TUGAS AKHIR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MINAT BAKAT SISWA SMA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS WEB
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Strata-1 Teknik Informatika Universitas Esa Unggul
Disusun Oleh : Nama
: Vivi Septia Audia
NIM
: 201381020
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2017
i
TUGAS AKHIR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MINAT BAKAT SISWA SMA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS WEB
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata-1 pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer
Disusun oleh Nama
: Vivi Septia Audia
NIM
: 201381020
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR Nama
: Vivi Septia Audia
NIM
: 201381020
Program Studi
: Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Esa Unggul
Judul Tugas Akhir : Sistem Pendukung Keputusan Minat Bakat Siswa SMA Dalam Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi Berbasis Web
Tugas Akhir di atas telah disetujui dan diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, Program Strata-1 Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Esa Unggul.
Disetujui Oleh,
Drs. Holder Simorangkir, M.Kom Pembimbing I
Riya Widayanti, S.Kom, MMSI Pembimbing II
Mengetahui,
Bambang Irawan, S.Kom, M.Kom Ka. Prodi Teknik Informatika
Dr. Ir. Husni S. Sastramihardja, MT Dekan Fakultas Ilmu Komputer
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG Nama
: Vivi Septia Audia
NIM
: 201381020
Program Studi
: Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Esa Unggul
Judul Tugas Akhir : Sistem Pendukung Keputusan Minat Bakat Siswa SMA Dalam Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi Berbasis Web
Tugas Akhir di atas telah dinyatakan LULUS oleh Penguji Sidang Tugas Akhir Program Strata-1 Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi Universitas Esa Unggul.
Jakarta,
Februari 2017
Disetujui oleh,
Ketua Penguji
: Riya Widayanti, S.Kom, MMSI.
_______________
Penguji I
: Malabay, S.Kom, M.Kom.
_______________
Penguji II
: Indriani Noor Hapsari, S.T, M.T.
_______________
Mengetahui,
Bambang Irawan, S.Kom, M.Kom. Koordinator Tugas Akhir iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: Vivi Septia Audia
NIM
: 201381020
Program Studi
: Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Esa Unggul
Judul Tugas Akhir : Sistem Pendukung Keputusan Minat Bakat Siswa SMA Dalam Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi Berbasis Web
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah murni hasil karya Saya dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Seluruh sumber yang menjadi rujukan dalam Tugas Akhir ini telah Saya cantumkan sesuai dengan kaidah akademik yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan Laporan Tugas Akhir ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat.
Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 22 Februari 2017 Penulis,
(Materai 6000)
(
Vivi Septia Audia ) NIM: 2013-81-020
v
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta nikmatnya, dan atas karunianya yang dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang diberi judul “Sistem Pendukung Keputusan Minat Bakat Siswa SMA Dalam Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi Berbasis Web” dengan baik. Adapun penyusunan Tugas Akhir ini dengan maksud dan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan pada Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Esa Unggul. Dalam usaha menyelesaikan Tugas Akhir ini, disadari sepenuhnya akan keterbatasan waktu, pengetahuan, dan biaya sehingga tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak tidaklah mungkin berhasil dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan kerja samanya dalam menyusun Tugas Akhir ini, karena tanpa dukungan mereka penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan tercapai. Karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma A.P, MBA selaku rektor Universitas Esa Unggul
2.
Bapak Dr. Ir. Husni Setiawan Sastramihardja, M.T selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer.
3.
Bapak Bambang Irawan S.Kom, M.Kom selaku Ka. Prodi Teknik Informatika dan seluruh Dosen serta Staff Fakultas Ilmu Komputer, yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.
4.
Bapak Drs. Holder Simorangkir M.Kom dan Ibu Riya Widayanti, S.Kom, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II dalam Tugas Akhir ini yang telah berbaik hati memberikan waktu, arahan, dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik. vi
5.
Kepada Kedua Orang Tua dan adik peneliti yang selalu senantiasa memberikan banyak cinta dan kasih saying, motivasi, dukungan serta doa kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir.
6.
Teman dan Sahabat Baik Penulis: Kevin Aldiansyah, Asty Gustia Haerudin, Windi Diah Eka Putri, Paramita Nirmalawati, Siti Afifah, Rizky Oktamara, Deni Suryana, Yoga Priowibowo, Taufik Soleh, Iksan Ramadhan, Iman Ramadhan, dan Sawali Wahyu. Terimakasih atas Semangat, Dukungan Dan Doanya, yang mengajarkan peneliti banyak hal untuk tidak pernah menyerah menghadapi sesuatu.
7.
Teman-Teman
perkumpulan
seperjuangan
peminatan
Software
Engineering, Gamedev, Team Fasilkom Learning Center 2013 dan Keluarga Besar Fakultas Ilmu Komputer Angkatan 2013. Terimakasih Atas Kebersamaan Dan Solidaritasnya Selama Ini, Semoga Sukses Selalu. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi berbagai pihak yang membaca skripsi ini.
Jakarta,
Januari 2017
Vivi Septia Audia (201381020)
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan merancang sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat menjadi acuan bagi siswa SMA dalam memilih program studi yang sesuai dengan kemampuannya. Penelitian ini menggunakan metode observasi dalam mengumpulkan data dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam mengolah beberapa kriteria yakni tes minat dan tes bakat dari beberapa siswa yang akan melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Sistem yang dirancang menggunakan bahasa pemrograman PHP dan aplikasi MySQL dalam mengolah data. Data yang diolah terdiri dari lima tipe soal tes Differential Aptitude Test (DAT) berdasarkan kemampuan verbal, numerik, dan spasial. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan yang dirancang dapat menghasilkan informasi prioritas program studi yang sesuai dengan kemampuan siswa sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemilihan program studi di Perguruan Tinggi. Kata kunci :.SPK, Analytical Hierarchy Process (AHP), PHP, MySQL
viii
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG ........................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2
Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
1.3
Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.4
Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.5
Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7 2.2 Sistem………. ....................................................................................... 9 2.3 Sistem Pendukung Keputusan ............................................................... 9 2.3.1 Karakteristik dan Kapabilitas DSS .......................................... 12 2.3.2 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan................................... 15 2.3.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan............................... 18 2.4 Minat. ………...................................................................................... 20 2.5 Bakat. ………. ..................................................................................... 23 2.5.1 Tujuan Mengetahui Bakat ....................................................... 27
ix
2.5.2 Ciri-ciri Orang yang Berbakat ................................................. 27 2.5.3 Jenis-jenis Bakat...................................................................... 28 2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Bakat .......................................... 29 2.6 Differential Aptitude Test (DAT) ………. ........................................... 30 2.7 Siswa SMA. ………. ........................................................................... 34 2.7.1 Karakteristik Perkembangan Siswa SMA ............................... 35 2.8 Program Studi. ………. ....................................................................... 41 2.9 Perguruan Tinggi. ………. .................................................................. 41 2.10 Web. ………...................................................................................... 43 2.11 Fuzzy Multi-Atrribute Decision Making. ………. ............................. 44 2.12 Analytical Hierarchy Process (AHP) ……….................................... 45 2.13 Extreme Programming (XP) ………. ................................................ 47 2.14 Unified Modelling Language (UML). ………. .................................. 51 2.15 Pohon Keputusan. ………. ................................................................ 54 BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 56 3.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 57 3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 59 3.4 Pohon Keputusan .............................................................................. 60 3.5 Analisis Masalah ................................................................................ 61 3.5.1 Model Keputusan Menggunakan AHP .................................. 64 3.6 Analisis Kebutuhan ............................................................................ 71
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Solusi Pemecahan Masalah.................................................. 73 4.2 Proses Perencanaan (Planning) .......................................................... 74 4.2.1 Perencanaan Kebutuhan Sistem ............................................. 74 4.3 Proses Desain (Design) ...................................................................... 75 x
4.3.1 User Stories ........................................................................... 76 4.3.1.1 Use Case Diagram Siswa .......................................... 77 4.3.1.2 Use Case Diagram Admin ......................................... 78 4.3.2 Class Diagram ....................................................................... 79 4.3.3 Activity Diagram .................................................................... 80 4.3.3.1 Admin ........................................................................ 80 4.3.3.2 Admin Edit Soal......................................................... 81 4.3.3.3 Admin Hapus Soal ..................................................... 82 4.3.3.4 Admin Tambah Soal .................................................. 83 4.3.3.5 Admin Hapus Data Siswa .......................................... 84 4.3.3.6 Siswa Register............................................................ 85 4.3.3.7 Siswa Login ............................................................... 86 4.3.4 Sequence Diagram ................................................................. 87 4.3.4.1 Admin Login .............................................................. 87 4.3.4.2 Admin Edit Soal.......................................................... 87 4.3.4.3 Admin Hapus Soal ..................................................... 88 4.3.4.4 Admin Tambah Soal .................................................. 88 4.3.4.5 Siswa Login ............................................................... 89 4.3.4.6 Siswa Melakukan Tes ................................................. 89 4.3.5 Package Diagram .................................................................. 90 4.3.6 State Machine Diagram ......................................................... 90 4.3.6.1 Data Siswa .................................................................. 90 4.3.6.2 Hasil ........................................................................... 91 4.3.6.3 Soal ............................................................................ 91 4.3.7 Deployment Diagram............................................................. 92 4.3.8 Communication Diagram....................................................... 93 4.3.8.1 Admin Login .............................................................. 93 4.3.8.2 Siswa Login ............................................................... 93 4.3.8.3 Siswa Sign Up ............................................................ 94
xi
4.3.8.4 Siswa Tes ................................................................... 94 4.3.9 Usulan Antarmuka Sistem (User Interface System) ............... 95 4.3.9.1 Tampilan Interface Halaman Utama .......................... 95 4.3.9.2 Tampilan Interface Sign Up ....................................... 96 4.3.9.3 Tampilan Interface Login .......................................... 96 4.3.9.4 Tampilan Interface Soal Tes DAT ............................. 97 4.3.9.5 Tampilan Interface Hasil Tes ..................................... 97 4.3.9.6 Tampilan Interface Admin ......................................... 98 4.4 Proses Pengkodean (Coding) ............................................................. 98 4.5 Proses Pengujian (Testing) ................................................................ 98 4.5.1 Unit Testing ........................................................................... 99 4.5.2 Integration Testing............................................................... 100 4.6 Implementasi Sistem (Implementation) ............................................ 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan… .................................................................................. 109 5.2 Saran………..................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN Halaman Identitas Penyusun ................................................................... L1 Surat Keterangan Penelitian……… ........................................................ L2
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Konseptual DSS ................................................................ 11 Gambar 2.2 Karakteristik dan Kapabilitas DSS ............................................... 13 Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan.................................................... 17 Gambar 2.4 Model Skema DSS ....................................................................... 18 Gambar 2.5 Diagram Tes Bakat ....................................................................... 24 Gambar 2.6 Struktur Hierarki AHP ................................................................. 45 Gambar 2.7 eXtreme Programming ................................................................. 48 Gambar 2.8 Diagram UML .............................................................................. 53 Gambar 2.9 Contoh Pohon Keputusan ............................................................. 54 Gambar 2.10 Contoh Pohon Keputusan Perbandingan 3 Bilangan .................. 55 Gambar 3.1 Waktu Penelitian .......................................................................... 56 Gambar 3.2 Kerangka Berpikir ........................................................................ 57 Gambar 3.3 Pohon Keputusan Pemilihan Program Studi................................. 61 Gambar 3.4 Flow Chart Proses Bisnis yang Berjalan ...................................... 63 Gambar 4.1 Struktur Hierarki Kriteria Pemilihan Program Studi .................... 73 Gambar 4.2 Use Case Diagram Siswa ............................................................. 77 Gambar 4.3 Use Case Diagram Admin ........................................................... 78 Gambar 4.4 Class Diagram ............................................................................. 79 Gambar 4.5 Activity Diagram Admin Login .................................................... 80 Gambar 4.6 Activity Diagram Admin Edit Soal............................................... 81 Gambar 4.7 Activity Diagram Admin Hapus Soal ........................................... 82 Gambar 4.8 Activity Diagram Admin Tambah Soal ........................................ 83 Gambar 4.9 Activity Diagram Admin Hapus Data Siswa ................................ 84 Gambar 4.10 Activity Diagram Siswa Register................................................ 85 Gambar 4.11 Activity Diagram Siswa Login ................................................... 86 Gambar 4.12 Sequence Diagram Admin Login ............................................... 87 Gambar 4.13 Sequence Diagram Admin Edit Soal .......................................... 87
xiii
Gambar 4.14 Sequence Diagram Admin Hapus Soal ...................................... 88 Gambar 4.15 Sequence Diagram Admin Tambah Soal ................................... 88 Gambar 4.16 Sequence Diagram Siswa Login ................................................ 89 Gambar 4.17 Sequence Diagram Siswa Melakukan Tes ................................. 89 Gambar 4.18 Package Diagram....................................................................... 90 Gambar 4.19 State Machine Diagram Data Siswa ........................................... 90 Gambar 4.20 State Machine Diagram Hasil .................................................... 91 Gambar 4.21 State Machine Diagram Soal...................................................... 91 Gambar 4.22 Deployment Diagram ................................................................. 92 Gambar 4.23 Communication Diagram Admin Login..................................... 93 Gambar 4.24 Communication Diagram Siswa Login ...................................... 93 Gambar 4.25 Communication Diagram Siswa Sign Up ................................... 94 Gambar 4.26 Communication Diagram Siswa Tes .......................................... 94 Gambar 4.27 Tampilan Interface Halaman Utama .......................................... 95 Gambar 4.28 Tampilan Interface Sign Up ....................................................... 96 Gambar 4.29 Tampilan Interface Login ........................................................... 96 Gambar 4.30 Tampilan Interface Soal Tes DAT ............................................. 97 Gambar 4.31 Tampilan Interface Hasil Tes ..................................................... 97 Gambar 4.32 Tampilan Interface Admin ......................................................... 98 Gambar 4.33 Tampilan Sistem Siswa Login ................................................... 102 Gambar 4.34 Tampilan Sistem Siswa Sign Up ............................................... 103 Gambar 4.35 Tampilan Sistem Siswa Halaman Utama .................................. 103 Gambar 4.36 Tampilan Sistem Siswa Soal Tes DAT ..................................... 104 Gambar 4.37 Tampilan Sistem Siswa Hasil Tes ............................................. 104 Gambar 4.38 Tampilan Sistem Siswa History ................................................ 105 Gambar 4.39 Tampilan Sistem Admin Login ................................................. 105 Gambar 4.40 Tampilan Sistem Admin Tampilan Utama ................................ 106 Gambar 4.41 Tampilan Sistem Admin Data Siswa ......................................... 106 Gambar 4.42 Tampilan Sistem Admin Tambah Soal ...................................... 107
xiv
Gambar 4.43 Tampilan Sistem Admin Tampilan Soal.................................... 107 Gambar 4.44 Tampilan Sistem Admin Tampilan History ............................... 108
xv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 8 Tabel 2.2 Pengembangan Program BK ............................................................. 38 Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan .................................................. 67 Tabel 3.2 Nilai Random Indeks RI.................................................................... 68 Tabel 3.4 Matriks Perbandingan Antar Kriteria ................................................ 69 Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Kriteria yang Dinormalkan ........................... 69 Tabel 4.1 Perencanaan Kebutuhan Sistem ........................................................ 75 Tabel 4.2 Aktivitas yang Dikerjakan User Siswa .............................................. 76 Tabel 4.3 Aktivitas yang Dikerjakan User Admin ............................................ 78 Tabel 4.4 Unit Testing.. .................................................................................... 99 Tabel 4.5 Integration Testing........................................................................... 100
xvi
L3 - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Saat ini masih banyak siswa SMA yang bingung dan ragu untuk menentukan program studi di perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Biasanya untuk mengatasi masalah tersebut siswa hanya berkonsultasi secara langsung kepada guru wali kelas, Bimbingan Konseling (BK) atau dengan orangtua masing-masing yang dilakukan secara manual sehingga memakan waktu yang cukup lama. Selain itu pengambilan keputusan yang dilakukan secara manual oleh wali kelas atau guru BK dianggap kurang akurat karena bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang tepat akan sangat berpengaruh pada masa depan siswa. Permasalahan pengambilan keputusan juga dialami oleh siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih program studi yang sesuai. Kesalahan memilih program studi berdampak signifikan terhadap kehidupan siswa di masa mendatang. Contoh pengaruh keputusan siswa terhadap program studi yang ingin dipilih dalam perguruan tinggi yaitu, banyaknya program studi yang ditawarkan, kemauan orang tua, usul dari kerabat terdekat, dan masih banyak lagi. Permasalahan yang sering muncul dalam menentukan minat bakat terhadap program studi yaitu proses penghitungannya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, juga hasil yang didapat kurang akurat karena bisa saja terjadi banyak kekeliruan dalam menentukan minat bakat. Dampaknya dari hasil yang keluar ada beberapa siswa merasa ketidakcocokan antara hasil program studi 1
yang diberikan sekolah dengan keinginan atau minat. Hal ini membuat pihak sekolah terutama bagian BK yang menangani masalah tersebut harus melakukan tes ulang minat dan bakat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam penelitian ini akan digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP dikenal dengan istilah permasalah dengan beberapa kriteria dan alternatif yang memiliki skor. Metode AHP sesuai untuk proses pengambilan keputusan karena dapat menentukan skor untuk setiap kriteria-kriteria yang berbeda, kemudian dilanjutkan dengan proses seleksi alternatif terbaik. Kriteria di sini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah genius, pintar, bergelar doctor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut Tes minat bakat yang digunakan dengan menggunakan Differential Aptitude Test (DAT). DAT terdiri dari beberapa tes yaitu: Verbal Reasoning, Numerical Ability, Clerical Speed Accuracy, Language Usage, Abstract Reasoning, Mechanical Reasoning, dan Space Relation. Dalam hasil tes ini akan menunjukkan kemampuan siswa apakah verbal, numerik, ataupun spasial. Kemudian hasil keseluruhan tes akan dihitung dengan kriteria-kriteria yang ada dalam metode AHP. Sehingga hasil yang dimunculkan dalam sistem akan menampilkan kemampuan apa yang cenderung dimiliki siswa dalam bentuk presentase, lalu berdasarkan kemampuan tersebut siswa bisa menentukan program studi apa yang sesuai dengan minat bakat siswa. Dalam sistem pendukung keputusan ini digunakan berbasis web yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Agar di sekolah, siswa bisa mengakses sistem lewat komputer milik sekolah. Selain itu keuntungan menggunakan web adalah multiplatform, artinya bisa 2
digunakan pada sistem operasi apapun. Bisa diakses dengan sistem operasi Linux, Windows, atau Mac OS, hanya perlu menggunakan browser maka sistem akan berjalan dengan sempurna. Berdasarkan pemikiran dari uraian di atas kedalam sebuah penelitian tugas akhir, diharapkan siswa harus terlebih dahulu mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu sistem ini dirancang untuk dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi dan mengetahui kemampuannya dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi, sehingga dapat membantu pengambilan keputusan. Maka disusunlah Tugas Akhir ini dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MINAT BAKAT SISWA SMA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS WEB”. 1.2
Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas pada penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana merancang SPK ke dalam bentuk metode AHP?
