i
SKRIPSI ARI TRI WAHYUNI
STUDI PENGGUNAAN SEFTRIAKSON PADA PASIEN GANGREN DIABETIK (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo)
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “STUDI PENGGUNAAN SEFTRIAKSON PADA PASIEN GANGREN DIABETIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo)” Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Pada penyusunan naskah ini penulis tidak lepas dari peranan pembimbing dan seluruh pihak lain. Oleh karena itu, penulis ingin berterima kasih dengan segala kerendahan hati kepada: 1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, Rasulullah SAW, Nabi akhir zaman menuntun kita ke jalan yang lurus. 2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., Sp. Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Direktur RSUD Sidoarjo beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUD Sidoarjo. 4. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sidoarjo beserta jajarannya yang telah memberikan rekomendasi penelitian pada penulis di RSUD Sidoarjo. 5. Staf Pegawai Rekam Medis RSUD Sidoarjo yang telah banyak membantu dalam proses pengambilan data skripsi. 6. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS. selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan serta motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. iv
7. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS. selaku dosen penguji I dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 8. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda M.Syerly, S.Sos.,M.Si., dan Ibunda Aisyah Munawarah, yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, doa dan pengorbanan mereka demi keberhasilan putra-putrinya. 9. Kepada saudaraku tersayang Bang Long Fisi, Kak Ngah Irma, Bang Ning Idham dan Kak Su Tika yang selalu menyayangiku. 10. Sahabat-sahabatku Safir, Mas Firman, Norman dan Dita yang telah menjadi sahabat terbaik selama ini. 11. Teman Farmasi 2011, khususnya Farmasi kelas A terima kasih atas masa yang telah kita lewati bersama dalam menuntut ilmu. 12. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis memohon maaf dan berterima kasih
yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan dalam
penulisan skripsi ini berkat doa, bantuan dan motivasi dari kalian semua. Jasa dari semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses terselesainya skripsi ini, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih. Semoga kebaikan kalian dapat imbalan dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penelitian selanjutnya, amin. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Malang, Februari 2016 Penyusun,
(Ari Tri Wahyuni)
v
RINGKASAN STUDI PENGGUNAAN SEFTRIAKSON PADA PASIEN GANGREN DIABETIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo) Gangren diabetik merupakan salah satu komplikasi dari diabetes mellitus yang diakibatkan oleh neuropati (neurophaty diabetic) dan penyakit arteri perifer (peripheral vaskular disease) serta diperparah oleh adanya infeksi. Gangren terjadi karena kematian jaringan akibat berkurangnya atau berhentinya aliran darah untuk menyuplai oksigen ke jaringan tersebut. Sekitar 15% pasien diabetes menderita ulkus kaki diabetik dan 20% dari mereka berakhir dengan amputasi ekstrimitas bawah. Tujuan terapi pada pasien gangren diabetik antara lain yaitu:(1) menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien, (2) menurunkan resiko amputasi ekstrimitas bawah serta (3) meningkatkan kualitas hidup pasien gangren diabetik. Gangren merupakan hasil dari interaksi yang kompleks dari dua faktor risiko utama: neuropati dan penyakit pembuluh darah perifer. Neuropati memainkan peran utama dengan berbagai tingkat perubahan dalam fungsi otonom, sensorik, dan motorik. Neuropati motorik menyebabkan kelemahan otot, atrofi, dan parises. Neuropati sensorik menyebabkan hilangnya sensasi protektif nyeri, tekanan, dan panas. Neuropati otonom menyebabkan vasodilatasi dan penurunan keringat mengakibatkan hilangnya integritas kulit, dan rentan terhadap infeksi mikroba. Bakteri pertama yang menginfeki luka adalah bakteri gram positif aerob seperti Staphylococcus aureus, Enterococcus spp., dan ß-hemolytic streptococci. Kemudian semakin parah disebabkan infeksi polimikrobakterial oleh bakteri gram negatif Enterobacteriaceae dan Pseudomonas spp., disertai bakteri anaerob. Seftriakson merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai aktivitas antibakteri spektrum luas dengan mekanisme kerja menghambat sintesis dinding sel bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan seftriakson pada pasien gangren diabetik di Instalasi rawat inap RSUD Sidoarjo terkait jenis, dosis, rute, frekuensi dan lama penggunaan yang dikaitkan dengan data klinik, laboratorium, dan mikrobiologi pasien. Pada penelitian ini dilakukan observasi dengan metode deskriptif, pengumpulan data secara retrospektif dengan metode consecutive sampling. Kerangka konseptual penelitian ini yaitu dengan melakukan perekapan Rekam Medik Kesehatan (RMK) pasien terkait data pasien dan terapi yang didapatkan selama perawatan, dengan kriteria inklusi pasien yang didiagnosa gangren diabetik mendapatkan terapi antibiotik seftriakson minimal tiga hari disertai obat penyerta lain.
