SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMBANTU CALON SISWA MEMILIH SEKOLAH MENENGAH LANJUTAN DI SURAKARTA MAKALAH
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika
Diajukan oleh :
Nuruddin Nova Sekti Aji Agus Ulinuha, S.T., M.T., Ph.D. Yusuf Sulistyo N, S.T., M.Eng
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Juli, 2012
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMBANTU CALON SISWA MEMILIH SEKOLAH MENENGAH LANJUT DI SURAKARTA Nuruddin Nova Sekti Aji, Agus Ulinuha, Yusuf Sulistyo Nugroho Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta E-Mail :
[email protected]
ABSTRACT To be accepted in an ideal advanced high school or that is appropriate with prospective student criteria after graduation from junior high school is becoming hope of each student. How ever school information and reason to decide, look for, and choose an ideal Public Schools is not easy. There are a number of constraints and factors in every student to choose and find information about schools which fit with student criteria or have a high chance to him to be accepted. The Decision Support System to Assist Students in selecting Advanced high school in Surakarta has been designed to help students to find out which school is suitable for him. The system using and developing the basic concept of the Analytical Hierarchy Process (AHP) used as a theoretical basis for calculation of weighting of each factor and the real criteria that exist in the real situation. The system is built with PHP and MySQL as database. This Decision support system was successfully constructed and tested in accordance with the plan which already made. Based on the results of experiments performed by the survey obtained by 11.76% said strongly agree and 58.82% agreed with the terms of the benefits and purpose. This proves that the system can fill up the needs of potential user of this decision support system. Keywords: An ideal Public Schools, Decision Support Systems, Analytical Hierarchy Process ABSTRAKSI Mendapatkan sekolah menengah lanjutan idaman atau sesuai dengan kriteria seorang calon siswa pasca kelulusan dari sekolah menengah pertama adalah harapan setiap siswa. Namun informasi sekolah dan pemikiran untuk memutuskan, mencari, dan memilih Sekolah Negeri yang ideal tidaklah mudah. Berbagai kendala dan faktor dalam siswa memilih dan mencari informasi mengenai sekolah mana yang sesuai dengan kriteria atau yang berpeluang tinggi untuknya diterima. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Membantu Calon Siswa
1
Dalam Memilih Sekolah Menengah Lanjutan di Surakarta ini dibuat untuk membantu siswa untuk mengetahui sekolah mana yang tepat untuknya. Sistem ini menggunakan dan mengembangkan konsep dasar dari Analytical Hierarchy Process (AHP) yang akan digunakan sebagai teori dasar untuk melakukan perhitungan pembobotan dari tiap faktor dan kriteria nyata yang ada di lapangan. Sistem ini dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai basis data. Sistem pendukung keputusan ini berhasil dibangun dan diuji coba sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan di masyarakat diperoleh suara sebesar 11.76% yang menyatakan sangat setuju dan 58.82% menyatakan setuju dari segi manfaat dan tujuan. Hal ini membuktikan bahwa sistem ini dapat memenuhi kebutuhan dari calon pengguna sistem pendukung keputusan ini. Kata kunci : Sekolah Negeri yang ideal, Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process PENDAHULUAN Sekolah
merupakan
tempat
untuk bisa belajar di sekolah negeri
tujuan untuk belajar bagi seorang anak
manapun.
Sekolah
lebih ketat.
yang
Setelah
siswa
mendapatkan
berkualitas dan berstatus Negeri
predikat
selalu menjadi incaran seorang orang
Menengah
tua dan calon siswa. Selain sudah
hendak
terbukti mempunyai kualitas yang
pendidikan sekolah menengah lanjut,
terpercaya, sekolah negeri sering kali
orang
lebih murah dan terjangkau untuk
mendapatkan
masalah
biaya.
bagi
sekolah menengah lanjutan yang di
seorang
siswa
berprestasi
idamkan. Beberapa orang tua dan
maupun yang kurang berprestasi dan
siswa terkadang kesulitan dalam
termasuk dalam keluarga menengah
memperoleh
kebawah maupun ke atas. Terlebih
sekolah menengah lanjut yang ada.
