perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS KEPUTUSAN PEMERINTAH ATAS JADI TIDAKNYA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI DAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI Diajukan Kepada: Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
ANDREW YANIKA MUHANDRI NIM : F1210065
MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Books serve to show a man that those original thoughts of his aren’t very new after all” (Abraham Lincoln) “To climb steep hills requires a slow pace at first” (William Shakespeare) “Dan besabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam pengelihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” (QS. Ath-Thuur: 48)
Rangkaian kata dalam sebuah karya sebagai tanda bukti untuk kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, kedua adikku, keluarga besarku dan seluruh sahabatku
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS KEPUTUSAN PEMERINTAH ATAS JADI TIDAKNYA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI DAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Andrew Yanika Muhandri F1210065
Pemerintah pada hari Rabu, 22 februari 2012 merencanakan untuk menaikan harga BBM di Indonesia. Penetapan kenaikan harga BBM jatuh pada hari Minggu, 1 april 2012. Setelah pemerintah merencanakan untuk menaikan harga BBM terjadi gejolak di Indonesia yang berdampak pada kegiatan perekonomian. Pasar saham Indonesia mencatat tiga hari setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan rencana kenaikan harga BBM, 22 februari 2012, mata uang rupiah langsung melemah 1,3 persen terhadap dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun 3,4 persen sedangkan HSBC Bond Index terkoreksi 2,7 persen. Pada tanggal 1 april 2012 kenaikan harga BBM yang telah direncanakan ternyata dibatalkan. Dampaknya defisit anggaran 2012 diperkirakan akan mencapai 2,23%. Jika ditambah dengan defisit di daerah (APBD) sebesar 0,5%, maka total ekspetasi defisit sudah akan mencapai 2,73% dengan batas defisit fiskal sebesar 3%. Penelitian ini akan terfokus pada harga saham perusahaan sektor transportasi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuannya untuk menguji daya muat informasi terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini, mengamati reaksi pasar modal terhadap peristiwa keputusan pemerintah yang berupa isu kenaikan harga BBM. Event study adalah metode statistik untuk menilai dampak peristiwa pada nilai perusahaan. Pengumpulan data berupa harga saham dan volume perdagangan perusahaanperusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara saham-saham yang bergejolak terhadap isu kenaikan harga BBM. Keywords: event study, kenaikan harga BBM, sektor transportasi, sektor aneka industri
commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT ANALYSIS OF THE GOVERNMENT’S DECISION ON WHETHER THE INCREASE IN FUEL PRICES TO THE SHARES OF TRANSPORT AND VARIOUS INDUSTRIAL SECTORS IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Andrew Yanika Muhandri F1210065
Wednesday, February 22nd, 2012 the government plans to raise fuel prices in Indonesia. Determination of the rising prices of fuel oil fell on Sunday, April 1st, 2012. After the government planned to raise the price of fuel oil, there was a turmoil which have an impact on the economy of Indonesia. Indonesia’s stock market recorded three days after President Susilo Bambang Yudhoyono announced plans to hike fuel prices, the rupiah weakened against the dollar AS 1,3 percent. IHSG also down 3,4 percent while HSBC Bond Index corrected 2,7 percent. On April 1st, 2012 increase in the price of fuel oil that had been planned was cancelled. The impact the 2012 budget deficit is expected to reach 2,23 percent. If coupled with a budget deficit payment shopping districts of 0,5 percent, the total deficit had already reached vigil concerns the expectation 2,73 percent. With the fiscal deficit limit of 3 percent. This research will be focused on the share prices of transport and various industrial sector in Indonesia stock exchange. The goal to test the power load information to an event that occurred. In this case, observe the reaction of the stock market to the government’s decision in the form of the issue of rising prices of fuel oil. Event study is the statistical methods for assessing the impact of the events on the value of the company. The collecting of data such as stock price and trading volume activity of the company listing in Indonesia stock exchange. The study results showed no significant effects of volatile stocks to increase in the price of fuel oil. Keywords: event study, the increase in fuel prices, transportation sector, various industrial sector
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul “Analisis Keputusan Pemerintah Atas Jadi Tidaknya Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Saham Perusahaan Sektor Transportasi dan Sektor Aneka Industri Di Bursa Efek Indonesia” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Begitu banyak dukungan dan perhatian yang didapatkan selama penyusunan skripsi sehingga hambatan yang dihadapi dapat dilalui. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Hunik Sri Huning S., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Reza Rahardian S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Heru Agustanto,S.E.,M.E. selaku pembimbing bagi penulis dalam penyusun skripsi ini. 5. Yeni Fajariyanti, SE.,MSI selaku Pembimbing Akademik.
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T. Kiranya saran dan kritik sangat diharapkan untuk penelitian lanjutan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat serta dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi pembaca.
Surakarta, 14 Desember 2012 Penulis
commitviiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................................
v
ABSTRACT ...................................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................
8
1.5 Batasan Masalah...................................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................
10
2.2 Kajian Teori .........................................................................................
15
2.2.1 Studi Peristiwa ............................................................................
15
2.2.2 Pasar Modal ................................................................................
17
2.2.3 Saham ..........................................................................................
21
2.2.4 Tingkat Keuntungan Saham ........................................................
23
2.2.5 Tingkat Keuntungan yang Diharapkan .......................................
25
2.2.6 Tingkat Keuntungan Tidak Normal ............................................
28
2.2.7 Aktivitas Volume Perdagangan ..................................................
29
2.2.8 Indeks Harga Saham ...................................................................
29
2.2.9 Efisiensi Pasar .............................................................................
32
2.2.10 Kebijakan Harga Pemerintah ....................................................
39
2.3 Kerangka Berfikir.................................................................................
40
2.4 Hipotesis...............................................................................................
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................................
43
3.2 Populasi & Sampel ...............................................................................
43
3.3 Definisi Operasional Variabel ..............................................................
44
3.4 Metode Analisis ...................................................................................
47
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Sampel ..................................................................................
51
4.2 Diskripsi Data Penelitian......................................................................
53
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3 Analisis Data ........................................................................................
55
4.3.1 Uji Normalitas Data ....................................................................
55
4.4 Hasil Pengujian ....................................................................................
57
4.4.1 Pengujian Hipotesis 1 .................................................................
57
4.4.2 Pengujian Hipotesis 2 .................................................................
60
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................
63
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................
64
5.2 Saran.....................................................................................................
65
5.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.1
Penelitian Terdahulu .........................................................................
10
Tabel 4.1.1
Perusahaan Sampel ...........................................................................
51
Tabel 4.2.1
Rata-rata Abnormal Return ...............................................................
54
Tabe 4.2.2
Rata-rata Trading Volume Activity ....................................................
55
Tabel 4.3.1.1
Test of Normality ...............................................................................
56
Tabel 4.4.1.1
Hasil Perbandingan AR Sebelum dan Sesudah ..................................
58
Tabel 4.4.1.2
Uji Cumulative Abnormal Return .......................................................
59
Tabel 4.4.2.1
Hasil Perbandingan TVA Sebelum dan Sesudah ................................
61
Tabel 4.4.2.2
Uji Cumulative Trading Volume Activity ............................................
62
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3.1 Kerangka Berfikir ...............................................................................
41
Gambar 3.4.1 Periode Waktu ...................................................................................
