ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT ( STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Sarjana Pendidikan Dosen Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Oleh : Arifatul Fitriyah 111 13 176
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT (STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Sarjana Pendidikan
Oleh : Arifatul Fitriyah 111 13 176 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
i
ii
MOTTO
Mengulang kesalahan yang sama hanya akan memperburuk keadaanmu dan orang-orang yang berhasil akan meengambil manfaat dari kesalahankesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan denga cara yang berbeda.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi inipenulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Chabib dan Ibu Zuhriyah, yang senantiasa
selalu
mencurahkan
kasih
sayang,
mendidik
dan
membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah putus serta nasihatnasihatnya yang selalu saya rindukan. 2. Saudaraku mas Fatkhur, mbak Laila, dek Najib, dan dek Lutfi, yang senantiasa selalu membuat saya semangat dalam belajar dan membuat saya lebih bertanggungjawab dalam segala hal. 3. Keluarga besar saya yang tak henti-hentinya memberi semangat dan bimbingan kepada saya. 4. Kepada beliau Bapak Imam Mas Arum, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan dan kesabaran. 5. Seluruh anggota IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. 6. Untuk semua teman-teman saya angkatan 2013, dan sahabat saya Sayyidatut Tasliyah, Asri Nariswari Hanjayani, Reza Fatmawati, dan Durotun Nasikhah dan yang selalu ada saat suka maupun duka.
vii
7. Seluruh keluarga besar IAIN Salatiga yang sudah memberikan tempat belajar yang sangat mengesankan dan menyenangkan.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan seluruh alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidaya-Nya.Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Organisasi Remaja Dalam Pembentukan Akhlak di Masyarakat (Studi Organisasi Karang Taruna di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang)” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Sholawat dansalam peneliti haturkan atas rasulNya (Muhammad SAW), yang senantiasa menjadi pedoman dari setiap perbuatan dan syafaatnya yang dinantikan seluruh umat Islam di dunia. Dengan selesainya skripsi ini, peneliti menyadari peran dari banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dihaturkan rasa terimakasih, terutama kepada : 1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) SalatigaBapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga BapakSuwardi, M.Pd. 3. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Siti Rukhayati M. Ag. 4. Dosen pembimbing Bapak Imam Mas Arum, M.Pd.atas bimbingan,arahan dan motivasi yang diberikan.
viii
5. Dosen pembimbing akademik Ibu Siti Rukhayati M. Ag. 6. Dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan fasilitas. 7. Ketua Karang Taruna Agus Sulistiya yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 8. Bapak Chabib dan Ibu Zuhriyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis. 9. Saudaraku M. Fatkhur Rahman yang telah mencurahkan doa dan motivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan PAI 2013, kalian telah mengajarkan arti sebuah persahabatan yang tidak akan pernah berakhir, amin. 11. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Tidak ada sesuatu yang sempurna didunia ini melainkan Dia yang Maha Sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.Dan penulis berharap semoga tulisa ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umunya. Salatiga, 16 Maret 2017
Arifatul fitriyah
ix
NIM: 111 13 176
ABSTRAK Fitriyah, Arifatul, 2013. Peran Organisasi Remaja Dalam Pembentukan Akhlak Di Masyarakat (Studi Organisasi Karang Taruna Di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang. Skripsi.Jurusan Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Pembimbing:Imam Mas Arum, M. Pd. Kata Kunci: Remaja, Akhlak Remaja, Peran Organisasi Perkembangan pergaulan remaja di Dusun Rembes mulaimengkhawatirkan.Hal ini ditandai dengan adanya akhlak remaja yang kurang baik.SementaraOrganisasi remaja juga hidup dan berkembang dengan baik.Situasi kontradiktif ini berjalan beriringan.Hal-hal inilah yang melatar belakangi penelitian dalam skripsi ini. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja Di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang. b) peran Organisasi Remaja dalam pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan datadilakukan dengan metode,observasi, interview dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif diskriptif yaitu meneliti suatu peristiwa pada masa sekarang dengan membuat gambaran serta penjelasan dari peristiwa yang terjadi. Temuan dalam penelitian ini adalah Remaja IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) yaitumemiliki visi sebagai jembatan masyarakat untuk menciptakan pemuda pemudi yang berkualitas, cerdas, berakhlak mulia, dan berguna bagi masyarakat.Kemudian memiliki misi ikut berperan serta di dalam mengayomi masyarakat yang meliputi gotong royong, sosial, dan keagamaan Dengan tujuan untuk membina para generasi muda agar menjadi anak yang shalih dan solikhah, yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketrampilan dan berakhlak mulia. Hasil dari penelitian yang penulis teliti adalah dari 61 anggota remaja IKRAR hanya 30 anggota yang mengikuti kegiatan bulanan ini dikarenakan karena kesibukan dari anggota seperti kerja di perantauan, sekolah dan mondok di luar dusun Rembes. Sedangkan hasil dari pembentukan akhlak remaja 50% berakhlak dan 50 % berakhlak belum baik artinya remaja mengikuti
x
kegiatan remaja tetapi di luar juga masih menggunakan waktunya untuk hal yang kurang bermanfaat.
DAFTAR ISI SAMPUL……………….…………………………………………………………i LOGO IAIN………………………………………………………………………ii HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….iii PERSETUJUAN PEMBIMBING.……………………………………………..iv PENGESAHAN…………...……………………………………………………..v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.………………………………….….vi MOTTO………...……………………………………………………………....vii PERSEMBAHAN …………………..…………………………………………viii KATA PENGANTAR……………………………………………...……….…...ix ABSTRAK…………………...…………………………………………………..xi DAFTAR ISI………………………...…………………………………………..xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………...5 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………………..………………5 D. Metode Penelitian ………………………………………………………...6
xi
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ……………………………………....6 2. Definisi Operasional ………………………………………………….7 3. Kehadiran Peneliti …...………………………………………………10 4. Lokasi dan Waktu Penelitian ...……………………………………...10 5. Sumber dan Jenis Data ……………………………………………....11 6. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………..12 E. Teknik Analisis Data …………………………………………………….14 F. Sistematika Penulisan ……………………………………………………14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Organisasi Remaja ………………………………………………......17 1. Pengertian Organisasi ……………………………………………17 2. Macam-Macam Organisasi ……………………………………...19 3. Pengertian Remaja ………………………………………………21 4. Batasan Usia Remaja …………………………………………….22 5. Perkembangan Remaja …………………………………………..22 B. Pembentukan Akhlak 1. Pengertian Akhlak ……………………………………………….27 2. Macam-Macam Akhlak ………………………………………….29 3. Pengertian Pembentukan Akhlak ………………………………..38 4. Tujuan Pembentukan Akhlak ……………………………………40 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ……….43 C. Penelitian Yang Relevan ……………………………………………48 BAB III PAPARAN DATA dan TEMUAN PENELITIAN
xii
A. Paparan Data 1. Sejarah Berdirinya IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) …...52 2. Periodesasi dan Perkembangan IKRAR………………………….54 3. Tujuan Didirikannya IKRAR ……………………………………56 4. Kedudukan IKRAR …………………………...…………………57 5. Visi Dan Misi IKRAR ……………………………………...……58 6. Syarat-Syarat Keanggotaan IKRAR …………………………….59 7. Nama IKRAR ……………………………………………………59 8. Struktur Organisasi Dan Tugas Wewenang IKRAR …………….59 9. Sarana Dan Prasarana IKRAR ……………………………..……67 10. Realisasi Program Kerja IKRAR ………………………………..69 B. Temuan Penelitian 1. Keaktifan IKRAR ………………………………………………..70 2. Deskripsi Pembentukan Akhlak …………………………………73 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Tentang Keaktifan Remaja Dalam Mengikuti Kegiatan Organisasi Remaja di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh,Kab. Semarang ………………………………………………..90 B. Analisis Tentang Peran Organisasi Dalam Pembentukan Akhlak Di Masyarakat Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang …………………………………………………………….92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………...113
xiii
B. Saran ………………………………………………………………..114 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN WAWANCARA DOKUMENTASI KEGIATAN NOTA PEMBIMGBING SKRIPSI LEMBAR KONSULTASI PEMBIMGBING SKRIPSI SKK
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahkluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dan hidup secara berkelompok. Oleh karena itu, secara tidak langsung terbentuk komunitas yang besar.
