80.81 %, mengandung total fenol sebanyak 742.54 mg/100 gram sampel segar dan 3868.59 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun beluntas, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.15 dan asam kafeat pada menit ke3.14. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun beluntas dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 58. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 59. Gambar 59 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun beluntas dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun beluntas, standar campuran, dan ekstrak daun beluntas dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 32. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 19.99 mg dan asam kafeat yaitu 8.65 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.65 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 104.17 mg dan asam kafeat yaitu 45.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 149.26 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 20.44 mg dan asam kafeat yaitu 8.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.48 mg.
87
Gambar 58. Kromatogram ekstrak daun beluntas dengan analisis HPLC
Gambar 59. Ko-kromatogram ekstrak daun beluntas dengan standar campuran
Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak daun beluntas (mAU) 8130 6709
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak daun beluntas dengan standar campuran (mAU) 21663 33126 34114
88
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 106.51 mg dan asam kafeat yaitu 41.88 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 148.39 mg. Daun beluntas memiliki kandungan asam kafeat tertinggi diantara sampel sayuran lain yaitu 45.09 mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian daun beluntas dapat menjadi sumber asam kafeat yang baik. Tingginya senyawa asam kafeat didalam suatu bahan pangan akan memberikan dampak yang baik terhadap kesehatan manusia. Contohnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jian et al. (1999), asam kafeat memiliki efek toksik pada sel tumor U937 dan JAR ketika dosis obatnya lebih dari 50 µg/mL.
22. Bunga Turi Bunga turi memiliki kadar air sebesar 90.23 %, mengandung total fenol sebanyak 38.43 mg/100 gram sampel segar dan 393.19 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel bunga turi, peak senyawa asam ferulat pada menit ke- 6.96. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga turi dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 60. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 61. Gambar 61 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga turi dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga turi, standar campuran, dan ekstrak bunga turi dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 33. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan kurva standar
89
Gambar 60. Kromatogram ekstrak bunga turi dengan analisis HPLC
Gambar 61. Ko-kromatogram ekstrak bunga turi dengan standar campuran
Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi
Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak bunga turi (mAU)
66
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak bunga turi dengan standar campuran (mAU) 18170 30222 33039
90
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga turi yaitu 0.10 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam ferulat yaitu 1.00 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi yaitu 1.00 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi yaitu 0.04 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam ferulat yaitu 0.41 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi yaitu 0.41 mg. Bunga turi memiliki kandungan total asam fenolat terendah dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 1.00 mg/100 gram sampel kering. Bunga turi kurang baik sebagai sumber asam fenolat karena konsentrasinya yang rendah.
23. Terubuk Terubuk memiliki kadar air sebesar 88.39 %, mengandung total fenol sebanyak 87.65 mg/100 gram sampel segar dan 754.68 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel terubuk, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam ferulat pada menit ke- 7.20. Hasil kromatogram ekstrak sampel terubuk dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 62. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 63. Gambar 63 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel terubuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan muncul-
91
Gambar 62. Kromatogram ekstrak terubuk dengan analisis HPLC
Gambar 63. Ko-kromatogram ekstrak terubuk dengan standar campuran Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk
Komponen Asam Fenolat
Area pada ekstrak terubuk (mAU)
Area pada standar campuran (mAU)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
2805 904 129
26285 55941 55252
Area pada ekstrak terubuk dengan standar campuran (mAU) 20512 31193 34051
92
nya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada kokromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak terubuk, standar campuran, dan ekstrak terubuk dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 34. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.17 mg, asam kafeat yaitu 1.05 mg, dan asam ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 5.37 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 35.89 mg, asam kafeat yaitu 9.02 mg, dan asam ferulat yaitu 1.34 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 46.26 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.38 mg, asam kafeat yaitu 0.65 mg, asam ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 5.13 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 37.76 mg, asam kafeat yaitu 5.61 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 44.16 mg.
24. Daun Kedondong Cina Daun kedondong cina memiliki kadar air sebesar 85.43%, mengandung total fenol sebanyak 189.08 mg/100 gram sampel segar dan 1297.72 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun kedondong cina, peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.01 dan asam ferulat pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kedondong cina dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 64. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah kokromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar 65.
93
Gambar 65 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kedondong cina dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kedondong cina, standar campuran, dan ekstrak daun kedondong cina dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 35. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan kurva standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.02 mg dan asam ferulat yaitu 5.02 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 52.03 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 322.68 mg dan asam ferulat yaitu 34.44 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 357.12 mg. Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.58 mg dan asam ferulat yaitu 4.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 52.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 326.53 mg dan asam ferulat yaitu 33.97 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 360.50 mg. Daun kedondong cina memiliki jumlah kandungan asam klorogenat dan asam ferulat terbesar dibandingkan sampel yang lain yaitu 322.68 mg/100 gram sampel kering dan 34.44 mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian daun kedondong cina sangat baik sebagai sumber klorogenat dan asam ferulat. Senyawa asam klorogenat maupun asam ferulat sangat baik bagi kesehatan manusia karena kemampuannya sebagai antioksidan. Penelitian yang dilakukan oleh Laranjinha (1994) menyatakan bahwa asam klorogenat dan asam kafeat menghambat oksidasi LDL secara invitro dan
94
Gambar 64. Kromatogram ekstrak kedondong cina dengan analisis HPLC
Gambar 65. Ko-kromatogram ekstrak kedondong cina dengan standar campuran
Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina Komponen Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Area pada ekstrak kedondong cina (mAU) 23715 5108
Area pada standar campuran (mAU) 26285 55941 55252
Area pada ekstrak kedondong cina dengan standar campuran (mAU) 19342 29719 33724
95
melindungi
dari
penyakit
cardiovascular.
Olthof
(2001)
dalam
penelitiannya yang berkaitan dengan absorbsi senyawa asam klorogenat dan asam kafeat dalam tubuh manusia menyatakan bahwa absorbsi senyawa asam klorogenat dalam tubuh manusia sebesar 33% dan absorbsi senyawa asam kafeat dalam tubuh manusia sebesar 95%. Kedondong cina memiliki kandungan total asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) tertinggi dibandingkan sampel lainnya yaitu 357.13 mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian kedondong cina dapat berfungsi sebagai sumber asam fenolat untuk kesehatan manusia. D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS
BELUM
Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air pada sampel sayuran sangat tinggi yaitu berkisar antara 75-92%. Kadar air tertinggi ditemukan pada sampel daun kucai yaitu 92.30% sedangkan kadar air terendah ditemukan pada sampel daun kelor yaitu 75.27%. Data kadar air kedua puluh empat sayuran indigenous Indonesia dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 8. Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa fenolik yang terdapat didalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan total fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete dengan total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59 mg), dan bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah ditemukan pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg). Selengkapnya data total fenol dapat dilihat pada Lampiran 11. Sampel yang memiliki kandungan asam fenolat tertinggi yaitu kedondong cina dengan kandungan asam fenolat sebesar (357.12 mg) diikuti oleh buah takokak (179.11 mg), dan antanan beurit (163.20 mg). Sampel terendah yaitu bunga turi dengan kandungan asam fenolat sebesar (0.98 mg). Senyawa asam klorogenat tertinggi terdapat pada sampel kedondong cina (322.68 mg) diikuti oleh buah takokak (164.76 mg) dan antanan beurit (154.58 96
mg). Kandungan senyawa asam klorogenat terendah yaitu pada sampel daun kucai (1.00 mg). Kandungan senyawa asam kafeat tertinggi terdapat pada daun beluntas (45.09 mg) diikuti oleh daun kenikir (18.48 mg) dan daun kemangi (16.13 mg). Kandungan senyawa asam kafeat terendah terdapat pada sampel daun labu (4.12 mg). Kandungan senyawa asam ferulat tertinggi terdapat pada sampel kedondong cina (34.44 mg) diikuti oleh daun kelor (17.85 mg) dan daun kenikir (15.94 mg). Kandungan senyawa asam ferulat terendah terdapat pada daun labu (0.93 mg). Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Segar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Sayuran Indigenous Indonesia* Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga kecombrang Daun Beluntas Bunga Turi Terubuk Kedondong cina
mg Asam Fenolat per 100 gram edible portion 3.06 2.25 6.47 7.66 5.61 2.51 3.05 18.74 2.55 16.62 11.31 14.00 0.53 16.41 36.02 12.22 6.55 25.62 0.87 15.15 28.65 0.10 5.37 52.03
*semua sayuran indigenous di atas dikonsumsi dalam bentuk lalapan
Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang tersedikit yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong cina, asam 97
kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam ferulat sebesar (34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut dihitung berdasarkan 100 gram berat kering. Tabel 36 menunjukkan kandungan asam fenolat pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia (mg asam fenolat per 100 gram edible portion). Perhitungan asam fenolat secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 17. Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti Sampel
Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering) Asam Klorogenat
Asam Kafeat
Asam Ferulat
Bagian Daun Mengkudu
15.85 + 0.31
-
5.22 + 0.29
Mangkokan
4.84 + 0.12
6.51 + 0.054
1.37 + 0.02
Labu Siam
43.53 + 0.89
4.12 + 0.019
0.94 + 0.02
Lembayung
27.27 + 0.78
12.95 + 0.27
8.80 + 0.56
Katuk
15.49 + 1.46
5.18+ 0.089
5.05+ 0.20
Kemangi
2.58 + 0.07
16.13 + 0.46
1.28 + 0.04
Pakis
24.06 + 1.46
4.35 + 0.05
-
Pohpohan
141.84 + 3.20
8.97 + 0.07
1.37 + 0.03
Mangkokan Putih
79.90 + 2.31
9.56+ 0.19
4.51 + 0.23
Kenikir
23.02 + 0.93
18.48 + 0.69
15.93 + 1.40
Kelor
26.91 + 0.66
11.85 + 0.33
17.85+ 0.63
Kucai
0.99 + 0.091
4.63 + 0.08
1.32 + 0.05
Jambu Mete
70.53 + 2.00
-
15.02 + 0.65
Ginseng
4.67 + 0.14
4.96 + 0.04
1.05 + 0.04
Beluntas
104.17 + 1.24
45.09 + 2.39
-
Kedondong Cina
322.68 + 5.54
-
34.44 + 1.12
6.93 + 0.00
9.31 + 0.03
6.75 + 0.18
137.42 + 10.83
9.37 + 0.31
1.24 + 0.02
-
-
0.99 + 0.02
Bagian Bunga Pepaya Kecombrang Turi Seluruh Bagian Antanan
50.47 + 1.83
6.50 + 0.10
9.88 + 0.48
Antanan Beurit
154.58 + 3.27
8.62 + 0.19
-
Terubuk
35.89 + 1.15
9.02 + 0.17
1.34 + 0.02
48.48 + 0.58
4.56 + 0.04
1.84 + 0.10
164.76 + 8.12
12.74 + 0.41
1.60 + 0.07
Daun dan Batang Krokot Bagian Buah Takokak Ket: -: Tidak terdeteksi
98
Tabel 36 menunjukkan jumlah asam fenolat yang akan masuk ke dalam tubuh manusia jika dikonsumsi per 100 gram sampel segar serta dikonsumsi dalam bentuk lalapan. Jika sayuran tersebut diolah terlebih dahulu, misal direbus, ditumis, maupun diolah dengan cara dicampur dengan bahan-bahan pangan yang lain maka nilai kandungan asam fenolat yang masuk ke tubuh akan lebih kecil dari angka-angka tersebut. Hal ini terjadi karena asam fenolat merupakan senyawa yang tidak tahan panas. Senyawa asam fenolat akan rusak jika terkena panas, oleh karena itu kandungan asam fenolat akan berkurang jika sayuran tersebut diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Tabel 37 menunjukkan data asam fenolat berdasarkan pengelompokan bagian tanaman yang digunakan untuk penelitian ini yaitu daun, bunga, buah, daun dan batang, dan seluruh bagian. Pada tabel 37 dapat terlihat bahwa senyawa asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat pada bagian daun lebih banyak jika dibandingkan dengan bagian bunga, batang, seluruh bagian, maupun buah. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh jenis sayuran yang dianalisis. (Mattila dan HellstrÖm, 2007) dalam penelitiannya didapatkan kisaran senyawa asam fenolat yaitu asam klorogenat 0.1–23 mg per 100 gram sampel segar, asam kafeat 0.06–49 mg/100 gram sampel segar, dan asam ferulat 0.05– 39 mg/100 gram sampel segar. Pada penelitian ini pun mendapatkan nilai diantara kisaran tersebut yaitu asam klorogenat 0.08–47.02 mg/100 gram sampel segar, asam kafeat 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan asam ferulat 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar. Pada penelitian ini asam fenolat yang digunakan hanya tiga jenis yaitu asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Dari hasil penelitian terlihat bahwa di sampel masih banyak terdapat senyawa asam fenolat selain ketiga jenis senyawa di atas. Tabel 38 menunjukkan rekapitulasi kadar air, total fenol, dan total asam fenolat. Tabel 39 menunjukkan senyawa asam fenolat yang terdeteksi. Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai senyawa asam fenolat apa saja yang masih terkandung di dalam sayuran indigenous maka dapat dilakukan kajian lebih jauh melalui kemungkinan waktu retensinya. Tabel 40 menunjukkan rekapitulasi komponen-komponen yang mungkin terdapat di
99
dalam sayuran indigenous dan persentase area komponen yang belum teridentifikasi terhadap area seluruh komponen yang terdeteksi pada sayuran indigenous Indonesia. Pada Tabel 40 terlihat bahwa antanan memiliki area unknown tertinggi yaitu sebesar 89%, diikuti oleh daun beluntas sebesar 81%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak senyawa asam fenolat yang mungkin terdapat pada sampel karena pada penelitian ini hanya tiga jenis asam fenolat saja yang dianalisis berdasarkan ketersediaannya yang cukup banyak dalam tanaman yaitu klorogenat, kafeat, dan asam ferulat. Jika dilihat pada tabel 40, senyawa pada waktu retensi menit ke- 3.3 dan menit ke 4.4 terdapat pada semua sampel sayuran indigenous Indonesia. Area yang tertinggi terdapat pada sampel daun jambu mete yaitu sebesar 22220 (mAU) untuk menit ke 3.3 dan 11450 (mAU) untuk menit ke 4.4. Berdasarkan penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul pada menit ke-3.3 adalah senyawa vanilin sedangkan pada menit ke-4.4 adalah senyawa pkoumarat. Hal ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan waktu retensinya. Selain itu masih terdapat senyawa asam fenolat yang hampir muncul pada semua sampel yaitu pada menit ke 2.7 dan menit ke-9.3. Berdasarkan penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul pada menit ke 2.7 adalah senyawa asam vanillat, sedangkan pada menit ke 9.3 diduga senyawa asam sinapat berdasarkan penelitian Ciska et al. (2006). Hal ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan waktu retensinya. Keempat senyawa asam fenolat yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan asam sinapat memiliki kontribusi besar dalam persentase area unknown pada beberapa sampel sehingga persentase area unknownnya besar. Jika keempat asam fenolat tersebut diteliti dalam penelitian ini maka kontribusi keempat senyawa tersebut dalam persentase area unknown akan lebih kecil akibatnya persentase area yang terdeteksi pada sampel sayuran indigenous akan semakin besar. Menurut Vermerris dan Nicholson (2006) senyawa p-koumarat dan asam sinapat adalah senyawa yang banyak terdapat di tanaman. Keempat senyawa tersebut yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan asam sinapat mempunyai aktivitas antioksidan, sehingga dapat membantu tubuh untuk menangkal radikal bebas dan penyakit degeneratif lainnya.
