SISTEM PERPINDAHAN PANAS SINGLE BASIN SOLAR STILL DENGAN MEMVARIASI SUDUT KEMIRINGAN KACA PENUTUP Irfan Santosa ABSTRAK Alat distilator surya tipe basin merupakan alat yang berfungsi sebagai pengubah air laut menjadi air tawar dengan tenaga matahari dengan memodifikasi kemiringan kaca penutup untuk dapat memanfaatkan panas laten hasil kondensasi. Dengan memanfaatkan panas laten tersebut, diharapkan uap air yang dihasilkan akan lebih banyak.. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa sistem perpindahan panas dengan memvariasi sudut kemiringan kaca penutup 200, 300 dan 500 Single Basin Solar Still. Dengan memvariasi sudut kemiringan kaca penutup basin solar still, diharapkan dapat ditemukan sudut kemiringan kaca penutup yang efektif dan efisien yang lebih banyak produksi air distilasi yang dihasilkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air pada kemiringan kaca penutup 300 lebih besar yaitu Q = 9.1872 W, efisiensi(η)= 27.10%, kemiringan kaca 200 yaitu Q = 8.9347 W, efisiensi(η) = 24.85% dan sudut kemiringan 500 mempunyai nilai Q = 7.1987 W, efisiensinya(η) = 23.84%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kemiringan kaca 300 mempunyai produktivitas untuk menghasilkan uap lebih banyak serta laju air distilasi yang tinggi dibandingkan dengan kemiringan kaca 200 dan 500. Kata kunci : Distilasi, Kemiringan Sudut, Single Basin Solar Still, Laju Perpindahan Panas musim hujan dan musim kemarau 1.
PENDAHULUAN
saja.
a. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
Sistem distilator surya merupakan
maka sebuah desain dari solar still
alat perubah air laut menjadi air tawar
(pemurnian air laut tenaga matahari)
yang murah serta ramah lingkungan,
tipe basin still (peralatan pemurnian
karena alat ini tidak membutuhkan
air berbentuk bejana) dimodifikasi
peralatan seperti listrik, generator
untuk dapat memanfaatkan panas
ataupun bahan bakar lainnya. Alat
laten
distilator surya tipe basin merupakan
memanfaatkan panas laten tersebut,
alat
diharapkan uap air yang dihasilkan
yang
hanya
mengandalkan
hasil
kondensasi.
Dengan
pasokan energi dari matahari, karena
akan lebih banyak.
kita tahu bahwa posisi kita di daerah
Untuk mengubah uap air menjadi
katulustiwa pancaran sinar matahari
bersih, maka didesain basin solar still
begitu bagus dibandingkan dengan
dengan kemiringan kaca penutup
posisi di daerah kutub. Karena di
yang bervariasi antara lain dengan
daerah khatulistiwa hanya terdapat
sudut 200, 300 dan 500. Hal ini 37
bertujuan untuk mendapatkan sudut
Kemudian aspek yang akan diteliti
penutup kaca yang efektif untuk
adalah :
terjadinya penguapan serta efisiensi
1. Tinjauan thermal pada alat distilator
dari desain masing-masing basin
surya.
solar still.
2. Pengujian data hasil penelitian. 3. Pengujian air hasil distilasi.
b. Perumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan
d.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
diatas maka penelitian difokuskan pada analisa sistem perpindahan panasnya. Penelitian
1.
Memahami dan mampu menghitung
hanya
dinamika perpindahan panas dari
memfokuskan pada bidang absorber;
masing-masing basin solar still
luasan basin; tipe permukaan miring
yang dibedakan sudut kemiringan
tanpa menyebut sudut kemiringan kaca
kaca penutupnya.
penutup.
terdahulu
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Maka
dari
beberapa
2.
perbandingan penelitian diatas dapat dirumuskan:
kimia air hasil distilasi. Adapun manfaatnya
c. Bagaimanakah
sistem
laju
perpindahan panas dari masing-
layak
1.
