SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
SISTEM PANEL KENDALI LIFT SCHINDLER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DI PRSG Asep Saepuloh1, Heri Suherkiman2 PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Ged. 30 Serpong, Tangerang – Banten Alamat E-mail :
[email protected]
Abstrak SISTEM PANEL KENDALI LIFT SCHINDLER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DI PRSG. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi lift berupa komponen mekaniknya ataupun sistem kendalinya telah banyak mengalami perubahan dan inovasi. Sistem kendali lift beralih menggunakan sistem digital programmable logic controller (PLC). Telah dilakukan modernisasi panel kendali tiga dari empat unit lift menjadi berbasis PLC. Dengan sistem tersebut operasi lift dapat diatur kecepatan geraknya pada setiap lantai. PLC adalah merupakan otak dari alat tersebut yang berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi cara kerja lift. Dalam perencanaan sistem ini selain menggunakan i/o juga analog output dan fuzzy logic. Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah program berupa kondisi on/off internal coil output yang disimpan dalam data memory output dan latch memory. Aplikasi PLC pada lift di PRSG menunjukkan unjuk kerja lift semakin baik. Kata kunci : Lift schindler, programmable logic controller
Abstract SCHINDLERS LIFT CONTROL PANEL SYSTEM BASED PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL IN REACTOR BUILDING. History of technological developments elevator both were from the components or the mechanical control system control has undergone changes accord developments in science. the elevator control system using a digital system PLC, with the control system is operating adjustable motion speed on each floor. PLC is the brain of these tools. Tool that serves to regulate and coordinate the workings of the elevator. In planning this system other than using the i/o is also an analog output and fuzzy logic. According to the principles of relay logic, PLC courses in order to process and continuous so as to produce a program results in the form of the condition on-off the internal coil that is stored in the memory output data and latch memory. Application to based PLC on the elevator in Reactor building shows the better performance. Keywords: Schindlers elevator, PLC
PENDAHULUAN Apabila kita membicarakan Elevator (lift), maka tidak akan jauh dari namanya Otis. Walaupun lift sudah ada sejak jaman dahulu, jauh sebelum masanya maka Otis bisa dibilang dialah yang mempelopori lift modern sekarang ini. Lift pada jaman dahulu identik dengan kecelakaan dan Asep S., dkk
jatuh. Otis mempromosikan Governor ciptaannya dengan cara menaiki sendiri lift buatannya dan memotong talinya sendiri. Dan terbukti hal itu dapat menyelamatkan nyawanya dan dapat meningkatkan penjualannya. Sampai sekarang sistem governor Otis masih dipakai. Kone merupakan perusahaan asal Finlandia, seperti banyak perusahaan engineering pada saat itu, Kone sempat membuat senjata untuk 325
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 dipasok pada saat perang dunia. Setelah perang dunia selesai, Kone mendapatkan banyak order untuk memasang Elevator (karena pada saat itu banyak gedung-gedung yang hancur). Dengan membeli bisnis Westinghouse Elevator Eropa, Kone mulai melebarkan sayapnya dibidang lift. Schindlers merupakan salah satu perusahan lift asal Jerman. Hampir sama dengan Kone, Schindler juga merasakan dampak dari perang dunia. Merupakan salah satu perusahaan lift tertua, Schindler banyak mengakusisi perusahaan lift lainnya termasuk salah satunya yaitu Westinghouse Elevator untuk wilayah Amerika (karena yang Eropa sudah diambil Kone). Sampai sekarang nama Schindler cukup dipandang dalam dunia Elevator. Begitulah sekilas sejarah mengenai perusahaan lift dari “Barat”. Selanjutnya timbul pesaing perusahaan elevator dari “Timur” seperti Fujitsu, Mitsubisi, Hyundai Elevator, LG dan masih banyak lagi. [1] Latar belakang pembahasan kenapa mengupas judul ini yang dipilih oleh penulis mengingat penggunaan sistem kendali berbasis PLC pada instalasi lift di PRSG terbilang baru, selain itu sistem yang lama sudah banyak ditinggalkan sehingga suka ataupun tidak suka pihak user harus mengikuti perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada. Sedangkan tujuan penulisan adalah untuk mengetahui lebih jauh apa itu PLC, memahami cara kerja instruksi lanjut pada PLC, dan bagaimana penerapan/ aplikasi intruksi lanjut sistem kerja program kontrol logika pada pengendalian pengoperasian lift yang mana operasi lift tersebut frekuensi operasi secara kontinyu pada setiap lantainya cukup padat. Sebelum perubahan ke sistem kendali yang baru, operasi lift sering terjadi gangguan diantaranya karena faktor kendalinya yang sudah cukup tua. Lingkup pembahasan di dalam penulisan mencakup ; penjelasan tentang prinsif kerja lift, bermacam-macam fungsi lift, jenis-jenis mekanik lift, serta bahasan tentang sistem kerja PLC berikut aplikasinya terhadap lift sehingga sistem kendali mampu mengatur dan mengkoordinasi cara kerja lift. Hasil yang diharapkan dari pembahasan ini dapat diperoleh kajian pembelajaran dalam memahami sistem kerja PLC dengan metoda pemrograman yang diawali dengan pembuatan flowchart dan algoritmanya yang diaplikasikan menjadi sistem kendali lift di PRSG dan diharapkan unjuk kerja lift di masa mendatang akan menjadi lebih baik.
