perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)
BUILDING MAINTENANCE SYSTEM VIEWED FROM RELIABILITY OF THE BUILDING (CASE STUDY: SIMPLE FLAT RENTAL BUILDINGS IN CILACAP DISTRICT)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister Teknik
Disusun oleh:
ROSALINA S 940809109 MAGISTER TEKNIK SIPIL KONSENTRASI TEKNIK REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2 0 11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)
Disusun oleh:
ROSALINA S 940809109
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Tim Pembimbing : Jabatan
Pembimbing I
Pembimbing II
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 196905011995121001
………………
……………
Widi Hartono, ST, MT NIP. 197307291999031001
………………
……………
Mengetahui : Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms NIP. 194804221985032001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)
Disusun oleh:
ROSALINA S 940809109
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Tesis Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2011
Dewan Penguji : Jabatan Ketua
Seketaris
Penguji I
Penguji II
Nama
Tanda Tangan
Kusno Adi Sambowo, S.T,M.Sc,Ph.D. NIP. 196910261995031002
………………
Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms NIP. 194804221985032001
………………
S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 196905011995121001
…….…..…….
Widi Hartono, ST, MT NIP. 197307291999031001
……………….
Mengetahui : Direktur Program Pascasarjana
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Prof. Drs. Suranto, Msc, Phd NIP. 195708201985031004
Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms NIP. 194804221985032001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rosalina NIM : S940908109 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul :
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP) Adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, tertulis dalam tesis tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2011 Yang membuat pernyataan
Rosalina
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan
mengucap
syukur
Alhamdulillah,
akhirnya
penulis
dapat
menyelesaikan tesis dengan judul Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung Studi Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa di Kabupaten Cilacap dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS. Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dr. Ir. Ary Setyawan, M.Sc.(Eng). Sekertaris Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Pembimbing Akademis.
5.
S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Utama.
6.
Widhi Hartono, ST, MT, selaku Pembimbing Pendamping.
7.
Segenap Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.
8.
Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi (PUSBITEK), Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Kementrian PekerjaanUmum yang telah memberikan beasiswa pendidikan kepada penulis.
9.
Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap, yang telah memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.
10. Ir. A. Ristiyanto, MT, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis. 11. Adi Prabowo, SH, ST, Kepala Bidang Perumahan dan Tata Bangunan Dinas Cipta Karya Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Kepala UPTD Rusunawa Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap dan segenap Staf yang telah telah mendukung penulis dalam memperoleh data mengenai Rusunawa Cilacap. 13. Suamiku tercinta, Lulu Mardiyanto, ST dan anakku tersayang Lilian Mutiara, Kedua orangtuaku Imam Suyono dan Eny Nuryanti, yang terus memberikan doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materiil dalam menyelesaikan pendidikan ini. 14. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang selama ini menjadi teman seperjuangan. 15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga tesis ini dapat memberi sumbangan ilmiah bagi civitas akademika, praktisi di bidang bangunan gedung, dan bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya. InsyaAllah, Amin.
Surakarta,
Januari 2011
Penulis,
Rosalina
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan pemberlakuan sertifikat laik fungsi (SLF) pada tahun 2010 bagi setiap bangunan gedung publik di kota metro dan besar. SLF juga harus diterapkan paling lambat pada tahun 2020 untuk semua kota sedang dan kecil. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sebagai bangunan publik harus memenuhi SLF. Dalam memenuhi SLF untuk gedung Rusunawa diperlukan suatu sistem pendukung. Sistem tersebut diharapkan dapat memberikan penilaian serta memberikan sistem pemeliharaan dan perbaikan yang menunjang keandalan bangunan gedung Rusunawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem pemeliharaan gedung Rusunawa yang ditinjau dari keandalan bangunan gedung. Obyek yang menjadi studi kasus adalah Gedung A dan D pada kompleks Rusunawa Cilacap. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis diskriptif. Tahapan penelitian dimulai dengan mencari kriteria sistem penilaian keandalan gedung. Acuan yang digunakan adalah kriteria dalam SLF gedung yang disesuaikan dengan kondisi Rusunawa. Setelah dibuat sistem penilaian keandalan kemudian disusun sistem pemeliharaan gedung. Sistem pemeliharaan tersebut berfungsi untuk menunjang keandalan bangunan gedung Rusunawa. Setelah Sistem tersebut tersusun, dibuat sebuah program yang menunjang aplikasi sistem pada obyek studi kasus. Program Penilaian Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa disebut dengan SLF Rusunawa. SLF Rusunawa kemudian diaplikasikan pada obyek studi kasus untuk mengetahui apakah program tersebut sudah dapat memberikan penilaian keandalan gedung dan sudah memberikan sistem pemeliharaan yang sesuai. Berdasar penelitian, telah berhasil disusun Sistem Penilaian Keandalan dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Sistem tersebut didukung dengan Program yang disebut SLF Rusunawa. Berdasar aplikasi SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian dan sistem pemeliharaan bangunan gedung Rusunawa. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91). Hal tersebut disebabkan kurang andalnya komponen Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan Gedung. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk tidak andal (70,99). Hal tersebut dikarenakan tidak andalnya komponen Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan Gedung. Kata Kunci: keandalan bangunan gedung, pemeliharaan, rusunawa.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT In accordance with the mandate of PP 36 of 2005, the Government requires the implementation of certificate-worthy function (SLF) in 2010 for every public building in metro and large cities. SLF also be applied no later than 2020 for all medium and small cities. Simple flats rental building (Rusunawa) as a public building must fulfill the criteria of SLF. In fulfilling of the SLF of the Building, Rusunawa necessary needs for a building support system. The system is expected to provide an assessment as well as providing maintenance and repair systems that support the reliability of Rusunawa building. The purpose of this research is to create a building maintenance system in terms of reliability of Rusunawa building. The Object of the case study is Building A and D in the complex of Rusunawa Cilacap. Research conducted using descriptive analysis method. Stages of the research starts from the search criteria for rating the reliability of building systems. The reference used is the criteria in the SLF building and adapted to the conditions of Rusunawa building. After a system of reliability of the building assessment is made, then researchers construct a maintenance system of the building. Maintenance system of the building is functioning to support the reliability of Rusunawa. After the system was ready then researchers create a program that support the application of the system in the object of the case study. Assessment Program Reliability and Maintenance of Building Systems Rusunawa called SLF Rusunawa. SLF Rusunawa applied to the object of the case study. It aims to determine whether the program can provide an assessment of the reliability of the building and already provide an appropriate maintenance system. Based on the study, researchers have successfully developed a System Reliability Assessment and Maintenance of Rusunawa Building. The system is supported with a program called SLF Rusunawa. The results of the SLF Rusunawa program on Building A of Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is less reliable (76.91). The cause of the lack of reliability is due to the lack reliability of Utilities and Accessibility components of the building. To fulfill of the reliability of Rusunawa, The Building Maintenance System has been created.. The results of the SLF Rusunawa program on Building D of Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is not reliable (70.99). The cause of the unreliability is due to the unreliability of Utilities and Accessibility components of the building. To fulfill the reliability of the building, To fulfill of the reliability of Rusunawa, The Building Maintenance System has been created. Keywords: maintenance, reliability of the building, simple flats rental building.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung Studi Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa di Kabupaten Cilacap. Tesis ini sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Pascasarjana pada bidang keahlian Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini mengangkat permasalahan tentang Teknik Pemeliharaan Gedung, khususnya mengenai Penilaian Keandalan Bangunan Gedung serta Sistem Pemeliharaan dan Rehabilitasi Bangunan Gedung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap bahwa tesis ini dapat bermanfaat dan mampu menambah khasanah keilmuan.
Surakarta, Januari 2011
Rosalina
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS……….……………………………………
iv
UCAPANTERIMA KASIH……………………………………………………
v
ABSTRAK…………………………………………………………………….
vii
KATA PENGANTAR…….…………………………………………………...
ix
DAFTAR ISI……………………………………………………….………….
x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..
xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..
xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………..
1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………
2
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………….
3
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………
3
1.5. Lingkup Pembahasan…………………………………………
3
STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka………………………………………….....
4
2.2. Landasan Teori……………………………………………….
7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
3.1. Obyek Penelitian………………………………………….....
22
3.2. Langkah Penelitian…………………………………………...
24
3.3. Bagan Alir Penelitian………………………………………...
27
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Fisik Obyek Penelitian…………………………………
30
4.2.Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa..
36
4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………...
59
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.. 4.5. Langkah Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………………………………………………….. 4.6. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus…………………………. BAB V
123 131 138
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan…………………………………………………...
158
5.2. Saran…………………………………………………………
159
Daftar Pustaka………………………………………………………………...
160
Lampiran……………………………………………………………………...
LA-1
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Fungsi Ruang Gedung A…………………………………….
33
Tabel 4.2
Fungsi Ruang Gedung B…………………………………….
34
Tabel 4.3
Fungsi Ruang Gedung C…………………………………….
34
Tabel 4.4
Fungsi Ruang Gedung D…………………………………….
34
Tabel 4.5
Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa………………...
37
Tabel 4.6
Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen Ruang Dalam……………………………………………….. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Dalam (80%)…………. Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen Ruang Luar………………………………………………….. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Luar (20%)…………… Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Bawah……………………………………………… Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Bawah (25%)……….. Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Atas………………………………………………... Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Atas (60%)…………. Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Pelengkap………………………………………….. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%)…… Analisis Kesesuaian Aspek Utilitas………………………….
Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17
39 40 41 42 42 43 43 44 44 45 45
Tabel 4.18
Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Utilitas ( 100%)……………………………………… Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas…………………….
46 47
Tabel 4.19
Analisis Kesesuaian Aspek Aksesibilitas……………………
48
Tabel 4.20 Tabel 4.21
Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Aksesibilitas ( 100%)……………………. Kefungsian Komponen Aksesibilitas………………………..
49 50
Tabel 4.22
Analisis Kesesuaian Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan.
53
Tabel 4.23
Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
53
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 4.33 Tabel 4.34 Tabel 4.35 Tabel 4.36
digilib.uns.ac.id
Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan (100%)……………. Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung …………. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa …………………………………………………… Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung) Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas Total (File Aksesibilitas SLF Gedung) Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File Aksesibilitas SLF Gedung) Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung) Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Dalam (80%)……………………………. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Luar (20%)……………………………… Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Bawah (25%)…………………………. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Atas (60%)……………………………. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%)………………………. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Utilitas……
54 55 58 58 58 58 60 61 62 63 64 66
Tabel 4.39
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Aksesibilitas…………………………………………………. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota…………………………… Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa……………………………………………………. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa……………………
72 125
Tabel 4.40
Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap……………...
139
Tabel 4.41
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur…………………... Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur…………………….. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas……………………… Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas……………….. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan…………………………………………………. Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap ………………..………….. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur…………………...
Tabel 4.37 Tabel 4.38
Tabel 4.42 Tabel 4.43 Tabel 4.44 Tabel 4.45
Tabel 4.46 Tabel 4.47
commit to user xiii
68 70
146 147 147 148
149 149 154
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.48
Tabel 4.49 Tabel 4.50 Tabel 4.51
Tabel 4.52
digilib.uns.ac.id
Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur…………………….. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas……………………… Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas………………... Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan…………………………………………………. Hasil Program SLF Rusunawa Keandalan Total Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap …………………………….
commit to user xiv
155
156 156 157
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar.2.1
Gambar 3.1
Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)…………………………………………….. Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)…………………………………………….. Peta Provinsi Jawa Tangah (www. google map. Com)……
10 21
Gambar 3.2
Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com)…….
22
Gambar 3.4
Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………………….. Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Rusunawa Cilacap……………………….. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung…………………………….. Photo Tampak Depan Kompleks Rusunawa Kabupaten Cilacap…………………………………………………….. Photo Tampak Belakang Kompleks Rusunawa Kabupaten Cilacap……………………………………………………. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap……..
Gambar.2.2
Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar. 4.6
Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa…………………………………………………. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………
Gambar 4.8
Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………… Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………… Form Data Umum Program SLF Rusunawa………………
Gambar 4.9
Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan
Gambar. 4.7
9
27 28 29 31 32 33 57 124 126 131 132
Rusunawa …………………………………………………
133
Gambar 4.10
Form Arsitektur SLF Rusunawa …………………………
134
Gambar 4.11
Form Kesesuaian Ruang Komponen Arsitektur SLF
135
Rusunawa…………………………………………………. Gambar 4.12
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa...
136
Gambar 4.13
Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap………
138
Gambar 4.14
Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama ………………
141
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.15
Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)…………
142
Gambar 4.16
Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap……………
143
Gambar 4.17
Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap….
143
Gambar 4.18
Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap……….
144
Gambar 4.19
Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap……
144
Gambar 4.20
Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…….
144
Gambar 4.21
Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…………….
145
Gambar 4.22
Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama ………………
150
Gambar 4.23
Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)…………
150
Gambar 4.24
Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap……………
151
Gambar 4.25
Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap….
151
Gambar 4.26
Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap……….
152
Gambar 4.27
Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap……
152
Gambar 4.28
Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…….
152
Gambar 4.29
Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…………….
153
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A
Form SLF Gedung…………………………………………..
Lampiran B
Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung A Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap…………………………………. Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung D Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap…………………………………. Form Tabel Analisis Gedung Rusunawa ………………….
Lampiran C Lampiran D Lampiran E
Form Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa……………………………………………………
commit to user xvii
LA-1 LB-1 LC-1 LD-1 LE-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk memenuhi kebutuhan prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, Nelayan, Buruh Migran, dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Program 1000 Tower tersebut merupakan program pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa atau Rusunawa. Rusunawa yang direncanakan dalam program tersebut memiliki karakteristik struktur yang hampir sama dengan desain tipikal. Rusunawa sebagai bangunan publik yang mengakomodir fungsi tempat tinggal sudah selayaknya diperhatikan keandalan dan kelaikan bangunannya. Keandalan bangunan diperlukan untuk menjamin keselamatan pengguna bangunan sedangkan kelaikan bangunan akan menjamin kenyamanan pengguna bangunan. Selain harus diperhatikan keandalan serta kelaikan bangunan,sebagai bangunan publik maka pemeliharaan bangunan harus diperhatikan. Pemeliharaan Bangunan Gedung bertujuan untuk menjaga supaya Bangunan Gedung tersebut bisa mencapai umur layan yang sudah diperhitungkan. Bangunan Gedung Rusunawa merupakan gedung bertingkat yang berfungsi sebagai hunian. Gedung bertingkat
harus memiliki keandalan secara arsitektur,
struktur, utilitas, aksesibilitas maupun tata ruang dan lingkungan. Untuk menjamin terwujudnya bangunan gedung yang andal harus memenuhi persyaratan teknis administratif bangunan gedung sesuai dengan fungsinya. Diperlukan adanya suatu pernyataan bahwa bangunan gedung tersebut memang sudak layak untuk digunakan sesuai dengan fungsinya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung. Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung telah diterbitkan sejak 9 Agustus 2007 lalu melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 yang bertujuan untuk terwujudnya keandalan bangunan gedung secara administratif dan teknis. Pedoman tersebut meliputi; kesesuaian Bangunan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Gedung dengan fungsinya serta kesesuaian Bangunan Gedung dengan tata bangunan dan lingkungan. Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan pemberlakuan Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF Gedung) pada tahun 2010 bagi setiap Bangunan Gedung Publik di kota metro dan besar. SLF Gedung juga harus diterapkan paling lambat pada tahun 2020 di semua kota sedang dan kecil. Saat ini hampir semua Bangunan Gedung (BG) belum sesuai dengan kaidah bangunan konstruksi yang benar seperti yang diatur dalam UU No 20 tahun 2002. Untuk memenuhi kriteria dalam SLF Gedung tersebut hendaknya Pengelola Bangunan Gedung Publik harus sudah mempersiapkan diri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang ditinjau dari Keandalan Bangunan Gedung. Parameter yang digunakan adalah pemenuhan kriteria SLF Gedung. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempersiapkan Gedung Rusunawa dan pengelolanya untuk lebih siap memenuhi kriteria keandalan gedung yang sesuai dengan SLF Gedung.
1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dalam kajian ini meliputi: 1. Bagaimana Membuat Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam SLF Gedung. 2. Bagaimana membuat program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa. 3. Bagaimana Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung Rusunawa Cilacap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini meliputi: 1. Memperoleh Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam SLF. 2. Memperoleh program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa. 3. Mengetahui Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung Rusunawa Cilacap.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat teoritis ; Memberikan tambahan informasi dalam khasanah ilmu terutama di bidang Penilaian dan Pemeliharaan Gedung serta Keandalan Bangunan Gedung.
2.
Manfaat praktis ; Hasil kajian diharapkan dapat memberi masukan bagi stake holder yang terkait mengenai Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung.
1.5. Batasan Masalah 1. Bahasan dalam penelitian hanya pada permasalahan kondisi fisik Gedung dan Administrasi yang berkaitan dengan kondisi fisik saja. 2. Pemeriksaan kondisi struktur gedung melalui kondisi visual dan tidak dilakukan uji lapangan dan uji laboratorium. 3. Standar keandalan bangunan didasarkan pada keterangan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung. 4. Bangunan yang menjadi obyek penelitian adalah Gedung Rusunawa Kabupaten Cilacap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka Pemeliharaan gedung merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik atau pengelola gedung untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengguna gedung. Pemeliharaan gedung merupakan faktor yang penting guna menjaga keberlanjutan gedung di kemudian hari. Dalam membuat sistem manajemen pemeliharaan gedung adalah penting untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada gedung tersebut terlebih dahulu. Dalam Penelitian terhadap Gedung Asrama Kampus Teknik dan Kampus Kedokteran di sebuah universitas di Malaysia diketahui bahwa pemeliharaan gedung yang ada belum maksimal dan kurang terencana.. (Hardiman, Zakaria, 2009). Pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung hampir selalu diabaikan walaupun sudah jelas dinyatakan dalam kontrak. Terkadang kerusakan bangunan tidak segera mendapat penanganan yang sesuai. Hal itu berpengaruh pada kegagalan bangunan dan menyebabkan masalah yang lebih serius di kemudian hari. Desain dan pemilihan material yang sesuai dengan fungsi gedung dan lingkungannya merupakan hal yang sangat
penting.
