BAB VIII DAFTAR ISI
1
LINGKUP PEKERJAAN
2
SISTEM INTEGRASI KELISTRIKAN DAN KONTROL MONITORING
3
TRAINING MODUL DIESEL GENERATOR SINKRON
4
TRAINING MODUL DETECTION/ SENSOR
5
TRAINING MODUL POWER MONITORING
6
TRAINING MODUL PLC DAN SCADA
7
TRAINING MODUL AKSES KONTROL
8
TRAINING MODUL CLOSES CIRCUIT TELEVISION
9
PENGKABELAN
10
SUPPORTING SYSTEM RUANG TRAINING DAN RUANG KONTROL
11
TRAINING / KEPELATIHAN
12
COMPUTER BASED TRAINING (CBT)
13
GAMBAR ACUAN
Halaman 1
1 LINGKUP PEKERJAAN Rekanan / kontraktor bertanggung jawab mulai dari pembelian material, pemasangan, komisioning, testing dan melakukan design dan engineering termasuk setting koordinasi relay. Rekanan menyediakan prosedur pengoperasian secara system, menyediakan kepelatihan yang diperlukan baik secara dasar teori dan pelaksanaannya. Apabila diperlukan, rekanan harus bertanggungjawab untuk pekerjaan sipil, dan juga menyediakan ruangan training yang dilengkapi dengan meja dan kursi.
2 SISTEM INTEGRASI MONITORING
KELISTRIKAN
DAN
KONTROL
Untuk keperluan pelatihan sistem kelistrikan serta kontrol dan monitoring, rekanan wajib menyediakan semua peralatan yang diperlukan dan dapat dioperasikan sebagaimana semestinya. Peralatan tersebut, minimal harus sesuai dengan spesifikasi yang ada didalam sub bab dokumen tender ini. Peralatan yang disediakan meliputi: - Sistem pembangkitan. Terdiri dari dua (2) diesel generator set, yang dapat diaplikasikan untuk keperluan load sharing, synchronizing antar generator set dan juga sumber utama jaringan, dalam hal ini sumber PLN. Tegangan rendah 3 fasa sebagai output generator dirubah menjadi tegangan menengah melalui transformer step-up sebelum dihubungkan dengan system distribusi. Selama pengoperasian, operator dan peralatan harus dipastikan aman terhadap gangguan hubung singkat. Sistem juga harus terhindar dari akibat pengoperasi yang salah, dengan arti kata bahwa sistem tidak akan dapat bekerja jika terjadi kesalahan dalam operasi. - Sistem distribusi pada tegangan menengah. Didalam sistem distribusi ini harus mencakup semua peralatan distribusi dan sistem proteksinya. - Sistem beban yang merupakan miniatur dari beban-beban sesungguhnya didalam bandara. Beban-beban tersebut harus bisa diatur sedemikian rupa untuk keperluan kontrol dan monitoring - Sistem kontrol dan monitoring. Sistem ini harus mampu melakukan kontrol terhadap semua peralatan system kelistrikan dan juga monitoring dari sistem kelistrikan tersebut termasuk keperluan manajemen energi, monitoring terhadap sistem keamanan seperti simulasi dengan CCTV. Sistem kontrol dan monitoring ini harus disertai dengan training dasar untuk bisa melakukan pemrograman terhadap software yang disuplai serta dasar pengembangan sistem apabila diperlukan. Sistem operasi untuk pembangkitan harus dapat dioperasikan sbb : - Generator set pertama sebagai back-up, sedangkan generator set kedua tidak difungsikan. - Generator set kedua sebagai back-up, sedangkan generator set pertama tidak difungsikan.
Halaman 2
-
Generator set pertama dioperasikan paralel dengan sumber utama, sedangkan generator kedua tidak difungsikan. Generator set kedua dioperasikan paralel dengan sumber utama, sedangkan generator pertama tidak difungsikan. Kedua generator set sebagai back-up, dimana generator pertama sebagai master. Kedua generator set sebagai back-up, dimana generator kedua sebagai master. Kedua generator set sebagai back-up, dimana dilakukan perubahan posisi dalam pemilihan generator sebagai masternya. Yaitu pemilihan generator sebagai master dari generator yang satu berubah ke generator yang lain.
Integrasi Kontrol dan monitoring yang meliputi peralatan modul pelatihan yang sudah ada di laboratorium ATKP sbb : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14.
