SISTEM PAKAR PENANGANAN LIMBAH GAS PABRIK KARET REMAH '
Tanto PratondoUtomol dan Marimin2
'J,.rusan Teknologi Hasil Pertanian,FakultasPertanian,UniversitasLampung Jl. SumantriBrojonegoro I Bandarlampung e-mail:
[email protected]
' Ju*san TeknologiIndustriPertanianFATETA-IPB POBox220Bogor KampusIPB Darmaga, e-mail:
[email protected]
Abstract Natural Rubber Industry cause negative inrpact by its waste like gaseous waste which need appropriate treatment. This situation reduce arnenityof community which live around the rubber factory. Problents which occur while designing the appropriate treatntentfor gaseous waste like treatment unit are expensiveand there are severaloptionsfor gaseoustreatment method. This paper discuss the use of expert systemfor supporting the decision to handle gaseous wastewhich is produced by crumb rubberfactory. According ta the result of knowledge acquisition from experts can be concluded that the recommendationfor treatment of gaseouswastefrom cruntb rubber factory are decided by several criterias which are factory location, community acceptancearound the factory, crumb rubber processing method, gaseous waste handling criteria, fund availability, and condition of wastewater treatmentfacilities. Recommendationswhich are produced l) the rubber factory spend social cost, 2) the rubber factory apply the gaseous waste treatment unit, and 31 the rubber factory spend social cost and apply the gaseouswastetreatmentunit Keywords: expert system,crumb rubberfactot),, gaseouswaste,social cost, gaseouswaste teatment unit
1.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Industri produk karet setengahjadi sepertiribbed smokedsrteet (RSS), karet krep, lateks pekat, dan karet remah (SIR) merupakansalahsatuagroindustriIndonesiayang potensialdengan menghasilkandevisa sebesar1,1 milyar dollar AS denganproduksi sebanyak 1,6 juta ton karet (Biro Pusat Statistik, 2000). Selain itu, komoditasini juga merupakansumber mata pencaharian langsungbagi 1,6juta keluargapetani (Ditjenbun,1998) Selain manfaat dan keuntungan yang didapatkan,industri karet berdampak negatif akibat yang dihasilkan berupa limbah cair, padat, dan gas. Limbah gas yang dihasilkan dari limbah pengolahan karet umumnya belum ditangani dengan baik yang disebabkan mahalnya peralatan pengolahanlimbah gas dan penggunaanperalatanpengolahanlimbah gas yang kurang tepat. Penangananlimbah gas difokuskan pada pabrik pengolahan karet remah dengan bahan hku karet rakyat disebabkanperkebunankaret rakyat merupakanbagian terbesardari keseluruhan Fkebunan karet (Ditjenbun, 2000). Selain itu, lokasi dari pabrik karet remah sebagian berada di hqL:xi dekat pemukiman penduduk sehinggadampak dari limbah gas yang dihasilkan menuntut pcmfingananyang memadai. Upaya untuk penanganan limbah gas yang sesuai dapat dilakukan berdasarkan keluaran pg dihasilkan suatu sistem pakar yang dibentuk dari hasil akuisisi pengetahuan dari pakar di ffirg penangananlimbah gas dan literaturliteratur yang mendukung. Aplikasi sistem pakar dalam penangananpencemaranlingkungan antara lain dilakukan o dirPufral et al. (2002) dalam kegiatan pemantauandan diagnosis pilot plant unit pengolahan
SistemPakarPengendalianLimbah Gas PabrikKaret Remah
c-8r
limbah anaerobik berukuran l,l m3 yang digunakanuntuk mengolahlimbah cair pabrikfbreboard. Jenis reaktor limbah yang digunakan adalah USBF hibrid yang merupakan kombinasi dari upflow anaerobic sludge blanket (UASB) pada bagian bawah dan upflow anaerobic filter (UAF) pada bagian atas. Sistem pakar yang dihasilkan ini memberikan rekomendasiberdasarkanpengamatanpengamatandari reaktor skala pilot untuk penggunaanpada skala yang lebih besar. Sistem pakar yang dikembangkan untuk penangananlimbah gas pabrik karet remah ini brdasarkan akuisisi pendapat pakar terhadap faktor-faktor ekstemal yang meliputi penerimaan masyarakat sekitar pabrik terhadap cemaran yang ditimbulkan dan faktor internal pabrik yang meliputi prosespengolahankaret remah, fasilitas pengolahanlimbah cair yang dimiliki, dan alokasi .l^na yang tersediauntuk prosespenangananlimbah. 1.2.
