PERBEDAAN PENDEKATAN MENGAJAR GULING BELAKANG BULAT DAN LURUS TERHADAP HASIL BELAJAR GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Robachul Muslim 6101406081
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
SARI Robachul Muslim, 2010. Perbedaan Pendekatan Mengajar Guling Belakang Bulat dan Lurus Terhadap Hasil Belajar Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2010/2011. Berdasarkan survei pengamatan proses pembelajaran di SMA Kartika III-1 Banyubiru senam kurang diminati, terbukti dengan kemauan dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes khususnya guling belakang, sehingga siswa terlihat bermalas-malasan dan terkesan takut untuk melakukan gerak guling belakang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan yang berarti antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang ?, dan Manakah yang lebih baik hasil antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang ?. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang, dan Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara hasil pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA Kartika III1 Banyubiru yang berjumlah 67 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling yaitu dari 67 siswa diambil 30 siswa untuk dites awal guling belakang. Variabel yang dikaji adalah latihan teknik guling belakang bulat dan lurus serta penilaian guling belakang sebagai variabel terikat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen meliputi pre test, treatment dan tes akhir. Untuk keperluan analisis data digunakan rumus t-tes. Hasil analisis data uji t diperoleh hasil nilai thitung sebelum dan setelah mengajar guling belakang lurus sebesar -18,760. Nilai thitung sebelum dan setelah mengajar guling belakang bulat sebesar -15,094. Karena probabilitas <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang pada siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru. Dari tabel terlihat bahwa rata-rata pendekatan mengajar guling belakang lurus (8,636) lebih tinggi dari pendekatan mengajar guling belakang bulat (8,1467) terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru. Berdasar hasil nilai rata-rata dari kedua kelompok maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan mengajar guling belakang lurus lebih baik daripada guling belakang bulat. Berdasar hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Ada perbedaan yang signifikan antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang. 2) Pendekatan mengajar guling belakang lurus lebih baik daripada pendekatan mengajar guling belakang bulat. Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat disampaikan adalah: bagi siswa hendaknya meningkatkan kondisi fisik. Bagi guru, dalam memberikan pengajaran senam khususnya guling belakang disarankan menggunakan pendekatan mengajar guling belakang lurus. ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2011
Robachul Muslim NIM. 6101406081
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal
: :
Menyetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Bambang Priyono, M.Pd NIP. 19600442 198601 1 001
Tommy Soenyoto, S.Pd,M.Pd NIP.19770303 200604 1 003
Mengetahui, Ketua Jurusan PJKR
Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M. Pd. NIP. 19651020 199103 1 002
iv
LEMBAR PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari
: Selasa
Tanggal
: 25 Januari 2011
Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Drs. Said Junaidi, M.Kes NIP.19690715 199403 1 001
Dra. Heny Setyawati,. M.Si NIP. 19670610 199203 2 001
Dewan Penguji 1. Drs. H. Tri Nurharsono, M.Pd NIP. 19600429 198601 1 001
(Ketua)
2. Drs. Bambang Priyono, M.Pd NIP. 19600442 198601 1 001
(Anggota)
3. Tommy Soenyoto, S.Pd,M.Pd 003
(Anggota) NIP.19770303 200604 1
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Berbaik hatilah, karena semua orang yang kau temui sedang berjuang dalam pertempuran yang lebih sulit” (Plato). “Yakin dan percaya pada diri sendiri untuk menghadapi segala cobaan dan tantangan” (Robachul Muslim). “Kebahagiaan yang abadi adalah apabila mampu membanggakan kedua orang tua dan berguna bagi orang lain” (Robachul Muslim).
PERSEMBAHAN 1.
Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan ridlo, do`a dan dukungan.
2.
Keluarga besar Bapak Asmuni.
3.
Kakak – kakakku (Maghfirah & Ali Munawar dan Robachul Munib & Anas Sri Kusrini) yang aku sayangi dan aku banggakan.
4.
Istriku tercinta Nur Inayati yang selalu memberiku semangat, do`a dan cinta.
5.
Teman-teman PJKR 06’ dan SAMBER MOTO FC yang selalu mendukungku.
6.
Keluarga Besar SMA Kartika III-1 Banyubiru.
vi
KATA PENGANTAR Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahNya. Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga beliau, para sahabat dan orang-orang shalih hingga akhir zaman sehingga penulis memperoleh kekuatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaaan pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang tahun ajaran 2010/2011”. Penulis juga menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan sumbangan saran dari segala pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FIK Universitas Negeri Semarang. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi UNNES. 4. Drs. Bambang Priyono, MPd., dosen pembimbing I yang telah membantu dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Tommy Soenyoto, S.Pd, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah membantu dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Triyuwono, Kepala SMA Kartika III-1 Banyubiru yang telah memberikan izin penelitian skripsi.
vii
7. Lili Mayangsari, S.Pd., guru mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehata SMA Kartika III-1 Banyubiru yang telah membantu pelaksanaan penelitian skripsi. 8. Kedua orang tua, istriku tercinta dan seluruh keluarga besarku yang selalu meberikan do’a, dan motivasi kepada penulis selama belajar di kampus UNNES tercinta. 9. Teman-teman seperjuangan yang selalu mendukungku. 10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi lembaga pendidikan dan pembaca pada umumnya. Wassalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semarang, Januari 2011 Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
SARI .......................................................................................................
ii
PERNYATAAN ......................................................................................
iii
PENGESAHAN .......................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
vi
KATA PENGANTAR .............................................................................
vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................
1
1.2 Permasalahan ....................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................
7
1.4 Penegasan Istilah ...............................................................
7
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian.................................................
9
1.6 Pemecahan Masalah ..........................................................
9
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ...............................
10
2.1 Landasan Teori..................................................................
10
2.1.1 Proses Belajar Mengajar ........................................
10
2.1.2 Belajar Gerak .........................................................
13
2.1.3 Senam ....................................................................
14
2.1.4 Guling Belakang ....................................................
19
2.1.5 Mengajar Guling Belakang Bulat ...........................
22
2.1.6 Mengajar Guling Belakang Lurus ..........................
23
2.1.7 Teknik Bantuan Guling Belakang ..........................
25
2.1.8 Metodik Mengajar Senam ......................................
27
2.2 Hipotesis ...........................................................................
28
BAB II
ix
2.2.1 Hipotesis Alternatif ................................................
28
2.2.2 Hipotesis Nihil .......................................................
28
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................
29
3.1 Desain atau Pola Penelitian ...............................................
29
3.2 Variabel Penelitian ............................................................
30
3.2.1 Variabel Bebas.......................................................
31
3.2.2 Variabel Terikat .....................................................
31
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.........................................
31
3.3.1 Populasi .................................................................
31
3.3.2 Sampel...................................................................
32
3.4 Metode Pengumpulan Data ...............................................
32
3.5 Instrumen Penelitian .........................................................
36
3.5.1 Persiapan Alat Penelitian dan Perlengkapan Tes ....
36
3.5.2 Instrumen Tes ........................................................
37
3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ...................
42
3.7 Pelaksanaan Penelitian ......................................................
43
3.7.1 Penentuan Sampel..................................................
43
3.7.2 Teknik Pengambilan Sampel ..................................
44
3.7.3 Obyek Penelitian....................................................
44
3.7.4 Waktu dan Tempat Penelitian ................................
44
3.7.5 Pembantu Penelitian ..............................................
45
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................
45
3.8.1 Uji Normalitas Data ...............................................
46
3.8.2 Uji Homogenitas ....................................................
46
3.8.3 Uji t .......................................................................
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................
50
4.1 Penelitian ..........................................................................
50
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ..............................
50
4.1.2 Uji Persyaratan Data ..............................................
51
4.2 Pembahasan ......................................................................
55
x
SIMPULAN DAN SARAN ....................................................
59
5.1 Simpulan ...........................................................................
59
5.2 Saran .................................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
61
LAMPIRAN ...........................................................................................
63
BAB V
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1
Bentuk Latihan Senam Lantai ..............................................................
3
2
Persiapan Perhitungan Statistik dengan Pola M-S ................................
47
3
Deskripsi Statistik Data........................................................................
50
4
Uji Normalitas Data .............................................................................
51
5
Test of Homogeneity of Variances ........................................................
53
6
Uji t Berpasangan Model Pendekatan Mengajar ...................................
54
7
Daftar Nama Sampel Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru……………………………………. .....................................
8
Hasil Pre Test Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru…………………………………….. ..........
9
71
Hasil Pre Test Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ..................................................................
11
69
Hasil Pre Test Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru…………………………………….. ..........
10
68
73
Hasil Pre Test Guling Belakang dari Nilai Tertinggi Sampai Terendah... ...........................................................................................
75
12
Data Sampel Pre Test Guling Belakang Untuk dipasangkan.................
76
13
Daftar Sampel Pre Test Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru Untuk Dikelompokkan ....................
14
Hasil Tes akhir Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III- Banyubiru....................................................................
15
77
78
Hasil Tes Akhir Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru .................................................................. xii
80
16
Hasil Tes Akhir Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ..................................................................
17
Hasil Tes Akhir Guling Belakang Dari Nilai Tertinggi Sampai Terendah..............................................................................................
18
82
84
Hasil Tes Akhir Nilai Rata-rata Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 ......................................................................
85
19
Descriptives Data .................................................................................
86
20
Uji Normalitas data ..............................................................................
86
21
Uji Homogenitas Data, Test of Homogeneity of variances ....................
87
22
Uji Homogenitas Data, Anova .............................................................
87
23
Uji t-test Berpasangan, Paired Samples Statistics .................................
88
24
Uji t-test Berpasangan, Paired Samples Correlations ...........................
88
25
Uji t-test Berpasangan, Paired Samples Test ........................................
88
26
Jadwal Program Penelitian Perbedaan Mengajar Guling Belakang Bulat dan Lurus Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ............................................................................................
89
27
Daftar Nama Pembantu Penelitian........................................................
93
28
Rencana Program Latihan Kelompok Eksperimen 1 Guling Belakang Lurus ....................................................................................
29
94
Rencana Program Latihan Kelompok Eksperimen 1 Guling Belakang Bulat .................................................................................... 104
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1
Guling Belakang Bulat ...........................................................................
23
2
Guling Belakang Lurus ..........................................................................
24
3
Teknik Bantuan Guling Belakang, Latihan 1-2 .......................................
26
4
Teknik Bantuan Guling Belakang, Latihan 3 ..........................................
26
5
Sikap Awalan Guling Belakang Bulat ....................................................
38
6
Sikap awalan Guling Belakang Lurus .....................................................
38
7
Inti Gerakan Guling Belakang Bulat .......................................................
39
8
Inti Gerakan Guling Belakang Lurus ......................................................
39
9
Sikap Akhir Guling Belakang Bulat .......................................................
40
10 Sikap Akhir Guling Belakang Lurus.......................................................
40
11 Urutan Gerak Guling Belakang, Berdasarkan Penerapan Prinsip Mekanika ...............................................................................................
57
12 SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ........................................................... 114 13 Pengarahan Sebelum Diadakan Pre Test Guling Belakang...................... 115 14 Pembagian Nomor Tes Sebelum Pre Test Guling Belakang .................... 115 15 Penilaian Guling Belakang ..................................................................... 116 16 Pengarahan Sebelum Pelaksanaan Treatment ......................................... 116 17 Pemanasan Sebelum Melakukan Latihan Guling Belakang ..................... 117 18 Latihan Sikap Kapal Terbang Untuk Melatih Keseimbangan .................. 117 19 Latihan Push-Up untuk Melatih Kekuatan Otot Lengan.......................... 118 20 Pemberian Contoh Guling Belakang Lurus ............................................. 118
xiv
21 Konsultasi Peneliti dengan Guru Penjasorkes SMA Kartika III-1 Banyubiru .............................................................................................. 119 22 Peneliti Memberikan Teknik Pertolongan Pada Siswa Saat melakukan Guling Belakang Lurus .......................................................................... 118
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Surat Usul Penetapan Pembimbing ....................................................
2
Surat Keputusan Dekan fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
64
Negeri Semarang ...............................................................................
65
3
Surat Permohonan Ijin Penelitian Pendidikan ....................................
66
4
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Sekolah ........
67
5
Daftar Nama Sampel siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru .........................................................................................
6
Hasil Pre Test guling Belakang Siswa Putra kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ...............................................................
7
71
Hasil Pre Test guling Belakang Siswa Putra kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ...............................................................
9
69
Hasil Pre Test guling Belakang Siswa Putra kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ...............................................................
8
68
73
Hasil Pre Test Guling Belakang Dari Nilai Tertinggi Sampai Terendah ...........................................................................................
75
10 Data Sampel Pre Test Guling Belakang untuk Dipasangkan ..............
76
11 Daftar Sampel Pre Test Guling Belakang Siswa Putra Kelas X 12 SMA KARTIKA III-1 Banyubiru Untuk Dikelompokkan .................
77
13 Hasil Tes akhir Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III- Banyubiru .................................................................
78
14 Hasil Tes Akhir Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ...............................................................
xvi
80
15 Hasil Tes Akhir Guling Belakang Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ...............................................................
82
16 Hasil Tes Akhir Guling Belakang Dari Nilai Tertinggi Sampai Terendah ...........................................................................................
84
17 Hasil Tes Akhir Nilai Rata-rata Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 ...................................................................
85
18 Hasil Analisis Data ...........................................................................
86
19 Jadwal Program Penelitian Perbedaan Mengajar Guling Belakang Bulat dan Lurus Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru .........................................................................................
89
20 Pedoman Penilaian Dan Potongan Nilai Atas Kesalahan Dalam Melakukan Gerakan guling Belakang ................................................
90
21 Daftar Nama Pembantu Penelitian .....................................................
93
22 Rencana Program Latihan Kelompok Eksperimen 1 Guling Belakang Lurus .................................................................................
94
23 Rencana Program Latihan Kelompok Eksperimen 1 Guling Belakang Bulat..................................................................................
104
24 Dokumentasi Penelitian Guling Belakang Bulat Dan Lurus Siswa Putra Kelas X SMA KARTIKA III-1 Banyubiru ...............................
xvii
114
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak (Abdul Gofur, 1983:6). Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmani itu sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, seseorang disosialisasikan kedalam aktifitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik (Adang Suherman, 2000:1). Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah diwujudkan dalam latihan jasmani, dengan berbagai macam bentuk kegiatan seperti atletik, permainan, renang, beladiri, dan senam (Sumanto dan Sukiyo, 1992:10). Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk
mengisi
program
pendidikan 1
jasmani,
gerakannya
merangsang
2
perkembangan komponen kebugaran jasmani, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga (Agus Mahendra, 2003:1). Pelaksanaan senam disuatu sekolah adalah relevan dengan isi silabus pada suatu jenjang pendidikan. Program kegiatan dalam Silabus Sekolah Menengah Atas meliputi kegiatan pokok dan kegiatan pilihan. Kegiatan pokok adalah kegiatan yang wajib dilaksanakan di suatu sekolah yang meliputi: atletik, senam, permainan dan pendidikan kesehatan. Sedang kegiatan pilihan meliputi: renang, pencak silat, tenis meja, sepak takraw dan olahraga tradisional yang dapat di pilih sesuai dengan situasi dan kondisi suatu sekolah atau daerah. Sesuai dengan isi silabus Sekolah Menengah Atas, materi senam yang diajarkan meliputi: Senam dasar, senam lantai, dan senam irama. Sesuai dengan istilah “ lantai “ maka gerakan-gerakan senam lantai dilakukan diatas lantai beralaskan matras atau permadani yang merupakan alat yang di pergunakan. Senam lantai sering juga disebut dengan istilah latihan bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan atau latihannya, pesenam tidak membawa atau menggunakan alat. Apabila ada seorang pesenam pada senam lantai yang memakai atau membawa alat, itu hanya merupakan suatu media untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan, keterampilan, penguluran dan keseimbangan saja, bukan merupakan keharusan untuk digunakan pada gerakan senam lantai (Mahmudi Sholeh, 1992:23).
