PENINGKATAN MINAT BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV MI DESA KLUWIH KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi Strata Satu Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh : JUONO _________________________________
NIM : 114 08 202
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan
sebagai
sebuah
bentuk
kegiatan
manusia
dalam
kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan adalah memilih arah atau tujuan yang akan dicapai. Islam telah mengambarkan metode pendidikan yang lengkap mencangkup aspek semua manusia, apakah metode ini diterapkan secara benar, maka akan bermunculan, sosok muslim yang sempurna yang mampu merelasasikan tujuan pendidikan islam. (Mustofa Fuham 2004:3). Dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama antara sekolah dan lingkungan, agar tujan pendidikan dapat tercapai. Denagan maksud apabila
1
2
kedua belah pihak saling mengenal dan peduli terhadap pendidikan itu sendiri tentunya akan mudah tercapai. Agama adalah sebagai dasar pijakan umat manusia untuk memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya
maupun
berinteraksi
dengan
sesamanusia.Agama
selalu
mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya. Untuk itu agama sebagai benteng pertahanan diri,dan perlu ditanamkanpada anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang akan dialaminya, kiranya untuk menanamkan pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, perlu kerja keras sehingga dengan pendidikan agama dapat menjadikan pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelematkan anak agar tidak menyimpang dari norma-norma kehidupan yang baik, anak mempunyai akhlak yang mulia, dan budi pekerti yang baik, serta bisa nantinya dijadikan generasi penerus bangsa yang punya rasa keimanan dan ketakwaan. Dengan Itu anak akan tertanam rasa percaya diri, serta bisa mencontoh atau mentauladani Rosulullah Mohammad Saw, sebagai seorang figur. Dalam sejarah perkembangan Islam, pada periode permulaan dakwah Nabi Muhammad saw.
tidak langsung menuntut sahabat-sahabatnya
mengamalkan syariat Islam secara sempurna sebagai yang dijabarkan dalam lima rukun Islam, akan tetapai selama 10 tahun di Makkah beliau mengajarkan Islam lebih dahulu menitik beratkan pada pembinaan landasan fundamental yang berupa keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Karena dari
3
landasan inilah manusia akan berakhlak yang baik. Hal ini merupakan impelementasi dari aqidah. Manusia dicitakan oleh Allah dimuka bumi ini sebagai kholifah-Nya, manusia harus bertanggung jawab membangun bumi, mencitakan keamanan dan keadilan, maka dari itu menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi manusia. Ilmu adalah keistemewaan yang menjadikan manusia itu unggul terhadap makluk yamg lain guna menjalankan fungsi kehidupan. Pada era teknologi seperti sekarang ini kebutuhan ilmu pengetahuan sangatlah penting sebab manusia terlibat lansung dengan produk teknologi, sehingga harus mampu menyesuwaikan perkembangan zaman. Oleh karena itu pendidikan sudah dirasa sangatlah perlu untuk bekal anak didik kita, dengan pendidikan itulah anak akan mempunyai akhlak yang positif, agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Sebagai dasar, pendidikan aqidah akhlak sangat diperlukan oleh para peserta didik agar anak menpunyai landasan yang kuat untuk bekal kehidupan kedepannya. Masalah klasik yang selalu muncul dan diputar ulang dan dipandang sebagi sumber ketidak keberhasilan PAI (aqidah akhlak) adalah keterbatasan alokasi waktu , pada satu sisi sering dikritisi oleh para pakar tentang beban anak terlalu berat untuk mengikuti pendidikan di Indonesia.pada sisi lain alokasi waktu mata pelajaran PAI terlalu sedikit, sementara penambahan waktu hanya akan menambah beban siswa atau mengurangi jam mata pejaran lain.
4
Jika alokasi
waktu sudah tidak dapat diganggu gugat lagi, tentu
diperlukan kiat yang cerdas dari para guru PAI.misalnya bagaimana denga alokasi waktu yang terbatas guru dapat menyampaikan semua materi harus dikuasai siswa. Sebagaimana diketahui bahwa Aqidah Akhlak di madsudkan untuk meneguhkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, serta pengembangan akhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan Negara.oleh karena itu agenda persoalan pembelajaran PAI (Aqidad Akhlak) di MI bukan semata bagaimana waktu yang terbatas dapat mencapai target kurikulum, juga bagaimana durasi waktu yang terbatas dapat merancang strategi dan model pembelajaran yang dapat memiliki kontribusi dalam memberikan motifasi kepada perserta didik untuk mempraktekan nilai-nilai keimanan dan akhlakulkarimah dam kehidupan sehari-hari. Stategi dan model pembelajaran
dengan
mengunakan
model
Kontekstual
yang
bisa
mengembangkan kemampuan bernalar sisswa beraqidah dan berahklak. Pendidikan pada anak merupakan tanggung jawab para orang dan guru, untuk mengsuseskan pendidikan akhlak ini, seorang siswa seharusnya menemukan teladan yang baik dihadapannya, bak dirumah maupun disekolah. Sehingga teladan tersebut dapat dijadikan sebaigai acuan dalam kehidupannya. Oleh karena itu keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap pendidikan moralitas anak. Aqidah akhlak merupakan pendidikan yang sangat perlu untuk para siswa agar dapat mencerminkan dan menanamkan ahklak yang mulia mulia
5
didalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya, sehingga akhlak itu sebagai kemampuan jiwa. Sebagaimana Firman Allah:
ﺧَُﻠﻠُﻖٍ ﻋَﻈِ ﻴ ْ ﻢ و َ إِ ﻧﱠﻚَﻰ ﻟَﻌ Artinya : “Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) memiliki budi pekerki yang luhur” QSAl-Qalam: 4,(Pena Pundi Aksara,Mushaf Al-Quran terjemah,2002:565) Akhlak merupakan misi yang dibawa nabi Muhammad saw diutus ke dunia. Sabda Nabi Muhammad SAW :
ِ◌ ِ◌ ِ◌ ِ ﻌِ ﺜْﺖ ُ ﻷ ِ ُﲤَﱢﻢ َ ﻣ َ ﻜَﺎرِﱘ َْ اﻷ ْ َﺧ ْ ﻼَق Artinya : ’Sesunguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti)”. (Bukhori:1992: 23 ) Maka dari itu dibutuhkan seorang pendidik yang menpunyai metode pembelajaran yang pas untuk mencapai tujuan yang direncanakan, dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan minat belajar anak pada mata pelajaran Aqdah akhlak Melalui Pendekatan Kontekstual siswa kelas IV MI Desa Kluwih kecamatan Bandar Batang Tahun Ajaran 2010/2011”
B. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang yang tertera di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
6
1. Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motifasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MI Desa Kluwih Kecamatan Bandar? 2. Bagaimana
penggunaan
model
pendekatan
kontekstual
dalam
penyampaian mata pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI Desa Kluwih Kecamatan Bandar? 3. Apakah pengunaan model pendekatan kontkstual dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas IV MI Desa Kluwih Kecamatan Bandar?
C. Tujuan Penulisan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat minat belajar siswa dengan mengunakan model pendekatan kontekstual di kelas IV MI Desa Kluwih Bandar Batang. 2. Mengetahui sejauh mana pengunaan model pendekatan kontekstual dalam penyampaian pelajaran kelas IV MI Desa Kluwih Bandar Batang. 3. Mengetahui peningkatan minat belajar dengan mengunakan model pendekatan kontekstul kelas IV di MI Desa KLuwih Bandar Batang
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara, apabila hipotesis salah, maka akan ditolak, apabila fakta-fakta membenarkan hipotesis, maka akan diterima. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
7
1. Penggunaan model pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Aqidah akhlak pada siswa kelas IV MI MI Desa Kluwih kecamatan Bandar kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011 2. Penggunaan
model
pendekatan
kontekstual
dapat
meningkatkan
pemahaman belajar mata pelajaran Aqidah akhlak pada siswa kelas IV MI MI Desa Kluwih kecamatan Bandar kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011 3. Penggunaan model pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran Aqidah akhlak pada siswa kelas IV MI Desa Kluwih kecamatan Bandar kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011.
E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan dan pemilihan media pembelajaran pada umumnya, dapat memperkaya khasanah dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian ini pada khususnya. 2. Praktis a. Guru dapat menggunakan model pendekatan konstektual pada mata pelajaran
Aqidah
akhlak
sebagai
model
pembelajaran
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. b. Penelitian ini dapat sebagai masukan pengambilan kebijakan untuk pembinaan kepada guru bidang study Aqidah akhlak terutama dalam
8
hal
kreatifitas pemilihan
dan penggunaan
model pendekatan
konstektual c. Penggunaan model pendekatan konstektual dapat meningkatkan minat belajar siswa di dalam kelas pada mata pelajaran Aqidah akhlak.
F. Definisi Istilah Dengan judul upaya meningkatkan minat belajar mata pelajaran Aqidah akhlak melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV MI Desa Kluwih kecamatan Bandar kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011, memerlukan penjelasan diantaranya : 1. Menintgkatkan Meningkatkan yaitu suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan. Yang dimaksud disini yaitu usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Aqidah akhlak Meningkatkan berasal dari kata dasar tingkat, mendapat awalan “me” dan akhiran “an” yang berarti keadaan yang menjadi meningkat dari tidak tahu menjadi tahu, dari pasif menjadi aktif, dan dari jelek menjadi baik (Purwadarminto, 1990: 9). 2. Minat Belajar Minat adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses belajar (Sitorus,1987:25). Belajar adalah berubah, bahwa belajar senantiasa membawa perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
9
kegiatan belajar, seperti dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Surdirman, 1987: 22). Minat belajar yaitu meningkatkan kegairahan atau keinginan siswa untuk belajar sehingga akan tertanam pada diri siswa untuk belajar (Ismail,1980: 42-43). 3. Mata Pelajaran Aqidah akhlak Merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Aqidah dan akhlak, terutama yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang ketahuitan dan akhlakulkarimah. Yang dimaksud dengan akhlak (moral) adalah sebuah system yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istemewa,( Ali adurkhalim mahmud 1995:26-27). 4. Pendekatan kontekstual Apa yang dimaksudkan dengan kontekstual adalah Kontekstual jika diambil daripada ayat asalnya dalam Bahasa Inggeris (asal bahasa Latin con = with + textum = woven) bermaksud mengikut konteks atau dalam konteks. Konteks pula membawa maksud keadaan, situasi dan kejadian, dan pendkatan kontektual (Contextual Teacing and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
10
mereka
sebagai
anggota
keluarga
dan
masyarakat,
(Yatim
pengertian
sebagai
Riyanto,M.Pd.2009:161). Secara
umum,
kontekstual
membawa
berikut: a. Yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikut konteks. b. Yang membawa maksud, makna dan kepentingan (meaningful). Oleh karena itu, kaedah kontekstual ialah Suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendodong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Kebanyakan pelajar di sekolah tidak mampu membuat kaitan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dapat dimanfaatkan. Ini berlaku, sebab cara mereka memproses pembelajaran dan perasaan motivasi untuk belajar tidak tersentuh melalui kaedah pengajaran yang lazim digunakan (itu kaedah yang abstrak), namun mereka amat perlu memahami konsep itu untuk memudahkan mereka mengaitkannya dengan suasana dan juga dalam menempuh kehidupan sekolah dsn masyarakat di mana tempat mereka menjalani kehidupan sehari-hari.
