i
PENGARUH MEDIA KUIS INTERAKTIF BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh: SITI SHOPIYAH 1110016300003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNQASAH
Jakarta, Oktober 2015
8
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iii
ABSTRAK SITI SHOPIYAH 1110016300003. Pengaruh Media Kuis Interaktif Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor. Penelitian dilaksanakan di SMA AL-HASRA. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian berlangsung pada bulan April sampai bulan Mei 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes berupa angket. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji analisis statistik dengan uji t, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh bahwa thitung > ttabel. Artinya, terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor. Selain itu, pembelajaran menggunakan media kuis interaktif juga unggul dalam meningkatkan ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Hasil analisis data nontes menunjukkan respon siswa terhadap media kuis interaktif berbantuan komputer dalam proses pembelajaran suhu dan kalor secara keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik. Kata kunci : Kuis Interaktif, Hasil Belajar Fisika, Pembelajaran Berbantuan Komputer (CAI), Suhu dan Kalor.
iv
ABSTRACT SITI SHOPIYAH 1110016300003. The Effect of Computer-Aided Media Interactive Quiz to result of the Learn Physics Student on the Temperature and Heat Concept. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 This research aims to determine the effect of computer-aided media interactive quiz to result of the learn physics student on the temperature and heat concept. Research was done at Senior High School of AL-HASRA. The samples in this research are class X science 1 as experimental class and X science 3 as the control class. The sampel in this research based on purposive sampling technique. The research took place in April and May 2015. The instruments used are multiple choice for instrument test and a questionnaire for non-test instrument. Data from test instrument were analyzed quantitatively used statistical analyzed with t test, while data from non-test instrument were analyzed quantitatively, produce data in the form of percentage, and then converted to qualitative data. Based on the analysis of test data, it is found that the value tcount > ttable. It’s mean, there is effect of computer-aided media interactive quiz to result of the learn physics student on the temperature and heat concept. Learning use media interactive quiz superior in improving cognitive of C1 (recall), C2 (understand), C3 (apply) and C4 (analyze). The result of analyzed non-test data Student’s responses to indicate that use computer-aided interactive quiz media in physics learning of temperature and heat concept overall gain good result. Keywords : Interactive Quiz, learning outcomes of physics, Computer Assisted Instruction (CAI), Temperature and Heat.
v
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan segala nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan, tauladan dan panglima besar Nabi Muhammad SAW. beserta para keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya. Skripsi ini dapat terselesaikan bukan semata-mata atas kemampuan penulis saja, tetapi atas ridho yang Allah SWT berikan serta ilham dari-Nya yang membuat penulis mendapatkan ide untuk menulis skripsi yang berjudul Pengaruh Media Kuis Interaktif Berbantuan Komputer Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor. Dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Atas bimbingan, fasilitas, dan bantuan yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.
Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan ilmu, didikan, dorongan semangat, waktu luang, tenaga dan pikirannya
untuk
membimbing
dan
mengarahkan
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 5.
Ibu Erina Hertanti, M.Si selaku dosen Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vi
6.
Segenap dosen dan staff jurusan IPA, khususnya program studi Pendidikan Fisika, yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan di perguruan tinggi ini.
7.
Bapak Drs. Wilmar selaku kepala sekolah SMA Al-Hasra yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
8.
Kepada orang tua tercinta (Ibu Asmanah dan Alm. Bapak Drs. H. Daud) yang tak pernah lelah untuk memanjatkan doanya dan atas segala dukungan moril maupun materil.
9.
Sahabat-sahabatku tercinta (Dewanti Mustika Sari, Syifa Fauziah, Dyah Sukowati, Fitriyanti, Hayatul Mardhiyah, Siti Ipah Latipah, Shelly Yuskartika, Anugrah Azhar), yang selalu mendoakan, membantu, dan memberikan dukungan baik suka maupun duka.
10. Serta teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2010 yang telah memberikan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang telah membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi tugas yang telah ditentukan dan penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi ini seoptimal mungkin maka penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun pengetahuan penulis. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak. Amiin.
Jakarta, Oktober 2015
Penulis Siti Shopiyah
vii
Daftar Isi LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNQASAH ........................................... ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................................. iii ABSTRAK ......................................................................................................................... iv ABSTRACT........................................................................................................................ v Kata Pengantar ................................................................................................................... vi Daftar Isi .......................................................................................................................... viii Daftar Tabel ........................................................................................................................ x Daftar Gambar ................................................................................................................... xi Daftar Lampiran ................................................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar belakang masalah .............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 4 D. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 5 BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS......................................................................................................................... 7 A. Kajian Teoritis............................................................................................................ 7 B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................................. 27 C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 29 D. Perumusan Hipotesis ................................................................................................ 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 32 A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................. 32 B. Metode Penelitian..................................................................................................... 32 C. Desain Penelitian ...................................................................................................... 32 D. Populasi dan Sampel ................................................................................................ 33 E. Variabel Penelitian ................................................................................................... 33 F. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 34 G. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 34 H. Kalibrasi Instrumen .................................................................................................. 37 I. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 42
viii
J. Hipotesis Statistik ...................................................................................................... 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 48 A. Hasil Penelitian ........................................................................................................ 48 B. Pembahasan .............................................................................................................. 58 BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 64 A. Kesimpulan .............................................................................................................. 64 B. Saran ......................................................................................................................... 64 Daftar Pustaka ................................................................................................................... 65
ix
Daftar Tabel Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer ……………………………………. 24 Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat ..………………………………. 25 Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor …………………………………… 27 Tabel 3.1 Desain Penelitian …………………………………………………….. 33 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………... 34 Tabel 3.3 Kisi Kisi Instrumen Tes .…………………………………………..… 35 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Nontes ...………………………………………... 36 Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ...…………..………………… 38 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes …………………………………....38 Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen …………………………..39 Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran ...……………………………………. 40 Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ...……………………….40 Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Soal ...………………………………..... 41 Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ...…………………………. 41 Tabel 3.12 Uji Validitas Instrumen Nontes ...…………………………. ...…… 42 Tabel 3.13 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) ...………………………… ...………. 46 Tabel 3.14 Tabel Kategori Nilai N-Gain.....…………………………. ...……… 46 Tabel 3.15 Penskoran Alternatif Jawaban Pernyataan Angket...……………… 46 Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Angket ...…………………………. ...……………47 Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...……………………………...……49 Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...…………………………....…….. 51 Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest..…………………….. 52 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...…………………………… 55 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...…………………………....…….. 56 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hopotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen...…………………………....………………. 57 Tabel 4.7 Hasil Respon Siswa terhadap Media Kuis Interaktif …………….....57
x
Daftar Gambar Gambar 2.1 Peta Konsep. ………………………………………………………. 24 Gambar 2.2 Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor…………………….26 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………….31 Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen…………………………………………………...……48 Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen…………………………………………………….…..50 Gambar 4.3 Persentase Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Ranah Kognitif…………………………53 Gambar 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Ranah Kognitif…………………………54
xi
Daftar Lampiran Lampiran A Perangkat Pembelajaran ……………..………………………….… 67 1. RPP Kelas Eksperimen………………………………………... 68 2. RPP Kelas Kontrol …………………...………......…………….84 3. Tampilan Media Kuis Interaktif ………………………...…… 100 Lampiran B Instrumen Penelitian ..…………………..…...………………..…. 102 1. Kisi-kisi Instrumen Tes ……………………………………… 103 2. Instrumen Tes ………………………………………………... 104 3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ……………………… 124 a. Uji Validitas Butir Soal …………………………………... 124 b. Uji Reliabilitas Instrumen …………………………..…….. 125 c. Uji Taraf Kesukaran ……………………………………… 126 d. Uji Daya Pembeda ………………………………….…….. 127 4. Kisi-kisi Instrumen tes Valid ………………………….…….. 128 5. Instrumen Tes Valid …………………………………………. 129 6. Soal Tes Penelitian …………………………………………... 141 7. Kisi-kisi Instrumen Nontes ………………………………….. 145 8. Instrumen Nontes (Angket) ……………………….…………. 146 9. Lembar Validasi Ahli Media ………………………………… 147 10. Lembar Validasi Ahli Materi ………………………………. 151 11. Lembar Validasi Instrumen Nontes (Angket)………………. 155 Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ……………….…………………. 157 1. Hasil Pretest …………………………………………………. 158 2. Hasil Posttest ………………………………………………… 164 3. Uji Normalitas Data Pretest ……………………………….... 170 4. Uji Normalitas Data Posttest ……………………….….…….. 176 5. Uji Homogenitas Data Pretest ………………………………. 183 6. Uji Homogenitas Data Posttest ……………………………… 185 7. Uji Hipotesis Data Pretest …………………………………… 187 8. Uji Hipotesis Data Posttest ………………………………….. 189
xii
9. Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa ………………….. 191 10. L Tabel ……...…….…………….…………….……………. 193 11. F Tabel ……...…….…………….…………….……………. 194 12. t Tabel ……...…….………….…………….……………...... 195 Lampiran D Surat-surat Penelitian ……………………………………………. 196 1. Surat Permohonan Izin Penelitian ………………………….... 197 2. Surat Keterangan Penelitian………………………………….. 198 3. Lembar Uji Referensi ………………………………………... 199 4. Daftar Riwayat Hidup Penulis …………………………..…... 206
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Penggunaan komputer dalam bidang pendidikan semakin meningkat, namun masih sedikit tenaga pendidik yang memanfaatkan fasilitas komputer sebagai media pendidikan. Pemanfaatan laboratorium komputer di sekolah kurang optimal, yaitu hanya sebatas penggunaan word processing. Selain pemanfaatan fasilitas sekolah yang kurang optimal permasalahan lain ada pada tenaga pendidik yaitu guru. Guru yang menguasai materi pelajaran sebagian besar tidak mampu menghadirkan pembelajaran menggunakan media komputer, sementara ahli komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya tidak menguasai materi pelajaran.1 Artinya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menjadikan komputer dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memuat banyak konsep yang bersifat abstrak, sehingga untuk belajar fisika siswa harus mengolah informasi yang mereka terima dengan melibatkan semua indera yang mereka miliki. Ada beberapa alasan yang menyebabkan fisika menjadi pelajaran yang sulit dimengerti dan tidak diminati siswa. Alasan-alasan tersebut yaitu: (1) siswa merasa bahwa fisika itu sulit dan bersifat abstrak, (2) suasana belajar mengajar yang buruk dan tidak adanya media yang membantu proses pembelajaran fisika, serta kebanyakan guru fisika tidak menggunakan variasi metode pembelajaran, (3) kemampuan matematis siswa yang buruk.2 Kurangnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran fisika ini berpengaruh pada pemerolehan hasil belajar siswa. Salah satu konsep fisika adalah suhu dan kalor. Suhu dan kalor merupakan salah satu konsep yang sulit untuk dipelajari. Konsep yang terlalu abstrak menimbulkan
berbagai
pemikiran
yang
1
berbeda
pada
siswa
ketika
Arif Rahman Aththibby, “Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbantuan Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak”, Skripsi pada Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 2010, h. 1-2, tidak dipublikasikan. 2 Benson Adesina Adegoke, Effect Of Multimedia Instruction On Senior Secondary School Students’ Achievement In Physics, European Journal of Educational Studies 3(3), 2011, p. 538.
1
2
mempelajarinya. Butuh visualisasi agar siswa lebih mudah memahami konsep yang ada. Misalnya, konsep kalor yang merupakan energi yang mengalir, dipahami siswa sebagai materi atau zat yang terbentuk seperti fluida.3 Padahal kalor merupakan energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan bukan merupakan zat atau partikel seperti yang kebanyakan siswa bayangkan. Selain itu, siswa mempunyai konsepsi bahwa suhu benda berubah karena dingin berpindah dari benda bersuhu rendah ke tinggi.4 Konsep yang benar adalah kalor merupakan energi yang mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Miskonsepsi yang ada pada siswa ini mengakibatkan pemerolehan hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor rendah. Peranan guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Kebanyakan guru dalam pembelajaran di kelas masih menggunakan metode konvensional dan tidak bervariasi. Hali ini menyebabkan siswa menjadi bosan, kurang antusias mengikuti pembelajaran dan respon umpan balik dari siswa terhadap penjelasan dan pertanyaan guru serta pemusatan perhatian menjadi kurang. Upaya dalam menyelesaikan masalah di atas, diperlukan variasi metode pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan
semangat
belajar
siswa
dan
meminimalisir rasa jenuh dan kebosanan siswa dalam belajar. Selain metode, tidak kalah penting juga efektivitas penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik dapat mengaktifkan siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih interaktif. Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah menciptakan berbagai media pembelajaran baru yang dianggap lebih menunjang proses pembelajaran. Salah satunya media yang berbentuk aplikasi untuk membuat kuis interaktif. Kuis interaktif adalah salah satu media alternatif yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang berisi materi pelajaran dalam bentuk soal atau pertanyaan. Kuis interaktif digolongkan menjadi media berbantuan komputer karena untuk menjalankannya diperlukan komputer. Kuis interaktif merupakan salah satu contoh dari media pembelajaran yang menerapkan sistem pembelajaran 3
Yenny Khristiani, “Analisis Ragam Perubahan Konsepsi Kalor Siswa SMA Negeri 5 Malang”, Skripsi Pada Universitas Negeri Malang, Malang, 2013, h. 59 4 Ibid., h. 55-56
3
langsung dengan pola Learning by doing. Pola pembelajaran yang dilakukan dapat melalui tantangan – tantangan yang ada dalam kuis ataupun faktor kegagalan yang dialami sang pemain (siswa), sehingga mendorong pemain untuk tidak mengulangi kegagalan dalam tahap berikutnya. Dari pola yang diterapkan kuis interaktif ini, sang pemain akan dituntut melakukan proses pembelajaran secara mandiri. Kuis yang ada saat ini masih bersifat tradisional. Secara tradisional butirbutir soal kuis dikemas dalam bentuk teks tertulis saja, selain itu umpan balik (feed back) dari guru kepada siswa memerlukan waktu yang lama. Kuis tradisional hanya dijadikan sebagai alat evaluasi di akhir proses pembelajaran dan tidak digunakan pada saat pembelajaran. Untuk mengatasi kekurangan kekurangan dari kuis tradisional tersebut, maka peneliti membuat kuis interaktif berbantuan komputer. Kelebihan-kelebihan yang ada dalam kuis interaktif ini diantaranya: (1) partisipasi siswa meningkat karena lebih termotivasi dan lebih berminat, (2) umpan balik dapat diperoleh segera dan langsung, (3) dapat mengkonstruk pengetahuan siswa karna hanya disajikan dua pilihan jawaban, (4) memperkecil beban karena suasana penuh kegembiraan. Namun selain memiliki kelebihan, kuis ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat digunakan tanpa adanya komputer dan listrik. Konsep suhu dan kalor akan disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berupa kuis. Kuis yang dimaksud berisi soal yang di dalamnya disajikan dua pilihan jawaban. Selain itu, disajikan pula pembahasan secara terperinci dari dua pilihan jawaban tersebut. Dari pembahasan yang disajikan itu, siswa akan mengetahui informasi-informasi bermakna yang berkaitan dengan konsep suhu dan kalor. Karena hanya ada dua pilihan jawaban, maka jika siswa salah dalam menjawab kuis, siswa dengan sendirinya dapat mengetahui jawaban mana yang lebih tepat. Pada akhirnya siswa dapat menalar dan mengkonstruk konsep dengan pemahamannya sendiri. Penggunaan komputer pada media kuis interaktif mendorong
partisipasi
siswa
sehingga
dapat
memaksimalkan
proses
pembelajaran. Yang dimaksud interaktif dalam komputer misalnya apabila
4
komputer menayangkan suatu pertanyaan maka siswa dapat menjawab pertanyaan pada komputer dan jawaban siswa akan direspon langsung oleh komputer. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menggunakan media kuis interkatif berbantuan komputer pada pembelajaran fisika khususnya pada konsep suhu dan kalor, serta mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika siswa. Untuk mendapatkan jawaban yang telah diuraikan di atas, maka penulis melakukan penelitian dan menuliskannya dalam penelitian yang berjudul: “Pengaruh Media Kuis Interaktif Berbantuan Komputer terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah, antara lain: 1. Kemajuan teknologi yang ada saat ini masih belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh guru, begitu pun keberadaan laboratorium
komputer di sekolah
belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh guru. 2. Metode pembelajaran yang dipakai oleh guru masih bersifat monoton, tidak bervariasi yang menyebabkan siswa bosan, kurang antusias mengikuti pembelajaran dan respon umpan balik dari siswa terhadap penjelasan dan pertanyaan guru serta pemusatan perhatian menjadi kurang. 3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih rendah khususnya pada konsep suhu dan kalor. 4. Bentuk soal kuis yang ada saat ini masih dalam bentuk tradisional, yaitu dalam bentuk teks atau tulisan saja, monoton sehingga membuat jenuh siswa.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Hasil belajar yang dimaksud merupakan hasil tes kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi
5
Bloom yang sudah direvisi.5 Ranah kognitif yang akan diukur dalam penelitian ini adalah C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dam C4 (menganalisis). Konsep suhu dan kalor meliputi materi suhu, pemuaian pada zat padat, kalor dan perubahan wujud benda, asas black serta perpindahan kalor. Untuk mengatasi masalah hasil belajar fisika siswa tersebut, dilakukan pemberian kuis dengan menggunakan jenis kuis interaktif berbantuan komputer. Jenis kuis yang dimaksud berisi soal yang didalamnya disajikan dua pilihan jawaban yang dimaksudkan agar siswa dapat menalar dan mengkonstruk konsep dengan pemahamannya sendiri.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: ”Apakah terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor?”
E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
F. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Memberikan alternatif media pembelajaran baru bagi guru, yaitu menerapkan kuis interaktif berbantuan komputer yang telah dibuat dalam proses pembelajaran fisika di sekolah.
5
Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 100-102.
6
2. Membantu mengkonstruk pengetahuan siswa sehingga siswa mampu memahami konsep pada pelajaran fisika khususnya pada konsep suhu dan kalor. 3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.6 Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.7 Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media pembelajaran.8 Association of Education and Communication Technology (AECT) atau Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Amerika mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.9 Yudhi Munadi dalam bukunya menyebutkan bahwa media pembelajaran merupakan “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”10 Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa. selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga mengaktifkan siswa dalam 6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 3. Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbantuan Teknologi Informasi Dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 169. 8 Ibid. 9 Arsyad, loc.cit. 10 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 7-8. 7
7
8
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Jadi, media pembelajaran adalah alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran yang dapat mendorong minat dan motivasi siswa untuk belajar.
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:11 1) Pembelajaran
akan
lebih
menarik
perhatian
siswa
sehingga
dapat
menumbuhkan motivasi belajar. 2) Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. 3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran. 4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Ada
beberapa
fungsi
media
pembelajaran
dalam
pembelajaran
diantaranya:12 1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. 2) Fungsi semantik 11 12
Rusman, dkk., op.cit., h. 172. Munadi, op.cit., h. 37-48
9
Yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). 3) Fungsi manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) yang dimilikinya yaitu kemampuan mengatasi ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi. 4) Fungsi psikologis a) Atensi Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. b) Afektif Yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. c) Kognitif Dengan media pembelajaran, siswa akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. d) Imajinatif Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa yang mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik. e) Motivasi Media pembelajaran berfungsi untuk mendorong siswa agar terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 5) Fungsi sosio-kultural Media pembelajaran memiliki fugsi dalam mengatasi hambatan sosio-kultural antara peserta komunikasi pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
10
c. Tahapan Dalam Memilih Media Pembelajaran Terdapat beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam menentukan media pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran, tahapan-tahapan tersebut diantaranya:13 1) Menentukan media pembelajaran berdasarkan identifikasi tujuan pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik aspek materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Mengidentifikasi karakteristik media pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, penggunaannya dikuasai guru, ada di sekolah, mudah penggunaannya, tidak memerlukan waktu yang banyak atau sesuai dengan waktu yang disediakan, dapat mencapai tujan pembelajaran dan meningkatkan kreativitas siswa. 3) Mendesain penggunaannya dalam proses pembelajaran bagaimana tahapan penggunaannya sehingga menjadi proses yang utuh dalam proses belajar mengajar. 4) Mengevaluasi penggunaan media pembelajaran sebagai bahan umpan balik dari efektivitas dan efisiensi media pembelajaran.
d. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu:14 1) Media visual Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak. 2) Media Audio Yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar. Contoh media audio adalah program kaset suara dan program radio. 13 14
Rusman, dkk., op.cit., h. 178. Ibid., h. 63.
11
3) Media Audio-Visual Yaitu media yang merupakan kombinasi audia dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide). 4) Kelompok Media Penyaji Donald T. Tosti dan John R. Ball mengelompokkan media ke dalam tujuh jenis, yaitu: (a) kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok kedua; media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga; media audio, (d) kelompok keempat;media visual, (e) kelompok kelima; media gambar hidup/film, (f) kelompok keenam; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh; multimedia. 5) Media Objek dan Media Interaktif Berbantuan Komputer Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya. Media interaktif berbantuan komputer adalah media yang menuntut
peserta
didik
untuk
berinteraksi
selain
melihat
maupun
mendengarkan. Contoh media interaktif berbantuan komputer adalah program interaktif dalam pembelajaran berbantuan komputer. Dari kelima bentuk media tersebut, media yang terakhir merupakan media dan sumber terbaik yang dapat digunakan sebagai sumber media pembelajaran. Karakteristik terpenting dari media ini adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran.
12
2. Pembelajaran Berbantuan Komputer a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer Komputer adalah hasil karya manusia yang mampu membawa perubahan besar dalam berbagai bidang pekerjaan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan.15 Pembelajaran berbantuan komputer (PBK) merupakan program pembelajaran yang menggunakan software komputer berupa program komputer yang berisi tentang muatan pembelajaran meliputi: judul, tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.16 Pembelajaran berbantuan komputer atau lebih dikenal dengan Computer Assisted Instruction (CAI) adalah peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, yang pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya.17 CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran.18 Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada siswa dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem komputer. Pembelajaran berbantuan komputer merupakan pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri dari gabungan beberapa media, yaitu teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi. Pembelajaran ini juga bersifat off-line sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada akses internet.19 Secara konsep pembelajaran berbantuan komputer adalah bentuk penyajian bahan-bahan pembelajaran dan keahlian atau keterampilan dalam satuan unit-unit kecil, sehingga mudah dipelajari dan dipahami oleh siswa. PBK merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer sebagai piranti sistem
15
Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h.91. 16 Rusman,dkk., op. cit., h. 97. 17 Arsyad, op.cit., h. 96 18 Ibid. 19 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 137
13
pembelajaran individual, dimana siswa dapat berinteraksi langsung dengan sistem komputer yang sengaja dirancang atau dimanfaatkan oleh guru.20
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer Menurut Rusman, dkk. Pembelajaran berbantuan komputer (PBK) mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:21 1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran Dalam mengembangkan PBK harus berorientasi pada tujuan pembelajaran baik standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran. 2) Berorientasi pada pembelajaran individual PBK dilakuakn secara individual oleh masing-masing siswa di laboratorium komputer. Hal ini memberikan keleluasaan pada siswa untuk menggunakan waktu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. 3) Berorientasi pada pembelajaran mandiri Dalam pelaksanaan PBK dilakukan secara mandiri, dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator, semua pengalaman belajar dikemas dalam program pembelajaran berbantuan komputer. 4) Berorientasi pada pembelajaran tuntas Keunggulan PBK adalah penerapan prinsip belajar tuntas atau mastery learning. Dalam pelaksanaan PBK, semua siswa harus dapat menyelesaikan semua pengalaman belajar yang dikemas dalam program pembelajaran berbantuan komputer, baik itu berupa pemahaman materi dan tugas mengerjakan tes atau evaluasi yang harus diselesaikan dengan benar. Bila siswa salah dalam mengerjakan soal-soal latihan, maka komputer akan memberikan feedback, bahwa jawaban salah, sehingga siswa harus kembali pada uraian materi yang belum dipahaminya, setelah itu siswa dapat kembali ke soal latihan tadi untuk dikerjakan dengan benar.
20 21
Rusman, dkk., op.cit., h. 98. Ibid., h. 98-100.