Langkah-langkah
preventif
perlu
diambil
dalam
rangka
meminimalkan terjadinya ketidak sesuaian dan hal tersebut akan mendukung pekerjaan pemeliharaan gedung di kemudian hari. Kebijakan pemeliharaan praktis merupakan
sebuah
peraturan
yang
penting
dalam
pemeliharaan
guna
mempertahankan keandalan komponen-komponen gedung. (Sarman, Makinda, 2009). Penilaian struktur beton perlu dilakukan untuk menjaga keandalan bangunan. Metode penilaian harus direncanakan secara efektif sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan tepat. Kondisi setiap komponen penyusun struktur dapat dijadikan penilaian numeric (dalam angka). Penilaian numeric tersebut dibuat berdasar kondisi struktur dan
efek yang ditimbulkan. Peran masing-masing
komponen dan kerusakannya pada struktur juga menjadi bahan pembobotan evaluasi
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
numeric. Salah satu sistem yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi struktur beton yang rentan terhadap iklim tropis adalah metode Indeks Kondisi (Condition Indeks/CI). Metode tersebut pertama kali dikembangkan oleh U.S Army corps of Engineers. Penilaian didasarkan pada kerusakan fisik yang terukur. CI diwakili oleh
peringkat kuantitatif antara 0 dan 100. Indeks berfungsi sebagai pedoman untuk tindakan perbaikan segera dan evaluasi lebih lanjut. Perhitungan nilai CI merupakan metode yang cukup dekat dengan nilai pendapat pakar. Sistem penilaian kondisi dengan metode CI akan memberikan penanganan yang efisien. Metode tersebut telah digunakan untuk memantau keadaan struktur tepi pantai di Malaysia (Ayop, Zin, Ismail, 2006). Dua kota penting yaitu Ibadan dan Lagos diambil sebagai studi kasus dalam penelitian mengenai penyebab dan solusi yang tepat untuk kerusakan gedung-gedung yang lazim terjadi di Nigeria. Quesioner-quesioner dicatat untuk mengetahui arsitek yang dipilih, perancang kota, ahli konstruksi, dan klien dalam area studi kasus dan juga tinjauan lapangan bertujuan untuk memilih area-area guna melihat kerusakan yang lazim terjadi pada gedung-gedung tersebut. Data sekunder didapatkan dari Nigerian Institute of Building (NIOB), dan beberapa media properti. Penelitian menghasilkan bahwa seluruh partisipan dalam industri konstruksi, meliputi; klien, arsitek, ahli konstruksi, pejabat setempat (perencana kota), dan kontraktor berkontribusi terhadap kerusakan gedung dalam dimensi yang berbeda. Selain itu, negara akan kehilangan sumber daya manusia serta sumber daya material setiap kali terjadi kegagalan bangunan. Kerusakan yang lazim terdapat pada gedung-gedung tersebut diantaranya adalah; keretakan dinding, spalling pada dinding, penurunan pondasi, bucling pada kolom, dll. Profesional yang kompeten dan pengawasan yang sesuai terhadap kode etik dan standar-standar akan mengurangi dan meminimalkan permasalahan-permasalahan yang telah d2dentifikasi (Ayininuola, Olalusi, 2004). Pertambahan jumlah penduduk perkotaan yang cenderung meningkat menimbulkan permintaan terhadap perumahan. Pemerintah sebagai penanggung jawab pembangunan berupaya mengatasi, salah satunya dengan penyediaan rumah susun. Akan tetapi rumah susun yang semula dimaksudkan untuk mengatasi kekumuhan kawasan secara horizontal tanpa disadari telah mengubah wujud menjadi kawasan kumuh vertikal. Rusunawa Cengkareng merupakan kawasan rumah susun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
sederhana sewa yang dikelola oleh dua lembaga yaitu Pemerintah (Perumnas) dan lembaga non profit (Yayasan Budha Tzu Chi). Berdasarkan pengamatan, lingkungan permukiman rumah susun swasta ini dianggap cukup baik. Keberhasilan pengelolaan lingkungan fisik dan non fisik ini tentunya tidak terlepas dari peran pengelola dan pelibatan masyarakat penghuni permukiman itu sendiri (Subkhan, 2008). Berbagai jenis bangunan gedung banyak muncul di kota-kota besar dengan beragam model berikut kelengkapan fasilitasnya. Tak kalah juga beragam material juga menempel erat menghiasai seluruh sisi bangunan sehingga nampak indah. Keindahan memang sangat berarti bagi para perancang bangunan, namun satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu bagaimana merawat bangunan tersebut. Berdasarkan meningkatnya keragaman bentuk dan jenis material tersebut kiranya penting dipikirkan bagaimanakah cara merawatnya sehingga setelah habis umur ekonomis
bangunan
tersebut
pemenuhan
spesifikasi
masih
dapat
dicapai
(Ervianto, 2007). Sertifikat Laik Fungsi atau SLF merupakan standar keandalan gedung yang dikeluarkan oleh pemerintah. SLF mulai tahun 2010 akan menjadi dokumen yang wajib dimiliki setiap bangunan gedung, baik yang baru ataupun yang sudah lama berdiri. Ketentuan tentang SLF yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2002 ini, dikeluarkan pemerintah demi memastikan keselamatan pengguna bangunan. Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung sendiri, telah diterbitkan sejak 9 Agustus 2007 lalu, melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007. Sertifikat akan diberikan oleh tim ahli yang akan segera dibentuk oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). "Sertifikat Laik Fungsi ini wajib dimiliki oleh pengelola gedung baru. Gedung lama juga wajib memiliki sertifikat pada saat memperbarui izin lima tahunan ke Pemda. Sertifikat ini merupakan puncak dari semua perizinan yang ada di pemerintah pusat dan daerah. Hingga kini, baru 19 pemerintah kabupaten/kota yang sudah memberikan respons mengenai rencana pemberlakuan sertifikat tersebut, sedangkan 16 Pemda lainnya tengah membahas bersama legislatif. Pemda yang lebih siap memberlakukan Sertifikat Laik Fungsi ini terutama daerah perkotaan yang memiliki banyak bangunan bertingkat (LPJK, 2009 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Bangunan Gedung Bangunan Gedung (BG) adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air. BG berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus (Anonim, 2002). Struktur Bangunan Gedung adalah bagian dari bangunan yang tersusun dari komponen-komponen yang dapat bekerja sama secara satu kesatuan. Struktur Bangunan Gedung harus mampu berfungsi menjamin kekakuan, stabilitas, keselamatan dan kenyamanan bangunan gedung terhadap segala macam beban. Struktur harus dapat menahan beban terencana maupun beban tak terduga. Struktur juga harus mampu menahan bahaya lain dari kondisi sekitarnya seperti tanah longsor, intrusi air laut, gempa, angin kencang, tsunami, dan sebagainya (Anonim, 2007a). Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung meliputi persyaratan; Keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan. Dalam rangka memenuhi kriteria dalam kaidah keandalan gedung maka pemerintah menerbitkan peraturan mengenai Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung atau SLF. SLF Bangunan Gedung adalah sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Untuk bangunan gedung fungsi khusus SLF Gedung diterbitkan oleh Pemerintah pusat. SLF Gedung berfungsi untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif maupun teknis, sebelum pemanfaatannya. SLF Bangunan Gedung dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi pemerintah daerah, khususnya instansi teknis pembina penyelenggaraan bangunan gedung dalam menetapkan kebijakan operasional Bangunan Gedung (Anonim, 2007b). 2.2.2. Perencanaan Pemanfaatan Bangunan Gedung Proses hidup bangunan tidak berhenti saat pemakaian bangunan saja, tetapi proses pembangunan-pemanfaatan-dan pembongkaran merupakan suatu kesatuan yang perlu direncanakan dari mulai proses desain. Kriteria-kriteria syarat teknis maupun administratif harus dipenuhi sebuah gedung baik sebelum maupun setelah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
pemanfaatanya. Kriteria teknis administrative gedung berupa; IMB, SLF-1, SLF-n, PF/PBB, RTB, PB, KT, KI. SLF atau Sertifikat Laik Fungsi Gedung merupakan suatu tolak ukur dalam penentuan kelaikan gedung sehingga tidak membahayakan penghuni/pengguna dari gedung. SLF tersebut perlu dikaji secara berkala guna menjamin keandalan gedung. Daur hidup bangunan merupakan suatu siklus hidup bangunan yang dimulai dari proses prakonstruksi, proses konstruksi, hingga pasca konstruksi. Proses Pra Konstruksi terdiri dari; Pengumpulan data, Analisa, Rancangan Skematik, Konsep Rancangan, Gambar Prarencana, Pengembangan Rancangan dan Gambar Kerja, Dokumen Konstruksi, Persiapan Pelelangan. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Pra Konstruksi tersebut meliputi; Perencanaan Ruang Mekanikal dan Elektrikal, Aksesibilitas, Orientasi Bangunan, Pemilihan Bahan, Analisa Resapan Air, Analisa Dampak Lalu Lintas, Pemilihan Perlengkapan/ Peralatan Bangunan, Pengkondisian Udara, Pengolahan Limbah & Air, Instalasi Listrik & Air, Analisa Dampak Lingkungan. Proses Konstruksi terdiri dari; Perhitungan volume dan biaya pekerjaan, Analisa waktu pekerjaan, Analisa kebutuhan tenaga kerja dan peralatan, Mengajukan penawaran
biaya pelaksanaan
kegiatan,
Pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi,
Melakukan pemeliharaan konstruksi sampai masa serah terima kedua. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Konstruksi meliputi; Mutu,waktu dan biaya, Keselamatan Kerja, As Built Drawing, Technical Audit, Konsep Manual Pemeliharaan. Proses Pasca Konstruksi terdiri dari; Melakukan pendataan, Perencanaan dan penjadwalan perawatan dan pemeliharaan, pelaksanaan pekerjaan perawatan dan pemeliharaan , Membuat laporanperawatan pemeliharaan dan pengoperasian bangunan gedung. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Pasca Konstruksi meliputi; Manual pemeliharaan, Pembersihan berkala, Pemeriksaan berkala, Pemeliharaan berkala, Perawatan berkala, Penggantian suku cadang, Perbaikan, Renovasi, Latihan penanggulangan bahaya, Latihan evakuasi, Pelaporan, Peningkatan mutu SDM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Konsep pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi; Aktivitas pengelolaan yang terdiri dari pengelolaan harta benda dan pengelolaan lainya. Sedangkan pengelolaan harta benda terdiri dari pengelolaan pemeliharaan/perawatan dan pengelolaan properti. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan dalam Gambar 2.1.
PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN (preventive)
LANGSUNG
TAK LANGSUNG
PERBAIKAN (corrective)
PENINGKATAN
DARURAT
Gambar.2.1. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009) Dalam skema
tersebut
digambarkan
bahwa
dalam perawatan
dan
pemeliharaan bangunan terdiri dari dua tindakan, yaitu tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan. Dalam tindak pencegahan dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dalam tindak perbaikan dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas maupun tindakan darurat yang bersifat sementara. Tujuan dari pengoperasian dan pemeliharaan gedung merupakan tujuan bersama dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait. Pihak terkait merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap kelaikan gedung yang menjamin keselamatan pengguna,dalam hal ini Pemda (regulator). Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan dalam Gambar 2.2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
• • • •
IMAGE ASET TERPELIHARA R.O.I BIAYA EKONOMIS
KEINGINAN PEMAKAI GEDUNG
KEINGINAN PEMILIK GEDUNG
• • • •
AMAN AVAILABILITY NYAMAN PRESTIGE
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN GEDUNG
• GOOD OPERATED& MAINTAINED • SPAREPART & MATERIAL STANDARD
TUNTUTAN FASILITAS GEDUNG
KEINGINAN PEMDA
• •
AMAN AVAILABILITY
Gambar.2.2. Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)
Dalam pengoperasian dan pemeliharaan gedung diharapkan tujuan bersama dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait (Pemda sebagai regulator), bisa terakomodir secara keseluruhan. 2.2.3. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Dalam sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sesuai dengan pelatihan SLF tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Perawatan Bangunan Indonesia,meliputi; 1. Komponen Arsitektural Komponen Arsitektural terdiri dari Komponen Eksterior Bangunan dan Komponen Interior Bangunan. a) Komponen Eksterior meliputi; Dinding luar, Pintu dan jendela luar, Penutup atap, Listplank dan talang. Kerusakan yang sering dijumpai pada bangunan
diantaranya;
Atap
bocor,
Dinding
retak,
Dinding
berlumut/berjamur, Pintu jendela rusak/lapuk, Listplank lapuk, Talang tersumbat/bocor, Cat memudar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
b) Komponen Interior meliputi; Dinding & partisi, Penutup lantai, Langitlangit, Penutup dinding, Peralatan sanitair, Elemen dekorasi. Kerusakan yang sering dijumpai pada bangunan diantaranya; Dinding retak, Cat memudar,
Lantai
rusak,
Langit-langt
rusak,
Peralatan
sanitair
berkapur/berkarat, Peralatan tidak berfungsi. 2. Komponen Struktural Komponen Struktural meliputi; Kolom dan Dinding geser, Balok dan plat lantai, Rangka atap/plat atap. Hal-hal buruk yang mempengaruhi komponen struktural meliputi; Pelaksanaan yang keliru, Pelaksanaan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, Pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur baku, Pengaruh bencana alam ataupun kebakaran. Kerusakan yang sering dijumpai di lapangan diantaranya adalah; Penurunan pondasi, Pondasi miring, Kerusakan pondasi akibat akar pohon, Kerusakan pondasi akibat penurunan yang tidak sama (diferensial setlement), Kerusakan beton akibat cetakan bergeser, Kerusakan beton akibat korosi, Kerusakan kayu akibat kembang susut maupun makhluk hidup( rayap dan jamur),(Juwana, 2009). 3. Komponen Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas Fungsi perawatan adalah untuk; Menjaga unjuk kerja sistem, mesin dan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada, Memperpanjang umur kegunaan, Menjamin keselamatan pengguna, Menghemat biaya. Aktifitas perawatan meliputi; Pemeriksaan, Perbaikan dan Overhaul yang ketiga hal tersebut merupakan riwayat pemeliharaan. Tipe
pemeliharaan
terdiri
dari;
Pemeliharaan
breakdown,
Pemeliharaan preventive, Pemeliharaan corrective, Pemeliharaan predictive. Dalam pemeliharaan breakdown perbaikan tidak dilakukan sampai sebuah mesin/peralatan gagal untuk berfungsi. Pemeliharaan preventive merupakan program pemeliharaan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kerusakan. Dalam pemeliharaan corrective perawatan yang dilakukan untuk mengoreksi masalah yang ada. Pemeliharaan predictive merupakan pencegahan kegagalan peralatan, sistem, melalui pemantauan kondisi peralatan menggunakan data-data sinyal getaran, infra merah, ultra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
sound, oli pelumas, sehingga dapat ditemtukan kebutuhan perawatan paralatan. Komponen dalam Perawatan Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas gedung meliputi; a) Perawatan sistem penyediaan air bersih b) Perawatan sistem pembuangan air kotor c) Perawatan instalasi listrik d) Perawatan lift e) Sistem pemadam kebakaran f)
Perawatan AC
(Didik Djoko Susilo, 2009) 4. Komponen Ruang Luar Komponen tata ruang luar meliputi; Jalan setapak/jalan lingkungan, Areal parkir, Pertamanan, Pintu gerbang & pagar, Selokan/drainase, Penerangan luar. Kerusakan yang sering ditemui pada jalan setapak/jalan lingkungan dan Arel parkir diantaranya; Permukaan retak, Permukaan bergelombang atau tidak rata, Permukaan ambelas, Permukaan mencuat, Lapisan luar terkikis, Rambu-rambu rusak/hilang. Elemen dalam pertamanan meliputi; Softscape, Hardscape, Landscape, dan Furniture. Hal-hal yang sering dijumpai adalah; rumput tidak terawat, pohon layu dan tidak subur, taman penuh kotoran atau sampah, permukaan plaza amblas, permukaan plaza mencuat, lapisan luar terkikis, tempat sampah dan tempat duduk rusak, penunjuk arah rusak. 5. Komponen Aksesibilitas Meliputi jalan masuk, jalan keluar, hubungan hirizontal antar ruang, hubungan vertikal dalam bangunan gedung dan sarana transportasi vertikal, serta penyediaan akses evakuasi bagi pengguna bangunan gedung, termasuk kemudahan mencari, menemukan, dan menggunakan alat pertolongan dalam keadaan darurat bagi penghunu dan terutama bagi penyandang cacat, lanjut usia, dan wanita hamil, terutama untuk bangunan gedung pelayanan umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
6. Sistem Manajemen Tata Graha Manajemen Tata Graha disebut juga House Keeping merupakan suatu manajemen perawatan rumah atau gedung yang bertujuan untuk menjaga kebersihan, keindahan, kesehatan, ketertiban dan keamanan. Lingkup
pekerjaan
dalam
manajemen
tata
Graha
meliputi;
pemeliharaan eksterior bangunan, Interior bangunan, Perabot dan sanitair, serta pengendalian hama pengganggu. Lingkup pelayanan pekerjaan kebersihan dalam sistem manajemen tata Graha sesuai dengan pelatihan SLF tahun 2009, yang disampaikan oleh Ketua Badan Sertifikasi Keahlian Himpunan Ahli Perawatan Bangunan Indonesia meliputi; Pekerjaan rutin, Pekerjaan pembersihan khusus, Pembersihan umum, Pembersihan harian, Pembersihan segera, Pembersihan berkala/periodik. Daftar simak ( “Cheklist”) Perawatan Bangunan, meliputi; Kualitas udara dalam gedung, Pengendalian debu, Pembersihan lantai, Saluran pembuangan air, Kelembaban, kebocoran dan limpasan, Kemungkinan kebakaran dan ledakan, Pencegahan hama (Harahap, 2009). 2.2.4. Persyaratan Bangunan Gedung Dalam penyelenggaraan bangunan gedung diperlukan pedoman teknis dan standar teknis. Pedoman teknis adalah acuan teknis yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah ini dalam bentuk ketentuan teknis penyelenggaraan bangunan gedung Standar teknis adalah standar yang dibakukan sebagai standar tata cara, standar spesifikasi, dan standar metode uji baik berupa Standar Nasional Indonesia maupun standar internasional yang diberlakukan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. 2.2.4.1. Persyaratan Administratif Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang meliputi: 1. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah, 2. Status kepemilikan bangunan gedung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
3. Izin mendirikan bangunan gedung 2.2.4.2. Persyaratan Teknis Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung (UU RI NO. 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung): 1. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, meliputi; a) Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung meliputi persyaratan keruntukan lokasi, kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan. Yang meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Ketinggian Bangunan Gedung (KDH). b) Persyaratan arsitektur bangunan gedung meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa. c) Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. 2. Persyaratan keandalan bangunan gedung adalah kondisi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan yang memenuhi persyaratan teknis oleh kinerja bangunan gedung yang meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan: a) Persyaratan
keselamatan
bangunan
gedung
meliputi
persyaratan
kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir b) Persyaratan
kesehatan
bangunan
gedung
sebagaimana
meliputi
persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
c) Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan. d) Persyaratan kemudahan sebagaimana meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung, kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia, kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi. 2.2.5. Laik fungsi Gedung 2.2.5.1. Pengertian Laik Fungsi Gedung Yang dimaksud laik fungsi, yaitu berfungsinya seluruh atau sebagian dari bangunan gedung yang dapat menjamin dipenuhinya persyaratan teknis dan administrative gedung. Persyaratan laik fungsi meliputi persyaratan tata bangunan, persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan. Suatu bangunan gedung dinyatakan laik fungsi apabila telah dilakukan pengkajian teknis terhadap pemenuhan seluruh persyaratan teknis bangunan gedung, Pemerintah Daerah mengesahkannya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung. Bangunan gedung yang dinyatakan tidak laik fungsi tetapi masih dapat diperbaiki maka pemilik dan/atau pengguna diberikan kesempatan untuk memperbaikinya sampai dengan dinyatakan laik fungsi. Jika pemilik tidak mampu memperbaiki maka dilakukan tindakan penaggulangan. Untuk rumah tinggal apabila tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki serta membahayakan keselamatan penghuni atau lingkungan maka bangunan tersebut harus dikosongkan. Apabila bangunan
tersebut
membahayakan
kepentingan
pembongkarannya dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
commit to user
umum,
pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
2.2.5.2. Persyaratan Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan Gedung Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diberikan oleh pemerintah daerah, oleh Pemerintah dan pemerintah provinsi untuk bangunan gedung fungsi khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan gedung meliputi: 1. Penerbitan SLF untuk pertama kali. 2. Perpanjangan SLF selanjutnya. SLF bangunan gedung diberikan untuk bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai syarat untuk dapat dimanfaatkan. Persyaratan penertiban SLF Bangunan Gedung meliputi: 1. Pemenuhan persyaratan administratif a) Pemeriksaan pada proses penerbitan SLF bangunan gedung. b)
Pemeriksaan pada proses perpanjangan SLF bangunan gedung.
2. Pemenuhan persyaratan teknis a) Pemeriksaan dan pengujian pada proses penerbitan SLF bangunan gedung untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis meliputi: 1) Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen pelaksanaan konstruksi bangunan gedung termasuk as built drawings, pedoman pengoperasian dan pemeliharaan/perawatan bangunan gedung, peralatan serta perlengkapan mekanikal dan elektrikal bangunan gedung (manual), dan dokumen ikatan kerja. 2) Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk kriteria keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, pada struktur, peralatan, dan perlengkapan bangunan gedung, serta prasarana bangunan gedung pada komponen konstruksi atau peralatan yang memerlukan data teknis yang akurat 3) Pengujian/test dilakukan sesuai dengan pedoman teknis dan tata cara pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung. b) Pemeriksaan dan pengujian pada proses perpanjangan SLF bangunan gedung untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Penilaian dalam Laik Fungsi Gedung dibuat dalam suatu Form yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum. Sedangkan masa berlaku SLF pada bangunan gedung seperti tersebut di atas adalah: 1. Masa berlaku SLF untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana dan rumah deret sederhana tidak dibatasi (tidak ada ketentuan untuk perpanjangan SLF). 2. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal, dan rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai ditetapkan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. 3. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tidak sederhana, bangunan gedung lainnya pada umumnya, dan bangunan gedung tertentu ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. 2.2.6. Rumah Susun Sewa Undang-Undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun atau Rusun menyebutkan bahwa Rumah Susun adalah: bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian Bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Rusun sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah. Memerlukan standar perencanaan Rusun sebagai dasar pembangunannya. Standar perencanaan Rusun ini diperlukan agar harga jual/sewa Rusun dapat terjangkau oleh kelompok sasaran yang dituju, tanpa mengurangi asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, keserasian Rusun dengan tata bangunan dan lingkungan kota.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2.2.6.1. Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan. Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan adalah sebagai berikut: 1) Kepadatan Bangunan Dalam
mengatur
kepadatan
(intensitas)
bangunan
diperlukan
perbandingan yang tepat meliputi luas lahan peruntukan, kepadatan bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB). a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas lahan/persil, tidak melebihi dari 0.4; b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah perbandingan antara luas lantai bangunan dengan luas tanah, tidak kurang dari 1,5; c. Koefisien Bagian Bersama (KB) adalah perbandingan Bagian Bersama dengan dengan luas bangunan, tidak kurang dari 0,2. 2) Lokasi Rusun dibangun di lokasi yang sesuai rencana tata ruang, rencana tata bangunan dan lingkungan, terjangkau layanan transportasi umum, serta dengan mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan sekitarnya. 3) Tata Letak Tata letak Rusun harus mempertimbangkan keterpaduan bangunan, lingkungan, kawasan dan ruang, serta dengan memperhatikan faktor-faktor kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan dan keserasian. 4) Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian Jarak antar bangunan dan ketinggian ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara secara alami, kenyamanan, serta kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota. 5) Jenis Fungsi Rumah Susun Jenis fungsi peruntukkan Rusun adalah untuk hunian dan dimungkinkan dalam satu Rusun/ kawasan Rusun memiliki jenis kombinasi fungsi hunian dan fungsi usaha. 6) Jenis Fungsi Rumah Susun Luasan Satuan Rumah Susun Luas sarusun minimum 21 m2, dengan fungsi utama sebagai ruang tidur/ruang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar mandi dan dapur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
7) Kelengkapan Rumah Susun Rusun harus dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas yang menunjang kesejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. 8) Transportasi Vertikal a) Rusun bertingkat rendah dengan jumlah lantai maksimum 6 lantai, menggunakan tangga sebagai transportasi vertikal; b) Rusun bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 6 lantai, menggunakan lift sebagai transportasi vertikal. 2.2.7.2. Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Dalam Peraturan Pemerintah No.4 tahun 1988 tentang rumah susun disebutkan mengenai dibentuknya organisasi Unit Pengelola Teknis (UPT) dalam pengelolaan rumah susun. Secara umum organisasi UPT dibedakan dalam dua model, yaitu; 1) Model Swakelola, yaitu pengelola operasional merupakan bagian dari organisasi pemilik atau yang mewakili pemilik rusunawa, yaitu UPT atau Badan
Usaha
Milik
Negara
(BUMN/
BUMD)
atau
perhimpunan
penghuni/pemilik rusunawa atau perusahaan swasta pengembang rusunawa. 2) Model kerjasama operasional yaitu pengelolaan operasional merupakan pihak ketiga, terdiri dari konsultan properti, koperasi dan perhimpunan penghuni, yang bermitra dengan pemilik/yang mewakili pemilik/pemegang hak pengelolaan
aset
rusunawa
untuk
melaksanakan
tugas
pengelolaan
operasional rusunawa dalam jangka waktu yang ditentukan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Stuktur organisasi unit pengelola dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi dan lingkup pengelolaannya atau setidak-tidaknya mempunyai bidang-bidang yang mengelola administrasi dan keuangan, teknis serta persewaan, pemasaran dan pembinaan penghuni yang masing-masing dipimpin oleh seorang asisten manajer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
2.2.6. Penelitian diskriptif Penelitian menggambarkan
deskriptif dan
merupakan
menginterpretasi
metode objek
penelitian
sesuai
yang
dengan
berusaha
apa
adanya
(Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar
variabel,
menguji
hipotesis,
mengembangkan
generalisasi,
dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. (Hartoto,2009). Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut: 1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif. 2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian. 4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. 5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian atau hipotesis. 6. Mendesain
metode
penelitian
yang
hendak
digunakan
diantaranya;
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data. 7. Mengumpulkan,
mengorganisasikan,
dan
menganalisis
data
dengan
menggunakan teknik statistika yang relevan. 8. Membuat laporan penelitian Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik. 1. Self-Report research Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Dalam
penelitian
self-report,
peneliti
juga
dianjurkan
menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika peneliti harus menjaring data dari lapangan. 2. Studi Perkembangan (Developmental Study) Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal. 3. Studi Kelanjutan (Follow-up study) Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima suatu program.