Masyarakat menjadi suatu
negara yang didalamnya mengandung suatu unsur persatuan dan kesatuan dari berbagai komunitas yang beragam corak budaya dan adat istiadat. Manusia tidak bisa hidup sendiri oleh karena itu manusia membutuhkan bantuan orang lain atau sering disebut manusia sebagai mahkluk sosial. Adanya timbal balik yang saling memerlukan maka membuat kehidupan manusia saling berinteraksi, atau yang lebih dikenal dengan interaksi sosial. Manusia
selalu
mengalami
masa-masa
pertumbuhan
dan
perkembangan. Masa remaja adalah masa pertumbuhan dimana masa itu mereka
meninggalkan
masa
kanak-kanak
yang
penuh
dengan
ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami. Dilihat dari perkembangan mental, sikap remaja sering kali rentan (lemah) dan mudah menyerah terkadang juga ada yang mempunyai keinginan untuk mencoba atau mengambil resiko. Hal tersebut sering terjadi karena emosi remaja belum stabil dan mudah terpengaruh dengan adanya informasi-informasi baru 1
yang seharusnya cermat dalam memilah informasi tersebut. Mereka belum bisa mengerti mana yang baik untuk mereka mana yang buruk bagi mereka, yang mereka inginkan adalah informasi yang lagi trend atau mengikuti zaman yang tidak tahu manfaatnya. Banyak orang tua yang berkonsultasi dengan psikolog mengenai perubahan tingkah laku anaknya yang telah beranjak dewasa dan berbagai masalah-masalah yang menyelimuti mereka. Hal tersebut dipengaruhi oleh masalah mental atau kejiwaan yang dapat dilihat dari sikap yang selalu merasa tersisih, kehilangan kepercayaan diri, kehilangan masa depan, merasa selalu sial, cepat putus asa, galau karena cinta, gelisah, bimbang, bingung dan merasa melakukan hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Apabila segala masalah yang dihadapi remaja itu tidak mendapatkan penyelesaian yang sehat dan wajar, maka masalah-masalah tersebut akan menghantuinya hingga mereka dewasa dan masalah-masalah tersebut akan menjadi bahaya yang mengancam kebahagiaan hidupnya dan menggangu kejiwaannya. Masa remaja adalah masa pencarian pedoman hidup, anak remaja sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila (etis) juga norma agama, estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya. Dalam kegiatan keluar masih menggantungkan orang lain (Sholeh, 2005: 124). Di era globalisasi ini, remaja menjadi objek yang selalu mengikuti trend tanpa memandang apakah sesuai dengan kultur budaya dan agama,
2
khususnya dalam aspek food, fashion (model pakaian) and fun (hiburanhiburan). Dampak globalisasi inilah yang banyak memberikan pengaruh bagi remaja dalam mencari identitas diri sehubungan perkembangan jiwanya. Maka perlu adanya sebuah wadah untuk mengantisipasi, mengolah, kemudian memanfaatkan dampak yang ditimbulkan. Salah satunya adalah organisasi karena dapat memberikan peran sentral untuk mengimbangi antara menimba ilmu dan mengaplikasikan dalam ranah psikomotorik. Hal positif lain dari organisiasi, dalam Psikologi Remaja Sarlito Wirawan mengemukakan bahwa untuk menjaga stabilitas perkembangan jiwa remaja adalah organisasi atau perkumpulan pemuda baik yang formal maupun informal (Sarwono, 1997: 221). Kondisi lingkungan yang memberikan dampak positif, makan membentuk kepribadian seseorang dengan karakter baik, dan kondisi lingkungan
yang memberikan
dampak
negatif
akan
membentuk
kepribadian seseorang dengan karakter kurang baik. Kondisi lingkungan pedesaan yang cenderung religius, tidak lepas dari kegiatan- kegiatan yang bersifat agamis, dan wadah yang diberikan kepada remaja dalam suatu wilayah adalah organisasi remaja. Untuk membentuk akhlak remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana salah satunya yaitu melalui organisasai remaja yang melakukan aktifitas ibadah maupun aktifitas sosial. Organisasi karang taruna di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang adalah sebuah organisasi remaja yang menjalankan 3
aktifitas ibadah dan aktifitas sosial di lingkungan masyarakat Dusun Rembes. Sebagian besar anggotanya yaitu para remaja yang berada di lingkungan Dusun Rembes. Organisasi tersebut bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak yang sholih, yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketrampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan semua orang tua muslim. Rasulullah Saw bersabda: “Apabila anak adam meninggal maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: sodaqah jariyah, ilmu yang bermannfaat, dan anak shalih yang selalu mendoakan kedua orang tuanya”(HR. Muslim). Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oganisasi tersebut diantaranya pembacaan sholawat al-barzanji, kajian kitab nahwu, tadarus setiap bulam ramadhan, berperan serta dalam kepanitiaan zakat, halal bihalal, kerja bakti masjid dan kegiatan lain yang ada di masyarakat Dusun Rembes. Dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut tentunya memberikan dampak yang positif bagi remaja dalam membentuk akhlak, baik akhlak terhadap Allah, akhlak terhadapa diri sendiri, maupun akhlak terhadap sesama manusia. Tetapi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut tidak semua remaja mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang diselenggaran organisasi tersebut. Ada yang aktif mengikuti sholawat al-barzanji saja, aktif dalam kegiatan di bulan ramadhan saja, atau hanya aktif di salah satu kegiatan saja. Berdasarkan gambaran serta paparan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan mengangkat judul: 4
“PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT (STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA
DI
DUSUN
REMBES,
DESA
GUNUNGTUMPENG,
KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja di Dusun Rembes Desa Gunungtumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana peran organisasi remaja dalam pembentukan akhlak di
masyarakat
Dusun
Rembes
Desa
Gunungtumpeng
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja di Dusun Rembes Desa Gunungtumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
5
b. Untuk
mengetahui
peran
Organisasi
Remaja
dalam
pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes Desa Gunungtumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
2. Manfaat penelitian Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: a. Secara teoristis Hasil temuan penelitian ini bisa menjadi acuan masyarakat secara umumnya untuk lebih mendukung perkembangan kemajuan dari peran Organisasi dalam pembentukan akhlak remaja di Dusun Rembes. Dapat bisa diangkat dan diteliti secara detail atau dijadikan studi banding oleh peneliti lainya. b. Secara praktis Bisa dijadikan informasi bagi semua kalangan masyarakat bahwa Organisasi remaja memiliki peran penting pula dalam pembentukan akhlak remaja. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan hasanah untuk mengetahui peran penting organisasi dalam pembentukan akhlak remaja.
D. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala,
6
peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Nana, 1984: 64). Menurut Arikunto (1992: 245), penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional (logika). Sehingga penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Pemilihan pendekatan kualitatif deskriptif adalah karena pada penelitian ini berusaha meneliti status kelompok manusia dan suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta penjelasan dari fenomena yang terjadi. Penelitian ini memiliki ciri khas yang terletak pada tujuannnya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan objek penelitian. 2. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penafsiran judul yang dimaksud dalam penelitian, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan dibawah ini: a. Organisasi Remaja Menurut Sadler (1994: 115), organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui seseorang dibawah pengarahan pemimpin untuk mengejar tujuan bersama. Sedangkan menurut 7
Etzioni
(1982:
2),
organisasi
adalah
unit
sosial
atau
pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004: 54). Organisasi remaja adalah sekelompok pemuda yang berumur 13-25 tahun yang berada di bawah pengarahan pemimpin untuk tujuan bersama dengan penuh pertimbangan. b. Akhlak Dalam
pengertian
sehari-hari
akhlak
umumnya
disamakan artinya dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula dengan arti kata moral, ethic dalam bahasa inggris. Manusia akan menjadi
sempurna
jika
mempunyai
akhlak
terpuji
serta
menjauhkan segala akhlak tercela (Mansyur, 2009: 221). Secara kebahasaan akhlak bisa baik dan juga bisa buruk, tergantung tata nilai yang dijadikan landasan atau tolok ukurnya. Adapun secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di muka bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran Islam, dengan Al-Quran dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainya serta
8
ijtihad sebagai metode berfikir Islami. Pola sikap dan tindakan yang dimaksud mencakup pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusia (termasuk dirinya sendiri), dan dengan alam. Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai baik atau bernilai buruk. Akhlak tidak selalu identik dengan pengetahuan, ucapan ataupun perbuatan orang yang bisa mengetahui banyak tentang baik buruknya akhlak, tapi belum tentu ini didukung oleh keluhuran akhlak, orang bisa bertutur kata yang lembut dan manis, tetapi kata-kata bisa meluncur dari hati munafik. Dengan kata lain akhlak merupakan sifat-sifat bawaan manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya Al-Qur'an selalu menandaskan, bahwa akhlak itu baik
atau
buruknya
akan
memantul pada diri sendiri sesuai dengan pembentukan dan pembinaannya (Sukanto, 1994: 40). Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak. Misalkan pendapat Muhammad Athiyah al-Abrasyi yan dikutip oleh Abuddin Nata, mengatakan bahwa pendidikan budipekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam (Abuddin, 2002: 5 ).
9
Jadi akhlak adalah sifat yang tertanam dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir untuk mengatur perilaku dalam kehidupan sehari-hari baik akhlak baik maupun akhlak buruk. Sedangkan pembentukan akhlak adalah sama tujuan pendidikan, karena tujuan dari pendidikan adalah pembentukan akhlak. 3. Kehadiran Peneliti Peneliti datang secara langsung pada obyek penelitian untuk mengumpulkan data. Jarak yang begitu dekat antara tempat tinggal peneliti dengan subyek penelitian sangatlah memudahkan proses penelitian. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Tempat atau lokasi penilitian adalah di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2016/2017. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah semua komponen yang terkait dengan pembentukan akhlak remaja pada organisasi IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakanakan mulai tanggal 28 Oktober 2016 sampai selesai.
10
5. Sumber dan Jenis Data Arikunto (1992:
102) menjelaskan bahwa sumber data
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut sumbernya data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari observasi dan wawancara pada organisasi remaja di Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang. b. Data Sekunder Data sekunder atau data kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diperoleh dari sumber data langsung berupa data tertulis. Selain itu data sekunder bisa diperoleh dari buku-buku maupun karya tulis, media cetak dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul penulisan. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari hasil dokumentasi foto-foto kegiatan pada organisasi
11
remaja Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang. 6. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983: 136). Sama halnya dengan Djoko (1991: 63) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena-fenomena sosial dengan gejalagejala untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode ini digunakan penulis untuk mencari data dengan cara datang langsung ke objek penelitian dengan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya. b. Interview Interview atau wawancara adalah suatu kajian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden secara lisan (Subagyo, 1991: 39). Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk dijawab secara lisan pula. Secara sederhana Hadari (2002: 111) 12
mengartikan interview sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan objek penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara yang menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview pewancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan di tanyakan (Suharsimi, 2002: 132). Dan sebagai pendekatannya penulis menggunakan wawancara terbuka, dengan subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud serta tujuan wawancara tersebut. Dengan metode wawancara terbuka penulis akan memperoleh informasi secara langsung mengenai semua hal yang relevan dengan penelitian ini. c. Dokumentasi Suharsimi (2002: 206) memaparkan teknik dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, struktur organisasi, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada pada organisasi Remaja dusun Rembes yakni , dokumendokumen kegiatan, foto kegiatan dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
13
E. Teknik Analisis Data Hasil data-data yang diperoleh dari observasi, interview dan juga dokumentasi, selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk kemudian data tersebut disusun dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan atau menjabarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang menghubunghubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. Analisis data yang digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif, dengan cara mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada organisa remaja Dusun Rembes.
F. Sistematika Penulisan Sistematika
penulisan
dihadirkan
untuk
pemahaman dalam mencerna masalah yang akan
di
mempermudah bahas,
maka
diperlukan format penulisan kerangka skripsi agar memperoleh gambaran komprehensif dalam penelitian. Secara garis besarnya, sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
14
BAB I Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, teknik Analisis data dan Sistematika Penulisan. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menjabarkan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain teori-teori tentang organisasi, remaja dan macam-macam akhlak BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian Berisi tentang gambaran umum objek penelitian terdiri profil singkat organisasi remaja dusun Rembes, sejarah organisasi, periodesasi dan perkembangan, tujuan organisasi dan kegiatan remaja. Kemudian dijelaskan pula dalam bab ini tentang peran organisasi remaja dalam pembentukan akhlak. Serta hasil wawancara penulis pada tokoh masyarakat, ketua remaja dan anggota remaja. BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Dalam Pembentukan Akhlak Menjabarkan tentang keaktifan remaja dan peran Remaja Pemuda rembes dalam
pembentukan
akhlak
remaja
Kelurahan
Gunungtumpeng
Kecamatan Suruh. Serta faktor–faktor pendorong dan penghambat peranan remaja dalam pembentukan akhlak remaja Rembes Gunungtumpeng dan tanggapan masyarakat serta remaja dengan adanya organisasi remaja di Dusun Rembes.
15
BAB V Penutup Merupakan akhir dari pembahasan skripsi yang meliputi Kesimpulan dan Saran-saran.
