1
SKRIPSI ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI PADA USAHA AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Lengkap pada Fakultas Ekonomi Universitas islam Riau Pekanbaru
UNI
V ER S
ITA S I S L A M R I
AU
P E K AN B A R U
Oleh
DEDI EFENDI 035310277
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI S-1 UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2010
2
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
NAMA
: DEDI EFENDI
NPM
: 035310277
FAKULTAS
: EKONOMI
JURUSAN
: AKUNTANSI
JUDUL
: ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI PADA USAHA AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU
DISETUJUI OLEH
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Firdaus AR, SE. M.Si. Ak
Azwirman,SE.M.Acc
DEKAN
KETUA JURUSAN
Drs. Syamri Syamsudin, M.Si
Yusrawati,SE. M.Si
KATA PENGANTAR
3
Bismillahirahmanirrahim, Dibawah genggaman kuasa-Nya dan limpahan nikmat-Nya yang tak terhingga, mari kita panjatkan puji dan syukur dari lubuk jiwa kehadirat allah SWT yang telah memberi anugerah terindah kepada kita yang tak terhingga. Shalawat dan salam senantiasa di curahkan kepada panglima keadilan, pemimpin revolusi peradaban keagungan, Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang menapaktilasi langkah-langkah perjuangannya sampai akhir zaman. Berkat rahman dan Rahim Allah jugalah sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisa Penerapan Akuntansi pada Usaha Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu “ yang merupakan salah satu syarat
dalam menempuh ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana pada
fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Penulis juga menghaturkan terima kasih atas dorongan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihakyang penulis terima semasa kuliah dan penulisan skripsi ini.Pada kessempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Detri Karya, SE, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Riau. 2. Bapak Drs. Syamri Syamsudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. 3. Ibu Yusrawati, SE, M.Si selaku ketua Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
4
4. Bapak Firdaus AR, SE, M.Si, Ak selaku Pembimbing I dan Bapak Azwirman, SE, M.Acc selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan dirinya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen fakultas Ekonomi universitas Islam Riau yang senantiasa memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menjalankan kuliah dan hingga akhirnya penulis dapat menyelasaikan skripsi ini. 6. Bapak Kepala Tata Usaha dan segenap Pegawainya di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau yang telah memberikan kemudahan penulis dalam administrasi. 7. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Indragiri Hulu yang telah membantu penulis dalam memberikan data yang diperlukan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini. 8. Bapak dan Ibu pengelola Usaha kecil Air Minum yang berada di Kecamatan Rengat yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. 9. Teristimewa untuk keluarga tercinta karena Allah, Ayahanda dan Ibundaku serta adik-adikku yang telahmemberikan dukungan moril, spritual dan materil. 10. Kepada Saudaraku Seiman yang dimuliakan Allah SWT, bang yus, bang taryam, bang nanda, yang telah banyak membimbing penulis dalam proses perbaikan diri untuk mengenal-Nya, mencintai-Nya, berjuang dijalan-Nya, dan berharap bisa menemui-Nya diakhirat kelak dengan senyum terbaik. 11. Kepada rekan-rekan seperjuangan dalam forum kecilku, Bung Edi Pas, Bung Indra, Bung Rahman,Bung Sariman, Aa’ Agus, Bung Dedi Art, Adinda Legis, Adinda Susilo, adik-adiku Hendra Pustaka, Gigin, Agus, Thamrin, Segenap Rekan
5
– rekan Aktivis BEM, KAMMI, yang senantiasa tanpa jemu menapaki jalan-jalan Ibu Kota, semoga keikhlasan dan kesungguhan kita beramal dan berjuang menjadi api pembakar semangat untuk terus berjuang. Saya tidak menganggap bahwa kajian skripsi ini sempurna. Kajian skripsi ini hanya ingin memulai sebuah studi dan sekaligus sebagai perintis jalan. Karena Allah akan memberikan kemampuan kepada orang yang berkenan melengkapi dan membahas sesuatu secara mendalam. Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan baik sajian penulisan yang kurang sistematis maupun kata – kata yang kurang dipahami. Namun dmikian kritik dan saran yang sifatnya konstruktif penulis harapkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat lebih baik dan bermanfaat. Atas berbagai bantuannya dari berbagai pihak penulis mendo’akan semoga Allah SWT, memberikan pahala dan berkah kepada kita semua. Amin… Pekanbaru,
2009 Penulis
DEDI EFENDI
DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………….…..i Daftar Isi…………………………………………………………….………..………iv Daftar tabel……………………………………………………………..……………vii BAB I
PENDAHULUAN
6
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1 B. Perumusan Masalah……………………………...….………….....5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………5 D. Sistematika penulisan……………………………………………..6 BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Telaah Pustaka……………………………………………….……7 1. Pengertian usaha kecil…………………………….……………7 2. Pengertian Akuntansi…………………………….….………….8 3. Konsep dan Prinsip Dasar Akuntansi…………….………...…10 4. Siklus Akuntansi Perusahaan Kecil……………….…..............12 a. Formulir………………………………………….…………...12 b. Jurnal………………………………………………..………..13 c. Buku Besar dan Buku Pembantu…………………..…………14 d. Neraca Saldo………………………………………….………15 e. Jurnal Penyesuaian…………………………………...……….16 f. Laporan keuangan……………………………………….……16 1. Neraca………………………………………………...….…..20 2. Laporan Laba Rugi……………………………..……………21 3. Laporan Perubahan Modal……………………..….…………22 4. Laporan Arus Kas……………………………..…….……….23 B. Hipotesis………………………………………..……….…....…23
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian……………………………………….……….24
7
B. Operasional variabel penelitian ………………………..……….24 C. Populasi dan Sampel…………………………………..………...25 D. Jenis dan Sumber Data ……………………………..…………..26 E. Teknil pengumpulan Data……………………………..………..27 F. Analisis Data………………………………………..……….….27 BAB IV
GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Identitas Responden…………...…………...28 1. Tingkat Umur Responden…………...……….…..………28 2. Tingkat pendidikan Responden………...………...……...29 3. Lama Berusaha……...………………………...…………30 B. Modal Usaha Responden………………………………………31 C. Respon terhadap pelatihan dalam pembukuan………………...32 D. Jumlah Karyawan……………………………………………...33 E. Respon terhadap Pemegang keuangan perusahaan…….………34 F. Penggunaan pencatatan pembukuan ataupun akuntansi ...……35
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Konsep kesatuan usaha……………...…………………….……….37 B. Buku pencatatan transaksi…………………………………………39 C. Dasar pencatatan…...………………………………………………40 D. Perhitungan laba rugi……………………………………………....41 1. Penjualan / Pendapatan…………………………………………..42 2. Biaya-biaya dalam perhitungan laba rugi………………………..43
8
3. Periode perhitungan laba rugi……………………………………45 4. Kegunaan perhitungan laba rugi…………………………………46 E. Respon Responden terhadap neraca……………………………….47 1. Piutang …………………………………………………...……...47 2. Hutang …………………………………………………………...48 3. Persediaan………………………………………………………..49 F. Respon Terhadap Pembukuan…………………………….....…….49 G. Kebutuhan Responden Terhadap sistem Pembukuan……….……..51 BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………….…...52 B. Saran……………………………………………………………..53
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel III.1 Nama pengusaha depot air Minum isi ulang di Rengat…….…...…….....26 Tabel IV.1 Distribusu responden dirinci menurut tingkat umur…………….…….…28 Tabel IV.2 Distribusi responden dirinci menurut tingkat pendidikan……………….29 Tabel IV.3 Distribusi responden dirinci menurut lama berusaha …………………...30 Tabel IV.4 Distribusi responden menurut modal usaha …………………………….31 Tabel IV.5 Distribusi responden terhadap pelatihan pembukuan……………………32 Tabel IV.6 Distribusi rsponden menurut jumlah pekerja……………………………33
9
Tabel IV.7 Distribusi responden terhadap pemegang keuangan perusahaan………..34 Tabel IV.8 penggunaan pencatatn pembukuan ataupun akuntansi responden………35 Tabel V.1 Pemisahan keuangan perusahaan dan rumah tangga responden………....37 Tabel V.2 Buku pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas………………….…..39 Tabel V.3 Pencatatan terhadap perhitungan kaba rugi………………….…………..41 Tabel V.4 pencatatan terhadap penjualan/pendapatan ……………………………..43 Tabel V.5 Biaya-biaya dalam perhitungan laba rugi ……………………………….44 Tabel V.6 Distribusi responden menurut perhitungan laba rugi…………………….45 Tabel V.7 Kegunaan perhitungan laba rugi…………………………………………46 Tabel V.8 pencatatan terhadap piutang ……………………..…………………..….47 Tabel V.9 Pencatatan terhadap Hutang…………………………..…………………48 Tabel V.10 Pencatatan terhadap Persediaan………………………………………...49 Tabel V.11 respon responden terhadap manfaat pembukuan ……………………....50 Tabel V. 12 Kebutuhan terhadap sistem pembukuan………………………………..51
10
ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI PADA USAHA AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU
ABSTRAK Penerapan akuntansi dalam menjalankan usaha kecil umumnya mutlak dilakukan , karena dengan adanya penerapan akuntansi maka pengusaha akan mengetahui laba atau rugi dalam menjalankan usahanya tersebut. Namun pengusaha air minum isi ulang di kecamatan rengat kabupaten indragiri hulubelum menerapkan akuntansi dalam usahanyakarena pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh pengusaha belum melakukan pemisahan antara pencatatan rumah tangga dan usahanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi pada usaha air minumisi ulang apakah sudah menerapkan konsep-konsep akuntansi sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat dalam menjalankan usahanya. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Rengat Indragiri Hulu, berkenaan dengan penelitian ini yang menjadi objek adalah pengusaha kecil air minum isi ulangyang bermukim dikecamatan Rengat. Dalam penelitian usaha kecil air minum isi ulang yang ada dikecamatan rengat, Indragiri Hulu berjumlah 20 usaha. Penelitian ini menggunakan metode sensus kesemua usaha kecil air minum isi ulang dikecamatan Rengat, Indragiri Hulu. Setelah semua data terkumpul, data tersebut dikelompokan menurut jenisnya masing-masing dan kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dan penulis dapat menarik kesimpulan sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penerapan akuntansiyang dilakukan oleh para pengusaha kecil air minum isi ulang belum sesuai dengan konsepkonsep dasar akuntansi.