47
commitxiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS KEPUTUSAN PEMERINTAH ATAS JADI TIDAKNYA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI DAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Andrew Yanika Muhandri F1210065
Pemerintah pada hari Rabu, 22 februari 2012 merencanakan untuk menaikan harga BBM di Indonesia. Penetapan kenaikan harga BBM jatuh pada hari Minggu, 1 april 2012. Setelah pemerintah merencanakan untuk menaikan harga BBM terjadi gejolak di Indonesia yang berdampak pada kegiatan perekonomian. Pasar saham Indonesia mencatat tiga hari setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan rencana kenaikan harga BBM, 22 februari 2012, mata uang rupiah langsung melemah 1,3 persen terhadap dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun 3,4 persen sedangkan HSBC Bond Index terkoreksi 2,7 persen. Pada tanggal 1 april 2012 kenaikan harga BBM yang telah direncanakan ternyata dibatalkan. Dampaknya defisit anggaran 2012 diperkirakan akan mencapai 2,23%. Jika ditambah dengan defisit di daerah (APBD) sebesar 0,5%, maka total ekspetasi defisit sudah akan mencapai 2,73% dengan batas defisit fiskal sebesar 3%. Penelitian ini akan terfokus pada harga saham perusahaan sektor transportasi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuannya untuk menguji daya muat informasi terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini, mengamati reaksi pasar modal terhadap peristiwa keputusan pemerintah yang berupa isu kenaikan harga BBM. Event study adalah metode statistik untuk menilai dampak peristiwa pada nilai perusahaan. Pengumpulan data berupa harga saham dan volume perdagangan perusahaanperusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara saham-saham yang bergejolak terhadap isu kenaikan harga BBM. Keywords: event study, kenaikan harga BBM, sektor transportasi, sektor aneka industri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT ANALYSIS OF THE GOVERNMENT’S DECISION ON WHETHER THE INCREASE IN FUEL PRICES TO THE SHARES OF TRANSPORT AND VARIOUS INDUSTRIAL SECTORS IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Andrew Yanika Muhandri F1210065
Wednesday, February 22nd, 2012 the government plans to raise fuel prices in Indonesia. Determination of the rising prices of fuel oil fell on Sunday, April 1st, 2012. After the government planned to raise the price of fuel oil, there was a turmoil which have an impact on the economy of Indonesia. Indonesia’s stock market recorded three days after President Susilo Bambang Yudhoyono announced plans to hike fuel prices, the rupiah weakened against the dollar AS 1,3 percent. IHSG also down 3,4 percent while HSBC Bond Index corrected 2,7 percent. On April 1st, 2012 increase in the price of fuel oil that had been planned was cancelled. The impact the 2012 budget deficit is expected to reach 2,23 percent. If coupled with a budget deficit payment shopping districts of 0,5 percent, the total deficit had already reached vigil concerns the expectation 2,73 percent. With the fiscal deficit limit of 3 percent. This research will be focused on the share prices of transport and various industrial sector in Indonesia stock exchange. The goal to test the power load information to an event that occurred. In this case, observe the reaction of the stock market to the government’s decision in the form of the issue of rising prices of fuel oil. Event study is the statistical methods for assessing the impact of the events on the value of the company. The collecting of data such as stock price and trading volume activity of the company listing in Indonesia stock exchange. The study results showed no significant effects of volatile stocks to increase in the price of fuel oil. Keywords: event study, the increase in fuel prices, transportation sector, various industrial sector
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak bumi merupakan energi yang dapat di diversifikasikan fungsinya dan digunakan untuk hal-hal kehidupan manusia. Minyak bumi dapat diolah menjadi sumber bahan bakar seperti gas-gas petroleum, bensin dan bitumen atau aspal. Sumber bahan bakar ini telah membuat minyak bumi menjadi salah satu faktor utama untuk kelangsungan hidup manusia. Menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, lebih dari 4000 tahun yang lalu aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon, (Encyclopædia Britannica Eleventh Edition, 1910 – 1911). Sebagai salah satu sumber energi terbesar didunia, minyak bumi menjadi perhatian serius bagi banyak pemerintahan diseluruh dunia, khususnya Indonesia. Ketergantungan Indonesia sebagai Negara importir minyak bumi membuat bahan bakar minyak, yang selanjutnya disebut BBM, mengalami fluktuasi harga tergantung pada harga minyak dunia. Telah terjadi tiga kali kenaikan dan tiga kali penurunan harga BBM pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Luhur Hertanto – detikfinance, 2012) Beberapa tahun belakangan ini, krisis ekonomi Eropa yang telah terjadi mengakibatkan sejumlah Negara di timur tengah mengalami gejolak yang berdampak pada fluktuasi harga minyak dunia. Pada tahun 2005, harga minyak dunia meroket dari 25 dolar per barel menjadi 60 dolar per barel. Dampaknya, beban subsidi BBM di Indonesia melonjak dari 21 triliun rupiah menjadi 120
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
triliun rupiah. Setelahnya, pada tahun 2008 harga BBM di Indonesia kembali dinaikan. Akibat dari kenaikan itu terjadi gejolak di pasar keuangan. Harga saham jatuh dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah juga melonjak, (Anggito Abimanyu, 2012). Indonesia juga mengalami penurunan pada harga BBM yang disebabkan lemahnya harga minyak mentah dunia. Ini menjadi salah satu hal yang menguntungkan di Indonesia. Pada tahun 2008, penurunan harga minyak mentah dunia berdampak pada peluang pengurangan defisit APBN 2008, terutama defisit akibat pengeluaran subsidi BBM dan listrik. Disisi lain, penurunan harga minyak mentah dunia akan berdampak pada pendapatan Negara dari sektor pajak maupun non – pajak khususnya dari sektor sumber daya alam minyak dan gas. (Yussain Taufian, 2008) Fluktuasi harga BBM mempunyai dampak langsung pada sektor transportasi dan sektor industri. Biaya transportasi misalnya, dimana salah satu komponen terpenting dari biaya transportasi adalah biaya BBM. Bila terjadi penurunan harga BBM maka biaya transportasi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan tarif penggunaan jasa tersebut tetapi sebaliknya, bila terjadi kenaikan harga BBM maka biaya transportasi yang dikeluarkan akan mengalami peningkatan yang berakibat pada naiknya tarif dari penggunaan jasa itu sendiri. Sebagai contoh, harga BBM untuk solar berubah dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter yang berarti terjadi kenaikan harga sebesar 33%, berdasarkan analisis dan simulasi perhitungan yang dilakukan, kenaikan tersebut akan berdampak pada peningkatan tarif antara 15% 22% dari tarif yang berlaku. Peningkatan tarif tersebut hanya untuk transportasi
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
barang saja, (Forum Logistik Indonesia, 2012). Dampak kenaikan harga BBM dapat ditinjau dari dua faktor yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dampak pada ekonomi makro, kenaikan harga BBM memungkinkan tertundanya investasi jangka panjang dikarenakan dana yang digunakan untuk menutupi kekurangan APBN di sisi energi dan sumber daya mineral. Dampak pada ekonomi mikro, pengusaha kecil akan melakukan efisiensi yang berlebih seperti pengurangan produksi dan
meningkatkan biaya
produksi
barang dan
jasa.
Dengan
meningkatnya biaya produksi diprediksikan harga jual produk akan mengalami kenaikan pula, dan selanjutnya akan mendorong laju inflasi, (Handoko dan Susilo, 2000). Naiknya biaya produksi pada sektor industri menyebabkan harusnya diadakan evaluasi untuk pengurangan gaji pekerja atau jumlah tenaga kerja. Anggota komisi IX DPR RI mengatakan “kenaikan BBM akan sangat dirasakan oleh kalangan buruh nasional kita, perjuangan mereka kemarin untuk menaikan upah minimumnya terasa sia-sia.” (Herlini Amran, 2012). Tingkat ritel pun akan mengalami dampak dari kenaikan harga BBM. Dalam pertemuan Wakil Menteri Perdagangan dengan sejumlah pelaku bisnis ritel dan asosiasi usaha di Kementerian Perdagangan, diyakini komponen BBM menyedot sekitar 2% dari komponen harga dan kenaikan harga di ritel mencapai 10%. (harianhaluan.com, 2012) Peneliti tertarik melakukan analisis ini dikarenakan isu yang terjadi pada tahun 2012. Pemerintah pada hari Rabu, 22 februari 2012 merencanakan untuk menaikan harga BBM di Indonesia. Penetapan kenaikan harga BBM jatuh pada hari Minggu, 1 april 2012. Setelah pemerintah merencanakan untuk menaikan
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harga BBM terjadi gejolak di Indonesia yang berdampak pada kegiatan perekonomian. Seperti kita tahu BBM memiliki multiplier effect, dimana hampir seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia menggunakan BBM. Sebagai salah satu tempat untuk berinvestasi di Indonesia, pasar saham Indonesia mencatat tiga hari setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan rencana kenaikan harga BBM pada 22 februari 2012, mata uang rupiah langsung melemah 1,3 persen terhadap dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun 3,4 persen sedangkan HSBC Bond Index terkoreksi 2,7 persen, (Hadi Suprapto, 2012). Tidak bisa dipungkiri memang pasar saham di Indonesia juga akan terkena dampaknya. Secara teoritis, harga saham dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam perusahaan, faktor ini dapat dikendalikan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar perusahaan, faktor ini tidak dapat dikendalikan. Faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu fundamental emiten, permintaan dan penawaran tingkat suku bunga valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan, dan rumor, (Ali Arifin, 2001). Menurut Head of
Research MNC
Securities, Edwin Sebayang, emiten di sektor transportasi akan sangat terasa akibat dari kenaikan harga minyak. Pasalnya, BUMN aviasi itu tidak melakukan hedging (lindung nilai) bahan bakar untuk menjamin stabilitas harga bahan bakar, (Saputra dan Bagus, 2012). Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), secara year-to-date, saham sektor aneka industri melemah di kuartal kedua sekitar 1,94 persen, (Riyadi, 2012). Head Of Research PT E-Trading Securities, Betrans Raynaldi, mengatakan bahwa investor akan mengkoleksi saham pertambangan
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena merespon kinerja kuartal I 2012. Sektor aneka industri berpotensi melemah karena pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi dan penerapan batasan minimum uang muka kredit, (Pamungkas, 2012). Trimegah Securities dalam riset terbarunya memperkirakan IHSG berpotensi turun sekitar 2% - 3% pada akhir april 2012, dengan asumsi harga BBM naik 33%. Potensi koreksi IHSG ini terjadi pada tiga minggu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. (Baskoro, Putri dan Yohana, 2012) Pada tanggal 1 april 2012 kenaikan harga BBM yang telah direncanakan ternyata dibatalkan. Pembatalan ini dipelopori oleh keputusan DPR yang menetapkan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012. DPR menyetujui penambahan pasal 7 ayat 6A dalam perubahan UU APBN 2012 tersebut yang memungkinkan pemerintah untuk menaikan harga BBM jika terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia sebesar 15% selama 6 bulan (Girsang, 2012). Dampaknya defisit anggaran 2012 diperkirakan akan mencapai 2,23%. Jika ditambah dengan defisit di daerah (APBD) sebesar 0,5%, maka total ekspetasi defisit sudah akan mencapai 2,73%. Padahal sebagaimana diatur dalam UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, defisit fiskal tidak boleh melebihi 3%. Akibat dari dampak ini Standard & Poor’s (S&P) memutuskan menahan peringkat utang jangka panjang Indonesia pada level “BB+”. Artinya, tidak memasukan Indonesia dalam daftar Negara layak investasi. Padahal Moody’s & Fitch Ratings sudah terlebih dahulu memberi predikat investment grade. Keduanya merupakan referensi utama bagi para investor global. Kini, ada sinyal yang tak seragam (mixed signal) yang bisa
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menimbulkan presepsi dan reaksi beragam di kalangan investor (Prasetyantoko, 2012). Rupiah pun terkena dampaknya atas pembatalan kenaikan ini. Nilai tukar mata uang rupiah dalam transaksi antar bank di Jakarta, melemah sebesar lima poin menjadi Rp. 9.170,- dibandingkan sebelumnya Rp. 9.165,- per dollar AS. Lana soelistianingsih, analis pasar uang dari Samuel sekuritas mengatakan, kemungkinan respon pasar akan cenderung netral karena di saat yang sama laporan keuangan emiten triwulan pertama yang diperkirakan cukup baik akan menahan sentimen negatif investor (Akbar, 2012). Pengamat pasar modal Batavia Prosperindo Sekuritas, Billy Budiman mengatakan, Hari ini IHSG akan bergerak terbatas karena sudah menyentuh level resisten kedua di level 4.130 sehingga penguatannya terbatas. Indeks hanya mampu berada pada rentang 4.080 hingga 4.150. Hal tersebut disebabkan oleh sentimen internal yang beberapa hari terakhir cukup menjadi pengaruh pergerakan perdagangan efek, terutama soal isu kenaikan harga BBM, Senin (2/4). (merdeka.com, 2012) Mengacu pada isu yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian ini akan terfokus pada harga saham perusahaan sektor transportasi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuannya untuk menguji daya muat informasi terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini, mengamati reaksi pasar modal terhadap peristiwa keputusan pemerintah yang berupa isu kenaikan harga BBM. I Nyoman Wijana Asmara Putra telah melakukan Penelitian sebelumnya dengan judul Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan manufaktur
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LQ 45 di BEI tahun 2008. Hasilnya terdapat perbedaan abnormal return. Penurunan abnormal return sebesar 38% sampai 60% sesudah pengumuman. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis studi peristiwa (event study) dengan periode 75 hari bursa. Event study adalah metode statistik untuk menilai dampak peristiwa pada nilai perusahaan. Pengumpulan data berupa harga saham dan volume perdagangan perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Analisis data berupa abnormal return lalu dilakukan uji t atau Paired-sample T Test. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dilakukanlah penelitian dengan judul “ANALISIS KEPUTUSAN PEMERINTAH ATAS JADI TIDAKNYA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI DAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM?
