SISTEM PAKAR DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MATERIAL Ir. TavipAnsyori,M.Kom.,MBA. KoordinatorInformationSystemStrategicGroupResearch JurusanSistemInformasi,UniversitasBina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, Jakarta11480 E-mail:
[email protected]
Sistem integrasi Pola Alir Material & Uang dapat disebut Material Management System dalah kelanjutan perkembangan dari sistem integrasi Inventory Control System (ICS). Sistem ini dikembangkan atas sistem manual yang sudah teruji berjalan lancar di PT Krakatau Steel, tuntutan kemajuan tehtologi, sistem manual ini perlu dilingkatkan menjadi sistem bvta i. Namun didalam penerapannya masih banyak kendala yang dihadapi oleh subsistempendukung MMS yang ada pada masing-masing divisi. Llelalui penelitian ini, dikemttkakan satu alternatif yang sangat potensial untuk mengatasi yng dialami oleh subsistempendukungnya,khususnyayang berada di Divisi Perencanaan& Suku Cadang (PPSC). Dalam penelitian ini dibuat sistem pakar yang mampu penjelasan dan beberapa alternatif penyelesaian soal-soal Pengendalian Sulat Cadang,
i : IdentifikasiMaterial,SistemOrder,SistemRepairabledan SistemSpesifik. Pembuatan sistempakar ini melalui lima tahapan berikut, yaitu : identifikasi, konseptualisasi, implementasi,dan pengujian. Bahasapemrograman yang digunakan adalah Turbo Prolog, afup ideal dalam menyelesaikan masalah yang undeterministic. Teknik Inferensi yang adalah bach,vard chaining, proses penelusuran yang digunakan adalah depthfirst search, representasipengetahuanyang digunakan adalah representasi logika : Material Management System, Suku Cadang, Sistem Pakar.
Pendahuluan Dalam rangka mengantisipasiperkembangan bisnis dan masa depan yang tidak menentu, bisa melanjutkan mengatasi persaingan secara efektif, maka perusahaan harus mencari jalan dengancara : Penurunan biaya produl<si(Cost). H Memperpendeklead time, dan memberikanrespons lebih cepat terhadap kebutuhanpelanggan dan tuntutan pasar secara menyeluruh lDelivery/. g Meningkatkan kualitas produk (Quality/. g Mengurangi persediaan barang hingga tingkat yang optimal (Inventory Controf. Solusi tradisional untuk menghadapi tantangan seperti ini adalah proses otomatisasi.
m
perusahaan bisa memperolehmanfaatdari otomatisasidibidangprosesfabrikasi,melalui : Computer Aided Design (CAD), ComputerAided Manufacturing (CAM), dan ?coggunaan Automation Task.
Kondisiinventori-sukucadang-PT KrakatauSteelsaatini dalamposisiOver Stocksehingga over investasi dalam persediaan lAnsyori
& Achyadi,
1994).
Dengan rnernperhatikan
selama bekerja sebagai SparepartEngineer pada Dinas Pengendalian Suku Cadang dan Operational Auditor pada Subdit Internal Audit untuk Implementasi Material Msnagement
KomputerdanSistemIntelijen(KOMMIT 2002) Proceedings,
c- 10
Auditorium Universitas Gunadarma,Jakarta,2l -22 Agustus 2002
System(MMS) dan Pengendalian Suku Cadang, maka didapat beberapapenyebab dari over stock tersebut,antaralain : H Belum adanya kebiiakan tertulis tentang In Plan Spare. H Pengadaan yang menyimpang dari Min-Max H PengambilanSpare sekaligus. W Adanya Insurance Spares. H lrnplementasiMMS belum berhasil dengan baik' ienelitian ini akan mengkaji pemanfaatanSistem Pakar dalam bidang PengendalianSuku Cadang {Spare Contro{) untuk mendukung Implementasi Material Management SystemPT Krakatau Steel. 2.
Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini, ruang lingkup permasalahandibatasi pada bagaimanaAplikasi Sistem pakar dalam bentuk Perangkat Lunat (ofw"re) dipergunakan untuk Pengendalian Suku Cadang (Spare Controt)dalam usahamendukung Implementasi Material ManagementSystem(MMS). Tujuan penelitian ini dalam jangka pendek adalah sebagai studi awal dari penerapan teknologi iniormaii cerdas pada bidang Material Management System- Sub SystemSpare Control, secara iimulasi perangkat lunak dan implementasinya. Langkah selanjutnya dapat ditindaklanjuti kemungkinan implementasi sistem secara perangkat keras dan memadukannya dengan teknologi jaringan ataukomunikasi data. Sasaranpenelitian ini adalahadanya: H Peningkatanefisiensi dan optimalisasi PengendalianSuku Cadang. H Peningkatanpenghentatanpengeluaran, daya guna dan hasil guna. 3.
Tahapan Penelitian
Dalam mencapai tujuan penelitian ini dilakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan hasil penelitian melalui tahap-tahapsebagaiberikut : analisa data, dan H Studi Pustaka. H TahapananalisaMMS berjalan. H Tahapandesainumum dan terinci model Sistem Pakar(General & Detail Design). H Tahapanpembuatanprogram simulasi Sistem Pakar (Programming). H Tahapanujicoba dan pelacakankesalahan(Testing & Debugging) H Tahapanimplementasi dan dokumentasiSistem Pakar(Implementing& Documenting). 4.
Integrasi Material Management System (MME
Sistem integrasi Pola Alir Material & Uang, disebut juga MMS (Material Management System\adalahkelanjutan perkembangandari sistem integrasi ICS (Inventory Control System). Sistem ini dapat dikembangkan atas sistem manual yang sudah teruji berjalan lancar di perusahaan,yang karena tuntutan kemajuan teknologi, sistem manual ini perlu ditingkatkan menjadi sistemkomputerisasi. Pertimbanganuntuk komputerisasisistem ini antaralain : H Pekerjaanakan lebih cepat. H Lebih mudah dikoreksi kembali. H Lebih besarkemampuanvolume kerjanya. H Mudah berkomunikasi secaraterintegtasi antara unit terkaitH Informasi kesemuaarah mudah/cepatbisa dilaksanakan. H Memudahkansistem pelaporan.
c-l I
Aplikasi Sistem PakarDalam Mendukung ImplementasiSistemManajemenMaterial
H
Akurasi data lebih terjamin, dan lain-lain-
H H H
Persyaratanyang irerlu dipenuhi untuk mengembangkanke sistem komputer antaralain : Data yang disiapkan harus mempunyaibahasayang sama(uniform data). Dukungan komputer sebagaisaranakerja harushandal. Sikap lebih disiplin dalam berkomunikasiperlu ditingkatkan, dan sebagainya.
Gambaran sistem secara garis besar terdiri atas sistem utama dan subsistem yang menunjang kelancaran sistem utamanya. Dalam hal ini sistem utama disebut sebagai MMS dan subsistem yang menunjangnyaberada pada tiap-tiap unit yang terkait langsung. Untuk Unit Perencanaan& PengendalianSuku Cadangmempunyai sistem antara lain adalah : H Sistem Order. H SistemRepairable. H Sistent Spestfik. Subsistem di masing-masing unit pendukung ini bersifat dinamis dalam arti selalu perlu ditingkatkan dan dikembangkan terus agardapatmendukungseoptimal mungkin sistem utamanya. Dari sistem yang ada ditiap unit, tidak tertutup kemungkinan adanya sistem yang dikerirbangkanantar unit yang langsungterkait denganMMS.