11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pengaruh Era globalisasi dewasa ini mendorong perusahaan untuk melakukan serangkaian kegiatan yang bersifat ekonomis dengan tujuan untuk mendapatkan laba, kegiatan - kegiatan ini membutuhkan ilmu akuntansi agar dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak dalam pengambilan
keputusan
dalam
bentuk laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Akuntansi merupakan salah satu bagian dari sistem pencatatan yang berlaku umum atas semua kejadian dalam suatu kegiatan usaha yang mana pencatatan tersebut berisikan informasi laporan keuangan yang unsurnya meliputi: (1) perhitungan laba rugi, yang menjelaskan laporan operasi perusahaan satu periode, (2) neraca,yang menjelaskan posisi keuangan,(3) laporan perubahan posisi keuangan,(4) laporan perubahan modal, untuk menjelaskan dana pemilik modal yang ada dalam perusahaan. Agar memperoleh informasi yang baik maka diperlukan pencatatan transaksitransaksi oleh perusahaan, adapun manfaat dari akuntansi yaitu : (1) untuk mengetahui besarnya modal yang tertanam di dalam perusahaan dan maju mundurnya perusahaan,(2) sebagai dasar penghitungan pajak,(3) untuk melaporkan hasil akhir kegiatan akuntansi, (4) menjelaskan keadaan perusahaan apabila memerlukan kredit dari bank atau pihak lain, (5) sebagai alat bantu pengambilan keputusan yang akan ditempuh. Proses kegiatan akuntansi mempunyai langkah-langkah agar menghasilkan informasi yaitu : mencatat transaksi kedalam jurnal, membukukan ayat-ayat buku jurnal
12
kebuku besar, menyusun neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian dan membukukan angka-angka kedalam rekening buku besar yang bersangkutan, menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan, menyusun lapoan keuangan. Dalam pencatatan akuntansi ada dua dasar yang digunakan yaitu kas cash basis dan acrual basis. Pada pencatatan cash basis transaksi tidak akan di catat jika tidak ada uang yang diterima atau dikeluarkan, sedangkan dalam akuntansi acrual basis suatu transaksi langsung diakui pada saat terjadi. Jurnal adalah catatan pertama atau pendahulu atas transaksi-transaksi yang terjadi. Buku jurnal yang biasa dipergunakan sesuai dengan kekhususan fungsinya dapat dibedakan antara jurnal umum dan jurnal khusus. Kegunaan jurnal umum adalah untuk menampung transaksi penjualan, penerimaan dan pengeluaran kas dan transaksi lainnya. Sedangkan kegunaan dari jurnal khusus adalah untuk mengurangi waktu pemerosesan dan beban pencatatan atas transaksi yang terjadi berulang-ulang dan mempunyai karakteristik yang sama. Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal dan merupakan tempat untuk menampung informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Sedangkan buku pembantu adalah suatu cabang buku besar yang berisi perincian rekening tertentu yang ada dalam buku besar, yang dibentuk untuk memudahkan dan mempercepat penyusunan laporan dan neraca percobaan. Dalam penerapan akuntansi, di dalam perusahaan akan ditemukan adanya perbedaan sesuai dengan skala perusahaan tersebut, misalnya saja pada perusahaan kecil, aktivitas dan frekuansi transaksi, dari nilai transaksi tersebut relatif kecil dalam
13
menggunakan penerapan akuntansi yang lebih sederhana, seperti desain formulir, kelengkapan informasi dalam formulir, kelengkapan buku catatan dalam dan bentuk laporan yang disajikan. Sedangkan perusahaan besar akan menggunakan banyak formulir dengan desain yang menarik , kelengkapan informasi, jumlah tembusan dan laporan keuangan yang lebih baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto Irsan (2008) dalam skripsinya berjudul “ Analisis penerapan sistem akuntansi pokok pada usaha air minum isi ulang di kota Dumai “. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pencatatan yang dilakukan oleh pengusaha air minum belum dapat menghasilkan sistem informasi keuangan yang lazim dalam menjalankan usaha. Sedangkan Rahmawati ( 2008 ) melakukan penelitian pada usaha kecil ponsel di kota Tembilahan, dengan skiripsinya yang bejudul “ analisis Praktek Akuntansi pada pengusaha ponsel di Tembilahan“. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pencatatan yang dilakukan oleh pengusaha ponsel ditembilahan belum dapat menghasilkan informasi keuangan yang layak dan berkualitas dalam menjalankan usahanya sebagai alat pengambilan keputusan. Ini di karenakan pencatatan yang dilakukan Pengusaha ponsel masih sederhana dan menggabungkan antara pengeluaran pribadi atau rumah tangga dengan pengeluaran perusahaan.
Di kecamatan Rengat
terdapat Dua Puluh usaha air minum isi ulang, dan
semuanya mempunyai pencatatan. Dari observasi dua usaha yang telah dilakukan yaitu usaha air minum Bening Water dan usaha air minum H2W, kedua usaha air minum ini merupakan usaha perorangan.. Seperti usaha air minum H2W yang terletak jalan Azki
14
Aris no 16 Ujung Kelurahan Kampung Dagang ini.Usaha ini tidak menggunakan formulir atau kuitansi dalam aktivitas penjualan dan pembelian selain formulir mereka juga tidak membuat jurnal, buku besar, dan laporan keuangan untuk menghitung untung dan ruginya di H2W melihat dari setiap transaksi penjualan air minum isi ulang setiap harinya transaksi langsung dicatat kedalam buku untuk dijadikan laporan bagi pemilik usaha setiap bulannya untuk setiap kejadian yang bersifat operasional lainnya juga dicatat. Pada perusahaan H2W memiliki satu buah buku yang digunakan untuk semua aktifitas kegiatan pencatatan dan tidak menggunakan laporan keuangan seperti laporan akuntansi yang berlaku umum. Begitu juga dengan Usaha air minum isi ulang Bening water yang terletak di Jalan Azki Aris 57 Kelurahan Sekip Hulu, usaha ini menngunakan formulir atau bisa disebut kuitansi sebagai faktur penjualan, faktur pembelian dan untuk jurnal, buku besar, laporan keuangan mereka tidak membuat karena dianggap terlalu rumit dan tidak mengetahui cara pembuatannya, namun setiap hari usaha air minum Bening water menghitung untung dan rugi berupa uang masuk dan keluar serta biaya operasional lain yang dikeluarkan untuk satu hari tersebut, dalam hal ini mereka melakukan dengan pencatatan langsung ke buku harian.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis membahas masalah ini dengan judul : ”ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA USAHA AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU ” B. Perumusan Masalah
15
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumya, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah Penerapan akuntansi pada usaha air minum isi ulang dikecamatan Rengat kabupaten Indragiri hulu telah menerapkan konsep – konsep dasar akuntansi. C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Untuk mengetahui penerapan akuntasi pada perusahan air minum isi ulang di kecamatan Rengat kabupaten Indragiri hulu telah sesuai dengan konsep – konsep dasar akuntansi. 2. Manfaat Penelitian a. Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai permasalahan akuntansi yang berkaitan dengan penerapan akuntansi pada usaha kecil. b. Sebagai bahan masukan atau informasi bagi perusahan dalam menjalankan dan membuat kebijaksanaan yang berhubungan dengan masalah akuntansi dimasa yang akan datang. c. Sebagai bahan informasi yang berguna bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dan pembahan terhadap permasalahan yang sama. D. Sistematika Penulisan Di dalam penulisan nantinya, penulis akan membagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
16
BAB I
: Pada bab ini akan menguraikan latar belakang tentang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan
BAB II
: Pada bab ini berisikan telaah pustaka yang berhubungan dengan penulisan dan hipotesis serta mengemukakan konsep operasional penelitian.
BAB III
: Pada bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta analisis data.
BAB IV
: Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum identitas responden yang mencakup tingkat umur responden, modal usaha responden, serta lama usaha responden.
BAB V
: Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan
BAB VI
: Pada bab ini penulis akan mencoba untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta memberikan saran-saran yang diharapkan akan berguna bagi perusahan air minum isi ulang yang bersangkutan. BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.
Telaah Pustaka 1. Pengertian Usaha Kecil Sejumlah Penulis dan ahli sampai saat ini mendefinisikan berbeda-beda
pengertian dari usaha kecil namun pada prinsipnya memiliki maksud yang sama.B.N Marbun (1993:3) mendefinisikan perusahaan kecil yaitu : perusahaan yang belum dikelola secara atau lewat manajemen dengan tenaga-tenaga profesional.adapun jumlah
17
karyawan dan omset pertahun terkadang tidak begitu jelas karena sering bergantung situasi dan kondisi. Sedangkan Financial Accounting standart Board dalam Ahmad Riahi Belkaui (2000: 50) mendefinisikan perusahaan kecil sebagai berikut : Sebuah perusahaan yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan pendapatan total kurang dari 5 juta. Perusahaan itu umumnya (a) dikelola oleh pabrik sendiri, (b) memiliki beberapa pemilik lain kika ada, (c) semua pemilik secara aktif terlibat dalam menjalankan urusan-urusan perusahaan kecuali mungkin anggota keluarga tertentu, (d) jarang terjadi hak kepemilikan, dan (e) memiliki struktur modal yang sederhana. Sedangkan
menurut
Small
Business
Administration
dalam
Louis
E.