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
TEORI Bardasarkan prinsip kerjanya, lift dibagi menjadi 2 macam kategori :[2] 1. Hidrolik ; Menggunakan hidrolik dimana lift diangkat menggunakan dongkrak. Sistem ini sudah mulai ditinggalkan sejak pertengahan tahun 1800-an dimana kondisi bangunan semakin tinggi sehingga perangkat hidrolik yang diperlukan semakin besar. 2. Traction Elevator ; Desain ini menggunakan Kabel/ tali baja, dimana sangkar diangkat, bukannya didorong dari bawah. Berdasarkan dari fungsinya dibagi menjadi beberapa kategori, seperti : 1. Lift penumpang/ passenger elevator. Hampir semua orang mengetahui fungsi dari lift ini. Passenger elevator punya jangkauan yang luas, mulai dari rumah tinggal, ruko, gedung rendah, medium, bahkan high rise. Jenis ini merupakan lift yang paling banyak digunakan, seperti terlihat pada gambar 1.1. Untuk gedung high rise dan atau bahkan skyscraper, digunakan high speed elevator, bahkan ultra high speed elevator. 2. Observation Elevator. Banyak kita jumpai di mal-mal/ gedung-gedung rendah. Fungsinya sama dengan lift penumpang, hanya desainnya menggunakan kaca, atau biasa disebut lift kapsul. Salah satu pengembangan dari observation elevator adalah nude elevator seperti pada gambar 1.2 dimana pengguna lift dapat melihat keluar secara transparan. 3. Service lift Service lift merupakan lift penumpang yang fungsinya untuk kegiatan operasional. Lift ini banyak ditemui di gedung perkantoran, lift khusus bagi operasional, seperti building maintenance, cleaning service, atau untuk membawa barang barang yang kecil.
Gambar 1.1. Lift penumpang
326
Asep S., dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 rancangan masing-masing tapi pada dasarnya desainnya hampir sama.
Gambar 2.1. Geared elevator machine
Gambar 1.2. Nude elevator
4.
5.
6.
Lift barang/ Freight Elevator. Lift barang di desain untuk mengangkut barang, biasanya lift ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dan bukaan pintu (door opening) yang lebih besar. Automobile Elevator. Hampir sama dengan lift barang, automobile elevator di-desain untuk membawa mobil. Tentunya dimensi dari kabinnya di sesuaikan dengan ukuran mobil seperti terlihat pada gambar 1.3 di bawah. Bed Elevator/ lift rumah sakit. Lift ini digunakan di rumah sakit untuk membawa tempat tidur pasien. Karena itu ukurannya sudah disesuaikan dengan standar rumah sakit.