Jenis penelitian yang menunjang analisis mengenai Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung ( Studi Kasus : Rusunawa Cilacap) adalah penelitian diskriptif. Sedangkan menurut proses pengumpulan data maka penelitian mengenai Sistem Keandalan bangunan Gedung merupakan Followup study dari SLF Gedung yang sudah ada. Penerapan Sistem yang telah dibuat pada obyek studi kasus Bangunan Gedung di Kompleks Rusunawa Cilacap memerlukan teknik observasi secara langsung sehingga termasuk dalam Self-Report research.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B BAB III MET TODOLO OGI PEN NELITIA AN 3.1 1. Obyek Penelitian P Obyek yang menjadi penelitiian adalah Kompleks Rusunawa Kabupaten Cilaacap yang berada b di proovinsi Jawa Tengah. Ru usunawa Cillacap meruppakan salah satuu perwujudaan program m 1000 tow wer yang diccanangkan oleh o pemerinntah mulai tahu un 2005. Daalam program m tersebut seluruh Rusuunawa direnccanakan denngan desain dan n spesifikasi yang tipikaal. Dengan m mengambil Rusunawa R C Cilacap sebaagai Obyek studdi kasus sud dah cukup meemberi gambbaran teknis Rusunawa ppada umumnnya. Pengam mbilan Rusunnawa Cilacaap sebagai Obyek O Studii juga bertujjuan untuk men ngetahui apakah Sistem m Pemeliharraan Gedungg Rusunawaa dapat di aplikasikan. a Apllikasi Sistem pada Obyek O penellitian diharaapkan dapaat memberi informasi keaandalan Rusuunawa serta Sistem Pem meliharaan yaang sesuai. Lokasi dari d obyek penelitian p dittunjukkan daalam gambarr 3.1. dan 3.2 2.
u
wa Tangah (www. ( googlle map. Com m) Gambbar 3.1. Peta Provinsi Jaw
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
PETA KABUPATEN CILACAP
Ket : Key map, Unscale
LOKASI RUSUNAWA CILACAP
400FT 200M
Gambar 3.2. Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
3.2. Langkah Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan metode Analisis Diskriptif Kuantitatif dengan mengolah data deskriptif dan data kuantitatif. Data deskriptif berupa; dokumen pendukung, catatan lapangan, foto serta wawancara. Data kuantitatif berupa; hitungan, angka ukuran, pencatatan yg dikuantifikasikan. Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tema : Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari Keandalan Bangunan Gedung, dengan studi kasus Bangunan Gedung pada Kompleks Rusunawa Cilacap. Komponen yang digunakan sebagai acuan keandalan Bangunan Gedung diambil berdasar PP 36 tahun 2005 tentang SLF Gedung. Membuat Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Lingkup pembahasan. Latar belakang didasarkan pada fakta-fakta di lapangan, Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah. 2. Melakukan Kajian Pustaka yang mendukung kajian mengenai: “Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan bangunan, dengan studi kasus Bangunan Gedung Rusunawa”. 3. Mengumpulkan data-data fisik dan non fisik berkaitan dengan topik, berupa; A. Data primer 1)
Mendapat Data Teknis dengan mengamati langsung ke lapangan (survey lapangan) untuk mendapatkan data fisik kondisi existing Gedung Rusunawa Cilacap.
Pengambilan data dilakukan dengan teknik
pencatatan, dokumentasi foto, dan pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan alat bantu meteran untuk menghitung luasan. 2)
Melakukan Wawancara dengan pihak-pihak terkait. Pihak terkait terdiri dari Decision Makers , pada Dinas Teknis Bangunan Gedung. Wawancara bertujuan untuk verifikasi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa terkait dengan Keandalan Bangunan sesuai SLF (Lampiran E).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
B. Data sekunder. 1)
Data-data dari penelitian terdahulu
2)
Form SLF, sesuai dengan UU Bangunan Gedung No.20 th 2002 dan PP.36 Tahun 2005 yang bersumber dari Kementrian Pekerjaan Umum (Lampiran A).
3)
Rencana Anggaran Biaya Rusunawa Cilacap dan Shop Drawing Rusunawa Cilacap.
4)
Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Regulasi-regulasi yang berkaitan dengan SLF dan Sistem Pendukung Keandalan Bangunan Gedung.
5)
Data-data atau informasi lain mengenai Sistem Pemeliharaan Gedung yang bisa didapatkan dari buku maupun website.
4. Melakukan Analisis data; A. Menganalisis sub komponen di dalam SLF Gedung yang sesuai dengan sub komponen yang terdapat di dalam Gedung Rusunawa. Analisis dilakukan dengan langkah : 1) Membandingkan sub komponen yang terdapat pada SLF Gedung dengan sub komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung Rusunawa. Sub komponen-sub
komponen
yang
dianalisis
merupakan
penyusun
komponen utama gedung. Lima komponen utama gedung meliputi komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata Ruang dan Bangunan. Perbandingan dilakukan dengan mengisi Tabel Analisis Kesesuaian Komponen Gedung Rusunawa dengan Komponen SLF Gedung (Lampiran LD-1). 2) Jika antara sub komponen dalam kelompok komponen SLF Gedung dengan sub komponen dalam Bangunan Gedung Rusunawa sudah sesuai maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Seluruh sub komponen dalam kelompok komponen SLF Gedung beserta bobot nilai dapat langsung digunakan pada Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. 3) Jika terdapat perbedaan komponen maka akan dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan ulang sub komponen yang berpengaruh dilakukan dengan mendistribusikan bobot sub komponen yang berkurang secara proporsional dengan system persamaan linier.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
4) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan bangunan sesuai dengan komponen dalam SLF . Tabel digunakan sebagai acuan tindakan Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa (Lampiran LD-2). 5) Mengevaluasi Form SLF Gedung. B. Membuat Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sistem dibaut dengan langkah sebagai berikut : 1) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung, dengan acuan studi pustaka mengenai Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa ditinjau dari Keandalan Bangunan. 2) Melakukan Wawancara dengan Stake Holder, Ahli dan Praktisi Perawatan Bangunan Gedung sebagai verifikasi mengenai Sistem yang telah dibuat (Lampiran E). C. Membuat Program yang membantu Penilaian serta memberikan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa sesuai dengan kondisi Gedung. D. Mengaplikasikan program yang telah dibuat pada obyek studi kasus: “Bangunan Gedung A dan D pada Kompleks Rusunawa Cilacap” . Dari studi kasus tersebut diharapkan dapat diketahui apakah program yang telah dibuat sudah dapat memberikan Penilaian dan Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung yang sesuai dengan SLF (Lampiran B dan Lampiran C). 5. Membuat kesimpulan dan saran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
3.3. BAGAN ALIR PENELITIAN
Gambar 3.3. Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan gedung Rusunawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Gambar 3.4. Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Rusunawa Cilacap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
SKEMA AWAL SISTEM PEMELIHARAAN BANGUNAN (BERDASAR KOMPONEN DALAM SLF
Gambar 3.5. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Fisik Obyek Penelitian. Kabupaten Cilacap secara topografis berada di pesisir pantai sehingga sebagian warga Cilacap merupakan nelayan. Kondisi nelayan di kabupaten Cilacap sebagian besar masih sangat memprihatinkan baik secara sosial maupun ekonomi. Sebagian besar warga nelayan di kabupaten Cilacap masih sangat kesulitan dalam memperoleh tempat tinggal yang layak, sehingga menumbuhkan slum area ( daerah kumuh) yang tidak layak secara keamanan maupun kesehatan. Pada tahun 2005 pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk memenuhi kebutuhan prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, salah satu program tersebut diperuntukkan bagi para nelayan di Kabupaten Cilacap. Kompleks Gedung Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Kabupaten Cilacap dibangun dengan alokasi dana APBN. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut dibangun dalam 2 tahab. Rusunawa Cilacap Unit I dibangun pada Tahun Anggaran 2006-2007. Rusunawa unit II pada Tahun Anggaran 2007-2008 melalui DIPA Satker Pelaksanaan Pengembangan Pemukiman Dirjend Cipta Karya Departeman Pekerjaan Umum. Rusunawa unit I diperuntukkan untuk masyarakat Nelayan sedang unit II untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Rusunawa Cilacap unit I terdiri dari 2 gedung yang kemudian diberi nama Gedung A dan Gedung B, sedangkan Rusunawa unit II juga tediri dari 2 gedung yaitu Gedung C dan Gedung D. Gedung Rusunawa tersebut merupakan gedung typikal terdiri dari satu lantai dasar dan 3 lantai bangunan. Lantai dasar Gedung Rusunawa difungsikan sebagai zona kegiatan publik, kantor pengelola ( lantai dasar gedung A), parkir dan zona kegiatan ekonomi tambahan (toko ). Masing masing gedung mempunyai fungsi hunian untuk rumah tinggal sewa dengan jumlah hunian sebanyak 48 hunian pada masing-masing commitgedung. to user Jumlah hunian Rusunawa unit I
30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan peruntukan Nelayan sebanyak 96 kamar dengan tingkat hunian sampai saat ini sudah 100%, sedangkan Rusunawa unit II dengan peruntukan MBR jumlah hunian 96 hunian dengan tingkat hunian 70 % dengan daftar tunggu sebanyak 35 %. Gedung Rusunawa Cilacap dikelola oleh Unit pelaksana Teknis (UPT) Rusunawa. UPT tersebut dibawah Dinas Cipta Karya Kabupaten Cilacap. UPT bertanggungjawab untuk mengelola Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap secara administrasi dan bisa menangani pemeliharaan teknis ringan pada Gedung tersebut. a. Photo Eksisting Kompleks gedung Rusunawa Cilacap
Gambar 4.1. Photo Tampak Depan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.2. Photo Tampak Belakang Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
b. Lokasi Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap. Rusunawa Cilacap berada di Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut berbatasan dengan Jalan Lingkar Selatan di sebelah Timur dan Selatan. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Sungai Yasa sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Perikanan Kelautan Cilacap. Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap terdiri dari empat bangunan utama yaitu Gedung A, Gedung B, Gedung C dan Gedung D. Dalam kompleks Gedung Rusunawa selain bangunan utama juga terdapat bangunan penunjang berupa Rumah Genset sebanyak 2 unit. Rumah Genset tersebut tiap unitnya direncanakan untuk mengakomodir kebutuhan listrik cadangan untuk
dua unit Bangunan Gedung
Rusunawa.
Gambar 4.3. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Fungsi Ruang Fungsi ruang dari masing-masing gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.1. sampai dengan Tabel 4.4. Tabel 4.1. Fungsi Ruang Gedung A No Fungsi Kegiatan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 48 1 3 4 6 -
Kantor Pengelola Hunian Parkir Selasar Tangga Ruang bersama Ruang usaha (toko) Total luas
Luas (m2) 40 960 280 162 80 120 1642
Tabel 4.2. Fungsi Ruang Gedung B No Fungsi Kegiatan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 48 1 3 4 6 -
Kantor Pengelola Hunian Parkir Selasar Tangga Ruang bersama Ruang usaha (toko) Total luas
Luas (m2) 40 960 280 162 80 120 1642
Tabel 4.3. Fungsi Ruang Gedung C No Fungsi Kegiatan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
48 1 3 4 6 8
Kantor Pengelola Hunian Parkir Selasar Tangga Ruang bersama Ruang usaha (toko) Total luas commit to user
Luas (m2) 960 120 162 80 120 160 1642
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4. Fungsi Ruang Gedung D No Fungsi Kegiatan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
48 1 3 4 6 8
Kantor Pengelola Hunian Parkir Selasar Tangga Ruang bersama Ruang usaha (toko) Total luas
Luas (m2) 960 120 162 80 120 160 1642
e. Data Umum 1) Nama Bangunan
: Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
2) Alamat / Lokasi
: Jl. Lingkar Selatan, Kec. Cilacap Selatan, Kab. Cilacap, Jawa tengah.
3) Fungsi
: Rumah susun sederhana sewa bagi nelayan dan buruh/masyarakat berpenghasilan rendah.
4) Luas Bangunan
: 4buah x 1600 m2= 6400m2.
5) Jumlah Bangunan
: 4 ( empat ) buah.
6) Jumlah Lantai
: 4 ( empat ) lantai
7) Ketinggian masing-masing lantai ; a. Tinggi lt.01
: 3.00 m’
b. Tinggi lt.02
: 3.00 m’
c. Tinggi lt.03
: 3.00 m’
d. Tinggi lt.04
: 3.60 m’
8) Struktur Bangunan ; Merupakan struktur pracetak dengan sistem pemikul momen rangka kolom dan balok, dengan spesifikasi sebagai berikut; commit user a. Pondasi : Tiangto Pancang
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Dimensi kolom
: 30x40 cm2
c. Dimensi balok
: 30x40 cm2
d. Dimensi balok
: 30x50 cm2
e. Tebal plat lantai
: 14 cm
f. Dinding
: Batako
g. Atap
: kuda-kuda beton
h. Penutup atap
: genting multi roof
9) Jumlah hunian tiap gedung
: 48 hunian.
10) Jumlah hunian total
: 192 hunian.
11) Pemilik
: Pemkab Cilacap
12) Th.Pembangunan
: Tahun 2006-2008
4.2. Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa. Komponen Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa dibuat dengan mengacu pada Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF) yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum (Kementrian PU). Rusunawa memiliki karakteristik tertentu dengan komponen yang khusus, sehingga perlu dibuat program yang khusus untuk menilai keandalan bangunan gedung tersebut. Program Penilaian Keandalan gedung Rusunawa dibuat dengan dasar komponen dari Form SLF, kemudian masingmasing komponen yang ada dikaji untuk kemudian disesuaikan dengan eksisting gedung Rusunawa. Form Penilaian Keandalan Bangunan dalam SLF Gedung memiliki 5 Komponen yang dinilai meliputi; Arsitektur, Struktur Rangka beton dan dinding pasangan, Utilitas dan proteksi kebakaran, Aksesibilitas, Tata bangunan dan lingkungan. Kelima Komponen tersebut masing-masing telah memiliki bobot tertentu sebagai tolak ukur keandalan bangunan gedung seperti yang ditunjukkan dalam Lampiran LA-2. Sebagai gedung dengan fungsi khusus maka Gedung Rusunawa memiliki commit to user komponen-komponen tertentu yang sudah ditentukan dalam Daftar Uraian Pekerjaan
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang sudah ditetapkan oleh Kementrian P.U dan berlaku sama untuk rencana 1000 tower yang tersebar di seluruh Indonesia. Dartar uraian Pekerjaan tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa no
Jenis Pekerjaan
Sub Pekerjaan
1
Pekerjaan Persiapan, Prasarana dan Penunjang
2
Pekerjaan Struktur
a) Pekerjaan pondasi b) Pekerjaan lantai dasar c) Pekerjaan lantai satu d) Pekerjaan lantai dua e) Pekerjaan lantai tiga f) Pekerjaan ringbalk, enterance dan atap g) Pekerjaan rooftank h) Pekerjaan konstruksi atap
3
Pekerjaan Arsitektur;
a) Pekerjaanpasangan dan plesteran b) Pekerjaan
penutup
lantai
watterprofing c) Pekerjaan kusen, pintu dan jendela d) Pekerjaan sanitair commit to user
dan
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e) Pekerjaan plafond f) Pekerjaan enutup atap g) Pekerjaan pengecatan 4
Pekerjaan
Mekanikal
&
Elektrikal;
a) Pekerjaan air kotor dan bekas b) Pekerjaan air bersih c) Pekerjaan hidrant d) Pekerjaan penangkal petir e) Pekerjaan listrik f) Pekerjaan fire alarm
5
Pekerjaan Luar Bangunan;
a) Pekerjaan pematangan tanah b) Pekerjaan saluran keliling bangunan c) Pekerjaan groundtank
Berdasar komponen dalam Form SLF Gedung dan Tabel Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa dapat diketahuai kesesuaian dari masing-masing elemen yang dapat dinilai keandalanya. Analisis dilakukan pada masing-masing sub komponen penilai yaitu ; Analisis pada Komponen Arsitektural, Komponen Struktural, Komponen Utilitas dan Proteksi Kabakaran, Komponen Utilitas serta Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. Analisis dilakukan dengan membandingkan Komponen yang terdapat pada Form SLF Gedung dengan komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung Rusunawa. Perbandingan tersebut akan menunjukkan komponen penilaian serta pembobotan yang sesuai dengan kondisi Gedung Rusunawa. Apabila komponen dalam Form SLF sesuai dengan kondisi Gedung Rusunawa, maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Bobot yang digunakan pada penilaian gedung Rusunawa dapat langsung menggunakan bobot yang telah ada dalam Form SLF Gedung. Apabila komponen dalam Form SLF tidak sesuai dengan kondisi Gedung Rusunawa maka dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan ulang dilakukan dengan mendistribusikan bobot sub komponen secara proporsional. 4.2.1. Analisis Komponen Arsitektural commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komponen arsitektural dalam Form SLF meliputi Ruang Dalam dan Ruang Luar. Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %. Ruang Dalam pada bangunan gedung Rusunawa meliputi ruang-ruang hunian/sewa. Sedangkan Ruang luar meliputi; selasar, zona publik. a. Ruang Dalam (80%) Gedung Rusunawa merupakan bangunan fungsi khusus, dimana fungsi utama bangunan adalah sebagai tempat hunian dengan karakteristik utama adalah kamarkamar sewa. Penilaian pada Komponen ruang dalam khusus untuk Gedung Rusunawa disesuaikan dengan komponen di dalam fungsi utama yang meliputi ruang utama, ruang dapur dan toilet.
Tabel 4.6. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang Dalam. No Form SLF Bangunan Gedung
Pembobotan
Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai √
1
Kesesuaian penggunaan fungsi
15
2
Pelapis muka lantai
10
√
3
Plesteran lantai
10
√
4
Pelapis muka dinding (cat)
10
√
5
Plesteran dinding
10
6
Pintu/Jendela
15
7
Pelapis muka langit-langit
10
√ √ √
Hunian pada Gedung Rusunawa pada rencana maupun pelaksanaan bangunan menggunakan batako ekspose tanpa plesteran dan langit-langit ekspose tanpa pelapis commit sehingga komponen yang terdapat dalamto user SLF Gedung tidak sesuai dengan
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komponen yang terdapat dalam Gedung Rusunawa sehingga pembobotan ulang perlu dilakukan. Pembobotan Ulang Bobot baru = Bobot lama +
ሰpmp 㜠
ᄄᴄᄸe贃 ሰpmp
ᄄne
1. Kesesuaian Penggunaan Fungsi = 15 +
p
㈈ ሰpmp ᄸeᴄe
eᄸሰpmp
弰원7 원7 ㈈원Ǵ 7 원7 원7
= 15 + 5 = 20
2. Pelapis muka Lantai =10 +
弰원7 원7 ㈈원7 7 원7 원7
=10 + 3,3 =13,3
3. Plesteran Lantai =10 +
弰원7 원7 ㈈원7 7 원7 원7
=10 + 3,3 =13,3
4. Pelapis muka Dinding (cat) =10 +
弰원7 원7 ㈈원7 7 원7 원7
=10 + 3,4 =13,4
5. Pintu / Jendela = 15 +
弰원7 원7 ㈈원Ǵ
= 15 + 5
7 원7 원7
= 20 Jumlah total bobot baru = 20 + 13,3+ 13,3 +13,4 +20 = 80 commit to user
ᄄne
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.7. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Dalam (80%). No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
Kesesuaian penggunaan fungsi
20
2
Pelapis muka lantai
13,3
3
Plesteran lantai
13,3
4
Pelapis muka dinding (cat)
13,4
5
Pintu/Jendela
20 jumlah 80
b. Ruang Luar (20%) Tabel 4.8. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang Luar. No Form SLF Bangunan Gedung
1
Penutup atap
Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai 10 √
2
Pelapis muka dinding luar
2.5
√
3
Plesteran muka lantai luar
3
√
4
Plesteran lantai luar
2.5
√
5
Pelapis muka langit-langit luar
2
√
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Pelapis muka langit-langit luar tidak sesuai dengan kondisi gedung, karena gedung Rusunawa menggunakan sistem langit-langit commit toekspose user tanpa pelapis. Berdasar analisis
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang sudah dilakukan maka untuk Komponen Ruang Dalam keseluruhan komponen belum sesuai dengan Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan Ulang : 1. Penutup atas = 10 +
㈈원7
7
= 10 + 1,1 = 11,1
2. Pelapis muka dinding luar. ㈈ ,Ǵ
= 2,5 +
7
= 2,5 + 0,28 = 2,78 3. Plesteran muka lantai luar = 3+
㈈
7
= 3 + 0,34 = 3,34 4. Plesteran lantai luar = 2,5 +
㈈ ,Ǵ 7
= 2,5 + 0,28 = 2,78 Jumlah total bobot baru = 11,1 + 2,78 + 3,34 +2,78 = 20 Tabel 4.9. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%). No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
Penutup atap
11,1
2
Pelapis muka dinding luar
2,78
3
Plesteran muka lantai luar
commit to user
3,34
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4
Plesteran lantai luar
2,78 jumlah 20
4.2.2. Komponen Struktur (Struktur Dinding Pasangan dan beton pracetak). a. Struktur Bawah Tabel 4.10. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Bawah. No Form SLF Bangunan Gedung
1
Pondasi,
Kepala
Pondasi,
Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai Balok 25 √
Pondasi Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Bawah keseluruhan komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan ulang.
