ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERMODALAN, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP), DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
GIYARTI NIM. 21311015
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH - S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERMODALAN, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP), DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
GIYARTI NIM. 21311015 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH - S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Futmalia Suci Sabella
NIM
: 213-11-043
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan
: S1 - Perbankan Syariah
Judul
: PENGARUH GAJI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP
Skripsi
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasrkan kode etik ilmiah. Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 03 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Al-Insyirah: 6-8)
If there is a will, there is a way.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tua dan keluarga tercinta Para guru dan dosenku Keluarga besarku Sahabat-sahabatku Almamater Institut Agama Islam Negeri Salatiga
vi
ABSTRAK
Giyarti, 2015. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Permodalan, Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi S1 Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Agus Waluyo, M. Ag.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel ukuran perusahaan (Size), permodalan (CAR), kualitas aktiva produktif (KAP), dan likuiditas (FDR) terhadap Profitabilitas yang diproksi dengan Return On Equity (ROE). Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu empat bank umum syariah devisa periode 2011-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulanan bank. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 21.0 dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROE, variabel permodalan dan kualitas aktiva produktif juga berpengaruh positif signifikan terhadap ROE. Sedangkan variabel likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROE. Dari hasil perhitungan statistik diketahui bahwa variabel kualitas aktiva produktif memberikan pengaruh terbesar terhadap Return On Equity (ROE).
Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Profitabilitas
vii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur hanya bagi Allah SWT atas segala hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)” ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2.
Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga sekaligus Pembimbing Akademik yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan menularkan ilmunya kepada penulis.
viii
3.
Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah yang bersedia membimbing dan memberi arahan kepada penulis.
4.
Bapak Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dan memberikan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5.
Ibu Hikmah Endraswati, SE., M.Si, terima kasih atas bimbingan, arahan dan ilmunya yang diberikan kepada penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.
6.
Segenap dosen dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan untuk penulis selama ini.
7.
Bapak Jumari Darwanto dan Ibu Mariyah tercinta, adik tersayang Siska serta keluarga terdekat, atas doa yang senantiasa dipanjatkan dan dukungan baik moriil maupun materiil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
8.
Precious One, Arifin Achmad Irfan yang tiada hentinya memberikan dukungan, bantuan, motivasi dan doa dari awal proses pengerjaan sampai terselesaikannya skripsi ini.
9.
Sahabat sahabatku, Lutfi, Rachma, Dita, Lialio, Harnum, Cumil, Cimot, Mbak Lastri, dan Futmalia terima kasih atas doa dan bantuannya. Kalian sumber motivasi dalam setiap perjuangan. Terima kasih atas dukungan dan nasihat-nasihatnya.
ix
10.
Keluargaku keluarga tanpa ayah ibu, Seni Music Club (SMC) Salatiga yang selalu penulis sayangi. Terima kasih untuk ilmu berorganisasi yang sangat berharga dan pengalaman yang tak akan terlupakan. Kalian luar biasa, guys!
11.
Teman-teman seperjuangan di S1 Perbankan Syariah angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini. Kebersamaan kita selama ini akan menjadi kenangan yang indah.
12.
Seluruh sahabat, teman, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan, motivasi, inspirasi dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian. Amin. Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu segala saran dan kritik membangun sangat diharapkan. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb. Salatiga, 29 Agustus 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vi
ABSTRAK .............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ............................................................................
viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
14
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
14
D. Manfaat Penelitian .................................................................
15
E. Sistematika Penulisan ............................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................
17
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................
17
1. Teori Keagenan (Agency Theory) .....................................
17
xi
2. Penelitian Terdahulu ........................................................
19
B. Kerangka Teoritik ..................................................................
26
1. Pengertian Perbankan .......................................................
26
2. Fungsi Bank .....................................................................
27
3. Jenis-jenis Bank ...............................................................
28
4. Bank Syariah ...................................................................
29
a. Pengertian Bank Syariah ............................................
29
b. Klasifikasi Bank Syariah ............................................
29
c. Ciri-ciri dan Landasan Operasional Bank Syariah ......
31
d. Prinsip-prinsip Dasar Perbankan Syariah ....................
34
e. Sumber Dana Bank Syariah ........................................
35
f. Penggunaan Dana Bank .............................................
37
5. Analisis Laporan Keuangan .............................................
38
6. Kinerja Perbankan ............................................................
40
7. Profitabilitas ....................................................................
41
8. Return On Equity (ROE) ...................................................
42
9. Return On Assets (ROA) ...................................................
43
10. Net Interest Margin (NIM) ...............................................
43
11. Ukuran Perusahaan ..........................................................
43
12. Permodalan ......................................................................
44
13. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) .....................................
45
14. Likuiditas .........................................................................
46
C. Kerangka Penelitian ...............................................................
49
D. Hipotesis ...............................................................................
50
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................
57
A. Jenis Penelitian ......................................................................
57
B. Populasi dan Sampel ..............................................................
57
C. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
59
1. Sumber dan Jenis Data .....................................................
59
2. Metode Pengumpulan Data ..............................................
59
xii
D. Objek Penelitian ....................................................................
60
E. Definisi Operasional ..............................................................
60
F. Uji Instrumen Penelitian ........................................................
64
1. Uji Deskriptif Statistik .....................................................
64
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................
64
a. Uji Multikolinearitas ..................................................
64
b. Uji Autokorelasi .........................................................
65
c. Uji Heterokedastisitas ................................................
67
d. Uji Normalitas ...........................................................
68
e. Uji Linearitas .............................................................
70
3. Analisis Regresi Linear Berganda ....................................
70
4. Koefisien Determinasi .....................................................
72
5. Pengujian Hipotesis .........................................................
73
a. Uji Statistik F ..............................................................
74
b. Uji Statistik t ...............................................................
75
BAB IV ANALISIS DATA ...................................................................
77
A. Deskripsi Objek Penelitian .....................................................
77
1. Bank Muamalat Indonesia ................................................
77
2. Bank Syariah Mandiri ......................................................
79
3. Bank Mega Syariah ..........................................................
80
4. BNI Syariah ......................................................................
81
B. Analisis Data .........................................................................
82
1. Uji Deskriptif Statistik .....................................................
82
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................
84
a. Uji Multikolinearitas ..................................................
84
b. Uji Autokorelasi .........................................................
87
c. Uji Heterokedastisitas ................................................
88
d. Uji Normalitas ...........................................................
91
e. Uji Linearitas .............................................................
94
3. Persamaan Regresi Linear Berganda ................................
96
xiii
4. Koefisien Determinasi .....................................................
97
5. Pengujian Hipotesis .........................................................
98
a. Uji Statistik F ..............................................................
98
b. Uji Statistik t ..............................................................
99
6. Pembahasan Hasil Pengujian Statistik ..............................
102
a. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas ...............................................
102
b. Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas ...............................................
104
c. Pengaruh Variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Terhadap Profitabilitas ...............................................
106
d. Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Profitabilitas ...............................................................
107
7. Variabel yang Memiliki Pengaruh Paling Besar Terhadap Profitabilitas ....................................................................
109
BAB V PENUTUP .................................................................................
111
A. Kesimpulan ...........................................................................
111
B. Saran .....................................................................................
113
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
115
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah .....................
3
Tabel 1.2 Rasio Keuangan BUS dan UUS ...............................................
5
Tabel 1.3 Research Gap ..........................................................................
10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................
23
Tabel 2.2 Hipotesis .................................................................................
56
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel ......................................................
58
xiv
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian .........................................................
58
Tabel 3.3 Dasar Pengambilan Keputusan Autokorelasi ............................
67
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Statistik .....................................................
82
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi ...............
85
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance dan VIF ...
86
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................
88
Tabel 4.5 Hasil Uji Park ..........................................................................
90
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) .....................................
94
Tabel 4.7 Hasil Regresi Persamaan Linier ...............................................
95
Tabel 4.8 Hasil Regresi Persamaan Kuadrat ............................................
95
Tabel 4.9 Hasul Uji Regresi Linear Berganda ..........................................
97
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasi ..................................................
98
Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik F ...............................................................
99
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t ................................................................
100
Tabel 4.13 Hasil Uji Deskriptif Statistik ..................................................
108
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t ................................................................
109
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis ................................................................
110
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritik ...............................................
49
Gambar 4.1 Diagram Heterokedastisitas ..................................................
89
Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas ....................................................
92
Gambar 4.3 Uji Normalitas Dengan Normal P-Plot .................................
93
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Mentah Penelitian Lampiran 2 Hasil Olahan Uji SPSS Lampiran 3 Laporan Keuangan Bank Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Meletusnya krisis moneter pada akhir Juli 1997 menyebabkan guncangan hebat terhadap seluruh sendi perekonomian. Jatuhnya nilai rupiah merevaluasi seluruh posisi valuta asing perbankan baik aset maupun kewajibannya. Pencairan simpanan valuta asing secara tiba-tiba memaksa Bank Indonesia turun tangan dengan dana talangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) karena perbankan tidak memiliki cadangan likuiditas yang cukup untuk memenuhinya. Selain dihadapkan dengan hutang BLBI, perbankan juga dihadapkan pada potensi kredit macet valuta asing yang membengkak. Tingkat produksi dan volume penjualan dari perusahaan-perusahaan menurun drastis karena bahan baku produksi melonjak harganya, sedangkan daya beli masyarakat menurun. Kelumpuhan sektor usaha ini meninggalkan utang valuta asing yang sangat besar bagi perbankan (Muhammad, 2005:5). Peranan sektor perbankan sangat diperlukan untuk membangkitkan kembali kegiatan perekonomian. Masalah mendasar yang menjadi fokus peran sektor perbankan diantaranya pemenuhan kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan), penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, pengembangan industri unggulan yang menghasilkan produk substitusi impor, dan pertumbuhan industri yang berorientasi ekspor dengan kandungan lokal. Untuk dapat berperan mengentaskan masalah utama perekonomian tersebut, maka diperlukan sistem perbankan yang sehat dan tangguh. Beberapa tantangan internal sektor perbankan 1
2
adalah (a) meningkatkan kualitas aktiva melalui restrukturisasi kredit, (b) memperkuat basis permodalan, (c) memiliki strategi usaha yang fokus dengan suatu core competence tertentu sebagai daya saing, (d) memperkuat basis sistem operasional untuk
memperluas sistem distribusi penyaluran kredit, (e)
meningkatkan SDM dan mutu pelayanan (Muhammad, 2005:6-7). Pada awalnya bank syariah dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok
ekonom
dan
praktisi
perbankan
Muslim
yang
berupaya
mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsipprinsip syariah Islam. Utamanya yang berkaitan dengan pelarangan praktik riba, kegiatan maysir (spekulasi) dan gharar (ketidakjelasan). Keberadaan perbankan Islam menjadi solusi terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Keinginan umat Islam di Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam atau sering dikenal dengan istilah bank Syariah (Muhammad, 2005:13). Eksistensi perbankan syariah semakin meningkat sejak adanya UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Perkembangan jumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ditunjukkan dalam tabel 1.1 berikut:
3
Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah Kel. Ban k
Tahun 199 2
199 9
200 4
200 5
200 6
200 7
200 8
200 9
201 0
2011
201 2
201 3
1
2
3
3
3
3
5
6
11
11
11
11
-
1
15
19
20
26
27
25
23
23
24
24
9
78
86
92
105
114
131
139
150
154
158
160
BUS UUS BPR S
Sumber : LPPS (2005), LPPS (2006), Statistik Perbankan Syariah (2014) Berdasarkan tabel 1.1 di atas tampak bahwa perkembangan kelembagaan perbankan syariah semakin meningkat sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Pada tahun 1992, hanya ada 1 Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia dan 9 Bank Perkreditan
Rakyat
Syariah.
Perkembangan
kelembagaan
bank
syariah
menunjukkan bahwa dilakukannya amandemen UU No. 7 Tahun 1992 menjadi UU. No 10 Tahun 1998 direspon positif oleh pelaku industri perbankan syariah dengan adanya penambahan 1 Bank Umum Syariah, 1 Unit Usaha Syariah, dan 69 BPRS pada tahun 1999. Perkembangan kelembagaan bank syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, jumlah Bank Umum Syariah yang beroperasi 11, 24 Unit Usaha Syariah, dan 160 Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
4
Diperkenankannya bank melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip bagi hasil diharapkan dapat saling melengkapi lembaga-lembaga keuangan lainnya yang telah terlebih dahulu dikenal dalam sistem perbankan Indonesia. Disamping itu pendirian jenis bank bagi hasil tersebut akan dapat memberi pelayanaan kepada bagian masyarakat yang karena prinsip agama atau kepercayaan tidak bersedia memanfaatkan jasa-jasa bank konvensional. Adanya bank Islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank Islam. Melalui pembiayaan ini, bank Islam dapat menjadi mitra dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan nasabah tidak lagi sebagai kreditur dan debitur tetapi menjadi hubungan kemitraan (Muhammad, 2005:16) Industri perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun. Tahun 2010-2014, pertumbuhan perbankan syariah konsisten berada di kisaran 38-45% yoy (year on year). Perbankan syariah berhasil meraup aset sebesar Rp 228,9 Triliun. Bank Syariah juga berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp 173,6 Triliun dan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 178,8 Triliun. Dari total pembiayaan tersebut, sebesar Rp 107,2 Triliun (60%) pembiayaan disalurkan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jumlah rekening yang ada di Bank Syariah juga meningkat 28% dari 12,5 juta menjadi 16 juta rekening (Ahmad:2014). Perkembangan perbankan syariah yang dilihat dari perkembangan asset dan rasio keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini:
5
Tabel 1.2 Total Aset dan Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Tahun
Total Aset (Dalam Milyaran Rupiah)
ROE (%)
2007 36,538 40,38 2008 49,555 38,79 2009 66,09 26,09 2010 97,519 17,58 2011 145,467 15,73 2012 195,018 24,06 2013 223,503 17,97 Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2013, yang diolah. Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa total aset pada bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2013. Profitabilitas perbankan yang dapat dilihat melalui rasio Return On Equity (ROE) berfluktuasi dari tahun ke tahun. Penelitian tentang profitabilitas bank syariah di Indonesia menjadi penting dilakukan karena berdasarkan tabel 1.2, rasio Return On Equity (ROE) mengalami penurunan yang sangat tajam dari tahun ke tahun. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi, dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan risiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Lemahnya kondisi bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau grup usaha sendiri serta modal yang tidak dapat meng-cover terhadap risiko-risiko yang
6
dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun. Penurunan kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat (Sartika, 2012). Salah satu indikator pencapaian kinerja suatu perusahaan adalah laba (profit), tidak terkecuali untuk perbankan. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 2004:33). Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dan modal yang digunakan dalam operasi. Pemodal yang menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan dalam bentuk saham mengharapkan hasil dari pembelian saham tersebut. Pemodal dapat menggunakan profitabilitas suatu perusahaan sebagai alat untuk mengukur modal yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Sawir, 2005:17). Ukuran profitabilitas Return On Equity (ROE) digunakan untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Assets (ROA) pada industri perbankan. Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return On Equity (ROE) mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005:85). Dalam penelitian ini rasio-rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas yang diproksi dengan Return On
Equity (ROE) sebagai variabel dependen.
Sedangkan variabel independen terdiri dari ukuran perusahaan, permodalan yang diproksi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan likuiditas yang diproksi dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi
7
lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil serta lebih dikhususkan pada perbankan syariah karena perkembangan industri perbankan syariah semakin pesat dan perlu adanya informasi tentang kinerja keuangan perbankan syariah. Return On Equity (ROE) merupakan alat yang digunakan oleh investor dan pemimpin perusahaan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang didapat dari modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Bagi investor, analisis Return On Equity (ROE) menjadi penting karena dengan analisis tersebut dapat diketahui keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi yang dilakukan. Bagi perusahaan, analisis ini menjadi penting karena merupakan faktor penarik bagi investor untuk melakukan investasi (Nurhasanah, 2012). Hasil penelitian Sunarto dan Budi (2009) di Perusahaan Air Minum di Provinsi Jawa Tengah selama periode 2004-2007 dengan sampel sebanyak 21 perusahaan menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian Febrianty (2013) di Bank Umum Nasional yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan juga berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan bank. Hasil penelitian ini didukung pula oleh hasil penelitian Ambarwati, Yuniarta, dan Sinarwati (2015) di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Namun berbeda dengan hasil penelitian Dietrich dan Wanzenried (2009) yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
8
Beberapa penelitian menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas yang diproksi dengan Return On Assets (ROA). Penelitian Febrianty (2013) di Bank Umum Nasional yang terdaftar di BEI Periode 20082011, dan Ambarwati, Yuniarta, dan Sinarwati (2015) di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 ditemukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian Dietrich dan Wanzenried (2009) dimana kecukupan modal terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan ROE. Penelitian Nugraheni dan Hapsoro (2007) di 68 perusahaan perbankan periode 2002-2005 juga menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Namun hasil tersebut bertentangan dengan hasil penelitian penelitian Almilia dan Herdaningtyas (2005), dimana CAR/ kecukupan modal berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam bentuk rupiah maupun valuta asing, kredit yang diberikan, surat berharga yang diterbitkan serta penempatan pada bank lain. Semakin tinggi rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) menunjukkan semakin baik kualitas aktiva produktif bank syariah, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi kesulitan keuangan semakin kecil. Hasil penelitian Febrianty (2013) di bank umum nasional periode 2008-2011 menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Namun berbeda dengan hasil penelitian Akbar
9
(2013) yang menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian Suryani (2011) di 34 bank umum syariah dan unit usaha syariah periode 2008-2010 menunjukkan bahwa likuiditas yang diproksi dengan FDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah seperti halnya penelitian Usman (2003), dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap laba bank. Karena laba merupakan komponen yang membentuk Return on Asset (ROA), maka dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung Loan to Deposit Ratio (LDR) juga berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Berbeda dengan hasil penelitian Werdaningtyas dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian Febrianty (2013) di Bank Umum Nasional yang terdaftar di BEI Periode 2008-2011, dan Hasan (2014) di bank umum syariah yang beroperasi pada tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa likuiditas terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
10
Tabel 1.3 Research Gap Isu : Rasio Keuangan Berpengaruh Terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah. Research Gap : Terdapat beda hasil penelitian variabel ukuran perusahaan terhadap profitabilitas GAP Penulis Semakin besar Hesti (2010) ukuran perusahaan, maka semakin tinggi profitablitas
Temuan Ukuran perusahaan yang besar dapat meningkatkan skala ekonomi serta mengurangi biaya pengumpulan dan pemrosesan informasi
Sartika (2012)
Perusahaan yang besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya mempunyai aktivitas operasional yang lebih luas, sehingga mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Akbar (2013)
Bank yang lebih besar dapat bekerja secara lebih efisien. Semakin besar total aktiva suatu perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.
