SKRIPSI
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH
Nur Aminah Rangkuti 090522078
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 1
2
Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisa faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan,
Januari 2015
Nur AminahRangkuti NIM: 090522078
i
3
ABSTRAK ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh total akiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) yang berjumlah 9 perusahaan pada periode 2008-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel terikat dan uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa total aktiva berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan net profit margin, operating profit margin dan return on Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba secara parsial. Kemudian secara simultan total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci: Total Aktiva, Net Profit Margin , Operating Profit Margin, Return On Asset, Manajemen Laba
ii
4
ABSTRACT ANALYSIS OF THE INFLUENCE FACTORS ON EARNINGS MANAGEMENT OF AUTOMOTIVE COMPANIES THAT LISTING IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE The purpose of this research to investigate the influence of total assets, net profit margin, operating profit margin, and return on asset on earnings management of automotive companies that listing in Indonesian Stock Exchange. This research use secondary data with sample which take by using purposive sampling technique to amount 9 companies in the period of 2008 until 2012. The data used in this research is time series. Technique analysis data used multiple regression analysis and hypothesis testing by using t test and the test F beforehand conduct the classical assumption test. T test aims to determine the effect of independent variables on the dependent variable and the F test performed to determine the effect of independent variables simultaneously on the dependent variable. The result of this research showed that total asset has significant influence on earnings management while net profit margin, operating profit margin and return on asset do not have significant influence on capital structure partially. Then simultaneously total asset, net profit margin, operating profit margin and return on asset have significant influence on earnings management of automotive companies that listing in Indonesian Stock Exchange. Keyword: Total Asset, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On Asset, Earnings Management
iii
5
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas segala berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Sc, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Syafrudin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan bapak Drs. Hotmal Jafaar, MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
iv
6
4. Bapak Drs. Rustam, M.Si,Ak, Ca, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Rina Bukit, SE, Msi, Ak, selaku dosenpembaca penilai yang telah banyak memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Kedua
orangtua
yang
saya
cintai
dan
saya
sayangi
Ayahanda
NazaruddinRangkuti dan Ibunda Elly Hartati Lubis yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang yang tulus dalam membesarkan, mendidik, merawat dan membimbing penulis.Saudara-saudaraku Kakanda Hamidi, Naimah,Khairul, Ridanyang selalu mendukung dan membantu baik secara moril dan nasehat dalam penyelesaian skripsi inijuga Kakanda Erwin Syahputra serta teman-teman seperjuangan Kakanda Fitri, Isnal, Erwin, Hendra,Musa, Ganda,Wira. Sahabat terbaik Hoky Cesar Prayudi S.P dan nama yang belum disebutkan lainnya yang selalu setia mendengar keluh-kesah dan memberi semangat kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pembahasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.
v
7
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi. Terimakasih.
Medan, Penulis,
Januari2015
Nur Aminah Rangkuti NIM: 090522078
vi
8
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I
Halaman .......................................................................... i .......................................................................... ii .......................................................................... iii .......................................................................... vi .......................................................................... vii .......................................................................... ix .......................................................................... x .......................................................................... xi
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................... 1.3.1 Tujuan Penelitian ....................................................... 1.3.2 Manfaat Penelitian .....................................................
1 6 7 7 7
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Laba ................................................................. 2.1.1 Sasaran Manajemen Laba .......................................... 2.1.2 Alasan Dilakukan Manajemen Laba .......................... 2.1.3 Terjadinya Manajemen Laba ...................................... 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba 2.1.5 Teknik Manajemen Laba ........................................... 2.1.6 Model-model Manajemen Laba ................................. 2.1.7 Rumus Manajemen Laba ............................................ 2.2 Total Aktiva ......................................................................... 2.2.1 Pengertian Aktiva ....................................................... 2.2.2 Unsur-unsur Aktiva .................................................... 2.3 Net Profit Margin ................................................................ 2.4 Operating Profit Margin ...................................................... 2.5 Return On Asset .................................................................. 2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on assets .. 2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................ 2.7 Kerangka Konseptual .......................................................... 2.8 Hipotesis ..........................................................................
9 11 12 13 13 16 17 18 18 19 19 21 23 23 24 26 32 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian .................................................................... 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian........................................... 3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................ 3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................. 3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel....... 3.6 Metode Analisis Data ..........................................................
36 36 38 39 39 43
BAB II
vii
9
3.6.1 Metode Statistik Deskriptif ........................................ 3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ........................................... 3.6.2.1 Uji Normalitas ............................................... 3.6.2.2 Uji Autokorelasi ............................................ 3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas.................................. 3.6.2.4 Uji Multikolinearitas .....................................
43 44 44 44 45 46
3.6.3 Analisis Regresi ......................................................... 3.6.4 Pengujian Hipotesis .................................................... 3.6.4.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ......... 3.6.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ...............
46 47 47 48
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian..................................................................... 4.2 Analisis Data ....................................................................... 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ....................................... 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ........................................... 4.2.2.1 Uji Normalitas ............................................... 4.2.2.2 Uji Autokorelasi ............................................ 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas.................................. 4.2.2.3.1 Grafik Scatterplot .......................... 4.2.2.4 Uji Multikolinearitas ..................................... 4.2.3 Pengujian Hipotesis.................................................... 4.2.3.1 Uji Determinasi (Uji Goodness of Fit) .......... 4.2.3.2 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ......... 4.2.3.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ............... 4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis .......................................... 4.2.4.1 Total Aktiva .................................................. 4.2.4.2 Net Profit Margin .......................................... 4.2.4.3 Operating Profit Margin ................................ 4.2.4.4 Return On Asset ............................................
50 50 50 52 52 56 57 58 59 61 63 64 66 68 68 68 69 69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................... 5.2 Saran ..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
.......................................................................... ..........................................................................
viii
70 71 72 74
10
DAFTAR TABEL No. Tabel 2.1 3.1 3.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9
Judul Penelitian Terdahulu .................................................. Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan .................... Definisi Operasional................................................... Analisis Statistik Deskriptif ....................................... Analisis Hasil Uji Normalitas Data ............................ Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test ................ Uji Autokorelasi ......................................................... Uji Multikolinearitas .................................................. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .................... Hasil Uji Determinan ................................................. Hasil Uji F .................................................................. Hasil Uji t ...................................................................
ix
Halaman 26 37 42 51 55 56 57 60 62 64 66 67
11
DAFTAR GAMBAR No. Gambar 2.1 4.1 4.2 4.3
Judul Kerangka Konseptual ................................................. Histogram Dependen Variabel ................................... Normal P Plot ............................................................. Scatterplot Dependen Variabel ..................................
