SISTEM PENGENDALIAN RUANG TANAMAN JAMUR MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN KELEMBABAN H. Lukman Abdul Fatah, M.Si., M.T1, Asep Sudarajat2, Program Studi Teknik Informatika, STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282 1
[email protected], 2
[email protected],
Abstrak Jamur adalah organisme ukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin Karena sifat-sifat nya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri, ia tidak termasuk dalam kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk kedalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya), Kegiatan penyiraman tanaman jamur dilakukan apabila kondisi suhu dan kelmababan ruangan kering, penyiraman dilakukan dua kali sehari pada waktu pagi dan sore hari. Waktu penyiraman terbaik adalah di pagi hari sebelum pukul 09.00. Melakukan kegiatan penyiraman pada lokasi yang luas pasti membutuhkan banyak waktu dan tenaga Dengan demikian, sangat beralasan jika dibuat suatu alat penyiramantanaman jamur yang dapat melakukan penyiraman dan menjaga kelembaban ruangan secara otomatis yang bisa memudahkan para petani ini dalam melakukan proses pembudidayaan. Kata kunci : sensor,atmega8535 ,mikrokontroler,suhu,kelembaban,pengendalian,tanaman jamur,ruang
1.Pendahuluan proses peyiraman tanaman jamur secara konvesional dirasakan kurang efektif dan efisien. Di karenakan semua proses dilakuan oleh manusia dari menjaga perkembangan jamur,penyiraman tanaman jamur dan juga untuk penghematan biaya dan waktu merawat tanaman jamur. Penggunaan mikrokontroler saat ini dapat digunakan secara luas sebagai pengendali sebuah alat elektronik. sistem yang mempergunakan mikrokontroler dapat digunakan dalam bidang pertanian seperti mengontrol suhu dan kelembaban pada ruang tanaman jamur karena tanaman jamur tersebut adalah jenis tanaman yang sangat rentan terhadap suhu dan kelembaban jika suhu dan kelembaban ruangan tersebut kurang.dengan pengaturan alat pengukur suhu dan kelembaban ruangan ini dapat melakukan sesuatu pengendali kepada alat elektronik dengan efisiensi. Sistem Penyiraman tanaman jamur pada umumnya menggunakan sensor suhu dan sensor kelembaban ruangan untuk mendekesi kondisi suhu dan tingkat kelembaban ruangan pada daerah yang akan disiram. Sensor suhu pada sistem bertujuan agar penyiraman tanaman jamur dilakukan pada kondisi suhu yang tepat. Tinggi rendahnya suhu menjadi salah satu faktor tumbuh kembangn dan kelangsungan hidup
tanaman jamur. Suhu yang lebih atau kurang dari batas normal dapat mengakibatkan pertumbuhan jamur yang kurang sempurna. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Penyiraman secara manual dirasa kurang efisien karena membutuhkan banyak waktu dan tenaga. 2. Pemilik tanaman jamur tidak bisa meninggalkan tanaman jamur dalam kurun waktu yang lama karena tanaman jamur dapat kekurangan air dan menyebabkan kematian . Untuk memfokuskan penelitian, maka ruang lingkup permasalahan hanya mencakup sebagai berikut : 1. Penyiram tanaman otomatis berbasis mikrokontroler atmega8535 2. Menggunakan sensor suhu, sensor kelembaban ruangan . 2.Dasar Teori II.1.1 Tanaman Jamur Fungi (jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam
klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia tidak termasuk dalam kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme(yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).
tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap atau tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 – 70 %.
II.1.2 Syarat Tumbuh Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan tanaman. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Begitu pula dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus dan kemampuan akar menyerap hara. Ditinjau dari wilayah penanamannya, kakao ditanam pada daerahdaerah yang berada pada 10o LU-10o LS. Namun demikian, penyebaran kakao umumnya berada di antara 7o LU-18o LS. Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU-20o LS. Sehingga Indonesia yang berada pada 5o LU-10o LS masih sesuai untuk pertanaman kakao. Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah < 800 m dari permukaan laut.
II.1.5 Reproduksi Jamur jamur terbagi atas dua, yaitu uniseluler (besel tunggal) dan multiseluler), keduanya ini memiliki cara berkembang biak yang berbeda. Jamur uniseluler berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk tunas, dan secara seksual dengan membentuk spora askus. Sedangkan jamur multiseluler yang terbentuk dari rangkaian sel membentukbenang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Dalam perkembangbiakkannya secara aseksual ia memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu zoospora, endospora, dan konidia. Secara seksual melalui pelebuan anatara inti jantan dan inti bentina sehingga terbentuk spora askus atau spora sidium. Zoospora atau spora kembara adalah spoa yang dapat bergerak di dalam air dengan menggunakan flagela. Jadi jamur penghasil zoospora biasanya hidup di lingkungan yang lembab atau berair. Endospora adalah spoa yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal di dalam sel tesebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh. Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur ascomycota. Askospora terdapat dalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora yang dihasilkan dari perkawinan kelompok jamur Basidimycota disebut basidispora. Basidispoa terdapat di dalam basidium, dan biasanya berjumlah empat spora.