100
Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous
Sampel
Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering)
KA (% wet Basis)
A
Total Fenol Total Asam Fenolat*
Mengkudu
defg
Mangkokan
bcde
82.28
a
Daun Labu Siam
efgh
86.68
cd
Daun Lembayung
cdef
Daun Katuk
85.46
84.36
ab
78.19
Daun Kemangi
fghi
Daun Pakis
ghij
Daun Pohpohan
fghij
87.68
Bunga Pepaya
fghij
88.91
Mangkokan Putih
bcde
Daun Kenikir
87.42
89.27
82.31
bc
80.30
cd
gh
499.99 + 2.64
de
227.74 + 0.51
bcd
21.07 + 0.6
a
12.72 + 0.19
de
e
25.73 + 1.30
bc
27.27 + 0.78
690.72 + 5.56
cde
573.52 + 11.69
e
cd
152.18 + 3.19
k
de
986.69 + 13.31
28.41 + 1.51
j
15.49 + 1.46
a
2.58 + 0.07
0.94 + 0.02
d
12.95 + 0.27
ab
d
8.80 + 0.56
5.18+ 0.089
b
16.13 + 0.46
a
e
5.05+ 0.20
1.28 + 0.04
141.84 + 3.20
c
8.97 + 0.07
a
1.37 + 0.03
6.93 + 0.00
c
9.31 + 0.03
c
6.75 + 0.18
79.90 + 2.31
c
b
22.99 + 0.18
ab
1016.83 + 11.30
i
93.96 + 2.64
i
57.43 + 2.22
a
4.35 + 0.05
e
gh
4.12 + 0.019
a
601.90 + 1.85
1736.69 + 1.88
1.37 + 0.02
5.22 + 0.29
24.06 + 1.46
e
m
a
a
49.02 + 1.53
19.98 + 0.50
6.51 + 0.054
43.53 + 0.89
fg
fg
b
b
719.83 + 14.07
Asam ferulat
-
4.84 + 0.12
fg
48.58 + 0.90
Asam kafeat
15.85 + 0.31
fg
632.66 + 2.13
jk
c
498.94 + 5.35
ef
ij
Asam klorogenat
cd
23.02 + 0.93
f
9.56+ 0.19
18.48 + 0.69
-
4.51 + 0.23
e
15.93 + 1.40
101
Lanjutan Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous Daun Kelor
a
75.27
bc
Daun Kucai
j
92.30
a
Daun Jambu Mete
bcd
Buah Takokak
abc
Antanan
bcd
Krokot
fghij
Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga kecombrang
80.82
p
ab
i
4418.38 + 78.45
6.94 + 0.17
a
85.55 + 1.66
h
l
790.12 + 4.67
179.11 + 8.46
26.91 + 0.66
0.99 + 0.091
d
11.85 + 0.33
f
a
a
4.63 + 0.08
70.53 + 2.00
m
d
6.50 + 0.10
d
a
fg
692.69 + 9.42
fg
g
48.48 + 0.58
a
4.56 + 0.04
cdef
84.30
i
922.37 + 7.23
k
l
154.58 + 3.27
c
8.62 + 0.19
ij
h
91.83
ghij
Daun Beluntas
bcd
Bunga Turi
hij
n
89.77
80.81
90.23
Terubuk
fghij
Kedondong cina
defg
2511.45 + 9.55
o
3868.59 + 129.09 b
bc
790.76 + 6.13 j
j
149.26 + 3.46 a
393.19 + 15.61
88.39
gh
85.43
l
754.68 + 29.56
1297.72 + 2.16
a
4.67 + 0.14
ab
137.42 + 10.83
c
10.68 + 0.17
148.04 + 11.15
k
j
104.17 + 1.24
0.99 + 0.02
f
ef
357.12 + 6.65
n
35.89 + 1.15
322.68 + 5.54
9.88 + 0.48
1.84 + 0.10
4.96 + 0.04
a
1.05 + 0.04
9.37 + 0.31
a
1.24 + 0.02
45.09 + 2.39
c
1.60 + 0.07
-
g
-
46.26 + 1.27
m
15.02 + 0.65
b
88.07
163.20 + 3.94
e
g
50.47 + 1.83
54.88 + 0.51
1.32 + 0.05
a
h
66.85 + 2.37
17.85+ 0.63
12.74 + 0.41
164.76 + 8.12
1097.23 + 11.21
81.72
k
d
56.61 + 1.60
272.86 + 1.72
h
79.89
g
432.75 + 11.61
-
-
a
0.99 + 0.02
9.02 + 0.17
a
1.34 + 0.02
-
g
34.44 + 1.12
A : Total Fenol dihitung berdasarkan mg asam gallat / 100 gram sampel kering - : Tidak terdeteksi * : Total asam fenolat = asam klorogenat + asam kafeat + asam ferulat
102
Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi pada Sampel Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC Waktu Retensi (menit) No
Sampel CH
1 Mengkudu 2 Mangkokan 3 Daun Labu Siam 4 Daun Lembayung 5 Daun Katuk 6 Daun Kemangi 7 Daun Pakis 8 Daun Pohpohan 9 Bunga Pepaya 10 Mangkokan Putih 11 Daun Kenikir 12 Daun Kelor 13 Daun Kucai 14 Daun Jambu Mete 15 Buah Takokak 16 Antanan 17 Krokot 18 Antanan Beurit 19 Daun Ginseng 20 Bunga kecombrang 21 Daun Beluntas
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
CF
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + +
22 Bunga Turi 23 Terubuk 24 Kedondong cina
+ +
+
FR
+ + + + + + + + + + + + + + + +
2.3
2.5
+ + +
3.3
4.4
5.5
6.6
7.4
9.3
11.2
13.1
15.0
+
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + +
+ + +
+ +
+ + + + + +
+ +
+ +
+
+ + + +
+
+ + + + + + + + + + +
+ + +
2.7
+
+ + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + +
+ + + +
+ + +
+ + + + + +
+ +
+ + + + +
+ + +
+
+ + + + + + + +
+ + + + +
+ +
+ + +
+ + + + + + +
21.3
27.5
+ + + +
+ + + + + +
+ +
+ + +
+
+ +
+
+
+ +
+
+
+
+
+ +
+ +
+
= Tidak Terdeteksi 103
Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu
No
2.3
2.5
2.7
3.3
4.4
5.5
6.6
7.4
9.3
11.2
13.1
15.0
744
695
715
658
483
120
735
276
825
194
282
481
251
74
75
121
268
99
977
133
590
152
2975
4212
2431
730
1576
590
416
143
279
532
148
393
315
42
139
41
910
620
1147
354
821
567
705
442
1868
422
852
989
49
1 Mengkudu 2 Mangkokan
191
3 Daun Labu Siam
830
4 Daun Lembayung
8166
5 Daun Katuk 6 Daun Kemangi
134
7 Daun Pakis 8 Daun Pohpohan 9 Bunga Pepaya
707
10 Mangkokan Putih 11 Daun Kenikir
432 730
659
612
749
397
1939
25
3945
33
21478
54
11075
37
2209
30
676
12
17599
22723
80
18302
23631
48
97 129
2488
485
464
151
5238
65
1590
473
126
163
291
385 106
389
1529
160
531
388
250
88
142
12922
50
1120
3674
1095
3258
9876
10148
90
1026
35440
56
1051
279
200
815
123
8753
39
1658
31
113590
58
10307
27
73654
89
4633
25
11314
36
1022
1471
13 Daun Kucai
111
146
370
517
66
34
14642
40030
22220
11450
8752
3113
15 Buah Takokak
557
2959
1354
372
1330
1484
16 Antanan
778
588
1847
1026
5323
19437
17 Krokot
372
1676
1051
398
470
400
170
1915
582
1574
1714
424
183
154
311
256
234
364
382
1187
392
243
396
272
332
31
1165 340
20 Bunga kecombrang
%a
5445
6694
1483
19 Daun Ginseng
(mAU*s)
858
895
850
27.5
2646
1074
14 Daun Jambu Mete
21.3
138
12 Daun Kelor
18 Antanan Beurit
Jumlah komponen unknown
Area komponen unknown pada waktu Retensi tertentu (mAU*s)
Sampel
21 Daun Beluntas
426
432
233
652
23133
22 Bunga Turi
288
1343
1026
1422
817
23 Terubuk
1205
1782
643
478
685
24 Kedondong cina
804
7035
1206
267
265
307 3015
2348
688
738
585
21351
1468
601
1111
1557
383
1298 116
21023
212
231
359
998
74
359
1454
106
22633
829
71
5108
948
96
96
108
241
107 5774
124
802
1043
437
799
1959
9
3659
13
31972
1726
84247
81
88
801
6794
38
4793
21
15724
25
= Tidak Terdeteksi 104
E. ANALISIS STATISTIK 1. Uji Tukey Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan uji Tukey’s HSD (p< 0.05). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang dikenakan pada sampel berpengaruh nyata terhadap jumlah komponen yang terdeteksi pada sampel. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sampel yang dihasilkan yaitu < dari taraf α 0.05. Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 7. 2. Uji T Uji T digunakan juga dalam pengolahan data pada penelitian ini. Uji T digunakan terhadap dua cara perhitungan yang dilakukan. Pertama menggunakan persamaan kurva standar campuran dan yang kedua menggunakan standar eksternal campuran. Tujuan penggunaan uji T ini adalah untuk mengetahui apakah dengan cara perhitungan yang berbeda akan menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil yang diperoleh. Uji T yang dilakukan disini adalah uji dua perlakuan bebas menggunakan dua sisi pada taraf α= 1% terhadap tujuh belas sampel. Hal ini dilakukan karena tujuh sampel lainnya yaitu bunga turi, mangkokan, katuk, kemangi, papaya, kucai, dan ginseng memiliki konsentrasi yang kecil sehingga menjadi data pencilan dan harus dibuang. Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran t-Test: Paired Two Sample for Means Berat kering total asam fenolat Kurva Standar Campuran Mean 103.3850754 Variance 6886.754388 Observations 17 Pearson Correlation 0.999889568 Hypothesized Mean Difference 0 df 16 t Stat 2.65578224 P(T<=t) one-tail 0.00863215 t Critical one-tail 2.583487179 P(T<=t) two-tail 0.017264301 t Critical two-tail 2.920781621
Eksternal Standar Campuran 102.3767659 7046.162857 17
105
Tabel 41 menunjukkan bahwa P (T<=t) two tail > 0.01 yaitu 0.0173>0.01. Dengan demikian perhitungan dengan kurva standar campuran dan eksternal standar campuran tidak berbeda nyata pada taraf α=1%. Bila melihat data pada Tabel 11, perhitungan persentase antara selisih hasil perhitungan dengan kurva standar campuran dengan perhitungan eksternal standar pada bunga turi, ginseng, kucai, mangkokan, dan kemangi memiliki perbedaan nilai yang lebih dari 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak memberikan hasil yang baik bila kandungan komponen yang diidentifikasi memiliki jumlah yang sangat rendah di dalam sampel. Berdasarkan hasil pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa bila konsentrasi komponen lebih rendah dari 20 mg/100 gram berat kering, maka hasil yang diberikan oleh perhitungan dengan menggunakan eksternal standar campuran menjadi tidak benar dan memiliki tingkat kesalahan yang besar (lebih dari 10%). Sebaiknya, bila komponen yang akan diidentikasi pada sampel jumlahnya sangat rendah (lebih rendah dari 20 mg/100 gram berat kering), perhitungan dilakukan dengan menggunakan kurva standar, agar hasil yang diperoleh lebih baik. Namun bila jumlah komponen cukup tinggi, perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak terlalu menjadi masalah, karena bila dilihat dari Tabel 11, perbedaan hasil antara perhitungan dengan kurva standar dan eksternal standar tidak melebihi 10%. 3. Principal Component Analysis (PCA) Metode statistik yang dapat mengidentifikasi suatu keragaman dinamakan principal component analysis yang dapat menjelaskan jumlah keragaman dari yang terbesar hingga yang jumlah keragaman terkecil yang tersembunyi. Analisis ini dapat menjelaskan 75 % - 90 % dari total keragaman dalam data yang mempunyai 25 sampai 30 variabel hanya dengan dua sampai tiga principal component (Meilgaard et al., 1999). Berdasarkan data kandungan flavonoid pada sayuran indigenous Indonesia yang telah diteliti oleh Batari (2007) dan Rahmat (2009) maka dilakukanlah analisis PCA (Principal Component Analysis) antara total
106
fenol dengan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) dan flavonoid (myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol). a. Analisis Hubungan antara Total fenol, Asam klorogenat, Asam kafeat, Asam ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin, Apigenin, dan Kaempferol Hasil olahan data analisis kesembilan senyawa dengan menggunakan PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data akar ciri (eigen value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari sembilan variabel yang dapat dilihat pada Tabel 42. Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman dari Sembilan Variabel Variabel
Akar Ciri Proporsi Kumulatif
Total Fenol
2.155
0.239
0.239
Myricetin
1.557
0.173
0.412
Luteolin
1.300
0.144
0.557
Quercetin
1.115
0.124
0.681
Apigenin
0.966
0.107
0.788
Kaempferol
0.873
0.097
0.885
Asam klorogenat
0.595
0.066
0.951
Asam kafeat
0.305
0.034
0.985
Asam ferulat
0.135
0.015
1.000
Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 44 diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang dicetak tebal pada Tabel 44). Komponen pertama (PC1) dibagi dalam dua kelompok dimana kelompok pertama memiliki hubungan yang positif, yaitu quercetin dan kelompok kedua yang memiliki hubungan negatif yakni luteolin. Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua kelompok juga, dimana kelompok pertama memiliki hubungan positif, yakni kaempferol dan kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu asam kafeat. Seperti diperlihatkan pada Tabel 42, komponen utama satu (PC1) dan komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang lebih besar dari komponen lainnya. Komponen utama pertama (PC1)
107
mampu menerangkan keragaman data sebesar 23.9 %, sedangkan komponen utama kedua (PC2) mampu menerangkan keragaman data sebesar 17.3 %, sehingga keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut pada grafik biplot adalah sebesar 41.2 %.
Total Fenol
1
Myricetin
0.235
Luteolin
-0.118 -0.127 1
Quercetin
0.447
Apigenin
-0.133 -0.161 -0.058 0.132
Kaempferol
-0.145 -0.101 -0.084 -0.078 -0.078 1
Asam klorogenat
0.305
0.054
Asam kafeat
0.425
-0.075 0.182
Asam ferulat
0.191
-0.086 -0.052 0.634
Asam kafeat
Asam ferulat
klorogenat
Asam
Kaempferol
Apigenin
Quercetin
Luteolin
Variabel
Myricetin
Total Fenol
Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel
1
0.182
-0.075 1
-0.157 0.065
1
-0.171 -0.067 1
-0.031 0.090 0.063
-0.210 0.036 1 0.125
0.459 -0.174 1
Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing Variabel dengan Komponen Utama Variabel
PC 1 (23.9%) PC 2 (17.3%)
Total Fenol
0.489
-0.383
Myricetin
0.188
-0.136
Luteolin
-0.161
-0.236
Quercetin
0.525
0.098
Apigenin
-0.035
0.034
Kaempferol
-0.083
0.461
Asam klorogenat
0.400
0.060
Asam kafeat
0.078
-0.640
Asam ferulat
0.499
0.379
108
Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 66 membagi sayuran ke dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya. Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et al., 2003). Kelompok pertama terdiri dari daun katuk, bunga turi, mangkokan, daun kucai, daun pakis, krokot, mengkudu, bunga pepaya, mangkokan putih, dan daun ginseng. Kelompok kedua terdiri dari antanan, daun kelor, kedondong cina, dan daun lembayung. Kelompok ketiga terdiri dari antanan beurit, daun kenikir, daun jambu mete, bunga kecombrang, daun beluntas, dan buah takokak. Kelompok keempat terdiri dari daun kemangi, terubuk, daun pohpohan, dan daun labu siam.
Ket: 1 : Antanan 2 : Antanan Beurit 3 : Buah Takokak 4 : Bunga Kecombrang 5 : Bunga Pepaya 6 : Bunga Turi
7 : Daun Beluntas 8 : Daun Ginseng 9 : Daun Jambu Mete 10 : Daun Kacang Panjang 11 : Daun Katuk 12 : Daun Kelor
13 : Daun Kemangi 14 : Daun Kenikir 15 : Daun Kucai 16 : Daun Labu 17 : Daun Pakis 18 : Daun Pohpohan
19 : Kedondong Cina 20 : Krokot 21 : Mangkokan Kecil 22 : Mangkokan Putih 23 : Mengkudu 24 : Terubuk
Gambar 66. Biplot hubungan total fenol, asam klorogenat, asam kafeat, asam ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol
109
Grafik biplot sebelumnya dapat menginterpretasikan hubungan antara dua atribut. Grafik biplot akan menggambarkan variabel sebagai garis berarah. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau membentuk sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang memiliki korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al., 2003). Namun pada analisis data kali ini, keragaman data yang ditampilkan hanya sebesar 41.2% sehingga tidak dapat mewakili keseluruhan komponen yang dianalisis. Dengan demikian hasil analisisnya tidak dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa yang dianalisis. b. Analisis Hubungan Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total Asam Fenolat Hasil olahan data analisis ketiga senyawa dengan menggunakan PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data akar ciri (eigen value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari tiga variabel yang dapat dilihat pada Tabel 45 . Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel Variabel Akar Ciri Proporsi Kumulatif 1
1.410
0.470
0.470
2
0.993
0.331
0.801
3
0.596
0.199
1.000
Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 45 diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang dicetak tebal pada Tabel 45). Komponen pertama (PC1) hanya terdiri dari satu kelompok yang memiliki hubungan positif yaitu total fenol. Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua kelompok, dimana kelompok pertama memiliki hubungan positif, yakni total flavonoid dan kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu total asam fenolat. Seperti diperlihatkan pada Tabel 45, komponen utama satu (PC1) dan komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang lebih besar dari komponen lainnya.
110
Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total Asam Fenolat Variabel Total Fenol
Total Fenol Total Flavonoid Total Asam Fenolat 1
Total Flavonoid
0.200
1
Total Asam Fenolat
0.354
0.008
1
Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing Variabel dengan Komponen Utama Variabel
PC 1 (47.0%) PC 2 (33.1%)
Total Fenol
0.704
-0.010
Total Flavonoid
0.354
0.871
Total Asam Fenolat
0.615
-0.491
Komponen utama pertama (PC1) mampu menerangkan keragaman data sebesar 47.0 %, sedangkan komponen utama kedua (PC2) mampu menerangkan keragaman data sebesar 33.1 %, sehingga keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut pada grafik biplot adalah sebesar 80.1 %. Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 67 membagi sayuran ke dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya. Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et al., 2003). Kelompok pertama terdiri dari bunga turi, mengkudu, daun labu siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan antanan. Kelompok kedua terdiri dari daun katuk, daun kenikir, dan daun jambu mete. Kelompok ketiga terdiri dari mangkokan putih, antanan beurit, daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang, daun beluntas, dan kedondong cina. Kelompok empat terdiri dari daun kucai, mangkokan, daun kemangi, daun ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk.