x
Halaman 34 53 54 59
12
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran i Lampiran ii Lampiran iii Lampiran iv Lampiran v
Judul Tabulasi Hasil Rasio Manajemen Laba Tabulasi Hasil Rasio Total Aktiva Tabulasi Hasil Rasio Net Profit Margin Tabulasi Hasil Rasio Operating Profit Margin Tabulasi Hasil Rasio Return On Asset
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia usaha yang meningkat pesat, kemajuan teknologi yang semakin canggih, persaingan yang semakin ketat antar perusahaan, situasi perekonomian negara yang tidak menentu serta adanya krisis global terjadi akhir-akhir ini mendorong manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan mampu menjaga aktifitas operasinya sekaligus meningkatkan kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan. Besar kecilnya tingkat kepercayaan pada suatu perusahaan tergantung pada kualitas informasi yang diberikan oleh perusahaan. Informasi berkualitas yang dimaksud adalah informasi yang akurat mengenai kinerja perusahaan yang biasanya ditunjukkan melalui laporan keuangan perusahaan yang disusun secara periodik. Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang penyajian laporan keuangan (SAK 2007: par 7) merupakan gambaran umum dari suatu perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam waktu tersebut. laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan beberapa pihak, yaitu: manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan perusahaan, pemasok, konsumen dan masyarakat umum 1
2
lainnya yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Secara umum, semua bagian dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas dan catatan kas laporan keuangan adalah keseluruhan laporan keuangan yang disajikan. Kecendrungan lebih memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan laba rugi. Laba merupakan faktor penting dalam menaksir kinerja dan sebagai salah satu dasar bagi investor dalam melakukan penaksiran laba di masa yang akan datang. Hal ini menjadikan perhatian investor dan calon investor selalu terpusat pada laba suatu perusahaan, tanpa memperhatikan proses terbentuknya informasi laba tersebut. Laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan merupakan laba yang dihasilkan dengan metode akrual. Menurut Dechow (1994), laba akrual dianggap sebagai ukuran yang lebih baik dibandingkan dengan arus kas dari aktivitas operasi karena akrual mempertimbangkan masalah waktu, tidak seperti yang terdapat dalam arus kas dari aktivitas operasional. Standar Akuntansi Keuangan
3
(SAK), memberikan fleksibilitas bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi yang lebih merepresentasikan keadaan perusahaan sesungguhnya. Fleksibilitas itulah yang terkadang dimanfaatkan oleh manajemen untuk melakukan manajemen laba (earnings management). Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik. Hal demikian mendorong bagi manajer melakukan manajemen laba. Situasi ini disadari oleh manajemen, terutama dari kalangan sendiri, manajer dan kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut. Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun di luar batas General Accepted Accounting Princips (GAAP). Pola yang dipilih manajemen dalam melakukan manajemen laba beraneka ragam, tergantung tujuan mereka melakukan manajemen laba. Ada tiga pola atau strategi dalam melakukan manajemen laba (Wild, Subramanyam, dan Halsey , 2005:120 dalam Sugiri, 1998 dan Scott, 1997) terdapat (1) Increasing Income (meningkatkan laba), yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Cara ini juga memungkinkan peningkatan laba selama beberapa periode. (2) Big Bath, dilakukan melalui penghapusan sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa, seperti perubahan manajemen, merger, atau akuisisi. Pola ini juga sering kali dilakukan setelah pola peningkatan laba periode sebelumnya. Dan (3) Income Smoothing (perataan laba) yang merupakan
4
bentuk umum dari manajemen laba dimana manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba antara lain : hubungan principal dan agent, corporate governance, leverage, ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, current ratio”. Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap sumber pendanaan perusahaan atau industri tidak sama tergantung pada kondisi dan jenis perusahaan atau industri. Salah satu faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset. Penelitian Maya Puspa Nilasari (2012)
menemukan bukti bahwa ada
pengaruh signifikan positif return on asset terhadap manajemen laba, semakin tinggi return on asset maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih, hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga mempermudah perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Faktor lain yang digunakan adalah berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini bermaksud memperluas hasil penelitian sebelumnya dengan menambah variabel independen yang diduga berpengaruh terhadap manajemen laba, yakni total aktiva, net profit margin, dan operating profit margin. Penelitian ini penelitian lanjutan dari sebelumnya, penelitian terdahulu antara lain adalah Ma’ruf (2006) melakukan penelitian, yakni analisis faktorfaktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan go public di bursa efek jakarta.Maya Puspa Nilasari (2012) melakukan penelitian terhadap
5
currentratio, ukuran perusahaan, debt to equity ratio dan return on asset terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 20062010. Fretty siagian (2012) meneliti pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdafttar di BEI. Suryani (2009) meneliti pengaruh mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel-variabel yang digunakan berbeda dari penelitian sebelumnya, variabel independent dari penelitian ini adalah Total Aktiva, Net profit Margin, Operating Profit margin dan Return On Asset, sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba. Keterbatasan, perbedaan variabel, dan perbedaan sampel yang digunakan peneliti terdahulu mendorong penulis melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan perusahaan automotif di Bursa Efek Indonesia, dengan harapan dapat memproleh hasil penelitian yang lebih akurat dan up to date dengan periode penelitian yang baru yaitu 2008-2012. Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor
yang mempengaruhi
manajemen laba dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya manajemen laba harus dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Alasan memilih perusahaan automotif adalah perusahaan automotif dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang dan perusahaan ini mempunyai tujuan yang jelas untuk waktu yang akan datang yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
6
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset terhadap Variabel manajemen laba. Sehingga penulis menyusun penelitian ini dengan judul, “Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah total aktiva berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012? 2. Apakah net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012? 3. Apakah operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012? 4. Apakah return on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012? 5. Apakah total aktiva, net profit Margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?
7
1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat 1.3.1 Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui pengaruh total aktiva secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
2.
Untuk mengetahui pengaruh net profit margin secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
3.
Untuk mengetahui pengaruh operating profit margin secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
4.
Untuk mengetahui pengaruh return on asset secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
5.
Untuk mengetahui pengaruh total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain: 1. Bagi peneliti sendiri, sebagai sarana dalam pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian ilmiah dan penerapan teori yang diperoleh dari bangku kuliah.
8
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi pihak manajemen perusahaan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan perkembangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan manajemen laba.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Laba Dedi sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza alvia (2011:65) mengatakan Earnings management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang telah menambah wacana perkembangan teori akuntansi dan merupakan salah satu kajian yang menarik dalam riset akuntansi. Istilah manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya laba(earnings), demi kepentingan pribadi dan/atau perusahaan. Manajemen laba itu sendiri tidak dapat diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba. Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba menjadi menarik untuk diteliti karena dapat memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Perlu dicatat disini bahwa manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan
10
dengan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan. Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering menjadi terget rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur sesuai dengan keinginannya, perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba. Praktek manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang berbeda, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan tindakan yang seharusnya dilakukan manajemen (positif). Manajemen laba dikatakan (negatif) jika dilihat sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political cost, sedangkan manajemen laba disebut (positif) jika dilihat dari pespektif efficient earnings management dimana manajemen laba memberikan manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik di dalam maupun di luar batas General Accepted Accounting Principle (GAAP).
