SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING BERBASIS WEB Oleh : Eko Riyanto1), Solikhin2) Teknik Informatika1), Sistem Informasi2) STMIK Himsya Email :
[email protected],
[email protected]
BLSM atau yang sering disebut dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Sekitar 15 Juta Kepala Keluarga (KK) mendapat kan bantuan tersebut. Dampak positif dari peberian bantuan tersebut adalah meringankan warga yang kurang mampu dengan memberikan sejumlah uang sebesar Rp. 150.000,- per orang per bulan sehingga dapat meringankan biaya hidup. Dampak negatif dari pemberian bantuan tersebut adalah masyarakat yang kurang mampu akan mengandalkan bantuan tersebut untuk biaya hidup sehingga akan membuat masyarakat yang kurang mampu malas untuk melakukan usaha.Penelitan yang akan dilakukan yaitu dengan membuat sistem komputerisasi untuk menentukan penerima bantuan BLSM tersebut dengan metode Profile Matching sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh pemerintah. Sistem ini nanti akan membantu pihak terkait dalam memutuskan siapa yang akan mendapat BLSM. Sistem Penentuan BLSM ini berbasis WEB untuk mempermudah dan transparan sehingga mudah diakses oleh masyarakat luas.Data masyarakat miskin yang akan diambil dari pemerintah menjadi hal yang penting sebagai masukan sistem ini. Pemerintah sudah mempunyai kriteria-kriteria siapa saja yang mendapatkan BLSM, kriteria tersebut akan menjadi Profile kriteria yang nantinya akan dicocokan pada masyarakat calon penerima BLSM.Sistem ini jangka panjang akan terus diperbaharui sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku sehingga proses penyaluran dapat transparan dan dipertanggungjawabkan. Kata Kunci : Sistem, pendukung keputusan, Profile Matching, BLSM I. Pendahuluan "Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) menolong daya beli masyarakat, karena terjadi pergerakan ekonomi serta menjaga agar masyarakat hampir miskin tidak semakin miskin " (Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa). Kedengarannya memang sangat ideal, akan tetapi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang digulirkan sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM tersebut dinilai sebagian pihak sebagai kebijakan yang sensitif dan rentan menimbulkan konflik sosial jika mekanisme penyalurannya tidak tepat. Pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti BLSM ini mempunyai tujuan agar masyarakat yang kurang mampu dapat mengimbangi dampak kenaikan BBM, dengan memberikan uang sebesar Rp. 150.000,- per bulan selama 4 bulan. Dalam prosesnya di masyarakat BLSM tersebut ada beberapa permasalahan dalam penyaluranya dan kendalakendala seperti :
BLSM merupakan solusi yang tidak berdampak jangka panjang hanya saja bantuan sesaat. Masih kurangnya wawasan masyarakat akan mekanisme penyaluran BLSM secara teknis di lapanganya. Beberapa kategori msyarakat miskin atau tidak mampu masih belum terlalu jelas. BLSM sebagai alat politik untuk mencari perhatian pada masyarakat Banyaknya masyarakat yang menerima BLSM yang tidak produktif dan hanya mengandalkan bantuan dari masayarakat saja. Penelitian yang diajukan adalah bagaimana membuat sistem dengan menggunakan metode Profile Matching untuk membantu proses penerimaan BLSM sehingga lebih mudah dan transparan dengan memperhatikan aspek dan kriterian penerima BLSM. Penelitian ini akan dibatasi dengan beberapa hal yaitu penelitian ini dilakukan di Kel Pacar Rembang; kriteria penerimaan BLSM sesuai dengan Kementrian Sosial; dan etode yang digunakan dalam menentukan penerimaan BLSM adalah Profile Matching yang sesuai dengan kriteria Kementrian sosial Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu memudahkan petugas dalam melakukan pendataan masyarakat yang menjadi kandidat penerima bantuan; membantu dalam menentukan penerimaan BLSM menggunakan metode Profile Matcing;dan engetahui tingkat kecocokan antara sistem manual dengan sistem yang dibuat. Luaran yang nantinya akan diperoleh dari penelitian ini adalah publikasi kejurnal yang mempunyai ISSN tentang penggunaan metode Profile Matching sebagai sistem pendukung untuk menentukan calon penerima BLSM serta membantu dalam proses penentuan calon penerima dan dapat diakses oleh masyarakat luas dimanapun dan kapanpun. II. Landasan Teori 2.1. BLMS (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) BLSM atau sering disebut Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang disediakan pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat miskin. Cara ini dianggap pemerintah ampuh untuk memringankan kebutuhan masyarakat sehari-hari . tetapi kegiatan BLSM tidak jauh dari hal pro dan kontra. Dikatakan Pro karena bantuan tersebut bisa meringankan beban keseharian para rakyat miskin , terutama di Indonesia. Dan lain lagi dikatakan kontra karena bantuan ini hanya sementara maka setelah bantuan ini selesai , bagaimana nasib warga miskin selanjutnya. Menurut Saya pribadi Bantuan ini meringkan beban mereka yang membutuhkan namun tidak mampu menyelesaikan masalah pokok yang dialami masyarakat. Bantuan yang hanya sementara ini dan berupa uang tunai dan makanan yang akan habis ketika dipakai untuk keperluan sehari-hari , hanya berguna sebentar saja. terlepas dari BLSM itu usai, bagaimana nasib mereka , telebih lagi bagi mereka yang tidak memiliki perkerjaan tetap. Belum lagi ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini , dana yang cukup
besar akan membuat beberapa kalangan memanfaatkan situasi ini. Dalam hal ini rakyat bawah lah yang terus menjadi korbannya. Mengapa dengan dana yang cukup selain memberikan dana langsung , pemerintah tidak membangun lapangan Kerja ,Setidaknya Lapangan kerja yang tidak membutuhkan kemampuan khusus ataupun pendidikan yang tinggi. Sehingga selepas BLSM ini usai mereka tidak kebingungan dan sangat terbantu kedepannya. BLSM ini akan diberikan kepada 15,5 juta rakyat miskin dan akan diberikan secara tunai sebesar Rp. 150.000,-/bulan. Anggaran untuk dana BLSM ini mencapai 11,6 triliun dana tersebut akan disalurkan selama 4 bulan. Selain itu pemerintah juga akan memberikan anggaran beasiswa kepada siswa tidak mampu sebesar 6 triliun untuk 13,5 juta pelajar di tahun 2013. Bantuan untuk siswa miskin akan dikucurkan akhir Juli 2013, bantuan ini untuk siswa SD sebesar Rp. 500.000,- per bulan, SMP sebesar Rp. 700.000,per bulan dan SMA sebesar Rp. 1.000.000,- per bulan. BLSM akan dicairkan sehari setelah kenaikan BBM diumumkan, bentuk pencairan menggunakan Kartu Pelindung Sosial ( KPS ) yang telah diberikan sebelum diadakannya rapat paripurna pengesahan RAPBN-P 2013. Dana dapat dicairkan dengan mendatangi ke kantor pos masing-masing, setiap orang mendapatkan Rp. 600.000, per empat bulan. Dengan adanya BLSM hanya memberikan angin segar sementara saja karena sesuai dengan namanya Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. BLSM akan membodoh-bodohi rakyat, membuat malas rakyat dan menjadikan rakyat sebagai pengemis. Rakyat akan malas bekerja karena mengharapkan dana BLSM (Mendagri, 2013) 2.2. Sumber data dan metode penetapan sasaran BLSM Penargetan BLSM menggunakan metode Proxy Means Testing (PMT). Dalam metode PMT, rumah tangga diprediksi pendapatannya dan posisi relatifnya dalam distribusi pendapatan menggunakan sejumlah variable seperti kondisi fisik rumah, pendidikan dan pekerjaan kepala rumah tangga, gender kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, sumber air, sumber penerangan, dan beberapa proxy atas aset (baca artikel ini tentang beberapa kelebihan dan kekurangan metode PMT). Daftar penerima BLSM berasal dari Basis Data Terpadu (BDT) yang memuat informasi empatpuluh persen penduduk Indonesia berpendapatan terbawah. BDT adalah sebuah sensus parsial yang dilakukan tahun 2011 untuk lebih dari 96 juta rumah tangga Indonesia. Data ini memuat informasi tentang kondisi rumah (jenis atap, lantai, dinding), pekerjaan dan pendidikan kepala rumah tangga, sumber penerangan, jumlah anggota rumah tangga dan beberapa lagi (lihat Gambar 1 di bawah)
Gambar 1. Indikator-indikator dalam PPLS 2011 Informasi yang ada di PPLS 2011 kemudian digunakan dalam sebuah kalkulasi untuk menentukan sebuah rumah tangga ada di posisi mana dalam distribusi pendapatan. (Ingat, kita tidak bisa memiliki data pendapatan yang akurat untuk tiap rumah tangga, jadi kita mengestimasinya menggunakan sejumlah indikator). Dari situ kita bisa menentukan rumah tangga mana saja yang ada di 25 persen terbawah yang menjadi sasaran BLSM. Angka 25 persen rumah tangga dengan status soial ekonomi terbawah ini ekuivalen dengan 15,5 juta rumah tangga atau sekitar 65,6 juta jiwa. Ini jauh lebih tinggi dari jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan yang jumlahnya sekitar 5,7 juta rumah tangga (28,6 juta jiwa) di tahun 2012, atau 11,66 persen dari populasi (lihat Gambar 2).