Tujuan dan Keluaran Tujuan pengembangan sistem pakar penanganangas limbah pabrik karet remah adalah
untuk (l) mengidentifikasi dan merumuskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memutuskan rekomendasiuntuk penangananlimbah gas pada suatupabrik karet remah (2) menganalisis dan merancang basis pengetahuan dan mekanisme inferensi sistem pakar menggunakanfuzzy inferencesys/em(FiS)
l3
RuangLingkup
Sistem pakar penangananlimbah gas pabrik karet remah yang dirancang terbatas untuk pabrik karet remah yang telah berdiri dan beroperasi. Sistem pakar penangananlimbah gas pabrik karet remah dibagi menjadi dua sub sistem yzitu sub sistem kriteria penangananlimbah gas dan sub sistem rekomendasi penangananlimbah 92q
Sub sistem kriteria penangananlimbah gas menggunakanmasukan berupa lokasi pabrik, ungkat penerimaancemaran dari masyarakat,dan prosespengolahankaret remah yang digunakan. Keluaran dari sub sistem kriteria penangananlimbah gas menjadi salah satu masukanuntuk srb sistem rekomendasi penanganan limbah gas selain dana yang tersedia untuk penanganan gas dan fasilitas pengolahanlimbah cair yang dimiliki pabrik. lfom,bah L
Kajian Pustaka
2-1.
Sistem Pakar
Sistempakar menurut Hart (1986) didefinisikansebagaiprogram komputer yang memiliki besis pengetahuan yang luas dalam domain yang terbatas dan menggunakan penalaran yang torrpleks untuk menjalankan tugas yang biasa dilakukan oleh seorangahli. Sistem pakar bersifat futeraktif dan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan hal yang ditanyakan oleh pengguna (Harmon dan King, 1985). Struktur dasar sistem pakar tersusun atas tiga komponen utama yaiur sistem berbasispengetahuan,mekanismeinferensi, dan struktur penghubung antarapengguna dm sistem (Lyons, 1994').
Komputerdan SistemIntelijen (KOMMIT 2002) Proceedings, Gunadarma,Jakarta, 2l - 22 Agultu{lO2 Universitas Auditorium
c-82
Gambar I. Struktur dasar sistempakar (Lyons, 1994) komputer sangat perlu untuk mengerti Sistem pakar yang dibentuk menggunakan -aaatatr bahasa ke-ambiguin'an dalam bahasa banyak terdapat bahasa manusia. tvtasalatryang timbut memerlukan perangkat sehingga manusia sehingga tidak dapat dlselesaikan dengan logika biasa 2001). (Marimin, ke-ambigaity-antersebut yang mamp,, logika -"ngekspresikan tentang ke-ambiguity-an menggunakanrules IF ... THEN (Dhar and Stein, Contoh kisus 1997) adalahsebagaiberikut: IF masakerja is PANJANG THEN resiko kredit is RENDAH IF masa kerja is TIDAK PANJANG THEN resiko kredit is TINGGI lebih maka Apabila ditentukan sebelumnyabahwa masa kerja yang panjang adalah 15 tahun atau l l bulan 3 tahun 14 kerja masa mempunyai kredit yang mengajukan apabila apabila seseorang-puritrrung orang bahrva kepurusan diambil akan maka tahun 15 dari *inggu dan O trari atau I ini Hal ditolak. kreditnl'a permohonan tersJult apabila diberi kredit akan berisiko tinggi sehingga dirasakantidak adil bagi pemohon kredit denganmasakerja tersebut. Untuk mengatasfhal tersebut maka pada pengembangansistem pakar dapat menggunakan logika fuzzy yangpertamakali diperkenalkanoleh Prof. Lotfi A. Zadehpadatahun 1965. Logika patan iagian dari logika boolean yang digunakan untuk menangani konsep derajat f,i"y ^" kebenaran, yaitu nitai kebenaran antara benar dan salah. Logika fuzzy sering menggunakan informasi linguistik dan verbal. Dalam logika fuzzy terdapat beberapa proses yaitu penentuan gugus fuzzy, penerapanaturan if-then, serta proses inferensi fuzzy (Matimin. 2001). Aplikasi yang l-og-ika fvzzy ielah iiluk rkun pada bidang-bidang elektronik dan rekayasa teknik seperti (Dhar and pada cantcorder dilunakan pada pembersih vakum, mesin cuci, dan stabilisasi gambar Stein,1997). 2.2.