Boone,David L kurtz (2002: 177) mendefinisikan usaha kecil sebagai perusahaan yang dimiliki dan dikelola secara independen dan tidak mendominasi bidang yang digelutinya. Sementara commite for economic for development dalam syofyan syafri harahap ( 1995: 70 ) mendefinisikan usaha kecil berdasarkan sifat, dapat dikatakan usaha kecil jika memenuhi dua sifat sebagai berikut : 1. Manajemennya independen 2. Kepemilikan dipegang sendiri atau di drop sendiri 3. Kegiatan usahanya bersifat lokal, dengan satu pabrik dan kantor pusat. 4. Size perusahaannya relatif lebih kecil jika dilihat dari keseluruhan industri. Sementara UU RI No. 9 Tahun 1995 tentang industri kecil maka batasan industri kecil di definisikan sebagai berikut :
18
Industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk perniagaan secara komersial yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta dan mempunyai nilai penjualan petahun sebesar Rp1 milyar atau kurang. 2. Pengertian Akuntansi Dalam perkembangannya, defenisi akuntansi mengalami beberapa kali perumusan yang masing-masing dibedakan oleh penekanannya. Pengertian akuntansi menurut AICPA (American Institute Of Certified Publik Accountinig) dalam buku Ahmad Riahi, belkaoui ( 2002:37-38 ) sebagai berikut : Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengiktisaran menurut suatu acara yang signifikan dan dinyatakan dalam satuan uang, transaksi dan kejadian-kejadian yang sebagian darinya setidak-tidaknya berkarakter finansial serta menginterprestasikan hasilnya. Sedangkan menurut Accounting principle Board ( APB ) statement No.4 dalam Arfan Ikhsan (2005: 5 ) adalah sebagai berikut : Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan ekonomi yang dapat bermanfaat dengan dalam pengambilan keputusan, dalam penetapan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai alternatif. Sedangkan menurut Sugiarto dan Suwardjono ( 1999:4) merumuskan defenisi akuntansi menjadi dua segi yaitu : Pertama dari segi ilmu akuntansi yang berarti keseluruhan pengetahuan yang bersangkutan dengan fungsi menghasilkan informasi keuangan suatu unit organisasi
19
kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Kedua dari segi proses atau kegiatannya akuntansi dapat diartikan sebagai kegiatan pencatatan, penyortiran, penggolongan, pengikhtisaran, peringkasan dan penyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi dengan cara tertentu. Sedangkan menurut Kusnadi, Lukman dan kertahadi (2001:5) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut : Akuntansi adalah seni ( keterampilan ) dan ilmu mengolah transaksi atau kejadian yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang menjadi laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan atas perusahaan yang nantinya akan digunakan didalam proses pengambilan keputusan bisnis. Dari beberapa definisi akuntansi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu aktifitas perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai suatu informasi tentang keadaan perusahaan yang dimulai dari proses pencatatan sampai kepada proses penyajiannya kepada pihak yang membutuhkan dalam rangka pengambilan sebuah keputusan. 3. Konsep dan Prinsip Dasar Akuntansi Dalam penerapan akuntansi terlebih perlu dahulu diingat konsep dan prinsip dasar akuntansi, adapun konsep dan dasar akuntansi seperti di jelaskan dibawah ini : 1. Kesatuan Usaha ( Business Entity ) Konsep ini mengangap bahwa aktiva suatu perusahaan adalah terpisah dari aktiva pribadi orang yang menyediakan aktiva ( modal ) yang dipergunakan dalam perushaan tersebut. Sedangkan menurut Sugiato dan Suwardjono ( 1999 : 28 ) Kesatuan Usaha adalah konsep yang mengatakan bahwa dari
20
akuntansi unit usaha atau perusahaan harus dianggap sebagai orang atau badan atau organisasi yang berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri, dan terpisah dari pemilik. 2. Kelangsungan usaha ( Going Consern ) Konsep ini beranggapan bahwa suatu perusahaan akan hidup terus, dalam arti perusahaan di harapakan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang dan menganggap perusahaan memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian. 3. Periode waktu ( Time Periods) Posisi Laporan Keuangan dibuat diwaktu tertentu, sesuai kebiasaan dan dan ketentuan hukum, maka jangka waktu pembuatan laporan keuangan yang umum adalah satu tahun. 4.Unit Moneter Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu atau aktivitas perusahaan dan bahwa nilai uang adalah dari waktu 5. Transaksi Yaitu : Kejadian atau peristiwa dalam perusahaan yang dapat Menyebabkan perubahan pada harta, hutang dan modal. 6. Dasar – dasar pencatatan, ada dua dasar pencatatan dalam akuntansi yang digunakan dalam mencatat transaksi.yaitu : a. Dasar akrual yaitu : pengaruh suatu transaksi dicatat dan diakui pada saat transaksi tersebut terjadi ( bukan pada saat penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan transaksi tersebut ).
objek
ke waktu.
21
b. Dasar kas yaitu yang mengakui penaruh transaksi pada saat di lakukan pembayaran atau penerimaan atas transaksi tersebut.
4. Siklus Akuntansi perusahaan Kecil Siklus Akuntansi Menurut Soemarso S.R ( 2004 : 90 ) yaitu tahapan –tahapan kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan periode berikutnya. Siklus akuntansi perushaan kecil tersebut. a. Formulir / Dokumen formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,m karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam perusahaan dapat direkam diatas kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Dalam praktek akuntansi secara manual media yang digunakan untuk merekam pertama kali data dan transaksi keuangan adalah adalah formulir yang dibuat dari kertas. 1. Manfaat formulir Hampir setiap peristiwa penting tercatat dalam formulir oleh karena itu formulir sangat penting dalam perusahaan. Dalam perusahaan formulir bermanfaat untuk : a. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.
22
b. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menanyakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. c. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan. d. menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain dalam organisasi yang sama atau yang lain. 2. Sumber – sumber formulir dapat digolongkan menjadi : a. Formulir yang dibuat dan disimpan dalam perusahaan. Digunakan secara intern dalam perusahaan. b.
Formulir yang dikirim kepada pihak liar perusahaan. Digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak luar perusahaan.
b. Jurnal Jurnal adalah catatan pertama atas transaksiyang terjadi. Buku jurnal yang biasa dipergunakan susuai dengan kekhususan fungsinya sesuai yang dapat dibedakan menjadi antara jurnal umum dan jurnal khusus. Menurut M.P Simangunsong ( 1996 : 59 ) definisi jurnal adalah sebagai berikut : catatan yang sistematis dan kronologis dari transaksi – transaksi finansial dengan menyebutkan perkiraan yang akan didebet dan di kredit disertai jumlahnya masingmasing dan keterangan singkat tentang transaksi tersebut. Ada dua macam bentuk jurnal : a. Jurnal Umum adalah jurnal untuk menampung transaksi penjualan, pembelian, penerimaan dan pengeluaran kas dan transaksi lainnya Tabel II.1 Jurnal Umum Halaman .........
23
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Sumber : Sistem Akuntansi ( Mulyadi ) b. jurnal Khusus adalah untuk mengurangi waktu pemerosesan dan beban pencatatan atas transaksi yang terjadi berulang –ulang dan mempunyai karateriristik yang sama. Contoh pada jurnal penerimaan kas. Tabel II. 2 Jurnal penerimaan kas Tgl
Keterangan
Ref
Debit kas
Pot
Kredit Penjualan
Serba/i
Piutang
penjualan
Sumber : Sistem Akuntansi ( Mulyadi ) c. Buku Besar dan Buku Pembantu Menurut Zaki Baridwan ( 1999 : 27 ) Buku besar adalah catatan akhir yang merupakan kumpulan rekening –rekening neraca dan laba rugi. Sedangkan buku pembantu merupakan rincian dari rekening dalam buku besar. Sedangkan menurut soemarso ( 2004 ; 68 ) buku besar adalah kumpulan dari beberapa akun-akun yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan tersendiri. Pada dasarnya buku besar sapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : a. bentuk Skontro, disebut bentuk dua kolom dan bentuk yaitu sebelah menyebelah, sisi kiri disebut debit dan kanan disebut kredit. b. bentuk bersaldo, disebut juga bentuk empat kolom.
24
Dalam sistem manual, kegiatan posting memerlukan 4 tahapan berikut ini : 1. Pembuatan rekapitulasi jurnal. 2. Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi. 3. Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan. 4. Pengembalian rekening pada rekening arsip pada urutan semula. Sedangkan Fungsi dari buku besar adalah untuk : 1. Mencatat secara rinci setiap jenis harta, hutang dan modal beserta perubahannya. 2. Menggolongkan aspek transaksi atau kejadian sesuai dengan jenis akun masing- masing. 3. Menghitung jumlah atau nilai tiap-tiap akun. 4. Mengikhtisarkan transaksi kedalam akun yang terkait sehingga dapat menyusun laporan keuangan. d. Neraca saldo Neraca saldo adalah daftar saldo seluruh rekening yang ada dalam buku besar pada waktu tertentu ( setiap akhir bulan ) yang berisi nama-nama rekening yang terdapat dalam buku besar beserta saldonya masing-masing. Neraca saldo disusun jika semua jurnal sudah di bukukan kedalam masing-masing rekeningnya. Penyusunan neraca saldo dapat digunakan untuk mengecek keseimbangan debit dan kredit seluruh rekening-rekening buku besar. Menurut Syofyan Syafri Harahap ( 2005 : 4 ) mendefinisikan neraca saldo sebagai berikut : Neraca saldo adalah neraca yang memuat semua, perkiraan tetapi yang dimasukan hanya saldonya saja. Adapun fungsi neraca saldo adalah :
25
1.Neraca saldo berfungsi memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debit dan kredit akun buku besar. Neraca saldo bukan untuk memeriksa kebenaran proses pencatatan. Jadi keseimbangan jumlah neraca saldo belum menjamin kebenaran pencatatan akuntansi. 2.Neraca saldo sebagai langkah awal menyusun kertas kerja. e. Jurnal penyesuaian Laporan keuangan tidak langsung dapat disusun dari neraca saldo, karena data yang tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian dengan cara membuat jurnal pennyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian berguna untuk mengoreksi akun-akun tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, pendapatan, modal dan beban yang sebenarnya.ada dua macam jurnal penyesuaian. Pertama, jurnal penyesuain untuk transaksi yang belum dicatat. Kedua, jurnal penyesuaian untuk mengoreksi saldo akun yang tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.setiap jurnal penyesuaian paling tidak akan berpengaruh pada satu akun neraca dan satu akun laba rugi.dalam jumlah yang sama. f. Laporan Keuangan laporan keuangan sebagai alat penyedia informasi keuangan sehubungan aktivitas-aktivitas dan kegiatan-kegiatan keuangan yang dilakukan suatu perusahan, dalam penyusunannya haruslah berdasarkan standar-standar tertentu atau haruslah memiliki suatu pedoman tertentu agar informasi-informasi yang tersaji dalam laporan itu merupakan informasi-informasi yang terjamin keabsahannya, kewajarannya dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi
26
dan keuangan. Standar ataupun pedoman dalam penyusunan laporan keuangan itu biasanya tidak terlepas dari penerapan akuntansi. Zaki Baridwan ( 1997 : 17 ) mendefinisikan laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan menurut Lili M. Sadeli ( 2000 : 18 ) dalam bukunya Dasar –Dasar Akuntansi mendefinisikan laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tantang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan utuk membebaskan dari tanggung jawab yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahan. Disamping itu laporan keuangan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yang sebagai laporan kepada pihak-pihak luar perusahan. Adapun fungsi umum dari laporan keuangan menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) : a. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan
dalam aktiva netto suatu perusahan yang timbul dari suatu kegiatan dalam rangka memperoleh laba.