Dengan memahami dan menghitung sistem perpindahan panas sehingga
tidak
untuk
didapat sudut kemiringan kaca yang
dikonsumsi air tawar hasil proses
paling banyak memproduksi proses
distilasi
penguapan, maka bisa dijadikan
setelah
dilakukan
pengujian komposisi fisika dan
referensi
kimia di Dinas Kesehatan.
selanjutnya tentang basin solar still. 2.
c. Ruang Lingkup Penelitian
menggunakan
satu
jenis
absorber
tipe kaca tertentu sehingga diharapkan
membedakan
mengaplikasikan sistem-sistem
untuk
penelitian
masyarakat sendiri
dan
mengaplikasikannya
dapat bisa untuk
kebutuhan air tawar sehari-hari
tertentu yaitu tembaga dan ketebalan
dapat
Diharapkan membuat
Riset ini akan membatasi dengan
orang
adalah sebagai
berikut :
masing Basin Solar Still d. Apakah
Mengetahui komposisi fisik dan
khususnya di daerah pantai. 3.
Merupakan energi alternatif yang
dan
ramah lingkungan karena tanpa
distilator
bahan bakar dan sumber energinya
yang sudah ada dan lebih efisien.
didapat dari surya atau matahari. 38
2. STUDI LITERATUR
b.
Energi dan Availibilitas
a. Penelitian Terdahulu
Energi
T.V. Arjunan, dkk. melakukan penelitian
dengan
judul
An
adalah
sesuatu
yang
bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tetapi dapat dirasakan adanya dan
Experimental Study on Solar Still
energi
With Sponge Liner (International
kemampuan untuk melakukan kerja.
Journal
Sedangkan
of
Applied
Engineering
bisa
merupakan
sesuatu
availibilitas
adalah
Research ISSN 0973-4562 Volume 4
kemampuan
Number
335-361,
menghasilkan kerja yang berguna. Jadi
www.ebscohost.com). Penelitian ini
keberadaan availibitas lebih realistis,
membandingkan basin solar still
mudah dibuat dan dapat dirasakan
dengan
kegunaannya.
3
2009
yang
pp
ditutup
dengan
sistem
untuk
Menurut
sponge/busa dibagian luar sisi-sisi
Thermodinamika
basin
diberi
bersifat kekal, tidak dapat diciptakan
Hasil
dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
penelitian menghasilkan bahwa basin
dapat dikonversi dari bentuk yang satu
solar still yang ditutup sponge/busa
ke
menghasilkan panas lebih besar 15%
availabilitas adalah kemampuan sistem
dibandingkan dengan yang tidak
untuk menghasilkan suatu pengaruh
dan
penutup
satunya
tidak
sponge/busa.
ditutup sponge/busa.
[17, hal.335-361]
H.S.Aybar & Nedhunchezian,
bentuk
Pertama,
yang
energi
lain.sedangkan
yang berguna bagi kebutuhan manusia secara positif. [2, hal.1-2]
melakukan penelitian dengan judul A
Adapun
macam
energi
Study an Effect of Water Capacity on
dikategorikan menjadi berbagai macam
the Performance of a Simple Solar
yaitu :
Still (International Journal of Applied
1.
Energi Mekanik
Engineering Research ISSN 0973-
2.
Energi Listrik
4562 Volume 4 Number 11 2009 pp
3.
Energi Elektromagnetik
2223-2234,
4.
Energi Kimia
tentang
5.
Energi Nuklir
performansi dari Basin Solar seperti
6.
Energi Thermal (panas)
Penelitian ini
www.ebscohost.com). membahas
menghitung produktifitas, efisiensi dan internal perpindahan panasnya. [18, hal.2223-2234]
Energi
thermal
(panas)
merupakan energi yang memanfaatkan surya atau panas matahari. Energi surya adalah sumber energi yang 39
melimpah ruah, bersih, bebas polusi dan tidak akan habis sepanjang masa,
3. METODOLOGI PENELITIAN a. Tempat Penelitian
merupakan extra terrestrial energy
Penelitian
yang
penelitian
dapat
konversi
dimanfaatkan
langsung
melalui
seperti
ini
adalah
merupakan
eksperimental
skala
laboratorium yang dilaksanakan di
pada
fotovoltaik dan secara tidak langsung
Laboratorium
melalui pusat listrik tenaga thermal.
Universitas Pancasakti Tegal.
Disamping itu energi surya dapat
b.
1.