Ambarwati (2015)
Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total asset perusahaan, karena perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan Semakin besar perusahaan semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Semakin besar Dietrich (2009) ukuran perusahaan, maka semakin rendah profitabilitas
11
Dilanjutkan…
Lanjutan tabel 1.3… Research Gap : Terdapat beda hasil penelitian variabel permodalan terhadap profitabilitas Semakin besar Dietrich (2009) permodalan, maka semakin tinggi profitablitas
Peningkatan modal sendiri yang dimiliki oleh bank akan menurunkan biaya dana sehingga ROA perusahaan akan meningkat.
Ismawati (2009)
Adanya penambahan modal untuk mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa ekspansi kredit (pembiayaan) atau pinjaman yang diberikan.
Febrianty (2013)
Besarnya suatu modal bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank
Ambarwati (2015)
Semakin cepat modal kerja berputar maka semakin besar keuntungan yang dapat diraih untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Semakin besar Romdayanah permodalan, maka (2011) semakin rendah profitablitas Sartika (2012)
Tidak terpengaruhnya modal terhadap profitabilitas dapat disebabkan karena bank-bank tidak mengoptimalkan modal yang ada Bank yang memiliki modal besar namun tidak dapat menggunakan modalnya itu secara efektif untuk menghasilkan laba, maka modal yang besar pun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas bank
Dilanjutkan…
12
Lanjutan tabel 1.3… Research Gap : Terdapat beda hasil penelitian variabel kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas Semakin kualitas produktif, semakin profitablitas
besar Romdayanah aktiva (2011) maka tinggi Sartika (2012)
Aktiva yang tinggi, akan menguntungkan kegiatan usaha pada perusahaan. Kualitas aktiva pada bank yang semakin baik mempengaruhi kinerja yang semakin baik pula. Adanya pencadangan yang semakin Semakin besar Akbar (2013) kualitas aktiva tinggi, mengindikasikan bahwa aktiva produktif, maka produktif semakin rendah yang dimiliki bank banyak yang profitablitas memiliki kolektibilitas dalam perhatian khusus sampai dengan macet. Research Gap : Terdapat beda hasil penelitian variabel likuiditas terhadap profitabilitas Semakin besar Romdayanah likuiditas, maka (2011) semakin tinggi profitablitas Sartika (2012)
Likuiditas bank berada pada angka 78%-100%, maka pengaruh likuiditas berdampak positif terhadap kinerja bank. Perusahaan mampu menyediakan dana yang akan jatuh tempo dengan baik. Likuiditas tidak Ismawati (2009) FDR tidak berpengaruh terhadap berpengaruh profitabilitas disebabkan adanya non signifikan terhadap performing loan dan adanya faktor profitablitas kelambanan. Febrianty (2013) Kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Hasan (2014) Adanya rasio NPF menyebabkan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sumber: Ismawati (2009), Dietrich (2009), Hesti (2010), Romdayanah (2011), Sartika (2012), Akbar (2013), Febrianty (2013), Hasan (2014), Ambarwati (2015).
13
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dari penelitian sebelumnya kebanyakan mengukur profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio Return On Assets (ROA), sedangkan dalam penelitian ini menggunakan rasio Return On Equity (ROE), dimana ROE lebih memfokuskan pada modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Perbedaan yang lain dapat dilihat dari sampel yang digunakan dalam penelitian. Selain tahun penelitian yang berbeda, jumlah sampel pun berbeda. Beberapa penelitian terdahulu meneliti kinerja keuangan perusahaan non bank dan sebagian yang lain meneliti kinerja keuangan bank. Penelitian pada industri perbankan ada yang dikhususkan pada bank umum syariah devisa seperti halnya penelitian yang hendak penulis teliti, namun dengan sampel 3 bank yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan dalam penelitian yang hendak diteliti ini sampel ditambah dengan bank umum syariah non devisa yang baru saja beralih status menjadi bank umum syariah devisa yaitu Bank BNI Syariah. Berdasarkan uraian tersebut timbul keingintahuan penulis dan tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERMODALAN, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP) DAN
LIKUIDITAS
TERHADAP
PROFITABILITAS
BANK
UMUM
SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 – 2014)“.
14
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2014?
2.
Bagaimana pengaruh permodalan terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2014?
3.
Bagaimana pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2014?
4.
Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2014?
5.
Variabel apakah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2014?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap profitabilitas khususnya pada perbankan syariah, diantaranya : 1.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, permodalan, kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011 – 2014.
2.
Untuk mengetahui variabel yang paling besar berpengaruh terhadap profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2014.
15
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mencapai
profitabilitas perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan
yang diukur dengan rasio Return On Equity (ROE) dalam rangka pengembangan usahanya. 2.
Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi dan memberikan alternatif dalam pengambilan keputusan berinvestasi dan mempertimbangkan kondisi perekonomian makro.
3.
Bagi akademisi, untuk memperkaya khazanah ilmu mengenai profitabilitas perbankan dan kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan rasio Return On Equity (ROE) khususnya pada perbankan syariah.
E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, sistematika penulisan terdiri atas lima bab, masing-masing uraian yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab kesatu adalah pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah kajian pustaka.
Pada bab ini penulis menjelaskan
tentang landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka teoritik, kerangka pemikiran serta hipotesis yang dikemukakan penulis. Bab ketiga adalah metode penelitian. Penulis
menjelaskan variabel
penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data,
16
metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian. Bab keempat adalah analisis data. Pada bab ini penulis memaparkan mengenai objek penelitian dan menganalisis data serta pembahasan hasil penelitian. Bab kelima adalah penutup. Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan serta saran mengenai hasil penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1.
Teori Keagenan (Agency Theory) Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam
Ma’ruf (2006) adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal memperkerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami hubungan antara manajer dan pemegang saham. Jensen dan Meckling (1976) dalam Suryani (2010) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi adalah karena manusia makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat-cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan, sedangkan
17
18
manajer
menginginkan
kepentingannya
diakomodasi
dengan
pemberian
kompensasi atau insentif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan. Kondisi perusahaan yang dilaporkan oleh manajer tidak sesuai atau tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan perbedaan informasi yang dimiliki antara manajer dengan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer lebih mengetahui keadaan yang ada dalam perusahaan daripada pemegang saham. Keadaan tersebut dikenal sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik saham (principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (Richardson, 1998 dalam Suryani, 2010). Eisenhardt (1989) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya piker terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Dari asumsi sifat dasar manusia tersebut dapat dilihat bahwa konflik agensi yang sering terjadi antara manajer dan pemegang saham dipicu adanya sifat dasar tersebut. Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan perilaku opportunistic dari manajer, manajer bertindak untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, padahal sebagai manajer seharusnya memihak kepada kepentingan pemegang saham
19
karena mereka adalah pihak yang memberi kuasa manajer untuk menjalankan perusahaan. 2.
Penelitian Terdahulu Beberapa studi telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, seperti
penelitian Werdaningtyas (2002) menganalisis pengaruh pangsa asset, pangsa dana, pangsa kredit, CAR dan LDR terhadap profitabilitas Bank Take Over Premerger di Indonesia. Penelitian ini dilakukan atas bank-bank take over sebanyak 11 bank. Data dianalisis dengan metode regresi linear berganda, pengujian ekonometrika, dan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pangsa aset, pangsa dana, dan pangsa kredit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) menganalisis pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum yang beroperasi di Indonesia yang mempunyai total aset kurang dari 1 Triliun rupiah yang ditunjukkan oleh Direktori Perbankan Indonesia. Periodesasi data yang digunakan adalah tahun 1998-2001. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit (NPL) menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA), sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh positif dan modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Nugraheni dan Hapsoro (2007) menganalisis pengaruh rasio keuangan CAMEL, tingkat inflasi dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
20
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Rasio keuangan dalam penelitan ini terdiri dari CAR, NPL, NPM, ROE, CMR, dan GWM. Sampel dalam penelitian ini yaitu 68 perusahaan perbankan periode tahun 2002-2005. Teknik analisis menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS). Hasil penelitian menyatakan bahwa CAR, ROE, dan ukuran perusahaan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Sedangkan variabel NPL, NPM, dan inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Variabel CMR dan GWM tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Dietrich dan Wanzeried (2009) melakukan penelitian yang berjudul What Determines The Profitability of Commercial Banks? New Evidence From Switzerland. Penelitian ini menganalisis pengaruh rasio biaya, permodalan, likuiditas, KAP, pertumbuhan DPK, pertumbuhan kredit relatif bank, pajak, pertumbuhan PDB, kapitalisasi pasar, konsentrasi terhadap ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal dan pertumbuhan PDB berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE. Ukuran perusahaan, rasio biaya, pajak dan konsentrasi berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE. Sunarto dan Budi (2009) menganalisis pengaruh leverage, ukuran dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas di Perusahaan Daerah Air Minum di Provinsi Jawa Tengah. Sampel yang digunakan yaitu 21 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan teknik Ordinary Least Square (OLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
21
leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas PDAM. Penelitian yang dilakukan Sartika (2012) menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap Return On Assets (ROA). Studi kasus pada bank umum syariah di Indonesia periode 2006-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kualitas aktiva produktif dan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan kecukupan modal berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Variabel ukuran perusahaan memberikan pengaruh terbesar terhadap Return On Assets (ROA). Akbar (2013) menganalis pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap kinerja keuangan. Sampel yang digunakan yaitu tiga bank umum syariah periode 2007-2011 yang ditentukan melalui purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Variabel kualitas aktiva produktif dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel kecukupan modal terbukti berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Febrianty (2013) dalam jurnalnya meneliti pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan likuiditas terhadap kinerja keuangan. Objek yang diteliti yaitu 8 Bank Umum Nasional yang terdaftar
22
di BEI Periode 2008-2011. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil uji menyimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets (ROA) perusahaan. Variabel Kualitas Aktiva Produktif juga memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Arifin (2014) yang menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Financing to Deposit Ratio, Efisiensi Operasi, Net Interest Margin dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Non Devisa. Objek dalam penelitian ini yaitu 3 Bank Umum Syariah non Devisa. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data triwulanan dari Maret 2012 – Juni 2014. Menggunakan metode analisis linear berganda dengan program SPSS 16.0. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga dan Net Interest Margin tidak berpengaruh terhadap ROA, Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Ambarwati, Yuniarta, dan Sinarwati (2015) dalam e-Journal Jurusan Akuntansi Program S1 meneliti pengaruh modal kerja, likuiditas, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftaf di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.
23
Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan SPSS 19.0. hasil penelitian menyatakan bahwa modal kerja, aktivitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas dapat disajikan dalam tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO. 1.
Peneliti dan Judul Penelitian Hesti Wedaningtyas (2002) Analisis Pengaruh Pangsa Aset, Pangsa Dana, Pangsa Kredit, CAR dan LDR Terhadap Profitabilitas Bank Take Over Premerger di Indonesia.
Hasil Penelitian Pangsa aset, pangsa dana, dan pangsa kredit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA.
Perbedaan dengan Penulis Sampel, tahun, dan variabel dalam penelitian berbeda. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian juga berbeda, hanya variabel permodalan yang diproksi dengan CAR yang sama.
Dilanjutkan…
24
Lanjutan tabel 2.1… 2.
Wisnu Mawardi (2005) Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi (BOPO), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), Modal (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan (ROA
Efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit (NPL) menunjukkan pengaruh neatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA), sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh positif dan modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).
Sampel, tahun, dan variabel dalam penelitian berbeda.. Hanya variabel CAR yang sama.
3.
Fitri Nugraheni dan Dody Hapsoro (2007) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di BEI.
CAR, ROE, dan ukuran perusahaan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Sedangkan variabel NPL, NPM, dan inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Variabel CMR dan GWM tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan.
Sampel, tahun, dan variabel dalam penelitian berbeda. Hanya variabel ukuran perusahaan yang sama.
4.
Dietrich dan Wanzenried (2009). What Determines The Profitability of Commercial Banks? New Evidence From Switzerland.
Modal dan pertumbuhan PDB berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE. Ukuran perusahaan, rasio biaya, pajak dan konsentrasi berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE.
Sampel, tahun, dan variabel dalam penelitian berbeda. Variabel independen yang digunakan juga berbeda. Hanya variabel ukuran perusahaan yang sama.
Dilanjutkan…
25
Lanjutan tabel 2.1… 5.
Sunarto dan Agus Prasetyo Budi (2009) Analisis pengaruh Leverage, Ukuran dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas di Perusahaan Daerah Air Minum di Provinsi Jawa Tengah.
Variabel leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas PDAM.
Sampel, tahun, dan variabel dalam penelitian berbeda. Hanya variabel ukuran perusahaan yang sama.
6.
Dewi Sartika (2012). Analisia Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Return On Assets (ROA)
Ukuran perusahaan, kualitas aktiva produktif dan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel kecukupan modal berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA.
Sampel dan tahun penelitian berbeda meskipun variabelvariabel yang diteliti sama.
7.
Dinnul Alfian Akbar (2013). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan.
Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Variabel kualitas aktiva produktif dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel kecukupan modal terbukti berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA.
Sampel dan tahun penelitian berbeda meskipun variabelvariabel yang diteliti sama.
8.
Febrianty (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan.
CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Kualitas Aktiva Produktif juga memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Sampel dan tahun penelitian berbeda meskipun variabelvariabel yang diteliti sama.
Dilanjutkan…
26
Lanjutan tabel 2.1… 9.
M. Shohibul Wafa Tajul Arifin (2014) Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Financing to Deposit Ratio, Efisiensi Operasi, Net Interest Margin dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Non Devisa.
Dana Pihak Ketiga dan Net Interest Margin tidak berpengaruh terhadap ROA, Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Sampel dan tahun penelitian berbeda. Ada beberapa variabel yang sama yaitu CAR dan FDR.
10.
Novi Sagita Ambarwati, Gede Adi Yuniarta, dan Ni Kadek Sinarwati (2015). Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Modal kerja, aktivitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Sampel dan tahun penelitian berbeda. Ada beberapa variabel yang sama yaitu likuiditas dan ukuran perusahaan.
Sumber: Werdaningtyas (2002), Mawardi (2005), Nugraheni dan Hapsoro (2007), Dietrich (2009), Sunarto dan Budi (2009), Sartika (2012), Akbar (2013), Febrianty (2013), Arifin (2014), Ambarwati (2015). B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Perbankan Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
telah diubah
dengan
Undang-undang
No.
10
Tahun 1998,
mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
27
dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat
disimpulkan
bahwa
aktivitas
utama
bank
adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yng menjadi sumber dana bank, kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit, yang sebaiknya tidak hanya didorong oleh motif memperoleh keuntungan sebesarbesarnya bagi pemilik tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. 2.
Fungsi Bank Menurut Susilo, dkk (2000) fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara spesifik fungsi bank dapat dirinci sebagai berikut: a.
Agent Of Trust Kegiatan perbankan didasarkan pada trust atau kepercayaan, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsure kepercayaan, begitu pula bank akan menyalurkan dananya kepada masyarakat apabila ada unsur kepercayaan.
b.
Agent Of Development Sektor moneter dan sektor riil mempunyai interaksi yang slaing mempengaruhi satu sama lain. Sektor riil tidak akan bekerja dengan baik apabila tidak didukung oleh sektor moneter. Sehingga kegiatan bank
28
dalam menghimpun dana akan menyalurkannya kepada masyarakat memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat kegiatan tersebut berkaitan dengan penggunana uang. Dan kelancaran kegiatan tersebut mendorong adanya pembangunan perekonomian dalam masyarakat. c.
Agent Of Service Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat, dimana jasa tersebut erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum, seperti jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, dan jasa penyelesaian tagihan.
3.
Jenis-jenis Bank Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri atas: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral dan memiliki jangkauan serta kegiatan operasional terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual banking system, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah (bank syariah). Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah (Bank Perkreditan Rakyar Syariah).
29
4.
Bank Syariah a.
Pengertian Bank Syariah Prinsip syariah menurut pasal 1 ayat 13 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara ban dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah),
prinsip
jual
beli
barang
dengan
keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tatacara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-qur’an dan Hadits (Karnaen Poerwaatmaja dan Muhammad Syafi’i Antonio. 1992:1). b.