11
G. Metode Penelitian Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan
suatu
permasalahan.
Dan
hasil
penelitan
tidak
pernah
dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi pemasalahan yang dihadapi, karena penelian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar,(Saifuddin Azwar, 1998:1). A, Bentuk Penelitian Untuk itu dalam penelitian ini, penaliti mengunakan penelitian tindakan, agar peneliti dapat melihat langsung hasil dalam penelitihan tersebut. 1. Rancangan Penelitian Dalam menyampaikan materi mata pelajaran Aqidah akhlak, siswa merasakan jenuh dan bosan dengan metode atau cara yang digunakan. Kejenuhan siswa di kelas dikarenakan penggunaan media pembelajaran yang tidak menarik perhatian siswa, sehingga minat belajar siswa akan menurun. Pengadaan model pendekatan kontekstual pada mata pelajaran Aqidah akhlak diharapkan dapat membantu guru dalam mengatasi masalah pembelajaran
tersebut.
Dalam
rancangan
penelitian
ini,
penulis
menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang akan diteliti adalah guru mata pelajaran Aqidah akhlak dan siswa kelas IV MI Desa Kluwih, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011
12
3. Siklus Penelitian Penjelasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, terdapat 4 tahap yang harus dilalui, yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap evaluasi. Menurut (Kemmis dan Mc Taggar,1992), tahap-tahap dapat digambar dalam model hubungan antara tahapan dalam siklus sebagai berikut :
Perecanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pengamatan
?
Pelaksanaan
13
a. Menyusun Rancangan Tindakan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal yaitu dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan di dalam penelitian itu. Dalam penelitian ini, pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran aqidah akhlak dan siswa kelas IV MI peningkatan minat belajar dengan mengunakan model pendekatan kontekstul kelas IV di MI Desa KLuwih Bandar Batang Tahun Ajaran 2010/2011. Sedang yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Dalam
tahapan
penyusunan
rancangan
ini,
peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti dalam mengamati fakta yang terjadi selama berlangsungnya tindakan kelas. Jika dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian bentuk terpisah, maka peneliti dan pelaksanaannya harus melakukan kesepakatan antara keduanya, dikarenakan
pelaksanaan
guru
peneliti
adalah
pihak
yang
berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, oleh sebab itu pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan selera dan guru
14
peneliti, sehingga pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan baik. b. Pelaksanaan Tindakan Tahap ke-2 dari Penelitian Tindakan Kelas adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan kelas. Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Keterkaitan
antara
pelaksanaan
dengan
perencanaan
perlu
diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semua. c. Pengamatan (Observasi) Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan dan terhadap tindakan yang sedang berlangsung. d. Refleksi Tahap ke-4, yaitu refleksi, merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata Bahasa Inggirs, yaitu reflection. Kegiatan refleksi ini digunakan
untuk
mengumpulkan
data
yang
diperoleh
tahap
pengamatan (observasi) yang kemudian dianalisis. Apabila penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi peneliti menyampaikan rencana yang dirasakan
15
kepada peneliti lain apabila menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Catatancatatan penting yang dibuat sebaiknya rinci, sehingga siapapun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan (Arikunto, 2006: 17). 4. Instrumen Penelitian No. 1.
Indikator Keberhasilan Minat Belajar Siswa
Sub Indikator o Siswa belajar aktif o Terciptanya suasana belajar yang kondusif
2.
Siswa Menguasai Materi
o Siswa belajar menerapkan materi akhlak terpuji di luar jam sekolah
3.
Hasil Belajar Siswa
o Siswa paham pengertian akhlak terpuji o Siswa
mampu
mnyerapkan
perintah akhlak terpuji
5. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode observasi digunakan untuk menyelidiki upaya yang dilakukan guru aqidah akhlak untuk meningkatkan minat belajar siswa
16
melalui pendekatan kontekstual. Observasi adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Hadi, 1989: 160). Metode ini dapat pula digunakan sebagai alat bantu untuk mencari data tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah. b. Metode Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang merupakan catatan, transkrip, buku, agenda, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk menggali data tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak serta penggunaan melalui pendekatan kontekstual pada mata pelajaran aqidah akhlak. Metode ini dapat pula digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, dan keadaan sarana prasarana. c. Metode Wawancara metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data dari sumber secara langsung seperti kepala sekolah, guru, dan siswa.
H. Analisis Data Untuk mengetahui minat belajar siswa melalui pendekatan kontekstual, peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu untuk mencari prosentase siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
17
I. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab yang saling berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I
: Memuat mengenai Pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, difinisi istilah (operasional), metode penelitian, analisis data dan jadwal penelitian.
BAB II : Kajian Pustaka dan landasan teori mengenai peningkatan minat belajar dengan mengunakan model pendekatan kontekstul kelas IV di MI Desa Kluwih Bandar Batang Tahun Ajaran 2010/2011. BAB III : Mengenai Pelaksanaan Penelitian, meliputi : deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana pelaksanaan, pengumpulan data, dan refleksi) deskripsi pelaksanaan siklus II. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi deskripsi per siklus (data hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan, dan kegagalan), pembahasan (tiap siklus). BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
J. Jadwal Penelitian No. 1.
Rencana Kegiatan
Waktu (Minggu Ke) 2 3 4
Persiapan Menyusun Konsep Pelaksanaan
2.
1 X
Pelaksanaan Menyiapkan Kelas dan Alat
X
5
18
No.
3.
Melakukan Tindakan Siklus I
Waktu (Minggu Ke) 2 3 4 X
Melakukan Tindakan Siklus II
X
Rencana Kegiatan
1
5
Penyusunan Laporan Menyusun Laporan Perbaikan Laporan
X X
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Macam Model Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar secara bahasa adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat kepandaian.(poerwadarminto,2006:769), sedang menurut istilah adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu(slavin,2000:143) Allah berfirman
Artinya ; Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.Al-Mujadalah ayat 11) Rasulullah saw bersabda :
(اطﻠﺒﻮا اﻟﻌﻠﻢ وﻟﻮ ﺑﺎﻟﺼﯿﻦ ﻓﺎن طﻠﺐ اﻟﻌﻠﻢ ﻓﺮﯾﻀﺔ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ و ﻣﺴﻠﻤﺔ )رواه اﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺒﺮى Artinya ;“Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri cina,sesungguhnya menuntut ilmu itu kewajiban atas orang muslim laki-laki dan perempuan”(H.R.Ibnu Abdul Bari)
(ﻣﻦ ﺳﻠﻚ ط ﺮﯾﻘﺎ ﯾﻠﺘﻤﺲ ﻓﯿﮫ ﻋﻠﻤﺎ ﺳﮭﻞ ﷲ ﻟﮫ طﺮﯾﻘﺎ اﻟﻰ اﻟﺠﻨﺔ )رواه ﻣﺴﻠﻢ
19
20
Artinya ;“barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju ke syurga.”(H.R. Muslim) Para ahli pendidikan, belajar memiliki pengertian yang bermacammacam, ini tidak lepas dari sudut pandang, latar belakang, tingkat keilmuan, serta keadaan sosiologis yang mengiringinya. Menurut
Surakhmad,
(1982:65)
belajar
adalah
aktifitas
mengumpulkan pengetahuan dan penenaman konsep disertai kecekatan yang menghasilkan sebuah pembentukan sikap dan perbuatan pada pembelajaran. Dan belajar juga diarikan sebagai upaya seseorang pembelajar guna mendapatkan perubahan tingkah lalu yang komprehensif sebagai hasil dan proses interaksi dengan lingkungan (Slameto,2003:2). Didalam peneliaan ini penulis mencoba untuk menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, anak diajak langsung mengalami, menerapkan lansung dilingkungan sekitar. Pada penelitian sebelumya anak hanya diberikan materi menhafal, mengerjakan tugas, melakukan efaluasi, begitu yang mereka alami pada setiap menerima pelajaran, sehingga anak hanya mampu mengingat materi pelajaran yang sudah diterimanya, dan ketika waktu berjalan anak menjadi lupa apa materi yang mereka hafal. Peneliti mencoba dengan pendekatan kontekstual ini berharap agar setiap pelajaran yang mereka terima tidak hilang begitu saja “akan tetapi selalu diingat”,karena anak akan menmgalami, mempraktekannya. Oleh karena itu ketika anak mengalami
21
sendiri, kemungkinan besar daya ingat anak tinggi dan akan selalu diangatnya dalam waktu jangka panjang. 2. Karakteristik Penbelajaran Menurut
(Dennis
Amir,(2009:8)
ada
tiga
karakteistik
pembelajaran: a. Memperoleh pengetahuan yang relefan Siswa dalam pmelakukan pembelajaran selalu membutuhkan pengetahuan,
dan
yang paling penting dalam dalam proses
pembelajaran itu adalah daya ingat. b. Berpikir untuk memahami ketika anak sudah mendapatkan dan menyimpannya dalam otak, maka langkah selanjutnya adalah pembelajaran siswa harus tahu apa yang mereka pelajari dan tahu dimana, kapan, dan bagaimana mengunakan pengetahuan itu. c. Melakukan Pengendapan pengetahuan dalam memori dan pemahaman akan sangat berguna dalam kepribadian siswa dalam menggali keduanya diikuti melakukan sesuatu, dengan mengerjakan siswa lebih tahu dan paham. Bila siswa dapat melakukan ketiga dimensi diatas, secara terusmenerus dan utuh maka dengan sendirinya menjadikan perubahan pada diri siswa sendiri. Mengapa pendekatan Kontekstual mnjadi pilihan, sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, siswa atau kelas terfokus
22
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Untuk itu perlu dibutuhkan stategi atau cara yang tepat”baru” yang lebih memberdayakan anak, sebuah strategi yang tidak menharuskan menghafalkan fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengontruksikan pengetahan dibenak mereka sendiri. B. Macam-macam Minat Minat secara etimologi(bahasa) adalah kesukaran(kecenderungan hati)kepada sesuatu keinginan atau perhatian(poorwadarminta,2006:769) ,sedang menurut terminologi (istilah)adalah sumber motifasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukanketika bebas memilih (Hurlock 1993) 1. Peningkatkan Peningkatan yaitu suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan. Yang dimaksud disini yaitu usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan minat belajar siswa (Adika, 2001:576), dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak. Peningkatkan berasal dari kata dasar tingkat, mendapat awalan “me” dan akhiran “an” yang berarti keadaan yang menjadi meningkat dari tidak tahu menjadi tahu, dari pasif menjadi aktif, dan dari jelek menjadi baik (Purwadarminto, 1990: 9). Keadaan yang dimaksud penulis adalah minat belajar yang semula jelek menjadi baik dengan menggunakan model pendekatan kontekstual
23
2. Minat Belajar a. Pengertian minat belajar Minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat, suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan sikap atau tindakan yang menunjukkan bahwa seseorang menyukai suatu hal dari pada yang lainnya. Seseorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek yang disukainya. Minat adalah suatu rasa lebih suka, ada rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruhnya (Slameto, 1991: 148). Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya (Buchori, 1982:124). Minat belajar yaitu meningkatkan kegairahan atau keinginan siswa untuk belajar sehingga akan tertanam pada diri siswa untuk belajar (Ismail, 1980: 42-43). Oemar Hamalik menyatakan, "minat menentukan sukses atau gagalnya seseorang, minat yang besar akan mendorong motivasinya." (1990: 118).