14
Sementara para ahli telah mencoba untuk mengajukan prinsip-prinsip perancangan CAI yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya sebagai berikut:22 1) Belajar harus menyenangkan, yaitu dengan memperhatikan tiga unsur seperti menantang, fantasi dan ingin tahu. 2) Interaktivitas, yaitu dengan mempertimbangkan unsur-unsur seperti dukungan komputer yang dinamis, dukungan sosial yang dinamis, aktif dan interaktif, keluasan, dan power. 3) Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, yaitu dengan memperhatikan beberapa faktor dalam perancangan latihan dengan bantuan komputer. Pertama, latihan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Kedua,
kesempatan
latihan
dengan
bantuan
komputer
harus
mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami, segera dan produktif. Ketiga, lingkungan latihan dan praktik harus memotivasi. 4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal, yaitu dengan menganalisis tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam langkah-langkah yang benar dan salah selama program dijalankan. Oleh karena itu, program komputer sebaiknya dapat memberikan umpan balik.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan Komputer Kelebihan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI), yaitu interaktif, individual, fleksibel, cost effectiveness, motivasi, umpan balik, record keeping dan kontrol ada pada pengguna (user).23 Selain itu, menurut Chaeruman dalam Warsita, pembelajaran berbantuan komputer memiliki kelebihan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran sebagai berikut:24 1) Aktif, yaitu siswa dapat terlibat langsung secara aktif dalam proses belajar yang menarik dan bermakna. 2) Konstruktif, yaitu siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami suatu makna. 22
Arsyad, op.cit., h. 166-170. Warsita, Op.cit., h. 34-35 24 Ibid., h. 35-36 23
15
3) Kolaboratif, yaitu peserta didik dapat saling bekerja sama dalam suatu kelompok untuk berbagi ide, saran atau pengalaman, dan memberi masukan pada anggota kelompok lainnya. 4) Antusias, yaitu siswa dapat secara aktif dan berusaha mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. 5) Dialogis, yaitu peserta didik melalui proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis di mana peserta didik memperoleh keuntungan dari proses komunikasi baik di dalam maupun luar sekolah. 6) Kontekstual, yaitu situasi belajar siswa diarahkan pada proses belajar bermakna dan diarahkan pada upaya untuk memecahkan suatu permasalahan. 7) Reflektif, yaitu peserta didik menyadari apa yang telah dipelajarinya serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. 8) Multisensory, yaitu pembelajaran dapat disampaikan kepada siswa melalui berbagai modalitas belajar atau melalui berbagai panca indera, baik audio, visual, maupun kinestetik. 9) High order thinking skills training, yaitu untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi serta meningkatkan ICT dan media literacy Adapun beberapa kelebihan dari aplikasi komputer menurut Rusman, dkk. diantaranya adalah sebagai berikut:25 1) Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan. 2) Menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh penggunanya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan yang lambat. 3) Kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar penggunanya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.
25
Rusman, dkk,. Op.cit., h. 109-110.
16
4) Kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik (graphic animation), sehingga komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme tinggi. 5) Penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contohnya program komputer simulasi untuk melakukan percobaan dalam mata pelajaran sains dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan. Disamping
memiliki
banyak
kelebihan,
komputer
sebagai
sarana
komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah:26 1) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. 2) Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. 3) Merancang dan memproduksi program pembelajaran berbantuan komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus. Adapun beberapa keterbatasan komputer menurut Arsyad, diantaaranya adalah:27 1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin murah, pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal. 2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer. 3) Keragaman model komputer sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya. 4) Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa. 5) Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok yang besar diperlukan tambahan 26 27
Ibid., h. 110-111. Arsyad, op.cit., h. 55-56.
17
peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan dimonitor ke layar lebih lebar.
d. Model-Model Pembelajaran Berbantuan Komputer Model-model pembelajaran berbantuan komputer diantaranya adalah sebagai berikut:28 1) Model Drills Model drills merupakan suatu model dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Melalui model drills akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Dengan latihan terus-menerus, maka akan tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan. 2) Model Tutorial Tutorial dalam program pembelajaran berbantuan komputer ditujukan sebagai pengganti sumber belajaryang proses pembelajarannya diberikan lewat teks, grafik, animasi, audio yang tampak pada monitor yang menyediakan pengorganisasian materi, soal-soal latihan, dan pemecahan masalah. 3) Model Penemuan Penemuan
adalah
istilah
umum
untuk
menjelaskan
kegiatan
yang
mempergunakan pendekatan induktif dalam pembelajaran. Misalnya penyajian masalah-masalah yang dipecahkan oleh peserta didik dengan cara mencobacoba. Model ini mendekati kegiatan belajar di laboratorium dan kegiatan nyata yang biasa dilakukan di luar kelas.29 4) Model Simulasi Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui pencapaian tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa risiko. 5) Model Instructional Games
28 29
Rusman, dkk., op.cit., h. 112-120. Darmawan, op.cit., h.94.
18
Instructional Games (IG) merupakan salah satu bentuk metode dalam pembelajaran berbantuan komputer. Tujuan IG adalah untuk menyediakan pengalaman belajar yang memberikan fasilitas belajar untuk menambah kemampuan siswa melalui bentuk permainan yang mendidik.
3. Kuis Interaktif Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah menciptakan berbagai media pembelajaran yang dianggap lebih menunjang dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah media yang berbentuk kuis interaktif. Konsep interaktif dalam pembelajaran paling erat kaitannya dengan media berbantuan komputer. Interaksi dalam lingkungan pembelajaran berbantuan komputer pada umumnya mengikuti tiga unsur, yaitu (1) urutan-urutan instruksional yang dapat disesuaikan, (2) jawaban/respons pekerjaan siswa, dan (3) umpan balik yang dapat disesuaikan.30 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Kuis berarti acara hiburan dalam radio atau televisi yang berupa perlombaan adu cepat menjawab pertanyaan, cepat tepat, cerdas cermat”. Di beberapa negara kuis merupakan permainan singkat yang digunakan dalam bidang pendidikan dan mirip dengan mengukur pertumbuhan dalam pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Kuis biasanya mencetak poin dan banyak kuis yang dirancang untuk menentukan pemenang dari sekelompok peserta, biasanya peserta dengan skor tertinggi. Kuis dapat dalam bentuk media yang bermacam-macam seperti catatan cetak, alat ataupun dalam bentuk kegiatan. Ketika membuat sebuah kuis yang ditujukan untuk lebih mengasah pengetahuan siswa, tentunya menginginkan kuis tersebut dapat menarik perhatian siswa dan memberikan pengaruh yang efektif bagi siswa. Kuis dapat dimainkan tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga secara individu di rumah. Kuis sebagai salah satu bentuk metode permainan dapat digunakan untuk mewadahi keinginan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran karena di dalam program pertunjukan kuis terdapat dua unsur yang baik untuk memfasilitasi pembelajaran, yaitu belajar dan bermain. Dengan metode permainan siswa dapat 30
Arsyad, op.cit., h. 100
19
belajar dan guru dapat mengajar dengan situasi yang menyenangkan tanpa harus mengorbankan tujuan yang ingin dicapai. Tentu saja permainan yang dipilih juga harus sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Kuis interaktif dapat digolongkan menjadi media berbantuan komputer karena dalam proses penggunaannya dibutuhkan komputer. Kuis interaktif merupakan sebuah aplikasi yang berisi materi pelajaran dalam bentuk soal atau pertanyaan mengenai materi pembelajaran secara mandiri.31 Nikmatu dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kuis interaktif berbantuan komputer sangat efektif digunakan dalam proses belajar siswa, karena kuis interaktif ini sangat mudah dimengerti dan bisa digunakan dimanapun. Teks dalam kuis interaktif mudah dipahami dan sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu, teks dan latihan soal-soal dalam kuis interaktif dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Secara umum kuis interaktif, bagus dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran.32 Kuis interaktif bertujuan untuk menguji seseorang yang mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan yang disertai dengan kecerdasan, kecermatan, ketepatan waktu, dan jawaban. Kuis dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan siswa tentang materi pelajaran yang saat itu sedang dipelajarinya. Kuis juga dapat merangsang siswa untuk belajar. Kuis memiliki tiga kelebihan yaitu:33 1) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar akan dapat diingat lebih lama.
31
Siti Aniqotunnisa, “Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Nahwu Berbasis Macromedia Flash 8 Sebagai Sumber Belajar Mandiri di Madrasah Tsanawiyah Ibnul Qoyyim Putra Kelas Vii”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Kalijaga, Yogyakarta, 2013, H. 13, Tidak Dipublikasikan. 32 Nikmatu Rohma, “Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Berbantuan Komputer Untuk Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Kelas Xi Ips 4 Sma Negeri 1 Dampit Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Universitas Negeri Malang, 2012. h.. 9 33 Hermawan, “Penggunaan Pemberian Kuis Sebelum Kegiatan Pembelajaran Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI SDN Ngabean Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012, h. 5-6, tidak dipublikasikan.
20
2) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, kreatif, tekun, giat, rajin belajar, dan berdiri sendiri. 3) Siswa terbiasa mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang konstruktif. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa kuis interaktif bertujuan menguji seseorang yang mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan yang disertai dengan kecerdasan, kecermatan, ketepatan waktu, dan jawaban. Kuis juga dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan siswa.
4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.34 Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagi hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Gagne dalam bukunya Sudjana membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan motoris. Tujuan pendidikan nasional saat ini menggunakan klasifikasi
hasil
belajar
menurut
Benyamin
Bloom.
Benyamin
Bloom
mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.35 Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di sekolah karena berhubungan langsung dengan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru selama di dalam kelas.
34
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1989), h. 22. 35 Ibid.
21
a. Ranah Kognitif Ranah Kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar menurut taksonomi pendidikan Bloom yang telah direvisi terdiri dari 6 dimensi yaitu: Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, Mencipta.36 1) Mengingat (C1), yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang disampaikan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali dan mengingat kembali. 2) Memahami (C2), yaitu mengkonstruksi makna dari materi atau pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan,
membandingkan
dan
menjelaskan. 3) Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengeksekusi dan mengimplementasikan merupakan kategori dari proses-proses kognitif dalam kategori mengaplikasikan. 4) Menganalisis (C4), yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan. 5) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standard. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik. 6) Mencipta (C6), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk
membuat suatu produk yang orisinil.
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta meliputi tiga proses kognitif, diantaranya merumuskan, merencanakan dan memproduksi. 36
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128.
22
b. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Nana Sudjana membagi ranah afektif menjadi 5 kategori, yaitu:37 1) Penerimaan (reciving), yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Penerimaan dibedakan menjadi kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2) Jawaban (responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3) Penilaian (valuing), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Penilaian dibedakan menjadi kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Kemampuan organisasi dibedakan menjadi konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Hal ini mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik dan motorik. Aspek dari ranah psikomotorik terdiri dari:38 1) Persepsi, yakni menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang ditampilkan. 37
Sudjana, op.cit., h. 30. Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 68-69. 38
23
2) Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu, termasuk kesiapan mental, fisik dan emosional. 3) Respons terpimpin, meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan cobacoba dan performance yang memadai menjadi tolak ukur. 4) Mekanisme, yakni kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari, gerakan dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran. 5) Respons kompleks, berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola gerakan yang kompleks. 6) Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya. 7) Mencipta, yakni keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses pembelajaran dimana akan menjadi tolak ukur bagi guru dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Kajian Materi Subjek a. Peta Konsep Suhu dan Kalor Konsep suhu dan kalor dimulai dengan menjelaskan tentang suhu. Sesuatu yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah disebut kalor. Adanya kalor mengakibatkan terjadinya
pemuaian dan
perubahan wujud suatu benda. Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi. Agar pembelajaran pada konsep
24
suhu dan kalor lebih mudah dipahami, maka disajikan peta konsep dalam Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor
b. Materi Konsep Suhu dan Kalor 1) Suhu dan Pemuaian Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Termometer adalah alat pengukur suhu. Ada empat skala termometer yang perlu diketahui, yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin. Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer Celcius Reamur Fahrenheit Titik tetap atas 100°C 80°R 212°F Titik tetap bawah 0°C 0°R 32°F Rentang 100 80 180 Skala 5 4 9
Kelvin 373 273 100 5
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Jenis-jenis pemuaian pada zat padat ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut ini:
25
Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat Jenis Pemuaian Pertambahan Ukuran Ukuran Akhir Muai panjang ( ) Muai luas ( ) Muai volume ( ) Keterangan: L = panjang akhir (m) L0 = panjang mula-mula (m) α = koefisien muai panjang (/°C-1 atau /K-1) A = luas akhir (m2) A0 = luas mula-mula (m2) β = koefisien muai luas (/°C-1 atau /K-1) β = 2α V = volume akhir (m3) V0 = volume mula-mula (m3) = koefisien muai volume (/°C-1 atau /K-1) T= perubahan suhu (°C atau K) 2) Kalor Kalor adalah bentuk energi yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Satuan kalor adalah joule atau kalori. 1 kalori = 4,184 joule. Jika sebuah benda diberi sejumlah kalor maka ada dua kemungkinan perubahan, yaitu: atau Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J) m = massa benda (kg) c = kalor jenis benda (J/kg°C) C = kapasitas kalor benda (J/°C) T= perubahan suhu (°C) Kalor jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Sementara kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 K. Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan. Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan saat perubahan wujud benda dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J) m = massa benda (kg) L = kalor lebur (J/kg)
26
Akibat penyerapan dan pelepasan kalor, suatu zat dapat berubah wujud. Gambar 2.2 berikut menyajikan proses perubahan wujud suatu benda.
Gambar 2.2 Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor 3) Azas Black Kalor yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu rendah.
4) Perpindahan Kalor Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu: a) Konduksi,
yaitu
perpindahan
kalor
tanpa
disertai
perpindahan
zat
penghantarnya. b) Konveksi, yaitu perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. c) Radiasi, yaitu perpindahan kalor dalam bentuk pancaran gelombang elektromagnetik Pada Tabel 2.3 berikut, disajikan rumus-rumus untuk menghitung laju perpindahan kalor, diantaranya yaitu:
27
Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor Perpindahan Kalor Laju Perpindahan Kalor (H) Kalor (Q) Konduksi Konveksi Radiasi Keterangan: H = laju perpindahan kalor (J/s) Q = kalor (J) t = waktu (s) A= Luas permkaan benda (m2) l = panjang benda (m) T = suhu benda (°C atau K) k = kokonduktivitas termal benda (W/mK) h = koefisien konveksi (J/s m2K) σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/m2K4) e = emisivitas benda T = perubahan suhu (°C atau K) B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan media kuis interaktif dan pembelajaran berbantuan komputer adalah sebagai berikut: 1. Setia Utami dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Implementasi CD Pembelajaran Kuis Interaktif Asam Basa Karya Devi Kunti Ernawati terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI Semester 2 SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran kuis interaktif ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Hasil uji t tersebut menunjukkan adanya perbedaan motivasi dan prestasi belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif dengan peserta didik yang tanpa menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif.39
39
Setia Utami, “Pengaruh Implementasi CD Pembelajaran Kuis Interaktif Asam Basa Karya Devi Kunti Ernawati Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI Semester 2 SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, h. 60, tidak dipublikasikan.
28
2. Nikmatu dalam penelitiannya
yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Kuis Interaktif Berbantuan Komputer untuk Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Dampit Tahun Ajaran 2011/2012” menyimpulkan bahwa kuis interaktif berbantuan komputer sangat efektif digunakan dalam proses belajar siswa, karena kuis interaktif ini sangat mudah dimengerti dan bisa digunakan dimanapun. Teks dalam kuis interaktif mudah dipahami dan sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu, teks dan latihan soal-soal dalam kuis interaktif dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.40 3. Penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan Macromedia Flash Ditinjau dari Pemahaman Konsep Fisika
pada Pokok
Bahasan Cahaya” yang dilakukan oleh Tri Haryosso dan Supriyadi menyatakan
bahwa
penggunaan
media
kuis
interaktif
menghasilkan
pemahaman konsep fisika yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak menggunakan kuis interaktif. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 84,0 sementara rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 76,8.41 4. Gilang Sunu A.P. dan Sutirman dalam penelitian yang berjudul “Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer dan Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa” menyimpulkan bahwa terdapat dampak positif dan signifikan antara pemanfaatan media pembelajaran berbantuan komputer dan metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa kelas X AP di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta.42 5. Penelitian yang berjudul “Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Berbantuan Komputer pada Materi Bola” 40
Nikmatu Rohma, “Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Berbantuan Komputer Untuk Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Kelas Xi Ips 4 Sma Negeri 1 Dampit Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Universitas Negeri Malang, 2012, h. 9-10. 41 Tri Haryosso dan Supriyadi, “Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan Macromedia Flash Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya”, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 2, 2013, h. 5. 42 Gilang Sunu A.P. dan Sutirman, “Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer Dan Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal P. ADP Universitas Negeri Yogyakarta , Vol. 2, 2013, h. 6.
29
oleh Debby Dwi Susanti dan Siti Khabibah menunjukkan bahwa minat dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika mengalami peningkatan setelah menerima pembelajaran menggunakan media berbantuan komputer. 77,14% siswa mengalami peningkatan minat belajar dan termasuk dalam kategori tinggi. Perbandingan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol. Rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 88,91, sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yaitu sebesar 83,49.43 6. Sujit Pal dan Sibananda Sana dalam penelitian yang berjudul “Influence of Interactive Multimedia Courseware: a Case Study among the Students of Physical Science of Class VIII”, menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan multimedia interaktif berbantuan komputer dalam proses pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih menarik, menstimulus, dan interaktif dari pada pembelajaran tradisional dengan hanya menggunakan media kapur tulis dan metode ceramah.44 C. Kerangka Berpikir Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memuat banyak konsep yang bersifat abstrak. Untuk belajar fisika bukan hanya sekedar tahu matematika, tetapi lebih jauh peserta didik diharapkan mampu memahami konsep yang terkandung di dalamnya, menuliskannya ke dalam simbol-simbol fisis, memahami permasalahan serta menyelesaikannya secara matematis. Selain konsep fisika yang abstrak, kebanyakan guru dalam pembelajaran fisika di kelas masih menggunakan metode konvensional dan tidak bervariasi. Hal ini menyebabkan siswa menjadi bosan, kurang antusias mengikuti pembelajaran dan respon siswa terhadap penjelasan
43
Debby Dwi Susanti dan Siti Khabibah, “Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Berbantuan Komputer Pada Materi Bola”, Jurnal FMIPA Unesa, h. 3. 44 Sujit Pal dan Sibananda Sana dalam penelitian yang berjudul “Influence of Interactive Multimedia Courseware: a Case Study among the Students of Physical Science of Class VIII”, Bhatter College Journal of Multidisciplinary Studies,Vol. II, 2012, H. 85.
30
dan pertanyaan guru menjadi kurang. Permasalahan tesebut mengakibatkan pemerolehan hasil belajar fisika menjadi rendah. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka diperlukan variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran yang menarik, yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Media yang menarik akan meminimalisir rasa jenuh siswa dalam belajar serta dapat mengaktifkan siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih interaktif. Salah satu media yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran adalah kuis interaktif. Kuis interaktif adalah media pembelajaran yang terdiri dari latihan soal. Kuis interaktif digolongkan menjadi media berbantuan komputer karena untuk menjalankannya diperlukan komputer. Konsep yang akan diterapkan dengan kuis interaktif ini adalah suhu dan kalor. Konsep suhu dan kalor akan disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berupa kuis. Kuis yang dimaksud berisi soal yang didalamnya disajikan dua pilihan jawaban. Selain itu, disajikan pula pembahasan secara terperinci dari dua pilihan jawaban tersebut. Dari pembahasan yang disajikan itu, siswa akan mengetahui informasi-informasi bermakna yang berkaitan dengan konsep suhu dan kalor. Dengan kuis ini siswa tidak merasa bahwa dirinya sedang mengerjakan soal, sehingga membuat siswa menjadi betah belajar. Betah belajar inilah yang membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada konsep suhu dan kalor. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini
31
Fisika merupakan salah satu pelajaran yang memuat konsep abstrak
Guru masih menggunakan metode konvensional dan tidak bervariasi dalam mengajar fisika di kelas
Media pembelajaran berbantuan komputer
Diperlukan media pembelajaran yang menarik
Hasil belajar fisika siswa rendah
Media kuis interaktif
Pembelajaran fisika menjadi lebih menarik
Hasil belajar fisika siswa meningkat
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir dan deskripsi teoritis yang telah dikemukakan, maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA AL-HASRA yang berlokasi di Jl. Raya Ciputat Parung KM. 24, Bojongsari - Depok. Pengambilan data dilakukan pada semester genap bulan April - Mei 2015 Tahun Ajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol pengaruh berbagai faktor lain yang tidak termasuk perlakuan.45 Hal ini dikarenakan sampel penelitian adalah siswa yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh. C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Non-equivalent control group design. Desain ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.46 Kedua kelompok dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu agar kedua kelompok memiliki homogenitas yang relatif sama. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang bersangkutan yaitu konsep suhu dan kalor. Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan media kuis interaktif berbantuan komputer, dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran secara konvensional. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok akan dilakukan posttest untuk
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet. ke-19, h. 114. Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif Edisi Revisi, (Jakarta:Rajawali Pers, 2012), h. 102-103. 46
32
33
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam rancangan sebagai berikut:47 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Eksperimen kontrol
Pretest O1 O1
Perlakuan Xe Xk
Posttest O2 O2
Keterangan: O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan O2 : Tes akhir (posttest) setelah perlakuan Xe : Perlakuan dengan menggunakan media kuis interaktif berbantuan komputer Xk : Perlakuan dengan cara konvensional D. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.48 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA AL-HASRA. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.49 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 sebagai kelompok eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelompok kontrol. Teknik pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.50 E. Variabel Penelitian Variabel penelitian yaitu suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.51 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah: Variabel Bebas (X)
: Media kuis interaktif berbantuan komputer
Variabel Terikat (Y)
: Hasil belajar pada konsep suhu dan kalor.
47
Ibid, h. 105. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 173. 49 Ibid. h. 174 50 Ibid. h. 183 51 Sugiyono, op. cit., h.60 48
34
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian berupa tes dengan instrumen berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda, dan nontes berupa angket.
Sumber Data Kelas eksperimen dan kontrol
Kelas eksperimen dan kontrol
Kelas eksperimen
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik Jenis Data Pengumpulan Data Hasil belajar siswa sebelum diterapkan dengan media kuis Melakukan interaktif berbantuan komputer tes awal pada kelas eksperimen dan (pretest) pembelajaran konvensional pada kelas kontrol Hasil belajar siswa setelah diterapkan dengan media kuis Melakukan interaktif berbantuan komputer tes akhir pada kelas eksperimen dan (posttest) pembelajaran konvensional pada kelas kontrol Respon siswa terhadap Memberikan penggunaan media angket
Instrumen
Butir soal pilihan ganda
Butir soal pilihan ganda
Angket
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian.52 Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes dan nontes. 1. Instrumen Tes Instrumen tes berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Instrumen tes ini mencakup ranah kognitif pada aspek pengetahuan (C1) sampai analisis (C4). Tes hasil belajar ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini: 52
Ibid,.h. 148
35
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kompetensi Dasar
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Konsep
Indikator
Suhu dan Termometer
Menjelaskan konsep suhu dan kalor Menghitung konversi skala thermometer Menjelaskan konsep pemuaian Menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud Membedakan peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan Radiasi Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi,
Pemuaian
Kalor dan perubahan wujud
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Menganalisis cara perpindahan kalor
Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi
C1 1*, 3*
Aspek Kognitif C2 C3 C4 2*
3 4*, 5, 6
10*, 11
16
24*, 25
23*
4
4
12*, 14*, 15
13*
4
18*, 21
19*, 20*, 22*
7
3
26
35*
7*
8*, 9
17*
Jumlah Soal
34*, 36*, 37
27*, 28
3
4
38*, 39*, 40
3
36
Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah
Asas Black
konveksi dan radiasi Menerapkan Asas Black dalam peristiwa perubahan kalor
Jumlah Persentase
29
9 22,5 %
8 20 %
30*, 31*
32, 33
14 35 %
9 22,5 %
5
40 100%
Keterangan : * = butir soal yang valid Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa terdapat 25 butir soal yang valid. Butir soal yang valid pada ranah kognitif C1 sebanyak 6 soal, pada ranah kognitif C2 sebanyak 5 soal, pada ranah kognitif C3 sebanyak 8 soal dan pada ranah kognitif C4 sebanyak 6 soal. Tabel kisi-kisi instrumen tes yang valid terdapat pada lampiran B.4. 2. Instrumen Nontes Nontes yang digunakan pada penelitian ini berupa angket. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Angket dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.53 Penelitian ini menggunakan angket untuk mengetahui respon siswa mengenai penggunaan media kuis interaktif berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika konsep suhu dan kalor. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert, dimana siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:
53
Ibid. h. 199
37
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Nontes Media Kuis Interaktif No. Indikator Angket Positif Negatif Penggunaan media kuis 1. interaktif dalam proses 1,2 3,4 pembelajaran Penyajian materi suhu dan 2. kalor pada pembahasan kuis 5 6 interaktif Penggunaan animasi pada 3. 7, 9 8, 10 media kuis interaktif Penjelasan rumus dalam 4. 11 12 media kuis interaktif Jumlah Pernyataan 6 6
Jumlah Soal 4
2 4 2 12
H. Kalibrasi Instrumen Kalibrasi instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria kelayakan. 1. Kalibrasi Instrumen Tes Sebelum diberikan pada sempel, instrumen tes diuji terlebih dahulu pada siswa kelas XI MIA 2 SMA AL-HASRA. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen tes dalam penelitian: a. Uji Validitas Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal dianggap valid jika skor butir soal tersebut memiliki koefisien korelasi signifikan dengan skor total tes. Skor butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor dikotomi karena bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif. Sehingga uji validitas yang
38
digunakan adalah dengan menggunakan rumus koefisien korelasi biserial, yaitu sebagai berikut54: √ Keterangan: 𝑏𝑖 = Koefisien korelasi biserial Mp = Rata-rata skor subjek menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya = Rata-rata skor total semua responden Sdt = Standar deviasi skor total semua responden p = Proporsi siswa yang menjawaban benar ( q
)
= Proporsi siswa yang menjawab salah ( = 1 – ) Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
3.5 berikut55: Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1.00 Sangat tinggi 0.60 – 0.79 Tinggi 0.40 – 0.59 Cukup 0.20 – 0.39 Rendah 0.00 – 0.19 Sangat rendah (tidak valid) Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini: Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik Butir Soal Jumlah Soal 40 Jumlah Siswa 38 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, Nomor Soal yang Valid 22, 23, 24, 27, 30, 31, 34, 35, 36, 38, 39 Jumlah Soal yang Valid 25 Persentase Soal yang Valid 62,5%
54
Arikunto, op.cit., h. 326 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 10, h. 75. 55
39
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.56 Uji reliabilitas ini dilakukan untuk memperoleh data yang dipercaya. Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan KR-20, yaitu sebagai berikut57: (
)(
)
Keterangan: = Koefisien reliabilitas tes. n = Banyaknya item pertanyaan p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item salah (q =1 - p) Σpq = Jumlah hasil perkalian p dan q S2 = standar deviasi dari tes Jika instrumen ini reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitas pada Tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,70 ≤ r11< 1,00 Tinggi 0,50≤ r11< 0,70 Sedang 0,00≤ r11< 0,50 Rendah Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,81. Nilai ini termasuk ke dalam kriteria tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam penelitian.
c. Analisis Tingkat Kesukaran Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari tingkat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab
56 57
Ibid., h. 86. Ibid., h. 100.