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Apakah terdapat perbedaan trading volume activity sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu : 1. Untuk mengetahui perbedaan abnormal return sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. 2. Untuk
mengetahui
perbedaan
trading
volume
activity
sebelum
pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi akademisi dan ilmu pengetahuan a. Sebagai pengembangan dan tambahan informasi ilmu pengetahuan khususnya dibidang investasi dan pasar modal.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sebagai tambahan wawasan mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa (event) dimana sesuai dengan ilmu dan teori yang diajarkan di perkuliahan. 2. Bagi calon investor dan investor a. Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat strategi investasi yang efektif dalam memilih saham dimasa yang akan datang. b. Sebagai salah satu acuan untuk menentukan keputusan investasi terhadap sekuritas saham. 3. Bagi perusahaan (emiten) a. Sebagai
bahan
pertimbangan
penetapan
keputusan
dalam
penentuan yang berkaitan harga saham di pasar modal, khususnya di Bursa Efek Indonesia. b. Sebagai salah satu acuan dalam mempertahankan reputasi bisnis. 4. Bagi pihak lainnya a. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi pasar modal. b. Sebagai wacana kepustakaan dalam hal pasar modal. c. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Batasan Masalah Batasan ruang lingkup penelitian ini hanya pada emiten sektor transportasi dan emiten sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012. Emiten yang terdaftar aktif melakukan transaksi pada kurun waktu penelitian 75 hari bursa, yaitu pada tanggal 22 Desember 2011 s/d 9 April 2012.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Perkembangan dunia atas ekonomi dan bisnis membuat penelitian dengan metode studi peristiwa tidak lagi hanya mengamati reaksi pasar modal dengan halhal yang terkait secara langsung pada aktifitas ekonomi. Penelitian terbaru tentang studi peristiwa cenderung mengamati reaksi pasar modal terhadap rumor dan halhal yang tidak terkait dengan aktifitas ekonomi secara langsung. Adapun
beberapa
penelitian
yang
telah
dilakukan
sebelumnya
menggunakan metode event study, yaitu: Tabel 2.1.1 Penelitian Terdahulu
No. 1.
2.
Nama Peneliti (Tahun) Ivan Cristian (2004)
Tri Adi Setiawan (2006)
Judul Reaksi Investor Atas Pengumuman Deviden Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kenaikan Harga BBM
Variabel
Metode Analisis
Hasil Penelitian
Abnormal Return dan Volume Perdagangan
Data dianalisis dengan metode paired sample ttest dan anova
Investor tidak bereaksi atas pengumuman dividen kas yang tercermin dalam abnormal return saham perusahaan di Bursa Efek.
Abnormal Return dan Trading Volume Activity
Data dianalisis dengan metode paired
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan perbedaan abnormal return 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(studi kasus: di bursa efek Jakarta untuk saham-saham LQ 45)
sample ttest
3.
Lia Hanisa Rahmawati (2009)
Analisis Harga Saham Pengaruh Sektor Kebijakan Pertambangan Penurunan Tarif Bahan Bakar (BBM) Terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan
Data dianalisis dengan metode paired sample ttest dan anova
4.
I Nyoman Wijana Asmara Putra (2009)
Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan manufaktur LQ 45 di BEI tahun 2008
Data dianalisis dengan metode paired sample ttest
Abnormal Return
commit to user
dan total volume perdagangan tidak signifikan pada sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Selain itu tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan kenaikan harga BBM 1 Maret 2005 dengan 1 Oktober 2005. Terdapat pengaruh penurunan tarif bahan bakar minyak terhadap harga saham pertambangan sebelum penurunan dan tidak ada pengaruh penurunan bahan bakar minyak terhadap harga saham pertambangan setelah penurunan. Terdapat perbedaan abnormal return. Penurunan abnormal return sebesar 38% sampai 60% sesudah pengumuman. Hal ini membuktikan bahwa pengumuman kebijakan tersebut memiliki kandungan informasi sehingga 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.
Mohammad Bayezid Ali, Tanbir Ahmed Chowdhury (2010)
Effect of Dividend on Stock Price in Emerging Stock Market: A Study on the Listed Private Commercial Banks in DSE
Dividend dan Cumulative Abnormal Return
Data dianalisis dengan metode paired sample ttest
6.
Josiah Omollo Aduda, Chemarum Caroline S.C (2010)
MARKET REACTION TO STOCK SPLITS Empirical Evidence from the Nairobi Stock Exchange
Abnormal Return, Cumulative Abnormal Return dan Trading Volume Activity
Data dianalisis dengan metode paired sample ttest dan the market model
commit to user
pasar bereaksi negatif terhadap informasi yang mengakibatkan penurunan abnormal return. Temuan tersebut menerima hipotesis nol dan tidak memberikan bukti yang kuat bahwa harga saham bereaksi secara signifikan pada pengumuman dividen. Ini mungkin karena perdagangan orang dalam di pasar sehingga informasi yang digunakan harus disesuaikan dengan harga saham sebelum pengumuman dividen tidak membawa informasi baru ke pasar. Studi ini menemukan bahwa pasar Kenya bereaksi positif terhadap stock split, hal ini ditunjukan oleh peningkatan secara umum trading volume activity di sekitar stock split. Terdapat pula peningkatan aktivitas perdagangan setelah stock split dibandingkan 12
perpustakaan.uns.ac.id
7.
I Gusti Ayu Mila (2010)
8.
Matthew Hood (2012)
digilib.uns.ac.id
Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (stock split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009 The Tiger Woods scandal: a cautionary tale for event studies
Abnormal Return dan Trading Volume Activity
Data dianalisis dengan metode paired sample ttest
Abnormal Return dan Cumulative Abnormal Return
Data dianalisis dengan metode Pvalues
commit to user
dengan sebelum stock split. Studi yang sama juga menemukan bahwa pada tanggal pemecahan saham dan hari-hari sekitar stock split terdapat abnormal return dan cumulative abnormal return yang positif. Tidak ada pengaruh signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Satu-satunya kesimpulan dengan hasil signifikan secara statistik pada saat penelitian adalah bahwa the congruent stock (Electronic Arts, Nike, dan Pepsi) lebih buruk daripada the unrelated stock (AT&T, Accenture, dan Procter & Gamble). (portofolio the congruent stock adalah insignificantly 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9.
Jamshid Mehran, Alex Meisami, John R. Busenbark (2012)
L’ Chaim: Jewish holidays and stock market returns
Abnormal Return
Data dianalisis dengan metode regression
10.
Joann Noe Cross, Robert A. Kunkel (2012)
Andersen implosion over Enron: an analysis of the contagion effect on Fortune 500 firms
Abnormal Return dan Cumulative Abnormal Return
Data dianalisis dengan metode the average beta perusahaan sampel.
commit to user
negative dan portofolio the unrelated stock adalah insignificantly positive). Ada hubungan positif dan signifikan antara jewish holidays dan return pasar saham. Investor berperilaku sesuai dengan cerminan suasana hati mereka tentang liburannya. Kami juga mengetahui bahwa efek liburan signifikan di seluruh spectrum pasar yang luas, berdampak pada book-to-market atau momentum. Hasil penelitian ini mengungkapkan industri yang kuat hanya memberikan pengaruh yang buruk. Bagaimanapun, dampak positifnya adalah kegagalan pesaing besar akan meningkatkan pangsa pasar untuk perusahaanperusahaan yang tersisa di industri.