111
Ket: 1 : Antanan 2 : Antanan Beurit 3 : Buah Takokak 4 : Bunga Kecombrang 5 : Bunga Pepaya 6 : Bunga Turi
13 : Daun Kemangi 7 : Daun Beluntas 14 : Daun Kenikir 8 : Daun Ginseng 15 : Daun Kucai 9 : Daun Jambu Mete 10 : Daun Kacang Panjang 16 : Daun Labu 17 : Daun Pakis 11 : Daun Katuk 18 : Daun Pohpohan 12 : Daun Kelor
19 : Kedondong Cina 20 : Krokot 21 : Mangkokan Kecil 22 : Mangkokan Putih 23 : Mengkudu 24 : Terubuk
Gambar 67. Biplot hubungan antara total fenol, total asam fenolat, dan total flavonoid Sampel-sampel yang terletak pada kuadran pertama (bunga turi, mengkudu, daun labu siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan antanan) dan keempat (daun kucai, mangkokan, daun kemangi, daun ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk) mengandung sedikit total flavonoid, total fenol, dan total asam fenolat. Selanjutnya sampel-sampel yang terletak pada kuadran kedua (daun katuk, daun kenikir, dan daun jambu mete) mengandung total flavonoid dan total fenol yang tinggi, namun sampel-sampel pada kuadran kedua ini mengandung sedikit total asam fenolat. Sampel-sampel yang terletak pada kuadran ketiga (mangkokan putih, antanan beurit, daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang, daun beluntas, dan kedondong cina) mengandung total asam fenolat dan total fenol yang tinggi, namun sampel-sampel pada kuadran ketiga ini 112
mengandung sedikit total asam fenolat. Grafik biplot di atas juga dapat menginterpretasikan hubungan antara dua atribut. Grafik biplot akan menggambarkan variabel sebagai garis berarah. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau membentuk sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang memiliki korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al., 2003). Pada Gambar 67 sebelumnya dapat dilihat bahwa total fenol membentuk sudut sempit (<90°) baik dengan total flavonoid maupun dengan total asam fenolat. Dengan demikian total fenol memiliki korelasi positif terhadap total flavonoid dan total asam fenolat, sehingga semakin tinggi total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan tinggi juga. Begitu pula sebaliknya jika total fenol rendah maka total flavonoid dan total asam fenolat akan rendah juga. Total flavonoid dan total asam fenolat juga membentuk sudut sempit (<90°). Hal ini menunjukkan bahwa total flavonoid dan total asam fenolat berkorelasi positif, semakin tinggi total flavonoid maka akan semakin tinggi pula total asam fenolatnya dan sebaliknya jika total flavonoid rendah maka total asam fenolat pun akan rendah.
113
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan total fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete dengan total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59 mg), dan bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah ditemukan pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg). Kedua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mengandung cukup banyak asam fenolat terutama asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Tiga sampel yang memiliki kandungan asam fenolat terbanyak adalah daun kedondong cina (357.13 mg), buah takokak (179.11 mg), dan antanan beurit (163.20 mg). Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang tersedikit yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong cina, asam kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam ferulat sebesar (34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut dihitung berdasarkan 100 gram berat kering. Pada penelitian ini mendapatkan data kisaran asam klorogenat sebesar 0.08–47.02 mg per 100 gram sampel segar, asam kafeat sebesar 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan asam ferulat sebesar 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar. Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis) terhadap total fenol, asam klorogenat, asam kafeat, asam ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol pada kedua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mampu menerangkan keragaman data sebesar 41.2% dengan hanya menggunakan dua komponen utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar 23.9% dan komponen utama dua (PC2) sebesar 17.3%. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau membentuk sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang memiliki korelasi negatif
114
akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al., 2003). Namun pada analisis data kali ini, keragaman data yang ditampilkan hanya sebesar 41.2% sehingga tidak dapat mewakili keseluruhan komponen yang dianalisis. Dengan demikian hasil analisisnya tidak dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa yang dianalisis. Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis) yang dilakukan terhadap total fenol, total asam fenolat, dan total flavonoid pada kedua puluh empat sayuran indigenous Indonesia mampu menerangkan keragaman data sebesar 80.1% dengan hanya menggunakan dua komponen utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar 47.0% dan komponen utama dua (PC2) sebesar 33.1%. Hasil uji statistik ini juga menunjukkan bahwa total fenol memiliki korelasi positif terhadap total flavonoid dan total asam fenolat (sudut yang dibentuk antara total fenol terhadap total flavonoid dan total asam fenolat <90o), sehingga semakin tinggi total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan tinggi dan sebaliknya jika total fenol rendah maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan rendah.
B. SARAN Pada kedua puluh empat jenis sampel sayuran indigenous Indonesia ini ternyata masih banyak mengandung jenis-jenis asam fenolat yang lainnya. Dengan demikian perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui komponen asam fenolat yang lain selain yang telah diteliti saat ini. Kedua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia ini memiliki kandungan asam fenolat dan flavonoid yang cukup tinggi sehingga sangat baik untuk dikembangkan menjadi produk pangan baru yang siap santap dan siap saji.
115
DAFTAR PUSTAKA Agullo, G, Gamet-Payrastre L, Manenti S, Viala C, Remesy C, Chap H, Payrastre B. 1997. Relationship Between Flavonoid Structure and Inhibition of Phosphatidylinositol 3-Kinase: Acomparison with Tyrosine Kinase and Protein Kinase C Inhibition. Biochem. Pharmacol. 53 (1997) 1649-1657. Anonim. 2007. Http ://www. republika. co. id/. [4 Januari 2009] AOAC. 1984. Official Method of Analysis. Assosiation of Official Analytical Chemistry, Washington D.C. Ashida, H, Fukuda I, Yamashita T, Kanazawa K. 2000. Flavones and Flavonols at Dietary Levels Inhibit a Transformation af Aryl Hydrocarbon Receptor Induced By Dioxin. FEBS Lett. 476 (2000) 213-217. Azar, M, Verette E, and Burn S. 1987. Identification of Some Phenolic Compounds In Bilberry. Batari, R. 2007. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor. Birošova L, Mikulašova M, Vaverkova Š. Antimutagenic Effect of Phenolic Acids. 2005. Biomed. Pap. Med. Fac. Univ. Palacky. Olomouc. Czech. Repub. 149(2) (2005) 489-91. Cadenas, E and Packer, L. 2002. Handbook of Antioxidants Second Edition Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc. New York Ciska, E, Karamaæ, M, Kosiñska, A. 2005. Antioxidant Activity of Extracts of White Cabbage and Sauerkraut. Pol. J. Food Nutr. Sci. 14/55 (2005) 367373. Duthie, GG, Duthie SJ, Kyle JAM. 2000. Plant Polyphenols in Cancer and Heart Disease: Implications as Nutritional Antioxidants. Nutr. Res. Rev. 13 (2000) 79-106. Frey, RS, Li J, Singletary KW. 2001. Effects of Genistein on Cell Proliferation and Cell Cycle Arrest in Nonneoplastic Human Mammary Epithelial Cells: Involvement of Cdc2, P21(Waf/Cip1), P27(Kip1), And Cdc2C Expression. Biochem. Pharmacol. 61 (2001) 979-989. Haddock, EA, Gupta RK, Al-Shafi SMK, Layden K, Haslam E, Magnolato D. 1982. The Metabolism of Gallic Acid and Hexahydroxydiphenic Acid in Plants: Biogenetic and Molecular Taxonomic Considerations. Phytochem. 21 (1982) 1049-1062. Hakkinen, S. 2000. Flavonols and Phenolic Acids in Berries and Berry Products. Doctoral dissertation. Fac. Med. Univ. Kuopio. Finland. Halliwell, B., Rafter, J., and Jenner A. 2005. Health Promotion by Flavonoids, Tocopherols, Tocotrienols, and Other Phenols: Direct Or Indirect Effects? Antioxidant Or Not? Am. J. Clin. Nutr. 81 (2005) 268S-276S (Suppl.) Hertog, MGL, Kromhout D, Aravanis C, Blackburn H, Buzina R, Fidanza F, Giampaoli S, Jansen A, Menotti A, Nedeljkovic S, Pekkarinen M, Simic 116
BS, Toshima H, Feskens EJM, Hollman PCH, Katan MB. 1995. Flavonoid Intake and Long-Term Risk of Coronary Heart Disease and Cancer In The Seven Countries Study. Arch. Intern. Med. 155 (1995) 381-386. Ishartani, D. 2004. Pengaruh Pengeringan Terhadap Sifat Fisiko Kimia dan Fungsional Tepung Kecambah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) Hasil Germinasi dengan Natrium Alginat sebagai Elisator Senyawa Antioksidan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ivanauskas, L, Jakštas, V, Radušienė, J, Lukošius, A, Baranauskas, A. 2008. Evaluation of Phenolic Acids and Phenylpropanoids in the Crude Drugs. J. Med. 44 (1) (2008). Jian, Hong Yan, AN, Cheng Cai, Feng J, Ci, YX, Li Y, Sugisawa A, Izumitani M, Chen ZL. 1999. Effect of Caffeic Acid on The Tumor Cells U937 Evaluated by an Electrochemical Voltammetric Method. Chin. Chem. Lett. 10 (1999) 781−782. Kobuchi, H, Roy S, Sen CK, Nguyen HG, Packer L. 1999. Quercetin Inhibits Inducible ICAM-1 Expression in Human Endothelial Cells Through The JNK Pathway. Am. J. Physiol. 277 (1999) C403-C411. Laranjinha, JA, Almeida, LM, Madeira, VM. 1994. Reactivity of Dietary Phenolic Acids with Peroxyl Radicals: Antioxidant Activity Upon Low Density Lipoprotein Peroxidation. Biochem. Pharmacol. 48 (1994) 487494 Macheix J-J, Fleuriet A, Billot J. 1990. Fruit Phenolics. Boca Raton, USA: CRC Press. Macheix, J-J, Fleuriet A, and Billot J. 1989. Fruit Phenolics.CRC Press, Boca Raton, FL. Manach, C, Scalbert A, Morand C, Re´me´sy C, Jime´nez L. 2004. Polyphenols: Food Sources and Bioavailability. Am. J. Clin. Nutr. 79 (2004) 727-747. Mattila, P. and Hellstrom, J. 2007. Phenolic Acids in Potatoes, Vegetables, and Some of Their Products. J. Food Com. Anal. 20 (2007) 152–160 Mattila, P. and Kumpulainen, J. 2002. Determination of Free and Total Phenolic Acids in Plant-Derived Foods by HPLC with Diode-Array Detection. J. Agric. Food Chem. 50 (2002) 3660-3667. Meilgaard, M, Civille, G and Carr, BT. 1999. Sensory Evaluation Techniques. Third Ed. CRC Press, Florida. Meyer, AS, Heinonen M, Frankel EN. 1998. Antioxidant Interactions of Catechin, Cyanidin, Caffeic Acid, Quercetin, and Ellagic Acid on Human LDL Oxidation. Food Chem. 61 (1998) 71-75. Mosel, H.D. und Herrmann, K. 1974. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Obstes.IV. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Brombeeren und Himbeeren und Deren Deren Veranderun gen Wahrend Wachstum und Reife der Fruchte. Z. Lebensm.Unters. Forsch. 154 (1974) 324
117
Olthof, Margreet R, Hollman PCH, and Katan MB. 2001. Chlorogenic Acid and Caffeic Acid are Absorbed in Humans. Journal of Nutrition. 131 (2001) 131:66-71. Rahmat, H. 2009. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran Indigenous Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor. Rimbach G, Fuchs J, and Packer L. 2005. Application of Nutrigenomics Tools to Analyze The Role of Oxidants and Antioxidants in Gene Expression. in: Rimbachg, Fuchs J, Packer L, Editors. Nutrigenomics. Boca Raton, Fla.: Taylor and Francis. P 1–12. Rivas, N and Luh, BS. 1968. Polyphenolic Compounds in Tomatoes Pastes. J. Food Sci. 33 (1968) 358 Rounds, MA and SS. Nielsen. 2000. Basic Principles of Chromatography. Di dalam : Nollet, LML. (Ed). Food Analysis by HPLC, Second Edition, Revised and Expanded. Marcell Dekker, Inc., New York. Rounds, MA, and JF. Gregor. 2003. High Performance Liquid Chromatography. Di dalam : Nielsen, S. S. (Ed.). Food Analysis, Third Edition. Plenum Publisher, New York. Sakakibara, H, Honda Y, Nakagawa S, Ashida H, and Kanazawa K. 2003. Simultaneous Determination of All Plyphenols in Vegetables, Fruits, and Teas. J. Agric. Food Chem. 51 (2003) 571-581. Sandrasari, DA. 2009. Kapasitas Antioksidan dan Hubungannya dengan Nilai Total Fenol Ekstrak Sayuran Indigenous. Tesis. IPB. Sartono, B, FM Affendi, UD, Syahfitri IM, Sumertajaya, dan Y. Anggraeni. 2003. Analisis Variabel Ganda. Dept. Statistika. IPB. Bogor. Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975a. On The Phenolics Acids of Vegetables. I . Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Brassica Species and Leaves of Other Cruciferae. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975) 139 Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975b. On The Phenolics Acids of Vegetables. IV. Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Vegetables and Potatoes. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975) 255 Schuster, B. and Herrmann, K. 1985. Hydroxyenzoic and Hydroxycinnamic Acid Derivatives in Soft Fruits. Phytochem. 24 (1985) 2761. Shahidi, F and Naczk, M. 1995. Food Phenolics. Technomic Publishing Co, Lancaster, Basel. Singleton, VL. 1980. Grape and Wine Phenolics, Background and Prospects.In Proceedings of The Symposium o Grape and Wine Centennial, University of California, Davis, CA, p.215 Stohr, A. und Herrmann, K. 1975a. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Obstes.IV. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Johannisbeeren, Stachelbeeren und Kulturheidelbeeren Veranderungen der Phenolsauren und Catechine
118
Wahrend Wachstum und Reife Von Swarzen Johannisbeeren. Z. Lebensm. Unters. Forsch., 159 (1975) 31 Stohr, A. and Herrmann, K. 1975b. The Phenols of Fruits.V.The Phenols of Strawberries and Their Changes During Development and Ripeness of Fruits. Z. Lebensm. Unters. Forsch., 158 (1975) 341 Strack, D. 1997. Phenolic Metabolism. in: Dey PM, Harborne JB, Eds. Plant Biochemistry. London, UK: Academic Press, p 387–416. U.P. Singh, A. Suman, M. Sharma, JN, Singh, Amitabh Singh, S. Maurya. 2008. HPLC Analysis of the Phenolic Profiles in Different Parts of Chilli (Capsicum annum) and Okra (Abelmoschus esculentus L.) Moench. The Intern. J. Altern. Med. 5 (2008) 2. Vermerris, W and Nicholson, R. 2006. Phenolic compound Biochemistry. Springer. USA Wallace G, Fry SC. 1994. Phenolic Components of The Plant Cell Wall. Int Rev Cytol 151 (1994) 229–267 Williamson, G, Plumb GW, Uda Y, Price KR, Rhodes MJC. 1996. Dietary Quercetin Glycosides: Antioxidant Activity and Induction of The Anticarcinogenic Phase II Marker Enzyme Quinone Reductase in Hepalclc7 Cells. Carcinogenesis 17 (1996) 2385-2387. Yang, CS, Landau JM, Huang MT, Newmark HL. 2001. Inhibition of Carcinogenesis by Dietary Polyphenolic Compounds. Annu. Rev. Nutr. 21 (2001) 381-406.
119
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Kedua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia
Kenikir
Beluntas
Mangkokan
Antanan
(Nothopanax scutellarium)
Kemangi
Bunga Kecombrang
Antanan beurit
Daun ginseng
Kucai
Takokak
Kedondong cina
Pakis
Krokot
Katuk
Bunga turi
Pohpohan
120
Bunga pepaya
Daun Labu Siam
Daun jambu mete
Daun mengkudu
Terubuk
Lembayung
Mangkokan Putih
Daun kelor
121
Lampiran 2. Uji Tukey’s Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance Be twe en-Subje cts Factors sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
21 22 23 24
Value Label Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga Kecombran g Daun Beluntas Bunga Turi Terubuk Kedondong Cina
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
122
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: kadar_air Type III Sum of Squares
Source Model sampel
df
Mean Square
F
Sig.
348312.412(a)
24
14513.017
10794.431
.000
10794.431
.000
348312.412
24
14513.017
Error
32.268
24
1.344
Total
348344.680
48
a R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)
Homogeneous Subsets Kadar _Air a,b
Tukey HSD
Subset sampel Daun Kelor Daun Katuk Buah Takokak Daun Kenikir Daun Beluntas Daun Jambu Mete Antanan Mangkokan Mangkokan Putih Antanan Beurit Daun Lembayung Kedondong Cina Mengkudu Daun Labu Siam Daun Kemangi Daun Pohpohan Krokot Terubuk Bunga Pepaya Daun Pakis Bunga Kecombrang Bunga T uri Daun Ginseng Daun Kucai Sig.
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 75.273750 78.186450 79.886400
.061
2 78.186450 79.886400 80.304150 80.805850 80.820800 81.724550 82.279150 82.310100
.142
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1.344. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000. b. Alpha = .05.
