MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2016 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: PUTRI RIFA ANGGRAENI 111-12-009
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA TAHUN 2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa saja yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. An-Nahl:125).
vi
PERSEMBAHAN Yang utama dari segalanya. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia dan serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Persembahan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku: 1. Kedua orangtuaku, Bapak Jumali dan Ibu Arif Kuzaemah yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani rintangan yang ada di depanku. 2. Adik tercinta, Dewi Melinia Kurnia Sari dan M. Aril Syahli Al Firdaus yang telah memberiku semangat dan tawa kebahagiaan dalam mengarungi perjalanan hidup. 3. Abah KH.Mahfudz Ridwan, Lc. dan Ibu Hj. Nafisah beserta keluarga yang senantiasa memberikan petuah dan doanya hingga aku dapat menemukan ketentraman hidup. 4. Keluarga Besar PAI angkatan 2012, PAI (A) Laa Tansa 2012, temanteman PPL di SMA N 02 Salatiga, dan teman-teman KKN posko 02 Pulutan. Kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang-benerang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis haturkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “MOTIVASI SANTRI DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN
PESANTREN
MODERN
BINA
MUHADHARAH
INSANI
SUSUKAN,
DI PONDOK KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2016” Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3.
Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
viii
4.
Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
6.
Pondok Pesantren Modern Bina Insani yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di Pesantren.
7.
Saiful Amri yang selalu memberikan motivasi, mendoakan dan juga mendampingi dalam segala hal.
8.
Milatur Rodhiyah, One Emi, Hida, Istiana, Anis Rohtun, Dedek Iwil, Cik Nur, personil kamar 4, dan teman-teman di Pondok Pesantren Edi Mancoro yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi secara bersama-sama.
9.
Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini. Salatiga, 14 September 2016 Penulis
PUTRI RIFA ANGGRAENI NIM. 111-12-009 ix
ABSTRAK Anggraeni, Putri Rifa. 2016. Motivasi Santri dalam Mengikuti Kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri.Dosen Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata kunci: Motivasi Santri, Muhadharah Latar belakang penelitian ini yaitu seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan pesan, ide, dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain. Untuk itu perlu adanya dorongan motivasi agar lebih berani untuk tampil berbicara di depan umum. Objek dalam penelitian ini yaitu santri-santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Pertanyaan utama yang ingin peneliti jawab adalah : (1) Bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? (2) Bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? (3) Bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode pengumpulan datanya antara lain : wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data yaitu pengumpulan data, triangulasi data, penyajian, data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dilaksanakan setiap seminggu sekali setiap malam minggu.(2) Dengan motivasi besar, maka santri akan melakukan sesuatu kegiatan dengan lebih memusatkan pada tujuan proses belajar. (3) Muhadharah dilaksanakan segenap pengurus memberitahu kepada seluruh santri untuk mengumpulkan teks pidato dan intisari sebelum maju ke depan.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN BERLOGO .............................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... v MOTTO........................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii KATAPENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Penegasan Istilah ........................................................................ 5 F. Metode Penelitian ....................................................................... 6 G. Sistematika Penulisan ................................................................. 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 16 A. Motivasi Santri ............................................................................ 16 B. Muhadharah ................................................................................ 28
xi
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........................ 43 A. Paparan Data .............................................................................. 43 B. Temuan Penelitian ...................................................................... 65 BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 81 A. Kegiatan Muhadharah di PondokPesantren Modern Bina Insani . 81 B. Motivasi Santri dalam Mengikuti Kegiatan Muhadharah ……….83 C. Implementasi Kegiatan Muhadharah Bagi Santri ........................ 85 BAB V PENUTUP ....................................................................................... 91 A. Kesimpulan ................................................................................ 91 B. Saran .......................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Gambaran-gambaran dan Lokasi Pesantren Bina Insani ................. 47 Tabel 3.2 Kondisi Pesantren Bina Insani ....................................................... 48 Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Pesantren Bina Insani .................................. 49 Tabel 3.4 Kegiatan Harian ............................................................................ 57 Tabel 3.5 Kegiatan Mingguan ....................................................................... 58 Tabel 3.6 Kegiatan Tahunan ......................................................................... 59 Tabel 3.7 Tata Tertib Muhadharah................................................................ 60 Tabel 3.8 Pembimbing Muhadharah ............................................................. 61
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Nota Pembimbing Skripsi 2. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 4. Daftar SKK 5. Lembar Konsultasi 6. Pedoman Wawancara 7. Hasil Wawancara 8. Triangulasi Data 9. Dokumentasi
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari bahasa. Karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat (Kurniasari, 2014: 2). Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta suara. Suara tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari pihak pemberi kepada pihak penerima (Adha, 2014: 6). Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan pesan, ide, dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain. Di era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara sangat dibutuhkan baik berbicara dalam konteks resmi maupun tidak resmi, karena seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinya melalui bicara. Kemampuan seseorang untuk berbicara biasanya tidak sama tergantung bagaimana orang tersebut mampu berfikir secara kritis dalam menghasilkan 1
kata-kata sehingga masih banyak orang yang sulit untuk berbicara di depan umum dalam menyampaikan sesuatu. Namun, banyak orang yang menganggap hal tersebut tidak penting. Padahal sangat penting untuk menguasai bahasa agar dapat menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain. Memang tidak mudah untuk mahir berbicara di depan umum tanpa adanya pengalaman dan wawasan yang luas. Untuk itu perlu adanya dorongan motivasi agar lebih berani untuk tampil berbicara didepan umum, sebagaimana ayat berikut:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang menkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Q.S. Ali Imran:104). Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti kata pengembangan sumber daya manusia dari segi mentalnya (Ghazali, 2001: 20). Di dalam pondok pesantren terdapat santri yang sedang mempelajari ilmu agama. Aktifitas santri dilakukan setiap hari sejak pagi hingga malam hari. Santri selalu ditekankan supaya dapat mendalami ilmu agama Islam agar dapat mendakwahkan ajaran-ajaran agama Islam, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain atau kepada seluruh umat Islam secara umum. Demikian pula di Pondok Pesantren Modern Bina Insani, yang mana mewajibkan seluruh santri untuk dapat mengikuti segala bidang pendidikan
2
serta pengajaran baik itu kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para santri juga diharuskan agar dapat berdakwah dengan metode yang baik. Untuk mencapai tujuan itu pondok pesantren modern Bina Insani menerapkan kegiatan muhadharah. Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani adalah termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan kegiatan kurikuler formalnya mencakup aktivitas yang ada di sekolah, dan kurikuler pesantrennya antara lain pengkajian kitab-kitab klasik/ kuning seperti Nahwu Sorof, Fiqih, Aqidah/ Tauhid, Hadits dan lainlain. Adapun kegiatan ekstrakulikuler meliputi muhadharah, muhadatsah, pembacaan Berzanzi, dan membaca Al-Qur’an. Muhadharah adalah metode berdakwah, guna melatih santri dalam berdakwah, sehingga para santri tidak merasa canggung apabila santri tersebut akan berdakwah kepada masyarakat. Di dalam kegiatan tersebut seluruh santri diwajibkan untuk selalu mengikuti kegiatan muhadharah setiap seminggu sekali dengan bimbingan para Ustad/Uztadzah dan segenap pengurus. Pada dasarnya muhadharah merupakan langkah awal sebagai salah satu upaya dalam menyiapkan kader da’i yang membentuk santri dari yang belum berani berpidato, kurang mampu menjadi bisa maupun bahkan menjadi lebih baik dalam menyampaikan isi ceramahnya kepada santri lainnya.
3
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menulis menyusun judul
skripsi
ini
“MOTIVASI
SANTRI
DALAM
MENGIKUTI
KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016” B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016? 2. Bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016? 3. Bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. 2. Untuk mengetahui motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. 3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
4
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat teoritik, dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sebagai Islam yang Rahmatan lil’alamin.
2.
Manfaat praktis, dalam kegiatan berpidato dapat meningkatkan motivasi bagi penerus da’i dari santri yang belum berani berpidato, kurang mampu menjadi bisa maupun menjadi lebih baik dalam menyampaikan pidatonya kepada orang lain.
E. Penegasan Istilah 1. Motivasi Santri Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah,2011:6). Dalam motivasi tercakup
konsep-konsep,
seperti
kebutuhan
untuk
berprestasi,
kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu. Sedangkan menurut pengertian yang dipakai di lingkungan pesantren, seorang alim hanya bisa dikatakan Kiai bilamana memiliki Pesantren dan santri yang tinggal di dalam Pesantren untuk mempelajari kitab-kitab Islam Klasik (Departemen Agama RI, 2005:11). Jadi, makna santri pada umumnya adalah orang yang tinggal di pondok pesantren untuk menimba ilmu Agama dari kiainya.
5
Jadi yang dimaksud motivasi santri adalah keinginan yang timbul dari diri santri untuk menguasai materi dalam rangka menunjukkan kepribadian yang utuh. Dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi pula, seorang santri akan lebih bisa mengembangkan kegiatan aktifitas, inisiatif, serta dapat mengarahkan memelihara ketekunan belajar. 2. Muhadharah Dalam kamus bahasa arab muhadharah artinya berpidato (Yunus, 1972: 104). Jadi, yang dinamakan pidato atau public speaking adalah ucapan yang tersusun dengan baik dan ditujukan kepada orang banyak dengan penggunaan bahasa yang baik dan didukung dengan wawasan keilmuan yang luas dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadi maksud judul skripsi ini adalah dorongan dalam perubahan tingkah laku santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah agar lebih giat dan bersungguh-sunguh mengikuti kegiatan tersebut. Karena kegiatan
tersebut
sangat
penting
bagi
santri
untuk
bisa
mengembangkan bakat dan minat santri untuk sekarang sampai seterusnya. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena data yang
6
dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012: 3) prosedur penelitian yang melibatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat diamati. 2. Kehadiran peneliti Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni deskriptif kualitatif maka kehadiran peneliti di kancah menjadi mutlak adanya. Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi “ key instrument ” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. Selain itu guna menunjang perolehan informasi yang valid, peneliti akan menggunakan alat rekam atau kamera, dan peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian. 3. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan secara umun di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, dan khususnya bertepatan di Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. 4. Sumber data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung dari tangan pertama, yaitu kata-kata dan tindakan subyek serta gambaran dan pemahaman dari subyek yang diteliti sebagai
7
dasar utama melakukan interpretasi data. Data tersebut diperoleh secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang akan menjadi sumber data primer adalah sebagai berikut: Kiyai Muhsoni (Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Modern Bina Insani), Dwima Nur Fuziah (Selaku Pengurus Pondok Pesantren Modern Bina Insani), Istiana (Selaku Ustadzah Pondok Pesantren Modern Bina Insani), dan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani. b. Sumber data sekunder adalah data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini dalah sebagai berikut: Pengurus OSBI (Organisasi Santri Bina Insani) dan santri yang tidak terlibat secara langsung di kegiatan Muhadharah. 5. Prosedur pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara Interview yang sering juga disebut wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1996: 144). Wawancara ini dilakukan untuk menegtahui bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani,
8
bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani, dan bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani. Data yang didapat baik dari sumber data primer maupun sumber data sekunder. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lainnya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2011: 217). Dalam metode dokumentasi peneliti mencari dokumendokumen penting atau arsip-arsip yang mendukung data yang berkaitan dengan penelitian, dan untuk memperkuat data-data yang didapat. 6. Analisis data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi (Sugiyono, 2012: 244). Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan.
9
Adapun yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif, yaitu dengan langkah-langkah: a. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode atau teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono. 2012: 240). Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan diteliti serta diketahui keasliannya. b. Reduksi Data Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hak yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2012: 247). Reduksi data ini berguna untuk meninjau kembali data-data yang kurang atau data-data yang sekitarnya tidak perlu dapat dipertimbangkan kembali apakah data tersebut perlu tidak dicantumkan dalam penulisan penelitian. c. Penyajian Data Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi yang bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya. Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat memahami isi dalam penelitian ini.
10
d. Penarikan Kesimpulan Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verivikasi (Sugiyono, 2012: 252). Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. 7. Pengecekan keabsahan data Pengecekan keabsahan data (Moleong, 2011: 324-332) merupakan upaya agar hasil penelitian yang disajikan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu derajat
kepercayaan
(credibility),
keteralihan
(transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfirmability). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi. a. Ketekunan/ Keajegan Pengamatan Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciriciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.
11
b. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau pembanding terhadap data yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dengan sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2011: 330) triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini membuat sebuah informasi yang didapat bisa dibuktikan kevalidannya. Hal itu dicapai dengan: 1) Membandingkan
data
hasil
wawancara
dengan
hasil
pengamatan. 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4) Membandingkan keadaan dan pendapat seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
12
Melalui teknik triangulasi setiap data yang didapatkan akan dibandingkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. 8. Tahap-tahap penelitian a. Tahap sebelum ke lapangan Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut dilakukan. c. Tahap analisis data Meliputi analisi data yang diperoleh melalui dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan Pengasuh Pondok Pondok Pesantren Modern Bina Insani, Pengurus Pondok Pesantren Modern Bina Insani, ustdzah Pondok Pesantren Modern Bina Insani, dan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani. d. Tahap penulisan laporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian
13
makna.
Selain
itu
peneliti
melakukan
konsultasi
kepada
pembimbinagn guna penyusunan laporan selengkapnya. G. Sistematika penulisan Bab 1 : PENDAHULAN, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II : KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Santri 1. Pengertian Motivasi 2. Jenis-jenis Motivasi 3. Fungsi Motivasi 4. Pengertian Santri 5. Macam-macam Santri B. Muhadharah 1. Pengertian Muhadharah 2. Fungsi Muhadharah 3. Bentuk-bentuk Muhadharah 4. Etika dalam Muhadharah Bab III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, yang berisi tentang gambaran umum tentang lokasi dan objek penelitian di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang dan temuan penelitian motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani.
14
Bab IV : PEMBAHASAN, yang berisi tentang analisis data dari deskriptif penelitian kegiatan Muhadhoroh di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang, motivasi santri, dan implementasinya. Bab V : Penutup, yang merupakan bab terakhir berupa kesimpulan dan saran.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Santri 1. Pengertian Motivasi Motivasi memiliki akar kata dari bahasa Latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak (Prawira, 2013: 319). Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak. Mc. Donald (dalam bukunya Islamuddin 2012: 259) mengatakan, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goalreactions. Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut, (Zaenal Ma’arif 2007: 67) menyatakan sebagai berikut. Motivasi adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi, motivasi berarti membangkitkan motif (daya gerak) untuk berbuat sesuatu dalam mencapai kepuasan dan tujuan seseorang.
16
Motivasi merupakan faktor penting yang selalu mendapat perhatian di dalam
berbagai
usaha
yang
ditunjukkan
untuk
mendidik
dan
membelajarkan manusia, baik di dalam pendidikan formal, nonformal, ataupun informal (Jarmasis, 2013: 170). Biasanya guru merefleksikan perhatiannya terhadap motivasi siswa dengan berbagai pertanyaan seperti, “Mengapa Ani kurang dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran hari ini? Atau masalah yang menjadi penyabab utama kegagalan dalam belajar adalah memotivasinya terhadap pelajaran rendah. a. Berbagai Pandangan terhadap Motivasi 1) Pandangan Behaviorisme terhadap Motivasi Motivasi dapat dijelaskan melalui teori behavioristik yang mengembangkan
motivasi
melalui
konsep
contiguity,
reinforcement, punishment, dan modeling (Jamaris, 2013: 170). Contiguity berkaitan dengan kedekatan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Reinforcement adalah faktor penguat yang
diberikan
terhadap
perilaku
yang
diinginkan.
Reinforcement dapat dilakukan melalui pujian, hadiah dan halhal penguat lainnya. Punishment merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepada individu apabila ia tidak melakukan tindakan seperti yang diharapkan. Modeling merupakan contoh perilaku yang ditujukan agar individu lain mencontoh perilaku tersebut.
17
Menurut paham behavioristik, motivasi merupakan faktor eksternal yang perlu didesain untuk mengubah perilaku individu sesuai dengan perilaku yang diharapkan dengan jalan melakukan modifikasi perilaku yang diterapkan dengan mengaplikasikan konsekuensi dari perilaku yang ditampilkan individu, seperti reinforment dan punishment. Oleh sebab itu, semua faktor yang berkaitan dengan hal tersebut perlu disediakan agar individu termotivasi untuk melakukan kegiatan yang ditujukan pada perubahan perilaku yang diharapkan. 2) Pandangan Kognitivisme terhadap Motivasi Pandangan kognitivesme terhadap motivasi ditekankan pada keyakinan para ahli kognitivesme tentang manusia sebagai
makhluk
berfikir.
Motivasi
menurut
paham
kognitivesme merupakan faktor yang datang dari dalam diri manusia. Dengan demikian, motivasi menurut pandangan kognitivesme berkaitan dengan pilihan, keputusan, rencana, minat, dan tujuan dan berbagai perhitungan yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian yang akan dialami individu. Maka hakikat motivasi merupakan hal yang perlu dipahami oleh pendidik atau pihak-pihak yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia.motivasi dapat didenifisikan sebagai suatu tenaga yang mendorong dan mengarahkan perilaku manusia untuk mencapai tujuan yang akan dicapainnya.