2.
Bagaimana pemanfaatan metode AHP dalam membantu siswa mengambil keputusan untuk memilih program studi di Perguruan Tinggi?
3.
Bagaimana proses pengambilan keputusan yang terdiri dari 6 tipe soal tes DAT yang menjadi kriteria dalam minat bakat siswa?
4.
Bagaimana membangun sebuah user interface SPK berbasis web untuk memudahkan siswa dalam memilih program studi yang sesuai dengan minat bakat siswa?
3
1.3
Batasan Masalah Beberapa batasan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Berisi informasi mengenai program studi minat bakat yang sesuai dengan siswa.
2.
Sistem ini menggunakan metode AHP dalam mengambil menentuka bobot nilai dengan multikriteria yaitu kemampuan verbal, numerik, dan spasial.
3.
Dalam penelitian ini tidak ada pengecualian dalam penjurusan di SMA baik jurusan IPA maupun IPS.
4.
Model pengembangan yang akan digunakan adalah eXtreme Programming (XP).
5.
Dalam pengembangan SPK, akan digunakan beberapa bahasa pemrograman, seperti CSS, JavaScript, PHP, dan MySQL.
6.
Tidak membuat konten tes pertanyaan minat bakat sendiri.
7.
Adanya kuisioner untuk mendapatkan informasi valid mengenai permasalah siswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi.
1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Dapat membangun SPK dalam proses pemilihan program studi.
2.
Mengusulkan pemecahan masalah SPK bagi siswa dalam menentukan program studi di Perguruan Tinggi.
3.
Mengidentifikasi data dan informasi untuk mendukung basis pengetahuan yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
4
4.
Dapat membuat keputusan berdasarkan kriteria-kriteria dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan program studi bagi siswa.
5. 1.5
Merancang aplikasi SPK berbasis web.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Memberi kemudahan bagi siswa dalam menentukan program studi di Perguruan Tinggi
2.
Memberi kemudahan dalam pemilihan program studi berdasarkan proses bobot kriterian kemampuan minat bakat siswa.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini, sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini merupakan bagian yang berisi mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang diperlukan dalam menyusun laporan Tugas Akhir.
BAB II. LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan tentang uraian teoritis mengenai pengertian-pengertian yang ada dalam judul penelitian, metode penyusunan data yang didapatkan serta mengenai bahasa-bahasa pemrograman yang digunakan dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penyusunan penelitian Tugas Akhir ini. 5
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis menguraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan sistem berdasarkan kerangka pemikiran. Proses bisnis yang terjadi dalam sistem, metode pengembangan yang digunakan, waktu dan proses pembuatan sistem.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang hasil pengujian sistem yang telah dikembangkan berdasarkan kerangka pemikiran, pembuatan model, serta melakukan implementasi dan testing aplikasi.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan mengenai hasil rancangan sistem dan aplikasi yang telah dibuat serta disertai dengan saran yang diberikan oleh peneliti apabila aplikasi ini ingin dikembangkan lebih lanjut.
6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Tinjauan Pustaka Laporan tugas akhir ini dibuat berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan terhadap beberapa laporan sejenis. Dibawah ini tabel 2.1 yang menjelaskan hasil dari penelitian terdahulu sebagai berikut:
Peneliti (Tahun)
Model Judul Penelitian
Pengembangan
Hasil Penelitian
Sistem Waterfall
Selfina Pare
Sistem Pendukung
Penelitian ini
(2013)
Keputusan
menggunakan
Pemilihan Program
metode AHP untuk
Studi Pada
dapat mengambil
Perguruan Tinggi
keputusan dalam menyeleksi kriteriakriteria dari nilai akademik, tes MIPA, dan tes bahasa
Rizal Saiful
Sistem Informasi
Rapid
Aplikasi fitur
Hamdhani
Pemilihan Mobil
Application
pemilihan mobil
dan Radiant
Bekas dengan
Development
menggunakan DSS
Victor Imbar
Menggunakan DSS
(RAD)
AHP telah dibuat
(2015)
AHP Pada
dengan kriteria-
Showroom Yokima
kriteria yang telah
Motor Bandung
dibuat seperti kriteria dokumen, mesin, interior,
7
8
eksterior, dan tahun dan kriteria mobil tersebut telah diisi oleh bagian penilai mobil dari pihak showroom dan user atau customer hanya dapat mengisi perbandingan nilai kriteria Agnes
Membangun
eXtreme
Penelitian ini
Fidelia
Sistem Penunjang
Programming
menggunakan
(2015)
Keputusan Untuk
(XP)
metode SAW agar
Menentukan
user dapat
Penerima Beasiswa
menyeleksi alternatif
Dengan Metode
terbaik dari alternatif
Simple Additive
yang ada dalam
Weighting (SAW)
proses penyeleksian penerima beasiswa berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Berdasarkan tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa pembuatan sistem pendukung keputusan minat bakat untuk memilih program studi dengan metode AHP dari berbagai studi kasus ditunjukan untuk memudahkan siswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi.
2.2
Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
9
kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Penekanan pada elemen sistem mempunyai arti kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Dina Andayati, 2012). Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah yang menghasilkan interaksi dengan tujuan tertentu.
2.3
Sistem Pendukung Keputusan Decision Support System atau sistem pendukung keputusan adalah
sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan dalam memecahkan suatu masalah dan memberikan solusi suatu masalah tersebut. Decision Support System mampu memecahkan masalah dengan memberikan informasi atau usulan suatu keputusan, DSS dapat di definisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer dalam memberikan keputusan pada suatu masalah (Rizal Saiful Hamdani, et al., 2015). DSS atau sistem pendukung keputusan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pembuatan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur, Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu untuk melakukan penilaian pada suatu keputusan masalah. Konsep DSS ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu mengambil keputusan memanfaatkan data dan model keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah dan dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan identifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada
10
kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif (Rizal Saiful Hamdani, et al., 2015). Sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manager dan dapat membantu manager dalam pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi keseluruhan. Suatu sistem organisasi mencakup sistem fisik, sistem keputusan dan sistem informasi (Sri Eniyati, 2011).
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrasi. Kegiatan pembuatan keputusan yaitu meliputi
pengidentifikasian
masalah.
Pencarian
alternatif
penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja dan efisiensi waktu dalam menentukan keputusan (Rizal Saiful Hamdani, et al., 2015). Kompleksitas sistem secara fisik menuntut adanya sistem keputusan yang komplek pula. Ciri utama dari sistem pendukung keputusan adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan
pengembangan
lebih lanjut dari sistem manajemen
terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknis, analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel (Sri Eniyati, 2011).
11
Gambar 2.1 Model Konseptual DSS Sumber: Selfina Pare, 2013 Bertolak dari pemikiran di atas, maka kelancaran fisik sangat dipengaruhi oleh mekanisme pengaturan yang dijalani. Rangkaian pengaturan sistem fisik ini distrukturkan dalam sistem manajemen yang tidak lain merupakan sistem yang menghasilkan keputusan yang diperlukan guna menjamin kelancaran sistem fisik. Oleh karena sistem manajemen ini menghasilkan sejumlah keputusan, maka sering pula sistem manajemen disebut sistem keputusan (Sri Eniyati, 2011). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa DSS merupakan kemampuan sistem untuk menarik kesimpulan dan memberikan usulan keputusan berupa solusi dalam memecahkan masalah-masalah yang ada.
2.3.1 Karakteristik dan Kapabilitas DSS Karakteristik utama dari DSS termasuk kemampuan pemodelan. Cara dasar untuk memulai analisis DSS adalah dengan
12
menggunakan model. Model dapat merepresentasikan sistem atau masalah dengan berbagai tingkatan abstraksi. Model ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan tingkat abstraksi, antara lain (Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015): 1.
Model Iconic (Scale) Model iconic adalah tipe model yang paling rendah dan pada model ini adalah merupakan replika fisik dari sebuah sistem, biasanya pada skala yang berbeda dari aslinya, Model iconic bisa berupa tiga dimensi atau dua dimensi (Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015).
2.
Model Analog Model analog bertindak seperti sistem yang nyata namun tidak mirip. Model ini lebih abstrak dibanding model iconic dan merupakan representasi simbolis dari realitas. Model dengan tipe ini biasanya bagan atau diagram dua dimensi (Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015).
3.
Model Matematika Kompleksitas hubungan di banyak sistem organisasi tidak dapat direpresentasikan dengan icon atau secara analogi karena representasi tersebut akan segera membingungkan, dan akan makan banyak waktu jika menggunakan kedua hal tersebut. Dengan demikian, model yang lebih abstrak dijelaskan secara matematika. Sebagian besar analisis DSS dilakukan secara numerik dengan model matematika (Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015).
13
Gambar 2.2 Karakterisitik dan Kapabilitas DSS Sumber: Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015 Gambar
di
atas
merupakan
gambaran
mengenai
karakteristik dan kapabilitas DSS, dan untuk penjelasannya sebagai berikut (Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015): 1.
Dukungan untuk DSS, terutama pada situasi semi terstruktur
atau
tidak
terstruktur,
dengan
menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak dapat dipecahkan dengan sistem komputer lain. 2.
Dukungan untuk semua level manajerial.
14
3.
Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang
kurang
terstruktur
sering
memerlukan
keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasi yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. 4.
Dukungan
untuk
keputusan
independen
dan
sekuensial. Keputusan ini dapat dibuat satu atau beberapa kali bisa juga berulang dalam interval waktu yang sama. 5.
Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan seperti fase inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.
6.
Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7.
Adaptasi dalam pengambil keputusan seharusnya reaktif, dan dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat mengadaptasikan DSS untuk memenuhi perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel karena dapat mengubah dan menghapus, serta menggambungkan dan menyusun kembali elemenelemen dasar.
8.
User dapat dengan menggunakan aplikasinya karena mudah digunakan sehingga buat user yang kurang paham akan komputer juga dapat menggunakan aplikasi dss, dan biasanya aplikasi dss ini berbasis web.
15
9.
Peningkatan
terhadap
efektifitas
pengambilan
keputusan seperti akurasi dan waktu. 10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap
semua langkah dalam proses pengambilan keputusan untuk memecahkan suatu masalah. 11. Pengguna
akhir
dapat
mengembangkan
dan
memodifikasi sendiri sistem sederhana. 12. Biasanya
menganalisis
model-model situasi
digunakan
pengambilan
untuk
keputusan.
Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda. 13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data,
format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis sampai sistem berorientasi objek. 14. Dapat dilakukan sebagai alat stand alone yang
digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di seluruh organisasi dan di beberapa organisasi-organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat diintegrasikan dengan dss lain atau aplikasi lain.
