LPPM Politeknik Bengkalis
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN JURUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS Kasmawi Teknologi Informasi Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei. Alam Bengkalis-Riau
[email protected]
Abstrak Sekolah Menengah Atas menerapkan penentuan jurusan dilaksanakan pada kelas X ( sepuluh) berdasarkan nilai akademik, namum jika dilihat dari kenyataanya, akhirnya pemelihan jurusan banyak belum sesuai dengan kompetensi, bakat dan minat siswa sehingga hasil belajar tidak optimal. Kesalahan dalam menentukan jurusan sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar dan perkembangan siswa, ini sangat merugikan bagi siswa itu sendiri. Penggunaan komputer sebagai Sistem Penunjang Keputusan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Perencanaan penentuan Analisis Akademik, rekomendasi orang tua dan analisis pengukuran Tes Bakat Pembedaan (Differential Aptitude Tes = DAT) yang merupakan persyaratan dalam membuat system penunjang keputusan berbasis komputer. Dimana pemilihan akan mempermudah siswa untuk mendapatkan penjurusan yang sesuai serta rekomendasi sebagai pertimbangan didalam pemilihan jurusan. Kata kunci : Sistem Penunjang Kerutusan, Differential Aptitude Tes 1.
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, untuk mendukung upaya perkembangan siswa menuju kematangan kemampuanya dilalui dalam jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Atas, haruslah direncanakan secara sadar dan nalar. Untuk mendukung upaya perkembangan diatas maka siswa dihadapkan pada penjurusan yang ada, itu berarti siswa harus membuat keputusan untuk memilih. Dalam membuat keputusan yang terbaik dari pilihan jurusan yang ada, tentunya memerlukan system yang dapat membatu para siswa agar mampu menentukan pilihan an belajar, sekolah, guru, juga terlihat perubahan atau perkembangan fisik dan mental siswa secara cepat yang memasuki masa pubertas sehingga emosinya tidak stabil. Dalam hal menentukan pilihan jurusan perlu diketahui terlebih dahulu mengenai mampukah siswa untuk terjun dalam jurusan yang dipilih sesuai minat dan bakat, kemampuan
jurusannya, Namun demikian, Penentuan jurusan di Sekolah Menengah Atas saat ini dilaksanakan pada kelas X ( sepuluh), dimana sistem penentuan jurusan dilakukan berdasarkan nilai kompetensi atau raport semester II, tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Dimana akhirnya baru diketahui adanya kemerosotan cara belajar dan kurang termotivasi untuk belajar, rasa minder, dan tidak mampu dalam menggeluti jurusan tersebut sehinga hasil belajar tidak optimal. Permasalahan yang dihadapi siswa dan sekolah adalah siswa masih dalam proses pengenalan cara belajar, lingkung kompetensi, kemampuan finansial dan dukungan orang tua. Dengan penggunaan komputer sebagai Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) diharapkan dapat membantu seorang pengambil keputusan/siswa membuat sebuah keputusan secara cepat. Disamping itu dengan penggunaan sistem penunjang keputusan
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
1
LPPM Politeknik Bengkalis
berbasis komputer bisa sebagai acuan bagi seorang pengambil keputusan dalam menentukan jurusan yang di pilih berdasarkan bakat dan minat.
memberikan gambaran yang jelas kepada siswa tentang jurusan yang cocok untuk siswa tersebut. Sedangkan sub tujuannya adalah:
Perumusan Masalah Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana cara yang relevan dalam usaha untuk memperkecil terjadinya kesalahan dalam memilih jurusan di Sekolah Menengah Atas 2. Bagaimana cara yang dilakukan, sehingga sistem penentuan jurusan dapat berjalan lebih efektif. 3. Bagaimana cara mengetahui bakat dan minat siswa dalam jurusan yang di geluti nantinya. Melihat permasalah diatas, maka adalah perlu untuk beralih ke cara baru, yaitu dengan pengembangan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) berbasis komputer. Dalam pembuatan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) berbasis computer, sub-sub per masalahan yang dapat muncul dalam membangun sistem ini, antara lain : 1. Sudahkah mencakup semua analisis nilai akademik untuk menganalisa data dan variable untuk penentuan jurusan? 2. Bagaimana system penunjang keputusan seharusnya dibuat agar mampu membantu seorang pengambil keputusan dalam membuat rekomendasi pemilihan jurusan?
