PENINGKATAN PEMAHAMAN PKn KD BUDAYA DAERAH INDONESIA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGANBEREMPAT SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN I PODOREJO SUMBERGEMPOL TAHUN 2014/2015 SITI ROPI’AH, S.Pd.*) NIP. 19611110 198201 2 016 *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung ABSTRAK Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan penerapan pembelajaran dengan metode kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat dapat meningkatkan pemahaman PKn indikator budaya daerah Indonesia siswa kelas IV SD Negeri I Podorejo, Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung? Penelitian ini dilaksanakan dengn tujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman PKn indikator budaya daerah Indonesia setelah diterapkan pembelajaran dengan metode kooperatif teknik berpikir-berpasanganberempat pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Lokasi penelitian ini di SDN I Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Adapun obyek penelitiannya adalah peningkatan kemampuan memahami PKn kompetensi dasar budaya daerah Indonesia siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Podorejo Kecamatan Sumbergempol Tulungagung. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai ketuntasan tes awal 59,26 %, tes siklus I 70,37 %, dan tes Siklus II 92,59 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn indikator budaya daerah Indonesia bagi siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Podorejo Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung Kata Kunci : Meningkatkan Pemahaman, Pembelajaran Berpikir-Berpasangan-Berempat A. PENDAHULUAN
Kooperatif
Pembelajaran
Latar Belakang Masalah
diskusi
Teknik
lebih
me-
nekankan interaksi antarsiswa. Dari sini
Mata pelajaran PKn yang dirintis
siswa akan melakukan komunikasi aktif
mulai dari tingkat SD sampai ke tingkat
dengan
pendidikan tinggi mempunyai tujuan
komunikasi tersebut diharapkan siswa
untuk menghadapi hubungan antara
dapat
manusia yang semakin lama semakin
dengan
mudah
kompleks dan intensif, akibatnya segala
mudah
memahami
aspek
kawannya
yang
menyangkut
kehidupan
sesama
temannya.
menguasai
materi
karena
dibanding
Dengan pelajaran
”siswa
lebih
penjelasan
dari
penjelasan
dari
manusia akan mengalami perkembangan
guru karena taraf pengetahuan serta
dan pertumbuhan.
pemikiran mereka lebih sejalan dan
1
sepadan“. (Sulaiman dalam Wahyuni,
kelompok-kelompok kecil untuk bekerja
2001: 2).
sama dalam memecahkan masalah. Ke-
Melihat
kondisi
siswa
di
kelas
khususnya siswa Kelas IV SDN I Podorejo
mampuan siswa dalam setiap kelompok adalah heterogen.
pada saat proses belajar mengajar seperti
Berdasarkan paparan tersebut di atas
kurangnya menarik minat siswa untuk
maka peneliti ingin mencoba melakukan
belajar dan siswa cenderung bosan dan
penelitian dengan judul “Peningkatan
jenuh dalam kegiatan belajar mengajar
Pemahaman
yang mengakibatkan penurunan hasil
daerah Indonesia dengan Pembelajaran
belajar siswa Kelas IV. Keadaan seperti ini
Kooperatif Teknik Berpikir Berpasangan
diduga
Berempat Siswa Kelas IV Semester 2 SDN I
oleh
minimnya
peneliti
dikarenakan
pendekatan
pembelajaran
yang digunakan oleh guru selama ini. Karena
tidak
semua
metode
Podorejo
Indikator
Budaya
Sumbergempol
Tahun
2014/2015“.
pem-
belajaran dapat digunakan dalam bidang ilmu belajar khususnya PKn di mana pendekatan pembelajaran
PKn
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas,
PKn harus
maka dapat dirumuskan suatu masalah
disesuaikan dengan materi yang banyak
sebagai berikut: Apakah dengan pe-
mengandung pemecahan masalah.
nerapan pembelajaran dengan metode
Seperti
penggunaan
metode
kooperatif teknik berpikir-berpasangan-
ceramah saja kurang efektif digunakan
berempat
dapat
meningkatkan
dalam pembelajaran PKn yang bukan
mahaman PKn indikator budaya daerah
hanya mengandalkan teori-teori namun
Indonesia siswa kelas IV SD Negeri I
juga penerapan dalam kehidupan sehari-
Podorejo,
hari, sehingga membuat siswa cenderung
Kabupaten Tulungagung?