2.3.2 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan melalui beberapa tahap berikut (Sri Eniyati, 2011):
16
1.
Tahap Penelusuran (Intelligence) Tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga kita bisa mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya dilakukan analisis dari sistem ke subsistem pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah (Sri Eniyati, 2011). Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendektesian dari lingkup problematika serta penanganan masalah (Putranda Cahyaning, 2014).
2.
Tahap Desain (Design) Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengambangkan dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah (Sri Eniyati, 2011). Dari tahapan ini didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi dan proses untuk mengerti masalah, mencari solusi, dan menguji kelayakan solusi (Putranda Cahyaning, 2014).
3.
Tahap Pemilihan (Choice) Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap desain yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi-solusi dan rencana implementasinya (Sri Eniyati, 2011). Hasil
pemilihan
tersebut
kemudian
dapat
diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan (Putranda Cahyaning, 2014). 4.
Tahap Implementasi (Implementation) Pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih ditahap choice. Implementasi
17
yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk di atasi. Dari tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya (Sri Eniyati, 2011).
Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan Sumber: Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015
2.3.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan
18
Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015):
Gambar 2.4 Model Skema DSS Sumber: Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015 1.
Data Management Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang
relevan
dengan
permasalahan
yang
hendak
dipecahkan melalui simulasi (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015). 2.
Model Base Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan
kedalam
format
kuantitatif
(model
19
matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015). 3.
Knowledge Based Subsystem Penggunaan sistem basis pengetahuan (knowledgebase) juga dirancang untuk aksi pemandu cerdas seorang ahli pemandu cerdas dirancang dengan teknolologi sistem pakar karena memberikan banyak keuntungan terhadap pengembangnya. Semakin
banyak knowledge yang
ditambahkan untuk pemandu cerdas maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak sehingga semakin menyerupai pakar sebenarnya (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015). 4.
User Interface atau Pengelolaan Dialog Terkadang disebut sebagai subsistem dalam dialog, merupakan
penggabungan
antara
dua
komponen
sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan (Rizal Syaiful Hamdani, et al., 2015).
20
2.4
Minat Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap objek tertentu. Berbeda dengan inteligensi dan bakat, determinan perkembangan minat adalah faktor lingkungan. Akibatnya, minat cenderung berubah-ubah sesuai dengan tuntutan lingkungan, kecuali jika individu sudah memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan diri pada objek yang diminatinya (Mamat Supriatna et.al, 2014). Minat berperan penting untuk mengarahkan pilihan karier seseorang. Jika terjadi komplikasi pada minat, individu cenderung kesulitan dan ragu dalam mengambil keputusan karier. Jika keputusan karier diawali dengan keraguan, perjalanan karier individu cenderung mengalami masalah. Oleh karena itu untuk mendapatkan keputusan karier yang tepat asesmen terhadap minat sangat penting (Mamat Supriatna et.al, 2014). Minat seseorang dapat dikatahui melalui tes minat. Misalnya melalui tes minat yang dikembangkan oleh Kuder (Dillard, 1992 : 6), yang kemudian dikembangkan oleh Laboratorium PPB FIP UPI dengan nama Skala Minat Pekerjaan. Melalui tes ini dapat diketahui beberapa area minat kerja seseorang, yakni sebagai berikut ini (Mamat Supriatna et.al, 2014): 1.
Outdoor
2.
Mechanical
3.
Computative Scientific
4.
Persuasive
5.
Artistic
6.
Literary
7.
Musical
8.
Social service dan Clerical
21
Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan yaitu konseling karier bagi siswa sekolah lanjutan, konseling pekerjaan bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah lanjutan atau mahasiswa dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan, yaitu sebagai berikut (Nuraeni, 2012): 1.
Konseling karier Hasil tes minat digunakan dalam konseling karier untuk siswasiswa sekolah, khususnya SMA pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun demikian hasil tes minat dapat juga digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu konseling karier dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu dekat. Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMA adalah untuk menun jukkan bidang pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternative bidang pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang jelas (Nuraeni, 2012).
2.
Konseling pekerjaan Hasil tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Selain itu tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan kepuasan kerja karyawan (Nuraeni, 2012).
3.
Penjurusan siswa Pada prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada jurusan-jurusan atau
22
program-program studi yang tersedia. Jika jurusan atau program studi terbatas, misal 2 sampai 3 saja, maka sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara luas. Lebih tepat jika kita hanya menggunakan suatu tes minat yang sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada (Nuraeni, 2012). 4.
Perencanaan bacaan pendidikan Buku-buku bacaan di sekolah–sekolah (SD, SMP, SMA) dan perguruan tinggi kadang-kadang tidak disukai oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan bidang minatnya. Dalam sistem pendidikan klasikal tes minat dapat dimanfaatkan untuk mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Tes minat berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa (Nuraeni, 2012). Macam-macam tes minat : SVIB (Strong Vocational Interest
Blank), SCII (Strong Campbell Interest Inventory), KOIS (Kuder Occupational Interest Survey), MVII (Minnesota Vocational Interest Inventory) seperti SVIB, CAI (Career Assessment Inventory) seperti SCII . Pada SVIB edisi tahun 1966 terdapat 399 item yang mengukur 54 macam pekerjaan untuk pria. Bentuk yang lain digunakan khusus untuk 32 macam pekerjaan untuk wanita. SCII terdiri dari 437 macam pekerjaan, terdapat 6 faktor kepribadian yang berkaitan dengan minat yaitu realistic, investigative, artistic, social, interprising, konvensional (Nuraeni, 2012). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan sebuah ketertarikan yang dimiliki masing-masing individu. Individu juga bisa mengubah minat terhadap ketertarikan akan suatu hal tergantung kondisi di lingkungan sekitar individu tersebut.
23
2.5
Bakat Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Perbedaan itu terletak pada jenis bakat, yang satu berbakat musik, yang lain berbakat mengoperasikan angka-angka, dan yang lain lagi berbakat teknik. Selain itu, perbedaannya terletak pula pada derajat atau tingkat pemilikan bakat tertentu (Mamat Supriatna, et al., 2014). Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang berpotensi untuk dikembangkan atau dilatih. Ia menegaskan juga bahwa bakat merupakan kemampuan yang inherent (telah ada dan menyatu) dalam diri seseorang sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Kemampuan itu biasanya dikaitkan dengan tingkat intelegensi seseorang yang mencakupi pengertian hasil perkembangan semua fungsi otak, terutama apabila kedua belahan otak kanan ataupun kiri berkembang seimbang dan optimal (Mamat Supriatna, et al., 2014). Seseorang dapat diketahui dan ditentukan bakatnya melalui tes, yang disebut tes bakat. Tes bakat dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu tes bakat umum dan tes bakat khusus. Tes bakat umum dirancang untuk mengungkap bakat dalam jangkauan yang lebih luas, terutama kaitannya dengan tugas-tugas atau pekerjaan sekolah. Tes bakat khusus antara lain tes bakat musik, bakat seni, bakat mekanika, dan bakat klerikal. Jenis tes bakat yang sering digunakan sampai saat ini adalah Defferential Aptitude Tes (DAT), tes bakat pembedaan. Dengan tes ini seseorang dapat diketahui bakatnya, misalnya bakat seni, bakat berbahasa, dan bakat eksak (Mamat Supriatna, et al., 2014). Tes bakat ini biasa dilakukan oleh psikolog dan konselor, seperti pada tes intelegensi. Namun guru secara kasar atau sederhana, juga bisa menentukan siswa yang berbakat, dengan cara menganalisis prestasi belajarnya melalui penilaian portofolio. Dengan portofolio dapat diketahui nilai-nilai pelajaran yang paling baik. Umpamanya, nilai terbaik pada pelajaran matematika, maka siswa tersebut bisa ditentukan secara
24
sementara memiliki bakat matematika atau eksak. Agar penilaian itu lebih akurat siswa harus di tes dengan tes bakat DAT atau jenis tes lainnya (Mamat Supriatna, et al., 2014).
Gambar 2.5 Diagram Tes Bakat Sumber: Nuraeni, 2012 Kata ‘bakat’ pada kehidupan sehari-hari sering di dengar, tapi ketika ada orang lain menanyakan definisi atau pengertian bakat, kita kadang hanya bisa menjawab bahwa bakat itu ya bakat, minat atau kesukaan dan hobi. Dengan jawaban itu kadang orang yang bertanya hanya bisa manggut-manggut mengiyakan tentang arti atau definisi tersebut. Kenyataan membuktikan bahwa bakat dapat didefinikan sebagai kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh semua orang yang ada di dunia ini (Nuraeni, 2012). Konsep bakat muncul karena ketidakpuasan terhadap tes inteligensi yang menghasilkan skor tunggal yaitu IQ. Semula IQ inilah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan di berbagai bidang. Namun IQ tidak dapat memberikan banyak informasi, jika ada dua orang mempunyai IQ yang sama, tetapi prestasi belajar atau prestasi kerjanya berbeda. Perlu diketahui tes inteligensi tidak memberikan rekomendasi untuk melakukan analisis kemampuan secara
25
diferensial. Oleh karena itu para ahli yang melakukan analisis diferensial tes inteligensi diragukan validitasnya (Nuraeni, 2012). Istilah bahasa Inggris bakat disebut talent. Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yang menunjukkan kapasitas seseorang untuk mengetahui, menguasai pengetahuan khusus dengan latihan. Contoh kemampuan berbahasa inggris, kemampuan musikal. Bakat adalah memperkenalkan suatu kondisi di mana menunjukkan potensi seseorang untuk menunjukkan kecakapannya dalam bidang tertentu. Perwujudan potensi ini biasanya bergantung pada kemam puan belajar indidividu dalam bidang tertentu, motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan kemampuan ini. Definisi bakat yang ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengacu pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah dari Sang Maha Kuasa (Nuraeni, 2012). Bakat seseorang dapat diukur dengan tes bakat. Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis aktivitas dispesialisasikan dan dalam rentangan tertentu. Tes bakat adalah tes kemampuan khusus disebut juga tes perbedaan individual, tes yang terpisah (separated test). Karena bakat menunjukkan keunggulan atau keistimewaan kemampuan khusus tadi, maka tes bakat dapat juga disebut tes batas kemampuan (power ability test) atau disebut differential aptitude test. Faktor-faktor yang diungkap oleh tes bakat yaitu (Nuraeni, 2012): 1.
Kemampuan verbal, adalah kemampuan memahami dan mengguna kan bahasa baik secara lisan atau tulisan.
2.
Kemampuan numerical, adalah kemampuan ketepatan dan ketelitian berhitung.
memecahkan
problem
aritmatik/konsep
dasar
26
3.
Kemampuan spatial, adalah kemampuan merancang suatu benda secara tepat.
4.
Kemampuan perceptual, adalah kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga dimensi.
5.
Kemampuan reasoning, adalah kemampuan memecahkan suatu masalah.
6.
Kemampuan mekanik, adalah kemampuan memahami dua konsep mekanik dan fisika.
7.
Kemampuan memory, adalah kemampuan mengingat.
8.
Kemampuan clerical, adalah kemampuan bekerja di bidang administrasi.
9.
Kreativitas, adalah kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak biasa atau istimewa.
10. Kecepatan kerja, adalah kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk pekerjan yang rutin. 11. Ketelitian kerja, adalah kemampuan bekerja secara teliti. 12. Ketahanan kerja, adalah kemampuan bekerja secara konsisten. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bakat merupakan sebuah potensi berbeda yang dimiliki setiap individu yang dapat dilatih atau dikembangkan.
2.5.1 Tujuan Mengetahui Bakat Tujuan mengetahui bakat adalah untuk dapat melakukan diagnosis dan prediksi. Tujuan mengetahui bakat yang pertama adalah untuk melakukan diagnosis, dengan mengetahui bakat seseorang maka akan dipahami potensi yang ada pada diri seseorang. Dengan demikian dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi di masa kini secara lebih cermat. Permasalahan itu baik dalam pendidikan, klinis maupun industri. Dengan bantuan tes bakat ini maka diharapkan psikolog dapat
27
memberikan suatu treatment yang tepat bagi kliennya (Nuraeni, 2012). Tujuan mengetahui bakat yang kedua untuk prediksi, yaitu untuk memprediksi kemungkinan kesuksesan atau kegagalan sese orang dalam bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan, dan klasifikasi. Pada dasarnya prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh suatu lembaga (Nuraeni, 2012).
2.5.2 Ciri-Ciri Orang Yang Berbakat Renzulli dan kawan-kawan (1981) dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa yang menentukan bakat seseorang pada pokoknya merujuk pada tiga kelompok ciri-ciri yakni (Nuraeni, 2012): 1.
Kemampuan di atas rata-rata yaitu kemampuan itu harus cukup diimbangi dengan tugas dan tanggung jawab terhadap tugas.
2.
Kreativitas ialah suatu kemampuan untuk memberikan gagasangagasan
baru
dan
menerapkannya
dalam
pemecahan masalah. 3.
Tanggung jawab atau mengikat diri terhadap tugas yaitu menunjukan adanya semangat dan motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas. Jika selama ini banyak orang beranggapan bahwa bakat
hanya ditentukan oleh kemampuan di atas rata-rata atau kecerdasan tinggi ternyata tidak menunjukan demikian akan tetapi adanya kreativitas pada diri anak itu sendiri untuk berusaha mencoba mengekspresikan suatu karya serta didorong dengan
28
semangat dan motivasi akan dapat menyelesaikan apa yang telah dimulai (Nuraeni, 2012).
2.5.3 Jenis-jenis Bakat Nusyiwan (2008) menggolongkan jenis-jenis bakat ini berdasarkan fungsi atau aspek jiwa raga yang terlihat dalam berbagai macam prestasi dan berdasarkan sifat prestasi bakat (Nuraeni, 2012): 1.
Berdasarkan fungsi atau aspek jiwa raga yang terlihat dalam berbagai macam prestasi, jenis bakat digolongkan menjadi sebagai berikut (Nuraeni, 2012): a.
Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik. Bakat jenis ini adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fundamen bakat, seperti kemam puan pengindraan, ketangkasan (Nuraeni, 2012).
b.
Bakat Kejiwaan yang bersifat umum. Bakat jenis ini ialah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan intelegensi (Nuraeni, 2012).
c.
Bakat-bakat kejiwaan yang khas dan majemuk. Bakat khas adalah bakat yang sejak awal sudah ada dan terarah pada suatu lapangan yang terbatas seperti bakat bahasa, bakat melukis, bakat musik, dan lain-lain. Adapun bakat majemuk berkembang lambat laun dari bakat produktif kearah yang sangat bergantung dari keadaan didalam dan diluar individu
seperti
bakat
hukum,
pendidik,
psikolog, bakat ekonomi, dan lain-lain (Nuraeni, 2012).
29
d.
Bakat yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan. Bakat ini berhubungan erat dengn watak, seperti ke mampuan untuk mengadakan kontak sosial, kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan atau menghayati perasaan orag lain (Nuraeni, 2012).