Trafo 3 phasa Step Up 0,4/6,6 kV, merk Trafindo Trafo 3 phasa Step Down 6,6/0,4 kV, merk Trafindo Panel LV Switchboard 1, FS-1100686CI, merk Schneider Panel LV Switchboard 2, FS-1100687CI, merk Schneider Panel MV DM1-A, SM-1138081CI, merk Schneider Panel MV DM1-A, SM-1138082CI, merk Schneider Panel MV GAM2, SM-1139056CI, merk Schneider Panel MV CM-LV, SM-1139054CI, merk Schneider Panel MV IM+LA, SM-1139021CI, merk Schneider Modul Training Lift Modul Training Conveyor Modul Training Exhaust Fan Modul Training Booster Pump
TRAINING MODULE DIESEL GENERATOR SINKRON 14.1. Umum. Pekerjaan mencakup suplai, pemasangan dan pengetesan. Diesel generator set yang disuplai harus dirancang untuk beroperasi otomatis sepenuhnya. Diesel generator harus type silent. Apabila diperlukan perubahan atau modifikasi terhadap bangunan yang ada untuk keperluan pondasi atau ruang control, menjadi tanggung jawab pemborong. Layout ruangan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari ATKP sebagai pemilik proyek. Pekerjaan mencakup suplai, pemasangan dan pengetesan serta memberikan pelatihan yang sesuai untuk modul–modul training yang disuplai. Spesifikasi dan jenis modul training harus sesuai spesifikasi dibawah ini. 14.2. Konstruksi Generator set Generator set yang disuplai harus: - Rating : 25kVA - Tegangan keluaran : 220 /380 Volt
Halaman 3
- Frequency : 50 Hz - Power Factor : 0.8 Pf - Phase : 3 Phase / 4 wire - Rated Speed : 1500 Rpm Mesin / Engine. Type Industrial 4 stroke water cooled diesel engine dan dilengkapi dengan filter udara, filter bahan baker, dan filter oli. Serta harus menggunakan electric starting dan battery yang diperlukan. Mesin harus dilengkapi dengan proteksi terhadap tekanan rendah dari oli mesin, temperature dan air level, sesuai dengan standard BS 5514 (ISO 3046/1) Alternator. Harus yang brushless, self existing, self regulating, screen protected, drip proof rated sesuai dengan BS 4999/5000. Regulasi tegangan harus bisa dijaga sebesar +/- 2% dari tanpa beban sampai dengan beban penuh. System pendinginan. Dilengkapi dengan radiator dan cooling fan lengkap dengan pelindungnya, didesain untuk mendinginkan mesin pada suhu udara sampai dengan 45oC. System kelistrikan. Dilengkapi dengan battery dan chargernya untuk catu daya DC. Harus dilengkapi dengan exhaust silencer, dengan pipa flexible. Starting akan dilakukan dengan cara electric starting Governor dengan type electronic yang terintegrasi dengan pompa injeksi bahan bakar AVR, harus dilengkapi dengan motor sehingga dapat dioperasikan secara remote.
14.3. GENERATOR CONTROL PANEL 14.3.1. Umum. Pekerjaan mencakup suplai, pemasangan dan pengetesan. Generator control panel harus bisa difungsikan secara penuh dengan Diesel generator set yang disuplai dan juga sumber yang lain untuk keperluan Synchro dan harus dirancang untuk beroperasi otomatis sepenuhnya. 14.3.2. Konstruksi Generator Control Panel Generator control panel disusun didalam panel terpisah dengan IP31. Dan akan menggunakan warna yang seragam dengan panel LV Switchboard yang sudah ada di Laboratorium ATKP. Masing-masing panel control generator harus memuat : Local/Remote selector switch, Start/Stop switch, Speed control switch, Voltage control switch, Emergency stop switch, Lamp indicator, Alarm stop and reset switch, Digital Multi meter, Check Synchro relay, Automatic synchronizing relay, Automatic Load sharing relay, reverse power relay, over current relay, Ground fault relay, Under/Over voltage relay, High stator temperature relay, AMF relay.
Halaman 4
Synchronizing panel memuat Synchornizing Auto/manual switch, Synchronizing ON/OFF switch, Selector switch Genset-genset / Genset-PLN, Double Frequency meter, Double Voltmeter, Synchronoscope, Relay yang bekerja berdasarkan besarnya slop perubahan frequency terhadap waktu, relay reverse power sisi feeder PLN. Rekanan harus menjamin bahwa system genset bisa dipraktekkan parallel dengan system PLN pada sisi tegangan rendah. Rekanan bertanggung jawab menyediakan seluruh keperluan untuk tujuan parallel tersebut serta pengamanannya.