24
Minat untuk belajar untuk sesuatu bidang mempunyai kedudukan yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar. Minat merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang terhadap suatu kegiatan atau aktivitas. Dengan minat yang besar maka akan memberikan rasa senang atau suka terhadap sesuatu tersebut. Minat belajar pada dasarnya adalah sikap "ketaatan" pada kegiatan belajar, baik lewat jadwal maupun inisiatif spontan (Sudarmanto, 1993: 3). Tidak mudah bagi seseorang untuk mendapatkan atau merasakan minat itu. minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Sardiman, 1994: 7). Oleh karena itu, dalam proses belajar apa yang dilihat oleh siswa haruslah dapat membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihatnya itu mempunyai hubungan
dengan
kepentingannya
sendiri
(kepentingan
untuk
mencapai tujuan belajar). Minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan, oleh karena itu seorang guru harus dapat menciptakan kondisi tertentu dalam proses belajar, sehingga siswa akan selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses belajar (Sitorus, 1987:25). Salah satu faktor keberhasilan adalah terletak pada minat siswa. Minat
25
belajar yang besar akan memberikan daya gerak tersendiri bagi siswa dalam mengikuti proses belajar. b. Macam-macam minat Menurut M. Buchori minat ada dua macam yaitu : 1) Minat primitive Yaitu minat yang timbulnya dari kebutuhan jaringan yang berkisar pada Soal makanan, comfort, dan kebebasan aktivitas. 2) Minat Cultur / sosial Yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya, Jadi dengan kata lain minat dari taraf merupakan hasil dari pendidikan (Buchori, 1982: 125). Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penggolongan minat berdasar pada : 3) Minat yang berasal dari diri sendiri Yaitu berdasarkan atas kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan organisme. 4) Minat yang berpengaruh faktor sosial Yaitu minat yang berbentuk berdasarkan pengaruh yang ada disekitarnya baik berupa aktivitas sehari-hari maupun pendidikan. c. Faktor-faktor yang mempengarui timbulnya minat. 1) Langkah-langkah menimbulkan minat belajar Menurut Y.B. Sudarmanto langkah-langkah menimbulkan minat yaitu : a) Arahkan perhatian pada tujaun yang hendak dicapai
26
b) Kenalilah unsur-unsur "permainan" dalam aktivitas belajar c) Rencanakanlah aktivitas belajar dan ikutilah rencana itu d) Pastikan tujuan belajar saat ini e) Dapatkan "kepuasan" setelah menyelesaikan jadwal belajar f) Bersikaplah positif menghadapi kegiatan belajar g) Latihlah "kebebasan" emosi selama belajar h) Gunakanlah seluruh kemampuan untuk mencapai target belajar setiap hari i) Berperan aktif dalam diskusi j) Tanggulangilah gangguan selama belajar k) Dapatkan bahan-bahan yang mendukung aktivitas belajar l) Carilah pengajar yang dapat mengevaluasi hasil belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan suatu kesadaran, rasa suka, dan ketertarikan seseorang untuk melakukan aktivitas, yaitu belajar. Seseorang yang mempunyai minat belajar yang tinggi akan mempunyai rasa senang dan tertarik untuk belajar karena pada dirinya terdapat rangsangan untuk belajar dan adanya kemauan untuk belajar. Minat belajar hanya bisa dikembangkan oleh diri sendiri, orang lain tidak bisa melakukannya, karena minat dan pengalaman belajar merupakan masalah dan kebutuhan pribadi. Seseorang tidak dapat memindahkan minatnya kepada orang lain, minat merupakan sebuah kesadaran, rasa suka, ketertarikan yang timbul dari hati dan diri seseorang.
27
Dalam proses belajar minat memiliki peran yang penting, minat yang tinggi akan menciptakan kondisi belajar atau konsentrasi dalam belajar. Pada dasarnya minat selalu berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, oleh karena itu merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangatlah penting dan berguna untuk membangkitkan minat belajar pada anak. Karena proses belajar seungguhnya bukanlah semata kegitan menghafal dan mempelajari bukan menelan semuanya. Untuk memehamiya. Seorang guru tidak dapat serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi kesatuan yang bermakna (Melvin L. Silberman 2006:23). Yang sesuai dengan tujuan dan akan menimbulkan rangsangan (minat) untuk mengikuti proses belajar. Maka seorang guru haruslah dapat merencanakan dan membuat kondisi belajar yang sesuai dengan keinginan siswa, sehingga minat belajar akan terus meningkat. 3. Macam-macam Gaya Belajar Setiap siswa di kelas pastilah mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, meskipun semua siswa mempunyai cirri-ciri dan komponen fisik (indrawi) yang sama, tapi pengaruh lingkungan, latar belakang kehidupan, serta kemampuan memaksimalkan indrawinya antar siswa berbeda. Fenomena inilah yang menjadikan ada siswa yang menonjol pada penggunaan alat indranya, baik mata maupun telinga, dan sebaliknya gaya
28
belajar menjadi penting diperhatikan karena siswa akan lebih bisa dihargai dan diakomodasi kepentingannya dalam kegiatan belajar. Kalau guru dapat mengeahui gaya belajar masing-masing siswa maka pembelajaran akan lebih efektif dan lebih cepat dipahami oleh siswa. Prestasi siswa akan jelek bisa tejadi bukan karena kemampuan otak, melainkan gaya belajar siswa atau metode yang diberikan tidak tepat dengan gaya mengajar guru. (De Porter, Reardon dan Nouri 2007:85) membagi macam- macam gaya belajar menjadi tiga yaitu: a. Visual Ciri pembelajaran visual a. Lebih senang mengikuti ilustrasi atau gambar b. Lebih senang mengikuti intruksi c. Lebih senang meliahat peta dari pada mendengar penjelaan d. Senang mencoret-coret ketika pelajaran e. Selalu berbicara dengan cepat f. Kata-kata khas menurut pandangan saya… atau itu kelihatannya bagus…? g. Cara terbaiak orang visual dengan cara melihat sesuatu yang ditunjukkan kepadanya h. Biasanya tidak terganggu oleh keributan b. Auditorial Ciri-ciri siswa memiliki gaya belajar auditorial, yaitu 1) Lebih senang mendengarkan pembicaraan orang lain
29
2) Lebih senang mendengarkan instruktur 3) Lebih senang mendegarkan penjelasan pemandu 4) Lebih senang seminar atau ceramah dari pada buku 5) Lebih senang berbicara daripada menulis 6) Kata-kata khas menurut pandangan saya… atau itu kelihatannya bagus…? 7) Cara terbaiak orang visual dengan cara melihat sesuatu yang ditunjukkan kepadanya 8) Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar c. Kinestik Ciri siswa yang meiliki gaya belajar kinestik, yaitu; 1) Lebih senang melalui bekerja dari pada membaca atau menegarkan instruksi 2) Berfikir lebih baik ketika bergerak atau berjalan 3) Berbicara dengan berlahan dan menggerakan banyak anggota tubuh 4) Kesulitan untuk duduk diam 5) Sering menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian 6) kata-kata kahas “saya merasa sepertinya…”atau” itu rasanya baik...” 7) Cara belajar orang kinestik yang baik adalah bergerak, bekerja, dan menyentuh
30
8) Berbicara perlahan dengan body language dan ekspresi yang jelas 9) Menghafal dengan, mengerjakan, atau beraktifitas
C. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Firman Allah SWT :
Artinya : Hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan katakata (yang mengandung) keselamatan. (QS. Al Furqan : 63) Abul A’la Al-Maududi mendiskripsikan perkembangan moralitas Islam itu ke dalam tiga ciri kehidupan sebagai berikut: 1. Keridhoan Allah menjadi tujuan hidup Muslim dan keridhoan Allah menjadi sumber pembakuan moral yang tinggi serta menjadi jalan evolusi moral kemanusiaannya, memberikan sangsi moral untuk mencintai Allah, dan mendorong mentaati hukum moral tanpa paksaan dari luar. 2. Seluruh kehidupan manusia senantiasa ditegakkan di atas moral Islam sehingga moral ini berkuasa penuh atas semua masalah kehidupannya, sedang hawa nafsu yang jelek tidak diberi kesempatan menguasai kehidupannya 3. Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang didasari dengan norma-norma kebaikan yang jauh dari kejahatan (Arifin, 2000:155)
31
Aqidah adalah sebuah keyakinan, kepercayaan yang tetanam dalam hati seseorang dan melekat pada diri seeorang.sedangkan akhlak, atau lazim disebut moral adalah sebuah system yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004:26). Sebagaimana Fiman Allah :
Artinya :”Sesungguhnya Rosulullah itu menjadi contoh yang baik bagi kamudan bagi orang yang mengharapkan menemui Tuhan dan hari kemudian dan mengingati Tuhan sebanyk-banyaknya”(QS.AlAhzab: 21) Berikut beberapa macam pengertian akhlak sebagai berikut : 1.
Menurut Imam Abu Hamid al-Ghazali (2004: 28), akhlak yaitu suatu sifat yang terpatri dalam jiwa, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu. Dan membaginya menjadi empat rukun antara lain: a. Kekuatan ilmu Keindahan dan kebaikanya adalah dengan membentuknya hingga menjadi mudah, mengetahui perbedan antara jujur dan dusta dalam ucapan, anatara kebenaran dan kebatilan dalam berakidah, dan antara keindahan dan keburukan dalam perbuatan. Perumpamaan akal adalah seperti seorang memberi nasihat dan petunjuk.
32
b. Kekuatan marah Keindahanya adalah jika pengeluaran marah itu, penahanannya sesuai dengan tuntunan hikmah. Perumpamaannya adalah seperti anjing pemburu, yang perlu dilatih, sehingga gerak-geriknya sesuai dengan perintah, bukan sesuai dengan syahwat dirinya. c. Kekuatan syahwat Adalah jika ia di bawah perintah hikmah. Maksudnya perintah akal dan syariat. Dan perumpamaan syahwat seperti kuda yang di tunggangi untuk mencari hewan buruan, yang terkadang jinak dan terkadang binal d. Kekuatan keadilan Adalah
kekuatan
dalam
mengendalikan
syahwat
dan
kemarahan di bawah perintah akal dan syari’at. Dan perumpamaannya adalah seperti pihak yang menjadi pelaksana dan pelaku bagi perintah akal. 2. Menurut Muhammad bin Ali Asy-syariif Al-Jurnani Mendefinisikan akhlaq adalah istilah bagi suatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. 3.