Pemanas air untuk keperluan domestik,
2.
komersial
penelitian
ini
akan
dilaksanakan dalam 5 (lima) tahap : 1. Membuat
maupun
seperangkat
alat
industri.
distilator surya model Single
Pemanas udara untuk pemanas
Basin solar still dengan sudut
ruangan
kemiringan kaca penutup yang
dan
pengering
biji
berbeda-beda (200, 300 ,500).
tumbuh-tumbuhan. 3.
Teknik
Metode Penelitian
Langkah
dimanfaatkan juga untuk :
Fakultas
Distilasi
air
laut
untuk
2. Menguji alat tersebut
air
3. Menganalisa
minum. 4.
Untuk pemompaan air.
5.
Penggerak
air
perpindahan panasnya. 4. Menguji
conditioning,
air
laut
tawar
yang
Kesehatan.
Pemanfaatan energi thermal surya distilasi
air
dihasilkan dari distilasi di Dinas
refrigerator ataupun chiller.
untuk
dinamika
5. Melakukan
telah
perhitungan
dan
dilaksanakan di Chili, Amerika
pengolahan data yang dihasilkan
Latin pada tahun 1972. Suatu kolam
dari penelitian.
ikan laut seluas 4600m2 dibuat di
c.
Perhitungan Perpindahan Panas
dalam suatu rumah beratap kaca
Pada Basin Solar Still
dimana dari energi panas surya
1. Koefisien
dapat diperoleh penguapan dan
hr,1 = 0.9
menghasilkan air murni sebagai air
(W/m2 K)
distilat.
Bila
yang
cuaca
terang
benderang, matahari terik rumah itu dapat
menghasilkan
air
murni
panas
radiasi dari air laut ke kaca (hr,1).
akhirnya
pengembunan
perpindahan
(Tw2 + Tg2) (Tw + Tg)
2. Laju perpindahan panas radiasi dari air laut ke kaca (qr,1). qr,1 = A hr,1 (Tw – Tg) (W)
sebanyak 23000 liter setiap harinya. 40
3. Koefisien
perpindahan
panas
10. Panas yang dibutuhkan untuk
konveksi dari permukaan air laut
menguapkan air dalam solar still
ke kaca penutup (hc,1).
tipe basin (Q). Q = UT A (Tw-Ta) (W)
1/3
(W/m2K)
11. Menghitung konstanta matahari total (G)
4. Laju perpindahan panas konveksi dari permukaan air laut ke kaca 12. Efisiensi Basin Solar Still (η).
penutup (qc,1).
η=
qc,1 = A hc,1 (Tw – Tg)(W) 5. Koefisien
perpindahan
panas
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
konveksi dari kaca ke udara
Sedangkan hasil perhitungan perpindahan
lingkungan (hc,o).
panas pada masing-masing basin solar still adalah pada tabel sebagai berikut :
(W/m2K)
hc,o
6. Laju perpindahan panas konveksi
Faktor perhitungan
Kemiringan Kaca Penutup 200
300
500
hr,1 (W/m2K)
5.6623
5.6698
5.6499
qr,1 (W)
8.5614
8.3618
4.4951
dari kaca penutup ke udara lingkungan (qc,o). qc,o = A hc,o (Tg – Ta) (W) panas
(W/m2K)
2.2282
2.1735
1.6943
udara
(W)
3.3690
3.2055
1.9479
hc,o (W/m2K)
5.9551
5.9551
5.9551
qc,o (W)
2.6083
3.1979
2.9013
hr,o (W/m2K)
5.5715
5.5761
5.5738
dari kaca penutup ke udara
qr,o (W)
2.4403
2.9943
2.7155
lingkungan (qr,o).
UT (W/m2K)
4.5819
4.5666
4.3925
Q (W)
8.9347
9.1872
7.1897
1467.54
1467.54
1467.54
24.85
27.10
23.84
7. Koefisien
perpindahan
radiasi
kaca
dari
ke
sekeliling (hr,o). hr,o = εg
2
2
(Tg + Ta )(Tg +
Ta) (W/m2 K) 8. Laju perpindahan panas radiasi
qr,o = A hr,o (Tg – Ta) (W) 9. Koefisien
perpindahan
panas
total yang terjadi pada solar still tipe basin (UT). UT =
kj/m2 η (%)
Nilai perhitungan panas yang dibutuhkan untuk proses penguapan dengan sudut
-1
(W/m2 K)
kemiringan kaca penutup 300 lebih besar yaitu
(Q)
=
9.1872
W
dan
juga 41
efisiensinya pun juga lebih tinggi yaitu
Pada grafik diatas terlihat jelas bahwa
(η)= 27.10% dibandingkan kemiringan
terjadinya
kaca penutup sudut 200 dan 500.