15. Training Modul Detection 15.1. Umum. Pekerjaan mencakup suplai, pemasangan dan pengetesan. Sensor set yang disuplai harus dirancang untuk simulasi terhadap aplikasi sensor photoelectric, induktif, kapasitif dan limit switch. Rekanan wajib memberikan lembar kerja siswa untuk modul pelatihan tersebut sehingga dalam rangkaian teori dapat di simulasikan dengan praktek dari modul pelatihan sensor tersebut. 15.2. Spesifikasi Teknis Modul Detection. Spesifikasi Teknis modul Detection harus sesuai hal berikut ini: Ukuran (HxWxD) : box: 170 x 260 x 230 mm – 5 kg Ukuran (HxWxD) : grooved plated: 80 x 760 x 460 mm – 8 kg Ukuran (HxWxD) : part and target kit: 130 x 420 x 380 mm – 8 kg Ukuran (HxWxD) : sensor kit: 130 x 520 x 420 mm – 5 kg Power supply 230 VAC + ground Remote I/O untuk transfer data ke PLC Sensor kit yang berupa Photoelectric sensor untuk membaca label dan marking(tanda), dan mampu untuk mendeteksi warna Grooved plate terdiri dari: o Penjepit geser yang terdapat di rel untuk Y axis 460 mm dan terhubung dengan rel X axis 600 mm o Mounting untuk sensor yang mudah untuk dipasang dan dilepas o Ukuran jarak deteksi. Part kit terdiri dari: o Penjepit screw o Support untuk penjepit screw o Cam yang dapat disetel untuk 15, 30 , 45 dan 90 derajat o Target untuk sensor induktif yang berasal dari besi, alumunium dan kuningan o Target dari metal yang berwarna, cardboard, reflecting strip, gelas, kaca o Target reflektor dan silindris o Label berwarna Sensor kit :
Halaman 5
o Limit switch o Sensor induktif dan kapasitif o Photo electric sensor (beam, reflex, optic fibre, etc) Power Supply, Variabel DC supply dari 0 – 24 VDC
16. Training Modul Power Monitoring 16.1. Sistem Kerja Sistem Kerja dari module ini harus bisa digunakan untuk: Kontrol operasi jarak jauh panel MV dan panel LV Bisa mengakses / membaca data-data pengukuran dari meter-meter terpasang disistem distribusi Load sharing berdasarkan simulasi load. 16.2. Spesifikasi Teknis Spesifikasi Teknis dari Power Monitoring harus sesuai hal berikut ini: Power Meter o Mampu mengukur tegangan individual phase dan rata-rata o Mampu mengukur arus individual phase dan rata-rata o Mampu mengukur daya individual phase dan rata-rata o Mampu mengukur arus harmonik o Integrated modbus dan dapat terkomunikasi dengan PLC o Integrated logging system PLC yang memiliki spesifikasi: o Sistem modular yang terdiri dari - Rack - Power supply - CPU/processor - Modul komunikasi (terintegrasi/terpisah) - Modul diskrit input/output - Modul analog input/output o Safety screw untuk penguncian modul di rack o Spesifikasi CPU/Processor : - Processor can offer a maximum (non-cumulative) of: a. 1024 discrete I/O b. 256 analog I/O b. 36 application-specific channels (counter, motion control and serial link) - Display indikator menggunakan LED termasuk untuk indicator komunikasi - Programming terminal menggunakan konektor mini B USB connector - Konektor RJ45 untuk komunikasi dengan Modbus TCP. - Support protocol Modbus serial link atau Character mode link (RS 232C/RS485) atau CANopen master bus - Tersedia slot untuk memory card sebagai backup dari aplikasi
Halaman 6
-
Kapasitas memory card dari 8 sampai 128 MB untuk storage area - Memiliki kemampuan eksekusi per ms untuk 100% Boolean adalah 8.1 Kinstructions/ms, 65% Boolean+35% fixed arithmetic 6.4 Kinstructions/ms - Software programming running under Windows XP 32 bits Remote I/O masing masing area 24 VDC Monitoring display: o Power Supply 24 VDC o Touch screen o 65536 colours, 16384 flashing , 1024x768 pixels o Ukuran 15” o Port Ethernet TCP/IP o USB type A port untuk transfer program o Port RS 485 untuk serial komunikasi berupa RJ-45 o Port RS 485 / RS 232 C untuk serial komunikasi berupa konektor DB 9 male o RCA konektor support koneksi ke NTSC/PAL o Built in real time clock o Kapasitas memori 32 MB o Prosesor 266 MHz o Software programming running under Windows XP 32 bits Komunikasi system menggunakan Modbus TCP