Klasifikasi Bank Syariah Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 jenis bank syariah terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
30
Berdasarkan segi penyediaan jasa BUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan non devisa. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, seperti transfer ke luar negeri, transaksi ekspor impor, dan jasa-jasa lainnya yang sesuai ketentuan Bank Indonesia (Soemitra, 2009:61). Ketetapan syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu bank umum swasta nasional dapat diberikan izin untuk menjadi bank devisa (Ibid), antara lain: 1.
Capital Adequacy Ratio (CAR) minimum pada bulan terakhir 8%,
2.
Tingkat kesehatan bank selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong sehat,
3.
Modal disetor minimal Rp 150 miliar,
4.
Bank telah melakukan persiapan untuk melaksanakan kegiatan sebagai bank devisa meliputi: organisasi, sumber daya manusia, dan pedoman operasional kegiatan devisa. Bank Umum Syariah Devisa dipilih sebagai objek penelitian ini
karena sesuai dengan kegiatan usahanya yang dapat melaksanakan transaksi luar negeri, ini berarti turut mengembangkan Usaha Mikro dan Menengah (UKM) yang usahanya fokus pada kegiatan ekspor dan impor (Almustofa, 2005).
31
c.
Ciri-ciri dan Landasan Operasional Bank Syariah Menurut Antonio dalam Sumar’in, 2012:54 menyebutkan bahwa bank syariah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku (tidak rigit) dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar menawar dalam batas wajar.
2.
Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindarkan, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
3.
Didalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank Islam tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti (fixed return) yang ditettapkan dimuka, karena pada hakikatnya yang mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang dibiayai bank hanyalah Allah semata, manusia sama sekali tidak mampu meramalnya.
4.
Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposit/tabungan oleh penyimpan dianggap sebaga titipan (wadiah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam sehingga kepada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti (fixed return). Jika proyek yang
32
dibiayai bank untung maka penyimpan uang akan memperoleh bagian keuntungan. 5.
Bank Islam tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sama, misalnya rupiah dengan rupiah, dolar dengan dolar yang dari transaksi itu dapat menghasilkan keuntungan.
6.
Adanya pos pendapatan berupa “rekening pendapatan non halal” sehingga hasil dari transaksi dengan bank konvensional yang menerapkan sistem bunga.
7.
Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk mengawasi operasional bank dari sudut syariah.
8.
Produk-produk bank islam selalu menggunakan sebutan-sebutan yang berasal dari istilah arab, misalnya: al-murabahah, al-ba’iu bitsaman ajil, al-ijarah, al-ba’iu tahjiri, al-qardhul hasan, dan lain-lain.
9.
Adanya produk khusus yang tidak terdapat didalam bank konvensional, yaitu kredit tanpa beban yang murni bersifat sosial, dimana nasabah tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya.
10. Fungsi kelembagaan bank islam selain menjembatani antara pihak pemilik modal/ pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas
33
keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana tersebut ditarik kembali sesuai dengan perjanjian. Adapun landasan operasional bank syariah (Antonio dalam Sumar’in, 2012:54) meliputi: 1.
Menghindari riba, karena memang riba mengandung ketidakadilan dan dapat merusak prinsip kemitraan.
2.
Memperlakukan uang hanya sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan.
3.
Pembiayaan hanya dilakukan terhadap aktivitas ekonomi maupun kebutuhan
nasabah
yang
disamping
bankable,
juga
tidak
bertentangan dengan syariah. 4.
Tidak membenarkan transaksi spekulatif (maysir), jual beli atas suatu barang yang belum dimiliki (gharar) dan jual beli bersyarat (mengandung unsur riba).
5.
Dalam berinteraksi dengan nasabha, bank syariah memposisikan diri sebagai mitra investor dan pedagang, bukan dalam hubungan lender & borrower sebagaimana yang berlaku pada bank konvensional.
6.
Akad transaksi yang sudah disepakati dengan nasabah tidak akan mengalami perubahan sampai dengan berakhirnya, walaupun misalnya terjadi gejolak moneter.
34
d.
Prinsip-prinsip Dasar Perbankan Syariah Prinsip-prinsip dasar perbankan syariah menurut M. Syafi’i Antonio, 2001 : 83 dalam Basir (2003) adalah: 1. Prinsip titipan atau simpanan (Depository atau Al Wadiah) Al wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. 2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing) Prinsip bagi hasil yang sudah dikenal yaitu: a. Al Musyarakah adalah prinsip dimana bank menyediakan sebagian dari pembiayaan bagi usaha atau kegiatan tertentu, sebagian lain disediakan oleh mitra usaha. Dalam hal ini, bank dapat ikut serta mengelola usaha tersebut. Bank bersama mitra usaha mengadakan kesepakatan tentang pembagian keuntungan dari usaha yang dibiayai. b. Al Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, yaitu pihak yang satu (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan
usaha
secara
mudharabah
dibagi
menurut
kesepakatan yang tertuang dalam kontrak. 3. Prinsip Jual Beli (Sale and Purchase) Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan
barang.
Tingkat
keuntungan
bank
35
ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
Transaksi
jual
beli
dibedakan
berdasarkan
bentuk
pembayarannya dan waktu penyerahan barang. Ada tiga jenis jual beli sebagai dasar dalam pembiayaan modal kerja dan investasi, yaitu Al Murabahah, Salam dan Istishna. 4. Prinsip Sewa (Operational Lease and Financial Lease) Prinsip ini biasa disebut dengan Al Ijarah yang mempunyai maksud akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa. Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah lease contract yaitu suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya. Prinsip ini dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah/ sewa (operational lease) dan ijarah muntahia bittamlik (financial lease with purchase option) atau sewa beli. e.
Sumber Dana Bank Syariah Arifin (2002:54) mengatakan bahwa sumber dana bank syariah terdiri dari: 1.
Modal inti (core capital) Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnyma odal inti terdiri dari: a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham.
36
b. Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari. c. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui Rapat Umum Pemegang Saham) diputusskan untuk ditanam kembali dalam bank. 2.
Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account) Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para investor berupa: a. Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk
investasi berdasarkan prinsip
mudharabah
mutlaqah (unrestricted investment account). Dalam hal ini bank bertindak sebagai shahibul maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila ada) yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu. Dalam hal terjadi kerugian,
37
nasabah menanggung kerugian tersebut dan bank kehilangan keuntungan. b. Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan
lain)
atau nasabah korporasi untuk
menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentuyang mereka setujui atau mereka kehendaki. c. Rekening tabungan mudharabah, prinsip mudharabah juga digunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Dalam aplikasinya bank Syariah melayani tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan kurban, tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu tertentu. 3.
Dana Titipan (Wadiah/Non Remunerated Deposit) Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan.
f.
Penggunaan Dana Bank Bank memiliki fungsi sebagai financial intermediary, sehingga dana yang telah dihimpun dari pihak ketiga harus disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting, yaitu: 1.
Aktiva yang menghasillkan (Earning Assets)
38
Aktiva yang dapat menghasilkan atau earning assets adalah asset bank yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Asset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang terdiri atas: a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah) b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah) c. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai’) d. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah wa Iqtina/Ijarah Muntahia bi Tamlik) e. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya. 2.
Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Assets) a. Aktiva dalam bentuk tunai (cash assets), terdiri dari uang tunai, cadangan likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral, giro pada bank dan item-item tunai lain yang masih dalam proses penagihan (collections). b. Pinjaman (qard), merupakan salah satu kegiatan bank syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam. c.
Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises dan equipment).
5. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Secara umum tujuan utama laporan keuangan yaitu memberikan informasi yang berguna bagi
39
pemakai
laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan ekonomis
(Tondowidjojo dan Purwaningsih, 2007:146 dalam Febrianty 2013). Laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar dan akan terlihat kondisi keuangan yang sesungguhnya. Hasil analisis laporan keuangan akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, maka akan tergambar kinerja manajemen selama ini (Kasmir, 2014:66). Menurut Usman (2003:61), analisis laporan keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan finansial dan posisi finansial perusahaan. Tujuan analisis ini adalah untuk membantu memprediksi bagaimana prospek perusahaan dimasa datang. Menurut Leopold A. Bernstein yang dikutip oleh Sinta Sudarini (2005:1998), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi saat ini dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja keuangan pada masa mendatang. Menurut Kasmir (2014:68), secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah 1.
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
40
2.
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3.
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4.
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang akan dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5.
Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidakkarena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6.
Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
6. Kinerja Perbankan Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun,karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penialain kerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan (Dendawijaya, 2003) Dalam penilaian kinerja bank terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja dalam suatu perbankan, diantaranya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
41
atau kewajiban yang sudah jatuh tempo (Dendawijaya, 2009:114). Rasio solvabilitas yaitu analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank (Dendawijaya, 2009:120). Rentabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam prosentase (Hasibuan, 2002:100). Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank (Dendawijaya, 2003:118). Faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas adalah manajemen. Seluruh manajemen suatu bank baik mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba perusahaan perbankan (Payamta dan Machfoedz, 1999 dalam Dewi Sartika, 2012). 7. Profitabilitas Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan,
dalam
hal
ini
perusahaan perbankan, untuk menghasilkan laba. Profitabilitas biasanya diukur menggunakan rasio perbandingan. Hadad dkk (2003) dalam Imam Ghozali (2007:69) mendefinisikan profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.
42
Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana
ia
merupakan
tujuan
dari
manajemen
perusahaan
dengan
memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi risiko yang ada (Hasan, 2003 dalam Imam Ghozali, 2007:69). Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return On Equity), ROA (Return On Assets) dan NIM (Net Interest Margin). 8. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan alat yang digunakan oleh investor dan pemimpin perusahaan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang didapat dari modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Bagi investor, analisis Return On Equity (ROE) menjadi penting karena dengan analisis tersebut dapat diketahui keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi yang dilakukan. Bagi perusahaan, analisis ini menjadi penting karena merupakan faktor penarik bagi investor untuk melakukan investasi (Nurhasanah, 2012) Menurut Kasmir (2012:204), Return On Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Sedangkan menurut Irham (2012:98), ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.
43
9. Return On Assets (ROA) Return On Assets menurut Slamet Riyadi (2006:156) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank. Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersamgkutan. Kegunaan Return On Assets untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki (Yuliani, 2006). 10. Net Interest Margin (NIM) Net Interest Margin yaitu rasiokeuanganyang merupakan hasil perbandingan antara pendapatan dari bunga terhadap aktiva, yang juga merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman (Talattov dan Sugiyanto, 2008). NIM berguna untuk menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). 11. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yang didasarkan pada total asset perusahaan yaitu
44
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan besarnya total aset yang dimiliki perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma natural (Ln) dari total asset. Hal ini dikarenakan besarnya total asset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. 12. Permodalan Modal merupakan aspek penting bagi suatu unit bisnis bank. Sebab beroperasi tidaknya atau dipercaya tidaknya suatu bank, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modalnya. Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko pasar dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen sebagai berikut: 1. Kecukupan, proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam meng-cover risiko. 2. Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham. Dalam penelitian ini permodalan diukur menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung
45
unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank (Yuliani, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Bank Indonesia menetapkan ketentuan modal minimum bagi perbankan sebagaimana ketentuan dalam standar Bank for International Settlements (BIS) bahwa setiap bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)(Dendawijaya, 2009:40). 13. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah ataupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam bentuk pembiayaan, piutang, qard, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif serta titipan sertifikat wadiah Bank Indonesia. Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur dan kemampuan membayar (Febrianty, 2013). Ada 4 macam aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan.
46
Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin. Selain itu penilaian kualitas aktiva dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul (Kusumo, 2008:112). Semakin tinggi presentase rasio ini, semakin rendah kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Hasan dan Bashir, 2003). Pembentukan PPAP merupakan salah satu upaya untuk membentuk cadangan dari kemungkinan tidak tertagihnya penempatan dana, sehingga PPAP merupakan beban bagi bank. Semakin besar PPAP menunjukkan kinerja dari aktiva produktif semakin menurun, sehingga berakibat menurunkan ROA (Muljono, 2005). 14. Likuiditas Simorangkir (2004:141) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara lebih spesifik likuiditas adalah kesanggupan bank menyediakan alat-alat guna pembayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman (loan) kepada masyarakat yang memerlukan. Penilaian kuantitatif faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 1.
Kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, potensi maturity mismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan.
47
2.
Kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan. Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uang yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Dendawijaya, 2005:114). Untuk mengukur likuiditas, dalam penelitian ini menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). Banyak penelitian menggunakan obyek bank konvensional sehingga rasio yang sering digunakan dengan istilah Loan yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR). Pada umumnya konsep yang sama ditunjukkan pada Financing to Deposit Ratio (FDR) yang digunakan pada bank syariah yaitu menggunakan istilah pembiayaan (financing). FDR dihitung dari perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga. Total pembiayaan yang dimaksud adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain). Dana pihak ketiga yang dimaksud antara lain: giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antarbank). Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 78% hingga 100%. Jika angka rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada angka di bawah 78% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan
48
sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari 100%, berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik. Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya dengan efektif)( Suryani, 2011).
49
C. Kerangka Penelitian Berdasarkan uraian landasan teori dan penelitian terdahulu diatas, maka kerangka pemikiran teoritisnya dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Empirik
Ukuran Perusahaan (X1) H1 H1(+)
H2 H2(+) )
Permodalan (X2)
H3 H3(+)
Kualitas Aktiva Produktif (X3)
H4 H4(+)
Likuiditas (X4)
Profitabilitas (Y)
50
D. Hipotesis Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh rasiorasio keuangan terhadap profitabilitas pada perbankan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan memberikan hasil yang masih berbeda. Oleh sebab itu, peneliti mencoba untuk melanjutkan penelitian tersebut. Dalam penelitian berikut ini yang menjadi hipotesis adalah sebagai berikut: 1.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yang didasarkan pada total aset perusahaan yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan besarnya total aset yang dimiliki perusahaan. Weston dan Brigham dalam Priharyanto (2009) menyatakan bahwa suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan tingkat kepercayaan investor juga lebih besar. Perusahaan besar mampu menarik minat investor yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena mempunyai fleksibilitas penempatan investasi yang baik. Dengan demikian akan mempengaruhi peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut pula.
51
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Budi (2009) di Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) di Provinsi Jawa Tengah selama periode 2004-2007, Akbar (2013) di Bank Umum Syariah (BUS) periode 2007-2011, dan penelitian Ambarwati, Yuniarta, dan Sinarwati (2015) di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H1:
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Profitabilitas Bank Syariah. 2.
Pengaruh Permodalan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Permodalan atau yang biasa disebut Capital Adequacy Ratio (CAR),
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko. Rasio kecukupan modal ini merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank
yang
disebabkan
oleh
aktiva
yang
beresiko
(Dendawijaya, 2003). CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, maka semakin besar CAR semakin besar pula kesempatan bank dalam menghasilkan laba. Karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya ke dalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar modal yang dimiliki bank, maka akan semakin tinggi pula profitabilitas bank.
52
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni dan Hapsoro (2007) di 68 perusahaan perbankan periode 2002-2005 dan penelitian Febrianty (2013) di Bank Umum Nasional yang terdaftar di BEI Periode 20082011 menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Penelitian Ani, Ugwunta, Ezeudu dan Ugwuanyl (2012) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan di Nigeria. Mereka meneliti pada 15 bank di Nigeria dengan periode 2001-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital asset ratio berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Dawood
(2014)
meneliti
tentang
faktor
yang
mempengaruhi profitabilitas pada perbankan komersial di Pakistan periode 20092012. Dawood (2014) meneliti pada 23 perbankan komersial dengan tujuan penelitian untuk melakukan evalusi mengenai profitabilitas perbankan di Pakistan dan untuk mengetahui faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital adequacy ratio mempengaruhi profitabilitas perbankan komersial di Pakistan. Growe, deBruin, Lee dan Maldonado (2014) meneliti tentang profitabilitas dan pengukuran kinerja pada perbankan regional di U.S. Mereka meneliti dengan periode waktu 1994-2011. Pengukuran profitabilitasnya menggunakan ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa equity berpengaruh positif terhadap profitabilitas .
53
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H2 :
Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
3.
Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah
ataupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam bentuk pembiayaan, piutang, qard, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif serta titipan sertifikat wadiah Bank Indonesia. Kualitas aktiv a produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur dan kemampuan membayar (Febrianty, 2013). Kualitas Aktiva Produktif (KAP) diproksi dengan rasio penghapusan aktiva produktif (PPAP) terhadap total aktiva produktif. Pembentukan PPAP merupakan salah satu upaya untuk membentuk cadangan dari kemungkinan tidak tertagihnya penempatan dana, sehingga PPAP merupakan beban bagi bank. Adanya pencadangan yang semakin tinggi, mengindikasikan bahwa aktiva produktif yang dimiliki bank banyak yang memiliki kolektibilitas dalam perhatian khusus sampai macet. Hal tersebut mengindikasikan bank kurang berhati-hati dalam menyalurkan dananya dalam pembiayaan. Semakin besar nilai yang ditunjukkan oleh variabel KAP, maka semakin besar pula bank harus mencadangkan keuntungan yang diperoleh untuk aktiva ini, sehingga laba bersih yang diperoleh bank akan semakin kecil (Simanjuntak, 2009: 66).
54
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2013) di bank umum nasional periode 2008-2011 dan Sartika (2012) di tiga bank umum syariah devisa periode 2006-2009 yang menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H3 : Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. 4.
Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uang yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Dendawijaya, 2005:114). Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Semakin tinggi FDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan dana disalurkan ke pihak ketiga. Jika rasio FDR berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaan dengan baik). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman (2003), dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap laba bank.