Kecamatan
pe-
Sumbergempol
pasif dan kurang bersemangat dalam meningkatkan
prestasi
belajar
PKn
khususnya.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas,
Beberapa
metode
yang
dapat
mengaktifkan siswa antara lain: metode
penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui
peningkatan
pe-
demonstrasi, metode ceramah, metode
mahaman PKn indikator budaya daerah
tanya jawab, metode kooperatif. Menurut
Indonesia
pendapat
belajaran
peneliti
metode
yang
di-
setelah dengan
diterapkan
pem-
metode kooperatif
pandang paling tepat adalah metode
teknik berpikir berpasangan berempat
kooperatif teknik berpikir-berpasangan-
pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Podorejo
berempat sebab dengan metode ini
Kecamatan Sumbergempol Kabupaten
dalam proses pembelajaran dengan cara
Tulungagung.
mengelompokkan
siswa
ke
dalam
2
Manfaat Penelitian
dalam menyampaikan pelajaran untuk
Penelitian ini dapat memberikan
mencapai
tujuan
pengajaran
yang
manfaat bagi:
dilakukan secara terencana dan terarah.
a.
Sekolah, sebagai penentu kebijakan
Antara metode, pendekatan teknik dan
dalam upaya meningkatkan prestasi
strategi terdapat perbedaan yang tipis
belajar siswa khususnya pada mata
tetapi semuanya menjadi satu kesatuan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu
Guru, sebagai bahan pertimbangan
banyak orang yang branggapan semua
dalam menentukan metode pem-
itu nama lain dari metode.
belajaran yang dapat memberikan
2.
b.
manfaat bagi siswa. c.
Manfaat Metode Manfaat
utama
metode
Siswa, dapat meningkatkan motivasi
belajaran adalah agar bahan pelajaran
belajar dan melatih sikap sosial
dapat dengan mudah dipahami dan
untuk saling peduli terhadap ke-
dimiliki oleh anak dan menjadi pola
berhasilan siswa lain dalam men-
tingkah
laku
tertentu
capai tujuan belajar.
belajar.
Dari
belajar,
KAJIAN PUSTAKA
sebagai anak
kecakapan-kecakapan B.
pem-
hasil
memiliki
tertentu
yang
didapat selama proses pembelajaran.
Metode
Fungsi-fungsi
1.
Pengertian
secara rinci adalah sebagai berikut :
Definisi metode secara umum adalah
a.
suatu cara memikirkan dan memeriksa suatu
hal
tertentu.
menurut
suatu
Ensiklopedi persoalan
pembelajaran
Bagi Guru 1. Dapat
memberikan
gambaran
rencana
langkah-langkah apa yang akan
Indonesia
dikerjakan selama proses pem-
(1980:927) metode pengajaran tidak lain daripada
metode
bahan
2. Dapat menyiapkan diri sebaik-
yang akan diajarkan, penentuan urutan
baiknya sesuai dengan langkah-
pemberian bahan, penentuan cara-cara
langkah yang akan dikerjakan
penyajian dan cara mengevaluasinya.
dalam proses pembelajaran .
(Saliwangi;
1989:
pemilihan
belajaran berlangsung.
45).
Dalam
dunia
3. Penyajian
materi
akan
pendidikan, metode diartikan sebagai
terprogram dengan baik dan
suatu rencana penyajian bahan yang
mudah diterima oleh siswa.
menyeluruh sistematis
dengan berdasarkan
urutan
yang
4. Dapat digunakan untuk meng-
pendekatan
atasi
tertentu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ialah suatu cara yang digunakan oleh guru
kesulitan
guru
dalam
menyajikan materi pelajaran. b.
Bagi Siswa 1. Dapat
mengtahui
gambaran
langkah-langkah apa yang akan
3
dikerjakan selama proses pem-
digunakan bila guru memulai materi
belajaran berlangsung.
pelajaran yang baru.
2. Dapat menerima pelajaran secara
Metode Tanya jawab merupakan
3. Membangkitkan motivasi siswa
suatu cara untuk menyampaikan atau
4. Meningkatkan
menyajikan
prestasi
belajar
siswa
bahan
pelajaran
dalam
bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa. Metode ini cocok
Bagi Kegiatan Belajar Mengajar 1. Memperlancar belajaran
dan
proses
apabila digunakan untuk mendapatkan pem-
kerjasama semua siswa, serta meninjau
mempercepat
pengalaman yang lalu. Dalam metode
tercapainya hasil belajar sesuai
Tanya
dengan TPK.
sempatan untuk mengemukakan hal-hal
2. Arah pelajaran menjadi jelas dan
jawab,
siswa
mendapat
ke-
yang dirasa kurang jelas sehingga guru
menuju ke TPK yang telah di-
dapat menjelaskan kembali.
tentukan.
c.