18
Setiap manusia hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat-saat tertentu menuntut kepuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan kepuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadia tujuan dari kebutuhan tersebut. Pada saat kebutuahan manusia mendesak, munculah tegangan yang menuntut pemenuhan. Kecenderungan-kecenderungan yang ada pada manusia seperti makan, minum, cinta, nafsu memang telah diciptakan Tuhan. Berkaitan dengan kebutuhan fisik Tuhan, berfirman:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al-A’raf:31) (Departemen Agama RI, 2005: 154) Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus-menerus tanpa motivasi dari luar dirinya, merupakan motivasi intrinsic yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan ekstrinsik yang dihaapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
Diriwayatkan dari Umar ibnul-Khaththab bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia kerjakan. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diperolehnya atau karena wanita 19
yang ingin dinikahinya, maka ia mendapat hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari) Hadits di atas adalah hadits terkenal yang menyatakan ada fenomena kewajiban dalam setiap individu manusia, yakni adanya motivasi dalam setiap melakukan sesuatu perbuatan. Tidak ada suatu pekerjaan dan perbuatan pun yang dilakukan tanpa suatu tujuan, baik hal itu disadari secara penuh maupun tidak disadarinya (Taufiq, 2006: 654). Tujuan yang ada dibalik setiap perbuatan inilah yang lalu menjadi topik pembahasan kajian psikologi. Sesungguhnya perilaku manusia (dan juga perilaku binatang) tidak bisa dipahami maknanya kecuali dilihat dari sisi motivasi yang menyertainya, baik itu mitivasi biologis, psikologis maupun spiritual. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qusby membagi pula kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu : 1) Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan tidur. 2) Keutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah kemudian ia membagi kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu kebutuhan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa bebasebutuhan akan rasa sukses (Ramayulis,2004:104) Kebutuhan peserta didik perlu diperhatikan oleh setiap pendidik sehingga anak didik tumbuh dan berkembang mencapai kematangan psikis
20
dan fisik. Pendidikan agama juga memperhatikan kebutuhan biologis dan psikologis ataupun kebutuhan primer dan sekunder seperti yang dijelaskan di atas, maka penekanannya adalah diyakini dan diamalkan oleh anak didik akan dapat mewarnai seluruh aspek kehidupannya yang Islami. 2. Jenis-jenis motivasi Dalam membicarakan jenis-jenis motivasi di atas tersebut, hanya akan membahas dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. a. Motivasi Intrinsik Islamuddin mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari dari luar, kerena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan sesuatu kegiatn yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktifitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh
21
pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna baik diwaktu sekarang maupun di masa mendatang. Oleh karena itu, minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi ada sangkut paut dengan dirinya. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsikarena adanya perangan dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan
motivasi
ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses intrinsik edukatif di kelas. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik positif maupun
22
motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik. Motivasi belajar dikatakan ektrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal dipelajarinya (Islamuddin, 2012: 260). Misalnya, seseorang itu belajar karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapat nilai yang tinggi atau nilai yang baik. Jadi yang terpenting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapatkan hadiah. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dari dorongan luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. 3. Fungsi-fungsi motivasi Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting peranannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan perusahaan. RBS. Fudyartanto (2003) menuliskan fungsifungsi motivasi sebagai berikut. Pertama, motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu. Tingkah laku individu dikatakan bermitiv jika bergerak menuju ke arah tertentu. Dengan demikian, suatu motif dipastikan
23
memiliki tujuan tertentu, mengandung ketekunan dan kegigihan dalam bertindak. Kompleksnya suatu motif dipengaruhi oleh berbagai macam variabel yang berlangsung dalam organism dan dalam lingkungan di sekitarnya. Lashley (dalam bukunya Prawira 2013: 321) menguraikan beberapa variabel motivasi yang penting untuk diketahui: faktor kebiasaan individu, meskipun tidak semua kebiasaan bertindak sebagai motivator, kesiapan mental, niali-nilai dan sikap-sikapindividu yang berpengaruh pada proses motivasi, faktor biologis dalam organisme atau indivisdu, fakltor emosi yang biasanya sering disebut sebagai kondisi yang memotivasi keadaan. Kedua, motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu. Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat individu yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang terpilih yang telah diniatkan oleh individu tersebut. Maka dari itu adanya motif menghindari individu menjadi buyar dan tanpa arah dalam bertingkah laku guna mencapai tujuan tertentu yang telah diniatkan sebelumnya. Ketiga, motif memberi energi dan menahan tingkah laku individu. Motif diketahui sebagai daya dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadi perbuatan yang tampak pada organisme. Motif juga mempunyai fungsi untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat dapat berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama. Jadi, semakin
24
besar motif pada individu, semakin efisien dan sempurna tingkah lakunya (Prawira, 2013: 322). Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 4. Pengertian Santri Santri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1032) adalah santri 1 yang mendalami pengajiannya Agama Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan sebagainya; 2 orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh. Istilah santri terdapat di pesantren sebagai pengejawantahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren (Ghazali, 2001: 22). Santri pada dasarnya berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan pesantren.. Oleh karena itu santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren. 5. Macam-macam Santri Zamakh Stari Dhofier (Ghazali, 2001: 23) mengatakan bahwa di dalam proses belajar mengajar ada dua tipologi santri yang belajar di pesantren, antara lain: a. Santri Mukim Santri Mukim yaitu santri yang menetap, tinggal bersama kyai dan secara aktif menuntut ilmu dari seorang kyai. Dapat juga
25
secara langsung sebagai pengurus pesantren yang ikut bertanggung jawab atas keberadaan santri lain. Setiap santri yang mukim telah lam menetap dalam pesantren secara tidak langsung bertindak sebagai wakil kyai. Ada dua motif seorang santri menetap sebagai santri mukim: 1) Motif menurut ilmu artinya santri itu datang dengan maksud menuntut ilmu dari kyainya. 2) Motif menjunjung tinggi akhlak, artinya seorang santri belajar secara tidak langsung agar santri tersebut setelah di pesantren akan memiliki akhlak yang terpuji sesuai dengan akhlak kyainya. b. Santri Kalong Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal dari desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan jalan menetap di dalam pondok pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara langsung pulang ke rumah setelah belajar di pesantren. Jadi, sebuah pesantren yang besar didukung oleh semakin banyaknya santri yang mukim dalam pesantren di samping terdapat pula santri kalong yang tidak banyak jumlahnya. Seorang santri pergi dan menetap di suatu pesantren karena berbagai alasan:
26
a) Ia ingin mempelajari kitab-kitab lain yang membahas Islam secara lebih mendalam di bawah bimbingan kyai yang memimpin pesantren tersebut. b) Ia ingin memperoleh pengalaman kehidupan pesantren, baik dalam bidang pengajaran, keorganisasian maupun hubungan dengan pesantren-pesantren yang terkenal. c) Ia ingin memusatkan studinya di pesantren tanpa disibukkan oleh kewajiban sehari-hari di rumah keluarganya (Dhofier, 1980: 52). Oleh kerena itu seorang santri yang menetap dan pergi ke sebuah pesantren yang jauh dan masyhur merupakan suatu keistimewaan bagi seorang santri yang penuh cita-cita. Ia harus memiliki keberanian yang cukup penuh ambisi, dapat menekan sebuah rindu kepada keluarganya, maupun
teman-teman
sekampungnya,
sebab
setelah
selesai
pelajarannya di pesantren ia diharapkan menjadi serang alim yang dapat mengajar kitab-kitab dan memimpin masyarakat dalam kegiatan keagamaan. Jadi, dalam pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi santri adalah dorongan yang ada pada santri dan yang hanya dapat dilihat pada aktivitas fisiknya yang mengarah pada tujuan tertentu yang ingin dicapai, hanya dengan motivasi yang kuat, santri tersebut akan lebih menunjukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar yang ada di dalam pesantren tersebut.
27
B. Muhadharah 1. Pengertian Muhadharah Muhadharah berasal dari kata sebagai mashdar mim menjadi
-
yang berarti hadir,
yang artinya ceramah atau
pidato (Munawwir, 1984: 294). Pidato bisa disamakan dengan Retorika (Yunani) atau Public Speaking (Inggris). Pidato mempunyai arti “suatu seni penyampaian berita secara lisan yang isinya bisa berbagai macam” (Syam, 2004: 7). Pidato adalah tehnik pemakaian kata-kata atau bahasa secara efektif yang berarti ketrampilan atau kemahiran dalam memilih kata yang dapat mempengaruhi komunikasi sesuai dengan kondisi dan kondisi komunikasi tersebut. Dalam berpidato ada tiga unsur yang amat penting, yaitu komunikator, pesan, dan komunikan (Wiyanto, 2001: 43). Komunikator adalah pembicara, pesan adalah masalah yang dibicarakan, dan komunikan adalah pendengar yang menerima pesan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berpidato itu perbuatan menyampaikan pesan oleh pembicara kepada pendengar. Sedangkan dalam bahasa jawa disebut sesorah atau pidato yang artinya berbicara, mengungkapkan gagasan di depan orang banyak secara lisan dengan teknik tertentu (Jayanti, 2012: 9). Pidato dikatakan berhasil jika mampu mempengaruhi, membujuk, atau mengubah suasana hati orang yang mendengarkannya. Dengan demikian, pidato menjadi sarana yang sangat penting untuk mencapai berbagai tujuan, terutama dalam hidup bermasyarakat.
28
Di dalam masyarakat hendaklah ada di antara segolongan diperintahkan untuk berdakwah sejalan dengan eksistensi umat Islam sebagai umat yang terbaik, yang merintahkan kepada kebaikan dan melarang dari hal-hal yang mungkar, sebagaimana ayat berikut:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali ‘Imron: 110). (Departemen Agama RI, 2005: 64). Ayat di atas mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan mereka tetaap mempunyai semangat yang tinggi. Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Iman yang mendalam di hati meraka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana dalam firman Allah:
29
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orangorang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”. (Al-Hujurat: 15). (Departemen Agama RI, 2005: 517). Orang yang berpidato selalu berhubungan dengan orang banyak, seseorang berbicara secara langsung di atas podium atau mimbar dan isi pembicaranya diarahkan pada orang banyak, baik hanya sekedar informasi, pesan ataupun sesuatu untuk dilaksanakan oleh orang-orang yang mendengarkan pesan atau informasi tersebut (Hakim, 2010: 9). Dari dulu sampai sekarang, pidato atau public speaking masih menjadi salah satu bagian kebudayaan umat manusia yang cukup dominan dalam menyampaikan informasi, mengabarkan sebuah pesan, menjelaskan ideide, menyebarluaskan ilmu pengetahuan atau menjelaskan penemuanpenemuan mereka kepada orang lain untuk diikuti dan sebagainya. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang untuk disampaikan kepada orang banyak (Khayyirah, 2013: 41). Pidato yang baik memberikan kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik juga dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. Pidato merupakan penyampaian gagasan, pikiran, atau informasi kepada orang lain secara lisan dengan metode-metode tertentu. Ada juga berpidato merupakan seni percakapan atau seni berkata-kata yang
30
didukung
dengan
wawasan
keilmuan
yang
luas
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. Berpidato dalam dunia pesantren sering disebut dengan khithabah dan orangnya disebut khatib (Hakim, 2010: 8). Kita dapat melihat orang yang memiliki kecakapan dan memiliki kepandaian dalam berpidato dalam forum-forum kenegaraan, penajian, ceramah, diskusi, debat, seminar, kampanye, partai politik, pelatihan-pelatihan, dan lain sebagainya. Jadi, yang dimaksud dengan muhadharah adalah salah satu cara untuk menyampaikan informasi, menyebarkan sebuah pesan, menjelaskan ide-ide kepada orang lain, tetapi disini diberi batasan, sekelompok orang yang berkumpul, umpamanya 15 orang atau lebih. Adapun yang dimaksud tujuan tertentu ialah dalam menemukan sesuatu hal, soal, masalah dan sebagainya. Jadi, jika hanya tanpa tujuan atau pokok persoalan, maka bukanlah dinamakan pidato.
2. Fungsi dan Tujuan Muhadharah Fungsi pidato sangat banyak dan beragam, yang kesemuanya akan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dengan adanya pidato tersebut, dapat disebutkan, fungsi-fungsi pidato tersebut diantaranya adalah: a. Memberikan informasi b. Menyampaikan pesan c. mendidik
31
d. Menghibur e. Membujuk f. Menarik perhatian g. Memperingatkan h. Membentuk kesan i.
Memberikan instruksi
j.
Membangun semangat
k. Menggerakksan massa, dan lain-lainnya. Dengan banyaknya fungsi-fungsi pidato di atas maka fungsi yang sering digunakan adalah memberikan informasi, yang bertuajuan untuk menyampaikan informasi atau keterangan kepada pendengar, agar diharapkan untuk mengetahui, mengerti, dan menerima informasi yang disampaikan. Selain fungsi pidato yang diatas ada banyak tujuan pidato antara lain: a. Untuk menambah wawasan pengetahuan pendengar. b. Agar orang mempercayai sesuatu untuk melakukannya. c. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemampuan kita dengan suka rela. d. Memberi suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain. e. Membuat orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan secaa menghibur. 3. Jenis-jenis Muhadharah
32
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa fungsi dari pidato demikian banyak dan beragam, fungsi yang paling sering digunakan adalah untuk
memberikan
informasi,
menghibur,
menyakinkan
dan
memberikan instruksi. Fanani mengungkapkan bahwa, mengingat fungsi yang beragam, maka jenis-jenis pidato pun beragam adanya yang sesuai dengan maksut serta tujuan yang hendak dicapai, adapun ciri-ciri tersebut adalah: a. Pidato Pembukaan Pidato pembukaan yaitu pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau MC. b. Pidato Penghargaan Pidato penghargaan yaitu pidato yang mengarahkan pada suatu pertemuan.
c. Pidato Sambutan Pidato sambutan yaitu pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. d. Pidato Peresmian Pidato peresmian yaitu pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. e. Pidato Laporan
33
Pidato laporan yaitu pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. f. Pidato Pertanggungjawaban Pidato pertanggungjawaban yaitu pidato yang berisi suatu laporan pertanggung jawaban. Metode dalam berpidato bisa dilakukan dengan impromptu atau spontan, membuat kerangka atau garis besar, menghafal naskah, atau membaca naskah. Agar dapat berpidato dengan baik, perhatikan langkah-langkah berpidato berikut ini. 1. Menentukan topik. Menentukan topik dapat berupa topik bebas atau terikat dengan syarat baru, relevan, dan menarik. 2. Mengumpulkan data atau opini disertai sumber asal data. 3. Membuat kerangka-kerangka. 4. Mengembangkan kerangka dapat berupa narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, ataupun argumentasi. Biasanya, pidato dipratikkan oleh pemimpin organisasi kepada anak buah organisasinya, dipraktikkan oleh pemimpin atau pejabat negara
guna
mempermudah
adanya
komunikasi
semokratis,
dipraktikkan guna menenangkan massa atau orang yang berpengaruh (Fanani,201369). Mereka semua diwajibkan unyuk menguasai terori pidato sehingga terciptanya keadaan yang aman dan tentram.
34
Mengetahui syarat pidato yang baik akan memudahkan untuk menyusun sebuah pidato yang berbobot baik dalam uraian maupun cara penyampaian. Syarat pidato yang baik meliputi adanya pokok masalah (isi) yang akan diuraikan yang harus dikuasai, memiliki kecakapan untuk menyampaikan isi tersebut, uraian mengandung pengetahuan, ada tujuan yang dicapai, dan antara si pembaca, topik, dan pendengar terjalin hubungan yang harmonis. Lima poin tersebut merupakan dasar untuk dapat menciptakan kemampuan berpidato yang baik. 4. Etika dalam Muhadharah Etika di atas podium hampir sama dengan gerakan di atas podium, perilaku pembicara semenjak dari mulai maju sudah menjadi perhatian, sampai selesai menyelesaikan pidatonya (Carpio,2005:65). Ketika berpidato harus mencakup beberapa hal antara lain: a. Gerak-gerik Tubuh Seorang pembicara itu, selain didengar, juga dilihat orang lain. Ketika menyampaikan pidato harus bisa menciptakan kesan visual sebagaimana juga kesan pendengaran. Biasanya ketika menyampaikan pidato yang perlu diperhatikan pertama dan terakhir yang didapat para hadirin tentang pembicara itu berasal dari gerak-gerik tubuhnya. Oleh Karena itu, penting bahwa gerak-gerik tubuh itu hanya digunakan dengan cara-cara yang memberikan sumbangan
35
terhadap komunikasi yang efektif,
mendapatkan perhatian,
kejelasan, memberikan tekanan, menyumbang kepada tujuantujuan pribadi pembicara itu, mengembangkan rasa empati para hadirin yang diinginkan, dan menciptakan suasana yang pantas. Pembicara itu harus selalu ingat bahwa pembicara akan terekspos dengan baik kepada para hadirin, bersemangat tentang berkomunikasi, benar-benar tertarik akan pokok permasalahan itu. Gabungan dari semuanya akan membantu pembicara itu dalam menjadikan wajahnya menggambarkan keadaan pemikirannya, sehingga semua gagasan dan persaannya akan terdukung. Jika semuanya tidak ada, pembicara akan tidak tampak jujur atau dibuat-buat, sedangkan para hadirin yang perasa itu dengan mudah sekali mengetahui hal tersebut. b. Pentingnya Aksi Tubuh Aksi tubuh yang efektif dalam berpidato sangatlah penting. Gerakan tubuh dapat membantu pembicara dapat menyesuaikan diri dengan situasi berbicara. Pada permulaan sebuah pembicaraan, ketegangan otot dapat dikurangi dengan memberikan isyarat tangan dan dengan sedikit otot timbul sebagai akibat dari kesantaian. White dan Henderlider memberikan empat buah kegunaan dari aksi tubuh yang efektif itu, antara lain: 1. Menyesuaikan dengan situasi berbicara 2. Mendapatkan dan mempertahankan kepentingan dan perhatian
36
3. Menjelaskan makna 4. Mencapai tekanan Gerak-gerak
tubuh
membantu
mendapatkan
dan
mempertahankan kepentingan dan perhatian. Pemilihan dan penataan materi untuk perkenal bertujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan kepentingan dan perhatian, namun ada gerakgerik tubuh seperti memberi isyarat untuk mencapai tujuan tersebut. Gerakan tubuh dapat menjelaskan makna. Meskipun bantuanbantuan visual sepsrti gambar, diagram, grafik, dan peta membantu dalam menyampaikan makna, maka gerak-gerik tubuh berfungsi untuk menopang kata-kata yang diucapkan pembicara dan untuk menjelaskan makna. c. Kegunaan Aksi Tubuh Dalam berbicara, kita pasti menggunakan kode-kode yang terlihat. Kode terlihat tersebut dapat dibagi menjadi empat, antara lain: 1.
Ekspresi wajah Ekspresi wajah adalah sebuah lambang pembicaraan terlihat yang bermakna. Yang dianggap paling penting bagi pembicara itu adalah mata, sehingga bertatapan mata adalah sebuah alat yang efektif untuk mendapatkan perhatian. Dengan
37
melalui mata, hubungan dengan para hadirin itu dapat diperhatiakan. Kebanyakan orang suka kepada pembicara “yang memandang kepada kami dengan mata” baik dalam percakapan maupun dari mimbar pembicara itu. Ekspresi wajah itu wajah itu harus menggambarkan sikap pemikiran dan sikap emosional pembicara itu. Otot-otot wajah harus luwes, yang menimbulkan pernyataan yang bersemangat, kecewa, mengancam, penuh kegembiraan, alami, karena pembicara itu memperhatiakan suasana batin yang bermacamragam. Jadi, ekpresi wajah dapat menjadi suatu penolong yang besar dalam memperkuat dan memperjelas isi pidato tersebut. 2. Postur tubuh Postur
tubuh dapat
digambarkan
sebagai
pendirian
pembicara bagaimana ketika berdiri dan sedang berbicara. Dasar-dasar dari postur tubuh yang baik adalh mencadangkan energy fisik dan pengendalian tubuh yang memadai untuk menjamin
kebebasan
bergerak
dan
berdiri
dengan
menyenangkan. Postur yang tepat bagi pembicara adalah postur yang memberinya perasaan santai dan menjadikannya tempak terkendali, menguasai diri, santai, dengan energi cadangan yang siap untuk dipakai, serta menguasai baik dirinya sendiri maupun situasi berbicara itu.
38
Tentu saja, tidak ada satu-satunya cara berdiri yang benar ketika menyampaikan sebuah pidato, namun dapat disarankan beberapa pedoman tersebut: a) Tubuh harus tegak lurus tanpa tekukan yang berlebihlebihan. Pembicara itu tidak boleh seperti seorang tentara yang dalam keadaan bersiap. Sikap santai itu memberikan sebuah perasaan kenyamanan, akan tetapi orang tidak boleh terlalu santai, sehingga tampak akan jatuh. b) Tangan harus tergantung secara alami di samping, kecuali ketika tangan itu digunakan untuk melakukan isyarat dengan tangan. Pembicara boleh memegang podium dengan tangannya, namun tidak boleh boleh memiringkan tubuh keatas untuk jangka waktu yang lama. Posisi tangan yang lain adalah sedemikian rupa sehingga pembicara kadang-kadang tidak boleh telalu sering tangan salah satu dikantong, kedua tangan dikantong, dan tangan didekapan dibelakang pembicara tersebut. Akan tetapi, posisi tangan tidak boleh dipertahankan satu posisi saja untuk jangka waktu yang lama. c) Sikap yang pantas harus dipraktekkan dengan postur tubuh yang baik ketika berbicara. Postur yang baik itu harus menjadi suatu kebiasaan, bukan hanya tindakan yang kadang-kadang dan spontan saja.