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2 Kajian Teori 2.2.1 Studi Peristiwa (Event Study) Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas sering disebut dengan event studies, (Tandelilin, 2001 : 126). Eduardus Tandelilin juga mengatakan dalam bukunya bahwa event studies umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga. Hartono (2003 : 392) mengatakan bahwa studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Samsul (2006 : 273) mengartikan event studies sebagai cara mempelajari pengaruh suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi. Apakah harga saham akan meningkat atau menurun setelah peristiwa itu terjadi atau apakah harga saham sudah terpengaruh sebelum peristiwa itu terjadi secara resmi. Serra (2002 : 117) mengatakan bahwa event studies dimulai dengan hipotesis tentang bagaimana peristiwa tertentu mempengaruhi nilai perusahaan. Hipotesis bahwa nilai perusahaan telah berubah yang akan
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diterjemahkan dalam saham yang menunjukan abnormal return. Ditambah dengan gagasan bahwa informasi yang mudah disita untuk harga, konsep abnormal return (atau kinerja) adalah kunci utama dari metode studi peristiwa (event study). Ketika sebuah peristiwa terjadi, pelaku pasar merevisi keyakinan yang
menyebabkan
pergeseran
dalam
proses
menghasilkan
laba
perusahaan. Model empiris dapat dinyatakan sebagai berikut: non event periods :
……………………….(1)
event periods :
…………………….(2)
keterangan : adalah return dari sekuritas periode t
adalah faktor dari variabel independen periode t
adalah faktor parameter
adalah faktor-faktor dari karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap peristiwa pada proses laba adalah faktor-faktor parameter yang mengukur pengaruh F terhadap peristiwa tersebut adalah standar error
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode event study adalah teknik ekonometrik yang digunakan untuk memperkirakan dan menarik kesimpulan tentang dampak dari suatu peristiwa dalam periode tertentu atau selama beberapa periode. 2.2.2 Pasar Modal Tandelilin (2001 : 13) mengartikan pasar modal sebagai pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas yaitu bursa efek. Samsul (2006 : 43) mengatakan secara umum pasar modal dapat diartikan sebagai tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek, (Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, ps 1). Samsul (2006 : 46) membagi pasar modal dalam 4 jenis, yaitu: 1.
Pasar pertama (perdana) Tandelilin (2001 : 14) mengatakan bahwa pasar perdana
terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
investor
umum
untuk
pertama
kalinya.
Dalam
menjual
sekuritasnya, perusahaan umumnya menggunakan jasa profesional dan
lembaga
pendukung
pasar
modal,
untuk
membantu
menyiapkan berbagai dokumen serta persyaratan yang diperlukan untuk go public. Samsul (2006 : 46) mengartikan pasar perdana sebagai tempat
atau
sarana
bagi
perusahaan
untuk
pertama
kali
menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Dikatakan “Tempat” karena secara fisik masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus membayar uang pesanan. Dikatakan “Sarana” karena si pembeli dapat memesan melalui telepon dari rumah dan membayar dengan mentransfer uang melalui bank ke rekening agen penjual. Jones (2007 : 83) mengartikan pasar perdana adalah pasar untuk publikasi atau pengumuman untuk sekuritas baru, khususnya keterlibatan investment bankers. Saham biasa dari perusahaan yang terjual untuk pertama kalinya disebut Initial Public Offerings (IPOs). Brown dan Reilly (2009 : 94) mengatakan dimana publikasi baru tentang bonds, preffered stock dan common stock telah dijual
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh unit pemerintah, municipalities atau perusahaan untuk mendapatkan modal baru. 2.
Pasar kedua (sekunder) Tandelilin (2001 : 16) mengatakan setelah sekuritas emiten
dijual di pasar perdana, selanjutnya sekuritas emiten tersebut kemudian bisa diperjualbelikan oleh dan antar investor di pasar sekunder. Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu: 2.1 Pasar Lelang (Auction Market) Pasar sekuritas yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual menggunakan broker yang mewakili masing-masing pihak penjual atau pembeli. 2.2 Pasar Negosiasi (Negotiated Market) Pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri diluar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual
ke
investor.
Dealer
di
pasar
negosiasi
mempunyai kepentingan pada transaksi jual beli karena sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut dan mereka mendapatkan return dari selisih harga jual beli yang dilakukan. Samsul (2006 : 47) mengartikan pasar kedua (sekunder) sebagai tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan (trading floor). Dikatakan sarana karena para perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam jaringan sistem perdagangan dan kantor perantara efek tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor disebut dengan istilah order driven market. Jones (2007 : 87) mengartikan pasar kedua (sekunder) adalah pasar dimana keberadaan sekuritas diperdagangkan antara investor. Sekuritas perusahaan yang memenuhi syarat yang ditentukan pertukaran dan pasar disebut listed securities. Brown dan Reilly (2009 : 97) mengatakan pasar kedua (sekunder) mengizinkan perdagangan dalam outstanding issues, yaitu saham atau obligasi yang sudah terjual ke publik yang diperdagangkan antara pemilik umum dan pemilik potensial. Keuntungan dalam penjualan di pasar kedua (sekunder) tidak
diberikan ke unit
penerbitan
(pemerintah
atau
perusahaan) tetapi langsung kepada pemilik umum sekuritas tersebut. 3.
Pasar ketiga
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Samsul (2006 : 49) mengartikan pasar ketiga sebagai sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberikan harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Pasar ketiga bukan merupakan Bursa Efek berskala kecil, tetapi berskala besar bahkan sangat besar. Pasar ketiga disebut juga Over The Counter (OTC) market. 4.
Pasar keempat Samsul (2006 : 50) mengartikan pasar keempat sebagai sarana
transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui electronic communication network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu memiliki efek dan dana di central custodian dan central clearing house. Pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada dilakukan di pasar sekunder. 2.2.3 Saham Saham adalah salah satu surat berharga (efek) yang merupakan bentuk instrumen dipasar modal. Saham terbagi dua, yaitu: 1.
Saham preferen (preferred stock)
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Elton,
Gruber,
Brown
dan
Goetzmann
(2003
:
16)
menyebutkan bahwa saham preferen sepintas menyerupai ikatan kehidupan yang tak terbatas. Menjanjikan pembayaran periodic seperti kupon, disebut dividen tetapi bukan dari bunga. Tidak ada return pokok dalam hal ini. Saham preferen menempati posisi tengah antara obligasi dan saham biasa dalam hal prioritas pembayaran pendapatan dan dalam hal pengembalian modal jika perusahaan dilikuidasi. Samsul (2006 : 45) mengartikan saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan sewaktu mengalami kersulitan keuangan. 2.
Saham biasa (common stock) Elton, Gruber, Brown dan Goetzman (2003 : 16) menyebutkan
bahwa saham biasa mewakili klaim kepemilikan pada pendapatan dan aset korporasi.
Setelah
pemegang utang
dibayar,
manajemen
perusahaan dapat membayar sisa pendapatan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau menginvestasikan kembali pendapatannya.
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keunikan dari pemegang saham biasa adalah bahwa pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Jika perusahaan bangkrut, pemegang saham biasa dapat kehilangan semua investasi awalnya di bursa. Samsul (2006 : 45) mengartikan saham biasa adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Penghitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2.2.4 Tingkat Keuntungan Saham (Stock Returns) Menurut Samsul (2006 : 291) stock return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Return merupakan motivasi para investor untuk berinvestasi. Tandelilin (2001 : 48) membagi return menjadi dua, yaitu: 1. Yield. Komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Capital Gain (loss). Komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Menurut Samsul (2006 : 292) rumus perhitungan stock return dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. keterangan: = stock return i untuk waktu t = price, yaitu harga untuk waktu t = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya = dividen tunai interm dan dividen tunai final
2. keterangan: = stock return individual untuk waktu t = Indeks Harga Saham Individual untuk waktu t = Indeks Harga Saham Individual waktu sebelumnya = dividen tunai interm dan dividen tunai final
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rumus ke 2 lebih tepat digunakan untuk tujuan analisis karena pemakaian indeks dapat menetralisir pengaruh corporate action terhadap harga saham. 2.2.5 Tingkat Keuntungan yang Diharapkan (Expected Returns) Tandelilin (2001 : 51) mengatakan bahwa estimasi return suatu sekuritas dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan atas sekuritas tersebut. Perhitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan menghitung rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang mungkin terjadi terlebih dahulu sudah diberi bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya. Jones (2007 : 177) mengartikan expected return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor selama periode yang akan datang. Brown dan reilly (2009 : 8) mengatakan bahwa investor menentukan bagaimana the expected rate of return atas investasi dengan menganalisis perkiraan return yang mungkin terjadi. Adapun rumusnya sebagai berikut: …………………………………...(1) keterangan: = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas = Return ke i yang mungkin terjadi = Probabilitas kejadian return ke i n
= Banyaknya return yang mungkin terjadi
Adapun cara untuk mengestimasi expected return dengan menggunakan beberapa model estimasi (Brown & Warner, 1985) dikutip dari Mila (2010), yaitu:
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Mean Adjusted Model Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) menganggap bahwa return
ekspektasi
bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi
sebelumnya
selama periode
estimasi
(estimation period). Model ini dirumuskan sebagai berikut: ………………………………(1) keterangan: E
= return ekspektasi sekuritas ke i pada period ke t = return realisasi sekuritas ke i pada periode estimasi ke j = lamanya periode estimasi yaitu dari
2. Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dapat dilakukan dengan 2 tahap: Pertama. Perhitungan return ekspektasi ke i pada periode estimasi. Kedua. Menggunakan model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ordinary Least Square (OLS) dengan persamaan sebagai berikut: ……………………(2) keterangan: = return realisasi sekuritas ke i pada periode estimasi ke j = intercept untuk sekuritas ke i = koefisien
slope
yang
merupakan
beta
sekuritas i = return indeks pasar pada periode estimasi ke j = kesalahan residu ke i pada periode estimasi ke j 3. Market Adjusted Model Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi sama dengan return pasar. …………………………(3)
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keterangan: = return ekspektasi sekuritas ke i pada periode peristiwa ke t = return sekuritas pada waktu ke t 2.2.6 Tingkat Keuntungan Tidak Normal (Abnormal Returns) Samsul (2006 : 275) mengartikan abnormal return adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leaking of information) sesudah informasi resmi diterbitkan. Serra (2002 : 117) mengatakan Ex-post abnormal returns yang diperoleh sebagai selisih antara return yang diamati perusahaan i pada event week t dan hasil yang diharapkan dihasilkan oleh model patokan tertentu. ……………………………(1) dengan rata-rata residual diseluruh perusahaan dalam event time, dapat diperoleh residu rata-rata (
0
=(
0
).