3
79.886400 80.304150 80.805850 80.820800 81.724550 82.279150 82.310100 84.300200 84.364850
.078
4
80.805850 80.820800 81.724550 82.279150 82.310100 84.300200 84.364850 85.429850 85.455300
.057
5
82.279150 82.310100 84.300200 84.364850 85.429850 85.455300 86.679600
.089
6
84.300200 84.364850 85.429850 85.455300 86.679600 87.420000 87.684550 88.066900 88.386150 88.910450
.062
7
85.429850 85.455300 86.679600 87.420000 87.684550 88.066900 88.386150 88.910450 89.266550 89.767200
.100
8
86.679600 87.420000 87.684550 88.066900 88.386150 88.910450 89.266550 89.767200 90.226950
.334
9
87.420000 87.684550 88.066900 88.386150 88.910450 89.266550 89.767200 90.226950 91.825800 .089
10
87.684550 88.066900 88.386150 88.910450 89.266550 89.767200 90.226950 91.825800 92.301350 .061
123
Lampiran 3. Uji Tukey’s Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance Be twe en-Subje cts Factors sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
21 22 23 24
Value Label Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga Kecombran g Daun Beluntas Bunga Turi Terubuk Kedondong Cina
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
124
Te sts of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Total_Fenol Source Model sampel Error Total
Type III Sum of Squares 219642457a 219642457 75640.672 219718098
df 24 24 72 96
Mean Square 9151769.041 9151769.041 1050.565
F 8711.284 8711.284
Sig. .000 .000
a. R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)
Homogeneous Subsets Total_Fenol Tukey HSD
a,b
Subset sampel Mangkokan Daun Kucai Bunga Turi Daun Kelor Daun Labu Siam Mengkudu Daun Pakis Bunga Pepaya Daun Katuk Daun Kemangi Krokot Daun Lembayung Terubuk Buah Takokak Daun Ginseng Antanan Beurit Daun Pohpohan Mangkokan Putih Antanan Kedondong Cina Daun Kenikir Bunga Kecombrang Daun Beluntas Daun Jambu Mete Sig.
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 227.7436 272.8625
2
3
393.1891 432.7506
432.7506 498.9447 499.9851
5
498.9447 499.9851 573.5146
6
573.5146 601.9034 632.6609
7
632.6609 690.7185 692.6928
8
690.7185 692.6928 719.8315 754.6846
9
10
11
12
13
14
15
16
719.8315 754.6846 790.1223 790.7635 922.3677 986.6874
986.6874 1016.833
1016.833 1097.234 1297.718 1736.691 2511.455 3868.588
.944
.986
Means f or groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1050.565. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000. b. Alpha = .05.
4
.364
.192
.614
.586
.461
.268
.450
1.000
.104
1.000
1.000
1.000
1.000
4418.379 1.000
125
Lampiran 4. Uji Tukey’s Total Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance Be twe en-Subje cts Factors sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
21 22 23 24
Value Label Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga Kecombran g Daun Beluntas Bunga Turi Terubuk Kedondong Cina
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
126
Te sts of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Total_Asam_Fenolat Source Model sampel Error Total
Type III Sum of Squares 1175227.897 a 1175227.897 918.616 1176146.513
df
Mean Square 48967.829 48967.829 12.759
24 24 72 96
F 3838.038 3838.038
Sig. .000 .000
a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)
Homogeneous Subsets Total_Asam_Fenolat a,b
Tukey HSD
sampel Bunga Turi Daun Kucai Daun Ginseng Mangkokan Daun Kemangi Mengkudu Bunga Pepaya Daun Katuk Daun Pakis Terubuk Daun Labu Siam Daun Lembayung Krokot Daun Kelor Daun Kenikir Antanan Daun Jambu Mete Mangkokan Putih Bunga Kecombrang Daun Beluntas Daun Pohpohan Antanan Beurit Buah Takokak Kedondong Cina Sig.
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 .989675 6.941800
2 6.941800 10.683075 12.724400
10.683075 12.724400 19.982750
4
12.724400 19.982750 21.065850
5
6
Subset 7
8
9
10
11
12
13
19.982750 21.065850 22.987100 25.728375 28.411375 46.256825 48.583875 49.024125 54.885500
48.583875 49.024125 54.885500 56.606300 57.434875
57.434875 66.850625 85.552625 93.962025 148.0364 149.2603 152.1826 163.2019 179.1060
.769
.809
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 12.759. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000. b. Alpha = .05.
3
.066
.172
.158
.131
.105
.058
.161
.992
1.000
1.000
357.1251 1.000
127
Lampiran 5. Uji Tukey’s Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance Be twe en-Subje cts Factors sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
21 23 24
Value Label Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga Kecombran g Daun Beluntas Terubuk Kedondong Cina
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
128
Te sts of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Chlorogenic_Acid Type III Sum of Squares 910521.209a 910521.209 773.977 911295.186
Source Model sampel Error Total
df
Mean Square 39587.879 39587.879 11.217
23 23 69 92
F 3529.257 3529.257
Sig. .000 .000
a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)
Homogeneous Subsets Chlorogenic_Acid a,b
Tukey HSD
Subset sampel Daun Kucai Daun Kemangi Daun Ginseng Mangkokan Bunga Pepaya Daun Katuk Mengkudu Daun Kenikir Daun Pakis Daun Kelor Daun Lembayung Terubuk Daun Labu Siam Krokot Antanan Daun Jambu Mete Mangkokan Putih Daun Beluntas Bunga Kecombrang Daun Pohpohan Antanan Beurit Buah Takokak Kedondong Cina Sig.
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 .995050 2.576275 4.675075 4.844200 6.927875
2
6.927875 15.498400
3
15.498400 15.846075 23.023525 24.063250
4
23.023525 24.063250 26.908675 27.266950
5
27.266950 35.891250
6
35.891250 43.528625
7
8
9
10
11
12
13
14
43.528625 48.479900 50.468150 70.532875 79.898750 104.1717 137.4216 141.8413 154.5843 164.7634
.649
.074
.075
.974
.070
.195
.351
1.000
1.000
1.000
.961
1.000
1.000
322.6822 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 11.217. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000. b. Alpha = .05.
129
Lampiran 6. Uji Tukey’s Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance Be twe en-Subje cts Factors sampel
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20
21 23
Value Label Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pakis Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Buah Takokak Antanan Krokot Antanan Beurit Daun Ginseng Bunga Kecombran g Daun Beluntas Terubuk
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
130
Te sts of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Caffeic_Acid Source Model sampel Error Total
Type III Sum of Squares 15285.513 a 15285.513 20.938 15306.452
df
Mean Square 764.276 764.276 .349
20 20 60 80
F 2190.068 2190.068
Sig. .000 .000
a. R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .998)
Homogeneous Subsets Ca ffe ic_ Acid a,b
Tu key HSD
sa mpe l Da un La bu Sia m Da un Pa kis Krokot Da un Ku ca i Da un Ginsen g Da un Ka tu k An ta nan Ma ngkokan An ta nan Beu rit Da un Po hpo ha n Te ru buk Bu nga Pep aya Bu nga Kecombran g Ma ngkokan Pu tih Da un Ke lo r Bu ah Ta ko kak Da un Le mba yun g Da un Ke man gi Da un Ke nikir Da un Be lu ntas Sig.
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 4.12 06 25 4.34 81 00 4.56 31 00 4.63 08 25 4.96 10 00 5.17 95 50
2
3
Su bse t 4
5
6
7
4.96 10 00 5.17 95 50 6.50 31 00 6.50 63 75 8.61 76 50 8.97 34 00 9.02 52 50 9.30 99 50 9.37 08 25 9.55 59 00 11 .8 52 000 12 .7 39 400 12 .9 54 350 16 .1 30 525 18 .4 76 000
.563
.051
.761
.490
1.00 0
1.00 0
45 .0 88 650 1.00 0
Me ans for group s in ho moge ne ous sub se ts a re d isplayed . Ba sed on Type III Su m of Squa re s Th e erro r term is Mean Squa re (Error) = .34 9. a. Uses Harmonic Me an Sample Size = 4.00 0. b. Alph a = .05.
131
Lampiran 7. Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance Be twe en-Subje cts Factors sampel
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 19 20
22 23 24
Value Label Mengkudu Mangkokan Daun Labu Siam Daun Lembayung Daun Katuk Daun Kemangi Daun Pohpohan Bunga Pepaya Mangkokan Putih Daun Kenikir Daun Kelor Daun Kucai Daun Jambu Mete Buah Takokak Antanan Krokot Daun Ginseng Bunga Kecombran g Bunga Turi Terubuk Kedondong Cina
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
132
Te sts of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Ferrulic_Acid Source Model sampel Error Total
Type III Sum of Squares 9189.622a 9189.622 14.413 9204.035
df
Mean Square 437.601 437.601 .229
21 21 63 84
F 1912.813 1912.813
Sig. .000 .000
a. R Squared = .998 (Adjusted R Squared = .998)
Homogeneous Subsets Fe rr ulic _Ac id a,b
Tu key HSD
sa mpe l Da un La bu Sia m Bu nga T uri Da un Ginsen g Bu nga Kecombran g Da un Ke man gi Da un Ku ca i Te ru buk Da un Po hpo ha n Ma ngkokan Bu ah Ta ko kak Krokot Ma ngkokan Pu tih Da un Ka tu k Me ngkudu Bu nga Pep aya Da un Le mba yun g An ta nan Da un Ja mbu Me te Da un Ke nikir Da un Ke lo r Ke don do ng Cina Sig.
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 .934 67 5 .989 67 5 1.04 70 25 1.24 39 25 1.27 59 75 1.31 59 25 1.34 03 50 1.36 79 75 1.37 37 75 1.60 31 50 1.84 24 50
2
Su bse t 4
5
6
7
4.50 74 25 5.05 04 00 5.21 98 00 6.74 92 25 8.80 28 75 9.87 93 75 15 .0 19 775 15 .9 35 350 17 .8 45 650 .479
.857
Me ans for group s in ho moge ne ous sub se ts a re d isplayed . Ba sed on Type III Su m of Squa re s Th e erro r term is Mean Squa re (Error) = .22 9. a. Uses Harmonic Me an Sample Size = 4.00 0. b. Alph a = .05.
3
1.00 0
.192
.463
1.00 0
34 .4 42 975 1.00 0
133
Lampiran 8. Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia No 1
Mengkudu
Sampel
Ulangan 1
duplo 1 2
W cawan kosong (g) 5.6334 5.4098
W sampel (g) 5.0035 5.0036
W cawan + sampel kering (g) 6.3634 6.1353 rata-rata
KA (%BB) 85.41 85.50 85.46
KA (%BK) 585.41 589.68 587.54
2
Mangkokan
1
1 2
5.7064 5.8591
5.0044 5.0013
6.5978 6.7408 rata-rata
82.19 82.37 82.28
461.41 467.23 464.32
3
Daun Labu Siam
1
1 2
5.6337 5.4056
5.0039 5.0023
6.2832 6.0890 rata-rata
87.02 86.34 86.68
670.42 632.02 651.22
4
Daun Lembayung
1
1 2
5.4208 5.5092
5.0015 5.0016
6.1893 6.3047 rata-rata
84.63 84.10 84.36
550.81 528.74 539.77
5
Daun Katuk
1
1 2
5.4265 5.6530
5.0060 5.0024
6.5359 6.7268 rata-rata
77.84 78.53 78.19
351.23 365.86 358.55
6
Daun Kemangi
1
1 2
5.7258 5.8735
5.0090 5.0044
6.3725 6.4865 rata-rata
87.09 87.75 87.42
674.55 716.38 695.46
7
Daun Pakis
1
1 2
6.4985 6.3114
5.0014 5.0010
7.0038 6.8797 rata-rata
89.90 88.64 89.27
889.79 779.99 834.89
8
Daun Pohpohan
1
1 2
6.3103 5.0800
5.0022 5.0023
6.9260 5.6964 rata-rata
87.69 87.68 87.68
712.44 711.53 711.99
134
No 9
Bunga Pepaya
Sampel
Ulangan 1
duplo 1 2
W cawan kosong (g) 5.8067 5.3970
W sampel (g) 5.0024 5.0025
10
W cawan + sampel kering (g) 6.3455 5.9677 rata-rata
KA (%BB) 89.23 88.59 88.91
KA (%BK) 828.43 776.56 802.49
Mangkokan Putih
1
1 2
5.5580 6.4061
5.0006 5.0006
6.4488 7.2845 rata-rata
82.19 82.43 82.31
461.36 469.29 465.32
11
Kenikir
1
1 2
5.5313 5.3366
5.0015 5.0016
6.4269 6.4112 rata-rata
82.09 78.51 80.30
458.45 365.44 411.95
12
Daun Kelor
1
1 2
5.8628 5.6355
5.0009 5.0006
7.1044 6.8669 rata-rata
75.17 75.37 75.27
302.78 306.09 304.43
13
Daun Kucai
1
1 2
5.7090 5.3995
5.0015 5.0016
6.0826 5.7960 rata-rata
92.53 92.07 92.30
1238.73 1161.44 1200.08
14
Daun Jambu Mete
1
1 2
5.4214 5.5111
5.0010 5.0010
6.3836 6.4672 rata-rata
80.76 80.88 80.82
419.75 423.06 421.40
15
Buah Takokak
1
1 2
5.5554 6.4044
5.0005 5.0007
6.6045 7.3669 rata-rata
79.02 80.75 79.89