Pencemaran Udara
Menurut Moestikahadi (2000), perubahan lingkungan udara pada umulnnya disebabkan pencemaranudara yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas-gasdan panikel kecil/aerosol te dalam udara. Masuknya zat pencemarke dalam udara dapat secaraalamiah misalnya asap kebakaranhutan, gunung berapi, debu meteorit dan pancarangaram dari laur. Sebagianbesar masuknya zat pencemui iugu disebabkan oleh kegiatan manusia misalnl'a akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah (proses dekomposisi atau pembakaran), dan kegiatan rumah tangga. Berdasarkan ciri fisik, bahan pencemar udara dapat berupa (1) partikel (debu, aerosol, timah hitam); (2) gas (CO, NO*, SO", HzS, hidrokarbon);dan (3) enegi (suhu dan kebisingan), sedangkanberdasarkandari kejadian, terbentuknya pencemar terdiri dari (1) pencemar primer yaitu pencemar yang diemisikan langsung; dan (2) pencemar sekunder yaitu pencemar yang terbentuk karena trukri yang terjadi di udara antara berbagai senyawa (Moestikahadi, 2000; Sastrawijaya, 2000; dan Fardiaz, 1992). Sumber pencemar dibagi menjadi beberapa sumber yaitu sumber titik. mobil, dan area Sumber titik adaiah sumber yang diam berupa cerobong asap; sumber mobil adalah sumber yang bergerak yang berasal dari kendaraanbermoior; dan sumber area adalah sumber yang berasal dari pembakaranterbuka di daerahpemukiman, pedesaan,dan lain-lain (Slamet, 2002).
Pekar PengendaliianLimbahGas Pabrik Karet Remah
c-83
Tabel I. Baku mutu htalitas udara ambien Parameter Bakttmutu 1. SOz 0,01ppm 2. CO 20,00ppm 3. NOx 0,05ppm 4. Ox 0,10ppm 5. Debu 0,26mglm} 6. Pb 0,06mg/m3 7. HzS 0,03ppm 8. NH: 2,00ppm 9. HC 0.24nom Sumber:Kep-02/IvIENKLFWI 988
Metodologi Metodologi yang digunakanuntuk perancangansistem pakar penangananlimbah tffi
karet remah terdiri dari beberapatahap yang secaralengkap disajikan pada Gambar 2.
Mencari sumberpengetahuan
Akuisisi pengetahuan
Representasipengetahuan
Mewakili human exDert?
Gambar 2. Tahap pembentukan sistempalar
Proceedings,Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma,Jakarta, 2l - 22 Agustus 2fi)2
c-84
a. Tahap identifikasidan mencarisumberpengetahuan yang meliputi tahap pemilihan masalah"identifikasi Tahap identifikasi permasalahan tujuan, dan sumberpengetahuan.Masalahyang dihadapioleh pabrik karet remahadalahlimbah gas yang dihasilkan memerlukanpenangananyang tepat dan memadai dan untuk membantl yang dihasilkandari sistempakar yang dibentut memerlukansutaurekomendasi pemecahannya dari akuisisi pengetahuanpakardan pustakayangmendukung.Pakaryang dipilih untuk diakuisisi pengetahuannya terdiri dari parapakaryangberasaldari Balai PenelitianTeknologiKaret (BPTK) (CDSAP)IPB. Bogor danCenterfor Development of SafeAgroindustrialProcesess b. Tahap akuisisipengetahuan masalahdari prosestransferkeahliandalammemecahkan merupakan Akuisisi pengetahuan (Buchanan 1984). dan Shorliffe, program suatu sumberpengetahuantertentuke dalam suafu pengetahuan, fak1a, dan digunakansebagaialat untuk mendapatkan Fasilitasakuisisipengetahuan tersebutdapat diperoleh dari para aturan yang diperlukan oleh sistem pakar. Pengetahuan yang;telah diakuisisi pustaka. Pengetahuan data sekunder dari dengan dan didukung ahli/praktisi jaringan inferensi bentuk dalam dibuat yang selanjutnya menunjang dari para pakar dan pustaka pembuatan kaidahuntuk ataupohon keputusan Pakar. Jaringaninferensimemuatfaktor-faktor kondisi Pohon keputuian memuatsimpul dan cabangpohon yang dapatditelusuri berdasarkan faktor pada simpul awal sampaipada simpul akhir sebagaikeputusan(Hart, 1986). Bentuk jaringanpenanganan limbahgaspabrikkaretremahdisajikanpadaGambar3.