16
BAB II KAJIAN PUSATAKA A. Organisasi Remaja 1. Organisasi a. Pengertian Organisasi Organisasi sebagai kesatuan sosial terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pandangan terhadap organisasi sangat tergantung pada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskannya. Beberapa pandangan mengenai organisasi tersebut dapat diuraikan seperti yang dikemukakan oleh Thompson dalam Thoha (1992: 143), merumuskan organisasi dengan penekanan
pada tingkat rasionalitas dalam kerjasama yang
terkoordinasi, dengan menekankan pentingnya pembagian tugas sesuai keahlian masing-masing anggota organisasi. Sedangkan menurut Robbins (1996: 45), memandang organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti oleh anggota organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih dahulu. Organisasi merupakan tata hubungan sosial. Dalam hal ini seorang individu melakukan proses interaksi dengan sesamanya di dalam organisasi, baik antara pimpinan dan anggota maupun antar anggota sendiri. Organisasi mempunyai pembatasan-pembatasan tertentu. Setiap anggota organisasi yang melakukan hubungan interaksi 17
dengan yang lainnya tidaklah didasarkan atas kemauan sendiri, akan tetapi mereka dibatasi oleh peraturan tertentu. Dengan adanya tata aturan setiap organisasi maka dapat lebih mudah dibedakan suatu organisasi dengan kumpulan kemasyarakatan. Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur, yang di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Adanya hirarkhi atau tingkatan mulai dari pimpinan sampai pada bawahan atau staf. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang terlibat dalam organisasi harus tunduk pada suatu aturan untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna mencapai suatu tujuan bersama. Peneliti mengkaitkan paradigma organisasi dengan konsep klasik, lebih banyak mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan struktur seperti wewenang, tanggung jawab, dan kesatuan komando. Organisasi juga dapat diartikan dalam dua macam yakni: (1) dalam arti statis, organisasi sebagai wadah kerja sama sekelompok orang yang bekerja sama, untuk mencapai tujuan tertentu, (2) dalam arti dinamis, organisasi sebagai suatu sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
18
b. Macam-Macam Organisasi Macam atau jenis-jenis organisasi dapat dilihat dari berbagai segi yaitu dari jumlah pucuk pimpinan, segi keresmian, segi tujuan segi luas wilayah, segi kebutuhan sosial serta segi bentuk (Wursanto, 2003: 24). a. Jenis Organisasi dari Segi Pimpinan Organisasi segi pimpinan terdiri dari dua macam yakni : (1) organisasi tunggal, apabila pimpinan organisasi tersebut berada pada tangan satu orang. Nama pimpinan yang dipergunakan tergantung dari jenis kegiatan organisasi tersebut. Contoh dalam bidang pemerintahan presiden, menteri, gubernur, direktur, bupati dan lain-lain,
dalam bidang kemiliteran: panglima, komandan,
kapolri, kapolda, dalam bidang pendidikan; rektor, dekan, ketua program studi, ketua departemen , dalam bidang niaga adalah adminstrator, (2) organisasi jamak, apabila pimpinan berada di tangan beberapa orang, contohnya: presidium (presidium kabinet ampera), Dewan Pempinan Pusat (DPP). Masing-masing pimpinan dan dewan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda sehingga perlu ada pembagian tugas dan wewenang maka dibutuhkan adanya koordinasi kerja.
19
b. Jenis Organisasi dari Segi Keresmian Menurut segi keresmian organisasi terdiri dari dua yaitu: (1) organisasi formal, apabila kegiatan dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoordinasi guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang yang tergabung dalam kelompok itu mempunyai struktur yang jelas, (2) organisasi informal, organisasi disusun secara bebas dan spontan dan keanggotaannya diperoleh secara sadar atau tidak sadar c. Jenis Organisasi dari Segi Tujuan Menurut segi tujuan yang hendak dicapai, contohnya: organisasi niaga atau ekonomi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kegiatan yang dilakukan adalah untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Organisasi niaga ini dibedakan lagi menjadi organisasi swasta dan pemerintah. d. Jenis Organisasi dari Segi Kebutuhan Sosial/Kemasyarakatan Organisasi
kemasyarakatan
semua
organisasi
atau
perhimpunan yang dibentuk atas secara sukarela oleh anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia yang keanggotaan terdiri dari warga negara Indonesia dan warga negara asing, namun dalam pelaksanaannya harus tunduk pada ketentuan dan Undangundang Republik Indonesia.
20
2. Remaja a. Pengertian Remaja Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003: 26). Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995: 17). Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orangorang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2006: 32). Dalam tahapan perkembangan remaja menempati posisi setelah masa anak dan sebelum masa dewasa. Adanya perubahan besar dalam tahap perkembangan remaja baik perubahan fisik maupun perubahan psikis (pada perempuan setelah mengalami menarche dan pada laki-laki setelah mengalami mimpi basah) menyebabkan masa remaja relatif bergejolak dibandingkan dengan
21
masa perkembangan lainnya. Hal ini menyebabkan masa remaja menjadi penting untuk diperhatikan. b. Batasan Usia Remaja Berdasarkan
tahapan perkembangan individu dari masa
bayi hingga masa tua akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010: 28). Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam semua ranah perkembangan (Papalia, dkk., 2008: 30). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa usia remaja pada perempuan relatif lebih muda dibandingkan dengan usia remaja pada laki-laki. Hal ini menjadikan perempuan memiliki masa remaja yang lebih panjang dibandingkan dengan laki-laki. c. Perkembangan Remaja Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget,
22
remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga mengembangkan ide-ide ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengholah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial baru. Pemikiran mereka semakin abstrak (remaja berpikir lebih abstrak daripada anak-anak), logis (remaja mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin. Mereka berpikir tentang ciri-ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia); lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka; serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial (Santrock, 2002: 10). Sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut:
23
1. Perubahan jasmani. Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya. 2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua. Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. Cara memberikan hukuman misalnya, kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja cara semacam itu justru dapat
24
menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara remaja dengan orang tuanya. 3. Perubahan pola interaksi dengan teman sebaya. Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama
dengan
membentuk
semacam
geng.
Interksi
antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi. Pembentukan kelompok dalam bentuk geng seperti ini sebaiknya diusahakan terjadi pada masa remaja awal saja karena biasanya bertujuan positif, yaitu untuk memenuhi minat mereka bersama. 4. Perubahan pandangan luar. Ada sejumlah pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut: a. Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Kadang- kadang mereka dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajar sebagaimana orang dewasa. Seringkali mereka
masih
menimbulkan
dianggap kejengkelan
anak pada
kecil diri
sehingga remaja.
Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi tingkah laku emosional.
25
b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilainilai
yang berbeda untuk remaja laki-laki dan
perempuan. Kalau remaja laki- laki memiliki banyak teman perempuan, mereka mendapat predikat populer dan mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya, apabila remaja putri mempunyai banyak teman laki-laki sering sianggap tidak baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang baik. Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai dengan pemberian pengertian secara bijaksana dapat menyebabkan remaja bertingkah laku emosional. c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral. 5. Perubahan interaksi dengan sekolah. Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anakanak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada orang tuanya. Posisi guru semacam ini sangat
26
strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui
penyampaian
materi-materi
yang
positif
dan
konstruktif (Asrori, 2006: 12) Jadi dapat disimpulkan bahwa organisasi remaja adalah kesatuan sosial yang terdiri dari orang atau kelompok remaja yang berinteraksi satu sama lain. Di dalam organisasi mempunyai tata hubungan sosial dan tata hubungan aturan, dimana etiap anggota organisasi yang melakukan hubungan interaksi dengan yang lainnya tidaklah didasarkan atas kemauan sendiri, akan tetapi mereka dibatasi oleh peraturan tertentu dalam hubungan yang berstruktur, yang di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. B. Pembentukan Akhlak 1.
Pengertian Akhlak Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara terminologis pengertian akhlak menurut Imam AlGhazali
فانخهك عثاسجعٍ هُُه فً انُفس ساسخحعُهاَصذساالفعال تسهىنحوَسشيٍ غُشحاجحانً فكشوسوَح
27
Artinya: Akhlak adalah sifat yag tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pertimbangan. Sedangkam menurut Abdul Karim Zaidan
يجًىعحيٍ انًعاًَ وانصفاخ انًستمشجفً انُفس وفً ضىهاويُز َهاَحسٍ انفعم فً َظش االءَساٌ اوَمثع ويٍ ثى َمذو عهُه اوَحجى عُه Artinya: Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya (Ilyas, 2007: 1-2). Menurut Abuddin Nata Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya (Nata, 1996: 5). Sehingga dapat dirumuskan bahwa akhlak adalah perangai atau kebiasaan seseorang entah baik atau buruk yang akan menjadi kepribadian. Halini sejalan dengan pendapat Ahmad Amin (Amin, 1975: 62), yang menyatakan bahwa akhlak merupakan kebiasaan berkehendak. Bahwa berkehendak itu bisa membiasakan sesuatu, maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Dengan keterangan bahwa orang yang baik yaitu orang yang menguasai keinginan untuk berbuat baik yang berlangsung secara berturut-turut ataupun perbuatan yang tidak baik sekaligus. Dengan ini dapat diketahui bahwa sifat jiwa yang tidak kelihatan ialah kelakuan, dan kelakuan merupakan bukti adanya akhlak. Maka untuk menguatkan
28
bentukan adat kebiasaan baik, yaitu membentuk akhlak yang tetap timbul dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan terus menerus 2. Macam-macam Akhlak Pada dasarnya akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu akhlak terpuji yang disebut dengan akhlaqul mahmudah dan akhlak tercela yang disebut dengan akhlaqul mazmumah (Tatapangarsa, 1991: 147). a. Akhlaqul mahmudah Akhlaqul mahmudah adalah akhlak yang baik, yang berupa semua akhlak yang baik-baik harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang. Contoh akhlaqul mahmudah beberapa diantaranya ialah: 1. Mengendalikan nafsu Nafsu adalah salah satu organ rohani manusia yang disamping akal, sangat besar pengaruhnya dan sangat banyak mengeluarkan instruksi-instruksi kepada anggota jasmani untuk berbuat atau bertindak. Ia dapat bermanfaat, tetapi sebaliknya juga dapat berbahaya bagi manusia, dan ini banyak tergantung kepada bagaimana sikap manusia itu sendiri menghadapi gejolak nafsunya. Itulah sebabnya Al-Quran melarang. Q.S. Shad: 26
وال تتثع انهىي فُضهك عٍ سثُم هللا
29
Artinya: dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah…(Departemen Agama RI, 2005: 454) Banyak sifat-sifat mazmumah (tercela) yang timbul karena tidak mampunya seseorang mengendalikan hawa nafsunya, misalnya sifat-sifat rakus, tamak, marah, dendam, dan sebagainya. Tetapi sebaliknya banyak juga sifat-sifat mahmudah
(terpuji)
timbul
dari
mampunya
seseorang
menguasai nafsunya, seperti sifat jujur, qanaah, adil dan sebagainya. 1. Benar/Jujur Benar/jujur termasuk golongan akhlak mahmudah. Benar artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya, dan ini tidak hanya berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Sifat benar atau jujur termasuk akhlak yang sangat penting semacam induk dari sifat-sifat baik yang lain membawa orang kepada kebaikan. Karena itu Rasulullah menyebutkan benar atau jujur ini semacam “kunci” masuk surga (Tatapangarsa, 1991: 150). Sabda beliau:
عهُكى تانصذق فاٌ انصذق َهذي انً انثشوانثشَهذي انً انجُح وياَزال انشجم َصذق وَتحشانصذق حتىٍ َكتة عُذهللا صذَما Artinya: Wajib kepadamu berlaku benar, karena seseungguhnya kebenaran itu membawa kepda kebaikan
30
dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang tiada hentihentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungguh akan kebenaran, sehingga dicatat ia disisi allah sebagai seorang siddiq (orang yang selalu benar )(Riwayat Bukhari) Kebenaran atau kejujuran adalah sendi yang terpenting bagi
tegaknya masyarakat. Tanpa kebenaran
akan hancurlah masyarakat, sebab hanya dengan kebenaran maka dapat tercipta adanya saling pengertian satu sama lain dalam masyarakat, dan tanpa adanya saling pengertian tidak mungkin terjadi tolong-menolong. 2. Ikhlas Arti ikhlas adalah murni atau bersih, tidak ada campuran. Maksud bersih disini adalah bersihnya seseuatu pekerjaan dari campuran motif-motif yang lain selain Allah, seperti ingin dipuji orang, ingin mendapat nama, dan sebagainya. Jadi suatu pekerjaan dapat dikatakan ikhlas, jika pekerjaan itu dilakukan semata-mata karena Allah saja mengharap ridhaNya dan pahalanya. Orang yang beramal tetapi tidak ikhlas, sangatlah celaka dan rugi, sebab amalnya menjadi percuma, tidak akan diterima oleh Allah, dan yang dipegang oleh Allah adalah apa sesunggunhya yang menjadi niat hatinya dari amalnya itu.