vi
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Studi Penggunaan Seftreiakson Pada Pasien Gangren Diabetik yang dilakukan di RSUD Sidoarjo periode Januari sampai Desember 2014, data pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 35 pasien dengan data demografi pasien laki-laki sebanyak 22 pasien (63%) dan perempuan sebanyak 13 pasien (37%). Sedangkan pada data demografi usia pasien gangren diabetik terbanyak yaitu rentang 51-60 tahun sebanyak 14 pasien (40%). Hal ini disebabkan karena penambahan usia akan menurunkan sensitivitas insulin. Status pasien gangren diabetik terbanyak yaitu dengan status JKN Non PBI sebanyak 32 pasien (91%), status pasien ini dapat digunakan sebagai pertimbangan mengambil keputusan dalam memberikan terapi yang tepat berdasarkan aspek farmakoekonomi. Pola terapi tunggal pada pasien gangren diabetik yaitu sebanyak 13 pasien (29%) diterapi seftriakson (2x1 g) IV. Seftriakson telah terbukti aktif terhadap sebagian besar isolat bakteri, baik in vitro dan infeksi klinis, gram negatif misalnya Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloacae, gram positif misalnya Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes dan bakteri anaerob misalnya Bacteroides fragilis, spesies Clostridium dan spesies Peptostreptococcus. Sedangkan terapi kombinasi terbanyak yaitu seftriakson (2x1 g) IV + metronidazol (3x500 mg) IV sebanyak 33 pasien (66%). Hal ini diberikan karena infeksi telah memasuki grade moderate dan severe akibat polimikrobial gabungan aerob dan aerob. Seftriakson dikominasikan dengan metronidazol agar dapat mencakup bakteri anerob seperti Bacteriodes fragilis dan Clostridium defficile. Penggunaan seftriakson pada pasien gangren diabetik di instalasi rawat inap RSUD Sidoarjo terkait jenis, dosis, rute, dan interval telah sesuai dengan guidelines. Selain pemberian antibiotik, pemberian insulin dan obat antidiabetes oral (OAD) juga diperlukan untuk mencapai kontrol glukosa yang baik agar tidak memperparah gangren. Pemberian insulin terbanyak adalah kombinasi short dan long acting yaitu novorapid dan lantus. Hal ini diharapkan agar mula kerja yang cepat dengan durasi yang panjang. Pada saat pasien MRS selain dilakukan rawat luka, dilakukan pula intervensi bedah seperti debridement untuk membuang jaringan nekrosis dan kuman agar dapat meningkatkan penyembuhan jaringan sehat yang tersisa.
vii
x
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................
ii
LEMBAR PENGUJIAN .................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv RINGKASAN .................................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .....................................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................
4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................
4
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
5
2.1 Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus ...........................................................
5
2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus .................................................................
5
2.1.2 Epidemiologi Diabetes Mellitus ........................................................
5
2.1.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus .............................................................