lagi ketika seorang siswa yang telah
Mereka harus bersusah payah dating
memasuki
sekolah
ke setiap sekolah untuk mendapatkan
menengah lanjutan pasti persaingan
informasi yang riil tentang sekolah
Terutama yang
jenjang
ke
kelulusan
dari
Pertama
(SMP)
melanjutkan
tua
dan
Sekolah
ke
siswa
informasi
informasi
dan
jenjang
berhak mengenai
tentang
tersebut. Mulai dari jarak tempuh dan 2
lokasi, fasilitas dari sekolah tersebut,
merupakan permasalan yang akan
biaya
dihadapi seorang siswa nanti dalam
SPP
Pengembangan
(Sumbangan Pendidikan)
dan
menuju
sekolah
untuk
belajar.
uang gedung atau SPS (Sumbangan
Karena tak semua calon
Pengembangan Sekolah) dan yang
berasal dari daerah strategis yang
terpenting
informasi
terdapat transportasi untuk langsung
jangkauan rata-rata nilai DANEM
bisa sampai ke sekolah ataupun
(Daftar Nilai Hasil Evaluasi Belajar
dalam jarak yang jauh dari rumah
Tahap Akhir Nasional Murni ) batas
tentunya
minimal pada tiap sekolah guna
pertimbangan juga bagi calon siswa
menentukan
untuk memilih sekolah. Dan masih
lagi
adalah
probabilitas
diterima
tidaknya calon siswa tersebut.
akan
menjadi
siswa
sebuah
banyak permasalahan yang sering
Masih seputar permasalahan
kali
jadi
pertimbangan
untuk
yang dihadapi oleh orang tua dan
menentukan sekolah yang tepat bagi
calon siswa dalam memilih sekolah
calon siswa.
yang terbaik dan realistis untuk nya.
Berdasar latar belakang yang
Dimulai dari DANEM calon siswa
telah diuraikan, dalam menentukan
yang pas-pas an atau bagus sekiranya
sekolah menengah lanjutan idaman
sekolah mana yang bisa untuknya
dan tepat bagi calon siswa dari
mendaftar
tersebut.
sekian banyak kriteria dan bahkan
Kemudian untuk persoalan biaya,
multikriteria perlu dibuat sebuah
dalam hal ini dana pengembangan
sistem pendukung keputusan yang
instansi/ sekolah atau sering disebut
mampu
uang gedung dan juga iuran bulanan
menentukan pilihan dalam memilih
atau
sebuah
sekolah menengah dengan salah satu
pertanyaan bagi orang tua calon
metode dasar yang digunakan dalam
siswa
kalangan
Sistem Pendukung Keputusan. Yakni
menengah kebawah. Apakah biaya
Analytical Hierarchy Process (AHP)
nanti sesuai dengan pendapatannya
yang mampu menyederhanakan dan
ataupun
membantu
di
spp,
juga
terutama
tidak.
sekolah
menjadi
dari
Kemudian
untuk
masalah lokasi ataupun jarak tempuh
membantu
calon
mempercepat
siswa
proses
penentuan dari beberapa kriteria 3
yang
ada
dan
Metodologi penelitian yang
menghasilkan sebuah keputusan atau
dirasa tepat dan akan digunakan
sebuah pilihan
dalam
Tujuan
untuk
dari
diolah
penelitian
membangun
ini
pendukung
adalah membangun sebuah sistem
membantu
pendukung
sekolah
keputusan
dalam
sistem
keputusan calon
siswa
menengah
untuk memilih
lanjutan
adalah
di
menentukan pilihan sekolah yang
surakarta
diinginkan oleh calon siswa dan
menggunakan
mempunyai kemungkinan diterima
(Pressman,
untuknya.
diilustrasikan pada Gambar dibawah
metode 2005)
dengan waterfall
seperti
yang
ini METODOLOGI PENELITIAN Mendefinisikan kebutuhan Analisis kebutuhan Desain sistem dan software coding Pengujian sistem (verivikasi) dan integrasi Implementasi dan maintenance
Gambar 1. Metode waterfall Metode
waterfall
adalah
menunggu sampai dengan proses
metode perancangan berurutan yang
pada tahap tersebut selesai baru bisa
menggunakan
melanjutkan ke tahap berikutnya.