Lokasi o r r
Di pemukiman Dekat pemukiman Jauh dari pemukiman
Danayangdimiliki pabrikuntuk limbah penanganan r o r
Kurang Memadai Rerlelrih
. o o
penerimaan Tingkat cemaran r Menolak . Agak menerima . Menerima
Prosespengolahankaret remah o Tanpa proses pre' drying r Dengan proses predrvins
Kriteria penanganan limbah gas o Ketat r Sedang o Longgar
Fasilitaspengolahan limbah cair r Buruk . Sedang o baik
REKOMENDASI Pemberian social cost pada masyarakat sekitar Penerapanunit penangananlimbah gas Penerapanunit penangananlimbah gas dan pemberian social cost Pada masyarakat sekitar
Gambar 3. Jaringan sistempakar penangananlimbah gaspabrik knret reffi
@l
$brrn Pakar PengendalianLimbah Gas Pabrik Karet Remah
c-85
@
t; I I * l (r,
m il
I
r
Pengetahuanyang diakusisi dari pakar dan pustaka dibentuk dalam satujaringan inferensi u&rmauntuk menghasilkanrekomendasi akhir yang tersusundari dua jaringan inferensi yang lebih Lncil dan saling berhubungan. Jaringan inferensi pertama dibentuk dari tiga input, yaitu (1) lokasi pabrik dengan tiga Mgkatan berdasarkanjarak dengan pabrik yaitu (a) di pemukiman 0 - I km; (b) dekat pemukiman {fis - 2,5 km; dan (3) iauh lebih dari 1,5 km dari pabrik; (2) tingkat penerimaan cemaran dari penduduk sekitar pabrik dengan tiga tingkatan yaitu (a) menolak; (b) agak menerima; dan (c) merima; (3) proses pengolahan karet remah dengan dua tingkatan yaitu (a) tanpa prosespre@ng dan (b) dengan prosespre-drying Jaringan inferensi ini dibentuk untuk menghasilkan suatu kontrol limbah dengan tiga ringkatanyaitu (1) ketat, (2) sedang,dan (3) longgar. Jaringan inferensi kedua dibentuk dari tiga input yaitu (l) kriteria penangananlimbah gas !'ang merupakanoutput dari jaringan inferensi pertama; (2) dana yang dimiliki pabrik karet untuk Denangananlimbah dengantiga tingkatan yaitu (a) kurang; (b) memadai; dan (c) berlebih. Fasilitas pengolahanlimbah cair dengantiga tingkatan yaitu (a) buruk, (b) sedang;dan (c) naik. Fasilitas pengolahanmenjadi input karena berdasarkanakuisisi pengetahuandari pakar dan pustaka diasumsikan bahwa digunakan teknik penangananlimbah gas dengan metode absorbsi rcnggunakan wet-scrubber yang menghasilkan limbah dalam bentuk cair sehingga memerlukan rsilitas pengolahanlimbah cair. r- Tahap representasipengetahuan Representasipengetahuan prosedural disajikan dalam bentuk kaidah produksi. Bentuk kaidah produksi yang digunakan adalah "if' (premis); "then" (konklusi); atau (situasi-aksi). Premis-premis ini dapat dihubungkan dalam bentuk "and". Aturan IF-THEN dapat terdiri dari bcberapakodisi dan beberapaakibat yang dapat dipecahmenjadi ekspresi-ekspresiyang terdiri dari beberapakondisi dan beberapaakibat menjadi bentuk IF F1 is Ar and Fz is Az ... THEN z is K. Sisteminferensi Fuzzy-Takagi-Sugenomengikuti alur