11
Menurut Sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu: 1. Definisi Sempit. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam bentuk besarnya laba. 2. Definisi Luas. Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan maupun mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan maupun penurunan profitabilitas ekonomi jangka panjang menurut unit tersebut. Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994) dalam Ma’ruf, 2006:32 didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan. 2.1.1
Sasaran Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-usnsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu: 1) Kebijakan Akuntansi. Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi
12
lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut. 2) Pendapatan. Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan. 3) Biaya. Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize ofinvestment). 2.1.2
Alasan Dilakukan Manajemen Laba
Alasan dilakukan manajemen laba karena: 1) Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer. 2) Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutang pada waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya
dengan
membuat
kebijakan
yang
dapat
meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang hutang antara pihak kreditor dengan perusahaan.
13
3) Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya. 2.1.3 Terjadinya Manajemen Laba Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-cara sebagai berikut: 1) Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer. 2) Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut. 3) Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP). 2.1.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Watts dan Zimmerman 1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah manajemen laba.
14
Berikut
ini
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
manajemen
laba
perusahaan yaitu: 1. Hubungan principal dan agent Hubungan principal dan agent adalah hubungan atau kontrak antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Pemilik disebut principal dan manajer disebut agent, merupakan dua pihak yang masing-masing saling memiliki tujuan yang berbeda dalam mengendalikan perusahaan terutama menyangkut bagaimana memaksimalkan kepuasan dan kepentingan dari hasil yang dicapai melalui aktivitas usaha (Zulkarnaini, 2007). 2. Good Corporate Governance Good corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham (Herawaty, 2008). 3. Return on assets (ROA) merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan, yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Perusahaan yang memiliki ROA yang lebih tinggi cenderung
melakukan
manajemen
laba
dibandingkan
dengan
perusahaan yang lebih rendah karena manajemen tahu akan kemampuan untuk mendapatkan laba pada masa mendatang sehingga memudahkan dalam menunda atau mempercepat laba (Assih dkk, 2000).
15
4. Net profit margin adalah diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total penjualan. NPM ini diduga mempengaruhi dalam manajemen laba karena secara logis dapat merefleksikan motivasi manajer dalam meratakan penghasilan (Syahriana:2006). 5. Debt to equity ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Miswanto dan Widodo:1998). 6. Leverage menunjukkan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi hutang jangka panjang dan jangka pendek perusahaan sehingga tidak akan mengganggu operasi perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang (Andhini, 2005). Hutang yang besar berarti rasio leverage yang besar. Hutang yang besar mengakibatkan risiko semakin meningkat. Rasio leverage yang besar menyebabkan turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga dapat memicu adanya tindakan manajemen laba. 7. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi manajemen dalam manajemen laba, karena perusahaan yang besar cenderung lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan. Siregar dan utama (2005) dalam Pujiningsih (2011) menuturkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia
16
untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak. 8. Current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, oleh karena itu rasio berpengaruh bagi manajer untuk melakukan manajemen laba. 2.1.5
Teknik Manajemen Laba
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan Scott (2000) dalam gumanti (2000), yaitu: 1) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. 2) Mengubah metode akuntansi Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah metoda depresiasi aktiva tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.
17
3) Menggeser
perioda
biaya
atau
pendapatan,
beberapa
orang
menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rozenzweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990). Contoh: rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai perioda
akuntansi
berikutnya
(Daley
dan
Vigeland,
1993),
mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai perioda akuntansi berikutnya, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai, dan lain-lain. 2.1.6
Model-model Manajemen Laba
Scott (2000) menyatakan ada beberapa bentuk manajemen laba yaitu: 1) Taking a Bath dalam bentuk ini jika manajemen harus melaporkan kerugian, maka manajemen akan melaporkan dalam jumlah besar. Dengan tindakan ini manajemen berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan kerugian piutang perusahaan dapat dilimpahkan ke manajemen lama, jika terjadi pergantian manajer. 2) Income Minimization (menurunkan laba), dalam bentuk ini manajer akan menurunkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk tujuan penghematan kewajiban pajak yang harus dibayar perusahaan kepada pemerintah. Karena semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan.
18
3) Income Maximization (meningkatkan laba) dalam bentuk ini manajer akan berusaha menaikkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: menjelang IPO manajer akan meningkatkan laba dengan harapan mendapatkan reaksi yang positif dari pasar. 4) Income Smoothing (Perataan Laba) Income Smoothing dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor, karena umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil. 2.1.7Rumus Manajemen Laba Manajemen laba dapat diukur dengan discreationary accrual yang dalam penelitian ini menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et al, 1995) yang dinyatakan dengan persamaan berikut: TAC it = NI it – CA it TA it TAC it
= Total akrual perusahaan i pada periode perusahaan t
NI it
= Laba bersih perusahaan i pada tahun t
CA it
= Arus kas operasional perusahaan i pada tahun t
TA it
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
2.2 Total Aktiva Total aktiva merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan.
19
2.2.1 Pengertian Aktiva Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas. Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2004:2) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan: “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.” 2.2.2 Unsur-Unsur Aktiva. Aktiva dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, lancar dan tidak lancar. a. Aktiva Lancar Menurut (Wild, dkk 2004:186): “Aktiva Lancar adalah kas dan aktiva lain yang secara wajar dapat direalisasi sebagai kas dan dijual serta digunakan selama satu tahun (atau dalam siklus normal perusahaan jika lebih dari satu tahun).” Akun neraca biasanya memasukkan efek-efek yang telah jatuh tempo dalam satu tahun fiskal kedepan, kas, piutang, persediaan dan beban di bayar dimuka sebagai aktiva lancar. b. Aktiva Tidak Lancar Menurut Wild, dkk (2004: 257), Aktiva tidak lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan selama periode melebihi periode kini. Aktiva tidak lancar
20
meliputi: investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, beban biaya yang ditangguhkan dan aktiva tidak lancar lainnya. 1) Investasi jangka panjang Investasi jangka panjang dapat berupa saham dan obligasi dari dan pinjaman kepada perusahaan lain; harta kekayaan yang tidak digunakan dalam operasi rutin perusahaan seperti gedung yang disewakan kepada pihak lain; dana yang diperuntukkan untuk tujuan khusus selain pembayaran utang jangka pendek dan pinjaman kepada anak perusahaan. 2) Aktiva Tetap Menurut (Djarwanto 2004:27) mengatakan bahwa Aktiva tetap (Fixed cost) merupakan harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi reguler lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. Yang termasuk dalam aktiva tetap adalah : Tanah (Land), Bangunan atau gedung (Building), Mesin-mesin (Machinery), Perabot dan peralatan kantor (Office furniture and fixtures), Perabot dan peralatan toko (Store furniture and fixtures), Alat pengangkutan (Delivery Equipment), dan Sumbersumber alam (Natural resources). 3) Aktiva tidak berwujud Aktiva tidak berwujud berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan. Hak-hak ini diberikan kepada penemunya, penciptanya, atau penerimanya. Pemilikan hak ini dapat karena menemukan sendiri atau diperoleh dengan jalan membeli dari penemunya, misalnya hak cipta, leashold, franchises, hak patent, good will, trademark, biaya organisasi.