proses
pendekatan
secara sistematis mulai dari level
Namun
pendefinisian
sistem
kurang dalam iterasi pada setiap
sampai dengan maintenance. Setiap
level. Dalam pengembangan Sistem
tahapan pada Waterfall dilakukan
Pendukung Keputusan berbasis web,
secara
Waterfall memiliki kekakuan untuk
kebutuhan
berurutan
dan
harus 4
disayangkan
metode
ini
ke
iterasi
Sistem
sebelumnya.
Informasi
Sistem
Dimana
dalam
Pendukung
akan didapatkan sebuah pembobotan
bentuk
dengan
Keputusan
teknologi
Dalam
ataupun
yang
pemberian
skala
perhitungan untuk tiap kriteria akan
lingkungannya.
diberi
Penelitian dalam pembuatan sistem ini
kepentingan
berbeda-beda untuk tiap kriteria.
berbasis Web selalu berkembang baik
nilai
bobot
kepentingan
atau
prioritas yang berbeda satu dengan
menggunakan konsep
yang lain. Untuk kriteria SPS atau
dasar yang sering kali digunakan
uang
untuk menganalisis sebuah masalah
kemudian SPP diberi bobot 4, nilai
yang dihadapi dengan metode AHP
DANEM diberi bobot 3, dan untuk
(Analytical Hierarchy Process). AHP
kriteria akreditasi, sertifikasi dan
adalah salah satu teknik pengambilan
lokasi diberi bobot 1. Pemberian
keputusan yang digunakan dalam
bobot
analisis
sebelumnya
kebijaksanaan.
Dalam
gedung
diberi
bobot
kepentingan sudah
5,
tersebut diuji
nya
nilai
penelitian ini, penggunaan AHP
konsistensi
dengan
hanya sebagai teori dasar untuk
menggunakan perbandingan matriks
membantu dalam membentuk sebuah
berpasangan.
keputusan dari permasalahan yang
kepentingan tersebut tertera dalam
ada dengan melakukan perbandingan
tabel dibawah ini
Pengujian
bobot
kepentingan tiap kriteria. Kemudian Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan Perbandingan Berpasangan Kriteria KRITERIA UANG GEDUNG SPP NILAI AKREDITASI SERTIFIKASI LOKASI Total
UANG GEDUNG
SPP
1
2
3
5
5
5
0.379
0.5 0.33 0.2 0.2 0.2 2.43
1 0.33 0.2 0.2 0.2 3.93
3 1 0.33 0.33 0.33 7.99
5 3 1 1 1 16
5 3 1 1 1 16
5 3 1 1 1 17
0.292 0.149 0.060 0.060 0.060
NILAI AKREDITASI SERTIFIKASI LOKASI
5
PRIORITY VECTOR
n = 6, Ri=1.24 Eigen value = (2.43*0.379) + (3.93*0.292) + (7.99*0.149) + (16*0.060) + (16*0.060) + (17*0.060 ) = 6.190 CI = (6.190 – 6) / 5 = 0.038 CR = CI/ Ri = 0.038/ 1.24 = 0.031 atau 3.10 % Dalam
pemberian
1) 1 juta < SPS ≤ 1.5 juta (bobot
skala
perhitungan untuk tiap sub kriteria
= 4) 2) 1.5 juta < SPS ≤ 3 juta (bobot
akan diberi bobot 0 s/d 4 dengan jumlah maksimal dari kriteria yang
= 2)
hanya berjumlah 3 sub kriteria.
3) SPS > 3 juta (bobot = 0)
Untuk sub kriteria yang sesuai
Untuk kriteria uang gedung
dengan realitanya memiliki potensi
SMK :
untuk mendapatkan nilai positif akan
1) 1 juta < SPS ≤ 1.5 juta (bobot
diberi
bobot
tertinggi
dan
= 4) 2) 1.5 juta < SPS ≤ 2.5 juta
kemungkinan untuk kriteria yang memiliki
nilai
negative
akan
(bobot = 2)
diberikan bobot terendah.