39
Kesalah yang paling sering terjadi dalam panggung poster itu adalah “pembungkuk” memberikan kesan bahwa pembicara dalam keadaan lelah sekali, sehingga sukar baginya untuk berdiri. “Penyandar” jelas sekali tampak berpegang pada podium, kesebuah meja, sandaran kursi, atau benda-benda lain. “Ornag yang seperti patung” adalah seperti seorang tentara yang siap untuk memberi hormat. Perutnya mundur ke belakang, dadanya menonjol ke depan, dagunya masuk ke dalam, sedangkan bahunya mundur ke belakang. Sikap seperti itulah menjadikan para hadirin gelisah, tidak semangat karena pembicara tersebut tidak dalam keadaan yang santai. 3. Gerakan Gerakan tubuh menunjuk pada keseluruhan derakan tubuh pada saat pembicara itu pindah dari satu posisi ke posisi lain. Hal itu membantu menarik dan mempertahankan perhatian, serta dapat menyampaikan pendapat. Berhalan mendekat atau menjauh dari para hadirin, atau dari salah satu sisi podium ke sisinya yang lain, perubahan dalam postur semuanya ini berarti gerakan. Gerakan itu apabila dilaksanakan secara alami dan dengan lancar akan membangunkan para hadirin yang mengantuk. 4. Isyarat-isyarat
40
Isyarat adalah gerakan yang bermakna dari beberapa bagian tertentu dari tubuh, bahkan dari seluruh tubuh. Pada umumnya isyarat itu dibuat oleh gerakan kepala, bahu, tangan, dan kadang-kadang kaki. Gerakan isyarat yang efektif memiliki kepantasan, kelengkapan, keragaman, dan penyataan. Agar
menjadi
kebiasaan,
gerak
isyarat
itu
perlu
dipraktekkan dengan sadar. Karena orang harus mengajukan isyarat hanya ketika dorongan dan keperluan saja, maka suatu pengetahuan tentang beberapa isyarat khas dengan tangan adalah penting sekali. d. Cara Berpakaian dan Penampilan Seorang pembicara benar-benar akan mengembangkan sebuah gerakan postur dan pentas dengan memakai pakaian yang dapat dirasakan menyenangkan dan akan menambah rasa percaya dirinya. 1. Menutup aurat bagian tubuhnya 2. Sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi lingkungan 3. Pakaian harus rapi, bersih, sehat, dan ukurannya pas 4. Tidak mengganggu orang lain 5. Memakai pakaian yang menyenangkan para hadirin e. Menggunakan Sistem Public Address Sistem public address itu harus digunakan dengan tepat. Microfon harus menyampaikan informasi yang lengkap dan
41
pembicaraan yang dapat dipahami. Jarak antara pembicara dengan microfon itu harus dipertahankan sedemikian rupa sehingga kandungan frekuensi suara itu akan menjadi berbeda-beda, serta keseimbangan antara suara langsung dan gaungnya kan turun naik terutama jika gerakan itu cukup untuk memperlukan pengendalian volume. Dalam sebuah auditorium, mikrofon itu biasanya diletakkan kira-kira tiga langkah dari tempat berdirinya pembicara itu. Jika pembicara itu akan mengucapkan pidatonya tanpa banyakbergerak berkeliling dan dengan suara yang normal.
42
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data 1. Gambaran Lokasi Penelitian a. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Modern Bina Insani Pondok Pesantern Modern Bina Insani berada di Dusun Baran Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Awalnya pondok ini adalah sebuah pengajian malam ba’da magrib yang diselenggarakan di Masjid Al-Huda Baran. Adapun materi yang diajarkan belajar membaca Al-Qur’an secara musafah dan fasholatan. Kegiatan ini sudah ada sejak masjid ini didirikan sekitar tahun 1959. Sedangkan peserta didiknya (santrinya) adalah anak-anak dari lingkungan masjid itu sendiri dan anak-anak dari warga dusun tetangga. Pengasuhnya imam dan ta’mir masjid seperti Bapak Kamsu Abdul Rasyid, Bapak Muhlison Katsiran, Bapak Uri Abdul Rasyid, Bapak Sarman dan lainnya. Pada tahun 1992 pengajian ini dikembangkan lagi menjadi TKA- TPA- Madrasah Diniyah Masjid Masjid Al-Huda Baran yang dikelola oleh Remaja Masjid dengan sistem sekolahan. Materi pelajaran tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an dan fasholatan saja tapi sudah dikembangkan dalam kurikulum TKATPA, dan kurikulum Madrasah Diniyah dengan kegiatan 43
Ekstrakurikuler musik rebana klasik, seni baca Al-Qur’an, muhadharah dan drum band. Tahun demi tahun menunjukkan adanya peningkatan baik dari kualitas maupun kuantitas, dari segi kualitas pada tahun 1997 pernah juara umum lomba Festival Anak Sholih (FASI) tingkat Kab. Semarang dan kota Salatiga yang diselenggarakan oleh TPA Ananda Salatiga, dan lomba-lomba lain di tingkat local sedangkan dari segi kuantitas menunjukkan adanya peningkatan dan jumlah santri yang awalnya sekitar 20-an anak hingga mencapai 300 anak. Adapun dari fasilitas sarana dan prasarana lembaga ini menempeti gedung yang dibangun di atas tanah waqaf dari Almarhum Bapak Kamsu Abdul Rasyid, Bapak Muhlisan Katsiran dan Bapak Muh.Uri Abdul Rasyid sedangkan gedung fisiknya adalah dibangun oleh Simabah Haji Umar (sesepuh desa), sedangkan membelernya dari Bapak Haji Suwandi (tokoh masyarakat) dan keluarga Simabah Haji Ahmad Tamin Said. Seseorang warga Jakarta yang peduli Pendidikan Islam di Dusun Baran. Pada perkembangan berikutnya atas masukan dari para kiyai dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mendirikan pondok pesantren yang didalamnya ada pendidikan formalnya, maka pada pada tahun 1999 dari lembaga ini membuat tim perumus dan pendiri
pondok
pesantren
sekaligus
yayasan
yang
akan
menaunginya lembaga yang akan didirikan itu, akhirnya disepakati
44
nama pondoknya adalah Pondok Pesantren Modern Bina Insani yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Islam Haji Ahmad Tamin Said. Yayasan ini resmi berdiri dan didaftarkan di akte notaries Hendrati Prasetyosiwi, S.H. pada tanggal 12 Juni 1999. Haji Ahmad Tamin Said (eyang dari Ibu Dra Hj. Siti Nuriyani, M.Ag) adalah seorang warga Jakarta yang menyumbangkan hartanya untuk pendirian pondok ini. Nama Bina Insani ini dipilih untuk menjadi nama pondok dan sekolahan, kata Bina menrut kamus besar Bahasa Indonesia artinya membina, membangun, sedangkan Insani artinya kemanusiaan, bersifat atau menyangkut manusia,
manusiawi.
Pondok
Pesantern
Modern
didirikan
bertujuan untuk membangun dan mencetak insan seutuhnya, calon ilmuan, dan ulama’ kepesantrenan , ketrampilan serta penanaman akhlak Islami, memadukan sistem pendidikan tradisional dan modern dengan spesialisasi yang jelas dan terarah. Untuk merealisasikan pesantren berupa memadukan sistem Pendidikan Islam tradisional dan modern, dengan spesialisasi yang jelas dan terarah, disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat Islam di masa kini dan masa mendatang, memadukan ilmu akherat dan dunia sekaligus dengan porsi yang sama. Secara umum pengajaran pondok pesantren Bina Insani dibagi menjadi dua paker sekolah dan paket umum dalam aplikasinya merupakan perpaduan dari keduanya. Seluruh paket tersebut disampaikan
45
dengan sistem klasikal berjenjang, artinya paket pesantren diikuti oleh semua santri dibagi kelas-kelas. Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Bina Insani adalah SMP Islam Bina Insani yang didirikan pada tahun pelajaran 1999/2000 dan SMA Islam Plus Bina Insani didirikan pada tahun pelajaran 2002/2003. Siswa baik SMP dan SMA Islam Bina Insani berasal dari masyarakat di lingkungan Ketapang Kecamatan Susukan (Dokumentasi PPM Bina Insani). Perpaduan yang sinergik dan harmonis antara kurikulum Pondok Pesantren Modern Bina Insani dan Kurikulum Diknas yang diharapkan mampu melahirkan ulama’ yang berkognitif, berkreatif, berpsikomotorik,
ideal,
berbudaya,
berperadaban,
konsisten
terhadap Aqidah dan Syariat Islam, serta Panca Jiwa Pondok. b. Letak Geografis Pondok Pesantren Moderen Bina Insani berada di Jl. Sruwen – Karanggede, Dsn. Baran, Ds. Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang 50777, di tengah pemukiman penduduk yang beragama Islam 100%, samping masjid Al-Huda Baran, yang memiliki luas tanah 15.000 M2. Pondok Pesantren Moderen Bina Insani Dusun Baran, letak greografis Dusun Baran adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara
: Dusun Ketapang
2. Sebelah Selatan
: Dusun Sarimulyo
46
3. Sebelah Barat
: Dusun Kwangsan
4. Sebelah Timur
: Dusun Baran
1
Tabel 1 Gambaran-gambaran dan lokasi Pondok Pesantren Moderen Bina Insani Tahun 2016 Nama Pondok Pondok Pesantren Moderen Bina Berdiri
Insani
Pengelola
Th. 1999
Alamat
No. Telp
Yayasan Pondok Pesantren Moderen Bina Insani Jl. Sruwen – Karanggede, Dsn. Baran, Ds. Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang 50777
Email
(0298)615145
[email protected]
2
Pengasuh PPM KH Muhsoni Bina Insani Pendidikan SMA
3
Ketua Yayasan Haji Ahmad Tamin Said Lurah pondok Rifqi Lutfi Putra Lurah pondok Lulu’ Al Basyiroh Putri
c. Kondisi Pondok Pesantren
47
1
Table 2 Kondisi Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016 Kondisi Pondok a) Jumlah guru/ustadz 25orang terdiri dari : ustadz dan ustadzah b) Jumlah Santri
703 orang yang terdiri dari : 296 Putra dan 407 putri
c) Sarana dan Prasarana
1 masjid , 22 ruang kelas , 1 lokal kantor OSBI, 1 lokal ruang ustadz, 1 lokal kantor administrasi , 1 lokal perpustakaan mini, 15 kamar tidur, 1 kamar tamu, 1 gudang, 1 kantin, 8 kamar mandi/toilet, 1 kamar UKS. 20 unit computer, dan alat Rebana
d) fasilitas lain-lain
Lapangan Sepak bola, Sound System 2
Kondisi Lingkungan a) Penerimaan Santri b) Lokasi Pon-pes
Menerima santri baru setiap tahun ajaran baru. Di tengah pemukiman penduduk, samping Masjid AlMuttaqin, luas tanah 15.000 M2
c) Ekonomi Wali Santri
Rata-rata penghasilan per bulan 400.000, - 800.000,-
d) Administrasi Santri
Pembayaran bulana Rp.310.000/bln
d. Sarana dan Prasarana
48
per-anak
Untuk memperlancar proses belajar mengajar di pesantren dan untuk memudahkan interaksi belajar mengajar serta untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, maka adanya sarana dan prasarana sangatlah penting. Untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, Pondok Pesantren Modern Bina Insani memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, yaitu (Dokumen PPM Bina Insani): Tabel 3 Sarana dan prasarana Pondok pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016 No.
Nama Barang
Banyaknya
1.
Asrama putra
2 blok
2.
Asrama Putri
3 blok
3.
Dapur
1
4.
Lab. Komputer
1
5.
Lab. Laboratorium
1
6.
Ruang Kelas
22
7.
Meja siswa
330
8.
Meja ustadz
22
9.
Kursi siswa
660
11.
Koperasi
1
12.
Perpustakaan
1
13.
Kamar mandi putra
2
14.
Kamar mandi putrid
8
49
15.
Sound system
2
16.
Printer
3
17.
Lapangan
1
e. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Bina Insani memiliki 2 buah kepengurusan, yaitu kepengurusan putra dan putri. Selain itu ada juga kepengurusan untuk program madrasah. Dalam kepengurusan ini tidak semata-mata berdasarkan hasil voting, tetapi juga berdasarkan hasil musyawarah bersama dan disetujui oleh pengasuh.
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM HAJI AHMAD TAMIN SAID PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN 50
No 1
Jabatan
Keterangan
Pimpinan/pengasuh Pondok Pesantren - Ketua Yayasan
- K.H. Dr. Zuhroni, M.A.
- Pengasuh Pondok
- K. Muhsoni
- Pengawas Pondok
- Dra. Hj. Siti Nur Riani, M.Ag.
- Penasehat Pondok
- Basyari
2
Kepala Biro Pendidikan
Muhammad Munzaini, S. Ag. M.Pd.I
3
Kepala Biro Keuangan
Siti Maesaroh, A.Md. E.I
4
Kepala Biro Administrasi dan
Afis Sunani, A.P
Tata Usaha 5
Kepala Biro Kerjasama
Drs. Musthofa
Kelembagaan 6
Kepala Biro Bidang Usaha
Musyafa’ S.Pd.
7
Tenaga Pendidik
Asatid= 16
8
Tenaga Kependidikan
57
STRUKTUR KEPENGURUSAN ORGANISASI SANTRI BINA INSANI (OSBI)
51
Asatidzah= 9
PERIODE 2015-2016 PENANGGUNG JAWAB K. Muhsoni Muhammad Munzaini, S. Ag. M.Pd. I PEMBIMBING: 1. Lulu’ Al Basyiroh 2. Rifqi Lutfi KETUA OSBI: 1. Syamsul Ma’arif 2. Luluk nur hamidah SEKRETARIS: 1. Nofi’ Nailul A’la 2. Nihayatul Chusna BENDAHARA: 1. M. Ginanjar Fauzi 2. Inafqotin Mucholifah 3. Ana Muslimah Ulil Albab KEAMANAN: 1. Audi Farih Budi. P
5. Shinta Nur Afrinisa Maharani
2. Ali Yahya
6. Isniyatur Romadhoni
3. Nabila Aqidatul Izza
7. Rosyita Arifatul Wakhidah
4. Kholofatur Rosyidah BAHASA: 1. Hanif Abdillah
5. Maongidzotul Khasanah
2. Wildan Irfani
6. Afifah Khoirunnisa
3. Doni Vota
7. Latifah Milaussaadah
4. Asil Tsamara Zain TA’LIM: 1. M. Alwi Syarifuddin
5. Dwima Nur Fauzia
52
2. Amron Aholeh
6. Yani Syangadah Barakah
3. M. Edi Zusuf
7. Alfa Latifatur Rifa
4. M. Wildan
8. Lina Nur Afifah
INFORMASI: 1. Ahmad Khoirul Huda 2. Fathur Rohman
4. Aini Hikmawati 5. Kholifatur Rizkiyah
3. M. Shoim KEBERSIHAN: 1. M. Abdul Aziz
5. Erlinawati
2. Gesang Mukti Wibowo
6. Nanda Dea Amalia
3. M. Nur Wahyudi
7. Annisa Rahmawati
4. Arum Wahyu Ningsih OLAHRAGA: 1. M. Islakhul Khikam
4. Vidiatul Khazin
2. Ghoni Bahril Aziz
5. Diana Murti Ningsih
3. Latifah Izzati
KESEHATAN: 1. Nurkhalis Dewangga
5. Nining Kurnia
2. M. Arif Rohman Hidayat
6. Istianatuz Yuniati
3. Rizqi Tri Cahyo
7. Siti Mutmainah
4. M. Adi Rahma. A
8. Budiyani
DAPUR: 1. Muh Ilham Akbar
5. Devi Anjar Wati
2. M. Andhika Ramadhan
6. Ainul Maskanah
3. Fatkur Rohman
7. Rini Mubarakah Khoirul
53
4. Shafira Mulia Fhatimah A
8. Istiqomah
KESENIAN: 1. Nur Said
4. Putri Febriana
2. Noval Adam
5. Yuliana Alfi Nur A
3. Qorinul Maula
6. Hana Setia Budi
BAPENTA: 1. Jamoko Koko Kusuma
4. Naila Irbatuts Tsaqifah
2. M. Edi Musyafak
5. Nur Istiqomah
3. Karimatus Sa’diyah (Dokumentasi PPM Bina Insani, 21Agustus 2016)
f. Visi dan Misi Pondok Pesantren Modern Bina Insani 1) Visi Terwujudnya Insan yang solih dan shalikhah, berprestasi, mandiri dan berwawasan lingkungan. 2) Misi a) Memantapkan siswa dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kewajiban membiasakan menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sekolah dan pondok pesantren. b) Mengembangkan sumber daya manusia yang handal, relegius (tawaquh fi al-din), mencakup sumua aspek kecerdasan.
54
c) Meningkatkan
pelayanan
maksimal
pada
kegiatan
pembelajaran dan pengembangan diri. d) Meningkatkan profesionalisme guru untuk menciptakan budaya mutu secara inovatif dan kreatif. e) Menerapkan kedisiplinan dalam semua aspek kepada seluruh warga sekolah. f) Menerapkan penerapan sikap dan perilaku yang berkarakter berbudaya pesantren kepada seluruh warga sekolah. g) Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat guna melestarikan sekolah sehat. h) Menjalin kerjasama stake holder untuk mendapatkan dukungan terhadap program sekolah. i) Menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan sebagai wahana bersosialisasi warga sekolah dengan masyarakat sekitar. 3) Tujuan a) Menghasilkan generasi yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah. b) Menggali potensi dan meningkatkan kemampuan santri sesuai dengan perkembangan IPTEK. c) Mewujudkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) dalam rangka mencapai prestasi akademis yang optimal.
55
d) Meningkatkan sarana dan prasarana representative. 4) Motto a) Berbudi Pekerti b) Berbadan Sehat c) Berpengetahuan Luas d) Berpikiran Bebas g. Keadaan Ustadz Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dengan AR mengenai jumlah Guru/Ustad-Ustadzah yang mengajar di PPM Bina Insani adalah sebagai berikut: “Bahwasannya jumlah Guru/Ustad-Ustadzah yang mengajar di PPM Bina Insani sebagian ada yang dari luar pesantren dan ada juga yang di dalam pesantren. Kebanyakan guru untuk sekolah umum itu dari luar pesantren, tetapi ada salah satu yang ikut tinggal di dalam pesantren, sedangkan ustadustadzah pengampu diniyah ada yang tinggal di dalam pesantren dan ada juga yang laju dari rumah. PPM Bina Insani memiliki guru umum sekitar 33 diantaranya 15 laki-laki dan 18 perempuan. Adapun ustad-ustadzah pengampu diniyah ada 25, diantaranya 16 laki-laki dan 9 perempuan” (27 Agustus 2016) h. Keadaan Santri Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dengan AR mengenai jumlah santri yang tinggal di PPM Bina Insani adalah sebagai berikut: “Bahwasannya jumlah santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani memiliki santri 703. Diantaranya santri putra ada 296 sedangkan santri putrid ada 407. Dari jumlah sekian semua santri mondok di pesantren Bina Insani sekaligus sekolah di sana. Semua
56
santri wajib untuk tinggal di dalam pesantren tersebut, baik santri kelas SMP maupun SMA” (27 Agustus 2016)
i.