40
benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut58:
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js = Jumlah seluruh siswa Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran sebagai berikut:59 Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai P Tingkat Kesukaran 0,00
58
Ibid,. h. 208 Ibid., h. 210 60 Ibid., h. 211 59
41
membagi dua jumlah siswa sama besar. Persamaan daya pembeda soal sebagai berikut61:
Keterangan: D = daya pembeda BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah Penentuan kategori tingkat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada kriteria berikut:62 Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Soal Interpretasi Daya Nilai DP Pembeda Soal 0,71 – 1,00 Sangt Baik 0,41 – 0,70 Baik 0,21 – 0,40 Cukup 0,00 – 0,20 Buruk Negatif Drop Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Butir Soal Kriteria Daya Pembeda Soal Jumlah Soal Persentase Drop 8 20% Buruk 4 10% Cukup 3 7,5% Baik 14 35% Sangat Baik 11 27,5% Jumlah 40 100% 2. Kalibrasi Instrumen Nontes Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Pertimbangan tersebut berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan
61
Ibid., h. 213 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Ed.2.Cet. 2, h.. 232. 62
42
dengan butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar angket yang ada pada Tabel 3.12 berikut ini: Tabel 3.12 Uji Validitas Instrumen Nontes Kriteria No Aspek yang diuji Baik Cukup Kurang 1. Pengembangan indikator dari setiap tahap pembelajaran 2. Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh setiap indikator yang dikembangkan 3. Penskoran terhadap tiap-tiap indikator 4. Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangna indikator 5. Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan Saran: …………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………. I. Teknik Analisis Data Setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, maka data-data tersebut kemudian dianalisis. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.63 Dalam penelitian ini terdapat data tes dan nontes yang harus dianalisis. 1. Analisis Data Tes Analisis data tes, dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. a. Uji Prasyarat Analisis Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet. ke-19,h. 207
43
1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian adalah uji Lilliefors dengan rumus sebagai berikut:64 ( )
( )
Keterangan: Lo
= Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku S(Zi) = Proporsi angka baku Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar b) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus: 𝑖
̅
Keterangan : Zi
= Skor baku
Xi = Data yang diperoleh ̅
= Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi c) Tentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi. d) Tentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel. Jika Zi negatif (-), maka 0,5 – Ztabel Jika Zi positif (+), maka 0,5 + Ztabel e) Tentukan nilai S(Zi) dengan rumus :
( ) f) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. g) Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0 h) Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. 64
Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
44
Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah didapat. apabila Lhitung ≤ Ltabel, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal. Dan apabila Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut65: 1) Menentukan varians 2) Menghitung nilai F:
dengan ∑ (
(∑ )
)
Keterangan: F = koefisien F tes V1 = varians besar V2 = varians kecil S1 = deviasi standar data varians besar S2 = deviasi standar data varians kecil Penentuan kategori uji homogenitas berdasarkan uji Fisher didasarkan pada kriteria pengujian uji F sebagai berikut: 1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians homogen). 2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak memiliki varians homogen)
b. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis pada penelitian ini
65
Ibid,. hal 249.
45
adalah t-test. Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian, diantaranya: 1) Data terdistribusi normal dan homogen Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:66 ̅
̅
√ dengan,
(
√
)
(
)
Keterangan: ̅ ̅ s n1 n2
= rata-rata data kelompok eksperimen = rata-rata data kelompok kontrol = nilai standar deviasi gabungan data kelompok eksperimen dan kontrol = jumlah data kelompok eksperimen = jumlah data kelompok kontrol
2) Data terdistribusi normal dan tidak homogen Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:67 ̅
̅
√
Keterangan: ̅ ̅ S12 S22 n1 n2
= rata-rata data kelompok eksperimen = rata-rata data kelompok kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol = jumlah data kelompok eksperimen = jumlah data kelompok control
Penentuan kriteria uji hipotesis didasarkan pada Tabel 3.13 berikut:
66 67
Ibid., h. 239. Ibid., h. 241.
46
Tabel 3.13 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) Rentang nilai t Kategori thitung > ttabel Ha diterima dan H0 ditolak thitung < ttabel Ho diterima dan Ha ditolak c. Uji N-Gain Untuk melihat peningkatan pretest ke posttest di setiap ranah kognitif, maka dilakukan uji N-Gain (normalized gain). Nilai N-Gain ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑖
𝑖
Dengan kategori perolehan sebagai berikut: Tabel 3.14 Tabel Kategori Nilai N-Gain Nilai N-Gain G > 0,7 0,3 ≤ G ≤ 0,7 G < 0,3
Kategori Tinggi Sedang Rendah
2. Analisis Data Nontes Dalam penelitian ini, analisis data nontes digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap penggunaan media kuis interaktif berbantuan komputer. Skala likert pada penelitian ini terdiri dari empat skala, yaitu skala 1 sampai 4.68 Peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif jawaban pada Tabel 3.15 berikut ini: Tabel 3.15 Penskoran Alternatif Jawaban Pernyataan Angket Nilai Jawaban Pernyataan Pernyataan Positif Negatif Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4 Tidak Setuju (TS) 2 3 Setuju (S) 3 2 Sangat Setuju (SS) 4 1
68
Eko Putro Widyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h. 105.
47
Selanjutnya, data dari hasil perolehan skor angket diolah dalam bentuk presentase dengan menggunakan rumus:69 𝑖
𝑖
𝑖 𝑖 𝑖
Kemudian presentase yang didapat dikategorikan sesuai interpretasi pada kategori yang ada pada Tabel 3.16 berikut:70 Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Angket Nilai Keterangan 0 - 20% Sangat Kurang 21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat Baik J. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: H0 = Hipotesis nol (Tidak terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar sisiwa pada konsep suhu dan kalor Ha = Hipotesis alternatif (Terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar sisiwa pada konsep suhu dan kalor μE = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media kuis interaktif μK = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang belajar secara konvensional
69
Ibid., 137. Piet A. Sahartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 60. 70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada subbab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas eksperimen. 1. Hasil Pretest Hasil pretest yang diperoleh dari kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 4.1 berikut ini. 13
14
13
Banyak Siswa
12 10
8
7
8
9
5
6 4 2
0
1
1
0
2 0
1
0
0 12-19
20-27
28-35
36-43
44-51
52-59
60-67
Rentang NIlai kelas kontrol
kelas eksperimen
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas terdapat pada lampiran C.1. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai pretest antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol secara umum terlihat jauh berbeda. Perbedaan terlihat jelas pada perolehan di setiap rentang nilai. Pada rentang nilai 12 sampai 27, tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut di kelas kontrol, sementara pada kelas ekperimen terdapat 8 orang siswa yang memperoleh nilai di rentang tersebut. Pada rentang nilai 28 sampai 35 terdapat 5 orang siswa di kelas kontrol dan 13 orang siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada rentang
48
49
tersebut. Selanjutnya pada rentang nilai 36 sampai 43 di kelas kontrol terdapat 13 orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut, sementara di kelas eksperimen terdapat 8 orang siswa yang memperoleh pada rentang tersbut. Jumlah siswa yang memperoleh nilai pada rentang 44 sampai 51 di kelas kontrol sebanyak 9 orang dan pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada rentang tersebut sebanyak 1 orang. Terdapat 2 orang siswa di kelas kontrol yang memperoleh nilai antara 52 sampai 59, sementara di kelas eksperimen tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut. Pada interval terakhir, yaitu 60 sampai 67 terdapat 1 orang siswa di kelas kontrol yang memperoleh nilai pada rentang tersebut sementara di kelas eksperimen tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai tersebut. Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Kelas Kelas Penyebaran Data Kontrol Eksperimen Nilai Terendah 32,00 12,00 Nilai Tertinggi 64,00 44,00 Mean 41,70 30,90 Median 40,50 29,50 Modus 31,50 27,29 Standar Deviasi 7,78 6,67 Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa nilai minimum yang diperoleh kelas kontrol sebesar 32,00 sedangkan kelas eksperimen sebesar 12,00. Selanjutnya, nilai maksimum yang diperoleh kelas kontrol sebesar 64,00 dan kelas eksperimen sebesar 44,00. Nilai rata-rata (mean) pada kelas kontrol dan eksperimen tidak berbeda jauh yaitu 41,70 dan 30,90. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 40,50, sementara pada kelas eksperimen sebesar 29,50. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol sebesar 31,50 sementara pada kelas eksperimen adalah 27,29. Untuk standar deviasi yang diperoleh kelas kontrol adalah 7,78, sedangkan kelas ekperimen adalah 6,67.
50
2. Hasil Posttest Hasil posttest yang diperoleh dari kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada penelitian ini disajikan dalam diagram pada Gambar 4.2 berikut ini. 11
Banyak Siswa
12
10
10
9
8
8 4
3
4 2
6
5
6 1
1
0
1
0
1
0 48-54
55-61
62-68
69-75
76-82
83-89
90-96
Rentang Nilai kelas kontrol
kelas eksperimen
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Perhitngan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas terdapat pada lampiran C.2. Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada kelas kontrol terapat 1 orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang 48 sampai 54, sementara pada kelas eksperimen tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada rentag tersebut. Terdapat 11 orang siswa di kelas kontrol dan 1 orang siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada rentang nilai 55 sampai 61. Jumlah siswa yang memperoleh nilai pada rentang 62 sampai 68 di kelas kontrol sebanyak 10 orang dan di kelas eksperimen sebanyak 5 orang. Pada kelas kontrol terdapat 3 orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang 69 sampai 75, sedangkan di kelas eksperimen terdapat 8 orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut. Selanjutnya, terdapat 4 orang siswa pada kelas kontrol yang memperoleh nilai antara 76 sampai 82 dan 9 orang siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada rentang tersebut. Terdapat 1 orang siswa di kelas kontrol dan 6 orang siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai antara 83 sampai 89. Pada rentang nilai terakhir, yaitu 90 sampai 96, di kelas kontrol tidak ada siswa yang
51
memperoleh nilai pada rentang tersebut, sementara pada kelas eksperimen terdapat 1 orang siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut. Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Kelas Kelas Penyebaran Data Kontrol Eksperimen Nilai Terendah 48,00 60,00 Nilai Tertinggi 84,00 92,00 Mean 65,23 76,10 Median 63,60 75,65 Modus 60,86 74,93 Standar Deviasi 8,52 8,33 Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol sebesar 48,00 sedangkan kelas eksperimen sebesar 60,00. Nilai maksimum yang diperoleh kelas kontrol adalah 84,00 dan kelas eksperimen sebesar 92,00. Nilai rata-rata (mean) pada kelas kontrol dan eksperimen yaitu 65,23 dan 76,10. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 63,60, sementara pada kelas eksperimen sebesar 75,65. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol sebesar 60,86 sementara pada kelas eksperimen adalah 74,93. Untuk standar deviasi yang diperoleh kelas kontrol adalah 8,52, sedangkan kelas ekperimen adalah 8,33.
3. Rekapitulasi Hasil Belajar a. Data Hasil Pretest dan Posttest Data hasil pretets dan posttest kelas kontrol dan eksperimen dapat terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
52
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretets dan Posttest Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Posttest Pretest Posttest Nilai Terendah 32,00 48,00 12,00 60,00 Nilai Tertinggi 64,00 84,00 44,00 92,00 Mean 41,70 65,23 30,90 76,10 Modus 31,50 60,86 27,29 74,93 Median 40,50 63,60 29,50 75,65 Standar Deviasi 7,78 8,52 6,67 8,33 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest untuk kelas kontrol adalah 41,70, sedangkan kelas eksperimen sebesar 30,90. Sementara itu, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah 65,23, sedangkan kelas eksperimen adalah 76,10. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelas mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional mengalami peningkatan sebesar 23,53, sedangkan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media kuis interaktif mengalami peningkatan sebesar 45,20. Artinya, kelas eksperimen memiliki peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
b. Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif Hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.
53
24
25
22
20 Jumlah Siswa
23
22
22 22
18
18
Pretest Kontrol
15 15
12
12 10
12
11
10
Posttest Kontrol
9 6
5
Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen
0 C1
C2 C3 Ranah Kognitif
C4
Gambar 4.3 Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Ranah Kognitif Diagram pada Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjawab benar pada ranah kognitif C1 sampai C4 pada saat posttest baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan dari pretest. Secara keseluruhan, pada saat pretest kelas kontrol lebih unggul daripada kelas eksperimen di setiap ranah kognitif. Namun, pada saat posttest kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada saat pretest, jumlah siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah kognitif C1 sebanyak 15 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 22 orang. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 12 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 22 orang. Jumlah siswa yang menjawab benar pada ranah kognitif C3 sebanyak 11 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 18 orang. Selanjutnya, pada ranah kognitif C4 sebanyak 12 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 18 orang. Pada saat pretest, jumlah siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada ranah kognitif C1 sebanyak 12 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 24 orang. Pada ranah kognitif C2 sebanyak 10 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 22 orang. Jumlah siswa yang menjawab benar pada ranah kognitif C3 sebanyak 9 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 22 orang. Selanjutnya,
54
jumlah siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada ranah kognitif C4 sebanyak 6 orang, sementara pada saat posttest sebanyak 23 orang. Untuk melihat peningkatan pretest dan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen maka dilakukan uji N-Gain. Hasil uji N-Gain dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini. 0.80 N-Gain
0.60
0.66 0.48
0.63
0.60 0.53
0.40
0.69
0.35
0.34
C3
C4
0.20 0.00 C1
C2
Ranah Koggnitif kontrol
eksperimen
Gambar 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Ranah Kognitif Diagram pada Gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis) baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, kelas ekperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen unggul dalam meningkatkan ranah kognitif C1 (mengingat) dengan nilai N-Gain sebesar 0,66, C2 (memahami) dengan nilai N-Gain sebesar 0,60, C3 (menerapkan) dengan nilai N-Gain sebesar 0,63, dan C4 (menganalisis) dengan nilai N-Gain sebesar 0,65. Berdasarkan nilai N-Gain yang diperoleh di setiap ranah kognitif, maka didapatkan rata-rata N-Gain ranah kognitif C1 sampai C4 sebesar 0,64 dengan kategori sedang.
55
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik a. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, dengan melihat ketentuan bahwa data terdistribusi normal jika memenuhi Lhitung ≤ Ltabel diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Tabel 4.4 menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest Posttest Statistik Kelas Kelas Kelas Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Lhitung 0,156 0,134 0,135 0,133 Ltabel 0,161 0,161 0,161 0,161 Keputusan Normal Normal Normal Normal Perhitungan uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.3 dan C.4. dan nilai Ltabel dapat dilihat pada lampiran C.10. Berdasarkan Tabel 4.4, terlihat bahwa keempat data terdistribusi normal, Nilai Lhitung data pretest pada kelas kontrol sebesar 0,156 sementara nilai Lhitung posttest sebesar 0,134 dan Ltabel pada taraf signifikansi 5% (α= 0,05) adalah sebesar 0,161. Terlihat bahwa data pretest 0,156 ≤ 0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) dan data posttest 0,134 ≤ 0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan posttest kelas kontrol terdistribusi normal. Hasil Lhitung data pretest pada kelas eksperimen sebesar 0,135 sedangkan nilai Lhitung posttest sebesar 0,133 dan LTabel pada taraf signifikansi 5% (α= 0,05) adalah sebesar 0,161. Terlihat bahwa data pretest 0,135 ≤ 0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) dan data posttest 0,133 ≤ 0,161 (Lhitung ≤ Ltabel) pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen terdistribusi normal.
56
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki varians yang homogen atau tidak. Sama halnya dengan uji normalitas, uji homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher (Uji F). Kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran C.5 dan C.6 dan nilai Ftabel dapat dilihat pada lampiran C.11 Berikut ini adalah Tabel 4.5, yaitu Tabel rekapitulasi hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest Posttest Statistik Kelas Kelas Kelas Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen 60,58 44,52 72,60 69,35 Nilai Varians 1,36 1,05 Fhitung 1,85 Ftabel Kedua data homogen Kedua data homogen Keputusan Nilai FTabel diperoleh dari F statistik pada taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas, yaitu Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen. Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung data pretest sebesar 1,36 dan data posttest sebesar 1,05. Artinya, kedua data lebih kecil dari Ftabel, sehingga dinyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun posttest.
5. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji t analisis tes statistik parametrik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
57
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Statistik Pretest Posttest -5,77 4,99 Nilai thitung 1,67 Nilai tTabel Ha ditolak Ha diterima Keputusan Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.7 dan C.8. Nilai ttabel diperoleh dari Tabel t statistik pada taraf signifikansi 5% yang dapat dilihat pada lampiran C.12. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika thitung > ttabel, maka dinyatakan Ha diterima. Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai thitung hasil pretest sebesar -5,77. Artinya, nilai thitung hasil pretest lebih kecil dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa antara kedua kelas sebelum diberikan perlakuan. Sementara nilai thitung hasil posttest sebesar 4,99. Artinya, nilai thitung hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan media kuis interaktif berbantuan komputer pada konsep suhu dan kalor.
6. Hasil Analisis Data Angket Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan skornya untuk setiap indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi menjadi data kualitatif. Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan angket respon siswa terhadap media kuis interaktif. Tabel 4.7 Hasil Respon Siswa terhadap Media Kuis Interaktif Indikator Angket Persentase Keterangan Penggunaan media kuis interaktif dalam proses 80% Baik pembelajaran Penyajian materi suhu dan kalor pada 80% Baik pembahasan kuis interaktif Penggunaan animasi pada media kuis interaktif 82% Baik Sekali Penjelasan rumus dalam media kuis interaktif 79% Baik Rata-rata 80% Baik Perhitungan data angket secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.9.
58
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa penggunaan media kuis interaktif dalam proses pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor secara keseluruhan memperoleh hasil baik. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 80%, artinya penggunaan media kuis interaktif mendapat respon yang baik dari siswa dalam mempelajari konsep suhu dan kalor B. Pembahasan Hasil pretest menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kelas kontrol maupun kelas eksperimen tidak jauh berbeda. Dari hasil pretest diketahui bahwa hasil belajar siswa baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen belum diberikan perlakuan. Namun, setelah diberikan perlakuan yang berbeda, didapatkan perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas eksperimen. Jika dilihat berdasarkan nilai rata-rata posttest, maka kelas eksperimen yang menggunakan media kuis interaktif nilai rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Terdapat selisih sebesar 10,87 antara nilai rata-rata kelas eksperimen dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryosso dan Supriyadi, didapatkan hasil bahwa siswa yang menggunakan media kuis interaktif menghasilkan nilai rata-rata (mean) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan media kuis interaktif.71 Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan perhitungan uji t test pada taraf signifikansi α = 0.05 terhadap data posttest, diketahui bahwa nilai thitung sebesar 4,99 dan nilai ttabel sebesar 1,67. Artinya, nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan media kuis interaktif pada konsep suhu dan kalor. Hasil ini senada dengan hasil penelitian Gilang dan Sutiman yang menunjukkan bahwa terdapat dampak positif dan signifikan antara pemanfaatan media
71
Tri Haryosso dan Supriyadi, “Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan Macromedia Flash Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya”, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 2, 2013, h. 5.
59
pembelajaran berbasis komputer dan metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa kelas X AP di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta.72 Pembelajaran fisika menjadi lebih menarik dengan menggunakan media kuis interaktif pada konsep suhu dan kalor. Hasil ini diperoleh dari hasil angket respon siswa terhadap media kuis interaktif. Berdasarkan hasil angket, keseluruhan penggunaan media kuis interaktif dalam pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor mendapatkan respon yang baik. Hal ini dikarenakan dalam media kuis interaktif ditampilkan pertanyaan yang disajikan dengan beberapa gambar dan animasi serta pembahasan mengenai konsep suhu dan kalor. Gambar dan animasi tersebut disajikan untuk memvisualisasikan konsep yang akan disampaikan kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih tertarik untuk mempelajari konsep tersebut. Pal dan Sana dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer dalam proses pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih menarik, menstimulus, dan interaktif dari pada pembelajaran tradisional dengan hanya menggunakan media kapur tulis dan metode ceramah.73 Selanjutnya, Kadek dan Sukoco mengungkapkan bahwa pelajaran yang dibuat visualisasi ke dalam bentuk gambar animasi lebih bermakna dan menarik, lebih mudah diterima, dipahami dan lebih dapat memotivasi siswa.74 Berdasarkan ranah kognitif, hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami peningkatan. Namun kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol dalam meningkatkan setiap ranah kognitif. Beberapa keunggulan pada media kuis interaktif berpengaruh terhadap peningkatan hasil posttest kelas eksperimen pada ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). 72
Gilang Sunu A.P. dan Sutirman, “Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dan Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal P. ADP Universitas Negeri Yogyakarta , Vol. 2, 2013, h. 6. 73 Sujit Pal dan Sibananda Sana dalam penelitian yang berjudul “Influence of Interactive Multimedia Courseware: a Case Study among the Students of Physical Science of Class VIII”, Bhatter College Journal of Multidisciplinary Studies,Vol. II, 2012, H. 85. 74 Kadek Sukiyasa dan Sukoco, “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, No. 1, 2013, h. 128.
60
Pada ranah kognitif C1 (mengingat), kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini terjadi karena pada media kuis interaktif disajikan pembahasan materi yang jelas, serta gambar dan animasi yang dapat membantu siswa untuk mengingat materi yang telah dipelajari, sehingga pada saat siswa menemukan permasalahan terkait konsep suhu dan kalor, siswa dapat dengan mudah mengingat informasi yang telah didapatkannya dengan mengingat kembali beberapa gambar dan animasi yang ada pada media kuis interaktif. Arsyad menyatakan bahwa media gambar dan animasi dapat memperkuat ingatan.75 Selain itu, adanya interaksi antara siswa dengan media kuis interaktif membuat siswa cepat menangkap apa yang telah disajikan. Hal ini didukung dengan hasil angket, dimana pada indikator penggunaan media kuis interaktif dalam proses pembelajaran memperoleh kategori baik dengan persentase 80%. Media kuis interaktif juga meningkatkan kemampuan memahami (C2) siswa pada kelas eksperimen. Kemampuan memahami meningkat karena di dalam media kuis interaktif disajikan beberapa animasi dan visualisasi terkait dengan konsep suhu dan kalor. Dengan visualisasi tersebut, siswa dengan mudah dapat membedakan perubahan suhu dan perubahan wujud serta memahami berbagai jenis pemuaian melalui beberapa animasi pada media kuis interaktif. Siswa juga dapat melihat perbedaan berbagai macam cara perpindahan kalor melalui tampilan animasi yang ada pada media kuis interaktif. Gambar dan animasi tersebut dapat membantu siswa memahami konsep suhu dan kalor dengan mudah, serta membuat pemahaman siswa terhadap konsep tersebut terkonstruk. Menurut Arsyad, media gambar dan animasi dapat memperlancar pemahaman.76 Hal ini juga didukung dengan hasil angket, dimana pada indikator penggunaan animasi pada media kuis interaktif memperoleh kategori baik sekali, dengan persentase 82%. Gambar dan animasi pada media kuis interaktif juga dapat menambah minat dan motivasi siswa serta menstimulus siswa untuk mau belajar. Hal ini juga sesuai 75 76
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo), h. 91. Ibid.