)
i0
……………………………(2)
dimana N adalah jumlah perusahaan sampel dan 0 mengacu pada period ke 0 di event time. Dengan mengakumulasi residu rata-rata periodik selama
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
interval tertentu (L minggu sekitar tanggal pencatatan), dapat diperoleh residu rata-rata kumulatif (
):
1 ……………………………(3)
2.2.7 Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity) Setiawan (2006) mengatakan trading volume activity dipergunakan untuk mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan menggunakannya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga akan mendapatkan keuntungan diatas normal (abnormal return). Aduda dan Caroline (2010) mengatakan penilaian terhadap dampak peristiwa diperlukan ukuran abnormal return dari perusahaan dalam periode sekitar tanggal pengumuman dan pada saat tanggal pengumuman. Adapun rumusnya sebagai berikut:
TVA =
..(1)
2.2.8 Indeks Harga Saham Samsul (2006 : 179) mengartikan indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks. Indeks saham dipergunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah. Jenis indeks dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Indeks Harga Saham Individu Samsul (2006) mengatakan pertama kali saham dicatatkan di bursa efek sebelum perdagangan dimulai, saham tersebut sudah mempunyai harga yaitu harga perdana. Harga perdana digunakan sebagai nilai dasar (unit base
value)
dalam
hitungan
indeks
harga
saham.
Perhitungan indeks harga saham individu dilakukan dengan rumus sebagai berikut: ……..(1) manfaatnya
perhitungan
return
saham
dengan
cara
membandingkan harga saham sekarang dengan harga saham masa lalu dapat dibenarkan apabila selama kurun waktu tersebut tidak terjadi corporate action. Apabila terjadi corporate action, maka ada dua cara yang dapat ditempuh untuk menghitung return saham, yaitu: I. II.
Membandingkan indeks harga saham individu. Membandingkan harga saham setelah disesuaikan.
2. Indeks Harga Saham Parsial Samsul (2006 : 184) mengatakan setiap pihak dapat menciptakan indeks harga saham yang terdiri dari beberapa jenis saham untuk kepentingan sendiri. Indeks harga saham parsial lebih laku diperdagangkan daripada indeks harga
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
saham gabungan (composite index). Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks harga saham parsial, yaitu: …(2)
keterangan: Indeks 100*
= jumlah kapitalisasi pasar dari 100 emiten dibagi dengan jumlah nilai dasar dari 100 emiten, kemudian dikalikan dengan 100 sebagai angka dasar
Kapitalisasi pasar = saham beredar X harga pasar per unit saham Total nilai dasar
=
jumlah saham beredar X nilai dasar per unit
*Indeks 100 berarti indeks dari 100 jenis saham 3. Indeks Harga Saham Gabungan Samsul (2006 : 185) mengatakan indeks harga saham gabungan (composite stock price index = CSPI) merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterbitkan oleh bursa efek. Pihak diluar bursa efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena indeks tersebut masih kalah manfaatnya dengan indeks harga saham
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
parsial, seperti untuk keperluan hedging. Cara perhitungan IHSG sama seperti indeks harga saham parsial, yang berbeda hanya jumlah emitennya. IHSG berubah setiap hari karena (1) perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan (2) adanya saham tambahan. Pertambahan jumlah saham beredar berasal dari emisi baru, yaitu masuknya emiten baru yang tercatat di bursa efek, atau terjadi tindakan corporate action berupa split, right, waran, dividen saham, saham bonus, dan saham konversi. 2.2.9 Efisiensi Pasar Pertama kali istilah “efficient market” diperkenalkan oleh E.F Fama yang mengatakan bahwa an efficient market, on the average, competition will cause the full effects of new information on intrinsic values to be reflected “instantaneously” in actual price (J. Clarke, T. Jandik, G. Mandelker : 2001) Tandelilin (2001 : 111) mengatakan efisiensi dalam konteks investasi juga bisa diistilahkan dalam kalimat “no one can beat the market”. Artinya, jika pasar efisien dan semua informasi bisa diakses secara mudah dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak di pasar, maka harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan sehingga tidak seorang investor pun bisa memperoleh abnormal return dengan memanfaatkan informasi yang dimilikinya. Tandelilin juga mengartikan
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Jones (2007 : 321) mengartikan pasar efisien adalah pasar dimana harga sekuritas dengan cepat dan lengkap mencerminkan seluruh informasi yang tersedia. E.F Fama (1970) mengemukakan teori pasar efisien ada empat, yaitu: 1. Expected Return or “Fair Game” Models Informasi yang tersedia dalam harga pasar yang efisien “fully effect” tidak memiliki implikasi uji secara empiris. Untuk menguji model, pembentukan harga harus ditentukan secara terperinci. Pada intinya harus mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah “fully effect.” Sebagian besar yang tersedia hanya didasarkan pada asumsi bahwa kondisi keseimbangan pasar dapat (entah bagaimana) dinyatakan pada expected return. 2. The Submartingale Model Sebuah submartingale harga memiliki satu implikasi yang penting. Mempertimbangkan “one security and cash” aturan perdagangan yang berkonsentrasi pada sekuritas individu dan mendefinisikan kondisi dimana investor akan memegang
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sekuritas yang diberikan, dijual cepat, atau hanya menahan uang tunainya. 3. The Random Walk Model Random Walk muncul dalam konteks seperti model saat lingkungan (kebetulan) sedemikian rupa sehingga selera investor berevolusi dan proses menghasilkan informasi baru bergabung
untuk
menghasilkan
kesetimbangan
dimana
distribusi berulang kembali. 4. Market Conditions Consistent with Efficiency Beberapa pengaturan tentang kondisi pasar yang efisien, yaitu: 1. Tidak
ada
biaya
transaksi
efek
yang
diperdagangkan. 2. Semua informasi yang tersedia tanpa biaya, untuk semua pelaku pasar. 3. Setuju pada implikasi dari informasi terkini untuk harga saat ini dan distribusi dari harga masa depan setiap sekuritas. Hipotesis pasar efisien atau yang lebih dikenal dengan sebutan EMH (Efficient Market Hypothesis) memprediksikan bahwa harga pasar harus memasukan semua informasi yang telah tersedia. Bagaimanapun juga, perbedaan informasi yang didapat akan berpengaruh pada nilai sekuritas. Akhirnya, para peneliti keuangan membedakan hipotesis pasar efisien menjadi tiga, tergantung pada informasi yang tersedia.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jones (2007 : 324) mengartikan Efficient Market Hypothesis (EMH) adalah proporsi dimana pasar sekuritas efisien, harga dari sekuritas mencerminkan nilai ekonomi mereka. Adapun tiga hipotesis ini yaitu: 1.
Efisiensi Bentuk Lemah (Weak Form Efficiency) E.F Fama (1970) mendefinisikan efisiensi bentuk lemah
adalah bagian terpenting dari informasi ini hanya harga dan return dimasa lalu. Sebagian hasilnya didapat dari the random walk literature. J. Clarke, T. Jandik, G. Mandelker (2001) mendefinisikan efisiensi bentuk lemah adalah harga saat ini sepenuhnya hanya menggabungkan informasi yang terkandung dalam history masa lalu harga. Samsul (2006 : 270) mengartikan efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa lalu. Jones (2007 : 325) mengartikan efisiensi bentuk lemah adalah bagian dari hipotesis pasar efisien yang keadaan harganya mencerminkan seluruh harga dan volume data. Brown dan Reilly (2009 : 153) mengasumsikan efisiensi bentuk lemah adalah harga saham sekarang sepenuhnya mencerminkan seluruh informasi pasar sekuritas, termasuk harga
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masa lalu, tingkat pengembalian, data volume perdagangan dan informasi pasar lainnya. Berdasarkan harga dan volume masa lalu, berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan arah harga apakah akan naik atau akan turun. Banyak analisis keuangan berusaha untuk menghasilkan keuntungan dengan mempelajari persis apa yang ditegaskan hipotesis ini. 2.
Efisiensi
Bentuk
Setengah
Kuat
(Semi-strong
Form
Efficiency) E.F Fama (1970) mendefinisikan efisiensi bentuk setengah kuat adalah konsentrasi pada kecepatan penyesuaian harga terhadap jelasnya suatu informasi publik lainnya. Contohnya seperti pengumuman stock split, annual reports, masalah sekuritas baru, dan lain-lain. J. Clarke, T. Jandik, G. Mandelker (2001) mendefinisikan efisiensi bentuk setengah kuat adalah harga saat ini sepenuhnya menggabungkan semua informasi yang tersedia untuk umum. Informasi untuk umum meliputi harga masa lalu, laporan tahunan, laporan laba rugi, pengajuan untuk sekuritas dan komisi bursa, pengumuman dividen, pengumuman rencana merger, situasi keuangan perusahaan pesaing, dan harapan mengenai faktor-faktor ekonomi makro. Bahkan, informasi untuk umum tidak harus bersifat keuangan.