31
Rasulullah Saw bersabda:
الَمثم هللا يٍ انعًم إالكاٌ نه خانصاواتتغً ته وجهه Artinya: Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena Dia semata-mata dan dimaksudkan untuk mencari keridhaanNya (Ibnu Majah) (Tatapangarsa, 1991: 152). Itulah sebabnya hendaklah lakukan perbuatan dengan hanya menghrapkan ridha dari Allah agar apa yang telah dilakukan tidak sia-sia. 3. Qanaah Qanaah artinya menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Qanaah dalam penertiannya yang luas sebenarnya mengandung 5 perkara, yaitu: a. Menerima dengan rela apa yang ada. b. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, disertai dengan usaha atau ikhtiar. c. Menerima dengan sabar ketentuan Allah. d. Bertawakal kepada Allah. e. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia. Jadi qanaah itu bersangkutan dengan sikap mental dalam menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang menimpa kita. Tetapi kita tetap bekerja sebagaimana mestinya sambil tetap bertawakkal
32
kepada Allah. Karena itu sungguh beruntung orang yang hatinya mencapai sifat qanaah. 4. Malu Malu artinya perasaan undur seseorang sewaktu lahir atau tampak dari dirinya sesuatu yang membawa ia tercela ada kalanya orang yang malu, ia malu kepada dirinya sendiri, atau kepada orang lain atau ada kalanya juga malu kepada Allah merupakan sendi keutamaan dan pokok dasar budi pekerti yang mulia, sebab dengan adanya rasa malu kepada Allah dengan melanggar larangan atau mengabaikan perintahNya, baik sewaktu dilihat orang maupun tidak. Rasulullah Saw bersabda:
اٌ انحُاءواالًَاٌ لشَاجًُعافاراسفع آحذهًاسفع االخش Artinya: Malu dan iman itu dua hal yang digandengkan yang tak dapat berpisah. Bila salah satunya diambil, yang lain akan ikut terambil juga (Riwayat Al-Hakim dan AlBaihaqi (Tatapangarsa, 1991:156). Jadi jika seseorang masih ada rasa malu, tandanya iman masih ada. Dan sebaliknya jika rasa malu sudah tidak ada, itu tandanya iman juga sudah lenyap. Menurut Mustofa yang dikutip oleh Umiarso dan Haris, selain akhlak mahmudah di atas maka akhlak terbagi menjadi tiga. (Umiarso dan Makmur, 2010: 111-112).
33
1. Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian
Agung
sifat
itu,
yang
jangankan
manusia,
malaikatpun tidak akan menjangkau hakikatnya. 2. Akhlak terhdadap diri sendiri Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai
ciptaan
dan
amanah
Allah
yang
harus
dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan tercela. 3. Akhlak terhadap sesama manusia Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak kepada orang lain, untuk itu ia perlu bekerjasama dan saling tolongmenolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta pendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat
34
dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya. b. Akhlaqul mazmumah Seperti yang telah dikemukakan bahwa akhlak mazmumah adalah akhlak yang buruk atau akhlak yang tercela. Adapun akhlak tercela diantaranya: 1. Bohong/dusta Dusta artinya menyatakan suatu hal yang tidak cocok dengan keadaan yang sesungguunya baikitu itu perkataan ataupun perbuatan. Dalam pandangan agama, dusta adalah suatu hal yang sangat terkutuk dan tercela. Ia merupakan pokok induk dari bermacam-macam akhlak yang buruk, yang tidak saja merugikan masyarakat pada umumnya, melainkan juga merupakan orang yang berdusta itu sendiri. Rasulullah saw bersabda:
واَاكى وانكزب فا ٌ انكزب َهذٌ انً انفجشواٌ انفجىسَهذي انً انُاس Artinya:… peliharalah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kecurangan dan kecurangan membawa kepada neraka…(Riwayat Bukhari) (Tatapangarsa, 1991: 159).
35
2. Takabur Takabur artinya merasa atau mengaku diri besar, tinggi atau mulia, melebihi orang lain.orang yang takabur selalu menganggap dirinya lebih, sedang orang lain dipandang serba rendah. Ia tidak peduli apakah anggapan itu sesuai kenyataan atau tidak. Takabur ada tiga macam, yaitu takabur kepada Allah, takabur kepada RasulNya, dan takabur kepada sesama manusia. Takabur kepada Allah berupa sikap tidak mau mempedulikan ajaran-ajaran Allah, memandang enteng ancaman Allah, bahkan merasa diri paling rendah dan hina sekiranya mematuhi ajaran-ajaran Allah. Terhadap mereka yang takabur ini Allah Swt berfirman: Q.S. Al-Mu’min: 60
ٍَإٌ انزٍَ َستكثشوٌ عٍ عثادتً سُذ خهىٌ جهُى داخش Artunya: sesungguhnya orang-oang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina (Departemen Agama RI, 2005: 474). 3. Dengki Dengki adalah rasa atu sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain tersebut, baik
36
dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak. Tidak semua kedengkian itu buruk. Ada pula bentuk dengki yang baik. Contohnya adalah kalau kita merasa tidak senang atas sesuatu kenikmatan yang diperoleh orang lain, berhubung kenikmatan tersebut dipakai oleh pemiliknya untuk melakukan kezaliman atau kejahatan-kejahatan. Jadi kita dengki, tetapi dengki yang baik dan untuk kebaikan. 4. Bakhil Bakhil artinya kikir atau sering disebut pelit.orang yang kikir atau bakhil adalah orang yang sangat hemat dengan apa yang jadi miliknya, tetapi hematnya itu sangat demikian bersangkutan, sehinga sangat berat dan sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk diberikan kepada orang lain. Orang yang bakhil akan mengalami banyak kerugian pada dirinya sendiri. Pertama orang yang bakhil dengan kebakhilan dirinya itu mrnginginkan supaya harta bendanya sedikitpun tidak bekurang atau terlepas dari genggaman tangannya, padahal sesungguhnya justru karena kebakhilannya itu maka harta bendanya akan mengalami kehancuran, cepat atau lambat. Hal itu karena Allah tidak merestui bahkan
37
malaikatpun mendoa’kan supaya orang bakhil hancur harta bendanya. Kedua, orang yang bakhil itu dalam pergaulan dibenci orang, sukar mendapat kawan atau sahabat, dan orang segan menolong kepadanya sewaktu ia mengalami kesukaran. 5. Marah Salah satu akhlak mazmumah adalah marah.menurut Imam Ghazali yang dikutip oleh Humaidi Tatapangarsa tenaga marah itu diciptakan Allah dari api, ditanamkan dan diadukan ke dalam diri manusia. Ia bangkit dan menyala karena sebabsebab tertentu, menggejolak menggelegek darah jantung yang kemudian bertebaran ke seluruh urat-urat. Darah naik dari jantung ke bagian atas bagaikan naiknya air yang mendidih di dalam priuk. Karenanya darah menyembur ke muka, mata, dan kulit, yang karena jernih dapat membayangkan merah darah (Tatapangarsa, 1991: 165). Jadi sebagai umat muslim harus menghindari akhlak mazmumah, karena tidak ada manfaatnya dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. 3. Pengertian Pembentukan Akhlak Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah 38
pembentukan akhlak. Misalkan pendapat Muhammad Athiyah alAbrasyi yan dikutip oleh Abuddin Nata, mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam (Abuddin, 2002: 5 ). Demikian pula Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama Islam (Ahmad, 1980: 48-49). Menurut sebagian ahli, akhlak tidak perlu dibentuk karena akhlak adalah instrinct yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau fitrah yang ada dalam diri manusia, dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu cenderung kepada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya, walaupun tanpa dibentuk atau diusahakan. Kelompok ini lebih lanjut menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin sebagaimana terpantul dalam perbuatan lahir. Perbuatan lahir ini tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin. Orang yang bakatnya pendek misalnya tidak dapat dengan sendirinya meninggikan dirinya. Demikian juga sebaliknya ( Abuddin, 2002: 154). Kemudian menurut Dayang (2014) mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Akhlak manusia itu
39
sebenarnya boleh diubah dan dibentuk. Orang yang jahat tidak akan selamanya jahat, seperti halnya seekor binatang yang ganas dan buas bisa dijinakkan dengan latihan dan asuhan. Maka manusia yang berakal bisa diubah dan dibentuk perangainya atau sifatnya . Oleh sebab itu usaha yang demikian memerlukan kemauan yang gigih untuk menjamin terbentuknya akhlak yang mulia.
4. Tujuan Pembentukan Akhlak Telah dikatakan di atas bahwa pembentukan akhlak adalah sama dengan pendidikan akhlak, jadi tujuannya pun sama. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah swt. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Proses pendidikan atau pembentukan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia akan terwujud secara kukuh dalam diri seseorang apabila setiap empat unsur utama kebatinan diri yaitu daya akal, daya marah, daya syahwat dan daya keadilan, Berjaya dibawa ke tahap yang seimbang dan adil sehingga tiap satunya boleh dengan mudah mentaati kehendak syarat dan akal. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok pembentukan akhlak Islam ini. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai – nilai yang terkandung dalam al-Quran.