2.
Berdasarkan sifat prestasinya bakat dapat digolongkan, sebagai berikut (Nuraeni, 2012): a.
Bakat reproduktif Kemampuan untuk memproduksi hasil pekerjaan orang lain dan menguraikan kembali dengan tepat pengalaman-pengalaman sendiri.
b.
Bakat aplikatif Kemampuan memiliki, mengamalkan, mengubah, dan menerangkan, pendapat, buah pikiran, dan metode yang berasal dari orang lain.
c.
Bakat interpretatif Bakat
menerangkan
dan
menangkap
hasil
pekerjaan orang lain,sehingga disamping sesuai dengan maksud penciptaannya. d.
Bakat produktif Kemampuan menciptakan hal-hal baru berupa sumbangan-sumbangan dalam ilmu pengetahuan, pembangunan dan kehidupan lain yang berharga.
2.5.4 Faktor Yang Mempengaruhi Bakat Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Nuraeni, 2012).
30
1.
Faktor internal, yang meliputi faktor kematangan fisik atau kedewasaan biologis. Kematangan juga terjadi dalam segi mental psikologisnya, artinya bahwa makin orang dapat mencapai kematanganfisik dan mental maka bakatnya juga akan mengalami perkembangan (Nuraeni, 2012).
2.
Faktor
eksternal,
yang
meliputi
lingkungan
dan
pengalaman. Lingkungan yang baik akan menunjukkan perkembangan bakatbakat yang ada pada individu yang bersangkutan (Nuraeni, 2012).
2.6
Differential Aptitude Test (DAT) Seri test multiple bakat Differential Aptitude Test (DAT), yang dalam Bahasa Indonesia dapat dipakai istilah Tes Perbedaan Bakat, merupakan salah satu seri tes multiple bakat yang paling banyak dipakai dalam bidang pendidikan dan kerja. DAT pertama kali terbit tahun 1947, dan telah direvisi pada tahun 1963. Penyusun DAT adalah G. Bennett, H.G.Seashore, dan A.G.Wesman dari USA (Nuraeni, 2012). DAT termasuk Kelompok Battery Test yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan (Diah Widiawati, 2014). DAT memakai teori kelompok faktor kecerdasan model PMA atau Kemampuan Mental (KMP) dari Thurstone. Adapun maksud dan tujuan DAT antara lain (Nuraeni, 2012): 1.
Sebagai sarana akademik untuk mendapatkan prosedur peni laian yang ilmiah, terintegrasi, dan standart bagi murid–murid.
2.
Dirancang untuk pendidikan dan vokasional (peker jaan).
31
3.
Dapat dipakai dalam bidang industri untuk penempatan karyawan dan promosi jabatan selanjutnya (perkembangan pembinaan karyawan pabrik). DAT terdiri dari 8 tes, masing-masing berdiri sendiri, sehingga
dapat digunakan secara terpisah, untuk seleksi dalam bidang industri pada jenis pekerjaan tertentu. Kemungkinan hanya membutuhkan beberapa tes saja dari baterai tes ini. Dalam bidang pendidikan akan lebih baik jika semua tes digunakan secara bersamaan ke delapan tes tersebut jika dikelompokkan maka akan terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu (Nuraeni, 2012): 1.
Kelompok Tes Verbal, meliputi: Verbal Reasoning, Numerical Ability, Clerical Speed Accuracy, Language Usage.
2.
Kelompok Tes Non Verbal, meliputi: Abstract Reasoning, Mechanical Reasoning, Space Relation. Adapun deskripsi ke-delapan sub-sub tes DAT tersebut adalah
sebagai berikut (Nuraeni, 2012): 1.
Verbal Reasoning (VR) atau Test Penalaran Verbal. Dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir abstrak, generalisasi, dan konstruktif memahami konsep verbal. Perbendaharaan kata yang digunakan dalam test ini meliputi perbendaharaan kata yang biasa digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya sejarah, geografi, sastra, dan sains. Materi test ini berupa analogi sederhana, yang biasa digunakan dalam test intelegensi umum, walaupun analogi sederhana ini telah mendasarkan pada asosiasi daripada berpikir. Hasil pengukuran test VR ini diharapkan untuk prediksi kesuksesan dalam bidang
32
yang mementingkan pemahaman konsep verbal (Nuraeni, 2012). 2.
Numerical Ability (NA) atau Kemampuan Aritmatik. Dirancang untuk mengukur kemampuan memahami hubungan
numerik
dan
memecahkan
masalah
yang
berhubungan dengan konsep numerik. Test ini lebih mengukur kemampuan komputasi daripada penalaran numerik. Tes ini sangat penting untuk prediksi dalam bidang matematika, fisika, kimia, teknik, dan bidang lain yang membutuhkan kemampuan berpikir secara kuantitatif. Prediksi dalam bidang pekerjaan seperti akuntansi, statistik, dan asisten laboratorium (Nuraeni, 2012). 3.
Abstract Reasoning (AR) atau Penalaran Abstrak Dirancang untuk mengukur penalaran non verbal. Dalam setiap butir test ini menuntut pemahaman logis tentang prinsip–prinsip yang digunakan untuk mengubah diagram dan kemampuan membedakan perbedaan yang kecil pada garis, daerah, maupun bentuk. AR merupakan suplemen VR + NA, guna estimasi intelegensi. AR digunakan untuk prediksi dalam bidang pendidikan dan profesi yang menuntut pemahaman relasi antara benda atau objek. Skor AR dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk memahami penalaran seseorang jika seseorang mengalami kesukaran bahasa dan mendapatkan skor rendah pada test VR (Nuraeni, 2012).
4.
Relation (SR) atau Hubungan Spasial atau ruang Mengukur kemampuan visualisasi terhadap konstruksi objek tiga dimensi yang dibangun dari pola dua dimensi dan kemampuan membayangkan berbagai cara yang digunakan untuk memutar objek tersebut sehingga mempunyai bangunan
33
seperti yang tampak dalam gambar. Tes ini dirancang untuk memprediksi kesuksesan dalam bidang perencanaan tata ruang, desainer, arsitektur, seni, dan dekorasi (Nuraeni, 2012). 5.
Mechanical Reasoning (MR) atau Penalaran Mekanikal Tes ini merupakan bentuk baru dari tes bakat Spatial Mechanical Comprehension. Setiap butir dari tes ini menyajikan gambar situasi mekanik disertai pertanyaan dalam kata–kata sederhana. Tes ini mengukur pemahaman prinsip–prinsip mekanik dan fisika dalam situasi familiar. Skor tes ini akan dipengaruhi oleh pengalaman individu, walaupun hanya meningkatkan beberapa point saja. Hasil ini digunakan untuk prediksi kesuksesan dalam belajar dan pekerjaan yang menuntut pemahaman prinsip-prinsip umum dari fisika. Prediksi dalam pekerjaan seperti bidang mekanik, perakitan, pertukangan kayu. Perlu diketahui testee yang mendapat skor tinggi pada tes ini akan dengan mudah mempelajari prinsipprinsip kerja dan reparasi alat yang bersifat kompleks (Nuraeni, 2012).
6.
Clerical Speed Accuracy (CSA) Tes ini dirancang untuk mengukur kecepatan dan ketelitian respon dalam tugas–tugas yang membutuhkan persepsi sederhana. Tugas testee adalah memilih kombinasi angka atau huruf yang sama dengan kombinasi yang telah diberi garis bawah pada buku soal, dengan cara memberi garis bawah pada kombinasi pilihannya. Butir tes ini merupakan elemen yang sering digunakan pada berbagai tugas administrasi. Hasil tes ini untuk prediksi kemampuan mengerjakan hal-hal penting rutin administrasi seperti mengatur arsip. Manfaat untuk bidang pendidikan dapat dikatakan relatif kecil, tetapi skor rendah menunjukkan bahwa testee mengalami kesulitan dalam
34
hal keberhasilan, ketepatan, kecepatan dalam mengerjakan tugas (Nuraeni, 2012). 7.
Language Usage bagian I Perbendaharaan kata dalam tes ini merupakan hasil seleksi dari Gate’s Spelling Differential in 3876 Words, dan merupa kan perbendaharaan kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Skor yang rendah pada subtes ini menunjukkan kesulitan dalam Spelling (Nuraeni, 2012).
8.
Language Usage bagian II Test ini dirancang untuk mengukur kemampuan membeda kan tata bahasa yang baik dengan yang jelek, memahami pemberian tada baca yang tepat dan penggunaan kata yang tepat dalam bahasa inggris. Kemampuan tersebut banyak digunakan dalam bidang jurnalistik, korespodensi bisnis. Perlu diketahui tes ini lebih menyerupai tes prestasi jika dibandingkan dengan tes yang lain (Nuraeni, 2012). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa DAT merupakan salah satu dari sekian banyak tes minat bakat yang digunakan untuk menilai bakat seseorang. Tes DAT ini juga memiliki tujuh tipe soal yang berbeda, dimana berdasarkan tipe soal tersebut kemampuan seseorang bisa diukur, apakah lebih cenderung memiliki kemampuan verbal, numerik, atau spasial.
2.7
Siswa SMA Sekolah adalah salah satu sarana organisasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan. Saat ini masih banyak siswa SMA yang bingung dan ragu untuk menentukan minat dan bakat apa yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Padahal penentuan jurusan adalah masalah yang sangat penting karena
35
berpengaruh pada pemilihan perguruan tinggi (Yeni Kustiyaningsih, 2011). Biasanya untuk mengatasi masalah tersebut siswa hanya berkonsultasi secara langsung kepada wali kelas atau dengan orangtua masing-masing yang dilakukan secara manual sehingga memakan waktu yang cukup lama. Selain itu pengambilan keputusan yang dilakukan secara manual oleh wali kelas dianggap kurang akurat karena bersifat subyektif. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi hal itu bukan menjadi masalah lagi karena sudah banyak aplikasi yang dibuat untuk menyelesaikan masalah tersebut (Yeni Kustiyaningsih, 2011). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan titik anjak pengembangan program bimbingan dan konseling, termasuk bimbingan karier di sekolah. Artinya, dalam pengembangan program bimbingan seyogianya diawali dengan identifikasi tugas-tugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai siswa, kemudian disusun satuan-satuan layanan yang sesuai dengan kondisi siswa tersebut. Secara rinci tugastugas perkembangan siswa SMA sebagai titik anjak pengembangan program BK adalah sebagai berikut (Mamat Supriatna et.al, 2014):
2.7.1 Karakteristik Perkembangan Siswa SMA Secara psikologis siswa SMA tengah memasuki tahapan perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari kanakkanak menuju dewasa. Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu sisi individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa; pada sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri (Mamat Supriatna, et al., 2014). Tema sentral kehidupan individu yang berada pada masa remaja adalah pencarian identitas atau jati-diri, baik yang berkaitan
36
dengan aspek intelektual, sosial-emosional, vokasional, maupun spiritual. Ia harus mampu menjawab “Siapa saya ? Apa saya ? Mau ke mana saya? Apa yang harus saya perbuat untuk karier masa depan saya? Sejumlah pertanyaan identitas diri seyogyanya dapat dijawab dengan tepat oleh remaja. Jika ia tidak dapat menjawabnya dengan tepat maka ia cenderung bingung menghadapi hidup, termasuk pengambilan keputusan karier. Tetapi jika sebaliknya, maka ia akan berkembang optimal dan tepat dalam mengambil keputusan kariernya sehingga karier masa depan penuh dengan harapan (Mamat Supriatna, et al., 2014). Oleh karena itu, pada masa remaja diperlukan lingkungan sosial dan fisik yang kondusif, yakni lingkungan orang tua atau orang dewasa yang membimbing dan mengayomi secara aspiratif, teman sebaya (peer group) yang mengembangkan norma kehidupan yang positif dan kreatif, dan lingkungan fisik yang memfasilitasi remaja untuk menyalurkan energi psikologis hingga membuahkan produktivitas (Mamat Supriatna, et al., 2014). Pada setiap tahapan atau periode perkembangan, termasuk masa remaja, terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dipelajari dan diselesaikan oleh individu agar diperoleh kesuksesan dalam perkembangan kehidupan selanjutnya. Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang muncul pada setiap periode
perkembangan
individu
selama
hidupnya,
yang
dipengaruhi oleh tuntutan kematangan diri, aspirasi lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan budaya sekitarnya (Mamat Supriatna, et al., 2014). Kerberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan dalam periode perkembangan tertentu akan membantu individu dalam menyelesaikan
tugas-tugas
perkembangan
pada
periode
perkembangan berikutnya. Demikian sebaliknya, kegagalan dalam
37
mencapai tugas perkembangan pada periode tertentu akan menghambat penyelesaian tugas perkembangan pada periode selanjutnya. Rumusan tugas perkembangan bagi para remaja di Indonesia adalah sebagai berikut (Mamat Supriatna, et al., 2014): 1.
Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
3.
Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
4.
Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
5.
Mengenal
kemampuan,
bakat,
minat,
serta
arah
kecenderungan karier dan apresiasi seni. 6.
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
7.
Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
8.
Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan titik anjak
pengembangan program bimbingan dan konseling, termasuk bimbingan karier di sekolah. Artinya, dalam pengembangan program bimbingan seyogianya diawali dengan identifikasi tugastugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai
38
siswa, kemudian disusun satuan-satuan layanan yang sesuai dengan kondisi siswa tersebut (Mamat Supriatna, et al., 2014). Secara rinci tugas-tugas perkembangan siswa SMA sebagai titik anjak pengembangan program BK adalah sebagai berikut (Mamat Supriatna, et al., 2014):
Tabel 2.2 Pengembangan Program BK Sumber: Mamat Supriatna et.al, 2014
Aspek Perkembangan
Tahap
Pengenalan
Keimanan dan Ketakwaan
Tujuan
Internalisasi
Akomodasi
Kepada Tuhan YME
Mengenal arti dan tujuan ibadah Berminat mempelajari arti dan tujuan ibadah Melakukan
Tindakan
kegiatan
berbagai ibadah
dengan
kemauan sendiri Mengenal jenis-jenis norma Pengenalan
dan
memahami
alasan
pentingnya norma dalam kehidupan
Berperilaku Etis
Akomodasi
Bersikap positif terhadap norma Berperilaku sesuai dengan
Tindakan
norma yang dijunjung tinggi dalam masyarakat
Kematangan Emosi
Pengenalan
Mengenal emosi sendiri dan cara
mengekspresikannya
39
secara wajar (tidak kekanakkanakan atau impulsif) Berminat Akomodasi
untuk
memahami
lebih
keragaman
emosi sendiri dan orang lain Dapat Tindakan
mengekspresikan
emosi
atas
pertimbangan
dasar kontekstual
(normal/budaya) Mengenal cara belajar yang Pengenalan
efektif
dan
cara-cara
pemecahan masalah dalam mengambil keputusan
Akomodasi Kematangan Intelektual
Memiliki
sikap,
dan
kebiasaan
belajar
yang
positif, dan berminat untuk memecahkan masalah Dapat memecahkan solusi masalah
dan
keputusan Tindakan
mengambil berdasarkan
pertimbangan yang matang, serta
bertanggung
jawab
atas risiko yang mungkin terjadi Memahami Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
Pengenalan
berperilaku
pentingnya yang
dapat
bertanggung jawab dalam kehidupan sosial.