Menurut Ahmad bin Mustofa Akhlaq adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan. Dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara
33
tiga kekuatan, yaitu: kekuatan berfikir, kekuatan marah, kekuatan syahwat. 4. Menurut Muhammad bin AMenurli Al-Faruqi Akhlaq adalah keseluruhannya kebiasaan, sifat alami, agama, dan harga diri. 5. Menurut para Ulama’ definisi akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri dengan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa di awali dengan berfikkir panjang, merenung dan melaksanakan diri. Mata pelajaran Akidah akhlaq merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mempelajari tentang Akidah akhlaq, terutama yang menyangkut akhlak terpuji dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Akidah akhlaq (Standar Kompetensi MI, 2008: 82). Aqidah akhlaq merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan makhluk lainnya. Dalam standar kompetensi MI (2008: 83), mata pelajaran Aqidah akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah (MI) bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat : 1. Mengetahui dan memahami cara-cara melaksanakan ahlak terpuji, untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2. Melaksanakan dan mengamalkan ahlak terpuji, dengan baik.
34
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Aqidah akhlaq di kelas IV (MI), yaitu sebagai berikut : Kelas IV, Semester I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengetahui Akhlak terpuji 1
1.1. Menjelaskan Akhlak terpuji 1.2. Menjelaskan
macam-macam
sifat-sifat terpuji 2. Mengenal dan mempratekkan sifat-sifat
terpuji,antara
2.1. Mengenalkankan
lain:
sifat-sifat
terpuji Mempraktekkan sifat-
Hormat, Patuh, dan Sabar.
sifat terpuji
Kelas IV, Semester II Standar Kompetensi 3. Menjelaskan
materi
Kompetensi Dasar akhlak
4.1. Menjelaskan
terpuji 2 4. Mengenal dan mengaplikasikan
macam-macam
sifat-sifat terpuji 4.2. Mepraktekankan
sifat-sifat terpuji, antara lain:
sifat-sifat
Siddiq, Amanah, Tabig, dan
lingkungan
Fatonah.
masyarakat
ketentuan
terpuji sekolah
dalam dan
D. Pendekatan Kontektual 1. Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual Dalam pembelajaran kontekstual, anak belajar dengan model atau pendekatan dan akan lebih baik melelui kegiatan, mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiyah. Ada kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang
35
yang
dipelajarinya,
bukan
“mengetahui”-nya.
Pembelajaran
yang
berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengiat, jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka pajang, dan itulah yang terjadi pada sekolah kita. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membatu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiyah dalam bentuk kegiatan siswa melakukan atau mengalaminya. Bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa maka belajar, apa manfaatnya, dan apa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupan nanti, dalam upaya itu mereka memperlukan guru sebagai pembimbing. Tugas guru adaah membantu siswa mencapai tujuanya, maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada mempejari informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekeja sama untuk menemuakan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa), sesuatu yang baru yaitu pengetuhan dan keterampilan, “menemuan diri”
36
bukan dari apa kata guru (Yatim Rianto, 2009:162). Begitu peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. 2. Mengapa kontekstual menjadi pilihan Sejauh ini, pendidikan kita masih didominasai oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudan ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar (Yatim Rianto, 2009:162). Untuk
itu
perlu
diperlukan
strategi
baru
yang
lebih
memberdayakan siswa, sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapisebuah strategi yang mendorong siswa agar pengetahuan tersimpan dibenak mereka sendiri. Melalui pendekatan kontekstual menjadi alternative strategi belajar yang baru, dan siswa diharapkan belajar melalui “mengalami akan tetapi bukan menghafal”. 3. Kecenderungan pemikiran tentang belajar Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecederungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut: a. Proses belajar 1) Belajar tidak hanya menghafal, siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. 2) Anak belajar dari mengalami, anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru dan bukan dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
37
3) Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisasi, dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang suatu persolan. 4) Pengetahuan tidak terpisah-pisahkan menjadi fakta atau proposi yang tidak terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapan. 5) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri, dengan ide-idenya. 6) Proses
belajar
dapat
mengubah
stuktur
otak,
dan
akan
mempengaruhi cara seseorang berprilaku. b. Transfer belajar 1) Siswa belajar dari mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain. 2) Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit. 3) Penting bagi siswa tahu “untuk apa” ia belajar, dan “bagaimana” ia mengunakan pengetahuan dan ketempilan itu. 4) Anak harus tahu makna belajar dan megunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya (Yatim Rianto, 2009:163). c. Siswa sebagai pembelajan Manusia memppnyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk
38
belajar dengan hal-hal yang baru. Strategi belajar itu penting, anak akan dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru, akan tetapi untuk hal-hal yang sulit strategi belajar sangat penting. Peran guru membantu menghubungkan anatara hal yang baru dan yang sudah diketahui. Tugas guru menfasilitasi, agar ingformasi ber makna, memberi kesempatan-kesempatan
pada
siswa
untuk
menemukan
dan
menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri (Yatim Rianto, 2009:164). 4. Pentingnya lingkungan belajar Belajar efektif itu dimulai dari ligkungan belajar yang berpusat pada siswa dari “guru acting di depan kelas, siswa menonton” siswa acting bekerja dan berkerja, dan guru yang mengarahkan. Mengganti tradisi, guru aktif dipanggung siswa menonton “diubah menjadi” siswa menjadi, siswa aktif bekerja dan belajar di panggung guru mengarahkan atau sebagai pendamping. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan
pengetahuan
baru
mereka,
strategi
belajar
lebih
dipentingkan dibandingkan hasilya. Umpan balik sangat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian (assessment) yang benar. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu sangat penting (Yatim Rianto, 2009:165). Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna. Dalam ilmu pendidikan sering juga dikatakan bahwa pengajaran yang tepat ialah pengajaran yang berfungsi pada murid,
39
“Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pelajaran membentuk dan mempengaruhi pribadinya (Ahmad Tafsir, 1996:9). Hakekat proses belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran saja, tetapi
jaga
penguasaan,
penyesuaian sosial,
kebiasaan,
persepsi,
bermacam-macam
kesenangan,
keterampilan,
dan
minat, cita-cita.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan di atas, Hilgard dan Brower mendefisinikan belajar perubahan dalam perbuatan melalui aktifitas, praktek, dan pengamalan (Oemar Hamalik, 2000:45). Berikut adalah perbedaan antara pendekatan kontekstual dan tradisional menurut Yatim Riyanto : No 1
Pendekatan Kontekstual
Siswa secara aktif terlibat dalam Siswa penerima informasi secara proses pembelajaran
2
Pendekatan Tradisional
pasif
Siswa belajar dari teman melalui Siswa belajar secara individual kerja kelompok, diskusi saling mengoreksi
3
Pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran sangat abstrak dan kehidupan nyata dan masalah teoritis yang disimulasikan
4
Perilaku dibangun atas kesadaran Perilaku dibangun atas kebiasaan sendiri
5
Keterampilan dikembangkan atas Ketempilan dikembangkan atas dasar dasar pemahaman
6
latihan
Hadiah untuk perilakukan yang Hadiah untuk perilaku baik adalah jelak karena hal itu
keliru dan tujuan atau nilai(angka) rapor
40
No
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Tradisional
merugikan 7
Seseorang tidak melakukan yang Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu jelek karena dia takut hukuman keliru dan merugikan
8
Bahasa
diajarkan
dengan Bahasa diajarkan dengan struktural,
pendekatan komunikatif, yakni rumus diterangkan sampai paham siswa diajak mengunakan bahasa kemudian dilatihkan (drill) dalam konteks nyata 9
Pemahaman
rumus Rumus ada di luar diri siswa, yang
dikembangkan atas dasar skema harus yang sudah ada dalam diri siswa 10
diterankan,
diterima,
dihafalkan, dan dilatihkan
Pemahaman rumus itu berbeda Rumus adalah kebenaran, hanya ada antara siswa yang satu dengan dua yaitu: pemahaman rumus salah lainya
11
dan benar
Siswa mengunakan kemampuan Siswa secara pasif menerima rumus berfikir
kritis,
terlibat penuh atau kaidah, (membaca, mendengar,
dalam mengupayakan terjadinya mencatat, menghafal), tanpa memberi proses pembelajaran yang efektif
kontribusi
ide
dalam
proses
pembelajaran 12
Pengetahuan manusia
yang
dimiliki Pengetahuan
dikembangkan
adalah
penangkapan
oleh terhadap serangkaian fakta konsep,
manusia itu sendiri, menciptakan hukum yang derada diluar manusia membangun
dengan
cara
memberi arti dan pengetahuan
41
No
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Tradisional
memahami pengalaman 13
Pengetahuan
itu
dikontruksikan
kembangan Kebenaran bersifat absolute dan manusia
itu pengetahuan bersifat final
sendiri 14
Siswa
diminta
jawab
bertanggung Guru adalah penentu jalanya proses
memonitor
mengembangkan
dan pembelajaran
pembelajaran
mereka masing-masing 15
Penghargaan
terhadap Pembejaran
pengalaman siswa diutamakan 16
Hasil
belajar
berbagi
diukur
proses
tidak
memperhatikan
pengalaman siswa
dengan Hasil belajar hanya diukur hanya
hail
karya, dengan tes
penampilan, rekaman tes, dll 17
Pembelajaran terjadi diberbagai Pembejaran hanya terjadi dalam tes tempat, konteks, dan seting
18
Penyesalan adalah hikuman dari Sangsi aadalah hukuman prilaku prilaku jelek
19
Perilaku
jelek baik
motifasi intrinsik 20
berdasarkan Perilaku baik berdasar dari motivasi ekstrinsik
Seseorang berprilaku baik karena Seseorang berprilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan terbiasa melakukan begitu bermanfaat
42 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Subyek penelitian 1. Lokasi Penelitian MI Islamiya Kluwih merupakan Madrasah yang berada di Dusun Sipule, Desa Kluwih Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Desa Kluwih terletak di sebelah timur ibu kota Kecamatan Batang. MI Islamiyah memiliki lahan seluas 500 m2, dengan luas bangunan 337,53 m2. MI Islamiya Kluwih memiliki akta notaries,
no.103
tanggal
15–01–1986,
dengan
NSM/NSB/NSPN:
152332502010/010271760303401/20332302 MI Islamiya Kluwih memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru dan 1 ruang perpustakaan. MI Islamiya Kluwih mengalami penambahan gedung baru yang beda lokasi, sehingga ada beberapa kelas yang dipindah kegedung baru, kelas 1 dan 2, akan tetapi tempatnya berdekatan. 2. Subyek Penelitian Subyek yang diteliti adalah kelas IV MI Islamiya Desa Kluwih Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang dengan karakteristik sebagai Berikut: a. Kelas IV terdapat 39 siswa yang terdiri dari 20 siswa putra dan 19 siswa putri.