Gambar 2. Target BLSM dan penduduk miskin
2.6. Metode Profile Matching Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Contoh penerapanya seperti : Evaluasi kinerja karyawan untuk promosi jabatan Manajemen football player Penerima beasiswa yang layak Menurut Kusrini (2007) metode profile matching atau pencocokan profil adalah metode yang sering digunakan sebagai mekanisme dalam pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara nilai data aktual dari suatu profile yang akan dinilai dengan nilai profil yang diharapkan, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar (Handojo, 2011). Berikut adalah beberapa tahapan dan perumusan perhitungan dengan metode profile matching (Kusrini,2007) seperti pembobotan, pengelompokan Core dan Secondary factor, perhitngan Nilai total, perangkingan. III. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif., dengan tahapan penelitian sebagai berikut : a. Pengumpulan Data (Data Gathering) b. Pengolahan Data Awal (Data Pre-processing) c. Model / Metode Yang Diusulkan / Dikembangkan (Proposed Model/ Method) d. Eksperimen dan Pengujian Model / Metode (Model / Method Test and Experiment) e. Evaluasi dan Validasi Hasil (Result Evaluation and Validation) 3.1.Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Wawancara Adapun bahan yang diwawancarai dengan pihak terkait khusus bagian survey yang mensurvey calon penerima BLSM adalah sebagai berikut : a. Syarat-syarat pemberian BLSM sesuai ketentuan dari mentri sosial yang melibatkan Ketua RT/RW, kepala dusun atau tokoh masyarakat. b. Kriteria-kriteria yang diperlukan sebagai penilaian calon penerima BLSM c. Bobot dalam setiao kriteria d. Proses pemberian nilai calon penerima BLSM 2. Studi Literatur Peniliti juga melakukan studi literatur dari berbagai sumber seperti Peraturan Pemerintah tentang kebijakan BLSM, buku teks yang berkaitan tentang
teori-teori penunjang yang berkaian denga sistem dan metode pendukung keputusan Profile Matching dan beberapa jurna international. 3.2.Metode Pengolahan Data Awal Sistem pendukung keputusan yang digunakan untuk memutuskan penerima BLSM memperoleh data dari petugas survei dengan mewawancarai petugas tersebut peneliti mendapat informasi yang dibutuhkan seperti data pendudukan yang berhak mendapatkan bantuan dan kriteria apa saja yang digunakan untuk menentukan siapa yang berhak untuk mendapatkan bantuan. Data dari pemerintah
Petugas Survey
Sistem Pendukung Keputusan
Kriteria Penerima
Basissata
Gambar 3 Alur data BLSM 3.3.Metode/Model Yang Diusulkan / Dikembangkan Metode yang digunakan dalam menggembangkan sistem pendukung keputusan adalah SDLC (System Development Life Cycle) karena proses perancangan perangkat lunak harus sesuai apa yang harus dibutuhkan dalam sistem ini seperti analisa kebutuhan, design sistem, implementasi, testing, dan evaluation. Seperti yang terlihat pda gambar
Gambar 4. Siklus Hidup Pengembang Sistem
3.4.
Eksperimen dan Pengujian / Metode Dalam implementasi Sistem penetuan penerima bantuan ini digunakan sebagai
pendukung keputusan dari pihak petugas yang akan mensurvey masyarakat yang akan menjadi calon penerima BLSM.
Sistem ini akan di pakai petugas dan masyarakat pada umumnya. Namun untuk petugas mempunyai hak akses lebih dari pada masyarakat. Karena petugas mempunyai wewenang tersendiri. Proses sistem yang berjalan seperti Gambar 5 Data dari pusat
Database
Administrator/ Petugas
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Kandidat penerima BLSM
Masyarakat Umum
Gambar 5 Alur Sistem Pendukung Keputusan IV. Pembahasan 4.1. Perancanan DFD (Data Flow Diagram) Diagram alur data mempresentasikan data dari mulai masukan sampai, kemudian proses penyeleksian dan keluaran berupa data yang menerima BLSM seperti yang terlihat pada gambar 6 Administrator/ Petugas
Data_penerima Skor_calon Data_informasi Login_adm
Login_user
1.1 Proses Masukan
Data_calon
Masyarakat
Data_user
Calon_penerima
2.1 Proses penseleksian
Hasii penerima
Data_penerima Laporan_hasil
3.1 Proses Keluaran
Data_penerima
Gambar 6. DFD Level 0 4.2.Desain Sistem Halaman depan (Homepage) merupakan tampilan depan dari Sistem Pendukung keputusan berbasis web seperti yang terlihat pada gambar 7.
Gambar 7. Halaman Home Page
Gambar 8. Proses Perhitungan
Gambar 9. Histori Peringkingan V. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Dari penelitian yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sistem yang sudah dirancang dan diimplementasikan dapat membantu dalam penentuan calon penerima BLSM menggunakan metode profile matching yang berbasis web. 2. Mengetahui tentang kecocokan antara sistem manual dengan sistem yang dibuat 3. Mengatahui data penerima BLSM secara online selama 24 jam 5.2. Saran Saran dalam penelitian tentang sistem penentuan calon penerima BLSM sebagai berikut : 1. Sistem ini dapat di implemtasikan secara keseluruhan dan secara nasional. 2. Data calon penerimaan lebih banyak sehingga dapat dibuat rangking secara banyak VI. Daftar Pustaka Tim Sosialisasi, 2013. Solusi Masalah Kepersertaan & Pemutakhiran Data Penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS).Tim Sosialisasi : Jakarta Jogiyanto, 2007. Metodologi Penyusunan Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman.Yogyakarta : BPFE Kusrini.2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Jogiyanto, Hartono, 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Yogyakarta.