adanya
a.
proses gradien air
penguapan
terjadi
temperatur
antara
Grafik Hubungan Temperatur Air
temperatur
dengan
Laut (Tw), Temperatur Ruang Basin
diatasnya (ruang basin). Pada sudut
(Tsv) dengan Intensitas Matahari.
kemiringan
kaca
temperatur 300,
penutup
hari
pertama penelitian pada pukul 06.00, Temperatur (K)
Hubungan Tw,Tsv dengan Intensitas Matahari 60
temperatur air dan temperatur ruang basin 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
50 40 30 20
dalam keadaan sama. Tetapi setelah pada pukul 9.00 sampai 14.00 terjadi perbedaan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
temperatur
Waktu (Jam) Air Laut(Tw) 20⁰ Air Laut(Tw) 30⁰ Air Laut(Tw) 50⁰ Intensitas Matahari (IT)
yang
ekstrem
antara
temperatur air (Tw) dan temperatur ruang
Didalam Basin (Tsv) 20⁰ Didalam Basin (Tsv) 30⁰ Didalam Basin (Tsv) 50⁰
basin
(Tsv),
menyebabkan
perbedaan penguapan
ini
yang
pada
sudut
0
Gambar.1. Grafik Hubungan Tw, Tsv
kemiringan kaca penutup 30 lebih cepat
dan IT pada hari I
dibandingkan dengan sudut kemiringan kaca penutup yang lain.
Temperatur (K)
Hubungan Tw,Tsv dengan Intensitas Matahari
Pada hari kedua pukul 13.00 sampai 15.00
50
250
45
200
40
150
35 100
30 25
50
20
0 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Air Laut(Tw) 20⁰
Didalam Basin (Tsv)20⁰
Air Laut(Tw) 30⁰
Didalam Basin (Tsv) 30⁰
Air Laut(Tw) 50⁰
Didalam Basin (Tsv) 50⁰
Intensitas Matahari (IT)
Gambar.2 Grafik Hubungan Tw, Tsv dan IT pada hari II
terlihat
temperatur
air
(Tw)
untuk
kemiringan sudut 300 nilainya tinggi dibandingkan dengan temperatur ruang basin
(Tsv).ini
yang
menyebabkan
pemanasan yang optimal pada sudut 300. b. Grafik Hubungan Temperatur Air Ruang Basin Permukaan
(Tsv), Temperatur Kaca
(Tg)
dengan
Intensitas Matahari (IT).
42
permukaan yang dingin (suhu Tg < Tsv) akan
Hubungan Tsv dan Tg Dengan Intensitas Matahari
Temperatur (K)
60
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
50 40 30 20 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829 Waktu (Jam) Didalam Basin (Tsv) 20⁰ Didalam Basin (Tsv) 30⁰ Didalam Basin (Tsv) 50⁰ Intensitas Matahari (IT)
terjadi kondensasi pada permukaan bagian bawah plat, hal ini berarti uap jenuh tersebut melepaskan kalor latennya dan karena pengaruh gravitasi kondensat akan mengalir kebawah.