376.65 419.55 398.10
16
Antanan
1
1 2
5.4129 5.6364
5.0007 5.0007
6.3375 6.5396 rata-rata
81.51 81.94 81.72
440.85 453.66 447.26
135
No 17
Krokot
Sampel
Ulangan 1
duplo 1 2
W cawan kosong (g) 5.8146 5.5433
W sampel (g) 5.0008 5.0008
W cawan + sampel kering (g) 6.4236 6.1278 rata-rata
KA (%BB) 87.82 88.31 88.07
KA (%BK) 721.15 755.57 738.36
18
Antanan Beurit
1
1 2
5.7096 5.4140
5.0007 5.0007
6.4909 6.2029 rata-rata
84.38 84.22 84.30
540.05 533.88 536.97
19
Daun Ginseng
1
1 2
5.3986 5.7389
5.0005 5.0005
5.8073 6.1477 rata-rata
91.83 91.82 91.83
1123.51 1123.21 1123.36
20
Bunga kecombrang
1
1 2
5.7216 5.6655
5.0006 5.0006
6.2408 6.1697 rata-rata
89.62 89.92 89.77
863.14 891.79 877.46
21
Daun Beluntas
1
1 2
5.8775 5.9305
5.0007 5.0008
6.7843 6.9434 rata-rata
81.87 79.75 80.81
451.47 393.71 422.59
22
Bunga Turi
1
1 2
5.6460 5.4553
5.0004 5.0006
6.2120 5.8667 rata-rata
88.68 91.77 90.23
783.46 1115.51 949.49
23
Terubuk
1
1 2
5.7216 5.6655
5.0005 5.0005
6.2699 6.2787 rata-rata
89.04 87.74 88.39
812.00 715.48 763.74
24
Kedondong cina
1
1 2
5.4257 5.2971
5.0003 5.0003
6.0210 6.1589 rata-rata
88.09 82.77 85.43
739.96 480.22 610.09
136
Lampiran 9. Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia No 1
Sampel Mengkudu
Ulangan 1
Duplo 1 2
W cawan kosong (g) 5.8602 5.7080
W sampel (g) 2.0016 2.0024
W cawan + sampel kering (g) 7.6684 7.5178 rata-rata
KA (%BB) 9.66 9.62 9.64
KA (%BK) 10.70 10.64 10.67
2
Mangkokan
1
1 2
5.5246 5.5407
2.0002 2.0003
7.2470 7.2601 rata-rata
13.89 14.04 13.97
16.13 16.34 16.23
3
Daun Labu Siam
1
1 2
5.6348 5.4100
2.0007 2.0022
7.4936 7.2706 rata-rata
7.09 7.07 7.08
7.63 7.61 7.62
4
Daun Lembayung
1
1 2
5.5578 5.3357
2.0009 2.0010
7.3811 7.1689 rata-rata
8.88 8.39 8.63
9.74 9.15 9.45
5
Daun Katuk
1
1 2
5.5414 5.8123
2.0004 2.0006
7.3504 7.6214 rata-rata
9.57 9.57 9.57
10.58 10.59 10.58
6
Daun Kemangi
1
1 2
5.4209 5.5100
2.0008 2.0024
7.2262 7.3180 rata-rata
9.77 9.71 9.74
10.83 10.75 10.79
7
Daun Pakis
1
1 2
6.4058 6.5010
2.0008 2.0008
8.2590 8.3547 rata-rata
7.38 7.35 7.36
7.96 7.94 7.95
8
Daun Pohpohan
1
1 2
6.3105 5.0803
2.0005 2.0007
8.0939 6.8628 rata-rata
10.85 10.91 10.88
12.17 12.24 12.21
137
No 9
Sampel Bunga Pepaya
Ulangan 1
Duplo 1 2
W cawan kosong (g) 5.5308 5.3974
W sampel (g) 2.0009 2.0012
W cawan + sampel kering (g) 7.3594 7.2293 rata-rata
KA (%BB) 8.61 8.46 8.54
KA (%BK) 9.42 9.24 9.33
10
Mangkokan Putih
1
1 2
5.8629 5.4205
2.0007 2.0007
7.6351 7.1893 rata-rata
11.42 11.59 11.51
12.89 13.11 13.00
11
Daun Kenikir
1
1 2
5.7753 5.6743
2.0009 2.0009
7.6390 7.5348 rata-rata
6.86 7.02 6.94
7.36 7.55 7.45
12
Daun Kelor
1
1 2
5.4202 5.5093
2.0007 2.0008
7.2935 7.3774 rata-rata
6.37 6.63 6.50
6.80 7.10 6.95
13
Daun Kucai
1
1 2
5.8425 5.7735
2.0008 2.0008
7.5968 7.5271 rata-rata
12.32 12.36 12.34
14.05 14.10 14.07
14
Daun Jambu Mete
1
1 2
5.5602 5.5431
2.0005 2.0005
7.4725 7.4570 rata-rata
4.41 4.33 4.37
4.61 4.52 4.57
15
Buah Takokak
1
1 2
5.9172 5.6753
2.0004 2.0005
7.6518 7.4151 rata-rata
13.29 13.03 13.16
15.32 14.98 15.15
16
Antanan
1
1 2
6.5005 5.3360
2.0005 2.0007
8.3263 7.1609 rata-rata
8.73 8.79 8.76
9.57 9.63 9.60
138
No 17
Krokot
Sampel
Ulangan 1
Duplo 1 2
W cawan kosong (g) 5.8623 5.3282
W sampel (g) 2.0013 2.0012
W cawan + sampel kering (g) 7.7476 7.2135 rata-rata
KA (%BB) 5.80 5.79 5.79
KA (%BK) 6.15 6.15 6.15
18
Antanan Beurit
1
1 2
5.8775 5.6903
2.0008 2.0012
7.7091 7.5239 rata-rata
8.46 8.37 8.42
9.24 9.14 9.19
19
Daun Ginseng
1
1 2
5.6347 5.7880
2.0012 2.0012
7.4702 7.6251 rata-rata
8.28 8.20 8.24
9.03 8.93 8.98
20
Bunga kecombrang
1
1 2
5.7222 5.9302
2.0006 2.0006
7.5948 7.8006 rata-rata
6.40 6.51 6.45
6.84 6.96 6.90
21
Daun Beluntas
1
1 2
5.4130 5.6369
2.0011 2.0011
7.2128 7.4333 rata-rata
10.06 10.23 10.14
11.18 11.40 11.29
22
Bunga Turi
1
1 2
5.4126 5.8139
2.0006 2.0009
7.1490 7.5396 rata-rata
13.21 13.75 13.48
15.22 15.95 15.58
23
Terubuk
1
1 2
5.6366 5.7087
2.0011 2.0013
7.4448 7.5184 rata-rata
9.64 9.57 9.61
10.67 10.59 10.63
24
Kedondong cina
1
1 2
5.7091 5.5093
2.0010 2.0011
7.4711 7.2729 rata-rata
11.94 11.87 11.91
13.56 13.47 13.52
139
Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol konsentrasi
Absorbansi
0
0.00000
50
0.13460
100
0.30180
150
0.51022
200
0.70154
250
0.87332
Kurva Standar Total Fenol
Absorbansi
1.0000 y = 0.0036x - 0.0280 0.9000 R² = 0.9963 0.8000 0.7000 0.6000 0.5000 0.4000 0.3000 0.2000 Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous 0.1000 0.0000 -0.1000 0 50 100 150 200
250
300
Konsentrasi (mg/L)
140
Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia Wet Basis No
1
2
3
4
Sampel
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Ulangan
W sampel (mg)
1
50.4
2
50.4
1
50.9
2
50.7
1
51.0
2
51.3
1
50.5
2
50.5
Duplo
Absorbansi
[ ] (mg/L)
[ ] (mg fenolik /100 g sampel segar)
1 2 1 2
0.2958 0.2984 0.2958 0.2991
89.9472 90.6667 89.9528 90.8611 rata-rata
72.3914 72.9705 72.3959 73.1270 72.7212 72.7212 + 0.38
1 2 1 2
0.2545 0.2538 0.2534 0.2548
78.4833 78.2833 78.1778 78.5556 rata-rata
40.4139 40.3109 40.2566 40.4511 40.3582 40.3582+ 0.09
1 2 1 2
0.3031 0.3091 0.3023 0.3087
91.9694 93.6417 91.7611 93.5139 rata-rata
65.9223 67.1210 65.7730 67.0294 66.4614 66.4614 + 0.71
1 2 1 2
0.4461 0.4568 0.4452 0.4341
131.7000 134.6572 131.4389 128.3667 rata-rata
112.6830 115.2132 112.4596 109.8310 112.5467 112.5467 + 2.20
Dry Basis
STDEV
0.38
0.09
0.71
2.20
(%) RSD
[ ] (mg fenolik /100 g sampel kering
STDEV
(%) RSD
0.53
497.7179 501.6989 497.7487 502.7749 499.9851 499.9851 + 2.64
2.64
0.53
0.22
228.0584 227.4772 227.1705 228.2683 227.7436 227.7436 + 0.51
0.51
0.22
1.07
494.8977 503.8961 493.7766 503.2085 498.9447 498.9447 + 5.35
5.35
1.07
1.95
720.7032 736.8861 719.2743 702.4622 719.8315 719.8315 + 14.07
14.07
1.95
141
5
6
7
8
Daun Katuk
Daun Kemangi
Daun Pakis
Daun Pohpohan
1
50.7
2
50.7
1
50.5
2
50.3
1
50.4
2
50.3
1
50.7
2
50.8
1 2 1 2
0.3851 0.3851 0.3831 0.3824
114.7500 114.7472 114.2028 113.9917 rata-rata
138.4003 138.3970 137.7403 137.4857 138.0058 138.0058 + 0.47
1 2 1 2
0.4216 0.4156 0.4234 0.4229
124.8861 123.2194 125.3972 125.2528 rata-rata
87.0298 85.8683 87.3859 87.2853 86.8923 86.8923 + 0.70
1 2 1 2
0.3579 0.3639 0.3475 0.3487
107.1889 108.8722 104.3111 104.6500 rata-rata
62.0986 63.0738 60.4314 60.6277 61.5579 61.5578 + 1.25
1 2 1 2
0.6169 0.6019 0.6050 0.5968
179.1331 174.9639 175.8333 173.5444 rata-rata
123.7706 120.8899 121.4907 119.9092 121.5151 121.5151 + 1.64
0.47
0.70
1.25
1.64
0.34
634.4694 634.4540 631.4437 630.2765 632.6609 632.6609 + 2.13
2.13
0.34
0.80
691.8110 682.5785 694.6423 693.8422 690.7185 690.7185 + 5.56
5.56
0.80
2.04
578.5522 587.6380 563.0194 564.8486 573.5146 573.5146 + 11.69
11.69
2.04
1.35
1005.0018 981.6112 986.4891 973.6476 986.6874 986.6874 + 13.31
13.31
1.35
142
9
10
11
12
Bunga Pepaya
Mangkokan Putih
Daun Kenikir
Daun Kelor
1
51.0
2
51.0
1
50.4
2
50.8
1
51.0
2
50.8
1
50.2
2
50.3
1 2 1 2
0.3697 0.3682 0.3688 0.3668
110.4722 110.0444 110.2333 109.6722 rata-rata
66.9707 66.7114 66.8259 66.4858 66.7485 66.7485 + 0.20
1 2 1 2
0.6150 0.6126 0.6274 0.6246
178.6028 177.9444 182.0472 181.2750 rata-rata
178.5127 177.8547 181.9554 181.1836 179.8766 179.8766 + 2.00
1 2 1 2
0.2048 0.2044 0.2050 0.2047
64.6650 64.5667 64.7339 64.6294 rata-rata
342.1425 341.6222 342.5070 341.9543 342.0565 342.0565 + 0.37
1 2 1 2
0.2562 0.2577 0.2728 0.2667
78.9444 79.3500 83.5472 81.8556 rata-rata
104.3853 104.9215 110.4713 108.2345 107.0032 107.0032 + 2.87
0.20
2.00
0.37
2.87
0.31
603.9078 601.5693 602.6019 599.5345 601.9034 601.9034 + 1.85
1.85
0.31
1.11
1009.1233 1005.4037 1028.5848 1024.2217 1016.8334 1016.8334 + 11.30
11.30
1.11
0.11
1737.1274 1734.4858 1738.9780 1736.1723 1736.6909 1736.6909 + 1.88
1.88
0.11
2.68
422.1631 424.3318 446.7769 437.7305 432.7506 432.7506 + 11.61
11.61
2.68
143
13
14
15
16
Daun Kucai
Daun Jambu Mete
Buah Takokak
Antanan
1
50.6
2
50.8
1
50.3
2
50.2
1
50.5
2
50.6
1
50.5
2
50.4
1 2 1 2
0.3197 0.3154 0.3154 0.3153
96.5833 95.3889 95.3889 95.3556 rata-rata
21.2051 20.9429 20.9429 20.9356 21.0066 21.0066 + 0.13
1 2 1 2
0.5659 0.5844 0.5915 0.5800
164.9722 170.1161 172.0872 168.8794 rata-rata
827.1445 852.9352 862.8180 846.7347 847.4081 847.4081 + 15..05
1 2 1 2
0.4682 0.4632 0.4638 0.4689
137.8250 136.4528 136.6139 138.0250 rata-rata
159.6121 158.0230 158.2095 159.8437 158.9221 158.9221 + 0.94
1 2 1 2
0.6993 0.6989 0.6848 0.6883
202.0139 201.9111 198.0111 198.9583 rata-rata
202.3174 202.2145 198.3086 199.2572 200.5244 200.5244 + 2.05
0.13
15.05
0.94
2.05
0.63
275.4411 272.0347 272.0347 271.9396 272.8625 272.8625 + 1.72
1.72
0.63
1.78
4312.7245 4447.1967 4498.7257 4414.8676 4418.3786 4418.3786 + 78.45
78.45
1.78
0.59
793.5529 785.6521 786.5797 794.7045 790.1223 790.1223 + 4.67
4.67
0.59
1.02
1107.0452 1106.4819 1085.1098 1090.3006 1097.2344 1097.2344 + 11.21
11.21
1.02
144
17
18
19
20
Krokot
Antanan Beurit
Daun Ginseng
Bunga kecombrang
1
51.0
2
50.8
1
50.2
2
50.2
1
50.9
2
50.9
1
51.0
2
51.4
1 2 1 2
0.4363 0.4363 0.4475 0.4473
128.9694 128.9806 132.0778 132.0194 rata-rata
81.6828 81.6898 83.6515 83.6145 82.6597 82.6597 + 1.12
1 2 1 2
0.5766 0.5839 0.5848 0.5757
167.9306 169.9583 170.2194 167.6861 rata-rata
143.9373 145.6753 145.8992 143.7278 144.8099 144.8099 + 1.14
1 2 1 2
0.4981 0.4917 0.4977 0.4902
146.1278 144.3722 146.0389 143.9444 rata-rata
65.0870 64.3050 65.0474 64.1145 64.6385 64.6385 + 0.50
1 2 1 2
0.3088 0.3100 0.3106 0.3119
93.5506 93.8906 94.0500 94.4111 rata-rata
255.8292 256.7590 257.1950 258.1825 256.9914 256.9914 + 0.98
1.12
1.14
0.50
0.98
1.36
684.5067 684.5657 701.0042 700.6946 692.6928 692.6928 + 9.42
9.42
1.36
0.78
916.8096 927.8802 929.3057 915.4751 922.3676 922.3676 + 7.23
7.23
0.78
0.78
796.2504 786.6843 795.7660 784.3534 790.7635 790.7635 + 6.13
6.13
0.78
0.38
2500.0967 2509.1831 2513.4442 2523.0947 2511.4547 2511.4547 + 9.55
9.55
0.38
145
21
22
23
24
Daun Beluntas
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong cina
1
50.5
2
50.9
1
50.4
2
50.3
1
50.3
2
50.3
1
50.3
2
50.3
1 2 1 2
0.4604 0.4561 0.4845 0.4892
135.6683 134.4850 142.3533 143.6761 rata-rata
724.5051 718.1858 760.2048 767.2687 742.5411 742.5411 + 24.78
1 2 1 2
0.2222 0.2024 0.2217 0.2215
69.5000 63.9889 69.3639 69.2972 rata-rata
39.2526 36.1400 39.1757 39.1381 38.4266 38.4266 + 1.53
1 2 1 2
0.4874 0.4619 0.4403 0.4631
143.1528 136.0917 130.0778 136.4250 rata-rata
91.9622 87.4261 83.5628 87.6403 87.6479 87.6479 + 3.43
1 2 1 2
0.7944 0.7952 0.7938 0.7970
228.4444 228.6750 228.2861 229.1611 rata-rata
188.9160 189.1067 188.7851 189.5087 189.0791 189.0791 + 0.32
24.78
1.53
3.43
0.32
3.34
3774.6218 3741.6986 3960.6148 3997.4176 3868.5882 3868.5882 + 129.09
129.09
3.34
3.97
401.6409 369.7921 400.8543 400.4690 393.1891 393.1891 + 15.61
15.61
3.97
3.92
791.8332 752.7755 719.5104 754.6193 754.6846 754.6846 + 29.56
29.56
3.92
0.17
1296.5985 1297.9071 1295.6998 1300.6661 1297.7179 1297.7179 + 2.16
2.16
0.17
146
Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran Wet Basis No
1
2
3
4
Sampel
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Ulangan
W sampel (g)
1
0.5004
2
0.5002
1
0.5004
2
0.5006
1
0.5005
2
0.5004
1
0.5007
2
0.5006
Duplo
Area (mAU)
[ ] (µg/ml)
1 2 1 2
1323.9320 1312.6516 1339.9066 1367.8566
28.3498 28.0834 28.7271 29.3873 rata-rata
2.2817 2.2602 2.3120 2.3651 2.3048 2.3048 + 0.05