6
2.1.4 Etiologi Diabetes Mellitus .................................................................
7
2.1.4.1 Diabetes Mellitus Tipe 1 ........................................................
7
2.1.4.2 Diabetes Mellitus Tipe 2 ........................................................
7
2.1.4.3 Diabetes Mellitus Gestasional ...............................................
8
2.1.5 Patofisiologi Diabetes Mellitus ..........................................................
8
2.1.5.1 Diabetes Mellitus Tipe 1 ........................................................
8
2.1.5.2 Diabetes Mellitus Tipe 2 ........................................................ 10 2.1.6 Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus ................................................ 11
x
2.1.7 Faktor Resiko Diabetes Mellitus ....................................................... 11 2.1.7.1 Obesitas dan Aktivitas Fisik .................................................. 11 2.1.7.2 Pola Makan ............................................................................ 12 2.1.7.3 Faktor Genetik ....................................................................... 12 2.1.7.4 Usia ........................................................................................ 12 2.1.7.5 Glukosa Darah Saat Kehamilan ............................................. 12 2.1.8 Komplikasi Akut Diabetes Mellitus .................................................. 13 2.1.8.1 Hipoglikemia ......................................................................... 13 2.1.8.2 Hiperglikemia dan Koma Hiperosmolar Nonketotik ............. 13 2.1.8.3 Ketoasidosis Metabolik .......................................................... 13 2.1.9 Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus ............................................... 14 2.1.9.1 Komplikasi Makrovaskular .................................................... 14 2.1.9.1.1 Serebrovaskular ...................................................... 14 2.1.9.1.2 Penyakit Kardiovaskular ......................................... 14 2.1.9.1.3 Penyakit Arteri Perifer ............................................ 14 2.1.9.2 Komplikasi Mikrovaskular .................................................... 15 2.1.9.2.1 Nefropati Diabetik .................................................. 15 2.1.9.2.2 Retinopati Diabetik ................................................. 15 2.1.9.2.3 Neuropati Diabetik ................................................. 15 2.2 Gangren ....................................................................................................... 16 2.2.1 Definisi Gangren ................................................................................ 16 2.2.2 Epidemiologi Gangren ....................................................................... 16 2.2.3 Etiologi dan Patofisiologi Gangren ................................................... 17 2.2.4 Manifestasi Klinis Gangren ............................................................... 18 2.2.5 Klasifikasi Gangren ........................................................................... 18 2.2.6 Faktor Resiko Gangren ...................................................................... 22 2.3 Penatalaksanaan Terapi Diabetes Mellitus Dengan Gangren ..................... 22 2.3.1 Terapi Non Farmakologi ................................................................... 22 2.3.1.1 Perawatan Kaki ...................................................................... 22 2.3.1.2 Pengaturan Diet ...................................................................... 23 2.3.1.3 Debridement ........................................................................... 23 2.3.1.4 Dressing (Perban) .................................................................. 23
xi
2.3.1.5 Edukasi ................................................................................... 23 2.3.1.6 Amputasi ................................................................................ 23 2.3.2 Terapi Farmakologi ........................................................................... 24 2.3.2.1 Terapi Insulin ......................................................................... 24 2.3.2.2 Terapi Obat Anti Diabetes ..................................................... 26 2.3.2.2.1 Sulfonilurea ........................................................... 26 2.3.2.2.2 Biguanid ................................................................ 28 2.3.2.2.3 Golongan Meglitinida ........................................... 29 2.3.2.2.4 Thianzolidindion ................................................... 29 2.3.2.2.5 Inhibitor α Glukosidase ......................................... 30 2.3.2.3 Terapi Antibiotik .................................................................... 31 2.3.2.3.1 Penisilin ................................................................. 