27
b. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto suatu perusahan yang timbul dari suatu kegiatan dalam rangka memperoleh data. c. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahan, seperti mengenai informasi aktivitas pembiayaan dan investasi. d. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahan. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan didalam menaksir potensi perusahan dalam menghasilkan laba. Karateristik kualitatif Laporan Keuangan Karateristik kualitatif laporan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu : a.Dapat dipahami. Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai, maksudnya pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi , serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluakan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.
28
b.Relevan Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka dimasa lalu. c.Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal ( reliabel ). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur( faithful representation ) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. d.Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecendrungan ( trend ) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan santar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yan berbeda. Implikasi penting dari karateristik kualitatif dapat dibandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan
29
tersebut. Pemakai harus dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transakasi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode keperiode dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian daya banding Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan memuat informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab manajemen. Laporan keuangan ( financial statement) merupakan pernyataan manajemen tentang kondisi perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk mata uang (rupiah ) umumnya laporan keuangan berisi : 1.
Neraca Neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan harta, hutang dan modal perusahaan pada saat tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukan dengan jumlah harta yang dimiliki disebut akttiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva,atau dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan passiva merupakan sumber-sumbernya yang digunakan untuk investasi tersebut.
Neraca memiliki format sebagai berikut : Aset lancar : Kas xxx Piutang xxx Persediaan xxx Perlengkapan xxx xxx Asuransi bayar dimuka Total aset lancar
xxx
30
Aset tetap : Tanah Peralatan Dikurangi akm. Peny Peralatan kantor Dikurangi akm peny Total Total aset
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
Kewajiban lancar ; Utang usaha Utang gaji Sewa Total kewajiban Ekuitas pemilik : Modal Total kewajiban dan ekuitas
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukan berapa jumlah pendapatan dan biaya-biaya selama periode tertentu Laporan laba rugi yang juga diseut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupkan laporan yang menunjukan kemajuan keuangan perusahaan .laporan laba rugi memiliki format sebagai berikut : Pendapatan Beban operasi ; Beban upah Beban sewa Beban lain-lain Total beban Laba bersih
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
3. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal adalah laporan yang memuat ringkasan sebabsebab perusahaan modal dan merupakan penghubung laporan laba rugi dan
31
neraca. Ada beberapa ketentuan yang harus diikuti dalam pembuatan laporan keuangan ini yaitu ; a. Jika modal awal lebih besar dari pada modal akhir maka perusahaan tersebut mengalami kerugian. b. jika modal awal lebih kecil dari pada modal akhir maka perusahaan tersebut mendapat keuntungan. c. penambahan investasi dilakukan setelah penulisan modal awal dalam laporan. d. pengambilan tidak perlu didetilkan dalam laporan. Laporan perubahan modal juga disertai juga dengan perubahan tahunan.laporan ini termasuk dalam laporan lain-lain, bukannya laporan pokok seperti neraca dan laba rugi. Laporan perubahan modal memiliki format sebagai berikut : Modal 1 jan Investasi Laba bersih Dikurangi penarikan Kenaikan equitas Modal 31 des
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
4. Laporan Arus Kas laporan arus kas, dalam FASB Statement Nomor 95 tahun 1998 meminta dibuatnya laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi keuangan. Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan
32
informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode.untuk mencapai tujuan ini aliran kas di klarifikasi dalam tiga kelompok berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan, dan kegiatan usaha Laporan Arus Kas mempunyai format sebagai berikut : Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pembiayaan Kenaikan ( penurunan) bersih Kas awal tahun Kas akhir tahun
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
B. Hipotesis Dari latar belakang dan telaah pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : Diduga usaha air minum isi ulang di kecamatan Rengat kabupaten Indragiri Hulu dalam penerapan akuntansi belum menggunakan konsep-konsep dasar akuntansi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian ini disekitar Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu berkenaan dengan penelitian ini yang menjadi objek adalah usaha air
33
minum isi ulang yang berkedudukan di kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu, dibawah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indragiri Hulu. B. Operasional Variabel Penelitian Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah penerapan akuntansi pada pengusaha kecil, tentang konsep-konsep dasar akuntansi dan menjalankannya dalam aktivitas perusahaan, dengan indikator pemahaman tentang : 1. Konsep kesatuan usaha konsep kesatuan usaha mengasumsikan bahwa suatu perusahaan adalah badan yang terpisah dan dibedakan orang – orang yang mempunyai aktiva perusahaan, atau pemisahan transaksi usaha dengan transaksi rumah tangga 2. Dasar pencatatan Dasar pencatatan akuntansi ada dua, yaitu dasar kas dan dasar akrual.dasar kas dimana penerimaan dan pengeluaran akan dicatat dan diakui apabila kas sudah diterima atau dikeluarkan. Sedangkan dasar akrual penerimaan dan pengeluaran dicatat atau diakui pada saat terjadinya transaksi tanpa melihat apakah kas telah diterima atau dikeluarkan. 3. Matching concept yaitu konsep ini menekankan perlunya menghubungkan biaya dengan pendapatan pada periode yang sama. 4. Periode waktu yaitu laporan keuangan yang dilakukan pada suatu periode akuntansi terdiri dari 12 bulan atau satu tahun 5. Buku yang digunakan Buku yang digunakan merupakan proses pengklasifikasian atau pengolongan transaksi yang telah dijurnal sesuai dengan jenis transaksinya.
34
6. Perhitungan Laba Rugi Perhitungan laba rugi memberikan informasi mengenai hasil operasi perusahaan baik dalam kondisi laba maupun rugi. Dalam perhitungan laba ini yang diperhitungkan adalah pendapatan dan beban dari suatu entitas. C. Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh usaha air minum isi ulang yang berada di kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu. Jumlah Pengusaha air minum isi ulang adalah sebanyak 20 usaha dengan modal Rp.5.000.000,( lima juta rupiah ) sampai dengan Rp. 200.000.000,- ( dua ratus juta Rupiah) hal ini tertuang dalam keputusan menteri Perindustrian dan perdagangan Republik Indonesia No.590/MPP/kep/10/1999, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Jumlah populasi usaha Air minum isi ulang yang disurvei oleh penulis dimana semua anggota populasi menjadi responden adalah : Tabel III.1 Daftar Nama-Nama Usaha Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Rengat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Depot Freshness H2O Murni water Depot Ramadhan Aqua Fresh ION 69 Dhea water Reihan Freshqua Bening water Freshdrink Bola water Puspa water Riki water
Alamat Jl. Brigjen Katamso 10 Jl.syarial 20 Jl.sultan ibrahim Jl. Sultan 73 Jl.hang tuah 26 Jl.MT haryono Kp besar seberang Jl. Hang lekir Jl. Sultan km.4 Jl.Azki aris 57 Jl. Azki Aris 32 Jl. Teuku Umar Jl. Narasinga Jl. Hang Tuah
Nama pemilik Rohaina Tasman tanjaya Misno erianto Hj. R.Zuraidah Rohaina Imin Syafrudin Gustini Rohaina Sulasih Rohaina Jumanto M.putra Abas
35
15 Sari water Jl. R. suprapto Ninik 16 H2 water Jl. Azki Aris Hesti Widyastuti 17 Mila Water Jl. Plaza Rengat Mila 18 Salsabila Jl. A.R Hakim Candra 19 Dhea Water Jl. Kampung pulau Adam 20 Segar Water Jl. Azki aris sariwati Sumber : Dinas perindustrian dan perdagangan Inhu dan Survey Lapangan. D. Jenis dan Sumbar Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder yaitu : 1. data primer yaitu : Data yang dikumpulkan langsung dari responden seperti melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner. 2. Data sekunder yang diperoleh dari responden dan instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu keterangan - keterangan tentang industri kecil dari responden dan pemerintah yaitu : Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Indragiri Hulu. E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis perlukan untuk bahan penulisan ini digunakan beberapa cara : 1. Wawancara terstruktur yaitu : mengumpulkan data dengan cara menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya telah disiapkan untuk melakukan tanya jawab antara peneliti dengan data yang penulis perlukan. 2. Dokumentasi yaitu : Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengambilan dokumen-dokumen yang sudah ada tanpa ada pengolahan data.
36
3.Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengambilan survei langsung kelapangan melihat tempat usaha dan memberikan pertanyaan – pertanyaan secara lisan dan tidak terstruktur F. Analisis Data Semua data telah terkumpul, data tersebut dikelompokan menurut jenisnya masing-masing kemudian dituangkan dalam dalam bentuk tabel dan akan diuraikan secara Deskriptif sehingga dapat diketahui apakah pengusaha air minum isi ulang di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu telah menerapkan akuntansi. Kemudian ditarik suatu kesimpulan untuk disajikan dalam bentuk laporan penelitian.
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Identitas Responden Adapun responden dalam penelitian ini adalah 20 usaha Air minum Isi ulang di Kecamatan Rengat. Identitas
responden yang penulis dapat dari hasil penelitian
meliputi : 1. Tingkat Umur Responden Dilihat dari penyebaran umur, ternyata sebagian responden berada diantara umur 20-25 tahun. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel berikut ini : TABEL IV.1 DISTRIBUSI RESPONDEN DIRINCI MENURUT TINGKAT UMUR TAHUN 2009 No
Tingkat Umur (tahun)
Jumlah
Persentase
37
1
15-19
2
10
2
20-25
11
55
3
26-29
1
5
4
30-34
1
5
5
35-39
5
25
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
yang paling banyak respondenya
adalah pada umur yang berkisar antara 20-25 tahun yaitu 55 persen. Dimana dalam usia ini dapat dikatakan bahwa responden sudah berada pada usia produktif, juga termasuk usia kerja. 2. Tingkat Pendidikan Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemui tingkat pendidikan responden ratarata sudah menamatkan pendidikan formalnya pada tingkat SMA (sederajat). Untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah responden dari tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : TABEL IV.2 DISTRIBUSI RESPONDEN DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2009 No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
1
Tamat SD
1
5
2
Tamat SLTP
3
15
3
Tamat SLTA
13
65
4
Tamat Diploma
-
-
5
Tamat S1
3
15
20
100
Jumlah
38
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, pada umumnya responden banyak yang menamatkan pendidikannya pada SLTA yang berjumlah 13 responden yaitu 65 persen, diikuti dengan tamatan SLTP yang berjumlah 3 responden yaitu 15 persen, yang tamat SD berjumlah 1 responden yaitu 5 persen, sedangkan yang menamatkan sampai Diploma tidak ada dan S1 berjumlah 3 responden yaitu 15 persen.