Gambar 1.3. Automobile elevator
Jika dilihat dari jenis motornya, maka lift bisa dibagi menjadi beberapa jenis : - Geared Elevator. Tipe ini model yang masih digunakan dari zaman dulu sampai sekarang seperti gambar 2.1. Perubahan hanya besar motornya, dimana geared motor sekarang menggunakan inverter dan ukurannya lebih kecil dari yang dulu. Geared menggunakan motor AC worm gear untuk mengurangi kecepatan RPM-nya. Setiap manufakturnya mempunyai Asep S., dkk
Gambar 2.2. Gearless elevator motor
Gearless Elevator. Untuk lift high rise dengan kecepatan tinggi, maka digunakan gearless elevator seperti gambar 2.2. Motor ini mempunyai variasi kecepatan yang diatur inverter. Model terbaru saat ini adalah VVVF (Variable Voltage Variable Frequency). Berdasarkan penjelasan di atas tadi, lift di PRSG termasuk katagori traction elevator sedangkan berdasarkan fungsinya adalah jenis lift penumpang. Motor yang digunakan adalah motor 380Vac dengan tipe Geared elevator dan sebagai penggerak pintu sangkar lift digunakan motor 220Vdc, driver motor menggunakan relay 24Vdc disusun secara H-bridge atau yang diterjemahkan secara kasar sebagai “Jembatan H” yang tujuannya memanipulasi agar kecepatan motor bisa diatur. Untuk pengendali kecepatan motor ac digunakan VSD (Variable Speed Drive) atau yang biasa disebut sebagai inverter. Sensor dari sistem ini menggunakan limit switch yang disusun secara berurutan pada setiap lantainya. Sedangkan sistem panel kendali yang digunakan sudah tiga dari empat unit lift sudah berbasis PLC. -
Prinsif kerja PLC Prinsip kerja PLC sinyal dari device input on/off akan mengaktifkan coil semua (input) yang mencerminkan masing-masing device input (dalam hal ini disimpan dalam sebuah memory data input) coil semua ini akan mengontrol kondisi on/off internal kontak yang tersusun dalam sebuah program PLC/ ladder diagram 327
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 (programing & prossesing). Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah program berupa kondisi on/off internal coil output yang disimpan dalam data memory output dan latch memory. Internal coil output ini yang tersimpan dalam memory akan mengontrol kontak output semu yang menghubungkan device output dan sumber tegangan.[4]
2.
3.
4.
5.
6. Gambar 3. Alur proses data i/o PLC
Gambar 3 di atas adalah merupakan alur proses data input dan output pada prinsif kerja program PLC dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Dalam PLC diasosiasikan memiliki coil semu MX dan kontak semu MY.
7.
Coil MX mendapat suplai tegangan 24Vdc melalui input PLC yaitu tombol X0 dan tombol X1 Kontak MY mendapat suplai tegangan misal 220 Volt yang memikul beban lampu Y0 dan Y1 melalui kontak bayangan MY. Jika tombol X0 ditekan (walaupun sebentar), maka coil bayangan MX0 akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan berubah status. Coil bayangan MX0 ini akan merubah status kontak yang berada dalam bahasa pemrograman PLC. Dalam hal ini kontak X0 akan menjadi close (tertutup) walaupun tombol X0 dilepas, maka kontak Y0 akan mengunci sampai tombol X1 dilepas. Karena kontak X0 tertutup, maka coil Y0 akan bekerja dan merubah status kontak MY0 menjadi tertutup, dalam hal ini lampu L1 akan mendapat suplai tegangan dan menyala. Jika tombol X2 ditekan, maka coil bayangan MX1 akan bekerja dan mengubah status kontak NC dalam bahasa pemrograman menjadi terbuka, dalam hal ini coil Y0 menjadi tidak aktif. Karena coil Y0 non aktif, maka kontak bayangan MY0 terbuka dan lampu L1 mati.