II.1.3 Suhu Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 – 28 OC dengan kelembaban 60 – 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 – 22 OC. Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 – 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat). II.1.4 Sinar Matahari Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah
II.1.6 1.
Klasifikasi Jamur
Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai (bentuk spora berdinding tebal 1.
jamur
zigospora
Ciri-ciri Zygomycota
1. Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti). 2. Dinding sel tersusun dari kitin. 3. Reproduksi aseksual dan seksual.
4. Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid. Contoh : 1. Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti 2. Rhizophus oryzae, Jamur tempe 3. Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat 4. Mucor mucedo, Saprofit pada kotoran ternak dan makanan 2. Ascomycota 1. Ciri-ciri Ascomycota 1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu. 2. Bersel satu atau bersel banyak. 3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak. 4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif. 5. Dinding sel dari zat kitin. 6. Reproduksi seksual dan aseksual. Contoh: 1.
Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape).
3. Basidiomycota Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)
Contoh Basidiomycota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
II.2 Teori Arsitektur Komputer II.2.1 Pengertian Mikrokontroler Menurut Barnet (203, p83), mikrokontroler merupakan sebuah prosesor yang digunakan khusus untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk lebih kecil dari komputer pribadi dan mainframe, mikrokontroler dibangun dengan elemen-elemen yang sama. Mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan, artinya bagian utama dari suatu sistem otomatis/terkomputerisasi adalah program di dalamnya yang dibuat oleh programmer. Program menginstruksikan mikrokontroler untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks sesuai keinginan programmer. Beberapa fitur yang umumnya ada dalam mikrokontroler, yaitu: 1. RAM (Random Access Memory) RAM digunakan oleh Mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memory ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya. 2. ROM (Read Only Memory) ROM seringkali juga disebut sebagai code memory karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang diberikan oleh programmer. 3.
1. Ciri-ciri Basidiomycota 1. 2.
3.
4.
Hifanya bersekat, mengandung inti haploid. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
Volvariela volvacea (jamur merang) Auricularia polytricha (jamur kuping) Pleurotussp (jamur tiram) Polyporus giganteus (jamur papan) Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung) Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung Ganodermaaplanatum (jamur kayu) Jamur Shitake
4.
5.
Register Register adalah tempat penyimpanan nilai-nilai yang digunakan dalam proses, telah disediakan oleh mikrokontroler. SFR (Special Function Register) SFR adalah register khusus yang berfungsi mengatur jalannya mikrokontroler. SFR ini terletak pada RAM. Input dan Output Pin Pin input berfungsi sebagai penerima sinyal dari luar (sama seperti keyboard dalam komputer). Pin ini dapat dihubungkan ke media inputan seperti keyboard, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang
6.
berfungsi untuk mengeluarkan sinyal dari hasil proses algoritma mikrokontroler. Interrupt Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi (melompat ke program interrupt service routine). Beberapa interupsi pada umumnya adalah interupsi external yang terjadi bila ada inputan dari pin interrupt, interupsi timer yang akan terjadi pada saat tertentu sesuai waktu yang ditentukan, dan interupsi serial yang terjadi ketika terima data pada saat komunikasi serial.
II.2.2 Perbedaan Mikrokontroler dan Mikroprosessor Meskipun memiliki fungsi dan kemampuan yang hampir sama, ada beberapa perbedaan dari mikroprosesor dan mikrokontroler. Perbedaan tersebut antara lai: 1. Mikrokontroler lebih ditujukan pada hal yang bersifat khusus untuk mengontrol dan memantau sesuatu yang lebih spesifik, sementara mikroprosesor biasanya digunakan untuk sistem kontrol dengan ruang lingkup yang luas. 2. Sebagian besar mikrokontroler telah memiliki fasilitas yang telah terintegrasi seperti RAM, ROM, serta I/O, sedangkan mikroprosesor masih memerlukan tambahan lain sebagai komponen eksternal. II.2.3 Gambaran Umum Mikrokontroler ATMega8535 ATmega8535 adalah CMOS daya rendah 8-bit berbasis mikrokontroler pada AVR dengan arsitektur RISC (Reduced Instruksion Set Computer). ATmega8535 dapat mengeksekusi instruksi dalam siklus clock tunggal serta dapat mencapai throughputs mendekati 1 MIPS per MHz yang memungkinkan sistem desainer untuk mengoptimalkan konsumsi daya dibandingkan kecepatan pemrosesan. Mikrokontroler ATmega8535 secara garis besar terdiri dari CPU yang terdiri dari 32 buah register, saluran I/O, ADC, Port antarmuka, Port serial. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan anggota keluarga mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor). Pada bagian ini digambarkan arsitektur yang terdapat pada piranti mikrokontroler :
Gambar II.1 Arsitekur mikrokontroler Atmega8535 sumber (Datasheet Atmega8535) Mikrokontroler ATmega8535 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan unjuk kerja dan paralelisme. Instruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil (pre-fetched) dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8 bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada Arithmetic Logical Unit (ALU) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16 bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16 bit ini disebut dengan register X (gabungan R26 dan R27), register Y (gabungan R28 dan R29), dan register Z (gabungan R30 dan R31). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16bit (word). Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serbaguna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 Byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/Counter, interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati memori pada alamat 0x20h – 0x5fh. II.2.4 Blok Diagram AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler
MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock. Pada bagian ini digambarkan blok diagram yang terdapat pada piranti mikrokontroler :
Register khusus alamat memori secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah. Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $25F.
