HUBUNGAN STATUS GIZI (MINI NUTRITIONAL ASSESMENT) DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN (INDEKS KATZ) PENDERITA DI DIVISI GERIATRI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG Siti Zulaekah dan Dyah Widowati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract Scoring by MNA in geriatric patients on the first day of hospitalized can gives information about their nutritional status. It also can be used to predict the prognosis/mortality of patients. MNA is a simple and low cost scraning to predict the prognosis of complication caused by malnutrition. The aim of the research was to analyse the correlation between nutritional status by MNA and level of independence in geriatric patients at Dr. Karyadi, Semarang. The result of the research showed that from Katz index, 31,34% of participants were in B category which means that patients were independence to do 5 daily activities and 3,46% of patients were in F category which means that the patients were independence to do 1 daily activity, which is controlling defecation. This research concluded that when nutritional status are known, the independence of doing activities of daily living can be predicted. Keywords: Nutritional status, MNA, Geriatri
kesempatan
PENDAHULUAN Usia
mamiliki
risiko
malnutrisi yang tinggi karena
terjadi
penurunan
lanjut
untuk
melakukan intervensi terhadap status gizinya ( Stanga et al, 2000). Penelitian tentang keadaan status
disebabkan oleh perubahan fungsi usus,
gizi pada penderita geriatri yang diukur
metabolisme
dengan menggunakan Subjective Global
yang
makanan
tepat
yang
kegagalan
asupan
yang
tidak
homeostatis
efektif,
dan
defek
Assesment
(SGA)
maupun
Mini
utilisasi nutrien. ( Thomas, 2003). Status
Nutritional Assesment (MNA), didapatkan
gizi seringkali merupakan suatu hal
hubungan antara malnutrisi dan hasil
yang ditinggalkan pada praktek klinik
akhir
tetapi saat ini situasi mulai berubah
penderita keluar dari rumah sakit dalam
karena
keadaan hidup atau meninggal, lamanya
kejadian
banyak
penelitian
malnutrisi
tentang
penderita
yang
dari
perawatan
rawat
di
inap,
rumah
sakit,
misalnya
tingkat
dirawat di rumah sakit. Begitu juga
kemandirian penderita serta perawatan
dengan
berulang di rumah sakit (Covinsky et al,
penderita
penemuan geriatri
malnutrisi
pada
memberikan
1999).
Hubungan Status Gizi (Mini Nutritional Assesment Dengan….(Siti Zulaekah, dkk)
131
Kajian status gizi pada penderita
yang
masuk
perawatan
menjalani
geriatri merupakan tantangan karena
proses tanya jawab kuesioner MNA,
malnutrisi
pemeriksaan
sulit
didefinisikan
dan
tingkat
kemandirian
membutuhkan data-data yang berbeda
dengan indeks Katz, pengukuran tinggi
antara subyek yang ada di masyarakat,
badan, berat badan, lingkar lengan atas,
yang tinggal di institusi seperti panti
dan lingkar betis. Dari hasil pemeriksaan
wreda
bulan Juli 2008 diketahui
dan
penderita
geriatri
yang
penderita
dirawat di rumah sakit. (Vellas, 1999).
yang mengalami malnutrisi sebanyak
Skoring
saat
40,5%, risiko malnutrisi 34,3% dan status
penderita geriatri pertama kali dirawat
gizi baik 25,2% dengan rata-rata lama
mencerminkan status gizinya dan dapat
perawatan 8 hari.
digunakan untuk memperkirakan hasil
mempunyai indeks Katz G
akhir
tingkat kemandirian 1 ( tergantung pada
dengan
MNA
mortalitas
pada
penderita.
MNA
Sebanyak 31,7 % atau skor
merupakan skrining yang mudah dan
orang lain untuk semua jenis aktifitas).
murah
Tujuan
untuk
mendeteksi
kecenderungan komplikasi
berkembangnya
yang
disebabkan
oleh
malnutrisi (Gazzotti, 2000). Selain geriatri
status
perlu
kemandirian perawatan.
pula pada
Indeks
dari
penelitian
ini
adalah:
menilai status gizi penderita di divisi geriatri
Rumah
sakit
Dr.
Kariadi
Semarang dengan menggunakan Mini
gizi,
penderita
Nutritional Assesment, mengukur tingkat
dinilai
tingkat
kemandirian penderita di divisi geriatri
waktu
masuk
Rumah sakit Dr. Kariadi Semarang
merupakan
dengan menggunakan indeks Katz dan
Katz
instrument yang cukup sederhana dan
menganalisis
mudah dilaksanakan serta dapat dipakai
dengan tingkat kemandirian penderita
sebagai
di divisi geriatri Rumah sakit Dr. Kariadi
prediktor
prognosis
dari
berbagai macam penyakit (Ambarwati,
hubungan
status
gizi
Semarang
1999). Divisi Geriatri Rumah Sakit Dr.