42
43 b. Semua siswa berasal dari Dusun Siipule dan sebagian Desa Kluwih,dikarenakan hanya ada satu Madrasah saja dalam satu Desa, dan tempatnyapun ada diDusun Sipule, di Desa Kluwih hanya ada SD. c. Orang tua siswa mayoritas berprofesi sebagai petani dan pedagang serta buruh, mereka berpendidikan sudah maju, pling renah madrasah atau sederajat, dan ada bayank yang tamat SMU bahkan sarjana. 3. Mata Pelajaran Di dalam penelitian ini, mata pelajaran Aqidqh Akhlak sebagai obyek penelitian dengan pokok bahasan sifat-sifat terpuji. 4. Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 15 Juni 2010 sampai tanggal 15 Juli 2010. -
Tanggal 15 Juni 2010 peneliti melakukan observasi
-
Tanggal 27 Juni 2010 pelaksanaan siklus I
-
Tanggal 6 Juli 2010 pelaksanaan siklus II
-
Tanggal 13 Juli 2010 pelaksanaan siklus III
5. Keadaan Siswa Mutasi Siswa Siswa awal bulan Kls
Keluar
Masuk
L
P
JML
L
P
JML
L
P
JML
I
14
16
30
-
-
-
-
-
-
II
26
19
46
-
-
-
-
-
-
Ket
44
III
17
19
38
-
-
-
-
-
-
IV
20
19
39
-
-
-
-
-
-
V
24
12
36
-
-
-
-
-
-
VI
14
10
26
-
-
-
-
-
-
JML
115
95
210
-
-
-
-
-
-
6. Keadaan Guru dan Pegawai Jabatan
Keterangan
Daftar Guru No Tugas Nama
L/P
Pend
Jabatan
N/S sejak
1
Fathurozi,S.Pd.I
L
SI
Ka.Mad
S
2004
2
Nur khasanah
P
46
Bendahara
N
1993
3
Azizah,A.Ma
P
D II
Wali kela 3
N
1997
4
Mukromin,S.pd.I
L
SI
Wali kelas 1
N
2001
5
Mawan,S.Pd.I
L
SI
Wali kelas 6
S
2000
6
Ulfa zahiroh,S.Pd.I
P
SI
Wali kelas 5
S
2006
7
M.S .Hadi,SH.I
L
SI
Wali kelas 2
S
2006
8
Nur Afifah,S.Pd.I
P
SI
Wali kelas 4
N
2009
45
9
Munawaroh,S.Pd.I
P
SI
Guru mapel
S
2010
10
Imron
l
SMA
Penjaga
S
2006
B. VISI DAN MISI MI ISLAMIAYAH DESA KLUWIH Visi
: Maju dalam prestasi berwawasan imtaq, imtek dan berbudi luhur
Misi
:
A. Bertaqwa kedapa Allah SWT B. Melaksanakan nilai-ilai pancasila C. Melaksanakan KBM yang aktif, efisisen dan
menyenangkan
agar siswa berkembag optimal D. Menumbuhkan semangat berpestasi E. Menumbuhkan dan memelihahara suasana sekolah yang
kondusif
F. Meningkatkan sarana dan prasarana sebuah dalam memacu kinerja dan prestasi Indicator : a. Meingkatkan dan melaksanakan kegiatan ibadah dan kegiatan keagamaan. b. Wajib mengikuti upacara hari senin dan hari besar nasional. c. Menigkatkan nilai rapor agama dan umum. d .Meningkat siswa yang diterima diterima disekolah faforit. e.Berbicara, berprilaku, bersikap santun sesuai norma dan tatatertib yang ada. f. Terciptanya kerjasama antara semua murid, guru dan orang tua untuk visi dan misi. C. Deskripsi Per Siklus Setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu:
46 1. Kegiatan perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Pengamatan 4. refleksi Adapun deskripsi persiklus yaitu: 1. Deskripsi siklus I I. Perencanaan siklus I Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b. Guru njelaskan kompetensi yang akan dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi materi pelajaran yang akan dipelajari a. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual 1. siswa dibagi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa 2. Tiap kelompok ditgaskan untuk melukukan observasi kerumahrumah dekat sekolah atau bahkan kepasar 3. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di lapangan. b. Guru Melakukan Tanya-jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh tiap kelompok. A. Kegiatan Inti 1.
Guru menjelaskan materi yang akan dilakukan siswa
2.
Guru memberikan contoh macam-macam sifat terpuji
47 3.
Guru mengajak siswa keluar dari kelas
4.
Siwa mulai interaksi pada masayarakat sekitar
5. Guru meminta siswa untuk menjelaskan pengalaman yang telah dilakukan (dipraktekan) B. Kegiatan Akhir 1. Guru
memberikan
penguatan
tentang
materi
yang
telah
disampaikan dan dipraktekan oleh siswa 2. Guru memberikan penilaian melalui pertanyaan yang diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran 3.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
II. Pelaksanaan siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 22 Juni 2010 jam 07.30–08.40 selama 70 menit. Tahap-tahap yang dilaksanakan yaitu: A.Kegiatan Awal 1.
Salam, do’a, dan absen
2.
Appersepsi a. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi materi pelajaran yang akan dipelajari b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual 1. Siswa dibagi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa
48 2. Tiap kelompok ditgaskan untuk melukukan obserfasi kerumahrumah dekat sekolah atau bahkan kepasar 3. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di lapangan. c. Guru Melakukan Tanya-jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh tiap kelompok. B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi yang akan dilakukan siswa 2. Guru memberikan contoh macam-macam sifat terpuji 3. Guru mengajak siswa keluar dari kelas 4. Siwa mulai interaksi pada masayarakat sekitar 5. Guru meminta siswa untuk menjelaskan pengalaman yang telah dilakukan (dipraktekan) C. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah disampaikan dan dipraktekan oleh siswa 2. Guru memberikan penilaian melalui pertanyaan yang diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran 3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam III. Pengamatan siklus I Pengamatan siklus I adalah observasi pelaksanaan KBM. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru. Observasi guru dilakukan oleh peneliti,
49 sedangkan observasi siswa dilakukan oleh guru. Aspek-aspek yang diamati dari minat adalah motivasi, keaktifan, dilapangan dan pemahaman. Data yang diperoleh dalam pelaksanaan siklus I adalah hasil pengamatan dalam KBM. Dari pengamatan ini menunjukkan bahwa hasil observasi belum sesuai dengan keinginan peneliti. IV. Refleksi Hasil analisis dari pengamatan siklus I ternyata belum sesuai atau kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan karena siswa belum terbiasa menerima pelajaran dengan menggunakan pengalaman langsung dilapangan secara langsung. selain itu penggunaan pendekatan kontekstual masih ragu-ragu, belum menguasai penggunaan model pendekatan kontekstual (ceting and learning), dan penguasaan terhadap penggunaan waktu masih kurang, akibatnya banyak siswa yang masih kurang aktif dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Pada siklus II diperlukan perbaikan terhadap siklus I, adapun perbaikan pada siklus I yaitu dalam penggunaan model pendekakan kontekstual guru harus lebih menguasai dan kontrol terhadap penggunaan waktu harus lebih diperhatikan. 2. Deskripsi siklus II I. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan disiklus II adalah: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b. Menyusun alat observasi c. Menyiapkan bahan (materi) pembelajaran
50 d. Menerapkan model pendekatan kontekstual, yang berkaitan dengan materi pelajaran aqidah akhlak. Dalam pemilihan model pendekatan konekstal yaitu suatu setrategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibtan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa unuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka,(Yatim Riyanto,2009: mengemukakan bahwa model pendektan kontekstual memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Anak tidak hanya menghafal, siswa harus mengkontruksikan
pengetahuan
dibenak mereka 2. Anak belajar mengalami, bukan hanya pengetahuan saja 3. Pengetahuan yang dimliki anak teroganisasi, dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang suatu persoalan 4. Pengetahuan tidak terpisah-pisah menjadi fakta dan keterampilan 5.
Siswa perlu di biasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.
6.
Proses belajar dapat mengubah struktur otak dan akan mempengaruhi cara seseorang berperilaku.
7. Teknis yang digunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan. II.Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 6 Juli 2010 jam 07.30– 08.40 selama 70 menit. Tahap-tahap yang dilaksanakan yaitu:
51 A.Kegiatan Awal 1. Salam, do’a, dan absen 2. Appersepsi 3.Guru memotifasi siswa B. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan materi akhak terpuji 2) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok 3) Guru memberi contoh sifat-sifat terpuji dalam kehidupan sehari-hari. 4) Siswa mempraktekkan atau melakukan sifat-sifat terpuji. 5) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok 6) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lapangan dan siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing. 7) siswa melaporkan hasil diskusi 8) setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain C. Kegiatan Akhir 9) Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah lingkungan sesuai dengan indicator hasil belajar yang harus di capai.
52 10) Guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka dengan tema sifat-sifat terpuji. 11) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam III. Pengamatan Pengamatan siklus II merupakan observasi KBM. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru. Pelaksanaan observasi berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan. Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa pada siklus II mengalami kenaikan akan tetapi dari aspek pengamatan terhadap minat yang meliputi motivasi, keaktifan, dan pemahaman belum memenuhi target, yaitu dalam kategori baik (B).
IV. Refleksi Hasil analisis dari pengamatan siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar dari siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut tidak lepas dari perbaikan pada siklus I, akan tetapi dari aspek minat (motivasi, keaktifan, dan pemahaman) yang diamati belum mencapai kategori baik (B). Hal tersebut disebabkan guru dalam penggunaan waktu kegiatan belajar kurang diperhatikan, sehingga suasana belajar masih rame. Dari kekurangan tersebut maka diperlukan perbaikan untuk pelaksanaan siklus III, adapun perbaikan tersebut yaitu kontrol terhadap penggunaan waktu perlu diperhatikan dan guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif.
53 3. Deskripsi siklus III I. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan di siklus III adalah: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b. Guru membentuk kelompok sesuai dengan jumlah siswa c. Melaui observasi siswa di tugaskan untuk mencatat berbagai hal y ang di temukan dilapangan (pengalaman langsung) d. Menyiapkan bahan (materi) pembelajaran e. Siswa sebagai pembelajaran yang cenderung untuk mempelajari sesuatu atau hal-hal yang baru f. Pentingnya lingkungan belajar Umpan balik sw angat penting bagi siswa yang berasal dari proses pelatihan dan akan menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok sangatlah penting (Yatim Rianto; 2009: 165) menurut Yatim Rianto transfer belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Dapat menarik minat anak 2. siswa belajar dari mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain 3. keterampilan dan pengetahuan diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit) 4. penting bagi siswa tahu untukapa ia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu
54 5. anak
harus
tahu
makna
belajar
dengan
menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya 6. Teknis yang digunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan.
II. Pelaksanaan Siklus III dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 Juli 2010 jam 07.30–08.40 selama 70 menit. Tahap-tahap yang dilaksanakan yaitu: A. Kegiatan Awal 1. Salam, do’a, dan absen 2. Appersepsi 3. Guru memotivasi siswa untuk belajar
B. Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi macam-macam sifat-sifat terpuji 1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok 2. Guru memberi contoh sifat-sifat terpuji dalam kehidupan sehari-hari. 3. Siswa mempraktekkan atau melakukan sifat-sifat terpuji. 4. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dan kelangan 5. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lapangan
55 6. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing. 7. Siswa melaporkan hasil diskusi 8. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain C. Kegiatan Akhir 1. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah yang lingkungan terjadi sesuai dengan indicator hasil belajar yang harus di capai. 2. Guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka dengan tema sifat-sifat terpuji. 3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam III. Pengamatan Pengamatan pada siklus III merupakan observasi KBM. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru. Pelaksanaan observasi berdasarkan lembar observasi
yang telah disediakan.