A C C OU N TIN G
E R GU D A N GA
Gambar I. SistemUtamaMMS IPTKS, 1993] PPSC 1. Sis t em O r der 2. Sis t em Repair able 3. Sis t em Spes if ik
LOG ISTIK 1 . S i s t e m A d m i n i s t r a s iL o g i s t i k 2. Sistem Tender 3. Sistem Rekanan dan p e n i l a i a nR e k a n a n 4. S i s t e m P e m b e l i a n B a r a n g Baru
A C C OU N TIN G 1 . S i stemMateri alMovement 2 . S i stemP embebananB i aY a
PERGUDANGAN 1. Sistem Penerimaan 2. Sistem Pelayanan 3. Sistem PenyimPanan 4. Sistem Handling 5. Sislem Lokasi
c-t2
Proceedings,Komputer dan Sistem Intelijen (KOMI\flT Auditorium UniversitasGunadarma,Jakarta,2l -22
Gambar2.. Subsistem PenduhtngMMSIPTKS, 19931 4.1.
Lingkup Kerja Dan Kendala Sistem
Dari subsistempendukungMMS di Unit PPSCsertauntukpengembangannya perlu d lingkupkerjasertakendala-kendalanya yangmeliputi: 4.1.1. SistemOrder Tugasyang dilakukan adalahuntuk menjagaataurnembantubalancepengadaansuku agar selalu tersediastok di gudang, sehinggabila pabrik memerlukannyatidak akan kesulitan. Adapun kendalayang perlu diatasiadalah: a) Spare Part Order Card (SPOC) atau kartu kuning sebagaialat kendali stok suku cidung yang pcakurat.
b) Fornrula hitungan untuk re-order paint dari setiap suku cadang bisa berbeda-bed4 tergantungdari banyaknyahal,seperti: H Mahal/ murahnyasuku cadang. H Mudah / cepatatau lambatnya pembelian. H Besar/ kecilnyasuku cadang. H Umur pemakaiansuku cadang. H Umur penyimpanan suku cadang,dan sebagainya. c) Kelancaran komunikasi data dengan bantuan terminal termasuk salah satu kendala, sebaiknyr ditiaptiap pabrik/user dapat dipasangterminal komputer. d) Daya tanggap dan keberanian menetapkanbesarnyapemesananunfuk suatu pengadaanbarangjug" suatukendala yang tenfunya perlu didukung oleh atasannya. e) Pengambilansuku cadang oleh pihak user diminta telah direncanakandengan baik, dan diharapkm tidak ada barang kembali ke gudang setelahdiambil. f) Fluktuasi stok suku cadang yang kadang melonjak tinggi (terutama bila ada overhaul; atau malah tidak bergerak (Non Moving), bila ternyatasudahtidak digunakankarena equipment terpasangtelal tidak dipakai di plant. Dari kegiatan Technical Order Group ini perlu kiranya ditampilkan dalam laporan M}i,!i mengenai segala hal yang menyangkut pengadaan barang, mulai dari stok yang ada, yang dipesan, yang tersimpan, sedang dalam pemakaian, juga kecendenngan pola pengadaannya: dari walou b r+ waktu. Dengan adanya penampilan tersebut yang juga sebaiknya diketahui oleh pihak user dan pengguna lainnnya, akan lebih mudah menetapkan kebijaksanaan pengadaan barang, sekaligrrs diharapkandapatmenurunkan nilai inventori.
4.1.2. Sistem Repairable PersyaratanMMS untuk beroperasiadalahbarangyang masuk kedalam sistem harus dapat dipakai (barang X), padahalbiasanyacukup banyakbarangyang tidak bisa dipakai (barang non X) yang tersimpandi gudangyang masih rnerupakankekayaanperusahaandan masuk ke dalam sistem MMS. Hal ini terjadi,kemungkinandisebabkan antaralain: H Adanyamis-komunikasisewaktumemesan barangyangdatang(bisa karenasalahspesifikasi, salahkirim, salahsatuan,dan sebagainya). H Kerusakansewaktuhandting ataupunrusakpenyimpanan.
Aplikasi Sistem Pakar Dalam Mendukung Implementasi Sistem Manajemen Material
H
c-13
Terjadi perbedaan produk baru terhadap produk yang terpasang karena adanya perubahan teknologi yang cepat.