17. Modul Training PLC dan SCADA 17.1. Sistem Kerja Monitoring dan kontrol sistem power management, pompa, blower sebagai lokal remote Detection digunakan untuk monitoring Server untuk semua beban (Lift,conveyor, Pompa, Blower, detection module dan akses kontrol) Client untuk mengendalikan dan monitoring pompa dan blower 17.2. Spesifikasi Teknis modul Main PLC dan SCADA 1. PLC utama harus memiliki dukungan komunikasi open (terbuka) dengan Modbus yang terintegrasi tanpa memerlukan perangkat tambahan. PLC utama harus dapat di kunci secara mekanik dan secara software (password). 2. Berupa sistem modular. Penambahan, pengurangan ataupun perubahan modul I/O harus dapat dilakukan tanpa mematikan/menstop sistem (hot swap). Penambahan, pengurangan ataupun perubahan program pun harus dapat dilakukan tanpa mematikan/menstop sistem (online changes). Pemrograman dilakukan sesuai dengan standard IEC 61131-3. 3. Redundant system meliputi: CPU: Redundant
Halaman 7
4.
5. 6. 7.
Power Supplies: Redundant Remote I/O Network: Redundant Komunikasi: Redundant Spefikasi kontroler Display LCD untuk monitoring status LED sebagai indicator komunikasi Memiliki 2 slot backup memori yang support PCMCIA card Built in komunikasi o Modbus dengan RS 232 Port o Modbus Plus port DB 9 female o Ethernet TCP/IP port with RJ 45 connector o USB port untuk transfer program Kapasitas memori internal 2 MB tanpa eksternal memori, dengan eksternal memori maksimum 8 MB Prosesor Pentium 266 MHz Komunikasi antara PLC dengan SCADA menggunakan protocol open Modbus TCP Link komunikasi ke Remote I/O berbasis Ethernet dan memiliki topologi ring redundant. Spesifikasi SCADA Multi layer aplikasi Display Graphic Menampilkan system keseluruhan, dan dapat diakses ke masingmasing modul, untuk pengoperasian dan monitoring
Support real time trending dan analitik tool Menampilkan data real time dalam bentuk trending baik untuk data analog atau digital maupun event
Halaman 8
Support alarm logging
Support clustering system Sever dan Client 8. Spesifikasi hardware untuk sistem SCADA Spesifikasi hardware untuk SCADA Server harus memenuhi spesifikasi minimum untuk kerja sistem SCADA yang dipasang. Spesifikasi hardware untuk Client dan engineering station o 16 GB DDR3 1333 MHz ECC, Up to 4 GB DDR3 1333 ECC; 4 DIMM slots o Integrated High Definition Realtek ALC262 Audio; optional Creative X-Fi Titanium PCIe Audio Card; optional HP Thin USB Powered Speakers o Minimal Intel® Xeon® Dual-Core W3503 processor o Processor speed minimal 2,4 GHz Communication cable dengan Belden atau yang sesuai
Halaman 9
18. ACCESS CONTROL SYSTEM 18.1. Umum Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pengadaan peralatan simulasi untuk akses kontrol pintu. Akses kontrol ini dipasang pada miniatur pintu yang dapat memberikan gambaran tentang implementasi akses kontrol pada suatu ruangan. Akses kontrol akan membaca data personnel melalui ID card dan / atau fingerprint. Data otorisasi tersimpan pada database komputer, yang dapat diintegrasikan dengan system SCADA yang terpasang. 18.2. Lingkup Pekerjaan a. Pengadaan alat simulasi akses kontrol, lengkap dengan miniatur pintu beserta peralatan card reader, biometric reader, electric lock, push button, dan asesoris pelengkap lainnya. b. Dilengkapi dengan modul praktikum dan silabus. 18.3. Spesifikasi Teknis
18.3.1. Main Access Control 10/100 Base-T Ethernet with 192-bit IPsec/IKE Encryption – fast and secure IP communications for Network Security Anti passback support 480k personnel record capacity enables personnel records to be stored locally Support for Area Lockdown – for rapid “Lockdown” of affected areas when potential threats are detected Condition “Threat” level-based Access Rights – for automatic adjustment of Access rights when conditions and threat levels change Full Card Format Support up to 256-bit, Wiegand, ABA, or CardKey (jumper selectable). SNMP Support – provides for easy IT-friendly monitoring of the access controller. 18.3.2. Contactless Smartcard Reader Wiegand data output Read 13,56MHz smartcard (HID iClass format, Mifare) Read range up to 3.25" (8,25cm) Low voltage (5 – 16VDC, <100mA) 18.3.3. Contactless Smartcard Biometric Reader/Writer Read fingerprint template from iClass card and verifies againt live finger LCD display Keypad Combine contactless smartcard authorization with fingerprint and / or keypad pin.