61
dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dalam skripsinya menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran kuis interaktif ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Hasil uji t tersebut menunjukkan adanya perbedaan motivasi dan prestasi belajar yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif dengan peserta didik yang tanpa menggunakan CD pembelajaran kuis interaktif.77 Kadek dan Sukoco dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan media animasi dalam penyampaian
materi
memberikan motivasi
yang lebih
tinggi
daripada
pembelajaran yang menggunakan media powerpoint.78 Kemampuan
menerapkan
(C3)
juga
dapat
ditingkatkan
dengan
menggunakan media kuis interaktif. Selain gambar dan animasi, pada media kuis interaktif disajikan juga soal-soal hitungan. Pada soal hitungan tersebut disajikan pembahasan yang sistematis guna membantu siswa memahami dan mengatasi masalah yang disajikan. Pada pembahasan ini juga ditampilkan rumus rumus atau persamaan-persamaan fisika. Menurut Anderson, soal latihan yang menggunakan persamaan-persamaan fisika melatih siswa dalam menerapkan persamaan tersebut ketika mengerjakan soal.79 Ketika soal kuis disertai dengan pembahasannya sudah tersaji dalam media kuis interaktif, maka tidak banyak waktu yang diperlukan oleh guru untuk menjelaskan soal dan pembahasan tersebut, sehingga pembelajaran menjadi lebih efisien. Media kuis interaktif ini mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan diterapkan ketika siswa menyelesaikan soal pada bagian evaluasi dengan menggunakan rumus atau persamaan yang ada pada media kuis interaktif. Penjelasan terkait simbol yang ada di rumus dapat dilihat langsung oleh siswa ketika siswa mengarahkan kursor pada rumus yang disajikan, membuat rumus-rumus pada media kuis interaktif 77
Setia Utami, “Pengaruh Implementasi CD Pembelajaran Kuis Interaktif Asam Basa Karya Devi Kunti Ernawati Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI Semester 2 SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, h. 60, tidak dipublikasikan. 78 Kadek Sukiyasa dan Sukoco, “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, No. 1, 2013, h. 135. 79 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl. (eds), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), Cet.1, h. 117.
62
mudah untuk dipahami. Hal ini didukung dengan hasil angket respon siswa yang memperoleh kategori baik pada indikator penjelasan rumus pada media kuis interaktif dengan persentase 79%. Pada ranah kognitif C4 (menganalisis), kelas eksperimen juga mengalami peningkatan lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Keunggulan ini dikarenakan pada kuis interaktif, siswa dilatih untuk menganalisis keterkaitan antara rumus-rumus yang digunakan dengan pertanyaan-pertanyaan yang disajikan pada soal kuis selanjutnya. Menurut Anderson, menganalisis melibatkan proses menguraikan materi soal menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian soal.80 Jadi, dengan menguraikan materi soal tersebut maka kemampuan siswa dalam menganalisis akan terkonstruk. Hal ini didukung dengan hasil angket respon siswa yang memperoleh kategori baik pada indikator penyajian materi suhu dan kalor pada pembahasan kuis interaktif dengan persentase 80%. Sementara pada kelas kontrol guru hanya membahas soal-soal analisis (C4) secara konvensional di papan tulis, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan soal. Waktu yang dibutuhkan akan lebih lama lagi ketika terdapat siswa yang belum paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru, sehingga guru harus menjelaskannya kembali. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dengan media kuis interaktif dilakukan secara individu oleh masing-masing siswa di laboratorium komputer. Prinsip media kuis interaktif mengacu pada pembelajaran berbantuan komputer. Interaksi dalam pembelajaran berbantuan komputer pada umumnya mengikuti tiga unsur, yaitu (1) urutan-urutan instruksional yang dapat disesuaikan, (2) jawaban/respons pekerjaan siswa, dan (3) umpan balik yang dapat disesuaikan.81 Sesuai dengan prinsip tersebut, siswa berperan aktif dalam pembelajaran karena menggunakan komputer secara mandiri. Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat
kecepatan
belajar
siswa
dapat
disesuaikan
dengan
tingkat
penguasaannya.82 Disamping itu, komputer juga dapat diprogram untuk memberikan umpan balik, memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara 80
Ibid.h. 120. Arsyad, op.cit., h. 100. 82 Ibid, h. 55. 81
63
otomatis.83 Siswa dituntut untuk berinteraksi secara langsung dengan komputer. Siswa harus menyelesaikan semua pengalaman belajarnya dengan media kuis interaktif. Bila siswa salah dalam menjawab pertanyaan pada kuis, maka komputer akan memberikn feedback, bahwa jawaban salah dan memberikan pembahasan mengenai jawaban yang benar. Pada akhir program selalu ditampilkan skor atau nilai akhir, bila belum mencapai KKM maka siswa harus mengulang kuis dari awal dengan menekan tombol “ulang” pada media kuis interaktif. Salah satu kelemahan media kuis interaktif dalam proses pembelajaran adalah terdapat beberapa siswa yang belum memahami prosedur penggunaan media kuis interaktif. Hal ini menjadi sebuah kendala bagi guru ketika meminta siswa mengklik tombol yang ada pada media kuis interaktif. Namun secara keseluruhan hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa sebesar 81% siswa setuju dengan pernyataan media kuis interaktif dapat menjadikan pembelajaran lebih aktif karena menggunakan komputer secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan penggunaan media kuis interaktif dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.
83
h. 190.
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012),
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media kuis interaktif berbantuan komputer terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor di SMA AL-Hasra. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa thitung > ttabel. Pembelajaran menggunakan media kuis interaktif juga dapat meningkatkan ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Selain itu, hasil analisis angket respon siswa terhadap media kuis interaktif berbantuan komputer juga menunjukkan bahwa penggunaan media kuis interaktif berbantuan komputer dalam proses pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor secara keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik. B. Saran Program komputer biasanya menggunakan perangkat keras (hardware) dengan spesifikasi yang sesuai. Namun perangkat lunak (software) seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sesuai. Untuk itu pemilihan jenis software yang digunakan dalam pembelajaran harus benar-benar diperhatikan. Selain itu, diperlukan pengetahuan untuk mengoperasikan program pada komputer. Jika penelitian ini akan dilanjutkan, maka sebaiknya guru menyediakan waktu yang lebih banyak untuk menjelaskan pengoperasian program komputer, sehingga tidak ada siswa yang mengalami kesulitan ketika menggunakan media kuis interaktif selama kegiatan pembelajaran.
64
Daftar Pustaka Adegoke, Benson Adesina. Effect Of Multimedia Instruction On Senior Secondary School Students’ Achievement In Physics, European Journal of Educational Studies 3(3), 2011 Anderson Lorin W. and Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh Agung Prihantoro cet. I,. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 Aniqotunnisa, Siti. Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Nahwu Berbasis Macromedia Flash 8 Sebagai Sumber Belajar Mandiri di Madrasah Tsanawiyah Ibnul Qoyyim Putra Kelas VII. Skripsi Universitas Islam Negeri Kalijaga, Yogyakarta, 2013 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009 -------- . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2 Cet. 10. Jakarta: Bumi Aksara, 2013 -------- . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011 Aththibby, Arif Rahman, Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan HukumHukum Newton Tentang Gerak. Skripsi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 2010 Darmawan, Deni. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012 Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif EdisiRevisi. Jakarta:Rajawali Pers, 2012. Haryosso, Tri dan Supriyadi. Pengembangan Media Kuis Interaktif Menggunakan Macromedia Flash Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 2, 2013 Hermawan. Penggunaan Pemberian Kuis Sebelum Kegiatan Pembelajaran Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI SDN Ngabean Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012 Khristiani, Yenny. Analisis Ragam Perubahan Konsepsi Kalor Siswa SMA Negeri 5 Malang. Skripsi Universitas Negeri Malang, Malang, 2013 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010 Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012
65
Pal, Sujit dan Sana, Sibananda. Influence of Interactive Multimedia Courseware: a Case Study among the Students of Physical Science of Class VIII. Bhatter College Journal of Multidisciplinary Studies,Vol. II, 2012 Rohma, Nikmatu. Pengembangan Media Pembelajaran Kuis Interaktif Berbasis Komputer Untuk Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Dampit Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Universitas Negeri Malang, 2012 Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbantuan Komputer. Bandung: Alfabeta, 2012 Rusman, Kurniawan, Deni, dan Riyana, Cepi. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2013 Sahartian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1989 Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito, 2005 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011 Sukiyasa, Kadek dan Sukoco. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, No. 1, 2013 Sunu A.P, Gilang. dan Sutirman. Dampak Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dan Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal P. ADP Universitas Negeri Yogyakarta , Vol. 2, 2013 Susanti , Debby Dwi dan Khabibah, Siti. Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Berbasis Komputer Pada Materi Bola. Jurnal FMA UNESA, 2012 Utami, Setia. Pengaruh Implementasi CD Pembelajaran Kuis Interaktif Asam Basa Karya Devi Kunti Ernawati Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa kelas XI Semester 2 SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2012 Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Widyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012 Zulfiani, Feronika, Tonih, dan Suartini, Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009
66
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. RPP Kelas Eksperimen 2. RPP Kelas Kontrol 3. Tampilan Media Kuis Interaktif
67
68
A.1. RPP Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA AL-HASRA : Fisika : X / Satu : MIA : Suhu dan Pemuaian : 3 x 45 menit : 1 (satu)
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat C. Indikator 1. Menjelaskan konsep suhu 2. Menghitung konversi skala termometer. 3. Menjelaskan konsep pemuaian.
4. Menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep suhu dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis nomor 1-4 2. Siswa diharapkan mampu menghitung konversi skala suhu pada berbagai jenis skala termometer dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis nomor 5-10 3. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep pemuaian dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan pada soal kuis nomor 1-6 4. Siswa diharapkan dapat menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis nomor 7-10 E. Materi Pembelajaran Suhu dan Pemuaian Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Termometer adalah alat pengukur suhu. Ada empat skala termometer yang perlu diketahui, yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
69
Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer Titik tetap atas Titik tetap bawah Rentang Skala
Celcius 100°C 0°C 100 5
Reamur 80°R 0°R 80 4
Fahrenheit 212°F 32°F 180 9
Kelvin 373 273 100 5
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Jenis-jenis pemuaian pada zat padat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat Jenis Pemuaian Pertambahan Ukuran Muai panjang Muai luas Muai volume Keterangan: L = panjang akhir (m) L0 = panjang mula-mula (m) α = koefisien muai panjang (/°C-1 atau /K-1) A = luas akhir (m2) A0 = luas mula-mula (m2) β = koefisien muai luas (/°C-1 atau /K-1) β = 2α V = volume akhir (m3) V0 = volume mula-mula (m3) = koefisien muai volume (/°C-1 atau /K-1) T= perubahan suhu (°C atau K)
Ukuran Akhir ( ) ( ) ( )
F. Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Metode : Ceramah dan drill soal G. Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembeljaran
Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali pengetahuan Memperhatikan awal siswa dengan pertanyaan yang memberikan pertanyaan: diberikan oleh “Apakah yang kalian guru dan rasakan pada waktu siang memberikan hari? Dan apa yang kalian jawaban rasakan ketika berada di ruangan berAC? Menyiapkan siswa untuk Berkonsentrasi
Waktu
5 menit
5
70
berkonsentrasi mengikuti pembelajaran
Eksplorsi
Inti Elaborasi
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan
Mengarahkan siswa membuka media kuis interaktif pertemuan 1 Melalui kuis interaktif slide 1-2 disajikan kompetensi mengenai konsep suhu dan pemuaian, disajikan SK, KD dan indikator yang ingin dicapai Meminta siswa mengerjakan kuis interaktif yang ada pada komputer masing-masing terkait konsep suhu dan pemuaian Melalui kuis interaktif disajikan pembahasan mengenai jawaban dari setiap kuis terkait konsep suhu dan pemuaian (kuis pertemuan 1)
Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran tentang suhu dan pemuaian
Penutup
Evaluasi
Memberikan evaluasi sebanyak 5 butir soal tentang suhu dan
dengan fokus dan siap melaksanakan aktivitas pembelajaran Membuka media kusi interaktif pertemuam 1 Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai dalam media kuis interaktif
Mengerjakan kuis interaktif yang ada pada komputer masingmasing terkait konsep suhu dan pemuaian Menyimak pembahasan yang disajikan pada media kuis interaktif terkait konsep suhu dan pemuaian (kuis pertemuan 1) Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami Memperhatikan penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran materi suhu dan pemuaian dengan bimbingan guru Mengerjakan soal secara individual dalam kuis
menit
5 menit
5 menit
30 menit
30 menit
15 menit 20 menit
10 menit
10 menit
71
pemuaian yang terdapat pada kuis interaktif bagian evaluasi pertemuan 1 secara individual
interaktif pertemuan 1
H. Media Pembelajaran Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang suhu dan pemuaian I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X. 2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta J. Penilaian Hasil Belajar Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5 butir soal pilihan ganda.
No. Soal Jawaban 1. Pengertian suhu yang benar adalah….. A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu benda yang memiliki kalor tertentu B. Besaran yang mempunyai kalor dan mengalir dari benda panas ke benda dingin C. Besaran yang memiliki kalor E dan mengalir dari benda dingin ke benda panas D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor yang keluar dari suatu benda E. Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda 2. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan angka 62°F. Bila suhu benda tersebut diukur dengan termometer Celsius A menunjukkan angka… A. 16,7°C D. 52,2°C B. 22,2°C E. 54,0°C C. 34,2°C 3. Sebuah termometer dengan skala B
Skor
1
1
1
72
4.
5.
°X memiliki titik beku air pada 40°X dan titik didih air 160°X. pada saat teermometer tersebut terbaca 15°X, maka pada thermometer skala Celcius terbaca… A. 17,5°C D. 47,5°C B. 27,5°C E. 57,5°C C. 37,5°C Faktor apa sajakah yang mempengaruhi besarnya pemuaian? A. Massa benda, volume benda dan jenis benda B. Jenis benda, perubahan suhu dan luas benda C. Ukuran benda semula, perubahan suhu dan jenis benda D. Panjang benda, berat benda dan jenis benda E. Perubahan suhu, panjang benda dan massa benda Kawat tembaga (α = 1,7×10-5/°C) pada suhu 20°C panjangnya 80 cm, dipanaskan sampai mencapai suhu 150°C. panjang kawat setelah dipanaskan adalah…. m A. 0,92017 D. 0,80178 B. 0,80761 E. 0,80176 C. 0,80617 Total skor = 5
C
1
E
1
Ciputat, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Yanti, S.Pd
Siti Shopiyah NIM. 1110016300003
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA AL-HASRA : Fisika : X / Satu : MIA : Kalor dan Perubahan Wujud : 3 x 45 menit : 2 (dua)
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat C. Indikator 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda 2. Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari 3. Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis interaktif kalor nomor 1-4 pada pertemuan 2 2. Siswa diharapkan dapat menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis interaktif kalor nomor 10-14 pada pertemuan 2 3. Siswa diharapkan mampu melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan soal kuis interaktif kalor nomor 5-9 dan 15 pada pertemuan 2 E. Materi Pembelajaran Kalor Kalor adalah bentuk energi yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.. satuan kalor adalah joule atau kalori., 1 kalori = 4,184 joule. Jika sebuah benda diberi sejumlah kalor maka ada dua kemungkinan perubahan, yaitu: atau
74
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J) m = massa benda (kg) c = kalor jenis benda (J/kg°C) C = kapasitas kalor benda (J/°C) T= perubahan suhu (°C) Kalor jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Sementara kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 K. Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan. Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan saat perubahan wujud benda dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J) m = massa benda (kg) L = kalor lebur (J/kg) Akibat penyerapan dan pelepasan kalor, suatu zat dapat berubah wujud. Gambar 2.2 berikut menyajikan proses perubahan wujud suatu benda.
Gambar Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Metode : Ceramah dan drill soal G. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembeljaran Pendahuluan
Apersepsi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali pengetahuan Memperhatikan awal siswa dengan pertanyaan yang
Waktu 5 menit
75
Motivasi
Eksplorsi
Inti
Elaborasi
Konfirmasi
memberikan pertanyaan: “Apa yang terjadi ketika gelas berisi air dingin dicelupkan ke dalam wadah berisi air panas?” Menyiapkan siswa untuk berkonsentrasi mengikuti pembelajaran
Mengarahkan siswa membuka kuis interaktif pertemuan 2 Melalui kuis interaktif slide 1-2 disajikan kompetensi mengenai konsep kalor dan perubahan wujud, disajikan SK, KD dan indikator yang ingin dicapai Meminta siswa mengerjakan kuis interaktif yang ada pada komputer masingmasing terkait konsep kalor dan perubahan wujud Melalui media kuis interaktif konsep kalor disajikan soal kuis disertai pembahasan yang berhubungan dengan konsep kalor dan perubahan wujud
Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali
diberikan oleh guru dan memberikan jawaban
Berkonsentrasi dengan fokus dan siap melaksanakan aktivitas pembelajaran Membuka kuis interaktif pertemuan 2 Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai dalam media kuis interaktif
Mengerjakan kuis interaktif yang ada pada komputer masing-masing terkait konsep kalor Mengerjakan kuis interaktif yang ada pada komputer masing-masing terkait konsep kalor dan perubahan wujud Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami Memperhatikan
5 menit
5 menit
5 menit
30 menit
30 menit
15 Menit 20
76
Penarikan Kesimpulan
Penutup
Evaluasi
materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran tentang kalor dan perubahan wujud
Memberikan evaluasi sebanyak 5 butir soal tentang kalor dan perubahan wujud yang terdapat pada kuis interaktif bagian evaluasi pertemuan 2 secara individual
penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran materi kalor dan perubahan wujud dengan bimbingan guru Mengerjakan soal secara individual dalam kuis interaktif pertemuan 2
H. Media Pembelajaran Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang kalor dan perubahan wujud I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X. 2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta J. Penilaian Hasil Belajar Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5 butir soal pilihan ganda.
No. Soal 1. Bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu disebut ….. A. Kalori D. Radiasi B. Kalor E. Konduksi C. Konveksi 2. Berikut ini yang merupakan contoh dari pengaruh kalor terhadap perubahan suhu adalah….. A. Ban sepeda yang meletus karena panas B. Air yang meluap saat direbus C. Air raksa pada termometer naik bila didekatkan dengan kalor D. Air direbus menjadi panas
Jawaban
Skor
B
1
D
1
menit
10 menit
10 menit
77
3.
4.
E. Terbentuknya embun di pagi hari Perubahan-perubahan wujud zat yang membebaskan kalor adalah….. A. Melebur dan menguap B. Membeku dan mengembun C. Menguap dan mendidih D. Melebur dan membeku E. Membeku dan menguap Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk meleburkan es bermassa 0,8 kg menjadi air bersuhu 0°C, jika diketahui kalor lebur es 334.000 J/kg? A. 267.200 J D. 4.175 J B. 417.500 J E. 0 J C. 2.672 J
B
1
A
1
E
1
5.
Perhatikan grafik berikut! Grafik tersebut menunjukkan pemanasan 1 kg es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor jenis air adalah 4.200 J/kgoC, maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P-Q-R sebesar….. A. 10.500 J D. 336.000 J B. 21.000 J E. 346.500 J C. 42.000 J Total skor = 5
Ciputat, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Yanti, S.Pd
Siti Shopiyah NIM. 1110016300003
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA AL-HASRA : Fisika : X / Satu : MIA : Perpindahan Kalor dan Azas Black : 3 x 45 menit : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi B. Kompetensi Dasar 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor 4.3 menerapkan Azas Black dalam pemecahan masalah C. Indikator 1. Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara konduksi, konveksi dan radiasi 2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada peristiwa perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi dan radiasi 3. Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi 4. Menerapkan Azas Black dalam peristiwa perubahan kalor D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat membedakan peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan pertanyaan dan pembahasan materi perpindahan kalor nomor 1,4,5,8 dan 9 pada media kuis interaktif pertemuan 3 2. Siswa diharapkan dapat menentkan faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa perpindahan kalor setelah mengerjakan dan melihat pembahasan pertanyaan dan pembahasan materi perpindahan kalor nomor 2, 6 dan 8 pada media kuis interaktif pertemuan 3 3. Siswa diharapkan mampu menghitung laju perpindahan kalor dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pertanyaan dan pembahasan materi perpindahan kalor nomor 3, 7, dan 10 pada media kuis interaktif pertemuan 3 4. Siswa diharapkan dapat menerapkan asas Black dengan benar setelah mengerjakan dan melihat pembahasan pertanyaan dan pembahasan materi Azas Black nomor 1-5 pada media kuis interaktif pertemuan 3
79
E. Materi Pembelajaran Perpindahan Kalor Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu: a) Konduksi,
yaitu
perpindahan
kalor
tanpa
disertai
perpindahan
zat
penghantarnya. b) Konveksi, yaitu perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. c) Radiasi, yaitu perpindahan kalor dalam bentuk pancaran gelombang elektromagnetik Pada Tabel 2.3 berikut, disajikan rumus-rumus untuk menghitung laju perpindahan kalor, diantaranya yaitu: Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor Perpindahan Kalor Laju Perpindahan Kalor (H) Kalor (Q) Konduksi Konveksi Radiasi Keterangan: H = laju perpindahan kalor (J/s) Q = kalor (J) t = waktu (s) A= Luas permkaan benda (m2) l = panjang benda (m) T = suhu benda (°C atau K) k = kokonduktivitas termal benda (W/mK) h = koefisien konveksi (J/s m2K) σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/m2K4) e = emisivitas benda T = perubahan suhu (°C atau K) Azas Black Kalor yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu rendah.
F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
80
Metode : Ceramah dan drill soal G. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembeljaran
Apersepsi
Pendahuluan
Motivasi
Eksplorsi Inti
Elaborasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali Memperhatikan pengetahuan awal pertanyaan yang siswa dengan diberikan oleh memberikan guru dan pertanyaan: memberikan ““Mengapa jawaban tangan kita terasa panas ketika sedang mengaduk kopi yang panas menggunakan sendok?” Menyiapkan Berkonsentrasi siswa untuk dengan fokus dan berkonsentrasi siap mengikuti melaksanakan pembelajaran aktivitas pembelajaran Mengarahkan Membuka kuis siswa membuka interaktif kuis interaktif pertemuan 3 pertemuan 3 Melalui kuis Memperhatikan interaktif slide 1- kompetensi yang 2 disajikan ingin dicapai kompetensi dalam media kuis mengenai konsep interaktif perpindahan kalor dan Azas Black disajikan SK, KD dan indikator yang ingin dicapai Meminta siswa Mengerjakan kuis mengerjakan kuis interaktif yang interaktif yang ada pada ada pada komputer masingkomputer masing- masing terkait masing terkait konsep konsep perpindahan kalor perpindahan kalor dan Azas Black
Waktu
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
30 menit
81
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan
Penutup
Evaluasi
dan Azas Black Melalui media kuis interaktif disajikan pembahasan mengenai jawaban dari setiap kuis terkait konsep perpindahan kalor dan Azas Black (kuis pertemuan 3) Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran tentang perpindahan kalor dan Azas Black Memberikan evaluasi sebanyak 5 butir soal tentang perpindahan kalor dan Azas Black yang terdapat pada kuis interaktif bagian evaluasi pertemuan 3 secara individual
Menyimak pembahasan yang disajikan pada media kuis interaktif terkait konsep perpindahan kalor dan Azas Black (kuis pertemuan 3)
Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami
Memperhatikan penjelasan guru
Menyimpulkan hasil pembelajaran materi perpindahan kalor dan Azas Black dengan bimbingan guru Mengerjakan soal secara individual dalam kuis interaktif pertemuan 3
30 menit
15 Menit
20 menit
10 menit
10 menit
H. Media Pembelajaran Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang perpindahan kalor dan Azas Black
82
I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X. 2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta J. Penilaian Hasil Belajar Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5 butir soal pilihan ganda.
No. Soal 1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan perpindahan kalor secara konduksi adalah….. A. Proses perpindahan kalor melalui zat disertai perpindahan partikel zat B. Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel C. Proses perpindahan kalor dari permukaan semua benda dalam bentuk gelombang elektromagnetik D. Zat yang mudah dilalui kalor E. Zat yang sulit dilalui kalor 2. Dibawah ini yang merupakan contoh perpindahan kalor secara radiasi adalah….. A.
Jawaban
Skor
B
1
A
1
B.
C.
D.
83
E.
3.
4.
5.
Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m × 4 m memiliki suhu permukaan dalam sebesar 20°C dan suhu permukaan luar sebesar 10°C. Berapa banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding selama sehari, jika diketahui koefisien konveksi rata-rata sebesar 3,5 J.s-1.mK-1 ….. A. 9,68 x 104 J D. 9,68 x 107 J B. 9,68 x 105 J E. 9,68 x 108 J 6 C. 9,68 x 10 J Joseph Black mengungkapkan bahwa apabila benda panas dan benda dingin digabungkan (dicampur), maka jumlah kalor yang dilepaskan pada benda panas sama dengan jumlah kalor yang diterima benda dingin. Pernyataan tersebut sesuai dengan prinsip kekekalan….. A. Suhu D. Momentum B. Energi E. Kapasitas kalor C. Kalor jenis Jika 0,75 gram air yang suhunya 0oC dicampur dengan 0,50 gram air yang suhunya 100 oC, tentukan suhu akhir campuran tersebut! (cair= 1 kal/g oC) A. 10 oC D. 40 oC B. 20 oC E. 50 oC o C. 30 C Total skor = 5
D
1
B
1
D
1
Ciputat, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Yanti, S.Pd
Siti Shopiyah NIM. 1110016300003
84
A.2. RPP Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA AL-HASRA : Fisika : X / Satu : MIA : Suhu dan Pemuaian : 3 x 45 menit : 1 (satu)
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat C. Indikator 1. Menjelaskan konsep suhu 2. Menghitung konversi skala termometer. 3. Menjelaskan konsep pemuaian. 4. Menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep suhu dengan benar setelah melakukan kegiatan tanya jawab 2. Siswa diharapkan mampu menghitung konversi skala suhu pada berbagai jenis skala termometer setelah melakukan kegiatan tanya jawab 3. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep pemuaian setelah melakukan kegiatan tanya jawab 4. Siswa diharapkan dapat menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda setelah melakukan kegiatan tanya jawab E. Materi Pembelajaran Suhu dan Pemuaian Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Termometer adalah alat pengukur suhu. Ada empat skala termometer yang perlu diketahui, yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
85
Tabel 2.1 Perbandingan Skala Termometer Titik tetap atas Titik tetap bawah Rentang Skala
Celcius 100°C 0°C 100 5
Reamur 80°R 0°R 80 4
Fahrenheit 212°F 32°F 180 9
Kelvin 373 273 100 5
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Jenis-jenis pemuaian pada zat padat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2.2 Jenis-jenis Pemuaian pada Zat Padat Jenis Pemuaian Pertambahan Ukuran Muai panjang Muai luas Muai volume Keterangan: L = panjang akhir (m) L0 = panjang mula-mula (m) α = koefisien muai panjang (/°C-1 atau /K-1) A = luas akhir (m2) A0 = luas mula-mula (m2) β = koefisien muai luas (/°C-1 atau /K-1) β = 2α V = volume akhir (m3) V0 = volume mula-mula (m3) = koefisien muai volume (/°C-1 atau /K-1) T= perubahan suhu (°C atau K)
Ukuran Akhir ( ) ( ) ( )
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan Tanya jawab G. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembeljaran
Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali pengetahuan Memperhatikan awal siswa dengan pertanyaan yang memberikan diberikan oleh guru pertanyaan: “Apakah dan memberikan yang kalian rasakan jawaban pada waktu siang hari? Dan apa yang kalian rasakan ketika berada di ruangan berAC? Menyiapkan siswa Berkonsentrasi dengan
Waktu
5 menit
5
86
Eksplorsi
Inti Elaborasi
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan Penutup Evaluasi
untuk berkonsentrasi fokus dan siap mengikuti pembelajaran melaksanakan aktivitas pembelajaran Melalui media Memperhatikan powerpoint, guru penjelasan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Melalui media Memperhatikan powerpoint, guru penjelasan guru menyampaikan materi mengenai konsep suhu dan pemuaian Melakukan Tanya Melakukan tanya jawab bersama siswa jawab bersama guru dan memberikan latihan dan mengerjakan soal yang berhubungan latihan soal yang dengan konsep suhu diberikan oleh guru dan pemuaian Memberikan Bertanya kepada guru kesempatan kepada mengenai materi yang siswa yang belum belum dipahami memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali Memperhatikan materi yang belum penjelasan guru dipahami oleh siswa Membimbing siswa Menyimpulkan hasil untuk menyimpulkan pembelajaran materi materi pembelajaran suhu dan pemuaian tentang suhu dan dengan bimbingan pemuaian guru Melalui media Mengerjakan soal powerpoint, guru secara individual memberikan 5 butir soal evaluasi yang dikerjakan individual
menit
5 menit
5 menit
70 menit
10 Menit
15 menit
10 menit
10 menit
87
H. Media Pembelajaran Komputer dan powerpoint tentang suhu dan pemuaian I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X. 2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta J. Penilaian Hasil Belajar Tes tertulis yang ditampilkan dalam powerpoint pada bagian evaluasi sebanyak 5 butir soal pilihan ganda.
No. 1.
2.
3.
Soal Pengertian suhu yang benar adalah….. A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu benda yang memiliki kalor tertentu B. Besaran yang mempunyai kalor dan mengalir dari benda panas ke benda dingin C. Besaran yang memiliki kalor dan mengalir dari benda dingin ke benda panas D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor yang keluar dari suatu benda E. Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan angka 62°F. Bila suhu benda tersebut diukur dengan termometer Celsius menunjukkan angka… A. 16,7°C D. 52,2°C B. 22,2°C E. 54,0°C C. 34,2°C Sebuah termometer dengan skala °X memiliki titik beku air pada -40°X dan titik didih air 160°X. pada saat teermometer tersebut terbaca 15°X, maka pada thermometer skala Celcius terbaca… A. 17,5°C D. 47,5°C B. 27,5°C E. 57,5°C C. 37,5°C
Jawaban
Skor
E
1
A
1
B
1
88
4.
5.
Faktor apa sajakah yang mempengaruhi besarnya pemuaian? A. Massa benda, volume benda dan jenis benda B. Jenis benda, perubahan suhu dan luas benda C. Ukuran benda semula, perubahan suhu dan jenis benda D. Panjang benda, berat benda dan jenis benda E. Perubahan suhu, panjang benda dan massa benda Kawat tembaga (α = 1,7×10-5/°C) pada suhu 20°C panjangnya 80 cm, dipanaskan sampai mencapai suhu 150°C. panjang kawat setelah dipanaskan adalah…. m A. 0,92017 B. 0,80761 C. 0,80617 D. 0,80178 E. 0,80176 Total skor = 5
C
1
E
1
Ciputat, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Yanti, S.Pd
Siti Shopiyah NIM. 1110016300003
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA AL-HASRA : Fisika : X / Satu : MIA : Kalor dan Perubahan Wujud : 3 x 45 menit : 2 (dua)
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi B. Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat C. Indikator 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda 2. Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari 3. Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda setelah melakukan kegiatan tanya jawab 2. Siswa diharapkan dapat menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari setelah melakukan kegiatan tanya jawab
3. Siswa diharapkan mampu melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud setelah melakukan kegiatan tanya jawab E. Materi Pembelajaran Kalor Kalor adalah bentuk energi yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.. satuan kalor adalah joule atau kalori., 1 kalori = 4,184 joule. Jika sebuah benda diberi sejumlah kalor maka ada dua kemungkinan perubahan, yaitu: atau Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J) m = massa benda (kg) c = kalor jenis benda (J/kg°C)
90
C = kapasitas kalor benda (J/°C) T= perubahan suhu (°C) Kalor jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Sementara kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 K. Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan. Maka banyaknya kalor yang dibutuhkan saat perubahan wujud benda dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan: Q = banyak kalor yang diperlukan (J) m = massa benda (kg) L = kalor lebur (J/kg) Akibat penyerapan dan pelepasan kalor, suatu zat dapat berubah wujud. Gambar 2.2 berikut menyajikan proses perubahan wujud suatu benda.
Gambar Perubahan wujud benda akibat pengaruh kalor F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab G. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembeljaran
Pendahuluan
Apersepsi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali pengetahuan Memperhatikan awal siswa dengan pertanyaan yang memberikan diberikan oleh pertanyaan: guru dan “Apa yang terjadi memberikan ketika gelas berisi air jawaban
Waktu
5 menit
91
Motivasi
Eksplorsi
Inti Elaborasi
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan Penutup
Evaluasi
dingin dicelupkan ke dalam wadah berisi air panas?” Menyiapkan siswa Berkonsentrasi untuk berkonsentrasi dengan fokus mengikuti pembelajaran dan siap melaksanakan aktivitas pembelajaran Melalui media Memperhatikan powerpoint, guru penjelasan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingi dicapai Melalui media Memperhatikan powerpoint, guru penjelasan guru menyampaikan materi mengenai konsep kalor dan perubahan wujud Melakukan Tanya Melakukan jawab bersama siswa tanya jawab dan memberikan latihan bersama guru soal yang berhubungan dan dengan kalor dan mengerjakan perubahan wujud latihan soal yang diberikan oleh guru Memberikan Bertanya kepada kesempatan kepada guru mengenai siswa yang belum materi yang memahami materi belum dipahami untuk bertanya Menjelaskan kembali Memperhatikan materi yang belum penjelasan guru dipahami oleh siswa Membimbing siswa Menyimpulkan untuk menyimpulkan hasil materi pembelajaran pembelajaran tentang kalor dan materi perubahan wujud perpindahan kalor dan Azas Black dengan bimbingan guru Melalui media Mengerjakan powerpoint, guru soal secara memberikan 5 butir individual
5 menit
5 menit
5 menit
70 menit
10 Menit
15 menit
10 menit
10 menit
92
soal evaluasi yang dikerjakan individual H. Media Pembelajaran Komputer dan powerpoint tentang kalor dan perubahan wujud I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X. 2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta J. Penilaian Hasil Belajar Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5 butir soal pilihan ganda.
No. Soal 1. Bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu disebut ….. A. Kalori D. Radiasi B. Kalor E. Konduksi C. Konveksi 2. Berikut ini yang merupakan contoh dari pengaruh kalor terhadap perubahan suhu adalah….. A. Ban sepeda yang meletus karena panas B. Air yang meluap saat direbus C. Air raksa pada termometer naik bila didekatkan dengan kalor D. Air direbus menjadi panas E. Terbentuknya embun di pagi hari 3. Perubahan-perubahan wujud zat yang membebaskan kalor adalah….. A. Melebur dan menguap B. Membeku dan mengembun C. Menguap dan mendidih D. Melebur dan membeku E. Membeku dan menguap 4. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk meleburkan es bermassa 0,8 kg menjadi air bersuhu 0°C, jika diketahui kalor lebur es 334.000 J/kg? A. 267.200 J D. 4.175 J B. 417.500 J E. 0 J C. 2.672 J
Jawaban
Skor
B
1
D
1
B
1
A
1
93
5.
Perhatikan grafik berikut! Grafik
tersebut menunjukkan pemanasan 1 kg es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor jenis air adalah 4.200 J/kgoC, maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P-QR sebesar….. D. 10.500 J D. 336.000 J E. 21.000 J E. 346.500 J F. 42.000 J
E
1
Total skor = 5 Ciputat, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Yanti, S.Pd
Siti Shopiyah NIM. 1110016300003
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA AL-HASRA : Fisika : X / Satu : MIA : Perpindahan Kalor dan Azas Black : 3 x 45 menit : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi B. Kompetensi Dasar 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor 4.3 menerapkan Azas Black dalam pemecahan masalah C. Indikator 1. Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara konduksi, konveksi dan radiasi 2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada peristiwa perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi dan radiasi 3. Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi 4. Menerapkan Azas Black dalam peristiwa perubahan kalor D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan dapat membedakan peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi dengan benar setelah melakukan kegiatan tanya jawab 2. Siswa diharapkan dapat menentkan faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa perpindahan kalor setelah melakukan kegiatan tanya jawab 3. Siswa diharapkan mampu menghitung laju perpindahan kalor dengan benar setelah melakukan kegiatan tanya jawab 4. Siswa diharapkan dapat menerapkan asas Black dengan benar setelah melakukan kegiatan tanya jawab E. Materi Pembelajaran Perpindahan Kalor Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu: a)
Konduksi,
yaitu perpindahan kalor tanpa
penghantarnya.
disertai perpindahan zat
95
b) Konveksi, yaitu perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. c) Radiasi, yaitu perpindahan kalor dalam bentuk pancaran gelombang elektromagnetik Pada Tabel 2.3 berikut, disajikan rumus-rumus untuk menghitung laju perpindahan kalor, diantaranya yaitu: Tabel 2.3 Rumus-rumus Perpindahan Kalor Perpindahan Kalor Laju Perpindahan Kalor (H) Kalor (Q) Konduksi Konveksi Radiasi Keterangan: H = laju perpindahan kalor (J/s) Q = kalor (J) t = waktu (s) A= Luas permkaan benda (m2) l = panjang benda (m) T = suhu benda (°C atau K) k = kokonduktivitas termal benda (W/mK) h = koefisien konveksi (J/s m2K) σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/m2K4) e = emisivitas benda T = perubahan suhu (°C atau K) Azas Black Kalor yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu rendah.
F. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab G. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembeljaran Pendahuluan
Apersepsi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali Memperhatikan
Waktu 5
96
Motivasi
Eksplorsi
Inti
Elaborasi
Konfirmasi
pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan: “Mengapa tangan kita terasa panas ketika sedang mengaduk kopi yang panas menggunakan sendok?” Menyiapkan siswa untuk berkonsentrasi mengikuti pembelajaran Melalui media powerpoint, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingi dicapai Melalui media powerpoint, guru menyampaikan materi mengenai konsep perpindahan kalor dan Azas Black Melakukan Tanya jawab bersama siswa dan memberikan latihan soal yang berhubungan dengan perpindahan kalor dan Azas Black Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan
pertanyaan yang diberikan oleh guru dan memberikan jawaban
Berkonsentrasi dengan fokus dan siap melaksanakan aktivitas pembelajaran Memperhatikan penjelasan guru
menit
5 menit
5 menit
Memperhatikan penjelasan guru 5 menit
Melakukan tanya jawab bersama guru dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru
70 menit
Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami
10 Menit
Memperhatikan
15
97
Penarikan Kesimpulan Penutup
Evaluasi
kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran tentang perpindahan kalor dan Azas Black Melalui media powerpoint, guru memberikan 5 butir soal evaluasi yang dikerjakan individual
penjelasan guru
menit
Menyimpulkan hasil pembelajaran materi perpindahan kalor dan Azas Black dengan bimbingan guru Mengerjakan soal secara individual
10 menit
10 menit
H. Media Pembelajaran Komputer dan Media Kuis Interaktif tentang perpindahan kalor dan Azas Black I. Sumber Belajar 1. Ani Rufaidan, Sufi dan Sarwanto. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam SMA/MA Kelas X. 2. Supriyanto. 2006. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta J. Penilaian Hasil Belajar Tes tertulis dalam media kuis interaktif pada bagian evaluasi sebanyak 5 butir soal pilihan ganda.
No. Soal 1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan perpindahan kalor secara konduksi adalah….. A. Proses perpindahan kalor melalui zat disertai perpindahan partikel zat B. Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel C. Proses perpindahan kalor dari permukaan semua benda dalam bentuk gelombang elektromagnetik D. Zat yang mudah dilalui kalor E. Zat yang sulit dilalui kalor 2. Dibawah ini yang merupakan contoh
Jawaban
Skor
B
1
A
1
98
perpindahan adalah….. A.
kalor
secara
radiasi
B.
C.
D.
E.
3.
4.
Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m × 4 m memiliki suhu permukaan dalam sebesar 20°C dan suhu permukaan luar sebesar 10°C. Berapa banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding selama sehari, jika diketahui koefisien konveksi rata-rata sebesar 3,5 J.s-1.mK-1 ….. A. 9,68 x 104 J D. 9,68 x 107 J B. 9,68 x 105 J E. 9,68 x 108 J 6 C. 9,68 x 10 J Joseph Black mengungkapkan bahwa apabila benda panas dan benda dingin digabungkan (dicampur), maka jumlah kalor yang dilepaskan pada benda panas sama dengan jumlah kalor yang diterima benda dingin. Pernyataan tersebut sesuai dengan prinsip kekekalan….. A. Suhu D. Momentum
D
1
B
1
99
5.
B. Energi E. Kapasitas kalor C. Kalor jenis Jika 0,75 gram air yang suhunya 0oC dicampur dengan 0,50 gram air yang suhunya 100 oC, tentukan suhu akhir campuran tersebut! (cair= 1 kal/g oC) A. 10 oC D. 40 oC B. 20 oC E. 50 oC o C. 30 C Total skor = 5
D
1
Ciputat, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Yanti, S.Pd
Siti Shopiyah NIM. 1110016300003
A.3. Tampilan Media Kuis Interaktif
100
101
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN
1.
Kisi-kisi Instrumen Tes
2.
Instrumen Tes
3.
Analisis Hasil Uji Coba Instrumen a. Validitas b. Reliabilitas c. Taraf kesukaran d. Daya pembeda
4.
Kisi-kisi Instrumen Tes Valid
5.
Instrumen Tes Valid
6.
Soal Tes Penelitian
7.
Kisi-kisi Instrumen Nontes
8.
Instrumen Nontes (Angket)
9.
Lembar Validasi Ahli Media
10. Lembar Validasi Ahli Materi 11. Lembar Validasi Instrumen Nontes Angket
102
B. 1. KISI-KISI INSTRUMEN TES Pertemuan
Ke-1
Kompetensi Dasar Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Konsep Suhu dan Termometer
Menjelaskan konsep suhu dan kalor Menghitung konversi skala thermometer
Pemuaian
Menjelaskan konsep pemuaian Menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda
Kalor dan perubahan wujud
Ke-2
Menganalisis cara perpindahan kalor Ke-3 Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah
Indikator
Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi Asas Black
Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud Membedakan peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan Radiasi Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi Menerapkan Asas Black dalam peristiwa perubahan kalor
Jumlah persentase
C1 1*, 3*
4*, 5, 6 10*, 11
16
24*, 25
23*
103
Jumlah Soal 3
7*
4 4
12*, 14*, 15
13*
4
18*, 21
19*, 20*, 22*
7
3 26
35*
C4
8*, 9
17*
27*, 28
34*, 36*, 37
29 8 20 %
3 4
38*, 39*, 40
9 22,5 %
Keterangan : * = butir soal yang valid
Aspek Kognitif C2 C3 2*
3
30*, 31*
32, 33
5
14 35 %
9 22,5 %
40 100 %
104
B. 2. INSTRUMEN TES Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok
: SMA / MA : FISIKA : Suhu dan Kalor
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energy : 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor 4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah
Kelas / Semester Bentuk Soal Jumlah Soal
: X / Genap : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban : 40 Soal
Indikator Menjelaskan konsep suhu dan kalor
Indikator Soal Menjelaskan pengertian suhu
Menjelaskan konsep kalor
Butir Soal 1. Suhu adalah ….. A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu benda yang memiliki kalor B. Besaran yang mempunyai kalor dan mengalir dari benda panas ke benda dingin C. Besaran yang memiliki kalor dan mengalir dari benda dingin ke benda panas D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor yang keluar dari suatu benda E. Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda 2. Sebongkah es dimasukkan ke dalam wadah berisi air panas sehingga seluruh es mencair. Hal ini terjadi karena ….. A. Es menerima kalor dan air melepaskan
Penyelesaian Suhu merupakan Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda Jawaban : E
Kalor mengalir dari suhu yang tinggi menuju suhu yang lebih rendah. Air panas memiliki suhu yang lebih tinggi daripada es, sehingga air akan
Aspek Kognitif C1
C2
105
Menyebutkan definisi kalor
Menghitung konversi skala termometer
Menghitung konversi skala Celcius ke skala Fahrenheit
Menghitung konversi skala Fahrenheit ke skala Kelvin
Menghitung konversi skala Celcius ke skala
kalor B. Air menerima kalor dan es melepaskan kalor C. Es dan air sama-sama melepaskan kalor D. Es dan air sama-sama menerima kalor E. Semua pernyataan benar 3. Bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu disebut ….. A. Kalor B. Kalori C. Radiasi D. Konduksi E. Konveksi 4. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Celcius menunjukkan angka 25°C. Jika suhu benda tersebut diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan angka ….. A. 14°F D. 77°F B. 20°F E. 318°F C. 45°F 5. Suhu 80oF jika dinyatakan dalam skala termometer Kelvin menjadi ….. A. 290,00 K B. 299,66 K 80°F C. 299,88 K D. 300,00 K E. 317,40 K
melepaskan kalor dan es akan menerima kalor. Jawaban : A
Kalor merupakan bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan. Jawaban : A (
C1
C3
)
Jawaban : D
(
(
))
C3
Jawaban : B
6. Suatu ruangan memiliki suhu 40°C. Jika jika ( diukur menggunakan skala Reamur maka suhu ruangan menjadi ….. Jawaban : A
)
C3
106
Reamur
Menghitung konversi skala Celcius ke skala termometer X
A. 32°R B. 36°R C. 40°R D. 50°R E. 72°R 7. Termometer X dirancang dapat mengukur air membeku pada skala -20 dan air mendidih pada skala 140. Jika suatu benda diukur dengan termometer Celcius menunjukkan nilai 45°C maka tentukan nilai yang ditunjuk saat diukur dengan termometer X ….. C X A. -52° 100 140 B. -92° C. 52° D. 72° E. 92° X
C4 ( ( (
) ) )
(
)
45
Jawaban : A -20
Menjelaskan konsep tentang pemuaian
Menyimpulkan peristiwa pemuaian
0
8. Besi yang diberikan kalor akan mengalami Pemuaian adalah bertambah besarnya pertambahan panjang, luas ataupun ukuran suatu benda karena kenaikan volumenya. Berdasarkan penjelasan tersebut suhu yang terjadi pada benda tersebut. maka dapat disimpulkan bahwa setiap benda Jawaban : A bila diberi kalor akan mengalami ….. A. Pemuaian B. Penyusutan C. Pertambahan luas D. Perubahan wujud
C2
107
Menjelaskan fenomena pemuaian
Menjelaskan konsep muai luas
E. Perubahan bentuk 9. Gelas yang diisi air panas dapat pecah atau retak. Fenomena tersebut terjadi akibat ….. A. Air yang dituangkan mengalirkan panas secara merata keseluruh permukaannya dan menjadikan gelas memuai perlahan-lahan hingga retak dan akhirnya pecah B. Air yang dituangkan mengalirkan panas secara tidak merata ke seluruh permukaannya dan menjadikan gelas memuai perlahan-lahan hingga retak dan akhirnya pecah C. Air yang dituangkan mengalirkan panas secara merata keseluruh permukaannya dan menjadikan gelas tidak memuai perlahanlahan hingga retak dan akhirnya pecah D. Air yang dituangkan mengalirkan panas secara merata kesebagian permukaannya dan menjadikan gelas memuai cepat hingga retak E. Air yang dituangkan tidak mengalirkan panas secara merata keseluruh permukaannya dan menjadikan gelas memuai perlahan-lahan hingga retak dan akhirnya pecah 10. Suatu zat dikatakan mengalami pemuaian luas jika….. A. Ukuran luas awal suatu zat lebih kecil
Air yang dituangkan mengalirkan panas secara tidak merata ke seluruh permukaannya dan menjadikan gelas memuai perlahan-lahan hingga retak Jawaban : B
C2
Suatu zat dikatakan mengalami pemuaian luas jika ukuran luas awal suatu zat lebih kecil dari
C1
108
Menyebutkan rumus muai panjang
Menghitung muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda
Menghitung muai panjang
dari ukuran luas akhir zat B. Ukuran panjang awal zat lebih kecil dari ukuran lebar akhir zat C. Suhu awalnya lebih besar dari suhu akhirnya D. Kalornya meningkat E. Adanya perbedaan suhu 11. Persamaan yang tepat untuk pertambahan panjang benda adalah….. A. B. C. D. E. 12. Sebuah baja memiliki panjang 100 m. Jika diketahui koefisien muai panjang baja sebesar 12×10-6/°C, berapakah pertambahan panjang baja jika baja mengalami kenaikan suhu dari 20°C menjadi 42°C ….. A. 2,54 cm B. 2,64 cm C. 2,65 cm D. 3,01 cm E. 3,64 cm
ukuran luas akhir zat
Jawaban : A
Jawaban : A
Diketahui: l0 = 100 m α = 12×10-6/°C T1 = 20°C T2 = 42°C T = 42 – 20 = 22°C Ditanyakan: l Jawab:
C1
C3
Jawaban : B Menganalisis koefisien muai
13. Perhatikan tabel panjang (L) dan koefisien Dengan menggunakan rumus muai panjang (α) dari berbagai jenis logam
C4
109
panjang
berikut: Jenis logam
(1)
Menghitung muai luas
L (cm)
Α (°C-1)
T (°C)
100 0,00016 50 (2) 100 0,00025 50 (3) 100 0,00018 50 (4) 100 0,00020 50 (5) 100 0,00028 50 Dari data pada tabel, berdasarkan analisa kamu, logam yang terpanjang setelah dipanaskan adalah jenis logam ….. A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5) 14. Sebatang besi pada suhu 20°C memiliki panjang 4 m dan lebar 20 cm. Jika besi tersebut dipanaskan hingga mencapai 40°C dan koefisien muai panjang besi sebesar 12×10-6 /°C, luas besi setelah dipanaskan adalah ….. A. 0,0800384 m2 B. 0,8003840 m2 C. 8,0038400 m2 D. 80,038400 m2 E. 800,38400 m2
Jenis logam
(1) (2) (3) (4) (5)
L (cm) 100 100 100 100 100
Α (°C-1) 0,00016 0,00025 0,00018 0,00020 0,00028
T °C 50 50 50 50 50
( ) 0,8 1,25 0,9 1 14
Maka nilai logam yang terpanjang setelah dipanaskan adalah jenis logam 5 Jawaban : E
Diketahui: P=4m l = 20 cm = 0,2 m
T1 = 20°C T2 = 40°C T = 40 – 20 = 20°C α =12×10-6 /°C β=2 α= 2(12×10-6 /°C)= 24×10-6 /°C Ditanyakan: At =? Jawab: ( )
C3
110
(
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda
Menghitung muai volume
15. Besi berbentuk kubus, pada suhu 27°C memiliki panjang rusuk 20 cm. Jika kubus dipanaskan hingga suhu 327°C dan -5 koefisien muai panjang besi 1,2×10 /°C, maka volum kubus setelah dipanaskan adalah ..... A. 8000,0086 cm3 B. 8000,0864 cm3 C. 8000,8640 cm3 D. 8008,6400 cm3 E. 8086,4000 cm3
Mengklasifikasik an pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda
16. (1) Besarnya suhu (2) Besarnya kalor jenis suatu zat (3) Besarnya massa zat (4) Besarnya kalor yag diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu suatu zat cepat meningkat adalah….. A. 1, 2 dan 3 B. 2, 3 dan 4 C. 1, 3 dan 4 D. 1, 2 dan 4 E. 1, 2, 3 dan 4 17. Berikut ini yang merupakan contoh dari pengaruh kalor terhadap perubahan suhu adalah…..