Bentuk-bentuk Kegiatan Tabel 4 Kegiatan Harian Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016
No
Waktu
Kegiatan
1
04. 00 – 05.00
Bangun tidur, Qiyamul Lail Subuh berjamaah
2
05.00 – 05.40
3
05.00 – 07.00
Kegiatan mengaji dan pembelajaran di kelas dengan kajian kitab kuning, bahasa, penguatan bidang Tahfidzul Qur’an dan ilmu eksak MCK dan sarapan pagi
4
07.00 – 12.45
5
12.30 – 13.30
6
13.30 – 15.30
7
15.30 – 16.00
Kegiatan Belajar Mengajar di kelas Formal dan Diniyah Sholat Ashar berjamaah
8
16.00 – 17.00
Ekstrakulikuler, musyawarah Al-Qur’an
9
17.00 – 17.30
MCK, persiapan masuk masjid
10
17.30 – 18.00
11
18.00 – 19.30
Baca Al-Qur’an, kitab, serta sholat maghrib berjamaah Mengaji Al-Qur’an dengan musyawir
12
19.30 – 20.30
Sholat Isya’ berjamaah, makan malah
13
20.30 – 21.45
Mengaji, belajar mandiri
14
21.45 – 22.00
15
22.00 – 22.30
Pemberian Mufrodat/ kosakata bahasa Arab dan Inggris Kegiatan Mujahadah
Kegiatan Belajar Mengajar di kelas Formal dan Diniyah Sholat Dzuhur dan Makan Siang
57
16
22.30 – 04.00
Tidur malam/ istirahat
Tabel 5 Kegiatan Mingguan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016 No
Jam
Jenis Kegiatan
1
Malam Rabu
Seni Baca Al-Qur’an
2
Malam Jumat
Tahlilah, sholawat berjanji, Ad Dhiba’
3
Malam Ahad
Khithabah 4 bahasa
4
Senin Sore
Qiro’atul Qur’an
5
Kamis Sore
Tahlilan/Ziyarah kubur (Putra). Sholawatan (Putri)
6
Jumat Sore
7
Sabtu Sore
Tahlilan/Ziarah kubur (Putri) Sholawatan (Putra) PRAMUKA
8
Ahad Pagi
Kegiatan Bahasa dan Olah Raga
Tabel 6 Kegiatan Tahunan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016 No 1 2
Bulan
5
Juli Juli (Ramadhan) Agustus (Syawal) September (Dzulhijjah) Oktober
6 7 8
Nevember Desember Januari
3 4
Jenis kegiatan Ta`aruf dan Khutbatul Arsy Pengajian kilatan Ramadhan Halal bi halal Fektifal Anak Islam, seminar masailul Fiqhiyah Reorganisasi OSBI dan Koord Pramuka dan Laporan pertanggungjawaban Musyawarah kerja OSBI dan Pramuka Wisata relegi dan kemah santri Motivasi dan Pelatihan Bahasa serta kajian 58
9
Pebuari
10 11 12 13
Maret April Mei - Juni Juni - Juli
kitab kuning Gebyar ekstrakulikuler Bina insani (EKPRESI) Lomba Kecakapan Baris berbaris (LKBB) Lomba Drama Dua Bahasa (LDDB) Bahasa
Khotmil Qur`an dan Akhirussanah Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
Tabel 7 Tata Tertib Muhadharah Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016 No
Keterangan
1
Harus memakai seragam resmi
2
Harus memakai kaos kaki
3
Harus datang tepat waktu
4
Teks pidato harus dihafalkan
5
Teks pidato dikumpulkan paling lambat hari selasa sore
6
Teks pidato dikumpulkan terlebih dahulu ketika maju
7
Pengambilan intisari dengan bahasa masing masing
8
Bagi santri yang tidak berangkat diharuskan membeli surat
9
izin
10
Untuk pembelian surat izin paling lambat sabtu sore
11
Teks pidato tidak boleh menyontek
12
Dilarang memakai jaket ketika mukhadoroh
59
Membayar iuran Rp.500 langsung kepada bendahara kamar
Tabel. 8 Pembimbing Muhadharah Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016
Ruang 1 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Luluk Nur Hamidah Aini Hikmawati Latifah Milatussa’adah Kholifatur Rosyidah Istianatus Yuni Shinta Nur Afrinisa Nur Istiqomah
Bahasa Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Jawa Bahasa Jawa Bahasa Indonesia
Ruang 2 No 1. 2. 3. 4.
Nama Nabila Aqidatul Izzah Afifah Khoirunnisa Kholifatur Rizkiyah Shinta Tafsiul Kusuma
60
Bahasa Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Inggris
5. 6. 7.
Arum wahyuningsih Rini Mubarokah Naila Irbatus
Bahasa Jawa Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Ruang 3 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Asil Tsamara Zain Vidiatul Khazin Hana Setia Devi Anjar Ainul Maskanah Budiyani Anisa Rahmawati
Bahasa Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Jawa Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Ruang 4 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Nining Kurnia Karimatus Sa’diyah Nanda Dea Amalia Nidaul Chasanah Erlinawati Putri Febriana
Bahasa Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Jawa Bahasa Indonesia
Ruang 5 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Anisa Salsabila Durotun Nisa’ Laila Karimatunnisa Desi Setia Khoirul Istiqomah Diana Murtiningsing
Bahasa Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Jawa Bahasa Indonesia
Ruang 6 No 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Maongidzotul Khasanah Maulidatul khusni Arifatul Wahidah Inaf Qotin Mucholifah Nanda Pramusinta 61
Bahasa Bahasa Arab Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Jawa
Faidatus Sa’adah Siti Mutmainnah
6. 7.
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Ruang 7 No Nama 1. Nihayatul Chusna 2. Isniyatur Romadhoni Rosyita 3. Yuliana Alfi 4. Safira Mulia Fatimah 5. Latifah Izzati 6. Ana Muslimah 2. Gambaran Informan
Bahasa Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Jawa Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
a. MS MS lahir di Susukan, yang usianya sudah semakin tua, tetapi beliau sangat antusias dalam mendidik dan mengajar santrinya. Beliau sebagai pengasuh Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan. Namanya juga sangat terkenal di mana-mana tidak hanya sekitarnya saja. Meskipun hanya lulusan SMA, tetapi beliau mempunyai pengalaman mondok berbeda-beda tempat. Dengan berbagai dukungan di luar maupun di dalam pesantren beliau sekin bersemangat untuk mendidik dan mengajar santri-santrinya. b. IT IT lahir di Ambarawa, sekarang unurnya 22 tahun. Di Pondok Pesantren Bina Insani beliau selaku asatidzah. Selain itu beliau juga membantu mengajar diniyah di pesantren. Beliau juga lulusan dari Bina Insani. Beliau mondok di Bina Insani sekitar kurang lebih 9 tahun sampai tahun 2016. Selain itu beliau masih menempuh studinya di IAIN Salatiga mengambil jurusan PBA.
62
c. AR AR lahir di Rowo Polo, sekarang unurnya 22 tahun. Di Pondok Pesantren Bina Insani beliau selaku asatidz. Selain itu beliau juga membantu mengajar diniyah di pesantren. Beliau juga lulusan dari Bina Insani. Beliau mondok di Bina Insani sekitar kurang lebih 9 tahun sampai tahun 2016. d. EY EY lahir di Ungaran, sekarang umurnya 17 tahun. Di pondok pesantren Bina Insani sebagai pengurus bagian Ta’lim putra (pengajaran). EY masih menduduki bangku SMA di Bina Insani. Beliau mondok kurang lebih sudah 6 tahun. Beliau berperan aktif dalam kepengurusan tahun 2016. e. DNF DNF lahir di Susukan, sekarang umurnya 17 tahun. Di pondok pesantren Bina Insani sebagai pengurus bagian Ta’lim putri (pengajaran). DNF masih menduduki bangku SMA di Bina Insani. Beliau mondok kurang lebih sudah 3 tahun. Beliau berperan aktif dalam kepengurusan tahun 2016. f. MT MT lahir di Salatiga, sekarang umur 13 tahun. Beliau masih menduduki bangku SMP di Bina Insani. Beliau selalu berperan akfit dalam mengikuti kegiatan yang ada di dalam pesantren baik pendidikan
formal,
pendidikan
63
diniyah,
maupun
kegiatan
ekstrakulikuler yang ada. Beliau tinggal di pesantrn sudah 2 tahun. Selain itu beliau juga mendapatkan perstasi diantaranya lomba pidato bahasa Arab juara 1. g. DA DA lahir di Demak, sekarang umur 14 tahun. Beliau masih menduduki bangku SMP kelas 3. Beliau tinggal di pesantrn kurang lebih sudah 3 tahun ini. Beliau ingin melanjutkan SMA di Bina Insani supaya lebih menekuni dan mendalami ilmu-ilmu yang telah diajarkan di pesantren tersebut. h. HP HP lahir di Boyolali, sekarang umur 16 tahun. Beliau di pesantren sudah 2 tahun, karena beliau mondok di pesantren Bina Insani sejak dibangku SMA. Beliau juga aktif dalam mengikuti pembelajaran dan kegiatan yang ada di dalam pesantren dengan semangat. i.
KH KH lahir di Karang Jati. Sekarang umur 12 tahun. Beliau masih menduduki bangku SMP di Bina Insani. Beliau tinggal di pesantren masih awal jadi belum begitu aktif dalam mengikuti kegiatan yang ada di dalam pesantren Bina Insani.
j.
IMM
64
IMM lahir di Karanggede. Sekarang umur 14 tahun. Beliau masih menduduki bangku SMP kelas 3. Beliau tinggal di pesantren meskipun rumahnya dekat dengan pesantren.
B. TEMUAN PENELITIAN Sesuai dengan hasil wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian yaitu di Pondok pesantren Modern Bina Insani, peneliti mendapatkan beberapa hal di antaranya: 1. Kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Di Pondok Pesantren Modern Bina Insani mempunyai kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya kegiatan muhadharah yang dilaksanakan setiap minggu sekali. Kegiatan muhadharah sangat penting bagi seluruh santri khususnya yang berada di pesantren. Dengan adanya kegiatan muhadharah dapat melatih keberanian dan rasa percaya diri untuk berbicara di depan banyak orang. Berdasarkan wawancara dengan kyai MS selaku pengasuh pondok pesantren berikut data yang penulis dapatkan dari apa yang di ketahui mengenai kegiatan muhadharah sebagai berikut: “muhadharah adalah kegiatan ekstrakulikuler yang diwajibkan di PPM Bina Insani, muhadharah telah dicetuskan sejak awal tahun 1992, adapun diadakan kegiatan ini guna melatih berpidato atau troika. Seperti diketahui, bahwa pesantren ini dikenal dengan bahasa asing yaitu bahasa inggris dan bahasa arab. Jadi, di pesantren ini menggunakan 4 bahasa dalam berpidato antara lain bahasa inggris, bahasa arab, bahasa Indonesia, dan bahsa jawa. Dalam melatih 4 bahsa tersebut, mereka dilatih berbicara dan mendengarkan terutama
65
bahsa arab dan bahasa inggris. Sebab belajar bahasa asing itu kuncinya ada dua yaitu lidah harus sering mengucap dan telinga harus sering mendengar. Kegiatan muhadharah dilaksanakan pada malam minggu” (18 Agustus 2016. MS). Begitu juga yang disampaikan oleh para ustadz mengenai pelaksanaan kegiatan muhadharah yang diterapkan di pondok dari hasil wawancara sebagai berikut: Ustadzah IT mengatakan sebagai berikut: “Di Pondok Bina Insani ini kegiatan muhadharah seminggu sekali setiap malam minggu di gilir tiap bulan per kelas semua santri harus dapat jatah 1 maju sekali, bagi santri yang tidak dapat jatah pidato mendapat tugas lain seperti dekor, mengambil intisari, MC, tilawah, dan lain sebagainya yang sudah ditetapkan oleh pengurus masingmasing kelas” (19 Agustus 2016. IT). Ustad AR mengatakan sebagai berikut: “Muhadharah adalah salah satu latihan pidato untuk melatih mental anak-anak, santri-santri, siswa-siswi suapaya dapat atau mempunyai mental untuk berani berbicara di depan orang banyak seperti itu. Di kegiatan muhadharah itu bukan hanya pidato saja tetapi banyak juga tugas-tugas yang lain. Kegiatan muhadharah mempunyai ruang-ruang, setiap ruang dibagai 4 kelompok: A, B, C, D. perkelompok digilir setiap minggunya. Misalnya minggu pertama kelompok A mendapat tugas protocol/MC, kelompok B tugas sholawatan, kelompok C tugasnya dekorasi, dan kelompok D tugas pidato. Begitu seterusnya, nanti bergilir tugasnya” (20 Agustus 2016. AR). Pengurus yang bernama DNF mengatakan sebagai berikut: “Kegiatan muhadharah dilaksanakan pada malam minggu dan pada malam itu anak-anak melakukannya seperti ada tugas pidato, menggambil intisari, menampilkan hiburan, dan juga macam-macam tugas” (22 Agustur 2016. DNF). Salah satu santru yang bernama KH mengatakan: “Muhadharah dilaksanakan setiap malam minggu. Tapi kadangkadang kalau tidak ada orang yang berpidato atau yang tidak
66
mengumpulkan teks pidato jadi tidak ada kegiatan muhadhrah diliburkan” (24 Agustus 2016. KH). Dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah tersebut para ustadzustadzah serta pengurus selalu berperan aktif dan memantau seluruh santri dalam pelasanaan kegiatan tersebut dengan baik. Dari beberapa usatd-ustadzah dan pengurus juga menyampaikan siapa saja yang mengikuti kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dari hasil wawancara sebagai berikut: Ustadzah IT mengatakan sebagai berikut: “Kegiatan muhadharah dilaksanakan bagi seluruh santri baik purta maupun putri kelas 1,2 SMP dan 1 SMA, kalau yang kelas 2 SMA itu sebagai pembimbing atau pengurus, sedangkan yang kelas 3 SMP dan SMA semester 1 masih ikut kegiatan muhadharah tersebut, tetapi semester 2 sudah dibebaskan tidak ikut kegiatan tersebut bahkan semua kegiatan yang ada di pondok ini. Karena biar fokus untuk belajar dan Persian ujian UN”(19 Agustus 2016. IT). Salah satu pengurus putrid yang bernama DNF mengatakan sebagai berikut: “Santri kelas 1,2 SMP dan SMA namun kelas 2 SMA menjadi pembimbing muhadharah, sedangkan bagi kelas 3 SMP dan SMA setelah semester 2 sudah tidak mengikuti kegiatan muhadharah lagi” (22 Agustus 2016. DNF). Pengurus putra yang bernama EY mengatakan sebagai berikut: “Seluruh santri kelas 1,2 SMP dan SMA, kelas 2 SMA menjadi pembimbing” (21 Agustus 2016. EY). Dari beberapa yang di sampaikan Kyai, ustadz, pengurus beserta santri penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan muhadharah
di
Pondok
67
pesantren
Modern
Bina
Insani
memperlihatkan keteraturan dan ketertiban santri, sehingga lebih jelas pengelolaan dan penyampaian dalam acara muhadharah tidak mengalami kericuhan yang pada akhirnya membuat para santri menjadi pasif dan penguasaan mereka kurang. Selain
pelaksanaan
kegiatan
muhadharah
penulis
juga
mendapatkan manfaat dan tujuan serta respon santri dalam mengikuti kegiatan muhadharah. a) Manfaat dan tujuan Berikut manfaat dan tujuan muhadharah bagi santri setelah mengikuti kegiatn muhadharah di Pondok Pesantren Bina Insani, data yang berhasil dihinpun oleh peneliti dan hasil wawancara dari pengasuh dan santri. Kiyai MS selaku pengasuh Pondok Pesantren mengatakan bahwa: “Agar seluruh santri dapat menguasai bagaimana cara berpidato yang baik dan benar. Selain itu, bisa belajar bagaimana menguasai teks pidato, bagaimana tidak grogi ketika maju di depan, dan bagaimana cara mengekspresikan mimik wajah yang benar ketiaka menyampaikan sebuah pidato kepada orang bnayak” (18 Agustus 2016. MS). Sedangkan santri yang bernama DA mengatakan sebagai berikut: “Manfaatnya adalah kita dapat terlatih berbicara di depan umum dan agar diri kita menjadi lebih berani dan tampil PD (percaya diri) dihadapan orang banyak. Tujuannya adalah nanti jika kita di rumah disuruh mengisi acara, kita menjadi lebih bisa karena kegiatan muhadharah sering dilaksanakan
68
dan kita sudah berpengalaman dalam kegiatan tersebut” (23 Agustus 2016. DA). Santri yang bernama MIM mengatakan sebagai berikut: “Melatih mental kita untuk berbicara di depan orang banyak. Selain melatih mental dengan seringnya mengikuti kegiatan muhadharah bisa mengurangi grogi yang ada dalam diri kita. Tujuan mhadharah adalah supaya kita dapat mengajak orang lain dalam hal kebaikan” (24 Agustus 2016. MIM). Selain itu MT mengatakan sebagai berikut: “Bisa melatih keberanian, percaya diri dan agar santri dapat menyampaikan pidato di depan orang banyak dan santri bisa melatih keberaniannya” (23 Agustus 2016. MT). HP dan KH hampir sama mengatakan sebagai berikut: “Menfaatnya bisa melatih mental kita, berbicara dengan lancar dan melatih kecepatan menghafal” (23 Agustus 2016. HP). “Melitih kita berani berbicara di depan orang banyak” (24 Agustus 2016. KH). b) Respon Selain manfaat dan tujuan muhadharah, peneliti menayakan mengenai bagaimana respon para santri setelah mengikuti kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani, data yang berhasil dihinpun oleh peneliti dan hasil wawancara dari ustadz, pengurus dan santri. Pengurus putri yang bernama DNF mengatakan sebagai berikut: “Mereka menganggap muhadharah adalah hal yang menakutkan, padahal sebenarnya muhadharah adalah kegiatan yang menyenangkan jika mereka menyadari bahwa banyak hal
69
positif yang bisa kita dapatkan dari kegiatan tersebut” (22 Agustus 2016. DNF). Pengurus putra yang bernama EY mengatakan sebagai berikut: “Respon anak-anak (santri) berbeda-beda, ada yang malah takut, ada yang senang dengan kegiatan muhadharah tersebut” (21 Agustus 2016. EY). Ustad AR mengatakan sebagai berikut: “Ya… banyak respon positifnya, tapi juga ada respon yang negatif tetapi sedikit. Respon positifnya santri senang bisa mengekspresikan bagaimana berbicara yang bagus di depan banyak orang. Adapun respon yang positifnya mengenai masalah kesulitan, keberatan, masih kecil banyak kegiatan iniitu, dan ingin pulang paling banyak seperti itu” (20 Agustus 2016. AR). Santri yang bernama MT mengatakan sebagai berikut: “Senang, karena dengan adanya kegiatan muhadharah melaitih saya lebih mendalaminya, sehingga saya pernah meraih juara 2 lomba pidato bahasa Arab di tingkat Kabupaten” (23 Agustus 2016. MT). Santri DA mengatakan sebagai berikut: “Seneng. Bahakan saya pernah mengikuti lomba Bahasa Indonesia Alhamdulillah mendapat juara 1” (23 Agustus 2016. DA). Santri HP mengatakan sebagai berikut: “Senang, meskipun kadang-kadang masih takut kalau di suruh maju ke depan” (23 Agustus 2016. HP). Dari beberapa yang di sampaikan pengasuh, ustadz, pengurus dan santri diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di pondok sangatlah banyak salah satunya kegiatan muhadharah. Adapun manfaat dan tujuan dari
70
kegiatan tersebut melatih keberanian santri ketika di depan orang banyak dan tujuannya supaya santri dapat menjadi mubaligh yang mengajak orang lain dalam melakukan hal kebaikan. Sedangkan responnya kedepannya lebih baik dan bisa dikembangkan yang lebih baik lagi. 2. Motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah Motivasi santri sangatlah penting untuk mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dari santri yang belum bisa menjadi bisa, santri yang bisa menjadi lebih baik lagi. Di pesantren seluruh santri mendukung satu sama lain dan memotivasi diri sendiri dan memberikan motivasi kepada santri lainnya, dengan cara seperti itu dapat menumbuhkan semangat yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam pesantren. Dari hasil wawancara sebagai berikut: Pengurus putra EY mengatakan sebagai berikut: “Dari segenap pengurus memberikan tips-tips dan memberikan motivasi santri agar tidak malu berpidato di depan santri lain dan memberikan semangat buat anak-anak (santri) untuk membuat dan menghafal teks pidato yang baik dan benar” (21 Agustus 2016. EY). Ustdzah IT juga mengatakan sebagai berikut: “Motivasi yang dilakukan pada santri agar tidak takut dengan cara memberikan motivasi, pengarahan seperti ini-ini, dikasih manfaat kalu pidato itu harus PD, berani berbicara. Di dalam kelas juga ada pelajaran muthola’ah dimana untuk melatih keberanian anak-anak untuk berpidato” (19 Agustus 2016. IT). Selaku pengasuh juga memberikan motivasi kepada santrinya supaya meningkatkan muhadharah lebih baik lagi. Selain itu
71
memberikan arahan yang positif. Sebagaimana yang disampaikan MS sebagai berikut: “Memberikan motivasi kepada santri tidak harus dengan cara yang kasar. Justru memberikan arahan-arahan yang positif, yang paling penting anak itu jangan dimarahi ketika berbuat salah. Tetapi diberikan nasehat yang baik dan benar kemudian yang besar memberikan contoh yang benar kepada juniornya” (18 Agustus 2016. MS). Pengurus putri DNF mengungkapkan sebagai berikut: “Seperti kakak-kakak pengurus yang selalu memberikan tips-tips untuk membuat dan cepat menghafal teks pidato, memberikan kosa kata bahasa asing untuk memberikan kemudahan dalam membuat pidato bahasa inggris dan bahasa arab” (22 Agustus 2016. DNF). Dengan adanya arahan-arahan yang baik, seluruh santri juga termotivasi adanya kegiatan itu dan lebih semangat untuk mengikuti kegiatan tersebut, seperti yang diungkapkan DA sebagai berikut: “Yang memotivasi saya adalah pertama teman-teman yang selalu memberi dukungan, dari pembimbingnya juga anak-anak jadi termotivasi” (23 Agustus 2016. DA). Santri KH mengungkapkan sebagai berikut: “Dipaksa berpidato meskipun belom maksimal dan masih asalasalan” (24 Agustus 2016. KH). MIM mengungkapkan sebagai berikut: “Diopyak-opyak oleh pengurus jika tidak mengikuti muhadharah dan tidak berpidato jika mendapat giliran berpidato” (24 Agustus 2016. MIM). Dari beberapa motivasi kepada santri di sampaikan kyai MS, dewan asatidz, pengurus dan santri penulis dapat menyimpulkan bahwa memberikan motivasi dan dukungan kepada santri dapat
72
meningkatkan prestasi yang diraih. Motivasi juga ada pada diri sendiri dan juga dari dorongan orang lain. 3. Implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani telah dicetuskan sejak awal tahun 1992 dimana mewajibkan seluruh santri untuk mengikuti kegiatan muhadharah. Seperti diketahui, bahwa pesantren ini dikenal dengan bahasa asing bahasa Arab dan bahasa Inggris. Jadi kegiatan muhadharah di pesantren ini menggunakan 4 bahasa yaitu bahasa Arab, bahsa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Dengan adanya dukungan pengasuh, ustadz, pengurus, santri mampu
mengikuti dan
melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler
muhadharah yang ada di pesantren sesuai dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan dari awal. Adapun implementasi kegiatan muhadharah pada santri yang disampaikan oleh IT dengan wawancara sebagai berikut: “Muhadharah di sini menggunakan 4 bahsa, bahasa Jawa, bahas Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris. Dengan adanya 4 bahasa tersebut seluruh santri diwajibkan untuk menguasai 4 bahasa tersebut, meskipun terkadang masih ada yang meniru teks pidato dari kakak kelas yang dulu. Dengan itu semoga dapat mengembangkan yang lebih baik lagi” (19 Agustus 2016. IT).