Tujuan sistem repairable adalah memanfaatkansebaik mungkin barang X ini menjadi barang yang berguna bagi perusahaan. Untuk kelancaransistem repairable ini ada beberapakendala yang perlu diatasi, seperti : H Pemyataan barang X diharapkan telah bisa diterima oleh pihak-pihak yang terkait seperti PPSC. Pergudangan dan Accounting, bila mungkin telah bebas verifikasi barang sesuai prosedur accounting yang berlaku di perusahaan. H Organ pelaksanaan sistem repairable harus didudukan secara jelas lebih dahulu, dengan personil-personil yang handal yang memiliki skill setingkat perencanaanperbengkelankarena harus mampu membuat spesifikasi barang, melengkapi gambar dan memberikan instruksi kerja. H Sistem pembebanan biaya dari sejak barang sebelum masuk ke bagian repairable maupun setelahbarang selesaidirepair merupakansuatu kendalabagi accounting perusahaan. Yang diharapkan dari adanya sistem repairable ini adalah sebanyakmungkin dapat dihasilkan barang non X yang bisa langsung masuk ke MMS dan dipergunakan oleh pihak pengguna barang, walaupun mungkin ada juga barang berupa scrap yang harus dibuang atau didaur ulang di dapur peleburan. Dari kegiatan bagian repairable ini yang perlu kiranya ditampilkan dalam laporan MMS antara lain adalah : H Jumlah barang selesaiverifikasi yang masuk ke bagian repairable. H Nilai pemanfaatanbarang X yang selesaidi repair (barang ex repaire bisa disamakan artinya dengan barang non X). H Nilai barang yang terpaksadi-scrap (dilelang, dibuang atau didaur ulang).
4.1.3. SistemSpesifik Maksud utama sistem spesifik adalah mempercepatproses pembelian atau pengadaanbarang, tentunya maksud mempercepatpengadaanbarang ini bisa dicapai bila barang betul-betul telah yakin bersifatspesifik. Saat ini kriteria spesifik dibagi atas : a) Barang spesrfik Penekananspesifik pada teknis barangnya, dimana bila barang ini digantikan dengan barang lain (walaupun mendekati sama / equivalent) maka kehandalan barang akan menurun Qterformance drop). b) Pembelian spesifik Penekanan spesifik pada proses pengadaannya,yaitu bila barang sudah jelas manufakturnya, agennya dan sifat pembeliannya menginginkan satu package (tidak terpisah-pisah) dengan maksud agar tidak timbul kesulitan pemasanganbila barang datang nantinya, barangnya sendiri boleh tidak spesifik. c) Barang strategis Penekanandisini menyatakanbarang tidak dipakai oleh pengguna lain, selain perusahaanbersangkutan sehinggabersifat strategis. Beberapakendala dalam sistem spesifik antaralain : Belum jelasnya maksud dari spesifik, pada barangnyaatau pada pembeliannya. H H Penanggung jawab penelitian spesifrk dilimpahkan kepada unit PPSC yang tentunya tidak mengetahui betul akan sifat spesifik barang yang diajukan. H Pengajuan spesifiknya sendiri umumnya hanya merupakan daftar nama barang tidak disertai spesifikasi yangjelas, brosur dan gambarbarang.
c-14
Proceedings,Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium UniversitasGunadarma,Jakarta,2l -22 Agustus2002
Untuk unit PPSC akan mengalamikesulitan dalam melaksanakanpenelitian spesifik ini, hal ini disebabkan: H Tidak betul-betul mengetahui sifat barang yang diajukan oleh sekian banyak pabrik, terlebih bila pengajuannyahanya berupa daftar nama barang tanpa dilengkapi spesifikasi, brosur dan gambar. ltft tflJ
Itfl 0 ftfl E
5.
