SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT DENGAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (Studi Kasus: PT. BPRS HARTA INSAN KARIMAH) Abdul Zaelani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A.H. Nasution 105, Bandung e-mail:
[email protected] ABSTRAK: Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. PT. BPRS Harta Insan Karimah sebagai salah satu lembaga keuangan di Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan menggunakan prinsip-prinsip perbankan syari’ah. PT. BPRS Harta Insan Karimah memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Sehingga sebagai upaya untuk meningkatkan profitabilitas bank syari’ah maka perlu dilakukan pengelolaan pembiayaan untuk menjaga agar kualitas pembiayaan tetap terjaga dari pembiayaan yang bermasalah serta dari resiko kerugian. Demi efisiensi dan efektifitas kerja maka pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan. Sehingga dalam penentuan kelayakan pemberian kredit kepada calon debitur PT. BPRS Harta Insan Karimah terdapat beberapa kriteria yang menjadi penilaian. Penilaian ini berdasarkan analisis kualitatif yakni analisis 5C (character, capital, capacity, condition of economy, collateral). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, mengaplikasikan serta mengembangkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang mampu memberikan keputusan kelayakan kredit kepada calon nasabah. Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah metode TOPSIS (Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution). Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Kredit Bank, Analisis 5C, Metode TOPSIS. 1. PENDAHULUAN Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh sebab itu peranan perbankan dalam suatu Negara sangat penting. Tidak ada suatu Negara yang hidup tanpa memanfaatkan lembaga keuangan (Siamat, 1999 dalam Saputra, 2009). Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi
pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syari’ah. Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem bunga (interest fee), sedangkan bank yang bersifat syari’ah adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsipprinsip syari’ah islam. Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. PT. BPRS Harta Insan Karimah sebagai salah satu lembaga keuangan di Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan menggunakan prinsip-prinsip perbankan syari’ah. PT. BPRS Harta Insan Karimah memberikan
bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Adapun ruang lingkup kegiatan PT. BPRS Harta Insan Karimah adalah mencakup tabungan, deposito, dan pembiayaan diantaranya pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. PT. BPRS Harta Insan Karimah sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan pada nasabah, pihak bank terlebih dahulu melakukan penilaian nasabah (analisis pembiayaan) untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah tersebut menerima pembiayaan. Perusahaan menetapkan kebijakan dalam pemberian kredit antara lain menetapkan standar untuk menerima atau menolak resiko kredit yaitu menentukan siapa yang berhak menerima kredit yang telah memenuhi syarat 5C, bagaimana karakter (character), kapasitas melunasi kredit (capacity), kemampuan modal yang dimiliki nasabah (capital), jaminan yang dimiliki nasabah untuk menanggung resiko kredit (collateral) dan kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi usaha nasabah (condition of economic). Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh sebab itu, menilai kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit bukanlah hal yang mudah karena melibatkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat, cermat, dan cepat. Hal ini mengingat keamanan dari kredit itu sendiri agar dikemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak nasabah maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian kredit yang kurang lancar, diragukan dan macet. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dan melihat karakteristik permasalahan di atas yang mana penilaian kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit merupakan masalah yang kurang terstruktur atau semi terstruktur dan cukup rumit dan kompleks, juga merupakan tanggung jawab pihak manajemen menengah dan puncak yang harus dilakukan secara tepat dan efisien sehingga penyaluran dana kredit tepat kepada calon nasabah yang layak menerima kredit tersebut. Salah satu teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan adalah Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). TOPSIS didasarkan pada
konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Hwang, 1981) (Zeleny, 1982). Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis (Hwang, 1993) (Liang, 1999) (Yeh, 2000). Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami; komputasinya efisien; dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat aplikasi sebagai solusi dari masalah yang ada dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Dengan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (Studi Kasus: PT. BPRS Harta Insan Karimah)”. Aplikasi yang dibuat ini bertujuan untuk Menerapkan metode TOPSIS sebagai salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan suatu masalah multikriteria dengan membuat rancangan sistem dan membangun perangkat lunak pendukung keputusan serta untuk Memberikan informasi kelayakan pemberian kredit terhadap calon nasabah sesuai kriteria 5C (Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition of economic). 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Menurut Islam Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS: An-Nisa: 29).