40
Memiliki sikap sosial dan Akomodasi
berinteraksi sosial dengan orang lain Berperilaku
Tindakan
sosial
yang
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan orang lain
Pengenalan
Akomodasi Pengembangan Pribadi
Memahami karakteristik diri sendiri Menerima
keadaan
diri
sendiri positif dan realistic Menampilkan perilaku yang
Tindakan
dapat sebagai merefleksikan pengembangan
kualitas
pribadinya Pengenalan
Memahami etika pergaulan dengan teman sebaya Menyadari penting adanya
Kematangan Hubungan
Akomodasi
dengan Teman Sebaya
penerapan
norma-norma
dalam bergaul Bergaul Tindakan
dengan
teman
sebaya secara positif dan konstruktif Mengenal jenis-jenis dan
Pengenalan
karakteristik studi lanjutan dan pekerjaan
Kematangan Karier
Memiliki motivasi untuk Akomodasi
mempersiapkan diri dengan mengembangkan ilmu dan
41
keterampilan yang sesuai dengan studi diminatinya Mengidentifikasi alternative studi Tindakan
atau
pekerjaan
mengandung
ragam lanjutan yang relevansi
dengan kemampuan minat dan bakatnya
2.8
Program Studi Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik atau profesi. Program studi diselenggarakan atas dasar kurikulum yang berlaku agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, sikap, dan perilaku atau keterampilan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Selfina Pare, 2013). Unit pengelola program studi adalah satuan organisasi di dalam struktur organisasi perguruan tinggi yang berwenang dan bertugas mengelola program studi. Program studi mempunyai tugas melaksanakan pendidikan akademik atau professional dalam sebagaian atau satu cabang ilmu pengetahuan tertentu (Selfina Pare, 2013). Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa program studi merupakan suatu pendidikan akademik yang memiliki beragam ilmu pengetahuan dengan berbagai macam profesi yang kelak menjadi pekerjaan bagi pengemban ilmu tergantung pilihan spesifik ilmu yang diambil.
2.9
Perguruan Tinggi Perguruan tinggi adalah salah satu dari sekian banyak sarana pendidikan penyelenggara di pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan
42
tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Di Indonesia,
perguruan
tinggi
dapat
berbentuk
akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas, sebagai berikut (Selfina Pare, 2013): 1.
Universitas Adalah perguruan Tinggi sebagai lembaha ilmiah yang menyelenggarakan
program
pendidikan
akademik
atau
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan. Universitas merupakan perguruan tinggi yang memiliki program studi yang paling beragam, yaitu bidang eksakta, sosial, tehnologi dan bahasa. Bidang kemampuan tersebut dikelompokkan
dalam
fakultas-fakultas.
Pada
beberapa
universitas ada yang lebih dipersempit lagi yang dinamakan jurusan (Selfina Pare, 2013). 2.
Institut Adalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah yang menyelenggarakan
program
pendidikan
akademik
dan
profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, tehnologi dan kesenian yang sejenis. Di Institut, fakultas yang satu dengan fakultas yang lainnya berlandaskan ilmu sejenis (Selfina Pare, 2013). 3.
Sekolah Tinggi Adalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah yang menyelenggarakan pendidikan akademik atau profesional dalam lingkup satu disilpin ilmu (Selfina Pare, 2013).
4.
Akademi Perguruan Tinggi ilmiah yang menyelenggarakan satu jurusan atau satu program studi atau lebih menekankan pada pendidikan kejuruannya. Lembaga pendidikan ini menekankan
43
mahasiswanya untuk mendalami ketrampilan praktek kerja dan kemampuan untuk mandiri. Program pendidikannya adalah 60% teori, 40% praktek (Selfina Pare, 2013). 5.
Politeknik Perguruan Tinggi ilmiah yang menyelenggarakan satu jurusan atau satu program studi dan lebih menekankan pada pendidikan kejuruannya. Sama dengan Akademi, lembaga pendidikan ini menekankan mahasiswanya untuk mendalami ketrampilan praktek kerja dan kemampuan untuk mandiri. Program pendidikannya adalah 45% teori, 55% praktek. Politeknik yang ideal adalah politeknik yang dilengkapi dengan sarana yang memadai dengan jumlah siswa yang terbatas (Selfina Pare, 2013). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa perguruan tinggi merupakan salah satu sarana pendidikan yang terbentuk seperti universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik, dimana peserta didik di Perguruan Tinggi disebut mahasiswa.
2.10 Web Website adalah halaman situs yang berisi informasi yang dapat diakses oleh siapapun dan di manapun. Dengan perkembangan teknologi informasi, tercipta suatu jaringan antar komputer yang saling berkaitan. Jaringan tersebut adalah internet (Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015). Web Browser adalah suatu program atau software yang digunakan untuk menjelajahi internet atau dalam pencarian informasi dari suatu web yang tersimpan di dalam komputer. Selain sebagai alat pencarian web browser juga dapat mengirim dan menerima pesan elektronik (Email), mengelola HTML, sebagai input dan menjadikan halaman web sebagai hasil output yang informatif (Rizal Saiful Hamdhani, et al., 2015).
44
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa web merupakan sebuah sistem yang berisi informasi, dimana jaringan komputer saling berkaitan (internet) yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
2.11 Fuzzy Multi-Attribute Decision Making Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FMADM) adalah metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. FMADM adalah inti dari menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, diikuti dengan proses perankingan yang akan memilih alternatif yang telah diberikan (Deni, et al., 2013). Pada dasarnya ada tiga pendekatan untuk menemukan bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif, dan pendekatan integrase antara subyektif dan obyektif. Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pendekatan subyektif, bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari pengambilan keputusan, sehingga beberapa faktor dalam peringkat alternatif dapat ditentukan secara independen. Sedangkan pendekatan obyektif, bobot dihitung secara matematis bahwa mengabaikan subyektivitas dari pengambilan keputusan (Deni, et al., 2013). Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah FMADM sebagai berikut (Deni, et al., 2013): 1.
Analytic Hierarchy Process (AHP)
2.
Weighted Product (WP)
3.
Simple Additive Weighting (SAW)
4.
Technique For Preference Order by Similarty to Ideal Solution (TOPSIS)
5.
ELECTRE
45
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa FMADM merupakan penentuan nilai bobot untuk setiap atribut dalam memilih alternatif yang diberikan.
2.12 Analytichal Hierarchy Process (AHP) AHP diperkenalkan oleh DR.Thomas L. Saaty di awal tahun 1970. Pada saat itu, AHP dipergunakan untuk mendukung pengambilan keputusan pada beberapa perusahaan dan pemerintahan. Pengambilan keputusan dilakukan secara bertahap dari tingkat terendah hingga puncak. Pada proses pengambilan keputusan dengan AHP, ada permasalahan atau goal dengan beberapa level kriteria dan alternatif. Masing-masing alternatif dalam satu kriteria memiliki skor (Selfina Pare, 2013). Skor diperoleh dari eigen vektor matriks yang diperoleh dari perbandingan berpasangan dengan alternatif yang lain. Skor yang dimaksud ini adalah bobot masing-masing alternatif terhadap satu kriteria. Masing-masing kriteriapun memiliki bobot tertentu (didapat dengan cara yang sama). Selanjutnya perkalian matriks alternative dan kriteria dilakukan di tiap level hingga naik ke puncak level (Selfina Pare, 2013).
Gambar 2.6 Struktur Hirarki AHP Sumber: Selfina Pare, 2013
46
Kriteria di sini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah genius, pintar, bergelar doctor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Karena merupakan input yang kualitatif atau persepsi manusia maka model ini dapat mengolah juga hal-hal kualitatif disamping hal-hal kuantitatif. Perbedaan
mencolok antara model
AHP
dengan
model
pengambilan keputusan lainnya terletak pada jenis inputnya. Modelmodel yang sudah ada umumnya memakai input yang kuantitatif atau berasal dari data sekunder. Otomatis, model tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif pula. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “Expert” sebagai input utamanya (Selfina Pare, 2013). AHP mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari (Selfina Pare, 2013): 1.
Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A.
2.
Homogenity,
yaitu
mengandung
arti
kesamaan
dalam
melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat. 3.
Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete hierarchy).
4.
Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan.
47
Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa AHP merupaka salah satu metode dalam pengambilan keputusan dengan beberapa level dan kriteria yang berbeda untuk mendapatkan hasil alternatif dalam mengambil keputusan.
2.13 Extreme Programming (XP) Extreme Programming (XP) adalah SDLC yang mengutamakan pada kecepatan proses pengembangan perangkat lunak. Dengan meminimalkan proses dokumentasi dan memperbanyak proses QC (Quality Control) maka terdapat jaminan kemajuan proses dan kecepatan pengerjaan yang singkat. Keuntungan SDLC ini terletak pada operasional manajemen yang sangat praktis dan cepat, sedangkan kelemahannya terletak pada dokumentasi yang minimal (Hidayat Rizal, et al., 2013). Tujuan utama XP adalah menurunkan biaya dari adanya perubahan software. Dalam metodologi pengembangan sistem tradisional, kebutuhan sistem ditentukan pada tahap awal pengembangan proyek dan bersifat fixed. Hal ini berarti biaya terhadap adanya perubahan kebutuhan yang terjadi pada tahap selanjutnya akan menjadi mahal. XP diarahkan untuk menurunkan biaya dari adanya perubahan dengan memperkenalkan nilainilai basis dasar, prinsip dan praktis. Dengan menerapkan XP, pengembangan suatu sistem haruslah lebih fleksibel terhadap perubahan (Agnes Fidelia, 2015). eXtreme programming menggunakan pendekatan berorientasi obyek sebagai paradigma pembangunan yang lebih disukai dan meliputi satu set rules dan practices yang berlaku dalam konteks dari 4 aktivitas framework (Hidayat Rizal, et al., 2013):
48
Gambar 2.7 eXtreme Programming Sumber : Hidayat Rizal, et al., 2013 1.
Perencanaan (Planning) Pada perencanaan berfokus untuk mendapatkan gambaran fitur dan fungsi dari perangkat lunak yang akan dibangun.Aktivitas perencanaan dimulai dengan membuat kumpulan gambaran atau cerita yang telah diberikan oleh klien yang akan menjadi gambaran dasar dari perangkat lunak tersebut. Kumpulan gambaran atau cerita tersebut akan dikumpulkan dalam sebuah indeks dimana setiap
poin
memiliki
prioritasnya
masing-masing.
Tim
pengembang aplikasi juga akan menentukan perkiraaan waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing indeks. Setelah semua kebutuhan terpenuhi, tim akan menentukan alur dari pengembangan aplikasi sebelum memulai pengembangan tugas (Ian Sommerville, 2011). Selama proses pengembangan perangkat lunak, klien dapat mengubah setiap rencana dari aplikasi yang dibuat. Tim XP akan mempertimbangkan semua hal yang ingin diubah oleh klien sebelum mengubah aplikasi tersebut (Ian Sommerville, 2011).
49
2.
Desain (Design) Aktivitas design dalam pengembangan aplikasi ini, bertujuan untuk mengatur pola logika dalam sistem. Sebuah desain aplikasi yang baik adalah desain yang dapat mengurangi ketergantungan antar setiap proses pada sebuah sistem. Jika salah satu fitur pada sistem mengalami kerusakan, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi sistem secara keseluruhan (Ian Sommerville, 2011). Tahap Design pada model proses Extreme Programming merupakan panduan dalam membangun perangkat lunak yang didasari dari cerita klien sebelumnya yang telah dikumpulkan pada tahap perencanaan. Dalam XP, proses design terjadi sebelum dan sesudah aktivitas coding berlangsung. Artinya, aktivitas design terjadi secara terus-menerus selama proses pengembangan aplikasi berlangsung (Ian Sommerville, 2011).
3.
Pengkodean (Coding) Setelah menyelesaikan gambaran dasar perangkat lunak dan menyelesaikan design untuk aplikasi secara keseluruhan, XP lebih merekomendasikan tim untuk membuat modul unit tes terlebih dahulu yang bertujuan untuk melakukan uji coba setiap cerita dan gambaran yang diberikan oleh klien. Setelah berbagai unit tes selesai
dibangun,
tim
barulah
melanjutkan
aktivitasnya
kepenulisan coding aplikasi (Ian Sommerville, 2011). XP menerapkan konsep Pair Programming dimana setiap tugas sebuah modul dikembangkan oleh dua orang programmer. XP beranggapan, dua orang akan lebih cepat dan baik dalam menyelesaikan sebuah masalah. Selanjutnya, modul aplikasi yang sudah selesai dibangun akan digabungkan dengan aplikasi utama (Ian Sommerville, 2011).
50
Refactoring dalam koding merupakan proses memperbaiki struktur internal sebuah sistem perangkat lunak tanpa mengubah sedikitpun fungsionalitas dari sistem. Artinya, dalam proses refactoring dilakukan modifikasi program untuk memperbaiki struktur, mengurangi kompleksitas, atau untuk membuatnya lebih mudah dimengerti. Tanpa refactoring, kode akan semakin rumit dan memerlukan biaya yang mahal jika dilakukan perubahan (Ian Sommerville, 2011). a. Prinsip-prinsip Refactoring
Ada anggapan bahwa refactoring menghabiskan waktu implementasi dan menyebabkan penyelesaian proyek terlambat.
Refactoring berbeda dengan penambahan fungsi Pada Penambahan fungsi, fungsionalitas baru diimplementasikan pada sistem tanpa merapikan kode. Sedangkan pada Refactoring, tidak ada fungsionalitas yang ditambahkan pada sistem, tetapi kode dirapikan, sehingga mudah dimengerti dan dimodifikasi,
Refactoring berbeda dengan optimisasi. Refactoring dan Optimalisasi memang hampir sama, keduanya mengubah struktur internal dengan fungsionalitas tetap, namun optimisasi membuat program lebih susah dimengerti tetapi lebih cepat.
b. Masalah dengan Refactoring Refactoring sulit diimplementasikan pada beberapa hal seperti berikut:
Basis data (Database)
Antarmuka (Interface)
Desain (Design)
51
4.