Sedangkan ustad AR mengungkapkan sebagai berikut: “Mengenai bahasa, untuk bahasa yang digunakan untuk berpidato ada 4 bahasa ada bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Tapi untuk kelas 7 dan 10 berhubung masing awal jadi untuk pidato bahasa asing hanya pembukaan dan penutupn saja. Tapi kalau bahasa Indonesia dan bahasa Jawa sudah sama isinya.
73
Kalau kelas 8 dan 9 untuk baha asingnya sudah diwajibkan untuk menghafal dengan isinya., dari pembukaan, isi sampai penutupan sudah diwajibkan hafal. Dan bagi santri yang belum bisa berpidato atau bisa tetapi hanya sedikit menghafalkan, juga ada sangsinya untuk berdiri sambil menghafalkan, ada juga dikirim ke ruang lain, bahkan dikirim ke ruang anak putra, begitu sebaliknya jika santri putra yang tidak hafal berkali-kali. Agar mendidik santri supaya peserta muhadharah disiplin” (20 Agustus 2016. AR). Sedangkan EY mengungkapkan sebagi berikut: “Pembimbing memberikan pengarahan kepada anak-anak bahwasannya, sebelum berpidato santri harus mengumpulkan teks pidato terlebih dahulu untuk dikoreksi oleh pembimbing. Setelah itu setoran agar tau kesalahan anak sebelum maju ke mimbar untuk berpidato sehingga pidatonya bisa maksimal” (21 Agustus 2016. EY). DNF mengungkapkan sebagi berikut: “Sebelum anak-anak berpidato, pidato tersebut dikumpulkan terlebih dahulu untuk dikoreksi dan batasan waktu pengumpulan pidato hari selasa” (22 Agustus 2016. DNF). Jadi implementasi kegiatan muhadharah pada santri di pesantren dari hasil wawancara beberapa ustadz dan pengurus, penulis menyimpulkan bahwa implementasi kegiatan muhadharah adalah suatu penerapan yang diberikan kepada santri untuk memudahkan bagaimana cara melaksanakan kegiatan muhadahrah sesuai dengan peraturan yang sudah dilaksanakan dari awal. Selain tujuan penulis juga
menanyakan a) peran pembimbing
kepada santri dalam mengikuti kegiatan muhadharah, b) hambatan muhadharah, c) hukuman muhadharah, dan d) penerapan santri dalam kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani. a) Peran pembimbing muhadharah kepada santri
74
Peran
pembimbing
sangat
penting
dalam
kegiatan
muhadharah tersebut, misalnya mengajak bergegas untuk mengikuti kegiatan muhadharah, menilai, dan mengevaluasi kegiatan
tersebut
setelah
selesai
mengikuti
kegiatan
muhadharah. Adapun data yang berhasil dihinpun oleh penulis dengan wawancara sebagai berikut: Ustad AR selaku ustad di pondok Bina Insani menjelaskan sebagai berikut: “Bagi asatid/zh hanya sekedar untuk membimbing dan mengarahkan pengurus, selebihnya pengerus yang mengoreksi teks pidatonya anak-anak, tugas-tugas lain juga yang mengurus pengurus” (20 Agustus 2016. AR). Ustadzh IT menjelaskan sebagi berikut: “Adapun pembimbing di sini (pengurus) kelas 11 adanya pembimbing ya untuk mengasih nilai, mengoreksi teks, opakopyak, dan lain sebagainya” (19 Agustus 2016. IT). Adapun EY selaku pengurus menjelaskan sebagai berikut: “Pembimbing memberikan pengarahan kepada anak-anak bahwasannya, sebelum berpidato santri harus mengumpulkan teks pidato terlebih dahulu untuk dikoreksi oleh pembimbing. Setelah itu setoran agar tau kesalahan anak sebelum maju ke panggung untuk berpidato sehingga pidatonya bisa maksimal” (21 Agustus 2016. EY). Santri yang bernama DA mengungkapkan sebagai berikut: “Pembimbing selalu aktif dan tegas dalam membimbing, dan selalu memperingatkan pada hari sebelumnya agar selalu tertib setoran intisari maupun pidato” (23 Agustus 2016. DA). Santri MT mengungkapkan sebagi berikut: “Pearan pembimbing muhadharah yaitu menertibkan anggota-anggota (santri) muhadharahnya” (23 Agustus 2016. MT).
75
Mas MIM mengungkapkan sebagai berikut: “Pengurus selalu mengawasi dan memberi masukan setelah pidato selesai” (24 Agustus 2016. MIM). Dari berbagai keterangan di atas penulis menyimpulkan bahwa sebelum kegiatan muhadharah dilaksanakan segenap pengurus
memberitahu
kepada
seluruh
santri
untuk
mengumpulkan teks pidato dan intisari sebelum maju ke depan. Dengan
cara
seperti
itu
mempermudah
santri
untuk
menghafalkan teks pidato dan menyampaikan intisari dari pidato tersebut. b) Hambatan muhadharah Tidak semua orang memiliki kemahiran dalam berbicara di depan umum. Namun, kemempuan ini dapat dapat dimiliki oleh semua santri melalui proses belajar dan latihan secara berkesinambungan
dan
sistematis.
Berdasarkan
hasil
wawancara dengan pengasuh, asatidz, pengurus dan santri sebagai berikut: Sebagai pengasuh MS mengungkapkan sebagai berikut: “Setiap kegiatan ada kelebihan dan kekurangannya diantaranya kelebihan: santri sudah ikut berpartisipasi atau mengikuti kegiatan muhadharah yang sudah ditetapkan dan dijadwalkan di pesantren, mampun berpidato dengan menggunakan 4 bahsa (Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Jawa). Sedangkan kekurangan: masih lemah dalam menguasai kosa kata bahasa asing, masih menyontoh teks pidato kakak kelas yang dahulu” (18 Agustus 2016. MS).
76
Ustadz AR selaku ustad di pesantren mengungkapkan sebagai berikut: “Kalau putri itu lebih aktif dari pada putra. Kalau putra banayk hambatan-hambatan. Terkadang dari pengurus sendiri kurang semangat untuk bagi tugas kepada anak-anak, terkadang telat membuat teks, ketika waktu tampil muhadharah banyak yang tidak hafal dan seenaknya sendiri dalam berpidato” (20 Agustus 2016. AR). Santri putra MIM mengungkapkan sebagai berikut: “Susah membuat teks pidato, apalagi kalau pidatonya bahasa Arab atau bahasa Inggris” (24 Agustus 2016. MIM). Selaku pengurus EY mengungkapkan sebagai berikut: “Ada, mengkin kendalanya bisa dari malasnya menghafal teks pidato, kemampuan berbahasa asing bagi para santri yang masih minim terutama kelas 1, dan kurang minat dalam berpidato” (21 Agustus 2016. EY). Santri putri DA mengungkapkan sebagai berikut: “Susah merangkai kata-kata dalam pembuatan teks pidato dan agak sulit untuk menghafal teks pidato bahasa Arab dan bahasa Inggris” (23 Agustus 2016. DA). Hambatan lainnya juga diungkapkan HP sebagai berikut: “Sering izin sakit, izin pulang, dan lain sebagainya” (23 Agustus 2016. HP). Dengan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa kerjasama dan dukungan dari masing-masing pihak baik pengasuh, ustad-ustadzah,
dan pengurus,
serta
peran
anggota
dapat
meningkatkan ketertiban dalam muhadharah. c) Hukuman bagi santri Dalam pelaksanaan proses pendidikan tentu tidak terlepas dari ganjaran (penghargaan)
77
dan
hukuman baik
pada
pendidikan umum, dininyah, maupun kegiatan ekstrakulikuler. Umumnya para santri yang menaati peraturan yang ada maka akan mendapatkan hadiah, sedangkan santri yang melanggar maka
akan
mendapatkan
hukuman.
Berdasarkan
hasil
wawancara dengan beberapa narasumber mengenai hukuman bagi santri, IT menjelaskan : “Kalau hukuman itu ada, tapi tergantung dari anak itu. Mungkin jika tidak hafal 1 kali mungkin itu dikasih dispensasi tapi kalau minggu ke 2,3 dan seterusnya belum hafal juga maka di kasih hukuman berdiri atau ditaruh di kelas lain atau di santri putra, tpi kalau masih bandel atau males nanti dilaporkan ke asatid-asatizah untuk diberi pengarahan yang baik” (19 Agustus 2016. IT). Hampir sama mengenai hukuman bagi santri, MS selaku pengasuh pondok pesantren mengungkapkan sebagai berikut: “Hukumannya berdiri di runagn tersebut. Dulu juga ada santri putri gara-gara tidak hafal pidato berkali-kali kemudian pengurus memberi hukuman suruh berdiri di ruang anak putra. Setelah saya tau, saya tidak memperbolehkan kejadian tersebut terulang kembali. Lebih baik dikasih hukuman yang lain. Masa santri putri berdiri di ruang anak putra kan juga tidak baik dipandang” (18 Agustus 2016. MS). Ustad AR menjelaskan sebagai berikut: “Bagi santri yang belum bisa berpidato atau bisa tetapi hanya sedikit menghafalkan, juga ada sangsinya untuk berdiri sambil menghafalkan, ada juga dikirim ke ruang lain, bahkan dikirim ke ruang anak putra, begitu sebaliknya jika santri putra yang tidak hafal berkali-kali. Agar mendidik santri supaya peserta muhadharah disiplin” (20 Agustus 2016. AR). Santri putra MIM dan HP mengungkapkan sebagai berikut: “Ada, biasanya disuruh berdiri di ruang tersebut jika tidak hafal” (24 Agustus 2016. MIM).
78
“Hukuman bagi orang yang tidak mengikuti kegiatan tersebut diberdirikan diruangan maupun di lapangan” (23 Agustus 2016. HP). Selain hukuman peneliti menyanyakan adakah santri yang mendapatkan hadiah bagi yang berperstasi atau yang lebih bagus
dari
peserta
yang
lainnya.
Sebagaimana
yang
diungkapkan MT sebagai berikut: “Ada, biasanya itu kesepakatan dari tiap kelas masingmasing. Ada juga dari pembimbingnya sendiri yang mengasihkan hadiah kepada santri yang lebih baik dan bagus dari santri yang lainnya. Alhamdulillah saya sendiri pernah mendapatkan hadiah dari pembimbing ruang saya” (23 Agustus 2016. MT). Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya santri diberi hukuman justru mendidik santri agar lebih disiplin. Bukan hanya disiplin waktu tetapi juga disiplin menaati peraturan kegiatan yang sudah dijalankan selama ini. d) Peran santri dalam kegiatan muhadharah Peran santri sangat berperan aktif dalam mengeikuti kegiatan muhadharah di pesantren setiap seminggu sekali, seperti yang diungkapkan MT dalam wawancaranya sebagai berikut: “Alhamdulillah saya aktif dalam mengikuti kegiatan muhadharah, dan insyaallah saya belom pernah mbolos. Justru dengan adanya kegiatan tersebut saya semakin menekuni dan aktif untuk mengikuti” (23 Agustus 2016. MT).
79
Santri yang bernama DA mengungkapkan sebagi berikut: “Mendukung adanya kegiatan muhadharah. Karena dari kegiatan tersebut bisa belajar berani tampil di depan orang banyak. Karena besok setelah keluar dari pondok biar tidak kaget kalau disuruh ngisi MC, atau tahlil bahakan suruh menyampaikan tausiah kepada masyarakat” (23 Agustus 2016. DA). Santri putra MIM mengungkapkan sebagai berikut: “Kalau saya cuma kadang-kadang ikut kegiatan itu mbak… masalahnya saya males dan kadang-kadang malesnya kalau ditunjuk suruh maju mengambil intisari” (24 Agustus 2016. MIM). Santri KH mengungkapkan sebagai berikut: “Kadang-kadang jika mau berangkat ya berangkat, kalau lagi males ya ijin tidak berangkat” (24 Agustus 2016. KH). Santri putri HP mengungkapkan sebagai berikut: “Alhamdulillah saya mengikuti kegiatan muhadharah secara aktif. Insya allh belum pernah izin” (23 Agustus 2016. HP). Dari beberapa implementasi kegiatan muhadharah kepada santri yang di sampaikan bapak pengasuh pondok pesantrn MS, ustadz, pengurus dan santri penulis dapat menyimpulkan bahwa Kerjasama dan dukungan dari masing-masing pihak baik pengasuh, ustad-ustadzah,
dan
pengurus,
serta
peran
santri
meningkatkan ketertiban dalam kegiatan muhadharah.
80
dapat
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Di Pondok Pesantren Modern Bina Insani mempunyai kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya kegiatan muhadharah yang dilaksanakan setiap minggu sekali. Kegiatan muhadharah sangat penting bagi seluruh santri khususnya yang berada di pesantren. Dengan adanya kegiatan muhadharah dapat melatih keberanian dan rasa percaya diri untuk berbicara di depan banyak orang. Berdasarkan wawancara dengan pengasuh beliau mengatakan kegiatan muhadharah adalah kegiatan ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh seluruh santri baik laik-laki maupun perempuan. Di pesantren terkenal dengan bahasa asing yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Oleh karena itu di Pondok Pesantren Modern Bina Insani kegiatan muhadharah menggunakan 4 bahasa, antara lain bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Dewan asatidz dan pengurus juga mengatakan bahwa kegiatan muhadharah wajib dilaksanakan baik dari kelas 7, 8, dan 10. Sedangkan kelas 11 berperan sebagai pengurus. Untuk kelas 7 dan 10 teks pidato bahasa asing hanya pembukaan dan penutupan saja, sedangkan bagi kelas 8 dari pembukaan, isi pidato dan penutupan. Bagi kelas 3 SMP maupun 3 SMA mengikuti kegiatan muhadharah hanya sampai semester satu.
81
Memasuki semester dua kelas 3 SMP maupun 3 SMA sudah dibebaskan tidak mengikuti kegiatan yang ada di pesantren kecuali mengaji. Dari beberapa penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan muhadharah di Pondok pesantren Modern Bina Insani memperlihatkan keteraturan dan ketertiban santri, sehingga lebih jelas pengelolaan dan penyampaian dalam acara muhadharah tidak mengalami kericuhan yang pada akhirnya membuat para santri menjadi pasif dan penguasaan mereka kurang. Selain pelaksanaan muhadharah banyak manfaat, tujuan dan respon para santri setelah mengikuti kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani. a) Manfaat dan tujuan muhadharah Manfaat dan tujuan dari kegiatan muhadharah sangatlah banyak diantaranya dapat melatih mental, rasa percara diri (PD),
bagaimana
santri dapat
menguasai
teks pidato,
bagaimana cara menyampaikan pidato dengan baik dan benar dan bagaimana santri tidak grogi ketika maju ke depan podium yang dilihat oleh orang banyak. Dengan kegiatan muhadharah santri dapat menghibur santri lain yang mendengarkan, mempengaruhi santri lain agar mampu mengikuti kemampuan kita dengan seka rela, dan mengajak orang lain dalam melakukan hal kebaikan.
82
b) Respon santri Adpun respon para santri setelah mengikuti kegiatan muhadharah berbeda-beda. Awalnya mereka menganggap kegitan muhadharah itu sebagai momok, padahal dengan adanya kegiatan muhadharah dapat melatih santri berpendapat yang positif. Setelah mengikuti kegiatan tersebut respon santri mulailah muncul. Hampir sebagian besar merasa senang dengan adanya kegiatan tersebut. Bagi santri yang kurang suka kegiatan tersebut banyak alasan untuk tidak mengikuti kegiatan yang dilaksanakan setiap minggunya. Dari
manfaat,
tujuan
dan
respon
santri
penulis
menyimpulkan bahwa dengan seiringnya waktu santri dapat merasakan senang dan lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan muhadhrah. B. Motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah Motivasi santri sangatlah penting untuk mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dari santri yang belum bisa menjadi bisa, santri yang bisa menjadi lebih baik lagi. Di pesantren seluruh santri mendukung satu sama lain dan memotivasi diri sendiri dan memberikan motivasi kepada santri lainnya, dengan cara seperti itu dapat menumbuhkan semangat yang tinggi untuk melaksanakan kegiatankegiatan yang ada di dalam pesantren.
83
Berdasarkan wawancara dengan pengurus menjelaskan bahwa segenap pengurus selalu memberikan tips-tips dalam berpidato, melatih santri bagaimana tidak malu ketika berada di depan orang banyak, memberikan motivasi dan mendukung santri dalam melakukan kegiatankegiatan lain. Begitu juga santri menerima berbagai motivasi dari teman, pengurus, dewan asatidz, dan pengasuh. Dengan adanya dorongan orang lain santri lebih semangat untuk melakukan aktifitas-aktifitas lainnya. Motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Islamuddin, 2012: 260). Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ada di dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik bersifat mendapat dorongan dari luar (orang lain) agar mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Adapun untuk menumbuhkan bakat, sikap dan nilai yang ada pada diri santri tentunya banyak sekali aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh pengurus dalam proses belajar. Pengaruh motivasi terhadap santri tergantung seberapa besar motivasi itu mampu membangkitkan motivasi santri untuk bertingkah laku. Dengan motivasi besar, maka santri akan melakukan sesuatu kegiatan dengan lebih memusatkan pada tujuan proses belajar.