Permukaan Kaca (Tg) 20⁰ Permukaan Kaca (Tg) 30⁰ Permukaan Kaca (Tg) 50⁰
c. Grafik
Gambar.3. Grafik Hubungan Tsv, Tg dan IT
Hubungan
Laju
Distilasi
dengan waktu
pada hari I Temperatur (K)
Hubungan Tsv, Tg dengan Intensitas Matahari 50
250
40
150
30
50
20
Laju Distilasi, kg/min
-50 Waktu (Jam) Didalam Basin (Tsv)20⁰ Permukaan Kaca (Tg) 20⁰ Didalam Basin (Tsv) 30⁰ Permukaan Kaca (Tg) 30⁰ Didalam Basin (Tsv) 50⁰
Gambar.4. Grafik Hubungan Tsv, Tg dan IT
Laju Distilasi
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
0,002 0,0019 0,0018 0,0017 0,0016 0,0015 0,0014 0,0013 0,0012 0,0011 0,001 0,0009 0,0008 0,0007 0,0006 0,0005 0,0004 0,0003 0,0002 0,0001 0 1
Pada hari II
4
7
10
13
16
19
Laju Distilasi 20derajat
22
25
28
31
34
37
Laju Distilasi 30derajat
Laju Distilasi 50 Derajat
Pada grafik hubungan antara temperatur
Gambar.5. Grafik Hubungan Laju
ruang basin (Tsv) dan temperatur permukaan
Distilasi dengan waktu (kg/menit)
kaca penutup (Tg) diatas terlihat bahwa pada hari pertama pengujian pada pukul 6.00,
Dari grafik hubungan laju distilasi air
nilai Tsv dan Tg masih sama, tetapi setelah
(kg/menit) dengan waktu pengujian bisa
pukul 08.00 sampai dengan 13.00 wib nilai
dilihat bahwa air hasil distilasi dengan
Tsv dan Tg pada kemiringan kaca penutup
kemiringan
sudut 300 terjadi selisih nilai yang cukup
mempunyai laju distilasi yang cukup
signifikan. Pada hari kedua selisih antara Tsv
tinggi dibandingkan dengan kemiringan
dan Tg cukup besar, diasumsikan pada siang
kaca 20 dan 500. Ini menunjukkan
hari pun terjadi proses pengembunan.
intensitas pengembunan /kondensat yang
kaca
penutup
300
cukup besar seiring berjalannya waktu Karena proses pengembunan terjadi akibat
40
pada kemiringan kaca penutup 300.
dari uap jenuh yang bersentuhan dengan 43
43
46
d.
Pengujian Air Hasil Distilasi di
5. KESIMPULAN DAN SARAN a. KESIMPULAN
Dinas Kesehatan Pengujian air hasil distilasi dilakukan
Penelitian skala laboratorium tentang
di
Tegal.
Sistem Perpindahan Panas Single Basin
Adapun parameter-parameter setelah
Solar Still dengan memvariasi sudut
dilakukan pengujian adalah :
kemiringan kaca penutup ini, dapat
1. Persyaratan fisik
disimpulkan sebagai berikut :
Dinas
Kesehatan
Kota
Tidak berbau; Jumlah zat padatan
1. Hasil
perhitungan
sistem
terlarut (TDS/ Total Dissolved
perpindahan panas pada masing-
Solid) 8.67 Mg/liter; Kekeruhan
masing sistem menunjukkan bahwa
4.44
panas
NTU
(Nephelometric
untuk
menguapkan
air
Turbidity Unit); Tidak berasa; Suhu
dengan kemiringan kaca penutup
air 28.60C dan tidak berwarna.
sudut 300 nilainya lebih besar dibandingkan dengan yang lain
2. Persyaratan kimia terkandung
yaitu 9.1872 W dengan efisiensi
dalam air hasil distilasi adalah Fe =
27.10%, sedangkan untuk penutup
0.01 Mg/l; Fluorida = - Mg/l;
kaca dengan kemiringan 200 yaitu
Mangaan = 0 Mg/l; Nitrit = 1.13
8.9347 W dengan efisiensi 24.85%
Mg/l; Nitrat = - Mg/l; pH = 6;
dan
Chlorine bebas = 0.07 Mg/l.
mempunyai nilai 7.1987 W dengan
Unsur-unsur
yang
sudut
kemiringan
500
efisiensinya 23.84%. Dari parameter-parameter diatas bisa
2. Kemudian
hasil
pengujian
air
disimpulkan bahwa air hasil distilasi
distilasi di Dinas Kesehatan Kota
sebenarnya
layak
Tegal menunjukkan bahwa air hasil
(memenuhi
persyaratan
untuk
diminum air
distilasi layak untuk diminum,
No.
karena parameter-parameter hasil
907/Menkes/SK/VII/2002) tanpa harus
pemeriksaan masih jauh nilainya
di masak terlebih dahulu. Hanya saja
dari
butuh
diperbolehkan Peraturan Menteri
sesuai
kualitas
Permenkes
pengujian
selanjutnya
untuk
kadar
maksimal
yang
mengetahui skala mikrobiotik yang ada
Kesehatan
No.
dalam air hasil distilasi.
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang standar baku air minum.
44
b.
