SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENGANALISIS POTENSI DAERAH 1
Dennis Aprilla Christie 2 Jonathan Hindharta 3 Yoga Perdana Sasmita 4 Diny Wahyuni 5 Remi Senjaya
1,2,3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma (
[email protected],
[email protected],
[email protected]) 4 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma (
[email protected]) 5 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma (
[email protected]) ABSTRAK SPK (Sistem Penunjang Keputusan) merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan suatu keputusan sehingga para pengambil keputusan akan lebih mudah dan cepat dalam menghasilkan solusi untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam Paper ini, SPK digunakan untuk menentukan potensi yang paling sesuai untuk dikembangkan oleh suatu daerah karena, pada umumnya banyak dari masyarakat awam ataupun lembaga yang terkait melihat dan menentukan suatu potensi daerah dari seberapa besar pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Padahal, bisa saja ada potensi lain yang bila dikembangkan akan lebih potensial dan berpengaruh lebih besar terhadap PAD. Disitulah SPK dipakai untuk menentukan mana yang lebih potensial dari berbagai potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data sekunder mengenai potensi suatu daerah kemudian dilakukan proses analisis terhadap data sekunder yang didapat dengan mengacu pada Peraturan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Panduan Teknis Pengolahan Data Profil Desa dan Kelurahan. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan diketahui potensi apa yang paling potensial untuk dikembangkan oleh daerah tersebut. Kata kunci: SPK, Potensi, Sumber daya, Pengembangan, Peraturan Permendagri. PENDAHULUAN Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk menyelengarakan Otonomi Daerah. Penyelengaraan Otonomi Daerah dipandang perlu untuk dapat memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah (UU Republik Indonesia No.22 Tahun 1999). Dengan adanya Otonomi Daerah, tiap-tiap daerah memiliki kebijakan yang berbeda dalam pengelolaan dan pengembangan dilihat dari potensi yang dimiliki oleh Daerah tersebut. Tujuannya ialah agar daerah mengalami proses pemberdayaan yang signifikan.
1
Hal terpenting dalam Otonomi Daerah ialah pengetahuan tentang potensi yang dimilikinya. Ruang Lingkup data potensi Daerah terdiri dari empat variabel yaitu Potensi Sumber Daya Alam, Potensi Sumber Daya Manusia, Potensi Kelembagaan, Potensi Sarana dan Prasarana. Tujuan menganalisis data potensi ialah mengetahui potensi pengembangannya pada masa mendatang. Untuk mengetahui potensi apa saja yang dapat dikembangkan oleh suatu daerah dibutuhkan analisis potensi yang matang untuk dapat menjadikan potensi tersebut sebagai “andalan” yang bisa bersaing dengan daerah lain. Tanpa adanya analisis potensi yang matang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam arah pengembangan daerah tersebut. Untuk mengurangi terjadinya kesalahan, maka dibutuhkan suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang paling sesuai. Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model (McLeod, 2004). Dengan mengacu pada Peraturan Permendagri tentang pemberian skor pada masing-masing parameter, diharapkan dapat membantu dalam pencarian dan menganalisis potensi apa yang paling potensial ataupun yang kurang potensial untuk dikembangkan oleh suatu daerah. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode ini dilakukan dalam upaya mengumpulkan sumber daya sekunder dan dokumen yang memuat data mengenai potensi suatu daerah. Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara pengambilan data Sekunder dari pemerintah daerah setempat. Data yang dikumpulkan berupa macam-macam sumber daya potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Data yang didapat dari hasil dokumentasi kemudian ditabulasikan dan dianalisis, dengan mengacu pada Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Panduan Teknis Pengolahan Data Profil Desa dan Kelurahan yang memuat aturan penskoran untuk tiap-tiap sumber daya potensi suatu daerah dan parameter pendukungnya. Berdasarkan hasil tabulasi dan analisis tersebut, akan didapat suatu hasil tentang potensi manakah yang paling potensial ataupun yang kurang potensial dari suatu daerah untuk dikembangkan. (dengan melihat pencapaian skor) HASIL PEMBAHASAN DATA Sumber Daya / Potensi yang dimiliki oleh suatu daerah (Sample : Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman) Berdasarkan hasil pencarian data sumber daya potensi yang dilakukan, kami mendapatkan beberapa sumber daya potensi serta parameter pendukungnya yang dimiliki oleh Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Berikut merupakan tabel yang mendeskripsikan data sumber daya potensi pada daerah tersebut: Tabel 1. Deskripsi Data Sumber Daya Potensi Desa Condongcatur No
Lbl
Nama Parameter
Persawahan 1 Lp Luas Persawahan Teknis Luas 2 Tanah ½Teknis
Uraian /Jumlah 350 18,8 54
Satuan Ha Ha
Cara Mengukur
Menghitung luas areal persawahan suatu daerah
2
No
Lbl
Nama Parameter sawah Irigasi
3
Ik
Iklim
Tadah Hujan Pasang Surut Suhu rata-rata Curah hujan
Jarak ke Pusat Kecamatan Jarak ke Pusat Kabupaten 4 Ob Orbitasi Jarak ke Pusat Ibu Kota Provinsi Tanaman Komoditi Buah-Buahan 5 Lk Luas Lahan Tanaman Buah-Buahan 6 Jtk Jenis Tanaman Buah-Buahan 7 Ttk Total Produksi Buah-Buahan Perkebunan Per Komoditi 5 Lk Luas Perkebunan 6 Jtk Jenis Tanaman Perkebunan 7 Ttk Total Produksi Komoditas Perkebunan Tanaman obat Per Komoditi 8 Lto Luas Tanaman Obat-obatan 9 Jto Jenis Tanaman Obat-obatan 10 Tpo Total Produksi Tanaman Obat-obatan Kehutanan 11
Lh
Luas Hutan Produksi
12
Ob
Orbitasi
13
Ik
Iklim
Jarak ke Pusat Kecamatan Jarak ke Pusat Kabupaten Jarak ke Pusat Ibu Kota Suhu rata-rata Curah hujan
Uraian /Jumlah 0 0 26-32 25003000 0,5 8
Satuan
0
Cara Mengukur
C mm / Tahun
Mengukur fakor-faktor yang mempengaruhi iklum suatu daerah
Km
Menghitung jarak sawah ke pusat pemerintahan
0 0 0
Ha Jenis Ton
Menghitung luas areal Lahan Tanaman BuahBuahan suatu daerah
0 0 0
Ha Jenis Ton
Menghitung luas areal perkebunan suatu daerah
0 0 0
Ha Jenis Ton
0
Ha
Menghitung luas areal hutan suatu daerah
Km
Menghitung jarak hutan ke pusat pemerintahan
6
5 5 > 100 26-32 25003000
0
C mm/Ta hun
Peternakan
14
Pt
Wisata 15 Aw 16 Jw 17
Populasi Ternak
Ayam Kampung Ayam Ras Itik Kambing Domba Sapi Perah Sapi Biasa Kerbau Kuda Babi
Jumlah Areal Wisata Jenis Wisata Sarana dan Prasarana Pariwisata Darat
18
Trs
Transportasi
Laut Udara
Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Pertambangan 19 Jg Jenis Bahan Galian 20 Pb Produksi Bahan Tambang 21
Trs
Transportasi
Darat
Jenis Jumlah
5250 2550 85 135 150 0 72 0 2 0
ekor
Menghitung jumlah setiap jenis ternak yang ada
1 1 9 5 > 100 0 0 0 0
Buah Buah Buah
Menghitung Jumlah Areal, Jenis, Sarana dan Prasarana Pariwisata
Buah
Menghitung Jumlah Transportasi Darat, Laut, Udara
0 0 5 > 100
Buah Buah
Menghitung jenis dan hasil produksi bahan tambang Menghitung Jumlah Transportasi Darat, Laut,
3
No
Lbl
Nama Parameter Laut Udara
Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Perdagangan 22 Jp Jumlah Usaha, Jasa, dan Perdagangan 23 Lembaga Jasa Keuangan Jarak ke Pusat Kecamatan 24 Ob Orbitasi Jarak ke Pusat Kabupaten Jarak ke Pusat Ibu Kota (Negara) Jenis Darat Jumlah Jenis 25 Tr Transportasi Laut Jumlah Jenis Udara Jumlah Industri 25
Ji
Jumlah Jenis Industri Kecil / Menengah
26
Jlp
Listrik PLN
27
28
Ob
Trs
Perikanan 29 Ld
Orbitasi
Jarak ke Pusat Kecamatan Jarak ke Pusat Kabupaten Jarak ke Pusat Ibu Kota (Negara) Jenis Darat Jumlah Jenis Laut Jumlah Jenis Udara Jumlah
Uraian /Jumlah 0 0 0 0 > 100 8
Satuan
Udara
Buah Buah
8
Km
5 > 100 0 0 0 0
Buah
6
Buah
Ada
-
8
Km
Luas Situ/ Waduk/ Danau
0
Ha
Luas Usaha Perikanan
0
Ha
31
Kp p
Kapasitas Produksi Perikanan
0
Ton
Iklim
Curah hujan
Menghitung jumlah jenis industri Melihat ada tidaknya listrik PLN
Menghitung jarak hutan ke pusat pemerintahan
602
Lup
Ik
Menghitung Jumlah Transportasi Darat, Laut, Udara
0,5
30
32
Menghitung jarak hutan ke pusat pemerintahan
602
Buah
Suhu rata-rata
Data dari Website Kecamatan Kudu
0,5
5 > 100 0 0 0 0
Transportasi
Cara Mengukur
26-32 25003000
0
C mm/ Tahun
Menghitung Jumlah Transportasi Darat, Laut, Udara
Menghitung Luas Situ / Waduk / Danau, dan Usaha Perikanan Menghitung Kapasitas Produksi Perikanan Mengukur fakor-faktor yang mempengaruhi iklum suatu daerah
Untuk mengukur potensi pengembangan, diperlukan data skor potensi sumber daya untuk masing-masing indikator potensi yang akan diukur. Dari data skor tersebut dilakukan pengukuran skor untuk potensi pengembangan setiap jenis potensi. Berdasarkan skor setiap potensi pada data skor sumber daya potensi, dapat dirumuskan skor untuk penentuan potensialitas pengembangan dari setiap potensi. Tetapi, dikarenakan data sumber daya yang didapat tidak lengkap, ataupun Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, tidak memiliki jumlah sumber daya potensi yang besar, pemberian skor untuk sumber daya potensi yang ada. Dengan mengacu pada aturan yang telah ditetapkan Peraturan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Panduan Teknis Pengolahan Data Profil Desa dan Kelurahan
4
yang tertera pada bagian metode analisi, berikut adalah tabel yang memuat skor untuk masing-masing sumber daya potensi dan parameter pendukungnya. Analisis Potensi Dengan Acuan Peraturan Permendagri tentang Panduan Teknis Pengolahan Data Profil Desa dan Kelurahan Tabel 2. Analisis Potensi No
Nama Parameter
Persawahan 1 Luas Persawahan Teknis Luas Tanah 2 sawah Irigasi ½Teknis Suhu rata-rata 3 Iklim Curah hujan
4
Orbitasi
Jarak ke Pusat Kecamatan Jarak ke Pusat Kabupaten Jarak ke Pusat Ibu Kota Propinsi
Total Tanaman Komoditi buah-buahan 5 Luas Tanaman Buah-Buahan 6 Jenis Tanaman Buah-Buahan 7 Total Produksi Komoditas Buah-Buahan Total Perkebunan Per Komoditi 5 Luas Perkebunan 6 Jenis Tanaman Perkebunan 7 Total Produksi Komoditas Perkebunan Total Tanaman obat Per Komoditi 8 Luas Tanaman Obat-obatan 9 Jenis Tanaman Obat-obatan 10 Total Produksi Tanaman Obat-obatan Total Kehutanan Produksi 11 Luas Hutan Tetap Rakyat Jarak ke Pusat Kecamatan Jarak ke Pusat 12 Orbitasi Kabupaten Jarak ke Pusat Ibu Kota Provinsi Suhu rata-rata 13
Iklim Curah hujan
Ukuran 350 Ha 18,8 Ha 54 Ha 26-32 oC 2500-3000 mm/Tahun
Skor Yang Didapatkan 8 / 10 2/5 3/5 10 / 10 1/5
0,5 Km
8/8
8 Km
4/8
6 Km
7/8
Populasi Ternak
5 / 10
2 – 10
11 / 15
3 – 15
19 / 25
2 – 25
60
0 Ha 0 Jenis 0 Ton
2 / 10 2/9 2 / 10 5
1 – 10 2 – 10 2 – 10 30
0 Ha 0 Jenis 0 Ton
2 / 10 3/9 2 / 10 5
1 – 10 3–9 2 – 10 29
0 Ha 0 Jenis 0 Ton
1 / 10 2 / 10 0 / 10 3
1 - 10 2 – 10 0 – 10 30
0 Ha 0 Ha 0 Ha
2 / 10 2 / 10 2 / 10
5 Km
8/8
5 Km
4/8
6 Km
7/8
26-32 0C
10 / 10
2500-3000 mm/Tahun
1/5
6 / 30
6 - 30
19 / 25
6 - 25
11 / 15
1 - 15
11 Ayam Kampung Ayam Ras Itik
2 – 10