32 2.3.2.3.2 Flourokuinolon ...................................................... 33 2.3.2.3.3 Metronidazol . ........................................................ 33 2.3.2.3.4 Klindamisin ........................................................... 35 2.3.2.3.5 Sefalosporin ........................................................... 35 2.4 Seftriakson . ................................................................................................. 37 2.4.1 Mekanisme Kerja Seftriakson ........................................................... 37 2.4.2 Indikasi Seftriakson ........................................................................... 37 2.4.3 Dosis dan Farmakokinetik Seftriakson .............................................. 37 2.4.4 Interaksi Obat .................................................................................... 38 2.4.5 Efek Samping .................................................................................... 38 2.4.6 Sediaan Yang beredar Di Indonesia .................................................. 38 2.4.7 Studi Penggunaan Seftriakson Pada Pasien Gangren Diabetik .......... 40 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 42 BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 46 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................................. 46 4.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 46 4.2.1 Populasi ............................................................................................. 46 4.2.2 Sampel ............................................................................................... 46 4.2.3 Kriteria Data Inklusi .......................................................................... 46 4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ....................................................................... 47
xii
4.3 Bahan Penelitian ......................................................................................... 47 4.4 Instrumen Penelitian ................................................................................... 47 4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 47 4.6 Definisi Operasional ................................................................................... 47 4.7 Metode Pengumpul Data ............................................................................. 48 4.8 Analisis Data ............................................................................................... 49 BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 50 5.1 Data Demografi Pasien ................................................................................ 51 5.1.1 Jenis Kelamin .................................................................................. 51 5.1.2 Usia .................................................................................................. 51 5.1.3 Status Pasien .................................................................................... 52 5.1.4 Klasifikasi Gangren Diabetik .......................................................... 52 5.1.5 Diagnosa Penyerta Pada Pasien Gangren Diabetik ......................... 53 5.1.6 Intervensi Bedah Pada Pasien Gangren Diabetik ............................ 54 5.1.7 Penggunaan Antibiotik Seftriakson pada Pasien Gangren Diabetik 54 5.1.8 Kultur Kuman dan Sensitivitas Antibiotik ...................................... 57 5.1.9 Pola Terapi Insulin dan Anti Diabetes Oral .................................... 58 5.1.10 Lama Perawatan Pasien di Rumah Sakit ......................................... 59 5.1.11 Kondisi PasieN Saat Keluar Rumah Sakit (KRS) ........................... 60 5.1.12 Profil Pasien Gangren Diabetik Kondisi KRS Meninggal .............. 60 BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 61 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79 LAMPIRAN ....................................................................................................... 87
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
Anatomi Pankreas .....................................................................................
8
2.2
Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe 1 .......................................................
9
2.3
Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 ...................................................... 10
2.4
Patofisiologi Gangren ................................................................................ 17
2.5
Struktur Insulin .......................................................................................... 24
2.6 Struktur Kimia Sefalosporin ...................................................................... 35 2.7 Struktur Kimia Seftriakson ........................................................................ 37 5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian Pada Pasien Gangren Diabetik ..... 50
xiv