3
Sukar atau mudahnya bentuk latihan atau gerakan senam yang dilakukan adalah tergantung pada besar kecilnya unsur kekuatan, kelemasan, keseimbangan dan ketangkasan yang terdapat pada bentuk latihan atau gerakan itu sendiri. Sedang yang menyebabkan sukar atau mudahnya melakukan bentuk latihan atau gerakan adalah tergantung pada tingkat kemampuan sipelaku itu sendiri (Mahmudi Sholeh, 1992:25). Bentuk Senam lantai dapat dibagi dalam beberapa kelompok, ditinjau dari tempat (diam di tempat) dan gerak. Kelompok yang bergerakpun dapat dibagi lagi: bergerak ke muka, bergerak ke belakang dan bergerak ke samping. Di bawah ini dapat dilihat beberapa contoh bentuk latihan senam lantai yang dimaksud. Tabel 1 Bentuk latihan senam lantai (Imam Soejoedi, 1978:13) Di tempat
Gerak ke muka
Gerak ke belakang
1. Sikap lilin
1. Rol/guling
1. Rol/guling
2. Jembatan
2. Lompat harimau dan
2. Stut
3. Setimbang (balance)
macam-macam loncat.
4. Splits
3. Handspring
5. Hand stand
4. Macam-macam kip
3. Walk over 4. Handspring
5. Walk over 6. Round off Guling belakang adalah bentuk gerakan mengguling kebelakang teknik pelaksanaan dimulai dari tengkuk atau kuduk, punggung, pinggang, panggul bagian belakang, dan yang terakhir kaki (Sumanto dan Sukiyo, 1992:101). Menurut Suyati dkk, guling (roll) belakang berarti menggulung kebelakang, gerakan roll belakang sama dengan roll depan, yaitu bentuk badan
4
harus dibulatkan, kaki dilipat lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada (1993:4). Senam khususnya guling belakang di sekolah sangat penting karena merupakan salah satu bentuk latihan jasmani dan juga sebagai bidang studi yang wajib dipelajari diseluruh gerakan yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kondisi fisik seperti: keseimbangan, kekuatan, kelentukan, daya ledak dan koordinasi. Melalui latihan gerakan guling belakang siswa dapat meningkatkan kondisi fisik agar kemampuan fisiknya meningkat ke kondisi puncak dan berguna untuk melakukan aktivitas olahraga dan mencapai prestasi yang maksimal, selain itu melalui gerakan guling belakang siswa mempunyai kesempatan untuk belajar bergerak secara terampil dan cekatan. SMA Kartika III-1 Banyubiru adalah sekolah swasta dibawah naungan yayasan Kartika Jaya cabang III daerah Diponegoro, yang terletak di daerah pedesaan tepatnya di desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Sekolah ini diresmikan oleh Jendral TNI Feisal Tanjung pada tanggal 16 Desember 1995. SMA Kartika III-1 Banyubiru merupakan salah satu sekolah yang bernaung di yayasan Kartika Jaya cabang III daerah Diponegoro yang mana sekolah ini menerapkan prinsip-prinsip kedisiplinan dalam proses belajar mengajar, hal ini bertujuan agar output dari SMA Kartika III-1 Banyubiru menjadi pribadi yang berguna bagi nusa dan bangsa.
5
Senam adalah salah satu mata pelajaran penjasorkes yang diajarkan di SMA Kartika III-1 Banyubiru, yang mana di sekolah ini sudah mempunyai fasilitas untuk olahraga senam yang lengkap. Berdasarkan survei pengamatan proses pembelajaran di SMA KARTIKA III-1 Banyubiru senam kurang begitu diminati, terbukti dengan kemauan dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes khususnya guling belakang, dimana siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran, malas untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan guru, dan terkesan takut untuk melakukan gerak guling belakang. Dalam proses pembelajaran guru tidak mengajarkan variable-variabel diluar ,metodik senam, missal: adanya unsur/elemen kekuatan, kelenturan, daya ledak, kecapatan gerak yang kesemuanya sangat diperlukan dalam penguasaan teknik gerak senam khususnya guling belakang bulat dan lurus. Dalam pembelajaran guru harus mampu memberikan pembelajaran yang dapat memacu semangat dan keberanian siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes, khususnya guling belakang. Dalam penyampaian materi guru hendaknya memahami karakteristik siswa dan dalam pembelajarannya harus fariatif, tidak monoton (membosankan) dan memasukkan unsur-unsur permainan. Selain itu pemberian contoh dan atau pemberian teknik bantuan sangat dibutuhkan bagi siswa yang baru mengenal gerak guling belakang. Agar siswa mampu berprestasi dengan baik, sehingga mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi demi penghargaan kepada diri.
6
Akibat pemahaman yang kurang dan tidak adanya pertolongan pada saat mempraktekkan gerak guling belakang akibatnya muncul rasa kurang percaya diri dan perasaan takut untuk mencoba. Dengan kata lain kondisi siswa dalam melakukan guling belakang belum baik karena belum memiliki pemahaman tentang teknik dasar guling belakang yang benar. Dengan melihat kondisi yang demikian, agar kemampuan dalam melakukan guling belakang bisa dilakukan dengan baik maka perlu diadakan penelitian dengan judul “PERBEDAAN PENDEKATAN MENGAJAR GULING BELAKANG BULAT DAN LURUS TERHADAP HASIL BELAJAR GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010-2011”
1.2 Permasalahan Berdasarkan latar uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1)
Apakah ada perbedaan yang berarti antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang ?.
2)
Manakah yang lebih baik hasil antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang ?.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
7
1)
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang.
2)
Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara hasil pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang.
1.4 Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun penegasan istilah dari judul tersebut adalah: 1.4.1 Perbedaan Beda, selisih atau perihal yang berbeda (www.google.com). Perbedaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil mengajar guling belakang menggunakan pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus. 1.4.2 Pendekatan Mengajar Pendekatan Mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat dan cara pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Pendekatan mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar (Hasibuan, 2006:3). Pendekatan mengajar untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam penelitian ini adalah pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus.
8
1.4.3 Guling Belakang Bulat dan Lurus Guling belakang adalah bentuk gerakan mengguling kebelakang teknik pelaksanaan dimulai dari tengkuk atau kuduk, punggung, pinggang, panggul bagian belakang, dan yang terakhir kaki (Sumanto dan Sukiyo, 1992:101). Yang dimaksud guling belakang bulat dan lurus adalah perbedaan tungkai pada saat melakukan gerakan inti guling belakang yaitu tungkai ditekuk (bulat) atau lurus. 1.4.4 Hasil Belajar Menurut Nasrun hasil belajar adalah hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya hasil yang diperoleh siswa (sampel) dalam selama mengikuti proses pembelajaran, hasil belajar tinggi apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari sebelumnya (Tim Dosen, 1980:25). Hasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa yang dicapai setelah belajar guling belakang bulat dan lurus. 1.4.5 Siswa Putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Adalah sampel dari siswa kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Sejumlah 30 siswa putra, yang dipilih dengan menggunakan teknik random sampling atau sampel acak. 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang ditulis dalam skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1)
Bagi peneliti, sebagai bahan kajian untuk melakukan koreksi dan pengkajian ulang terhadap hasil dan metode latihan yang telah ada, sehingga hasil yang
9
dicapai dapat memberikan sumbangan keilmuan terhadap olahraga senam lantai, khususnya guling belakang. 2)
Bagi guru Penjasorkes, hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan menjadi acuan dalam mengajar senam khususnya guling belakang.
3)
Bagi siswa, dengan adanya latihan senam khususnya guling belakang diharapkan dapat mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik.
1.6 Pemecahan Masalah Karena kompleknya permasalahan yang ada pada pembuatan skripsi ini, maka perlu adanya pemecahan masalah, guna menyederhanakan permasalahan, yaitu : 1)
Bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang.
2)
Teknik pembelajaran guling belakang lurus lebih baik daripada teknik guling belakang bulat terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Proses Belajar Mengajar Dalam lembaga sekolah proses belajar mengajar akan selalu berkaitan dengan proses belajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme dan pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2002:11). Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai eduktif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2002:1).
10
11
Menurut Sumanto dan Sukiyo mengajar adalah kegiatan menuntun dan membimbing para siswa untuk belajar yang bertujuan memberikan bekal pada siswa dalam menghadapi perjuangan hidupnya dimasa yang akan datang (1992:1). Mengajar dalam penelitian ini usaha guru membimbing dan mendorong siswa untuk menyampaikan informasi agar memperoleh pengalaman atau perilaku secara maksimal berupa guling belakang dengan tujuan agar siswa mampu melakukan guling belakang dengan baik. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain, bahwa kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung sejumlah komponen yang meliputi. 1) Tujuan 2) Bahan Pelajaran 3) Kegiatan Belajar Mengajar 4) Metode 5) Alat 6) Sumber Pelajaran 7) Evaluasi (2002:48). Salah satu hal yang terpenting dalam proses belajar mengajar adalah menetapkan metode mengajar seefektif mungkin. Seperti pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain yang menyatakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (2002:53).
12
Untuk mengukur kemajuan yang telah dicapai, proses belajar mengajar harus berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani menurut Adang Suherman yaitu: 1) Perkembangan fisik, yang berhubungan dengan kemampuan melakukan aktifitas fisik. 2) Perkembangan gerak, yang berhubungan dengan kemampuan gerak secara efektif, efisien, sempurna. 3) Perkembangan mental, yang berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterprestasikan pengetahuan. 4) Perkembangan sosial, berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan masyarakat (2000:23). Abdulkadir Ateng mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan jasmani yaitu: 1) Perkembangan gerak, memenuhi serta mempertahankan keinginan gerak. 2) Pembentukan prestasi, mengembangkan kemampuan kerja dalam bidang prestasi. 3) Pembentukan sosial, pengembangan kemasyarakatan. 4) Pembentukan badan, peningkatan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat tumbuh dengan baik (1992:7).
13
Penetapan metode mengajar didasarkan pada prinsip-prinsip proses mengajar, yaitu belajar yang bersumber pada guru, siswa, atau bahan ajar proses belajar mengajar. Simpulan uraian diatas yaitu proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa komponen pengajaran, antara lain aktivitas belajar siswa, guru yang mengarahkan dan memperlancar proses belajar mengajar, bahan pelajaran yang sesuia dengan kemampuan siswa, tujuan yang ingin dicapai, metode mengajar yang tepat, serta evaluasi untuk mengukur hasil belajar yang telah dicapai. 2.1.2 Belajar Gerak Adalah suatu rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerak-gerak yang terampil (Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra, 2000:45). Ada 3 tahapan yang dapat diidentifikasikan dalam proses belajar yaitu: 1) Tahapan Verbal – Kognitif Memberikan pemahaman secara lengkap mengenai bentuk gerak baru pada peserta didik. Sebagai pemula mereka belum memahami apa, kapan, dan bagaimana gerak dilakukan. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mentransfer
informasi
yang
dipelajari
sebelumnya
kepada
bentuk
keterampilan yang dihadapinya sekarang. 2) Tahapan Motorik Pada tahapan ini fokusnya adalah membentuk organisasi gerak yang lebih efektif dalam menghasilkan gerak. Yang harus dikuasai peserta didik pertama
14
kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan konsentrasi sikap berdiri dan rasa percaya diri, 3) Tahap Otomatisasi Tahap ini merupakan tahap akhir dalam belajar gerak, peserta didik sudah menjadi terampil dan setiap gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien (Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra, 2000:83). 2.1.3 Senam 2.1.3.1 Pengertian Senam Menurut
Mahmudi Sholeh senam
berasal dari terjemahan kata
“Gymnastic” (bahasa inggris), gymnastiek (bahasa belanda). Gymnastic berasal dari kata gymnes atau gymnozein (bahasa greek-yunani) yang berarti telanjang (nude). Pada jaman kuno, gymnastic dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang, maksudnya supaya gerakan dapat dilakukan tanpa adanya gangguan sehingga menjadi sempurna. Tempat berlatih senam disebut Gymnasion (Yunani) atau Gymnasium (inggris), sedangkan pemain senam (peserta) disebut Gymnas (1992:2). Senam memiliki batasan-batasan tertentu dan kaidah-kaidah tersendiri, yaitu: 1) Gerakan-gerakan senam harus direncanakan dan diciptakan dengan sengaja. 2) Gerakan-gerakan senam harus disusun secara sistematis. 3) Gerakan-gerakan senam harus bermanfaat dan mempunyai tujuan tertentu (Mahmudi Sholeh, 1992:2).
15
2.1.3.2 Tujuan Senam Menurut Mahmudi Sholeh senam mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 1) Untuk dapat memberikan rangsangan yang diperlukan bagi perkembangan organ-organ tubuh. 2) Untuk memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat. 3) Untuk memupuk dan mengembangkan rasa keberanian dan rasa percaya diri sendiri (1992:3). 2.1.3.3 Manfaat Senam Menurut Sumanto dan Sukiyo senam juga mempunyai beberapa manfaat yang diharapkan dapat dicapai dan berguna bagi seseorang. Manfaat senam adalah: 1) Mempertahankan atau meningkatakan taraf kesegaran jasmani yang baik 2) Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerakan. 3) Membentuk sikap dan gerak. 4) Membentuk kondisi fisik. 5) Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat (1992:67). 2.1.3.4 Macam-macam Senam Senam, sebagai salah satu bentuk kegiatan pendidikan jasmani dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dengan berbagai macam cara. Senam dapat dilakukan dengan alat, dengan perkakas ataupun tanpa alat, tanpa perkakas.
16
Senam juga dapat dilakukan secara perorangan, berteman maupun massal (Sumanto dan Sukiyo, 1992:83). Berdasarkan macam dan bentuk senam itu dilaksanakan serta tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku senam, senam dikelompokkan menjadi beberapa yaitu: 1) Senam Sibuyung Senam sibuyung adalah senam yang diperuntukkan bagi anak-anak, yang pelaksanaanya didasarkan atas perkembangan jiwa kanak-kanak, khususnya yang masih taman kanak-kanak, kelas I dan II sekolah dasar. Pelaksana senam sibuyung yaitu dengan menirukan gerakan hewan, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya yang dilakukan dengan cara bermain. 2) Senam Irama Senam yang gerakannya dilakukan berirama. Aip menyebutnya sebagai perbaduan antara berbagai gerakan dengan irama yang mengiringinya. Iringan dapat berupa tepukan, ketukan, nyanyian, musik dan sebagainya . kadang dilakukan tanpa alat dan kadang dilakukan dengan alat. Alat digunakan untuk meningkatkan
taraf
kesukaran,
keindahan,
kevariasian,
dan
kegairahan
melakukannya, (1990:49) 3) Senam Dasar Aip Syarifudin mengutarakan bahwa yang dimaksud dengan senam dasar adalah bentuk-bentuk gerakan yang dilakukan untuk pembentukan tubuh, untuk membentuk kelentukan, keseimbangan, kekuatan tubuh, (1990).