Tabel 4.11. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Bawah (25%). No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
25
Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi
jumlah 25 b. Struktur Atas Tabel 4.12. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Atas. No Form SLF Bangunan Gedung
1
Dinding Pasangan Bata/Batako
2
Kolom/balok praktis
Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai 30 √
20 commit to user
√
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
Slab lantai
4.5
4
Slab atap
0.5
5
Rangka atap, ikatan angin, gording
5
√ √ √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Slab Atap tidak sesuai dengan kondisi gedung. Berdasar analisis yang sudah dilakukan maka untuk Komponen Struktural sub komponen Struktur Pelengkap belum sesuai dengan Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan Ulang ; 1. Dinding Pasangan Bata/Batako 7,Ǵ ㈈ 7
= 30 +
㱈7 7,Ǵ
= 30 + 0,25 = 30,25
2. Kolom dan Balok praktis 7,Ǵ ㈈ 7
= 20 +
㱈7 7,Ǵ
= 20 + 0,17 = 20,17 3. Slab lantai = 4,5 +
7,Ǵ ㈈ ,Ǵ 㱈7 7,Ǵ
= 4,5 + 0,038 = 4,538
4. Rangka atap, ikatan angin, gording = 5+
7,Ǵ ㈈Ǵ
㱈7 7,Ǵ
= 5 + 0,042 = 5,042
Jumlah total bobot baru = 30,25 + 20,17 + 4,538 + 5,042 = 60 Tabel 4.13. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Atas (60%). commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
Dinding Pasangan Bata/Batako
30,25
2
Kolom/balok praktis
20,17
3
Slab lantai
4,538
4
Rangka atap,ikatan angin, gording
5,042 jumlah 60
c. Struktur pelengkap Tabel 4.14. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Pelengkap. No Form SLF Bangunan Gedung
1
Rangka langit-langit
Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai 3 √
2
Penutup langit-langit
2
√
3
tangga
6
√
4
Lantai bawah
4
√
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Pelengkap keseluruhan komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Tabel 4.15. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%). No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
Rangka langit-langit
3
2
Penutup langit-langit
2
3
tangga
6
4
Lantai bawah
4 commit to user jumlah 15
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.4. Komponen Utilitas Tabel 4.16. Analisis Kesesuaian Komponen Utilitas. No Form SLF Bangunan Gedung
1
Instalasi Pencegahan Kebakaran
Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai 20 √
2
Transportasi Vertikal
15
3
Plambing
15
√
4
Instalasi Listrik
20
√
5
Tata Udara/AC
15
6
Instalasi Penangkal Petir
5
7
Instalasi Komunikasi
10
√
√ √ √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Berdasar data pekerjaan dan kondisi lapangan hunian pada gedung Rusunawa pada umumnya tidak terdapat Tata Udara/AC dan Instalasi Komunikasi , dan Transportasi Vertikal(Lift) sehingga dengan perbedaan komponen tersebut maka perlu dilakukan pembobotan ulang pada Komponen Utilitas. Pembobotan Ulang : 1. Instalasi Pencegahan Kebakaran = 20 +
弰 원Ǵ 원7 원Ǵ ㈈
원77 원Ǵ 원7 원Ǵ
7
= 20 + 13,4 = 33,4 2. Plumbing = 15 +
弰 원Ǵ 원7 원Ǵ ㈈ 원Ǵ 원77 원Ǵ 원7 원Ǵ
= 15 + 10 = 25
3. Instalasi Listrik = 20 +
弰 원Ǵ 원7 원Ǵ ㈈
원77 원Ǵ 원7 원Ǵ
7
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
= 20 + 13,4 = 33,4 4. Instalasi Penangkal Petir =5+
弰 원Ǵ 원7 원Ǵ ㈈ Ǵ 원77 원Ǵ 원7 원Ǵ
= 5 + 3,2 = 8,2
Tabel 4.17. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas ( 100%) No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
Instalasi Pencegahan Kebakaran
33,4
2
Plambing
25
3
Instalasi Listrik
33,4
4
Instalasi Penangkal Petir
8,2 jumlah 100
Penilaian Keandalan pada form Utilitas bangunan berdasar pada kondisi kefungsian komponen Utilitas yang ditunnjukkan dalam Tabel Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas. Tabel 4.18. Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas No
Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
Pembobotan (dalam %)
1.Instalasi Pencegahan Kebakaran Sist.Alarm Kebak. berfungsi baik/kurang/tidak berfungsi Sprinkler, berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi
20
20
1.4
Gas pemadam, berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi Hidran, kapasitas …………. %
1.5
Tabung PAR ……………….%
20
1.1 1.2 1.3
2.A.Plumbing Air Bersih
jumlah 100 commit to user
20
20
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2A.1 Supply Air PAM kapasitas ….. %
5
2A.2 Tangki Air Kapasitas ……. %
6
2A.3 Kapasitas Pompa Air …… %
6
2A.4 Kran kondisi ……… %
5
Bag. Komp. Util. lain baik/ kurang/tidak berfungsi 2B.1 Kloset kondisi baik ……. %
28
2B.2 Saluran kondisi baik …… %
6
2B.3 Pipa Air hujan kondisi baik ….. %
6
2B.4 Bag. Komp. Util. Sisa lain baik/kurang/tidak berfungsi jumlah 100
31
3.1 3.2 3.3 3.4
No
7
3.Instalasi Listrik Kabel-kabel kondisi …. % Lampu-lampu TL kondisi baik …. % Bag. Komp. Lain baik/ kurang/tidak berfungsi GENSET, kondisi …. % Bag. Pelengkap kondisi baik/kurang/tidak berfungsi jumlah 100 Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
7 7 36 50
Pembobotan (dalam %)
4.Instalasi Proteksi Petir 4.1
Eksternal : berfungsi baik/kurang/tidak berfungsi
50
4.2
Internal : Berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi
50
jumlah 100 4.2.4. Analisis Aksesibilitas Bangunan Tabel 4.19. Analisis Kesesuaian Komponen Aksesibilitas. No Form SLF Bangunan Gedung
1
Ukuran Dasar Ruang
Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai 15 √
2
Jalur Pedestrian & RAM
15
3
Area Parkir
15 commit to user
√ √
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4
Perlengkapan & Peralatan Kontrol
10
√
5
Toilet
20
√
6
Pintu
15
√
7
Lift Aksesibilitas
10
√
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Lift Aksesibilitas merupakan persyaratan bangunan gedung >5lt, dalam Bangunan Gedung Rusunawa Lift ksesibilitas belum dipersyaratkan, sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan Ulang : 1. Ukuran Dasar Ruang = 15 +
원7 ㈈ 원Ǵ
원77 원7
= 15 + 1,7 = 16,7
2. Jalur Pedestrian & RAM = 15 +
원7 ㈈ 원Ǵ
원77 원7
= 15 + 1,7 = 16,7
3. Area Parkir = 15 +
원7 ㈈ 원Ǵ
원77 원7
= 15 + 1,7 = 16,7
4. Perlengkapan & Peralatan Kontrol = 10 +
원7 ㈈ 원7
원77 원7
= 10 + 1,1 = 11,1 5. Toilet = 20 +
원7 ㈈
7
원77 원7
= 20 + 2,2 = 22,2
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Ukuran Dasar Ruang = 15 +
원7 ㈈ 원Ǵ
원77 원7
= 15 + 1,7 = 16,7
Tabel 4.20. Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas ( 100%). No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
Ukuran Dasar Ruang
16,7
2
Jalur Pedestrian & RAM
16,7
3
Area Parkir
16,7
4
Perlengkapan & Peralatan Kontrol
11,1
5
Toilet
22,2
6
Pintu
16,7 jumlah 100
Penilaian Keandalan pada form Aksesibilitas bangunan berdasar pada kondisi kefungsian komponen Assesibilitas dalam Tabel Kondisi Kefungsian Komponen Aksesibilitas. Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas. No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas 1.Ukuran dasar Ruang
Pembobotan (dalam %)
1.1 Ukuan dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan, kemudahan, kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi 100,00 bangunan gedung jumlah 100 2.Jalur Pedestrian & RAM 2.1 Jalur pedestrian (Ada/Tidak) 2.2 Kondisi permukaan Stabil Kuat Tahan terhadap cuaca Bertekstur halus tapi tidak licincommit to user Ukuran sesuai dengan ketentuan,
20 2 2 2 2 2
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.3
2.4 2.5
2.6
120 cm (jalur searah) dan 160 cm (jalur dua arah) Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan bendabenda yang menghalangi Kemiringan pedestrian maksimum 1:8 Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal 120 cm Pencahayaan cukup terang Drainase jalur pedestrian (Ada/Tidak) Kedalaman kurang dari 1,5 cm Mudah dibersihkan Perletakan tidak jauh dari tepi ram Tepi pengaman/kanstin/low curb (Ada/Tidak) 120 cm untuk jalur searah atau 160 cm untuk jalur dua arah Jalur Pemandu (Ada/Tidak) Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen 30 tahun 2006 Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan RAM (Ada/Tidak) -Dalam bangunan -Luar Bangunan
2 2 2 2 5 1 1 1 5 2 5 2 2 20
2 Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8
Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan). No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
Pembobotan (dalam %)
Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10 Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada malam hari Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman) Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak kursi roda Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga tidak licin Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8 commit to user
Jumlah
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
3.Area Parkir 3.1 Fasilitas parkir kendaraan (Ada/Tidak) Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari bangunan/fasilitas yang dituju Ditempatkan dekat jalur pedestrian Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya Diberi penandaan khusus Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju fasilitas lainnya Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir tunggal dan 620 cm untuk parkir ganda Jumlah 3.1. 52 3.Area Parkir 3.2 Daerah Menaik-Turunkan Penumpang (Ada/Tidak) Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang darI jalan/jalur lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang minimal 600 cm Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang cacat Kemiringan maksimal adalah 1 : 11 Diberi penandaan khusus Jumlah 3.2 48 Jumlah 3.1 + 3.2
40 2 2 2 2 2 2
40 2
2 2 2 100
Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan). No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas 4.Perlengkapan dan Peralatan kontrol
Pembobotan (dalam %)
4.1 Perlengkapan & peralatan kontrol (Ada/Tidak) Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada pada posisi yang mudah dijangkau Rambu aksesibilitas 4.2 Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak) Peringatan berbentuk suara Peringatan berbentuk visual Peringatan berbentuk getaran jumlah 100 Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas 5.Toilet 5.1 Toilet aksesibilitas ( Ada/Tidak) Dilengkapi rambu Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm Terdapat handrail Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh commit to user penca
40 5 5 40 1 5 4
60 5 5 5 5
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
Bahan lantai tidak licin Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika kondisi darurat Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi jumlah 100 6.Pintu 6.1 Pintu Aksesibilitas (Ada/Tidak) Mudah dibuka oleh penyandang cacat Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm, khusus rumah sakit wajib min 90 cm Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau perbedaan ketinggian lantai Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau mempunyai tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu otomatis jumlah 100
5 5 5 5
60 10 20 5
4.2.5. Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan Tabel 4.22. Analisis Kesesuaian Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. No Form SLF Bangunan Gedung
1 2 3
Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak sesuai Kesesuaian KDB 40 √ Kesesuaian KLB 40 √ Kesesuaian GSB 20 √ Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang sudah dilakukan maka untuk Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan keseluruhan komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Tabel 4.23. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen commit to user Tata Bangunan dan Lingkungan (100%).
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Pembobotan (dalam %)
1
Kesesuaian KDB
40
2
Kesesuaian KLB
40
3
Kesesuaian GSB
20 jumlah 100
4.2.5. Hasil Analisis Pembobotan Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa sub komponen yang terdapat pada SLF Gedung tidak terdapat pada Gedung Rusunawa. Perbedaan sub komponen tersebut menyebabkan perbedaan pembobotan sub komponen. Perbedaan Pembobotan dalam SLF Gedung dengan Pembobotan Gedung Rusunawa dapat dilihat dalam Tabel 4.24 dan Tabel 4.25. Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung. Komponen No Arsitektur (10%) Ruang dalam 1 2 3 4 5 6 7
Sub Komponen Kesesuaian penggunaan fungsi Pelapis muka lantai Plesteran lantai Pelapis muka dinding (cat) Plesteran dinding Pintu/Jendela commit to user Pelapis muka langit-langit
Pembobotan (%) 1,5 1 1 1 1 1,5 1
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ruang luar 1 2 3 4 5 Struktur (30%) Struktur bawah 1
Penutup atap Pelapis muka dinding luar Plesteran muka lantai luar Plesteran lantai luar Pelapis muka langit-langit luar
1 0,25 0,3 0,25 0,2
Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi Dinding Pasangan Bata/Batako Kolom/balok praktis Slab lantai Slab atap Rangka atap, ikatan angin, gording Rangka langit-langit Penutup langit-langit tangga Lantai bawah
7,5 9 6 1,35 0,15 1,5 0,9 0,6 1,8 1,2
Struktur atas 1 2 3 4 5 Struktur pelengkap 1 2 3 4 Utilitas (50%) 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 2 Transportasi Vertikal 3 Plambing 4 Instalasi Listrik 5 Tata Udara/AC 6 Instalasi Penangkal Petir 7 Instalasi Komunikasi Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung (Lanjutan). Komponen No Aksesibilitas (5%) 1 2 3 4 5 6 7 Tata Bangunan & Lingkungan (5%) 1 2 3
Sub Komponen
10 7,5 7,5 10 7,5 2,5 5
Pembobotan (%)
Ukuran Dasar Ruang Jalur Pedestrian & RAM Area Parkir Perlengkapan & Peralatan Kontrol Toilet Pintu Lift Aksesibilitas
0,75 0,75 0,75 0,5 1 0,75 0,5
Kesesuaian KDB Kesesuaian KLB Kesesuaian GSB
2 2 1 100
jumlah Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa. Komponen Arsitektur (10%)
No
Sub Komponen commit to user
Pembobotan (%)
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ruang dalam 1 2 3 4 5 Ruang luar 1 2 3 4 Struktur (30%) Struktur bawah 1
Kesesuaian penggunaan fungsi Pelapis muka lantai Plesteran lantai Pelapis muka dinding (cat) Pintu/Jendela Penutup atap Pelapis muka dinding luar Pelapis muka lantai luar Plesteran lantai luar
2 1,33 1,33 1,34 2 1,11 0,278 0,334 0,278
Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi Dinding Pasangan Bata/Batako Kolom/balok praktis Slab lantai Rangka atap,ikatan angin, gording Rangka langit-langit Penutup langit-langit tangga Lantai bawah
7,5
Sub Komponen
Pembobotan (%)
Ukuran Dasar Ruang Jalur Pedestrian & RAM Area Parkir Perlengkapan & Peralatan Kontrol Toilet Pintu
0,835 0,835 0,835 0,555 1,11 0,835
Struktur atas 1 9,075 2 6,05 3 1,36 4 1,515 Struktur pelengkap 1 0,9 2 0,6 3 1,8 4 1,2 Utilitas (50%) 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 16,7 2 Plambing 12,5 3 Instalasi Listrik 16,7 4 Instalasi Penangkal Petir 4,1 Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa (Lanjutan). Komponen No Aksesibilitas (5%) 1 2 3 4 5 6 Tata Bangunan & Lingkungan (5%) 1 2 3
Kesesuaian KDB Kesesuaian KLB Kesesuaian GSB
2 2 1 jumlah 100
Dari tabel 4.24 dan Tabel 4.25 diketahui perbedaan sub komponen meliputi sub komponen yang berada di dalamcommit komponen; Arsitektural, Struktural dan Utilitas. to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sub komponen yang berada di dalam Komponen Aksesibilitas maupun Tata Ruang dan Bangunan antara SLF Gedung dengan SLF Rusunawa tidak mengalami perubahan.Perbedaan sub komponen penyusun gedung tersebut dikarenakan perbedaan spesifikasi teknis rencana Rusunawa dengan SLF Gedung. Dari Tabel Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa dibuat grafik ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Grafik menggambarkan nilai bobot masing-masing sub komponen terhadap bobot total. Dari grafik ditunjukkan bahwa nilai tertinggi dipengaruhi faktor Utilitas. Sub Komponen Utilitas yang paling berpengaruh dalam penilaian adalah Instalasi Listrik ( 16,7 %), Instalasi Pencegahan Kebakaran (16,7%) dan Plumbing (12,5 %).
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Kesesuaian GSB Kesesuaian KLB Kesesuaian KDB Pintu Toilet Perlengkapan & Peralatan Kontrol Area Parkir Jalur Pedestrian & RAM Ukuran Dasar Ruang Instalasi Penangkal Petir Instalasi Listrik Plambing Instalasi Pencegahan Kebakaran Lantai bawah tangga Penutup langit-langit
bobot (%)
Rangka langit-langit Rangka atap,ikatan angin, gording Slab lantai Kolom/balok praktis Dinding Pasangan Bata/Batako Pondasi, Kepala Pondasi, Balok … Plesteran lantai luar Plesteran muka lantai luar Pelapis muka dinding luar Penutup atap Pintu/Jendela Pelapis muka dinding (cat) Plesteran lantai Pelapis muka lantai Kesesuaian penggunaan fungsi 0
5
10
15
20
Gambar 4.4. Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.6. Analisis Evaluasi SLF gedung. SLF Gedung digunakan sebagai acuan dasar dalam analisis penentuan komponen dan dasar pembobotan. Dalam analisis ditemukan beberapa evaluasi dan kritisi untuk Form maupun Program SLF Gedung. Beberapa evaluasi dan kritisi tersebut antara lain; 1. Program SLF Gedung masih perlu koreksi dan penyempurnaan. Terdapat ketidak konsekuennya tulisan penilaian pada Komponen Aksesibilitas Bangunan Gedung. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.26 sampai dengan Tabel 4.29. Tabel 4.26. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung). Andal Kurang Andal Tidak Andal 99-100
90<99
<90
Tabel 4.27. Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas Gedung). Andal Kurang Andal Tidak Andal 96-100
75<95
<75
Tabel 4.28. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas Gedung). Andal Kurang Andal Tidak Andal 96-100
75<95
<75
Setelah dianalisis formula penilaian SLF Gedung, maka diketahui bahwa
pada
Komponen
Aksesibilitas
Total
(File
SLF
Gedung)
KomponenAksesibilitas, seharusnya seperti pada tabel 4.29.
Tabel 4.29. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung). Andal Kurang Andal Tidak Andal 96-100
75<95 commit to user
<75
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pada SLF Gedung file-file belum terhubung (hyperlink) dengan sistematis. Hal tersebut membuat pengguna program SLF Gedung menjadi kesulitan. 3. Pada Program SLF Gedung hanya terdapat lembar saran untuk pemeliharaan gedung. SLF Gedung belum memiliki Sistem Perawatan dan Perbaikan untuk tiap komponen yang diperiksa. Jika hanya terdapat lembar saran, maka petunjuk mengenai pemeliharaan bangunan yang harus dilakukan akan sangat subyektif.
Pemberian saran Pemeliharaan dan Perawatan bangunan akan
sangat tergantung pada tingkat pemahaman dan pendidikan pemeriksa. 4. Diperlukan Sistem Perawatan dan Perbaikan Gedung yang jelas demi keberlangsungan bangunan. Sistem diharapkan dapat memudahkan pengelola dan pemilik gedung dalam melakukan tindakan selanjutnya. Sistem Perawatan dan Perbaikan tersebut juga akan lebih memudahkan pemeriksa dalam memberikan saran yang tepat bagi pemilik gedung. 4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Analisis sistem pemeliharaan gedung Rusunawa disusun berdasar hasil komponen yang sudah dianalisis sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi Analisis Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata Ruang dan Bangunan. 4.3.1. Analisis Komponen Arsitektural Komponen arsitektural dalam Form meliputi Ruang Dalam dan Ruang Luar. Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %. a. Ruang Dalam (80%) 1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL 1.1.KOMPONEN
: RUANG DALAM
Keterangan : A : Andal, kondisi (85%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%) TA: Tidak Andal, kondisi (<75%)
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.30. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Dalam (80%). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
1.1.1. SUB KOMPONEN: Kesesuaian Penggunaan fungsi A Sesuai Fungsi Tidak ada
1.1.1.a
KA
Masih sesuai dengan fungsi
Penyesuaian ringan
1.1.1.b
TA
Tidak sesuai dengan fungsi
Penyesuaian berat
1.1.1.c
1.1.2. SUB KOMPONEN: Pelapis Muka Lantai A Pemeliharaan rutin Baik
1.1.2.a
KA
Retak rambut
Mengganti Pelapis 1.1.2.b lantai yg retak
TA
Belah, pecah
Mengganti Pelapis 1.1.2.c lantai yg belah/pecah
1.1.3. SUB KOMPONEN: Plesteran Lantai A Baik Pemeliharaan rutin
1.1.3.a
KA
Retak rambut
Perbaikan ringan
1.1.3.b
TA
Retak, belah, pecah
Perbaikan berat
1.1.3.c
1.1.4. SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding A Baik Pemeliharaan rutin
1.1.4.a
KA
Buram, terkelupas <10%
Perbaikan ringan
1.1.4.b
TA
Hilang, tidak tampak
Perbaikan berat
1.1.4.c
1.1.5. SUB KOMPONEN: Pintu/Jendela A Pemeliharaan rutin Berfungsi baik
1.1.5.a
KA
Masih berfungsi
1.1.5.b
TA
Tidak berfungsi
Dilakukan perbaikan/penggantian pd elemen yg rusak.
1.1.5.c Penggantian Pintu/Jendela yg tdk berfungsi. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Ruang Luar (20%) 1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL 1.1.KOMPONEN
: RUANG LUAR
Keterangan : A : Andal, kondisi (85%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%) TA: Tidak Andal, kondisi (<75%) Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
1.2.1.SUB KOMPONEN: Penutup Atap A Baik
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
Pemeliharaan rutin
1.2.1.a
KA
Berlubang
Mengganti bagian 1.2.1.b yang berlubang.
TA
Berlubang, hancur
Mengganti bagian 1.2.1.c yg berlubang dan hancur.
1.2.2.SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding luar (cat). A Pemeliharaan rutin Baik
1.2.2.a
KA
Buram <50%
Pengecatan ulang; 1.2.2.b 1x cat finishing;sesuai warna semula.
TA
Buram ≥50%
Pengecatan ulang; 1.2.2.c 1x cat dasar, 2x cat finishing.
1.2.3.SUB KOMPONEN: Pelapis muka lantai luar (paving). A Pemeliharaan rutin Baik
1.2.3.a
KA
Aus, bergelombang,kasar
1.2.3.b
TA
Terbelah,pecah,lepas Perbaikan berat commit to user
Perbaikan ringan
1.2.3.c
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%) (Lanjutan). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
1.2.4.SUB KOMPONEN: Plesteran lantai luar. A Pemeliharaan rutin Baik
1.2.4.a
KA
Retak,terkelupas,berlubang< 5%
Perbaikan ringan
1.2.4.b
TA
Terbelah,pecah,terkelupas
Perbaikan berat
1.2.4.c
4.3.2. Analisis Komponen Struktural Komponen Struktural dalam Form meliputi Struktur Bawah (25%), Struktur Atas(60%), dan Struktur Pelengkap (15%). a. Struktur Bawah (25%) 2. KELOMPOK KOMPONEN : STRUKTURAL 2.1.KOMPONEN
: STRUKTUR BAWAH
Keterangan : A : Andal, kondisi (95%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (<85%) Tabel 4.32. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Bawah (25%). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
2.1.1.SUB KOMPONEN: Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi. A Kuat, kaku, stabil. Pemeliharaan rutin 2.1.1.a KA
Kuat, kurang kaku, stabil.