3) SPS > 2.5 juta (bobot = 0)
Pembobotan yang diberikan
c.
SPP
(Sumbangan
untuk mengatahui hasil keputusan
Pengembangan Pendidikan)
akan sekolah mana yang berpeluang
Untuk kriteria SPP SMA :
tinggi atau ideal dengan kriteria
1) 125 ribu < SPP ≤ 175 ribu
calon siswa adalah sebagai berikut
(bobot = 4) 2) 175 < SPP ≤ 250 ribu (bobot
penilaiannya : a.
Nilai kelulusan (DANEM)
= 2)
1) Nilai ≤74 (bobot = 4)
3) 250 < SPP ≤ 350 ribu (bobot
2) Nilai ≥ 75 (bobot = 0) b.
SPS
= 0)
(Sumbangan
Untuk kriteria SPP SMK : 1) 140 < SPP ≤ 160 ribu (bobot
Pengembangan Sekolah) Untuk kriteria uang gedung
= 4)
SMA : 6
2) 160 < SPP ≤ 180 ribu (bobot
Ketika
= 2)
telah
selesai dilakukan di dapatkan hasil
3) 180 < SPP ≤ 200 ribu (bobot
total skor dengan interval peluang
= 0) d.
pembobotan
sekolah yang berbeda-beda dari tiap
Akreditasi
sekolah. Barikut adalah total skor
1) Akreditasi “A” (bobot = 4)
yang di dapat dari tiap sekolah.
2) Akreditasi “B” (bobot = 2)
a.
3) Akreditasi “C” (bobot = 0)
Total skor SMA 1) Total skor 6 diperoleh SMA 1 dan SMA 3
e.
Sertifikasi
2) Total skor 38 diperoleh SMA
1) RSBI ( bobot = 0)
7
2) SSN/ Reguler (bobot =4) f.
3) Total skor 40 diperoleh SMA
Lokasi
2
1) Kecamatan banjarsari/ lokasi
4) Total skor 42 diperoleh SMA
A (bobot=4)
4 dan SMA 6
2) Kecamatan jebres/ lokasi B
5) Total skor 52 diperoleh SMA
(bobot=3)
5
3) Kecamatan serengan/ lokasi
6) Total skor 58 diperoleh SMA
D (bobot=2) 4) Kecamatan
8 pasar
kliwon/
b.
lokasi C (bobot=1) g.
1) Total skor 20 diperoleh SMK
Prodi atau disiplin ilmu
5
Khusus untuk kriteria Prodi atau
2) Total skor 30 diperoleh SMK
Disiplin Ilmu tidak dimasukkan kedalam
proses
bernilai
pembobotan
2
pembobotan
karena
didapatkannya
3) Total skor 39 diperoleh SMK
tidak
8
tingkatan untuk
Total skor SMK
4) Total skor 40 diperoleh SMK
kategori
3 dan SMK 9
tersebut dan hanya digunakan
5) Total skor 46 diperoleh SMK
untuk pengecekan kondisi.
4 dan SMK 6
7
6) Total skor 50 diperoleh SMK
masuk ke SMA 5 dan SMA
7
8
7) Total skor 57 diperoleh SMK
6) Pada interval 56 < total skor ≤
1 Dari total skor tiap sekolah tersebut
akan
dibuat
berbeda-beda
tiap
terdapat
peluang
masuk ke SMA 2 dan SMA
peringkat
6
berdasarkan nominal nilai akreditasi yang
60
b.
sekolah
Interval Peluang SMK 1) Pada interval 15 < total skor
untuk menentukan peluang pertama
≤
dan peluang kedua yang terdekat
masuk ke SMK 5 dan SMK
dengan total skor masing-masing
4
sekolah. Berikut adalah interval total
25
terdapat
peluang
2) Pada interval 28 < total skor
skor tiap peluang sekolah.