Gambar 4. Prototipe instalasi lift
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
328
Asep S., dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Komponen Lift dalam hoistway: 1. Panel Control System 2. Geared Machine 3. Primary Velocity Tranducer 4. Governor 5. Hoisting Ropes 6. Roller Guide/ Guide Shoe 7. Secondary Possition Tranducer 8. Door Operator 9. Entrance Protection System 10. Load Weighing Tranducers 11. Car Safety Device 12. Traveling Cable 13. Elevator Rail 14. Counterweight 15. Compesation Ropes 16. Governor Tension Sheave 17. Counterweight Buffer 18. Car Buffer
beban kosong maka bobot sangkar lebih ringan dari pemberatnya. Di ruang mesin ada limit switch Governor, dua limit switch pada lantai paling atas dan lantai paling bawah, satu switch di fit untuk difungsikan saat perawatan. Mekanisme kerja PLC Mekanisme kerja sistem PLC ini adalah menggunakan 26 sinyal masukan (input) berupa sensor sinyal daripada switch-switch dan push button yang terhubung pada relay, termasuk sinyal cadangan. Sedangkan keluarannya (output) sebanyak 35 sinyal keluaran yang berupa lampu indikator, motor DC berfungsi membuka dan menutup pintu, motor DC untuk menggerakkan lift, termasuk sinyal cadangan. Lift bergerak sesuai tekanan tombol yang pertama kali. Daftar i/o sinyal dapat dilihat pada lampiran 2. Gambar 5 adalah tampilan layar PLC di dalam panel kontrol lift :
METODE Untuk menyiapkan suatu program kontrol, terlebih dahulu harus mengetahui struktur komponen dari lift sehingga dapat menyusun perangkat-perangkat apa saja bagian hardware (perangkat keras) lift yang dimasukkan sistem kendali, ada berbagai perangkat keras untuk mengatur kerjanya lift. Pembuatan database dari perangkat keras lift berupa ; kontrol motor, buka-tutup pintu, level, batasan-batasan limit switch dan lain sebagainya yang akan dimasukkan sebagai sinyal-sinyal masukan (output) 24 Vdc ke dalam suatu program digital menjadi tipe data dalam bentuk logic biner pada PLC addressing sebagai mekanisme kerja sistem PLC yang selanjutnya dirubah menjadi program keluaran dalam bentuk perintah ke relay-relay, lampu-lampu indikator dan penggerak motor. Pada sangkar lift seperti gambar 4 dari prototipe instalasi lift [2], disitu terdapat banyak limit switch. Antara lain dua limit switch untuk membuka dan menutup pintu. Sepanjang pintu sangkar dipasang photo sensor elektrik progard L yang berguna untuk sistem keamanan pintu sangkar. Jadi, bisa menghindarkan pengguna terjepit pintu lift. Satu switch pada rem darurat dan di atas sangkar ada beberapa switch darurat. Satu limit switch over load juga terdapat pada sisi bawah ruang lift itu, sehingga jika kapasitas penumpang lift melebihi batas maka buzzer akan berbunyi. Bobot sangkar dapat diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya, bobot ini bergantung pada pemberat (balancing) di counterweight. Jika bobot sangkarnya 600 kg atau kapasitas 8 orang, maka pemberatnyapun ditambah 600 kg sehingga saat Asep S., dkk
Gambar 5: Layar PLC
Mekanisme kerja pemrograman digambarkan dengan flowchart dan algoritmatnya seperti pada gambar 6.1 sampai 6.4. Tujuan dibuat flowchart dan algoritma adalah untuk menyusun langkah-langkah instruksi pemecahan masalah dan dapat memberikan gambaran terhadap proses yang terjadi pada program aplikasi tersebut.[3] 1). Flowchart dan algoritma menu utama Menu utama merupakan halaman pertama saat user melihat layar yang terdiri dari dua kondisi yaitu Normal, meliputi ; car input,counter,call info,code error,speedback, speed reference,PO. sedangkan Inspection, meliputi ; password,shaft teach in,parameter, error buffer. Menu tersebut dapat dilacak dengan tombol pilihan memudahkan user berinteraksi dengan komunikasi antarmuka. User disini dapat membaca dan atau merubah sesuai yang diinginkan, menu digambarkan dalam sebuah flowchart dan algoritmanya seperti terlihat pada gambar 6.1 di bawah. 2). Flowchart dan algoritma kondisi normal Ketika lift dalam kondisi normal, misalnya lift 329
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 sedang standby pada lantai yang telah ditentukan kemudian ada yang menekan tombol panggilan luar, misalnya tombol Up maka program akan mengecek posisi level paling dekat dengan panggilan kemudian lift akan turun dan program akan cek tujuan dimana tombol tersebut ditekan. Apabila posisi level ditemukan lebih tinggi dari tombol yang ditekan maka lift akan naik dan program akan mengecek tujuan dimana tombol tersebut ditekan. Sebaliknya misalnya tombol Down yang ditekan maka program juga akan memproses urutan yang sama, tetapi apabila program tidak ada perintah atau dimatikan sesaat maka lift akan kembali ke posisi standby. Adapun menu flowchart dan algoritmanya seperti pada gambar 6.2.