38
Total Peternakan 14
Range
5250 ekor 2550 ekor 85 ekor
3/5 1/5 1/5
70
9 / 50
0 - 50
5
No
Ukuran
Nama Parameter Kambing Domba Sapi Perah Sapi Biasa Kerbau Kuda Babi
135 ekor 150 ekor 0 ekor 72 ekor 0 ekor 2 ekor 0 ekor
Total Wisata 15 Jumlah Areal Wisata Hotel Museum Restoran Sarana dan 17 Prasarana Bioskop Pariwisata Diskotik Lainnya (Perkumpulan Kesenian) Jenis Darat Jumlah Jenis 18 Transportasi Laut Jumlah Jenis Udara Jumlah Total Pertambangan 19 Jenis Bahan Galian 20
Produksi Bahan Tambang Darat
21
Transportasi
Laut Udara
Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Total Perdagangan 22 Jumlah Usaha, Jasa, dan Perdagangan 23 Lembaga Jasa Keuangan Jarak ke Pusat Kecamatan Jarak ke Pusat 24 Orbitasi Kabupaten Jarak ke Pusat Ibu Kota Provinsi Jenis Darat Jumlah Jenis 25 Transportasi Laut Jumlah Jenis Udara Jumlah Total Industri 25 Jumlah Jenis Industri Kecil / Menengah 26 Listrik PLN 27 Orbitasi Jarak ke Pusat
Skor Yang Didapatkan 1/5 1/5 0/5 1/5 0/5 1/5 0/5 9
1 Buah Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada
5/5 5/5 5/5 0/5 0/5
Ada
5/5
5 Buah > 100 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah
2/2 2/2 0/2 0/2 0/2 0/2
0 Buah Kecil/ Sedang/ Besar 5 Buah > 100 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah
3/9
0,5 Km
8/8
8 Km
4/8
6 Km
7/8
5 Buah > 100 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah
2/2 2/2 0/2 0/2 0/2 0/2
0-9
20 / 30
0 - 30
4 / 12
0 – 12
51
0/8
0–8
0/8
0–8
4 / 12
8/8
0 – 12
4
28
26 / 26 4/8
5 – 26 0–9
19 / 25
2 – 25
4 / 12
0 - 12
53 6 Buah Ada 0,5 Km
50
27
2/2 2/2 0/2 0/2 0/2 0/2
> 100 Buah 1 Jenis
Range
19 / 24 5/5 19 / 25
72 9 – 24 0–5 2 – 25
6
No
28
Transportasi
Skor Yang Didapatkan
Ukuran
Nama Parameter Kecamatan Jarak ke Pusat Kabupaten Jarak ke Pusat Ibu Kota (Negara) Jenis Darat Jumlah Jenis Laut Jumlah Jenis Udara Jumlah
Total Perikanan 27 Luas Situ/ Waduk/ Danau 28 Luas Usaha Perikanan 29 Kapasitas Produksi Perikanan Suhu rata-rata 30 Iklim Curah hujan
8 Km
4/8
6 Km
7/8
5 Buah > 100 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah 0 Buah
2/2 2/2 0/2 0/2 0/2 0/2
0 Ha 0 Ha 0 Ha 26-32 0C 2500-3000 mm/Tahun
4 / 12
Range
0 - 12
47
66
2 / 10 2 / 10 0 / 10
2 – 10 2 – 10 0 – 10
10 / 10 11 / 15
1/5
Total
0 – 15
11
45
Sumber Daya Yang Paling Potensial untuk dikembangkan Berdasarkan skor masing-masing potensi dalam table sub bab sebelumnya, dilakukan sebuah analisis untuk mengetahui potensi yang paling potensial untuk dikembangkan. Sesuai dengan Pasal 13 Permendagri nomor 12 Tahun 2007 mengenai Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan kelurahan, analisis dilakukan dengan melihat pencapaian nilai skor dari masing-masing Sektor yang akan dikembangkan Suatu sektor sangat potensial dikembangkan, apabila capaian nilai skor indikatornya lebih dari 80% dari skor maksimal potensi yang diukur; potensial dikembangkan apabia capaian nilai skorenya antara 70 – 80% dari skor maksimal potensi yang diukur; cukup potensial dikembangkan apabila nilai skornya antara 60 – 70% dari skor maksimal potensi yang diukur; dan suatu sektor dikatakan kurang potensial dikembangkan apabila nilai skornya kurang dari 60% dari skor maksimal potensi yang diukur. Tabel berikut merupakan hasil dari analisis tersebut: Tabel 2. Hasil Analisis Potensi No
Potensi Pengembangan
Skor yang didapatkan
Batas > 48
1
Persawahan (9-60)
38
42-48 36-42 < 36 > 24
2
Tanaman Komoditi Buah-Buahan (5-30)
5
3
Perkebunan per komoditi (5-29)
5
21-24 18-21 <18 > 23,2
Potensi Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat
Hasil
Cukup Potensial
Kurang Potensial
Kurang
7
No
Potensi Pengembangan
Skor yang didapatkan