Gambar II.2 blok diagram Atmega8535 sumber (Datasheet Atmega8535) Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler ATMEGA8535 terdiri dari : 1. 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C dan Port D) 2. 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital Converter) 3. 4 Channel PWM 4. 6 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-Down, Standby and Extended Standby 5. 3 buah timer/counter. 6. Analog Compararator 7. Watchdog timer dengan osilator internal 8. 512 byte SRAM 9. 512 byte EEPROM 10. 8 kb Flash memory dengan kwmampuan Read While Write 11. Unit interupsi (internal dan external) 12. Port antarmuka SPI8535 “memory map” 13. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps 14. 4,5 V sampai 5,5 V operation, 0 sampai 16 MHz II.2.5 Struktur Memori ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian yaitu : 32 buah register umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM internal. Register untuk keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 sampai $5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register, timer/counter, fungsi fungsi I/O, dan sebagainya.
Gambar II.3 Memori AVR ATMega8535 sumber (Datasheet Atmega8535) Selain itu AVR ATmega8535 juga memilki memori data berupa EEPROM 8-bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF. II.2.6 Saluran Input Output Susunan pin-pin mikrokontroler ATmega 8535 diperlihatkan pada gambar II.3. Penjelasan masingmasing pin sebagai berikut :
Gambar II.4 Pin dan port pada Atmega8535 sumber (Datasheet Atmega8535) Keterangan gambar yaitu: a. Pin 1 – 8 adalah Port B (PB0 – PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu timer/ counter, komparator analog, dan SPI.
b.
c.
d. e.
f.
g.
h. i. j. k.
Pin 9 (reset) adalah pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler, dan bekerja bila diberi pulsa rendah (aktif low) selama minimal 1.5 us. Pin 10 (Vcc) merupakan pin masukan positif catu daya. Setiap peralatan eletronika digital tentunya butuh sumber catu daya yang umumnya sebesar 5V itulah sebabnya di PCB kit mikrokontroler selalu ada IC regulator 7805. Pin 11 (Ground) sebagai pin ground. Pin 12 dan Pin 13 (XTAL 2 dan XTAL 1) sebagai pin masukan clock exsternal. Suatu mikrokontroler membutuhkan sumber detak atau clock agar dapat mengeksekusi instruksi yang ada di memori. Semakin tinggi nilai kristalnya maka semakin cepat mikrokontroler tersebut. Pin 14 – 21 adalah Port D (D0 - D7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog, interupsi internal dan komunikasi serial. Pin 22 – 29 adalah Port C (PC0 – PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu TWI, komparator analog, dan timer osilator. Pin 30 (AVCC) sebagai pin masukan tegangan untuk ADC. Pin 31 (GND) sebagai pin ground. Pin 32 (AREF) sebagai pin masukan tegangan referensi analog untuk ADC. Pin 33 - 40 adalah Port A (PA0 – PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram sebagai pin masukan 8 chanel ADC.
II.3 Perangkat Input Yang Digunakan Saluran input yang digunakan adalah sensor suhu yang berfungsi mendeteksi suhu ruangan yang berfungsi untuk mendeteksi kadar air dalam ruangan. maka perangkat input yang digunakan adalah RTC (Real Time Clock) yang berfungsi sebagai pewaktuan yang akurat dan real time dengan pengoperasian secara standby, karena memakai baterai cadangan.