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
II.1
Klasifikasi Diabetes Mellitus ..................................................................
6
II.2
Klasifikasi Kaki Diabetik Menurut Wagner ............................................ 19
II.3
Klasifikasi Luka ....................................................................................... 20
II.4
Klasifikasi Tingkat Keparahan Infeksi .................................................... 21
II.5
Jenis Sediaan Insulin dan Profil Kerjanya ............................................... 25
II.6
Sediaan Golongan Sulfonilurea yang beredar di Indonesia .................... 26
II.7
Sediaan Metformin di Indonesia ............................................................. 28
II.8
Sediaan Meglitinida di Indonesia ............................................................ 29
II.9
Sediaan Thiazolidindion di Indonesia ..................................................... 30
II.10 Sediaan Acarbose di Indonesia ................................................................ 31 II.11 Tabel Pemilihan Antibiotik Secara Empiris Pada Gangren Diabetik ...... 32 II.12 Sediaan Metronidazol di Indonesia ......................................................... 34 II.13 Klasifikasi Golongan Sefalosporin .......................................................... 36 II.14 Sediaan Seftriakson Yang Beredar Di Indonesia .................................... 38 V.1
Jenis Kelamin Pasien Gangren Diabetik ................................................. 51
V.2
Usia Pasien Gangren Diabetik .................................................................. 51
V.3
Status Pasien Gangren Diabetik ............................................................... 52
V.4
Klasifikasi Gangren Diabetik Berdasarkan IDSA .................................... 52
V.5
Diagnosa Penyerta Pasien Gangren Diabetik ........................................... 52
V.6
Pasien Gangren Diabetik yang Mendapat Intervensi Bedah .................... 53
V.7
Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Seftriakson ...................................... 54
V.8 Pola penggunaan Terapi Antibiotik Seftriakson Tunggal Maupun Kombinasi pada Pasien Gangren Diabetik ............................................... 55 V.9
Pola Penggantian Antibiotik Pada Pasien Gangren Diabetik ................... 56
V.10 Kultur Kuman pada Pasien Gangren Diabetik ......................................... 57 V.11 Hasil Kultur Kuman dan Sensitivitas Antibiotik ...................................... 57 V.12 Pola Terapi Insulin dan Anti Diabetes Oral ............................................. 58 V.13 Lama Perawatan Pasien Gangren Diabetik .............................................. 59 V.14 Kondisi Pasien Saat Keluar Rumah Sakit (KRS) ..................................... 59 V.15 Profil Pasien Gangren Diabetik dengan Kondisi KRS Meninggal .......... 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... 87 2 Surat Pernyataan ............................................................................................ 88 3 Surat Ijin Penelitian ........................................................................................ 89 4 Surat Laik Etik ............................................................................................... 93 5 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ............................ 94
xvi
79
DAFTAR PUSTAKA Alberti, K. G. M. M., Zimmet, P., Shaw, J., 2007. International Diabetes Federation: A Consensus On Type 2 Diabetes Prevention. Diabetic Medicine, Vol. 24, p. 451–463 American Diabetes Association, 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.Diabetes Care, Vol. 35, Supplement 1, p.64-71 American Diabetes Association, 2015. Standards Of Medical Care in Diabetes – 2015. Diabetes Care, Vol. 38, p. 1-94 Apelqvist, Jan; Botros, Mariam; Clerici, Giacomo, Cundell, Jill; Ehrler, Solange; Hummel Michel, Lipsky, Benjamin A; Martinez, J. Louis Lazaro; Thomas, Rosalyn; and Tulley, Susan, 2013. Best Practice Guidelines: Wound Management in Diabetic Foot Ulcers. Wounds International, p. 5-6. Bader, Mazen S., 2008. Diabetic Foot Infection. American Family Physician, Vol. 78, No. 1, p. 71-78 Bochud, Pierre-Yves., Glauser, Michel P., Calandra, Thierry., 2001. Antibiotic in Sepsis. Intensive Care Med. Vol. 27 p. 33-58 Bozkurt, Fatma., Gulsun, Serda., Tekin, Recep., Hosoglu, Salih., Acemoglu, Hamit., 2011. Comparison Of Microbiological Results Of Deep Tissue Biopsy And Superficial Swab In Diabetic Foot Infections.
Journal of
Microbiology and Infectious Diseases. p. 122-127 BPOM RI, 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. BPOM RI, 2010. InfoPOM. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Vol. IX, No. 5, p. 3-4. Cade, W Todd., 2008. Diabetes-Related Microvascular and Macrovascular Diseases in the Physical Therapy Setting. Journal of The American Physical
Therapy
Association,
79
p.