SARAN
sampel ataupun perlakuan sehingga
Berdasarkan penelitian yang sudah
bisa didapatkan sudut kemiringan
dilakukan maka disarankan :
kaca mana yang paling efisien dan
1. Untuk membuat suatu konstruksi
bisa menghasilkan air distilsi yang
dengan
tinggi, karena kemiringan kaca 300
memodifikasi sistem baik dengan
belum tentu yang paling maksimal
diberi
bisa saja nilainya antara 30,50
single basin solar still
blower
kondensat
ataupun
sehingga
pipa mampu
sampai 310 .
membuat produksi air hasil distilasi dan efisiensi yang dihasilkan cukup tinggi. 2. Diperlukan adanya penelitian lanjut
tentang kemiringan sudut kaca penutup, dengan menambah jumlah
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Mulyono, 2006, Karakteristik Basin Still Dengan Penurunan Tekanan Ruang Basin Pada Destilasi Air Laut Tenaga Matahari, Thesis, Universitas Brawijaya 2. Astu Pudjanarsa & Djati Nursuhud, Prof., 2006, Mesin Konversi Energi, Penerbit : Andi Yogyakarta. 3. Arismunandar,W.,1995, Teknologi Rekayasa Surya, PT. Pradnya Paramitha Jakarta. 4. Arif Pratisto, 2004, Cara Mudah mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta. 5. Cengel, Y.A., Heat Transfer, 1998, Mc.Graw Hill, Nevada. 6. Duffie, John. A, 1991, Solar Engineering of Thermal Process, John Willey & Sons, Singapore 7. Frank Kreith, 1991, Prinsip-prinsip Perpindahan Panas, diterjemahkan oleh Arko Prijono, Penerbit Erlangga, Jakarta. 8. James R Welty, 2004, Dasar-dasar Fenomena Transport Vol 2 Transfer Panas, Penerbit Erlangga, Jakarta 9. J.P. Holman & E.Jasjfi, 1997, Perpindahan Kalor, Penerbit Erlangga, Jakarta.
45
10.
Jurnal Ilmu Teknik (Engineering)Unika Atmajaya Vol.14 No.2 Oktober 2002 (halaman 147 – 154), Pengaruh Plat Absorber Terhadap Panas Pada Alat Distilator.
11.
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol.2 No.2 Desember 2008, Pengaruh Massa Air Baku Terhadap Performansi Sistem Distilasi.
12.
Ketut Astawa, 2008, Pengaruh Penggunaan Pipa Kondensat Sebagai Heat Recovery Pada Basin Type Solar Still Terhadap Efisiensi, Jurnal Teknik Mesin CAKRAM Vol.2 No.1 (34-41). Universitas Udayana Bali.
13.
Kusnaedi, 2010, Mengolah Air Kotor untuk Air Minum, ISBN 978-979-002-440-3, Penerbit Swadaya, Depok.
14.
Muharsono, 1992, Perbedaan Jenis Bahan Alat Distilasi Air Laut Terhadap Jumlah Air Yang Dihasilkan, Skripsi, Universitas Diponegoro.
15.
Mulyanef, Marsal., dkk, 2006, Sistem Distilasi Air Laut Tenaga Surya menggunakan Kolektor Pelat Datar dengan Tipe Kaca Penutup Miring, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta, Padang.
16.
Tiwari,G.N & Tiwari, A.K. DR., 2008, Solar Distillation Practice For Water Desalination Systems, ISBN: 978 1905740 888, Indian Institute of Technology, New Delhi, India.
17.
T.V.Arjunan; H.S.Aybar; & N.Nedunchezhian. 2009, An Experimental Study On Solar Still With Sponge Liner, International Journal of Applied of Engineering Research ISSN 0973-4562 Vol.4 pp. 335-361, www.ebsco.com (17 Desember 2010, jam 11:36)
18.
T.V.Arjunan; H.S.Aybar; & N.Nedunchezhian. 2009, A Study 0n Effect of Water Capacity on the Performance of a Simple Solar Still, International Journal of Applied of Engineering Research ISSN 0973-4562 Vol.4 pp. 2223-2234, www.ebsco.com (17 Desember 2010, jam 10:00)
19.
Yunus A. Cengel & Michael A.Boles, 2007, Thermodynamics An Engineering Approach Sixth Edition (SI Units), Mc Graw Hill.
46