40
Secara umum Ali Abdul Halim Mahmud menjabarkan hal-hal yang termasuk akhlak terpuji yaitu (Halim, 2004:159): a. Mencintai semua orang. Ini tercermin dalam perkataan dan perbuatan. b. Toleran dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan dan transaksi. Seperti jual beli dan sebagainya. c. Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus diminta terlebih dahulu. d. Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, pemurah dan semua sifat tercela. e. Tidak memutuskan hubungan silaturahmi dengan sesame. f. Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain. g. Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji. Menurut Ali Abdul Halim Mahmud tujuan pembentukan akhlak setidaknya memiliki tujuan yaitu: a. Mempersiapkan manusia-manusia yang beriman yang selalu beramal sholeh. Tidak ada sesuatu pun yang menyamai amal saleh dalam mencerminkan akhlak mulia ini. Tidak ada pula yang menyamai akhlak mulia dalam mencerminkan keimanan seseorang kepada Allah dan konsistensinya kepada manhaj Islam.
41
b. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang menjalani kehidupannya sesuai dengan ajaran Islam; melaksanakan apa yang diperintahkan agama dengan meninggalkan apa yang diharamkan; menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk, tercela, dan munkar. c. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi secara baik dengan sesamanya, baik dengan orang muslim maupun nonmuslim. Mampu bergaul dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mencari ridha Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-ajaran-Nya dan petunjuk-petunjuk Nabi-Nya, dengan semua ini dapat tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup umat manusia. d. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan berjuang fii sabilillah demi tegaknya agama Islam. e. Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan persaudaraannya sesama muslim dan selalu memberikan hak-hak persaudaraan tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan sedikitpun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama dia berada di jalan yang benar. f. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bahwa dia adalah bagian dari seluruh umat Islam yang berasal dari daerah,
42
suku, dan bahasa. Atau insan yang siap melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat Islam selama dia mampu, Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bangga dengan loyalitasnya kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya panji-panji Islam di muka bumi. Atau insan yang rela mengorbankan harta, kedudukan, waktu, dan jiwanya demi tegaknya syari’at Islam.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak atau moral pada prinsipnya dipengaruhi dan ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Hamzah, 1993:57). a.
Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luarnya. Setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki naluri keagamaan yang nantinya akan mempengaruhi dirinya seperti unsur-unsur yang ada dalam dirinya yang turut membentuk akhlak atau moral, diantaranya adalah :
43
1. Instink (naluri) Instink adalah kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks tanpa latihan sebelumnya, terarah pada tujuan yang berarti bagi si subyek, tidak disadari dan berlangsung secara mekanis. Ahli-ahli psikologi menerangkan berbagai naluri yang ada pada manusia yang menjadi pendorong tingkah lakunya, diantaranya naluri makan, naluri berjodoh, naluri keibubapakan, naluri berjuang, naluri bertuhan dan sebagainya. 2. Kebiasaan Salah satu faktor penting dalam pembentukan akhlak adalah kebiasaan atau adat istiadat. Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Kebiasaan dipandang sebagai fitrah yang kedua setelah nurani. Karena 99% perbuatan manusia terjadi karena kebiasaan. Misalnya makan, minum, mandi, cara berpakaian itu merupakan kebiasaan yang sering diulang-ulang. 3. Keturunan Ahmad Amin mengatakan bahwa perpindahan sifatsifat tertentu dari orang tua kepada keturunannya, maka disebut al- Waratsah atau warisan sifat-sifat. Warisan sifat orang tua terhadap keturunanya, ada yang sifatnya langsung dan tidak langsung. Artinya, langsung terhadap anaknya dan tidak langsung terhadap anaknya, misalnya terhadap cucunya.
44
Sebagai contoh, ayahnya adalah seorang pahlawan, belum tentu anaknya seorang pemberani bagaikan pahlawan, bisa saja sifat itu turun kepada cucunya. 4. Keinginan atau kemauan keras Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia adalah kemauan keras atau kehendak. Kehendak ini adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. Seseorang dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut ilmu di negeri yang jauh berkat kekuatan azam (kemauan keras). Demikianlah seseorang dapat mengerjakan sesuatu yang berat dan hebat memuat pandangan orang lain karena digerakkan oleh kehendak. Dari kehendak itulah menjelma niat yang baik dan yang buruk, sehingga perbuatan atau tingkah laku menjadi baik dan buruk karenanya. 5. Hati nurani Pada diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu
memberikan
peringatan
(isyarat)
apabila
tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan. Fungsi hati nurani adalah memperingati bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. Jika seseorang terjerumus melakukan keburukan, maka batin merasa tidak senang
45
(menyesal), dan selain memberikan isyarat untuk mencegah dari keburukan, juga memberikan kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Oleh karena itu, hati nurani termasuk salah satu faktor yang ikut membentuk akhlak manusia. b. Faktor ekstern Adapun faktor ekstern adalah faktor yang diambil dari luar yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia,yaitu meliputi ; 1. Lingkungan Salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau suatu masyarakat adalah lingkungan (milleu). Milleu adalah suatu yang melingkupi suatu tubuh yang hidup. Misalnya lingkungan alam mampu mematahkan/mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang ; lingkungan pergaulan mampu mempengaruhi pikiran, sifat, dan tingkah laku. 2. Pengaruh keluarga Setelah manusia lahir maka akan terlihat dengan jelas fungsi
keluarga
dalam
pendidikan
yaitu
memberikan
pengalaman kepada anak baik melalui penglihatan atau pembinaan menuju terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua. Dengan demikian orang tua (keluarga)
46
merupakan
pusat
kehidupan
rohani
sebagai
penyebab
perkenalan dengan alam luar tentang sikap, cara berbuat, serta pemikirannya di hari kemudian. Dengan kata lain, keluarga yang melaksanakan pendidikan akan memberikan pengaruh yang besar dalam pembentukan akhlak. 3. Pengaruh sekolah Sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga dimana dapat mempengaruhi akhlak anak. Di dalam sekolah berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan. Pada umumnya yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan, dari kecakapan-kecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kawan sekelompok melaksanakan tuntunan-tuntunan dan contoh yang baik, dan belajar menahan diri dari kepentingan orang lain. 4. Pendidikan masyarakat Masyarakat dalam pengertian yang sederhana adalah kumpulan individu dalam kelompok yang diikat oleh ketentuan negara, kebudayaan, dan agama. Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor intern (diri sendiri) dan faktor ekstern (luar).
47
C. PENELITIAN YANG RELEVAN Beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitanya dengan penelitian ini adalah: 1. Muhammad Mubarok (2015) “ PERAN ORGANISASI REMAJA
MASJID
AL-AYYUBI
KENAKALAN
REMAJA
DALAM KELURAHAN
MENANGGULANGI KAUMAN
KIDUL,
SIDOREJO, SALATIGA”. Merupakan Skripsi FTIK Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga. Menyimpulkan bahwa Peran organisasi Remas Al-Ayyubi adalah merangkul semua kalangan remaja Kauman Kidul untuk mensuasanakan aktivitas positif dan membentuk akhlak remaja agar terhindar dari akibat pergaulan negatif dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Remaja Al-Ayyubi. Remas Al-Ayyubi membawa konsen kegiatannya terhadap pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid melalui kegiatan keagamaan, membawa peranan cukup strategis dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada remaja. Karena kegiatan tersebut akan memberikan akibat yang positif apabila bisa dijalankan dengan baik. Bedanya dengan penelitian ini penulis meliti bahwa organisasi remaja mampu membentuk akhlak remaja di Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang. 2. Dyah Nursanti (2013) “PERANAN ORGANISASI SISWA INTRA
SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN MAGELANG”. Merupakn skripsi
48
Universita Negeri Yogjakarta Fakultas Ilmu Sosial. Dyah Nursanti menyimpulkan bahwa OSIS memiliki peranan sebagai wadah bagi siswa untuk belajar berorganisasi. Sebagai penggerak yaitu OSIS menjalankan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga sekolah melalui pembina dan pengurusnya. Peranan yang bersifat preventif dapat diketahui bahwa dengan mengikuti kegiatan OSIS siswa menjadi lebih terarah dalam berkegiatan sehingga ancaman ancaman negatif dapat dihindari. Pembina OSIS juga memiliki peranan dalam pembentukan karakter siswa melalui kegiatan OSIS yaitu dengan melakukan pembiasaan penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan yang dilakukan. Penanaman nilai karakter melalui kegiatankegiatan OSIS terbukti efektif mebentuk karakter siswa, misalnya karakter kepemimpinan terbentuk saat siswa dilatih untuk menjadi pemimpin rapat secara bergantian saat mengadakan rapat OSIS. Sikap bertanggung jawab juga terbentuk pada saat pengurus OSIS menjalankan peranannya sesuai dengan jabatan yang dipegangnya. Selain itu karakter yang bisa terbentuk melalui kegiatan OSIS ini adalah percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, menepati janji, berinisiatif, disiplin, visioner, pengabdian/dedikatif, bersemangat dan demokratis. Bedanya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah jenis organisasinya, Dyah Nursanti menggunkan organisasi formal sedangkan penulis menggunakan organisasi nonformal atau organisasi masyarakat (organisasi remaja).
49
3. Ririn Astuti (2010)”PERAN ORGANISASI KEROHANIAN ISLAM
(ROHIS) DALAM MEMBENTUK PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMA NEGERI 1 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA”. Merupakan skripsi dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Ririn Astuti Menyimpulkan bahwa peran Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) diSMA Negeri Godean Sleman Yogyakarta adalah dengan membuat program-program kegiatan dan melaksanakan kegiatan keagamaan tersebut. Program Rohis dapat dibagi menjadi 2, yaitu kegiatan rutin Rohis dan kegiatan rutin Rohis. Sedangkan peran yang dijalankan oleh Rohis dalam membentuk perilaku keagamaan siswa yaitu dalam bidang dakwah melalui kegiatan mentoring keagamaan dan pengajian pengajian; dalam bidang pendidikan kegiatan Rohis membantu dalam merealisasikan pendidikan Agama Islam di sekolah atau materi yang diajarkan di kelas dapat dipraktekkan dalam perilaku sehari-hari; dalam bidang sosial melalui kegiatan zakat yang diadakan oleh sekolah; dalam menumbuhkan kreatifitas siswa, peran yang dijalankan yaitu dengan adanya majalah dinding yang dikelola oleh Rohis dapat menjadi salah satu untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya; dan dalam menjalin silaturahmi yaitu terjalinnya kerjasama baik antar siswa maupun guru, sehingga tercipta rasa kekeluargaan dan terjalin komunikasi yang baik antar sesama warga sekolah dengan baik. Dalam pelaksanaannya,
50
secara umum dari berbagai kegiatan tersebut di atas sudah berjalan dengan cukup baik, walaupun masih ada beberapa kegiatan yang belum begitu maksimal dijalankan. Bedanya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah jenis kegiatan organisasinya. Pada penelitian yang penulis teliti tidak hanya kegiatan rohani saja tetapi juga kegiatan sosial yang ada di Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang. Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa organisasi dapat mempengaruhi sikap, perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui apakah organisasi remaja di Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang dapat membentuk akhlak seseorang atau tidak khususnya pada anak usia remaja.
51
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah peneliti mengadakan observasi dan wawancara, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan tentang Organisasi Remaja IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) Dalam Pembentukan Akhlak di Masyarakat. Untuk membahas
temuan penelitian ini
penulis
akan berusaha
menyajikannya secara bertahap. Pertama, Analisis tentang keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja IKRAR di Dusun Rembes. Kedua,analisis tentang peran Organisasi Remaja IKRAR dalam pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes.