personilhandalyangmampumelaksanakan Terbatasnya penelitian. Terbatasnya fasilitaskerja. maupunexternkeadaanpasarbarang. Terbatasnyainformasibaik internperusahaan Sistem Pakar PengendalianSuku Cadang
Sistem Pakar ini, marnpu memberikanbeberapaalternatif solusi dari persoalan-persoalanyang meliputi : Material ldentification, Order System, Repairable System, dan Specific System, yang merupakanbagian tak terpisahkandari Material ManagementSystem. Berbeda denganbeberapaaplikasi sistem inventori dan sistem aplikasi lainnya yang sudahada, yang menunjan1Material ManagementSystem,aplikasi-aplikasitersebuthanya mampu menyelesaikan proses transal<si(perhitungan) didalam pengolahan datanya, sedangkansistem ini dapat digunakan untuk prosesperhitungandanjuga untuk konsultasi. Dengandemikian,sistemini memiliki kelebihantersendiri,yaitu : H Dapat memberikan kesempatan kepada user untuk mengembangkan dan/atau menemukan alternatif lainnya didalam menyelesaikan persoalan-persoalanyang menyangkut pengendalian suku cadang(spare control). H Dapat memberikan kesempatankepadauser untuk menyelesaikanpersoalan secaratuntas, dengan berpikir dan melakukan perhitungan tersendiri, dan tidak hanya menyalin apa yang dikerjakan sistem,tanpaberpikir dan bertindaklebihjauh. H Dapat memberikan kesempatankepada user untuk mengetahuicara penyelesaiansuatu persoalan, bukan jawaban dari persoalanitu sendiri. Sistem Pakar Spare Control ini, sebagaimanasistem pakar lainnya, mampu menjelaskan kepada user, mengapa suatu pertanyaan diajukan, dan dapat menampilkan pengetahuan,sehingga dengandemikian, user dapatbelajarbagaimanacara menyelesaikansuatu persoalan. Teloik inferensi atau proses penyimpulan yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah pelacakan ke belakang (baclauard chaining), yang memulai penalarannyadari sekumpulan hipotesa menujufakta-fakta yang mendukunghipotesatersebut,dengancara menanyakannyakepadauser. Teloik penelusuran yang digunakan adalah depth frst search. Pada depth first search, penelusurankaidah secaramendalamdimulai dari simpul akar dan bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan hingga goal tercapai atau tidak ada lagi cabangyang bisa ditelusuri (buntu), Jika buntu, pencarian dialihkan ke level diatas cabang terakhir dan sistem memeriksa cabang lainnya dari level tersebut.Operasi ini dinamakanrunut balik (backtracking), denganketentuan bahwa cabang alternatif dicoba dari ataske bawah dan dari kiri ke kanan. Metode representasipengetahuan yang digunakan adalah representasi logika, karena teknik ini mampu merepresentasikansemuajenis pengetahuanQtroseduraldan deklaratifl yang dimasukkan kedalam Sistem PakarSpare Control ini dalam bentuk predikat logika, seperti yang digunakan dalam bahasa Turbo prolog. Selain itu teknik ini lebih mudah dalam penalaran dan proses akuisisi pengetahuan. Perangkat lunak atau bahasa pemrograman yang digunakan adalah Turbo Prolog, alasannya adalah selain bahasa tersebut mengkhususkan diri didalam Programming in Logic, juga mesin inferensi, pola pemecahan masalafr dan prosedur pencarian telah siap pakai. Selain itu, karena Sistem Pakar Spare Control ini menggunakanteknik inferensi bachnard chaining maka yang paling tepat adalah menggunakan Turbo prolog, karena Turbo prolog sendiri menggunakan metode bach'vard chaining dalam sisteminferensinya.