1. Membuat analisis yang berisi tahap-tahap analisis penentuan jurusan 2. Merancang program penentuan jurusan dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 dalam perancangan sistem dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu rancangan sistem secara umum (general sistem design) meliputi contex diagram, data flow diagram (DFD) dan Entiti Relational Diagram (ERD). dan perancangan fisik/terinci (detail system design) meliputi perancangan output, perangcangan input dan perancangan database. Manfaat Sistem 1. Dapat membantu seorang pengambil keputusan pemilihan jurusan dengan lebih cepat dan efektif untuk rekomendasi pemilihan jurusan, karena Sistem Penunjang Keputusan berbasis komputer berdasarkan bakat dan minat, akademis dan rekomendasi oran tua. 2. Dapat difungsikan sebagai sistem pakar, karena pada sistem ini akan menyimpan saran dan rekomendasi mata palajaran yang lemah sehigga dapat melakukan perbaikan/pendalaman mata pelajaran tersebut. Metode Penelitian
Tujuan Mengacu pada permasalahan diatas, maka tujuan utama penelitian ini adalah : 1. Membantu siswa dalam menentukan penjurusan berdasarkan bakat dan minat dengan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) berbasis komputer untuk meningkatkan akurasi pengambilan keputusan. 2. Membantu memberikan informasi yang jelas dan langsung bagi siswa dalam memilih jurusan yang dikehendaki, dapat
Secara umum, metodelogi penelitan yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu : 1. Tahapan pertama, kegiatan penelitian ditekankan pada identifikasi permasalahan, dan disertai dengan tujuan dan manfaat penelitian yang diharapkan. Selanjutnya, untuk menunjang dalam penyelesaian masalah, membutuhkan beberapa studi literatur mengenai Pengambilan Keputusan, Sistem Penunjang Keputusan, Analisa Sistem, Pengukuran Tes untuk Tujuan Bimbingan.
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
2
LPPM Politeknik Bengkalis
2. Tahapan kedua, kegiatan penelitian yang ditekankan pada studi lapangan. Studi lapangan dilaksanakan di SMA Swasta Santa Maria Pekanbaru. Karena SMA Swasta Santa Maria Pekanbaru adalah salah satu SMA Swasta unggulan di Propinsi Riau dimana dalam pemilihan jurusan selain nilai akademik sekolah juga memperhatikan pertimbangan orang tua. 3. Tahapan ketiga, kegiatan penelitian akan ditekankan pada pengembangan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) berbasis komputer. Dalam pengembangan SPK berbasis komputer ada beberapa langkah yang perlu dibuat, meliputi : modelbase yang berisi model analisis untuk keperluan menganalisa data yang ada untuk keperluan keakuratan pengambilan keputusan, database mengenai informasi-informasi keakuratan jurusan bagi pengguna. User interface yang berbasis window sehingga memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan komputer. 4. Tahap keempat, kegiatan penelitian akan ditekankan pada rekomendasi dan penerapan Sistem Penunjang Keputusan berbasis komputer dalam menunjang pembuatan keputusan yang tapat. 2.