Halaman 10
18.3.4. Miniature Pintu Minitatur pintu yang dibuat berfungsi untuk menggambarkan simulasi kerja sistem akses kontrol yang bekerja baik dengan dengan card reader maupun dengan fingerprint Dilengkapi dengan magnetik door lock dan emergency break glass
19. CLOSE CIRCUIT TELEVISION 19.1. Umum Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pengadaan sistem CCTV berbasis IP yang dapat mensimulasikan kebutuhan CCTV di bandara. Peralatan CCTV melingkupi tipe kamera fix, fix dome, dan Pan Tilt Zoom (PTZ) kamera. Seluruh data video direkam pada Network Video Recorder, dan terintegrasi dengan system SCADA yang sudah terpasang. Proses live view kamera dapat dilakukan melalui user interface SCADA. 19.2. Lingkup Pekerjaan a. Pengadaan kamera CCTV berbasis IP. b. Pengadaan Video Management System. c. Dilengkapi dengan modul praktikum dan silabus. 19.3. Spesifikasi Teknis
19.3.1. Video Management System Video Management System (VMS) adalah sistem yang terdiri dari beberapa perangkat untuk mengatur CCTV Perangkat sistem VMS ini terdiri dari : o Workstation Unit o Network Video Recorder o Joystick untuk mengatur PTZ camera Workstation Unit adalah berupa PC dan perangkat pendukungnya dengan spesifikasi sebagai berikut : o CPU : Xeon W3520, 2GB DDR3-1333 ECC, 320GB HDD SATA, DVD±RW, VGA NVIDIA Quadro FX580 512MB, Win XP Pro o Monitor : 19 inch LCD, 1280 X 1024 Resolution with BNC o Accesories : Keyboard dan Mouse o Dilengkapi dengan software untuk VMS Network Video Recorder dengan spesifikasi sebagai berikut : o 500 GB storage capacity o Internal DVD RW for CD backup o The IP video management system shall support up to 128 combined IP and analog video streams, with up to 64 directattached analog cameras. o The IP video management system shall provide 280 Mbps throughput for recording of analog and IP video streams, playback and export.
Halaman 11
o The IP video management system shall support recording of JPEG, MPEG-4 and H.264 IP streams. o The IP video management system shall have a fully open architecture with support for both IP-specific camera as well as cameras with ONVIF compliance. o The IP video management system shall support an unlimited number of systems connected over a network. Each system shall contain two 1GB network ports; one for IP camera/encoder data, and one to connect to a network for client computer access. o The IP video management system shall operate on a 2nd Generation Intel® Core™ i7 processor and 8 GB of RAM. o The IP video management system shall contain two DVI-D ports. o The IP video management system shall be capable of continuous scheduled alarm/event and motion recording. Preand post- alarm recording shall also be available and shall be fully programmable on a per channel basis. o The IP video management system shall allow archival of video data to computers or SAN storage devices over a network connection. The archival schedule shall be either automatic at user-defined intervals or manual and shall be configurable per connected camera
19.3.2. Fix Camera The network camera shall offer dual video streams with up to 1.3 megapixel resolution (1280 x 1024) in progressive scan format. Day/night capability The extended platform shall give real-time video (30) ips with 720p HD resolution using H.264 compression for optimized bandwidth and storage efficiency. The network camera shall an alarm input and relay output shall be built in for integration with hard wired external sensors. The network camera shall provide a removable, local storage medium (Mini SD) for scheduled and event-based recording of images. The network camera shall provide auto back focus (ABF) functionality through a push button on the camera. ABF parameters shall be configurable through a standard Web browser interface. Imaging Device 1/3-inch, effective Imager Type CMOS Imager Readout Progressive scan Maximum Resolution 1280 x 1024 Signal-to-Noise Ratio 50 dB Auto Iris Lens Type DC drive Electronic Shutter Range 1~1/100,000 sec Wide Dynamic Range 60 dB White Balance Range 2,000° to 10,000° K Sensitivity f/1.2; 2,850K; SNR >24dB Color (1x/33ms) 0.50 Lux
Halaman 12
0.12 Lux 0.25 Lux 0.03 Lux Megapixel lens, varifocal, 2.8–12 mm, f/1.4 ~ 2.7 Equipped with Outdoor enclosure (IP66 and NEMA Type 4x), complete with Heater & Blower.