1 2 1 2
489.2159 475.3908 471.9960 469.4764
8.6352 8.3087 8.2285 8.1690 rata-rata
0.8893 0.8557 0.8474 0.8413 0.8584 0.8584 + 0.02
1 2 1 2
3598.8005 3476.3115 3617.8108 3501.2615
82.0784 79.1854 82.5274 79.7747 rata-rata
5.8833 5.6759 5.9154 5.7181 5.7982 5.7982 + 0.12
1
2291.7854
51.2089
4.3815
2 1 2
2278.6458 2177.5278 2185.1613
50.8986 48.5103 48.6906 rata-rata
4.3549 4.1506 4.1660 4.2632 4.2632 + 0.12
[ ] (mg/100 g sampel segar)
Dry Basis STDEV
0.05
0.02
0.12
% RSD
1.98
2.49
2.05
[ ] (mg/100 g sampel kering) 15.6872 15.5398 15.8960 16.2613 15.8461 15.8461 + 0.31 5.0185 4.8287 4.7821 4.7475 4.8442 4.8442 + 0.12 44.1673 42.6106 44.4089 42.9277 43.5286 43.5286 + 0.89
STDEV
% RSD
0.31
1.98
0.12
2.49
0.89
2.05
0.78
2.86
28.0231 0.12
2.86
27.8533 26.5464 26.6450 27.2669 27.2669 + 0.78
147
5
Daun Katuk
1
0.5005
2
0.5004
1
1255.0250
26.7224
3.2230
14.7752
2
1240.4932
26.3791
3.1816
14.5854
1
1269.4100
27.0621
3.2640
2
1476.6963
31.9579
3.8544
rata-rata
1
6
Daun Kemangi
2
0.5007
0.5005
7
Daun Pakis
0.5005
2
0.5005
8
Daun Pohpohan
2
0.5007
0.5007
14.9630
3.3808
15.4984
3.3808 + 0.32
15.4948 + 1.46
2.6052
4.7030
0.3277
2
326.2233
4.7856
0.3335
1
318.3721
4.6002
0.3206
2
314.7267
4.5141
0.3146
2.5006
0.3241
2.5763
0.3241 + 0.01
2.5763 + 0.07
2.55
2.5483
2121.6980
47.1917
2.7340
25.4717
2
2098.6494
46.6474
2.7025
25.1779
1
1913.7180
42.2796
2.4494
2
1910.7860
42.2103
2.4454
6.07
22.8204
24.0633 24.0633 + 1.46
137.1386
16.8892
2
11015.8000
257.2556
17.7749
1
10899.1000
254.4993
17.5844
2
10924.0000
255.0874
17.6251
0.07
2.55
1.46
6.07
3.20
2.26
22.7830
2.5828
244.4379
rata-rata
0.16
2.5828 + 0.16
10473.1000
9.39
2.6510 0.01
1
1
1.46
17.6700
322.7235
rata-rata
1
9.39
1
rata-rata
1
0.32
144.3297 0.39
2.26
142.7834 143.1133
17.4684
141.8413
17.4684 + 0.39
141.8413 + 3.20
148
9
Bunga Pepaya
1
0.5006
2
0.5007
1
660.3296
12.6767
0.7685
6.9298
2
659.9706
12.6682
0.7680
6.9252
1
660.0141
12.6692
0.7680
2
660.3975
12.6783
0.7686
6.9307
0.7683
6.9279
0.7683 + 0.00
6.9279 + 0.00 77.7578
rata-rata
1 10
Mangkokan Putih
2
0.5004 0.5004
11
Daun Kenikir
2
0.5007 0.5006
12
Daun Kelor
2
0.5005 0.5004
6.9258
5950.5132
137.6219
13.7553
2
6079.8428
140.6765
14.0606
1
6056.4434
140.1238
14.0053
2
6357.0000
147.2225
14.7148
83.1822
14.1340
79.8987
14.1340 + 0.41
79.8987 + 2.31 22.1852
1
1871.9208
41.2924
4.3696
2
1892.0000
41.7667
4.4197
1
1952.5836
43.1975
4.5712
2
2035.4462
45.1546
4.7783
rata-rata
1
0.04
1
rata-rata
1
0.00
79.1714
4.05
23.2087
26.4554
2
2201.8245
49.0842
6.4902
1
2307.7971
51.5871
6.8212
2
2288.6118
51.1340
6.7613
2.90
0.93
4.05
0.66
2.44
24.2602 23.0235
6.5414
2.31
22.4400 0.18
23.0235 + 0.93
49.4716
rata-rata
2.90
4.5347 + 0.18 2218.2285
0.04
79.4836 0.41
4.5347
1
0.00
26.2482 0.16
2.44
27.5867 27.3444
6.6535
26.9087
6.6535 + 0.16
26.9087 + 0.66
149
1 13
Daun Kucai
2
0.5004 0.5006
1
190.6369
1.5833
0.0695
2
192.7118
1.6323
0.0717
1
203.4619
1.8862
0.0828
2
203.0501
1.8765
0.0824
rata-rata
1 14
Daun Jambu Mete
2
0.5004
0.5005
1 15
Buah Takokak
2
0.5007 0.5009
16
Antanan
1
0.5005
2
0.5003
9.13
1.0758 0.9951 0.9951 + 0.09
67.5495
129.1966
12.9554
2
5937.8291
137.3224
13.7703
1
5915.6328
136.7981
13.7177
2
5894.2720
136.2936
13.6671
0.38
2.84
71.7980 71.5239 70.5328
13.5276 + 0.38
70.5328 + 2.00 158.3010
11764.5000
274.9386
31.8400
2
11692.6000
273.2404
31.6434
1
12857.5000
300.7534
34.8296
2
12644.3000
295.7180
34.2464
2.00
2.84
8.12
4.93
1.83
3.64
157.3232 1.63
4.93
173.1643 170.2651
33.1399
164.7634
33.1399 + 1.63
164.7634 + 8.12
1
4141.1738
94.8884
9.5031
51.9993
2
4149.4580
95.0840
9.5227
52.1065
1
3888.6860
88.9250
8.9059
2
3912.1914
89.4802
8.9615
rata-rata
9.13
71.2601
13.5276
1
0.09
1.0703
0.0766
5593.7822
rata-rata
0.9310 0.01
0.0766 + 0.01
1
rata-rata
0.9031
0.34
3.64
48.7313 49.0355
9.2233
50.4681
9.2233 + 0.34
50.4681 + 1.83
150
1 17
Krokot
2
0.5008 0.5009
1
4032.4270
92.3200
5.8471
2
3976.3142
90.9947
5.7631
1
3931.7144
89.9413
5.6964
2
4023.6401
92.1124
5.8339
rata-rata
1 18
Antanan Beurit
2
0.5005 0.5007
19
Daun Ginseng
1
0.5006
2
0.5006
20
Bunga kecombrang
2
0.5005
0.5007
1.20
47.7364 48.4799 48.4799 + 0.58 152.8803
11980.0000
280.0283
24.0019
11981.1000
280.0543
24.0041
1
12492.7000
292.1375
25.0398
2
11994.8000
280.3779
24.0319
1.20
3.27
2.12
0.14
3.06
10.83
7.88
152.8944 0.51
2.12
159.4912 153.0711
24.2694
154.5842
24.2694 + 0.51
154.5842 + 3.27
1
493.3846
8.7337
0.3890
4.7590
2
471.2376
8.2106
0.3657
4.4740
1
496.0759
8.7973
0.3918
2
486.7547
8.5771
0.3820
0.01
3.06
4.7936 4.6737
0.3821
4.6751
0.3821 + 0.01
4.6751 + 0.14
129.5680
1
10387.4000
242.4138
13.2584
2
11068.5000
258.5002
14.1382
1
12201.9000
285.2692
15.6023
2
10380.3000
242.2461
13.2492
129.4784
14.0620
137.4216
14.0620 + 1.11
137.4216 + 10.83
rata-rata
0.58
48.8888
5.7852 + 0.07
2
rata-rata
1
48.2955 0.07
5.7852
1
rata-rata
48.9989
1.11
7.88
138.1661 152.4739
151
21
Daun Beluntas
1
0.5002
2
0.5001
1
8129.5073
189.0861
20.1954
105.2167
2
7913.6680
183.9884
19.6509
102.3801
1
8074.8691
187.7957
20.0576
2
8081.9307
187.9625
20.0754
104.5914
19.9948
104.1717
19.9948 + 0.24
104.1717 + 1.24
rata-rata
1 22
Bunga Turi
2
0.5008 0.5007
0.24
1.19
104.4986
1.24
1.19
-
-
1.15
3.21
5.54
1.72
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
23
Terubuk
1
0.5008
2
0.5008
1
2804.7361
63.3240
4.0680
35.0269
2
2789.4839
62.9637
4.0448
34.8277
1
2918.1096
66.0016
4.2400
2
2971.2512
67.2568
4.3206
rata-rata
1 24
Kedondong cina
2
0.5004 0.5002
0.13
3.21
36.5081 37.2023
4.1684
35.8912
4.1684 + 0.13
35.8912 + 1.15 316.2453
1
23714.8000
557.1847
46.0773
2
23987.5000
563.6254
46.6100
1
24503.6000
575.8148
47.6180
2
24574.0000
577.4776
47.7555
327.7631
47.0152
322.6822
47.0152 + 0.81
322.6822 + 5.54
rata-rata
319.9009 0.81
1.72
326.8193
*ND: tidak terdeteksi
152
Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran Wet Basis No
1
Sampel
Mengkudu
Ulangan
W sampel (g)
1
0.5004
2
0.5002
Duplo
Area (mAU)
[ ] (µg/ml)
1 2 1 2
ND
ND
Dry Basis
[ ] (mg/100 g sampel segar)
STDEV
% RSD
ND
-
-
[ ] (mg/100 g sampel kering)
STDEV
% RSD
ND
-
-
0.05
0.83
0.02
0.46
0.27
2.09
rata-rata
2
3
4
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
1
0.5004
2
0.5006
1
0.5005
2
0.5004
1
0.5007
2
0.5006
1 2 1 2
456.9399 449.9770 439.6225 440.1553
11.3094 11.2321 11.1172 11.1231 rata-rata
1.1647 1.1568 1.1449 1.1455 1.1530 1.1530 + 0.01
1 2 1 2
131.0545 125.4963 125.1032 130.4019
7.6913 7.6296 7.6252 7.6840 rata-rata
0.5513 0.5469 0.5466 0.5508 0.5489 0.5489 + 0.00
1
1617.6472
24.1961
2 1 2
1599.2568 1534.4312 1530.5905
23.9920 23.2722 23.2296 rata-rata
0.01
0.00
0.83
0.46
2.0702 2.0528 1.9912 1.9875 2.0254 2.0254 + 0.04
6.5726 6.5277 6.4609 6.4643 6.5064 6.5064 + 0.05 4.1388 4.1056 4.1032 4.1349 4.1206 4.1206 + 0.02 13.2409
0.04
2.09
13.1292 12.7353 12.7120 12.9543 12.9543 + 0.27
153
1
5
Daun Katuk
2
0.5005
0.5004
1
302.1453
9.5908
1.1568
2
268.7315
9.2198
1.1120
1
281.9349
9.3664
1.1297
2
275.4024
9.2939
1.1209
rata-rata
6
Daun Kemangi
1
0.5007
2
0.5005
7
Daun Pakis
0.5005
2
0.5005
8
Daun Pohpohan
0.5007
2
0.5007
1.71
5.1788
1.1298
5.1796
1.1298 + 0.02
5.1796 + 0.09
2003.6323
28.4815
1.9848
15.7774
2127.8755
29.8609
2.0809
16.5416
1
2122.1563
29.7974
2.0765
2
1990.5109
28.3359
1.9746
0.06
2.83
16.5064
1.71
0.46
2.83
0.05
1.25
0.07
0.78
15.6967
2.0292
16.1305
2.0292 + 0.06
16.1305 + 0.46
1
174.7454
8.1764
0.4737
4.4132
2
167.8596
8.0999
0.4693
4.3719
1
155.1020
7.9583
0.4611
2
157.8238
7.9885
0.4628
0.01
1.25
4.2955 4.3118
0.4667
4.3481
0.4667 + 0.01
4.3481 + 0.05
1
886.5911
16.0796
1.1110
9.0213
2
869.9148
15.8945
1.0982
8.9174
1
868.7194
15.8812
1.0973
2
890.3997
16.1219
1.1139
rata-rata
0.09
5.1387
2
rata-rata
1
5.0978 0.02
1
rata-rata
1
5.3029
0.01
0.78
8.9099 9.0450
1.1051
8.9734
1.1051 + 0.01
8.9734 + 0.07
154
9
Bunga Pepaya
1
0.5006
2
0.5007
1
968.9445
16.9939
1.0302
9.2899
2
966.7228
16.9693
1.0287
9.2764
1
975.7687
17.0697
1.0348
2
977.5554
17.0895
1.0360
rata-rata
10
Mangkokan Putih
1
0.5004
2
0.5004
11
Daun Kenikir
0.5007
2
0.5006
12
Daun Kelor
0.5005
2
0.5004
9.3313
1.0324
9.3100
1.0324 + 0.00
9.31 + 0.03
934.7219
16.6140
1.6606
9.3871
937.5071
16.6449
1.6637
9.4045
1
978.6330
17.1015
1.7093
2
995.6935
17.2909
1.7282
0.03
1.99
9.6625
0.34
0.19
1.99
0.69
3.75
0.33
2.78
9.7695
1.6904
9.5559
1.6904 + 0.03
9.5559 + 0.19
1
2403.6433
32.9227
3.4839
17.6883
2
2671.4573
35.8961
3.7985
19.2859
1
2485.7473
33.8342
3.5803
2
2581.9116
34.9019
3.6933
0.14
3.75
18.1781 18.7517
3.6390
18.4760
3.6390 + 0.14
18.4760 + 0.69
1
1385.1165
21.6145
2.8580
11.5586
2
1388.0983
21.6476
2.8624
11.5763
1
1487.6622
22.7530
3.0085
2
1477.2754
22.6377
2.9933
rata-rata
0.03
9.3422
2
rata-rata
1
0.34
1
rata-rata
1
0.00
0.08
2.78
12.1674 12.1057
2.9306
11.8520
2.9306 + 0.08
11.8520 + 0.33
155
1 13
Daun Kucai
2
0.5004 0.5006
1
172.6932
8.1536
0.3580
2
151.3006
7.9161
0.3476
1
178.1852
8.2146
0.3607
2
176.1268
8.1917
0.3597
rata-rata
1
0.5004
Daun Jambu Mete
2
0.5005
4.5151 0.01
1.69
4.6853
0.08
1.69
-
-
0.41
3.24
0.10
1.52
4.6723
0.3565
4.6308
0.3565 + 0.01
4.6308 + 0.08
1 2
14
4.6506
ND
ND
1
ND
-
-
ND
2 rata-rata
1 15
Buah Takokak
2
0.5007 0.5009
1
1358.1204
21.3148
2.4684
2
1399.2783
21.7717
2.5213
1
1501.2277
22.9036
2.6524
2
1466.0884
22.5135
2.6072
rata-rata
1 16
Antanan
2
0.5005 0.5003
12.2724 12.5355 0.08
3.24
13.1872 12.9625
2.5624
12.7394
2.5624 + 0.08
12.7394 + 0.41 6.4777
1
502.9733
11.8205
1.1838
2
530.8669
12.1302
1.2148
1
494.4480
11.7259
1.1743
2
500.3095
11.7909
1.1809
6.4615
1.1885
6.5031
1.1885 + 0.02
6.5031 + 0.10
rata-rata
6.6474 0.02
1.52
6.4258
156
1 17
Krokot
2
0.5008 0.5009
1
205.9765
8.5231
0.5398
2
217.1317
8.6470
0.5477
1
219.5417
8.6737
0.5493
2
208.0424
8.5460
0.5413
4.5358
0.5445
4.5631
0.5445 + 0.00
4.5631 + 0.04 8.6527
rata-rata
1 18
Antanan Beurit
2
0.5005 0.5007
1
865.8284
15.8491
1.3585
2
815.5635
15.2910
1.3106
1
888.9601
16.1059
1.3805
2
869.8019
15.8932
1.3622
rata-rata
1 19
Daun Ginseng
2
0.5006 0.5006
1 20
Bunga kecombrang
2
0.5005
0.5007
0.86
4.6036
2.20
8.7930 8.6177
4.9592
9.1011
0.4054
251.7245
9.0310
0.4023
1
266.9262
9.1998
0.4098
2
256.6473
9.0857
0.4047
0.77
5.0130 4.9610 4.9610 + 0.04
9.1791
17.1735
0.9393
2
1024.9144
17.6153
0.9634
1
1087.9912
18.3157
1.0017
2
971.6897
17.0244
0.9311
2.20
0.04
0.77
0.31
3.31
4.9508
0.4055 + 0.00
985.1131
0.19
4.9210 0.00
0.4055
1
0.86
8.6768 8.6177 + 0.19
258.0371
0.04
8.3481 0.03
1.3530
2
rata-rata
4.5894 0.00
1.3530 + 0.03 1
rata-rata
4.5236
0.03
3.31
9.4152 9.7896 9.0994
0.9589
9.3708
0.9589 + 0.03
9.3708 + 0.31
157
21
Daun Beluntas
1
0.5002
2
0.5001
1
6709.4155
80.7274
8.6221
44.9206
2
6200.2446
75.0743
8.0183
41.7750
1
6994.0791
83.8879
8.9597
2
7042.7061
84.4277
9.0173
46.9797
8.6544
45.0886
8.6544 + 0.46
45.0886 + 2.39
rata-rata
1 22
Bunga Turi
2
0.5008 0.5007
0.46
5.30
46.6793
2.39
5.30
-
-
0.17
1.85
-
-
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
23
Terubuk
1
0.5008
2
0.5008
1
904.3893
16.2772
1.0457
9.0036
2
874.8511
15.9493
1.0246
8.8222
1
940.9094
16.6827
1.0717
2
911.5239
16.3564
1.0507
rata-rata
24
Kedondong cina
1
0.5004
2
0.5002
0.02
1.85
9.2278 9.0474
1.0482
9.0252
1.0482 + 0.02
9.0252 + 0.17
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
*ND: tidak terdeteksi
158
Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran No
1
2
3
4