hingga selesai. Apabila perawatan selesai maka switch dikembalikan lagi ke posisi normal. Adapun menu flowchart dan algoritmanya seperti pada gambar 6.3 di bawah. 4). Flowchart dan algoritma gangguan pada operasi lift Penumpang yang menggunakan lift akan memilih nomor-nomor level yang dituju, tetapi apabila beban overload atau sensor pintu ada yang terhalang maka program akan menolak perintah berikutnya sebelum diselesaikan masalahnya, setelah masalahnya selesai barulah pintu close disusul perintah membuka rem mekanik pada mesin agar lift running. Apabila lift macet maka program akan menginformasikan error yang dimaksud agar dilakukan tindakan hingga selesai. Adapun menu flowchart dan algoritmanya seperti gambar 6.4 di bawah.
3). Flowchart dan algoritma saat perawatan Ketika lift ada perawatan pindahkan switch ke posisi inspection. Apabila ada perintah tombol up manual, tombol down manual atau emergency stop yang ditekan maka program akan mengeksekusi Algoritma Menu utama : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Mulai Tampilan layar Input pilih if pilih = Normal then elseif pilih = Inspection then Input pilih if pilih = password then data password elseif pilih = shaft teach in then data shaft teach in elseif pilih = data parameter then data parameter elseif pilih = error buffer then data error buffer elseif selesai else endif Input pilih if pilih = Car input then data Car input elseif pilih = Counter then data Counter elseif pilih = Call info then data Call info elseif pilih = Code error then data Code error elseif pilih = Speed feedback then data Speed feedback elseif pilih = Speed reference then data Speed reference elseif pilih = P then data P elseif pilih = Normal then else endif endif
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
330
Asep S., dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 6.1. Flowchart menu utama tampilan layar
Asep S., dkk
331
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 6.2. Flowchart kinerja lift kondisi normal
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
332
Asep S., dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Algoritma saat lift kondisi normal :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
28.
Lift standby Cek tombol Input pilih if pilih = ada perintah then cek posisi tombol dan lantai elseif pilih = ada perintah then cek tombol if pilih = posisi up then lift naik cek tujuan if pilih = posisi down then lift turun cek tujuan elseif pilih = posisi down then cek tombol elseif endif if pilih = sampai tujuan then pintu terbuka elseif = sampai tujuan then cek tombol if pilih = lift dimatikan then selesai elseif = lift standby then elseif then elseif endif endif
Algoritma saat lift perawatan :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Asep S., dkk
Lift Inspection Cek tombol Inspection if pilih = ada perintah then elseif = lift inspection Input pilih if pilih = up man then eksekusi perintah elseif pilih = down man then if pilih = selesai then selesai elseif endif if pilih = down man then eksekusi perintah elseif pilih = emergency stop then eksekusi perintah if pilih = emergency stop then eksekusi perintah elseif = input pilih then elseif endif endif
333
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 6.3. Flowchart saat lift perawatan
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
334
Asep S., dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Mulai
Lift posisi level Pintu terbuka
Periksa beban Alarm Tdk Beban < max
Ya Periksa penghalang
Tdk ada penghalang
Tdk
Ya Pintu tutup Lift running
Tdk Pilih = lift normal
Tdk
Pilih = lift macet
Ya
Ya Tampil sinyal error
Selesai
Gambar 6.4. Flowchart gangguan operasi lift
Asep S., dkk
335