3. Lama Berusaha Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, bahwa jumlah lamanya berusaha responden yang paling banyak adalah 1-2 tahun. Untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat tabel berikut ini : TABEL IV.3 DISTRIBUSI RESPONDEN DIRINCI MENURUT LAMA BERUSAHA TAHUN 2009 No
Lama berusaha ( tahun )
Jumlah
Persentase
1
1-2
14
70
2
3-5
6
30
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjalani usahanya antara 1-2 tahun. Responden yang berusaha antara 1 sampai 2 tahun
39
tahun berjumlah 14 pengusaha yaitu 70 persen, dan diikuti responden yang lama berusahanya antara 3 sampai 5 tahun berjumlah 6 pengusaha yaitu 30 persen. Berdasarkan keterangan di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya responden menjalankan usaha antara 1 sampai 2 tahun. Ini berarti pengalaman mereka miliki juga sedikit sehingga mereka tidak memanfaatkannya untuk belajar atau mengikuti pelatihan khususnya dalam bidang pembukuan.
B. Modal Usaha Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diketahui bahwa modal usaha dari masing-masing pengusaha Air minum antara yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL IV.4 DISTRIBUSI RESPONDEN DIRINCI MENURUT MODAL USAHA TAHUN 2009 No
Modal Usaha (Rp)
Jumlah
Persentase
1
40.000.000 -45.000.000
3
15
2
46.000.000 – 50.000.000
3
15
3
51.000.000 – 55.000.000
8
40
4
56.000.000 – 60.000.000
2
10
5
61.000.000 – 65.000.000
2
10
6
65.000.000 – keatas
2
10
Jumlah
20
100
40
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam menjalankan usaha menanamkan modal antara Rp. 40.000.000,- sampai dengan Rp. 45.000.000,- berjumlah 3 responden yaitu sebanyak 15 persen. Kemudian diikuti modal Rp. 46.000.000,- sampai 50.000.000,- berjumlah 3 responden yaitu sebanyak 15 persen. Modal usaha Rp. 51.000.000,- sampai Rp. 55.000.000,- berjumlah 8 responden yaitu sebanyak 40 peersen, Rp. 56.000.000,- sampai Rp. 60.000.000,- dan 61.000.000,sampai 65.000.000,-
serta 65.000.000,- -keatas berjumlah 2 responden yaitu 10
persen.Berdasarkan informasi di atas dapat diketahui bahwa dengan standar modal yang tergolong cukup untuk perusahaan kecil yaitu antara Rp. 51.000.000,- sampai Rp. 55.000.000,- akan lebih baik jika menerapkan sistem akuntansi dalam menjalankan usaha. Dengan menggunakan sistem akuntansi dengan benar diharapkan dapat membantu dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dimasa yang akan datang. C. Respon Responden Terhadap Pelatihan dalam Bidang Pembukuan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam hal ini di Rengat telah ada sebagian responden yang pernah mendapat pelatihan dalam bidang pembukuan. Untuk lebih jelasnya daat dilihat tabel berikut ini : TABEL IV.5 RESPON RESPONDEN TERHADAP PELATIHAN DIBIDANG PEMBUKUAN TAHUN 2009 No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Pernah Mendapat Pelatihan
3
15
2
Tidak pernah mendapat pelatihan
17
85
41
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Tabel di atas memberikan gambaran bahwa sebagian besar dari responden yaitu 17 atau 85 persen responden tidak pernah mendapatkan pelatihan dalam bidang pembukuan, sedangkan 3 atau 15 persen responden pernah mendapatkan pelatihan dalam bidang pembukuan. Hal ini terjadi karena mereka beranggapan bahwa usaha yang mereka jalankan masih tergolong kecil, sehingga pembukuan yang mereka buat tidak dapat dilakukan dengan baik dan benar. Dengan adanya pelatihan dibidang pembukuan akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha baik dari segi perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. D. Jumlah Pegawai/Pekerja Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa jumlah karyawan yang bekerja pada masing-masing Usaha Air minum jumlahnya bervariasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL IV.6 DISTRIBUSI RESPONDEN DIRINCI MENURUT JUMLAH PEGAWAI TAHUN 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Depot Air Minum Freshness H2O Murni water Depot Ramadhan Aqua Fresh ION 69 Dhea water Reihan Freshqua Bening water Freshdrink
Jumlah Pegawai 1 2 5 4 2 2 2 2 2 5 2
42
12 Bola water 13 Puspa water 14 Riki water 15 Sari water 16 H2 water 17 Mila Water 18 Salsabila 19 Dhea Water 20 Segar Water Sumber : Data hasil penelitian lapangan
4 1 2 4 2 4 3 3 2
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah pekerja dari masing-masing pengusaha air minum tidak sama, jumlah terbanyak adalah pengusaha depot air minum yang memperkerjakan 1 orang karyawan yaitu 2 pengusaha depot air minum, untuk pengusaha air minum yang memperkerjakan 2 orang karyawan adalah 10 pengusaha depot air minum, jumlah pekerja 3 orang karyawan sebanyak 2 pengusaha depot air minum, jumlah pekerja 4 orang karyawan sebanyak 3 pengusaha depot air minum, dan jumlah pekerja 5 orang karyawan
adalah 2 pengusaha depot air minum,Dari
keseluruhan responden memperkerjakan dengan sedikit karyawan disebabkan oleh faktor modal serta kecilnya bentuk usaha yang mereka jalankan. E. Respon Responden Terhadap Pemegang Keuangan Perusahaan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata pemegang keuangan perusahaan tidak menggunakan tenaga kasir, hal ini disebabkan
karena
kecilnya usaha yang mereka jalankan sehingga peranan kasir kurang dibutuhkan pada usaha ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL IV.7 RESPON RESPONDEN TERHADAP PEMEGANG KEUANGAN PERUSAHAAN TAHUN 2009 No 1
Respon Responden Menggunakan tenaga kasir
Jumlah 6
Persentase 30
43
2
Tidak menggunakan tenaga kasir Jumlah Sumber : Data Hasil Penelitian Lapangan
14 20
70 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang tidak menggunakan tenaga kasir berjumlah 14 responden, yaitu 70 persen kemudian responden yang menggunakan tenaga kasir berjumlah 6 Responden, yaitu 30 persen, hal ini dikarenakan usaha mereka masih tergolong kecil dari dan suatu pekerjaan masih bisa dikerjakan sendiri terutama dalam bidang keuangan. Jadi, setiap usaha berskala kecil jarang menggunakan tenaga kasir karena masalah keuangan selalu dipegang langsung oleh pimpinan perusahaan. Tetapi, dalam hal ini ada juga pengusaha depot air minum yang menggunakan tenaga kasir karena setiap hari usahanya penuh dengan pembeli sehingga sulit bagi pemilik perusahaan untuk mengkontrol keuangan miliknya sendiri tanpa bantuan tenaga kasir. Dari informasi di atas apabila perusahaan kecil menggunakan tenaga kerja maka sebaiknya harus ada pemisahan fungsi antara bagian penerimaan kas, pengeluaran kas, dan bagian pencatatan agar tidak terjadinya kecurigaan dan kecurangan. F.Pengenalan dan Penggunaan Akuntansi pada Responden Peranan Akuntansi sangat penting dalam membantu pengambilan keputusan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam suatu perusahaan. Apabila pencatatan pembukuan ataupun akuntansi itu sendiri tidak dilakukanl atau diketahui bagaimana bisa orang pribadi ataupun perusahaan tersebut menerapkan akuntansi dalam kegiatan sehari-hari dan mengetahui perkembangan usahanya. Untuk lebih jelasnya mengenai pencatatan pembukuan ataupun penggunaan akuntansi pada pengusaha kecil air minum dapat dilihat pada tabel berikut ini :
44
TABEL IV.8 PENGGUNAAN PENCATATAN PEMBUKUAN ATAU AKUNTANSI PADA RESPONDEN TAHUN 2009 No Respon Responden Jumlah Persentase 1 Menggunakan pencatatan pembukuan atau 11 55 akuntansi 2 Tidak menggunakan pencatatan pembukuan 9 45 atau akuntansi Jumlah 20 100 Sumber : Data hasil penelitian lapangan Dari tabel di atas, dapat terlihat pada responden yang menggunakan pencatatan pembukuan ataupun akuntansi berjumlah 11 responden sebanyak 55 persen, sedangkan yang tidak menggunakan pencatatn pembukuan ataupun akuntansi berjumlah 9 responden sebanyak 45 persen. Berdasarkan informasi di atas diketahui bahwa pada umumnya responden telah menggunakan pencatatn pembukuan artupun akuntansi, akan tetapi menurut hasil penelitian yang telah
penulis lakukan, penggunaan akuntansi
yang dilakukan
responden masih bersifat sederhana. Sebaiknya dalam hal ini responden khususnya
pengusaha kecil air minum
menerapkan pencatatan akuntansi yang sesuai dan berlaku umum agar dapat membantu dalam mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomis serta dapat membantu mengambil keputusan dengan lebih tegas dan mantap setelah memahami proses tersebut.