55
Penelitian Suryani (2011) di 34 bank umum syariah dan unit usaha syariah periode 2008-2010 juga menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian Lartey, Antwi dan Boadi (2013) meneliti tentang pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perbankan yang terdaftar di Ghana Stock Exchange. Mereka meneliti pada periode 2005-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas di perbankan yang terdaftar di Ghana Stock Exchange. Penelitian Ani, Ugwunta, Ezeudu dan Ugwuanyl (2012) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan di Nigeria. Mereka meneliti pada 15 bank di Nigeria dengan periode 2001-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa loans and advances berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Dawood (2014) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada perbankan komersial di Pakistan periode 2009-2012. Dawood (2014) meneliti pada 23 perbankan komersial dengan tujuan penelitian untuk melakukan evalusi mengenai profitabilitas perbankan di Pakistan dan untuk mengetahui faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas mempengaruhi profitabilitas perbankan komersial di Pakistan. Lukorito, Muturi, Nyang’au dan Nyamasege (2014) meneliti tentang pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas di perbankan komersial di Kenya. Mereka meneliti pada 43 perbankan komersial di Kenya periode 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan rasio ROA.
56
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H4 :
Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Tabel 2.2 Hipotesis H1 H2 H3 H4
Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif, yaitu penelitian yang didesain untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (Umar, 2003:14). Pada penelitian ini penulis meneliti pengaruh ukuran perusahaan, permodalan, kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap Return On Equity (ROE). B. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2002:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia. Hingga saat ini terdapat 11 Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia yaitu PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, PT. Bank Syariah BNI, PT. Bank Syariah BRI, PT. Bank Syariah Mega Indonesia, PT. Bank Jabar dan Banten, PT. Bank Panin Syariah, PT. Bank Syariah Bukopin, PT. Bank Victoria Syariah, PT. BCA Syariah, PT. Maybank Indonesia Syaria. Sampel didefinisikan sebagai bagian atau keseluruhan populasi dengan metode tertentu sebagai bagian representatif dari populasi. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode purposive sampling merupakan
57
58
metode pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria bank yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel Kriteria a. Bank Umum Syariah di Indonesia. b. Bank yang diteliti masih beroperasi pada periode waktu penelitian. c. Tersedia laporan keuangan triwulanan pada periode waktu penelitian. d. Bank yang akan diteliti tergolong Bank Umum Syariah Devisa pada periode waktu penelitian. e. Memiliki kelengkapan data berupa laporan neraca yang berisi total aktiva dan laporan perhitungan rasio keuangan yang berisi permodalan (CAR), kualitas aktiva produktif, dan likuiditas selama periode pengamatan. Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah
Jumlah Bank 11 11 11 4 4
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel dalam tabel 3.1 , maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 Bank Umum Syariah yaitu:
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian No. Nama Bank 1. Bank Muamalat Indonesia 2. Bank Syariah Mandiri 3. Bank Mega Syariah 4. Bank BNI Syariah Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah
59
C. Teknik Pengumpulan Data 1.
Sumber dan Jenis Data Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan masing-masing bank yang menjadi sampel. Menurut Bawono (2006:30), data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku, maupun dari internet. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah yang menjadi sampel penelitian dalam website resmi masing-masing bank periode tahun 20112014.
2.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan dokumen dan studi pustaka. Dokumen merupakan proses pengumpulan data, data tersebut diperoleh dari laporan keuangan triwulanan
bank
yang
menjadi
sampel.
Studi
pustaka
dengan
mengumpulkan data, artikel, jurnal, literature dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
60
D. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan/dipengaruhi oleh variabel independen (Sarwono, 2006: 38). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu variabel Return On Equity (ROE) yang merupakan indikator profitabilitas bank syariah. 2. Variabel Independen Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, permodalan, kualitas aktiva produktif dan likuiditas. E. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Terdapat dua variabel yaitu variabel dependen dan independen. Berikut penjelasan dari kedua variabel tersebut menurut Sarwono, 2006: 38-39. 1.
Variabel Dependen Menurut (Sarwono, 2006: 38) variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE).
61
2.
Variabel Independen Variabel indepeden adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, permodalan, kualitas aktiva produktif dan likuiditas. Definisi operasional dari masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: a.
Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) adalah indikator kemampuan perbankan dalam mengelola modal yang tersediauntuk mendapatkan laba bersih. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi semakin tinggi (Ibid, 119). Bank Indonesia menetapkan angka ROE ≥ 12% agar sebuah bank dapat dikatakan sehat (Lestari dan Sugiharto, 2007). ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba dengan total ekuitas. ROE dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 3/30DPNP tgl 14 Desember 2001): =
%
%
Rumus ini sebelumnya telah digunakan oleh beberapa peneliti, diantaranya : Supriyanti (2009), Santosa (2009), dan Utomo (2010). b.
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara,
62
antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Sartika, 2012): Ukuran Perusahaan (Size) = LnTotal Aktiva Rumus ini sebelumnya telah digunakan oleh beberapa peneliti, diantaranya : Hesti (2010), Sartika (2012), Akbar (2013), dan Ambarwati (2015). c.
Permodalan Variabel permodalan yang diproksi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping emperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009: 121). Variabel CAR dapat dinyatakan dengan rumus (SE BI No. 3/30DPNP tgl 14 Desember 2001): =
%
Rumus ini sebelumnya telah digunakan oleh beberapa peneliti, diantaranya : Ismawati (2009), Khatimah (2010), Febrianty (2013), dan Ambarwati (2015). d.
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah ataupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam
63
bentuk
pembiayaan,
piutang,
qard,
surat
berharga
syariah,
penempatan, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif serta titipan sertifikat wadiah Bank Indonesia. Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur dan kemampuan membayar (Febrianty, 2013). Variabel kualitas aktiva produktif dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 3/30DPNP tgl 14 Desember 2001): =
%
Rumus ini sebelumnya telah digunakan oleh beberapa peneliti, diantaranya : Romdayanah (2011), Sartika (2012), dan Akbar (2013). e.
Likuiditas Simorangkir (2004:141) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara lebih spesifik likuiditas adalah kesanggupan bank menyediakan alat-alat guna pembayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman (loan) kepada masyarakat yang memerlukan. Variabel likuiditas dalam penelitian ini diproksi dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu besarnya pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah yang dananya dihimpun dari dana pihak ketiga. FDR dapat
64
dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 3/30DPNP tgl 14 Desember 2001): =
%
Rumus ini sebelumnya telah digunakan oleh beberapa peneliti, diantaranya : Ismawati (2009), Febrianty (2013), dan Hasan (2014). F. Uji Instrumen Penelitian Analis is data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, dilakukan dengan beberapa langkah antara lain: 1.
Uji Deskriptif Statistik Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnwss (kemencengan distribusi)(Ghozali, 2013:19). 2.
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Multikolonieritas Multikolonieritas adalah situasi di mana terdapat kolerasi variabelvariabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai kolerasi antara sesamanya sama dengan nol. Masalah multikolonieritas biasanya muncul pada data time series, yang apabila masalah multikolonieritas ini serius dapat mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006: 115). Jika
65
variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolonieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Multikolonieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih, yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013: 105). b.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Autokorelasi ini menunjukkan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel-variabel yang sama. Autokorelasi ini dapat terjadi apabila suatu keadaan di mana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel pengganggu pada variabel lain. Jadi suatu penelitian memerlukan dilakukannya
66
pengujian autokorelasi, jika penelitiannya
menggunakan data runtut
waktu (series time)(Bawono, 2006: 160). Uji autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara, salah satunya dengan uji Durbin Watson (DW test). DW test digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen (Ghozali, 2013: 111). Hipotesis yang akan diuji adalah: H0: tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha: ada autokorelasi (r ≠ 0) Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila DW terletak antara (du) dan (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
67
Tabel 3.3 Dasar Pengambilan Keputusan Autokolerasi Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Sumber: Ghozali, 2013: 111
Keputusan
Jika
Tolak
0 < d < dl
No decision
dl ≤ d ≤ du
Tolak No decision
4 – dl < d < 4 4 - du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ditolak
du < d < 4 – du
Keterangan d1 = batas bawah DW du = batas atas DW c.
Uji Heterokedastisitas Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian setiap disturbance team yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan α2. Inilah yang disebut asumsi homocedasticity atau varian yang sama. Kebanyakan data cross-section mengandung situasi heteroscedasticity karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Dengan kata lain heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari variabel penganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah (Bawono, 2006: 133).
68
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2013: 139). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas. 2. Jika tidak ada pola jelas, serta titik-titik menyebar di atas di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas (Ghozali, 2013: 141). Diantaranya: Uji Park, Uji Glejser, dan Uji White. d.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
69
normalitas digunakan untuk mengetahui suatu populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2013: 160). Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, untuk menguji normalitas data dapat digunakan uji satistik Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (H0) untuk data distribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data berdistribusi tidak normal. Dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Hipotesis yang dikemukakan:
70
H0 = data residual berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05) Ha = data residual tidak berdistribusi normal (Asymp. Sig < 0,05) e.
Uji Linearitas Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya bebrentuk linier, kuadrat, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linier, kuadrat atau kubik (Ghozali, 2013: 166). Ada beberapa uji yang dapat dilakukan: Uji Durbin-Watson, Ramsey Test, dan Uji Lagrange Multiplier.
3.
Analisis Regresi Linear Berganda Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y) dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal dua), sehingga analisis regresi berganda sering disebut juga analisa multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X). Kondisi variabel independen (X) dalam mempengaruhi variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif bisa juga negatif, atau beraneka ragam kondisi yang mempengaruhi. Sehingga regresi berganda ini lebih real dengan kenyataan di lapangan, bahwa sesuatu hal pasti dipengaruhi oleh banyak hal. Sedangkan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara beberapa variabel independen (X1, X2 …) mempengaruhi variabel
71
dependen (Y) dapat dilakukan dengan dengan diuji statistik. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai berikut: Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Dimana : Y
= Return On Equity
A
= konstanta persamaan
β1 – β3
= koefisien variabel independen
X1
= ukuran perusahaan
X2
= permodalan
X3
= kualitas aktiva produktif
X4
= likuiditas
E
= Variabel pengganggu atau faktor-faktor di luar variabel yang tidak dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residual). Besarnya konstanta dicerminkan oleh “a” dan besarnya koefisien
regresi dari masing- masing variabel independen ditunjukkan dengan β1, β2, β3, β4. Pada model persamaan di atas, dapat diketahui tanda positif atau negatif dari masing-masing variabel dependen. Nilai koefisien regresi dalam penelitian ini sangat menentukan sebagai dasar analisis. Mengingat penelitian ini sangat menentukan sebagai dasar analisis. Mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien β bernilai positif maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai
72
variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat (dependen), demikian pula sebaliknya, bila koefisen nilai β bernilai negatif hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat (dependen). 4.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisen determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X1,2,3…), atau sejauh mana kontribusi variabel independen (X1,2,3…) mempengaruhi variabel dependen. Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan (X1,2,3…) terhadap variabel dependen (Y). Pengujian ini dilakukan dengan melihat R2 pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien determinasi (R2) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen (Y)(Bawono, 2006: 92) Kelemahan mendasar penggunaan koefisen determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel dependen yang dimasukkan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila
73
satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013: 97). Dalam penelitian ini digunakan adjusted R2 karena nilai variabel bebas yang diukur terdiri dari nilai rasio absolute dan nilai perbandingan. Kegunaan Adjusted R2 adalah: a.
Sebagai ukuran ketetapan regresi yang ditetapkan suatu kelompok data hasil survey. Semakin besar nilai Adjusted R2 makan akan semakin tepat suatu garis regresi dan sebaliknya.
b.
Untuk mengukur besarnya proporsi atau prosentase dari jumlah variasi dari variabel dependen, atau untuk mengukur sumbangan dari variabel dependen terhadap variabel independen.
5.
Pengujian Hipotesis Uji statistik di sini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita analisa. Nilai ketepatan atau keaktualan ini dapat diukur goodness of fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, F hitung dan nilai koefisen determinasinya. Berkaitan apakah uji statistik ini dikatakan lolos atau tidak, tergantung dari tingkat signifikansi dari hasil perhitungannya, jika hasilnya berada didaerah kritis atau yang menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk uji selanjutnya dan ini berlaku sebaliknya jika berada di daerah yang menerima Ho.
74
a.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H0 : b1 = b2 = ….. = bk = 0 Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠ ….. ≠ bk ≠ 0 Artinya
semua
variabel
independen
secara
simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2013: 98) : 1.
Quict look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2.
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
75
b.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi : 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: HA : bi ≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013: 98). Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013: 99): 1.
Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
76
2.
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan bank umum syariah yang tergolong Bank Devisa di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, dapat dihitung dan dianalisis kinerja keuangan masing-masing bank umum syariah. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan triwulanan mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Berikut adalah profil singkat bank yang dijadikan objek penelitian: 1.
Bank Muamalat Indonesia PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. didirikan pada tanggal 1 November 1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Pendirian Bank Muamalat Indonesia mendapat dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), pengusaha muslim serta dukungan masyarakat Indonesia. Dukungan masyarakat terbukti berdasarkan pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa, hal ini memperkokoh posisi Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan (www.muamalatbank.com, diakses tanggal 15 Juni 2015).
77
78
Sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia, maka Bank Muamalat mempunyai tujuan sebagai berikut (Karnaen Perwaatmadja dan M. Syafi’i Antonio, 85): 1. Meningkatkan
kualitas
kehidupan
sosial
ekonomi
masyarakat
Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial, ekonomi dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha b. Meningkatkan kesempatan kerja c. Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak 2. Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
banyak
dalam
proses
pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba. 3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat banyak sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat dengan memperluas jaringan lembaga perbankan ke daerah terpencil. Krisis ekonomi 1998 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Bank Muamalat tercatat sebesar Rp 105 miliar. Sedangkan ekuitas mencapai titik terendah yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal
79
setoran awal. Kondisi ekuitas Bank Muamalat segera diperbaiki dengan penambahan modal yang berasal dari Islamic Development Bank (IDB), sehingga kondisi kerugian yang semula diderita dapat dipulihkan kembali (www.muamalatbank.com, diakses tanggal 15 Juni 2015). 2.
Bank Syariah Mandiri Terbentuknya Bank Syariah Mandiri melalui perjalanan yang panjang bermula dari merger empat bank yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo. Merger tersebut membentuk bank baru yang bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Menindaklanjuti keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, atas respon UU No. 10 Tahun 1998, yang memberikan peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (http://www.syariahmandiri.coi.id, diakses tanggal 15 Juni 2015). Terbentuknya Bank Syariah Mandiri diprakarsai oleh tim pengembangan perbankan syariah yang melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti (BSB) dari bank konvensional menjadi bank syariah yang bernama PT. Bank Syariah Mandiri pada tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur
Bank
Indonesia
melalui SK Gubernur
BI
No.
1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri dan secara resmi mulai beroperasi
80
sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 (Ibid). Bank Syariah Mandiri memiliki modal dasar Rp 2.500.000.000.000 dan modal disetor Rp 858.243.565.000. Jumlah jaringan ATM BSM yang terdiri atas 220 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 4.795, ATM Prima 14.403 unit. Kepemilikan saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 131.648.712 lembar saham (99,999999%) dan PT Mandiri Sekuritas sebanyak 1 lembar saham (0,000001%) (Ibid). 3.
Bank Mega Syariah PT. Bank Mega Syariah bermula dari sebuah bank konvensional bernama PT. Bank Umum Tugu. Pada tahun 2001 Para Grup mengakusisi PT. Bank Umum Tugu yang resmi bernama PT. Bank Mega Syariah Indonesia pada tanggal 23 September 2010. Pada tanggal 16 Oktober 2008 Bank Mega Syariah menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan tersebut semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah yang dapat menjangkau bisnis yang lebih luas baik domestik maupun internasional (www.bsmi.co.id, diakses tanggal 25 Juni 2015). PT. Bank Mega Syariah hadir dengan visi menjadi “Bank Syariah Kebanggaan Bangsa”. Sejalan dengan perkembangannya baik diluar dari produk maupun fasilitas perbankan. Bank Mega Syariah memiliki 8 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 234 kantor Mega Syariah (M2S) yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi (Ibid).
81
4.
BNI Syariah Berdasarkan
Keputusan
Gubernur
Bank
Indonesia
Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT. Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat (www.bni.co.id, diakses tanggal 15 Juni 2015). Juni 2014, jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point (www.bni.co.id, diakses tanggal 22 Juni 2015).
82
B. Analisis Data 1.
Uji Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu data secara statistik. Untuk menginterpretasikan hasil statistik deskriptif dari ROE, Ukuran Perusahaan yang dilihat dari Total Aktiva, Permodalan (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan likuiditas (FDR) dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel
N 64 64 64 64 64 64
Descriptive Statistics Minimum Maximum Mean Std. Deviation 106453130000 937460200000 528547269062.50 233380768704.051 .0536 .4785 .200958 .0746433 .7529 1.3853 1.052742 .0821272 .7653 1.0644 .913784 .0723123 .0156 .7443 .291531 .2199661
Total Aktiva CAR KAP FDR ROE Valid N (listwise) Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa n atau jumlah data pada setiap variabel yaitu 64 data yang berasal dari 4 sampel bank umum syariah devisa periode tahun 2011 sampai tahun 2014. Variabel Return On Equity (ROE) mempunyai nilai minimum 0,0156% dan nilai maksimum 0,7443%. Dari tabel maksimum dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya menunjukkan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan,
83
atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari nilai Return On Equity (ROE) terendah dan tertinggi. Pada tabel 4.1 di atas variabel ukuran perusahaan yang dilihat dari total aktiva mempunyai nilai minimum 106.453.130.000 dan nilai maksimum 937.460.200.000. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya menunjukkan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari nilai ukuran perusahaan (Size) terendah dan tertinggi. Variabel permodalan yang diproksi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai nilai minimum 0,0536% dan nilai maksimum 0.4785%. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya menunjukkan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari nilai permodalan (CAR) terendah dan tertinggi. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mempunyai nilai minimum 0,7529% dan nilai maksimum 1,3853%. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya menunjukkan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari nilai Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terendah dan tertinggi.