1322-1331
80
Caudell, Britanny Stapp., 2008. Gangrene: Recognizing and treating cellular necrosis. Assosiation of Surgical Technologist. p. 547-552 CDC, 2014. National Center For Chronic Disease Prevention And Health Promotion, p. 1-12 Colda, Anca., Petcu, Daniel., 2011. Contribution Of Arteriopathy And Neuropathy In The Development Of Diabetic Foot Gangrene. Bucharest: National Institute of Diabetes, Nutrition and Metabolic Diseases “Prof. Dr. N. Paulescu”, p 109-115 Davey, Patrick., 2006. At a Glance ; Medicine. Jakarta : Erlangga, hal 135-138 DEPKES RI, 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta : Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI Deruiter, Jack., 2003. Overview Of The Antidiabetic Agents. Endocrine Pharmacotherapy Module, Spring, p. 3-20 Dipiro, Joseph T., Talbert., Lobert L., Yee, Gary C., Wells, Barbara G, Posey., L Michael., 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 7th Edition. United States of America: The McGraw-Hall Companies, Inc., p.1205-1235 Falconer, Travis M., Eikelboom, John W., Hankey, Graeme J., Norman, Paul E., 2008. Management Of Peripheral Arterial Disease In The Elderly: Focus On Cilostazol. Clinical Interventions in Aging, p. 17-23 Fish., Douglas N., 2006. Meropenem In The Treatment Of Complicated Skin And Soft Tissue Infections. Therapeutics And Clinical Risk Management, p. 401–415 Fitra, Nanang., 2008. Pola Kuman Aerob dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik. Tesis: Program Studi Dokter Spesialis Patologi Klinik Fakultas Ilmu
Kedokteran
Universitas
80
Sumatera
Utara
81
Fitriani, Evayani Arum., 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Foot Ulcer Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Tahun 2014. Skripsi: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Forbes, Josephine M., Cooper, Mark E., 2013. Mechanisms of Diabetic Complications, American Physiological Society, Vol. 93, p. 1-5 Gale , E. A.M., Gillespie K.M., 2001. Diabetes and Gender. Diabetologia, p.3-15. Graham, Donald R., Talan, David A., Nichols, Ronald L., Lucasti, Christopher., Corrado, Michael., Morgan, Nancy., Fowler, Chynthia L., 2002. OnceDaily, High-Dose Levofloxacin versus Ticarcillin-Clavulanate Alone or Followed by Amoxicillin-Clavulanate for Complicated Skin and SkinStructure Infections: A Randomized, Open-Label Trial. Clinical Infectious Diseases, p. 381-388 Gunawan, Sulistia Gan., 2012. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal. 585-722 Gupta, S.K., Mahajan, Annil., Tandon, Vishal., 2004. Gabapentin For The Treatment Of Neuropathic Pain. JK Science. Vol. 6 No. 3, p. 113-114 Gyssens, I.C., Bax, H.I., Van Assen, E.F. Schippers S., Strum, C.W. Ang, Dr. P., Van der Meer, Y.G., Boermeester, M.A., Pickkers, J.A. Schouten Dr. P., Janssen, J.J.W.M., Blijlevens, N.M.A., 2010. SWAB Guidelines for: Antibacterial Therapy Of Adult Patients With Sepsis. Stichting Werkgroep Antibioticabeleid. p. 19-25 Hermansen, K., Fontaine, P. Kukolja, K. K., Peterkova, V., Leth, G., Gall., M.-A., 2004. Insulin Analogues (Insulin Detemir And Insulin Aspart) Versus Traditional Human Insulins (NPH Insulin And Regular Human Insulin) In Basal-Bolus Therapy For Patients With Type 1 Diabetes. Diabetologia, p. 622–629
81
82