voltage comparator dengan offset masukan lebih rendah dari 5mV) yang sangat stabil dan presisi. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi kadar air dalam ruangan, yang kemudian bisa menjadi acuan dalam sistem penyiraman tanaman secara otomatis. Untuk pendeteksian secara presisi menggunakan mikrokontroler, dapat menggunakan pin keluaran analog dengan menyambungkan ke pin ADC / Analog-Input pada mikrokontroler yang akan memberikan nilai kelembapan pada skala 0V (relatif terhadap GND) hingga Vcc (tegangan catu daya). Modul pemroses dapat menggunakan catu daya antara 3,3 Volt hingga 5 Volt sehingga fleksibel untuk digunakan pada berbagai macam mikrocontroler. II.4 Perangkat Output Yang Digunakan Perangkat output yang digunakan adalah kipas yang berfungsi sebagai sirkulasi udara, heater yang berfungsi sebagai pemanas suhu dalam ruangan dan motor penyiraman yang berfungsi sebagai penyiram tanaman. II.4.1 Motor Penyiram Berikut adalah tampilan Motor Penyiram
Gambar II.11 Motor Penyiram sumber (www.vcc2gnd.com) II.4.2 Prinsip Kerja Motor Penyiraman Prinsip kerja alat output ini adalah mengisap air pada tempat penampungan dan menyiramkan pada tanaman. II.4.3 LCD 16x2 Berikut ini adalah tampilan LCD
II.3.1 Sensor DHT 11 Berikut adalah tampilan sensor kelembaban suhu Gambar II.12 LCD 16x2 sumber (www.vcc2gnd.com) Gambar II.5 sensor kelembaban ruangan sumber (www.vcc2gnd.com) II.3.2 Prinsip Kerja Sensor DHT 11 Modul pendeteksi kelembaban (soil moisture sensor), atau sering disebut "soil hygrometer sensor" atau "soil humidity sensor/detector" (sebenarnya kedua sebutan ini kurang tepat) ini menggunakan moisture probe tipe YL-69 yang diproses IC pembanding rendah offset rendah LM393 (low offset
II.4.4 Prinsip Kerja LCD 16x2 Tanpa menggunakan modul I2C Display Controller / Converter Board ini, diperlukan jumlah pin yang cukup banyak mengendalikan layar LCD ini (4 pin data pada moda 4-bit / 8-pin data pada moda 8-bit + 1 pin RS + opsional 1 pin untuk R/W + 1 pin Enable, di luar pin untuk mengendalikan lampu latar). Pada mikrokontroler / development board dengan jumlah pin terbatas (seperti pada Arduino Uno), hal ini menjadi masalah karena pin yang tersedia banyak digunakan untuk tampilan sehingga
pada jumlah modul yang banyak (berbagai macam sensor) pin yang tersedia terlanjur habis digunakan. Untunglah tersedia board I2C converter ini yang hanya menggunakan 2 pin. Bahkan bila Anda sudah menggunakan modul berbasis I2C lainnya, praktis tidak ada pin tambahan yang diperlukan karena peralatan I2C dapat disambungkan bersama-sama dengan pin I2C yang sudah ada (shared bus pins). Tingkat kontras dapat disetel dengan memutar potensiometer (komponen elektronika yang berwarna biru). Putar searah jarum jam untuk meningkatkan kontras, putar ke arah sebaliknya untuk mengurangi kontras.
untuk belajar elektronika seperti dasar-dasar elektronika sampai pada aplikasi mikrokontroler.
Gambar II.14 Tampilan Proteus v7.5 SP3 II.5 Perangkat Lunak Yang Digunakan Perangkat lunak yang digunakan adalah Bascom AVR untuk perintah pengkodingan dan ISIS Poteus untuk pembuatan simulasi program II.5.1 Bascom AVR BASCOM-AVR adalah program basic compiler berbasis windows untuk mikrokontroler keluarga AVR yang merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi ” BASIC ” yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS elektronika sehingga dapat dengan mudah dimengerti atau diterjemahkan. Berikut adalah tampilan awal dari bascom avr:
Gambar II.13 Tampilan Bascom-Avr 2.0.7.5 II.5.2 ISIS Proteus Proteus adalah sebuah software untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi pspice pada level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke PCB sehingga sebelum PCBnya di cetak sudah diketahui benar atau belum. Proteus mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang akan di buat. Proteus sangat bagus digunakan untuk desain rangkaian mikrokontroler. Proteus juga bagus
II.5.3 Bahasa Pemograman Basic BASIC, singkatan dari Beginners’ All-purpose Symbolic Instruction Code adalah sebuah kelompok bahasa pemrograman tingkat tinggi. Secara harfiah, BASIC memiliki arti "kode instruksi simbolis semua tujuan yang dapat digunakan oleh para pemula". Memang, istilah "Bahasa BASIC" di sini juga bisa diartikan menjadi bahasa untuk pemula, atau dengan kata lain, disebut sebagai bahasa dasar, tapi hal tersebut dirasa kurang tepat, mengingat BASIC dapat juga digunakan oleh para pemrogram ahli. BASIC pertama kali dikembangkan pada tahun 1963 oleh John George Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz yang berasal dari Dartmouth College, untuk mengizinkan akses terhadap komputer bagi para mahasiswa jurusan selain jurusan ilmu eksakta. Pada waktu itu, hampir semua komputer membutuhkan perangkat lunak, dan waktu itu belum ada perangkat lunak yang dijual secara bebas, sehingga hanya orang-orang tertentulah yang dapat menggunakan komputer, yakni para matematikawan dan ilmuwan, karena mereka dapat membangun perangkat lunak sendiri. Bahasa BASIC menjadi bahasa yang paling populer digunakan pada komputer mikro pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Bahasa pemrograman biasanya memiliki operator (simbol-simbol) untuk mengoperasikan suatu nilai data. Adapun operator tersebut adalah sebagai berikut: 1. Operator Aritmatika Digunakan untuk mengoperasikan data-data numerik, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dll. Dalam proses aritmatika tersebut, pengerjaan operasi tergantung dari tingkat valensi operatoroperator yang terlibat. Perpangkatan memiliki valensi tertinggi, kemudian dilanjutkan dengan perkalian, pembagian, pembagian bulat dan sisa pembagian, sedangkan penjumlahan dan pengurangan mempunyai valensi yang terendah.