Sampel
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu
Daun Lembayung
Ulangan
W sampel (g)
1
0.5004
2
0.5002
1
0.5004
2
0.5006
1
0.5005
2
0.5004
1
0.5007
2
0.5006
Wet Basis [ ] (mg/100 g sampel STDEV segar) 0.7316 0.7285 0.7571 0.04 0.8196 0.7592 0.7592 + 0.04
Duplo
Area (mAU)
[] (µg/ml)
1 2 1 2
716.9307 713.5448 745.0707 813.8764
9.0900 9.0518 9.4074 10.1835 rata-rata
1 2 1 2
123.4839 121.5137 120.6384 116.7219
2.3965 2.3743 2.3644 2.3202 rata-rata
0.2468 0.2445 0.2435 0.2390 0.2434 0.2434 + 0.00
1 2 1 2
66.5307 60.5090 64.0168 68.9661
1.7541 1.6862 1.7258 1.7816 rata-rata
0.1257 0.1209 0.1237 0.1277 0.1245 0.1245 + 0.00
1
1402.1360
16.8185
1.4390
2 1 2
1391.5419 1203.8270 1351.3488
16.6990 14.5817 16.2456 rata-rata
1.4288 1.2476 1.3900 1.3763 1.3763 + 0.09
0.00
0.00
% RSD
5.57
1.35
2.35
Dry Basis [ ] (mg/100 g sampel STDEV kering) 5.0299 5.0088 5.2055 0.29 5.6350 5.2198 5.2198 + 0.29 1.3928 1.3798 1.3741 1.3484 1.3738 1.3738 + 0.02 0.9439 0.9074 0.9287 0.9587 0.9347 0.9374 + 0.02
% RSD
5.57
0.02
1.35
0.02
2.35
0.57
6.42
9.2036 0.09
6.42
9.1382 7.9796 8.8901 8.8029 8.8029 + 0.57
159
5
Daun Katuk
1
0.5005
1 2
754.1463 708.8474
9.5098 8.9988
1.1470 1.0854
2
0.5004
1 2
738.0394 682.3416
9.3281 8.6999
1.1251 1.0493
rata-rata
1.1017 1.1017 + 0.04
5.0504 5.0504 + 0.20 1.2229
1 6
7
Daun Kemangi
Daun Pakis
2
0.5007 0.5005
5.2581 4.9756 0.04
3.93
5.1576 4.8103
1
106.7285
2.2075
0.1538
2 1
118.4433 115.3667
2.3396 2.3049
0.1630 0.1606
2
120.3667
2.3613 rata-rata
0.1646 0.1605
1.3081 1.2760
0.1605 + 0.00
1.2760 + 0.04
1
0.5005
1 2
2
0.5005
1 2
ND
ND
ND
0.00
-
2.95
-
1.2961 1.2768
ND
0.20
3.93
0.04
2.95
-
-
0.03
2.33
rata-rata
1 8
Daun Pohpohan
2
0.5007 0.5007
1
121.9771
2.3795
0.1644
1.3350
2 1
125.4892 133.9678
2.4191 2.5148
0.1671 0.1738
2
127.3133
2.4397 rata-rata
0.1686 0.1685
1.3688 1.3680
0.1685 + 0.00
1.3680 + 0.03
0.00
2.33
1.3572 1.4109
160
9
10
11
12
Bunga Pepaya
Mangkokan Putih
Daun Kenikir
Daun Kelor
1
0.5006
2
0.5007
1
0.5004
2
0.5004
1
0.5007
2
0.5006
1
0.5005
2
0.5004
1 2 1
1048.9993 983.7863 989.1446
12.8354 12.0999 12.1603
0.7781 0.7335 0.7372
2
1000.5964
12.2895 rata-rata
0.7450 0.7485 0.7485 + 0.02
6.7182 6.7492 6.7492 + 0.18
1 2 1 2
566.1655 640.6119 623.5053 642.9271
7.3895 8.2292 8.0363 8.2553 rata-rata
0.7386 0.8225 0.8032 0.8251 0.7974 0.7974 + 0.04
4.1752 4.6496 4.5406 4.6643 4.5074 4.5074 + 0.23
1
2454.3301
28.6862
3.0356
15.4122
2 1 2
2252.8960 2733.7730 2721.6177
26.4142 31.8381 31.7010 rata-rata
2.7952 3.3691 3.3546 3.1386 3.1386 + 0.28
14.1916 17.1056 17.0320 15.9354 15.9354 + 1.40
1 2 1 2
2777.9026 2791.8565 2997.2290 2911.8584
32.3358 32.4932 34.8096 33.8467 rata-rata
4.2756 4.2965 4.6027 4.4754 4.4126 4.4126 + 0.16
0.02
0.04
0.28
0.16
2.72
5.06
8.79
3.52
7.0166 6.6145 6.6476
17.2919 17.3760 18.6148 18.0999 17.8456 17.8456 + 0.63
0.18
2.72
0.23
5.06
1.40
8.79
0.63
3.52
161
13
14
15
16
Daun Kucai
Daun Jambu Mete
Buah Takokak
Antanan
1
0.5004
2
0.5006
1
0.5004
2
0.5005
1
0.5007
2
0.5009
1
0.5005
2
0.5003
1 2 1 2
103.9391 119.2102 119.8153 119.2691
2.1761 2.3483 2.3551 2.3490 rata-rata
0.0956 0.1031 0.1034 0.1031 0.1013
0.00
3.79
1.2412 1.3394 1.3433 1.3398 1.3159
0.1013 + 0.00
1.3159 + 0.05 15.7199 15.3329 14.7898 14.2365 15.0198 15.0198 + 0.65
1 2 1 2
2576.6816 2511.0510 2418.9636 2325.1406
30.0662 29.3260 28.2873 27.2291 rata-rata
3.0149 2.9407 2.8366 2.7304 2.8807 2.8807 + 0.12
1 2 1 2
171.0071 161.2283 152.3360 146.9178
2.9325 2.8222 2.7219 2.6608
0.3396 0.3268 0.3152 0.3081
rata-rata
0.3225 0.3225 + 0.01
1.6032 1.6032 + 0.07
18.5547 18.9699 17.4441 17.1429 rata-rata
1.8583 1.8998 1.7470 1.7169 1.8055 1.8055 + 0.09
10.1681 10.3956 9.5594 9.3944 9.8794 9.8794 + 0.48
1 2 1 2
1556.0731 1592.8781 1457.6032 1430.8989
0.12
0.01
0.09
4.31
4.28
4.85
1.6885 1.6249 1.5672 1.5320
0.05
3.79
0.65
4.31
0.07
4.28
0.48
4.85
162
17
18
Krokot
Antanan Beurit
1
0.5008
2
0.5009
1
0.5005
2
0.5007
1 2 1 2
200.2538 242.5063 217.3275 215.0501
3.2624 3.7390 3.4550 3.4293 rata-rata
ND
ND
0.2066 0.2368 0.2188 0.2172 0.2199 0.2199 + 0.01
0.01
5.70
-
-
1.7315 1.9845 1.8337 1.8201 1.8424 1.8424 + 0.10
0.10
5.70
-
-
0.04
3.74
0.02
1.48
1 2 1 2
ND
ND
rata-rata
19
20
Daun Ginseng
Bunga kecombrang
1
0.5006
2
0.5006
1
0.5005
2
0.5007
1 2 1 2
83.4330 87.4127 82.2128 72.4216
1.9448 1.9897 1.9310 1.8206 rata-rata
0.0866 0.0886 0.0860 0.0811 0.0856 0.0856 + 0.00
1 2 1 2
112.8013 118.3186 119.1943 119.0906
2.2760 2.3382 2.3481 2.3469 rata-rata
0.1245 0.1279 0.1284 0.1284 0.1273 0.1273 + 0.00
0.00
0.00
3.74
1.48
1.0597 1.0842 1.0522 0.9920 1.0470 1.0470 + 0.04 1.2165 1.2498 1.2550 1.2544 1.2439 1.2439 + 0.02
163
1 21
Daun Beluntas
2
0.5002 0.5001
1 2 1 2
ND
ND
ND
-
-
ND
-
-
0.02
2.36
0.02
1.22
1.12
3.24
rata-rata
22
23
24
Bunga Turi
Terubuk
Kedondong cina
1
0.5008
2
0.5007
1
0.5008
2
0.5008
1
0.5004
2
0.5002
1 2 1 2
65.8811 58.7343 60.9278 65.8243
1.7468 1.6662 1.6909 1.7462 rata-rata
0.0987 0.0941 0.0955 0.0986 0.0967 0.0967 + 0.00
1 2 1
128.9623 122.6145 126.4453
2.4583 2.3867 2.4299
0.1579 0.1533 0.1561
2
125.3671
2.4177 rata-rata
0.1553 0.1557 0.1557 + 0.00
1.3373 1.3403 1.3403 + 0.02
1 2 1 2
5107.8135 5176.5942 5444.8887 5435.7998
58.6150 59.3908 62.4169 62.3143 rata-rata
4.8473 4.9114 5.1617 5.1532 5.0184 5.0184 + 0.16
33.2685 33.7088 35.4264 35.3682 34.4430 34.4430 + 1.12
0.00
0.00
0.16
2.36
1.22
3.24
1.0095 0.9629 0.9772 1.0091 0.9897 0.9897 + 0.02 1.3598 1.3202 1.3441
*ND: tidak terdeteksi
164
Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran Wet Basis No
1
2
Sampel
Mengkudu
Mangkokan
Ulangan
W sampel (g)
1
0.5004
2
0.5002
1
0.5004
2
0.5006
Area (mAU)
[ ] (µg/ml)
[ ] (mg/100 g sampel segar)
1
1323.9320
31.4802
2.5336
2
1312.6516
31.2120
2.5120
1
1339.9066
31.8601
2.5642
2
1367.8566
32.5246
2.6177
rata-rata
2.5569
17.5793
2.5569 + 0.05
17.5793 + 0.32
3
Daun Labu Siam
0.5005
2
0.5004
4
Daun Lembayung
2
0.5007
0.5006
% RSD
STDEV
% RSD
0.32
1.79
0.12
1.85
0.90
1.98
0.78
2.70
17.4194 17.2710 0.05
1.79
17.6296 17.9973
489.2159
11.6325
1.1980
6.7604
2
475.3908
11.3038
1.1641
6.5693
1
471.9960
11.2230
1.1558
2
469.4764
11.1631
1.1497
0.02
1.85
6.5224 6.4876
1.1669
6.5849
1.1669 + 0.02
6.5849 + 0.12
1
3598.8005
85.5716
6.1336
46.0470
2
3476.3115
82.6591
5.9249
44.4798
1
3617.8108
86.0237
6.1660
2
3501.2615
83.2524
5.9674
rata-rata
1
STDEV
[ ] (mg/100 g sampel kering)
1
rata-rata
1
Dry Basis
Duplo
0.12
1.98
46.2903 44.7990
6.0480
45.4040
6.0480 + 0.12
45.4040 + 0.90
29.8206
1
2291.7854
54.4937
4.6625
2
2278.6458
54.1812
4.6358
1
2177.5278
51.7769
4.4300
2
2185.1613
51.9584
4.4456
rata-rata
4.5435
29.0594
4.5435 + 0.12
29.0594 + 0.78
0.12
2.70
29.6496 28.3339 28.4332
165
5
Daun Katuk
1
0.5005
2
0.5004
1
1255.0250
29.8418
3.5992
16.4999
2
1240.4932
29.4962
3.5575
16.3089
1
1269.4100
30.1838
3.6405
2
1476.6963
35.1126
4.2349
rata-rata
6
Daun Kemangi
1
0.5007
2
0.5005
7
Daun Pakis
0.5005
2
0.5005
1 8
Daun Pohpohan
2
0.5007 0.5007
8.51
16.6891
1.47
8.51
0.07
1.57
1.47
5.70
3.23
2.23
19.4143
3.7580
17.2280
3.7580 + 0.32
17.2280 + 1.47
1
322.7235
7.6737
0.5348
4.2509
2
326.2233
7.7569
0.5406
4.2970
1
318.3721
7.5702
0.5275
2
314.7267
7.4835
0.5215
rata-rata
1
0.32
0.01
1.57
4.1935 4.1455
0.5311
4.2217
0.5311 + 0.01
4.2217 + 0.07
1
2121.6980
50.4494
2.9227
27.2300
2
2098.6494
49.9013
2.8910
26.9342
1
1913.7180
45.5040
2.6362
2
1910.7860
45.4343
2.6322
24.5232
rata-rata
2.7705
25.8121
2.7705 + 0.16
25.8121 + 1.47
139.7135
0.16
5.70
24.5608
1
10473.1000
249.0275
17.2064
2
11015.8000
261.9317
18.0980
1
10899.1000
259.1568
17.9062
2
10924.0000
259.7489
17.9471
145.7286
rata-rata
17.7894
144.4479
17.7894 + 0.40
144.4479 + 3.23
146.9532 0.40
2.23
145.3964
166
9
Bunga Pepaya
1
0.5006
2
0.5007
1
660.3296
15.7012
0.9518
8.5832
2
659.9706
15.6927
0.9513
8.5786
1
660.0141
15.6937
0.9514
2
660.3975
15.7028
0.9519
rata-rata
10
Mangkokan Putih
1
0.5004
2
0.5004
11
Daun Kenikir
0.5007
2
0.5006
1
12
Daun Kelor
2
0.5005
0.5004
0.03
8.5791
0.00
0.03
2.33
2.84
0.94
3.79
0.66
2.30
8.5841
0.9516
8.5813
0.9516 + 0.00
8.5813 + 0.00
1
5950.5132
141.4902
14.1419
79.9434
2
6079.8428
144.5654
14.4492
81.6809
1
6056.4434
144.0090
14.3936
2
6357.0000
151.1556
15.1079
rata-rata
1
0.00
0.41
2.84
81.3665 85.4044
14.5232
82.0988
14.5232 + 0.41
82.0988 + 2.33
1
1871.9208
44.5102
4.7101
23.9140
2
1892.0000
44.9876
4.7606
24.1705
1
1952.5836
46.4282
4.9130
2
2035.4462
48.3985
5.1215
26.0030
rata-rata
4.8763
24.7580
4.8763 + 0.18
24.7580 + 0.94 28.2057
0.18
3.79
24.9445
1
2218.2285
52.7446
6.9742
2
2201.8245
52.3546
6.9226
1
2307.7971
54.8744
7.2558
2
2288.6118
54.4182
7.1955
29.1007
rata-rata
7.0871
28.6620
7.0871 + 0.16
28.6620 + 0.66
27.9971 0.16
2.30
29.3446
167
13
Daun Kucai
1
0.5004
2
0.5006
1
190.6369
4.5329
0.1990
2.5854
2
192.7118
4.5823
0.2012
2.6136
1
203.4619
4.8379
0.2124
2
203.0501
4.8281
0.2120
rata-rata
1 14
15
Daun Jambu Mete
Buah Takokak
2
0.5004
0.5005
1
0.5007
2
0.5009
16
Antanan
2
0.5005 0.5003
3.41
2.7594
0.09
3.41
2.01
2.78
8.18
4.88
1.85
3.52
2.7538
0.2062
2.6781
0.2062 + 0.01
2.6781 + 0.09
69.5422
1
5593.7822
133.0079
13.3376
2
5937.8291
141.1886
14.1579
1
5915.6328
140.6609
14.1050
2
5894.2720
140.1529
14.0541
73.2779
rata-rata
13.9137
72.5458
13.9137 + 0.39
72.5458 + 2.01
0.39
2.78
73.8194 73.5435
1
11764.5000
279.7342
32.3954
161.0621
2
11692.6000
278.0245
32.1974
160.0778
1
12857.5000
305.7233
35.4051
2
12644.3000
300.6539
34.8181
rata-rata
1
0.01
1.64
4.88
176.0259 173.1070
33.7040
167.5682
33.7040 + 1.64
167.5682 + 8.18 53.9610
1
4141.1738
98.4681
9.8616
2
4149.4580
98.6651
9.8813
1
3888.6860
92.4645
9.2603
2
3912.1914
93.0234
9.3163
rata-rata
9.5799
52.4195
9.5799 + 0.34
52.4195 + 1.85
54.0689 0.34
3.52
50.6709 50.9772
168
17
Krokot
1
0.5008
2
0.5009
1
4032.4270
95.8823
6.0727
50.8896
2
3976.3142
94.5481
5.9882
50.1815
1
3931.7144
93.4876
5.9210
2
4023.6401
95.6734
6.0595
rata-rata
1 18
Antanan Beurit
2
1 19
Daun Ginseng
2
1 20
Bunga kecombrang
2
0.5005 0.5007
0.5006 0.5006
0.5005
0.5007
0.07
1.17
49.6186
0.59
1.17
3.29
2.10
0.14
2.29
10.90
7.79
50.7788
6.0104
50.3671
6.0104 + 0.07
50.3671 + 0.59 155.5171
1
11980.0000
284.8583
24.4159
2
11981.1000
284.8844
24.4181
1
12492.7000
297.0492
25.4608
2
11994.8000
285.2102
24.4460
rata-rata
24.6852
157.2326
24.6852 + 0.52
157.2326 + 3.29 6.3926
155.5314 0.52
2.10
162.1727 155.7093
1
493.3846
11.7316
0.5225
2
471.2376
11.2050
0.4991
1
496.0759
11.7956
0.5254
2
486.7547
11.5740
0.5155
rata-rata
0.5156
6.3081
0.5156 + 0.01
6.3081 + 0.14
132.0138
6.1056 0.01
2.29
6.4274 6.3067
1
10387.4000
246.9897
13.5087
2
11068.5000
263.1848
14.3944
1
12201.9000
290.1346
15.8684
2
10380.3000
246.8209
13.4994
rata-rata
14.3177
139.9204
14.3177 + 1.12
139.9204 + 10.90
1.12
7.79
140.6699 155.0743 131.9236
169
1 21
Daun Beluntas
2
1 22
Bunga Turi
2
0.5002 0.5001
0.5008 0.5007
1
8129.5073
193.3020
20.6457
107.5626
2
7913.6680
188.1698
20.0975
1
8074.8691
192.0028
20.5069
2
8081.9307
192.1707
20.5249
rata-rata
20.4437
106.5105
20.4437 + 0.24
106.5105 + 1.24
104.7068 0.24
1.17
106.8397
1.24
1.17
-
-
1.16
3.07
5.58
1.71
106.9331
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
1 23
Terubuk
2
1 24
Kedondong cina
2
0.5008 0.5008
0.5004 0.5002
1
2804.7361
66.6905
4.2842
2
2789.4839
66.3278
4.2609
1
2918.1096
69.3863
4.4574
2
2971.2512
70.6499
4.5386
39.0792
rata-rata