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Samsul (2006 : 271) mengartikan efisiensi pasar dikatakan setengah
kuat
(semistrong-form)
karena
dalam
proses
pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hukum, peristiwa sosial, dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional. Jones (2007 : 326) mengartikan efisiensi bentuk setengah kuat adalah bagian dari hipotesis pasar efisien yang keadaan harganya mencerminkan seluruh informasi publik yang tersedia. Brown dan Reilly (2009 : 153) menegaskan efisiensi bentuk setengah kuat bahwa harga sekuritas menyesuaikan dengan cepat dengan semua informasi publik. Harga sekuritas saat ini sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik. 3.
Efisiensi Bentuk Kuat (Strong Form Efficiency) E.F Fama (1970) mendefinisikan efisiensi bentuk kuat adalah
apakah setiap investor dan kelompok (pengelola reksadana) memiliki akses monopoli untuk setiap informasi yang relevan terhadap harga yang baru-baru ini muncul. J. Clarke, T. Jandik, G. Mandelker (2001) mendefinisikan efisiensi bentuk kuat adalah harga saat ini sepenuhnya
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggabungkan semua informasi yang ada, baik publik maupun pribadi. Perbedaan utama efisiensi bentuk setengah kuat dengan efisiensi bentuk kuat yaitu bahwa dalam kasus selanjutnya tak seorangpun dapat secara sistematis menghasilkan keuntungan jika informasi trading tidak diketahui publik. Dasar pemikiran efisiensi bentuk kuat adalah bahwa pasar mengantisipasi, objektif, future developments, dan karenanya harga saham mungkin telah memasukan informasi dan evaluasi dengan cara yang jauh lebih objektif dan informatif. Samsul (2006 : 271) mengartikan efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan data yang lebih lengkap yaitu harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum. Jones (2007 : 326) mengartikan efisiensi bentuk kuat adalah bagian dari hipotesis pasar efisien yang keadaan harganya mencerminkan seluruh informasi, publik dan pribadi. Brown dan Reilly (2009 : 153) berpendapat bahwa harga saham efisiensi bentuk kuat secara penuh mencerminkan semua informasi dari sumber-sumber publik dan pribadi. Fama pada tahun 1991, dikutip dari Tandelilin (2001 : 115), mengemukakan penyempurnaan atas klasifikasi efisiensi pasar tersebut. Efisiensi bentuk lemah disempurnakan menjadi suatu klasifikasi yang
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih bersifat umum untuk menguji return predictability. Pada klasifikasi ini, informasi mengenai pola return sekuritas tidak dapat digunakan untuk memperoleh abnormal return. Sedangkan efisiensi bentuk setengah kuat dan efisiensi bentuk kuat diubah menjadi event studies, dan pengujian efisiensi pasar dalam bentuk kuat disebut sebagai pengujian private information. Penelitian event studies umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham. Untuk pengujian private information meliputi apakah pihak insider perusahaan dan kelompok investor tertentu yang dianggap mempunyai akses informasi lebih baik, dapat memperoleh abnormal return dibandingkan
return
pasar
umumnya.
Contoh
variabel
yang
mempengaruhi harga saham menurut Samsul (2006 : 271) adalah pengumuman pembagian deviden, pengumuman split, pengumuman right issue, pengumuman saham bonus atau saham dividen, pengumuman waran, rencana merger dan akuisisi, rencana transaksi benturan kepentingan, perubahan variabel makro dan mikro ekonomi, peristiwa politik internasional, pergerakan indeks saham DJIA, Nikkei 225, Hangseng, peristiwa politik nasional, January effect, insider information, perubahan siklus ekonomi melalui leading indicator. 2.2.10 Kebijakan Harga Pemerintah Lipsey, Steiner dan Purvis (1987 : 115) mengatakan perubahan pokok dalam kebijakan moneter dapat menyebabkan perubahan suku bunga. Kebijakan moneter mempengaruhi pengeluaran agregat secara commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak langsung, dengan mengubah uang beredar dan tingkat suku bunga. Perubahan semacam itu akan berpengaruh besar terhadap saham. Lipsey, Steiner dan Purvis (1987 : 213) mengatakan kenaikan jumlah uang beredar bersifat ekspansif, karena kenaikan itu menurunkan suku bunga. Bila penambahan jumlah uang beredar berakibat pada kenaikan harga, maka permintaan akan uang naik dan ini akan mengurangi turunnya tingkat suku bunga. Hal ini berarti investasi tidak meningkat sebanyak yang semestinya bila harga-harga konstan. Dalam mengikuti ekspansi yang didorong oleh kebijakan fiskal, maka setiap kenaikan harga-harga akan meningkatkan permintaan akan uang lebih lanjut ketimbang kenaikan awal yang disebabkan oleh penambahan pendapatan nasional. Hal ini akan membuat tingkat suku bunga naik lebih lanjut sehingga berakibat terdesaknya pengeluaran untuk investasi. 2.3 Kerangka Berfikir Peneliti menduga peristiwa rencana kenaikan harga BBM pada tahun 2012 ini mempunyai muatan informasi yang berpengaruh pada harga saham. Perusahaan sektor transportasi dan sektor aneka industri dipilih sebagai sampel dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai dampak langsung terhadap kenaikan harga BBM. Abnormal return dan trading volume activity (TVA) merupakan indikator yang dapat menunjukan adanya reaksi dari pasar terhadap peristiwa tersebut.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Reaksi pasar memang dapat diduga mengingat isu seputar kenaikan BBM sudah dikemukakan pada jauh-jauh hari sebelumnya. Adapun kerangka berfikir teoritis diterangkan dengan gambar sebagai berikut: Gambar 2.3.1 Kerangka Berfikir Sebelum Pengumuman
Abnormal Return
H1
Sesudah Pengumuman Pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM Sebelum Pengumuman Trading Volume Activity
H2
Sesudah Pengumuman
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4 Hipotesis Dari dasar kerangka berfikir diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: H1 :
Terdapat perbedaan abnormal return sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan
abnormal
return
sesudah
pengumuman
keputusan
pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. H2 :
Terdapat perbedaan trading volume activity sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian Dr. Josiah Omollo Aduda dan Chemarum Caroline S. C. dengan didukung oleh penelitian I Nyoman Wijana Asmara Putra dan beberapa jurnal pendukung lainnya. Para peneliti ini menggunakan metode event study sebagai dasar penelitiannya. Data yang digunakan oleh para peneliti adalah data sekunder. Data perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar saham (stock exchange). 3.2 Populasi & Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan saham yang tercatat dalam sektor transportasi dan aneka industri tahun 2012. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah: 1. Ruang lingkup pengamatan hanya pada saham sektor transportasi dan sektor aneka industri tahun 2012. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012 fluktuasi harga BBM sangat mempengaruhi kedua sektor tersebut. 2. Periode pengamatan dilakukan 75 hari bursa yang terdiri dari periode estimasi (estimation period), periode peristiwa (event period) dan periode setelah peristiwa (post-event period). Periode estimasi selama 65 hari
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tepatnya pada t-65 dan periode peristiwa selama 10 hari tepatnya pada t-5, pada saat t (saat peristiwa) dan periode setelah peristiwa t+5. 3.3 Definisi Operasional Variabel I Nyoman Wijana Asmara Putra (2009) mengartikan definisi operasional variabel sebagai suatu definisi yang diberikan kepada variabel dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikasikannya. Sesuai dengan pokok pembahasan, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: ·
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelititan ini variabel independen adalah pengumuman atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM.
·
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen sebagai berikut: 1. Tingkat Keuntungan Tidak Normal (Abnormal Return) Abnormal
return
merupakan
selisih
antara
tingkat
keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Adapun rumusnya sebagai berikut: a. Tingkat Keuntungan Sebenarnya (Actual Return): ………………… (1)
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas i pada hari ke t = Closing price sekuritas i pada hari ke t
= Closing price sekuritas i pada hari ke t-1 b. Tingkat Keuntungan yang Diharapkan (Expected Return): Penelitian ini menggunakan market model sebagai cara untuk menentukan expected return. Adapun rumusnya sebagai berikut: E
……………….………(2)
keterangan: ] = return realisasi sekuritas ke i pada periode estimasi ke j = intercept untuk sekuritas ke i = koefisien
slope
yang
merupakan
beta
sekuritas i = return indeks pasar pada periode estimasi ke j c. Tingkat Keuntungan Tidak Normal (Abnormal Return): …………………..(3)
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: = Tingkat Keuntungan Tidak Normal (Abnormal Return) = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas i pada hari ke t = Expected return yang terjadi untuk sekuritas i pada hari ke t 2. Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity) Aduda dan Caroline (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Market Reaction To Stock Split mengatakan studinya dilakukan dengan membandingkan trading activity ratio sebelum dan setelah stock split. Atas dasar ini, maka peneliti menggunakan trading volume activity menjadi salah satu variabel. Trading volume activity adalah Perbandingan jumlah saham i yang diperdagangkan pada saat t dengan jumlah seluruh saham i yang beredar pada saat t. Adapun rumusnya sebagai berikut:
……(4)
TVA =
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.4 Metode Analisis Penelitian ini menggunakan metode event study dimana banyak digunakan para peneliti untuk meneliti suatu informasi yang tercermin dalam harga saham. Periode pengamatan dilakukan 75 hari bursa yang terdiri dari periode estimasi (estimation period), periode peristiwa (event period) dan periode setelah peristiwa (post-event period). Periode estimasi selama 65 hari tepatnya pada t-65 dan periode peristiwa selama 10 hari tepatnya pada t-5, pada saat t (saat peristiwa yaitu tanggal 1 April 2012) dan periode setelah peristiwa t+5. Adapun gambar periode pengamatan yang diambil, yaitu: Gambar 3.4.1 Periode Waktu Pengamatan Estimation Period t-65
Event Period t-5
Post-event Period t0
t+5
Pengujian hipotesis 1 (satu) dan 2 (dua) diteliti dengan menggunakan uji beda yaitu Paired-Sample T Test, abnormal return dan trading volume activity sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM serta abnormal return dan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM.