METODE PENELITIAN
Kariadi Semarang merupakan salah satu
Penelitian ini termasuk dalam
rumah sakit yang menerapkan skoring
expanatory research dengan pendekatan
MNA untuk menilai status gizi penderita
studi cross sectional. Variabel Penelitian
dan mengkaji tingkat kemandiriannya
meliputi variabel terikat adalah tingkat
dengan Indeks Katz. Semua penderita
kemandiran,
132
variabel
bebas
adalah
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 131-136
status gizi dan variabel control adalah
kg, microtoise untuk mengukur tinggi
umur dan tingkat stress psikologik
badan bagi yang bisa berdiri tegak, pita
Populasinya
penderita
ukur atau metlin untuk mengukur
geriatri yang dirawat inap di divisi
panjang rentang tangan bagi yang tidak
geriatri
Kariadi
bisa berdiri tegak dan untuk mengukur
Semarang pada bulan Februari 2008
lingkar betis (calf circumference) dan pita
sampai Juni 2008
lingkar lengan atas (LLA)
Rumah
penderita.
adalah Sakit
Dr.
yaitu sebesar 108
Pengambilan
sampel
Analisis bivariat dilakukan secara
dilakukan dengan purposive sampling,
statistik dengan menggunakan pearson
yang ditentukan dengan kriteria inklusi
product moment jika data berdistribusi
sebagai berikut: penderita geriatri umur
normal dan menggunakan rank-sperman
lebih dari 60 tahun, bisa melakukan
jika berdistribusi tidak normal. Semua
komunikasi dengan baik, tidak dalam
analisis
kondisi stress psikologik,
software SPSS 11.00 for wind. Kemaknaan
bersedia
diikutkan dalam penelitian (informed consent). kriteria
Setelah sampel
ditetapkan tersebut
dilakukan
dengan
bantuan
diterima bila didapatkan nilai p < 0,05.
dengan
didapatkan
jumah sampel penelitian sebesar 67
HASIL PEMBAHASAN Karakteristik Umum Penderita Geriatri Penderita geriatri yang menjadi
penderita geriatri. Jenis data yang dikumpulkan
subyek penelitian terdiri dari 26 laki-laki
atas
dan 41 perempuan. Umur penderita
karakteristik umum penderita, kajian
geriatri ini berkisar antara 60-95 tahun
status gizi dengan menggunakan MNA
yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
dan
ini:
meliputi
data
tingkat
primer
terdiri
kemandirian
penderita
geriatri dengan menggunakan indesk Katz. Data sekunder meliputi catatan medis
untuk
mengetahui
riwayat
penyakit dan kondisi psikologisnya. Instrumen
penelitian
yang
digunakan adalah kuesioner MNA dan indeks adalah
Katz. :
Alat
yang
timbangan
digunakan
injak
digital
kapasitas 200 kg dengan ketelitian 0,1
Tabel 1. Distribusi Umur Penderita Geriatri Kelompok Umur (tahun) 60 – 69 70 – 79 ≥ 80 Jumlah
n
%
27 36 4 67
40,3 53,7 6,0 100
Dari Tabel 1 tersebut diketahui bahwa sebagian besar penderita geriatri
Hubungan Status Gizi (Mini Nutritional Assesment Dengan….(Siti Zulaekah, dkk)
133
berumur 70-79 tahun sebanyak 53,7%
tahu keadaan gizinya sebelum dirawat
dengan rata-rata umur 71,4 tahun.
di rumah sakit.
Status Gizi Penderita Geriatri
Tingkat Kemandirian
Status
gizi
penderita
geriatri
Tingkat
kemandirian
adalah
dikaji menggunakan skor MNA dengan
aktifitas
kisaran skor antara 0-30. Skor 24-30
penderita geriatri yang dinilai dengan
mengindikasikan status gizi baik, skor
indeks Katz
17-23,5 risiko malnutrisi dan skor kurang
perawatan yang meliputi 6 aktifitas
dari 17 digolongkan malnutrisi. Skor
dasar yaitu bathing, dressing, toileting,
terendah adalah 6 dan tertinggi 29.
transferring, continence dan feeding yang
Distribusi status gizi dapat dilihat pada
dikategorikan menjadi 7 skala (A-G).