45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari uraian telaah pustaka telah dijelaskan mengenai pentingnya peranan akuntansi mulai dari pengertian akuntansi fungsi akuntansi dan konsep-konsep dasar akuntansi. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penerapan konsep -konsep akuntansi yang dilakukan dalam
kegiatan usaha-usahanya yang diperoleh dari hasil survei,
wawancara maupun kuisioner pada masing-masing pengusaha air minum di kecamatan Rengat. A. Konsep kesatuan Usaha Dalam hal pencatatan transaksi dalam buku penerimaan dan pengeluaran kas, pencatatan yang dilakukan pengusaha kecil air minum ini masih kurang memadai karena masih ada pengeluaran rumah tangga dimasukkan dalam pengeluaran kas perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL V.1 PEMISAHAN PENCATATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KEUANGAN RUMAH TANGGA RESPONEN TAHUN 2009 No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Memisahkan pencatatan keuangan perusahaan dengan keuangan rumah tangga
6
30
2
Tidak memisahkan pencatatan keuangan perusahaan dengan keuangan rumah tangga
14
70
Jumlah
20
100
Sumber : Hasil penelitian lapangan
46
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 responden yang melakukan pemisahan pencatatan persahaan dengan keuangan rumah tangga hanya 6 responden atau 30 persen, dan 14 responden atau 70 persen menggabungkan antara keuangan perusahaan dengan keuangan rumah tangga hal ini bertentangan dengan konsep kesatuan usaha atau Business Entity fakta ini terlihat dalam penelitian yang dilakukan penulis masih ada para pengusaha air minum yang dalam transaksi pengeluaran kas masih mencatat pengeluaran seperti pembayaran uang sekolah anak, pembayaran kreditan dan pembayaran uang arisan, hal ini juga menunjukan bahwa masih ada yang bukan pengeluaran perusahaan dimasukan kedalam pengeluaran perusahaan. Hal ini jelas akan mempengaruhi
dalam perhitungan laba rugi usaha dimana biaya yang
diperhitungkan dalam menghitung laba rugi usaha akan semakin besar. Sebaiknya pencatatan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas harus dilakukan dengan tepat dan dapat dipahami oleh berbagai pihak yang memerlukan dengan cara memisahkan antara penerimaan dan pengeluaran kas milik perusahaan dengan penerimaan dan pengeluaran kas milik pribadi, karena dalam konsep akuntansi yaitu Business Entity dijelaskan bahwa suatu perusahaan adalah berdiri sendiri, terpisah dari para pemiliknya dan perusahan lain, konsep ini menghendaki agar transaksi-transaksi yang terjadi didalam suatu perusahaan dicatat secara terpisah dari transaksi - transaksi pribadi pemiliknya.
B. Buku Pencatatan Transaksi
47
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap 20 Pengusaha Air minum yang ada di kecamatan Rengat, diketahui bahwa pengusaha air minum telah ada yang melakukan pencatatan terhadap transaksi yang terjadi dalam aktivitas usahanya. Buku yang digunakan dalam pencatatan tersebut adalah buku kas. Hal ini terbukti dengan adanya buku pencatatan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL V.2 BUKU PENCATATAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS TAHUN 2009 No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Melakukan pencatatan penerimaan pengeluaran kas
dan
18
90
2
Tidak melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
2
10
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden yang melakukan pencatatan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas berjumlah 18 responden yaitu 90 persen, dan 2 responden yaitu 10 persen yang belum melakukan pencatatan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas, selain itu juga ada digunakan buku untuk mencatat hutang oleh pengusaha air minum. Siklus akuntansi yang dibuat oleh Pengusaha ini memulai dari transaksi yang dicatat kemudian, kemudian menghitung berapa pendapatan dan pengeluaran beserta biaya – biayanya
hal inilah menurut mereka yang menjadi dasar mereka dalam
membuat laporan keuangan meskipun hanya bisa dipahami oleh mereka.
48
Transaksi yang dicatat dalam buku penerimaan kas bersumber dari hasil penjualan air isi ulang itu sendiri dan beberapa penjualan galon . Sedangkan transaksi yang dicatat sebagai pengeluaran kas antara lain pembelian tisu, tutup atau segel galon, membayar gaji karyawan, membayar sewa toko, membayar listrik, urusan ke Dinas kesehatan dan ada juga yang mencatat pengeluaran pribadinya seperti pengeluaran untuk membayar arisan, perlengkapan sekolah anak, dan pengeluaran rumah tangga lainnya. C. Dasar pencatatan Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui bahwa para pengusaha air minum isi ulang dikecamatan Rengat dalam menjalankan usaha menggunakan dasar akrual. Adapun metode yang digunakan oleh Pengusaha air minum isi ulang adalah menggunakan dasar akrual dimana transaksi dicatat atau diakui pada saat terjadinya transaksi tanpa melihat apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan.misalkan pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat apakah kas sudah diterima atau belum dari pelanggan. Berdasarkan informasi di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden telah melakukan pencatatan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas.Akan tetapi cara mencatatnya masih sangat sederhana, Hal ini terlihat dari data yang didapat penulis, pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan oleh pengusaha air minum masih belum teratur, ada yang terkesan asal-asalan sehingga sulit dibaca atau dipahami oleh orang lain dan tulisan tersebut hanya bisa dimengerti oleh pengusaha air minum itu sendiri.
49
D. Perhitungan Laba Rugi Untuk mengetahui tingkat operasi usaha maka pengetahuan dan pencatatan terhadap laba rugi mutlak untuk dapat digunakan, agar pengusaha kecil air minum isi ulang mengetahui apakah usaha yang dijalaninya mengalami keuntungan atau kerugian. Pada umumnya responden mengetahui mengenai laba rugi, akan tetapi masih ada responden yang tidak membuat terhadap laba rugi perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL V.3 PENCATATAN TERHADAP PERHITUNGAN LABA RUGI TAHUN 2009 No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Melakukan perhitungan laba rugi
18
90
2
Tidak melakukan perhitungan laba rugi
2
10
20
100
Jumlah Sumber : Data hasil penelitian lapangan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar pengusaha kecil air minum telah membuat terhadap laba rugi atas usaha yang mereka jalankan. Responden yang melakukan perhitungan laba-rugi berjumlah 18 responden atau 90 persen, dan yang tidak melakukan perhitungan terhadap laba rugi 2 responden atau 10 persen. Dalam akuntansi yang menggunakan dasar akrual pendapatan dan beban dilaporkan dalam laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan tanpa melihat apakah kas sudah diterima atau belum, pada dasar akrual pendapatan dan beban dilaporkan pada periode yang sama seperti pendapatan dicatat pada saat jasa diberikan kepada pembeli tanpa melihat kas diterima atau belum dari pembeli pada periode itu,
50
sedangkan gaji karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode dimana pada saat karyawan memberikan jasa bukan pada saat dibayarkan. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban pada periode yang sama ini disebut konsep penandingan namun dalam hal ini tidak terpenuhi karena pada usaha ini tidak adanya penyesuaian. Dalam membuat laba rugi pengusaha air minum melakukan perhitungan yaitu dengan melihat pendapatan yang diperloleh dari penjualan kemudian dikurangi dengan pengeluaran yang telah dicatat.Dari informasi di atas diketahui perhitungan laba rugi terhadap usaha yang dijalankan sangat perlu, sehingga mereka menerapkan perhitungan laba rugi pada usahanya. Akan tetapi hingga saat ini masih ada responden yang tidak melakukan perhitungan laba rugi atas usaha, mereka hanya melihat dari buku kas miliknya saja sedangkan dalam akuntansi perhitungan laba rugi dilakukan dengan cara mengurangkan pendapatan dan biaya.Untuk pengusaha Air minum yang tidak melakukan perhitungan laba rugi akan sulit atau bahkan tidak dapat mengetahui apakah usaha yang dijalankan tersebut mengalami untung atau rugi dalam periode akuntansi. 1. Penjualan/Pendapatan Untuk variabel penjualan dan pendapatan, pengusaha Air minum
sudah
mengetahui atau mengenal dengan baik. Dan begitu juga dengan pencatatan yang dilakukan pengusaha air minum telah menerapkannya dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL V.4 PENCATATAN PENDAPATAN PADA RESPONDEN TAHUN 2009
51
No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Menerapkan pencatatan penjualan
20
100
2
Tidak menerapkan pencatatan penjualan
0
0
20
100
Jumlah Sumber : Data hasil penelitian lapangan Dari tabel di atas, pada umumnya
responden telah menerapkan pencatatan
penjualan pada usaha air minum isi ulang dikecamatan rengat yaitu berjumlah 20 responden atau 100 persen. Dari informasi di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden telah melakukan pencatatan dengan baik. Menurut hasil penelitian penulis, responden wajib melakukan pencatatan terhadap penjualan tersebut karena pendapatan merupakan sumber utama dari perusahaannya selain penjualan secara tunai responden juga mencatat penjualan mereka yang bersumber dari penjualan kredit Hal ini dilakukan agar responden mengetahui berapa nilai perusahaanya dari pendapatan tersebut.
2. Biaya-biaya dalam Perhitungan Laba-Rugi Dalam perhitungan laba rugi responden, terdapat beberapa biaya yang akan diperhitungkanoleh pengusaha depot air minum ( air minum isi ulang ) dikecamatan Rengat , Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel V. 5 berikut ini
TABEL V.5 BIAYA-BIAYA DALAM PERHITUNGAN LABA RUGI RESPONDEN TAHUN 2009
52
No
Biaya dalam perhitungan laba-rugi
Ya
Tidak
Jumlah
Persentase Ya
Persentase Tidak
1
Biaya listrik
20
0
20
100
0
2
Biaya sewa
3
17
20
15
85
3
Biaya dinas kesehatan
20
0
20
100
0
4
Gaji karyawan
20
0
20
100
0
5
Biaya transportasi
11
9
20
55
45
6
Biaya sumbangan
5
15
20
25
75
7
Biaya operasional
8
12
20
40
60
8
Biaya lain-lain
3
17
20
15
75
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa biaya-biaya yang dicatat dalam memperhitungkan laba-rugi keseluruhan antara lain Biaya listrik,biaya untuk dinas kesehatan, biaya gaji karyawan berjumlah 20 responden yaitu 100 persen, biaya sewa dan biaya lain-lain berjumlah 3 responden yaitu 15 persen, biaya transportasi berjumlah 11 responden yaitu 55 persen dan biaya sumbangan sebanyak 5 responden atau 25 persen, biaya operasional sebanyak 8 responden atau 40 persen.