84
Variabel likuiditas yang diproksi dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) mempunyai nilai minimum 0,7653% dan nilai maksimum 1,0644%. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya menunjukkan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) terendah dan tertinggi. 2.
Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah yang tidak melanggar asumsiasumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini meliputi uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas, dan uji linearitas. a.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013: 105). Deteksi multikolonieritas dapat dilakukan dengan menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya VIF. Adapun hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan matriks korelasi sebagai berikut:
85
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Matriks Korelasi Coefficient Correlationsa Model FDR CAR FDR 1.000 .156 CAR .156 1.000 Correlations KAP .102 .080 SIZE -.369 -.355 1 FDR .131 .020 CAR .020 .121 Covariances KAP .011 .008 SIZE -.004 -.004 a. Dependent Variable: ROE
KAP .102 .080 1.000 .014 .011 .008 .088 .000
SIZE -.369 -.355 .014 1.000 -.004 -.004 .000 .001
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen pada tabel 4.2 di atas tampak bahwa hanya variabel ukuran perusahaan (Size) yang memiliki korelasi cukup tinggi dengan likuiditas (FDR) dengan tingkat korelasi sebesar 0,369 atau sebesar 39,6%. Karena korelasi ini masih dibawah 95%, maka data diatas dikatakan tidak memiliki gejala multikolinieritas. Selain menggunakan matriks korelasi, multikolinieritas juga dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan lawannya VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF=1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Tingkat kolonieritas yang dapat ditolerir
86
adalah nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat multikolonieritas 0,95% (Ghozali, 2013: 106). Berikut ini hasil uji multikolonieritas dengan melihat nilai tolerance dan lawannya VIF : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance dan VIF Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) SIZE 1 CAR KAP FDR a. Dependent Variable: ROE
.768 .867 .979 .852
1.302 1.154 1.022 1.174
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat diketahui nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel penelitian sebagai berikut: a. Nilai tolerance untuk variabel ukuran perusahaan (Size) sebesar 0,768 > 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Nilai VIF sebesar 1,302<10, sehingga variabel ukuran perusahaan dinyatakan tidak terjadi gejala multikoliniearitas. b. Nilai tolerance untuk variabel permodalan (CAR) sebesar 0,867>0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Nilai VIF sebesar 1,154<10, sehingga variabel permodalan dinyatakan tidak terjadi gejala multikoliniearitas.
87
c. Nilai tolerance untuk variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebesar 0,979>0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Nilai VIF sebesar 1,022<10, sehingga variabel
aktiva
produktif
dinyatakan
tidak
terjadi
gejala
multikoliniearitas. d. Nilai tolerance untuk likuiditas (FDR) sebesar 0,852>0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Nilai VIF sebesar 1,174<10, sehingga variabel likuiditas dinyatakan tidak terjadi gejala multikoliniearitas b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan periode (t-1) atau sebelumnya (Ghozali, 2013: 110). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin-Watson (D-W) pada perhitungan regresi dengan data statistik pada tabel Durbin-Watson.
88
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson l Square the Estimate a 1 .840 .706 .681 .12499 2.104 a. Predictors: (Constant), ROE_1, KAP, FDR, CAR, SIZE b. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Hasil regresi dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah sampel 64 (n=64) dan jumlah variabel independen 4 (k=4), didapat nilai DW hitung sebesar 2,104. Besarnya DW tabel untuk dl (batas bawah) = 1,46 dan besarnya DW tabel untuk du (batas atas) = 1,73. Besarnya nilai 4 – du = 4 – 1,73 = 2,27 Nilai DW 2,104 lebih besar dari dari batas bawah (dU) 1,73 dan kurang dari (4 – dU) 2,27 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi ini. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residu/ pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
89
Gambar 4.1 Diagram Heterokedastisitas
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED)
dengan
residualnya
(SRESID).
Deteksi
ada
tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006: 126). Dari gambar 4.1 diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, tidak
90
ada pola tertentu yang teratur. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi ini. Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot (Ghozali, 2013: 141). Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan Uji Park. Berikut ini adalah hasil uji park: Tabel 4.5 Hasil Uji Park
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 1.544 .276 SIZE3 .002 .010 .182 1 KAP3 .064 .153 .278 FDR3 -.147 .270 -.455 a. Dependent Variable: ROE3
T
5.593 .166 .422 -.545
Sig.
.000 .869 .675 .588
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan hasil uji park pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa: a. Nilai t hitung variabel ukuran perusahaan yang diproksi dengan Size lebih kecil dari nilai t tabel (0,166 < 1,2961). Nilai signifikansi 0,869 lebih besar dari 0,05, menunjukkan tidak signifikan.
91
b. Nilai t hitung variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) lebih kecil dari nilai t tabel (0,422 < 1,2961). Nilai signifikansi 0,675 lebih besar dari 0,05, menunjukkan tidak signifikan. c. Nilai t hitung variabel likuiditas yang diproksi dengan FDR lebih kecil dari nilai t tabel (0,545 < 1,2961). Nilai signifikansi 0,588 lebih besar dari 0,05, menunjukkan tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa data yang dipakai tidak terkena gejala penyakit heterokedastisitas karena t hitung < t tabel dan sig > 0,05. d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang menbandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2013: 160). Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan beberapa cara, yaitu (Ghozali, 2013: 160):
92
a. Analisis Grafik Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Dengan melihat histogram uji normalitas pada gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa histogram menunjukkan pola distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat memberikan hal yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006: 147). Grafik normal probability plot terlihat dalam gambar 4.3 sebagai berikut:
93
Gambar 4.3 Uji Normalitas Dengan Normal P-P Plot
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Pada grafik normal probability plot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit disekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari kedua grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan karena secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bias sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik
94
(Ghozali, 2013: 163). Uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji statistik KolmogorovSmirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 64 Normal Mean .0000000 a,b Parameters Std. Deviation .99559313 Absolute .121 Most Extreme Positive .098 Differences Negative -.121 Kolmogorov-Smirnov Z .967 Asymp. Sig. (2-tailed) .307 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Data tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai KolmogorovSmirnov (K-S) sebesar 0,967 dengan nilai signifikansi 0,307, jauh diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas. e. Uji Linearitas Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi model empiris sebaiknya
95
linear, kuadrat atau kubik (Ghozali, 2013: 166). Berikut akan disajikan hasil uji linearitas dengan metode Uji Durbin-Watson: Tabel 4.7 Hasil Regresi Persamaan Linier Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson Square the Estimate a 1 .840 .706 .681 .1249937 2.104 a. Predictors: (Constant), Lag_ROE, KAP, FDR, CAR, SIZE b. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Tabel 4.8 Hasil Regresi Persamaan Kuadrat Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson Square the Estimate a 1 .875 .765 .730 .1148689 2.146 a. Predictors: (Constant), Lag_ROE2, KAP2, FDR2, CAR2, SIZE, CAR, KAP, FDR b. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan hasil uji dalam tabel 4.7 dan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui besarnya nilai Durbin-Watson keduanya yaitu untuk persamaan linier sebesar 2,104 sedangkan persamaan kuadrat 2,146. Nilai tabel Durbin-Watson diketahui sebagai berikut: jumlah sampel (n): 64, jumlah variabel independen (k): 4, dengan asumsi derajat kepercayaan 5%, nilai DW tabel dL (batas bawah) = 1,46 dan besarnya DW tabel dU (batas atas) = 1,73. Besarnya nilai (4 – dU) = (4 – 1,73) = 2,27
96
Nilai DW test kedua persamaan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 diantara dU dan 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesalahan spesifikasi model atau keduanya layak dipakai digunakan untuk model regresi. Berdasarkan pengujian semua asumsi klasik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi penelitian dinyatakan tidak mengandung problem asumsi klasik, seperti: normalitas, multikolinieritas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan linearitas. Dengan demikian, persamaan regresi dapat diteruskan ke dalam pengujian hipotesis penelitian. 3.
Persamaan Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini, terdapat penggunaan ukuran variabel independen
yang tidak sama, yaitu satuan rupiah pada variabel ukuran perusahaan dan satuan prosentase pada variabel kecukupan modal dan likuiditas. Menurut Ghozali (2013: 102) jika ukuran variabel independen tidak sama, maka sebaiknya interpretasi persamaan regresi menggunakan standardized beta. Keuntungan menggunakan nilai beta Standardized Coefficient adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen (Ghozali, 2013: 102). Karena pada penelitian ini terdapat perbedaan satuan ukuran pada variabel independen yang digunakan dalam model regresi, maka pada penelitian ini nilai Standardized Coefficient digunakan dalam menentukan persamaan regresi.
97
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -2.951 .916 SIZE .063 .030 .263 1 CAR .856 .347 .290 KAP .849 .297 .317 FDR .255 .362 .084 a. Dependent Variable: ROE
T
-3.221 2.096 2.464 2.859 .704
Sig.
.002 .040 .017 .006 .484
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Dari hasil perhitungan regresi linear berganda pada tabel 4.9 di atas, dapat diketahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: ROE = 0,063 Ukuran Perusahaan + 0,856 Permodalan + 0,849 Kualitas Aktiva Produktif + 0,255 Likuiditas 4.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi profitabilitas (ROE). Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1 (Ghozali, 2013: 97). Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel independen penelitian memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel profitabilitas (ROE). Hasil koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
98
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square a 1 .538 .290 .241 a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, KAP, SIZE b. Dependent Variable: ROE
Std. Error of the Estimate .19159
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa angka koefisien korelasi (R) sebesar 0,538. Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 53,8%. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel independen dan dependen cukup kuat. Besarnya koefisien Adjusted R Square (R2) adalah 0,241. Hasil statistik ini berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen sebesar 24,1%, sedangkan sisanya sebesar 75,9% (100% - 24,1%) diterangkan oleh faktor-faktor lain di luar model regresi yang dianalisis. 5.
Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013: 98). Hasil perhitungan uji F sebagai berikut:
99
Tabel 4.11 Hasil Uji Statisitik F
Model
ANOVAa df
Sum of Mean Squares Square Regression .883 4 .221 1 Residual 2.166 59 .037 Total 3.048 63 a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: (Constant), FDR, CAR, KAP, SIZE
F 6.012
Sig. .000b
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa nilai F hitung = 6,012, sedangkan nilai F tabel = 2,528. Ini artinya F hitung > F tabel ( 6,012 > 2,528) dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu ukuran perusahaan, permodalan, kualitas aktiva produktif dan likuiditas secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE). b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 98).
100
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -2.951 .916 SIZE .063 .030 .263 1 CAR .856 .347 .290 KAP .849 .297 .317 FDR .255 .362 .084 a. Dependent Variable: ROE
T
-3.221 2.096 2.464 2.859 .704
Sig.
.002 .040 .017 .006 .484
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dianalisis sebagai berikut: a.
H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Hipotesis pertama mengenai variabel ukuran perusahaan diketahui bahwa
nilai t hitung adalah 2,906. Hal ini berarti nilai ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diproksi dengan ROE. Nilai signifikansi ukuran perusahaan 0,04, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima.
101
b.
H2 : Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Hipotesis kedua mengenai variabel permodalan diketahui bahwa nilai t
adalah 2,464 menunjukkan bahwa permodalan yang diproksi Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diproksi dengan ROE. Nilai signifikansi variabel permodalan adalah 0,017 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel permodalan terbukti berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa permodalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. c.
H3 : Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Hipotesis ketiga mengenai variabel kualitas aktiva produktif (KAP)
diketahui bahwa nilai t adalah 2,859, menunjukkan bahwa KAP berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diproksi dengan ROE. Nilai signifikansi variabel KAP adalah 0,006, dimana ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kualitas aktiva produktif (KAP) terbukti signifikan terhadap profitabilitas. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima.
102
d.
H4 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Hipotesis keempat mengenai variabel likuiditas yang diproksi dengan FDR
diketahui bahwa nilai t adalah 0,704 menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diproksi dengan ROE. Nilai signifikansi variabel likuiditas adalah 0,484, dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel likuiditas terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa likuiditas terbukti berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4) ditolak. 6.
Pembahasan Hasil Pengujian Statistik a. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan Riska (2009), Setiawan (2010) dan Dewi (2012), disebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank karena bank yang lebih besar dapat bekerja secara lebih efisien. Semakin besar total aktiva suatu perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.
103
Menurut Astuti dan Zuhrotun (2007: 124) dalam Dewi (2012), perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang
sudah mapan biasanya kondisi
keuangannya juga sudah stabil. Ukuran perusahaan yang besar dapat meningkatkan skala ekonomi serta mengurangi biaya pengumpulan dan pemrosesan informasi (Boyd dan Rungkle, 1993, dalam Bashir, 2003). Perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar pula, akan melakukan pengungkapan lebih luas dan mampu membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal seperti investor dan kreditor, sehingga tidak memerlukan tambahan biaya yang besar untuk melakukan pengungkapan lebih luas. Dengan demikian, perusahaan besar mempunyai biaya produksi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan kecil (Dewi, 2012). Weston dan Brigham seperti yang dikutip Priharyanto (2009) menyatakan bahwa suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan tingkat kepercayaan investor juga lebih besar. Perusahaan besar mampu menarik minat investor yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan kecil,
karena
mempunyai
fleksibilitas penempatan
investasi yang baik. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan
104
asset yang besar mampu menghasilkan keuntungan lebih besar apabila diikuti dengan hasil dari aktivitas operasionalnya. b. Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa permodalan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rosa (2011), Srihastuti (2013) dan Pramudhito (2014), dimana disebutkan bahwa permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank. Variabel permodalan yang diproksi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat dikatakan CAR, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009:121). Dapat dikatakan bahwa CAR adalah jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank (Pramudhito, 2014). Peraturan Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) (Dendawijaya, 2009:40).
105
CAR sekaligus memberikan gambaran tentang kondisi modal yang dimiliki bank. Hal ini berarti jika nilai CAR besar, modal yang dimiliki bank tersebut juga besar sehingga bank dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik. Artinya jika bank dapat menjalankan kegiatan operasionnya dengan baik, maka dampaknya adalah peningkatan keuntungan. Peningkatan keuntungan terkait dengan profitabilitas akan meningkatkan kepercayaan nasabah pada bank. Dapat dikatakan bahwa peningkatan CAR akan mendongkrak kepercayaan nasabah. Jika nasabah merasa aman untuk menyimpan dana mereka pada bank, maka dana yang dihimpun oleh bank pun akan semakin besar. Dana yang dihimpun selanjutnya akan disalurkan kepada nasabah. Jika dana dapat tersalur dengan baik, maka keuntungan bank akan meningkat. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa semakin besar CAR maka keuntungan bank akan semakin besar. Profitabilitas suatu bank dapat dilihat dari salah satu proksi yang mencerminkan tingkat profitabilitas bank, yaitu Return On Equity (ROE). Karena semakin besar CAR, keuntungan bank juga semakin besar, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar CAR akan berpengaruh semakin besar pula tingkat profitabilitas bank yang ditunjukkan oleh peningkatan ROE.
106
c. Pengaruh
Kualitas
Aktiva
Produktif
(KAP)
Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hal tersebut mendukung hasil penelitian Dewi (2010) dan Romdayanah (2011) dimana KAP berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) diproksi dengan rasio penghapusan aktiva produktif (PPAP) terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi prosentase rasio ini, semakin rendah kualitas aktiva produktif yang dimiliki oleh bank (Hassan dan Bashir, 2003). Pembentukan PPAP merupakan salah satu upaya untuk membentuk cadangan dari kemungkinan tidak tertagihnya penempatan dana, sehingga PPAP merupakan beban bagi bank. Adanya pencadangan yang semakin tinggi, mengindikasikan bahwa aktiva produktif yang dimiliki bank banyak yang memiliki kolektibilitas dalam perhatian khusus sampai macet. Hal tersebut mengindikasikan bank kurang berhati-hati dalam menyalurkan dananya dalam pembiayaan. Semakin besar nilai yang ditunjukkan oleh variabel KAP, maka semakin besar pula bank harus mencadangkan keuntungan yang diperoleh untuk aktiva ini, sehingga laba bersih yang diperoleh bank akan semakin kecil (Simanjuntak, 2009: 66).
107
d. Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hubungan yang positif antara FDR dengan ROE mempunyai arti bahwa kenaikan likuiditas tidak serta merta selalu diikuti oleh kenaikan profitabilitas bank syariah. Hal ini mendukung hasil penelitian Dwi Ismawati (2009), Febrianty (2013), dan Ghufran Hasan (2014) yang menunjukkan bahwa likuiditas terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal ini dianggap sebagai keuntungan bank. Sedangkan apabila terjadi kekurangan likuiditas, maka bank memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan tersebut (Widyaningsih, 175).