17
Senam dasar pada umumnya dilakukan untuk : membentuk sikap dan gerak tubuh, membina dan meningkatkan taraf kesegaran jasman, membantu usaha penyembuhan. Contoh senam dasar antara lain: Senam Pagi Indonesia (SPI), Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). 4) Senam Ketangkasan/ Senam Artistik Senam ketangkasan adalah senam yang dalam pelaksanaanya dilakukan dengan menggunakan keterpaduan koordinasi keterampilan, kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, keberanian, dan kepercayaan diri. Senam ketangkasan ini kadang disebut sebagai senam artistik. Disebut sebagai senam ketangkasan karena gerakan senam ini memberikan latihan menjadi tangkas dalam bersikap dan bergerak. Disebut sebagai senam artistik karena senam ini, jika telah mencapai taraf tertentu, rangkaian gerakannya terlihat indah, cantik, artistik. Senam ketangkasan, senam artistik dapat dikelompokkan menjadi senam lantai, dan senam dengan perkakas. Senam lantai, senam yang gerakannya berjumpalitan diatas matras, di atas kasur senam. Senam perkakas, senam yang gerakannya menggunakan perkakas. Senam ketangkasan yang biasa diperlombakan dilakukan baik oleh pria maupun wanita. Senam ketangkasan pria dikelompokkan menjadi enam nomor yaitu: a.
Senam lantai
b.
Gelang-gelang
c.
Palang tunggal
d.
Palang sejajar
18
e.
Kuda lompat
f.
Kuda pelana
Sedangkan senam ketangkasan wanita dikelompokkan menjadi empat nomor yaitu: a. Senam lantai, senam perkakas b. Palang bertingkat c. Balok keseimbangan d. Kuda lompat (Sumanto dan Sukiyo, 1992:83-84).
2.1.4 Guling Belakang 2.1.4.1 Pengertian Guling Belakang Guling belakang merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan jasmani dari senam yang tergolong dalam bentuk senam ketangkasan atau senam artistik Pengertian guling belakang adalah bentuk gerakan mengguling kebelakang teknik pelaksanaan dimulai dari tengkuk atau kuduk, punggung, pinggang, panggul bagian belakang, dan yang terakhir kaki (Sumanto dan Sukiyo,1992:101). Menurut Suyati dkk, guling (roll) belakang berarti menggulung kebelakang, gerakan roll belakang sama dengan roll depan, yaitu bentuk badan harus dibulatkan, kaki dilipat lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada (1993:4).
19
2.1.4.2 Analisis Gerakan Guling Belakang 1)
Jongkok, kedua tangan memeluk lutut, tarik dagu kedada, rebahkan badan kebelakang dan kembali. Lakukan berulang-ulang.
2)
Duduk belunjur, cium lutut. Lakukan berulang-ulang.
3)
Duduk belunjur, cium lutut, kedua tangan memegang sekitar pergelangan kaki, angkat kaki keatas dan kembali. Lakukan berkali-kali.
4)
Duduk belunjur, kedua tangan memegang kedua kaki, angkat kaki keatas terus rebahkan kebelakang lalu kembali. Lakukan berulang-ulang.
5)
Telentang, lengan lurus kesamping badan, angkat kaki keatas, jatuhkan kaki kebelakang kepala. Lakukan berulang-ulang.
6)
Duduk belunjur, kedua tangan memegang sekitar pergelangan kaki, angkat kaki keatas, tangan diletakkan di matras, gerakan kaki kebelakang kepala, jatuhkan kaki kebelakang kepala, Ketika ujung kaki menyentuh matras dorongkan tangan pada matras agar lengan lurus, sehingga badan dan kepala terangkat ke atas, lalu teruskan kesikap jongkok. Lakukan berulang-ulang.
7)
Jongkok, telapak tangan menghadap keatas didekat telinga, rebahkan badan kebelakang, angkat kaki keatas, tangan diletakkan di matras, gerakan kaki kebelakang kepala, jatuhkan ujung kaki kebelakang kepala, Ketika ujung kaki menyentuh matras dorongkan tangan pada matras agar lengan lurus, sehingga badan dan kepala terangkat ke atas, lalu teruskan kesikap jongkok dengan lengan lurus kedepan. Lakukan berulang-ulang.
20
2.1.4.3 Kesalahan-kesalahan dalam melakukan gerakan guling belakang Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam belajar guling belakang diantaranya adalah: 1) Dagu tidak ditarik ke dada 2) Pemindahan pinggul tidak cukup kuat 3) Tangan tidak cukup kuat menekan atau mengankat badan dan kepala (Sumanto dan Sukiyo, 1992:103). 2.1.4.4 Faktor kondisi fisik yang mempengaruhi gerakan guling belakang Peningkatan kondisi fisik bertujuan agar kemampuan fisik meningkat ke kondisi puncak dan berguna untuk melakukan aktivitas olahraga dalam mencapai prestasi maksimal. Pembinaan kondisi fisik merupakan sasaran latihan, dimana satu
aspek
tidak
dapat
ditinggalkan
dalam
program
latihan
yang
berkesinambungan (Suharno, 1986:35). Kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya, karena dengan kondisi fisik yang baik maka akan berpengaruh terhadap fungsi dan system organisme tubuh (Rusli Lutan dkk, 2000:60). Beberapa faktor kondisi fisik yang mempengaruhi pelaksanaan guling belakang yaitu: 1) Keseimbangan (balance) Keseimbangan
ialah
kemampuan
seseorang
untuk
mempertahankan
keseimbangan badan dalam berbagai keadaan agar tetap seimbang (Suharno, 1986:59).
21
2) Kekuatan (strength) Kekuatan ialah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Suharno, 1986:36). 3) Kelentukan (Flexibility) Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas (Rusli Lutan, 1999:75). Sedangkan menurut Suharno kelentukan ialah suatu kemampuan dari seseorang dalam melaksanakan gerakan dengan amplitudo yang luas (1986:49). 4) Koordinasi (Coordination) Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan (Rusli Lutan, 1999:77). Menurut Suharno koordinasi ialah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa gerakan untuk menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya (1986:56). 5) Daya Daya adalah kombinasi dari kecepatan dan kekuatan. Daya adalah kemampuan menggunakan kekuatan pada suatu waktu dengan cepat (Sigit Muryono, 2001:104). 2.1.5 Mengajar Guling Belakang Bulat Sumanto dan Sukiyo mengungkapkan bahwa analisis gerakan guling belakang bulat sebagai berikut:
22
1) Jongkok, tekuk kedua siku tangan menghadap ke atas di dekat telinga , dagu dan lutut tarik ke dada. 2) & (3) Gulingkan badan ke belakang hingga bahu menyentuh matras, lutut dan dagu tetap mendekat dada, telapak tangan tetap didekat telinga. 4) Bahu menyentuh matras, kedua telapak tangan menyentuh matras, gerakan kaki untuk dijatuhkan kebelakang kepala. 5) Jatuhkan ujung kaki ke belakang kepala. 6) Dorong lengan ke atas. 7) Jongkok dengan lengan lurus kebelakang (1992:101-102).
Gambar 1 Guling Belakang bulat (Sumanto dan Sukiyo, 1992:102) Gerakan guling belakang bulat memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) Siswa yang lemah fisik dapat melakukan guling belakang lurus karena posisi bulat bertumpu pada teknik dan kecepatan putar. Gerakan guling belakang bulat memiliki kekurangan sebagai berikut:
23
1) Otot pada bagian belakang tidak terbiasa dengan latihan kekuatan baik pada punggung maupun lutut. 2) Punggung kurang bulat sehingga kaki tidak ditekuk pada saat mengguling (Wawancara dengan pakar senam Bambang Priyono, tanggal 20 Desember 2010)
2.1.6 Mengajar Guling Belakang Lurus Sumanto dan Sukiyo mengungkapkan bahwa analisis gerakan guling belakang lurus sebagai berikut 1) Duduk belunjur, dagu menyentuh dada, kedua tangan disamping telinga, telapak tangan menghadap ke atas. 2) & (3) Rebahkan badan ke belakang telapak tangan menyentuh matras, dengan posisi kaki bersudut sebagai ketika duduk belunjur. 4) Gerakan kaki untuk menyetuh matras di belakang kepala. 5) & (6) tolakkan tangan ke atas kepala dan badan diangkat. 7) Jongkok, lengan lurus ke depan (1992:102-103).
Gambar 2 Guling Belakang lurus (Sumanto dan Sukiyo, 1992:102)
24
Gerakan guling belakang lurus memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) Siswa terbiasa dengan posisi lurus akan melatihkan kekuatan pada punggung dan lutut serta membiasakan diri pada teknik guling yang sebagaimana dipersyaratkan pada teknik Persani. Gerakan guling belakang lurus memiliki kekurangan sebagai berikut: 1) Pada siswa yang lemah otot punggung dan lutut sulit untuk melakukan teknik guling belakang lurus. 2) Lemparan kaki tidak dilanjutkan sehingga tidak punya cukup dorongan untuk mengangkat badan kebelakang (Wawancara dengan pakar senam Bambang Priyono, tanggal 20 Desember 2010).
2.1.7 Teknik Bantuan Guling Belakang 1) Bantuan pada dasarnya diberikan: a. Pada beberapa kali pelaksanaan, disaat diperkenalkan bentuk latihan guling. b. Pada anak-anak yang perlu mendapatkan bantuan , disebabkan kekurangan pada anak itu sendiri, misalnya: 1. Rasa takut/malu 2. Otot leher yang kurang kuat 3. Kurang koordinasi 4. Gerak yang lamban 5. Bentuk badan terlalu gemuk (Imam Soejoedi, 1978:42-43).
25
2) Dalam bentuk mengguling ini, bantuan yang utama harus dijalankan adalah menyelamatkan benturan belakang kepala atau leher pada dasar/alas yang terlalu keras. Pemberian bantuan tersebut harus dilakukan dengan tangkas dan tepat. a. Latihan 1-2, menopang dan mendorong pinggang kearah guling (kebelakang), dan membawanya kearah guling.
Gambar 3 Teknik bantuan guling belakang, Latihan 1-2 (Imam Soejoedi, 1978:49) b. Latihan 3, dengan mengangkat panggul anak dan membawanya kearah guling.
26
Gambar 4 Teknik bantuan guling belakang, Latihan 3 (Imam Soejoedi, 1978:50)
2.1.8 Metodik Mengajar Senam Sistem mengajar senam di Indonesia didasarkan pada system STO Bandung (Penyusunan modifikasi STO Bandung). Sistem Bandung adalah sistem yang secara prinsip mengikuti system Austria, namun disesuaikan dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Sistem senam Austria dikembangkan Gaulhofer dan Streicher, Yang dibagi menjadi 4 (empat) golongan, yaitu: 1) Latihan normalisasi atau pemulihan. 2) Latihan pembentukan. 3) Latihan pengembangn prestasi. 4) Latihan seni gerak (Agus Mahendra, 2000:7). Menurut Gaulhofer dan Streicher, sistematika tersebut dituangkan kedalam susunan pelajaran latihan jasmani pada umumnya dengan urutan sebagai berikut:
27
1) Bagian A (Bagian Pendahuluan). 2) Bagian B (Bagian Inti). 3) Bagian C (Bagian Akhir) (Sumanto dan Sukiyo, 1992:196). Adapun pembagian lebih terperinci kedalam susunan jalannya pelajaran senam sebagai berikut: 1) Bagian pendahuluan atau pemanasan. 2) Bagian Inti. 1) Latihan pembentukan. 2) Latihan keseimbangan. 3) Latihan kekuatan dan ketangkasan. 4) Latihan berjalan dan berlari. 5) Latihan melompat dan meloncat. 3) Bagian akhir atau penenangan (Agus Mahendra,2000:7).
2.2 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2006:71). Sedangkan Margono menyatakan bahwa hipotesis adalah kesimpulan sementara atau tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (2005:134).
28
2.2.1 Hipotesis Alternatif 1) Ada perbedaan yang berarti antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus. 2) Pendekatan mengajar guling belakang lurus lebih baik dibandingkan dengan pendekatan mengajar guling belakang bulat. 2.2.2 Hipotesis Nihil 1) Tidak ada perbedaan yang berarti antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus. 2) Pendekatan mengajar guling belakang bulat sama baik dengan pendekatan mengajar guling belakang lurus.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian. Tergantung pada metodenya. Maka penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian ilmiah harus tepat dan mengarah pada tujuan. Dalam metode ini menggunakan metode eksperimen, metode eksperimen menggunakan dan memberikan suatu gejala yang disebut dengan perlakuan. Menurut Sutrisno Hadi bahwa metode eksperimen merupakan salah satu metode yang tepat untuk meneliti hubungan sebab akibat (2004:465). 3.1 Desain atau Pola Penelitian Desain atau pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matched Subject Design atau pola M-S, dengan pengertian : “Matched Subject Design, yaitu eksperimen yang menggunakan dua kelompok yang sudah disamakan subjek demi subjek sebelum diberikan perlakuan. Adapun yang disamakan adalah satu variabel atau lebih yang telah diketahui mempunyai pengaruh terhadap hasil eksperimen yaitu variabel di luar variabel atau faktor yang dieksperimenkan (Sutrisno Hadi, 2004:511). Guna menyamakan atau menyeimbangkan kedua kelompok tersebut dengan cara subject matching ordinal pairing yaitu subjek yang hasilnya sama atau hampir sama dengan tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus AB BA, sehingga didapat dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B yang memiliki tingkat kemampuan seimbang. Selanjutnya kedua kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang seimbang tersebut di undi dengan bertujuan 29
30
memberikan kesempatan yang sama pada kedua kelompok untuk menjadi kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2, sehingga subjektifitas dari peneliti tidak akan masuk di dalamnya. Lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar desain dalam penelitian ini. 1
1
1
3
2
2
2
4
Keterangan : E1
: Kelompok eksperimen 1
E2
: Kelompok eksperimen 2
O1 dan O2
: Pre test kselompok eksperimen 1 dan eksperimen 2
X1
: Perlakuan pada kelompok eksperimen 1
X2
: Perlakuan pada kelompok eksperimen 2
O3dan O4
: Tes akhir kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2
3.2 Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (2006:118). Sedangkan menurut Margono variabel adalah pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih (2005:133). 3.2.1 Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab atau independent variable (X).Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas yaitu : 1) Latihan teknik guling belakang bulat 2) Latihan teknik guling belakang lurus
31
3.2.2 Variabel terikat Variabel terikat disebut juga variabel tergantung atau variabel akibat atau dependent variable (Y). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penilaian guling belakang. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (2006:130). Sedangkan Margono menyatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (2005:118). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa kelas X di SMA Kartika III-1 Banyubiru sebanyak 67 siswa putra.