Pengujian (Testing) Walaupun tahapan uji coba sudah dilakukan pada tahapan koding, XP juga akan melakukan pengujian sistem yang sudah sempurna. Pada tahap coding, XP akan terus mengecek dan memperbaiki semua masalah-masalah yang terjadi walaupun hanya masalah kecil. Setiap modul yang sedang dikembangkan, akan diuji terlebih dahulu dengan modul unit tes yang telah dibuat sebelumnya (Ian Sommerville, 2011). Setelah semua modul selesai dan dikumpulkan ke dalam sebuah sistem yang sempurna, maka tim XP akan melakukan pengujian penerimaan atau acceptance test. Pada tahap ini, aplikasi akan langsung diuji coba oleh user dan klien agar mendapat tanggapan langsung mengenai penerapan gambaran dan cerita yang telah dilakukan sebelumnya (Ian Sommerville, 2011).
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa XP merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dan tanggap terhadap perubahan kebutuhan pelanggan. Jenis pengembangan perangkat lunak semacam ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan memperkenalkan pos pemeriksaan dimana persyaratan pelanggan baru dapat diadopsi atau ditambahakan.
2.14 Unified Modelling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) merupakan Bahasa visual untuk permodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram-diagram dan teks-teks pendukung. Penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi, meskipun UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek (Shalahuddin, et al., 2013).
52
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut (Radiant Victor Imbar, et al., 2011). UML mulai diperkenalkan oleh Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an. Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi OOP. UML merupakan dasar bagi perangkat (tool) desain berorientasi objek dari IBM (Radiant Victor Imbar, et al., 2011). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa UML merupakan permodelan suatu sistem dengan menggunakan
diagram-diagram
untuk
mendokumentasikan,
menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. Ada 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori dalam pembangunan aplikasi berorientasi objek, yaitu sebagai berikut (Shalahuddin, et al., 2013):
53
Gambar 2.8 Diagram UML Sumber : Shalahuddin, et al., 2013 Berikut adalah penjelasan singkat dari gambar pembagian kategori di atas (Shalahuddin, et al., 2013): 1.
Structure Diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
2.
Behaviour Diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
54
3.
Interaction Diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.
2.15 Pohon Keputusan Pohon adalah suatu graf yang tidak mengandung lintasan sederhana. Oleh karena itu, pohon tidak mengandung sisi ganda (multiple edge) maupun gelang (loop). Ada dua tipe pohon yaitu pohon tidak berakar dan pohon berakar (Agnes Fidelia, 2015).
Gambar 2.9 Contoh Pohon Keputusan Sumber : H. Rosen, Discrete Mathematics and Its Applications. New York: McGraw-Hill, 2012, hal 748. Gambar di atas menunjukkan pohon berakar karena adanya simpul yang menjadi pusat untuk simpul-simpul lain. Salah satu aplikasi pohon dalam ilmu computer adalah pohon keputusan (decision tree). Pohon keputusan adalah pohon berakar yang simpul-simpul didalamnya mengarah ke suatu keputusan dengan pohon yang menuju suatu hasil dari keputusan-keputusan yang dilalui (Agnes Fidelia, 2015).
55
Gambar 2.10 Contoh Pohon Keputusan Perbandingan 3 Bilangan Sumber : H. Rosen, Discrete Mathematics and Its Applications. New York: McGraw-Hill, 2012, hal 761. Pohon keputusan pada gambar di atas adalah pohon keputusan perbandingan tiga bilangan yang direpresentasikan dengan perubahan a, b, dan c. Mula-mula a dan b dibandingkan. Setelah itu, bilangan maksimum dari a dan b dibandingkan dengan c lalu dibandingkan dengan bilangan lainnya (H. Rosen, 2012). Dengan pohon keputusan, penyusunan algoritma menjadi lebih mudah. Namun, ada kekurangan dalam pohon keputusan. Salah satunya, tidak dapat menyimpan kemungkinan-kemungkinan diluar kemungkinan yang ada pada pohon keputusan. Oleh karena itu, cabang-cabang yang dibuat pada sebuah pohon keputusan harus banyak (H. Rosen, 2012). Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pohon keputusan merupakan sebuah simpul yang menjadi pusat bagi simpul-simpul lainnya untuk mengarah ke suatu hasil keputusan yang dilalui.
BAB III GAMBARAN UMUM 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan pada pertengahan bulan November, bertempat di SMA Negeri 23 Kab. Tangerang, yang berlokasi di Jalan Pendidikan, Kelapa Dua, Tangerang, Banten. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner kepada para siswa di SMA Negeri 23 Kab. Tangerang. Jadwal perencanaan adalah jadwal atau susunan waktu perencanaan pembuatan sistem dari penyusunan proposal hingga dokumentasi sistem yang akan dibuat. Berikut ini adalah lama waktu penelitian yang dibutuhkan dalam Tugas Akhir sebagai berikut:
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Sumber: Data Olahan Peneliti
56
57
3.2
Kerangka Berpikir
Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Sumber: Data Olahan Peneliti
58
Penjelasan tentang kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan Topik: mencari topik yang akan dikerjakan untuk kemudian dilakukan identifikasi pada permasalahan yang diperlukan.
2.
Mengumpulkan Data: pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tes minat bakat dengan menggunakan tes DAT dari seumber terkait dan pengumpulan data dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang relevan untuk landasan teori.
3.
Analisis Masalah: pada tahap ini, melakukan analisis pada permasalahan-permasalahan
yang
ada
hingga
membuat
pemecahan masalah. 4.
Perencanaan: setelah mengumpulkan data dan menganalisa, kemudian dilakukan tahap perencanaan untuk pengembangan sistem.
5.
Desain: pada tahap ini dilakukan perancangan interface program dengan menggunakan UML.
6.
Coding: setelah melakukan desain, tahap selanjutnya adalah coding, dimana perancangan diterjemahkan kedalam Bahasa pemrograman. Bahasa Pemrograman yang digunakan adalah PHP.
7.
Testing: setelah proses pengkodean selesai, selanjutnya testing. Pada tahap ini dilakukan pengujian program, apakah program bebas
dari
kesalahan
(error),
apakah
program
dapat
memecahkan permasalahan yang ada. Jika sistem terjadi kesalahan dan tidak dapat memecahkan masalah maka kembali ke tahap coding. 8.
Implementasi: berikut ini adalah tahap terakhir setelah melakukan testing, kemudian dilakukannya tahap pemasangan dimana siswa sebagai user dapat menggunakan sistem.
59
3.3
Metode Pengumpulan Data Dalam
penelitian,
terdapat
cara
yang
dilakukan
dalam
pengumpulan data terkait landasan teori, kepastian informasi, dan analisis masalah untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian yaitu survey dan studi pustaka.
1.
Survey Melakukan
pengumpulan
data
kuesioner
untuk
mendapatkan kepastian informasi mengenai kesulitan siswa dalam memilih program studi sesuai minat bakat siswa. Kuesioner dapat didefinisikan sebagai daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumber secara langsung melalui proses komunikasi.
2.
Studi Pustaka Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-buku, jurnal atau e-book yang relevan berkaitan dengan teori sistem pendukung keputusan, teori minat bakat, teori DAT, teori Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk melengkapi data.
3.
Pengembangan Sistem 3.1 Tahap Perencanaan Pada tahap ini, perencanaan dilakukan dengan menganalisa identifikasi masalah dan kemudia mengumpulkan semua data-data yang dibutuhkan. 3.2 Tahap Desain Tahap desain dimana proses perancangan interface atau antarmuka dilakukan dengan menggunakan permodelan UML (Unified Modelling Language) 3.3 Tahap Coding Tahap coding dimana perancangan diterjemahkan kedalam Bahasa pemrograman dengan menggunakan Bahasa PHP dan MySQL sebagai penyimpanan database.
60
3.4 Tahap Testing Tahap ini merupakan tahap tes dan implementasi dimana aplikasi
program
Sistem
Pendukung
Keputusan
menentukan program studi sesuai minat bakat siswa. Kemudian program akan diuji dari kesalahan, lalu diimplementasikan. 3.4
Pohon Keputusan Pada pohon keputusan dibuat dengan tujuan untuk memodelkan pemilihan program studi di perguruan tinggi sesuai dengan minat bakat siswa. Terlihat pada gambar 3.3 pohon keputusan pemilihan program studi yang berawal dari pendaftaran siswa, menjawab setiap pertanyaanpertanyaan tes DAT, kemudian diseleksi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Siswa akan mendapatkan pemilihan program studi sesuai kemampuan verbal, numerik, dan spasial berdasarkan skoring nilai yang berbeda pada pertanyaan tes DAT. Sehingga akan diambil presentase terbesar dari kemampuan siswa untuk menentukan program studi yang sesuai dengan minat bakat berdasarkan kriteria.
61
Gambar 3.3 Pohon Keputusan Pemilihan Program Studi Sumber: Data Olahan Peneliti
3.5
Analisis Masalah Pada sistem pendukung keputusan pemilihan program studi di Perguruan Tinggi, siswa melakukan pendaftaran terlebih dahulu (Sign Up). Setelah berhasil login, pertanyaan-pertanyaan DAT muncul yang dibagi menjadi tiga kriteria nilai yang berbeda berdasarkan kemampuan verbal, numerik, dan spasial. Jika seluruh pertanyaan sudah dijawab semua, maka dapat ditarik hasil kesimpulan pertanyaan (jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0), sehingga dapat menampilkan berapa besar presentase dominan kemampuan yang dimiliki siswa berdasarkan minat bakat siswa. Adapun urutan prioritas kriteria yang sudah ditetapkan:
62
1.
Kemampuan Verbal Pada proses ini, siswa dikatakan dominan memiliki kemampuan verbal dengan pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan dalam komunikasi. Siswa memiliki kemampuan berpikir
kreaktif
yang
mengukur
kelancaran
dalam
berkomunikasi. Siswa dapat membentuk ide-ide atau gagasan baru berdasarkan informasi yang mencerminkan kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir.
2.
Kemampuan Numerik Pada proses ini, siswa dikatakan dominan memiliki kemampuan numerik adalah siswa memiliki kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar dan mengolah perhitungan aritmatika. Kemampuan ini dapat mengungkapkan kemampuan
intelektual
terutama
kemampuan
penalaran
berhitung dan berfikir secara logis.
3.
Kemampuan Spasial Pada proses ini, siswa dikatakan dominan memiliki kemampuan spasial adalah siswa dapat mengamati hubungan posisi objek dalam ruang, melihat objek dalam berbagai sudut pandang, memperkirakan jarak antara dua titik, dan membayangkat perputaran objek dalam ruang.
63
Gambar 3.4 Flow Chart Proses Bisnis yang Berjalan Sumber: Data Olahan Peneliti
64
3.5.1 Model Keputusan menggunakan metode AHP Dalam penyeleksian program studi sesuai minat bakat siswa dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) diperlukan prinsp, kriteria, dan bobot untuk melakukan perhitungan.
1.
Prinsip AHP
1.1 Decomposition Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tindakan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisis dinamakan hirarki. 1.2 Comparative Jugdement Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. 1.3 Synthesis of Priority Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigen vector untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa diantara local priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut
65
bentuk
hirarki.
Pengurutan
elemen-elemen
menurut
kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting. 1.4 Local Consistensy Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antar objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Proses ini harus dilakukan berulang hingga didapatkan penilaian yang tepat.
2.
Kriteria yang dibutuhkan Berikut ini adalah analisa terhadap kriteria-kriteria untuk pengambilan keputusan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan minat bakat (Tes DAT):
1.1 Verbal Listening dan Clerical Speed and Accuracy Merupakan kriteria yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam menentukan program studi berdasarkan kemampuan verbal. Pertanyaan ini diberikan dengan maksud untuk
menentukan
minat
bakat
siswa
yang
memiliki
kemampuan verbal atau tidak memiliki kemampuan verbal. Pada variabel pertanyaan ini terdiri dari tes kemampuan bahasa dan tes analitik yang mirip tes logika. Disini diuji daya tangkap atau logika berpikir untuk mendapat jawaban yang satu sama lain hampir sama. 1.2 Numerical Ability dan Mechanical Reasoning Merupakan kriteria yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam menentukan program studi berdasarkan kemampuan numerik. Pertanyaan ini diberikan dengan maksud untuk
menentukan
minat
bakat
siswa
yang
memiliki
66
kemampuan numerik atau tidak memiliki kemampuan numerik. Pada variabel pertanyaan ini terdiri dari tes matematika dan tes gambar teknik yang berhubungan dengan masalah keteknikan serta pengetahuan fisika lainnya. 1.3 Abstract Reasoning dan Space Relation Merupakan kriteria yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam menentukan program studi berdasarkan kemampuan spasial. Pertanyaan ini diberikan dengan maksud untuk
menentukan
minat
bakat
siswa
yang
memiliki
kemampuan spasial atau tidak memiliki kemampuan spasial. Pada variabel pertanyaan ini terdiri dari tes persepsi gambar dan tes lipatan gambar yang biasa disebut sebagai bagian dari tes spasial (ilmu gambar ruang). 1.4 Hasil Tes Kriteria hasil tes merupakan persyaratan untuk pengambil keputusan dalam menentukan pemilihan program studi di Perguruan Tinggi, berdasarkan tes DAT yang hasilnya dibagi menjadi 3 kriteria yaitu kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan kemampuan spasial.
3.
Penyusunan Prioritas Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk matriks. Contoh, terdapat n objek yang dinotasikan dengan (A1, A2, …, An) yang akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj dipresentasikan dalam matriks Pair-Wise Comparison.
67
Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan A1
A2
...
An
A1
a11
a12
...
a1n
A2
a21
a22
...
a2n
...
...
...
...
...
An
an1
an2
...
ann
Nilai aij adalah nilai perbandingan elemen Ai (baris) terhadap elemen Aj (kolom) yang menyatakan hubungan:
Seberapa jauh tingkat kepentingan Ai (baris) terhadap kriteria C dibandingkan dengan Aj (kolom) atau
Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Aj (kolom) atau
Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada Ai (baris) dibandingkan dengan Aj (kolom)
4.
Uji Konsistensi dan Uji Rasio Salah satu utama model AHP yang membedakannya dengan model-model pengambil keputusan yang lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak. Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan faktor yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistenan juga tidak diinginkan. Pengulangan pada sejumlah responden
68
yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsisten besarnya. Indeks Konsistensi dari matriks berordo n dapat diperoleh dengan rumus:
=
1
Keterangan: = Consistensy Index = Nilai normalisasi terbesar dari matriks berordo
= Ordo matriks Apabila CI bernilai nol, maka Pair Wise Comparison Matrix
tersebut
konsisten.
Batas
ketidakkonsistenan
(inconsistency) yang telah ditetapkan dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random indeks (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matriks
. Dengan demikian, Radio Konsistensi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
= Keterangan: = Rasio Konsistensi (Consistency Rasio) = Random Index
Tabel 3.2 Nilai Random Index n
1
2
3
4
5
6
7
RI
0.00
0.00
0.58
0.90
1.12
1.24
1.32
69
8
9
10
11
12
13
14
15
1.41
1.45
1.49
1.51
1.48
1.56
1.57
1.59
5.