A. Analisis tentang keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja di Dusun Rembes, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Ikatan Karang Taruna Rembes (IKRAR) merupakan bagian dari generasi muda Indonesia dan generasi Islam, yang sadar akan hak dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan agama sehingga bertekad untuk mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Niat suci tersebut kemudian terikat dalam sebuah wadah perjuangan yang terorganisir dengan senantiasa mengedepankan semangat kekeluargaan dalam pembangunan pribadi-pribadi yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab dengan tetap
90
menjadikan Al-Qur’an dan As sunnah sebagai pedoman hidup. Keberadaan IKRAR tentu saja memberikan dampak positif karena para anggota IKRAR terjun langsung dan membaur dengan masyarakat Tidak semua anggota IKRAR mengikuti kegiatan-kegiatan IKRAR di karenakan ada beberapa anggota yang bekerja di perantauan, sekolah dan mondok, bekerja dan kos. Jadi kebanyakan yang mengikuti kegiatan IKRAR adalah yang berada di di rumah dusun Rembes. Setelah peneliti melakukan observasi kegiatan di bulan Desember, keaktifan para remaja dalam mengikuti kegiatan-kegiatan IKRAR tidak semua anggota IKRAR mengikuti kegiatan bulanan yaitu Al-Barjanzi, kerja bakti, kajian kitab, dan yasinan. Dari jumlah 61 anggota, setengahnya yaitu 30 anggota mengikuti kegiatan IKRAR dan setengahnya tidak mengikuti dikarenakan para anggota IKRAR bekerja di perantauan dan kos. Untuk kegiatan Al-Barjanzi dilaksanakan dua minggu sekali setiap malam minggu. Pada bulan Desember dihadiri oleh 27, 28 anggota ini berarti mengalami peningkatan. Untuk kegiatan kerja bakti dilaksanakan dua minggu sekali pada hari minggu pagi, pada bulan ini dihadiri 23, 28 anggota ini berarti mengalami peningkatan. Untuk kegiatan kajian kitab dilaksanakan seminggu sekali pada malam senin, pada bulan ini dihadiri 30, 26, 26, 29 anggota ini berarti mengalami penurunan. Untuk kegiatan yasinan dilaksanakan seminggu sekali setiap malam jumat, pada bulan ini dihadiri oleh 28, 27, 28, 29 anggota ini menunjukkan pada bulan ini masih stabil. Untuk kegiatan-kegiatan yang lain seperti peringatan hari kemerdekaan Indonesia, kegiatan-kegiatan di bulan
91
ramadhan, pertemuan rutinan dan kegiatan lainnya peneliti tidak melakukan observasi karena terhalang oleh waktu.
B. Analisis tentang peran Organisasi Remaja dalam pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis di lapangan bahwa peranan Organisasi Remaja dalam pembentukan akhlak di masyarakat dapat terlihat dari beberapa aktivitas kegiatannya di lingkungan masyrakat. Banyak
hal
yang
telah
dilakukan
oleh
IKRAR
sebagai
lembaga
kemasyarakatan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan IKRAR memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting di dalam komunitas tersendiri. Dalam menjalankan peranannya, aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh IKRAR tidak hanya fokus pada bidang keagamaan, melainkan juga di bidang sosial. 1. Definisi Pembentukan Akhlak Pembentukan akhlak disebut juga dengan pendidikan akhlak. Pembentukan akhlak. Pembentukan akhlak tersebut bisa dibentuk melalui kegiatan organisasi remaja IKRAR melalui bidang keagamaan, bidang sosial, dan bidang kemasayarakatn. Dalam setiap bidang remaja IKRAR dibekali ilmu atau pengetahaun. Pengetahuan tersebut adalah sebagai jembatan para remaja untuk terjun langsung di masyarakat. Jadi ketika para remaja benar-benar melangkah kedalam lingkup masayarakat seperti
92
kehidupan berumah tangga atau tidak lagi sebagai remaja, disini para remaja sudah mempunyai akhlak dan pengetahuan yang baik. Karena didalam organisasi remaja semua anggota remaja dibekali pembakalanpembekalan pengetahuan agar di lingkup masryarakat tidak kaget /tidak bingung, jadi para remaja dibekali ilmu didalam organisasi remaja. Maka ketika para remaja berada di lingkup mana pun khususnya di masyarakat dusun Rembes, para remaja selalu berada dalam kebenaran dan jalan yang lurus sesuai dengan ajaran Islam.
2. Kegiatan-Kegiatan IKRAR Setiap organisasi pasti mempunyai kegiatan-kegiatan yang positif, dimana kegiatan tersebut akan membawa manfaat untuk dirinya sendiri maupuan masyarakat di sekitarnya. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh organisasi remaja IKRAR merupakan kegiatan untuk membentuk akhlak remaja IKRAR suapaya mempunyai pengetahuan di dalam bidangbidangnya.
Bidang
tersebut
meliputi
keagamaan,
sosial,
dan
kemasyarakatan. Dari segi keagamaan meliputi al barjanzi, kajian kitab, simtudhudor, yasinan, tadarus di bulan ramadhan, kepanitiaan zakat, takbiran, silaturahmi. Sedangkan dari segi sosial meliputi penarikan uang listrik dan penarikan jumputan beras. Sedangkan dari segi kemasyrakatan meliputi kerja bakti atau gotong royong dan sinoman. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam waktu yang berbeda-beda. Ada yang mingguan, bulanan, dan tahunan.
93
3. Tujuan dari kegiatan IKRAR a. Al-Barjanzi Kegiatan Al-barjanzi merupakan kegiatan keagamaan yang isinya tentang solawat dan doa untuk Nabi. Kegiatan ini mengajarkan kepada remaja supaya selalu ingat dengan Nabi sebagai utusan Allah dari zaman jahilliyah. Dikarenakan remaja sekarang lebih menyukai trend zaman, maka kegiatan ini dilaksanakan supaya remaja juga bisa bersolawat, memanfaatkan waktu dari pada bermain teknologi yang tidak bermanfaat seperti terlalu sering main game. Jadi para remaja tetap melaksanakan kegiatan yang diajarkan para ulama yaitu kegiatan Al-Bsrjanzi meskipun zaman sekarang sudah maju dengan teknologi yang semakin berkembang. b. Kerja Bakti Kerja bakti bertujuan untuk mengenalkan arti gotong royong, tolong menolong, dan persatuan di lingkup masyarakat, dimana tolong menolong baik dari pemuda maupun masyarakat itu bisa dilaksanakan dengan berbagai cara. c. Kajian Kitab Kajian kitab merupakan pembentukan akhlak untuk membekali pengetahuan para remaja tentang keagamaan meliputi kitab nahwu, safinah, dan ilmu tajwid. Dengan ilmu-ilmu tersebut para remaja bisa mempraktikkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. d. Yasinan
94
Kegiatan yasinan termasuk akhlak dalam keagamaan untuk lebih mencintai Al-Quran. e. Rebana Simtududlor Kegiatan simtudhuhor adalah salah satu pengenalan kegiatan keagamaan. Pengenalan tersebut yaitu tentang solawat-solawat Nabi yang diiringi dengan musik rebana. Pada zaman sekarang disebut dengan istilah sngeband. Tetapi rebana simtudhudor ini merupakan musik islami. Dalam kegiatan rebana simtududlor semua anggota tidak wajib mengikuti karena kegiatan ini sifatnya tidak memaksa dari organisasi melainkan dari diri sendiri. Organisasi remaja hanya menginformasikan kepada para remaja untuk mengikuti kegiatan tersebut. Banyak warga yang suka dengan lantunan solawat nabi dengan diiringi rebana. Karena hal itu dalam acara khitanan, acara perkawinan, acara hari besar islam, rebana simtududlor ini sering diundang dalam acara tersebut. Tidak hanya diundang di lingkungan Dusun Rembes saja tetapi juga diundang di tetangga desa. f. Penarikan Uang Listrik dan Penarikan Jumputan Beras penarikan uang listrik dan penarikan jumputan beras salah satu kegiatan untuk melatih tanggung jawab. Keduanya mengajarkan para remaja IKRAR agar memiliki jiwa yang bertanggungjawab. Dalam melaksanakan tugas apapun yang menyangkut tugasnya para remaja IKRAR dapat bertanggung jawab dengan baik. Contohnya ketika
95
diberi tugas penarikan listrik atau beras, pekerjaan itu harus selesai sesuai dengan waktu yang diberikan. g. Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Peringatan hari kemerdekaan Indonesia bertujuan untuk menyatukan antara remaja dengan masyarakat dan menghormati para pejuang-pejuang kemerdekaan. Kebersamaan antara remaja dengan masyarakat harus dibina dengan baik yaitu melalui komunikasi antara remaja dengan masyrakat. Dengan adanya komunikasi yang baik maka dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia dapat disambut dengan kegembiraan yang meriah. h. Tadarus di Bulan Ramadhan Kegiatan tadarus termasuk bentuk dari pembentukan akhlak yang bersifat keagamaan. Para anggota yang sedang belajar atau sudah bisa membaca Al-Quran pada malam di bulan Ramadhan melakukan tadarus bersama-sama. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kembali cara membaca Al-Quran dan pengolahan suara dari setiap remaja IKRAR. Ketika ada yang salah membaca maka tugas anggota yang lain adalah membenarkan bacaan yang salah. Jadi ketika sudah dewasa para remaja IKRAR sudah bisa mengaji dengan benar. i. Buka Bersama Kegiatan buka bersama merupakan kegiatan untuk menyatukan semua anggota remaja yang berada di perantauan dan yang ada di
96
rumah. Kegiatan ini juga mengajarkan arti kebersamaan dengan semua anggota dan tokoh masyarakat. j. Kepanitiaan Zakat Kegiatan kepanitiaan zakat merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melatih para remaja agar mempunyai rasa tanggungjawab. Contohnya ketika menjadi ‘amil atau tugas yang lain dapat dilaksanakan dari awal sampai akhir. k. Takbir di Malam Idul Fitri Kegiatan takbir di malam Idul Fitri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyatukan semua anggota, yaitu anggota yang bekerja di perantauan dan anggota yang berada di rumah dapat berkumpul menjadi satu dalam majlis untuk mengumandangkan takbir bersama-sama. l. Silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri Kegiatan silaturahmi di hari raya Idul Fitri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan kekompakan remaja IKRAR yang berkiprah di masyarakat. Dalam melaksanakan silaturahmi ini para remaja bisa berkomunikasi mengenai kegiatan IKRAR agar organisasi IKRAR dapat dinilai masyarakat yaitu mengalami kemajuan atau tidak. Masyarakat juga dapat memberikan solusi untuk memajukan organisasi IKRAR.