21
4) Beban biaya yang ditangguhkan Biaya yang ditangguhkan adalah pengeluaran-pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang dimana pembebanannya sebagai biaya usaha berlangsung untuk beberapa tahun atau periode misalnya biaya pemasaran, biaya penelitian. 5) Aktiva tidak lancar lainnya Misalnya uang kas pada bank tertutup atau dinegara asing, investasi lainlain yang tidak termauk investasi jangka panjang atau jangka pendek. Total Aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi efisien penggunaan asset maka semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas (Abdul Halim, 2007). Total Assets Turnover sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan beroperasi pada volume yang memadai bagi kapsitas investasinya. Sedangkan menurut (Weston dan Brigham, 1989), TATO
merupakan rasio pengelolaan
aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. 2.3 Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.
22
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun: 7) angka NPM dapat dikatakan baik apabila > 5 %. Rumus untuk menghitung NPM adalah sebagai berikut :
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆ℎ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
23
2.4Operating Profit Margin (OPM) Operating profit margin adalah rasio keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit margin merupakan rasio keuangan yang mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
2.5 Return on Assets(ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:90), “Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva(ROA) setelah bunga dan pajak”.
24
Menurut Brigham dan Houston (2001), pengembalian atas total aktiva (ROA) dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan total aktiva. 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. “Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh 10 aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan” (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2005:65). 2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Return on Assets Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Return on Assets (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas. Menurut kutipan dari Brigham dan Houston (2001:89), rasio profitabilitas (profitability ratio) menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi. a. Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang dihitung dengan membandingkan aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Rasio likuiditas terdiri dari: 1) Current Ratio, mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan membandingkan semua aktiva likuid yang dimiliki perusahaan dengan kewajiban lancar.
25
2) Acid Test, mengukur kemampuan peusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid yaitu tanpa memasukkan unsur persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Aktiva likuid menurut Brigham dan Houston (2001:79) adalah aktiva yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aktiva tersebut terlalu banyak. b. Rasio Manajemen Aktiva “Rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur 12 seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya” (Brigham dan Houston, 2001:81). Rasio manajemen aktiva terdiri dari: 1) Inventory Turnover, mampu mengetahui frekuensi pergantian persediaan yang masuk ke dalam perusahaan, mulai dari bahan baku kemudian diolah dan dikeluarkan dalam bentuk produk jadi melalui penjualan dalam satu periode. 1) Days Sales Outstanding, mengetahui jangka waktu rata-rata penagihan piutang menjadi kas yang berasal dari penjualan kredit perusahaan. 2) Fixed Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan aktiva tetapnya dengan membandingkan penjualan terhadap aktiva tetap bersih. 3) Total Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan seluruh aktivanya dengan membandingkan penjualan terhadap total aktiva.
26
c. Rasio Manajemen Utang Rasio manajemen aktiva mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang (utang) perusahaan yang digunakan untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan. Manajemen utang terdiri dari: 1) Debts Ratio, mengetahui persentase dana yang disediakan oleh kreditur. 2) Times Interest Earned (TIE), mengukur seberapa besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan. 3) Fixed Charge Coverage Ratio, hampir serupa dengan rasio TIE, namun mengakui bahwa banyak aktiva perusahaan yang dilease dan harus melakukan pembayaran dana pelunasan. Berdasarkan uraian di atas, maka Inventory
Turnover
dan
Days
SalesOutstanding
termasuk
rasio
manajemen aktiva dan Debts Ratio termasuk manajemen utang. ROA termasuk rasio profitabilitas, oleh karena itu ROA juga dipengaruhi faktorfaktor tersebut. 2.6 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditelaah adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti Ma’ruf (2006)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi manajemen laba pada
Variabel Independen (X) yaitu Jumlah Dewan Direksi,
Hasil Penelitian Dari hasil analisis data yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan Hasil Penelitian
27
No
Peneliti
perusahaan Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Reputasi Auditor, go public di Leverage, Bursa Efek Persentase Jakarta (BEJ) Saham yang Ditawarkan Kepada Publik saat IPO. Variabel Dependen (Y) yaitu Manajemen Laba
Bahwa pada tahun penelitian tidak terjadi manajemen laba yang disebabkan antara lain: 1. Tidak sesuai dengan hipotesis, bahwa jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, Jadi manajemen laba terjadi tidak dipengaruhi oleh jumlah dewan direksi tetapi karena perbedaan informasi tentang informasi perusahaan antara dewan direksi dengan manajer perusahaan. 2. Sesuai dengan hipotesis, bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba. Jadi auditor independen yang kompeten (mempunyai Hasil Penelitian reputasi baik) dapat mengidentifikasi terjadinya manajemen laba 3. Tidak sesuai dengan hipotesis, Leverage tidak berpengaruh terhadap Manajemen laba karena perbedaan tahun yang digunakan pada penelitian ini dengan penelitian
28
No
sebelumnya
Peneliti Judul Penelitian
2
Maya Puspa Analisis faktorLinasari faktor yang berpengaruh (2012) terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) 20062010
Variabel Penelitian
Variabel Variabel debt toequity independen (X) ratio dan return on asset memiliki yaitu pengaruh signifikan Current ratio, terhadap praktik debt to equity manajemen laba. ratio, ukuran Current ratio, debt to perusahaan dan equity ratio, ukuran return on asset perusahaan dan return (ROA). on asset berpengaruh secara bersama-sama Variabel terhadap manajemen dependen (Y) laba. Secara parsial yaitu variabel current ratio manajemen dan laba Hasil Penelitian
ukuranperusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik
29
No
peneliti
Variabel Penelitian
manajemen laba, sedangkan debt to equity ratio dan return on assetberpengaruh terhadap praktik perataan laba
Variabel independen (X) yaitu corporate governance, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan. Variabel dependen (Y) yaitu manajemen laba.
Secara simultan corporate governance (ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris independen), ukuran perusahaan, struktur kepemilikan (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi)
Judul Penelitian
3
Fretty Siagian (2012)
Pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil Penelitian
tidak memberi pengaruh signifikan
30
No
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam tahunpenelitian.Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya komposisi dewan komisaris independen yang mempunyai pengaruh terhadap dilakukannya praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan Hasil Penelitian
konsentrasi tidak mempunyai pengaruh terhadap dilakukannya praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur di BEI
31
No
4
Peneliti
Suryani (2010)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Pengaruh mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Variabel independen (X) yaitu mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan Variabel dependen (Y) yaitu manajemen laba
Mekanisme corporate governance berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
32
2.7 Kerangka konseptual Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah total aktiva, net profitmargin, operating profit margin, return on asset, sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya adalah manajemen laba. Laba yang dilaporkan merupakan signalmengenai laba di masa yang akan datang. Oleh karena itu pengguna laporan keuangan dapat membuat prediksi atas laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan signal yang disediakan oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan. Selain itu manajemen laba adalah suatu signaling technique yang dimaksudkan untuk menyediakan signal bagi pembuatan prediksi lebih akurat. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, return on asset mempunyai pengaruh yang positif terhadap manajemen laba, semakin tinggi return on asset maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih, hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga mempermudah perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Net profit margin memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba, penyebabnya adalah karena net profit margin merupakan ukuran dilematis, perusahaan akan dihadapkan dengan dilema pilihan antara kepentingan investor dan kepentingan lain seperti pajak. Maka kecendrungan adanya keterikatan perusahaan dengan pihak investor, sehingga jika perusahaan menstrukturisasi transaksi-transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyimpangkan beberapa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) mengenai kinerja
33
ekonomis perusahaan untuk menurunkan net profit margin maka akan disatu sisi berdampak baik pada pajak perusahaan tapi disisi lain berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan. Total aktiva dan operating profit margin merupakan variabel yang berbeda dan pengembangan dari penelitian terdahulu. Total aktiva merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan. Total aktiva menunjukkan kemampuan dari dana yang ditanamkan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode tertentu. Semakin tinggi total aktiva menunjukkan semakin efisien dana yang tertanam diperusahaan. Operating profit margin selisih antara net margin rasio (rasio laba bersih dengan penjualan) dengan 100 % menunjukkan persentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi. Operating profit margin menunjukkan
tingkat
efisiensi
perusahaan
sehingga
rasio
yang
tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik, karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
34
Berdasarkan hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Total aktiva (X1) Net profit margin Manajemen laba
(X2)
(Y) Operating profit margin (X3)
Return on asset (X4) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. 2. Total aktiva berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba. 3. Net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.