3.3.2 Sampel Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (2006:131). Sedangkan Margono menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara tertentu (2005:121). Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 siswa putra. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik random sampling atau sampel acak. Sampel acak dilakukan dengan cara mencampur
32
subyek-subyek didalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama (Suharsimi Arikunto, 2006:134). Pengambilan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti dan ketersediaan sarana dan prasarana. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting dalam penelitian, karena berhubungan langsung dengan data yang diperoleh. Data yang sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian diperoleh dengan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat. Metode eksperimen menggunakan dan memberikan suatu gejala yang disebut dengan perlakuan. Surisno Hadi menyatakan bahwa metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk meneliti hubungan sebab akibat (2004:465). Berdasarkan uraian tersebut diatas, penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang meliputi tes pendahuluan, pelajaran inti, dan ditutup dengan tes akhir untuk menguji kebenarannya. Jelas bahwa penelitian ini cocok dengan menggunakan metode eksperimen dengan pola matching by subject design yang disebut pola M.S.Menurut Sutrisno Hadi matching by subject sudah tentu sekaligus berarti juga group matching karena hakikat subject matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan pasangan – pasangan subyek masing-masing ke group eksperimen dan ke group
33
control secara otomatis akan menyeimbangkan kedua group itu (Sutrisno Hadi, 2004:511-512). Adanya kelompok-kelompok tersebut
penting untuk mendapatkan
kesimpulan dari penelitian secara benar. Sampel dalam penelitian ini dibagi dua kelompok bedasarkan hasil tes awal pre eksperimen tes. Pembagian dua kelompok ini diperoleh dari hasil matching test awal atau pre eksperimen tes dengan cara subyek matching ordinal pairing yaitu anak coba yang tingkat kemampuan awal melakukan guling belakang setingkat dipasangkan. Kemudian anggota-anggota tiap pasang dipisah ke kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 jadi kedua kelompok tersebut berangkat dari titik tolak yang sama (Sutrisno Hadi, 2004:512). Secara keseluruhan prosedur yang dilakukan dalam penelitian eksperimen ini dapat dibagi menjadi empat tahapan, yaitu : 1) persiapan penelitian, 2) Pre test (tes awal), 3) Treatment atau pemberian perlakuan, 4) tes akhir. 3.4.1 Tahap persiapan Hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini adalah usaha dalam menyiapakan subjek, penentuan tempat dan waktu penelitian, persiapan alat dan perlengkapan penelitian, persiapan petugas pembantu penelitian. 3.4.2 Pre test (tes awal) Pelaksanaan tes awal dimaksudkan untuk mengukur kemampuan sampel dalam melakukan gerakan guling belakang. Pelaksanaan pre test (tes awal) juga sebagai dasar dalam pembagian kelompok menggunakan pola AB BA.
34
Pengambilan nilai dalam pre test penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu sikap awal, inti/gerakan guling belakang dan sikap akhir. Adapun langkah-langkah tes awal adalah sebagai berikut : Setiap anak coba dipanggil satu persatu menurut daftar nama yang telah disusun dari nomor 1 sampai 30, kemudian anak coba melakukan gerakan guling belakang sebanyak 2 kali sesuai ketentuan yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.4.3 Treatment atau pemberian perlakuan Setelah tes awal selesai dilakukan, maka anak coba dipisahkan ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, pemisahan 2 kelompok tersebut menggunakan cara subject matching ordinal pairing yaitu memisahkan dua kelompok yang memiliki kemampuan seimbang. Setelah didapat dua kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan sama dilakukan tos atau pengundian menggunakan koin. Hasilnya kelompok eksperimen 1 memperoleh latihan menggunakan guling belakang lurus dan kelompok eksperimen 2 diberi latihan guling belakang bulat. Pada prinsipnya bentuk-bentuk latihan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan gerakan guling belakang. Pemberian perlakuan dalam penelitian ini sebanyak 12 kali pertemuan dalam kurun waktu 1 bulan dengan Frekuensi 3 kali dalam seminggu.. Pemberian latihan makin lama makin meningkat dengan penambahan porsi latihan meningkat setiap minggu . Minggu pertama sampel diberi pemanasan inti yang menunjang gerakan guling belakang lurus/bulat. Minggu ke2 latihan guling belakang lurus/bulat sebanyak 12 set, tiap-tiap set 3 repetisi (36 X
35
sampel melakukan latihan guling belakang ). Minggu ke-3 12 set, dengan latihan tiap repetisi sebanyak 5 repetisi (65 X). Minggu ke-4 12 set , dengan latihan tiap set sebanyak 7 repetisi (84 X). Dalam pelaksanaan treatment jumlah atau porsi latihan guling belakang lurus dan bulat tiap sampel sama. Pemberian latihan ini sesuai dengan pendapat Tohar yaitu : training sebagai suatu proses kerja harus dilakukan secara sistematis, berulang-ulang, berkesinambungan, dan makin lama jumlah beban yang diberikan makin bertambah (1992:155). 3.4.4 Tes akhir Setelah anak coba melakukan latihan selama 12 kali pertemuan, maka diadakan tes akhir. Prosedur pengambilan nilai sama seperti tes awal yaitu melakukan gerakan guling belakang, penilaian ini diambil dengan anak coba melakukan praktik guling belakang dengan baik dan benar. Anak coba diberikan keleluasan menggunakan teknik guling belakang lurus atau teknik guling belakang bulat. Nilai sampel didapat dengan mengambil nilai terbaik dari 2 kali tes yang dilakukan. Kemudian nilai terbaik dari 2 penilai dirata-rata. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data akhir sebagai hasil dari penelitian, sehingga dapat diketahui perbedaan hasil yang dicapai setelah melakuakan latihan selama 12 kali. Dari hasil tes akhir ini dapat diketahui peningkatan keterampilan anak coba dalam melakukan gerakan guling belakang lurus untuk kelompok eksperimen 1 dan gerakan guling belakang bulat untuk kelompok eksperimen 2.
36
3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Persiapan alat dan perlengkapan penelitian dan tes 35.1.1 Persiapan alat penelitian 1) Matras 2) Peluit 3) Jam 4) Jadwal dan program pengajaran 3.5.1.2 Perlengkapan tes 1) Pedoman penilaian 2) Blangko penilaian 3) Meja dan kursi 4) Lapangan tempat tes 3.5.2 Instrumen Tes Validitas logis adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan sahih atau valid apabila mampu mengukur apa yang dapat diungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dikatakan validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha yang hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikihendaki ( Suharsimi Arikunto, 2006:169). 3.5.2.1 Instrumen perlakuan Instrumen perlakuan berupa program pengajaran dan satuan pelajaran metode mengajar guling belakang bulat dan lurus.
37
3.5.2.2 Instrumen tes gerakan guling belakang Sistem penilaian gerakan guling belakang yang dianut adalah nilai dasar serta pemberian nilai hukuman kesalahan gerakan yang dilakukan siswa. Poin setiap gerakan yang dilakukan anak coba yaitu 1,0, sehingga nilai total akhir yang didapat anak coba adalah 10. Kemudian nilai terbaik dari masing-masing penilai atau wasit dijumlahkan kemudian di rata-rata. 3.5.2.2.1 Sikap awalan Sikap awal berdiri tegak, jongkok atau duduk belujur, tekuk kedua siku tangan menghadap keatas disamping telinga dan dagu dan lutut ditarik kedada.
Gambar 5 Sikap awalan guling belakang bulat (Agus Mukholid, 2007:48)
Gambar 6 Sikap awalan guling belakang lurus (Imam Soejoedi, 1978:53)
38
3.5.2.2.2 Gerakan inti guling belakang Gulingkan badan kebelakang hingga bahu menyentuh matras,lutut dan dagu tetap mendekat dada, telapak tangan tetap didekat telinga, kedua telapak tangan menyentuh
matras,
gerakan
kaki
untuk
dijatuhkan
kebelakang
(ditekuk/lurus),
Gambar 7 Inti gerakan guling belakang bulat (Sumanto dan Sukiyo, 1992:102)
Gambar 8 Inti gerakan guling belakang lurus (Sumanto dan Sukiyo, 1992:102)
kepala
39
3.5.2.2.3 Sikap akhir (pendaratan) Tolakan tangan keatas kepala dan badan diangkat, jongkok dengan lengan lurus kedepan, pandangan lurus kedepan.
Gambar 9 Sikap akhir guling belakang bulat (Sumanto dan Sukiyo, 1992:102)
Gambar 10 Sikap akhiran guling belakang lurus (Sumanto dan Sukiyo, 1992:102) Kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan gerakan guling belakang, nilai dipotong sesuai klasifikasi kesalahan dalam melaksankan guling belakang, sebagai berikut:
40
1) Sikap awalan
potongan nilai
a. Pada saat awalan posisi berdiri badan kurang tegak
0,3
b. Pada saat awalan posisi tangan tidak disamping badan
0,3
c. Pada saat menjatuhkan badan tangan tidak menyentuh matras
0,3
2) Gerakan guling belakang a. Pada saat mengguling dagu tidak menyentuh dada
0,3
b. Pada saat menggguling telapak tangan jauh dari telinga
0,3
3) Sikap akhir a. Tangan tidak menolak pada saat mengangkat badan
0,3
b. Sikap akhir tidak jongkok
0,3
c. Lengan tidak lurus kedepan
0,3
d. Pandangan tidak lurus kedepan
0,3
e. Sikap akhir tidak sempurna
0,3
Keterangan: Untuk melakukan tes awal dan akhir yang berupa gerakan guling belakang diatas, masing-masing sampel melakukan 2X (dua kali).
3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian Meskipun dalam penelitian ini telah diusahakan untuk menghindari adanya kesalahan-kesalahan dalam kaitannya dengan
pengambilan data selama
pelaksanaan penelitian, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan ada usaha untuk menghindarinya, 1) Faktor Kesungguhan
41
Kesungguhan dalam mengikuti pelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai sampel. 2) Faktor kegiatan sampel di luar penelitian Faktor sampel di luar penelitian sulit untuk diawasi. Untuk mengurangi penngaruh faktor tersebut diusahakan memberi pengertian kepada sampel agar tidak melakukan kegiatan yang sama diluar penelitian. Hal tersebut nermanfaat bagi sampel agar tidak memperoleh metode yang berbeda. 3) Faktor Kemampuan sampel Setiap sampel mempunyai daya serap atau kemampuan untuk memahami materi dan melakukan gerak yang berbeda-beda. Untuk mencegah pengaruh faktor ini adalah dengan memberi koreksi secara klasikal atau individual. 4) Faktor Alat Faktor alat bantu dalam penelitian ini juga mempengaruhi keberhasilan belajar. Alat yang digunakan diusahakan selengkap mungkin dan disiapkan sebelum penelitian dilakukan. Hal ini berguna agar penelitian berjalan dengan lacar. 5) Faktor Pemberi Materi Berhasil tidaknya suatu hasil belajar juga dipengaruhi oleh pemberi materi pelajaran. Agar sampel mampu menyerap materi yang diberikan diusahakan materi diberikan tahap demi tahap dan selalu didemonstrasikan agar sampel mampu memperagakan seperti yang dicontohkan 6) Faktor kebosanan
42
Agar sampel tidak merasakan kebosanan dalam penelitian maka setiap pemanasan diberi variasi permainan. 7) Faktor Psikologis Faktor ini juga sering mempengaruhi sampel, yaitu rasa takut dan raguragu. Penjelasan penanaman keberanian perlu diberikan agar sampel percaya diri agar perasaan takut yang ada pada diri sampel hilang. 3.7 Pelaksanaan Penelitian Sebelum memulai dengan pengambilan data beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenai langkah - langkah yang harus ditempuh supaya tidak terjadi kesalahan. Dalam penelitian langkah tersebut adalah : 3.7.1 Penentuan Sampel Cara mendapatakan subyek penelitian dengan mengadakan observasi lapangan, yaitu dengan melihat langsung proses pembelajaran penjasorkes dan mengetahui karkteristik siswa dan meminta ijin untuk mengadakan penelitian sepengetahuan dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Dalam hal ini Kepala SMA Kartika III-1 Banyubiru mengijinkan penulis mengadakan penelitian dengan sampel siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru. Setelah mendapat ijin peneliti mengumpulkan siswa dan memilih siswa dan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang pelaksanaan tes awal, program latihan dan tes akhir.
43
3.7.2 Teknik Pengambilan Sampel Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik random sampling atau sempel acak yaitu dengan cara mengambil atau memilih secara acak dari seluruh siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru. 3.7.3 Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 berjumlah 30 siswa. 3.7.4 Waktu dan tempat Penelitian Waktu penelitian ini terbagi menjadi 3 yaitu: 1) Pre test dilakukan pada hari senin tanggal 9 Agustus 2010 pukul 12.00-13.00 WIB. 2) Treatment atau pemberian perlakuan dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan dalam rentan waktu 1 bulan, dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Treatment dilakukan setelah sampel pulang sekolah pukul 14.00-15.00 WIB. Dari tanggal 26 Oktober 2010 sampai dengan 20 November 2010. 3) Tes akhir dilakukan pada hari selasa 23 November 2010 pukul 14.00-15.30 WIB. Tempat penelitian dilakukan di halaman kelas, lapangan upacara atau gedung serbaguna SMA Kartika III-1 Banyubiru. 3.7.5 Pembantu Penelitian Untuk memperlancar pelaksanaan tes peneliti menyiapkan beberapa tenaga pembantu. Adapaun pembantu dalam pelaksanaan tes kesegaran jasmani ini
44
peneliti meminta bantuan kepada mahasiswa FIK UNNES dan teman dekat peneliti yang dianggap mampu. Pembagian tugas pembantu penelitian terdiri dari: 1. Konsultan 2. Pencatat nilai 3. Pembantu umum 4. Dokumentasi 3.8 Teknik Analisis Data Analisis data terhadap eksperimen yang didasarkan pada subject matching menggunakan t-test pada correlated samples. Dengan demikian untuk pengetesan signifikasi menggunakan t-test dengan rumus pendek (short metode). Rumus ini banyak digunakan dalam penelitian eksperimen karena efektif dan efisien. Untuk memasukkan data kedalam rumus, sebagai berikut : Berdasarkan data yang diperoleh dari tes, selanjutnya akan di analisis dengan menggunakan rumus statistic berupa t-test. Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa analisis terhadap hasil-hasil eksperimen yang didasarkan atas subject matching selalu menggunakan t-test pada correlated samples (2004:276). Sebelum dilakukan analisis menggunakan t-test, terlebih dulu perlu dilakukan uji prasyarat dari menggunaan rumus t-test tersebut, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas data, sebab jika tidak normal atau homogeny maka tidak dapat dilakukan analisis data menggunakan rumus t-test.