Allah SWT melarang hamba-hamba Nya yang beriman memakan harta sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan berbagai macam usaha yang tidak syar’i seperti riba, judi dan berbagai hal serupa yang penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut berdasarkan keumuman hukum syar’i, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba (Abdullah, 2003 dalam Saputra, 2009). 2.2 Unsur-unsur Kredit Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti. Jadi dengan menyebutkan kata kredit sudah terkandung beberapa arti. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung beberapa makna, sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsurunsur yang terkandung didalamnya. Adapun unsurunsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan Yaitu syarat keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa mendatang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan. 2. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibanya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah. 3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu teretentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. 4. Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak
tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja. 5. Balas Jasa Akibat pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari’ah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil (Kasmir, 2000 dalam Saputra, 2009). 2.3 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam pemberian kredit bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benarbenar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Character Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi. Seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial. Character merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang
yang memilki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara. 2. Capacity Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit. 3. Capital Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. Dengan kata lain, Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimilki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian. 5. Condition of Economy Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang (Kasmir, 2000 dalam Saputra, 2009).
2.5 Metode TOPSIS (Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution) TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Hwang, 1981) (Zeleny, 1982). Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis (Hwang, 1993) (Liang, 1999) (Yeh, 2000). Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami; komputasinya efisien; dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.
2.4 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Definisi Sistem Pendukung Keputusan menunjukan Sistem Pendukung Keputusan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semistruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. Sistem Pendukung Keputusan ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusankeputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, 2005 dalam Ramdhani, 2012).
2.5.2 Langkah-langkah Metode TOPSIS 1. Membangun normalized decision matrix. Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclidean length of a vector adalah:
2.5.1 Prosedur TOPSIS Secara umum, prosedur TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi; 2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot; 3. Menentukan matriks solusi ideal positif dan solusi ideal negatif; 4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif; 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif; a. Decision matrix D mengacu terhadap m alternatif yang akan dievaluasi berdasarkan kriteria yang didefinisikan sebagai berikut:
b. Dengan xij menyatakan performansi dari perhitungan untuk alternatif ke-i terhadap atribut ke-j.
2. Membangun weighted normalized decision matrix. Solusi ideal positif A+ dan solusi ideal negative A- dapat ditentukan berdasarkan rating bobot ternormalisasi (yij) sebagai: 3. Menentukan matriks solusi ideal positif dan solusi ideal negatif.
Solusi ideal positif (A+) dihitung berdasarkan: Solusi ideal negatif (A-) dihitung berdasarkan: 4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matrik solusi ideal negatif. Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai:
Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai:
5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif. Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung berdasarkan rumus:
2.6 Model Sekuensial Linier (Waterfall) Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing dan maintenance. Sesuai dengan namanya waterfall (air terjun) maka tahapan dalam model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya (lihat tanda anak panah). Selain itu dari satu tahap kita dapat kembali ke tahap sebelumnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama.
Gambar 2.1 Pengembangan Perangkat Lunak dengan Model Waterfall Pada metode pengembangan waterfall terdapat beberapa proses yaitu: 1. Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi
Karena perangkat lunak selalu merupakan bagian dari sebuah sistem (bisnis) maka langkah pertama dimulai dengan membangun syarat semua elemen sistem dan mengalokasikan ke perangkat lunak dengan memeperhatikan hubungannya dengan manusia, perangkat keras dan database. 2. Analisis kebutuhan perangkat lunak Proses pengumpulan kebutuhan difokuskan khususnya untuk perangkat lunak, perekayasa perangkat lunak (Analis) harus memahami domain permasalahan (problem domain), tingkah laku, unjuk kerja dan antarmuka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan. 3. Desain Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda (struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode (coding). Sebagaimana analisis, desain ini juga didokumentasikan. 4. Generasi kode Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah pembuatan kode meliputi pekerjaan dalam langkah ini, dan dapat dilakukan secara mekanis. 5. Pengujian Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan seudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. 6. Pemeliharaan Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan. Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan-perubahan di dalam lingkungan eksternalnya. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi. 2.7 Bahasa Pemrograman 2.7.1 PHP PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada
dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script sejenis. PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa melakukan apa saja yang dapat dilakukan oleh CGI, seperti mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis dan kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih dari pada kemampuan CGI. PHP tidak terbatas pada hasil keluaran HTML (Hypertext Markup Language). PHP juga memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file PDF dan movies Flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML dan file XML lainnya. Salah satu fitur yang dapat diandalkan oleh PHP adalah dukungannya terhadap banyak database seperti Adabas D, dbase, Direct MS-SQL, Empress, FrontBase, MYSQL, ADBC, Oracle Sybase, dan lain-lain. (Peranginangin, 2006). 2.7.2 MySQL MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS (Database Management Sistem) yang bersifat Open Source. Open Source menyatakan bahwa ini dilengkapi dengan Source Code (kode yang dipakai untuk membuat MySQL), selain tentu saja bentuk executable-nya atau kode yang dapat dijalankan secara langsung dalam sistem operasi, dan bisa diperoleh dengan cara mendownload di Internet secara gratis. Sebagai software DBMS, MySQL memiliki sejumlah fitur seperti yang dijelaskan dibawah ini: a. Multiplatform. b. MySQL tersedia pada beberapa platform (Windows, Linux, Unix). c. Andal, cepat, dan mudah digunakan. d. MySQL tergolong sebagai database server yang andal, dapat menangani database yang besar dengan kecepatan yang tinggi, mendukung banyak sekali fungsi untuk mengakses database, dan sekaligus mudah untuk digunakan. Perlu diketahui MySQL dapat menangani sebuah tabel yang berukuran dalam terabyte (1 terabyte = 1024 gigabyte). e. Jaminan keamanan akses. f. MySQL mendukung pengamanan database dengan berbagai kriteria pengaksesan. g. Seperti tersirat dalam namanya MySQL mendukung perintah SQL (Structure Query Language). SQL merupakan standar dalam pengaksesan database relasional. (Kadir, 2008)
2.8 Teknik Pengujian Pentingnya pengujian perangkat lunak mengacu pada kualitas perangkat lunak yang melibatkan sederetan aktivitas produksi dimana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat besar dan karena ketidakmampuan manusia dalam melakukan komunikasi dengan sempurna terhadap kebutuhan yang diinginkan user maka pengembangan perangkat lunak harus diiringi dengan aktivitas jaminan kualitas dengan melakukan pengujian terhadap perangkat lunak tersebut. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak unuk mencari kesalahan yang terdapat pada perangkat lunak sebelum perangakat lunak tersebut digunakan. Sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian pada perangkat lunak adalah: 1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. 2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya. 3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya. 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dilakukan perbaikannya atau pemecahan masalahnya. 3.1.1 Analisis Masalah Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh sebab itu, menilai kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit bukanlah hal yang mudah karena melibatkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat, cermat, dan cepat. Hal ini mengingat keamanan dari kredit itu sendiri agar dikemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak nasabah maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian kredit yang kurang lancar, diragukan dan macet. 3.1.2 Analisis Pemecahan Masalah Sebagaimana gambaran pada analisis masalah, maka solusi atau pemecahan dari masalah yang ada adalah dengan membuat suatu sistem atau alat bantu
yang mampu memberikan keputusan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit kepada calon nasabah dengan menerapkan metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution. 3.1.3 Analisis Model SPK Dalam seleksi penerima pinjaman menggunakan metode topsis diperlukan kriteriakriteria dan bobot yang berguna untuk melakukan perhitungan untuk menentukan kreditor yang berhak menerima pinjaman. Kriteria dalam Sistem Pendukung Keputusan pemberian pinjaman, perusahaan menetapkan kebijakan dalam pemberian kredit antara lain menerapkan standar untuk menerima atau menolak resiko kredit, yaitu menentukan siapa yang berhak menerima kredit yang telah memenuhi syarat 5C, bagaimana karaker pelanggan (Character), kapasitas melunasi kredit (Capacity), kemampuan modal yang dimiliki pelanggan (Capital), jaminan yang dimiliki pelanggan untuk menanggung resiko kredit (Collateral), dan kondisi keuangan pelanggan (Condition). Dari masing-masing kriteria tersebut akan ditentukan bobot-bobotnya. Pada pemberian bobot terhadap beberapa kriteria dengan melakukan intervensi terhadap pengguna. 3.1.3.1 Kriteria dan Skor SPK pemberian pinjaman dalam prosesnya memerlukan kriteria dan nilai bobot yang nantinya akan dijadikan bahan untuk perhitungan pada proses seleksi penerima pinjaman. Dalam penilaian kelayakan menerima kredit PT. BPRS Harta Insan Karimah memiliki kebijakan tersendiri yaitu 5C. Kebijakan tersebut dikategorikan sebagai berikut: a. (Character) bagaimana karakter pelanggan, yaitu: (1) Kartu Keluarga. b. (Capacity) kapasitas melunasi kredit, yaitu: (2) Pekerjaan. c. (Capital) kemampuan modal yang dimiliki pelanggan, yaitu: (3) Gaji. d. (Collateral) jaminan yang dimiliki pelanggan untuk menanggung resiko kredit, yaitu: (4) Jaminan BPKB/STNK. e. (Condition of Economic) kondisi keuangan pelanggan, yaitu: (5) Rekening Tabungan. 1. Kriteria Character Tabel 3.1 Kategori Kartu Keluarga No 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah Anggota Keluarga 0 sampai dengan 1 orang 2 sampai dengan 3 orang 4 sampai dengan 5 orang 6 sampai dengan 7 orang Lebih dari 8 orang