prosessebagaiberikut ( 1) Fuzzyfkasi masukan. {2) Menjalankanoperatorfuzzy. (3) Prosesimplikasi. (4) Prosesagregasi. (5) Detuzzifikasi. b. Pengembanganmesin inferensi Mekanisme inferensi adalah fasilitas untuk memanipulasi dan mengarahkanpengetahuan yang terdapat dalam basis pengetahuan sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Strategi yang digunakan dalam mekanisme inferensi terdiri dari tiga macam yaitu a) strategi penalaran; b) strategi pengendalian;dan c) strategi pelacakan. Metode inferensi yang digunakan menggunakan metodeFuzzy Inference System(FIS) Takagi-Sugeno untuk data masukan fuzzy. c. Tahap implementasi dan pengujian Sistem pakar penangananlimbah gas pabrik karet remah dibuat dengan Matlab versi 6.1 menggunakan fasilitas fuzzy yang tersedia. Tahap implementasi dilakukan dengan uji coba program kepada ahli atau praktisi. Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap berbagai kriteria yang berkaitan dengan aplikasi seperti kelengkapan, ketepatan dan konsistensi pengetahuan, kemudahan mengakses, kemudahan melakukan komunikasi, struktur program, dan pemakaian memori.
Proceedings,Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium UniversitasGunadarma,Jakarta,2l -22 Agustus2002
4.
Hasil dan Pembahasan
4.1.
Rancangan Basis PengetahuanSistem Pakar PenangananLimbah Gas Pabrik Karet Remah
yangterdiridari kaidah-kaidah dalamsatukomponenfaktor-faktoryang Basispengetahuan yang tepat disusunberdasarkan mempengaruhirekomendasiyang dihasilkanuntuk penanangan yangtelahdilakukan. prosesakuisisipengetahuan pola yang dibangunmenggunakan Faktor-faktoryangmenjadipremisbagi kaidah-kaidah yang berhubungan. saling inferensi yang dua sistem terdiri dari THEN AND... IF ... hubungan limbah gasmenjadisalah outputberupakriteriapenanganan Sisteminferensiuntuk menghasilkan yang gas menghasilkanoutput limbah penanganan satu input untuk sisteminferensirekomendasi penanganan limbahgas(Gambar4 danGambar5). Sistempakaryang dibuat beruparekomendasi berdasarkanmasukan dari tiga masukan untuk masing-masingsubsistem dengan fungsi TrapesiodadanTFN (Gambar6a,b, c, d, e, 0 keanggotaan
Gambar 4. Sistem Inferensi Fuzzy kriteria penanganan limbah gas
Gambar 5. SistemInferensi Fuzzy i p enanganan rekomendas limbah gas
)av -'l
m
U,-
!M
(a) lokasi pabrik
(b) Tingkatpenerimaan cemaran
c-87
SistemPakarPengendalianLimbah Gas Pabrik Karet Remah
Wi' l, j
'xxlj )Xj
(d) Kriteria penanganan limbah gas
(c ) Prosespengolahan
# .:-
gj[j
w g:-
\n7 }J\
(e) Dana penanganan limbah gas
(fl Fasilitas pengolahan limbah cair
Gambar 6. Masukan sistempakar Tiga masukan subsistemkriteria penangananlimbah gas membentuk l6 rules pembangkit untuk menghasilkankeluaran, sedangkantiga masukan subsistemrekomendasipenangananlimbah gas membentuk2Trules pembangkitmenghasilkankeluaran. 4.2.