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Algoritma gangguan operasi lift :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Lift posisi level dan pintu terbuka Periksa beban lift Input pilih if pilih = beban < maksimum then periksa penghalang pada sensor pintu elseif = alarm dan periksa beban if pilih = tidak ada penghalang pada sensor pintu then pintu menutup dan lift running if pilih = lift normal then selesai elseif endif elseif pilih = lift macet then tampilkan sinyal error elseif endif endif
Tabel 1. Daftar kode error yang masuk menu program Kode
Penjelasan/ keterangan
Kode
02 03
Kunci pintu terbuka (emergency stop) Ada kesalahan posisi modifikasi limit switch paling atas (> 45cm) Ada kesalahan posisi modifikasi limit switch terbawah (> 45cm) Pintu lift terbuka Pintu tertutup, alarm bel berbunyi Gangguan sistem komunikasi Inverter terganggu,berhenti operasi Kesalahan posisi modifikasi ketika mengurangi switch terminal bagian atas (>45 cm) Kesalahan posisi modifikasi ketika mengurangi switch terminal bagian bawah (>45 cm) Kesalahan posisi modifikasi ketika mengurangi switch terminal bagian atas >45 cm Kesalahan posisi modifikasi ketika mengurangi switch terminal bagian bawah (>45 cm)
17 18
Kesalahan parameter Lantai tidak level saat lift menyentuh landasan
22
Peluncuran lift terpasang terbalik
23 24 31 32 35
Lift Overspeed (emergency stop) Lift berhenti (emergency stop) Lift meluncur (emergency stop) Sistem keselamatan terbuka (emergency stop) Pengaman kontaktor rusak, berhenti jalan
36
MCB untuk suplai motor mati/ stop
37
Relay kunci pintu terputus
39
Sistem keselamatan untuk kontak tertutup putus
04 05 06 08 09 10 11 12 13
sedangkan untuk mengetahui memori data sinyal gangguan yang jumlahnya 20 unsur data maka lihatlah pada menu error buffer. Apabila kita melakukan perawatan lift maka statusnya harus inspection karena kecepatan lift pada saat operasi perawatan hanya diperbolehkan 50% dari kecepatan normal, caranya apabila lift akan naik atau turun maka tekan tombol manual Up atau Down yang bisa dilakukan dari panel ruang mesin atau bisa dilakukan dari atas sangkar lift. Sebaliknya bila tidak ada perawatan maka tampilan pada layar PLC harus kondisi Normal sehingga operasi lift kembali normal. Pada kondisi Normal, kita dapat melihat beberapa menu tampilan layar PLC, yaitu ; car
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk melakukan suatu komunikasi antarmuka, kita dapat membaca dan ataupun mengeksekusi program pada tampilan layar PLC yang ditempatkan dalam panel kendali di ruang mesin lift [5]. Pada kondisi Inspection memasuki proses awal pada sistem PLC maka gunakanlah password untuk dapat melakukan eksekusi program tetapi apabila hanya akan membaca data, kita hanya menggerakan tombol panel atas-bawah pada PLC untuk melihat masingmasing menu atau sub menu. Untuk mengetahui jumlah sub menu program yang jumlahnya ada 30 unsur data maka dilihat pada menu parameter, STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Penjelasan/ keterangan
336
Asep S., dkk
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 input untuk mengetahui masukkan sinyal-sinyal apa saja yang di input dari bagian sangkar lift. Berapa jumlah jam operasi lift yang telah ditempuh dapat dilihat langsung pada menu counter. Kita dapat memanggil lift dari panel kendali ke lantai yang diinginkan maka kita buka menu call info kemudian arahkan nomor lantai, setelah tekan okey lift akan running sampai lantai yang dituju. Apabila lift terjadi gangguan/ macet maka nomor gangguan langsung terlihat pada code error terakhir (daftar error lihat tabel 1), sedangkan data gangguan yang sebelumnya dapat dilihat dengan cara menekan tombol error yang sebelumnya, data gangguan mampu menyimpan sebanyak 20 memori, apabila lebih 20 memori maka data gangguan paling bawah akan terhapus. Saat lift running, menu speed reference dan speed feedback akan menampilkan grafik sinusoida yang menggambarkan grafik dari operasi lift. Sedangkan untuk melihat jumlah parameter yang berjumlah P0 sampai P59 maka lihat menu P. Pada perintah tombol ada tombol up-down yang ditempatkan pada setiap lantai dan ada juga tombol