Skor 5 4 3 2 1
2. Kriteria Capacity Tabel 3.2 Kategori Pekerjaan No 1.
Pekerjaan PNS Golongan IV Pegawai Swasta Masa Kerja lebih dari 15 tahun Perwira TNI/POLRI PNS Golongan III Pegawai Swasta Masa Kerja 10-15 tahun Wiraswasta PNS Golongan II Pegawai Swasta Masa Kerja 5-10 tahun Pensiunan PNS Golongan IV Pensiunan Perwira TNI/POLRI PNS Golongan I Pegawai Swasta Masa Kerja kurang dari 5 tahun Bintara TNI/POLRI Pensiunan PNS golongan III Prajurit TNI/POLRI Pensiunan PNS Golongan II Pensiunan Bintara TNI/POLRI Pensiunan PNS Golongan I Pensiunan Prajurit TNI/POLRI Lainnya
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Skor 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3. Kriteria Capital Tabel 3.3 Kategori Gaji No 1. 2. 3. 4. 5.
Pendapatan Nasabah Dalam Satu Bulan Lebih dari Rp. 5.000.001,00 Rp. 4.000.001,00 – Rp.5.000.000,00 Rp. 3.000.001,00 – Rp.4.000.000,00 Rp. 1.000.001,00 – Rp.3.000.000,00 Kurang dari Rp. 1.000.000,00
Skor 5 4 3 2 1
4. Kriteria Collateral Tabel 3.4 Kategori Jaminan BPKB/STNK No 1. 2. 3. 4. 5.
Jaminan BPKB/STNK BPKB/STNK tahun 2012 - Sekarang BPKB/STNK tahun 2011 BPKB/STNK tahun 2010 BPKB/STNK tahun 2009 BPKB/STNK tahun 2008
Skor 5 4 3 2 1
5. Kriteria Condition of Economic Tabel 3.5 Kategori Rekening Tabungan No 1. 2. 3. 4. 5.
Rekening Tabungan Saldo lebih dari Rp. 20.000.001,00 Saldo Rp.10.000.001,00 – Rp.20.000.000,00 Saldo Rp. 5.000.001,00 – Rp.10.000.000,00 Saldo Rp. 1.000.001,00 – Rp.5.000.000,00 Saldo kurang dari Rp 1.000.000,00
Skor 5 4 3 2 1
3.1.3.2 Bobot Preferensi Nilai bobot preferensi dibagi menjadi 5 kategori nilai yaitu nilai 5 yang mempunyai kriteria sangat baik, nilai 4 mempunyai kriteria baik, nilai 3 mempunyai kriteria cukup, nilai 2 mempunyai
kriteria buruk dan nilai 1 mempunyai nilai sangat buruk. Tabel 3.6 Bobot Preferensi No 1. 2. 3. 4. 5.
Bobot Preferensi Character Capacity Capital Collateral Condition of Economic
Nilai 3 4 4 5 3
3.1.4 Analisis Kebutuhan Fungsional Tabel 3.7 di bawah ini merupakan daftar kebutuhan fungsional dari aplikasi sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit dengan metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (Studi Kasus: PT. BPRS Harta Insan Karimah) yang akan dibangun. Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsional Kode Req_1
Req_2 Req_3
Nama Fitur Fitur Home. Fitur Sejarah. Fitur About.
Req_4
Fitur Login.