DASAR TEORI
Pengambilan Keputusan Menurut Raymond McLeod, Jr [2001] keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan, jenis-jenis keputusan dapat dibedakan menjadi : 1. Keputusan terprogram Keputusan yang bersifat “berulang dan rutin”, sampai pada batas hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menangninya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi. 2. Keputusan tak terprogram
Keputusan yang besifat “baru” tidak terstruktur, dan jarang konsekuen. Tidak ada metode pasti untuk menangani masalah ini kerena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan strukturnya persisnya tidak terlihat atau rumit. Dengan demikian dua jenis keputusan tersebut hanyalah ujung-ujung hitam dan putih dari rangkaian kesatuan, namun konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram penting karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda. Sistem Penunjang Keputusan (SPK) Keuntungan dari penggunaan sistem penunjang keputusan, yaitu: [Turban, 1995] 1. Dapat memperluas kemampuan seorang pengambil keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya. 2. Membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. Dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. 4. Dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami permasalahannya, karena Sistem Penunjang Keputusan mampu menyajikan berbagai alternatif. 5. Mampu menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran, sehingga dapat memperkuat. Menurut Turban, E, [1995] , SPK terdiri atas 3(tiga) komponen utama atau sub sistem, yaitu: 1. Subsistem Data (Data Subsystem) Merupakan komponen SPK sebagai penyedia data bagi sistem, yang mana data disimpan dalam Data Base Manajemen
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
3
LPPM Politeknik Bengkalis
tes ini berhubungan dengan mata pelajaran seperti Bahasa, geografi, sosiologi, sejarah.
System (DBMS), sehingga dapat diambil dan diekstraksi dengan cepat. 2.Subsistem Model (Model Subsystem) Keunikan dari sistem ini adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model–model keputusan. 3. Subsistem Dialog (User System Interface) Melalui sistem dialog ini, sistem dapat diartikulasikan dan diimplementasikan, sehingga pengguna atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Tes Bakat Pembedaan (differential Aptitude Tes = DAT) Menurut Dewa Ketut Sukardi [2003] bakat atau kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa perlu sekali digali agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan sesuai bidangnya. Hal ini penting sekali diterapkan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemampuan individu siswa agar siswa mampu memahami dirinya (pemamahan diri) terutama bakat-bakatnya. Dengan demikian secara jelas kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat perencanaan dan keputusan dimasa yang akan datang. Untuk mengetahui bakat individu siswa secara tepat, perlu dilaksankan pengukuran psikologis dengan menggunakan instrument tes. Tes Bakat Pembedaan (Differentil Aptitude Test) yang disingkat DAT, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program layanan disekolah-sekolah. Yang temasuk dalam baterai Differential Aptitude Tes ( DAT) adalah sebgai berikut : Dewa Ketut Sukardi[2003]
2. Kemampuan Angka (Numerical Ability = NA) Subtes kemampuan angka mengungkapkan kemampuan siswa untuk menalar dengan angka-angka, menggunaka atau memanipulir relasi angka-angka, dan menguraikan secara logis, kemampuan angka penting artinya dalam mata pelajaran serperti matematika, kimia. 3. Kecepatan dan Ketelitian Klerikal ( Clerical Speed And Accuracy = CSA) Subtes ini dimaksudkan untuk mengukur kecepatan dan ketelitian atau ketepatan siswa dapat membandingkan daftar secara tertulis seperti nama-nama atau angkaangka, kecepatan dan ketelitian klerikal penting artinya dalam mata pelajaran ekonomi 4. Penalaran Mekanikal (Mechanical Reasoning = MR) Subtes penalaran mekanikal digunakan untuk dapat mengungkapkan bagaimana mudah siswa menangkap prinsip-prinsip umum fisika pada saat siswa melihatnya dalam kejadian sehari-hari dan bagaimana pemahaman sesorang akan hukum-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin dan gerakan-gerakan yang sederhana. 5. Relasi Ruang ( Space Relation = SR) Mengungkapkan kemampuan siswa untuk melihat, membayangkan bentuk-bentuk permukaan suatu object yang telah selesai dibangun, kemampuan relasi ruang penting artinya dalam mata pelajaran matematika dan ekonomi 3.