Teknik Penentuan Bobot kriteria Penentuan kriteria dan perbandingan antar kriteria diperoleh dari jurnal mengenai kriteria bobot berdasarkan hasil wawancara pada Ranu Prima College (RPC). Nilai bobot dari masing-masing kriteria yaitu kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan kemampuan spasial dibentuk dalam tabel dibawah ini: Tabel 3.3 Matriks Perbandingan antar Kriteria Sumber: Data Olahan Peniliti Kemampuan
Verbal
Numerik
Spasial
Verbal
1
3
5
Numerik
1/3
1
3
Spasial
1/5
1/3
1
Total
1.53
4.33
9
Tabel 3.4 Matriks Pembobotan Kriteria yang Dinormalkan Sumber: Data Olahan Peniliti Kemampuan
Verbal
Numerik
Spasial
Bobot
Verbal
0.65
0.69
0.56
0.63
70
Numerik
0.22
0.23
0.33
0.26
Spasial
0.13
0.08
0.11
0.11
Dari perbandingan antar kriteria didapatkan bobot dengan perhitungan sebagai berikut:
Kemampuan Verbal
Kemampuan Numerik
Kemampuan Spasial
Setelah itu bobot dari kriteria tersebut diuji kekonstinenannya:
= (1.53 x 0.63) + (4.33 x 0.26) + (9 x 0.11) = (0.96) + (1.13) + (0.99) = 3.08 Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 kriteria), maka indeks kekonstinenan yang diperoleh sebagai berikut:
=
=
1 3.08 3 = 0.04 3 1
Untuk n = 3,
= 0.58 (tabel 3.6), maka:
= 0.04 / 0.58 = 0.07 Karena konsisten.
< 0.100 berarti preferensi responden adalah
71
3.6
Analisis Kebutuhan Pada proses pemilihan program studi siswa masih dilakukan secara manual. Data dan berkas-berkas pertanyaan yang telah dijawab oleh para siswa dihitung secara manual. Banyak sekolah yang belum memiliki sistem yang membantuk mengambil keputusan dalam memilih program studi sesuai dengan kemampuan minat bakat siswa. Pemecahan masalah dari identifikasi di atas menggunakan cara requirement analysis process. Analisis dilakukan dengan menentukan kebutuhan sistem. Analisis requirement dibagi menjadi 2 jenis yaitu kebutuhan fungsional (Functional Requirement) adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang akan dilakukan oleh sistem dan kebutuhan non fungsional (Non Functional Requirement) adalah tipe requirement yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem. Tabel 3.5 Analisis Kebutuhan Sumber: Data Olahan Peneliti No.
Kebutuhan Fungsional (Functional Requirement)
Kebutuhan Non Fungsional (Non Functional Requirement)
1
Sistem harus dapat melakukan Sistem dilengkapi dengan password yang dienkripsi pada Login untuk Admin proses login sebagai keamanan sistem.
2
Sistem dapat merubah dan Sistem dapat memberikan menghapus data siswa serta informasi jika user salah dalam menyimpan data ke database memasukkan username dan password.
3
Sistem dapat merubah, Sistem dapat memberikan user menghapus, menambahkan mencoba tes tanpa harus login,
72
dan menyimpan pertanyaan tes tetapi hasil tes tidak akan DAT ke database tersimpan kedalam database
4
Sistem dapat melakukan Sistem dapat memberikan penyelesaian dengan metode kesempatan bagi siswa untuk AHP. Melakukan proses melakukan tes ulang perhitungan dengan bobot.
5
Sistem dapat menampilkan Sistem mudah digunakan atau hasil seleksi pemilihan bersifat user friendly. program studi sesuai kemampuan minat bakat siswa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Rencana Solusi Pemecahan Masalah Setelah dilakukan proses analisis masalah sistem yang sedang berjalan saat ini seperti yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dirancang sistem pendukung keputusan untuk membantu proses pemilihan program studi berbasis web yang berdasarkan pada pohon keputusan. Adapun strukur hierarki kriteria pemilihan program studi, dimana untuk menentukan goal program studi yang berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan, seperti pada gambar 4.1 dibawah ini:
Gambar 4.1 Struktur Hierarki Kriteria Pemilihan Program Studi
73
74
4.2
Proses Perencanaan (Planning) Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan untuk mendapatkan kebutuhan apa saja yang digunakan dalam pembuatan sistem (kuesioner, studi pustaka, dan penelitian). Dalam sistem pendukung keputusan minat bakat siswa masih dilakukan secara manual dan pada umumnya didasarkan pada tes IQ bukan berdasarkan kemampuan verbal, numerik, dan spasial. Sistem ini memiliki dua aktor utama yaitu siswa dan admin. Siswa merupakan aktor yang menjalankan proses penyeleksian tes DAT yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan minat bakat yang dimiliki siswa. Siswa juga bisa melihat hasil tes kemampuan yang didapatkan dari kriteria jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan metode AHP. Admin adalah aktor yang bertugas untuk mengontrol keseluruhan data yang ada pada sistem. Sebelum user melakukan aktivitas pada sistem, harus melakukan proses login terlebih dahulu. Jika proses login berhasil maka user dapat masuk kedalam tampilan sistem. Sistem menerima input berupa data siswa, soal tes dan kriteria penilaian. Keluaran dari sistem berupa keputusan prioritas program studi dan data siswa. Oleh karena itu, pada proses perencanaan ini berfokus mendapatkan gambaran fitur dan fungsi dari perangkat lunak yang akan dibangun. Aktivitas perencanaan dimulai dengan membuat kumpulan gambaran atau cerita yang telah diuraikan dan akan menjadi gambaran dasar dari perangkat lunak tersebut. Adapun proses perencanaan yang dibuat adalah sebagai berikut :
4.2.1 Perencanaan Kebutuhan Sistem Merencanakan dan menganalisa sistem yang akan dibangun sangat penting bagi pihak-pihak yang akan menggunakan sistem ini. Sistem yang akan dibangun harus tepat guna, stabil dan juga harus memenuhi semua kebutuhan yang diinginkan. Sistem yang dikembangkan
75
merupakan alternatif untuk memilih program studi sesuai minat bakat siswa. Hal-hal yang dibutuhkan dalam rancang bangun sistem pendukung keputusan minat bakat siswa SMA dalam menentukan program studi berbasis web, sebagai berikut: Table 4.1 Perncanaan Kebutuhan Sistem Aktor Siswa
Menu Sistem -
Sign Up
-
Login
-
Menjawab Soal
-
Melihat Hasil
-
Mengulangi Tes
Requirement Analysis -
Register: mengisi data siswa untuk mendapatkan username dan password
-
Login: masukan username dan password jika sudah registrasi sebelumnya
-
Setelah login siswa mengisi soal tes dan klik submit jika sudah
-
Hasil yang akan ditampilkan apakah siswa lebih dominan, sedikit dominan atau tidak dominan sama sekali terhadap kemampuan verbal, numerik, dan spasial
Admin
-
Login
-
Login Sebagai admin
-
Soal
-
Soal: dapat menambah, mengedit, dan
-
Data Siswa
-
Hasil
menghapus soal -
Data siswa: admin dapat melihat dan menghapus data siswa
-
Hasil:
dapat
melihat
hasil
yang
didapatkan siswa dan menghapus hasil tersebut
4.3
Proses Desain (Design) Dari hasil analisis kebutuhan fungsional sebelumnya dirancang dengan menggunakan UML diagram. Sedangkan untuk pembuatan perangkat lunak dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP
76
dengan basis data MySQL. UML terdiri dari 13 model perancangan, tetapi pada perancangan sistem pendukung keputusan ini hanya menggunakan delapan diagram perancangan diantaranya adalah:
4.3.1
1.
Use Case Diagram
2.
Activity Diagram
3.
Class Diagram
4.
Sequence Diagram
5.
Communication Diagram
6.
State Chart Diagram
7.
Package Diagram
8.
Deployment Diagram
User Stories User Stories merupakan penjelasan tentang aktivitas yang dilakukan oleh user. User didalam aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah siswa dan admin. User siswa terlibat dalam proses penyeleksian kriteria-kriteria program studi dan user admin yang bertanggung jawab secara penuh berhubungan dengan sistem. Berikut penjelasan aktivitas yang dilakukan oleh user siswa dan admin:
Tabel 4.2 Aktivitas yang dikerjakan User Siswa No.
Aktivitas
Keterangan
1
Sign Up
Pilih sign up untuk mendapatkan akun.
2
Login
Siswa melakukan login terlebih dahulu pada halaman utama.
77
3
Menjawab seluruh pertanyaan
Setelah login, muncul seluruh pertanyaan tes yang harus diisi oleh siswa.
4
Hasil seleksi kemampuan minat bakat
Siswa dapat melihat hasil seleksi program studi yang sesuai dengan kemampuan minat bakat siswa.
4.3.1.1 Use Case Diagram Siswa uc Siswa Sistem
Register
«extend»
Siswa
Login
Tes DAT «extend»
«extend»
History
Gambar 4.2 Use Case Diagram Siswa
Hasil Tes
78
Tabel 4.3 Aktivitas yang dikerjakan User Admin No.
Aktivitas
Keterangan
1
Login
Admin melakukan login terlebih dahulu pada halaman utama.
2
Melihat dan menghapus data siswa
Admin bisa melihat dan menghapus data siswa
3
Tambah, edit, dan hapus pertanyaan tes DAT
Admin bisa menambah, mengedit, dan menghapus pertanyaan
4
Hasil Seleksi
Admin dapat mengubah ketentuan kriteria hasil seleksi
4.3.1.2 Use Case Diagram Admin uc Admin Sistem
Data Soal
«extend»
Login
Data Sisw a «extend»
Admin
«extend»
Hasil Tes
Gambar 4.3 Use Case Diagram Admin
79
4.3.2 Class Diagram class System
Sisw a -
password: char username: char
+
getSiswa(): char
Soal Data Sisw a -
alamat: char id_siswa: i nt nama_sekol ah: char nama_siswa: char password: char username: char
+ + + +
data_siswa(): void deleteDataSi swa(): bool ean getAl lDataSi swa(): char getDataSiswa(): char
-
i d_soal : int j awab: char pi l_a: char pi l_b: char pi l_c: char soal : char tipe_soal: i nt
+ + + + + +
addSoal (): bool ean del eteSoal (): bool ean getAl lSoal (): soal () getSoal(char): soal() soal (): voi d updateSoal(): boolean
-
i d_hasi l: i nt skor_numeri k: float skor_spasi al: fl oat skor_verbal : float
+ + + + +
del eteHasi l(): boolean getAl lHasi l(): char getHasil (): char hasi l(): voi d si mpan(): char
Gambar_Soal -
li nk_a: char li nk_b: char li nk_c: char li nk_jawab: char li nk_soal : char
+ + + + + +
addGambarSoal (): bool ean deleteGambarSoal(): boolean gambar_soal (): void getAllGambarSoal(): char getGambarSoal(): char updateGambarSoal ()
Hasil Admin -
password: char username: char
+ + + +
getAdmi n(): char viewHasil (): char viewSiswa(): char viewSoal(): char
Keterangan -
ps_numeri k: char ps_spasial: char ps_verbal : char
+ + +
getAll Keterangan(): char getKeterangan(): char updateKeterangan(): bool ean
Dominan History -
dominan: char i d_history: int i d_siswa: i nt nama_si swa: char skor_numerik: float skor_spasi al: fl oat skor_verbal : float tanggal : char
+ + + + +
del eteHi story(): char getAll Hi story(): char getHistory(): char hi story(): void si mpan(): char
-
dominan: char sdkt_domi nan: char tdk_domi nan: char
+ + +
getAl lDominan(): char getDominan(): char simpan(): char
Gambar 4.4 Class Diagram
80
4.3.3 Activity Diagram 4.3.3.1 Admin act Admin Admin
Sistem
Mulai
Masukan username dan password admin
Login sebagai admin
salah Cek?
benar
Menu Admin
Menampilkan menu admin
Selesai
Gambar 4.5 Activity Diagram Admin Login
81
act Edit soal Admin
Sistem
Mulai
Menu Admin
Pilih menu tab soal
Pilih subtab table soal
Klik edit
menampilkan subtab tambah soal dan table soal
menampilkan keseluruhan soal yang telah dibuat dalam bentuk table
menampilkan form soal dalam subtab tambah soal
ubah data soal
Klik simpan
Selesai
Gambar 4.6 Activity Diagram Admin Edit Soal
82
act Hapus Soal Admin
Sistem
Start
Menu admin
Pilih menu tab soal
menampilkan subtab tambah soal dan table soal
Pilih subtab table soal
menampilkan keseluruhan soal yang telah dibuat dalam bentuk table
Klik Hapus
menampilkan pesan
Klik OK
Selesai
Gambar 4.7 Activity Diagram Admin Hapus Soal
83
act Tambah soal Admin
Sistem
Mulai
Menu admin
Pilih menu tab soal
menampilkan subtab tambah soal dan table daftar soal
Pilih subtab tambah soal
menampilkan form untuk menambah soal
Input keseluruhan data soal di form tambah soal
Simpan data soal
Selesai
Gambar 4.8 Activity Diagram Admin Tambah Soal
84
act Hapus data siswa Admin
Sistem
Mulai
Menu Admin
Pilih data siswa
Menampilkan seluruh data siswa
Pilih tombol hapus
Klik OK
Selesai
Gambar 4.9 Activity Diagram Admin Hapus Data Siswa
85
4.3.3.2 Siswa act Sisw a Register Sisw a
Sistem
Mulai
Register
Masih ada data yang kosong tidak
Isi data pada register sisw a
Sukses?