35
4. Operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba. 5. Return on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian desain kausal. Menurut Umar (2003:30) “penelitian desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang digunakan adalah total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai variabel dependen.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu selama tahun 2008-2012 yaitu 10 perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan melalui teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Menurut Erlina (2007:74) “sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative atau mewakili, jika sampel kurang representative maka
37
mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”. Adapun pertimbangan kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20082012. 2. Perusahaan tersebut tidak memiliki laba negatif pada tahun 2008-2012. 3. Melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2008-2012. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan No
Nama Perusahaan
Kriteria 1
1
Albond Makmur Usaha
2
Andhi Chandra Automotive Prod. Tbk
3
√
2
Sampel 3
-
-
-
√
-
-
-
Astra International Tbk
√
√
√
1
4
Astra Otoparts Tbk
√
√
√
2
5
Branta Mulia Tbk
√
-
-
-
6
Gajah Tunggal Tbk
√
-
-
-
38
No
Nama Perusahaan
Kriteria 1
2
Sampel 3
7
Goodyear Indonesia Tbk
√
√
√
3
8
Indo Kordsa Tbk
√
√
√
4
9
Indomobil Sukses International tbk
√
-
-
-
10
Indospring Tbk
√
√
√
5
11
Multi Prima Sejahtera Tbk
√
√
√
6
12
Multistrada Arah Sarana Tbk
√
√
√
7
13
Nippress Tbk
√
√
√
8
14
Prima Alloy Steel Universal Tbk
√
-
-
-
15
Selamat Sempurna Tbk
√
√
√
9
16
Sanex Qianjiang Motor International Tbk
√
-
-
-
Setelah dilakukan proses pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi data laporan keuangan tahunan perusahaan automotif (2008-2012) di Bursa Efek Indonesia.
39
Sumber data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan dengan cara mendownload dari situs www.idx.co.id. Data yang diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah : 1.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada sumber-sumber tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengambil data laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
dari
Indonesia
Capital
Market
Directory
(ICMD)
dan
mendownload dari situs www.idx.co.id . 2.
Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literatur-literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian dan juga pengumpulan data.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel Independen (Bebas) Menurut Sugiyono (2007:15) “variabel independen atau variabel bebas
adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen
40
(variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Total Aktiva Penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan. b. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit Margin
berarti
semakin
efisien
perusahaan
tersebut
dalam
mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. c. Operating Profit Margin (OPM) Selisih antara net margin ratio (ratio laba bersih dengan penjualan) dengan 100% menunjukan presentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir, 2001:100).
41
d. Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi
aktiva-aktiva
perusahaan
yang
digunakan
untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:90), “Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva(ROA) setelah bunga dan pajak. 2.
Variabel Dependen (Terikat) Menurut Sugiyono (2007:15) “variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah maanajemen laba yaitu pemilihan kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan khusus (Scott 2000:351, dalam Saiful 2002). Tujuan yang akan dicapai oleh manajemen melalui manajemen laba meliputi: mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya, mempengaruhi keputusan pelaku pasar modal, menghindari pelanggaran perjanjian hutang, dan juga menghindari biaya politik (Watt Zimmerman : 1986, dalam Saiful 2002).
42
Tabel 3.2 Defenisi Operasional No
Variabel
Defenisi
Pengukuran
Penjumlahan dari Aktiva lancar + Aktiva Tetap aktiva lancar dan aktiva tetap
Skala
1
Total aktiva
2
Net profit Rasio yang 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 Rasio 𝑥𝑥 100% membandingkan margin 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 antara laba bersih dengan penjualan = ... % perusahaan
3
Operating profit margin
4
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ Return on Rasio yang 𝑥𝑥 1 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 membandingkan asset (ROA) 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 laba bersih yang = ... Kali tersedia untuk
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 Selisih antara net 𝑥𝑥100 % margin ratio (ratio 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 laba bersih dengan penjualan) = ... % dengan 100% menunjukan presentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir, 2001:100)
Rasio
Rasio
Rasio
43
No
Variabel
Defenisi
Pengukuran
Skala
𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑥𝑥100% 𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑖𝑖𝑖𝑖
Rasio
pemegang saham dengan total aktiva 5
Manajemen laba
Usaha manajemen untuk memaksimumkan, atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai keinginan manajemen.
= ... %
3.6 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda dengan analisis statistik yang menggunakan program SPSS. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.6.1
Metode Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali 2006). Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.
44
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil KolmogrovSmirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal. 3.6.2.2 Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan dengan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan
kesalahan
pengganggu
pada periode t-1
(sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test). Uji autokorelasi dengan LM test digunakan
45
untuk sample besar di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan dengan uji DW terutama bila sample yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Autokorelasi terjadi jika nilai probabilitas signifikan berada di bawah 5% (< 0.05), dan apabila nilai probabilitas signifikan > 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi. 3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah
satu
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glesjer dengan cara meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika total aktiva signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan
bahwa
model
regresi
tidak
mengandung
adanya
heteroskedastisitas dan sebaliknya jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas.
46
3.6.2.4 Uji Multikoliniearitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi dapat dilihat dari: 1. Tolerance value 2.
Nilai variance inflation factor (VIF) Model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai
tolerance di atas 0,1 atau VIF di bawah 10. Apabila tolerance di bawah 0,1 atau VIF di atas 10, maka terjadi multikolinieritas. 3.6.3 Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen (total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset) dan satu variabel dependen yaitu manajemen laba yang diduga mempunyai hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:
47
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 = e
Keterangan: Y
: subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
a
: harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1,b2,b3,b4
: koefisien regresi
X1
: total aktiva
X2
: net profit margin
X3
: operating profit margin
X4
: return on asset
e
: tingkat kesalahan pengganggu
3.6.4 Pengujian Hipotesis 3.6.4.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan arah apakah semua variable independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
dependen”. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0: b1 = b2 = b3 = b4 = 0 H1: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
variable
48
Yang memiliki arti: H0: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. H1: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Terima H0 jika nilai F hitung < F tabel dan nilai signifikan > α 0.05 2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai F hitung > F tabel dan nilai signifikan < α 0.05.