Menyebutkan contoh pengaruh kalor akibat
)
Jawaban : B Diketahui: V0 = (20 cm)3 = 8 x 103 cm3 = 3α = 3(1,2 x 10-5/°C) = 3,6 10-5/°C T1 = 27°C T2 = 327°C T = 327 – 27 = 300°C Ditanyakan: Vt = ? Jawab: ( ) ( ) Jawaban : E Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu benda yaitu: besarnya kalor jenis zat, besarnya massa zat dan banyaknya kalor yang diberikan Jawaban : B
Jawaban : D
C3
C2
C1
111
perubahan suhu
Menghitung jumlah kalor yang dibutuhkan
Menganalisis massa benda
A. Ban sepeda yang meletus karena panas B. Air yang meluap saat direbus C. Air raksa pada termometer naik bila didekatkan dengan kalor D. Air direbus menjadi panas E. Terbentuknya embun di pagi hari 18. Hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu 500 gram air dari 20°C menjadi 50°C, bila diketahui kalor jenis air sebesar 4.200 J/kg°C….. A. 24000 J B. 42000 J C. 36000 J D. 63000 J E. 105000 J
19. Perhatikan tabel berikut! Jenis Kalor Kalor Jenis T Logam (J) (kal/g°C) (°C) (1) 2.200 0,11 40 (2) 4.400 0,11 40 (3) 6.600 0,11 40 (4) 8.800 0,11 40 (5) 11.000 0,11 40 Berdasarkan data pada tabel, jenis logam yang memiliki massa terbesar adalah ….. A. (1)
Diketahui: m = 500 gram = 0,5 Kg c = 4.200 J/kg°C T1 = 20°C T2 = 50°C T = 50 – 20 = 30°C Ditanyakan: Q = ? Jawab: Q = mcT Q = (0,5)(4.200)(30) Q = 63000 J Jawaban : D Diketahui: Q = mcT
C3
C4
112
B. C. D. E.
Menganalisis suhu benda
Menghitung nilai kalor jenis suatu benda
(2) (3) (4) (5)
20. Sebuah tembaga bermassa 4 kg dengan suhu 20°C menerima kalor sebanyak 15400 J. Jika kalor jenis tembaga tersebut 385 J/kg°C, suhu tembaga tersebut akan menjadi….. A. 10°C B. 20°C C. 30°C D. 40°C E. 50°C
21. Sebuah cincin perak massanya 5 gram dan suhunya 30°C. Cincin tersebut dipanaskan dengan diberikan kalor sejumlah 5 kal sehingga suhu cincin menjadi 47,5°C. Hitunglah kalor jenis cincin perak tersebut….. A. 0,000571 kal/gr°C B. 0,00571 kal/gr°C C. 0,0571 kal/gr°C D. 0,571 kal/gr°C E. 571 kal/gr°C
Jawaban : E Diketahui: m = 4 kg T1 = 20°C Q = 15400 J c = 385 J/kg°C Ditanyakan: T2 = ? Jawab: T2 = T + T1 = 10 + 20 = 30 Jawaban : C Diketahui: m = 5 gram T1 = 30°C T2 = 47,5°C T = 47,5 – 30 = 17,5°C Q = 5 kal Ditanyakan: c =? Jawab:
Jawaban : C
C4
C3
113
Menghitung biaya 22. Besar biaya listrik yang harus dibayarkan Diketahui: untuk memanaskan 10 liter air dari suhu 20oC 1 KWh = 3.600.000 J pemakaian kalor menjadi 100oC bila 1 KWh seharga Rp.300,- m = 10 liter = 10 kg adalah…… cair = 4.200 J/Kg oC A. Rp.280,T1= 20oC B. Rp.560,T2 = 100oC C. Rp.600,T = 100-20 = 80 oC D. Rp.720,Q = mcT E. Rp.820,Q = (10)(4.200)(80) Q = 3.360.000 J Biaya yang harus dibayar:
Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
Mengkategorikan perubahan wujud benda
Menyebutkan faktor yang
23. Berikut ini disajikan beberapa perubahan wujud benda (1) Mencair (2) Membeku (3) Mengembun (4) Menguap Manakah diantara perubahan wujud di atas ini yang melepaskan kalor….. A. (1) dan (2) B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (2) dan (4) E. (4) dan (1) 24. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud suatu benda bergantung
Jawaban : A Perubahan wujud benda yang melepaskan kalor adalah pada saat peristiwa membeku dan mengembun Jawaban : C
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud suatu benda
C4
C2
C1
114
berpengaruh dalam mengubah wujud benda
Menjelaskan proses perubahan wujud benda
Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud
Menghitung jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguap
dari ….. A. Massa benda dan kalor jenis benda B. Massa benda dan perubahan suhu benda C. Perubahan suhu benda dan kalor jenis benda D. Kalor jenis benda dan kalor laten E. Masa benda dan kalor laten 25. Proses menyebarnya bau harum dari minyak wangi yang diletakkan di kamar merupakan contoh pemanfaatan perubahan wujud benda dari ….. A. Padat menjadi cair B. Padat menjadi gas C. Cair menjadi gas D. Cair menjadi padat E. Gas menjadi padat 26. Banyak kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg air pada suhu 100°C jika diketahui kalor uap = 540 kal/g adalah ….. A. 540 kal B. 5400 kal C. 54000 kal D. 540000 kal E. 5400000 kal
bergantung dari masaa benda m (kg) dan kalor laten L (J/kg) Jawaban : E
Menyebarnya bau harum dari minyak wangi yang diletakan di kamar merupakan contoh pemanfaatan perubahan wujud benda dari cair menjadi gas (menguap). Jawaban : C
C1
Diketahui: m = 1 kg = 1000 gram LU = 540 kal/g Ditanyakan:Q = ? Jawab: Q = m. LU Q = (1000)(540) Q = 540000 Kal Jawaban : D
C3
115
Menghitung banyaknya kalor yang dibutuhkan hingga berubah wujud
27. Perhatikan grafik berikut!
Grafik di atas menunjukkan pemanasan 1 kg es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor jenis air adalah 4.200 J/kgoC, maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P-Q-R sebesar….. A. 10.500 J B. 21.000 J C. 42.000 J D. 336.000 J E. 346.500 J
Diketahui: m = 1 kg cair = 4.200 J/kgoC Les = 336.000 J/kg ces = 2.100 J/kgoC Ditanyakan: QP-Q-R =? Jawab: Proses P-Q (Q1) T1= -5oC T2 = 0oC T = 0-(-5) = 5 oC Q1 = mcT Q1 = (1)(2.100)(5) Q1 = 10.500 J Proses Q-R (Q2) Q2 = m.L Q2 = (1)(336.000) Q2 = 336.000 J Banyak kalor yang diperlukan pada proses P-Q-R adalah: Q = Q1 + Q2 Q = 10.500 + 336.000 Q = 346.500 J Jawaban : E
C4
116
Menghitung banyaknya kalor yang dibutuhkan hingga berubah wujud
28. Perhatikan grafik berikut!
Besar kalor yang diperlukan untuk mengubah 500 gram es pada proses A ke D, jika kalor jenis es = 2.100 J/kgoC, kalor jenis air = 4.200 J/kgo, dan kalor lebur es = 336.000 J/kg adalah ….. A. B. C. D. E.
100.500 J 168.000 J 178.500 J 189.000 J 199.500 J
Diketahui: m = 500 gram = 0,5kg cair = 4.200 J/kgoC Les = 336.000 J/kg ces = 2.100 J/kgoC Ditanyakan: QA-D = ? Jawab: Proses A-B (Q1) T1 = -10oC T2 = 0oC T = 0-(-10) = 10 oC Q1 = mcT Q1 = (0,5)(2.100)(10) Q1 = 10.500 J Proses B-C (Q2) Q2 = m.L Q2 = (0,5)(336.000) Q2 = 168.000 J Proses C-D (Q3) T1 = 0oC T2 = 10oC T = 10-0 = 10 oC Q3 = mcT Q3 = (0,5)(4.200)(10) Q3 = 21.000 J Banyak kalor yang diperlukan pada proses A-D adalah: Q = Q1 + Q2 + Q3 =
C4
117
Menerapkan asas Black dalam peristiwa perubahan kalor
Menyatakan prinsip kekekalan energy
Menghitung suhu campuran
Q = 10.500 + 168.000 + 21.000 Q = 199.500 J Jawaban : A 29. Joseph Black mengungkapkan bahwa apabila Jawaban : B
C1
benda panas dan benda dingin digabungkan (dicampur), maka jumlah kalor yang dilepaskan pada benda panas sama dengan jumlah kalor yang diterima benda dingin. Pernyataan tersebut sesuai dengan prinsip kekekalan….. A. Suhu B. Energi C. Kalor jenis D. Momentum E. Kapasitas kalor 30. Sebanyak 200 gram air pada suhu 80oC dicampur dengan 300 gram air pada suhu 20oC. Suhu campuran pada keadaan setimbang jika cair= 1 kal/g oC adalah….. A. 20 oC B. 44 oC C. 100 oC D. 220 oC E. 225 oC
Diketahui: m1 = 200 gram m2 = 300 gram ΔT1 = 80 − Tc ΔT2 = Tc – 20 Ditanyakan: Tcampuran = Tc Jawab: Qlepas = Qterima m1c1ΔT1= m2c2ΔT2 (200)(1)(80−Tc) = (300)(1)(Tc − 20) (2)(1)(80 − Tc) = (3)(1)( Tc − 20) 160 − 2 Tc = 3 Tc − 60 5Tc = 220
C3
118
Menghitung suhu campuran
31. Sebatang besi yang massanya 50 gram dan bersuhu 26,3°C dimasukkan ke bejana aluminium bermassa 75 gram dan bersuhu 33,7°C. Jika kalor jenis besi = 0,11 kal/gr°C dan kalor jenis aluminium = 0,09 kal/gr°C, maka berapakah suhu akhir dari campuran tersebut ….. A. 0,6229 oC B. 6,2290 oC C. 6,2920 oC D. 62,2900 oC E. 62,2920 oC
Menghitung suhu campuran
32. Sebanyak 0,2 kg air yang suhunya 80°C dan kalor jenisnya 4,2 J/g °C, dituangkan ke dalam bejana tembaga seberat 50 gram yang suhunya 20°C dan kapasitas kalornya adalah 168 Joule/°C. Suhu campuran pada keadaan setimbang adalah ….. A. 60 oC B. 65 oC C. 70 oC D. 75 oC
Tc = 44oC Jawaban : B Diketahui: mbesi = 50 gram Tbesi = 25°C cbesi = 0,11 kal/gram°C mal = 75 gram Tal = 35°C cal = 0,09 kal/gram °C Ditanyakan: Tcampuran = Tc Jawab: Qlepas = Qterima mal cal ΔT1= mbesi cbesi ΔT2 (75)(0,09)(35−Tc) = (50)(0,11)(Tc−25) (6,75)(35 − Tc) = (5,5)(Tc −25) 236,25 – 35 Tc = 25Tc −137,5 60Tc = 373,75 Tc = 6,229 oC Jawaban : B Diketahui: mt = 50 gram Ct = 168 J/°C Tt = 20°C mair = 0,2 Kg = 200 gram Tair = 80°C cair = 4,2 J/g °C Ditanyakan: Tcampuran = Tc Jawab:
C3
C4
119
E. 95 oC
Menganalisis massa benda
33. Es yang suhunya -10 oC dicampur dengan 0,9 kg air yang suhunya 60 oC sehingga diperoleh suhu campuran sebesar 10 oC. Jika diketahui kalor jenis air 1.000 kal/kg oC dan kalor jenis es 500 kal/kg oC, maka massa es tersebut sebesar ….. A. 0,10 kg B. 0,15 kg C. 0,20 kg D. 0,50 kg E. 1,00 kg
ct = Qlepas = Qterima maircairΔT1= mtctΔT2 (200)(4,2)(80−Tc) = (50)(3,36)(Tc−20) (840)(80 − Tc) = (168)(Tc −20) 67200 – 840 Tc = 168Tc −3360 1008Tc = 70560 Tc = 70 oC Jawaban : C Diketahui: cair = 1.000 kal/kg oC ces = 500 kal/kg oC Les = 80.000 kal/kg mair = 0,9 kg Tair = 60 oC Tes = -10 oC Tc = 10 oC Ditanyakan: mes = ? Jawab: Qlepas = Qterima mair cair ΔT= mes Les+ mes cesΔT (0,9)(1000)(60−10) = mes (80000)+ mes (500)(10 – (–10)) 45000= 80000 mes +10000 mes 45000 = 90000 mes mes = 45000/90000 mes = 0,5 kg Jawaban : D
C4
120
Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara konduksi, konveksi dan radiasi
34. Dibawah ini adalah contoh perpindahan kalor Yang merupakan contoh perpindahan Mencontohkan secara konveksi….. perpindahan kalor kalor secara konveksi adalah peristiwa A. secara konveksi angina laut yaitu pada gambar D. gambar A dan C merupakan contoh perpindahan kalor secara radiasi, sementara gambar B dan E adalah contoh perpindahan kalor secara B. konduksi. Jawaban : D
C.
D.
E.
C2
121
35. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Menyatakan perpindahan kalor secara konduksi adalah….. perpindahan kalor A. Proses perpindahan kalor melalui zat secara konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel
disertai perpindahan partikel zat B. Proses perpindahan kalor melalui suatu Jawaban : B zat tanpa disertai perpindahan partikel C. Proses perpindahan kalor dari permukaan semua benda dalam bentuk gelombang elektromagnetik D. Zat yang mudah dilalui kalor E. Zat yang sulit dilalui kalor 36. Perhatikan gambar gambar berikut! Mengkategorikan Jawaban : C I. III. perpindahan kalor
secara radiasi berdasarkan gambar II.
IV.
Perpindahan kalor secara radiasi ditunjukkan oleh gambar ….. A. I dan II B. I dan III C. II dan III D. II dan IV E. III dan IV
C1
C2
122
Mengkategorikan laju perpindahan kalor pada logam
Menghitung laju perpindahan Kalor secara konveksi, konduksi dan radiasi
Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi
37. Pernyataan-pernyataan berikut ini terkait dengan laju perpindahan kalor tiap satuan waktu pada batang yang terbuat dari bahan logam. 1) sama untuk semua jenis logam 2) Sebanding dengan luas penampang logam 3) berbanding lurus dengan panjang konduktor logam 4) Kalor berpindah dari ujung dengan suhu yang lebih tinggi ke suhu lebih rendah Pernyataan yang benar adalah... A. 1, 2, 3 dan 4 B. 1, 2, 3 C. 1 dan 3 D. 2 dan 4 E. 4 38. Sebuah ruangan memiliki kaca jendela yang luasnya 2 m × 1,5 m dan tebalnya 3,2 mm. Jika suhu permukaan dalam kaca 25°C dan suhu pada permukaan luar kaca 30°C, berapakah laju konduksi kalor yang masuk ke ruang itu? (k= 0,8 W/mK) A. 375 J/s B. 3750 J/s C. 37500 J/s D. 375000 J/s E. 3750000 J/s
C2 Laju perpindahan kalor sebanding dengan luas penampang, dan berbanding terbalik dengan panjang logam. Kalor berpindah dari ujung logam yang suhunya lebih tinggi ke ujung logam yang suhunya lebih rendah. Jawaban: D
Diketahui: A= (2×1,5) m = 3 m2 d= 3,2 mm = 3,2 x 10-3 k= 0,8 W/mK T=30 °C-25°C = 5°C= 10K Ditanyakan: H= ? Jawab:
Jawaban: B
C3
123
Menghitung laju 39. Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m × 4 m memiliki suhu permukaan dalam perpindahan kalor sebesar 20°C dan suhu permukaan luar sebesar secara konveksi 10°C. Berapa banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding selama sehari, jika diketahui koefisien konveksi rata-rata sebesar 3,5 J.s-1.mK-1 ….. A. 9,68 x 104 J B. 9,68 x 105 J C. 9,68 x 106 J D. 9,68 x 107 J E. 9,68 x 108 J
Menghitung laju perpindahan kalor secara radiasi
40. Sebuah bola tembaga luasnya 20 cm2 dipanaskan hingga berpijar pada suhu 127oC. Jika emisivitasnya e adalah 0,4 dan tetapan Stefan adalah 5,67 × 10-8W/m2.K4, hitunglah energi radiasi yang dipancarkan oleh bola tersebut tiap sekonnya! A. 580,608 W B. 5806,08 W C. 508,608 W D. 5086,08 W E. 508,688 W
Diketahui:
A= (8 × 4) m = 32 m2
C3
T= 20°C-10°C =10°C=10K
t= 24 jam = 86.400 s k = 3,5 J.s-1.m-2K-1 Ditanyakan: Q=? Jawab: Q =3,5 × 32 x 10 × 86400 Q = 9,68 × 107 J Jawaban: D Diketahui: A= 20 cm2= 2 x 102m2 T= 127 + 273= 400 K e= 0,4 σ= 5,7 × 10 -8 W.m -2 K -4 Ditanyakan: P=? Jawab: P= e. σ.A.T4 P= 0,4. 5,67 × 1 -82.102.(400)4 P= 580,608 W Jawaban: A
C3
124
B. 3.a. Uji Validitas Instrumen Tes No Korelasi Signifikansi Butir 1 0,443 Sangat Signifikan 2 0,631 Sangat Signifikan 3 0,583 Sangat Signifikan 4 0,492 Sangat Signifikan 5 -0,576 6 -0,005 7 0,570 Sangat Signifikan 8 0,552 Sangat Signifikan 9 -0,160 10 0,594 Sangat Signifikan 11 0,046 12 0,520 Sangat Signifikan 13 0,353 Signifikan 14 0,628 Sangat Signifikan 15 -0,182 16 -0,152 17 0,343 Signifikan 18 0,462 Sangat Signifikan 19 0,664 Sangat Signifikan 20 0,475 Sangat Signifikan 21 -0,196 22 0,608 Sangat Signifikan 23 0,825 Sangat Signifikan 24 0,485 Sangat Signifikan 25 0,263 26 0,141 27 0,573 Sangat Signifikan 28 0,154 29 0,231 30 0,405 Sangat Signifikan 31 0,648 Sangat Signifikan 32 -0,332 33 0,097 34 0,548 Sangat Signifikan 35 0,441 Sangat Signifikan 36 0,477 Sangat Signifikan 37 -0,160 38 0,579 Sangat Signifikan 39 0,728 Sangat Signifikan 40 -0,430 *Signifikan dan sangat signifikan = Valid
125
B. 3.b. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Rata2= 18,92 Simpang Baku= 5,84 KorelasiXY= 0,68 Reliabilitas Tes= 0,81 No.Urut Kode/Nama Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Bima D. Jihan N. Alan K. Naufal A. Nesya R Khairunisa R. Rizky R. Hilal N. Rivaldi R. M. Giffari Chudzaifatur Friesca O Vega D. Desi I. Rachmawatie Livia S. Bimasena E. Dzuwlqasthi Puspyta A. Rizka K. A. Lidya T. Zahra F. Indri A. Nadine F. Famiatus S. Adji T. Shally R. Puji J. M. Syahrizal Alfi S. Elang R. Ayuningtias Arizal Z. Fahmy E. Mia K. Rizka K. D. Rani F. Argista W.
Skor Ganjil 16 12 16 14 14 16 15 13 13 14 14 13 13 11 9 11 10 9 9 12 10 7 8 10 9 7 10 8 6 6 7 7 5 7 4 5 4 4
Skor Genap 14 16 12 14 13 11 11 13 13 12 7 7 7 8 10 8 9 10 8 6 8 10 8 7 8 10 7 8 8 7 6 5 6 5 6 6 5 5
Skor Total 30 28 28 28 27 27 26 26 26 26 21 20 20 19 19 19 19 19 17 18 18 17 16 17 17 17 17 16 14 13 13 12 11 12 10 11 9 9
126
B. 3.c. Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes No Butir
Jml Betul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
26 21 32 24 8 33 12 28 2 29 24 32 23 15 6 11 8 25 20 27 26 22 11 10 36 16 17 4 8 9 12 6 20 21 15 31 2 14 26 7
Tkt. Kesukaran(%) 68,42 55,26 84,21 63,16 21,05 86,84 31,58 73,68 5,26 76,32 63,16 84,21 60,53 39,47 15,79 28,95 21,05 65,79 52,63 71,05 68,42 57,89 28,95 26,32 94,74 42,11 44,74 10,53 21,05 23,68 31,58 15,79 52,63 55,26 39,47 81,58 5,26 36,84 68,42 18,42
Tafsiran Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sangat Mudah Sedang Mudah Sangat Sukar Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sukar Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sangat Sukar Sedang Sedang Sukar
127
B. 3.d. Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Jumlah Subyek= 38 Klp atas/bawah(n)= 10 No Kel. Atas Butir 1 10 2 10 3 10 4 9 5 0 6 9 7 8 8 10 9 0 10 10 11 7 12 10 13 8 14 9 15 1 16 4 17 5 18 8 19 10 20 10 21 6 22 10 23 10 24 5 25 10 26 5 27 8 28 1 29 4 30 5 31 8 32 1 33 6 34 8 35 8 36 10 37 0 38 9 39 10 40 0
Kel. Bawah
Beda
Indeks DP (%)
4 2 4 3 7 9 2 4 1 3 5 5 3 1 3 5 1 2 0 4 10 1 0 0 8 4 1 0 1 1 0 4 5 0 3 5 1 2 0 4
6 8 6 6 -7 0 6 6 -1 7 2 5 5 8 -2 -1 4 6 10 6 -4 9 10 5 2 1 7 1 3 4 8 -3 1 8 5 5 -1 7 10 -4
60,00 80,00 60,00 60,00 -70,00 0,00 60,00 60,00 -10,00 70,00 20,00 50,00 50,00 80,00 -20,00 -10,00 40,00 60,00 100,00 60,00 -40,00 90,00 100,00 50,00 20,00 10,00 70,00 10,00 30,00 40,00 80,00 -30,00 10,00 80,00 50,00 50,00 -10,00 70,00 100,00 -40,00
B. 4. KISI-KISI INSTRUMEN TES VALID Pertemuan
Ke-1
Kompetensi Dasar Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Konsep Suhu dan Termometer
Menjelaskan konsep suhu dan kalor Menghitung konversi skala thermometer
Pemuaian
Menjelaskan konsep pemuaian Menghitung besarnya muai panjang, muai luas dan muai volume Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud Membedakan peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan Radiasi Menghitung laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi
Kalor dan perubahan wujud
Ke-2
Menganalisis cara perpindahan kalor Ke-3 Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah
Indikator
Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi Asas Black
C1 1, 3
Aspek Kognitif C2 C3 2 4
7
2 2
8, 10
9
3
12
13, 14, 15
5 2
18 22
6 24%
128
5
16
21, 23
Menerapkan Asas Black dalam peristiwa perubahan kalor
Jumlah persentase
Jumlah Soal 3
6
11 17
C4
5 20 %
1 3
24, 25
2
19, 20
2
8 32 %
6 24 %
25 100 %
B. 5. INSTRUMEN TES VALID Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok
: SMA / MA : FISIKA : Suhu dan Kalor
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energy : 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor 4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah
Kelas / Semester Bentuk Soal Jumlah Soal
: X / Genap : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban : 25 Soal
Indikator Menjelaskan konsep suhu dan kalor
Indikator Soal Menjelaskan pengertian suhu
Menjelaskan konsep kalor
Butir Soal 1. Suhu adalah ….. A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu benda yang memiliki kalor B. Besaran yang mempunyai kalor dan mengalir dari benda panas ke benda dingin C. Besaran yang memiliki kalor dan mengalir dari benda dingin ke benda panas D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor yang keluar dari suatu benda E. Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda 2. Sebongkah es dimasukkan ke dalam wadah berisi air panas sehingga seluruh es mencair. Hal ini terjadi karena ….. A. Es menerima kalor dan air melepaskan
129
Penyelesaian Suhu merupakan Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda Jawaban : E
Kalor mengalir dari suhu yang tinggi menuju suhu yang lebih rendah. Air panas memiliki suhu yang lebih tinggi daripada es, sehingga air akan
Aspek Kognitif C1
C2
130
Menyebutkan definisi kalor
Menghitung konversi skala termometer
Menghitung konversi skala Celcius ke skala Fahrenheit
Menghitung konversi skala Celcius ke skala termometer X
kalor B. Air menerima kalor dan es melepaskan kalor C. Es dan air sama-sama melepaskan kalor D. Es dan air sama-sama menerima kalor E. Semua pernyataan benar 3. Bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu disebut ….. A. Kalor D. Konduksi B. Kalori E. Konveksi C. Radiasi
melepaskan kalor dan es akan menerima kalor. Jawaban : A
Kalor merupakan bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan. Jawaban : A
4. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer ( ) Celcius menunjukkan angka 25°C. Jika suhu benda tersebut diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan angka ….. A. 14°F D. 77°F Jawaban : D B. 20°F E. 318°F C. 45°F 5. Termometer X dirancang dapat mengukur air membeku pada skala -20 dan air mendidih pada skala 140. Jika suatu benda diukur ( dengan termometer Celcius menunjukkan nilai ( 45°C maka tentukan nilai yang ditunjuk saat C diukur dengan termometer X ….. X A. -52° 140 100 ( B. -92° C. 52° X 45 D. 72° E. 92° -20
0
C1
C3
C4 ) ) )
(
)
131
Menjelaskan konsep tentang pemuaian
Menyimpulkan peristiwa pemuaian
Menjelaskan konsep muai luas
Menghitung muai panjang, muai luas dan muai volume pada benda
Menghitung muai panjang
6. Besi yang diberikan kalor akan mengalami pertambahan panjang, luas ataupun volumenya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap benda bila diberi kalor akan mengalami ….. A. Pemuaian B. Penyusutan C. Pertambahan luas D. Perubahan wujud E. Perubahan bentuk 7. Suatu zat dikatakan mengalami pemuaian luas jika….. A. Ukuran luas awal suatu zat lebih kecil dari ukuran luas akhir zat B. Ukuran panjang awal zat lebih kecil dari ukuran lebar akhir zat C. Suhu awalnya lebih besar dari suhu akhirnya D. Kalornya meningkat E. Adanya perbedaan suhu 8. Sebuah baja memiliki panjang 100 m. Jika diketahui koefisien muai panjang baja sebesar 12×10-6/°C, berapakah pertambahan panjang baja jika baja mengalami kenaikan suhu dari 20°C menjadi 42°C ….. A. 2,54 cm B. 2,64 cm C. 2,65 cm D. 3,01 cm E. 3,64 cm
Jawaban : A Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Jawaban : A
Suatu zat dikatakan mengalami pemuaian luas jika ukuran luas awal suatu zat lebih kecil dari ukuran luas akhir zat
C2
C1
Jawaban : A
Diketahui: l0 = 100 m α = 12×10-6/°C T1 = 20°C T2 = 42°C T = 42 – 20 = 22°C Ditanyakan: l Jawab:
C3
132
Menganalisis koefisien muai panjang
Menghitung muai luas
9.