108
Tabel 4.13 Hasil Uji Deskriptif Statistik
N 64 64 64 64 64 64
Descriptive Statistics Minimum Maximum Mean Std. Deviation 106453130000 937460200000 528547269062.50 233380768704.051 .0536 .4785 .200958 .0746433 .7529 1.3853 1.052742 .0821272 .7653 .913784 .0723123 1.0644 .0156 .7443 .291531 .2199661
Total Aktiva CAR KAP FDR ROE Valid N (listwise) Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015.
Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 78% hingga 100%. Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai maksimum 1,0644 atau 106, 44%. Ini berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana pihak ketiga yang dihimpun. Karena dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat lebih kecil, maka bank dalam memenuhi pengajuan pembiayaan oleh nasabah mengambil sebagian dana pada kas bank itu sendiri. Tingkat rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang melebihi standar Bank Indonesia mengakibatkan kondisi likuiditas bank yang mengkhawatirkan. Laba yang diperoleh pun tidak meningkat karena asumsi bank yang mampu menyalurkan pembiayaannya dengan efektif tidak dijalankan.
109
7.
Variabel
yang
Memiliki
Pengaruh
Paling
Besar
Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -2.951 .916 SIZE .063 .030 .263 1 CAR .856 .347 .290 KAP .849 .297 .317 FDR .255 .362 .084 a. Dependent Variable: ROE
T
-3.221 2.096 2.464 2.859 .704
Sig.
.002 .040 .017 .006 .484
Berdasarkan hasil uji statistik t yang disajikan kembali pada tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa variabel permodalan yang diproksi dengan CAR memiliki nilai B paling tinggi yaitu 0,856 atau 85,6% . Ini artinya variabel permodalan berpengaruh paling besar terhadap profitabilitas yang diproksi dengan Return On Equity (ROE). Dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap profitabilitas bank syariah yaitu variabel permodalan yang diproksi dengan CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR memberikan gambaran tentang kondisi modal yang dimiliki bank. Hal ini berarti jika nilai CAR besar, maka modal yang dimiliki bank tersebut juga besar sehingga bank dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik. Artinya jika bank dapat menjalankan kegiatan operasionnya dengan baik, maka
110
dampaknya adalah peningkatan keuntungan. Peningkatan keuntungan terkait dengan profitabilitas akan meningkatkan kepercayaan nasabah pada bank. Dapat dikatakan bahwa peningkatan CAR akan mendongkrak kepercayaan nasabah. Jika nasabah merasa aman untuk menyimpan dana mereka pada bank, maka dana yang dihimpun oleh bank pun akan semakin besar. Dana yang dihimpun selanjutnya akan disalurkan kepada nasabah. Jika dana dapat tersalur dengan baik, maka keuntungan bank akan meningkat. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa permodalan yang besar akan berdampak pada keuntungan bank yang semakin besar pula. Ini menjadi hal penting yang perlu diperhatikan oleh manajemen bank untuk meningkatkan permodalan yang dimiliki dengan cara menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik, karena permodalan terbukti berpengaruh paling besar terhadap profitabilitas bank. Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. H2 : Permodalan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. H3 : Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah. H4 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Hasil Uji Diterima Diterima Diterima Ditolak
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, landasan teori, analisis data, dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) diketahui bahwa secara parsial, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return On Equity (ROE) dengan nilai signifikansi sebesar 0,04 (kurang dari alpha 0,05) dan nilai t 2,096. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan akan berdampak meningkatnya profitabilitas pada bank syariah.
2.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa secara parsial, variabel permodalan yang diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return On Equity (ROE) dengan nilai signifikansi sebesar 0,017 (kurang dari alpha 0,05) dan nilai t 2,464. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki bank terbukti mempengaruhi profitabilitas bank syariah.
3.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa secara parsial, variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif
111
112
signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return On Equity (ROE) dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 (kurang dari alpha 0,05) dan nilai t 2,859. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Kualitas
Aktiva
Produktif
(KAP)
yang
dimiliki
bank
terbukti
mempengaruhi profitabilitas bank syariah. 4.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H4) diketahui bahwa secara parsial, variabel likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return On Equity (ROE) dengan nilai signifikansi sebesar 0,484 (lebih dari 0,05) dan nilai t 0,704. Nilai positif dalam persamaan regresi menunjukkan bahwa peningkatan likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Debt Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas bank syariah.
5.
Variabel Permodalan (CAR) memiliki nilai B paling tinggi yaitu 0,856 atau 85,6%. Ini artinya variabel permodalan berpengaruh paling besar terhadap profitabilitas yang diproksi dengan Return On Equity (ROE). Dapat disimpulkan bahwa variabel berpengaruh paling besar terhadap profitabilitas bank syariah yaitu Permodalan/ Capital Adequacy Ratio.
113
B. Saran Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini antara lain: 1.
Bagi manajemen a. Pihak manajemen bank harus berupaya untuk terus meningkatkan ukuran perusahaannya dengan mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga,
karena
ukuran
perusahaan
terbukti
secara
signifikan
mempengaruhi profitabilitas bank. b. Pihak manajemen bank harus meningkatkan permodalan yang dimiliki dengan cara menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik, karena permodalan terbukti secara sisgnifikan mempengaruhi profitabilitas bank. c. Pihak manajemen harus meningkatkan kualitas aktiva produktif yang dimilikinya dengan lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya dalam pembiayaan, karena kualitas aktiva produktif terbukti secara signifikan mempengaruhi profitabilitas bank. 2.
Bagi investor Investor
perlu
memperhatikan
pertumbuhan
aktiva
perusahaan,
permodalan dan kualitas aktiva produktif sebagai alat pertimbangan dalam menginvestasikan dananya di bank syariah, karena variabel-variabel tersebut terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
114
3.
Bagi penelitian selanjutnya Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi, bukan
hanya Bank Umum Syariah (BUS) namun juga memasukkan Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai sampel dalam penelitian selanjutnya agar hasil penelitian bias digeneralisasi. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap profitabilitas bank dan juga memperpanjang periode pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Dinnul Alfian. 2013. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 3 No. 1, hlm 66-82, September 2013 Almilia, Luciana dan Herdaningtyas. 2005. Analisis Rasio-Rasio Keuangan Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. 15. No. 1, Hal: 54-75; Juni 2003 Ambarwati, Novi Sagita., Gede Adi Yuniarta., & Ni Kadek Sinarwati. 2015. Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan Akuntansi Program S1, Vol. 3, No. 1 Ani, W. U., Ugwunta, D.O., Ezeudu I. J., & Ugwuanyl, G.O. 2012. An empirical assessment of the determinants of bank profitability in Nigeria: Bank characteristics panel evidence. Journal of Accounting and Taxation, Vol. 4(3), pp. 36-43, December 2012 Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani dan Tazkia Cendekia Arifin, Zainul. 2005. Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet Bank Indonesia. 2007. Lampiran Surat Edaran No. 9/24/DbPS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta: Bank Indonesia Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga Press Darmawi, Hermawan. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara Dawood, Usman. 2014. Factors impacting profitability of commercial banks in Pakistan for the period of (2009-2012). International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 4, Issue 3, March 2014 Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia Dietrich, Andreas and Gabrielle Wanzenried. 2009. What Determines The Profitabilty Commercial Banks? New Evidence From Switzerland. http://www.fmpmorg/docs/12th/papers_2009_web/D1b.pdf. Diakses Tanggal 15 Februari 2015
Febrianty. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011) . Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol. 3 No. 3, September 2013 Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Growe, Glenn., DeBruine, Marinus., Lee, John Y., & Maldonado, Jose F. Tudon. The Profitability and Performance Measurement of U.S Regional Banks Using The Predictive Focus of The “Fundamental Analysis Research”. In Advances in Management Accounting, Vol 24, 189-237, Dec 2014 Hasibuan, Malayu. 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Press Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo Persada Kusumo, Yunanto Adi. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 (dengan pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007). Jurnal Ekonomi Islam-La Riba. Vol.II, No. 1, Hal:109-130, Juli 2008 Lartey, Victor Curtis., Antwi, Samuel., & Boadi, Eric Kofi. 2013. The Relationship between Liquidity and Profitability of Listed Banks in Ghana. International Journal of Business and Social Science. Vol. 4 No. 3; March 3013 Lestari, Maharani Ika & Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil), Vol. 2. ISSN: 1858 – 1559, 21-22 Agustus 2007 Lukorito, Sarah Nabalayo., Muturi, Willy., Nyang’au, Andrew S., & Nyamasege, Dennis. 2014. Assessing the effect of liquidity on profitability of commercial banks in Kenya. Research Journal of Finance and Accounting, Vol. 5, No. 19, 2014 Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Nugraheni, Fitri dan Hapsoro, Dody. 2007. Pengaruh Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta. Wahana, Vol. 10, No. 2, hlm. 63-80, Agustus 2007 Perwaatmadja, Karnaen dan M Syafi’i Antonio. 1992. Apa Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf
Simorangkir, O.P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia Soemitra, Andri. 2009. Bank & Lembaga Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmuni Suryani. 2011. Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmiah: Walisongo, Volume 19, Nomor 1, Mei 2011, hlm. 70-71 Suwiknyo, Dwi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Usman, Bahtiar. 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol. 3, No. 1, Hal 59-74, April 2003 Werdaningtyas, Hesti. 2002. “Faktor Yang Memperngaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia”. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 1, No. 2, Hal: 24-39 Wirdyaningsih. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2005 Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2006 Statistik Perbankan Syariah 2014 www.muamalatbank.com diakses tanggal 15 Juni 2015 www.bsmi.co.id diakses tanggal 25 Juni 2015 www.syariahmandiri.co.id diakses tanggal 15 Juni 2015 www.bi.go.id diakses tanggal 05 Mei 2015 www.bni.go.id diakses tanggal 15 Juni 2015 diakses tanggal 22 Juni 2015
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 TABEL INPUT DATA PENELITIAN
tahun
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
Nama Bank
Size
CAR
KAP
FDR
ROE
1 2 3 4 1 2 3 4 Bank Muamalat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Bank Syariah Mandiri 1 2 3 4 1 2 3 4
30,70% 30,80% 30,87% 31,11% 31,05% 31,12% 31,21% 31,43% 31,47% 31,50% 31,56% 31,63% 31,63% 31,70% 31,71% 31,76% 31,22% 31,28% 31,40% 31,52% 31,54% 31,54% 31,57% 31,63% 31,65% 31,70% 31,76% 31,79% 31,78% 31,77% 31,81% 31,83%
17,89% 19,50% 19,66% 21,93% 22,16% 17,84% 19,00% 19,55% 18,68% 18,54% 19,54% 21,55% 22,04% 20,38% 22,14% 47,85% 24,66% 24,11% 24,01% 22,69% 20,34% 21,30% 25,35% 26,45% 24,28% 24,80% 25,45% 26,86% 25,70% 27,09% 27,21% 28,18%
103,86% 100,04% 102,91% 100,13% 104,06% 102,74% 103,34% 109,67% 113,38% 109,67% 111,58% 100,00% 112,54% 101,01% 75,29% 100,00% 120,07% 111,89% 103,83% 107,66% 100,03% 103,37% 102,86% 110,08% 100,91% 110,73% 108,00% 106,37% 103,94% 100,24% 102,02% 12,38%
95,82% 95,71% 92,45% 85,18% 97,08% 99,85% 99,96% 94,15% 102,02% 106,44% 103,40% 99,99% 105,40% 96,78% 98,91% 84,14% 84,06% 88,52% 89,86% 86,03% 87,25% 92,21% 93,90% 94,40% 95,61% 94,22% 91,29% 89,37% 90,34% 89,91% 85,68% 82,13%
21,93% 21,79% 20,02% 20,79% 26,03% 27,72% 28,57% 29,16% 41,77% 41,80% 41,69% 11,41% 21,77% 15,96% 1,56% 2,13% 74,43% 68,22% 67,03% 64,84% 66,56% 68,52% 68,43% 68,09% 70,11% 50,30% 43,49% 44,58% 53,86% 20,17% 24,64% 4,82%
1
29,09%
31,05%
100,96%
79,20%
16,43%
Bank Mega
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Syariah
Bank BNI Syariah
29,13% 29,19% 29,35% 29,40% 29,42% 29,62% 29,73% 29,75% 29,78% 29,79% 29,84% 29,77% 29,77% 29,73% 29,58% 29,48% 29,52% 29,63% 29,77% 29,85% 29,81% 29,87% 30,00% 30,16% 30,20% 30,27% 30,32% 30,38% 30,48% 30,55% 30,60%
30,61% 30,30% 29,96% 27,39% 26,01% 24,43% 23,55% 19,70% 19,34% 19,45% 19,93% 18,13% 18,16% 18,16% 19,93% 5,36% 5,58% 6,35% 8,03% 8,17% 8,27% 8,63% 12,79% 12,18% 12,47% 13,21% 13,46% 14,22% 13,57% 10,05% 10,96%
100,68% 100,55% 100,55% 108,09% 107,21% 128,01% 106,98% 106,39% 100,09% 113,67% 111,73% 102,45% 101,30% 105,22% 104,37% 100,00% 123,85% 105,66% 100,03% 138,53% 102,78% 100,00% 100,46% 100,42% 101,26% 100,00% 101,72% 100,00% 100,00% 100,00% 109,99%
81,48% 83,00% 83,08% 84,90% 92,09% 88,03% 88,88% 98,37% 104,19% 102,89% 93,37% 95,53% 95,68% 90,50% 93,61% 76,53% 84,46% 86,13% 78,60% 78,78% 80,94% 85,36% 84,99% 80,11% 92,13% 96,37% 97,86% 96,67% 98,96% 94,29% 92,58%
18,56% 16,74% 16,89% 47,56% 56,14% 58,76% 57,98% 52,06% 35,62% 29,47% 26,23% 11,99% 9,98% 2,21% 2,50% 16,20% 10,49% 11,65% 6,63% 4,23% 4,20% 8,64% 10,18% 13,98% 10,87% 11,54% 11,73% 13,79% 13,28% 13,12% 13,96%
LAMPIRAN 2 OUTPUT SPSS UJI ASUMSI KLASIK DAN REGRESI LINEAR BERGANDA
Hasil Uji Deskriptif Statistik
Total Aktiva CAR KAP FDR ROE Valid N (listwise)
N 64 64 64 64 64 64
Descriptive Statistics Minimum Maximum Mean Std. Deviation 106453130000 937460200000 528547269062.50 233380768704.051 .0536 .4785 .200958 .0746433 .7529 1.3853 1.052742 .0821272 .7653 1.0644 .913784 .0723123 .0156 .7443 .291531 .2199661
Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Matriks Korelasi
Coefficient Correlationsa Model FDR CAR FDR 1.000 .156 CAR .156 1.000 Correlations KAP .102 .080 SIZE -.369 -.355 FDR .131 .020 CAR .020 .121 Covariances KAP .011 .008 SIZE -.004 -.004 a. Dependent Variable: ROE
KAP .102 .080 1.000 .014 .011 .008 .088 .000
SIZE -.369 -.355 .014 1.000 -.004 -.004 .000 .001
Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance dan VIF
Model (Constant) SIZE 1 CAR KAP FDR a. Dependent Variable: ROE
Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance VIF .768 .867 .979 .852
1.302 1.154 1.022 1.174
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson l Square the Estimate a 1 .840 .706 .681 .12499 2.104 a. Predictors: (Constant), ROE_1, KAP, FDR, CAR, SIZE b. Dependent Variable: ROE
Diagram Heterokedastisitas
Hasil Uji Park
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 1.544 .276 SIZE3 .002 .010 .182 1 KAP3 .064 .153 .278 FDR3 -.147 .270 -.455 a. Dependent Variable: ROE3
T
5.593 .166 .422 -.545
Sig.
.000 .869 .675 .588
Histogram Uji Normalitas dan Uji Normalitas Dengan Normal P-P Plot
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 64 Normal Mean .0000000 a,b Parameters Std. Deviation .99559313 Absolute .121 Most Extreme Positive .098 Differences Negative -.121 Kolmogorov-Smirnov Z .967 Asymp. Sig. (2-tailed) .307 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil Regresi Persamaan Linier
Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of the l Square Estimate a 1 .840 .706 .681 .12499 a. Predictors: (Constant), ROE_1, KAP, FDR, CAR, SIZE b. Dependent Variable: ROE
Durbin-Watson 2.104
Hasil Regresi Persamaan Kuadrat Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson l Square Estimate a 1 .836 .699 .672 .12659 2.068 a. Predictors: (Constant), ROE_1, KAP_2, CAR_2, FDR_2, SIZE_2 b. Dependent Variable: ROE
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -2.951 .916 SIZE .063 .030 .263 1 CAR .856 .347 .290 KAP .849 .297 .317 FDR .255 .362 .084 a. Dependent Variable: ROE
T
-3.221 2.096 2.464 2.859 .704
Sig.