5.
6. Gambar II.15 Operator Aritmatika 7 2.
Operator Relasi Digunakan untuk mewakili sebuah nilai logika (nilai boolean), dari suatu persamaan atau nilai. Operator-operator yang terlibat adalah :
8.
9.
3.
Gambar II.16 Operator Relasi Operator Logika Digunakan untuk mengoperasikan operand (konstanta, variabel, atau suatu (ekspresi) secara logis. Operator-operator logika yang umum dalam bahasa pemrograman : AND , OR, NOT.
II.5.4 Instruksi-Instruksi Seperti halnya bahasa pemrograman lainnya, bahasa basic juga memiliki instruksi-instruksi dasar yang umum digunakan dalam pembuatan program. Adapun instruksi-istruksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Do – Loop Instruksi ini biasa digunakan sebagai perulangan dari sebuah baris program. Artinya baris program atau algoritma yang berada di dalam instruksi do dan loop ini akan diulang secara terus menerus sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh programmer. 2. GOSUB Instruksi ini digunakan untuk memanggil sebuah prosedur yang telah dibuat. Penggunaan instruksi ini akan secara otomatis memanggil prosedur yang bersangkutan. 3. IF – Then Instruksi ini digunakan sebagai percabangan dari sebuah kondisi. Suatu algoritma akan dijalankan jika kondisi sebelumnya terpenuhi. 4. For – Next
Instruksi ini digunakan untuk perulangan dari sebuah algoritma, biasanya melibatkan perhitungan dari sebuah variabel. Wait Instruksi untuk menyisipkan jeda dalam hitungan detik. Waitms Instruksi untuk menyisipkan jeda dalam hitungan mili detik. Waitus Instruksi untuk menyisipkan jeda dalam hitungan mikro detik. Go To Instruksi yang digunakan untuk melompat ke alamat memory tertentu, seperti memory lcd. Select – Case Instruksi ini sama persis seperti penggunaan dari if-then, hanya saja kondisi dideklarasikan dengan istilah case.
II.6 Metodologi Yang Digunakan Metodologi yang digunakan untuk membuat alat tanning otomatis ini adalah menggunakan Prototyping.
II.6.1 Prototyping Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalam menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturanaturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan.
Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual-aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan. II.6.2 Tahapan-tahapan Prototype Tahap pengembangan Prototype model menurut Ha nif Al Fatta dalam bukunya yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi” adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Kebutuhan Awal Pada tahap ini analis bekerja dengan tim melakukan pegumpulan kebutuhan dari sistem yang diinginkan oleh calon pengguna. 2. Membangun Prototype Analis kemudian membangun prototype. Ketika sebuah prototype telah selesai, calon pengguna menyampaikan pada analis apa yang mereka suka dan yang mereka tidak suka 3. Perbaikan Prototype Analis atau perancang kemudian menggunakan umpan balik dari calon pengguna sebagai masukan untuk memperbaiki prototype. 4. Versi baru Hasli perbaikan dikembalikan ke calon pengguna untuk dilakukan pengecekan lagi apa yang sesuai dan yang tidak. 5. Pengulangan Langkah-langkah tersebut diulang sampai calon pengguna puas terhadap sistem atau alat yang di rancang. II.6.3 Kelebihan Metode Prototype Kelebihan metode Prototype: 1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan. 2. Pengembangan dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan. 3. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem. 4. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. II.6.4 Kekurangan Metode Prototype Kekurangan metode Prototype : 1. Resiko tinggi yaitu untuk masalah-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu. 2. Interaksi pemakai penting. Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan komputer. 3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik. II.7 Pengertian UML
Unified Modelling Languange (UML) adalah sebuah standar bahasa pemodelan yang memungkinkan untuk menspesifikasi, memvisualisasi, membangun dan mendokumentasikan sebuah sistem perangkat lunak. UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkanberbagai diagram perangkat lunak. Notasi UML diturunkan dari tiga notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch (Object Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object Oriented Software Engineering). UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut : 1. Use Case DiagramUse Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use Case Diagram sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien dan merancang test case untuk semua fitur yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Sebuah use case juga dapat di-include oleh lebih dari satu use case lai, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari. Sebuah use case juga dapat meng-extenduse case lain dengan behaviour-nya sendiri. 2. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. 3. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). 4. Collaboration Diagram Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masingmasing objek dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki sequence number, di mana message dari level
tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang sama. 5. Statechart Diagram Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). 6. Component Diagram Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen perangkat lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya. Komponen perangkat lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. 7. Deployment Diagram Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Dalam perancangan penyiraman otomatis ini digunakan Use Case Diagram, Activity Diagram. 3. Analisis dan PerancanganPerangkat Lunak III.1 Aliran Proses
III.1.2
Use Case Sekenario
Nama Use Case : Mengaktifkan sensor suhu Actor
: Kelembaban ruangan
Tujuan
: Menjalankan sprayer
Actor
Sistem
1. Apabila kelembaban kurang dari 16 %
2. Tampil pada layar LCD Sensor kelembaban aktif dan menjalankan sprayer. 1. Apabila kelembaban 2. Tampil pada layar lebih dari 80 % LCD dan tidak menjalan sprayer. Tabel III.2 Use Case Mengaktifkan sensor kelembaban Nama Use Case : Mengaktifkan sensor kelembaban ruangan Actor
: suhu udara
Tujuan
:
Menjalankan
motor
penyiraman Actor
Sistem
1. Apabila kelembaban termasuk kategori kering
2. Sensor kelembaban ruangan dan menjalankan motor penyiraman 3. Apabila kelembaban 4. Sensor kelembaban termasuk kategori dan motor basah penyiraman akan berhenti Tabel III.3 Use Case Mengaktifkan sensor kelembaban III.2 AliranKerja
Deskrispsi aliran proses USE CASE : Sensor DHT11 digunakan untuk mengaktifkan sensor yang terhubung dengan sprayer yang berfungsi ketika suhu dan kelembaban mencapai
Deskripsi aliran kerja activity diagram :
batas yang sudah di tentukan.
Ketika sensor DHT11 mengukur kondisi suhu dan kelembaban suatu ruangan dengan batasan yang telah di tentukan maka akan menjadi pemicu untuk mengaktifkan status ON pada motor penyiraman otomatis. dan apabila sensor suhu dan kelembaban
tidak menemukan nilai yang sesuai yang telah di
keseluruhan.
tentukan untuk mengukur suhu dan kelembaban suatu ruangan maka status motor penyiraman OFF III.3 Sturktur Organisasi Obyek dan Pesan
Untuk mengukur kelembaban suatu ruangaan pada tanaman jamur menggunakan sensor DHT11 berbasis mikrokontroler yang terlebih dahulu dilakukan adalah membaca suhu dan kelembaban ruangan tersebut oleh sensor DHT11 dan akam di terima oleh mikrokontroler. Suhu dan kelembaban tersebut di kirimkan ke LCD kemudian di tampilkan LCD. Suhu dan kelmababan akan di bandingkan dengan kondisi yang telah di tetapkan ,jika sesuai kemudian mikrokontroler akan mengirimkan perintah untuk menjalankan motor penyiraman otomatis. Setelah suhu dan kelembaban tidak sesuai dengan kondisi, maka motor penyiraman otomatis akan berhenti III.4 Pseudocode Begin Declare sh sebagai suhu Declare kl sebagai kelembaban Do Read suhu & kelembaban If suhu < 20 derajat And kelembaban > 80% then repeat read sh & kl If suhu > 20 derajat and kelembaban < 80% then spray on Loop End
Gambar IV.1 Diagram Blok SistemKeseluruhan Padagambar IV.1 Diagram Blok Sistem keseluruhan terdapat beberapa komponen perangkat keras yang digunakan alat pemeliharaan tanaman jamur ini, diantara lain : 1. LCD. merupakan alat output yang berfungsi untuk menampilkan waktu dan tanggal, indikator kelembaban ruangan dan indikator suhu udara 2. Motor AC merupakan alat output yang berfungsi untuk menyiram tanaman jamur. 3. Sensor suhu merupakan alat input yang berfungsi untuk menghitung berapa suhu pada ruangan 4. Sensor kelembaban ruangan merupakan alat input yang berfungsi untuk menghitung berapa tingkat kelembaban ruangan 5. Pompa air 6. ADC 7. RELAY IV.2 SubsistemPerangkat Input Pada pembahasan dalam subsistem perangkat input akan dibahas mengenai perangkat-perangkat input yang digunakan dalam sistem dan penggunaan port dan pin pada perangkat-perangkat input yang digunakan, diantaranya sebagai berikut. IV.2.1
Sensor Suhu
4.Analisis dan Perancangan Perangkat Keras IV.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram digunakan untuk menjelaskan perangkat apa saja yang terhubung dalam sebuah sistem. Berikut adalah gambaran blok diagram dari alat pemeliharaan tanaman jamur ini secara
Gambar IV.2Subsistem perangkat input sensor suhu
Tabel IV.1 Rangkaian pin Sensor Suhuke Pin MikrokontrolerAtmega8535 No. Pin Atmega8535 Pin Sensor Suhu 1
Vcc
Vcc
2
Gnd
Gnd
3
PA0/ACD0
Vout
Tabel IV.1 Rangkaian pin Sensor Suhuke Pin MikrokontrolerAtmega8535 No. Pin Atmega8535 Pin Sensor Suhu 1
Vcc
Vcc
2
Gnd
Gnd
3
PA0/ACD0
Vout
IV.22
No.