Color SENS (15x/500 ms) Mono (1x/33ms) Mono SENS (15x/500 ms) Lens type
19.3.3. Fix Dome Camera The network camera shall offer dual video streams with up to 1.3 MPx resolution (1280 x 1024) in progressive scan format. Color and day/night models shall be available. The network camera shall be a compact size with a 3-inch class bubble. It shall also include a compact indoor enclosure and an integrated varifocal 2.8~10 mm lens. The network camera enclosure shall be environmentally rated and offer an impact resistance rating of IK10++ per EN62262 (50J). The enclosure shall also be vandal and tamper resistant featuring a tamperresistant screw that can be opened only with a special tool. The network camera shall provide advanced low-light capabilities for day/night models with sensitivity down to 0.12 lux in color and 0.03 lux in black-white (B-W). The network camera shall provide line-in and line-out audio. The network camera shall support two simultaneous, configurable video streams. H.264 and MJPEG compression formats shall be available for primary and secondary streams with selectable Unicast and Multicast protocols. The streams shall be configurable in a variety of frame rates and bit rates. The network camera (day/night model) shall have a removable IR cut filter mechanism for increased sensitivity in low-light installations. IR cut filter removal shall be configurable through a Web browser. The network camera shall support industry standard Power over Ethernet (PoE), IEEE 802.3af to supply power to the camera over the network. Imaging Device 1/3-inch, effective Imager Type CMOS Imager Readout Progressive scan Maximum Resolution 1280 x 1024 Signal-to-Noise Ratio 50 dB Auto Iris Lens Type DC drive Electronic Shutter Range 1~1/100,000 sec Wide Dynamic Range 60 dB White Balance Range 2,000° to 10,000°K Complete with wall mount device.
Halaman 13
19.3.4. PTZ Camera The network positioning camera dome system shall offer dual video streams with up to 1.3 megapixel (MPx) resolution (1280 x 960) in progressive scan format. The network camera dome system shall support two simultaneous, configurable video streams. Dual H.264 and Scalable MJPEG compression formats shall be available for primary and secondary streams with selectable Unicast and Multicast protocols. The streams shall be configurable in a variety of frame rates and bit rates. The network camera dome system shall provide a 100Base-TX network interface for live streaming to a standard Web browser. The network camera dome system shall be a discreet camera dome system consisting of a dome drive with a variable speed or high speed pan/tilt drive unit with continuous 360 rotation at 400° per second; 1/3inch color/black-white CCD camera; motorized zoom lens with 18X optical; auto focus; and an enclosure consisting of a back box, lower dome, and a quick-install mounting. The network camera dome system shall be capable of producing 960p images at 20 images per second (ips) for increased scene coverage. The network camera dome system shall feature an optically corrected bubble engineered to deliver full 960p across the entire field of view. The network camera dome system shall support standard IT protocols. The network camera dome system shall have two USB expansion slots for alarms and audio accessories. The network camera dome system standard models shall support Power over Ethernet (PoE) IEEE 802.3af to supply power to the camera over the network. The network camera dome system shall have a window blanking feature to conceal user-defined privacy areas that cannot be viewed by an operator. The network camera shall support up to eight blanked windows. A blanked area shall appear on the screen as a solid gray window. Sensor Type 1/3-inch, CCD Optical Zoom 18X Maximum Resolution 1280 x 960p Lens f/1.6 (focal length, 4.7~84.6 mm optical) Aspect Ratios 4:3 or 16:9 Light Sensitivity f/1.6; 2,850°K; SNR >24dB Color (33 ms) 0.70 lux Color (250 ms) 0.07 lux Mono (33 ms) 0.25 lux Mono (250 ms) 0.02 lux Day/Night Capabilities Yes IR Cut Filter Yes IR Trace Curves 850 nm and 950 nm Wide Dynamic Range 60dB Iris Control Auto iris with manual override Backlight Compensation Yes
Halaman 14
20.