Tabel 2 berikut ini:
Tingkat
Tabel 2. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Skor MNA Status Gizi Malnutrisi Risiko malnutrisi Gizi baik Jumlah
n 26 33 8 67
% 38,80 49,25 11,95 100
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa hanya 8 penderita (11,95%) yang berstatus gizi baik. Dari hasil skrining kajian global MNA diketahui bahwa sebagian besar penderita (80,4%) tidak
kehidupan
sehari-hari
saat mulai masuk ruang
kemadirian
berdasarkan
dari
indeks
Katz
penderita diketahui
bahwa sebanyak 31,34% berada pada skala B yang artinya mandiri untuk 5 aktifitas
kehidupan
sehari-hari
dan
3,46% penderita yang berada pada skala F yang artinya mandiri hanya dalam 1 aktifitas kehidupan sehari-hari yaitu dapat
mengontrol
buang
air
besar
sendiri. Distribusi tingkat kemandirian penderita geriatri dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Tingkat Kemandirian Berdasarkan Skala Indeks Katz Skala Indeks Katz A B C D E F G Jumlah
134
n 12 21 6 5 6 2 15 67
% 17,91 31.34 8,95 7,46 8,95 3,46 22,38 100,00
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 131-136
Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kemandirian
Hasil penelitian Covinsky et al, (1999) menjelaskan adanya hubungan
Hubungan antara variabel status
antara kajian klinis status gizi dengan
gizi dengan tingkat kemandirian diuji
tingkat kemandirian dari 219 penderita
dengan
korelasi
yang di rawat di rumah sakit dengan
product moment dan didapatkan nilai p =
nilai p = 0,03 dan ditemukan juga bahwa
0,006
skor MNA dapat digunakan untuk
menggunakan sehingga
uji
dapat
disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara kedua
memprediksi
variabel
Penderita geriatri yang mempunyai skor
penelitian,
sehingga
jika
angka
mortalitas.
diketahui status gizinya maka dapat
MNA
diprediksikan tingkat kemandirian pada
mempunyai
aktifitas
tinggi dibandingkan yang mempunyai
kehidupan
sehari-hari
penderita.
dari
angka
17
(malnutrisi)
mortalitas
yang
status gizi baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian Gazzotti
kurang
(2000),
yang
meneliti
Penilaian menggunakan
status skala
gizi
dengan
MNA
untuk
penggunaan klinis skor MNA pada 175
penderita geriatri merupakan cara yang
penderita geriatri dan didapatkan skor
dianjurkan
MNA berlawanan dengan skala indeks
merupakan
Katz baik saat masuk rumah sakit,
murah dan dapat digunakan untuk
selama perawatan maupun waktu keluar
mendeteksi
dari rumah sakit dengan nilai p = 0,001.
berkembangnya
Penelitian Marie-Claire VN pada 1319
disebabkan karena malnutrisi, dapat
penderita geriatri ternyata menemukan
memprediksi
outcome
hasil yang sama bahwa status gizi
penderita dan
outcome penting dari
dengan menggunakan skor MNA dapat
rawat inap seperti penderita keluar dari
digunakan untuk mengetahui tingkat
rumah sakit dalam keadaan hidup atau
kemandirian penderita dengan nilai p =
meninggal,
0,0002 dan dapat memprediksi lamanya
rumah sakit serta perawatan berulang
waktu
di rumah sakit.
perawatan.
Sebanyak
54,2%
di
rumah
skrining
sakit yang
karena mudah,
kecenderungan komplikasi
lamanya
yang
mortalitas
perawatan
di
penderita yang mengalami malnutrisi dan
risiko
malnutrisi
mempunyai
tingkat kemandirian rendah yang dilihat dari indekz Katz pada skala D-G.
Hubungan Status Gizi (Mini Nutritional Assesment Dengan….(Siti Zulaekah, dkk)
135
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa :
SARAN
1. Terdapat 11,95 % penderita geriatri
Perlu
dilakukan
penelitian
lanjutan
yang mempunyai status gizi baik,
dengan besar sampel lebih banyak untuk
2. Terdapat 17,91 % penderita geriatri
mengetahui perbaikan status gizi dan
yang mandiri atau tidak bergantung
tingkat kemandirian sebelum, selama
orang
dan setelah dirawat di rumah sakit.
lain
dalam
menjalankan
aktifitas kehidupan sehari-hari, 3. Terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat kemandirian penderita geriatri dengan nilai p = 0,006. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, E. 1999. Rehabilitasi medik pada lanjut usia. Buku Ajar Geriatri. h.509-19. Badan Penerbit FK UI: Jakarta: Covinsky KE, martin GE, Beyth RJ. 1999. The Relationship between clinical assessments of nutritional status and advers outcomes in older hospitalized medical patients. J Am Geriatr Soc.; 47 (5).p.532-8 Gazotti C. 2000. Clinical usefulness of the mini nutritional assessment scale in geriatric medicine. J Nutr Health aging,; 4(3):176-81 Stanga Z, Allison S. 2000. Nutrition in the elderly. In: Sobotka L, Allison SP, et al. Ed. Basic in clinical nutrition. Galen: Prague Thomas AJ. 2003. Nutrition. In: Tallis RC, Fillit HM. Ed. Brocklehurst’s textbook of geriatric medicine and gerontology 6th edition. Churchill Livingstone: London Vellas B. 1999. The Mini Nutritional Assessment (MNA) and its use in grading the nutritional state of elderly patients. Nutrition,15(2):116-22
136
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 131-136