Rancang Bangun Input dan Output Sistem
Rancangan input diperlukan untuk konsultasi dan penentuan penilaian terhadap kriteriakriteria yang mempengaruhi sistem penanganan limbah gas pabrik karet remah. Pengguna Rancangan output yang memasukkan penilaian fuzzy terhadap kriteria-kriteria input. dikembangkan digunakan untuk memberikan kesimpulan akhir berupa rekomendasi penanganan limbah gas suatu pabrik karet remah. Rancanganvisual output subsistemkriteria penangananlimbah gas dengan kondisi pabrik di pemukiman yang menolak pencemarandan proses menggunakanpre-drying disajikan pada Gambar7. Struktur basis pengetahuanuntuk Gambar 7 yang disusun dalam sistem inferensi fuzzy mempunyai pola IF lokasi-pabrikis PEMLIKIMANAND is TOLAK AND tkt-penerimaan-cemaran proses-pengolahan is DGN-PREDRYING THEN kontrol-limbahis KETAT
Proceedings,Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium UniversitasGunadarma,Jakarta,2l -22 Agustus 2002
Rekomendasi akhir yang dihasilkan untuk kondisi tersebut dengan kondisi dana pengolahankurang dan fasilitas pengolahanlimbah cair yang buruk disajikan pada Gambar 8.
Gambar 7. Output untuk kondisi pabrik di pemukiman yang menolak pencemaran dan Proses menggunakanpre'drying
Gambar 8. Output untuk kriteria kontrol limbah Yang ketat dengan dana yang dimiliki kurang dan fasilitas pengolahan limbah cair yang dimiliki buruk
Struktur basis pengetahuanuntuk Gambar 8 yang disusun dalam sistem infetensi fuzzy mempunyai pola IF kontrol-limbahis KETAT AND is KURANG AND dana-pengolahan is BURUK fslts-wastervatertreatment THEN is SOCIAL COST Rekomendasi Contoh kondisi lain yang menggambarkanpenggunaanbasis pengetahuanhasil konsultasi adalah IF lokasi-pabrikis PEMUKIMAN AND is TOLAK AND tkt-penerimaan-cemaran is DGN-PREDRYING proses-pengolahan THEN konhol-limbahis KETAT IF kontrol-limbahis KETAT AND is BERLEBIH AND dana-pengolahan is SEDANG fslts-wastewatertreat THEN rekomendasiis SOCIAL-COST-TREAT-UNIT
4.3.
, -.
Verifikasi Sistem dan Pembahasan
Sistem pakar penangananlimbah gas pabrik karet remah ini dievaluasi sampai dengan tahap verifikasi dengan menirapkan dua strategi yaitu pemeriksaan kebenaran sistem keseluruhan deklaratif dan memeriksa program per unit. dengan - pendekatan semantik pada kondisi kondisi pabrik di pemukiman yang menolak pencemaran dan proses menggunakanpre-drying menghasilkan kriteria kontrol limbah yang ketaj._.Selanjutnya dengan kriteria kontrol limbah yang keiat tetapi danapengolahanlimbah yang dimiliki kurang dan fasilitas pengolahan limbah caii yang dimiliki buruk menghasilkanrekomendasi akhir berupa perusahaan
$brem PakarPengendalianLimbah Gas PabrikKaret Remah
c-89
wrgeluarkan social cosl kepada masyarakat sekitar (Gambar 7 dan Gambar 8). Social-cost mupakan konsekuensi logis dan merupakansesuatubiaya yang relatif lebih murah dibandingkan dc'rgan mengaplikasikan unit pengolahan limbah gas. Hal ini disesuaikandengan kondisi pabrik yag tidak memiliki dana yang cukup untuk mengaplikasikanunit pengolahan limbah gas. Social 6t yang dikeluarkan oleh suatu industri akibat limbah yang dihasilkan merupakan kompensasi dari terganggunya lingkungan dan dampak ekstemalitasyang harus ditanggung oleh masyarakat sekitar (Suparmoko dan Suparmoko, 2000). Dalam kasuspabrik karet remah, dampak eksternalitas yang ditimbulkan .rzng ditanggung oleh masyarakat adalah berkurangnyakenyamananakibat bau pencemar tertentu sclain itu terdapat kemungkinan