Perkuatan pondasi
2.1.1.b
TA
Tidak stabil, retak, tidak Perbaikan dan 2.1.1.c kuat, pecah. commit to user perkuatan pondasi
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.KOMPONEN
: STRUKTUR ATAS
Keterangan : A : Andal, kondisi (95%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (<85%) Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Atas (60%). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
2.2.1.SUB KOMPONEN : Dinding Pasangan A Bahan/dimensi OK Bebas Tidak ada. retak, stabil
2.2.1.a
KA
Kuat, kaku, retak, lentur Perbaikan ringan 2.2.1.b kecil pada dinding.
TA
Kurang kuat, diagonal/ melintang
retak Perbaikan berat pada 2.2.1.c dinding.
2.2.2.SUB KOMPONEN : Kolom, Balok praktis A Kuat, Kaku, berfungsi baik Pemeliharaan rutin
2.2.2.a
KA
Kuat, kurang kaku, fungsi Perkuatan kekakuan 2.2.2.b kolom, balok. baik
TA
Kurang kuat/kaku, kurang Perbaikan stabil perkuatan balok.
dan 2.2.2.c kolom,
2.2.3.SUB KOMPONEN : Slab lantai A Kuat, kaku, bebas retak, Pemeliharaan rutin. rata
2.2.3.a
KA
Kuat, kurang kaku, retak Perkuatan kekakuan 2.2.3.b slab lantai. halus/bocor
TA
Retak, bocor, tidak dapat Perbaikan dan 2.2.3.c dipakai perkuatan slab lantai. commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Atas (60%) (Lanjutan). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
2.2.4SUB KOMPONEN : Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording. A 2.2.4.a Rangka dan tumpuan kuat, Pemeliharaan rutin. kaku, stabil KA 2.2.4.b Kuat, kurang kaku, awet, Perbaikan ringan ada lendut TA 2.2.4.c Lendut, lapuk, pecah, Perbaikan berat kropos/ karat
2.3.KOMPONEN
: STRUKTUR PELENGKAP
Keterangan : A : Andal, kondisi (95%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (<85%) Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
2.3.1. SUB KOMPONEN : Rangka Langit-Langit. A Pemeliharaan rutin Kuat, kaku, rata.
2.3.1.a
KA
2.3.1.b
Kuat, kaku, kurang rata
Perbaikan ringan
TA
Lendut, lapuk, pecah, tidak Perbaikan berat rata 2.3.2. SUB KOMPONEN : Penutup Langit-Langit. A Bahan/dimensi OK, rata, Pemeliharaan rutin kuat
2.3.1.c
KA
2.3.2.b
TA
Rata, kurang mulus, ada Perbaikan ringan. retak Kusam dan retak.rusak tak Perbaikan berat. commit to user berfungsi
2.3.2.a
2.3.2.c
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%) (Lampiran). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
Pemeliharaan rutin
2.3.3.a
2.3.3.SUB KOMPONEN : Tangga A
Kuat, Kaku, berfungsi baik
KA
Kuat, kurang kaku, fungsi Perkuatan baik tangga.
TA
Kurang kuat/kaku, kurang Perbaikan dan 2.3.3.c stabil perkuatan tangga.
kekakuan 2.3.3.b
2.3.4.SUB KOMPONEN : lantai bawah. A
Kuat, rata, padat, kedap air
Pemeliharaan rutin
KA
Rata, padat, kedap air, Perbaikan ringan. retak-retak
2.3.3.b
TA
Retak, basah, amblas, tidak Perbaikan berat. rata
2.3.3.c
commit to user
2.3.3.a
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.3. Analisis Komponen Utilitas dan Proteksi Kebakaran 1. KELOMPOK KOMPONEN : UTILITAS Keterangan : A : Andal, kondisi (100%) KA: Kurang Andal, kondisi (95%-<100%) TA: Tidak Andal, kondisi (<95%) Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas. Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
3.1.SUB KOMPONEN : Instalasi Pencegahan Kebakaran. A Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin 3.1.a 100% KA Baik, Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.1.b <100% yg rusak/tdk berfungsi normal TA
Kurang baik, kurang Perbaikan dan reparasi 3.1.c berfungsi, kondisi<95% berat pada Instalasi Pencegah kebakaran, penggantian elemen yg rusak sehingga bisa berfungsi normal
3.2.SUB KOMPONEN : Plumbing A Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin. 3.2.a 100% KA Baik, Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.2.b <100% yg rusak/tdk berfungsi normal TA
Kurang baik, kurang Perbaikan dan reparasi, 3.2.c berfungsi, kondisi<95% penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas (Lampiran). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
3.3.SUB KOMPONEN : Instalasi Listrik. A Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin 3.3.a 100% KA Baik, Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.3.b <100% yg rusak/tdk berfungsi normal TA
Kurang baik, kurang Perbaikan dan reparasi, 3.3.c berfungsi, kondisi<95% penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal
3.4.SUB KOMPONEN : Instalasi Penangkal Petir. A Baik , Berfungsi normal Pemeliharaan rutin 3.4.a 100% KA Baik, Berfungsi 95%- Perbaikan pada elemen 3.4.b <100% yg rusak/tdk berfungsi normal TA
Kurang baik, kurang Perbaikan dan reparasi, 3.4.c berfungsi, kondisi<95% penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.4. Analisis Komponen Aksesibilitas Bangunan gedung 4.KELOMPOK KOMPONEN : AKSESIBILITAS Keterangan : A : Andal, kondisi (95%>-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (75%-=<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (=<75%) Tabel 4.36. Aksesibilitas.
Sistem
Pemeliharaan
Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Gedung
Rusunawa
Komponen
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
Kode
4.1.SUB KOMPONEN : Ukuran dasar ruang. A
Memenuhi
Tidak ada
KA
Kurang Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.1.b penunjang,sehingga fungsi bisa tercapai.
TA
Tidak Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.1.c penunjang,sehingga fungsi bisa tercapai.
4.2.SUB KOMPONEN : Jalur Pedestrian dan RAM. A Pemeliharaan rutin Memenuhi
4.1.a
4.2.a
KA
Kurang Memenuhi
Perbaikan fasilitas Jalur 4.2.b pedestrian dan RAM
TA
Tidak Memenuhi
Perbaikan fasilitas Jalur 4.2.c pedestrian dan RAM
4.3.SUB KOMPONEN : Area Parkir A Memenuhi
Pemeliharaan rutin
4.3.a
KA
Kurang Memenuhi
Perbaikan fasilitas Area 4.3.b parkir
TA
Tidak Memenuhi
Perbaikan fasilitas Area 4.3.c parkir
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.36. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas (Lanjutan). Tingkat Identifikasi Keandalan Keandalan
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tindakan
4.4.SUB KOMPONEN : Perlengkapan dan Peralatan Kontrol A Pemeliharaan rutin Memenuhi
Kode 4.4.a
KA
Kurang Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.4.b Perlengkapan dan Peralatan Kontrol
TA
Tidak Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.4.c Perlengkapan dan Peralatan Kontrol
4.5.SUB KOMPONEN : Toilet A Memenuhi
Pemeliharaan rutin
4.5.a
KA
Kurang Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.5.b Toilet Aksesibilitas
TA
Tidak Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.5.c Toilet Aksesibilitas
4.6.SUB KOMPONEN : Pintu A Memenuhi
Pemeliharaan rutin
4.6.a
KA
Kurang Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.6.b Pintu Aksesibilitas
TA
Tidak Memenuhi
Perbaikan fasilitas 4.6.c Pintu Aksesibilitas
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.5. Analisis Komponen Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota 5.KELOMPOK KOMPONEN : KESESUAIAN DOKUMEN RENCANA KOTA Keterangan : A : Andal, kondisi (100%) TA: Tidak Andal, kondisi (0%) Tabel 4.37. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota. Tingkat
Identifikasi Keandalan
Tindakan
Keandalan 5.1.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Dasar Bangunan A TA
Sesuai dengan Dokumen
Tidak Ada
Tidak sesuai
Pemeriksaan dokumen lanjutan*
5.2.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Lantai Bangunan A
TA
Sesuai dengan Dokumen
Tidak Ada
Tidak sesuai
Pemeriksaan dokumen lanjutan*
5.3.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Garis Sempadan Bangunan A
TA
Sesuai dengan Dokumen
Tidak Ada
Tidak sesuai
Pemeriksaan dokumen lanjutan*
Keterangan: 1) *) Pemeriksaan dokumen lanjutan diperlukan sebagai langkah pengambilan kebijakan pada bangunan yang sudah berdiri, tetapi tidak memenuhi Komponen legalitas. 2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok peruntukan. 3) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok peruntukan.
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap : a)
Batas lahan yang dikuasai,
b) Batas tepi sungai/pantai, c)
Antar masa bangunan lainnya, atau
d) Rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas dan sebagainya. 4.3.6. Analisis Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa disusun berdasar referensi : 1) SNI, 2008a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2) -----------, 2008b, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya. 3) -----------, 2007a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Indonesia. 4) Program Pelatihan Tenaga Ahli Konstruksi (PROTAK), 2009, Pelatihan Sertifikasi Ahli Perawatan Bangunan Gedung, BPKSDM Dep.Pekerjaan Umum-LPJK-HAPBI. 5) Literatur penunjang lain yang didapat dari pustaka maupun website.
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa. KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTUR Kesesuaian Penggunaan fungsi
1.1.1.a
Tidak dilakukan tindakan karena semua ruang telah difungsikan dan digunakan sesuai dengan rencana.
1.1.1.b
Dilakukan penyesuaian ringan terhadap beberapa ruang (25%-<15%) yang belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala non teknis (difungsikan untuk kegiatan lain). Penyesuaian ruang meliputi penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali.
1.1.1.c
Dilakukan penyesuaian berat terhadap beberapa ruang (>25%) yang belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala teknis ( ruang tidak layak), ataupun non teknis (difungsikan untuk kegiatan lain). Penyesuaian ruang meliputi penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali dan perbaikan ruang sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsinya kembali. Pelepis Muka Lantai (Lantai Keramik)
1.1.2.a
Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik: 1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya yaitu: Mesin poles, dry & wet vacuum cleaner, ember, stripping pad, chemical cleaner, sikat tangan, sponge/tapas, stick mop, check mesin-mesin harus siap pakai, bila kedapatan ada kabel yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi keselamatan. 2. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak dan benda lain yang berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan untuk sementara dan ditempatkan kembali apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan. Vacuum/sapu lantai keramik terlebih dahulu untuk menghilangkan debu commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical cleaner atau yang setara dicampur air (1:20) tunggu ± 5 (lima) menit, lakukan brushing dengan pad halus. 4. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles, gunakan sikat dorong (sikat tangan/tapas) pakai sarung tangan karet untuk mencegah kulit tangan terlindung dari bahan kimia yang digunakan. 5. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran lantai keramik yang terangkat. Pel berulang kali, minimal 3 (tiga) kali, bilas dengan air bersih gunakan stick mop katun.
1.1.2.b.
Jika terdapat retak rambut pada lantai keramik (15%-<25%),dilakukan penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan warna keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan semen pengisi nat sesuai warna semula.
1.1.2.c.
Jika terdapat belah, pecah pada lantai keramik (>25%): 1. Mengangkat keramik yang belah, pecah dari lantai. 2. Mengecek kondisi dasar lantai; jika lantai bergelombang atau tidak rata, maka diperbaiki terlebih dahulu sehingga rata. 3. Penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan warna keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan semen pengisi nat sesuai warna semula. Plesteran lantai semen.
1.1.3.a
Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen: 1.
Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya yaitu: Mesin poles, Scrubbing Pad, sikat dorong, sikat tangan, sarung tangan karet, Wiper Floor, ember, Wet vaccum cleaner, stick mop, chemical cleaner. commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 2.
Cek mesin-mesin harus siap laik pakai, bila ada kabel yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
3.
Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak yang berada pada lokasi kerja. Pindahkan untuk sementara tempat sampah dan asbak tersebut, kembalikan ke tempat semula apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
4.
Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air (1:20) dalam ember, vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai semen dengan cairan pembersih. Bila terdapat noda, gunakan larutan chemical cleaner kemudian sikatlah dengan mesin poles. Untuk mengangkat
kotoran,
vacuum
cairan
kotoran
dengan
menggunakan wet vacuum cleaner. 5.
Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles. Gunakan sarung tangan karet (hand glove) dan masker untuk melindungi kulit tangan dan penciuman dari bahan kimia yang digunakan.
6.
Lakukan wet mopping (mengepel basah) untuk mengangkat sisa kotoran pada permukaan lantai yang tidak rata.
7.
Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda-benda, plin kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin dioperasikan.
Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, minimal 3 (tiga) kali, kemudian keringkan. 1.1.3.b
Jika terjadi retak rambut, maka; 1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak rambut dengan kapi atau sikat besi. commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan debu sekaligus melakukan pembasahan plesteran. 3. Tutup celah pada lokasi retak rambut dengan semen khusus untuk pengisi nat keramik lantai. 4. Gosok dengan gerinda sehingga licin.
1.1.3.c
Jika terjadi Retak, belah , pecah, hendaknya dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium dengan Teknisi khusus untuk melakukan tindakan berikutnya. Pelapis muka dinding.
1.1.4.a
Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat 1. Sebelum
pekerjaan
dimulai,
siapkanlah
peralatan
kerja
selengkapnya yaitu : tangga, rakbol, ember, kain majun, stick mop, deterjen, tapas, sponge. 2. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak (water seal) dengan menggunakan kain majun, untuk bagian atas gunakan tangga atau rakbol. Pembersihan ini untuk daily maintenance. 3. Bersihkan noda (spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding bercat minyak, gunakan campuran deterjen dengan air secukupnya sapukan merata, mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak menggunakan air akibatnya akan merusak permukaan cat. 4. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu kering dahulu baru diulang kembali, gunakan sponge dan langsung keringkan dengan kain majun. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1. Bersihkan noda (spot & kotoran) yang terdapat pada dinding bercat minyak (water seal), gunakan larutan washing compound digosok dengan sponge, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa dan biarkan dinding sampai kering kembali. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.
1.1.4.b
Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara; 1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel. 2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan jenis dan warna semula dengan merk yang sama.
1.1.4.c
Jika hilang, tidak tampak ( >25%) dilakukan pengecatan ulang, dengan cara; 1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi. 2. Lanjutkan dengan pengampelasan . 3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk menghilangkan kotoran dan debu sekaligus melakukan pembasahan dinding. 4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x. 5. Dicat dengan cat warna 2x. Pintu/Jendela alumunium
1.1.5.a
Pemeliharaan Kusen Aluminium. 1.
Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit kaca (sealant).
2.
Kusen aluminum ”harus dibersihkan” dengan finishing powder coating setiap 1 (satu) bulan sekali.
3.
Pada tempat-tempat yang menghasilkan debu, pembersihan commit to user dilakukan setiap hari.
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 4.
Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali dengan sabun cair atau pembersih kaca.
1.1.5.b
Jika Pintu/Jendela masih berfungsi, dengan kerusakan pada beberapa elemen pendukung, seperti grendel, engsel, handel, tangan gareng, maka dilakukan penggantian pada elemen-elemen yang rusak tersebut.
1.1.5.c
Jika Pintu/Jendela tidak berfungsi maka dilakukan penggantian pada pintu/jendela dan elemen pendukungnya sehingga pintu/ jendela bias berfungsi lagi. Penutup Atap
1.2.1.a
1. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang a) Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4 (empat) tahun sekali b) Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk mencegah bocor c) Ganti karet seal bila rusak d) Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata 2.Pemeliharaan Atap Genteng Metal a) Bersihkan secara periodik permukaan atas atap dari kotoran agar tidak berkarat b) Lakukan pemeriksaan setiap bulan c) Bersihkan dengan air dan sikat permukaan atap agar tampilannya selalu rapi. 3. Pemeliharaan Listpang Kayu a) Periksa setiap 6 (enam) bulan kondisi listplank. b) Bersihkan dari kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat yang lembut dan airan sabun atau deterjen. c) Bila terdapat retak-retak tutup dengan plamur kayu dan cat kembali. commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan d) Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengerok sampai habis cat lama yang melekat, ampelas dan cat kembali dengan cat dasar serta cat penutup khusus untuk kayu.
1.2.1.b
Jika atap berlubang , maka dilakukan penggantian pada bagian yang berlubang sesuai dengan atap semula.
1.2.1.c
Jika atap berlubang, hancur maka dilakukan penggantian pada bagian yang berlubang atau hancur sesuai dengan atap semula; jika diketahui bahwa penyebab atap hancur ataupun berlubang dikarenakan bahan penutup atap yang digunakan cepat aus, hancur atau berlubang; maka dilakukan penggantian seluruh atap dengan penutup atap yang lebih kuat terhadap cuaca Pelapis Muka Dinding Luar (Cat eksterior).
1.2.2.a
Pengecatan Luar Bangunan Cat dinding luar bangunan penting untuk penampilan bangunan. Sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada tembok bangunan setiap 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun. Kerusakan cat pada bangunan antara lain: a. Bila Menggelembung (Blestering), penyebabnya adalah: 1) Pengecatan pada permukaan yang belum kering 2) Pengecatan terkena terik matahari langsung 3) Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran 4) Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak 5) Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air. Cara perbaikannya : 1) Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan permukaannya dengan kertas ampelas 2) Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata 3) Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas ampelas hingga permukaan rata, halus & kering 4) Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan b. Berbintik (Bittiness), penyebabnya adalah: 1)
Debu atau kotoran dari udara atau kuas/alat penyemprot tidak kering sempurna. 2) Adanya bagian2 cairan yg sudah mengering ikut tercampur. Cara perbaikannya adalah: 1) 2)
Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus dan bersihkan 3) Beri lapisan cat baru (yang sudah disaring) sampai permukaan cukup rata. c. Retak-retak (Crazing/Cracking), penyebabnya adalah: 1)
Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas cat sudah berkurang. 2) Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering. 3) Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata. Cara perbaikannya : 1)
Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan kertas ampelas kemudian bersihkan 2) Beri lapisan cat baru d. Perubahan Warna (Discoloration) penyebabnya adalah: 1)
Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari. 2) Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi dengan garam-garam alkali. Cara perbaikannya: 1) Pilihlah jenis cat lain. 2) Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar tahan alkali. e. Sukar mengering (Drying troubles) penyebabnya adalah: 1) Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak baik / kurangnya sinar matahari misalnya udara lembab. 2) Pengecatan pada permukaan yang mengandung lemak (wax polish), minyak atau berdebu. 3) Serangan alkali yang kuat pada bahan pengikat (binder), biasanya pada jenis cat minyak. commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Cara perbaikannya : 1) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan biarkan permukaan mengering dan baru dicat ulang dalam keadaan cuaca baik. 2) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan beri lapisan cat yang tahan alkali. f. Garis-garis bekas kuas (brush marks) penyebabnya adalah: 1) 2) 3) Cara
Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering Permukaan cat terlalu kental Pemakaian kuas yang kotor. perbaikannya: Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan
kertas ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup. g. Daya tutup berkurang (Poor opacity) penyebabnya adalah: 1) Cat yang terlalu encer 2) Pengadukan kurang baik 3) Permukaan bahan yang akan dicat terlampau porous Cara perbaikannya: Encerkan cat sesuai anjuran, aduk cat sehingga merata h. Lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging). Penyebabnya adalah Pengecatan dilakukan tidak merata. Cara perbaikannya: 1) Biarkan cat mengering dengan baik 2) Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas, kemudian lakukan pengecatan ulang. i. Kurang mengkilap daripada seharusnya (Loss of Gloss) penyebabnya adalah: 1)
Pengecatan dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak atau lilin
2) Pengecatan pada saat cuaca kurang baik/lembab 3) Pengecatan dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai mengapur.
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Cara perbaikannya: 1) Ampelaslah dan ulang pengecatan kayu pada lapisan cat yang sudah tua/kurang mengkilap 2) Keroklah seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan pengecatan baru.
1.2.2.b
Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara; 1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel. 2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan jenis dan warna semula dengan merk yang sama.
1.2.2.c
Jika hilang, tidak tampak dilakukan pengecatan ulang, dengan cara; 1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi. 2. Lanjutkan dengan pengampelasan . 3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk menghilangkan kotoran dan debu sekaligus melakukan pembasahan dinding. 4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x. 5. Dicat dengan cat warna 2x. 6. Dilihat kode 1.2.2.a, jika terdapat permasalahan dalam teknis pengecatan ulang. Pelapis Muka Lantai Luar (paving)
1.2.3.a
Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving 1) Sebelum pekerjaaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya yaitu; mesin poles, ember, sapu lidi, selang air, dust pan, wiper floor, sikat ijuk bertangkai, deterjen. 2) check mesin harus siap pakai, bila ada kabel yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3) Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi, masukan kedalam kantong plastik sampah gunakan dust pan. Teknik penyapuan jangan bertentangan / berlawanan dengan arah angin. 4) Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah-celah pada paving, apabila sulit penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput Round Up atau yang setara. 5) Isi kembali celah-celah paving dengan pasir halus gunakan sapu lidi sampai rata. Apabila keadaanya kurang rata/bergelombang, maka laporkan pada teknisi. 6) Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli kendaraan dengan sikat dorong atau mesin poles, gunakan air panas dicampur floor cleaner atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali dengan wiper lantai dan stick mop. 7) Arahkan pencucian lantai paving dengan wipper floor dari posisi yang lebih tinggi ke areal yang rendah, mengarah ke floor drain atau selokan air. untuk memudahkan pembersihan sisa-sisa kotoran.
1.2.3.b
Jika aus, bergelombang, kasar, maka dilakukan perbaikan permukaan lantai paving, dengan cara; 1. Angkat lantai paving yang aus, bergelombang, kasar. 2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata. 3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang aus dengan paving baru.
1.2.3.c
Jika terbelah, pecah, lepas , maka dilakukan perbaikan permukaan lantai paving, dengan cara; 1. Angkat lantai paving yang terbelah, pecah, lepas. 2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata. 3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang terbelah, pecah, lepas dengan paving baru. commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Plesteran Lantai Luar
1.2.4.a
Pemeliharaan rutin = kode.1.1.3.a
1.2.4.b
Jika retak, terkelupas, berlubang < 5 %, maka dilakukan; 1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak, terkelupas, berlubang dengan kapi atau sikat besi. 2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan debu sekaligus melakukan pembasahan plesteran. 3. Tutup celah pada lokasi retak, terkelupas, berlubang dengan adukan semen. 4. Tutup celah pada lokasi terkelupas dan berlubang dengan adukan semen dan pasir sesuai anjuran teknis dalam SNI. 5. Gosok dengan gerinda sehingga halus.