ya
Menampilkan daftar soal Tes DAT
Username dan passw ord sisw a disimpan dalam database
Sisw a menj aw ab seluruh pertanyaan
Menghitung hasil jaw aban sisw a
Menampilkan hasil tes
Kriteria perguruan tinggi ditentukan berdasarkan kemampuan v erbal, numerik, dan spasial
Selesai
Gambar 4.10 Activity Diagram Siswa Register
86
act Sisw a Login Sisw a
Sistem
Mulai
Login
input username dan passw ord
v erifikasi username dan passw ord gagal
Verifikasi Login
Menampilkan daftar soal Tes DAT
Sisw a menj aw ab seluruh pertanyaan
Menampilkan hasil tes
Cek
v erifikasi berhasil
Menghitung hasil j aw aban sisw a
Kriteria perguruan tinggi didasarkan pada kemampuan v erbal, numerik, dan spasial
Selesai
Gambar 4.11 Activity Diagram Siswa Login
87
4.3.4 Sequence Diagram sd Admin Login
Admi n Form Login
Cek Login
Menu utama Admin
Input (username, password)
cek (username, password)
jika ya()
jika tidak ()
Gambar 4.12 Sequence Diagram Admin Login sd Edit soal
Adm i n Tampilan Table Soal
Form Soal
db_soal
pilih table soal ()
edit soal ()
simpan (soal)
soal tampil ()
Gambar 4.13 Sequence Diagram Admin Edit Soal
88
sd Hapus soal
Admin Tampilan Table Soal
Pesan
Verifikasi
db_soal
pilih table soal ()
memilih soal yang ingin dihapus ()
verifikasi : jika ya ()
verifikasi : jika tidak ()
hapus (soal)
Gambar 4.14 Sequence Diagram Admin Hapus Soal sd Tambah soal
Admi n Tampilan Tambah Soal
Form Tambah Soal
db_soal
pilih tambah soal ()
input soal ()
simpan (soal)
soal tampil ()
Gambar 4.15 Sequence Diagram Admin Tambah Soal
89
sd Sisw a Login
Siswa Form Register
Form Login
Cek Login
Menu Utama
Register ()
Berhasil login ()
Jika ya () Jika tidak, Gagal login ()
Input (username, password)
Cek (username, password)
Jika tidak ()
Jika ya ()
Gambar 4.16 Sequence Diagram Siswa Login sd Sisw a Tes
Siswa Daftar Soal Tes DAT
Cek Hasil
Tampilan Hasil
jawab soal ()
cek hasil ()
hasil tampil ()
tes lagi ()
Gambar 4.17 Sequence Diagram Siswa Melakukan Tes
90
4.3.5 Package Diagram pkg Package Model Sisw a
Hasil
Soal
Gambar 4.18 Package Diagram 4.3.6 State Machine Diagram stm Data Sisw a Login
Data Sisw a pilih
Mulai
pilih
pilih
View Data
Hapus Data
simpan
Data Sisw a
Selesai
Gambar 4.19 State Machine Diagram Data Siswa
91
stm Hasil Hasil Tes
Login pilih
Selesai
Mulai
Gambar 4.20 State Machine Diagram Hasil stm Soal Soal
Login pilih Mulai
pilih pilih
pilih
Tambah Soal
Edit Soal
Hapus Soal
simpan
Soal
Selesai
Gambar 4.21 State Machine Diagram Soal
92
4.3.7 Deployment Diagram Deployment Diagram menggambarkan tata letak susunan fisik dari system yang memperlihatkan bagian software yang berjalan pada bagian hardware. Berikut ini gambar dari Deployment Diagram yang dirancang untuk aplikasi system pendukung keputusan. deployment Nodes
Brow ser Client (Mozilla, Chrome, etc)
page request
Web Serv er (Apache)
Database Serv er (MySQL)
Gambar 4.22 Deployment Diagram
93
4.3.8 Communication Diagram sd Admin Login
1: input (username, password)
Form Login
Admin
1.1: cek (username, password) 1.3: cek : jika tidak()
Menu Utama
1.2: cek : jika ya()
Cek Login
Gambar 4.23 Communication Diagram Admin Login sd Sisw a Login
1: input (username, password)
Form Login
Sisw a
1.1: cek (username, password)
Menu Soal Tes
1.2: cek : j ika ya()
1.3: cek : j ika ti dak()
Cek Login
Gambar 4.24 Communication Diagram Siswa Login
94
sd Sisw a Register
1: input (nama_siswa, alamat, nama_sekolah, username, password)
Form Register
Siswa
1.1: cek (register)
Menu Soal Tes
1.2: cek : jika ya()
1.3: cek : jika tidak()
Cek Register
Gambar 4.25 Communication Diagram Siswa Sign Up sd Sisw a Tes
1: isi soal ()
Form Soal
Sisw a
1.1: cek soal (hasi l )
1.3: tes lagi ()
Hasi l
1.2: hasi l()
Cek Hasi l
Gambar 4.26 Communication Diagram Siswa Tes
95
4.3.9 Usulan Antarmuka Sistem (User Interface System) Merancang antarmuka merupakan bagian paling penting dari merancang
sistem.
Elemen-elemen
perancangan
antarmuka
mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan pengguna dan mendefinisikan desain
secara
konseptual,
merancang,
mengembangkan,
memvalidasi antarmuka. 4.3.9.1 User Interface – Tampilan Utama
Gambar 4.27 Tampilan Interface Halaman Utama
serta
96
4.3.9.2 User Interface – Sign Up
Gambar 4.28 Tampilan Interface Sign Up 4.3.9.3 User Interface – Login
Gambar 4.29 Tampilan Interface Login
97
4.3.9.4 User Interface – Tampilan Soal Tes DAT
Gambar 4.30 Tampilan Interface Soal Tes DAT 4.3.9.5 User Interface – Tampilan Hasil Tes DAT
Gambar 4.31 Tampilan Interface Hasil Tes
98
4.3.9.6 User Interface – Tampilan Admin
Gambar 4.32 Tampilan Interface Admin
4.4
Proses Pengkodean (Coding) Setelah membuat desain, tahap selanjutnya adalah membuat sistem berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Pada tahap koding. dimulai dengan membangun database yang dibutuhkan dan membuat interface sistem. Pembuatan database dengan menggunakan MySQL dan pembuatan tampilan beserta fitur-fitur pada sistem menggunakan bahasa pemrograman PHP, Javascript, CSS dan framework bootstrap.
4.5
Proses Pengujian (Testing) Testing merupakan tahap terakhir dalam metode pengembangan eXtreme Programming. Pada tahap ini menghasilkan sistem yang sudah siap untuk diuji coba. Pengujian yang dilakukan terbagi menjadi dua jenis, yaitu Unit Testing Dan Integration Testing, Adapun proses pengujian adalah sebagai berikut :
99
4.5.1
Unit Testing Mencoba alur spesifik pada struktur control untuk memastikan
perlengkapan secara penuh dan pendekatan error, berikut adalah daftar unit yang sudah diuji. Adapun tergambar dalam tabel 4.2 Unit Testing di bawah Ini: Tabel 4.4 Unit Testing No
Class
Skenario Login Sukses
Password Atau
Username : Admin
Data
Hasil Login
Password : Admin
Berhasil
Login
Salah
OK
Username : produksi
Username 1
Status
Password : 12345
Login Gagal
OK
Login Gagal
OK
Username :
Field Kosong
Password : ID siswa : 11
Sign Up
Nama siswa: vivi
Sign Up
Alamat: Binong
Berhasil
OK
Sekolah: sman 23 ID siswa:
2
Sign Up
Nama siswa: vivi
Field Kosong
Alamat: Binong
Sign Up Gagal
OK
Sekolah:
ID soal: 112
3
Soal
Masukan Soal
Tipe soal: 1 Soal: 6+6
Menyimpan soal
OK
100
Pilihan a: 1 Pilihan a: 0 Pilihan a: 9 Jawaban benar: 0
4
Hasil
Hasil
Keterangan:
Menampilkan
-
Verbal
informasi
-
Numerik
program studi
-
Spasial
sesuai pilihan
OK
4.5.2 Integration Testing Pengujian yang dilakukan untuk pengujian interaksi dari modulmodul yang menyusun sistem informasi untuk menjamin bahwa mereka bekerja dengan baik seperti pengejuian antarmuka, test case dan aliran data. adapun pengujian yang dilakukan tergambar dalam tabel 4.3 Integration Testing di bawah ini : Tabel 4.5 Integration Testing No
Skenario Pengujian
Test Case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpulan
Sistem akan menolak
1
Mengisikan
akses
salah satu data
dan
login
benar dan satu
menampilkan
data salah lalu
pesan
User
klik sign in
Name
or
Password is wrong
VALID
101
Mengisikan user name dan 2
password dengan benar lalu klik sign in.
Sistem akan menerima akses
login
VALID
dan masuk ke sistem. Sistem Akan
3
Melakukan tes
Menampilkan
soal
tanpa
hasil
perlu
login
disimpan
atau sign up
tanpa
VALID
dalam database
Mengisikan 4
data
siswa
(sign up)
5
6
Sistem Akan Menampilkan Notifikasi
VALID
Field Kosong
Menampilkan
Menampilkan
data siswa
data siswa
Melakukan
Menampilkan
penambahan
data soal
VALID
VALID
soal
4.6
Implementasi Sistem (Implementation) Implementasi sistem adalah tahap penerapan sistem yang akan dilakukan jika sistem disetujui termasuk program yang telah dibuat pada
102
tahap perancangan sistem agar siap di operasikan. Dalam sistem ini terdapat dua tampilan utama yaitu tampilan siswa dan admin. Dalam tampilan siswa terdapat halaman login dan sign up apabila siswa belum memiliki username dan password. Setelah login siswa akan masuk ke halaman utama yang berisi pengertian tes DAT, kemudian siswa dapat memilih soal untuk mulai tes dan submit jawaban untuk mendapatkan hasil, dan siswa bisa melihat history tes-tes yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam tampilan admin terdapat halaman login. Setelah login admin akan masuk ke halaman dashboard untuk dapat melihat keseluruhan table soal, data siswa dan history. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus soal tes dan menghapus history, serta data siswa. 1.
Tampilan Siswa Login
Gambar 4.33 Tampilan Sistem Siswa Login
103
Sign Up
Gambar 4.34 Tampilan Sistem Siswa Sign Up
Halaman Utama
Gambar 4.35 Tampilan Sistem Siswa Halaman Utama
104
Soal
Gambar 4.36 Tampilan Sistem Siswa Soal Tes DA
Hasil
Gambar 4.37 Tampilan Sistem Siswa Hasil Tes
105
History
Gambar 4.38 Tampilan Sistem Siswa History
2.
Tampilan Admin Login
Gambar 4.39 Tampilan Sistem Admin Login
106
Tampilan Utama
Gambar 4.40 Tampilan Sistem Admin Tampilan Utama Data Siswa
Gambar 4.41 Tampilan Sistem Admin Data Siswa
107
Tambah Soal
Gambar 4.42 Tampilan Sistem Admin Tambah Soal Tampilan Soal
Gambar 4.43 Tampilan Sistem Admin Tampilan Soal
108
Tampilan History
Gambar 4.44 Tampilan Sistem Admin Tampilan Utama
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan Dengan adanya Pengembangan SPK Minat Bakat Siswa SMA yang menggunakan Metode Analytichal Hierarchy Process (AHP) berbasis web, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Penerapan metode AHP dalam perancangan sistem ini dapat memenuhi pengambilan keputusan berdasarkan soal-soal tes DAT dimana hasil dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab soal secara verbal, numerik, dan spasial.
2.
Hasil perancangan sistem berdasarkan metode AHP ini tidak membatasi kalangan umum pengguna yang ingin menggunakan sistem. Akan tetapi lebih diutamakan kepada siswa SMA di tahun terakhir.
3.
Hasil dari perancangan ini memudahkan siswa untuk mengambil keputusan dalam memilih program studi sesuai minat bakat siswa secara verbal, numerik, dan spasial.
5.2.
Saran Sistem Pendukung Keputusan ini masih dapat dikembangkan lagi. Berikut beberapa saran untuk pengembangan sistem selanjutnya: 1.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan banyaknya siswa SMA dalam memilih program studi, maka perlu ditambahkan adanya otoritas akses pada sistem berdasarkan kebutuhan user untuk meningkatkan tanggung jawab dan keamanan pada data.
2.
Peningkatan efektifitas coding agar dapat dieksekusi dengan lebih cepat.
109
L3 - 1
DAFTAR PUSTAKA BUKU Agus Saputra. 2012, Sistem Informasi Nilai Akademik untuk Panduan Skripsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Arief M Rudianto. 2011. Pemrograman Web Dinamis menggunakan PHP dan MySQL. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Betha Sidik. 2012. Pemrograman Web PHP, Edisi revisi. Bandung: Informatika Bandung. Endang Cahaya Permana. 2016. Pengantar JavaScript. Bandung: Modula. Hardi Soenanto. 2012. Modul Psikotes Terlengkap. Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo. K.H. Rosen, Dischrete Mathematics and Its Application. 2012. New York: Mc. Graw-Hill, hal 746, 748, 761. Raharjo, Heryanto, Rosdiana K. 2014. Modul Pemrograman WEB (HTML, PHP & MySQL). Bandung: Modula. Satzinger, John W., Jackson, Robert B., Burd, Stephen D. 2016. System Analysis and Design in Changing World. Australia: Cengage Learning. Shalahuddin, M., S., Rosa, A. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika Bandung. Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering. 9th Edition. America: Pearson Education,Inc. Sopian Hardianto. 2014. Membangun Respostte Website Dengan Twitter Bootstrap 2.0 Tphp Dan Mysyi. Founder Of Geek House: Bandung. Supriatna, Mamat., Budiman, Nandang. 2014. Bimbingan Karir Di SMA. 18-22. Wahyu Widyantoro. 2014. Buku Panduan Bootstarp. Jakarta: Margotek.
110
JURNAL Deni, W., Sudana, O., Sasmita, A. 2013. Analysis and Implementation Fuzzy Multi-Attribute Decision Making SAW Method for Selection of High Achieving Students in Faculty Level. International Journal of Computer Science Issues, Vol. 10, Issue 1, No 2, January 2013. Department of Information Technology, Bali: Udayana University Bali. Dina Andayati. 2012. Sistem Pakar Dalam Bidang Psikologi. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST), Yogyakarta, 3 November 2012, Periode IIIISSN: 1979-911X. Hamdhani, Saiful. R., Imbar, Victor. R. 2015. Sistem Informasi Pemilihan Mobil Bekas Menggunakan Decision Support System Analytical Hierarchy Process Pada Showroom Yokima Motor Bandung. Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, Vol. 1, No. 2, 2443-2229. Imbar, Victor. R., Hartanto, Setiadi. B. 2011. Aplikasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia dengan Fitur DSS Menggunakan Metode TOPSIS Pada PT. X. Jurnal Informatika, Vol. 7, No. 2, 84-174-1. Nidhra, Srinivas dan Dondeti, Jagruthi. 2012, Black Box And White Box Testing Techniques –A Literature Review, International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA) Vol.2, No.2, 8-9. Selfina Pare. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Studi Pada Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha, Vol. 2, No. 1, 20896697. Sri Eniyati. 2011. Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting). Jurnal Teknologi Informasi Dinamik, Vol. 16, No. 2, 171176.
111
SKRIPSI/TESIS Agnes Fidelia. 2015. Membangun Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Dengan Metode Simple Additive Weighting (Studi Kasus Di SMA Negeri 1 Amahai). Jakarta: Universitas Esa Unggul. Diah Widiawati. 2014. Diagnosis Tes Psikologi. Prosiding Konferensi Psikologi 2014, 6-7. Fauzan Masykur. 2012. Implementasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Fuzzy Logic Berbasis Web. Semarang: Universitas Dipenogoro. Kustiyaningsih, Yeni., Nikmatus. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Jurusan Pada Siswa SMA Menggunakan Metode KKN dan SMART. Madura: Universitas Trunojoyo. Nuraeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah (UM). Rizal, Hidayat., Adhy, Satriyo., Wirawan, W. P. 2013. Perancangan dan Pembuatan Mobile Learning Interaktif Berbasis Android Dengan Metode Personal Extreme Programming. Universitas Dipenogoro.
112
L3 - 1