3. Pengelolaan kelas menjadi jelas
3.
Metode Tanya jawab
runtut sehingga mudah dipahami. untuk rajin belajar.
c.
b.
Metode diskusi Metode
diskusi
adalah
metode
dan akan mudah untuk me-
mengajar yang mana guru bermaksud
nyiapkannya.
untuk
merangsang
siswa
agar
pengetahuan
dan
Macam-macam metode pengajaran
menggunakan
Macam-macam metode pengajaran
pengalamannya, berani mengutarakan
menurut Surachmad (1986 : 77) adalah
pendapat,
metode ceramah, latihan siap, Tanya
masalah sendiri dan menarik kesimpulan
jawab,
dan
(Surachmad, 1986: 84). Peranan guru
pembagian/pemberian
dalam hal ini adalah sebagai pemimpin
tugas, karya wisata, kerja kelompok,
diskusi menuju ke arah pemecahan
sistem regu dan demonstrasi.
masalah,
a.
menyimpang dari pokok masalah.
diskusi,
eksperimen,
demonstrasi
Metode ceramah Metode ceramah ialah suatu metode
untuk
menyampaikan
suatu
bahan
serta
belajar
sehingga
memcahkan
siswa
tidak
Metode ini mendorong siswa untuk belajar
musyawarah,
mengemukakan
pelajaran secara lisan sedangkan siswa
pendapat, berani menghadapi problema
mendengarkan serta mencatat hal-hal
dan
penting (Surachmad, 1986: 77). Metode
pendapat. Siswa juga terlatih menghargai
ceramah banyak digunakan guru sebab
pendapat orang lain.
hemat waktu dan tenaga, organisasi
d.
memcahkannya
lewat
bebrapa
Metode Pemberian Tugas
pelajaran mudah dan sederhana. Bila
Metode pemberian tugas adalah
huru pandai berceramah maka akan
metode mengajar di mana guru membri
menarik
tugas kepada siswa untuk dikerjakan dan
perhatian
siswa.
Biasanya
4
dikumpulkan atau dilaporkan. Metode ini
87). Metode demonstrasi digunakan bila
mempunyai tiga tahapan yaitu guru
siswa
memberi
Bagaimana
tugas
tugas,
dan
siswa
siswa
melaksanakan
mempertanggung-
jawabkan kepada guru.
ingin
misalnya
mengtahui proses
tentang:
mengaturnya,
mengatur
ruangan
dalam
menempatkan alat tulis, hiasan dan lain-
Metode ini digunakan untuk mengisi
lain. Bagaimana proses membuatnya,
waktu senggang bagi para siswa dengan
misalnya cara menetak foto. Bagaimana
kegiatan yang berhaga, memperkaya
proses
pengetahuan
menggunakannya,
dan
pengaalman
anak
bekrjanya,
bagaimana untuuk
proses
mengtahui
dengan kegiatan dalam keals atau laur
struktur benda, untuk mengetahui cara
kelas, memperkuat kemampuan para
mana yang paling baik, dan untuk
siswa dan mempertinggi prestasi siswa.
mengetahui kebenaran sesuatu.
e.
Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah suatu
metode
mengajar
Teknik
Berpikir
Berpasangan
di
mana
guru
kelompok
kerja
yaitu
Teknik belajar mengajar berpikir-
kelompok suatu tim atau regu belajar
berpasangan-berempat (think-pair-share)
untuk
dikembangkan oleh Frank Lyman (think-
membentuk
mencapai
(Surachmad
tujuan
(1986:
pe-
pair-share) dan Spencer Kogan (think-
alat
pair-squer) sebagai struktur kegiatan
pelajaran tidak sebanding dengan jumlah
pembelajaran gotong royong. Teknik ini
siswa, terdapat perbedaan individu yang
mmberi siswa kesempatan untuk bekerja
besar dalam kemampuan dan minat
sendiri serta bekerja sama dengan orang
anak.
lain. Keunggulan lain dari teknik ini
ngelompokkan
95).
tertentu
siswa
Alasan
Berempat (Think-pair-share)
adalah
e. Metode Demonstrasi
adalah
Metode demonstrasi adalah suatu metode
belajar
dengan
cara
siswa
optimalisasi
Dengan
metode
partisipasi
klasikal
siswa.
yang
me-
mungkinkan hanya satu siswa maju dan
melakukan peranan tokoh atau pahlawan
membagikan
dan suatu kegiatan social dalam suatu
kelas,
cerita.
berempat
g.