3.6.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel/penjelas independen secara individual menerangkan variasi-variasi independen”. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0 Dimana i = total aktiva, net profit margin, operating profit margin, dan return on asset
49
Yang memiliki arti: H0: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba. H1: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba. Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji t dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Terima H0 jika nilai t hitung < t tabel dan nilai signifikan > α 0.05 2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai t hitung > t tabel dan nilai signifikan < α 0.05
50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan otomatif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2008 -2012 sebagai objek penelitian. Metode analisis data dimulai dengan mengelola data dengan menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan regresi linear berganda, kemudian melakukan pengujian-pengujian dengan menggunakan software SPPS versi 16 dan dihasilkanlah output-outout sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Sebelum melakukan uji hipotesis maka akan dilihat terlebih dahulu statistik deskriptif setiap variabel yang diuji dalam penelitian ini. Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistik deskriptif berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang dijadikan sampel. Berikut ini dijelaskan statistik data penelitian:
51
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
941.65 2.1298E2
Std. Deviation
Total_Aktiva
45
1.02
276.57787
Net_Profit_Margin
45
.01
.24
.0864
.05548
Operating_Profit_Mar gin
45
.01
.18
.1020
.04855
Return_On_Asset
45
.01
.20
.0824
.05037
Manajemen_Laba
45
1.10
812.00 1.0637E2
184.41089
Valid N (listwise)
45
Sumber : SPSS 16.00 for windows (data diolah) Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tersesbut, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut, yaitu : a. Variabel Total Aktiva menunjukkan nilai minimum 1,02 dan nilai maksimum 941,65 dengan nilai rata-rata sebesar 2,2129 sedangkan standar deviasinya adalah 276,577. b. Variabel Net Profit Margin menunjukkan nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 0,24 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0864 sedangkan standar deviasinya adalah 0,05548. c. Variabel Operating Profit Margin
menunjukkan nilai minimum
0,01 dan nilai maksimum 0,18 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1020 sedangkan standar deviasinya adalah 0,04855.
52
d. Variabel Return On Asset menunjukkan nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum
0,20 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0824
sedangkan standar deviasinya adalah 0,05037. e. Variabel Manajemen Laba menunjukkan nilai minimum 1,10 dan maksimum 812 dan nilai rata – rata sebesar 1,063 dengan standar deviasinya 184,41089. 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik . Karena analisis grafik Histogram dan P-Plot dapat menyesatkan, maka dilakukan juga uji statistic Kolmogorov-Smirnovdengan melihat tingkat signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah. Pendeteksian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov> 0,05.
53
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.00 for window Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kanan atau kiri. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik normal P – P Plot of Regression Standardized.
54
Gambar 4.2 Normal P Plot Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.00 for windows Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tititk – titik scatterplot sudah mengikuti garis diagonal disepanjang garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik. Maka untuk itu dilakukan Uji One Sample Kolmogrov – Smirnov Test untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.
55
Tabel 4.2 Analisis Hasil Uji Normalitas Data One Sample Kolmogrov – Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parametersa
45 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 1.56553707
Absolute
.105
Positive
.097
Negative
-.105
Kolmogorov-Smirnov Z
.704
Asymp. Sig. (2-tailed)
.704
a. Test distribution is Normal. Uji Normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji statistik non - parametik One SampelKolmogrov Sminornov. Data yang dimiliki berdistribusi normal, dapat dilihat dari tabel 4.2. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig (2 tailed) adalah 0,704 dan diatas nilai signifikan 0,05 yang nilainya lebih besar dari taraf nyata (α) 0,05 yang artinya data telah berdistribusi normal.
56
4.2.2.2 Uji Autokorelasi Istilah autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diturunkan menurut waktu. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan Durbin Watson statistik, dengan nilai d yang menunjukkan gejala autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak ada autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak autokorelasi. Kriterianya adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif
Keputusan Tolak
Jika 0 < d
Tidak ada autokorelasi poitif
Tidak ada keputusan
dl < d < du
Tidak ada korelasi negatif Tolak Tidak ada korelasi negatif Tidak ada keputusan Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak atau negatif
4 - dl < d < 4 4 - du < d < 4 – dl du < d < 4 – du
57
Hasil Uji Autokorelasi (Durbin Watson) terlihat seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R
1
.526a
R Square
Adjusted R Square
.277
Std. Error of the Estimate
.205
DurbinWatson
1.64195
1.630
a. Predictors: (Constant), Ln_Return_On_Asset, Ln_Total_Aktiva, Ln_Operating_Profit_Margin, Ln_Net_Profit_Margin
b. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai DW adalah 1.630. Kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut: jumlah sampel (N) 45 dengan jumlah variabel bebas (K) 4 pada tingkat signifikansi 5% diperoleh du 1,7200 sehingga disimpulkan bahwa nilai DW sebesar 1.630 lebih besar dari batas atas (du) 1,7200 dan kurang dari 4 – 1,7200 (4 – du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi. 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi . Model regresi yang baik adalah jika
58
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas). Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot (Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu
Y,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi. Selain menggunakan grafik scatterplots, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan signifikan
>
dengan menggunakan Uji Glejser. Jika probabilitas 0.05,
maka
model
regresi
tidak
mengandung
heteroskedastisitas. 4.2.2.3.1 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas melalui grafik plot (Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
59
Gambar 4.3 Scatterplot Dependen Variabel Sumber : SPSS 16 for windows Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak menunjukkan pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedasitas dalam model regresi ini. 4.2.2.4 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari Variance Inflation
60
Factor (VIF). Multikolinieritas dapat diketahui dari besarnya Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut : a. VIF
>
5,
maka
diduga
mempunyai
persoalan
Multikolinearitas b. VIF < 5, maka tidak terdapat multikolinearitas c. Tolerance< 0,1 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas d. Tolerance> 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model 1
B
Std. Error
(Constant)
5.237
.985
Ln_Total_Aktiva
-.227
.106
Ln_Net_Profit_Margin
-.007
Ln_Operating_Profit_Mar gin Ln_Return_On_Asset
Standardize d Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Toleranc e
VIF
5.316
.000
-.306
-2.141
.038
.886
1.128
.584
-.003
-.012
.991
.271
3.684
-.611
.442
-.238
-1.381
.175
.609
1.642
.951
.533
.436
1.784
.082
.302
3.313
a. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
61
Hasil output SPSS 16.00 for windows diatas dapat diambil keputusan bahwa semua data (variabel) tidak terkena multikolinearitas, karena nilai Tolerance untuk Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset sebesar 0.886, 0.271, 0.609, 0.302 > 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset sebesar 1.128, 3.684, 1.642, 3.313 < 5. Sehingga pada model regresi tidak terjadi gejala Multikolinearitas. 4.2.3 Pengujian Hipotesis Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan
menggunakan
analisisis.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi statistis masingmasing variabel independen. Secara garis besar dalam pengujian hipotesa penelitian ini hipotesis di uji dengan analisis linear. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan analisis linear berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPPS versi 16 maka diperoleh hasil sebagai berikut :
62
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi linear berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
5.237
.985
Ln_Total_Aktiva
-.227
.106
Ln_Net_Profit_Margin
-.007
Ln_Operating_Profit_ Margin Ln_Return_On_Asset
Beta
t
Sig.