Req_5
Fitur Home Admin. Fitur Master.
Req_6
Req_7
Fitur Bobot.
Req_8
Fitur Preferensi . Fitur Kriteria.
Req_9
Req_10
Fitur Analisa.
Req_11
Fitur Hasil.
Req_12
Fitur Pencarian . Fitur Admin.
Req_13
3.2 Diagram Alir (Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan Untuk menggambarkan diagram alir semua proses yang dijalankan didalam sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit dengan metode technique for order preference by similarity to ideal solution (Studi Kasus: PT. BPRS Harta Insan Karimah) dapat dilihat pada diagram alir berikut ini. 3.2.1 Diagram Alir Proses Login Dalam diagram alir proses login ini digambarkan algoritma secara umum semua proses login baik super admin maupun sub admin yang ada dalam sistem pendukung keputusan. Algoritma ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Keterangan Menampilkan Visi, Misi dan Motto PT. BPRS Harta Insan Karimah. Menampilkan sejarah berdirinya PT. BPRS Harta Insan Karimah. Menampilkan mengenai Program Keseluruhan serta cara penggunaan aplikasi. Menampilkan fungsi login untuk masuk kedalam sistem serta bisa mengakses seluruh menu didalamnya. Menampilkan ucapan selamat datang kepada user. Menampilkan data nasabah, menambah, mengedit dan menghapus data nasabah. Menampilkan data bobot kriteria, kemudian bisa memilih masingmasing kriteria untuk bisa ditambah, edit dan hapus. Menampilkan nilai preferensi yang digunakan untuk perhitungan metode TOPSIS. Menampilkan nilai kriteria dari setiap nasabah, menambah nilai kriteria, mengedit dan menghapus nilai kriteria. Menampilkan perhitungan TOPSIS dari hasil nilai setiap kriteria dengan preferensi. Menampilkan hasil diterima atau ditolaknya pengajuan kredit nasabah berdasarkan perhitungan TOPSIS. Sistem mampu melakukan proses pencarian nasabah berdasarkan nama nasabah. Menampilkan data admin, menambah, mengedit dan menghapus data admin.
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Login 3.2.2 Diagram Alir Tambah Data Dalam diagram alir tambah data ini digambarkan algoritma secara umum semua proses tambah data yang ada dalam sistem pendukung keputusan. Yaitu proses input nasabah, input bobot kriteria dan input karakter. Algoritma ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Diagram Alir Tambah Data
3.2.3 Diagram Alir Ubah Data Dalam diagram alir ubah data ini digambarkan algoritma secara umum semua proses ubah data yang ada dalam sistem pendukung keputusan. Yaitu proses ubah nasabah, ubah bobot kriteria, ubah preferensi dan ubah karakter. Algoritma ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
3.2.5 Diagram Alir Perhitungan TOPSIS Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk proses perhitungan TOPSIS. Proses yang terdapat dalam perhitungan TOPSIS ini adalah bobot kriteria, bobot alternatif, membuat perkalian bobot alternatif terhadap bobot kriteria, solusi ideal, jarak alternatif dan preferensi tiap alternatif. start
memasukan data dari tiap kriteria pada tiap alternatif
bobot kriteria
buat matriks keputusan
perbaiki bobot kriteria
normalisasi keputusan
kalikan matriks keputusan dengan bobot kriteria
tentukan solusi ideal
menentukan jarak alternatif
Preferensi tiap alternatif
Gambar 3.3 Diagram Alir Ubah Data end
3.2.4 Diagram Alir Hapus Data Dalam diagram alir hapus data ini digambarkan algoritma secara umum semua proses hapus data yang ada dalam sistem pendukung keputusan. Yaitu proses hapus nasabah, hapus bobot kriteria, hapus preferensi dan hapus karakter. Algoritma ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.5 Diagram Alir Perhitungan TOPSIS 3.3 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu proses yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada tahap analisis. Tahap ini merupakan hasil transformasi dari hasil analisis sistem kedalam perancangan yang nantinya akan memudahkan dalam mengimplementasikan proses pembuatan aplikasi. Dengan kata lain perancangan sistem didefinisikan sebagai penggambaran atau pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi sesuai tujuan yang ingin dicapai pada hasil analisis. 3.3.1 Context Diagram Context Diagram merupakan pendekatan terstruktur yang mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengna top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci. Context Diagram ini menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan kesatuan luar (Jogiyanto, dalam Saputra tahun 1999).