1.2.4.c
Jika terbelah, pecah, terkelupas maka dilakukan; 1. Angkat permukaan plesteran yang terbelah, pecah dan terkelupas. 2. Perbaiki tanah dasar plesteran lantai, dengan meratakan dan memadatkan tanah dasar. 3. Plester kembali tanah dasar dengan adukan semen dan pasir sesuai teknis komposisi plesteran lantai dalam SNI tentang Bangunan Gedung. 4. Gosok dengan gerinda sehingga halus.
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 2. KOMPONEN: STRUKTURAL Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi.
2.1.1.a
1.Pemeliharaan Pondasi Bangunan Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di atasnya. Pemeliharaan yang dilakukan: 1) Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan badan pondasi diusahakan agar bersih dari akar pohon yang dapat merusak pondasi. 2) Diusahakan agar tidak ada air yang menggenangi badan pondasi. 3) Dasar pondasi harus dijaga dari adanya penurunan yang melebihi persyaratan yang berlaku. 4) Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga air yang mengalir di sekitar pondasi tidak mengikis tanah sekitar pondasi sehingga dasar pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah. 5) Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau siram sekitar pondasi dengan bahan kimia seperti : Aldrien, Chlordane, Dieldrin, Heptaclor,Lindane a) Campurkan dengan air dalam perbandingan 0,5% sampai dengan 2,0%. b) Campuran bahan kimia harus dilakukan sesuai ketentuan agar tidak berdampak pada lingkungan sekitar. 2. Pondasi Menerus Batu kali Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan untuk menahan dinding dan beban yang ada di atasnya. Pemeliharaan yang dilakukan : 1) Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan dengan baik selama bangunan dioperasikan. commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 2) Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang bersifat merusak. Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi bangunan.
2.1.1.b
Jika kuat, kurang kaku, stabil,maka; 1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium 2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium berdasar saran ahli.
2.1.1.c
Jika tidak stabil, retak, tidak kuat, pecah, maka; 1.
Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2.
Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium berdasar saran ahli.
Dinding Pasangan 2.2.1.a
Jika bahan/dimensi OK, bebas retak, stabil, maka tidak dilakukan tindakan.
2.2.1.b
Jika dinding kuat, kaku, tetapi terdapat retak dan lentur kecil maka; 1) Bila dinding retak :diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan disebabkan oleh faktor muai susut plesteran dinding atau akibat dampak kegagalan struktur bangunan gedung Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka: a) Buat celah dengan pahat sepanjang retakan b) Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (1 PC : 3 Pasir) c) Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan bahan yang serupa d) Bila dinding basah karena saluran air bocor: (Perbaiki saluran terlebih dahulu)
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 2) Bila dinding rembes air atau selalu basah: a) Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu. b) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada ke arah vertikal. c) Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata, dalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter. d) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir). e) Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya. f) Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal serupa.Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai.
2.2.1.c
Jika dinding kurang kuat, retak diagonal/ melintang, maka dilakukan tindakan; 1. Robohkan dinding yang kurang kuat, retak diagonal/melintang. 2. Bangun kembali dinding dengan material baru dengan spesifikasi teknis sesuai dengan SNI 03-1728-1989 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung. Kolom, Balok praktis.
2.2.2.a
Struktur Bangunan Beton Pemeliharaan yang dilakukan: 1) Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara merata 2) Cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada permukaannya.
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3) Untuk bagian tiang bangunan yang rontok karena terkena benturan benda keras, bersihkan dan buat permukaan tersebut dalam keadaan kasar, kemudian beri lapisan air semen dan plester kembali dengan spesi/mortar semen-pasir. 4) Pada retakan plat atau dinding beton dapat digunakan bahan Epoxy Grouts seperti: a) Conbextra EP 10 TG untuk injeksi keretakan beton dengan celah antara 0,25 – 10 mm. b) Conbextra EP 40 TG mortar grouting untuk mengisi keretan beton dengan celah antara 10 – 40 mm. c) Conbextra EP 65 TG mortar grouting untuk mengisi keretakan beton dengan celah antara 0,25 – 10 mm.
2.2.2.b
Jika kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka; 1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium 2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium berdasar saran ahli. Jika terdapat pengelupasan kulit beton; maka Teknik perbaikan yang dilakukan antara lain; a. Teknik Patching. Teknik
Patching
dilakukan
pada
bagian
yang
mengalami
pengelupasan kulit beton tetapi tidak sampai pada tulangan. · Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan sisa-sisa partikel yang mudah lepas. · Kemudian dilakukan Patching dengan menggunakan bahan material khusus, ( Produk Patching Mortar ).
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan b. Teknik Grouthing. Teknik ini dilakukanpada beton yang mengalami pengelupasan sampai tulangan terlihat. · Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan sisa-sisa partikel yang mudah lepas. · Kemudian dilakukan Grouthing dengan menggunakan bahan material khusus, ( Produk Grouthing Mortar).
2.2.2.c
Jika kurang kuat, kurang kaku, kurang stabil , maka; 1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium 2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium berdasar saran ahli. Teknik perbaikan yang dilakukan antara lain; 1.
Menggunakan bahan Fiber Reinforced Polymer (FRP) yang dilakukan dengan cara menempelkannya pada permukaan beton dengan bantuan perekat epoxy. Perbaikan/perkuatan struktur dengan bahan ini berupa komposit dengan tulangan external yang direkatkan pada permukaan beton.
2. Metode steel plat bonding 3. Metode steel & concrete jacketing 4.
Menggunakan prategang external.
5.
Dll
Slab Lantai 2.2.3.a
Jika kuat, kaku, bebas retak, rata, maka pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah; 1. Tidak memberikan beban berlebih pada plat lantai, diluar batas beban yang dianjurkan, sehingga keretakan plat lantai akibat beban dapat dihindarkan. commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 2. Tidak membiarkan air menggenang terlalu lama pada plat lantai yang tidak didesain sebagai kolam air, genangan air yang terlalu lama dikhawatirkan akan meresap ke plat lantai melalui kapiler dalam plat lantai dan dapat memicu terjadinya korosi pada tulangan plat lantai. Tidak menaruh zat kimia tertentu yang dapat merusak komposit lantai maupun tulangan.
2.2.3.b
Jika kuat, kurang kaku, retak halus, bocor, maka; 1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui kondisi teknis plat lantai. 2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung. Teknik yang biasa dilakukan untuk mengatasi retak pada plat lantai diantaranya; a. Metode Injeksi ( Injection Methode) i.
Injeksi dilakukan pada plat lantai yang mengalami keretakan dan untuk menutup lubang bekas instalasi lama.
ii.
Pertama-tama plat lantai dibersihkan dari debu dan kotoran ataupun partikel kecil.
iii.
Sebelum dilakukan injeksi terlebih dahulu dilakukan patching untuk menambal bagian-bagian lubang bekas instalasi listrik yang cukup besar dengan prodak mortar khusus.
iv.
Dilakukan Injeksi untuk menutup dan mengisi keretakan pada plat lantai tersebut dengan Metode Injection dan material khusus
b. Dll commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE 2.2.3.c
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Jika retak, bocor, dan tidak dapat dipakai, maka; 1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui kondisi teknis plat lantai. 2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung. Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording
2.2.4.a
Jika rangka dan tumpuan kuat, kaku, stabil maka dilakukan pemeliharaan; 1. Pengecekan sambungan-sambungan pada rangka baja, menjelang musim hujan. 2. Pengecekan rangka atap, ikatan angin, gording setelah terjadi angin besar, hujan lebat ataupun gempa bumi.
2.2.4.b
Jika kurang kaku, awet(utuh), ada lendut, maka dilakukan; 1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording. 2. Melepas penutup atap terlebih dahulu; jika kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk dilakukan perbaikan melalui bawah rangka atap/atas langit-langit. 3. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku atau lendut 4. Pasang kembali penutup atap.
2.2.4.c
Jika lendut, lapuk, pecah, tidak rata, maka dilakukan; 1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording. 2. Melepas penutup atap. 3. Penggantian bagian yang lapuk dan pecah. 4. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku atau lendut. 5. Pasang kembali penutup atap.
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Rangka Langit-langit
2.3.1.a
Jika bahan/ dimensi OK, kuat, kaku, rata, maka tidak perlu dilakukan tindakan.
2.3.1.b
Jika rangka langit-langit kuat, kaku, namun kurang rata, maka dilakukan perbaikan dengan langkah sebagai berikut; 1. Lepas penutup langit-langit yang rangka langit-langitnya kurang rata. 2. Cek penyebab kurang ratanya rangka langit-langit 3. Jika dikarenakan ada bagian rangka langit-langit yang lepas, maka diperbaiki lagi sambungannya. 4. Jika dikarenakan terdapat bagian rangka langit-langit yang lendut, namun masih bisa diperbaiki maka lepas bagian yang lendut, ratakan, kemudian pasang/ sambung kembali dengan bagian lainnya. 5. Jika terdapat bagian yang pecah ataupun lapuk pada rangka langit-langit yang menyebabkan langit-langit kurang rata, maka bagian yang pecah ataupun lapuk tersebut diganti kemudian pasang kembali dengan bagian lain. 6. Setelah rangka langit-langit semuanya sudah terpasang dan rata, pasang kembali penutup langit-langit.
2.3.1.c
Jika kondisi rangka langit-langit lendut, lapuk, pecah, dan tidak rata; maka perlu dilakukan perbaikan berat dengan mengganti seluruh komponen yang mengalami lendut, lapuk dan pecah demi keselamatan pengguna gedung. Langkah perbaikan; 1. Lepas seluruh penutup langit-langit. 2. Lepas seluruh bagian rangka langit-langit yang lendut, lapuk, pecah dan tidak rata. commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3. Ganti seluruh bagian/ komponen yang lendut, lapuk, pecah, tidak rata, sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh tim teknis sesuai standar dalam SNI tentang Bangunan Gedung. 4. Pasang kembali rangka langit-langit sesuai dengan standar teknis yang telah ditentukan oleh tim teknis sesuai standar dalam SNI tentang Bangunan Gedung. 5. Pasang kembali penutup langit-langit. Penutup langit-langit (bahan dasar tripleks)
2.3.2.a
Jika bahan/dimensi OK, rata, kuat maka perlu dilakukan pemeliharaan rutin, meliputi; Pembersihan langit-langit dari sarang laba-laba dan kotoran / debu elyang menempel dengan menggunakan sapu langit-langit yang dilakukan setiap hari.
2.3.2.b
Jika rata, tetapi kurang mulus dan terdapat retak,maka; 1. Bersihkan bagian yang retak dengan sikat khusus. 2. Lap dengan roll/lap basah. 3. Keringkan dengan lap kering. 4. Lapisi bagian yang kurang mulus/ retak dengan bahan cat penutup retak dengan menggunakan kuas. 5. Disarankan untuk penutup langit-langit pada bangunan umum menggunakan warna dasar putih, dikarenakan cat penutup retak khusus yang beredar di pasaran sebagian besar memiliki warna dasar putih.
2.3.2.c
Jika kusam dan retak, rusak dan tidak berfungsi maka; 1. Lepas bagian penutup langit-langit yang kusam dan retak, rusak dan tak berfungsi. 2. Pasang penutup langit-langit yang baru 3. Isi sambungan langit-langit dengan compound. commit user terpasang dicat. 4. Penutup langit-langit yangtosudah
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tangga
2.3.3.a
Kuat, kaku, berfungsi baik; pemeliharaan rutin pada lapisan lantai tangga meliputi pembersihan harian pada lantai seperti pada kode. 1.1.3.a
2.3.3.b
Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan; 1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui kondisi teknis tangga. 2. Dilakukan perkuatan kekakuan tangga sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung.
2.3.3.c
Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan; 1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui kondisi teknis tangga. 2. Dilakukan perbaikan dan perkuatan tangga sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung. Lantai bawah
2.3.4.a
Kuat, rata, padat, kedap air, maka pemeliharaan dilakukan pada pelapis lantai seperti pada kode.1.1.3.a
2.3.4.b
Rata, padat, kedap air, retak-retak, maka dilakukan; 1. Menyikat bagian yang retak dengan kappa/ sikat kawat. 2. Membersihkan bagian yang retak dengan rol/lap basah. 3. Mengeringkan dengan lap kering. 4. Mengisi retakan dangan semen khusus penutup retak. 5. Menghaluskan dengan gerinda.
2.3.4.c
Retak,basah,amblas, tidak rata, maka dilakukan; 1. Pembersihan bagian yang retak, basah, amblas dan tidak rata. 2. kelupas bagian yang retak, basah, amblas, tidak rata. commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3. Dilakukan perbaikan dasar lantai dengan perataan dan pemadatan tanah. 4. Plester kembali lantai sesuai spesifikasi teknis dalam SNI tentang Bangunan Gedung. 5. Lapisi dengan watter proofing atau zat kedap air. 3. KOMPONEN : UTILITAS Instalasi Pencegahan Kebakaran
3.1.a
Sistem
Pemeliharaan
pemeliharaan
Instalasi
seluruh
Pencegah
Komponen
Kebakaran
Instalasi
Pencegahan
mencakup Bahaya
Kebakaran*), dengan langkah: 1. Inspeksi/pemeriksaan adalah untuk verifikasi secara visuil bahwa sistem proteksi kebakaran dan perlengkapannya tampak dalam kondisi operasi dan bebas dari kerusakan fisik 2. Pengujian adalah untuk menjamin operasi otomatik atau manual atas kebutuhan dan pengiriman kontinyu dari output sistem proteksi kebakaran yang disyaratkan, dan untuk mendeteksi ketidaksempurnaan sistem proteksi kebakaran yang tidak tampak pada saat inspeksi 3. pemeliharaan dan juga dokumentasi dan pelaporan termasuk penyimpanan riwayat catatan (record keeping). 4. Keterangan mengenai peryaratan lebih lanjut terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 26/prt/m/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan .
commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan *)Pemeliharaan Komponen Instalasi Pencegahan Bahaya Kebakaran: A. Sistem deteksi alarm kebakaran 1. Prosedur uji serah terima, inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan berkala harus mengikuti SNI 03-3985-2000 atau edisi terakhir Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. 2. Frekwensi inspeksi/pemeriksaan berkala harus menggunakan Tabel
Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm
kebakaran. Tabel Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm kebakaran. no peralatan
1 2 3 4 5 6
Alat-alat deteksi Titik Panggil manual Panel control Kebakaran Catu daya Alarm Kebakaran Kabel Instalasi
Serahterima Bulanan ke 1/ dites kembali v
kwartal
Setengah tahunan
tahunan
v
v
v
v
v v
v v
commit to user
v
v v v
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1. Frekwensi pengujian berkala harus menggunakan Tabel Frekwensi pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran. Tabel Frekwensi pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran. no peralatan
1 2
3 4
5 6
Serahterima Bulanan ke 1/ dites kembali
kwartal Setengah tahunan
tahunan
Alat-alat deteksi Titik Panggil manual
v
v
v
v
Panel control Kebakaran Catu daya Batere sistem Fire Alarm: Jenis NickleCadmium *) 1. Charger Test (ganti batere bila perlu) 2. Discharged Test (30 menit) 3. Load Voltage Test X X *)sesuai spesifikasi Rusunawa. Alarm Kebakaran Kabel Instalasi
v
v
v
v
v
v
v
v
B. Sprinkler otomatis 1. Pompa Air.
Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan
Pemeliharaan Berkala harus diperiksa, diuji, dan dipelihara, sesuai ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan, Pengujian, dan Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Air. commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan a) Pompa pemadam kebakaran, penggerak, dan kontrol, harus dilindungi terhadap kemungkinan terganggunya layanan akibat ledakan, kebakaran, banjir, gempa, tikus, serangga, badai, beku, pencurian, dan kondisi ekstrim lainnya. b) Memelihara dan menjaga agar alat untuk mematikan mesin selalu kembali pada keadaan siap start secara otomatis. c) Menjaga dan memelihara kondisi motor penggerak : 1).Memelihara
Start
otomatis
dengan
memelihara
keberfungsian aki. Kapasitas aki harus sedemikian rupa, sehingga mampu untuk menghidupkan motor starter 10 kali berturut turut tanpa pengisian kembali. 2).Memelihara Start manual dengan cara engkol apabila motor tidak besar atau motor starter yang dihidupkan secara manual. Motor harus dijalankan tiap minggu sekali selama sekurang-kurangnya 10 menit. 2. Kepala Sprinkler harus dipelihara sebagai berikut: a) Stok springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan nominal springkler terpasang dan harus sebagai berikut: 1) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai kurang dari 300 springkler tidak kurang dari 6 springkler. 2) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai 300 sampai dengan 1000 springkler � tidak kurang dari 12 springkler. 3) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai lebih dari 1000 springkler� tidak kurang dari 24 springkler. b) Sebuah kunci pas khusus springkler harus disediakan dan disimpan bersama springkler cadangan untuk digunakan dalam membongkar dan memasang springkler. Satu kunci commituntuk to user harus disediakan setiap jenis springkler terpasang.
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3. kran Uji Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan Pemeliharaan Berkala kran Uji pemadam kebakaran harus diperiksa, diuji, dan dipelihara, sesuai ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan, Pengujian, dan Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Air. 4. Tangki Air a) Tangki air untuk pemadam kebakaran harus dipisah dengan tanki air bersih. b) Mengecek ketinggian air sehingga dapat mengalirkan air dalam kapasitas dan tekanan cukup pada instalasi pemadam kebakaran. c) Mengecek keberfungsian
tanda tinggi muka air di dalam
Tanki. d) Mengecek kapasitas air. e) Air dalam tangki harus selalu diusahakan bersih dan bebas dari bahan-bahan yang mengendap, tangki harus dibersihkan tiap 3 tahun sekali. 5. Pipa Instalasi. a) Sistem jenis pipa kering harus dijaga kering setiap saat. b) Pengering udara dan kompresor udara yang digunakan bersama dengan sistem jenis pipa kering harus dipelihara sesuai dengan instruksi manufaktur. D. Hidran a) Frekwensi inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan berkala
harus
menggunakan
inspeksi/pemeriksaan berkala.
commit to user
Tabel
Frekuensi
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Tabel Frekuensi inspeksi/pemeriksaan berkala. komponen
aktifitas
frekuensi
1. Pompa Air
inspeksi
Setiap minggu
2. Pipa Instalasi
inspeksi
Setiap tahun
3. Tangki Penekan Atas/Alat inspeksi
Setiap minggu
Kontrol 4. Hidran Kotak
inspeksi
3 bulanan
5. Hidran Pilar
inspeksi
3 bulanan
6. Sumber Air
inspeksi
bulanan
7. Tangki Penampung Air
inspeksi
bulanan
b) Sambungan slang: setelah setiap pemakaian, semua slang harus dibersihkan, dibuang airnya dan dikeringkan seluruhnya sebelum dipasang kembali. c) Batang operasi (stem) dari katup kontrol jenis OS&Y (outside screw & yoke) setiap tahun harus diberi pelumas, dan kemudian ditutup penuh dan dibuka kembali untuk menguji operasi dan mendistribusikan pelumasnya. d) Bila tutup sambungan pemadam kebakaran (siamese) tidak ada pada
tempatnya,
bagian
dalam
sambungan
pemadam
kebakaran harus diperiksa untuk halangan atau sumbatan. e) Hidran halaman harus diberi pelumas setiap tahun untuk menjamin bahwa semua batang, tutup, sumbat dan ulir ada dalam kondisi operasi yang baik. f) Kotak slang hidran halaman harus dipelihara setiap tahun untuk
menjamin
bahwa
semua
slang
kebakaran
kelengkapannya ada dalam kondisi dapat digunakan. commit to user
dan
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan E. Tabung pemadam api ringan Terdiri dari dua komponen utama, yaitu; 1. Tabung Gas Tersegel 2.Selang Pemeliharaan a) Pemeliharaan harus dilakukan setiap tahun oleh manufaktur, perusahaan jasa pemeliharaan alat pemadam api ringan, atau oleh personil yang terlatih. b) Prosedur pemeliharaan harus termasuk pemeriksaan menyeluruh dari elemen dasar alat pemadam api ringan seperti berikut: i. Bagian mekanikal dari semua alat pemadam api ringan. ii. Media pemadam. iii. Cara penghembusan media pemadam. c) Pengisian kembali: semua alat pemadam api ringan yang dapat diisi kembali, harus diisi kembali setelah setiap penggunaan atau seperti ditunjukkan oleh hasil inspeksi atau pemeliharaan.
3.1.b
Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%<100%), maka perlu dilakukan ; 1. Pengecekan seluruh komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran dan elemen pendukungny (kode.3.1.a). 2. Normalisasi kefungsian Instalasi Pencegahan Kebakaran dan elemen pendukungnya berdasar investigasi yang dilakukan. 3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.