5.316
.000
-.306
-2.141
.038
.584
-.003
-.012
.991
-.611
.442
-.238
-1.381
.175
.951
.533
.436
1.784
.082
a. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Dari tabel 4.6 di atas dinyatakan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris dan Komite Audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Berdasarkan output-output tersebut maka rumus persamaan analisis regresinya adalah : Yi = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Y = 5,237 – 0,227 – 0,007 – 0,611 + 0,951 + e
63
Dimana Yi = Manajemen Laba a = Konstanta X1 = Total Aktiva X2 = Net Profit Margin X3 = Operating Profit Margin X4 = Return On Asset e = error 4.2.3.1 Uji Determinasi (Uji Goodness Of Fit) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independent (prediktor) terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan
oleh variabel independennya, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
64
Tabel 4.7 Uji Determinan Model Summaryb
Model
R
1
.526a
R Square .277
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.205
1.64195
a. Predictors: (Constant), Ln_Return_On_Asset, Ln_Total_Aktiva, Ln_Operating_Profit_Margin, Ln_Net_Profit_Margin b. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Pada tabel 4.7 menunjukkan nilai R sebesar 0,526 yang berarti hubungan relatif (relation) antara Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset terhadap Manajemen Laba sebesar 52,6% yang artinya hubungan yang
cukup erat seharusnya nilai normal untuk hubungan antar
variabel yang erat adalah 0,6 - 0,79. Nilai R Square sebesar 0,277 yang berarti 27,7 % Manajemen Laba dapat dijelaskan oleh Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset. Sedangkan sisanya 72,3 % kemungkinan dapat dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian seperti : pelaksanaan RUPS, kualitas dewan komisaris, kualitas komite audit, kualitas hubungan stakeholders, transparansi dan akuntabilitas dan lain sebagainya. 4.2.3.2 Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama – sama (simultan) mempunyai pengaruh yangsignifikan
65
terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan cara sebagai berikut: a. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka hipotesistidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen mempunyaipengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig ≥ 0,05), maka hipotesistidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidakmempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
66
Tabel 4.8 Uji F ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression
df
Mean Square
41.310
4
10.328
Residual
107.840
40
2.696
Total
149.150
44
F 3.831
Sig. .010a
a. Predictors: (Constant), Ln_Return_On_Asset, Ln_Total_Aktiva, Ln_Operating_Profit_Margin, Ln_Net_Profit_Margin b. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Berdasarkan tabel 4.8diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 3.831 dengan tingkat signifikansi 0,010, sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan α adalah 5 % adalah 2,58. Oleh karena pada kedua perhitungan F hitung
> F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0,010 < 0,05 menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independent Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset secara serempak atau bersama – sama adalah signifikan terhadap Manajemen Laba. 4.2.3.3 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
67
Tabel 4.9 Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
5.237
.985
Ln_Total_Aktiva
-.227
.106
Ln_Net_Profit_Margin
-.007
Ln_Operating_Profit_ Margin Ln_Return_On_Asset
Beta
t 5.316
.000
-.306
-2.141
.038
.584
-.003
-.012
.991
-.611
.442
-.238
-1.381
.175
.951
.533
.436
1.784
.082
a. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Analisa tabel 4.9 untuk mengetahui secara parsial dari Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On Asset terhadap Manajemen Laba. Variabel Total Aktiva memiliki nilai signifikansi 0,038 > 0,05 artinya signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana t
hitung
-2,141 > -1,679 berarti terdapat
pengaruh negatif. Secara parsial, variabel Total Aktiva mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Manajemen Laba. Variabel Net Profit Margin memiliki nilai signifikansi 0,991 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t hitung < t yang dimana t
hitung
Sig.
tabel
-0,012 < -1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara
parsial, variabel Net Profit Margin mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Manajemen Laba. Variabel Operating Profit Margin memiliki
68
nilai signifikansi 0,179 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t dimana t
hitung
hitung
> t
tabel
yang
-1,381 > ttabel -1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara
parsial, variabel Operating Profit Margin mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Manajemen Laba. Variabel Return On Asset memiliki nilai signifikansi 0,082 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana
thitung 1,784 > ttabel 1,679 berarti berpengaruh poitif. Secara parsial Return On Asset berpengaruh secara positif dan tidak signifikan. 4.2.4 Hasil pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Total Aktiva Variabel Total Aktiva memiliki nilai signifikansi 0,038 > 0,05 artinya signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana t
hitung
-2,141 > -1,679
berarti terdapat pengaruh negatif. Secara parsial, variabel Total Aktiva mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Manajemen Laba. 4.2.4.2 Net Profit Margin Variabel Net Profit Margin memiliki nilai signifikansi 0,991 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t
hitung
< t
tabel
yang dimana t
hitung
-0,012 < -
1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara parsial, variabel Net Profit Margin mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Manajemen Laba. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
69
Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitableatau tidak. 4.2.4.3 Operating Profit Margin Variabel Operating Profit Margin memiliki nilai signifikansi 0,179 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t hitung > t tabel yang dimana t hitung -1,381 > ttabel -1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara parsial, variabel Operating Profit Margin
mempunyai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Manajemen Laba. 4.2.4.4 Return On Asset Variabel Return On Asset memiliki nilai signifikansi 0,082 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana thitung 1,784 > ttabel
1,679 berarti berpengaruh poitif. Secara parsial Return On Asset berpengaruh secara positif dan tidak signifikan.
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pengaruh pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 dengan sampel sebanyak 9 buah perusahaan yang terdaftar. Sesuai analisis data yang dilakukan dapat diperoleh kesimpuan antara lain : 1. Berdasarkan hasil Uji F (Uji Keseluruhan/Simultan) bahwa Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset berpengaruh terhadap Manajemen Laba. 2. Berdasarkan hasil Uji t (Uji Parsial) hanya Total Aktiva yang berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba sedangkan Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return on Asset tidak berpengaruh signifikan. 3. Total
Aktiva
berpengaruh
signifikan
terhadap
Manajemen
Laba
menunjukkan bahwa Total Aktiva masih memiliki pengaruh yang kuat terhadap bagaimana manajemen laba itu di olah guna proses aktivitas perusahaan. 4. Berdasarkan hasil Uji R Square bahwa Manajemen Laba dapat diterangkan oleh Total Aktiva, Net Profit Marganin, Operating Profit
71
Margin dan Return On Asset sebesar 27,7% dan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. 5. Asset dalam memperoleh keuntungan bersih sangat diperlukan. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikanperusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap manajemen laba.