gangguan kesehatanakibat akumulasi dari zat dalam tubuh. Social cosl merupakan aplikasi dari prinsip pencemar membayar ata:upolluter pays principte berupa pengenaanpungutan atau pajak lingkungan yang merupakan kenyataan bahwa sratu barang seharusnyamencerminkan seluruh biaya produksi termasuk penggunaansumberdaya lingkungan dan mengakomodasikanbiaya eksternalatau lingkungan (Suparmoko dan Suparmoko, 2000). Berdasarkan diskusi dengan pakar maka social-cost yang dikeluarkan oleh pabrik dapat berupa pengecekan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar pabrik atau membangunsaranasosial yang dapat digunakanoleh masyarakatsekitar. Pada kondisi yang lain yaitu lokasi-pabrik is di pemukiman, masyarakatmenolak cemaran proses-pengolahan menggunakanpre-drying menghasilkankriteria kontrol limbah yang ketat. dan Selanjutnyadengan kriteria kontrol limbah yang ketat tetapi dana pengolahanlimbah yang dimiliki berlebih dan fasilitas pengolahan limbah cair yang dimiliki sedang menghasilkan rekomendasi akhir berupa perusahaanmenerapkan unit pengolahanlimbah gas dan mengeluarkan social cost kepada masyarakat sekitar. Dana yang dibutuhkan untuk penangananlimbah gas pabrik karet remah berdasarkan diskusi dengan pakar dapat dikatakan cukup besar karena dengan teknik penangananlimbah gas menggunakanscrubber akan menghasilkanlimbah dalam bentuk lain yaitu limbahcair. Limbah cair yang dihasilkan dari unit scrubber diduga.memiliki kesamaan karakteristik dengan limbah cair proses pengolahan lateks kebun menjadi produk karet setengahjadi seperti Limbah cair pabrik karet jenis ribbed smoked sfreet(RSS) RSS, lateks pekat, dan karet remah. mempunyaikandunganCOD 3000 - 5000 mg/I, BOD 2300 - 2700 mg/|, total nitrogen 200 - 400 mg/l,NH3-N100-300mg/l,No3-N4-8mg/l,Po4-P2040mg/l,danpH4-6mgflsehingga memerlukan unit pengolahan limbah cair yang memadai yang mampu juga melakukan proses nitrifikasi-denitrifikasi sekaligus menyisihkan ortofosfat (Utomo, dkk., 2001). Kondisi pengolahan limbah cair dikatakan sedang apabila setidaknyaterdiri dari kolam anaerobik dan fakultatif yang dengan baik mampu menurunkan COD dan BOD walaupun belum optimal untuk menyisihkan nutrien. Dengan tersedianya dana yang berlebih untuk penanganan limbah maka pabrik dapat mengaplikasikan unit penangananlimbah gas, tetapi mengingat kondisi unit pengolahan limbah cair yang belum mampu menyisihkan nutrien yang antara lain berupa senyawa nitrogen maka pabrik masih harus mengeluarkan social-cost karena proses pengolahan limbah cair pabrik karet denganproses anaerobik dan fakultatif menghasilkanbeberapasenyawavolatil antara lain senyawa sulfur dan nitrogen yang menimbulkan gangguanberupabau (Metcalf dan Eddy. 1991).
5.
Kesimpulan dan Saran
5.1.
Kesimpulan
(1)
(2)
Berdasarkanakuisisi pengetahuandari para pakar dan literatur maka disimpulkan bahwa Rekomendasi untuk penangananlimbah gas pabrik karet remah ditentukan oleh beberapa masukan yaitu lokasi pabrik, tingkat penerimaan cemaran, proses pengolahan karet remah, kriteria penanganan limbah gas, dana pengolahan limbah, dan fasilitas pengolahan limbah cair. Rekomendasiyang dihasilkan berupa pemberiansocial-cost pada masyarakat sekitar pabrik, penggunaan unit penangananlimbah gas,dan pemberiansocial-cost berikut penggunaanunit penangananlimbah gas.
Proceedings,Komputer dan SisternIntelijen (KOMMIT 2q Auditorium Universitas Gunadarma, lakaria, 2l - 22 Agustus 20
c-90
5.2.