1. Penalaran Verbal (Verbal Reasoning = VR) Subtes penalaran verbal mengungkapkan kemampuan siswa untuk mengabstraksi (meringkas) serta berpikir secara konstruktif serta kemampuan panalaran soal analogis bidang, strukturnya memerlukan pola-pola pikir yang riil untuk memberikan jawaban,
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Selanjutnya untuk membuat Sistem Penunjang Keputusan (SPK) untuk keperluan sistem penentuan jurusan, maka analisis yang akan dimasukkan dalam menentukan diagnosa keputusan ini adalah beberapa analisis yang
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
4
LPPM Politeknik Bengkalis
berkaitan erat dengan pengambilan keputusan dimana siswa memasukan data. Analisa Nilai Akademik Program Studi Tahap-tahap analisis akademik untuk tujuan penentuan jurusan sebagai berikut : 1. Nilai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) = 60 (enam puluh) 2. Nilai semester satu kelas X (sepuluh) yang telah diperoleh individu siswa dimasukan kedalam table yang telah ditentukan. 3. Mencari criteria jurusan yang dipersyaratkan untuk suatu program a. Jurusan IPA • Cocok Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) apabila nilai ciri khas program studi kelompok IPA (matematika, fisika, kimia, biologi) >= 60 dan tidak ada nilai <60. • Cocok Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) apabila nilai rata-rata program studi kelompok IPA (matematika, fisika, kimia, biologi) >= 60 dan nilai rata-rata pelajaran ciri khas program studi IPA > = nilai rata-rata pelajaran ciri khas program studi IPS. • Cocok Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) apabila nilai pelajaran ciri khas program studi kelompok IPA = nilai pelajaran ciri khas program studi IPS. b. Jurusan IPS • Cocok Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) apabila nilai ciri khas program studi kelompok IPA (ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi) >= 60 dan tidak ada nilai <60 • Cocok Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), apabila nilai rata-rata pelajaran ciri khas program studi kelompok IPS (ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi) >= 60 dan nilai rata-rata pelajaran ciri khas program studi IPS > = nilai ratarata pelajaran ciri khas program studi IPA.
4. Siswa dinyatakan tidak naik kelas XI (sebelas), apabila tidak mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKMBM), pada masing-masing matapelajaran ciri khas program studi kelompok IPA dan program studi kelompok IPS. Analisa Rekomendasi Minat Siswa dan Orang Tua Siswa menetukan sendiri program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diminati. Anlisa Pengukuran Pembedaan
Tes
Bakat
Minat
Tahap-tahap analisis dalam penentuan bakat dan minat untuk tujuan penentuan jurusan sebagai berikut : 1. Penentuan penilian dan skor untuk masingmasing tes adalah jawaban yang benar yang diperoleh untuk masing-maisng item dalam setiap tes. Skor dan nilai maksimum untuk tiap subtes adalah sebagai berikut: 2. Mengkoneversikan skor mentah menjadi nilai, skor mentah yang telah diperoleh individu siswa masing-masing subtes, dikonversikan ke nilai 3. Mencari rata-rata untuk setiap kelompo bakat minat yang dipersyaratkan untuk suatu program jurusan. Setelah diperoleh nilai tiap-tiap individu siswa dalam masing-masing tes, langkah selanjutnya adalah menentukan program/jurusan yang cocok dengan ketentuan sebagai berikut : Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam 1. Cocok untuk program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), apabila rata-rata nilai subtes Kemampuan Angka (NA), Relasi Ruang (SR), dan Penalaran Mekanikal(MR) >=65, dan tidak ada nilai <45. Skor rata-rata untuk program Ilmu Pengetahuan Alam, dihitung skor dengan rumus : NA + SR + MR 3
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
5
LPPM Politeknik Bengkalis
2. Cocok untuk Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), apabila nilai Relasi Ruang (SR) dan Penalaran Mekanikal (MR) >= nilai Penalaran Verbal (VR) dan Kecakapan dan Keelitian Klerikcal (SCA), yang lainnya program Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). 3. Skor rata-rata untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial, dihitung skor dengan rumus : SR + NA >= VR + CSA Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Cocok untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS), apabila rata-rata nilai subtes Penalaran Verbal (VR), Kemampuan Angka (NA), dan Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (CSA) >= 65 dan tidak ada nilai <45. Skor rata-rata untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial, dihitung skor dengan rumus : VR + NA + CSA 3 2. Disarankan, cocok untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ap[abila nilai yang disyaratkan masing-masing jurusan <65 Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan dalam pemilihan jurusan dari Sistem Penunjang Keputuasn berbasis komputer pada masing-masing profil individu siswa adalah : 1. Akademik Program Studi (APS) 2. Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT) 3. Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) Berdasarkan profil ini, maka masing-masing siswa akan dapat dibuat kesimpulan dalam menentukan program/jurusan yang sesuai adalah berupa hasil kesimpulan akhir dari masing-masing profil berdasarkan individu siswa yang mengikuti tes, dengan ketentuan sebagai berikut : Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Jika profil Akademik Program Studi (APS), Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua
(SOT), Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka jurusan yang terpilih adalah IPA. 2. Jika profil Akademik Program Studi (APS), dan Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah program IPA sedangkan Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT) adalah program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka jurusan yang terpilih adalah IPA. 3. Jika profil Akademik Program Studi (APS), dan Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT),dalah program IPA, sedangkan Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka jurusan yang terpilih adalah IPA. 4. Jika profil Akademik Program Studi (APS) adalah program Ilmu Penetahuan Sosial (IPS) sedangkan Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT) dan Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka jurusan yang terpilih adalah IPA. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Jika profil Akademik Program Studi (APS), Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT), Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka jurusan yang terpilih adalah IPS. 2. Jika profil Akademik Program Studi (APS), dan Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah program IPS, sedangkan Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT) adalah program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka jurusan yang terpilih adalah IPS. 3. Jika profil Akademik Program Studi (APS), dan Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT),dalah program IPS, sedangkan Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
6
LPPM Politeknik Bengkalis
program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka jurusan yang terpilih adalah IPS. 4. Jika profil Akademik Program Studi (APS) adalah program Ilmu Pengatahuan Alam (IPA), sedangkan Rekomendasi Minat Siswa dan orang Tua (SOT) dan Pengukuran Tes Bakat Minat (TBM) adalah program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka jurusan yang terpilih adalah IPS. Perancangan Sistem Pada penelitian ini, Perancangan sistem dalam pembuatan Sistem Penunjang Keputusan dibagi menjadi dua bagian : 1. Perancangan Context Diagram Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan anatara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direrresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Sistem Pengambilan Kepwtusan Pemilihan Jurusan yang bapu dapat direpresentasikan dengal diagram konteks berikut : Gambar 1. Contex Diagram Sistem Pemilihan Jurusan Program Studi Kepala Sekolah
Siswa
SPK Pemilihan Jurusan
IPA, grafik siswa kelompok IPS dan grafik siswa kelompok IPA dan IPS. Perancangan Diagram
Entity-Relational
(E-R)
Sesuai dengan contex diagram diatas, maka entitas-entitas dapat disusun sebagai berikut : Siswa, Kurikulum, dan Kepala Sekolah. Hubungan antara entitas-entitas tersebut, dan penyusunan atribut-atribut yang diperlukan untuk setiap entitas secaa lengkap dapat digambarkan pada E-R Diagram. Dari E-R Dagram tersebut, ada hubungan atara entitasentitas. Gambar 2. E-R Diagram Model Logis untuk Database Sistem Penentuan Jurusan Siswa_Nilai_Rekom
Soal_Jawab
nis
kd_dat :
nm_siswa j_klmn kls tgl_lhr almt nm_ortu asl_sklh fis mat kim bio sos sjr eko geo rekom_ortu
jns_dat tanya tanya_gbr jawab_a jawab_b jawab_c jawab_d jawab_e kunci_jwb
Jawaban kd_dat(FK) no_urut nis(FK) jawaban hasil
Diagnosa nis(FK) thn_pelajaran hasil_akhir
Kurikul um
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa siswa memberikan data siswa, nilai, rekomendasi jawaban pada sistem, dan sistem akan mengeluarkan keputusan. Kurikulum memberikan soal dan kunci jawaban, sedangkan sistem mengeluarkan berupa hasil layout semester1, grafik siswa kelompok IPA, grafik siswa kelompok IPS dan grafik siswa kelompok IPA dan IPS. Kepala sekolah menerima laporan dalam hardcopy berupa : hasil layout semester1, grafik siswa kelompok
Tahap Perancangan Fisik Basis Data Dalam tahap ini, dilakukan pembuatan tabeltabel yang merupakan hasil representasi dari analisa E-R yang merupakan hasil representasi dari anlisa E-R diagram yang telah dilakukan sebelumnya. Dari representasi tersebut dapat dijabarkan menjadi komponen-komponen E-R Diagram yang mana entitas-entitas dan relasi akan ditransformasikan menjadi tabel-tabel (file-file data), sedangkan atribut-atribut yang melekat pada masing-masing entitas dan relasi akan dinyatakan sebagai kolom-kolom (fieldfield) dari tabel yang sesuai.