≤
a.
Interval peluang SMA
masuk ke SMK 2 dan SMK
1) Pada interval 4 < total skor ≤
6
12 terdapat peluang masuk
≤
2) Pada interval 22 < total skor 39
terdapat
peluang
3) Pada interval 39 < total skor peluang
4) Pada interval 41 < total skor peluang
terdapat
peluang
6) Pada interval 48 < total skor ≤
5) Pada interval 46 < total skor terdapat
48
6
4 54
peluang
masuk ke SMK 4 dan SMK
masuk ke SMA 6 dan SMA
≤
terdapat
5) Pada interval 42 < total skor ≤
terdapat
42
9
4 44
peluang
masuk ke SMK 3 dan SMK
masuk ke SMA 2 dan SMA
≤
terdapat
4) Pada interval 39 < total skor ≤
terdapat
39
2
2 41
peluang
masuk ke SMK 8 dan SMK
masuk ke SMA 7 dan SMA
≤
terdapat
3) Pada interval 35 < total skor
ke SMA 1 dan SMA 3 ≤
32
54
terdapat
peluang
masuk ke SMK 7 dan SMK
peluang
1 8
7) Pada interval 54 < total skor ≤
60
terdapat
membantu calon siswa memilih
peluang
sekolah menengah lanjut dapat
masuk ke SMK 1 dan SMK
dilihat dalam Gambar dibawah ini
3
yang digambarkan dalam bentuk
Perancangan basis data sistem pendukung
keputusan
ERD
untuk
(Entity
Relationship
Diagram).
Gambar 2. ERD (Entity Relationship Diagram) sistem.
HASIL
PENELITIAN
akan
DAN
memilih
lanjutan
PEMBAHASAN Pengujian sistem pendukung
sebuah
untuknya.
DANEM,
sekolah
Mulai
SPS
dari
(sumbangan
keputusan pemilihan sekolah yang
pengembangan
dilakukan
user
(sumbangan
yakni siswa calon sekolah menengah
pendidikan),
lanjut
sejumlah
pendidikan, akreditasi dan sertifikasi.
pertanyaan yang berupa kriteria-
Hasil pemilihan dari tiap kriteria dan
kriteria
sub kriteria yang mempunyai nilai
kepada beberapa
dengan
umum
mengisi
yang
sering
di
tanyakan oleh seorang siswa ketika
dan 9
bobot
sekolah),
SPP
pengembangan lokasi,
kepentingan
program
masing-
masing yang telah dipilih oleh user
kriteria dalam pemilihan sekolah
dijumlahkan
beserta
dan
kemudian
hasil
pemilihan
sekolah
dicocokkan dengan hasil sekolah
ditunjukkan pada Gambar dibawah
yang ada pada tiap interval peluang
ini
hasil sekolah. Tampilan pengisian
Gambar 3. Tampilan Form Pengisian Kriteria Pertanyaan Pemilihan Sekolah Dari gambar 3 diatas setiap
penjumlahan tiap nilai dari sub
pertanyaan dan jawaban terdapat
kriteria dan dikalikan dengan bobot
bobot kepentingan dan nilai yang
kepentingan tiap kriteria. Kemudian
berbeda-beda pada tiap kriteria dan
poin 40 tersebut di cocokkan dengan
sub kriteria. Dari pengisian form
interval peluang sekolah yang ada.
kriteria tersebut user mendapatkan
Dan kemudian menampilkan hasil
poin
keputusan sekolah mana yang sesuai
40
yang
berasal
dari 10
dengan kriterianya yang diperoleh
kedua yang sesuai dan mendekati
dengan
dengan kriteria user yang telah
poin
tersebut.