tMtr 2002) psrus2002
Aplikasi Sistem PakarDalam Mendukung ImplementasiSistemManajemenMaterial
ini, hal ini
Sistem Pakar Spare Control ini, mampu memberikan beberapaalternatif solusi dari persoalanpersoalan yang meliputi : Material ldentification, Order System, Repairable System, dan Specific System,yang merupakan bagian tak terpisahkandari Material ManagementSystem. ' Berbeda dengan beberapaaplikasi sistem inventori dan sistem aplikasi lainnya yang sudah ada, yang menunjangMaterial ManagementSystem,aplikasi-aplikasi tersebuthanya mampu menyelesaikan proses transal<si (perhitungan) didalam pengolahan datanya, sedangkan sistem ini dapat digunakan rmrukprosesperhitungan dan juga untuk konsultasi. Dengandemikian, sistemini memiliki kelebihantersendiri,yaitu : H Dapat memberikan kesempatan kepada user untuk mengembangkan dan/atau menemukan alternatif lainnya didalam menyelesaikan persoalan-persoalanyang menyangkut pengendalian suku cadang (spare control). H Dapat memberikan kesempatankepada user untuk menyelesaikanpersoalan secaratuntas, dengan berpikir dan melakukan perhitungan tersendiri, dan tidak hanya menyalin apa yang dikerjakan sistem,tanpaberpikir dan bertindaklebihjauh. F Dapat memberikan kesempatankepada user untuk mengetahui cara penyelesaiansuatu persoalan, bukanjawaban dari persoalanitu sendiri.
k, terlebih rosur dan
ian yang m, yang dah ada, desaikan gunakan
6. pmukan ndalian dengan erjakan
H
g
rsoalan, elaskan hingga adalah Wtesa
F
7.
earch, dalam buntu, i level rnatif
tl] tzl t3l
Eknik lkkan lalam urslsi
t5] t6]
nnya sesin lrena rling Yard
t4l
l7l t8] t9l U0] I l]
c-15
Kesimpulan Sistem Pakar ini, mampu memberikan beberapa alternatif solusi dat'r persoalan-persoalanyang meliputi.' Material ldentification, Order System, Repairable Systent, dan Specific System, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Material Management System, baik penyelesaian untuk prosesperhitungan maupun konsultasi. Sistem Pakar ini menggunakan teknik inferensi atau proses penyimpulannya yaitu pelacakan ke belakang (baclauard chaining) dengan teknik penelusurannya adalah depth first search, serta metoderepresentasipengetahuanyangdigunakannya adalahrepresentasilogika. Basis Pengetahuan(lvtowledge base) dari Sistem Pakar ini, merupakan akuisisi pengetahuan dari konsultan-konsultanbertaraf internasionalseperti : ThyssenStahl AG dari Jerman dan Nato Systent - Auslang dari Australia, sertadari konsultan Indonesia. Daftar Pustaka Borland, 1988; Turbo Prolog 2.0 User Guide, Borland International,California, USA. Borland, 1988; Turbo Prolog Tool Box, Borland International, California, USA. Bratko, i, 1990; Prolog Programming for Artificial Intelligence, Second Edition, AddisonWesley, New York, USA. Dean, T, 1995; Artificial Intelligence : Theory & Practice, The Benjamin/Cummings PC, California, USA. Durkin J., 1994; Expert SystemsDesign and Development,Prentice Hall Intemational, Singapore Gane, C & Sarson,T,1979; StructuredSystemAnalysis : Tools And Tecniqzes,Prentice Hall, New Jersey,USA. Harmon, P & Hall, C, 1993; Intelligent Software SystemsDevelepment, John Wiley & Sons, New York, USA. Hart, A, 1988; Expert System: An Introduction For Managers, Kogan Page Ltd, London, UK. Kroeber, D.W & Watson, H.J, 1990; Computer Based Information Systems : A Management Approach, Macmillan PC, New York, USA. Martin, J & McClure, C, 1988; Structured Techniques: The Basis For CASE, Prentice Hall, New Jersey,USA. McCleod, Jr.R, 1995;ManagementInformation Systems,PrenticeHall, New Jersey,USA.