4.3853
37.7592
4.3853 + 0.13
37.7592 + 1.16 320.0490
1
23714.8000
563.8862
46.6315
2
23987.5000
570.3705
47.1678
1
24503.6000
582.6422
48.1826
2
24574.0000
584.3161
48.3210
rata-rata
36.8891 36.6885 0.13
3.07
38.3802
323.7292 0.81
1.71
330.6944 331.6445
47.5757
326.5293
47.5757 + 0.81
326.5293 + 5.58
*ND: tidak terdeteksi
170
Lampiran 16. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran Wet Basis No
1
Sampel
Mengkudu
Ulangan
W sampel (g)
1
0.5004
2
0.5002
Duplo
Area (mAU)
[ ] (µg/ml)
ND
ND
Dry Basis
[ ] (mg/100 g sampel segar)
STDEV
% RSD
[ ] (mg/100 g sampel kering)
STDEV
% RSD
ND
-
-
ND
-
-
0.05
1.87
0.02
2.46
0.27
2.83
1 2 1 2 rata-rata
1 2
Mangkokan
2
0.5004 0.5006
1
456.9399
5.1052
0.5258
2
449.9770
5.0274
0.5178
1
439.6225
4.9117
0.5058
2
440.1553
4.9176
0.5065
rata-rata
1 3
Daun Labu Siam
2
0.5005 0.5004
1 4
Daun Lembayung
2
0.5007
0.5006
2.9217 0.01
1.87
2.8545 2.8579
0.5140
2.9003
0.5140 + 0.01
2.9003 + 0.05 0.7879
1
131.0545
1.4642
0.1050
2
125.4963
1.4021
0.1005
1
125.1032
1.3977
0.1002
2
130.4019
1.4569
0.1044
rata-rata
2.9669
0.7545 0.00
2.46
0.7521 0.7840
0.1025
0.7696
0.1025 + 0.00
0.7696 + 0.02
9.8902
1
1617.6472
18.0731
1.5463
2
1599.2568
17.8677
1.5288
1
1534.4312
17.1434
1.4668
2
1530.5905
17.1005
1.4631
9.3579
1.5013
9.6018
1.5013 + 0.04
9.6018 + 0.27
rata-rata
0.04
2.83
9.7777 9.3814
171
1 5
Daun Katuk
2
0.5005 0.5004
1
302.1453
3.3757
0.4071
2
268.7315
3.0024
0.3621
1
281.9349
3.1499
0.3799
2
275.4024
3.0769
0.3711
rata-rata
1 6
Daun Kemangi
2
0.5007 0.5005
7
Daun Pakis
1
0.5005
2
0.5005
8
Daun Pohpohan
2
0.5007 0.5007
5.12
1.7416 1.7424 1.7424 + 0.09 12.4006
22.3856
1.5600
2
2127.8755
23.7737
1.6567
1
2122.1563
23.7098
1.6523
2
1990.5109
22.2390
1.5498
3.60
13.1341 12.7559 12.7559 + 0.46
1
174.7454
1.9523
0.1131
1.0538
2
167.8596
1.8754
0.1086
1.0123
1
155.1020
1.7329
0.1004
2
157.8238
1.7633
0.1022
0.9517
0.1061
0.9883
0.1061 + 0.01
0.9883 + 0.05 5.5573
886.5911
9.9054
0.6844
869.9148
9.7191
0.6715
1
868.7194
9.7058
0.6706
2
890.3997
9.9480
0.6873
rata-rata
0.46
3.60
0.05
5.54
0.07
1.27
12.3193
1.6047
2
5.12
13.1695 0.06
1.6047 + 0.06
1
0.09
1.7013
0.3801 + 0.02 2003.6323
rata-rata
1
1.6601 0.02
0.3801
1
rata-rata
1.8665
0.01
5.54
0.9353
5.4528 0.01
1.27
5.4453 5.5812
0.6785
5.5091
0.6785 + 0.01
5.5091 + 0.07
172
1 9
Bunga Pepaya
2
0.5006 0.5007
1
968.9445
10.8255
0.6563
2
966.7228
10.8007
0.6548
1
975.7687
10.9018
0.6609
2
977.5554
10.9217
0.6621
rata-rata
10
Mangkokan Putih
1
0.5004
2
0.5004
11
Daun Kenikir
2
0.5007 0.5006
12
Daun Kelor
0.5005
2
0.5004
0.54
5.9596
0.6585
5.9381
0.6585 + 0.00
5.9381 + 0.03
934.7219
10.4432
1.0438
5.9005
937.5071
10.4743
1.0469
5.9181
1
978.6330
10.9338
1.0928
2
995.6935
11.1244
1.1119
6.2854
1.0738
6.0704
1.0738 + 0.03
6.0704 + 0.19 14.4282
1
2403.6433
26.8547
2.8418
2
2671.4573
29.8468
3.1584
1
2485.7473
27.7720
2.9388
2
2581.9116
28.8464
3.0525
0.03
3.15
6.1777
0.54
0.19
3.15
0.70
4.58
0.33
3.87
16.0358 0.14
4.58
14.9210 15.4983
2.9979
15.2208
2.9979 + 0.14
15.2208 + 0.70
1
1385.1165
15.4752
2.0462
8.2755
2
1388.0983
15.5085
2.0506
8.2933
1
1487.6622
16.6209
2.1977
2
1477.2754
16.5048
2.1824
rata-rata
0.03
5.9705
2
rata-rata
1
5.9043 0.00
1
rata-rata
1
5.9179
0.08
3.87
8.8882 8.8261
2.1192
8.5708
2.1192 + 0.08
8.5708 + 0.33
173
1 13
Daun Kucai
2
0.5004 0.5006
1
172.6932
1.9294
0.0847
2
151.3006
1.6904
0.0742
1
178.1852
1.9908
0.0874
2
176.1268
1.9678
0.0864
rata-rata
1
0.5004
Daun Jambu Mete
2
0.5005
0.9642 0.01
7.31
1.1355
0.08
7.31
-
-
0.41
4.51
0.10
3.20
1.1224
0.0832
1.0806
0.0832 + 0.01
1.0806 + 0.08
1 2
14
1.1005
ND
ND
1
ND
-
-
ND
2 rata-rata
1 15
Buah Takokak
2
0.5007 0.5009
1
1358.1204
15.1736
1.7572
2
1399.2783
15.6334
1.8105
1
1501.2277
16.7724
1.9424
2
1466.0884
16.3799
1.8969
rata-rata
1 16
Antanan
2
0.5005 0.5003
8.7365 9.0012 0.08
4.51
9.6570 9.4310
1.8517
9.2064
1.8517 + 0.08
9.2064 + 0.41 3.0795
1
502.9733
5.6195
0.5628
2
530.8669
5.9311
0.5940
1
494.4480
5.5242
0.5533
2
500.3095
5.5897
0.5598
3.0632
0.5675
3.1051
0.5675 + 0.02
3.1051 + 0.10
rata-rata
3.2503 0.02
3.20
3.0273
174
17
Krokot
1
0.5008
2
0.5009
1
205.9765
2.3013
0.1458
1.2214
2
217.1317
2.4259
0.1536
1.2875
1
219.5417
2.4528
0.1553
2
208.0424
2.3244
0.1472
1.2337
0.1505
1.2611
0.1505 + 0.00
1.2611 + 0.04 5.2812
rata-rata
1 18
Antanan Beurit
2
0.5005 0.5007
1
865.8284
9.6735
0.8291
2
815.5635
9.1119
0.7810
1
888.9601
9.9319
0.8513
2
869.8019
9.7178
0.8329
rata-rata
1 19
Daun Ginseng
2
0.5006 0.5006
1 20
Bunga kecombrang
2
0.5005
0.5007
3.13
1.3018
3.64
5.4223 5.2459 5.2459 + 0.19 1.5709
258.0371
2.8829
0.1284
251.7245
2.8124
0.1253
1
266.9262
2.9822
0.1328
2
256.6473
2.8674
0.1277
0.19
3.64
0.04
2.45
0.31
5.13
1.5325 0.00
2.45
1.6250 1.5624
0.1286
1.5727
0.1286 + 0.00
1.5727 + 0.04
5.8827
1
985.1131
11.0062
0.6020
2
1024.9144
11.4508
0.6263
1
1087.9912
12.1556
0.6648
2
971.6897
10.8562
0.5938
5.8025
0.6217
6.0757
0.6217 + 0.03
6.0757 + 0.31
rata-rata
3.13
5.3054
0.8236
2
0.04
4.9746 0.03
0.8236 + 0.03 1
rata-rata
0.00
0.03
5.13
6.1204 6.4970
175
1 21
Daun Beluntas
2
0.5002 0.5001
1
6709.4155
74.9608
8.0062
2
6200.2446
69.2721
7.3986
1
6994.0791
78.1412
8.3459
2
7042.7061
78.6845
8.4039
rata-rata
1 22
Bunga Turi
2
0.5008 0.5007
41.7118 38.5464 0.46
5.74
43.4816
2.40
5.74
-
-
0.17
2.99
-
-
43.7839
8.0387
41.8809
8.0387 + 0.46
41.8809 + 2.40
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
23
Terubuk
1
0.5008
2
0.5008
1
904.3893
10.1043
0.6491
5.5891
2
874.8511
9.7743
0.6279
5.4065
1
940.9094
10.5123
0.6753
2
911.5239
10.1840
0.6542
rata-rata
24
Kedondong cina
1
0.5004
2
0.5002
0.02
2.99
5.8148 5.6332
0.6516
5.6109
0.6516 + 0.02
5.6109 + 0.17
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
*ND: tidak terdeteksi
176
Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran Wet Basis No
1
2
3
4
Sampel
Mengkudu
Mangkokan
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Ulangan
W sampel (g)
1
0.5004
2
0.5002
1
0.5004
2
0.5006
1
0.5005
2
0.5004
1
0.5007
2
0.5006
Duplo
Area (mAU)
[ ] (µg/ml)
1 2 1 2
716.9307 713.5448 745.0707 813.8764
8.1098 8.0715 8.4281 9.2064 rata-rata
1 2 1 2
123.4839 121.5137 120.6384 116.7219
1.3968 1.3745 1.3646 1.3203 rata-rata
0.1439 0.1416 0.1405 0.1360 0.1405 0.1405 + 0.00
1 2 1 2
66.5307 60.5090 64.0168 68.9661
0.7526 0.6845 0.7241 0.7801 rata-rata
0.0539 0.0491 0.0519 0.0559 0.0527 0.0527 + 0.00
1
1402.1360
15.8607
1.3570
2 1 2
1391.5419 1203.8270 1351.3488
15.7409 13.6175 15.2862 rata-rata
1.3468 1.1651 1.3079 1.2942 1.2942 + 0.09
[ ] (mg/100 g sampel segar) 0.6527 0.6496 0.6783 0.7410 0.6804 0.6804 + 0.04
STDEV
% RSD
0.04
6.23
0.00
0.00
2.35
5.56
Dry Basis [ ] (mg/100 g sampel STDEV kering) 4.4875 4.4663 4.6636 0.29 5.0943 4.6779 4.6779 + 0.29 0.8118 0.7988 0.7931 0.7673 0.7928 0.7928 + 0.02 0.4050 0.3683 0.3897 0.4198 0.3957 0.3957 + 0.02
% RSD
6.23
0.02
2.35
0.02
5.56
0.57
6.85
8.6795 0.09
6.85
8.6139 7.4519 8.3651 8.2776 8.2776 + 0.57
177
1
5
Daun Katuk
2
1
6
7
Daun Kemangi
Daun Pakis
2
0.5005
0.5004
0.5007
0.5005
1
0.5005
2
0.5005
1
754.1463
8.5308
1.0289
4.7168
2
708.8474
8.0183
0.9671
1
738.0394
8.3486
1.0069
2
682.3416
7.7185
0.9309
4.2677
rata-rata
0.9835
4.5085
0.9835 + 0.04
4.5085 + 0.20
0.6688
4.4335 0.04
4.41
4.6160
1
106.7285
1.2073
0.0841
2
118.4433
1.3398
0.0934
1
115.3667
1.3050
0.0909
2
120.3667
1.3616
0.0949
0.7542
rata-rata
0.0908
0.7220
0.0908 + 0.00
0.7220 + 0.04
0.20
4.41
0.04
5.23
-
-
0.03
3.96
0.7422 0.00
5.23
0.7229
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
8
Daun Pohpohan
1
0.5007
2
0.5007
1
121.9771
1.3798
0.0953
0.7741
2
125.4892
1.4195
0.0981
0.7964
1
133.9678
1.5154
0.1047
2
127.3133
1.4401
0.0995
rata-rata
0.00
3.96
0.8502 0.8080
0.0994
0.8072
0.0994 + 0.00
0.8072 + 0.03
178
1
9
Bunga Pepaya
2
0.5006
0.5007
1
1048.9993
11.8661
0.7193
2
983.7863
11.1284
0.6746
1
989.1446
11.1890
0.6783
2
1000.5964
11.3186
0.6862
rata-rata
1
10
Mangkokan Putih
2
0.5004
0.5004
1
11
Daun Kenikir
2
0.5007
0.5006
1
12
Daun Kelor
2
0.5005
0.5004
6.1166
6.2185
3.6185
0.6401
2
640.6119
7.2465
0.7243
1
623.5053
7.0530
0.7049
2
642.9271
7.2727
0.7269
5.79
3.9850
3.9517 3.9517 + 0.23
14.9162
27.7629
2.9379
2
2252.8960
25.4843
2.6968
1
2733.7730
30.9239
3.2724
2
2721.6177
30.7864
3.2578
9.10
16.6145
15.4408 15.4408 + 1.40
16.8038
31.4231
4.1550
2
2791.8565
31.5809
4.1758
1
2997.2290
33.9041
4.4830
2
2911.8584
32.9384
4.3553
1.40
9.10
0.63
3.63
16.5406
3.0412
2777.9026
5.79
13.6920 0.28
3.0412 + 0.28
1
0.23
4.1091
0.6991
2454.3301
2.96
4.0943 0.04
0.6991 + 0.04
1
0.18
6.1874
6.2185 + 0.18
6.4044
rata-rata
2.96
0.6896
566.1655
rata-rata
6.0835 0.02
0.6896 + 0.02
1
rata-rata
6.4867
16.8882 0.16
3.63
18.1305 17.6141
4.2923
17.3592
4.2923 + 0.16
17.3592 + 0.63
179
1 13
Daun Kucai
2
0.5004 0.5006
1
103.9391
1.1757
0.0516
2
119.2102
1.3485
0.0592
1
119.8153
1.3553
0.0595
2
119.2691
1.3491
0.0592
rata-rata
1 14
Daun Jambu Mete
2
0.5004
0.5005
1 15
Buah Takokak
2
0.5007 0.5009
1 16
Antanan
2
0.5005 0.5003
6.71
0.7730 0.7456 0.7456 + 0.05
15.2393
29.1469
2.9228
2
2511.0510
28.4045
2.8483
1
2418.9636
27.3629
2.7439
2
2325.1406
26.3015
2.6374
0.12
4.46
14.8511 14.3065
2.7881
14.5371 14.5371 + 0.65 1.1138
171.0071
1.9344
0.2240
2
161.2283
1.8238
0.2112
1
152.3360
1.7232
0.1996
2
146.9178
1.6619
0.1925
6.71
0.65
4.46
0.07
6.69
0.48
5.13
13.7516
2.7881 + 0.12 1
0.05
0.7695
0.0574
2576.6816
rata-rata
0.7691 0.00
0.0574 + 0.00
1
rata-rata
0.6706
1.0501 0.01
6.69
0.9922 0.9569
0.2068
1.0282
0.2068 + 0.01
1.0282 + 0.07 9.6460
1
1556.0731
17.6020
1.7628
2
1592.8781
18.0183
1.8045
1
1457.6032
16.4881
1.6513
2
1430.8989
16.1861
1.6210
8.8700
rata-rata
1.7099
9.3564
1.7099 + 0.09
9.3564 + 0.48
9.8741 0.09
5.13
9.0356
180
1 17
18
Krokot
Antanan Beurit
2
0.5008 0.5009
1
0.5005
2
0.5007
1
200.2538
2.2652
0.1435
1.2023
2
242.5063
2.7432
0.1737
1
217.3275
2.4584
0.1557
2
215.0501
2.4326
0.1541
1.2911
rata-rata
0.1567
1.3135
0.1567 + 0.01
1.3135 + 0.11
1.4559 0.01
8.01
1.3048
0.11
8.01
-
-
0.04
7.82
0.02
2.61
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
2 rata-rata
19
Daun Ginseng
1
0.5006
2
0.5006
1
83.4330
0.9438
0.0420
0.5143
2
87.4127
0.9888
0.0440
0.5388
1
82.2128
0.9300
0.0414
2
72.4216
0.8192
0.0365
rata-rata
1 20
Bunga kecombrang
2
0.5005
0.5007
0.00
7.82
0.5067 0.4464
0.0410
0.5015
0.0410 + 0.00
0.5015 + 0.04
0.6820
1
112.8013
1.2760
0.0698
2
118.3186
1.3384
0.0732
1
119.1943
1.3483
0.0737
2
119.0906
1.3471
0.0737
rata-rata
0.0726
0.7095
0.0726 + 0.00
0.7095 + 0.02
0.00
2.61
0.7154 0.7207 0.7200
181
21
Daun Beluntas
1
0.5002
2
0.5001
1 2 1
ND
ND
ND
-
-
ND
-
-
0.02
5.71
0.02
2.09
1.12
3.30
2 rata-rata
1 22
23
Bunga Turi
Terubuk
2
0.5008 0.5007
1
0.5008
2
0.5008
1
65.8811
0.7452
0.0421
2
58.7343
0.6644
0.0375
1
60.9278
0.6892
0.0389
2
65.8243
0.7446
0.0421
rata-rata
0.0401
0.4108
0.0401 + 0.00
0.4108 + 0.02
24
Kedondong cina
2
0.5004 0.5002
0.3840 0.00
5.71
0.3983 0.4303
1
128.9623
1.4588
0.0937
0.8069
2
122.6145
1.3870
0.0891
0.7672
1
126.4453
1.4303
0.0919
2
125.3671
1.4181
0.0911
rata-rata
1
0.4307
0.00
2.09
0.7912 0.7844
0.0915
0.7874
0.0915 + 0.00
0.7874 + 0.02 32.7938
1
5107.8135
57.7786
4.7781
2
5176.5942
58.5566
4.8424
1
5444.8887
61.5915
5.0934
2
5435.7998
61.4887
5.0849
34.8996
rata-rata
4.9497
33.9717
4.9497 + 0.16
33.9717 + 1.12
33.2354 0.16
3.30
34.9579
*ND: tidak terdeteksi
182