84
C. Implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani telah dicetuskan sejak awal tahun 1992 dimana mewajibkan seluruh santri untuk mengikuti kegiatan muhadharah. Seperti diketahui, bahwa pesantren ini dikenal dengan bahasa asing bahasa Arab dan bahasa Inggris. Jadi, kegiatan muhadharah di pesantren ini menggunakan 4 bahasa yaitu bahasa Arab, bahsa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Dengan adanya dukungan pengasuh, ustadz, pengurus, santri mampu mengikuti dan melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler muhadharah yang ada di pesantren sesuai dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan dari awal. Di Pondok Pesantren Modern Bina Insani kegiatan muhadharah terpandang dengan bahasa asing. seperti hasil wawancara penulis kepada beberapa nara sumber, Jadi, kegiatan muhadharah di pesantren menggunakan 4 bahasa yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Semua bahasa tersebut seluruh santri harus mampu menguasai kosa kata yang diberikan oleh pengurus untuk memudahkan menyusun teks pidato dengan bahasa asing. Setiap pembagian tugas pidato berbeda-beda, yang membedakan kelas 7,8, dan 10 untuk teks pidato bahasa asing hanya membuat pembukaan dan penutupan saja. Namun, untuk kelas atas pembuatan teks pidato bahasa asing sudah mencakup pembukaan, isi pidato dan penutup. Sedangkan untuk bahasa lain seperti bahasa Indonesia dan bahasa Jawa seluruh santri sama dalam membuat teks pidato dari pembukaan, isi, dan
85
penutup. Alasan berbeda dengan yang lain tujuannya kelas yang awal (yang baru) fokus untuk menghafalkan dan memahami pembukaan dan penutupan teks pidato bahasa asing. Sebelum maju pembimbing memberikan pengarahan kepada anakanak bahwasannya, sebelum berpidato santri harus mengumpulkan teks pidato dan intisari terlebih dahulu untuk dikoreksi oleh pembimbing. Setelah itu setoran agar tau kesalahan santri sebelum maju ke panggung untuk berpidato sehingga pidatonya bisa berjalan dengan lancar. Dari penjelasan pelaksanaan kegiatan muhadharah penulis menyimpulkan bahwa implementasi kegiatan muhadharah adalah suatu penerapan yang diberikan kepada santri untuk memudahkan bagaimana cara melaksanakan kegiatan muhadahrah sesuai dengan peraturan yang sudah dilaksanakan dari awal. a) Peran pembimbing muhadharah kepada santri Peran
pembimbing
sangat
penting
dalam
kegiatan
muhadharah tersebut, misalnya mengajak bergegas untuk mengikuti kegiatan muhadharah, menilai, dan mengevaluasi kegiatan
tersebut
setelah
selesai
mengikuti
kegiatan
muhadharah. Selaku asatidz juga memberikan dukungan, arahan-arahan dan memantau bagaimana pengurus membimbing santri. Pemibimbing yang berperan aktif adalah pengurus bagian pengajaran.
86
b) Hambatan santri Tidak semua orang memiliki kemahiran dalam berbicara di depan umum. Namun, kemempuan ini dapat dapat dimiliki oleh semua santri melalui proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan sistematis. Setiap kegiatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dalam kegiatan tersebut santri dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan muhadhrah di dalam pesantren, mengikuti perlombaan baik di dalam pesantren maupun di luar pesantren, dan mampu berpidato dengan menggunakan 4 bahasa. Sedangkan kekurangannya biasanya santri sering izin sakit, pulang atau mencari alasan lain supaya tidak mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan muhadhrah di pesantren lebih efektif santri putri daripada santri santri putra. Kegiatan mahadharah disantri putra kurang maksimal dikarenakan banyak hambatan-hambatan yang dialami oleh masing-masing santri seperti malas untuk membuat teks pidato, lemahnya dalam menguasai kosakata bahasa asing, dan sering kabur di luar pondok. Berbeda dengan kegiatan yang ada disantri putri, mereka selalu berperan aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di dalam pesantren.
87
c) Hukuman bagi santri Dalam pelaksanaan proses pendidikan tentu tidak terlepas dari ganjaran (penghargaan)
dan
hukuman baik
pada
pendidikan umum, dininyah, maupun kegiatan ekstrakulikuler. Umumnya para santri yang menaati peraturan yang ada maka akan mendapatkan hadiah, sedangkan santri yang melanggar maka akan mendapatkan hukuman. Salah satunya dalam kegiatan muhadharah ada peraturan untuk memberikan hukuman kepada santri jika tidak bisa menghafalkan pidato. Hukumannya jika tidak hafal satu kali, maka hukumannya berdiri diruangan sendiri. Hukuman yang kedua apabila tidak hafal maka santri berdiri diruang yang lain. Tidak halal ketiga santri diberdirikan dilapangan. Tidak hafal keempat santri terpaksa diberdirikan diruang putra, begitu sebaliknya jika putra berulang-ulang tidak hafal maka dikirimkan keruang santri putri. Selain itu setiap ruang masing-masing berunding untuk memberikan hadiah bagi santri yang pidatonya terbaik. Dengan memberikan hadiah seperti itu memberikan semangat dalam mengikuti kegiatan muhadharah tersebut.
88
Adanya santri diberi hukuman justru mendidik santri agar lebih disiplin. Bukan hanya disiplin waktu tetapi juga disiplin menaati peraturan kegiatan yang sudah dijalankan selama ini. d) Peran santri dalam kegiatan muhadharah Peran santri selalu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren, baik dalam pendidikan formal, pendidikan non formal dan kegiatan ekstrakulikuler. Dalam kegiatan muhadharah tidak hanya berlajar berpidato di depan orang banyak saja, dalam kegiatan tersebut dibagi menjadi 4 kelompok antara lain: 1) Kelompok A: bagian dekorasi dan intisari Sebelum kegiatan dimulai tugas kelompok A mendekorasi ruangan deindah mungkin, dari merias panggung, menata meja dan kusri dan merias papan tulis. Santri lain bertugas untuk meyampaikan intisari dari pidato yang sudah disampaikan di depan panggung. 2) Kelompok B: tugas MC Ketika
kegiatan
dilaksanakan
yang
bertugas
menjadi protocol (MC) sembuka acara yang akan dilaksanakan pada malam hari ini. Selain yang bertugas MC kelompok B juga bertugas untuk membaca sholawatan sebelum acara pidato.
89
3) Kelompok C: tugas pidato Bagi
santri
yang
menyampaikan di
mendapatkan tugas
depan panggung
yang
pidato sudah
disiapkan oleh petugas dekorasi. Berpidato dengan menggunakan 4 bahasa diroling setiap minggunya. Misalnya minggu pertama berpidato menggunakan bahasa Arab, kemudian minggu kedua bahasa Inggris, minggu ketiga bahasa Indonesia, dan minggu keempat menggunakan bahasa Jawa. Tugas tersebut metodenya roling dari kelompok lain. Jadi setiap bulannya dari 4 kelompok mendapat tugasnya secara merata. 4) Kelompok D: hiburan Sebelum
acara
penutup
ada
hiburan
yang
ditampilkan dari kelompok D. Adapun hiburan yang akan ditampilkan di depan bermacam-macam, biasnya dari kelompok tersebut mendiskusikan hiburan apa yang akan ditampilkan sebelum penutup. Biasanya ada yang menampilkan puisi, pantun, stand up comedy dan drama.
90
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN 1. Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dilaksanakan setiap seminggu sekali setiap malam minggu. kegiatan muhadharah wajib dilaksanakan baik dari kelas 7, 8, dan 10. Sedangkan kelas 11 berperan sebagai pengurus. Untuk kelas 7 dan 10 teks pidato bahasa asing hanya pembukaan dan penutupan saja, sedangkan bagi kelas 8 dari pembukaan, isi pidato dan penutupan. Bagi kelas 3 SMP maupun 3 SMA mengikuti kegiatan muhadharah hanya sampai semester satu. Memasuki semester dua kelas 3 SMP maupun 3 SMA sudah dibebaskan tidak mengikuti kegiatan yang ada di pesantren kecuali mengaji. 2. Motivasi bagi santri dalam melaksanakan kegiatan muhadharah adalah dorongan untuk dapat melakukan publik speaking atau berbicara di depan umum. Motivasi tersebut bersumber dari dua faktor yakni faktor intrinsik seperti kemampuan dalam diri individu untuk melakukan kegiatan di depan umum, dan faktor ekstrinsik yakni kewajiban bagi setiap santri untuk mengikuti kegiatan muhadharah. Selaku pengurus setiap sebelum kegiatan dimulai berplencar untuk mengajak para santri untuk mengikuti kegiatan muhadharah yang sudah diterapkan di dalam pesantren dari awal.
91
3. Strategi kegiatan muhadharah adalah suatu penerapan yang diberikan kepada santri untuk memudahkan bagaimana cara melaksanakan kegiatan
muhadahrah
sesuai
dengan
peraturan
yang
sudah
dilaksanakan dari awal. Sebelum kegiatan muhadharah dilaksanakan segenap
pengurus
memberitahu
kepada
seluruh santri untuk
mengumpulkan teks pidato dan intisari sebelum maju ke depan. Dengan cara seperti itu mempermudah santri untuk menghafalkan teks pidato dan menyampaikan intisari dari pidato tersebut. Selain itu santri dapat mengikuti kegiatan muhadharah secara efektif. Selain itu untuk mengefektifkan kegiatan muhadharah pengurus menerapkan pola punishment dan reward. Punishment digunakan bagi santri yang tidak hafal untuk menyampaikan pidato, sedangkan reward digunakan untuk santri yang aktif dan lebih unggul dalam menyampaikan pidato di depan umum. B. SARAN Berdasarkan hasil yang di peroleh selama melakukan penelitian, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis kemudian memberikan saran kepada kyai, dewan asatidz, pengurus dan santri yang ada di pondok pesantren untuk mengatasi kendala yang di hadapi dalam implementasi pendidikan karakter sebagai berikut: 1. Untuk lembaga pondok pesantren
92
a. Kepada asatidz dan pengurus muhadhrah khususnya selalu membina dan memberi dukungan kepada santri dalam kegiatan muhadhrah. b. Berusaha
melakukan
upaya-upaya
peningkatan
kegiatan
muhadharah kepada santri. c. Mempertahankan kegiatan muhadharah sehingga apa yang diharapkan oleh Pondok Pesantren Bina Insani kepada santri terdapat keselarasan. d. Jangan membuat keputusan sendiri dalam memberi hukuman kepada santri e. Ikut berperan aktif dalam kegiatan muhadharah. 2. Untuk santri a. Bersungguh-sungguhlah dalam mengikuti kegiatan yang ada di dalam pesantren. b. Taat dan selalu disiplin dalam kegiatan muhadharah. c. Ikhlas dan terima sanksi apabila berbuat salah dan melanggar. d. Tepat waktu dalam mengikuti kegiatan muhadharah e. Rajin belajar untuk menambah wawasan berpidato
93
DAFTAR PUSTAKA Adha, Kholifatul. 2014. Panduan Mudah Public Speaking. Yogyakarta:PT Buku Kita. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahanya. Jakarta: PT. Syamil Cipta Media. . 2005. Pembakuan Sarana Pendidikan (Penyelenggaraan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun pada Pondok Pesantren Salafiyah Tingkat Wustho). Jakarta: Depag. Fanani, Burhan. 2013. Buku Pintar Menjadi MC, Pidato, Penyiar Radio & Televisi. Yogyakarta: Araska. Ghazali, Bahri. 2001. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti. Hakim, Rachman. 2010. Kiat Jitu Mahir Pidato. Yogyakarta: Shira Media. Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jayanti, Reni Dwi. 2012. Dahsyatnya Pidato Praktek Public Speaking dan Master of Ceremony (MC) yang Dahsyat. Jakarta: Media Books. Khayyirah, Balqis. 2013. Cara Pintar Berbicara Cerdas di Depan Publik. Jogjakarta: Diva Press. Kurniasari, Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia Super komplet. Yogyakarta: CV. Solusi Distribusi. Ma’arif, Zaenal. 2007. Komunikasi Etika dan Hubungan Antar Manusia. Semarang: Duta Nusindo. Moleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : RT Remaja Rosdakarya. Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Kamus Al-Munawwir. Arab Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Progresif. Prawira, Purwa Atmaja. 2013. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Ramayulis, 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Rusmini Widiyatun, Tri. 1999. Ilmu Perilaku. Semarang: CV. Sagung Seto.
94
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Syam, Yunus Hanis. 2004. Kiat Sukses Berpidato. Jogjakarta: Media Jenius Lokal. Taufiq, Muhammad Izzuddin. 2006. Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema Insani. Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yunus, Mahmud. 2010. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah.
95
PEDOMAN WAWANCARA Untuk pengasuh, ustad dan ustadzah, pengurus Pondok Pesantrn Modern Bina Insani I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Jabatan : 4. Waktu Wawancara : II. Sasaran Wawancara : 1. Kegiatan Muhadharah yang diselenggarakan pengasuh, ustad dan ustdzah, dan pengurus bagi seluruh santri 2. Motivasi yang diberikan kepada seluruh santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah 3. Implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri dalam kehidupan sehari-hari III. Butir-butir Pertanyaan : 1. Apa pengertian Muhadharah menurut anda? 2. Apakah tujuan diadakanya kegiatan Muhadharah? 3. Bagaimana implementasi kegitan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani? 4. Siapa saja yang mengikuti kegiatan Muhadharah? 5. Bagaimanakah peranan pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan Muhadharah? 6. Bagaimana respon dan peran santri dengan adanya kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani? 7. Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok tersebut? 8. Bagaimana anda mengimplementasikan kegiatan Muhadharah kepada santri?
PEDOMAN WAWANCARA Untuk santri Pondok Pesantrn Modern Bina Insani
96
I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Jabatan : 4. Waktu Wawancara : II. Sasaran Wawancara : 1. Kegiatan Muhadharah yang diselenggarakan pengasuh, ustad dan ustdzah, dan pengurus bagi seluruh santri. 2. Motivasi yang diberikan kepada seluruh santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah. 3. Implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri dalam kehidupan sehari-hari III. Butir-butir Pertanyaan : 1. Apa pengertian Muhadharah menurut anda? 2. Apa manfaat dan tujuan yang anda dapat dalam mengikuti Muhadharah? 3. Kapankah kegiatan Muhadharah dilaksanakan? dan apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut? 4. Apakah kegiatan Muhadharah terlaksana secara efektif? 5. Apa yang anda rasakan ketika mengikuti Muhadharah? 6. Apa yang memotivasi diri anda dalam mengikuti kegiatan Muhadharah? 7. Hambatan apa yang anda hadapi dalam mengikuti kegiatan Muhadharah? 8. Apakah ada hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan Muhadharah? 9. Bagaimanakah peranan pembimbing terhadap santri dalam pelaksanaan kegiatan Muhadhharah? 10. Bagaimana cara mengimplemetasikan kegiatan Muhadharah menurut anda?
Transkip Wawancara Nomor Data
: 01
97
Hari, tanggal
: Kamis, 18 Agustus 2016
Nama Informan
: Muhsoni
Kode Informan
: MS
Tempat Wawancara : Kediaman MH Bukti
: Rekaman Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Pengasuh
: Muhadharah adalah kegiatan ekstrakulikuler yang diwajibkan di PPM Bina Insani, muhadharah telah dicetuskan sejak awal tahun 1992, adapun diadakan kegiatan ini guna melatih berpidato atau retorika. Seperti diketahui, bahwa pesantren ini dikenal dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris dan bahasa Arab. Jadi, di pesantren ini menggunakan 4 bahasa dalam berpidato antara lain bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahsa Jawa. Dalam melatih 4 bahsa tersebut, mereka dilatih berbicara dan mendengarkan terutama bahsa Arab dan bahasa Inggris. Sebab belajar bahasa asing itu kuncinya ada dua yaitu lidah harus sering mengucap dan telinga harus sering mendengar. Kegiatan muhadharah dilaksanakan pada malam minggu.
Peneliti
: Apakah tujuan diadakanya kegiatan Muhadharah?
Pengasuh
: Agar seluruh santri dapat menguasai bagaimana cara berpidato yang baik dan benar. Selain itu, bisa belajar bagaimana menguasai teks pidato, bagaimana tidak grogi ketika maju di depan, dan bagaimana cara mengekspresikan mimik wajah yang benar ketika menyampaikan sebuah pidato kepada orang bnayak.
Peneliti
: Bagaimana implementasi kegitan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Pengasuh
: Adapun penerapan kegiatan muhadharah seluruh santri berperan aktif dalam mengikuti kegiatan muhadharah setiap malam minggu, dengan tugas masing-masing yang sudah diberikan kepada segenap pengurus.
Peneliti
: Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan Muhadharah?
Pengasuh
: Kelebihan: santri sudah ikut berpartisipasi atau mengikuti kegiatan muhadharah yang sudah ditetapkan dan dijadwalkan di pesantren, mampu berpidato dengan menggunakan 4 bahsa (Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Jawa). Kekurangan: masih lemah dalam menguasai kosa kata bahasa 98
asing, masih menyontoh teks pidato kakak kelas yang dahulu, masih banyak kekurangan dalam membuat isi teks pidato dengan bahasa asing Peneliti
: Siapa saja yang mengikuti kegiatan Muhadharah?
Pengasuh
: Kegiatan muhadahrah wajib diikuti seluruh santri putra maupun santri putri. Tapi biasanya untuk kelas 3 SMP dan SMA sudah dibebaskan dari semua kegiatan ekstrakulikuler di pesantren. Supaya mereka lebih fokus ke pelajaran yanag akan di ujiankan.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing/pengasuh dalam pelaksanaan kegiatan Muhadharah?
Pengasuh
: Kalau saya ya hanya memantau saja mbak….. biasanya yang lebih berperan aktif pengurusnya.
Peneliti
: Bagaimana respon dan peran santri dengan adanya kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Pengasuh
: Macam-macam mbak, ada yang takut maju, males membuat naskah, grogi ketika maju, bahkan kebanyakan berbagai macam alasan agar tidak mengikuti kegiatan pidato tersebut. Kalau peran, Alhamdulillah berjalan dengan lancar.
Peneliti
: Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok tersebut?
Pengasuh
: Memeberikan arahan-arahan yang positif yang paling penting anak itu jangan dimarahi ketika berbuat salah. Tetapi diberikan nasehat yang baik dan benar kemudian yang besar memberikan contoh yang benar kepada juniornya.
Peneliti
: Bagaimana anda mengimplementasikan kegiatan Muhadharah kepada santri?
Pengasuh
: Biasanya ketika hari besar (Idul Adha) atau hari-hari besar di pesantren mengadakan beberapa macam perlombaan bagi seluruh santri yang wajib diikuti. Nanti akan diumumkan pemenangnya. Dari pemenang perlombaan yang diikuti akan memberikan motivasi dan arahan-arahan bagi santri lain yang belum berkesmpatan mendapatkan juara agar terus berlatih dan mendalami kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren ini. Dengan semacam itulah semoga kedepannya akan terus berkembang yang lebih baik.
99
Transkip Wawancara Nomor Data
: 02
Hari, tanggal
: Jum’at, 19 Agustus 2016
Nama Informan
: Istiana
Kode Informan
: IT
Tempat Wawancara : Depan Kelas Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Isti’ana
: Suatu kegiatan dimana diwajibkan kepada seluruh santri Bina Insani baik putra maupun putri untuk melatih bagaimana cara berpidato, bagaimana cara mengungkapkan pikiran dengan memberi tausiah kepada teman-teman sebayanya.
Peneliti
: Apakah tujuan diadakanya kegiatan Muhadharah?
Isti’ana
: Adapun tujuan muhadharah di sini ialah agar setiap santri itu terbiasa melatih keberanian, berbicara di depan umum, karena melatih keberanian di depan umum itu tidak gampang.
Peneliti
: Bagaimana implementasi kegitan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Isti’ana
: Di Pondok Bina Insani ini kegiatan muhadharah seminggu sekali setiap malam minggu di gilir tiap bulan per kelas semua santri harus dapat jatah maju sekali, bagi santri yang tidak dapat jatah pidato mendapat tugas lain seperti dekor, mengambil intisari, MC, tilawah, dan lain sebagainya yang sudah ditetapkan oleh pengurus masing-masing kelas.
Peneliti
: Siapa saja yang mengikuti kegiatan Muhadharah?