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
7
LPPM Politeknik Bengkalis
Tahapan perancangan dari fisik database menggunkan fasilitas MS-SQL Server 2000 adalah sebagai berikut : (lihat gambar )
1.
4.
2.
IMPLEMENTASI SISTEM
Analisa Penerapan Sistem Jurusan Di SMA Santa Maria
Pemilihan
Dalam penelitian ini, mininjau sekolah swasta Santa Maria Pekanbaru sebagai contoh kasus. Dapat dijelaskan bahwa penerapan sistem penentuan kenaikan kelas dan pejurusan yang sudah berjalan sampai saat ini adalah sebagai berikut :
3.
1. Kenaikan kelas dan penentuan penjurusan program studi dilakukan pada akhir semester II (dua) kelas X 2. Sebelum akhir semerster II (dua) kelas X, sekolah memberikan surat edaran Penentuan Jurusan, kepada orang tua/wali untuk bermusyawarah menentukan jurusan IPA/IPS dengan berpedoman pada hasil belajar yang dicapai oleh anak semeseter I (satu) kelas XI.
4.
5.
3. Selanjutnya siswa mengisi berupa data 4. Pada akhir tahun yaitu akhir semester II kelas X, sekolah dan majelis guru mengadakan rapat kenaikan kelas dan penjurusan dengan kriteria : Kenaikan kelas Siswa dinyatakan tidak naik kelas XI, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran umum.
Pemilihan Software Sistem Penunjang Berbasis Komputer
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Untuk Pembuatan Keputusan (SPK)
Pada pembuatan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) berbasis komputer untuk peningkatan efektifitas sistem penjurusan pada pembuatan badan kapal diperlukan 2 (dua) macam software, yaitu: -
Penjurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Tidak boleh memiliki mata pelajaran tidak tuntas pada mata pelajaran cirri khas program studi (Fisika, Kimia, Matematika, Biologi)
Tidak boleh memiliki mata pelajaran tidak tuntas pada mata pelajaran cirri khas program studi (Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi) Siswa yang kelas ke kelas XI (sebelas), dan memenuhi persyaratan salah satu criteria penjurusan, sesuai dengan pilihan jurusan pada point dua, maka dasar tersebut dijadikan untuk menentukan program studi yang dapat diikuti oleh siswa. Siswa yang naik kelas ke kelas XI, dan pilihan program IPA, tetapi tidak memenuhi persyaratan kriteria penjurusan, maka siswa tersebut secara otomatis masuk jurusan IPS, sedangkan siswa yang memilih program studi IPS, tetapi memenuhi persyaratan program IPA, maka siswa terebut diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya, IPA atau IPS. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas mencakup semua mata pelajaran yang menjadi cirri khas program studi kedua program di SMA maka siswa tersebut dinyatakan tidak naik ke kelas XI. Siswa yang tidak naik ke kelas XI, diwajibkan mengulang yaitu seluruh kegiatan pelajaran pada tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya.