Gambar
berikut menunjukkan hasil keputusan
dimasukkan.
berupa peluang sekolah pertama dan
Gambar 4. Tampilan Hasil Keputusan Pemilihan Sekolah Pengujian sistem dilakukan
ada mengenai tujuan dan manfaat
dengan memberikan angket kuisioner
dan
kepada 17 user selaku siswa calon
sebuah prosentase rata-rata jawaban
sekolah menengah lanjut yang berisi
dari tiap pertanyaan. Dari hasil
beberapa pertanyaan seputar tujuan
pengujian
dan manfaat sistem dan tampilan
jawaban untuk tiap pertanyaan dapat
sistem.
ditunjukkan pada Gambar berikut Dari 17 responden yang telah
diberikan kuisioner tersebut dan telah mengisi dari tiap pertanyaan yang
11
tampilan
sistem
tersebut
didapatkan
prosentase
Gambar 5. Grafik Kuisioner Tentang Tujuan Dan Manfaat Sistem Grafik
diatas
menunjukan
dan
tujuan
untuk
memenuhi
bahwa dari segi perolehan manfaat
kebutuhan calon pengguna sistem
dan
memenuhi
diperoleh suara sebanyak 11.76%
kebutuhan calon pengguna sistem
mengatakan sangat setuju, 58.82%
mayoritas menyatakan bahwa sistem
mengatakan
ini bermanfaat. Dari 17 responden
mengatakan tidak setuju dan 0%
yang ada dalam perolehan manfaat
mengatakan sangat tidak setuju.
tujuan
untuk
setuju,
29.41%
Gambar 6. Grafik Kuisioner Tentang Tampilan Sistem Grafik bahwa
dari
diatas segi
menunjukan tampilan
kemudahan penggunaan pada sisi
dan
interface untuk memenuhi kebutuhan 12
calon pengguna sistem mayoritas
Hierarchy Process (AHP) sebagai
menyatakan
dasar
menarik
bahwa dan
sistem
mudah
ini untuk
teori
menentukan
untuk
membantu
pembobotan
kriteria
digunakan. Dari 17 responden yang
telah selesai dibuat dan diuji coba di
ada dalam perolehan manfaat dan
masyarakat. Sistem ini telah dibuat
tujuan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan analisis kebutuhan dan
calon pengguna sistem diperoleh
dibangun sesuai dengan rancangan
suara sebanyak 35.29% mengatakan
yang telah di utarakan oleh pembuat
sangat menarik, 64.71% mengatakan
sistem sesuai dengan tujuan awal.
menarik dan 0% mengatakan tidak
Mulai
menarik dan sangat tidak menarik.
informasi dan fasilitas yang terdapat pada
sistem
dibuktikan
Pembuatan aplikasi berupa
pengujian
sistem pendukung keputusan untuk calon
siswa
telah
manfaat,
diselesaikan
metode
berdasarkan di
masyarakat
hasil yang
memperoleh suara sebesar sebesar
memilih
11.76% yang menyatakan sangat
sekolah menengah lanjutan dengan menggunakan
kegunaan,
dengan sebaik mungkin. Hal ini
KESIMPULAN
membantu
dari
setuju dan 58.82% menyatakan.
Analytical
DAFTAR PUSTAKA Albert, Andreas, 2004 “Sistem informasi Pendidikan Nasional Sekolah Menengah Umum dan Sederajat”. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124592SP-88-Sistem%-20informasi-HA.pdf. Diakses tanggal 10 Oktober 2011, pukul 13:19 Hardyansyah, Willis, 2010 “Penerapan Sistem Informasi Businnes Intelligence Untuk Memudahkan Orang Tua Siswa Memilih Sekolah Menengah Pertama Yang Berkualitas”. http://www.slideshare.net/wilhardy/penerapan-sistem-informasi-businessintelligence-untuk-memudahkan-para-orang-tua-siswa-memilih-sekolahmenengah-pertama-yang-berkualitas-4400883. Diakses tanggal 9 Oktober 2011, pukul 21:05
13
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Andi, Yogyakarta Saaty, Thomas L. 2001. “Decision Making with Dependence and Feedback: The Analytic Network Process”. Pittsburgh, PA: RWS Publications.. Sunarto, 2011. “Sistem Pendukung Keputusan pemilihan handphone metode analytical hierarchy process (AHP) berbasis PHP”. http://repo.eepis-its.edu/229/. Diakses tanggal 11 Oktober 2011, pukul 13:25
14