Tabel IV.4Rangkaian pin LCDke Pin MikrokontrolerAtmega8535 Pin Atmega8535 Pin LCD
1
Gnd
VSS
2
Vcc
VDD
3
Gnd
VEE
4
PD0
RS
5
Gnd
RW
6
PD2
E
7
PD4
D4
8
PD5
D5
9
PD6
D6
10
PD7
D7
Sensor Kelembaban IV.3.2
Motor Penyiraman
Gambar IV.6Subsistem perangkat output motor penyiraman
Gambar IV.3Subsistem perangkat input sensor kelembaban ruangan
Tabel IV.2Rangkaian pin Sensor Kelembaban ke Pin MikrokontrolerAtmega8535 Pin Sensor No. Pin Atmega8535 Kelembaban Tanah 1
Vcc
Vcc
2
Gnd
Gnd
3
PA1/ACD1
Vout
IV.3 SubsistemPerangkat Output IV.3.1 LCD
Tabel IV.5Rangkaian pin Motor Penyiramanke Pin MikrokontrolerAtmega8535 Pin Relay Motor No. ULN2803 Atmega8535 1
PC4
3B
Kaki 1
-
2
-
-
NC
Kaki 1
3
-
-
PLN
PLN
IV.4 SkemaKeseluruhan Pada pembahasan dalam Skema keseluruhan, perangkat output dan perangkat Input yang digunakan dalam alat pemeliharaan benih tanaman kakao, diantaranya sebagai berikut.
Gambar IV.9Skema keseluruhan prototype alat tanaman jamur Gambar IV.5Subsistem perangkat output LCD
4.
Selesai melakukan coding program, selanjutnya lakukan compiling program dengan menekan F7 dan Save file Bas
5.
Selanjutnya lakukan downloading program. Buka aplikasi Code VisionAVR
6.
Pilih Tools lalu Chip Programmer atau Sift+F4
5. Implementasi Sistem V.1 Compiling Program Compiling program merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan program. Program dibuat dengan menggunakan bahasa basic berekstensi *.bas, akan tetapi bahasa basic merupakan bahasa yang tidak bisa diterima secara langsung oleh mikrokontroler. Oleh karena itu file berekstensi *.bas diubah menjad ifile dengan ekstensi *.hex lalu dimasukan ke dalam ATMega8535 dengan melakukan Flash Memory.Software yang digunakan sebagai editor dan compailer dalam perancangan ini adalah BascomAVR sedangkan untuk mendownload program meggunakan Code VisionAVR.Adapun tahapan penggunaan aplikasinya sebagaiberikut : 1. Buka aplikasi Bascom AVR
2.
3.
Buat file baru yang tersedia pada menu File kemudian Klik New. Tampilan dibawah ini adalah langkah untuk membuat file baru pada BascomAVR.
Selanjutnya lakukan coding program pada Software BascomAVR
7.
8.
Pilih File lalu Load FLASH, ganti files of type menjadi intel HEX files(*.hex) dan cari file hex yang tadi telah di compile lalu pilih open
Ganti chip menjadi Atmega8535, lalu pilih program all
V.6 Hasil Pengujian Hasil pengujian kinerja Hardware dapat dilihat pada table hasil pengujian kinerja Hardware di bawahini : Tabel5.1 PengujianKinerja Hardware N Alat o Yang Diuji kan
Cara Pengujian
Hasil Yang Diha rapka n
HasilPengu jian
1 .
PemberianDaya 5 volt di tampikan di lcd
Outp ut adc tamp il pada lcd
Output tampildan sensorberfu ngsidengan baik.