Jawaban : B Perhatikan tabel panjang (L) dan koefisien Dengan menggunakan rumus
muai panjang (α) dari berbagai jenis logam berikut: Jenis L (cm) Α (°C-1) T (°C) logam 10 0,00016 50 (1) (2) 100 0,00025 50 (3) 100 0,00018 50 (4) 100 0,00020 50 (5) 100 0,00028 50 Dari data pada tabel, berdasarkan analisa kamu, logam yang terpanjang setelah dipanaskan adalah jenis logam ….. A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5) 10. Sebatang besi pada suhu 20°C memiliki panjang 4 m dan lebar 20 cm. Jika besi tersebut dipanaskan hingga mencapai 40°C dan koefisien muai panjang besi sebesar 12×10-6 /°C, luas besi setelah dipanaskan adalah ….. A. 0,0800384 m2 B. 0,8003840 m2
Jenis logam
(1) (2) (3) (4) (5)
L (cm) 100 100 100 100 100
Α (°C-1) 0,00016 0,00025 0,00018 0,00020 0,00028
T °C 50 50 50 50 50
C4
( ) 0,8 1,25 0,9 1 14
Maka nilai logam yang terpanjang setelah dipanaskan adalah jenis logam 5 Jawaban : E
Diketahui: P=4m l = 20 cm = 0,2 m
T1 = 20°C T2 = 40°C
C3
133
C. 8,0038400 m2 D. 80,038400 m2 E. 800,38400 m2
Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda
Menyebutkan contoh pengaruh kalor akibat perubahan suhu
Menghitung jumlah kalor yang dibutuhkan
11. Berikut ini yang merupakan contoh dari pengaruh kalor terhadap perubahan suhu adalah….. A.Ban sepeda yang meletus karena panas B. Air yang meluap saat direbus C. Air raksa pada termometer naik bila didekatkan dengan kalor D.Air direbus menjadi panas E. Terbentuknya embun di pagi hari 12. Hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu 500 gram air dari 20°C menjadi 50°C, bila diketahui kalor jenis air sebesar 4.200 J/kg°C….. A. 24000 J B. 42000 J C. 36000 J D. 63000 J E. 105000 J
T = 40 – 20 = 20°C α =12×10-6 /°C β=2 α= 2(12×10-6 /°C)= 24×10-6 /°C Ditanyakan: At =? Jawab: ( ) ( ) Jawaban : B Jawaban : D
Diketahui: m = 500 gram = 0,5 Kg c = 4.200 J/kg°C T1 = 20°C T2 = 50°C T = 50 – 20 = 30°C Ditanyakan: Q = ? Jawab: Q = mcT Q = (0,5)(4.200)(30) Q = 63000 J
C1
C3
134
Jawaban : D Menganalisis massa benda
13. Perhatikan tabel berikut! Diketahui: Jenis Kalor Kalor Jenis T Q = mcT Logam (J) (kal/g°C) (°C) (6) 2.200 0,11 40 (7) 4.400 0,11 40 (8) 6.600 0,11 40 (9) 8.800 0,11 40 (10) 11.000 0,11 40 Berdasarkan data pada tabel, jenis logam yang memiliki massa terbesar adalah ….. A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
Menganalisis suhu benda
14. Sebuah tembaga bermassa 4 kg dengan suhu 20°C menerima kalor sebanyak 15400 J. Jika kalor jenis tembaga tersebut 385 J/kg°C, suhu tembaga tersebut akan menjadi….. A. 10°C B. 20°C C. 30°C D. 40°C E. 50°C
Jawaban : E Diketahui: m = 4 kg T1 = 20°C Q = 15400 J c = 385 J/kg°C Ditanyakan: T2 = ? Jawab:
T2 = T + T1 = 10 + 20 = 30 Jawaban : C 15. Besar biaya listrik yang harus dibayarkan Menghitung biaya Diketahui:
C4
C4
C4
135
pemakaian kalor
Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
Mengkategorikan perubahan wujud benda
Menyebutkan faktor yang berpengaruh
untuk memanaskan 10 liter air dari suhu 20oC menjadi 100oC bila 1 KWh seharga Rp.300,adalah…… A. Rp.280,B. Rp.560,C. Rp.600,D. Rp.720,E. Rp.820,-
1 KWh = 3.600.000 J m = 10 liter = 10 kg cair = 4.200 J/Kg oC T1= 20oC T2 = 100oC T = 100-20 = 80 oC Q = mcT Q = (10)(4.200)(80) Q = 3.360.000 J Biaya yang harus dibayar:
Jawaban : A 16. Berikut ini disajikan beberapa perubahan Perubahan wujud benda yang wujud benda melepaskan kalor adalah pada saat 1) Mencair peristiwa membeku dan mengembun 2) Membeku Jawaban : C 3) Mengembun 4) Menguap Manakah diantara perubahan wujud di atas ini yang melepaskan kalor….. A. (1) dan (2) B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (2) dan (4) E. (4) dan (1) 17. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud suatu benda bergantung mengubah wujud suatu benda dari ….. bergantung dari masaa benda m (kg)
C2
C1
136
dalam mengubah wujud benda
Menghitung banyaknya kalor yang dibutuhkan hingga berubah wujud
A. Massa benda dan kalor jenis benda B. Massa benda dan perubahan suhu benda C. Perubahan suhu benda dan kalor jenis benda D. Kalor jenis benda dan kalor laten E. Masa benda dan kalor laten 18. Perhatikan grafik berikut!
Grafik di atas menunjukkan pemanasan 1 kg es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor jenis air adalah 4.200 J/kgoC, maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P-Q-R sebesar….. A. 10.500 J B. 21.000 J C. 42.000 J D. 336.000 J E. 346.500 J
dan kalor laten L (J/kg) Jawaban : E
Diketahui: m = 1 kg cair = 4.200 J/kgoC Les = 336.000 J/kg ces = 2.100 J/kgoC Ditanyakan: QP-Q-R =? Jawab: Proses P-Q (Q1) T1= -5oC T2 = 0oC T = 0-(-5) = 5 oC Q1 = mcT Q1 = (1)(2.100)(5) Q1 = 10.500 J Proses Q-R (Q2) Q2 = m.L Q2 = (1)(336.000) Q2 = 336.000 J Banyak kalor yang diperlukan pada proses P-Q-R adalah: Q = Q1 + Q2 Q = 10.500 + 336.000 Q = 346.500 J
C4
137
Menerapkan asas Black dalam peristiwa perubahan kalor
Menghitung suhu campuran
19. Sebanyak 200 gram air pada suhu 80oC dicampur dengan 300 gram air pada suhu 20oC. Suhu campuran pada keadaan setimbang jika cair= 1 kal/g oC adalah….. A. 20 oC B. 44 oC C. 100 oC D. 220 oC E. 225 oC
Menghitung suhu campuran
20. Sebatang besi yang massanya 50 gram dan bersuhu 26,3°C dimasukkan ke bejana aluminium bermassa 75 gram dan bersuhu 33,7°C. Jika kalor jenis besi = 0,11 kal/gr°C dan kalor jenis aluminium = 0,09 kal/gr°C, maka berapakah suhu akhir dari campuran tersebut ….. A. 0,6229 oC B. 6,2290 oC C. 6,2920 oC D. 62,2900 oC E. 62,2920 oC
Jawaban : E Diketahui: m1 = 200 gram m2 = 300 gram ΔT1 = 80 − Tc ΔT2 = Tc – 20 Ditanyakan: Tcampuran = Tc Jawab: Qlepas = Qterima m1c1ΔT1= m2c2ΔT2 (200)(1)(80−Tc) = (300)(1)(Tc − 20) (2)(1)(80 − Tc) = (3)(1)( Tc − 20) 160 − 2 Tc = 3 Tc − 60 5Tc = 220 Tc = 44oC Jawaban : B Diketahui: mbesi = 50 gram Tbesi = 25°C cbesi = 0,11 kal/gram°C mal = 75 gram Tal = 35°C cal = 0,09 kal/gram °C Ditanyakan: Tcampuran = Tc Jawab: Qlepas = Qterima mal cal ΔT1= mbesi cbesi ΔT2 (75)(0,09)(35−Tc) = (50)(0,11)(Tc−25)
C3
C3
138
Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara konduksi, konveksi dan radiasi
(6,75)(35 − Tc) = (5,5)(Tc −25) 236,25 – 35 Tc = 25Tc −137,5 60Tc = 373,75 Tc = 6,229 oC Jawaban : B 21. Dibawah ini adalah contoh perpindahan kalor Yang merupakan contoh perpindahan Mencontohkan secara konveksi….. perpindahan kalor kalor secara konveksi adalah peristiwa A. secara konveksi angina laut yaitu pada gambar D. gambar A dan C merupakan contoh perpindahan kalor secara radiasi, sementara gambar B dan E adalah contoh perpindahan kalor secara B. konduksi. Jawaban : D
C.
D.
C2
139
E.
22. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Menyatakan perpindahan kalor secara konduksi adalah….. perpindahan kalor A. Proses perpindahan kalor melalui zat secara konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel
disertai perpindahan partikel zat B. Proses perpindahan kalor melalui suatu Jawaban : B zat tanpa disertai perpindahan partikel C. Proses perpindahan kalor dari permukaan semua benda dalam bentuk gelombang elektromagnetik D. Zat yang mudah dilalui kalor E. Zat yang sulit dilalui kalor Mengkategorikan 23. Perhatikan gambar gambar berikut! Jawaban : C III. III. perpindahan kalor
secara radiasi berdasarkan gambar IV.
IV.
Perpindahan kalor secara radiasi ditunjukkan
C1
C2
140
Menghitung laju perpindahan Kalor secara konveksi, konduksi dan radiasi
oleh gambar ….. A. I dan II B. I dan III C. II dan III D. II dan IV E. III dan IV 24. Sebuah ruangan memiliki kaca jendela yang Menghitung laju luasnya 2 m × 1,5 m dan tebalnya 3,2 mm. perpindahan kalor Jika suhu permukaan dalam kaca 25°C dan secara konduksi suhu pada permukaan luar kaca 30°C, berapakah laju konduksi kalor yang masuk ke ruang itu? (k= 0,8 W/mK) A. 375 J/s B. 3750 J/s C. 37500 J/s D. 375000 J/s E. 3750000 J/s
Diketahui: A= (2×1,5) m = 3 m2 d= 3,2 mm = 3,2 x 10-3 k= 0,8 W/mK T=30 °C-25°C = 5°C= 10K Ditanyakan: H= ? Jawab:
Jawaban: B Menghitung laju 25. Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m Diketahui: × 4 m memiliki suhu permukaan dalam A= (8 × 4) m = 32 m2 perpindahan kalor sebesar 20°C dan suhu permukaan luar sebesar T= 20°C-10°C =10°C=10K secara konveksi 10°C. Berapa banyak kalor yang hilang karena t= 24 jam = 86.400 s konveksi alami pada dinding selama sehari, k = 3,5 J.s-1.m-2K-1 jika diketahui koefisien konveksi rata-rata Ditanyakan: sebesar 3,5 J.s-1.mK-1 ….. Q=? 4 A. 9,68 x 10 J 5 Jawab: B. 9,68 x 10 J 6 C. 9,68 x 10 J 7 Q =3,5 × 32 x 10 × 86400=9,68 × 107 J D. 9,68 x 10 J Jawaban: D E. 9,68 x 108 J
C3
C3
141
B. 6. SOAL TES PENELITIAN B. C. D. E.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu anggap benar! 1. Suhu adalah ….. A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu benda yang memiliki kalor B. Besaran yang mempunyai kalor dan mengalir dari benda panas ke benda dingin C. Besaran yang memiliki kalor dan mengalir dari benda dingin ke benda panas D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor yang keluar dari suatu benda E. Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda 2. Sebongkah es dimasukkan ke dalam wadah berisi air panas sehingga seluruh es mencair. Hal ini terjadi karena ….. A. Es menerima kalor dan air melepaskan kalor B. Air menerima kalor dan es melepaskan kalor C. Es dan air sama-sama melepaskan kalor D. Es dan air sama-sama menerima kalor E. Semua pernyataan benar
5. Termometer X dirancang dapat mengukur air membeku pada skala 20 dan air mendidih pada skala 140. Jika suatu benda diukur dengan termometer Celcius menunjukkan nilai 45°C maka tentukan nilai yang ditunjuk saat diukur dengan X termometer X ….. C 140 A. -52° B. -92° C. 52° X D. 72° E. 92° -20 6. Besi yang diberikan kalor akan mengalami pertambahan panjang, luas ataupun volumenya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap benda bila diberi kalor akan mengalami ….. A. Pemuaian B. Penyusutan C. Pertambahan luas D. Perubahan wujud E. Perubahan bentuk 7.
Suatu zat dikatakan mengalami pemuaian luas jika….. A. Ukuran luas awal suatu zat lebih kecil dari ukuran luas akhir zat B. Ukuran panjang awal zat lebih kecil dari ukuran lebar akhir zat C. Suhu awalnya lebih besar dari suhu akhirnya D. Kalornya meningkat E. Adanya perbedaan suhu
8.
Sebuah baja memiliki panjang 100 m. Jika diketahui koefisien muai panjang baja sebesar 12×10-6/°C, berapakah pertambahan panjang
3. Bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu disebut ….. A. Kalor B. Kalori C. Radiasi D. Konduksi E. Konveksi 4. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Celcius menunjukkan angka 25°C. Jika suhu benda tersebut diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan angka ….. A. 14°F
20°F 45°F 77°F 318°F
100
45
0
142
baja jika baja mengalami kenaikan suhu dari 20°C menjadi 42°C ….. A. 2,54 cm B. 2,64 cm C. 2,65 cm D. 3,01 cm E. 3,64 cm 9.
Perhatikan tabel panjang (L) dan koefisien muai panjang (α) dari berbagai jenis logam berikut: Jenis T L0 (cm) α (°C-1) logam (°C) 100 0,00016 50 (1) (2) 100 0,00025 50 (3) 100 0,00018 50 (4) 100 0,00020 50 (5) 100 0,00028 50 Dari data pada tabel, berdasarkan analisa kamu, logam yang terpanjang setelah dipanaskan adalah jenis logam ….. A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
10. Sebatang besi pada suhu 20°C memiliki panjang 4 m dan lebar 20 cm. Jika besi tersebut dipanaskan hingga mencapai 40°C dan koefisien muai panjang besi sebesar 12×10-6 /°C, luas besi setelah dipanaskan adalah ….. A. 0,0800384 m2 B. 0,8003840 m2 C. 8,0038400 m2 D. 80,038400 m2 E. 800,38400 m2 11. Berikut ini yang merupakan contoh dari pengaruh kalor terhadap perubahan suhu adalah….. A. Ban sepeda yang meletus karena panas B. Air yang meluap saat direbus C. Air raksa pada termometer naik bila didekatkan dengan kalor
D. Air direbus menjadi panas E. Terbentuknya embun di pagi hari 12. Hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu 500 gram air dari 20°C menjadi 50°C, bila diketahui kalor jenis air sebesar 4.200 J/kg°C….. A. 24000 J B. 42000 J C. 36000 J D. 63000 J E. 105000 J 13. Perhatikan tabel berikut! Kalor Jenis (kal/g°C) (1) 2.200 0,11 (2) 4.400 0,11 (3) 6.600 0,11 (4) 8.800 0,11 (5) 11.000 0,11 Berdasarkan data pada tabel, jenis logam yang memiliki massa terbesar adalah ….. A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5) Jenis Logam
Kalor (J)
14. Sebuah tembaga bermassa 4 kg dengan suhu 20°C menerima kalor sebanyak 15400 J. Jika kalor jenis tembaga tersebut 385 J/kg°C, suhu tembaga tersebut akan menjadi….. A. 10°C B. 20°C C. 30°C D. 40°C E. 50°C 15. Besar biaya listrik yang harus dibayarkan untuk memanaskan 10 liter air dari suhu 20oC menjadi 100oC bila 1 KWh seharga Rp.300,adalah…… A. Rp.280,-
T (°C) 40 40 40 40 40
143
B. C. D. E.
Rp.560,Rp.600,Rp.720,Rp.820,-
16. Berikut ini disajikan beberapa perubahan wujud benda (1) Mencair (2) Membeku (3) Mengembun (4) Menguap Manakah diantara perubahan wujud di atas ini yang melepaskan kalor….. A. (1) dan (2) B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (2) dan (4) E. (4) dan (1) 17. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud suatu benda bergantung dari ….. A. Massa benda dan kalor jenis benda B. Massa benda dan perubahan suhu benda C. Perubahan suhu benda dan kalor jenis benda D. Kalor jenis benda dan kalor laten E. Masa benda dan kalor laten
B. C. D. E.
21.000 J 42.000 J 336.000 J 346.500 J
19. Sebanyak 200 gram air pada suhu 80oC dicampur dengan 300 gram air pada suhu 20oC. Suhu campuran pada keadaan setimbang jika cair= 1 kal/g oC adalah….. A. 20 oC D. 220 oC o B. 44 C E. 225 oC C. 100 oC 20. Sebatang besi yang massanya 50 gram dan bersuhu 26,3°C dimasukkan ke bejana aluminium bermassa 75 gram dan bersuhu 33,7°C. Jika kalor jenis besi = 0,11 kal/gr°C dan kalor jenis aluminium = 0,09 kal/gr°C, maka berapakah suhu akhir dari campuran tersebut ….. A. 0,6229 oC B. 6,2290 oC C. 6,2920 oC D. 62,2900 oC E. 62,2920 oC 21. Dibawah ini perpindahan konveksi….. A.
adalah kalor B.
18. Perhatikan grafik berikut!
C. Grafik di atas menunjukkan pemanasan 1 kg es. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor jenis air adalah 4.200 J/kgoC, maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P-Q-R sebesar….. A. 10.500 J
D.
contoh secara
144
E.
Perpindahan kalor secara radiasi ditunjukkan oleh gambar ….. A. I dan II B. I dan III C. II dan III D. II dan IV E. III dan IV
22. Pernyataan berikut yang sesuai dengan perpindahan kalor secara konduksi adalah….. A. Proses perpindahan kalor melalui zat disertai perpindahan partikel zat B. Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel C. Proses perpindahan kalor dari permukaan semua benda dalam bentuk gelombang elektromagnetik D. Zat yang mudah dilalui kalor E. Zat yang sulit dilalui kalor 23. Perhatikan gambar gambar berikut! I. III.
II.
IV.
24. Sebuah ruangan memiliki kaca jendela yang luasnya 2 m × 1,5 m dan tebalnya 3,2 mm. Jika suhu permukaan dalam kaca 25°C dan suhu pada permukaan luar kaca 30°C, berapakah laju konduksi kalor yang masuk ke ruang itu? (k= 0,8 W/mK) A. 375 J/s B. 3750 J/s C. 37500 J/s D. 375000 J/s E. 3750000 J/s 25. Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m × 4 m memiliki suhu permukaan dalam sebesar 20°C dan suhu permukaan luar sebesar 10°C. Berapa banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding selama sehari, jika diketahui koefisien konveksi rata-rata sebesar 3,5 J.s-1.mK-1 ….. A. 9,68 x 104 J B. 9,68 x 105 J C. 9,68 x 106 J D. 9,68 x 107 J E. 9,68 x 108 J
B. 7. KISI-KISI INSTRUMEN NONTES (ANGKET) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok
: SMA / MA : FISIKA : Suhu dan Kalor
Standar Kompetensi
: Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi
Kelas / Semester
: X / Genap
No.
Indikator Angket
Penggunaan media kuis 1. interaktif dalam proses pembelajaran Penyajian materi suhu dan 2. kalor pada pembahasan kuis interaktif Penggunaan animasi pada 3. media kuis interaktif Penjelasan rumus dalam 4. media kuis interaktif Jumlah Pernyataan
Media Kuis Interaktif Positif Negatif
Jumlah Soal
1,2
3,4
4
5
6
2
7, 9
8, 10
4
11
12
2
6
6
12
145
146
B. 8. INSTRUMEN NONTES (ANGKET) Angket Respon Siswa terhadap Media Kuis Interaktif Hari, Tanggal : Jenis Kelamin : P/L Petunjuk Pengisian: 1. Pada angket ini terdapat 12 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran menggunakan media kuis interaktif. 2. Tentukan pilihan Anda atas pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan pendapat Anda. 3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar. Keterangan Pilihan Jawaban: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju No. Pernyataan STS TS S SS 1. Saya merasa pembelajaran lebih aktif menggunakan media kuis interaktif karena menggunakan komputer secara mandiri 2. Media kuis interaktif memotivasi keinginan saya untuk menjawab pertanyaan 3. Pertanyaan yang disajikan dalam media kuis interaktif membuat saya sulit memahami konsep suhu dan kalor 4. Saya merasa tidak puas dalam menerima pembelajaran suhu dan kalor karena menggunakan media kuis interaktif 5. Saya dapat membaca dengan jelas teks dalam pembahasan kuis interaktif 6. Saya merasa uraian materi suhu dan kalor dalam pembahasan kuis interaktif sulit dipahami 7. Penyajian animasi dalam media kuis interaktif menambah pemahaman saya dalam mempelajari konsep suhu dan kalor 8. Saya merasa bosan karena penyajian animasi dalam media kuis interaktif kurang menarik 9. Animasi-animasi dalam media kuis interaktif menambah minat dan motivasi saya untuk mempelajari konsep suhu dan kalor 10. Saya merasa animasi-animasi dalam media kuis interaktif tidak dapat menyampaikan isi materi konsep suhu dan kalor 11. Saya lebih mudah memahami rumus-rumus pada konsep suhu dan kalor dengan menggunakan media kuis interaktif 12. Saya memerlukan tingkat kecerdasan yang tinggi untuk memahami rumus-rumus konsep suhu dan kalor yang ada pada media kuis interaktif
147
B. 9. LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA
148
149
150
151
B. 10. LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI
152
153
154
155
B. 11. LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN NONTES (ANGKET)
156
157
LAMPIRAN C ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pretest 2. Hasil Posttest
3. Uji Normalitas Data Pretest 4. Uji Normalitas Data Posttest 5. Uji Homogenitas Data Pretest 6. Uji Homogenitas Data Posttest 7. Uji Hipotesis Data Pretest 8. Uji Hipotesis Data Posttest 9. Data Angket 10. L Tabel
11. F Tabel 12. T Tabel
158
C.1. Hasil Pretest A. Hasil Pretest Kelas Kontrol Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 32
32
32
32
32
36
36
36
36
36
36
36
40
40
40
40
40
40
44
44
44
44
44
44
48
48
48
52
56
64 Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu: 1.