45
3.8.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Normalitas data dapat dilihat dari grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif data normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001:74). Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data menggunakan bantuan program SPSS. 3.8.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data kondisi awal berupa nilai ulangan harian homogen atau tidak. Untuk uji ini antara lain : = Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Kriterianya, apabila F Hitung < F Tabel, dengan taraf kesalahan 5℅ dengan dk = (nb-1) : (nk-1), maka data tersebut homogeny (Sudjana, 1996:242). 3.8.3 Uji t Rumus t-test yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus pendek. Sutrisno Hadi berpendapat analisis terhadap hasil eksperimen yang didasarkan atas Subject Matching selalu menggunakan rumus t-test pada correlated samples. Untuk menyelesaikan ini, ada dua rumus yang tersedia. Kedua rumus itu adalah rumus panjang (Long method) dan rumus pendek (Short method). Penggunaan
46
rumus panjang maupun pendek akan memperoleh hasil yang sama (di dapat nilai t yang sama), maka penulis memilih rumus pendek untuk mengolah data, sebab lebih efisien penggunaannya (2004:486). Untuk menjabarkan data hasil tes akhir ke dalam rumus diperlukan tabel persiapan seperti berikut : Tabel 2 Persiapan Perhitungan Statistik dengan Pola M-S No
Pasangan Subjek
Xe1
Xe2
D
d
(Xe1-Xe2)
(D-DM)
2
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
N
Jumlah
∑Xk
∑Xe
∑D
∑d
∑
2
Keterangan : Xe1 : Nilai kelompok eksperimen 1 Xe2 : Nilai kelompok eksperimen 2 ∑D : Jumlah perbedaan dari tiap-tiap pasangan yang diperoleh dari selisih kelompok eksperimen 1 dengan kelompok eksperimen 2. ∑d : Perbedaan masing-masing pasangan yang diperoleh dari selisih D (deviasi) dengan MD (mean deviasi). ∑
2
: Kuadrat dari perbedaan masing-masing pasangan
Langkah-langkah Pengerjaan Tabel Statistik
47
1) Tiap-tiap pasangan dari kelompok dimasukkan dalam kolom 2 sesuai dengan nomor urut. 2) Nilai tes akhir dari kelompok eksperimen 1 dimasukkan dalam kolom Xe1 3) Nilai tes akhir dari kelompok eksperimen 2 dimasukkan dalam kolom Xe2 4) Untuk mengisi kolom D berasal dari nilai kelompok control dikurangi nilai kelompok eksperimen atau Xe1-Xe2 5) Untuk mengisi kolom d berasal dari nilai D-MD, dan MD diperoleh dari : =
∑D
Harus dicek sigma ∑D = ∑(Xe1-Xe2) dan d = 0,0 6) Kemudian setiap kolom dicari jumlahnya dan dalam rekapitulasi nilai-nilai 2 MD, ∑ , dan N.
Dalam penelitian ini analisis data yang akan digunakan t-test, yaitu mencari pengaruh dari dua latihan dalam pola M-S (matching by subject) dengan taraf signifikansi 5℅ rumusnya adalah : =
∑ ( − 1)
Keterangan : MD
: Mean dari perbedaan (Mean Differences)
d
: Deviasi individual dari MD
N
: Jumlah subyek
d.b
: Ditentukan dengan N-1 (Sutrisno Hadi, 2004:486)
48
Dalam penelitian ini kemungkinan-kemungkinan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1) Apabila nilai t hitung > t table, maka hipotesis nihil ditolak, 2) Apabila nilai t hitung < t table, maka hipotesis nihil diterima.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil deskripsi variabel data pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Deskripsi Statistik Data
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Tes sebelum Guling Belakang Lurus
15
3.80
5.40
4.4567
.49131
Tes sesudah Guling Belakang Lurus
15
6.68
9.88
8.6360
.88490
Tes sebelum Guling Belakang Bulat
15
3.75
5.15
4.3967
.45256
Tes sesudah Guling Belakang Bulat
15
6.40
9.43
8.1467
1.01134
Valid N (listwise)
15
Seperti dalam tabel 3 di atas, terlihat bahwa rata-rata sebelum mengajar guling belakang lurus adalah 4,4567 dengan mengajar guling belakang lurus tertinggi 5,4 dan terendah 3,8. Rata-rata setelah mengajar guling belakang lurus sebesar 8,6360 dengan hasil tertinggi 9,88 dan terendah 6,68. Rata-rata sebelum
50
51
mengajar guling belakang bulat sebesar 4,3967 dengan data tertinggi sebesar 5,15 dan terendah 3,75. Rata-rata setelah mengajar guling belakang bulat sebesar 8,1467 dengan hasil tertinggi 9,43 dan terendah 6,4. 4.1.2 Uji Prasyarat Data 4.1.2.1
Uji Normalitas Data Untuk menguji normalitas data digunakan analisis kolmogorof smirnov, yang
perhitungannya menggunakan program SPSS. Apabila hasil perhitungan diperoleh probabilitas (p) lebih besar daripada taraf kesalahan (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 4 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tes sebelum Tes sesudah Tes sebelum Tes sesudah Guling Guling Guling Guling Belakang Lurus Belakang Lurus Belakang Bulat Belakang Bulat N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
15 4.4567
15 8.6360
15 4.3967
15 8.1467
.49131
.88490
.45256
1.01134
.129 .129 -.091 .501 .963
.198 .101 -.198 .767 .599
.111 .111 -.108 .432 .992
.134 .127 -.134 .521 .949
Seperti dalam tabel 4 di atas, diperoleh nilai kolmogorof smirnov untuk data sebelum mengajar guling belakang lurus sebesar 0,501 dengan probabilitas (0,963) > 0,05, yang berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal. Untuk data setelah mengajar guling belakang lurus diperoleh nilai kolmogorof smirnov
52
sebesar 0,767 dengan probabilitas (0,599) > 0,05, yang berarti data tersebut berdistribusi normal. Besarnya nilai kolmogorof smirnov untuk data sebelum mengajar guling belakang bulat 0,432 dengan probabilitas (0,992) > 0,05, yang berarti data tersebut berdistribusi normal. Untuk data diperoleh nilai kolmogorof smirnov setelah mengajar guling belakang bulat sebesar 0,521 dengan probabilitas (0,949) > 0,05, yang berarti data tersebut juga berdistribusi normal. Berdasarkan analisis tersebut menunjukkan bahwa keempat data tersebut berdistribusi normal, maka dapat digunakan statistik parametrik untuk pengujian hipotesis selanjutnya. 4.1.2.2
Uji Homogenitas Prasyarat berikutnya untuk memenuhi analisis yaitu melakukan uji
homogenitas varians data. Uji Homogenitas bertujuan untuk menguji apakah kelompok sampel mempunyai variansi yang sama. Adapun hasil uji homogenitas penelitian menggunakan uji F seperti tercantum pada Tabel berikut ini. Tabel 5 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Guling Belakang Lurus
2.385
1
28
.134
Guling Belakang Bulat
3.364
1
28
.077
Berdasarkan dari tabel diatas terlihat hasil lavene’s statistic mengajar guling belakang lurus sebesar 2,385 dengan probabilitas 0.134, karena probabilitas lebih besar dari 0.05 maka disimpulkan bahwa hipotesis tidak dapat ditolak atau memiliki varians yang sama. Hal ini berarti kelompok sampel
53
mengajar guling belakang lurus tersebut homogen. Nilai lavene’s statistic mengajar guling belakang bulat sebesar 3,364 dengan probabilitas 0.077, karena probabilitas lebih besar dari 0.05 maka disimpulkan bahwa hipotesis tidak dapat ditolak atau memiliki varians yang sama. Hal ini berarti kelompok sampel mengajar guling belakang bulat tersebut homogen. 4.1.3 Uji beda t test Uji beda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membedakan apakah ada perbedaan pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. Dalam hal ini yang dibedakan adalah sebelum dan sesudah pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS for windows release 10,00 diperoleh tabel uji t-test sebagai berikut. Tabel 6 Uji t Tes Berpasangan Model Pendekatan Mengajar Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pair 1 Tes sebelum Guling Belakang Lurus - Tes sesudah Guling Belakang Lurus
-4.17933
.86281
.22278
-4.65714 -3.70152 -18.760
14
.000
Pair 2 Tes sebelum Guling Belakang Bulat - Tes sesudah Guling Belakang Bulat
-3.75000
.96221
.24844
-4.28286 -3.21714 -15.094
14
.000
54
Dari tabel diatas terlihat hasil nilai thitung sebelum mengajar guling belakang lurus dan setelah mengajar guling belakang lurus sebesar -18,760 dengan probabilitas 0,000, karena probabilitas <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan mengajar guling belakang lurus terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. Nilai thitung sebelum mengajar guling belakang bulat dan setelah mengajar guling belakang bulat sebesar -15,094 dengan probabilitas 0,000, karena probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan mengajar guling belakang bulat terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. 4.2
Pembahasan Guling belakang adalah bentuk gerakan mengguling kebelakang, teknik
pelaksanaan dimulai dari tengkuk atau kuduk, punggung, pinggang, panggul bagian belakang dan yang terakhir kaki. Berdasarkan dari deskripsi data menunjukkan bahwa rata-rata sebelum mengajar guling belakang lurus adalah 4,4567 dengan mengajar guling belakang lurus tertinggi 5,4 dan terendah 3,8. Rata-rata setelah mengajar guling belakang lurus sebesar 8,6360 dengan hasil tertinggi 9,88 dan terendah 6,68. Sedangkan Rata-rata sebelum mengajar guling belakang bulat sebesar 4,3967 dengan data tertinggi sebesar 5,15 dan terendah 3,75. Rata-rata setelah mengajar guling belakang bulat sebesar 8,1467 dengan hasil tertinggi 9,43 dan terendah 6,4.
55
Dalam hal ini ada peningkatan yang berarti dari sebelum dan sesudah diadakan penelitian pendekatan mengajar guling belakang lurus dan bulat. Sebelum diadakan penelitian sampel masih banyak melakukan kesalahan karena belum adanya pengertian bagaimana gerakan guling belakang lurus dan bulat yang benar . Peningkatan hasil tersebut tidak lepas dari latihan/treatment yang diberikan oleh peneliti, sehingga sampel mengerti bagaimana teknik guling belakang lurus dan bulat yang benar karena pemberian contoh guling belakang lurus dan bulat yang cukup, pembelajaran yang runtut dari sikap awalan, sikap inti dan sikap akhiran guling belakang lurus dan bulat. Selain itu teknik bantuan sangat mempengaruhi hasil dari pendekatan mengajar guling belakang ini karena sampel perlu mendapatkan bantuan yang disebabkan beberapa kekurangan pada sampel tersebut misalnya: perasaan takut dan malu untuk mencoba, otot leher dan punggung yang belum terbiasa, koordinasi yang kurang dan gerak yang lamban pada saat melakukan gerakan guling belakang lurus dan bulat. Hal ini menunjukkan bahwa hasil setelah adanya pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus, pendekatan mengajar guling belakang lurus lebih baik daripada pendekatan mengajar guling belakang bulat. Hal ini terlihat bahwa rata-rata pendekatan mengajar guling belakang lurus (8,636) lebih tinggi dari pendekatan mengajar guling belakang bulat (8,1467) terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. Hasil ini juga sesuai apabila dilihat dari sudut pandang kinesiologi. Karena pembelajaran guling belakang sesuai dengan hukum Newton III yaitu setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sama dan berlawanan arah (Soedarminto, 1992:117).
56
Namun dalam penerapannya teknik guling belakang lurus sesuai dengan ilmu kinesiologi tentang analisis gerakan olahraga yaitu senam. Sikap permulaan, berdiri tegak dengan lutut ditegangkan. Kemudian badan dibungkukkan pada pinggang dan badan jatuh kebelakang, keseimbangan dihilangkan. Sebelum pantat menyentuh matras badan diluruskan. Gerakan ini membantu mengurangi gaya jatuh dan menghasilkan gerakan pengguling. Pelurusan badan ini memindahkan titik berat kebelakang pantat atau keluar dari dasar penumpu. Gerakan ini memindahkan keseimbangan dan memberi momentum untuk berguling. Momen gaya sama dengan massa kali lengan momen, yang merupakan jarak titik-beratnya terhadap sumbu putaran, dalam hal ini adalah pantat. Tungkai ditarik kedada, suatu gerakan yang memperpendek radius putaran dan mempercepat guling. Tangan diletakkan dilantai pada waktu badan mengguling dan digulingkan sebagai tumpu yang baru dan pusat putaran. Tangan-tangan mendorong matras setelah titik berat melewati titik tumpu dan reaksi dari dorongan ini memutar dan mengangkat badan keposisi berdiri (Soedarminto, 1992:176).
. Gambar 11 Urutan Gerak Guling Belakang, Berdasarkan penerapan prinsip Mekanika (Soedarminto, 1992:176)
57
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil nilai thitung sebelum mengajar guling belakang lurus dan setelah mengajar guling belakang lurus sebesar -18,760 dengan probabilitas 0,000, karena probabilitas <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan mengajar guling belakang lurus terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. Nilai thitung sebelum mengajar guling belakang bulat dan setelah mengajar guling belakang bulat sebesar -15,094 dengan probabilitas 0,000, karena probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan mengajar guling belakang bulat terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. Kelebihan gerakan guling belakang lurus adalah siswa lebih berani untuk melakukan gerakan guling belakang karena siswa terbiasa dengan posisi lurus akan melatihkan kekuatan pada punggung dan lutut serta membiasakan diri pada teknik guling yang sebagaimana dipersyaratkan pada teknik Persani karena teknik guling belakang lurus adalah media gerak ke media gerak stut/back extention.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 5.1.1 Ada perbedaan yang signifikan antara pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. 5.1.2 Pendekatan mengajar guling belakang lurus lebih baik daripada pendekatan mengajar guling belakang bulat. Hal ini terlihat bahwa ratarata pendekatan mengajar guling belakang lurus (8,636) lebih tinggi dari pendekatan mengajar guling belakang bulat (8,1467) terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang. 5.2
Saran Berorientasi pada hasil analisis dan simpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka perlu penulis ajukan beberapa saran dalam pendekatan mengajar guling belakang bulat dan lurus terhadap hasil belajar guling belakang siswa putra kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang sebagai berikut :
5.2.1 Bagi siswa khususnya dalam hal ini siswa putra kelas X SMA Kartika III1 Banyubiru hendaknya meningkatkan kondisi fisik, karena terutama 59
60
kekuatan lengan, pinggang, otot perut, kelentukan punggung dan peran lutut sangat berpengaruh terhadap penguasaan guling belakang. 5.2.2 Bagi guru, dalam menagajar senam khususnya guling belakang disarankan menggunakan pendekatan mengajar guling belakang lurus. Serta dalam penyampaian materi guru hendaknya memahami karakteristik siswa dan dalam pembelajarannya harus fariatif, tidak monoton (membosankan) dan memasukkan unsur-unsur permainan. Selain itu pemberian contoh dan pemberian teknik bantuan sangat dibutuhkan bagi siswa yang baru mengenal gerak guling belakang Agar siswa mampu berprestasi dengan baik, sehingga mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi demi penghargaan kepada diri. 5.2.3 Bagi sekolah hendakanya melengkapi sarana berupa matras yang dapat menunjang dalam pembelajaran olahraga terutama senam, misalnya: matras 1,5 X 2 m dengan ketebalan ± 10 cm, matras bantu dengan ukuran 1,5 X 2 m dengan ketebalan 30-50 cm.
DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud dirjen Dikti. Adang Suherman. 2000. Dasar – dasar Penjaskes. Jakarta: Dirjen dikdasmen Depdiknas. Agus Mahendra. 2000. Senam . Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas. Agus Mukholid. 2007. Pendidikan Jasmani Olaharaga dan Kesehatan. Surakarta: Yudhistira. Amung Ma’mun, dan Yudha M Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas. Arma Abdullah dan Agus Manadji. 1994. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjendikti. Canfield Jack. 2003. Chicken Soup For The Teenage Soul. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Fuad Ihsan. 2003. Dasar – Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS IV. Semarang UNDIP. Imam Soejoedi. 1978. Senam dan Metodik 1b. Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud. Mahmudi Sholeh. 1992. Olahraga Pilihan Senam. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti. Surakarta: Depdikbud. Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Rusli Lutan, dkk. 2000. Dasar – dasar Kepelatihan. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud.
61
62
Sigit Muryono. 2001. Anatomi Fungsional Sistem Lokomosi (Pengantar Kinesiologi). Semarang: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang. Soedarminto. 1992. Kinesiologi. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti, Jakarta: Depdikbud. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito Bandung. Suharno. 1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumanto Y dan Sukiyo. 1992. Senam. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. . 2004. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Andi Offset. Suyati, dkk. 1993. Materi Pokok Senam Buku II Modul 7-12. Jakarta: Depdikbud. Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. www.google.com/pengertian-hasil-belajar.html. (accesed 08/12/2010) www.google.com/arti-359379-perbedaan.php.html. (accesed 08/12/2010)
LAMPIRAN
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
63
64
TABEL 29 RENCANA PROGRAM LATIHAN KELOMPOK EKSPERIMEN 2 (GULING BELAKANG BULAT) NO
PERTEMUAN
KEGIATAN
TEMPAT
Pengambilan nilai tes awal / pre test I Senin, 9 agustus 1
2010. Pukul 11.00-13.00 WIB
II Selasa, 26 Oktober 2010. 2 Pukul 14.00-15.00 WIB
penelitian. 1. 2. 3. 4.
Dibariskan Berdo`a Pemanasan Pemberian pengarahan prosedur dan peraturan tes awal guling belakang 5. Siswa melakukan tes guling belakang. 6. Setiap sampel melakukan tes guling belakang sebanyak dua kali. 1. Pembukaan (15 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan. 2. Inti pelajaran (35 menit) • Membagi sampel menjadi 2 kelompok, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. • Pengenalan tentang guling belakang. • Sampel melakukan guling belakang, dengan tujuan melihat kemampuan guling belakang siswa setelah pre test dan pengenalan mengenai guling belakang. 3. Penutup (10 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan selama latihan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
SMA Kartika III-1 Banyubiru
65
• Memberi kesempatan bertanya bagi yang belum jelas. • Berdo`a • Dibubarkan. 1. Pembukaan (15 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan. 2. Inti Pelajaran (35 menit) • Pemanasan inti. a. Tidur telentang. Kedua kaki ditekuk dan diangkat hingga mengenai lantai di atas kepala. Latihan ini dilakukan berulang-ulang.
b. Latihan seperti poin a di atas dengan menempatkan kedua tangan di sisi telinga, jari-jari menuju bahu.
III Kamis, 28 Oktober 2010. 3
Pukul 14.00-15.00 WIB
c. Latihan seperti poin a dan b disertai tolakan kedua tangan, posisi kedua kaki tetap ditekuk. Latihan dilakukan berulangulang. d. Sikap berjongkok, kedua tangan disisi telinga menjatuhkan badan kebelakang, menolak dengan kedua tangan saat kaki melewati kepala. Pada saat menjatuhkan badan kebelakang punggung menyentuh matras terlebih dahulu dan saat mengguling kaki
SMA Kartika III-1
66
tetap ditekuk.
Banyubiru
3. Penutup (10 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi yang belum jelas. • Berdo`a. • Dibubarkan. 1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan. 2. Inti Pelajaran (40 menit) • Pemanasan inti. a. Tidur telentang. Kedua kaki ditekuk dan diangkat
4
IV
hingga mengenai lantai di atas
Sabtu, 30 Oktober
kepala. Latihan ini dilakukan
2010.
berulang-ulang.
Pukul 14.00-15.00 WIB
SMA Kartika III-1 Banyubiru
b. Latihan seperti poin a di atas dengan menempatkan kedua tangan di sisi telinga, jari-jari menuju bahu.
c. Latihan seperti poin a dan b disertai tolakan kedua tangan, posisi kedua kaki tetap ditekuk. Latihan dilakukan berulangulang.
67
d. Sikap berjongkok, kedua tangan disisi telinga menjatuhkan badan kebelakang, menolak dengan kedua tangan saat kaki melewati kepala. Pada saat menjatuhkan badan kebelakang punggung menyentuh matras terlebih dahulu dan saat mengguling kaki tetap ditekuk. • Pemberian contoh guling belakang bulat. • Sampel melakukan rangkaian guling belakang bulat, didampingi dengan peneliti untuk memberi bantuan. Latihan ini dilakukan berulang-ulang. 3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi yang belum jelas. • Berdo`a. • Dibubarkan.
V Selasa, 2 November 5
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
SMA Kartika III-1 Banyubiru
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat didampingi peneliti untuk memberikan pertolongan. • Gerakan dilakukan berulang-ulang
68
sebanyak 3X pengulangan. • Evaluasi setiap gerakan, mengulangi gerakan guling belakang bagi sampel yang salah dalam melakukan gerakan guling belakang.
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi keseluruhan atau pemberian koreksi pelajaran secara keseluruhan dari awal gerakan sampai akhir kepada seluruh sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan. SMA
VI Kamis, 4 November 6
2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat didampingi peneliti untuk memberikan pertolongan. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 4X pengulangan. • Evaluasi setiap gerakan, mengulangi gerakan guling belakang bagi sampel yang salah dalam melakukan gerakan guling belakang.
Kartika III-1 Banyubiru
69
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi keseluruhan atau pemberian koreksi pelajaran secara keseluruhan dari awal gerakan sampai akhir kepada seluruh sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
VII Sabtu, 6 November 7
2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat didampingi peneliti untuk memberikan pertolongan. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 5X pengulangan. • Evaluasi setiap gerakan, mengulangi gerakan guling belakang bagi sampel yang salah dealam melakukan gerakan guling belakang.
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi keseluruhan atau pemberian koreksi pelajaran secara keseluruhan dari awal gerakan sampai akhir kepada seluruh sampel.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
70
• Berdo`a. • Dibubarkan.
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
VIII Selasa, 9 November 8
2010.
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang bulat dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 3X pengulangan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
Pukul 14.00-15.00 WIB 3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang bulat selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan. SMA
9
IX
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan,
Kartika III-1 Banyubiru
71
Kamis,11
senam pelemasan, penguluran, kekuatan.
kelentukan,
November 2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang bulat dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 4X pengulangan.
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang bulat selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
X Sabtu, 13
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
SMA Kartika III-1
November 2010. 10
Banyubiru Pukul 14.00-15.00 WIB
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan
72
guling belakang bulat dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 5X pengulangan.
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang bulat selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
XI Selasa, 16 11
November 2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang bulat dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 6X pengulangan.
3. Penutup (8 menit) • Penguluran.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
73
• Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang bulat selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
XII Kamis, 18 12
November 2010. Pukul 14.00-15.00
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang bulat dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 6X pengulangan. • Sampel sudah benar-benar siap untuk pengambilan nilai (tes akhir).
WIB
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang bulat selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
74
1. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
XIII Sabtu, 20 13
November 2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
2. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang bulat dengan benar. • Persiapan tes akhir guling belakang bulat.
November 2010 14 Pukul 14.00-15.30 WIB
Kartika III-1 Banyubiru
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang bulat selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan. Tes akhir guling belakang
XIV Selasa, 23
SMA
1. 2. 3. 4.
Dibariskan Berdo`a Pemanasan Pemberian pengarahan prosedur dan peraturan tes akhir guling belakang 5. Siswa melakukan tes guling belakang. 6. Setiap sampel melakukan tes guling
SMA Kartika III-1
75
belakang sebanyak dua kali.
Banyubiru
TABEL 7 DAFTAR NAMA SAMPEL SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010 NO URUT
NO TES
NAMA
KELAS
1
1
Andre Virgiawan
X.1
2
2
Budi Priyo
X.1
3
3
M. Sa’dullah
X.1
4
4
Riski Apriyanto
X.1
5
5
Agung Tri Bowo
X.1
6
6
Muhamad Arif Syaifullah
X.1
7
7
Yudi Bayu Pamungkas
X.1
8
8
Rendy Widianto
X.1
9
9
Sahresi Sugiri Utomao
X.1
10
10
Candra Saptono
X.1
11
11
Ari Pratama Jati
X.2
12
12
Catur Yulianto
X.2
13
13
Eprilian Fajar
X.2
76
14
14
Nur Afifi
X.2
15
15
Rowi Dwi Pamuji
X.2
16
16
Muchammad Zazid Syaifullah
X.2
17
17
Muhammad Ali Mustofa
X.2
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
X.3
19
19
Mochammad Febriyanto
X.3
20
20
Wahyu Nurcahyo
X.3
21
21
Windi Agus Eriawan
X.3
22
22
Suryo Renggojati
X.3
23
23
Alan Effendi
X.4
24
24
Budi Setiawan
X.4
25
25
Eki Martin
X.4
26
26
Bernadus Penta Nugraha
X.4
27
27
Randi Abu
X.4
28
28
Guntur Kurniawan
X.4
29
29
Pujiono Hadi Winarso
X.4
30
30
Muhamad Isnaeni
X.4
TABEL 8 HASIL PRE TEST GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010/2011 NO
NO
URUT
TES
1
1
2
NAMA
PENILAI 1
NILAI
TES 1
TES 2
TERBAIK
Andre Virgiawan
4,1
3
4,1
2
Budi Priyo
4,2
3,2
4,2
3
3
M. Sa’dullah
4,6
4,3
4,6
4
4
Riski Apriyanto
5,7
4,6
5,7
77
5
5
Agung Tri Bowo
4,3
4,1
4,3
6
6
Muchammad Arif S
5,1
4,6
5,1
7
7
Yudi Bayu Pamungkas
4,4
4,3
4,4
8
8
Rendy Widianto
5,4
4,6
5,4
9
9
Sahresi Sugiri Utomao
3,2
5,5
5,5
10
10
Candra Saptono
4,2
4,6
4,6
11
11
Ari Pratama Jati
4,5
3,2
4,5
12
12
Catur Yulianto
4,3
3,5
4,3
13
13
Eprilian Fajar
3,6
3
3,6
14
14
Nur Afifi
3,2
4,1
4,1
15
15
Rowi Dwi Pamuji
4,1
4,6
4,6
16
16
Muchammad Zazid S
4,6
3,5
4,6
17
17
Muhammad Ali Mustofa
3,5
3,2
3,5
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
4,3
3,2
4,3
19
19
Mochammad Febriyanto
4,6
3
4,6
20
20
Wahyu Nurcahyo
5,1
4,6
5,1
21
21
Windi Agus Eriawan
3,2
3
3,2
22
22
Suryo Renggojati
4,2
4,2
4,2
23
23
Alan Effendi
4,7
4,5
4,7
24
24
Budi Setiawan
4,2
4,1
4,2
25
25
Eki Martin
5,5
4,6
5,5
26
26
Bernadus Penta Nugraha
4,3
3,2
4,3
27
27
Randi Abu
4,4
3,5
4,4
28
28
Guntur Kurniawan
3,3
4,1
4,1
29
29
Pujiono Hadi Winarso
5,5
4,6
5,5
30
30
Muhamad Isnaeni
4,1
4,4
4,4
78
TABEL 9 HASIL PRE TEST GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010/2011 NO