Metode Demonstrasi
sedikitnya delapan kali lebih banyak
Dalam penelitian ini penulis meng-
kepada setiap siswa untuk dikenali dan
gunakan metode demonstrasi dalam
menunjukkan partisipasi mereka kepada
pengajaran. Metode demonstrasi adalah
orang lain. Teknik ini bisa digunakan
metode belajar dimaksudkan seorang
dalam semua mata pelajaran dan untuk
guru, orang luar sengaja diminta, siswa
semua tingkatan usia anak didik.
sekalipun memprlihatkan pada seluruh kelas suatu proses. (Surakhmad, 1986:
teknik ini
hasilnya
untuk
seluruh
berpikir-berpasanganmemberi
kesempatan
Cara pembelajaran proses belajar mengajar
dengan
teknik
berpikir-
5
berpasangan-berempat (think-pair-share)
penyertaannya
adalah:
budaya meneliti di kalangan guru.
1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat
dan
memberikan
tugas
kepada semua kelompok. ngerjakan tugas tersebut sendiri.
menumbuhkan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka peneitian
2. Setiap siswa memikirkan dan me-
adalah
ini
menggunakan
model
penelitian tindakan Kemmis dan Tagger (Sugiari, 1997:6) yaitu, “Berbentuk spiral
3. Siswa berpasangan dengan salah satu
dari siklus yang satu ke siklus yang
rekan dalam kelompok dan berdiskusi
berikutnya. Setiap siklus meliputi, yaitu
dengan pasangannya.
planning (rencana), action (tindakan),
4. Kedua pasangan bertemu kembali dalam
kelompok
(pengamanan),
dan
Siswa
reflection (refleksi)”. Langkah pada siklus
untuk
berikutnya adalah perencanaan yang
membagikan hasil kerjanya kepada
sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
kelompok berempat.
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I
mempunyai
berempat.
observation
kesempatan
dilakukan tindakan pendahuluan yang C.
METODOLOGI PENELITIAN
berupa identifikasi permasalahan.
Rancangan Penelitian Penelitian penelitian
ini
tindakan
menggunakan kelas.
Penelitian
Instrumen Penelitian Instrumen
yang
digunakan
tindakan kelas adalah suatu bentuk
penelitian ini terdiri dari:
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
a.
tindakan yang dilakukan untuk me-
dalam
Silabus Yaitu
seperangkat
ningkatkan kemantapan rasional dari
pengaturan
tentang
tindakan mereka dalam melaksanakan
belajaran
tugas, memperdalam pemahaman ter-
penilaian hasil belajar.
hadap tindakan-tindakan yang dilakukan
b.
pengelolaan
rencana
dan
kegiatan
pem-
kelas,
serta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
itu, serta memperbaiki kondisi dimana
(RPP)
pembelajaran
Yaitu merupakan perangkat pem-
tersebut
dilakukan
(Mukhlis, 2003: 3). Penelitian tindakan
belajaran
kelas adalah suatu bentuk kajian yang
pedoman guru dalam mengajar dan
bersifat sistematis reflektif oleh pelaku
disusun untuk tiap putaran. Masing-
tindakan
kondisi
masing RPP berisi kompetensi dasar,
pembelajaran yang dilakukan. Adapun
indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
tujuan utama dari penelitian tindakan
pembelajaran
kelas adalah untuk memperbaiki / me-
belajar mengajar.
ningkatkan praktek pembelajaran secara
c.
untuk
memperbaiki
berkesinambungan,
sedangkan
tujuan
yang
digunakan
khusus,
dan
sebagai
kegiatan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja ini yang dipergunakan
6
siswa
untuk
membantu
proses
pe-
ngumpulan data hasil eksperimen. d.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN a.