c- 16
Proceedings,Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium UniversitasGunadarma,Jakarta,2l -22 Agustus 2002
Schoen,Sy & Sykes, W, 1987; Puuing Artificial Intelligence to Work, JohnWilley & Sons, New York, USA. E,' 1992; Expert Systemsand Applied Aritifial Intelegence,Macmillan PC, New York, Turban, t13l USA. [14] Walker, A & McCord, M, l99A; Knowledge SystemsAnd Prolog : Developing Expert, Database,And Natural Language Systems,Addison-Wesley,Massachusetts,USA. ll2l
Laporan Teknis: Ansyori, T, 1993; Analisa Perangkat Lunak Spare Criticality Assessment Systems dalam mendulamgPengendalian Suku Cadang,Divisi PPSC,PT Krakatau Steel, Cilegon, Indonesia. 116] Ansyori, T & Achyadi, 1994; Laporan Pemeriksaan Operasional : Implerrentasi Material Management Systems,Subdit SPI, PT Krakatau Steel,Cilegon, Indonesia. t17] Ansyori, T & Muntolib, A, 1.995;Laporan Pemeriksaan Operasional : Pengendalian Suku Cadang, Subdit SPI, PT Krakatau Steel,Cilegon, Indonesia. [15]
Materi Seminar : [18] 5th UNB Artificial IntelligenceSymposium,1993;Frediction,New Brunswick, Canada. ll9] Longman Profesional Seminar, 1992;' Computerised Maintenance Managenrent Systents : ConceptDesign And Implementation, A Longman ProfessionalInitiative, Jakarta,Indonesia. Day Seminar on Maintenance, 1991; PusatPerawatanPabrik, PT Krakatau Steel, Cilegon, One I20l Indonesia. l2rl SeminarAI, 1995; PusatKomputerPIKSI, ITB, Bandung,Indonesia. l22l SeminarMESIKOM, 1990;FakultasTeknik UI, Depok,Indonesia.
lilikasi
Sistem Pakar Dalam Mendukung ImplementasiSistem Manajemen Material
c-t7
Dhteri Pelatihan : Unit P2M JurusanTeknik Mesin,UI, Dan ManajemenPeralatan,1992, 831 PelatihanPemeliharaan Jakarta,Indonesia. Lampiran:
L Sistem& ProsedurPengadaanBarang Tabell. Sistem& ProsedurSpareControl
0 l Pebruari1994 Management Prosedur Pengadaan Suku 3131-SC02-001 Technical Cadans Item Baru Sundard Prosedur Penerbitan Purchase 3 1 3 3 -S C0 2 -l0 l23 Mei 1992 Operation Routine Sistem Request Dengan 27 April1993 PenerbitanPurchaseRequest 3133-SC02-103 10Pebruari1992 Prosedur Perubahan Order 3133-SC02-201 Operation Routine
OperationRoutine
Point Suku Cada Prosedur Menentukan Nilai Minimum dan Maksimum Prosedur Menentukan Order 3 1 3 3 -S C0 2 -2 1 1 2Juli 1993 Point Untuk Suku Cadang Item Baru Prosedur Menentukan Order 3t33-5C02-212 16Juli 1993 Point Untuk Suku Cadang
Tabel2. List of InventoryClassCodes[ThyssenStahlAG] 00 Finished Products 01 Raw Material & Scrap
02 Worlrshoo Material 03 Refractories 04
Operatins Supplies
05 06 07 08 09
General Supplies & Equipment Plant Spares Auto & Mobile Supplies
Oflice Supplies CommonSpares
Note: Ferrostall consumablesare classiJiedby PTKS as class04 OperatingSupplies.Ferrostaal Ooerating &pplies are classifiedby PTKSas either class09 CommonSparesor class 06 Plant Spares.
KomputerdanSistemIntelijen(KOMMIT 2002) Proceedings, Jakarta,2l -22 Aryttuq?gOz AuditoriumUniversitasGunadarma, Tebel3. List of Plant Codes[ThyssenStahl AGJ
Note : ffis.tall consu*ablesare classifiedby PTKSas elassA4 OperatingSupplies.FerrpstaalOperatins rl"*lrted by PTKSas either class09 CommonSparesor class06 Plant Spares. fupfu"r"