3.1.c
Jikakondisi Instalasi Pencegahan Kebakaran kurang baik, kurang berfungsi maka; 1. Dicek keseluruhan Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran. 2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran. commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran. 4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki 5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin diperbaiki lagi Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi Instalasi Pencegahan Kebakaran.Daftar Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran. = Kode 3.1.a *) Plumbing
3.2.a
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Plambing dan Pompa A. Sistem Plambing 1) Ground Reservoir a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas atas. b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaanbatas bawah. 2) Pompa Air Bersih Memeriksa indikasi status pompa air bersih. B. Memeriksa trip alarm pompa air bersih. 1) Roof Tank a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas atas. b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas bawah. 2) Cabang Utama Pemipaan Air Bersih a) Memeriksa pengaturan pembukaan dan penutupan aliran pipa air utama. b) Memeriksa indikasi aliran air terbuka atau tertutup. commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3) Peralatan Utama a) Pompa Delivery Centrifugal Self Priming. b) Pompa Hydrophor lantai atap Centrifugal. c) Top Reservoir Tank . d) Pressure Water Tank . e) Pump Pit Submersible Sewage. f) Pompa Kuras Reservoir Submersible Sewage. g) Unit Pengolah Limbah. h) Peralatan Pompa Air Mancur lengkap Instalasi & Asesorisnya C. Instalasi dan Fixtures Instalasi Pemipaan lengkap Accessories 1) Pipa GSP. 2) Pipa Cast Iron. 3) Pipa PVC. D. Sanitary Fixtures pada ruang toilet 1) floordrain. 2) Bak air 3) kran. 4) Kloset jongkok 2. Pemeliharaan Saluran Air Kotor 1) Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat kebocoran segera tutup kembali. Cara perbaikannya: a) Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung sambungan. b) Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung. commitbagian to usertersebut. c) Sambungkan kembali
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 2) Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. 3) Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat. 3. Pemeliharaan Saluran Air Bersih 1) Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang tidak terlindung dari panas matahari. 2) Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas. 3) Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal: a) Matikan aliran air dari stop kran yang ada. b) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat (bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan. c) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada. 4. Pemeliharaan Peralatan Sanitair 1) Peralatan sanitair adalah washtafel, bath tub, shower, kloset duduk dan kloset jongkok. 2) Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat dari metal. 3) Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut. 4) Bilas dengan air bersih. 5) Keringkan dengan kain lap yang bersih. commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 5. Pemeliharaan Kran Air 1) Periksa sekurang-kurangnya setiap 2 bulan setiap kran yang ada 2) Kencangkan baut pengikat putaran kran 3) Ganti bila perlu, seal/karet pada batang putar ulir kran 6. Pemeliharan Bak Cuci Piring 1) Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurangkurangnya setiap hari 2) Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau deterjen. 3) Jangan
menggunakan
ampelas/sand
paper
untuk
membersihkanpermukaan bak cuci. 7. Pemeliharaan Kebersihan Toilet a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya yaitu: ember, toilet bowl brush, majun, tapas, stick mop, bowl cleaner, tissue roll, sabun cair (liquid hand soap), wipper glass, floor cleaner, lap kaca, hand sprayer. b. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari pintu masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas menuju ke bagian bawah. c. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak / standing ashtray yang ada di toilet dengan sempurna. d. Bersihkan urinoir, wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian dalam. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin, setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali. e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar/dalam toilet dengan sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali. commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah 2 (dua) minggu dispenser dikosongkan dahulu/cuci bersih baru diisi kembali dengan sabun cair. g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena siraman air. h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran. i. Bersihkan noda-noda pada dinding keramik toilet dengan menggunakan lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas kemudian dikeringkan Bersihkan ember / gayung toilet (kalau ada) secara periodik mingguan. Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya dengan floor cleaner. j. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih / wipper glass, semprotkan glass cleaner dari dalam bottle sprayer. k. Pel lantai keramik dengan air bersih dicampur ceramic cleaner (1 : 20), posisi dari dalam menyamping, mundur ke arah pintu keluar. l. Lakukan general cleaning minimal sebulan sekali, terutama untuk pembersihan lantai keramik dengan mesin poles, gunakan scrubbing pad untuk pembersihan nat-nat lantai keramik, handle pintu dipoles dengan metal polish. m. Bersihkan keset nomad entrance dengan penghisap debu (vacuum). Cuci setiap hari sabtu. n. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan. 8. Komponen Ruang Luar Bangunan Gedung 1) Pemeliharaan Tangki Septik a. Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik. b. Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik. commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan c. Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6 (enam) bulan sekali. 2) Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar a. Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 (satu) tahun sekali. b. Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan dari bahan yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar. c. Berikan lapisan meni setiap 2 (dua) tahun sekali agar seng talang tetap dapat bertahan dan berfungsi baik. d. Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat kembali sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sekali. e. Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan, perbaiki dengan melapis dengan bahan yang sama dengan menggunakan perekat atau lem dengan bahan yang sama 3) Pemeliharaan Floor Drain a. Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar mandi / WC b. Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan (kamar mandi atau WC) c. Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak d. Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran, dan bersihkan bila kotor.
3.2.b
Jikakondisi Plumbing baik, berfungsi tapi kadang kurang normal (kondisi 95%-<100%) maka, dilakukan perbaikan pada elemen Komponen Plumbing *)supaya elemen yang keberfungsiannya kurang normal dapat normal kembali. commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3.2.c
*)KOMPONEN PLUMBING: AIR BERSIH 1.Sumber air dari PAM *) dan Meter Air 2. Sumber Air dari sumur dala, pompa air, alat control, Meter Air *) 3.Tangki Penampung Air 4. Tangki Air Atas : Menara 5. Pompa Penampung air dan alat kontrol 6. Pompa Distribusi dan Tangki Hidrofor dan alat control 7. Listrik untuk Panel Pompa 8. Pompa Instalasi 9. Kran AIR KOTOR 1. Kloset/ bidet/ Urinoir 2. saluran ke Tangki Septik 3. Kran Air gelontor 4. Tangki Septik 5. Bak cuci, tempat cuci tangan 6. saluran dari Bak cuci ke saluran terbuka 7. Lobang/ saluran pengurasan lantai 8. Pipa Air Hujan Jikakondisi Plumbing kurang baik, kurang berfungsi maka; 1. Dicek keseluruhan Komponen Plumbing 2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Plumbing 3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen Plumbing 4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki 5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin diperbaiki lagi 6. Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi plumbing Daftar Komponen Plumbing = Kode 3.2.b *)KOMPONEN PLUMBING
commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Instalasi Listrik
3.3.a
Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung meliputi pekerjaan : 1. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu memperhatikan penghematan energi listrik. 2. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR) beserta kelengkapannya *). 3. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap-tiap lantai gedung. 4. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya*). 5. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan alat infra red investigation. Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik ditunjukkan dalam Lampiran Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik danTabel Metode Pemeliharaan Sistem Listrik. *) Komponen Utilitas Instalasi Listrik : A. SUMBER DAYA PLN 1. Panel Tegangan Menengah 2. Trafo 3. Panel Tegangan Tengah 4. Panel Distribusi 5. Lampu TL/ Pijar/ Halogen/ SL 6. Armatur 7. Kabel Instalasi B. SUMBER DAYA GENSET 1. motor Penggerak 2. Altermator 3. Alat pengisi aki 4. Radiator/ pendingin 5. Kabel Instalasi 6. AMF 7. Daily Tank 8. Panel commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan B. SUMBER DAYA GENSET 1. motor Penggerak 2. Altermator 3. Alat pengisi aki 4. Radiator/ pendingin 5. Kabel Instalasi 6. AMF 7. Daily Tank 8. Panel Tabel Metode Pemeliharaan Sistem Listrik. NO 1 I
SUB SISTEM 2 POWER SUPPLY A. Transformator (trafo kering)
KEGIATAN 3
1. Inspection
RINCIAN KEGIATAN 4
Relay pengaman Bushing Terminal Dudukan transformator Kondisi fisik transformator f. Temperatur transformator g. Peralatan pengamanan dan pengukuran h. Temperatur dan kondisi udara ruangan transformator i. Koneksi kabel pada terminal bushing dan sistem pentanahan 2. Service a. Pembersihan bagian luar trafo b. Penyesuaian temperature dan kondisi udara ruangan transformator 3. Penggantian Penggantian peralatan dan peralatan spare part bila terjadi dan spare part Kerusakan commit to user
a. b. c. d. e.
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1 II
2 3 SISTEM DISTRIBUSI A. Panel 1. Inspection Tegangan Menengah
4
Komponel panel TM (Load Break Switch, Earthing Switch, HRC Fuse, Lightning Arrester, Interlock System, Peralatan pengukuran dan Seluruh peralatan bantunya)
2. Service
a. Pengukuran tahanan pentanahan b. Pembersihan elektroda pentanahan c. Pengukuran dan pembersihan tahanan kontak LBS dan Earthing Switch d. Pengujian interlocking secara elektrikal dan mekanik pada panel TM 3. Penggantian Penggantian peralatan dan peralatan spare part bila terjadi dan spare part Kerusakan B. Panel Distribusi Utama Tegangan Menengah (LVMDP)
a. Rumah Panel
1. Inspection
2. Service
commit to user
a. Pemeriksaan rumah panel b. Kondisi fisik kabel feeder dan kabel control c. Terminal kabel, mur dan baut a. Pembersihan rumah panel b. Perapihan jalur kabel pada panel c. Pengencangan kabel, mur dan baut d. Pengecatan ulang
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1
2
3 3. Penggantian peralatan dan spare part
4 Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
1. Inspection
Pemeriksaan komponen peralatan proteksi a. Pembersihan air, kelembaban, debu, dan kotoran b. Pengujian trip MCCB,& MCB dengan menggunakan Current Injector Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
b. Komponen Peralatan Proteksi
2. Service
3. Penggantian peralatan dan spare part c. Busbar 1. Inspection
2. Service
3. Penggantian peralatan dan spare part
a. Pemeriksaan panel-panel busbar b. Pemeriksaan terminal kabel dan circuit breaker a. Pembersihan panel-panel busbar dari air, kelembaban, debu dan kotoran b. Pengencangan terminal kabel dan circuit breaker Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
d.Alat pengukur 1. Inspection
commit to user
a. Pencatatan penunjukan semua alat ukur setiap jam b. Pencatatan dan pembukuan kurva beban listrik dari output travo c. Evaluasi dan penanggulangannya dari hasil pencatatan d. Pemeriksaan terminal kabel ke meteran
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1
2
3 2. Service
3. Penggantian peralatan dan spare part
4 a. Pengencangan terminal kabel ke meteran b. Kalibrasi semua alat pengukur pada panel Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
e. Pilot Lamp dan Fuse 1. Inspection
2. Penggantian peralatan dan spare part
a. Fungsi pilot lamp tiap-tiap fase b. Pemeriksaan terminasi pilot lamp pada panel Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
f. Kabel Feeder Tegangan Menengah 1. Inspection
2. Service
3. Penggantian peralatan dan spare part
a. Kabel-kabel feeder, rak kabel, sambungan, terminasi dan peralatan bantunya b. Kondisi fisik kabel feeder a. Pembersihan pada kabel feeder, rak kabel, sambungan, terminasi b. Perapihan kabel feeder c. Pengukuran tahanan isolasi dengan megger Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
h. Busduct 1. Inspection 2. Service
commit to user
Kondisi fisik busduct a. Pembersihan busduct, feeding end, tap-off box, MCCB, MCB, Fuse b. Pengukuran tahanan isolasi dengan Megger c. Pengujian MCB/MCCB dalam Tap-off box Busduct
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1
2
III
BEBAN LISTRIK A. Panel-Panel Beban a. MCB dan MCCB
3 3. Penggantian peralatan dan spare part
4 Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
1. Inspection 2. Service
Pemeriksaan kondisi fisik a. Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran b. Pengujian trip MCB dan MCCB dengan menggunakan Current Injector
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
1. Inspection
a. Pemeriksaan kondisi fisik Busbar panel-panel beban b. Pemeriksaan terminasi kabel dan circuit breaker a. Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran b. Pengencangan terminasi kabel dan circuit breaker Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
b. Busbar
2. Service
3. Penggantian peralatan dan spare part c. Alat pengukur (Metering) 1. Inspection
commit to user
a. Pencatatan penunjukan semua alat ukur (Vmeter, A-Meter, Kwh-meter) b. Evaluasi hasil pencatatan c. Pemeriksaan terminasi kabel ke meteran
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1
2
d. Pilot dan Fuse
3 2. Service
4 a. Pengencangan terminasi kabel, mur dan baut b. Kalibrasi semua alat ukur 3. Penggantian Penggantian peralatan dan peralatan spare part bila terjadi dan spare part Kerusakan Lamp 1. Inspection
2. Service
a. Fungsi pilot lamp tiaptiap fase b. Pemeriksaan terminasi pilot lamp pada panel Pengencangan terminasi pilot lamp di panel
3. Penggantian Penggantian peralatan dan peralatan spare part bila terjadi dan spare part kerusakan B. Sistem Penerangan 1. Inspection
a. Pengamatan setiap titik lampu b. Kondisi Battery Back Up pada lampu emergency 2. Service a. Pembersihan armature b. Pengukuran intensitas penerangan dengan Luxmeter c. Pengujian tahanan isolasi dengan Megger 500 V 3. Penggantian Penggantian peralatan dan peralatan spare part bila terjadi dan spare part kerusakan C.Sistem Kontrol Penerangan 1. Inspection commit to user
a. Pemeriksaan dan pengamatan seluruh titik lampu
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1
2
3
2. Service 3. Penggantian peralatan dan spare part
4 b. Kondisi sistim control secara keseluruhan (Transmission, terminal, Transformer, Relay, Contact Output Terminal, instalasi dan peralatan bantunya). Pembersihan seluruh sistem control Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
D. Stop Kontak dan Saklar 1. Inspection
2. Service 3. Penggantian peralatan dan spare part
Pemeriksaan dan pengamatan fungsi dari seluruh stop kontak dan saklar Pengecekan instalasi dengan Megger 500 V Penggantian saklar, stop kontak serta peralatan lain bila terjadi kerusakan
E. Under Floor Duct dan/atau Reised Floor System 1. Inspection
2. Service
commit to user
a. Pemeriksaan dan pengamatan seluruh Service Box dan Junction Box termasuk seluruh Outletnya b. Pemeriksaan tahanan isolasi stop kontak dalam floor duct/raised floor dengan Megger a. Pembersihan seluruh service box dan junction box
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 1
2
3
3. Penggantian peralatan dan spare part
4 b. Pengujian tahanan isolasi stop kontak dalam floor duct/raised floor dengan megger a. Penggantian Service Box dan Junction Box serta peralatan lainnya bila terjadi kerusakan b. Penggantian conduit/kabel bila rusak atau tidak sesuai standar nilai tahanannya
F.Sistem Pertanahan 1. Inspection
2. Service
3. Penggantian peralatan dan spare part
a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya b. Pengukuran tahanan pertanahan bila tahanan di atas standar a. Pembersihan elektroda pentanahan b. Perbaikan tahanan pertanahan bila tahanan di atas standar Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan
G.Sistem Penangkal Petir 1. Inspection
2. Service
3. Penggantian peralatan dan spare part
commit to user
a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya b. Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester a. Pembersihan elektroda pentanahan b. Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE 3.3.b
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%<100%), maka perlu dilakukan ; 1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a). 2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang dilakukan. 3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.
3.3.c
Jika kondisi kurang baik, kurang berfungsi (kondisi <95), maka perlu dilakukan ; 1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a). 2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang dilakukan. 3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal. 4. Mengganti elemen yang rusak. 5. Mengecek kembali seluruh kefungsian elemen setelah reparasi. Instalasi Penangkal Petir
3.4.a
Pemeliharaan instalasi proteksi petir eksternal, meliputi ; 1. Kepala Penangkal Petir 2. Hantaran Pem-bumi-an 3. Elektroda Pem-bumi-an Pemeliharaan instalasi proteksi petir ,meliputi; 1. Arester Tegangan Lebih 2. Stri Pengikat Ekuipotensial 3. Hantaran Pem-bumi-an 4. Elektroda Pem-bumi-an Sistem Penangkal Petir; 1. Inspection a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya b. Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester 2. Service a. Pembersihan elektroda pentanahan b. Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan 3. Penggantian peralatan dan spare part Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan
3.4.b
Jika kondisi baik, berfungsi 95%-<100%, maka dilakukan pemenuhan fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a
3.4.c
Jika kondisi baik, kurang berfungsi <95% , maka dilakukan pemenuhan fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a sehingga fungsi bias berjalan normal. 4. KOMPONEN AKSESIBILITAS Ukuran Dasar Ruang
41.a
Jika ukuran dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan, kemudahan, kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (99%100%) maka tidak dilakukan tindakan.
4.1.b
Jika ukuran dasar ruang kurang memenuhi asas keselamatan, kemudahan, kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (75%100%) maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi dapat tercapai.
4.1.c
Jika ukuran dasar ruang tidak memenuhi asas keselamatan, kemudahan, kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (<75%) maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi dapat tercapai. Jalur Pedestrian dan RAM
4.2.a
A. Pemeliharaan Jalur Pedestrian: 1. Pemeliharaan Kondisi permukaan agar tetap: · Stabil · Kuat · Tahan terhadap cuaca · Bertekstur halus tapi tidak licin · Ukuran sesuai dengan ketentuan, 120 cm (jalur searah) dan 160 cm (jalur dua arah) commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan · Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan benda-benda yang menghalangi · Kemiringan pedestrian maksimum 1:8 · Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal 120 cm · Pencahayaan cukup terang 2. Pemeliharaan Drainase jalur pedestrian. · Menjaga Kedalaman kurang dari 1,5 cm · Mudah dibersihkan · Perletakan tidak jauh dari tepi ram 3. Pemeliharaan Tepi pengaman/kanstin/low curb 120 cm untuk jalur searah atau 160 cm untuk jalur dua arah 4. Pemeliharaan Jalur Pemandu · Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen 30 tahun 2006 · Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan B. Pemeliharaan RAM -Dalam bangunan -Luar Bangunan 1. Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8 2. Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10 3. Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada malam hari 4. Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm 5. Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman) 6. Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm 7. Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak kursi roda 8. Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga tidak licin 9. Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE
4.2.b 4.2.c
4.3.a
4.3.b 4.3.c
4.4.a
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8 Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.2.a Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.2.a Area Parkir Pemeliharaan Fasilitas parkir kendaraan meliputi,; 1. Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari bangunan/fasilitas yang dituju 2. Ditempatkan dekat jalur pedestrian 3. Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya 4. Diberi penandaan khusus 5. Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju fasilitas lainnya 6. Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir tunggal dan 620 cm untukparkir ganda. Pemeliharaan Daerah Menaik-Turunkan Penumpang : 1. Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang dari jalur lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang minimal 600 cm 2. Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang cacat 3. Kemiringan maksimal adalah 1 : 11 4. Diberi penandaan khusus Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.3.a Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.3.a Perlengkapan dan Peralatan Kontrol Pemeliharaan Perlengkapan & peralatan kontrol ; 1. Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada pada posisi yang mudah dijangkau 2. Rambu aksesibilitas 3. Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak) 4. Peringatan berbentuk suara 5. Peringatan berbentuk visual 6. Peringatan berbentuk commit getaran to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE 4.4.b
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.4.a
4.4.c
Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.4.a Toilet Aksesibilitas
4.5.a
Pemeliharaan Toilet aksesibilitas ; 1. Dilengkapi rambu 2. Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm 3. Terdapat handrail 4. Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh penca 5. Bahan lantai tidak licin 6. Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika kondisi darurat 7. Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau 8. Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi
4.5.b
Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.5.a
4.5.c
Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.5.a Pintu Aksesibilitas
4.6.a
4.6.b
Pemeliharaan Pintu Aksesibilitas ; 1. Mudah dibuka oleh penyandang cacat 2. Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm, khusus rumah sakit wajib min 90 cm 3. Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau perbedaan ketinggian lantai 4. Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau mempunyai tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu otomatis Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.6.a
4.6.c
Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.6.a . commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.7. Analisis Hasil Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Untuk mengetahui apakah Sistem Pemeliharaan Gedung yang dibuat sudah dapat menunjang Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa maka dilakukan wawancara. Responden wawancara meliputi Decision Makers , pada Dinas Teknis Bangunan Gedung. Decision Makers yang dimaksud adalah pejabat di lingkungan Dinas Teknis Bangunan Gedung (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang). Sampel wawancara sebanyak 5 pejabat yang membidangi kebijakan dalam bangunan gedung. Wawancara dilakukan langsung oleh peneliti pada tanggal 17 dan 18 januari 2011 ( hasil wawancara dalam Lampiran E). Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, berikut ini diberikan ulasan berdasarkan point-point yang ditanyakan. 1. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung yang disusun sudah dapat menunjang
keandalan
Bangunan
Gedung
Rusunawa.
Keseluruhan
responden menyatakan setuju terhadap Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan yang disusun. Mereka berpendapat bahwa Sistem tersebut juga sudah dapat memberi gambaran mengenai tindakan yang perlu dilakukan untuk menunjang keandalan gedung. 2. Sebagian responden memberi tambahan masukan mengenai Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sebagian lagi merasa sudah cukup dan tidak ada masukan tambahan. 3. Masukan tambahan dari responden, adalah bahwa : 1) Sistem yang dibuat selalu mengacu pada SNI dan Pedoman /Peraturan pemerintah mengenai Bangunan Gedung yang terbaru. 2) Sistem
diharapkan
selalu
sesuai
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan tentang bangunan gedung. Terkait dengan masukan pada poin 3,
maka Sistem Pemeliharaan dan
Perbaikan Gedung Rusunawa yang disusun perlu direview setiap beberapa tahun sekali. Review tersebut bertujuan agar Sistem yang dibuat sesuai dengan perkembangan peraturan tentang bangunan gedung dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Program
Sistem
Pemeliharaan
Gedung
Rusunawa
bertujuan
untuk
memudahkan penilaian kondisi keandalan Gedung Rusunawa serta menentukan tindakan atau Sistem Pemeliharaan yang tepat untuk Gedung Rusunawa. Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa disusun berdasar Program SLF Gedung yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum kemudian disesuaikan dengan kondisi khusus Gedung Rusunawa. Program disusun berdasar data yang telah diolah dalam analisis komponen SLF Gedung yang telah disesuaikan dengan kondisi Gedung Rusunawa. Program yang dibuat diharapkan akan memudahkan penilaian keandalan dan penentuan sistem pemeliharaan yang tepat bagi bangunan Gedung Rusunawa. Program dibuat sesuai Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan yang dapat dilihat pada Gambar 4.5. Program yang digunakan
menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel
2007. Alasan menggunakan aplikasi program tersebut adalah bahwa Program tersebut sudah sangat familiar, Softwarenya mudah di dapat dan di download, penggunaan aplikasi program cukup mudah. Program Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa disebut dengan program Sertifikasi Laik Fungsi Gedung Rusunawa (SLF Rusunawa). Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa terdiri dari 5 (lima) Komponen yang ditinjau yaitu Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas dan Tata Bangunan & Lingkungan. Pada
5 Komponen tersebut,
masing-masing Komponen terdiri dari beberapa sub komponen penyusun. Tiap-tiap Komponen dan Sub Komponen akan ditinjau keandalannya dan dibuat Sistem Pemeliharaan yang sesuai. Sistem tersebut dijelaskan dalam Tabel 4.39. Bagan Alir pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ditunjukkan dalam Gambar 4.6.
commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SKEMA SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG RUSUNAWA.