Hasil
pengamatan pada siklus III menunjukkan bahwa pada siklus III lebih baik dari pada siklus sebelumnya. IV. Refleksi Setelah melakukan analisis, ternyata KBM pada siklus III mengalami peningkatan yaitu sudah lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya. Dari setiap aspek minat (motivasi, keaktifan, dan
56 pemahaman) yang diamati dalam setiap siklus, menunjukan bahwa dari setiap aspek minat tersebut masuk dalam kategori baik (B). hal tersebut telah mencapai target, yaitu kategori baik (B) dengan skor (3). Peningkatan tersebut mengacu pada perbaikan-perbaikan pada setiap siklus. Hasil ini menunjukan bahwa penggunaan Model Pendekatan Kontekstal, siswa lebih tertarik dan senangdalam mengikuti proses belajar mengajar.
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Islamiah Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, jumlah siswa yaitu 39 siswa. Aspek yang diamati dari minat meliputi motivasi, keaktifan, dan pemahaman. 1. Hasil Siklus I a. Hasil Pengamatan Minat Siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh guru melalui lembar observasi yang telah disediakan oleh panitia. Setelah data diperoleh dan dianalisis, hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel. Adapun hasil pengamatan terhadap minat siswa melalui pendekatan kontekstual pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Minat Siswa pada Siklus I
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Afifah Nur. C A. Misbahul Alvid Nurul l. Anna Lutfi Arif Hasan Arif Mifatahul Ismi Hidayati Maryam H. M. Aziz Nabila F.
Motivasi K C B BS - √ - √ √ - √ - - - √ √ - - √ √ √ - √ - 57
Aspek Minat Keaktifan K C B BS - √ √ - √ - √ - - - √ √ - - - - √ - - √ √ - √ - -
Pemahaman K C B BS - √ √ √ √ - √ √ - √ - √ √ √ -
58
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Siswa Dafa R Ariq N Fahma Aalia Rizki P Nur Ahmad Farhan Anida M Sumaela Ika Nofal Ridwan Fatriani Luluk Gita Faqih Mashudi Agil Ahmad S Eko E Febi Lintang Hanif Laras Teguh Deni Istiqomah Leni Astir Lestari
Motivasi K C B BS - - √ - √ - √ - √ - √ √ - - √ - √ - √ - - √ - - √ - √ - √ - √ - √ √ - √ - - - √ - √ - - - √ √ - √ - - √ √ - √ - √ - √ - - √ -
Keterangan: K = Kurang
Skor = 1
C = Cukup
Skor = 2
B = Baik
Skor = 3
BS = Baik Sekali
Skor = 4
Aspek Minat Keaktifan K C B BS - √ - √ √ - - √ - √ √ - √ √ - √ - √ - - √ - √ - √ - √ √ - - - √ - - √ - √ - √ - √ - - √ √ - - - √ - √ √ - √ - - √ √ - - √ -
Pemahaman K C B BS - √ - √ √ - √ - √ - √ - √ √ - √ √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ √ - √ - √ - √ - √ √ √ - √ - √ √ √ - √ -
59
Tabel
4.1
diperoleh
berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan pada siklus I melalui lembar observasi, dari data tersebut peneliti melakukan analisis dan disajikan dalam bentuk tabel, adapun hasil analisis dari pengamatan tersebut yaitu sebagai berikut: Tabel 4.2 Skor Pengamatan Minat Siswa pada Siklus I No 1 2 3
Aspek Minat Motivasi Keaktifan Pemahaman
Hasil Pengamatan K C B BS 13 20 6 0 15 18 6 0 14 18 7 0
Jumlah Skor 71 69 71
Skor Ratarata 1,8 1,7 1,8
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari tiga aspek minat yang diamati Skor rata-rata kelas masih kurang, yaitu untuk motivasi (1,8) keaktifan (1,7) dan pemahaman (1,8). Adapun target Skor rata-rata kelas pada setiap minat yang ingin dicapai oleh peneliti adalah (3) yaitu dalam kategori baik (B) b. Hasil Pengamatan Terhadap Guru Setelah
kegiatan
pembelajaran
pada
siklus
I
selesai.
Pengamanatan terhadap aktifitas guru yang dilakuakan oleh peneliti dapat diketahui melalui lembar observasi. Dari 4 butir pengamatan tercatat 1 butir mendapat tanggapan setuju (butir 3) 2 butir ragu-ragu (butir 2) dan 1 butir mendapat tanggapan tidak setuju yaitu butir 4 (lihat lampiran).
60
2. Hasil Siklus II a. Hasil Pengamanatan Minat Siswa Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat diperoleh data hasil pengamatan terhadap minat siswa melalui model pendekatan kontekstual sebagai berikut: Tabel 4.3 Minat Belajar Siswa pada Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Siswa Afifah Nur. C A. Misbahul Alvid Nurul l. Anna Lutfi Arif Hasan N. Arif Mifatahul Ismi Hidayati Maryam H. M. Aziz Nabila F. Dafa R Ariq N Fahma Aalia Rizki P Nur Ahmad Farhan Anida M Sumaela Ika Nofal Ridwan Fatriani Luluk Gita Faqih Mashudi Agil
K √ √ √ √ -
Aspek Minat Motivasi Keaktifan C B BS K C B BS - √ - - √ √ - √ √ - √ - - - √ - √ - - √ √ - √ - - √ - - √ - √ - - - - √ - √ - - √ - √ - √ √ - √ √ - √ √ - √ √ - √ √ - - - √ - √ - √ - √ - - √ - - √ - - - √ - √ √ - √ √ - √ - √ √ - - √ - √ - - √ √ - √ -
Pemahaman K C B BS - - √ - √ - √ - √ √ - √ - √ - √ - - - - √ √ - √ - - √ - √ - √ - √ - √ - - √ √ - - - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - - √ - - - √ -
61
No
Nama Siswa
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
K √ √ √ √ -
Ahmad S Eko E Febi Lintang Hanif Laras Teguh Deni Istiqomah Leni Astir Lestari
Aspek Minat Motivasi Keaktifan Pemahaman C B BS K C B BS K C B BS √ - √ - √ √ - √ - √ - √ - - √ - - √ √ - √ - √ - - - √ - √ - √ - - √ - - √ √ - √ - - √ - - √ - - √ - - √ - √ - √ - - - √ - - √ - - √ - - √ - √ - √ - √ -
Keterangan: K = Kurang
Skor = 1
C = Cukup
Skor = 2
B = Baik
Skor = 3
BS = Baik Sekali
Skor = 4
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.3 peneliti dapat melakukan analisis yang disajikan dalam bentuk tabel adapun analisis dari pengamatan tersebut yaitu sebagai berikut: Tabel 4.4 Skor Pengamatan Minat Siswa pada Siklus II No 1 2 3
Aspek Minat Motivasi Keaktifan Pemahaman
Hasil Pengamatan K C B BS 8 20 10 1 7 22 10 0 7 20 10 2
Jumlah Skor 92 81 85
Skor Ratarata 2,3 2,0 2,1
62
Dari tabel 4.4 di atas terlihat bahwa dari 3 aspek minat skor rata-rata kelas masih kurang, yaitu untuk motivasi (2,3 keaktifan (2,0 dan pemahaman (2,1. Adapun target skor rata-rata kelas pada setiap aspek minat yang ingin dicapai oleh peneliti adalah (3), yaitu dalam kategori baik (B). b. Hasil pengamatan terhadap guru Setelah
kegiatan pembelajaran
pada
siklus
II
selesai,
pengamatan terhadap aktifitas guru yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui melalui lembar observasi. Dari 4 butir pengamatan tercatat 3 butir mendapat tanggapan setuju yaitu, butir 1, 2, dan 3. Pada butir 4 mendapat tanggapan ragu-ragu (lihat lampiran). 3. Hasil siklus III a. Hasil pengamatan minat siswa Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada siklus III dapat diperoleh data hasil pengamatan terhadap minat siswa melalui model pendekatan sebagai berikut : Tabel 4.5 Minat Belajar Siswa pada Siklus III
No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Siswa Afifah Nur. C A. Misbahul Alvid Nurul l. Anna Lutfi Arif Hasan N. Arif Mifatahul Ismi Hidayati
Aspek Minat Motivasi K C B BS - - √ - - √ - - √ - √ - - - - √ - - - - - - √
Keaktifan K C B - - - - √ - - √ - - √ - - - - √ - - -
BS √ √ √
Pemahaman K C B BS - - √ - √ - - - - √ - - √ - - - √ - - √ - - - √
63
No
Nama Siswa
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Maryam Hidayati M. Aziz Nabila Febriyanti Dafa R Ariq N Fahma Aalia Rizki P Nur Ahmad Farhan Anida M Sumaela Ika Nofal Ridwan Fatriani Luluk Gita Faqih Mashudi Agil Ahmad S Eko E Febi Lintang Hanif Laras Teguh Deni Istiqomah Leni Astir Lestari
Aspek Minat Motivasi K C B BS - - - √ - - √ - √ - - √ - - √ - √ - √ - √ - - √ - - √ - - - √ - √ - √ - - √ - - √ - - √ - - √ - √ - √ - - √ - √ - √ - √ - - √ - - √ - - √ - √ - - √ - - √ - - - √ - - √ -
Keterangan: K = Kurang
Skor = 1
C = Cukup
Skor = 2
Keaktifan K C B - - √ - √ - - √ - - √ - - √ - √ - √ √ - - - - √ - √ - √ - - √ - - √ - - √ - - √ - - √ - - - - √ - - √ - - √ - - √ - - - - - - √ - - √ - √ - √ - - √ - - - - √
BS √ √ √ √ √ √ √ -
Pemahaman K C B BS - - - √ - √ - √ - - - √ - - √ - - √ - √ - √ - - - - - √ - - √ - - √ - - - √ - √ - - - √ - - √ - - - √ - - √ - - √ - - - √ - - - √ - - - √ - - √ - √ √ - - √ - - - √ - - - √ - - √ - √ - - - √ - √ √ - - - √ - - √ -
64
B = Baik
Skor = 3
BS = Baik Sekali
Skor = 4
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.5 peneliti dapat melakukan analisis yang disajikan dalam bentuk tabel, adapun analisis dari pengamatan tersebut yaitu sebagai berikut : Tabel 4.6 Skor Pengamatan Minat Siswa pada Siklus III No 1 2 3
Aspek minat Motivasi Keaktifan Pemahaman
Hasil Pengamatan K C B BS 0 9 20 10 2 7 18 12 2 5 18 14
Jumlah Skor 118 118 122
Skor Rata-rata 3 3 3,1
Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa dari 3 aspek minat yang diamati telah memenuhi target. Skor rata-rata kelas untuk motivasi (3) keaktifan (3) dan pemahaman (3,1 Adapun target rata-rata kelas pada setiap aspek minat yang ingin dicapai oleh peneliti adalah (3), yaitu dalam kategori baik (B). b. Hasil Pengamatan Terhadap Guru Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus III selesai, pengamatan terhadap aktifitas guru yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui melalui lembar observasi siklus III. Dari 4 butir pengamatan terhadap guru tercatat 2 butir mendapat tanggapan-tanggapan setuju yaitu, butir 1, 2. Sedangkan pada butir 3 dan 4 mendapat tanggapan sangat setuju (lihat lampiran). Dari pengamatan tersebut dapat membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.