3. Periode Perhitungan Laba Rugi TABEL V.6 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PERIODE PERHITUNGAN LABA RUGI TAHUN 2009
53
No
Periode Perhitungan Laba-Rugi
Jumlah
Persentase
1
Periode 1-4 bulan
13
72,3
2
Periode 5-8 bulan
1
5,5
3
Periode 9-12 bulan
4
22,2
18
100
Jumlah Sumber : Data hasil penelitian lapangan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang melakukan perhitungan laba-rugi periode 1 sampai 4 bulan sekali berjumlah 13 responden atau 72,3 persen, Responden yang melakukan perhitungan laba-rugi 5 sampai 8 bulan sekali berjumlah 1 responden atau 5,5 persen, sedangkan responden yang melakukan perhitungan rugi laba 9 sampai 12 bulan berjumlah 4 responden atau 22,2 persen. Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya responden melakukan perhitungan laba atau rugi usahanya berbeda – beda ada yang melakukan perhitungan 1 sampai 4 bulan sekali menurut hasil wawancara yang dilakukan hal ini dikarenakan usaha mereka masih tergolong kecil dan perkiaraan-perkiraan yang akan diperhitungkan masih sedikit. Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan kecil telah melakukan konsep time periode ( time period ) meskipun perhitungan laba rugi usahanya dalam jangka waktu pendek, agar mereka dapat mengetahui laba rugi usahanya.perhitungan laba rugi yang terlalu lama dilakukan akan menyulitkan mereka dalam membuat laporan keuangan usaha mereka, karena masih tergolong kecil perkiraan – perkiraan yang dilakukan masih sedikit tetapi sering terjadi, dan membutuhkan waktu yang lama untuk
54
mengetahui apakah usaha yang mereka jalankan memperoleh laba atau menderita kerugian. 4. Kegunaan Perhitungan Laba-Rugi Dari hasil penelitian yang dilakukan pada pengusaha air minum diketahui bahwa apakah hasil dari perhitungan laba-rugi sangat membantu memberikan pedoman di dalam mengukur keberhasilan usaha atau sebaliknya tidak memberikan pedoman di dalam mengukur keberhasilan usaha. Untuk melihat lebih jelas apakah hasil perhitungan laba-rugi sebagai pedoman mengukur keberhasilan responden, dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL V.7 KEGUNAAN PERHITUNGAN LABA-RUGI TAHUN 2009 No
Respon Responden untuk
Jumlah
Persentase
1
Sebagai pedoman keberhasilan usaha
mengukur
18
90
2
Tidak sebagai pedoman untuk mengukur keberhasilan usaha
2
10
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua pengusaha depot air minum yang melakukan perhitungan laba-rugi menyatakan perhitungan laba-rugi sebagai pedoman untuk mengukur keberhasilan usaha sebanyak 18 pengusaha dengan persentase 90 persen yang mengatakan bahwa perhitungan laba-rugi tidak menjadi pedoman untuk mengukur keberhasilan usaha adalah senyak 2 pengusaha atau 10 persen.
55
Dengan menggunakan laba-rugi sebagai pedoman untuk mengukur keberhasilan usaha, ini sangat baik sekali dilakukan oleh pengusaha air minum disaat menentukan atau mengambil alternatif apabila terjadi kerugian atas usaha yang dijalankan. E. Respon Responden terhadap Neraca 1. Piutang Penjualan secara kredit juga dilakukan oleh responden akan tetapi ini hanya dilakukan oleh sebahagian kecil dari responden, misalkan ada pesanan dalam bentuk banyak oleh kalangan industri maupun instansi pemerintah yang memesan dalam bentuk banyak, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL V.8 PENCATATAN TERHADAP PIUTANG RESPONDEN TAHUN 2009
No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Melakukan Pencatatan terhadap Piutang
6
30
2
Tidak melakukan pencatatan terhadap piutang
14
70
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya 6 responden atau 30 persen yang melakukan pencatatn terhadap piutang, sedangkan 14 responden atau 70 persen tidak melakukan pencatatan terhadap piutang, diketahui bahwa dengan tidak melakukan pencatatan terhadap piutang maka pengusaha kecil tidak akan mengetahui kondisi perusahaan sebenarnya karena tingkat penjualan ini akan mempengaruhi jumlah piutang , selain itu pengusaha kecil air minum juga tidak mengetahui berapa jumlah kas yang akan diterima akibat penjualan yang dilakukan.
56
2. Hutang Selain melakukan pencatatan terhadap penjualan kredit pengusaha air minum di kecamatan Rengat juga melakukan pembelian secara kredit,pengusaha air minum di kecamatan Rengat ini juga melakukan pembelian bahan pelengkap
seperti tisu, segel
atau tutup galon secara kredit, sama dengan penjualan kredit pengusaha yang melakukan pembelian bahan pelengkap secara kredit juga hanya beberapa saja, selebihnya tidak melakukan pencatatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL V.9 PENCATATAN TERHADAP HUTANG RESPONDEN TAHUN 2009
No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Melakukan Pencatatan terhadap Hutang
4
20
2
Tidak melakukan pencatatan terhadap Hutang
16
80
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa yang melakukan pencatatan terhadap piutang berjumlah 4 responden atau 29 persen responden melakukan pencatatan terhadap hutang, sedangkan 16 responden atau 80 persen tidak melakukan pencatatan terhadap hutang. 3. Persediaan Pada umumnya responden , telah mengenal istilah persediaan, pancatatan yang dilakukan oleh pengusaha kecil air minum ini bersifat periodik, persediaan yang dicatat oleh pengusaha air minum di kecamatan rengat ini misalkan jumlah persediaan segel
57
atau tutup galon, tisu, galon dan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel V. 12 berikut ini : TABEL V.10 PENCATATAN TERHADAP PERSEDIAAN RESPONDEN TAHUN 2009 No
Respon Responden Pencatatan
Jumlah
Persentase
1
Melakukan persediaan
terhadap
12
60
2
Tidak melakukan pencatatan terhadap Persediaan
8
40
Jumlah
20
100
Sumber : Data hasil penelitian lapangan Dari tabel diatas dapat diuraikan bahwa 12 responden atau 60 persen telah melakukan pancatatan terhadap persediaan usaha mereka, sedangkan sebanyak 8 responden atau 40 persen tidak melakukan pencatatan terhadap persediaan usaha mereka.
E. Respon responden Terhadap Pembukuan yang ada Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dengan sistem pembukuan yang mereka pakai selama ini sudah dapat membantu dalam menilai kemajuan usaha, ini dijumpai dari sebagian besar pernyataan responden. responden, dapat dilihat pada tabel berikut :
58
TABEL V.11 RESPON RESPONDEN TERHADAP MANFAAT PEMBUKUAN TAHUN 2009 No
Respon Responden
Jumlah
Persentase
1
Mengetahui manfaat pembukuan
17
85
2
Tidak mengetahui manfaat pembukuan
3
15
20
100
Jumlah Sumber : Data hasil penelitian lapangan
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua pada umumnya responden mengetahui manfaat dari pembukuan tersebut yaitu berjumlah 17 responden atau 85 persen, sedangkan 3 responden atau 15 persen tidak mengetahui manfaat pembukuan Berdasarkan keterangan di atas mengenai manfaat dari pembukuan diketahui bahwa pengusaha depot air minum dikecamatan Rengat menyadari manfaat pembukuan itu penting dalam menjalankan usahanya. Pada umumnya responden mengetahui manfaat dari adanya sistem pembukuan tersebut, yaitu untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan mendapat laba atau menderita kerugian dan mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan serta melihat kelemahan usaha yang dijalankan. F. Kebutuhan Responden Terhadap Sistem Pembukuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana pada umumnya pengusaha air minum dikecamatan rengat membutuhkan sebuah sistem pembukuan yang dapat membantu dalam menjalankan usaha. Akan tetapi ada pula sebagian responden yang tidak membutuhkan sistem pembukuan di dalam menjalankan usahanya. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL V.12 KEBUTUHAN TERHADAP SISTEM PEMBUKUAN TAHUN 2009
59
No
Kebutuhan Terhadap Pembukuan
Jumlah
Persentase
1
Membutuhkan Sistem Pembukuan
16
80
2
Tidak membutuhkan sistem pembukuan
4
20
20
100
Jumlah Sumber : Data hasil penelitian lapangan
Dari tabel di atas terlihat bahwa 31 pengusaha yaitu 94 persen membutuhkan sistem
pembukuan, dan ada 2 pengusaha yaitu 6 persen menyatakan tidak
membutuhkan sistem pembukuan. Berdasarkan informasi di atas diketahui bahwa pada umumnya pengusaha air minum isi ulang dalam usahanya membutuhkan sistem pembukuan, karena mereka mengetahui manfaat pembukuan sangat penting di dalam menjalankan usaha secara tidak langsung mereka membutuhkan sistem pembukan yang baik dan benar. Ini bermakna bahwa sistem pembukuan tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan besar saja, akan tetapi juga dibutuhkan oleh perusahaan kecil dalam menjalani usahanya. BAB VI PENUTUP Dari hasil pembahasan yang dilakukan mengenai penerapan akuntansi pada usaha air minum isi ulang di kecamatan rengat kabupaten Indragiri Hulu, penulis mencoba mengambil kesimpulan dan mengemukakan saran yang kiranya dapat memberikan suatu masukan demi perkembangan usaha bagi pengusaha depot air minum di kecamatan rengat. A. Kesimpulan
60
1. Pada dasarnya pengusaha kecil air minum telah melakukan pencatatan
pembukuan
namun dalam penerapannya masih bersifat sederhana dan belum dilakukan sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum. 2. Usaha ini juga belum sepenuhnya memisahkan antara pendapatan rumah tangga dan perusahaan, sehingga konsep kesatuan usaha atau business entity belum terpenuhi. 3. Pencatatan – pencatatan yang dilakukan oleh pengusaha kecil air minum dikecamatan Rengat telah sesuai dengan dasar pencatatan yaitu dasar akrual namun untuk buku pencatatan transaksi belum sesuai karena buku yang digunakan hanya buku kas. 4. Perhitungan laba rugi yang dilakukan oleh pengusaha kecil ini sudah memenuhi konsep periode waktu meskipun masih dalam jangka waktu pendek namun, konsep penandingan atau matching concept belum terpenuhi.