.002 .040 .017 .006 .484
Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 .538 .290 .241 .19159 a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, KAP, SIZE b. Dependent Variable: ROE
Hasil Uji Statisitik F
Model
ANOVAa Df
Sum of Mean Squares Square Regression .883 4 .221 1 Residual 2.166 59 .037 Total 3.048 63 a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: (Constant), FDR, CAR, KAP, SIZE
F 6.012
Sig. .000b
LAPORAN KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2011-2014
\
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) N
POS-POS
PERMODALAN O a. CAR dengan memperhitungkan risiko penyaluran dana b. CAR dengan memperhitungkan risiko pasar c. Aktiva Tetap Terhadap Modal I AKTIVA PRODUKTIF a. Aktiva Produktif Bermasalah b. 1 NPF Gross 2 NPF Net II c. PPAP Terhadap Aktiva Produktif d. Pemenuhan PPAP RENTABILITAS a. ROA b. ROE c. NIM III d. BOPO LIKUIDITAS a FDR b. Quick Ratio c. SIMA Terhadap DPK IV d. Deposan Inti Terhadap DPK KEPATUHAN 1. a Persentase Pelanggaran BMPK 1 Pihak Terkait 2 Pihak Tidak Terkait V b. Persentasi Pelampauan BMPK 1. Pihak Terkait 2. Pihak Tidak Terkait KUESIONER PENELITIAN 2. GWM Rupiah 3. PDN
BANK 2012
KONSOLIDASI 2011
12,13% 12,07% 22,16%
12,42% 12,29% 17,89%
2,25% 2,83% 1,97% 1,54% 104,06%
4,12% 4,71% 3,99% 1,60% 103,86%
1,51% 26,03% 4,40% 85,66%
1,38% 21,93% 4,88% 84,72%
97,08% 16,82% 0,15% 35,56%
95,82% 18,80% 0,00% 30,52%
0,00% 0,00%
0,00% 0,00%
0,00% 0,00% 5,10% 3,95%
0,00% 0,00% 5,21% 8,43%
NO I
II
III
IV
V
POS-POS PERMODALAN a. CAR dengan memperhitungkan risiko penyaluran dana b. CAR dengan memperhitungkan risiko pasar c. Aktiva Tetap Terhadap Modal AKTIVA PRODUKTIF a. Aktiva Produktif Bermasalah b. 1. NPF Gross 2. NPF Net c. PPAP Terhadap Aktiva Produktif d. Pemenuhan PPAP RENTABILITAS a. ROA b. ROE c. NIM d. BOPO LIKUIDITAS a. FDR b. Quick Ratio c. SIMA Terhadap DPK d. Deposan Inti Terhadap DPK KEPATUHAN 1. a. Persentase Pelanggaran BMPK 1. Pihak Terkait 2. Pihak Tidak Terkait b. Persentasi Pelampauan BMPK 1. Pihak Terkait 2. Pihak Tidak Terkait 2. GWM Rupiah 3. PDN
BANK 2012
KONSOLIDA 2011
14,55% 14,54% 17,84%
11,64 11,57 19,50
2,23% 2,73% 1,94% 1,52% 102,74%
3,84 4,32 3,57 1,63 100,04
1,61% 27,72% 4,11% 84,56%
1,74 21,79 5,22 85,16
99,85% 15,97% 0,33% 31,19%
95,71 14,81 0,08 32,30
0,00% 0,00%
0,00 0,00
0,00% 0,00% 5,10% 0,78%
0,00 0,00 5,21 5,22
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN Tanggal 30 September 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) NO I
II
III
IV
V
POS-POS PERMODALAN a. CAR dengan memperhitungkan risiko penyaluran dana b. CAR dengan memperhitungkan risiko pasar c. Aktiva Tetap Terhadap Modal AKTIVA PRODUKTIF a. Aktiva Produktif Bermasalah b. 1. NPF Gross 2. NPF Net c. PPAP Terhadap Aktiva Produktif d. Pemenuhan PPAP RENTABILITAS a. ROA b. ROE c. NIM d. BOPO LIKUIDIT AS a. FDR b. Quick Ratio c. SIMA Terhadap DPK d. Deposan Inti Terhadap DPK KEPATUHAN 1. a. Persentase Pelanggaran BMPK 1. Pihak Terkait 2. Pihak Tidak Terkait b. Persentasi Pelampauan BMPK 1. Pihak Terkait 2. Pihak Tidak Terkait 2. GWM Rupiah 3. PDN
2012
2011
13,28% 13,24% 19,00%
12,59% 12,36% 19,66%
1,81% 2,21% 1,61% 1,35% 103,34%
3,89% 4,53% 3,71% 1,67% 102,91%
1,62% 28,57% 4,51% 84,00%
1,55% 20,02% 6,09% 86,54%
99,96% 15,54% 0,51% 28,95%
92,45% 13,96% 0,00% 32,30%
0,00% 0,00%
0.00% 0.00%
0,00% 0,00% 5,10% 2,16%
0.00% 0.00% 5,10% 14,28%
POS-POS ASET Kas Penempatan Pada BI a Giro Wadiah b. SBIS Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah PPAP -/b Valuta Asing PPAP -/Surat Berharga Yang Dimiliki a. Rupiah i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii Lainnya PPAP -/b. Valuta Asing i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii Lainnya PPAP -/Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2 Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- a.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1 Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2 Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- b.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- PPAP -/Piutang Salam PPAP -/Piutang Istishna Pendapatan Margin Istishna Yang Ditangguhkan -/- PPAP -/Piutang Qardh PPAP /- Pembiayaan a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2 Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2 Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/Persediaan Ijarah a. Aktiva Ijarah b Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah -/- PPAP -/Tagihan Lainnya PPAP -/Penyertaan PPAP -/Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Termin Istishna -/Pendapatan Yang Akan Diterima Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Pajak Aktiva Pajak Tangguhan Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris -/T Agunan O T A L Yang A SDiambil E T Alih
BANK Desember 2011
KONSOLIDASI
Maret 2012
Maret 2011
345.814
438.053
258.757
1.243.646 2.514.000
1.344.424 5.988.000
877.501 1.055.000
189.560 (5.473) 579.494 (306)
114.175 (5.474) 269.751 (294)
60.936 (6.279) 193.108 (61)
1.893.235 (720)
1.223.847 (720)
547.493 (350)
-
19.912
27.646 (6.067)
26.275 (5.835)
26.247 (5.761)
12.906.621 (3.149.767) (151.516)
12.543.543 (2.983.513) (144.505)
9.456.220 (2.269.812) (113.901)
-
-
-
605.134 (66.717) (8.725)
49.558 (10.999) (990) 1.838.018 (20.833)
689.129 (72.918) (9.314) 100.282 (24.348) (941) 1.955.293 (21.683)
75.822 (22.166) (921) 1.714.666 (17.327)
61.054 9.964.693 (240.355)
39.266 9.094.435 (227.097)
2.210 7.174.440 (163.390)
781.981 (13.079) -
781.168 (12.656)
583.174 (8.845) -
302.203 (74.908) 81.782 (1.537) 47.288 (473) 39.247 132.268 18.017 64.304 569.347 (230.545) 440.760 (76.350) 200.043 30.836.353 21.567.736
441.683 (116.228) 65.554 (1.537) 47.288 (473) -
486.546 (49.988) (5.749)
694.137 (103.479) 197.632 (2.422) 48.838 (472) -
71.401 98.316 64.304 529.642 (212.243) 312.774 (77.397) 158.079 32.479.506
100.924 38.661 46.162 389.975 (163.942) 394.248 (75.801) 135.793
ABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER & EKUITAS Dana Simpanan Wadiah a Giro Wadiah b Tabungan Wadiah Kewajiban Segera Lainnya Kewajiban Pada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Kewajiban Pada Bank Lain Surat Berharga Yang Diterbitkan Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank b Valuta Asing b.1 Terkait Dengan Bank b.2 Tidak Terkait Dengan Bank Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi Beban Yang Masih Harus Dibayar Taksiran Pajak Penghasilan Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank Rupa-rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak Minoritas Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) a. Tabungan Mudharabah b. Deposito Mudharabah b.1 Rupiah b.2. Valas Ekuitas a. Modal Disetor b. Agio (disagio) c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian Akibat Penjabaran Laporan Keuangan f Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g Peningkatan (Penurunan) nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual TOTAL LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORE R & EKUITAS
2.450.430 871.235 142.242
2.498.445 848.321 98.407
1.872.990 444.356 163.310
57.783 313.454
119.973 358.792
256.285 313.114
301.137
326.146
30.079
-
8.773 58.581 27.931 296.122
8.731 65.716 33.161 274.529
5.184 48.067 24.014 379.894
-
-
-
-
6.070.010
6.154.742
4.993.907
16.782.329 1.337.861
18.111.416 1.513.726
10.152.646 1.072.727
821.843 513.731
821.843 513.731 -
782.667 513.731
25.352 757.539 30.836.353
61.187 670.640 32.479.506
514.765 21.567.736
LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 30 September 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) (Dalam Jutaan Rupiah) SEPTEMBER No 1 2
3
4
5
6 7
8 9
10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
POS-PO S ASE T Kas Penempatan Pada BI a. Giro Wadiah b. SBIS Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah PPAP -/b. Valuta Asing PPAP -/Surat Berharga Yang Dimiliki a. Rupiah i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPAP -/b. Valuta Asing i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPAP -/Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank 1. Pi utang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan /- a.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Pi utang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan /- PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank 1. Pi utang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan /- b.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Pi utang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan /- PPAP -/Piutang Salam PPAP -/Piutang Istishna Pendapatan Margin Istishna Yang Ditangguhkan -/- PPAP -/Piutang Qardh PPAP -/Pembiayaan a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/Persediaan Ijarah a. Aktiva Ijarah b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah /- PPAP -/Tagihan Lainnya PPAP -/Penyertaan PPAP -/Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Ter min Istishna -/Pendapatan Yang Akan Diterima Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Pajak Aktiva Pajak Tangguhan Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris /- Agunan Yang Diambil Alih PPANP -/Aktiva T O T Lain-lain AL ASET
2012
DESEMBER 2011 (Diaudit)
2011
455.354
358.583
438.053
1.398.373 2.142.645
1.075.692 1.345.000
1.344.424 5.988.000
386.349 (5.473) 378.693 (321 )
183.764 (7.715 ) 163.356 (59 )
114.175 (5.474) 269.751 (294 )
1.731.529 58.531 (5.720) 51.215 174.054 -
951.398 (450 ) -
32.042 (6.856) 16.733.275 (4.045.22 4) (160.248)
26.540 (5.946 )
1.223.847 (720 ) -
26.275 (5.835 )
11.662.244 (2.771.903) (146.375)
12.543.543 (2.983.51 3) (144.505)
-
-
661.503 (75.633) (8.411) 88.040 (24.604) (1.001) 1.873.343 (20.40 9)
689.129 (72.918) (9.314) 100.282 (24.34 8) (941) 1.955.293 (21.68 3)
783.541 (79.995) (11.754) 50.786 (11.100) (1.014) 1.439.492 (17.311)
55.275 11.864.278 (232.724) 866.461 (15.778) 318.275 (96.928) 260.206 (1.537) 47.288 (473 ) 47.096 170.772 78.415 64.304 665.190 (269.679) 276.272 35.700.818
2.190 8.203.686 (200.30 6) 807.021 (12.26 3) 441.882 (93.37 2) 64.300 (1.537 ) 47.180 (472 ) 25.596.580-
39.266 9.094.435 (227.09 7) 781.168 (12.65 6) 441.683 (116.22 8) 65.554 (1.537 ) 47.288 (473 ) 32.479.506-
1
2 3
4 5 6
7 8 9 10 11 12
13 14 15 16
17
LIABI LI TA S, DANA S YIRK AH TEM P OR ER & EKUITA S Dana Si mpanan Wadiah a. Giro Wadiah b. Tabungan Wadiah Kewajiban Segera Lainnya Kewajiban Pada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Kewajiban Pada Bank Lain Surat Berharga Yang Diterbitkan Pembiayaan/Pi njaman Yang Diterima a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi Beban Yang Masih Harus Dibayar Taksiran Pajak Penghasilan Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank Rupa-rupa Pasiva Modal Pi njaman Hak Minoritas Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) a. Tabungan Mudharabah b. Deposito Mudharabah b.1. Rupiah b.2. Valas Ekuitas a. Modal Disetor b. Agio (disagio) c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian Akibat Penjabaran Laporan Keuangan f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g. Peningkatan (Penurunan) nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual TOTAL LIABILITAS, DANA SYIRKAH TE MP ORER & EK UITA S
2.938.377 892.281 110.881
1.870.625 672.823 126.273
2.498.445 848.321 98.407
36.771 1.114.000
306.503 313.115
119.973 358.792
629.137
29.284
326.146
9.171 68.042 99.650 516.868
6.654 62.323 68.938 217.673
8.731 65.716 33.161 274.529
-
-
-
-
-
-
7.228.823
5.411.362
6.154.742
18.396.190 1.338.164
13.495.340 1.043.340
18.111.416 1.513.726
821.843 513.731 -
821.843 513.731 -
821.843 513.731 -
929 985.960 35.700.818
63.556 573.197 25.596.580
61.187 670.640 32.479.506
LAPORAN KEUANGAN PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk KANTOR PUSAT : Gedung Arthaloka Jl. Jend. Sudirman No. 2 Jakarta 10220. Telp. (021) 251 1414. 251 1451. 251 1470 Fax. (021) 251 1453. 251 1465 Website : www.muamalatbank.com Jumlah Outlet : 84 Kantor Cabang. 271 Kantor Cabang Pembantu. 104 Kantor Kas. 3.542 Outlet Pos Online (SOPP)
PERHITUNGAN LABA/RUGI KOMPREHENSIF DAN SALDO LABA Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) NO I
POS-POS
Des 2014
Des 2013
(Diaudit)
(Disajikan Kembali)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL A. Pendapatan Dari Penyaluran Dana
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank a. Pendapatan Margin Murabahah b. Pendapatan Bersih Salam Paralel c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel i. Pendapatan Istishna ii. Harga Pokok Istishna /- d. Pendapatan Sewa Ijarah e. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah f. Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah g. Pendapatan Dari Penyertaan h. Lainnya 2. Dari Bank Indonesia a. Bonus SBIS b. Lainnya 3. Dari Bank-bank Lain Di Indonesia a. Bonus Dari Bank Syariah Lain b. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah i. Tabungan Mudharabah ii. Deposito Mudharabah iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank iv. Lainnya c. Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 2. Jasa Layanan II 3. Pendapatan Dari Transaksi Valuta Asing 4. Koreksi PPAP 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif 6. Lainnya Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/1. Pihak Ketiga Bukan Bank a. Tabungan Mudharabah b. Deposito Mudharabah c. Lainnya 2. Bank Indonesia a. FPJPS Syariah b. Lainnya III 3. Bank-bank Lain di Indonesia dan Diluar Indonesia a. Tabungan Mudharabah IV b. Deposito Mudharabah V c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank VI d. Lainnya Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat (I II) Beban (Pendapatan) Penyisihan Penghapusan Aktiva Beban (Pendapatan) Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Beban Operasional Lainnya VII A. Beban Bonus Titipan Wadiah B. Beban Administrasi dan Umum VIII C. Beban Personalia IX D. Beban Penurunan Nilai Surat Berharga X E. Beban Transaksi Valuta Asing XI F. Beban Promosi XII G. Beban Lainnya XIII Laba (Rugi) Operasional XIV Pendapatan Dan Beban Non Operasional XV Pendapatan Non Operasional XVI Beban Non Operasional XVII Laba (Rugi) Non Operasioal XVIII Laba (Rugi) Tahun Berjalan XIX Taksiran Pajak Penghasilan Jumlah Laba (Rugi) Hak Minoritas -/Saldo Laba (Rugi) Awal Tahun Dividen Lainnya Saldo Laba (Rugi) Akhir Periode Laba Bersih Per Saham *
2.329.282 -
2.007.951 -
2.613 32.542 249.234 2.117.638 264.551
2.664 31.776 300.806 1.637.552 219.019
12.879 111.561
11.834 67.228
82
94
223 3.007 68.806 22.444
253 2.395 36.823 15.756
309.295 4.220
377.320 58.921 5.132
356.274 2.400.626 225.825
182.625 1.523.785 114.643
-
-
12.679 212.042 15.000 129.793
1.862 203.554 6.908 129.767
2.176.138 173.128 -
2.612.380 663.223 -
27.602 760.186 860.392 19.209 70.811 116.958 147.852
56.864 664.396 754.059 75.227 105.223 293.388
10.138 61.271 (51.133) 96.719 39.546 57.173 637.180 (9.719) 684.634 5,60
17.900 71.937 (54.037) 239.351 74.207 165.144 472.036 637.180 21,73
7.235 654.689 661.924
146 146
719.097
165.290
Best Islamic Retail Bank in Asia Islamic Finance News Awards Poll 2014
Best Islamic Bank in Indonesia Islamic Finance News Awards Poll 2014
F i tc h R at i ng s A( i d n )
Pioneering Islamic Bank Global Islamic Finance Awards 2014
Sta b le O u tl o ok
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) NO
POS-POS
I
KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham b. Disagio -/c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan e. Laba Tahun-tahun Lalu Setelah Diperhitungkan Pajak f. Rugi Tahun-tahun Lalu (-/-) g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak (50% ) h. Rugi Tahun Berjalan (-/-) i. Selisih Penjabaran Laporan Keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih 2) Selisih Kurang (-/-) j. Dana Setoran Modal k. Penurunan Nilai Penyertaan Pada Portofolio Tersedia Untuk Dijual (-/-) 3. Goodwill (-/-) B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% Dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP (Maks. 1.25 % dari ATMR) 3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (Maks. 50 % dari Modal Inti) 5. Peningkatan Nilai Penyertaan Pada Portofolio Tersedia Untuk Dijual (45 % ) C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti Yang Dialokasikan Untuk Risiko Pasar 2. Modal Pelengkap Yang Tidak Digunakan Untuk Risiko Penyaluran Dana 3. Investasi Subordinasi Untuk Risiko Pasar 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan
2014
2013
(Diaudit)
(Disajikan Kembali)
1.103.435
1.103.435
1.578.925 1.487.396 (859.934 ) 28.587 -
1.578.925 1.011.549 (539.513 ) 82.572 -
-
-
-
-
648.056
-
381.191 1.500.000
410.828 1.500.000
8.902
1.666
-
-
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP
5.876.558
5.149.463
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
5.876.558
5.149.463
(28.497
(39.459
II III IV PENYERTAAN (-/-) V TOTAL MODAL UNTUK RESIKO KREDIT
)
)
5.848.061
5.110.004
VI TOTAL MODAL UNTUK RESIKO KREDIT DAN RISIKO VII PASAR AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)
5.848.061
5.110.004
41.139.421
36.305.962
VIII KREDIT AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO IX (ATMR) PASAR
194.766
64.312
41.334.187
36.370.274
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (%)
14.22
14.07
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA
14.15
14.05
X AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT DAN RISIKO PASAR XI XII
Best Islamic Fin in Indonesia G World’s Best Is Institutions
CREDIT RATING INDO
a. CAR dengan memperhitungkan isiko penyaluran dana
* Tidak Diaudit
LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) NO
POS-POS
Des 2014
Des 2013
(Diaudit)
1 2
3
4
5
6 7
8 9
10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
2 3
4 5 6
7 8 9 10 11 12
ASET Kas Penempatan Pada BI a. Giro Wadiah b. SBIS Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah PPAP -/b. Valuta Asing PPAP -/Surat Berharga Yang Dimiliki a. Rupiah i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPAP -/b. Valuta Asing i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPAP -/Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/a.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/b.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/PPAP -/Piutang Salam PPAP -/Piutang Istishna Pendapatan Margin Istishna Yang Ditangguhkan /- PPAP -/Piutang Qardh PPAP -/Pembiayaan a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/Persediaan Ijarah a. Aktiva Ijarah b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah /- PPAP -/Tagihan Lainnya PPAP -/Penyertaan PPAP -/Aset Istishna Dalam Penyelesaian Termin Istishna -/Pendapatan Yang Akan Diterima Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Pajak Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris /- Agunan Yang Diambil Alih PPANP -/Aktiva T O T Lain-lain AL AS ET LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER & EKUITAS Dana Simpanan Wadiah a. Giro Wadiah b. Tabungan Wadiah Liabilitas Segera Lainnya Liabilitas Pada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Liabilitas Pada Bank Lain Surat Berharga Yang Diterbitkan Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi Beban Yang Masih Harus Dibayar Taksiran Pajak Penghasilan Liabilitas Pajak Tangguhan Liabilitas Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah
Des 2012
(Disajikan Kembali) (Disajikan Kembali)
1.146.487
1.003.585
753.812
2.527.292 6.029.701
2.049.470 2.850.000
1.647.148 5.300.000
133.017 (1.553) 932.598 (237)
167.214 (2.429) 526.302 (695)
54.381 (5.221) 370.652 (564)
4.218.558 42.204 (5.000)
3.041.598 16.061 (12.671)
2.514.862 37.243 (4.887)
666.463 -
538.938 -
392.796 (3.928)
39.815
46.273
30.709
(9.425)
(8.930)
(5.739)
25.230.071
23.806.001
19.942.302
(6.884.702) (432.208)
(5.960.672) (520.015)
(4.798.396) (317.804)
-
-
-
-
-
-
2.494.524
2.381.102
1.291.842
(259.059) (6.870) 18.750 (4.032) (147) 143.815 (16.360)
(356.434) (21.112) 28.972 (6.713) (223) 428.008 (7.372)
(136.013) (11.558) 27.992 (8.010) (200) 1.292.479 (16.809)
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA QA Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit)
( NO
19.241 20.608.148 (661.179)
86.905 19.408.134 (1.189.764)
78.122 13.991.263 (726.907)
1.438.931 (131.997) -
1.745.368 (24.518) -
976.232 (17.342) -
410.184 (159.540) 727.497 28.497 478.060 216.708 142.680 131.617 2.798.346 (501.276) 510.984 (131.976) 484.683 62.413.310
309.944 (121.251) 1.366.907 (14.537) 39.459 (395) 249.605 154.241 103.246 109.520 1.244.187 (375.933) 289.439 (70.390) 427.554 53.723.979
248.591 (70.377) 252.331 (2.523) 47.401 (473) 51.806 121.006 109.509 710.846 (288.246) 265.611 (138.206) 249.821 44.205.554
4.306.927 1.763.842 115.569
4.831.547 1.463.546 57.644
4.962.349 987.514 116.987
51.125 1.500.000
129.962 1.800.000
183.942 1.114.000
1.886.000
1.506.000
911.531
14.498 125.922 1.199.259
12.663 75.309 18.250 1.780.767
9.068 73.571 59.154 505.863
1 2
3
4 5
POS-POS
2014
Sumber Dana Qardh Pada Awal Periode Sumber Dana Qardh a. Infaq dan Shadaqah b. Denda c. Sumbangan/Hibah d. Pendapatan Non - Halal e. Lainnya Total Sumber Dana Penggunaan Dana Qardh a. Pinjaman b. Sumbangan c. Lainnya Kenaikan (Penurunan) Sumber Atas Penggunaan Sumber Dana Qardh Pada Akhir Periode
2.