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun penjelasan cara pengujian yaitu: a. Merumuskan Hipotesis Hipotesis I: H0: Tidak
terdapat
perbedaan
abnormal
return
sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. H1: Terdapat perbedaan abnormal return sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return
sesudah
pengumuman
keputusan
pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. Hipotesis II: H0: Tidak terdapat perbedaan trading volume activity sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. H1: Terdapat
perbedaan
trading
volume
activity
sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. b. Menentukan rata-rata abnormal return dan trading volume activity masing-masing perusahaan sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. c. Menentukan derajat kepercayaan dalam penelitian 95%
d. Melakukan pengujian data dengan metode pairedsample t test pada masing-masing variabel dependen. Adapun rumusnya sebagai berikut: …………………..………………………(1)
dimana: t
= t statistic = rata-rata perbedaan sampel
= dugaan rata-rata perbedaan populasi
= standar deviasi
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= jumlah sampel
= derajat kebebasan (En = degree of freedom)
e. Menentukan kriteria hipotesis: H1 diterima jika sig-t (probabilitas) < 0,05 H1 ditolak jika sig-t (probabilitas) > 0,05
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang termasuk sektor transportasi dan sektor aneka industri pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengingat kedua sektor tersebut sangat terpengaruh pada awal pengumuman kenaikan harga BBM. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diperoleh sampel sebanyak 26 perusahaan. Adapun perusahaanperusahaan sampel sebagai berikut: Tabel 4.1.1 Perusahaan Sampel
No.
Nama Perusahaan
Average
Average
Abnormal Return
Trading Volume Activity
CODE
1.
Arpeni Pratama Ocean Line
APOL
-0.000178
0.000097
2.
Garuda Indonesia
GIAA
-0.000445
0.000573
3.
Mitrabahtera Segara Sejati
MBSS
-0.000797
0.002150
4.
Rukun Raharja
RAJA
0.000193
0.002306
5.
Rig Tenders Indonesia
RIGS
0.000186
0.001037
6.
Steady Safe
SAFE
0.002673
0.000610
7.
Sidomulyo Selaras
SDMU
-0.000358
0.000067
8.
Samudra Indonesia
SMDR
-0.000978
0.010419
9.
Trade Maritime
TRAM
-0.000156
0.009241
10.
Wintermar Offshore Marine
WINS
-0.000332
0.001513
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11.
Zebra Nusantara
ZBRA
0.000153
0.002934
12.
Polychem Indonesia
ADMG
0.001390
0.003554
13.
Astra International
ASII
-0.000037
0.000871
14.
Astra Otoparts
AUTO
0.000160
0.000090
15.
Gajah Tunggal
GJTL
-0.000768
0.001519
16.
Indomobil Sukses Internasional
IMAS
0.000130
0.000327
17.
Indospring
INDS
0.003530
0.003035
18.
KMI Wire and Cable
KBLI
-0.000276
0.000285
19.
Multi Prima Sejahtera
LPIN
-0.000325
0.000249
20.
Multistrada Arah Sarana
MASA
-0.000738
0.000942
21.
Apac Citra Centertex
MYTX
-0.000094
0.003481
22.
Pan Brothers
PBRX
0.000628
0.000401
23.
Prima Alloy Steel Universal
PRAS
-0.000580
0.000072
24.
Sat Nursapersada
PTSN
0.001193
0.000100
25.
Selamat Sempurna
SMSM
0.000984
0.000921
26.
Voks Elektrik
VOKS
0.000463
0.000068
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabulasi tersebut merupakan perusahaan-perusahaan dari kedua sektor yang akan diteliti. Fungsi tabulasi ini untuk mengetahui jumlah keikutsertaan perusahaan serta mengetahui rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity secara keseluruhan, yaitu pada hari-hari sebelum, pada saat dan hari-hari setelah pengumuman. 4.2 Diskripsi Data Penelitian Prinsip penelitian ini adalah untuk menguji dampak dari pembatalan kenaikan harga BBM pada tanggal 1 April 2012 terhadap reaksi pasar di Bursa
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Efek Indonesia (BEI). Pengumuman rencana pemerintah dalam menaikan harga BBM telah disampaikan jauh hari sebelum waktu kenaikan yang telah ditentukan, yaitu pada tanggal 22 Februari 2012. Rencana tersebut menimbulkan gejolak yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Secara umum, rencana kenaikan tersebut merupakan kabar buruk (bad news) untuk dunia usaha. Dengan demikian, dampak dari pengumuman rencana kenaikan, pembatalan yang terjadi pada tanggal kenaikan dan hari-hari setelah pembatalan kenaikan terhadap reaksi investor sebagai pemegang saham menjadi fokus penelitian ini. Estimasi reaksi pasar menggunakan abnormal return dengan periode estimasi 65 hari bursa. Periode ini digunakan untuk mencari trend individual harga saham perusahaan dalam menghasilkan return saham. Dalam hal ini, pola perubahan harga saham diukur dengan metode market model untuk menentukan nilai slope dan intercept. Slope tersebut akan menunjukan risiko saham terhadap kondisi pasar. Reaksi pasar diukur menggunakan abnormal return dan trading volume activity yang terjadi disekitar pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. Adapun perubahan average abnormal return disekitar pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM sebagai berikut:
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2.1 Rata-rata Abnormal Return 5 hari Sebelum hingga 5 hari Sesudah Pengumuman Keputusan Pemerintah Atas Pembatalan Kenaikan Harga BBM Periode +5 +4 +3 +2 +1 -1 -2 -3 -4 -5
Average Abnormal Return -0.005123 0.010219 -0.002416 -0.012603 0.004003 -0.010078 0.006447 -0.000304 0.000823 0.011192
Perubahan -0.015342 0.012634 0.010187 -0.016606 0.014081 -0.016525 0.006751 -0.001128 -0.010369
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel diatas menunjukan sampel data dari 26 perusahaan selama 10 hari perdagangan saham yang terbagi dalam 5 hari sebelum pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM dan 5 hari sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Data menunjukan fluktuatif abnormal return yang tercermin pada perubahan yang negatif untuk abnormal return t-4, t-3, t-1, t+2, t+5 dan perubahan yang positif untuk abnormal return t-5, t-2, t+1, t+3, t+4. Hal ini menunjukan bahwa saham-saham tersebut aktif diperdagangkan dikarenakan isuisu tentang kenaikan BBM. Reaksi investor juga dapat ditunjukan dengan nilai trading volume activity. Adapun perubahan trading volume activity disekitar pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM sebagai berikut:
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2.2 Rata-rata Trading Volume Activity 5 hari Sebelum hingga 5 hari Sesudah Pengumuman Keputusan Pemerintah Atas Pembatalan Kenaikan Harga BBM Periode +5 +4 +3 +2 +1 -1 -2 -3 -4 -5
Average Total Volume Activity 0.001453 0.001304 0.004182 0.001723 0.001470 0.002268 0.001260 0.001178 0.001245 0.001941
Perubahan 0.000149 -0.002878 0.002459 0.000254 -0.000798 0.001008 0.000082 -0.000067 -0.000696
Sumber : Data sekunder yang diolah
Aktivitas volume perdagangan pada 5 hari sebelum pengumuman dan 5 hari sesudah pengumuman mempunyai trend positif. Trend ini dapat dilihat hanya pada t-4, t-3, t+1 dan t+4 yang menunjukan perubahan negatif. Hal ini menunjukan aktifnya aktivitas volume perdagangan para investor. 4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Normalitas Data Sebelum melakukan uji analisis varian, terlebih dahulu harus diketahui distribusi data yang dipergunakan dalam penelitian ini. Apabila distribusi data yang digunakan normal maka uji beda untuk hipotesis 1 dan 2 dilakukan dengan menggunakan Uji T yaitu Paired-Sample T Test, sedangkan apabila data yang tersedia tidak berdistribusi normal maka uji commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perbedaan rata-rata untuk hipotesis 1 dan 2 dilakukan dengan menggunakan Uji Nonparametrik yaitu Wilcoxon Test. Uji normalitas data dengan
menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov Test.
Adapun
hipotesis yang akan diuji yaitu: H0
: Data tidak berdistribusi normal
Ha
: Data berdistribusi normal Berdasarkan hasil uji normalitas data diketahui bahwa data
abnormal return dan trading volume activity sebelum, pada saat pengumuman dan sesudah berdistribusi normal. Ini dapat dilihat pada signifikansi average abnormal return tersebut lebih besar dari 0.05 (5%) yaitu 0.200. Untuk signifikansi average trading volume activity berada pada 0.158. Maka analisis varian dilakukan dengan menggunakan uji parametrik untuk hipotesis 1 dan 2 yaitu Paired-Sample T Test. Tabel 4.3.1.1 Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
AAR
.100
10
.200
*
.964
10
.826
ATVA
.226
10
.158
.823
10
.027
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data sekunder yang diolah
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4 Hasil Pengujian 4.4.1
Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis pertama akan menguji apakah terdapat perbedaan
abnormal return sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. Abnormal return ini didapatkan dengan mencari selisih antara return sebenarnya yang terjadi dipasar dengan return yang diharapkan oleh investor. Pengujian hipotesis pertama ini menggunakan uji t (pairedsample t test) yaitu alat statistik yang digunakan untuk menguji perbedaaan rata-rata 2 kategori sampel berpasangan. Adapun rumusan hipotesisnya sebagai berikut: H0: Tidak terdapat perbedaan abnormal return
sebelum
pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. H1: Terdapat
perbedaan
abnormal
return
sebelum
pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM.