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui
hasil
menunjukkan
a) Lembar observasi aktivitas guru
metode
penelitian
bahwa
kooperatif
ini
pembelajaran
teknik
berpikir-
untuk mengamati aktivitas guru
berpasangan-berempat memiliki dampak
dalam pembelajaran.
positif
dalam
meningkatkan
prestasi
b) Lembar observasi aktivitas siswa
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
untuk mengamati aktivitas siswa
semakin mantapnya pemahaman siswa
pem-belajaran.
terhadap materi yang disampaikan guru
c) Persentase
observasi
aktivitas
guru dan siswa adalah:
(ketuntasan belajar meningkat dari tes awal, siklus I dan siklus II ) yaitu masingmasing 59,26%, 70,37%, dan 92,59%. Pada Siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai, terlihat seperti grafik di bawah ini.
e.
Angket Angket ini digunakan untuk me-
ngetahui apakah siswa-siswa tersebut menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.
b.
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisa data, diperoleh
aktivitas belajaran
f.
ini
disusun
berdasarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Bahasa Indonesia. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.
dalam
metode
proses
pem-
kooperatif
teknik
berpikir-berpasangan-berempat
dalam
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal
Tes Formatif Tes
siswa
ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya
nilai
rata-rata
siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Hasil observasi aktivitas guru tes awal 70,00%, siklus I 72,50%, dan siklus II 87,50%. Pada akhirnya aktivitas guru dalam pem7
belajaran tergolong sangat baik.
59,26%, Siklus I 70,37% , Siklus II 92,59%.
c.
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Data
Berdasarkan analisa data, diperoleh
secara klasikal siswa dinyatakan tuntas
aktivitas
siswa
dalam
proses
pem-
tersebut
menunjukkan
bahwa
dalam pembelajaran.
belajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik berpikir-berpasangan-
Saran
berempat yang paling dominan adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang
bekerja dengan menggunakan alat atau
diperoleh dari uraian sebelumnya agar
media, mendengarkan / memperhatikan
proses belajar mengajar lebih efektif dan
penjelasan guru, dan kooperatif teknik
lebih memberikan hasil yang optimal
berpikir-berpasangan-berempat
bagi siswa, maka disampaikan saran
antar
siswa atau antara siswa dengan guru.
sebagai berikut:
Hasil observasi aktivitas siswa tes akhir
1. Untuk
melaksanakan
pembelajaran
adalah 96,25% jadi dapat dikatakan
dengan metode kooperatif
bahwa
berpikir-berpasangan-berempat guru
aktivitas
siswa
dapat
di-
teknik
kategorikan sangat baik.
memerlukan persiapan yang cukup
d.
Nilai rata-rata siswa secara klasikal
matang. Sehingga guru harus mampu
dari tes awal 63,70, tes siklus I 70,37, dan
menentukan atau memilih topik yang
tes siklus II 80,37. Hal ini menunjukkan
benar-benar bisa diterapkan pem-
adanya peningkatan hasil dari nilai rata-
belajaran dengan metode kooperatif
rata kelas. Sedangkan hasil nilai rata-rata
teknik berpikir berpasangan berempat
tes awal, siklus I, dan siklus II adalah
dalam proses belajar mengajar se-
71,48.
hingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi
E.
PENUTUP
belajar siswa, guru hendaknya lebih
Simpulan
sering melatih siswa dengan kegiatan
Data hasil kegiatan pembelajaran
penemuan, walau dalam taraf yang
yang telah dilakukan selama awal, siklus
sederhana, dimana siswa nantinya
I, siklus II dan seluruh pembahasan serta
dapat menemukan pengetahuan baru,
analisis yang telah dilakukan dapat
memperoleh konsep dan ketrampilan,
disimpulkan
sehingga siswa berhasil atau mampu
dengan
bahwa
metode
pembelajaran
kooperatif
teknik
memecahkan masalah-masalah yang
berpikir-berpasangan-berempat yang di-
dihadapi.
terapkan oleh guru memiliki dampak positif
dalam
meningkatkan
prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu tes awal
F.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineksa Cipta Felder, Richard M. 1994. Cooperative 8
Learning in Technical Corse, ( on line ), Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1.yogyakarta : YP. Fak. Psikologi UGM. Margono, S.1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta; Rineksa Cipta. Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya Ridwan . 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaktif Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional. Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
9