65
B. PEMBAHASAN Pembelajaran model pendekatan kontektual meyebabkan siswa mempunyai minat yang tinggi dalam mengikuti proses KBM. Pembelajaran model pendekatan kontekstual, materi akhlak terpuji dengan menggunakan model pendekatan kontekstual siswa mempunyai motivasi untuk belajar yang lebih efektif dan menyenangkan. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih baik dikarenakan siswa langsung bisa mengalami dan menerapkan materi pelajaran dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dari ke-3 aspek minat tersebut membuktikan bahwa model pendekatan kontekstual dapat menjadi pilihan dalam proses pembelajaran, karena didalamnya ada proses belajar, Transfer belajar, siswa sebagai pembelajaran, dan pentingnya lingkungan belajar, agar proses pembelajaran lebih efektif (Yatim Rianto, 2009: 163). Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus, aspek minat yang diamati yaitu motivasi, keaktifan, dan pemahaman. Pada siklus I skor rata-rata dari aspek minat yang diamati dalam mengikuti KBM untuk motivasi (1,8) keaktifan (1,7) dan pemahaman (1,8). Pada siklus II untuk motivasi yaitu (2,3) keaktifan (2,0) dan pemahaman (2,1). Pada siklus III untuk motivasi yaitu (3) keaktifan (3) pemahaman (3,1). Pada siklus III skor rata-rata untuk setiap aspek minat memenuhi target, yaitu (3) dalam kategori baik. Keberhasilan proses KBM dengan menggunakan model pendekatan pendekatan kontekstual tidak lepas dari perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh guru pada setiap siklus, sehingga pada siklus-siklus berikutnya akan
66
mengalami peningkatan. Pelaksanaan KBM pada setiap siklus selalu mengalami perbaikan, baik untuk siswa maupun untuk guru. Perbaikan terhadap guru yaitu berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti melalui lembar observasi guru. Hasil pengamatan siklus I terhadap guru yaitu dari 4 butir pengamatan 1 butir mendapat tanggapan setuju, 2 butir ragu-ragu, dan 1 butir tidak setuju. Dari pengamatan tersebut dibuatlah perbaikan, adapun perbaikan untuk siklus 1 yaitu guru harus lebih tepat dalam menggunakan model pendekatan kontekstual dan penggunaan waktu dalam kegiatankegiatan pembelajaran harus lebih efektif, siswa lebih aktif, kritis dan kreatif. Mengacu pada perbaikan pada siklus I dalam pelaksanaan KBM pada siklus II masih memerlukan perbaikan yaitu dari 4 butir pengamatan terhadap guru masih terdapat 1 butir mendapat tanggapan ragu-ragu, adapun perbaikan pada siklus II yaitu penggunaan waktu oleh guru dalam KBM perlu diperbaiki. Mengacu pada perbaikan, baik untuk siswa maupun untuk guru. pada siklus III dari 4 butir pengamatan terhadap guru tercatat 2 butir mendapat tanggapan setuju dan 2 butir sangat setuju. Hal ini berarti tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak materi akhlak terpuji dengan menggunakan model pendekatan kontekstual sebagai upaya meningkatkan minat belajar siswa telah tercapai.
67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil analisis data pengunan model pendekatan kontekstual pada kelas IV MI Islamiayah Desa Kluwih Kecamatan Bandar Kabupaten Batang tahun ajaran 2009/2010. Pada penelitian ini peneliti mengambil judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV MI Islamiayah Desa Kluwih, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2009 / 2010, dimana penelitian ini dilakukan melalui 3 siklus, setiap siklus obsrvasi dilakukan melalui lembar observasi dan aspek pengamatan dari minat meliputi motivasi, keaktifan, dan pemahaman, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Penggunaan model pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar. Hal ini dapat dibuktikan melalui lembar observasi pada setiap siklus pada penelitian ini. Pada siklus I skor rata-rata motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran hanya (1,8). Hal ini menunjukkan pada siklus I penggunaan model pendekatan kontekstual belum berhasil karena belum mencapai skor 3 dalam kategori baik (B). Pada siklus II skor rata-rata untuk motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat mengalami kenaikan yaitu (2,3). Hal ini menunjukkan terjadi terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Pada siklus III skor rata-rata kelas
67
68
untuk motivasi belajar siswa mencapai (3) yaitu dalam kategori baik (B). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pendekatan kontekstal dapat
meningkatkan
motivasi
belajar
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran. 2. Penggunaan model pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan melalui lembar observasi tiap siklus, pada siklus I skor rata-rata (1,7). Pada siklus II skor rata-rata (2,0). Pada siklus III skor rata-rata (3,0) yaitu dalam kategori baik (B). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar. 3. Penggunaan
model
pendekatan
kontekstual
dapat
meningkatkan
pemahaman belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan melalui observasi pada setiap siklus. Pada siklus I skor rata-rata untuk pemahaman (1,8). Pada siklus II skor rata-rata untuk pemahaman (2,1). Pada siklus III siswa mengalami peningkatan, yaitu skor rata-rata mencapai (3,1) yaitu dalam kategori baik (B). Adanya peningkatan pada setiap siklus menunjukkan bahwa model pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa lebik dan juga aktif, kritis,serta kreatif. Peningkatan skor aspek minat yang meliputi motivasi, keaktifan, dan pemahaman pada setiap siklus, membuktikan bahwa penggunaan model pendekatan kontekstual sebagai model pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa.
69
B. Saran 1. Kepada Siswa Dari
hasil
mempengaruhi
penelitian
keberhasilan
menunjukkan belajar.
bahwa
minat
belajar
Seharusnya
siswa
dapat
menumbuhkan minat belajarnya. Agar siswa dapat memperoleh hasil yang baik dalam proses belajar. Siswa harus menumbuhkan minat belajar dalam dirinya sehingga dalam mengikuti proses KBM siswa akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan mengunakan model pendekatan kontekstual. 2. Kepada Guru Mata Pelajaran Sebagai seorng guru seharusnya dapat memahami kondisi siswa, sehingga dapat memilih model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa, dan model atau metode pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guru harus dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Guru harus dapat menggunakan media pembelajaran yang akan membantu proses KBM dalam memenuhi standar kompetensi yang akan dicapai. 3. Kepada Lembaga Sekolah Lembaga sekolah merupakan lembaga pendidikan yang resmi, segala sesuatu kegiatan belajar akan terjadi dan selalu berkaitan dengan lembaga sekolah. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan adanya
training atau pelatihan (praktek dalam
lingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar sekolah) terhadap
70
penguasaan model atau metode pembelajaran terhadap guru-guru di sekolahnya. Selain itu lembaga sekolah dapat memenuhi fasilitas yang dapat membantu dalam proses KBM, demi cercapainya strandar yang diinginkan. 4. Kepada Pembaca Kepada pembaca agar dapat mengambil hasil penelitian dan menerapkan hasil penelitian dalam skripsi ini sebagai acuan dalam perbaikan proses pendidikan. Minat merupakan kemauan untuk mengikuti kegiatan tertentu, oleh karena itu sebagai seorang guru harus dapat menumbuhkan minat, pemilihan dan penggunaan model atau metode pembelajaran merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, dengan model atau metode yang tepat maka proses KBM akan lebih terasa mudah dan menyengkan bagi siswa, maupun bagi guru.
71
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka sekkripsi saudara Nama
: JUONO
Nim
: 114 08 202
Jurusan / Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul
: PENINGKATAN MINAT BELAJAR ANAK PADA
MATA
AKHLAK
PELAJARAN
MELALUI
AQIDAH
PENDEKATAN
KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV MI DESA KLUWIH
KEC.BANDAR
KAB.BATANG
TAHUN AJARAN 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunakosahkan.
Salatiga, 29 juli 2010 Pembimbing
Drs.Ahmad Bahrudin, M.Ag. NIP. 19531223 198203 1 005
72
RENCANA PELAKSANAAN PENBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas / Semerter
: IV / I
Alokasi Waktu
: 4 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
: 1. Siswa dapat memahami akhlak terpuji
B. Kompetensi Dasar
: 1.1. Mengenal akhlak terpuji
C. Indikator
: 1.1.1.Memahami
akhlak
terpuji
diantarnya:
hormat, patuh, sabar dan tabah D. Tujuan Pembelajaran
: 1. Mengenal dan Mempraktekan akhlak terpuji
E. Materi Pembelajaran
: Memahami akhlak terpuji
F. F.Metode Pembejaran
: Demontrasi, diskusi, aktifitas kegiatan siswa, latian, praktek.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Awal : -
Salam berdo’a
-
Membaca surat pendek pilihan
-
Appersepsi, guru melakukan tanya jawab berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.
Kegiatan Inti : -
Siswa mempraktekan akhlak terpuji
-
Siswa diskusi seputar materi yang dipraktekan
Kegiatan Akhir : -
Menyimpulkan materi
-
Tugas dirumah
-
Berdo’a akhir pelajaran
H. Sumber / Alat
: Buku Aqidad akhlak Kls IV(Depak Prop Jateng), Buku penunjang lainya.
73
I. Penilaian
: Tes lesan, mempraktekan akhlak terpuji
Megetahui
Bandar, 22 Juni 2010
Kepala MI
Peneleti
Fathurozi,S.Pd.I
Juono
74
RENCANA PELAKSANAAN PENBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas / Semerter
: IV / I
Alokasi Waktu
: 4 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
: 1. Siswa dapat memahami dan mempraktekan akhlak terpuji diantaranya: hormat, patuh.
B. Kompetensi Dasar
: 1.1.Mengenal akhlak terpuji
C. Indikator
: 1.1.1Mempraktekan akhlak terpuji, hormat dan patuh
D. Tujuan Pembelajaran
: 1. Mengenal dan Mempraktekan akhlak terpuji
E. Materi Pembelajaran
: Memahami akhlak terpuji
F. F.Metode Pembejaran
: Demontrasi, diskusi, aktifitas kegiatan siswa, latian, praktek.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Awal : -
Salam berdo’a
-
Membaca surat pendek pilihan
-
Appersepsi, guru melakukan tanya jawab berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.
Kegiatan Inti : -
Siswa mempraktekan akhlak terpuji
-
Siswa diskusi seputar materi yang dipraktekan
Kegiatan Akhir : -
Menyimpulkan materi
-
Tugas dirumah
-
Berdo’a akhir pelajaran
H. Sumber / Alat
: Buku Aqidad akhlak Kls IV(Depak Prop Jateng), Buku penunjang lainya.