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan ketentuan kriteria hipotesis untuk pengujian hipotesis 1: ~
H1 diterima jika sig-t (probabilitas) < 0,05
~
H1 ditolak jika sig-t (probabilitas) > 0,05 Tabel 4.4.1.1
Hasil Perbandingan Abnormal Return Hari-Hari Sebelum Pengumuman dengan Hari-Hari Sesudah Pengumuman Periode
Std. Deviation
Mean
t
df
sig. (2-tailed)
Keterangan
t-5:t+5
.074704403
.016314879
1.114
25
.276
Tidak signifikan
t-4:t+4
.036697396
-.009395400
-1.305
25
.204
Tidak signifikan
t-3:t+3
.036454228
.002111333
0.295
25
.770
Tidak signifikan
t-2:t+2
.063754734
.019049346
1.524
25
.140
Tidak signifikan
t-1:t+1
.054964607
.014080931
-1.306
25
.203
Tidak signifikan
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan pengujian untuk hipotesis pertama dari Paired-Sample T Test terlihat bahwa perbedaan hari-hari sebelum pengumuman dengan hari-hari
sesudah
pengumuman
secara
detail
dijelaskan
bahwa
pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM tidak ada pengaruh pada saham-saham perusahaan yang di uji. Hal ini dijelaskan dengan keterangan tidak signifikannya abnormal return pada hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return hari-hari sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM.
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal ini didukung oleh uji signifikansi cumulative abnormal return hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan cumulative abnormal return hari-hari sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Pada prinsipnya uji ini membandingkan
seluruh jumlah
abnormal return hari-hari
sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan seluruh jumlah abnormal return hari-hari sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Tabel 4.4.1.2 Hasil Perbandingan Cumulative Abnormal Return Sebelum Pengumuman dengan Cumulative Abnormal Return Sesudah Pengumuman Std. Periode
sig. (2-
Deviation
Mean
t
df
tailed)
.103075864
.013999227
0.693
25
.495
Keterangan
CARsblm Tidak :
signifikan CARssdh Sumber : Data sekunder yang diolah
Pada output tampak signifikansi sebesar 0.495 lebih besar dari level signifikan 0.05 (5%). Dengan demikian H1 ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan abnormal retun hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return hari-hari sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
4.4.2
digilib.uns.ac.id
Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis kedua akan menguji apakah terdapat perbedaan trading volume activity sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. Trading volume activity
ini didapatkan
dengan membagi volume perdagangan dan jumlah saham beredar perusahaan yang diuji. Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan uji t (paired-sample t test) yaitu alat statistik yang digunakan untuk menguji perbedaaan rata-rata 2 kategori sampel. Adapun rumusan hipotesisnya sebagai berikut: H0: Tidak terdapat perbedaan trading volume activity sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. H1: Terdapat
perbedaan
trading
volume
activity
sebelum
pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan ketentuan kriteria hipotesis untuk pengujian hipotesis 2: ~
H1 diterima jika sig-t (probabilitas) < 0,05
~
H1 ditolak jika sig-t (probabilitas) > 0,05 Tabel 4.4.2.1
Hasil Perbandingan Trading Volume Activity Hari-Hari Sebelum Pengumuman dengan Hari-Hari Sesudah Pengumuman Periode
Std. Deviation
Mean
t
df
sig. (2-tailed)
Keterangan
t-5:t+5
.003569955
.000487543
-0.696
25
.493
Tidak signifikan
t-4:t+4
.001931748
-.000059490
-0.157
25
.876
Tidak signifikan
t-3:t+3
.014734676
-.003004284
-1.040
25
.308
Tidak signifikan
t-2:t+2
.003524070
-.000463211
-0.670
25
.509
Tidak signifikan
t-1:t+1
.003724749
.000798472
1.093
25
.285
Tidak signifikan
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan pengujian untuk hipotesis kedua dari Paired-Sample T Test terlihat bahwa perbedaan hari-hari sebelum pengumuman dengan hari-hari
sesudah
pengumuman
secara
detail
dijelaskan
bahwa
pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM tidak ada pengaruh pada saham-saham perusahaan yang di uji. Hal ini dijelaskan dengan keterangan tidak signifikannya trading volume activity pada hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity hari-hari sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Hal ini didukung oleh uji signifikansi cumulative trading volume activity hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidaknya kenaikan harga BBM dengan cumulative trading volume activity hari-hari sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Pada prinsipnya uji ini membandingkan seluruh jumlah trading volume activity hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan seluruh jumlah trading volume activity harihari sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Tabel 4.4.2.2 Hasil Perbandingan Cumulative Trading Volume Activity Sebelum Pengumuman dengan Cumulative Trading Volume Activity Sesudah Pengumuman Std. Periode
sig. (2-
Deviation
Mean
t
df
tailed)
.021455259
-.002240970
-0.533
25
.599
Keterangan
CTVAsblm Tidak :
signifikan CTVAssdh Sumber : Data sekunder yang diolah
Pada output tampak signifikansi sebesar 0.599 lebih besar dari level signifikan 0.05 (5%). Dengan demikian H1 ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan trading volume activity hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity hari-hari sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan tidak tercermin pada peristiwa pembatalan kenaikan harga BBM yang telah diteliti dalam penelitian ini. Pemberitahuan kenaikan harga BBM dari jauh-jauh hari telah diantisipasi oleh para pelaku pasar sehingga bila isu itu terjadi atau dibatalkan tidak akan terlalu berpengaruh pada perusahaan efek. Hal ini dapat dilihat dari signifikansi abnormal return hari-hari sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return hari-hari sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. Aktivitas perdagangan saham pun telah diprediksi oleh pelaku pasar sehingga tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Hal ini tercermin pada trading volume activity sebelum, pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity hari-hari sesudah pengumuman keputusan pemerintah atas pembatalan kenaikan harga BBM. Secara umum pengumuman kenaikan harga BBM berpengaruh negatif pada perilaku pasar. Hal ini dikarenakan keadaan yang tidak dapat selalu diprediksi dengan pasti. Namun kenaikan harga BBM di Indonesia sudah terjadi berkali-kali sehingga para investor dapat belajar dari pengalaman dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan harga BBM. Tidak tercerminnya reaksi harga atas informasi ini mengartikan para pelaku pasar tidak mencari keuntungan dari isu tersebut.
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pendekatan event study digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian tentang peristiwa rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM di tahun 2012. Adanya indikasi kandungan informasi yang menyebabkan pasar modal di Indonesia bereaksi membuat para investor berantisipasi untuk menjaga saham mereka. Reaksi terjadi disekitar hari perdagangan sebelum keputusan kenaikan harga BBM terjadi. Reaksi ini bukan tanpa alasan, mengingat pemerintah sudah mengumumkan rencananya dari jauh-jauh hari maka imbasnya para investor mulai memikirkan jalan lain yang terbaik daripada berlama-lama menanamkan portofolio investasinya di bursa lokal. Pengujian penelitian ini menggunakan uji paired-sample T Test, yaitu uji beda rata-rata 2 sampel berpasangan. Uji ini mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan abnormal return sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Trading volume activity juga diuji dalam penelitian ini, hasilnya tidak terdapat perbedaan antara trading volume activity sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan trading volume activity sesudah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM.
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Reaksi pasar modal terhadap isu kenaikan harga BBM dapat diduga mengingat pemerintah telah mengumumkan rencananya sebelum tanggal kenaikan. Untuk isu kenaikan harga BBM tahun 2012 ini terjadi perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu pada saat tanggal yang telah ditentukan ternyata kenaikan harga BBM dibatalkan. Kekhawatiran rakyat Indonesia terhadap isu kenaikan harga BBM berbanding terbalik dengan pelaku pasar modal. Para investor melakukan antisipasi dengan tidak melakukan antisipasi pada saham-sahamnya. Hal ini tercermin pada perbedaan abnormal return yang tidak signifikan antara sebelum pengumuman keputusan pemerintah atas jadi tidaknya kenaikan harga BBM dengan setelah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM. Penelitian ini sejalan dengan penelitian setyawan (2006) yang mengatakan para pelaku pasar sudah terbiasa dalam memprediksi kapan kenaikan BBM dapat diberlakukan. Hal ini merupakan shock therapy jangka pendek yang dapat diperkirakan. Kemajuan tekhnologi pun ikut mendukung. Alih daya dari bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas menjadi salah satu pilihan perusahaan efek agar industrinya tetap berjalan sesuai dengan operasionalnya. 5.2 Saran 1. Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, investor yang termasuk dalam sektor transportasi dan aneka indutri khususnya dan seluruh sektor lainnya pada umumnya, sebaiknya terus melakukan pengembangan untuk menyempurnakan tekhnologi alih daya sehingga ketergantungan terhadap bahan bakar minyak berkurang.
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagi investor, pertimbangan pengambilan keputusan investasi dilandasi dengan informasi yang relevan. Isu-isu yang terjadi seperti kenaikan harga BBM sebaiknya dapat dijadikan salah satu informasi untuk memilih saham dalam berinvestasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan perbandingan antara pengaruh isu pemerintah atas kenaikan harga BBM yang ada di Indonesia dengan isu pemerintah atas kenaikan harga BBM yang ada di Negara lain. 4. Perhitungan return yang diharapkan dapat menggunakan model lain seperti mean adjusted model. 5.3 Keterbatasan Penelitian Sebagaimana yang telah diuraikan, penelitian ini terbatas hanya pada sektor transportasi dan aneka industri saja. Perlunya rasio lain seperti price earning ratio selain abnormal return dan trading volume activity sebagai tolak ukur lain atas dasar memprediksi.
commit to user
66