LCD
PemberianDaya 5 volt
Led pada LCD meny ala
Led pada LCD menyaladan berfungside nganbaik
Motor penyiraman
V.3 Pengujian Subsistem Perangkat Output V.3.1 Pengujian Subsistem LCD 16*2 Pengujian dilakukan dengan memberikan sejumlah listing program untukditampilkan di layar LCD.
V.5 Integrasi Sistem Integras isistem merupakan pengujian yang dilakukan dengan menggabungkan seluruh sistem rangakaian perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software ) .yang dimulai dari perangkat input, perangkat output, hingga modul program yang dimasukan pada mikrokontroler Atmega8535.
DHT 11
V.2 Pengujian Subsistem Perangkat Input V.2.1 Pengujian Sensor Kelembaban DHT11 Pengujian dilakukan dengan cara memasangkan DHT11 ke sistem minimum yang telah di beri daya sebesar 5 volt. Kemudian output pada DHT11 di masukan pada port adc (porta.0), output adc akan ditampilkan di lcd untuk mengetahui berapa nilai ouput adc pada suhu saat ini yang nantinya akan dilakukan kalibrasi agar output adc dapat di konversi menjadi nilai persen. Setelah output nilai suhu dalam persen tampil di lcd menandakan sensor kelembaban ruangan berfungsi
dengancaramenghubungkankabelpositif AVO meter dengankabelpositifdarikabelcatudayadanmenghubun gkankabel negative AVO meter dengankabel negative daricatudaya. SetelahituJarumpada AVO meter pun akan menunjukkan ouput tegangan yang keluar dari catu daya, sesuai pengaturan output tegangan AVO meter yang kitainginkan.
PemberianDaya 5 volt
Moto r berp utar
Motor berputar dan berfungsi dengan baik
2 . V.3.2 Pengujian Subsistem Motor Penyiraman Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5v ke motor penyiraman V.4 Pengujian Subsistem Catu Daya Catudaya yang akan digunakan untuk diuji adalah catudaya5 volt yang akan digunakan sebagai sumber tegangan. Pengujian catudaya dalam hal ini, menggunakan AVO meter yang hasilnya dapat dilihat pada jarum yang menunjukan besarnya tegangan yang diukur. Pengujian dilakukan
3 .
Tegangan yang keluarpadacatu dayadikukurme nggunakanavo meter
Tega ngan stabil 5 Volt DC
Teganganse suai yang diharapkan
.
Secara keseluruhan Hardware bekerja sesuai dengan fungsinya.Hardware yang tidak berhasil dalam tahap pengujian akan diperbaiki atau diganti agar dapat digunakan kembali sesuai fungsinya. V.6.2 PengujianKinerjaSoftware Hasil pengujian kinerja Software dapat dilihat pada table hasil pengujian kinerjaSoftware di bawah ini : Tabel5.2 PengujianKinerjaSoftware N Alat o Yang Diuji kan
Sensor kelembaban LCD
2 .
DHT 11
1 .
Cara Pengujian
Hasil Yang Diharapkan
Membuat listing program untuk mengkalibr asi nilai adc menjadi nilai persentase kelembaban dan di tampilkan di lcd
Output nilai persentase kelembaban tampil pada lcd
Menampilk ankarakterp ada LCD denganme mbuatlistin g program yang kemudiandi masukanke mikrokontr oleruntukdi tampilkanp adalcd
LCD dapatmenamp ilkan text sesuai yang di tulisdalamlisti ng program yang dimasukanke dalammikrok ontroler
3
HasilP enguji an
Output tampil dan sensor berfun gsiden ganbai k.
Compiling Program
Catu Daya
4 .
Membuatlis ting programunt ukmenginte rgasikansist em
Program dapat mengontrol semua komponen melalui mikro kontroler
Progra m bekerj a
Tahap pengujian Software yaitu kode program yang di flash atau upload kedalam chip mikrokontroler secara keseluruhan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. 5.Kesimpulan dan Saran VI.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang bisa diambil dari alat penyiraman otomatis dengan mengukur suhu dan kelembaban adalah sebagai berikut : 1. Proses menyiram tanaman jamur secara otomatis sehingga mengefisiensi waktu dan tenaga. 2. Proses perawatan tanaman jamur tanpa harus takut tanaman jamur tersebut kekeringan atau mati. VI.2 Saran Adapun saran terhadap alat penyiraman otomatis ini adalah : 1. Diharapkan desain perangkat akan jauh lebih baik di pengembangan selanjutnya. 2. Perangkatbisa di control menggunakan remote atau aplikasi smartphone DAFTAR PUSTAKA 1. 2.
LCD dapat mena mpilka n text sesuai yang di tulisda lam listing progra m.
3.
C.Linnaeus. 1997, Biologi, Yudhistira, Jakarta. Widodo Budiharto, 2008, Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR Atmega16, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Wardhana. 2006, mikrokontroler AVR