NO
URUT
TES
1
1
Andre Virgiawan
2
2
Budi Priyo
3
3
4 5
NAMA
PENILAI 2
NILAI
TES 1
TES 2
TERBAIK
3,2
3,5
3,5
3
3,3
3,3
M. Sa’dullah
3,1
4,6
4,6
4
Riski Apriyanto
4,1
5,1
5,1
5
Agung Tri Bowo
4,6
4,4
4,6
79
6
6
Muchammad Arif S
5,1
4,6
5,1
7
7
Yudi Bayu Pamungkas
3,5
3,2
3,5
8
8
Rendy Widianto
4,2
4,6
4,6
9
9
Sahresi Sugiri Utomao
3,3
4,1
4,1
10
10
Candra Saptono
3,5
3,1
3,5
11
11
Ari Pratama Jati
4,4
4,1
4,4
12
12
Catur Yulianto
5,4
4,6
5,4
13
13
Eprilian Fajar
4,3
4,4
4,4
14
14
Nur Afifi
4,6
4
4,6
15
15
Rowi Dwi Pamuji
5,7
5,1
5,7
16
16
Muchammad Zazid S
4,3
4,6
4,6
17
17
Muhammad Ali Mustofa
4,6
3,5
4,6
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
3,2
3,7
3,7
19
19
Mochammad Febriyanto
3,5
4,6
4,6
20
20
Wahyu Nurcahyo
3
3,3
3,3
21
21
Windi Agus Eriawan
4,2
4,4
4,4
22
22
Suryo Renggojati
3,5
3,3
3,5
23
23
Alan Effendi
5,1
4,6
5,1
24
24
Budi Setiawan
3,4
3,5
3,5
25
25
Eki Martin
4,2
4,1
4,2
26
26
Bernadus Penta Nugraha
3,5
4,4
4,4
27
27
Randi Abu
4,4
3,5
4,4
28
28
Guntur Kurniawan
4,7
3,1
4,7
29
29
Pujiono Hadi Winarso
4,5
3,2
4,5
30
30
Muhamad Isnaeni
3
4,1
4,1
TABEL 10 HASIL PRE TEST GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU
80
TAHUN AJARAN 2010/2011
NO
NO
URUT
TES
1
1
2
NILAI
NILAI
TERBAIK
NAMA
RATA-RATA
PENILAI 1
PENILAI 2
Andre Virgiawan
4,1
3,5
3,80
2
Budi Priyo
4,2
3,3
3,75
3
3
M. Sa’dullah
4,6
4,6
4,60
4
4
Riski Apriyanto
5,7
5,1
5,40
5
5
Agung Tri Bowo
4,3
4,6
4,45
6
6
Muchammad Arif S
5,1
5,1
5,10
7
7
Yudi Bayu Pamungkas
4,4
3,5
3,95
8
8
Rendy Widianto
5,4
4,6
5
9
9
Sahresi Sugiri Utomao
5,5
4,1
4,80
10
10
Candra Saptono
4,6
3,5
4,05
11
11
Ari Pratama Jati
4,5
4,4
4,45
12
12
Catur Yulianto
4,3
5,4
4,85
13
13
Eprilian Fajar
3,6
4,4
4
14
14
Nur Afifi
4,1
4,6
4,35
15
15
Rowi Dwi Pamuji
4,6
5,7
5,15
16
16
Muchammad Zazid S
4,6
4,6
4,60
17
17
Muhammad Ali Mustofa
3,5
4,6
4,05
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
4,3
3,7
4
19
19
Mochammad Febriyanto
4,6
4,6
4,60
20
20
Wahyu Nurcahyo
5,1
3,3
4,20
21
21
Windi Agus Eriawan
3,2
4,4
3,80
22
22
Suryo Renggojati
4,2
3,5
3,85
23
23
Alan Effendi
4,7
5,1
4,90
24
24
Budi Setiawan
4,2
3,5
3,85
25
25
Eki Martin
5,5
4,2
4,85
26
26
Bernadus Penta Nugraha
4,3
4,4
4,35
27
27
Randi Abu
4,4
4,4
4,40
81
28
28
Guntur Kurniawan
4,1
4,7
4,40
29
29
Pujiono Hadi Winarso
5,5
4,5
5
30
30
Muhamad Isnaeni
4,4
4,1
4,25
TABEL 11 HASIL PRE TEST GULING BELAKANG DARI NILAI TERTINGGI SAMPAI TERENDAH NO
NO
URUT
TES
1
4
Riski Apriyanto
5,40
2
15
Rowi Dwi pamuji
5,15
3
6
Muchammad Arif S
5,10
4
8
Rendi Widianto
5
5
29
Pujiono Hadi Winarso
5
6
23
Alan Effendi
4,90
7
25
Eki Martin
4,85
8
12
Catur Yulianto
4,85
9
9
Sahresi Sugiri Utomo
4,80
10
3
M. Sa’dullah
4,60
11
16
Muchammad Zazid S
4,60
12
19
Mochammad Febriyanto
4,60
13
5
Agung Tri Bowo
4,45
14
11
Ari Pratama Jati
4,45
15
27
Randi Abu
4,40
16
28
Guntur Kurniawan
4,40
17
14
Nur Afifi
4,35
18
26
Bernadus Penta Nugraha
4,35
NAMA
NILAI
82
19
30
Muhamad Isnaeni
4,25
20
20
Wahyu Nur Cahyo
4,20
21
10
Candra Saptono
4,05
22
17
Muhammad Ali Mustofa
4,05
23
18
Dwi Ade Bagus Saputro
4
24
13
Eprilian Fajar
4
25
7
Yudi Bayu Pamungkas
3,95
26
24
Budi Setiawan
3,85
27
22
Suryo Renggojati
3,85
28
1
Andre Virgiawan
3,80
29
21
Windi Agus Eriawan
3,80
30
2
Budi Priyo
3,75
TABEL 12 DATA SAMPEL PRE TEST GULING BELAKANG UNTUK DIPASANGKAN NO
NO TES
NILAI
RUMUS
DI
PASANGAN
PASANGAN
DIPASANGKAN
PASANGKAN
NO. TES
HASIL
14-15
5,40-5,15
6-8
5,10-5
29-23
5-4,90
25-12
4,85-4,85
9-3
4,80-4,60
1
4
5,40
A
A-B
2
15
5,15
B
B-A
3
6
5,10
B
A-B
4
8
5
A
B-A
5
29
5
A
A-B
6
23
4,90
B
B-A
7
25
4,85
B
A-B
8
12
4,85
A
B-A
9
9
4,80
A
A-B
10
3
4,60
B
B-A
83
11
16
4,60
B
A-B
12
19
4,60
A
B-A
13
5
4,45
A
A-B
14
11
4,45
B
B-A
15
27
4,40
B
A-B
16
28
4,40
A
B-A
17
14
4,35
A
A-B
18
26
4,35
B
B-A
19
30
4,25
B
A-B
20
20
4,20
A
B-A
21
10
4,05
A
A-B
22
17
4,05
B
B-A
23
18
4
B
A-B
24
13
4
A
B-A
25
7
3,95
A
A-B
26
24
3,85
B
B-A
27
22
3,85
B
A-B
28
1
3,80
A
B-A
29
21
3,80
A
A-B
30
2
3,75
B
B-A
16-19
4,60-4,60
5-11
4,45-4,45
27-28
4,40-4,40
14-26
4,35-4,35
30-20
4,25-4,20
10-17
4,05-4,05
18-13
4-4
7-24
3,95-3,85
22-1
3,85-3,80
21-2
3,80-3,75
TABEL 13 DAFTAR SAMPEL PRE TEST GULING BELAKANG SISWA PUTRA SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010/2011 UNTUK DIKELOMPOKKAN KELOMPOK EKSPERIMEN 1
KELOMPOK EKSPERIMEN 2
(GULING BELAKANG LURUS)
(GULING BELAKANG BULAT)
84
NO
NAMA
NILAI
NO
NAMA
NILAI
1
Rizki Apriyanto
5,40
1
Rowi Dwi Pamuji
5,15
2
Muchammad Arif S
5,10
2
Rendi Widiyanto
5
3
Pujiono Hadi Winarso
5
3
Alan Efendi
4,90
4
Eki Martin
4,85
4
Catur Yulianto
4,85
5
Sahresi Sugiri Utomo
4,80
5
M. Sa’dullah
4,60
6
Muchammad Zazid S
4,60
6
Mochamad febriyanto
4,60
7
Agung Tri Bowo
4,45
7
Ari Pratama Jati
4,45
8
Randi Abu
4,40
8
Guntur Kurniawan
4,40
9
Nur Afifi
4,35
9
Bernadus Penta N
4,35
10
Muhamad Isnaeni
4,25
10
Wahyu Nurcahyo
4,20
11
Candra Saptono
4,05
11
Muhammad Ali M
4,05
12
Dwi Ade Bagus Saputro
4
12
Eprilian Fajar
4
13
Yudi Bayu Pamungkas
3,95
13
Budi Setiawan
3,85
14
Suryo Renggojati
3,85
14
Andre Virgiawan
3,80
15
Windi Agus Eriawan
3,80
15
Budi Priyo
3,75
JUMLAH
66,85
JUMLAH
65,95
MEAN
4,45
MEAN
4,39
TABEL 14 HASIL TES AKHIR GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010/2011 NO
NO
NAMA
PENILAI 1
NILAI
85
URUT
TES
TES 1
TES 2
TERBAIK
1
1
Andre Virgiawan
6,75
7,60
7,60
2
2
Budi Priyo
8,40
8,15
8,40
3
3
M. Sa’dullah
8,15
7,95
8,15
4
4
Riski Apriyanto
9,50
10.00
10.00
5
5
Agung Tri Bowo
8,85
9,00
9,00
6
6
Muchammad Arif S
8,15
8,40
8,40
7
7
Yudi Bayu Pamungkas
8,65
7,60
8,65
8
8
Rendy Widiyanto
9,50
9,20
9,50
9
9
Sahresi Sugiri Utomao
7,60
7,95
7,95
10
10
Candra Saptono
9,05
8,65
9,05
11
11
Ari Pratama Jati
9,20
9,00
9,20
12
12
Catur Yulianto
6,75
7,56
7,56
13
13
Eprilian Fajar
7,95
8,15
8,15
14
14
Nur Afifi
8,58
9,25
9,25
15
15
Rowi Dwi Pamuji
9,25
8,85
9,25
16
16
Muchammad Zazid S
8,60
8,85
8,85
17
17
Muhammad Ali Mustofa
8,40
8,40
8,40
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
6,60
7,95
7,95
19
19
Mochammad Febriyanto
6,15
6,60
6,60
20
20
Wahyu Nurcahyo
9,00
8,85
9,00
21
21
Windi Agus Eriawan
8,65
9,05
9,05
22
22
Suryo Renggojati
7,60
7,65
7,65
23
23
Alan Effendi
8,15
7,65
8,15
24
24
Budi Setiawan
6,75
6,15
6,75
25
25
Eki Martin
9,25
9,50
9,50
26
26
Bernadus Penta Nugraha
7,65
7,85
7,85
27
27
Randi Abu
6,35
6,35
6,35
28
28
Guntur Kurniawan
9,00
9,50
9,50
29
29
Pujiono Hadi Winarso
8,65
9,05
9,05
86
30
30
Muhamad Isnaeni
6,75
6,40
6,75
TABEL 15 HASIL TES AKHIR GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010/2011 NO
NO
URUT
TES
1
1
NAMA Andre Virgiawan
PENILAI 2
NILAI
TES 1
TES 2
TERBAIK
6,75
6,75
6,75
87
2
2
Budi Priyo
7,60
7,95
7,95
3
3
M. Sa’dullah
8,40
8,15
8,40
4
4
Riski Apriyanto
9,50
9,75
9,75
5
5
Agung Tri Bowo
8,65
8,85
8,85
6
6
Muchammad Arif S
7,95
8,65
8,65
7
7
Yudi Bayu Pamungkas
9,00
8,85
9,00
8
8
Rendy Widiyanto
7,60
8,15
8,15
9
9
Sahresi Sugiri Utomao
8,65
8,15
8,65
10
10
Candra Saptono
8,75
8,40
8,75
11
11
Ari Pratama Jati
9,10
9,65
9,65
12
12
Catur Yulianto
8,05
8,15
8,15
13
13
Eprilian Fajar
7,60
7,15
7,60
14
14
Nur Afifi
8,85
9,00
9,00
15
15
Rowi Dwi Pamuji
8,65
9,10
9,10
16
16
Muchammad Zazid S
8,15
7,95
8,15
17
17
Muhammad Ali Mustofa
8,75
8,15
8,75
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
8,65
8,40
8,65
19
19
Mochammad Febriyanto
6,20
6,20
6,20
20
20
Wahyu Nurcahyo
9,00
9,10
9,10
21
21
Windi Agus Eriawan
8,95
9,50
9,50
22
22
Suryo Renggojati
8,15
8,85
8,85
23
23
Alan Effendi
8,85
8,85
8,85
24
24
Budi Setiawan
6,60
6,20
6,60
25
25
Eki Martin
9,50
10,00
10,00
26
26
Bernadus Penta Nugraha
7,15
7,52
7,52
27
27
Randi Abu
7,60
7,65
7,65
28
28
Guntur Kurniawan
8,50
8,65
8,65
29
29
Pujiono Hadi Winarso
8,95
9,25
9,25
30
30
Muhamad Isnaeni
6,25
6,60
6,60
TABEL 16
88
HASIL TES AKHIR GULING BELAKANG SISWA PUTRA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010/2011
NO
NO
URUT
TES
1
1
Andre Virgiawan
2
2
3
NAMA
NILAI
NILAI
TERBAIK
RATA-
PENILAI 1
PENILAI 2
RATA
7,60
6,75
7,18
Budi Priyo
8,40
7,95
8,18
3
M. Sa’dullah
8,15
8,40
8,28
4
4
Riski Apriyanto
10.00
9,75
9,88
5
5
Agung Tri Bowo
9,00
8,85
8,93
6
6
Muchammad Arif S
8,40
8,65
8,53
7
7
Yudi Bayu Pamungkas
8,65
9,00
8,83
8
8
Rendy Widianto
9,50
8,15
8,83
9
9
Sahresi Sugiri Utomao
7,95
8,65
8,30
10
10
Candra Saptono
9,05
8,75
8,90
11
11
Ari Pratama Jati
9,20
9,65
9,43
12
12
Catur Yulianto
7,56
8,15
7,85
13
13
Eprilian Fajar
8,15
7,60
7,88
14
14
Nur Afifi
9,25
9,00
9,13
15
15
Rowi Dwi Pamuji
9,25
9,10
9,18
16
16
Muchammad Zazid S
8,85
8,15
8,50
17
17
Muhammad Ali Mustofa
8,40
8,75
8,78
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
7,95
8,65
8,30
19
19
Mochammad Febriyanto
6,60
6,20
6,40
20
20
Wahyu Nurcahyo
9,00
9,10
9,05
21
21
Windi Agus Eriawan
9,05
9,50
9,28
22
22
Suryo Renggojati
7,65
8,85
8,25
23
23
Alan Effendi
8,15
8,85
8,50
24
24
Budi Setiawan
6,75
6,60
6,68
25
25
Eki Martin
9,50
10,00
9,75
89
26
26
Bernadus Penta Nugraha
7,85
7,52
7,68
27
27
Randi Abu
6,35
7,65
7,00
28
28
Guntur Kurniawan
7,95
8,65
8,30
29
29
Pujiono Hadi Winarso
9,05
9,25
9,28
30
30
Muhamad Isnaeni
6,75
6,60
6,68
TABEL 17 HASIL TES AKHIR GULING BELAKANG DARI NILAI TERTINGGI SAMPAI TERENDAH NO
NO
URUT
TES
1
4
Riski Apriyanto
9,88
2
25
Eki Martin
9,75
3
11
Ari Pratama Jati
9,43
4
21
Windi Agus Eriawan
9,28
5
29
Pujiono Hadi Winarso
9,28
6
15
Rowi Dwi Pamuji
9,18
7
14
Nur Afifi
9,13
8
20
Wahyu Nurcahyo
9,05
9
5
Agung Tri Bowo
8,93
10
10
Candra Saptono
8,90
11
7
Yudi Bayu Pamungkas
8,83
12
8
Rendy Widianto
8,83
13
17
Muhammad Ali Mustofa
8,78
14
6
Muchammad Arif S
8,53
15
16
Muchammad Zazid S
8,50
16
23
Alan Effendi
8,50
NAMA
NILAI
90
17
9
Sahresi Sugiri Utomao
8,30
18
18
Dwi Ade Bagus Saputro
8,30
19
28
Guntur Kurniawan
8,30
20
3
M. Sa’dullah
8,28
21
22
Suryo Renggojati
8,25
22
2
Budi Priyo
8,18
23
13
Eprilian Fajar
7,88
24
12
Catur Yulianto
7,85
25
26
Bernadus Penta Nugraha
7,68
26
1
Andre Virgiawan
7,18
27
27
Randi Abu
7,00
28
24
Budi Setiawan
6,68
29
30
Muhamad Isnaeni
6,68
30
19
Mochammad Febriyanto
6,40
TABEL 18 HASIL TES AKHIR NILAI RATA-RATA KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN EKSPERIMEN 2 KELOMPOK EKSPERIMEN 1
KELOMPOK EKSPERIMEN 2
(GULING BELAKANG LURUS)
(GULING BELAKANG BULAT)
NO
NAMA
NILAI
NO
NAMA
NILAI
1
Rizki Apriyanto
9,88
1
Rowi Dwi Pamuji
9,18
2
Muchammad Arif S
8,53
2
Rendi Widiyanto
8,83
3
Pujiono Hadi Winarso
9,28
3
Alan Efendi
8,50
4
Eki Martin
9,75
4
Catur Yulianto
7,85
5
Sahresi Sugiri Utomo
8,30
5
M. Sa’dullah
8,28
91
6
Muchammad Zazid S
8,50
6
Mochamad febriyanto
6,40
7
Agung Tri Bowo
8,93
7
Ari Pratama Jati
9,43
8
Randi Abu
7,00
8
Guntur Kurniawan
8,30
9
Nur Afifi
9,13
9
Bernadus Penta N
7,68
10
Muhamad Isnaeni
6,68
10
Wahyu Nurcahyo
9,05
11
Candra Saptono
8,90
11
Muhammad Ali M
8,78
12
Dwi Ade Bagus Saputro
8,30
12
Eprilian Fajar
7,88
13
Yudi Bayu Pamungkas
8,83
13
Budi Setiawan
6,68
14
Suryo Renggojati
8,25
14
Andre Virgiawan
7,18
15
Windi Agus Eriawan
9,28
15
Budi Priyo
8,18
JUMLAH
129,54
MEAN
8,64
JUMLAH
121,20
MEAN
8,08
HASIL ANALISIS DATA
TABEL 19 DESCRIPTIVES DATA
Descriptive Statistics N Tes sebelum Belakang Lurus
Guling
Tes sesudah Belakang Lurus
Guling
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
15
3.80
5.40
4.4567
.49131
15
6.68
9.88
8.6360
.88490
92
Tes sebelum Belakang Bulat
Guling
Tes sesudah Belakang Bulat
Guling
Valid N (listwise)
15
3.75
5.15
4.3967
.45256
15
6.40
9.43
8.1467
1.01134
15
TABEL 20 UJI NORMALITAS DATA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tes Tes sebelum sesudah Guling Guling Belakang Belakang Lurus Lurus N
Tes sebelum Tes sesudah Guling Guling Belakang Belakang Bulat Bulat
15
15
15
15
Mean
4.4567
8.6360
4.3967
8.1467
Std. Deviatio n
.49131
.88490
.45256
1.01134
Most Extreme Differences Absolute
.129
.198
.111
.134
Positive
.129
.101
.111
.127
Negative
-.091
-.198
-.108
-.134
Kolmogorov-Smirnov Z
.501
.767
.432
.521
Asymp. Sig. (2-tailed)
.963
.599
.992
.949
Normal Parametersa
a. Test distribution is Normal.