Batas 20,3-23,2 17,4-20,3 < 17,4 > 24
4
Tanaman obat per komoditi (330)
3
21-24 18-21 < 18 > 56
5
Kehutanan (13-70)
11
49-56 42-49 < 42 > 40
6
Peternakan (0-50)
9
35-40 30-35 < 30 > 40,8
7
Wisata (0-51)
27
35,7-40,8 30,6-35,7 < 30,6 > 22,4
8
Pertambangan (0-28)
4
19,6-22,4 16,8-19,6 < 16,8 > 57,6
9
Perdagangan (7-72)
53
50,4-57,6 43,2-50,4 < 43,2 > 52,8
10
Industri (11-66)
47
46,2-52,8 39,6-46,2 < 39,6 > 36
11
Perikanan (4-45)
11
31,5-36 27-31,5 < 27
Potensi potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial Sangat potensial Potensial Cukup potensial Kurang potensial
Hasil Potensial
Kurang Potensial
Kurang Potensial
Kurang Potensial
Kurang Potensial
Kurang Potensial
Potensial
Potensial
Kurang Potensial
Dengan demikian, melihat dari hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Desa Condongcatur tidak memiliki sektor yang memiliki nilai sangat potensial dikembangkan, 8
namun memiliki dua sektor yang memiliki nilai potensial dikembangkan. Yaitu Sektor Perdagangan (73%) dan Sektor Industri (90%). Dengan melihat kenyataan diatas, dapat diambil suatu keputusan untuk tidak mengembangkan Sektor selain Perdaganan dan Industri, yakni sektor Persawahan, Tanaman Buah-Buahan per Komoditi, Perkebunan, Tanaman Obat-obatan per Komoditi, Kehutanan, Peternakan, Wisata, Pertambangan, dan Perikanan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan dan analisa yang telah dilakukan dalam paper ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Untuk mengembangkan potensi suatu daerah, tentunya memerlukan pengetahuan mengenai potensi apa saja yang dimiliki oleh daerah tersebut. Potensi tersebut mencakup empat ruang lingkup, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Kelembagaan, dan Sarana Prasarana. 2. Analisis yang dilakukan berdasarkan Permendagri nomor 12 Tahun 2007 terhadap Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, menghasilkan suatu keputusan bahwa hanya Sektor Perdagangan dan Sektor Industri lah yang potensial untuk dikembangkan. 3. Dengan demikian, Sektor selain Perdagangan dan Industri tidak cocok untuk di kembangkan di Desa Condongcatur. Adapun saran yang dapat kami berikan selama penulis melakukan pengumpulan data dampai pencarian hasil analisis, yaitu: 1. Analisis Potensi ini sangat bergantung terhadap data yang ada. Namun kenyataan yang didapat oleh penulis, kebanyakan dari lembaga atau instansi pemerintahan tingkat kecamatan atau kelurahan tidak memiliki data yang lengkap. Maka dari itu Pemerintah Daerah setempat sebaiknya melakukan sosialisai kepada setiap bagiannya agar pencatatan sumber daya potensi untuk tiap daerah dilakukan secara benar, dan berkelanjutan. Dengan demikian analisis arah potensi pengembangan dapat dilakukan dengan hasil yang lebih akurat DAFTAR PUSTAKA 26 Mei 2009 Data Monografi Desa Condongcatur Tahun 2009 http://www.scribd.com/doc/ 52453338/DATA-MONOGRAFI-DESA-TAHUN-2009. McLeod Raymond Schell George 2004 Sistem Informasi Manajemen diterjemahkan oleh Hendra Teguh, SE, Ak PT. Indeks Jakarta. Sekretariat Negara Republik Indonesia 2007 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 Jakarta Sekretariat Negara Republik Indonesia 2007 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 Jakarta Setiawan Alexander Implementasi Aplikasi Decision Support System dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penjualan Jenis Supplier Universitas Kristen Petra Surabaya Teknomo Kardi Siswanto Hendro Ari Sebastianus 1999 Penggunaan Metode Analytic Hierarchu Proses Dalam Menganalisa Faktor-Faktor yang Mempengatuhi Pemilihan Moda Kampus Universitas Kristen Petra Surabaya
9