Gambar 4.4.1. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.39
commit to user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar. 4.6. Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa adalah sebagai berikut ; 1) Buat File dengan Microsoft ffice Excel 2007 dengan nama ; FORM SLF RUSUNAWA 2) Pada Sheet 1, buat dokumen isian mengenai Data Umum Gedung Rusunawa. Data Umum Bangunan Gedung Rusunawa berisi data umum Gedung Rusunawa yang akan diperiksa kondisi keandalannya dan diberikan solusi sistem pemeliharaan. 3) Pada Sheet berikutnya dibuat dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total. Form ini berisi keandalan total dari masingmasing komponen gedung Rusunawa. 4) Buat File baru untuk tiap komponen Gedung Rusunawa dengan Microsoft Office Excel 2007. Beri nama File sesuai komponen Gedung Rusunawa dengan nama ; ARSITEKTUR, STRUKTUR, UTILITAS, AKSESIBILITAS, TATA RUANG & BANGUNAN. 5) Pada Sheet 1 dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen Arsitektur Total yang berisi total nilai keandalan Arsitektur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Arsitektur. 6) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen tiap sub komponen Arsitektur yaitu dokumen Arsitektur Sub Komponen Ruang Dalam dan Dokumen Arsitektur Sub komponen Ruang Luar. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen berisi : a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Arsitektur. b) Penilaian keandalan sub.komponen Arsitektur. c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa. 7) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur. 8) Hyperlink
dokumen
berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Arsitektur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Arsitektur yang sesuai. commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Arsitektur ke dalam dokumen Arsitektur Total. 10) Hyperlink dokumen Arsitektur Total pada File ARSITEKTUR ke dalam dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa 11) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur selesai. 12) Pada Sheet 1 dalam File STRUKTUR, buat dokumen Struktur Total yang berisi total nilai keandalan Struktur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Struktur. 13) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen tiap sub komponen Struktur yaitu dokumen Struktur Sub Komponen Struktur Bawah, Sub Komponen Struktur Atas
dan Dokumen Struktur Sub komponen
Struktur Pelengkap. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen berisi : a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Struktur. b) Penilaian keandalan sub.komponen Struktur. c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa. 14) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur. 15) Hyperlink
dokumen
berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Struktur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Struktur yang sesuai. 16) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Struktur ke dalam dokumen Struktur Total. 17) Hyperlink dokumen Struktur Total pada File STRUKTUR ke dalam dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa 18) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur selesai. commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19) Pada Sheet 1 dalam File UTILITAS, buat dokumen Utilitas Total yang berisi total nilai keandalan Utilitas dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Utilitas. 20) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen
tiap sub
komponen Utilitas. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen Utilitas berisi : a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Utilitas. b) Penilaian keandalan sub.komponen Utilitas. c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa. 21) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas. 22) Hyperlink
dokumen
berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Utilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Utilitas yang sesuai. 23) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Utilitas ke dalam dokumen Utilitas Total. 24) Hyperlink dokumen Utilitas Total pada File UTILITAS ke dalam dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa 25) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas selesai. 26) Pada Sheet 1 dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen Aksesibilitas Total yang berisi total nilai keandalan Aksesibilitas dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Aksesibilitas. 27) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen tiap sub komponen Aksesibilitas. Beri nama berdasar sub komponen. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen Aksesibilitas berisi : a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Aksesibilitas. b) Penilaian keandalan sub.komponen Aksesibilitas. c) Tabel
Sistem
Pemeliharaan
Gedung
Rusunawa
Komponen
Aksesibilitas serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa. commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
28) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas. 29) Hyperlink
dokumen
berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Aksesibilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Aksesibilitas yang sesuai. 30) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Aksesibilitas ke dalam dokumen Aksesibilitas Total. 31) Hyperlink dokumen Aksesibilitas Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa. 32) Sistem
Penilaian
dan
Pemeliharaan
Gedung
Rusunawa
Komponen
Aksesibilitas selesai. 33) Pada Sheet 1 dalam File TATA RUANG & BANGUNAN, buat dokumen Tata Ruang dan Bangunan Total yang berisi total nilai keandalan Tata Ruang & Bangunan serta nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Tata uang & Bangunan. Dokumen Tata Ruang & Bangunan berisi: a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Tata Ruang & Bangunan. b) Penilaian keandalan sub.komponen Tata Ruang & Bangunan. c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata Ruang & Bangunan. d) Hyperlink dokumen Tata Ruang & Bangunan. 34) Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa. 35) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata Ruang & Bangunan selesai. 36) Setelah seluruh File Komponen dalam Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa,
yaitu
File
ARSITEKTUR,
STRUKTUR,
UTILITAS,
AKSESIBILITAS, dan TATA RUANG & BANGUNAN terhubung dengan File SLF Gedung Rusunawa maka nilai keandalan Total Bangunan Gedung Rusunawa yang dinilai akan diketahui. 37) Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Selesai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.5.
131 digilib.uns.ac.id
Langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Gambar. 4.7. Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan Gedung commit to user Rusunawa.
perpustakaan.uns.ac.id
132 digilib.uns.ac.id
Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ( SLF Rusunawa) diaplikasikan dengan Program Microsoft Office Excel. Langkah pengisian program adalah sebagai berikut; 1. Buka File dengan nama : “FORM SLF RUSUNAWA Microsoft Office Excel”. 2. Buka Sheet ; “DATA UMUM”, Masukkan data-data yang diperlukan pada Tabel, setelah selesai klik icon SLF RUSUNAWA yang berada di bawah Tabel seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.8.
KLIK Gambar 4.8. Form Data Umum SLF Rusunawa commit to Program user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Setelah “Klik icon SLF RUSUNAWA” maka akan muncul Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.9. (Contoh Form pada kondisi penilaian gedung = ANDAL). Dalam Sheet ini tidak ada data yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian Gedung Rusunawa, “klik” salah satu icon dalam komponen gedung, misalnya berurutan dari icon ARSITEKTUR.
Gambar 4.9. Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan Rusunawa commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Setelah “Klik icon ARSITEKTUR” maka akan muncul Sheet Arsitektur Total seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.10. Dalam Sheet ini tidak ada data yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian, “klik” salah satu icon dalam sub komponen ARSITEKTUR misalnya berurutan dari icon “Kesesuaian Penggunaan Fungsi”.
commit toSLF userRusunawa 4.10. Form Arsitektur
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Setelah “Klik icon Kesesuaian Penggunaan Fungsi” maka akan muncul Sheet Kesesuaian Penggunaan Fungsi
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
4.11. Dalam Sheet ini hanya kolom (2) dan kolom (3) saja yang diisi. Isi berdasar survey lapangan. Kolom lain tidak perlu diisi karena sudah merupakan formula dari program. Setelah selesai mengisi kolom (2) dan kolom (3), maka akan diketahui hasil penilaian keandalan sub komponen Kesesuaian Penggunaan fungsi. Pada Tabel tingkat keandalan bangunan terdapat Tindakan /Sistem pemeliharaan Bangunan yang ditunjukkan dalam KODE. Klik kode yang sesuai dengan kondisi untuk mengetahui Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang direkomendasikan seperti dalam Gambar 4.12.
Gambar 4.11. Form Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa
commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.12. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa 6. Setelah selesai menilai tingkat keandalan sub komponen Kesesuaian Penggunaan Fungsi serta memperoleh rekomendasi tindakan, klik icon ARSITEKTUR untuk kembali menilai keandalan serta memperoleh rekomendasi
tindakan
pemeliharaan
Gedung
Rusunawa
Komponen
Arsitektur. 7. Setelah “Klik icon ARSITEKTUR” maka akan muncul Sheet Arsitektur Total seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam Sheet ini tidak ada data yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian lanjutan, “klik” sub komponen ARSITEKTUR selanjutnya dengan cara yang sama dengen sub komponen Kesesuaian Penggunaan Fungsi. 8. Setelah seluruh sub komponen dalam komponen Arsitektur terisi, maka akan diperoleh nilai Arsitektur Total. Setelah diperoleh nilai Arsitektur Total, klik icon SLF RUSUNAWA, maka Sheet akan kembali ke Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2. Nilai dari keandalan Arsitektur Total akan terakumulasi secara otomatis dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan.
commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. Lanjutkan penilaian lanjutan ke komponen berikutnya, dengan klik icon STRUKTURAL, lakukan sesuai langkah dalam komponen Arsitektural (no 4 s/d
no.8)
,
kemudian
lanjutkan
lagi
ke
icon
UTILITAS,
icon
AKSESIBILITAS, dan icon KESESUAIAN PENGGUNAAN FUNGSI. 10. Setelah semua komponen dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan terisi maka secara otomatis akan diketahui keandalan total Gedung Rusunawa yang ditinjau
serta system pemeliharaan
yang
direkomendasikan. 11. Selesai. 12. Contoh lengkap pengisian Program SLF Rusunawa ditunjukkan dengan studi kasus Gedung Rusunawa Cilacap dalam Lampiran B dan Lampiran C.
commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.6. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus. Analisis dilakukan dengan cara tinjauan lapangan langsung ke obyek studi kasus yaitu Rusunawa Cilacap. Sebagai data pendukung dilakukan dokumentasi berupa foto-foto obyek. Gedung Rusunawa Cilacap. Gedung Rusunawa Cilacap yang akan ditinjau dan dinilai dalam Kompleks Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap adalah Gedung A dan Gedung D, ditunjukkan dalam Gambar 4.13., sedangkan spesifikasi Gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.30.
Gambar 4.13. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap. NO
Pekerjaan
1
Pekerjaan Struktur
1.1
Pondasi
Detai Pekerjaan
Pondasi Struktur Tiang Pancang Pondasi menerus Batu kali 1.2
Kolom, Balok, Plat lantai Kolom Struktur Beton pra cetak Balok struktur Beton pra cetak Plat Lantai Beton pra cetak
1.3
Tangga Tangga Beton pra cetak commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.4
Atap Atap tritisan Lt.02/03: ·
Rangka atap kayu kruing
· Gording kayu kruing · Papan listplank kayu Atap Lt.04 :
2
Pekerjaan Arsitektur
2.1.
Dinding
·
Rangka atap beton pra cetak
·
Gording baja profil C
·
Papan listplank kayu
Dinding Pasangan Bataco Plesteran dinding bataco exterior/ terluar bangunan 2.2
Lantai
Pasangan keramik km/wc hunian dan km/wc umum Pasangan keramik r.selasar dan Mushala Screed lantai, acian pada interior zona hunian dan lantai dasar Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan). NO
Pekerjaan
2.3
Kusen,Pintu,jendela
Detai Pekerjaan
Kusen alumunium Pintu panil alumunium Jendela rangka alumunium panil kaca 2.4
Sanitair Sanitair hunian closet jongkok, shower Meja dapur beton termasuk kitchen zink
2.5
Plfond dan Penutup atap commit to user
dilapis
keramik
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rangka plafond kayu kruing Pelapis plafond tripleks Penutup atap genting metal 3 3.1
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Pekerjaan air kotor dan bekas : Pemipaan air kotor bahan pvc Pemipaan air bekas bahan pvc Septictank Kap 10 m3 dan peresapan
3.2
Pekerjaan air bersih : Pengadaan dan pemasangan pompa tekan Pipa air bersih bahan GIP Medium A (Pipa distribusi Rooftank, Distribusi ke hunian, Rooftank)
3.3
Pekerjaan Hidrant Pengadaan pompa elektrik Pengadaan dan pemasangan Box Hydrant Pengadaan dan pemasangan Hydrant Pilar
Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan). NO
Pekerjaan
Detai Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Pompa Jocky Pipa air bersih bahan GIP Medium A Pressure Tank Pondasi pompa dan Pressure tank
3.4 3.5
3.6
Pengadaan pemadam api ringan Fire Extinguisher Pekerjaan Penangkal Petir Pekerjaan Listrik
commit to user Pemasangan MDP PLN
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Almari KWH meter Pengadaan dan pemasangan LVMDP Pengadaan dan pemasangan MDP I & II Pemasangan panel sekering box Pemasangan panel penerangan Pemasangan panel pompa transfer 4 4.1 4.2
Pekerjaan Luar Bangunan Pekerjaan Pematangan tanah Pekerjaan saluran keliling bangunan Saluran terbuka U 20 cm pada areal keliling bangunan Pasangan bak control uk 30x30cm, t=35 cm
4.3
Pekerjaan Groundtank
4.4 4.5
Pekerjaan Rumah Pompa Pekerjaan Genset
4.7.1. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung A Rusunawa. A. Data Fisik Gedung A Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap. Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.14 sampai dengan Gambar 4.21.
commit to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.7.2. Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama
Gambar 4.7.3. Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)
commit to user
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.16. Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Gambar 4.17. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.18. Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.19. Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.20. Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap commit to user
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.21. Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
B. Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa adalah sebagai berikut; 1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form dalam Lampiran B. 2. Mengisi
form
dalam
komponen
Arsitektur,
Struktur,
Utilitas
dan
Aksesibilitas dengan bantuan; a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual. b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap. c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap. 3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah diisi sesuai dengan kondisi Gedung A Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam Lampiran B.
commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd A. Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. A dengan Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut; 1.
Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%). Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Arsitektural
Gedung A memiliki nilai keandalan 96,97 %.
Tingkat keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel 4.41. Tabel 4.41. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur. NO Komponen Arsitektural Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%) 2 Nilai Keandalan 96,97 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 1.1.1.b, 1.1.2.a, 1.1.3.a, 1.1.4.b, 1.1.5.a, 1.2.1.a, 1.2.2.a, 1.2.3.a, 1.2.4.a,
2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%). Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Struktural Gedung A memiliki nilai keandalan 99,77 %. Tingkat keandalan komponen Struktur termasuk ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan komponen Struktural adalah tindakan pemeliharaan. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan komponen pada tiap sub komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.42. commit to user
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.42. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur. NO Komponen Struktur 1 Batas keandalan
2 3 4 5
Nilai Keandalan Tingkat Keandalan Rekomendasi Tindakan KODE Tindakan
Komponen ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(85%> -95%), TIDAK ANDAL (<85%) 99,77 % ANDAL Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a, 2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a
3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%). Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Utilitas Gedung A memiliki nilai keandalan 58,756 %. Kondisi Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas. Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan komponen Utilitas adalah tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan
ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub
komponen Utilitas. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen utilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.43. Tabel 4.43. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas. NO Komponen Utilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(100%), KURANG ANDAL(85%-99%), TIDAK ANDAL (<85%) 2 Nilai Keandalan 58,756 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c
commit to user
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%) Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Aksesibilitas
Gedung A memiliki nilai keandalan 58,00 %.
Kondisi Aksesibilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan komponen Aksesibilitas Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah tindakan perbaikan ringan dan tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub komponen Aksesibilitas. Kesimpulan
dari program
SLF
Rusunawa
komponen Aksesibilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.44. Tabel 4.44. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas. NO Komponen Aksesibilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%) 2 Nilai Keandalan 58,00 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c, 5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai keandalan 100 % .Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan gedung dinyatakan ANDAL. Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih terkait dengan langkah pengambilan kebijakan. Untuk gedung dengan tingkat to user keandalan 100% tidak perlucommit dilakukan tindakan. Kesimpulan dari program
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan ditunjukkan dalam Tabel 4.45. Tabel 4.45. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. NO Komponen Tata Komponen Bangunan& Lingkungan 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%) 2 Nilai Keandalan 100 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Tidak Ada 6. Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total Gedung A memiliki nilai keandalan 76,91 %.
Kondisi Total gedung
dinyatakan KURANG ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan Total Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan Perbaikan Berat. Sistem pemeliharaan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE Pemeliharaan
komponen di tiap sub komponen bangunan.
Kesimpulan dari program SLF Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel 4.46. Tabel 4.46. Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap. NO Keandalan Total 1 Batas keandalan
2
Nilai Keandalan
3 4
Tingkat Keandalan Rekomendasi Tindakan
Komponen ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%) Total : 76,91 % 1) Arsitektur (9,70) :Andal 2) Struktur (29,93) 3) Utilitas (29,38) 4) Aksesibilitas (2,90) 5) Tata Bangunan&Lingkungan (5) KURANG ANDAL Sesuai KODE pada masing-masing komponen dan sub komponen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
150 digilib.uns.ac.id
4.7.2. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung D Rusunawa serta Kuisioner Pendukung Penilaian. A. Data Fisik Gedung D Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap. Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.22. sampai dengan Gambar 4.29.
Gambar 4.22. Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)
Gambar 4.23. Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama commit to user
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.24. Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Gambar 4.25. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Gambar 4.26. Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.27. Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.28. Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.29. Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap B. Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa adalah sebagai berikut; 1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form dalam Lampiran C. 2. Mengisi
form
dalam
komponen
Arsitektur,
Struktur,
Aksesibilitas dengan bantuan; commit to user a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual.
Utilitas
dan
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap. c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap. 3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah diisi sesuai dengan kondisi Gedung D Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam Lampiran C.
C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd D. Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. D dengan Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut; 1. Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%). Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Arsitektural Gedung D memiliki nilai keandalan 90,66 %. Tingkat keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel 4.47. Tabel 4.47. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur. NO Komponen Arsitektur 1 Batas keandalan
2 3 4 5
Nilai Keandalan Tingkat Keandalan Rekomendasi Tindakan KODE Tindakan
Komponen ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%) 90,66 % ANDAL Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 1.1.1.b, 1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.1.5.a, commit to user 1.2.1.a, 1.2.2.c, 1.2.3.a, 1.2.4.a,
153 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%). Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Struktural Gedung D memiliki nilai keandalan 99,50 %. Tingkat keandalan komponen termasuk ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan komponen Struktural Gedung D adalah tindakan pemeliharaan. Pemeliharaan dan Perbaikan
Sistem
ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan
komponen pada tiap sub komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.48. Tabel 4.48. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur. NO Komponen Struktur 1 Batas keandalan
2 3 4 5
Nilai Keandalan Tingkat Keandalan Rekomendasi Tindakan KODE Tindakan
Komponen ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(85%> -95%), TIDAK ANDAL (<85%) 99,50 % ANDAL Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a, 2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a
3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%). Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Utilitas Gedung D memiliki nilai keandalan 49,222 %. Kondisi Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas. Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan komponen Utilitas Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah tindakan perbaikan berat.
Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan
dalam KODE perbaikan
komponen pada tiap sub komponen Utilitas. commit to user
154 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen utilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.49. Tabel 4.49. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas. NO Komponen Utilitas 1 Batas keandalan
2 3 4 5
Komponen ANDAL(100%), KURANG ANDAL(85%-99%), TIDAK ANDAL (<85%) 61,15 % TIDAK ANDAL Perbaikan Berat 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c
Nilai Keandalan Tingkat Keandalan Rekomendasi Tindakan KODE Tindakan
4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%) Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Aksesibilitas
Gedung D memiliki nilai keandalan 49,20 %.
Kondisi Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan komponen Aksesibilitas Gedung D adalah tindakan perbaikan ringan dan tindakan perbaikan berat.
Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan
dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub komponen Aksesibilitas. Kesimpulan dari program
SLF Rusunawa komponen Aksesibilitas
ditunjukkan dalam Tabel 4.50. Tabel 4.50. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas. NO Komponen Aksesibilitas 1 Batas keandalan
Komponen ANDAL(95%>-100%), commit to user KURANG ANDAL(75%> -95%), T
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2 3 4 5
Nilai Keandalan Tingkat Keandalan Rekomendasi Tindakan KODE Tindakan
IDAK ANDAL (<75%) 49,20 % TIDAK ANDAL Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat 4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c,
5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai keandalan 100 %.
Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung
dinyatakan ANDAL. Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih terkait dengan langkah pengambilan kebijakan, sehingga untuk gedung dengan tingkat keandalan 100%, tidak perlu dilakukan tindakan. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan ditunjukkan dalam Tabel 4.51. Tabel 4.51. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. NO Komponen Tata Komponen Bangunan&Lingkungan 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%) 2 Nilai Keandalan 100 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Tidak Ada 6.
Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total Gedung A memiliki nilai keandalan 70,99 % . Kondisi Total gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan Total Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan Perbaikan Berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE Pemeliharaan pada tiap sub komponen bangunan. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel 4.52. commit to user
156 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.52. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Total. NO Keandalan Total 1 Batas keandalan
2
Nilai Keandalan
3 4
Tingkat Keandalan Rekomendasi Tindakan
Komponen ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%) Total : 70,99 % · Arsitektur (9, 07) · Struktur (29,85) · Utilitas (24,61) · Aksesibilitas (2,46) · Tata Bangunan&Lingkungan (5) TIDAK ANDAL Sesuai KODE pada masing-masing komponen dan sub komponen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan. 1. Telah diperoleh Sistem Penilaian Gedung Rusunawa yang menunjang keandalan bangunan gedung. Sistem dibuat dengan mengevaluasi kriteria SLF Gedung (Arsitektur, Struktur, Utilitas, Aksesibilitas, Tata Ruang dan Bangunan) dengan komponen penyusun Gedung Rusunawa. Berdasar analisis yang telah dilakukan diketahui terdapat perbedaan sub komponen pada kriteria Arsitektur, Struktur dan Utilitas sehingga dilakukan pembobotan ulang. 2. Telah disusun Sistem Pemeliharaan Gedung yang menunjang Sistem Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa disusun berdasar SNI dan Pedoman tentang Bangunan Gedung. 3. Telah diperoleh
Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa (SLF
Rusunawa) dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007. Program yang dibuat merupakan alat bantu yang memudahkan operasional sistem. 4. Hasil aplikasi Program SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa. 5. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91). Hal tersebut disebabkan karena kurang andalnya sub komponen pada komponen Arsitektur, Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan telah dibuat Kode Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung pada program (Arsitektur: 1.1.4.b, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.4.c, Aksesibilitas: 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c) . commit to user
158
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk tidak andal (70,99). Hal tersebut karena tidak andalnya sub komponen pada komponen Arsitektur, Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan telah dibuat Kode Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung dalam program (Arsitektur: 1.1.b, 1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.2.2.c, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c, Aksesibilitas: 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c). 7. Berdasar evaluasi terhadap SLF Gedung diketahui bahwa SLF Gedung masih memiliki kekurangan dan memerlukan penyempurnaan. Kekurangan tersebut diantaranya terdapat kesalahan nilai keandalan untuk komponen Aksesibilitas Total. Hiperlink file masih perlu penyempurnaan dan belum terdapat standar saran untuk tindakan perawatan dan perbaikan gedung. Pada penilaian keandalan struktur masih subyektif.
5.2.
Saran Beberapa hal yang belum dilakukan dalam penelitian ini bisa dilanjutkan
dalam penelitian berikutnya, diantaranya; 1. Perlu dilakukan evaluasi dan kajian yang lebih mendalam mengenai kriteria penilaian dalam SLF Gedung, khususnya pada Komponen Struktural. 2. Perlu dilakukan chek dan pembaharuan secara periodik mengenai Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa berdasar perkembangan Ilmu dan Teknologi. 3. Sistem dapat dikembangkan dengan aplikasi Software lain yang lebih komunikatif dan fleksibel. 4. Sistem penilaian dalam penelitian ini menggunakan pengamatan visual dengan alat bantu sederhana. Untuk lebih mengetahui kondisi gedung secara khusus maka dapat dikembangkan penilaian dengan metode dan peralatan yang lebih spesifik.
commit to user