Gambar 3.4 Diagram Alir Hapus Data
Data Login Data Nasabah Data Bobot Kriteria Data Karakter Data Preferensi Data Informasi Keputusan
Admin
Info Super Admin Info Nasabah Info Bobot Kriteria Info Karakter
Data Login Info Sub Admin
SPK Kelayakan Pemberian Kredit
Operator
Data Nasabah Info Nasabah
Info Preferensi
3.3.3 Entity Relationship Diagram (ERD) E-R Diagram merupakan suatu model untuk menjelaskan entitas-entitas yang terdapat dalam suatu sistem beserta relasi atau hubungan yang terjadi didalamnya. Adapun hubungan antar entitas yang terdapat dalam sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit dengan metode technique for order preference by similarity to ideal solution ini dapat digambarkan seperti Gambar 3.8. TTL
Informasi Keputusan password Nama_lengkap
Gambar 3.6 Context Diagram SPK Kelayakan Pemberian Kredit
no_ktp
foto
no_tlp
agama
total_nilai
Jenis_kelamin nama
Data Operator
alamat
id_nasabah
Halaman Admin
Data Login
Data Login
Operator
Halaman Operator
1.0 Validasi Login
Laporan Data Nasabah Data Nasabah Data Nasabah Admin
Simpan Data Nasabah 2.0 Olah Data Nasabah
Laporan Data Nasabah
Data Nasabah
Nasabah
Simpan Nilai Bobot Character bcharacter
Nilai Bobot Character
Data Nilai Preferensi Info Nilai Preferensi
Penilaian Bobot Kriteria 3.0 Olah Data Kriteria
Data Penilaian Kriteria Penilaian Karakter Nasabah
Simpan Nilai Bobot Capacity
id_hasil
email
provinsi admin
N
1
kelola
nasabah
Nilai Bobot Capital
bcapital
Nilai Bobot Collateral
bcollateral
4.0 Olah Data Karakter Simpan Nilai Bobot Condition of economic Nilai Bobot Condition of economic
Bcondition of economic
Data Penilaian Karakter Nasabah 5.0 Olah Data Preferensi
Karakter
Info Karakter Nasabah
Data Nilai Karakter
Data preferensi Data preferensi
Nilai Preferensi Preferensi
Simpan Data Analisa
Analisa Kelayakan Kredit
Laporan Hasil Analisa
6.0 Penyajian Informasi Keputusan
N
1
mempunyai
hasil 1
N
kelola
mempunyai
id_preferensi N nama
mempunyai 1
preferensi klasifikasi
nilai id_bcondition_of_economic
id_kriteria 1
id_bcollateral
batas_atas id_nasabah id_bcharacter
kriteria id_bcapacity
1
bcondition_of_economic
1
1
mempunyai
1
id_condition_of _economic
id_bcapital
1
1 mempunyai
id_klasifikasi
nama_klasifikasi
mempunyai
bcapacity
id_collateral id_capacity
mempunyai 1
1
1
bcollateral
1
mempunyai
bcharacter
bcapital
id_capital
nb_capital
nb_capacity
nb_condition_of nilai_collateral _economic nilai_capacity nilai_condition_ nb_collateral of _economic
nilai_capital
id_character nilai_character
nb_character
4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap eksekusi dari rancangan sistem yang telah dibuat menjadi kode program sehingga dapat dihasilkan suatu sistem yang siap untuk digunakan sesuai dengan fungsional yang telah ditetapkan pada tahap analisis dan perancangan.
bcapacity
Nilai Bobot Capacity Simpan Nilai Bobot Capital
Simpan Nilai Bobot Collateral Info Karakter Nasabah
nama_klasifikasi
kota
Gambar 3.8 ERD SPK Kelayakan Pemberian Kredit
Admin
Data Admin
id_nasabah
id_admin
1
3.3.2 DFD Level 1.0 Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari sistem, tempat penyimpan data, proses apa yang menghasilkan data tersebut, serta interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut (Kusrini, dalam Saputra tahun 2007). Data Flow Diagram yang menjelaskan proses yang ada pada program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Dengan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution dapat dijelaskan seperti pada Gambar 3.7.