5. Pada umumnya pengusaha tidak membuat neraca tetapi melakukan pencatatan terhadap piutang, hutang dan persediaan sehingga hanya bisa dipahami oleh pemilik usaha itu sendiri tidak bisa dipahami oleh pihak luar. 6. Penerapan Akuntansi pada usaha kecil air minum isi ulang dikecamatan Rengat kabupaten Indragiri Hulu belum sesuai dengan konsep- konsep dasar akuntansi. B. Saran 1. Pengusaha kecil air minum isi ulang sebaiknya diberikan pelatihan tentang pembukuan supaya pemilik usaha lebih tahu akan pentingnya manfaat dari pembukuan, karena dengan mengetahui pembukuan maka pemilik usaha dapat membuat laporan keuanganya.
61
2. Sebaiknya Pengusaha kecil air minum isi ulang menerapkan pencatatan akuntansi yang sesuai dengan konsep – konsep dasar akuntansi sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, mengukur, kemajuan usaha agar dapat mengambil keputusan yang lebih baik. 3. Pengusaha kecil air minum isi ulang sebaiknya juga menerapkan perhitungan laba rugi sesuai dengan konsep-konsep dasar akuntansi dan pengusaha tidak menggabungkan biaya usaha dengan rumah tangga karena akan mempengaruhi perhitungan laba rugi. 4. Pada variabel neraca harus dilakukan sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum agar dapat diketahui berapa aktiva, kewajiban dan dan perubahan equitas sehingga pencatatan yang dilakukan dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi pihakpihak yang berkepentingan. Contoh bentuk buku harian sederhana : Depot Air Minum Buku harian tanggal keterangan Debit
Kredit
Contoh bentuk laba rugi sederhana : Depot Air minum Isi Ulang Laporan laba rugi Untuk bulan yang berakhir 31 Des 20XX Penjualan Rp. xxxxx Beban operasional : Beban sewa Beban perlengkapan Beban kebersihan Beban listrik
Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx
62
Beban gaji Beban PDAM Beban peny. Peraltn Beban lain lain
Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. Xxxx
Jumlah biaya operasi
Rp. xxxxx
Laba bersih
Rp. xxxxx
Contoh neraca sederhana :
Aktiva Kas Piutang dagang Persediaan Perlengkapan Peralatan Akm peny.peraltan Jumlah Aktiva
Depot Air minum Isi Ulang Neraca Per 31 Des 20XX Kewajiban Utang usaha Rp. xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp .xxxx Modal tuan A Rp. xxxx Rp .xxxx Rp .xxxx Rp. xxxx Rp.xxxx Jumlah passiva Rp.xxxx
63
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki Intermediate Accounting, Edisi 7 Penerbit BPFE, Yogyakarta, Tahun 1999 Belkaoui Ahmad Riahi.Terjemahan Marwata, Harjani Widyaastuti Heni Kurniawan, Alia Ariesanti, Teori Akuntansi, Buku 1 Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2000. Irsan, heriyanto. Analisa penerapan sistem akuntansi pokok pada usaha air minum isi ulang di kota Dumai Universitas Islam Riau. Pekanbaru. 2008 Rahmawati, Analisis praktek akuntansi pada pengusaha ponsel di Tembilahan Universitas Islam Riau. Pekanbaru 2008 Boone, Louis.E, Kurtz, David.L. Pengantar Bisnis, alih bahasa Fadriansyah Anwar, Jilid I. Erlangga.Jakarta. 2004 Harahap,Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Penerbit raja Grafindo.2005 Harahap,Sofyan Syafri, Auditing Perusahaan Kecil. Bumi Aksara.Jakarta 1995 Hansen Don R, Maryane M. Mowen. PenerjemahAncella A. Hermawan. Manajemen Biaya, jilid I . Erlangga. Jakarta,1997 Ikhsan, Arfan. Akuntansi Keprilakuan. Salemba empat.Jakarta 2005 Jusuf, Al Haryono, Dasar-Dasar Akuntansi, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta, 2001 Kieso,Donald. E, Jerry J. Weygant J, Warfield, Terry D. Warfield, Akuntansi Intermediate, Penerbit Erlangga Jakarta, Tahun 2004. Kusnadi, Lukman Syamsudin, Kertahadi, Teori Akuntansi, Universitas Brawijaya, Malang, 2001 Kusnadi, Endah Puspitasarie, dan Sri Fadilah, Pengantar AkuntansiKeuangan, Malang, 2002 Mardiasmo, DR, Akuntansi Keuangan Dasar, Edisi II, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000 Marbun, B.N S.H., Kekuatan dan Keleahan Pengusaha Kecil, Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1993 Niswonger, C. Rollin, Carl s Warren, James M. reeve. Philip E. Fess, Penerjemah Alfonsus Sirait, M. Bus, Helda Gunawan, Prinsip-prinsip Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999
64
Sadeli, Lili M. Haji Dasar-dasar Akuntansi, Penerbit Bumi Aksara, Tahun 2000. Sugiarto dan Suardjono, Pengantar Akuntansi I, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta,1999 Syahrul, Muhammad Afsi Nizar, Kamus Akuntansi, Penerbit Citra Harta Prima 2000. Smith, M. Jay Jr, K. Fred Skousen, Alih Bahasa Nugroho Widjajanto, intermediate Accounting, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1998. Simangungsong M.P, Pelajaran Akuntansi Tingkat Dasar Satu, Penerbit Karya Utama, Jakarta, Tahun 1999. Soemarsono, SR, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi kelima, Buku I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002. Sunarto, Akuntansi Biaya, Penerbit AMUS, Yogyakarta, 2003 Tunggal, Amin Wijaya, Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997. Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit salemba Empat, Jakarta, 2002
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Karya Tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar Akademik (Sarjana, Magister, dan
65
Doktor), baik di Universitas Islam Riau maupun di Perguruan Tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak manapun, kecuali arahan Tim pembimbing. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi Akademik berupa pencabutan Gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lain yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Pekanbaru, Yang membuat pernyataan
Dedi Efendi
66
UNIVERSITAS ISLAM RIAU FAKULTAS / JURUSAN
: EKONOMI / AKUNTANSI. S1
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Usaha
:
Nama Responden
:
Umur
:
Pendidikan Terakhir
:
Alamat
:
Tahun berdiri
:
Lama berusaha
:
Tanggal Pendataan
:
Rengat,
2009
67
Daftar Pertanyaan Penerapan Akuntansi Pada Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Rengat Kab. Indragiri Hulu
Petunjuk Pengisian Pertanyaan dibawah ini membutuhkan jawaban dengan menggunakan format (Ya atau Tidak) dan memberi tanda silang ( X ) untuk jawaban yang dipilih. PERTANYAN UMUM
1. Berapa Modal yang dibutuhkan dalam usaha yang Saudara kelola ? Rp.................................... 2. Berapa jumlah tenaga kerja pada usaha yang Saudara pimpin ? .........................................orang 3. Apakah Saudara pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam bidang pembukuan ? a. Ya
b.Tidak
4. Apakah tempat usaha ini milik sendiri atau orang lain ? a. Milik sendiri
b. Sewa
5. Siapa yang memegang keuangan pada usaha ini? a. Kasir
b. Pimpinan usaha
6. Apakah tenaga kerja pada usaha ini terdiri dari anggota keluarga atau orang lain ? a. Keluarga
b. Orang lain
PENCATATAN TRANSAKSI
7. Apakah Saudara menggunakan pencatatan pembukuan ataupun akuntansi ? a. Ya
b. Tidak
8. Apakah dalam setiap melakukan aktivitas usaha ini Saudara membuat dan memiliki bukti transaksi ? a. Ya
b. Tidak
68
9.
Apakah Saudara melakukan pencatatan dalam setiap penerimaan kas (uang masuk) yang terjadi ? a. Ya
b. Tidak
10. Apakah saudara melakukan pencatatan pada setiap pengeluaran kas ( Uang keluar ) yang terjadi ? a. Ya
b. Tidak
11. Apakah ada pemisahan antara pencatatan rumah tangga dan kegiatan usaha Saudara ? a. Ya
b. Tidak
12 Apakah pencatatan terhadap setiap transaksi yang saudara lakukan dikelompokan sesuai dengan jenis transaksinya ? ( contoh penjualan dan pembelian ) a. Ya
b. Tidak
13. Apakah Saudara mengetahui manfaat dari dilakukannya pencatatan pembukuan dalam usaha ini ? a. Ya
b. Tidak
14. Apakah Saudara membutuhkan sebuah sistem pembukuan yang membantu dalam
menjalankan usaha ini ?
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah dalam usaha ini Saudara melakukan penjualan secara kredit ? a. Ya 16.
b. Tidak
Apakah dalam usaha ini Saudara melakukan pembelian secara kredit (
berhutang )? a. Ya
b. Tidak
17. Apakah Saudara mempunyai sebuah buku untuk mencatat hutang ? a. Ya
b. Tidak
VARIABEL-VARIABEL LABA RUGI
18. Apakah Saudara melakukan pencatatan terhadap penjualan ? a. Ya
b. Tidak
19. Apakah Saudara melakukan pencatatan terhadap Biaya ? a. ya
b. Tidak
69
20. Biaya –biaya Apa saja yang saudara perhitungkan atau dianggap biaya dalam melakukan perhitungan laba rugi ? a…………………….. b……………………. c…………………….. d……………………. 21. Apakah Saudara melakukan penghitungan terhadap Laba Rugi pada usaha ini ? a. Ya
b. Tidak
22. Sekali berapa lama melakukan perhitungan Laba/ Rugi tersebut ? a. ………..bulan
b ……...tahun
23. Apakah hasil perhitungan Laba Rugi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman mengukur keberhasilan usaha ? a. Ya
b. Tidak
VARIABEL-VARIABEL NERACA 24. Apakah Saudara melakukan pencatatan terhadap “ Piutang “ ? a. Ya
b. Tidak
25. Apakah Saudara melakukan pencatatan terhadap persediaan ? a. Ya
b. Tidak
26. Apakah Saudara melakukan pencatatan terhadap Hutang ? a. Ya
b. Tidak
“Atas bantuan dan partisipasi Saudara berikan dalam pengisian daftar pertanyaan ini, saya sebagai peneliti mengucapkan terima kasih “ Nama
: Dedi Efendi
Mahasiswa : Fakultas Ekonomi UIR Rengat,
2009 Responden
..................