PENGKABELAN Kabel harus disediakan dan dipasang oleh rekanan untuk keperluan penyambungan power (kabel power) maupun keperluan kontrol (kabel kontrol). Spesifikasi kabel harus sesuai dengan standard IEC dan khusus untuk keperluan kabel power tegangan menengah harus dari bahan XLPE. Kabel yang disuplai harus diproduksi oleh pabrikan kabel yang sudah berpengalaman dan lulus uji test. Pemasangan kabel harus memenuhi standard yang berlaku didalam instalasi listrik. Kabel-kabel harus dilewatkan pada saluran kabel yang mencukupi. Dan apabila diperlukan pekerjaan modifikasi lantai atau bangunan menjadi tanggung jawab pemborong. Rekanan wajib melakukan pengkabelan untuk kebutuhan integrasi dari seluruh sistem kontrol dan monitoring termasuk pengkabelan dari sistem modul yang sudah ada di laboratorium ATKP antara lain : Modul Pelatihan Air Flight Lighting, Modul Pelatihan proteksi relay tegangan menengah, Modul Pelatihan distribusi panel proteksi tegangan rendah, modul simulasi motor starter untuk pompa dan blower, model simulasi miniatur kontrol lift, dan modul simulasi miniatur konveyor. Selain pengkabelan integrasi sistem kontrol dan monitoring untuk modul yang sudah ada di laboratorium ATKP, rekanan juga berkewajiban mengintegrasikan pengkabelan pada modul pelatihan yang akan di adakan pada pengadaan ini antara lain pengkabelan untuk modul pelatihan generator sinchron, modul pelatihan simulasi sensor/ detection, modul pelatihan PLC dan SCADA, juga modul pelatihan CCTV dan akses kontrol.
21.
SUPPORTING SYSTEM RUANG TRAINING DAN RUANG KONTROL Pemborong wajib menyediakan ruangan yang diperlukan untuk ruang control dan ruang training atau pengajaran. Ruang training dan ruang control yang dimaksud harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai serta dapat membantu proses belajar mengajar. Oleh karena itu pemborong juga harus menyediakan fasilitas pendukung tersebut diantaranya adalah : - 2 (dua) unit Interactive whiteboard - 2 (dua) unit short range projector - Meja dan kursi untuk 1 (satu) orang instruktur dan 30 (tiga puluh) orang taruna - 1 (satu) unit control desk untuk SCADA system dan dilengkapi 5 (lima) unit kursi putar - 10 (sepuluh) unit AC 2 PK Pekerjaan mencakup desain, suplai dan pasang. Apabila diperlukan perubahan atau modifikasi terhadap bangunan yang ada menjadi
Halaman 15
tanggung jawab pemborong. Layout ruangan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari ATKP sebagai pemilik proyek.
22.
TRAINING / KEPELATIHAN Training adalah bagian dari lingkup pekerjaan dan menjadi tanggung jawab dari pemborong pekerjaan. Pemberi training wajib memberikan sertifikasi kepada peserta training yang berisikan bahwa peserta training sudah mampu dan layak memberikan training terhadap siswa ATKP. Untuk itu program training atau kepelatihan harus disampaikan lebih dahulu dan harus mendapat persetujuan dari pihak ATKP sebagai pemilik proyek. Training harus mencakup pemahaman dasar dan sampai ke tahap mahir dalam aplikasi dari proyek yang dikerjakan. Training harus meliputi kemampuan system listrik dan system pengaturan atau SCADA baik secara perangkat keras ataupun perangkat lunak. Training minimal harus meliputi PLC dasar, perancangan konfigurasi system otomatisasi, power monitoring dan konfigurasi CCTV dan akses control. Dan juga sampai dalam hal pengoperasian system integrasi serta perawatan dari semua material yang di suplai. Training untuk pengaturan atau automation harus meliputi training pengetahuan dasar pengaturan, pengetahuan dasar peralatan control dan juga samapai dalam proses perancangan system control, aplikasi dan perawatannya. Dan juga training tentang Software SCADA dan unit PLC yang disuplai. Training harus dilakukan di lokasi pabrikan baik di dalam negeri ataupun di luar negeri, agar memudahkan dalam transfer pengetahuan teknologi yang disuplai.
23.