TABEL 21 UJI HOMOGENITAS DATA Test of Homogeneity of Variances
93
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Guling Belakang Lurus
2.385
1
28
.134
Guling Belakang Bulat
3.364
1
28
.077
TABEL 22 UJI HOMOGENITAS DATA
ANOVA Sum of Squares Guling Lurus
Belakang Between Groups Within Groups Total
Guling Bulat
Belakang Between Groups Within Groups Total
Mean Square
df
131.001
1
14.342
28
145.343
29
101.752
1
12.813
28
114.565
29
F
131.001 255.753
Sig.
.000
.512
101.752 222.351 .458
.000
94
UJI T-TEST BERPASANGAN
TABEL 23 Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Tes sebelum Guling Belakang Lurus Tes sesudah Guling Belakang Lurus Tes sebelum Guling Belakang Bulat Tes sesudah Guling Belakang Bulat
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
4.4567
15
.49131
.12685
8.6360
15
.88490
.22848
4.3967
15
.45256
.11685
8.1467
15
1.01134
.26113
TABEL 24 Paired Samples Correlations N Pair 1
Pair 2
Tes sebelum Guling Belakang Lurus & Tes sesudah Guling Belakang Lurus Tes sebelum Guling Belakang Bulat & Tes sesudah Guling Belakang Bulat
Correlation
Sig.
15
.322
.242
15
.330
.230
TABEL 25 Paired Samples Test Paired Differences
t
df
Sig. (2-
95
Mean
Std. Deviati on
Std. Error Mean
Lower
NO
Pair 1
Pair 2
PERTEMUAN KE-
HARI / TANGGAL
Tes sebelum Guling Belakang Lurus Tes sesudah Guling -4.17933 .86281 Belakang Lurus Tes sebelum Guling Belakang Bulat - Tes sesudah Guling -3.75000 .96221 Belakang Bulat
tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Upper
KEGIATAN
JAM/PUKUL
.22278 -4.65714 -3.70152 -18.760
14
.000
.24844 -4.28286 -3.21714 -15.094
14
.000
TABEL 26 JADWAL PROGRAM PENELITIAN PERBEDAAN GULING BELAKANG BULAT DAN LURUS SISWA PUTRA KELAS X
96
1
I
Senin,9 Agustus 2010
Pre Test Penelitian
12.00-13.00 WIB
2
II
Selasa, 26 Oktober 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
3
III
Kamis, 28 Oktober 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
4
IV
Sabtu, 30 Oktober 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
5
V
Selasa, 2 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
6
VI
Kamis, 4 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
7
VII
Sabtu, 6 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
8
VIII
Selasa, 9 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
9
IX
Kamis, 11 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
10
X
Sabtu, 13 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
11
XI
Selasa, 16 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
12
XII
Kamis, 18 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
13
XIII
Sabtu, 20 November 2010
Treatment
14.00-15.00 WIB
14
XIV
Selasa, 23 November 2010
Tes akhir
14.00-15.30 WIB
SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU TAHUN AJARAN 2010/2011 PEDOMAN PENILAIAN DAN POTONGAN NILAI ATAS KESALAHAN DALAM MELAKUKAN GERAKAN GULING BELAKANG
A. PEDOMAN PENILAIAN GERAKAN GULING BELAKANG 1. SIKAP AWAL a. Badan tegak kedua kaki rapat
nilai 1,0
pandangan lurus kedepan b. Kedua tangan lurus keatas
nilai 1,0 Jumlah
2
2. SIKAP INTI GERAKAN GULING BELAKANG a. Tangan menyentuh matras
nilai 1,0
b. Dagu menyentuh dada
nilai 1,0
97
c. Telapak tangan didekat telinga
nilai 1,0
d. Tangan menolak untuk mengangkat badan
nilai 1,0
e. Jatuhan kaki dekat dibelakang kepala
nilai 1,0 Jumlah
5
3. SIKAP AKHIR a. Jongkok
nilai 1,0
b. Kedua lengan dan Pandangan lurus kedepan
nilai 1,0
c. Posisi kembali seperti semula
nilai 1,0 Jumlah
Jumlah nilai gerakan guling belakang adalah B. POTONGAN
NILAI
ATAS
3 10
KESALAHA-KESALAHAN
DALAM
MELAKSANAKAN GERAKAN GULING BELAKANG 4) SIKAP AWAL
potongan nilai
a. Posisi awal 1. Badan membungkuk
0,3
2. Kaki ditekuk
0,2
3. Kaki dibuka
0,2
4. Pandangan tidak lurus kedepan
0,3
a. Posisi kedua tangan 1. Ditekuk 15°
0,2
2. Ditekuk 30°
0,3
3. Ditekuk 45°
0,5
98
5) SIKAP INTI GERAKAN GULING BELAKANG c. Perkenaan tangan dengan matras 1. Hanya satu tangan menyentuh matras
0,3
2. Kedua tangan tidak menyentuh matras
0,5
d. Dagu tidak menyentuh dada
0,3
e. Telapak tangan jauh dari telinga
0,3
f. Tangan tidak menolak untuk mengangkat badan
0,5
g. Jatuhan kaki disamping badan
0,3
6) SIKAP AKHIR a. Sikap akhir tidak jongkok
0,5
b. Posisi pada saat jongkok 1. Kedua lengan tidak lurus kedepan
0,5
2. Pandangan tidak lurus kedepan
0,5
c. Posisi akhir 1. Badan membungkuk
0,3
2. Kaki ditekuk
0,2
3. Kaki rapat atau dibuka terlalu lebar
0,2
4. Pandangan tidak lurus kedepan
0,3
TABEL 27 DAFTAR NAMA PEMBANTU PENELITIAN
99
No
Nama
Jabatan
Tugas
1
Drs. Bambang Priyono, M.Pd. Dosen FIK UNNES
2
Lili Mayangsari, S.Pd.
3
Marno, S.Pd.
3
Anis Miftakhul Ikhyar
Mahasiswa FIK UNNES Pembantu Umum
4
Kukuh Amarufan
Mahasiswa FIK UNNES Pembantu Umum
5
Matias Krisnanto
Mahasiswa FIK UNNES Pembantu Umum
6
Retno Jhonatan
Mahasiswa FIK UNNES Pembantu Umum
7
Totok Purdiyanto
Mahasiswa FIK UNNES Pembantu Umum
5
Badrudduja Al Amin L
Mahasiswa FIK UNNES Dokumentasi
6
M. Kurnia Adzhari
Mahasiswa FIK UNNES Konsumsi
Guru Penjasorkes SMA Kartika III-1 Banyubiru Guru Penjasorkes SMP N 3 Banyubiru
Konsultan Penilai Penilai
TABEL 28 RENCANA PROGRAM LATIHAN KELOMPOK EKSPERIMEN 1 (GULING BELAKANG LURUS) NO
PERTEMUAN
KEGIATAN
TEMPAT
Pengambilan nilai tes awal / pre test I penelitian. Senin, 9 agustus 1
2010. Pukul 11.00-13.00 WIB
SMA 7. Dibariskan 8. Berdo`a 9. Pemanasan 10. Pemberi an pengarahan prosedur dan peraturan tes awal guling belakang 11. Siswa melakukan tes guling belakang.
Kartika III-1 Banyubiru
100
12. Setiap sampel melakukan tes guling belakang sebanyak dua kali.
II Selasa, 26 Oktober 2010. 2 Pukul 14.00-15.00 WIB
4. Pembukaan (15 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan. 5. Inti pelajaran (35 menit) • Membagi sampel menjadi 2 kelompok, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. • Pengenalan tentang guling belakang. • Sampel melakukan guling belakang, dengan tujuan melihat kemampuan guling belakang siswa setelah pre test dan pengenalan mengenai guling belakang. 6. Penutup (10 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi yang belum jelas. • Berdo`a • Dibubarkan. 3. Pembukaan (15 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan. 4. Inti Pelajaran (35 menit) • Pemanasan inti. e. Tidur telentang. Kedua kaki ditekuk dan diangkat hingga mengenai lantai di atas kepala. Latihan ini dilakukan
SMA Kartika III-1 Banyubiru
101
berulang-ulang.
III
f. Latihan seperti poin a di atas dengan menempatkan kedua tangan di sisi telinga, jari-jari menuju bahu.
Kamis, 28 Oktober 3
2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
g. Latihan seperti poin a dan b disertai tolakan kedua tangan, posisi kedua kaki tetap ditekuk. Latihan dilakukan berulangulang. h. Sikap berjongkok, kedua tangan disisi telinga menjatuhkan badan kebelakang, menolak dengan kedua tangan saat kaki melewati kepala. Pada saat menjatuhkan badan kebelakang punggung menyentuh matras terlebih dahulu dan saat mengguling kaki lurus.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
IV 4
Sabtu, 30 Oktober 2010.
4. Penutup (10 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi yang belum jelas. • Berdo`a. • Dibubarkan. 3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
102
Pukul 14.00-15.00 WIB
4. Inti Pelajaran (40 menit) • Pemanasan inti. e. Tidur telentang. Kedua kaki ditekuk dan diangkat hingga mengenai lantai di atas kepala. Latihan ini dilakukan berulang-ulang.
f. Latihan seperti poin a di atas dengan menempatkan kedua tangan di sisi telinga, jari-jari menuju bahu.
g. Latihan seperti poin a dan b disertai tolakan kedua tangan, posisi kedua kaki tetap ditekuk. Latihan dilakukan berulangulang. h. Sikap berjongkok, kedua tangan disisi telinga menjatuhkan badan kebelakang, menolak dengan kedua tangan saat kaki melewati kepala. Pada saat menjatuhkan badan kebelakang punggung menyentuh matras terlebih dahulu dan saat mengguling kaki lurus. • Pemberian contoh guling belakang lurus. • Sampel melakukan rangkaian guling belakang bulat, didampingi dengan peneliti untuk memberi bantuan. Latihan ini dilakukan berulang-ulang.
103
4. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi yang belum jelas. • Berdo`a. • Dibubarkan.
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
V Selasa, 2 November 5
2010. Pukul 14.00-15.00
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus didampingi peneliti untuk memberikan pertolongan. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 3X pengulangan. • Evaluasi setiap gerakan, mengulangi gerakan guling belakang lurus bagi sampel yang salah dalam melakukan gerakan guling belakang lurus.
WIB 4. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi keseluruhan atau pemberian koreksi pelajaran secara keseluruhan dari awal gerakan sampai akhir kepada seluruh sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
104
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
VI Kamis, 4 November 6
2010. Pukul 14.00-15.00
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus didampingi peneliti untuk memberikan pertolongan. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 4X pengulangan. • Evaluasi setiap gerakan, mengulangi gerakan guling belakang lurus bagi sampel yang salah dalam melakukan gerakan guling belakang lurus.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
WIB 3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi keseluruhan atau pemberian koreksi pelajaran secara keseluruhan dari awal gerakan sampai akhir kepada seluruh sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
SMA
7
VII
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan,
Kartika III-1 Banyubiru
105
Sabtu, 6 November
penguluran, kekuatan.
2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus didampingi peneliti untuk memberikan pertolongan. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 5X pengulangan. • Evaluasi setiap gerakan, mengulangi gerakan guling belakang lurus bagi sampel yang salah dealam melakukan gerakan guling belakang lurus.
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi keseluruhan atau pemberian koreksi pelajaran secara keseluruhan dari awal gerakan sampai akhir kepada seluruh sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
VIII Selasa, 9 November 8
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
SMA Kartika III-1 Banyubiru
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan
106
guling belakang lurus dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 3X pengulangan.
3. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang bulat selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
IX Kamis,11 9
November 2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang bulat tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang bulat dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 4X pengulangan.
4. Penutup (8 menit) • Penguluran.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
107
• Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang lurus selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
X Sabtu, 13 November 2010. 10 Pukul 14.00-15.00
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang sampel dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 5X pengulangan.
WIB 4. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang lurus selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
108
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
XI Selasa, 16 11
November 2010.
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang lurus dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 6X pengulangan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
Pukul 14.00-15.00 WIB 4. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang lurus selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
XII 12
Kamis, 18 November 2010.
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
109
Pukul 14.00-15.00 WIB
4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang lurus dengan benar. • Gerakan dilakukan berulang-ulang sebanyak 6X pengulangan. • Sampel sudah benar-benar siap untuk pengambilan nilai (tes akhir).
4. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang lurus selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan.
XIII Sabtu, 20 13
November 2010. Pukul 14.00-15.00 WIB
3. Pembukaan (12 menit) • Dibariskan. • Berdo`a. • Pemanasan lari keliling lapangan, senam pelemasan, kelentukan, penguluran, kekuatan. 4. Inti Pelajaran (40 Menit) • Sampel melakukan guling belakang lurus tanpa didampingi peneliti dan tanpa pemberian bantuan. • Setiap sampel diharapkan sudah bisa melakukan rangkaian gerakan guling belakang lurus dengan benar.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
110
• Persiapan tes akhir guling belakang bulat. 4. Penutup (8 menit) • Penguluran. • Evaluasi atau pemberian koreksi atas gerakan guling belakang lurus selama latihan. • Memberi kesempatan bertanya bagi sampel. • Berdo`a. • Dibubarkan. Tes akhir guling belakang XIV Selasa, 23 November 2010 14 Pukul 14.00-15.30 WIB
7. Dibariskan 8. Berdo`a 9. Pemanasan 10. Pemberi an pengarahan prosedur dan peraturan tes akhir guling belakang 11. Siswa melakukan tes guling belakang. 12. Setiap sampel melakukan tes guling belakang sebanyak dua kali.
SMA Kartika III-1 Banyubiru
Filename: 7031 Directory: D:\AJIEK Digilib Template: Normal.dotm Title: Subject: Author: USER Keywords: Comments: Creation Date: 16/03/2011 14:10:00 Change Number: 3 Last Saved On: 18/03/2011 12:37:00 Last Saved By: Pak DEDE Total Editing Time: 2 Minutes Last Printed On: 18/03/2011 12:41:00 As of Last Complete Printing Number of Pages: 125 Number of Words: 18.114 (approx.) Number of Characters: 103.252 (approx.)