75
I. Penilaian : Tes lesan, mempraktekan akhlak terpuji
Megetahui
Bandar, 3 Juli 2010
Kepala MI
Peneliti
Fathurozi,S.Pd.I
Juono
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas / Semerter
: IV / I
Alokasi Waktu
: 4 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
: 1. Siswa dapat memahami dan mempraktekan akhlak terpuji diantaranya : Tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan
B. Kompetensi Dasar
: 1.1.Mengenal akhlak terpuji
C. Indikator
: 1.1.1. Mempraktekan akhlak terpuji, tabah dan sabar
D. Tujuan Pembelajaran
: 1. Mengenal dan Mempraktekan akhlak terpuji
E. Materi Pembelajaran
: Memahami akhlak terpuji
F. Metode Pembejaran
: Demontrasi, diskusi, aktifitas kegiatan siswa, latian, praktek.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Awal : -
Salam berdo’a
-
Membaca surat pendek pilihan
-
Appersepsi, guru melakukan tanya jawab berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.
Kegiatan Inti : -
Siswa mempraktekan akhlak terpuji dilingkungan sekolah
-
Siswa diskusi seputar materi yang dipraktekan
Kegiatan Akhir : -
Menyimpulkan materi
-
Tugas dirumah
-
Berdo’a akhir pelajaran
77
H. Sumber / Alat
: Buku Aqidad akhlak Kls IV(Depak Prop Jateng), Buku penunjang lainya.
I. Penilaian : Tes lesan, mempraktekan akhlak terpuji
Megetahui
Bandar, 10 Juli 2010
Kepala MI
Peneleti
Fathurozi,S.Pd.I
Juono
78
DAFTAR PUSTAKA
Adika, Dwi, 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulia Azwar,Syarefudin.2010. Metodeogi penelitian.Yogyakarta:PT. Pustaka pelajar Ahmad Tafsir,1996.Metodelogi pengajaran agama islam.jakarta: Departemen Pendidikan Ali, abdurrohman,1995.Guru dalam proses belajar,Bandung: Algensindo Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Buchori, M. 1982. psikologi pendidikan. Jakarta: Aksara Baru De Porter Keordon dam Nauri,2007 Quantum Learning,Jakarta : Kaefa Departemen Agama RI. 2008. Standar Kompetensi Madarsah Ibtidaiyah. Jakarta. Fuhan,Mustofa. 2002. Metode pendidikan. Jakarta Selatan: Mustakim Hamalik, Oemar. 1975. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Adity Bakti _______, 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Hanafi, Ahmad. 1963. Ushul Fiqih. Jakarta: Wijaya Humaidi,Tatapangarsa,1991.Surabaya : Bina Ilmu Ismail,Imaduddin. 1980. Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-anak. Jakarta: Bulan Bintang. Kumpulan Hadist Bukhori 1992..Surabaya: Al-Iklas M.arifin,2000.Ilmu Islam Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara Oemar,Hanik 2000.Psikologi Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo Purwadarminto, WJS. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Qur’an terjemah Pena Pundi Aksara.2002.jakarta Rusyan, Tabrani. 1998. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja Rosdakarya Sadirman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sitorus, Bergman. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remadja Karya Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara Slameto,2003.Belajar dan factor-faktor yang pempengaruhinya.jakarta PT Rineka Cipta Sudarmanto. 1991. Tuntutan Metodologi Belajar. Jakarta: PT Grasindo _________. 1993. Tuntutan Metodologi Belajar. Jakarta: Gramedia Sudjana, Nana.1987. Dasar-dasar proses Belajar Mangajar. Bandung: CV Sinar Baru Syarifudin, Amir. 1993. Pembaharuan Pemikiran dalam Hukum Islam. Padang: Aksara Raya Siberman,Melvin.2006.activ learning.Jakarta: Khaefa
79
Rianto, Yatim.2009.para digma baru pemebelajaran,Jakarta:kecana predana group Syarifudin, Azwar.2010. Metodeogi penelitian.Yogyakarta:Penerbit Pustaka pelajar Tafsir, Ahmd,1996.Metodelogi pengajaran agama islam.jakarta: Departemen Pendidikan
80
Gambar 1 : Gedung Belajar MI Tarbiyatul Aulad
Gambar 2 : Proses Kegiatan Belajar
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudara : Juono dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408202 yang berjudul PENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MELALUI PEDEKEKATAN KONTEKTUAL PADA SISWA
KELAS
IV
MADRASAH
IBTIDAIYAH
DESA
KLUWIH
KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011 Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI). Salatiga,
28 Agustus 2010 18 Ramadhan 1431
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Haryadi, M.pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Ahmad Nasafi, M.Pd.I NIP. 19551005 198103 1 010
Drs. H. Alfret L, M.Si NIP. 19621028 199103 1 003
Pembimbing
Drs. Ahmad Bahruddin, M.Ag NIP. 19531223 198203 1 005
iv
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Amiin. Dengan terselesaiakannya skripsi ini, penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. Selanjutnya, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, diantaranya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga 2. Drs. Joko Sutopo, selaku kaprogdi Ekstensi 3. Drs. Bahrudin, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang penuh dengan kesabaran memberikan arahan sehinggga skripsi ini terselesaikan. 4. Segenap staf Perpustakaan Skolah Tinggi Agama Islam Negeri Slatiga. 5. Kepala sekolah MI Desa kluwih kecamatan bandar kab. Batang 6. Guru MI Desa Kluwih yang telah membantu dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan. 7. Bapak, ibu, isteri, dan anak tercinta yang telah memberikan motivasi, do’a, dan kasih sayang. 8. Teman-teman ta’mir Masjid Agung Darul Amal serta mahasiswa PAI Ekstensi 2008. 9. Rekan-rekan keluarga pengajar Wonokerto bandar
vi
Penulis berdo’a semoga amal baik dari semua pihak tersebut diterima oleh Allah SWT sebagai amal yang salih dan mendapat balasannya, dan tak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya, sebagai hamba yang memiliki keterbatasan ini, penulis senantiasa mengharapkan hidayah, taufik, dan ridlo dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memeberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 1 Agustus 2010 Penulis
Juono NIM 11408202
vii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di dawah ini: Nama
: Juono
NIM
: 114 08 202
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalalm skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 1 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Juono
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Hidup mulia atau mati syahid” “Carilah ilmu pengetahuan. Sebab mempelajarinya karena takut kepada Allah merupakan ibadah, mempelajarinya berarti tasbih, membahasnya jihad, mengajarlannya sadekah, dan mencurahkan pada ahlinya adalah penorbanan” (Mu’adz bin Jabbal)
PERSEMBAHAN Untuk Bapak, Ibu, dan Anak Isteri tercinta v
ABSTRAK Juono 2010. pengunaan model pendekatan kontekstual untuk meningkatkan minat belajar anak mata pelajaran Aqidak akhlak akhlak kelas IV MI Desa Kluwih Kecamatan Bandar Kabupaten Batang tahu ajaran 2010/2011. Skrisi. Jurusan. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs.A.bahruddin,M.Ag. Kata kunci : kontekstual real world learning, mengutamakan pengalaman nyata, berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritris, dan kreatif, pengetahuan berakar dalam kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat belajar anak, bahasan tentang akhlak terpuji pada kelas IV MI Desa Kluwih Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011.penelitian merupakan penelitian tindakan kelas terdiri dari 39 siswa.penelitian dilaksanakan bulan juni sampai juli 2010.penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas terdiri tiga siklus yang masing-msing terdiri empat tahap perencanaan, pelaksanaan, Obserfasi, wawancara, praktek dikelas.
Pada siklus I skor rata-rata motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran hanya (1,8). Hal ini menunjukkan pada siklus I penggunaan model pendekatan kontekstual belum berhasil karena belum mencapai skor 3 dalam kategori baik (B). Pada siklus II skor rata-rata untuk motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat mengalami kenaikan yaitu (2,3). Hal ini menunjukkan terjadi terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Pada siklus III skor rata-ratakelas untuk motivasi belajar siswa mencapai (3) yaitu dalam kategori baik (B). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pendekatan kontekstal dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan melalui lembar observasi tiap siklus, pada siklus I skor rata-rata (1,7). Pada siklus II skor rata-rata (2,0). Pada siklus III skor rata-rata (3,0) yaitu dalam kategori baik (B). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar. Penggunaan model pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan melalui observasi pada setiap siklus. Pada siklus I skor rata-rata untuk pemahaman (1,8). Pada siklus II skor rata-rata untuk pemahaman (2,1). Pada siklus III siswa mengalami peningkatan, yaitu skor rata-rata mencapai (3,1) yaitu dalam kategori baik (B). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui melalui praktek dikelas, model pendekatan kontekstual dengan pokok bahasan akhlak terpuji, dapat menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam belajar pada siklus I maupun II, menerut cacatan peneliti sangatlah signifikan.disamping itu profesional guru mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa.bukti bahwa model pendekatan kontekstual ini dapat menigkatkan minat belajar anak, dengan asumsi jika viii
80% dari 39 siswa telah mendapatkan nilai lebih dari nilai ketuntasan belajar adalah benar adanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pendekatan kontektual dapat meningkatkan minat belajar anak pada mata pelajaran aqidah akhlak kelasIv Mi Desa kluwih Kecamatan bandar Kabupaten Batang tahun ajaran 2010/2011, sehingga pengembangan pembelajaran akhlak terpuji dengan pendekatan kontekstual dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
DEKLARASI
ii
NOTA PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
ABTRAK
viii
DAFAR ISI
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. A.Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
6
D. Hipotesis Tindakan
6
E. Manfaat Penelitian
7
F. Devinisi Istilah
8
G. Metode Penelitian
11
H. Analisis Data
16
I. Sistematika Penulisan
17
J. Jadwal Penelitian
17
KAJIAN PUSTAKA
19
A. Pengertian belajar
19
BAB II
- Karakteristik PemBelajaran B. Macam-macam Minat
20 22
-Peningkatan
22
-Minat belajar
23 x
C. Mata Pelajaran Aqidah Ahlak
30
D. Pendekatan Kontekstual
34
BAB III A. Gambaran Umum Subyek
42
1. Lokasi penelitian
42
2. Subyek penelitisn
42
3. Mata pelajaran
43
4. Waktu penelitian
43
5. Kedaan siswa
43
6. Keadaan guru dan pengawai
44
B. Visi dan Misi MI Desa Kluwih
45
C. Deskripsi Per Siklus
45
1.Deskripsi siklus I
46
I. Perencanaan siklus I
46
II. Pengamatan siklusI
48
III. Refleksi
49
2. 1.Deskripsi siklus II
46
I. Perencanaan siklus II
46
II. Pengamatan siklusII
48
III. Refleksi
52
3. 1.Deskripsi siklus III
53
I. Perencanaan siklus III
53
II. Pelaksanaan siklusIII
54
III. Pengamatan
55
IV. Refleksi
55
BAB IV A. Hasil penelitian
57 57
-
Hasil siklus I
57
-
Tabel 4.1
57
-
Tabel 4.2
59
-
Hsasil siklus II
60
-
Tabel 4.3
60
-
Tabel 4.4
44
-
Hasil siklus III
62
-
Tabel 4.5
62
-
Tabel 4.6
64
B. Pembahasan BAB V
65 67
A. Kesimpulan
67
B. Saran
69
-
Dafar Pustaka
-
Lampiran
-
RPP