nomor lantai yang ditempatkan pada panel car call dalam sangkar lift. Saat tombol up-down ditekan maka program akan mengeksekusi perintah mana dahulu yang masuk, apakah up ataukah down?, sementara perintah setelahnya diabaikan begitupun tombol nomor lantai maka program akan mengeksekusi perintah lantai mana dahulu yang masuk, baik menuju arah turun ataupun arah naik, sementara perintah setelahnya akan diabaikan atau dilewati dahulu. Selanjutnya perintah setelahnya sesuai urutan akan dieksekusi setelah perintah sebelumnya selesai, begitu seterusnya perintah tombol panggilan yang telah diatur secara program. Berbeda halnya apabila jumlah lift lebih dari satu unit yang lokasinya sama di dalam satu ruang mesin yang berarti mempunyai dua panel kendali, dikenal dengan sistem duplex maka perintah tombol dan nomor lantai diparalel sehingga meskipun berlaku skala prioritas di dalam suatu program panggilan tetapi eksekusi lebih cepat karena dilayani dua panel kendali yang beroperasi secara bersama-sama. Apabila terjadi kelebihan penumpang dan atau sensor pengaman pada pintu lift yaitu progard L yang terpasang disepanjang kanan-kiri pintu sangkar terhalang oleh penumpang pada awal operasi, maka lift tidak akan jalan sebelum penyebabnya teratasi dan pintu biasanya tidak mau menutup, indikasi lain adanya kelebihan beban adalah alarm (buzzer overload) berbunyi. alarm tersebut akan berhenti apabila jumlah penumpang telah dikurangi sampai batasnya kemampuan maksimum lift. Harus dipisahkan antara gangguan pengoperasian lift dengan trouble shooting yang ditampilkan dengan sinyal error pada layar PLC. Asep S., dkk
Gangguan karena sinyal error dapat dilakukan dengan waktu cepat atau bisa juga membutuhkan waktu lama. Sedangkan gangguan pengoperasian bukanlah faktor teknis. Untuk mengantisipasi kondisi darurat lebih utama adalah menyelamatkan penumpang dari sangkar lift, kemudian me-reset catu daya utama setelah sebelumnya mencatat kode error pada layar PLC. KESIMPULAN Seluruh inprastruktur database pada perangkat keras instalasi lift untuk mendukung suatu sistem panel kendali berbasis PLC yang diaplikasikan sebagai sistem kendali lift Schindler di PRSG dapat tercapai sehingga peralihan dari sistem kontrol lama ke sistem kontrol baru tidak ditemukan kesulitan. Banyak hal yang merupakan kelebihan dari sistem kendali baru, antara lain ; 1. Pengendali kecepatan motor pada mesin lift menggunakan VSD (Variable Speed Drive) atau biasa disebut dengan inverter sehingga menghasilkan putaran motor yang lebih halus karena yang dikendalikan pada motor bukan tegangannya seperti sistem kontrol kendali model lama melainkan arusnya meskipun motornya tetap sama yaitu motor arus bolakbalik tiga phasa 380Vac. 2. Sistem panel kendali berbasis PLC mampu mengatur dan mengkoordinasi cara kerja lift, sekaligus memberikan informasi langsung tampilan layar antarmuka sehingga dapat memberikan kemudahan bagi seorang user berinteraksi dengan hanya membuka menumenu program. DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
337
http://www.google.co.id/search?client=firefoxa&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp &q=sejarah+lift&meta=&btnG=Penelusuran+ Google, diakses Juni 2010. http://www.google.co.id/search?client=firefoxa&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp &q=komponen+lift+&meta=&btnG=Penelusur an+Google, diakses Agustus 2010. ASEP SAEPULOH,S.Kom, ”Sistem pakar pendeteksian gangguan pada operasi RSGGAS”, Skripsi tugas akhir, F-TI Universitas Budi Luhur, Jakarta, Januari 2005. ttp://www.google.co.id/search?client=firefoxa&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 &q=plc+lift&meta=&btnG=Penelusuran+Goog le, diakses Agustus 2010.
5.
ANONYMOUS PT. BERCA, “Sistem panel kendali lift PLC tipe SM-07-V4.0 AS2021” made in German, 2008
LAMPIRAN Tabel 2. Daftar sinyal input dan output pada PLC
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
338
Asep S., dkk