Isti’ana
: Kegiatan muhadharah dilaksanakan bagi seluruh santri baik purta maupun putri kelas 1,2 SMP dan 1 SMA, kalau yang kelas 2 SMA itu sebagai pembingbing atau pengurus, sedangkan yang kelas 3 SMP dan SMA semester 1 masih ikut kegiatan muhadharah tersebut, tetapi semester 2 sudah dibebaskan tidak ikut kegiatan tersebut bahkan semua kegiatan yang ada di pondok ini. Karena biar fokus untuk belajar dan Persian ujian UN.
100
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan Muhadharah?
Isti’ana
: Adapun pembimbing di sini (pengurus) kelas 11 adanya pembimbing ya untuk mengasih nilai, mengoreksi teks, opakopyak, dan lain sebagainya.
Peneliti
: Bagaimana respon dan peran santri dengan adanya kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Isti’ana
: Pada awalnya khususnya kelas 1 pada takut ketika mendengar ada kegiatan muhadahrah, apa itu muhadharah? Pidato dengan menggunakan 4 bahasa Arab, Inggris, itu pada takut tetapi lamakelamaan pengertian ustadzah dan pengurus dan dibimbing insyaallah kendalanya semakin menurun.
Peneliti
: Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok tersebut?
Isti’ana
: Motivasi yang dilakukan pada santri agar tidak takut dengan cara memberikan motivasi, pengarahan seperti ini-ini, dikasih manfaat kalu pidato itu harus PD, berani berbicara. Di dalam kelas juga ada pelajaran muthola’ah dimana untuk melatih keberanian anak-anak untuk berpidato.
Peneliti
: Apakah ada hukuman bagi santri yang tidak hafal pidato?
Isti’ana
: Kalau hukuman itu ada, tapi tergantung dari anak itu. Mungkin jika tidak hafal 1 kali mungkin itu dikasih dispensasi tapi kalau minggu ke 2,3 dan seterusnya belum hafal juga maka di kasih hukuman berdiri atau ditaruh di kelas lain atau di santri putra, tpi kalau masih bandel atau males nanti dilaporkan ke asatid-asatizah untuk diberi pengarahan yang baik.
Peneliti
: Bagaimana anda mengimplementasikan kegiatan Muhadharah kepada santri?
Isti’ana
: Dulu pernah tahun kemaren 1 bulan sekali semua seluruh santri dikumpulkan jadi satu, kemudian ada yang berkhitobah adalah ustad/ustadzah untuk memotivasi dan mengevaluasi dari bulan kemaren mengenai kelasalahan dan kekurangan itu seperti biar lebih baik lagi dari masalah keamanan, kesehatan, dan lain debagainya.
101
Transkip Wawancara Nomor Data
: 03
Hari, tanggal
: Sabtu, 20 Agustus 2016
Nama Informan
: Aris Rif’an
Kode Informan
: AR
Tempat Wawancara : Kantor Sekolah Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Rif’an
: Muhadharah yaitu latihan pidato untuk melatih mental anak-anak, santri-santri, siswa-siswi suapaya dapat atau mempunyai mental untuk berani berbicara di depan orang banyak seperti itu. Di kegiatan muhadharah itu bukan hanya pidato saja tetapi banyak juga tugas-tugas yang lain. Kegiatan muhadharah mempunya ruang-ruang, setiap ruang dibagai 4 kelompok: A, B, C, D. perkelompok digilir setiap minggunya. Misalnya minggu pertama kelompok A mendapat tugas protocol/MC, kelompok B tugas sholawatan, kelompok C tugasnya dekorasi, dan kelompok D tugas pidato. Begitu seterusnya, nanti bergilir tugasnya.
Peneliti
: Ada berapa bahasa yang digunakan dalam kegiatan Muhadharah?
Rif’an
: Mengenai bahasa, untuk bahasa yang digunakan untuk berpidato ada 4 bahasa ada bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Tapi untuk kelas 7 dan 10 berhubung masih awal jadi untuk pidato bahasa asing hanya pembukaan dan penutupan saja. Tapi kalau bahasa Indonesia dan bahasa Jawa sudah sama isinya. Kalau kelas 8 dan 9 untuk bahasa asingnya sudah diwajibkan untuk menghafal dengan isinya., dari pembukaan, isi sampai penutupan sudah diwajibkan hafal. Dan bagi santri yang belum bisa berpidato atau bisa tetapi hanya sedikit menghafalkan, juga ada sangsinya untuk berdiri sambil menghafalkan, ada juga dikirim ke ruang lain, bahkan dikirim ke ruang anak putra, begitu sebaliknya jika santri putra yang tidak hafal berkali-kali. Agar mendidik santri supaya peserta muhadharah disiplin.
Peneliti
: Apakah tujuan diadakanya kegiatan Muhadharah?
102
Rif’an
: Banyak. Melatih anak-anak untuk berani berbicara di depan orang banyak, selain itu melatih santri untuk belajar menjadi da’i, kan tujuannya untuk mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan seperti itu. Melatih mental. Karna tidak gampang terus biar tidak canggung juga.
Peneliti
: Bagaimana implementasi kegitan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Rif’an
: Kegiatan muhadharah sifatnya wajib diikuti oleh seluruh santri. Jadi seluruh santri ikut berperan aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Peneliti
: Siapa saja yang mengikuti kegiatan Muhadharah?
Rif’an
: Seluruh santri baik putra maupun santri putri
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan Muhadharah?
Rif’an
: Bagi asatid/zh hanya sekedar untuk membimbing dan mengarahkan pengurus, selebihnya pengurus yang mengoreksi teks pidatonya anak-anak, tugas-tugas lain juga yang mengurus pengurus.
Peneliti
: Bagaimana respon dan peran santri dengan adanya kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Rif’an
: Ya…. Banyak respon positifnya dan ada negatifnya tetapi sedikit. respon posistif seperti santri senang mengekspresikan bagaimana berbicara di depan orang banyak, tetapi ada juga yang kesulitan, keberatan, masih kecil banyak suruh kegiatan lain, ingin pulang banyak yang seperti itu.
Peneliti
: lebih efektif mana antara kegiatan muhadharah disantri putra dengan santri putri?
Rif’an
: Kalau putri itu lebih aktif dari pada putra. Kalau putra banayk hambatan-hambatan. Terkadang dari pengurus sendiri kurang semangat untuk bagi tugas kepada anak-anak terkadang telat membuat teks, ketika waktu tampil muhadharah banayk yang tidak hafal dan seenaknya sendiri dalam berpidato.
Peneliti
: Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok tersebut?
Rif’an
: Dewan asatid/zh mengadakan acara di hari-hari besar seperti Maulid Nabi (lomba Speack Contest) untuk membuat teks pidato 4 bahasa dimana orang-orang yang menjadi juara-juara dari
103
kelompok pidato dari tiap minggu itu mewakilkan untuk lomba pidato dalam perlombaan tersebut. Peneliti
: Bagaimana anda mengimplementasikan kegiatan Muhadharah kepada santri?
Rif’an
: Selain itu juga ada setiap habis asar ada Qodhoi’ul A’mal, yaitu pembacaan fadhilah-fadhilah/ amalan-amalan itu, pengurus yang membagi jadwalnya kepada santri-santri yang memang sanggup/ berani setiap habis asar untuk menyampaikan fadhilah-fadhilah itu, misalnya fadhilah sholat duha, sholat berjamaah dan lain sebagainya. Untuk tempatnya di masjid. Karna sehabis sholat asar itu dzikiran, baca Asma’ul Husna, dan amalan-amalan itu kira-kira 5 menit lamanya. Untuk yang mendapat tugas biasanya diambil dari yang sudah besar seperti kelas 9, 10, 11 masalahnya yang bisa berbicara di depan umum yang sudah dapat dimengerti/ dapat berbicara dengan jelas, kalau kelas tujuh kan masih samar-samar. Santri sering mengikuti lomba-lomba MAPSI, OASE. Dan lain sebagainya. Biasanya dari cabang lomba-lomba ada lomba pidato. Besok senin itu ada lomba MAPSI itu juga mengikutkan banyak mengikutkan peserta lomba baik putra maupun putri.
Peneliti
: Apakah setiap mengikuti perlombaan mendapatkan juara?
Rif’an
: Iya, mungkin bisa dilihat pialanya di situ (di etalase) hampir setiap perlombaan itu, sini menjadi juara umun.
Peneliti
: Apakah harapan untuk kedepannya bagi santri setelah mengikuti kegiatan Muhadharah di Pesantren?
Rif’an
: Harapan kedepannya ya… karena belum ada santri yang menjadi da’i, maka harapannyanya ada salah satu atau salah dua yang menjadi mubalig/gh.
104
Transkip Wawancara Nomor Data
: 04
Hari, tanggal
: Minggu, 21 Agustus 2016
Nama Informan
: Edi Yusuf
Kode Informan
: EY
Tempat Wawancara : Halaman Pondok Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Edi banyak
: Muhadarah yaitu berpidato atau berbicara dihadapan orang
Peneliti
: Apakah tujuan diadakanya kegiatan Muhadharah?
Edi
: Untuk melatih mental anak dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka
Peneliti
: Bagaimana implementasi kegitan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Edi
: Muhadharah biasanya dilakukan setiap seminggu sekali, yaitu pada malam minggu
Peneliti
: Siapa saja yang mengikuti kegiatan Muhadharah?
Edi
: Seluruh santri kelas 1, 2 SMP dan SMA, kelas 2 SMA menjadi pembimbing.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan Muhadharah?
Edi
: Pembimbing memberikan pengarahan kepada anak-anak bahwasannya, sebelum berpidato santri harus mengumpulkan teks pidato terlebih dahulu untuk dikoreksi oleh pembimbing. Setelah itu setoran agar tau kesalahan anak sebelum maju ke panggung untuk berpidato sehingga pidatonya bisa maksimal
Peneliti
: Bagaimana respon dan peran santri dengan adanya kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
105
Edi
: Respon anak-anak (santri) berbeda-beda. Ada yang malah takut, ada yang senang, dan ada yang senang dengan adanya kegiatan muhadharah tersebut.
Peneliti
: Apakah ada kendala/hambataan bagi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
Edi
: Ada, mengkin kendalanya bisa dari malasnya menghafal teks pidato, kemampuan berbahasa asing bagi para santri yang masih minim terutama kelas 1, dan kurang minat dalam berpidato
Peneliti
: Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok tersebut?
Edi
: Dari segenap pengurus memberikan tips-tips dan memberikan motivasi santri agar tidak malu berpidato di depan santri lain dan memberikan semangat buat anak-anak (santri) untuk membuat dan menghafal teks pidato yang baik dan benar.
Peneliti
: Bagaimana anda mengimplementasikan kegiatan Muhadharah kepada santri?
Edi
: Dapat mengikuti berbagai berlombaan salah satunya lomba berpidato. Baik yang diselenggarakan oleh pengurus maupun pemerintah seperti MAPSI
Peneliti : Muhadharah? Edi
Harapan untuk
kedepannya
setelah
mengikuti kegiatan
: Semoga dengan adanya kegiatan muhadharah ini santri bisa menjadi seorang mubalig-mubalighah, dan ketika terjun di masyarakat santri diamanati untuk menjadi da’i mereka tidak kaget karena mereka sudah dilatih mentalnya dan percaya diri di depan orang banyak.
106
Transkip Wawancara Nomor Data
: 05
Hari, tanggal
: Senin, 22 Agustus 2016
Nama Informan
: Dwima Nur Fauzia
Kode Informan
: DNF
Tempat Wawancara : Depan Kelas Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Dwima
: Pidato yang terdiri dari beberapa bahasa di Bina Insani terdapat 4 bahasa yaitu Bahasa Inggris , Jawa, Arab, dan Indonesia
Peneliti
: Apakah tujuan diadakanya kegiatan Muhadharah?
Dwima
: Untuk melatih mental santri dalam berbicara di depan umum juga meningkatkan kebahasaan di pondok pesantren ini.
Peneliti
: Bagaimana implementasi kegitan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
Dwima
: Kegiatan muhadharah dilaksanakan pada malam minggu dan pada malam itu anak-anak melakukannya seperti pidato, mengambil intisari, menampilkan hiburan, dan juga macam- macam tugas.
Peneliti
: Siapa saja yang mengikuti kegiatan Muhadharah?
Dwima
: Santri kelas 1,2 SMP dan SMA namun kelas 2 SMA menjadi pembimbing muhadharah, sedangkan bagi kelas 3 SMP dan SMA setelah semester 2 sudah tidak mengikuti kegiatan muhadharah lagi.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan Muhadharah?
Dwima
: Sebelum anak-anak berpidato, pidato tersebut dikumpulkan terlebih dahulu untuk dikoreksi dan batasan waktu pengumpulan pidato hari selasa sore.
Peneliti
: Bagaimana respon dan peran santri dengan adanya kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani?
107
Dwima
: Mereka menganggap muhadharah adalah hal yang menakutkan. Padahal sebenarnya muhadharah adalah kegiatan yang menyenangkan jika mereka menyadari bahwa banyak hal positif yang bisa kita dapatkan dari kegiatan tersebut seperti keberanian dan percaya diri.
Peneliti
: Apakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok tersebut?
Dwima
: Seperti kakak-kakak pengurus yang selalu memberikan tips-tips untuk membuat dan cepat menghafal teks pidato, memberikan kosa kata bahasa asing untuk memberikan kemudahan dalam membuat pidato bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Peneliti
: Bagaimana anda mengimplementasikan kegiatan Muhadharah kepada santri?
Dwima
: Sebelum kegiatan muhadharah dilakukan di per kelas-kelas biasanya pengurus membuka dengan melakukan kegiatan muhadharah di aula yang diikuti oleh seluruh santri yang nantinya akan mengikuti muhadharah dan disitu kakak pengurus memberi contoh dengan berpidato 4 bahasa dan juga cara penyampaiannya.
108
Transkip Wawancara Nomor Data
: 06
Hari, tanggal
: Selasa, 23 Agustus 2016
Nama Informan
: Muftiana
Kode Informan
: MF
Tempat Wawancara : Depan Kelas Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Muftiana
: Muhadharah itu pidato 4 bahasa yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang disampaikan secara lisan dan langsung di depan orang banyak.
Peneliti
: Apa manfaat dan tujuan yang anda dapat dalam mengikuti Muhadharah?
Muftiana
: Bisa melatih keberanian, percaya diri dan agar santri dapat menyampaikan pidato di depan orang bnayak dan santri bisa melatih keberaniannya.
Peneliti
: Kapankah kegiatan Muhadharah dilaksanakan? dan apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Muftiana
: Kegiatan mehadharah dilaksanakan setiap malam minggu dalam satu minggu sekali dan Alhamdulillah saya bisa mengikutinya dengan rutin. Ya.
Peneliti
: Apakah kegiatan Muhadharah terlaksana secara efektif?
Muftiana
: Ya, tapi lebih efektif santri putri dari pada santri putra.
Peneliti
: Apa yang anda rasakan ketika mengikuti Muhadharah?
Muftiana
: Seneng, deg-degan tapi kalau udah maju seneng dan lega.
Peneliti
: Apa yang memotivasi diri anda dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
Muftiana
: Kegiatan ini dapat melatih santri untuk merangkai kata-kata, mencari kosa kata dan santri harus pandai dalam membagi waktu untuk menghafal.
109
Peneliti : Hambatan apa yang anda hadapi dalam mengikuti kegiatan Muhadharah? Muftiana
: Susah merangkai kata-kata dalam pembuatan teks pidato dan agak sulit untuk menghafal teks pidato bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Peneliti
: Apakah ada hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan Muhadharah?
Muftiana
: Ada, kadang disuruh berdiri di ruangan, kadang juga disuruh berdiri di ruang lain.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing terhadap santri dalam pelaksanaan kegiatan Muhadhharah?
Muftiana
: Pearan pembimbing muhadharah yaitu menertibkan anggotaanggota (santri) muhadharahnya.
Peneliti
: Bagaimana cara mengimplemetasikan kegiatan Muhadharah menurut anda?
Muftiana
: Harus pandai mengatur waktu untuk menghafalkan pidato, menampilkan pidato dengan tegas dan lantang ketika menyampaikan, ketika di depan tidak hanya berbicara saja tetapi harus pandai untuk mengekspresikan gerakan tubuh.
110
Transkip Wawancara Nomor Data
: 07
Hari, tanggal
: Selasa, 23 Agustus 2016
Nama Informan
: Difa Agustina
Kode Informan
: DA
Tempat Wawancara : Depan Kamar Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Difa
: Muhadharah adalah salah satu ekstra/ kegiatan pondok yang wajib dilaksanakan bagi seluruh santri. Peneliti : Apa manfaat dan tujuan yang anda dapat dalam mengikuti Muhadharah?
Difa
: Manfaatnya adalah kita dapat terlatih berbicara di depan umum dan agar diri kita menjadi lebih berani dan tampil PD (percaya diri) dihadapan orang banyak. Tujuannya adalah nanti jika kita di rumah disuruh mengisi acara, kita menjadi lebih bisa karena kegiatan muhadharah sering dilaksanakan dan kita sudah berpengalaman dalam kegiatan tersebut.
Peneliti
: Kapankah kegiatan Muhadharah dilaksanakan? dan apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Difa
: Malam minggu, setiap minggunya pidatonya bergilir dari 4 bahasa tadi. Ya, Karena itu ekstra wajib pondok.
Peneliti
: Apakah kegiatan Muhadharah terlaksana secara efektif?
Difa
: Ya. Karena ekstra wajib dilaksanakan setiap malam minggu dan apabila tidak dilakukan ada mendapat hukumannya.
Peneliti
: Apa yang anda rasakan ketika mengikuti Muhadharah?
Difa
: Senang, karena banyak teman-teman yang mensuport dan membuat keadaan malam minggu menjadi terasa happy.
Peneliti
: Apa yang memotivasi diri anda dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
111
Difa
: Yang memotivasi saya adalah pertama teman-teman yang selalu memberi dukungan, dari pembimbingnya juga anak-anak jadi termotivasi.
Peneliti
: Hambatan apa yang anda hadapi dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
Difa
: Terkadang ya hujan deras, mati lampu, sakit, ya tapi walaupun banyak hambatan tetap terlaksana. Karena mendapat dorongan dari ustad maupun ustadzah, dan anak-anak yang semangat muhadharah juga akan lebih terlaksana secara efektif.
Peneliti
: Apakah ada hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan Muhadharah?
Difa
: Ada, bagi yang tidak setor intisari diberdirikan diruangan, tidak setor pidato diberdirikan di ruang santri putra malah kadang dilapangan.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing terhadap santri dalam pelaksanaan kegiatan Muhadhharah?
Difa
: Pembimbing selalu aktif dan tegas dalam membimbing, dan selalu memperingatkan pada hari sebelumnya agar selalu tertib setoran intisari maupun pidato.
Peneliti
: Bagaimana cara mengimplemetasikan kegiatan Muhadharah menurut anda?
Difa
: Penerapannya dilingkungan masyarakat ya kita lebih berpengalaman, dan lebih bisa jika nanti disuruh mengisi acara.
Peneliti
: Bagaimana respon santri setelah mengikuti kegiatan muhadharah?
Difa
: Respon santri, bagi santri baru muhadharah bagaikan momok yang menakutkan dan kadang kelas 1 SMP maupun 1 SMA yang baru, sakit malam minggu sudah menjadi budayanya, tapi bagi santri lama ya kita enak-enak aja karena kitaa sudah berpengalaman dan sudar terbiasa.
Peneliti
: Apakah anda pernah mendapat juara lomba pidato?
Difa
: Pernah mengikuti lomba pidato bahasa Indonesia dan Alhamdulillah mendapat juara 1.
112
Transkip Wawancara Nomor Data
: 08
Hari, tanggal
: Selasa, 23 Agustus 2016
Nama Informan
: Helma Puspa
Kode Informan
: HP
Tempat Wawancara : Depan Kamar Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Helama minggu.
: Kegiatan ektra pidato 4 bahasa yang dilakukan setiap malam
Peneliti
: Apa manfaat dan tujuan yang anda dapat dalam mengikuti Muhadharah?
Helma
: Menfaatnya bisa melatih mental kita, berbicara dengan lancar dan melatih kecepatan menghafal.