Hoffman, La-Roche., 2015. Rochephin (Ceftriaxone-Sodium) for Injection. USA: Genentech Inc. P. 1-25 Hotchkiss, Richard S., Karl, Irene E., 2003. The Pathophysiology and Treatment of Sepsis. The New England Journal of Medicine, p. 138-150 ICSI, 2014. Health Care Guideline: Diagnosis and Management of Type 2 Diabetes Mellitus in Adults, Sixteenth Edition, p. 6 IDAI, 2009. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. UKK Endokrinologi Anak Dan Remaja, World Diabetes Foundation, p. 1-6 IDF, 2013. International Diabetic Federation (IDF) Diabetes Atlas, Sixth Edition. IDF, 2014. International Diabetic Federation (IDF) Diabetes Atlas, Seventh Edition. Ifayani, Vety., 2014. Studi Penggunaan Seftriakson Pada Pasien Gangren Diabetes. Skripsi: Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Jasiecka A., Malanka, T., Jaroszewski, J.J., 2014. Pharmacological characteristics of Metamizole. Polish Journal of Veterinary Sciences, Vol. 17, No. 1, 207–214 Joshi, Shanshank R., Parikh, Rakesh M., Das, A. K., 2007. Insulin - History, Biochemistry, Physiology and Pharmacology. Supplement Of Japi, Vol 55, p. 19-25 Kavitha, Karakkathu V., Tiwari, Shalbha., Purandare, Vedavati B., Khedkar., Sameer, Bhosale., Unnikrishnan, Ambika G., 2014. Choice of wound care in diabetic foot ulcer: A practical Approach. World Journal of Diabetes, p. 546-556 Kumar, R., 2013. Dasar – Dasar Patofisiologi Penyakit, Jakarta: Bina Rupa Aksara,h al 437-445
82
83
Leese, Graham., Nathawi, Dilip., Young, Mattew., Seaton, Andrew., Kennon, Brian., Hopkinson, Helen., Stang, Duncan., Lipsky, Benjamin., Jeffcoate, William., Berendt, Tony., 2009. Use of Antibiotics in People with Diabetic Foot Disease: A Consensus Statement, The Diabetic Foot Journal, Vol 12, No. 12, p 1-10 Lipsky, Benjamin A., Armstrong, Berendt, Anthony R., Cornia, Paul B., Pile, James C., Peters, Edgar J. G., David G., Derry, H. Gunner., Embil, John M., Joseph, Warren S., Karchmer, Adolf W., Pinzur, Michael S., Senneville, Eric., 2012. Infectious Diseases Society of America Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections. IDSA Guideline for Diabetic Foot Infections, No. 54, p. 132-164 Lisa A. Kroon, Lisa A., Assemi, Mitra., Carlisle, Betsy A., 2009. Diabetes Mellitus. Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, 9th Edition, Philadelphia: Lippincott William & Wilkins Lofmark, Sonja., Edlund, Charlotta., Nord, Carl Erik., 2010. Metronidazole Is Still the Drug of Choice for Treatment of Anaerobic Infections. CID Supplement Article, Vol. 50, p. 16-23 Malecki, Rafal., Rosinski, Krzysztof., Adamiec, Rajmund., 2014. Etiological Factors of Infections in Diabetic Foot Syndrome – Attempt to Define Optimal Empirical Therapy. Adv Clin Exp Med 2014, Vol 23, No 1, p. 39– 48 Matsuuta, Gregory T., Barg, Neil., 2013. Update on Antimicrobial Management Of Foot Inceftion In Patients With Diabetes. Clinical Diabetes, Vol 31, No 2,p59-65 McEvoy, Gerld K., 2008. AHFS Drug Information. American Society of Health-System Pharmacists. MediVisuals
Inc,
2007.
MediVisuals’
Illustration
http://www.medivisuals1.com/normalpancreas-20217501x.aspx tanggal 04 Juni 2015
83
Library. diakses
84
Medscape, 2008. Is Penicillin Safe in a Patient Allergic to Cephalosporins? http://www.medscape.com/viewarticle/576939 diakses tanggal 06 Agustus 2015 Mendes, JJ., Neves, J., 2012. Diabetic Foot Infections: Current Diagnosis and Treatment. The Journal of Diabetic Foot Complications, Vol 4, Issue 2, No. 1, p. 26-45 Merz, Liana R., Warren, David K., Kollef, Marin H., Fraser. Victoria J., 2004. Antimicrobial Agents And Chemotherapy : Effects of an Antibiotic Cycling Program on Antibiotic Prescribing Practices in an Intensive Care Unit. American Society for Microbiology. p. 2861–2865 Munter, Christian., Werven, Wilma R., Sibbald, Garry, Coutts, Patricia., Edmonds, Mike., Harding, Keith., Mousley, Maria., 2012. Diabetic Foot Ulcers – Prevention and Treatment. p. 10-11 NDIC, 2014. Cause of Diabetes. National Institutes of Health and the Centers for Disease Control and Prevention, p. 1-12 Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, p. 27 Ozougwu, J. S., K. C., Obimba., C. D., Belonwu., and C. B., Unakambala., 2013. The Pathogenesis And Pathophysiology Of Type 1 And Type 2 Diabetes Mellitus. Journal of Physiology and Pathophysiology, Vol 4 (4), p. 46-57 Pearce, Evelyn C., 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, Anggota IKAPI, 251-253 Pendsey, S.P., 2007. Insulin in Diabetic Foot. Supplement of JAPI, Vol 55 p. 66 PERKENI., 2011. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Jakarta : Tim Konsensus Insulin Petznick, Allison., 2011. Insulin Management of Type 2 Diabetes Mellitus. American Academy of Family Physicians. Vol. 82, No. 2, p.183-190
84
85
Poudyal, N., Gyawali, N., Gurung, R., Bhattarai, NR., Baral, R., Khanal, B., Shrestha, S., Amatya, R., Bhattacharya, SK., 2012. In Vitro Activity Of Cefoperazone-Sulbactam Combination Against Gram Negative Bacilli. Nepal Medical College Journal, p. 5-8 Pramudianto, Arlina., Evaria, 2010. MIMS Petunjuk Konsultasi edisi 10 2010/2011. Jakarta: BIP Kelompok Gramedia, hal. 185-206 Radji, M., CS, Putri., S, Fauziyah.,2014. Antibiotic Therapy For Diabetic Foot Infections in Tertiary Care Hospital in Jakarta, Indonesia. Publised by Elsevier Ramakant, P., Verma, A. K., Misra, R., Prasad, K. N., Chand, G., Mishra, A., Awargal, G., Mishra, S. K., 2010. Changing Microbiological Profile Of Pathogenic Bacteria In Diabetic Foot Infections: Time For A Rethink On Which Empirical Therapy To Choose?. Diabetologia 2011, Vol. 54, p. 58– 64 RISKESDAS., 2013. Laporan Nasional Riskesdas. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Rodloff, Arne., Bauer, Torsten., Ewig, Santiago., Kujath, Peter., Müller, Eckhard., 2008. Susceptible, Intermediate, and Resistant – The Intensity of Antibiotic Action. Deutsches Arzteblatt International, p. 657-662 Rodrigues, Jude., Mitta, Nivedita., 2011. Diabetic Foot and Gangrene. India: Department of Surgery, Goa Medical College, India, p. 121-143 Sage, Ronald A., Miller, J Michael., Stuck, Rodney.,Pinzur, Michael., 1994. The Foot As Primary Site of Metastatic Infection. The Journal of Foot And Ankle Surgery, Vol. 33, p. 567-571 Schteingart, David E., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6, Vol. 2.In Price, Sylvia Anderson., Wilson, Lorraine McCarty.
Jakarta:
Penerbit
Buku
85
Kedokteran,
hal.
1259-1270
86
Shafi, Sabeeha., 2014.Recent Advances in the Treatment of Diabetic foot. World Journal of Pharmaceutical Sciences, p. 104-110 Shankar, E. M., Mohan, V., Premalatha, G., Srinivasan, R.S., Usha, A. R., 2005. Bacterial etiology of diabetic foot infections in South India. European Journal of Internal Medicine, Vol. 16, Issue 8, p. 567 Singh, Simerjit., Pai, Dinker R., Yuhhui, Chew., 2013. Diabetic Foot Ulcer – Diagnosis and Management. Clinical Research on Foot & Ankle, Vol. 1, p. 1-9 Sivanmaliappan, T. Selvi., Sevanan, Mutugan., 2011. Antimicrobial Susceptibility Patterns of Pseudomonas aeruginosa from Diabetes Patients with Foot Ulcers. International Journal of Microbiology, p. 1-4 Soothill, Germander., Hu, Yanmin, Coates, Anthony., 2013. Can We Prevent Antimicrobial Resistance by Using Antimicrobials Better?, Pathogens, p. 422-436 Suastika, Ketut., Dwipayana, Pande., Semadi, Made Siswadi., Kuswardhani, R.A. Tuty., 2012. Age is an Important Risk Factor for Type 2 Diabetes Mellitus and Cardiovascular Diseases. InTech. p. 67-71 Sweetman, Sean C., 2009. Martindale: The Complete Drug Reference, Thirtysixth edition. London: Pharmaceutical Press, p. 238-840 Will, Julie C., Galuska, Deborah A., Ford, Earl S., Mokdad, Ali., Calle, Eugenia E., 2011. Cigarrete Smoking And Diabetes Mellitus : Evidence Of A Positive
Association
From
A
Large
Prospective
International Journal of Epidemiology, p. 540-548
86
Cohort
Study.