1.
3.
3.
LAPORAN DANA INVESTAS Per 31 Desember 2014 da NO I II
III
POS-POS INFORMASI AWAL PERIODE Portofolio Pembiayaan (Project) Saldo Awal INFORMASI PERIODE BERJALAN Portofolio Pembiayaan (Project) Penerimaan Dana Penarikan Dana Keuntungan (Rugi) Investasi Beban/Biaya Fee/Penerimaan Bank INFORMASI AKHIR PERIODE Portofolio Pembiayaan (Project)
Saldo Akhir
LAPORAN TRANSAKSI VALUTA ASING DAN DERIVATIF Per 31 Desember 2014 (Dalam Jutaan Rupiah)
NO
TRANSAKSI
NILAI PASAR DR KONTRAK HEDGING
A
B
C
Terkait Dengan Nilai Tukar 1. Spot 2. Forward 3. Option a. Purchased b. Written 4. Future 5. Swap 6. Lainnya Terkait Dengan Suku Bunga 1. Spot 2. Forward 3. Option a. Purchased b. Written 4. Future 5. Swap 6. Lainnya Lainnya
DERIVATIF
LAINNYA
TAGIHAN
NILAI KONTRAK DENGAN NETTING AGREEMEN
KEWAJIBAN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah
10.534.028
6.445.928
PENGURUS DEWAN PENGAWAS SYARIAH Ketua : K.H Ma’ruf Amin Anggota : Prof. Dr. H Muardi Chatib, M.A Anggota : Prof. Dr. H Umar Shihab
DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama (Independen) : Komisaris (Independen) : Komisaris (Independen) : Komisaris : Komisaris : Komisaris :
Anwar Nasution Iggi Haruman Achsien Emirsyah Satar Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf Saleh Ahmed Al-Ateeqi Ayoub Akbar Qadri*
DIREKSI Direktur Utama : Endy PR Abdurrahman Direktur Kepatuhan : Evi Afiatin Ismail Direktur : Indra Yurana Sugiarto Direktur : Hendiarto Direktur : Adrian Asharyanto Gunadi
PEMILIK BANK Islamic Development Bank Holdings Limited Foundation Rohim Perkayuan Apkindo MPI :
: 32,74% Boubyan Bank Kuwait : 17,91% National Bank of Kuwait : 3,48% BMF Holdings Limited : 2,69% M. Rizal Ismael 1,39% Masyarakat
: : : : 6,16% TOTAL :
:
22,00% Atwill 8,45% IDF 2,84% Abdul 2,34% Koperasi 100%
1.
Informasi keuangan di atas per tanggal 31 Desember 2014 diambil dari laporan keuangan yg telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja, anggota Ernst & Young Global (Partner Penanggung Jawab Sinarta), yang dalam laporannya tertanggal 30 Maret 2015 dengan opini wajar, dalam semua hal yang material. Penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 1 Januari 2013 / 31 Desember 2012 dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut dilakukan oleh manajemen bank dan tidak diaudit. 2. Laporan Keuangan Bank ini disajikan untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor: 14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Transparansi danPublikasi Laporan Bank dan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/50 PBI/2005 tanggal 29 November 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tanggal13 Desember 2001 perihal Transaparansi Kondisi Keuangan Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005 perihal Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan Tertentu dari Bank yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan perubahannya berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 8/11/DPbS/ tanggal 7 Maret 2006, serta Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. 3. Kurs tukar mata uang asing per 31 Desember 2014 USD 1 = Rp.12.385,00 sedangkan per 31 Desember 2013 USD 1 = Rp.12.170,00
Jakarta, 31 Maret 2015 PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk SE & O DIREKS I
Endy PR Abdurrahman Direktur Utama
Hendiarto Direktmen
LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2013, 31 Desember 2012 dan 30 Juni 2012 (Diaudit) (Dalam Jutaan Rupiah) Juni 2012
ni 2013
Desember
LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013, 31 Desember 2012 dan 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) (Dalam Jutaan Rupiah) No
3
4
5
6 7
8 9
10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
2 3
4 5 6
7 8 9 10
POS-POS
ASET Kas Penempatan Pada BI a. Giro Wadiah b. SBIS Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah PPAP -/b. Valuta Asing PPAP -/Surat Berharga Yang Dimiliki a. Rupiah i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPAP -/b. Valuta Asing i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPAP -/Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- a.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- b.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/- PPAP -/Piutang Salam PPAP -/Piutang Istishna Pendapatan Margin Istishna Yang Ditangguhkan -/- PPAP -/Piutang Qardh PPAP -/Pembiayaan a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank PPAP -/Persediaan Ijarah a. Aset Ijarah b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Ijarah -/- PPAP -/Tagihan Lainnya PPAP /- Penyertaan PPAP -/Aset Istishna Dalam Penyelesaian Termin Istishna -/Pendapatan Yang Akan Diterima Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Pajak Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris /- Agunan Alih T O T AL Yang AS EDiambil T LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER & EKUITAS Dana Simpanan Wadiah a. Giro Wadiah b. Tabungan Wadiah Liabilitas Segera Lainnya Liabilitas Pada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Liabilitas Pada Bank Lain Surat Berharga Yang Diterbitkan Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank a.2. Tidak Terkait Dengan Bank b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank b.2. Tidak Terkait Dengan Bank Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi
Desember 2012 (Diaudit)
Maret 2013
Maret 2012
554.819
753.812
345.814
1.712.312 4.768.000
1.647.148 5.300.000
1.243.646 2.514.000
135.953 (7.006 ) 285.070 (354 )
315.096 (3.384 ) 370.652 (5.008 )
189.560 (5.473 ) 579.494 (306 )
2.390.087 5.293 (7.638 )
2.645.713 37.243 (6.195 )
1.893.235 (720 )
315.962 (3.160 )
1.482 (15)
-
30.709 (5.739 )
27.646 (6.067 )
19.941.626 (4.797.720 ) (172.963)
12.906.621 (3.149.767 ) (151.516)
-
-
1.291.842 (136.013 ) (11.558) 27.992 (8.010 ) (200) 1.292.479 (16.809 )
605.134 (66.717 ) (8.725) 49.558 (10.999 ) (990) 1.838.018 (20.833 )
78.122 13.991.263 (221.007 )
61.054 9.964.693 (240.355 )
976.232 (19.225 )
781.981 (13.079 ) -
254.154 (79.173 ) 268.882 (2.617 ) 47.715 (474 46.471.264
248.591 (70.377 ) 252.331 (2.523 ) 47.401 (473 ) 44.854.413
302.203 (74.908 ) 81.782 (1.537 ) 47.288 (473 ) 30.836.353
3.731.046 944.664 146.449
4.962.349 987.514 116.987
2.450.430 871.235 142.242
189.441 1.833.435
183.942 1.114.000
57.783 313.454
904.997
911.531
301.137
11.172 69.497
9.068 73.571
8.773 58.581
33.006 (5.739 ) 21.522.464 (5.224.203 ) (177.794)
1.631.855 (230.257 ) (15.208) 25.295 (7.089 ) (240) 971.989 (13.860 )
49.823 15.203.716 (242.269 ) 1.133.859 (19.668 ) -
ASET 1 2 3
4
5
Kas
Penempatan Pada BI a. Giro Wadiah Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah PPAP -/b. Valuta Asing PPAP -/Surat Berharga Yang Dimiliki a. Rupiah i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo PPAP -/b. Valuta Asing i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
603.232 1.814.985
1.647.148
103.111 (547) 683.229 (1.636)
122.096 (1.454) 303.189 4.333
2.693.780 (7.510)
2.838.713 (8.125)
407.543 - PPAP -/-
68.945 (4.075)
1.079.642 b. SBIS
2.360.000
753.812
403.941
5.300.000
1.744.529
196.073 (5.473) 672.857 (304) 1.997.429 ii. Lainnya (5.720)
36.179
38.270 ii. Lainnya (690)
37.243
10.856
-
Piutang Murabahah a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/-
29.559 (4.849)
30.709 (5.739)
29.198 (6.682)
a.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah (5.532.000) (4.797.720) (3.594.780) PPAP -/-
2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank
1. Piutang Murabahah 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/(341.556) (136.013) Piutang Salam 7 Piutang Istishna Pendapatan Margin Istishna Yang Ditangguhkan -/(8.149) (8.010) 8 Piutang Qardh PPAP -/(12.616) (16.809) Pembiayaan a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank 31.568 78.122 PPAP -/(259.511) (221.007) b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank PPAP -/21.311 (19.225) Persediaan Ijarah a. Aset Ijarah 287.475 248.591 PPAP -/Tagihan Lainnya 232.825 252.331 PPAP -/(2.328) (2.523) Penyertaan 48.179 47.401 PPAP -/(474) (473) Aset Istishna Dalam Penyelesaian Termin Istishna -/Pendapatan Yang Akan Diterima 167.231 106.234 Biaya Dibayar Dimuka 153.319 121.005 Uang Muka Pajak Aset Pajak Tangguhan 117.751 109.509 Aset Tetap dan Inventaris 794.978 710.846 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris -/(340.281) (288.246) Agunan Yang Diambil Alih 297.123 265.611 PPANP -/(120.423) (138.457) Aset Lain-lain 247.496 195.396
306.298 b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Ijarah -/106.509 (1.537) 47.288 (473) 100 44.091 150.826 46.504 86.119 607.041 (250.121) 281.537 (74.529) 144.002
T O T AL AS E T
32.629.836
2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/-
6
9
10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
3
6
10 11 12
13 14 15 16
17
22.464.459 19.941.626 14.800.440 (229.771) (172.963) (161.646)
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER & EKUITAS Dana Simpanan Wadiah a. Giro Wadiah 2 Liabilitas Pada Bank Indonesia a. FPJPS 4 5 Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank 7 8 9 Liabilitas Pajak Tangguhan Liabilitas Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah a.1. Terkait Dengan Bank b. Valuta Asing b.1. Terkait Dengan Bank Rupa-rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak Minoritas Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) a. Tabungan Mudharabah b.1. Rupiah Ekuitas a. Modal Disetor
47.958.958
44.854.413
4.132.651 4.962.349 Liabilitas Segera Lainnya Liabilitas Pada Bank Lain Surat Berharga Yang Diterbitkan -
-
-
- b.2. Tidak Terkait Dengan Bank 1.970.885 1.291.842 876.577 (93.538) PPAP -/(15.321) (11.558) - PPAP -/33.714 27.992 47.752 (10.247) PPAP -/(476) 735.431 1.292.479 1.684.267 (19.556) 58.520 a.2. Tidak Terkait Dengan Bank (248.060)
17.369.158
- b.2. Tidak Terkait Dengan Bank (14.446) -
1.269.249
2.731.020 b. Tabungan Wadiah 168.270 - b. Lainnya
530.863 1.864.000
- a.2. Tidak Terkait Dengan Bank
- b.2. Tidak Terkait Dengan Bank Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi 8.000 Beban Yang Masih Harus Dibayar 69.636 Taksiran Pajak Penghasilan 12.218 560.498 505.863 312.497
Peningkatan (Penurunan) nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual TOTAL LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER & EKUITAS
(200)
13.991.263
1.219.246 116.987 114.642 183.942 1.114.000
(11.771) -
10.947.636
976.232
807.146
(90.667)
(70.377)
1.293.023
60.768 1.278.343
995.192 9.068 73.571 59.154
911.531
301.137
-
-
9.020 62.721 60.964
-
- a.2. Tidak Terkait Dengan Bank
-
-
-
-
-
- b.2. Tidak Terkait Dengan Bank -
-
-
-
8.455.504 23.207.386
6.284.563 b. Deposito Mudharabah 16.628.437 b.2. Valas 2.573.385
821.843 821.843 821.843 b. Agio (disagio) - d. Dana Setoran Modal - e. Penyesuaian Akibat Penjabaran Laporan Keuangan - f. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap 8.714 47.958.958
1.521 44.854.413
513.731
32.629.836
1.504.045
1.472.370
513.731 -
513.731 c. Modal Sumbangan -
1.120.895
884.831
-
755 h. Saldo Laba (Rugi)1.403.504
(85.738)
1.112.734
-
8.718.506 24.358.701
(991)
-
g.
LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2011-2014
LAPORAN KEUANGAN BANK MEGA SYARIAH PERIODE 2011-2014
LAPORAN KEUANGAN BANK BNI SYARIAH PERIODE 2011-2014
Lampiran 4 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kab. Semarang pada tanggal 29 Agustus 1992 dari ayah yang bernama Jumari Darwanto dan ibu bernama Mariyah. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Getasan pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Salatiga dan lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 3 Salatiga dan lulus pada tahun 2010. Mulai tahun 2011, penulis mengikuti perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Program Studi S1 Perbankan Syariah. Kini Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga beralih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Hingga penulisan skripsi ini selesai, penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi S1 Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.