pendidikan
Hasil Analisa
Gambar 3.7 DFD Level 1 SPK Kelayakan Pemberian Kredit
Hasil
4.1.1 Implementasi Tampilan Antarmuka Pada tahap implementasi tampilan antarmuka ini akan dijelaskan bagaimana program sistem ini bekerja dengan memberikan tampilan antarmuka aplikasi yang dibuat. Pada bagian ini akan ditampilkan antarmuka aplikasi sesuai dengan fiturfitur yang terdapat pada aplikasi, serta akan dijelaskan pula bagaimana aplikasi ini bekerja pada tiap tampilan antarmuka. 1. Implementasi Tampilan Antarmuka Menu Utama Tampilan antarmuka menu utama adalah tampilan antarmuka untuk memilih fitur-fitur yang ada pada aplikasi, yang terdiri dari lima jenis menu utama yaitu; Home, Sejarah, About dan Login.
Implementasi dari tampilan antarmuka menu utama adalah seperti pada Gambar 4.1.
4. Implementasi Tampilan Antarmuka Tampil Analisa Halaman program yang berfungsi untuk menampilkan nilai kriteria nasabah sebelum dilakukan analisa dengan metode TOPSIS.
Gambar 4.1 Implementasi Tampilan Antarmuka Menu Utama 2. Implementasi Tampilan Antarmuka Control Panel Super Admin Merupakan halaman utama yang pertama kali muncul ketika user mengakses halaman administrator (control panel) setelah melakukan login dan dinyatakan berhasil.
Gambar 4.4 Implementasi Tampilan Antarmuka Tampil Analisa 5. Implementasi Tampilan Antarmuka Tampil Hasil Halaman program yang berfungsi untuk menampilkan hasil analisa dengan metode TOPSIS untuk menentukan keputusan kredit nasabah.
Gambar 4.2 Implementasi Tampilan Antarmuka Control Panel Super Admin 3. Implementasi Tampilan Antarmuka Tampil Kriteria Halaman program yang berfungsi untuk menampilkan semua data kriteria penilaian nasabah beserta menu pengolahan data seperti tambah, edit, dan hapus pada setiap datanya.
Gambar 4.3 Implementasi Tampilan Antarmuka Tampil Kriteria
Gambar 4.5 Implementasi Tampilan Antarmuka Tampil Hasil 6. Implementasi Tampilan Antarmuka Tampil Pencarian Tampilan antarmuka fitur pencarian adalah tampilan informasi untuk mencari data nasabah. Implementasinya dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Implementasi Tampilan Antarmuka Pencarian
4.2 Pengujian Sistem Pengujian sistem merupakan hal terpenting yang bertujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan pada perangkat lunak yang dibangun. Pengujian bermaksud untuk mengetahui perangkat lunak yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang sesuai dengan tujuan perancangan perangkat lunak tersebut. 4.2.1 Pengujian Black-box Pengujian black-box dilakukan untuk menguji apakah sistem yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi fungsional sistem yang telah dirancang sebelumnya. Pengujian black-box dilakukan setelah proses pembuatan aplikasi selesai dan sebelum aplikasi didistribusikan kepada pengguna. Di bawah ini adalah hasil pengujian dengan metode black-box atau pengujian fungsionalitas sistem yang dilakukan pada lingkungan pengembang. Tabel 4.1 Hasil Pengujian SPK Pemberian Kredit dengan Metode TOPSIS Kode
Fitur Aplikasi
Hasil Sukses Gagal
Test_1
Fitur Home.
√
Test_2
Fitur Sejarah.
√
Test_3
Fitur About.
√
Test_4
Fitur Login.
√
Test_5
Fitur Home Admin.
√
Test_6
Fitur Master.
√
Test_7
Fitur Bobot.
√
Test_8
Fitur Preferensi .
√
Test_9
Fitur Kriteria.
√
Test_10
Fitur Analisa.
√
Test_11
Fitur Hasil.
√
Test_12
Fitur Pencarian.
√
Test_13
Fitur Admin.