Saran
Masih diperlukan akuisisi pengetahuan yarrg lebih detil dan mendalam unt* menyempurnakan sistem pakar yang dirancang ini sehingga dapat juga digunakan untuk mendesi sistem penangananlimbah gas untuk pabrik karet yang didirikan. Selain itu, sistempakar ini drlr dijadikan acuan pembanding untuk perancangansistem pakar penangananlimbah secaraumu! terutama limbah agroindustri. Sistem pakar yang dirancang ini masih perlu ditambahkan dengan mekaniw pembelajaran neuro-fuzzy seperti ANFIS (Adaptive Neural Fuzzy Inference System) agar proscr penarikan kesimpulan menjadi lebih fleksibel dan konsisten 6.
Daftar Pustaka
tll t?l l3l
L4l l5l t6l 17) t8l t9] li0l
tl1l t12l tl3l tl4] t15] 116l [17] tlSl tl9] t20l tzl)
Badiru, A.B. and G-8. Whitehouse. 1989. Computer Toals. Model and Techniquesfr Project Management. Blue Ridge Surnmit, PA. BPS. 2000. Statistik El<spor-Impor-Vol. II. Impor. BPS. Jakarta. Buchanan, B.G. and E.H. Shortliffe. 1984. Ruled -Based Expert System: The MYCN Experiment of The Stanford Heuristic Programming Project. Addison Wesley Publishing Co. Dhar, V. and R. Stein. 1997. Intelligent Deeision Support Methods: The Science af Knowledge Work. PrenticeHall, Inc. New Jersey. Didenbun. 1996- StatistikPerkebunanlndonesia1996-1998.Karet. Ditjenbun. Jakarta. Di$enbun. 1998. .Stdl,stikPerkebunanlndonesia1998-2000. Karet. Ditjenbun. Jakarta. Fardiaz, S. 1992, Polusi Air dan Udara. Perbit Kanisius. Yogyakarta. Harmon, P and D. King. 1985. Expert Systern:Artificial Intelligence in Business. John Wiley and Sons,Inc. New York. Hart, A, 1986. KnowledgeAcquistionfor Expert System. McGraw-Hill Book Co. New York. Menteri Negara KLH. 1988. KeputusanMenteri Negara Kependudukan dan Linglamgan Hidup No. Kep-02/MENKLH/I/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu LingkunganSekretariatMen. KLH. Jakarta. Liebowitz, J. 1988. An Introductionto Expert System.Mitchell Publishing,Inc. CaliforniaLyons, P.J. 1994. Applying Expert System,Technologyto Business. Woodsworth Publ. Co. Blemont,California. Marimin. 2001. Teori dan Aplikasi SistemPakar dalam Teknologi Manajerial. TIN-IPB. Bogor. Metcalf dan Eddy. 1991. WastewaterEngineering: TreatmentDisposal Reuse. McGrawHill Book Co. Singapore. Oxman, S.W. 1985. "Expert SystemsRepresentUltimate Goal of Strategic Decision Making". Data Management: April 1985. *AnExpert Systemfor Monitoring and Diagnosis Pufral,A., E. Roca,and J.M. Lema. 2002of Anaerobic WastewaterTreatmentPlants". Ilater Research. 36(10):2656-2666. Sastrawijaya,A.T. 2000. PencemaranLingkungan PT. Rineka Cipta. Jakarta Slamet, J.S. 2002. KesehatanLinglangan Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soedomo,M. 2001. KumpulanKarya llmiah mengenaiPencemaranUdara. PenerbitITB. Bandung. Suparmoko,M dan M.R. Suparmoko. 2000. EkonomikaLingkungan BPFE. Yogyakarta. Tzafestas, S.G., L. Palios, and F. Cholin. 1994- "Diagnostic Expert Systems Inference Engine Based on The Certainty Factors Model". Knowledge Based System vol. 731. Butterworth-Heinemann,Ltd. United Kingdom.
SistemPakarPengendalianLimbah Gas Pabrik Karet Remah
c-91
nutrien 2001. Kajianprosespenyisihan t22l Utomo,T.P.,M. Romli,A.M. Fauzi,A. Ismayana, Teknik tahap. Jurnal dan tiga reaktor pabrik karet limbah cair menggunakan dari Februari 2001Lampung. ManajemenLingkungan PusatStudiLingkunganUniversitas 123) Waterman,D.A. 1988. Principleof Artificial Intelligenceand ExpertSystemDevelopment. McGraw-Hill Book Co. Singapore.