Software Program, bertujuan untuk membuat suatu program yang handal yang mampu menangani permasalahan dengan baik dan sesuai sasaran. Dalam pembuatan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) berbasis komputer ini, Software Program digunakan untuk pembuatan subsistem model (modelbase) dan sub sistem dialog (user system interface). Dan dipilih sebagai
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
8
LPPM Politeknik Bengkalis
Software Program adalah MS-Visual Basic 6 -
5.
Software Database bertujuan untuk pembuatan sebuah database, dimana pada pembuatan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) berbasis komputer ini diperlukan suatu Software Database yang berbentuk RDBMS (Relational Database Management System) yang mandiri. Hal ini dengan pertimbangan bahwa Software Database tersebut dapat digunakan untuk sistem multi-user, sehingga dipilih MS-SQL Server 2000 HASIL
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa software aplikasi dan database yang dapat diakses dan dipakai oleh banyak pengguna, sehingga dalam hal ini software tersebut bersifat multi user, dari hasil pembuatan software tersebut, dapat disimpulkan bahwa software ini mempunyai 2 fungsi yaitu : 1. Membangun form-form untuk mendapatkan rekomendasi jurusan, siswa berinteraksi langsung dengan komputer dan melakukan berberapa tahapan : o Memasukan data-data siswa kedalam form yang telah disediakan.
o Selanjutnya data disimpan kedalam database. o Selanjutnya siswa memasukan data rekomendasi yang telah ditentukan oleh orang tua dan siswa itu sendiri, dari data tersebut diperoleh jurusan IPA atau IPS berdasarkan data rekomendasi.
Dan data disimpan kedalam database. Selanjutnya siswa mengikuti tes Bakat Pembedaan (Differential Aptitudate Tes) dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh system. Dari hasil tes tersebut dapat akan mendapatkan hasil sementara jurusan IPA atau IPS dan data disimpan kedalam database setelah selesai mengikuti tes diatas maka sistem mengeluarkan hasil keputusan jurusan yang sesuai. 6. KESIMPULAN
o Selanjutnya data disimpan kedalam database. Langkah selanjutnya siswa memasukan data nilai akademik yang diperoleh semester 1 kedalam kotak dialog, dari data tersebut dapat di tentukan apakah jurusan yang IPA atau IPS berdasarkan nilai akademik.
a) Penyimpanan data, SPK merupakan sistem yang lebih terstruktur dan terorganisir, karena telah menggunakan DBMS. b) Pencarian data, SPK lebih cepat karena telah didukung oleh kunci primer (primarry key). c) Analisa data, SPK lebih cepat, karena dengan penggunaan modelbase dapat membantu kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah.
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
9
LPPM Politeknik Bengkalis
d) Rekomendasi untuk kasus serupa, SPK lebih cepat karena telah dilengkapi dengan knowledge base. e) Pelayanan informasi, SPK lebih efektif dan cepat karena sudah dilengkapi dengan jaringan dan dapat digunakan oleh banyak pengguna. f) Keamanan data, SPK lebih terjamin karena telah menggunakan password, sehingga dapat dijaga Otoritas.
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Penilian, Penjurusan, Kenaikan Kelas dan Pindah Sekolah, Jakarta, 2004
DAFTAR PUSTAKA
Turban, E., Decision Support System and Intelligent System, Prentice-Hall Inc., A Simon & Schuster Company Upper Saddle River, New Jersey. 1998.
Arif Budiman, Panduan Psikotes, Pusataka Grafika, Bandung. 2004
HM. Jugianto, Analisa dan Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta, 1988 Sukardi, Dewa Ketut, Analisis Tes Psikologi, Rineka Cipta, Jakarta 2003 Sukardi, Dewa Ketut, Tes Bakat Karier Anda, Rineka Cipta, Jakarta 2003
Disampaikan pada Seminar Nasional Industri dan Teknologi [SNIT] 2008 Bengkalis, 03-04 Desember 2008
10