Banyak data (N)
: 30
2.
Nilai maksimal (Xmaks) : 64
3.
Nilai minimal (Xmin)
: 32
4.
Jangkauan (J)
: Xmaks - Xmin = 64 - 32 = 32
5.
Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6.
Interval Kelas (I)
:
=
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Frekuensi Batas Titik xi2 fi. xi fi . xi2 (fi) Kelas Tengah (xi) 32 - 37 12 31,5 34,5 1190,25 414 14283 38 - 43 6 37,5 40,5 1640,25 243 9841,5 44 - 49 9 43,5 46,5 2162,25 418,5 19460,25 50 - 55 1 49,5 52,5 2756,25 52,5 2756,25 56 – 61 1 55,5 58,5 3422,25 58,5 3422,25 62 - 67 1 61,5 64,5 4160,25 64,5 53923,5 Jumlah 30 15331,5 1251 1617705 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa Interval
nilai, yaitu: 1.
Rata-rata (x ) x =
2.
Median (Me)
159
)
Me = TB + ( Dimana Me
: median
TB
: tepi bawah kelas median
N
: banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median
c
: interval kelas
Maka
)
Me = TB + (
)
Me = 37,5 + ( Me = 37,5 + ( ) Me = 37,5 + 3 Me = 40,50 3.
Modus (Mo) Mo = TB + (
)
Dimana Mo: modus TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya c : interval kelas Maka Mo = TB + (
)
160
)
Mo = 31,50 + (
)
Mo = 31,50 + ( Mo = 31,50 + 0 Mo = 31,50 4.
Standar Deviasi (
S=√ S=√ S=√ S=√ S=√ S = 7,78
)
(
)
(
) (
( )
)
161
B. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 12
20
24
24
24
24
24
24
28
28
28
28
28
28
28
32
32
32
32
32
32
36
36
36
36
40
40
40
40
44 Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu: 1.
Banyak data (N)
: 30
2.
Nilai maksimal (Xmaks) : 44
3.
Nilai minimal (Xmin)
: 12
4.
Jangkauan (J)
: Xmaks - Xmin = 44 - 12 = 32
5.
Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6.
Interval Kelas (I)
:
=
6
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Interval 12 – 17 18 – 23 24 – 29 30 – 35 36 – 41 42 – 47 Jumlah
Frekuensi (fi) 1 1 13 6 8 1 30
Batas Kelas 11,5 17,5 23,5 29,5 35,5 41,5
Titik xi2 Tengah (xi) 14,5 210,25 20,5 420,25 26,5 702,25 32,5 1056,25 38,5 1482,25 44,5 1980,25 5851,5
fi. Xi
fi . Xi2
14,5 20,5 344,5 195 308 44,5 927
210,25 420,25 9129,25 633,7 11858 1980,25 29935,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1.
Rata-rata (x ) x =
2.
Median (Me)
162
)
Me = TB + ( Dimana Me
: median
TB
: tepi bawah kelas median
N
: banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median
c
: interval kelas
Maka
)
Me = TB + (
)
Me = 29,5 + ( Me = 29,5 + ( ) Me = 29,5 + 0 Me = 29,50 3.
Modus (Mo) Mo = TB + (
)
Dimana Mo: modus TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya c : interval kelas Maka Mo = TB + (
)
163
)
Mo = 23,5 + (
)
Mo = 23,5 + ( Mo = 23,5 + 3,79 Mo = 27,29 4.
Standar Deviasi (
S=√ S=√ S=√ S=√ S=√ S = 6,67
)
(
)
(
) (
( )
)
164
C.2. Hasil Posttest A. Hasil Posttest Kelas Kontrol Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 48
56
56
56
56
56
60
60
60
60
60
60
64
64
64
64
64
68
68
68
68
68
72
72
72
76
76
76
80
84 Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu: 1.
Banyak data (N)
: 30
2.
Nilai maksimal (Xmaks)
: 84
3.
Nilai minimal (Xmin)
: 48
4.
Jangkauan (J)
: Xmaks - Xmin = 84 - 48 = 36
5.
Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6.
Interval Kelas (I)
:
=
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Interval 48 – 54 55 – 61 62 – 68 69 – 75 76 – 82 83 – 89 Jumlah
Frekuensi (fi) 1 5 11 5 6 2 30
Batas Kelas 47,5 55,5 61,5 68,5 75,5 82,5
Titik Tengah (xi) 51 58 65 72 79 86
xi2
fi. xi
fi . xi2
2601 3364 4225 5184 6241 7396 29011
51 638 650 216 316 86 1957
2601 37004 42250 15552 24964 7396 129767
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1.
Rata-rata (x ) x =
2.
Median (Me)
165
)
Me = TB + ( Dimana Me
: median
TB
: tepi bawah kelas median
N
: banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median
c
: interval kelas
Maka
)
Me = TB + (
)
Me = 61,5 + ( )
Me = 61,5 + ( Me = 61,5 + 2,1 Me = 63,60 3.
Modus (Mo) Mo = TB + (
)
Dimana Mo: modus TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya c : interval kelas Maka Mo = TB + (
)
166
)
Mo = 54,5 + (
)
Mo = 54,5 + ( Mo = 54,5 + 6,36 Mo = 60,86 4.
Standar Deviasi (
S=√ S=√ S=√ S=√ S=√ S = 8,52
(
) )
(
) (
(
) )
167
B. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 60
64
64
64
64
68
72
72
72
72
72
72
72
72
76
76
76
76
76
80
80
80
80
84
84
84
84
88
88
92 Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai,
yaitu: 1.
Banyak data (N)
: 30
2.
Nilai maksimal (Xmaks) : 92
3.
Nilai minimal (Xmin)
: 60
4.
Jangkauan (J)
: Xmaks - Xmin = 92 - 60 = 32
5.
Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 30 = 5,87 6
6.
Interval Kelas (I)
:
=
6
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Interval 60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 – 89 90 – 95 Jumlah
Frekuensi (fi) 5 1 13 9 6 1 30
Batas Kelas 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5
Titik Tengah (xi) 62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5
xi2
fi. xi
fi . xi2
3906,25 4692,25 5550,25 6480,25 7482,25 8556,25 36667,5
312,5 68,5 968,5 322 519 92,5 2283
19531,25 4692,25 72153,25 25921 44893,5 8556,25 175747,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1.
Rata-rata (x ) x =
2.
Median (Me)
168
)
Me = TB + ( Dimana Me
: median
TB
: tepi bawah kelas median
N
: banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median
c
: interval kelas
Maka
)
Me = TB + (
)
Me = 71,5 + ( )
Me = 71,5 + (
Me = 71,5 + 4,15 Me = 75,65 3.
Modus (Mo) Mo = TB + (
)
Dimana Mo: modus TB: tepi bawah kelas modus
: selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya c : interval kelas Maka Mo = TB + (
)
169
)
Mo = 71,5 + (
)
Mo = 71,5 + ( Mo = 71,5 + 3,43 Mo = 74,93 4.
Standar Deviasi (
S=√ S=√ S=√ S=√ S=√ S = 8,33
(
) )
(
) (
( )
)
170
C.3. Uji Normalitas Hasil Pretest
Uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dengan rumus sebagai berikut: ( )
( )
Keterangan : Lo
= Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku S(Zi) = Proporsi angka baku A. Kelas Kontrol Tabel Hasil Pretest Kelas Kontrol Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ʃ ̅ SD
Nilai 32 32 32 32 32 36 36 36 36 36 1232 41,07 7,57
Siswa 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nilai 36 36 40 40 40 40 40 40 44 44
Siswa 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nilai 44 44 44 44 48 48 48 52 56 64
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Xi 32 36 40 44 48 52 56 64 Ʃ
f 5 7 6 6 3 1 1 1 30
Fk 5 12 18 24 27 28 29 30
Zi -1,20 -0,67 -0,14 0,39 0,92 1,44 1,97 3,03
Ztabel 0,3849 0,2486 0,0557 0,1517 0,3212 0,4251 0,4756 0,4988
F(Zi) 0,1151 0,2514 0,4443 0,6517 0,8212 0,9251 0,9756 0,9988
S(Zi) 0,1667 0,4000 0,6000 0,8000 0,9000 0,9333 0,9667 1,0000
L0 -0,0516 -0,1486 -0,1557 -0,1483 -0,0788 -0,0082 0,0089 -0,0012 L0 Ltabel
|L0| 0,0516 0,1486 0,1557 0,1483 0,0788 0,0082 0,0089 0,0012 0,156 0,161
171
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1.
Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2.
Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus: ̅ Keterangan : Zi = Skor baku Xi = Data yang diperoleh ̅ = Nilai rata-rata SD
= Standar deviasi ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
3.
Menentukan nilai luas Zi
Zi Luas Ztabel 4.
-1,25 0,3849
-0,67 -0,14 0,2486 0,0557
0,39 0,1517
Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( ) (
)
(
)
0,92 0,3212
1,44 0,4251
1,97 0,4756
3,03 0,4988
172
5.
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( ) ( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
6.
Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya ( )
( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0 8.
Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,156. Jadi, L0 < Lt ; 0,156 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
173
B. Kelas Eksperimen Tabel Hasil Pretest Kelas Eksperimen Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ʃ ̅ SD
Nilai 12 20 24 24 24 24 24 24 28 28 912 30,4 7,015
Siswa 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nilai 28 28 28 28 28 32 32 32 32 32
Siswa 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nilai 32 36 36 36 36 40 40 40 40 44
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Xi 12 20 24 28 32 36 40 44 Ʃ
f 1 1 6 7 6 4 4 1
Fk 1 2 8 15 21 25 29 30
Zi -2,62 -1,48 -0,91 -0,34 0,23 0,80 1,37 1,94
Ztabel 0,4956 0,4306 0,3186 0,1331 0,0910 0,2881 0,4147 0,4738
F(Zi) 0,0044 0,0694 0,1814 0,3669 0,5910 0,7881 0,9147 0,9738
S(Zi) 0,0333 0,0667 0,2667 0,5000 0,7000 0,8333 0,9667 1,0000
30
L0 -0,0289 0,0027 -0,0853 -0,1331 -0,1090 -0,0452 -0,0520 -0,0262 L0 Ltabel
|L0| 0,0289 0,0027 0,0853 0,1331 0,1090 0,0452 0,0520 0,0262 0,134 0,161
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1.
Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2.
Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus: ̅ Keterangan : Zi = Skor baku
174
Xi = Data yang diperoleh ̅
= Nilai rata-rata
SD
= Standar deviasi ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
3.
Menentukan nilai luas Zi
Zi Luas Ztabel 4.
-2,62 0,4956
-1,48 -0,91 0,4306 0,3186
-0,34 0,1331
Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( ) (
)
(
)
(
)
5.
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
(
)
(
)
(
)
(
)
Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( )
0,23 0,0910
0,80 0,2881
1,37 0,4147
1,94 0,4738
175
( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
6.
Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya ( )
( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0 8. Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,134. Jadi, L0 < Lt ; 0,134 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
176
C. 4. Uji Normalitas Hasil Posttest
Uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dengan rumus sebagai berikut: ( )
( )
Keterangan : Lo
= Harga mutlak terbesar
F(Zi) = Peluang angka baku S(Zi) = Proporsi angka baku A. Kelas Kontrol Tabel Hasil Pretest Kelas Kontrol Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ʃ ̅ SD No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Xi 48 56 60 64 68 72 76 80 84 Ʃ
Nilai Siswa Nilai Siswa 48 11. 60 21. 56 12. 60 22. 56 13. 64 23. 56 14. 64 24. 56 15. 64 25. 56 16. 64 26. 60 17. 64 27. 60 18. 68 28. 60 19. 68 29. 60 20. 68 30. 1956 65,2 8,28 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol f 1 5 6 5 5 3 3 1 1 30
Fk 1 6 12 17 22 25 28 29 30
Zi -2,08 -1,11 -0,63 -0,14 0,34 0,82 1,30 1,79 2,27
Ztabel 0,4812 0,3665 0,2357 0,0557 0,1331 0,2939 0,4032 0,4633 0,4884
F(Zi) 0,0188 0,1335 0,2643 0,4443 0,6331 0,7939 0,9032 0,9633 0,9884
S(Zi) 0,0333 0,2000 0,4000 0,5667 0,7333 0,8333 0,9333 0,9667 1,0000
L0 -0,0145 -0,0665 -0,1357 -0,1224 -0,1002 -0,0394 -0,0301 -0,0034 -0,0116 L0 Ltabel
Nilai 68 68 72 72 72 76 76 76 80 84
|L0| 0,0145 0,0665 0,1357 0,1224 0,1002 0,0394 0,0301 0,0034 0,0116 0,135 0,161
177
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1.
Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2.
Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus: 𝑖
𝑖
̅
Keterangan : Zi = Skor baku Xi = Data yang diperoleh ̅
= Nilai rata-rata
SD
= Standar deviasi ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
3.
Menentukan nilai luas Zi
Zi Luas Ztabel 4.
1,79 2,27 -2,08 -1,11 -0,63 -0,14 0,34 0,82 1,30 0,4633 0,4884 0,4812 0,3665 0,2375 0,0557 0,1331 0,2939 0,4032
Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( ) (
)
178
(
)
(
)
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
(
)
(
)
(
)
(
)
( ) 5.
Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( ) ( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
( )
(
)
6.
Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya ( )
( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
( )
( )
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0
179
8. Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,135. Jadi, L0 < Lt ; 0,135 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
B. Kelas Eksperimen Tabel Hasil Pretest Kelas Eksperimen Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ʃ ̅ SD No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nilai Siswa Nilai Siswa 60 11. 72 21. 64 12. 72 22. 64 13. 72 23. 64 14. 72 24. 64 15. 76 25. 68 16. 76 26. 72 17. 76 27. 72 18. 76 28. 72 19. 76 29. 72 20. 80 30. 2264 75,47 8,05 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen Xi 60 64 68 72 76 80 84 88 92
Ʃ
f 1 4 1 8 5 4 4 2 1 30
Fk 1 5 6 14 19 23 27 29 30
Zi -1,92 -1,42 -0,93 -0,43 0,07 0,56 1,06 1,56 2,05
Ztabel 0,4726 0,4222 0,3238 0,1664 0,0279 0,2123 0,3554 0,4406 0,4798
F(Zi) 0,0274 0,0778 0,1762 0,3336 0,5279 0,7123 0,8554 0,9406 0,9798
S(Zi) 0,0333 0,1667 0,2000 0,4667 0,6333 0,7667 0,9000 0,9667 1,0000
L0 -0,0059 -0,0889 -0,0238 -0,1331 -0,1054 -0,0544 -0,0446 -0,0261 -0,0202 L0 Ltabel
Nilai 80 80 80 84 84 84 84 88 88 92
|L0| 0,0059 0,0889 0,0238 0,1331 0,1054 0,0544 0,0446 0,0261 0,0202 0,133 0,161
180
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1.
Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
2.
Menentukan Zi dari tiap-tiap data dengan rumus: 𝑖
𝑖
̅
Keterangan : Zi = Skor baku Xi = Data yang diperoleh ̅
= Nilai rata-rata
SD
= Standar deviasi ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
3.
Menentukan nilai luas Zi
Zi Luas Ztabel 4.
1,56 2,05 -1,92 -1,42 -0,93 -0,43 0,07 0,56 1,06 0,4406 0,4798 0,4726 0,4222 0,3238 0,1664 0,0279 0,2123 0,3554
Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel
Jika Zi negatif (-), maka 0,5 - Ztabel
( ) (
)
181
(
)
(
)
Jika Zi negatif (+), maka 0,5 +Ztabel
(
)
(
)
(
)
(
)
( ) 5.
Menentukan nilai S(Zi) dengan rumus
( ) ( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
( )
(
)
6.
Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya ( )
( )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
( )
( )
182
7. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0 8.
Memberikan interpretasi L0, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. Karena jumlah n = 30, maka Lt = 0,161. L0 yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,133. Jadi, L0 < Lt ; 0,133 < 0,161 artinya Data Berdistribusi Normal
183
C. 5. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil belajar (pretest) digunakan uji Fisher, berdasarkan rumus berikut ini: F=
=
Dimana: S=√
(
)
Kriteria pengujian uji Fisher adalah sebagai berikut: 1.
Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.
2.
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol Interval 32 - 37 38 - 43 44 - 49 50 - 55 56 – 61 62 - 67 Jumlah
Interval 12 – 17 18 – 23 24 – 29 30 – 35 36 – 41 42 – 47 Jumlah
Frekuensi Batas Titik xi2 (fi) Kelas Tengah (xi) 12 31,5 34,5 1190,25 6 37,5 40,5 1640,25 9 43,5 46,5 2162,25 1 49,5 52,5 2756,25 1 55,5 58,5 3422,25 1 61,5 64,5 4160,25 30 15331,5 Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen Frekuensi (fi) 1 1 13 6 8 1 30
Batas Kelas 11,5 17,5 23,5 29,5 35,5 41,5
Titik xi2 Tengah (xi) 14,5 210,25 20,5 420,25 26,5 702,25 32,5 1056,25 38,5 1482,25 44,5 1980,25 5851,5
fi. xi
fi . xi2
414 243 418,5 52,5 58,5 64,5 1251
14283 9841,5 19460,25 2756,25 3422,25 53923,5 1617705
fi. Xi
fi . Xi2
14,5 20,5 344,5 195 308 44,5 927
210,25 420,25 9129,25 633,7 11858 1980,25 29935,5
184
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1.
Kelas Kontrol (
S=√ S=√
)
(
)
(
)
(
(
)
)
S=√ S=√ 2.
=√
= 7,78
Kelas Eksperimen (
S=√ S=√
)
(
)
(
) (
(
)
)
S=√ S=√
=√
= 6,67
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah: F= F= F=
(
)
(
)
= 1,36 Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5%, terlihat bahwa nilai Ftabel (29;29) adalah sebesar 1,85. Maka terlihat nilai Fhitung < Ftabel (1,36 < 1,85), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data dinyatakan homogen).
185
C. 6. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Posttest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil belajar (pretest) digunakan uji Fisher, berdasarkan rumus berikut ini: F=
=
Dimana: S=√
(
)
Kriteria pengujian uji Fisher adalah sebagai berikut: 1.
Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.
2.
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol Interval 48 – 54 55 – 61 62 – 68 69 – 75 76 – 82 83 – 89 Jumlah
Interval 60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 – 89 90 – 95 Jumlah
Frekuensi Batas Titik xi2 (fi) Kelas Tengah (xi) 1 47,5 51 2601 5 55,5 58 3364 11 61,5 65 4225 5 68,5 72 5184 6 75,5 79 6241 2 82,5 86 7396 30 29011 Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen Frekuensi (fi) 5 1 13 9 6 1 30
Batas Kelas 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5
Titik Tengah (xi) 62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5
fi. xi
fi . xi2
51 638 650 216 316 86 1957
2601 37004 42250 15552 24964 7396 129767
xi2
fi. xi
fi . xi2
3906,25 4692,25 5550,25 6480,25 7482,25 8556,25 36667,5
312,5 68,5 968,5 322 519 92,5 2283
19531,25 4692,25 72153,25 25921 44893,5 8556,25 175747,5
186
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1.
Kelas Kontrol (
S=√ S=√
(
) )
(
)
(
(
) )
S=√ S=√ 2.
=√
= 8,52
Kelas Eksperimen (
S=√ S=√
(
) )
(
) (
(
)
)
S=√ S=√
=√
= 8,33
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah: F= F= F=
(
)
(
)
= 1,05 Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5%, terlihat bahwa nilai Ftabel (29;29) adalah sebesar 1,850. Maka terlihat nilai Fhitung < Ftabel (1,05 < 1,850), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data dinyatakan homogen).
187
C. 7. Uji Hipotesis Pretest Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah: ̅̅̅̅
̅̅̅̅
√ dimana: √
(
)
(
)
Keterangan : XE : nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen XK : nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol nE : jumlah sampel kelompok eksperimen nK : jumlah sampel kelompok kontrol SE2 : varians kelompok eksperimen SK2 : varians kelompok kontrol Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: , maka Ho diterima, Ha ditolak. , maka Ho ditolak, Ha diterima. Langkah-langkah menentukan nilai adalah 1.
Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: ̅̅̅̅ = 30,9 ̅̅̅̅ = 41,7 SE2 = (6,67)2 = 44,52 SK2 = (7,78)2 = 60,60
2.
sebagai berikut:
Menentukan nilai standar deviasi gabungan
188
( √
)
( √
)
(
)
(
)
√
√ √
3.
Menentukan nilai ̅̅̅̅
̅̅̅̅
√
√
4.
Menentukan nilai Derajat kebebasan untuk mencari nilai Pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) nilai
5.
adalah:
untuk dk = adalah 1,67.
Menguji hipotesis Karena nilai
, maka Ho diterima, Ha ditolak.
Memberikan Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika pada konsep suhu dan kalor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
189
C. 8. Uji Hipotesis Posttest Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah: ̅̅̅̅
̅̅̅̅
√ dimana: √
(
)
(
)
Keterangan : XE : nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen XK : nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol nE : jumlah sampel kelompok eksperimen nK : jumlah sampel kelompok kontrol SE2 : varians kelompok eksperimen SK2 : varians kelompok kontrol Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: , maka Ho diterima, Ha ditolak. , maka Ho ditolak, Ha diterima. Langkah-langkah menentukan nilai adalah 1.
Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: ̅̅̅̅ = 76,1 ̅̅̅̅ = 65,23 SE2 = (8,33)2 = 69,35 SK2 = (8,52)2 = 72,60
2.
sebagai berikut:
Menentukan nilai standar deviasi gabungan
190
( √
)
( √
)
(
)
(
)
√
√ √
3.
Menentukan nilai ̅̅̅̅
̅̅̅̅
√
√
4.
Menentukan nilai Derajat kebebasan untuk mencari nilai dk =
= 30 + 30 – 2 = 58
Pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) nilai 5.
untuk dk = 58 adalah 1,67.
Menguji hipotesis Karena nilai
6.
adalah:
, maka Ho ditolak, Ha diterima.
Memberikan Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media kuis interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
191
C.9. Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator 1 1 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
Indikator 2 4 5 6 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
Indikator 3 7 8 9 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
Indikator 4 10 11 12 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3
Ʃ 39 37 42 40 37 43 38 40 36 40 38 36 39 37 38 40 36 37 40 39
192
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Skor Rata-rata
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 97 81%
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96 80% 80%
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 96 80%
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 97 81%
3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 98 82% 80%
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 93 78%
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 95 79%
80%
4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 102 85% 82%
4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 98 82%
3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 99 83%
4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 98 82% 79%
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 77%
41 40 38 37 39 39 38 37 42 38
C.10. L Tabel Tarap Nyata (α)
Ukuran Sampel (n)
0,01 (99%)
0,05 (95%)
0,10 (90%)
0,15
0,2
4
0,417
0,381
0,352
0.319
0.300
5
0,405
0,337
0,315
0.299
0.285
6
0,364
0,319
0,294
0.277
0.265
7
0,348
0,3
0,276
0.258
0.247
8
0,331
0,285
0,261
0.244
0.233
9
0,311
0,271
0,249
0.233
0.223
10
0,294
0,258
0,239
0.224
0.215
11
0,284
0,249
0,23
0.217
0.206
12
0,275
0,242
0,223
0.212
0.199
13
0,268
0,234
0,214
0.202
0.190
14
0,261
0,227
0,207
0.194
0.183
15
0,257
0,22
0,201
0.187
0.177
16
0,25
0,213
0,195
0.182
0.173
17
0,254
0,206
0,289
0.177
0.169
18
0,239
0,2
0,184
0.173
0.166
19
0,235
0,195
0,179
0.169
0.163
20
0,231
0,19
0,174
0.166
0.160
25
0,2
0,173
0,158
0.147
0.142
30
0,187
0,161
0,144
0.136
0.131
>30
(1.031)/√n
(0.866)/√n
(0.805)/√n
(0.768)/√n
(0.736)/√n
Sumber : Sudjana, Metoda Statistik. Jakarta, Tarsito, 2005, h. 467
193
194
C.11. F Tabel
195
C.12. t Tabel
196
LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Surat Permohonan Ijin Penelitian 2. Surat Keterangan Penelitian 3. Lembar Uji Referensi 4. Daftar Riwayat Hidup Penulis
197
D.1. SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN
198
D. 2. SURAT KETERANGAN PENELITIAN
199
D. 3. LEMBAR UJI REFERENSI
200
201
202
203
204
205
206
D.4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
SITI SHOPIYAH. Anak kedua dari dua bersaudara pasangan H. Daud (Alm.) dan Asmanah. Lahir di Jakarta pada tanggal 11 Desember 1991 dan bertempat tinggal di Jl Angsana I RT 001/008 No.18, Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya: MI Asy-Syifa lulus pada tahun 2004, SMP Al-Hasra lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di SMA Al-Hasra dan lulus pada tahun 2010. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Studi Fisika pada tahun 2010 melalui jalur PMDK.