√
Keterangan Menampilkan Visi, Misi dan Motto PT. BPRS Harta Insan Karimah. Menampilkan sejarah berdirinya PT. BPRS Harta Insan Karimah. Menampilkan mengenai Program Keseluruhan serta cara penggunaan aplikasi. Menampilkan fungsi login untuk masuk kedalam sistem serta bisa mengakses seluruh menu di dalamnya. Menampilkan ucapan selamat datang kepada user. Menampilkan data nasabah, menambah, mengedit dan menghapus data nasabah. Menampilkan data bobot kriteria, kemudian bisa memilih masing-masing kriteria untuk bisa ditambah, edit dan hapus. Menampilkan nilai preferensi yang digunakan untuk perhitungan metode TOPSIS. Menampilkan nilai kriteria dari setiap nasabah, menambah nilai kriteria, mengedit dan menghapus nilai kriteria. Menampilkan perhitungan TOPSIS dari hasil nilai setiap kriteria dengan preferensi. Menampilkan hasil diterima atau ditolaknya pengajuan kredit nasabah berdasarkan perhitungan TOPSIS. Sistem mampu melakukan proses pencarian nasabah berdasarkan data query database. Menampilkan data admin, menambah, mengedit dan menghapus data admin.
5. PENUTUP Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi, dan pengujian dengan menggunakan metoda pengembangan perangkat lunak pada babbab sebelumnya. Maka pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari aplikasi dan saran untuk aplikasi yang dibangun dalam tugas akhir ini. Sehingga diharapkan mampu dilakukan perbaikan yang lebih baik lagi dikemudian hari. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi yang dibangun menerapkan metoda Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk pemilihan alternatif calon nasabah yang diterima, dipertimbangkan, dan ditolak. 2. Aplikasi yang dibangun berdasarkan hasil pengujian dari 10 nasabah yang disesuaikan dengan uji penilaian 5C (Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition of economic). Didapatkan bahwa calon nasabah yang dapat direkomendasikan diterima adalah 6 nasabah, dipertimbangkan 2 nasabah dan ditolak 2 nasabah. Berdasarkan hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa aplikasi yang dibangun mampu mamberikan informasi keputusan kelayakan pemberian kredit dengan baik. 5.2 Saran Setelah mengembangkan sistem pendukung keputusan ini, ada beberapa saran yang harus diterapkan guna pengembangan sistem lebih lanjut. 1. Pengetahuan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas kriteria yang diberikan, agar dapat menentukan kelayakan pemberian kredit kepada calon nasabah dengan tepat dan akurat. 2. Untuk penelitian selanjutnya sistem ini bisa berkembang, bukan hanya dapat menentukan layak atau tidak layak nasabah dalam mendapatkan kredit tetapi dapat mencakup seluruh prosedur perkreditan yang ada (kapasitas melunasi kredit, penagihan kredit dan lain-lain) dan dapat menganalisa dan membahas kebijakan yang akan diambil pihak bank, sehingga program dapat dipergunakan secara optimal. 3. Untuk sistem keamanan aplikasinya lebih ditingkatkan agar tidak mudah dirusak oleh orang lain yang tidak berkepentingan sehingga keamanan datanya dapat lebih terjamin dan terjaga.
DAFTAR PUSTAKA Aceng. (2012). Pelaksanaan Jual Beli Kendaraan Bermotor Dengan Akad Murabahah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah (BPRS HIK) Parahyangan Kantor Cabang Soreang. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Djami, E. (2011). Perancangan dan Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Pemberian Kredit bagi Calon Nasabah Menggunakan Metode TOPSIS (Studi Kasus : PT Bank NTT). Diambil dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Web site: http://repository.library.uksw.edu/handle/123 456789/1773. Kadir, A. (2008). Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi. Kusumadewi, et al. (2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. Listiyono, H., Sunardi & Khristianto, T. (2011). Rekayasa Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus pada BPR Argo Dana Semarang). Jurnal Teknologi Informasi Dinamik, 16 (1), 72-76. Diambil dari http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/ article/download/353/230. Pressman, R. S. (2002). Rekayasa Perangkat Lunak (Buku Satu). Yogyakarta: Andi. Ramdhani, A. M. (2012). Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Tasikmalaya). Tugas Akhir, Universitas Islam negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Saputra, D. H. (2009). Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah Dengan Metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Diambil dari Universitas Islam Negeri Malang, Web site: http://lib.uinmalang.ac.id. Wahab, R. A. (2010). Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Kredit Menggunakan The Satisficing Model (Studi Kasus Bank Mega Kota Sukabumi). Jurnal Universitas Komputer Indonesia. Diambil dari
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/455/jbptu nikompp-gdl-randeriaal-22750-13-20.1010a.pdf.