COMPUTER BASED TRAINING (CBT) 23.1. Persyaratan Umum Sistem 23.1.1. Umum Computer Base Training (CBT) adalah sistem pengajaran materi tertentu dengan bantuan komputer. Semua materi pengajaran tersimpan dalam CBT server dan peserta training dapat mengakses materi yang diinginkan melalui CBT workstation. Materi pengajaran terbagi dalam beberapa bidang dan tingkatan. Peserta training tidak dapat mengakses tingkat yang lebih tinggi tanpa melalui tingkatan di bawahnya. 23.1.2.
Kemampuan CBT 1) Berisikan seluruh materi pengajaran power system simulator, baik materi kelistrikan, power monitoring, PLC dan SCADA, dan sebagainya, sebagai pendamping materi praktikal melalui power system simulator itu sendiri
Halaman 16
2) Terdapat builder yang berfungsi supaya instruktur dapat menambahkan materi – materi pengajaran ke CBT server. 23.1.3.
Perangkat Utama CBT 1) CBT Server. Berfungsi untuk penyimpanan materi – materi pengajaran dan melayani sistem pengajaran dari CBT workstation. 2) CBT Workstation. Fungsi utama adalah untuk akses peserta training ke materi – materi pengajaran yang terdapat pada CBT Server. Workstation terdiri dari workstation untuk instruktur dan workstation untuk peserta training. Workstation untuk instruktur mempunyai akses lebih ke server daripada workstation untuk peserta training. 3) Perangkat Lunak. Terdiri dari perangkat lunak untuk server dan perangkat lunak untuk workstation. Perangkat lunak untuk server terdiri dari operating system dan perangkat lunak aplikasi untuk CBT server. Perangkat lunak aplikasi CBT Server dilengkapi dengan perangkat lunak builder untuk penambahan materi – materi pelajaran oleh instruktur. Sama dengan perangkat lunak untuk server perangkat lunak untuk workstation terdiri dari operating system dan perangkat lunak aplikasi untuk CBT workstation.
23.2. Spesifikasi Teknis 23.2.1.
CBT Server 1) Processor Intel minimum Pentium IV 2) Ethernet Card 3) Colour display type LCD 17” 4) Minimum Harddisk 80 GB 5) CD/DVD ROM 6) Minimum RAM 1 GB 7) Redundant Power Supply and Fan 8) Server Operation System
23.2.2.
CBT Workstation 1) Processor Intel minimum Pentium IV 2) Ethernet Card 3) Colour display type LCD 17” 4) Minimum Harddisk 80 GB 5) CD/DVD ROM 6) Minimum RAM 1 GB 7) Work Station Operation System
Halaman 17
23.2.3.
Perangkat Lunak Aplikasi Server 1) Aplikasi berbasis Web. 2) Materi – materi training yang tercakup di dalamnya harus berisikan materi – materi teori yang berhubungan dengan Power System Simulator berikut perangkat dan modulemodule trainingnya. 3) Apabila instruktur perlu menambahkan materi training yang baru akibat perkembangan teknologi atau sesuatu hal. Perangkat lunak aplikasi server dilengkapi dengan builder untuk memasukkan materi – materi baru tersebut.
23.2.4.
Perangkat Lunak Aplikasi Workstation 1) Aplikasi berbasis Web. 2) Aplikasi penghitungan jumlah jam yang telah digunakan oleh siswa untuk materi tersebut. 3) Aplikasi penilaian terhadap soal – soal latihan yang ada di dalam CBT. 4) Aplikasi dibuat sedemikian rupa sehingga siswa tidak dapat berpindah ke materi selanjutnya apabila belum lulus atau belum menyelesaikan dengan baik soal – soal latihan materi sebelumnya.
23.3. Ketentuan Teknis Pemasangan 1) CBT Server dipasang di dalam rack dan ditempatkan di ruang server. 2) CBT Workstation ditempatkan di kelas CBT dan diset bahwa untuk satu meja terdapat satu workstation untuk satu peserta training. 3) BAS CBT Workstation untuk instruktur ditempatkan di kelas CBT dan diletakkan di meja instruktur.
24.
GAMBAR ACUAN Gambar terlampir adalah gambar sebagai acuan saja. Gambar yang akan dibangun sebenarnya harus diajukan pada saat menyampaikan penawaran lengkap dengan paparan dari gambar yang dimaksud serta paparan dari program training yang dapat dilakukan dengan gambar yang disampaikan.
Halaman 18
24.1. Gambar system pengaturan
Halaman 19
24.2. Gambar system kelistrikan
Halaman 20
24.3. Gambar system CCTV
Halaman 21
24.4. Gambar sistem Akses Kontrol
Halaman 22