5.2Saran 1. Penelitan mengenai Manajemen Laba ini dapat dikembangkan lagi dengan meliti diluar variabel penelitian ini atau di luar kriteria ini. 2. Perusahaan yang di teliti di Bursa Efek dapat diluar perusahaan otomatif seperti perusahaan manufaktur atau yang lainnya. 3. Periode waktu yang digunakan dapat diperpanjang guna menambah keakuratan hasil penelitian dan menanmbah jumlah sampel. 4. Kategori variabel dapat diperbanyak guna menambah hasil yang diinginkan.
72
DAFTAR PUSTAKA Ma’ruf, 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Go-Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Tesis: Universitas Diponegoro, Semarang. Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku Satu, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta. Suryani, 2009. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi: Universitas Sumatera Utara, Medan. Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metode Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan. Scott, William, 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition, Canada. Prentice Hall. Xie , Bao, 2001. Earnings Management and Corporate Governance The Roles of the Board and The Audit Committe. Southern Illinois University Carbondale. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariable dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2010. Bursa Efek Indonesia. Fretty Siagian, 2012. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi: Universitas Sumatera Utara, Medan. Maya Puspa Nilasari, 2012. “Pengaruh Current Ratio, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio dan Return Asset Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk Periode Tahun 2006-2010”. Tesis: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya. Sartono, R Agus, 2001. Manajemen Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
73
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta, Bandung. Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta. Weston, J. F dan Brigham, 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta. Weston, J. F dan Copeland, 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta. http: // www.idx.co.id/ Listedcompanies/ Report Document/ tabid/ 91/ Language/ id. ID/ Default. Aspx. (12 Oktober 2013) http: // www.elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/ kursus financial analysis/ Rasio Keuangan. (10 November 2013)
74
LAMPIRAN Lampiran i Tabulasi Hasil Rasio Manajemen Laba No
Nama Perusahaan
Manajemen Laba
2008
2009
2010
2011
2012
1
PT. Astra International Indonesia Tbk
9.191.000
10.040.000
14.366
20.964
22.658
2
PT. Astra Otoparts Tbk
566.025
768.265
1.141.179
1.101.583
1.135.914
3
PT. Goodyear Indonesia Tbk
812
121.085
7.415.868
2.156.464
6.673.997
4
PT. Indo Kordsa Tbk
94.776
72.105.574
134.160.199
2.749.667
22.546.316
5
PT. Indospring Tbk
134.068.283.255
6
31.826
58.765
71.109.354
120.415.120.239, 924
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
4.763
10.211
14.122.435
11.319.403.810
16.599.848.712
7
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
2.974
174.860
176.082
6.943.120
319.747
8
PT. Nipress Tbk
1.551
3.685
12.663
17.831.046.421
21.553.186.948
9
PT. Selamat Sempurna Tbk
91.471
132.849
150.420
241.576.270.793
268.543.331.491
75
Lampiran ii Tabulasi Hasil Rasio Total Aktiva
No
Nama
Manajemen Laba
Perusahaan
2008 1
2
3
4
5
6
7
2009
2010
2011
2012
PT. Astra International Indonesia Tbk
80.740.000
88.938.000
112.857
154,319
182,274
PT. Astra Otoparts Tbk
3.981.316
4.644.939
5.585.852
6964227,000
8881642,000
PT. Goodyear Indonesia Tbk
1.022.330
1.127.630
127.685.085
130.802.310
123.915.331
PT. Indo Kordsa Tbk
1.672.766
1.349.630.935
1.492.727.607
209.196.474
229.933.238
PT. Indospring Tbk
918.228
621.140
770.609.262
1.139.715.256.754
1.664.779.358.215
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
182.940
137.910
150.937.167
157.371.466.252
172.268.827.993
2.379.024
2.536.045
3.038.412
538.091.425
624.485.895
325.008
314.478
337.606
446.688.457.381
525.628.737.289
929.753
941.651
1.067.103
1.327.799.716.171
1.441.204.473.590
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat Sempurna Tbk
76
Lampiran iii Tabulasi Hasil Rasio Net Profit Margin (NPM) No
Nama Perusahaan
Manajemen Laba
2008 1
2
3
2009
2010
2011
2012
PT. Astra International Indonesia Tbk
0,094690101 0,101902036 0,110515343 0,129653552 0,120933992
PT. Astra Otoparts Tbk
0,107237958 0,145897165 0,182439507 0,149597231 0,137229364
PT. Goodyear Indonesia Tbk
0,000652461 0,093660443 0,038350398 0,010402109 0,032811795
4
PT. Indo Kordsa Tbk
5
PT. Indospring Tbk
6
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
0,080389542 0,175785016 0,237274552 0,179792686 0,241499216
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
0,002230047
7
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat Sempurna Tbk
0,057864833 0,048049903 0,074312175
0,01267146 0,129475197
0,03304305 0,081593493 0,069231763 0,097503204 0,090771428
0,10337723 0,087740926
0,02129942 0,000996465
0,00322817 0,013164052 0,031585817 0,030784348
0,03067112
0,067577531 0,096642641 0,096312824 0,116566048 0,124104858
77
Lampiran iv Tabulasi Hasil Rasio Operating Profit margin (OPM) No
Nama
Manajemen Laba
Perusahaan
2008 1
2
3
4
5
6
7
2009
2010
2011
2012
PT. Astra International Indonesia Tbk
0,122352262 0,129468364 0,113277073 0,158546788 0,148351794
PT. Astra Otoparts Tbk
0,085610003 0,079758282 0,091623503 0,170442846 0,152627036
PT. Goodyear Indonesia Tbk
0,034872107 0,099098946 0,050203576 0,015098741 0,044741164
PT. Indo Kordsa Tbk
0,08442529 0,102863218 0,118774122 0,038839658 0,150667382
PT. Indospring Tbk
0,182432895 0,034926391 0,116431554 0,154432454 0,144125612
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
0,092018431 0,122383281 0,157883297 0,182484395 0,167392199
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
0,132276898 0,136459599 0,128042096 0,052961876 0,013640471
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat Sempurna Tbk
0,067493933 0,025902997 0,059173115 0,072652109 0,078219739
0,157320628 0,138056032 0,145887592 0,149410242 0,159309841
78
Lampiran v Tabulasi Hasil Return On Asset (ROA) No
Nama
Manajemen Laba
Perusahaan
2008 1
2
3
4
5
6
7
2009
2010
2011
2012
PT. Astra International Indonesia Tbk
0,113834531
PT. Astra Otoparts Tbk
0,142170328 0,165398297 0,204298109 0,158177354 0,127894594
PT. Goodyear Indonesia Tbk
0,000794264 0,107380967
PT. Indo Kordsa Tbk
0,056658253 0,053426142 0,089875874 0,013143945 0,098055924
PT. Indospring Tbk
0,034661326 0,094609911 0,092276798 0,105653688 0,080532163
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
0,026035859 0,074041041 0,093564993
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
0,001250092 0,068949881 0,057951983 0,012903235 0,000512016
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat Sempurna Tbk
0,11288763 0,127293832 0,136580719 0,124768206
0,00477219 0,011717831
0,05807936 0,016486437 0,053859332
0,07192793 0,096360142
0,03750822 0,039918306 0,041004583
0,098383119 0,141081993 0,140961088 0,181937282 0,186332569
79