Peneliti
: Kapankah kegiatan Muhadharah dilaksanakan? dan apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Helma
: Seminggu sekali setiap malam minggu. Ya, karena sudah menjadi program kerja pengurus dan wajib mengikuti.
Peneliti
: Apakah kegiatan Muhadharah terlaksana secara efektif?
Helma
: Iya efektif karena sudah menjadi rutinan.
Peneliti
: Apa yang anda rasakan ketika mengikuti Muhadharah?
Helma
: Alhamdulillah saya mengikuti kegiatan muhadharah secara aktif. Insya Allh belum pernah izin.
Peneliti
: Apa yang memotivasi diri anda dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
Helma
: Dengaan pengurus mengopyak-opyak semua santri sadar begitu pentingnya kegiatan muhadharah tersebut. Seluruh santri juga selalu berperan aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga, bisa berani berbicara di depan orang banyak.
Peneliti
: Hambatan apa yang anda hadapi dalam mengikuti kegiatan Muhadharah? 113
Helma
: Senang, meskipun kadang-kadang masih takut kalau di suruh maju ke depan. Sakit, pulang, dan lain sebagainya.
Peneliti
: Apakah ada hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan Muhadharah?
Helma
: Hukuman bagi orang yang tidak mengikuti kegiatan tersebut diberdirikan diruangan maupun di lapangan.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing terhadap santri dalam pelaksanaan kegiatan Muhadhharah?
Helma
: Kadang pembimbing sebal dengan anak-anak (santri) karena banyak yang menyepelekan.
Peneliti
: Bagaimana cara mengimplemetasikan kegiatan Muhadharah menurut anda?
Helma
: Bagi yang belum bisa berpidato secara baik harus lebih sering berlatih dan berlatih secara terus menerus, ketika kemaren pidatonya belum bagus maka kita harus bisa mengoreksi diri kita sendiri mana kesalahannya dan memperbaiki supaya biar bisa lebih meningkatkan yang bagus lagi.
114
Transkip Wawancara Nomor Data
: 09
Hari, tanggal
: Rabu, 24 Agustus 2016
Nama Informan
: Khairul Anwar
Kode Informan
: KH
Tempat Wawancara : Serambi Masjid Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Anwar
: Pidato 4 bahasa yang disampaikan oleh orang banyak secara bergiliran.
Peneliti
: Apa manfaat dan tujuan yang anda dapat dalam mengikuti Muhadharah?
Anwar
: Melitih kita berani berbicara di depan orang banyak.
Peneliti
: Kapankah kegiatan Muhadharah dilaksanakan? dan apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Anwar
: Muhadharah di laksanakan setiap malam minggu. Tapi kadangkadang kalau tidak ada orang yang beropidato, maka tidak ada kegiatan muhadharah.
Peneliti
: Apakah kegiatan Muhadharah terlaksana secara efektif?
Anwar
: Kadang-kadang jika mau berangkat ya berangkat, kalau lagi males ya ijin tidak berangkat.
Peneliti
: Apa yang anda rasakan ketika mengikuti Muhadharah?
Anwar
: Senang, karena kegiatann tersebut pasti banyak manfaatnya, apalagi setelah keluar dari pesantren ini pasti akan bermanfaat.
Peneliti
: Apa yang memotivasi diri anda dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
Anwar
: Dengan adanya dorongan dari kakak-kakak pengurus santri akan lebih sadar dan antusias senang mengikuti kegiatan tersebut. Santri yang belum bisa dengan bimbingan dan arahan-arahan dapat meningkatkan berpidato yang maksimal di depan orang banyak.
115
Peneliti
: Hambatan apa yang anda hadapi dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
Anwar
: Takut, karena jika ditunjuk suruh berpidato maupun disuruh mengambil intisari dari pidato lain.
Peneliti
: Apakah ada hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan Muhadharah?
Anwar
: Ada, biasanya disuruh berdiri diruangan masing-masing.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing terhadap santri dalam pelaksanaan kegiatan Muhadhharah?
Anwar
: Ikut aktif dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah. Pengurus juga memberi masukan dan arahan ketika tugas pidato selesai.
Peneliti
: Bagaimana cara mengimplemetasikan kegiatan Muhadharah menurut anda?
Anwar
: Ada penambahan kosa kata untuk pidato bahasa asing, dan penambahan hari untuk menghafalkan teks pidatonya. Karena kalau hanya seminggu kurang mbak…. Belum ada kegiatan yang lain juga.
116
Transkip Wawancara Nomor Data
: 10
Hari, tanggal
: Rabu, 24 Agustus 2016
Nama Informan
: Muhammad Iqbal Maulana
Kode Informan
: MIM
Tempat Wawancara : Serambi Masjid Bukti
: Vidio Wawancara
Peneliti
: Apa pengertian Muhadharah menurut anda?
Iqbal
: Cara menyampaikan ide-ide, gagasan atau ajaran agama Islam kepada orang banyak.
Peneliti
: Apa manfaat dan tujuan yang anda dapat dalam mengikuti Muhadharah?
Iqbal
: Melatih mental kita untuk berbicara di depan orang banyak. Selain melatih mental dengan seringnya mengikuti kegiatan muhadharah bisa mengurangi grogi yang ada dalam diri kita. Tujuan mhadharah adalah supaya kita dapat mengajak orang lain dalam hal kebaikan.
Peneliti
: Kapankah kegiatan Muhadharah dilaksanakan? dan apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut?
Iqbal
: Kegiatan muhadharah di laksanakan seminggu sekali setiap malam minggu secara bergilir.
Peneliti
: Apakah kegiatan Muhadharah terlaksana secara efektif?
Iqbal
: Kadang-kadang. Biasanya kalau anak putra kurang aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut. Karena kebanyakan tidak suka dengan kegiatan tersebut, tidak mau maju ke depan.
Peneliti
: Apa yang anda rasakan ketika mengikuti Muhadharah?
Iqbal
: Kurang suka dengan kegiatan muhadharah karena malas untuk menghafalkan teks pidato.
Peneliti
: Apa yang memotivasi diri anda dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
117
Iqbal
: Diopyak-opyak oleh pengurus jika tidak mengikuti muhadharah dan tidak berpidato jika mendapat giliran berpidato.
Peneliti
: Hambatan apa yang anda hadapi dalam mengikuti kegiatan Muhadharah?
Iqbal
: Susah membuat teks pidato, apalagi kalau pidatonya bahasa Arab atau Inggris.
Peneliti
: Apakah ada hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan Muhadharah?
Iqbal
: Ada, biasanya disuruh berdiri di ruang tersebut jika tidak hafal.
Peneliti
: Bagaimanakah peranan pembimbing terhadap santri dalam pelaksanaan kegiatan Muhadhharah?
Iqbal
: Pengurus selalu mengawasi dan memberi masukan setelah pidato selesai.
Peneliti
: Bagaimana cara mengimplemetasikan kegiatan Muhadharah menurut anda?
Iqbal
: Selalu diberi masukan kepada santri jika belom bisa berpidato dan jangan langsung dimarahi jika belom hafal.
118
TRIANGULASI DATA Kategori Pengertian Muhadharah
Data Muhadharah adalah kegiatan ekstrakulikuler yang diwajibkan di PPM Bina Insani, muhadharah telah dicetuskan sejak awal tahun 1992, adapun diadakan kegiatan ini guna melatih berpidato atau troika. Seperti diketahui, bahwa pesantren ini dikenal dengan bahasa asing yaitu bahasa inggris dan bahasa arab. Jadi, di pesantren ini menggunakan 4 bahasa dalam berpidato antara lain bahasa inggris, bahasa arab, bahasa Indonesia, dan bahsa jawa. Dalam melatih 4 bahsa tersebut, mereka dilatih berbicara dan mendengarkan terutama bahsa arab dan bahasa inggris. Sebab belajar bahasa asing itu kuncinya ada dua yaitu lidah harus sering mengucap dan telinga harus sering mendengar. Kegiatan muhadharah dilaksanakan pada malam minggu (MS) Suatu kegiatan dimana diwajibkan kepada seluruh santri Bina Insani baik putra maupun putri untuk melatih bagaimana cara berpidato, bagaimana cara mengungkapkan pikiran dengan memberi tausiah kepada teman-teman sebayanya. (IT) Muhadharah yaitu latihan pidato untuk melatih mental anak-anak, santri-santri, siswa-siswi suapaya dapat atau mempunyai mental untuk berani berbicara di
119
Proposisi
Kegiatan muhadharah merupakan kegiatan ekstrakulikuler yang melatih berbicara dan mendengarkan dalam 4 bahasa
Muhadharah adalah kegiatan pidato santri
Muhadharah adalah pidato untuk melaih mental santri agar berani berbicara di
kesimpulan
Kegiatan muhadharah adalah kegiatan ekstrakulikuler yang melatih santri berbicara di depan banyak orang untuk menyampaikan ajaran Islam dengan 4 bahasa.
depan orang banyak seperti itu. Di kegiatan muhadharah itu bukan hanya pidato saja tetapi banyak juga tugastugas yang lain. Kegiatan muhadharah mempunya ruang-ruang, setiap ruang dibagai 4 kelompok: A, B, C, D. perkelompok digilir setiap minggunya. Misalnya minggu pertama kelompok A mendapat tugas protocol/MC, kelompok B tugas sholawatan, kelompok C tugasnya dekorasi, dan kelompok D tugas pidato. Begitu seterusnya, nanti bergilir tugasnya. (AR) Muhadarah yaitu berpidato atau berbicara dihadapan orang banyak. (EY) Pidato yang terdiri dari beberapa bahasa di Bina Insani terdapat 4 bahasa yaitu Bahasa Inggris , Jawa, Arab, dan Indonesia. (DNF) Muhadharah itu pidato 4 bahasa yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang disampaikan secara lisan dan langsung di depan orang banyak. (MF) Muhadharah adalah salah satu ekstra/ kegiatan pondok yang wajib dilaksanakan bagi seluruh santri. (DA) Kegiatan ektra pidato 4 bahasa yang dilakukan setiap malam minggu. (HP) Pidato 4 bahasa disampaikan oleh banyak. (KH)
yang orang
Cara menyampaikan ide-ide, gagasan atau ajaran agama Islam kepada orang banyak. (MIM)
120
depan banyak orang
Muhadharah adalah berpidato Muhadharah adalah pidato dengan 4 bahasa
Muhadharah adalah pidato dengan 4 bahasa secara lisan
Kegiatan wajib bagi santri Muhadharah adalah pidato dengan 4 bahasa Muhadharah adalah pidato dengan 4 bahasa di depan orang banyak Menyampaikan ajaran Islam kepada orang banyak
Tujuan Muhadharah
Agar seluruh santri dapat menguasai bagaimana cara berpidato yang baik dan benar. Selain itu, bisa belajar bagaimana menguasai teks pidato, bagaimana tidak grogi ketika maju di depan, dan bagaimana cara mengekspresikan mimik wajah yang benar ketiaka menyampaikan sebuah pidato kepada orang bnayak. (MS) Adapun tujuan muhadharah di sini ialah agar setiap santri itu terbiasa melatih keberanian, berbicara di depan umum, karena melatih keberanian di depan umum itu tidak gampang. (IT) Banyak. Melatih anak-anak untuk berani berbicara di depan orang banyak, selain itu melatih santri untuk belajar menjadi da’i, kan tujuannya untuk mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan seperti itu. Melatih mental. Karna tidak gampang terus biar tidak canggung juga. (AR) Untuk melatih mental anak dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka. (EY) Untuk melatih mental santri dalam berbicara di depan umum juga meningkatkan kebahasaan di pondok pesantren ini. (DNF) Bisa melatih keberanian, percaya diri dan agar santri dapat menyampaikan pidato di depan orang bnayak dan santri bisa melatih keberaniannya. (MF) Manfaatnya adalah kita dapat terlatih berbicara di depan umum dan agar diri kita menjadi lebih berani dan
121
Melitih kepercayaan diri santri di depan banyak orang
Agar satri berani berbicara di depan umum
Agar santri dapat menjadi da’i
Untuk melatih mental santri Meningkatkan kebahasaan di pondok pesantren ini
Melatih keberanian dan percaya diri
Melatih berbicara di depan umum dan dapat
Tujuan muhadharah adalah untuk melatih berbicara di depan umum dengan rasa percaya diri, agar lancar dalam menyerukan ajaran Islam dan dapat menerapkanya di masyarakat
tampil PD (percaya diri) dihadapan orang banyak. Tujuannya adalah nanti jika kita di rumah disuruh mengisi acara, kita menjadi lebih bisa karena kegiatan muhadharah sering dilaksanakan dan kita sudah berpengalaman dalam kegiatan tersebut. (DA) Manfaatnya bisa melatih mental kita, berbicara dengan lancar dan melatih kecepatan menghafal. (HP) Melitih kita berani berbicara di depan orang banyak. (KH) Melatih mental kita untuk berbicara di depan orang banyak. Selain melatih mental dengan seringnya mengikuti kegiatan muhadharah bisa mengurangi grogi yang ada dalam diri kita. Tujuan mhadharah adalah supaya kita dapat mengajak orang lain dalam hal kebaikan . (MIM) Motivasi Mengikuti Kegiatan Muhadharah
Memeberikan arahan-arahan yang positif yang paling penting anak itu jangan dimarahi ketika berbuat salah. Tetapi diberikan nasehat yang baik dan benar kemudian yang besar memberikan contoh yang benar kepada juniornya. (ms) Motivasi yang dilakukan pada santri agar tidak takut dengan cara memberikan motivasi, pengarahan seperti ini-ini, dikasih manfaat kalu pidato itu harus PD, berani berbicara. Di dalam kelas juga ada pelajaran muthola’ah dimana untuk melatih keberanian anakanak untuk berpidato. (IT)
122
menerapkan di masyarakat
Melatih kelancaran menghafal Melatih keberanian berbicara
Untuk mengajak orang lain dalam hal kebaikan
Memberi arahan berupa nasehat Memberi arahan, tips-tips , kosa kata, dukungan dan arahan untuk santri agar berani berpidato Memeberikan pengarahan agar percaya diri saat berpidato
Dari segenap pengurus memberikan tips-tips dan memberikan motivasi santri agar tidak malu berpidato di depan santri lain dan memberikan semangat buat anak-anak (santri) untuk membuat dan menghafal teks pidato yang baik dan benar. (EY) Seperti kakak-kakak pengurus yang selalu memberikan tips-tips untuk membuat dan cepat menghafal teks pidato, memberikan kosa kata bahasa asing untuk memberikan kemudahan dalam membuat pidato bahasa inggris dan bahasa arab. (DNF) Yang memotivasi saya adalah pertama teman-teman yang selalu memberi dukungan, dari pembimbingnya juga anakanak jadi termotivasi. (DA) Dipaksa berpidato meskipun belum maksimal dan masih asal-asalan. (KH) Pengurus selalu mengawasi dan memberi masukan setelah pidato selesai. (MIM) Implementasi Kegiatan Muhadharah
Di pondok pesantren ini ada kegiatan muhadahrah yang diikuti oleh seluluh santriwan dan santriwati setiap seminggu sekali, yakni malam minggu. Kenapa dihari sabtu malam? Karena hari-hari biasanya dibuat belajar malam samapai pukul 19.30 WIB. Jadi waktu yang tepat untuk melaksanakan
123
Memberikan tips-tips kepada santri
Memberikan kosa kata bahasa asing untuk memberi kemudahan santri
Memberi dukungan
Dipaksa untuk mencoba Memberi masukan dari hasil pidato
Pelaksanaan muhadharah dilakukan seminggu sekali
Kegiatan muhadharah dilakukan seminggu sekali pada malam minggu secara bergilir menggunakan 4 bahasa, sedangkan audiens mendapat tugas mengambil intisari, MC, dekor,
kegiatan muhadharah adalah di hari sabtu malam (malam minggu)”. Muhadharah di pesantren ini menggunakan 4 bahasa anatra lain Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa jawa. (ms) Di Pondok Bina Insani ini kegiatan muhadharah seminggu sekali setiap malam minggu di gilir tiap bulan per kelas semua santri harus dapat jatah 1 maju sekali, bagi santri yang tidak dapat jatah pidato mendapat tugas lain seperti dekor, mengambil intisari, MC, tilawah, dan lain sebagainya yang sudah ditetapkan oleh pengurus masing-masing kelas. (it) Mengenai bahasa, untuk bahasa yang digunakan untuk berpidato ada 4 bahasa ada bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Tapi untuk kelas 7 dan 10 berhubung masih awal jadi untuk pidato bahasa asing hanya pembukaan dan penutupn saja. Tapi kalau bahasa Indonesia dan bahasa Jawa sudah sama isinya. Kalau kelas 8 dan 9 untuk baha asingnya sudah diwajibkan untuk menghafal dengan isinya., dari pembukaan, isi sampai penutupan sudah diwajibkan hafal. Dan bagi santri yang belum bisa berpidato atau bisa tetapi hanya sedikit menghafalkan, juga ada sangsinya untuk berdiri sambil menghafalkan, ada juga dikirim ke ruang lain, bahkan dikirim ke ruang
124
dan hiburan.
Setiap bulan bergilir mendapat tugas menjadi MC, dekor, hiburan, sholawt, pidato secara urut
Menggunakan 4 bahasa
anak putra, begitu sebaliknya jika santri putra yang tidak hafal berkali-kali. Agar mendidik santri supaya peserta muhadharah disiplin. (ar) Muhadharah biasanya dilakukan setiap seminggu sekali, yaitu pada malam minggu. (EY) Kegiatan muhadharah dilaksanakan pada malam minggu dan pada malam itu anak-anak melakukannya seperti pidato, mengambil intisari, menampilkan hiburan, dan juga macammacam tugas. (DNF) Kegiatan muhadharah dilaksanakan setiap malam minggu dalam satu minggu sekali dan Alhamdulillah saya bisa mengikutinya dengan rutin. (MF) Malam minggu, setiap minggunya pidatonya bergilir dari 4 bahasa tadi. (DA) 1 minggu sekali setiap malam minggu. Ya, karena sudah menjadi program kerja pengurus dan wajib mengikuti. (HP) Muhadharah di laksanakan setiap malam minggu. Tapi kadang-kadang kalau tidak ada orang yang beropidato, maka tidak ada kegiatan muhadharah. (KH) Kegiatan muhadharah di laksanakan seminggu sekali setiap malam minggu secara bergilir. (MIM)
125
Dilakukan pada malam minggu
Mengambil intisari dalam setiap pidato
Seminggu sekali
Pidato bergilir
Menjadi program kerja pengurus dan wajib diikuti santri
Jika belum siap kegiatan ditiadakan
Setiap malam minggu
DOKUMENTASI
Dapur Pesantren
Koprasi Pesantren
Asrama Putri
Kediaman Kyai
Pengasuh Pesantren K. Muhsoni
Audience Muhadharah
126
Perwakilan Santri Putra
Peserta Muhadharah
Peserta Muhadharah
Dwima pengurus Ta’lim Putri
Ustad Aris Rif’an
Kantor Umum Pesantren
127
Piala Kejuaraan Pesantren
Masjid Putri
Majid Baran Al-Huda
Daur Ulang Sampah
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Putri Rifa Anggraeni
2. Tempatdan Tanggal lahir
: Salatiga, 16 April 1994
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Surowangsan Rt 03/05, Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga.
7. Riwayat Pendidikan a. TK Banin IX Kauman Kidul
: Lulus tahun 2000
b. MI Kauman Kidul
: Lulus tahun 2006
c. SMP Bina Insani
: Lulus tahun 2009
d. SMA Bina Insai
: Lulus tahun 2012
e. S1 IAIN Salatiga
: Lulus tahun 2016
8. Pengalaman Organisasi a. Pengurus OSBI
: Tahun 2011
b. Pengurus PU (PPEM)
: Tahun 2014
c. Pengurus Administrasi (PPEM)
: Tahun 2015
d. Pengurus Kesantrian (KDII)
: Tahun 2016
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 14 September 2016 Penulis
Putri Rifa Anggraeni NIM : 111-12-009
138