97
m. Pertemuan Tahunan Kegiatan pertemuan tahunan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan penilaian program-program selama satu tahun. Kegiatan-kegiatan yang perlu dibenahi, di tambahi, atau dikembangkan dilakukan dengan forum musyawarah pada pertemuan tahunan. n. Sinoman Kegiatan sinoman merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menampilkan kerukunan dari semua angota IKRAR. Kegiatan ini juga mengajarkan tolong menolong serta kekompakan antara sesama anggota dan masyarakat. Namun kegiatan sinoman ini lebih khusus. o. Liburan Kegiatan liburan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjalin keakraban remaja IKRAR. Selain itu juga sebagai sarana refresing setelah menjalankan program-program IKRAR. Tujuan dari kegiatan-kegiatan di atas adalah membentuk remaja agar mempunyai akhlak dalam beragama yaitu pengetahuan agama, bisa bersolawat, dan silaturahmi. Selain itu juga membentuk para remaja agar saling tolong menolong antar sesame manusia khususnya di masyarakat dusun Rembes dan juga mengajarkan tanggungjawab dan kekompakan.
98
4. Implementasi Kegiatan IKRAR a. Barzanji Kegiatan barzanji dilaksanakan setiap dua mingu sekali setelah ba’da isa pada hari sabtu.. Semua pengurus dan anggota IKRAR mengikuti kegiatan ini, didampingi oleh Pembina organisasi IKRAR selain itu juga diikuti oleh warga masyarakat sekitar. Dalam pembacaan al-barjanzi ini setiap peertemuan yang pembacanya albarjanzi dibaca secara bergilir. Yaitu mulai dari pembaca acara, pembacaan ayat-ayat suci Al-quran, pembaca sholawat, pembaca ndiba’ sampai doa. Tujuannya yaitu agar semua anggota IKRAR dapat membaca dan melatih keberanian atau rasa percaya diri dalam menunjukkan kemampuannya di depan umum. b. Pertemuan rutinan Kegiatan pertemuan ini dilaksanakan setiap dua minggu sekali setelah acara al-barjanzi selesai. Pada pertemuan ini dilaksanakan musyawarah terbuka yang dipimpin oleh ketua organisasi IKRAR. Forum ini diisi dengan laporan pertanggungjawaban pengurus, mengevaluasi, dan menilai serta membahas masalah-masalah pada organisasi IKRAR. c. Kerja bakti Kerja bakti ini dilaksanakan setiap dua minggu sekali pada hari minggu. Kegiatannya yaitu membersihkan masjid, kegiatan ini 99
diperuntukkan bagi anggota organisasi yang perempuan. Untuk lakilaki kegiatannya yaitu mengambil batu dari sungai di lingkungan sekitar dusun Rembes. Tetapi jika ada kerja bakti lain yang ada di desa seperti bersih-bersih desa, merenovasi jalan, renovasi mushola dan lain-lain anggota dan pengurus juga ikut membantu kegiatan tersebut. d. Kajian kitab Kajian kitab ini dilaksanakan setiap seminggu sekali pada malam senin ba’da isa, kitab yang yang dipelajari yaitu kitab nahwu,safinah, dan ilmu tajwid yang diajarkan oleh Bapak Kyai Sholihuddin . Dalam belajar kitab-kitab tersebut menggunakan metode ceramah dan diskusi. Setiap pertemuan mempelajari satu kitab, sedangkan kitab yang lain dipelajari di minggu berikutnya. Pada minggu terakhir diisi dengan pengajian kecil yang diisi dengan materimateri yang berhubungan dengan kehidupan remaja atau masalah yang kekinian. e. Yasinan Yasinan ini dilaksanakan setiap malam jumat setelah maghrib di masjid dusun Rembes. Yasinan dipimpin oleh salah satu anggota IKRAR dan semua anggota IKRAR membaca bersama-sama. Sebelum membaca surat yasin diawali dengan membaca Asmaul Husna kemudian surat Yasin dan dilanjutkan dengan tahlil dan doa.
100
f. Rebana simtududlor Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam jumat ba’da isa yang bertempat di masjid dusun Rembes. Dalam kegiatan ini tidak semua anggota
mengikuti,
yang
mengikuti
hanyalah
anggota
yang
mempunyai kemampun bermain rebana dan mempunyai suara vokal yang bagus. Bagi semua anggota yang berminat boleh mengikuti kegiatan tersebut dan nantinya akan di latih oleh anggota simtududlor. Bagi anggota IKRAR yang memiliki kemampuaan akan masuk dalam amggota simtududlor. Keberadaan rebana simtududlor membuat warga sangat senang, karena selain untuk memakmurkan masjid juga membuat ketenangan bagi warga Dusun Rembes. Lantunan solawat nabi dan permainan rebana yang indah membuat kedamian tersendiri bagi warga Dusun Rembes. Karena hal itu dalam acara khitanan, acara perkawinan, acara hari besar islam, rebana simtududlor ini sering diundang dalam acara tersebut. Tidak hanya diundang di lingkungan Dusun Rembes saja tetapi juga diundang di tetangga desa. Dalam perkembangannya rebana simtududlor ini dalam melaksanakan kegiatannya yang awalnya hanya bertempat di masjid Dusun Rembes saja, mulai bulan Januari 2016 sampai sekarang ikut bergabung dengan rebana simtududlor yang lain. Jadi setiap malam jumat tempat pelaksanaannya bertempat di tempat rebana simtududlor yang lain di antaranya di Tingkir, Bener, Salatiga.
101
g. Penarikan jumputan beras warga Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali pada hari minggu. Setiap minggu yang mengambil jumputan beras adalah empat orang anggota IKRAR yang sudah dibagi secara bergilir. Mereka kemudian dibagi menjadi dua kelompok untuk mengambil jumputan beras, masing-masing kelompok boleh memilih mengambil satu Rt-satu Rt atau memilih daerah selatan atau daerah utara jalan dusun Rembes. Bagi masyarakat dusun Rembes menyediakan jumputan beras seikhlasnya dan ditaruh di depan rumah. Hal ini dilakukan supaya memudahkan anggota IKRAR, dan berjaga-jaga jika pemilik rumah tidak ada, bisa langsung diambil tanpa meminta. Untuk hasil jumputan beras tersebut akan dijual dan hasilnya dimasukkan di kas IKRAR 70% dan dimasukkan di kas Rt 30%. h. Penarikan uang listrik Kegiatan ini dilaksanakan sebulan sekali di tanggal muda. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memudahkan warga Dusun Rembes agar tidak terbebani dari segi biaya dan tenaga. Karena sebagian besaar warga Dusun Rembes sebagian berprofesi sebagai petani yang seharian sibuk berada di sawah. Untuk penarikan ini dilaksanakan oleh dua orang anggota IKRAR dan setiap bulannya digilir. Hasil uang penarikan listrik kemudian diserahkan kepada bendahara yang kemudian disetorkan di tempat pembayaran listrik.
102
i. Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Acaranya dilaksnakan selama dua hari satu malam yang diisi dengan lomba untuk anak-anak, lomba untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, serta lomba untuk IKRAR. Selain lomba-lomba juga diisi dengan doa bersama untuk para pejuang kemerdekaan dan untuk keselamatan Indonesia. j. Tadarrus di bulan ramadhan Kegiatan tadarus ini adalah membaca Al-Quran dilaksanakan selama bulan ramadhan ba’da isa bertempat di masjid. Semua anggota IKRAR mengikuti kegiatan tersebut. Anggota IKRAR dibagi menjadi tiga kelompok. Seminggu dibagi untuk tiga kelompok. Tetapi pada malam minggu semua anggota harus mengikuti tadarus bersama. k. Buka bersama Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan ramadhan pada hari ke 25 atau 27. Kegiatan buka bersama ini dilaksanakan di masjid atau tempat makan. Untuk acaranya disusun oleh panitia buka bersama, tidak hanya makan saja tetapi juga diisi dengan kultum dari beberapa tokoh masyarakat.
103
l. Kepanitiaan zakat di bulan ramadhan Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan ramadhan pada malam takbir setelah ba’da isa. Kegiatan ini berlangsung dua tahun sekali. Anggota laki-laki IKRAR bersama warga dusun Rembes dibimbing untuk menjadi panitia dalam mengumpulkan zakat fitrah dari warga. m. Takbir di malam Idul Fitri Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Idul Fitri bertempat di masjid dan berlangsung selama dua tahun sekali. Kegiatan ini dimulai pada malam idul fitri hingga subuh. Untuk anggota yang mengikuti digilir dan saling bergantian dalam menggemakan takbir. n. Silaturahmi di hari raya Idul Fitri Kegiatan ini dilaksanakan di hari pertama Idul Fitri. Acaranya dimulai pukul 09.00 WIB, semua anggota berkumpul di masjid, silaturahmi dimulai dari rumah Bapak Kyai Sholihuddin sampai semua rumah warga Rembes. Setelah silaturahmi di Dusun Rembes selesai, setelah ba’da isa IKRAR bersilaturahmi di rumah Bapak Kepala Desa Gunung Tumpeng yang dipimpin oleh ketua IKRAR. o. Pertemuan Tahunan Kegiatan ini dilaksanakan setiap setahun sekali yang bertempat di masjid atau di rumah ketua IKRAR. Pelaksanaannya pada malam ke empat di hari raya idul fitri ba’da isa. Semua anggota IKRAR,
104
pembina IKRAR, dan tokoh masyarakat berkumpul. Dalam forum ini digunakan untuk melaporkan pertanggungjawaban dari semua pengurus dan anggota selama satu tahun, serta penilaian dan evaluasi dari semua pengurus dan anggota. p. Sinoman Kegiatan ini dilaksanakan jika ada anggota IKRAR yang menikah. IKRAR membantu dalam acara pernikahan misalnya melayani tamu undangan. q. Liburan Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Untuk kegiatan liburan ini tidak diwajibkan bagi anggota IKRAR. Bagi yang berminat saja yang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menambah keakraban dari semua anggota. Realitas kegiatan-kegiatan di atas, merupakan wadah organisasi IKRAR untuk mengajak semua kalangan remaja Dusun Rembes untuk mensuasanakan kegiatan-kegiatan positif dan membentuk akhlak remaja IKRAR agar terhindar dari pergaulan negatif. Selanjutnya harapan jauh bisa bersama untuk selalu berjalan pada arah remaja agar menjadi generasi muda Islam yang beriman, bertaqwa dan beramal shalih kepada Allah SWT.
105
5. Problematika Kegiatan IKRAR a. Al Barjanzi dan Pertemuan Rutinan 1. Setiap anggota mempunyai kesibukan masing-masing, karena tidak semua anggota berada di rumah. Ada remaja yang lebih menyukai suasana di luar . 2. Kesadaran anggota masih minim b. Kerja Bakti 1. Rasa kesadaran para anggota terhadap masyarakat masih kurang contohnya pada hari minggu ada yang bangun kesiangan sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan kerja bakti. c. Kajian Kitab 1. Kurangnya minat terhadap kajian kitab karena semakin majunya zaman, pemerintah membentuk kota yang lebih nyaman seperti taman kota sehingga banyak remaja IKRAR yang lebih minat di tempat tersebut. d. Yasinan 1. Kurangnya kesadaran terhadap organisasi IKRAR maupun masyarakat. e. Rebana Simtududlor 1. Kurangnya minat para remaja IKRAR terhadap seni rebana dan lebih minat dengan musik yang lain. f. Penarikan uang listrik dan jumputan beras
106
1. Tingkat kelalaian para anggota IKRAR kebanyakan lupa terhadap tanggungjawabnya. g. Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia 1. Kurangnya dana karena meriah atau tidaknya ditentukan dengan dana. 2. Kesadaran remaja terhadap kegiatan lomba-lomba masih ada yang malas-malasan. h. Tadarrus di Bulan Ramadhan 1. Setiap anggota mempunyai kesibukan masing-masing contohnya kerja sihf malam atau keperluan yang lain. i. Buka Bersama 1. Kurangnya kesadaran para anggota. 2. Masih susah untuk berkumpul bersama j. Kepanitiaan zakat dan takbir dimalam Idul Fitri 1. Ada anggota baru yang masuk banyak yang nongkrong di luar, tidak bertanggungjawab dengan tugasnya, kerja hanya setengahsetengah. 2. Remaja IKRAR mempunyai kegiatan sendiri. k. Silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri 1. Remaja IKRAR mempunyai acara silaturahmi sendiri-sendiri. l. Pertemuan Tahunan 1. Anggota IKRAR lebih banyak mengikuti keputusan pengurus tanpa mengusulkan saran atau sanggahan.
107
m. Sinoman 1. Kurangnya kesadaran para anggota dalam hal mengembalikan seragam karena masih ada yang molor ketika mengembalikan seragam. 2.
Ada anggota yang terlambat waktu sinoman.
3. Pelaksanaan sinoman kurang maksimal seperti masih ada yang bolos dan tidak kembali ke tempat sinoman. n. Liburan 1. Masalah iuran atau dana. 2. Terkendala oleh waktu karena biasanya dilaksanakan pada hari lebaran ke tujuh, dan biasanya pada hari ketujuh banyak anggota IKRAR yang bekerja di perantauan sudah kembali ke perantauan sehinnga tidak bisa merasakan liburan bersama.
6. Hasil Dari Kegiatan IKRAR Hasil dari kegiatan organisasi IKRAR dapat dilihat dari programprogramnya dan akhlak remaja yaitu sebagai berikut: a. Program-Program Dari semua rogram-prpgram yang direncanakan dapat dicapai mulai dari kegiatan keagamaan seperti kegiatan al-barjanzi, kegiatan sosial seperti menjenguk teman yang sakit, dan kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti. Contoh yang lain adalah
108
pembentukan seragam sinoman, pembentukan HT (Hear Team), dan penambahan sound system dapat dicapai dengan baik. b. Akhlak Remaja Akhlak remaja IKRAR 70% dibawah umur 23 tahun masih mempunyai sifat ego dalam diri masing-masing, kesadaran terhadap masyarakat masih kurang, contohnya masih ada yang nongkrong di luar.
Maka
dari
itu
masyarakat
memandang
remaja
lebih
mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan organisasi. 50% akhlak remaja IKRAR dari kegiatan IKRAR bisa dikatakan baik, tetapi 50% juga bisa dikatakan buruk. ini bisa dilihat dari segi kegiatan-kegiatan IKRAR para remaja mengikutinya, tetapi ketika di luar para remaja juga melakukan maksiat. Contohnya ketika remajaremaja IKRAR sama-sama aktif dalam kegiatan IKRAR seperti Albarjanzi, adzan, solawatan, di luar itu para remaja banyak yang ke tempat karaoke. Jadi para remaja berbuat baik tetapi juga berbuat buruk di luar masyarakat.
7. Faktor pendorong dan penghambat Organisasi Remaja IKRAR Setiap organisasi pasti memiliki kekurangan dan kelebihan dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Begitu halnya dengan Organisasi Remaja IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) sebagai organisasi kemasyarakatan yang berada di Dusun Rembes, tentunya memiliki faktor pendorong dan penghambat dalam menjalankan peranannya, baik dari
109
pengurus, anggota, masyarakat dan sebagainya. Kelancaran suatu kegiatan di samping ditentukan oleh faktor tenaga, faktor sumber daya manusia, juga oleh faktor dana, fasilitas dan alat pelengkap yang diperlukan serta pengelolaan yang baik. 1. Faktor pendorong Organisasi IKRAR Beberapa faktor penghambat di dalam organisasi remaja IKRAR adalah sebagai berikut: a.
Sumber dana yang dimiliki IKRAR berasal dari kas mingguan dan tahunan dari anggota, kas listrik, kas dari penarikan listrik, donatur, dan dana tidak mengikat.
b.
Pelaksanaan kegiatan IKRAR didukung oleh masyarakat terutama masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah desa.
c. Latar belakang anggota IKRAR beragam, mulai dari pelajar, mahasiswa, dan pekerja. d. Semangat anggota IKRAR yang cukup luar biasa dalam menjalankan sebuah organisasi. e. Suasana kegiatan yang Islami dan sosial dengan disertai rasa persaudaraan yang erat. 2. Faktor penghambat Organisasi Remaja IKRAR Beberapa faktor penghambat di dalam organisasi remaja IKRAR adalah sebagai berikut: a. Kesibukan sebagian pengurus IKRAR yang masih disibukkan dengan belajar, kuliah, dan bekerja, dan lain sebagainya menjadi
110
faktor hambatan terhadap pelaksanaan program – program kegiatan IKRAR. b. Semangat anggota mulai menyusut karena banyak hal yang melatar belakangi diantaranya; menikah, fokus skripsi, bekerja di perantauan. Ini terlihat jika kegiatan tahunan hampir semua anggota mengikuti kegiatan, tetapi pada kegiatan mingguan hanya sekitar 20 an orang yang mengikuti kegiatan. c. Beberapa pengurus IKRAR kurang aktif sehingga menyebabkan tugasnya diambil alih pengurus yang ada, agar program kerja berjalan sesuai dengan rencana. d. Kurangnya sarana dan prasarana, ini terlihat di dalam organisasi IKRAR belum mempunyai tempat kesekretariatan.
8. Tanggapan Masyarakat dan Remaja terhadap Kegiatan Organisasi IKRAR Bedasarkan tanggapan masyarakat dan
dari 23 remaja dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar remaja memberikan tanggapan positif meskipun ada yang kurang setuju dengan adanya kegiatan organisasi remaja
IKRAR.
Dikarenakan
beberapa
minggu
kegiatan
tidak
dilaksanakan. Namun banyak juga yang memberikan tanggapan positif, karena IKRAR adalah sebagai jembatan kemasyarakatan atau wadah untuk saling berkomunikasi, bertukar fikiran, memecahkan masalah dari berbagai masalah yang menyangkut organisasi IKRAR. Selain itu juga sebagai wadah untuk mengembangkan berbagai potensi dari setiap remaja,
111
meningkatkan jiwa sosial remaja, dan menjadikan remaja menjadi orang yang lebih baik. IKRAR juga sebagai sarana silaturahmi antar remaja dan masyarakat, sebagai sarana untuk menjaga kekompakan antar remaja serta dapat memajukam Dusun Rembes. Organisasi remaja tersebut dapat melatih dan mendidik generasi muda yang berkualitas serta nantinya dapat membangun organisasi yang lebih maju di Dusun Rembes.
112
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Hasil penelitian yang penulis lakukan tentang Organisasi Remaj Dalam Pembentukan Akhlak Di Masyarakat (Studi Organisasi Karang Taruna di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang) dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Keaktifan remaja IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di dalam organisasi IKRAR yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Desember masih dalam keadaan stabil karena dari jumlah 61 anggota, setengahnya yaitu 30 anggota mengikuti kegiatan IKRAR dan setengahnya tidak mengikuti dikarenakan para anggota IKRAR bekerja di perantauan dan kos. Untuk kegiatan yang diikuti yaitu kegiatan mingguan yang meliputi al-barjanzi, kerja bakti, kajian kitab, dan yasinan. Namun untuk kegiatan-kegiatan yang lain seperti kegiatan tahunan hampir seluruh remaja IKRAR mengikutinya. 2. Peran Organisasi Remaja IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) dalam pembentukan akhlak di Dusun Rembes adalah mengajak semua kalangan remaja IKRAR untuk melaksanakan aktivitas positif baik dari kegiatan keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan. Melalui kegiatan tersebut akan membawa peranan yang cukup strategis dalam melaksanakan pendidikan akhlak remaja, kegiatan 113
tersebut akan memberikan akibat yang positif apabila bisa dijalankan dengan baik seperti kegiatan al-barjanzi, kerja bakti, kajian kitab, yasinan, rebana simtududlor, penarikan uang listrik, peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, tadarrus di bulan ramadhan, buka bersama, ikut dalam kepanitiaan zakat, takbir di malam Idul Fitri, pertemuan tahunan, sinoman, dan liburan. B. SARAN Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, mungkin ada yang
tertinggal
atau
terlupakan.
Oleh
karena
itu,
penulis
mengharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikaji ulang yang tentunya lebih teliti dalam penelitian berikutnya, kritis dan saran lebih mendetail guna menambah wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat. Perbedaan pandangan dijadikan sebuah rahmat, bukan dijadikan sebagai pemicu konflik. Sehubungan dengan adanya pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka penulis memandang perlu untuk menyampaikan saran-saran antara lain: 1. Saran untuk remaja a. Untuk menguatkan karakter akhlak mulia pada remaja, terutama dalam organisasi remaja, hendaknya dalam kegiatan kajian kitab Baik dua minggu sekali atau sebulan sekali didatangkan tokoh agama atau pemateri dari luar daerah, agar
114
tidak terkesan kaku. Selain membentuk akhlak yang baik, juga sebagai perekat sosial antara individu satu dengan yang lain. sehingga terjalin kesolidan dalam dalam berorganisasi. b. Untuk mengikuti kegiatan rebana simtududlor seminggu sekali baik dari anggota rebana ataupun anggota yang lain, selain untuk menjaga kekompakan juga dapat menambah kecintaan terhadap Nabi Muhammad Saw yaitu dengan solawat bersamasama. c. Untuk terus meningkatkan dan menjaga keistiqamahan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan remaja 2. Saran untuk masyarakat a. Untuk memberikan ruang dan fasilitas kepada remaja dalam mengembangkan semua potensi yang dimiliki remaja b. Untuk terus memberikan dukungan dan motivasi kepada remaja. c. Untuk terus memberikan motivasi, masukan dan saran yang membangun guna mencapai visi misi organisasi remaja sesuai yang diharapkan.
115
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email:
[email protected] SKRIPSI PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT (STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG) Disusun oleh ARIFATUL FITRIYAH NIM: 111 13 176 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Maret 2017 dan telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. _______________________
Sekretaris Penguji
: Imam Mas Arum, M. Pd.
_______________________
Penguji I
: Achmad Maimun, M. Ag.
_______________________
Penguji II
: Drs. Abdul Syukur, M. Si. ________________________ Salatiga, 27 Maret 2017 Dekan
Suwardi, M. Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
v